Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie Bagian 8
Mas Novan yang mendengar pertengkaran mereka hanya tertawa. Kemudian dia melirik spion yang ditengah dan melihat Erza tertidur pulas dipundak Putra, seolah
tak terganggu dengan kerusuhan teman-temannya.
"Mas Putra, kok kalo diperhatiin yah, Mbak Erza selalu tidur kalo perjalanan jauh. Dia mabuk darat mas?" Pertanyaan simple, namun bikin Putra cukup kebingungan
dan ikut memperhatikan wajah tidur Erza yang dirasa menenangkannya.
"iya juga yah, kok gue baru nyadar sekarang yah?" Batinnya.
"Gak tau mas, Iya kali. Saya aja baru nyadar sekarang pas Mas Novan ngomong."
"Kok Mas gak nyadar sih" Saya yang baru ketemu saja udah curiga. Bukannya mas pacarnya?" Pertanyaan beruntun diucapkan tanpa dosa oleh Mas Novan. Cukup
membuatnya jatuh di titik terendah karna tak tau apa-apa soal Erza.
"Kata siapa saya pacarnya Erza" Dia udah punya pacar Mas. Anak Jogja juga." Jawab Putra dengan perasaan sakit dihati ketika mengucapkan kalimat demi kalimat
yang serasa menusuknya. "Wah" saya kira Mas pacarnya Mbak Erza. Habis mesra sih waktu datang itu. Gak bisa dipisahkan."
"Mas" Oleh-Oleh yang enak dari Jogja apa aja selain Bakpia?" Tembak Restu ?dengan pertanyaan agar Mas Novan tidak mengintimidasi Putra dengan pertanyaan
polos namun menusuk hati itu.
Mas Novan pun dengan semangat menjelaskannnya secara rinci, mulai dari sejarahnya hingga proses pembuatannya yang dia ketahui. Membuat Putra mengelus dada
penuh syukur dan menatap Restu dengan tatapan terima kasih.
"Mas pengen saya antarin ke tempat Coklat Monggo itu" Itu sekarang jadi buah tangan setiap wisatawan yang ke Jogja selain Bakpia loh. Coklatnya asli impor
dan Mas udah pernah ngerasain. Rasanya coklat asli! Beda dengan coklat yang dijual di supermarket." Tawar Mas Novan dengan dipenuhi bumbu promosi yang
cukup bikin para cewek ngiler dan melupakan diet untuk sementara waktu ketika mendengar nama Coklat.
"Coklat mas" Mau?" Teriak Jessi nyaring diikuti yang lain bagai simponi penggemar Coklat yang nyasar di area bukan penggemar Coklat.
Erza yang rupanya? agak terganggu dengan teriakan mereka, mengubah posisi tidurnya menjadi seperti memeluk guling dengan tangan melingkar di tubuh Putra
yang kaget dengan tingkahnya. Namun tak diubahnya karna ingin merasakan pelukan gadis itu untuk terakhir kalinya sebelum dia benar-benar pergi dari hidupnya
dan membiarkan Erza bersama dengan seseorang yang dia cintai.
"Mending entar aja kalo kita mampir lagi. Ini udah jam 2 siang. Jam berapa kita nyampe" Besok kita udah pulang, Nyonya-Nyonya yang cantik dan manis." Kata
Putra mengingatkan jadwal yang buat mereka kecewa.
"Iya sih" tapi?"
"Betul tuh kata Putra. Mending entar aja. Kalo kalian mau, teman gue ada yang jualan Coklat Monggo system Online tuh. Ntar gue pesanin." Bujuk Restu yang
terpaksa mereka setujui dan didalam otak mereka, tersimpan rencana untuk pergi ke Jogja bareng tanpa para cowok yang dirasa mengganggu.
Hembusan napas Erza yang tenang mengenai leher Putra menjadi siksaan tersendiri untuk tidak merespon dengan mengelus kepalanya atau membalas pelukannya.
Arny yang melihat kegelisahan Putra karna posisi tidur Erza yang menggoda, hanya tersenyum dan berharap, mereka bersatu lagi.
"Tidurnya di hotel yang kemaren kan Put?" Tanya Restu sambil menoleh kebelakang dan melihat Posisi Erza, membuatnya ikutan nyengir melihat sahabatnya seolah
tersiksa namun menikmati.
"Yup." Akhirnya perjalanan jauh pun selesai juga ketika mereka tiba didepan Hotel. Mereka pun langsung turun dari mobil dan membawa koper masing-masing, dibantu
oleh Mas Novan yang jadi ikutan sibuk karna rencana Restu yang ingin membiarkan Putra berduaan dengan Erza dimobil.
"Kak" bangunin Erza yah. Gue mau urus Hotel dulu. Mas Novan, Bantuin angkat yah." Perintah Arny ketika melihat Mas Novan hendak masuk mobil dan meninggalkan
Putra yang bingung gimana caranya membangunkan Erza.
Putra terdiam lama menatap Erza yang masih tidur dipelukannya, seolah tak menyadari bahwa dirinya sakit karna keputusannya. "Nanda memang pantes buat lo
Za. Dia gak kayak gue yang ngelupain lo, yang nyakitin dan bikin lo nangis. Lo gak pantes nangisin cowok Za, apalagi cowok jenis gue. Semoga lo bahagia."
Sambil berkata begitu, Putra melepas pelukan Erza ditubuhnya dan menyandarkannya. Kemudian dia mendekatkan wajahnya dan semakin dekat jarak mereka, semakin
napas mereka saling berbaur. Dan waktupun terasa berhenti untuknya ketika Putra mencium bibir gadis itu, sekali lagi. untuk yang terakhir kalinya.
"Never thought we'd have a last kiss.
?Never imagined we'd end like this.
?Your name, forever the name on my lips,"
*Taylor Swift " Last Kiss.*
Cukup lama Putra mencium bibir gadis itu. Hingga akhirnya dia melepaskannya dan menatap Erza yang masih tertidur. Dan Putra mencium kening, kelopak kedua
bola matanya dan bibir kemerahan gadis itu. "Erza" It"s too late for this, but, let me saying, I love you." Bisik Putra dan keluar dari mobil sambil membawa
tasnya dan meninggalkan Erza seorang diri.
Erza membuka matanya ketika Putra sudah pergi meninggalkannya dan mengelus bibir serta keningnya, seolah ada yang menyentuhnya, namun dia tak tau siapa.
Merasa sendirian di mobil dan takut terjadi apa-apa, akhirnya Erza bergegas keluar mobil sambil membawa kopernya.
"Kau tau perpisahan apa yang menyakitkan selain ditinggal mati seseorang yang kita cintai" Perpisahan dimana kita mencintai seseorang, namun dia mencintai
yang lain. dan kita harus ikhlas berpisah dengannya, agar dia bahagia dengan apa yang dipilihnya."
?"?"?" "Akhirnya" tiba di hotel juga. Badan gue serasa remuk semua." Ucap Erza penuh syukur ketika masuk kamar dan langsung rebahan diranjang. Membuat Arny gemas
dan melempar bantal kearahnya.
"Lo tidur mulu dari tadi! Dasar Kebo lu Za." Ejek Arny.
Sebelum Erza membalas ejekan Arny, ponselnya mendadak berdering dari tas ranselnya. Erza? yang mendengar buru-buru bangkit dari tidurnya dan tertegun ketika
tahu siapa yang menelponnya, kemudian mengangkatnya.
"Hai sayang" udah nyampe Jogja yah?" Suara Nanda terdengar ramah dan penuh perhatian yang sangat membuat Erza seketika blank.
"Udah kok Sayang. Baru aja sih nyampe. Ada apa?"
"Jalan yuk sayang, kan kamu besok ke Jakarta, untuk hari ini deh." Pinta Nanda dengan suara memelas membuat Erza tak bisa menolak.
"Ok sayang. Kamu jemput atau gimana nih?"
"Ya jemput dong! Emang aku cowok apaan tega biarin pacar yang paling aku sayangi selain keluargaku jalan sendiri" Tunggu bentar yah sayang, I love you."
Ucap Nanda dengan penuh sayang lalu memutuskan telponnya. Membuat Erza garuk-garuk kepala sambil menatap ponselnya yang kedap kedip ada pesan masuk.
Nanda, Cungkring"s Boy
"Kamu nginap dimana sayang" Aku lupa nanya tadi. Habis excited banget sih kamu di Jogja." Pesan sms dari Nanda buat Erza tersenyum memaklumi sifatnya ?yang
ternyata masih sama, pelupa. Kemudian dia segera membalas sms Nanda dan terkirim.
"Arn?" Panggil Erza ketika melihat sahabatnya sekarang tiduran disampingnya.
"Lo mau jalan sama Nanda" Jalan aja Za. Gak papa kok. Kami ngerti."
"Tapi?" "Udah jalan sana. Lo mikirin siapa lagi?" Tanya Arny ketika melihat mendung dimata Erza.
"Enggak kok. Beneran gak papa" Lo nitip apaan?"
Tau siapa yang dipikiran sahabatnya, yang sukses membuat sahabatnya mempunyai sejuta ekspresi diwajahnya hanya sekali lihat, hanya seulas senyum yang bisa
Arny tampilkan diwajahnya, "Iya" Erza sayang.? Gue nitip apaan yah" Gak usah deh, tas gue ntar meledak lagi kalo gue nitip. Hahaha."
"Tas lo emang perlu meledak Ny. Wong lo bawa oleh-oleh kayak ngeborong isi toko!" Ejek Erza yang membuatnya ditimpuk bantal.
"Gue kan bawa oleh-oleh buat dibagi Za. daripada lo, beli oleh-oleh kayak dompet lagi krismon gitu, pelit! Udah gitu, tiap harga lo bandingin dan lo hitung
berapa totalnya sebelum beli! Alamak?"
"Wajar dong Ny! Gue gak mau kelihatan boros dan pas sampai di Jakarta, barang yang gue beli gak berguna, kan uangnya sayang. Mending nabung." Bela Erza
ketika sifat terlalu irit jadi bulan-bulanan Arny.
"Lo nabung dimana Za?"
"Di perut! Ya nabung di Bank, Arny! Lo kira gue nyimpan uang di kendi terus gue kubur gitu?"
"Iya" kan siapa tau kalo gue kehabisan uang, gue bongkar rumah lo. Siapa tau ada. Hahaha?"
Sebelum Erza hendak membalas ejekan Arny dengan kata-kata yang sudah diketik diotaknya, mendadak hpnya bergetar karna ada sms. Dan dia membacanya kemudian
meresponnya sambil tersenyum.
"Gue jalan dulu yah, Nanda udah didepan? katanya. Bye Arny." Pamit Erza sambil mengambil tas ranselnya.
"Iya" Bye Paman Gober. Eh salah, Nona Gober. Hahahaha?" Ejeknya puas ketika melihat Erza memasang wajah merajuknya.
"Bangga bener yah liat teman merana! diputusin Kak Rico baru nangis darah berliter-liter!" Gerutunya sepanjang jalan ketika mendengar suara tawa Arny samar-samar
terdengar yang cukup bikin merinding. ?dan ketika di depan Caf?, dia melihat Putra keluar Caf? dengan merangkul cewek yang seksi dan bohay dari dirinya,
yang jelas bukan Selvi, berjalan? kearahnya. Erza langsung menoleh pura-pura melirik yang lain ketika melihat kejadian dimana Putra mencium pipi cewek
entah beruntung atau sial itu tepat melewatinya.
"Erza?" Panggil Nanda di depan Resepsionis ketika melihat Erza berdiri mematung didepan Caf? dengan tatapan kearah lain. Dan membuat Putra yang rupanya
mendengar itu, ikutan menoleh kearahnya dengan tatapan mata yang dingin.
Erza yang mendengar suara Nanda, langsung ingin menghampiri namun urung ketika melihat Nanda rupanya lebih sukarela menghampirinya daripada dihampiri.
"Jalan sama siapa Put" Cewek lo yah?" Tanya Nanda ketika sudah berdiri disamping Erza sambil merangkul gadisnya? dan menatap cewek blasteran sangat cantik
?dengan pakaian baju seperti kemben bewarna merah dan kentat hingga membentuk tubuhnya yang aduhai dan rok mini yang semakin membuat kakinya jenjang itu
berdiri disamping Putra dengan tingkah terlalu agresif di banding cewek normal karna tak mau melepaskan lingkaran tangannya dipinggang Putra. dan sesekali
mencium pipinya hingga Erza yang melihat itu tepat dihadapannya, panas dingin.
"Tuh cewek siapa sih" Gue gak terima dia main peluk Putra seenaknya! Eh" tapi gue siapa Putra jadi marah?" Batinnya.
Putra yang melihat ekspresi Erza sudah panas dingin, tersenyum sinis "Hahaha" ya begitulah" Eh" mau jalan sama Erza yah" Having fun yah. Gue mau jalan
dulu ma dia, mau nyari kamar kosong. bye." Suaranya berubah menjadi bisikan namun terdengar sangat jelas ketika mengucapkan kalimat terakhir itu ditelinga
Nanda. Membuat Erza yang mendengar itu, langsung menarik tangan Nanda agar menjauh dengan wajah memerah menahan marah dan melotot ketika cewek yang menggandeng
Putra, menatap penuh ejekan kearahnya, seolah meremehkan.
"Udahan yuk jalan, lapar nih." Kata Erza dengan suara penuh paksaan karna tak tahan melihat cewek didepannya yang semakin merendahkan dirinya lewat tatapan
tajamnya. "Ayukh" sayangh" jalan lagi yukh"udah ?gak tahan nih pengen cium kamuhhh" hmm?" Desah Cewek itu sambil mencium pipi dan leher Putra yang tersenyum manis
kearahnya. dan Erza yang melihat itu, semakin menarik Nanda agar menjauh karna tak tahan.
Nanda yang mendengar itu tersenyum, entah apa artinya ketika mendengar bisikan Putra dan desahan cewek itu yang terdengar ajaib ditelinganya yang selalu
digunakan untuk hal yang baik-baik. "Oh" semoga lo nemu yah. Gue mau jalan dulu ma Erza. Bye Put." Pamit Nanda lalu merangkul tangan Erza keluar dari hotel.
Diikuti tatapan oleh mereka.
"Thanks Tasya atas bantuannya, sorry yah mendadak" Ucapnya penuh terima kasih sambil menatap? Anastasia, kakak Katherine yang sedang kuliah di Jogja semester
Akhir? yang buru-buru melepas rangkulannya dan menatap sinis.
"Anytime Put. Lo bikin gue serasa jadi cewek murahan didepan tuh cowok. Ancur image baik gue." Gerutunya sambil membenarkan bajunya yang dirasa menyiksa
dan Putra langsung melepas jaketnya kemudian disampirkan ditubuhnya.
"Lo pakai? jaket gue aja deh. Gak enak sepupu gue dilirik cowok cowok. By the way, Lo cantik juga pake baju ini yah. Bikin" " Goda Putra ketika melirik
sepupunya jadi pusat perhatian karna pakaiannya yang mengundang iman dan tertawa ketika melihat sepupunya cemberut.
"What"! How dare you!" Gerutunya sambil memakai jaket Putra dan menjitaknya dengan sekuat tenaga yang mungkin, akan membuat Putra semakin amnesia.
Flashback" "Tasya" lo dimana" Gue di Jogja nih, bantuin gue dong" Permintaan Putra bertubi-tubi tanpa jeda ketika Tasya mengangkat telponnya.
"Lo itu yah, udah nelpon disaat gue banyak tugas, neror lagi! Mau minta tolong apaan?"
"Sorry deh Tasya. urgent banget."
"Kok gue ngerasa gak enak yah dibalik kata "urgent" lo" Ada apaan?" Tanya Tasya berlapis curiga mendengar nada suara Putra yang sangat dikenalnya, penuh
kejutan yang membuatnya kehabisan napas dan rayuannya yang sukses membuatnya sebagai cewek dan sepupunya, bertekuk lutut untuk mengikuti ide Putra.
Putra langsung menceritakan tentang Erza dari awal hingga membuatnya galau tiada akhir dan idenya, sesuai perkiraannya, ?disemprot Tasya dengan omelan
yang notabene cewek baik-baik.
" Gue prihatin sama masalah lo, tapi bukan berarti lo nyuruh gue jadi cewek gak bener kan"! Lo sepupu gue apa bukan sih"! Enggak! Gue gak mau!"
"Ayolah Tasya" sekali aja deh" gue pengen dia cemburu, Gitu doang Tasya, gak lebih. Suer deh. Terakhir kali deh" janji."
"Lo bikin dia cemburu gak usah rusakin image gue dong!"
"Tapi Tasya" Cuma ini yang terpikir diotak gue. Please Tasya?"
"Otak lo mesum sih! Makanya itu doang yang ada dikepala lo!"
"biar Otak mesum, gue cowok baik-baik kale. ?Anastasia Paleazzo, Cuma lo yang bisa gue andalin. Ayolah cantik" please help me. You"re my angel and my sun.
just you baby. " Rayu Putra yang buat Tasya garuk-garuk kepala.
"Iya! Baik untuk dimusnahkan! Lo sadar gak sih permintaan lo itu bikin gue jadi cewek gak benar!" Omelnya menjadi-jadi karna tak bisa menerima ide Putra
dari sisi manapun. "Sya" please Sya" Kita kan sepupu. Masa gak saling bantu sih" Lo gak kasihan sama gue Sya" Gue udah amnesia, kehilangan cewek yang gue sayangi, masa lo
nambahin beban penderitaan gue sih?" Dengan suara memelas, Putra mengeluarkan jurus andalannya untuk merayu cewek seperti Tasya yang notabene takkan pernah
bisa menolak keinginannya.
"Itu mah derita hidup lo Put, bukan derita hidup gue!"
"Tapi Sya" ayolah" please?" Ucapnya dengan nada memelas. ?membuat Tasya menghela napas berat.
Heum".Ok deh"? Tapi ada syaratnya! Lo harus traktir gue makan dan nonton marathon di bioskop! Ok?" Pinta Tasya yang buat Putra melongo.
"Lo serius Cuma minta itu doang" Gue kira banyak. Hahaha."
"Oh" lo mau gue pesan banyak" Ok deh, gue mau lo beliin Tas Hermes yang paling baru, traktir gue beli buku kuliah, terus lo traktir gue makan ditempat
mahal, terus?" Tasya langsung mencerocos bak kereta api lewat.
"Stop Tasya! Lo mau buat gue gadai tiket pesawat supaya penuhin keinginan gila lo itu"! Lo kesini naek apaan" Taksi?"
"Bajaj! Yaiyalah gue bawa mobil! Lo oon gak sembuh-sembuh yah" Udah deh, alamat lo smsin aja, ntar gue samperin setengah jam lagi. Gimana?"
"Ok. Tasya" pake baju yang seksi yah, OK?"
"Sepupu saraf lo Put! Wokeh deh."
"Thanks Tasya, you"re my beloved cousin." Ucapnya penuh terima kasih.
"Iya" Gue jemput dimana nih?"
"Di Caf? hotel gue aja deh. Oke Tasya. Be careful yah."
"Yup." "Woy! Lo kenapa ngelamun, Sya" Sambil liatin gue lagi! Ayooo" lo kesengsem sama gue kan sekarang" Ingat Tasya, kita saudara sepupu, ampe kiamat gak mungkin
kita bisa pacaran." Ucapnya narsis buat ?Tasya tersadar dari lamunannya.
"Kalo cowok di Bumi ini udah pada musnah semua dan Cuma lo satu-satunya yang hidup, baru gue TERPAKSA naksir sama lo! Pede bener deh!" Gerutu Tasya dan
sebuah jitakan mendarat mulus dikepalanya.
"Lo kok sekarang hobi jitak sih Tasya" Kathy aja gak segitunya sama gue." Keluh Putra karna kepalanya yang malang selalu jadi sasaran jitak Tasya.
"Kathy itu ntar gue suruh jitak lo tiap menit, tiap detik! Kan dia nurut ama gue, kakaknya. Hahahaha?" Tawa Tasya yang sekilas membuat Putra teringat dengan
Erza. Dan membuat wajahnya langsung murung.
"Lo tau gak Sya" Sifat lo itu mirip kayak sifat Erza. Sama-sama ngomel kalo gue narsis. Kalo gue narsis, lo jitak kepala gue kan" Kalo dia enggak. Dia
mencibir panjang lebar gitu. Tapi gue suka. Sayang" gue ingatnya itu doang dari dia. Kasian banget kan gue?" Tanyanya hambar yang membuat Tasya prihatin
dengan keadaan sepupunya. Ditambah dia tau keadaan Putra sebelum amnesia dan apa hubungannya dengan gadis yang dia temui tadi dari Katherine.
"Suatu saat nanti lo pasti ingat kok Put. Eh" kita makan yuk! Gue lapar nih. Udah gini aja, Lo traktir makan minumnya, gue nonton. Gimana" Itung-itung
rayain lo mampir kesini, meskipun yah" ngerepotin gue akhirnya." Ucapnya penuh kesinisan dikalimat terakhir membuat Putra tertawa.
"Suara lo kayak gak ikhlas banget gue mampir yah" Udah" gue traktir lo aja deh semuanya, lo Cuma bawa gue kemanapun yang lo pengen. Ok?" Tawar Putra yang
buat Tasya langsung berbinar.
"Ok Putra! Yuk." Ajak Tasya penuh semangat dan menggandeng Putra keluar hotel.
"Sayang" kok kamu kelihatan ngelamun sih" Ada apaan" Kamu sakit?" Tanya Nanda cemas duduk berhadapan dengan Erza ?yang menatapnya focus namun pikiran kedunia
lain. "Itu cewek siapa Putra sih"! Putra juga nemu cewek itu dimana"! Arghhh!! Gue gak suka!"
"Erza"my beloved girl." Panggil Nanda sambil mengelus pelan pipi Erza dan membuat gadis itu langsung sadar akan lamunannya dan wajahnya memerah malu.
"Eum" Anu?" Erza sambil menggaruk kepalanya tak gatal dan menggigit bibir bawahnya, tanda dia salting dengan perlakuan Nanda yang dirasa sangat manis untuknya.
"Ada apa sayang" Kamu ada masalah?" Tanya Nanda penuh perhatian sambil menatap dalam Erza, cewek yang paling disayanginya.
Erza hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk dan langsung meminum susu coklat kesukaannya sambil menatap jalan Marioboro yang dipadati oleh manusia.
Mau tak mau membuatnya teringat tentang Putra, dan membuatnya galau.
"Minumnya pelan-pelan sayang" belepotan tuh. Sini ku bersihin." Dengan penuh perhatian Nanda membersihkan sisa susu coklat Erza yang ada dibawah bibirnya
dengan tangannya, membuat Erza semakin gugup dan malu.
"Ma"ka"sih?" Ucapnya terbata-bata saking malunya dan membuat Nanda tersenyum.
"Kamu pernah ke Angkringan ini Za sebelumnya" Ini Angkringan favoritku lo. Dan penjaganya ini, kenal banget sama aku. Hahaha?"
"Wah" Aku tau kenapa kamu dikenal baik sama pemiliknya, pasti kamu sering ngutang kan" Hahaha" Iya" sama Putra sih. Cuma berdua." Ucap Erza penuh semangat
ketika mengucapkan kalimat terakhir itu dan sedetik kemudian dia membelalakkan matanya karna sadar bahwa dihadapannya ini adalah Nanda, Pacarnya.
Nanda sadar dengan perubahan sifat Erza ketika menyebut nama Putra, hanya tersenyum walau dihati ada sepercik cemburu "Hahahha" aku anti ngutang Sayang"
Cuma ngebon aja sih sering. Hahaha" Oh yah" Terus kamu ngapain aja ma Putra?" Pancing Nanda untuk melihat reaksi Erza.
Erza tak sadar dengan pertanyaan Nanda, semakin semangat menceritakannya dengan tatapan berbinar-binar, seolah perjalanan dengan Putra itu adalah hal yang
paling menyenangkan dalam hidupnya dan semua orang harus tau itu. Membuat Nanda merasa terintimidasi oleh kehadiran Putra yang tak nampak disampingnya,
namun melekat diingatan. "Terus kamu senang?" Tanya Nanda untuk memberi jeda kepada Erza untuk bernapas karna saking semangatnya bercerita.
"Senang banget malah! Aku kan gak pernah naik Delman, terus dia ngajak naik Delman pas tau itu." Erza pun tersenyum ketika mengingat hal itu. Tak menyadari
Nanda dihadapannya mulai panas dingin.
"Kayaknya,Putra special banget yah buat kamu, Erza" Ucap Nanda dengan penuh penekanan setiap kalimatnya,? terdengar samar namun terasa bagi Erza yang langsung
terdiam. "Kenapa gue jadi keceplosan begini" Aduh?"
"Kamu cemburu sayang" Tenang aja sayang, dia Cuma temanku kok. Yang mesum. Hahaha?" Dengan suara berusaha tenang Erza menjawab ucapan Nanda sambil tersenyum
dan mengelus pipinya. Seolah elusannya mengatakan, "Dia tak ada artinya di hidupku. Untuk saat ini."
Nanda tersenyum mendengar ucapan Erza dan ikut meminum pesanannya dengan tenang sambil memegang tangan Erza yang mengelus pipinya kemudian menggenggamnya.
Dan Erza menatapnya dengan pandangan, entah apa namanya. Susah dijelaskan. Namun cukup membuat Nanda salting.
"Kenapa sih lihatin aku terus" Entar kamu semakin tergila-gila dengan aku looo" Hahhaha?" Candanya sambil mengelus pipi Erza pelan kemudian mencubitnya.
Membuat Erza merengut namun wajahnya merona malu.
"Ada ketemu Rani gak?" Tanya Nanda dan membuat Erza semangat menjawabnya. Melupakan segala kekakuan yang ada karna bingung dengan status dari bersahabat
menjadi sepasang kekasih.
Semakin malam, semakin rame suasana Jogja yang dipenuhi oleh Mahasiswa dan membuat mereka lupa waktu. Nanda yang melirik Jam tangannya, langsung kaget
melihat jarum jam menunjukkan angka 11 tepat. "Sayang, udah jam 11 nih. Pulang yuk."
"Hah" Wah" gak terasa yah. Yaudah deh?" Jawab Erza lalu menghabiskan minumannya.
"Aku bayar dulu yah." Kata Nanda sambil berdiri dari bangkunya dan CUP! Sebuah kecupan kilat mendarat bebas di bibir Erza yang membuat gadis itu kaget.
"Sorry" gak ada yang liat kan?" Respon Nanda dengan suara menggoda dan mengedipkan matanya ketika melihat Erza kaget.
Erza hanya menggelengkan kepalanya sambil mengelus bibirnya dan menatap Nanda di depan Kasir yang sesekali melirik dirinya. Membuatnya malu.
Setelah dirasa selesai urusan bayar-membayar, Erza pun menghampiri Nanda dan mereka pulang dengan naik motor CBR-X warna hitam punya Nanda.
"Gimana rasanya naik motor di Jogja Za?" Tanya Nanda dengan suara agak keras karna takutnya Erza tak mendengar dibelakangnya.
"Enak" tapi dingin?" Kata Erza sambil menikmati sepoinya angin malam menerpa wajahnya dan dia semakin mengentatkan pegangannya di pinggang Nanda yang agak
ngebut membawa motornya. Nanda hanya tersenyum mendengar jawabannya dan mengelus tangan Erza yang mengepal dipinggangnya dengan lembut dan semakin laju dia membawa motornya menuju
Hotel tempat Erza menginap.
"Za" Udah sampai tuh. Kamu tidur yah?" Tanya Nanda karna tak mendengar suara Erza dibelakang.
"Enggak kok. Cuma gak nyangka aja bisa nyampe dengan selamat. Soalnya kamu ngebut sih bawa motor. Bikin jantungan tauk!" Kata Erza sambil turun dari motor
Nanda dan memukul pundaknya pelan. Membuat cowok itu tertawa.
"Kalo aku bawa kamu, dijamin selamat Za. Aku gak mungkin kan nyelakain kamu? disini" Lagipula, Ini gak seberapa dengan ngebutnya aku kalo telat ngampus.
Lebih cepat dari ini. Hahaha"."
"Dari dulu ampe sekarang, kamu tuh gak pernah berubah yah. Hobi telat. Diubah dong sifat kamu, ntar kamu celaka, kan repot sendiri." Ucap Erza khawatir.
"Palingan kalo aku kecelakaan, kamu akan nyamperin aku kan?" Goda Nanda yang buat Erza tersenyum malu.
"Tergantung parah atau enggaknya. Kalo parahnya ampe kaki kamu diamputasi, baru aku datengin. Kalo enggak parah, Cuma lecet doang, ngapain?"
"Dasar jahat kamu yah! Besok ke Jakarta jam berapa?" Tanya Nanda sambil mengelus tangan Erza yang memegang tangan kirinya.
"Jam 10 pagi. Soalnya ketemu jadwal pagi sih." Keluhnya ketika teringat jadwal pulang.
"Yasudah" kamu masuk dan tidur sana deh. Maaf yah aku gak bisa nganterin kamu. Nanti, aku pasti akan Ke Jakarta kok, nemuin kamu." Hibur Nanda ketika melihat
murung diwajah Erza dan mengelus pipinya.
"Beneran" Ok deh. See you. Makasih yah sayang udah temanin aku di Jogja. Aku senang banget." Ucap Erza tulus dan berbalik masuk hotel, namun tangannya
ditarik Nanda. "Ada apa?" Erza memutar tubuhnya kearah Nanda dengan mimik bingung sambil melirik tangannya yang dipegangnya sambil tersenyum manis. "Imbalannya mana?"
Tagih Nanda yang buat Erza mengerutkan keningnya. Kemudian dia tersenyum setelah tau maksudnya.
"Imbalan apaan" Oh" kamu sekarang kerja sampingan jadi tukang ojek yah?" Tebak Erza ngawur. Bikin Nanda semakin nyengir.
"Iya" Tukang ojek buat kamu aja kok. Ayooo.. Aku ingin ini nih sebagai imbalannya." Kata Nanda sambil menunjuk pipinya sendiri, buat Erza yang tau apa
maksudnya, malu. "Ini jalan raya Nand, malu ntar ketahuan." Tolak Erza sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi sepi Erza" ayolah" sekali aja"."
"Tapi Nand, bukannya tadi udah?" Erza mengingatkan kejadian di Angkringan tadi yang membuat pipinya semakin merona.
"Ya sudah deh kalo kamu gak mau, gak papa kok. Aku pulang dulu yah." Ucap Nanda pura-pura kecewa dan melepas pegangan tangannya di tangan Erza. Membuat
gadis itu serba salah. Erza menghela napas berat sambil melirik kiri-kanan yang entah kenapa, menjadi sepi. Didukung keadaan yang sekarang lampu disekitar hotel agak remang-remang,
Seolah-olah mendukung keinginan Nanda yang terakhir.
"Semoga gak ada yang lihat, semoga gak ada yang lihat. Amien."
"Iya deh." Kata Erza akhirnya mendekati Nanda yang sudah siap jalan dan mencium pipi kiri Nanda dengan jantung berdetak tak beraturan. Karna selama ini,
dia jarang nyium cowok. Kalo dicium sih sering. Banget malah.
Nanda langsung memalingkan pipi kirinya yang dicium Erza dengan cepat dan memegang erat kedua lengannya dan mencium Erza dengan lembut dan sedikit paksaan
karna Erza berusaha melepasnya dan tak membuka bibirnya utuh. Namun, Nanda yang entah belajar dari mana, ?membuat Erza lemas dengan menghisap dan menggigit
permukaan bibir tipisnya dan semakin menarik dirinya ke tubuh Nanda. hingga akhirnya, dia pasrah membuka bibirnya dan menutup matanya seraya berdoa, semoga
aksi Nanda tak dilihat warga sekampung.
"Hhhmm" Nand" I can"t breath. hmm" Please stop. " Desah Erza sambil berusaha mendorong Nanda menjauh karna kehabisan oksigen dan semakin menggigit bibirnya
ketika Nanda beralih mencium lehernya dan menggigitnya pelan.
Nanda menatapnya lekat, lalu berbisik " just a 20 minutes, dear. after this, I"ll let you breath."Ucapnya sambil menggigit daun telinga Erza dengan pelan
kemudian menciumnya kembali sebelum gadis itu memberi penolakan.
Setelah dinilai lama dan takut semakin beresiko karna berciuman panas di depan umum, ?Membuat Nanda mau tak mau, melepas ciumannya di bibir Erza yang dirasa
sangat menggoda untuknya dan memberikan penutup indah dengan menggigit bawah bibir gadis itu dan menjilatnya pelan. Membuat Erza meringis. lalu Nanda melepas
pegangan tangannya di kedua lengan gadis itu sambil mengedipkan matanya ketika Erza membuka matanya dan menatapnya dengan wajah sangat memerah malu.
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Thanks yah sayang. I love you. Take care yah buat besok." Ucap Nanda sambil mengecup bibir Erza dengan cepat dan tersenyum.
"Iya" Love you too. Aku masuk dulu yah." Kata Erza langsung lari masuk dalam hotel. Meninggalkan Nanda yang tersenyum dengan tingkahnya dan akhirnya menjalankan
motornya dengan kecepatan ngebut.
"Ingin ku bunuh pacarmu, saat dia cium bibir merahmu
didepan kedua mataku aku cemburu." *Dewa 19 " Cemburu* Lagu Dewa 19 dari koleksi album dimobil Tasya seolah sangat mewakili perasaan Putra yang melihat secara langsung aksi nekat seorang Nanda yang selama ini
dia kira polos, ternyata lebih beringas daripada dirinya. Tasya yang juga melihat kejadian itu, langsung mematikan tape di mobilnya. ?karna dia juga ikut
merasakan perasaan Putra lewat lagu yang didengar.
"Put?" Tegur Tasya hati-hati ketika melihat sepupu labilnya hanya diam dan pandangan seketika kosong.
"Putra Eduardo Pradipta?" Ulang Tasya sambil mengguncang tubuh Putra yang tak merespon panggilannya.
"Gue mau ke Hotel dulu. Thanks ya Sya udah habisin uang gue." Kata Putra seolah sadar dengan kelakuan Tasya dan menatapnya. Namun kosong.
"Are you Okay" Lo gue anterin masuk gimana" Gue takut lo ngamuk Put."
"Really bad. Gausah Sya. Lo pulang sana. Cewek gak boleh malam-malam disini. Apalagi sama gue, habis lo entar."? Kata Putra sambil turun dari mobil Tasya.
Tasya membuka spion mobilnya dan menatap Putra khawatir. "Beneran" Lo jangan ngamuk yah?"
"Iyah Mama Tasya" Udah pulang sana. Thanks yah udah temenin gue. Lo memang sepupu yang paling ngertiin Sya." Ucap Putra tulus sambil mengacak rambut Tasya
dan tertawa ketika gadis itu merengut.
"Kita Cuma beda 2 tahun Putra! Oke deh" kalo ada apa-apa telpon aja gue. Bye Put. Thanks for all of this. Sorry if I spend much your money." Ucap Tasya
sambil menarik hidung Putra dan menjalankan mobilnya meninggalkan sepupunya sendiri. Ditemani remang lampu jalanan yang seolah menjadi lampu dihatinya
yang sudah durja, semakin menjadi.
Sepeninggal Tasya, Putra langsung masuk dalam hotel untuk melakukan satu hal, Tidur.
?"?"?" "Lo kenapa Za" dikejar siapa" kenapa ngos-ngosan?" Tanya Arny beruntun dan kaget karna melihat Erza masuk kamar dengan ngos-ngosan dan wajah memerah malu
sambil mengulum bibirnya.
"Wajah lo kenapa merah Za" Ayooo... Lo baru ngapain aja ma Nanda jadi merah gitu" Leher lo kenapa ada bekas gigitan tuh" Pasti..." Lanjutnya sambil memanyunkan
mulutnya yang buat wajah Erza semakin merah.
"Lo tidur gih sana! Lo itu anak kecil Arn, jadi gak boleh tau apa yang gue lakuin sama Nanda." Ejeknya sambil tertawa melihat wajah Arny mendadak cemberut.
"Gue punya KTP tauk! seenak dengkul bener lo bilang anak kecil! lagipula yah, gue udah pernah ngelakuinnya ma kak Rico! sering malah!" Ucap Arny berapi-api
karna tak terima dibilang anak kecil sementang tubuhnya mungil kayak kurcaci. sedetik kemudian, dia sadar apa yang diucapkannya dan menutup wajahnya sendiri
karna malu. "Owh... pantesan awet. gak taunya...."Erza mengikik dengan nada puas karna melihat temannya malu.
"Tauk ah gelap!" Kata Arny sambil berjalan menuju ranjangnya dan tidur pulas. membiarkan Erza yang sekarang terdiam duduk di sisi kiri ranjang sambil mengelus
bibirnya dan teringat akan kejadian tadi. dan wajahnya merah merona.
"AH! gue kenapa sih"! Udah Erza!." Teriaknya pada diri sendiri karna selalu mengingat hal itu. pusing, akhirnya dia merebahkan dirinya disamping Arny dan
tidur. Pagi Hari. 06.00 wib, Jogjakarta.
"Za... Udah kelar kan semuanya?" Tanya Arny ketika melihat Erza sibuk membereskan kopernya sekali lagi. takut ada yang tertinggal.
"Sip. Keluar yuk." Ajak Erza dengan memegang tiket pesawat ditangan kanannya, koper ditangan kirinya. diikuti Arny dibelakangnya.
Keluar dari kamar, Erza melihat Putra dengan yang lainnya asyik ngobrol didepan Cafe. membuat Erza teringat kejadian malam kemarin ketika Putra bersama
cewek lain begitu mesranya. membuat emosinya naik ke ubun-ubun.
"Kenapa Za?" Tanya Restu bingung melihat Erza berjalan kearah mereka sambil menatap Putra dengan ekspresi pengen ngamuk.
Putra yang sadar diliatin Erza sedemikian rupa, Cuma tersenyum dingin dan menatap dalam cewek yang baru saja melintas dihadapannya ketika Erza berdiri
didepannya. "Tuh cewek cantik kan Za" seksi gimana gitu... Gue godain ah..." Kata Putra tanpa tau malu langsung menyusul cewek yang sukses mengalihkan dunianya itu.
meninggalkan Erza yang melongo karna ditinggal pergi.
"Tuh anak kenapa sih Za" Kayaknya kumat lagi tuh penyakitnya." Keluh Restu ketika melihat diseberang sana, Putra sukses mendekati cewek yang sekarang seperti
kejatuhan durian runtuh karna didekatin Putra dan tukeran nomor ponsel. membuat Erza ingin melangkahkan kaki kearah mereka dan menjewer telinga Putra sampai
putus kalo tak ingat bahwa dirinya sekarang bukan siapa-siapa dia lagi.
Putra dengan coolnya berjalan menghampiri mereka yang takjub dengan tingkahnya. Hatinya puas ketika melihat Erza menatapnya sinis, seolah dia bisa membaca
tatapan Erza yang merupakan cermin hatinya bahwa dia cemburu dengan apa yang diperbuatnya. namun gengsi ngomong.
"Eh... Mas Novan datang tuh. udah Check Out kan?" Tanya Restu yang dijawab anggukan kayak anak itik nurut sama induknya.
Mereka pun menghampiri Mas Novan yang menunggunya di luar hotel dan berangkat menuju Bandara Adi Sutjipto.
"Arn... Lo duduk sama siapa?" Putra noleh ke Arny yang duduk disampingnya.
"Gue duduk sama Kak Restu dan Eva kak. kenapa?"
"Gue tukeran tiket dong. gue mau ngobrol sama Restu. ada yang mau diomongin. lo sama Erza. Gimana?" Tanya Putra yang buat Arny kaget.
"Tap...Tapi kak..."
"Ayolah Arn... Gue ada urusan sama Restu. lagipula Restu Ok aja kalo lo mau. please Arn." Harap Putra sambil menatap Arny yang bingung, separo ingin mengiyakan,
separo hatinya takut kalo keputusannya akan buat Erza terluka.
Erza yang mendengar dengan jelas permintaan Putra, menghela napas berat. "Udahlah Arn... Gue juga lagi pengen duduk bareng lo sama Jessi. udah lama gak
bareng kalian." Ujarnya seolah mengiyakan keinginan Putra untuk lepas darinya.
"Tap...Tapi Za..." Tolak Arny.
"Udahlah Arn... Gue lagi pengen sama lo dan Jessi. Lo gak mau gue duduk bareng kalian?" Tanya Erza balik dengan nada penuh intimidasi sambil berusaha tak
menatap balik Putra yang sedari tadi menatapnya dengan ekspresi tak percaya.
Arny yang merasa kalah, akhirnya menganggukkan kepalanya walau hatinya berat. "Iya deh kak." Ucapnya pasrah sambil menukarkan tiket pesawatnya dengan punya
Putra dan menghela napas berat. tak menyangka diposisi seperti ini.
Erza yang melihat itu, menatap Putra dan tersenyum samar kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.
Akhirnya, Mereka pun sampai ke Bandara Sutjipto, tempat mereka datang dengan pengalaman yang kosong, dan kembali lagi dengan membawa sejuta pengalaman
dan cerita, juga buah tangan untuk orang-orang yang mereka sayangi. Erza pun turun terakhir dari mobil dengan koper siap ditarik kemanapun dia mau. dan
tersenyum kepada Mas Novan. "Makasih yah Mas udah mau nganterin kami." Ucapnya tulus diikuti yang lain.
"Sama-sama Mbak Erza. saya juga senang karna bisa mengantar kalian ke tempat yang Mas tau. maaf kalau selama Mas kenal dengan kalian, ada tingkah Mas yang
buat kalian sebal, jengkel dsb."
Erza hanya tersenyum manis mendengar ucapan Mas Novan, "Enggak kok Mas. Erza malah gak ngerasa mas itu ngeselin. justru rame orangnya." Pujinya yang buat
Mas Novan serasa terbang? kalo tak melirik di belakang Erza, Putra melototinya.
"Ya sudah Mbak Erza, semuanya... hati-hati dijalan yah. Kalo mau ke Jogja lagi, telpon aja Mas. insyaallah Mas antarin kemanapun yang kalian mau." Tawar
Mas Novan kepada yang lainnya. membuat Arny, Jessi dan Eva kasak-kusuk dibelakang punggung Putra.
"Ntar kalo kita ke Jogja, Kita aja bertiga. gimana?" Tawar Jessi.
"Berempat dengan Erza dong!" Sahut Arny tak terima sahabatnya ditinggal.
"Iya... Kita berempat! Minus cowok! Ntar, Kita ke Mall yah... merana gue gak menginjakkan kaki di Mall Jogja." Keluh Eva yang selama 3bulan, tidak meninggalkan
jejak kaki di Mall manapun yang ada di Jogja. membuatnya galau.
"Otak lo mall mulu deh Va." Keluh Jessi yang rupanya bosan setengah mampus mendengar galauan Eva yang sangat dihapalnya dan menjadi racun buat telinganya.
Disaat temannya kasak kusuk merencanakan perjalanan yang entah kapan terjadi itu, Erza mendorong kopernya dengan tatapan lesu, seolah tak ada lagi yang
dapat membuatnya tersenyum. bahkan makanan sekalipun. membuat yang lain menghentikan percakapannya dan menepuk pundak Erza lembut agar semangat dan melangkahkan
kaki menuju ruang tunggu.
"Gue beli cemilan dulu yah, lapar." Pamit Erza kepada Arny dan yang lain ketika setengah jam menunggu pesawat.
"Jangan lama-lama Za. entar lo ketinggalan pesawat. 30 menit lagi kita berangkat." Arny mengingatkan ketika Erza mulai berjalan keseberang membeli banyak
cemilan berbau coklat, pelepas stres dan galaunya.
Erza pun celingak-celinguk mencari tempat strategis untuk duduk. ditempatnya sudah diduduki orang lain. ketika pandangannya ke arah Putra yang asyik membaca
buku, dia melihat kursi kosong diantara Putra dan seorang gadis cilik yang wajahnya bikin Erza gemes setengah mati pengen nyubit sedang memandang Putra
dengan tatapan penuh pesona. seolah Putra adalah pangeran baginya. membayangkan itu membuat Erza tersenyum geli dan duduk disamping Putra.
"Mau?" Tawar Erza ketika dia membuka bungkus cemilan yang isinya coklat itu ke Putra. tapi tak direspon.
"Yasudah kalo gak mau." Dengan suara dingin karna dicuekin, Erza menjawab maksud acuhan Putra dan menawarkan ke lain.
"Adek mau gak?" Tawar Erza manis ke gadis cilik itu yang sedari tadi menatap cemilan yang dia pegang.
dengan wajah malu-malu namun bikin gemes, dia mengambil cemilan di tangan Erza sambil menatap senang dan mengadu pada ibunya yang duduk disampingnya bahwa
dia dikasih cemilan. "Bilang makasih sayang sama tantenya..." Kata Ibu gadis cilik itu dan dia menurut. "Makasih tante." Ucap gadis cilik itu polos sambil memakan cemilan ditangannya
cukup membuat Erza shock berat.
"Emang gue sekarang tua banget jadi dipanggil tante?" Gumamnya dengan suara sangat shock yang membuat Putra hendak tertawa, namun ditahannya.
"Kalo seumuran lo wajar kali dipanggil Tante. Gue aja dipanggil Om." Sahut Restu yang duduk disebelah kiri Putra rupanya mempunyai telinga sangat tajam
karna bisa mendengar gumaman Erza yang hampir kayak bisikan.
Erza hanya mangut-mangut mendengar jawaban Restu menatap gadis cilik dihadapannya dengan wajah terpesona.
"Gue pengen deh suatu saat nanti, punya anak secantik dia. kan enak bisa gue dandanin. tapi gue nikah dan bikinnya sama siapa?" Bisik Erza sambil mengelus
rambut gadis itu. "Bikinnya sama gue Za. Kan gue termasuk bibit unggul." Ucap Putra yang membuat Erza menoleh ke arahnya dengan ekspresi kaget.
"Apa lo bilang?" Tanyanya seolah ingin memastikan bahwa tadi Putra ngomong. bukan imajinasinya.
Merasa keceplosan, Putra menatap Erza "Lupakan aja deh gue ngomong apa. gak penting buat lo ingat." Dan kembali fokus membaca buku. tanpa mempedulikan
hembusan napas kecewa Erza.
Suara Announcer terdengar nyaring membuat Erza tersadar dari khayalan dan mengelus rambut gadis cilik itu yang sekarang menghabiskan cemilan ditangannya
"Kakak pulang dulu yah. Dadah manis." Kata Erza pamit sambil mengacak dan mencubit pipi gadis itu, membuat Putra yang melihat kesenangan Erza terhadap
anak kecil, tersenyum. Erza pun naik ke pesawat diikuti yang lain, meninggalkan Jogja dan kenangan yang ada disetiap tempat dia hampiri. Dengan harapan semoga suatu saat nanti,
dia bisa mampir kembali untuk membuat kenangan baru. *jadi kangen Jogja*
Putra rupanya tidak main-main dengan rencana yang dibuatnya. Dia duduk dengan Restu dan Eva. Membuat Erza yang duduk diapit Arny dan Jessi menghela napas
berat sambil menatap Eva yang beruntung duduk disamping Putra dan? bercanda, ?sesekali Putra menggodanya hingga wajah cantik Eva bersemu merah merona.
Membuat Erza cemburu. "Gue boleh nyender gak Arn dipundak lo?"Pinta Erza dengan suara sedih, membuat Arny tak bisa nolak.
"Silahkan Za." Jawab Arny dan Erza langsung menyenderkan kepalanya di Pundak Arny dan tertidur.
?"?"?" "Za... kita sudah sampai di Jakarta." Kata Arny membangunkan Erza yang tertidur pulas disampingnya. dibantu Jessi.
"Za... ada cowok cakep tuh... bangun gih! ntar rugi lo gak liat!." Kata Jessi sambil tertawa.
"Mana" Cakepan mana dengan Putra?" Kata Erza ngigau dengan mata belum terbuka seutuhnya. membuat Putra yang saat itu lewat didepan mereka, berhenti mendadak.
"Dia ngigau kak. udah jalan sana! lo bikin macet!" Usir Arny sambil mendorong Putra menjauh karna jalan dibelakang Putra tertahan.
"Cakepan dia sih" udah lo buka mata deh Za." Kata Jessi yang rupanya kaget dengan jawaban Erza.
Erza pun membuka matanya dan mengedipkannya berkali-kali. Kemudian menatap mereka bergantian dengan tatapan bingung karna mereka menatapnya seolah dia
baru saja berubah jadi hantu. "Apa?"
"Enggak. Yuk keluar." Ajak Arny yang rupanya sadar dan langsung menarik mereka berdua turun dari pesawat
Erza pun menunggu kopernya nongol diruangan Bagasi sambil berdecak lidah karna kelamaan nunggu. Mengabaikan tatapan Putra yang menatapnya aneh dan sejuta
pertanyaan muncul dikepalanya.
Ketika melihat kopernya keluar bareng dengan ransel Putra, Erza langsung ingin mengambilnya, namun keduluan Putra " Koper lo berat. Entar jatuh, sakit
deh. Kan kasihan lo ntar." Kata Putra sambil mengangkat koper dan meletakkannya dihadapannya lalu berjalan keluar meninggalkan Erza yang melongo dibuatnya.
Namun tersenyum dengan perlakuan manis itu. Sambil bersinandung dia menarik kopernya keluar, diikuti dengan yang lain.
"Sayang" aku kangen kamu." Suara penuh mesra menyambut mereka di Pintu kedatangan kemudian memeluknya. Sukses membuat senyuman Erza berubah menjadi ekspresi
ketidak percayaan ketika melihat Putra membalas pelukannya, bahkan mencium kening Selvi tepat dihadapannya. Membuatnya ingin mati saat itu juga.
"Aku juga kangen sama kamu sayang." Balas Putra sambil menjawil hidung Selvi dan mengecup bibir Selvi kilat. Kakinya serasa lemas seketika dan langsung
ditarik Arny ke pinggir karna menutupi jalan.
"Erza?" Kata Katherine dengan suara prihatin mendekati Erza. Dia tau semuanya dari awal keberangkatan hingga kenapa Putra ngajak Selvi balikan. Dari Restu.
Erza tak merespon Katherine. Tatapannya kosong dan seolah jiwanya pergi entah kemana. Hanya Raganya yang masih menginjak Bumi. Menunggu disemayamkan bersama
sakit yang dia rasa. Erza pun langsung berjalan meninggalkan mereka, termasuk Putra yang menatap kepergiannya.
"Sekarang gue punya Selvi, Lo punya Nanda. Kita tak akan saling menunggu kan?" Bisik Putra ketika Erza lewat dihadapannya. Mengabaikannya.
Erza menghela napas berat, menahan air matanya yang hendak jatuh dan menatap Putra dengan tatapan yang diketahuinya, adalah tatapan tersakit yang pernah
dia lihat dari Erza. "Se"moga" kita bahagia dengan apa yang kita pilih. Putra." Dengan terbata-bata dan pasrah Erza mengucapkan itu dan Putra bersumpah
demi apapun, dia melihat Erza meneteskan air matanya. Namun keburu dihapusnya.
"Kami pulang dulu yah. Bye semuanya." Kata Reno langsung merangkul Erza dan melambaikan tangan kea rah yang lain. Diikuti Erza.
"Gue cabut dulu yah." Kata Erza dengan suara agak serak dan cipika-cipiki dengan yang lain sebelum pergi.
"Sabar Za." Ucap Arny prihatin. Karna diantara yang lain, Cuma dia tau gimana hancurnya hati sahabatnya itu.
"Gue kuat Ny." Ucap Erza sambil tersenyum dan berjalan menghampiri Reno yang siaga menarik koper dan membawa tas ranselnya.
Sepanjang perjalanan menuju rumah, Erza hanya diam dan menatap keluar dengan pandangan kosong. Reno pun tak berani mengusiknya. Dia membiarkan Erza sendiri
dan tenang. Karna dia tau sepupunya itu seperti apa.
?"?"" "Gue gak pernah sekangen ini dengan rumah kak." Erza membuka pembicaraan ketika mereka tiba dirumah lalu keluar untuk mengambil barang-barangnya. Dibantu
Reno. "Gue juga gak pernah ngerasain sesepi ini ketika lo tak ada selama 3 bulan. Dek." Kata Reno lembut sambil mengacak rambut Erza dan mereka masuk rumah bareng.
"Barang-barang lo gue taroh dimana dek?" Tanya Reno ketika melihat Erza terpaku di depan kolam renang.
"Udah berapa lama gue gak berenang sejak Putra pergi yah" Setahun" Dua tahun" Tiga tahun" Atau.. empat tahun?" Batin Erza.
"Erza?" Ulang Reno ketika melihat gadis itu tak meresponnya.
"Ehm" Eh" bantuin masuk kamar yah kak. Berat banget tuh. Erza gak sanggup ngangkat." Jawabnya dengan agak tergagap.
Reno sadar apa yang membuat sepupunya tergagap menjawab pertanyaannya tadi. Sadar siapa yang dipikirkan gadis itu. Hanya bisa tersenyum. "Ok deh. Dek"
kalo ada masalah yang lo gak bisa tahan lagi, jam berapapun lo pengen cerita, ketok saja kamar gue. Gue siap dengar curhatan lo dek." Sahut Reno sambil
mengacak rambut panjang Erza dan mengangkat kopernya ke kamarnya. Meninggalkan sang pemilik kamar tersenyum samar dan melemparkan pandangannya ke kolam
sebelum pergi menyusul kak Reno.
"Kak" Erza ada beliin oleh-oleh nih. Gatau muat apa enggak. Dicoba yah." Ucap Erza ketika Reno berdiri di blakon dan menghampirinya sambil membawa bungkusan.
"Apaan" Wah" thanks yah dek. Pasti muat kok." Jawab Reno sambil tersenyum.
"Iya kak. Kak" Erza mau ke bawah dulu yah. Udah lama gak berenang." Izin Erza yang buat Reno kaget.
"Lo mau berenang" Serius?" Ucapnya tak yakin.
Erza hanya menganggukkan kepalanya dan keluar dari kamar menuju kolam. Meninggalkan Reno yang prihatin dengan keadaannya sekarang.
"Semoga lo kuat dek. Gue yakin lo bisa hadapin semua ini." Bisik Reno sambil mengawasi Erza di tengah kolam. Hanya diam, tak ada gerakan.
Tanpa diketahui Reno, Erza sebetulnya menangis di kolam. Teringat semua perlakuan Putra di tempat ini,?? hal yang paling dia rindukan, namun berbalik menyakitinya.
Erza pun menyelam.? menahan napas dalam air sekuat dia mampu. Agar semua sakit yang menghimpit perasaannya, larut bersama air mata yang terus menerus mengalir
deras dan bercampur dengan air kolam renangnya yang dipenuhi kenangan Putra yang silih berganti memasuki alam pikirannya.
"Tak bisa, aku melupakanmu"
walau kau bukan milikku lagi.
Tak bisa, Aku hidup tanpamu
terbiasa" kau perhatikan aku.
Bagaimana" Nasib cintaku
Hatiku masih, hidup diragamu
masih saja, Aku menganggapmu
Aku pasanganmu" Seperti dahulu." *Rini Idol : Mimpi besarku*
"Erza" Erza!" Teriak Reno cemas dari atas karna melihat Erza lama tak muncul dari air, sedangkan hujan turun dengan sangat deras.
Takut terjadi apa-apa dengan sepupunya, Reno bergegas turun ke bawah.
?"?"?" "Erza" Erza" bangun Za?" Panggil Reno cemas di ruang tamu setelah menggendong Erza yang lemas di kolam renang karna tak sadarkan diri.
Perlahan, gadis itu membuka matanya dan melihat Reno langsung tersenyum dan memeluknya penuh syukur.
"Jangan lakuin hal bodoh kayak tadi yah?" Pinta Reno yang hanya dijawab anggukan lemah Erza.
"Sorry kak. Erza?" Ucapannya terhenti dan dia menangis tersedu-sedu dipelukan Reno.
"Kalo lo gak sanggup ngomong, nangis aja di pelukan gue. Gue mau kok." Ucap Reno sambil mengelus rambut Erza yang basah dan semakin erat memeluk supaya
dia tak kedinginan. "Kenapa kak" semuanya?" Isaknya lemah dengan bibir bergetar karna kedinginan. lelah menangis, akhirnya dia tertidur di pelukan Reno.
Melihat Erza tertidur dipelukannya, dia langsung menggendongnya ke kamar dan memanggil Mpok Surti. "Mpok" gantiin baju Erza yah. Dia ketiduran tuh pake
baju renang. Takutnya masuk angin." Perintah Reno yang langsung dijawab senyuman oleh Mpok Surti.
"Siap Mas Reno." Dengan gaya ala upacara 17an, Mpok Surti langsung masuk kamar Erza dan menutupnya. Meninggalkan Reno yang langsung masuk kamar dan tidur.
"Sorry Erza?" Hanya itu yang bisa diucapkan Putra ketika teringat bagaimana sakitnya Erza menatap dirinya pada saat dia bersama Selvi.
"Kak?" Panggil Katherine ketika melihat Putra termenung di balkon, padahal hari hujan deras.
"Kalo ada cara yang lebih lembut dari ini, akan gue lakuin Za. Asal gue gak pernah melihat tatapan lo seperti siang tadi. Tatapan lo bikin gue ngerasa
bersalah banget Za.? Lo nyiksa gue." Lanjutnya tanpa mengetahui, Katherine mendengar ucapannya dan ikutan melamun.
?"Kayaknya gue punya ide agar lo bersama Erza lagi kak. Tunggu tanggal mainnya." Bisik Katherine penuh semangat? dengan ide menari-nari di kepalanya, siap
untuk didiskusikan dengan pacar tersayang, Restu. Dan meninggalkan Putra yang masih galau.
?"?"?" 1 tahun setelah mereka selesai KKN, tak ada saling tegur, saling menggoda. Yang ada hanya kebisuan yang mendominasi mereka. Seolah-olah tak ada yang saling
kenal. "Halo sayang?" Erza mengangkat ponselnya yang berdering pada saat dia mengerjakan tugas di kelas berdua Putra dengan posisi duduk berjauhan.
Putra hanya bisa mengepal tangannya yang dingin ketika mendengar suara Erza yang terdengar manja dan wajahnya yang merah merona karna dirayu Nanda, semakin
membuatnya emosi. "Sayang?" Entah keberuntungan atau kesialan, Selvi langsung masuk dalam kelas Putra dan memeluk cowoknya dari belakang sambil meletakkan kepalanya di pundak
lalu mencium pipi Putra. Membuat Erza yang melihat kejadian itu, langsung memalingkan wajahnya kea rah lain. Dan matanya terasa basah, namun ditahannya.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Nanda cemas karna suara Erza berubah menjadi agak serak, seolah dia menahan sesuatu.
"Aku gak papa kok sayang" beneran." Ucapnya dengan suara berusaha normal agar tak ada yang curiga.
"Kamu sakit?" Tanya Nanda mulai curiga dengan perubahan suara Erza.
"Enggak kok sayang."
"Putra" kita jalan yuk. Aku bosan lihat kamu selalu berkutat dengan buku. Kamu itu pacaran dengan buku atau denganku sih?" Ucap Selvi dengan suara agak
keras dan dimanjakan agar Erza mendengar. ?Dan usahanya berhasil. Karna Erza menatap kearahnya dengan tatapan terluka.
"Kamu aneh deh sayang, masa sama buku dicemburuin" Jalan" Aku nyelesain ini dulu yah. Sebentar lagi." Ucap Putra lalu menepuk pipi Selvi dengan lembut.
Membuat Erza yang melihatnya, langsung memalingkan wajahnya lagi.
"Nanda jauh lebih baik dan tak mesum kayak Putra. Lo dari dulu ingin itu kan?" Suara hatinya? Erza mengingatkan.
"Nanda memang jauh lebih dari Putra, tapi" ada sesuatu yang Nanda gak punya, tapi Putra sangat punya itu." Suara hatinya yang lain membela Putra.
"Seandainya dia tau gimana sakitnya perasaan gue.." Bisik lirih Erza di telpon, membuat Nanda kaget.
"Erza, Kamu kenapa?" Suara Nanda terdengar di telpon, membuat Erza kaget dan langsung sadar dengan apa yang diucapnya.
"Mampus gue!" Rutuknya dalam hati.
"Apaan Nand" Enggak kok" enggak. Eh udah dulu yah sayang. Aku mau masuk kelas dulu. Bye. I love you. Muah." Ucap Erza cepat agar Nanda tak bisa merespon
dan langsung mematikan ponselnya.
Nanda, My Boy. "Kamu kenapa sayang" Siapa yang sakitin kamu?" Pertanyaan Nanda bersarat khawatir terpampang jelas di pesan masuknya. Erza menghela napas sedih dan memilih
mengabaikannya. sesekali Putra melirik Erza dengan wajah cemas karna gadis itu terlihat murung dan pucat beberapa akhir ini. Selvi yang menyadari Putra tak focus padanya,
langsung berdiri menutup akses Putra melirik Erza dengan tubuhnya. "Bagaimana sayang" Kita jadi jalan kan" Ayolah" sekalian merayakan 1 tahun kita balikan."
Rayu Selvi. Sempat dilihatnya Erza berdiri dan langsung keluar dari kelas sambil berlari, membuat Putra terdiam dan menatap Selvi "Aku tak bisa sayang ternyata. Hari
ini tugasku numpuk. Kamu kan tau? aku sebentar lagi mau lulus. Kapan-kapan aja yah" Aku janji deh" akan temanin kemanapun yang kamu mau." Bujuknya ketika
melihat wajah Selvi merengut, namun tak menolak keputusannya.
"Yaudah deh. Aku keluar dulu. Bye sayang." Ucapnya sambil hendak mencium pipi Putra, namun Putra berpaling kea rah lain, membuatnya tersenyum dan mengacak
rambut Putra lalu keluar dari kelas.
Sepeninggal Erza dan Selvi, Putra melepas kacamatanya kemudian berjalan menuju jendela kelasnya yang mempunyai akses langsung ketaman. Dia melihat Erza
duduk termenung sambil melempar batu ke kolam dengan tatapan kosong. Seperti dirinya. "Sampai kapan Za kita terus begini" Gue gak sanggup lagi." Bisiknya
kemudian memutuskan untuk keluar dari kelas.
?"?"" Di Kampus UGM" "Nand, kenapa lo?" Tegur sahabatnya ketika melihat Nanda, melamun di pohon yang rindang sambil memegang hpnya.
"Gue gak tau nih. pacar gue gak ada balas sms daritadi. bikin bingung aja." Keluhnya sambil berharap Erza membalas pesannya, agar dia tenang.
"Ciee... siapa pacar lo" Si Erza kan" ckckck... sibuk kali. Eh... gue masuk kelas dulu yah. Bye Nanda." Pamit temannya dan meninggalkan Nanda sendiri.
"Siapa dia yang lo maksud,Erza" Putra" ?apa hubungan kita selama ini tetap tak bisa hapusin dia dari hidup lo" Apa gue udah terlambat?" Ucapnya lirih sambil
menikmati angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya dan membuatnya teringat kejadian demi kejadian, dimana Erza selalu bersemangat setiap menyebut nama Putra
hanya dengan sekali pancing, dimana dia bisa merasakan perbedaan yang sangat kontras antara memanggil namanya dengan sebutan sayang, dan nama Putra dengan
sumpah serapah, namun tebersit entah apa namanya... perasaan sayang yang disembunyikan.
Flashback... "Sayang?" Panggilnya mesra ketika Erza mengangkat telpon.
"Iya sayang" ada apa?"
"Aku kangen kamu" sangat kangen malah." Gombalnya yang membuat gadis itu, tertawa di seberang sana.
"Erza" Ntar habis ini gue pinjam Flashdisk Putra dari lo yah." Panggilan itu mengalihkan pembicaraan Erza dari Nanda, namun dapat mengubah semuanya yang
disembunyikan.
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Flashdisk Putra yah kak" Oke deh. Tapi jangan diilangin yah Flashdisknya. Kan sayang. Hahahaa?" Jawabnya dengan nada riang, seolah-olah itu hal menyenangkan
untuknya. "Dari siapa sayang?" Tanya Nanda ketika dirasa Erza sudah berada jangkauannya.
"Dari kak Restu. Dia mau pnjam flashdisk Putra tapi keduluan Erza, yaudah deh. Padahal aku takut kak Restu minjem, soalnya punya Putra sering hilang sih.
Kan sayang?" Jawabnya dengan nada penuh khawatir..
"Emang Flashdisk Putra segitu pentingnya yah jadi kamu khawatir banget kalo flashdisk dia hilang?"
"Penting banget malah Nand! Soalnya semua file-file dia ada disitu semua. Dia kalo hilang kelimpungan sendiri, jadi aku copy semua file dia di laptop.
Jadi kalo ilang lagi, gak ribut lagi." Jelasnya dengan penuh semangat, kontras pada saat mengangkat telpon Nanda.
"Oh" jadi Putra sangat istimewa banget untukmu yah sampai repot-repot bikin copyan segala." Ucapnya dingin.
"Isti" Eh udah dulu yah sayang, aku mau masuk kelas dulu. Bye." Ucap Erza cepat seolah menghindar dan langsung memutus telpon.
Nanda menghela napas berat ketika teringat percakapan kemarin itu. Membuat buktinya bertambah bahwa seberapa perhatian pun dia dengan Erza, takkan bisa
mengubah posisi Putra dihati gadis itu.
seketika Nanda membelalakkan matanya maksimal ketika melihat seorang gadis, yang sangat dikenalnya lewat dihadapannya. Dia mengucek-ucek matanya agar memastikan
matanya tak katarak mendadak. Kemudian berlari mendekatinya. "Lo?" Ucapnya shock? karna melihat penampilan gadis itu yang serba sopan. Berbeda pada saat
dia pertama kali bertemu.
"Iya" ada apa yah?" Tanyanya seolah tau apa dipikiran cowok yang memegang tangannya dan tersenyum.
"Lo cewek yang bareng Putra kemaren di hotel kan?" Tanya Nanda shock.
Tasya tersenyum, kemudian berkata "Kayaknya kita harus bicara deh. Ada yang mau gue jelasin ke lo."
"Tentang apaan?"
"Tentang semuanya yang gak lo ketahui. Itung-itung memperbaiki image gue yang ancur lebur didepan lo." Ucapnya dengan nada jengkel di kalimat terakhir,
membuat Nanda tersenyum. "Boleh. Bagaimana kalo disini saja?" Tawarnya sambil menunjuk pohon tempat dia bergalau ria.
Tasya kelihatan berpikir, kemudian tersenyum "Bagaimana kalau di kantin" Gue belum makan soalnya."
Nanda hanya mengangguk dan berjalan beriringan dengan Tasya. Cewek entah siapa baginya, namun yang dia yakini, akan membuka sekat yang selama ini menjadi
pembatas yang tak terlihat, namun semakin menebal antara dirinya dan Erza.
"Mau?" Tawar Putra sambil menyerahkan sebotol Coca-Cola hingga mengenai pipi Erza. Dan membuat gadis itu kaget dan langsung beres-beres.
"Gue cabut dulu yah. Bye." Ucapnya terburu-buru dan berjalan melewatinya, namun terhenti karna Putra memegang lengannya erat.
?"Sampai kapan lo menghindar Za?" Tanyanya dengan tatapan ke Erza yang berpaling kearah lain.
Erza terdiam dan menatap sekelilingnya dengan perasaan nanar, jujur dalam hatinya pun dia bertanya, sampai kapan akan menjalani hubungan yang menyiksa
batinnya. Sampai kapan dia selalu berpura-pura bahwa Nanda adalah seseorang yang membuat hatinya selalu tersenyum. Karna pada kenyataannya, hatinya tersenyum
hanya untuk satu nama, Putra. Cowok yang memegang tangannya sekarang.
"Jawab gue, Erza. Sampai kapan?" Tanyanya dan dengan sekali tarik, Erza sudah ada dihadapannya. Dan Putra mengangkat dagunya agar focus menatap kearahnya.
Erza menjawab dengan gelengan. "Jangan tanyakan ke gue. ijinin gue pergi, Putra. Nanti pacar lo marah kita berdua ditempat seperti ini. Lagipula, Gue udah
punya pacar Put. Please?"
Putra melepas pegangannya di lengan Erza, lalu menatapnya "Lo gak akan bisa bohongin perasaan lo ke gue Za. Walau gue amnesia, gue mulai bisa ingat sama
lo." Ucapnya tenang. Namun membuat Erza kaget.
"Maksud lo?" Tanyanya bego, namun dijawab Putra dengan pergi meninggalkannya. Membuat Erza frustasi.
"Maksud lo apa Putra"!" Teriaknya. Walau dia tau percuma. Karna Putra semakin meninggalkannya.
"Lo tau Put, gue gak akan sanggup mengakhirinya. Meskipun gue ingin." Ucapnya lirih sambil bersandar di pohon dan meneteskan air matanya.
Putra yang mendengar teriakan Erza dari kejauhan, hanya bisa tersenyum samar. "Kalo lo tak bisa mengakhiri ini, gue yang akan mengakhirinya, Erza."
Setelah puas menangis, Erza pun berjalan meninggalkan taman dan memutuskan pulang kerumah. Mencari kedamaian.
?"?"?" "Aku bisa terima, meski harus terluka
karna ku terlalu, mengenal hatimu.
Aku telah merasa, dari awal pertama.
Kau takkan bisa lama, berpaling darinya."
Tasya terdiam setelah hampir separuh waktunya menjelaskan semua yang dia ketahui tentang Putra dan Erza kepada Nanda. Sampai merelakan kelas berikutnya
agar semuanya jelas, tak ada yang saling merasa tersakiti karna ego masing-masing.
"Gue gak akan pernah nyangka kalo gue yang menghancurkan hubungan mereka." Ucapnya lesu.
"Jangan salahin diri lo sendiri Nand. Nurut gue gak ada yang salah disini. Lo gak salah suka dan pacaran sama Erza, dan dia juga gak salah terima lo, Nand."
Hiburnya. "Seharusnya gue dari dulu sadar, kalo hati dia bukan ntuk gue. tapi ntuk Putra."
"Lo sadar, tapi lo gak peduli kan?" Tembak Tasya sambil menatap lekat Nanda, persis menginterogasi pasien. Membuat Nanda tersudut.
"Iya. Karna gue sayang sama dia. Dan sayang gue ternyata gak bahagiakan dia, tapi malah nyakitin."
Tasya mendengar jawaban Nanda sambil memutar sedotannya dan bertopang dagu. "Terus lo mau bagaimana sekarang setelah tau masalah ini" Tetap pertahankan
dia atau lo lepasin dan biarin dia sama sepupu gue?"
Nanda terdiam mendengar pertanyaan cewek didepannya ini. "Kalau gue pertahankan" Gue bisa buat dia lupakan Putra."
Tasya menghela napas dan menatap Nanda "Gue tau lo akan jawab begini, Nanda. Gue gak bisa nyuruh lo untuk mutusin dia. Karna apa" Gue tau lo sayang sama
dia. Banget malah. Tapi please, buka hati lo sedikit saja untuk melihat semuanya. Gue cewek, Nand. Dan gue tau perasaan Erza ma sepupu gue bagaimana. Dia
sayang banget. Tapi bukan berarti dia gak sayang sama lo. Dia sayang, Cuma dia gak bisa artiin sayangnya itu. Lo gak buruk buat Erza Nand, tapi" dia sayangnya
sama sepupu gue. walau ancur gimanapun." Tasya menjelaskan dengan panjang lebar.
"Cinta tak harus memiliki, Nand. Gue tau lo sakit. Tapi perasaan gak bisa bohong. Sesayang apapun lo sama Erza, kalo dia sayang sama Putra, sayang lo gak
ada artinya. Yang ada, dia semakin tersiksa karna dia bersalah selalu nyakitin lo dengan cara menyayangi cowok lain." Lanjutnya membuat Nanda semakin terdiam.
Membenarkan setiap perkataan Tasya.
"Gue" akan lepasin dia. Kalau itu, bisa membahagiakan Erza." Putusnya dengan nada berat.
Tasya menggenggam tangan Nanda dan tersenyum. "Lo putusin dari hati lo Nand. Jangan ada kata terpaksa. Lakukan dengan ikhlas. Maka semuanya akan baik saja."
Ucapnya. Nanda tersenyum mendengar ucapan Tasya. "Thanks yah. By the way, gue lupa nanya, nama lo siapa" Kok lo bisa tau nama gue?" Tanyanya beruntun.
Tasya mengulurkan tangannya kea rah Nanda "Nama gue Anastasia Paleazzo, lo panggil aja Tasya. Gue tau nama lo saat kita ketemu di hotel, Erza nyebut nama
lo. Dan gue kaget aja ternyata kita satu kuliah. Lo ambil jurusan apa"
"Gue ambil Psikologi. Lo?" Tanya Nanda balik.
"Serius" Gue juga ambil Psikologi. Tapi mau semester akhir." Jelas Tasya dan berikutnya, terjadi diskusi seru antara mereka.
?"?"?" Setelah satu jam berdiskusi dengan Tasya. Gadis itupun pamit. "Gue pulang dulu yah. See you." Ucapnya ramah sambil berdiri dan tersenyum.
Nanda pun membalas senyumnya. "Yup. Hati-hati yah Sya. By the way, thanks udah ngasih tau semuanya." Ucapnya tulus.
Tasya tersenyum ramah "Ya. Lo pikirin baik-baik Nand apa yang gue bilang." Ingatnya dan meninggalkan Nanda yang termangu sendirian.
"Kalo gue gak bisa lepasin Erza, gimana Sya" Gue sayang sama dia." Ucapnya sambil memikirkan sebuah keputusan dan mengingat semua omongan Tasya tentang
hubungan mereka. Asyik-asyiknya melamun, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Nanda pun kaget dan tersenyum ketika tau siapa yang menelponnya. Disaat dia sudah yakin dengan keputusannya
untuk mengikat gadis itu lebih erat lagi.
"Iya sayang?" Ucap Nanda mesra ketika mendengar suara lembut Erza menyapanya.
"Gak papa kok sayang. Aku kangen aja pengen nelpon kamu. Kamu sibuk yah" Udah makan belum?" Tanya Erza perhatian.
"Aku gak sibuk kok. Erza" kamu lagi ada dimana?"
"Aku dirumah sayang. Baru pulang. Ada apa"
Nanda menghela napas, "Sayang" aku boleh ngomong sesuatu?" Tanyanya.
"Boleh kok. Mau ngomong apa Nand"
"Kamu sayang gak sama aku?" Tanya Nanda yang cukup membuat Erza terdiam cukup lama ditelpon.
"A"ku sayang kok sama kamu. Kenapa" Kamu mikir aku selingkuh yah?" Tanyanya balik sambil melempar lelucon.
Nanda tersenyum mendengar jawaban Erza. "Enggak kok. Aku percaya kamu gak selingkuh. Bu the way" minggu depan aku mau kejakarta Za." Jawab Nanda.
"Ke Jakarta" Ngapain?" Suara Erza terdengar cukup senang di telinga Nanda. Walau sebenarnya, Hati Erza tak berkata demikian.
Nanda terdiam cukup lama. Sambil memikirkan keputusannya sekali lagi. Semoga keputusan gue benar."
"Aku mau melamar kamu, Erza Noor Assifa. Aku mau, kita tunangan. Kamu mau kan?" Tanyanya yakin bahwa Erza mau menerima lamarannya yang sangat tak romantic
ini. Erza langsung terdiam mendengar ucapan Nanda. Tak tau harus ngomong apa. "Aku?"
"Serius?" Erza tak percaya dengan pendengarannya sendiri. Bahkan dalam hatinya berharap salah dengar.
??????????? "Aku serius sayang. Will you?" Nanda mengulang lamaran itu sekali lagi. Dengan harapan dihati, pengabaian atas kenyataan yang menyakitkan dari
Tasya. ??????????? Erza terdiam mendengarnya. Matanya menatap langit, meminta jawaban.
??????????? "Aku gak tau,Nand." Hanya itu yang bisa dia ucapkan. Bernada jujur, tak ada kebohongan.
??????????? Nanda mendengar jawaban Erza, hanya bisa terdiam. Baginya, jawaban itu bermakna penolakan gadis itu secara halus. Namun dia tak ingin menyerah.
Selama Erza dalam dekapannya, takkan ada yang bisa merebutnya, bukan Putra, bukan siapapun. Walaupun dalam hatinya berkata, sejak awal, dia kalah total
dari Putra. Namun tak ingin mengakuinya. "Aku tau kamu ragu sayang. Minggu depan aku akan temui orang tuamu, yakinin hatimu." Nanda mengucap pasti.
??????????? Erza hanya bisa tersenyum walau tau Nanda takkan bisa melihat senyumnya itu. Bahkan dia tak ingin Nanda melihat senyumnya itu. "Kamu bakal
nginap dimana, Nand?" Erza bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.
??????????? "Aku nginap dirumah tante Fanny di Senayan."
??????????? Erza mengangguk dan menarik napas dalam-dalam. Entah kenapa, malam ini membuatnya serasa susah bernapas bebas. "Oh begitu... Sayang, aku tidur
dulu yah. Udah ngantuk nih. Bye sayang." Pamitnya.
??????????? "Bye juga sayang. Have a nice dream, my Lullaby. I love you." Nanda mengucapkan selamat tidur dengan penuh sayang.
??????????? "Have a nice dream too sayang." Erza membalas ucapan Nanda dan mematikan ponselnya lalu melemparnya kekasur dan berjalan menuju balkon. Sekedar
menghilangkan gundah yang semakin mengaduk-aduk hatinya.
??????????? "Oh God, Moon, Stars, Please, Help me. Show the best way." Harapnya sambil menatap langit malam yang cerah ditemani bulan sabit dan bintang.
??????????? Asyik melamun,? Erza tak mendengar Reno masuk kekamarnya dan berdiri disampingnya. "Dek... Tidur yuk. Ntar sakit loh." Reno merangkul Erza
dan menariknya pelan agar menjauh dari balkon dan menutup pintu.
"Langitnya cerah yah kak. Gue pengen liat lagi. Sekaliiii... aja."
"Ntar lo sakit Za. Lo kan gak tahan udara dingin. Mending lo tidur deh." Bujuknya sambil menyuruh Erza tidur dan menyelimutinya lalu duduk disampingnya.
"Kak... Nanda tadi nelpon. Ngajak gue tunangan." Curhatnya ketika Reno asyik mengelus rambutnya. Membuat dia teringat perlakuan Putra ketika mereka masih
serumah. Ketika dia ketakutan atau susah tidur.
"Terus" Lo mau?" Reno menghentikan kegiatannya dan membiarkan Erza duduk disampingnya.
"Gue gak tau kak." Erza menjawab sambil memilin tepi selimutnya dan mengulum bawah bibirnya.
"Kok gak tau Za?" Reno mengerutkan keningnya. Tak biasanya Erza ragu dengan keputusan yang tepat dihadapannya.
??????????? Erza menjawab pertanyaannya dengan menangis dan membuat Reno berinisiatif memeluknya agar dia bisa menangis sepuasnya. Mencurahkan isi hatinya
disetiap isakannya. Dan Reno menenangkannya tanpa banyak kata-kata.
"Putra yah?" ??????????? Erza mengangguk dan menghapus air mata yang masih menetes pipinya dan melepas pelukannya lalu menatap Reno. "Erza... jujur sama gue sekali
aja. Lo sayang siapa?" Reno mengajukan pertanyaan yang sudah setahun ini menjadi bayangan dalam hidupnya.
??????????? Erza terdiam lalu menghela napas. "Gue gak bisa milih kak. Gue sayang keduanya." Akunya.
??????????? Reno tersenyum. Kemudian menggeleng. "Lebih tepatnya, lo sayang siapa?"
??????????? "Gue sayang sama Putra kak." Jujurnya. "Tapi.. gue juga sayang sama Nanda." Lanjutnya terburu-buru.
??????????? "Erza... Kalo lo sayang keduanya, kenapa lo lebih memilih Nanda" Apa karna dia mantan pacar lo waktu SMP" Atau karna dia sahabat lo yang baru
ditemukan setelah hilang 4 tahun" Atau..." Reno sengaja menggantungkan pertanyaan terakhirnya dan tersenyum ketika Erza mengerutkan keningnya.
??????????? "Atau apa kak.?"
????????? "Lo lebih tau yang terakhir itu daripada gue, dek."
??????????? Erza menghela napas berat. Dia tau maksud Reno yang terakhir itu. Berhubungan dengan rahasianya yang dia simpan selama setahun ini, rahasia yang hanya
Tuhan dan dirinya saja yang tau. Rahasia yang ikut menyalahkan dirinya. "Jujur kak, Gue terima Nanda karna pelarian gue akan Putra. Gue gak bisa terus-terusan
digantung kayak gini. Dia cium gue, peluk gue, panggil sayang dan sebagainya. Tapi kami gak ada kejelasan hubungan kak. Teman, gak mungkin. Pacaran, dia
gak pernah bilang "Erza, will you be my girlfriend?" Gue merasa digantung kak. Kompromi dengan kata Amnesia membuat gue lelah kak." Erza menarik napas
lalu menatap Reno yang siap mendengar rahasianya. ?????? "Tapi bukan berarti gue gak sayang sama Nanda. Gue sayang kak. Waktu dia nembak gue, gue gantungin
selama seminggu. Selama itu gue mikir, mencari apakah gue ada rasa sama dia, sekecil apapun. Ketika gue menemukannya, gue langsung bilang iya. Tanpa pernah
gue sadari, kalo perasan sayang itu bukan sebagaimana sayang seperti gue ke Putra. Gue merasa bodoh kak. Merasa seperti ikan yang lihat umpan menggantung
di kail lalu menyambarnya tanpa memikirkan bahwa itu akan menyakiti mulutnya." Tutupnya.
Reno terdiam sesaat. Tak menyangka hubungannya seribet ini. "Lo pacaran sama Nanda berapa bulan" Setahun kan?" Tanyanya dan Erza mengangguk. "Selama itu...
apa yang lo rasain" Bahagia" Atau sakit?" Lanjutnya yang membuat Erza terdiam lama lalu bersandar di dinding dan mengambil pigura yang fotonya bersama
dia dan Putra waktu di Jogja dan mengelus penuh sayang. "Pada awalnya, gue senang kak. Gue merasa bisa lepas dari Putra. Walau awalnya harus nangis dulu
karna Putra gak terima keputusan gue. Tapi... semakin lama waktu berjalan, gue merasa sakit kak. Gue selalu nyalahin diri kenapa harus terima Nanda kalau
selama setahun ini, apapun yang gue lakukan sama dia, bukan seperti gue lakuin sama Nanda, tapi sama Putra. Putra udah jadi bayangan gue kak."
??????????? "Terus" Setelah lo rasain ini, apakah lo pengen lanjutin atau ingin mengakhiri dek?"
??????????? "Jujur, gue pengen banget mengakhiri kak. Tapi gue gak pengen nyakitin Nanda lebih dalam lagi. Dia terlalu baik kak. Dan gue jahat banget mutusin
cowok sebaik dia. Tapi ... gue gak tahan lagi kak." Erza menghela napas dan merasakan ada sedikit lega dalam hatinya karna bisa mencurahkan apa yang dia
rasakan selama setahun ini yang turut andil menambah bebannya.
??????????? "Gue boleh ngasih saran?" Tanya Reno setelah lama terdiam dan Erza mengangguk.
"Saran gue sebagai sepupu lo dan orang yang tau perasaan lo sekarang, mending lo putus dek sama Nanda. Gue tau itu berat. Tapi harus lo lakuin karna semakin
jauh lo akan melangkah, semakin susah lo lepas Za. Lo boleh sekarang pacaran sama dia dan terima lamaran dia dengan alasan gak tega nyakitin. Tapi lo bahagia
gak?" Tanya Reno dan Erza menggeleng lemah. "Enggak kan" Apa artinya menjalani suatu hubungan kalau salah satu dari kita merasakan sakit" Hubungan itu
saling mencintai, bukan merasa ada yang tersakiti, Za." Reno memberi penjelasan panjang lebar dan Erza hanya bisa mengangguk membenarkan.
"Gue gak yakin bisa lakuin itu kak,"
??????????? "Kalo lo gak siap, kapan lagi" Lo gak mungkin kan terima terus ajakan dia" Erza... lo baru aja nyakitin diri lo sendiri karna dia yang sama
sekali gak tau apa-apa soal ini. Dan lo juga nyakitin Putra. Cowok yang lo sayang. Pikirkan apa perkataan gue, dek. Semua ada ditangan lo. Lo yang memulai,
dan lo juga yang harus tau dimana mengakhirinya." Tutup Reno sambil mengacak rambut Erza.
??????????? ??????????? Erza hanya diam. Memikirkan ucapan Reno dan tersenyum. "Iya kak. Makasih yah udah dengarin curhat gue." Ucap Erza tulus sambil mencium pipi
Reno sebagai ucapan terima kasih.
"Sama-sama dek. Udah, sekarang lo tidur deh." Perintah Reno sambil menyelimuti Erza dan menyalakan lampu tidur kemudian keluar dari kamarnya.
??????????? Di temaram lampu, Erza menatap langit-langit kamarnya dan mengingat kenangan demi kenangan tentang Putra yang dia simpan sebagai pelipur laranya,
sebagai penutup hari saat dia tertidur.
"Kau nyatakan cintamu
Namun aku takkan pernah bisa
ku takkan pernah merasa rasakan cinta yang kau beri
kuterjebak di ruang nostalgia."
*Raisa " Ruang nostalgia*
?"?"?""
Seminggu setelah curhat dengan Reno, Erza tak lagi membahas masalah ini dengan sepupunya. Dan Reno pun tak bertanya. Karna baginya, memberi saran sudah
cukup. Sisanya, tinggal Erza yang memilih apa yang terbaik untuknya.
??????????? "Pagi Za..." Sapa Reno ketika melihat Erza buru-buru turun dari kamarnya dan langsung duduk disampingnya sambil mengambil roti dan selai.
??????????? "Pagi kak...." Balas Erza sembari menyelai rotinya dengan selai coklat lalu memakannya.
??????????? ??????????? "Nanda kapan datang Za?" Reno membuka percakapan dan membuat Erza menghentikan sarapan paginya.
??????????? "Gak tau... katanya sih besok malam. Kenapa?"
??????????? "Lo jemput?"
??????????? "Enggak kak. Dia gak minta." Erza menjawab singkat sambil buru-buru menghabiskan roti gandumnya.
??????????? "Kabar Putra gimana?" Erza langsung berhenti makan dan bertopang dagu ketika mendengar pertanyaan Reno.
??????????? "Yaaa...Kami jarang ngobrol sekarang. Bukan jarang lagi, gak pernah malah. " Jawab Erza lesu sambil teringat percakapan terakhir mereka ditaman
yang jauh dari suasana romantis.
??????????? Melihat Erza lesu, Reno memutuskan untuk menyimpan pertanyaan selanjutnya dan melanjutkan sarapannya dengan diam.
"Mbak Erza... ada yang nyari tuh. Cowok." Mpok Ijah buru-buru menghampiri Erza yang asyik makan. Membuat gadis itu mengerutkan keningnya.
??????????? "Siapa Mpok?" Erza menghentikan sarapannya dan menatap Reno yang menjawab dengan mengangkat bahu.
??????????? "Gak tau Mbak. Cowok, ganteng banget deh. Katanya sih mau bareng mbak kuliah." Jelas Mpok Ijah sambil tersenyum malu-malu ketika teringat wajah
cowok yang sempat mencuri hatinya itu.
??????????? "Putra?" Erza kelepasan bertanya dan membuat Reno tersenyum penuh arti.
Mpok Ijah menggeleng kuat-kuat. " Bukan mbak. Kalo Putra mah, udah Mpok bilang daritadi. Kan Mpok pernah liat dia."
"Seharusnya gue tau itu bukan Putra. Wong ama diri gue sendiri aja dia lupa, apalagi ama alamat rumah gue?" Erza membatin lesu.
"Yasudah Mpok. Erza keluar dulu yah." Putusnya sambil meninggalkan meja makan diikuti oleh Reno dibelakang yang penasaran akut siapa yang menjemput sepupunya.
"Nanda?" Erza berseru kaget ketika berada didepan pintu, Nanda berdiri didepan ntah mobil siapa sambil melipat kedua tangannya didada dan tersenyum kearahnya.
??????????? "Pagi sayang.." Sapa Nanda ramah dan tertawa melihat ekspresi bloon Erza.
??????????? "Kok... kamu ada disini sih" Bukannya besok malam baru datang" Kok..." Erza tak habis pikir dengan Nanda yang sekarang ada didepannya, tersenyum.
??????????? "Aku sengaja bilang begitu buat ngasih kejutan aja. Hahaha..." Tawanya yang membuat lengannya dicubit Erza dengan gemas.
??????????? "Jahat banget deh! Nand, aku kuliah pagi ini. Dan kamu kecepetan ngajak jalannya."
??????????? "Aku tau kok. Aku pengen ngantar kamu kuliah."
??????????? "Beneran" Aku ma kak Reno aja deh. kamu kan masih capek. Baru kemaren datang." Tolak Erza secara halus.
??????????? "Enggak sayang. Kalo liat kamu, pasti gak akan capek lagi kok. Malah aku ingin selama ada disini, bisa antar jemput kamu kuliah. Kan sekalian jalan."
??????????? "Aku gak mau repotin kamu. Kamu kan datang kesini bukan untuk jadi sopir pribadi aku, Nand."
??????????? Nanda tersenyum lalu meletakkan tangannya di pipi kiri Erza lalu dielusnya. "Sayang... aku merasa gak direpotin kok. Kamu kan calon tunangan aku... Eh...
pacar aku maksudnya." Ralatnya ketika melihat wajah Erza kalut mendengar kata "Tunangan"
??????????? "Gimana kak?" Erza menoleh kebelakang, meminta persetujuan Reno yang sedari tadi menjadi obat nyamuk mereka.
??????????? "Gue terserah lo aja Za. Mau bareng pacar lo, silahkan. Mau sama gue, ya gak papa." Reno menjawab dengan senyum penuh arti ketika melihat wajah
Erza yang kalut. ??????????? "Yasudah deh. aku ambil tas dulu yah." Erza langsung masuk dalam rumah untuk mengambil perlengkapan sementara Reno mengajak Nanda ngobrol.
??????????? "Udah siap sayang?" Tegurnya ketika melihat Erza balik dengan tas dan buku ditangan sambil tersenyum.
??????????? "Yup. Gue duluan yah kak. Bye." Pamitnya sambil masuk dalam mobil Nanda dan melambaikan tangannya.
??????????? Reno pun membalas lambaian tangan Erza ketika mobil itu semakin menjauh meninggalkan rumahnya dan dia masuk kembali sambil menggendong kelinci
Erza yang baru saja lewat didepan kakinya untuk makan bareng.
?"?"?" ??????????? "Kenapa kamu ngajak tunangan mendadak begini, Nand?" Erza membuka percakapan setelah setengah jam hanya duduk sambil melihat kemacetan.
??????????? "Macet banget yah Jakarta. Ampun deh." Nanda mengalihkan pembicaraan karna sedang tak ingin membahas masalah seperti ini disaat macet.
??????????? Erza hanya diam dan menghela napas ketika mobil mereka terhenti di lampu merah. "Kalau kamu gak jawab pertanyaanku atau mengalihkan pembicaraan,
aku turun nih." Ancamnya sambil siap-siap membuka pintu.
??????????? Nanda langsung memegang tangan kanan Erza yang siap membuka pintu mobil. "Nanti aku jelaskan."
??????????? "Aku mau sekarang, Nand." Tuntutnya.
??????????? Nanda memilih diam dan memegang tangan Erza posesif agar gadis itu tak lompat keluar mobil karna ngambek. Erza memilih menatap luar jendela
daripada menghiraukan Nanda yang mengajaknya ngobrol sambil menggenggam erat tangannya.
??????????? "Kamu marah?" Tanya Nanda ketika dia menepikan mobilnya dekat lapangan Bola. Nyerah menghadapi sifatnya.
??????????? "Aku hanya ingin kejelasan. Kenapa?" Erza masih tak ingin menatap Nanda dan melihat sekelompok anak kecil asyik menendang bola. Dan merasa
nasibnya seperti bola yang ditendang anak kecil itu. Ditendang kemana-mana tanpa arah.
??????????? Nanda menyentuh dagu Erza pelan dan dtolehkan kearahnya. "Sayang... aku tak ingin main-main kali ini. Aku serius sama kamu."
??????????? "Tapi ini kecepetan, Nand! Kamu pikir tunangan itu seperti kamu ngajak pacaran" Keluarga kita akan terlibat lebih jauh dari ini! Dan kamu pikir
aku gak serius selama setahun ini"!"
??????????? "Sayang... dengarin aku dulu." Nanda menenangkan Erza yang emosi karna keputusannya yang dianggap terlalu labil. "Aku mikirin semua yang kamu
ucapin. Aku sayang sama kamu, Za. Saking sayangnya, aku rela kesini selama seminggu agar bisa bersama kamu. Aku tau waktu kita sangat kurang, makanya aku
ke jakarta untuk ketemu kamu dan melihat apa yang selama ini tidak aku ketahui dari kamu. Aku tak ingin kamu pergi kemana-mana, Za. Itu alasanku."
??????????? "Tapi Nand... aku gak bisa jawab sekarang. Terlalu banyak pertimbangan." Erza menunduk. Tak berani membalas tatapan teduh Nanda yang serasa
menusuknya. ??????????? "Aku tau. Makanya aku gak maksa. Yang jelas, kamu bersama aku saja, aku sudah sangat bahagia, Za. Don"t leave me, dear." Nanda mengucapkannya
penuh tulus dan mengecup kening Erza kemudian memeluknya erat. Seolah dia tak ingin gadis itu pergi meninggalkannya, walau sebentar saja. Perlakuan Nanda
membuat Erza ingin menangis saat itu juga saking kalutnya.
??????????? "Oh Nand... please jangan semakin buat gue merasa bersalah dengan perlakuan lo!" Erza menjerit dalam hati.
??????????? "Aku gak akan kemana-mana sayang," Hanya itu yang bisa dia ucapkan. Nanda yang mendengar hanya tersenyum lalu melepas pelukannya dan mencium
pipinya "Aku tau," Nanda mengangkat wajah Erza yang menunduk dan menatap tepat di manik matanya. Mencari apa yang selama ini disembunyikan gadis itu dibalik
mata coklat terangnya itu.
??????????? "Nand... sampai kapan kamu natap aku seperti itu?" Erza menegurnya karna risih dengan jarak wajahnya dengan Nanda semakin dekat. Membuatnya
tersadar dari lamunan dan tersenyum. "Sampai aku menemukan jawaban kenapa aku suka sama kamu dan ingin menatap mata indahmu itu. I like your eyes, darling."
Akunya yang membuat Erza tersipu.
??????????? Nanda mengacak rambut pacarnya dengan sayang lalu dia menjalankan mobilnya. Melanjutkan perjalanan menuju kampus.
?"?"?"?"?"?"?"?""
??????????? "Silahkan lewat tuan putri," Nanda membungkuk sambil membukakan pintu mobil untuk Erza ketika mereka sudah tiba dikampus. Membuat Erza tertawa
namun menyambut tangan Nanda.
Jatuh Cinta Sama Lo! No Way! Karya Rere Nurlie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
??????????? "Apa-apaan sih. Malu-maluin tau," Erza memukul pundak Nanda pelan dengan wajah merona. Membuat Nanda mencubit pipinya.
??????????? "Aduh... pacarku kok jadi tambah cantik dengan pipi merona gitu. Jadi pengen godain lagi deh." Goda Nanda dan membuat pipinya semakin merona.
??????????? "Auk ah gelap," Ucapnya sambil memalingkan wajahnya kearah lain.
??????????? ??????????? "Cieee... yang lagi digodain pacarnya." Goda seseorang dibelakang mereka. Membuat Erza dan Nanda spontan menoleh dan gadis itu serasa ingin
ambruk seketika ketika melihat siapa yang menggodanya.
??????????? Selvi menggandeng Putra dengan mesra dan tersenyum penuh bahagia. Membuat kaki Erza merasa ingin membawa tubuhnya pergi meninggalkan tempat
ini selagi mereka berjalan menghampirinya, siap-siap memberikan luka baru dihatinya.
"Hei... selamat bertemu lagi...
aku sudah lama menghindarimu
sialkulah kau ada disini.
sungguh tak mudah bagiku Rasanya tak ingin bernapas lagi
tegak berdiri didepanmu kini."
"Pacar baru lo, Za?" Selvi mendekati mereka sambil merangkul Putra semakin erat. Sedangkan cowok itu lebih memilih menatap kearah lain daripada menatap
Erza yang sukses membuat hati dan akal sehatnya amburadul.
??????????? Erza tak tau harus ngomong apa. Mulutnya mendadak kelu untuk mengatakan sebenarnya. Dihadapannya. Dia memilih untuk mengaku hamil diluar nikah
didepan teman-temannya daripada mengatakan yang sebenarnya dihadapan Putra. Cowok yang sukses menjadi bayangannya, dan juga menjadi pihak yang menyalahkan
keputusannya. ??????????? "sakitnya, menusuki jantung ini
melawan cinta yang ada dihati."
"Iya... kami pacaran selama setahun. Lo pacarnya Putra yah?" Nanda berinisiatif menjawab pertanyaan Selvi dan merangkul Erza dengan mesra.
??????????? Selvi tersenyum puas mendengarnya. Saingannya berkurang satu. Dialah pemenangnya. Begitu pikirnya. Kemudian dia mengelus wajahnya sendiri di
lengan Putra, persis seperti kucing yang minta dimanja majikannya.. "Iya... wah selamat yah Za. Seneng gue dengarnya sebagai temen." Selvi mengucapkannya
penuh ketulusan tak dibuat-buat. Membuat Erza hendak muntah mendengarnya.
??????????? "Teman dari mana" Lo bisa gak gausah rangkul Putra erat gitu"! Gue cemburu woy!"
??????????? Erza hanya tersenyum singkat sebagai balasan ucapan tulus Selvi. Lalu matanya menatap Putra yang rupanya memperhatikannya daritadi dan dia langsung menatap
Nanda yang ikut memperhatikannya. "Za... aku pulang dulu yah. Bye Put, Bye Sel. Jagain pacar gue yah." Pamit Nanda sambil menarik Erza kepelukannya dan
mencium keningnya. Sebagai ucapan perpisahan. Erza hanya diam mematung. Tak memberikan reaksi.
"Dan, upayaku tahu diri
tak selamanya berhasil pabila kau muncul terus begini
takkan pernah kita bisa bersama."
"Sip Nand.. hati-hati yah." Ucap Putra tersenyum lalu menatap Erza sekilas dan menoleh kelain.
??????????? Nanda hanya mengacungkan jempolnya dan masuk dalam mobilnya lalu pergi meninggalkan kampus.
??????????? "Aku masuk dulu yah. Bye Sel, Bye Za." Putra mengucapkan itu tanpa menatapnya. Dan Erza menatap Putra berjalan meninggalkannya dengan tatapan
sedih. Selvi langsung meninggalkan Erza tanpa pamit dan menyusul Putra.
"Pergilah... menghilang sajalah, lagi."
??????????? *Maudy Ayunda " Tahu diri.*
?"?"?"?"?"?"
??????????? "Za..." Tegur seseorang ketika Erza baru saja keluar dari kelasnya bersama temannya. Dan gadis itu langsung menoleh kebelakang untuk melihat
siapa yang manggil. ??????????? "Kenapa kak?" Erza bingung melihat Reno tumben-tumbenan menghampirinya.
"Lo pulang sama Nanda kan hari ini?"
??????????? "Gue gak ada janji pulang bareng dia kak. Jadi gue pulang sama lo aja deh. kenapa?" Erza balik bertanya.
"Eummm... gimana ngomongnya yah?" Reno menggaruk kepalanya tak gatal dan menatap Erza yang siap mendengarkan omongannya. "Lo sama Nanda aja deh. gue ada
urusan dek. Hidup mati nih kalo diabaikan. Yah...yah..."
??????????? "Yah...yah... kok gitu sih kak"! Gak seru dong kalo gitu ceritanya!" Erza merajuk dan melipat kedua tangannya di dada. Tanda ngambek. Membuat
Reno tertawa. ??????????? "Sorry dek... tapi gue lagi ada sesuatu yang gak bisa gue tinggal. Lagipula, lo aneh deh. masa gak mau pulang ma pacar sendiri" Kan dia gak
bakal lama di Jakarta. Jadi sebagai pacar yang baik dan setia, lo temanin dia jalan gih." Bujuknya sambil mengedipkan mata penuh permohonan. Membuat Erza
tak tega. ??????????? "Iyee...iyee... gue nelpon Nanda deh. Emangnya lo mau kemana kak jadi buru-buru gitu?"
??????????? Reno senyum-senyum malu sambil menggaruk kepalanya tak gatal. "Gue mau pedekate sama cewek dulu. Kalo sukses, gue kenalin deh. hahaha... bye
sepupu gue tersayang," Ucap Reno lalu pergi sambil bersinandung riang meninggalkan Erza yang geleng-geleng melihat tingkahnya.
??????????? "Dasar sepupu labil! By the way, siapa cewek yang ketiban sial digebet kak Reno yah?" Erza ngomong pada dirinya sendiri sambil mengambil ponsel
dari tasnya dan mengetik beberapa kata untuk Nanda. Minta jemput.
^_^_^_^_^_^_^ ??????????? "Udah lama sayang nunggunya?" Tanya Nanda ketika Erza masuk dalam mobilnya dan memasang sabuk pengaman.
??????????? dia menggeleng. "Enggak kok."
??????????? Nanda hanya tersenyum lalu menjalankan mobilnya meninggalkan kampus.
??????????? "Kita kemana sayang?" Tanya Erza ketika Nanda berkonsentrasi penuh membawa mobilnya.
??????????? "Ntar juga kamu tau sayang," Nanda membiarkan Erza berpikir sendiri mereka akan kemana ditengah melajunya mobil menuju luar Jakarta.
??????????? "Tunggu.... Kamu ngajak aku ke SMP ceritanya?" Erza kaget ketika mereka memasuki komplek SMPnya di Bandung. Membuat Nanda nyengir.
??????????? "Kamu pinter ternyata. Iya... udah lama aku pengen ke SMP bareng kamu. Tapi waktu itu kan kita gak berhubungan lagi. Jadi ku pendam aja keinginan
itu. Sekarang aku senang bisa mewujudkannya, sama kamu, sebagai pacarku." Jelas Nanda sambil menatap Erza yang menundukkan wajahnya.
??????????? "Segitu sayangnya kah lo sama gue Nand" Gue serasa jadi cewek paling jahat sedunia karna selalu nyakitin perasaan lo tanpa pernah lo sadari."
Batin Erza. ??????????? "Aku gak tau harus ngomong apa Nand," Ucap Erza dengan wajah menunduk ketika mobil mereka memasuki halaman SMP.
??????????? "Kamu gak usah ngomong apa-apa. Cukup disampingku saja udah lebih dari cukup, Za." Ucap Nanda tulus sambil mendongkakkan wajahnya dan tersenyum.
??????????? "Turun yuk. Siapa tau ada yang berubah pas kita lulus," Ajak Nanda sambil turun dari mobil terlebih dahulu diikuti Erza dan mereka bergandengan
tangan selama mengelilingi sekolah. Tak terlepaskan.
??????????? "Gimana" Ada yang berubah?" Tanya Nanda ketika mereka nongkrong di warung Es kelapa setelah satu jam tour dadakan mengelilingi sekolah mereka.
Mencari potongan-potongan kenangan dan tertawa bersama. Menertawakan kekonyolan mereka.
??????????? Erza asyik minum pesanannya dan bertopang dagu sambil menatap tembok sekolah. "Ada. Kantinnya lebih banyak kayaknya. Seharusnya kita datang
agak siang Nand. Kan enak sekalian kuliner. Hahahaa..."
??????????? "Hahahaha... otakmu tak bisa jauh dari makanan ternyata yah. Iya juga sih, ntar deh kalo ada waktu kita mampir lagi pas jam sekolah. Gimana?"
??????????? Erza mengacungkan jempolnya dan meminum esnya lagi. Nanda menatap ekspresi pacarnya sambil bertopang dagu. Erza yang sadar dilihatin, menatap
Nanda dengan ekspresi bingung dan salah tingkah. "Kenapa sih liatin aku mulu" Malu nih." Ucapnya sambil menutup wajahnya sendiri.
??????????? "Emangnya salah liatin pacar sendiri?" Nanda balik bertanya.
??????????? "Ya gak sih.. tapi... Auk ah gelap," Erza menjawab cuek sambil menatap sekeliling warung.
"Kayaknya ada yang kurang deh." Ucapnya sambil mengerutkan kening. Tanda berpikir.
"Apa?" "Orang gila yang sering kamu ajak ngobrol kemana yah" Kan kamu anaknya Nand," Erza tertawa melihat ekspresi manyun Nanda karna dibilang anak orang gila.
"Kalo aku anak orang gila, kamu siapa aku dong" Kan sebentar lagi kita..." Nanda sengaja menggantungkan kalimat terakhir dan membuat Erza tau apa maksudnya,
terdiam. "Kita apa?" Pancingnya.
"Kita nikah?" Nanda menjawabnya dengan nada bertanya. Membuat Erza menyesal kenapa jadi memancing Nanda dengan pertanyaan bikin kalut? seperti itu.
"Teralu dini kamu mikir kayak gitu, Nand. Udahan yuk sayang. Udah sore nih. Ntar kak Reno ngamuk lagi aku pulang malam-malam sama kamu," Erza langsung
berdiri dari duduknya. Membuat Nanda kaget dan langsung membayar pesanan mereka dan berjalan berdampingan menuju mobil untuk pulang ke Jakarta.
??????????? " " " " " " " " " "
"Jam berapa sekarang?" Tanya Nanda ketika hari sudah mulai gelap dan mereka terjebak kemacetan total ketika memasuki kota Jakarta.
"Jam 8 malam." Erza melirik jam tangannya dan menatap kendaraan yang senasib dengan mereka. Terjebak ditengah kemacetan.
"Mau makan sekarang?" Nanda menawarkan singgah ketika melihat warung sate dipinggir jalan. Mau tak mau membuat Erza teringat ketika bersama Putra keliling
Bandung naik sepeda, mereka mampir di warung pinggir jalan. Dan dia sempat tersenyum sebelum menatap Nanda.
"Kamu mau makan?" Erza bertanya balik.
??????????? "Gak sih. Aku masih kenyang," Tolaknya.
"Yasudah..." Jawabnya dan keadaan pun hening. Nanda memilih konsen membawa mobilnya dengan selamat dan Erza lebih memilih melamun sambil melihat kendaraan
disekelilingnya berjalan seperti semut berbaris.
"Akhirnya... nyampe juga..." Nanda mengucap syukur ketika tiba dirumah Erza dengan selamat. Membuat gadis itu tersenyum manis.
??????????? "Makasih yah sayang udah antar aku pulang dan ke Bandung untuk reunian SMP."
??????????? "Sama-sama sayang. Masuk rumah gih sekarang. Udah malam. Ntar aku diomelin kak Reno lagi terus gak dibolehin lagi jalan sama kamu. Kan ribet."
Nanda mencoba bercanda dan Erza tertawa.
??????????? "Kak Reno gak bakalan begitu kok. Yasudah. Hati-hati yah," Ucapnya sambil turun dari mobil Nanda. Namun tangannya ditarik membuat Erza menoleh.
??????????? "Kenap..." Erza belum selesai bertanya, tau-tau Nanda menciumnya dengan penuh lembut. Tak seperti sebelumnya, bikin susah napas.
"Love you sayang," Ucap Nanda melepas ciumannya dan menghisap bawah bibir Erza hingga gadis itu menarik napas tertahan dan tersenyum ketika wajah Erza
mulai memerah malu dan masih ada kekagetan dengan aksi spontannya tadi.
??????????? "Love you too," Balasnya sambil mencium pipinya dan keluar mobil tanpa berkata apa-apa lalu melambaikan tangan sebentar sebelum dia masuk dalam
rumah. Meninggalkan Nanda yang tersenyum dalam mobil sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil bewarna putih dan membukanya lalu mengambil dua buah cincin
putih berinisial E untuknya dan N untuk Erza. Kemudian dia menutupnya dan memasukkan dalam handle dashbord agar tak hilang dan menjalankan mobilnya meninggalkan
rumah Erza. ??????????? "Kemana aja lo seharian Za?" Tanya Reno membukakan Erza pintu dan gadis itu langsung lari kedapur untuk minum.
??????????? "Kemana aja yah..." Erza terlihat berpikir agar Reno semakin penasaran kemudian tertawa. "Lo kenapa sih pengen tauuuuu... aja. Seharusnya gue
yang nanya, kemana aja kakak seharian sama cewek misterius itu sampai rela ga bareng gue pulang!" Erza langsung memanyunkan mulutnya ketika teringat siang
tadi dan Reno nyengir. ??????????? "Sini gue ceritain dulu..." Reno merangkul Erza ke meja makan lalu bercerita. "Gue naksir sama sahabat lo, si Eva dari lama. Tapi baru bisa
gue dekatin sekarang. Jadi... tadi gue seharian ke museum terus ke TMII dan Monas sama dia."
??????????? "Ke Museum" TMII"! Monas"! Lo serius kak"! Lo naksir sama Ratu Mall se-Jakarta kak! Bukan pecinta sejarah! Wah..." Sahutnya kaget.
"Gue tau...? tapi dia have fun aja kok. bahkan roll kamera gue habis foto dia doang tadi itu. Hahahaha..." Reno tertawa ketika rollnya habis karna disikat
Eva yang selain Ratu mall, juga Ratu narsis karna tak bisa liat kamera nganggur.
??????????? "Hahahaha... Eva suka ke Museum" Mendadak pening kepala gue kak," Erza gak habis pikir sahabatnya bertranformasi dari ratu mall menjadi ratu
sejarah dalam waktu sehari.
??????????? "Gue gitu looo..." Reno membanggakan dirinya dengan menepuk dada. Lalu wajahnya berubah serius. "Eva itu kayak gimana sih orangnya?"
??????????? "Seperti yang sering lo liat dikampus kak. Heboh sendiri. ?Hahaha.. akhirnya... sepupu gue bisa naksir cewek juga. Sahabat gue pula!"
Reno ikut tertawa. "Gimana jalan-jalan lo dengan Nanda tercinta?" Tanyanya dan membuat tawa Erza terhenti dan ekspresi wajahnya seperti melamun.
??????????? "Kami tadi keliling Bandung terus sempet lirik SMP kami kak. Siapa tau ada yang berubah."
??????????? "Gitu doang" Gak jalan kemana gituuu?" Reno takjub mendengarnya. Seharian jalan yang dikunjungi hanya tempat untuk mengingat masa lalu.
??????????? "Emang lo mau gue jalan kemana lagi" Itupun gue buru-buru minta pulang karna takut lo ngomel kak!"
??????????? "Sejak kapan gue ngomelin lo pulang telat dek?" Reno bertanya sambil menatap Erza lekat. Membuat gadis itu salah tingkah.
??????????? "Gak pernah sih... tapi.. kan siapa tau lo berubah jadi galak." Erza menjawab sambil menggigit bawah bibirnya ketika Reno semakin mendekatkan
wajahnya dan puncak kepalanya dipegang.
??????????? "Lo mencoba hindarin dia?" JLEB! Pertanyaan pas nusuk dihati Erza. Membuatnya terdiam.
??????????? "Kenapa lo tau kak?"
??????????? "Mata lo cerita semuanya apa yang gak lo ungkapin," Reno melepas pegangannya dan menjauhkan tubuhnya dari Erza. Membiarkan sepupunya rileks.
"Iya kak... dia sayang banget sama gue,"
??????????? "Gue tau itu sebelum lo sadar, dek." Reno menjawab kalem.
??????????? "Gue harus gimana" Gue gak tega mutusin dia kak. Karna... gue juga sayang sama dia. Walau... sedikit," Erza terdiam ketika kalimat terakhir
itu meluncur dari mulutnya.
??????????? "Semua keputusan ada ditangan lo, dek. Gue gak bisa ikut andil dalam hal ini. Gue Cuma bisa kasih saran, sisanya lo yang milih. Apa yang lo
lakukan sekarang, lo pasti tau akibatnya kan?" dan Erza mengangguk berat.
??????????? ??????????? Melihat keadaan sepupunya yang kacau, membuat Reno tak tega mencerocoki lebih dalam lagi. "Lo istirahat aja deh. udah makan belom" Gue lagi
masak tuh," Tawarnya.
??????????? "Lo masak" Serius?" Erza takjub untuk kedua kalinya. Sepupu yang ajaib, pikirnya.
??????????? "Lo kenapa sih Za" Kaget mulu! Kayak gue aja ngumumin apa gitu!" Reno jengkel dengan ekspresi terkejut Erza.
??????????? Erza tertawa mendengarnya. "Gak sih... habis takjub aja seorang Reno Adrian Saputra, sepupu gue, naksir sama sahabat gue yang rada ajaib dan
bisa masak! Lo belajar masak dari siapa kak?"
??????????? "Gue belajar sendiri dong! Masakan hangus, makan sendiri. Daripada lo, makanan hangus, lempar ke bak sampah. Lo sendiri bisa masak apa adekku
sayang?" Reno bertanya balik dengan seringai mengejek. Membuat Erza ingin menonjoknya kalau tak ingat bahwa mereka sepupu.
??????????? "Gue bisa masak mie goreng doang sih. Tapi... biarpun begitu, yang suka sama masakan gue banyak!" Erza menyombongkan dirinya.
??????????? "Siapa coba yang suka" Palingan kepaksa doang,"
??????????? "Putra! Dia suka masakan gue! Kenap.." Erza terhenti dan membelalakkan matanya ketika nama Putra meluncur bebas dari mulutnya tanpa rem. Membuat Reno tersenyum.
??????????? "Putra yah?" Godanya membuat Erza kikuk.
??????????? "Ah... Tau deh gelap!" Elaknya dan langsung lari kekamar sebelum dia keceplosan lebih banyak lagi.
??????????? Reno yang melihat tingkah adek sepupunya, tersenyum simpul "Tanpa perlu gue turun tangan, lo sudah memilih, Za." Gumamnya dan bergegas lari kedapur ketika
mencium ada yang bau hangus.
?"?"?"?"?""
??????????? "Bisa masak kok hangus kak?" Erza melanjutkan sesi ledek-meledek ketika dia turun kamar setelah selesai mandi, mencium bau hangus dan melihat
telur mata sapi hasil masakan kakaknya tersaji rapi dimeja makan, menjadi sehitam arang. Diiringi dengan bau nasi goreng yang baunya membuat Erza membayangkan
akan langsung masuk rumah sakit apabila memakannya.
??????????? "Yang penting gue masak," Reno menjawab dengan mulut penuh karna mie goreng bikinan Erza yang harus dia akui, lezat.
??????????? "Masak walau hangus. Pada akhirnya, lo makan masakan gue," Erza tersenyum penuh kemenangan karna Reno tunduk padanya.
??????????? "Iye.. gue kalah. Puas lo dek?" Reno mengaku kalah dan dalam hati akan membuat Erza tunduk padanya dengan masakannya yang agak waras.
??????????? "Banget!" Erza menjawab penuh semangat dan mata berbinar. Membuat Reno yang meliriknya, nyengir.
??????????? "Eva bisa masak kan Za?" Reno bertanya dengan nada was-was. Kalau sampai gadis pujaan hatinya gak bisa masak, habislah.
??????????? "Bisa kak. Cuma sama aja kayak lo, hobi hangus. Kayaknya kalian jodoh deh. Lo kenapa kak jadi nanya kayak gitu" Kayak mau nikah aja."
??????????? ??????????? "Kalo Putra?" Reno tak mempedulikan ledekan Erza. Dia hanya ingin melihat ekspresi Erza ketika nama Putra disebut.
??????????? Sesuai perkiraannya, Erza terdiam dan memutar-mutar mie di garpunya. "Bisa... gak.. tau..." Jawabnya dengan wajah bertopang dagu dan menatapnya.
??????????? "Nanda?"
??????????? "Bisa... enak kok. gue pernah makan. Lo udah selesai makan kan" Sini piring lo, gue beresin," Erza berdiri dari kursinya dan mengambil piring
Reno lalu membawanya kedapur untuk dicuci. Meninggalkan Reno yang langsung mengontak seseorang untuk melaksanakan misinya.
"Kak... gue tidur dulu yah. Ngantuk nih," Pamitnya setelah setengah jam bertapa didapur dengan alasan mencuci 2 buah piring yang diselingi dengan melamun.
Reno yang asyik menonton komedi, mengajak Erza duduk disampingya agar tertawa bersama untuk menghilangkan gundah dihati. Namun ditolaknya. Membuat Reno
nyerah untuk membujuk. "Yaudah deh, have nice dream yah," Ucapnya ketika Erza sudah berada ditengah tangga.
Erza hanya mengacungkan jempolnya walau tau Reno takkan melihatnya dan bergegas masuk kamar untuk tidur.
?"?"?" Di tempat lain... "Kita putus aja yah," Ucapan itu bagai palu besar memukul batok kepalanya ketika Putra, cowok yang dia sayangi selama 4 tahun, memutuskannya ditaman tak
Oppa And I 2 The Spiderwick Chronicles 5 Amarah Mulgarath Pendekar Aneh Naga Langit 31
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama