Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie Bagian 5
Katherine hanya tersenyum sambil berharap semoga itu tidak akan terjadi, karna dia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi erza mengetahui hal menyakitkan
ini. "Part 12. Hopeless. Di ?Apartemen mewah di jerman, ada seorang cowok berumur 21 tahun sedang rebahan dikasur, mempunyai wajah tampan yang sukses membuat para cewek noleh ke
arahnya dan ?seolah tanpa cacat, bermata hijau terang dengan senyum manis dan tatapan matanya yang tajam berubah menjadi lembut sedang mengelus rambut
seorang gadis di sebelahnya yang bergelut manja.
"Sayang,? kamu kok semakin hari semakin cantik sih" Aku tambah sayang sama kamu. Kata cowok itu gombal sambil menjawil hidung gadis yang disebelahnya.
"hahahaha, kamu gombal deh. Aku juga sayang sama sama kamu putra. Dan aku gak mau kehilangan kamu." Kata cewek itu sambil mencium pipi cowok dan mencubitnya.
"hahaha". Sayang.. aku besok pengen pulang ke Indonesia, tapi bareng kamu. Aku pengen kenalin kamu sama keluarga aku. Bagaimana" ." ajak cowok itu yang
sukses membuat gadis itu terdiam.
"kamu kan bisa pulang sendiri sayang. kenapa harus ajak aku"." Elak gadis itu.
"tapi aku pengen bareng kamu. Kita sudah pacaran selama 4 tahun. Masa begini aja" aku pengen kita tunangan disana, Sama kamu. Please." Kata cowok itu dengan
wajah memelas. gadis itu terdiam sambil menatap kalung separo hati yang dikenakan cowok itu. Dia memainkan bandul kalung itu di leher cowok itu dan menatapnya tepat di
manic mata pemilik kalung itu. "ini kalung dari siapa sayang" aku pake ya." kata gadis itu.
"kamu jangan mengalihkan pembicaraan deh. Aku gak tau. aku lupa. Kamu mau" Entar aku beliin deh yang lebih bagus dari ini." Elak cowok itu sambil melepaskan
tangan cewek itu yang masih memegang bandul kalungnya.
"aku mau sayang. mau kalung yang kamu pake itu." Kata gadis itu pura-pura ngambek.
"nanti aku beliin yang lebih bagus lagi. kamu mau kan ikut aku ke Indonesia"." Tanya? cowok itu.
"kenapa gue kayak gak ikhlas gitu ngasih nih kalung ma dia" kan dia cewek gue" aneh banget nih perasaan." kata cowok itu dalam hati.
sadar caranya tak berhasil, dia menghela napas "ok. aku akan ikut kamu." Kata cewek itu tersenyum manis, menyembunyikan perasaan yang campur aduk di hati.
"makasih sayang." kata cowok itu tersenyum lalu mengelus bibir gadis itu dan menciumnya dengan lembut dan dibalas dengan agresif oleh gadis itu lalu naik
ke atas tubuh cowok itu dan rebahan di dadanya yang bidang, cowok itu membalas respon ceweknya dengan memeluk gadis itu lalu berguling? hingga dia sekarang
berada diatas tubuh cewek itu tanpa melepas ciumannya.
tanpa cowok itu sadari, ada seseorang yang setia menunggunya, menunggu janji yang pernah dia berikan dan ?janji itu sengaja dihapus, oleh waktu.
Waktu, memisahkan kau dan dirinya, menghapus? kenangan indah di memori salah satu dari kalian, tapi apakah sang waktu akan mengembalikan itu semua" Atau
tetap tersimpan rapi di memori dia, tapi lenyap di memorimu" *efek galau*
di sebuah tempat yang berjarak berjuta kilometer dari mereka ?".
semua mata lelaki tertuju hanya pada satu orang yang sedang ngobrol dengan temannya sambil mengibaskan rambutnya tergerai yang berwarna coklat kehitaman
yang dia warnai ketika resmi menjadi mahasiswi, dan matanya yang coklat terang berbinar ceria seolah tiada beban dan senyumnya yang sukses membuat siapa
yang melihat, akan melirik ke arahnya dan mengaguminya.
"tuh cowok pada kenapa sih va"! Ngeliatin kita kayak mau mangsa gitu!." gerutu erza sambil sesekali melirik sebal ke anak cowok yang tatapannya tak bisa
lepas darinya dan beberapa bersiul menggoda kearahnya.
"mereka bukan ngelirik kita, tapi ngelirik lo za! lo gak sadar yah diliatin"." Kata arny yang satu fakultas dengan erza, yaitu fakultas kedokteran sambil
asyik smsan dengan rico, pacarnya *Awet juga tuh anak* *telpon mbah dukun supaya mereka cepat putus*
"enggak tuh. Gue merasa biasa aja." kata erza sambil mengelus buah kalung yang berbentuk separo hati yang setia melingkar dilehernya.
" coba lo ada disini put, gue gak akan kayak gini. Lo kapan pulang" Gue kangen sama lo putra." Kata erza dalam hati
reva yang tak tau apa-apa dengan masa lalu erza, bertanya dengan mimic tanpa dosa "Za, lo punya pacar yah" Habis setiap cowok nembak lo, pasti ditolak.
Atau lo jangan-jangan"." Kata reva dengan wajah menuduh.
erza yang tau arti tatapan reva, tertawa ngakak "lo mikir gue lesbi gitu" kan gue lesbian sama elo! Masa lo lupa sih sayang"." kata erza jahil sambil kedipkan
mataya *ketularan putra nih anak sablengnya -,-".*
"ngaco bener deh! Gue serius erza.. lo punya cowok kan"." Kata reva.
Erza membuka tasnya dan mengambil hpnya, lalu dia menunjukkan sesuatu kepada reva, yang membelalakkan matanya ampe mau loncat " cakep gak"." Tanya erza
sambil nyodorin foto putra yang ada di hpnya di depan reva.
"ini cowok lo za" sumpah cakep banget!.." kata reva dengan suara gila-gilaan.
"hahahaha". Mungkin iya, mungkin juga tidak. Eh gue masuk dulu ya. bye ren, bye arn." Kata erza sambil menaruh hpnya kembali ke tas dan masuk ke kampusnya.
sambil berjalan menuju fakultasnya, dia melihat reno dengan temannya asyik ngobrol. Tak ingin mengganggu, dia berbalik arah, tapi ketahuan reno? "erza!."
Teriak reno yang sukses membuat gadis itu kaget dan menoleh.
"hai kak. Ada apa"." Kata erza sambil mendekati reno.
"haduwwh.. ketahuan deh! Gue males banget ketemu kak reno, bukannya apa-apa, tapi gue bakal ditanyain macam-macam ma temannya tuh!." Sungut erza dalam
hati. " lo nginder dari gue ya"." tebak reno berbisik ditelinga erza yang membuat dia mati kutu.
"kok lo tau kak"." Kata erza bingung.
"gue bisa liat dari tingkah elo. Ada masalah lagi"." tanya reno sambil mengacak rambut erza.
entah kenapa, setiap reno melakukan itu, dia merasa yang disampingnya sekarang dan mengacak rambutnya bukan reno, tapi putra. Dan itu yang membuat erza
merasa sakit sendiri. "entar gue ceritain. Gue mau ngampus dulu. Lo gak masuk kak"." Tanya erza sambil menarik tangan reno yang nangkring di atas kepalanya, sebelum dia tambah
galau lagi. "gue mau jalan-jalan dulu. Oke deh. Gue tunggu." Kata reno lalu mengacak rambut erza sekali lagi dan tertawa melihat gadis itu manyun, lalu pergi meninggalkannya.
"za.." kata temen reno memanggil erza dan membuat gadis itu menoleh.
"iya kak" Ada apa"." Kata erza
"tuh kan! Apa gue bilang! Pasti deh ngajak jalan atau minta jawaban soal kemaren itu!." Rutuk erza dalam hati.
"gue boleh minta jawabannya gak sekarang" Lo udah gantung gue selama 2 minggu za." Kata satya, cowok keren yang dikenal playboy dan berkoar-koar semenjak
bertemu dengan erza, akan insyaf dari playboynya dan setia sama satu cewek. tapi gak ngaruh bagi erza.
?"maaf kak. Erza gak bisa. Kita jadi temen aja ya kak." Kata erza tersenyum dan entah sudah berapa kali dia mengucapkan kata itu dan sukses membuat para
cowok patah hati. Satya yang biasanya tak pernah ditolak cewek, tak menyangka ditolak erza, terdiam sambil lirik reno yang senyam senyum mendengar "penolakan" erza. "ok
za. gue terima keputusan lo. tapi please, buka hati lo buat gue. gue setia nunggu lo." kata satya gombal.
Erza hanya tersenyum dan lirik reno balik yang hampir ketawa mendengar omongan satya, "erza ke kelas dulu yah. Bye ka reno, bye ka satya." Kata erza meninggalkan
reno yang berusaha menyabarkan hati satya yang hancur.
setelah hampir seharian di kampus, erza pulang dengan badan remuk karna praktek bedah mayat dan otak puyeng karna mikir banyak tugas. Sambil berjalan menuju
parkiran mobil, dia melihat Katherine dengan restu sedang asyik ngobrol. Penasaran, erza berjalan mendekati mereka "wooy.. pacaran mulu nih orang!." Teriak
erza yang membuat kedua pasangan itu terdiam dan tertawa.
"hahahahaha". Lo juga za, sibuk mulu kerjaannya. Apa gak mumet tuh otak"." Tanya restu sambil melirik Katherine yang asyik memperhatikan erza.
"jangan sampai erza tau soal ini. Jangan sampai. Gue gak mau dia sakit lagi." kata Katherine dalam hati.
"habis Cuma ini yang bisa buat gue sibuk. Eh udah dulu yah, gue mau pulang. Lo kenapa ngelamun kath"." Kata erza sambil menepuk pundak Katherine pelan
dan membuat Katherine kaget.
"Eh.. eum" enggak kok. Gak apa-apa." Kata Katherine kaget dengan tepukan erza.
"yaudah deh. Gue duluan. Bye semuanya." Kata erza sambil berjalan menuju mobilnya dan meninggalkan mereka.
"kamu kenapa sayang"." kata restu cemas melihat pacarnya menatap kepergian erza.
"putra sayang, dia datang." Kata Katherine pelan yang membuat restu kaget.
"dia datang"! Kapan"! Seharusnya kamu kasih tau sama erza!." Kata restu senang karna sahabatnya datang.
"besok. Aku gak mau erza tau sayang. dia bakal sakit lagi. lebih sakit dari sebelumnya." Kata Katherine dengan tatapan sedih.
"kenapa" Seharusnya erza bahagia putra datang besok, tepat di saat dia ultah." Kata restu tak mengerti dengan maksud Katherine.
"kamu gak ngerti sayang. putra ?" kata Katherine sambil mengatakan sesuatu kepada restu dan membuat cowok itu kaget.
"Apa"! Enggak mungkin"! Bagaimana bisa putra kayak gitu" dan cewek itu"! Astaga! How can it be happen"!." Teriak restu kaget.
melihat beberapa orang melihat ke arah mereka, Katherine berbisik "jangan teriak sayang. aku juga gak percaya awalnya, aku berusaha menyebut nama erza,
tapi dia selalu bilang "erza, siapa tuh" Gak kenal gue." "lo bisa gak sih dek sehari aja gausah nyebut nama erza setiap gue nelpon"! Gue bosen dengernya."
Aku harus gimana lagi sayang" memangnya kenapa dengan cewek itu" Kamu kenal"." Kata Katherine bingung.
"putra ngomong gitu"! aku pites tuh anak ampe dia ingat siapa erza! Ya kenal dong! Dia itu.." jelas restu yang membuat katherine membelalakkan matanya.
"Apa"! Enggak! aku gak bisa bayangin kalo erza tau soal ini. Kamu masih ingat kan gimana erza waktu ditinggal putra"." Kata Katherine lemas.
restu menganggukkan wajahnya dan teringat jelas diotaknya, erza mendatangi Katherine di sekolah sambil menangis dan marah-marah karna tega membiarkan putra
pergi meninggalkannya. Dan dia juga ingat, bagaimana Katherine menjelaskan kenapa putra pergi berkali-kali ke erza sambil menangis.
"aku ga bisa bayangin itu terjadi. Bagaimana kalo kita pulang"." Kata restu sambil mengulurkan tangannya ke Katherine yang terduduk.
"Aku juga. Ayo." Kata Katherine sambil menyambut uluran tangan restu dan berjalan menuju mobilnya.
serapi apapun kita menyimpan rahasia itu, suatu saat akan ketahuan juga, cepat atau lambat.
sesampai dirumah, erza langsung berjalan menuju kamarnya, ketika dia melewati kamar yang dulu ditempati putra, semua kenangan tentang putra hadir tanpa
permisi di otaknya dan kemudian menjadi sebuah film di kepalanya yang sukses membuat erza meneteskan air mata di depan pintu kamar. Lalu dia menyentuh
gagang pintu kamar itu dan membukanya.
setelah masuk dalam kamar putra, kenangan itu semakin memaksa erza untuk mengingat semuanya dan terputar di otaknya. Dan dia masih sangat ingat bagaimana
tatapan nakal putra ketika melihat dia memakai pakaian yang jujur, menggoda iman putra sebagai cowok normal, gombalannya yang membuat erza muntah mendengarnya,
tapi di sisi yang lain, dia senang digombalin *huuuuu" dasar lo za!* *timpukin erza pake karung beras* , perhatian putra dan sifat melindungi di saat erza
butuh dan terakhir, ancaman putra bila dia tak mau melakukan apa yang diinginkan putra. Mengingat itu, membuat erza galau dan akhirnya meneteskan air matanya
dan jatuh di sisi ranjang.
"gue kangen sama lo putra. 4 tahun nunggu lo itu bukan waktu yang lama buat gue. lo tau gak" Setiap gue ultah, yang gue harapin Cuma satu, yaitu ada lo
disamping gue, ngasih ucapan buat gue. tapi apa" Gue disuruh Tuhan untuk nunggu lo. dan gue harap, penantian gue gak sia-sia. Lo kembali buat gue, seperti
janji lo, bukan kembali untuk bikin gue hancur kesekian kalinya." Kata erza sambil berdiri dan keluar dari kamar putra menuju kamarnya.
sesampai di kamar, dia lelah dengan semuanya, lelah dengan perasaannya, akhirnya jatuh tertidur di ranjang dengan pakaian lengkap. *gak mandi za".*
pagi harinya?" erza bangun tidur dengan perasaan kosong Dan duduk di sisi kanan ranjang. Dia memandangi sekeliling kamarnya dan melirik foto mereka berdua pada waktu
pementasan putri tidur yang dia kasih pigura warna biru, kesukaannya. Lalu dia mencoba mengambil pigura itu, tapi karna tak sampai, ?PRANG!! akhirnya tersenggol
oleh salah satu jarinya dan pigura itu jatuh ke lantai. Kaget, dia langsung berdiri dari tempat tidur dan meraih pigura itu yang kacanya menjadi pecah
dua bagian, memisahkan dirinya dengan putra. Dia terdiam dan berusaha membersihkan pecahan kaca itu. Lalu menatap pecahan foto itu.
"ada apa lagi ini" Semoga tak ada apa-apa." Harap erza.
lalu dia meletakkan pecahan pigura itu di meja samping tempat tidurnya dan mengambil handuk untuk mandi.
ketika selesai mandi, erza keluar dari kamarnya dan
tiba-tiba". "HAPPY B"DAY ERZA!." Teriak reno di lantai dasar disusul dengan yang lain ketika melihat erza keluar dari kamar putra menuju kamarnya.
Erza yang bengong melihat reno dengan Katherine yang memegang kue ulang tahun dengan lilin 20 tahun di atas kue, sesuai dengan umurnya. Dan dia melihat
di belakang mereka ada arny, kak rico, dinda, Nathan, reva tersenyum sambil membawa kado di tangan masing-masing.
kaget, erza langsung turun ke bawah dan tertawa. Meliat erza tertawa, reno langsung mengelus kepala erza "selamat ulang tahun erza, semoga panjang umur
sehat selalu, keinginan lo tercapai." Kata reno.
"makasih kak. Hadiahnya mana neh"." Kata erza sambil mengulurkan tangan minta hadiah.
"Sebuah doa lebih dari cukup untuk hadiah ultah lo za." kata reno tertawa meliat erza manyun.
"erza" selamat ulang tahun, ayo potong kuenya. Kami sudah lapar nih." kata rico yang sukses digetok oleh restu.
"malu-maluin aja lo ini bisanya! Liat tuh arn, pacar lo!." kata restu yang dibalas oleh tawanya arny.
erza tertawa melihat semuanya bisa kumpul di rumahnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, Cuma dia merasa ada yang kurang di antara mereka, seseorang yang
selalu menjadi harapannya di setiap dia ulang tahun, dia hanya ingin orang itu ada di sampingnya, menemani hari istimewanya.
"ok deh kak. Erza boleh niup kan"." Kata erza yang dibalas oleh anggukan reno.
"Ya Allah, Engkau tau apa yang erza harapin. Erza hanya ingin dia disini. Seperti dulu lagi. dan tak ada kata perpisahan di antara kami. Itu saja." Harap
erza dalam hati. ketika selesai mengucapkan harapannya, dia meniup lilin itu dan langsung di respon oleh tepuk tangan mereka. Dan ketika erza asyik memotong kue ulang tahunnya
sambil tertawa mendengar lelucon antara reno dan restu, hp Katherine bordering dan dia membelalakkan matanya ketika mengetahui siapa yang nelpon.
"Za, gue angkat telpon dulu ya." kata Katherine yang dibalas dengan anggukan erza.
melihat respon erza, dia langsung lari menghindari kerumunan.
selesai memotong kue dan membagikannya pada mereka, tiba-tiba erza baru sadar kehilangan Katherine, penasaran, dia pergi meninggalkan mereka dan mencari
Katherine. ketika tiba di dapur, dia mendengar suara Katherine disana dan yang membuatnya hampir mati rasa saking kagetnya, Katherine menyebut nama seseorang yang
ditunggunya selama 4 tahun, yang selalu hadir di dalam mimpinya dan menjaidi the most dalam setiap harapannya.
"iya kak putra, Kathy lagi dirumah teman nih, entar kalo sudah nyampe dirumah Kathy sms kok. kakak bawa oleh-oleh buat Kathy kan" Awas kalo kagak! Mending
kakak gausah pulang kesini lagi! eh udah dulu ya kak. Entar kita ngobrol lagi dirumah. bye." Kata Katherine memutuskan telponnya dan begitu berbalik, dia
kaget melihat erza berdiri mematung.
"mampus gue!." kata Katherine dalam hati
" putra udah pulang kath"dia sekarang ada dimana"." Tanya erza dengan tatapan kosong.
merasa tak bisa lari, Katherine menganggukkan wajahnya "iya.. kak putra udah pulang. Dia ada dirumahnya." Kata Katherine pelan sambil menyiapkan mentalnya
kalau diteriakin erza. "kenapa lo gak bilang sama gue kath" Gue tau! lo pasti sengaja kan gak bilang sama gue sebagai surprise gue ultah" Iya kan"." Kata erza yang sukses membuat
Katherine melongo mendengar penjelasan erza. *pede bener lu za! putra datang buat ngajak gue nikah! * *kepala author ditoyor katherine*
"bukan itu maksud gue za" gue" erza! Lo mau kemana"." Teriak Katherine ketika melihat erza pergi meninggalkannya.
"gue mau ketemu putra! Thx atas suprisenya sayang. loveyou deh." Teriak erza meninggalkan rumah dan menabrak restu yang bingung melihat tingkahnya.
Katherine langsung mengejar erza, tapi terlambat, karna mobil erza sudah melaju kencang menuju rumah putra.
panic, dia langsung menghampiri restu yang masih bingung dengan tingkah erza, "kita pulang! Erza gak boleh tau soal ini." Kata Katherine memaksa restu.
rico yang penasaran, langsung mendekati restu " erza kemana res" Tuh anak pergi gak bilang-bilang! Kan dia yang ultah, masa dia yang pergi"." Kata rico.
"gue juga gak tau kemana, tanya sama Katherine deh." Kata restu angkat bahu.
rico mengalihkan pandangannya ke Katherine, "emang dia pamit sama lo rine"." Tanya rico.
"gue gak bisa jawab pertanyaan lo kak, ini emergency banget! Erza gak boleh tau! mana kunci mobil kamu" Aku mau nyusul erza." Kata Katherine sambil menengadahkan
tangannya di depan restu.
"dia berhak tau sayang. mereka juga." Kata restu sambil menatap Katherine kemudian beralih ke rico.
"ada apaan sih"." Kata reno yang bingung melihat mereka diikuti dengan yang lain.
merasa ada sesuatu, rico melirik restu dan Katherine bergantian "lo nyembunyiin apa dari kami restu" Katherine" Sekongkol bener yah." kata rico sambil
menilik tajam restu kemudian melirik Katherine, diikuti dengan yang lain.
merasa semua tatapan tajam tertuju padanya, Katherine menghela napas pasrah " ok. gue mungkin harus jujur dengan kalian. Putra sudah pulang." Kata Katherine
pelan yang sukses membuat mereka yang mendengar, terdiam.
"putra beneran sudah datang kath" Kalo iya, kenapa lo sembunyiin ini dari erza" Lo nyembunyiin dari kami"! ?Apa ini kejutan sebagai hadiah ultah erza"."
Tanya rico yang tidak tau apa-apa.
"putra memang sudah datang , tapi gue nyembunyiin ini bukan karna sebagai kejutan erza ultah, tapi karna?" kata Katherine menggantung.
"karna apa kath"." Tanya reno penasaran.
merasa semua ini tak ada artinya lagi untuk disembunyikan, Katherine menghela napas sekali lagi " maafin gue karna gak bilang sama kalian. Gue Cuma gak
ingin erza tau soal ini dan gue bukannya gak percaya sama kalian, tapi gue takut kalian keceplosan. Sebenernya putra sudah operasi beberapa bulan setelah
dia pindah ke jerman, dan dia sekolah disana. Tapi"." Kata Katherine.
"tapi apa rine" Lo jangan ngegantung deh." Kata dinda yang sudah penasaran akut.
"kalian ingat pada saat putra kecelakaan karna mobilnya terbakar itu"." Tanya Katherine yang dibalas dengan anggukan.
"terus" Apa hubungannya dengan lo nyembunyiin kabar putra sudah pulang"." Kata reno penasaran.
"putra itu siapa sih" Kok gue gak kenal yah arny"." Kata reva yang tak tau apa-apa sambil nyolek arny yang serius mendengarkan
"entar gue ceritain. Udah lo diem deh." Kata arny.
"Ada kak reno, dokter yang ngerawat kak putra bilang, ada syaraf di kepala putra yang berubah sensitive akan benturan keras sejak kecelakaan itu. Dan itu
fatal banget bila sampai kebentur lagi. gue tau semua itu dari tante jenni." Kata Katherine menghela napas, lalu melanjutkan pembicaraannya "gue masih
inget, setiap hari dia cerita sama gue lewat email kalo dia kangen sama erza, dia selalu nanyain kabar erza sampai gue lulus, dan ketika gue bilang erza
sudah lulus, dia bilang dia ingin menjadi pasangan tuh cewek di malam prom night. Tapi seminggu setelah dia ngomong gitu.. dia.." kata Katherine menundukkan
wajahnya. "dia kenapa rine"." Tanya rico.
"dia kecelakaan di jalan pada saat nyebrang jalan. Dan yang nabrak dia itu cewek! dia kecelakaan pas erza sms gue mau prom night di sekolah! Pada saat
gue tau soal itu, tante jenni langsung bilang jangan beritahu sama erza soal putra kecelakaan dan dia berharap moga putra gak apa- apa, gue nurut aja sambil
berdoa yang terbaik buat kakak gue. tapi nyatanya, ?kecelakaan itu buat putra koma selama 2 minggu. Yang gue sama tante jenni takutin terjadi, pada sata
putra sadar, dia lupa kenapa dia berada di jerman dan dia lupa kenapa dia dirumah sakit! Satu hal yang pasti, putra amnesia! ?Begitu gue pancing dia dengan
cerita soal erza, soal kalian, dia bilang dia gak ingat apa-apa dan dia malah nanya, erza itu siapa bagi dirinya!? Itu yang buat gue gak sanggup bilang
sama erza dan kalian bahwa putra mampir! Dan yang bikin nyesek , putra kesini bawa cewek dan dia mau tunangan sama tuh cewek disini! Dan cewek yang jadi
pacarnya putra itulah yang nabrak putra ampe dia amnesia!." Teriak Katherine yang membuat suasana langsung sunyi senyap.
"Amnesia"! Lo serius kan" Lo lagi gak latihan acting kan"!." Teriak rico shock.
"ngapain pacar gue boong soal beginian"! Dan cewek yang jadi pacar putra itu?""." Kata restu yang membuat semua mata tertuju pada restu.
"Siapa res"? Lo tau"." Tanya rico.
satu jawaban dari restu sukses membuat mereka jantungan.
"WHAT"! Gue gak percaya!!!" Teriak arny histeris dan dibalas anggukan lemah dari Katherine
di tempat lain?"".
erza baru tiba dari rumah putra dengan perasaan kangen yang amat sangat. Lalu dia keluar dari mobilnya dan semakin kangen melihat mobil putra terparkir
di garasi, lalu dia tiba di depan pintu dan mengetuknya.
"hai bi. Putra ada"." Kata erza ketika melihat mpok ijah, pembantu putra membuka pintu.
mpok ijah terdiam melihat erza, dia merasa tak tega melihat gadis yang didepannya akan hancur melihat kenyataan yang ada, seperti 4 tahun yang lalu. Tapi
dia tak bisa berbohong " putra ada kok non di dalam." Kata mpok ijah pelan.
erza yang tak menyadari dengan perubahan suara mpok ijah, dia tersenyum " beneran mpok" Erza masuk yah"." kata erza tapi ditahan mpok ijah.
"jangan non. Non gak boleh liat mas putra." Kata mpok ijah.
"kenapa sih mpok" Oh "mpok disuruh putra yah nahan erza di depan pintu karna dia bikin surprise" Ayolah mpok ijinin erza?" kata erza sambil menggeser pelan
tubuh mpok ijah kesamping dan masuk dalam rumah.
ketika dia memasuki rumah putra, entah kenapa, hatinya menyuruh untuk pergi dari ruangan ini. Tapi erza tak mempedulikannya. Dia terus berjalan dan tiba
di taman belakang. ketika dia memasuki taman belakang di rumah putra, dia melihat pemandangan yang sungguh bikin miris hati,pemandangan yang membuat usaha dia selama 4 tahun
untuk menjaga janji cowok itu sia-sia dan harapan yang selalu dia ucapkan dalam setiap doa, hanya harapan kosong.
putra sedang berpelukan erat dan mencium bibir gadis itu ?di teras belakang dan membuat erza tak bisa melihat siapa gadis itu karna dia membelakangi erza.
"putra"." Kata erza dengan suara serak dan semakin kaget hingga dia merasa ingin pergi saat itu juga ketika mendengar jawaban putra.
"maaf, lo siapa"." Kata putra melepas ciumannya dan menatap erza dengan penuh tanya sukses membuat cewek meneteskan air matanya, pada saat itu juga.
ketika cewek yang dicium putra menoleh dan menatap dirinya dengan tatapan menang, lengkaplah sudah penderitaan erza ketika tau siapa tau cewek itu
"Part 13. Remember Me.
"elo"." Kata erza sambil menunjuk gadis itu dengan ekspresi ingin ngilang dari muka bumi saking nyeseknya.
"iya" kenapa za"." kata? selvi dengan wajah tak berdosa dan merangkul pundak? putra dengan mesra dan ekspresi puas.
"Sayang, aku pulang dulu yah. besok jemput aku yah. ?I love you honey." Kata selvi mengecup bibir putra dan berjalan meninggalkan erza yang hancur untuk
kesekian kalinya dan putra yang bingung melihat gadis di depannya bercucuran air mata yang membuatnya, entah kenapa, menjadi miris hati.
"kenapa gue merasa gak pengen gadis ini nangis yah" gue ngerasa gak tega liat dia. tapi gue gak tau siapa dia. apa dia pernah berarti di hidup gue"." tanya
putra dalam hati. " lo kejam putra." Kata erza dengan suara pelan dan menatap putra dengan sisa kekuatannya.
"gue kejam" Lo siapa" Gue gak kenal sama lo." kata putra yang sukses bikin erza meneteskan air matanya, cepat-cepat dia menghapusnya dan menatap putra
tajam. "lo lupa sama gue putra"! Lo lupa"! Jahat bener lo yah! lo udah ninggalin gue tanpa pamit, dan sekarang lo malah lupain gue!! mau lo apaan hah"! Sampai
kapan lo nyakitin gue putra"! Sampai lo liat gue terbujur kaku dan masuk dalam liang lahat"! Baru lo puas gitu"! Jawab gue! jawab!." Kata erza histeris
dan mendorong tubuh putra lalu memukul dada putra sambil bercucuran air mata.
?bingung, dia memegang kedua tangan erza yang ada di dadanya dan mendorong gadis itu ke dinding dan mata mereka beradu setajam silet. *maksud lo"*
"asal lo inget yah, gue merasa gak ninggalin siapa-siapa disini! Kita baru aja ketemu dan lo udah bilang gue nyakitin hati lo"! sejak kapan nyonya"! Gue
aja gak tau nama lo siapa dan lo siapa gue! puas"!." Kata putra telak dan entah kenapa, dia merasa sakit hati ketika mengucapkan itu dan melihat erza meneteskan
air matanya lagi. "ni cewek siapa sih" Kenapa gue merasa sakit dan gue semakin gak sanggup liat dia nangis"." Tanya putra bingung dalam hati.
dan tanpa sengaja, dia melihat kalung yang sama seperti dirinya di leher erza, membuat dia merasa mengingat sesuatu, tapi sebelum dia ingat, kepalanya
mendadak sakit hebat. "argghh.." kata putra melepas cekalan tangannya di tangan erza lalu memegang kepalanya dan terduduk di lantai sambil meringis kesakitan.
bingung dengan apa yang terjadi dengan putra, dia hendak mendekati putra dan menolongnya, tapi hatinya terlanjur sakit mendengar perkataan putra, dia akhirnya
berlari meninggalkan taman belakang meninggalkan putra yang kesakitan.
ketika dia berlari menuju garasi, ?tanpa sengaja dia menabrak Katherine baru turun dari mobilnya dan dia yang ?langsung menumpahkan semua air matanya pada
Katherine. " kenapa dia lupain gue Kathy" Gue salah apa"." Kata erza menangis di pelukan Katherine.
Katherine merasa nelangsa melihat erza, dia tak tega mengatakan hal sebenarnya kepada erza, tapi gadis itu harus tau. akhirnya dia menghela napas dan menceritakan
semuanya kepada erza. shock, sudah pasti. Apalagi ketika dia mengetahui siapa yang menjadi pacarnya putra sekarang. ?Kalau dia bisa meminta, mungkin dia akan minta mati hari
itu juga agar dia tak sakit. "APA"! ?Cobaan apa lagi buat gue Kathy" Gue nunggu dia selama 4 tahun, tapi balasannya apa"! Dia melupakan gue! dia lupa sama
gue kath! Sedangkan gue selalu mengingat dia sepanjang waktu!." Kata erza histeris.
"gue tau. tapi gue gak bisa ngapa-ngapain za. tante jenni pernah maksa putra untuk mengingat semua kenangan yang dia lupain, tapi dia malah memegang kepalanya
dan kesakitan. Dari situ gue dan tante jenni gak bisa memaksa dia lagi untuk mengingat semuanya. lo gak sendiri, gue akan cari cara supaya dia ingat sama
lo lagi. percaya za." kata Katherine sambil mengelus pundak cewek yang ancur untuk sekian kalinya karna ulah sepupunya.
Erza terlanjur sakit hati dengan sikap putra ditambah dia tau siapa pacar putra sekarang, membuat dia menolak tawaran Kathy " gue terlanjur sakit hati
dengan dia Kath, gue gak yakin bisa buka hati sekali lagi untuk dia. ternyata keputusan gue untuk nunggu dia salah, dia lupain gue, dia anggap gue orang
lain. fine. Gue akan pergi dari hidup dia." kata erza sambil melepas kalung yang melingkar di lehernya dan cincin yang pernah dikasih putra padanya.
"bilangin sama sepupu lo, ini kalung dan cincin gue balikin. Gue gak pantes make ini." Dan meletakkannya di tangan Katherine.
"lo gak boleh putus asa gini za. gue yakin, walaupun dia gak inget sama lo, tapi hatinya inget sama lo za. lo berusaha aja supaya dia inget lagi sama lo,
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gue juga bantu lo kok. lo kira gue sama nyokap dan bokap putra diem aja za ngeliat dia kayak gitu" enggak! kami selalu bahas soal lo di depan dia supaya
dia ingat sama lo. lo pake ya za. supaya dia inget sama lo. please za, gue mohon." kata Katherine sambil meletakkan kalung dan cincin itu di tangan erza.
"gue gak sanggup Kathy. Sakit hati gue saat dia bilang dia lupa siapa gue dan gue gak dianggap ma dia.!" kata erza nelangsa.
"gue tau, gue juga sakit saat dia bilang dia lupa sama lo, sama kak rico, sama pacar gue. tapi gue bisa apa". Please kak.. pake kalung sama cincin ini.
Gue mohon." Kata Katherine.
merasa tak bisa berbuat apa-apa, dia memakai kalung itu juga cincin yang sekarang melingkar di jari manisnya. Lalu dia mencoba tersenyum, meski hatinya
menangis pilu. "nah gitu dong za. lo pantes make cincin itu daripada selvi! gue muak dengan selvi itu za! udah nabrak kaka sepupu gue ampe amnesia, macarin lagi! tingkahnya
sok tapi norak mampus! kalo dia makanan za, udah gue telen idup-idup!." Kata Katherine yang sukses membuat erza tertawa pelan.
"hahahaha" dasar lo Kathy. Gue pulang dulu yah. thanks udah nyemangatin gue." kata erza sambil masuk dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Katherine.
"semoga lo bisa bersama dengan putra za. gue akan lakuin segala cara supaya putra inget sama lo. lo pantes buat sepupu gue za." kata Katherine dalam hati.
pada saat Katherine hendak masuk dalam rumah, muncullah putra ?dan menghampiri Katherine."itu siapa rine"." Tanya putra.
"maksud lo"." kata Katherine pura-pura gak ngeh.
"yang lo ajak ngobrol tadi. eh, tadi pas gue pacaran sama selvi, ?ada cewek masuk dalam rumah dan dia nangis sambil bilang gue udah pergi tanpa pamit,
dan datang nyakitin hati dia! maksudnya apaan coba"! Heran deh!." Kata putra frustasi sambil mengacak rambutnya.
Katherine jadi pusing sendiri melihat 2 pasangan kayak mereka ini, yang satu nangis gejer yang satu lupa sama dirinya sendiri, sambil garuk-garuk kepala,
dia menjelaskan ke putra " itu erza, cewek yang pernah gue ceritain sama lo kak. Dia cewek yang dijodohin sama lo." Jelas Katherine.
"gue dijodohin sama dia" maksudnya"." Tanya putra makin bingung, makin frustasi Katherine.
*bakalan berbusa nih mulut gue jelasinnya." Keluh Katherine dalam hati.
"elo dijodohin sama tante jenni dengan dia kak putra sayang. lo tuh cinta banget sama dia sebelum lo ditabrak selvi! dia tunangan lo!." teriak Katherine.
"gue dijodohin sama siapa tuh namanya, si erza kan" Gak mungkin! Gue gak pernah pacaran apalagi ditunangin sama dia! selvi yang akan jadi tunangan gue!."
balas putra teriak. "Elo ngomong gitu karna lo lupa siapa dia! coba kalo lo gak lupa sama dia, lo gak akan sampai hati ngomong kayak gitu di depan gue, didepan erza!lo Jangankan
ngomong kayak gitu, lo liat dia nangis aja hati lo langsung miris kayak genteng bocor! Coba gue nanya sama lo, kalo lo gak kenal sama dia, kenapa gue pengen
pinjem kalung yang dileher lo, lo nolak mentah-mentah"!." Tantang Katherine buat putra mati kutu.
"iya juga yah, jangankan Katherine, selvi aja mau minta kalung gue gak rela. Kenapa yah"." tanya putra dalam hati.
puas melihat putra mati kutu, Katherine nyengir "kenapa lo kak diem" gak bisa jawab kan"! Lo inget-inget deh siapa erza itu di hidup lo. baru lo ngomong
kayak gitu ke gue." kata Katherine sambil pergi meninggalkan putra yang diam di tempat.
merasa kelupaan sesuatu, Katherine berbalik " eh kak, lo besok kuliah dimana" Kan kata tante jenni lo diterima di universitas sini." Kata Katherine.
"eum". Gue kuliah di tempat sama kayak lo. jurusan aja yang beda. Gue kan ambil kedokteran." Kata putra sukses buat Katherine melongo.
"satu tempat kuliah nih anak sama erza. Bagus deh. Eh tapi si selvi songong itu kuliah dimana"." Tanya Katherine dalam hati.
"UI maksud lo" kalo si cewek lo, selvi? dimana" ." Kata Katherine dengan wajah tak ikhlas ketika nyebut nama selvi.
"lo nyebut cewek gue kayak gak ikhlas gitu deh, gitu-gitu kan dia jadi ipar lo rine. e Dia satu kuliah sama gue, tapi beda fakultas." Jelas putra yang
buat Katherine manyun. "huh! Sudah ambil tunangan orang, satu tempat lagi sama gue dan erza! Untung beda fakultas! Coba kalo bareng"! Langsung gue gantung tuh anak!." Gerutu
Katherine dalam hati. "ogah bener gue iparan sama dia! bikin nyesek! ." Kata Katherine cuek lalu masuk dalam rumah.
merasa ditinggal, putra ?menyusul Katherine di belakang dan langsung menutup pintu.
sementara itu.. PRANG!!!!? Bunyi pigura yang sudah berapa kali diganti, sukses pecah berkeping-keping dilempar erza di dinding kamar. Lalu gadis itu mengambil foto mereka
berdua pada waktu selesai drama putri tidur di lantai dan menangis pilu sambil duduk di lantai dan air matanya menetes dan membasahi foto yang dia pegang.
"lo kejam putra! Sumpah kejam banget dari yang gue pikir! Gue gak rela lo pacaran ma selvi! gak akan pernah rela! Sia-sia gue nungguin lo putra selama
ini kalo lo malah anggap gue orang lain ok, lo lupain gue, jangan harap gue bakal ingat sama lo! jadi kita impas!." tekad erza lalu merobek foto terakhir
yang dia punya dan dia lempar ke bak sampah.
setelah itu, dia berkaca di cermin dan memegang kalung yang melingkar di lehernya, seperti milik putra." Ngapain gue pake nih kalung" Cuma bikin nyesek
hati aja! toh dia lupa sama gue." kata erza dalam hati.
?Dia ingin melepasnya, tapi entah kenapa hatinya mendadak tak rela dan ada sebersit rasa sakit ketika dia tetap keukeuh melepas kalung itu. Nyerah. Dia
memasang kalung itu kembali dan mengambil handuk lalu masuk kamar mandi.
Selesai mandi, dia mendengar hujan turun dengan deras. Dia langsung teringat kebiasaan gilanya akan hujan dan mendadak kenangan putra hadir lagi dalam
otaknya yang buat dia sakit. Lalu dia berdoa dalam hati agar perasaan sakit itu hilang dan mencoba tidur sambil memegang bandul kalung dengan erat.
di rumah putra beda lagi".
"wah hujan Kathy." Kata putra di ruang tamu lalu membuka pintu taman yang membuat Katherine teriak.
"lo gila kak"! Udah tau hujan, ngapaian lo buka pintu taman"! Udah tutup kak!." Gerutu Katherine lalu masuk dalam kamarnya meninggalkan putra yang mulai
termenung lalu dia keluar dan berdiri di tengah taman sambil menutup matanya membiarkan air hujan membasahi wajahnya.
"entah kenapa, kok gue merasa dulu gue merasa punya kenangan dengan hujan. Dan gue merasa ada yang special dengan hujan. Tapi apa" Kenapa gue gak bisa
inget"." Tanya putra dalam hati.
lalu dia teringat erza, cewek yang mengaku tunangannya, yang menangis di hadapannya, dan kalung yang melingkar di lehernya, sama seperti dirinya. Dia merasa
ada keterikatan dengan gadis itu, tapi dalam hubungan apa, dia tak bisa mengingat. "kenapa gue gak bisa liat dia nangis yah" apa dia memang special di
hati gue" perasaan nih beda banget dengan perasaan gue sama selvi." kata putra dalam hati.
ketika asyik melamun di tengah hujan, tiba-tiba lampu mati dan menjadi gelap gulita. Dan dia mendengar Katherine berteriak dari dalam rumah
"KAK PUTRA! Lo dimana"! Gue takut gelap nih." teriak Katherine disusul bunyi tangisan.
mendengar itu, dia langsung menutup pintu taman dan mengambil senter lalu lari menuju kamar Katherine.
Sesampai dikamar Katherine, dia melihat gadis itu duduk dilantai sambil menelungkupkan wajahnya dengan kedua tangannya dan terisak. Lalu dia memeluk gadis
itu dan menenangkannya " tenang kath, bentar lagi bakal nyala kok." kata putra sambil mengelus rambut Katherine. Seperti de javu, dia merasa pernah dalam
situasi ini, tapi dengan siapa, dia gak tau.
"kayaknya gue pernah lakuin ini sebelumnya deh, dengan siapa yah"? sama selvi" jelas gak mungkin." Kata putra dalam hati.
sesudah dia bilang begitu, lampu menyala lagi dan dia melihat Katherine menatapnya dengan mata sembab, "makasih dah temenin gue kak. Gue takut banget."
Kata Katherine sambil menatap putra dalam.
"sama-sama dek. Tidur yuk." Kata putra sambil menuntun Katherine ke tempat tidur.
setelah melihat Katherine tertidur pulas, ingatannya seperti meraba ke masa lalu, tapi dia tak bisa mengingat itu. Putus asa dengan hal ini, dia keluar
dari kamar Katherine lalu masuk ke kamarnya dan tidur.
pagi harinya?". "pagi sayang." suara putra sebagai pembuka pagi gadis yang baru saja mengangkat telponnya d cerah benderang.
"pagi juga sayang. aku kangen sayang, sama kamu." Kata selvi sukses buat putra tertawa.
"apaan sih kamu sayang. eh nanti jemput aku yah" aku pengen kampus bareng kamu." Kata selvi dengan suara manja.
"apa sih yang enggak buat kamu sayang" oke deh. Eh sayang sudah dulu yah. I love you." Kata putra tersenyum.
"I love you too. Bye sayang." kata selvi mematikan telponnya.
sambil memandang layar telponnya, gadis itu tersenyum menang karna bisa mendapatkan apa yang dulu dia mimpikan, walau harus buat cowok itu amnesia dan
mendapatkan tatapan sinis dari Katherine. Tapi selama putra ada di sampingnya, cowok itu pasti akan membelanya dan membuat cewek sombong itu bertekuk lutut
di hadapannya, pelan tapi pasti, setelah selesai kuliah ini, dia akan menyandang nama Pradipta di belakang namanya, semua orang akan memanggilnya Nyonya
Pradipta dan dia bisa menegakkan kepalanya dengan angkuh dan menerima banyak pujian dan kata iri dari teman-teman yang dulu mencacinya. Merasa tak sabar
mewujudkan khayalannya dia bergegas mandi sebelum calon suaminya, ngomel gak keruan.
Setelah selesai mandi, selvi dandan secantiknya dan langsung mendatangi putra yang sudah menunggu di luar rumah.
"hai sayang. maaf yah lama. Aku tadi mandi." Kata selvi kketika masuk dalam mobil putra dan terpesona dengan penampilan pacarnya yang selalu sempurna dimatanya.
"gila cowok gue ganteng bener! Gak sia-sia gue upayain segala cara untuk pertahanin nih cowok!." Kata selvi dalam hati.
"enggak apa-apa kok sayang. sudah siap kan"." Kata putra tersenyum melihat selvi di sampingnya.
selvi menganggukkan kepalanya dan tersenyum ketika putra menjalani mobilnya dengan tangan kirinya menggenggam erat tangannya.
Sepanjang perjalanan menuju kampus, selvi dan putra saling merayu, saling bercanda dan sesekali selvi pura-pura merajuk yang langsung direspon putra dengan
kecupan di pipi. sesampai di kampus, putra memarkir mobilnya di samping mobil seseorang, yang entah kenapa, dia seperti pernah melihat mobil itu dengan seseorang yang dulu
berarti di hidupnya, sambil melamun dia melirik ke mobil itu, mencari serpihan kenangan yang hilang oleh waktu, dan tanpa sadar telah mencueki selvi.
"sayang"..kamu kenapa" Ayo turun." Kata selvi mencolek punggung putra
putra tersadar dengan colekan selvi, langsung membuka pintu mobilnya diiringi selvi dan gadis itu langsung meletakkan tangannya di pinggang putra.
erza yang mengobrol dengan kak reno sambil memegang buku-buku sebesar kamus, langsung melongo dan menjatuhkan buku-buku yang dipegangnya tanpa melepaskan
tatapan matanya dari dua pasangan yang sukses bikin dia makan hati.
reno yang bingung dengan tingkah erza, langsung mengikuti tatapan mata erza dan menyadari kenapa gadis yang disampingnya itu langsung berubah menjadi mendung.
Melihat itu, dia langsung merangkul pundak erza dan mendekatkan gadis itu di badannya yang membuat erza kaget hendak melepaskan diri, tapi ditahan reno
"dia kan lupa sama lo za, ngapain lo sakit hati ma dia" bagaimana kalo kita pura-pura pacaran aja di depan dia"." bisik reno kepada erza.
mendengar ide reno, erza langsung mengangguk dan meletakkan tangannya di pinggang reno dan berjalan di depan putra dan selvi tanpa menoleh kea rah mereka.
putra yang melihat erza lewat di depannya, entah kenapa hatinya ingin menarik tangan gadis itu yang melingkar di pinggang reno dan memarahinya, tapi karna
dia merasa erza bukan siapa-siapa baginya, dia tak menghiraukan perasaan yang semakin sakit ketika melihat reno mencium puncak kepala erza.
"gila! Sumpah gila! Kenapa gue jadi pengen injek-injek tuh cowok yah"! eh.. tapi erza siapa gue" gue kan punya selvi. sabar put..sabar.." kata putra dalam
hati. "Sayang" kita kapan masuknya nih"." tanya selvi sambil menarik pelan lengan kaos putra.
tersadar dari lamunan, dia langsung menarik selvi ke dalam kampusnya dan meninggalkan erza yang menatapnya dalam, dengan tatapan sakit. "gue rela banget
put bisa disamping elo lagi, walau lo lupain semua tentang gue. asal lo udah disamping gue kayak dulu, itu udah cukup." Kata erza dalam hati.
"udah dek"entar dia akan inget sama lo lagi dan akan ninggalin pacarnya itu. Percaya deh sama gue." kata reno ketika melihat erza hendak meniitkkan air
matanya, tapi buru-buru dihapusnya.
"iya kak. Erza masuk dulu ya. bye kak." Kata erza berlari meninggalkan reno.
sesampai dia memasuki kelasnya, dia langsung meletakkan tasnya dan buku-buku super berat di samping kirinya dan mulai mengeluarkan catatannya karna dosen
sudah masuk. setengah penjelasan dosen dijalani erza,tiba-tiba masuklah sebuah cowok ke dalam kelasnya dan langsung menggeser kursi yang berisi buku-buku super berat
dan tasnya dan menarik kursi kosong lalu duduk disamping erza mengetahui bahwa ada seseorang yang sangat dia rindukan, sedang duduk disampingnya dan menatap
dalam dirinya. "kenapa hati gue jadi adem duduk disamping dia yah" dan entah kenapa, pengen banget liat dia marah.. apa gue kerjain kali yah"." kata putra dalam hati.
ketika erza hendak mengambil bukunya, dia melepas kacamatanya sambil tangannya berusaha menggapai sesuatu tanpa menoleh disamping, merasa memegang yang
empuk-empuk dia menoleh dan kaget dengan siapa yang disampingnya dan semakin kaget melihat tangannya nangkring di atas paha putra dan menatap tajam putra
yang mulai mesum. "ELO"! Ngapain lo disini"! Tas gue mana"! Apa lo lirik-lirik"! Dasar cowok mesum, gak beres, omes!." Kata erza kesal tanpa sengaja mengucapkan sebuah kata,
yang membuat cowok itu terdiam.
"kayaknya gue pernah di panggil dengan sebutan itu deh, tapi dimana"." Kata putra dalam hati.
"suka-suka gue dong mau duduk dimana! Kan gue bayar disini! Tuh tas lo disitu." Kata putra sambil mengambil tas erza lalu meletakkannya dengan kasar dipangkuan
erza yang membuat gadis itu kaget.
"lo itu yah, bener-bener deh!." Kata erza sambil mengambil buku di tasnya sambil mencibir.
"huh! tuh cowok sudah amnesia. Masih aja nyebelin gue! bikin gondok! Tapi" gue seneng juga sih, bisa kayak dulu lagi" eh"!! Kok gue jadi gak beres gini"!."
Kata erza dalam hati. "ambilin kamus gue." perintah erza tanpa melirik putra yang asyik mencatat.
"ambil aja sendiri. Lo punya tangan dan kaki kan"." Kata putra cuek tanpa melepas tatapannya dari papan tulis.
"lo tuh yah! ugh! Bener-bener deh!." Kata erza sebal lalu berdiri dan berjalan melewati putra lalu mengambil bukunya sambil mencibir.
putra yang melihat itu, langsung cekikikan dan hatinya ingin mengerjai dan mengerjai erza lagi. dan ada perasaan rindu ketika dia melihat erza mencibir.
dosen yang melihat erza dan putra berantem dari tadi, kontan menegur "erza, putra! Kalian satu kelompok dalam tugas bedah mayat dan KKN di sebuah desa
terpencil selama 2 minggu! Tak ada kata bantah-bantahan." Kata dosen ketika melihat erza melongo saking kagetnya.
"APA"!." Teriak erza sambil menatap putra ngeri.
"Part 14. Back at Once.
"tapi pak.." kata Erza berusaha membantah tapi langsung dipelototi dosennya.
"saya kan sudah bilang tidak ada kata bantah-bantahan Erza! Dan kamu harus tau, putra sekarang partner kamu mulai dari hari ini! Jadi kamu harus bantuin
dia dalam tugas karna dia murid baru. Ngerti"."
"ini dosen mau bikin gue galau apa"! Ngajak ribut nih." gerutu Erza dalam hati.
sebelum erza hendak membantah lagi, Putra langsung menyerebot Erza yang membuat gadis itu melirik seperti ingin memakannya hidup-hidup. "makasih pak udah
milihin saya partner tugas. Jadi saya bisa mengikuti pelajaran yang ketinggalan disini." Dengan senyuman yang membuat dosen itu merasa puas diri, dan membuat
Erza galau. "tapi pak" dia kan? baru disini, masa langsung KKN"." Kata Erza keukeuh gak rela dipasangin dengan Putra.
"kalian gak KKN sekarang, ujian semester kan tinggal 3 bulan lagi, setelah itu semester akhir, ?baru kalian KKN sama yang lain di desa gunung kidul, Yogyakarta.
Saya lupa KKN tidak 2 minggu, tapi 3 bulan Jelas" Dan gak ada bantah-bantahan atau nilai kamu jadi F dalam pelajaran saya." kata pak dosen singkat, padat,
jelas, juga ngancem. mendengar kata nilai tugasnya berujung F, dia Cuma menghela napas dan tak menyadari tatapan Putra ke arahnya antara bingung dengan perasaannya yang senang
bisa berdua dengan Erza dan bisa mengingat siapa dia dalam hidupnya, tapi merasa sedikit menyesal karna akan meninggalkan Selvi dan dia bingung bagaimana
dia menjelaskannya kepada cewek yang dia sayangi saat ini. Merasa diperhatikan, Erza balas menatap Putra dalam "kenapa disaat gue niat bener pengen jauh
dari lo, gue malah didekatin lagi sama lo" bingung gue gimana caranya jauhin lo." kata Erza dalam hati.
"Apa lo lirik-lirik"! Gara-gara lo nih semuanya, habislah gue sekelompok sama lo!." kata Erza sambil melirik Putra sebal dan melipat kedua tangannya di
dada yang entah kenapa, membuat Putra tertawa melihat tingkahnya.
"kenapa gue ngerasa puas banget kalo liat dia marah yah" gue kerjain lagi ah". Itung-itung muasin hati gue yang daritadi pengen ngerjain dia." kata Putra
dalam hati. Putra langsung merangkul pundak Erza dan berbisik di telinganya "emang gue gak boleh lirik lo" kan kita sekarang partner. Jadi kita harus bersama setiap
saat. Dan lo harus bantu gue dalam tugas-tugas kuliah."kata Putra dengan tatapan yang jujur, buat Erza kangen? untuk seperti dulu dengannya dan mati kutu.
"mati kutu dah kalo dia natap gue kayak gini." Keluh Erza dalam hati.
"lo itu yah! udah amnesia, tetep aja ngeselin gue! seharusnya gue tenang karna lo lupa sama gue, jadi gue bebas dari kejahilan lo yang biasanya lo lakuin
dirumah!." Kata Erza ketus lalu mendorong tangan Putra kasar yang dipundaknya dan keluar dari kelas sambil membawa buku-bukunya yang berat.
Putra terdiam mendengar ucapan Erza, lalu dia mengejar Erza dan berjalan dibelakang gadis itu sambil berpikir "dirumah" Emang gue sama dia sedekat apa
sih jadi dia bilang gitu ma gue" gue sama Selvi tinggal satu apartemen waktu di jerman aja gak segitunya. Paling ayang-ayangan aja di tempat tidur.*author
cemburu* ?*lirik Erza ngasih kode* *Siap-siap ambil cangkul bareng Erza terus gali kuburan disertai batu nisan bertuliskan nama Selvi* dan perasaan ini
beda banget bila gue sama Selvi." kata Putra dalam hati.
"kita kemana Za"." tanya Putra sambil mengekor Erza di belakang.
"lab." Jawab Erza singkat, padat, jelas dan ketus.
"ngapain"." Tanya Putra dengan wajah jahil di belakang.
"ini cowok! Udah tau di lab kerjaannya meneliti! Masa nanya lagi"! gue bedah juga lama-lama!." Gerutu Erza dalam hati
Erza pura-pura tidak mendengar pertanyaan Putra, malah dia mempercepat laju jalannya yang membuat Putra tertinggal di belakang.
merasa ditinggal, dia berjalan cepat hingga mengimbangi cewek itu dan berdiri di sampingnya "kok pertanyaan gue gak dijawab" Kita ngapain di lab" Mau?"."
Kata Putra jahil dan langsung dipelototi Erza.
"lo itu yah! sumpah ngeselin gue banget hari ini!? Lo mau tau kita ngapain di laboratorium"! Bedah mulut lo supaya gak banyak nanya lagi sama gue! dasar
cowok gila!."kata Erza ketus lalu masuk dalam laboratorium meninggalkan Putra yang lagi-lagi terdiam di depan pintu. "gila" Kok gue ngerasa pernah dipanggil
dengan sebutan itu yah" aneh banget gue hari ini, maunya ngerjain dia mulu, padahal kemaren baru aja bikin dia nangis." Kata Putra dalam hati.
merasa diam tak menemukan jawaban, dia masuk dalam laboratorium dan duduk di samping Erza yang sudah mengenakan jas lab.
"jas gue mana"." Tanya Putra duduk disamping Erza sambil nyolek.
"ambil aja sendiri. Lo punya kaki sama tangan kan"." Tanya Erza balik tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca.
merasa tak mendapat respon, Putra langsung mengambil buku yang dibaca Erza lalu membawanya ketika dia mengambil jas dan duduk kembali tanpa mempedulikan
tatapan tajam Erza. "balikin buku gue Putra! Lo itu apa-apaan sih"! Nyebelin banget jadi cowok!." Kata Erza sambil berdiri di samping putra dan berkacak pinggang.
"gue mau pinjem. Kayaknya rame buku yang lo baca sampai gue dikacangin." Kata Putra cuek sambil membaca buku Erza.
"ngapain gue peduli sama orang yang membuat semua penantian gue sia-sia"! Dan ngapain juga gue peduli sama cowok yang datang kesini ternyata bawa cewek
lain terus dengan mudahnya bilang lupa sama gue"!." kata Erza pelan tapi sukses membuat Putra terdiam dan menatap gadis yang dihadapannya dengan tatapan
sulit diartikan. "lo marah karna gue gak bisa inget apapun tentang lo"." tanya Putra.
"menurut lo" gue marah dan sakit hati! Enak bener lo bilang "gue lupa sama lo, lo siapa gue"." tanpa mikirin perasaan gue yang udah nunggu lo selama 4
tahun! Kalo begini akhirnya, mending gue tiap malam berdoa sama Tuhan agar lo gak usah pulang kalau perlu mati aja sekalian biar gue gak sakit kayak gini!."
Kata Erza sedikit berteriak dengan mata berkaca-kaca dan untungnya laboratorium Cuma mereka berdua, jadi tak ada yang mendengar pertengkaran mereka.
Putra langsung berdiri dan memeluk erza dalam dekapannya dan membiarkan gadis itu memukul dadanya dan menangis sampai baju kaosnya basah. "gue minta maaf
kalo apa yang terjadi sekarang, udah nyakitin lo, udah hancurin harapan lo. tapi gue bener gak inget apa-apa za. gue lupa siapa lo, gue lupa temen-temen
gue siapa, sahabat gue siapa, yang gue inget hanyalah gue punya keluarga dan gue sekarang punya pacar, yaitu Selvi. Itu aja." kata Putra yang bikin Erza
semakin nyesek mendengar kata terakhir itu.
"Erza".. beri gue kesempatan untuk inget sama lo lagi. untuk inget semua yang dulu kita lakuin." tambah Putra yang buat Erza menatapnya.
"terus? biarin lo sakitin gue lagi" ancurin harapan gue sekali lagi" mending sekarang kita teman aja, selesai. Dan kenangan tentang dulu, lo gak usah repot-repot
ngingetnya, karna gue akan lupain semuanya." Kata Erza lalu melepas pelukannya dari Putra dan keluar menuju kamar mandi meninggalkan Putra.
tak lama kemudian, Erza masuk dalam lab dengan mata sembab dan membuat teman-temannya bertanya.? tapi Cuma dibalas Erza dengan senyuman tanpa menyadari
bahwa putra melihat semua tingkahnya, dan melihat betapa pandainya Erza menutup hatinya agar orang lain tak tau apa yang terjadi padanya. "gue janji akan
mencoba inget sama lo za, walau lo gak ijinin gue. gue gak peduli." Tekad Putra dalam hati.
lalu Erza duduk di belakang Putra sambil bertopang dagu dan menatap punggung cowok yang disayanginya, sekaligus menghancurkannya dalam waktu yang sama,
merasa sakit, dia langsung membuka buku dan membacanya.
kemudian dosen masuk dan memberikan pengarahan kepada mereka lalu menyuruh mereka untuk berada di kelompoknya dan mengambil mayat-mayat yang sudah tersedia
untuk segera mereka bedah.
selama membedah, tak ada pembicaraan antara Erza dan Putra, mereka sibuk dengan perasaan masing-masing. Pada saat Erza selesai menulis laporannya sambil
menggulung lengan jas, tanpa sengaja Putra berbalik ke arahnya sambil ?memegang pisau yang baru dia sterilkan dan ujung pisau itu menyentuh pergelangan
tangan Erza sehingga mengucurkan darah segar.
Putra kaget melihat tangan Erza berdarah, langsung mengambil tangan gadis itu tapi ditepisnya "biar gue obatin sendiri." Kata Erza lalu pergi meninggalkan
putra "gue lukain tangan lo, biar gue obatin sayang." kata Putra spontan yang membuat Erza kaget dengan panggilan putra, begitu juga sebaliknya.
"lo manggil gue apa"." Kata Erza berharap salah dengar.
"sayang. memangnya kenapa" Salah" ." Kata Putra yang sekarang asyik mencari kotak P3K.
"gue bilang lo gak usah repot-repot obatin tangan gue! gue bisa sendiri!." Kata erza sambil memegang pergelangan tangannya yang terluka dan menggigit bibirnya
tanda kesakitan. Putra melihat itu langsung menarik pergelangan tangan erza yang satunya lalu mereka duduk dekat jendela yang didepannya ada dua ekor angsa
putih sedang berenang ditengah danau menambahkan suasana romantic, ditambah lagi sekarang tinggal mereka berdua di laboratorium.
"sekali aja lo gak usah ngelawan apa kata gue za. gue lukain tangan lo dan gue juga harus obatin tangan lo." kata Putra sambil mengambil dua buah kursi
untuknya dan Erza lalu diletakkan berhadapan.
"lo duduk disitu." Kata putra sambil sibuk mengeluarkan kain kasa, perban, kapas, dan obat merah dari kotak itu tanpa melihat Erza yang asyik menatapnya.
"gue berdiri aja." kata erza yang sukses membuat putra berhenti mencari gunting untuk memotong perban dan mempelototi Erza.
"lo keras kepala bener yah jadi cewek!." gerutu Putra yang sekarang asyik mengobati tangan erza kemudian mengambil perban untuk menutupnya.
"terus kenapa kalau gue keras kepala" Bakal ngerugiin hidup lo"." kata Erza sinis sambil menatap danau dibalik jendela dengan tatapan kosong.
"kenapa jadi begini Put" gue kira setelah lo pulang, gue bisa bersama lo lagi kayak dulu. Tapi nyatanya, Gue diuji lagi. apa perasaan gue kurang cukup
ngebuktiin kalo gue sayang sama lo"." kata Erza dalam hati
Putra terdiam mendengar? jawaban itu dan menyibukkan dirinya mengobati luka Erza. Sambil mengobati luka Erza, sesekali dia menatap gadis itu yang asyik
melihat keluar jendela dan entah kenapa dia merasa pernah dalam posisi seperti ini, dan ada perasaan yang tak bisa dijelaskan, tapi rasanya tenang dan
ingin selalu bersama gadis itu, ?selamanya.
setelah tangan Erza selesai dibalut, Erza menatap Putra seolah mencari apakah masih adakah perasaan untuk dirinya, walau sedikit saja, sudah sangat bersyukur.
"makasih Put." kata Erza berjalan meninggalkan Putra yang terpaku menatapnya.
"Za?" panggil Putra yang membuat gadis itu menoleh dan kaget ketika Putra memeluknya.
"kenapa Put"." tanya Erza bingung harus berbuat apa dengan tingkah Putra.
"please,,, lo jangan bersekongkol dengan Sang Waktu untuk mempersulit gue mengingat apa yang terjadi dengan kita za. gue mohon ijinin gue dekat sama lo
lagi, agar gue bisa ingat sama lo." kata Putra yang membuat Erza kaget mendengar ucapannya lalu melepas pelukannya.
"gue bukan cewek yang mudah ngasih kesempatan kedua Put. tuh cewek lo datang. Gue pergi dulu." Kata Erza langsung mengambil tas dan keluar dari lab tanpa
melirik Selvi yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum pada Putra, ketika Selvi melihat Erza lewat di depannya ditambah Putra menatap kepergian gadis
itu, dia bersumpah dalam hati, apapun yang terjadi, dia takkan membiarkan Putra jatuh ke pelukan Erza untuk kesekian kalinya.
"hai sayang. aku nyari kamu kemana-mana lo. kok sms aku gak dibalas sih"." Kata Selvi tersenyum ketika Putra berjalan menghampirinya.
"aku tadi sibuk sayang. jadi gak sempat buka Handphone. Jalan yuk." Kata Putra sambil merangkul selvi di pundak yang dibalas cewek itu dengan rangkulan
di pinggang Putra. Selama mereka berjalan menuju parkiran, baru kali ini Selvi bisa menegakkan kepalanya dan berjalan bagai burung Merak yang sedang memamerkan bulu-bulunya
yang indah di hadapan burung-burung lain dan menatapnya penuh iri. ?dia bisa membaca pikiran cewek-cewek di sekitar kampus menatapnya dengan penuh kagum
karna bisa menggandeng cowok sekeren Putra. Putra yang sudah biasa dengan hal itu, cuek saja.
"akhirnya gue bisa mengejar apa yang gue inginkan dari dulu! Menjadi pusat perhatian! Bukan Cuma Erza aja yang bisa kayak gini, gue juga bisa!." Kata Selvi
dalam hati. ketika sampai di parkiran, Putra melihat Erza asyik bercengkrama dengan Rico dan Restu. Karna dia tak mengingat siapa Restu dan Rico,? dia merasa asing
dengan mereka berdua dan cemburu melihat gadis itu asyik tertawa dengan mereka berdua dan tangannya merangkul pundak mereka. ?entah kenapa, kakinya ingin
melangkah ke tempat mereka lalu menarik gadis itu menjauh kemudian memarahinya. Tapi dia tak bisa melakukan itu karna ada Selvi, cewek yang sangat dia
jaga perasaannya berdiri di sampingnya . Jadi dia hanya bisa menatap dan berharap, semoga gadis itu melepas rangkulannya dari pundak mereka kemudian melihat
ke arahnya agar cewek itu tau, bahwa dia tak suka.
"kenapa gue jadi gak rela gitu Erza dekat dengan cowok lain" dia kan bukan siapa-siapa gue" tapi katanya dan Katherine dia tunangan gue. arghhh.. gue pusing!."
Kata Putra dalam hati "sayang" kok melamun" Ayo pulang. Kamu ngeliat apa sih"." Kata selvi sambil menarik tangan Putra pelan sambil mengikuti arah pandangan Putra.
"enggak kok sayang. ?ayok." Kata Putra merangkul Selvi menuju mobilnya yang ternyata terparkir di samping mobil Erza.
Erza yang melihat Putra sedang membukakan mobil untuk Selvi hanya bisa mnghela napas ketika cowok itu juga menatap dirinya. Yang membuatnya kaget, dia
melihat ada sedikit sorot mata kemarahan dari Putra, tapi sebelum dia tau maksudnya apa, Putra sudah masuk dalam mobil dan menjalankannya dengan kecepatan
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penuh, meninggalkan semua tanya di hati.
"kenapa Za"." tanya Restu sambil mengikuti tatapan mata Erza. Dan tau apa yang dipikirkan gadis itu, Restu hanya bisa menepuk pelan pundak erza "Suatu
saat nanti dia akan ingat sama lo za. eh, lo sekelompok dengan Putra untuk KKN yah" asyik tuh." Kata Restu lagi yang membuat Katherine yang baru tiba langsung
mendekati Erza dengan mata berbinar-binar.
"serius lo kak satu kelompok dengan kak Putra" Berapa bulan kak" asyikk!! Doa gue terkabul juga akhirnya." Kata Katherine penuh syukur yang membuat mereka
mendengar hal itu langsung melihat kearahnya.
"emang lo berdoa gimana kath".." Tanya Rico yang sekarang merangkul Arny dengan penuh sayang *nyesek seketika*
Katherine senyam-senyum tak jelas mendengar pertanyaan Rico membuat yang lain pada penasaran "gue berdoa tiap malam semoga kak Putra bisa bareng kak Erza
lagi terus putusin si mak lampir, Selvi. terserah deh mau cara apa, yang penting mereka dekat. Hahahha." Kata Katherine tertawa diikuti yang lain.
"dasar lo kath. Gak boleh gitu. gue aja gak terlalu mengharap banyak dengan sekelompok ma Putra, takutnya sia-sia lagi harapan gue. jadi gue sekarang terserah
aja *sambil lirik author dengan sinis karna dikasih peran nyiksa mulu.* mau jodoh sama dia, gue senang, kalau enggak, gue berharap akan menemukan yang
lebih baik dari Putra." Kata Erza dengan wajah pasrah.
"gue berdoa dari hati paling dalam, lo bersama dengan dia dek. Pulang yuk." Kata Reno tiba-tiba datang dan mengelus kepala Erza dengan rasa sayang.
"ayook.. guys, duluan yah, bye." Kata Erza tersenyum lalu jalan berdampingan dengan Reno menuju mobilnya, lalu mereka masuk dan Reno menyetir mobil Erza
dengan kecepatan penuh meninggalkan kampus.
setelah mereka pergi, masing-masing membubarkan diri menuju mobil dengan pasangan masing-masing dan pergi meninggalkan kampus.
sementara itu". Putra bingung bagaimana bilang kepada Selvi soal dia akan pergi ke desa terpencil, tidak sendiri, melainkan dengan Erza dan 5 orang lagi. disaat Putra
asyik bermain dengan pikirannya, Selvi menyenderkan kepalanya di bahu Putra yang asyik menyetir mobil dan menatap cowok itu dengan tatapan sayang.
?"kamu kenapa sayang" ada masalah"." Kata Selvi ketika melihat Putra hanya diam.
"eum". Aku boleh ngomong sesuatu gak sayang"." kata Putra pelan.
"apapun itu, aku siap mendengarkan sayang." kata Selvi tersenyum.
"kamu kan tau aku masuk sudah semester 5, jadi semester depan aku akan KKN di desa Gunung Kidul, Yogyakarta selama 3 bulan." Kata putra menatap Selvi "aku
kesana gak sendiri, tapi dengan Erza dan beberapa yang lain." lanjut Putra tapi sukses membuat Selvi duduk tegak dan menatap Putra dengan tatapan sulit
diartikan. Perlahan tapi pasti, dia teringat pertemuan keduanya dengan Erza di laboratorium dan entah kenapa, dia merasa takut ketika dia hampir mendapatkan
impian indahnya bersama Putra, semua itu akan musnah dalam sekejap dengan kedatangan Erza, yang lebih dulu mengisi hati Putra dan dia ?merasa, tatapan
Putra tak bisa lepas dari gadis itu, walau Putra berusaha menyembunyikan itu darinya.
"terus" Kamu mau tinggalkan aku"." Kata Selvi yang membuat Putra menghela napas berat dan menghentikan mobilnya di depan pagar rumah Selvi.
"aku cuma pergi sementara sayang. nanti aku pulang. Janji." Kata Putra memegang kedua pundak Selvi yang sekarang duduk berhadapan dengannya.
"aku gak mau." Kata Selvi sukses membuat Putra kaget.
"kamu ngertiin aku sayang. kalau aku tidak ikut KKN,aku gak akan lulus!," kata Putra setengah berteriak.
"tapi kenapa harus dengan Erza"." Kata selvi sambil menatap Putra yang terdiam.
"karna aku sekelompok dengan dia. aku janji akan selalu menghubungimu. Tiap jam. Ok"." kata Putra.
"tetap aja gue gak bisa liat apa yang lo lakuin sama Erza! Kenapa sih tuh cewek nongol lagi saat impian gue hampir tercapai"!." Sungut Selvi dalam hati.
