Ceritasilat Novel Online

Lembah Tiga Malaikat 14

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 14


"Ya, masih ingat dengan jelas" sahut Nyoo Hong leng, "tampaknya tempat itu
memang merupakan sebuah tempat yang aneh sekali."
"Bila di dalam dunia persilatan benar-benar terdapat tempat berkumpulnya
kawanan jago lihai, maka tempat tersebut sudah pasti adalah tempat tersebut."
"Aku sungguh merasa heran, Sam seng bun mengurung begitu banyak jago lihai di
sini, sebenarnya apakah maksud dan tujuan kalian ?"
"Suruh mereka untuk menyerahkan ilmu silat yang dimilikinya."
"Aaah..." Nyoo Hong leng berseru tertahan, "tak heran kalau ilmu silat yang
dimiliki orang-orang Sam seng bun beraneka raga dari pelbagai perguruan
manapun ada." "Aaai, kepandaian silatku ini sesungguhnya berhasil kuperoleh sesudah memasuki
perguruan Sam seng bun" kata Khong Bu siang cepat.
"Hanya dalam hal ambisi, perguruan Sam seng bun memang melebihi siapa pun,
tapi kehidupan seorang manusia paling cuma puluhan tahun belaka, sekalipun ilmu
silatnya berhasil dilatih hingga mencapai nomor satu di dunia, tapi toh akhirnya
tak akan lolos dari kematian."
"Tentu saja bukan cuma sampai di situ sana, masih ada hal-hal lainnya lagi" kata
Khong Bu siang. "Dapatkah kau katakan kepada kami ?"
"Tentu saja boleh, tapi dalam keadaan dan situasi seperti ini, kita mana dapat
membicarakan soal-soal besar dalam dunia persilatan dengan leluasa..?"
"Baiklah," ujar Nyoo Hong leng kemudian, "soal ini boleh kita bicarakan kembali
lain waktu, tapi yang tidak kupahami adalah mengapa tempat seperti ini bisa
mengurung begitu banyak jago lihai dari dunia persilatan ?"
574 Di tempat ini mempunyai semacam belenggu tak berwujud yang membelenggu
segenap jago silat yang terkurung di dalam kota batu itu."
"Ditempat itu penuh dengan jago-jago luar biasa dari dunia persilatan, tokohtokoh persilatan yang maha hebat dari kolong langit, sekalipun tubuh mereka dibelenggu
rantai emaspun, belum tentu dapat membelenggu mereka, tapi sewaktu kami
melalui kota batu itu, mengapa tidak kami jumpai bekas-bekas belenggu di tubuh
mereka semua. ?" "Baiklah, untuk mencapai kota batu dimana orang-orang itu disekap masih cukup
jauh, menggunakan kesempatan ini baiklah kita bicarakan keadaan yang
sebenarnya dari kota batu yang banyak orang tersekap didalamnya."
"Aku pernah membuka salah satu pintu rumah untuk diperiksa isinya" sela Buyung
Im seng, "tetapi kujumpai orang di dalam ruangan itu masih tetap duduk tenang
saja, tangan tanpa belenggu, tubuh tanpa ikatan, tapi anehnya mengapa mereka
justru rela dibelenggu di tempat semacam itu ?"
"Jangankan seseorang yang memiliki ilmu silat sangat lihai, sekalipun seorang
manusia biasapun, jika dikurung sepanjang tahun dalam rumah batu itu, dia pasti
akan berusaha keras untuk melarikan diri, mana mungkin mereka bersedia tinggal
sepanjang tahun di dalam ruangan tanpa melakukan suatu gerakan apapun ?"
"Yang kami ingin ketahui sekarang adalah belenggu macam apakah yang telah
mengikat mereka serta bagaimana caranya untuk memecahkan belenggu tersebut
?" "Walaupun sudah kuucapkan, belum tentu kalian mau mempercayainya dengan
begitu saja." "Coba kau katakan dulu."
"Sekalipun aku adalah Toa sengcu dari perguruan tiga malaikat ini, tapi
kepandaian semacam apakah yang telah dipergunakan untuk mengurung orang
dalam kota batu itu serta bagaimana cara pemecahannya, hingga sekarangpun aku
tidak tahu." "Kalau begitu, apakah kau tahu mengapa mereka sampai tersekap di tempat itu ?"
Kembali Khong Bu siang menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Andaikata aku tahu bagaimana mereka sampai terkurung, sudah pasti kuketahui
juga bagaimana caranya untuk memecahkan cara tersebut secara baik."
Nyoo Hong leng segera menghembuskan napas panjang sesudah mendengar
perkataan itu. "Benar-benar suatu persoalan yang membuat orang tidak habis mengerti tapi aku
mengerti bahwa apa yang kau katakan itu adalah kata-kata yang sesungguhnya."
Khong Bu siang segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Lian Giok seng,
kemudian katanya : "Mungkin kau pernah mendengar cerita tersebar dari seorang lain..."
575 "Aku memang pernah mendengar orang bercerita, konon orang-orang yang disekap
dalam kota batu itu agaknya dikuasai oleh semacam ilmu pembetot sukma."
"Apa yang dinamakan ilmu pembetot sukma ?" tanya Nyoo Hong leng, "dalam ilmu
silat, belum pernah kudengar nama semacam itu."
"Menurut kabar yang tersiar, kecuali ketiga orang sengcu, tiada orang lain yang
mengetahui keadaan yang sebenarnya, tak nyana Toa sengcu sendiripun tak tahu."
"Sudah berapa kali dalam kesempatan berbincang-bincang, aku ingin sekali
mencari tahu keadaan yang sebenarnya dari mulut Ji sengcu maupun Sam sengcu,
tapi mereka pun tak mampu menjawab pertanyaan tersebut, agaknya mereka
sendiripun kurang begitu tahu."
"Kalau toh ada cara untuk menguasai, tentu ada pula cara untuk
membebaskannya, jika kalian semua tidak memahami, bukankah kejadian ini
benar-benar merupakan sesuatu lelucon yang tak lucu ?" kata Nyoo Hong leng
cepat. "Persoalannya sudah amat jelas, sebelum orang-orang itu turun tangan, mereka
bertekad untuk mengurung orang-orang itu sepanjang masa dalam kota batu dan
tak boleh keluar barang selangkahpun, maka cara tersebut tak pernah diwariskan
lebih lanjut." Mendengar itu, Nyoo Hong leng segera menghela napas panjang.
"Aaai.... kalau berbincang menurut apa yang kau katakan, sekalipun kita dapat
memasuki kota batu, belum tentu bisa menyelamatkan orang.. ?"
Khong Bu siang tidak langsung menjawab, dia termenung dan berpikir sesaat
kemudian baru katanya : "Ya, terpaksa kita harus pergi mengadu nasib, aku pikir, asal kita mempunyai
cukup waktu, sudah pasti kita akan berhasil melihat keadaan yang sebenarnya."
Nyoo Hong leng menghela napas panjang.
"Aaai... dalam dunia persilatan perguruan tiga malaikat sudah termasyhur sebagai
suatu perkumpulan yang penuh diliputi kerahasiaan serta kemisteriusan, sungguh
tak disangka kalian sebagai pentolan dalam perkumpulan Sam seng bun pun hanya
mengetahui satu tak tahu lainnya. Aaai, sungguh bikin orang tak habis
mengerti....." Sesudah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh.
"Sebenarnya siapakah orangnya yang benar-benar mengetahui keadaan yang
sebenarnya dari perguruan Sam seng bun ?"
"Soal ini.... termasuk aku sendiri pun tidak mengerti. Orang yang memberi
kedudukan kepada itu hanya memberi tahu padaku bagaimana cara
mengendalikan serta cara menghadapi Sam seng bun, tapi dia tak pernah
mengungkapkan latar belakang yang sebenarnya dari perguruan Sam seng bun ini."
"Kalau begitu, Ji sengcu dan Sam sengcu masih mengerti jauh lebih banyak
daripada dirimu ?" Khong Bu siang termenung sejenak, katanya :
576 "Mungkin memang begitu, tapi yang pasti....mereka tidak akan mengetahui rahasia
sekitar kota baru yang digunakan untuk menyekap orang. Kehebatan dari
perguruan Sam seng bun adalah setiap orang dapat melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan sebaik-baiknya, tetapi kecuali persoalan serta tugas-tugas
mereka masing-masing, jarang sekali ada yang mengetahui persoalan lainnya."
"Tampaknya di atas kalian tiga orang Sengcu masih ada seorang pentolan lain yang
menguasai seluruhnya ?"
Khong Bu siang segera tertawa getir.
"Ucapanmu memang tepat sekali."
Mendadak Nyoo Hong leng menghentikan langkahnya dan membelalakkan
matanya lebar-lebar, serunya cepat :
"Siapakah orang itu ?"
"Entahlah, mungkin dia hanya seorang huhoat di dalam ruang Seng thong,
mungkin juga dia seorang pengawal biasa, tiada orang yang dapat menemukan
setitik jejakpun untuk menduga-duga kedudukannya."
"Aah, makin berbicara rasanya semakin misterius, sungguh membuat orang sukar
buat mempercayainya."
Khong Bu siang termenung dan berpikir sebentar, kemudian katanya kembali :
"Kalau mau berbicara baiklah aku bicarakan seluruhnya dengan terus terang,
daripada kau menaruh curiga terhadap diriku."
Sesudah menghembuskan napas panjang, lanjutnya :
"Ia tak pernah munculkan diri, tapi setiap tiga bulan sekali yakni pada tanggal
lima belas tengah malam, kami pasti akan menemukan sepucuk surat rahasia didalam
hiolo kecil di dalam ruangan Seng thong, ada kalanya hanya sepucuk, tapi ada
kalanya dua pucuk, malam pengambilan surat rahasia biasanya merupakan suatu
masalah besar yang amat rahasia, dalam ruangan Seng tong kecuali kami bertiga,
dilarang ada orang lain yang turut mengetahuinya."
"Apakah setiap pucuk surat rahasia dibaca bersama oleh kalian bertiga..?" sela
Nyoo Hong leng. Dengan cepat Khong Bu siang menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Belum tentu, di atas sampul surat rahasia itu sudah tertera jelas sekali, ada
kalanya di atas sampul itu bertuliskan hanya aku seorang yang boleh membacanya,
ada kalanya hanya ditujukan buat Ji sengcu atau Sam sengcu pribadi, pokoknya
jarang sekali kami bertiga disuruh membaca surat itu bersama-sama."
"Apa saja yang tercantum didalam surat itu ?"
"Memberi petunjuk kepada kami untuk melaksanakan tugas dalam perguruan Sam
seng bun, juga memberi batas waktu buat kami untuk menyelesaikan tugas
tersebut, kamipun mengatur dan memerintah Sam seng bun atas dasar surat
rahasia itu/" 577 Sekali lagi Nyoo Hong leng menghembuskan napas panjang.
"Aaai, sungguh penuh dengan liku-liku yang aneh, penuh dengan misterius yang
menggetarkan hati, tentunya banyak sudah surat rahasia yang simpan bukan ?"
"Tak ada sama sekali, karena setiap surat rahasia yang selesai dibaca harus
dikembalikan lagi ke dalam hiolo emas dan tak boleh dibawa keluar dari ruang
Seng tong." Nyoo Hong ling segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Lian Giok seng,
dan kemudian tanyanya : "Tentang soal-soal seperti ini, apakah kalian tahu ?"
"Aku hanya tahu setiap tengah malam tanggal tiga, enam, sembilan, dua belas dan
lima belas, ketiga sengcu pasti mengadakan rapat bersama dalam ruang Seng tong,
setiap kali rapat baru selesai selewatnya tengah malam, apa yang sebenarnya
terjadi, aku mah tidak mengetahui dengan pasti."
Nyoo Hong leng tertawa dingin.
"Kalau begitu, kau si Toa sengcu tidak lebih cuma seorang boneka, seorang antek
manusia yang kau sendiripun tidak mengetahui."
"Hmm... andaikata kekuasaan besar benar-benar berada di tangan seorang Toa
sengcu, tak nanti orang lain akan benar-benar menyerahkan kedudukan Toa sengcu
ini padaku." Diam-diam Nyoo Hong leng segera berpikir.
"Ternyata kedudukannya sebagai Toa sengcu inipun hanya sebuah nama kosong
yang sama sekali tak mendatangkan perasaan apa-apa baginya, sehingga sudah
sejak lama dia telah mempunyai niat untuk berkhianat...."
Sementara itu, Khong Bu siang telah berkata :
"Sekalipun di belakang kami masih terdapat seorang lain yang mengatur
segalagalanya, tapi itupun hanya dia lakukan setiap tiga bulan sekali, sedang dihari
biasa, bila mana terjadi suatu persoalan maka akulah yang mengatur segalanya,
jadi boleh dibilang kedudukan aku sebagai seorang Toa sengcu pun boleh bilang
bukan suatu kedudukan boneka atau nama kosong belaka."
Sementara pembicaraan masih berlangsung mereka sudah berada di kota batu
tempat para jago silat disekap.
Waktu itu kentongan pertama sudah hampir tiba, di bawah kerlipan cahaya
bintang, pemandangan disekitar tempat itu secara lamat dapat terlihat jelas.
"Mari kita tunggu sebentar sebelum memasuki kota batu itu !" bisik Khong Bu
siang. Buyung Im seng ingin cepat-cepat berjumpa dengan ayahnya, buru-buru dia berseru
kembali. "Kalau toh sudah sampai di sini, rasanya makin cepat semakin baik, mengulur
waktu hanya akan merugikan diri kita saja."
578 "Buyung kongcu, bila kau masih teringat dengan perkataanku, tentu saja kau tak
akan terburu-buru memasuki kota batu itu" pelan-pelan Khong Bu siang berkata.
Buyung Im seng termenung dan berpikir sebentar, kemudian ujarnya :
"Aku sudah tidak teringat lagi apa yang kau katakan, dapatkah kau mengulangi
sekali lagi ucapanmu ?"
"Sudah kukatakan tempat ini berbahaya sekali, siapa yang berjalan paling dulu,
kemungkinan besar akan menjumpai ancaman bahaya maut, sebetulnya aku ingin
mencari beberapa orang untuk mewakili kita mampus, tapi sepanjang jalan
ternyata kita tidak berhasil menemukan orang yang bisa dipergunakan."
"Jika kita menunggu sebentar lagi, bantuan dan manfaat apakah yang bisa kita
petik ?" tanya Buyung Im seng kemudian.
"Sebentar lagi rembulan akan muncul, bila cahaya rembulan telah memancar ke
empat penjuru maka paling tidak kita masih mempunyai beberapa bagian
kesempatan untuk melanjutkan hidup."
"Seandainya Ji sengcu dan Sam sengcu sampai membawa orang menyusul kemari,
bukankah kita bakal repot sendiri ?"
"Aku saja tidak mengetahui seluk beluk yang sesungguhnya dari kota batu dimana
para jago persilatan itu disekap, aku yakin mereka lebih-lebih tidak
mengetahuinya, mereka harus menyerempet bahaya juga bila ingin datang kemari."
Buyung Im seng berseru tertahan dan tidak banyak berbicara lagi, setelah
termenung dan memperhitungkan sebentar, dia lantas berpikir :
"Seandainya benar-benar ingin menyerempet bahaya, sudah sepantasnya kalau aku
yang turun tangan lebih dahulu."
Dalam pada itu, terdengar pula Nyoo Hong leng berkata.
"Kalau toh kau sendiripun tidak mengetahui dengan pasti keadaan yang
sebenarnya dari kota batu ini, darimana kau bisa bilang jika dalam kota batu ini
terdapat banyak sekali mara bahaya yang amat luar biasa.... ?"
"Ada berapa orang huhoat dari Sam seng bun yang tersesat di tempat ini,
akibatnya mereka tewas secara mengenaskan."
Tiba-tiba Buyung Im seng berkata.
"Konon setiap tengah malam, pintu-pintu yang berada di dalam kota batu ini
dibuka bersama-sama, entah benar atau tidak kabar berita ini...?"
"Ya, tengah malam setiap tanggal tiga, enam dan sembilan."
"Hamba tidak mengerti..." sela Lian Giok seng.
"Jangan bertanya kepadaku, yang kuketahui pun tidak lebih banyak, mungkin
rahasia terbesar dari perguruan Sam seng bun terletak di tempat ini, dan malam
ini kita akan melakukan penelitian yang seksama dalam kota batu ini."
"Lantas, mengapa kita tidak segera masuk ke dalam ?"
579 "Bila kita lebih awal memasuki tempat itu, berarti kita akan lebih awal pula
menjumpai mara bahaya."
"Maksudmu, setelah tengah malam lewat nanti, kita baru memasuki kota batu ?"
"Kalau saat itu baru masuk aku rasa kelewat malam, lebih baik kita tunggu sampai
rembulan sudah muncul, selewatnya kentongan kedua, kita baru bertindak."
"Hari ini sudah tanggal berapa ?" kembali Nyoo Hong leng bertanya.
"Tanggal dua puluh tiga. Dikala rembulan sudah muncul nanti berarti sudah
kentongan ke Nyoo Hong leng mencoba untuk memperhatikan sekeliling tempat itu dengan
seksama, terdengar suara deruan pohon siong dan angin yang berhembus lewat,
kecuali itu sekeliling sana terasa sepi dan hening tak ada sesuatu suarapun,
sambil menghela napas katanya : "Sewaktu datang kemari, kamipun pernah melewati kota batu ini tapi kami tidak
mengetahui bahaya maut apakah yang tersembunyi dibalik kesemuanya ini, maka
kami melewatinya secara santai dan tenang, selain merasa agak seram, sepi dan
heran terhadap bangunannya yang aneh, kami sama sekali tidak menemukan
sesuatu keanehan apapun. Akan tetapi setelah mendengar keteranganmu sekarang,
agaknya kota batu yang sepi itulah baru merupakan tempat yang paling penting


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari perguruan Sam seng bun kalian."
"Bila dapat menyingkap rahasia dari kota batu tempat penyekapan para tawanan
ini, maka dalam sekejap mata saja semua rahasia dari perguruan Sam seng bun
akan tersingkap." Dengan sorot mata berkilat Nyoo Hong leng mengawasi wajah Khong Bu siang
lekat-lekat, kemudian katanya :
"Bagaimanapun juga, aku dapat merasakan bahwa kau masih mempunyai banyak
rahasia yang tak dapat diungkapkan secara keseluruhan dalam sekejap mata."
Khong Bu siang segera menghela napas panjang.
"Sudah berapa tahun aku menjadi Toa sengcu dari perguruan Sam seng bun, tentu
saja banyak rahasia yang kuketahui. Cuma, apa yang kuketahui sebagian besar
hanya terdiri dari sepotong-sepotong, oleh karena itu aku tak bisa mengingat
kesemuanya itu secara keseluruhan, tapi bila kalian bisa menanyakannya, mungkin
aku akan teringat kembali. Aaai, sekalipun aku ingin memberitahukan kepadamu
juga tak tahu bagaimana cara untuk mengemukakannya !"
"Kau sudah menjadi Toa sengcu selama banyak tahun, anggap saja sebagai seorang
boneka, apakah selama ini belum pernah mendatangi kota batu tempat penyekapan
kawanan jago ini ?" "Pernah datang sekali, peristiwa ini terjadi pada setahun berselang, waktu itu
aku bersama Ji sengcu dan Sam sengcu datang kemari bersama-sama..."
Setelah menengok sekejap ke arah Lian Giok seng, dia menambahkan :
"Agaknya kau pun diajak bersama ?"
580 "Benar" sahut Lian Giok seng cepat, "hanya waktu itu aku menjaga di luar kota
dan tidak ikut masuk ke dalam."
"Aku masih ingat, waktu itupun tanggal dua puluh tiga, ketika rembulan muncul,
waktu sudah menunjukkan kentongan kedua, kami memasuki kota batu ketika
rembulan sedang terbit."
"Apakah waktu itu tak ada mara bahaya ?" tanya Nyoo Hong leng.
"Kami datang untuk melaksanakan perintah, apakah sudah diatur semuanya
secara diam-diam, rasanya hal ini sudah cukup jelas."
Sesudah berhenti sejenak, lanjutnya :
"Aku masih ingat, waktu itu aku, Ji sengcu dan Sam sengcu bersama-sama
melewati tiga tempat yang amat berbahaya, kalau dipikir kembali setelah
kejadian, dalam hati kecil kami masih terasa agak ngeri..."
"Apa yang kalian takutkan ?"
"Aku rasanya seandainya sebelum kejadian kami sudah mengetahui bagaimana
cara untuk mengatasinya, dengan mengandalkan kepandaian silat yang kami
miliki, maka untuk melewati pos-pos berbahaya itu dengan selamat sangat sulit
sekali, paling tidak ada satu dua orang diantaranya akan tewas secara
mengenaskan." "Siapakah yang memberitahukan cara mengatasi tempat-tempat berbahaya
tersebut kepada kalian ?"
"Surat rahasia yang ditinggalkan di dalam hiolo emas dalam ruang Seng tong itu
tercantum jelas cara untuk mengatasi kesulitan tersebut, cuma peristiwa itu
telah berlangsung setahun berselang, apakah mereka masih menggunakan cara yang
lama untuk menghadapi keadaan tersebut, hal mana sukar untuk diduga."
"Paling tidak kau toh memahami salah satu cara diantaranya ?"
"Malam ini, aku memang bersiap-siap untuk menggunakan cara ini.."
Setelah menengok sekejap ke arah Buyung Im seng dan Lian Giok seng, dia
menambahkan : "Aku harap kalian berdua suka membantuku."
"Mengapa aku tidak dimasukkan dalam hitungan ?"
"Taktik tersebut hanya bisa digunakan oleh tiga orang dan kami bertiga sudah
sanggup untuk melaksanakannya, sebab itu harap nona menjadi pengintai saja
yang mengawasi dari sisi arena."
"Aku ingin menerangkan satu hal, yakni dalam pandangan kami Buyung kongcu
seharusnya hanya seorang tamu, ia tak bisa disuruh untuk melaksanakan sesuatu
tugas kewajiban." Buyung Im seng yang segera mendengar perkataan itu, buru-buru menukas :
"Mara bahaya yang kita jumpai pada malam ini timbul gara-gara diriku, aku
sebagai seorang manusia bila sedikit bahaya pun enggan dilewati, bukankah hal
ini merupakan suatu perbuatan yang amat tidak berbakti..."
581 "Kali ini tak usah dibicarakan lagi, lain kali tak mungkin akan terjadi lagi
peristiwa semacam ini." Khong Bu siang manggut, katanya pula :
"Ya, lain kali, aku pasti akan menanyakan maksud hatimu terlebih dahulu."
Sorot matanya segera dialihkan untuk memandang sekejap ke arah Buyung Im
seng serta Lian Giok seng, setelah itu sambungnya lebih jauh :
"Bagian yang paling bahaya akan kuhadapi keadaan bahaya itu, harap Toa sengcu
suka memberi petunjuk." kata Lian Giok seng.
"Aku bernama Khong Bu siang, dari sejak dua jam berselang aku sudah bukan Toa
sengcu dari perguruan Sam seng bun lagi."
Kemudian setelah mendehem pelan, sambungnya lebih jauh.
"Kita harus melewati sebuah pintu batu, sesaat ketika kita lewati pintu batu itu
pada saat yang bersamaan ada dua belas macam senjata tajam yang bersama-sama
akan menyergap datang."
"Dua belas macam senjata tajam yang dimaksudkan adalah senjata dari jenis yang
sama ataukah ada beberapa macam senjata tajam yang berbeda-beda ?"
"Seingatku, senjata tajam itu bukan terdiri dari semacam senjata, tapi ada
golok, ada pedang, masih ada toya besi dan senjata-senjata berat sejenisnya yang akan
menyerang bersama, enam macam menyerang bagian tengah, enam macam sisanya
menyerang kiri dan kanan. Serangan itu mereka pergunakan dengan ilmu silat
yang berbeda-beda tapi semuanya merupakan suatu kerja sama yang amat hebat,
hampir semuanya menyerang pada saat yang bersamaan. Untungnya saja mereka
cuma menyerang satu jurus, asal kita dapat menahan serangan gabungan dari
mereka bebarapa orang, maka orang-orang itu akan segera membubarkan diri dan
tidak melancarkan serangan lagi."
"Itu berarti dalam saat bersamaan kau hendak membendung enam macam senjata
tajam, sedangkan aku dan Buyung kongcu harus menahan tiga macam senjata
bersama-sama." "Benar, dari kedua belas macam senjata tajam tersebut, serangan yang manapun
sudah cukup untuk mematikan orang, apalagi kalau beberapa senjata itu
menyerang bersama-sama, tentu saja kehebatannya lebih mengerikan, bila salah
satu diantaranya tak terbendung, kemungkinan besar kita akan tewas secara
mengerikan atau paling tidak pun bakal terluka parah dan cacad."
Lian Giok seng segera manggut-manggut, katanya.
"Apakah kita harus bertarung sendiri-sendiri ataukah turun tangan secara
bersama-sama ?" "Tentu saja harus ada serangkaian ilmu kerja sama yang baik untuk bisa menahan
kedua belas macam senjata tersebut sehingga tak sampai menjadikan timbulnya
suatu titik kelemahan."
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya :
582 "Sekarang kita bertiga harus melatih dulu ilmu kerja sama untuk menghadapi
serang gabungan lawan nanti."
Buyung Im seng dan Lian Giok seng saling berpandangan sekejap, kemudian
mereka bersama-sama maju mengerumuni.
Pelan-pelan Khong Bu siang berkata.
"Sekarang kalian harap perhatikan dahulu dengan seksama, aku akan
menggambarkan dulu cara bekerja sama dan berpisah yang diperiksa dalam ilmu
kerja sama tersebut. Setelah garis besarnya kalian ketahui aku baru akan
menerangkan lagi, dengan kecerdasan otak kalian berdua, aku percaya pasti dapat
memahami dengan cepat."
Waktu rembulan belum muncul, penerangan yang mereka andalkan pun hanya dari
cahaya bintang, oleh sebab itu walaupun Lian Giok seng dan Buyung Um seng
memiliki ketajaman mata yang luar biasa, toh mau tak mau mereka harus pasang
telinga dan memperhatikan dengan seksama.
Dengan cepat Khong Bu siang membuat garis di atas tanah untuk menerangkan
cara kerja sama diantara mereka bertiga, bahkan menjelaskan pula satu sama
lainnya secara terperinci, sekalipun mereka hanya terdiri dari tiga orang, tapi
diantara serangan-serangan mereka untuk menghadapi gabungan kedua belas
macam senjata tajam tersebut, jurus serangan yang digunakan justru berkaitan
antara yang satu dengan lainnya..."
Buyung Im seng serta Lian Giok seng adalah jagoan kelas satu di dalam dunia
persilatan, setelah Khong Bu siang memberikan sedikit keterangannya, kedua
orang itu segera menjadi paham dan mengerti.
Lian Giok seng, kemudian katanya dengan suara dalam,
"Saudara Lian, agaknya pedang lemasmu tak dapat digunakan didalam
pertarungan ini." Ketika Lian Giok seng mendengar orang itu secara tiba-tiba memanggilnya sebagai
saudara, hatinya kontan saja bergetar hebat, buru-buru serunya.
"Tidak berani, tidak berani.... Toa seng..."
Sambil menggelengkan kepalanya berulang kali Khong Bu siang menukas cepat :
"Jangan sebut aku sebagai Toa sengcu lagi, sekarang kita sedang menghadapi
kesulitan yang sama, mati hidup kitapun tergantung dalam tindakan selanjutnya,
sudah sepantasnya bila kita saling menyebut sebagai saudara."
Lian Giok seng segera mendehem beberapa kali, kemudian katanya :
"Kalau toh saudara Khong bersikeras untuk berbuat demikian, siaute pun terpaksa
harus turut perintah."
"Jika kita dapat melewati ketiga tempat pos penjagaan yang amat berbahaya itu
dan berhasil menjumpai Buyung tayhiap, siaute pun akan segera mengembalikan
wajah asliku dengan tidak mengenakan kain cadar warna hitam lagi."
583 "Saudara Khong berpesan agar siaute jangan melawan musuh dengan
mempergunakan pedang lemas, tapi dewasa ini akupun tidak dapat menemukan
senjata yang lain, apa yang mesti ku perbuat ?"
"Soal ini tak perlu digelisahkan, di dalam kota batu, senjata tajam bisa
ditemukan setiap saat." "Kau hanya membicarakan satu tempat berbahaya, bagaimana dengan tempat yang
lain " Bagaimana pula berbahayanya ?"
"Dua tempat yang lain kecuali harus mengandalkan ilmu silat juga membutuhkan
kecerdasan otak, aku yakin masih sanggup mengatasinya. Bila dibicarakan
sekarang rasanya cuma akan membingungkan jalan pemikiran kita saja, maka
lebih baik tak usah dibicarakan dahulu."
"Bagilah sedikit pekerjaan bagiku, jangan terlalu menganggap diriku sebagai nona
besar." Mendadak Khong Bu siang menempelkan jari tangannya di atas bibir sambil
berbisik. ( Bersambung ke jilid 29)
584 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 29 "Ssstt... Hati-hati, ada orang yang berjalan mendekati !"
Beberapa orang itu segera memasang telinga dan mendengarkan dengan seksama,
benar juga, mereka segera mendengar langkah kaki manusia yang amat pelan
berkumandang datang. "Hanya seorang yang datang" bisik Nyoo Hong leng kemudian, "tapi sudah pasti
bukan dua orang sengcu mu yang menyusul kemari."
"Ya, benar" Khong Bu siang manggut-manggut, "dia berjalan sangat lamban,
seakan-akan merasa takut akan sesuatu."
Buyung Im seng segera memusatkan perhatiannya ke arah depan, dibawah cahaya
bintang tampak sesosok bayangan manusia berperawakan kecil dan berambut
panjang sedang berjalan mendekat dengan langkah lamban.
"Aaah, dia adalah seorang perempuan !" bisik Nyoo Hong leng.
Sementara pembicaraan sedang berlangsung, bayangan kecil itu sudah berada
empat lima depa di depan beberapa orang itu.
Tampak ia menghentikan langkah kakinya sambil membereskan rambutnya yang
kusut kemudian bertanya. "Apakah Buyung Kongcu berada disini ?"
Pelan-pelan Buyung Im seng bangkit berdiri lalu menjawab.
"Aku adalah Buyung Im seng, siapakah kau ?"
"Buyung Kongcu orang terhormat yang banyak urusan, apa lagi sekarang lagi masa
jayanya, mana mungkin masih bisa teringat dengan diriku ini ?" kata perempuan
berambut panjang itu. 585 Buyung Im seng mencoba untuk mengamati dengan seksama, tampak rambut yang
kusut menutupi sebagian mukanya, ditambah lagi malam amat kelam sehingga
untuk sesaat sulit baginya untuk mengawasi wajah orang itu dengan jelas.
"Sebetulnya siapakah kau " Maaf, aku bodoh dan benar-benar tak dapat
mengingatnya lagi." "Apakah perempuan yang kau kenal jumlahnya banyak sekali sampai tak terhitung
?" kata perempuan berambut panjang itu dingin.
"Yang kukenal tidak begitu banyak."
"Kalau begitu tak ada salahnya kalau kau sebut satu persatu, toh akhirnya pasti
akan teringat juga akan namaku."
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak Buyung Im seng, baru saja dia akan
mengutarakannya keluar, mendadak Khong Bu siang telah menukas dengan suara
dingin; "Apakah kau adalah anggota perguruan Sam seng bun ?"
"Kalau bukan anggota perguruan Sam seng bun, masa dapat sampai di tempat ini
?" "Kalau begitu, tentunya kau kenal dengan aku bukan ?"
Perempuan berambut panjang itu mendongakkan kepada dan memandang sekejap
ke arah Khong Bu siang, kemudian sahutnya.
"Ya, agaknya seperti pernah kukenal."
"Kalau begitu coba kau katakan."
"Agaknya kau adalah Toa sengcu dari perguruan Sam seng tong."
"Bagus sekali, kalau toh sudah kenali siapakah aku, cepat laporkan siapa nama
dan kedudukanmu." "Coa Niocu (perempuan ular), dahulu menjabat sebagai pelindung hukum dalam
ruang Seng tong diperguruan Sam seng bun."
"Berapa lama kau menjabat kedudukan itu ?"
"Sepuluh tahun lebih."
Khong Bu siang memandang sekejap kearah Coa Niocu, kemudian tanyanya lagi.
"Kita pernah saling bersua ?"
"Pernah bersua beberapa kali, tapi kau adalah Toa sengcu sedang aku tak lebih
cuma seorang pelindung hukum yang rendah kedudukannya di dalam rumah Seng
tong, mana mungkin Toa sengcu dapat mengingatnya ?"
"Sekarang apa jabatanmu " mengapa berdandan seperti itu ?"
"Aku sedang melaksanakan hukuman, dihukum menjadi budak perempuan dalam
kota batu ini." "Dalam ingatanku, belum pernah kudengar tentang peristiwa semacam ini...."
586 "Mati hidup seorang pelindung hukum yang kecil kedudukannya bukan suatu
masalah yang besar, mana mungkin akan mengejutkan hati Toa sengcu ?"
Khong Bu siang termenung dan berpikir sebentar, kemudian ujarnya.
"Apakah dalam kota batu ini terdapat banyak sekali budak-budak perempuan ?"
"Benar, menurut apa yang kuketahui, seluruhnya terdapat dua puluh empat orang
budak perempuan." Setelah menghela napas panjang, lanjutnya.
"Tapi keadaan yang mereka lalui jauh lebih tragis lagi, tidak seperti aku yang
dapat keluar masuk dengan bebas."
"Tentang soal-soal tersebut semuanya aku tidak tahu, bagaimanakah tragisnya
budak-budak perempuan itu ?"
Coa Niocu membereskan rambut panjangnya dulu, kemudian baru ujarnya dengan
dingin. "Toa sengcu benar-benar tidak tahu ataukah sudah tahu tapi pura-pura bertanya


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi ?" "Tentu saja benar-benar tidak tahu."
"Semua budak perempuan itu dirantai tulang pia pa kutnya dengan rantai besi
yang besar, bahkan rantai itu diberi beban dengan bandulan besi yang beratnya
sampai berapa ratus kati, berat atau tidaknya bandulan besi itu tergantung pada
tinggi rendahnya ilmu silat yang dimiliki masing-masing pihak..."
Nyoo Hong leng menjadi gusar sekali setelah mendengar perkataan itu, tak tahan
dia lantas berseru. "Siapa-siapa saja yang termasuk dalam budak-budak perempuan itu... "''
Coa Niocu mengalihkan sorot matanya ke wajah Nyoo Hong leng, lalu katanya.
"Apakah kau adalah Biau hoa Lengcu ?"
"Benar" Coa Niocu segera tertawa getir.
"Kau yang membawa Buyung Im seng datang kemari ?"
"Benar." Setelah tertawa getir lagi, Coa Niocu baru melanjutkan.
"Budak-budak perempuan itu merupakan anggota perempuan dari perguruan Sam
seng bun yang melanggar peraturan."
"Banyak manusia dan masalah yang berada dalam perguruan Sam seng bun tidak
begitu kuketahui dengan amat jelas." sela Khong Bu siang tiba-tiba.
"Sekarang kau sudah tahu, apa yang hendak kau lakukan ?" tanya Coa Niocu.
"Besar amat nyalimu, berani berbicara dengan sikap seperti itu dengan diriku."
587 "Benar, nyaliku memang besar, karena aku sudah tak dapat membayangkan
penderitaan lain yang jauh lebih tragis daripada dihukum menjadi budak dalam
kota batu ini." "Kalau kudengar dari nada pembicaraanmu itu, agaknya kau mengetahui amat
jelas terhadap semua persoalan dalam kota batu ini."
"Masa kau sebagai Toa sengcu dari perguruan Sam seng bun malah tidak
mengetahui keadaan yang sebenarnya dari kota batu ini ?" seru Coa Niocu
keheranan. "Mungkin kau tidak percaya, tapi dalam kenyataannya aku memang benar-benar
tidak tahu." "Karena persoalan apa kau datang kemari malam ini ?"
"Aku bermaksud untuk mengunjungi kota batu ini secara diam-diam...."
Coa Niocu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian baru berkata.
"Aku merasa keheranan."
"Apanya yang heran ?"
"Kau adalah Tong sengcu dari perguruan Sam seng bun, mengapa bisa berjalan
bersama-sama dengan Buyung Im seng sekalian ?"
"Apakah kau tidak merasa bahwa apa yang kau tanyakan itu kelewat banyak ?"
tegur Khong Bu siang dingin.
Buyung Im seng yang berada disisinya segera menjuta seraya berkata.
"Cici, Toa sengcu mengajak aku untuk berjumpa dengan ayahku."
"Buyung Tiong kim ?" Coa Niocu berseru.
"Apakah cici pernah berjumpa dengannya ?" tanya Buyung Im seng lagi.
"Belum, belum pernah kujumpai, tapi aku pernah mendengar orang menyinggung
tentang dirinya, dia memang berada di dalam kota batu ini" setelah berhenti
sejenak, lanjutnya. "Demi menyelamatkan ayahmu, apakah kau telah menggabungkan diri pula
dengan perguruan Sam seng bun ?"
"Tidak, aku masih tetap merupakan Buyung Im seng yang semula."
"Darimana kau bisa kenal dengan Toa sengcu dari perguruan Sam seng bun kami ?"
"Kami berkenalan belum lama."
"Kau bukan anggota Sam seng bun ?"
"Paling tidak hingga detik ini aku masih bukan terhitung anggota perguruan Sam
seng bun." "Coa Niocu", sela Nyoo Hong leng tiba-tiba, "dalam ingatanku, agaknya kau sudah
terkena." 588 "Ya, tapi aku belum mati" tukas Coa Niocu dingin, "racun yang berada diatas
bungamu itu toh bukan racun yang tiada taranya dikolong langit, di dunia ini
masih ada orang yang sanggup untuk membebaskannya...."
"Tampaknya kau seperti amat mendendam kepadaku, bukan begitu ?"
"Benar, aku memang amat membencimu."
Nyoo Hong leng segera tertawa rawan.
"Apakah disebabkan Buyung Im seng ?"
"Seandainya kau berkata demikian, anggap saja memang dikarenakan Buyung Im
seng !" Nyoo Hong leng segera menghela napas panjang.
"Aai... seandainya dikarenakan persoalan itu, maka kau pun tak usah membenci
diriku lagi." "Kenapa ?" "Karena aku sudah mempunyai suami !"
"Buyung Im seng ?"
"Bukan, bukan Buyung Im seng." Nyoo Hong leng menggeleng, "dia adalah Toa
sengcu kalian." Coa Niocu menjadi tertegun untuk beberapa saat lamanya, kemudian baru berseru.
"Sungguhkah perkataanmu itu ?"
"Buat apa aku mesti membohongi dirimu ?"
Coa Niocu segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Kho Bu siang, setelah itu
katanya. "Toa sengcu, sungguhkah perkataannya itu ?"
"Benar, memang ada kejadian seperti ini." Khong Bu siang segera mengakui.
"Sekarang, Buyung Im seng masih tetap bebas, bila kau senang padanya...."
"Aku tidak pantas, aku pun tak berani mempunyai ingatan seperti itu...." tukas Coa
Niocu cepat. Buyung Im seng hanya merasakan jantungnya seperti ditusuk dengan pedang
tajam, ibaratnya orang bisu makan empedu, sekalipun kepahitan namun tak dapat
mengutarakan suara hatinya.
Terdengar Nyoo Hong leng berkata lagi.
"Kau sudah tinggal cukup lama di dalam kota batu tempat penyekapan para jago,
sudah pasti hapal sekali, aku harap kau sudi membawa kami untuk memasuki kota
batu tersebut." "Kau toh istrinya Toa sengcu, mengapa kau tidak menyuruh Toa sengcu yang
membawa kalian memasuki kota batu ?"
589 "Buyung Im seng ingin memasuki kota batu untuk menengok ayahnya, bila kau
bersedia membawa kami untuk memasuki kota batu, hal mana berarti pula telah
membantu Buyung Im seng."
Coa Niocu termenung dan berpikir sebentar, kemudian katanya lagi.
"Buyung kongcu, apakah kau yang ingin memasuki kota batu ini ?"
"Benar," sahut Buyung Im seng, "andaikata cici bersedia untuk membantu, aku
pasti akan merasa berterima kasih sekali."
"Cukup mendengar kau memanggilku sebagai cici, sudah sepantasnya kalau kuajak
kau masuk, cuma..." "Cuma kenapa ?"
"Kau harus menyaru."
"Menyaru sebagai apa ?"
"Sebagai perempuan."
Buyung Im seng menjadi tertegun setelah mendengar perkataan itu, serunya tanpa
terasa. "Suruh aku menyaru sebagai perempuan ?"
"Benar, bahkan menyaru seperti perempuan seperti aku, rambut panjang terurai,
baju compang camping dan keadaannya mengenaskan seperti aku, hanya dengan
cara ini kau baru bisa memasuki kota batu."
Dengan cepat Buyung Im seng menggelengkan kepalanya berulang kali, serunya.
"Kalau aku disuruh menyaru sebagai perempuan, hal ini benar-benar agak sulit
bagiku." "Kalau begitu jangan harap kau bisa memasuki kota batu, kau tak akan
mempunyai kesempatan untuk memasuki ketiga buah pos penjagaan yang amat
ketat itu." "Kami dapat menembusi ketiga buah pos penjagaan tersebut, cuma saja setelah
berhasil menembusinya, kami malah menjadi lebih tidak leluasa untuk maju atau
mundur lagi." kata Khong Bu siang kemudian.
"Kalau begitu, kau benar-benar tidak mengetahui akan rahasia kota batu tempat
penyekapan kawanan jago persilatan ini ?"
"Aku benar-benar tidak tahu."
Coa Niocu tercenung sejenak, lalu katanya.
"Baiklah, asal kalian dapat menembusi ketiga buah pos penjagaan tersebut dengan
selamat, aku akan menyambut kedatangan kalian di dalam sana."
"Setelah urusan ini bisa teratasi, aku pasti akan berusaha untuk mempergunakan
dirimu dengang sebaik-baiknya."
"Itu urusan dikemudian hari, lebih baik dibicarakan dikemudian hari saja."
"Kalau begitu kau boleh pergi," ucap Khong Bu siang kemudian sambil
mengulapkan tangannya. 590 Coa Niocu membalikkan badan dan berjalan beberapa langkah ke depan, mendadak
sambil berpaling katanya.
"Saudara Buyung, coba kemarilah."
Pelan-pelan Buyung Im seng maju ke depan menghampiri perempuan tersebut....
Dengan suara rendah Coa Niocu segera membisikkan sesuatu kepada Buyung Im
seng, lalu dia baru membalikkan badan dan melompat masuk ke dalam kota batu.
Hanya dalam waktu singkat, bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan
mata. Perkataannya itu diutarakan dengan lirih, walaupun Khong Bu siang dan Nyoo
Hong leng memiliki ilmu silat yang sangat lihai, toh mereka tidak berhasil untuk
menangkap apa yang sedang dia katakan.
Menanti bayangan tubuh dari Coa Niocu sudah memasuki kota batu, pelan-pelan
Buyung Im seng berjalan kembali ke tempat semula.
Nyoo Hong leng mencoba untuk menahan diri, tapi akhirnya tak kuasa juga untuk
menahan diri, maka segera tanyanya.
"Apa yang dia katakan ?"
"Ia memberitahukan padaku bagaimana caranya untuk melarikan diri, ia tak
percaya jika kami dapat menembusi ketiga buah pos penjagaan tersebut."
"Tampaknya dia amat menguatirkan keselamatan jiwamu ?"
Buyung Im seng tertawa getir dan bungkam dalam seribu bahasa.
"Aku merasa amat heran," kembali Nyoo Hong leng berkata.
"Heran soal apa ?"
"Menurut apa yang dia katakan, menjadi budak perempuan di dalam kota batu
merupakan suatu pekerjaan yang tersiksa lahir maupun batin, tapi anehnya
mengapa dia masuk kembali ke dalam perangkap setelah meninggalkan tempat itu
?" "Aku pikir dibalik kesemuanya itu pasti ada alasannya," ucap Khong Bu siang
kemudian, "hanya kita tak dapat memahaminya, terhadap persoalan seperti ini,
rasanya kita pun tidak usah membuang banyak pikiran dan tenaga, asalkan sudah
memasuki ke dalam kota batu bukankah segala sesuatunya akan menjadi jelas ?"
Nyoo Hong leng mendongakkan kepalanya memandang cuaca, setelah itu katanya.
"Rembulan sudah keluar, kitapun harus segera berangkat !"
Khong Bu siang segera menghimpun hawa murninya dan melompat lebih dulu ke
atas kota batu. Tiga orang lainnya pun buru-buru menghimpun tenaga dan
menyusul pula dari belakang.
Ketika mereka alihkan perhatiannya ke depan, tampaklah suasana di kota sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun, rumah-rumah bagaikan gudang itu
tampak setengah terang setengah gelap di bawah sinar rembulan selain tidak
terdengar suarapun, juga tak tampak setitik cahya lampu pun.
591 "Aku tidak melihat adanya suatu ancaman bahaya di tempat ini !" kata Nyoo Heng
leng kemudian. Khong Bu siang berpaling dan memandang sekejap ke arahnya, kemudian katanya
pula. "Seingatku keadaan luar dari kota batu ini tiada sesuatu keistimewaan apa-apa,
tapi di bawah kota batu ini terdapat sebuah kota batu lain dan disitulah baru
terletak inti dari kota batu tersebut."
"Oooh, kiranya begitu."
"Aku tidak dapat memahami maksud dan tujuan orang yang mendirikan kota batu
tersebut di masa lalu, tapi tempat ini memang merupakan sebuah bangunan yang
luar biasa, suatu bangunan alam yang dikombinasikan dengan arsitek manusia
sehingga terwujudlah sebuah kota batu yang nampak biasa dipandang dari luar
tapi dahsyat di dalamnya, bagaimana pintar dan lihainya seseorang, jangan harap
mereka dapat memahami keadaan yang sebenarnya dari kota batu ini meski dia
sudah tiba disini." "Ooh, jadi maksudmu kota batu yang berada di sebelah atas sama sekali tidak
mempunyai suatu keistimewaan apa-apa, tapi di dalam ruangan batu itu justru
disekap jago-jago lihai dari kolong langit ?"
Kong Bu siang tersenyum. "Andaikata dalam barak batu di dalam kota tidak dijumpai apa-apa, bukankah hal
ini akan menimbulkan kecurigaan orang lain ?"
"Agaknya rahasia dari kota batu ini jarang yang mengetahui termasuk juga
orangorang dari perguruan kalian sendiri."
Khong Bu siang memandang sekeliling tempat itu tiada hentinya, seakan dia
sedang menantikan sesuatu, sementara itu mulutnya tetap menjawab.
"Di dalam perguruan Sam seng bun terdapat suatu peraturan yang amat keras,
yakni sebelum mendapat ijin dari Seng tong, siapa pun dilarang memasuki kota
batu ini." "Apakah ada juga yang nekad dan melanggar peraturan tersebut ?"
"Tentu saja ada, cuma orang-orang itu tak perlu dihukum oleh pihak Seng tong,
karena setelah memasuki kota batu, tiada seorang pun yang bisa keluar dalam
keadaan hidup." "Mengapa kami bisa selamat tanpa cedera apa-apa walaupun sudah menembusi
kota batu itu ?" tanya Nyoo Hong leng.
Khong Bu siang tertawa getir.
"Tidak banyak yang kuketahui tentang rahasia dalam kota batu itu tapi jika kita
melewati kota itu dalam siang hari, kebanyakan tak kan mengalami kejadian tragis
sebab semua rahasia di dalam kota batu ini baru akan muncul di malam hari saja."
Sementara itu dari sudut kota batu itu muncul segulung cahaya lentera yang
berwarna biru. "Waktunya telah tiba, mari kita segera berangkat." kata Khong Bu siang kemudian.
592 Selesai berkata dia segera berangkat lebih dahulu.
Nyoo Hong leng mengikuti di belakangnya Khong Bu siang, sambil berjalan
katanya. "Mungkin dalam ruang Seng tong ada orang yang mengurusi kota batu ini, jika
tidak siapa yang mengirim Coa Niocu yang mendapat hukuman ke dalam kota batu
sebagai budak "' "Perkataanmu memang benar tapi kau jangan lupa akan surat rahasia yang
ditinggalkan seseorang dalam hiolo emas di ruang Seng tong, sebab orang itulah
yang benar-benar merupakan otak dari perguruan Sam seng bun ini."
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka telah tiba di tempat lentera berwarna
biru itu berada. Tampak sebuah tiang besi yang menjulang tinggi ke angkasa menggantungkan
sebuah lentera yang terbuat dari kain biru.
Nyoo Hong leng mencoba untuk memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ia
saksikan tempat tersebut merupakan sebuah tanah datar yang kosong, sekeliling
tempat itu tiada sebuah bangunan apapun, dengan keheranan dia lantas berpikir.
"Mungkinkah bangunan di dalam kota batu ini disusun menurut barisan Patkwa
atau Kiu kiong dan lain sebagainya ?"
Berpikir sampai disitu, dia lantas bertanya dengan cepat.
"Bagaimana caranya memasuki kota batu di dalam tanah ?"
"Tempat inilah pintu masuknya, bila lampu biru sudah dinaikkan itu berarti
saatnya telah tiba."
"Tempat ini merupakan sebuah tanah datar, lima kaki disekeliling sini tiada
bangunan apa-apa, coba bayangkan sekali lagi, mungkinkah kau tidak salah
mengingat ?" "Tidak bakal salah, aku masih teringat amat jelas tempat inilah yang kudatangi,
mungkin juga kedatangan kita terlalu awal."
"Maksudmu di tempat ini bakal muncul sebuah pintu ?"
"Ya, sebuah pintu untuk masuk ke kota batu bagian bawah."


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tergerak hati Buyung Im seng seolah mendengar perkataan itu, katanya kemudian.
"Seandainya dia sudah tahu kalau kau telah berkhianat kepada perguruan Sam
seng bun, apakah tidak mungkin kalau secara diam-diam ia sengaja
mempermainkan diriku ?"
"Bila dia mengetahui hal itu, sudah pasti dia akan memusuhi diriku, dulu aku
dikuasai oleh semacam kekuatan gaib, tapi belakangan ini aku telah berhasil
menghayati suaut hal dan persoalan itu telah berhasil kupahami, hal ini membuat
aku semakin memahami apa makna yang sebenarnya hidup di dunia ini."
"Kau dapat membuang kedudukan yang tinggi untuk bertindak menuruti
kebebasan hati, hal ini mencerminkan suatu keberanian yang sangat besar dan
dibalik hal ini mengandung suatu teori yang mendalam sekali."
593 Khong Bu siang tersenyum.
"Sejak masuk menjadi anggota Sam seng bun ilmu silatku memperoleh kemajuan
yang sangat pesat, semua jago-jago lihai dari seluruh kolong langit berkumpul
disini, setiap orang tak berani menyimpan kepandaiannya dan segenap kepandaian
yang dilatihnya sepanjang hidup dipersembahkan semua kepada Seng tong, hingga
kepandaian yang terkumpul boleh dibilang tak terhitung jumlahnya. Asal seorang
yang gemar belajar silat yang menghadapi keadaan seperti ini, niscaya dia akan
dibikin tergila-gila."
"Oleh karena itu, selama banyak tahun aku selalu melatih ilmu silatku dengan
sebaik-baiknya, semua kepandaian ilmu silat yang kusenangi hampir semuanya
kulatih dengan sebaik-baiknya, andaikata menjumpai hal-hal yang kurang jelas,
segera kuundang semua orang yang memiliki kepandaian itu dan memintanya
menerangkan kepadaku."
"Keberhasilan yang dapat kuraih selama beberapa tahun ini, tak ubahnya seperti
pendidikan yang sekaligus kuperoleh dari beberapa orang. Tapi belakangan ini aku
mulai merasa semacam keterbatasan yang hanya bisa kurasakan sendiri, jika
keterbatasan tersebut kulanggar maka akibatnya hal mana akan memancing
timbulnya suatu peledakan yang diluar dugaan yaitu akan mengalami jalan api
menuju neraka yang amat berbahaya itu yang enteng paling banter akan cacat, tapi
kalau sampai parah bisa berakibat kematian sebab bagaimanapun juga setiap
manusia pasti memiliki suatu keterbatasan tertentu yang tak mungkin bisa
dilanggar setiap orang."
"Apakah kau merasa bahwa dirimu sudah berada di tepi batas kemampuan yang
bisa kau terima dengan kemampuanmu ?" tanya Nyoo Hong leng kemudian.
"Benar, bilamana aku bersikeras untuk melatih diri lebih jauh, kendatipun tak
sampai menderita jalan api menuju neraka, aku bakal diidapi penyakit gila silat,
kalau sampai begitu maka kecuali berlatih silat tiada persoalan lain lagi di
dunia ini yang kupikirkan."
"Untung saja kau belum sampai memasuki keadaan gila seperti yang kau
maksudkan." kata Nyoo Hong leng sambil tertawa.
"Sebenarnya maksud mereka semula adalah ingin menciptakan diriku menjadi
seorang yang gila silat, sayang mereka lupa memperhitungkan akan sesuatu hal."
"Soal apa ?" "Mereka tak pernah memperhitungkan kalau kau bakal muncul di dalam Sam seng
tong, coba kalau kemunculanmu terlambat setengah tahun saja niscaya akan
muncul suatu keadaan yang lain pula, kalau bukan badanku yang tak kuat
menahan beban itu sehingga terluka, pikirankulah yang kena terseret ke dalam
lingkungan yang melupakan segala-galanya karena hanya dua macam akibat saja
yang bisa kualami." Buyung Im seng sekalian mendengarkan dengan penuh perhatian, ketika
mendengar sampai disitu tanpa terasa selanya.
"Akibat macam apakah itu ?"
594 "Pertama akan menjadi cacat badan dikirim ke dalam kota batu untuk dikurung,
ketika aku berhasil menembusi keterbatasan tubuhku sehingga menjadi seorang
manusia yang gila dan melupakan segala-galanya..."
"Orang gila," sela Nyoo Hong leng, "orang itu toh menyerahkan kedudukan Toa
sengcu dari Sam seng bun kepadamu dan minta kau melaksanakan tugasmu
sebagai orang Toa sengcu, andaikata kau berubah menjadi seorang manusia gila
yang tak beres ingatannya, bukankah hal ini menjadi sangat bertentangan sekali
dengan maksud dan tujuannya semula ?"
"Mungkin saja mereka memang berharap aku bisa berubah menjadi seorang
manusia, agar bisa mewakili mereka untuk membantai orang-orang yang berani
menentang perguruan Sam seng bun."
"Banyak hal-hal yang diluar dugaan sekarang telah menjadi paham kembali, tapi
kunci yang terpenting justru tak kau utarakan secara terus terang ?"
"Kunci apa ?" "Yakni apa yang menjadi maksud dan tujuan Sam seng bun yang sebenarnya "
Kalian mengumpulkan sekalian bajingan-bajingan cilik dari Liok lim menjadi satu
wadah, kemudian menyekap jago-jago lihai dari dunia persilatan dalam kota batu,
kalau dibilang tujuannya untuk menguasai dunia persilatan dan memerintah
dunia, tapi ada beberapa hal justru tak mirip. Hal ini sungguh membuat orang
sukar untuk menduga maksud tujuan mereka yang sebenarnya."
"Aku sendiripun tidak mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuan dari
perguruan Sam seng bun !"
"Tapi jika kau bersedia menerangkan siapakah orang yang memberikan kedudukan
tersebut kepadamu, kita pun tak akan sukar untuk menduga maksud tujuan yang
sebenarnya dari Sam seng bun."
"Aku telah berjanji kepadanya, bahkan sudah bersumpah untuk merahasiakan hal
ini, entah apakah maksud tujuan yang sebenarnya, tapi sikapnya kepadaku justru
baik sekali." Mendadak terdengar suara gemerincing nyaring berkumandang dari bawah tanah.
Tergetar hati Khong Bu siang, segera serunya.
"Mari kita menyembunyikan diri lebih dahulu."
Empat orang itu segera melompat dan menyembunyikan diri keempat penjuru.
Ketika semua orang mencoba untuk menengok ke depan, terlihatlah di bawah
lentera berwarna biru itu telah muncul di mulut gua.
Mulut gua itu luasnya tiga depa dan cukup untuk dilewati dua orang secara
bersama-sama. Orang yang pertama-tama muncul dari balik gua itu adalah seorang lelaki berbaju
putih yang membawa sebuah lentera warna merah.
Menyusul kemudian muncul empat orang manusia berbaju putih...
Kecuali orang pertama mengangkat lentera merahnya tinggi-tinggi, tiga orang
lainnya boleh dibilang menggembol pedang semua.
595 Tampak orang yang membawa lentera itu membalikkan badan dan berjalan menuju
arah barat. Tiga orang manusia berbaju putih yang membawa pedang itu segera mengikuti pula
dibelakang orang yang membawa lampu itu.
Tak selang berapa saat kemudian mereka sudah berbelok ke belakang rumah, ke
empat orang itu segera tertutup oleh sebuah bangunan rumah sehingga yang
nampak tinggi lentera merah yang bergoyang ditengah angkasa.
"Apa yang telah terjadi ?" tanya Nyoo Hong leng dengan suara rendah.
"Entahlah, ketika aku datang kemari malam itu, yang kulihat hanya lentera biru
itu saja, sedang lentera merah dan manusia berbaju putih itu sama sekali tidak
kelihatan." "Aku sih merasa agak mengerti sekarang." kata Nyoo Hong leng lebih lanjut.
"Apa yang kau pahami ?"
"Di dalam kota batu dibawah tanah sana ada orang yang mengurusi, bahkan
semuanya diatur dengan sangat beraturan dan disiplin sekali..."
Mendadak Khong Bu siang menarik turun kain cadarnya sembari berseru lirih.
"Ayo berangkat, kita masuk ke dalam !"
Setelah bangkit berdiri dia segera berjalan lebih dahulu ke arah depan.
Lian Giok seng dan Buyung Im seng segera mengikuti di belakang Khong Bu siang
dengan ketat, dengan demikian Nyoo Hong leng malah tertinggal sendiri dipaling
belakang. Nyoo Hong leng mengetahui betapa berbahayanya keadaan waktuitu, dia kena
didesak kebelakang karena semua orang kuatir kalau dia akan menjumpai mara
bahaya nanti. Sementara itu Khong Bu siang telah memasuki gua itu lebih dahulu....
Tampak sebuah tangga batu menjulur ke bawah sana, ketika Buyung Im seng
menghitung secara diam-diam ternyata berjumlah empat puluh sembilan buah
sebelum tiba di dasar gua.
Dua buah tiang kayu yang menggantungkan lampu berwarna biru menerangi
seluruh gua. Tempat itu merupakan sebuah tanah yang dasar seluas tiga kaki dengan sebuah
dinding berwarna abu-abu menghalangi jalan pergi mereka.
Diatas dinding berwarna abu-abu itu terdapat lima buah pintu yang terbagi
menjadi pintu berwarna merah, kuning, biru, putih dan hitam.
Warna diatas pintu amat menyolok sekali. Ditambah lagi dibawah sinar lentera
berwarna biru, hal ini menciptakan semacam warna warni yang sangat aneh.
Khong Bu siang memandang sekejap sekeliling tempat itu dengan celingukan,
wajahnya kelihatan agak bimbang.
Nyoo Hong leng segera berbisik lirih.
596 "Kita harus masuk melalui pintu yang mana ?"
"Aku lihat keadaannya sedikit tidak beres."
"Bagaimana tidak beresnya ?" tanyanya.
"Seingatku ketika memasuki kota batu tempo hari, disini hanya terdapat sebuah
pintu kayu saja, mengapa sekarang dapat berubah menjadi lima buah pintu yang
berwarna warni ?" "Hal ini membuktikan kalau apa yang kuduga memang tidak salah, sudah pasti ada
orang yang secara diam-diam mengurusi kota batu di dalam tanah ini !"
Khong Bu siang termenung dan berpikir sejenak, kemudian katanya.
"Ketika aku memasuki pintu dulu, agaknya pintu tersebut adalah pintu yang
berwarna kuning itu."
"Perduli pintu yang manapun, kalau satu pintu bisa diubah menjadi lima pintu
berwarna warni, itu berarti tempat kedudukannya sudah mengalami pergeseran,
kita boleh saja memasuki salah satu diantaranya secara sembarangan, toh akhirnya
kita mesti beradu nasib juga."
"Kalau rejeki pasti bukan bencana, kalau sudah bencana dihindari, sauda Khong
tak usah ragu-ragu lagi." sambung Lian Giok seng pula.
"Benar, sekalipun malam ini aku harus mati di dalam kota bawah tanah ini, toh
aku sudah menunjukkan baktiku kepada ayahku, sekalipun harus mati juga tak
akan menyesal" sambung Buyung Im seng.
Mendengar semuanya itu, Khong Bu siang segera menghela napas panjang.
"Aaai.... agaknya bukan saja kalian bertiga tidak menyalahkan aku malah justru
menaruh rasa percaya yang sangat besar terhadap diriku."
"Ya, walalupun kasih sayang kalian bertiga amat mengharukan, tapi perubahan
yang terjadi sekarang jauh diluar dugaan, aku kuatir kalau setiap bagian dalam
kota batu sudah mengalami perubahan pula."
"Menurut ingatanku, ketika pertama kali tiba di kota batu maka diluar pintu akan
terlihat sebuah rak senjata dan diatasnya berjajar aneka senjata tajam. Sekarang
rak senjata itu sudah dihapus, mungkin dibalik pintu sudah mengalami perubahan
besar, sekalipun demikian aku rasa kita tak usah bersama-sama pergi
menyerempet bahaya."
Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.
"Warna kuning sebagai sasaran utama, aku bertekad akan memasuki pintu kuning
tersebut terlebih dahulu."
"Kenapa saudara Khong mesti pergi menyerempet bahaya seorang diri ?" seru Lian
Giok seng cepat, "kami sudah berunding tadi bahwa kami bertiga akan bersamasama
masuk ke pintu." "Situasi yang kita hadapi sekarang telah perubahan besar, tentu saja kita tak
boleh melaksanakan menurut rencana semula, aku harap kalian berdua suka berada
dibelakang untuk membantu diriku bilamana diperlukan saja."
597 Selesai berkata dia lantas berjalan lebih dulu menuju ke pintu berwarna kuning.
"Mengapa kau tidak pergunakan kain kerudungmu itu ?" tiba-tiba tanya Nyoo Hong
leng. Dengan cepat Khong Bu siang menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Sekarang aku sudah menjadi Khong Bu siang yang mempunyai kepala dan punya
kaki, aku sudah bukan seorang Toa sengcu yang punya nama tapi tak punya
kekuasaan sehingga hakekatnya seperti boneka saja."
Sembari berkata dia sudah mendekati pintu kuning itu, kemudian kaki kirinya
diayunkan ke depan menendang pintu tersebut.
"Blaaamm," diiringi suara benturan nyaring, ternyata pintu kuning itu masih
tetap utuh tanpa bergeming barang sedikitpun juga.
Dari suara pantulan yang bergema dalam ruangan, Khong Bu siang dapat
mendengar kalau pintu kuning itu terbuat dari besi baja, hal ini membuatnya
menjadi tertegun. "Saudara Buyung," katanya kemudian, "pintu besi itu kuat dan kokoh, untuk
menjebol pintu saja tidak gampang, tampaknya janjiku untuk menemukan kau
dengan ayahmu sebelum kentongan ketiga nanti menjadi sukar untuk diwujudkan."
"Perubahan situasinya sama sekali diluar dugaan orang, hal mana tak dapat
menyalahkan Khong cianpwe, marilah kita bekerja sama saja dan berusah untuk
menjebolkan pintu besi ini."
Mendadak Khong Bu siang membalikkan tubuhnya dengan kecepatan luar biasa,
lalu sepasang kakinya melancarkan serangkaian tendangan berantai, dalam waktu
singkat dia telah melancarkan empat buah tendangan ke atas empat buah pintu
yang berbeda. Terdengar suara dengungan keras berkumandang tiada hentinya, jelas keempat
buah pintu yang lainpun terbuat dari baja semua.
Diam-diam Buyung Im seng lantas berpikir.
"Lima buah pintu semuanya terbuat dari baja asli, kecuali itu tiada jalan tembus
lainnya lagi, jika ingin memasuki lewat pintu besi itu, bukan saja membutuhkan
alat juga tak akan selesai di dalam waktu singkat, tampaknya harapanku untuk
memasuki kota batu pada malam ini sukar untuk diwujudkan menjadi kenyataan."
Sementara dia masih berpikir, Khong Bu siang telah berkata lagi.
"Satu-satunya jalan sekarang adalah berusaha untuk merebut kembali pedang
mestika dari tangan Sam sengcu guna mendongkel pintu besi itu."
"Tidak usah" mendadak terdengar suara sedingin es berkumandang memecah
keheningan. Pintu baja yang berwarna biru itu tahu-tahu sudah terbuka dengan sendirinya.
Diam-diam Khong Bu saing menghimpun tenaga dalamnya sambil bersiap siaga,
setelah itu tegurnya : "Siapakah kau ?"
598 Suara yang dingin bagaikan es itu kembali berkumandang dari balik pintu besi
berwarna biru, "tak usah kau tanyakan siapa namaku, tapi kau adalah Khong Bu
siang, kini kau sudah melepaskan kain cadar dan tidak mempergunakannya lagi,
hal ini membuktikan kalau kau sudah terang-terangan hendak menghianati Sam
seng bun kami, bukankah demikian ?"
Khong Bu siang segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haah..... hah... hah... benar, aku memang sudah berhianat. kalau didengar dari
nada pembicaraanmu, agaknya kau adalah orang penting di dalam kota batu ini,
mengapa tidak segera menampilkan diri untuk berjumpa ?"
Suara yang dingin itu kembali berkata.
"Menanti saatmu untuk berjumpa denganku sudah sampai, aku pasti akan
menampilkan diri untuk menemui kau, cuma sekarang belum saatnya...."
"Kalau toh kau tak mau berjumpa denganku, tentu saja aku tak akan memaksa,
tetapi kau membuka pintu besi itu, apakah ada maksud untuk menyambut kami
masuk ke dalam ?" Ketika mencoba untuk melongok ke dalam, tampak di balik pintu biru yang terbuka
lebar hanya kegelapan yang nampak, suatu kegelapan yang sedemikian pekatnya
sampai melihat lima jari tangan sendiripun tak bisa, tentu sama pemandangan
disitupun tak nampak jelas.
Suara yang dingin kaku bagaikan salju itu tak lain berkumandang dari balik
kegelapan tersebut. Terdengar orang yang bersuara dingin bagaikan salju itu kembali berkata.
"Setiap manusia yang masuk melalu pintu besi ini, belum pernah bisa
mengundurkan diri lagi dalam keadaan utuh, tapi kini kau masih memiliki
kesempatan terakhir, asal kau dapat melakukannya, bukan saja kedudukan toa
sengcu mu bisa pulih kembali, bahkan kau pun diijinkan untuk turut mengetahui
rahasia batu ini." Khong Bu siang termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia
bertanya :

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kesempatan apakah itu ?"
"Membunuh ketiga orang yang berada dibelakangmu sekarang."
Dengan cepat Khong Bu siang menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya.
"Aku tidak bersedia lagi memperoleh nama serta kedudukan sebagai seorang Toa
sengcu !" Suara yang dingin, kaku dan hambar itu menjadi marah sekali. "Kau benar-benar
ingin memusuhi perguruan Sam seng bun ?"
"Soal itu mah tidak berani, tapi aku ingin sekali menyelidiki latar belakang
yang sebenarnya dari perguruan Sam seng bun."
Lama sekali dinantikan namun belum kedengaran juga suara jawabannya,
mungkin orang itu sudah berlalu dengan gusar.
599 Akan tetapi pintu besi itupun tidak ditutup kembali, jelas orang itu memang ada
maksud untuk membiarkan mereka masuk ke dalam.
Tiba-tiba Khong Bu siang tersenyum.
"Aaai, nampaknya perhitungan manusia tak dapat melawan perhitungan langit,
diluar kota tadi kita sudah berunding hampir setengah harian lamanya entah
berapa banyak tenaga dan pikiran telah terbuang dengan percuma, nyatanya
setibanya dalam kota ini, semua pemandangan telah berubah, otomatis rencana
yang kita susun dengan bersusah payah pun menjadi tak berguna sama sekali."
Berbicara sampai disitu, dia lantas beranjak dan masuk ke dalam pintu lebih
dulu. Buyung Im seng, Nyoo Hong leng dan Lian Giok seng segera mengikuti dari
belakang dengan ketat turut masuk ke ruangan dalam.
Dalam hati kecil ketiga orang ini, secara diam-diam mereka dapat merasa bahwa
semenjak Khong Bu siang melepaskan kain kerudung mukanya, maka segenap
keanehan serta kemisteriusan yang semula masih tersisa di wajahnya kini sama
sekali tersapu lenyap. Dengan begitu ia sudah tidak lagi membawa kemisteriusan dan kerahasiaan
sebagai Toa seng cu, melainkan mencerminkan kegagahan dan keperkasaan
seorang jago persilatan. Demikianlah, baru berjalan sejauh dua kaki cahaya lampu diluar pintu besi sudah
tak dapat menembusi lebih ke dalam, seketika itu juga suasana terasa gelap luar
biasa. Dengan suara rendah Nyoo Hong leng segera berbisik.
"Aneh betul, tempat ini gelapnya bukan kepalang... "
Khong Bu siang segera menghentikan langkah kakinya dan menyebut.
"Benar, andaikata dugaanku tidak seharusnya tempat ini telah diatur secara
istimewa oleh seseorang yang ahli."
"Aku membawa korek api, tapi... bolehkah kupergunakannya ?" tanya Lian Giok
seng. "Coba bawa kemari, serahkan kepadaku !" pinta Khong Bu siang.
Lian Giok seng segera mengeluarkan alat pembuat api itu dan menyerahkan ke
tangan Khong Bu siang. "Untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang tak diinginkan, harap kalian
segera menyebarkan diri ke sekitar tempat ini." bisik Khong Bu siang kemudian.
Selesai berkata, tangan kanannya segera diayunkan dan setitik cahaya api
mendadak memancar kemana-mana dan menerangi ruangan lorong yang gelap
gulita itu. Dalam pada itu, Buyung Im seng, Nyoo Hong leng dan Lian Giok seng telah
menyebarkan diri ke sekeliling tempat itu, sejauh mata memandang yang napak
hanya dinding lorong berwarna hitam pekat, dinding itu bukan terbuat dari batu
bukan pula dari tanah liat, tak bisa dijelaskan terbuat dari pecahan apakah itu.
600 Tanpa terasa Buyung Im seng mendekati dinding tersebut dan mencoba untuk
merabanya. Mendadak Nyoo Hong leng mengayunkan tangan kanannya mencengkeram tangan
kiri Buyung Im seng, serunya.
Tatkala jari tangan kedua belah pihak saling bersentuhan, bagaikan dialiri
listrik bertegangan tinggi saja, kedua belah pihak sama-sama merasakan suatu perasaan
yang aneh sekali. Tanpa sadar Buyung Im seng membalikkan jari tangannya dan balas menggenggam
tangan Nyoo Hong leng, seolah-olah dia merasa kuatir kehilangan gadis itu.
Apalagi ketika empat mata saling berpandangan, mimik wajah mereka segera
berubah memperlihatkan suatu perubahan yang aneh dan sukar dilukiskan dengan
kata-kata. Seperti sahabat lama yang sudah banyak tahun tak bersua, ketika suatu ketika
bersua kembali, kedua belah pihak sama-sama menunjukkan luapan perasaan yang
amat besar. Seperti juga sepasang kekasih yang menghadapi mara bahaya dan jiwanya
terancam, ketika mereka saling berpisah untuk menyelamatkan diri, tahu-tahu
disuatu tempat bersua kembali tanpa sengaja.
Mendadak saja Nyoo Hong leng mengerdipkan matanya yang besar dan bulat, dua
baris air mata segera jatuh bercucuran membasahi pipinya.
Pelan-pelan dia melepaskan diri dari genggaman tangan Buyung Im seng seraya
berkata. "Jangan kau sentuh dinding tersebut, mungkin dinding itu sudah dipolesi oleh
racun yang amat keji."
Buyung Im seng menghela napas sedih.
"Aaaiii... terimakasih banyak atas teguran dari nona" sahutnya lirih.
Wwalaupun hanya sepatah kata yang hambar, namun seakan-akan telah
menciptakan suatu jurang pemisah yang amat dalam diantara mereka berdua....
Pelan-pelan Nyoo Hong leng mundur dua langkah dari tempat semula, lalu berkata
lagi. "Tempat ini sangat berbahaya dan aneh, jangan sekali-kali kau bertindak secara
gegabah." Selesai mengucapkan perkataan itu, pelan-pelan dia mengundurkan diri lagi ke
sisi tubuh Khong Bu siang. Tioba-tiba saja Buyung Im seng seperti kehilangan keberaniannya, dia segera
melengos dan tak berani memandang lagi ke arah Nyoo Hong leng walau hanya
sekejap pun. Sementara itu Khong Bu siang telah menengadah dan tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha... siapa yang sedang bertugas disini lebih baik tak usah bersembunyi
macam cucu kura-kura lagi. Kami hanya berempat, bila kalian tidak berharap kami
601 masuk kedalam, harap tunjukkan diri untuk menghadang dan langsungkan suatu
pertarungan, bila ada niat untuk memberi petunjuk kepada kami agar menambah
pengalaman, harap kirim orang menjadi petunjuk jalan kami."
Baru habis dia berkata terdengar seseorang telah menyahut dengan suara yang
dingin dan dalam. "Cepat padamkan api yang berada ditanganmu itu, dalam loroang ini penuh dengan
benda yang mudah terbakar, sekali terkena api maka kendatipun tubuhmu terbuat
dari baja asli, jangan harap bisa lolos dari tempat ini dalam keadaan selamat."
"Andaikata lorong ini sampai terbakar, bukankah saudara pun akan turut terbakar
dan mati di tempat ini ?"
Berbicara demikian, kelima jari tangan kiri segera direntangkan dan pelan-pelan
mencengkeram api yang masih membara itu hingga padam seketika, selain ringkas
juga tak setitik cahaya apipun yang sempat melompat keluar dari balik telapak
tangannya. Begitu api padam, suasana di dalam lorong tersebut pulih kembali dalam kegelapan
yang mencekam, sedemikian gelapnya sampai untuk melihat kelima jari tangan
sendiripun sukar. Khong Bu siang segera mendehem pelan, katanya.
"Kini aku telah memadamkan api penerangan kami, sekarang apa yang hendak
saudara lakukan untuk menghadapi kami ?"
"Sebelum aku memperoleh perintah, paling baik kalau kalian jangan bergerak dari
tempat masing-masing" kata orang itu dengan suara yang dingin dan berat.
"Andaikata aku tak bersedia untuk tinggal ditempat ?"
"Kalau kalian benar-benar sudah tidak memikirkan soal mati hidup lagi, silahkan
saja untuk berjalan lewat, aku tak nanti akan menghalangi jalan pergi kalian."
Khong Bu siang tertawa hambar.
"Kalau begitu, saudara seperti amat menguatirkan keselamatan jiwa kami, kalau
toh kita bisa berbincang-bincang, mengapa tidak segera memunculkna diri untuk
bersua ?" Tiba-tiba orang itu menghela nafas panjang.
"Aai, bukan lohu enggan untuk menampakkan diri dan berusa dengan kalian,
sesungguhnya aku tak dapat untuk bersua dengan kalian semua."
Walaupun suaranya masih tetap dingin dan dalam, akan tetapi nadanya sudah jauh
lebih lunak dan lembut, sehingga kedengarannya dia adalah seorang yang ramah.
Khong Bu siang termenung sejenak, kemudian berkata.
"Dahulu akupun pernah berkunjung satu kali ke dalam kota batu ini, hanya saja
kedudukanku pada waktu itu sama sekali berbeda dengan kedudukanku sekarang."
"Aku tahu, waktu itu bukankah kau masih menjabat sebagai Toa sengcu dari
perguruan sam seng bun ?"
602 "Ya, seorang Toa sengcu yang punya nama namun tak memiliki kekuasaan apaapa."
Orang itu seperti merasa gembira sekali, mendadak ia tertawa tergelak.
"Haah... haah... haaah.. konon nama besar Sam seng bun di dalam dunia persilatan
dewasa ini makin tenar dan ditakuti banyak orang, entah benar tidak kabar
tersebut ?" "Nama besarnya memang semakin tenar dan cemerlang, bukan saja melebihi nama
besar Siau lim pay serta Bu tong pay bahkan hampir menguasai separuh dari dunia
persilatan." Orang itu segera menghela napas panjang.
"Aaai, sayang sekali sudah hampir tiga puluh tahun lamanya lohu tak pernah
berkelana lagi di dalam dunia persilatan, entah bagaimanakah pemandangan dunia
persilatan dewasa ini ?"
"Pemandangannya masih tetap seperti sedia kala" sahut Buyung Im seng tiba-tiba,
"hanya manusia dan keadaannya saja yang berubah, kini seluruh dunia persilatan
telah diobrak-abrik oleh Sam seng bun hingga suasananya kacau balau tak karuan."
Nada suara orang itu kembali berubah, berubah menjadi dingin dan berat seperti
sedia kala, "Siapakah kau ?" tegurnya.
"Aku adalah Buyung Im seng."
"Lohu belum pernah mendengar nama ini."
"Kau pernah mendengar nama Buyung Tiong kim ?" sela Nyoo Hong leng tiba-tiba.
"Buyung Tiong kim, buyung tayhiap " Lohu pernah mendengar orang menyebutnya,
cuma sayang tak berjodoh hingga belum pernah menjumpainya."
"Buyung Im seng adalah kongcu dati Buyung Tiong kim, Buyung tayhiap tersebut."
Orang itu termenung beberapa saat lamanya, lalu berkata.
"Harap kalian tunggu sebentar ! Setelah membiarkan kalian masuk, itu berarti ia
ada maksud untuk membiarkan kalian masuk ke dalam kota batu untuk melihatlihat
keadaan." "Kalau toh sudah memutuskan untuk membiarkan kami masuk ke dalam kota
batu, mengapa pada saat ini tidak membiarkan kami masuk ke dalam ?"
"Lohu cuma berpikir demikian, benarkah dia telah mengambil keputusan untuk
membiarkan kalian masuk ke dalam kota batu ini, lohu belum berani untuk
menyatakan secara tegas, paling banter sepertanak nasi kemudian, ia pasti sudah
mengirim perintah kemari, kalau toh kalian berniat untuk memasuki kota,
sekalipun terburu-buru rasanya juga tak perlu terburu nafsu
"Seandainya perintah yang tiba disini tidak memperkenankan kami masuk ke
dalam kota batu, apa yang harus dilakukan ?"
603 "Hanya ada dua cara yang bisa ditempuh, pertama adalah kalian harus segera
mengundurkan diri dari sini atau saudara sekalian harus mengandalkan ilmu silat
untuk menerjang masuk ke dalam."
"Sekarang, mengapa kami tak boleh menerjang masuk dengan kekerasan.... ?"
"Sebab tindakan tersebut kelewat berbahaya" kata orang itu sambil tertawa. "buat
apa kalian pasti bersikeras untuk menyerempet bahaya dengan menyerbu masuk
secara kekerasan, toh kemungkinan besar kalian akan diijinkan untuk masuk ke
dalam kota." "Saudara, kendatipun kau tak bisa munculkan diri untuk bersua dengan kami, toh
kami boleh tahu nama aslimu bukan ?" sela Buyung Im seng lagi.
Orang itu termenung sejenak, kemudian baru katanya.
"Lohu adalah Kiu ci ang (kakek berjari sembilan) Siau sam san !"
Lian Giok seng segera menjura sambil berseru :
"Oooh, rupanya Siau locianpwe, maaf, maaf !"
Siau sam san tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha.. lohu betul-betul sudah hidup kelewat lama, puluhan tahun lamanya
hidup terkurung dalam ruangan ini tak pernah melihat matahari, rembulan
ataupun bintang, siapa tahu justru aku makin hidup usiaku rasanya semakin
panjang saja." "Bila seseorang ingin cepat mati, aku rasa hal mana bukanlah suatu pekerjaan
yang kelewat susah, mengapa kau tidak bunuh diri saja ?" tanya Nyoo Hong leng.
Kembali Siau Sam san tertawa,
"Lohu pernah mempunyai pikiran semacam itu tapi bila kubayangkan kembali ada
suatu ketika bisa meninggalkan tempat ini, maka akupun urungkan niat tersebut
dan hidup lebih lanjut, siapa sangka sekali melanjutkan hidup, puluhan tahun
sudah lewat tanpa terasa."
Bergerak hati Nyoo Hong leng setelah mendengar perkataan itu, diam pikirnya.
"Sekarang, secara resmi kami sudah menjadi musuhnya orang-orang kota batu,
tampaknya kita pun tak usah kelewat merisaukan segala sesuatunya, mengapa aku
tidak mencoba untuk mengadu domba " Siapa tahu kalau hal ini bisa
mendatangkan suatu hasil yang sama sekali diluar dugaan.."
Berpikir demikian, dia lantas berkata.
"Kalau kudengar pembicaraan Locianpwe, agaknya kau adalah salah seorang yang
ikut tersekap ditempat ini dan kau merasa sangat tidak puas bukan ?"
"Apakah kalian orang-orang perempuan bisa menaruh perasaan terharu terhadap
orang yang sudah puluhan tahun lamanya disekap disini ?"
"Dan kau telah kehilangan ilmu silatmu bukan ?"
Siau Sam san segera tertawa dingin.
604 "Heeehhh.... heeeeehh.. heeeehhh... jika lohu sudah kehilangan ilmu silatku, tak
mungkin aku bisa hidup sampai hari ini, anehnya bukan saja lohu makin hidup
usiaku semakin panjang, bahkan semakin tua ilmu silatku juga semakin tangguh
saja." "Kalau memang begitu, mengapa kau tidak memberontak " Toh kau sudah tidak
jeri menghadapi kematian ?"
Lama sekali Siau Sam san termenung, kemudian ia berkata.
"Untuk mati di dalam perjuangan memang gampang, tapi kalau sampai melanggar
sesuatu dan gagal dalam usaha itu baru sulit. Bila pemberontakan lohu menderita
kegagalan, bukankan aku akan menerima siksaan hidup yang lebih parah lagi "
Nah, disinilah susahnya."
"Ooohh, kiranya begitu, tapi pandangan boanpwe terhadap soal kematian agak
berbeda dengan jalan pemikiranmu."
"Orang bilang lidah perempuan tak berujung, nampaknya ucapan ini memang
benar, kamu mempunyai pendapat apakah yang sangat hebat " Coba katakan
kepada lohu." "Boanpwe rasa, bila seseorang ingin mati, ditusuk dengan satu bacokan juga mati,
dicincang dengan seribu bacokan juga mati, perduli bagaimanakah cara
kematiannya, toh kematian yang dialami manusia tetap sama saja. Lagi pula kau
masih punya ilmu silat, bila benar-benar ingin mati, tidak seharusnya menempuh
kematian tersebut dengan jalan membunuh diri."
"Bila lohu sampai mati, bukankah selama hidup aku tak bisa menyaksikan lagi
matahari, rembulan serta bintang ?"
"Ooh, rupanya kau hanya ingin melihat matahari dan rembulan saja, apakah di
dunia ini kau sudah tidak mempunyai sanak keluarga lagi ?"
"Usia lohu sudah begini lanjut, mana mungkin aku masih mempunyai sanak
keluarga lagi " Mungkin mereka telah mati semua sebelum lohu memasuki kota
batu ini." "Sekalipun sanak keluarga sudah mati semua, tentunya kau masih mempunya
beberapa orang sahabat bukan ?"
"Tentu saja lohu mempunyai teman, cuma selama puluhan tahun kami tak pernah
bersua, aku tak tahu apakah mereka amsih hidup di dunia ini atau tidak, oleh
karena itu satu-satunya pengharapan lohu adalah ingin sekali melihat matahari
dan rembulan."

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aaah.. kalau begitu kau adalah seorang yang bernasib patut dikasihani."
"Dalam hal yang mana lohu patut dikasihani " Bocah perempuan, kau jangan
sembarangan mengaco belo" teriak Siau Sam san dengan gusar.
"Eeehh.. eeh, kenapa mesti gusar " Ucapanku yang manakah yang tidak benar "
Orang yang bagaimanapun kesepiannya, dia pasti masih memikirkan seseorang,
tapi kau hanya ingin melihat rembulan dan matahari saja, apakah hal ini tidak
patut dikasihani ?" Buyung Im seng yang menyaksikan kejadian ini, diam-diam lantas berpikir dihati.
605 "Orang tua ini sudah puluhan tahun lamanya disekap di dalam kota batu,
wataknya pasti berangasan sekali, bila dia menggodanya dengan ejekan-ejekan
semacam itu, bukankah hawa amarahnya akan segera berkobar ?"
Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, mendadak terdengar Siau Sam san
membentak marah. "Budak busuk, kau berani bersikap kurang ajar kepadaku " Rasakan sebuah
pukulanku ini." Ditengah bentaknya nyaring, segulung angin pukulan yang maha dahsayatnya
dengan cepatnya menerjang ke depan.
Walaupun terasa serangan itu ditujukan ke tubuh Nyoo Hong leng, namun
gelombang angin serangannya yang kuat membuat setiap orang yang berada di
dalam lorong itu dapat merasakannya semua.
Nyoo Hong leng segera mendorong sepasang telapak tangannya bersama ke depan,
dia maju selangkah lalu melepaskan pula sebuah pukulan yang sangat dahsyat....
Lalu segera Buyung Im seng menghimpun tenaga dalamnya sambil melepaskan
sebuah pukulan untuk membantu Nyoo Hon leng secara diam-diam..........
Ketika tenaga kekuatan dilancarkan kedua belah pihak sudah hampir saling
membentur, Nyoo Hong leng baru tahu kalau dia bukan tandingan lawan, terasa
angin pukulan yang dilepaskan musuhnya sangat kuat dan dahsyat, membuat
darah di dalam tubuh Nyoo Hong leng bergetar keras dan tanpa sadar mundur
selangkah dari posisi semula,
Serangan yang dilancarkan Buyung Im seng meski bukan dilancarkan langsung ke
arah tenaga lawan, akan tetapi diapun dapat merasakan getaran lawan yang
memantul balik, hal mana kontan saja membuat hatinya bergetar keras, pikirnya.
"Tenaga dalam yang dimiliki orang ini benar-benar lihai dan mengejutkan hati."
Setelah menyambut sebuah serangan tadi, Nyoo Hong leng pun secara diam-diam
merasa terkejut sekali, akhirnya dengan cepat.
"Seandainya dia melancarkan sebuah serangan lagi, niscaya aku bakal terluka di
ujung telapak tangannya."
Tapi keadaan yang dihadapinya kini ibarat menunggang diatas punggung harimau,
terpaksa ia harus mempersiapkan diri secara diam-diam untuk menyambut
serangan berikutnya. Siapa tahu keadaan sama sekali diluar dugaannya, mendadak Siau Sam sam
tertawa terbahak-bahak. ( Bersambung ke Jilid 30 )
606 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 30 "Haaah.... haah.... haah.... bocah perempuan, kau bisa menyambut sebuah serangan
lohu, hal ini menunjukkan kalau ilmu silat yang kau miliki memang amat
mengagumkan" Sesudah menghela napas panjang, sambungnya lebih lanjut:
"Lohu telah memikirkan ucapanmu itu dengan seksama, dan aku merasakan apa
yang kau katakan memang betul."
"Bagus sekali, aku masih mengira kau ini si pikun tua yang selama hidup tak akan
bisa memahami keadaan yang sebenarnya."
Musuh semakin mengalah, gadis ini memaki semakin galak, hal mana membuat
Buyung Im seng diam-diam harus berkerut kening. Dia kuatir kalau sampai
perkataan itu akan membangkitkan hawa nafsu membunuh dalam hati Siau Sam
san. Khong Bu siang seperti Lian Giok seng hanya membungkam diri saja selama ini,
mereka pun bermaksud untuk menghalangi Nyoo Hong leng untuk berbuat
demikian. Suasana sepi dan hening yang panjang membuat lorong gelap gulita itu serasa
tercekam dalam ketegangan dan keseraman yang mengerikan hati.
Tiada orang yang bisa menduga bagaimanakah reaksi dari Siau Sam san sesudah
mendengar perkataan dari Nyoo Hong leng itu, tiada orang yang dapat menduga
pula apakah dia akan melancarkan serangan ataukah bersabar terus untuk
menahan diri. Akhirnya helaan napas panjang merobek keheningan lorong gelap itu, kemudian
terdengar Siau Sam san berkata:
607 "Bocah perempuan berapa usiamu tahun ini?"
Waktu itu Nyoo Hong leng telah menghimpun segenap tenaga dalamnya untuk
bersiap siaga menyambut serangan dahsyat dari lawannya, sebab ia tahu
seandainya pihak lawan sampai melepaskan sebuah serangan yang dahsyat sudah
pasti serangan itu mengerikan hati.
Di luar dugaan Siau Sam san hanya menanyakan usianya, ini semua membuat
hatinya merasa agak lega.
"Buat apa kau menanyakan usiaku?"
"Lohu ingin mengetahui umurmu, apakah ini tidak boleh?"
"Aku berumur delapan belas tahun."
Mendadak Siau Sam san tertawa terbahak-bahak memotong ucapan Nyoo Hong
leng yang belum selesai diucapkan.
"Apa yang kau tertawakan?" Nyoo Hong leng bertanya dengan wajah keheranan.
"Lohu bila mempunyai istri dan berputera mungkin cucu perempuanku akan
berusia sebaya denganmu, oleh karena itu lohu pun tak ingin terlalu ribut
denganmu." Nyoo Hong leng menundukkan kepala sambil berpikir sebentar, kemudian dia
berkata: "Bila kau punya putra dan cucu, merekapun akan datang kemari untuk mencarimu
dan menengokmu. Buktinya Buyung Tayhiap juga mempunyai seorang putra yang
mencarinya sampai di sini, tapi nyatanya kau tak punya sanak keluarga, aku
mengatakan kau patut dikasihani, tapi kau masih merasa amat tidak puas bukan?"
Mendadak dari balik lorong yang gelap gulita berkumandang suara isak tangis yang
rendah dan berat, suara itu memilukan hati siapa saja yang mendengarnya.
"Hei, mengapa kau malah menangis?" Nyoo Hong leng segera menegur dengan
wajah tertegun. "Apa yang kau katakan memang masuk diakal, kasihan lohu bukan saja tak
bersanak tak bercukur, mungkin kepandaian silat yang kumiliki pun tak bisa
diwariskan kepada orang lain. Aaai, dahulu lohu selalu melatih diri dengan tekun
dan rajin, siapa tahu sekalipun berhasil kumiliki kepandaian silat yang begini
hebat, namun akhirnya hanya bisa terpendam di sini dan akhirnya bakal lenyap
dan punah mengikuti kematian lohu."
Buyung Im seng yang berada disamping mendadak berbisik dengan suara lirih:
"Lian locianpwe, orang ini betul-betul merupakan seorang yang berwatak terbuka,
ingin menangis lantas menangis, ingin tertawa segera tertawa."
"Seandainya Kiu ci ang (kakek berjari sembilan) Siau Sam san tidak memiliki hati
yang tabah, setelah disekap selama puluhan tahun ditempat ini, mungkin dia sudah
lama mati karena kesepian didalam kota batu ini." sahut Lian Giok seng.
Terdengar Nyoo Hong leng telah berkata lagi dengan suara lantang.
608 "Siau locianpwe, jangan menangis lagi, setelah kami masuk ke kota batu dan
berjumpa dengan Buyung tayhiap, sebelum meninggalkan tempat ini pasti akan ku
ajak serta pula dirimu."
"Sungguhkah perkataanmu itu?" tanya Siau Sam san sambil menghentikan isak
tangisnya. "Tentu saja sungguh."
"Bocah perempuan, kemarilah agar lohu bisa melihat dirimu"
Nyoo Hong leng segera maju ke depan sembari berkata:
"Locianpwe, kau berada dimana" Boanpwe tidak dapat melihat kau berada
dimana?" Siau Sam san segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah, haaah, haaah, lohu akan bertepuk tangan sebagai tanda. Kau datanglah
mengikuti arah sumber suara tepukan tangan itu."
Selesai berkata dia benar-benar bertepuk tangan dengan nyaring.
Khong Bu siang melompat ke muka secara tiba-tiba dan menghadang jalan pergi
Nyoo Hong leng, serunya dengan cepat:
"Biar aku pergi bersamamu."
"Jangan, biarkan aku kesana seorang diri."
Siau Sam san sendiripun tidak berbicara lagi. Dia hanya bertepuk tangan tiada
hentinya. Dengan mengikuti sumber suara tepukan tangan itu, Nyoo Hong leng berjalan
sejauh dua kaki lebih sebelum akhirnya berhenti.
Mendadak ia mendengar Siau Sam san berkata lagi:
"Bocah perempuan, ulurkan tanganmu!"
Tampaknya lorong tersebut telah diatur dengan suatu dekorasi yang istimewa,
hitam pekat sehingga tak setitik cahaya pun yang tembus. Empat penjuru seakan
akan dilapisi oleh kain terpal hitam yang sangat tebal, sehingga saking gelapnya
membuat orang tak dapat melihat pemandangan sejauh tiga depa di depannya.
Nyoo Hong leng menurut dan segera mengulurkan tangannya ke depan.
Ia merasa ada sebuah telapak tangan yang besar sekali telah menggenggam
tangannya yang kecil, halus dan lembut.
Nyoo Hong leng segera mengalihkan sorot matanya dan mengawasi hadapannya
dengan seksama, ia lihat di atas dinding yang gelap mencorong keluar dua buah
sorot mata yang tajam dan berkilat.
Pantulan cahaya mata yang saling membentur membuat Nyoo Hong leng secara
lamat-lamat dapat menyaksikan pemandangan dihadapannya.
609 Ia lihat di atas dinding hitam itu terbuka sebuah lubang panjang yang sempit
sekali dengan kepanjangan dua kaki, dari balik lubang itulah muncul sebuah batok kepala
yang besar. Sambil tertawa Siau Sam san berkata,
"Bocah perempuan, sudahlah kau melihat wajah lohu ?"
"Sudah, apakah locianpwe mempunyai sesuatu petunjuk ?"
"Tempelkan telingamu kemari, lohu ingin memberitahukan beberapa persoalan
kepadamu." Nyoo Hong leng segera menempelkan kepalanya ke atas dinding tersebut...
Khong Bu siang yang merasa kuatir, sementara itu telah mengerahkan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk menatap ke arah depan, tapi itupun hanya
berhasil melihat bayangan punggung Nyoo Hong leng secara lamat-lamat. Dia tak
dapat melihat gerak gerik lainnya, ketika mencoba untuk memasang telinga
baikbaik maka yang bisa terdengar olehnya hanya sedikit suara yang sangat lirih, dia
tidak berhasil menangkap pembicaraan mereka.
Sementara itu mereka bertiga sudah mengerahkan segenap tenaga dalam yang
dimilikinya untuk melakukan persiapan, akan tetapi berhubung tidak mendengar
jeritan minta tolong dari Nyoo Hong leng, maka semua orang hanya berdiam diri
saja ditempat semula. Lebih kurang seperempat jam kemudian, baru kedengaran Nyoo Hong leng
menghembuskan napas panjang,
"Terima kasih banyak atas petunjuk dari locianpwe !"
"Nah, lohu pun telah berusaha untuk membantumu dengan segala daya upaya yang
bisa kulakukan, apakah bisa berhasil dengan sukses atau tidak, hal itu
tergantung pada kemujuranmu sendiri."
Baru selesai dia berkata, mendadak tampak sekilas cahaya kuning memancar
datang dari tempat kejauhan sana.
Meminjam cahaya lentera tersebut, beberapa orang itu dapat melihat jelas
pemandangan di dalam lorong itu.
Tampak Siau Sam san yang berambut awut-awutan memiliki kepala yang besar
sekali, sepasang matanya bersinar tajam dan di bawah dagunya memelihara
jenggot berwarna hitam. "Locianpwe" Lian Giok seng segera berkata, "kalau dilihat dari rambutmu yang
telah berubah menjadi hitam, tampaknya tenaga dalammu telah berhasil mencapai
ke tingkatan yang amat sempurna."
"Rambut lohu sudah pernah di semir jadi warnanya tetap hitam, dalam lorong ini
selain hitam tidak diperkenankan ada warna lainya, coba kalian lihat, lentera
penyambut tamu telah dipasang, kini kalian boleh berangkat ke situ."
Selesai berkata, "Blaamm!" pintu besi pada lubang dinding itu segera ditutup
rapat. Dari kejauhan sana berkumandang suara seruan yang nyaring dan tajam :
610 "Lampu penyambut tamu hanya berlangsung dalam waktu yang terbatas, harap
kalian segera berangkat."
Mendadak Khong Bu siang mempercepat langkahnya dan bergerak menuju ke
depan. Nyoo Hong leng segera mengikuti di belakang tubuh Khong Bu siang, menyusul di
belakangnya Buyung Im seng serta Lian Giok seng.
Setelah berjalan lebih kurang lima enam kaki, lorong itu tiba-tiba saja menikung
ke kanan. Cahaya lentera berwarna kuning yang menerangi sekeliling tempat itupun
mengikuti keadaan medan, turut membelok pula ke sebelah kanan mengikuti
gerakan tubuh dari beberapa orang itu.
Kembali lewat beberapa kaki kemudian, jalan di depan sana tiba-tiba menyempit,
cahaya kuning yang menerangi sekitar tempat itupun mendadak saja menjadi
padam, tapi menyusul kemudian muncul sekilas cahaya putih yang sangat kuat
memantul datang, sedemikian tajamnya cahaya itu sehingga menyilaukan mata
setiap orang. Bersamaan itu pula, kedengaran seseorang berkata dengan suara yang dingin dan
nyaring. "Untuk sementara waktu harap kalian berhenti dulu, kenakan topi besi sebelum
melanjutkan perjalanan."
"Topi besi ?" seru Khong Bu siang.
"Benar, topi besi ! Harap kalian berdiri ditempat masing-masing tanpa bergerak,
pejamkan mata dan ada orang yang akan mengenakan topi besi tersebut ke atas
kepala kalian." "Kau menyuruh kami menyerahkan diri untuk dibunuh begitu saja ?"
Orang itu tertawa dingin.
"Seandainya kau hendak membunuh kalian buat apa mesti mengajak kalian masuk
?" "Moga-moga saja apa yang kau ucapkan itu dapat dipercaya."
Setelah maju ke depan, terusnya :
"Biarlah aku duluan !"
Setelah berhenti sejenak, sambil berpaling ke arah Nyoo Hong leng katanya lagi :
"Bila aku sampai kena disergap, sudah pasti akan membalikkan tubuh sambil
melancarkan serangan, dalam keadaan begini kalianpun tak usah turut terjebak
pula." Nyoo Hong leng menghela napas panjang, dia ingin mengucapkan sesuatu, namun
akhirnya niat tersebut diurungkan.
Ternyata orang itu tidak menggunakan siasat licik untuk menjebak mereka, dengan
cepat dia mengenakan topi besi di atas kepala masing-masing orang.
611 Topi besi itu dikenakan dari atas kepala sampai pada batas tangkai leher, hingga
sinar mata mereka tak dapat menyaksikan pemandangan di sekeliling tempat itu.
Terdengar suara yang dingin dan nyaring itu kembali berkumandang :
"Harap kalian memegang tali ini untuk melanjutkan perjalanan, barang siapa
berani melepaskan topi besi itu tanpa seijinku, jangan salahkan kalau aku akan
turun tangan keji !"
Khong Bu siang mendengus dingin tanpa menjawab perkataan itu.
Tapi dia menurut dan segera memegang tali dan melanjutkan perjalanan tanpa
berkata apa-apa lagi. Dalam hati mereka semua cukup mengerti, mereka diharuskan memakai topi baja
karena tujuannya yang terutama adalah agar mereka tak bisa mengingat-ingat
jalanan yang telah dilewatinya.
Orang itu berjalan dengan sangat lamban, kurang lebih setengah jam kemudian
perjalanan mereka baru berhenti.
"Sudah sampai ?" tanya Khong Bu siang.
"Sudah !" suara yang merdu, lembut dan nyaring menyahut secara tiba-tiba.


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apakah aku boleh melepaskan topi besi yang harus kami kenakan ini ?"
"Boleh, tapi tak usah merepotkan kalian untuk melakukan sendiri, sebab di luar
topi besi itu sudah dipolesi dengan racun yang amat keji, untung saja kalian
adalah orang yang bisa memegang janji, andaikata ada yang nekad dan melanggar janji
dengan melepaskan topi tersebut, niscaya kalian sudah keracunan hebat dan mati."
Sementara pembicaraan berlangsung, topi baja yang dikenakan beberapa orang itu
telah dilepaskan. Dengan cepat mereka mengawasi sekeliling tempat itu, ternyata mereka berada di
suatu ruangan batu dengan dekorasi yang amat sederhana, kecuali sebuah meja
kayu dengan empat buah kursi bambu, di situ tidak nampak benda lainnya.
Di atas meja terdapat sebatang obor yang memancarkan api dengan sangat terang.
Seorang perempuan berambut panjang yang berpakaian compang camping berdiri
di depan pintu dengan senyum dikulum.
Meski pakaian yang dikenakan perempuan itu compang camping, namun ia tidak
mengenakan alat siksaan, dan tidak tercermin pula kesan tragis seperti keadaan
Coa Niocu. Buyung Im seng memperhatikan sekejap keadaan dari perempuan itu lalu ujarnya
dengan dingin : "Apakah kau adalah budak perempuan dari kota batu ini ?"
Perempuan berambut panjang itu segera tersenyum.
"Darimana kau bisa tahu kalau didalam kota batu terdapat budak perempuan ?"
"Dalam kota batu ini penuh dengan aneka rahasia, mengetahui tiga atau lima
macam diantaranya bukanlah suatu hal yang aneh."
612 Perempuan berambut panjang itu segera mengerdipkan matanya yang bulat dan
besar, lalu serunya sambil tertawa :
"Besar amat lagakmu."
Mendadak paras mukanya berubah, dengan dingin lanjutnya :
"kau adalah Buyung kongcu ?"
Diam-diam Buyung Im seng merasa terperanjat sekali setelah mendengar
perkataan itu, segera pikirnya :
"Tampaknya, orang-orang yang berada dalam kota batu di bawah tanah ini
menaruh perhatian yang khusus terhadap gerak gerik kami sehingga sesuatunya
tentang kami bisa diketahui dengan jelas sekali."
Sementara dia masih berpikir, terdengar Khong Bu siang telah bertanya :
"Kau kenal dengan diriku ?"
"Kau adalah Toa sengcu dari perguruan Sam seng bun !"
"Benar, tetapi aku rasa pentolan atau otak yang sebenarnya dari perguruan Sam
seng bun agaknya berada di dalam kota batu di bawah tanah.."
Setelah berhenti sejenak, sambungnya lebih jauh :
"Sekarang kedua belah pihak telah mengetahui identitas masing-masing dengan
jelas, rasanya kita pun tak usah merahasiakan sesuatu lagi, tolong nona suka
memberi laporan ke dalam, katakan saja kami ada urusan penting ingin berjumpa."
"Ingin berjumpa dengan siapa ?"
"Ingin berjumpa dengan majikan dari kota batu di bawah tanah ini, pentolan yang
sebenarnya dari perguruan Sam seng bun ini."
Perempuan berambut panjang itu tertawa.
"Lebih baik tak usah memperhitungkan segala sesuatunya seenak sendiri,
ketahuilah, kini kalian sudah berada di tempat yang sangat berbahaya, apakah
bisa menyelamatkan jiwa sendiripun masih merupakan suatu tanda tanya besar."
"Kami cukup memahami keadaan yang kami hadapi sekarang, tapi kamipun telah
membuang jauh-jauh pikiran tentang mati hidup kami dari dalam benak..."
"Ehmm, kau nampak sangat perkasa."
"Kalau memang begitu, merepotkan nona untuk memberi laporan ke dalam..."
Nona berambut panjang itu tidak menggubris diri Khong Bu siang lagi, sorot
matanya segera dialihkan ke wajah Nyoo Hong leng dan menatapnya lekat-lekat,
kemudian dia bergumam : "Nona berwajah kelewat cantik !"
"Terlalu memuji, terlalu memuji...."
"Bila kau ingin meminta bantuanku, maka kau harus meluluskan sebuah
permintaanku." 613 "Apa syaratmu ?"
"Merusak raut wajahmu yang cantik itu."
"Kenapa ?" tanya Khong Bu siang.
"Urusan ini tak ada sangkut pautnya dengan dirimu, lebih baik kau tak usah
mencampuri, aku sedang bertanya kepadanya."
"Berapa besarkah bantuan yang bisa kau berikan kepada kami, hal ini mesti
kuketahui lebih dulu, ingin kuperhitungkan dulu untung ruginya, kalau kelewat
rugi buat apa ?" kata Nyoo Hong leng kemudian.
"Aku dapat mengatur suatu pertemuan antara kalian dengan pentolan dari kota
batu ini, cukup ?" "Tidak cukup, harus ditambah lagi dengan yang lain."
"Baiklah, akan ku ajak pula kalian untuk berjumpa dengan Buyung Tiang kim"
gadis berambut panjang itu menambahkan.
Nyoo Hong leng tertawa rawan.
"Baik ! Kita akan melakukan pertukaran tersebut, aku akan merusak wajahku
setelah mengajak kami untuk menjumpai Buyung Tiang kim."
"Tapi aku hendak turun tangan lebih dulu." kata perempuan berambut panjang itu
cepat. "Mengapa kau hendak merusak wajahnya ?" tiba-tiba Buyung Im seng menegur
dengan wajah penuh kegusaran.
"Karena dia kelewat cantik, aku tak ingin di dalam dunia ini terdapat perempuan
lain yang jauh lebih cantik daripada aku."
Buyung Im seng segera tertawa dingin.
"Heeehhh.....heeehh.... heeeehh.. karena wajah yang kelewat cantik merupakan
suatu dosa pula...." sahutnya.
Perempuan berambut panjang itu merasa seperti kehabisan sabar, dengan suara
dingin segera tukasnya : "Dia punya mulut untuk berbicara, dapat menerima syaratku juga dapat
menampik, apa hubunganmu dengannya, mengapa kau harus mencampuri
urusannya ?" "Apa hubunganmu dengannya ?" Pertanyaan ini kontan saja menusuk perasaan
Buyung Im seng diam-diam ia menghela napas panjang, pikirnya.
"Ya, benar, apa hubunganku dengannya " Bukankah dia mempunyai suami yang
berada disampingnya, mengapa aku harus banyak mencampuri urusannya ?"
Berpikir sampai di situ, dia lantas mundur dua langkah ke belakang dan tidak
banyak bicara lagi. Pelan-pelan perempuan berambut panjang itu mengalihkan kembali sorot matanya
ke wajah Nyoo Hong leng, kemudian bertanya :
"Bagaimana " Kau bersedia untuk meluluskan permintaanku itu atau tidak...?"
614 "Setelah kululuskan permintaanmu itu, tentu saja tidak akan menyesal, cuma kau
harus memberitahukan dulu kepadaku, mengapa kau ingin turun tangan sendiri ?"
"Sebab aku tidak percaya kepadamu, aku ingin turun tangan sendiri karena aku
hendak membuat cacat di mukamu itu tak pernah akan bisa disembuhkan lagi."
"Oooh.... kiranya begitu."
Setelah berhenti sejenak, katanya lebih lanjut.
"Sekarang, seharusnya kau mengajak kami untuk menjumpai Buyung Tiang kim
lebih dulu ataukah hendak merusak wajahku lebih dahulu...?"
"Tentu saja aku akan merusak raut wajahmu lebih dulu."
"Bila kau telah merusak wajahku, kemudian enggan mengajak kami untuk
menjumpai Buyung Tiang kim, bukankah aku bakal menderita kerugian besar....?"
"Keadaan kalian pada saat ini sudah berada dalam keadaan yang berbahaya sekali,
kini aku sudah punya perasaan dengki kepadamu maka aku pasti berusaha keras
untuk membinasakan dirimu, entah menyerang secara terang-terangan atau
menyerang secara gelap. Sebaliknya bila kau merusak wajahmu lebih dulu, berarti
aku sudah tidak menaruh perasaan dendam atau dengki lagi kepadamu, itu berarti
kesempatan untuk hidup menjadi jauh lebih besar."
"Kalau toh dalam hatimu sudah mempunyai keyakinan yang begitu besar untuk
merenggut nyawaku, apa lagi yang kau risaukan atau takut lagi."
"Maksudmu..." si gadis berambut panjang itu tertawa hambar.
Sebelum menyampaikan kata-katanya, Nyoo Hong leng telah menukas dengan
cepat : "Berusahalah untuk mengajak kami menjumpai Buyung Tiang kim lebih dulu,
kemudian baru merusak wajahku, dan kemudian mengatur pertemuan kami
dengan pentolan dari kota batu, dengan begitu kita kedua belah pihak sama-sama
tak akan menderita kerugian apa-apa."
Perempuan berambut panjang itu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian katanya : "Ucapan itu memang masuk diakal juga, aku akan keluar untuk melihat keadaan,
sebentar aku akan balik lagi kemari."
Selesai berkata dia lantas membalikkan badan dan berlalu dari situ....
Menanti bayangan tubuh dari perempuan berambut panjang itu sudah pergi jauh,
Khong Bu siang baru bertanya :
"Kau benar hendak merusak wajahmu ?"
"Kau adalah suamiku, sebenarnya aku harus minta persetujuanmu lebih dulu
sebelum merusak wajahku ini, cuma...."
"Cuma kenapa ?" tukas Khong Bu siang.
"Apakah kau menyukai aku karena wajahku cantik ?"
615 "Bukan, bukan begitu, bagi seorang perempuan maka selain wajah yang cantik,
juga harus memiliki gaya yang menarik serta tindak tanduk yang menawan."
"Nah, itulah dia, sekalian aku telah merusak wajahku, aku masih tetap aku, cuma
wajahnya saja yang rada sedikit lebih jelek."
Khong Bu siang termenung sambil berpikir sejenak, lalu katanya lagi :
"Seandainya kau bersedia merusak wajahmu atas prakarsamu sendiri, tentu saja
aku tak berani melarang. Tapi bila kau berbuat demikian atas dasar paksaan atau
ancaman, tentu saja aku akan tampilkan diri untuk membela dirimu."
"Gara-gara aku, nona harus merusak wajahmu, hal ini akan membuat aku merasa
menyesal sepanjang masa" ucap Buyung Im seng.
Nyoo Hong leng tertawa hambar.
"Asal suamiku tidak keberatan aku kehilangan wajah asalku, sedang aku
sendiripun tidak sayang untuk kehilangan wajah ini, apa urusannya dengan dirimu
?" Buyung Im seng tertegun. "Perkataan nona ada betulnya juga" dia berkata, "tapi kalau kami beberapa orang
lelaki harus melihat kau menderita sehingga cacat tanpa memberikan pertolongan,
bila berita ini sampai tersiar ditempat luaran, sudah pasti hal tersebut akan
merusak nama baik kita semua, lagi pula akan dijadikan lelucon bagi orang
banyak." "Oooh... jadi kau takut persoalan ini dibicarakan orang sehingga akan merusak
nama baik Buyung kongcu ?"
"walaupun perkataanmu itu benar, tapi tujuanku..."
"Bila apa yang kau pikirkan dan kau ucapkan tak bisa seia sekata, terhitung
seorang enghiong macam apakah dirimu itu ?" tukas Nyoo Hong leng cepat. Selain
ucapannya tajam juga nadanya amat menyudutkan orang, kontan saja Buyung Im
seng dibuat terbelalak dan gelagapan sendiri sampai tak tahu apa yang mesti
diucapkan. Walaupun dia merasa perkataan dari perempuan itu kelewat menyudutkan orang,
sehingga membuat hati merasa tak puas, namun untuk sesaat dia pun tidak
berhasil menemukan kata-kata yang sesuai untuk membantah perkataan itu,
terpaksa sambil mundur berapa langkah dia membungkam dalam seribu bahasa.
Untuk sesaat suasana dalam ruangan itu menjadi hening, sepi dan tak kedengaran
sedikit pun suara. Sampai lama kemudian, akhirnya Khong Bu siang baru menghela nafas panjang
seraya berkata, "Coba pikirkan persoalan ini sekali lagi, pikirkan dengan
seksama dan dengan pikiran yang dingin, ketahuilah soal merusak muka adalah suatu
peristiwa yang luar biasa, bila di kemudian hari sampai menyesal maka sepanjang
tahun kau akan menderita selalu, apalagi nona itu belum tentu benar bisa
membantu usaha kita."
616 Diam-diam Buyung Im seng berpikir dihati :
"Gara-gara persoalanku, dia rela merusak wajahnya dengan harapan gadis itu mau
mengajak kami menjumpai ayah. Bagaimana pun juga, aku tak boleh membiarkan
dia menderita kerugian sebesar ini..."
Berpikir demikian, dia lantas bertekad untuk merusak rencana tersebut secara
diam-diam. Terdengar Nyoo Hong leng menghela nafas panjang, lalu berkata "
"Belakangan ini, aku merasa mempunyai banyak persoalan yang memusingkan
hatiku, selain membuatku resah, hatiku pun sangat risau bila dipikirkan lebih
jauh, aku merasa bahwa kesemuanya ini adalah gara-gara kecantikanku ini."
Sementara pembicaraan sedang berlangsung, gadis berambut putih itu gelah
berjalan balik kembali ke tempat semula.
Nyoo Hong leng segera memandang sekejap ke arah gadis berambut panjang itu,
lalu bertanya : "Apakah segala sesuatunya telah kau persiapkan ?"
"Sudah. Aku dapat membawa kalian segera menjumpai Buyung Tiang kim..."
"Kapan ?" "Sekarang juga !"
Kemudian setelah berhenti sejenak, sambungnya lebih jauh :
"Kapan pula kau hendak melaksanakan janjimu tadi untuk merusak wajahmu yang
cantik ?" "Setelah berjumpa dengan Buyung Tiang kim."
Gadis berambut panjang itu termenung dan berpikir sejenak, kemudian ujarnya :
"Bila kau berubah pikiran setelah berjumpa dengan Buyung Tiang kim nanti,
bukankah aku bakal tertipu mentah-mentah ?"
Mendadak Buyung Im seng maju beberapa langkah ke depan, setelah menjura
katanya : "Buyung Tiang kim adalah ayahku, persoalan ini sama sekali tak ada hubungannya
dengan nona Nyoo, jika nona ingin mengadakan transaksi, silahkan dibicarakan
denganku." Gadis berambut panjang itu memperhatikan Buyung Im seng sekejap, lalu ujarnya
sambil tertawa : "Tampaknya kau amat menyukai dia ?"
"Kalau benar, mau apa kau ?"
Gadis berambut panjang itu termenung dan berpikir sejenak, lalu katanya :
"Begini saja ! Bagaimana kalau ku ajak kau seorang untuk berjumpa dulu dengan
Buyung Tiang kim ?" "Beginipun boleh juga"
617 "Kemudian kau balik lagi kemari dan memberitahukan kepadanya."
Gadis berambut panjang itu sama sekali tidak memperdulikan Buyung Im seng,
seraya berpaling ke arah Nyoo Hong leng katanya.
"Hitung-hitung aku telah membayar dulu setengah dari janjiku, dan kau pun boleh
berlega hati membiarkan wajahmu ku rusak."
Dengan cepat Nyoo Hong leng menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Tidak bisa...." tolaknya.
"Tidak bisa " Kau bakal menyesal nantinya."
"Bukan begitu maksudku...."
"Lantas apa yang siap kau lakukan ?"
"Aku ingin bersamanya pergi ke sana untuk menengok keadaan."
Gadis berambut panjang itu termenung dan berpikir sebentar, kemudian sahutnya :
"Boleh saja, mari kita segera berangkat !"
Dia segera membalikkan badan dan beranjak pergi dari situ.
Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Khong Bu siang, lalu
dengan sorot mata memohon, ujarnya lembut :
"Boleh bukan aku pergi sebentar ke sana bersama mereka ?"
Khong Bu siang tertawa rawan.
"Asal kau senang, terserah apa yang hendak kau lakukan, aku dapat menantimu
dengan tenang, entah laut akan kering, batu akan lapuk, aku akan menunggumu di
sini sepanjang waktu."
Nyoo Hong leng menyeka air mata yang menderai keluar dengan ujung bajunya dan
berkata : "Aku tahu, kau seorang suami yang sangat baik sekali, aku sudah menjadi istrimu
dan aku tak akan berubah hati sepanjang waktu, aku berani bersumpah tak akan


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melakukan perbuatan yang akan merugikan kau."
Sambil tertawa Khong Bu siang mengulapkan tangannya, ia berkata :
"Pergilah... ! Bila berjumpa dengan Buyung tayhiap nanti, sampaikan salamku
untuknya." Waktu itu sebenarnya Buyung Im seng sudah siap beranjak pergi dan menyusul di
belakang tubuh gadis berambut panjang itu, sementara dalam hatinya ia berpikir :
"Walaupun nona ini berhati sangat keji, namun sebetulnya bukan seorang yang
Anak Pendekar 13 Pendekar Bayangan Sukma 2 Dendam Orang Orang Gagah Sengketa Orang Berkerudung 2

Cari Blog Ini