Asmara Pedang Dan Golok 4
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng Bagian 4 pamit." 00-00 Walau jurus pedang Li Poh-hoan sangat hebat dan orangnya cerdas, tapi dia tidak tahu harus berbuat bagaimana! Karena Li Poh-hoan tidak tahu mala petaka apa yang disebutkan oleh si hweesio tua, maka tidak mungkin dalam sekejap mata dia mendapatkan cara untuk menghadapinya. Yang dia punya hanyalah semangat dan ambisi, maka dia berani menghadapi lawan sekuat apa pun, tanpa terkejut dan tidak takut. Tapi di dunia inipun banyak orang hebat, orang pemberani, mereka pun pernah mengalami kekalahan, maka keberanian dan semangat bukanlah cara untuk menguraikan masalah dan mengalahkan mala petaka. Aturan ini sangat jelas dan mudah dimengerti. ? * ? * ? Di lapangan di depan kuil Han-san. Biauw Cia-sa yang penampilannya bungkuk berambut putih duduk di atas batu di sisi benteng. Jembatan kuno yang berada di sisi kiri pintu kuil dengan mantap melintang di atas sungai. Tidak ada pucuk baru yang tumbuh diranting pohon Hong, juga tidak terlihat pohon Liu melambai lambai. Biauw Cia-sa sedikit pun tidak tertarik pada pemandangan di depan matanya, yang dia inginkan adalah mengedipkan matanya, seperti main sulap, lalii pergi jauh dari kota Soh-ciu. Karena Pek-jiu-cian-kiam To Sam-nio berada di sekitar ini. Dia bisa saja setiap saat mendadak muncul. Walaupun Biauw Cia-sa adalah pesilat tinggi dalam ilmu pedang, di dunia persilatan jarang menemui tandingan. Tapi To Sam-nio adalah orang khusus yang bisa mengalahkan dia, orang yang pasti dapat mengambil nyawanya, maka To Sam-nio benar-benar diutus Can-biantokkiam-bun untuk menangkap dia. Benar saja ketakutannya Biauw Cia-sa tidak sia sia, dia tas perahu di sisi sungai ada dua orang naik ke darat. Yang berjalan di depan adalah To Sam-nio, wajahnya yang cantik terlihat dingin sekali. Sorot mata dia juga dingin. Mendadak udara seperti berhenti berjalan, di ikuti langkah kakinya juga bersamaan terhenti. Di lapangan yang kosong, dia sudah melihat Biauw Ciasa. Tapi orang ini mana mungkin orang perguruan nya" Jika dia bukan orang perguruannya, lalu kenapa bisa membuat dia timbul tiga macam perasaan yang hanya ada di perguruannya" Dia berkata: "Siau-cian, pergi kesana suruh orang tua itu menyingkir, aku mau duduk di atas batu itu." Di belakang dia adalah pelayannya. Setelah menyahut pelayannya lalu pergi melaksanakan perintahnya, tapi di dalam hati dia bingung tidak mengerti. Sebab menurut yang dia tahu, To Sam-nio suka kebersihan, sampai kursi yang baru di duduki orang pun dia tidak mau menempatinya, maka sekarang begitu dia mau duduk di atas batu itu, sungguh sangat mengherankan. Melihat Siau-cian datang menghampirinya, hati Biauw Cia-sa berdebar-debar seperti mau meloncat keluar, kepala seperti mau pecah. Habislah, pembalasan dari perguruan sungguh sangat mengesalkan, sangat menakutkan, walaupun masih berjarak beberapa tombak, dia sudah merasakannya. Siau-cian dengan dingin berkata: "Pergilah, jangan duduk di sini, tempat ini akan kami gunakan." Biauw Cia-sa hampir saja berteriak: "Terima kasih Tuhan." Saat itu buru-buru dia bangkit berdiri, dan cepat-cepat pergi jauh. Tapi sayang tiga puluh enam jalan darah di rubuhnya tidak mau menuruti keinginan dirinya, dia ingin berjalan lebih cepat sedikit pun tidak bisa. Saat dia berjalan, sorot mata To Sam-nio dari atas turun ke bawah melihatnya. Saat itu tidak tahan dia mengerutkan alisnya, di dalam hati berpikir, jelas orang tua itu gerakannya sangat kaku, tentu saja sedikit pun tidak punya ilmu silat dan tenaga dalam! Jika orang ini orang yang mempelajari jurus hebat Canbiantok-kiam dari Lam-kang, maka seperti matahari terbit dari barat, tidak mungkin. Dia lama berdiri dan berpikir, dari dalam kuil berjalan keluar empat orang laki-laki berbaju perak bercelana hitam, dua orang itu membawa golok, dua orang lainnya membawa pedang, wajahnya serius dan beringas. Di belakang empat orang ini adalah Pu-couw-siancu yang wajahnya seperti bunga di musim semi. Saat Pu-couw-siancu berada di depan To Sam-nio, empat orang laki-laki itu sudah berdiri di empat sudut terpisah, membentuk saru kepungan. Saat ini To Sam-nio sudah melupakan hal lainnya. Dia melirik sekali keadaan sekeliling, sambil tersenyum berkata: "Siancu memanggil pelaksana hukum baju perak yang sulit ditemui, malah sebanyak empat orang, kelihatannya bermaksud melaksanakan hukuman pada aku?" Suaranya lembut, tingkahnya tenang. Sepertinya yang mau dihadapi oleh Pu-couw-siancu adalah orang lain, bukan dia. Pu-couw-siancu sedikit tercengang, katanya: "Kau seperti tidak mengerti, apakah kau mengira empat orang pelaksana hukum berbaju perak juga tidak bisa berbuat apa-apa pada dirimu?" Kata To Sam-nio: "Tidak, empat pesilat tinggi yang tidak takut mati, di tambah sangat mengetahui jurus pedangku, itu sudah cukup, aku hanya menyesal, kemarin siasat secara diamdiam membunuh, yang telah dengan susah payah diatur, ternyata tidak berhasil membunuhmu. Apa lagi kemarin Li Poh-hoan telah membantu aku, melukai dua orang pembantumu, membuat kau terjerumus dalam kesendirian, kenapa aku masih tidak berhasil" Aku sungguh tidak mengerti!" Wajah Pu-couw-siancu sangat tidak enak di pandang, berkata: "Ternyata kau juga ingin mendapatkan posisi-ku, baiklah, serahkan plat emas pengampun nyawa, maka aku juga akan melupakan hal ini." To Sam-nio mengeluarkan sebuah plat emas kecil, sesudah menghormat dengan sepasang tangan menyerahkannya, sambil menghela nafas berkata: "Siancu kedudukanmu yang di bawah satu orang di atas ribuan orang, membuatku semakin ber-pikir semakin takut. Walaupun aturan ketua memaksa kau tidak berani sombong dan lengah, tapi dengan dunia yang luas ini, dan selalu muncul orang yang berbakat, sungguh sulit bisa menghindarnya!" Keluhannya sudah menjawab semua pertanyaannya. Ternyata setiap orang yang dianggap pantas oleh ketua Tong-to-bun Sen Hai-kun, akan di beri kekuasaan khusus boleh membunuh Pu-couw-siancu, jika berhasil maka dia akan menggantikan kedudukan Pu-couw-siancu. Jika gagal, asalkan menyerahkan plat emas pengampun nyawa, maka dia akan diampuni. Tapi setelah menyerahkan plat emas ini, maka selamanya dia tidak pantas lagi memperebutkan kedudukan ini. Wajah To Sam-nio yang dalam sekejap sudah berubah menjadi sangat hormat bukan tidak ada alasannya. Pu-couw-siancu mengangkat kepala berpikir sejenak lalu berkata: "Bagaimana dengan Biauw Cia-sa" Ilmu silat-nya' cukup bagus bukan?" To Sam-nio sangat terkejut dan berkata: "Dia adalah pengkhianat perguruan, ilmu silatnya tergolong tujuh pesilat tinggi di perguruan, dia bukan orang yang mudah dihadapi. Jika Siancu ingin menghadapi dia, selain mengutus aku seorang, jika mengutus orang lain, paling sedikit harus mengutus dua orang pelaksana hukum secara bersamasama baru bisa menangkap-nya." Pu-couw-siancu berkata: "Aku tidak ingin menghadapi dia, kau juga paling baik melupakan dia, ini adalah perintahku." Baru saja To Sam-nio menundukan kepala mengiyakan, Pu-couw-siancu sudah berkata lagi: "Perintah keduaku adalah segera berangkat dan bunuh Hoyan Tiang-souw, tapi jangan berharap aku mengutus orang membantumu. Jika kau berhasil melaksanakan tugas ini, maka kedudukanmu akan bertambah teguh, dan bisa mendapatkan rahasia ilmu awet muda!" Setelah perkataannya habis dia menggoyang goyangkan tangannya. To sam-nio tidak berani bertanya apapun, buru-buru pergi meninggalkan tempat itu. Pu-couw-siancu merubah gerakan tangannya jadi mengapai. Biauw Cia-sa melihat di belakang tidak ada orang, baru berani memastikan gerakan dia adalah memanggil dirinya, maka buru-buru dia menghampiri. Tapi sayang tubuh dia tidak mau mendengar perintahnya karena tidak ada tenaga. Makanya gerakan dia malah lebih lambat dari pada orangbiasa berjalan cepat. Pu-couw-siancu berkata pada dia: "Sekarang walaupun To Sam-nio sudah tidak berani lagi mengejar dan membunuhmu, tapi aku tetap masih bisa memerintahkan dia merubah pikirannya." "Iya, iya, aku tahu," kata Biauw Cia-sa gugup. "Kau cari akal bunuh Li Poh-hoan, jika dalam saru bulan, dia masih belum mati, maka kaulah yang mati." Biauw Cia-sa segera menjawab, tapi balik bertanya: "Siancu, ilmu silat yang kupelajari dengan susah payah selama dua puluh tahun telah ditotok oleh hweesio tua itu, untuk berjalan pun tidak bisa cepat, bagaimana bisa menghadapi Li Poh-hoan?" Tapi Pu-couw-siancu sudah berjalan meninggal kan tempat itu, dia hanya berpesan satu kata: "Kau cari akal sendiri." Bagaimana mungkin Biauw Cia-sa punya akal" Satusatunya cara hanya memohon pada hweesio tua yang aneh itu. Tong-leng-siang-jin seperti dewa yang tergugah oleh ketulusan hatinya, mendadak muncul di dalam pandangannya. Dia sepertinya tidak tahu apa yang telah terjadi, sambil menganggukkan kepala berkata: "Bagus, Sicu sangat penurut, masih menunggu Pinceng disini." Biauw Cia-sa tertawa pahit berkata: "Mana mungkin aku tidak menuruti kata-kata anda" tiga puluh enam jalan darah di tubuhku di totok, jika anda tidak berbaik hati membukanya, aku bisa hidup lewat tiga hari, bisa dianggap ajaib." Tong-leng-siang-jin berkata: "Jangan memandang seorang hweesio begitu krji, sebenarnya Pinceng hanya menotok satu jalan darahmu, hanya saja salah menggunakan tenaga, hingga membual Sicu merasa tiga puluh enam jalan darahmu sudah tertotok. Pergilah, setelah lewat tiga hari Sicu akan sembuh kembali." Setelah mendengar hal itu, Biauw Cia-sa menjadi bengong tidak bisa bicara. Di dunia sekarang ini, apakah betul ada ilmu silat sehebat ini! Tentu saja dia tahu hweesio tua ini pasti bukan salah menggunakan tenaganya, kata-katanya hanya berkelakar saja. Hweesio tua itu malah menemani dia berjalan. Lalu dia sambil berkata: "Terus terang, jika To Sam-nio tidak melihat keadaan tubuhmu bermasalah, tidak berilmu silat dan tenaga dalam, mana dia mau melepaskan dirimu, Pinceng duga Sicu pasti sudah bertemu dengan dia?" Hweesio tua yang aneh dan pantas mati, apakah di dunia ini masih ada hal yang tidak dia ketahui" Biauw Cia-sa menghela nafas, berkata: "Untung di dalam kuil Siauw-lim-si, setiap hweesio yang seperti kau ini tidak banyak, jika sebalik-nya orang yang melakukan kejahatan pasti setiap malam tidak bisa tidur." 00 - ? - 00 Di hari ke delapan Biauw Cia-sa sudah menemu kan Li Poh-hoan. Cara penemuannya sangat mudah. Dia menggunakan nama Li Poh-hoan mem-bunuh tiga orang dunia persilatan yang ternama, dan dia masih tetap berdandan jadi seorang tua bungkuk berambut putih, menginap di penginapan Hong-pin di luar gerbang Congkin. Berita tentang Li Poh-hoan membunuh orang, seluruhnya dia beri tahukan pada setiap orang yang duduk di sisinya saat dia makan dan minum arak. Maka di hari ke delapan Li Poh-hoan sudah menemukan dia. Pertemuannya di Liu-lang-bun-eng di pinggir See-ouw. Di sana ada lapangan rumput hijau yang sangat luas, luasnya sampai untuk pertempuran lima ratus orang juga tidak akan terasa sempit. Bulan ketiga di Kang-lam, burung Eng terbang melayang-layang dan rumput tumbuh tinggi. Tapi sekarang bulan terang dilangit, burung Ying sudah tidur. Di lain pihak siapa pun sudah tidak ada gairah Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo menikmati keindahan pantai dan bulan. Li Poh-hoan masih tetap berpakaian putih, tangan kirinya menggenggam pedang panjang berikut sarungnya. Wajah dia walahpun tampak santai, tapi jika di teliti langsung mengerti, dia sedikit pun tidak berani' ceroboh, pedang di tangan kirinya, tangan kanan dapat mencabutnya setiap saat. Sebaliknya kedua tangan Biauw Cia-sa kosong tidak memegang apa-apa, sepertinya lebih berani dari pada Li Poh-hoan, tiba-tiba dia membuka topi nelayan wanitanya, maka tampak wajah seorang wanita. Usia tiga puluh tahun lebih, tidak cantik juga tidak buruk. Li Poh-hoan kebingungan sambil mengerutkan alis berkata: "Tadi kau berdandan seorang laki-laki tua, sekarang berubah menjadi seorang wanita, aku benar-benar harus mengenalimu?" "Bertemu kenapa harus berkenalan!" Biauw Cia-sa malah mengeluarkan sebuah sajak ternama! Lalu dia melanjutkan berkata: "Malam ini tidak peduli aku mati atau hidup, menang atau kalah, pokoknya aku akan membiarkan kau melihat wajah asliku, juga membiarkan kau tahu namaku, nama aku adalah Biauw Cia-sa, begitu cukuplah." "Baiklah, kau sangat terbuka, aku ucapkan terima kasih terlebih dulu." Li Poh-hoan bukan saja orangnya tampan, tingkah lakunya juga seperti putra bangsawan, dia berkata lagi, "Apakah Li Poh-hoan dulu pernah melakukan kesalahan padamu" "Tidak ada, sedikit pun tidak ada." Saat Biauw Cia-sa menjawab, dalam hatinya mendadak jadi mengerti, kenapa Pu-couw-siancu menyuruh dia membunuh Li Poh-hoan. Orang yang romantis seperti dia, jika ber-dekatan dengannya, dia akan tidak mampu mengen-dalikan dirinya, lebih baik cepat-cepat membunuhnya, supaya tidak ada pikiran di kemudian hari. Dia kembali berkata: "Pokoknya aku mau membunuhmu, urusan lain tidak perlu dibicarakan." Li Poh-hoan tersenyum dan berkata: "Ternyata kau pun seperti pembunuh bayaran, ku lihat kau cukup bengis tapi kurang licik, kau pasti bukan pembunuh bayaran profesional kelas satu." "Aku memang bukan pembunuh bayaran profesional......" dia hanya mengatakan tujuh kata, tapi Li Poh-hoan sudah memperhitungkan gerakan dia selanjutnya. Yang dimaksud gerakannya, khusus ditujukan pada Biauw Cia-sa. Pertama-tama dia melepaskan sabuk yang di ikat di pinggangnya, bentuknya seperti sabuk kulit yang digunakan orang zaman sekarang. Karena sabuk yang tipis dan kecil ini dibelitkan dua kali lingkaran dipinggangnya, dan jika lingkaran pinggang dia dihitung dua puluh empat inci, maka panjang dua kali lingkaran itu adalah empat puluh delapan inci. Tentu saja sabuk itu bukan untuk mengikat pinggang dan celana. Tapi sebenarnya adalah sebilah pedang yang tipis, lentur, dan kecil. Sarung pedang yang membungkusnya mung-kin kulit ular yang sulit didapat. Dan gerakan kedua Biauw Cia-sa adalah melepaskan sarung pedang itu, pedang lentur itu mendadak menjadi tegang lurus, juga mengeluarkan sinar biru perak. Bersamaan waktu itu, sarung pedang di tangan kirinya juga sudah dibelitkan di telapak tangannya, sehingga hanya ujung jarinya masih terlihat, seluruh telapak tangannya seperti memakai sanmg tangan. Gerakan selanjutnya adalah menyerang. Walaupun serangannya cepal d"n berujung gulung, setiap serangannya hampir tidak celahnya, tapi Lj Poh-hoan tetap masih bisa menghitung serangan dia seluruhnya enam belas kali. Karena serangannya tidak terputus, jadi tidak terlihat ada sambungannya, orang yang melihat seperti seekor ular datang membelit. Li Poh-hoan menunggu sampai gerakannya habis, kakinya sudah bergeser mundur delapan langkah, tentu saja pedang panjangnya pun sudah dikeluarkan, menggunakan tangan kanan dengan mantap menggenggamnya. Sekarang dia benar-benar merasakan kelihayan Canbiantok-kiam, salah satu jurus pedang ternama masa kini. Sejak dia turun gunung, dia sudah bertarung dengan pesilat-pesilat masa kini, banyaknya tidak terhitung, tapi tidak pernah dia mengalami keadaan seperti sekarang, setelah mundur delapan langkah, dia masih belum mampu membalas menyerang. Jurus pedang Biauw Cia-sa tidak ada putusnya, setiap jurus terus bersambungan. Laksana jarum dan benang yang bersambung-an, rotan dan pohon yang berbelitan. Pedangnya pun mungkin beracun. Tapi Li Poh-hoan berani bertaruh huruf racun di dalam kata-kata Can-biantokkiam, racunnya pasti bukan ditunjukan pada racun obat, tapi semacam racun asal sekali tersentuh pasti akan membunuh musuhnya. Tentu saja racun ini sebuah racun yang sangal menakutkan, jauh lebih berbisa dari pada racun obat. Setelah Li Poh-hoan mundur delapan langkah dia masih tetap harus mundur terus, untung saja Liu-lang-bun-eng adalah sebuah tempat datar yang cukup luas, salah satu dari delapan pemandangan indah. Jadi walaupun Li Poh-hoan terpaksa harus mundur, mundur sebanyak dua ratus langkah pun tidak akan tercebur ke dalam danau. Tapi Li Poh-hoan tidak mundur sejauh itu. Di hitung mulai dari kedua kalinya, saat langkah ke tujuh tiba-tiba pedang dia secepat kilat menusuk. "Traang tiaang tiaang" tiga tusukan pedang-nya, mengenai pedang tipis lawan, dan ujung pedang-nya tepat mengenai kurang lebih empat inci dari ujung pedang Biauw Cia-sa. Serangan pedang yang rapat seperti ular ber-bisa dan tidak ada putusnya sekarang menjadi pecah dan kacau. Apa lagi setelah Li Poh-hoan menambahkan tiga serangan susulan, walaupun Biauw Cia-sa dapat menangkisnya, tapi jurus pedangnya menjadi kehilang-an daya isapnya. Malah jadi seperti sepiring pasir yang berantakan. Tiba-tiba ujung pedang Li Poh-hoan berubah arah, langsung menusuk telapak tangan kiri Biauw Cia-sa. Biauw Cia-sa tidak mau mundur, telapdk tangannya bergerak memukul ujung pedangnya. Dari angin keras yang timbul akibat pukulan tangannya bisa diketahui Biauw Cia-sa sudah mengerahkan seluruh tenaga dalam dan kecepatannya. Walaupun telapak tangannya telah dibelit kulit ular dari sarung pedang, tapi kecepatan dan kekuatan pedang lawan mungkin bisa menembus telapaknya walaupun telapak tangannya dibungkus plat besi. Bentrokan terjadi antara telapak tangan dan ujung pedang dengan kecepatan yang sulit digambar-kan. Biauw Cia-sa mengeluarkan jeritan kesakitan. Tubuhnya mengikuti datangnya pedang lawan berguling setengah lingkaran, jatuh di atas tanah. Terlihat tangan kiri dia menjulur keluar, pedang Li Pohhoan sudah menembus pergelangan tangan dia, menancap dalam sekali ke dalam tanah berumput. Selain itu sebelah kaki Li Poh-hoan sudah menginjak pedang lentur berwarna biru peraknya, begitu mengerahkan tenaga dalam, pedang lentur itu melengkung masuk ke dalam tanah, dalamnya sampai satu kaki. Saking sakitnya Biauw Cia-sa sampai mencucur kan keringat dingin. Dia mengadukan giginya berkata: "Bunuhlah aku, jika kau berani bunuhlah aku." Wajah Li Poh-hoan dingin dan bengis. Tampangnya bukan seorang yang welas asih, yang tidak tega membunuh orang. Dia berkata: "Ku dengar Can-bian-tok-kiam dari Lam-kang, mempunyai jurus hebat lain dan tenaga dalam Cie-kiam-cihiat (Jari pedang menusuk jalan darah), tapi kau pun jangan lupa, orang lainpun bisa menusuk jalan darah. Walaupun harus menggunakan pedang bukan menggunakan jari, tapi hasilnya tidak ada perbedaan, sekarang jalan darahmu sudah kutotok, sudah tidak mampu melawan, menurut pandanganku asalkan hasilnya begini, menggunakan pedang atau menggunakan jari pun bisa saja, bagaimana menurutmu?" Biauw Cia-sa memang heran, kenapa dia merasakan sangat sakit" Apakah tusukan pedang yang menotok jalan darah, bisa membuat sakitnya berkali lipat" Dalam waktu singkat dia sudah tidak tahan lagi, sorot matanya yang bengis sudah berabah menjadi lemah. Dan akhirnya sampai teriak: "Aduh., aduh". Sekarang dia mana bisa berpikir dan punya semangat membicarakan masalah lainnya. Sekarang yang paling penting adalah bagai-mana mengurangi rasa sakitnya. Dia sendiri sadar rasa sakitnya sangat menakut kan, dalam keadaan biasa, walaupun lawan mematah-kan beberapa tulangnya, dia masih mampu bertahan. Tapi sekarang pedang lawan hanya menembus pergelangan tangan, tapi sakitnya tidak tertahankan. Setiap gumpal daging, setiap ototnya seperti mengerut dan sakit. Keadaan aneh ini tentu saja datangnya dari jalan darah yang ditembus oleh pedang panjang. Karena dia berkonsentrasi untuk meringankan sakitnya, makanya otak dia mendadak menjadi lincah. Sambil merintih dengan keras berkata: "Li-pangcu, aku ada hal yang mau dilaporkan." Dia sudah menggunakan kata terhormat 'lapor', tidak berani berteriak-teriak tidak karuan. oo)))dw(((oo BAB 10 "Mulutmu tidak disumbat, mau berkata apa katakan saja," kata Li Poh-hoan. Sambil merintih Biauw Cia-sa berkata: "Karena kesakitan otakku jadi tidak bisa ber-pikir, mungkin melupakan kata-kata penting, apa lagi yang ada hubungannya dengan Pu-couw-siancu......" Li Poh-hoan tertawa dingin dan berkata: "Rasa sakit kadang bisa membuat otak orang lebih sadar. Apa lagi aku, sebenarnya tidak ingin mendengar katakata......" Tapi begitu muncul wajah cantik Pu-couw-siancu yang bisa menggetarkan hati orang, dia tidak tahan langsung menendang sekali pada Biauw Cia-sa. Biauw Cia-sa yang ditendang seharusnya semakin merasa sakit, tapi yang terjadi malah sebalik-nya, dia menghela nafas panjang, rintihannya segera berhenti. "Katakanlah." Li Poh-hoan mendesak dia, "Aku tidak punya banyak waktu, kau telah menimbulkan banyak kerepotan untukku, walaupun aku tidak takut pada murid dan teman-orang orang itu jika datang membalas dendam padaku. Tapi kulihat lebih bagus sebisanya menjelaskan pada mereka, mengenai dirimu, mungkin kau masih belum lupa, rasa sakit tadi bukan?" Biauw Cia-sa tidak berani membuang-buang waktu. Pertama, khawatir membuat Li Poh-hoan jadi marah. Kedua, pergelangan tangannya yang ditembus oleh pedang, harus cepat-cepat diobatinya, jika terlalu banyak mengeluarkan darah, walau ilmu silatnya tinggi juga akan mati. Di dunia tidak terhitung banyaknya orang bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya, tempat yang dipotong adalah tempatnya ini. Dia berkata: "Aku adalah pengkhianat Can-bian-tok-kiam-bun dari Lam-kang......" Li Poh-hoan menggoyang-goyangkan tangan-nya tidak sabar dan berkata: "Aku tahu, begitu kau menyebutkan namamu aku sudah ingat, jaringan perkumpulanku tidak akan membuat berita yang aku tidak tahu." Biauw Cia-sa buru-buru berkata: "Makanya aku takut bertemu dengan orang dari perkumpulan kami, apa lagi orang yang mampu membunuh aku." Li Poh-hoan menganggukan kepala, katanya: "Jika aku adalah kau, mungkin juga akan begitu, tapi sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" "Di sisi Pu-couw-siancu ada seorang wanita, dia sangat cantik, mungkin kau sudah bertemu dengan dia, dia adalah To Sam-nio, julukannya Pek-jiu-cian-kiam." *" "Aku pernah melihat dia, juga pernah melihat dia menggunakan pedangnya, tapi walaupun jurus pedang dan tenaga dalamnya lebih bagus darimu, tapi aku percaya perbedaannya tidak terlalu jauh, apa sebab kau begitu ketakutan ketika menyebut dia, hingga suaramu juga jadi gemetar?" Kata Biauw Cia-sa: "Jika dia diperintah oleh ketua untuk mengejar dan membunuh aku, di dalam tiga jurus, dia pasti bisa mengalahkan aku, dalam tiga bulan aku pun pasti akan mati. Hanya saja tiga bulan ini sebelum aku mati, aku akan menderita siksaan yang mengerikan sekali, tidak lebih ringan dari kesakitan yang tadi kualami, coba kau pikir, jika Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo menderita siksaan seperti itu selama tiga bulan baru bisa mati, siapa yang bisa tahan?" Li Poh-hoan tersenyum dan menjawab: "Maka aku sarankan padamu, saat kau melihat dia, segera cabut pedang bunuh diri." Biauw Cia-sa sedikit pun tidak merasa lawan berkelakar, wajah dan nadanya pun sangat serius. Dia berkata: "Benar, sejak lama aku sudah memutuskan melakukan hal itu, tapi jika ada cara lain, atau ada kesempatan menghindar, tentu saja aku tidak mau melepaskan peluang ini." Dia berhenti sejenak lalu melanjutkan: "Aku telah menangkap kakak kembarnya Pu-couw-siancu, memaksa dia memerintahkan To Sam-nio supaya jangan membunuh aku, tapi Pu-couw-siancu mau aku lakukan satu hal, yaitu kau!" Karena darah terus mengalir dari pergelangan tangannya, makanya Biauw Cia-sa yakin lebih baik segara menyelesaikan kata-katanya, jika tidak dia yang akan mati segera dan pasti bukan Li Poh-hoan. Li Poh-hoan tertegun beberapa saat, kepalanya berbunyi terus. Pu-couw-siancu mau membunuhku" Kenapa" Kenapa dia mau membunuh aku" Apakah kata-kata yang lembut hangat di bawah pohon Hong di pinggir sungai, cium dan peluk yang manis dan memabukan, semuanya palsu" Laki-laki mana pun pasti tidak akan percaya bisa ada kejadian yang demikian. Mula-mula Li Poh-hoan pun demikian, tapi setelah berpikir lama, tidak demikian. Sebab dia tahu jika wanita berubah menjadi kejam, kekejamannya jauh berlipat ganda lebih lihay dari pada lakilaki. Lebih-lebih wanita cantik. Apa lagi Biauw Cia-sa tidak ada alasan membohongi dia. Siapa yang mau berkelakar seperti ini, mempertaruhkan nyawanya sendiri" Dia mengambil keputusan dengan bertekad membuang jauh asmara pribadinya, juga membuang jauh-jauh kepahitan di dalam dadanya. Maka sorot matanya kembali menyorotkan keperkasaan seekor bunmg elang melayang ribuan li untuk menguasai dunia. Dia berkata: "Siapa nama kakaknya Pu-couw-siancu" Di manb dia sekarang" Bagaimana aku bisa menemuinya" Dan sudah berapa banyak orang yang mengetahui persembunyiannya?" Benar saja, kepintarannya diatas rata-rata orang, dalam pandangannya dia mempunyai rencana yang jauh ke depan. Dalam sekejap saja dia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Juga sudah terpikir Biauw Cia-sa pasti pernah membocorkan rahasia ini. Dia harus segera mendahului lawan, seperti misalnya Tong-to-bun nya Pu-couw-siancu, dia adalah musuh terkuatnya, maka dia jangan sampai kalah cepat. Setelah kakak Pu-couw-siancu berada ditangan-nya, keadaannya akan lebih menguntungkan. Apa lagi jika mereka adalah saudara kembar! Maka wajah mereka pasti sangat mirip sekali" Oooo oooO Air yang mengalir di sungai tidaklah begitu jernih, alirannya juga tidak deras. Tertanam berbagai macam pohon di kedua sisinya, apa lagi pohon Liu, selalu membuat dada dipenuhi oleh lembutnya asmara. Pokoknya, tidak berbeda dengan pemandangan yang menenangkan setiap kali sungai mengalir jauh, sepanjang mata memandang terlihat padi hijau di sawah. Tapi jika setiap kali melihatnya, selalu dipenuhi oleh perasaan yang sulit digambarkan, masuk ke dalam hati dan tulang, malah ke dalam mimpi...... Hoyan Tiang-souw berdiri di atas pelabuhan sederhana di pinggir sungai, malah sedikit kesal sambil mengerutkan alis tebalnya. Mo-to yang dibungkus oleh kain, dikepit di ketek kirinya. Walaupun tidak setiap orang tahu itu adalah sebilah golok, tapi siapa pun tidak begitu berani banyak melihat pada orang yang berwajah gagah dan dingin. Tentu saja, di dunia ini banyak pemuda yang bersifat kasar dan mudah gusar. Atau mengira dirinya yang paling hebat. Tidak punya masalah juga sering mencari masalah pada orang lain. Jika ada orang yang menatapnya, maka dia akan mengira itu adalah hinaan hingga dia mencak mencak. Tentu saja dia tidak mau membiarkan begitu saja pada orang yang menatap dirinya. Sehingga banyak orang yang jujur dan baik, jika bertemu dengan orang semacam ini, terpaksa sebisanya tidak melihat dia, supaya tidak menimbulkan masalah. Alasan Hoyan Tiang-souw merasa kesal, bukan lah pemandangannya kurang bagus. Tapi karena sungai di Kang-lam ini sungguh terlalu banyak. Sungai-sungai ini walaupun tidak terlalu besar, tapi harus ada jembatan yang menghubungkan baru bisa menyeberanginya, jika tidak ada, maka harus memakai perahu penyeberangan. Buat Hoyan Tiang-souw, sebenarnya dia bisa saja meloncat menyeberanginya, namun dia menemu-kan manusia di Kang-lam terlihat lebih banyak dari pada semut, paling tidak jauh lebih banyak dari pada manusia di utara. Makanya di setiap pelabuhan sungai, pasti ada banyak orang sedang menunggu perahu penyeberangan, sehingga dia tidak begitu leluasa menyeberangi sungai dengan cara meloncatinya. Itulah satu-satunya alasan yang membuat dia menjadi kesal terhadap sungai. Perihal pemandangannya, sebenarnya dia juga sangat menikmatinya, sangat menyukainya. Matahari pagi tidak begitu terik, angin musim semi bertiup di wajahnya masih ada sedikit rasa dingin. Tapi Hoyan Tiang-souw sudah membuka lebar baju di dadanya, menampakan ototnya yang menonjol kuat, dan bulu dada yang hitam. Tiba-tiba tanpa sadar tangannya menutup bajunya yang terbuka itu. Maka dia terlihat jadi tidak terlalu kasar. Dia melakukan ini karena melihat ada seorang wanita cantik datang mendekat, sehingga tanpa sadar melakukan reflek ini. Wanita cantik ini bukan saja sudah dikenal, juga tahu dirinya pasti tidak mudah melupakannya. Hari itu ketika di kuil Han-san di luar kota Soh-ciu, wanita setengah baya ini mengikuti Cui Lian-hoa (sebenarnya adalah Pu-couw-siancu Cui Lian-gwat). Saat itu wajah dan sorot mata dia dingin sekali. Sekarang pun tidak berubah, tetap dingin cantik menekan orang. Dia sekali pun tidak melihat pada Hoyan Tiang-souw. Tapi jelas dia dengan teliti memperhatikan tujuh delapan orang kampung yang berada di pelabuhan penyeberangan. Setelah semuanya di awasi, lalu berpaling melihat pada pohon Liu yang berada agak jauh di sebelah kiri. Hoyan Tiang-souw merasakan Mo-to nya seperti ingin meloncat keluar, di dalam hati menjadi keheranan, kenapa pada saat ini ada gejala bahaya dan pertempuran" Apakah semua ini datang dari wanita cantik yang dingin ini" Perahu penyeberangan lama tidak datang, para orang kampung mulai ribut, tapi sedikit pun tidak berguna, karena orang tua yang mengemudikan perahu penyeberangan itu, mendadak melepaskan tali perahunya dan meninggalkan pantai. Lalu melaju mengikuti arus air, malah mendayung menambah kecepatan, hingga dalam waktu tidak lama sudah jauh sekali. Orang-orang yang mau menyeberang menggunakan bahasa Oh yang tidak dimengerti oleh Hoyan Tiang-souw, setelah ribut-ribut sejenak, tiba-tiba semuanya berjalan pergi ke hilir sungai. Mungkinkah disana masih ada pelabuhan penyeberangan atau sejenisnya" Dalam hati Hoyan Tiang-souw hanya ter-senyum dingin, tapi dia tidak pergi mengikuti orang-orang itu. Tidak berapa lama, di pelabuhan hanya tinggal lima orang saja. Hoyan Tiang-souw salah satu diantaranya. Dia melihat di belakang wanita dingin itu adi seorang gadis pelayan yang cantik. Dan lebih jauh lagi ada dua orang laki-laki besar berbaju hijau, pinggangnya diikat oleh kain warna perak. Jelas semuanya membawa senjata tajam. Tadinya Hoyan Tiang-souw tidak mempeduli-k^n orang lain membawa senjata apa, tapi perasaannya yang tajam sejak lahir memberitahukan, satu orang membawa golok panjang, yang satu lagi membawa pedang panjang. Jika perasaannya sudah memberitahu, dia ingin tidak mau tahu juga tidak bisa. Di depan sudah dikatakan orang-orang Kang-lam banyaknya seperti semut, jadi seharusnya muncul lagi orang baru, tapi kenyataannya tidak, sudah begitu lama tidak ada orang yang datang lagi. Kenapa bisa timbul keadaan yang aneh dan tidak masuk akal ini. Hoyan Tiang-souw sama sekali tidak berminat memikirkannya, dia sama sekali tidak ingin tahu. Sudah satu jam lewat, Hoyan Tiang-souw hanya memandangi air sungai, sampai hidung pun tidak pernah bergerak. Wanita dingin dengan suara merdu seperti kicauan burung berkata: "Hoyan Tiang-souw, aku adalah To Sam-nio dari Lamkang." Saat ini baru Hoyan Tiang-souw memalingkan kepala melihat pada dia. Alis tebalnya sedikit berdiri, matanya menyorot sinar sebengis macan tutul. Suara-nya yang seperti berteriak, dengan keras berkata: "Jika kau ingin membunuh aku, maka cepatlah lakukan, tidak perlu banyak omong kosong." Wajah To Sam-nio tampak warna keheranan dan berkata: "Apakah kau sedikit pun tidak ingin tahu alasan aku berbuat begini padamu?" Hidung Hoyan Tiang-souw mengeluarkan dengusan sekali dan berkata: "Kenapa aku harus tahu" Kau kan bukan orang yangpertama ingin membunuhku." Kata-katanya masuk akal juga. Dengan sebutan dan keadaan Mo-to Hoyan Tiang-souw saat ini, mengalami penghadangan macam apa pun, itu adalah hal yang sangat wajar sekali. Jika tidak ada orang yang berusaha membunuh dia, itu bani hal yang mengherankan. Alasannya tentu saja asalnya dari dia, tanpa alasan yang jelas telah banyak membunuh pesilat tinggi dunia persilatan. Kata To Sam-nio: "Kau sangat aneh, setiap laki-laki selalu hidup demi kebesaran nama, demi wanita, atau tidak demi apa-apa, tapi kau tidak sama, sama sekali tidak sama." Hoyan Tiang-souw menatap tajam. Sorot matanya seperti Mo-to dia yang sangat ternama itu, mengeluarkan sinar gaib yang aneh. Dia berkata: "Aku pun hanya seorang laki-laki, hanya begitu saja!" Suara To Sam-nio berubah jadi sepuluh kali lipat lebih lembut, sampai dia sendiri pun merasa keheranan, sebab selama hidupnya suara dia tidak pernah selembut, semerdu sekarang ini. Apa lagi lawan adalah seorang laki-laki. Dia berkata: "Kau tidak sama, kau sepertinya hidup demi membunuh orang, apa sebabnya" Apakah di dalam hatimu ada begitu banyaknya dendam dan kebencian?" "Tidak ada, jangan sembarangan omong," 1 loyan Tiangsouw tanpa sungkan membantahnya, "Sekarang ini kau lah yang ingin membunuhku dulu, bukan aku ingin membunuh kau dulu." To Sam-nio tertegun sejenakbam berkata: "Betul, betul, tapi kenapa kita bisa begini?" Jangan kata Hoyan Tiangsouw tidak bisa menjawab, walaupun bisa dia malas mengucapkannya. Mata dia hanya menatap tubulinya yang seksi, dari atas keba wah dan dari bawah keatas. Sorot mata seperti ini, sangat mudah membuat orang salah menafsirkan, dia adalah hidung belang yang sangat suka wanita. To Sam-nio dengan hati hati dan teliti memperhatikan dia beberapa saat. Bam dia berkata: "Kau tidak memandang aku seorang wanita yang cantikbukan?" Hoyan Tiang-souw tidak menjawab malah balik bertanya: "Kenapa kalau cantik" Apakah jika aku mengatakan kau cantik, lalu kau tidak jadi menyerang dan membunuhku?" To Sam-nio berpikir sebentar baru berkata: "Aku tidak tahu, aku sungguh tidak tahu, usia aku sudah tiga puluh dua tahun, sebelum ini, aku tidak pernah demi memikiran laki laki sehingga pikiranku berubah, aku pun tidak peduli apa pikiranmu, aku tetap akan membunuhmu." Tanpa alasan yang jelas, Hoyan Tiang-souw berkata: "Apa yang dikatakanmu semuanya kosong, buat apa dibicarakan?" To Sam-nio menggelengkan kepala tidak setuju: "Tidak semuanya kosong, paling sedikit aku telah Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mempertimbangkan buatmu, kau adalah laki laki pertama yang membuat aku mempertimbangkan." Hoyan Tiang-souw sedikit pun tidak merasa bangga atau tergerak hatinya, suaranya masih tetap sekasar semula. Dia berkata: "Aku merasa tetap saja omong kosong." Lalu dia menutup mulutnya rapat-rapat, membuat orang yang melihat, tahu dia sudah bertekad tidak membuka mulut lagi. Bagaimana pun To Sam-nio adalah seorang wanita, sedikit banyak pasti ada rasa ingin tahu terhadap laki-laki. Apa lagi laki-laki aneh seperti Hoyan Tiang-souw, tingkahnya sulit diduga, membuat rasa ingin tahunya tidak tertahan jadi bergejolak dalam hatinya. "Aku tahu kau tidak ingin bicara lagi, tapi paling sedikit jika mendengarkan tidak akan meng-ganggu bukan" Aku diperintah oleh Pu-couw-siancu, nona Cui untuk mengejar dan membunuhmu. Mungkin kau ada perhatian, atau juga mungkin tidak ada perhatian, tapi aku sangat perhatian, sebab jika aku tidak bisa membunuhmu, aku pasti balik mati dibunuhmu." Tapi ini adalah keputusan dia, sama sekali tidak ada hubungan dengan Hoyan Tiang-souw, maka dia tetap menutup mulurnya, hanya melihat dia dengan dingin. To Sam-nio berkata lagi: "Mohon tanya, apakah aku ada cara tanpa bertarangbisa membunuhmu?" Perkataannya sampai sekarang, tetap masih omong kosong. Hoyan Tiang-souw ingin sekali memberitahu, 'aku dengan kau barang apa pun tidak tahu, juga tidak ada minat mengetahuinya. Maka bagaimana aku bisa tahu, apa upayamu tidak mau mendengar perintah tapi bisa membunuh aku"' Apa lagi wanita ini walaupun cantik juga dingin, sampai dia sendiri pun harus mengakuinya bahwa dia cantik sekali, tapi dia tidak punya cara supaya bisa menyukai dirinya. Itu karena Mo-to yang dikepit di kereknya...... Tapi akhirnya dia bicara juga: "To Sam-nio, kembalilah ke Lam-kang, selamanya jangan datang lagi kemari." "Cara ini tidak bisa dilakukan." To Sam-nio berkata sambil menggelengkan kepala, "walaupun aku datang dari Lam-kang, tapi sekarang sudah menjadi orang elitnya Tongtobun. Aku harus melakukan tugas penggempur elit, salah satu contohnya adalah membunuhmu, ketua kami adalah Sen Hai-kun, apakah kau pernah mendengar nama besarnya?" "Tidak pernah, aku pun tidak ingin tahu." "Kau mau bicara, itu membuktikan aku cukup bagus." To Sam-nio sepertinya pandai memuji diri sendiri, dia berkata lagi, "maka aku pun akan mem-balas kebaikanmu." "Tidak perlu, sungguh tidak perlu." Hoyan Tiang-souw tidak tahan jadi tertawa dingin, tapi orang lain melihat tawa dinginnya, malah seperti tawa bengis. Tidak perlu membahas tertawanya terlihat seperti apa, tapi dia tidak akan tertawa tanpa ada alasan. Itu karena dia tahu yang dimaksud To Sam-nio 'membalas kebaikan', sebenarnya adalah mau mengambil nyawanya. Hanya ingin dia mati saja! To Sam-nio malah sangat jujur, mengakunya: "Aku terpaksa membunuhmu, aku harus melakukannya, aku membocorkan rahasia ini, anggap saja sebagai pembalas kebaikanmu." Hoyan Tiang-souw menganggukan kepala. Suara To Sam-nio berubah menjadi dingin sekali, katanya lagi: "Bagaimana keadaan di dalam sebenarnya, di katakan pun tidak akan jelas, tapi ada satu benda setelah kau melihatnya maka kau akan tahu." Dia mengangkat tangan dan menggerakan jarinya, gadis pelayan cantik yang ada di belakangnya seperti boneka ditarik benang pengendalinya, meloncat ke depan, mengeluarkan satu bungkusan kecil warna merah. Dengan sepasang tangan disodorkan ke depan Hoyan Tiang-souw supaya dilihatnya. "Sssst," Mo-to keluar dari sarungnya tiga inci, suara nyaring dingin dan keras terdengar di pinggir sungai yang sepi, malah seperti bunyi lonceng besar-menggetarkan hati orang-orang. Kulit mata Hoyan Tiang-souw tidak pernah berkedip, tangan kanannya yang kuat dan mantap sudah mencabut keluar Mo-to, dan juga sudah disabet-kan. Di udara berkelebat sinar yang menyilaukan mata, tapi setiap orang bisa melihat muncul dua tetes air mata, jelasnya seperti lukisan. Kepala gadis pelayan yang cantik mendadak meninggalkan tubuhnya, "Huut!" terbang sejauh dua tombak lebih, bersamaan bungkusan kecil warna merah di tangannya juga terbang lebih jauh lagi. Benda apa itu sebenarnya" Hoyan Tiang-souw sama sekali tidak tahu. Golok dia menggulung kembali, tepat menge-nai Tok-kiam yang bisa melengkung, berwarna biru perak, tipis kecil, dan juga bisa berubah kadang keras kadang lentur! Tangan mulus To Sam-nio memegang Tok-kiam, dia meloncat miring ke samping beberapa kaki. Dia malah masih bisa tertawa dan berkata: "Jurus golok yang sangat tidak ada perasaan, nama Moto memang tidak salah." Dua orang laki-laki besar berbaju hijau dengan ikat pinggang perak yang berdiri agak jauh sudah meloncat menghampiri, mereka masing-masing berdiri di kedua sisi di belakang Hoyan Tiang-souw, sehingga membentuk segi tiga, dengan To Sam-nio mengurung Hoyan Tiang-souw. To Sam-nio berkata lagi: "Kau sudah membunuh pelayanku Siau-cian, kau membunuh seorang gadis muda yang begitu cantik, hatimu sedikit pun tidak tergerak" Sedikit pun tidak sedih?" Jawaban Hoyan Tiang-souw malah menggunakan Mo-to yang dingin tidak berperasaan. Tiba tiba Pek-mo-ci-to menyambar seperti kilat, terbang melintang membacok ke arah laki-laki besar berbaju hijau di sebelah kanan belakang. Bukan karena orang ini melintangkan goloknya, maka sengaja mencari kesialannya (orang yang menggunakan golok, sering khusus mencari musuh yang menggunakan golok). Tapi jika ingin memecahkan kurungan musuh, orang ini adalah titik kelemahan yang paling tepat juga paling mudah diserang. Laki-laki besar berbaju hijau itu segera menyabetkan golok panjangnya, maka diantara dua orang yang menyerang dan yang bertahan itu timbul kilatan ratusan sinar. Jurus golok dia dan tenaga dalam yang dikerahkannya memang cukup mengejutkan orang. Tapi ini adalah masalah kedua, yang paling aneh adalah dalam kilatan ratusan sinar itu, dalam sekejap mata, Hoyan Tiang-souw bisa melihat dirinya. Masih tidak aneh jika bisa melihat pantulan bayangan dirinya, yang lebih aneh adalah dia malah bisa melihat tampang dirinya yang alis tebalnya berdiri miring ke atas dan matanya yang beringas seperti harimau. Dalam waktu yang singkat ini, dalam tabir golok yang bukan cermin itu, bagaimana mungkin bisa melihat dirinya begitu banyak dan begitu jelas" * Untung saja hawa amarah yang keluar dari ujung alisnya Hoyan Tiang-souw tidak muncul di dalam tabir sinar goloknya, maka dia tetap mampu mempertahankan semangat keberingasannya. Dia sangat percaya bahwa hawa amarahnya juga bisa dilihat (hawa amarah dia memilik sifat khusus yang bisa membeku seperti benda padat). Mungkin sabetan golok ini akan jauh berkurang tenaganya, sehingga tidak bisa melanjutkan tujuan asalnya. Artinya tidak bisa meneruskan sabetannya. Begitu dia berteriak laksana petir, hawa amarah nya mendesak masuk ke dalam telinga dan hati orang. Di dalam teriakannya, setiap orang kembali melihat dua tetes besar air mata yang jernih, air mata ini mendadak muncul di Mo-to itu. oo)))-dw-(((oo Bersambung Jilid 2 AAssmaarraa PPeeddaanngg ddaann Goollookk Karangan : Suma Leng Terjemahan : Liang J Z Di edit / sadur : Adhi H JILID KE DUA BAB 11 Laki-laki besar berbaju hijau dengan sabuk warna perak itu jelas menggunakan sebuah jurus Kim-kong-hoan-eng-sut (Bayangan Kim-kong bertukar tempat) menutup dengan kuat bagian atas, tengah dan bawah, bersamaan itu pergelangan tangannya yang kuat sedikit menekan ke bawah setengah inci, mengeluarkan jurus Sin-kong-kui-ku (Bayangan setan menangis) untuk membunuh lawannya. Siapa duga belum lagi jurus Sin-kong-kui-ku dikeluarkan, entah bagaimana Mo-to musuh tahu-tahu sudah menusuk di depan dada. Saat Mo-to menembus ke dalam tabir jurus Kim-kong hoan-eng-sut, laksana memotong tahu saja, juga laksana memotong air. Dua tetes besar air mata yang mengerikan itu sudah berada di depan mata, dan sekali mata golok Mo-to berputar dan sudah kembali lagi ke empunya. Semua orang bisa melihat dengan jelas, tubuh tegar lakilaki besar berbaju hijau dan sabuk warna perak itu sudah terpotong jadi dua bagian, juga terbang kedua arah. Sebenarnya yang bisa melihat kejadian yang mengerikan ini, hanya To Sam-nio dan seorang laki-laki besar berbaju hijau sabuk warna perak lainnya. Tapi mereka sama sekali tidak sempat terkejut dan merasa sebal hati. Karena dua bagian tubuh manusia yang berlumuran darah itu sudah terbang menerjang kearah mereka. Kekuatan yang dikeluarkan Mo-to itu selain bisa memotong tubuh manusia menjadi dua, masih bisa menggunakan dua potongan mayat itu masing-masing menerjang ke arah dua orang yang berdiri di dua tempat. Jurus golok seperti ini dan tenaga dalam yang hebat ini, sangat sulit dipercayai siapapun. To Sam-nio menggoyangkan pinggangnya, dan bergeser beberapa kaki, menghindar. Tapi laki-laki besar berbaju hijau sabuk warna perak lainnya tidak seberuntung dia. Di langit yang terang benderang, di atas air yang hijau, berkilau-kilau sebuah sinar golok, dan di dalam sinar golok mendadak muncul lagi dua tetes air mata yang jernih yang membuat orang takut melihat-nya. Baru saja Laki-laki besar itu menghindar dari serangan potongan mayat, pedangnya disabetkan dari bawah ke atas, kelebatan sinar pedangnya laksana jaring yang rapat, sejenak melihatnya seperti jurus pedang heb,at dari Bu-tong Ta-mo-ku-yan (Di padang pasir mengeluarkan asap). Jurus ini harus menggunakan tenaga dalam yang besar untuk mendukungnya, tentu saja kehebatan nya bisa memukul mundur ribuan tentara. Bacokan miring golok Hoyan Tiang-souw sedikit pun tidak berhenti, dan mulutnya tidak tahan berteriak: "Jurus pedang yang bagus." Tapi sabetan golok dia ini masuk dari celah yang sekecil rambut, malah seperti kereta yang melaju di atas jalan raya, sama sekali tidak ada hambatan. Laki-laki besar itupun segera terbelah menjadi dua bagian mayat yang berlumuran darah, jeritan mengerikannya juga hanya keluar setengahnya. Hoyan Tiang-souw hanya menyabetkan goloknya tiga kali, tapi sudah membunuh tiga orang. Setiap orang yang mati itu semuanya berilmu tinggi dan pembunuh bayaran yang memiliki kepandai an khusus. Tapi sebuah sabetan dari dia tetap tidak bisa menahannya. Siapa pun yang melihat keadaan ini, akan timbul satu pertanyaan besar, selain kengeriannya juga sangat besar.... benarkah jurus golok dan tenaga dalam Hoyan Tiang-souw tiada lawannya di dunia" Atau Mo-to memang ada "tenaga gaib' yang tidak bisa ditahan orang" Di tepi pelabuhan penyeberangan angin meniup baju, hawa dingin musim semi semakin dingin menusuk tulang. To Sam-nio melihat ke sekeliling, kesedihan tampak jelas di wajahnya. Dia menghela nafas sekali dengan pelan berkata: "Pelaksana hukum berbaju hijau yang terpilih oleh Sen Hai-kun, tidak satu pun yang bukan pesilat tinggi masa kini, tapi di bawah golokmu, hay......" Hoyan Tiang-souw seperti seekor macan tutul yang amat ganas dan penuh kecurigaan, selain itu seperti patung batu yang tidak ada perasaan melihat perubahan berbagai benda di alam semesta, juga tidak ada perasaan kemanusiaan. Mo-tonya dilintangkan di depan dadanya, sepasang lututnya sedikit ditekuk. Sorot matanya seperti panah tajam, menatap satusatunya sasaran yang tersisa, To Sam-nio. Kelihatannya walaupun To Sam-nio berlidah seperti Sukin, pintar seperti Cen-pin, di tambah keberaniannya seperti Ba-ong, mungkin tetap sulit menghindar sebuah serangan Mo-to. Wajah To Sam-nio berubah-rubah, menandakan hati dia sedang berontak, sulit dibayangkan. Tapi akhirnya dia membulatkan tekadnya, suaranya Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo terdengar lembut dan berkata: "Hoyan Tiang-souw, akhirnya aku tetap memutuskan untuk bertarung dengan mu." Dari celah gigi Hoyan Tiang-souw mengeluar-kan suara yang sangat dingin: "Bagus sekali, sangat bagus sekali!" To Sam-nio berkata: "Seharusnya kau sedikit lembut, dan ada sedikit penyesalan, itu baru betul, kecuali kau, dari mula-mula bertemu sampai sekarang, kau tetap tidak memandang aku sebagai wanita." Hoyan Tiang-souw menutup rapat mulutnya, artinya dia sama sekali tidak perlu menjawab. Siapa pun tidak tahu pikiran di dalam hatinya" Siapa yang tahu sebenarnya dia memandang tidak musuh di depan mata ini, wanita atau bukan" Orang lain tentu tidak tahu, malah sampai dia sendiri juga tidak tahu. Dia hanya tahu keadaan seperti ini bukan saja menakutkan, malah sebuah siasat bertempur untuk mempengaruhi pikiran, asal sedikit terpeleset ke dalamnya, maka maut akan menjemput. Maka dia pun tidak mau memikirkan. Tapi buat To Samnio jika lawan tidak bergerak menyerang, dia juga tidak mau bergerak duluan. Selain baju Hoyan Tiang-souw melayang-layang di tiup angin, dia seperti sebuah patung batu manusia, tidak ada perasaan juga tidak ada darah daging. Ini adalah Tai-goanboansi-sim-su (Dengan diam mengendalikan pikiran secara penuh) dari ilmu golok Pek-mo-ci-to. Dalam keadaan begini, semua perasaan kepusingan dan lain lain, malah tabiat sejak lahir, semuanya tidak akan timbul. Sebab Mo-to adalah segalanya, segalanya juga hanya Mo-to saja. Jika dia bisa bertahan diam terus dalam waktu dua puluh empat jam (siang dan malam), maka dia seperti seorang dewa atau disebut Thian-cong (setan juga termasuk dalam Thian-cong). Walaupun dia tidak bisa terus menerus dalam keadaan seperti ini. Tapi jika dalam keadaan seperti ini seperti dewa atau Thian-cong, bagaimana orang biasa dengan segala kekuatannya yang ada di dunia bisa membunuhnya" Siapa yang bisa membunuh dewa atau setan" To Sam-nio mengangkat tangan kirinya, lengan baju melayang-layang mencolok mata. Bersamaan ini Tok-kiam di tangan kanannya seperti ular pintar mencari lubang mendadak datang menusuk. Mata pedang berwarna biru perak menjelma jadi lima, mengarah mulai dari wajah dada sampai ke bagian perut, lima titik jalan darah mematikan semua diarahnya. Kecepatan serangan pedangnya sulit digambarkan, dan ketepatan mencari sasaran dan hawa pedang yang dikeluarkan, juga membuat orang menjadi ngeri. Tapi apa tujuan lengan baju kiri dia melayang-layang" Hoyan Tiang-souw tidak bisa secara khusus menganalisanya. Di dalam keadaan hening dan jelas seperti itu, dia tidak perlu banyak perhatian tidak perlu banyak berpikir, dengan sendirinya dia tahu di dalam lengan bajunya ada jari, dan di ujung jarinya ada tenaga yang melesat keluar, walaupun sekecil rambut, tapi lawan pasti bisa merasakannya. Tidak aneh jika bisa mengetahui jari To Sam-nio menyerang dari dalam lengan bajunya, bisa dikatakan semua orang juga bisa tahu, tentu saja semua disebab-kan oleh angin jari yang membelah udara dan datang menyerang. . Tapi orang tidak akan bisa mengetahui dalam saat sekejap ini, sebenarnya mana yang menyerang, Tok-kiam dan jurus jarinya seperti asli tapi palsu, seperti palsu tapi asli. Sebenarnya tidak peduli menggunakan pedang atau jari, keduanya dalam sekejap mata bisa terlihat jelas, bisa menyerang dan membunuh, juga bisa berubah menjadi jurus umpan memecah konsentrasi lawan. Sebenarnya apa yang di gunakan To Sam-nio untuk menyerang dan membunuh lawannya, pedang atau jarinya" Semua harus ditentukan dalam waktu yang sangat singkat. Buat dia memang bukan hal mudah, tapi walau keputusannya salah, paling-paling tidak bisa mem-bunuh mati musuhnya. Tapi menghadapi dia tidak boleh ada kesalahan sama sekali, sekali keputusannya salah, maka harus dibayar dengan nyawa, tentu saja harga ini siapa pun tidak mampu membayarnya. Kecuali dia sendiri sudah berminat bunuh diri. Tidak usah di katakan, jika seseorang ingin meminjam jari pedannya untuk bunuh diri pasti sangat sedikit sekali. Dalam sekejap mata atau beberapa sekejap mata, untuk Hoyan Tiang-souw hanya menggunakan setengah sekejap mata saja, sudah tahu pedang dia yang benar-benar menyerang, jari hanya jurus kosong. Dengan dahsyat dia mengayunkan Mo-tonya, sinar golok yang berkilauan memenuhi langit, membuat orang sulit membuka mata. Dua tetes besar air mata jernih malah sulit bagi orang tidak bisa melihatnya. To Sam-nio berturut-turut mundur tiga langkah, menghela nafas dalam-dalam. Tubuh sebelah kanannya menyembur darah segar, sebab seluruh lengan kanan bersama dengan Tok-kiamnya sudah terlepas dari tubuhnya. Walaupun dia menghela nafas, walaupun wajahnya pucat seperti salju, tapi masih tetap hidup. Sebuah hal yang paling nyata dan paling penting, padahal sudah lama dia mendengar Mo-to nya Hoyan Tiang-souw tidak berperasaan, tapi kenapa dia malah masih hidup" Dan kenapa keinginannya tidak menjadi kenyataan, kenapa Sin-ie-tay-hoat (Ilmu bayangan gaib) yang digabungkan dengan Coan-sen-pian-cie (Dewa berubah jari berputar), ternyata tidak bisa membuat pikiran lawannya menjadi kacau" Membuat keputusannya menjadi salah" Dia ingat saat ketua Tong-to-bun Sen Hai-kun mengajarkan rumus ilmu itu, dia pernah mempe-ragakan sembilan puluh sembilan kali, satu kali pun tidak pernah meleset, siapa pun tidak pernah menduga mana yang tipuan mana yang sebenarnya. Entah jika Hoyan Tiang-souw bertemu dengan Sen Haikun, apakah dia masih bisa menduga dengan tepat" Dia merasa pusing dan lemah, hay... Can-bian-tok-kiam dari Lam-kang, Sin-ie-tay-hoat yang diajarkan sendiri oleh Sen Hai-kun, malah tidak mampu menahan satu serangan Mo-to. Hay... aku sudah kehilangan sebelah lengan kanan, apakah masih ingin melanjutkan hidup ini" Lalu untuk apa melanjutkan hidup" Wajah luar Hoyan Tiang-souw tidak terlihat ada yang aneh, sebenarnya rasa terkejut dalam hatinya seperti ombak besar menerpa pantai. Di saat dia menebas putus sebelah lengan To Sam-nio, dia seperti melihat langit turun hujan es, dan di dalam hujan es itu entah ada berapa banyaknya tulang tengkorak melayang-layang seperti mau menerkamnya. Tapi ketika sinar merah darah menghilang, tulang-tulang tengkorak itu pun ikut menghilang, ini berarti dia pasti telah berlatih satu macam ilmu silat aneh atau sihir. Jika ilmu silat dia atau sihir dia lebih kuat sedikit, tidak diragukan bisa menggunakan semburan darah segar tibatiba balas menyerang dan membunuh lawannya. Selain itu dia juga mengetahui, sebenarnya Can-bian-tokkiam nya To Sam-nio tidak selemah ini, hanya karena dia membagi pikirannya pada ilmu sihirnya, maka jurus pedangnya relatif menjadi lemah. Mengenai serangan jari dari dalam lengan bajunya, itu bukanlah ilmu sihir, tapi benar-benar semacam ilmu silat yang paling hebat di dunia. Maka jika To Sam-nio ada kesempatan berlatih lagi, bukan seperti hari ini, kalah dan menjadi cacad, jelas bakal muncul seorang pesilat tinggi yang paling ditakuti, paling sulit dihadapi. Walaupun To Sam-nio sudah kalah, keluar dari gelanggang. Tapi dia pernah menyebut Sen Hai-kun, siapa orang ini" Bagaimana kelihayannya" Inilah sebabnya Hoyan Tiang-souw yang biasanya tidak punya perasaan itu, goloknya tidak mengambil nyawanya. Hal yang dia ketahui sungguh terlalu sedikit. Maka dia harus hati-hati, dia berharap lebih tahu lebih mendalam. Dari sini bisa diketahui dipandang dari luar dia seperti ceroboh dan kasar, sebenarnya sangat teliti dan hati-hati. Tentu saja penunjukan ilmu silat sebenarnya dari To Sam-nio juga yang menjadi alasan dia, tidak berani menganggap enteng orang. "Siapa sebenarnya Sen Hai-kun?" dia bertanya, "Pengetahuanku tentang berbagai macam ilmu silat dan orang-orang aneh sangat sedikit, maka kau jangan mentertawakan aku, aku sungguh-sungguh tidak pernah mendengar nama besar dia." Tubuh To Sam-nio sedikit oleng, tampak luka-nya tidak ringan, dia sudah hampir tidak bisa bertahan. Tapi dia tetap masih bisa menjawab: "Dia adalah ketua Tong-to-bun, berbicara mengenai ilmu silatnya, tanpa disangkal dia adalah master ilmu silat yang tiada duanya, walaupun kau cukup hebat, tapi jikabertemu dengan dia, mungkin..." Hoyan Tiang-souw mengalihkan arah pembicaraan: "Apakah kau tidak ingin menghentikan darah-nya dulu" Hal lain bisa dibicarakan nanti." To Sam-nio ragu-ragu sejenak, lalu dengan cepat menggerakan lengan kirinya, menotok tujuh jalan darah di sebelah kanan tubuhnya, darah yang mengalir dari lukanya segera terhenti. Lalu dia tertawa pahit berkata: "Lihat, aku masih bisa merawat diri sendiri, malah masih bisa menggunakan luka, mendadak menyerangmu saat kau lengah." Kata Hoyan Tiang-souw: "Sebenarnya aku sudah tahu dan diam-diam mengawasimu, tapi kenapa kau memberitahukan?" "Aku tidak tahu, di kemudian hari jika aku menemukan sebabnya, aku akan berusaha memberitahumu." " "Siapa sebenarnya Sen Hai-kun" Selain ilmu silat, apakah dia masih punya kepandaian aneh lainnya?" To Sam-nio menganggukan kepala: "Ilmu silat dia memang sangat menakutkan, selain itu dia punya beberapa ilmu aneh, seperti mendirikan altar sembahyang lalu memanggil hujan dan angin atau meraga sukma dan lain-lainnya, semua sangat menakutkan, dua macam ilmu ini saja bisa membuat ketakutan kita jadi berlipat ganda." Hoyan Tiang-souw berkata: "Orang semacam ini aku tidak berharap ber-temu, tapi jika sampai bertemu, aku akan berusaha melarikan diri, tapi... apakah dia ada kelemahannya?" To Sam-nio menggelengkan kepala dan dengan yakin menjawab: "Tidak ada, musuh mana pun jika bertemu dengannya terpaksa mengaku dirinya sedang sial, jika memaksa mencari kelemahannya, mungkin hanya usia yang menjadi kelemahannya" Usia dia tahun ini sudah delapan puluh tahun, dia sudah kehilangan banyak gairahnya, seperti wanita dia tidak suka, tapi melihat ilmu silatnya yang aneh dan misterius, tenaga dalamnya yang tinggi dan hebat, kulihat dia tidak masalah hidup puluhan tahun lagi." "Jika dia sudah berusia delapan puluh tahun, dan begitu menakutkan, seharusnya sejak dulu sudah menguasai dunia persilatan, bahkan anak kecil pun akan tahu nama besarnya, itu baru benar." Hoyan Tiang-souw berguman, "tapi sepertinya tidak ada orang yang tahu mengenai dia, kenapa?" To Sam-nio berkata: "Sebab dia datang ke Tong-to (Tanah timur) hanya beberapa tahun, dulu dia tinggal di pedalaman, di lembah gunung tinggi di perbatasan Tibet dan India, mungkin beberapa tahun yang lalu, dia baru berhasil menyempurnakan ilmunya sehingga baru turun gunung" Hal ini aku tidak jelas, dan juga aku tidak tahu apakah dia orang Han atau bukan!" Dia tersenyum, lalu menceritakan dua macam ilmu rahasia Sin-ie-tay-hoat dan Coan-sen-pian-cie. Yang satu adalah kekuatan aneh di bidang kebatinan. Yang lainnya adalah ilmu dalam kebendaan. Di dalam teorinya, siapa pun bisa mengguna-kan kekuatan aneh di bidang kebatinan. Tapi kenyataannya, tidak demikian. Kekuatan aneh dibidang kebatinan disebut Sin-tong (Menembus dewa) atau sihir. , Sin-tong dan sihir tidak semua orang bisa berhasil melatihnya, hal ini semua orang pun mengerti dan juga tahu. Bicara mengenai ilmu silat, tidak diragukan lagi adalah kemampuan hebat di bidang kebendaan. Tentu saja inipun hanya sedikit orang yang bisa sukses, bukan sembarangan orang yang bisa menjadi pesilat tinggi. Jika ada orang bisa berhasil berlatih di bidang kebatinan dan bidang kebendaan, kita menggunakan kata-kata 'jika bukan dewa pasti setan' untuk menggambarkannya, mungkin tidak akan salah. Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kedengarannya Sen Hai-kun sudah termasuk di dalam 'jika bukan dewa pasti setan'. Bertemu dengan orang semacam ini, paling baik menjadi kawan bukan menjadi lawan. Jika tidak beruntung menjadi lawannya, paling baik segera melarikan diri jauh-jauh, dijamin itu adalah cara yang paling bagus. Tapi jika sampai tidak beruntung dan bertemu muka, apakah ada kemungkinan melarikan diri" Mungkin To Sam-nio menginginkan Hoyan Tiang-souw bisa memikirkan sendiri masalah ini" Atau supaya dia tahu, alasannya kenapa dia sudah tahu sulit melawan Pek-mo-ci-to, tapi tetap saja tidak berani menolak tidak harus bertarung" Tiba-tiba To Sam-nio melihat alis tebal Hoyan Tiangsouw menyorot hawa amarah yang menakutkan, tidak sadar dia terkejut sampai mundur dua langkah ke belakang;. Dia berkata: "Kau mau membunuh aku?" Hoyan Tiang-souw menggelengkan kepala, hawa amarah di ujung alisnya menghilang seketika, dia berkata: "Bukan kau, tapi Sen Hai-kun, jika dia sudah mati, maka kau bisa pulang kembali ke Lam-kang." To Sam-nio sangat keheranan: "Kau mau melakukan ini demi aku?" Hoyan Tiang-souw tidak mau mengakuinya, suaranya sengaja menjadi kesal dan berkata: "Masalah lain jangan dibicarakan, beritahu saja dimana Cui Lian-hoa berada?" To Sam-nio terkejut dan berkata: "Kau mencari Cui Lian-hoa" Bukan Cui Lian-gwat?" Pu-couw-siancu Cui Lian-gwat menyuruh dia jangan mengejar dan membunuh Biauw Cia-sa, di dalam hati dia sangat tidak mengerti, maka segera diam-diam dia menyelidikinya, dan mengetahui Biauw Cia-sa telah menangkap Cui Lian-hoa sebagai sandara. Karena itu, sekarang dia bisa menjawab pertanyaan Hoyan Tiang-souw. Hoyan Tiang-souw bertingkah seperti menepuk bahu teman lamanya, dia menepuk-nepuk Mo-to, tubuhnya yang tinggi tegap mendadak melayang ke udara melintasi sungai. Tubuh masih di udara, mendadak dia teringat To Samnio, segera memutar tubuhnya menghadap pada To Samnio tapi rubuhnya masih tetap terbang ke belakang. Dia tidak menundukan kepala melihat air sungai yang berkilauan di bawah kakinya, hanya dari jauh melihat ke To Sam-nio, suaranya yang seperti geledek berkata: "Kau pasti bisa kembali pulang ke kampung halamanmu di Lam-kang, aku berjanji padamu." Kampung halaman dua kata ini mengandung perasaan yang tidak terlukiskan, rindu yang tiada taranya. Tentu saja To Sam-nio merindukan kampung halamannya, siapa yang tidak" Tubuh Hoyan Tiang-souw berputar kembali ke asal, ketika ujung kaki dia akan menyentuh daratan di seberang sana, dia mendadak menyadari banyak hal. Misalnya To Sam-nio yang dingin dan menarik, memang tidak bisa tidak harus memandang dia sebagai wanita. Kedua, walaupun dia sendiri sudah meninggalkan kampung halaman, tapi dia bukan tidak rindu. Ketiga, namun dia tidak tahu di dunia ini masih ada banyak masalah, bisa mengikat kaki, bisa mengunci hati, supaya orang tidak bisa pulang kekampung halaman...... Wajah Cui Lian-hoa yang cantik seperti bunga di musim semi mendadak terbayang di dalam hati, itu satu contoh yang paling bagus. Orang seperti dia, ditambah hal lainnya, sudah cukup membuat orang dengan suka rela berkelana di dunia persilatan, rela mengucurkan darah di bawah golok... & $ 3 Musim semi di Kang-lam, pemandangan dan hawanya dimana-mana sama. Setelah Tuan Ku-mu melihat ke cermin, lalu melihat lagi pakaian dan topi yang dipakainya sudah rapi, tidak usah dirapikan lagi, samar-samar tercium bau harum segar dan bersih, hingga dia sangat puas. Satu-satunya kekurangan adalah keriput di wajah dan uban di pelipisnya, dia tidak bisa menutupnutupinya, hingga orang menduga usia dia tidak kurang dari enam puluh tahun. Sebenarnya usia dia sudah tujuh puluh tahun. Mulai dari usia lima puluh tahun, dia sudah mengganti sebutannya menjadi tuan Ku-mu, selama sepuluh tahun lebih, nama dan marga aslinya sudah tidak ada orang yang tahu lagi. Orang yang disebut disini adalah orang yang hidupnya sudh sukses dan sedikit ternama di dunia persilatan. Terhadap orang-orang di dunia persilatan yang tidak ternama, tuan Ku-mu tidak mau berkenalan. Di dalam pekarangan yang amat dalam itu semua terlihathening dan tenang. Tapi hati tuan Ku-mu yang biasanya tidak pernah berdenyut cepat, sekarang selalu berdenyut cepat dan gelisah. Kenapa setiap kali melihat dia, keadaannya selalu begini" Malah di lubuk hatinya selalu ada pikiran yang bukanbukan" Tuan Ku-mu mengeluh karena itu, terus-menerus memperingati pada bayangannya di dalam cermin: "Kau adalah orang yang sudah berusia tujuh puluh tahun, buat apa hatimu berdebar-debar demi seorang wanita muda" Buat apa masih berpikir yang bukan-bukan" Walaupun dia menyetujuinya, walaupun dia rela, tapi dengan wajah dia yang begitu cantik, yang membuat orangorang tergila-gila, tentu saja kau tidak serasi" Buat apa kau masih ingin berpikir yang bukan-bukan" Sebenarnya usiamu sudah berada diujung, terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah lama menjadi tawar...... Tapi bukan begitu masalahnya, walaupun seorang tua tidak bisa menikah dengan seorang wanita yang sangat cantik, malah tidak mampu menikmati hubungan suami istri/ tapi masih dapat menikmati kebahagian melalui jalur lainnya. Misalnya bisa memeluknya, bisa mencium dia...... Betul, kenapa tidak" Memeluk, mencium, kenapa tidak boleh" >>---odwo---<< Angin harum membuat ruangan belakang yang tenang dan bersih itu, sesaat jadi penuh oleh hawa muda yang lembut. Satu di depan dua dibelakang, tiga