Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe Bagian 16
tak sabar. Tangannya kasar sekali mengangkat
badan Bwee-sim-mo-li, membantingnya !
Bwee-siin mo-li menjerit lirih dan menggeliat,
sedangkan Tang San Siansu sudah menjambak
rambut Bwee sim mo-li, kemudian menengadahkan
kepala iblis perempuan ini. Waktu itu Bwe sim-mo li
merintih dengan memejamkan matanya.
Tangan kiri Tang San Siansu menampari muka
Bwee sim-mo-li kuat sekali, sampai terdengar suara
"plakkkk . . . plokkk ..." tidak hentinya, sampai
muka iblis itu merah akibat tamparan kuat itu.
"Ayolah...! " suara Bwee sim-mo li semakin lirih,
dia menggeliat lagi. "Ayolah Taisu..." dan pukulanpukulan
Tang San Siansu semakin keras memukuli
muka dan tubuh Bwee-sim mo li, sedangkan Bweesimmo-li tampaknya semakin terangsang !
Rupanya, Bwee-sim-mo-li memiliki semacara
penyakit jiwa, yaitu histeris dan baru bisa
memperoleh kegembiraan dengan Tang San Siansu
jika sudah diperlakukan kasar dan tubuhnya
dipersakiti ! Semakin hebat perlakuan yang
mempersakiti dirinya, semakin hebat rangsangan
yaig diperolehnya. 1291 Waktu itu matanya sudah terbalik-balik dan
hanya terlihat putihnya saja. Tangannya
mencengkeram kuat-kuat pundak Tang San Siansu.
"Akan kumampusi kau!" kata Tang San Siansu
dengan napas memburu keras dan mengangkat
badan Bee-sim-moli yang dibanting berulangkali
sampai gedebak-gedebuk keras sekali, dan memang
ini yang diinginkan Bwee-sim-mo-li dan dia seperti
tenggelam semakin dalam, dalam kesenangan yang
bisa diberikan Tang San Siansu, karena pendeta
yang kasar ini mengetahui apa yang di inginkan
Bwee-sim mo-li dan telah memenuhi apa yang
diinginkan Bwee-sim-mo-li ....
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Cu-kongkong Cu Biau Liat mengangguk-angguk
sambil mengawasi daftar nama-nama orang gagah
yang tertulis di secarik kertas berukuran panjang itu,
mukanya berseri-seri. Di depannya berdiri dengan
sikap hormat Siangkoan Giok Lin dan See-mo.
"Bagus!" kata Cu kongkong kemudian sambil
menggulung lagi daftar nama nama orang partai,
"Kau telah melakukan tugas dengan baik,
Siangkoan-kisu ! Kau memang layak menerima
penghargaan tertinggi dari Hongsiang ! Nanti akan
kuberitahukan pada Hongsiang tentang jasa-jasamu,
dan jika terbukti nanti seluruh usaha kita berhasil
1292 menindas pemberontak, pasti pangkat tinggi adalah
bagianmu !" Siangkoan Giok Lin cepat-cepat menekuk kaki
kanannya berlutut mengucapkan terima kasih.
Cu kong-kong menoleh pada See-mo, setelah
memberi isyarat pada Siangkoan Giok Lin agar
berdiri lagi. "Sekarang kita sudah mendapatkan
posisi sebaik-baiknya di kalangan kangouw, baik di
Utara, Barat, Selatan dan Timur ! Semua ini berkat
bantuan dari kalian! Tentu semua ini tak akan
dilupakan Hongsiang. Sekarang yang kuinginkan, Thio Hong Gan harus
ditumpas, jika memungkinkan kepalanya dibawa
kemari, untuk diperlihatkan pada Hongsiang,
Selanjutnya, kalian tak usah bersusah payah lagi,
untuk menduduki salah satu jabatan penting di
kerajaan ! Semuanya pasti menerima penghargaan
dari Hong-siang !" "Baik kongkong, nanti kami akan usahakan
membawa kepala pemberontak itu !"
"Bagus... sekarang aku ingin memberikan
instruksi pada beberapa orang jenderal di
perbatasan, agar untuk sementara ini mereka pulang
ke kotaraja, sebab tenaga mereka diperlukan untuk
ikut membasmi Thio Hong Gan dan pasukannya
yang liar itu! Dalam waktu tiga bulan usaha ini
sudah harus berhasil, karena Hongsiang kemarin
1293 menegurku, agar tak terlalu lama-lama
menyelesaikan persoalan ini! Nah, sampaikanlah
pesanku ini pada teman-teman kalian !" Setelah
berkata begitu Cu kongkong mengibaskan
tangannya, sikapnya mempersilahkan tamutamunya
untuk berlalu. Setelah See mo dan Siangkoan Giok Lin keluar,
Cu-kongkong seorang diri di dalam ruangan itu.
Sepasang alisnya mengkerut.
"Hemmm, manusia-manusia liar dan kasar
hendak duduk sebagai pejabat pemerintahan...!
Tapi. biarlah, untuk sementara waktu ini memang
aku perlu merangkul mereka, jika segalanya sudah
selesai, mereka akan dibereskan !"
Dan Cu kong-kong tersenyum, dia menepuk
tangannya. Segera menghadap seorang
pengawalnya. Dia perintahkan memanggil Tang San
Siansu. Sekarang ini memang Tang-San Siansu
merupakan satu-satunya orang yang paling
diandalkan oleh Cu kongkong.
Namun sebagai seorang cerdik, tentu saja Cukongkong tahu bagaimana menguasai dan
mengendalikan "macan" ini, kalau sekali meleset
saja, tentu bisa membahayakan dirinya juga. Selain
licik, Tang San Siansu diketahuinya memiliki jiwa
yang buruk sekali. 1294 Tak lama kemudian Tang San Siansu sudah
datang menghadap. Dia memberi hormat dengan
membungkukkan tubuhnya, Cu-kongkong
mempersilahkan dia duduk di kursi yang ada di
depan meja kerjanya. "Taisu, usaha besar yang selama ini kau lakukan
telah berjalan dengan lancar. Coba sekarang kau
jelaskan, apa rencanamu selanjutnya?"
"Siao-lim-si... jika telah dapat dihancurkan atau
dikuasai, semuanya akan berjalan lebih lancar lagi
kongkong !" menyahuti Tang San Siansu. "Dalam
beberapa waktu mendatang, aku akan berusaha
membasminya. Pertama-tama aku akan memaksa
mereka menyerahkan kedudukan Ciangbunjin pada
Cu-ji (anak Cu), jika mereka bersikeras dan menolak
hal itu, berarti Siao-lim-si harus di bakar musnah
dan seluruh pendetanya harus dibasmi."
Cu-kong kong mengangguk-angguk kemudian
katanya: "Memang itu merupakan salah satu jalan
yang cukup baik untuk mendukung lebih lancarnya
usaha besar kita ! Tapi perlu kuingatkan padamu
taisu, apakah tindakan seperti itu tak terlalu berat,
apa lagi mengingat sekarang ini usaha kita untuk
menguasai orang-orang kangouw belum berhasil
sepenuhnya, yang kukuatirkan mereka akan
mendapat kesan kurang baik pada kita atas
penghancuran Siao-lim-si. . ."
1295 "Tapi kongkong harus ingat, tidak semua orang
senang pada Siao lim-si. Syukur kalau Siao-lim-si
mau baik-baik menyerah dan menyerahkan
kedudukan Ciangbunjin pada Cu-ji. tapi jika
membangkang apa salahnya kita hancurkan ! inipun
sebagai contoh yang sangat baik sekali buat seluruh
orang-orang persilatan agar mereka selanjutnya
tidak banyak lagak lagi dan patuh pada setiap
perintah kongkong...!"
Cu Bin Liat mengangguk-angguk sambil tertawa.
"Semua ini berkat bantuan taisu, sehingga aku bisa
melaksanakan tugas dari Hongsiang dengan sebaikbaiknya
! Nah, jika memang taisu menganggap itu
merupakan salah satu jalan yang baik buat kita,
siiahkan taisu atur segalanya !"
"Terima kasih kongkong...!" dan Tang San Siansu
kemudian mengundurkan diri.
Cu Bian Liat tidak segera meninggalkan ruang
kerjanya, dia berdiam diri dengan sepasang alis
yang mengkerut, karena dia tengah berpikir keras,
yang dipikirkannya adalah Tang San Siansu.
Dan Cu Bian Liat ingin jika saja sudah selesai
menumpas Thio Hong Gan, pemimpim pemberontak
itu berhasil di tangkap atau dibawa kepalanya
kehadapan-nya, maka Tang San Siansu akan
disingkirkan ! 1296 Tentu saja menyingkirkan Tang San Siansu bukan
urusan yang gampang, tapi dia mempunyai cara
yang telah tersusun baik, karena dia hendak
menyingkirkan Tang San Siansu dengan cara halus,
sehingga nanti Tang San Siansu sendiri tidak akan
menyadari dirinya telah disingkirkan oleh Cu Bian
Liat ! Terpikir begitu, Cu Bian Liat tersenyum puas. Dia
mengutamakan sekarang adalah cara-cara agar
anaknya, Cu Lie Seng berhasil mendapat dulu semua
warisan kepandaian Tang San Siansu, setelah tiba
saatnya barulah Tang San Siansu yang dianggap
bisa berbahaya itu disingkirkan ! menunggang
macan memang sulit untuk turun maupun juga
untuk menyingkirkannya, dan Cu Bian Liat tak akan
bertindak tanggung-tanggung jika kelak hendak
menyingkirkan Tang San Sian-su !
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Cu Siauw Hoa duduk termenung didepan jendela
kamarnya menghadap keluar taman yang indah dan
semarak dengan dengan bunga-bunga beraneka
macam dan warna, harum semerbak tersiar dari
bunga-bunga yang banyak tumbuh di taman
tersebut. Pikiran Siauw Hoa tidak tenang, dia selalu
teringat pada Giok Han dan Cang In Bwee, setiap
1297 kali teringat pada kedua orang itu, hatinya semakin
dibakar oleh rasa marah dan cemburu. Rasa benci
yang tumbuh di hatinya semakin lama semakin
hebat juga. Sudah merupakan tekad bulat pada gadis
bangsawan ini untuk membunuh Giok Han dan Cang
In Bwee. Dia sudah seminggu tiba di istana ayahnya,
selama itu dia telah memikirkan cara-cara terbaik
untuk melenyapkan Cang In Bwee, gadis yang jadi
saingannya dan berusaha untuk menarik perhatian
Giok Han. Jika Giok Han benar-benar mencintainya dan
melepaskan Cang In Bwee, juga nanti terbukti
bahwa Giok Han lebih mencintai Siauw Hoa, maka
gadis bangsawan ini tidak akan membunuhnya. Tapi
jika nanti Giok Han terbukti lebih mencintai In Bwee,
tak ada pilihan lain, dia akan membunuh Giok Han
juga dengan cara apapun !
Dia tengah mempertimbangkan, untuk mengirim
puluhan orang Gi-lim-kun dan Kim-ie-wi yang
berkepandaian tinggi, untuk mencari Giok Han dan
Cang In Bwee dan membunuh kedua orang itu,
cuma saja mengingat kepandaian Giok Han sangat
tinggi, gadis bangsawan ini ragu-ragu kembali.
Dia tahu, jika mengirim orang-orang
berkepandaian tanggung, niscaya Giok Han tak
berhasil diganggu. Cang In Bwee biarpun memiliki
kepandaian di bawah Giok Han, tetap saja sulit
1298 dibunuh selama dia bersama-sama dengan Giok
Han, sebab Giok Han akan melindunginya.
Satu-satunya jalan adalah minta pada Tang San
Siansu, guna memimpin beberapa orang
berkepandaian tinggi, supaya pergi membunuh Cang
In Bwee dan kalau perlu membunuh Giok Han
sekalian. Rasa benci yang sudah membakar hati dan jiwa
Siauw Hoa demikian hebatnya, sehingga dari rasa
mencintai akhirnya berobah menjadi rasa benci yang
begitu hebat. Selama belum bisa membuat Giok Han
dan Gang In Bwe hancur, dia belum puas.
Selama seminggu itulah Siauw Hoa tenggelam
dalam keragu-raguan. Dia memang sebetulnya ingin
mengadukan pengalamannya itu pada ayahnya,
yang pasti bisa mengirim orang-orang
berkepandaian tinggi untuk menangkap Giok Han
dan Cang In Bwee yang dicap oleb Siauw Hoa
sebagai "pemberontak-pemberontak", namun sejauh
itu dia masih malu untuk menceritakan
pengalamannya itu pada ayahnya!
Sebagaimana lazimnya gadis-gadis Iain, demikian
juga keadaan Siauw Hoa yang merasa malu kalau
harus menceritakan isi hati yang sebenarnya pada
ayahnya. 1299 Karena itu selama seminggu Siauw Hoa masih
diliputi keraguan dan belum bisa memastikan
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tindakan apa yang hendak dilakukan.
Sebetulnya, sebagai puteri bangsawan yang
paling berkuasa seperti Cu-kongkong, Siauw-Hoa
tidak kekurangan orang-orang muda yang bisa
dipilih menjadi suaminya. Tetapi sejauh itu, dari
sekian banyak putera-putera pembesar kerajaan
maupun bangsawan yang coba mendekatinya, tak
seorangpun yang menarik perhatian Siauw Hoa.
Memang gadis ini selalu bergaul dengan lincah
dan manis terhadap orang muda manapun juga,
namun sejauh itu masih terbatas sebagai sahabat
biasa saja. Umumnya orang-orang muda itu
memperlihatkan sikap menjilat dan coba-coba
memanggil hatinya dengan berbagai sikap yang
dibuat-buat. Hal ini yang tak menyenangkan hati Siauw Hao.
Terlebih lagi umumnya orang-orang muda itu
berusaha mendekati Siauw Hoa lebih banyak
terdorong oleh keinginan menjadi mantu Cukongkong
orang kedua yang paling berkuasa setelah
Kaisar di seluruh kerajaan tersebut !
Berbeda dengan Giok Han, orang muda itu benarbenar
menarik hati dan juga telah merebut hati
Siauw Hoa, sehingga gadis bangsawan ini
mencintainya. Namun cintanya itu terbentur pada
1300 keadaan yang begitu pahit, dimana Giok Han
ternyata mencintai Cang In Bwee!
Hal ini membuat Siauw Hoa jadi marah dan
penasaran, dia sebetulnya ingin memperlihatkan
betapapun sebagai puterinya Cu-kongkong dia
sangat berkuasa dan bisa saja memaksa Giok Han
menjadi suaminya dengan memanfaatkan kekuasaan
ayahnya. Cuma saja, sebagai gadis umumnya, rasa harga
dirinya jauh lebih menang dari cintanya, karena dia
merasa begitu rendah kalau harus menghiba-hiba
pada Giok Han, untuk memperoleh cintanya! Dia tak
mau memaksa Giok Han untuk mencintainya!
Sejak kecil Siauw Hoa sudah demikian
dimanjakan, dan siapapun memperlakukannya
dengan hormat. Sekarang Giok Han ternyata tak
mencintainya, betapa sakit hatinya. Bahkan dengan
telinganya sendiri didengar Giok Han mencintai Cang
In Bwee, kenyataan yang membuat perasaan terluka
! Baru sekali ini signdis merasa kecewa dan sedih,
mengapa Giok Han tak mencintainya, padahal
sebelumnya demikian banyak orang muda yang
berusaha mengejar cinta Siauw Hoa dan gsdis ini
umumnya memperlihatkan sikap masa bodo pada
orang-orang muda itu ! 1301 Memang cinta sulit dibilang juga, dapat datang
kapan saja, di mana saja dan tanpa memandang
tingkat dan golongan. Karena itu Siauw Hoa sendiri
sering menyesali dirinya, mengapa dia harus
mencintai Giok Han, sehingga sekarang perasaannya
demikian menderita oleh cintanya tersebut.
Waktu itu, dia tengah berusaha mencari jalan
untuk melampiaskan penasaran-penasaran maupun
kecewanya. Terkadang didorong oleh emosinya dia
hendak menbunuh Giok Han dan Cang In Bwee, agar
kedua orang muda itu mengetahui siapa dia
sebenarnya, yang memiliki kekuasaan demikian
besar. Tapi, dilain waktu Siauw Hoa diliputi rasa rindu
yang demikian besar, mendambakan sikap lembut
dan kasih sayang Giok Han, mengharapkan cinta
pemuda itu. Segala macam perasaan berkecamuk
menyiksa perasaan Siauw Hoa.
Dia telah mempertimbangkan dan memikirkannya
selama seminggu itu, tapi tak juga berhasil untuk
memutuskan tindakan apa yang harus ditempuhnya.
Jilid ke 29 Justeru hari ini sejak pagi tadi dia duduk
mematung di depan jendela kamarnya dengan wajah
murung, tubuhnya akhir-akhir ini juga semakin
kurus, sebab seperti gadis-gadis lain yang sedang
jatuh cinta dan kemudian patah hati sebab
1302 mengetahui laki-laki yang dicintainya itu ternyata
mencintai orang lain, gadis lain yang dibencinya
bukan main ! Geregetan Siauw Hoa.
Rasanya dia ingin menjambak rambut In Bwee
dan mengunyeng-ngunyengnya membenturkan
kepala In Bwee pada tembok sampai pecah, atau
memakinya habis-habisan sebagai gadis tidak tahu
malu ! Tapi apa yang dapat dilakukannya " Dia tak
berhasil mmghina In Bwee. Gadis itu juga memiliki
kepandaian tinggi, Giok Han juga membela In Bwee
! Dan rasa bencinya semakin meluas pada In Bwee
dan Giok Han ! Di depannya Giok Han begitu berani
memperlihatkan bahwa dia memihak In Bwee, tak
sedikitpun memperlihatkan bahwa dia membela
dirinya, sehingga sebagai puteri bangsawan
perasaannya tersinggung sekali.
Sangat penasaran, karena banyak pemuda yang
patuh dan tunduk padanya, diperintah apa saja
olehnya pasti akan dipatuhi oleh pemuda-pemuda
lainnya dengan senang hati! Tapi Giok Han tidak ! I
lnilah yang membuat Siau-Hoa semakin penasaran.
Apa yang harus dilakukannya " Memberitahukan
ayahnya agar In Bwee dan Giok Han di cap sebagai
pemberontak dan ditangkap kemudian di jatuhi
hukuman mati" Tidak. Giok Han sangat dicintainya,
1303 tak rela Siauw Hoa kalau laki-laki yang dicintainya
harus mati karena dihukum ayahnya ! Tapi Giok Han
begitu kurang ajar, dia begitu berani membela In
Bwee, bahkan mencintai In Bwee!
Oohhh, Siauw Hoa benar-benar bingung
mengambil keputusan untuk dilakukan selanjutnya.
Semakin tenggelam dalam rencana-rencananya yang
selalu membingungkannya untuk menentukan cara
apa untuk melampiaskan kemarahan hatinya, hati
Siauw Hoa semakin tersiksa oteh cintanya yang
gagal itu. Bayangan wajah Giok Han semakin sering
menganggu pikirannya. Makan tak lezat dan minum
tak menyegarkan! Selalu murung.
Mendadak Siauw Hoa dikagetkan oleh masuknya
seorang pelayannya, yang melaporkan gurunya
datang berkunjung. Dengan wajah tetap murung
Siauw Hoa menyambut kedatangan gurunya ke
ruang tamu. Di sana tampak duduk Bwee-sim-mo li, ketika
melihat wajah muridnya yang begitu muram, Bweesimmo li tertawa. "Oooh, anak manis, mengapa
tampaknya begitu bersedih hati "
Siauw Hoa menjatuhkan dirinya duduk di depan
gurunya. Memang sebagai gadis bangsawan, Siauw
Hoa maupun Cu Lie Seng tak pernah menjalankan
penghormatan pada guru-guru mereka. Namanya
1304 saja sebagai guru, tapi kedudukan Bwee-sim-mo li
maupun Tang San Siansu, sebagai guru-guru darl
kedua putera-puteri Cu-kongkong ini tak lebih
kedudukannya dari pelayan-pelayan mereka!
"Suhu. aku sedang jengkel!" memberitahukan
Siauw Hoa cemberut. "Apa yang kau jengkelkan ?" tanya Bwee-simmoli
tertawa. "Biasanya kau anak manis yang
periang yang hidup bahagia sekali. Sekarang
mengapa jadi berobah seperti nenek-nenek saja
cemberut seperti itu?"
Siauw Hoa melirik para gurunya, ragu-ragu untuk
menceritakan apa yang tengah dialaminya. Namun,
gadis ini yang tak mempunyai pelarian untuk
menceritakan kesusahan hatinya pada orang lain,
toh akhirnya bercerita juga tentang perasaan
maupun isi hatinya. "Wah Wah itu urusan yang mudah sekali, tinggal
kau kisiki ayahmu, urusan jadi beres."
Siauw Hoa menggeleng, katanya. "Jika dia tahu
aku yang mencelakai perempuan tak tahu malu itu,
pasti dia benci sekali padaku..."
"Baiklah Siauw Hoa, jika kau berpendapat begitu,
apakah tidak lebih bagus kalau diam-diam kita pergi
membunuh perempuan tak tahu malu yang jadi
sainganmu itu?" 1305 "Tapi dia memiliki kepandaian tidak rendah, kami
pernah bertempur dan aku tak berhasil
merobohkannya!" menjelaskan Siauw Hoa dengan
muka tetap murung. "Ohhh ?" alis Bwee sim-mo li mengkerut. "Siapa
gadis yang jadi sainganmu itu?"
"Dia disebut-sebut bermarga Cang In Bwee..."
memberitahukan Siauw Hoa terpaksa sekali, karena
sebetulnya untuk menyebut nama Cang In Bwee
sangat dibencinya "Cang In Bwee " Murid siapa " Siapa gurunya?"
"Aku tidak begitu jelas, suhu !"
"Lalu siapa orang muda yang kau cintai itu ?"
"Dia . .. bilang namanya Giok Han .. .!"
Alis Bwee-sim mo-li mengkerut, dia bilang:
"Apakah pemuda yang berwajah tampan dan
memiliki tubuh tegap dengan senyumnya yang selalu
menghiasi bibir, usianya baru dua puluh tahun ?"
"Aku tidak tahu jelas umurnya, tapi... tapi
memang dia sangat tampan ! Apakah suhu pernah
bertemu dengannya ?"
"Bwee-sim-mo-li memandang ragu-ragu pada
muridnya, sampai akhirnya dia bilang: "Kalau
1306 memang tidak keliru, dia itu musuh ayahmu ! Musuh
yang tangguh sekali ! Dia bergelar Liong-kak-sinhiap,
satu-satunya orang yang membuat Tang San
Siansu jadi pusing kepala, karena kepandaian orang
muda itu memang hebat sekali, sangat tangguh dan
bahkan memiliki semacam ilmu yang bisa
menandingi "Liong-beng-kun" Tang San Siansu ! Dia
musuh besar ayahmu, yang berusaha untuk
membunuh ayahmu...!"
Kaget Siauw Hoa, matanya yang bening dan
indah sampai terbuka besar-besar.
"Benarkah itu suhu " Oooh, kumohon padamu
suhu, jangan memberitahukan tentang Giok Han
pada ayah, kalau dia ditangkap oleh orang-orang
ayah, terjatuh ke dalam tangan ayah... ooohhh, aku
tidak bisa membayangkan apa yang akan
dialaminya...!" Bwee-sim-moli tersenyum. "Siauw Hoa, kau
jangan kuatir, aku bukan seorang yang suka
membicarakan urusan yang tidak-tidak pada
ayahmu... aku tak akan membuka rahasia hatimu
pada ayahmu ! Juga kau harus tahu, untuk
menangkap pemuda itupun tidak terlalu mudah,
karena kepandaiannya sangat tinggi! Sekarang
begini saja, aku akan membantumu, agar cintamu
itu tercapai, tapi engkau juga harus berjanji
membantuku melakukan suatu urusan..!"
1307 Siauw Hoa jadi girang, mukanya berseri-seri, dia
loncat dan mencekal kedua tangan gurunya.
"Benarkah suhu mau membantuku ?" tanyanya
dengan penuh harapan. "Apakah suhu mempunyai
cara yang baik agar dia meninggalkan perempuan
tak tahu malu itu dan mencintaiku ?"
Bwee-sim-moli mengangguk sambil tersenyum,
"Tentu saja aku bisa membantumu, apa susahnya
untuk menolongmu keluar dari kesulitan yang satu
ini" Biarpun dia tangguh, tapi banyak jalan untuk
menguasainya ! Bukan bicara besar, apakah gurumu
ada potongan sebagai manusia gentong nasi yang
tidak punya guna ?" Siauw Hoa. "Suhu sangat lihai berkepandaian
tinggi, siapa yang berani main gila di-depan suhu "
Juga, aku yakin kalau suhu mau menolongku turun
tangan terhadap urusanku niscaya segalanya akan
beres tanpa ada rintangan ! Apa rencana suhu...?"
"Sabar sabar anak manis. Kau harus berjanji dulu
padaku bahwa kaupun harus melakukan sesuatu
membantuku menyelesaikan suatu persoalan ! Kau
bersedia ?" "Tentu! Katakanlah, apa yang harus kulakukan
untukmu, suhu ?" tanya Siauw Hoa tidak sabar lagi.
"Aku dengan senang hati akan membantumu, suhu
!" 1308 Bwee-sim mo-li tersenyum, dia menarik tangan
muridnya agar duduk, lebih dekat." Sudah lama aku
minta pada Tang San Siansu agar dia
memberitahukan kouwhoat jurus jurus pukulan
"Liong-beng-kun"nya, tapi sejauh itu dia masih tetap
tak mau memberitahukannya, karena dia seakanakan
hanya berjanji kosong saja. Belum lama yang
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lalu dia berjanji, setelah tiba di kotaraja akan
memberitahukan bunyinya kouwhoat jurus pukulan
"Liong-beng kun" kepadaku, namun setelah sampai
di sini selama beberapa hari, dia tetap bungkam tak
menepati janjinya, selalu pura-pura sibuk sehingga
tak ada kesempatan untuk memberitahukan padaku
kouwhoat jurus pukulan tersebut!"
"Lalu, apakah aku harus membujuk Tang San
suhu supaya memberitahukan kouwhoat jurus
pukulan andalannya itu padamu, suhu?" tanya Siauw
Hoa tidak sadar. "Aku akan berusaha membujuknya,
agar dia mau memberi tahukan teori-teori jurus
pukulannya itu!" Bwee sim-mo li menggeleng.
"Tidak mungkin dia menuruti keinginanmu dan
memberitahukan kouwhoatnya itu padaku". Tapi aku
ada jalan lain, dan ini memerlukan bantuanmu !
Kalau memang kau sungguh-sungguh mau
membantuku, tentu semuanya jadi beres."
"Aku bersedia membantumu, suhu, tapi, dengan
cara bagaimana ?" 1309 "Kakakmu, Cu Lie Seng, adalah murid
kesayangan Tang San Siansu, bukan ?" tanya Bweesimmo-li. Siauw Hoa mengangguk. "Hal itu bukankah
suhupun sudah mengetahui sejak dulu?" dia balik
bertanya. "Benar! Tapi justeru sekarang kuncinya berada di
tangan kakakmu itu ! Cu Lie Seng sudah berhasil
mempelajari seluruh jurus Liongbeng-kun,
karenanya kau hanya berusaha membujuknya agar
dia memberitahukan bunyinya kouwhoat jurus
pukulan "Liongbeng-kun", nanti memberitahukan
juga padaku ! Yang terpenting buatku adalah
bunyinya kouwboat jurus pukulan itu, tanpa perlu
gerakannya ataupun cara-cara melatihnya.
Cukup asal kau bisa mengetahui bunyinya
kouwhoat jurus pukulan tersebut hal itu sudah lebih
dari cukup, kau harus berusaha membujuk kakakmu
itu memberitahukan kouwboat jurus pukulan "Liongbengkun" itu padamu sehingga dia mau
memberitahukan selengkap-lengkapnya, Sekalisekali
janganlah kau beritahukan bahwa kau
melakukan semua ini untuk kepentingan diriku,
beritahukan saja pada Cu Lie Seng bahwa kau
sendiri yang ingin mengetahui bunyinya kouwkoat
jurus pukulan Liong-beng-kun. Jika kau
menerangkan padanya semua ini demi
kepentinganku, niscaya Cu kongcu tak mau
1310 memberitahukan kouwkoatnya itu ! Mengertilah kau
Siauw Hoa?" Siauw Hoa sangat cerdas, dia segera dapat
menangkap maksud gurunya tersebut.
"Aku tahu, tentu suhu menginginginkan kakakku
itu menyangka aku sendiri yang hendak mendengar
kouwkoat jurus pukulan "Liong-beng-kun" itu bukan"
Nah aku paham, tentu setelah mendengar dan
mengetahui bunyi kouwhoat tersebut, kau akan
menciptakan semacam ilmu silat yang ampuh untuk
mengimbangi Liong-beng-kun itu. Bukankah begitu
suhu ?" Bwee-sim mo-li tersenyum sambil mengangguk.
"Sungguh kau murid yang sangat cerdas dan pintar!
Benar apa yang kau katakan, aku bermaksud untuk
menciptakan semacam ilmu silat yang bisa
merobohkan dan menghadapi Liong beng kun, agar
Tang San Siansu tidak terlalu bertingkah dan merasa
cuma dia saja yang mempunyai kepandaian tinggi
serta tidak memandang mata padaku! Tentu kau
sendiri tersinggung kalau gurumu dipandang rendah
oleh Tang San Siansu, bukan ?"
Siauw Hoa mengangguk sambil tersenyum.
"Baiklan suhu, kau jangan kuatir, aku akan
membujuk Sengko supaya dia memberitahukan
bunyi kouwhoat jurus Liong-beng-kun" gurunya, aku
jamin dia akan memberitahukannya, karena dia
1311 sangat sayang padaku... Tapi, kau juga harus
membantuku sungguh-sungguh, agar dia... dia...
menemuiku...!" "Giok Han, maksudku " Jangan kuatir ! Aku sudah
berjanji dan tak akan menarik janjiku itu ! Kau tahu,
aku dengan mudah bisa membunuh gadis yang jadi
kekasih Giok Han, kemudian kita menempuh
berbagai cara untuk lebih mendekati Giok Han.
Bukankah iru cara yang sangat baik " Tanpa ada
sainganmu itu, tentu perhatian Giok Han tertumpah
padamu !" Setelah seminggu bermurung diri, baru sekarang
Siauw Hoa tampak pulih kegembiraannya. Dengan
lincah dia telah bilang: "Baiklah suhu... aku yakin
jika memang kau yang membantuku, pasti urusan
jadi beres..." "Tapi kau juga jangan lupa bahwa aku
memerlukan bantuanmu dan harus mendapatkan
kouwhoat jurus pukulan "Liong-beng-kun" Tang San
Siansu lewat mulut kakakmu!"
Siauw Hoa mengangguk, timbul harapan baru di
hatinya bahwa ia bisa mempengaruhi Giok Han,
sehingga orang muda itu mau mencintainya sepenuh
hati. Dia juga yakin, jika memang gurunya turun
tangan, jangan harap Cang In Bwee bisa hidup lebih
1312 lama, pasti gurunya bisa membunuh Cang In Bwee
dengan mudah...! Angin berhembus dingin dan keras, daun-daun
kering terbang terbawa hembusan angin. Tapi Toat
beng-sin ciang tidak merasakannya hal itu, dia cuma
merasa menderita karena sekujur tubuhnya seperti
juga menjadi copot-copot ngilu dan tulang-tulangnya
seperti mau terlepas satu dengan yang lainnya.
Ketika ia membuka matanya, yang pertama-tama
dirasakannya adalah rasa panas yang seperti
membakar sekujur tubuhnya, bahkan dari tubuhnya
telah mengepul asap yang cukup tebal terhembus
buyar. Itu disebabkan tubuh Toat-beng-sin ciang
terlalu panas dan telah menyebabkan dia berada
dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar,
napasnya juga memburu keras sekali, itulah
disebabkan lukanya yang terlalu hebat.
Dia juga berada dalam keadaan mengigau,
mulutnya tak hentinya menggumam mengucapkan
sesuatu. Tadi dia jatuh pingsan dan sudah
berlangsung berapa lama barulah tersadar.
Dari semak belukar di samping kanannya
mendadak loncat dua sosok tubuh, hinggap di
samping Toat- beng sin ciang, dua laki laki berwajah
kasar penuh dengan kumis dan jenggot. "Huh huh
huh-huh, nenek-nenek tua renta yang sudah akan
mampus!" menggumam yang seorang, yang
hidungnya terlalu mancung seperti paruh burung,
1313 apa lagi mulutnya yang monyong itu lancip,
menambah lucu mukanya yang berkumis dan
berjenggot lebat. "Nenek-nenek tua renta seperti
mana mempunyai barang berharga ?"
Toat beng-sin-ciang melirik, tapi dia tak berdaya
untuk menggerakkan tangannya, sekujur tubuhnya
sakit luar biasa, tulang- tulangnya seperti telah
copot semuanya membuat dia cuma menggeletak
tak berdaya, padahal dia tahu kedua orang ini pasti
perampok atau penjahat yang sering mengganggu
keamanan orang-orang yang lewat di tempat
tersebut. Kawan yang hidungnya seperti paruh burung,
yang telinganya besar sekali melebihi ukuran
normal. "Kukira tak ada salahnya kita periksa
sakunya, siapa tahu dia menyimpan barang yang
cukup berharga?" Si hidung seperti paruh burung setuju. Mereka
berdua jongkok untuk memeriksa saku baju Toat
beng-sin-ciang. Bukan main gusar Toat-beng-sinciang.
Biasanya dia seorang nenek sakti
berkepandaian tinggi dan tak ada seorangpun berani
buat bersikap kurang ajar, apalagi untuk
menggeledah sakunya. Namun dia dalam keadaan tidak berdaya, ketika
kedua orang itu memeriksa saku bajunya. Toat
beng-sin ciang tidak bisa berbuat apa-apa.
1314 Seluruh barang yang ada didalam sikunya
dikeluarkan kedua orang itu, mereka tampak
kecewa, sebab selain botol-botol obat, tak terdapat
barang apapun juga. Satu tail uangpun tak ada didalam kantong nenek
tua renta ini Saking mendongkolnya yang hidungnya
seperti paruh burung telah memaki kalang-kabutan
tadinya hendak menempeleng kepala Toat beng-sinciang,
yang waktu itu cuma bisa mengawasi tanpa
beriaya untuk mencegah perbuatan orang kedua
tersebut. Tapi, saat itu kawannya telah mencekal
tangannya dan katanya. "Lihatlah botol-bo-tol ini
penuh dengan obat-obat, mungkin ini obat mujarab,
yang berharga, kita bisa menjualnya ketoko obat
sehingga jadi uang.. Cepat-cepat si hidung seperti paruh burung
menyambar sebuah botol, dia girang karena
mendengar perkataan temannya, memiliki harapan
lagi. Dibuka tutup botol dan mengendus-endusnya,
Tersiar harum semerbak dari dalam botol "Obat apa
harum semerbak seperti ini" jangan-jangan ini cuma
bubuk-bubuk pewangi masakan saja !". gumam si
hidung seperti paruh burung.
Botol di tangannya di serahkan kepada temannya,
yang ikut mengendus-endusnya, kemudian
mengerutkan alisnya. "Harum tapi baunya tak enak,
sangat aneh sekali...!" gumam temannya itu.
1315 Tapi baru saja dia bilang begitu tubuhnya tahutahu
terjungkel rubuh, matanya mendelik, tubuhnya
kelojotan dan kulit badannya telah berobah hitam,
tenggorokannya seperti tercekik dan napasnya putus
seketika ! Si hidung seperti paruh burung tadi cuma
mengendus-endus tiga kali, sendangkan kawannya
sampai delapan kali. Dia tidak roboh, karena dia
cuma mencendus sedikit ha wa bercaun didalam
botol itu. waktu melihat kawannya roboh terjungkel
berkelojotan serta sekujur tubuhnya berobah hitam,
si hidung seperti paruh burung jadi kaget setengah
mati, seketika dia bisa menduga penyebab
kecelakaan kawannya itu. Dia cepat-cepat menggosok hidungnya
berulangkali, karena menduga bubuk didalam botol
itu adalah bubuk racun. Tapi terlambat baru saja dia
menggosok dua kali hidungnya, badannya sudah
sempoyongan kemudian roboh terjungkel
berkelojotan seperti juga yang dialami oleh
kawannya, matanya mendelik, mulutnya berbusa,
kemudian mengejang kaku karena lehernya seperti
di cekik kuat sampai napasnya susah. Hanya
terdengar suara "krokkkkk...krokkkk ! " beberapa
kali dari lehernya, kemudian diam tak ber gerak lagi,
kaku dan dingin karena jiwanya telah melayang....
Toat-beng sin-ciang menngawasi kedua orang itu
yang menemui ajalnya sebab menciumi botol
racunnya, dan dia bersukur bahwa kedua orang itu
1316 telah mengeluarkan seluruh botol-botolnya. Dia jadi
ingat obat untuk "Menyambung Nyawa" yang
dimilikinya. Demikian mujarabnya obat tersebut sehingga jika
seseorang menderita sakit parah tapi asal masih
bernapas, kalau menelan pil obat ini niscaya
tertolong jiwanya ! Tapi sulitnya Toat beng-sin-ciang tak bisa
menggerakkan tangan dan kakinya, sekujur
tubuhnya kaku, sedangkan di tempat itu tidak
terdapat orang lain yang bisa dimintai
pertolongannya. Toat-beng-sin-ciang mati-matian
berusaha mengerahkan seluruh sisa tenaganya, tapi
tangannya tetap tak bisa digerakkan, tak mematuhi
perintahnya lagi. Kedua tangannya seperti sudah tak memiliki
tenaga sedikitpun juga. Toat-beng-sin ciang
mengeluh dan menyesal setengah. Jika tadi sebelum
pingsan dia ingat akat akan obatnya itu, niscaya
keadaannya tidak separah ini... sedangkan sekarang
biarpun dia melihat botol obatnya itu menggeletak
tidak darinya dia tidak bisa mengambilnya, tidak
menelan pil manjurnya itu... dia cuma bisa
mengawasi, karena beberapakali usahanya untuk
menggerakkan kedua tangannya sama sekali tidak
berhasil. Akhirnya Toat-beng-sin ciang putus asa. dia
rebah dengan satu harapan di tempat itu lewat
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
1317 seseorang, yang bisa dimintai pertolongannya buat
mengambilkan botol obatnya itu
Waktu berlalu ... entah berapa lama Toat-bengsinciang rebah tak berdaya di situ, bahkan sekujur
tubuhnya tambah sakit-sakit, seperti disayat-sayat.
Toat-beng sin ciang juga menggidik, karena dia tahu
jika seorang korban pukulan "Liong-beng-kun" tidak
cepat-cepat memperoleh pengobatan yang tepat,
niscaya syaraf-syarafnya secara perlahan-lahan akan
saling putus, dan jika sampai syaraf pusat di
tengkuknya terputuskan juga, seterusnya dia tak
ada gunanya hidup... dia selain menjadi manusia
lumpuh juga akan hilang pikirannya, menjadi orang
yang tolol, dan tak tahu apa-apa...!
Keringat dingin mengucur deras membasahi
tubuh Toat-beng-sin ciang, dia jadi mengharapkan
benar di tempat itu lewat seseorang...
Seekor burung gagak Iewat memekik
mengeluarkan suaranya yang serak, sang magrib
sudah mendatang, sebentar, lagi keadaan disitu
akan gelap dan habislah harapan Toat-beng-sin
ciang bahwa di tempat ini akan lewat seseorang
yang bisa dimintai pertolongannya...
Dalam keadaan putus asa sererti itulah, sebagai
seorang yang telah terjepit, sehingga berada dalam
keadaan ancaman mati dan hidup, Toat-beng-sinciang
tiba-tiba terpikir sesuatu, yaitu tentang latihan
sinkangnya yang belum lama lalu diciptakannya, tapi
1318 belum dirarnpungkannya, latihan tenaga dalam pada
pusarnya, untuk membangkitkan hawa murninya
dalam dirinya. Seperti orang yang tengah terjepit dalam
ancaman kematian, maka otaknya akan jauh lebih
terang dab selalu ada saja jalan terakhir yang bisa
ditempuh buat menyelamatkan dirinya. Demikian
juga halnya dengan Toat-beng sin ciang sudah lama
dia rebah di situ, sejauh itu dia tak ingat latihan
sinkangnya yang istimewa itu, dan baru teringat
setelah dia berada dalam keadaan putus asa.
Cepat-cepat Toat beng-sin-ciang memejamkan
matanya dan mengerahkan tenaga dipusarnya,
berusaha membangkitkan hawa murni dan tenaga
hidup di dalam dirinya. Biarpun dia belum
melatihnya selesai tenaga sinkang tersebut, namun
dia telah cukup tinggi memiliki latihan sinkang, dia
seorang tokoh persilatan, tak mengherankan begitu
dia memusatkan sinkang dari hawa tantian
(pusar)nya, segera dia merasakan sebuah bola api
panas yang berputar-putar di perutnya, dan seluruh
isi perutnya menjadi hangat, seperti menggelinding
naik ke ulu hati, menghangati sekitar tempat itu.
Saat itulah kedua tangan Toat-beng-sin-ciang
dapat digerakkan lagi, walaupun dengan kaku Tidak
buang waktu lagi Toat-beng-sin ciang segera
menyambar botol obat "Menyambung Nyawa'nya,
dia membuka tutup botol dan mengeluarkan enam
1319 butir pil yang berwarna merah darah, menelannya
dengan bantuan air ludahnya.
Sebetulnya, buat seseorang yang menderita sakit
berat, cukup menelan tiga butir pil itu, tapi sekarang
Toat-beng-sin ciang menginginkan tenaganya bisa
pulih sebagian dalam waktu singkat, sekaligus telah
menelan enam butir pil itu.
Berangsur-angsur rasa sakit yang menyerang
sekujur tubuhnya berkurang, dia juga sudah dapat
menggerakkan kedua kaki dan tubuhnya, dia lompat
bangun dan berdiri dengan terhuyung-huyung.
Segera Toat-beng-sin-ciang duduk lagi bersemedhi
dia memusatkan tenaga sinkangnya untuk
memiilihkan kesehatan tubuhnya.
Dengan bantuan enam butir pil itu, sementara dia
bisa membendung arus akibat pukulan Li-ong-bengkun
Tan San Siansu yang tadi menguasai dirinya, dia
bisa mempertahankan hidupnya sedikitnya satu
bulan, tanpa perlu kuatir menderita cacad. Dalam
sebulan itu dia pun memiliki kesempatan untuk
menyembuhkan dirinya dari luka tersebut. Sebagai
seorang ahli menggunakan racun dan obat-obatan,
maka dia akan berusaha untuk menyembuhkan
sendiri dirinya. Di samping itu Toat - beng-sin-ci-ang juga sudah
bertekad dalam sebulan ini untuk pergi mencari
Tang San Siansu, mengadu jiwa dengannya, untuk
mati bersama-sama ! 1320 Setelah mengerahkan singkangnya beberapa saat
dan tubuhnya mulai segar kembali, Toat-beng-sinciang
memunguti botol-botol obat dan botol-botol
racun yang tadi diberantakan oleh kedua orang
perampok tak bernama itu. Dia menyimpan dalam
sakunya lagi, bermaksud untuk meninggalkan
tempat ini guna mencari Tang San Siansu.
Tapi, melangkah belum begitu jauh mendadak dia
mendengar dari balik gerombolan pohon ada
beberapa orang yang sedang bercakap-cakap
dengan suara perlahan sekali, suara langkah kaki
mereka ringan sekali. Diam-diam Toat beng sin-ciang terkejut dan
heran" siapakah orang-orang itu" Kalau musuh,
tentu keadaan seperti ini tak menguntungkan.
Keadaan Toat-beng-sin-ciang belum pulih
keseluruhannya dan jelas tak mungkin dia
melakukan pertempuran yang berat, hanya akan
menyebabkan luka dirinya kumat menjadi hebat
kembali. Dia segera menyelinap kebalik sebatang pohon
dan bersembunyi di situ, mengawasi ke arah
gerombolan pohon, dari mana didengar suara orang
bercakap-cakap itu. "Suheng, siluman itu pandai ilmu sihir, kita harus
waspada!" kata yang seorang dengan suara
perlahan. 1321 "Ya, kita tak perlu kuatir terhadap ilmu sihirnya,
kalau kita tak membiarkan diri kita dikuasai oleh
ilmu sihir, dengan sinkang yang kuat pasti dapat
menghadapi siluman itu!"
Suara langkah kaki itu semakin dekat dan
kemudian tampak muncul beberapa orang pendeta
berpakaian serba kuning, kepala batok dan mata
tajam. Langkah kaki mereka ringan, semuanya
berjumlah lima orang. Yang membuat Toat-beng-sin-ciang terkejut
dikenalinya kelima pendeta itu adalah pendetapendeta
Siao limsi! Siapakah siluman yang mereka
maksudkan" Apa yang hendak mereka lakukan
terhadap siluman itu" Ilmu sihir apakah yang dimiliki
siluman itu sehingga membuat para pendeta itu agar
gentar " "Suheng," terdengar pendeta yang satunya bilang
lagi. "Lebih baik kita bersabar dulu, nanti setelah
Tang Lu Susiok tiba barulah kita satroni siluman itu,
pasti dengan mudah dapat kita basmi !"
Hweshio yang dipanggil suheng itu menggeleng.
"Jumlah kita berlima, tak mungkin kita kalah oleh
siluman itu ! Tang Lu Susiok tiba malam ini, dan
bersama dengannya kita hendak melakukan
perjalanan ke kotaraja, sehingga kita tak
mempunyai waktu lagi, sehari sebelumnya hongthio
telah berpesan pada malaman Ce it bulan ini kita
sudah harus berada di kotaraja, berkumpul dengan
1322 yang lainnya. Waktu yang dijanjikan itu tinggal
empat hari dan dan tempat ini menuju ke kotaraja
jika dilakukan dengan perjalanan siang malam,
memerlukan waktu empat hari. Marilah sekarang
juga kita cari-siluman itu.. kukira kita berlima cukup
untuk membassminya...!"
"Baiklah!" adik seperguruannya setuju, dan
kelima pendeta Siao li Iim-si itu pergi ke arah barat.
Toat-beng-sin-ciang kaget bukan main bercampur
girang. Tang Lu Siansu dari Siao-lim si telah turun
gunung dan akan pergi ke kotaraja" Tentu pendeta
sakti itu hendak mencari Tang San Siansu ! Juga
mendengar percakapan beberapa pendeta tadi, jelas
di kotarajapun akan datang tokoh-tokoh Siao-lim-si
lainnya, karena dapat ditarik kesimpulan dari
percakapan pendeta-pendeta tadi, hongthio Siao-lim
si, yaitu Tang Sin Siansu juga akan datang ke
kotaraja, pada malaman Ce-it mereka akan saling
bertemu disana! Jika tidak menghadapi urusan yang sangat
penting sekali, hongthio Siao-limsi tak akan turun
gunung. Sekarang Tang Sin Siansu telah turun
gunung, pasii urusan yang tengah diurus para
pendeta Siao lim-si itu merupakan urusan sangat
penting! Toat-beng-sin-ciang selain girang, juga jadi
tegang. Dia tak tahu urusan penting apa yang
tengah dihadapi Siao-lim-si. Perasaan ingin tahunya
1323 apa yang dilakukan kelima pendeta Siao lim-si itu
terhadap yang disebutnya siluman, membuat Toat
beng-sin-ciang diam-diam mengikuti dari jarak
tertentu di belakang kelima pendeta-pendeta itu. Dia
memiliki ginkang sangat tinggi, maka kelima
pendeta itu tak mengetahui bahwa diri mereka
sedang dibayangi seseorang.
Ternyata kelima pendeta itu adalah pendetapendeta
muda Siao Iim si dari tingkat Fung. Masingmasing
bernama Ci, Koan, Liang, Cu dan Toan. Yang
tadi dipanggil dengan sebutan suheng, kakak
seperguruan, adalah Fung Ci Hweshio.
Kelima pendeta ini memang sedang melakukan
perjalanan ke kotaraja, dan mereka diperintahkan
menunggu Tang Lu Siansu di tempat itu karena Tang
Lu Siansu melakukan perjalanan belakangan dari
mereka dan nanti bersama-sama berangkat te
kotaraja. Tetapi siapa tahu waktu Fung Ci Hweshio berlima
sampai ditempat ini siang tadi, mereka telah
mendengar cerita penduduk bahwa akhir-akhir ini di
tempat tersebut muncul seorang siluman yang jahat
sekali dan pandai menggunakan ilmu sihir. Siluman
itu berpakaian sebagai seorang tosu dan tak berhasil
ditangkap penduduk sebab dia terlalu tangguh,
bahkan belasan orang penduduk telah dibikin terluka
parah, empat orang mati waktu melakukan
pengeroyokan. 1324 Siluman itu setiap malam menyatroni rumahrumah
penduduk, untuk memperkosa anak isteri
orang, atau juga menculik gadis-gadis berusia
balasan tahun. Hal ini sudah berlangsung hampir
tiga bulan dan penduduk di sekitar tempat itu tak
berdaya untuk mengatasi kejahatan siluman
tersebut, mereka hanya hidup dalam ketakutan.
Tak kepalang marahnya Fung Ci Hweshio berlima
mendengar cerita penduduk. Mereka menanyakan
tempat bersembunyi siluman itu dan saat ini juga
mereka hendak menyatroni siluman itu untuk
membasminya. Mereka yakin, dengan kepandaian yang mereka
miliki dan juga berjumlah lima orang, pasti bisa
menghadapi siluman tersebut. Tak ada perasaan
gentar sedikitpun pada mereka, biarpun mendengar
siluman jahat itu pandai sekali ilmu sihirnya.
Sebetulnya kelima pendeta Siao-lim si ini minta
seorang penduduk uniuk mengantarkan mereka ke
tempat bersembunyi siluman tersebut, tapi tak ada
seorangpun dari penduduk yang berani
mengantarkan, mereka kuatir kelima pendeta ini
gagal mengusir siluman itu, walaupun Fung Ci
Hweshio berlima sudah menjamin mereka pasti
berhasil mengusir siluman itu, tetap saja tak ada
seorangpun dan penduduk yang bersedia jadi
penunjuk jalan. 1325 Mereka cuma memberitahukan tempat
persembunyian siluman itu di sebuah goa yang ada
ditebing di sebelah selatan lembah. Maka terpaksa
kelima pendeta Siao lim-si ini berangkat tanpa
penunjuk jalan. Tak lama kemudian mereka telah berada di
lembah sebelah selatan dan mencari cari goa yang
dimaksud penduduk kampung sebagai terapat
bersembunyi siluman jahat itu.
Ternyata goa yarg dimaksud penduduk sekitar
tempat itu sebagai tempat bersembunyi siluman
jahat adalah goa yang cukup besar dan luas,
letaknya cukup tinggi belasan tumbak di tebing yang
sulit untuk didaki oleh orang biasa. Kelima pendeta
Siao lim-si ini hati-hati mendekati goa itu, mereka
mengambil sikap waspada. Tetapi belum lagi Fang Ci Hweshio atau pendetapendeta
lainnya berseru untuk memanggil keluar
siluman itu, sudah terdengar suara tertawa
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergelak-gelak menyeramkan.
"Manusia-manusia tak tahu mampus, apakah
kedatangan kalian kemari hendak mengantarkan
jiwa kalian?" suara itu mengguntur menyeramkan
sekali, menggemparkan sekitar tempat itu.
Alis Fang Ci Hweshio berlima jadi mengkerut.
Suara seruan itu demikian nyaringnya, jelas
1326 "siluman" itu mempergunakan sinkang waktu bicara,
sehingga suaranya bisa bergema seperti itu.
Melihat kenyataan ini, segera para pendeta Siaolim
si semakin yakin bahwa apa yang dinamakan
siluman itu tak lebih hanya seorang manusia biasa,
cuma saja memiliki kepandaian dan dengan
kepandiannya itu dia melakukan berbagai perbuatan
jahat, sedangkan penduduk sekitar tempat itu
menyangka bahwa orang tersebut adalah siluman,
yang dapat pergi dan datang begitu cepat. Tentu
orang itu mempergurakan ginkangnya yang tinggi.
"Sahabat, keluarlah ! Marilah kita bicara." teriak
Fung Ci Hweshio setelah merangkapkan kedua
tangannya memuji kebesaran Sang Buddha. "Kami
murid-murid Siao-lim si ingin bicara denganmu !"
"Hah hah hah hah ! " Meledak tawa nyaring di
dalam goa. "Tak kusangka murid-murid Siao-lim si
demikian usil ingin mencampuri urusan orang lain!
Apakah kalian sudah bosan hidup sehingga berani,
mencampuri urusan denganku" Jika kalian tidak
cepat-cepat angkat kaki meninggalkan tempat ini,
jangan menyesal jika aku bertindak tanpa
menghormati Siao lim si lagi !"
Fung Ci Hweshio tersenyum, dia semakin yakin
bahwa yang bersembunyi didalam goa itu tak lebih
hanya seorang manusia. "Sahabat." katanya
kemudian, "Marilah kita bicara secara baik-baik,
kami cuma ingin memberikan nasehat kepadamu
1327 agar menghentikan semua perbuatanmu yang tak
terpuji itu, dan berhenti mengganggu ketenteraman
penduduk sekitar tempat ini."
Tidak terdengar jawaban hanya sesosok
bayangan melesat keluar dari dalam gua dan
menuruni tebing dengan lincah menunjukkan
ginkang orang itu tinggi sekali. Sekejap saja dia
sudah berada di depan kelima pendeta Siao lim-si.
Fung Ci Hweshio dan pendeta-pendeta lainnya
segera melihat bahwa yang disebut sebagai siluman
itu tak lain hanyalah seseorang yang selalu
berpakaian tosu berusia antara lima puluh tahun,
mukanya lancip segi tiga, matanya seperti mata
elang, tajam licik sekali, memancarkan tabiatnya
yang jahat. "Sahabat, apakah kau yang selama ini
mengganggu ketenteraman penduduk?" menegasi
Fung Ci Hwesio setelah mengawasi sejenak tosu
tersebut. "Benar ! Aku yang telah mengambil anak gadis
mereka, untuk dipersembahkan kepada dewaku !"
menyahuti Tosu itu jumawa sekali "Apakah kalian
dari Siao-lim-si sudah tak memiliki kesibukan lain,
membuat kalian jadi sempat mengurusi persoalan
ini?" Sikap dan kata-katanya jelas mengejek dan
tidak memandang sebelah mata pada kelima
pendeta tersebut, sedikitpun dia tidak gentar.
1328 Fung Ci hweshio merangkapkan kedua
tangannya. "Siancai, sebetulnya lolap tak mau
mencampuri urusan orang lain, tapi urusan sekali ini
berhubungan dengan penduduk, yang merasa
diganggu ketenteratnan hidup mereka. Perbuatan
jahat yang kau lakukan juga sudah Iuber, terlalu
jahat dan tidak terpuji ! Kalau memang kau tak mau
insyaf dan meninggalkan perbuatan terkutuk itu.
kami terpaksa bertindak untuk membasmimu, yang
sama saja dengan membasmi kejahatan !"
"Hah hah hah !" Tertawa tosu itu dengan suara
keras sampai tubuhnya bergoyang-goyang. Waktu
itu matanya yang memang tajam menakutkan
semakin bersinar seakan hendak menikam jantung
kelima pendeta Siao-lim-si tersebut. "Kalian hendak
membasmiku " Apakah kalian memiliki kesanggupan
itu ?" "Siancai, lolap akan mencobanya jika memang
kau tak mau juga menyadari kekeliruanmu yang
selama ini melakukan perbuatan-perbuatan terkutuk
tersebut !" Tiba-tiba sekali, tanpa menunggu selesai
perkataan Fung Ci Hweshio, tangan kanan tosu itu
sudah menyambar kuat sekali hendak menyambret
jubah di dada si pendeta. Tangannya seperti cakar
elang bercuitan menyambar tajam pada sasarannya.
Untung saja Fung Ci Hweshio tangguh,
kepandaiannya tinggi, dia bisa mengelakkan
1329 sambaran tangan tosu tersebut. Dengan
mengibaskan lengan jubah sebelah kanan Fung Ci
Hweshio berusaha menyampok tangan tosu itu.
Tapi tosu tersebut keburu menarik pulang
tangannya, kemudian dia menyerang lagi dengan
hantaman kedua telapak tangannya. Fung Ci
Hweshio sekali ini tak berhasil untuk mengelakkan,
terpaksa dia menangkis. Tenaga dalam yang keluar dari kedua telapak
tangan tosu itu kuat sekali, karena begitu dua
tenaga saling bentur seketika tubuh Fung Ci Hweshio
terhuyung mundur dua langkah, sedangkan tosu itu
masih berdiri di tempatnya, cuma badannya saja
yang tergoyang-goyang namun kuda-kuda kedua
kakinya sama sekali tidak berobah.
Dalam satu kali gebrakan itu segera Fung Ci
Hweshio maupun tosu siluman itu sudah dapat
menarik kesimpulan tentang kepandaian lawan
mereka. Fung Ci Hweshio sendiri kaget, karena tak
disangkanya tosu yang dianggap sebagai siluman
oleh penduduk di sekitar tempat iiu adalah orang
yang berkepandaian tinggi, bahkan lebih tinggi
kekuatan lwekangnya dari Fung Ci Hweshio sendiri !
Keempat pendeta Siao lim-si lainnya berdiri diam
tak membantui. Memang menjadi satu pantangan
buat pendeta-pendeta Siao lim-si melakukan
pengeroyokan terhadap seorang lawan, selama tidak
membahayakan jiwa kawan mereka.
1330 Waktu itu tosu tersebut sudah meraung dan
loncat ke depan mendesak Fung Ci Hweshio dengan
beberapakali pukulan kedua tangannya saling susul,
angin pukulannya kuat sekali, memaksa Fung Ci
Hweshio sementara itu cuma berkelit dan
mengelakkan pukulan-pukulan lawannya tanpa bisa
melakukan serangan balasan.
Tapi, setelah lewat enam jurus. Fung Ci Hweshio
memperoleh kesempatan melakukan pukulan
balasan ke dada lawannya, memaksa tosu itu loncat
kesamping kanan dan tak mendesak Fung Ci
Hweshio lebih jauh. Tosu itu tak mau memperkenalkan diri dan tanpa
bicara sepatah katapun sudah loncat maju lagi
menyerang pada Fung Ci Hweshio. Setiap
pukulannya disertai dengan pekik menyeramkan.
Tangannya berkelebat-kelebat sangat dahsyat,
membuat keempat saudara seperguruan Fung Ci
Hweshio mengerutkan alis mereka, karena setiap
jurus pukulan tosu itu merupakan ilmu silat yang
sesat, mengandung hawa kematian dan haus darah !
Fung Ci Hweshio sekarang tidak sungkan-sungkan
lagi mengeluarkan kepandaiannya, karena tadi dia
masih ragu-ragu untuk turun tangan dengan ilmu
andalannya. Sekarang setelah melihat lawannya
demikian tangguh, mau tak mau dia harus
menghadapinya dengan sebaik mungkin, jika tidak
pasti jiwanya melayang di tangan tosu itu!
1331 Kedua orang ini bertempur seru sekali, tubuh
mereka berkelebat-kelebat sangat gesit, sehingga
merupakan bayangan saja yang berkelebat sebentar
ke kanan dan kiri, sekali-sekali terdengar pekik
menyeramkan tosu tersebut. Tapi, lewat dua puluh
jurus lebih, tampak jelas Fung Ci Hwesio jatuh di
bawah angin dan dia mulai terdesak oleh pukulanpukulan
tosu siluman, membuat empat orang
pendeta Siao-lim-si lainnya mulai kuatir untuk
keselamatan Fung Ci Hweshio.
Fung Koan dan Fung Liang Hweshio ingin loncat
maju membantui Fung Ci Hweshio, tapi Fung Cu
Hweshio telah menahan mereka, bisiknya "Kalau
tidak diperlukan benar, kita jangan melakukan
pengeroyokan padanya !"
"Tapi dia iblis jahat yang harus dibasmi, yang
selalu mengganggu ketentraman penduduk !"
bantah Fung Koan Hweshio.
"Benar, tapi jangan sampai dia nanti bilang Siao
lim-si cuma pandai main keroyokan ! "
Fung Koan Hweshio dan Fung Lian Hwesio
membatalkan maksud mereka untuk membantui
Fung Ci Hwssio, yang waktu itu tengah sibuk
menghadapi berbagai pukulan-pukulan dahsyat dari
tosu siluman tersebut. 1332 Rupanya tosu siluman itu sedikitpun tak mau
memberikan kesempatan kepada lawannya
melakukan serangan balasan, sebab gencar sekali
kedua tangannya memukul dan menampar dengan
diiringi lwekang yang kuat.
Fung Ci Hwesio diam-diam mengeluh, dia harus
mengakui tenaga lwekang lawannya memang berada
di atasnya, maka tak ada jalan lain, terpaksa dia
mencabut pedangnya. Tangannya meraba
pinggangnya dan tampak di tangannya sudah
tercekal sebatang pedang pendek.
Pedang itu berkelekat bergulung-gulung seperti
naga yang sedang mengamuk, sinarnya seperti
membungkus tosu siluman itu dengan berbagai
tikaman maupun tabasan. Tosu siluman itu kaget,
dia meloncat mundur meloloskan diri dari libatan
pedang Fung Ci Hwesio. Kemudian dia tertawa bergelak-gelak dengan
suara nyaring. "Bagus rupanya kau hendak
mengandalkan senjata untuk merebut kemenangan!
Baiklah !" Setelah berkata begitu, kedua tangannya
diangkat tinggi-tinggi melewati kepalanya, mulutnya
komat-kamit membaca sesuatu, kemudian matanya
bersinar tajam sekali, waktu Fung Ci Hwesio coba
menikam lagi, saat itulah tosu siluman berkata
cukup nyaring: "Lihatlah, ular di tanganmu akan
menggigit lehermu !"
1333 Seruan tosu siluman itu bukan seruan biasa saja,
karena dia mempergunakan tenaga ilmu sihirnya
untuk menguasai kesadaran Fung Ci Hwesio. Dan
Fung Ci Hwesio kaget tak terkira, pedangnya yang
semula merupakan logam tajam berkilauan,
sekarang telah berobah menjadi seekor ular yang
meliuk-liuk dan kepalanya siap menyambar akan
menggigit lehernya! Tidak kepalang kagetnya Fung
Ci Hwesio, dia sampai melemparkan pedangnya
jatuh ke tanah! Keempat pendeta lainnya heran melihat Fung Ci
Hweshio, mereka melihat pedang ditangan Fung Ci
Hweshio dibuang. Sedangkan Fung Ci Hweshio yang
memandang heran betapa pedangnya yang berobah
menjadi ular itu melata meliuk-liuk di tanah !Itulah
di sebabkan dia di pengaruhi oleh ilmu sihir tosu
siluman itu yang sudah mempengaruhi penglihatan
Fung Ci Hweshio, sehingga pedang yang
menggeletak ditanah saja masih tampak sebagai
seekor ular yang sedang merayap dengan tubuh
meliuk-liuk. Tosu siluman itu tidak tinggal diam saja, kedua
tangannya menyambar, karena tubuhnya sudah
loncat ke depan Fung Ci Hweshio dia menghantam
kepala dan dada Hweshio tersebut. Pukulan ini
mematikan telengas sekali karena mengandung
kekuatan lwekang yang tangguh.
Fung Ci Hweshio yang sedang terheran-heran
atas kejadian aneh tadi, melihat menyambarnya
1334 pukulan yang sangat berbahaya itu, cepat-cepat dia
mengelak. Tosu siluman itu sambil mengulangi
pukulannya telah komat-kamit bergumam lagi:
"Seekor anjing akan menyalak, keempat kakinya
ditekuk dan merayap merangkak di atas tanah ! Kau
adalah seekor anjing... kau seekor anjing... kau
merangkak dan menyalak . . !"
Kepala Fung Ci Hweshio berdenyut, hatinya
terguncang kuat sekali, dia heran seperti ada suatu
kekuatan gaib yang menguasainya, yang memaksa
dia untuk merangkak dan berteriak. Tapi, sebagai
manusia gemblengan di pintu perguruan lurus Siao
lim-si, pengaruh jahat itu tidak segera berhasil
sepenuhnya, karena Fung Ci Hweshio segera
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memusatkan konsentrasinya, mengerahkan
sinkangnya, dia berusaha melawan kekuatan gaib
yang coba menguasai jalan pikirannya.
Waktu itu Tosu siluman telah meloncat sambil
menghantam lagi dengan kedua tangannya.
Pada batok kepala Fung Ci Hweshio. Sedangkan
saat itu Fung Ci Hweshio tengah mengerahkan
sinkangnya untuk melawan pengaruh gaib yang
memaksa dia untuk merangkak dan menyalak
seperti seekor anjing, sehingga tak mungkin dia
memecah perhatiannya untuk menangkis pukulan
tosu siluman tersebut. Keadaannya benar-benar
terancam bahaya yang tidak kecil.
1335 Fang Koan Hweshio tidak sabar lagi, dia telah
loncat menerjang tosu itu, yang pandai sekali
mempergunakan ilmu sihirnya. Fung Cu Hweshio,
Fung Toan Hweshio dan Fung Lian Hwesio juga
sudah loncat menerjang tosu siluman tersenut.
sebab mereda kuatir Fung Ci Hweshio benar-benar
sudah tak berdaya menghadapi ilmu sihir si tosu
siluman, sehingga tak bisa menjauhi diri dari
pukulan mematikan lawannya tersebut. Mereka
serentak menyerang tosu siluman itu dari berbagai
jurusan. Tosu siluman itu tidak gentar, bahkan tertawatawa
mengejek dan meloncat loncat ke sana kemari.
Tiba-tiba dia berteriak nyaring sekali, seperti juga
suara teriakannya itu hendak menggoncangkan bumi
dan meruntuhkan tebing di lembah tersebut. Pohon
pohon seperti bergoyang menimbulkan keresekan
pada daun daunnya yang saling bergesekan akibat
getaran gaib yang terjadi dari teriakan nyaring tosu
siluman tersebut. Kemudian dengan suara nyaring tosu itu berseru
lagi. "kalian adalah anjing-anjing rendah yang
merangkak dan menyalak ! Ayo merangkak ! Ayo
merangkak !" Keempat hwesio yang tengah menerjang maju
menyerang si tosu jadi kages, jantung mereka
berdegup aneh, juga merasa kiri mereka masingmasing
dikuasai oleh pengaruh gaib. Belum lagi
mereka bisa melakukan sesuatu untuk memusatkan
1336 sinkang masing-masing mengadakan perlawanan
terhadap ilmu sihir tosu itu, tiba-tiba kedua kaki
mereka Sudah menekuk dan tanpa mereka inginkan
telah memutuhi perintah tosu siluman itu.
kelima hwesio Siao-lim-si itu berlutut, kemudian
dibantu oleh kedua tangan mereka, kelima pendeta
itu merangkak di tanah..!
Tosu siluman itu mengangkat lagi kedua
tangannya diiringi seruannja: "Sebagai anjing anjing
geladak, menyalaklah kalian ! Menyalaklah !
Menyalaklah yang keras ! Ayo, menyalak !"
Kelima pendeta itu tahu mereka berada dalarr
pengaruh ilmu sihir tosu itu, biarpun mereka sedang
dalam pengaruh gaib ilmu sihir tosu tersebut, pikiran
mereka sadar dan terang. Mereka tidak mau
menuruti "perintah" tosu itu agar menyalak, namun
mulut mereka tak lagi bisa dikendalikan oieh mereka
sebab kelima pendeta dari Siao lim-si itu di-luar
keinginan mereka telah menyalak-nyalak sambil
merangkak di tanah! Tosu siluman itu tertawa bergelak-gelak, disusul
"perintahnya yang nyaring: "Ayo menyalak lagi !
Merangkak lagi ! Menyalak ! Ayo menyalak!" Sambil
berseru nyaring dengan muka bengis dia
menghampiri Fung -Kang Hweshio, tangan kanannya
diangkat, dia mau menghantam kepala Fung Koan
Hweshio yang sedang merangkak dan menyalak.
1337 Kaget setengah mati Fung Koan Hweshio, dia
mengeluh. Pikiran sadarnya tahu dirinya dalam
ancaman bahaya tak enteng, karena begitu telapak
tangan tosu siluman itu turun menghantam batok
kepalanya, maka habislah riwayatnya, dia akan mati
dengan kepala pecah berantakan.
Tapi, biarpun mengetahui adanya ancaman
bahaya maut untuk dirinya, Fung Koan Hweshio tak
berdaya untuk mengelak ataupun memberikan
perlawanan, karena waktu itu dia berada dalam
pengaruh ilmu sihir tosu siluman dan tetap
merangkak sambil menyalak tak hentinya !
Tangan tosu siluman itu turun meluncur kuat
sekali, dia girang bukan main, sebab yakin bisa
membunuh kelima hweshio ini seorang demi seorang
tanpa ada kesulitan lagi, sebab kelima Hweshio itu
sedang dalam pengaruh ilmu sihirnya, sehingga tak
bisa memberikan perlawanan padanya. Dia yakin
begitu menghantam. hancurlah batok kepala hwesio
yang seorang ini. Namun waktu dia sedang bergirang kalau karena
dapat menguasai kelima orang lawannya. tak
disangka-sangka dari arah samping kanannya
berkelebat sesosok bayangan yang menerjang
padanya, disusul dengan iganya terasa sakit
dihantam telak sekali oleh telapak tangan lawan
yang baru datang, sampai tubuh si tosu terhuyunghuyung
ke samping beberapa langkah, baru
kemudian terjatuh duduk !
1338 Mata tosu siluman itu terbuka lebar-lebar, dia
gusar dan penasaran bukan main. Gusar karena
usahanya membunuh hweshio itu yang hampir
berhasil telah gagal akibat pukulan orang yang baru
datang, penasaran sebab dirinya dapat dirobohkan
orang ini. Setelah rasa kagetnya lenyap, yang
diganti oleh perasaan murka, tosu siluman itu
meloncat berdiri. Dilihatnya orang yang muncul adalah seorang
nenek tua yang berdiri dengan mata bersinar tajam
sekali. Dia kaget, karena seketika mengenali nenek
tua itu. "Toat-beng-sin.ciang."!" suaranya gemetar,
sekarang dia tahu lawannya merupakan tokoh sakti
dalam persilatan. Dia semula hendak loncat
menerjang lawan yang baru muncul ini, namun
setelah mengenali bahwa yang datang adalah Toat
beng-sin-ciang, nyalinya jadi ciut. Dia membatalkan
maksudnya untuk menerjang.
Toat beng sin-ciang tertawa dingin. "Im-kan Tosu
! Tak kusangka kau sekarang semakin liar dan jahat.
Dulu aku pernah mengampuni jiwamu sebab kau
berjanji akan meninggalkan sifat-sifat jahat dan
buruk untuk hidup secara baik-baik ! Tapi siapa tahu
sekarang kau malah mengumbar kejahatanmu itu
lebih hebat lagi ! Hemm, sekali ini aku tak akan
mengampuni jiwamu!" 1339 Im-kan Tosu tertawa dingin, perasaan kagetnya
telah berkurang. Benar lima belas tahun yang lalu
dia pernah runtuh di tangan Toat-beng-sin-ciang,
waktu itu kepandaiannya belum mencapai tingkat
tinggi seperti sekarang. Selama limabelas tahun dia
melatih diri dengan rajin dan keras dia jaga
mempelajari ilmu sihir. Karena itu. biarpun agak gentar, dia tak mundur
dan bahkan tertawa bergelak-gelak nyaring sekali,
disusul kata katanya yang mengejek: "Hemmm,
benar ! Dulu kau pernah merobohkanku dan
sekarang aku mau minta pengajaranmu Iagi!"
Tanpa membuang-buang waktu lagi, badan Im
kan Tosu meloncat gesit menerjang Toat-beng sinciang
dengan sepasang tangannya menyambar
memakai pukulan yang telengas dan mematikan !
Toat-ben sinciang yang tadi sudah mengikuti
kelima pendeta Siao-lim-si sempat menyaksikan Imkan
Tosu mempergunakan ilmu sinirnya untuk
mempengaruhi alam sadar kelima pendeta itu.
Tapi, justeru dia telah bisa menarik kesimpulan
sehebat-hebatnya ilmu sihir Im-kan Tosu, tapi jika
sinkangnya masih berada dibawahnya, tentu Toatbengsin-ciang merasa masih sanggup
menghadapinya ! Dia dapat mempergunakan
kekuatan sinkangnya untuk membendung pengaruh
ilmu sihir tersebut, dia akan menghadapinya dengan
1340 cepat dan keras, agar tosu itu tak sempat
mempengaruhinya lebih berat dengan iImu sihir.
Sekarang melihat im-kan Tosu meloncat
menerjang padanya dengan sepasang tangan
menyerang dahsyat, Toat-beng-sin-ciang tertawa
mengejek. "Kau benar-berar manusia yang tak bisa bertobat
dan menginsyafi kekeliruanmu, kejahatan yang
selama ini kau lakukan! Manusia seperti kau
tampaknya sulit diajak ke jalan yang lurus dan baikbaik
! Nah, Sekarang aku tak akan berlaku kasihan
lagi padamu, kau tak akan kuampuni lagi!"
Sambil berkata begitu, Toat- beng-sin-ciang
mengangkat tangan kanannya, menangkis kedua
tangan Im-kan Tosu, sedangkan tangan kirinya
sudah meluncur kuat sekali menghantam dada
lawannya. Im-kan Tosu kaget, dia berusaha
menghindarkan tangan kiri lawannya yang
menyambar begitu cepat dan kuat.
Dia berhasil, tapi pundaknya kena diserempet
oleh tangan kiri Toat-beng-sin-cimg. sampai badan
tosu siluman itu terputar-putar beberapa-kali.
Waktu dia bisa berdiri tetap lagi, matanya
menyala penuh kemarahan, dia mengerang dan
kedua tangannya diangkat tinggi-tinggi keatas
melewati kepalanya, kemudian berseru nyaring,
seperti suara raungan harimau: "Iblis-iblis di neraka
1341 turun akan membantu ku... akan memusnahkan
kau.... iblis-iblis yang sangat menakutkan dan
perkasa.... jumlahnya juga banyak sekali ! "
Waktu itu udara seperti dibungkus kabut,
mendadak sekali terjadinya, dan sekeliling tempat
itu jadi gelap. Dalam kegelapan itu tampak
meloncat-loncat mengepung Toat-beng-sin-ciang
makluk-makluk hitam yang keadaannya
menyeramkan bukan main. Mereka memekik dan kedua tangan diulurkan
untuk mencekik Toat beng-sin ciang
Kaget juga Toat-beng-sin-ciang melihat kekuatan
ilmu sihir Im-kan Tom yang sudah mencapai tingkat
demikian tinggi. Tapi dia memiliki sinkang tinggi.
Biarpun dia terluka hebat oleh Liong-beng kun-nya
Tang San Siansu, namun obat "Menyambung Nyawa"
yang ditelannya bisa bertahan untuk satu bulan, dan
selama ini dia leluasa mempergunakan sinkangnya.
Tak buang waktu lagi segera Toat-beng-sin-ciang
menghirup hawa udara dakam dalam, dan kemudian
membentak nyaring sekali, mengibaskan kedua
lengan bajunya. Seketika makluk-makluk hitam
menyeramkan itu terpental jungkir balik, dan
kemudian terdengar letusan, keadaan di sekitar
tempat itu jadi bersih dan terang lagi, dia bisa
melihat dengan jelas, tidak seperti terbungkus kabut
seluruh tempat itu. 1342 Sedangkan Im-kan Tosu menjerit dengan
badannya terjengkang ke belakang, kepalanya
menghantam batu gunung, sampai matanya jadi
juling, saking pusingnya, dia menggerak-gerakkan
kepalanya mengurangi rasa pusing dan kunang
kunang matanya, mulutnya juga terbuka lebar
dengan lidah terjulur keluar.
Sekali ini Toat-beng-sin-ciang tidak tanggung
tanggung turun tangan, sebab badannya sudah
meloncat lincah sekali, kedua tangannya
menyambar. Dia menghantam bertubi-tubi dengan
pukulan dahsyat, sampai angin pukulan itu
bercuitan. Im-kan-tosu mengkeret ngeri, dia tahu
sinkangnya masih berada di bawah Toat-beng sin
ciang, karena tadi ilmu sihirnyapun telah dapat di
musnahkan oleh Toat beng-sin-ciang ! Sekarang
dirinya diserang dahsyat seperti itu, angin pukulan
yang bercuitan menyambar kuat sekali padanya.
Tak ada kesempatan padanya untuk menangkis,
dia cuma bisa bergulingan di tanah untuk menjauhi
diri. Pukulan Toat-beng-sin ciang jatuh di tempat
kosong, angin pukulan itu menerjang batu gunung
yang tadi terbentur dengan kepala Im-kan Tosu,
seketika terdengar suara ledakan keras dan batu itu
hancur berkeping keping, sebagian iagi menjadi
bubuk akibat kuatnya pukulan dari Toat-beng-sinciang
! 1343 Muka Im-kan Tosu pucat ketika meloncat berdiri,
waktu itu kelima pendeta Siao-lim-si telah sadar
sepenuhnya, mereka terlepas dari pengaruh ilmu
sihir tosu siluman itu, mereka murka bukan main
Melihat Im kan Tosu hendak melarikan diri, kelima
hwe shio Siao lim-si ini membentak dan menerjang
padanya dengan diiringi pukulan-pukulan yang
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dahsyat kepada tosu itu. Dan lima pukulan dahsyat telah berbareng tiba di
badan lm-kan Tosu, hebat sekali, sampai terdengar
suara "Desss... bukkkk dukkkkkk" berulang kali
diiringi oleh jeritan menyayatkan dari Im-kan Tosu.
Badan tosu itu terhuyung-huyung mundur dengan
muka pucat, mulut memuntahkan darah dan mata
terbuka lebar-lebar, seperti juga biji matanya mau
meloncat keluar dari rongga matanya. Sinar
matanya yang sudah beku seperti juga ingin
menyatakan dia tak percaya bahwa saat itu adalah
saat kematian untuknya. Setelah mempergunakan suara "krokkkk....
krokkkk...!" beberapakali di tenggorokkannya, badan
Im-kan Tosa roboh terjungkel rebah di tanah tanpa
napas Iagi ! Karena tadi sebelum tubuhnya roboh ke
tanah napasnya sudah berhenti !
Kelima pendeta Siao-lim-si cepat-cepat
menghampiri Toat-beng-sin-ciang, mereka memberi
hormat. Fung Ci Hwesio cepat-cepat bilang: "Terima
1344 kasih atas pertolongan locianpwe, sehingga kami
para boanpwe lolos dari tangan jahat tosu itu !"
"Sudahlah". kata Toat-beng-sin-ciang sambil
tertawa dan menyuruh kelima hwe-shio itu berdiri.
"Ini sudah jadi kewajibanku, karena ketua kalian
adalah sahabatku! Tadi selintas kudengar
percakapan kalian yang menyatakan Tang Sin
Hongthio akan pergi ke kotaraja, benarkah hal itu?"
Jilid ke 30 Muka kelima pendeta itu berobah, tapi mereka
tak berani berbohong pada nenek ini yang jadi
penolong mereka. Fung Ci hwehio segera
menyahuti: "Benar locianpwe..."
"Bagus. aku ingin sekali bertemu dengannya, Mari
kita melakukan perjalanan bersama ! Kalau boleh
kutahu. urusan penting apakah sampai hongthio
kalian turun gunung meninggalkan kuil ?"
Fung Ci Hweshio cepat-cepat memberi hormat
dengan membungkukkan tubuhnya dalam-dalam.
"Maafkanlah boanpwe yang tak bisa membicarakan
urusan itu sekarang dengan locianpwe karena yang
berwenang memberitahukan persoalan tersebut
pada locianpwe adalah hongthio kami .... nanti jika
locianpwe telan bertemu dengan hongthio tentu
akan mengetahui duduk persoalan yang
sebenarnya." 1345 Toat-beng-sin-cang mengangguk dan memaklumi
kesulitan hweshio-hweshio ini yang tak boleh bicara
sembarangan, apa lagi berkaitan dengan
kepentingan hongthio mereka, dia tidak memaksa
lebih jauh, cuma mengajak kelima hweshio itu untuk
meninggalkan tempat tersebut.
Fung Ci Hweshio minta agar Toat beng-sin ciang
menunggu dulu sebentar, dia telah pergi ke dalam
goa dan ketika keluar lagi bersama beberapa anak
gadis yang semuanya pucat dan berlinang air mata.
Rupanya gadis-gadis ini dikurung oleh Im-kan
Tosu di dalam goa tersebut, dan diculik dari keluarga
mereka masing-masing. Toat-beng-sin ciang
mengomel panjang pendek mendongkol melihat
kebejatan moral Im kan Tosu, saking jengkelnya dia
menendang mayat Im kan Tosu, yang menggeletak
kaku dan dingin di tanah.
Setelah mengembalikan gadis-gadis yang malang
nasibnya itu pada keluarganya masing-masing,
kelima pendeta Siao-lim si tersebut mengajak Toatbengsinciang menanti dulu kedatangan Tang Lu
Siansu, susiokouw mereka. Toat-beng-sin-ciang
tidak keberatan sambil menanti mereka bercakapcakap
tentang perkembangan di dalam dunia
kangouw dewasa ini. Tak lama kemudian Tang Lu Siansu muncul.
Bukan main girangnya pendeta sakti Siao-lim-si ini
bertemu dengan Toat-beng-sin-ciang. Mereka
1346 bercakap cakap dengan asyik, sehingga seperti lupa
untuk melakukan perjalanan. Kelima orang murid
Siao-lim-si cuma berdiam diri menanti dengan sabar.
Akhirnya Toat beng-sin-ciang menceritakan
perihal dirinya yang terluka oleh pukulan Liongbengkun Tang San Siansu. Wajah Tang Lu Siansu
berobah guram. "Justeru lolap turun gunung
bersama beberapa saudara seperguruan lolap untuk
mengurus persoalan murid murtad dari pintu
perguruan kami, Tang San!" menjelaskan Tang Lu
Siansu. "Siapa sangka, dia semakin lama semakin
mengganas, sampai lotaipo juga dilukai seperti itu !
Tapi jangan kuatir, hongthio telah berhasil untuk
mengatasi penyembuhan terhadap korban pukulan
tersebut. Selama empat tahun hongthio telah
memeras otak dan berhasil untuk menemukan cara
penyembuhannya yang terbaik dan sempurna !
Semua itu berkat ketekunan suheng lolap dalam
mengatasi persoalan tersebut, di mana salah
seorang dari kami juga menjadi korkan akibat
pukulan Liong bengkunnya Tang San."
"Siapa di antara kalian yang terluka oleh pukulan
Tang San si keparat itu ?" tanya Toat-beng-sin-ciang
kaget dan heran, karena tokoh-tokoh Siao-lim-si
semuanya memiliki kepandaian tinggi, juga mereka
pasti mengerti jurus pukulan Liong-beng-kun,
mengingat Tang San Siansu sebetulnya masih
terhitung sebagian toasuheng mereka.
1347 "Tang Bun suheng, dia terluka oleh pukulan
Liong-beng-kun. karenanya hongthio berusaha
menyembuhkannya dan usaha itu berhasil, biarpun
harus menelan banyak tenaga dan pikiran, hasilnya
sangat gemilang sekali, sekarang Tang Bun siheng
telah sembuh tanpa kurang suatu apapun, padahal
dulu pernah lupa diri dan pikirannya seperti menjadi
buntu akibat pukulan Liong-beng-kun!"
"Luar biasa jahatnya Tang San si keparat itu !"
mengutuk Toat - beng-sin-ciang. "Sampai
sutenyapun dihantam dengan Liong-beng-kun!"
"Justeru dia hendak menguasai Siao lim-si. Dia
ingin merampas kedudukan Hongthio. Sejak diusir
dari Siao-lim-si, dia sudah bercita-cita untuk
menguasai pintu perguruan kami. Siapa yang
menentangnya berarti mati."
"Tapi kepandaian Tang Bun hweshio sangat
tinggi, mengapa dia bisa begitu mudah terkena
pukulan Liong-beng kun ?" tanya Toat beng-sinciang
lagi tambah heran. Tang Lu Siansu menghela napas dalam-dalam,
mukanya murung sekali. "Waktu itu Tang Bun Suheng sedang turun
gunung untuk mengurus suaru persoalan, kericuhan
yang di timbulkan oleh sepak terjang Tang Sin murid
murtad itu... dan dengan tidak tahu malu Tang San
mempergunakan akal muslihat sangat licik dan
1348 rendah, dia mencampurkan racun dalam minuman
Tang Bun Suheng dengan meminjam tangan orang
lain! Dalam keadaan keracunan seperti itulah Tans Bun
Suheng dihantam olei Liong-bengkun...! Untung saja
sin-kang Tang Bun Suheng tangguh dan kuat,
sehingga sejauh itu biarpun terluka parah tak
membuatnya sampai mati... dan hongthio akhirnya
"berhasil menyermbuhkanya".
Sekarang, justeru Tang Bun Suheng hendak
mencari Tang san si murid murtad, dia berpendapat
murid murtad itu harus dibasmi, dihukum seberatberatnya
sesuai dengan peraturan pintu perguruan
kami ! Terlebih lagi dari laporan yang masuk pada
kami, akhir-akhir ini Tang San si murid murtad
tengah menghimpun orang-orang kangouw yang
bisa di-picuk dengan janji-janji pangkat dan uang,
atas perintah Cu Bian Liat, thaykam yang jahat itu,
untuk membasmi orang-orang yang tak
disenanginya. Satu tujuan Tang San, ingin mengerahkan
sebanyak mungkin orang kangouw yang dapat
dipengaruhinya itu untuk menghancurkan Siao-limsi.
Karenanya, keinginan Tang Bun Suheng akhirnya
diluluskan oleh hongthio, yang berpendapat kalau
tindakan Tang San murid murtad itu dibiarkan
berlarut-larut tentu keadaan semakin gawat dan
nanti sulit ditumpas, itulah sebabnya, kami semua
turun gunung, untuk membasmi murid murtad itu, di
1349 samping itu juga kami memiliki kepentingan lain,
yaitu melindungi Tang Bun Suheng, sebab kami
kuatir jika dia mengalami kejadian tak diinginkan
lagi, kami harus mengakui selain kepandaiannya
sudah mencapai tingkat sangat tinggi, Tang San si
murid murtad juga sangat licik. Hongthio sampai
turun gunung dan sementara kepengurusan kuil
kami diserahkan kepada Tang Lang sute...!"
Toat-beng-sin ciang mengangguk-angguk, dia
baru mengerti mengapa hongthio Siao-lim-si sampai
turun gunung dan meninggalkan kuil menuju ke
kotaraja. "Kalau demikian, mari kita bersama-sama
berangkat ke kotaraja, nanti kita hadapi bersamasama
Tang San si keparat itu! Muridku juga telah
melakukan perjalanan lebih dulu ke kotaraja,
mungkin kita bisa bertemu di sana...!"
Tang Lu Siansu mengangguk.
"Kami pun sedang menguatirkan keselamatan
sute kecil kami, yang telah berangkat lebih dulu...
dia benar sudah melatih dengan baik, tapi usianya
masih terlalu muda."
"0ohhh, siapa sute kecil taisu ?" tanya Toat-bengsinciang.
"Dia sebetulnya sute tak resmi, karena guru kami
mengambilnya sebagai murid secara kebetulan,
1350 hanya demi kepentingan supaya dia dapat
menghadapi Tang San si murid murtad ! Scbetutnya
dia murid Siao-lim-ii tingkat ke tiga dari golongan
Wie, usianya juga masih muda sekali, tapi suhu kami
melihat ia memiliki bakat yang sangat bagus, maka
dibawa untuk digembleng. Benar tidak diadakan upacara pengangkatan guru
dan murid antara sute kecil kami itu dengan guru
kami, namun secara tak langsung memang dia tetap
sebagai adik seperguruan kami yang paling bungsu !
Kini dia menerima tugas untuk menghukum Tang
San si murid murtad, sambil membantu perjuangan
orang-orang gagah pencinta negeri, kami kuatirkan
sekali tentang dia, itulah alasan kami lainnya yang
menyebabkan kami meninggalkan kuil dan turun
gunung! Hongthio kuatir sute kecil kami itu gagal
dengan tugasnya dan celaka di tangan Tang San
murid murtad." "Siapa nama sute Siansu ?"
"Giok Han... dia juga bergelar..."
"Liong Kak Sin Hiap !" menyambung Toat-bengsinciajg sebelum pendeta siao-lim-si ini
menyelesaikan perkataannya. Tang Lu Siansu jadi
memandang heran pada Toat-beng-sin-ciang.
"Kau sudah bertemu dengannya, lotai-po?"
1351 "Belum, tapi sudah mendengar tentang dia yang
kini ramai jadi pembicaraan orang-orang kangouw !
Dia pemuda yang sangat luar biasa, kepandaiannya
menakjubkan, dan gelarannya itu juga sangat
mengejutkan, Liong-kak-sin-hiap! Tapi, mengapa dia
bukan seorang hwesio... seperti halnya taisu
maupun pendeta-pendeta siao lim-si lainnya ?"
"Ya, sute kecil kami memang tak mencukur
rambut, usianya masih terlalu muda dan jika tokh
kami yang meminta dia mencukur rambut kelak
akan jadi sesalan jika dia tak ingin menganut
kehidupan seorang petapa."
"Belakangan ini memang benar bahwa dia
merupakan calon tandingan Tang San si keparat itu !
Liong beng-kun dari si keparat itu rupanya tak
membuat orang muda itu gentar !" menjelaskan
Toat-beng-sin ciang. Tang Lu Siansu mengangguk. "Benar, guru kami
telah memberikan semacam jurus pukulan baru
untuknya menghadapi Liong-beng kun agar dapat
menghukum murid-murid murtad itu. Juga, guru
kami telah sengaja menyuruh nya memakai gelaran
Liong- kak- sin-hiap, untuk memancing murid
murtad itu memperlihatkan diri !"
"Hemmm... tetapi sebetulnya... sebetulnya aku
sendiri ingin sekali bertemu dengannya, tapi sejauh
ini belum berhasil bertemu dengannya. Ada sesuatu
yang hendak kuserahkan padanya."
1352 "Menyerahkan apa pada sute kecil kami itu.
Lotaipo?" tanya Tang Lang Siansu.
Toat-beng-sin ciang tampak ragu-ragu, namun
akhirnya dia tersenyum. "Tak ada perlunya aku
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
merahasiakan hal ini, taisu sebetulnya aku ingin
menyerahkan tongkat Liong-kak padanya ! Tongkat
pusaka itu kebetulan berada ditanganku, sesuai
dengan gelarannya, Liong-kak-sin-hiap, maka
tongkat itu akan kuhadiahkan padanya, sangat
cocok untuknya, kaiena tongkat itu bemanfaat sekali
untuk dia pergunakan menghadapi Tang San si
keparat !" Tang Lu Siansu tampak kaget, matanya sampai
terbuka lebar, "Jadi... tongkat pusaka Liong-kak
berada ditangan lotaipo?"
"Ya... nanti jika bertemu dengannya akan ku
hadiahkan tongkat Liong-kak padanya !" menyahuti
Toat-beng-sin-hiap. Girang bukan main Tang Lu Siansu dengan
memperoleh tongkat Liong-kak yang menjadi
rebutan orang orang kangouw, Giok Han pasti
mempunyai harapan lebih besar untuk merobohkan
Tang San Siansu, karena dengan tongkat pusaka
itulah Liong-beng-kun Tang San Siansu dapat
dimusnahkan. Setelah bercakap-cakap beberapa saat lagi,
karena mereka perlu mengejar waktu, dalam waktu
1353 empat hari harus tiba di kotaraja pendeta-pendeta
Siao-lim-si dan Toat-beng-sin ciang telah melakukan
perjalanan. Selama dalam perjalanan Tang Lu Siansu
menghibur Toat-beng-sin-ciang, jika telah tiba di
kotaraja tentu Toat-beng-sin ciang bisa bertemu
dengan hongthio Siao-lim-si yang pasti dapat
menyembuhkan lukanya akibat pukulan Liong bengkun.
Ini merupakan harapan buat Toat-beng-sinciang
sehingga nenek tua renta ini semakin
bersemangat dalam perjalanannya tersebut.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Cuaca tidak begitu bagus, karena awan mendung
tampak memenuhi langit dan tak lama lagi pasti
turun hujan. Angin berhembus kencang dan dingin,
di jalan dekat pintu masuk ke kotaraja tampak tidak
seramai seperti biasanya, jika tidak terlalu penting
tentu orang segan keluar rumah dalam cuaca
demikian buruk. Tapi dari arah luar kotaraja tengah mendatangi
sepasang muda-mudi, yang satu pemuda tampan
gagah dan yang pemudinya merupakan gadis remaja
sangat cantik dengan sepasang alis yang
memanjang melengkung seperti bulan sabit, bibirnya
merekah merah mungil, sungguh wajah yang
menawan. Mereka berdua merupakan pasangan
yang sangaut setimpal. 1354 Sikap mereka riang dan tenang waktu memasuki
pintu kotaraja, menikmati keindahan gedung-gedung
mewah dan bagus, karena umumnya penghuni
kotaraja mereka merupakan orang-orang penting
baik dalam kerajaan maupun hartawan-hartawan
kaya, para pedagang besar ataupun juga orangorang
terkenal, semuanya terkumpul menjadi satu di
sini. Berbeda benar keadaan di kotaraja ini dengan
kampung-kampung yang lebih melambangkan
kesederhadaan dalam hidup ini.
Sepasang muda-mudi ini tak lain Giok Han dan
Cang In Bwee ! Mereka tiba di-kotaraja dengan
tujuan satu, yaitu mencari jejak Tang San Siansu
dan juga akan berusaha untuk memperoleh
kesempatan membunuh Cu-kongkong Cu Bian Liat !
Mereka memang cuma berdua, tapi kedua muda
mudi ini sangat tabah, merekapun yakin akan
kepandaian yang mereka miliki, karenanya biarpun
mendatangi sarang naga, mereka tak gentar
sedikitpun. Waktu mereka memasuki pintu kotaraja.
Sebetulnya Giok Han dan Cang In Bwee sudah
menyadari bahwa diri mereka berdua tengah diikuti
oleh seseorang, dibayang-bayangi.
Tapi mereka pura-pura tak tahu. Mereka tetap
bercakap-cakap dengan gembira tanpa peduli
1355 dengan orang yang membayangi diri mereka. Orang
tersebut berpakaian kumal dan kotor, sebagai
seorang kasar, mungkin juga penjahat kecil yang
memang cukup banyak terdapat di kotaraja.
Cang In Bwee sendiri sudah berbisik pada Giok
Han: "Biar dia mengikuti kita, nanti kita beri
hajaran! Hemmm, mungkin dia mengincar pauwhok
kita !" Cuaca yang buruk, hawa udara yang dingin
menyebabkan jalan-jalan raya di kotaraja tidak
ramai seperti biasanya, tapi sepasang muda-mudi ini
tetap saja berjalan dengan tenang menyusuri jalan
yang satu ke jalan raya yang lainnya, tanpa menoleh
sedikitpun. Ketika mereka tiba di sebuah lorong
jalan agak sempit dan sepi, keduanya memutar
tubuh dengan mendadak. Orang yang sejak tadi mengikuti mereka rupanya
terkejut, tak menyangka kedua orang yang tengah
dibayanginya memutar tubuh, begitu mendadak dan
cepat, sehingga dia tidak keburu menyingkir maka
tak ada jalan lain baginya selain melangkah terus
seakan-akan tengah mengambil arah yang sama
dengan Giok Han dan Cang In Bwee.
Ketika lewat di dekat Giok Han dan Cang In Bwee
yang mengawasinya tajam, orang itu melirik dan
menggumam perlahan: "Sungguh sayang, masih
demikian muda mencari kematian..."
1356 Alis Cang In Bwee naik, tahu-tahu tangan
kanannya menyambar ke baju orang itu, kemudian
menghentaknya hendak membanting tubuh orang
tersebut, yang dari kerut-kerut di sisi mata dan
mukanya memperlihatkan usianya mungkin sudah
limapulun tahun. Tapi, licin seperti belut tahu-tahu
orang itu berhasil membebaskan diri dari
cengkeraman tangan Cang In Bwee.
Bergeraknya orang itu aneh sekali, demikian
cepat dan juga agak luar biasa, sebab baju yang
dicengkeram kuat oleh Cang In Bwee dapat
dilepaskannya dengan mudah dan tak tersangkasangka,
seperti tak terjadi apa-apa dia melangkah
terus buat pergi meninggalkan tempat itu.
Cang In Bwee dan Giok Han sempat dibikin
tertegun oleh kelakuan orang itu, Kepandaian Cang
Bwee tidak rendah, tadi dia juga menjambret
dengan cengkeraman tangan sangat kuat, namun
orang itu dapat meloloskan diri biarpun bajunya
sudah kena dicengkeram oleh In Bwee, licinnya
seperti belut. Jelas dia mempunyai kepandaian
tinggi! Setelah tersadar, In Bwee berseru: "Hai mau
kemana kau?" bentakan itu disusul dengan tubuhnya
loncat mengejar orang itu, Giok Han juga mengikuti
di belakangnya. 1357 Orang itu menahan langkah kakinya, nyengir,
"Nona manis, kau memanggilku ?" tanyanya sinis
sekali. "Sejak tadi dari pintu kota kau mengikuti kami,
apa maksudmu ?" bentak Cang ln Bwee,
mendongkol dan penasaran, sedangkan otaknya
bekerja keras menduga-duga entah siapa orang ini.
Cuma saja dia tak berhasil tahu siapa orang ini, dia
belum pernah melihat orang tersebut.
"Aku mengikuti kalian " Oooh, lucu ! Lucu !
Apakah jalan raya di kotaraja ini milik nenek moyang
kalian sehingga orang lain tak boleh memakai jalan
raya ini bersama-sama dengan kalian" Aku
mempunyai kedua kaki, aku bebas kemana aku mau
pergi, apa urusannya dengan kalian berdia" Atau
kalian menyangka aku si tua tua masih genit hendak
menyaksikan pasangan remaja yang sedang
bermesra-mesraan ?" Muka Cang In Bwee berobah merah, sedangkan
Giok Han mengerukan alisnya, dilihatnya orang ini
sama sekali tak memperlihatkan rasa takut, dari
sinar matanya yang tajam segera dapat dipastikan
bahwa kepandaian orang ini niscaya tinggi.
"Kalau kau tidak mau bicara terus-terang nanti
akan kupaksa kau bicara sebenarnya !" kata Cang In
Bwee yang sedang penasaran dan benar-benar dia
membuktikan ancamannya, tanpa menunggu
1358 jawaban orang itu, tangannya sudah menyambar ke
arah dada orang itu. Ancaman pukulan itu tak membuat orang
tersebut gentar, dia malah tertawa sinis, waktu
kepalan tangan In Bwee hampir mengenai dadanya,
sekali lagi badan itu licin seperti belut melejit ke
samping, berhasil menghindar dari pukulan in Bwee,
bahkan sekarang tahu-tahu jari telunjuk tangan
kanannya meluncur akan mengetuk perlahan pada
siku tangan Cang In Bwee.
Tampaknya perlahan gerakan tangan orang itu,
tapi sebenarnya itu merupakan totokan jari
tangannya. Kaget In Bwee. cepat dia menarik pulang
tangannya, dia memunahkan totokan jari tangan
orang tersebut. Tapi sebagai gadis yang berkepandaian tinggi dan
merupakan wanita gemblengan tentu saja dia tak
mau sudah sampai di situ saja, dia bukan cuma
sekedar menghindarkan totokan jari tangan orang
tersebut, tahu-tahu lengan kanannya mendorong
siku tangan orang itu, menyusul tangan kirinya
masuk menghantam iga orang itu. Dessss...!
Dukkkk...!" cukup kuat iga orang itu kena dihantam
Cang In Bwee, tubuhnya terdorong mundur tiga
tindak, mukanya berobah, tapi dia tak sampai roboh.
"Budak hina mau mampus !" Teriak orang
tersebut gusar. "Kau benar-benar mencari mampus!"
Dia juga sudah menerjang maju menyerang dahsyat
1359 sekali dengan kedua tangannya, angin pukulannya
bercuitan, karena dia memakai tenaga lwekang yang
hebat. Cang In Bwee tidak main-main, dia tahu
lawannya bukan orang biasa. Biarpun pakaiannya
kumal kotor seperti itu namun jelas dia seorang
berkepandaian tinggi. Maka dia juga mengempos
semangatnya dan mengeluarkan jurus-jurus
pukulannya mengimbangi serangan orang tersebut,
mereka bertempur seru sekali tubuh mereka
berkelebat-kelebat dikurung oleh bayangan tangan
masing-masing yang bercuitan nyaring sekali. Saat
itu Giok Han mengerutkan alisnya mengawasi kedua
orang yang sedang mengadu ilmu dan tenaga, dia
tak mengerti siapa orang itu, apakah dia kawan atau
lawan " Namun, mendengar gumaman orang itu
tadi, bahwa mereka dianggap mencari mati dengan
kedatangan mereka di kotaraja, menunjukan orang
itu seperti hendak mengejek dan merupakan orang
yang berdiri dipihak lawan!
Namun sebagai orang yang baru pertama kali
datang di kotaraja, Giok Han tak berani terlalu cepat
menarik kesimpulan, dia msngawasi sementara
waktu In Bwee sedang melayani serangan-serangan
orang tersebut. Cang In Bwee wanita gemblengan,
kepandaiannya juga tidak sembarangan dia murid
Toat beng - sin cang tokoh persilatan ternama, maka
pukulan-pukulan yang dipergunakan juga dahsyat
1360 sekali, dia telah berhasil mendesak lawannya sampai
beberapa kali lawannya cuma berhasil menangkis
atau mengelak pukulan-pukulan Cang In Bwee tanpa
sempat membalas menyerang, karena waktu itu
mereka telah bertempur belasan jurus.
"Kalau kau tak mau bicara terus terang, nanti
menyesalpun sudah terlambat!" mengancam In
Bwee.. "Aku tak akan membiarkan kau angkat kaki
dari tempat ini sebelum menjelaskan kepada kami
siapa kau sebenarnya dan apa yang kau inginkan
dari kami !" "Kau kira bisa menggertak aku?" teriak orang itu
dan kedua tangannya bergerak semakin cepat
memberikan perlawanan, tenaganya lebih kuat, dia
sekarang seperti nekad menerjang In Bwee dengan
tubrukan-tubrukan kalap. Kepandaiannya tidak rendah, dengan
kekalapannya seperti itu membuat In Bwee jadi
sibuk juga. Tapi, sebagai orang yang sudah
tergembleng kuat. In Bwee tidak jadi gugup. Sikap
kalap lawannya malah membuka banyak
kesempatan padanya, dan saat itulah, waktu melihat
dibagian dada kanan orang itu terbuka, tak buang
waktu lagi In-Bwee menghantam kuat sekali, telak
kepalan tangan kanannya mengenai dada orang itu
sampai terdengar suara keras.
"Dessss...!" tubuh oranj itu terpental keras
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terjengkang ke belakang, terbanting ditanah dengan
1361 muka meringis, mata yang agak juling sebab pusing
dan matanya berkunang-kunang, waktu itu dadanya
yang tergempur pukulan keras tangan In Bwee
menyebabkan rasa sakit yang bukan main.
In Bwee tidak mau memberi kesempatan kepada
orang itu, badannya seperti burung seriti sudah
melambung ditengah udara, menyambar akan
menghantam lagi pundak lawannya yang masih
terduduk akibat terpental oleh pukulannya tadi.
Kedua tangan In Bwee sekali ini berciutan keras,
karena waktu itu sepasang tangan menyerang
beruntun dengan pukulan berangkai, In Bwee sudah
memperhitungkan jika pukulan tangan kanannya
bisa dihindarkan lawannya maka dia akan menyusuli
dengan tangan kirinya. Lawannya masih tertunduk dengan kepala agak
pusing, melihat In Bwee sudah menyambar datang
dengan pukulan-pukulan kuat seperti itu, tak buang
waktu dia melejit ke samping bergulingan di tanah,
seperti belut saja licinnya dan cepat luar biasa dia
sudah meloncat berdiri hendak melarikan diri.
Dia memiliki kegesitan yang mengagumkan, dia
tadi berkali-kali bisa meloloskan diri dari tangan ln
Bwee dengan mengandalkan kelicinan tubuhnya.
Tapi sekali ini biarpun dia berhasil menjatuhi In
Bwee yang sekali lagi gagal menyerang tempat
kosong, orang gagal buat melarikan diri. Dia mau
1362 angkat kaki, tapi pundaknya tahu-tahu dirasakan
sakit nyeri sehingga menusuk ke jantungnya,
membuat dia meringis, dia berusaha
mempergunakan kelincahannya yang licin seperti
belut guna membebaskan dirinya dari cengkeraman
itu, tapi gagal. Bahkan tubuhnya telah diangkat ke tengah udara,
disusul oleh suara yang tawar: "Sahabat, jangan
harap kau bisa pergi dari sini sebelum memberikan
keterangan pada kami !"
Badannya tahu-tahu terbanting keras. Pinggulnya
sakit bukan main, dia sampai meringis, apalagi tadi
terbanting pada pinggulnya dan menyebabkan rasa
sakit itu naik ke mata dan otaknya. Sejenak
sekelilingnya jadi berputar-putar. Di depannya
berdiri pemuda yang gagah itu, tengah mengawasi
tawar padanya. Rupanya Giok Han telah loncat menyambar
pundak orang itu yang dicengkeram kuat ketika
melihat orang tersebut hendak angkat kaki
meninggalkan mereka, dia membantingnya juga.
Kepandaian Giok Han memang di atas In Bwee,
tak mengherankan orang ini jadi mati kutu, tak bisa
mempergunakan kelincahannya untuk melejit
melepaskan diri dari cengkeraman tangan Giok Han.
Muka orang itu jadi meringis.
1363 "Kalian... kalian jangan mengada-ada ! Aku tak
mengikuti kalian, aku sedang menuju pulang ke
rumah, mengapa kalian tidak hujan tidak angin
menuduhku tidak-tidak ?" menyanggah orang itu
kemudian sambil memperlihatkan perasaan tak
puas. Giok Han tersenyum sinis, dia menghampiri lebih
dekat, katanya: "Sahabat, kalau kau tak mau bicara
juga, kami bisa memaksa kau bicara dengan cara
kami !" Sambil berkata begitu tangan kanan Giok
Han menyambar, terlalu cepat untuk dilihat jelas
oleh orang itu, karena tahu-tahu dia merasakan
puting susu dadanya kena ditotok keras dan sakit
sekali, sampai dia dalam keadaan terduduk akibat
bantingan Giok Han, terjengkit kesakitan.
Kemudian mukanya jadi pucat, karena tubuhnya
jadi kejang disusul perasaan sakit hebat seperti
ditusuki ribuan batang jarum di sekujur tubuhnya !
Rupanya Giok Han sudah menotok jalan darah
"Mieh-bu-hiat" di puting susunya, untuk memaksa
dia bicara. Jalan darah itu merupakan titik jalan
darah yang berhubungan dengan seluruh pusat
syaraf di tengkuk, yang akan mendatangkan rasa
nyeri dan sakit bukan main di sekujur tubuh,
membuat orang itu menggigil keras dan keringat
dingin membasahi sekujur tubuhnya sebab menahan
rasa sakit yang semakin lama semakin hebat juga.
1364 Mati-matian dia menahan rasa takit itu dengan
menggigit bibirnya luat-kuat, sedangkan Giok Han
dan In Bwee berdiri mengawasinya dengan
tersenyum mengejek. Tidak lama daya pertahanan orang itu, pecahlah
ketabahan hatinya ketika rasa sakit itu naik sampai
ke kepala, selain tubuhnya sakit-sakit juga
kepalanya seperti hendak pecah ! Akhirnya dia
bergulingan di tanah sambil menjerit-jerit: "Aku
bicara ! Bebaskan aku... jangan menyiksa aku...
bebaskan aku... aku akan bicara !"
"Ayo bicaralah, nanti kami bebaskan kau dari
siksaan itu !" kata Giok Han dingin, sengaja dia tak
mau membebaskan dulu orang itu dari pengaruh
totokannya, sebab dia tahu orang ini nanti dalam
keadaan biasa akan mempersulit keterangannya,
justeru dalam kesakitan hebat seperti itu, apapun
yang sebenarnya akan dikatakannya sejujurjujurnya.
Orang itu menjerit-jerit berguling di-tanah, sambil
berkata: "Aku cuma diperintahkan... diperintahkan
Thio taijin untuk mengawasi semua orang asing
yang masuk ke kotaraja pada sebulan terakhir ini...
dan kalian.... adalah orang-asing... karena itu aku
harus mengikuti kalian.... harus mengetanui apa
maksud kedatangan kalian kemari...!"
"Hmmm, apakah Thio taijin ituThio Yu Liang?" tanya
Giok Han 1365 "Be... benar...! Ayo bebaskan aku... aduhhhhh,
jangan menyiksa aku terus seperti ini... aku tidak
tahan lagi... ayo bebaskan... aduhuhh....!" erang
kesakitan orang itu bergulingan sambil mencucurkan
air mata ! "Jawab dulu pertanyaan kami !" bentak Giok Han.
"Apa maksudnya tadi mengatakan kami datang ke
kotaraja ini seperti mengantarkan jiwa dan mencari
kemauan ?" "Karena kalian kulihat bukan muda-mudi biasa
kalian pasti memiliki kepandaian... aduhhhhh, sakit
sekali.... kalian pasti orang-orang yang biasa
berkelana dalam kangouw... dan kalian pasti sengaja
datang ke kotaraja bersama dengan yang Iainlainnya
untuk memusuhi kerajaan...!"
"Yang lain-lainnya " Siapa mereka ?" bentak Giok
Han. "Banyak... banyak sekali... bahkan beberapa
orang pendeta... pendeta Siao-lim-si, tosu Bu tongpai...
dan orang-orang kangouw dari berbagai aliran
telah berkumpul di kotaraja.. karenanya mereka
harus diawasi. Aduhhh... jangan terlalu lama dong
.... bebaskan aku ....aduhhhh . . . sakit . . . sakit!"
Kaget Giok Han dan In Bwee mendengar
pendeta-pendeta Siao-lim-si berdatangan ke
kotaraja. "Siapa pendeta-pendeta Siao lim-si yang
sudah datang kemari?" tanya Giok Han lagi.
1366 "Menurut penyelidikan .... aduhhhh, sakit....
sakit.... mereka adalah pemimpin Siao lim sie telah
datang kemari juga beberapa pemimpin Siao-lim si,
serta tokoh-tokoh Bu-tong pai dan lain lain tokoh
dari pintu perguruan di Tionggoan ini !"
Tidak kepalang kaget campur girang Giok Han
mendengar Tang Sin Siansu berada di kotaraja. Dia
menendang dada orang itu. berkurang rasa sakit
menyiksanya. "Kau harus menjawab dulu satu
pertanyaan kami baru boleh pergi!" Giok Han. "Apa
maksud orang orang itu datang ke kotaraja ini "
Juga, di mana mereka berkumpul ?"
Orang itu menghapus keringat dan air matanya,
tadi saking kesakitan dia sampai mandi keringat
dingin dan bercucuran air mata, napasnya masih
memburu. "Mereka memusuhi kerajaan dan Cu
kongkong, karena itu sekarang sedang dipersiapkan
pasukan untuk membasmi mereka! Tempat mereka
berkumpul tidak tetap, berpindah-pindah.. tapi
mereka telah berada dalam pengawasan pihak
kerajaan Mereka jangan harap bisa lolos dari jaring
yang sudah dipasang Cu-kongkong ! Seluruh
kotaraja telah tersebar semua kawan-kawanku...
Dan tak ada seorangpun yang sudah masuk ke
kotaraja bisa lolos keluar dari kotaraja, biarpun
memiliki kepandaian bisa menghilang!"
Kata-kata terakhir orang ini masih hendak
menggertak Giok Han dan Cang In Bwee, untuk
melampiaskan penasarannya. Mendadak mulutnya
1367 tertutup rapat, karena waktu itu kaki kanan In Bwee
sudah menyambar menendang mulutnya sampai
giginya copot dua ! Hancur keberaniannya, dia tidak
berani menggertak lagi, nona yang cantik manis itu
rupanya sangat galak juga.
"Kau sendiri sebetulnya menjabat kedudukan apa
di bawah Thio Yu Liang?"
"AKU... aku anggota Kim ie-wie...!" menyahuti
orang itu. Giok Han yakin orang ini tidak berdusta, pantas
kepandaian orang ini cukup tinggi, tak tahunya dia
salah seorang anggota Kim ie wie. Jika orang ini di
lepaskan, tentu akan menimbulkan kesulitan buat
mereka berdua diwaktu mendatang, pasti dia akan
membawa kawan-kawannya mencari Giofc Han dan
ln Bwee setelah dia bebaskan. Bahkan Giok Han dan
In Bwee merasa gentar menghadapi berapa
banyakpun orang orang yang akan mencari mereka,
Kim-ie-wie ataupun orang-kerajaan lainnya tapi
yang mereka tak inginkan justeru kalau kalau
mereka diganggu olen orang-orang kaisar
sedangkan Giok Han ingin menemui hongthio Siaolim
si, yang menjadi sucouw merangkap jadi
suhengnya juga ! Baiklah karena kau telah bicara jujur dan terus
terang, jiwamu, kuampuni !" kata Giok Han. "Tapi
sementara ini selama dua hari biarlah kau
beristirahat dulu di sini !" Sambil berkata begitu
1368 tangan Giok Han secepat kilat menotok ke jalan
darah "Miiang hi at" didekat leher orang itu.
Orang tersebet cuma sempat bilang: "Ja....
jangan...!" kemudian roboh terguling pingsan tidak
sadarkan diri, totokan Giok Han sudah di
perhitungkan tenaganya, maka itu orang ini akan ini
pingsan selama dua atau tiga hari ! Cepat-cepat
Giok Han menenteng tubuh orang ini dan meloncat
ke atas genting rumah penduduk, Dia meletakkan
tubuh orang tersebut dibalik genteng wuwungan
sehingga selama dua atau tiga hari anggota kim iewie
yang menyamar dengan pakaian mesum itu
akan berada di situ tanpa ingat diri, juga tak ada
orang yang melihatnya. "Bwee-moay, mari kita mencari hongthio!" ajak
Giok Han. "Menurut dia tadi, hongthio dan ketua
Siao-lim-si lainnya berada di kotaraja !"
In Bwee mengangguk. Dia tak banyak bertanya,
memang sebagai wanita gemblengan dia tahu apa
yang harus dilakukannya untuk mencari Tang San
Siansu dan yang lain lainnya. Keduanya gesit dan
lincah, sekali loncat naik ke atas genting penduduk,
kemudian berlari-lari di atas genting rumah
penduduk mengelilingi kotaraja!
Benar saja waktu mereka sedang berlari-lari
lincah di sebelah selatan kotaraja waktu Giok Han
meloncati genting rumah penduduk, mendadak
berkelebat sesosok bayangan disusul berkesiuran
1369 angin pukulan yang kuat, karena suara pukulan itu
sampai bercuitan, menunjukkan sinkang
penyerangnya telah sempurna.
Giok Han menangkis, semula dia menyangka
yang membokongnya adalah orang-orangnya kaisar,
tapi begitu tangannya bentrok dengan
pembokongnya, cepat-cepat Giok Han menarik
pulang tenaganya dan berteriak girang: "Tang Lu
Susiok !" Badannya dijatuhkan, dia berlutut. In Bwee yang
semula sudah bersiap-siap hendak menghadapi
penyerangan pembokong itu, jadi mengawasi heran.
Di depan mereka berdiri seorang pendeta sudah
lanjut usia, mukanya welas-asih dan sabar. Dia tak
lain Tang Lu Siansu. "Bangunlah anak baik !
Kepandaianmu sudah mendapat kemajuan yang
pesat sekali, padahal tadi kuserang kati dengan
"Hauw-liong-cut-sin", tapi kau bisa menangkis
dengan baik dan juga menarik pulang tenaga
dalammu begitu leluasa ! Sungguh mengagumkan!"
Giok Han berdiri. "Tang Lu Susiok, apakah
Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hongthio juga datang kemari ?"
Tang Lu Siansu mengangguk. "Ayo kalian ikut
menemuinya !" Kemudian Tang Lu Siansu meloncati
dua wuwungan rumah dan meloncat turun di sebuah
rumah. Giok Han dan In Bwee mengikuti. Ternyata
di situ sudah berkumpul banyak sekali orang, yang
1370 terdiri dari pendeta dan orang-orang lain berbagai
golongan. Di antara orang-orang itu Giok Han lihat
Tang Sin Siansu dan Tang Bun Siansu, cepat-cepat
dia menghampiri dan berlutut.
In Bwee yang loncat belakangan juga jadi berseru
girang: "Suhu !" ketika melihat di samping kanan
Tang Bun Siansu duduk Toat-beng-sin-ciang, dia
berlutut memberi hormat. Toat-beng sin-ciang juga
tak kurang girangnya bertemu dengan muridnya, Dia
segera memperkenalkannya kepada ketua Siao-limsi
dan orang-orang gagah lainnya yang berkumpul di
situ. Ternyata, di antara pendeta-pendeta Siao-lim-si
itu berkumpul juga ciangbunjin Bu-tong-pai tingkat
kedua dan ketiga, juga dari perguruan Ceng-shiapai,
Kaipang dan lain-lainnya. Rumah yang dijadikan
tempat pertemuan mereka adalah rumah Tai Po San,
seorang murid Siao-lim-si yang kemudian
mengundurkan diri dari kalangan kangouw hidup
berdagang di kotaraja. Dia merupakan tuan rumah
yang sangat ramah dan juga simpatik.
Pihak kerajaan memang memiliki penciuman dan
pendengaran sangat tajam, tapi berkumpul di rumah
Tai Po San, seorang penduduk kotaraja itu,
menyebabkan orang-orang kerajaan tidak mudah
membayangi mereka, karena setidak-tidaknya
orang-orang kaisar akan menyelidiki dimana jejak
dari Tang Sin Hongthio dan yang lain lainnya,
mereka tak akan menyangka bahwa mereka
1371 bersembunyi di rumah penduduk biasa, justeru yang
akan menjadi incaran orang- orang kaisar adalah
kuil-kuil maupun tempat, tempat lainnya disekitar
kotaraja, dan terlepas dari perhatian mereka bahwa
semuanya tertampung di salah satu rumah
penduduk di tengah-tengah kotaraja !
Tapi memang Tang Lu Siansu dan yang lainnya
tengah berunding mendadak mendengar suara
langkah kaki ringan dari dua orang yang berlari lari
di atas genting. Gesit sekali Tang Lu Siansu
meloncat naik ke atas genting untuk memeriksa,
sebab menduga yang datang adalah mata-mata
kerajaan. Tapi, bukan kepalang girangnya melihat
Giok Han, cepat-cepat dia menyerang untuk menguji
kepandaian keponakan murid merangkap sebagai
adik seperguruan juga, dan kagumnya semakin
bertambah karena sinkang pemuda ini biarpun
usianya masih sedemikian muda, telah mencapai
tingkat sangat tinggi, dapat dipergunakan dengan
leluasa, untuk menangkis dan menarik pulang
tenaga sinkangnya begitu mudah, bahkan kuat
sekali, sama sekali tidak terpental waktu membentur
tenaga serangan Tang Lu Siansu, padahal pendeta
ini tadi telah mempergunakan delapan bagian tenaga
dalamnya! Tidak kecewa Giok Han telah digembleng
oleh Tai Giok Siansu, gurunya.
Orang muda ini benar-benar sudah menjelma
seperti seekor naga yang dahsyat luar biasa dan
kepandaiannya bisa diandalkan! Berkurang rasa
kuatir Tang Lu Siansu mengingat Giok Han memikul
1372 tugas yang berat, yaitu harus menghukum murid
murtad Tang San Siansu ! Hal ini kemudian juga diceritakan kepada Tang
Sin Siansu dan yang lain-lainnya, mereka jadi
memuji kehebatan Giok Han. Orang muda ini cepatcepat
merendah, mukanya merah karena merasa
malu. Tapi hatinya gembira sekali bisa berkumpul
dengan ketua-ketua pintu perguruannya. Kemudian
didengarnya keterangan Tan Sin Siansu, bahwa
mereka berkumpul di sini justeru hendak
menangkap Tang San Siansu.
Tang Bun Siansu sendiri, yang kesehatannya
tampak sudah sehat dan sembuh benar dari luka
akibat pukulan Liong-beng kun, bilang dengan suara
yang sabar: "Sebetulnya lolap sudah mendengar kau
diperintahkan suhu untuk menghukum murid murtad
Tang San, kami bukan tak percaya akan
kesanggupanmu, sute kecil ! Tapi justeru kami
menginginkan Tang San dibawa pulang dan nanti
kami yang akan mengadili, sebab dosa-dosanya
sangat besar!" "Jika memang tokh dia harus dihukum, lolap
minta agar sute kecil mau mengalah, membiarkan
lolap yang menghukumnya, karena hampir saja lolap
nyaris celaka oleh tangan beracunnya !"
Giok Han cepat-cepat berlutut. "Tentu saja tecu
memerlukan petunjuk susiok....!" kata Giok Han
tahu diri, biarpun pendeta itu menyebut dia dengan
1373 sute kecil, namun dia tetap menyebut pimpinan
pimpinan Siao-lim-si dengan panggilan Susiok,
paman guru Dia tidak memanggil dengan sebutan
suheng, kakak seperguruan.
Tang Sin Siansu yang menyaksikan ini jadi
mengangguk-angguk sambil mengusap-usap
jenggotnya yang sudah putih semuanya. "Anak ini
benar-benar pandai bawa diri dan kelakuannya
sangat baik!" pikirnya.
"Tidak kecewa suhu mengambilnya sebagai murid
penutup ! Kepandaiannya juga tidak mengecewakan,
biarpun usianya masih demikian muda, suhu tidak
keliru bahwa anak ini benar-benar memiliki bakat
luar biasa !" Waktu mendadak Toat-beng-sin-ciang berseru:
"Hei orang muda, kau yang bergelar Liong-kak-sinhiap,
bukan?" Pipi Giok Han berobah merah, dia cepat-cepat
membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
"Locianpwe, boanpwei tak berani menyebut
gelaran itu di depan locianpwe, karena penggunaan
gelaran itu sebetulnya berdasarkan perintah
suhuku... jika tidak, tentu aku tak berani memakai
gelaran yang sangat... sangat..."
"Sangat luar biasa, bukan ?" memotong Toatbengsin ciang sambil tertawa. "Tidak apa apa, kau
1374 memang pantas memakai gelaran itu! Biarpun
usiamu masih muda, tapi kepandaianmu sudah
jarang tandingan ! jangankan dari golongan muda
yang sebaya dengan kau, dari tingkatan tua dan
kami-kami ini, rasanya sulit buat mengimbangi
Sumur Perut Setan 1 Pendekar Bayangan Sukma 18 Sumpah Jago Jago Bayaran Walet Emas Perak 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama