Ceritasilat Novel Online

Lembah Tiga Malaikat 13

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 13


ucapkan dimasa lalu, selain daripada itu, diapun enggan melepaskan kain
kerudung yang menutupi wajahnya, sehingga benarkah dia adalah Toa sengcu asli
atau bukan sampai sekarang masih tetap merupakan suatu tanda tanya besar."
Agaknya dia merasa ucapannya belum selesai diutarakan, maka setelah berhenti
sebentar, dia berkata lebih jauh.
"Menurut pandangan siaute, delapan puluh persen dengan orang ini sudah bukan
Toa seng heng yang asli lagi !"
Selama ini Buyung Im seng hanya menonton dari samping arena, tiba-tiba dia
berhasil menemukan sesuatu, yakni Sam sengcu selalu berusaha untuk membujuk
Ji sengcu agar turun bersama. Hal ini membuktikan kalau dia sendiri mempunyai
sesuatu yang ditakuti sehingga tak berani turun tangan sendiri.
Mendadak Toa sengcu termenung dan membungkam dalam seribu bahasa, dia
hanya berdiri terus ditempat semula tanpa bergerak, tak berkutik maupun
melancarkan serangan. Ji sengcu segera mendehem pelan, katanya lagi.
"Toa seng heng, sudahkah kau pikirkan masak-masak ?"
"Apa yang harus kupikirkan ?" sahut Toa sengcu dengan suara dingin.
"Melepaskan kain kerudung mukamu dan membuktikan kedudukanmu yang
sesungguhnya !" Toa sengcu segera mengulapkan tangannya, lalu berseru.
"Sekarang kalian boleh mengundurkan diri lebih dulu, berilah kesempatan bagiku
untuk berpikir dengan tenang, sepertanak nasi kemudian, bagaimana kalau kalian
baru datang lagi ?" "Toa seng heng..."
"Kalian toh membawa empat utusan khusus dan delapan panglima dari ruang Seng
ong " Kurung saja sekeliling pesanggrahan Teng cian siau cu ini, niscaya aku tak
bakal lari lagi." 528 "Toa sengcu, berapa lamakah yang kau butuhkan untuk mempertimbangkan
persoalan itu ?" "Sepertanak nasi, aku rasa waktu sepertanak nasi akan lewat dalam sekejap mata,
kalian pun boleh menggunakan kesempatan tersebut untuk mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya."
"Dalam sepertanak nasi kemudian, seng heng dapat mengambil keputusan..." tanya
Sam sengcu. Toa sengcu segera manggut-manggut.
"Aku pasti akan memberikan suatu jawaban yang memuaskan hati, entah
bagaimanapun persoalannya, sudah pasti ada suatu keputusan dan jawaban yang
kuberikan kepada kalian."
"Baik !" kata Ji sengcu kemudian, "tapi kami tetap berharap Toa seng heng bisa
menyelamatkan diri dari tepi jurang kehancuran serta melanjutkan kedudukanmu
untuk memimpin perguruan Sam seng bun kita."
Setelah berpaling dan memandang sekejap ke arah Sam sengcu, mereka segera
mengundurkan diri dari situ.
Dengan suara keras Toa seng cu sempat berteriak kembali.
"Lebih baik kalian berdua bisa mengundurkan diri agak jauh, jangan menyadap
pembicaraan kami lagi."
"Jangan kuatir, kami akan mengundurkan diri sejauh lima kali lagi dari sini..."
Menanti kedua orang itu sudah mengundurkan diri, Toa sengcu baru menghela
napas panjang, katanya. "Nona Nyoo, kau sudah menyaksikan semua kejadian tadi ?"
"Ya, sudah." "Tentunya apa yang terjadi bukan cuma sebuah sandiwara bukan ?"
"Ya, memang tidak mirip."
"Aku harap dalam seperminuman teh nona bisa memberi jawaban yang memuaskan
hatiku." Nyoo Hong leng termenung dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian
bergumam. "Aku mengerti sekarang.... aku mengerti...."
"Kau mengerti apa ?"
"Tampaknya kau ingin sekali mempersunting aku, tapi merasa berat hati juga
untuk melepaskan kekuasaanmu terhadap perguruan Sam seng bun. Oleh karena
itu kau baru berpikir untuk menggunakan cara ini guna memaksaku."
Di bawah desakan-desakan kedua orang sengcu lainnya tadi, Toa sengcu selalu
berhasil mempertahankan ketegangan hatinya, akan tetapi beberapa patah kata
529 dari Nyoo Hong leng sekarang ini membuat Toa sengcu hampir saja tak sanggup
mempertahankan diri, sekujur badannya gemetar keras.
Sampai lama kemudian, dia baru berkata lagi.
"Sekalipun hanya berpura-pura saja, tetapi saat ini toh belum terlalu terlambat,
apa rencana nona harap segera dibeberkan secara terus terang kepadaku."
"Hantar aku meninggalkan tempat ini, bersediakah kau ?"
Toa sengcu termenung dan berpikir sebentar, kemudian sahutnya.
"Baik, kita segera berangkat ! Aku akan membukakan jalan untuk nona...."
Tampaknya kesediaan toa sengcu tersebut sama sekali di luar dugaan Nyoo Hong
leng, dia sampai tertegun dibuatnya.
"Kita boleh berangkat sekarang juga ?"
"Aku tidak tahu, tapi paling tidak kita harus melewati dulu sebuah pertarungan
yang amat sengit dan harus menembusi dulu hadangan yang berlapis-lapis."
"Kalau toh dalam hatimu tak punya keyakinan untuk berhasil, mengapa kau
hendak mengajakku pergi ?"
"Aku ingin membuktikan satu hal di hadapan nona."
"Membuktikan apa ?"
"Membuktikan kalau aku tak pernah mempergunakan akal muslihat terhadap
dirimu !" "Kau sangat dungu juga tak punya otak !" seru Nyoo Hong leng cepat.
Toa sengcu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhhh... haaahhh... haaaahhh... seseorang yang dungu dan tak punya otak
mana mungkin bisa memimpin perguruan Sam seng bun yang merupakan
perkumpulan yang terdiri dari beraneka macam manusia... ?"
TIba-tiba Buyung Im seng mengulapkan tangannya, kemudian berkata.
"Toa sengcu, kau pernah meluluskan permintaanku untuk mengajakku bertemu
dengan ayahku, apakah janjimu itu masih tetap berlaku ?"
"Perubahan situasi yang kuhadapi sekarang kelewat cepat, sedemikian cepatnya
sampai dalam waktu singkat aku kehilangan sama sekali atas kemampuanku
untuk mengendalikan Sam seng bun. Barusan bukankah kau dapat menyaksikan
sendiri semua kejadian yang berlangsung di sini " Apakah kau menganggap mereka
masih dapat menuruti perkataanku ?"
"Mereka sudah tahu kalau kau mempunyai janji semacam itu terhadap diriku,
dapatkah akibat dari peristiwa itu, maka kemarahan mereka lantas dilampiaskan
kepada ayahku dengan membinasakan dirinya ?" ucap Buyung Im seng.
Toa sengcu termenung dan berpikir sebentar, kemudian sahutnya.
"Hal ini tak mungkin terjadi, harapan saudara tak usah kuatir......"
Tampaknya apa yang dikatakan belum selesai, tapi dia tidak banyak berbicara
lagi. 530 "Kita tak bisa pergi, tak bisa pula bertahan di sini, sekarang apa rencanamu
selanjutnya ?" tanya Nyoo Hong leng kemudian.
"Aaai... sebenarnya aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk memaksamu
memenuhi permintaanku, dengan demikian meskipun aku kehilangan kedudukan
sebagai Toa sengcu dari perguruan Sam seng bun, aku masih punya isteri yang
cantik jelita...." "Sekalipun berhasil, apa yang berhasil kau dapatkan hanya badanku, selama hidup
jangan harap memperoleh hatiku." tukas Nyoo Hong leng cepat.
"Aaaai... perkataanmu memang benar, maka sekarang aku pun telah merubah jalan
pikiran." "Apa yang hendak kau lakukan ?"
"Membantumu tanpa syarat !"
"Oooh... hal ini sungguh sangat sukar untuk dipercaya. Bila kau ingin
menggunakan tipu muslihat untuk menjebak orang, lebih bagus katakan saja
berterus terang." Agaknya Toa sengcu merasakan hatinya terluka sekali, bahkan terluka hebat
setelah mendengar ucapan itu, sekujur badannya gemetar keras. Tapi dia berhasil
mengendalikan emosinya dan menahan dirinya agar tidak mengumbarnya keluar.
Sampai lama kemudian, dia baru menghela napas panjang, katanya.
"Berada dalam keadaan dan situasi seperti ini, tampaknya aku tak usah
menggunakan tipu muslihat lagi, apa gunanya berlagak baik hati kepadamu setelah
situasi berubah menjadi begini rupa ?"
Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Buyung Im seng,
kemudian pelan-pelan berjalan kehadapan Toa sengcu, katanya lembut.
"Jika kau benar-benar mempunyai niat semacam itu, aku pasti akan berterima
kasih sekali kepadamu, tapi sekarang kau sendiri sudah terkepung, kedudukanmu
sudah dicurigai apakah kau masih mempunyai sisa kemampuan untuk melindungi
kami ?" Mendengar ucapan "kami", tanpa terasa Toa sengcu memalingkan wajahnya yang
berkerudung dan memandang sekejap ke arah Buyung Im seng, setelah itu ujarnya.
"Walaupun aku dicurigai mereka, tapi masih belum kehilangan sama sekali
kedudukanku sebagai Toa sengcu, aku masih dapat memanfaatkan sisa kekuatanku
untuk menghantarmu pergi meninggalkan tempat ini."
"Tapi apakah mereka bersedia untuk menuruti perkataanmu ?"
"Seandainya aku bersedia meluluskan sesuatu syarat kepada mereka, rasanya
mereka pun pasti akan meluluskan pula permintaanmu."
"Hanya menghantar keluar aku seorang ?"
"Maksud nona ?"
"Aku minta semua temanku yang masuk ke dalam Sam seng bun bersamaku
dibebaskan semua !" 531 "aku rasa hal ini tak mungkin bisa mereka kabulkan."
Kecuali ini, masih adakah cara lain yang bisa digunakan ?"
"Masih ada sebuah cara lagi."
"Dapatkah diutarakan keluar ?"
"Bertarung ! Masing-masing mengandalkan kepandaian silat yang dimilikinya
untuk menentukan menang kalah !"
"Apakah kau menganggap mempunyai keyakinan untuk berhasil mengalahkan
lawan ?" "Peluangnya tidak begitu besar, kecuali didalam perguruan Sam seng bun masih
terdapat orang yang bersedia membantu kita."
"Menurut apa yang kuketahui Phu tongcu dari ruang Kim lun tong, Lian Giok seng
locianpwe, Im Cu siu masih bisa membantu usaha kita ini...." kata Buyung Im
seng. "Aku rasa kalau hanya beberapa orang saja masih sulit untuk berhasil menarik
kemenangan." "Tapi aku toh masih bisa menahan seorang jago lihai mereka ?" kata Nyoo Hong
leng. "Sekalipun kau dan Buyung Im seng terhitung juga, kekuatan kita masih terlalu
minim, cara yang lebih aman ada menyanggupi syarat-syarat mereka, lalu kita
bertukar syarat pula dengan meminta kepada mereka agar melepaskan kalian
untuk berlalu dari sini."
"Dengan tetap tinggalnya kau disini, akibat apakah yang bakal kau alami... ?"
"Sulit unuk dikatakan, setelah kalian meninggalkan tempat ini, keselamatanku tak
usah kalian kuatirkan lagi."
tiba-tiba Buyung Im seng menyela.
"Hantarlah nona Nyoo keluar dari sini, sedang aku akan tetap tinggal di sini !"
"Kita sudah mengetahui letak dari markas besar perguruan Sam seng bun, apa
gunanya kau tetap tinggal di sini ?"
"Aku ingin berjumpa dengan ayahku !"
"Tempat ini berbahaya sekali, dengan kemampuanmu seorang mana mungkin hal
mana bisa kau lakukan ?"
"Sekalipun harus mati, asal bisa berjumpa dengan wajah ayahku, matipun aku
akan mati dengan mata yang meram."
Paras muka Nyoo Hong leng segera berubah menjadi amat sedih sekali, bisiknya.
"Aku dapat memenuhi keinginanmu itu !"
"Bagaimana caramu untuk memenuhi keinginanku ini ?" seru Buyung Im seng
keheranan. 532 "Asal kau bisa berjumpa dengan ayahmu, soal lain tak akan kau pikirkan dalam
hati lagi bukan ?" "Berjumpa dengan ayahku merupakan satu-satunya keinginanku selama hidup,
untuk memenuhi keinginanku ini, sekalipun harus mati, aku akan mati dengan
puas." Sekali lagi Nyoo Hong leng menghela napas sedih.
"Aaaii... seandainya ada orang yang dapat membantumu untuk bertemu kembali
dengan ayahmu, apakah kau akan sangat berterima kasih kepadanya... ?"
"Yaa, aku akan merasa berterima kasih sekali."
"Sepanjang masa berterima kasih kepadanya?"
"Tentu saja sepanjang masa berterima kasih kepadanya."
Pelan-pelan titik air mata jatuh berlinang membasahi pipi Nyoo Hong leng,
katanya lagi dengan suara lembut.
"Apakah hal ini tak akan kau pikirkan lagi ?"
"Pikirkan apa ?"
"Pikirlah, apakah masih ada persoalan lain yang lebih penting lagi.... ?"
"Berbicara menurut keadaan sekarang, bertemu muka dengan ayahku merupakan
satu-satunya keinginanku !"
"Coba pikir sekali lagi, apakah ada lainnya ?"
Buyung Im seng segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Sudah tidak ada lagi !" sahutnya.
Rasa sedih yang amat sangat segera menghiasi wajah Nyoo Hong leng yang cantik,
pelan-pelan dia membalikkan badannya menyeka air mata dengan ujung bajunya.
Kemudian sambil melangkah ke depan menghampiri Toa sengcu, ujarnya dengan
dingin. "Bersediakah kau mati demi aku ?"
"Aku bersedia !" Toa sengcu manggut-manggut.
"Dan bersedia pula menyerempet bahaya bagiku ?"
"Benar." "Seandainya masih kurang beruntung hingga tewas dalam melaksanakan tugas ?"
"Aku mati tanpa menyesal."
"Baik, kalau begitu bantulah aku untuk menemukan Buyung Tiang kim....." pinta
Nyoo Hong leng. "Harus kesana ?"
"Sulitkah ?" si nona balik bertanya.
"Andaikata aku tidak pergi bersama kalian, maka kesempatanku sampai empat
puluh persen." 533 "Andaikata kau tidak pergi bersama kami ?"
"Kalian berdua tak ada harapan lagi untuk hidup."
"Kalau begitulah ajaklah kami untuk pergi bersama !"
"Baik ! Nona bermaksud akan berangkat kapan ?"
"Sekarang juga !"
Toa sengcu termenung dan berpikir sejenak kemudian sahutnya.
"Boleh saja, cuma kalian harus menuruti perkataanku."
Nyoo Hong leng tertawa sedih.
"Asal dapat bertemu dengan Buyung Im seng, entah bagaimanapun kau hendak
mengatur kami, kami akan menurutinya."
"Baik, kita tetapkan begitu saja, mari kita berangkat sekarang !"
Tanpa banyak bicara lagi, dia segera keluar dari ruangan tersebut.
"Tunggu sebentar" tiba-tiba Nyoo Hong leng berbisik.
"Masih ada urusan apa lagi ?" tanya Toa sengcu.
"Seandainya kita dapat keluar dari tempat itu dalam keadaan hidup, aku akan
segera menikah denganmu...."
Kain kerudung hitam yang menutupi wajah Toa sengcu nampak bergetar keras,
jelas parasnya mengalami suatu gejolak yang sangat keras, pelan-pelan katanya.
"Kawin dengan aku ?"
"Ucapan nona masa tidak kupercayai ?"
"Aku berbicara dengan sejujurnya, maka dari itu kau harus tetap hidup !"
Toa sengcu tertawa sedih.
"Seandainya aku tidak beruntung, mati dalam pertarungan, nona pun tak usah lagi
memegang janji tersebut."
"Dengan mulutku sendiri kuucapkan perkataan ini, itu berarti sekalipun lautan


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tadi kering, batu membusuk, ucapanku tak akan pernah dirubah kembali."
"Bagaimana dengan Buyung Im seng " Aku tahu, dalam hati kau sangat menyukai
dia." "Benar, itulah sebabnya kau hendak membantunya agar bisa berjumpa dengan
Buyung Tiang kim dan memenuhi keinginan hatinya."
Buyung Im seng yang mengikuti tanya jawab tersebut segera merasakan hatinya
bagaikan ditusuk-tusuk dengan pisau belati, hampir saja dia tak sanggup untuk
berdiri tegak. Tapi dia masih berusaha keras untuk mengendalikan gejolak perasaan dalam
hatinya, dia berusaha untuk berdiri tegak.
Terdengar Nyoo Hong leng menghela napas pedih, kemudian berkata lebih jauh.
534 "Toa sengcu, Buyung Tiang kim disekap dimana " Berapa banyak pula jago lihai
yang disekap didalam perguruan Sam seng bun kalian ini ?"
"Kalau dibicarakan tak ada sepatah kata saja, biarlah kemudian hari saja
kuceritakan kepadamu."
Nyoo Hong leng manggut-manggut.
"Yaa, pertempuran memang berada di depan mata sekarang, dalam keadaan seperti
ini memang tak perlu dibicarakan persoalan-persoalan tak penting semacam ini."
Sesudah berhenti sebentar, dia melanjutkan lagi, "Aku sudah mengambil keputusan
untuk kawin denganmu, tapi sehingga sekarang belum kuketahui siapakah
namamu yang sebenarnya."
Baru saja Toa sengcu hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara dari Lian Giok
seng berkumandang datang.
"Lapor Toa sengcu...."
"Ada urusan apa ?" tukas Toa sengcu.
"Bolehkah hamba masuk ke dalam ?"
"Baik, masuklah !"
Lian Giok seng segera melompat masuk ke dalam, setelah itu baru ujarnya.
"Ji sengcu dan Sam sengcu telah membentuk barisan yang kuat untuk mengepung
tempat ini." "Hanya terdiri dari empat utusan dan delapan panglima ?"
"Kecuali empat utusan dan delapan panglima, masih ada dua puluhan lebih
pelindung hukum dari ruang seng tong yang berdatangan disekitar pesanggrahan
Teng cian siau cu, jumlahnya mencapai empat puluh orang lebih."
"Waah, nampaknya pertarungan sudah tak dapat dielakkan kembali..." gumam Toa
sengcu. Dia lantas berpaling dan melirik sekejap ke arah Nyoo Hong leng, kemudian
sambungnya. "Nona Nyoo, Buyung kongcu, andaikata sampai terjadi pertarungan nanti, aku
minta kamu berdua suka mengikuti di belakang tubuhku, jaraknya harap jangan
kelewat jauh." "Kau sebagai seorang Toa sengcu, masakah tak punya berapa orang kepercayaan
yang bersedia untuk menjual nyawa mereka untukmu ?"
"Aku tidak menyangka bakal berjumpa denganmu, maka... aku tak pernah
mempersiapkan hal ini. Sekarang keadaan sudah dikuasai oleh mereka, rasanya
untuk mencari orang didalam keadaan seperti ini, sudah bukan suatu pekerjaan
yang mudah lagi." Sorot matanya segera dialihkan ke wajah Lian Giok seng, kemudian lanjutnya.
"Lian huhoat, bagaimanakah rencanamu yang selanjutnya ?"
"Hamba siap mengikuti Toa sengcu !"
535 Toa sengcu segera tersenyum.
"Tampaknya kita sudah tak bisa meloloskan diri dari pertarungan hari ini lagi."
Dia segera merogoh ke dalam sakunya dan mengeluarkan sebuah botol porselen,
kemudian sambil menuangkan sebutir pil katanya lagi.
"Telanlah !" Lian Giok seng menyambut pil itu kemudian berkata.
"Bolehkah hamba mengajukan sebuah pertanyaan ?"
"Tanyalah !" "Pil ini adalah..."
"Pil ini merupakan obat pemunah yang dapat menawarkan pengaruh racun yang
mengeram didalam tubuhmu, setelah menelan pil tersebut, maka selamanya kau
tak usah dikekang lagi oleh kekuasaan perguruan Sam seng bun....."
"Kalau begitu dalam tubuh kami semua sesungguhnya sudah diberi racun jahat ?"
"Benar, setiap orang yang memasuki perguruan Sam seng bun, entah
bagaimanakah kepandaian silat yang dimilikinya dan entah bagaimanakah
cerdasnya, jangan harap dia dapat melepaskan diri dari pengaruh racun tersebut,
hanya saja mereka pribadi sama sekali tidak mengetahui akan hal ini."
"Aku benar-benar tidak mengerti, dengan cara apakah Toa sengcu melepaskan
racun tersebut ke dalam tubuh kami ?"
"Di dalam sayur dan arak, cuma sari racun tersebut sangat enteng sehingga orang
yang bersantap sama sekali tidak merasakannya. Tapi bilamana kelamaan
dibiarkan terus berlangsung maka dari sedikit akhirnya membukit dan kalianpun
keracunan." "Bagaimanakah keadaannya orang yang keracunan obat tersebut ?"
"Ada dua hal yang paling membahayakan, pertama jika sari racun tersebut telah
meningkat hingga ke suatu tingkatan tertentu, maka si korban akan keracunan dan
tewas, Kedua begitu melepaskan dari perguruan Sam seng bun sehingga tidak
makan nasi dan arak yang ada racunnya lagi, maka dalam tujuh hari kemudian dia
akan kehilangan semacam tenaga didalam tubuhnya, membuat sang korban
mengantuk dan ingin tidur terus, akibatnya kecerdasan otaknya serta kepandaian
silatnya akan semakin melemah, bahkan kian hari kian bertambah parah
keadaannya....." "Oooh, rupanya terdapat kejadian seperti ini, anehnya sampai sekarang hamba
baru tahu akan hal ini, cuma...."
"Cuma kenapa ?"
"Secara lamat-lamat hambapun merasa ada semacam kekuatan yang secara diamdiam
mengendalikan kami, hanya kekuatan apakah itu sulit bagi kami untuk
mengatakannya." 536 "Itulah sebabnya perguruan Sam seng bun tak pernah takut menghadapi mereka
yang berkhianat, bagi mereka yang berilmu silat rendah, tentu saja mereka
memahami kemampuan yang dimilikinya sehingga tak berani berkhianat,
sebaliknya bagi mereka yang berilmu tinggi, seorangpun tak ada yang tahu kalau
dalam tubuh mereka sesungguhnya telah dikendalikan oleh semacam obat beracun,
oleh karena itu setiap para jago lihai dari Sam seng bun yang berani berniat,
tak selang beberapa lama pasti berhasil ditangkap kembali untuk dijatuhi hukuman
mati. Karena sebelum kemudian, mereka sudah tak mempunyai kemampuan untuk
melancarkan serangan balasan."
Lian Giok seng segera manggut-manggut tanda mengerti, katanya kemudian.
"Terima kasih banyak atas petunjuk Toa sengcu !"
Sedang dalam hatinya dia berpikir.
"Benar-benar sebuah tindakan yang sangat lihai !"
Pada saat itulah dari luar ruangan mendadak terdengar suara langkah manusia
berkumandang datang. Kemudian terdengar seorang menegur dengan suara dingin dan kaku.
"Toa seng heng, sudah selesai mengambil keputusan ?"
"Sudah !" Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, Ji sengcu dan Sam sengcu telah
munculkan diri di depan pintu.
"Toa sengcu bermaksud hendak berbuat bagaimana ?" tanya Ji sengcu kemudian
sambil menjura. "Bertarung ! Kalian boleh memanfaatkan kesempatan baik ini untuk
menyingkirkan aku dan merebut kedudukan Sengcu, aku sebagai toako kalian
tentu saja akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan kalian itu."
"Dewasa ini, selain empat utusan dan delapan panglima, masih terdapat banyak
sekali pelindung hukum yang telah berkumpul di luar pesanggrahan Teng cian siu
cu ini, Sam seng te yang tak sanggup mengendalikan emosinya juga telah
membeberkan Toa sengcu untuk menghancurkan perguruan Sam seng bun kepada
mereka, cuma..." "Cuma kenapa ?" tukas Toa sengcu dingin.
"Toa seng heng adalah seorang yang berwibawa, dihari biasa kau sudah
memperoleh kepercayaan anak buah, maka walaupun Sam seng te telah
membeberkan kejadian ini, mereka masih setengah percaya setengah tidak, apabila
sekarang Toa seng heng mempunyai pendapat hendak melepaskan diri dari ikatan,
bukankah hal ini sama artinya dengan membeberkan hati Toa sengcu kepada
mereka ?" "Lantas, bagaimana menurut pendapat Ji sengcu ?" seru Toa sengcu sambil tertawa
dingin. 537 "Maksud siaute, lebih baik Toa seng heng melepaskan kain kerudungmu agar kami
bisa menyaksikan raut wajah Toa seng heng yang sebenarnya, kemudian kau tetap
memimpin perguruan Sam seng bun kita ini."
"Kecuali itu, apakah masih ada cara lain ?" kata Toa sengcu sambil mengulapkan
tangannya. "Siaute benar-benar tak berhasil menemukan cara lain yang lebih baik daripada
cara ini." "Aku mah mempunyai sebuah cara bagus, entah Ji seng te bersedia untuk
meluluskannya atau tidak ?"
"Silahkan kau utarakan !"
oooOooo Bagian ketiga puluh delapan
"Sekalipun kuserahkan kedudukanku sebagai Toa sengcu kepada kalian, kamu
berdua juga tak akan bisa hidup tenteram dan aman dalam waktu yang cukup
lama." ujar Toa sengcu kemudian, "maka cara yang paling baik adalah serahkan
Sam seng bun ke tangan satu orang saja."
"Oooh, kalau begitu Toa seng heng ada memang ada maksud untuk menyingkirkan
kami berdua ?" seru Sam sengcu dingin.
Toa sengcu sama sekali tidak menggubris ucapan dari Sam sengcu, kepada Ji
sengcu kembali katanya. "Siauheng bersedia menyerahkan kedudukan Toa sengcu ini kepadamu dan
mengundurkan diri dari tempat ini, cuma aku harus membawa serta nona Nyoo..."
"Bila ucapan dari Toa sengcu memang benar-benar muncul dari hati sanubarimu,
tentu saja kami akan menyetujuinya." sela Ji sengcu cepat.
"Tapi, apakah kau dapat selamanya memimpin perguruan Sam seng bun ini...?"
"Soal ini..." "Kecuali kalau saat ini juga kau bisa turun tangan keji dengan menyingkirkan Sam
sengcu dari muka bumi." tukas Toa sengcu cepat.
Terkesiap sekali Sam sengcu setelah mendengar perkataan itu, cepat-cepat
teriaknya. "Ji seng heng, kau jangan sekali-kali percaya dengan hasutannya yang jahat itu."
"Dari dulu sampai sekarang sudah banyak sejarah yang menjadi kenyataan, apakah
kau anggap siauheng hanya berbicara sembarangan tanpa sadar ?"
Ji sengcu mendehem pelan, kemudian katanya.
"Toa seng heng, apakah kau masih ada perkataan lain ?"
Pertanyaan tersebut kedengarannya sangat biasa dan sederhana, padahal dibalik
pertanyaan tersebut justru mengandung maksud yang lebih mendalam, tujuannya
juga lebih buas dan kejam.
538 Toa sengcu termenung dan berpikir beberapa saat, kemudian katanya.
"Bila kau percaya dengan perkataanku, aku dapat membantumu untuk
membereskan dirinya lebih dulu...."
Buru-buru Sam sengcu berteriak.
"Setelah membunuh aku, dengan kekuatanmu seorang yang amat minim, jangan
harap kau sanggup untuk menandinginya."
"Empat utusan dan delapan panglima tentunya sudah berhasil kalian suap, dengan
kekuatanku seorang, mana mungkin aku sanggup melawan musuh tangguh yang
begitu banyak ?" Sam sengcu segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Ji sengcu, kemudian
serunya. "Ji seng heng, kalau toh Toa sengcu telah berkeputusan demikian, lebih baik kita
segera turun tangan !"
Seraya berkata dia lantas meloloskan sepasang pedangnya, kemudian dengan cepat
dia memburu dua langkah ke depan.
Ketika berpaling dilihatnya Ji sengcu sambil memegang kota kayunya masih berdiri
tak berkutik di tempat semula, bahkan kalau dilihat dari mimik wajahnya, dia
seakan-akan tidak bermaksud turun tangan, kenyataan ini membuatnya tertegun.
Dengan cepat dia menghentikan langkahnya, kemudian berkata lebih lanjut.
"Ji seng heng, mengapa kau tidak turun tangan ?"
"Aku sedang merenungkan ucapan Toa seng heng, agaknya perkataan tersebut ada
benarnya juga." ujar Ji sengcu dengan paras muka serius.
Mendengar perkataan itu, Sam sengcu menjadi tertegun.
"Kita toh sudah berunding secara matang, mengapa Ji seng heng, secara tiba-tiba
mempercayai hasutan serta adu domba dari Toa sengcu ?"
"Aku takkan menerima hasutan atau adu domba dari orang lain." seru Ji sengcu
dengan suara dingin, "aku hanya merasa bahwa apa yang dikatakan Toa seng heng
ada benarnya juga, kalau kita berhasil mengusir Toa sengcu dari jabatannya
sekarang, lantas diantara kita berdua siapakah yang berhak untuk memimpin
perguruan Sam seng bun ?"
"Tentu, Ji sengcu yang memimpin Sam seng bun, sedang siaute akan menjadi
pembantumu." "Sam seng te, benarkah perkataanmu itu muncul dari hati sanubarimu yang
sebenarnya ?" "Ucapan tersebut muncul dari bibir siaute, masa bisa tidak benar.... ?"
Mendadak Ji sengcu mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haahhh... haaahhh... haaahhh.. Toa seng heng, Sam seng te telah memberikan
jaminannya sekarang, aku rasa tak mungkin bisa terjadi perubahan lagi."
539 "Hmm, jika persoalan semacam inipun bersedia kau percayai tentu saja aku tak
dapat berbuat apa-apa lagi." kata Toa sengcu dengan suara dingin.
Ji sengcu segera tertawa.
"Setelah siaute pikirkan kembali, aku rasa saya dan Sam seng telah berhasil
menguasai keadaan kini, bagaimanapun juga hari ini kita harus berhasil
mendapatkan suatu penyelesaian yang pasti. Bila Toa sengcu bersikeras hendak
turun tangan, terpaksa kami akan melayani keinginanmu itu."
Toa sengcu segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng dan
Buyung Im seng kemudian katanya.
"Kalian berdua boleh segera mempersiapkan senjata, bila kalian sanggup menahan
Sam sengcu sebanyak lima puluhan gebrakan, kita sudah pasti dapat
memenangkan pertarungan ini."
Mendadak Nyoo Hong leng membungkukkan badannya dan mencabut keluar dua
bilah pedang dari bawah meja, kemudian katanya.
"Apakah kau membutuhkan senjata ?"
"Tangan kanannya segera digetarkan, pedang tersebut sudah meluncur ke arah Toa
sengcu. Setelah menerima pedang itu, Toa sengcu merentangkan senjata sejajar dengan
dada, kemudian selangkah demi selangkah dia berjalan ke depan menghampiri Ji
sengcu, katanya. "Sekarang, kau masih mempunyai kesempatan terakhir."
Sementara itu, Nyoo Hong leng dan Buyung Im seng telah mengangkat pula senjata
masing-masing untuk menghadang jalan pergi Sam sengcu.
Suatu pertarungan seru antara sekawanan jago persilatan pun segera akan
berlangsung di depan mata.
Ji sengcu telah meletakkan sepasang tangannya di atas kotak kayunya, kemudian
dengan memancarkan sinar tajam dari balik matanya dia berseru keras.
"Lian Giok seng, kau akan membantu siapa ?"
Lian Giok seng segera mengendorkan sebuah benda dari pinggangnya, ternyata
benda itu sebilah pedang lemas yang tipis bagaikan kertas dengan panjang tiga
depan enam inci serta lebar dua jari, kemudian sahutnya.
"Aku.." Tentu saja aku akan menuruti perintah Toa sengcu...."
Pelan-pelan Toa sengcu mengangkat pedangnya ke atas, ujung pedangnya
diarahkan ke tubuh Ji sengcu, akan tetapi dia tidak melancarkan serangan apaapa.
Tampak empat buah mata kedua orang itu saling bertatapan tanpa berkedip,
siapapun tak mau melancarkan serangan lebih dahulu.
Buyung Im seng dan Nyoo Hong leng juga telah mendekati tubuh Sam sengcu,
masing-masing mengambil posisi kedua belah sisi dengan kesiap-siagaan penuh,
siapapun tak mau turun tangan lebih dulu.
540

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendadak terdengar Sam sengcu berpekik panjang, pedang ditangan kanannya
digetarkan keras, kemudian menusuk ke arah dada Buyung Im seng....
Cahaya pedang berkelebat cepat lewat, secepat sambaran kilat segera meluncur ke
depan. Buyung Im seng segera menggerakkan pula pedangnya menciptakan selapis kabut
pedang yang sangat tebal untuk melindungi keselamatan badannya.
Buru-buru Nyoo Hong leng berseru dengan cemas.
"Hati-hati dengan jarum beracun yang berada dalam pedangnya !"
"Tranng !" terdengar suara dentingan nyaring berkumandang memecahkan
keheningan, tahu-tahu sepasang pedang mereka sudah saling membentur antara
yang satu dengan yang lainnya.
Agaknya Buyung Im seng juga telah bersiap siaga terhadap jarum beracun yang
bisa dipancarkan keluar dari balik pedangnya itu, sementara senjatanya diayunkan
keluar, tubuhnya juga turut menyingkir dua depa ke samping arena.
( Bersambung ke jilid 27)
541 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 27 Sam sengcu tertawa dingin, pedang mestika ditangan kirinya secepat kilat
menerobos ke depan lalu membacok ke samping.
Serangan mana datangnya tepat sekali, yakni sebelum jurus pedang Buyung Im
seng sempat berubah kembali.
"Traaang... ! diiringi suara dentingan nyaring, tahu-tahu pedang ditangan Buyung
Im seng telah terpapas kutung sebagian oleh senjata mestika dari Sam sengcu.
Begitu pedang ditangan Buyung Im seng terpapas kutung, belum sempat dia
merubah jurus serangannya, sepasang pedang Sam sengcu telah dilontarkan
bersama ke depan melancarkan sebuah serangan dahsyat.
Sejak kedua orang itu bertarung sampai Buyung Im seng terjerumus dalam situasi
yang amat berbahaya, waktunya hanya berlangsung dalam sekejap mata.
Nyoo Hong leng menjadi terkejut sekali setelah menyaksikan kejadian itu,
pedangnya segera diayunkan ke depan menusuk punggung Sam sengcu dengan
jurus ki-hong-teng-ciau (burung hong terbang, ular melingkar).
Dalam keadaan demikian, bila Sam sengcu melanjutkan terus serangan
gabungannya, walaupun dia dapat melukai Buyung Im seng, tapi dia sendiri akan
tertusuk oleh pedang Nyoo Hong leng.
Berada dalam keadaan seperti ini, melindungi nyawa sendiri tentu saja jauh lebih
penting, buru-buru Sam sengcu memutar pedang mestika ditangan kirinya untuk
menangkis pedang Nyoo Hong leng.
Tapi dengan begitu justru telah membuka jalan kehidupan bagi Buyung Im seng,
pedang kutungnya segera diayunkan ke atas dan..."Trang" dia telah menangkis
pedang beracun itu sambil melompat ke samping untuk meloloskan diri.
Sam sengcu memutar pedangnya secepat angin puyuh, Nyoo Hong leng tak sempat
untuk berkelit lagi, "Trang" pedangnya kena terpapas pula sepertiganya.
542 Tiba-tiba terdengar suara Toa sengcu berseru dengan suara dalam :
"Buyung kongcu, ilmu pedangnya tidak berada di bawah kepandaiannya, asal kau
dapat menghadapinya dengan pikiran yang tenang, dan tidak sampai terpengaruh
oleh kelihaian jarum beracun serta ketajaman senjatanya, tak sulit bagimu untuk
mengimbangi permainannya itu."
Sebenarnya semangat Buyung Im seng sudah patah ditengah jalan setelah dalam
dua gebrakan saja senjatanya kena di kutungi lawan, tapi setelah mendengar
perkataan dari Toa sengcu, semangatnya segera berkobar kembali, pedang
pendeknya segera diayunkan kembali ke muka sambil melancarkan serangan
balasan. Kali ini dia sudah mempunyai persiapan cukup matang, kecuali memperhatikan
senjata lawan yang tajam, hampir segenap perhatiannya ditunjukkan kepada
permainan jurus pedangnya.
Nyoo Hong leng yang pedangnya kena terpapas, sesungguhnya juga merasa agak
putus asa tapi setelah dilihatnya Buyung Im seng melancarkan serangan kembali
dengan gagah berani, diapun segera menggerakkan kembali senjatanya untuk
membantu dari samping. Sam sengcu yang berhasil menggertakkan hati lawan dengan senjata tajam serta
pedang beracunnya sedang gembira karena keberhasilannya tadi, tapi begitu
Buyung Im seng dan Nyoo Hong leng berhasil menenangkan kembali hatinya,
malah melancarkan serangan balasan secara mantap, keadaan segera berubah,
posisi merekapun untuk sementara waktu menjadi berimbang.
Tak selang sejenak kemudian, mereka telah bertarung belasan jurus lebih.
Setelah pedangnya terpapas kutung, pada mulanya Buyung Im seng dan Nyoo Hong
leng merasa gerakan serangannya kurang leluasa, tapi belasan jurus kemudian
lambat laun hal mana menjadi terbiasa juga, kekuatan yang terpancar keluar dari
jurus pedangnya pun makin berkembang, sehingga baik sewaktu bertahan maupun
sewaktu menyerang, semua gerakannya bisa dilakukan dengan mantap.
Sam sengcu sama sekali tidak menyangka kalau muda mudi ini mempunyai ilmu
pedang yang begitu lihai dan sempurna, diam-diam hatinya merasa terperanjat
sekali. Pada saat itulah Toa sengcu dan Ji sengcu masih tetap saling berhadapan dengan
sikap kaku. Agaknya kedua orang itu sama-sama merasa takut terhadap sesuatu dari
lawannya, sehingga masing-masing pihak enggan untuk turun tangan lebih dahulu.
Sedangkan Lian Giok seng dengan pedang lemas ditangan berjaga-jaga di depan
pintu gerbang, hawa murninya telah dipersiapkan untuk menjaga segala
kemungkinan yang tak diinginkan.
Pelan-pelan Ji sengcu berkata :
"Toa sengcu, mengapa kau tidak melancarkan serangan lebih dulu ?"
"Aku sebagai Toa sengcu sudah sepantasnya kalau mengalah kepadamu, maka
silahkan Ji sengcu untuk melancarkan serangan lebih dulu."
543 "Senjata tajam yang siaute pergunakan tidak cocok kalau digunakan untuk
melancarkan serangan lebih dulu, maka Toa sengcu tak perlu sungkan-sungkan
lagi." kata Ji sengcu dingin.
Toa sengcu segera mengalihkan dulu sorot matanya ke arah yang lain. Ketika
dilihatnya kerja sama dari Nyoo Hong leng dan Buyung Im seng secara lamat-lamat
telah berhasil merebut posisi yang lebih menguntungkan, legalah hatinya,
pelanpelan dia menggerakkan pedangnya dan masuk ke tubuh Ji sengcu.
Tusukan tersebut dilancarkan dengan gerakkan yang pelan sekali, ujung
pedangnya pun kelihatan agak bergetar keras.
Ji sengcu dengan sepasang tangan memegang kotak kayu berdiri tegak bagai bukit
karang sementara sepasang matanya mengawasi ujung pedang Toa sengcu yang
sedang bergetar itu tanpa berkedip.
Menanti cahaya tajam telah berkilauan dan jaraknya dengan dada tinggal setengah
depa, secara tiba-tiba dia baru membuka penutup kotak tersebut....
Begitu kotak kayu itu terbuka, dengan cepat terlihat cahaya tajam yang disertai
dengan suara dengungan keras meluncur ke angkasa.
Toa sengcu sedang menggerakkan pedangnya, walaupun dia ingin menghindarkan
diri dari serangan selapis hujan perak yang terbang keluar dari kotak kayu
tersebut.... Ji sengcu membalikkan badan dengan cepat, menggunakan kesempatan itu dia
menutup kembali kotak kayunya.
"Traang, traaang, traaang..." diantara dentingan nyaring, hujan dan cahaya perak
yang memancar keluar dari dalam kotak tadi telah menyambar ke depan dan
menancap semua di atas dinding kayu di belakangnya.
Ternyata cahaya perak itu adalah jarum-jarum perak yang berwarna kebiru-biruan,
semuanya kini sudah menancap dalam-dalam di atas dinding, hal ini dapat
disimpulkan bahwa pegas yang dipasang dalam kotak kayu itu benar-benar
berkekuatan besar sekali.
Gerakan ji sengcu sewaktu membuka dan menutup kembali kotak kayunya itu
dilakukan dalam waktu singkat, sehingga sulit buat orang lain melihat jelas
keadaan yang sebenarnya didalam kotak itu.
Toa sengcu memandang sekejap pedangnya yang terjatuh di tanah, kemudian
sambil tertawa dingin katanya :
"Jarum perak yang memancar keluar dari kotakmu benar-benar luar biasa, jauh
lebih hebat daripada dulu."
"Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Toa sengcu juga benar-benar cepat sekali,
ternyata kau sanggup menghindarkan diri dari serangan jarum perak dari Pek Po
hap yang kulancarkan dari jarak sedekat ini." sambung Ji sengcu.
"Jarum perak itu berjumlah puluhan batang, nyatanya dalam jarak begini dekat
pun tidak berhasil melukai diriku, aku tidak habis berpikir kelihaian apa lagi
yang masih terdapat dalam kotak tersebut ?"
544 "Kotak ini dinamakan seratus mestika, tentu saja mempunyai perubahan yang tak
terhitung jumlahnya, tak ada salahnya Toa sengcu ingin mencoba kembali." kata Ji
sengcu dingin. Lengan kanannya segera diangkat, sekilas cahaya merah tiba-tiba meluncur keluar
dari balik ujung bajunya dan langsung menyambar ke atas dada Ji sengcu.
Tampaknya Ji sengcu merasa tindakan ini sedikit di luar dugaan, dengan kening
berkerut dia segera membuka kota kayunya untuk menyongsong datangnya cahaya
merah tersebut. "Plaak !" ternyata kotak kayu yang terbuka itu berhasil menghisap cahaya merah
tersebut hingga masuk ke dalam kotak.
Toa sengcu mengira dari dalam kotak kayu itu bakal memancar keluar senjata
rahasia, cepat-cepat ia ke samping untuk menghindar.
Siapa tahu apa yang terjadi sama sekali di luar dugaan, dari dalam kota kayu itu
sama sekali tak memancar keluar senjata rahasia.
Ji sengcu segera tertawa dingin, serunya :
"Toa sengheng tampaknya engkau mengerti akan takut ?"
Waktu itu Toa sengcu sudah melompat tujuh depa ke samping, ketika tidak
nampak ada senjata rahasia yang ditujukan ke arahnya, dia menjadi naik pitam,
serunya dingin. "Ji sengte, masih ingatkah kau dengan sepatah kata-kataku ?"
"Perkataan apa ?"
"Aku menyuruh mereka berdua untuk menyambut lima puluh jurus serangan dari
Sam sengcu, karena saat itulah aku memenangkan pertarungan ini."
"Ya, benar. Siaute masih ingat jelas perkataanmu itu. Toa sengcu memang telah
mengucapkan perkataan ini."
"Jika kau tak sanggup mengalahkan dirimu, terpaksa aku harus membinasakan
kau." "Dengan cara apa kau hendak membunuhku ?"
"Ilmu pedang terbang !"
"Kau sudah bisa menggunakan ilmu pedang terbang ?" seru Ji sengcu tertegun.
"Jika kau tidak percaya, mari kita buktikan bersama."
Dengan cepat Ji sengcu melompat mundur sejauh satu langkah, kemudian pelan
berkata : "Aku harap kau jangan hanya gertak sambal belaka."
Pelan-pelan Toa sengcu mengangkat pedangnya ke tengah udara, kemudian
katanya : "Aku rasa kau pasti sudah mengerti bukan apa sebabnya aku tak ingin
membunuhmu ?" 545 Sekali lagi Ji sengcu sudah mundur selangkah, sekarang ia tinggal beberapa depa
saja dari tubuh Lian Giok seng.
Diam-diam Lian Giok seng menghimpun tenaganya sambil bersiap-siap
melancarkan serangan dahsyat untuk membunuh Ji sengcu.
Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, mendadak terdengar Ji sengcu
membentak keras. "Lian Giok seng, menyingkir dari situ !"
Sambil membentak keras tubuhnya sudah berputar kencang sambil membuka
kotak kayunya. Lian Giok seng hanya merasakan selapis cahaya tajam yang menyilaukan mata
menyambar tiba dengan kecepatan tinggi, buru-buru dia melompat ke samping
untuk menghindarkan diri.
Menggunakan kesempatan itulah Ji sengcu segera melompat keluar dari ruangan
itu, sambil melompat teriaknya keras-keras :
"Sam seng te, cepat mundur dari dalam pesanggrahan Teng Cuan siau cu....."
Akhir dari perkataan itu berkumandang datang dari jarak tiga kaki dari tempat
semula. Mendengar perkataan itu, Sam sengcu segera meningkatkan kewaspadaannya,
cepat tangan kanannya diayunkan ke depan melancarkan tiga batang jarum
beracun, serangan mana segera memaksa Buyung Im seng dan Nyoo Hong leng
bersama-sama mundur dua langkah.
Menggunakan kesempatan itu, Sam sengcu segera melompat ke tengah udara,
pedang ditangan kirinya diputar membentuk satu lingkaran cahaya perak,
langitlangit rumah yang termakan oleh sambaran pedangnya itu segera ambrol dan
muncul sebuah lubang besar.
Dengan melewati lubang itulah buru-buru dia melarikan diri ke atas atap rumah.
Pedang yang berada di tangannya memang tajam sekali, walaupun bangunan dari
pesanggrahan Teng cian siau cu itu dibangun sangat kuat, akan tetapi tak mampu
juga membendung ketajaman senjatanya itu.
Dalam pertarungan ini, walaupun Nyoo Hong leng dan Buyung Im seng tak sempat
menderita kekalahan, namun mereka juga tidak berhasil meraih keuntungan apaapa,
maka itu melihat orang itu melarikan diri dengan menjebolkan langit-langit
rumah, mereka tidak melakukan pengejaran lebih jauh.
Nyoo Hong leng segera berpaling memandang sekejap ke arah Toa sengcu,
kemudian katanya. "Masih adakah hubungan persaudaraan diantara kalian seng heng dan seng te ?"
"Sekalipun pertarungan yang berlangsung tadi sangat seru dan mengerikan, tapi
aku masih sempat mendengarkan pembicaraan dari kalian berdua." Toa sengcu
termenung sebentar, kemudian bertanya:
546 "Apa yang sempat kau dengar ?"
"Kalau toh bisa mempergunakan ilmu pedang terbang, mengapa tak digunakan
sebaliknya memberi peringatan saja kepada Ji sengcu agar dia tahu diri dan
mengundurkan diri dari pesanggrahan Teng cian siau cu ?"
"Aku telah mencoba ilmu silatnya, kendatipun kugunakan ilmu pedang terbang
juga jangan harap bisa merenggut selembar jiwanya."
"Paling tidak kau toh bisa melukai jiwanya ?" sambung Nyoo Hong leng dengan
cepat. "Benar, walaupun tak sampai mematikan, tapi paling tidak aku dapat membuatnya
terluka parah." "Mengapa kau tidak melukainya tadi ?"
"Sekalipun berhasil melukai seorang juga tak akan bisa menyelesaikan persoalan
ini. Lebih baik biarkan saja mereka tinggalkan tempat ini dan mewakili diriku
menyiarkan berita tentang ilmu pedang terbang ini kepada semua orang, dengan
demikian semangat tempur lawan pasti akan mengalami kegoncangan hebat.
Dengan begitu, seandainya mereka sampai membuka pertarungan baru melawan
kita, sedikit banyak dalam hati kecilnya akan timbul perasaan jeri, hal mana
justru akan memecahkan perhatian mereka sendiri. Nah, pada saat itulah sekalipun aku
tidak menggunakan ilmu pedang terbang juga sama saja dapat menghancurkan
pertahanan mereka dan menembusi bloknya mereka."
Nyoo Hong leng segera manggut-manggut.
"Ya, memang masuk diakal juga !"
Setelah berhenti sejenak, kembali dia berkata.
"Konon ilmu pedang terbang cuma bisa digunakan satu kali, sebab akan banyak
tenaga dalammu yang berkurang akibat melancarkan serangan tersebut."
"Kau sudah pernah melatih kepandaian ini, tentunya kaupun sudah berpengalaman
bukan ?" "Benar. Itulah sebabnya walaupun aku berhasil memiliki ilmu pedang terbang,
namun tak berani mempergunakan secara sembarangan. Kendatipun seseorang
telah berhasil melatih ilmu pedang terbangnya hingga mencapai tingkat yang
sesempurna apapun, dalam satu jam mustahil baginya bisa mempergunakan
sebanyak dua kali. Maka dari itu, bila aku tidak berjumpa dengan musuh yang
benar-benar sangat tangguh, tak nanti ilmu tersebut akan kupergunakan."
"Dapatkah kau menjelaskan lebih jauh ?" pinta Nyoo Hong leng.
Toa sengcu termenung dan berpikir sebentar kemudian katanya :
"Ringkasnya begini, bila seseorang menggunakan ilmu pedang terbang untuk
menghadapi lawan, maka sekali menggunakannya paling tidak akan


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghilangkan satu bagian tenaga dalamnya, dengan begitu di dalam menghadapi
musuh selanjutnya, kekuatan yang dimilikinya akan semakin berkurang."
"Andaikata dipergunakan sebanyak dua kali ?"
547 "Maka dia tak akan memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan lagi, dia
membutuhkan kekuatan orang lain untuk melindungi jiwanya."
"Masa seserius itu ?"
"Benar. Paling tidak jurus antara pegunungan yang pertama dengan pegunungan
yang kedua harus selisih satu jam, dengan begitu kekuatannya baru bisa
dipulihkan kembali. Tapi sekarang keadaan kita berbeda, tak mungkin kita bisa
mengumpulkan waktu selama satu jam untuk mengumpulkan kembali tenaga
dalam kita." "Ehmm, memang masuk diakal."
Toa sengcu segera menghela napas panjang.
"Aaai... tampaknya nona selalu merasa kurang percaya kepada ucapanku ?"
"Hal ini dikarenakan kau sudah menjadi calon suamiku, bagaimana juga aku harus
banyak memahami tentang gerak gerik suamiku. Apakah tindakanku ini salh ?"
"Kalau begitu mah tak bisa dianggap salah."
"Nah, sekarang apa yang harus kita lakukan ?" Toh kita tak bisa berdiam diri
belaka sambil menunggu terjadinya perobahan ?"
Toa sengcu termenung sebentar, kemudian katanya :
"Bila kita ingin berjumpa dengan Buyung Tian kim, rasanya kitapun tak usah
menyusun rencana lagi untuk menghadapi musuh, asal mengandalkan kepandaian
untuk menerjang lewat, segala sesuatunya akan menjadi beres..."
"Sudah kukatakan, aku harus berjumpa dengan Buyung Tiang kim !" Nyoo Hong
leng. "Baik, kalau begitu aku dan Lian Giok seng akan membuka jalan di depan, sedang
kalian boleh mengikuti dari belakang."
Ketika tiba di depan pintu, mendadak dia berpaling lagi sambil melanjutkan.
"Didalam kotak kayu ditangan Ji sengcu itu selain tersimpan senjata rahasia
beracun juga terdapat sebuah cermin dan sebuah batu kaca. Bila bertarung di
bawah sinar matahari atau cahaya lentera, kalian harus lebih berhati-hati."
"Kelihaian dari kotak pusakanya itu terletak pada kerja sama antara senjata
rahasia, cermin serta batu kaca tersebut, bagaimana lihainya kepandaian ilmu
silat yang dimiliki seseorang, bila sampai terkena cahaya pantulan yang memancar dari
balik kotak akibat sinar matahari atau cahaya api, maka sepasang matanya akan
menjadi buta dan ia tak akan bisa melihat datangnya senjata rahasia lagi. Maka
disaat itulah Ji sengcu akan memanfaatkannya dengan melepaskan senjata rahasia
untuk merenggut nyawa orang."
Setelah berhenti sebentar, kembali dia melanjutkan.
"Mungkin didalam kota kecil itu masih terdapat perubahan lain, tapi
bagaimanapun banyaknya perubahan tersebut, semuanya berkisar pada
penggunaan senjata rahasia untuk melukai orang."
548 "Di kemudian hari, bila kami sampai berjumpa lagi dengannya, kami pasti akan
menghadapi dengan berhati-hati."
Toa sengcu manggut-manggut.
"Bila aku bernasib buruk, kau dan Buyung..."
"Bila kau sampai menderita luka atau tewas, aku pasti akan mendampingimu, jika
kau mati aku akan turut mati, jika kau terluka aku akan mendampingimu sampai
lukamu sembuh. Kau tak usah menguatirkan lagi soal ini...."
Mendengar perkataan itu, Toa sengcu segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak-bahak. "Haah....haaah...haaah... sungguhkah perkataanmu itu ?"
"Tentu saja sungguh, kini kau sudah menjadi suamiku, akupun telah mengucapkan
sendiri kesediaanku menjadi isterimu. Buyung kongcu menjadi saksi dalam hal ini,
masa aku masih dapat membohongi suamiku sendiri ?"
Ucapan ini sama sekali tidak mengandung rasa cinta yang mesra, tapi justru
merupakan suatu janji kesetiaan yang tegas dan berat.
Diam-diam Buyung Im seng menarik napas panjang, dia berusaha untuk berdiri
tegak agar jangan sampai jatuh terjengkang, sementara dalam hati kecilnya diapun
berusaha untuk mengendalikan emosi, sedih dan murung di atas wajahnya.
Sementara itu, Toa sengcu mengayunkan pedangnya secara tiba-tiba sambil
berkata : "Setelah mendengar sumpah setiamu, walaupun harus mati, aku akan mati dengan
hati puas." Dia segera melangkah maju ke depan dengan buru-buru Lian Giok seng
mengikutinya sambil berkata :
"Toa sengcu, di dalam Seng tong masih terdapat banyak sekali huhoat yang condong
kepada Toa sengcu, jumlah tidak berada di bawah jumlah lawan, perlukah kita
untuk mengundang kehadiran mereka guna melindungi keselamatan sengcu ?"
Toa sengcu segera tertawa.
"Ji sengcu dan Sam sengcu tak mungkin tidak berpikir sampai ke situ, persoalan
yang paling sulit yang berada di depan mata kita sekarang adalah menerjang
keluar dari kepungan mereka."
Baru selesai dia berkata, mendadak terlihat bayangan manusia berkelebat lewat,
keempat utusan khusus dan delapan panglima telah bermunculan disana dan
menghadang jalan pergi mereka.
Dengan sorot mata yang tajam, Toa sengcu memandang sekejap ke arah orangorang
itu, kemudian katanya. "Kalian masih kenal dengan aku ?"
"Toa sengcu ?" jawab lelaki kekar bersenjata golok itu dengan cepat dan hormat.
"Benar, kau sudah mengetahui siapakah diriku, tapi berani menghalangi jalan
pergiku, tahukah kau berapa besar dosamu itu ?"
549 "Kami sekalian mendapat perintah untuk datang kemari, sekalipun berdosa, dosa
itu juga bukan dosa kami."
Buyung Im seng berpaling dan mencoba mengamati si pembicara itu, ternyata dia
adalah seseorang lelaki bertubuh kekar, beralis tebal, bermata besar dan membawa
sebuah golok besar yang beratnya mencapai lima enam puluh kati.
Dalam sekilas pandangan saja dapat diketahui kalau orang ini memiliki tenaga
kekuatan yang mengerikan.
Selain lelaki tersebut, orang-orang yang berjaga di sekeliling tempat itu sudah
meloloskan senjata mereka.
Toa sengcu segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Lian Giok seng dan
Nyoo Hong leng sekalipun, kemudian katanya.
"Walaupun empat utusan delapan panglima memiliki kepandaian silat yang lihai,
tapi mereka tak akan sanggup membendung musuh bersama-sama, kalian bertiga
boleh menghadapi ke empat utusan khusus, sedang aku akan menghadapi ke
delapan panglimanya."
Lelaki berbaju hitam yang membawa golok besar itu mendadak mengangkat
senjatanya, kemudian berkata :
"Toa sengcu berilmu silat amat tinggi, bila kami harus bertarung satu lawan satu
jelas bukan tandingan, untung saja Toa sengcu sudah menjelaskan kalau kau
hendak bertarung melawan kami berdelapan, saudara sekalian mari kita mulai !"
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat dalam waktu singkat mereka telah
membentuk sebuah barisan.
Buyung Im seng, Lian Giok seng serta Nyoo Hong leng segera tergiring masuk ke
dalam barisan aneh itu. Tapi ke empat orang lainnya berbaju ketat, berotot kulit dan menyoren pedang
tetap berdiri di empat penjuru dan mengurung mereka semua.
Buyung Im seng pernah berjumpa dengan Sian ciau si ci (utusan khusus rajawali
sakti), tetapi empat orang yang berada di hadapan mereka sekarang rata-rata
mereka mengenakan pakaian yang sama, topi kulit menutupi muka ditambah lagi
perawakan tubuh mereka hampir seimbang sehingga sulitlah bagi dia untuk
mengenali siapakah diantara ke empat orang itu adalah utusan khusus rajawali
sakti. Kepada Lian Giok seng, diapun lantas berbisik, "Ilmu silat yang dimiliki ke
empat utusan khusus sudah pernah boanpwe saksikan, bila benar-benar terjadi
pertempuran, mereka masih bukan tandingan dari nona Nyoo, tapi entahlah ke
empat orang ini mempunyai suatu ilmu kerja-sama atau tidak ?"
"Ilmu silat yang dimiliki ke empat utusan khusus itu sangat lihai, seringkali
mereka berkelana dalam dunia persilatan, ada kalanya mereka berempat
melakukan perjalanan bersama, adakalanya pula mereka memiliki semacam ilmu
kerja sama, aku tidak begitu jelas. Tapi ilmu silat mereka sering mendapat
petunjuk dari Ji sengcu."
550 "Sekalipun mereka memiliki kerja sama yang kuat, namun kita dengan tiga lawan
empat masih tak usah takut kepada mereka, cuma bagaimana dengan Toa sengcu
sendiri " Apakah dia sanggup menangkan ke delapan panglima itu ?"
"Sukar untuk dikatakan, Seng-tong-pat-ciang (delapan panglima dari ruang pusat)
merupakan jago-jago nomor satu didalam perguruan Sam seng bun, keistimewaan
mereka adalah didalam permainan senjata rahasia dan kerja sama yang baik."
"Ke delapan orang itu berbentuk badan sangat aneh" kata Nyoo Hong leng pula,
"apakah mereka orang-orang yang selama ini menyaru sebagai patung arca dalam
ruang Seng thong ?" "Sungguh tajam penglihatan nona, benar, memang ke delapan orang itulah yang
menyaru sebagai patung."
"Sepanjang hari mereka berjaga di dalam ruang Seng thong, mengapa mereka
berani membangkang perintah Toa sengcu ?"
"Ji sengcu dan Sam sengcu memang sudah berniat untuk memberontak, dihari-hari
biasa mereka sering mengadakan pendekatan dengan semua anak buahnya, sedang
Toa sengcu orangnya berpandangan tinggi, ia jarang sekali berbincang-bincang
dengan anak buahnya."
Sementara itu, ke empat orang utusan khusus tersebut masih berdiri di empat
penjuru mengurung mereka bertiga, tampaknya mereka hendak menyaksikan lebih
dulu hasil pertarungan antara delapan panglima melawan Toa sengcu lebih dulu,
kemudian baru mengambil tindakan selanjutnya.
Ke empat orang itu tidak menyerang, Buyung Im seng sekalian pun segera
manfaatkan kesempatan itu untuk mengatur napas, mereka pun bersama-sama
mengalihkan perhatiannya menyaksikan pertarungan yang sedang berlangsung
antara Toa sengcu melawan delapan panglima dari ruang Seng thong.
Setelah memperhatikan sekejap situasi dalam arena, Nyoo Hong leng segera
berbisik dengan ilmu menyampaikan suara :
"Saudara Buyung, kerja sama antara empat utusan khusus delapan panglima
dengan Ji sengcu serta Sam sengcu tidaklah kelewat cepat, agaknya masing-masing
pihak mempunyai perhitungannya sendiri, ditinjau dari sini, dapat diketahui
bahwa Sam seng bun bukanlah suatu organisasi yang teramat rahasia, asal kita
mau perhatikan dengan seksama maka dimana saja akan kita jumpai
kesempatankesempatan yang bisa dimanfaatkan..."
Buyung Im seng hanya manggut-manggut tanpa menjawab. Mendadak terdengar
seruan deruan angin pukulan memecahkan keheningan. Rupanya Toa sengcu dan
delapan panglima tersebut sudah mulai melangsungkan suatu pertempuran seru.
Delapan panglima dengan menempati posisi barisan masing-masing maju
menyerang bersama-sama, tampak bayangan manusia berkelebat lewat bagaikan
putaran roda, sebentar maju sebentar mundur, delapan macam senjata berkelebat
lewat kian kemari memancarkan cahaya keperak-perakan yang amat menyilaukan
mata. 551 Pertarungan yang sedang berkobar sekarang merupakan suatu pertarungan paling
seru yang dijumpai dalam dunia persilatan, delapan panglima itu benar-benar
memiliki kepandaian silat yang luar biasa, terutama sekali barisan kerja sama
yang mereka kembangkan, benar-benar merupakan suatu ancaman yang mengerikan.
Rupanya Toa sengcu bersikap mempertahankan diri, dengan tenang melawan gerak
dan sekaligus menghadapi serangan-serangan dari ke delapan orang panglima
tersebut, sementara pedang di tangannya dengan taktik menekan, mematahkan,
menutul, membabat, berputar menciptakan berkuntum-kuntum bunga pedang yang
menyelimuti angkasa. Sekalipun pertarungan yang berlangsung sekarang teramat sengit, namun yang
terdengar hanya suara deruan angin dan tak pernah terdengar suara bentrokan
senjata walau hanya sekali saja.
Jelas kedua belah pihak sedang mengembangkan suatu pertarungan cepat lawan
cepat. Kurang lebih seperminuman teh lamanya, pertarungan masih berlangsung dengan
seru, sementara menang kalah masih belum diketahui.
Serangan berantai yang dilancarkan oleh delapan orang panglima itu cepat
bagaikan sambaran petir, tampaknya mereka berhasil juga mengurung Toa sengcu
sehingga membuat ia hanya bisa bertahan dan sukar untuk melancarkan serangan
balasan. Nyoo Hong leng memperhatikan sekejap situasi dalam arena, setelah itu sambil
menghela napas katanya : "Betul-betul sebuah barisan yang amat ketat dan lihai sekali, membuat orang tak
mampu berkutik rasanya."
"Nona, sungguh tajam penglihatanmu itu." puji Lian Giok seng dengan suara lirih,
"barisan kerja-sama dari delapan panglima merupakan gubahan dari dua macam
barisan terlihai yang ada dalam dunia persilatan dewasa ini. Setelah digabungkan
menjadi satu, maka terbentuklah sebuah barisan aneh yang tiada ada taranya di
dunia ini." "Sesungguhnya dibentuk dari gubahan dua macam ilmu barisan apa saja ?" tanya
Nyoo Hong leng. "Barisan Lo han lin dari Siau lim pay serta barisan Ngo heng kiam tin dari Bu
tong pay." Tergerak juga pikiran Buyung Im seng setelah mendengar perkataan itu, pikirnya :
"Kalau begitu, perguruan Sam seng bun juga telah mengadakan hubungan dengan
pihak Siau lim pay serta Bu tong pay ?"
Lian Giok seng termenung dan berpikir sebentar, kemudian jawabnya :
"Aku hanya sempat mendengar asal-usul dari barisan Pa Kwa tin ini, jadi benar
atau tidak, aku sendiri pun tidak berani memastikan."
Buyung Im seng segera berusaha untuk menahan apa yang berkecamuk di dalam
benaknya dan tidak berbicara lagi.
552 Terdengar suara Nyoo Hong leng yang merdu kembali terdengar :
"Dia hanya membutuhkan sedikit tenaga lagi untuk bisa menembusi kepungan
tersebut, biarlah aku pergi membantu dirinya."
Selesai berkata dia lantas melangkah maju ke depan.
Dengan cepat Buyung Im seng merentangkan tangan kanannya menghadang jalan
pergi Nyoo Hong leng, kemudian serunya :
"Nona, harap tunggu sebentar !"
"Mengapa ?" tanya Nyoo Hong leng sambil mengerdipkan matanya.
"Biar aku saja yang maju."
"Bila gagal didalam sekali penyerangan maka kita akan terjerumus dalam mara
bahaya, buat apa kau mesti berbuat demikian ?"
"Apakah nona sendiri tidak takut akan mara bahaya ?"
"Tentu saja kau tak bisa dibandingkan dengan diriku, dia adalah suamiku, sudah
selayaknya jika suami isteri menghadapi mara bahaya bersama-sama."
Setiap patah kata itu bagaikan pisau yang amat tajam menusuk ke dalam hati
Buyung Im seng. Tapi diluarnya dia bersikap seolah-olah wajar, sahutnya sambil
tersenyum : "Benar juga perkataan nona."
Pelan-pelan dia mengundurkan diri ke belakang.
Nyoo Hong leng juga dapat melihat kalau senyuman tersebut terlalu dipaksakan,
senyuman mana jauh lebih tak sedap dipandang daripada isak tangis.
Hal mana segera membuat gadis itu merasakan pula bahwa kehadirannya di dalam
hati Buyung Im seng sebetulnya menempati posisi yang penting sekali, kontan saja
hatinya menjadi pedih dan titik-titik air mata bercucuran.
Tapi dasar wataknya yang keras, gadis itu tak mau membiarkan Buyung Im seng
tahu kalau dia sedang mengucurkan air mata, mendadak dia menerjang maju ke
depan. Empat orang utusan khusus yang berjaga-jaga di sekeliling arena segera
mengangkat pedangnya dan bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan.
Nyoo Hong leng menerjang ke arah barat, kutungan pedang yang berada di
tangannya langsung diayunkan ke depan menusuk si utusan khusus yang
menghadang jalan perginya itu.
Tampaknya sejak permulaan tadi orang itu sudah bersiap sedia, pedangnya segera
diayunkan ke depan membendung datangnya tusukan pedang dari Nyoo Hong leng.


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan cepat gadis itu merendahkan pergelangan tangannya ke bawah sambil
menarik kembali kutungan pedangnya, dengan cepat dia kembangkan serangkaian
serangan berantai yang amat gencar.
553 Sekalipun senjata yang dipergunakan gadis itu hanya sebilah pedang kutung,
namun oleh karena perubahan jurus serangannya yang amat lihai, otomatis
ancaman-ancaman yang dilontarkan pun teramat dahsyat. Hal ini membuat utusan
khusus tersebut sudah keteter hebat sehingga cuma mampu bertahan dan tak bisa
berkemampuan melancarkan serangan balasan.
Tampak dua orang lelaki berbaju hitam yang berjaga-jaga di sebelah utara dan
sebelah selatan segera memutar pedangnya dan menyerang tiba dari sayap kiri dan
kanan. Dengan suara dingin Buyung Im seng segera berseru :
"Hm, tiga orang lelaki mengerubuti seorang nona, betul-betul suatu perbuatan
memalukan !" Seraya berseru, tubuhnya segera menerjang ke muka, sambil memutar senjatanya
yang kutung dia hadapi lelaki berbaju hitam yang datang dari sebelah utara,
suatu pertempuran sengitpun segera berkobar.
Sedangkan Lian Giok seng dengan pedang lemas ditangan mengawasi orang
berbaju hitam yang berada di sebelah timur.
Dengan mengandalkan sepotong kutungan pedang, Nyoo Hong leng bertarung
sengit melawan dua orang utusan khusus.
Sementara itu Buyung Im seng yang sudah dua kali terlibat dalam suatu
pertarungan yang seru, dia sudah hapal sekali dengan permainan ilmu pedang
warisan ayahnya, dengan cepat dia kembangkan permainan ilmu pedangnya untuk
meneter diri si lawan. Dalam waktu singkat pertempuran telah berlangsung hampir dua puluh gerakan
lebih. Nyoo Hong leng dengan satu melawan dua berhasil mempertahankan posisinya
dengan seimbang, untuk sesaat sulit baginya untuk menentukan kemenangan.
Sebaliknya Buyung Im seng dengan satu melawan satu berhasil merebut posisi di
atas angin, pedang kutungnya berhasil menguasai keadaan dan mendesak
musuhnya sampai tak mampu melakukan serangan balasan lagi.
Orang berbaju hitam yang berjaga di sebelah timur segera mengayunkan
pedangnya sambil menyerbu ke depan setelah menyaksikan rekannya mulai tak
sanggup mempertahankan diri. Lian Giok seng tidak ambil diam, dia segera
menggetarkan pedang lemasnya dan menusuk lurus ke depan.
"Pingin berkelahi ?" ejeknya, "baik lohu akan melayani keinginanmu itu !"
Orang berbaju hitam yang berada di timur segera menggetarkan pedangnya
menangkis pedang lemas Lian Giok seng, yang kemudian sambil membalikkan
tangannya dia melepaskan sebuah serangan balasan.
Pedang lemas dari Lian Giok seng panjang bentuknya, dia berdiri tak bergerak
dari posisi semula, sementara pedang lemasnya seperti ular yang keluar dari gua
langsung menyergap tubuh bagian atas dan bawah lawan untuk menghadang jalan
perginya. 554 Sementara pertarungan sedang berlangsung, mendadak terdengar suara bentakan
nyaring bergema tiba : "Berhenti !" Mendengar perintah itu, empat utusan khusus segera menghentikan pertarungan
dan mundur delapan depa dari arena.
Buyung Im seng segera berpaling, ternyata orang yang barusan membentak adalah
Sam sengcu, dengan sepasang pedang terhunus pelan-pelan dia masuk ke dalam
arena. Ji sengcu mengikuti di belakang Sam sengcu turut memasuki pula ke dalam arena.
Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Buyung Im seng, lalu
katanya : "Kau dan Lian cianpwe sementara menahan mereka sebentar, aku harus membantu
dia untuk lolos dari barisan lebih dulu, kalau ia masih tetap terkurung dalam
barisan, tak sampai sepertanak nasi kemudian, kita pasti akan mampus semua di
sini." "Silahkan nona turun tangan !"
Pemuda itu segera maju ke depan dan menghadang jalan pergi kedua orang sengcu
tersebut. Nyoo Hong leng tidak ragu-ragu lagi, sambil membentak keras dia segera terjun ke
dalam barisan dengan memutar pedang kutungnya.
Sejak tadi dia telah menghimpun tenaga dalamnya sambil melakukan persiapan,
dia telah menyiapkan diri untuk menerjang masuk ke dalam barisan delapan
panglima itu dengan mengesampingkan jiwa sendiri.
Dengan tubuh dan pedang melebur menjadi satu menciptakan segudang cahaya
tajam, dia langsung menerjang ke muka.
"Traaaang" terdengar suara benturan nyaring bergema memecahkan kesunyian,
Nyoo Hong leng yang menyerbu ke dalam barisan telah berhasil membuka sebuah
titik kelemahan didalam barisan lawan.
"Nona Nyoo, jangan bertindak sembarangan !" buru-buru Toa sengcu berseru
dengan cemas. Pedangnya diputar bagaikan baling-baling dan menciptakan serangkaian cahaya
bintang yang amat menyilaukan mata.
Terdengar suara jerit kesakitan yang lirih berkumandang silih berganti, darah
segar memancar ke empat penjuru dan pertahanan ilmu barisan aneh itupun
menjadi porak poranda. Tiba-tiba cahaya pedang lenyap dan bayangan manusia tampak kembali, tahu-tahu
suasana dalam arena telah menjadi suatu perubahan yang sangat besar.
Tampak Nyoo Hong leng berdiri dengan pedang kutung masih ditangan, namun
lengan kirinya telah basah oleh darah.
555 Sedangkan dari delapan panglima tersebut, ada satu orang kehilangan kepala,
seorang terluka parah di dada dan tergeletak di tanah, sedang dua lainnya
menderita luka ditangan kanan.
Dalam waktu singkat suatu perubahan drastis telah terjadi, dari delapan orang
panglima yang terjun ke arena, seorang mati, seorang terluka parah, dua orang
terluka pada lengan kana, untuk sementara waktu mereka kehilangan kemampuan
untuk bertarung lebih jauh, empat macam senjata aneh mereka pun tergeletak di
tanah. Empat orang sisanya yang sehat tanpa cidera sudah kehilangan keberaniannya
untuk melanjutkan pertarungan, tiba-tiba mereka membalikkan badan dan berlalu
dari situ, diikuti pula oleh dua orang yang terluka ringan.
Waktu itu, Toa sengcu amat menguatirkan keadaan luka yang diderita Nyoo Hong
leng, diapun tidak mengejar ke enam orang itu lebih jauh, buru-buru dihampirinya
gadis itu, lalu tegurnya.
"Nona, parahkah luka yang kau derita ?"
Nyoo Hong leng membuang pedang kutungnya dan memegangi mulut luka dengan
tangan kanan, lalu sahutnya :
"Cepat turun tangan hadapi Ji sengcu dan Sam sengcu, asal kau berhasil
membunuh salah seorang diantaranya berarti kita akan kehilangan seorang musuh
yang amat tangguh." Toa sengcu manggut-manggut.
"Baik, akan kubunuh salah seorang diantara mereka untuk melenyapkan rasa
jengkelmu." Dia lantas mendongakkan kepalanya seraya berseru dengan suara lantang :
"Buyung kongcu, menyingkir kau !"
Ternyata Sam sengcu dan Ji sengcu sudah bersiap hendak melancarkan serangan,
tapi berhubung ditengah arena sudah terjadi perubahan maka mereka lantas
mengurungkan niat tersebut sembari mengawasi arena menantikan terjadinya
perubahan lebih jauh. Mendengar seruan tersebut, Buyung Im seng segera mengundurkan diri dan
menyingkir ke samping. Pelan-pelan Toa sengcu mengangkat pedangnya ke atas, kain kerudung hitam yang
menghiasi wajahnya bergerak-gerak tanpa terhembus angin.
Mendadak Ji sengcu menjerit keras.
"Dia hendak mengeluarkan ilmu pedang terbang, cepat kilat mengundurkan diri !"
Seusai berkata ia telah membalikkan badan can melompat pergi lebih dulu, dalam
waktu singkat tubuhnya telah berada tiga kaki jauhnya dari tempat semula.
Sam sengcu dan ke empat utusan khusus yang mendengar pekikan itu, buru-buru
membalikkan pula badannya sambil melarikan diri, dalam waktu singkat bayangan
tubuh mereka sudah lenyap tak berbekas.
556 Begitu Ji sengcu dan Sam sengcu kabur, dalam arena pertarungan pun tinggal Toa
sengcu, Nyoo Hong leng, Buyung Im seng, Lian Giok seng, sesosok mayat serta
seorang musuh yang terluka parah.
Sambil membuang pedang yang berada dalam genggamannya, buru-buru Toa
sengcu mendekati Nyoo Hong leng, kemudian tegurnya :
"Nona, bagaimana keadaan lukamu ?"
ooOoo Bagian Ketiga Puluh Sembilan
"Aah, tidak terlalu parah." jawab Nyoo Hong leng sambil menyingkirkan tangan
kanannya yang menekan di atas mulut lukanya, "tapi juga tidak bisa dibilang
terlalu ringan." "Barisan aneh dari delapan panglima tersebut mempunyai perubahan yang tak
terukur, aku sendiripun tak sanggup untuk menjebolkan pertahanan ilmu mereka
yang tangguh, tapi setelah kau menyerbu ke dalam barisan sehingga membuat
barisan mereka terhambat, maka muncullah titik kelemahan dalam barisan itu."
"Kalau begitu, hal mana tak ada sangkut pautnya sama sekali dengan keadaanku
yang terluka ?" "Seandainya aku tidak mendengar jeritan kesakitanmu, mungkin akupun tak akan
sampai terpengaruh oleh hawa napsu membunuh."
"Tampaknya kau berhati bajik ?"
"Paling tidak aku toh bukan seseorang yang gemar membunuh, bukan demikian ?"
"Tapi nama Sam seng bun di dalam dunia persilatan kurang begitu baik, anggota
perguruan inipun gemar membunuh orang dan tindak-tindakan yang kejam."
"Semua kejadian tersebut boleh saja kalian catat atas namaku, aai..."
"Mengapa kau menghela napas" Apakah mereka yang bertindak semena-mena dan
sekehendak hatinya bila kalian orang-orang di dalam Seng thong tidak
menurunkan perintah ?"
"Dalam perguruan Sam seng bun telah didirikan pengaturan yang sangat ketat, ada
banyak persoalan bisa mereka laksanakan tanpa mendapat perintah dahulu dari
pihak Seng tong lagi, mereka dapat melaksanakan kehendak hatinya dengan begitu
saja, lagi pula organisasi ini begitu luasnya dengan beraneka ragam manusia,
maka Seng thong selalu terpisah dari dunia luas, selama ini kami selalu memberi kesan
misterius terhadap mereka, kecuali beberapa orang pemimpinnya, kebanyakan
anggota tidak mengetahui banyak tentang persoalan dalam Seng thong, itulah
sebabnya selama ini tiada yang berani memberontak, tapi secara otomatis banyak
pula tindak-tindakan mereka yang menjadi brutal dan tak berperikemanusiaan..."
"Bukan cuma kelewat batas, perbuatan mereka pada hakekatnya benar-benar
sudah tak bisa dilukiskan lagi dengan kata-kata" sambung Nyoo Hong leng cepat.
"Tapi diantara sekian banyak persoalan, kau tak dapat mengetahui secara
keseluruhannya." 557 Tiba-tiba terlintas satu perubahan aneh di atas wajah Nyoo Hong leng, pelanpelan ujarnya. Toa sengcu manggut-manggut.
"Benar, tapi seandainya nona tidak datang kemari, paling tidak mereka baru akan
menaruh curiga kepadaku setelah melewati suatu jangka waktu yang sangat lama."
"Lantas dimanakah Toa sengcu yang sesungguhnya ?"
"Dia telah menderita luka yang sangat parah, sudah tak sanggup untuk memimpin
urusan dalam perguruan Sam seng bun lagi."
Nyoo Hong leng menjadi keheranan setelah mendengar perkataan itu, katanya lagi.
"Begitu banyak jago lihai yang melindungi keselamatan jiwanya, dia sendiripun
memiliki ilmu silat yang maha sakti dan melebihi kepandaian siapapun, mengapa
dia bisa terluka parah ?"
"Keadaan yang sebenarnya tak akan habis dibicarakan dalam satu dua patah saja,
sekarang bukanlah waktu yang baik untuk berbincang-bincang, setelah kita
tinggalkan tempat ini nanti, semua peristiwa tersebut baru akan kuceritakan lagi
sejelas-jelasnya kepada nona."
"Baiklah, tapi dalam hatiku terdapat beberapa kecurigaan yang amat penting
artinya, aku harap kau bisa memberikan penjelasan lebih dahulu...."
Toa sengcu manggut-manggut.
"Apa yang harus kuterangkan kepadamu ?"
"Hubungan apakah yang sesungguhnya terjadi antara kau dengan Toa sengcu yang
sebenarnya " Mengapa kau yang dicari untuk menggantikannya setelah dia
mengalami luka parah ?"
"Aku dan dia tidak mempunyai hubungan secara langsung, dia memilih aku untuk
menggantikan kedudukannya, hal ini hanya untuk memudahkan penyaluran
belaka, sebab ilmu silatku tinggi, caraku turun tangan amat keji dan bukan
seorang lelaki sejati, dengan kecerdasan dan kemampuanku masih bisa menghadapi setiap
perubahan situasi, oleh karena itu dia memilih aku."
"Waktu itu, mengapa kau berada di dalam perguruan Sam seng bun ?"
"Aku baru saja ditangkap mereka...."
"Sebenarnya manusia macam apakah Toa sengcu yang sebenarnya itu ?" tiba-tiba
Buyung Im seng menimbrung.
"Soal ini " Aku merasa sulit untuk mencari jawaban, sebab aku telah bersumpah
tak akan membocorkan rahasianya."
"Kalau toh dia berani mendirikan perguruan Sam seng bun, mengapa takut
diketahui orang lain ?"
"Tentu saja ada alasannya, cuma, cuma...."
"Cuma kau tak dapat mengatakannya bukan ?" sambung Nyoo Hong leng dengan
cepat. 558 "Saat ini waktu amat berharga bagaikan emas, kita tak boleh membuang waktu
yang berharga ini dengan begitu saja..." seru Toa sengcu kemudian.
Selesai berkata dia lantas melangkah pergi dari situ. Buru Nyoo Hong leng maju
dua langkah sambil menghalangi jalan pergi Toa sengcu, serunya :
"Kenapa kau mesti terburu-buru " Bila persoalan sudah menjadi jelas, kita baru
dapat saling percaya mempercayai, paling tidak kau harus mengungkapkan
keadaan yang sejujurnya kepadaku."
Toa sengcu segera berhenti, lalu katanya.
"Apakah nona kurang percaya kepadaku ?"
"Benar, bila kau masih tetap merahasiakan persoalan tersebut, sulit bagiku untuk
mempercayai dirimu."
"Kecuali menanyakan asal Toa sengcu yang sebenarnya, soal-soal yang lain boleh
kau tanyakan kepadaku..."
Lalu setelah berhenti sejenak, lanjutnya.
"Padahal setelah kalian berjumpa dengan Buyung Tiang kim, tidak sulit untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya, buat apa kalian mesti terburu napsu ?"
"Baiklah, kita tak usah memperbincangkan soal Toa sengcu lagi, kalau begitu kita
berbicara soal dirimu saja, nama aslimu tentunya dapat kau beritahukan kepadaku
bukan ?" Toa sengcu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian berkata,
"Aku Seh Khong, bernama Bu siang !"
"Kho Bu siang " Ehmm, nama dan orangnya sesuai..?"
"Nona masih ingin menanyakan soal apa lagi ?"
Nyoo Hong leng segera menghela napas.
"Aaai... kesempatan di kemudian hari masih panjang, biarlah kutanyakan lagi
pelan-pelan di kemudian hari, apa yang kau katakan memang benar, waktu yang
tersedia buat kita sekarang amat berharga sekali, kita memang tak boleh
membuangnya dengan percuma...."
"Mumpung mereka belum selesai melakukan persiapan-persiapan, kita harus
bertindak dengan lebih cepat, harap kalian semua mengikuti di belakangku."
Selesai berkata, dia maju ke depan lebih dulu.
Dengan saura lirih Buyung Im seng segera berbisik kepada Lian Giok seng.
"Locianpwe, tahukah kau tentang nama Khong Bu siang ini ?"
Lian Giok seng menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Sudah hampir dua puluh tahun lamanya aku terjun dalam Sam seng bun ini,
selama berada di sini, aku amat jarang meninggalkan tempat ini, andaikata aku
masih melakukan perjalanan dalam dunia persilatan sudah pernah mendengar


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nama Khong Bu siang ini, paling tidak, usianya pasti sebaya dengan usiaku."
559 Buyung Im seng segera menghela napas panjang.
"Aaai, sayang sekali paman Seng Ji siok, Lui Ngo siok serta Sin tiau (pancingan
sakti) Pau Heng tidak berada di sini, kalau tidak, niscaya mereka akan
mengetahui siapakah Khong Bu siang ini."
Sengaja Lian Giok seng memperlambat langkahnya sehingga dapat berpisah dalam
suatu jarak tertentu dengan Khong Bu siang serta Nyoo Hong leng, kemudian
dengan suara rendah, ujarnya :
"Nak, ada satu persoalan, apakah sudah kau pikirkan masak-masak ?"
"Persoalan apa ?"
"Persoalan yang menyangkut nona Nyoo Hong leng."
"Mengapa dengan dia ?"
"Jika ia benar-benar kawin dengan Khong Bu siang, dapatkah kau menahan
penderitaan dan kesedihan tersebut ?"
"Soal ini... belum pernah boanpwe pikirkan."
"Aku cukup memahami perasaanmu. Sekarang kau hanya memusatkan segenap
pengharapanmu agar bisa bersua dengan ayahmu, sedang masalah lain kau
kesampingkan semua."
"Akan tetapi setelah kau berjumpa dengan ayahmu, persoalan-persoalan yang lain
pasti akan berdatangan semua."
Buyung Im seng tertawa getir.
"Apa yang locianpwe katakan memang benar, namun tiada suatu kejadian yang
sempurna di dunia ini, apa yang sedang boanpwe harapkan hanyalah bisa bersua
dengan ayahku dan ayahku dalam keadaan awan tenteram tanpa sesuatu
kejadian." Mendengar perkataan itu, Lian Giok seng segera menghela napas panjang, katanya.
"Nak, kau harus pikir kembali persoalan ini masak-masak, menurut apa yang
kulihat, tampaknya perasaan cinta nona Nyoo kepadamu sudah teramat dalam, lagi
pula kau pun menaruh perasaan cinta yang dalam pula kepadanya. Mumpung
keadaan pada saat ini masih belum mencapai suatu tingkatan yang lebih jelek
lagi." "Maksud baik locianpwe biar boanpwe terima di dalam hati saja" kata Buyung Im
seng sambil tertawa getir, "boanpwe rasa persoalan ini bisa kelewat dipaksakan,
lebih baik biarkan saja masalah tersebut berkembang apa adanya."
Sementara pembicaraan masih berlangsung, tiba-tiba Khong Bu siang yang
berjalan di depan menghentikan langkahnya.
Lian Giok seng segera berkata :
"Saat ini bukan saat untuk ribut dengan dorongan emosi, aku harap kau suka
memikirkan sekali." Tidak menanti Buyung Im seng menjawab, tiba-tiba ia mempercepat langkahnya
maju ke depan. 560 Melihat itu, Buyung Im seng berpikir di dalam hati :
"Secara tiba-tiba Khong Bu siang menghentikan langkahnya, jelas hal ini
dikarenakan sesuatu hal."
Berpikir demikian, dia segera mempercepat langkahnya memburu ke depan....
Tiba di situ, dia saksikan Khong Bu siang sedang menundukkan kepalanya sambil
memeriksa keadaan di permukaan tanah, seakan-akan berusaha untuk
menemukan sesuatu benda yang hilang.
Padahal Buyung Im seng menyaksikan jalanan itu datar dan rata, sama sekali
tiada hambatan apa-apa, maka dengan keheranan dia lantas berpikir :
"Aneh, apa yang sebenarnya dia cari ?"
Sembari berpikir, dia melangkah maju ke depan.
Tiba-tiba terdengar Khong Bu siang membentak keras," Buyung kongcu, berhenti !"
"Ada apa ?" tanya Buyung Im seng sambil berhenti.
"Buyung kongcu, aku rasa kau pasti sudah melihat bukan kalau aku sedang
melakukan pemeriksaan " Mengapa kau begitu berani menempuh mara bahaya ?"
"Karena aku tidak melihat ada sesuatu yang tidak beres di atas jalan darah ini."
"Hmm, coba aku terlambat sedetik saja menyuruhmu berhenti sehingga kau maju
dua langkah saja..."
"Ada pa ?" tukas Buyung Im seng.
"Hal itu akan membuat aku menjadi repot dan tidak dapat memberikan
pertanggung-jawaban kepada nona Nyoo. Sedangkan kaupun jangan harap bisa
bersua lagi dengan ayahmu."
Setelah berhenti sebentar, dia melanjutkan.
"Mungkin Buyung si heng tak mau mempercayai perkataanku....."
Mendadak dia mendongakkan kepalanya dan memperhatikan sekeliling tempat itu
kemudian sambil menatap ke arah utara katanya :
"Kalian jangan bergerak secara sembarangan !"
Kemudian sekali melompat dia sudah berkelebat pergi dengan kecepatan bagaikan
sambaran petir. Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya memang sangat lihai, hanya di dalam
waktu singkat, bayangan tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.
Nyoo Hong leng segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Buyung Im seng,
dia seperti ingin mengucapkan sesuatu, namun akhirnya niat tersebut diurungkan.
Sungguh cepat gerakan tubuh dari Khong Bu siang, waktu pergi ia pergi dengan
cepat, waktu kembali diapun kembali dengan cepat, hanya kali ini dia muncul
sambil mengempit sesosok tubuh manusia.
Begitu sampai di tempat semula, dia lepaskan orang berbaju hitam yang
dikempitnya itu, kemudian menepuk bebas jalan darahnya, setelah itu dengan
suara dingin dia berkata :
561 "Kaburlah menuju ke arah barat... !"
Orang berbaju hitam itu mengawasi wajah Khong Bu siang yang berkerudung
dengan sorot mata ketakutan, sementara kakinya pelan menggeser mundur, setelah
mundur sejauh satu kaki mendadak ia membalikkan badan kemudian melarikan
diri terbirit-birit. ( Bersambung ke Jilid 28)
562 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 28 Buyung Im seng memperhatikan lelaki itu dengan seksama, puluhan langkah
sudah dilalui namun tidak terjadi perubahan apa-apa, baru saja akan mengejek
mendadak terlihat olehnya lelaki berbaju hitam itu jatuh terjengkang ke tanah
dengan badan tertelungkup, kemudian setelah meronta sebentar akhirnya dia tak
berkutik lagi. Dengan suara dingin Khong Bu siang lantas berkata :
"Seandainya tadi Buyung kongcu tak mau mendengarkan perkataanku, maka orang
yang tergeletak di sana sekarang bukanlah lelaki berbaju hitam itu, melainkan
saudara." Buyung Im seng membungkam dalam seribu bahasa, sementara dalam hati
kecilnya berpikir. "Jika dia tidak memperingatkan diriku, aku pasti akan menyerbu ke depan, saat
itu niscaya aku sudah keracunan dan mati. Bagaimanapun juga, ia memang
mempunyai budi pertolongan kepada diriku."
Sementara dia masih termenung, Nyoo Hong leng telah berkata kembali :
"Di depan sana kalau memang ada racun, katakan saja toh sudah cukup. Kenapa
kau mesti pergunakan begitu banyak tenaga untuk menangkap seseorang lalu
menggunakannya sebagai kelinci percobaan ?"
"Andaikata sekarang aku masih seorang Toa sengcu, aku percaya kalian akan
mempercayai perkataanku, tapi aku sekarang tak lebih hanya Khong Bu siang, aku
rasa kalian tentu merasa ragu terhadap setiap perkataan yang kuucapkan. Oleh
karena itu mau tak mau aku harus membuktikannya dengan suatu kenyataan."
Setelah berhenti sebentar, pelan-pelan sorot matanya dialihkan ke wajah Buyung
Im seng dan Lian Giok seng, kemudian melanjutkan :
563 "Entah bagaimanakah jalan pemikiran kalian tapi yang pasti keadaan kita
sekarang adalah senasib sependeritaan. Aku percaya baik kepandaian silat maupun
kecerdasanku melebihi kalian berdua, aku harap di dalam keadaan seperti ini
kalian berdua mau menuruti perintah dariku meski untuk sementara saja."
"Toa sengcu..." seru Lian Giok seng.
"Aku adalah Khong Bu siang" tukas orang itu cepat, "kau tak usah menyebut aku
sebagai Toa sengcu lagi, selanjutnya kita boleh saling membahasai dengan sebutan
saudara." Liang Giok seng menjadi tertegun, kemudian sahutnya :
"Soal ini... baiklah, hamba akan menuruti perintah."
Khong Bu siang segera mendongakkan kepalanya memperhatikan cuaca, tanpa
senja telah menjelang tiba, matahari sorepun memancarkan sinar yang indah.
Melihat senja telah menjelang tiba, dia menghembus napas panjang, kemudian
katanya. "Moga-moga saja sebelum menjelang tengah malam nanti kita sudah dapat bersua
dengan Buyung Tiang kim, kemudian sebelum fajar telah meloloskan diri dari mara
bahaya." "Kita harus berusaha melewati daerah beracun dulu sekarang." tukas Nyoo Hong
leng. "Racun yang disebarkan disekitar tempat ini memang sangat lihai, asal kena
tersentuh sedikit saja maka racun itu akan segera mulai bekerja. Aku harus
memeriksa dulu berapa besarkah daerah yang disebari racun itu. Tapi kalau
dilihat dari jenis racun yang tidak gampang dalam pembuatannya, jelas tempat yang
disebar pun tak akan terlalu besar."
Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arahnya, kemudian katanya :
"Andaikata meraka tak bisa menyebarkan seluruh wilayah di sekitar tempat ini
dengan racun, asal kita melingkari daerah ini, bukankah urusan menjadi beres ?"
Dengan cepat Khong Bu siang menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Bila kita masih bisa menghindari tempat ini, tak nanti mereka akan menyebari
tempat ini dengan racun."
Kemudian sambil membungkukkan badan ia mengambil dua macam senjata,
setelah itu katanya lagi "Aku akan pergi melihat keadaan, kemudian baru kita
putuskan lebih jauh."
"Kau harus berhati-hati !" pesan Nyoo Hong leng.
"Tak usah kuatir, kalian jangan bergerak, berdiri saja ditempat masing-masing."
Walaupun mukanya ditutupi dengan kerudung hitam sehingga sulit buat orang lain
untuk mengetahui mimik wajahnya, namun kalau didengar suaranya dapat
didengar kalau dia merasa amat gembira.
564 Tampak dia melompat ke udara lalu berjumpalitan dengan kepala di bawah, kaki di
atas kemudian dengan kedua macam senjata itu sebagai pengganti kaki, dia
berjalan menyelusuri tempat itu.
Gerakan badannya amat cepat dan lagi amat lincah, dalam waktu singkat dia
sudah berada sejauh tujuh delapan kaki dari tempat semula kemudian setelah
memeriksa sebentar, dia berjalan balik lagi dengan waktu yang sama, setelah itu
ia baru berjumpalitan dan melayang turun ditempat semula.
"Bagaimana ?" tanya Nyoo Hong leng.
"Daerah yang disebari racun mencapai delapan kaki lebih, bagaimanapun bagusnya
ilmu meringankan tubuh seseorang, jangan harap bisa melampaui tempat itu dalam
sekali lompatan." "Dengan senjata menggantikan kaki, kau berhasil melewati daerah beracun dengan
selamat, mengapa kami tidak menirukan pula caramu itu untuk menyeberangi
wilayah yang beracun ini ?"
Khong Bu siang berpikir sebentar, lalu katanya :
"Untuk menyeberangi daerah beracun ini jelas bukan suatu pekerjaan sukar, yang
terpenting adalah bisa mendapatkan benda sebagai pengganti kaki serta waktu
menyentuh tanah jangan terlalu berat sehingga menyebabkan debu beterbangan,
asal hal ini bisa dilakukan, niscaya daerah tersebut bisa dilewati dengan
selamat." "Berbicara menurut kemampuan yang dimiliki kami beberapa orang, rasanya
bukan sesuatu yang sulit untuk melaksanakan hal tersebut, cuma sayang senjata
yang bisa digunakan sebagai pengganti kaki terlampau sedikit jumlahnya."
"Itu mah bukan soal sulit" kata Lian Giok seng, "disekitar pesanggrahan Teng
cian siau cu penuh tumbuh pepohonan bambu, biar aku mengambilnya beberapa sebagai
pengganti kaki." Selesai berkata, dia lantas membalikkan badan dan berlalu dari tempat itu.
Menanti Lian Giok seng sudah pergi jauh, Khong Bu siang baru berkata dengan
suara rendah : "Buyung kongcu, untuk menjumpai ayahmu, kita bakal melewati tempat-tempat
berbahaya yang jauh lebih sukar dibandingkan dengan tempat bahaya yang bakal
kita lalui jika meninggalkan tempat ini. Aku sudah kehilangan pamorku sebagai
Toa sengcu di hadapan Lian Giok seng, apa yang ku ucapkan juga belum tentu akan
diturut, bagaimana agar dia mau membantu dengan sepenuh tenaga, hal ini
terpaksa harus tergantung pada dirimu sendiri."
Buyung Im seng termenung sebentar lalu berkata :
"Perkataanmu terlalu kabur, dapatkah kau jelaskan lebih terang lagi ?"
"Lian Giok seng mempunyai banyak teman lama di dalam perguruan Sam seng bun,
kita membutuhkan bantuan mereka agar dapat berhasil dengan sukses...."
Agaknya perkataan itu belum selesai diutarakan, karena secara tiba-tiba dia
tutup mulut. 565 Buyung Im seng kembali berpikir sebentar, lalu katanya lagi :
"Ada beberapa hal aku masih kurang begitu jelas."
Mendadak suara Khong Bu siang berubah menjadi dingin dan kaku, tegasnya :
"Apakah aku harus mengatakannya jelas ?"
"Kecerdasan dan kemampuanku tak bisa menandingi kehebatanmu, sudah barang
tentu jika kau bisa menjelaskan lebih jelas, hal tersebut justru jauh lebih baik
bagiku." "Menurut perhitunganku, untuk berjumpa dengan ayahmu maka kita harus
melewati dulu beberapa buah tempat yang amat berbahaya, menurut
perhitunganku, paling tak ada berapa orang diantaranya bakal mati, kau Buyung
kongcu jelas tak boleh mati, akupun tak ingin mati, sedangkan nona Nyoo
lebihlebih tidak boleh mati, namun dalam kenyataan harus ada yang mati, kalau kami
tak boleh mati, otomatis kita harus mencari beberapa orang untuk menggantikan
kita." "Kalau didengar dari pembicaraan itu, agaknya mereka bakal mampus" kata
Buyung Im seng. "Kesempatan untuk hidup hanya dua puluh persen, kau harus menyuruh Lian Giok
seng untuk mencari beberapa orang teman."
"Kalau suruh mereka datang hanya untuk menghantar kematian saja, hal ini mana
bisa ku utarakan ?" "Aku hanya memberitahukan keadaan yang sebenarnya, sedang bagaimanakah
cara untuk mengatasinya, hal ini lebih baik diputuskan sendiri oleh Buyung
kongcu." "Di dalam perguruan Sam seng bun toh banyak terdapat manusia-manusia yang
jahat dan banyak melakukan kejahatan, kematian mereka sudah merupakan suatu
yang pantas, mengapa saudara Buyung harus menaruh kasihan terhadap mereka ?"
kata Nyoo Hong leng pula.
Sementara pembicaraan berlangsung, Lian Giok seng dengan membopong
segenggam bambu telah muncul kembali.
Terdengar Khong Bu siang berkata lebih jauh.
"Bila kita sedang berjalan sampai ditengah jalan lalu diserang orang, bisa jadi
kita akan dibikin gelagapan, maka aku harap bila kalian membawa senjata rahasia,
siapkan senjata rahasia untuk menghadapi lawan, bila tidak membawa senjata
rahasia, harap siapkan batu untuk menjaga segala kemungkinan dan lagi nanti kita
harus berjalan beriring, nah aku akan berjalan lebih duluan."
Sambil membalikkan badan ia segera melompat ke udara, lalu dengan
mempergunakan senjata sebagai pengganti kaki, dia menyeberangi tempat itu lebih
dulu. Buyung Im seng segera mengambil pula sebatang bambu dan menirukan cara
Khong Bu siang mengikuti di belakangnya, hanya jarak berselisih hampir dua kaki.
Dengan suara lirih Hong leng segera berbisik.
566 "Lian locianpwe, harap kau berjalan empat kaki di belakang Buyung kongcu,


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seandainya terjadi sesuatu perubahan, kitapun masih mempunyai kesempatan
untuk menghadapinya."
"Aku rasa lebih baik kita menunggu sampai kedua orang itu mencapai seberang
sana lebih dulu baru kita menyusul di belakang." kata Lian Giok seng cepat.
Nyoo Hong leng berpikir sebentar, kemudian mengangguk.
"Ucapan locianpwe memang ada benarnya."
Dalam perkiraan kedua orang itu, Khong Bu siang dan Buyung Im seng pasti akan
mendapat serangan setelah berada ditengah jalan nanti, siapa tahu apa yang
kemudian terjadi sama sekali di luar dugaan, ternyata mereka berdua berhasil
menyeberangi daerah beracun itu dengan cepat dan selamat tanpa mengalami
serangan apapun. Nyoo Hong leng segera memandang Lian Giok seng sekejap, kemudian pelan
katanya. "Tampaknya Ji sengcu dan Sam sengcu bukan seorang manusia yang pintar dan
berakal." "Dari mana kau bisa tahu ?"
"Sekalipun mereka menyebarkan racun di sini, tetapi tidak tahu untuk
mempersiapkan orang di sekitarnya, coba jikalau mereka melancarkan serangan
maut dikala kita sedang menyeberangi daerah beracun ini, niscaya keadaan kita
akan berbahaya sekali."
Sembari berkata dia lantas melompat ke depan dan mempergunakan sepasang
bambu untuk menyeberangi tempat itu.
Lian Giok seng ikut menghimpun tenaga, menutup pernapasan dan menyusul di
belakang Nyoo Hong leng. Ternyata mereka berdua berhasil mencapai tempat seberang dengan aman dan
selamat. Khong Bu siang segera memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng dan Buyung
Im seng, kemudian katanya.
"Kejadian ini rada aneh"
"Apanya yang aneh?"
"Aku tidak percaya kalau Ji sengcu dan Sam sengcu bisa melupakan tempat
jebakan ini" "Dengan kemampuan dari Ji sengcu, seharusnya hal ini memang tak akan bisa
dilupakan, mungkin dibalik kesemuanya itu masih terdapat alasan yang lain." seru
Lian Giok seng. "Maksudmu ada orang yang secara diam-diam membantu kita untuk membersihkan
semua jebakan-jebakan yang berada di sini ?"
"Ya, hamba berpendapat demikian."
567 Khong Bu siang segera termenung dan berpikir sebentar, kemudian katanya lagi.
"Aku tak bisa menduga, siapakah yang bersedia membantu kita."
"Hamba rasa Toa sengcu sudah lama menanamkan pengaruhnya dalam Seng thong,
mungkin ada orang yang secara diam-diam membantu dirimu."
Khong Bu siang mendehem pelan, lalu berkata :
"Jika ada orang yang membantu kita secara diam-diam, sudah pasti mereka
membantumu, mereka membantu diriku " Jelas hal ini tiada hubungan dengan
aku." Lian Giok seng hanya tertawa dan tidak membantah lagi.
Tiba-tiba Khong Bu siang melompat ke udara dan menerjang ke balik semak
belukar lebih kurang dua kaki dari situ.
Tampak tangan kanannya diayunkan ke depan melancarkan sebuah pukulan,
dimana angin pukulannya berhembus lewat, semak belukar segera bertumbangan,
tangan kirinya cepat menyambar ke depan mencengkeram seseorang.
Nyoo Hong leng sekalian segera mengalihkan sorot matanya ke arah depan,
ternyata punggung orang itu sudah basah kuyup dengan darah.
Dengan seksama Khong Bu siang perhatikan sekejap mulut luka di punggung
mayat itu tiba-tiba kain kerudung hitamnya bergetar keras, jelas perasaannya
sedang bergejolak keras, hal ini menunjukkan kalau dia merasa amat terperanjat.
Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Lian Giok seng,
kemudian tanyanya dengan suara rendah :
"Apa yang telah membuatnya terperanjat ?"
"Entah !" Lian Giok seng menggelengkan kepalanya berulang kali.
Agaknya Khong Bu siang mendengar jelas pembicaraan kedua orang itu, dengan
cepat dia menyambung : "Kemarilah kau, coba kau periksa luka yang diderita orang ini.."
Dengan langkah lebar Lian Giok seng segera maju ke depan, setelah memeriksa
mayat itu sekejap, ujarnya :
"Dia terluka oleh sejenis senjata rahasia yang berbentuk bulat."
"Hanya begitu saja ?"
"Soal yang lain tidak berhasil kulihat."
"Coba kau periksa sekitar mulut lukanya."
Nyoo Hong leng dan Buyung Im seng sama-sama melongok ke depan, betul juga
disekitar mulut luka itu ditemukan segulung warna hitam yang amat lekat.
"Aku tidak mengerti, lingkaran hitam itu sebenarnya melambangkan soal apa ?"
kata Buyung Im seng. "Tampaknya seperti luka terbakar...."
568 Mendadak Lian Giok seng seperti memahami akan sesuatu, segera serunya dengan
cepat : "Aaah, aku mengerti sekarang, aku sudah mengerti !"
Sembari berkata, wajahnya segera memperlihatkan perasaan kaget dan seram yang
amat tebal. "Apa yang kau pahami " Cepat katakan !" seru Nyoo Hong leng dengan perasaan
tercengang. "Mo gan wi, Mo gan wi..."
"Apa sih Mo gan wi itu ?" seru Buyung Im seng keheranan, "dia manusia atau nama
julukan ?" "Semuanya bukan, Mo gan wi adalah sejenis senjata rahasia, senjata rahasia yang
mematikan !" "Berjuta-juta manusia di dunian ini pandai mempergunakan senjata rahasia, aku
rasa pasti terdapat sejenis senjata rahasia lain yang jauh lebih lihai daripada
Mo gan wi tersebut." "Kau tidak mengerti...."
"Itulah sebabnya aku ingin memohon petunjuk dari locianpwe !"
"Sayang, dalam keadaan dan situasi seperti ini, tak ada waktu lagi bagiku untuk
memberi penjelasan."
"Paling baik tak usah dijelaskan lagi" tukas Khong Bu siang, "kalau dijelaskan
hanya akan membingungkan jalan pemikiran manusia saja."
"Aaai... perkataan Toa sengcu memang benar !" Lian Giok seng menghela napas
panjang. Khong Bu siang tidak berbicara lagi, dia membaringkan mayat itu ke tanah,
kemudian berkata : "Aku rasa disekitar tempat ini nanti banyak terdapat mayat manusia, semua
penjaga di sini telah tewas semua oleh senjata rahasia Mo gan wi, karena itu tak
ada orang yang menyerang kita"
Selesai berkata dia lantas melangkah maju ke depan.
Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Buyung Im seng,
kemudian bisiknya lirih. "Hati-hati sedikit !"
Lalu dia menyusul di belakang Khong Bu siang.
Setelah berjalan sekian lama, akhirnya sampailah mereka di ujung jembatan Kiu ci
kiau. Tampak Toan Thian wi yang mengenakan baju berwarna merah itu berdiri di ujung
jembatan sambil menghadang jalan pergi mereka...
Dengan suara lirih Khong Bu siang berbisik :
569 "Kalian berhenti dulu"
Kemudian dia berjalan mendekati jembatan dan menegur dingin :
"Minggir kau !"
Toan Thian wi buru-buru menjura sambil berseru :
"Menjumpai Toa sengcu !"
"Tak usah banyak adat, aku minta kau minggir dari situ !"
Toan Thian wi ragu-ragu sebentar, kemudian menegur :
"Siapakah kau ?"
"Sudah begini lama kau berada didalam perguruan Sam seng bun, masa siapakah
aku juga tak kau ketahui ?"
"Kau adalah Toa sengcu"
"Benar, kalau toh sudah mengetahui siapakah aku, apakah kau juga berani
membangkang perintahku ?"
"Aku belum pernah menyaksikan paras muka Toa sengcu yang sebenarnya, hari ini
aku berharap bisa berjumpa muka denganmu sehingga apa yang menjadi
harapanku bisa terpenuhi !"
"Sudah berapa lama kau menyimpan harapan tersebut ?" tegur Khong Bu siang
dingin. "Sudah dua puluh tahun aku menjaga jembatan ini, keinginan itupun sudah dua
puluh tahun kusimpan di dalam hati."
"Mengapa tak kau utarakan keinginanmu itu sedari dulu ?"
"Aku tak punya kesempatan"
"Sekarang kau anggap kesempatan telah tiba ?"
"Benar. Ji sengcu dan Sam sengcu bersama-sama menghadapi Toa sengcu, hamba
mendapat perintah untuk menahan jembatan ini."
"Besar benar perkataanmu itu."
Toan Thian heng tertawa hambar.
"Terus terang kukatakan, terhadap Ji sengcu dan Sam sengcu pun aku tidak
berniat untuk berbakti kepadanya sampai mati, begitu juga terhadap Toa sengcu,
aku dapat membantu mereka, berarti dapat juga membantu dirimu...."
Mendadak Khong Bu siang menghela napas panjang, katanya :
"Apakah semua orang yang berada dalam Sam seng bun sama semua seperti kau ?"
"Menurut apa yang kuketahui, Sam seng bun bisa menguasai anak buahnya karena
suatu sistim yang rahasia, seperti siksaan, peraturan dan lain sebagainya, tapi
begitu rahasia tersebut terbongkar maka mereka pun tak akan lagi berbakti kepada
Sam seng bun" 570 "Tapi yang jelas kalian dipengaruhi oleh semacam obat beracun yang bersifat
lamban. karena pengaruh racun itu maka kalian tak akan bisa meninggalkan Sam
seng bun lagi" "Oleh karena itu banyak orang lantas bertekad untuk membalas dendam. Bila
mereka mendapat kesempatan, maka serentak mereka akan berbalik arah..."
Setelah berhenti sebentar, dia melanjutkan :
"Sudah dua puluh tahun lamanya, Sam seng bun menjagoi dunia persilatan, setiap
orang yang mendengar nama Sam seng bun, tentu akan mengalah dan mundur
teratur, padahal anggota Sam seng bun sudah bertekad untuk berontak, bila
saatnya sudah tiba, maka keadaannya pasti akan berubah jadi mengerikan sekali"
"Sayang sekali waktu yang tersedia bagiku amat terbatas, aku tak dapat banyak
berbicara lagi denganmu."
"Apa yang kuucapkan juga sudah selesai, bila Toa sengcu ingin menggunakan
kepandaian silat untuk menyeberangi jembatan ini, silahkan saja untuk turun
tangan" Pelan-pelan Khong Bu siang menyingkap kain kerudung mukanya, kemudian
berkata : "Bukankah kau ingin menyaksikan raut wajahmu yang sebenarnya"
Toan Thian heng memperhatikan beberapa saat lamanya, kemudian baru menegur.
"Siapakah kau ?"
Khong Bu siang tidak menjawab pertanyaan itu, dia menurunkan kembali kain
kerudungnya lalu berkata.
"Kau sudah melihat wajahku dan apa yang menjadi harapanmu selama dua puluh
tahunpun sudah terpenuhi."
Toan Thian heng manggut-manggut.
"Baik, aku akan menyingkir !" katanya.
Kemudian dengan cepat dia menyingkir ke samping.
"Kami serombongan terdiri dari empat orang" kata Khong Bu siang kemudian.
"Apakah para huhoat dari Sam seng thong ?"
"Selain Lian Giok seng, juga terdapat Buyung Im seng dan Nyoo Hong leng."
Toan Thian heng berpikir sebentar, kemudian katanya :
"Suruh mereka menyeberang semua ! Melepaskan seorang atau empat orang juga
sama saja akan mati."
Waktu itu malam hari sudah menjelang tiba pemandangan pada jarak dua sampai
tiga kaki di sekeliling tempat itu sudah menjadi samar dan tak bisa terlihat
jelas. Khong Bu siang segera memberi tanda, Lian Giok seng, Nyoo Hong leng dan
Buyung Im seng segera menyeberangi jembatan itu semua.
571 Mendadak Toan Thian heng kembali ke ujung jembatan dan menghadang jalan
pergi mereka. Sambil tertawa dingin Khong Bu siang segera menegur :
"Mengapa " Apakah kau menyesal ?"
"Bukan begitu, aku ingin menanyakan tentang satu hal." sahut Toan Thian heng.
"Soal apa ?" "Benarkah kau adalah Toa sengcu yang asli ?"
"Dua jam berselang aku masih berada dalam ruang Seng thong sambil memberi
peringatan tapi sekarang Ji sengcu dan Sam sengcu sudah tidak mengakui
kedudukanku sebagai Toa sengcu lagi. Menurut pendapatmu apakah aku masih
terhitung Toa sengcu atau bukan ?"
"Seharusnya kau bukan karena usiamu terlalu muda, sudah dua puluh tahun aku
berjaga di jembatan Kiu ci kiau ini, padahal sewaktu masuk ke dalam perguruan
Sam seng bung, aku masih berusia lima puluhan tahun, sedang kini aku sudah
berusia lanjut, walaupun di dunia ini terdapat ilmu awet muda, tidak seharusnya
bekas-bekas ketuaan bisa dihilangkan sama sekali, tapi aku lihat usia Toa sengcu
memang belum begitu tua."
"Baiklah, kalau begitu kukatakan bahwa aku bukan Toa sengcu yang sebenarnya."
"Kalau begitu, bolehkah aku tahu nama Toa sengcu ?"
"Kalau orang merasa tak puas, hal ini merupakan sesuatu yang tidak benar..."
"Tapi kalau ada kesempatan untuk mengetahui sesuatu rahasia, mengapa aku tak
memanfaatkan ?" "Aku bernama Khong Bu siang" katanya kemudian, "apakah kau pernah
mendengar nama itu ?"
Toan Thian heng termenung sebentar, kemudian menjawab :
"Khong Bu siang.... " Khong Bu siang ..." Agaknya pernah mendengar orang
membicarakan soal ini, sayang aku sudah tak ingat lagi siapa yang pernah
menyebut nama ini." "Apa lagi yang hendak kau tanyakan "
"Kamu mau membawa Buyung kongcu kemana ?"
"Membawanya untuk berjumpa dengan Buyung Tiang kim"
"Membutuhkan bantuanku ?"
"Bila kau berminat untuk membantu kami, jagalah di jembatan ini dan jangan
biarkan orang-orang dari Ji sengcu dan Sam sengcu melewatinya, sebab bantuanmu
ini sangat berguna buat kami."
"Baik, aku akan berusaha dengan sepenuh tenaga."
Kemudian sambil menjura kepada Buyung Im seng katanya lagi :
"Jika berjumpa dengan Buyung tayhiap, tolong sampaikan salamku untuknya."
572 "Boanpwe mewakili ayahku mengucapkan banyak terima kasih." dengan cepat
Buyung Im seng menjura. Toan Thian heng segera menyingkir ke samping sambil berseru.
"Silahkan saudara sekalian lewat."
Dengan dipimpin Khong Bu siang, serentak Buyung Im seng sekalian mengikuti di
belakangnya berlalu dari situ.
Terdengar Toan Thian heng berseru dengan lantang :
"Jika Ji sengcu dan Sam sengcu sekalian dapat menyeberangi jembatan ini, hal
tersebut berarti aku sudah tewas di ujung jembatan Kiu ci kiau ini."
Beberapa patah kata itu diucapkan dengan suara lantang dan gagah, tak bisa
disangkal lagi dia sedang memberitahukan kepada Khong Bu siang sekalian bahwa
dia akan bertahan di jembatan tersebut sampai titik darah penghabisan.
"Bila kami bisa memecahkan kekuatan yang ada, pasti akan kuutus orang untuk
membantu dirimu." Mendengar perkataan itu, Toan Thian heng segera tertawa terbahak-bahak, "Haah,
haaah, haah, setelah mendengar perkataanmu itu, sekalipun harus mati aku akan
mati dengan perasaan lega." katanya kemudian.
Khong Bu siang berpaling dan memandang sekejap ke arah Lian Giok seng,


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemudian katanya lirih, "Bagaimana dengan ilmu silat yang dimiliki Toan Thian
heng ?" tanyanya. "Lihai sekali !" jawabnya dengan tegas.
"Sampai seberapa lihai kepandaian silatnya ?"
"Sepuluh kali lipat lebih hebat daripadaku."
Mula-mula Khong Bu siang agak tertegun kemudian serunya.
"Kau bukan sengaja mengunggul-unggulkan kepandaiannya ?"
"Sama sekali tak bermaksud untuk mengunggulkan, bila terjadi pertarungan
antara kau melawan dia, dalam dua puluh gerakan saja aku sudah akan kehilangan
kemampuanku untuk menangkis."
"Wah, kalau begitu dia akan bertahan di jembatan Kiu ci kiau ini sampai mati,
itu berarti dia akan bertahan dalam waktu yang sangat lama sekali....."
Mendadak Khong Bu siang menghentikan langkahnya lalu berkata :
"Kembalilah dan beri tahu satu hal kepadanya."
"Beri tahu soal apa ?"
"Katakan kepadanya agar berhati-hati terhadap kotak kayu ditangan Ji sengcu,
dalam kotak itu berisi senjata rahasia yang sangat beracun, terutama sekali
terhadap pantulan sinar dari kaca bening yang berada di dalam kota tersebut, dia
harus berhati-hati."
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya :
573 "Senjata rahasia yang terpancar dari kotak kayu itu bila tertangkis oleh
senjata, maka senjata rahasia tersebut akan meluncur keluar dengan mengikuti senjata
tajam, hal ini penting diperhatikan, cepat kau sampaikan."
Lian Giok seng manggut-manggut dan segera berlalu.
oooOooo Setelah beberapa orang itu menyeberangi jembatan Kui ci kiau, dipimpin Khong Bu
siang mereka melanjutkan perjalanan ke depan.
Ketika Buyung Im seng menyaksikan jalan yang mereka lewati adalah jalan ketika
datang, tergerak hatinya, ia lantas berseru :
"Hei, kau hendak membawa kami kemana ?"
"Pergi menjumpai ayahmu."
"Bila ingatanku tak salah, jalanan yang kita tempuh sekarang adalah perjalanan
meninggalkan Sam seng thong ?"
"Benar, sewaktu kalian datang kemari, kalian telah melewati sebuah kota batu
yang rendah dan pendek " Masih ingat ?"
Pendekar Pengejar Nyawa 5 Joko Sableng Kitab Serat Biru Cinta Tokoh Sesat 1

Cari Blog Ini