Ceritasilat Novel Online

Cula Naga Pendekar Sakti 15

Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe Bagian 15


dan dijantungnya berkurang walaupun masih tetap
terasa sakit menyiksa. 1204 Cuma napas Toat beng-sinciang yang sekarang
jadi memburu keras serta panas sekali.
Seharian dia berusaha mengerahkan sinkangnya
untuk mengalahkan siksaan lukanya itu. Tapi dia
gagal. Perasaan sakit pada perutnya tak bisa juga
dilenyapkan. Sebetulnya Toat-beng-sin-ciang pun boleh
bersyukur, sebab dia terpukul tidak terlalu telak,
tidak terduga sepenuhnya! Kalau saja dia terserang
telak oleh pukulan "Liong-beng-kun" biarpun dia
mempunyai obat dewa dan tenaga sinkang yang
sempurna, jangan harap dia bisa hidup dengan
keadaan utuh! Seseorang yang jadi korban pukulan Li-ong bengkun
tentu akan rusak isi perut dan syarafnya, akan
menjadi manusia patung yang lupa seluruh daya
ingatnya syaraf-saraf otaknya banyak yang putus
dan orang itu akan jadi seperti orang tolol, apapun
tidak diingatnya lagi. Beberapa organ isi tubuhnya juga rusak,
termasuk beberapa macam isi perutnya, usus, ginjal
dan jantung. Semuanya mengalami kerusakan
perlahan-lahan tapi pasti, sehingga setelah
melewatkan waktu satu tahun, korban pukulan Liong
beng-kun tersebut, jadi mati sendirinya!
Toat-beng-sm ciang bukan tidak mengetahui hal
itu. Dia telah mendengar kehebatan Liong-beng-kun
1205 dari Tang San Siansu. Namun sejauh itu dia masih
yakin bahwa dirinya bisa menghadapi Tang San
Siansu. Namun siapa sangka, justeru sekarang dia
terluka ditangan Tang San Siansu, kemungkinan
dirinya akan jadi lumpuh dan ingatannya lenyap, dia
akan hidup sebagai manusia tanpa ingatan seperti
patung, tapi bernapas dan hidup.
Kelak setelah setahun barulah dia mati . . . , , !
Menggidik Toatbeng sin ciang berpikir hal itu
disebabkan dia takut mati! Sebagai wanita
gemblengan, seorang pedekar wanita yang sejak
kecilnya sudah memiliki jiwa gagah dan kesatria,
apa lagi sekarang usianya sudah demikian lanjut, dia
tidak pernah gentar menghadapi kematian !
Diapun bahkan senang dan bahagia kalau bisa
mati secara gagah dalam pertempuran dengan lawan
tangguh ! Tapi sekarang yang membuat dia jadi
penasaran dan menggidik ngeri, sebab dia akan mati
meroyot perlahan-lahan, karena anggota dalam
tubuhnya mengalami kerusakan secara perlahanlahan,
namun pasti, sampai akhirnya dia mati !
Inilah cara kematian yang hina ! Cara kematian
yang memalukan dan membuat dia kecewa! Seorang
pendekar harus mati dengan penuh kegagahan! Mati
karena suatu pertempuran dan mempertahankan
hidupnya sampai pada titik akhir darahnya, tetap
melayani musuhnya sampai napasnya yang terakhir
! 1206 Tapi sekarang " Dia telah melarikan diri dalam
keadaan terluka ! Dia juga sekarang menderita luka
yang sangat parah, perlahan-lahan anggora dalam
tubuhnya akan mengalami kerusakan dan pada
akhirnya dia mati juga ! Terpikir seperti itu, dia menyesal bukan main !
Dia kecewa karena tadi tidak berusaha mengadu
jiwa saja dengan Tang San Siansu agar mereka mati
bersama-sama ! Sekarang biarpun dia bisa meloloskan diri dari
Tang San Siansu dan orang-orangnya, apa gunanya"
Tak ada artinya, karena tokh dia akan mati juga oleh
lukanya yang parah ini ! Lama Toat beng-sin ciang mengerahkan
sinkangnya, dan akhirnya dia menghela napas
selelah merasakan isi perutnya masih mendatangkan
rasa sakit yang hebat, seperti terbalik-balik.
jantungnya juga masih dingin seperti direndam di
dalam salju. "Akan kucari Tang San Siansu si gundul untuk
mengajaknya mengadu jiwa!" pikir Toat-beng-sin
ciang jadi nekad. Hemm, dia bisa membunuhku, tapi
dia juga harus mati bersamaku!"
Karena berpikir begitu, Toat beng sin-ciang
meloncat berdiri, dia ingin kembali ke lembah, untuk
mengadu jiwa dengan Tang San Siansu atau anak
buahnya. Jika dia gagal membunuh Tang San
1207 Siansu, tapi kalau bisa merobohkan beberapa orang
anak buah si pendeta, itupun sudah jauh lebih
terhormat mati dengan membunuh lawan lawannya.
Sedangkan mati dengan keadaan seperti
sekarang, melarikan diri tapi lukanya tetap "
membuat dia akan mati, membuat Toat-beng-sinciang
benar-benar penasaran. Akan tetapi, begitu Toat-beng-sin ciang berdiri
segera dia merasakan dunia seperti berputar keras
sekali, tubuhnya seperti melayang-layang
melambung kecengah udara, juga perutnya melilit
sakit bukan main, keringat dingin telah mengucur
keluar dari sekujur tubuhnya, Matanya berkunangkunang
dan biji matanya seperti mau meloncat
keluar, kepalanya berdenyut-denyut seperti hendak
meledak pecah, seluruh syarafnya seperti hendak
putus. Toat-beng-sin-ciang mengeluh perlahan dan
tubuhnya terguling di atas tanah, di atas tumpukan
daun-daun kering, dunia seperti berputar,
pinggangnya seperti mau patah, seluruh otot-otot
disekujur tubuhnya seperti mengejang.
Benar-benar penderitaan yang luar biasa. Sebagai
wanita gemblengan Khu Cian atau yang dikenal oleh
orang kangouw dengan gelaran Toat-beng-sin ciang,
sejak muda tidak pernah takut pada penderitaan.
1208 Jilid ke 27 Dia tidak akan berkedip menghadapi penderitaan
maupun kematian. Tapi sekarang justeru rasa sakit
yang dideritanya demikian dahsyat, sehingga
rasanya tidak tertanggung lagi, tanpa dikehendaki
dia menggeliat di atas tanah pada tumpukan daundaun
kering dan mengeluh .... Cuma dua kali Toat-beng-sing-ciang menggeliat
dan mengeluh, karena tubuhnya kemudian diam
tidak bergerak lagi, tidak terdengar pula keluhannya,
karena dia pingsan tidak sadarkan diri.
Burung kulik terbang di atas hutan kecil itu
memperdengarkan suaranya diiringi kepak
sayapnya. Selanjutnya cuma terdengar suara
binatang-binatang yang jadi penghuni hutan
tersebut, mengisi kesunyian di tempat itu, bergurau
dengan angin ..... -------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kesepian sangat dibenci oleh Bwee-sim-mo-li Liok
Bi Lan. Sejak dia berobah menjadi iblis yang paling
ditakuti orang-orang kangouw, sepak terjangnya
selalu menuju pada kesenangan-kesenangan yang
sadis dan kejam. Dia selalu hendak mengisi waktuwaktu
sepinya dengan perbuatan-perbuatan cabul,
yang akhirnya pasti selesai dengan lumuran darah!
1209 Banyak pria-pria yang mati di tangan iblis ini,
terutama para orang mudanya.
Tak ada yang ditakuti Bwee-sim-mo-li Liok Bi
Lan, dia selalu melakukan apa yang hendak
dilakukannya. Tapi sekarang, justeru dia terpaksa
sekali mesti tunduk pada Cu Lie Seng, murid Tang
San Siansu. Yang membuat takut Bwee-sim-mo li Liok Bi Lan
bukanlah Cu Lie Seng. atau ayahnya, Cu Bian Liat,
orang kedua yang paling berkuasa di kerajaan pada
saat sekarang, setelah Kaisar.
Justeru yang membuat Bwee-sim-mo-li gentar
adalah Tang San Siansu, pendeta itu terlalu lihai,
terutama sekali Liong beng-kunnya. Dalam suatu
pertempuran dua tahun yang lalu, Bwee-sim-mo-li
pernah dirubuhkan dan hampir saja dia dihajar
dengan Liong-beng-kun si pendeta.
Sebagai seorang berpengalaman dan malang
melintang dalam dunia kangouw dengan
kekejamannya, Bwee-sim-mo li tahu akan
kekejaman Tang San Siansu, juga dia tahu Liongbengkun merupakan jurus pukulan yang bisa
membuat orang mati dengan sangat menderita.
Sebab itu, tanpa peduli lagi akan harga dirinya,
dia mengakui kalah dan selanjutnya akan patuh
pada setiap perintah Tang San Siansu. Dengan
pengakuannya itu, Tang San Siansu tak
1210 mendesaknya lebih jauh dan bahkan minta agar
Bwee-sim-mo-li mendampingi muridnya, membantu
usaha muridnya. Biar-pun gusar, tapi Bwee-sim-mo-li tak mau
memperlihatkan perasaannya itu pada Tang San
Siansu, dia mematuhi perintah tersebut, cuma di
dalam hatinya dia bertekad akan melatih ilmunya
lebih hebat lagi dan suatu saat kelak akan
dipergunakan untuk merobohkan Liong-beng-kunnya
Tang San Siansu. Sekarang dia tengah berada dalam perjalanan
bersama dengan Tang San Siansu maupun yang
lain-lainnya, termasuk Cu Lie Seng, selama itu
memang Tang San Siansu telah "memakai"-nya
untuk mengisi kesepian pendeta tersebut,
menemaninya dengan segala kemesraan.
Tapi, dia biarpun tampaknya senang bermesraan
dengan pendeta ini, hatinya selalu diliputi kebencian
dan mengutuk habis-habisan pada pendeta yang
seorang ini, yang kepandaiannya memang tangguh
dan berada diatas kepandaiannya sendiri.
Sebetulnya Bwee-sim-mo li mengincar Cu Lie
Seng. Pemuda itu sudah mewarisi kepandaian Tang
San Siansu, berusia muda dan tampan, juga putera
dari orang yang sangat berkuasa di seluruh kerajaan
setelah Kaisar. 1211 Maka Cu Lie Seng merupakan satu-satunya orang
muda yang paling menarik hati Bwee-sim-mo-li Tapi
Tang San Siansu seringkali berpesan padanya, agar
dia tidak mengganggu dari hidup muridnya, jangan
coba-coba mencumbunya, karena Tang San Siansu
menghendaki Cu Lie Seng benar-benar mewarisi
seluruh kepandaiannya dan kelak menjadi orang
tanpa tanding, satu-satunya orang yang
berkepandaian tertinggi. Cu Lie Seng merupakan satu-satunya harapan
Tang San Siansu untuk memperlihatkan kepada
seluruh dunia kangouw bahwa muridnya bisa
menjadi orang tergagah. Karena pesan Tang San Siansu itulah Bwee-simmoli tak pernah berani mengganggu pemuda
bangsawan tersebut. Setiap kali menemani Tang San
Siansu bermesra-mesraan Bwee-sim- mo-li selalu
merasa muak. Pendeta ini memang memiliki
kepandaian tinggi, tapi dia memiliki wajah yang
memuakkan, sudah tua dan juga tubuhnya yang
gemuk membuat si pendeta sering kesulitan napas
di saat mereka bermesraan ....
Melakukan perjalanan mengawal Cu Lie Seng
yang membawa daftar nama para pendekar yang
bersedia bekerja pada kerajaan sebetulnya
merupakan pekerjaan yang tidak disenangi Bwesim.
mo li. Dia memiliki beberapa orang dayang yang
siap melayaninya dengan penuh hormat dan Bwe
1212 sim-mo li juga selalu diperlakukan sebagai dewi
yang agung. Sekarang dia harus menempuh perjalanan yang
melelahkan, menjemukan dan penuh kesepian, jika
biasanya dia bisa memanfaatkan para pemuda untuk
mengisi kesepian hatinya, sekarang tidak, Paling
tidak Tang San Siansu saja yang menghangatkan
tubuhnya dan ini menjemukan selain membosankan.
Karenanya tak mengherankan selama dalam
perjalanan Bwe-sim-mo-li lebih banyak termenung
saja, berdiam diri, dia jadi alim sekali dan jarang
bicara jika tidak perlu. Hanya sekali-sekali saja
melirik kepada Cu Lie Seng, pemuda bangsawan
yang tampan itu. Akh, betapa mengasyikkan jika dia
bisa mempengaruhi Cu Lie Seng, selain tampan dan
angkuh. Hanya adanya Tang San Siansu membuat Bweesimmo-li selama itu tak berani berterang
memperlihatkan perasaan sukanya pada pemuda
bangsawan tersebut. Dia masih bisa menahan diri.
Setelah melakukan perjalanan lebih dari setengah
bulan, hatinya mulai berontak karena kesepian yang
sangat. Selama dalam perjalanan hatinya jadi


Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gersang dilanda kesepian, selain pertempuran demi
pertempuran dengan orang-orang yang berusaha
menghadang rombongan mereka, tidak pernah ada
sesuatu yang menarik hatinya.
1213 Rasanya Bwee-sim-mo-li sudah ingin cepat-cepat
meninggalkan rombongannya tersebut, untuk bersenangsenang kembali dilayani oleh para
dayangnya, pelayan-pelayannya yang cantik dan
tahu akan selera dewinya ini.
Malam itu, hawa udara dingin sekali. Rombongan
Cu Lie Seng berkemah diluar pimu kampung Yuan-ci.
Malam ini Tang San Siansu tidak seperti saat-saat
sebelumnya, dia lebih serius tidak banyak bicara,
pendiam dan juga tak mau bertemu dengan
siapapun juga. Dia berdiam di dalam kemahnya
seorang diri dan tak ada yang mengetahui apa yang
sedang dilakukan oleh pendeta yang sakti ini.
Cu Lie Seng berada di dalam kemahnya dan tidak
bisa tidur, hatinya gelisah sekali. sebab dia
merasakan malam ini seakan-akan ada ancaman
untuk rombongannya. Perasaan hati kecilnya
menyatakan kemungkinan adanya penyerbuan dari
para pendekar yang hendak memperebutkan daftar
nama orang-orang gagah. Karena itu. biarpun malam sudah larut dan dingin
Cu Lie Seng tetap tidak tidur, pakaiannya tetap tak
dibuka, dia dalam keadaan siap untuk menghadapi
segala kemungkinan, kalau ada penyerbuan dari
pihak lawan. Memang selama dalam perjalanan ke kota raja,
banyak kesulitan yang dialami rombongannya, sebab
banyak sekali orang-orang kangouw dan berbagai
1214 kalangan, yang secara berganti-gantian menyerbu
rombongannya, berusaha meminta atau merampas
daftar nama orang-orang gagah.
Sejauh itu, dia dan gurunya maupun para
pembantunya, berhasil menghalau penyerbupenyerbu
ini. Memang ada juga yang terluka, tapi
tak berarti. Seperti Pak-mo terluka pada lengannya karena
dikeroyok oleh dua puluh orang pengeroyok waktu
terjadi penyerbuan lebih dari seratus orang yang tak
diketahui dari aliran atau pintu perguruan mana,
karena semuanya mengenakan topeng yang terbuat
dari kain hitam, menutupi seluruh wajah mereka,
hanya mempunyai dua lobang untuk mata mereka.
Cu Lie Seng tidik gentar menghadapi siapapun
yang menghadang rombongannya, dia yakin bisa
menghadapinya, terutama sekali di-samping ada
para pahlawan istana Kaisar, juga ada pembantupembantunya
yang berkepandaian tinggi, seperti
See mo, Pak-mo, Tong-mo can Lam mo.
Kepandaian Bwee-sim-mo-li juga tidak rendah.
Karena itu, tak pernah Cu-Lie Seng berkuatir sebab
merasa pihaknya sangat kuat, dan yang benar-benar
jadi andalannya adalah Tang San Siansu, sang guru
yang kepandaiannya hebat sekali, hampir tak ada
tandingan ! 1215 Memang sebelumnya Kaisar juga telah menduga
bahwa pengiriman daftar nama-nama orang gagah
yang bersedia bekerja pada kerajaan pasti akan
mengalami kesulitan. Itulah sebabnya mengapa
diperintahkan congkoan Gi-lim-kun dan Congkoan
Kim-ie-wie untuk mengawal Cu Lie Seng.
Tapi yang tidak disangka oleh Cu Lie Seng,
justeru yang berusaha merampas daftar nama
orang-orang gagah itu demikian banyaknya.
Sebagai pemuda yang cerdik, dia berpikir
sebetulnya cukup Siangkoan Giok Lin ikut
dengannya ke kotaraja, di sana dia bisa menuliskan
daftar nama-nama orang gagah itu. Sekarang
Siangkoan Giok Lin ikut serta dengannya, sedangkan
tentang daftar nama orang-orang gagah telah tersiar
luas dalam dunia kangouw, dengan demikian jelas
memancing keinginan para orang-orang gagah
kangouw untuk merampas daftar itu.
Hal ini pernah diberitahukan kepada Tang San
Siansu, tadinya lebih sempurna rencana mereka
kalau hanya sekedar mengundang Siangkoan Giok
Lin ke kotaraja, disana barulah Siangkoan Giok Lin
menuliskan nama orang-orang yang tersedia bekerja
untuk kerajaan, sehingga tidak menimbulkan
kericuhan yang demikian berbelit dan rintangan
yang demikian banyak selama dalam perjalanan ke
kotaraja. 1216 Tetapi Tang San Siansu tidak memperhatikan apa
yang diberitahukan muridnya, dengan angkuh dia
bilang: "Sekarang siapa yang berani mati mencoba
untuk merampas daftar itu" Mereka hanya manusiamanusia
tak berharga untuk dipikirkan. Siapa yang
bisa merampas daftar mana itu" Kukira, tak ada
seorangpun yang bisa merampas daftar itu selama
aku berada di sini !"
Perjalanan yang dilakukan ronbongan ini
berlangsung penuh kewaspadaan. Dan justeru
malam itu setelah berkemah, waktu Cu Lie Seng dan
yang lainnya berada di dalam kemah masingmasing,
Bwee sim-mo-li keluar dari tendanya.
Perkemahan yang didirikan oleh mereka terdiri
dari tenda-tenda berukuran tak begitu besar, hanya
bisa ditempati oleh beberapa orang saja. Bwee simmoli sendiri memperoleh kemah untuk seorang diri.
Cuma Tang San Siansu pada malam-malam
sebelumnya suka datang ke tenda Bwee-sim mo-li,
atau sebaliknya Bwee-sim-mo-li juga dipanggil
menemani Tang San Siansu di tendanya.
Malam ini benar-benar Bwee-sim-mo-li gelisah
karena kesepian yang sangat menyiksanya. Jika
sebelumnya dia masih berusaha untuk menahan diri
tak melakukan sesuatu dalam kesepiannya itu,inilah
disebabkan dia masih gentar untuk berurusan
dengan Tang San Siansu. 1217 Tapi sekarang setelah melakukan perjalanan
berhari-hari lamanya, kesepiannya semakin
bergolak. Dan dia tak tahan lagi, dia keluar dari
kemahnya. Maksudnya hendak mencari sasaran
untuk mengurangi kesepiannya, mencari calon
korbannya. Sekarang mereka berada diluar pintu kampung
Yuan-ci, jarak ke dalam perkampungan tersebut
tidak terlalu jauh, dan Bwe sim-mo-li yakin bahwa
didalam perkampungan itu pasti ada satu dua orang
pemuda yang bisa menambal kesepian hatinya.
Baju yang robek mudah ditambal dan di jahit,
tapi hati yang kesepian sulit untuk ditambal dengan
apapun, dengan gelak tawa sekalipun, Bila dengan
tambalan seorang pria yang menghangati tubuhnya!
Hati-hati Bwee sim-mo-li keluar dari tendanya,
dia melihat ada beberapa orang Kim-ie-wie yang
telah melakukan penjagaan, keadaan sepi sekali.
Para penjaga itupun melihat Bwee-sim-mo- li, tapi
mereka mengenali iblis wanita ini, mereka hanya
memberi hormat, dan menyapa dengan suara sangat
menghormat, mereka tak berani banyak-banyak
bertanya, karena Bwee sim-mo-li cuma Hm
mendengar begitu saja dan melangkah terus.
"Aku hendak berangin-angin dulu!" gumam Bweesimmo li kemudian. 1218 Sudah bulat tekad Bwee-sim-mo li, dia akan
mencari korbannya didalam perkampungan Yuan ci.
Sebetulnya dia bisa saja mengambil satu atau dua
orang pengawal Kim-ie-wie, tapi ia kuatir nanti
mereka banyak mulut sehingga Tang San Siansu
mendengar perbuatannya dan ini pasti menimbulkan
hal yang kurang menggembirakan.
Sebab itulah Bwee-sim-mo li memilih jalan lain,
yaitu akan mencari korbannya di dalam
perkampungan Yuan-ci. Setelah meninggalkan
perkemahan cukup jauh, barulah Bwee-sim-mo-li
mempergunakan ginkangnya untuk berlari dengan
cepat menghilang dalam kegelapan, pergi memasuki
perkampungan Yuan ci. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Hawa malam cukup dingin, tapi didepan warung
arak, "Hian - louw " semuanya masih tampak
berkumpul beberapa orang.
Mereka adalah pemuda-pemuda kampung itu
yang senang sekali menghabisi waktu-waktu di
malam hari dengan mengobrol, sambil menghangati
tubuh mereka dengan arak.
Memang warung arak "Hian louw" ini buka
sampai larut malam, mendekati fajar barulah
ditutup. 1219 Diantara para pemuda itu, yang jumlahnya enam
orang, terdapat Su Nan Su, seorang pemuda yang
pandai sekali bercerita. Walau-pun usianya baru
duapuluh tiga tahun, tapi orang muda ini selalu
bercerita menarik dan membuat para pendengarnya
tertarik. Tidak mengherankan kalau kawan-kawannya
seringkali minta padanya untuk bercerita, mereka
mentraktir pemuda itu minum arak. Semakin larut
malam, semakin banyak arak yang diminumnya dan
membuat dia mulai mabuk, cerita Su Nan Su
semakin menarik juga "Sebetulnya," bercerita Su Nan Su pada malam
itu. "Tidaklah terlalu menakutkan sekali, jika saja
Thang mau melihat kenyataan bahwa hantu yang
muncul di depannya adalah wanita cantik jelita, dia
pasti bisa menghadapinya lebih tenang. Namun,
Thang seperti orang-orang lainnya, sudah
terpengaruh sejak kecil pada cerita-cerita hantu
yang menakutkan, sehingga begitu hantu itu
memperlihatkan diri, dia sudah gemetar ketakutan,
bahkan kemudian pingsan...!"
Kawan-kawannya tertawa. Memang yang biasa
diceritakan Su Nan Su umumnya cerita-cerita
tentang hantu yang menyeramkan tapi sangat
menarik hati. "Su-laoko, jika kebetulan kau yang berhadapan
dengan hantu yang cantik itu, apakah kau juga akan
1220 ketakutan terkencing-kencing dan pingsan seperti
yang dialami oleh Thang ?" Tanya salah seorang
kawannya yang memiliki potongan tubuh kurus
jangkung seperti orang berpenyakit paru-paru.
Su Nan Su tersenyum dan menggeleng.
"Mengapa harus takut" Bukankah tadi sudah
kukatakan, seharusnya Thang tidak perlu takut,
karena yang muncul di hadapannya bukanlah hantu
yang menakutkan, dengan muka yang bengis atau
bertaring, justeru yang muncul di depannya adalah
hantu cantik jelita, yang menarik hati, mempunyai
potongan tubuh sangat menggiurkan.
Mengapa harus takut" Bukankan dengan hantu
itu Thang bisa bersenang-senang " Biarpun hantu
tapi tokh dia sangat cantik dan kita tidak rugi apaapa
bermesraan dengannya, bahkan kita seharusnya
merasa beruntung, karena jarang sekali manusia
bisa mendapat kesempatan untut bermesra-mesra
dengan hantu cantik !"
Kawan-kawannya tertawa. Memang mereka
senang sekali mendengar cerita Su Nan Su, yang
acapkali sangat menarik hati, tegang tapi juga
menyenangkan untuk mengisi waktu-waktu luang
mereka di malam hari yang dingin ini.
"Tapi Su-Iaoko, bagaimana kalau waktu kalian
bermesra-mesraan dan hantu itu memperlihatkan
ujudnya yang asli, dengan dada berlobang dan
menyiarkan bau busuk, atau dengan muka bertaring
1221 menakutkan, bisa juga dalam bentuk tengkorak
yang menakutkan. Inhhh, aku takut... biarpun
dibayar seratus tail perak untuk bermesraan dengan
hantu bagaimana cantiknya dia, tetap saja aku tidak
berani !" bilang salah seorang kawannya yang lain
yang memiliki bentuk kepala agak gepeng, sehingga
dagunya turun ke bawah panjang sekali, tidak
normal seperti dagu-dagu lainnya yang wajar.
Su Han Su mengangkat cawan araknya, tenang
sekali sikapnya, kemudian setelah meneguk arak
didalam cawannya, baru dia menyahuti: "A-puy kau
keliru! jangankan memperlihatkan bentuknya atau
ujutnya yang menyeramkan sedangkan yang sudah
diperlihatkan begitu cantik jelita, Bagaimana
mungkin hantu itu bisa memperlihatkan ujud yang
lain dan menakutkan!" Jika pertama kalinya ia
muncul dan sudah memperlihatkan ujud-nya yang
cantik jelita montok menarik hati tak mungkin
ujudnya bisa berobah, paling tidak dia hanya
menghilang! Akh, kau ini ada-ada saja, A puy, jika


Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memang dibayar mengapa harus takut" Tidak
dibayar saja aku mau, apa lagi bertaruh dan dibayar
100 tail perak ! Kalau memang terjadi hal seperti itu,
biarlah nanti uang yang 100 tail itu ku-pergunakan
seluruhnya untuk mentraktir kalian minum arak
sampai sinting!" Mendengar perkataan Su Nan Su seperti itu,
kawannya tertawa ramai. Sedangkan kakek Sie
bungkuk, pemilik warung arak, tengah duduk
melenggut di sudut ruangan di atas kursi yang sudah
1222 tidak bagus lagi karena sudah hampir rusak, jadi
terbangun dari tidurnya, dengan mata masih
menguntuk dia menoleh keluar karena suara tartawa
para pemuda yang berkumpul di ruang depan
warung araknya itu telah mengejutkannya.
Kemudian tak acuh dia menunduk lagi, melenggut
pula, ingin meneruskan tidurnya.
"Ayo cerita lagi, Su-lao-ko... bagaimana dengan
Thang yang tolol itu" Setelah dia pingsan, apa yang
dilakukan hantu cantik itu padanya ?" tanya salah
seorang kawannya. "Hantu cantik itu berusaha menyadarkan Thang,
tapi Thang benar-benar manusia pengecut. Begitu
dia siuman dari pingsannya dan melihat hantu cantik
masih tetap berada di depannya, dia jadi kelojotan
ketakutan setengah mati, lalu pingsan lagi !"
Kawan-kawan Su Nan Su tertawa terping-kalpingkal
lagi. "Benar-benar pengecut Thang seperti
anak kecil saja !" gumam A-puy.
"Hu. sia-sia dia jadi laki laki kalau memang
pengecut seperti itu !" Gumam pemuda yang
tubuhnya kurus seperti menderita sakit paru-paru.
"Benar," mengangguk Su Nan Su, "sudah
kubilang tadi, seharusnya dia tidak perlu ketakutan
hebat seperti itu ! Dia pingsan jika memang hantu
itu mau mencekiknya tokh akan dicekiknya juga.
Mengapa harus pingsan " Apakah dengan pingsan
1223 hantu itu akan pergi " Tentu tidak ! Karenanya,
benar benar tolol si Thang, seharusnya dia lebih
tenang dan tabah, jika memang dia tabah tak ada
hantu yang menang dari manusia!"
Su Nan Su mengambil cawan araknya dan
meneguknya lagi, tapi waktu Su Nan Su hendak
menaruh cawan araknya dan siap meneruskan
ceritanya, mendadak A-puy jadi pucat, tangannya
dingin sekali mencekal tangan Su Nan Su, tubuhnya
gemetar dan suaranya tergetar. "Su-laoko... Sulaoko....
coba kau lihat ke situ...!" Dia mengawasi
keluar warung arak. Su Nan Su dan yang lainnya jadi heran, mereka
menoleh ke arah yang diawasi A-puy. Muka mereka
semuanya seketika berobah jadi pucat dan jantung
mereka berdegup jauh lebih cepat. Su Nan Su
sendiri hampir tak mempercayai matanya.
Terpisah cukup jauh dari ruang depan warung
arak, di bawah sebatang pohon yang tumbuh di
pinggir jalan depan warung arak tersebut, berdiri
sesosok tubuh dengan pakaian serba putih bersih.
Yang mengejutkan justru orang itu adalah wanita
yang sangat cantik. Biarpun terpisah cukup jauh,
mereka bisa melihat jelas wanita cantik itu beidiri
tenang-tenang di bawah pohon sambil tersenyum
manis sekali. 1224 "Hantu cantik . . ." Suara A puy semakin
gemetar. "Tenang...!" Su Nan Su berusaha menenangkan
teman-temannya, karena yang lainnya pun sudah
gemetar ketakutan. "Tabah, kita harus tabah."
"Dia pasti tentu. . di malam selarut ini mana
mungkin ada wanita yang keluyuran di jalan, apa
lagi seorang wanita cantik jelita seperti dia...!"
gumam orang yang bertubuh kurus seperti sakit
paru-paru. Suaranya gemetar, mukanya pucat, jelas
dia ketakutan sekali. "Apalagi pula dia wanita asing, bukan penduduk
kampung kita," gumam tiga orang lainnya, suaranya
gemetar keras sampai giginya bercatrukan menahan
perasaan ngeri dan takut.
"Dia .... dia pasti hantu...!" matanya juga
mengawasi kepada wanita di bawah pohon itu,
seperti juga biji matanya mau meloncat keluar dari
rongga matanya. Su Nin Su juga ketakutan, tapi dia berusaha
menahan rasa takutnya agar tetap tenang, karena
selama ini di depan kawan-kawannya dia bersikap
seakan-akan dirinya pemberani dan tak akan gentar
terhadap hantu. "Tenang .... kita tunggu saja, kita lihat apa yang
akan dilakukan hantu itu ....!" katanya sambil cepatKANG
ZUSI http://cerita-silat.co.cc/
1225 cepat mengambil cawan araknya dan meneguknya,
karena lehernya dirasakan telah kering.
Sie bungkuk, pemilik warung arak tersebut,
terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih
mengantuk dia mengawasi ke arah wanita cantik itu
berada. Hatinya jadi berdebar ketakutan, apa lagi
mendengar kata-kata para pemuda itu bahwa wanita
yang berada di luar warungnya itu adalah hantu
cantik. Biarpun usia Sie bungkuk sudah tua, namun dia
seorang pengecut, Sekujur tubuhnya jadi menggigil
keras, bajunya sudah basah sebab dari sekujur
tubuhnya mengalir keringat dingin, mukanya pucat
pias, dia sampai mengigil sambil terkencing-kencing,
kemudian dengan memaksakan diri dan lutut
gemetar keras serta lemas tak bertenaga, setengah
merangkak dia pergi ke kolong meja dagangannya,
untuk bersembunyi di situ. Cuma saja, giginya
bercatrukan keras, sehingga tetap terdengar suara
bercatrukan giginya tersebut.
Wanita cantik yang tadi berdiri di bawah pohon
yang tumbuh di tepi jalan di depan warung arak,
sekarang telah melangkah menghampiri warung
arak tersebut dengan langkah kaki yang sangat
ringan, sikapnya tenang sekali, mukanya luar biasa
cantiknya. Sekarang para pemuda itu semakin yakin bahwa
wanita ini adalah hantu cantik, karena tak mungkin
1226 ada wanita secantik itu. Bibirnya yang tersenyum
manis sebetulnya sangat menarik hati, tapi sekarang
di mata para orang muda itu malah merupakan
senyum yang sangat menakutkan, mengerikan
sekali, membuat tubuh mereka semakin menggigil
keras dengan semakin mendekatnya wanita cantik
itu dengan mereka. Tapi, hidung mereka kembang kempis coba
mengendus-endus mencium sesuatu, tak ada bau
busuk, tak ada harum semerbak, sebab setiap cerita
hantu yang mereka dengar, jika hantu yang muncul
pasti menimbulkan hawa yang bau busuk atau
sebaliknya harum semerbak.
Tetapi setelah wanita cantik itu berada semakin
dekat dengan mereka, mendadak hati mereka
seperti mau copot, terbawa oleh siliran angin
tercium harum semerbak yang memabukkan kepala,
jantung mereka seperti mau berhenti berdenyut,
semangat mereka serasa terbang meninggalkan
raga semuanya diliputi ketegangan, tubuh mereka
mengigil keras dan kalau mereka tidak malu tentu
masing-masing akan berusaha lari meninggalkan
warung arak ini. Cuma sayangnya, tenaga mereka seperti lenyap
dan kedua lutut mereka seperti tidak menuruti kata
hati lagi, lemas tidak bisa lari atau digerakkan,
sehingga mereka duduk saja di tempat masingmasing
dengan perasaan takut yang semakin hebat
menyerang mereka. 1227 Wanita cantik itu mengawasi mereka sambil
tersenyum manis. Kemudian waktu bicara, suaranya
sangat merdu sekali. "Sungguh cerita yang menarik
tentang hantu cantik itu.... maukah kau bercerita
lagi dan membiarkan aku ikut mendengarkan
ceritamu?"" Kata-kata itu ditujukan kepada Su Nan
Su. "Matilah kau !" bisik A-puy dengan suara perlahan
sekali di samping Su Nan Su dengan suara gemetar
"Dia pasti hantu cantik yang kau ceritakan tadi telah
mengganggu si Thang, dia tentu tak senang dan
marah...!" Su Nan Su menelan ludah, tenggorokannya
terasa kering sekali Sebetulnya diapun merasa
takut, tapi dia malu jika kawan-kawannya
mengetahui dia merasa takut. Akhirnya dengan
memaksakan diri dia menoleh dan tersenyum
kepada wanita itu. "Siapakah kouwnio... mengapa malam selarut ini
masih berada di luar rumah " Apakah kouwnio tidak
kuatir nanti diganggu orang jahat ?" Suara Su Nan
Su gemetar dan serak, tapi dia berhasil menindih
sebagian rasa takutnya karena malu kalau dia
memperlihatkan perasaan takutnya di depan temantemannya,
"Aku memang sangat takut diganggu orang
jahat," menyahuti wanita cantik itu. "Kedatanganku
ke kampung Yuan-ci ini untuk menjenguk sanakKANG
ZUSI http://cerita-silat.co.cc/
1228 familiku yang tinggal di sini, tapi aku tiba terlambat
sudah selarut maiam ini... beruntung tak ada
penjahat yang menggangguku!"
Hati Su Nan Su jadi lebih tenang waktu
mendengar jawaban wanita cantik ini, dia melirik
kepada teman-temannya, kemudian kembali
mengawasi wanita cantik ini. Di dalam hati dia
berpikir: "Tak mungkin dia hantu... mungkin benar
keterangannya itu bahwa dia kemalaman tiba di
kampung ini, dia bermaksud menengoki sanak
familinya..." "Kalau kami boleh tahu, siapakah sanak famili
kouwnio yang tinggal di sini ?" tanya Su Nan Su,
suaranya tidak gemetar seperti tadi, malah matanya
kini sempat menikmati seraut wajah yang benarbenar
cantik, sulit bertemu dengan wanita secantik
ini di dunia. "Nanti akan kuberitahukan ! Tapi sekarang aku
tertarik untuk mendengar cerita tentang hantu
tadi...!" menyahuti wanita itu. "Lagi pula, kalau aku
datang kerumah sanak familiku itu di malam selarut
ini tentu kurang pantas, akan mengejutkan mereka.
Boleh aku duduk bersama kalian ?"
Su Nan Su bimbang sejenak, tapi akhirnya
mengangguk. "Silahkan!" katanya.
Wanita itu duduk di kursi yang kosong, dan A puy
bersama kawan-kawannya kembang-kempis
1229 hidungnya, karena mereka mencium harum
semerbak berasal dari tubuh wanita cantik ini.
Sedangkan Su Nan Su kini semakin tenang,
karena dia sudah memperhatikan muka dan keadaan
tubuh wanita cantik itu tak ada tanda-tandanya dia
sebagai hantu. "Ceritaku sudah habis, kalau memang kouwnio
mau, besok boleh kuceritakan tentang hantu...!
Sekarang sudah larut malam lebih baik nona pergi
ke rumah sanak-familimu itu, mereka tentu tak
gusar atas kedatanganmu, bahkan mereka akan
membenarkan tindakan nona, sebab di malam
selarut ini berkeliaran seorang diri, sungguh tidak
pantas untuk seorang wanita... apa lagi secantik
kouwnio !" Wanita itu tersenyum, tahu tahu tangannya
diulurkan menggenggam tangan Su Nan Su yang
ada diatas meja, membuat semangat Su Nan Su
seperti mau terbang dari tubuhnya karena kaget.
Dia mau menarik tangannya dari cekatan tangan
wanita cantik itu, tapi tidak bisa, karena cekalannya
kuat. Juga jari-jari tangan halus itu sudah mengusap
dengan lembut, sehingga hati Su Nan Su tergoncang
oleh berbagai perasaan. Merasakan ucapan jari-jari tangan wanita ini,
yang demikian halus Su Nan Su semakin yakin
bahwa wanita cantik ini bukanlah hantu, sebab
1230 hantu tak bisa memegang seperti itu, juga tak
mungkin berani memperlihatkan diri di tempat yang
ramai seperti saat itu, di mana Su Nan Su
berkumpul dengan beberapa orang temannya, juga
dibawah terangnya api pelita. Dia jadi diam saja
pada akhirnya, membiarkan tangannya dipegang
wanita cantik itu. "Kau sangat baik hati, terima kasih atas
perhatianmu," kata wanita itu, "Aku sangat
berterima kasih benar kepadamu dan tak akan
melupakan budimu. Maukah kau mengantarkan aku
ke rumah sanak familiku " Tidak jauh, Letaknya


Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berada di tengah-tengah perkampungan ini."
Su Nan Su mengeluh. Dia memang sudah tidak
setakut seperti tadi, tapi untuk mengantar wanita
cantik ini tentu saja dia jadi pikir dua kali. Betapa
tidak, bagaimana kalau nanti ternyata wanita cantik
ini adalah hantu yang menakutkan ?"
"Bagaimana?" tanya wanita itu. "Aku Liok Bi Lan
tentu tak akan melupakan budi kebaikanmu."
Betapa indah dan enak didengar nama wanita ini,
Liok Bin Lan. Apakah hantu bisa mempunyai nama
sebagus ini " Hantu biasanya akan mengganggu
orang jika korbannya sedang sendirian. Tidak seperti
sekarang, ditengah teman-temannya dia muncul,
maka Liok Bi Lan pasti bukan hantu. Tapi untuk
pergi mengantarkan sendirian, Su Nan Su masih
ragu-ragu, maka akhirnya dia bilang: "Baik, kami
1231 akan mengantarkan kau ke rumah sanak familimu,
aku dengan beberapa orang kawanku akan
mengantarkan kau ke sana !" Setelah berkata
begitu, Su Nan Su membusungkan dadanya, lenyap
perasaan takutnya, dia bilang kepada kawankawannya:
"Sahabat, mari kita pergi mengantarkan nona
Liok ke rumah sanak familinya."
Tapi A-puy dan pemuda lainnya menggeleng,
mereka tetap takut dan tak mau terlibat dalam
urusan ini. Mereka tetap kuatir kalau-kalau wanita
cantik ini hantu. "Ayolah... tidakkah kalian kasihan pada nona Liok
jika dia pergi sendirian ke rumah sanak familinya,
sedangkan malam sudah demikian larut?" membujuk
Su Nan Su jengkel melihat semua kawannya
menggeleng saja tak mau ikut.
"Ya, aku takut... tolonglah antarkan aku," mohon
Liok Bi Lian sambil memperlihatkan sikap memelas
dan minta dikasihani. "Pergilah kau antarkan, Su-laoko... nanti selesai
mengantarkan, kau kembali kemari, kami akan
mentraktir kau lima kati arak!" kata A-puy.
"Ya, pergilah kau antarkan Su-laoko... kukira
memang tepat kau yang mengantarkannya!"
1232 menganjurkan pemuda yang kurus berdada tipis
seperti menderita sakit paru-paru.
Su Nan Su sebetulnya tadi sudah setengah
mabuk, karena sudah banyak sekali arak yang
diminum. Tapi tadi ketika wanita cantik ini muncul,
karena rasa kagetnya yang tak terhingga, membuat
mabuknya lenyap. Dia mendongkol mendengar katakata
teman2nya, yang jelas-jelas mengejeknya,
disindirnya, agar dia membuktikan keberaniannya,
sebab selama ini Su Nan Su memang mengaku tak
akan takut pada hantu yang bagaimanapun juga.
Dia jadi salah tingkah. Namun karena tak mau
menjadi malu didepan teman-temannya, juga
memang dia yakin wanita ini adalah manusia bukan
hantu, dia memberanikan diri." Baiklah. mari
kouwnio kuantarkan kau !" Sambil bilang begitu dia
bangkit berdiri. "Kalian jangan kemana-mana ya,
aku akan segera kembali....!"
Kawan-kawannya cuma mengangguk saja,
sedangkan Liok Bi Lan sudah bangkit dan melangkah
dengan langkahnya yang membuat semua temanteman
Su Nan Su, termasuk A-puy, jadi memandang
kepergian gadis itu berdua Su Nan Su dengan
menelan air ludah. "Kalau memang wanita itu bukan hantu,
beruntunglah nasib Su Nan Su," menggumam A-puy
waktu kedua orang itu sudah lenyap dalam
kegelapan. 1233 "Kalau aku tak mau mempertaruhkan diri seperti
itu, aku yakin wanita itu pasti hantu cantik seperti
yang tadi diceritakan Su Nan Su, tak mungkin tidak
wanita itu pasti hantu ! Aku yakin hal ini, mana
mungkin seorang wanita secantik itu bisa keluyuran
di tengah malam, seorang diri lagi !" menggumam
katanya. Demikianlah, mereka jadi membicarakan tentang
wanita itu yang kecantikannya luar biasa, tapi juga
mereka merasa takut dan ngeri kalau ingat bahwa
kemungkinan wanita cantik itu adalah hantu.
Kini marilah kita melihat Su Nan Su dan Liok Bi
Lan. Tentu anda sudah dapat menerka siapa adanya
wanita sangat cantik jelita yang bernama Liok Bi Lan
itu, bukan. Benar! dia tak lain dari Bwee sim-mo-li
Liok Bi Lan ! Hatinya girang dapat memancing Su Nan Su,
tampaknya pemuda ini masih muda dan juga
bertubuh tegap gagah, walaupun sekali melihat saja
Bwee-sim-mo-li tahu bahwa orang muda ini
sedikitpun tidak mengerti ilmu kungfu.
Namun hal itu tak menjadi persoalan lagi, sebab
yang terpenting buat Bwa-sim-mo li bagaimana
mengisi kesepiannya, yang sudah berhari-hari dalam
kegersangan. 1234 "Di mana rumah sanak familimu?" tanya Su Nan
Su sambil melirik mengawasi Bwee-sim-mo-li yang
cantik jelita ini, yang sejak tadi berdiam diri saja.
"Masih jauhkah?"
"Aku sendiri tidak begitu jelas letak rumahnya dia
hanya memberitahukan padaku bahwa rumahnya
berada ditengah-tengah kampung, kalau kutanyakan
pada penduduk tentu akan banyak yang kenal akan
keluarga itu," Alis Su Nan Su mengkerut, sulit mencari rumah
seseorang tanpa mengetahui alamatnya yang tepat.
Tanyanya kemudian: "Siapa nama sanak familimu
itu?" "Dia She Yang bernama Cie Siong," menjelaskan
Bwee-sim-mo-li seenaknya. "Dia mempunyai dua
orang anak yang kini mungkin berusia lima dan
enam tahun. Isterinya bernama Hiau Kee Niang."
"Aku tak pernah dengar nama itu di kampung
ini," menggumam Su Nan Su "Apakah kau tak keliru
rumahnya ada dikampung ini?"
Bwee sim-mo-li sengaja memperlihatkan
perasaan bingung, dia bilang: "Justeru inilah yang
membingungkan mencari orang di malam hari, kalau
besok pagi tentu aku bisa bertanya-tanya kepada
penduduk kampung ini dan mereka bisa
memberitahukan dimana rumah pamanku itu..."
1235 "Kalau begitu sudahlah, kita kembali saja ke
kedai arak dulu, kau tunggu sampai pagi hari baru
mencari rumah familimu itu!" menyarankan Su Nan
Su. Bwee-sim-mo li sengaja memperlihatkan sikap
bimbang, sampai akhirnya dia mengangguk.
"Baiklah... memang sejak semula sudah kurasakan
kurang sopan datang ke rumah orang di malam
selarut ini ! Biarlah aku menunggu sang fajar di
kedai arak itu bersama kau dan teman-teman !"
Girang bukan main hati Su Nan Su, karena segera
dia menduga dengan penuh keyakinan bahwa wanita
cantik ini benar-benar seorang manusia, bukan
hantu seperti yang dikuatirkannya. Karena wanita
cantik ini lebih senang menunggu di kedai arak,
bukan mengajaknya ke tempat sepi!
"Mari kita kembali ke kedai arak!" ajak Su Nan Su
tak sabar, hatinya semakin besar dan tenang,
sekarang dia sudah tidak curiga bahwa Liok Bi Lan
hantu yang bisa mencelakainya.
"Baik, tapi aku tadi meninggalkan pauw-hokku
dipintu perkampungan, aku hendak mengambilnya
dulu..!" kata Liok Bi Lan
Kaget hati Su Nan Su, dia memandang curiga lagi
pada Liok Bi Lan, dia benar-benar bimbang.
1236 Bwee sim moli rupanya mengetahui hal ini,
sengaja dia bilang: "Biar aku yang pergi
mengambilnya sendiri, kau boleh kembali ke kedai
arak, nanti aku menyusul ke sana !"
Mendengar perkataan Liok Bi Lan seperti itu,
kesangsian Su Nan Su semakin besar. Dia bukan
sangsi bahwa wanita ini hantu, tapi kuatir wanita ini
nanti tak kembali lagi ke kedai arak, melainkan pergi
entah kemana !" "Apakah kau tidak kuatir diganggu orang jahat
jika pergi mengambil pauwhokmu seorang diri " Biar
kuantarkan !" bilang Su Nan Su.
Bwee-sim-mo-Ii cuma mengangguk. Dia sudah
melangkah menuju ke pintu perkampungan
tersebut, diikuti oleh Su Nan Su, yang jadi bawel dan
cerewet sekali bertanya ini dan itu tentang keluarga
gadis yang cantik ini. Bwee-sim-mo-li memberikan keterangan bohong
seenaknya, dia menceritakan bahwa ayahnya
seorang hartawan, tapi dia hendak di kawinkan
dengan seorang pemuda yang tak dicintainya, maka
dia melarikan diri. Karena tak tahu mau pergi
kemana, maka tujuannya akhirnya pada familinya di
kampung ini untuk menumpang sementara waktu.
Tetapi ketika sampai di luar pintu perkampungan,
Bwee-sim-mo-li tidak berhenti melangkah. Tak ada
barang di gerbang pintu kampung tersebut. Su Nan
1237 Su mulai curiga ketika melihat wanita yang mengaku
bernama Liok Bi Lan ini masih terus berjalan. Dia
mulai ingat lagi akan dugaan-dugaan temantemannya,
A puy dan lain-lainnya, bahwa wanita
cantik ini adalah hantu. Dia jadi takut dan tubuhnya mulai menggigil
dengan jantung berdegup keras. Keadaan di situ
gelap dan sepi sekali tidak ada seorang manusiapun
juga. "Di.. di... dimana kau . . . taruh pauwhokmu?"
tanya Su Nan Su akhirnya, terpaksa, dengan suara
gemetar, karena Bwee-sim mo-Ii masuh terus juga
melangkah meninggalkan perkampungan tersebut.
"Tidak jauh lagi, di sana..." menunjuk Bwee-simmoli sambil tertawa melirik manis sekali pada Su
Nan Su. Entah mengapa Su Nan Su sekali ini melihat
senyum Bwee-sim-mo-li tanpa tertarik sedikitpun
juga, bahkan tubuhnya menggigil, rasa takutnya
semakin besar. Dia mendadak berhenti melangkah,
bahkan kalau bisa memutar tubuhnya untuk lari
meninggalkan tempat itu, meninggalkan perempuan
ini karena dia segera mulai menduga-duga lagi
bahwa Liok Bin Lan ini adalah hantu .... bukankah
Liok Bin Lan tengah memancingnya untuk pergi
ketempat sepi dan gelap" Tapi sayang kedua
kakinya jadi lemas tak bertenaga karena rasa
takutnya, dia berdiri dengan lutut menggigil.
1238 Liok Bi Lan tertawa, menghampiri dan memegang
tangan Su Nan Su, memijat jalan darah "koai-hiat,
lemaslah benar-benar seluruh tubuh Su Nan Su,
sedikitpun tidak bertenaga, sehingga waktu
tangannya ditarik dia terseret mengikuti Liok Bi Lan
tanpa ada perlawanan sedikitpun, hanya menurut
saja, meninggalkan perkampungan Yuan ci semakin
jauh. Keringat dingin membanjiri tubuh Su Nan Su, dia
ketakutan setengah mati. Di luar keinginannya, dia
mengikuti saja diseret oleh wanita cantik tersebut,
benar-benar tidak berdaya untuk memberikan
perlawanan. Untuk memberontak saja dia tidak
sanggup, bahkan tenaganya semua seperti telah
lenyap sehingga sedikitpun dia tidak bisa
menggerakkan tangannya yang dicekal oleh wanita
cantik ini. Yang membuat dia tambah ketakutan, Liok Bi Lan
telah menyeretnya ke tempat yang gelap dan
rimbun oleh pohon-pohon. Liok Bi Lan menyeret Su Nan Su seperti terbang
karena dia telah mempergunakan ginkangnya yang
sangat tinggi, sedikitpun tidak ada kesulitan buat dia
menyeret tubuh Su Nan Su yang sebetulnya tidak
enteng itu. Hal ini malah membuat Su Nan Su tambah
ketakutan, bayangkan saja di kedua sisi telinganya
berkesiuran angin yang kencang, dirinya seperti
1239 tergantung di tengah udara di tenteng, diseret
dengan cepat sekali, seperti tengah diajak terbang.
Tentu saja dia jadi menduga bahwa Liok Bi Lan
benar-benar hantu yang bisa terbang ! Dugaannya
semakin kuat, karena waku itu dia merasakan
kakinya tidak menginjak tanah, terseret seperti
terbang saja, seperti kapas, yang dibawa lari oleh
wanita itu secepat kilat.
Pohon-pohon dan barang barang lainnya yang
berkelebat tidak bisa dilihatnya dengan jelas, bahkan
kepalanya seketika jadi pusing,dan akhirnya dengan
perasaan ngeri sekali dia memejamkan matanya
rapat-rapat. Dia ingin menangis saja layaknya untuk


Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merengek agar hantu cantik ini mengampuni-nya.
Tapi tidak ada suara yang meluncur keluar dari
mulutnya, cuma bibirnya saja yang gemetaran,
karena menahan rasa takut.
Liok Bi Lan tak peduli dengan keadaan Su Nan Su
dia terus, juga berlari kepohon-pohon yang rimbun,
di sana tumbuh pohon-pohon yang tinggi dan
batangnya menjulang ke atas dengan daun-daun
yang lebat sehingga di situ gelap sekali, sedikitpun
sinar bulan tak bisa menerobos masuk.
Di tempat itu Liok Bi Lan baru berhenti berlari,
Dia melepaskan cekalan pada tangan Su Nan Su.
1240 Kontan kedua kaki Su Nan Su yang memang
sudah lemas, tak bisa berdiri karena menggigil
gemeteran, telah tertekuk dan dia menjatuhkan
dirinya berlutut sambil tidak hentinya memanggutmanggutkan
kepalanya. "Ampunilah... ampunilah aku .... jangan
menggungguku . . . tadi yang kuceritakan kepada
teman-temanku adalah .... adalah kejadian yang
terlalu kulebih-lebihkan!" merapat Su Nan Su sambil
menangis saking ketakutan.
Liok Bi Lan berdiri dengan senyumnya yang
manis. Dia bertanya-tawar: "Mengampuni kau"
Kenapa" Kau tidak bersalah apa-apa padaku...!
Berdirilah!" "Aku... aku telah menceritakan tentang kejadian
antara hantu cantik sesungguhnya hal itu terlalu
dilebih-lebihkan...!"
"Hemmm, aku bukan hantu cantik, aku manusia
!" kata Liok Bi Lan tawar. "Ayo, berdirilah, aku mau
bicara dengan kau !"
Hati Su Nan Su berdebar keras. Dengan kedua
kaki masih menggigil karena rasa takut, dia
mengangkat kepalanya sambil berdiri mengawasi
kepada wanita cantik di depannya.
1241 "Be... benarkah kau... kau manusia biasa "
Manusia seperti aku ?" tanyanya dengan suara
bimbang. Liok Bi Lan mengangguk. "Benar... kau tidak
perlu takut, aku manusia yang sama seperti kau !
Aku bukan hantu ! Apakah kau kira hantu dapat
memegang tanganmu seperti tadi " Apakah hantu
dapat menginjak tanah dengan kedua kakinya" Nan,
kau lihatlah apakah kedua kakiku ini menginjak
tanah?" Sambil berkata begitu sengaja Liok Bi Lian
mengangkat sedikit gaunnya, sehingga terlihat
kedua kakinya yang memang menapak tanah.
Su Nan Su mengawasi dengan mata terbuka
lebar-lebar, dia melihat kedua kaki wanita cantik ini
memang menginjak tanah. Menurut cerita orangorang
tua, jika hantu tak bisa menginjak tanah,
kedua kakinya tak menyentuh bumi, karena
tubuhnya melayang-layang. Tapi, wanita cantik ini
berdiri dengan kedua kaki menempel di tanah, Dia
melihat jelas. "Jadi... jadi kau manusia biasa ?" Dia mencgasi
lagi sambil mengawasi dengan sikap masih raguragu.
Liok Bi Lan mengangguk. "Ya,.. kau tidak usah
takut, aku mengajakmu kemari untuk minta
pertolongan kepadamu!"
1242 "Katakanlah... katakanlah pertolongan apa yang
bisa kuberikan " Mengantarkan kau ke rumah sanak
familimu " Atau aku harus mengantarkan kau pulang
?" Tanya Su Nan Su dengan suara masih gemetar
oleh rasa takut, dia ingin cepat-cepat bisa
meninggalkan tempat ini dan kembali ditengahtengah
kawan-kawannya, karena berada di tempat
ini, yang gelap dan rimbun oleh pohon,
menimbulkan suasana yang mengerikan.
"Aku sedang kesepian, justeru aku hendak minta
padamu supaya menemaniku untuk mengurangi
kesepianku itu !" menyahuti Liok Bi Lan.
Semangat Su Nan Su kembali terbang
meninggalkan raganya Memang biasa nya hantu
wanita yang mengganggu korbannya, selalu purapura
kesepian dan nanti jika korbannya sudah kena
dicumbunya. ia akan memperlihatkan ujudnya yang
sebenarnya, sangat menakutkan dan mengerikan
sekali. Apakah wanita ini benar-benar manusia " Kembali
keraguan memenuhi benak Su Nan Su. Dia sampai
mengawasi wanita cantik di depannya dengan
sepasang mata terbuka lebar-lebar.
"Berdirilah !" perintah Liok Bi Lan lagi.
Biarpun kedua lututnya masih gemetaran tapi Su
Nan Su telah berdiri. Dia ketakutan setengah mati.
"Ampunilah aku... biarkan aku pergi meninggalkan
1243 tempat ini...!" memohon Su Nan Su dengan suara
yang tidak begitu jelas, karena suaranya gemetar
dan dia menghapus air matanya, saking ketakutan
dia tidak malu-malu lagi menangis.
"Jangan cengeng seperti banci !" bentak Liok Bi
Lan dengan suara nyaring. "Aku memilih kau karena
semula kusangka kau seorang laki-laki jantan yang
gagah dan pemberani. Tak tahunya kau seorang
manusia tidak punya guna ! Tapi aku sudah terlanjur
mengajakmu kemari, maka aku cuma minta kau
menghiburku, mengisi kesepianku, jika telah selesai
segalanya, kau boleh meninggalkan tempat ini...!"
Dibentak begitu Su Nan Su tidak berani rewel
lagi, dia cuma menyuaut air matanya dan juga
keringat dingin yang memenuhi wajah maupun
tubuhnya, dia masih diliputi rasa takut dan ngeri
yang tidak kepalang. Keadaan di tempat itu sunyi
sepi dan hanya terdengar suara binatang malam
penghuni hutan yang memperdengarkan suaranya.
"Sekarang kau jawablah pertanyaanku!" kata Liok
Bi Lan lagi dengan suara tawar. "Tidak boleh satu
pertanyaan juga yang kau jawab dengan main-main
! Aku menghendaki setiap jawabanmu dengan jujur,
sekali saja kau berbohong, aku tidak akan sungkansungkan
membunuhmu! Mengerti kau "!"
"Me... mengerti I" menyahuti Su Nan Su sambil
menunduk ketakutan, diam-diam di dalam hati dia
1244 berdoa pada Thian agar hantu ini tidak
mengganggunya. "Apakah kau sudah kawin?" tanya Liok Bi Lan
mulai dengan pertanyaan-rertanyaan yang harus
dijawab oleh Su Nan Su. "Be... belum...!!"
"Sudah pernah berhubungan dengan wanita ?"
"Be . .. belum !"
"Jawab yang jujur!" bentak Liok Bi Lan nyaring.
Tubuh Su Nan Su gemetar keras, dia tersentak
oleh bentakan itu, saking ketakutan sampai
melangkah mundur dua tindak, mukanya pucat pias.
"Su... sudah !"
"Sering"!"
"Se... sering...!"
"Dengan bunga raya "!"
"Ya... dengan bunga raya (pelacur) !"
"Tidak pernah dengan anak isteri keluarga kaikbaik"!"
tanya Liok Bi Lan lagi. "Be... belum pernah !"
1245 "Jawab yang jujur, atau aku akan menyiksamu !"
mengancam Liok Bi Lan. "Sungguh! bersumpah apapun aku berani, belum
pernah aku mengganggu anak isteri orang lain...
dengan bunga raya memang sudah sering....!".
"Hmmm, tentu kau sudah berpengalaman untuk
urusan pria dan wanita, bukan?" tanya Liok Bi Lan
lagi. "Tidak... tidak berpengalaman.... yang
berpengalaman urusan wanita adalah temanku .... Si
A-puy .... dia berpengalaman sekali, karena sudah
banyak benar bunga raya yang menjadi
langganannya dia selalu pergi ketempat pelesiran,
sedikitnya setiap bulan sempai sepuluh kali ... !"
"Hmmm, aku tidak bertanya tentang temanmu
itu! Aku bertanya tentang dirimu!" bentak Liok Bi
Lan. Kuncup lagi hati Su Nan Su, dia sampai
merasakan sepasang lututnya lemas tidak
bertenaga, tidak ampun lagi dia jatuh duduk dan
menangis pula, karena dia tambah ketakutan.
"Aku . . . aku telah memberitahukan yang
sebenarnya...!" Dia bilang diantara isak tangis
karena ketakutan."kalau memang kau kesepian, Apuy
dapat menghiburmu!" 1246 "Aku menginginkan kau yang menghibur mengisi
kesepian ku!" Kata Liok Bi Lan sambil tertawa dingin,
"Dengarlah aku bukan hantu ! percayalah, aku
manusia biasa sepeni kau, yang mempunyai daging,
tulang dan juga panca indera yang lengkap seperti
kau ! Aku menghendaki kau mengisi kesepian hatiku
! Kulihat yang kau takuti adalah hantu... lihatlah,
apakah aku mirip hantu"!"
Su Nan Su mengawasi bimbang, tubuhnya masih
menggigit menahan rasa takut.
"Kalau memang kau bukan hantu....!" kata Su
Nan Su yang kemudian mendapat akal. "Baiklah,
mari kita kembali ke dalam kampung disana kita
bisa menyewa kamar rumah penginapan .... aku
jamin kau pasti terbebaskan dari kesepian, aku...
aku akan berusaha menghiburmu...!"
Liok Bi Lan tertawa dingin, "Hemm, kau hendak
membuktikan bahwa aku bukan hantu bukan"
Apakah ada hantu yang bisa berbicara tentang
hantu" Percayalah aku bukan hantu!
Su Nan Su mengawasi, dia masih ragu-ragu. Tapi
Liok Bi Lan sudah bilang lagi; "Lihatlah, apakah
hantu memiliki bentuk badan sebagus ini?" saat itu
Liok Bi Lan telah melepaskan segala sesuatu yang
menempel di tubuhnya. Sinar bulan yang memang tak bisa menembus
rimbunnya daun-daun pohon, tapi tak menjadi
1247 persoalan untuk memperlihatkan keindahan tubuh
Liok Bi Lan pada Su-Nan Su. Bahkan tubuh Liok Bi
Lan begitu putih mulus bersinar dalam kegelapan
tersebut seperti sepotong giok yang bercahaya
terang Su Nan Su bisa melihat jelas.
Darahnya mendesir, rasa takut dan kagum
terhadap tubuh Liok Bi Lan bercampur menjadi satu.
Liok Bi Lan sudah melangkah mendekati Su Nan
Su, sikapnya sekarang tidak galak seperti tadi,
malah sangat manja sekali, karena saat itu kedua
tangannya sudah melingkari leher Su Nan Su.
"Ayolah, kau harus mengisi kesepianku!" berbisik
Liok Bi Lan Sebetulnya Su Nan Su masih ketakutan tapi
keindahan tubuh Liok Bi Lan membuat darahnya
mendesir jauh lebih cepat, dia juga akhirnya mulai
melupakan rasa takutnya ketika tangan Liok Bi Lan
demikian pandainya membuat Su Nan Su menjelma
jadi laki-laki yang benar-benar sangat jantan.
Akhirnya Su Nan Su memang benar-benar sudah
melupakan semua rasa takutnya, dia juga sudah
tidak ingat lagi apakah wanita yang ada dalam
pelukannya ini hantu atau memang gadis cantik
manusia sama seperti dirinya.
Dia telah tenggelam dalam cumbu rayu dengan
Liok Bi Lan, napas Su Nan Su memburu keras,
1248 seperti juga dia tengah berlari kuat-kuat, begitu
panas napasnya. Tapi, mendadak terdengar suara seruan marah
Liok Bi Lan. "Laki-.laki bodoh tidak punya guna !"
Disusul juga dengan tubuh Su Nan Su terpental
keras terbanting di tanah ! Rupanya dia tidak
berhasil mengisi kesepian Liok Bi Lan.
Justeru Bwee-sim-mo li membawa Su Nan Su
demi kepentingan untuk mengisi "kesepian jiwa dan
hatinya yang dirasakannya belakangan ini sangat
gersang sekali, tapi laki-laki ini justeru terlalu
mementingkan dirinya sendiri, bukan Liok Bin Lan
yang terobati dari rasa kesepiannya, malah Su Nan
Su yang seperti laki-laki rakus yang telah berusaha
mendapatkan semua-nya untuk dia.
Dan semuanya berlangsung begitu singkat dan
cepat, membuat Liok Bi Lan jadi sangat kecewa,
maka akhirnya dia mendorong dada Su Nan Su,
sampai badan -laki-laki itu "terbang" ke tengah
udara kemudian terbanting keras di tanah !
Su Nan Su waktu sangat lemas tak bertenaga,
tahu-tahu dadanya didorong begitu kuat, sampai
terpental. Waktu terbanting, dia kesakitan sekali,
menyebabkan dia berteriak, matanya berkunangkunang
dan kepalanya pusing bukan main.
Liok Bi Lan telah meloncat bangun dan
mengenakan pakaiannya lagi dengan muka merah
1249

Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

padam karena mendongkol, karena apa yang
diinginkannya tidak juga diperolehnya. Dia menyesal
sekali selama ini tak bisa memperoleh pemuda atau
orang muda yang benar-benar jantan dan tangguh
untuk mengisi kesepian hatinya.
Seakan saja dia mendapat orang muda yang
bersemangat pada awalnya saja, kemudian seperti
balon yang kempis, sebelum dia memperoleh
kesempatan melenyapkan kesepian hatinya.
Waktu itu Su Nan Su sudah merangkak bangun,
dia berdiri gemetar ketakutan. Sebetulnya kedua
lututnya lemas tidak bertenaga, tapi rasa takutnya
menyebabkan dia berhasil berdiri dengan
memaksakan diri mengerahkan seluruh sisa
tenaganya. "Pakailah kembali bajumu !" perintah Liok Bi Lan
dengan suara yang bengis.
Su Nan Su mematuhi perintah itu, tangannya
gemetar waktu dia memakai kembali bajunya.
Kemudian selesai mengikat tali pinggangnya dia
berdiri ketakutan dengan kedua tangan diturunkan,
kepalanya tertunduk dalam-dalam. Dia yakin, bahwa
wanita ini manusia, sebab kalau hantu tentu dia tak
bisa merabahi seluruh tubuh yang begitu padat
berisi, juga dengus napasnya begitu hangat,
Tapi, sekarang, dia tidak tahu mengapa wanita
cantik ini begitu marah kepadanya. Dia jadi tidak
1250 mengerti akan sikap wanita ini, yang sebentar
hangat sebentar marah, sebentar mesra, sebentar
bengis. "Kau seharusnya dihukum mati" kata Liok Bi Lan
tawar. "Telah kau kecewakan hatiku... tapi biarlah,
aku tidak mau melihat kau mampus di depan
mataku !" Setelah berkata begitu, tanpa bisa diikuti
oleh pandangan mata Su Nan Su tangan kanan Liok
Bi Lan telah menyambar menotok beberapa jalan
darah Su Nan Su, totokan itu telah diperhitungkan,
biarpun jatuh di jalan darah yang mematikan, tapi
tidak membuat Su Nan Su jatuh rubuh mati
seketika. Dan itu sudah diperhitungkan benar-benar
oleh Liok Bi Lan. "Sekarang," kata Liok Biak Lan sambil tersenyum
bengis setelah menotok beberapa titik jalan darah
Su Nan Su. "Kau lihatlah baik-baik !" Setelah bekata
begitu Liok Bi Lan mengerahkan sinkangnya, maka
dari sekujur tubuhnya mengepul asap putih yang
tipis. Kaget setengah mati Su Nan Su. "Hantu...!"
teriaknya sambil mundur. Karena memang dia tahu
dari cerita-cerita, jika hantu hendak pergi, tentu
dengan mudah tubuhnya menghilang setelah dari
badannya mengeluarkan gumpalan asap.
Dan sekarang wanita cantik ini juga
mengeluarkan asap dari sekujur tubuhnya, tentu
saja membuat Su Nan Su jadi ketakutan lagi. Dia
1251 mengawasi dengan mata terbelalak lebar-lebar pada
Liok Bi Lan. asap yang keluar dari tubuh wsnita ini
semakin lama semakin banyak.
Asap itu berasal pengarahan sinkang yang benarbenar
telah mencapai tingkat sangat tinggi.
Sambil tertawa nyaring Liok Bi Lan
mempergunakan gingkangnya, tahu-tahu tubuhnya
melesat lenyap dari tempatnya. Su Nan Su memang
tengah ketakutan, dia juga tak bisa mengikuti
gerakan badan Liok Bi Lan begitu cepat, karena
tahu-tahu telah lenyap dari penglihatannya.
Dia sampai menggigil keras sekali, karena
menyangka hantu di depannya telah menghilang.
Setelah tersadar pada keadaannya, dengan diiringi
jerit ketakutan Su Nan Su berlari sekuat tenaganya
meninggikan tempat itu, kembali ke warung arak di
mana teman-temannya telah menanti.
Si bungkuk, pemilik warung arak itu, juga temantemannya,
jadi kaget tidak terkira karena
mendengar jeritan yang panjang penuh rasa ngeri
dan ketakutan Su Nan Su yang dari kejauhan
mendesir semakin mendekati. Akhirnya tampak Su
Nan Su berlari seperti terbang saja kerakusan bukan
main disertai jeritannya, napasnya memburu keras
sekali, ketika sampai di dekat warung arak dia
berhenti dengan napas memburu: "Hantu... han...
hantu itu... dia... dia benar hantu... hantu cantik...
1252 aku... aku telah dipaksa... untuk mengisi keispian
hatinya...!" Kawan-kawannya telah berlari keluar ruangan
warung arak, mengelilingi Su Nan Su unruk
mendengar ceritanya tentang hantu cantik itu, wajah
mereka pucat, Sedangkan Su Nan Su sendiri
demikian pucat mukanya, sehingga seperti kapur
tembok, badannya menggigil keras sekali.
"Di mana hantu itu sekarang ?" tanya A-puy, dari
mukanya jelas dia merasa ngeri.
"Dia .... dia menghilang...!" Berkata sampai di
situ napas Su Nan Su tersendat, lehernya seperti
dicekik sesuatu, napasnya jadi putus dan dadanya
seperti hendak meledak karena sesak tak terkira, dia
berkelojotan dan rubuh terguling di tanah, badannya
berguling-guling tanpa mengeluarkan suara
tenggorokannya saja yang terdengar bunyi
"Krokkkkkk ! Krokkkk....!"
Semua kawan-kawannya kaget dan ketakutan,
apa yang telah terjadi pada Su Nan Su" Mereka
merasakan seluruh bulu tengkuk jadi berdiri.
Tubuh Su Nan Su berkelojotan dengan mata
mendelik lebar-lebar, tubuh terbuka serta lidah
melelet keluar, kedua tangannya memegangi
lehernya seperti juga lehernya itu sedang tercekik
sesuatu. 1253 Kemudian dadanya mengejang kaku diam tak
bergerak lagi. Napasnya telah putus, lidahnya
terjulur panjang. Sebetulnya Su Nan Su mati akibat totokan yang
dilakukan Liok Bi Lan dengan perhitungan tepat, dia
membiarkan Su Nan Su sempat berlari mencapai
warung arak itu. Dia memperhitungkan sangat jitu,
karena sekarang Su Nan Su sudah menggeletak mati
dicekik oleh hantu cantik itu, muka mereka pucat
pias dan seperti telah berjanji semuanya berlari
meninggalkan warung arak tersebut, mereka pulang
kerumah masing-masing dengan badan menggigil.
Tak seorangpun berani menyentuh tubuh Su Nan
Su yang menggeletak di tanah dalam keadaan
kejang kaku dengan mata mendelik dan lidah
terjulur panjang. Sie bungkuk juga ketakutan, dengan badan
gemetar dia berusaha menutup warung araknya,
kemudian melingkar di pembaringan dalam
kamarnya dengan tubuh tidak hentinya menggigil
keras. Tubuh Su Nan Su yang sudah kaku dingin tidak
berjiwa lagi menggeletak saja di jalan.. Sie bungkuk
maupun teman-teman Su Nan Su tidak berani
memeriksa keadaan Su Nan Su mereka menunggu
sampai besok pagi, dengan para penduduk lainnya
barulah memeriksa keadaan Su Nan Su.
1254 Mereka semua yakin bahwa Su Nan Su mati
karena menjadi korban hantu cantik.. dicekik mati,
Tapi tak seorangpun yang tahu bahwa sebenarnya
Su Nan Su mati akibat totokan dibeberapa titik jalan
darahnya yang telah membuat napasnya tersumbat
dan akhirnya membuat dia mati seperti tercekik
karena memang dia tidak bisa bernapas lagi
peristiwa ini telah menggemparkan penduduk
kampung tersebut, seluruh penduduk kampung
Yuan-ci jadi ketakutan selama beberapa hari
berikutnya, mereka takut kalau-kalau hantu cantik
itu muncul lagi dan menggangu mereka.
Jilid ke 28 "Iblis tidak tahu malu !"
Kata-kata makian itu membuat Bwee-sim-mo-li
Liok Bi Lan terkejut juga marah, dia sampai
memutar tubuhnya dengan cepat dan tangan
kanannya bergerak menghantam ke arah
gerombolan pohon dari mana datangnya suara
makian tersebut. Angin pukulan itu bercuitan karena Bwee-simmoli mempergunakan jurus pukulan menghantam
udara kosong disertai tenaga sinkang yang kuat,
maka tak heran daun daun beterbangan kena di
sambar tenaga pukulan yang sangat dahsyat itu.
Berkelebat sesosok bayangan sambil
memperdengarkan tertawa dingin, meloncat keluar
1255 dari tempat persembunyiannya di belakang pohonpohon
yang rimbun, karena angin pukulan itu jelas
kuat sekali dan jika dia menangkis pasti akan
membahayakan keselamatan dirinya, dia dalam
keadaan berjongkok. Bwe-sim-mo li tidak mau memberikan
kesempatan kepada orang yang sejapat memakinya
itu buat mengadakan persiapan, setelah pukulan
tangan kanannya berhasil memaksa orang itu keluar
dari tempat bersembunyinya, tanpa menunggu
sampai kedua kaki orang itu hinggap di tanah, badan
Bwee-sim-mo-li Liok Bi Lan telah melesat sangat
cepat dan ringan, kedua tangannya bergerak-gerak
seperti cakar naga yang hendak mencengkeram
mangsanya, dari kedua telapak tangan Bwee-simmo
li meluncur angin pukulan yang dahsyat.
Orang itu berseru kaget, dia mati-matian
menangkis memakai kedua tangannya, sebab sudah
tidak keburu mengelakkan lagi pukulan iblis yang
ganas ini. Tapi, tenaga dalamnya masih kalah jauh
jika dibandingkan dengan tenaga dalam Bwee-simmoli, sebab begitu tenaga dalam mereka saling
bentur, tak ampun lagi badan orang itu terpental
berguling-guling di tanah diiringi jerit kesakitan !
Bwee-sim-mo-li diam tak mengejar lebih jauh, dia
membiarkan orang itu meloncat berdiri, dan melihat
pakaian orang itu penuh tambalan, berpakaian
sebagai pengemis, yaitu anggota dari Kaipang!
1256 "Hmm, kukira siapa, tak tahunya kura-kura
miskin melarat dari kaipang!" mengejek Bwee-simmoli tawar. "Baik, kau sudah bosan hidup rupanya
berani mengintip apa yang kulakukan ! Setiap orang
yang bertemu denganku sebetulnya sudah lebih dari
cukup untuk aku membunuhnya, apalagi sekarang
kau demikian kurang ajar berani mengintai apa yang
kulakukan !" Pengemis itu memang anggota kaipang usianya
baru tigapuluh tahun. Di dalan kaipang dia dipanggil
dengan sebutan Lo kan,kepandaiannya cukup tinggi
dan menduduki tingkat keempat. Tadi dia memang
kebetulan sekali lewat di dekat tempat di mana
Bwee-sim mo-li tengah memaksa Su Nan Su untuk
mengisi kesepian hatinya.
Sebetulnya pengemis ini, yang tengah ikut Toan
Yok untuk memata-matai semua rombongan Cu Lie
Seng ingin sekali keluar untuk melabrak Bwee-simmo
li, tapi dia menyadari kepandaiannya tidak
mencukupi untuk menandingi iblis yang kejam itu.
Karenanya dia berdiam diri saja di tempat
persembunyiannya, di balik pohon-pohon yang
rimbun. Dia memang menyaksikan semua yang
dilakukan Liok Bi Lan terhadap Su Nan Su. Sampai
akhirnya dia menyaksikan betapa kejamnya Liok Bi
Lan menotok beberapa titik jalan darah mematikan
di tubuh Su Nan Su, dengan tenaga totokan yang
telah diperhitungkan benar sehingga Su Nan Su
1257 tidak mati di waktu itu juga, diberi kesempatan
untuk pulang ke dalam kampung.
Rasa gusar dan muak melihat apa yang dilakukan
Bwee-sim-mo-li, membuat Lo-kan jadi tak bisa
menahan diri dan memakinya juga setelah Su Nan
Su berlari-lari pergi. Waktu itu melompat "lenyap" dari hadapan Su
Nan Su, sebetulnya Bwee-sim-mo-li tidak pergi jauh,
sebab dia cuma menempatkan dirinya di atas
sebatang cabang pohon, berjongkok dan tertawa geli
ketika melihat Su Kan Su lari terbirit-birit karena
menyangka dia telah menghilang dan sebagai hantu
cantik yang sangat menakutkan sekali."
Lo kan berada di tempat itu juga secara
kebetulan. Dia diperintahkan Toan Yok, pangcunya,
untuk menyelidiki keadaan orang-orangnya Cu Lie
Seng. Dan dia bertemu dengan Bwee-sim-mo-li,
walaupun jeri, tapi dia gagah sekali, dia tidak segera
lari meninggalkan tempat itu, karena Lo kan ingin
sekali mengetahui apa yang akan dilakukan Liok Bi
Lan membawa-bawa Su Nan Su.
Dan akhirnya Lo-kan mengerti apa yang mereka
lakukan di tempat itu, setelah menyaksikan sendiri
semua yang dilakukan Bwee-sim mo-li dan Su Nan


Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Su. Sungguh memuakkannya.
Tetapi sekarang dengan saling beradunya
kekuatan tangkisan yang dilakukannya dengan
1258 tenaga pukulan Bwee-sim-mo-li dia semakin yakin
bahwa dirinya bukan tandingan iblis yang jahat dan
kejam ini. Maka dia pikir jalan yang paling baik
adalah menyingkir, karena percuma saja jika dia
melakukan perlawanan. Sambil meloncat berdiri dia memutar tubuhnya
hendak melesat pergi dari tempat itu dengan
mempergunakan ginkangnya. Tapi, baru saja
tubuhnya melesat ke tengah udara, tiba-tiba melesat
beberapa sinar terang dan kedua pahanya dirasakan
sakit bukan main, membuat dia menjerit dan rubuh
terjungkel lagi di tanah, dengan kedua kaki lumpuh
tak bisa berdiri lagi, sebab Bwee-sim mo li telah
menyerangnya dengan jarum beracunnya !
"Hemmm !" si iblis melangkah menghampiri
dengan muka dingin pada pengemis ini.
"Kau harus mati. Sudah ku katakan tadi, siapa
saja, bertemu denganku berarti dia harus mati, apa
lagi kau yang dengan sengaja mengintai apa yang
kulakukan! Kematianmu tentu saja bukan cara yang
enak, harus perlahan-lahan!"
Lo kan nekad, dia tahu tak mungkin lolos dari
tangan ibis yang kejam ini. Maka jalan satu-satunya
ialah mengadu jiwa dengan iblis tersebut. Melihat
Bwee sim-mo-li tengah melangkah menghampirinya,
tahu-tahu tangan dirinya menekan tanah, tubuhnya
melesat menubruk si iblis dengan tangan kanan
1259 menyambar ke dada Bwee-sim mo-li, maksudnya
hendak mengadu jiwa. Dia tidak peduli lagi dengan penjagaan dirinya
dan keselamatannya, juga tangan kirinya ikut
melakukan serangan tenaga pukulannya bercuitan,
dia telah mempergunakan seluruh Lwekang-nya
Bwee sim mo li benar-benar lihai, karena
sedikitpun dia tidak berkisar dari tempatnya.berdiri.
Matanya saja mengawasi tajam dan waktu kedua
tangan pengemis ini hampir mencapai sasaran,
tahu-tahu dia menekuk ke-dua lututnya, dan kedua
tangannya dilonjorkan. "Nggggekkkkk... Blesssss!"
Sepuluh jari tangan Bwee-sim- mo li menancap
dalam sekali dada si pengemis, mata Lo-kan
mendelik, mulutnya terbuka lebar, seperti juga dia
tidak percaya pada jurus yang begitu aneh dan
cepat, di mana kesepuluh jari tangan iblis tersebut
bisa menembusi dadanya tanpa dia melihat gerakan
kedua tangan iblis tersebut, dan akhirnya tubuhnya
mengejang, waktu Bwee-sim-mo-li menarik ke
sepuluh jari tangannya dari dada si pengemis, badan
Lokan terguling dengan dada mengeluarkan darah
sangat banyak, memancur... kemudian berkelojotan
sejenak, terdengar suara di tenggorokannya dan
tubuhnya kemudian diam kaku, tak bergerak lagi
mati. 1260 Bwee-sim-mo Ii tertawa mengejek, dia
mempergunakan baju korbannya untuk menyusut
tangannya, agar bersih dari lumuran darah,
Kemudian seperti tidak terjadi sesuatu dia
melangkah pergi meninggalkan tempat itu, tanpa
menoleh lagi meninggalkan mayat Lokan
menggeletak disitu. Tubuh Bwee-sim-mo li melesat
berkelebat, lenyap dalam kegelapan malam . . .
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Malam memang selalu gelap. Tapi tidak ada
sesuatu yang abadi, kegelapan itu akhirnya lenyap
dengan munculnya matahari fajar menggantikan
rembulan untuk menyinari bumi dengan sinarnya
yang hangat, mengusir kegelapan.
Tapi disaat fajar mulai menyingsing, tampak
balasan sosok tubuh sedang menuju ke suatu
tempat yang tampak merupakan tujuan mereka.
Semuanya membekal senjata tajam, sikap mereka
penuh kewaspadaan, dan yang lebih luar biasa
semua orang berpakaian sebagai TOSU, pendeta
penganut agama To. Sikap mereka tegang, terlihat jelas dari muka
masing-masing yang tak ada senyum dan serius
sekali, mata mereka bersinar tajam, penuh
kewaspadaan. 1261 Didepan rombongan tosu ini, berlari seorang tosu
berusia lanjut. Dia memang seorang berilmu tinggi,
karena badannya ringan sekali seperti terbang
berkelebat pergi mendekati tempat yang dituju,
kedua kakinya seperti tidak menginjak tanah.
Waktu sampai ditempat tujuan mereka yaitu
sebuah lapangan tidak begitu besar dan di kejauhan
terlihat belasan tenda perkemahan semuanya
berhenti berlari, Yang menjadi pemimpin rombongan
tosu itu, yaitu tosu tua yang sudah berusia kurang
lebih enam puluh tahun dan berjalan di sebelah
depan, mengisyaratkan dengan pedangnya yang
dikibaskan ke atas maka belasan tosu itu berpencar
membagi diri mengambil sikap seperti mengepung.
"Hmm. . sekarang kita harus mempertaruhkan
nama baik Kun lun kita, jika memang tak berhasil
kita harus membuang jiwa !" menggumam tosu yang
sudah tua itu kepada tosu yang berdiri di
sampingnya yang menemaninya walaupun kawankawannya
yang lain sudah berpencar mengambil
tempat masing-masing disekitar tempat itu.
"Benar, suheng!" mengangguk tosu yang diajak
bicara itu mungkin berusia lima puluh empat tahun,
sikapnya gagah sekali, matanya bersinar tajam
menunjukkan dia memiliki kepandaian tinggi. "Usaha
kita sekali ini harus berhasil, jika gagal lebih baik
kita tak perlu kembali ke Kun-lun-san! "
1262 "Bagus... apakah semuanya sudah siap?" tanya
pemimpin tosu-tosu itu lagi.
"Semua sudah siap, suheng" Mereka hanya
menanti perintah Suheng .,..!" menyahuti tosu yang
seorang itu. Tosu tua itu mengawasi ke tenda-tenda yang
terpisah tak jauh lagi yang dari tempat dia dan tosutosu
lainnya berada. Sampai akhirnya diiringi dengan
suara nyaring, badannya telah meloncat
menghampiri tenda-tenda itu, diikuti oleh tosu-tosu
yang lainnya. Gerakan tubuh mereka semuanya ringan dan
gesit, juga ditangan masing-masing sudah mencekal
pedang yang berkilauan terkena sinar matahari pagi.
Semuanya menyerbu ke tenda tenda itu.
Dari dalam tenda keluar belasan orang juga.
Mereka tak lain Tang Siansu dan yang lain-lainnya.
Mereka sudah mengetahui kedatangan belasan
orang tosu ini, Tang San Siansu tak mau para
pengawalnya menjadi kurban dan berjatuhan mati di
tangan para tosu itu yang tampaknya lihai dan
gagah. Sebagai seorang yang sudah mencapai sinkang
sangat tajam. Yang luar biasa justeru dia bisa
menerka berapa tinggi kepandaian tamu yang tak
diundang dengan hanya mendengar suara langkah
kakinya saja! 1263 Dan sekarang dia juga tahu bahwa belasan orang
tosu yang menyatroni rombongannya semua
berkepandaian tinggi, karenanya dia telah
perintahkan Cu Lie Seng tak keluar, dia saja
bersama-sama dengan Pak mo, See-mo dan yang
lain-lainnya keluar menyambut.
Tosu tua itu sudah berdiri di depan Tang San
Siansu, bentaknya tanpa memberi hormat kepada
pendeta itu. "Kerbau gundul cepat kau berikan
daftar nama orang-orang gagah dan menyerahkan
orang kepada kami!" Waktu itu Tang San Siansu sudah melihat jelas
tosu tua itu. dia tertawa bergelak-gelak sampai
tubuhnya ikut tergoncang. "Ah, kiranya Yuan Ci Tojin
! Siapa sangka kau datang berkunjung kemari !
Sayang aku tak bisa menyambut kedatanganmu
dengan jamuan yang meriah ! "
"Jangan banyak rewel, cepat serahkan daftar
nama orang-orang gagah dan menyerahkan orang
pada kami ! " "Siapa yang hendak kau minta?" Tanya Tang San
Siansu dingin dan tidak memandang sebelah mata
pada tosu ini, bahkan mata nya yang tajam luar
biasa telah mengawasi satu persatu tosu-tosu
lainnya. 1264 "Orang yang hendak kami minta adalah muridmu,
Cu Lie Seng! Dia akan kami bawa ke Kun lun.san,
nanti Ciangbunjin kami akan mengadilinya !"
Tang San Siansu tetap tenang, dia tidak
memperlihatkan sedikitpun perasaan kaget, malah
kemudian dengan sikap mengejek dia bilang: "Kalian
hendak minta muridku agar bisa dibawa oleh kalian
ke Kun lun-san ?" tanyanya dingin. "Bagus ! Kukira
kau sudah makan nyali macan dan gajah sehingga
berani bersikap demikian kurang ajar padaku !"
Tosu tua yang jadi pemimpin rombongan tosu itu,
yang tadi disebut gelarannya oleh Tang San Siansu
dengan panggilan Yuan Ci Tojin, tidak mau rewel,
tangan kanannya telah melepaskan jarum jarum
"Bwee-hoa-ciam" yang sangat halus empat puluh
batang lebih Bwee-hoa-ciam sudah menyambar ke
dada Tang San Siansu. Yuan Ci Tojin adalah tosu berkepandaian tinggi,
dia melatih senjata rahasianya itu selama duapuluh
tahun lamanya. Tak pernah ada orang yang sanggup
menerima timpukan jarum Bwee-hoa-ciamnya, apa
lagi dia memang menyerang dengan sekaligus
begitu yaitu mempergunakan Bwee-hoa-ciam
dengan jumlah sangat banyak, biarpun Tang San
Siansu memiliki kepandaian tinggi, tak mungkin dia
bisa lolos dari sambaran jarun Bwee-hoa-ciam.
Melatih Bwee-hoa ciam bukanlah pekerjaan yang
mudah, seseorang harus melatih untuk
1265 mengendalikan dulu bobot jarum yang dipergunakan
sebagai senjata rahasia, sebab tenaga menimpuk
jarum-jarum yang berukuran halus dan kecil itu,
harus disertai dengan sinkang kuat.
Jika tidak, jangan harap Bwee-hoa-ciam bisa
memberikan hasil yang sempurna, tenaga
menancapnya tentu tidak bisa terlalu kuat. Sekarang
jarum-jarum Bwee-hoa-ciam itu dilepas oleh seorang
ahli seperti Yuan Ci Tojin. tenaga sinkang tojin itu
cukup tinggi, maka jarum-jarum itu secepat kilat
telah menyambar sekujur badan Tang San siansu.
Namun Tang Siansu sediktpun tidak memandang
sebelah mata pada senjata rahasia tosu tersebut,
malah dengan gesit tahu tahu di tangannya sudah
tercekal sebatang tombak yang diambil dari salah
seorang Kim-ie-wie yang berdiri tak begitu jauh
darinya. Dan, sekali memutar tombak itu, maka rontoklah
jarum-jarum Bwee-hoa ciam tersebut, sebagian
menjadi bubuk, sedangkan sebagian lagi menempel
di ujung tombak itu, seperti bunga bwee.
Tidak kepalang kaget dan kagumnya Yuan Ci
Tojin dan kawan-kawannya melihat kehebatan
sinkang Tang San Siansu. Sebagai orang yang sudah
mencapai tingkat sangat tinggi maka Tang San
Siansu dapat mempergunakan sinkangnya dengan
baik, dia leluasa untuk menyalurkan tenaga
1266 dalamnya baik pada lengan maupun benda yang
dicekalnya. Karena tenaga dalam itu telah disalurkan pada
batang tombak, maka batang tombak seperti
berobah jadi besi berani yang memiliki daya menarik
yang kuat, jarum-jarum tersedot keujung tombok itu
dan berkumpul menempel menjadi satu seperti
bunga bwee yang gompiok! Yuan Ci Tojin menyerang, pedangnya berkelebat
secepat kilat akan menikam leher Tang San Siansu,
namun pedangnya dapat di-sampok oleh tombak
Tang San Siansu begitu keras, sehingga pedang
patah jadi dua ! Yuan Ci Tojin yang sudah nekad tidak mundur,
dia menyerang terus dengan pedang buntungnya.
Tang San Siansu beberapa kali memaksa tosu itu
untuk merobah cara menyerangnya karena
tombaknya dapat mendesak hebat sekali. Tenaga
dalam tosu itu bagaimanapun memang masih berada
dibawah sinkang Tang San Siansu.
Tosu-tosu lainnya sudah menyerbu, mereka
menyerang Tang San Siansu. "Biarkan aku yang
membereskan mereka semua !" Teriak Tang San


Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siansu kepada kawan-kawannya. Pak-mo dan yang
lainnya jadi berdiri diam menyaksikan jalannya
pertempuran tersebut tanpa ikut turun tangan,
mereka diam-diam semakin kagum pada Tang San
Siansu, karena dengan cara bertempur seperti
1267 sekarang ini Tang San Siansu seperti sedang
mempercontohkan kepandaiannya yang memang
sangat tinggi, sehingga setiap serangannya itu
membikin tosu-tosu yang berjumlah belasan orang
tersebut tak dapat mendesaknya sedikitpun juga.
Bahkan Tang San Siansu selalu berhasil
mendesak lawan-lawannya dengan tombaknya yang
digerakkan sangat dahsyat,sehingga bergulunggulung
sambil memperdengarkan suara bercuitan
nyaring, karena kuatnya sinkang yang telah
disalurkan pada batang tombak tersebut.
Yuan Ci Tojin sudah mengambil pedang salah
seorang temannya, membuang pedang buntungnya,
kemudian menyerang lebih dahsyat pada Tang San
Siansu. Dengan dibantu oleh teman-temannya Yuan
Ci Tojin jadi lebih hebat dari tadi, karena kalau tadi
dia hanya seorang diri menghadapi Tang San Siansu,
sekarang Tang San Siansu dibikin sibuk oleh temantemannya
dan Yuan Ci Tojin bisa menyerang
semakin hebat. Tang San Siansu mengempos semangatnya,
waktu dia mengayunkan tombak pada tangannya
seperti gulungan sinar hitam, terdengar dua kali
jeritan disusul meloncat mundur dua orang tosu
dengan dada yang berlumuran darah. Tapi kedua
orang tosu itu tidak roboh, mereka nekad sekali
meloncat maju lagi, sekali ini tanpa peduli akan
keselamatan dirinya, mereka sudah meloncat dekat
1268 sekali dengan pedang menikam dada Tang San
Siansu. Tapi, belum lagi pedang mereka tiba di sasaran,
tombak Tang San Siansu telah berkelebat membuat
leher mereka robek oleh mata tombak, sampai
kepala kedua tosu itu hampir putus dari lehernya,
karena luka di dileher mereka begitu besar, darah
juga mancur deras. Mata kedua tosu itu terbuka lebar-lebar, mereka
tidak percaya bahwa di dunia ada kecepatan yang
demikian seperti yang dilakukan Tang San Siansu.
Dalam keadaan seperti ini Yuan Ci Tojin yang
sudah nekad tidak tinggal diam, pedangnya
berkelebat menikam. "Brettttt!" mata pedangnya
berhasil memobek baju di pundak Tang San Siansu.
Sebetulnya mata pedang itu menikam pundak
Tang San Siansu, namun kulit pundak Tang San
Siansu keras melebihi besi, dia memiliki ilmu kebal,
sehingga pedang tak dapat menikam tembus
pundaknya, melesat melejit ke samping, merobek
baju Tang San Siansu saja.
Tapi, hebat kesudahannya untuk Yuan Ci Tojin.
Karena gagal serangannya itu, waktu tangannya
tengah terulur menikamkan pedangnya, mata Tang
San Siansu menyambar bersilang dari samping
kanan ke kiri, masuk ke bawah ketiak Yuan Ci Tojin
waktu itulah mata tombak tersebut telah menikam
1269 ke iga Yuan Ci Tojin, ketika Tang San Siansu
mengangkat tombaknya, maka tubuh Yuan Ci Tojin
yang seperti disate oleh tombak itu terangkat naik
ke tengah udara ! Kawan-kawan Yuan Ci Tojin kaget, mereka
merasa ngeri bukan main dan marah kalap sekali,
mereka meloncat bersama menikam dan menabas
dengan pedang masing-masing.
Tang San Siansu memutar tombaknya, badan Yu
Ci Tojin yang berada di mata tombaknya ikut
berputar, dan terdengar suara "Desssss...
Bleeesssss...!" berulangkali, sebab pedang-pedang
para tosu itu telah menabas dan menikam badan
Yuan Ci Tojin sampai badan tosu itu terpotongpotong,
kaki tangannya buntung! Yuan Ci Tojin benar-benar kuat, karena dia tidak
mati biarpun keadaannya sudah demikian, tiba-tiba
dia mengempos seluruh sisa tenaganya, dengan
mengerang, tahu tahu tubuhnya yang sudah racik
itu meluncur terlepas dari mata tombak, karena
tubuhnya seperti bisa meloncat ke atas, dan
kepalanya menyeruduk akan membentur kuat sekali
kepala Tang San Siansu ! Inilah cara mengadu jiwa dari orang-orang Kun
lun-pai, saat terakhir Yuan Ci Tojin tidak mau mati
sendirian, dia telah mengempos semangatnya yang
terakhir untuk mati bersama dengan Tang San
Siansu. 1270 Kaget Tang San Siansu, dia tak keburu
mengelakkan benturan kepala Yuan Ci Tojin, dan
satu-satunya jalan hanyalah mengerahkan
sinkangnya pada kepalanya.
"Dukkkkk ....!" kepala Yuan Ci Tosu membentur
kepala Tang San Siansu, darah bercampur otak
segera berpercikan kemana-mana, badan Yuan Ci
Tojin meloso roboh terbanting di tanah, berkelojotan
beberapakali, kemudian diam tak bergerak lagi,
mati. Ternyata akibat benturan kepalanya dengan
kepala Tang San Siansu menyebabkan kepala Yuan
Ci Tojin sendiri yang pecah hancur dan mati,
sedangkan kepala Tang San Siansu sama sekali tak
mengalami cidera, kepala Tang San Siansu begitu
kuat. Dia cuma merasa agak gelap pandangan matanya
dan berkunang-kunang ketika kepala Yuan Ci Tojin
membentur kepalanya, itu hanya sekejap dan
beberapa detik, kemudian matanya bersinar tajam
lagi memandang terang. Bahkan, dengan kepala berlumuran darah dan
otak, darah dan otak Yuan Ci Tojin yang menodai
baju dan kepalanya. Tang San Siansu mengamuk seperti naga terluka.
Tombak ditangannya menyambar-nyambar memakai
"Liong beng-kun" dahsyat sekali ! Angin pukulan
1271 kedua tangannya menderu-deru dansyat, bagaikan
amukan badai, setiapkali telapak tangannya itu, baik
tangan kiri maupun tangan kanan menyambar,
maka maka terdengar jerit menyayatkan hati,
seorang tosu telah terpental dan ambruk dengan
mata juling dan mulut terbuka, dada yang melesak
karena tulangnya hancur remuk, hanya sempat
berkelojotan beberapakali dan kemudian putus
napas! Waktu itu cuma tinggal lima orang tosu. mereka
tidak berusaha melarikan diri biarpun melihat
kawan-kawan mereka seorang demi seorang roboh
mati di tangan Tang San Siansu.
Mereka benar-benar nekad dan seperti sengaja
hendak mati dengan semangat penuh,
mempertaruhkan jiwa dengan Tang San Siansu.
Kelitna tosu itu menjerit serentak, mereka meloncat
kalap menikam dengan pedang masing-masing.
Melihat serangan yang datang serentak seperti
ini, Tang San Siansu tidak berkelit, kedua tangannya
berkelebatan dan lima batang pedang lawannya
kena dirampas semua nya, dan waktu Tang San
Siansu menggerakan tangannya lagi, pedangpedang
itu patah menjadi sepuluh potong.
Dan si pendeta bukan hanya sampai di situ saja
bertindak, kedua tangannya cepat sekali telah
menyambar dahsyat, beruntun telah mematikan
1272 kelima tosu itu, yang masing-masing terpental
akibat pukulan mematikan " Liong-beng-kun".
Setelah membereskan kelima tosu ini. Tang San
Siansu berdiri dengan sikap angker, kepala dan baju
berlumuran darah dan otak menyebabkan
keadaannya sangat mengerikan. Teman-temannya
yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut
diam diam menggidik. Demikian hebat Tang San Siansu, seorang diri
telah berhasil membereskan senua lawan-lawannya
yang berjumlah belasan orang itu, bahkan tosu-tosu
yang memiliki kepandaian tidak rendah !
Pak-mo dan yang lainnya diam-diam juga jadi
semakin tunduk pada Tang San - Siansu. Mereka
memiliki kepandaian tinggi, sebagai datuk
persilatan, yang ditakuti oleh orang-orang kangouw,
juga mereka telengas dan kejam, namun mereka
tidak dapat melebihi kehebatan Tang San Siansu!
Waktu itu dengan suara angkuh Tang San Siansu
sudah bilang: "Mereka benar-benar sengaja
mengantar jiwa..! Kun-lun-pai harus dibasmi rata
dengan bumi, tak ada seorang Kun-lun-pai yang
dapat dibiarkan hidup ! Jika kita telah sampai di
kotaraja, nanti akan kuminta pada Cu-kongkong
untuk membasmi habis semua orang-orang Kun-lunpai
!" 1273 Kemudian Tang San Siansu pergi ke tendanya,
dia salin pakaian dan membersihkan badannya dari
noda darah. Baru kemudian dia bercakap-cakap
dengan See-mo, Cu Lie Seng dan yang lain-lainnya.
"Kita harus melakukan perjalanan empat atau
selambat-lambatnya lima hari lagi, kita segera
sampai di kotaraja!" bilang Tang San Siansu dengan
muka yang angker. "Selama lima hari itu kita tak boleh lengah.
Justeru umumnya yang dilakukan olen orang lain
ialah semakin dekat pada tujuan, semakin lengah,
sehingga kita bisa terkecoh oleh lawan, yang
mendadak melakukan serangan total.
Kita harus waspada, jangan sampai semakin
dekat kandang sendiri dibikin malu. Jika memang
mereka tahu kita selalu waspada, kupikir merekapun
akan berpikir dua-kali untuk bertindak ...!"
"Suhu bagaimana dengan orang-orang Siao-lim
sie?" tanya Cu Lie Seng sambil mengawasi gurunya.
"Kukira sekarang sudah tiba saatnya. Setelah kita
tiba di kotaraja nanti kita bicarakan lagi tentang
Siao-lim-sie. Memang sekarang sudah kucapai
tingkat yang tertinggi dari "Liong-beng kun" dan tak
ada seorangpun yang sanggup mengatasi jurusjurus
pukulan "Liong-beng-kun'ku itu ! Kukira, tahun
ini adalah tahun terakhir untuk Siao-lim-si, kalau
mereka tetap tidak tahu diri dan tidak mau
1274 menyerahkan kedudukan Ciangbunjin Siao lim si
padaku, maka mereka harus dibabat habis
semuanya, kuilnya kita ratakan dengan bumi dan
semua pendeta Siao-lim kita bunuh habis mereka!"
"Tetapi kitab-kitab pusaka milik Siao-lim-si itu..."
Cu Lie Seng ragu-ragu. Tang San Siansu tertawa dingin.
"Tentu saja waktu kita menyerbu kesana, yang
paling utama adalah menyelamatkan dulu kitabkitab
itu, sebagian dari kita memecah diri untuk
membereskan kitab-kitab pusaka itu... aku dengan
yang lain akan menghabisi pendeta-pendeta Siao
lim-si... kemudian kita bakar kuil itu !"
Cu Lie Seng tampak girang. Kalau gurunya
berhasil mendapatkan kitab-kitab pusaka Siao lim-si,
jelas akhirnya warisan kitab-kitab pusaka itu jatuh
ke tangannya, karena dia murid kesayangan Tang
San Siansu, tak ada murid lainnya lagi, ilmu silat
andalan maupun kitab pusaka semuanya akan jatuh
di tangannya ! Tiba-tiba muka TangSan Siansu berobah.
"Ehhhhh, mana dia Bi Lan ?" tanyanya.
Dia tidak melihat Bwee-sim-mo-li sejak tadi,
rupanya sekarang baru menyadarinya. Dia
celingukan ke sana kemari, tapi Bwee-sim-mo li
memang tidak berada di antara mereka.
1275 "Ya, sejak tadi kami tak melihatnya juga,"
menyahuti See-mo. "Aku berada di sini !" Tiba-tiba di luar tanda
terdengar suara Bwee-sim-mo-li, disusul munculnya
iblis kejam itu dengan bibir tersenyum-senyum.
Tang San Siansu mengerutkan alis dan menatap
tajam menyelidik pada Bwee-sim-mo-li, kemudian
dia menggerendeng: "Pakaianmu tidak rapi, apakah
kau..." Tapi dia tidak meneruskan kata-katanya
tersebut. Bwee-sim-mo-li tahu bahwa Tang San Siansu
cemburu padanya, pasti dia menduga Bwee-sim-mo
li telah pergi mencari mangsa, korbannya lagi, yaitu
orang orang muda. Sebagai seorang yang licik,
Bwee-sim mo li cepat-cepat memperlihatkan wajah
seperti marah, menggerutu juga:
"Mengapa pakaianku yang kau ributkatn" Aku
baru bangun dari tidur karena mendengar suara
ribut-ribut dan langsung keluar ! Apakah, di dunia ini
ada orang yang bangun tidur dengan pakaian yang


Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tetap rapi dan utuh?"
Tang San Siansu diam tidak menyahuti, cuma
mukanya yang masam memperlihatkan bahwa dia
mendongkol dan tidak senang. Yang lain-lainnya
segera keluar dari tenda meninggalkan Tang San
Siansu, karena setiap kali Tang San Siansu sedang
uring-uringan seperti itu, mereka bisa jadi korban
1276 dimaki olehnya. Maka yang paling selamat adalah
cepat cepat menjauhinya. Sekarang tinggallah Tang San Siansu berdua
dengan Bwee-sim-mo-li di dalam tenda itu. Bweesimmo-li tahu pendeta ini sedang ngambek. Karena
memang selama ini dia jeri dan gentar terhadap
kepandaian dahsyat Tang San Siansu, maka dia
mengalah dan tak mau membawa adat. Dia
menghampiri dan duduk di samping Tang San
Siansu. "Mengapa sih kau selalu marah marah saja ?"
tanya Bwee-sim- mo-li berbisik lirih manja sekali,
tangannya memegang tangan kanan Tang San
Siansu, mengusap usap seperti orang yang tengah
bersedih hati. Tang San Siansu melirik. "Kau sangat liar... tetap saja kau tak bisa tenang
di sampingku, selalu hendak mencari korbankorbanmu
saja...!" menggumam Tang San Siansu
dan wajahnya memperlihatkan rasa cemburu yang
nyata sekali. Bwee-sim-mo-li tersenyum manja. "Kau ini adaada
saja... Apakah Taisu memang menduga begitu
jelek padaku " selama ini aku telah digembirakan
olehmu, aku tak pernah merasa kesepian lagi !
Mengapa aku harus mencari korban-korbanku lagi "
Di dalam dunia ini mana ada manusia yang melebihi
1277 kehebatan taisu " Mana ada laki-laki yang sanggup
menandingi kehebatan taisu?"
Mendengar pujian tidak langsung Bwee-sim mo-li,
Tang San Siansu berkurang mendongkolnya, dia
melirik. "Benarkah aku merupakan satu-satunya
laki-laki yang paling hebat ?" tanyanya.
Bwee-sim-mo-li mengangguk.
"Apakah aku pernah berdusta di depan taisu "
Apakah aku pernah menyatakan pada taisu bahwa
aku tak pernah senang dengan taisu " Aku tidak
pernah bilang bahwa kau gagal menyenangkan
hatiku, bukan ?" Senang hati Tang San Siansu. Dia mencekal
tangan Bwee-sim-mo-li. "Aku inginkan kau selalu
berada di sampingku !" bisiknya.
"Tentu... aku juga senang jika selalu bisa berada
di samping taisu... tapi yang kukuatirkan...." Bweesim
mo-li tidak meneruskan kata-katanya.
"Apa yang kau kuatirkan" Apakah kau takut nanti
ada yang berusaha menghalangi hubungan kita?"
tanya Tang San Siansu cepat dan matanya
memandang tajam. "Atau kau sudah jatuh hati pada
laki-laki lain?" Bwee-sim-mo-li menggeleng.
1278 "Bukan... bukan...!" jawabnya segera. "Tapi yang
kukuatirkan justeru kalau Taisu sudah bosan padaku
dan menendangku! " kata-kata ini diiringi dengan
sikap sangat manja, menjatuhkan kepala di dada
Tang San Siansu, membiarkan pendeta itu memeluk
tubuhnya. Tang San Siansu tertawa gembira, dia memeluk
Bwee-sim-mo-li dengan hangat mulutnya mencium
pipi Bwee sim mo-li yang putih halus.
Bwee sim-mo li mengikik sambil tertawa genit,
tangannya mendorong dada Tang San Siansu.
"Kenapa?" tanya Tang San Siansu sambil
memandang dengan mata terbuka lebar-lebar.
"Geli, kumis jenggotmu begitu kasar,"
menjelaskan Bwee sim- mo-li sambil tertawa.
Tang San Siansu juga tertawa, rasa cemburunya
sudah lenyap seluruhnya. Dia memeluk lagi Bwee
sim mo li, namun sekali ini waktu tangannya
menggerayang, Bwee-sim-mo-li telah mendorong
lagi dadanya. Sekali ini Tang San Siansu jadi
mendongkol. "Mengapa hari ini sikapmu aneh sekali, Bi Lan?"
tegurnya dengan hati tak senang.
1279 "Tunggu dulu... semuanya dapat berlangsung
dengan lancar dan menyenangkan, tapi aku benarbenar
mendongkol dan penasaran !"
"Apa yang membuat kau penasaran"!"
"Kau ! Engkau yang telah membuat aku sangat
penasaran !" "Kenapa" "Tang San Siansu mengawasi semakin
tajam, matanya yang memang sudah, besar
semakin besar saja seperti juga biji matanya hendak
meloncat keluar. "Aku membuat kau penasaran"
Kenapa" Katakan. kenapa?"
"Dulu kau sudah berjanji akan memberitahukan
latihan-latihan "Liong-beng kun" padaku, tapi
sekarang sudah sekian lama kita bersahabat, tapi
tak pernah sepatah kata kouw-hoat (teori) dari jurus
pukulan "Liong-beng-kun" yang kau beritahukan
padaku!" "Ooooh tentang persoalan itu !" kata Tang San
Siansu sambil tertawa bergelak-gelak. "Kukira kau
sudah jatuh hati pada laki-laki lain sehingga jadi
penasaran padaku! Kalau soal itu gampang !
Gampang sekali! Nanti akan kuajarkan padamu teori
dan latihan jurus-jurus pukulan "Liongbeng-kun",
jangan kuatir, aku tak akan membohongimu !"
"Nah, nah apakah ini tidak membuat aku
penasaran ! Kau selalu menggampangkan persoalan,
1280 selalu bilang gampang, gampang, gampang... tapi
buat aku sendiri, sudah sekian lama kunantinantikan
kau beritahukan kauw-hoat "Liong-bengkun",
tetap saja kau tak mau memberi tahukan!
Apakah keadaan seperti ini tidak membuatku selalu
jadi penasaran?" Tang San Siansu berdiam sejenak, alisnya
berkerut. Di dalam hati ia berpikir: "Hemmm. iblis ini
kira aku mudah ditipunya! Dia iblis liar, sekarang dia
tunduk padaku dan menuruti apa yang kuinginkan
karena dia memang mempunyai maksud-maksud
tertentu, disamping itu memang dia sangat takut
padaku ! Coba kalau dia tak gentar padaku, apakah
dia mau tunduk seperti ini! Mengajarkan dia Liongbengkun " Memberi tahukan teori jurus jurus
pukulan "Liong-beng-kun" padanya"
Ooooh, ini hanya membuat dia seperti tumbuh
sayap ! Dia tentu kelak tak tunduk lagi padaku !
Dikiranya aku ini terlalu bodoh untuk menuruti
keinginannya!" Waktu Tang Sin Siansu sedang berpikir seperti
itu. Bwee-sim-mo-li mengawasi saja, Dia juga
berpikir: "Hemmm, setan keparat ini licik sekali, dia
selalu mengelak dan tak mau memberitahukan
kouwkoat "Liong-beng-kun"-nya, Kalau memang
sudah diberitahukan kouwhoat itu dan aku berhasil
merobek seluruh kouwhoat Liong-beng-kun" darinya,
walaupun dia cuma memberitahukan dan
membacakan kouwhoat "Liong-beng kun" satu kali
1281 saja, itu sudah cukup untuk aku memahami jurus
pukulan itu, setidak-tidaknya untuk menciptakan
jurus-jurus lain yang bisa mengatasi "Liong-beng
kun", selanjutnya aku tidak perlu gentar lagi
padanya ....! Tapi, bagaimana caranya untuk
membujuk dia memberitahukan kouwhoat beng-kun
nya ?" Tang San Siansu melihat Bwee-sim-mo-li berdiam
diri seperti itu, tiba-tiba tertawa bergelak-gelak dan
mengulurkan kedua tangannya, merangkul erat
sekali. "Mengapa kau harus bersedih hati seperti itu?"
Apakah kau tidak percaya padaku dan kuatir aku
mendustaikau ?" bisik Tang San Siansu sambil
menciumi pipi dan leher Bwee-sim-mo li.
Bwee-sim-moli menghela napas dalam-dalam.
"Aku benar-benar sedih... aku penasaran, karena
merasa cuma dipermainkan olehmu, taisu."
menyahuti Bwee sim-mo-li. Suaranya mengandung
kesedihan. Tang San Siansu tertawa. "Kau menuduh aku
membuat kau penasaran, sedangkan sebenarnya
aku berusaha untuk menyenangkan kau! Tentang
kouwhoat "Liong-beng kun" nanti pasti
kuberitahukan, sekarang belum waktunya!"
1282 "Kenapa belum waktunya " Nanti atau sekarang
toh sama saja ?" mendesak Bwee-sim-mo-li.
Sekarang bukan saatnya yang tepat, nanti jika
kita sudah tiba di kotaraja akan kuberitahukan
kouwhoat "Liong-beng-kun" itu padamu!"
"Mengapa tidak sekarang" Apa bedanya disini
dengan di kotaraja?" mendesak Bwee sim-mo-li
sambil mengawasi Tang San Siansu dengan sorot
mata tajam. Sekarang aku tentu akan membuat muridku nanti
mendongkol...." menyahuti Tang San Siansu.
"Maksudmu Cu Lie Seng, Cu-kongcu ?" tanya
Bwee-sim-mo-li menegasi. Tang San Siansu mengangguk.
"Benar ... jika dia mengetahui aka
memberitahukan kouwhoat "Liong-beng-kun"
kepadamu, tentu dia akan tersinggung dan merasa
tidak puas. Sebagai murid tunggal pasti dia ingin
agar seluruh kepandaianku hanya diwarisi padanya!
Jika ada perasaan tidak senang padanya tentu
keadaan-keadaan selanjutnya kurang
menggembirakan !" Bwee-sim-mo li tiba mendorong pundak Tang San
Siansu, kemudian tertawa keras: "Lucu! Sungguh
taisu ini sangat lucu !"
1283 Muka Tang San Siansu berobah tidak senang dia
mengawasi tajam pada Bwee-sim-mo-li, karena dia
tersinggung dirinya disebut lucu, dan juga tertawa
Bwee-sim-mo li seperti mengejeknya.
"Apa yang lucu di diriku ?" tanyanya mendongkol.
"Apa yang kau tertawakan " Apakah memang benarbenar
ada sesuatu yang lucu dan tidak beres pada
diriku ?" Bwee-sim-mo-li masih tertawa terus, sampai
memegangi perutnya, karena tertawa geli seperti
itu. "Tentu saja bukan tubuhmu yang lucu, taisu !
Tetapi sikapmu ! Mana ada sejarahnya dalam dunia
kangouw seorang guru kuatir dan takut muridnya
tidak senang karena si guru memberituhukan
kouwhoat kepandaiannya kepada orang lain" Yang
selalu terjadi justeru si murid yang takut dan kuatir
kalau-kalau gurunya gusar dan menjadi tidak senang
hati oleh tindakannya, bukan si guru yang harus
takut dan kuatir!" Muka Tang Sar Siansu berobah. "Aku tidak takut,
mengapa aku harus takut pada Cu si tolol itu ?"
katanya dengan suara agak keras menunjukkan
perasaan tak senangnya. "Cuma aku tak mau
melukai perasaannya, karena aku kuatir jika dia
merasa iri dan tak senang hati nanti, nanti
pelajarannya mengalami kemunduran, semangat
untuk berlatihnya akan turun dan ini mempengaruhi
1284 kemajuannya untuk latihan "Liong-beng-kun" yang
tengah diyakininya! Aku menginginkan dia berhasil melatih dengan
sempurna seluruh kepandaian yang kuwariskan
padanya, karena dia satu-satunya murid tunggalku !
Karena itu, aku tak mau jika kelak dia cuma
membawa malu untukku, karena sebagai murid
tunggalku dia bisa dirobohkan oleh orang lain !
Dia harus memiliki kepandaian yang dahsyat dan
siapapun tak boleh mengalahkannya ! Harus dia
satu-satunya yang berkepandaian tertinggi didalam
dunia kangouw!" Bwee-sim-mo li tertawa lagi.
"Sungguh keinginan yang sangat terpuji, karena
seorang guru demikian memperhatikan untuk
perkembangan muridnya !" memuji Bwe-sim-mo-li.
Dia cerdik, segera dia tahu si pendeta ini merasa tak
senang oleh kata-katanya.
Tapi memang tadi sengaja Bwee-sim mo li
melontarkan kata-kata itu untuk memancing emosi
Tang San Siansu, dia tengah mengatur siasat untuk
menyudutkan Tang San Siansu dan akkirnya nanti
mau memberitahukan teori jurus jurus pukulan
"Liong-beng-kun" padanya.
"Tapi sayang... ada sesuatu yang harus
disayangkan! " 1285

Cula Naga Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Karya Boe Beng Tjoe di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa yang kurang " Aku telah mendidik muridku
dengan sebaik-baiknya, apakah kau anggap
kemajaan muridku itu masih kurang dan pantas
ditertawakan orang-orang gagah dalam kangouw ?"
"Bukan! Bukan itu maksudku ! Tetapi sayangnya,
justeru kau tak bisa membuat muridmu itu
merupakan ciangbunjin dari seluruh pintu perguruan
silat dalam kangouw ! Coba kau bayangkan taisu,
kalau memang kedudukan ciangbunjin dari semua
pintu perguruan silat dijabat oleh muridmu,
bukankah hal itu sangat menggembirakan sekali?"
Tang San Siansu tertegun mendengar perkataan
Bwee-sim-mo-li, tapi kemudian dia bertanya:
"Maksudmu itu menjabat semua kedudukan
ciangbunjin dari pintu-pintu perguruan silat di
seluruh kangouw" Begitu maksudmu?"
Bwee sim-mo-li mengangguk.
"Ya, dia murid seorang yang paling tangguh
seperti taisu, tentu tak ada seorangpun yang berani
menentang ! Menjadi bengcu saja tidak cukup.
Hanya jadi pemimpin kalangan kangouw, dengan
kedudukan ciangbunjin dari setiap perguruan silat
ditangan orang-orang lain, tentu suatu waktu akan
ada sikap membangkang dan memberontak ! Apa
salahnya kalau memang kedudukan ciangbunjin dari
setiap pintu perguruan dipegang oleh muridmu,
sehingga seluruh kangouw dikuasai sepenuhnya!
1286 Tang San Siansu mengangguk-angguk ragu-ragu.
Memang saran yang dikemukakan Bwee sim-mo li
merupakan salah satu cara dan jaian terbaik untuk
menguasai rimba persilatan ! Muridnya memang
tengah berusaha untuk menguasai kangouw dengan
menyatakan bahwa dirinya sebagai bengcu atau
ketua kangouw, dan alangkah lebih baiknya kalau
kedudukan ciangbunjin dari semua pintu perguruan
silat dipegang oleh muridnya, tentu tak ada satupun
pintu perguruan siiat yang berani membangkang
atau memberontak lagi ! "Bagus !" akhirnya Tang San Siansu berseru
nyaring sambil menepuk paha Bwee-sim-mo-li. "Apa
yang kau sarankan memang merupakan pendapat
yang sangat baik. Kedudukan Ciangbunjin Siao- lim-si, Butong,
Kun-lun, Go bie pai dan lain-lainnya dipegang oleh
muridku ! Dalam sejarah persilatan memang belum
terjadi seluruh pintu perguruan silat dipegang oleh
satu orang ! Dan ini memang bisa lebih mudah untuk
menertibkan orang-orang kangouw! Aku akan
berusaha menundukkan semua pintu perguruan
silat, agar mereka mengakui muridku sebagai
ciangbunjin mereka, supaya ciangbunjin mereka
menyerahkan kedudukan ciangbunjin pada muridku!
Jika mereka membangkang tak mau menyerahkan
kedudukan ketua perguruan silatnya, maka kita
babat habis mereka!"
1287 Setelah berkata begitu, Tang San Siansu tertawa
bergelak-gelak nyaring sekali. Tampak dia sangat
gembira. Dia memeluk Bwee-sim-mo-li sambil
menciumi dan memujinya: "Kau benar-benar sangat
cerdas sekali bisa memberikan saran yang demikian
bagus !" "Tapi sayangnya," kata Bwee-sim-mo-li lagi. "Kau
tak pernah menepati janjimu, taisu ! Kalau kau
memberitahukan kouwhoat "Liong-beng-kun"
kepadaku, sehingga kepandaianku lebih mahir dan
lebih tinggi tingkatnya, tentu tak akan sia-sia apa
yang telah kau lakukan, aku bisa mendampingimu
menghadapi seluruh orang kangouw tanpa perlu
gentar ! Aku selalu akan mendukung muridmu itu
agar mencapai kedudukan tertinggi di dalam
kalangan kangouw!" "Hah-hah-bah-hah, kembali kau penasaran
tentang kouw-hoat "Liong-beng-kun", percayalah,
nanti akan kuberitahukan kepadamu!" kata Tang
San Siansu. "Tapi Taisu, jika kau memberitahukan sekarang
padaku teori jurus-jurus pukulan "Liong-beng-kun"muridmu itu juga tak akan mengetahui, aku tak
akan memberitahukan pada siapapun juga, kau tak
usah kuatir...!" janji Bwee sim-mo li.
"Bukankah kita hanya berdua saja, tak ada orang
yang mengetahui jika memang kau atau aku tak
memberitahukannya ?"
1288 "Sabarlah... nanti juga aku akan tepati janji.
Jangan kuatir, aku tidak akan membohongimu...
sekarang janganlah mengganggu kegembiraanku
dengan permintaan yang tidak-tidak ! Ayo, kita
bersenang-senang...!"
"Tapi taisu harus berjanji benar-benar tak akan
mengingkari janjimu itu untuk memberitahukan
padaku kouwhoat "Liong beng-kun" !"
"Jangan kuatir... nanti setelah tiba di kota raja,
selama lima hari akan kuberitahukan kau teori jurusjurus
"Liong-beng-kun"
"Benar, taisu ?"
"Pasti kutepati janjiku itu ! Aku juga berharap
memang kau bisa mendukung muridku, secara tidak
langsung membantuku untuk meringankan tugasku
menghadapi orang-orang kangouw ! Sekarang saja
kepandaianmu sudah demikian tinggi, kalau
memang kau kuberitahukan kouwhoat "Liong-bengkun",
niscaya kepandaianmu memperoleh kemajuan
yang pesat sekali sehingga sulit orang
menandingimu lagi !"
Girang Bwee-sim-mo-li, dia akan menahan diri
untuk bersabar selama beberapa hari lagi, sampai
mereka tiba di kotaraja dan akan mendesak Tang
San Siansu untuk menepati janjinya
memberitahukan padanya teori jurus pukulan
"Liong-beng-kun".
1289 Mati-matian Bwee-sim-mo li ingin sekali
mengetahui teori jurus-jurus pukulan "Liong-bengkun"
yang diketahuinya memiliki kepentingan sangat
besar untuk perkembangan ilmu silatnya, sehingga
dia pasti bisa lebih tinggi lagi kepandaiannya.
Diam-diam sebetulnya Bwee sim-mo-li juga
memiliki ambisi untuk menjadi satu-satunya orang
yang paling lihai dalam kalangan kangouw, dia juga
hendak menjadi ketua dari seluruh orang-orang
kangouw. Keinginannya itu memang sudah terpikirkan
olehnya cukup lama. Jika sekarang dia sengaja
menganjurkan Cu Lie Seng untuk jadi ketua
kangouw, itulah disebabkan dia memang sangat
cerdik, hanya memancing agar Tang San Siansu
mau memberitahukan kouwhoat jurus-jurus pukulan
"Liong-beng-kun".
Justeru Bwee-sim-mo-li yang sudah memiliki
kepandaian sangat tinggi ini merasa gentar pada si
pendeta sebab jurus pukulan "Liong-beng-kun" itu,
kalau dia sudah mengetahui seluruh kouwhoat jurus
pukulan "Liong-beng-kun", niscaya dia bisa melihat
kelemahan jurus pukulan itu, berarti juga dia bisa
mempersiapkan ilmu silat untuk mematahkan Liongbengkun, yang nanti akan dipergunakan untuk
merobohkan Tang San Siansu.
Di saat itu kalau dia sudah berhasil tentu dia tak
perlu gentar lagi pada Tang San Siansu. Dan kalau
1290 saatnya sudah tiba, dia pasti tidak akan mendukung
Cu Lie Seng melainkan ingin merampas kedudukan
ketua Kangouw untuk dirinya sendiri !
Tang San Siansu yang sedang gembira, tampak
Sumpah Palapa 14 Istana Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Misteri Kapal Layar Pancawarna 13

Cari Blog Ini