orang gadis cantik berjalan masuk ke dalam. Kecantikan dua orang gadis yang di belakang sudah cukup memadai! Tapi gadis cantik di depannya memang luar biasa, kecantikannya sungguh tidak ada duanya, kecantikannya bisa membuat orang sekali melihat jadi tergila-gila. Tuan Ku-mu menggunakan penampilan yang paling santai, suara yang paling merdu menghormat membungkuk, sambil tersenyum berkata: "Pu-couw-siancu datang berkunjung, sungguh membuat rumahku menjadi bersinar, juga membuat usahaku mendadak jadi ramai.' Kepekaan yang khusus dimiliki wanita, membuat Pucouwsiancu sedikit mengerutkan alis, diam tidak bersuara, sampai setelah duduk di kursi baru berkata: "Bukankah kau tuan Ku-mu yang beberapa kali pernah ku lihat?" "Benar aku," kata tuan Ku-mu segera "Kurang mirip." Pu-couw-siancu berkata, "Kau dulu selalu menyebut dirimu orang tua, tidak pernah menggunakan kata-kata aku, dan kelihatannya kali ini kau sepertinya lebih muda, apa kau sungguh-sungguh benar adalah dia?" Sambil tertawa Tuan Ku-mu berkata: "Kalau aku bukan Ku-mu, lalu siapa yang Ku-mu?" "Lalu kau tahu tidak kenapa aku mencarimu?" "Tentu saja tahu." Ku-mu berkata, "akhir-akhir ini aku mendengar dua kali dari To Sam-nio dan Biauw Cia-sa, yang lebih lama lagi adalah kelompoknya Tong-hai-kongjin, mereka semua sudah kalah." Pu-couw-siancu mengerutkan alis, berpikir sejenak baru berkata: "Perihal Tong-hai-kong-jin, tentu saja kau sudah tahu, karena kau adalah orang yang mengenal-kannya. Tapi tentang To Sam-nio dan Biauw Cia-sa, kau pun malah sudah tahu, jujur saja aku sungguh tidak bisa tidak kagum padamu! Tapi apakah kau tidak terlalu tidak ada pekerjaan" sampai hal yang tidak ada hubungannya denganmu juga kau urus?" Tuan Ku-mu berkata: "Sudahlah, jangan bicara lagi, aku ingin bicara empat mata denganmu." Dia melihat-lihat pada dua gadis pelayan dan berkata lagi, "Bisakah mereka menyingkir dulu, sekalian mengawasi jangan sampai ada orang yang mencuri dengar." Pu-couw-siancu keheranan dan berkata: "Di tempatmu ini apa juga tidak aman" Siapa yang mau mencuri dengar" Karena kau" Atau karena aku?" Ku-mu berkata lembut: "Bolehkah mereka melakukan ini?" Pu-couw-siancu menggoyangkan tangan. Dua gadis pelayan segera meninggalkan ruangan, dengan serius mengawasi kesekeliling. Kata Ku-mu: "Bagus, sekarang aku bertanya. Pesilat tinggi yang diutus oleh perkumpulan Tong-hai-kong-jin juga tidak bisa membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw, buat apa kau masih mengutus To Sam-nio dan Biauw Cia-sa?" "Jangan bertanya masalah ini, tentu saja aku ada perhitungannya." Kata Pu-couw-siancu. "Baik, aku tidak akan tanya masalah ini." Ku-mu berkata, "tapi aku masih mau bertanya padamu, apakah kau sungguh-sungguh ingin membunuh Li Poh-hoan?" Pu-couw-siancu menghela nafas pelan, berkata: "Benar!" "Bagaimana dengan Hoyan Tiang-souw?" "Sebenarnya dia tidak perlu mati, tapi jika To Sam-nio gagal, dia akan tahu aku ingin membunuh dia, maka walaupun aku ingin melepaskannya, juga tidak bisa." "Betul, karena kau sudah punya dua orang yang amat sulit dibunuh." Ku-mu berkata, "maka aku lebih pusing dari padamu, jika ini tujuanmu datang kesini hari ini!' Dia menggunakan kalimat kebalikannya. Benar saja kata-kata dia sepertinya lebih kuat, sepertinya lebih memusingkan. Pu-couw-siancu memperlembut suaranya: "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan" Apakah aku orang yang pelit?" "Kau selalu sangat royal, tapi kadang harta pun tidak berguna, apakah kau mengerti maksudku?" Pu-couw-siancu menganggukan kepala. Ku-mu segera berkata lagi: "Apakah kau sudah bertekad mau membunuh mereka?" Dia kembali menganggukan kepala, walaupun dia pernah ragu-ragu sejenak. Mata Ku-mu mendadak menyempit jadi satu garis, berkata: "Jika kau benar-benar sudah bertekad begitu, selain kau harus membayar dengan uang, kau masih harus membayar dengan benda lainnya." i Pu-couw-siancu berkata: "Katakanlah, aku bukan orang yang pelit." Tuan Ku-mu tertawa seperti seekor anjing kampung, katanya: "Kau harus membayar dengan ciuman, dan pelukan, harus hot, bukan dingin terpaksa." "Siapa yang ingin memeluk aku dan mencium aku?" Dia tidak marah, malah sambil tertawa menanyakannya. Tapi dia juga tidak menduga jawaban tuan Ku-mu. Kumu tidak bicara, hanya menunjuk hidung-nya sendiri. Gerakan ini di dunia ini tidak ada orang yang tidak tahu. Pu-couw-siancu terkejutnya sampai mulutnya menganga besar. Untung dia cantik, tidak peduli berekspresi apapun tetap saja enak dipandang, sehingga tidak bisa menggunakan kata 'ikan mati' untuk menggambarkan dia. Sambil tersenyum tuan Ku-mu berkata: "Jangan ketakutan begini. Aku bukan mayat kaku, hanya usiaku saja lebih tua sedikit. Tapi walau pun usianya lebih tua sedikit, apa tidak boleh menikmati ciuman dan kehangatan wanita cantik?" Pu-couw-siancu dengan teliti mengawasi dia. Semakin teliti melihatnya, rasa ingin muntah-nya jadi semakin kuat. Jika berdasarkan hati nurani dia ingin ingin sekali memenggal kepala dia, lalu menginjak-injak sampai hancur kepalanya. Tapi dia tidak boleh, karena emosi melakukannya, paling sedikit pun bukan sekarang. Karena ingin mendapatkan pembunuh bayaran yang paling hebat, di dunia masa kini hanya si tua yang tidak mau mati ini yang bisa! Akhirnya Pu-couw-siancu bisa menahan rasa ingin muntah dan amarahnya, malah sambil tertawa berkata: "Siapa yang mampu membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw, kedua orang ini?" "Di dunia jika ada orang yang tidak bisa di bunuh, maka pasti ada cara yang bisa diusahakan, lagi pula satu kali gagal, masih ada kedua kali, ketiga kali malah sepuluh kali, Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo satu kali pasti akan berhasil." Kata-kata ini jika bukan dikatakan oleh Ku-mu, siapa pun tidak akan percaya. Tapi tuan Ku-mu bukanlah orang biasa, dia memang mampu mencari semua pembunuh bayaran terbaik di dunia ini, maka hal yang tidak mungkin, juga bisa berubah menjadi mungkin. Pu-couw-siancu tahu syarat yang dikeluarkan lawan pasti tidak bisa ditawar-tawar, emas dan perhiasan pusaka juga tidakbisa menggantikannya. Maka dia benar-benar dengan serius mempertimbangkannya. ... kedua orang laki-laki itu apakah benar-benar harus dibunuh" , ... jika menyanggupi syarat yang diajukan Ku-mu, lalu apakah dia mampu bertahan dalam pelukan-nya" Bisa tidak bertahan dari bibir dan lidahnya" ... hay, dua orang laki-laki itu, walaupun banyak bagusnya, tapi tetap saja hams mati, karena ini adalah perintah dari ketua Sen Hai-kun yang baru diterimanya! ... hay, hay, bibir lidah dan air liurnya tuan Ku-mu, juga mau tidak mau harus bisa bertahan, walaupun tidak bisa bertahan, juga tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Karena perintah rahasia dari ketua malah dengan tegas harus melindungi tua bangka ini. ... namun jika melakukan ini, bagaimana hati ku bisa menerimanya" Bagaimana bisa menerimanya" 0+ *dw* +0 Penghinaan atas tubuhnya sebenarnya bisa diterimanya, siapa pun sama. Tapi penghinaan di dalam hati tidak sama. Kesedihan Pu-couw-siancu, sebab utamanya datang dari perasaan terhina di dalam hati. Sebabnya dia sangat bingung dan sedih, tubuh dan hati seperti dipanggang di atas bara api. Jika diteliti dengan seksama, dijelaskan keluar mungkin banyak orang merasa sulit mempercayainya. Perasaan terhina di dalam hati malah tidak nyata. Dengan kata lain itu hanyalah pikiran yang tidak nyata dan kacau. Di dalam hati setiap orang sudah didirikan bermacammacam pandangan. Ada orang yang makannya tidak bosan-bosan harus enak, warna wangi dan rasanya semua harus yang terbaik. Ada orang yang sedikit pun tidak ada perhati-an, hanya perlu mengisi perut saja. Ada orang terhadap pandangan baru sex bebas, selain menikmati juga mendukungnya. Ada orang yang dengan tegas menolaknya, malah bersumpah mati untuk menolaknya. Dari sini bisa diketahui, tidak peduli makan enak atau makan kasar, tidak peduli sex bebas atau sex konservatif, semua tergantung pandangan masing masing orang. Pandangan-pandangan ini sendiri tidak ada yang pasti benar atau pasti salah, kebenaranyangpasti. Di lain pihak, jika ada orang yang suka makan kasar, ada orang yang senang dengan sex bebas. Maka orang-orang yang menganut makanan enak dan konservatif, karena menghadapi keadaan makanan kasar dan sex bebas sehingga timbul kesedihan. Kesedihan semacam ini jelas dasarnya tidak nyata. Apa lagi ahli makanan enak bisa berubah jadi makan kasar isme, orang konservatif bisa berubah jadi orang yang lebih modem lebih terbuka, jika pandangan bisa berubah, maka itu membuktikan bukan kepastian. Tapi pandangan dan kesedihan bukanlah tidak ada, hanya saja hal-hal ini pada dasarnya tidak pasti dan juga tidak nyata. Pu-couw-siancu akhirnya menahan perasaan ingin muntah dan penghinaan dan kesedihannya. Saat dia bicara suaranya sudah kembali normal seperti biasa, berkata: "Baik, aku setuju dengan syarat yang kau ajukan, walaupun aku masih gadis, tapi aku malah mau menemani kau semalaman." Tanpa sadar Tuan Ku-mu mengangkat tangan memegang daun telinga yang sedikit kering keriput, malah dengan tenaga besar memegangnya, membuat orang khawatir dia bisa merobek daun telinganya. Dia berkata: "Menemani aku semalaman" Apa aku tidak salah dengar?" Suaranya kering serak, seperti bukan suara manusia. Pu-couw-siancu tersenyum manis dan berkata: "Kau tidak salah dengar. Tapi kau adalah orang yang pintar,- tentu ingin tahu aku pun ada beberapa syarat, kenapa aku mau melakukan hal ini?" Dalam kegembiraan tuan Ku-mu ada rasa khawatir dan berkata: "Tentu, tentu. Tapi kau hanya mengatakan menemani aku satu malam saja, jika tidur di atas dua ranjang tidur, atau sampai menyentuh pun tidak boleh. Cara tidur seperti ini pasti bukan yang diharapkan oleh laki-laki." Kata Pu-couw-siancu: "Macam yang aku katakan itu adalah yang diharapkan oleh laki laki." Ku-mu masih tetap sulit mempercayainya, sehingga dia menjewer telinga mengusap pipi, berusaha mengerti. Setelah beberapa lama, dia baru berguman sendiri: "Di dunia ini bisa terjadi hal yang sedemikian mengherankan" Dan malah terjadi pada diriku?" ))))>>de<<(((( BAB 12 Pu-couw-siancu berkata: "Kau mau mendengar syaratku, tidak?" Hati Ku-mu tergetar, sambil mengeluh berkata: "Lihat, beginilah laki-laki, bertemu dengan wanita yang dicintainya, selalu berubah menjadi bodoh. Seharusnya terpikir olehku dari semula masalah nya timbul dari persyaratanmu itu." "Terpikir sekarang juga tidak terlambat." Dia bukan saja tertawa, malah mengedipkan mata berkata, "Sebenarnya aku tidak ada permintaan khusus, hanya menginginkan kau menjamin pasti membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiangsouw. Jika salah satu tidak mati, tidak akan berhenti." Tuan Ku-mu bingung dan tidak mengerti: "Kita memang sudah membicarakan begitu, buat apa mengulangnya lagi?" Kata Pu-couw-siancu: "Uang bisa dibayar dulu, tapi mengenai bagian ku, harus menunggu setelah kedua orang itu mati, baru bisa dilaksanakan." "Aku tidak bisa mengatakan tidak adil." Ku-mu berkata, "Tapi aku pun berhak mengusulkan. Aku usulkan uangnya diterima setelah tugasnya berhasil^ tapi bagianmu lebih baik sebagai uang muka." Pu-couw-siancu menganggukan kepala dan berkata: "Boleh, kau takut aku tidak menepati janji, tapi aku tidak takut kau tidak menepati janji." Ku-mu sangat senang, setiap keriput di wajah-nya mendadak bersinar. Pu-couw-siancu dengan tenang berkata: "Aku akan melaksanakan keinginanmu, kau hanya perlu membunuh satu orang ini dulu." Sinar di keriput wajah tuan Ku-mu mendadak menghilang lagi, wajah dan suaranya menjadi berat, berkata: "Siapa satu orang ini?" Pu-couw-siancu berkata: "Sen Hai-kun. Kau tanya pada dirimu sendiri apa mampu tidak menerima bisnis ini, kalau mampu tubuhku sekarang juga menjadi milikmu!" Jika tuan Ku-mu tidak mempedulikan segala akibatnya, dia bisa mendapatkan dulu tubuhnya, masalah lain di kemudian hari bisa dipikirkan belakangan saja. Biar mati bertarung pun tidak ada ruginya, dan Pu-couwsiancu tetap yang akan mendapat rugi. Terdengar Ku-mu dengan pelan berkata: "Tubuhmu bukan uang, uang masih bisa di kembalikan, paling-paling bisa di kembalikan berlipat, kau tidak rugi. Tapi tubuh berbeda, jika tugasku gagal, aku tidak bisa mengembalikan tubuhmu secara utuh, juga tidak bisa mengembalikan waktu yang sudah terlewat, supaya bisa berubah apa yang telah terjadi dikembali-kan jadi tidak terjadi." Dia berhenti sejenak, lalu berkata lagi: "Paling-paling kau hanya bisa membunuh aku untuk melampiaskan amarah, tapi jika aku berpendapat pantas mati demi ini, lalu bagaimana" Apa kau tidak memikirkan sampai disini?" Pu-couw-siancu seperti sangatyakin katanya: "Itu masalahku sendiri, kau tidak perlu repot." Tuan Ku-mu sudah membeberkan analisa yang paling tidak menguntungkan bagi dia, itu bisa dilihat dalam hatinya, dia juga tidak percaya masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan mati bertarung saja. Dengan kata lain, walaupun dia memutuskan mengorbankan nyawa untuk mendapatkan dia terlebih dulu. Cara ini pasti ada persoalan besar. Namun dimana persoalannya" Jika dia sudah menyerahkan tubuhnya, masih ada cara apa bisa mengembalikannya" Selain membunuh melampiaskan amarahnya, dia bisa apa lagi" Tuan Ku-mu menyeduhkan tehnya sendiri. Sebenarnya dia mengambil kesempatan waktu sedikit ini buru-buru memikirkannya kembali. Karena hal ini di luar tampak menggairahkan, kenyataannya adalah main-main dengan nyawa. Asal ada sedikit kesalahan saja, pasti mati tidak bisa hidup lagi. Semua wanita di dunia ini kecuali hina sejak lahir, pasti semuanya tidak mau begitu saja menyei;ah-kan kegadisannya pada laki-laki yang tidak dia sukai. Apakah Pu-couw-siancu termasuk golongan wanita hina sejak lahir" Tentu saja bukan, dia sendiri segera menjawabnya, dan dia berani menjamin tidak salah lihat. Jika dia bukanlah wanita hina, bukan wanita yang sama sekali tidak mempermasalahkan hubungan antara laki laki dan perempuan. Maka...... Betul, kecuali dia yakin hal ini pasti tidak akan terjadi! Hati dia mendadak menjadi terang dan sadar, maka dia kembali ke tabiat aslinya, sedikit menganggukan kepala, dia berkata: "Di depanmu aku mungkin seorang yang bodoh, tapi kadang juga bisa sadar......" Dia mengambil palu gong, dan memukul gong tiga kali. Suara gong itu menebar jauh sekali, sangat enak di dengar. "Tiga suara gong ini, tujuannya adalah mengaktifkan seluruh perkakas rahasia, di tambah lagi dengan pengawasan dari Giam-lo-kang-pat-kui-li (Jaring raja neraka 8 budak setan), jika ada orang atau siapa saja yang berani menerobos, jangan harap bisa hidup." Suara Ku-mu kering tidak ada rasa, membuat yang mendengar merasa tidak enak. Rasa tidak enak sedikit masih tidak masalah, tapi jika ada rasa khawatir kehilangan nyawa, itu baru sangat menyedihkan. Tiba-tiba Pu-couw-siancu teringat Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw. Dia membayangkan, jika salah satu dari mereka berada disini, setelah mendengar nama Giam-lo-kang-pat-kui-li, apakah mereka akan ketakutan" Dalam cerita rahasia di kutub utara, delapan orang Kui-li (Budak setan) itu seperti bukan manusia, sebab selama sepuluh tahun ini tidak ada satu pun manusia yang bisa lolos atau selamat dari keroyokan mereka. Mereka delapan orang masing-masing telah melatih semacam ilmu silat aneh yang berbeda, ber tarung menghadapi salah seorang dari mereka pun tidak ada orang yang tahu bagaimana kekuatannya. Tapi jika delapan orang itu bergabung bersama-sama menyerang, dan setiap orang mengerahkan satu macam ilmu silat, kekompakannya menjadi jaring yang tidak bisa ditembus. Tidak peduli ditangkap hidup-hidup, atau mati seketika, pokoknya tidak ada seorang pun yang lolos dari jaringnya. Walau Giam-lo-kang-pat-kui-li begitu menakutkan, tapi Pu-couw-siancu malah tertawa terkekeh-kekeh dan berkata: "Jangan menakut-nakuti, bagaimana mungkin Giam-lokangpat-kui-li mau menjadi pengawalmu" Bagaimana kau bisa membuat mereka jadi pengawalmu?" Pertanyaannya belum habis, dia sudah selesai menyelidiki keadaan ruangan itu untuk kedua kalinya. Pertama kali ketika dia memasuki ruangan, dia hanya sekilas melihatnya! ' Sebab saat itu dia masih sebagai pelanggan, sehingga penelitiannya sekilas saja. Tapi sekarang keadaannya berbeda. Setiap pintu jendela di dalam ruangan dan tinggi rendah besar kecilnya pintu, setiap bentuk besar kecil dan tempat meubel, tingginya atap rumah dan tiang-tiang, semua harus dicatat di dalam hati, sedikit pun tidak boleh salah. Kata Tuan Ku-mu: "Jika aku tidak bisa mengundang mereka, bagai mana mungkin kau bisa mencari aku untuk menyewa pembunuh bayaran" Setiap orang yang bisa ku undang, semuanya bisa dipercaya, dan kenapa aku tidak mau mengundang mereka untuk mengawalku?" Pu-couw-siancu tertawa. Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Mata dia seperti air jernih, wajahnya seperti bunga teratai, tawanya selain manis juga cantik. Jika bukan garis di sudut bibirnya menampakan garis kekejian, maka dia benar-benar adalah dewi di langit. Dia berkata: "Tidak benar, kudengar Pat-kui-li doyan wanita dan serakah, hatinya keji, suka membunuh, buatmu wanita mungkin masih bisa menyediakan, tapi bagaimana kau bisa menyediakan begitu banyak orang untuk dibunuh, dihisap darah dan dimakan daging-nya?" Tuan Ku-mu mengerutkan alis katanya: "Jangan sembarangan omong, memang tidak salah mereka doyan wanita dan harta, tapi kapan menghisap darah dan makan daging manusia?" "Aku bukan pelanggan seperti pelanggan biasa, aku punya beberapa berita yang lebih akurat darimu, kau jangan memandang aku hanya seorang wanita, tapi sudah melupakan kedudukanku?" Tuan Ku-mu membentangkan sepasang tangannya tanda tidak bisa berbuat apa-apa, katanya: Dalam cerita rahasia di kutub utara, delapan orang Kui-li (Budak setan) itu seperti bukan manusia, sebab selama sepuluh tahun ini tidak ada satu pun manusia yang bisa lolos atau selamat dari keroyokan mereka. Mereka delapan orang masing-masing telah melatih semacam ilmu silat aneh yang berbeda, ber tarung menghadapi salah seorang dari mereka pun tidak ada orang yang tahu bagaimana kekuatannya. Tapi jika delapan orang itu bergabung bersama-sama menyerang, dan setiap orang mengerahkan satu macam ilmu silat, kekompakannya menjadi jaring yang tidak bisa ditembus. Tidak peduli ditangkap hidup-hidup, atau mati seketika, pokoknya tidak ada seorang pun yang lolos dari jaringnya. Walau Giam-lo-kang-pat-kui-li begitu menakutkan, tapi Pu-couw-siancu malah tertawa terkekeh-kekeh dan berkata: "Jangan menakut-nakuti, bagaimana mungkin Giam-lokangpat-kui-li mau menjadi pengawalmu" Bagaimana kau bisa membuat mereka jadi pengawalmu?" Pertanyaannya belum habis, dia sudah selesai menyelidiki keadaan ruangan itu untuk kedua kalinya. Pertama kali ketika dia memasuki ruangan, dia hanya sekilas melihatnya! * Sebab saat itu dia masih sebagai pelanggan, sehingga penelitiannya sekilas saja. Tapi sekarang keadaannya berbeda. Setiap pintu jendela di dalam ruangan dan tinggi rendah besar kecilnya pintu, setiap bentuk besar kecil dan tempat meubel, tingginya atap rumah dan tiang-tiang, semua harus dicatat di dalam hati, sedikit pun tidak boleh salah. Kata Tuan Ku-mu: "Jika aku tidak bisa mengundang mereka, bagai mana mungkin kau bisa mencari aku untuk menyewa pembunuh bayaran" Setiap orang yang bisa ku undang, semuanya bisa dipercaya, dan kenapa aku tidak mau mengundang mereka untuk mengawalku?" Pu-couw-siancu tertawa. Mata dia seperti air jernih, wajahnya seperti bunga teratai, tawanya selain manis juga cantik. Jika bukan garis di sudut bibirnya menampakan garis kekejian, maka dia benar-benar adalah dewi di langit. Dia berkata: "Tidak benar, kudengar Pat-kui-li doyan wanita dan serakah, hatinya keji, suka membunuh, buatmu wanita mungkin masih bisa menyediakan, tapi bagaimana kau bisa menyediakan begitu banyak orang untuk dibunuh, dihisap darah dan dimakan daging-nya?" Tuan Ku-mu mengerutkan alis katanya: "Jangan sembarangan omong, memang tidak salah mereka doyan wanita dan harta, tapi kapan menghisap darah dan makan daging manusia?" "Aku bukan pelanggan seperti pelanggan biasa, aku punya beberapa berita yang lebih akurat darimu, kau jangan memandang aku hanya seorang wanita, tapi sudah melupakan kedudukanku?" Tuan Ku-mu membentangkan sepasang tangannya tanda tidak bisa berbuat apa-apa, katanya: "Aku tidak lupa, maka aku khusus meng-undang Giamlokang-pat-kui-li kemari. Selain mereka, di dunia ini orang yang mampu menahan jurus Coan-sen-pian-cie milikmu, tidak lebih dari sepuluh orang, kau telah membuat aku mengeluarkan lebih banyak uang, kau tentu tidak tahu!" Pu-couw-siancu keheranan: "Kau masih tahu apa lagi tentang diriku" tentu tidak hanya tahu Coan-sen-pian-cie saja bukan?" "Tentu saja, aku pun tahu anak buahmu ada dua orang wanita berpedang dan dua puluh satu orang pengawal baju perak. Mereka pun punya kemampuan hebat, maka aku tidak berani ceroboh." Mendengar kata-katanya sekarang, sepertinya sudah lama menganggap dia orang yang menakutkan. Jika benar demikian, lalu kenapa mencari masalah sendiri" Kenapa tidak memikirkan akibatnya, ingin mendapatkan ciumannya" Pu-couw-siancu tidak bertanya pada dia tentang hal ini, sambil menghirup nafas lega berkata: "Walaupun kau tahu banyak, tapi untungnya masih ada hal yang lebih penting yang kau tidak tahu." Dia merasa yakin karena itu dia merasa lega, seluruh wajahnya tampak mengendur, dan penampilan nya jadi semakin cantik. " Ku-mu melihat matanya, dia menekan rasa ketakutan yang timbul di dalam hatinya, sambil tersenyum berkata: "Hal yang tidak ingin ku ketahui biasanya aku tidak mau tahu, tapi hal yang harus ku ketahui pasti akan ku ketahui." Pu-couw-siancu menggelengkan kepala: "Tidak, jika kau tidak tahu, maka selamanya tidak akan tahu......" Tawa di sudut bibirnya semakin kental, juga semakin membuat orang merasa dia cantik sesat yang sangat menarik. Kecantikan wanita sejak dulu bisa dibagi dalam dua garis besar yaitu kecantikan asli dan kecantikan sesat. Dalam pandangan mata laki laki, kecantikan yang disebut belakangan jauh lebih menarik. Tapi ketika dia benar-benar ingin meminang sebagai istri, dia akan memilih yang disebutkan di depan, yaitu kecantikan asli. Masih tetap tersenyum memikat dia bertanya: "Dimana Pat-kui-li" Kenapa sampai sekarang belum muncul" Mereka tidak merasa malu bukan?" Di sudut kiri atas dalam ruangan besar ada sederetan lubang angin, "Buum!" sekaligus terbuka. Satu suara dingin terdengar: "Nona cantik, kenapa kau begitu terburu-buru ingin bertemu dengan kami?" Walaupun Pu-couw-siancu tidak melihat ke-arah suara itu, tapi dia menjawabnya: "Tidak, aku sedikitpun tidak terburu-buru, kau pasti ketuanya Pat-kui-li" Apakah kau Gin-sie-kui-li (Setan perak dari perbatasan)?" Dari lubang angin di atas terdengar jawaban: "Betul, rupanya banyak yang kau ketahui, tapi seorang gadis yang terlalu banyak tahu, kurang baik buat dirinya." Perlahan Pu-couw-siancu menggulung lengan baju kirinya, tampak satu lengan secantik giok seputih minyak domba. Dia terus menggulung sampai bahunya terlihat. Di bawah bahunya sedikit adalah buah dada, zaman dulu tidak ada model baju yang bagian atasnya terbuka. Jadi asal bagian atasnya kelihatan sedikit saja, maka akan membuat seluruh laki-laki di jalanan mata nya melotot besar-besar. Tentu saja siapa pun jangan harap bisa melihat buah rahasianya Pu-couw-siancu, tapi siapapun yang bisa melihat kulit putih di dekat buah dadanya, tentu aliran darahnya akan bergolak, denyut jantung berjalan semakin cepat. Tapi Pu-couw-siancu seperti tidak ingin menggunakan kecantikannya untuk memikat mereka. Tubuh dia berputar setengah lingkaran dengan lembut berkata: "Di atas bahuku ada satu tanda lahir merah, apa kalian sudah melihatnya" Apakah itu" Siapa yang bisa menjawabnya?" Di sudut kiri ruangan di belakang layar penahan angin terdengar satu suara muda yang nyaring berkata: "Itulah tanda merah pertanda gadis suci, kau pasti masih gadis, aku berani bertaruh dengan siapa sajai." Bagaimana wajah orang ini tidak ada seorang pun yang tahu, tapi suaranya sangat enak didengar. Pu-couw-siancu merasa senang, lalu meng-anggukanggukan kepala: "Betul, inilah tanda merah pertanda gadis suci, suaramu begitu enak didengar, apakah kau Touw-tiok (Bambu tembus), salah satu dari Pat-kui-li?" Kata-katanya tidak ada yang menjawab. Maka dia berkata lagi: "Aku tidak membohongi Ku-mu, aku mengatakan aku masih gadis, maka pasti masih gadis. Dan sama juga, aku menyetujui syarat dia, maka pasti menepatinya. Tapi jika dia tidak berani menerima perdagangan ini, maka aku tidak akan membiarkan dia mendapatkan diriku." Terdengar suara Gin-sie-kui-li dari atas lubang angin: "Adil sekali, karena dia tidak berani menerima, jadi kami yang menerimanya!" Pu-couw-siancu tersenyum melihat pada Ku-mu, katanya: "Kau sudah mendengarnya?" Wajah Ku-mu tidak ada reaksi, berkata: "Aku tidak tuli, aku bisa mendengarnya, tapi mereka tidak bisa menerima bisnis ini, karena mereka sekarang masih terikat kontrak denganku!" Pu-couw-siancu tertawa, menunggu sejenak, di sekeliling sama sekali tidak ada reaksi. Maka senyum dia menghilang karenanya. Ku-mu berkata lagi: "Walaupun Pat-kui-li doyan wanita, tapi dia bisa dipercaya, kau ingin menggunakan kecantikanmu supaya mereka berbalik menghadapi aku, cara ini rasa-nya sedikit kurang bagus." Pu-couw-siancu sedikit menyesal: "Kelihatannya kata-katamu tidak membesar besarkan." Ku-mu tampak bangga, dia mengangkat kepala nya ke atas tertawa dan berkata: "Aku sudah bilang......" Kata-katanya mendadak terputus, sebab dari empat sudut ruangan mendadak melesat empat macam senjata, secepat kilat menyerang dia. Pu-couw-siancu mundur dan keluar dari celah senjata rahasia, dengan keras berkata: "Aduh, celaka, orang yang menggunakan pisau arit ini pasti dia adalah Sang-cian-kui-li (Setan golok sabit), yang menggunakan kapak baja adalah Kui-can-kui-li (Setan tumbuhan cacat.)......" Saat ini tubuh tuan Ku-mu mendadak duduk jatuh ke lantai, tapi bukan mati karena terkena senjata rahasia. Terlihat dia berguling di lantai, berguling ke kiri tujuh kaki. Kecepatan gerakannya dan sebarnya meng-hadapi serangan lawan, membuat orang tidak ter-bayang dia adalah kakek berusia tujuh puluh tahun. Kenyataannya setelah dia berguling ke kiri tujuh kaki, mendadak berguling lagi tujuh kaki, merubah arah bergulingnya kembali ke tempat asalnya. Setelah bergulingan, dia telah lolos dari dim belas kali serangan cepat empat macam senjata yang menyerang dia. Pu-couw-siancu berteriak tems: "Yang menggunakan Sam-ciat-kun (Tongkat tiga bagian) itu apakah Yu-poan-kui-li" Yang melayangkan pedang apakah H u i - k o n g-k u i -1 i " Hei, kalian ini bagaimana, empat orang mengeroyok juga tidak bisa membereskan seorang kakek?" Empat bayangan orang lainnya mendadak melayang turun dari empat sudut atas ruangan, semua bergerak ringan dan lincat, menyentuh lantai tanpa bersuara. Empat orang ini seperti setan saja kemunculannya, semua memakai pakaian ringkas, yang membawa tombak emas bertubuh langsing adalah Touw-tiok-kui-li, suara dialah yang paling enak didengar. Yang satu lagi berwajah pucat, kurus kering membawa dua gembrengan tembaga, dia adalah pemimpin KuiTi, Gin-sie-kui-li. Sisa dua lagi yang satu menggunakan senjata CengTimTiok-soh (Tali berserat hijau), senjata yang jarang digunakan orang, sangat sulit dipelajari, orang ini adalah Cu-tai-kui-li (Setan anak mutiara). Yang kedua adalah Kim-keng-kui-li (Setan cermin emas) senjatanya adalah pedang pendek dan tameng kecil yang bersinar emas menyilaukan mata. Begitu empat orang Kui-li ini muncul, penyerangannya masih belum berhenti, sehingga tuan Ku-mu seperti menempel oleh lantai, walaupun masih bisa berguling, tapi terlihat sudah agak lamban dan susah. Sorot mata Gin-sie-kui-li yang pemimpin Pat-kui-li, menatap dingin pada Pu-couw-siancu. Lalu dia berkata: "Rupanya kau sangat mengenal kami, kenapa" Apakah orang-orang seperti kami, di dalam hatimu juga ada sedikit kedudukan?" Walaupun orang ini sebagai pemimpin, tapi usianya tidak tua. Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kira-kira usia hanya tiga puluh tahun, kelihatan nya paling sedikit masih ada empat orang yang lebih tua dari pada dia. Pu-couw-siancu tidak menjawab balik bertanya: "Apakah kalian ingin membunuh Ku-mu?" Di wajah pucat Gin-sie-kui-li terlihat tawa licik dan berkata: "Belum tentu, sebab orang ini tidak mudah dibunuh!" "Jika kalian tidak bisa membunuh dia, dia bisa menyewa banyak lagi pembunuh bayaran untuk menghadapi kalian, ini bukankah hal yang merepot-kan dan mengkhawatirkan?" Gin-sie-kui-li berkata: "Betul, betul. Maka aku silahkan Siancu memutuskannya, silahkan kau pilih salah satu di antara kami berdelapan untuk bertarung dengan tuan Ku-mu." "Kalian berdelapan termasuk di dalamnya?" Pu-couwsiancu terkejut sampai alisnya pun terangkat tinggi sekali, "apakah artinya delapan orang bersama-sama ingin memiliki satu wanita?" "Betul, tapi kau tidak perlu terkejut pada masalah kecil, adat istiadat seperti ini tidak populer di negara kita saja. Di negara lain, seperti India sana, sering beberapa bersaudara bersama-sama menikahi seorang wanita. Di negri Jepang sana, setelah orangnya mati, bukan saja harta, sampai istri dan selir juga diwariskan pada anaknya." Pu-couw-siancu melihat pada Ku-mu yang sedang berguling dengan susah payah. Ilmu silat kakek ini sungguh hebat sekali, kadang-kadang kepalannya memukul dan kadang-kadang kakinya menendang, gerakannya selalu bisa memukul mundur musuhnya, sehingga walaupun keadaannya repot, tapi masih belum terluka. Dia melihat pada delapan orang Kui-li, tapi selain Touwtiokkui-li yang masih bisa dibilang tampan, yang lainnya masing-masing tampangnya ada ciri yang khusus. Wajah khusus sebenarnya bagus. Karena biasanya, laki-laki tidak selalu harus tampanbaru bisa menarik hati wanita. Ada sebagian laki-laki tampangnya tidak tampan, malah ada cacatnya, seperti ada tahi lalat atau cacat sabetan senjata tajam, tapi tetap bisa menarik sorot mata wanita, bisa menaklukan perasaannya. Di jaman sekarang, laki-laki yang seperti ini di anggap berkarakter. Tapi dari GiamTo-kang-pat-kuiTi itu selain Touw-tiokkuili, tujuh yang lain semuanya buruk rupa dan kasar. Ada dua orang gigi taringnya menonjol keluar, warna giginya kuning coklat, jelas tidak biasa sikat gigi. Tampang mereka walaupun menggunakan kata 'berkarakter' gambarannya, tapi tetap saja membuat orang sebal ingin muntah. Apa lagi Pu-couw-siancu begitu membayang-kan dirinya harus tidur bergiliran dan bermesraan dengan mereka, hampir saja dia memuntahkan makanan yang dimakan tiga hari lalu! Untung sampai saat ini dia masih belum menentukan harus tidur bergiliran dengan mereka. Maka dia bisa menahan dan bisa tersenyum manis dan cantik. Suaranya pun merdu enak di dengar, berkata: "Betul, betul! Di dunia ini ada istiadat seperti ini, maka orang lain pun pasti bisa menerimanya. Sebenarnya bisa saja aku segera menyanggupi kalian, namun setelah kulihat-lihat, malah menemukan walaupun strategi kalian sudah diatur, kekuatannya hanya menggunakan lima puluh persen. Ku-mu berguling-guling juga sama, hanya menggunakan setengah tenaganya. Sebenarnya kalian sedang bermain apa" Walau pun kalian mengatakan menunggu keputusanku baru melakukan pembunuhan, tapi jika aku adalah Ku-mu, aku pasti akan sekuat tenaga menerobos keluar dari kepungan, baru pelanpelanbernegosiasi." Dengan dingin Gin-sie-kui-li melototi dia, menunggu dia melanjutkan bicaranya. Benar saja, baru habis perkataan Pu-couw-siancu habis dia melanjutkan lagi: "Kenapa dia tidak bertindak demikian" Di dunia ini pasti tidak ada orang yang tidak mau melakukan hal yang menguntungkan diri sendiri, maka dia masih tetap berada di dalam kepungan kalian, jelas itu paling menguntungkan dia." "Belum tentu!" kata Gin-sie-kui-li. "Pasti!" "Kau masih belum menyetujui apa pun pada kami." "Tentu saja! Aku masih belum tahu siapa di antara kalian yang bisa menang dan masih hidup. Kenapa aku harus menyetujuinya?" Mata aneh segi tiga Gin-sie-kui-li berkedip dan berkedip lagi, lama tidak bersuara. Jelas dia sedang memikirkan hal yang sulit, juga harus segera menyimpulkan masalah sulit baru bisa memutuskan tindakan apa yang diambil. Saat ini tuan Ku-mu berguling-guling diatas lantai, walaupun gerakannya lebih lambat dari pada semula, tapi dia bisa tiba-tiba bisa bergerak ke kiri, ke kanan, tiba-tiba memukul dan menendang. Hal ini membuat empat orang Kui-li yang tidak hentihentinya menyerang merasa kesulitan. Tapi karena empat Kui-li lain yang dipimpin Gin-sie-kuili berdiri di empat penjuru, Ku-mu jadi tidak berani berguling mendekati mereka, maka lingkaran gerakan dia jadi terbatas! Di dalam keadaan begini, siapa pun akan bertaruh pada Pat-kui-li bukan pada tuan Ku-mu. Pu-couw-siancu mendesak: "Hayo cepat, jika kalian kedua belah pihak tidak ada jawaban yang bisa memuaskan aku, aku akan segera pergi!" Gin-sie-kui-li berkata: "Aku memutuskan begini!......" Kata-katanya belum selesai, mendadak tuan Ku-mu bersiul panjang. Siulannya yang nyaring menutup suara Gin-sie-kui-li. Terlihat tubuh tuan Ku-mu melesat ke beberapa kaki, dengan posisi masih berbaring. Untung sampai saat ini dia masih belum menentukan harus tidur bergiliran dengan mereka. Maka dia bisa menahan dan bisa tersenyum manis dan cantik. Suaranya pun merdu enak di dengar, berkata: "Betul, betul! Di dunia ini ada istiadat seperti ini, maka orang lain pun pasti bisa menerimanya. Sebenarnya bisa saja aku segera menyanggupi kalian, namun setelah kulihat-lihat, malah menemukan walaupun strategi kalian sudah diatur, kekuatannya hanya menggunakan lima puluh persen. Ku-mu berguling-guling juga sama, hanya menggunakan setengah tenaganya. Sebenarnya kalian sedang bermain apa" Walau pun kalian mengatakan menunggu keputusanku baru melakukan pembunuhan, tapi jika aku adalah Ku-mu, aku pasti akan sekuat tenaga menerobos keluar dari kepungan, baru pelanpelanbernegosiasi." Dengan dingin Gin-sie-kui-li melototi dia, menunggu dia melanjutkan bicaranya. Benar saja, bam habis perkataan Pu-couw-siancu habis dia melanjutkan lagi: "Kenapa dia tidak bertindak demikian" Di dunia ini pasti tidak ada orang yang tidak mau melakukan hal yang menguntungkan diri sendiri, maka dia masih tetap berada di dalam kepungan kalian, jelas itu paling menguntungkan dia." "Belum tentu!" kata Gin-sie-kui-li. "Pasti!" "Kau masih belum menyetujui apa pun pada kami." "Tentu saja! Aku masih belum tahu siapa di antara kalian yang bisa menang dan masih hidup. Kenapa aku harus menyetujuinya?" Mata aneh segi tiga Gin-sie-kui-li berkedip dan berkedip lagi, lama tidak bersuara. Jelas dia sedang memikirkan hal yang sulit, juga harus segera menyimpulkan masalah sulit baru bisa memutuskan tindakan apa yang diambil. Saat ini tuan Ku-mu berguling-guling diatas lantai, walaupun gerakannya lebih lambat dari pada semula, tapi dia bisa tiba-tiba bisa bergerak ke kiri, ke kanan, tiba-tiba memukul dan menendang. Hal ini membuat empat orang Kui-li yang tidak hentihentinya menyerang merasa kesulitan. Tapi karena empat Kui-li lain yang dipimpin Gin-sie-kuili berdiri di empat penjuru, Ku-mu jadi tidak berani berguling mendekati mereka, maka lingkaran gerakan dia jadi terbatas! Di dalam keadaan begini, siapa pun akan bertaruh pada Pat-kui-li bukan pada tuan Ku-mu. Pu-couw-siancu mendesak: "Hayo cepat, jika kalian kedua belah pihak tidak ada jawaban yang bisa memuaskan aku, aku akan segera pergi!" Gin-sie-kui-li berkata: "Aku memutuskanbegini!......" Kata-katanya belum selesai, mendadak tuan Ku-mu bersiul panjang. Siulannya yang nyaring menutup suara Gin-sie-kui-li. Terlihat tubuh tuan Ku-mu melesat ke atas beberapa kaki, dengan posisi masih berbaring. Saat ini Sam-ciat-kun Yu-poan-kui-li secepat kilat menyapu di bawah punggungnya, dan kapak baja Kui-cankuili bergerak dari atas ke bawah. Tiba-tiba tubuh Ku-mu membungkuk seperti udang, sabetan kampak ini hanya menimbulkan suara membelah angin, tapi tidak berhasil menyentuh sebuah bulu pun dari lawannya. Tubuh tuan Ku-mu yang bungkuk mendadak jadi lurus melesat, laksana tombak terbang menusuk ke Hui-kong-kuili. Pedang di tangan Hui-kong-kui-li bergerak membentuk tiga gulungan sinar, siapa pun tidak bisa melihat dengan jelas, pedang dia mengarah ke mana dari tiga sinar pedangnya. Tiba-tiba kaki kiri Ku-mu menendang dan lengan kanannya menyikut, dua gulungan sinar pedang jadi menghilang tidak berbekas. Tapi pedang tajam yang berkilauan mendadak muncul lagi digulungan sinar ketiga, laksana ular menjulurkan lidahnya. Serangan pedangnya sangat cepat, sangat keji, ujung pedang mendadak telah menyentuh jalan darah penting di iga kirinya tuan Ku-mu. Posisi seluruh tubuh Ku-mu yang masih terlentang di udara, laksana ikan mendadak berguling ke samping. j Terlihat ujung pedang sudah merobek baju dan menembus, saat itu sikut kirinya Ku-mu kebetulan menutup, maka pedang itupun terjepit. Terlihat, tidak peduli serangan atau pertahanan, tidak satu pun yang tidak hebat dan sangat berbahaya, sulit Pusaka Rimba Hijau 1 Pendekar Pulau Neraka 45 Sengketa Sepasang Pendekar Pendekar Laknat 5