Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 17
"Bukan aku" Buyung Tiang kim segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Tapi toh kau yang mengatur segala sesuatunya."
Buyung Tiang kim tertawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaah... haaa... sebetulnya kejadian itu cuma sebuah sandiwara belaka,
tapi tak kusangka kalau sesungguhnya benar-benar laksanakan secara sungguhan,
seandainya aku tidak bertindak sangat berhati-hati dan memiliki kecerdasan
melebihi orang lain, mungkin akupun akan kehilangan selembar nyawaku dalam
permainan tersebut. Kelicikan dan kekejian hati manusia memang sukar diduga
dan dihadapi. Sebetulnya kau menyuruh mereka melakukan pertarungan secara
pura-pura dan tidak sampai mengakibatkan kematian, siapa tahu mereka adalah
manusia-manusia berhati kejam, ternyata menggunakan kesempatan tersebut
mereka melakukan pembantaian secara besar-besaran, sehingga lelaki perempuan,
tua muda yang berada dalam gedung keluarga Buyung tewas semua terbunuh.
Yang paling mengenaskan adalah sekawanan sahabat persilatan yang malam itu
707 menginap dalam gedung keluarga Buyung, mereka ikut terbunuh semua dalam
peristiwa tersebut."
"Hanya kau seorang yang berhasil meloloskan diri ?"
"Tujuan mereka yang terutama adalah aku, tapi mereka tidak menyangka kalau
aku sudah mempersiapkan pengganti untuk perananku ini, rupanya sebelum
peristiwa berlangsung, secara diam-diam mereka telah mencampuri hidangan dan
air teh kami dengan sejumlah obat beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Meski pada waktu itu dalam gedung keluarga Buyung terdapat banyak jago lihai,
akan tetapi mereka sudah tidak berkemampuan lagi untuk melakukan serangan
balasan, menanti aku sadar akan bahaya dan ingin mencegah, barulah kuketahui
kalau diriku pun ikut dipecundangi, terdesak oleh keadaan, terpaksa kupersiapkan
dulu pengganti diriku untuk melakukan peranan mati, sedang aku harus
mempertahankan nyawaku yang berguna ini guna membalaskan dendam bagi
mereka." "Kalau toh kau adalah Buyung Tiang kim, mengapa pula harus berbuat macammacam
dengan mencari seorang Buyung Tiang kim yang lain untuk disekapnya
dalam kota batu ?" "Setelah terjadinya peristiwa pembunuhan di gedung keluarga Buyung di kota
Kung ciu, secara diam-diam aku telah melakukan penyelidikan yang seksama,
alhasil kuketahui bahwa dibalik kesemuanya itu ternyata memang sedang disusun
suatu rencana busuk yang maha besar. Kecuali membuat mereka ragu akan mati
hidupku, kalau tidak niscaya rencana busuk itu akan segera meletus."
Kemudian setelah tertawa terbahak-bahak, dia melanjutkan.
"Haaahh.... haaahh... haaahhhh... seandainya rencana busuk itu sampai meletus,
paling tidak akan ada beribu orang jago persilatan akan tewas dalam rencana
busuk itu bahkan akan menyusahkan pula banyak orang yang sesungguhnya tidak
berdosa. Oleh sebab itu mau tak mau aku harus membocorkan berita tentang
lolosnya Buyung Tiang kim dari musibah ke dalam dunia persilatan, cuma berita
ini jarang diketahui orang, kecuali beberapa orang yang mengotaki rencana busuk
itu, yang lebih aneh lagi adalah merekapun tak berani membocorkan rahasia ini
keluar, rupanya mereka kuatir kalau hal mana akan mempengaruhi rencana
mereka." Buyung Im seng segera menghembuskan napas panjang.
"Oooh.. rupanya dibalik kesemuanya ini masih terdapat liku-liku yang begitu
banyak." "Itulah sebabnya mau tak mau harus mencari seorang pengganti yang akan
berperanan bagi diriku, orang itu tak lain adalah kakek berbaju biru yang kau
jumpai tadi. Sebetulnya dia adalah seorang sastrawan yang tidak lulus ujian,
berhubung wajahnya amat mirip dengan wajahku, terpaksa akupun memakai dia
untuk menyaru sebagai Buyung Tiang kim..."
Buyung Im seng memperhatikan wajah Buyung Tiang kim, lalu ujarnya:
"Seandainya orang itu amat mirip dengan Buyung Tiang kim, seharusnya aku
bukan Buyung Tiang kim ?"
708 "Benar ! Suatu pertanyaan yang sangat bagus, hal ini menandakan kalau kau amat
teliti. Sejak belasan tahun berselang, aku sudah tidak berwajah sebagai Buyung
Tiang kim lagi." "Jadi kau menyaru dengan bahan obat-obatan ?"
Buyung Tiang kim segera menggeleng.
"Tidak, menyaru dengan bahan obat-obatan hanya mengelabui orang untuk
sementara waktu, lama kelamaan hal itu takkan bermanfaat lagi. Ditambah pula
beberapa orang pentolan yang menyusun rencana busuk itu selain memiliki
kepandaian silat yang luar biasa, kecerdasan merekapun sangat mengagumkan,
dengan suatu pengamatan yang teliti, bagaimana mungkin penyaruan dengan
obatobatan dapat mengelabui mereka " Didesak oleh keadaan, terpaksa aku harus
merusak raut wajahku sendiri>"
Buyung Im seng menghela napas panjang.
"Aaai, aku sudah menjumpai dua orang manusia yang merusak wajah sendiri untuk
menghindari orang lain untuk mengenal kembali dirinya, cuma yang satu
berkorban demi teman sehingga pantas dihargai, maka yang lain untuk
mewujudkan rencana busuknya. Ratusan tahun kemudian, yang satu masih punya
nama yang harum dalam dunia persilatan, sedangkan yang lain akan dikutuk orang
sepanjang masa." "Yang kau maksudkan dikutuk orang sepanjang masa itu tentu aku bukan ?"
"Seharusnya kau dapat merasakan sendiri, buat apa aku mesti banyak berbicara ?"
"Yang kau maksudkan sebagai namanya akan dikenang orang sepanjang masa
apakah Seng cu-sian ?"
Dengan perasaan terperanjat Buyung Im seng berpikir:
"Oooh, rupanya dia sudah tahu."
Namun di luar, katanya ketus:
"Tebak saja sendiri !"
"Yang kau maksudkan sudah pasti dia, aku pernah menengoknya dua kali, cuma
dia sendiri sama sekali tidak mengetahuinya."
Buyung Im seng segera mengalihkan pokok pembicaraan ke soal lain, katanya.
"Bagaimana kemudian " Kau pun menggabungkan diri dengan perguruan tiga
malaikat ?" "Setelah merusak wajah asliku, aku pun bergabung ke dalam kelompok mereka,
dengan mengandalkan kecerdasanku dan ilmu silat yang kumiliki, lambat laun aku
berhasil menyusup ke dalam kelompok pimpinan."
"Apakah kelompok pimpinan tersebut kau kenal semua ?"
"Bukan cuma kenal, dahulu mereka semua adalah sahabat-sahabatku, juga
merupakan tamu yang sering berkunjung ke gedung keluarga Buyung, tapi secara
diam-diam mereka selalu berusaha menyusun rencana untuk mencelakai aku,
709 sayangnya apa yang mereka harapkan tak pernah tercapai, aku masih tetap hidup
segar bugar di sini."
"Sebenarnya siapa saja beberapa orang pentolan itu " Sekarang, apakah mereka
masih berada di sini ?"
Buyung Tiang kim mengangguk.
"Sebagian besar masih berada di sini, tapi salah seorang diantaranya yang justru
merupakan tokoh yang paling penting, justru berhasil meloloskan diri...."
Setelah menghela napas panjang, sambungnya:
"Aaai, semenjak peristiwa itu watakku pun turut mengalami perubahan yang amat
besar. Orang jahat di dunia ini terlalu banyak, aku, Buyung Tiang kim hanya satu
orang dan tak mungkin bisa menghadapi begitu banyak musuh, hal ini membuat
aku mulai menyadari bahwa menjadi orang jahat yang bernama busuk pun bukan
sesuatu yang menakutkan, yang menakutkan justru manusia-manusia munafik
yang berpura-pura salah, tapi justru manusia yang menyembunyikan golok dibalik
senyuman. Nak, dapatkah kau bayangkan, Buyung Tiang kim yang bernama besar
ternyata tak sanggup mempertahankan bininya sendiri."
"Apakah ia dibunuh orang ?"
Suatu pancaran emosi yang besar dan perasaan sedih yang tebal segera menghiasi
raut wajah Buyung Tiang kim, pelan-pelan katanya:
"Dia telah menjual kehormatannya dengan menyeleweng bersama orang lain,
akhirnya dia pun kabur dengan lelaki itu."
Ucapan mana sungguh di luar dugaan Buyung Im seng, seandainya berita itu
bukan muncul dari mulut Buyung Tiang kim sendiri, siapakah orang di dunia ini
yang percaya kalau Buyung Tiang kim, seorang pendekar besar dari dunia
persilatan ternyata tak sanggup mempertahankan istri sendiri "
Mendadak timbul perasaan simpatik di dalam hati kecil Buyung Im seng, ujarnya
kemudian dengan suara dalam:
"Kalau seorang perempuan tidak setia dan berbuat serong di luar pengetahuan
suaminya, maka hal itu merupakan urusan dari kaum wanita sendiri, sebagai orang
lelaki, buat kita mesti mempersoalkan masalah itu didalam hati ?"
"Dapatkah kau melepaskan nona Nyoo dan tidak memikirkannya lagi untuk
selamanya ?" Ucapan tersebut sama sekali di luar dugaan Buyung Im seng, ia menjadi tertegun.
"Soal ini... soal ini...."
"Nak, pernahkah kau mendengar kata yang berbunyi begini: Segagah-gagahnya
seorang lelaki, dia tak akan lolos dari masalah perempuan...?"
Buyung Im seng mengangguk.
"Ya, aku tahu" "Aku terlalu ternama, setiap orang menyanjungku dan menghormatiku, sehingga
berapa benar kerugian dan penghinaan yang kuterima semuanya tak mungkin bisa
710 dibalas. Nama kosong hanya menyesatkan orang, betapapun pedih dan hancurnya
perasaanku, diluaran ku tetap harus memperlihatkan sikap yang acuh tak acuh,
biar hidupmu sengsara dan terkekang, namun senyuman harus tetap tersungging
di ujung bibirnya. Nak, begitulah kehidupan yang sesungguhnya dari seorang
pendekar besar yang bernama Buyung Tiang kim..."
Buyung Im seng termenung dan berpikir sebentar, kemudian katanya:
"Burung manyar yang terbang lewat meninggalkan suara, manusia yang mati
meninggalkan nama, paling tidak kau sudah mendapatkan nama, kini aku telah
menghancurkan lagi nama pendekar yang kau bangun dan kau ciptakan dengan
penderitaan dan keringat serta darah itu, aku tidak habis mengerti apakah
tindakanmu ini merupakan suatu tindakan yang pintar ataukah bodoh ?"
Buyung Tiang kim menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Nak, mungkin saja cara kerjaku serta cara yang kugunakan agak keliru, agak
emosi dan keras, namun aku tidak bermaksud melakukan kejahatan, seandainya
tiada aku, Buyung Tiang kim, entah bagaimanakah keadaan dunia persilatan
dewasa ini " Banyak tokoh-tokoh yang buas dalam dunia persilatan, kalau bukan
kena ku sekap di dalam kota batu bawah tanah, mereka telah ku taklukkan dan ku
peralat dengan menggunakan nama tiga malaikat. Sebagaimana kau ketahui,
perguruan tiga malaikat memiliki peraturan yang ketat serta cara dan tindakan
yang buas dan kejam, kami tak takut mereka melakukan perbuatan-perbuatan
yang melanggar perikemanusiaan..."
Buyung Im seng segera menukas:
"Tetapi nama perguruan tiga malaikat kalian sudah teramat jelek dalam
pandangan umat persilatan."
"Ya, taktik yang kami gunakan memang menggunakan tombak menyerang tameng,
dengan mempergunakan tenaga gabungan dari perguruan tiga malaikat yang
sempurna, kita hadapi manusia-manusia bengis dalam dunia persilatan. Nak,
perguruan tiga malaikat bukan aku yang mendirikan, sebenarnya mereka
mempunyai suatu rencana yang amat ketat sekali, sehabis membunuh aku, mereka
hendak melaksanakan rencananya jadi kenyataan, sebab Buyung Tiang kim belum
mati, maka rencana busuk mereka pun tak dapat terlaksana sebagaimana
mestinya...." "Tapi sekarang tentunya mereka sudah tahu bukan kalau kau adalah Buyung
Tiang kim ?" "Tidak tahu" Buyung Tiang kim menggeleng, "seandainya mereka mengetahui
kedudukan yang sesungguhnya, masa aku akan dibiarkan hidup hingga sekarang ?"
"Buyung Tiang kim gadungan yang berada dalam kota batu sama sekali tak
mengerti kepandaian silat, mana orang lain tidak dapat mengetahuinya" ujar
Buyung Im seng dingin. "Orang lain tak mungkin akan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang
disekap dalam kota batu ini kecuali lohu sendiri, bahkan mereka pun segan untuk
mendatangi tempat ini."
711 "Selain mengerikan, di sana sini pun dilengkapi dengan aneka alat jebakan yang
amat berbahaya." Walaupun Buyung Im seng masih belum begitu memahami, tapi diapun merasa
bahwa persoalan-persoalan semacam itu hanya merupakan kembangnya saja,
andaikata latar belakang yang terutama dapat dipahami, masalah-masalah kecil
itupun tak sulit untuk diketahui pula.
Maka dia lantas mengalihkan pokok pembicaraan ke soal lain, katanya:
"Di luar kota batu terdapat ruang tiga malaikat, dalam ruangan itu terdapat
patung tiga malaikat, sebenarnya apa yang terjadi ?"
Buyung Tiang kim tersenyum.
"Itulah perguruan tiga malaikat. Kota batu di bawah tanah ini disebut pula
sebagai neraka dunia, tempat penyekapan orang-orang lihai yang berani menentang
perguruan tiga malaikat, tapi setelah mengorbankan tenagaku selama sepuluh
tahun, tempat ini telah berubah menjadi suatu tempat untuk menyingkir dari mara
bahaya." "Apa maksud perkataanmu tadi ?"
"Alasannya sederhana sekali, setelah mereka menyekap orang-orang itu di sini,
setiap hari mereka akan meracuni orang-orang itu, agar dalam suatu jangka waktu
tertentu mereka akan keracunan dan mati."
"Mengapa kalian tidak sekali bacok menghabisi saja nyawa mereka.. ?"
"Sebab kita harus memaksa mereka untuk mengungkapkan ilmu silat yang
dimilikinya, walaupun orang-orang itu semuanya merupakan jago kelas satu di
dalam dunia persilatan, namun mereka tak akan tahan menghadapi siksaan dan
penderitaan yang akan dialaminya siang malam, dalam keadaan terdesak, terpaksa
mereka akan menyerahkan ilmu silatnya."
"Setelah berhasil memaksa mereka untuk menyerahkan ilmu silatnya, mengapa
mereka belum juga dibunuh ?"
"Sekalipun siksaan sukar ditahan, walaupun ilmu silat mereka diserahkan keluar,
namun sifat menyimpan rahasia tetap merupakan ciri manusia, tentu saja mereka
tidak akan mengungkapkan ilmu rahasia yang menjadi andalan mereka. Akan
tetapi, begitu mereka merasa kalau kematian sudah tidak jauh di depan mata,
mereka pasti akan merasakan pula bahwa ilmu silat mereka akan punah bila tidak
diwariskan kepada orang lain, hati mereka tentu tak akan tega untuk membawa
kepandaiannya ke liang kubur. Maka semua rahasia ilmu silat yang selama ini
disembunyikan pun akhirnya akan diturunkan juga, ada yang diturunkan dalam
bentuk tulisan, ada pula lewat lukisan, mereka tahu kalau ilmu silat yang
diturunkan lewat cara begini belum tentu bisa dipahami orang-orang dari angkatan
muda, tapi mereka pun berharap terjadinya suatu keajaiban. Padahal ilmu silat
yang mereka turunkan itu semuanya terjatuh kembali ke tangan orang-orang tiga
malaikat, sejak mereka disekap di sini, tujuannya memang memaksa mereka untuk
muntahkan kembali ilmu silat yang dimiliki kemudian dipelajari dan diselidiki
oleh mereka, itulah yang merupakan alasan terutama mengapa jago-jago lihai itu
disekap semua di sini."
712 "Waah, sempurna amat rencana kalian itu ?"
"Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh pula, walaupun rencana
mereka itu amat sempurna, namun mereka tidak menyangka kalau aku telah
merusak rencana mereka itu secara diam-diam."
"Aai, sudah setengah harian kau bercerita, tapi belum kau sebutkan otak atau
dalang yang sebenarnya dari peristiwa ini serta asal usul dari tiga malaikat
yang memimpin perguruan."
"Sudah kukatakan, kecuali satu orang yang berhasil meloloskan diri, dua orang
lainnya disekap semua didalam kota batu ini, sedangkan kedudukan dari ke
perguruan tiga malaikat tersebut, sesungguhnya mereka tak lebih hanya beberapa
orang boneka yang diperalat belaka !"
"Mungkin kau menilai terlampau rendah kemampuan yang mereka miliki,
buktinya, ilmu silat yang dimiliki Khong Bu siang mungkin tidak berada di bawah
kepandaianmu." Buyung Tiang kim tertawa hambar.
"Seandainya kita hendak memperalat mereka, tentu saja kita harus menciptakan
mereka sebagai jagoan hebat, apalagi kalau ilmu silat yang mereka miliki semakin
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tinggi, hal mana semakin baik lagi."
"Seandainya kepandaian mereka sudah mencapai suatu taraf tertentu, mungkin
kau tak akan dapat mengendalikan mereka lagi."
"Aku tak akan sedemikian bodohnya sehingga harus mengadu kekerasan dengan
mereka menggunakan ilmu silat."
"Jadi kau mempunyai cara lain untuk menghadapi mereka ?"
"Benar, selama banyak tahun ini aku telah mempelajari banyak sekali kepandaian
ampuh, terutama kepandaian ilmu sesat yang aneh-aneh, andaikata kepandaian
tersebut bisa digunakan sebagaimana mestinya, besar kemungkinan akan
mendatangkan suatu hasil yang luar biasa sekali."
"Aku lihat Khong Bu siang amat normal, dia seperti tidak dipengaruhi oleh suatu
ilmu sesat." Buyung Tiang kim segera tertawa terbahak-bahak.
"Haahh... haahh... haaahh... nak, kau tidak mengerti, sebelum lohu memasuki kota
batu di bawah tanah ini, akupun sama saja tidak mengerti cuma kau dapat
memberitahukan kepadamu, ilmu sesat bukan berarti bisa lebih unggul daripada
ilmu silat murni yang dilatih secara tekun dan bersungguh-sungguh, tapi jika
digunakan pada saat yang tepat, maka bisa jadi mendatangkan suatu hasil yang di
luar dugaan, tapi hal mana harus disesuaikan antara waktu dan keadaan, kota
batu di bawah tanah ini justru memiliki situasi dan waktu yang cukup bersyarat
untuk melaksanakan ilmu tersebut."
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya.
713 "Nak, persoalan yang mencurigakan hatimu sebagian besar sudah kujawab
terungkapkan, sekarang sudah seharusnya kita membicarakan persoalan diantara
kita." "Tatkala Buyung Im seng mendengar Buyung Tiang kim hendak membicarakan
persoalan diantara mereka berdua, buru-buru dia bertanya:
"Diantara kita masih ada urusan apa " Berapa banyak rahasia yang kau
beritahukan kepadaku, sebentar saja bila kau menghadiahkan sebuah tusukan ke
dadaku dan merenggut nyawaku, bukankah segala sesuatunya akan menjadi beres
dengan sendirinya ?"
"Sekarang aku telah berubah pikiran, walaupun kau bukan putraku, tapi kau
memiliki jiwa ksatria yang amat mirip dengan diriku, di kolong langit setiap
orang sudah tahu kalau kau adalah Buyung kongcu, aku tak boleh membiarkan mereka
terlampau kecewa." "Maksudmu... ?"
"Aku menginginkan kau berlutut di hadapanku dan menjadi anak angkatku, agar
kau benar-benar menjadi Buyung kongcu yang sebenarnya."
"Bila kau telah menjadi Buyung kongcu yang sebenarnya ?"
"Kita berdua akan sama-sama memahami, kau tak akan mengeluarkan rahasia itu
keluar dan aku pun tak akan memberitahukan kepada orang. tentu saja orang lain
tak akan mengerti semua."
"Sekalipun kau dapat membohongi orang lain, tapi tak dapat membohongi diri
sendiri, bukan ?" oooOooo "Ada banyak hal di dunia ini yang dipaksa jadi oleh keadaan" ujar Buyung Tiang
kim pelan, "pokoknya asal tujuan kita mulia, itu sudah lebih dari cukup. Apa
lagi namamu Im seng adalah nama pemberianku."
"Mengakui dirimu sebagai ayah angkatku bukan suatu aib bagiku, tapi sebelumnya
aku harus memahami lebih dahulu maksud hatimu yang sesungguhnya."
"Aku menginginkan kau mewakili diriku untuk mengurusi kota batu di bawah
tanah ini." Buyung Im seng jadi tertegun setelah mendengar perkataan itu, serunya tertahan:
"Dan kau ?" "Aku sudah tua, kekuatan tubuhku maupun kecerdasanku sudah mulai mundur
dan menua." Setelah menghela napas panjang, lanjutnya:
"Dewasa ini di kota batu bawah tanah ini disekap dua macam manusia, tapi macam
manusia yang manapun tak boleh dilepaskan."
"Apakah antara lelaki dan perempuan ?"
Buyung Tiang kim tertawa terbahak-bahak.
714 "Hahahaha.... bukan perbedaan seperti itu, yang kumaksudkan dua macam
manusia adalah antara orang baik dan orang jahat."
"Seandainya orang jahat, biarkan saja dia mati menua di sini, agar orang
persilatan tak usah merisaukan tentang kehadiran mereka lagi, seandainya orang baik,
mengapa kita tak boleh melepaskan mereka ?"
"Pertama, mereka sudah keracunan kelewat dalam, sudah tiada sejenis obatpun
yang dapat menyembuhkan racun yang mengeram di tubuh mereka. Aku telah
membaca semua kitab racun yang ada di dunia ini, sudah meminta petunjuk dari
berbagai tabib kenamaan, namun mereka tak berhasil menemukan cara
penyembuhan yang baik, satu-satunya cara yang bisa dipergunakan hanyalah
menyerang racun dengan racun, dengan racun memunahkan racun guna
memperpanjang kehidupan mereka. Oleh sebab itu setiap orang yang disekap
dalam kota batu ini entah orang baik atau orang jahat, hampir semuanya sudah
diliputi oleh hawa racun, setiap orang merupakan orang hidup yang menelan racun
tiap hari, dalam dada mereka hanya ada api amarah, perasaan dengki, bila api
amarah tersebut sampai terbakar, sudah pasti akan membangkitkan sifat buas dan
keji, orang baikpun akhirnya akan berubah menjadi orang jahat."
Buyung Im seng menghela napas panjang.
"Masuk diakal juga perkataanmu itu, tapi masih berapa lama mereka dapat
bertahan untuk hidup ?"
"Walaupun obat beracun yang mereka telan merupakan sejenis obat beracun yang
sama tapi daya tahan mereka berbeda satu dengan lainnya, tentu saja hal ini
terpengaruh juga oleh bakat alam yang dimiliki, dasar tenaga dalam yang diyakini
serta perbedaan dalam soal usia."
Setelah tertawa getir, lanjutnya:
"Dalam usahaku menyelidiki obat beracun guna memperpanjang umur mereka,
tanpa aku sadari akupun sudah terkena racun jahat itu, dewasa ini aku telah
menjadi orang yang bertanggung jawab paling berat dalam kota batu ini, aku harus
meniru cara mereka dengan menelan obat beracun guna memperpanjang batas
waktu hidupku. Tapi suatu hari toh aku bakal mati juga secara mendadak, bila
kota batu ini sampai bubar, maka mara bahaya yang mengancam dunia persilatan pasti
akan merupakan bencana terbesar bagi umat manusia, aku pun tak rela
menyerahkan kepengurusan tempat ini kepada orang yang tak dapat kupercayai,
oleh sebab itu aku memikirkan suatu cara yang amat keji !"
"Cara apa ?" "Aku hendak membakar kota batu ini dengan api, dengan musik, dengan alat
peledak, agar semua orang yang tersekap di sini mati semua didalam kota batu
ini." "Hmm, caramu itu memang kelewat kejam."
"Itulah sebabnya sekarang aku membutuhkan bantuan dirimu, bila kau bersedia
meneruskan kedudukan untuk mengetuai kota batu ini, tentu saja merekapun
masih dapat melanjutkan hidup lebih jauh."
"Tanggung jawab ini terlampau berat, aku kuatir tak sanggup memikul beban ini."
715 "Aku akan membantumu sepenuh tenaga."
"Berilah kesempatan lagi bagiku untuk berpikir sebelum aku mengambil suatu
keputusan." "Tentu saja, aku tak dapat memaksamu, siapa yang bersedia melewati kehidupan
yang serba sepi, tidak nampak matahari dan sengsara begini... ?"
"Walaupun usiaku masih muda, namun aku tidak mempunyai kesan yang
mendalam terhadap kehidupan di alam bebas, mati hidup bagiku adalah masalah
kecil, selama aku mempunyai kemampuan untuk mengurusi kota batu ini tentu
akan kucoba melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, cuma ada
berapa persoalan yang belum begitu kupahami."
"Asal ada syaratnya, hal mana bisa kita rundingkan dengan sebaik-baiknya, kau
masih ada persoalan apa yang kurang jelas, silahkan saja ditanyakan !"
"Dalam kota batu di bawah tanah ini terkurung banyak sekali budak-budak
perempuan, seorang diantaranya bernama Coa Nio-cu, tahukah kau akan dia ?"
"Tampaknya memang ada seorang manusia yang bernama begitu."
"Dapatkah ia dihadapkan padaku sekarang ?"
"Persoalan diantara kita belum selesai dibicarakan, asal kau menyanggupi, kota
batu ini akan kuserahkan kepadamu, jangankan baru Coa Nio cu, sekalipun yang
lain juga tak menjadi soal."
Buyung Im seng termenung dan berpikir berapa saat lamanya, kemudian baru
berkata: "Di dunia yang luas aku tak punya sanak tak punya keluarga, untuk tinggal di
kota batu ini, tentu saja bukan masalah yang berat bagiku."
"Jadi kau telah menyanggupi ?"
"Menyanggupi sih sudah menyanggupi, cuma aku mempunyai tiga buah syarat."
"Asal syaratmu itu bukan suatu persoalan yang kelewat memaksa, pasti akan lohu
lakukan." "Pertama, aku hendak menyelidiki dahulu dimanakah jenazah orang tuaku berada,
setelah mengubur mereka dengan selayaknya, aku baru akan kembali ke sini."
"Mencari tahu jenazah orang tua merupakan kebaktian seorang putera terhadap
orang tuanya, tentu saja lohu setuju, bahkan akan kubantu dengan sekuat tenaga."
"Kedua, aku hendak membawa beberapa orang kemari, mereka semua adalah bekas
teman karibmu dimasa lampau, seperti misalnya Ting-ciu-it-kam (pedang sakti dari
Tiong-ciu), Cin Cu sian, Kiu-ji taysu, Kit-pit suseng (sastrawan berpena emas
Lui Hua hong, konon masih ada seorang bernama Ci-im Kiongcu, untuk mengetahui
mati hidupmu dia telah menyelundup ke dalam perguruan tiga malaikat dan
hingga kini mati hidupnya tidak jelas...."
"Mau apa kau membawa mereka datang ke sini ?"
716 "Untuk membuktikan identitasmu. Berada di hadapan beberapa orang sahabat
karibmu seandainya kau bukan Buyung Tiang kim yang asli, maka kebohonganmu
akan segera terlihat."
Buyung Tiang kim termenung dan berpikir sejenak, kemudian katanya:
"Baiklah ! Sudah banyak tahun aku tak jumpa mereka, ku berharap bisa berkumpul
dengan mereka, cuma pertemuan itu tak akan berlangsung di bawah tanah ini."
"Mengapa ?" "Sebab kota batu ini banyak rahasia yang tidak boleh sampai bocor keluar. Tentu
saja, pada suatu ketika kota batu ini akan dibuka sebagai tempat umum yang boleh
dikunjungi setiap umat persilatan, tetapi sekarang tempat tersebut masih belum
dapat dibiarkan menjadi tempat umum yang terbuka."
"Baiklah, coba katakan kita akan bersua dimana ?"
"Tempat itu harus tenang dan terpencil sehingga bisa dilangsungkan suatu
pembicaraan yang panjang, setiap saat aku dapat kontak denganmu. Coba utarakan
syaratmu yang ketiga."
"Syarat ketiga, yakni setelah aku memegang kekuasaan di kota batu ini, aku
berhak merubah peraturan yang ada atau memberikan pengampunan yang
diperlukan." Buyung Tiang kim segera tertawa.
"Setelah menerima jabatan, berarti kau adalah satu-satunya orang yang berkuasa
dalam kota batu di bawah tanah ini, tindakan apa pun yang hendak kau lakukan
tak bakal ada yang melarang. Tapi justru karena hal ini pula, aku harus memilih
orang yang tepat untuk meneruskan jabatanku ini."
"Baik ! Kalau begitu kita tetapkan dengan sepatah kata ini, sekarang aku hendak
pergi dulu." Buyung Tiang kim segera membebaskan jalan darah pada kedua lengannya yang
tertotok, ujarnya lagi: "Nak, sekarang tentunya kau sudah boleh mengakui diriku sebagai ayah angkatmu
bukan ?" "Andaikata semua perkataan yang telah kau utarakan itu adalah kenyataan yang
sesungguhnya, tentu saja akan kuakui dirimu sebagai ayah angkatku.."
Buyung Tiang kim tertawa.
"Andaikata di kemudian hari kau berhasil menyelidiki kalau aku ada niat
membohongi dirimu, perjanjian ini boleh saja dibatalkan."
"Baiklah, kini orang tuaku sudah tiada, orang-orang di dunia persilatan pun
sudah terlanjur mengenal diriku sebagai Buyung kongcu, aku memang sudah seharusnya
menjadi Buyung kongcu yang sesungguhnya, ayah terhormat, terimalah sembah
sujud dari ananda." Dia lantas menjatuhkan diri berlutut dan menyembah tiga kali.
Setelah menerima penyembahan itu, kata Buyung Tiang kim sambil tersenyum:
717 "Kapan kau hendak pergi meninggalkan tempat ini ?"
"Ananda merasa gelisah sekali, aku hendak segera berangkat meninggalkan tempat
ini." "Bagaimana kalau ditunda setengah harian lagi ?"
"Setengah hari sih tak menjadi soal. Tapi apa maksud Gi-ho (ayah angkat)
menahan diriku ?" "Aku hendak mengajakmu untuk memeriksa sebagian besar dari kota batu di
bawah tanah ini, sekalian memilihkan dua orang pelayan untuk melindungi
keselamatan jiwamu."
"Ananda yakin masih mampu melindungi diri, tak usah dilindungi oleh pembantu
lagi." nampak Buyung Im seng tertawa.
"Kau tidak mengerti, setelah kau pergi meninggalkan tempat ini dalam keadaan
selamat, kemungkinan besar ada orang ingin merenggut nyawamu. Rahasia dibalik
kejadian ini, sukar diterangkan sepatah dua patah kata, jadi aku minta tak usah
kau menampik lagi." "Kalau memang begitu, ananda akan menurut saja daripada menolak."
"Kalau begitu mari kita berangkat !"
Seusai berkata dia lantas beranjak keluar lebih dahulu meninggalkan tempat itu.
Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan itu, dari depan sana tampak seorang
dayang yang membawa secarik kertas sedang berjalan mendekat dengan langkah
tergesa-gesa. Buyung Tiang kim menerima surat itu, tanpa dipandang sekejap pun, dia serahkan
surat itu kepada Buyung Im seng.
Dengan cepat Buyung Im seng membuka kertas itu dan dibaca isinya:
Aku telah tiba dengan selamat di ruang rahasia.
tertanda: Hong-leng. Sambil tersenyum Buyung Im seng lantas berkata:
"Ilmu silat Nyoo Hong leng berasal dari suatu aliran tertentu, tak heran dengan
usianya masih begitu muda, ia berhasil memiliki serangkaian ilmu silat yang
begitu hebatnya." Buyung Tiang kim termenung beberapa saat lamanya, katanya:
"Nyoo Hong leng bukan cuma kelewat cantik lagi pula kelewat cerdas, kecuali
nenek moyangnya dahulu sudah banyak berbuat kebajikan dan amal sehingga tidak
mempengaruhi rejekinya sekarang, kalau tidak, dia hanya sebuah benda mestika
yang amat indah dan sempurna cuma sayang hanya bisa dipandang...."
"Maksud ayah..."
718 "Aku hanya merasakan kecantikan dan kecerdasannya ibarat sebilah pedang
mestika yang tajam, tajamnya menyilaukan mata namun mudah melukai orang,
juga mudah melukai dirinya sendiri."
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka telah tiba di daerah yang diliputi
kabut beracun. Dari sakunya Buyung Tiang kim mengeluarkan sebuah botol porselen dan
mengambil sebutir pil, kemudian katanya:
"Telanlah pil anti racun ini, kau akan terhindar dari pengaruh kabut beracun di
situ." Setelah Buyung Im seng menelan pil itu, kembali Buyung Tiang kim mengeluarkan
dua pasang kaca tembus pandangan seraya berkata:
"Kenakan kaca mata ini, kau tak akan terpengaruh oleh kabut beracun terpengaruh
oleh kabut beracun tersebut."
Mendadak Buyung Im seng merasakan hatinya tergetar, serunya:
"Yang menghantar kami kemari tadi seperti tidak mirip manusia, entah makhluk
apakah itu." "Dia adalah seekor gorilla !"
"Ananda sempat melirik sekejap ke arah makhluk itu, lengannya besar lagi kasar,
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masa dikolong langit benar-benar terdapat gorilla sebesar ini ?"
"Menyinggung soal gorilla ini, dia mempunyai sebuah kisah lagi yang menarik,
cerita ini menyangkut seorang jago persilatan yang berilmu tinggi, cuma sayang
umurnya tak panjang, dia sudah mati lama."
"Siapa yang kau maksudkan ?"
"Seorang tokoh persilatan yang cerdas dan berbakat bagus dan mempunyai ilmu
pertabiban yang hebat sekali."
"Ada sangkut pautnya antara ilmu pertabiban dengan gorilla raksasa itu ?"
"Ia berhasil menciptakan semacam bahan makanan yang sangat istimewa, bila
makanan itu diberikan kepada sebangsa binatang, maka ia akan melampaui batas
alam yang dimilikinya hingga terwujud suatu makhluk raksasa yang besar dan
mengerikan." "Aaah, masa ada kejadian seperti ini ?" Buyung Im seng merasa amat terperanjat.
"Lohu menyaksikan dengan mata kepala sendiri, tentu saja hal ini tak bakal
salah. Justru karena gorilla itu memakan obat-obatan buatannya itu maka terwujudlah ia
menjadi seekor makhluk yang luar biasa."
"Bila obat-obatan tersebut manjur untuk binatang kera, bukankah berarti
obatobatan itu pun akan memberikan khasiat yang sama untuk manusia ?"
"Nak, soal ini tak usah dikuatirkan, gorilla itu merupakan percobaannya yang
pertama, tapi juga merupakan percobaannya yang terakhir."
719 "Akan tetapi kalau resep itu ditinggalkan di dunia ini, bukankah setiap umat
manusia dapat membuat obat-obatan itu ?" sambung Buyung Im seng dengan
perasaan gelisah. "Sebelum ajalnya tiba, ia telah membakar habis semua resep yang dibuatnya itu."
Buyung Im seng menghela napas panjang,
"Sudah berapa lama dia mati " Mengapa mati ?" tanyanya kemudian.
"Ia sudah meninggal lima tahun berselang karena sewaktu membuat sejenis
obatobatan beracun, tanpa disengaja dia telah keracunan hingga menemui ajalnya."
Setelah menghela napas sedih, lanjutnya:
"Aaai, seandainya dia dapat hidup hingga kini, masa pemandangan dalam kota
batu di bawah tanah ini bisa macam begini ?"
"Kalau begitu, pemandangan macam apakah yang seharusnya terjadi ?"
"Mungkin kota batu di bawah tanah ini sudah tak ada lagi, paling tidak tempat
ini sudah bukan merupakan tempat untuk menyekap manusia."
"Mengapa ?" "Obat beracun yang sedang diselidikinya adalah obat untuk menawarkan racun,
yakni menawarkan racun yang mengeram dalam tubuh orang-orang yang disekap
di sini, seandainya racun dalam tubuh mereka dapat ditawarkan sehingga
semuanya bisa sadar kembali, mereka yang jahat akan segera dibunuh sedang yang
baik dilepaskan, buat apa kita membutuhkan kota batu ini lagi ?"
"Kejadian di dunia ini banyak variasinya, aku lihat ucapan ini memang tak
salah." Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"Ayah, seandainya kau telah menyerahkan tanggung jawab kota batu ini kepadaku,
apakah kau masih akan tinggal di dalam kota batu ini ?"
"Tidak, aku akan pergi meninggalkan tempat ini."
"Ayah, dapatkah kau memberitahukan kepadaku apa yang menjadi alasanmu
hendak meninggalkan tempat ini ?"
"Aku hendak keluar untuk membunuh seseorang. Tapi apakah niatku itu akan
terwujud atau tidak, hal mana masih tergantung pada soal nasib."
"Mengapa tidak kau serahkan saja tugas tersebut kepada ananda untuk
dilaksanakan ?" "Kau bukan tandingannya, selain memiliki ilmu silat yang sangat lihai, dia pun
memiliki kepandaian menggunakan racun, bila aku sendiri yang harus bertarung
melawannya, maka kesempatan menang masih terhitung separuh-separuh."
"Apakah orang ini adalah salah satu diantara ketiga orang pemimpin yang berhasil
kabut meninggalkan tempat ini ?"
"Benar, dialah pentolan yang utama."
"Siapakah dia " Apakah kedudukannya dalam dunia persilatan ?"
720 Buyung Tiang kim tertawa.
"Nak, kau tidak boleh menyerempet bahaya. Aku sudah merupakan lampu lentera
yang hampir padam, sekalipun aku dapat hidup tenteram, itupun tidak akan lebih
dari satu tahun. Sepanjang hidupku, aku selalu mengutamakan kepentingan orang
banyak, maka sebelum ajalku tiba, akupun sudah sepantasnya melakukan suatu
pekerjaan terakhir yang akan mendatangkan keuntungan bagi umat persilatan...."
Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh:
"Apalagi akupun sudah dapat menduga siapakah dia, tapi masih ada hal yang
harus dibuktikan lebih dulu sebelum bisa pergi mencarinya. Mungkin dia
menganggap ilmu menyapu muka yang dimiliki sangat lihai, namun ia tak akan
dapat mengelabui diriku."
"Tampaknya dibalik kesemuanya ini terdapat banyak liku-likunya persoalan ?"
"Betul, ketiga orang itu semuanya merupakan jago-jago yang memiliki kecerdasan
luar biasa, tentu saja kalau mereka bertiga digabungkan menjadi satu akan
menciptakan banyak sekali masalah besar yang akan menggetarkan langit. Mereka
tak berani turun tangan hingga kini karena mereka masih was-was dan ragu
dengan kemampuanku, bila aku berhasil disingkirkan, tentu saja mereka dapat
turun tangan dengan sekehendak hati sendiri."
"Tiada nama besar yang bisa diperoleh karena keberuntungan, ayah dapat menjadi
seorang tokoh dalam dunia persilatan yang disanjung dan dihormati setiap orang,
tentu saja kau harus membayar kesemuanya itu dengan suatu pengorbanan yang
besar pula, berapa banyak penderitaan dan siksaan yang harus kau alami sebelum
kesemuanya itu dapat terwujud...."
Buyung Tiang kim tersenyum.
"Mari kita pergi ! Kalau ada persoalan, kita bicarakan setelah melampaui daerah
berkabut beracun saja."
Selesai berkata, dia lantas masuk lebih dulu ke dalam gua.
Gerakan tubuh kedua orang itu cepat sekali, dalam waktu singkat mereka sudah
melalui wilayah berkabut racun itu.
Sepanjang jalan, Buyung Im seng memperhatikan keadaan di sekelilingnya dengan
seksama, dia berharap bisa menyaksikan gorilla raksasa tersebut.
Hingga hampir keluar dari gua tersebut, dia baru menyaksikan seekor gorilla
setinggi delapan depa dengan lengan besar mengerikan sedang berdiri
dihadapannya. Gorila itu sedang mementangkan mulutnya lebar-lebar sehingga kelihatan
sepasang taringnya yang tajam dan mengerikan.
Dengan perasaan terkejut buru-buru Buyung Im seng mengerahkan tenaga
dalamnya sambil bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan yang tidak
diinginkan. Buyung Tiang kim mengulapkan tangannya, mendadak gorila itu membalikkan
badan dan masuk ke dalam sebuah ruangan batu.
721 Buyung Im seng menghembuskan napas panjang, gumamnya kemudian:
"Benar-benar suatu keajaiban alam, entah bagaimana dengan watak makhluk
tersebut ?" "Dia sangat lembut dan amat setia, agaknya diapun sudah mempunyai perasaan
yang lebih tajam untuk menangkap pembicaraan manusia" ucap Buyung Tiang kim
sambil tertawa. Di luar daerah berkabut racun terdapat banyak sekali alat rahasia, sambil
bekerja membuka semua alat rahasia tersebut, Buyung Tiang kim sibuk memberi
penjelasan kepada Buyung Im seng.
Pada dasarnya Buyung Im seng memang seorang pemuda yang pintar, hanya satu
kali ia mendengar penjelasan dari Buyung Tiang kim, semuanya dapat diingatkan
di luar kepala. Alat rahasia yang berada di luar daerah kabut beracun itu mencapai seribu macam,
semuanya memiliki perubahan yang berbeda-beda, ditambah pula ada kabut
beracun dan gorila raksasa melakukan penjagaan, maka walaupun seseorang
memiliki ilmu silat yang hebat, sulit juga baginya untuk melepaskan diri dari
situ. Selesai memeriksa semua alat rahasia yang ada di situ, Buyung Im seng lantas
berbisik: "Agaknya semua persiapan yang berlapis-lapis ini hanya dimaksudkan untuk
melindungi ruangan batu dimana kami berada tadi."
"Apakah kau merasa agak keheranan ?" tanya Buyung Tiang kim sambil tertawa,
"bukankah ruangan itu menurut anggapanmu tiada sesuatu rahasia atau benda
berharga yang patut dilindungi ?"
"Ananda memang mencurigai hal tersebut."
Buyung Tiang kim segera tertawa.
"Sepintas lalu memang nampaknya demikian, padahal didalam ruangan batu itu
memang tersimpan benda mestika yang tidak ternilai harganya di dunia ini."
Dengan cepat Buyung Im seng membayangkan kembali semua benda yang pernah
dilihatnya dalam ruangan batu itu, lalu sambil menggeleng katanya.
"Ananda tidak berhasil menemukan benda mestika apakah yang bisa tersimpan di
ruang itu." "Hal ini tak bisa menyalahkan dirimu karena dalam ruangan batu itu masih
terdapat sebuah pintu rahasia yang dikendalikan dengan alat rahasia, dibalik
pintu rahasia itulah disimpan semua kitab pusaka yang diserahkan orang yang disekap
dalam kota batu ini, sedemikian luasnya ilmu silat yang tersimpan di situ, pada
hakekatnya meliputi tujuh puluh dua macam kepandaian sakti dari Siau-lim-si."
Buyung Im seng menghembuskan napas panjang, gumamnya kemudian:
"Ooo, rupanya begitu, kalau demikian, harta karun yang disimpan di situ
benarbenar merupakan suatu harta mestika yang tak ternilai dalam dunia persilatan."
Buyung Im seng tersenyum.
722 "Kecuali menyimpan seluruh kitab pusaka yang diserahkan para jago lihai dari
seluruh kolong langit, tempat itupun merupakan tempat yang paling aman di dalam
kota batu." "Kalau begitu setiap orang tak dapat melampaui alat rahasia yang berlapis-lapis
itu !" "Selain terdapat banyak sekali alat rahasia yang berlapis-lapis, di situpun
terdapat pula gorila raksasa serta kabut beracun yang bisa membuat orang jatuh pingsan
dan kehilangan pandangan matanya, padahal obat penawarnya disimpan olehku,
sebelum mendapat persetujuanku dan menelan pil penawar dariku, siapapun
jangan harap bisa melewati wilayah berkabut racun itu dengan selamat."
"Bagaimana dengan kedua orang dayang tersebut ?" tanya Buyung Im seng tibatiba.
"Setiap butir obat penawar hanya bisa bertahan selama enam jam" kata Buyung
Tiang kim, "selewatnya batas waktu tersebut daya kerja obatnya akan hilang,
selain itu setelah memberi obat penawar kepada mereka, selamanya aku selalu
menunggu sampai mereka menelannya ke dalam perut, agar obat penawar racun
itu tak pernah akan terjatuh ke tangan orang lain."
Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan:
"Akan tetapi gorila raksasa itu tidak takut kabut beracun, sewaktu membuat
tempat itu dulu dialah yang paling berjasa membantuku, sebab dia telah minum
obat penawar racun yang bersifat kekal."
"Tapi sewaktu aku dan nona Nyoo melewati daerah berkabut racun itu, rasanya tak
pernah menelan pil apapun."
Pertama, karena kalian sangat menurut dan sama sekali tidak membuka mata
untuk mengintip, kedua seluruh tubuh gorila itu mempunyai daya kemampuan
untuk menghindari pengaruh racun, maka selama berada dalam pelukan mereka,
sesungguhnya kalian hanya keracunan ringan, kemudian akupun telah
mencampurkan obat penawar racunnya ke dalam sayur dan nasi kalian, sehingga
tanpa kalian sadari, obat penawar racun itu sudah kalian telan."
"Segala sesuatu yang diatur ayah benar-benar amat sempurna" puji Buyung Im
seng, "coba kalau kau tidak menerangkan, mungkin siapapun tak akan menduga
sampai ke situ." Tiba-tiba berkumandang suara pertempuran dari kejauhan sana, tampaknya di
suatu tempat yang jauh dari situ sedang berkobar suatu pertempuran sengit.
Buyung Tiang kim segera berkata:
"Nona Nyoo dan Khong Bu siang sudah mulai bergerak, kita harus keluar untuk
melihat keadaan." Dengan mempercepat langkah kakinya, mereka memburu ke depan sana.
Setelah melewati dua buah lorong, betul juga, mereka saksikan Nyoo Hong leng dan
Khong Bu siang sedang terlibat dalam suatu pertarungan yang seru melawan dua
orang kakek berbaju hitam, pertarungan itu berlangsung amat seru.
723 Walaupun pertarungan berlangsung sengit tapi berhubung kekuatan masingmasing
berimbang, maka untuk sesaat sukar untuk menentukan siapa menang
siapa kalah. Baru saja Buyung Im seng hendak menyerbu ke muka, Buyung Tiang kim telah
mencegahnya seraya berkata:
"Tak menjadi soal, biarkan saja mereka bertempur, dua orang manusia berbaju
hitam itu adalah dua orang penjahat tersohor di dunia persilatan, Tui bun siang
sat (Sepasang malaikat bengis pengejar sukma?"
Meskipun sudah berhenti, namun Buyung Im seng merasa cemas juga, buru-buru
serunya: "Bila dua harimau bertempur, salah satu diantaranya tentu akan terluka, jika
mereka dibiarkan terus, sudah pasti akan jatuh korban."
Tui bun siang sat sudah mempunyai nama jelek yang kelewat batas, seandainya
mereka sampai terluka di tangan Khong Bu siang dan Nyoo Hong leng, sekali pun
tewas juga tak usah disayangkan."
"Kalau nona Nyoo yang terluka ?"
"Perhatikan saja dengan seksama, bila Nyoo Hong leng kelihatan akan kalah nanti,
toh tak ada salahnya kau segera turun tangan untuk membantunya..."
"Ayah, sebenarnya apa tujuanmu ?"
"Aku ingin menyaksikan kehebatan ilmu silat yang dimiliki Tui bun siang sat,
mengalami kemajuankah atau kemunduran."
Buyung Im seng berseru tertahan dan tidak banyak bicara lagi, tapi secara
diamdiam ia perhatikan gerak gerik Nyoo Hong leng selama pertarungan berlangsung.
Mendadak Khong Bu siang membentak keras:
"Roboh kau !" "Blaammm... !!" sebuah pukulan menghajar telak di depan dada manusia berbaju
hitam itu. Ternyata kakek berbaju hitam itu penurut sekali, tubuhnya bergoncang keras
kemudian roboh terkapar di tanah.
Begitu berhasil merobohkan musuhnya, Khong Bu siang melompat ke depan
menghampiri Nyoo Hong leng, lalu serunya:
"Nona Nyoo, harap kau menyingkir dulu ke samping, biar aku yang
menghadapinya." Nyoo Hong leng mengiakan, dia segera melompat ke belakang untuk
menghindarkan diri. Khong Bu siang miringkan tubuhnya lalu menerjang ke muka, tangannya diayun
ke depan melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Kakek berbaju hitam itu sama sekali tak ambil perduli terhadap kematian
rekannya, begitu menyambut datangnya serangan dari Khong Bu siang, suatu
pertempuran sengit segera berkobar.
724 Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Buyung Im seng,
kemudian sambil menghimpun tenaga dalamnya, pelan-pelan ia berjalan mendekat,
bisiknya kepada Buyung Im seng:
"Baik-baikkah kau ?"
"Aku merasa sangat baik !"
"Ia tidak mencekoki sesuatu obat beracun kepadamu ?" kembali Nyoo Hong leng
bertanya dengan kening berkerut.
Buyung Im seng segera tersenyum
"Tidak. Dia adalah ayahku, masa ada ayah yang tidak menyayangi jiwa putranya."
"Jadi dia adalah Buyung Tiang kim ?"
"Betul" sahut Buyung Tiang kim yang berada disamping sambil tertawa, "aku
adalah Buyung Tiang kim yang tulen !"
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau tidak mirip" seru Nyoo Hong leng cepat, "Buyung Tiang kim adalah seorang
tayhiap yang dihormati setiap umat persilatan, masa seorang tayhiap bersikap
semacam kau ?" Buyung Tiang kim segera tertawa.
"Betul, Buyung Tiang kim yang dahulu memang tidak bertampang seperti ini."
"Aku tidak percaya, bial seseorang yang sudah tua maka sampai raut wajahnya pun
turut berubah." "Untuk merahasiakan identitasnya yang asli, ayahku telah merusak sendiri
wajahnya !" Buyung Im seng segera menerangkan.
"Bila aku bukan Buyung Tiang kim, masa kalian bisa masuk ke kota batu di bawah
tanah dalam keadaan selamat ?" sambung Buyung Tiang kim.
"Kalau begitu, peristiwa terbunuhnya kau hanya suatu sandiwara belaka...."
"Nona Nyoo, liku-likunya persoalan tak mungkin bisa diterangkan dalam sepatah
dua patah kata saja," sela Buyung Im seng cepat, "lebih baik kuceritakan di
kemudian hari saja."
( Bersambung ke Jilid 35)
725 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 35 "Kau ceritakan di kemudian hari " Tampaknya kau seperti sudah memahami
seluruh duduk persoalannya ?" seru Nyoo Hong leng tercengang.
"Benar, ayah telah menerangkan semua latar belakang tentang kota batu di bawah
tanah ini kepadaku."
Nyoo Hong leng segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Buyung Im seng,
setelah menatapnya lekat-lekat, dia berkata:
"Yakinkah kau bahwa dia benar-benar adalah saudara Buyung Tiang kim ?"
"Ya, aku yakin seratus persen." Buyung Im seng menganggukkan kepalanya.
"Dan kau " Benarkah kau Buyung kongcu yang asli ?"
"Betul, dia memang Buyung kongcu yang asli." Buyung Tiang kim segera
menjawab. Tampaknya Nyoo Hong leng seperti kurang begitu percaya dengan apa yang
dikatakan Buyung Tiang kim, sambil mengalihkan sorot matanya ke wajah Buyung
Im seng, ia bertanya: "Yang dia katakan, semuanya sungguhan atau bohong ?"
"Semuanya sungguh"
Nyoo Hong leng tersenyum.
"Kalau begitu aku mesti menyampaikan selamat kepada toako, kionghi, kionghi,
akhirnya cita-citamu untuk menemukan kembali ayahmu berhasil juga terpenuhi."
Tiba-tiba senyuman yang menghiasi ujung bibirnya lenyap tak berbekas, sementara
dua titik air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya....
726 Sambil menghela napas panjang Buyung Im seng berkata:
"Untuk memenuhi keinginanku ini, nona harus mengorbankan banyak pikiran dan
tenaga, membuat nona harus merasakan pelbagai siksaan dan penderitaan, budi
kebaikan sebesar ini pasti akan kuingat selalu di dalam hati."
"Tidak usah" Nyoo Hong leng tertawa sedih, "kendatipun aku benar-benar sudah
merasakan banyak penderitaan dan siksaan, sudah merasakan banyak kesulitan
tetapi semua itu aku sendiri yang mencari, hingga sama sekali tak ada sangkut
pautnya denganmu." "Waktu itu, pikiranku hanya tertuju ke satu arah yakni menemukan ayahku, aku
tak ingin tujuanku itu dikacaukan oleh masalah lain, tapi bila dibayangkan
kembali sekarang, budi dan cinta nona melebihi bukit karang, cintamu lebih dalam dari
samudra..." Mendadak Nyoo Hong leng menggerakkan lengannya untuk menyeka air mata yang
membekas di wajahnya, lalu pelan-pelan berkata:
"Apakah kau merasa wajahku amat cantik ?"
"Ya, cantik sekali, seperti..."
"Sekarang aku ingin pergi, kau telah menemukan kembali ayahmu, aku rasa di
kemudian hari tak akan menjumpai mara bahaya lagi, asal ayahmu dapat
menyayangimu dan melindungimu, aku rasa tak ada gunanya aku berada di sini
lebih lanjut, toh kehadiranku tidak ada gunanya, mohonkan kepada ayahmu,
biarlah kami pergi dari sini...."
Buyung Im seng merasakan dadanya seperti dipukul beberapa kali dengan martil
berat, darah didalam tubuhnya bergerak ke atas, kepalanya jadi pening, matanya
berkunang-kunang, seluruh jagad seakan-akan berputar kencang, hampir saja ia
tak sanggup berdiri tegak.
Buru-buru dia berpegangan ke sisi tubuhnya, kemudian berseru:
"Kau benar-benar ingin pergi ?"
Nyoo Hong leng mengangguk.
"Benar, asal aku tahu kalau hatimu selalu teringat diriku, hal ini sudah lebih
dari cukup." Buyung Im seng berusaha keras untuk mengendalikan rasa pedih dalam hatinya,
sambil menenangkan hatinya yang kacau, ia tanya.
"Kau hendak pulang ke rumah ?"
"Ehmm, pulang sih harus pulang, cuma tidak sekarang."
"Lantas kau hendak kemana ?"
"Aku telah menyatakan bersedia untuk kawin dengan Khong Bu siang, apa yang
kukatakan tentu saja tak bisa diurungkan dengan begitu saja, maka aku ingin
mencari dulu suatu tempat yang sepi dan terpencil untuk kawin dulu dengannya,
kemudian baru pulang ke rumah."
727 Buyung Im seng merasakan hatinya amat pedih bagaikan diiris-iris dengan pisau
belati, katanya kemudian.
"Perkawinan merupakan suatu kejadian besar bagi kehidupan manusia, apakah
kau tak memberitahukan dulu kepada ayah ibumu ?"
"Aku adalah putri kesayangan orang tuaku, seandainya kuberitahukan dulu
persoalan ini kepada mereka, sudah pasti mereka tak akan setuju jika aku kawin
dengannya, itulah sebabnya terpaksa aku harus kawin dulu dengannya, bila nasi
sudah menjadi bubur, sekalipun mereka tidak setuju juga apa boleh buat."
Buyung Im seng menghela napas panjang.
"Aaai... caramu ini memang sangat bagus, cuma sayang cara kerjanya saja agak
sedikit kelewatan." "Aku belum lama terjun ke dalam dunia persilatan, tapi sudah muak dan jemu
dengan segala tipu muslihat dalam dunia persilatan, aku benar-benar sudah tak
ingin berkelana lagi di dalam dunia persilatan."
"Selanjutnya, masih ada harapan kah bagiku untuk berjumpa lagi denganmu ?"
tanya Buyung Im seng sambil menundukkan kepalanya dengan sedih.
"Bila dua hati telah bersatu, maka dua hati sama dengan satu perasaan, bila kita
berdua lagi nanti, aku telah bersuami, daripada berdua lebih baik tak pernah
bertemu lagi, buat apa kita mesti menyusun kesempatan untuk bertemu lagi ?"
"Ya, perkataanmu memang masuk diakal.."
oooOooo Selama ini Buyung Tiang kim hanya mendengarkan pembicaraan itu dari samping
tanpa komentar, tapi setelah mendengar ucapan yang terakhir, mendadak selanya:
"Nona, bolehkah lohu mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu ?"
Nyoo Hong leng manggut-manggut.
"Tanyalah !" Menurut apa yang lohu ketahui, tampaknya kau sama sekali tidak menaruh hati
kepada Khong Bu siang ?"
"Apakah setiap suami istri yang ada di dunia ini, perkawinan mereka selalu
didasari atas perasaan suka sama suka ?"
Buyung Tiang kim tertawa hambar.
"Nona benar-benar memiliki selembar mulut yang tajam, tapi lohu tidak mau
bermaksud mengajakmu berdebat, aku hanya ingin menjelaskan tentang satu hal !"
"Soal apa ?" "Yang dimaksudkan sebagai perkawinan adalah suatu masalah hidup dari
seseorang sepanjang masa hidupnya di dunia ini, bila sampai salah jalan niscaya
akan berakibat penyesalan sepanjang jaman, ketahuilah bila nasi sudah jadi
bubur, 728 menyesalpun tak berguna sebab matahari tak mungkin bisa disuruh mengulangi
kembali waktu yang telah lewat.."
"Aku cukup memahami teori tersebut, sayang sekali setiap ucapan yang telah ku
utarakan, tak mungkin bisa ditarik kembali."
"Bila kesalahan besar belum bisa berlangsung, menyesal belum terhitung terlambat
!" "Ayah.." Buyung Im seng segera berteriak.
"Selama aku sedang berbicara dengan nona Nyoo, lebih baik kau tak usah
memotong dari tengah." tukas Buyung Tiang kim cepat.
Nyoo Hong leng tertawa pedih, ujarnya.
"Justru karena Khong Bu siang mempercayai janjiku ini, dia bersedia melepaskan
kedudukannya sebagai sengcu dari perguruan tiga malaikat...."
"Dia bukan sengcu yang sebenarnya, yang dilepaskan olehnya pun tak lebih cuma
kedudukan sebagai seorang boneka !"
"Dia adalah seorang sengcu yang asli juga, tapi yang jelas dia merasa sangat
aman juga hidup bahagia, empat selir, lima dayang semuanya cantik jelita bak bidadari
dari kahyangan, yang dilewatkan selama ini hanya kehidupan mewah seperti di
sorgawi." "Tapi dia bersedia melepaskan kehidupan yang penuh kemewahan dan
kebahagiaan itu hanya karena percaya dengan janjiku, bahkan bersedia untuk
menyerempet bahaya...."
"Tetapi nona berbuat kesemuanya itu demi aku...." Buyung Im seng menimbrung.
Nyoo Hong leng tertawa hambar.
"Masih untung saja apa yang menjadi harapanmu kini sudah terpenuhi, ayahmu
berhasil ditemukan kembali dalam keadaan segar bugar, kalau dibilang aku
berkorban demi dirimu, maka pengorbananku inipun telah memperoleh imbalan
yang cukup berharga."
Sesudah menghela napas sedih, sambungnya:
"Sekarang, aku hanya ingin memohon satu hal kepadamu, lepaskan kami dari sini,
meskipun ilmu silatnya sangat lihai, belum tentu dia sanggup menandingi ayahmu,
apalagi di dalam kota batu di bawah tanah ini terdapat banyak sekali alat
rahasia, jago lihai[un tak terhitung jumlahnya, bila kami harus menerjang keluar dengan
kekerasan, harapan untuk lolos tipis sekali."
"Aaai.. nona Nyoo, apakah kau bersikeras hendak pergi dari sini..?" tanya Buyung
Tiang kim tiba-tiba. "Benar." "Di dalam kota batu ini terdapat banyak rahasia, apakah nona tidak ingin
mengetahuinya ?" Nyoo Hong leng segera menggeleng.
729 "Aku tahu setiap persoalan, setiap manusia yang berada dalam kota batu di bawah
tanah ini mempunyai cerita masa lalu yang menawan hati, tapi sekarang aku sudah
tak ingin mengetahuinya lagi."
Untuk sesaat Buyung Tiang kim jadi tertegun, dia berdiri kaku ditempat, jawaban
dari Nyoo Hong leng sungguh-sungguh di luar dugaannya.
Sambil tertawa hambar kembali Nyoo Hong leng berkata.
"Bagaimana " Kau merasa keheranan bukan ?"
"Jika nona bukan seorang manusia yang luar biasa, berarti antara perempuan
dengan lelaki memang terdapat perbedaan yang sangat besar."
"Antara lelaki dengan perempuan memang terdapat perbedaan besar, apa yang
mesti diherankan " Yang paling kukuatirkan sekarang adalah bersediakah kau
melepaskan kami meninggalkan tempat ini ?"
"Ayah, lepaskan mereka !" pinta Buyung Im seng.
Buyung Tiang kim manggut-manggut, belum sempat ia memberikan jawabannya,
mendadak dari tengah arena berkumandang suara benturan keras, ternyata orang
berbaju hitam itu telah kena dihajar oleh Khong Bu siang sehingga roboh
terjungkal ke atas tanah.
Dengan langkah lebar Khong Bu siang berjalan ke muka, sementara sepasang
matanya mengawasi wajah Buyung Tiang kim tanpa berkedip.
Paras muka Buyung Tiang kim pun berubah amat serius, pelan-pelan dia berkata.
"Khong Bu siang, setelah kau ajak nona Nyoo meninggalkan tempat ini, kemanakah
kalian hendak pergi ?"
"Siapa kau ?" tegur Khong Bu siang.
"Lohu adalah majikan dari kota batu di bawah tanah ini, soal lain agaknya kau
tak usah banyak bertanya."
Khong Bu siang memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng, kemudian tanyanya:
"Apakah kita perlu menjawab pertanyaannya dengan jujur ?"
"Jawab saja dengan sejujurnya" sahut si nona, "apakah yang ingin kau ucapkan
dalam hari, katakan saja secara terus terang."
Khong Bu siang manggut-manggut:
"Sesudah meninggalkan tempat ini, aku tak ingin bergaul dalam dunia persilatan
lagi, aku bermaksud hendak mencari suatu tempat yang terpencil dan jauh dari
keramaian manusia, sejak itu tak akan berhubungan lagi dengan orang persilatan."
"Kau mempunyai kepandaian silat yang tinggi, apalagi sudah terlibat dalam soal
budi dendam dunia persilatan, aku rasa tidak gampang bagimu untuk melepaskan
diri," ucap Buyung Tiang kim pelan.
"Menurut pendapat saudara ?"
730 "Lohu hanya bisa menasehati sepatah kata saja kepadamu, seandainya kau
benarbenar ingin hidup bahagia sepanjang masa dengan nona Nyoo hanya ada satu cara
yang dapat kau tempuh."
"Asalkan cara tersebut manjur aku tak sayang untuk mengorbankan apa saja."
"Tahukah kau, ada banyak manusia yang hidup di dunia ini hanya pandai
bermanis-manis di mulut, kalau berkata saja amat sedap didengar membuat hati
orang terpesona, tapi setelah menghadapi kesulitan, dia lantas menyembunyikan
diri dan tak berani menampakkan diri."
"Utarakan saja caramu itu asal aku percaya dengan cara tersebut, detik ini juga
akan kuwujudkan menjadi kenyataan."
"Satu-satunya cara ialah tinggalkan segenap ilmu silat yang kamu miliki dan
menjadi seorang manusia biasa, kemudian dalam menghadapi persoalan apa saja,
kau harus menggantungkan dari pada kasih sayang nona Nyoo terhadap dirimu,
hanya cara ini yang dapat menjamin kehidupan bahagia kalian berdua."
Tampaknya Khong Bu siang benar-benar tak menyangka kalau syarat semacam itu
yang bakal diajukan padanya, sesudah termangu beberapa saat ia baru berseru:
"Sungguhkah perkataanmu itu ?"
"Lohu pernah mengalami sendiri kisah sedih itu, masa aku membohongi dirimu ?"
Khong Bu siang berpaling dan memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng,
tanyanya: "Sungguhkah apa yang dia ceritakan itu ?"
"Apa yang dia katakan memang benar...., hanya cara semacam ini tak cocok buat
kita." "Mengapa ?" tanya Khong Bu siang.
"Seandainya aku mencintaimu dengan setulus hati, menyayangi dirimu, lebih
mencintai dirimu, akan tetapi diantara kita berdua.."
Ia seperti merasa ucapannya sedikit kelewat batas, maka setelah berbicara sampai
separuh jalan, tak tahan dia lantas membungkam.
Khong Bu siang menghela napas panjang.
"Aaai... lanjutkan saja perkataan mu itu, aku sendiripun cukup memahami akan
hal ini." "Ya, akulah yang salah, padahal aku telah menjadi istrimu, tidak pantas jika aku
kelewat melukai hatimu."
Khong Bu siang tertawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaah.... tidak menjadi soal. Seandainya perkataan ini hanya kau
pendam saja didalam hatimu dan tidak kau utarakan keluar, maka sikap gerak gerik
maupun mimik wajahmu pasti akan semakin melukai hatiku, berbeda dengan
sekarang, setelah kau mengutarakannya dengan berterus terang, aku malah
merasa puas sekali."
731 "Apakah kau bersikeras memaksa untuk berbicara ?"
"Ya, lebih baik diutarakan secara blak-blakan daripada sama sekali tidak
diutarakan." "Baiklah ! Memang paling baik kalau kita bicarakan dulu persoalan ini sampai
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jelas, hingga di dalam hati kecil masing-masing mempunyai persiapan daripada di
kemudian harinya saban hari kita mesti cekcok hanya dikarenakan persoalan ini."
"Kita tak akan cekcok, tapi katakanlah !"
"Aku bersedia kawin denganmu karena aku ingin berusaha keras untuk memenuhi
janjiku, di kemudian hari setelah kita menjadi suami istri, maka kita hanya
sepasang suami istri yang sama sekali tak punya dasar perasaan cinta."
"Masih ada yang lain ?"
"Namun aku berjanji akan melakukan tugasku sebagai seorang istri yang baik, aku
akan berusaha keras untuk melaksanakan setiap kewajibanku sebagai seorang
istri, tapi kecuali itu, jangan harap aku bisa menaruh cinta kepadamu, walaupun
hanya sedikitpun jua."
"Asal kau menjadi istriku, aku sudah merasa sangat puas."
"Itulah sebabnya, kaupun tak usah meninggalkan ilmu silatmu di sini." sambung
Nyoo Hong leng. Buyung Tiang kim tidak menggubris ucapan Nyoo Hong leng, sambil berpaling ke
arah Khong Bu siang tanyanya:
"Bagaimana keputusanmu sekarang ?"
"Apa yang telah diputuskan nona, akan kulaksanakan semua tanpa membantah."
Mendadak Buyung Im seng maju selangkah, kemudian menyela:
"Ayah, biar ananda yang menghantar mereka keluar dari sini, harap ayah suka
menunjukkan jalan lewat untuk mereka."
"Andaikata aku berniat menahan mereka berdua di sini, dalam hati kau pasti akan
mendendam kepadaku" kata Buyung Tiang kim.
"Bila kau tidak melepaskan kami, kami pun tak akan duduk terus sambil
menunggu datangnya ajal, kami pasti akan melakukan perlawanan hingga titik
darah penghabisan." sambung Nyoo Hong leng.
Buyung Tiang kim tertawa.
"Nona Nyoo, dalam kota batu di bawah tanah ini terdapat beratus-ratus orang jago
persilatan, kepandaian silat mereka berpuluh kali lipat lebih hebat daripada
kalian, tetapi nyatanya tak seorangpun diantara mereka yang berhasil lolos dari sini,
cuma lohu pun tidak berniat menahan kalian, namun sebelum itu ada beberapa patah
kata harus kusampaikan dulu kepadamu, sebab bila tidak ku utarakan, hatiku
terasa tak enak." "Kami tak ingin mendengar lagi, sekalipun soal itu merupakan rahasia terbesar
bagi dunia persilatan, kami juga tak sudi, sekarang hanya ada satu hal yang
kuminta, biarkan kami pergi dari sini."
732 "Baik, lohu akan membawa jalan untuk kalian."
Seusai berkata, ia benar-benar berjalan lebih dahulu meninggalkan tempat
tersebut. "Kalian berdua tak usah kuatir" sambung Buyung Im seng cepat, "seandainya
terdapat ancaman bahaya maut, aku akan mati lebih dulu di hadapan kalian
berdua." Selesai berkata, anak muda inipun segera beranjak menyusul di belakang Buyung
Tiang kim. Tiba-tiba Nyoo Hong leng mempercepat langkahnya menyusul Buyung Im seng, lalu
berkata: "Toako, benarkah kau hendak tinggal terus di sini ?"
"Benar, aku sudah bertekad akan tetap tinggal di sini, cuma sebelum aku berdiam
terus ditempat ini, aku masih ingin pergi meninggalkan sini satu kali."
"Aku benar-benar tidak habis mengerti, bagaimana caranya berbicara sehingga
dapat menaklukan hatimu, hingga kau bersedia untuk mereka tinggal ditempat
yang tak pernah melihat sinar matahari sepanjang tahun ini ?"
Buyung Im seng tertawa getir.
"Kalau bukan aku yang masuk neraka, siapa lagi yang akan masuk neraka " Apa
lagi kota batu di bawah tanah belum tentu benar-benar suatu neraka. Nona, kalian
sudah bertekad hidup mengasingkan diri di tempat terpencil dan tidak mencampuri
urusan dunia persilatan lagi, paling baik jika kau pun tak usah kelewat memahami
latar belakang dari kota batu ini."
"Jika kudengar dari nada pembicaraan itu, tampaknya tempat ini benar-benar
mempunyai banyak sekali rahasianya ?"
"Sebagian besar jago lihai yang ada di dunia ini terkurung di sini, apakah hal
ini tidak terhitung sebuah rahasia besar ?"
"Buyung kongcu, aku ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu." tak tahan
Khong Bu siang menimbrung secara tiba-tiba.
"Soal apa ?" "Apakah ayahmu adalah majikan dari kota batu di bawah tanah ini ?"
"Benar, tapi dalam hal mana bukanlah dia."
"Menurut apa yang kuketahui, dalam kota batu di bawah tanah ini sama sekali
tidak tercantum nama ayahmu."
Buyung Ting kim berpaling dan tersenyum selanya tiba-tiba.
"Hingga saat ini, kecuali beberapa orang, masih belum ada orang yang tahu kalau
aku adalah Buyung Tiang kim."
"Mungkin kau dapat membohongi orang lain, tapi jangan harap bisa membohongi
aku." 733 Kembali Buyung Tiang kim tertawa.
"Setiap manusia di dunia ini menganggap Buyung Tiang kim sudah mati semenjak
dua puluh tahun berselang, aaai.... andaikata aku benar-benar telah mati,
keadaan dunia persilatan dewasa ini tak akan seperti sekarang ini !"
Mendadak paras muka Khong Bu siang berubah menjadi amat serius, pelan-pelan
dia berkata: "Jikalau kau sudah cukup lama berdiam di kota batu ini, tentunya kau ketahui
bukan ilmu silat siapa yang kumiliki sekarang berasal dari ajaran siapa ?"
Kembali Buyung Tiang kim mengangguk.
"Ya, aku tahu."
Selama ini Buyung Im seng bersikap amat tenang, padahal secara diam-diam dia
telah memusatkan segenap perhatiannya untuk mendengarkan pembicaraan kedua
orang itu. "Dia telah menggunakan siasat yang amat licik untuk meloloskan diri dari sini,
ia sudah kabur dari tempat ini" terdengar Buyung Tiang kim menjawab.
Khong Bu siang nampak tertegun.
"Jadi kau benar-benar mengetahui asal usulnya yang sesungguhnya ?"
"Ya, tahu, dia adalah...."
Tampaknya Khong Bu siang seperti kuatir Buyung Tiang kim mengungkap pula
identitasnya yang sesungguhnya, cepat-cepat tukasnya.
"Kalau kau toh sudah tahu, tak usah dikatakan lagi."
"Khong Bu siang !" mendadak Nyoo Hong leng menimbrung.
Khong Bu siang tertegun, kemudian katanya:
"Ada urusan apa ?"
"Tampaknya kau seperti mempunyai banyak persoalan yang sengaja hendak
mengelabui diriku, bukan begitu ?"
Cepat-cepat Khong Bu siang menggeleng.
"Tidak ada, kalau dipaksakan untuk dibilang satu hal, maka seharusnya cuma satu
hal saja." "Baik, kalau begitu katakan dulu satu persoalan yang ini !"
Pertanyaan yang diajukan itu seakan-akan mempunyai suatu daya tekanan yang
sangat besar dan segera membuahkan hasilnya.
Khong Bu siang termenung beberapa saat kemudian katanya, "tapi aku merasa
sukar untuk menyusun kalimatnya."
"Tiada persoalan yang tak boleh dibicarakan dengan orang lain, katakan saja
secara berterus terang, tak ada orang yang memperhatikan baik atau jeleknya kau
menyusun kalimat." Khong Bu siang tertawa getir.
734 "Bagaimanakah watak serta tingkah laku orang itu, tapi yang pasti ku banyak
hutang budi kepadanya. Dialah yang mewariskan serangkaian ilmu silat hebat
kepadaku dan membimbingku untuk menjadi Toa sengcu dalam perguruan tiga
malaikat, seandainya tiada bantuan darinya, kini Khong Bu siang masih tetap
merupakan seorang prajurit tak bernama dalam dunia persilatan, atau bahkan
kerangka badanku telah hancur menjadi abu."
"Aku adalah istrimu, bila seseorang telah melepaskan budi kepadamu, akupun
sudah seharusnya turut merasakan akan hal ini, kau wajib memberitahukan
persoalan tersebut kepadaku...."
Setelah memandang sekejap ke arah Buyung Tiang kim, dia melanjutkan lebih
jauh: "Dia sudah mengetahui keadaan yang sebenarnya, bila kau ingin merahasiakan
persoalan ini kau cuma dapat merahasiakan kepada Buyung Im seng seorang, betul
bukan ?" "Kalau toh aku dilarang mendengarkan persoalan ini, sekarang juga aku bersedia
menghindarkan diri" seru Buyung Im seng cepat.
Selesai berkata, dia siap beranjak pergi meninggalkan tempat itu.
"Buyung toako, tunggu sebentar !" tiba-tiba Nyoo Hong leng berseru dengan suara
dalam. "Ada urusan apa ?"
"Bukankah ayahmu telah memberitahukan banyak persoalan kepadamu ?"
"Memang benar !"
"Selama ini aku selalu menyatakan rasa curigaku terhadap identitas Buyung Tiang
kim yang diakuinya itu, tunggu saja di sini, simpanlah semua bukti yang kau
ketahui, siapa tahu kau bakal menemukan rahasia yang lalunya... ?"
Buyung Tiang kim segera tersenyum, selanya.
"Apa yang dikatakan nona memang benar, akupun berharap bisa melenyapkan
kecurigaan di dalam hatimu itu."
Nyoo Hong leng mengalihkan sorot matanya ke Khong Bu siang, lalu berkata:
"Sekarang, kau boleh berbicara ! Aku harap kau bisa membuktikan dengan jelas
semua persoalan yang kau ucapkan itu, kemudian kita baru bisa melangsungkan
upacara perkawinan sebagai suami istri."
Khong Bu siang segera menunjukkan perasaan serba salah, dia termenung tanpa
bicara. Sambil tertawa hambar kembali Nyoo Hong leng berkata:
"Bila kau benar-benar segan berbicara, sekarang juga kita bakal cekcok
habishabisan." Khong Bu siang segera memperlihatkan rasa penderitaan yang amat sangat,
dengan sorot mata yang tajam bagaikan kilat, ia menatap wajah Nyoo Hong leng
lekat-lekat, ujarnya: 735 "Hong leng, kau sama sekali tidak menaruh perasaan cinta atau sayang kepadaku,
tapi kau telah bersedia menjadi istriku, maka hanya dikarenakan...."
"Semua perkataan yang kuucapkan, ku utarakan dari sanubariku yang jujur,
karena aku memang tidak menaruh rasa cinta dan sayang kepadamu, maka
akupun tidak mengharapkan sikap terlalu baik darimu kepadaku, di kemudian hari
kau ingin punya tiga selir empat gundik akupun tak akan mengeluh. Bahkan
sekarang juga kau boleh membawa serta ke empat orang dayangmu itu, asal
mereka bersedia melewati suatu kehidupan yang tenang, merekapun boleh tinggal
bersama-sama dengan kita berdua."
Khong Bu siang tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh... haaahh.... haaah.. kau benar-benar seorang istri yang bijaksana, akan
tetapi Khong Bu siang masih bukan termasuk seorang suami jelek di dunia ini, aku
tak bisa tidak harus menepati janji, bila kau tetap mendesakku terus menerus,
aku mempunyai suatu cara untuk menyelesaikan persoalan ini."
Paras muka Nyoo Hong leng dingin seperti es, membuat orang lain sukar menduga
apa gerangan yang sedang dipikirkan.
Hubungan yang sensitip antara kedua orang lelaki perempuan itu membuat
Buyung Tiang kim dan Buyung Im seng tak berani turut menimbrung atau buka
suara. Lama kemudian Nyoo Hong leng baru bertanya: "Apa akalmu itu ?" katanya
kemudian. "Seandainya Khong Bu siang tak dapat menepati janji, akupun merasa tak punya
muka untuk hidup di dunia ini, di sini ada golok ada pedang, kau boleh turun
tangan untuk membunuhku."
"Aku bukan tandinganmu," ujar si nona.
"Aku tak akan membalas, entah dengan cara apapun kau membunuhku, aku tak
membalas." "Mana ada istri di dunia ini yang tega membunuh suaminya sendiri ?"
Khong Bu siang kembali tertawa.
"Walaupun sangat jarang orang bersedia melakukan pekerjaan ini, tapi bukan
berarti tiada orang yang melakukan perbuatan semacam itu, seandainya kau segan
turun tangan, dengan bunuh diripun aku sama saja dapat mati..."
Mencorong sinar tajam dari balik mata Nyoo Hong leng, pelan-pelan dia berkata:
"Bila kau bersikeras ingin mati, paling tidak harus menunggu setelah lewatnya
malam pengantin, biarlah aku menjadi seorang janda yang sebenarnya !"
Seusai berkata, dia lantas menggandeng tangan kanan Khong Bu siang dan berlalu
dari situ dengan langkah lebar.
Buyung Im seng segera berbisik:
"Ayah, jangan biarkan mereka menemui ancaman mara bahaya."
736 "Nak, apakah kau tidak merasa bersedih hati ?" tanya Buyung Tiang-kim sambil
menghela napas. "Aku sangat menderita, tapi ananda percaya masih sanggup untuk
mempertahankan diri, aku harus menerima kewajibanku untuk mengurusi kota
batu di bawah tanah ini."
"Kau tak usah kuatir, mereka aman sekali, aku telah menutup seluruh alat jebakan
yang terpasang disekitar sana."
"Jalan didalam kota batu ini bercabang-cabang, aku kuatir mereka tak berhasil
menemukan jalan keluar yang sebenarnya."
"Jangan kuatir, aku telah mengatur segala sesuatunya dengan beres, mereka pasti
dapat meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat."
Mendadak Buyung Im seng membuka mulutnya dan muntahkan darah segar, lalu
sambil menyeka dengan ujung tangannya ia berkata:
"Ayah, ajaklah aku melihat-lihat keadaan di kota batu ini."
Mendadak Buyung Tiang kim mencengkeram tangan Buyung Im seng, kemudian
menegur: "Nak, kau merasa amat menderita bukan ?"
Buyung Im seng tersenyum.
"Ananda yakin masih sanggup untuk mempertahankan diri."
Sekali lagi Buyung Tiang kim menghela napas sedih.
"Aai, nak, inilah yang dinamakan pendekar, sekali kau dianggap orang pendekar,
maka hidupmu di dunia ini harus kau bayar dengan segala penderitaan."
Buyung Im seng tertawa getir.
"Ananda mengerti, ayah tak usah menguatirkan begitu."
"Duduklah lebih dahulu, nak !"
"Duduk di lantai ?" Buyung Im seng tertegun.
"Benar, duduklah di lantai"
Buyung Im seng menurut dan segera duduk di atas lantai.
Buyung Tiang kim segera duduk bersila di belakangnya, kemudian berkata:
"Nak, atur napasmu dan bersemedilah dengan baik, akan kubantu untuk
meredakan dulu hawa darahmu yang bergolak di dalam dada."
"Ananda tidak merasa terluka."
"Tapi kau akan lebih menderita daripada mengalami luka dalam yang parah."
Cepat telapak tangan kanannya ditempelkan di atas punggung Buyung Im seng,
kemudian melanjutkan: "Nak, aturlah napasmu dan sambutlah hawa murniku untuk digabungkan dengan
hawa murni di dalam tubuhmu."
737 Belum sempat Buyung Im seng menjawab, dia sudah merasakan tibanya segulung
hawa panas yang menyusup masuk lewat punggung, terpaksa dia harus
mengerahkan tenaga menyongsong datangnya hawa panas yang menyusup ke
dalam tubuhnya. Terasa hawa panas tadi menyusup ke dalam tubuh lalu menyebar ke empat anggota
badannya dan secepat kilat menyebar ke seluruh badan.
Setengah jam kemudian, Buyung Tiang kim baru bangkit berdiri, sambil menyeka
peluh yang membasahi wajahnya dia berkata:
"Nak, sekarang bagaimana rasanya ?"
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Buyung Im seng menggerak-gerakkan kedua belah lengannya, kemudian
menjawab. "Sekarang, ananda merasakan hatiku tenang."
"Aaai... ketahuilah nak, luka dalam hati akibat tekanan jiwa merupakan suatu
keadaan yang jauh lebih parah daripada seseorang yang menderita akibat luka
dalam yang parah, sebab luka karena tekanan jiwa sukar disembuhkan."
Pelan-pelan Buyung Im seng bangkit berdiri dan tertawa hambar.
"Terima kasih ayah !" bisiknya kemudian.
"Ayo berangkat ! Sekarang akan ku ajak kau untuk melihat-lihat kota batu di
bawah tanah sana." "Ayah ! Ananda ingin sekali melihat keadaan nona Nyoo."
"Baik, kalau begitu mari kita pergi menengok."
Buyung Im seng segera menemukan sekulum senyuman aneh menghiasi raut wajah
Buyung Tiang kim, buru-buru sambungnya lagi:
"Ayah, ananda hanya ingin menyaksikan ia pergi meninggalkan kota batu ini, asal
dia selamat akupun merasa lega."
"Aku akan mengajakmu kesana, tapi kita hanya bisa melihat sambil
menyembunyikan diri."
"Kalau begitu silahkan ayah membawa jalan."
Buyung Tiang kim juga tidak banyak berbicara lagi, dia segera melangkah ke
depan. Buyung Im seng seperti lagi melakukan sesuatu. Sepanjang jalan dia tidak terlalu
memperhatikan jalanan yang mereka lewati, seperti orang yang kehilangan pikiran
saja, dia hanya tahu berjalan terus mengikuti di belakang tubuh Buyung Tiang
kim. Setelah berjalan beberapa waktu lamanya, sampailah mereka di depan sebuah
dinding batu. Buyung Tiang kim mendorong dinding tersebut ke depan, sebuah pintu rahasia
segera muncul di atas dinding tersebut.
738 Di balik pintu terbentang sebuah lorong rahasia yang panjang sekali. Sambil
menggerakkan tombol rahasia untuk menutup kembali pintu itu, Buyung Tiang
kim berkata: "Tempat ini merupakan satu-satunya jalan tembus di dalam kota batu yang bebas
dari pengaruh alat rahasia, tapi mulut keluarnya justru berada ditengah barisan
pohon dan bunga, bila orang itu tidak memahami perubahan dari Ngo heng,
sekalipun mengetahui letak lorong rahasia tersebut juga sama sekali tak ada
gunanya." "Ayah, kau dapat mengendalikan perguruan tiga malaikat ?" bukan menjawab
Buyung Im seng balik bertanya.
"Dalam soal apa ?"
"Ketika kami datang kemari, rasanya kami harus melewati banyak sekali
rintangan-rintangan. Jika orang-orang yang tidak mereka kenal, jangan harap
hadangan-hadangan tersebut bisa dilampaui, aku kuatir tidak benar kesempatan
bagi mereka untuk meninggalkan tempat ini."
"Khong Bu siang merupakan toa sengcu dari perguruan tiga malaikat, sudah tentu
dia mempunyai cara untuk melalui rintangan-rintangan tersebut..."
Dengan cepat Buyung Im seng menggeleng.
"Menurut pendapat ananda, belum tentu demikian keadaannya, organisasi
perguruan tiga malaikat sendiri mungkin saja masih mempunyai sedikit pengaruh
dan kewibawaan, berkuasa penuh untuk menurunkan perintah. Tapi begitu dia
pergi meninggalkan Seng tong, agaknya dia seperti kehilangan semua
kekuasaannya sebagai toa sengcu dari perguruan tiga malaikat.."
"Nak, kau bisa mengamati semua persoalan dengan begitu seksama, hal ini
menunjukkan kalau kau adalah seorang manusia yang berotak cerdas dan lagi
sangat teliti." "Aaah, ayah kelewat memuji" Buyung Im seng tertawa getir.
"Sesungguhnya semua kunci dari perguruan sam seng bun terletak di dalam
ruangan seng tong, maka dia dapat segera menurunkan perintahnya, yang
merupakan rahasia sekarang bagaimana caranya untuk masuk ke dalam patung
suci tersebut." Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah tiba di depan anak tangga
berbatu. Sambil melangkah naik ke tangga batu, Buyung Tiang kim berkata lebih lanjut:
"Setelah naik dari undak-undakan batu ini, kita akan tiba ditengah barisan pohon
dan bunga." "Apakah jalanan itu tidak dijaga orang ?"
"Kau memang sangat teliti, dimulut keluar sana memang ada penjaganya, dia
merupakan seorang jago lihai yang termasyhur karena ilmu pukulan telapak
tangannya dalam dunia persilatan. Orang menyebutnya It chiang huang thian
(telapak sakti pembalik langit) Tam Hiong, walaupun orang yang disekap dalam
kota batu ini sangat banyak, akan tetapi boleh dibilang, Tam Hiong itu adalah
satu739 satunya orang yang paling kesepian. Justru karena itu maka tenaga dalam serta
tenaga pukulannya berhasil dia latih hingga satu tingkat lebih sempurna, pada
hakekatnya dia telah berhasil melatih ilmu pukulan udara kosong yang paling
tangguh di dunia ini."
Setelah menghela napas panjang, lanjutnya:
"Hanya sayang, dia tak bisa hidup melewati tiga bulan lagi."
"Apakah dikarenakan dia keracunan kelewat dalam ?"
"Soal itu memang merupakan alasan utamanya, tapi yang kedua adalah dia gemar
minum arak, padahal arak bisa menyebabkan racun bekerja sebelum waktunya,
itulah sebabnya bakal mati jauh lebih awal daripada rekan-rekan lainnya."
"Ada satu hal hingga kini masih belum juga kupahami."
"Soal apa ?" "Setiap orang yang disekap di dalam kota batu ini rata-rata merupakan jago silat
kelas satu di dalam dunia persilatan, mereka belum kehilangan kesadaran otaknya,
tapi heran, mengapa mereka tak mau melarikan diri saja dari sini ?"
"Sebentar lagi kita akan bersua dengan manusia yang bernama telapak sakti
pembalik langit Tam Hiong, kau boleh bertanya sendiri kepadanya, mengapa dia
enggan meninggalkan kota batu ini."
"Ayah pun tidak tahu ?"
"Aku tentu mengerti, tapi tidak mudah begitu saja untuk memberikan
penjelasannya karena itu lebih baik kau bertanya saja secara langsung kepada
oang yang bersangkutan, setelah mendengar jawabannya dan mendengarkan
penjelasanku di sana sini, kau akan segera memahami semua persoalan."
"Apakah dia ramah terhadap orang lain ?"
"Bila seseorang disekap terus dalam suatu tempat yang sepanjang tahun tak
nampak cahaya matahari, tak bisa membedakan siang dan malam, sunyi senyap
seorang diri, kendatipun dia memiliki iman yang bagus semasa masih bebas dulu,
akhirnya akan berubah juga menjadi seorang manusia yang aneh dan keji."
Buyung Tiang kim segera tersenyum.
"Tentu saja aku akan memberi keterangan lebih dulu kepadanya."
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mendadak terdengar seseorang
membentak dengan suara sedingin es.
"Siapa di situ ?"
"Tam heng kah di sana " Aku Ong Tau-hu (Tabib Ong) !"
Buyung Im seng tercengang mendengar nama tadi, dengan wajah terheran-heran ia
bertanya: "Sejak kapan ayah menjadi seorang tabib ?"
"Untuk sementara waktu jangan kau bongkar rahasiaku yang sebenarnya," bisik
Buyung Tiang kim lirih, "selama ini Tabib Ong merupakan seorang manusia yang
740 paling berkuasa, paling berwibawa dan paling disegani orang di dalam kota batu
ini." Sementara itu, suara dingin menyeramkan tadi kembali berkumandang:
"Kau adalah tabib Ong " Sudah lama kita tak bersua."
"Siapa pula seorang yang lain ?"
"Dia adalah pembantu yang sengaja ku undang kemari, orang yang jatuh sakit
didalam kota batu ini makin lama semakin banyak, aku seorang diri tak sanggup
menangani pasien yang begitu banyak."
Telapak sakti pembalik langit Tam Hiong segera menghembuskan napas panjang,
katanya kemudian. "Tampaknya dalam hidup lohu kali ini, sudah tiada harapan lagi untuk dapat
keluar dari sini." "Mengapa " Banyak orang di kota batu ini yang bernasib sama seperti dirimu,
untuk mendapatkan kesegaran sesaat, mereka tak segat-segan minum madat."
Suara gelak tertawa yang pedih dan memilukan hati segera bergema memecahkan
keheningan, terdengar dia berkata lagi:
"Tabib Ong, aku ingin tahu, berapa lama lagi aku masih bisa hidup di dunia
ini ?" "Saudara Tam, bukankah kau sudah mampu mengendalikan menjalarnya racun
keji tersebut di dalam tubuhmu " Tapi.. sekalipun mati lebih lama, toh tak ada
harapan lagi untuk melihat matahari."
Tam Hiong termenung beberapa saat lamanya, mendadak ia bertanya:
"Sudah kau bawa benda itu ?"
"Sudah, cuma tidak banyak jumlahnya, mungkin aku tak bisa meninggalkan lebih
banyak bagimu." "Lohu tak dapat menerima kebaikan darimu dengan begitu saja, selama beberapa
hari ini aku telah berhasil menemukan sebuah jurus serangan aneh di dalam
telapak tanganku, asal kau dapat meninggalkan lebih banyak lagi untukku, akan
kuwariskan ilmu pukulan aneh tadi kepadamu."
"Kita berbicara setelah sampai waktunya nanti, asal aku bisa meninggalkan lebih
banyak untukmu, tentu akan kutinggalkan lebih banyak untukmu."
"Ilmu pukulanku ini boleh dijamin akan merupakan satu jurus serangan yang
paling tangguh dikolong langit, bila kau tak bersedia untuk mempelajarinya,
aaai.. sungguh merupakan suatu kejadian yang patut disayangkan."
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah sampai di hadapan Tam
Hiong. Dimana Buyung Ting kim dan Buyung Im seng berjalan sekarang sudah berada
dekat sekali dengan pepohonan tersebut, sinar telah menyorot masuk ke dalam,
keadaan di situ memang jauh lebih terang daripada keadaan ditempat-tempat
lainnya. 741 Buyung Im seng mencoba untuk mengamati wajah orang itu dengan seksama,
ternyata dia adalah seorang kakek berbaju hitam yang memelihara rambut panjang
dan jenggot panjang, saat itu dia sedang duduk bersandar di atas dinding batu,
matanya terpejam dan wajahnya kuyu, sayu dan lemas sekali.
Buyung Tiang kim mendehem beberapa kali, kemudian menegur, "lelah sekali
saudara Tam ?" oooOooo "Selama beberapa hari ini, lohu selalu merasa tubuhku lemas, tak bertenaga dan
hilang semangat." "Locianpwe disebut orang sebagai telapak sakit pembalik langit, itu berarti
tenaga dalammu sudah mencapai tingkat kesempurnaan, mengapa tidak mencoba untuk
mengatur napas ?" timbrung Buyung Im seng dari sisi ayahnya.
Pelan-pelan Tam Hiong membuka matanya dan memandang Buyung Im seng,
kemudian tegurnya. "Anak muda yang tak tahu diri, darimana kau datang ?" tanyanya kemudian.
"Bukankah tadi sudah kuberitahukan kepada saudara Tam, dia adalah muridku."
Tam Hiong segera manggut-manggut.
"Ya, masih ingat, masih ingat. Cepat berikan benda itu kepadaku, lohu benarbenar sudah hampir tak sanggup menahan diri."
Buyung Tiang kim merogoh ke dalam sakunya dan mengeluarkan sebuah botol
porselen, dari dalam botol itu dia mengeluarkan sebutir pil yang diserahkan ke
tangan Buyung Im seng, katanya kemudian, "Nak, serahkan pil ini kepadanya dan
suruh dia telan." Buyung Im seng menerima pil tersebut, tapi sempat bertanya: "Obat beracun ?"
katanya. Buyung Tiang kim menghela napas panjang.
"Benar, tapi dalam pandangan Tam Hiong pil tersebut merupakan pil mestika yang
tak ternilai harganya, asal dia mempunyai benda apa saja kau bisa menukar benda
miliknya itu dengan pil ini" kata orang itu kemudian.
Diam-diam Buyung Im seng menghela napas panjang, dia lantas serahkan pil
tersebut ke tangan Tam Hiong seraya berkata dengan tenang:
Locianpwe, pilnya berada di sini"
Tam Hiong cepat menyambar pil itu dan cepat-cepat dimasukkan ke dalam
mulutnya, setelah menelan pil tadi, dia pun memejamkan mata untuk mengatur
napas. Tak selang berapa saat kemudian ia telah selesai dengan semedinya, bagaikan
berganti dengan seseorang yang lain, kali ini dia bangun dengan semangat yang
tinggi dan sorot mata yang tajam menggidikkan hati."
Tampak dia mengalihkan sorot matanya ke wajah Buyung Tiang kim kemudian
berkata lagi. 742 "Tay-hu, kau bersedia memberikan pil dalam jumlah yang lebih banyak bukan ?"
"Benar !" Buyung Tiang kim manggut-manggut, "tapi sayang pil tersebut sudah
bukan menjadi hakku lagi, mulai besok akan kuserahkan kepada muridku ii."
Tam Hiong segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Buyung Im seng,
kemudian menegurnya. "Nak, benarkah apa yang dikatakan tay-hu ?"
Buyung Im seng manggut-manggut.
"Benar, suatu hari akulah yang akan mengurus semua kota batu di bawah tanah
ini." "Bagus sekali ! Jika ada orang yang tidak bersedia menuruti perkataanmu, lohulah
orang pertama yang akan turun tangan menjagalnya."
"Itu mah urusan di kemudian hari"
"Sekarang apa yang kau inginkan ?" cepat Tam Hiong bertanya, "cepat katakan,
asal lohu sanggup melakukannya, pasti tak akan kutampik.."
"Aku hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu, aku harap kau bisa
memberi jawaban dengan sejujurnya."
"Baik, asal lohu tahu pasti akan kujawab dengan sejujurnya."
Sementara berbicara dengan anak muda itu, sepasang matanya menatap terus
wajah Buyung Im seng lekat-lekat seakan-akan sudah lupa kalau di situ masih ada
Buyung Tiang kim. Pelan-pelan Buyung Im seng berkata:
"Aku dengar ilmu pukulanmu luar biasa sekali, benarkah itu ?"
"Lohu bergelar tangan sakti pembalik langit, tak ada ilmu pukulan di dunia ini
yang sanggup menandingi ilmu pukulanku."
"Kau dapat berbicara dengan dan sangat beraturan, hal ini membuktikan kalau
kesadaranmu masih tetap utuh dan normal."
"Lohu merasa amat sadar, semua kejadian lampau tak satu pun yang kulupakan."
"Urusan yang sudah lewat, biarkan lewat, locianpwe harus mulai memikirkan
urusan di kemudian hari."
"Urusan di kemudian hari ?" tanya Tam Hiong dengan wajah termangu-mangu.
"Benar ! Pernahkah kau pikirkan, sudah berapa lama kau disekap ditempat ini ?"
"Soal ini... soal... ini sudah tak bisa ingat lagi, aku hanya tahu sudah lama
sekali." "Apakah kau ingin selamanya disekap terus ditempat ini ?" pelan-pelan Buyung Im
seng bertanya. "Walaupun lohu tak ingin disekap terus di sini, tapi akupun tidak berhasil
menemukan cara terbaik untuk pergi meninggalkan tempat ini. Apa lagi sekarang
lohu sudah tak berkemampuan lagi meninggalkan tempat ini."
743 "Mengapa ?" "Sebab kecuali di sini, ditempat lain sudah tiada obat mestika yang bisa lohu
gunakan." "Tahukah kau obat apa yang kau telan selama ini ?" jengek Buyung Im seng sambil
tertawa dingin. Tam Hiong menggeleng, "Lohu tidak tahu, dan tak ingin tahu, sebab hanya obat ini yang bisa
mendatangkan rasa nyaman dan segar bagiku, cuma..."
"Cuma kenapa ?"
"Cuma lohu tak pernah punya pikiran untuk melarikan diri, seandainya tidak kau
singgung kembali hari ini, lohu tak akan pernah memikirkan soal melarikan diri
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lagi. Buyung Im seng berpaling memandang sekejap ke arah Buyung Tiang kim.
Agaknya Buyung Tiang kim mengetahui apa yang menjadi pemikiran anak muda
tersebut, dia lantas manggut-manggut sambil menyahut lirih.
"Ya, ilmu menguasai hati !"
Sementara itu, Tam Hiong sudah mendehem beberapa kali, kemudian berkata:
"Hari ini, walaupun aku telah menyinggung kembali persoalan tersebut, tapi aku
masih tetap tidak mempunyai keinginan melarikan diri dari sini."
Buyung Im seng benar-benar merasa terperanjat sekali sesudah mendengar
perkataan itu, pikirnya: "Kalau dilihat dari mimik wajahnya, ucapan tersebut seperti keluar dari hati
sanubarinya yang jujur, benarkah di dunia ini terdapat ilmu menguasai hati yang
begini lihai " Yaa, kalau benar-benar ada, sudah pasti ilmu tersebut merupakan
suatu ilmu yang luar biasa."
Berpikir demikian, dia lantas berkata:
"Andaikata aku memberitahukan kepadamu bahwa obat yang kau telan itu adalah
semacam obat beracun ?"
Tam Hiong segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh... haaahhh... haaah.... racun " Sekalipun pil tersebut benar-benar
sejenis racun, lohu juga tak bisa berpisah lagi dengannya."
Seandainya aku mengajakmu pergi meninggalkan tempat ini, bersediakah kau
untuk melarikan diri ?"
Cepat-cepat Tam Hiong menggeleng.
"Tidak, lohu tak akan melarikan diri."
"Aaai.... tampaknya hatimu benar-benar sudah mati, sehingga semua pikiranmu
berbeda dengan jalan pikiran manusia."
Tam Hiong turut menghela napas.
744 "Selama banyak tahun ini, lohu sudah terbiasa dengan cara kehidupan semacam
ini." "Meskipun pintu Budha terbuka lebar, namun tak akan menerima orang yang tak
berjodoh, kalau toh kau tidak ingin mengungkapkan keadaan yang sebenarnya, aku
pun tidak ingin mendesakmu lebih jauh."
Dia mengeluarkan sebutir pil lagi dan diserahkan ke tangan Tam Hiong, pesannya:
"Berpikirlah lebih mendalam, kau harus tahu persoalan ini menyangkut nasib dari
segenap dunia persilatan."
Tam Hiong menggeleng. "Lohu tidak ingin berpikir tentang urusan yang menyangkut dunia persilatan
lagi." Buyung Im seng hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali, kepada
Buyung Tiang kim bisiknya kemudian:
"Mari kita pergi !"
Buyung Tiang kim tidak langsung pergi, dia berpaling kembali ke arah Tam Hiong
dan bertanya: "Tam Hiong, bagaimana keadaan muridku ini ?"
"Amat cekatan, hanya sayang kelewat gemar mencampuri urusan orang lain."
Mendengar perkataan itu, Buyung Im seng segera berpaling, lalu perlahan berkata:
"Setiap perkataan yang kutujukan kepada locianpwe, semuanya merupakan katakata
yang muncul dari hati sanubariku."
"Kau masih muda, tetapi benar-benar cerewet sekali." tukas Tam Hiong cepat.
Diam-diam Buyung Im seng melirik sekejap memandang wajahnya, ia menjadi
semakin berani, kembali katanya:
"Locianpwe bergelar tangan sakti pembalik langit, sewaktu berada dalam dunia
persilatan dulu, kau pastilah seorang tokoh persilatan yang amat termasyhur."
"Seorang hohan tidak boleh berbangga atas kesuksesannya dimasa lampau, bila
lohu tak memandang budimu menghadiahkan obat kepadaku, sejak tadi kau sudah
aku hajar sampai mampus."
Saat Buyung Im seng menyaksikan paras muka Tam Hiong sudah mulai dilapisi
hawa amarah, ia tak berani banyak bicara lagi.
Sambil tersenyum Buyung Tiang kim segera berkata:
"Saudara Tam, kami ingin keluar sebentar, dalam satu jam kemudian pasti akan
kembali lagi, apakah saudara Tam sedia membukakan jalan lewat untuk kami
berdua ?" Tam Hiong berpikir sejenak, kemudian menjawab.
"Kau boleh keluar, tapi bocah tersebut harus tetap tinggal di sini."
"Tidak bisa, kalau kau tak mengijinkan dia pergi dari sini, lohu pun tak jadi
pergi, tapi selanjutnya aku khawatir saudara Tam tidak akan memperoleh jatah obat
yang lebih banyak lagi."
745 Selesai berkata dia lantas membalikkan badan lalu berjalan balik ke arah semula.
Dengan ketakutan Tam Hiong segera berseru.
"Eeeh... tay-hu, tunggu dulu ! Tunggu dulu."
"Bagaimana " Saudara Tam setuju ?" tanya Buyung Tiang kim.
"Hanya satu jam, tak boleh di ulur lebih lama lagi."
"Kapan aku pernah membohongi dirimu ?"
"Baik ! Lohu akan mengijinkan kalian berlalu."
Dia lantas meraba ke belakang punggungnya, seketika itu juga terdengarlah suara
gemerincingan yang amat nyaring disusul cahaya tajam menyorot masuk ke dalam
ruangan, lorong gua yang semula gelap kini menjadi terang benderang.
Buyung Tiang kim segera mempercepat langkahnya beranjak pergi dari situ.
Ketika Buyung Im seng melihat Buyung Tiang kim seakan-akan sedang setengah
berlari, dengan cepat dia ikut berlarian keluar dari situ.
Bau harum semerbak tersiar disekitar sana, tahu-tahu mereka sudah berada
ditengah sebuah hutan bunga yang amat lebat.
"Blaaamm... !" tiba-tiba pintu batu yang besar itu menutup kembali keras-keras.
Setelah menghembuskan napas panjang, Buyung Im seng berbisik: "Ayah, tadi
mengapa kau lari ?" "Orang-orang semacam itu tak boleh dipercaya. Setiap saat mereka dapat berubah
pikiran. Oleh sebab itu kau harus memanfaatkan setiap kesempatan yang ada,
entah kesempatan itu hanya sedetik."
"Ananda tidak habis mengerti, mengapa Tam Hiong enggan melarikan diri... ?"
Buyung Tiang kim tidak menanggapi pertanyaan itu, tiba-tiba serunya:
"Khong Bu siang dan Nyoo Hong leng akan segera tiba di situ, kita harus pergi
menengok mereka lebih dulu sebelum membicarakan persoalan-persoalan lain."
Setelah berhenti sejenak, dia bertanya lagi:
"Kau sudah pernah mempelajari ilmu Ngo heng ?"
"Belum." Buyung Tiang kim segera menggandeng tangan kiri Buyung Im seng, kemudian
ujarnya: "Nak, bila kau ingin cepat sampai ditempat tujuan, lebih baik pejamkan saja
matamu." Buyung Im seng menurut dan segera memejamkan matanya rapat-rapat, dia
membiarkan Buyung Tiang kim yang menarik tangannya menempuh perjalanan.
Entah berapa saat sudah lewat, mendadak Buyung Tiang kim berhenti seraya
berkata: 746 "Nak, sekarang kau boleh membuka kembali matamu."
Ketika Buyung Im seng membuka matanya kembali ternyata ia bersama Buyung
Tiang kim sudah berhenti di bawah sebatang pohon besar. Sambil tersenyum
Buyung Tiang kim segera berkata:
"Naiklah ke atas pohon, mungkin akan kau saksikan mereka berdua."
Buyung Tiang kim segera menghimpun tenaga dalamnya dan melompat naik ke
atas pohon, kemudian menyembunyikan diri dibalik dedaunan yang rimbun. Pohon
tersebut tidak seberapa tinggi tapi berhubung daunnya lebat sekali maka sangat
strategis untuk tempat menyembunyikan diri."
Dari pohon tersebut sampai ke jalan yang harus dilalui hanya berjarak empat
kaki, di bawah sinar matahari yang cerah, segala sesuatunya dapat terlihat dengan
jelas. Ketika Buyung Im seng menundukkan kepalanya, dia menyaksikan Buyung Tiang
kim sedang duduk bersila di bawah pohon sambil bersemedi.
Tak selang berapa saat kemudian, tampak dua sosok bayangan manusia berjalan
lewat dengan langkah lebar, mereka adalah Khong Bu siang dan Nyoo Hong leng.
Khong Bu siang berjalan dimuka sedang Nyoo Hong leng mengikuti di belakangnya,
kedua orang itu berjalan sangat lamban sehingga Buyung Im seng dapat
menyaksikan raut wajah mereka berdua dengan sangat jelas.
Mendadak Nyoo Hong leng mempercepat langkahnya, menyusul ke depan tubuh
Khong Bu siang, setelah itu ujarnya:
"Seandainya Buyung Im seng tidak membantu kita tadi, mungkin kita tak akan
pernah bisa meninggalkan kota batu itu."
"Ehmm, kota batu memang menyimpan berbagai rahasia yang amat besar, bagi
siapapun memiliki daya tarik yang luar biasa, seandainya bukan dikarenakan kau."
"Kenapa ?" tukas Nyoo Hong leng.
"Aku ingin sekali tinggal di dalam kota batu di bawah tanah itu."
"Mengapa kau tidak tinggal di sana saja ?"
"Karena kau tak ingin kehilangan kau !"
Nyoo Hong leng segera menghela napas.
"Aaai... selama ini kau selalu merendahkan diri, mencemooh diri sendiri,
menyiksa diri sendiri, tampaknya semuanya itu hanya disebabkan satu alasan."
"Ya, untuk merebut hatimu." sambung Khon Bu siang sambil tertawa hambar.
Dengan cepat Nyoo Hong leng menggeleng.
"Karena aku berwajah amat cantik maka kau bersedia untuk berbuat demikian,
coba kalau wajahku sedikit lebih jelek, belum tentu kau bersedia meninggalkan ke
empat orang dayangmu dan kedudukanmu sebagai Toa sengcu dari perguruan tiga
malaikat, kau pun tak akan bentrokan dengan Ji sengcu dan Sam sengcu, kau
lebih-lebih tak akan memasuki kota batu di bawah tanah bersamaku, bukan
demikian ?" 747 Khong Bu siang mendehem pelan.
"Hong leng, aku benar-benar tidak memahami maksud dari perkataanmu itu... "
serunya. "Aaai.. jika kau benar-benar tidak mengerti, lebih baik tak usah bertanya lagi."
Mendadak Khong Bu siang berhenti, kemudian sambil mencengkeram pergelangan
tangan kiri Nyoo Hong leng, serunya keras.
"Tapi aku mengerti, kau masih teringat selalu dengan Buyung Im seng...."
Sekulum senyuman manis tersungging di ujung bibir Nyoo Hong leng, sahutnya:
"Betul. Aku sangat berharap kau bisa menghajar diriku habis-habisan. Aaai.. aku
sudah memutuskan untuk menikah denganmu, tapi tak pernah berhasil untuk
melenyapkan bayangan yang masih tersisa didalam hati kecilku."
"Apakah bayangan itu adalah Buyung Im seng ?" tanya Khong Bu siang cepat.
"Tentu saja dia."
Setelah menghela napas sedih, katanya lagi dengan suara lembut.
"Aku akan berusaha keras untuk menjadi isteri yang baik, tapi kau harus
membantuku." Mendadak Khong Bu siang bernapas dengan tersengal-sengal, mukanya berubah
menjadi merah membara, sekujur tubuhnya bergetar keras, seperti mendapat
serangan penyakit parah secara tiba-tiba.
Nyoo Hong leng menjadi tertegun setelah menyaksikan peristiwa tersebut, segera
tegurnya: "Hei, kenapa kau ?"
Khong Bu siang melepaskan cengkeramannya pada pergelangan tangan kiri Nyoo
Hong leng, kemudian mengayunkan telapak tangan kirinya ke atas dada sendiri:
"Uuuaakk... !" dia segera memuntahkan darah segar.
Nyoo Hong leng mengerdipkan sebentar sepasang matanya yang besar dan bulat,
dua titik air mata segera jatuh berlinang membasahi pipinya yang putih, katanya
sedih. "Tentunya kau amat membenci Buyung Im seng bukan ?"
"Bila aku mengatakan membenci dirinya sudah pasti kau tak percaya, tapi aku
benar-benar tidak terlalu membenci."
Nyoo Hong leng mengeluarkan sapu tangan untuk menyeka noda darah yang
membasahi ujung bibir Khong Bu siang, kemudian katanya lagi.
"Kau memang tidak sepantasnya membenci dia, kalau bukan lantaran Buyung Im
seng aku pun tak bakal kawin denganmu."
Khong Bu siang segera manggut.
"Benar, itulah sebabnya kau sama sekali tidak membencinya."
748 "Bila kau dapat memahami persoalan maupun keadaan, di kemudian hari kita
dapat membina suatu kehidupan yang bahagia."
Khong Bu siang segera tertawa getir.
"Setelah aku berpikir sebentar, aku merasa bahwa aku memang tidak pantas
berbuat demikian." "Dalam soal apa ?" tanyanya.
"Sebenarnya kau dan Buyung Im seng adalah sepasang sejoli yang sangat ideal,
yang perempuan cantik jelita dan yang lelaki tampan dan gagah. Tapi ditengah
jalan muncul aku yang menyerobot cinta kalian, memisahkan kalian secara paksa
sehingga sepasang kekasih yang sebenarnya saling mencinta, kini harus
berantakan dan terpecah tak karuan."
"Bila kau mempunyai pemikiran demikian, hal mana menunjukkan kalau hatimu
jujur, aku amat berterima kasih kepadamu. Cuma, yang seharusnya merasa sedih
bukan kau melainkan aku, kau tak usah bersedih hati karena persoalan ini,
berulang kali aku telah memberi pertanda kepadanya, seharusnya dia memahami
maksud hatiku, tapi ia tak pernah menaruh perhatian khusus kepadaku, meski aku
tahu keinginannya untuk bertemu dengan ayahnya hanya ingin menunjukkan rasa
baktinya, suatu sikap yang seharusnya baik dan dipuji, tapi aku suka kalau orang
lain meletakkan diriku pada urutan yang kedua."
"Hanya begitu ?" pelan-pelan Khong Bu siang berkata.
"Masih ada satu hal lagi, yakni aku ingin memenuhi rasa baktiku itu."
"Karena dia kau rela berkorban dan kawin dengan seseorang yagn sama sekali tak
kau cintai, bila Buyung Im seng tahu kalau ia mempunyai seorang kekasih seperti
ini, ia pasti akan berterima kasih sekali."
"Aku tidak menginginkan rasa terima kasihnya, paling baik lagi kalau dia tidak
mengetahui hal ini sama sekali."
"Mengapa kau harus berbuat demikian ?"
"Dengan kecerdasan dan kepintaranmu, masa masih belum mengerti ?"
"Itulah yang disebut siapa yang terlibat dia dalam keadaan tak sadar."
"Bila dia tak menaruh perasaan terima kasih kepadaku, aku baru bisa hidup
dengan riang gembira dan berbahagia, aku baru dapat menjadi seorang istri yang
baik." "Aaaii.. maksud hatimu sungguh mengagumkan.."
"Sekarang hanya kita berdua berada di sini," sela Nyoo Hong leng cepat, "aku
pikir sebelum pernikahan dilangsungkan, aku harus selesai mengungkapkan seluruh
rahasia hatiku, dengan demikian, di kemudian hari kita baru tak akan menyesal."
"Baik, katakanlah ! Sebenarnya aku memang ingin menanyakan persoalan ini sejak
dulu, cuma tak berani kuungkapkan. Sekarang kesalahan benar belum terlaksana,
waktu pun belum terlambat, masih sempat bagi kita untuk merubah segala
sesuatunya." 749 "Untuk kawin dengan diriku, kau telah membayar dengan pengorbanan yang cukup
mahal, maka sebagai rasa terima kasihku, akan kubayar pengorbananmu itu
dengan sesosok tubuh yang cantik..."
Khong Bu siang segera tertawa getir.
"Aku tidak memahami maksudmu, kau berulang kali menerangkan soal itu
kepadaku, rupanya kau sudah merasa agak menyesal ?"
"Di dalam persoalan ini, tak bisa dikatakan soal menyesal atau tidak menyesal,
terhadapmu aku hanya berhutang satu janji dan aku harus memenuhi janjiku,
sedang kau hanya menyukai kecantikanku dan kini telah kau peroleh, kalau
dibilang kita sama-sama telah berhasil mendapatkan apa yang diharapkan dan hal
ini merupakan suatu kejadian yang sepantasnya dirayakan dengan gembira."
"Seorang lelaki sejati sulit untuk menjaga istri yang setia dan putra yang
berbakti, bila kau tidak bersedia menjadi seorang istri yang baik, akupun tak dapat
berbuat apa-apa lagi." Sesudahnya menghembuskan napas panjang, lanjutnya: "Apa yang kita bicarakan
selama ini hanya garis besarnya saja, sekarang rasanya kita harus membicarakan
pula hal-hal yang lebih menjurus dan mendetil..."
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku pun berpendapat demikian, kalau sebelum semuanya berlangsung
masalahnya sudah menjadi terang, setelah kejadian nanti kitapun bisa
menghilangkan banyak kesulitan yang tak diinginkan." katanya kemudian.
"Katakanlah, akan kudengarkan dengan seksama." pintanya.
"Pertama, kau tahu kalau kawin denganmu karena untuk memenuhi janji,
terhadap dirimu tentu saja hal ini tak akan terasa baik."
"Soal ini aku sudah tahu. Katakanlah masalah yang kedua !" jawabnya
menegaskan. "Aku mempunyai kebiasaan senang kebersihan, tak suka tidur bersama dengan
orang lain, oleh sebab itu untuk memenuhi syarat yang kedua, kaupun tak boleh
menginap didalam kamarku." katanya melarang.
Khong Bu siang hanya tersenyum.
"Sebuah syarat yang benar-benar memastikan. Masih ada syarat yang ketiga ?"
ujarnya. "Sudah kau penuhi belum syaratku yang kedua ?"
"Tampaknya sekalipun tidak kukabulkan juga harus kukabulkan, katakan
syaratmu yang ketiga !"
"Syarat yang ketiga, bila aku melahirkan seorang anak untukmu, maka hubungan
kita sebagai suami istri pun turut berakhir, aku akan pergi meninggalkan kau."
"Bagaimana dengan anaknya ?"
"Tentu saja akan kutinggalkan untukmu, kau harus baik-baik merawatnya...."
Khong Bu siang termenung dan berpikir sejenak, kemudian tanyanya lagi:
"Masih ada syarat ke empat ?"
750 "Ada ! Jika aku tak bisa melahirkan anak untukmu, paling banter hanya bisa hidup
menjadi suami istri selama sepuluh tahun saja."
"Aku akan pergi meninggalkan dirimu."
"Kau hendak pergi kemana ?"
"Aku akan mengasingkan diri di suatu tempat terpencil dan tidak lagi melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan namun diantara kita masih mempunyai nama
sebagai suami istri."
"Bila sepanjang tahun tak bisa bertemu, mempertahankan nama saja apa gunanya
?" "Go long dan Ci-Ji pun bisa menahan keadaan seperti ini, masa kau tak mampu
melebihi Go-long ?" "Baiklah ! Aku akan menyetujui semua syaratmu, bila aku tak sanggup menahan
rasa rinduku lagi, aku punya cara untuk menghabisi diriku."
"Setiap tahun bulan ke tujuh, kita boleh berjumpa satu kali." katanya kemudian.
"Terlampau sedikit," jawabnya.
"Aku tahu kalau syaratku ini sedikit kelewat kejam, itulah sebabnya kuanjurkan
kepadamu untuk memilih empat orang selir yang cantik untuk menemanimu
Orang Orang Terbuang 2 Pendekar Bloon 2 Bayang Bayang Kematian Perawan Lembah Wilis 24
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama