Ceritasilat Novel Online

Lembah Tiga Malaikat 10

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 10


kepala tersebut, katanya kemudian. "Nona harus mengenakan pula penutup kepala
ini!" Nyoo Hong leng tertawa dingin, dia tidak banyak berbicara lagi dan membiarkan
Lian Giok seng mengenakan penutup kepala tersebut di atas kepalanya. Penutup
kepala itu terbuat dari besi, selain dalam juga tinggi, begitu dikenakan pada
kepala Nyoo Hong leng segera menutupi kepala gadis itu sampai batas bahunya.
Dengan suara dalam, Lian Giok seng segera berkata. "Nona, bolehkah aku
menuntun dirimu untuk berjalan?"
"Jangan kau sentuh tanganku!" seru Nyoo Hong leng dengan suara keras.
Lian Giok seng segera mengeluarkan sebuah ikat pinggang dan menyerahkan ujung
yang satu ke tangan si gadis, kemudian katanya. "Aku akan menuntun nona untuk
melakukan perjalanan, peganglah ikat pinggang ini erat2."
Terpaksa Nyoo Hong leng harus memegang tali pinggang itu dan berjalan
mengikuti di belakang Lian Giok seng.
Dalam perasaannya, mereka berjalan pada sebuah jalanan yang penuh dengan
berliku-liku, lagi pula jalanan itu banyak batunya serta naik turun tidak rata.
Lebih kurang sepertanak nasi kemudian, Lian Giok seng baru melepaskan tali
pinggang itu sembari berkata.
"Harap nona suka mengangkat tanganmu ke atas."
387 "Kenapa?" "Aku hendak membukakan borgol di atas tangan nona."
Diam2 Nyoo Hong leng kembali berpikir. "Sekarang urusan sudah menjadi begini
rupa, tampaknya menggunakan kekerasan pun tak ada gunanya, terpaksa aku
harus bersabar terus...."
Maka tanpa membantah dia lantas mengangkat sepasang tangannya ke atas.
Lian Giok seng membebaskan dulu Nyoo Hong leng dari belenggu borgol, setelah itu
baru membukakan penutup kepala itu dan membukakan sebuah pintu ruangan.
"Silahkan masuk nona!" katanya.
Nyoo Hong leng tidak langsung masuk ke dalam ruangan, dia mendongakkan
kepalanya dan memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ternyata ia berhenti
di depan sebuah bangunan gudang yang tinggi besar, empat penjuru tidak nampak
langit, di balik pintu terlihat cahaya lentera yang terang benderang, tanpa
terasa dia lantas berpikir. "Tampaknya di dalam ruangan besar terdapat ruangan kecil."
Berpikir demikian ia lantas melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.
Dengan suara yang rendah, Lian Giok seng kembali berkata. "Seandainya nona
mau mempercayai diriku, harap kau memohon kepada Seng cu nanti agar
memindahkan tugasku kemari."
Rupanya Lian Giok seng hanya boleh menjaga di luar pintu dan tak boleh masuk ke
dalam. Pelan-pelan Nyoo Hong leng masuk ke dalam ruangan, ketika mendongakkan
kepalanya tampak lampu keraton memenuhi seluruh ruangan itu, suasana dalam
ruangan terang-benderang bermandikan cahaya lampu.
Dengan cepat dia memperhatikan sekejap sekeliling ruangan itu, ia jumpai ruangan
yang indah hanya sekian lima kali belaka. Selain tirai berwarna kuning, di atas
lantaipun berlapiskan permadani berwarna merah, di tengah ruangan tampak
sebuah meja persegi panjang. Di sekeliling meja itu terdapat empat buah kursi
yang berlapiskan kain kuning, jelas tamu yang diundang malam ini tidak banyak
jumlahnya. Waktu itu, suasana di dalam ruangan itu sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun, bahkan sesosok bayangan manusiapun tidak nampak.
Pelan2 Nyoo Hong leng berjalan masuk ke dalam ruangan, mendekati meja dan
duduk di atas sebuah kursi. Dia memilih tempat duduk di sebelah timur yang
menghadap ke arah barat, sedang dalam hatinya dia berpikir. "Di dalam ruangan
ini hanya terdapat sebuah pintu belaka, kecuali kalau di balik kain tirai
tersebut masih terdapat pintu yang lain..."
Sementara dia masih termenung, mendadak dari belakang tubuhnya
berkumandang suara ucapan dari seseorang. "Kebetulan ada seorang teman lama
yang berkunjung datang, membuat aku harus datang lebih lambat beberapa saat..."
Nyoo Hong leng merasa terkejut sekali, pikirnya. "Sejak kapan dia muncul di
sini" Kenapa aku sama sekali tidak mengetahui akan kehadirannya?"
388 Bagaimana terkejutnya hati gadis itu, akan tetapi Nyoo Hong leng tetap menjaga
ketenangan sikapnya di luaran, pelan2 dia memalingkan kepalanya.
Tampak seorang manusia berbaju serba hitam telah berdiri lima depa di
belakangnya. Dia memakai sarung tangan berwarna hitam, kain cadar berwarna
hitam dan baju serba hitam sehingga raut wajah aslinya sama sekali tidak
kelihatan, selain daripada itu diapun tak nampak membawa senjata tajam...
Sambil tertawa dingin Nyoo Hong leng segera menegur. "Tamu harus menunggu
tuan rumah, apakah kau merasa telah bertindak kurang sopan?"
Pelan-pelan manusia berbaju hitam itu berjalan ke arah barat dan duduk di
hadapan Nyoo Hong leng, setelah itu katanya, "Ya, memang terhitung kurang
hormat, sebentar aku akan menghukum diriku dengan tiga cawan arak."
Walaupun dia menggunakan kain kerudung sehingga tidak nampak raut wajah
aslinya, namun tindak-tanduknya mendatangkan perasaan yang luwes bagi yang
memandangnya, suara pembicaraannya pun lembut dan penuh perasaan.
Nyoo Hong leng mengerdipkan sepasang matanya yang besar dan bulat, kemudian
ujarnya. "Dalam tiga malaikat, kau menduduki kursi ke berapa?"
"Atas kesudian mereka untuk memandang wajahku, maka aku menduduki kursi
pertama." "Lantas dalam patung dewa di ruangan Sam seng tong tadi, kau menempati
kedudukan yang mana?"
"Di tengah." "Kalau begitu, kaulah yang lama berbincang denganku sewaktu berada dalam
ruangan Sam seng tong tadi?"
"Benar." "Hmmm, kau menipu!"
"Rasanya aku tak perlu untuk berbohong padamu, bukan?"
"Raut wajah seorang kemungkinan besar bisa diubah, namun suaranya sama sekali
bukan suaramu." "Siapa bilang suara manusia tak dapat diubah" Asal seseorang memiliki bakat
untuk mengubah suaranya, tentu saja dia dapat mengubah suara pembicaraannya."
"Memang seseorang bisa berbicara dengan menggunakan puluhan dialek kata, tapi
jangan harap bisa mengubah nada suaranya."
"Bila nona tidak percaya, aku dapat segera mengubah suaraku dengan
menggunakan nada sewaktu berbicara dalam ruangan Seng tong tadi..."
"Yaa, aku memang ingin sekali membuktikan kecurigaanku itu."
Orang berbaju hitam itu tertawa nyaring, mendadak suaranya berubah menjadi
dingin menyeramkan, katanya. "Dalam keadaan saat seperti ini, aku rasa tak
mungkin ada orang yang berani menyaru sebagai diriku" katanya.
389 Beberapa patah kata itu diucapkan dengan suara yang dingin, aku dan
menyeramkan. Betul juga suara tersebut persis dengan suara menyeramkan yang
terdengar di dalam ruangan Seng-tong tadi.
"Ehmmm..., agak mirip juga" kata Nyoo Hong leng kemudian sambil manggutmanggut.
Orang berbaju hitam itu segera tertawa. "Agak mirip" Jadi nona masih belum juga
mempercayaiku?" "Asal kau dapat mewakili Sam seng bun, perduli siapakah dirimu, hal itu sama
sekali tidak penting bagiku."
Orang berbaju hitam itu manggut-manggut. "Betul juga perkataanmu itu."
"Aku masih mempunyai suatu permintaan lagi, apakah kau bersedia untuk
mengabulkannya?" "Apakah kau menghendaki agar aku melepaskan kain kerudungku dan berjumpa
dengan nona menggunakan raut wajah asliku?"
"Benar, kalau toh kau telah menganggap diriku sebagai tamumu, kenapa kau harus
menyembunyikan diri dengan menggunakan kain cadar untuk menutupi raut wajah
aslimu?" "Bila arak sudah diminum, sayur sudah dimakan, dan nona sudah dapat membuang
jauh-jauh sikap permusuhanmu terhadap diriku, tentu saja aku akan melepaskan
kain kerudungku ini dan bertemu dengan nona dengan wajah asliku."
Mendengar perkataan itu, Nyoo Hong leng lantas berpikir di dalam hatinya. "Apa
yang dia katakan memang ada benarnya juga, tampaknya aku tak mungkin bisa
memaksakan permintaanku lagi."
Berpikir sampai begitu, tiba2 ia menghela napas panjang.
Sambil tertawa ringan, orang berbaju hitam itu segera bertanya, "Nona, mengapa
kau menghela napas panjang?"
"Kau enggan melepaskan kain kerudung mukamu, hal ini membuat aku merasa
dirugikan." Orang berbaju hitam itu segera tertawa. "Kalau aku yang kalah nona tak mungkin
akan menjamu diriku sebagai seorang tamu agung!"
Mendengar itu, kembali Nyoo Hong leng berpikir, "Perkataan ini pun betul juga,
seandainya kami yang menang, sudah pasti kami tak akan bersikap demikian baik
kepada dirinya." Dia merasa setiap perkataan dari orang berbaju berwarna hitam itu sangat tajam
setiap patah katanya, seakan-akan tertuju pada titik kelemahan orang, membuat
siapapun tak sanggup untuk membantahnya lagi.
Sementara gadis itu masih termenung, orang berbaju hitam itu telah bertepuk
tangan dua kali sambil berseru. "Hidangkan sayur!"
390 Kemudian sambil tertawa nyaring, lanjutnya. "Apakah perlu untuk mengundang
Buyung kongcu dan nona Kwik untuk mendampingi nona?"
"Bukankah kau telah meluluskan permintaanku ini" Memangnya kau sudah lupa?"
"Tidak, aku tidak lupa, cuma ada satu hal perlu kuterangkan dahulu, harap nona
suka mempertimbangkannya."
"Aku akan mendengarkan dengan seksama!"
"Apabila nona bersikeras ingin agar Buyung Im seng dan nona Kwik mendampingi
dirimu dalam perjamuan, maka akupun tak dapat melepaskan kain cadarku dan
menjumpai kau dengan raut wajah asliku."
Nyoo Hong leng segera berkerut kening, serunya, "Maksudmu...?"
"Aku telah berjanji kepada nona untuk mengundang Buyung Im seng dan Kwik
Soat kun sekalian menemanimu dalam wajah asliku, itulah sebabnya diantara
kedua hal ini, aku minta kepada nona untuk memilih satu diantaranya."
Nyoo Hong leng termenung dan berpikir sebentar, kemudian sahutnya. "Aku telah
mendapatkan sebuah cara yang sangat baik."
"Apa caramu itu?"
"Sebelum mereka datang kemari, kau boleh melepaskan kain kerudungmu itu agar
aku bisa menyaksikan raut wajah aslimu."
Mendengar perkataan tersebut, orang berbaju hitam itu segera tertawa
terbahakbahak. "Haaah... haaahh.. nona memang pintar sekali!"
Nyoo Hong leng turut tertawa pula. "Apakah caraku ini tak bisa jalan?" tanyanya.
Orang berbaju hitam itu menggelengkan kepalanya berulang kali, sahutnya seraya
tertawa. "Kau tak boleh meraih keuntungan yang demikian besarnya."
"Kalau begitu, pembicaraan kita menjadi gagal total" seru Nyoo Hong leng dengan
suara dingin. "Nona keliru besar, dalam keadaan seperti ini, sesungguhnya kau sudah berada di
sarang harimau..." "Aku mengatakan kau yang keliru besar" tukas sang nona.
"Aku masih membawa senjata dan senjata rahasia, aku masih memiliki
kesanggupan untuk bertarung melawanmu, disinipun kau tak mempunyai
pengawal, itu berarti kau harus turun tangan sendiri untuk menghadapi
seranganku." "Nona!" kata orang berbaju hitam itu dengan suara dingin, "ketahuilah, aku telah
memberi pelayanan istimewa dan paling baik bagimu, bila nona masih saja kelewat
batas...." "Mau apa kau?" tukas Nyoo Hong leng.
"jika sampai membangkitkan kemarahanku, hal ini tak akan mendatangkan
keuntungan apa-apa bagimu."
391 Teringat, kalau keselamatan Buyung Im seng masih berada di tangannya, terpaksa
Nyoo Hong leng harus menahan kobaran hawa amarah yang berkecamuk dalam
dadanya, lalu katanya sambil tertawa.
"Sebenarnya, apa maksud dan tujuanmu yang sebenarnya" Mengapa kau bersikap
istimewa kepadaku?" Pertanyaan ini diajukan amat mendadak sekali, membuat orang berbaju hitam itu
harus termenung beberapa saat lamanya, sebelum menjawab dengan pelan.
"Bagaimana pula dengan perasaan nona sendiri?"
"Aku tidak merasakan apa-apa, sebab diantara orang yang kukenal, kau memberi
kesan terjelek bagiku."
Orang berbaju hitam segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahakbahak.
"Haaahh... haaahhh... haaahaa.. nona tentunya telah melupakan sesuatu."
"Melupakan apa?"
"Lupa kalau kita sedang berhadapan muka sebagai musuh, nona adalah musuhku,
maka apakah kau harus memimpin seluruh anak buahku untuk menyambut
kedatanganmu dari tempat kejauhan?"
Dalam hati Nyoo Hong leng kembali berpikir. "Perkataan yang dia ucapkan ini
benar juga bagi tindakan yang diambil seorang musuh terhadapku, boleh dibilang
sikapnya ini tidak termasuk amat jelek."
Berpikir demikian, dia lantas berkata lagi dengan suara kaku dan dingin.
"Selamanya aku tak pernah punya musuh, juga tidak pernah ada orang yang
bersikap lebih jelek daripada sikapmu itu.:
"Aku rasa persoalan ini bukan merupakan pokok persoalan yang pantas untuk
diperdebatkan, yang paling penting sekarang adalah nona sudah berada dalam
posisi yang terjepit, kemungkinan besar santapanmu kali ini akan merupakan
santapanmu yang terakhir, tapi mungkin juga.."
"Cukup!" tukas Nyoo Hong leng cepat, "aku tak ingin digertak orang, selain itu
akupun merasa bahwa cepat atau lambat kita harus melangsungkan juga suatu
pertarungan sengit."
Orang berbaju hitam itu segera tertawa tergelak-gelak. "Haaahhh... haaahhh...
haaahhh... baiklah, aku bersedia untuk memenuhi keinginanmu itu, sebelum
bersantap malam kau masih tetap merupakan tamu agung ku, selesai bersantap
malam nanti, engkau sebagai teman atau sebagai musuh, terserah keputusan nona
saja." Berbicara sampai di situ, dia lantas memperkeras suaranya sambil berseru.
"Silahkan Buyung kongcu dan nona Kwik masuk ke dalam !"
Tak selang beberapa saat kemudian, benar juga, tampak Buyung Im seng dan Kwik
Soat kun berjalan masuk ke dalam, di belakangnya mengikuti pula nona Siau tin.
Dengan langkah lebar Buyung Im seng berjalan ke depan menuju ke arah meja
perjamuan, kemudian berhenti.
392 Dengan suara dingin dan kaku orang berbaju hitam itu segera berseru. "Silahkan
kalian berdua ambil tempat duduk!"
Kemudian sambil menatap wajah Siau tin, lanjutnya. "Nona Siau tin, di tempat ini
tidak disediakan tempat duduk bagimu, terpaksa kau dipersilahkan berdiri saja."
Di luar dugaan, Siau tin kelihatan menurut sekali dengan dia, lantas berdiri di
belakang Kwik Soat kun. Terdengar orang berbaju hitam itu tertawa dingin, kemudian serunya kembali.
"Sekarang kalian sudah boleh bersantap !"
Tampaknya Buyung Im seng dan Kwik Soat kun sangat menurut sekali dengan
perkataan dari orang berbaju hitam itu, mereka segera menggerakkan sumpit dan
mulai bersantap. Nyoo Hong leng yang menyaksikan kejadian itu menjadi sangat heran, segera
tegurnya. "Nona Kwik, Buyung toako, apakah kalian tak kuatir keracunan" Kenapa
kalian membungkam terus?"
Buyung Im seng dan Kwik Soat kun hanya memandang sekejap ke arah Nyoo Hong
leng, tak sepatah katapun yang diucapkan. Nyoo Hong leng semakin gelisah setelah
menyaksikan kejadian itu, serunya lagi.
"Enci Kwik, kau selalu bertindak hati2 dan cermat, sekarang kenapa kau tidak
bertindak berhati-hati?"
Kwik Soat kun meletakkan sumpitnya ke meja berpaling ke arah Nyoo Hong leng
dan agaknya seperti mengatakan sesuatu.
Tapi orang berbaju hitam itu keburu membentak dengan suara dingin. "Lanjutkan
santapanmu!" Sekalipun hanya sepatah kata yang amat singkat, akan tetapi se-akan2 memiliki


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suatu kekuatan yang amat besar sekali, bagaikan mendapat perintah dari
atasannya saja. Kwik Soat kun dan Buyung Im seng segera melanjutkan kembali
santapannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Braaakk..." Nyoo Hong leng segera meletakkan kembali sumpitnya ke atas meja,
kemudian tegurnya, "Dengan mempergunakan cara apakah kau telah menguasai mereka?"
Orang berbaju hitam itu segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahakbahak.
"Haaahhh... haaahhh... haaahh.. nona Nyoo, apa salahnya kalau kau
pergunakan kecerdasan otakmu untuk menduga sendiri, dengan menggunakan cara
apakah aku telah mengendalikan mereka?"
"Kalau kau tidak bersedia untuk menjelaskan keadaan sebenarnya, darimana
mungkin orang lain bisa mengetahuinya?" Kembali orang berbaju hitam tertawa
terbahak-bahak. "Haaahh... haahaa.. nona masih berusia muda, tak heran kalau ucapanmu masih
membawa sifat kekanak-kanakanmu."
"Apa maksudmu?"
393 Setiap pertanyaan dan setiap patah kata yang kau ucapkan membuat aku
merasakan amat geli sekali. Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan. Misalnya
aku berniat untuk menerangkan padamu apa sebabnya mereka mau menuruti
perkataanku, bukankah aku tak perlu lagi untuk mencoba kecerdasanmu?"
Nyoo Hong leng termenung sebentar, kemudian ujarnya. "Aku tak ingin
menghamburkan waktu yang terlalu banyak, aku harap kau suka mengatakannya
kepadaku, bukankah dengan demikian akan mengurangi banyak kesulitan?"
"Memang benar perkataan dari nona" seru orang berbaju hitam itu pelan.
"Memangnya ada sesuatu yang tidak benar?"
"Aku tidak tahu" kata orang berbaju hitam itu sambil tertawa, "kita berhadapan
sebagai musuh, mengapa pula aku mesti memberitahukan rahasia ini kepadamu."
Pelan-pelan Nyoo Hong leng bangkit berdiri, lalu berkata. "Aku rasa pasti ada
suatu cara lain untuk mengetahuinya."
"Kau mempunyai cara apa?"
Mendadak Nyoo Hong leng mengayunkan tangan kanannya, sebatang sumpit
secara tiba-tiba meluncur ke depan secepat kilat dan menyambar ke tubuh orang
berbaju hitam itu. Menghadapi datangnya serangan tersebut, orang berbaju hitam itu sama sekali tak
bergerak, ia tetap duduk di tempat semula, sementara tangan kanannya diangkat
ke atas dan secara manis sekali menangkap sambitan sumpit yang tertuju ke
arahnya tadi. Menyaksikan kepandaiannya dalam menyambut sumpit tersebut, Nyoo Hong leng
merasa terkesiap sekali, diam-diam pikirnya. "Telinganya masih mengagumkan,
jelas dia adalah manusia yang berbahaya sekali."
Berpikir sampai di situ, ia lantas menyelinap maju ke depan sambil melakukan
terkaman, tangan kanannya diayunkan ke depan langsung mencengkeram
pergelangan tangan orang itu.
Tiba-tiba orang berbaju hitam itu bangkit berdiri, tangan kanannya diangkat dan
kelima jari tangannya berbalik mencengkeram di atas pergelangan tangan kiri
Nyoo Hone leng, ujarnya sambil tertawa.
"Nona, benarkah kau hendak mencoba sampai dimanakah taraf kepandaian silat
yang kumiliki ?" Nyoo Hong leng tidak banyak bicara lagi, sepasang telapak tangannya melancarkan
serangan berantai mendesak orang berbaju hitam itu habis-habisan....
Orang berbaju hitam itu tetap berdiri tegak di tempat semula, dengan suatu
gerakan tangan yang sangat enteng dia mengayunkan tangannya kesana kemari
membendung semua ancaman dari Nyoo Hong leng yang tertuju ke arahnya.
Secara beruntun Nyoo Hong leng telah melancarkan puluhan jurus serangan,
namun semuanya dapat ditangkis dan dibendung orang berbaju hitam itu dengan
mudah. 394 Anehnya orang berbaju hitam itu tidak pernah melancarkan serangan balasan, dia
hanya menangkis dan mematahkan setiap serangan dari Nyoo Hong leng yang
ditujukan kepadanya. Makin lama serangan yang dilancarkan Nyoo Hong leng semakin cepat, ancaman
demi ancaman yang dilancarkannya pun semakin gencar dan dahsyat.
Akan tetapi, orang berbaju hitam itu masih tetap berdiri tegak di tempat semula,
entah bagaimanapun dahsyat dan gencarnya serangan yang dilancarkan Nyoo Hong
leng, namun orang berbaju hitam itu tetap melayani dan menghadapi dengan
berdiri tegak di tempat semula.
Setelah melancarkan puluhan jurus serangan berikutnya, Nyoo Hong leng baru
sadar kalau dia telah berjumpa dengan seorang musuh tangguh yang belum pernah
ditemuinya selama ini, diam-diam diapun berpikir.
"Kalau dilihat dari situasi yang terbentang di depan mata sekarang, orang aneh
itu tampaknya bila tidak kugunakan serangan yang mematikan, bila dia sampai
membuka serangan balasan, sudah pasti akan sulit bagiku untuk
menghadapinya...." Berpikir sampai di sini, tangan kanannya segera diayunkan ke depan melepaskan
segulung desingan angin tajam yang langsung menyergap ke dada orang berbaju
hitam itu. Serangan itu dilancarkan dengan ganas dan dahsyat, tampaknya orang berbaju
hitam itupun dapat merasakannya, maka kali ini dia tidak membendung serangan
tersebut. Sebaliknya tubuh yang selama ini berdiri tak berkutik itu mendadak
bergeser ke samping dan menghindarkan diri dari serangan lawan.....
Pergeseran langkah tubuhnya kali ini dilakukan dengan sangat aneh tapi jitu,
bukan mundur ke belakang, juga bukan menghindarkan diri dari ancaman dengan
begitu saja, melainkan memanfaatkan kesempatan baik itu untuk bergerak ke
depan dan mencari posisi yang baik untuk melancarkan serangan balasan.
Jelas serangan berantai dari Nyoo Hong leng yang begitu dahsyat dan gencar itu
telah memaksanya untuk melancarkan serangan balasan guna meraih
kemenangan, sebab sistim pertahanan sudah tak mungkin akan dapat
dipertahankan lebih jauh.
Benar juga, setelah menghindarkan diri dari serangan musuh, sambil tertawa
dingin orang yang berbaju hitam itu berkata.
"Tak aneh kalau nona berani berbicara sombong dan lagakmu besar, rupanya
kepandaian silat yang kau miliki memang benar-benar sungguh hebat sekali....."
Selesai mengucapkan perkataan itu, sepasang tangannya secara beruntun telah
melancarkan tiga kali jurus, ke enam jurus serangan tersebut dilancarkan pada
saat yang bersamaan waktunya, tak terlukiskan kecepatan geraknya.
Begitu dahsyat dan gencarnya serang mana akan bisa memaksa Nyoo Hong leng
harus mundur terus ke belakang untuk menghindarkan diri.
Begitu orang berbaju hitam itu melancarkan serangan balasan, Nyoo Hong leng
segera merasakan daya tekanan yang sangat berat menindih tubuhnya, semua
395 kepandaian silat yang dimilikinya selama ini seolah-olah tak dapat dikembangkan
kembali, Sadarlah gadis itu bahwa baik dalam soal tenaga dalam maupun dalam hal jurus
serangan dia masih tertinggal jauh sekali dari lawannya serta sesudah mendesak
mundur Nyoo Hong leng tadi, orang berbaju hitam itu tidak melanjutkan
desakannya, tapi sambil menarik kembali serangannya ia berkata sambil tertawa.
"Diantara anak buahku walau terdapat banyak sekali wanita cantik.... "
Nyoo Hong leng memusatkan segenap perhatiannya ke depan, sementara otaknya
berputar kencang mengulangi kembali segenap kepandaian silat yang pernah
dipelajarinya selama ini. Dia berharap bisa menemukan semacam kepandaian sakti
yang bisa dipakai untuk menaklukan lawan, sedemikian seriusnya dia memeras
otak sampai-sampai dia tak mendengar lagi apa yang dikatakan orang berbaju
hitam itu. Tatkala orang berbaju hitam itu tidak berhasil mendapatkan jawaban dari Nyoo
Hong leng pelan-pelan dia melanjutkan kembali. "Tapi belum pernah kujumpai ada
seorang perempuan cantik yang luar biasa seperti nona !"
"Ehmm.... lantas kenapa ?" kata Nyoo Hong leng. Dia tidak mendengar kata-kata di
atas namun dapat mendengar kata-kata selanjutnya ini dengan jelas sekali.
"Itulah sebabnya mengapa kau bisa bertarung sekian lama denganku tanpa
menderita luka barang sedikitpun jua."
"Tampaknya kepandaian tangan kosong, aku memang sulit untuk mencari
kemenangan darimu." "Siapa yang tahu keadaan, didalam seorang manusia pandai, aku merasa kagum
sekali dengan pandangan dari nona itu."
"Cuma, toh masih ada senjata tajam, aku yakin memiliki kesempurnaan yang luar
biasa dalam permainan ilmu pedang, karena itu aku harap bisa menangkan kau di
ujung pedang." "Kalau berbicara dalam soal ilmu pedang akupun yakin masih melebihi
kemampuanku dalam permainan tangan kosong, apakah nona masih bermaksud
untuk mencobanya ?" "Mungkin kita masih bertarung untuk beradu jiwa."
"Lohu enggan untuk melangsungkan pertarungan yang bisa berakibat kematian di
kedua belah pihak, cuma.... "
"Cuma kenapa ?" tukas Nyoo Hong leng.
"Seandainya kau menderita kekalahan lagi di ujung pedangku, apakah kau bersedia
untuk mengaku kalah ?"
Nyoo Hong leng sama sekali tak mempunyai keyakinan untuk menang, maka
sahutnya. "Menang kalah adalah suatu kejadian yang lumrah dalam suatu pertarungan,
mengaku kalah bukan sesuatu yang menyulitkan."
396 "Bagus sekali, bawa pedang kemari !"
Menyusul teriakannya itu, dua orang nona berbaju putih segera munculkan diri
dari balik pintu rahasia di ujung ruangan sana.
Ditangan kedua orang gadis itu membawa sebilah pedang dan memburu datang
dengan langkah cepat, kemudian dengan serius mereka berdiri di samping orang
berbaju hitam itu. Sambil tertawa dingin Nyoo Hong leng segera menyindir.
"Tampaknya di sekitar ruang tamu yang luas ini, kau telah persiapkan banyak
jebakan." Orang berbaju hitam itu tertawa.
"Jebakan mah tak bisa dikatakan, cuma arsitek pembangunan gedung ini memang
dilakukan secara istimewa disertai perlengkapan pelbagai alat rahasia. Tempat
ini pun merupakan tempat beristirahatku, sekalipun pemimpin dari pasukan
pengawalku juga tak akan berani menyerbu masuk kemari sebelum memperoleh
panggilanku." Sementara orang berbaju hitam itu berbicara, diam-diam Nyoo Hong leng
memperhatikan gerak gerik dari Buyung Im seng dan Kwik Soat kun sekalian,
namun paras muka ketiga orang-orang itu masih tetap kaku tanpa emosi, seakanakan
sama sekali tidak mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh mereka
berdua. Kejadian tersebut segera membuat hati Nyoo Hong leng merasa terkesiap sekali,
tapi hal ini pun membuatnya menjadi teringat kembali dengan Lian Giok seng yang
berada di luar. Setelah kehilangan keyakinan untuk meraih kemenangan di situ pun dia hanya
seorang diri tanpa teman, maka timbullah ingatan untuk beradu nasib, maka
katanya kemudian. "Sebelum kita berdua melangsungkan pertandingan pedang ini, paling baik jika
diundang seseorang untuk bertindak sebagai saksi."
"Aku rasa tak perlu." sahut orang berbaju hitam itu sambil tertawa, "menang
kalah diantar kita berdua, lohu terasa pasti dapat dibedakan dengan jelas sekali."
"Tidak bisa jadi ! Aku rasa sudah sepantasnya jika ada seseorang yang bertindak
sebagai saksi, daripada menang kalah sukar untuk dibedakan secara
jelas..........." Orang berbaju hitam itu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian
ia berkata. "Kau memang cerdik sekali, tampaknya kau sengaja berbuat demikian dengan
tujuan agar aku akan menyembuhkan kembali kesadaran Buyung Im seng
bukan...?" Nyoo Hong leng segera menggelengkan kepalanya berulang kali,
"Tidak, aku tidak bermaksud demikian" katanya, "saksi tersebut tidak seharusnya
dipilih dari kita berdua !"
397 "Tapi ditempat ini hanya hadir temanmu atau anak buahku, bagaimana pula
caranya untuk melakukan pemilihan ini ?"
"Kalau begitu pilih saja seorang diantaranya dari anak buahmu !" Jawaban ini di
luar dugaan orang berbaju hitam itu, dia menjadi tertegun untuk beberapa saat
lamanya, setelah itu katanya, "Baik, katakanlah nona, siapakah orang yang kau
pilih?" "Aku mana kenal dengan anak buahmu " Tapi aku dapat merasakan kalau orang
yang bertarung melawanku di ruang besar tadi berilmu sangat tinggi. Bagaimana
kalau kita suruh dia saja yang bertindak sebagai saksi di dalam pertarungan adu
pedang yang kita lakukan nanti."
"Baik, aku akan menyuruhnya datang kemari."
Dia lantas berpaling memandang sekejap ke arah nona berbaju putih yang berada
di sisinya. Orang itu membungkukkan badannya dan segera berlalu.
Tak lama kemudian, dia telah mengajak Lian Giok seng masuk ke dalam ruangan.
Ketika tiba pada jarak delapan depa dari orang berbaju hitam itu, Lian Giok seng
segera menghentikan langkahnya, kemudian sambil menjura dengan penuh rasa
hormat dia berkata. "Seng cu ada pesan apa ?"
"Aku hendak melakukan pertarungan adu pedang dengannya. Aku minta kau
bertindak atas saksinya."
"Tentang soal ini..... hamba tidak berani" sekali lagi Lian Giok seng
membungkukkan badannya dalam-dalam. Nyoo Hong leng yang mendengar ucapan
itu jadi naik darah, tak tahan lagi dia tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeehhh.... heeehhh... heeeehhhhhh.... katanya saja seorang lelaki sejati, tak
tahunya menjadi seorang saksipun tak berani, buat apa kau hidup di dunia ini "
lebih baik mampus saja."
Dampratan tersebut diutarakan amat kasar dan bernada tajam, kontan saja pipi
Lian Giok seng berubah menjadi merah padam karena jengah sekali.
Tapi dia malah dapat menahan sabar dan tak sampai mengumbar hawa
amarahnya, sambil menengadah dia memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng,
sementara mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Orang berbaju hitam itu segera manggut-manggut katanya.
"Nona Nyo lah yang telah meminta kepadamu untuk menjadi saksi bagi
pertarungan adu pedang yang hendak kami lakukan, aku rasa engkaupun tak usah
menampik lagi." Buru-buru Lian Giok seng membungkukkan badannya memberi hormat.
"Perintah seng cu tak berani hamba tampik"
Kembali orang berbaju hitam itu manggut-manggut.
398 "Dalam bertindak sebagai saksi dalam pertandingan adu pedang kami nanti, kau
harus bertindak seadil-adilnya, tidak boleh ada maksud berat sebelah."
"Hamba terima perintah."
Orang berbaju hitam tadi segera tertawa nyaring katanya kemudian.
"Nah nona, sekarang kau boleh memilih senjata lebih dulu, kedua belah pedang ini
mempunyai bobot yang sama beratnya, silahkan nona untuk memilih lebih dahulu."
Nyoo Hong leng pun tak sungkan-sungkan lagi, dia maju menghampiri gadi berbaju
putih yang membawa pedang itu dan menimang-nimang kedua bilah senjata tadi,
setelah diperhatikan dengan seksama akhirnya dia memilih salah satu
diantaranya. Sambil mengambil pedang sisanya, orang berbaju hitam itu berkata lagi.
"Nona, sekarang kau boleh melancarkan seranganmu !"
Nyoo Hong leng meloloskan pedangnya dari sarung, kemudian berkata dingin.
"Lepaskan dulu kain cadar yang menutupi wajahmu sebelum pertarungan dimulai."
"Sudah kukatakan tadi, kain cadar ini tak dapat dilepas."
"Sekarang temanku sudah kau lukai, membuat mereka kehilangan daya
kemampuan untuk berpikir dan berbuat, apa pula yang kau takuti ?"
"Aku tidak takut, melainkan tidak mau....."
"Apakah kau merasa tampangmu terlampau jelek dan malu bertemu dengan orang
?" Orang berbaju hitam itu menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya
kemudian.

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau tidak mengerti, tapi jika kau bersedia tinggal di sini lebih lama lagi,
suatu ketika, kau pasti dapat melihat raut wajah asliku....."
Nyoo Hong leng segera mengalihkan sorot matanya ke arah Lian Giok seng,
kemudian berkata lagi. "Apakah kau hendak samakan aku dengan mereka, bila berjumpa dengan kau
sikapnya mesti munduk-munduk macam budak belian " Aku lebih suka mati
dengan tubuh tercincang daripada menjadi budak belian orang."
Orang berbaju hitam itu segera tertawa.
"Tentu saja kau tak usah seperti mereka itu."
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya.
"Mari kita beradu pedang lebih dulu ! Menanti kau sudah takluk, baru akan ku
ajak kau untuk melihat-lihat."
"Melihat apa ?" tanya Nyoo Hong leng keheranan.
"Agar menambah pengetahuanmu bahwa kekuatan perguruan tiga malaikat yang
berambisi untuk menguasai seluruh dunia persilatan bukanlah cuma suatu cita-cita
yang muluk." 399 "Aku tidak akan ambil perduli terhadap ocehanmu yang sebukit itu, pokoknya
sebelum kau lepaskan kain cadar itu, kita pun tak usah beradu pedang lagi."
"Apakah hal ini pun merupakan suatu gertakan terhadap diriku ?" Tanya orang
berbaju hitam itu sambil tertawa.
"Aku tidak bermaksud menggertakmu, cuma sekali aku bilang tidak bertanding,
aku tetap tak akan bertanding."
Sambil memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung, dia segera berjalan
kembali melalui jalan yang semula.
"Hei, kau akan pergi kemana ?" orang berbaju hitam itu segera berseru keras.
"Aku hendak pergi, pergi meninggalkan tempat ini."
Orang berbaju hitam itu segera tersenyum katanya.
"Semua pintu di dalam ruang rahasia ini terbuat dari baja asli, barang siapa
tidak mengetahui cara untuk membukanya, maka jangan harap dia bisa pergi
meninggalkan tempat ini."
Nyoo Hong leng menjadi tertegun.
"Sungguhkah ini ?" serunya kemudian.
"Bila kau tidak percaya dengan perkataanku ini, kenapa tidak kau lanjutkan
langkahmu untuk memeriksanya sendiri ?"
Nyoo Hong leng termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, lalu katanya.
"Aku percaya apa yang kau katakan itu merupakan ucapan yang sejujurnya....."
"Ooh... tak kusangka, ternyata kau bersedia untuk mempercayai perkataanku !"
"Berada dalam keadaan dan situasi seperti ini, sekalipun aku tak ingin
mempercayai juga tidak bisa."
Orang berbaju hitam itu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haahhh.... haaahhh... haaahhh... nona memang benar-benar pintar sekali, bila
kau dapat mempercayai semua perkataanku, bukan saja dapat menikmati kekayaan
yang melimpah lagi pula temanmu juga takkan mengalami celaka apa-apa, cuma.."
oooOooo Bagian kedua puluh sembilan
"Cuma kenapa " tanya Nyoo Hong leng.
"Cuma, kita harus melangsungkan suatu pedang terlebih dahulu, sebab bila kau
sudah menderita kekalahan di tanganku, barulah akan kau percayai bahwa setiap
perkataanku bukanlah kata-kata yang bohong belaka..."
Dengan pandangan dingin Nyoo Hong leng memandang sekejap ke arah Lian Giok
seng, kemudian ujarnya. "Suruh pengawalmu itu menyingkirkan semua meja dan kursi !"
Orang berbaju hitam itu segera berpaling ke arah Lian Giok seng sambil katanya.
400 "Harap kalian berdua berdiri dulu dan berdirilah di sudut dinding ruangan
situ !" Anehnya ternyata Buyung Im seng serta Kwik Soat kun menuruti perintah dari
orang berbaju hitam itu, serentak mereka bangkit berdiri dengan kedua belah
tangan lurus ke bawah. Nyoo Hong leng yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa merasa terkejut, heran
bercampur sakit hati, bentaknya kemudian dengan penuh kegusaran.
"Hai, apakah kalian sama sekali tidak bersemangat jantan lagi ?"
Buyung Im seng memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng dengan kaku, dia
seperti hendak mengucapkan suatu namun niat itu kemudian diurungkan.
Nyoo Hong leng semakin naik darah, pedangnya segera diloloskan dari sarungnya
dan berkata dengan dingin.
"Suruh Lian Giok seng pindahkan semua meja itu !" "Lian hu-hoat turutlah
permintaannya itu " Kata orang berbaju hitam itu dengan nada tenang.
Dengan perkataan apa boleh buat terpaksa Lian Giok seng harus memindahkan
meja-meja tersebut ke sudut dinding sana.
"Hati-hati !" bentak Nyoo Hong leng kemudian.
Pedangnya digetarkan keras-keras, kemudian melancarkan sebuah tusukan ke
tubuh orang berbaju hitam itu.
Dengan cekatan orang berbaju hitam itu segera menggeserkan badannya ke
samping, pedangnya digetarkan ke muka dengan membawa serangan dahsyat,
seketika itu juga dia memaksa serangan Nyoo Hong leng harus ditarik kembali.
Sebelum sepasang pedang itu saling membentur, Nyoo Hong leng sudah didesak
hingga mundur selangkah. Orang berbaju hitam itu segera manfaatkan peluang yang ada dengan menyerbu ke
muka. Pedangnya langsung diayunkan melepaskan bacokan kilat.
Desingan angin tajam yang menyayat badan segera berhembus lewat....
Diam-diam Nyoo Hong leng berpikir.
"Setiap gerakan pedang yang dilancarkan orang ini selalu disertai segulung hawa
pedang yang sangat kuat, jelas tenaga dalam yang dimiliki telah mencapai puncak
kesempurnaan, aaai... tampaknya pertarungan ini lebih banyak berbahayanya
bagiku dari pada suatu keberuntungan."
Berpikir sampai di situ, tubuhnya segera menyelinap dua langkah ke samping
untuk menghindarkan diri dari serangan lawan.
Orang berbaju hitam itu segera tertawa nyaring, ujarnya, "Nona, silahkan kau
menyerang dengan sepenuh tenaga, aku akan mencoba untuk mempertahankan
diri, aku ingin melihat kau gunakan segenap kepandaian yang kau miliki untuk
menyerangku." Mendengar ucapan tersebut Nyoo Hong leng lantas berpikir. "Sekalipun kepandaian
silat yang kau miliki jauh lebih tangguh dari pada kepandaianku pun, tidak
seharusnya bicara sesumbar semacam ini."
401 Pedangnya segera digetarkan dan cahaya tajam berkilauan memenuhi seluruh
angkasa, selapis demi selapis bagaikan gelombang dahsyat langsung menyerang
tiba-tiba. Orang berbaju hitam itu pun menggerakkan pula pedangnya menciptakan selapis
kabut cahaya untuk melindungi badan.
Kini, Nyoo Hong leng telah mempergunakan semua jurus serangan yang paling
sakti dan paling dahsyat untuk melepaskan puluhan jurus ancaman maut, namun
gerakan pedang dari orang berbaju hitam itu membawa segulung tenaga serangan
yang dahsyat sekali, membuat Nyoo Hong leng merasakan pedang yang berada di
tangannya kian lama kian bertambah berat sekali.
Mendadak orang berbaju hitam itu melancarkan serangan balasan. Trang ! Trang....
! benturan demi benturan bergema memecahkan keheningan semua orang.
Begitu pedang Nyoo Hong leng tertangkis miring, cahaya tajam segera berkelebat
lewat, cahaya pedang yang dingin tahu-tahu sudah mendekati dada seorang gadis
itu. Padahal pada waktu itu pedang Nyoo Hong leng telah dipaksa berada di luar
lingkaran, jelas tak mungkin bisa dipakai lagi untuk menyelamatkan diri,
andaikata tepat pada waktunya orang berbaju hitam itu tidak akan segera menarik
kembali serangannya, niscaya dia dapat membuat Nyoo Hong leng tewas di ujung
pedangnya. Sejak terjun ke dunia persilatan, belum pernah gadis itu mengalami kekalahan
seperti ini, dia pun belum pernah menjumpai manusia berilmu tinggi seperti ini,
dalam gusar dan cemasnya tanpa terasa air matanya jatuh bercucuran.
Orang berbaju hitam itu tertawa nyaring, ia segera menarik kembali serangannya
dan berkata sambil tertawa.
"Berbicara soal kesempurnaan dalam permainan pedang, nona memang tidak
berada di bawah kepandaianku. Cuma tenaga dalam yang nona miliki masih selisih
jauh sekali dengan kemampuanku, padahal dalam ilmu pedang hal tersebut
teramat penting, apalagi di dalam penggunaan ilmu pedang tingkat tinggi."
"Tutup mulut !" bentak Nyoo Hong leng dengan gusar, "sekarang aku telah
mengakui kalah di tanganmu, mau bunuh mau cincang terserah padamu."
Dia lantas membuang pedang itu ke atas tanah.
Kembali orang berbaju hitam itu ketawa, katanya.
"Cukup dipandang dari sikapmu yang berangasan dan penuh emosi, dapat
diketahui kalau kau sukar untuk mempelajari ilmu pedang tingkat tinggi...."
Pelan-pelan dia serahkan pedangnya ke tangan si nona berbaju putih yang berada
di sisinya, kemudian berkata,
"Kalian semua boleh mengundurkan diri !"
Dalam waktu singkat, berapa orang dayang itu telah meninggalkan ruangan
tersebut. 402 Kini dalam ruangan itu tinggal Buyung Im seng, Kwik Soat kun, Siau tin serta
Lian Giok seng. Agaknya Lian Giok seng kuatir kalau orang berbaju hitam itu pun menyuruh dia
mengundurkan diri, diam-diam ia mengundurkan diri ke sudut ruangan dan berdiri
bersama-sama Buyung Im seng sekalian.
Baru saja akan mengumbar hawa amarahnya, mendadak satu ingatan melintas
dalam benak Nyoo Hong leng, dia lantas saja berpikir.
"Ilmu silat yang dimiliki sangat lihai, kecerdasan otaknya yang luar biasa
sekali, baik beradu kepandaian maupun beradu kecerdasan, aku bukan tandingannya,
padahal kita berhadapan sebagai musuh, kenapa dia tidak sungguh-sungguh
membunuhku " Atau paling tidak, dia toh bisa menghadapi aku bagaikan
menghadapi Buyung toako dan nona Kwik sekalian " Membuatku tak berdaya,
menuruti semua perintahnya dan menguntungkan pula posisinya " Yaa, aku mesti
tenangkan dulu hatiku, sekarang aku baru lolos dari bahaya, maka aku mesti
berusaha keras untuk menemukan titik-titik kelemahannya, sebab bagaimanapun
sempurnanya kepandaian yang dimiliki seseorang sudah pasti dia memiliki titik
kelemahan tertentu. Bagaimanapun sempurnanya kepandaian silat yang dimiliki,
sudah pasti ada cara untuk mematahkannya...."
Tiba-tiba terdengar orang yang berbaju hitam itu menegur dengan secara lantang.
"Nona, kau sedang mempersiapkan rencana busuk apa lagi ?"
Sementara itu, Nyoo Hong leng telah berhasil menenangkan hatinya, setelah
berpikir demikian, pelan-pelan sahutnya.
"Aku sedang memikirkan satu persoalan."
"Memikirkan apa " katakanlah kepadaku."
"Aku sedang berpikir apa yang hendak kau lakukan terhadap diriku " Aku tak ingin
menjadi anak buahmu, pelayanmu, akupun tak ingin menjadi seperti Kwik Soat
kun sekalian, kehilangan kesadaran dan kemampuan untuk mengambil tindakan
sendiri, aku rasa tampaknya hanya ada sebuah jalan saja yang tersedia bagiku."
"Jalan apa ?" "Mati ! Asal aku sudah mati, maka urusan akan selesai dan beres."
Mendengar perkataan itu, orang berbaju hitam itu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaaahhhh.... haaahhhh..... haaahhhhh... semua orang yang berada di dunia ini
boleh mati, tapi kau boleh mati dan lagi kau pun tak akan mati..... "
"Mengapa ?" tanya Nyoo Hong leng keheranan.
"Sebab lelaki paling keji yang ada di dunia ini pun tak akan membunuhmu dengan
pedang. Kau adalah seorang gadis yang cantik jelita, seorang gadis yang gagah
perkasa, mungkin saja mereka tega untuk membunuhmu, tapi mereka tak akan
bertenaga untuk membinasakan orangmu."
"Menurut perkataanmu itu, jadi banyak sekali orang di dunia ini yang dapat
membunuhku ?" 403 "Tidak banyak, tidak banyak," jawab orang berbaju hitam itu sambil tertawa,
"misalnya saja dengan perguruan tiga malaikat kami, manusia yang sanggup
membunuh nona paling banter cuma ada tiga sampai lima orang saja."
Diam-diam Nyoo Hong leng merasa terkesiap juga setelah mendengar perkataan
itu, pikirnya. ( Bersambung ke jilid 21)
404 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 21 Andaikata apa yang dia katakan itu benar, itu berarti di dalam perrguruan tiga
malaikat ini paling tidak ada empat atau lima orang yang bisa menangkan aku.
Berpikir demikian, dia lantas berkata "Apakah kau tidak bermaksud untuk
membunuhku" tidak bersiap-siap bagaimanakah caranya untuk menghadapiku?"
Orang berbaju hitam itu tertawa. "Kau menyebut dirimu sebagai Biauhoa leng cu,
mengumpulkan kawanan jago persilatan untuk memusuhi aku, aku rasa kau pasti
seseorang yang berambisi besar dan ingin menciptakan suatu kekuatan besar untuk
menguasai seluruh dunia persilatan, bukan?"
"Kalau benar, kenapa?"
"tapi sekarang, paling tidak kau sudah mengerti bahwa cita-cita dan ambisimu
untuk menguasai dunia persilatan, sudah tak mungkin terwujud lagi ..."
"Mungnkin kau sendiripun sudah mengerti bahwa duania persilatan pada saat ini
sudah bukan milikmu. Tapi bila kau bersedia untuk bekerjasama denganku, kita
bisa membagi rata dunia persilatan ini untuk diperintah bersama"
"Mengapa kau minta aku berbuat demikian"
"Tentu saja dengan beberapa syarat."
"Kalau begitu coba kau sebutkan dulu syaratnya, coba kulihat apa aku bisa
melakukannya atau tidak."
"Walaupun aku sudah menguasai dunia persilatan, tap berhubung harus melatih
semacam tenaga dalam tingkat atas yang maha dahsyat, sampai sekarang belum
pernah menikah, dan lagi akupun belum pernah bertemu dengan orang yang
menarik perhatianku. Oleh sebab itu bila kau bersedia kawin dengan aku, sekarang
juga aku akan mengangkatmu menjadi orang kedua di lembah tiga malaikat ini."
405 Nyoo Hong Leng segera berpikir. Ternyata memang permintaan inilah yang dia
ajukan. dilihat dari situasi yang terbentang di depan mata sekarang, jelas aku
sudah tak dapat menangkan dirinya lagi, tampaknya aku mesti mempergunakan
kecantikanku untuk meredakan dulu suasana disini.
Tapi tak urung paras mukanya berubah menjadi merah padam karena jengah.
Terdengar orang berbaju hitam itu memuji lagi, "Dalam keadaan malu, kecantikan
nona berlipat ganda, betul-betul suatu kecantikan yang tiada taranya di dunia
ini, ibarat bidadari yang baru turun dari kayangan."
Kontan saja Nyoo hong Leng tertawa dingin. "Heeehhh... heeehhh... heeehhh... ,
tak usah kau meuji-muji, lepaskan dulu kain kerudung yang menutupi wajahmu
dan perlihatkan tampang aslimu kepadaku."
"Tampaknya nona sepertinya amat menaruh perhatian terhadap bentuk
wajahku...?" "Bagaimana tampang wajahmu pun tak berani kau tunjukkan kepadaku, tak
nyana kau berani mengajukan ...,"
Sebenarnya dia hendak mengatakan "mengajukan pinangan" tapi ketika kata-kata
tersebut sudah sampai di depan bibir ternyata ia tak sanggup untuk melanjutkan
kembali kata-katanya. Orang berbaju hitam itu mangut-mangut, "Ehmm, apa yang nona bilang itu
memang benar." Pelan-pelan ia lantas melepaskan kain kerudung mukanya.
Ketika Nyoo Heng leng mengamati wajah orang itu, tampaklah dia adalah seorang
lelaki setengah umur yang berkulit putih, berwajah persegi, dan bersih dari
jenggot dan kumis. Setelah kain cadarnya dilepaskan, bukan cuma nyo Hong leng yang
dibikin tertegun, bahkan Lian Giok seng sendiripun hatinya tergetar keras. Sebab
baik Lain Giok seng maupun Nyo Hong leng sama-sama tidak menyangka kalau
pemimpin dari perguruan tiga malaikat tak lain adalah seorang lelaki yang masih
muda uisianya. Pelan-pelan Nyoo Hong leng berusaha untuk menenangkan kembali
persaannya, kembali dia mengamati wajah orang itu denga seksama.
Walau dipandang secara bagaimanapun, uisa orang itu tidak akan lebih dari tiga


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

puluh tujuh delapan tahunan, hal ini yang membuatnya jadi sangat keheranan.
"Berapa usiamu tahun ini?", tanya gadis itu kemudian.
Orang berbaju hitam itu segera tersenyum. "Menurut pendapat nona, berapa pula
usiaku tahun ini?" dia balik bertanya pula.
"Aku tidak menebaknya."
"Tapi paling tidak aku belum berubah dan tubuhk belum tua renta dan
berkeriput." "Perguruan Sam-seng bun sudah berdiri sejak dua puluh tahun berselang, aku
tidak percaya kalau dalam usia belasan tahun kau telah mampu untuk memimpin
perguruan Sam-seng bun."
"Kalau begitu, nona sudah dapat menduga berapa udiaku dalam tahun ini?"
406 Nyoo Hong leng menjadi tertegun, kemudian tanpa menjwab pertanyaan tersebut
itu dia berkata, "Kecuali kalau di tengah jalan terjadi perubahan besar dalam
tubuh perguruan Sam-seng bun, dimana kau telah berhasil merebut kedudukan sebagai
Sengcu." Orang berbaju hitam itu segera tertawa riang. "Kecerdasan dan kepintaran nona
sungguh membuatku merasa amat kagum", cuma dugaanku terlalu dibuat-buat itu
sulit untuk membuat orang menjadi percaya."
Nyoo Hong leng tertawa dingin. "Heeehhh ... heeehhh ..., semoga saja kau tidak
menjadi ketakutan oleh ucapanmu itu."
Terdengar gelak tawa orang berbaju hitam itu setelah mendengar sindiran
tersebut. "Haaahhhh ... haaahhh ... haaaha aku sangat tenang, seluruh perguruan
San seng bun telah berada di bawah kekuasaanku, sekalipun kata-katamu dapat
mempengaruhi jalan pemikiran orang banyak, toh mereka tak akan berani
memandang aku." Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.
"Aku rasa apa yang hendak nona sampaikan telah selesai diutarakan, aku rasa kita
harus membicarakan persoalan yang sesungguhnya sekarang."
"Persoalan apa ?"
Dengan wajah yang berubah menjadi dingin, orang berbaju hitam itu berkata lagi.
"Nona memang berwajah cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, cuma bila kau
enggan untuk meluluskan permintaanku, toh kau sama saja tak akan lolos dari
tanganku." Nyoo Hong leng tahu bahwa ucapan tersebut bukan hanya gertak sambal belaka,
dia telah menyaksikan musibah yang menimpa Buyung Im seng serta Kwik Soat
kun dan dia pun tahu bahwa lawannya benar-benar memiliki suatu kemampuan
untuk memaksa orang lain menuruti perintahnya.
Maka setelah berpikir sebentar, dia berseru sambil mencibirkan bibirnya yang
kecil. "Hmm.... seperti manusia buas macam dirimu itu ?" Orang berbaju hitam itu
merasa bahwa tindak tanduk gadis itu sangat polos dan sedikitpun tidak
dibuatbuat, hal mana menambah daya tarik gadis itu semakin besar.
Untuk sesaat lamanya dia menjadi tertegun, kemudian katanya, "Kenapa dengan
aku ?" "Kukungan dan cara mungkin bisa merubah jalan pemikiran seseorang mungkin
juga dapat menundukkan tubuh seseorang, seperti juga sikapmu terhadap Buyung
Im seng dan Kwik Soat kun, kau telah membuat mereka tunduk seratus persen
terhadap perintahmu, tapi mereka toh kaku dan bodoh seperti sebuah patung
belaka, aku tidak mengerti apakah cara ini dapat dianggap sebagai keberhasilanmu
?" Orang berbaju hitam itu menghela napas panjang.
"Aaaai.. apa yang kau katakan memang benar, aku memang tak bisa hidup senang
dengan seorang istri yang kehilangan daya dan kesadarannya, hidup hanya
bagaikan sebuah robot belaka..."
407 "Kau...." "Ketika pertama kali kulihat raut wajahmu tadi, aku telah bertekad akan
mengambilmu sebagai istriku !"
"Tapi, apakah kau tak berpikir pula atas diriku ?"
"Berpikir masalah apa ?"
"Berpikir apakah aku akan meluluskan permintaanmu itu atau tidak."
"Aku yakin, apa yang telah kuucapkan pasti akan kuwujudkan sampai berhasil."
"Atas dasar apa kau berani mempunyai keyakinan sebesar ini ?"
Orang berbaju hitam itu segera tertawa.
"Dalam sejarah hidupku belum pernah kulakukan sesuatu pekerjaan yang
mendatangkan kegagalan."
"Bila aku tidak meluluskan permintaanmu itu ?"
Orang berbaju hitam itu segera tersenyum.
"Tentu saja aku mempunyai cara yang jitu untuk membuatmu harus meluluskan
permintaanku itu." "Apa caramu itu ?"
"Baik akan kuberitahukan kepadamu, bila kau menolak permintaanku itu, maka
akan kubunuh Buyung Im seng lebih dulu, kemudian kubunuh pula Kwik Soat kun,
tentu saja kematian Kwik Soat kun tak akan kau pikirkan di dalam hati, tapi
dengan ancaman jiwa terhadap Buyung Im seng aku percaya hatimu pasti akan
merasa sedih sekali."
"Kau sangat yakin akan keberhasilanmu ?"
"Benar, bila kau tetap berkeras kepala, boleh saja kita buktikan sekarang
juga !" Nyoo Hong leng menjadi tertegun, dia terbungkam dalam seribu bahasa dan tak
sanggup berbuat apa-apa lagi.
Orang berbaju hitam itu tersenyum, dia lantas menggape ke arah Buyung Im seng
sambil berkata. "Buyung Im seng, kemari kau !"
Buyung Im seng mengiakan, pelan-pelan dia berjalan ke depan orang berbaju hitam
itu dan berhenti di depannya.
Pelan-pelan orang berbaju hitam itu mengangkat telapak tangan kanannya dan
berkata. "Nona Nyoo, cukup kutekankan telapak tanganku ini diatas ubun-ubunnya, maka
batok kepalanya pasti akan hancur."
Sabil berkata, telapak tangannya benar-benar ditekankan ke bawah dan
menghantam batok kepala Buyung Im seng.
Melihat kejadian itu, Nyoo Hong leng menjadi amat cemas, buru-buru serunya
lantang. 408 "Hei, hei, tunggu sebentar !"
Orang berbaju hitam itu segera menghentikan gerakan tangannya, kemudian
bertanya. "Kau merasa takut, bukan ?"
Nyoo Hong leng merasakan dadanya penuh dengan perasaan kesal yang
mengganjal hatinya, titik air mata jatuh bercucuran membasahi pipinya, dengan
sedih ia berkata. "Mereka berdua sama sekali tiada sangkut pautnya dengan urusan kita, kenapa
kau hendak membunuhnya ?"
"Sebab ancaman jiwanya dapat memaksamu untuk meluluskan permintaanku dan
kawin dengan aku." Mendengar itu, Nyoo Hong leng lalu berpikir.
"Aku bukan tandingannya, juga tak bisa dipaksa menggertak untuk menakutnakuti
dia, tampaknya aku mesti menahan aib untuk menolong Buyung Im seng
lebih dahulu." Berpikir demikian, dia lantas berkata dengan suara sedih.
"Bolehkah kau memberi waktu dua hari kepadaku, agar persoalan ini bisa
kupikirkan dengan seksama ?"
oooOooo Bagian ketiga puluh "Tentu saja boleh," jawab orang berbaju hitam itu sambil tertawa, "perkawinan
merupakan suatu peristiwa besar dalam kehidupan manusia, tentu saja aku harus
memberi kesempatan kepadamu untuk memikirkan persoalan ini dengan seksama,
apakah kau merasa waktu yang cuma dua hari itu cukup " Bila kau merasa kurang,
aku pikir memang ada baiknya bila kuberi waktu beberapa hari lagi kepadamu
agar persoalan ini bisa kau pikirkan lebih matang lagi."
Ucapan tersebut sama sekali diluar dugaan Nyoo Hong leng, ia merasa cara kerja
orang ini memang lain dapada yang lain dan sama sekali di luar dugaan orang,
tanpa terasa dia menjadi tertegun dan berdiri termangu-mangu....
Sesaat kemudian, dia baru berkata.
"Kau hendak memberi waktu selama berapa hari kepadaku ?"
"Soal itu mah terserah pada nona sendiri, sepuluh hari juga boleh, satu dua
bulan juga boleh, aku bisa mempersiapkan suatu tempat yang sepi dan tenteram bagimu
untuk memikirkan persoalan ini pelan-pelan."
Nyoo Hong leng yang keras hati dan angkuh tampaknya sama sekali sudah
ditundukkan oleh sikap orang berbaju hitam itu, dia menghela napas sedih,
setelah memandang sekejap ke arah Buyung Im seng dan Kwik Soat kun, tanyanya.
"Bagaimana dengan mereka ?"
"Untuk sementara waktu akan kujebloskan dulu ke dalam penjara sambil
menunggu keputusan dari nona."
409 Setelah mendengar perkataan dari orang yang berbaju hitam itu, Nyoo Hong leng
menghembuskan napas panjang, sepasang matanya yang jeli dialihkan ke wajah
orang itu, lalu ujarnya lembut.
"Dapatkah kau memulihkan dulu kesadaran Buyung Im seng agar aku dapat
berbicara beberapa patah kata dengannya ?"
Orang berbaju hitam itu tersenyum.
"Soal itu mah, boleh saja kusanggupi, cuma, hal ini harus menunggu sampai nona
sudah mengambil keputusan, aku baru melakukannya dengan segera....."
Ucapan ini diutarakan dengan suara yang lembut, akan tetapi sama sekali tiada
kesempatan untuk dirundingkan kembali. Agaknya sekarang Nyoo Hong leng
mengerti, baik di dalam ilmu silat, kecerdasan maupun ketajaman bersilat lidah,
ia masih bukan tandingan dari orang yang berbaju hitam itu, dalam keadaan
demikian, terpaksa dia harus berusaha untuk mempertahankan keselamatan jiwa
Buyung Im seng sekalian, kemudian baru diusahakan dengan cara lain.
Dlam keadaan demikian, tiba-tiba dia teringat kembali dengan diri Lian Giok
seng, maka ujarnya kemudian. "Kau bermaksud hendak menghantarku ke tempat mana ?"
"Tentu saja suatu tempat yang berpemandangan alam sangat indah, sekalipun tak
bisa dikatakan sebagai suatu tempat yang indah sekali, namun semua
kebutuhanmu tak akan kekurangan."
Nyoo Hong leng lantas berpikir.
"Andaikata aku menunjuk secara langsung agar Lian Giok seng menghantarkan
diriku, mungkin tindakan ini akan menimbulkan kecurigaan."
Berpikir demikian, sambil tertawa dingin, dia lantas berkata.
"Apakah aku akan ke sana seorang diri ?"
"Tentu saja ada orang yang akan mengantarmu !"
"Kapan aku berangkat ?"
"Menurut pendapat nona ?"
"Aku tak ingin menyaksikan sikapmu yang sangat angkuh dan sok berlagak besar
ini." Tersenyumlah orang berbaju hitam itu.
"Baiklah !" ia berkata, "waktu yang kusediakan bagimu cukup panjang, nona
bolehlah memikirkan pelan-pelan."
Sambil berpaling ke arah Lian Giok seng dia menambahkan, "Hantarlah nona Nyoo
menuju Teng-cian-siau-cu untuk beristirahat."
"Apakah diharuskan mengenakan alat borgol ?"
Orang berbaju hitam itu menggelang.
"Tidak usah, mulai detik ini kalian harus baik-baik melayani nona Nyoo...."
"Hamba menurut perintah."
410 Dengan suara dingin Nyoo Hong leng segera saja berseru.
"Suatu ketika bila aku berhasil merebut kekuasaan tertinggi dalam perguruan Sam
seng bun ini, maka orang pertama yang akan kubunuh adalah engkau, Lian Giok
seng !" Lian Giok seng seperti agak tertegun oleh ucapan itu, dia menggerakkan bibirnya
seperti hendak mengucapkan sesuatu, namun keinginannya itu kemudian
diurungkan. Nyoo Hong leng kuatir kalau orang berbaju hitam itu berubah pikiran, maka
cepatcepat dia membalikkan badan dan berlalu lenbih dulu meninggalkan tempat itu.
Lian Giok seng memandang sekejap ke arah orang berbaju hitam itu kemudian
berbisik lirih. "Nona Nyoo amat membenci hamba."
Orang berbaju hitam itu tersenyum, tanpa menjawab pertanyaan itu dia lantas
berkata. "Hantarlah dia ke sana."
Lian Giok seng segera mengiakan, dengan langkah lebar dia segera memburu di
belakang Nyoo Hong leng. "Kraaak... !" sebuah pintu baja pelan-pelan naik ke atas.....
Lian Giok seng segera memburu ke depan dan berjalan di muka Nyoo Hong leng,
katanya. "Aku akan membawakan jalan buat nona."
Nyoo Hong leng dengan mengikuti dibelakang Lian Giok seng segera berjalan
menelusuri jalan kecil beralaskan batu kerikil.
Ketika angin berhembus lewat, terendus bau harum semerbak yang membuat
segarnya suasana. Lian Giok seng segera berbisik.
"Harap nona mengikuti dibelakangku dan perhatikan setiap langkah kakiku....".
Kenapa ?" seru Nyoo Hong leng dengan gusar, "tempat ini adalah tanah lapang
yang luas, sekalipun aku hendak kabur, aku tidak percaya kalau kau dapat
menyusulku." Lian Giok seng tersenyum.
"Seandainya Seng cu tidak mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang,
apakah dia tetap akan membiarkan kau pergi dengan bebas merdeka seperti
sekarang ini ?" "Kau suruh aku berusaha untuk mengundangmu masuk ke ruang rahasia....."
Ketika mendengar perkataan itu, Lian Giok seng menjadi terperanjat, buru-buru
bisiknya. '"Ssstt...! Jangan keras-keras."
"Kau merasa takut ?" Nyoo Hong leng malah sengaja memperkeras suaranya.
411 Diam-diam Liang Giok seng mengerutkan dahinya rapat-rapat, kemudian ujarnya.
"Bila kau tidak ingin menolong Buyung kongcu, silahkan saja berteriak-teriak
keras." Ucapan tersebut seketika itu juga membuat Nyoo Hong leng menjadi tertegun.
"Aku ingin menolongnya !" dia berseru.
"Kalau begitu, dengarkan perkataanku."
"Mendengar kata-kata setanmu ! Kau minta aku berusaha untuk mengundangmu
masuk, dan aku telah melakukannya, bantuan apakah yang telah kau berikan
kepadaku ?" Kendatipun nadanya masih marah dan mendongkol namun suaranya jauh lebih
lirih. Dengan mempergunakan suara yang paling lirih Lian Giok seng menjawab.
"Paling tidak, aku toh tidak berniat mencelakaimu...."
Setelah berhenti sebentar, dia melanjutkan.
"Usia Sengcu benar-benar berada diluar dugaanku."
"Sudah sekian lama kau mengikutinya, apakah selama ini belum pernah melihat
raut wajah aslinya ?" seru Nyoo Hong leng dengan nada tercengang. "Belum. Dan
apa yang kusaksikan hari ini membuat aku merasa terkejut bercampur keheranan."
"Betul-betul seorang budak yang berbakat, sudah belasan tahun menjadi pengawal
pribadinya, maka bagaimanakah raut wajah majikannya tidak pernah diketahui ?"
Dampratan ini benar-benar sangat tajam dan menusuk perasaan, kontan saja paras
muka Lian Giok seng berubah menjadi merah padam seperti kepiting rebus,
hatinya bagaikan tertusuk-tusuk dengan pisau belati.
Bagaimanapun tebalnya iman orang itu, toh gusar juga setelah mendengar
dampratan tersebut, untung saja dia masih dapat mengendalikan diri katanya,
"Bangunan Teng-cian-siau-cu merupakan suatu tempat yang terpenting dan sepi,


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

walaupun sekilas pandangan seolah-olah nona bebas merdeka, sesungguhnya dari
empat arah, delapan penjuru terdapat orang-orang yang mengawasi semua
gerakgerikmu itu, maka kuanjurkan kepada nona agar lebih berhati-hati dalam setiap
tindakanmu....." Setelah memeriksa sejenak keadaan disekeliling tempat itu, dia melanjutkan.
"Ilmu silat yang dimiliki Sengcu telah nona saksikan kendatipun aku bekerja sama
dengan nona, juga belum tentu dapat menandinginya."
"Oleh karena itu kau takut, kau bermaksud hendak menjadi budaknya selama
hidup." "Nona berhati-hatilah sedikit kalau berbicara, ketahuilah dalam keadaan seperti
saat ini, bila tiada bantuanku bukan saja kau tak akan berhasil menolong Buyung
Im seng bahkan nona sendiripun jangan harap bisa meninggalkan tempat ini dalam
keadaan selamat kecuali kau benar-benar bersedia menjadi isterinya."
Nyoo Hong leng kontan saja meludah ke tanah, sumpahnya.
412 "Sialan ! Mungkin dia lagi bermimpi di siang hari bolong, sampai mati pun aku
tak akan kawin dengannya."
"Persoalan ini merupakan kejadian yang luar biasa, salah melukis harimau bisa
jadi anjing, bila tiada tunjangan suatu rencana yang matang, lebih baik
janganlah bertindak secara gegabah."
"Kalau begitu, kau benar-benar bersedia untuk membantuku ?"
"Dalam keadaan dan situasi sekarang ini, aku rasa tak perlu untuk membohongi
nona lagi. " "Bila kau bersungguh hati untuk membantu kami, seharusnya bisa kau tunjukkan
suatu tindakan yang berwujud, kalau hanya berbicara melulu, bagaimana mungkin
aku dapat mempercayai dirimu."
"Nona, sudah engkau saksikan keadaan dari Buyung Im seng dan Kwik Soat kun "
Hanya setengah harian mereka tidak bersua dengan nona, tapi sikap mereka
tibatiba berubah menjadi asing sekali dengan dirimu, bukankah demikian ?"
"Betul, aku benar-benar tidak habis mengerti cara apakah yang telah ia guanakan
sehingga apat membuat kesadaran mereka punah sampai-sampai diri sendiripun
dilupakan, apalagi terhadap sanak keluarga."
"Itulah salah satu cara terutama yang diandalkan oleh Sam seng bun menguasai
seluruh anggotanya."
"Kau adalah pengawal pribadinya, seharusnya terhitung orang yang paling dekat
dengannya, apakah kaupun tidak tahu cara apakah yang telah dipergunakan
olehnya ?" "Jangankan aku, sekalipun Ji-sengcu dan Sam-sengcu sendiripun tidak mengetahui
keadaan yang sebenarnya."
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mereka telah tiba di depan
pesanggrahan Teng-cian-siau-cu.
Yang dimaksudkan sebagai pesanggrahan ini merupakan sebuah ruang kecil yang
berdiri tersendiri, ruangan itu sangat indah dan menawan, aneka bunga tumbuh di
sekeliling tempat itu, pemandangannya indah menawan.
Cahaya lilin telah disulut dalam ruangan mungil itu. Seorang dayang-dayang
berbaju hijau dengan membawa sebuah lentera keraton yang berwarna putih
sedang menanti di depan pintu.
Dengan suara lirih Lian Giok seng segera berbisik, "Hati-hati nona, jangan
biarkan tindak tanduk kita diketahui oleh dayang tersebut."
Kemudian dengan langkah cepat dia memburu ke depan ruangan dan menegur.
"Siapa namamu ?"
"Budak adalah Pek Hap hoa !" sahut dayang berbaju hijau itu sambil
membungkukkan badan memberi hormat.
"Eh,,... Nona Nyoo mempunyai perangai yang kurang baik, kalian mesti
melayaninya dengan berhati-hati."
413 Sekali lagi Pek Hap hoa membungkukkan badannya memberi hormat.
"Budak mengerti"
Lian Giok seng segera membalikkan badan dan berkata dengan penuh rasa hormat.
"Silahkan nona Nyoo !"
Tanpa mengucapkan sepatah katapun Nyoo Hong leng langsung berjalan masuk ke
dalam ruangan. "Lian ya, apakah kau tidak duduk-duduk dulu dalam ruangan ?"
kata Pek Hap hoa kemudian.
Lian Giok seng memperhatikan wajah Pek Hap hoa beberapa saat lamanya,
kemudian balik bertanya, "Nona pernah berusaha denganku ?"
"Oooh.. kiranya begitu, hati-hati melayani nona Nyoo, aku hendak pergi dulu."
Beberapa patah kata diutarakan dengan suara keras, agaknya dia ada maksud agar
perkataan itu didengar oleh Nyoo Hong leng.
"Lian huhoat, kau masuk !" tiba-tiba Nyoo Hong leng berseru.
"Lian Giok seng mengiakan dan segera melangkah masuk ke dalam ruangan itu.
Pek Hap hoa mengikuti pula dibelakang Nyoo Hong leng melangkah masuk ke
dalam ruangan. Sementara itu Nyoo Hong leng telah duduk dalam ruangan tengah.
Empat buah lentera berbentuk keraton tergantung dalam ruangan itu dan
menyinari seluruh bagian ruangan.
Lian Giok seng segera maju ke depan, lalu sambil memberi hormat katanya.
"Apakah nona hendak memesankan sesuatu ?"
"Aku ingin berpikir tenang, tak usah meninggalkan seorang manusia pun disini,
suruh mereka semua berlalu dari tempat ini."
"Tentang soal ini, aku tak berani ambil keputusan."
Pek Hap hoa segera memberi hormat sambil berseru dengan cepat.
"Budak mendapat perintah dari Sengcu untuk datang kemari melayani keperluan
nona." "Bagaimana pesan Sengcu kepadamu ?"
"Dia suruh budak menuruti semua perintah dari nona dan tak boleh
membangkang." Nyoo Hong leng segera mendengus dingin.
"Hmm... ! Sekarang aku memerintahkan kepadamu untuk mengundurkan diri dari
sini, jika kau tak bersedia itu berarti kau telah membangkang perintahku."
"Kalau soal ini mah berbeda. Sebelum budak datang kemari, Sengcu telah berpesan
agar budak mengikuti nona dan tak bolah meninggalkan walau selangkahpun."
"Lian Giok seng !" Nyoo Hong leng segera berseru dingin, "cepat katakan kepada
Toa-sengcu kalian, katakan kalau aku bersedia kawin dengannya, tapi ia mesti
414 mencincang dulu tubuh Pek Hap hoa si budak ini sehingga hancur berkepingkeping."
Diam-diam geli juga Lian Giok seng setelah mendengar perkataan ini, pikirnya.
"Hebat juga siasat yang digunakan olehnya ini, tak nyana kalau akal muslihatnya
begitu banyak." Sedang di mulut dia menyahut.
"Akan kulaporkan hal ini kepada Sengcu !"
Selesai berkata dia lantas membalikkan badan dan beranjak pergi dari ruangan
itu. Pek Hap hoa menjadi amat gelisah, tiba-tiba teriaknya.
"Lian-ya, tunggu sebentar."
Lian Giok seng segera berhenti, lalu tanyanya sambil tertawa.
"Nona, ada pesan apa lagi "'
"Ada beberapa patah kata ingin budak sampaikan dulu, selesai mendengar ucapan
budak nanti, Lian-ya baru pergi memberi laporan."
"Aku pernah mendengar orang berkata, Sengcu mempunyai empat orang dayang
yang menggunakan nama bunga sebagai namanya, aku rasa nona pastilah salah
seorang diantaranya."
Pek Hap hoa manggut-manggut.
"Benar, budak adalah salah satu diantara empat bunga."
"Dayang empat bunga merupakan dayang-dayang kesayangan Sengcu, apakah kau
benar-benar takut kepadanya ?"
Beberapa patah kata itu diutarakan dengan suara lirih, agaknya sengaja diucapkan
agar jangan sampai kedengaran Nyoo Hong leng.
"Kau tidak mengerti tentang watak Sengcu," kata Pek Hap hoa sambil menggeleng,
Lian-ya suka menanti sebentar, budak akan pergi memohon kepada nona Nyoo agar
dia sudi menarik kembali perintahnya."
Kemudian sambil membalikkan badannya dan menghampiri Nyoo Hong leng, dia
melanjutkan. "Sebesar-besarnya nyali budak, budak juga tidak akan berani memusuhi nona,
hanya Sengcu memang berpesan demikian. Budak tak berani membangkang maka
harap nona memakluminya."
"Aku paling benci dengan orang yang berani membangkang perintahku...." ucap
Nyoo Hong leng dengan suara dingin.
TIba-tiba Pek Hap hoa maju selangkah dan mengayunkan telapak tangannya
menghantam dada Nyoo Hong leng.
Serangan ini dilancarkan sangat mendadak, jarak antara kedua belah pihak pun
amat dekat ditambah lagi serangan dari Pek Hap hoa itu cepat bagaikan sambaran
kilat, belum lagi serangannya tiba segulung tenaga pukulan yang amat tajam telah
meluncur tiba. 415 Jelas di dalam melancarkan serangannya itu dia dalam sertaan segulung tenaga
pukulan yang maha dahsyat.
Nyoo Hong leng segera mengayunkan tangan kanannya sambil menggeserkan
badan kesamping, dengan keras lawan keras dia sambut datangnya serangan dari
Pek Hap hoa tersebut! "Blaaammm.... sepasang telapak tangan telah saling membentur hingga
menimbulkan suara yang dipancarkan oleh dayang itu kuat sekali membuatnya
mundur selangkah tanpa sadar.
Pek Hap hoa sendiripun turur tergetar keras sehingga mundur dua langkah
sebelum dapat berdiri tegak.
Dengan kening berkerut Lian Giok seng segera menegur.
"Pek Hap hoa, besar amat nyalimu."
Sambil berseru tubuhnya segera menerjang maju ke depan.
"Kau tak usah mencampurinya...." tukas Nyoo Hong leng sambil mengulapkan
tangannya. Lian Giok seng segera menarik napas panjang-panjang dan menghentikan
terjangannya, lantas mundur ke samping.
Dalam pada itu, Pek Hap hoa telah menerjang maju ke depan, sepasang tangannya
diayunkan berbaring dengan melepaskan tiga buah serangan berantai.
Ketiga jurus serangan itu dilancarkan amat gencar dan dalam sekejap mata, semua
ancaman tertuju pada bagian-bagian yang mematikan dari tubuh Nyoo Hong leng.
Agaknya Nyoo Hong leng memang berhasrat untuk menyaksikan kepandaian silat
dari dayang tersebut, maka satu jurus seranganpun dia tidak melepaskan serangan
balasan, tapi selama ini, dia hanya mengandalkan ilmu meringankan tubuh yang
dimilikinya untuk berkelit dan menghindarkan diri dari semua ancaman yang
dilancarkan oleh Pek Hap hoa.
Setelah berhasil menghindarkan diri dari ketiga serangan itu, mendadak Nyoo
Hong leng mengembangkan serangan balasan, sepasang telapak tangannya secara
beruntun diayunkan ke depan melancarkan lima buah serangan berantai.
Kelima buah serangan tersebut dilancarkan dengan anteng, gesit, cepat dan
bagaikan sambaran kilat, memaksa Pek Hap hoa mundur tiga depa dari posisi
semula. Mendadak Pek Hap hoa menarik kembali serangannya kemudian mundur pula
sejauh lima depa, katanya.
"Ooohh... tak kusangka kalau kepandaian silat yang nona miliki sesungguhnya
begini lihai." Nyoo Hong leng pun dapat merasakan juga betapa lihainya kepandaian silat yang
dimiliki dayang tersebut, maka ujarnya sambil tersenyum.
"Kenapa " Apakah kau merasa tidak puas " Kalau begitu, bagaimana kalau kita
mencoba beberapa gebrakan lagi ?"
416 "Aku tak mengira kalau kepandaian silat yang nona miliki sudah mencapai
tingkatan sedemikian hebatnya."
"Akupun tak habis mengerti, mengapa secara tiba-tiba kau melancarkan beberapa
jurus serangan terhadap diriku " Sesungguhnya apa maksud dan tujuanmu "
"Aku hendak membunuh kau !"
"Membunuh aku ?"
"Benar." Lian Giok seng yang berada disampingnya segera berkata dengan suara dingin.
"Bila kau telah membunuh nona Nyoo, apakah kau tak kuatir jika Sengcu pun akan
merenggut nyawamu ?"
"Aku mengetahui dengan jelas tabiat dari Sengcu, dia tak pernah melakukan suatu
perbuatan yang menyesal di kemudia hari, seandainya aku berhasil melukai nona,
bukan merusak paras mukamu mungkin saja aku akan mendapat hukuman yang
sangat berat, atau mungkin saja dia akan benar-benar mencincang tubuhnya jadi
hancur berkepung-keping."
"Seandainya kau membunuhku dalam sekali pukulan ?"
"Keadaannya pasti akan jauh berbeda."
"Mengapa ?" "Bila aku benar-benar membunuhmu, maka aku takkan memperoleh hukuman paapa,
sedang Sengcu pun takkan mempersoalkan peristiwa ini lagi...."
Setelah menghembuskan napas panjang, dia melanjutkan.
"Aaaaii.... ! tak kusangka, ilmu silat yang kau miliki ternyata begitu hebatnya."
"Bagaimana sekarang ?"
"Sekarang keadaannya berbeda, asal kau laporkan kejadian ini kepada Sengcu dan
melaporkan jika aku telah menyergapmu, dia akan jatuhkan hukum mati
kepadaku." "Aku toh tak cedera atau menderita kerugian apa-apa, mengapa dia harus
merenggut nyawamu ?"
"Justru karena kau tak mati dan dia ingin merebut hatimu, maka aku akan
membunuhnya, apa kau merasa lega dan senang, sebab kau adalah orang baru,
sedang budak hanya orang lama !"
Nyoo Hong leng segera mendengus dingin. "Hmmm, rupanya begitu."
Mendadak Pek Hap hoa mencabut keluar sebilah pisau belati dari dalam sakunya,
kemudian katanya. "Cuma aku takkan memberi kesempatan kepadanya untuk membunuhku, sebab
aku akan menghabisi nyawaku sendiri."
Sehabis berkata dia lantas mengayunkan pisau belatinya dan menusuk ke dadanya
sendiri. 417 Nyoo Hong leng bertindak cepat dengan melancarkan sebuah sentilan jari yang
dengan cepat menotok jalan darah pada pergelangan tangan kanan Pek Hap hoa.
Begitu jalan darahnya kena tertotok, kontan genggaman tangan Pek Hap hoa
mengendor dan pisau belati itupun segera jatuh ke atas tanah.
Sambil tertawa hambar Nyoo Hong leng berkata.
"Menang kalah adalah masalah yang umum dan lumrah, toh kamu belum
menderita kalah mengapa harus cari kematian buat diri sendiri "
Pek Hap hoa menghela napas panjang.
"Aaaaiiii... andaikata kau laporkan kepadanya kalau aku telah menyergap dirimu,
akupun akan mengalami kematian, mungkin saja demi merebut hatimu dia akan
membuat kematianku lebih mengerikan, daripada kau menyiksa diriku biarkan aku
mati dengan membunuh diriku sendiri."
Nyoo Hong leng segera tertawa, katanya.
"Darimana kau bisa tahu kalau aku akan memberitahukan hal ini kepada Sengcu ?"
"Aku gagal membunuh dirimu, aku pasti akan membencimu tentu saja kaupun
akan memberitahukan hal ini kepadanya."
"Sebenarnya aku hendak melaporkan hal ini kepadanya, tetapi setelah berhasil aku
tebak dengan jitu, aku justru tak mau memberitahukan hal ini kepadanya !"
"Lalu engkau hendak menggunakan cara apa untuk menghadapi diriku ?" tanya
Pek Hap hoa sambil tersenyum.
"Itu mah urusan pribadiku sendiri, aku tak ingin memberitahukan kepadamu."
Kemudian sambil mengulapkan tangannya dia melanjutkan.
"Mundurlah dulu kau dari sini !"
Agaknya Pek Hap hoa sudah menaruh perasaan kagum serta hormatnya kepa Nyoo
Hong leng, dia segera mengiakan dan segera mengundurkan diri dari tempat itu.
"Aku pun hendak mengundurkan diri pula...." ucap Lian Giok seng kemudian.
Kemudian sambil merendahkan suaranya dia melanjutkan, "Harap nona suka
melayani dia secara baik-baik selama tiga hati, dalam tiga hari aku pasti ada
kabar yang akan kusampaikan kepada nona."
Mendengar itu, dengan mempergunakan suara yang lirih pula Nyoo Hong leng


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjawab. "Engkau harus tahu, hidup sehari disini bagiku sama dengan setahun, semoga kau
bertindak cepat karena semakin cepat semakin baik."
Lian Giok seng manggut-manggut, "Lebih luweslah menghadapi setiap perubahan
yang mungkin kau hadapi, asal nona dapat menempatkan dirimu pada posisi yang
benar, aku rasa semua kesulitan dapat teratasi."
"Aku mengerti !"
Lian Giok seng lantas membalikkan badan terus beranjak keluar tempat tersebut.
418 Memandang hingga bayangan tubuh dari Liang Giok seng telah lenyap dari
pandangan, Nyoo Hong leng baru membungkukkan badan mengambil pisau belati
Pek hap hoa yang terjatuh di lantai, kemudian serunya dengan lantang.
"Masuklah kau !"
Pek Hap hoa mengiakan dan melangkah kedalam, sesudah memberi hormat
katanya. "Nona, kau ada pesan apa ?"
"Berapa usiamu tahun ini ?"
"Tahun ini budak berusia delapan belas tahun."
"Aaaahh, sulit betul dengan usia muda itu, ternyata berhasil memiliki
serangkaian ilmu silat yang begitu hebat."
Pek Hap hoa tertawa cekikan.
"Kalau kulit wajah nona, rasanya umurmu juga takkan lebih besar dari pada usia
budak, tapi nyatanya ilmu silatmu masih jauh berada diatas kemampuan budak."
"Keadaan kita berbeda, ilmu silatku berasal dari warisan keluarga, semenjak
kecil sudah mulai berlatih diri, sebaliknya kau belajar lewat guru, nyatanya kau
berhasil mencapai kepandaian setingkatan begini tinggi."
"Dulu, ilmu silatku amat cetek, tapi dua tahun belakangan ini, terutama setelah
terpilih menjadi dayang pribadinya, ilmu silatku memang memperoleh kemajuan
yang amat pesat." Dari pembicaraan orang, Nyoo Hong leng tahu kalau dayang itu bukan seorang
yang licik dan suka main akal muslihat, maka sambil tersenyum lantas bertanya.
"Dia, dia melulu, sebenarnya siapakah 'dia' yang kau maksudkan ?"
"Tentu saja Toa sengcu !"
"Ooohh.. kalau begitu Toa sengcu baik sekali kepadamu ?"
Pek Hap hoa segera tertawa rawan.
"Itu mah kejadian sebelum nona kemari, tapi sekarang, keadaannya telah berubah,
diantara empat bunga, Toa sengcu paling sayang kepada budak, tetapi selanjutnya
semua kasih sayangnya tentu akan dilimpahkan pada nona seorang."
"Dari mana kau bisa tahu ?"
"Aku sudah berkumpul banyak tahun dengannya, cukup jelas kupahami jalan
pikirannya." Mendengar sampai disini, diam-diam Nyoo Hong leng lantas berpikir, "tampaknya
budak ini banyak mengetahui tentang keadaan Toa Sengcu, bila kau ingin
mengetahui lebih banyak tentang dia, aku harus berusaha mengorek keterangan
dari mulut dayang ini."
Sementara itu, Pek Hap hoa juga sedang mengamati Nyoo Hong leng dari atas
hingga bawah lalu menarik napas panjang-panjang, "Yah, hal inipun tak bisa
419 disalahkan, nona memang cukup cantik dan menarik, jauh melebihi kecantikan
kami empat bunga sekaligus, tentu saja nona lebih unggul dalam persaingan ini."
Nyoo Hong leng segera tertawa hambar, "Kau terlalu memuji" katanya, "Padahal
kau lebih cantik daripada diriku."
"Sebelum bertemu dengan nona, aku memang berpendapat demikian, tapi setelah
bersua dengan nona, budak baru sadar bahwasanya aku tak lebih hanya seorang
budak kecil yang jelek mana bodoh lagi."
Dengan lemah lembut Nyoo Hong leng menarik kedua tangan Pek Hap hoa, lalu
digenggamnya erat-erat, kemudian itu ujarnya.
"Ucapanmu kelewat sungkan, terus terang, potongan wajahmu membuat hatiku
iba, meskipun kau berusaha untuk membunuhku, namun aku tetap menyukai
dirimu." Pek Hap hoa segera mengedipkan sepasang matanya yang bulat besar, lalu berseru.
"Sungguh perkataanmu itu ?"
"Mengapa aku harus membohongimu ?" sahut Nyoo Hong leng sambil tertawa,
"aaii... kau memang kelewat bodoh ! "
"Mengapa ?" "Tampaknya antara kau dan Toa sengcu masih belum menentukan tingkat
kedudukan." "Tingkat kedudukan apa " Dalam pandangan orang, aku hanya seorang dayang
pribadinya belaka." "Bila kau dapat menentukan tingkat kedudukanmu dengannya, maka kendatipun
dia adalah seorang yang baru bosan yang lama, tak nanti dia dapat menyingkirkan
dirimu dengan begitu saja."
Pek Hap hoa segera tertawa hambar.
"Dia adalah sebuah bukit yang tak dapat kucapai ketinggiannya, sedangkan kami
adalah sekuntum bunga liar yang tumbuh diatas bukit tersebut."
"Jika kau memandang rendah dirimu sendiri, sampai kapan kedudukanmu baru
dapat berubah" Selama hidup kau hanya bisa menjadi seorang nona mengenakkan
yang biasanya menuruti perintah orang."
"Yaa, mungkin saja nasibku memang baru ditakdirkan begini."
Agaknya perkataan itu belum selesai dia utarakan, secara tiba-tiba saja dayang
itu membungkam diri dalam seribu bahasa.
Nyoo Hong leng pun segera meningkatkan kewaspadaannya, dia tahu urusan ini
boleh kelewat keburu napsu, sebab akibatnya masalah besar dapat menjadi
berantakan. Maka setelah tertawa hambar diapun berkata.
"Baiklah, selanjutnya kau boleh ikut aku, sudah pasti akan kubantu dirimu dengan
sepenuh tenaga." 420 "Terima kasih banyak nona, atas bantuanmu." Pek Hap hoa segera
membungkukkan badannya memberi hormat.
"Sebentar dia akan kembali kemari, cepat kau simpan pisau belati itu."
Pek Hap hoa segera menyimpan kembali pisau itu, kemudian menggeleng katanya.
"Sekarang dia belum akan kemari!"
"Mengapa?" "Ia sedang melatih sejenis ilmu sakti dan kebetulan sudah mencapai tingkatan
yang paling kritis, oleh sebab itu saban hari dia mesti duduk bersemedi sebanyak dua
kali didalam kamar rahasianya, sekarang adalah saatnya melatih diri untuk kelima
kalinya." "Berapa waktu yang dia butuhkan setiap hari untuk melatih diri?"
Pek hap hoa ragu-ragu sebentar, kemudian baru menjawab.
"Kurang lebih dua jam!"
Nyoo Hong leng segera berpikir.
"Ilmu silatnya telah mencapai ke tingkatan yang luar biasa, bila aku harus
bertarung melawan dirinya, dengan mudah ia pasti dapat merobohan diriku. Saat
itu, bila ia sampai memaksaku dengan kekerasan, sudah pasti aku dapat bunuh
diri, tetapi kehormatanku toh sudah ternoda terlebih dahulu. Yah, aku musti
sedia payung sebelum hujan, persiapan yang penting mesti disiapkan lebih dulu. Paling
baik jika kutarik Pek Hap hoa agar berada disisiku, kemudian baru menghadapi
segala perubahan dengan menuruti keadaan."
Sejak kecil ia sudah dimanja oleh kedua orang tuanya sehingga bukan saja
berhasil memiliki ilmu silat yang tinggi, lagipula pembantunya banyak tak terhitung,
ratarata berilmu tinggi. Ini semua membuat gadis itu bukan cuma angkuh dan tinggi
hati, diapun tak pernah memandang sebelah mata terhadap orang-orang persilatan.
Tapi, sejak dia bertemu Buyung Im seng dan tubuhnya terasa cinta didalam
hatinya tanpa sadar ia telah menerjunkan dirinya kedalam pergulatan dunia
persilatan. Dengan mengandalkan kecerdasan serta kepandaian silatnya dia
bersedia menyerempet bahaya sehingga menambah pengetahuannya. Kesemuanya
itu membuat dia semakin sadar akan kelicikan dan kebusukan orang-orang dunia
persilatan. Kendatipun demikian, keunggulan musuh yang dihadapinya sekarang serta
ancaman bahaya maut yang terbentang dihadapan matanya akan membuat ia
merasa tergagap, juga untuk menghadapinya.
Ketika Pek Hap hoa menyaksikan Nyoo Hong leng hanya termenung belaka tanpa
berbicara, dengan cepat dia berkata.
"Nona tentunya kau lapar bukan, budak akan pergi menyiapkan sayur dan nasi."
"Tidak usah" sahut Nyoo Hong leng, "Baru saja aku bersantap, yang kubutuhkan
sekarang adalah petunjukmu tentang manusia dan persoalan yang berada disini."
"Aaaah, nona terlalu sungkan. Bila kau ingin membutuhkan suatu keterangan
dariku, silahkan saja nona utarakan!"
421 Toa sengcu masih sangat muda, usianya paling banter baru tiga puluh dua - tiga
tahunan, tapi dia telah berhasil mencapai suatu sukses yang luar biasa. Pada
hakekatnya ia seorang manusia aneh yang luar biasa"
"Jadi nona sudah pernah melihat raut wajah aslinya?" tanya Pek Hap hoa agak
tertegun. "Yaa, sudah pernah" sahut Nyoo Hong leng.
"Agaknya dia sangat baik kepadamu, baru sehari berjumpa sudah bersedia
menjumpai dirimu dengan wajah aslinya. Padahal dua tahun kami mengikutinya
belum juga berhasil melihat raut wajah aslinya."
"Dalam hatiku pun selalu merasa keheranan"
"Apa yang kau herankan?"
"Sudah hampir dua puluh tahun lamanya Sam seng bun muncul dalam dunia
persilatan. Kalau sebagai Toa sengcu usianya cuma tiga puluh tahunan, lantas
pada usia berapakah dia mendirikan perguruan Sam seng bun" Masa dalam sebelas
dua belas tahun dia sudah mampu mendirikan kekuatan maha besar"
Agaknya Pek Hap hoa tidak pernah menduga sampai kesitu, untuk sesaat lamanya
ia tertegun. "Yaa, benar peristiwa ini memang aneh rasanya"
Melihat kebingungan yang menghiasi wajah Pek Hap hoa dia tahu bahwa persoalan
itu kelewat mendadak baginya, maka buru-buru dia mengalihkan pembicaraan
kesoal lain, tanyanya. "Apakah dia adalah seorang yang amat menyukai perempuan?"
Pertanyaan ini segera membuat Pek Hap hoa menjadi sangat tertegun.
"Soal ini mah sukar untuk dijawab. Kalau dibilang tidak menyukai perempuan,
kami empat dayang bunga sudah dinodai semua olehnya. Bila dibilang menyukai
perempuan, maka sudah dua tahun kami tinggal disini, dia tak pernah mengusik
kami lagi, bahkan dikarenakan apa hingga sampai sekarangpun tak bermesraan
dengan kami. Dalam satu tahun belum tentu kami bisa menemaninya selama
beberapa kali. Agaknya dia merasa kalau pengakuannya itu terlampau blak-blakan sehingga
tanpa terasa sepasang pipinya berubah menjadi merah padam. Untuk sesaat
lamanya dia menjadi amat jengah sehingga tak mampu untuk melanjutkan kembali
kata-katanya. Nyoo Hong leng sendiripun merasa turut jadi jengah setelah mendengar perkataan
itu, dia segera menarik napas panjang, katanya.
"Kalau begitu, dia adalah seorang manusia yang sangat aneh?"
"Sedikitpun tak aneh" mendadap terdengar suara tertawa ringan berkumandang
memecahkan keheningan. Menyusul suara jawaban itu, seseorang berbaju hitam, berkain kerudung warna
hitam pula pelan-pelan berjalan masuk kedalam ruangan.
422 Melihat dari potongan badannya, Nyoo Hong leng tahu kalau dia adalah Toa
sengcu, sambil tertawa hambae segera serunya.
"Oooh, rupanya kau!"
Orang berbaju hitam itu segera melepaskan kain kerudung hitam penutup
wajahnya, kemudian setelah tersenyum ia berkata.
"Benar, aku hanya menengok nona sebentar, kemudian akan memohon diri!"
"Tempat ini adalah tempat milik pribadimu, mau tinggal atau tidak toh terserah
kehendak hatimu sendiri..."
Mendadak ia merasa ucapan tersebut seperti ada titik lemahnya, buru-buru ia
lantas membungkam. "Maksud nona apakah kau merasa amat girang kalau aku tetap tinggal ditempat
ini?" sambung orang berbaju hitam itu cepat.
"Mengapa aku harus mengurusi dirimu?" tukas Nyoo Hong leng sambil tertawa
dingin. Orang berbaju hitam itu segera berpaling dan memandang sekejap terhadap Pek
Hap hoa setelah itu ujarnya sambil tertawa.
"Kau boleh mengundurkan diri dari sini!"
Paras muka Pek Hap hoa berubah hebat, tapi dia toh menurut juga untuk
mengundurkan diri dari situ.
"Hei apa yang hendak kau lakukan?" Nyoo Hong leng segera menegur.
"Aku hanya ingin berbincang-bincang empat mata dengan noa!"
"Apa yang hendak diperbincangkan?"
"Bagaimana kalau memperbincangkan tentang diriku lebih dahulu?"
Nyoo Hong leng segera berpikir dalam hatinya.
Dalam dirinya memang banyak hal yang terasa misterius, hal-hal tersebut tidak
kupahami hingga terangan, akupun merasa kurang leluasa untuk menanyakan
secara langsung kepadanya, lebih baik memang membiarkan dia membicarakannya
sendiri. Meskipun berpikir demikian, dimuka ujarnya.
"Persoalan apa yang bisa diperbincangkan lagi?"
Orang berbaju hitam itu segera tertawa ramah, sahutnya.
"Nabi besar Khong Hu Cu pernah berkata 'Makan, minum, lelaki, perempuan
merupakan bencana besar bagi manusia', barang siapa suka akan perempuan,
napsu namanya, aku toh bukan malaikan atau nabi...."
"Lantas mengapa kau harus menyebut dirimu sebagai Toa sengcu (malaikat
pertama)?" tukas Nyoo Hong leng sambil tertawa dingin.
"Agar supaya orang awam menganggapku agak misterius, terpaksa aku harus
menggunakan nama tersebut. Padahal aku juga seorang manusia yang terdiri dari
darah dan daging, akupun punya perasaan cinta dan napsu birahi"
423 "Aku lihat kau bukan seorang manusia?"
"Ooooh... lantas apa?"
"Seorang manusia munafik, setan perempuan, mahluk aneh yang menggidikkan
hati orang saja" Orang berbaju itam itu segera tertawa.
"Tampaknya Pek Hap hoa sudah banyak memberitahukan soal-soal tentang diriku
kepadamu?" Nyoo Hong leng segera meningkatkan kewaspadaannya, tak tahan dia berseru.
"Orang lain toh gadis baik-baik, juga tak mau mengawininya cukup dilihat dari
sikap serta perbuatanmu itu hal mana menunjukkan kalau kau bukan seorang
enghiong bukan seorang hohan sejati"
"Dia mah belum pantas untuk mendampingi diriku, sebenarnya aku menyangka
kalau didunia ini tak nanti ada orang yang bisa meluluhkan hatiku, sungguh tak
disangka hari ini aku berhasil menemukannya juga"
Ntoo Hong leng menjadi tertegun.
"Maksudmu...?" "Kau" sahut orang berbaju hitam itu dengan cepat. "Mungkin selain kau, dunia ini
sudah tak ada orang kedua lagi." Setelah terbahak-bahak dia melanjutkan, "Hai Po
Tong Cu Im Hui mempunyai adik perempuan, Im siau Gwat. Dia memang berwajah
cantik sayang kecantikan wajahnya sedikitpun tidak menarik hatiku."
"Kau sedang memuji kecantikanku?" jengen Nyoo Hong leng sambil tertawa dingin.
"Benar! Orang kuno bilang setiap sepuluh langkah terdapat rumput muda, tapi aku
berbeda dengan orang biasa. Dalam perguruan Sam seng bun kami banyak terdapat
anggota perempuan, diantaranya banyak juga yang disebut cantik. Namun dalam
pandanganku mereka hanya biasa saja, dalam anggapanku di dunia ini sudah tiada
perempuan cantik lagi, siapa tahu setelah berjumpa dengan nona hari ini..."
"Kenapa?" tukas Nyoo Hong leng dingin.
"Aku baru tahu kalau didunia ini memang terdapat perempuan cantik...."
Setelah tersenyum, sambungnya lebih jauh.
"Aku bukannya tiada cacad, tapi aku adalah lelaki yang berpandangan tinggi.
Seandainya nona tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, tak nanti hatiku bisa


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertarik." "Empat dayang bunga telah kau nodai semua, apakah kau masih belum merasa
puas?" Kembali orang berbaju hitam itu tertawa hambar.
"Apakah Pek Hap hoa telah memberitahukan kesemuanya itu secara jelas
kepadamu?" "Kalau kau berani berbuat, mengapa kuatir diketahui orang lain?"
Kembali orang berbaju hitam itu tertawa.
424 "Apa yang dikatakan Pek Hap hoa memang semuanya kenyataan dan jujur, aku
enggan mengawini mereka karena aku merasa bahwa didunia ini tiada orang yang
pantas menjadi istriku!"
"Apakah aku pantas?"
Orang berbaju hitam itu kembali tersenyum.
"Bagaimanakah perasaan nona sendiri?" dia balik bertanya.
"Ilmu silatmu sangat tinggi, lagipula menguasai perguruan Sam seng bun yang
mempunyai kekuasaan terbesar didunia persilatan, syarat tersebut sudah cukup
untuk menggetarkan hatiku."
Orang berbaju hitam itu segera tersenyum.
"Dan akhirnya kau masih tetap enggap untuk mengabulkan permintaanku...?"
katanya. "Perkataanmu itu terlampau tergesa-gesa!"
"Jadi kau meluluskan permintaanku?"
"Aku hanya memikirkan persoalan ini secara pelan-pelan dan seksama kemudian
baru dapat memberikan keputusannya"
"Kalau begitu berpikirlah pelan-pelan, cuma aku ingin memberitahukan satu hal
kepadamu." "Persoalan apa?"
"Tentang Buyung Im seng..."
Mendadak dia membungkam dan mengalihkan sorot matanya yang tajam keatas
wajah Nyoo Hong leng. Sekuat tenaga Nyoo Hong leng berusaha untuk mengendalikan perasaannya, lewat
lama kemudian ia baru berkata.
"Bagaimana dengan Buyung Im seng?"
"Dalam lima hari kemudian Buyung Im seng sudah tak tertolong lagi jiwanya."
Dalam hati kecilnya Nyoo Hong leng merasa sangat terkesiap namun diluaran
berlagak seolah-olah tenang sekali, tanyanya sambil tersenyum.
"Mengapa dia?" (Bersambung ke jilid 22) 425 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Kontributor penulisan: Bintang73
Jilid 22 OBAT RACUN dimana olehnya dalam lima hari kemudian sudah tak dapat
ditawarkan lagi satu berarti dia akan selamanya menjadi anak murid perguruan
Sam seng bun kami. Oleh karena itu. Dalam lima hari nona harus mengambil suatu
keputusan." "Hmmm, tampaknya wajahmu saja berlagak baik dan bijaksana, padahal hatimu
keji, licik dan busuk.....
"Dimana kesalahanku?"
Kau sudah bilang berapa lamapun aku hendak mempertimbangkan persoalan ini
tak menjadi soal, tapi sekarang kau memberikan batas waktu selama lima hari
saja". "Aku toh tidak memberikan batas waktu untukmu" Aku hanya memberitahukan
soal Buyung Im Seng kepadamu, tentang persoalan berapa lamakah nona hendak
mempertimbangkan masalah ini, itu kan urusan nona pribadi.
Lantas apa maksudmu memberitahukan hal tersebut padaku?"
"Buyung Im seng datang bersama-sama, aku mersa sudah seharusnya
memberitahukan hal ini kepadamu, tahu kalau begitu tidak memperhatikan
keselamatan jiwanya, aku pasti tak akan memberitahukan soal ini kepadamu ...."
426 Tergerak juga hati Nyoo hong leng dia lantas berpikir. "Bila aku menyatakan
tidak menaruh perhatian, mulai sekarang sudah pasti dia tak akan memberitahukan
soal-soal yang menyangkut tentang Buyung Kongcu, sebaliknya jika aku kelewat
terburu nafsu pasti akan mempergunakan titik kelemahan tersebut untuk
mendesakku" Berpikir akan hal itu, dia menjadi terganggu dan tak tahu bagaimana harus
menjawab. Agaknya orang berbaju hitam itu sudah merasakan pertentangan batin yang
berlangsung dihati Nyoo Hong leng, sambil tersenyum dia lantas mengalihkan
pokok persoalan ke masalah yang lain, katanya : "Nona, pikirlah persoalan ini
pelan-pelan, aku hendak mohon diri terlebih dahulu"
Dia lantas memberi hormat, mengenakan kain serudung hitamnya dan
membalikkan badannya berlalu dari situ.
Berhenti !" tiba-tiba Nyoo Hong leng membentak.
Orang berbaju hitam itu berhenti dan membalikkan badannya. Lalu ia menegur
"Ada urusan apa nona?"
Nyoo Hong leng mengigit bibirnya menahan diri, beberapa saat kemudian ia baru
bertanya. "Benarkah kau ingin mengawini diriku?"
"Mungkin !" Nyoo Hong leng segera tertawa dingin, tukasnya.
"Kata mungkin hanya menunjukkan kalau kau belum tentu"
"Bagaimana dengan nona" Apakah kau telah mengambil keputusan ?" orang
berbaju hitam itu segera balik bertanya.
"Hal ini tergantung berapa bagiankah kejujuran hatimu, kemudian baru bisa
ditentukan keputusanku"
"Baiklah, bila kau meluluskan permintaanku maka aku kena membubarkan
perguruan Sam seng-bun, melepaskan ambisiku menguasai dunia persilatan dan
bersamamu mengasingkan diri ditempat yang terpencil untuk menikmati hidup"
427 Nyo Hong-leng tampak agak tertegun setelah mendengar perkataan itu, setelah
termangu sebentar kemudian serunya.
"Sungguhkah perkataanmu itu?"
"Setiap patah kataku muncul dari sanubari yang sejujurnya.
"Aku tak seperti keempat dayang bungamu yang mudah tertipu, aku ingin
menyaksikan dahulu kau membubarkan perguruan Sam Seng-bun."
Dengan kata-kata yang amat serius, orang berbaju hitam itu segera berkata.
"Dalam perguruan Sam Seng-bun ini banyak terdapat manusia buas yang berhati
keji, sebelum perguruan Sam Seng-bun dibubarkan, orang-orang semacam itu harus
dibunuh terlebih dahulu atau kalaupun tak dibunuh paling tidak ilmu silatnya
harus dipunahkan, agar mereka tak bisa melakukan perbuatan yang merugikan
masyarakat banyak lagi. Nyoo Hong leng segera mengedipkan sepasang matanya yang bulat besar kemudian
ujarnya dengan bersungguh-sungguh.
"Tampaknya kau bicara dengan amat serius ?"
"Yaa, benar. Bila aku telah melakukan permintaanmu, maka setiap perkataan yang
kuucapkan merupakan kata-kata yang bobotnya melebihi sebuah bukit karang.
Tampaknya Nyoo Hong leng merasa tercengang dan sama sekali diluar dugan atas
keputussan yang diambil oleh orang berbaju hitam itu, dia lantas menghela napas
panjang, katannya kemudian :
"Benarkah aku mempunyai gaya pengaruh yang begitu besarnya ?"
"Dalam hatiku kau seorang perempuan yang paling cantik di dunia ini.
Kedudukamu dalam hatiku, jauh lebih penting daripada ambisiku untuk menguasai
jagad" "Bila apa yang kau ucapkan adalah kata-kata yang sejujurnya, hal ini benaarbenar
membuat aku akan menilai waktumu"
"berpikirlah pelan-pelan ! Bila sudah mengambil keputusan. Beritahulah kepadaku
!" Dia lantas membalikan badannya dan pelan-pelan berjalan keluar dari situ
428 Memandang bayangan si orang berbaju hitam yang menjauh, tiba-tiba dari dalam
hati kecil Nyoo Hong-leng muncul suatu perasaan sedih yang aneh sekali, dia
merasa pelbagai persoalan secara tiba-tiba datang bersamaan waktunya dan
terkumpul semuanya di dalam hatinya.
Mendadak terdengar suara langkah kaki manusia bergema memecahkan
keheningan, Pek Hap hoa pelan-pelan berjalan masuk kedalam. "Nona Nyoo!"
bisiknya kemudian Lirih. Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap kearah Pek Hap Hoa kemudian
tanyanya "Sudah kau dengar apa yang telah kubicarakan dengan dia ?"
"Sudah kudengar sedikit"
Sekarang aku merasa agak bimbang, aku tidak tahu apakah dia ini orang baik atau
dia jahat ?" Pek hap hoa segera tertawa.
"Aku sendiripun kurang begitu memahami tentang dia, tetapi dalam perasaanku
dia adalah lelaki yang amat memikat hati"
Aku mah tidak mempunyai perasaan tersebut . aku hanya ingin membedakan
apakah dia orang baik, atau orang jahat.
Setelah berhenti sejenak lanjutnya.
"Pergilah beristirahat ! Akupun merasa amat lelah, aku ingin tidur sebentar
untuk memulihkan kembali tenagaku"
"Nona" Bisik Pek hap Hoa
Nyoo Heng leng telah membalikkan badannya dan pelan-pelan berjalan masuk ke
ruangan dalam, sambil berjalan dia mengulapkan tangannya seraya berseru.
"Kalau ada urusan lain, lebih baik kita berbincang lain hari .... !"
Pek Hap hoa menghela napas panjang, dia lantas membalikkan badannya dan
berlalu dari situ. Nyoo hong leng segera menutup pintu kamarya, dimana sudah tersedia sebatang
lilin merah yang besar. 429 OoooOOOoooO Bagian ke tiga puluh Satu
DIBAWAH cahaya lilin, terlihatlah seluruh ruangan itu berwarna merah darah,
dindingnya merah, lantainya merah, bahkan cermin dan kursi pun dilapisi oleh
kain merah. Seluruh ruangan itu hampir semuanya berwarna merah, kecuali cermin sendiri.
Semestinya ruangan dengan dekorasi semacam itu merupakan suatu tempat yang
sangat nyaman, akan tetapi Nyoo Hong leng sedang diliputi oleh pelbagai perasaan
yang memusingkan dan mengesalkan pikirannya, maka hal-hal yang semacam itu
tidak lagi diperhatikan secara serius.
Bayangan tubuh dari buyung Im Seng serasa berkecamuk dalam hatinya.
Kemudian diapun teringatpula akan Toa sengcu yang memiliki ilmu silat yang
tiada taranya itu. Dia berbaring dengan mengenakan pakaian lengkap, tetapi walaupun sudah
bolakbalik kesana kemari, sulit rasanya untuk tidur pulas. Entah berapa lama sudah
lewat, tatkala di ufuk timur sana sudah mulai memancarkan setitik cahaya terang,
dia baru terlelap tidur. Ketika mendusin kembali, matahari sudah berada diatas awang-awang.
Dengan senyuman dikulum Pek Hap hoa berdiri didepan pembaringannya, begitu
dia membuka mata, dayang itu segera menyapa dengan suara lirih.
"Nona, kau telah mendusin?"
Nyoo Hong leng membereskan rambutnya yang kusut, kemudian pelan-pelan
berkata : "Sekarang sudah jam berapa ?"?"?"
"Sudah mendekati tengah hari !"
"Aaaaah, sudah begini siang ?" Nyoo Hong leng berseru tertahan.
"Ya benar, dia sudah hampir satu jam menantimu."
"Siapa ?" "Ditempat ini kecuali budak seorang yang boleh masuk keluar dengan bebas dan
leluasa masih ada satu orang lagi yang dapat berbuat demikian, tentu saja dia
adalah Toa sengcu." 430 "Mau apa dia datang kemari ?" Tanya Nyoo Hong leng dengan wajah berubah
menjadi dingin seperti es.
"Aku tak tahu, ketika ia melihat nona masih tidur, diapun duduk menunggu disana
bahkan tak membiarkan aku untuk membangunkan dirimu, dengan sabar sekali ia
menunggu di ruangan tengah."
Nyoo Hong leng segera menggerakkan tangan kanannya untuk membenahi
rambutnya yang kusut, kemudian pelan-pelan berjalan keluar.
Tampak olehnya Toa Seng-cu yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam
dengan kain kerudung yang telah dilepaskan duduk di ruang tengah sambil
membaca buku. Dengan suara dingin Nona Nyoo segera menegur "Mau apa lagi kau datang kemari
?" Orang berbaju hitam itu segera meletakkan bukunya sambil bangkit berdiri, lalu
katanya seraya tertawa. "Aku datang untuk menyampaikan salam pada nona."
"Aku baik sekalai, tak usaha."
Orang berbaju hitam itu segera bangkit berdiri mengenakan kembali kain kerudung
hitamnya. Kemudian ujarnya.
Kalau begitu aku mohon diri terlebih dahulu."
Seraya berkata lantas membalikkan badannya dan berjalan keluar dari situ.
Berhenti bentak Nyoo Hong-leng tiba-tiba.
"Nona masih ada pesan apa lagi?" Tanya orang berbaju hitam itu sambil
membalikkan badannya dan tertawa.
"Aku harap kau membalaskan racun didalam tubuh Kwik Soat Kun lebih dulu dan
mengirimnya kemari, aku ada urusan yang hendak dirundingkan dulu dengannya."
431 Orang berbaju hitam itu segera manggut-manggut.
"Dalam satu jam, aku akan mengutus orang uuntuk menghantarnya kemari."
"Yang kuminta adalah orang yang waras otaknya, sehat dan normal sebagai
manusia biasa." "Maksudmu racun dalam tubuhnya harus dipunahkan agar dia dapat pulih kembali
seperti sediakala bukan ?" kata orang berbaju hitam itu sambil tertawa.
"Tepat sekali !"
Bersantaplah dengan hati tenang !" dengan langkah lebar dia lantas berlalu dari
situ. Dalam pada itu. Pek Hap hoa telah menyiapkan hidangan diatas meja, meski
macam sayurnya terlalu banyak, namun macamnya merupakan menu pilihan.
Dalam keadaan seperti ini, walaupun Nyoo Hong leng merasa perutnya lapar,
tetapi sulit rasanya untuk menelan hidangan yang lezat itu, setelah makan
beberapa suap, dia lantas meletakkan kembali mangkuk dan sumpitnya.
Ternyata orang berbaju hitam itu amat memagang janji, tak sampai satu jam
kemudian. Lian Giok seng telah mengajak Kwik Soat kun datang. Dengan hormat
Lian Giok seng menjura, kemudian katanya :
"Nona Kwik telah datang."
"Baik, kau boleh mengundurkan diri !" kata Nyoo Hong-leng sambil mengulapkan
tangannya. Sekali lagi Lian Giok seng menjura, kemudian baru mengundurkan diri dari sana.
"Kau pun boleh pergi beristirahat !"
Pek Hap hoa segera mengiayakan dan mengundurkan diri dari situ, menyusul
kemudian diapun merapatkan pintu ruangan.
Nyoo Hong-leng segera menggandeng tangan Kwik Soat kun dan mengajak duduk
di kursi, kemudian tegurnya.
432 "Cici, kau sudah baik?"
?"Aku telah minum obat penawar racun".
Dengan mengerdipkan matanya yang besar, Nyoo hong leng bertanya :
"Cici, obat apakah yang diberikan mereka kepadamu?"" mengapa engkau bisa
begitu menuruti perintah dari Toa-sengcu?"
"Hanya secawan air teh, entah didalam air teh tersebut dia telah mencampurinya
dengan obat apa, tapi yang jelas setelah meneguk air teh itu, serta merta aku
menjadi menuruti semua perintahnya."
Setelah menghela napas panjang sambungnya :
"Dalam perkumpulan Li Ji-pang kami sesungguhnya terdapat pula semacam obat
pembingung sukma yang merupakan semacam obat andalan-andalan kami,
sungguh tak disangka kali ini akupun kena dipecundangi orang lain padahal tak
usah menggunakan obatpun kami tak berkutik, dengan mengandalkan ilmu
silatnya yang lihay, mereka masih mampu membinasakan kita semua.


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sampai sekarang Nyoo Hong leng masih menaruh curiga, apakah kesadarannya
telah pulih kembali atau belum, maka terhadap semua pembicara orang dia hanya
mendengarkan saja dengan tenang tanpa memberikan komentar apa-apa.
Kwik Soat-kun memandang sekejap kearah Nyoo hong leng, kemudian lanjutnya
kembali. "Bukankah Toa sengcu telah jatuh hati padamu.
Nyoo Hong leng menjadi sangat girang sekali, katanya kemudian :
"Aku takut mereka menipuku, tapi setelah mendengar beberapa patah katamu itu,
aku merasa berlega hati."
"Apa yang kau legakan?"
Terbukti kalau kesadaran otakmu telah pulih kembali, asal ! Siau moay sedang
gundah dan bingung oleh masalah ini, harap enci suka memberi petunjuk !"
433 "Persoalan ini pasti ada sangku pautnya dengan masalah Toa-sengcu, kalau tidak,
tak nanti akan memberikan obat pemunahnya kepadaku ......."
Paras muka Nyoo hong leng berubah menjadi sedih, ujarnya lebih lanjut :
"Persoalan ini benar-benar merupakan masalah besar yang sangat pelik, Siau-moay
benar" Tidak tahu caranya bagaimana untuk mengatasi hal seperti ini. Maka aku
ingin sekali mempergunakan kecerdasan otak cici untuk mengambil suatu
keputusan bagiku, masalah ini selain menyangkut hidupku dan Buyung Im-seng,
hal inpun menyangkut soal dunia persilatan."
Kwik Soat kun memejamkan sepasang matanya, setelah termenung sebentar,
pelan-pelan dia berkata :
"Dapatkah kau terangkan lebih jelas lagi ?"
"Tentu saja aku akan memberitahukan kepada enci dengan sejelas-jelasanya ......"
Dengan cepat dia lantas mengisahkan pengalamannya mulai dari ditangkap hingga
sekarang, bahkan tak segannya dia menceritakan pula setiap gerak-gerik tingkah
laku Toa-sengcu. Selesai mendengar keterangan tersebut, Kwik Soat kun termenung sebentar, lalu
katanya : "Kalau apa yang telah terjadi persis apa yang kau terangkan barusan, paling
tidak hal ini menunjukkan kalau Toa sengcu benar-benar telah menaruh hati kepadamu."
"Ia memberitahukan kepadaku bahwa didalam lima hari harus sudah ada
keputusannya, sebab racun yang diminum Buyung Kongcu sudah tak dapat
dipunahkan lagi selewatnya lima hari."
"Apakah kau percaya dengan apa yang dia katakan ?" Tanya Kwik Soat kun
kemudian. "Apakah enci juga percaya?" Nyoo Hong leng segera balik bertanya.
"Aku percaya apa yang dia katakan merupakan suatu perkataan yang sejujurnya."
"kalau berbicara menurut keadaan yang terbentang didepan mata sekarang,
agaknya tak dapat mempercayai perkataannya."
"Apa rencanamu sekarang?"
434 "Itulah yang ingin kutanyakan kepada enci sekarang, aku tak ingin menyaksikan
Buyung kongcu menderita ....?"
"Dan kaupun bertekad untuk masuk kedalam neraka guna menyelamatkan umat
persilatan dari kehancuran?" sambung Kwik Soat kun.
Dengan sedih Nyoo Hong leng menghela napas panjang "Aaaai ....siau moay
Patung Iblis Banci 2 Dewa Linglung 6 Dewi Lintah Pendekar Pedang Pelangi 3

Cari Blog Ini