Selvi hanya diam mendengar perkataan Putra, sadar bahwa cewek yang dia sayangi tidak setuju dengan kepergiannya, Putra mencari akal agar Selvi setuju dengan
kepergiannya, dia sendiri bingung kenapa sangat antusias ikut KKN, entah karna ada Erza atau apa, dia tak tau.
"aku lupa tentangmu, bukan berarti hatiku ikut melupakanmu, justru aku sekarang berusaha mencari serpihan kenangan indah tentang kita ?melalui hatiku,
bernegoisasi dengan waktu agar aku bisa mengingatmu lagi, dan menggunakan segala cara agar aku tau siapa dirimu."
"sayang"." kata Putra yang sekarang mengelus kepala Selvi kemudian mencium keningnya.
"hmmm.." kata Selvi cuek tapi tetap menatap Putra.
"bagaimana" Please" kamu mau punya pacar tak lulus kuliah gara-gara gak ikut KKN" Apa kamu tak malu"." Kata Putra yang tau bahwa Selvi haus pujian dari
orang-orang sekitarnya dan menggunakan itu sebagai senjata ampuh agar dapat ijin dari Selvi.
Selvi dalam hati membenarkan kata Putra, dengan berat hati dia menganggukkan kepalanya "aku ijinin kok. tapi inget jangan macam-macam! Dan kamu harus hubungin
aku terus! Ok"." kata Selvi yang membuat Putra senang dan langsung memeluk Selvi erat.
"makasih sayang." kata Putra dan sebuah ciuman penuh sayang mampir di pipi kiri dan kanan gadis itu dan langsung direspon gadis itu dengan senyuman lalu
keluar dari mobil Putra dan masuk dalam rumah ketika mobil Putra menghilang dari pandangannya, tanpa ada yang tau, bahwa dalam hatinya dia berharap, semoga
keputusannya tak salah. Malam harinya" hari sudah malam dan hujan turun dengan deras ketika Erza baru saja selesai mengerjakan tugasnya, dia melepas kacamatanya dan keluar dari rumah menuju
pintu taman dan duduk di ayunan sambil menatap kolam renang dengan tatapan kosong. ?dia bisa melihat banyak kenangan Putra disetiap sudut rumahnya, memaksanya
untuk merubah keputusannya untuk melupakan cowok itu. Dan itu membuat dia teringat kejadian siang tadi dan keputusan dosennya untuk KKN bersama Putra yang
berpotensi untuk mengulang semua yang kejadian yang sudah dia lupakan susah payah. Mengingat itu, Erza hanya menghela napas sambil merasakan tetesan air
hujan membasahi wajahnya yang lagi-lagi memberikan sepenggal kenangan indah. Dan pada akhirnya, dia membiarkan tetesan air mata itu mengalir di pipinya
agar langit dan bumi bisa merasakan kesakitan yang dia alami sekarang.
"setiap aku melihat di sekelilingku, aku merasa semua benda disini memaksaku untuk mengingatmu, meruntuhkan egoku untuk melupakanmu, itu membuatku sungguh
tersiksa karna membiarkan pintu hatiku terbuka olehmu dan akhirnya meninggalkan luka menganga yang takkan bisa pulih kembali."
Lelah menangisi hal yang dia yakini takkan pernah terwujud, dia masuk dalam rumah dan pergi ke kamarnya terus pergi tidur.
??????????????????????????????????? ?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?""
selama 3 bulan mereka bekerja sama sebagai partner, tak ada pembicaraan berarti antara Putra dan Erza, walau cowok itu berusaha mengajak Erza bicara, pura-pura
bego ketika disuruh dosen menjawab pertanyaan agar bisa bertanya pada Erza yang kebetulan adalah gadis yang paling pintar di angkatannya, tetap saja sekuat
apapun Putra berusaha, sekuat itu juga Erza menutup mulutnya rapat-rapat agar tak terpancing dengan usaha Putra yang menurutnya konyol.
Setelah selesai ujian semester seminggu yang lalu, akhirnya hasilnya sudah keluar, Erza yang baru keluar dari kelas buru-buru menuju papan pengumuman untuk
melihat hasil ujiannya, ketika dia melihat nilai IPK 3.50, gadis itu tersenyum dan mendadak merengut? ketika nilainya di nomor dua dan yang membuatnya
semakin manyun ketika melihat IPK Putra 4 bertengger manis di posisi yang dia impikan sejak dulu.
"hua! Posisi gue direbut sengak! Hahahaha..tapi gak papa deh, yang penting selama 3 bulan terakhir gue gak kepancing usaha konyol dia yang pura-pura bego
supaya gue ladenin dia ngomong dan keterusan deh. Poor you boy." Kata Erza dalam hati.
pada saat Erza asyik melihat papan nama dan mencari nama-nama temannya, tiba-tiba ada tangan bertengger di pundaknya dan sebuah hembusan napas lembut di
telinganya membuat Erza geli dan ketika dia menoleh, dia melihat Putra berdiri di sampingnya dengan tangan kiri di pundaknya dan tangan kanannya asyik
menyusuri papan nama. Kesal dengan tingkah Putra, dia berusaha melepas tangan Putra tapi bukannya lepas, malah mencengkram pundaknya hingga dia kesakitan
dan akhirnya, usaha Putra membuat gadis itu bicara padanya, terwujud juga.
"sakit gila! Lo kira gue apaan hah"! Maen tiup telinga gue lagi!." kata Erza ketus sambil berusaha menginjak kaki Putra, serangan andalannya.
melihat gadis itu marah-marah, entah kenapa membuat Putra cekikikan dan mengacak rambut gadis itu dengan lembut dan membuat Erza kaget dan terdiam.
"gue suka deh lihat lo marah-marah. Kayaknya asyik aja gitu. eh" lo mending temuin ibu Irene deh, lo dipanggil tuh. Tapi bareng gue." kata Putra seolah
tak memberikan kesempatan bagi Erza untuk membalas, dia menarik gadis itu menuju ruang dosen.
sesampai diruang dosen, mereka melihat Ibu Irene, dosen mereka yang dikenal punya wajah manis tapi sadis itu sedang asyik bermake-up ria. Ketika melihat
kehadiran Putra, mahasiswa kecengannya, Ibu Irene langsung menyimpan alat make-upnya dan tersenyum dan seketika merengut ketika melihat tangan Putra memegang
tangan Erza. "ada apa Putra"." kata Ibu Irene bermanis "manis ria di depan Putra, dan langsung pasang wajah sadis ketika melirik Erza yang buru-buru menunduk. *horror
ya za" emang sih wajah Ibu Irene itu horror* *ikutan nunduk*
"begini bu, kami kapan KKN" Siapa saja kelompok saya selain Erza"." Kata Putra sambil tersenyum dan semakin memegang erat tangan Erza ketika merasa gelagat
gadis itu ingin kabur. "KKNnya kapan yah" seminggu lagi.? selama 3 bulan kamu di desa Kidul dan sebelum ke desa itu, kalian bisa jalan-jalan sebentar keliling jogja. Itung-itung
refresing, dan ini nama kelompok yang kamu mau." Kata Ibu Irene sambil memberikan daftar nama yang dimaksud Putra.
kelompok KKN FKUI 2011-2012
1. ERZA NOOR ASSIFA. 2. PUTRA EDUARDO PRADIPTA.
3. ARNY DEBORA. 4. ERICO ANDRIAN. 5. RESTU SAHAB PRASETYA. 6. REVA MAHARANI SYAHREZA.
erza melongo maksimal ketika melihat daftar nama yang hampir membuatnya gila itu, berbeda dengan Erza, Putra merasa pernah melihat daftar yang dia pegang
sekarang, ketika ada sekelabat banyangan masa lalunya hadir, mendadak kepalanya langsung berdenyut hebat dan buat dia kesakitan.
"arghh?" kata Putra pelan sambil memegang kepalanya dan cekalan di tangan Erza terlepas.
Ibu Irene mendadak panic dan langsung menyuruh Putra duduk "kamu kenapa Putra" Ada yang sakit"." Kata Ibu Irene prihatin dan memberikan air minum ke Putra.
"Enggak apa-apa bu. Cuma agak sakit kepala saja. Permisi bu. Makasih atas catatanya." Kata Putra sambil berdiri lalu menarik Erza keluar kantor.
"lo gak papa put"." kata Erza khawatir dan lega karna tangannya sekarang tidak dicengkram Putra lagi dan mereka sekarang berada di sebuah danau yang tenang.
"gue gak papa. Lo bareng siapa ke kampus"." Kata Putra sambil menatap Erza.
"gue bareng Reno. Kenapa"." Kata Erza yang tak sadar bahwa ucapannya terakhir itu, memberikan sedikit perasaan cemburu pada Putra.
"Reno itu siapa lo"." kata Putra dengan wajah menyelidik.
"emang penting buat lo tau" gue mau sama siapa, bukan urusan lo!." Kata Erza ketus lalu berjalan meninggalkan Putra yang bingung dengan perasaannya.
"kenapa gue kayak cemburu ketika dia nyebut nama Reno" Dia kan bukan siapa-siapa gue. tapi kenapa gue merasa dia berarti di hidup gue" dan gue merasa,
kenangan tadi, akan gue ingat kalo gue disamping dia." kata Putra dalam hati
tiba..tiba?" Putra menarik tangan Erza dan mencium kening gadis itu yang melotot dengan perlakuannya dan tak bisa berbuat apa-apa ketika Putra memeluknya hingga dia
sesak napas. "lepasin gue cowok mesum! Gue bukan cewek lo! kalo lo mau nyium cewek, cium pacar lo sana!!." kata Erza sambil menginjak kaki Putra keras-keras sehingga
Putra kesakitan. "auuu!!!.. mumpung cewek gue gak ada Za, boleh kan gue main-main sama lo"." kata Putra dengan ekspresi jahil dan mesum yang membuat Erza mau tak mau teringat
kejadian beberapa tahun yang silam, sebelum semuanya belum berubah, sebelum perasaan yang dia rasakan sekarang hadir dan memporak-randakan hidupnya.
"main sama banci kaleng sana! Lo bukan tipe gue! gue mau pulang!." Kata Erza lalu mendorong Putra kasar dan bejalan meninggalkan Putra.
"gue ikutin lo sampai parkiran." Kata Putra berjalan dibelakang Erza.
"gak perlu." Kata Erza semakin mempercepat langkahnya.
"gue gak butuh ijin lo untuk melakukan apa yang gue mau." Balas Putra.
"terserah lo deh." Kata Erza ketus dengan wajah merona.
sesampai di parkiran kampus, Erza melihat Reno berdiri di samping mobilnya bersama Arny dan Rico juga yang lainnya, mereka kaget ketika melihat Putra berjalan
di belakang Erza sambil cengar-cengir. Lalu mereka tersenyum dan Katherine yang merasa doanya terkabul, langsung berbisik ke Reva "rev, kalo mereka balikan
lagi terus mutusin si mak lampir, gue akan adain selamatan 7 hari 7 malam untuk rayain ini!." Kata Katherine dengan? suara lumayan nyaring dan membuat
yang lain semakin senyam- senyum gak jelas.
"pulang yuk." Ajak Reno sambil merangkul Erza dan disambut gadis itu dengan senyuman yang tanpa mereka sadari, Putra mengepalkan tangannya.
"sumpah gerah bener yah gue liatnya! Tuh cowok siapa Erza sih"! Gue tabokin ampe bonyok! Eh..tunggu dulu! Kok gue jadi panas begini yah"." kata Putra dalam
hati. ?"Ayo sayang." kata Erza ketika melihat kedipan mata dari Reno, tanda mereka acting pura-pura pacaran dihadapan Putra. Mereka yang melihat kejadian itu,
hampir tertawa ngakak kalo gak ingat ada Putra di depan mereka yang sekarang panas-dingin.
"lo kira Cuma lo aja yang bisa manasin gue"! gue juga bisa! Panas dingin kan" Rasain lo sana!." kata Erza dalam? hati.
"Kathy, lo pulang sama siapa"." Kata Putra berusaha mengacuhkan Erza yang asyik bermanja ria dengan Reno, dan semakin panas ketika dia melihat dari sudut
matanya? Reno mencium pipi Erza hingga wajah gadis itu merah lalu tertawa dan balas mencium pipi Reno.
"argghhh!!!!!!!! Sabar Put, lo gak bisa marah sama dia karna lo lupa siapa dia! kalo lo gak lupa siapa Erza, kalo lo gak lupa, Erza gak akan lakuin itu
ke elo!." Kata Putra dalam hati.
Katherine yang melihat reaksi Putra, senyum-senyum sendiri "gue sama Restu. Mak lampir kesayangan lo mana kak"." Tanya Katherine dengan wajah sinis ketika
menyebut julukan Selvi. "dia gak masuk. Yaudah gue pulang dulu. ." Kata Putra sambil menoleh ke Erza yang tak menghiraukannya dan asyik tertawa bareng Reno dan Rico lalu dia masuk
dalam mobil dan melihat ke Erza sekali lagi, dan entah kenapa hatinya berharap agar gadis itu menoleh kepadanya dan tersenyum manis hanya untuknya. Merasa
tak mungkin, dia melaju meninggalkan kampus.
setelah melihat Putra pergi, Erza menghela napas dan menatap Reno "gak apa-apa kak acting kayak gini"." Tanya Erza dengan wajah sendu.
"justru hanya dengan cara ini agar dia ingat siapa lo Za. buktinya tadi gue liat tatapan matanya ngelirik lo mulu ketika lo cium pipi Reno, marah banget
dia Za. good job dah." Kata Restu.
"gue ngerasa aneh aja mesraan sama sepupu sendiri. Eh..kalian setelah ini mau nongkrong dimana"." Tanya Erza sambil menatap mereka bergantian.
"ke mall yuk! Itung-itung sebelum kita KKN,? betul gak"." Kata Reva, si Ratu Mall menatap Arny dan Katherine yang cengar-cengir.
Erza tertawa melihat anggukan mereka lalu masuk dalam mobil masing-masing menuju mall terdekat.
setelah keliling mall hampir 4 jam, akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing sekitar jam 8 malam. Erza yang saking lelahnya akhirnya ketiduran di mobil
dengan posisi kepala di pundak Reno yang menyetir mobilnya.
Setelah tiba dirumah, Reno mengelus kepala Erza lalu menepuk pipi gadis itu dengan lembut "Za, bangun za" kita udah dirumah nih." kata Reno lalu mengguncang
tubuh Erza pelan hingga gadis itu terbangun.
"Eh kak. Makasih udah bangunin. Capek banget soalnya." Kata Erza keluar dari mobil dan langsung dipegang oleh Reno masuk dalam rumah karna mulai oleng
jalannya. Sesampai di kamar, Reno menuntun gadis itu masuk dalam kamar dan menidurkannya di tempat tidur lalu mencium kening gadis itu yang sudah dia anggap sebagai
adiknya yang paling dia sayangi. Setelah melihat Erza tidur pulas, Reno menutup pintu kamar gadis itu dengan pelan.
???????????????????????????? ?"?"?"?"?"?"?"?"?""
selama seminggu mereka kuliah dan menyiapkan ini itu untuk kepergian mereka esok ke Yogyakarta, akhirnya tibalah hari itu, hari dimana bagi Putra untuk
membuka kenangan lama yang tersembunyi rapi menunggu untuk ditemukan, dan entah kenapa dia ingin semakin dekat dengan Erza, karna dia merasa, gadis itu
mempunyai magnet tersendiri untuk membuat dia ingat tentang kenangan yang hilang dari otaknya.
"Za, ini tiketnya." Kata Putra datang ke kelas langsung nyodorin tiket PP ke Erza yang asyik makan coklat sambil baca buku setebal kamus.
"tiket apaan"." Kata Erza gak ngeh dan asyik membaca buku tanpa melirik Putra.
gemas, akhirnya Putra mengambil buku yang dibaca Erza yang membuat gadis itu mendongkak dan dia melihat ada sisa coklat bertengger di pinggir bibir tipisnya,
lalu Putra menyentuh pinggir bibir Erza untuk mengambil sisa coklat itu kemudian membuangnya. Tanpa menyadari bahwa tingkahnya itu membuat Erza teringat
dengan kenangan sewaktu mereka masih satu rumah, tanpa pengganggu seperti sekarang ini.
"tadi di samping bibir lo ada coklat. Tuh tiket gue ambilin dari Ibu Irene, malam ini kita berangkat. Rumah lo dimana" Biar gue jemput." Kata Putra sambil
membolak-balikkan halaman buku yang dia ambil dari Erza.
"malam ini"! Bukannya lo tau rum.." kata Erza terhenti ketika dia menyadari bahwa di depannya sekarang adalah Putra yang lupa tentang apapun tentangnya,
bahkan alamat rumah Erza sendiri pun dia lupa. Dan itu membuat Erza sedih.
"tau apa"." Kata Putra yang ngeh mendengar perkataan Erza.
"gak apa-apa. Ini alamat rumah gue." kata Erza sambil menulis alamat rumahnya dan memberikannya ke Putra.
"ok deh. Di tiket jam 8 malam berangkatnya yah" lo sama siapa ke kampus" Sama Reno lagi"." kata Putra sambil menekankan suaranya pada saat menyebut nama
Reno. "gue ke kampus selalu dengan Reno. Kenapa"." Kata Erza bingung sambil berusaha mengambil buku di tangan Putra, tapi gagal.
"maksud hati pengen ajak pulang bareng, gak taunya sama Reno! EH". Inget Put! lo punya selvi sekarang."ngapain ajak cewek lain pulang"! Sadar Putra!!!."
Kata Putra dalam hati. "balikin buku gue dong. Gue belum kelar baca." Kata Erza nyerah dengan usahanya merebut bukunya yang selalu gagal.
"nyerah"." Kata Putra sambil memainkan buku itu dengan senyum penuh kemenangan di hadapan Erza yang merengut.
bukan Erza namanya kalo mengaku kalah, apalagi dengan Putra. Sebelum mendapatkan ide, tiba-tiba"
Putra menarik belakang kepala Erza dan mencium puncak kepala gadis itu lama sekali lalu menyerahkan buku itu kepadanya sambil nyengir "ini buku lo Za."
dan mencium pipi gadis itu sambil tertawa meninggalkan Erza yang menatap kepergiannya sambil mengelus pipi yang dicium Putra dengan wajah merona.
selama praktik di laboratorium, Erza Cuma menjawab apa? yang ditanyakan Putra dengan singkat dan itu membuat Putra yang hatinya entah kenapa selalu ingin
mengganggu Erza merasa bingung sendiri dengan apa yang dia rasa sekarang.
" kenapa gue jadi gila begini" kayaknya gue selalu ingin dan ingin ganggu dia. heummm" kayaknya gue harus ayang-ayangan nih dengan Selvi. *plak* ." kata
Putra dalam hati. setali tiga uang dengan Putra, Erza juga bingung dengan apa yang dia rasakan sekarang setiap dekat dengan Putra, dia merasa senang dengan perlakuan Putra
yang seperti dulu lagi, tapi itu juga membuatnya galau karna setiap dia dekat dengan Putra, merasakan apa yang dia rasakan dulu sebelum semuanya berubah,
di saat itu juga dia harus disadarkan bahwa Putraa sekarang bukan Putra yang dulu lagi, melainkan Putra yang sudah menjadi pacar cewek yang hampir mencelakai
hidupnya dan Putra yang mencoba mencari kenangan tentang mereka melalui dirinya.
"kau mendekatiku untuk mencari kenangan kita yang disembunyikan oleh masa, tanpa kau menyadari, bahwa tingkahmu membuatku sakit dan membuatku kembali berharap,
be your mine." Ketika mereka bermain dengan pikiran masing-masing, tiba-tiba Ibu Irene, dosen mereka merasa tak beres dengan tingkah mereka yang sama-sama bertopang dagu
dengan wajah menatap papan tulis, tapi pikiran kemana-mana. Membuat Ibu Irene meradang karna merasa pelajarannya tak diperhatikan dan akhirnya..
PLETAK!!! Sebuah penghapus papan tulis hasil lemparan maut Ibu Irene, si dosen galak melayang sukses di tengah meja dan jatuh berdebum tepat dihadapan
mereka sehingga membuat Putra dan Erza sama-sama kaget dan mengelus dada masing-masing.
"astaga! Syukur gue gak ada riwayat penyakit jantung! coba Kalo ada, tinggal almarhum gue! bakal gue gentayangin tuh guru kalo ampe kejadian!." kata Putra
dalam hati. "kalian berdua! Apa yang kalian pikirkan sehingga tak memperhatikan pelajaran saya"! Merasa sudah pintar"!." Omel Ibu Irene panjang lebar di depan kelas
yang sumpah membuat mereka malu.
Putra Cuma garuk-garuk kepala mendengar omelan Ibu Irene, dan dia melirik Erza yang juga memandangnya dengan tatapan tanya dan seolah menyuruhnya untuk
memberi penjelasan kepada dosennya, Putra Cuma menghela napas seolah mengerti "Maaf bu, kami gak akan ngulangin lagi. tadi saya lagi ada sedikit masalah.
Dan saya gak janjian kok bu ngelamun bareng dengan Erza." Kata Putra dengan wajah memelas yang dijamin kalo liat pada kasihan terus lemparin uang receh?
deh ke Putra *lo kira pengemis re".*
"baik Putra ibu terima alasanmu tapi awas kalo kalian tidak memperhatikan pelajaran saya lagi!." kata Ibu Irene yang rupanya menjadi "korban" kesekian
kalinya oleh tatapan Putra dan melanjutkan pelajarannya.
Putra Cuma nyengir mendengar jawaban Ibu Irene dan menatap Erza dengan tatapan "apa sih yang gak bisa dari seorang Putra"." dan Erza yang ngerti maksud
dari tatapan itu Cuma mencibir dan membuang muka tanpa menyadari ada desir perasaan halus dihati Putra dan sekelabat kenangan tentang mereka sempat singgah
di memorinya, tapi sebelum Putra menyadari hal itu, kenangan itu hilang lagi, tak berbekas.
"aku mohon, singgahlah lebih lama lagi di otakku, agar ku bisa mengetahui siapa dia di hidupku , dan siapa aku di dunia ini."
Setelah hampir seharian mereka di Kampus dan mengurus KKN mereka, akhirnya kelar juga semua urusan mereka sekitar jam 4 sore. Erza yang pusing karna keliling
kampus seharian terduduk di tanah ?sebuah taman yang dihuni oleh sepasang angsa sedang bermesraan ditengah danau dan kicauan burung-burung di antara pohon-pohon
seolah menambah suasana tenang dan damai di taman saat itu.
Tatapan mata Erza focus kea rah kedua angsa itu tanpa menyadari bahwa sosok yang membuat hidupnya warna-warni sejak dia masuk SMA asyik memandanginya di
balik pohon. Tak ada yang mengetahui apa yang mereka rasakan, kecuali diri mereka masing-masing dan Tuhan.
"ku pikir ku tak pernah pantas untuk bahagia, sejak kau pergi dari ketidaktahuanku. Kini kau kembali." Dering HP di tas Erza sukses membuyarkan lamunan
gadis itu. Dia buru-buru mencari dalam tas dan tersenyum ketika tau siapa yang nelpon "iya kak, ada apa" Udah nunggu" Ok deh ntar Erza susul. Bye kak Reno
sayang. hahah." Tawa Erza di balik telpon dan dia langsung membuat HP itu kembali dalam tas dan meninggalkan taman tanpa menyadari ada sebuah tatapan yang
juga beranjak meninggalkan taman mengikuti kemana dia pergi, kenangan terindahnya yang? diambil paksa oleh Sang Waktu dan tak meninggalkan sedikitpun kenangan
terindah gadis itu, untuknya.
Sesampai di parkiran, Erza menghampiri Reno dan kaget ketika tau-tau cowok itu memeluknya dan mengelus rambutnya "kamu kemana aja sayang" kakak nyariin
kamu loh." kata Reno sambil tersenyum ngasih kode ke Erza.
Erza tau arti senyuman Reno, Cuma nyengir "heheh..maaf ya sayang. tadi Erza ada urusan. Entar kakak antarin Erza ke bandara yah" kan hari ini Erza ke jogja,
Iya kan Putra"." Kata Erza melepas pelukannya dan menggenggam tangan Reno ketika melihat Putra berjalan dengan Selvi. dan berusaha menghilangkan rasa sakitnya
ketika melihat Selvi memeluk pinggang Putra dan menatapnya penuh posesif, seolah Putra adalah miliknya dan tak ada yang boleh memilikinya selain dirinya.
Putra bingung dengan pertanyaan Erza yang mendadak ditambah dia berusaha jalan dengan Selvi di depan Erza agar dia menghilangkan sedikit perasaan sakitnya
ketika melihat Erza berpelukan, walau dia tak tau kenapa.
"iya Za. lo bareng siapa entar ke bandara" Bareng yang lain atau sendiri aja" bagaimana kalo bareng?" kata Putra yang membuat Selvi kaget dan mengetahui
maksud pertanyaan Putra, langsung menyela omongan Putra yang belom kelar? "memangnya kenapa sayang kamu nanya gitu" nanti aku akan antar kamu ke bandara.
Kamu jam berapa berangkat"." Kata Selvi.
"gue bareng Reno. Gue duluan yah. sampai ketemu di bandara." Kata Erza tenang lalu menarik Reno menuju mobilnya dan pergi meninggalkan Putra yang bingung
dengan apa yang dia rasakan, perasan kecewa. Tapi dia berusaha menutupinya.
"aku jam 8 malam udah check in. kamu beneran mau antar aku" Enggak apa-apa nih"." kata Putra sambil mengelus rambut Selvi, berusaha menekan dalam perasaan
sakitnya yang entah datang darimana.
"enggak dong. Apa sih yang enggak buat kamu sayang" pulang yuk." Kata Selvi sambil mencium pipi kiri Putra kemudian menuju mobil cowok itu dengan perasaan
takut yang dia sembunyikan dan Putra berjalan dibelakangnya dengan perasaan dia tak ingin Selvi mengantarnya, tapi dia tak menemukan alasannya kenapa dia
tak ingin. Pasrah, akhirnya Putra masuk dalam mobil dan menjalankan mobil itu dengan kecepatan sedang meninggalkan kampusnya.
Sesampai dirumah, Erza langsung masuk kamar dan meninggalkan Reno yang berjalan dibelakangnya sambil bersiul, sesekali Erza keluar masuk kamar kayak gosokan
arang untuk mengambil apa yang dia perlukan untuk disana kelak. Merasa kasihan dengan sepupunya yang kelimpungan, akhirnya Reno membantu Erza menyiapkan
barang-barang. "dek, Udah bawa vitamin belum"." Teriak Reno di lantai bawah.
"belum kak. Tolong yah kak." Kata Erza balas teriak di lantai atas.
Reno pun membuati apa yang dibutuhkan Erza, seperti P3K, minyak angin, obat tidur, obat maag, dan sebagainya lalu dia masuk ke kamar Erza dan kaget melihat
akhirnya Erza selesai mengepak 2 buah koper besar dalam waktu singkat dan sekarang gadis itu terduduk kelelahan di lantai.
"cepat banget lo ngepak dek! Ckkckckc. Kagum gue. ini perlengkapan terakhir. Gue taroh dimana"." Kata Reno berdiri di depan pintu kamar Erza yang bernuansa
biru malam, warna kesukaan gadis itu.
"taroh disini aja kak. Hoohoohoh" kan beberapa hari sebelumnya sudah Erza buat semuanya. Jadi tinggal naroh yang sisanya aja kak. Makasih yah." kata Erza
tulus lalu memasukkan barang yang dimaksud di tas terakhir.
sambil berkeliling, Reno melihat buku kenangan waktu Erza masih SMA dan dia membukanya dan kaget ternyata ada foto waktu Erza ikut pentas Putri tidur dan
semakin kaget bahwa pasangan gadis itu dalam drama adalah si Putra.
"lo bisa main teater dek"." Pancing Reno.
"waktu SMA kelas 2 kak pernah maen teater untuk perpisahan anggota OSIS. Kenapa"." Tanya Erza gak ngeh dengan maksud pertanyaan Reno dan asyik mengurut
kakinya. "enggak. gue Cuma nanya aja. lo jadi apa dek di teater itu"." Tanya Reno.
"sebagai Putri tidur kak." Kata Erza lalu dia terdiam ketika memorinya berjalan waktu dia masih SMA,? waktu dia benci setengah mati dengan Putra, tanpa
sadar dia meneteskan air mata karna teringat kenangan indah itu. Yang dia tak tau apakah akan terulang lagi atau hanya sebagai penghias indah di masa remajanya.
Reno yang sadar akan hal itu, langsung menghampiri Erza dan duduk disampingnya lalu merangkul gadis itu dipundaknya "gue tau lo masih tak bisa nerima keadaan
ini Za. tapi lo harus bisa nerima za semua ini. Lo berdoa aja, semoga setiap luka yang dia torehkan di hati lo, air mata yang lo teteskan, dan sakit yang
lo rasa, semuanya akan berakhir indah untuk hidup lo Za. lo dikasih Tuhan kesempatan untuk dekat dengan dia dengan cara ini, gunakan sebaik-baiknya yah.
tapi jangan kebablasan. Entar lo rugi." Pesan Reno dan Erza hanya mengangguk sambil sesegukan.
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"iya kak. Semoga semua ini akan ada ujungnya. Erza mandi dulu yah kak. Udah kakak keluar sana." Kata Erza melepas rangkulannya dan pura-pura mendorong
Reno yang tertawa dengan tingkahnya.
"iya adek. Mandi dan dandan yang cantik yah. biar Putra terpesona sama adek gue yang paling cantik ini terus mutusin pacarnya deh." Kata Reno sambil mencium
kening Erza dan keluar dari kamar terus menutup pintu.
"hanya satu harapku, semoga apa yang aku rasakan selama ini, takkan berakhir menyakitkan untukku."
Setelah selesai mandi, Erza keluar dari kamar dengan memakai tas ransel yag berisi barang-barang yang paling berharga dalam hidupnya, sebuah novel di tangannya,
dan dia memakai celana jins warna biru malam dengan pakaian kaos bertangan panjang dan sepatu kets, dan rambut terurai serta sebuah jepit rambut kupu-kupu
malam pemberian Putra dulu yang entah kenapa dia sangat ingin memakainya.
"kakak,,, udah siap"." Kata Erza sambil mendorong koper pertamanya ke bawah lalu naik lagi ke atas untuk mengambil kedua kopernya.
"udah dek. Wah". Cantik banget lo dek. Sini kakak bantuin." Kata Reno langsung membantu Erza membawa? koper yang satunya keluar rumah dan meletakkannya
di bagasi mobilnya diikuti Erza yang membawa koper yang satunya. Setelah selesai mereka masuk dalam mobil dan pergi meninggalkan rumah menuju bandara dengan
ngebut. sepanjang perjalanan, Erza dan Reno saling curhat dan tertawa mendengar cerita kekonyolan masing-masing. Dan akhirnya setelah 4 jam perjalanan menuju ?bandara,
akhirnya mereka tiba juga di Bandara Soekarno-Hatta. Setelah mobil terparkir rapi, Erza pun langsung turun dan membuka bagasi mobil Reno untuk mengeluarkan
kopernya dibantu oleh Reno. Lalu mereka menutup pintu bersama-sama dan Reno membantu Erza mendorong koper. Sedangkan Erza sibuk menelpon Arny dan Eva,
teman satu grupnya. "ny, lo dimana"." Tanya Erza sambil celingak-celinguk mencari mereka berdua.
"gue di depan dunkin donuts. Lo dimana"." Tanya Arny ikut celingak-celinguk.
"itu mereka kan"." Kata Reno sambil menunjuk Arny sedang berkacak pinggang di depan dunkin donuts bersama Eva yang ikut lirik sana-sini dengan Jessica
dan Restu yang malah asyik betelponan.
melihat mereka, Erza dan Reno langsung berjalan mendekati mereka, mereka yang melihat itu langsung tersenyum ketika Erza duduk di samping Reva dan Arny
duduk di apit Reno, Restu dan Jessica
"udah lama lo disini Ny"." Tanya Erza sambil mencari handphonenya karna berbunyi.
"baru aja. lo kenapa diem natap HP Za"." tanya Arny heran ketika melihat Erza terdiam menatap HPnya yan berbunyi ditangannya.
"selama 4 tahun lo ninggalin gue, sekali pulang ternyata amnesia, ?baru hari ini lo nelpon gue Put." kata Erza dalam hati.
"halo.. ada Put"." kata Erza mengangkat telpon dari Putra.
"lo dimana" Udah nyampe di bandara" ." kata Putra.
"gue sekarang di tempat lo berdiri sekarang." Kata Erza sambil menatap Putra dan ketika cowok itu menoleh, mereka saling bertatapan dan Erza mendadak galau
ketika melihat siapa yang menggandeng lengan cowok itu dengan mesra.
Putra langsung mendatangi Erza dkk dengan Selvi sambil menarik koper. Ketika Putra sudah tiba, dia melihat jepit rambut yang ada di kepala Erza, entah
kenapa dia merasa pernah menyentuh jepit itu dan ada sebuah perasaan yang memaksanya untuk mengingat, tapi dia tak bisa mengingat itu.
"Sudah lama lo nyampe"." Tanya Putra lalu berdiri di seberang Erza yang duduk di apit Eva dan Reno.
"kenapa gue jadi pengen duduk di samping tuh cewek dan pengen depak si Reno jauh-jauh yah" beneran udah gila kayaknya gue." kata Putra dalam hati.
"baru aja. udah lengkap kan semuanya" Masuk yuk." Kata Erza beranjak berdiri sambil menaruh novelnya dalam tas dan menarik kedua kopernya keluar dari Dunkin
menuju Pintu Penerbangan.
"ayok." Kata Restu sambil menutup telponnya lalu memandang Putra dengan ekspresi bingung bagaimana menyapa sahabatnya yang sudah lupa dengan dirinya.
"gimana gue ngomong ama si kunyuk satu ini yah" ada si Selvi lagi! bener-bener deh nih anak." Kata Restu dalam hati.
sesampai di Pintu Penerbangan, Reno menatap Erza lalu mencium kening gadis itu dan memeluknya sambil berbisik "take care yah dek. Kalo udah nyampe Jogja,
sms gue aja. biar gue gak panic disini dan kalo ortu lo nelpon gue bisa ngasih tau. ok"." kata Reno lalu mengelus kepala Erza yang tersenyum.
"ok deh kakak sayang. Erza masuk dulu yah. take care too honey." Kata Erza lalu mencium pipi Reno tanpa menyadari Putra melihat itu semuanya dan entah
kenapa, ada perasaan panas dalam hatinya yang tak bisa dia jelaskan.
"sayang. aku berangkat dulu yah. entar aku sms kok kalo sudah nyampe. I love you." Kata Putra sambil mencium kening Selvi *balas dendam Put"*
"ok deh sayang. sms aku yah. I love you too honey." Kata Selvi sambil tersenyum dan mencium pipi Putra lalu tersenyum sinis ketika melihat Erza yang terdiam
menatapnya dengan tatapan sakit hati.
setelah selesai berpamitan, mereka masuk ke dalam Pintu penerbangan kemudian check "in pesawat dan menunggu sekitar 20 ?di ruang tunggu ?sebelum akhirnya
terdengar bunyi pemberitahuan untuk segera menaiki pesawat.
"lo nomor berapa Za"." tanya Putra ketika berjalan menuju pesawat yang dituju.
"13 B kalo lo"." kata Erza sambil memegang tiket.
"13 C. lo disamping gue." kata Putra sambil menarik Erza ketika sudah tiba di depan Pramugari yang berdiri di pintu masuk Pesawat.
Setelah duduk manis di kursi Pesawat, Erza hendak memasang sabuk pengaman tapi malah keduluan Putra memasangkan sabuk pengaman di pinggangnya. dia tersenyum
kepada Putra lalu membuka tas yang dia letakkan dekat kakinya dan mengambil novel serta kacamatanya dan membacanya.
akhirnya, Pesawat lepas landas meninggalkan Jakarta, Erza merasa mengantuk akhirnya tertidur di pesawat dengan posisi kepala nyender di ?jendela sehingga
beberapa kali hendak terbentur. Putra yang melihat gadis itu tertidur, merasa kasihan, dia melepas kacamata Erza dan meletakkan kepala gadis itu di Pundaknya.
Entah kenapa dia merasa merindukan sosok gadis yang sedang tertidur di Pundaknya dan dia menyibakkan poni yang menghalangi mata Erza. Merasa mengantuk,
akhirnya Putra ikutan tertidur dengan kepalanya menindihi kepala Erza.
"let me in your side, forever. don"t ask why, cause I don"t know."
Akhirnya pesawat pun mendarat mulus di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta sekitar jam 20.40 malam. Putra yang terbangun pada waktu pesawat mau mendarat,
langsung mengucek-ngucek matanya dan dia melihat Erza masih tertidur pulas di pundaknya dengan tangan kanannya yang menggenggam tangan Putra. Hembusan
napasnya terasa sangat tenang di bahu Putra, membuat dia tak tega membangunkannya dan muncul ?sebuah ide gila muncul di otaknya,
menggendong gadis itu turun dari pesawat.
"buset dah! Gile bener gue gendong nih cewek turun dari pesawat hanya karna ga tega bangunin dia. apa kata dunia"!." Kata Putra dalam hati.
"Za" bangun Za. kita nyampe yogya tuh." Kata Putra membangunkan Erza perlahan dengan menggoyangkan tubuhnya.
Erza menggeliat pelan dan membuka matanya tepat ketika Putra menatapnya. Dia kaget karna jarak dirinya dan Putra dekat ditambah tangan kanannya mengepal
tangan Putra, seolah mencari kehangatan.
"Sudah nyampe yah" thanks yah dah bangunin." Kata Erza lalu duduk tegak dan melepas genggamanannya dan celingak-celinguk dengan wajah panic.
mengetahui apa yang dicari Erza, dia memasang kacamata gadis itu ketika mereka sekali lagi berhadapan dan meletakkan novelnya di kedua paha gadis itu.
"lo nyari itu kan" Tadi gue lepasin karna lo tidur. Mana yang lain" kita turun yuk" Kata Putra lalu menarik Erza yang sibuk memasang ransel di pundaknya
dan mereka beriringan keluar dari pesawat.
akhirnya, ?mereka merasakan dinginnya udara Yogya di malam hari, mereka berjalan diikuti oleh Restu dkk yang berjalan di belakang mereka.
"Putra! Kita tidur dimana nih" siapa yang jemput"." Teriak Restu lalu merangkul Pundak Putra dan berjalan disampingnya, seperti yang mereka lakukan ketika
Putra tidak amnesia. "gue udah mesan hotel kok. gue mesan 3 kamar tuh.? Yang jemput" Ada kok." Kata Putra sambil mencoba mengingat-ingat.
"lo tau jalan hotelnya"." Tanya Restu dengan polosnya.
"kalo gue gak tau jalannya? ngapain? gue mesan! Buset dah! ?eh.. ambil koper yuk." Kata Putra ketika mereka memasuki bandara dan melihat koper-koper mereka
lagi berkeliling kayak fashion show menunggu untuk dibawa pulang *maksud lo".*
setelah mencoba mencocokkan nomor koper di tiket masing-masing, akhirnya mereka keluar sambil menarik koper masing-masing. Putra pun menghidupkan hpnya
yang mati dan menelpon seseorang.
"mas.. udah nyampe nih. mas dimana" Eum.. sekitar 6 orang mas. Muat aja kan" Sip deh." Kata Putra di telpon lalu mematikan telponnya dan melirik Erza yang
menatapnya penuh tanda tanya.
"gue nelpon teman nyokap disini. namanya Mas Novan, dia yang bantuin gue mesan hotel dan dia yang jemput kita. Lo mau nanya kenapa gue jadi ngurus kayak
ginian" Gue disuruh sama Ibu dosen kita tercinta itu, si Ibu Irene. Seharusnya kan lo yang disuruh. Bukan gue." kata Putra seolah tau apa yang dipikiran
Erza.*sengaja tuh Put ibu Irene nyuruh lo, kan dia naksir sama lo* *bocorin rahasia* *digebang pake papan tulis*
"jadi Tante Jenni tau kalo kita rombongan ke Jogja"." Tanya Erza.
"yup. Gue bilang aja ama siapa gue pergi. Gak tau kenapa nyokap gue kayak senang gitu pas gue bilang lo juga ikut. Eh. Tunggu dulu, kok lo tau nama nyokap
gue"." kata Putra dengan wajah menyelidik.
"Ada deh. Mana teman nyokap lo"." kata Erza dan melihat seorang pria umur 50 tahunan berjalan kea rah mereka.
"itu orangnya Put"." kata Arny yang sedari diem karna masih bingung dia berada dimana dan merasa asing sendiri.
"yup. Bentar gue mau nyamperin dulu." Kata Putra sambil menarik Restu. ?mereka mendatangi pria itu lalu berbicara sebentar lalu menoleh ke arah mereka
yang asyik mengobrol. "hei para nyonya,,,, ayookkk. Ngerumpi aja kerjaannya." Kata Putra sambil memanggil mereka yang masih mengobrol dengan tatapan focus ke Erza yang asyik
memainkan ponselnya sambil tersenyum.? Sadar diperhatikan, Erza menatap Putra sambil memasukkan ponselnya dengan senyum penuh ejek.
"itulah hobi wanita Put, ngerumpi kayak segerombolan tawon." Kata Arny tertawa disusul yang lain berjalan menuju mobil yang dimaksud meninggalkan Erza
yang kesulitan menarik kedua kopernya yang beratnya naudzubillah.
"Aduh!! Nih koper kok ribet bener yah diseret"! gue gelinding kayak bola juga lama-lama!." Sungut Erza sambil berusaha menarik koper satunya yang "ngambek".
"tuh cewek kenapa yah" gue jahilin ah. Biar tambah berasap kayak kereta api deh otaknya. Ohohoho." Kata Putra dalam hati.
"lo ngapain disini Za" kok gak ikutan masuk" Gak suka sama pilihan gue nyariin mobil"." tanya Putra berdiri disamping Erza pasang wajah lugu.
Erza yang sudah pusing dengan kopernya, mendengar ucapan Putra ditambah dia ?mengantuk berat, membuat gadis itu langsung emosi "lo gak liat apa gue disini
lagi ngapain"! Koper gue gak bisa ditarik sengak!! Ngapain lo pamer senyum ke gue"! lo senyum ampe robek tuh bibir gak bakalan ngaruh buat koper gue!."
Sumpah Palapa 1 Walet Emas 04 Dewa Mimpi Merajalela Badai Laut Selatan 16
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama