Ceritasilat Novel Online

Lembah Tiga Malaikat 19

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 19


saudara Buyung, begitu meninggalkan tempat ini dan Buyung heng baru memutuskan hal
tersebut, kurasa hal ini bukan suatu pekerjaan yang terlampau gampang lagi."
Diam-diam Buyung Im seng berpikir didalam hati :
"Apa yang dikatakan ayah memang benar, Khong Bu siang bukan seorang manusia yang
sederhana, secara tiba-tiba dia bersedia menyerahkan kedudukannya sebagai Toa
sengcu kepadaku, entgah apa maksud dan tujuan yang sebenarnya. Aku harus berusaha untuk
mengorek dulu latar belakang dari usulnya ini."
Berpikir demikian, dia lantas berkata :
795 "Saudara Khong, aku merasa kagum sekali dengan kemampuanmu untuk mengatasi
situasi." "Maksudmu ?" Khong Bu siang tertegun.
"Siaute memang ada hasrat untuk menyelamatkan umat persilatan dalam hal ini
ternyata saudara Khong berhasil menebaknya secara jitu."
"Bapak harimau tak mungkin melahirkan anjing, tak usah dipikirkan pun hal ini
sudah jelas." "Seandainya siaute dapat menjadi Toa sengcu dari perguruan tiga malaikat dan
memberi perintah kepada segenap anggota perguruan Sam seng bun, hal ini memang benarbenar merupakan sesuatu kekuatan yang maha besar !"
"Bukan kekuatan yang maha besar saja, hal inipun merupakan sumber kekacauan dari
dunia persilatan dewasa ini, seandainya tujuan serta haluan dari Sam seng bun
dapat diperbaiki dan diarahkan kembali ke jalan yang lurus, secara otomatis dunia
persilatanpun akan memperoleh masa tenang yang cukup berarti."
"Tapi siaute merasa kelewat asing dengan ruangan tersebut, sekalipun bersedia
menyaru sebagai saudara Khong dan kembali ke ruang Seng tong, toh belum tentu aku bisa
menyelesaikan persoalan-persoalan serta kesulitan yang akan dihadapi didalam
ruangan Seng tong ?" "Saat ini tak perlu kau risaukan, sudah pasti ada orang yang secara diam-diam
memberi petunjuk kepadamu untuk melakukannya, bila saudara Buyung berminat untuk mencari
otak yang sebenarnya dari perguruan Sam seng bun, mencari dengan menyaru sebagai
diriku merupakan suatu cara yang paling tepat."
"Sebuah usul yang sangat menarik hati !" ujar Buyung Im seng sambil tersenyum.
"Sedangkan mengenai segala tindak tanduk setelah berhasil menyelundup kedala
ruang Seng tong, siaute dapat memberikan penjelasan secara garis besarnya, dengan
kecerdikan saudara Buyung, siaute percaya segala sesuatunya pasti dapat kau hadapi."
"Apakah sekarang juga kita akan berganti pakaian ?"
"Seandainya saudara Buyung bersedia siaute mempunyai akal untuk menghindari
pengamatan dari orang disekitar sini."
Buyung Im seng berpaling dan memandang sekejap ke arah sekeliling tempat itu
kemudian pikirnya : "Cara ini benar-benar sukar dipecahkan dengan akal manusia, coba akan kuketahui
sampai dimanakah kemampuan yang dimilikinya sehingga di depan umum dia bisa
saling bertukar pakaian denganku tanpa diketahui orang lain..."
Berpikir begitu, dia lantas menyahut :
"Baik ! Siaute bersedia untuk melaksanakan usul dari saudara Khong itu..."
"Jadi saudara Buyung sudah setuju ?"
"Aku setuju, bagaimanakah tindakah selanjutnya, silahkan saudara Khong memberi
petunjuk !" 796 Khong Bu siang tidak menjawab pertanyaan itu, sebaliknya berpaling ke arah Nyoo
Hong leng sambil bertanya : "Apakah nyoya Nyoo juga setuju ?"
Nyoo Hong leng termenung sebentar, kemudian sahutnya :
"Yang bersedia memukul, yang lain bersedia dipukul, aku pun jadi ogah untuk
mencampuri." "Aku harap kalian berdua dapat menjaga rahasia ini."
"Nona Nyoo saja ogah mengurusi, kami sebagai orang yang berada diluar garispun
lebihlebih tak berhak untuk mengurusinya," sahut Kwik Soat kun cepat, "tidak usah kuatir
soal memegang rahasia, kami tak nanti akan membocorkannya."
Kembali Khong Bu siang mengamati wajah mereka bertiga sekali lagi, kemudian
berkata : "Harap nona bertiga menunggu disini, jangan bergerak, aku dan saudara Buyung
akan bertukar pakaian dulu."
Selesai berkata dia lantas berjalan lebih dahulu ke arah depan...
Buyung Im seng tidak mengetahui dimanakah letak maksud dan tujuannya, secara
diamdiam dia menghimpun tenaga dalamnya untuk bersiap sedia menghadapi segala
kemungkinan yang tak diinginkan, kemudian mengikuti dibelakangnya.
"Kalian hendak kemana ?" Nyoo Hong leng menegur tiba-tiba dengan suara dingin.
"Akan berganti pakaian !" sahut Khong Bu siang cepat.
"Empat penjuru penuh dengan musuh yang melakukan pengepungan, kemanakah kalian
hendak berganti pakaian ?"
"Didepan sana terdapat sebuah pohon besar !"
Sebenarnya Nyoo Hong leng merasa mendongkol sekali dan tak ingin mencampuri
urusan Buyung Im seng lagi, namun setelah menyaksikan kedua orang itu benarbenar beranjak pergi, ia menjadi tak tega untuk berpeluk tangan saja, sambil melompat
ke depan dan melakukan pengejaran, serunya lagi dengan nada cemas :
"Kalian dua orang lelaki pergi dengan begitu saja meninggalkan kami tiga orang
perempuan sendiri, sebetulnya apa maksudmu ?"
( Bersambung ke jild 38 )
797 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 38 "SEKARANG JUGA harus berangkat?"
Kakek berjubah hijau itu beranjak menuju ke depan. Sambil berjalan, sahutnya:
"Betul, lebih cepat lebih baik untuk kita."
Dengan mengikuti di belakang kakek berjubah hijau itu, Kwik Soat-kun berjalan
menembusi hutan belukar dan semak-semak yang amat lebat.....
Sementara itu perjalanan yang ditempuh kakek berjubah hijau itu makin lama
semakin cepat, sehingga mau tak mau terpaksa Kwik Soat-kun harus mengerahkan segenap
kekuatan yang dimilikinya untuk menyusul dari belakang.
Sepanjang perjalanan, arah yang ditempuh kalau bukan bukit yang tinggi, tentu
lembah yang dalam dengan tebing-tebing karang yang curam. Tak selang berapa saat
kemudian, Kwik Soat-kun sudah bermandikan peluh.....
Entah berapa bukit dan tebing yang sudah dilewati, entah berapa jurang dan air
terjun yang dilalui, beberapa puluh li kemudian kakek berjubah hijau itu baru berhenti
di bawah sebuah dinding tebing. "Mengapa tidak berjalan lagi?" Kwik Soat-kun segera menegur sambil menghembuskan
napas panjang. "Sekarang kita sudah dihadapkan dengan pos penjagaan yang pertama. Aku akan
memancing mereka untuk melangsungkan pertarungan, moga-moga saja dua puluh
gebrakan saja telah berhasil membinasakan mereka. Jika dalam dua puluh gebrakan
aku belum berhasil juga, kemungkinan besar mereka akan dibantu oleh bala bantuan
yang segera tiba. Saat itu kau harus berusaha untuk melarikan diri."
798 "Tapi bagaimana caranya melarikan diri?" tanya Kwik Soat-kun sambil memandang
sekejap sekeliling tempat itu.
"Hal ini harus dipecahkan oleh kecerdasanmu sendiri, aku tak bisa membantumu
lagi." Kwik Soat-kun segera manggut-manggut.
"Baik! Pergilah, aku bisa mengusahakan sendiri untuk kabur dari tempat ini."
Kakek berjubah hijau itu mengiakan. Mendadak dia melejit ke tengah udara
setinggi dua kaki lebih, kemudian melesat dua kaki ke arah depan sana.
Tempat tersebut merupakan sebuah daratan yang amat datar, tapi di sekelilingnya
penuh dengan batu karang. Begitu melayang turun ke bawah, kakek berjubah hijau itu melejit lagi dan
melayang dua kaki lebih ke depan. Di saat tubuhnya siap sedia melompat untuk kedua kalinya itulah mendadak tampak
cahaya tajam berkelebat lewat, empat bilah golok telah muncul dari kedua belah
sisi batu karang dan bersama-sama melancarkan tusukan ke muka.
Kakek berjubah hijau itu mendengus dingin. Dia miring ke samping untuk mengegos,
kemudian menerobos keluar melalui bawah bacokan golok yang datang dari arah
utara, sementara tangan kanannya menyambar ke depan mencengkeram kaki dan tangan orang
tersebut. Tergerak hati Kwik Soat-kun setelah menyaksikan peristiwa tersebut, pikirnya:
"Hebat sekali kepandaian yang dimiliki orang ini!"
Ketika kakek berjubah hijau itu memuntir tangan orang itu dengan sepenuh tenaga,
lelaki bergolok tersebut mendengus tertahan. Tahu-tahu lengan kanannya sudah terpuntir
sampai patah menjadi dua sebatas sikunya. Golok yang berada di tangannya pun
segera terlepas dari dalam cekalan.
Setelah di tangannya bertambah sebilah golok, maka keadaan dari kakek berjubah
hijau itu ibarat harimau yang tumbuh sayap... golok tersebut segera diputar kian ke
mari.... "Traang! Traang! Traang!" ketiga bilah golok lawan sudah terbendung semuanya.
Sebenarnya Kwik Soat-kun ada maksud untuk turun tangan membantu, akan tetapi
setelah menyaksikan betapa lihaynya ilmu silat yang dimiliki kakek berjubah
hijau itu, niat itu pun segera diurungkan.
Di saat dia masih memutar otak untuk memikirkan persoalan inilah, si kakek
berjubah hijau itu telah mengembangkan ilmu goloknya untuk melancarkan serangan balasan.
Tampak selapis cahaya golok menyelimuti seluruh angkasa, tiga orang lelaki
bersenjata golok itu tahu-tahu sudah roboh binasa di ujung senjatanya.
Setelah membunuh ketiga orang itu, kakek berjubah hijau itu baru menggapaikan
tangannya ke depan. Kwik Soat-kun mengiakan dan segera melayang turun dari tempat persembunyiannya.
"Locianpwee, ada perintah apa?" tanyanya.
799 "Cepat tukar pakaian dan ikuti tiga-empat kaki di belakang tubuhku. Bila kau
bisa, kau Bagaimana cara kita untuk melarikan diri, sulit untuk ditetapkan mulai sekarang.
Segala sesuatunya harus dihadapi menurut keadaan, situasi dan kecerdasan kita sendiri."
"Aku mengerti."
Sambil membawa golok, kakek berjubah hijau itu melompat ke depan untuk
melanjutkan perjalanan. Dalam waktu singkat dia sudah berada dua kaki jauhnya dari tempat
semula. Kwik Soat-kun mengikuti di belakang kakek berjubah hijau itu dari kejauhan. Dia
tak berani bergerak terlalu dekat sehingga jejaknya mudah diketahui musuh.
Tampaknya kakek berjubah hijau itu bukan cuma hapal dengan wilayah di seputar
sana, bahkan terhadap setiap pos penjagaan dari perguruan Tiga Malaikat pun
diketahuinya dengan jelas sekali. Selama ini Kwik Soat-kun hanya mengikuti terus di belakang kakek berjubah hijau
itu. Ia pun menyaksikan kakek itu berhasil menembusi enam buah pos penjagaan dan setiap
pos penjagaan tidak memerlukan sepuluh gebrakan untuk membereskannya.
Berbicara dari ilmu silat yang dimilikinya itu, boleh dibilang kakek berjubah
hijau ini sudah termasuk seorang jago lihay kelas satu dalam dunia persilatan.
Setiap kali pertempuran berkobar, Kwik Soat-kun selalu menyembunyikan diri di
belakang batu karang untuk mengamati situasi secara diam-diam....
Bila kakek berjubah hijau itu sudah berhasil menghabisi semua penjaga yang
berada di sana, Kwik Soat-kun pun menggunakan gerakan tubuh yang paling cepat untuk
menyusul ke depan. Kelancaran yang berhasil dijumpai kedua orang itu benar-benar di luar dugaan
siapa pun. Tak selang berapa saat kemudian, mereka berdua sudah tiba di atas sebuah tebing
yang curam. Darah kental nampak masih meleleh keluar dari atas batang golok yang berada
dalam cekalan kakek berjubah hijau itu, sembari berpaling tiba-tiba ia berkata :
"Tampaknya dunia persilatan masih bisa ditolong, kita bisa berhasil tiba disini
dengan begitu lancar, sungguh suatu hasil yang sama sekali diluar dugaan."
Kwik Soat kun mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap keadaan sekeliling
tempat itu, tampak olehnya diantara dua buah tebing terdapat sebuah celah jurang
yang dalam, ketika ia mencoba untuk melongok ke bawah, jurang itu begitu dalam
sehingga tak nampak dasarnya... "Dapatkah nona melompati jurang ini ?" tiba-tiba kakek berjubah hijau itu
bertanya. Dengan cepat Kwik Soat kun menggeleng.
"Jurang ini lebarnya mencapai empat kaki, boanpwee tak mampu untuk
menyeberanginya." "Tapi kau harus melompatinya" ucap kakek berjubah hijau itu dengan suara tegas.
Mendengar itu, Kwik Soat kun segera tersenyum.
800 "Andaikata aku gagal untuk mencapai tempat itu, sudah pasti jiwaku akan
melayang, tentu saja aku tak berani untuk melompatinya."
"Aku akan membantumu, tapi kau harus mempunyai keberanian untuk bertindak lebih
dulu karena nasib dari seluruh umat persilatan di dunia ini tergantung pada
hasil lompatmu ini."

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kwik Soat kun memandang lagi ke arah jurang yang lebar dan dalam itu, kemudian
menggeleng. "Locianpwe, boanpwe ingin menanyakan satu hal kepadamu"
"Soal apa ?" "Sanggupkah locianpwe untuk melompati jurang ini ?"
"Sekarang kita tak ada waktu untuk membicarakan masalah tersebut...."
"Boanpwe tidak bermaksud untuk mengajak locianpwe berdebat, bila locianpwe mampu
untuk melewati lembah ini, boanpwe bersedia untuk menyerahkan ketiga pucuk surat
dari majikanmu itu kepada locianpwe..."
"Buat apa kau berikan kepadaku ?" seru si kakek berjubah hijau itu keheranan.
"Diantara kita berdua, yang satu harus menyampaikan surat, sedangkan yang lain
harus mati. Bila locianpwe mempunyai keyakinan bisa mengirimkan surat tersebut,
boanpwe bersedia untuk mewakilimu mati ditempat ini !"
Kakek berjubah hijau itu segera menghela napas panjang.
"Apabila aku dapat mengirim surat ini, tak nanti aku akan menunggu sampai hari
ini." Kwik soat kun menjadi tertegun setelah mendengar perkataan itu, serunya dengan
cepat. "Lantas apa bedanya atanta kau dengan aku ?"
Kakek berjubah hijau itu tidak menjawab, dia hanya menempelkan telapak tangan
kanannya keatas punggung Kwik soat kun, kemudian serunya dengan cepat :
"Nona, aku akan membantumu !"
Terpaksa Kwik Soat kun harus menghimpun tenaga dalamnya, memejamkan mata dan
meloncat ke arah depan. Disaat tubuhnya sedang melompat ke depan dengan penuh tenaga itulah, tiba-tiba
dia merasa munculnya segulung tenaga yang mendorong dari belakang punggungnya
sehingga membuatnya terpental jatuh ke arah depan sana.
Oleh karena lompatannya ini menyangkut masalah mati hidupnya, maka Kwik Soat kun
telah mengerahkan segenap kekuatan yang dimiliki.
Tatkala dia merasa tenaga yang digunakan sudah habis dan tubuhnya mulai meluncur
kebawah, ternyata ia merasakan masih adanya kekuatan yang melontarkan tubuhnya
ke depan. "Blaaammmmm... !" akhirnya dia berhasil mencapai diatas dataran dengan selamat.
801 Ketika membuka matanya, ia saksikan tubuhnya terjatuh ditepi jurang tersebut,
hanya berapa inci saja kebelakang, dia akan terjatuh kedalam jurang.
Kwik Soat kun segera merangkak maju beberapa langkah ke depan, kemudian baru
bangkit berdiri dan berpaling.
Tampak kakek berjubah hijau itu mengulapkan tangannya kemudian melompat ke depan
dan terjun ke dalam jurang tersebut.
Jurang itu sangat gelap dan tidak nampak dasarnya, sekalipun seorang memiliki
ilmu silat yang amat lihai pun, niscaya seluruh tubuhnya akan remuk dan hancur bila
terjatuh ke dalam jurang tersebut. Memandang jurang yang dalam dihadapannya, Kwik Soat kun segera berpikir :
"Dia menghabisi nyawa sendiri tak lain bertujuan agar orang-orang tiga malaikat
mengira tiada orang yang terlepas dari sana, bila aku tak mampu untuk menyampaikan surat
ini kepada si penerima surat, kematiannya itu benar-benar tak ada harganya.:
Berpikir sampai disitu, dia segera merasakan betapa beratnya tugas dan tanggung
jawab yang sedang dipikulnya sekarang.
Tanpa berpikir lebih jauh dia segera membangkitkan lagi semangat sendiri dan
melanjutkan perjalanan ke depan.
Berhubung jurang itu tak mungkin bisa diseberangi orang dengan ilmu meringankan
tubuh yang betapa sempurnanya, maka orang-orang dari perguruan tiga malaikat
tidak menyiapkan penjagaan disekitar tempat tersebut.
Tampaknya kakek berjubah hijau itu memang hapal sekali dengan segala persoalan
tentang perguruan tiga malaikat, dalam waktu dan keadaan seperti ini, ditempat
tersebut memang tiada orang yang melakukan perondaan.
Kwik Soat kun berlarian kencang meninggalkan tempat itu, dalam waktu singkat dia
sudah berada belasan li jauhnya dan berhenti ditengah semak belukar yang lebat.
Sejak orang itu menyerahkan surat tersebut kepadanya, sampai sekarang gadis itu
belum sempat memeriksanya. Maka dia lantas menyembunyikan diri dibalik rerumputan yang lebat, setelah tahu
kalau disekitar sana tiada orang, barulah dia mengeluarkan surat tersebut dari
sakunya. Ketiga pucuk surat itu ditulis dalam sampul berwarna putih, diatas sampul it
tertera pula nomor-nomor. Diatas sampul surat yang pertama bertuliskan begini :
"Dibaca sesuai dengan jadwal yang telah diatur, jangan dibuka sebelum waktunya
sebab pekerjaan ini merupakan sebuah pekerjaan yang amat sukar, barang siapa telah
membaca ketiga pucuk surat itu, maka mereka tak akan berani untuk memikul tugas dan
tanggung jawab ini." Kwik Soat kun termenung beberapa saat lamanya setelah selesai membaca isi surat
tersebut, akhirnya dia memasukkan sampul surat kedua dan ketiga ke dalam
sakunya, kemudian membuka sampul surat yang pertama.
802 Dalam surat itu dituliskan pula beberapa patah kata :
"Berangkat menuju ke jeram Im hong dibukit Thay san dan menjumpai Kiu ci mo ang
(kake iblis berjari sembilan), dia adalah seorang tokoh silat yang berada
diantara lurus dan sesat, amat suka bermain perempuan, tapi dia seorang yang amat memegang
gengsi dan harga diri." Isi surat itu pendek namun semuanya mengandung maksud yang mendalam. membuat
Kwik Soat kun termenung lama sekali dan belum juga bisa memberi keputusan.
Lama kemudian, akhirnya dia menghela napas, surat itu disimpan kembali didalam
sakunya dan segera berangkat menuju kearah timur.
Sepanjang perjalanan Kwik Soat kun merubah dandanan sendiri untuk mengelabui
orang lain. Siang berjalan, malam beristirahat, sepanjang jalan ternyata aman tidak terjadi
apa-apa. Hari ini, mendekati tengah hari, dia telah mendekati bukit Thay san yang tinggi
menjulan ke awan itu. Sepanjang jalan Kwik Soat kun berusaha mencari berita, akhirnya selama
menghabiskan waktu selama dua hari, sampailah dia di jeram Hong im kian.
Tempat itu merupakan suatu lembah yang amat dalam dan aneh, sekeliling tempat
tersebut merupakan batu-batu karang hitam yang tandus dan gundul.
Kabut tebal menyelimuti seluruh lembah sehingga sukar untuk melihat jelas
pandangan disekitar sana. Dengan menggunakan tali yang dibawanya, Kwik Soat kun menuruni lembah tersebut.
Sejauh mata memandang, dasar lembah itu penuh dengan rerumputan dan aneka bunga
yang indah, pemandangan alam disitu benar-benar memukau hati.
Kwik Soat kun mencari kolam kecil dekat mata air dan duduk disitu, mula-mula dia
membersihkan dulu mukanya yang kotor, lalu membuka buntalannya dan mengeluarkan
sebuah pakaian yang indah.
Karena sekeliling tempat itu tiada orang, akhirnya gadis itu memutuskan untuk
mandi, maka ia segera membuka semua pakaiannya dan segera terjun ke air untuk
membersihkan badan. Ketika selesai mandi dan naik ke darat untuk berpakaian itulah mendadak nampak
sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu seorang laki-laki berbaju
hitam yang membawa tongkat telah berdiri tujuh depa di depan kolam.
Cepat-cepat Kwik Soat kun menarik pakaian untuk menutupi badannya, kemudian
menegur. "Siapa disitu ?"
Orang berbaju hitam itu mendehem pelan, kemudian menyahut :
"Siapa kau " Mengapa datang ketempat tinggal lohu ?"
Buru-buru Kwik Soat kun mengenakan pakaiannya, setelah itu barulah berkata
lagi : 803 "Apakah kau, Kiu ci mo ang ?"
tampaknya manusia berbaju hitam itu merasa agak tercengang, dia berpaling dan
memandang sekejap ke arah Kwik Soat kun, kemudian berseru keras :
"Sudah puluhan tahun lamanya lohu tak pernah meninggalkan lembah ini barang
selangkahpun, banyak orang persilatan telah melupakan nama lohu, darimana kau si
bocah perempuan bisa mengetahui nama lohu ?"
Kwik Soat kun segera tersenyum.
"Apa yang perlu kau herankan " Aku datang kemari untuk mencarimu, tentu saja
mengetahui pula namamu."
"Kau datang untuk mencariku ?" tanyanya.
"Kalau bukan datang untuk mencarimu, buat apa aku harus mendatangi lembah sepi
yang terpencil dan sama sekali jauh dari keramaian dunia ini ?"
Sekali lagi kakek iblis berjari sembilan mengamati Kwik Soat kun beberapa kejap,
kemudian tertawa dingin. "Heeeh... heeehhh, heeeh, umurmu selisih enam puluh tahun dengan lohu, apabila
tiada orang yang memberitahukan hal ini kepadamu, mustahil kau bisa tahu kalau didalam
dunia persilatan terdapat seorang manusia seperti lohu ini."
Kwik Soat kun termenung sejenak, kemudian sahutnya. "Seandainya kau sengaja
mengobrol dan mengelabui locianpwe, aku pikir akhirnya toh tak nanti bisa
membohongi dirimu." "Ya, betul" tukas si kakek iblis berjari sembilan dengan cepat, "selamanya mata
lohu tak pernah kemasukan pasir, lebih baik kau berbicara dengan sejujurnya saja,"
"Baiklah ! Tapi sebelum kuterangkan hal ikhwal yang sebenarnya, terlebih dahulu
aku ingin mengajukan satu pertanyaan lebih dahulu kepadamu."
"Katakanlah !" "Locianpwe sengaja mengasingkan diri dari keramaian dunia, sudah pasti ada
sesuatu yang menjadi tujuanmu, bilamana dugaan boanpwe tidak salah, tentunya kau hendak
bertapa untuk menjadi dewa bukan " Entah bagaimanakah hasil pertapaan dari
locianpwe ?" "Budak cilik, kau memang pintar sekali, lohu dapat memberitahukan kepadamu kalau
umur panjang mah bisa ada harapan, tapi kalau soal menjadi dewa.... waah, hanya
khayalan belaka." "Kalau begitu locianpwe belum berhasil mendapatkan ilmu panjang usia dan awet
muda ?" "Aaah, di dalam dunia memang tiada kepandaian untuk memperoleh panjang usia dan
awet muda, buat apa lohu mencarinya ?"
"Kalau begitu locianpwe pun dapat meloloskan diri dari kematian..."
Kakek iblis berjari sembilan segera mendongakkan kepalanya dan tertawa
terbahakbahak. 804 "Haaahh... haaah... haaahh... tapi lohu masih sehat dan kuat, untuk hidup selama dua
tiga puluh tahun lagi pun masih punya harapan."
"Burung lewat meninggalkan suara, manusia mati meninggalkan nama, apakah
locianpwe tidak ingin meninggalkan sedikit kenang-kenangan untuk umat persilatan
menjelang saat kematianmu ?"
"Sudah puluhan tahun lamanya lohu menjelajahi dunia persilatan, soal nama dan
kedudukan sudah tidak mempunyai daya tarik lagi bagiku..."
Kwik Soat kun segera tersenyum.
"Meskipun locianpwe sudah berhasil mengatasi soal nama dan kedudukan, namun
masih belum bisa mencapai tingkatan yang lebih tinggi lagi, sebab hati kecilmu masih
tak bisa menghilangkan keinginan dan kesenangan."
Kakek iblis berjari sembilan segera mengawasi wajah Kwik Soat kun lekat-lekat,
kemudian ujarnya. "Satu-satunya kesenangan lohu hanyalah bermain wanita cantik."
"Apakah boanpwe cukup cantik ?"
"Kau boleh dianggap sebagai nona kecil yang amat cantik namun meski watak lohu
tak bisa dibilang sebagai orang baik, namum akupun bukan seorang yang berwatak
jelek, bila aku mau menggunakan kekerasan, maka jeram Hong im kian ku sekarang sudah
dipenuhi dengan pelbagai gadis cantik."
"Tentang soal itu mah boanpwe sudah pernah mendengarnya, apabila locianpwe
benarbenar seorang setan perempuan tak tahu diri, boanpwe pun tak akan berani datang kemari
seorang diri." "Sudah lama lohu mengasingkan diri dari keramaian dunia, namakupun sudah
dilupakan orang, apalagi umurku sudah lanjut, dan wajahku jelek, sebaliknya kau masih
bertubuh perawan, berwajah cantik jelita, mustahil kalau kau datang tanpa disertai dengan
suatu maksud dan tujuan tertentu."
"Kalau dibilang aku tak mempunyai tujuan, sudah pasti locianpwe tidak akan
percaya." "Kalau begitu kau harus mengutarakan alasannya dan merundingkan masalah tersebut
dengan lohu sebelum mengambil keputusan."
"Aku menginginkan kau keluar dari sini untuk menyelamatkan umat persilatan,
apakah kau bersedia untuk melakukannya ?"
"Untuk menghadapi perguruan tiga malaikat ?"
"Dalam saku boanpwe terdapat sepucuk surat !"
"Cepat serahkan kepada lohu."
Dari dalam sakunya Kwik Soat kun mengeluarkan surat nomor satu, sambil
dikeluarkan dia lantas berpikir : "Orang ini disebut kakek iblis berjari sembilan, meski disebut iblis nyatanya
tak sesat." 805 Ternyata di dalam sampul surat yang bertandakan nomor satu, selain terdapat
sepucuk surat buat Kwik Soat kun, juga terdapat sepucuk surat untuk kakek iblis berjari
sembilan. Dengan cepat kakek iblis berjari sembilan menerima surat itu lalu membuka
sampulnya

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan membaca isinya. Kwik Soat kun mencoba melirik sekejap ke arah surat tersebut, ternyata isinya
amat padat tidak seperti isi surat baginya yang sangat singkat.
Selesai membaca surat tersebut, kakek iblis berjari sembilan segera menyimpan
kembali surat itu, kemudian tegurnya :
"Sudah kau baca isi surat itu ?"
"Belum, surat itu sudah dijelaskan hanya tertuju untukmu, bagaimana mungkin
boanpwe berani membukanya ?"
"Sayang, sungguh sayang, sudah sepantasnya jika kau membuka sampul ini dan
membaca dulu isinya."
"Mengapa ?" "Setelah membaca surat itu, kau baru mengambil keputusan untuk datang kemari
atau tidak." "Tapi, locianpwe yang memberitahukan kepadaku toh sama juga ?"
"Lohu mah sulit untuk mengutarakan sendiri akan masalah tersebut."
Diam-diam Kwik Soat kun menghela napas panjang, katanya kemudian :
"Apakah dia mengundang locianpwe untuk keluar dari gunung dan mnyelamatkan dunia
persilatan ?" "Ya, benar ! Memang demikian."
"Apakah locianpwe setuju ?"
"Lohu bisa saja menyanggupi soal tersebut, tapi diantaranya terdapat sebuah
syarat." "Apa syaratnya ?"
"Lohu suka perempuan, apa mau dikata justru tidak memiliki selembar wajah yang
bisa menarik hati orang, sedangkan lohu sendiri juga tak ingin memaksakan kehendaknya
atas orang lain rupanya dia mengetahui akan penyakitku ini, maka dia telah
mengirimkan seorang utusan yang begini cantik dan manis untuk menyampaikan suratnya
kepadaku." Dengan sedih Kwik Soat kun menundukkan kepalanya rendah-rendah, kemudian berkata
: "Jikalau locianpwe setuju untuk turun gunung dan menolong umat persilatan,
boanpwe pun bersedia mempersembahkan tubuhku."
Terbayang kalau kesucian tubuhnya selama dua puluh tahun ini bakal musnah
ditangan seorang gembong iblis yang tua mana jelek lagi, rasa sedih segera muncul dari
dalam hatinya, sehingga tanpa terasa dua air mata jauh berlinang membasahi wajahnya.
806 Kakek iblis berjari sembilan yang menyaksikan peristiwa itu segera tersenyum,
tiba-tiba tegurnya : "Apakah kau merasa bersedih hati ?"
Kwik Soat kun segera tertawa paksa dan cepat-cepat menyeka air mata yang
membasahi wajahnya, kemudian menyahut :
"Tidak, aku gembira sekali meski aku harus mengorbankan diri, namun beribu
lembar nyawa manusia akan tertolong, aku gembira sekali bisa menyelamatkan mereka dan
kegembiraanku ini tak dapat terlukiskan dengan kata-kata !"
"Bila dugaan lohu tidak salah, dalam dunia dewasa ini hanya ada tiga orang yang
bisa membantunya, lohu adalah salah seorang diantaranya yang bisa menolong dia."
Mendengar itu, Kwik Soat kun merasa amat terkesiap, segera pikirnya didalam hati
: "Walaupun sudah puluhan tahun lamanya ia tak pergi meninggalkan lembah ini,
namun terhadap situasi dalam dunia persilatan sama sekali tidak terasa asing."
Sementara itu, si kakek iblis berjari sembilan telah berkata lebih jauh :
"Dari tiga orang ini, seorang pun tak boleh kurang, moga-moga saja mereka semua
masih hidup segar bugar di dunia ini."
"Seandainya salah seorang diantaranya telah mati ?" tanya Kwik Soat kun dengan
cemas. "Bila seorang diantaranya sudah mati, berarti hal ini merupakan kemujuran bagi
perguruan tiga malaikat dan sia-sia belaka pengorbanan tubuh sucimu."
"Maksudmu apabila dua orang yang lain telah mati, maka kau enggan turun
gunung ?" "Bila lohu telah mempunyai janji tentu saja aku akan menepati janji, namun
sebelumnya aku harus memberitahukan kepadamu, hal mana tak akan banyak membantu."
Diam-diam Kwik Soat kun menggertak gigi menahan diri, kemudian serunya :
"Baiklah ! Aku akan beradu nasib !"
Tiba-tiba saja dia menubruk ke dalam pelukan si kakek iblis berjari sembilan.
Serta merta kakek iblis berjari sembilan merentangkan tangannya untuk memeluk
tubuh Kwik Soat kun yang ramping itu, kemudian menundukkan kepalanya mengawasi wajah
si nona. Tampak olehnya, nona itu memiliki perawakan tubuh yang montok dan mempesonakan,
kulitnya putih bersemu merah, sepasang matanya dipejamkan rapat-rapat sementara
wajahnya kemerah-merahan karena jengah.
Pelan-pelan Kwik Soat kun menyembunyikan kepalanya dalam pelukan kakek iblis
berjari sembilan, kemudian ujarnya :
"Walaupun selama ini boanpwe melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, namun
aku selalu menjaga kesucian tubuhku, dalam pandangan boanpwe kesucian badanku
jauh lebih penting daripada mati hidupku, apabila locianpwe bersedia turun gunung
untuk menolong umat persilatan, boanpwe pun bersedia untuk mempersembahkan tubuh
suciku 807 untukmu, apapun yang hendak locianpwe inginkan dariku, aku bersedia untuk
melakukannya." "Namun, apabila kau tak bersedia turun gunung, boanpwe minta janganlah merusak
kesucian boanpwe." Kakek iblis berjari sembilan segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah.... haaaahh... haaah... apabila lohu seorang manusia yang tidak pakai aturan,
sudah banyak anak gadis yang rusak ditanganku bahkan jumlahnya mungkin tak
terhitung lagi, sudah kukatakan tadi meski lohu suka perempuan namun tidak
bermaksud untuk meraihnya dengan kekerasan, bila kau menyesal kini juga aku bersedia untuk
melepaskan dirimu." Kwik Soat kun mendonngakkan kepalanya memandang sekejap wajah si kakek iblis
berjari sembilan yang jelek dan berwarna kehijau-hijauan itu, kemudian katanya :
"Ketika boanpwe datang kemari, aku telah bertekad untuk menyelamatkan dunia
persilatan, apabila dunia persilatan sudah diselamatkan, meski tubuh harus
hancurpun boanpwe bersedia untuk merasakannya, apalagi menyerahkan kehormatanku " Tapi
yang kukuatirkan adalah janji locianpwe, aku kuatir setelah kau berhasil mencicipi
badanku lantas enggan untuk turun tangan, sampai demikian, sudah pasti boanpwe akan
bunuh diri seketika itu juga, inilah yang kukuatirkan."
"Selama hidup, lohu hanya menjaga dua hal, pertama tak mengandalkan ilmu silat
untuk menganiaya dan merusak perempuan, kedua memegang setiap janji yang telah
diucapkan, apa yang telah lohu sanggupi, tentu saja akan kulakukan...."
Kemudian setelah berhenti sebenta, dia menyambung lebih jauh :
"Diantara perempuan-perempuan yang pernah kujumpai selama ini, kau boleh
dibilang terhitung paling cantik, lohu pasti akan mengabulkan permintaanmu itu !"
"Mengapa tidak kau janjikan bahwa pekerjaan tersebut sudah pasti dapat kau
selesaikan ?" "Bila lohu mengatakan sudah pasti dapat kuselesaikan hal itu berarti
membohongimu, sebab dua orang yang sudah puluhan tahun lamanya mengasingkan diri dari dunia
persilatan, mungkin saja mereka sudah mati karena sakit, mungkin sudah mencapai
kesempurnaan dalam pertapaannya, oleh sebab lohu memang tidak bisa menduga
apakah mereka masih hidup atau sudah mati di dalam dunia ini."
"Kalau begitu, kalian bertiga harus berkumpul lebih dulu, dunia persilatan baru
ada harapan untuk diselamatkan ?"
"Setelah kami bertiga berkumpul, harus ditambah pula dengan si penulis surat itu
sendiri, nah, saat itulah baru boleh dibilang ada harapan..."
"Locianpwe kenal dengan si penulis surat itu ?"
"Tentu saja kenal."
"Siapakah dia ?"
Kiu ci mo ang tertegun, kemudian serunya :
808 "Kau belum pernah menjumpainya ?"
"Pernah, cuma wakt itu sepasang mataku ditutup denga kain hitam sehingga tidak
kuketahui bagaimanakah bentuk wajahnya."
"Kalau begitu, dia memang ada maksud agar kau jangan mengetahui identitasnya."
"Ya, mungkin saja begitu, boanpwe tak bisa mengetahui maksud hatinya, mungkin
memang ada sesuatu maksud, mungkin juga sama sekali tak ada..."
Kakek iblis berjari sembilan segera tertawa hambar.
"Kalau toh dia tidak mengharapkan kau mengetahui identitasnya, lohu pun merasa
kurang leluasa untuk membocorkan identitasnya kepadamu."
Kembali Kwik Soat kun termenung beberapa saat lamanya, kemudian katanya lagi :
"Aku tidak dapat menemanimu disini kelewat lama.."
"Kapan kau hendak berangkat ?" tukas kakek iblis berjari sembilan.
"Lebih cepat lebih baik, aku akan menginap semalam disini, besok pagi akan
segera berangkat." Kakek iblis berjari sembilan menjadi tertegun sesudah mendengar jawaban
tersebut, serunya tanpa sadar : "Apakah kau tidak merasa terlalu terbutru-bur ?"
Kwik Soat kun segera tertawa getir.
"Aku bersedia mempersembahkan tubuhku kepadamu karena aku ingin menolong dunia
persilatan, kalau bisa, aku ingin sekarang juga mengumpulkan kalian semua dan
menciptakan kedamaian dalam dunia persilatan. Kini, setelah aku kehilangan
mahkotaku ditanganmu, berarti aku tak mungkin bisa berkumpul denga lelaki yang lain lagi.
Oleh sebab itu bila keadaan sudah aman, berapa tahun bisa hidup, akupun akan menemani
kau selama beberapa tahun."
"Kecantikan wajahmu bagaikan bidadari dari kayangan, sedang aku sudah tua mana
jelek lagi, lain waktu jikalau kau benar-benar bisa mewujudkan janjimu itu, lohu tiada
balas jasa lain kecuali mewariskan segenap ilmu silatku kepadamu, agar kau bisa
mewarisi segenap kemampuan yang kumiliki."
Kwik Soat kun segera tertawa manis.
"Terima kasih banyak atas maksud baikmu, soal mewariskan ilmu silat, bisa kita
bicarakan dikemudian hari saja, sekarang aku justru mempunyai berapa masalah
yang kucurigai, aku ingin sekali memohon beberapa petunjuk darimu."
Dengan langkah lebar kakek iblis berjari sembilan berjalan menuju kedalam gua,
dia berjalan sambil membopong tubuh Kwik Soat kun yang cantik jelita itu, kemudian
dibaringkan diatas pembaringan dalam gua tersebut.
Waktu itu, Kwik Soat kun memang belum sempat mengenakan pakaiannya dengan baik,
dia lantas melompat turun dari pelukan kakek iblis jari sembilan, menyambar
sebuah kain dan sambil merebahkan diri diatas pembaringan dia menutupi tubuhnya dengan kain
tersebut. 809 Kemudian sambil tertawa merdu katanya :
"Walaupun si penulis surat itu menitahkan kepadaku untuk menutupi sepasang
mataku selagi bertemu dengannya, tapi aku pikir mungkin dia masih mempunyai alasan
lain, paling tidak ia menaruh kepercayaan kepadaku sehingga ketiga pucuk surat
tersebut baru dia serahkan kepadaku untuk menyampaikannya."
"Kau ingin menanyakan identitasnya ?"
"Apabila kau tidak ingin membocorkan identitasnya, kau tak usah menyebut nama
orang itu tapi aku ingin mengetahui apa gerangan dengan perguruan tiga malaikat itu "
Hingga dewasa ini, apa yang kulihat tentang keadaan dalam perguruan tiga malaikat
rasanya makin lama semakin rumit dan kacau membuat orang merasa tidak habis mengerti
saja, cukup soal Buyun Tiang kim saja, di dalam perguruan tiga malaikat terdapat tiga
orang...." "Ya, memang cukup kalut" sela kakek iblis berjari sembilan.
Kemudian setelah berhenti sejenak, lanjutnya :
"Beritahu kepadaku, macam apakah Buyung Tiang kim yang pernah kau jumpai itu ?"
"Ada diantaranya yang kusaksikan dengan mata kepala sendiri, ada pula yang
kudengar dari rekanku." "Tapi entah apa yang kau dengar dan apa yang kau lihat, paling baik jika kau
utarakan semuanya !" "Orang pertama disekap dalam kota batu dibawah tanah."
Sorot matanya segera dialihkan ke wajah kakek iblis berjari sembilan, kemudian
terusnya. "Kau tahu tentang kota batu dibawah tanah ?"
"Ya, mengetahui sedikit, sayang tidak terlalu banyak."
"Dalam perguruan tiga malaikat, selain ruang Sam seng tong dimana semua perintah
dikomandokan, masih ada sebuah kota batu dibawah tanah yang digunakan untuk
mengurung jago-jago persilatan kelas satu, ditempat itulah Buyung Tiang kim
disekap, cuma kemudian kami mendapat tahu kalau dia itu gadungan, hanya digunakan orang
untuk mengelabui musuh."
Kakek iblis berjari sembilan manggut-manggut.
"Bagaimana dengan Buyung Tiang kim yang kedua "' ujarnya kemudian.
"Dia adalah orang yang menguasai seluruh kota batu dibawah tanah seolah-olah
merupakan dua aliran yang berbeda tapi seperti juga dua aliran yang
dipersatukan, sungguh membuat orang tak habis mengerti siapakah sesungguhnya orang yang
menguasai perguruan tiga malaikat tersebut."
Kakek iblis berjari sembilan itu memanggut-manggutkan kepalanya kemudian :
"Sekarang, lebih baik kita membicarakan soal Buyung Tiang kim lebih dahulu, dia


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

adalah kunci utama didalam masalah ini. Orang ini pula yang selama puluhan tahun selalu
memikirkan soal keselamatan umat persilatan, dulu tiada orang begitu dikemudian
810 haripun tak akan ada. Sekarang beritahu dulu kepadaku, manusia macam apakah
Buyung Tiang kim yang ketiga "'
Kwik Soat kun termenung beberapa saat lamanya kemudian berkata :
"Locianpwe, tampaknya kau tertarik sekali dengan persoalan Buyung Tiang kim ?"
"Benar, asalkan gerak gerik Buyung Tiang kim puluhan tahun ini bisa dibikin
jelas, berarti sudah mengungkap banyak masalah dunia persilatan selama puluhan tahun
ini." "Tapi sudah lama kau tidak pernah terjun ke dunia persilatan, bagaimana mungkin
bisa mengetahui masalah dunia ?" tanya Kwik Soat kun.
"Walaupun sudah banyak tahun lohu tak pernah meninggalkan lembah ini, namun
setiap kejadian besar yang berlangsung dalam dunia persilatan selalu dilaporkan
seseorang kepadaku" kata kakek iblis berjari sembilan dengan cepat, "cepat lanjutkan katakatamu, penyakit lohu yang paling besar adalah tak mampu menahan diri, siapa tahu kalau
dalam gembiraku nanti semua rahasia yang tersimpan dalam dada lohu pun kuberitahukan
semua kepadamu." Kwik Soat kun mengerdipkan sepasang matanya yang bulat sejenak, kemudian
katanya. "Buyung Tiang kim yang ketiga adalah sesosok mayat yang sudah mati lama, selain
dia masih ada lagi seorang pendeta dan seorang tosu, agaknya tiga sosok mayat
tersebut telah diatur secara khusus dan istimewa."
"Darimana kau bisa tahu ?" tanya kakek iblis berjari sembilan.
"Pakaian yang mereka kenakan sudah lapuk, tapi kulit tubuh maupun raut wajah
mereka masih utuh dan sama sekali tidak berubah."
Kakek iblis berjari sembilan segera manggut-manggut.
"Oooh, rupanya begitu."
"Inilah ketiga orang Buyung Tiang kim yang pernah kudengar dan kusaksikan
sendiri" Kwik Soat kun mengakhiri ucapannya.
Kakek iblis berjari sembilan segera menghela napas panjang.
"Aaai... kalau begitu, peristiwa mana benar-benar bikin kepala orang menjadi
pusing tujuh keliling, namun kalian toh sudah membuktikan kalau orang yang disekap itu
gadungan ! Ini berarti tinggal dua orang Buyung Tiang kim lagi..."
"Kalau dia sudah mati, berarti segala sesuatunya akan beres" sambung Kwik Soat
kun. Kakek iblis berjari sembilan menghela napas panjang.
"Aaai... Buyung Tiang kim sudah dua puluh tahun lamanya meninggal dunia, kalau
dibilang mati, lebih cocok kalau dibilang sudah lenyap tak berbekas. Selama dua
puluh tahun yang lampau tak usah kita singgung, bila kita tinjau dua puluh tahun
kemudian, hampir setiap kejadian besar yang berlangsung dalam dunia persilatan, semuanya
menyangkut nama Buyung Tiang kim."
Tergerak hati Kwik Soat kun setelah mendengar perkataan itu, serunya dengan
cepat. 811 "Setelah mengasingkan diri kemari, apakah locianpwe masih mengadakan hubungan
terus dengan Buyung Tiang kim ?"
Kakek iblis berjari sembilan segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaahhh... haaah... benar, benar. Andaikata lohu bukan dipaksa oleh semacam
kekuatan yang luar biasa, masa aku rela berdiam selama puluhan tahun lamanya
dalam lembah ini ?" Satu ingatan seakan-akan melintas dalam benak Kwik Soat kun, dia seperti
menemukan sebuah titik terang, namun tak mampu untuk menangkap beberapa titik penting dari
masalahnya, sehingga akhirnya sambil memeluk lutut, ia duduk terpekur sambil
melamun. Inilah sebuah gaya yang indah dan sangat memukau hati, membuat kakek iblis
berjari sembilan yang gemar bermain perempuan dan sudah puluhan tahun terkurung dalam
bukit itu terpengaruh oleh kobaran napsu birahi, agaknya ia sudah tak mampu
untuk menahan diri lagi. Mendadak kakek iblis berjari sembilan maju dua langkah ke depan dan menarik
pakaian yag dipakai Kwik Soat kun untuk menutupi badannya itu hingga robek menjadi dua
bagian. Sesosok tubuh yang putih bersih dengan sepasang payudara yang montok dan kenyal
segera muncul didepan mata, sesosok tubuh dengan potongan badan yang amat indah.
Kakek iblis berjari sembilan segera membentak keras, sambil membuang tongkat
ditangannya dia langsung menubruk ke atas pembaringan beralas kulit harimau itu.
Kwik Soat kun menjerit lengking, tapi dengan cepat dia menjadi sadar kembali
akan maksud tujuan dari kakek iblis tersebut, maka sesudah tertawa sedih, diapun
membenamkan kepalanya didalam pelukan kakek iblis berjari sembilan.
Agaknya kakek iblis berjari sembilan merasakan suatu kegembiraan dan rangsangan
yang amat sangat, sekujur tubuhnya gemetar keras, sementara sepasang cakar burungnya
segera memeluk tubuh Kwik Soat kun yang telanjang ini dengan penuh bernapsu.
Kwik Soat kun yang berhati welas asih mau berkorban demi keselamatan orang lain,
kini ia telah bersiap sedia menerima terkaman ganas dari lelaki yang sudah lanjut
usia itu. Sepasang matanya segera dipejamkan rapat-rapat, dia sudah bersiap sedia
menantikan tindakan berikut dari lawan jenisnya.
Mendadak dia merasakan sepasang tangan yang memeluk tubuhnya itu makin lama
semakin bertambah kendor, kemudian... "Blaam !" tubuh si kakek iblik berjari
sembilan itu segera roboh terkulai dari atas pembaringan.
Ketika ia membuka matanya, tampaklah kakek iblis berjari sembilan itu sedang
duduk bersila diatas tanah sambil memejamkan matanya rapat-rapat.
oooOooo Tatkala gadis itu meneliti raut wajahnya dengan lebih seksama, maka terlihat
kalau hawa napsu birahi yang semula menyelimuti wajah kakek tersebut, kini sudah luntur dan
812 hilang, sebagai gantinya hanya rasa sakit dan penderitaan yang menyelimuti wajah
kakek tersebut. Kwik Soat kun mejadi keheranan setengah mati, segera tegurnya dengan wajah
tercengang. "Locianpwe, mengapa kau ?"
Kakek iblis berjari sembilan sama sekali tidak menjawab, dia masih tetap duduk
bersila tanpa bergerak. Kwik Soat kun segera mengeluarkan pakaian dan dikenakan kembali, kemudian baru
berpaling ke arah kakek iblis berjari sembilan.
Waktu itu rasa sakit dan menderita yang semula menghiasi wajah kakek iblis
berjari sembilan, kini sudah lenyap dan hilang, kesegaran telah pulih kembali seperti
sedia kala. "Heran, apa gerangan yang telah terjadi ?" demikian ia berpikir, "padahal
keadaanku ibaratnya anak domba yang menunggu dijagal, mengapa secara tiba-tiba dia
melepaskan diriku dengan begitu saja ?"
Sementara itu, kakek iblis berjari sembilan telah menghembuskan napas panjang,
lalu sambil membuka matanya dia berseru :
"Sungguh lihai ! Sungguh lihai !"
Sorot matanya segera dialihkan ke wajah Kwik Soat kun, kemudia katanya :
"Bocah perempuan, kau boleh pergi."
Ucapan mana kontan saja membuat Kwik Soat kun menjadi tertegun, serunya tanpa
terasa. "Kau suruh aku kemana ?"
"Lohu tak dapat memperoleh tubuhmu, hal ini hanya bisa disalahkan ketidakmampuan
lohu sendiri, kau berada disinipun tak ada gunanya, lebih baik pergi saja dari
tempat ini !" "Boanpwe bersedia mengorbankan tubuhku demi menyelamatkan dunia persilatan dari
ancaman bencana, tujuanku tulus dan pengorbananku ikhlas, locianpwe tak usah
mengasihani diriku."
Sambil berkata, pelan-pelan dia melepaskan kembali pakaian yang dikenakannya
itu. Buru-buru kakek iblis berjari sembilan menggoyangkan tangannya berulang kali.
"Tidak usah, tidak usah. Kulitmu halus seperti susu, tiada tubuh indah seindah
tubuhmu yang pernah kujumpai selama ini. Sayang lohu tak punya rejeki untuk
menikmatinya, sekarang aku ingin bersemedi selama beberapa hari lebih dulu, kemudian akan
berangkat untuk memenuhi janjiku kepadamu itu."
Ucapan tersebut benar-benar mencengangkan Kwik Soat kun, dia segera mengerdipkan
matanya yang terbelalak besar, kemudian serunya :
"Locianpwe, kau.."
813 "Aku tahu bahwa watakku ini serakah dan kelewat mementingkan diri sendiri, apa
salahnya bila aku sekali-kali berbuat sosial ?"
Kwik Soat kun segera bangkit berdiri, kemudian serunya :
"Kalau begitu kita akan berjumpa dimana ?"
"Lohu pasti akan datang berkumpul sesuai dengan saat yang dijanjikan, kau tak
usah kuatir." Disamping keheranan Kwik Soat kun juga merasa bersyukur karena berhasil
meloloskan diri dari cengkeraman mulut harimau, sambil melangkah turun dari pembaringan,
dia lantas berkata : "Kalau begitu, harap locianpwe suka baik-baik menjaga diri, boanpwe akan pergi
dulu." Kakek iblis berjari sembilan manggut-manggut.
"Dua orang yang lain jauh lebih sukar dihadapi daripada diriku, kau harus
berhati-hati, lohu hanya bisa mengucapkan semoga kau berbahagia selalu."
Selesai berkata, dia memejamkan matanya dan tidak menengok lagi ke arah Kwik
Soat kun. Ketika sampul surat kedua dibuka, dari dalamnya ditemukan pula secarik kertas
yang berbunyi : "Berangkat ke kuil Siong gwat koan di bukit Hong san dan mencari Hongya tojin
(tosu bisu edan), serahkan surat ini kepadanya, Hong ya tojin berwatak kejam, buas dan
paling suka menyaksikan orang lain sedang menderita kesakitan, namun kesadaran otaknya
sama sekali tak hilang."
Walaupun hanya berapa patah kata namun ia telah melukiskan watak dari Hongya
tojin ini dengan amat jelas. Dia adalah seorang manusia yang sadis, bisu, kejam, dingin dan sama sekali tak
perasaan. Setelah menyimpan sampul surat itu, Kwik Soat kun menghembuskan napas panjang,
kemudian berangkat menuju ke bukit Hong san.
Sepanjang perjalanan tiada sesuatu kejadian yang dialami, maka suatu hari,
ketika fajar baru menyingsing, ia telah tiba dibukit Hong san....
Diatas bukit Hong san terdapat sebuah tokoan yang disebut Siong gwat koan, lagi
pula terletak dimulut masuk bukit. Dengan mudah sekali Kwik Soat kun berhasil
menemukan kuil Siong gwat koan tersebut.
Tempat itu merupakan sebuah tokoan besar dengan bangunan yang lebar, dalam
bangunan tersebut tedapat empat buah ruang besar yang amat besar dan luas,
seluruh anggota kuil terdiri dari seratus imam lebih.
Kwik Soat kun yang menempuh perjalanan siang malam telah bermandikan debu
sekarang, wajahnya amat kotor sehingga otomatis menutupi raut wajah aslinya.
Dandanannya yang kotor membuat keadaannya tidak jauh berbeda denga seorang
pengemis, maka ketika ia berjalan masuk kedalam ruangan, tak seorangpun diantara
penghuninya yang menegur kepadanya.
814 Diam-diam Kwik Soat kun mencoba mengawasi para tojin yang berada didalam kuil
tersebut, ternyata mereka tidak nampak seperti seseorang yang pernah belajar
silat, ini samua membuat hatinya keheranan sekali.
"Seandainya tojin yang berada dalam kuil ini rata-rata memiliki ilmu silat yang
tinggi, mungkin mereka telah terlibat didalam pertikaian dunia persilatan, mustahil jika
suasana ditempat ini bisa begini tenagn dan tentram."
Berpikir sampai disini, dia telah berjalan menuju ke ruang tengah lapisan
ketiga. Tampak seorang tojin berusia pertengahan sedang berdiri di depan pintu
menghalangi jalan pergi Kwik Soat kun, kemudian tegurnya :
"Apakah sicu seorang wanita ?"
Ternyata seluruh tubuh Kwik Soat kun kotor oleh debu, sehingga sulit bagi orang
untuk membedakan apakah dia lelaki atau perempuan.
Kwik Soat kun segera manggut-manggut.
"Lo totiang, tajam amat penglihatanmu !"
Totiang setengah umur itu tertawa hambar.
"Ruang ketiga ini belum waktunya dibuka, kedatangan nona kelewat pagi."
"Aku bukan datang untuk memasang hio."
"Jadi nona sedang mencari orang ?"
"Ya, aku memang sedang mencari orang."
"Siapa yang sedang nona cari ?" tanya totiang setengah umur lagi sambil tertawa.
"Hong-ya tojin!"
Totiang setengah umur itu tertegun.
"Hong-ya tojin ?" serunya, "apa hubungannya dengan nona ?"
"Dia masih terhitung salah seorang famili jauhku."
"Tatkala Hong-ya tojin disekap ditempat ini dulu, pinto belum lagi memasuki kuil
ini"

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sela totiang setengah umur cepat, "padahal pinto sudah tiga puluh enam tahun
bertugas disini, tapi belum pernah kudengar ada orang yang berkunjung kemari, nona."
"Aku mendapat pesan dari nenek untuk datang menjenguknya." tukas Kwik Soat kun
kemudian, "aai, kasihan sekali dengan nenekku mana sudah tua, berpenyakitan
lagi, ia tak dapat kemari bersama-samaku, semoga totiang sudi memberi petunjuk jalan
terang untukku." Tosu setengah umur itu mengelus jenggotnya sambil termenung berapa saat,
kemudian katanya : "Nona sudah datang dari tempat yang jauh dengan menempuh hujan dan angin, sudah
sepantasnya pinto mengajak nona untuk bertemu dengannya nampun pinto ingin
menasehati nona dengan sepatah kat."
"Soal apa ?" 815 "Lebih baik nona jangan menjenguknya."
"Mengapa ?" "Sudah puluhan tahun lamanya dia disekap dalam ruang rahasia, makan minum serta
buang hajat disitu, mana wataknya berangasan lagi, suatu kali seorang tojin yang
sedang menhantar makanan baginya telah melakukan suatu kekeliruan yang berakibat
bangkitnya kemarahan tosu itu akibatnya ia dibacok hidup-hidup sampai mampus."
Terkesiap juga hati Kwik Soat kun setelah mendengar ucapan mana, tukasnya tibatiba : "Kalau begitu, semenjak peristiwa tersebut, tiada orang yang mengantarkan
makanan lagi baginya ?" Teringat olehnya bagaimana jika Hong-ya tojin mati kelaparan, bukankah
perjalanannya kali ini akan sia-sia belaka " Bukankah harapannya untuk menyelamatkan dunia
persilatan juga sukar untuk dijadikan kenyataannya.. ?"
Terdengar tojin setengah umur itu berkata :
"Sejak terjadinya peristiwa pembunuhan itu, koancu kami merasa gusar sekali
sehingga membuatnya kelaparan selama tiga hari, tapi bagaimanapun juga koancu kami memang
seorang yang saleh dan berhati penuh welas kasih, beliau tak tega membuatnya
mati kelaparan, sehingga perintah untuk memberi makanan lagi pun segera dilaksanakan
kembali..." Kwik Soat kun menjadi kegirangan setengah mati, segera serunya :
"Sekarang, apakah dia masih hidup ?"
"Benar ! Selanjutnya tiada orang yang berani mendekati ruang rahasia lagi, kami
selalu melemparkan makanan itu dari tempat kejauhan, tapi makin hidup semakin panjang
umurnya dan ia hidup sampai detik ini."
"Kalau begitu, harap totiang sudi mengajakku pergi menengoknya ! Apabila dia
benarbenar gila sehingga sama sekali tidak berperasaan sebagai manusia lagi, setelah bersua
sebentar dengannya, akupun akan segera berangkat pulang lagi, paling tidak aku
bisa memberi pertanggungan jawab kepadanya."
"Baiklah ! Bila ingin kesana, pinto akan segera mengajakmu untuk pergi kesitu."
"Terima kasih totiang."
Tojin setengah umur itu segera membalikkan badan beranjak pergi dari situ,
sedangkan Kwik Soat kun mengikuti dibelakangnya.
Setelah melalui dua buah halaman luas, akhirnya sampailah mereka dihalaman
belakang. Suasana dihalaman belakang sangat sepi dan menyeramkan, walau segala sesuatunya
masih terawat dengan rapi, namun suasana justru begitu hening dan terasa aneh.
Tojin itu segera menunjuk ke arah hutan lebat didepan sana, kemudian serunya :
"Itu dia, di dalam sana !"
"Terima kasih banyak atas petunjukmu !" kata Kwik Soat kun, dia lantas beranjak
menuju ke dalam hutan itu.
816 "Nona, kau harus berhati-hati, pinto tidak akan menghantarmu lagi."
"Tidak berani merepotkanmu."
Buru-buru dia berjalan menuju kedalam hutan tersebut.
Tampak berpuluh batang pohon tumbuh menjadi satu dan bergerombol amat sehingga
bentuknya seperti sebuah pagar yang tumbuh secara alami.
Sambil menelusuri jalan kecil itu, Kwik Soat kun berjalan menuju ke balik pagar
alam itu. Ketika mendongakkan kepalanya dia menyaksikan didepan sana berdiri sebuah rumah
bata yang amat kokoh, bangunan tersebut tumbuh ditengah pepohonan yang lebat dan
akar yang melingkar kemana-mana.
Sebuah pagar besi yang sudah berkarat hingga berubah menjadi merah, menghadang
didepan pintu rumah batu tadi, sedangkan dikedua belah sisi dindingnya terdapat
pula dua buah jendela kecil, jendela itupun berpagar besi.
Kwik Soat kun menyaksikan tirai besi itu besarnya seperti lengan bocah, sudah
jelas kalau sengaja dibangun untuk menyekap seseorang.
Setelah meneliti bangunan rumah batu yang berbentuk aneh itu, tanpa terasa Kwik
Soat kun menarik napas dingin, pikirnya :
"Heran, seorang manusia disekap dalam rumah batu dan dipisahkan dengan dunia
selama puluhan tahun, tak heran kalau dia berubah menjadi seperti orang gila, kalau
bertemu dengan orang gila, memang berbeda juga dibuatnya..."
Tapi inilah satu-satunya kesempatan baginya untuk membongkar latar belakang yang
menyelimuti perguruan tiga malaikat, semacam perasaan dibebani oleh tugas yang
amat berat membuat semangat dan keberanian Kwik Soat kun berkobar kembali, pelanpelan dia berjalan mendekati pintu ruangan tersebut.
Ketika menengok kedalam, maka ia saksikan seorang kakek yang berambut panjang
sedang duduk bersila disana.
Dalam perkiraan Kwik Soat kun semula, dalam ruangan itu pasti kotor dan penuh
dengan bau busuk, sedangkan orang yang bersekap disanapun tentunya seorang kakek yang
berambut panjang dan awut-awutan tidak karuan.
Tapi segala sesuatunya ternyata sama sekali diluar dugaan Kwik Soat kun, ruangan
batu itu tidak kotor, apalagi berbau busuk, sedang kakek itu meski berambut panjang,
namun disisir amat rapi dan terurai ketanah tanpa keliatan awut-awutan.
Kwik Soat kun berdiri beberapa saat diluar pintu, ketika tidak menemukan reaksi
dari kakek tersebut, dia segera mendehem sambil memanggil dengan merdu :
"Locianpwe !" Kakek berambut putih itu mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap kearah
Kwik Soat kun, kemudian setelah menggelengkan kepakanya dia menunduk kembali.
Mendadak Kwik Soat kun teringat kalau orang ini mana bisu, mana tuli lagi, maka
dengan suara keras dia berteriak :
817 "Boanpwe Kwik Soat kun ada urusan mohon bertemu dengan locianpwe.."
Kakek berambut putih itu mendongakkan kepalanya lagi dan manggut-manggut, dia
lantas menulis diatas tanah.
"Ada urusan apa ?"
Dari dalam sakunya Kwik Soat kun mengeluarkan sepucuk surat, mengerahkan tenaga
dalamnya dan melemparkan surat tadi kehadapan kakek tersebut.
Dengan cepat kakek berbaju putih itu menyambut surat itu dan dibaca isinya,
kemudian menulis lagi diatas tanah.
"Apakah kau hendak memasuki ruangan batu ini dan berbincang-bincang dengan pinto
?" Kekuatan jari tangannya sangat mengagumkan, goresan huruf yang tertera diatas
tanah nampak jelas sekali. Sambil manggut-manggut Kwik Soat kun segera berkata :
"Boanpwe bersedia untuk memasuki ruangan ini dan mengadaka pembicaraan dengan
locianpwe namun boanpwe tidak mengetahui bagaimana caranya membuka pintu
ruangan ini." Kakek berbaju putih itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian baru menulis
lagi diatas tanah : "Berjalan kesebelah kiri dari arah jalan masuk dan carilah kunci untuk membuka
pintu ruangan batu ini pada pohon ketujuh, pinto hanya tahu diatas pohon ketujuh,
tidak kuketahui tersimpan dibagian mana.."
"Kalau begitu akan kucari." seru Kwik Soat kun kemudian.
Dengan mengikuti petunjuk kakek itu, betul juga, dari atas pohon ketujuh dia
berhasil menemukan sebuah kotak batu, dalam kotak itu berisikan sebuah anak kunci.
Berhubung terlindung dalam kotak batu, maka kunci tersebut masih berada dalam
keadaan baik. Dengan mudah Kwik Soat kun berhasil membuka pagar besi didepan pintu ruang batu
itu. Walaupun Kwik Soat kun merasa Hong-ya tojin yang berada dihadapannya ini tidak
terlalu kasar an berangasan seperti apa yang terdengar olehnya, namun rasa takut
dan ngeri yang amat besar tetap mencekam perasaannya, diam-diam dia menghimpun
tenaga dalamnya untuk melindungi diri, kemudian selangkah demi selangkah berjalan
mendekat. Sepasang mata si kakek berambut putih yang melotot besar itu hanya mengawasi
terus wajah Kwik Soat kun tanpa berkedip.
Pelan-pelan Kwik Soat kun berjalan menuju kehadapan kakek itu, setelah menjura
katanya. "Aku bernama Kwik Soat kun."
Kakek berambut putih itu manggut-manggut, kembali dia menulis diatas tanah.
"Aku tidak dapat meninggalkan ruangan ini."
818 "Mengapa ?" tanya Kwik Soat kun dengan perasaan terperanjat.
Mendadak kakek berambut putih itu membuka pakaian yang sudah kumal dan rusak itu
serta memperlihatkan badannya.
Ketika Kwik Soat kun menengok ke arahnya maka tampaklah empat buah tali putih
yang kecil masing-masing menembusi tulang bahu serta tulang pie pa kut dari Hong-ya
tojin. Tapi tali tersebut panjang sekali sehingga cukup bagi Hong-ya totiang untuk
bergerak dalam ruangan batu itu secara bebas dan leluasa.
Keempat buah tali itu menembus datang melalui dinding batu, namun dinding
tersebut tiada berlubang, jelas sewaktu membangung bangungan tersebut, disitu sudah
disediakan tempat khusus untuk tembusan tali itu.
Pelan-pelan Kwik soat kun menggerakkan tangannya untuk mencengkeram salah satu
tali tersebut, kemudian pikirnya :
"Padahal orang ini memiliki ilmu silat yang lihai sekali, tapi heran, mengapa
hanya empat buah tali yang begini kecil pun bisa mengurungnya ditempat ini selama
puluhan tahun ?" Berpikir sampai disitu, diam-diam dia lantas mengerahkan tenaganya dan mencoba
untuk mematahkan tali itu. Siapa tahu, meski kecil bentuk tali itu namun kekuatannya luar biasa sekali,
sekalipun Kwik Soat kun telah menambahi tenaga dalamnya menjadi berapa kali lipat, akan
tetapi tali tersebut sama sekali tidak bergeming barang sedikit pun jua.
Hong-ya tojin tidak berusaha untuk menghalangi perbuatannya itu, sampai Kwik
Soat kun menyerah sendiri barulah dia lepas tangan.
Setelah menghembuskan napas panjang, Kwik Soat kun segera berkata :
"Kalau toh tali sekecil inipun begitu besar kekuatannya, sudah pasti keempat
buah tali ini mempunyai asal usul yang besar sekali."
Hong-ya tojin segera menulis diatas tanah.
"Thian jian-si soh, serat ulat langit ini sudah mengurungkan selama puluhan
tahun lamanya disini." Kembali Hong-ya tojin menulis diatas tanah.
"Benar, termasuk bangunan inipun khusus dibuat untuk menyekap aku ditempat ini."
( Bersambung ke jilid 39 )
819 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 39 Mendadak dia mengayunkan tangan kirinya ke depan.... "Blaamm !" sebuah pukulan
dahsyat segera menghantam diatas dinding batu itu.
Ketika Kwik Soat kun berpaling, dia menyaksikan diatas dinding batu itu muncul
sebuah bekas telapak tangan yang dalam sekali, hal ini membuatnya amat terkejut,
pikirnya : "Dinding batu ini begini kuat dan keras, sekalipun dihajar dengan martir pun
belum tentu bisa hancur, tapi pukulan telapak tangan orang ini bisa membekas diatas batu,
hal ini menunjukkan kalau tenaga dalam yang dimiliki orang ini benar-benar mengejutkan
sekali. Sayang sepasang bahu dan sepasang kakinya telah dibelenggu oleh serat ulat
langit Thian jian si toh tersebut, walaupun aku berhasil membujuknya untuk membantuku, toh
mustahil bisa melepaskan diri dari belenggu mana dan pergi meninggalkan tempat
ini..." Berpikir sampai disitu, dia lantas bertanya.
"Siapakah yang telah menyekap locianpwe ditempat ini ?"
Tiba-tiba Hong-ya tojin tersenyum dan menulis diatas tanah :
"Buyung Tiang kim !"
Kwik Soat kun semakin tertegun lagi.
"Sayang sekali Buyung Tiang kim sudah mati selama banyak tahun."
Hong-ya tojin menggelengkan kepalanya berulang kali, kembali dia menulis diatas
tanah. "Pinto bersedia membantu dirimu, akan tetapi kaupun harus membantuku untuk
membebaskan ikatan tali yang membelenggu tubuhku ini."
Dengan kening berkerut Kwik Soat kun segera bertanya.
820 "Locianpwe, dapatkah kau menunjukkan sebuah jalan terang bagi boanpwe ?"
Segera Hong-ya tojin menulis lagi diatas tanah.
"Ikutilah asal mula dari keempat buat serat putih ini dan carilah sumber dari


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tali itu, bila sudah kautemukan dimanakah tali tersebut diikat, lepaskan tali mana dan pinto
pun bisa pergi meninggalkan ruangan ini."
Kwik Soat kun segera bangkit berdiri.
"Kecuali cara tersebut, tampaknya dewasa ini tiada caralain yang lebih baik
lagi, baiklah, boanpwe akan melihat-lihat dulu keluar sana, aku ingin tahu darimanakah keempat
buah tali putih itu bersumber..."
DIa segera bangkit dan beranjak keluar dari ruangan tersebut
Sesudah keluar dari ruangan itu, Kwik Soat kun berjalan menuju ke belakang
ruangan, ia sudah memperhitungkan dengan baik, semestinya tali putih itu berhubungan dengan
ruangan bagian belakang, tapi setelah diperiksa dengan teliti, ternyata
disitupun tidak nampak sedikit jejak pun.
Dengan cepat dia menjadi sadar kembali, pikirnya kemudian.
"Rupanya sebelum membangun ruangan ini, si pembangun rumah sudah mempunyai
rencana yang matang dan ruangan ini memang khusus dibuat untuk menyekap Hong-ya
tojin. Padahal rahasia ini merupakan rahasia amat besar, jarang sekali orang
yang berada didunia ini yang mengetahuinya, mengapa si penulis surat itu bisa mengetahui
akan hal ini ?" Berpikir demikan, dia lantas mengerahkan tenaga dalamnya ke dalam tangan kanan
dan mencoba untuk mendorong dinding batu tersebut.
Dengan cepat diketahui kalau dinding batu itu kuat sekali, bila ingin mencari
sumber dari tali putih itu sudah jelas akan memakan waktu yang cukup lama.
Maka selesai melihat keadaan, pelan-pelan dia berjalan kembali ke dalam ruangan,
lalu katanya. "Tali itu berada didalam tanah, kecuali kalau kita gali dinding batu ini untuk
mencari sumbernya, aku rasa sudah tiada jalan lain lagi yang bisa ditempuh."
Hong-ya tojin tertawa dan manggut-manggut, mendadak dia turun tangan menotok
jalan darah dikaki kanan Kwik Soat kun.
Sambil tersenyum Kwik Soat kun segera berkata :
"Apakah locianpwe takut aku akan melarikan diri."
Hong-ya tojin manggut-manggut, kemudian menulis lagi diatas permukaan tanah.
"Benar, bila kau tak dapat menyelamatkanku untuk meninggalkan ruangan ini, kau
sendiripun tak usah pergi dari sini."
"Bila aku tidak berhasil menyelamatkan dirimu, locianpwe mengusir aku dari sini
pun belum tentu aku mau pergi." jawab Kwik Soat kun cepat.
Hong-ya tojin kembali menulis diatas tanah.
821 "Ketika Buyung Tiang kim menyekapku disini, dia pernah bilang akan menyekapku
selama tiga puluh tahun disini dan melenyapkan sifat liarku, sampai saatnya bila
aku masih hidup, dia pasti akan datang kemari untuk menolong aku. Tapi kenyataannya
Buyung Tiang kim mengingkari janji dan tidak datang kemari, namun ia pasti telah
meninggalkan cara untuk melepaskan tali tersebut."
Selesai membaca tulisan itu, Kwik Soat kun manggut-manggut, katanya kemudian.
"Aku pun percaya kalau Buyung tayhiap tak akan berbohong, tapi cara yang
ditinggalkan olehnya untuk menolongmu sudah pasti tak akan ditinggalkan di dalam ruangan batu
ini sehingga kau dapat mengetahuinya. Sekarang, kau harus membebaskan jalan darahku
lebih dulu, aku akan melakukan pencarian yang seksama lagi ditempat luaran
sama." "Bagaimana mungkin aku bisa mempercayai dirimu ?" Hong-ya tojin menulis diatas
tanah. "Kau harus bertaruh kali ini, aku datang karena mempunyai maksud dan tujuan
tertentu, bila kau tak berhasil menolongmu untuk meninggalkan tempat ini, berarti
perjalananku kali ini mengalami kegagalan total."
Hong-ya tojin termenung lagi beberapa saat lamanya, kemudian ia menulis lagi
diatas tanah. "Pinto akan menotok jalan darah Sin coang hiat dan Ci kiong hiat ditubuhmu, kau
akan muntah darah sampai mati, entah bagaimanakah menurut pendapatmu ?"
"Sewaktu datang kemari, boanpwe sudah bertekad hendak menyelesaikan tugas mulia
ini, silahkan saja locianpwe turun tangan."
Selesai berkata, dia segera pejamkan mata rapat-rapat.
Setelah turun tangan menotok tiba buah jalan darah penting ditubuh Kwik Soat
kun, Hong-ya tojin membebaskan jalan darah dikaki si nona, kemudian tulisnya lagi
diatas tanah : "Tiada orang yang bisa membebaskan totokan khusus lohu ini, bila kau enggan mati
penasaran, lebih baik urungkan saja niatmu untuk melarikan diri."
Kwik Soat kun segera tersenyum.
"Boanpwe mengerti" katanya.
Kemudian sambil bangkit berdiri, katanya lebih jauh.
"Aku akan melakukan pencarian lagi diluar ruangan sana, moga-moga saja dapat
kutemukan cara untuk melepaskan tali tersebut, sehingga kita bisa cepat-cepat
meninggalkan tempat ini."
Hong-ya tojin manggut-manggut.
Sesudah berjalan keluar dari ruangan, Kwik Soat kun bergerak mengelilingi
ruangan batu tersebut, dengan sorot mata yang tajam dia melakukan pemeriksaan disekeliling
tempat itu, meski rumput atas batu, tak sebuah pun yang terlepas dari pengawasannya.
822 Segenap perhatian dan pikirannnya hampir tertuju semua kesana, pikirannya tak
bercabang ke soal lain, tanpa terasa sudah lima kali putaran dia mengelilingi
ruangan batu tersebut. Mendadak sorot matanya tertuju ke atas sebuah batu cadas hitam yang berada
berapa kaki dibelakang bangunan rumah berbatu itu, batu karang hitam itu menyolok sekali.
Tergerak hati si nona itu, pelan-pelan dia segera berjalan menghampirinya.
Sewaktu diteliti dengan seksama, ditemukan kalau batu karang berwarna hitam itu
sama sekali berbeda dengan batu karang sejenis yang berada dalam sekelilingnya, sudah
jelas kalau bongkahan batu karang yang berwarna hitam itu didatangkan dari tempat lain
yang secara sengaja ditempatkan disana.
Terdorong oleh perasaan curiga dan ingin tahu, gadis tersebut terus melakukan
penggalian dibawah batu karang hitam tersebut.
Benar juga setelah menggali sedalam berapa depa, akhirnya ia menemukan sebuah
kotak kemala. Kwik Soat kun segera bekerja keras membongkar batu hitam itu, menggali keluar
kotak kemala tadi dan membersihkannya dari lapisan lumpur dan pasir yang melapisi
kotak tadi Akhirnya setelah kotak itu bersih dan diperhatikan dengan seksama, terbacalah
beberapa huruf tertera diatas kotak itu.
"Isi kotak itu hanya bencana bukan rejeki, yang menemukan harap jangan membuka
secara sembarangan."
Sambil memegang kotak itu, Kwik Soat kun termenung beberapa saat, akhirnya
pelanpelan dia membuka kotak tersebut.
Terlihatlah pada dasar kotak itu tertera pula beberapa huruf kecil yang berbunyi
demikian. "Galilah satu depa lagi, disitulah letak mata rantai untuk melepaskan serat
langit penebus tulang dari orang yang disekap diruangan, tapi orang yang berada dalam ruangan
itu amat gemar membunuh, lagipula ilmu silatnya sangat lihai, tanpa dasar tenaga dalam
sebesar puluhan tahun hasil latihan sulit untuk menaklukan sifat liarnya itu, bila
kedatanganmu bukan atas permintaan orang, janganlah mencampuri urusan ini.
Bila tidak mempercayai perkataan ini disaat kau bebaskan tambatan tali tersebut,
saat itulah merupakan saat kematianmu."
Tertanda : Buyung Tiang kim.
Selesai membaca surat tersebut, Kwik Soat kun segera berpikir kembali :
"Aku datang atas permintaan orang, berarti aku boleh saja membebaskan tali serat
ulat langit tersebut." Berpikir demikian, sepasang tangannya segera bekerja keras untuk melanjutkan
penggalian. Segala sesuatunya berlangsung seperti apa yang tertera dalam kotak batu itu,
setelah menggali sedalam satu depa, betul juga, segera ditemukan dua buah pancangan besi
yang 823 tertanam disana, empat buah tali serat ulat langit masing-masing diikat pada
kedua pancangan besi tersebut. Sekalipun tali serat itu diikat kencang sekali pada kedua pancang besi tersebut,
namun berhubung ikatannya dilakukan dengan simpul hidup, maka dengan mudah sekali Kwik
Soat kun berhasil membuka ikatan tali serat itu.
Setelah memendam kembali kota batu itu dan menutup liang tanah dengan pasir,
Kwik Soat kun baru pelan-pelan berjalan kembali ke dalam ruangan.
Tampak olehnya Hong-ya tojin sedang mengawasi tubuhnya dengan sorot mata tajam
bagaikan sembilu, sementara wajahnya menampilkan sikap menanti dengan perasaan
gelisah. Kwik Soat kun berusaha keras untuk mengendalikan perasaannya agar tetap tenang,
kemudian tanpa perubahan dia berjalan mendekati Hong-ya tojin, katanya kemudian.
"Aku telah berhasil menemukan cara untuk membebaskan tali serat ulat langit
tersebut, cuma...." Ketika dilihatnya dari balik amat Hong-ya tojin memancar keluar hawa napsu
membunuh yang mengerikan, ia segera tutup mulut dan tidak berbicara lagi.
Lebih kurang seperempat jam kemudian hawa napsu membunuh yang terpancar keluar
dari balik mata Hong-ya tojin baru perlahan-lahan menjadi pudar kembali.
Diam-diam terkesiap juga Kwik soat kun setelah menyaksikan hal itu, pikirnya :
"Sudah puluhan tahun lamanya dia disekap disini, namun sifat buas dan kejamnya
masih menyelimuti seluruh wajahnya, orang ini benar-benar merupakan seorang manusia
yang sukar dihadapi. Berada bersama orang macam begini berarti sedikit salah tindak
bisa berakibat fatal diri sendiri..."
Sementara dia masih termenung, Hong-ya tojin telah menggerakkan kembali tangan
kanannya dan pelan-pelan menulis diatas tanah.
"Mengapa kau tidak segera membebaskan ikatan tali serat ditubuh pinto ?"
Kwk Soat kun tersenyum, katanya kemudian.
"Melepaskan ikatan tali serat dari tubuhmu hanya merupakan tindakan yang
gampang, hanya.... sebelumnya kita harus membicarakan dulu syaratnya."
Cepat-cepat Hong-ya tojin menulis lagi diatas tanah.
"Pinto telah membaca suratmu dan bersedia untuk membantu usahamu, persyaratan
apa yang harus dibicarakan lagi ?"
"Puluhan tahun disekap dalam ruangan ini ternyata tidak mengubah watak dan
kegemaran membunuhmu, malah sebaliknya kejadian ini menimbulkan perasaan dendam
dihatimu, membuat kau bertambah kejam, tak berperi kemanusiaan dan penuh dengan
hawa pembunuhan. Berada bersamamu berarti setiap saat aku akan mati ditanganmu."
Cepat-cepat Hong ya tojin menulis lagi diatas tanah.
"Pinto telah menyanggupi permintaan nona, pokoknya aku tidak akan turun tangan
secara sembarangan untuk melukai orang."
824 Membaca tulisan itu, Kwik Soat kun segera berpikir dalam hati kecilnya.
"Orang ini sudah disekap selama sepuluh tahun diruangan ini, seharusnya
pertapaan selama ini sudah cukup untuk membuatnya insyaf dan tobat dari perbuatan
jahatnya, dilihat dari perubahan mimik wajahnya itu, dia sepertinya masih merupakan
seseorang yang berangasan, untuk menghadapi manusia seperti ini, perlu kugunakan sedikit
akal muslihat." Berpikir sampai disitu, pelan-pelan dia mengeluarkan sebutir pil dari dalam
sakunya dan diletakkan diatas telapak tangannya, kemudian katanya :
"Buku mulutmu dan telan pil ini !"
Berubah hebat paras muka Hong-ya tojin, cepat-cepat dia menulis diatas tanah.
"Obat apa ?" "Obat beracun cuma bekerjanya sangat lambat, setelah meninggalkan tempat ini
asal menjaga diri dan memenuhi janji dengan setia, tidak melukai orang secara
sembarangan dan segala sesuatunya sesuai dengan apa yang tertera dalam surat tersebut,
sampai waktunya tentu saja akan kupersembahkan obat penawar tersebut kepadamu, tapi
apabila kau masih saja bertindak sesukamu sendiri, terpaksa aku akan membiarkan kau mati
karena keracunan." Mencorong sinar buas dari balik mata Hong-ya tojin, hawa pembunuhan menyelimuti
seluruh wajahnya tapi dengan cepat kesemuanya itu hilang kembali, tulisnya
kemudian. "Sampai kapan obat itu baru akan mulai bekerja ?"
"Tiga kali tujuh, dua puluh satu hari."
Hong-ya tojin termenung sambil berpikir sejenak, kemudian dia membuka mulutnya
lebar-lebar. Kwik Soat kun memutar biji matanya dan memandang sekejap ke wajah orang itu,
dilihatnya lidah orang itu tinggal separuh, sudah jelas yang separuh telah
dipotong orang. Dalam keadaan begini, dia tak sempat untuk banyak bertanya lagi, dia lantas
mengayunkan tangannya dan sebutir pil dilontarkan kedalam mulut Hong-ya tojin.
Kwik Soat kun mencoba untuk mengawasi wajah orang itu, tampak paras mukanya amat
dingin dan kaku, sedikitpun tanpa emosi, tanpa terasa tergerak hatinyasetelah


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat hal mana, katanya kemudian dengan suara dingin.
"Aku telah menyimpan obat pemunahnya di tempat lain, apabila kau mencoba untuk
membunuhku, jangan harap kau bisa mendapatkan obat penawar itu."
Ketika dilihatnya Hong-ya tojin sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa,
gadis itu segera berkata lebih lanjut.
"Sekarang aku sedang membutuhkan bantuan saudara, sudah barang tentu aku tak
akan membiarkan kau mati keracunan, asalkan kau dapat melaksanakan apa yang
diperintahkan, sampai waktunya obat penawar tersebut tentu akan kuberikan
kepadamu." Selesai berkata, dia lantas menarik tali serat urat langit dari balik dinding
ruangan. 825 Mendadak Hong-ya tojin membuka sepasang matanya lebar-lebar, mencorong sinar
tajam dari balik matanya itu dan menatap wajah Kwik Soat kun lekat-lekat.
Tampak ia menarik keempat buah tali itu dengan gerakan yang amat pelan, kemudian
secara tiba-tiba mengayunkan telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan.
Serang tersebut dilancarkan dengan kecepatan luar biasa, bagaikan sambaran petir
saja, padahal Kwik Soat kun dapat menyaksikan dengan jelas ke arah mana gerak serangan
itu tiba, namun anehnya ia justru tak mampu menghindarkan diri.
Tahu-tahu tengkuknya terasa kaku, lalu dia roboh tak sadarkan diri....
Ketika sadar kembali, ruangan tersebut telah kosong, sedangkan Hong-ya tojin
entah sudah pergi kemana. Sambil memijit tengkuknya yang kaku, pelan-pelan Kwik Soat kun bangkit berdiri,
mendadak ia saksikan diatas tanah tertera beberapa deret huruf yang berbunyi.
"Pinto akan membantumu seperti apa yang tercantum dalam surat, tapi bila kau
tidak menyampaikan obat penawarnya pada saat yang semestinya, pinto akan membunuh
seribu orang sebagai hukuman atas pengingkaran janjimu."
Membaca sampai disitu, Kwik Soat kun menghembuskan napas panjang, gumamnya
kemudian. "Orang ini benar-benar kalapnya bukan kepalang, hendak membunuh seribu orang
manusia tak bersalah...." Masa itupun dianggapnya sebagai suatu hukuman bagiku ?"
Berpikir demikian, pelan-pelan dia bangkit berdiri lalu berjalan dua langkah ke
depan mendadak tergetar hatinya dan berpikir kembali.
"Aduh celaka, aku sama sekali tidak tahu harus berjumpa dimana dengannnya dan
bantuan macam apa yang harus dia berikan kepadaku, surat yang kuberikan
kepadanya itu tidak sempat turut kubaca, aku tak tahu dimana harus bertemu lagi
dengannya...." Berpikir sampai disitu, dia lantas merogoh ke dalam sakunya dan mengeluarkan
surat yang ketiga. Ketika isi surat tersebut dibaca, maka terlihatlah beberapa kalimat tertera
disitu. "Berusaha untuk menaklukan Giok hong Niocu, gunakan kemampuan dari lebah
kemalanya untuk melawan kawanan jago lihai dari perguruan tiga malaikat."
"Di dalam surat ini tertera satu jurus ilmu Ki na jiu hoat yang sangat hebat,
ilmu tersebut merupakan Ki na jiu hoat yang paling unik dan lihai dalam dunia persilatan
dewasa ini, sedangkan Giok hong niocu kecuali lihai didalam mengendalikan kawanan lebahnya,
ilmu silat yang dimilikinya tidak terlalu tinggi, asalkan kau bisa berusaha
untuk mendekatinya kemudian mengeluarkan jurus Ki na jiu hoat tersebut, sudah pasti
orang itu dapat kau kuasai dalam sekali gebrak saja."
"Tapi Giok hongnNio cu adalah seorang cerdik dan cekatan, seandainya dia sampai
menaruh curiga kepadamu, sudah dapat dipastikan kau akan merasakan dulu
bagaimana sakitnya disengat lebah."
Kwik Soat kun termenung sambil berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia
membuka kembali sampul surat yang kedua.
826 Betul juga, didalam sampul surat itu tertera selembar kertas yang berisikan
rahasia ilmu Ki na jiu hoat yang dimaksudkan tadi.
Si penulis surat itu memang sangat teliti orangnya, bukan saja semua keterangan
ditulis amat jelas, malah disertai pula dengan sebuah lukisan dari gerakan tersebut.
Kwik Soat kun meneliti gambar dan keterangan itu lekat-lekat, dalam perasaannya
dia dapat merasakan bahwa ilmu Ki na jiu hoat tersebut benar-benar merupakan sebuah
jurus yang sangat lihai sekali.
Dalam hati kecilnya dia berpikir.
"Entah bagaimanapun juga, aku harus mencoba untuk berlatih dahulu, jurus Pho Hou
ciang liong (mengikat harimau menundukkan naga) ini hingga hapal, mumpung
ruangan batu ini sangat sepi dan terpencil, inilah tempat yang paling ideal bagiku untuk
berlatih diri." Berpikir sampai disitu, dia lantas mengikuti keterangan yang tertera diatas
kertas itu dan mulai melatih diri. Walaupun hanya satu jurus, namun perubahan yang terkandung di dalamnya
sedemikian rumit sehingga pada hakekatnya sukar sekali untuk dipahami.
Pada mula pertama melatih diri, Kwik Soat kun merasakan jurus serangan yang
dipelajarinya ini mengandung tiga macam perubahan tapi setelah berlatih lebih
jauh, dia merasakan dibalik satu jurus serangan tersebut sesungguhnya terkandung tujuh
macam perubahan. Ketika dilatih lebih jauh, perubahannya makin lama semakin bertambah banyak
seakanakan entah mau ditangkis atau dibendung dari arah mana pun, sulit untuk membendung
ancaman tersebut. Kwik Soat kun makin bersemangat lagi, makin dilatih dia merasakan pecahan inti
kekuatan dari ilmu itu tersebut makin bertambah luas, basah kuyup seluruh
tubuhnya oleh keringat tapi dia tak ambil perduli.
Dalam hati kecilnya, diam-diam ia sedang berpikir, dia tak menyangka kalau dalam
dunia persilatan ternyata terdapat ilmu silat yang begitu hebatnya sampai-sampai dia
terpikat dan lupa diri. Entah berapa sudah lewat, sampai dia merasa kalau gerak serangan Poh hou ciang
liong tersebut sudah hapal diluar kepala, dia baru menghentikan gerakan itu.
Belum lama Kwik Soat kun berhenti melatih ilmu Poh hou ciang liong tersebut,
tiba-tiba muncul seorang tojin setengah umur yang membawa baki berisi makanan berdiri
tertegun di depan pintu. Waktu itu Kwik Soat kun sedang memusatkan seluruh pikiran dan perhatiannya untuk
melatih diri, sedemikian asyiknya sampai dia tak tahu sedari kapan tojin muncul
disitu. Melihat Kwik Soat kun telah menghentikan latihannya, dengan wajah gugup
bercampur ngeri tojin setengah umur itu baru berseru :
"Siangkong... eeh... nona....."
"Apa kau bilang ?" tegur Kwik Soat kun dengan kening berkerut.
827 Rupanya pakaian yang dikenakan Kwik Soat kun compang camping, rambutnya
awutawutan, seluruh tubuhnya basah oleh keringat dan mukanya penuh dengan debu sehingga
sepintas lalu mirip bocah lelaki, tapi mirip juga seorang anak gadis, tentu saja
sulit bagi orang lain untuk membedakannya.
Dengan wajah semakin gugup tojin setengah umur itu berseru :
"Sian to tak bisa membedakan apakah kau seorang lelaki atau perempuan, setelah
kau buka suara, sian to baru mengerti kalau kau adalah li sicu..."
Memandang kegugupan dan kepaniika diwajah tosu tersebut, Kwik Soat kun segera
tersenyum. "Kau tak usah kuatir, bila hendak mengucapkan sesuatu, silahkan saja
diutarakan." "Kemana perginya Hong-ya tojin yang berada diruangan batu ini... ?" tanya tojin
setengah umur itu kemudian.
"Sudah kabur !"
"Sudah kabur " Bagaimana kaburnya ?" seru tojin setengah umur itu dengan
perasaan terkejut. Menyaksikan tindak tanduk orang, Kwik Soat kun kembali berpikir.
"Sudah puluhan tahun lamanya Hong-ya tojin disekap ditempat ini, agaknya para
tojin tersebut masih belum mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, lebih baik aku
jangan membongkar rahasia tersebut..."
Berpikir demikian, diapun segera menjawab.
"Oleh karena dia enggan berdiam lama disini, tentu saja ia lantas merat dari
sini." "Aduh celaka !" pekik tojin setengah umur itu, "padahal dia sinting, mana kalap
lagi, ilmu silatnya juga sangat lihai, apabila dibiarkan pergi meninggalkan tempat
ini..." oooOooo Kwik Soat kun segera bangkit berdiri, selanya.
"Totiang, apa yang kau bawa didalam baki itu ?"
"Makanan" Kwik soat kun segera mengerakkan tangannya dan menyambar baki di tangan tojin
setengah umur itu, serunya.
"Totiang, aku sedang merasa lapar, bolehkah kau berikan hidangan tersebut
kepadaku untuk mengisi perut ?"
Walaupun dia berbicara dengan sungkan padahal secara diam-diam telah mengerahkan
tenaga dalamnya untuk merampas baki kayu tersebut dengan kekerasan.
Tampaknya tojin setengah umur itu sedang membuat terperanjat oleh kaburnya Hongya tojin, sehingga untuk beberapa saat lamanya dia hanya berdiri tertegun saja
ditempat. 828 Dengan terburu Kwik Soat kun menghabiskan hidangan yang berada diatas baki itu,
ketika dilihatnya si tojin masih berdiri tertegun ditempat, dia lantas
menyerahkan baki itu keatas tangan si tosu tersebut lalu katanya.
"Mungkin dia tak akan pergi terlalu jauh, selewatnya berapa hari lagi dia akan
bakal balik lagi kemari." Selesai berkata dia lantas melompat keluar dari ruang batu itu, mempercepat
langkahnya dan meninggalkan kuil tersebut.
Setelah keluar dari to koan, Kwik Soat kun merasa bimbing, dia tak tahu harus
pergi kemana. Diam-diam dia menggerutu kepada dirinya.
"Ketika orang ini menyerahkan surat kepadaku, berulang kali ai telah menerangkan
agar kugunakan kecerdasan otakku untuk menyelidiki latar belakang dari perguruan tiga
malaikat, namun di dalam kenyataannya aku telah melupakan hal ini, aku tidak
manfaatkan kesempatan itu untuk memutar otak dan menanyakan masalah tersebut."
"Giok hong Niocu mempunya dendam kesumat dengan pihak Li ji pang, tidak mudah
untuk membicarakan hal ini dengannya, aku harus berusaha keras untuk menyaru
sebagai seseorang yang tidak gampang menimbulkan kecurigaannya..."
Satu ingatan segera melintas didalam benaknya, pikirnya kemudian.
"Bulan berselang, aku pernah menyaksikan Giok hong Niocu meninggalkan sarangnya,
entah sekarang sudah kembali ke gunung atau tidak. Dewasa ini, dari tiga orang
sudah kutemukan dua diantaranya, mengapa aku tak berangkat kembali lebih dahulu ke
sekitar perguruan tiga malaikat, disamping berusaha keras mengumpulkan anak buah dari Li
jipang, sekalian aku pun bisa menyelidiki jejak dari Giok hong Nio cu..."
Berpikir sampai disitu, dia lantas mempercepat langkahnya untuk menuju ke depan
sana. Ditengah jalan, setiap kali bertemu dengan persimpangan jalan atau tempat
strategis lainnya dia lantas meninggalkan tanda rahasia dari Li ji pang untuk mengumpulkan
mereka. Ternyata ia sudah tersekap cukup lama didalam perguruan tiga malaikat, sehingga
hubungannya dengan perkumpulan Li ji pang boleh dibilang sudah putus sama
sekali. Hari ini, tibalah dia dalam sebuah kota besar, karena perutnya merasa lapar maka
dia mencari sebuah rumah makan terbesar di kota itu untuk bersantap, sebelum
melangkah masuk, dia sempat meninggalkan tanda rahasia di sana.
Setelah memesan sayur, Kwik Soat kun bersantap dengan pelan-pelan sambil
menunggu munculnya anak murid perkumpulan Li ji pang.
Selesai bersantap dan menunggu lama lagi namun belum nampak juga sesuatu
gerakan, terpaksa Kwik Soat kun membayar rekening, bangkit berdiri dan beranjak keluar
dari rumah makan tersebut. Tampak seorang pengemis kecil berdiri di depan pintu warung, sewaktu berpapasan
dengan Kwik Soat kun, dia segera berbisik :
829 "Berjalan ke arah utara, dibawah sepasang pohon Pak lima li dari sini, pangcu
menantikan kedatangan Hu pangcu."
Suaranya lembut dan halus, rupanya suara seorang gadis.
Selama ini anggota Li ji pang jarang sekali menyaru sebagai pengemis, kini
mereka bisa menyaru sebagai pengemis, hal ini membuktikan kalau posisi mereka sedang
terjepit dan keadaannya berbahaya sekali.
Kwik Soat kun segera merasakan suatu ketegangan yang amat sangat mencekam
perasaannya, diam-diam dia mengawasi sekejap sekeliling tempat itu, kemudian
berjalan menuju ke arah selatan. Hingga tiba disuatu tempat yang sepi dan yakin kalau tiada orang yang menguntit
dibelakangnya, dia baru berbelok ke arah utara. Yang dimaksudkan sebagai Siang


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pak su atau sepasang pohon Pak sesungguhnya merupakan dua batang pohon yang tumbuh
menjadi satu, tapi lantaran sudah tua, dahannya besar dan daunnya lebar, maka
sekilas pandangan, kedua batang pohon itu seakan-akan sebatang pohon saja.
Kwik Saot kun berjalan dengan berhati-hati ke bawah pohon itu, baru saja dia
celingukan kesana kemari, mendadak tampak bayangan manusia berkelebat lewat, dari atas
pohon yang telah melayang turun seorang nona berdandan gadis dusun.
"Menjumpai Hu pangcu !" serunya lirih.
Kwik Soat kun segera kenali gadis itu sebagai pengawal pangcunya yang bernama Ui
hong, buru-buru serunya :
"Mana pangcu " Peristiwa apakah yang telah terjadi di dalam perkumpulan Li ji
pang kita ?" "Aaai, tak habis dibicarakan dengan sepatah kata, bulan-bulan terakhir ini Li ji
pang telah mengalami musibah beruntun. Ngo hoa toucu mengalami tragedi cabang-cabang
disemua tempat dibikin rata oleh orang bahkan markas besar pun turut diserbu dan dibakar
sampai rata dengan bumi. Pangcu yang bertarung mati-matian terluka pada lengannya
karena beliau tak ingin anggota lainnya menjadi korban, maka diperintahkan agar segenap
anggota Li ji pang untuk mengasingkan diri sementara waktu dan tak boleh
melakukan pekerjaan lagi, sementara pangcu sendiri dengan membawa siau moay sekalian
berdelapan mengembara di dalam dunia persilatan, disamping menyelidiki siapa
gerangan pembunuh yang telah menyergap partai kita, mencari pula kesempatan
untuk bangkit berdiri lagi."
"Namun para anggota partai masih setia semua pada perkumpulannya, meski telah
mendapat perintah untuk mengasingkan diri, namun kebanyakan enggan menyerah
dengan begitu saja, hanya saja dari gerakan berkelompok yang terpimpin kini
berubah menjadi gerakan sendiri-sendiri. Itulah sebabnya tanda rahasia yang ditinggalkan
Hu pangcu segera terdengar pula oleh pangcu."
Kwik Soat kun segera menghela napas sedih sesudah mendengar perkataan ini,
katanya kemudian. "Bagaimana keadaan luka pangcu " Sekarang dia berada dimana " Dapatkah kau
membawaku untuk pergi menjumpainya ?"
830 "Luka yang diderita pangcu cukup parah, sekalipun sudah beristirahat cukup lama,
namun kesehatan badannya belum juga pulih kembali, sebenarnya dia memang ingin
sekali bertemu dengan Hu pangcu, namun oleh karena ditemukan jejak musuh yang
mengejar kemari, maka sengaja dia mengutus siau moay untuk mengantarkan cap
kebesaran partai kita kepada Hu pangcu, seandainya dia mengalami sesuatu
musibah, maka tugas membangun kembali parta berada di tangan Hu pangcu."
Mendengar perkataan tersebut, Kwik Soat kun menghela napas panjang, katanya
kemudian. "Apakah aku tak bisa berjumpa dengan pangcu ?"
"Dia telah memancing pergi musuh-musuhnya, saat ini mungkin sudah berada belasan
li dari sini." Dari dalam sakunya dia mengeluarkan cap kebesaran partai dan diserahkan kepada
Kwik Soat kun, kemudian katanya lebih jauh :
"Pangcu bilang, masih ada dua kantor cabang rahasia kita yang hingga kini belum
diketahui musuh, dengan cap kebesaran partai ditangan Hu pangcu, tidak sulit
bagi Hu pangcuuntuk membangun kembali kejayaan perkumpulan Li ji pang dikemudian hari."
Setelah menerima tanda kekuasaan tersebut, Kwik Soat kun menghela napas panjang,
katanya kemudian. "Bagaimana dengan kau " Apa yang hendak kau lakukan sekarang "'
"Pangcu menitahkan kepada tecu untuk secara diam-diam mengiringi Hu pangcu
sambil menantikan perintah. Cuma, demi keselamatan Hu pangcu, kita tak boleh melakukan
perjalanan bersama-sama."
"Hanya kau seorang ?"
"Selama beberapa bulan terakhir ini, teculah yang mewakili pangcu untuk
menurunkan perintah, terhadap keadaan Li ji pang setelah ini boleh dibilang tecu telah
memahaminya, asal tecu melaksanakan perintah dari pangcu, maka didalam waktu singkat tecu
dapat mengumpulkan semua anggota perkumpulan yang kebetulan berada disekitar tempat
ini." "Kalau begitu turunkanlah perintah, coba diselidiki sekarang Giok hong Nio cu
berada dimana ?" kata Kwik Soat kun sambil menyimpan tanda kekuasaan tersebut.
Ui Hong segera membungkukkan badannya memberi hormat.
"Walaupun uicu sekalian telah berhasil lolos dari musibah besar, bukan berarti
kami sudah lolos sama sekali dari pengejaran musuh, mau tak mau terpaksa segenap
anggota perkumpulan harus mempergunakan berbagai cara apa pun untuk merahasiakan
identitas diri. Hu pangcu..." "Aku mengetahui akan maksudmu" tukas Kwik Soat kun cepat, " tapi dewasa ini
masih ada satu persoalan yang lebih besar lebih penting yang harus segera
kuselesaikan, mau tak mau terpaksa masalah perkumpulan kita harus ditunda sementara waktu, mungkin
saja apa yang kukerjakan sekarang justru ada sangkut pautnya dengan lemah atau
jayanya perkumpulan Li jipang kita dikemudian hari."
831 "Keputusan yang diambil Hu pangcu sudah tentu telah melalui pemikiran yang
panjang, tecu hendak mohon diri lebih dulu, tentang kabar berita Giok hong Nio cu, bila
tecu telah berhasil memperoleh kabar, segera akan tecu laporkan."
Selesai memberi hormat, dia segera membalikkan badan dan mengundurkan diri dari
situ. Kwik soat kun tahu dengan pasti bahwa Ui Hong tidak mengungkapkan seluruh
rahasia yang diketahuinya, namun diapun tidak banyak bertanya, sekalipun dia menuruti
pesan dari pangcunya dengan menyerahkan tanda kekuasaan tersebut, namun sudah pasti
hati kecil nona tersebut timbul perasaan curiga dan tak habis mengertinya, mengapa
dia mengambil sebagai wakil ketua sudah begitu lama tak pernah mengadakan hubungan
kontak dengan partai. Namun situasi yang dihadapi sekarang sudah mencapai pada puncak yang amat
kritis, dalam keadaan demikian mustahil bagi Kwik Soat kun untuk memberikan suatu
penjelasannya lagi, oleh sebab itu terpaksa dia harus memikul beban berat dengan
menanggung penderitaan akibat kesalahan paham para anggota terhadapnya.
Ia bangkit berdiri dan pelan-pelan berjalan menuju ke depan, perasaannya bimbang
dan kosong. Dahulu, orang sering memuji kecerdasan otaknya dan kecekatan bekerja, tapi
sekarang dia justru merasa seperti tak sanggup untuk memikul beban yang berat tersebut.
Apakah Kiu ci mo ang dan Hong-ya tojin akan datang tepat pada saatnya seperti
apa yang dijanjikan si penulis surat tersebut, hingga kini dia tak berani menduga secara
sembarangan, yang lebih hebat lagi adalah ia tak berhasil memahami duduk
persoalan yang sebenarnya dari kedua orang itu, juga tidak diketahui mereka akan bertemu
dimana. Makin dipikir dia merasa perjalanannya kali ini sejak awal sampai akhir
seberanarnya mengalami kegagalan total.
Dewasa ini, hanya tinggal Giok hong Nio cu seorang yang mungkin bisa
dimanfaatkan kesempatannya untuk mengetahui segala sesuatunya itu, dia berharap bisa
menemukan perempuan itu secepatnya, sehingga segala sesuatunya dapat segera terungkap.
Tapi ada satu hal yang dapat dibayangkan pula oleh Kwik Soat kun, si penulis
surat tak dapat menyampaikan surat tersebut hingga kini, hal mana membuktikan kalau ia
sendiri tak dapat meninggalkan tempat disekitarnya, keculai Kiu ci mo ang dan Hong-ya
tojin enggan menepati janjinya, kalau tidak, bisa dipastikan kalau tempat pertemuan
mereka tentu dalam wilayah perguruan tiga malaikat.
Untung saja dia cukup hapal dengan jalanan disekitar sana, kendatipun perguruan
tiga malaikat terletak ditengah-tenah keliling bukit yang susun menyusun, namun arah
dan situasi disekitar situ cukup berkesan didalam benaknya.
Begitulah, setelah menempuh perjalanan selama beberapa hari, akhirnya tibalah
Kwik Soat kun didalam bukit Bu-gi-san.
Tampak bukit menjulang tinggi ke udara, jurang membentang beribu-ribu kaki,
begitu seram dan angkernya suasana disitu sehingga meninggalkan kesan aneh dalam hati
kecilnya. 832 Rupanya bukit yang menjulang disekeliling bukit Bu-gi-san begitu banyak
jumlahnya dan lagi satu dengan yang lain hampir mirip, sehingga gampag bagi seseorang untuk
sesat jalan. Terpaksa Kwik Soat kun harus mencari dengan penuh kesabaran, sudah dua hari
lamanya dia menyelusuri tanah perbukitan tersebut.
Senja itu, sampailah si nona di depan sebuah kuil, karena terasa lelah dan
mengantuk akhirnya dia masuk kedalam ruangan kuil dan duduk bersandar diruangan.
Maksudnya dia akan beristirahat sebentar kemudian baru pergi mencari makanan
untuk mengisi perut. Siapa tahu, perjalanan yang melelahkan selama dua hari ini banyak menguras
kekuatan tubuhnya, begitu bersandar diatas dinding rasa lelah dan mengantuknya kian lama
kian bertambah berat, tanpa disadari akhirnya dia terlelap tidur.
Ditengah nyenyaknya tidur, mendadak ia merasa tubuhnya seolah-olah dibelenggu
oleh sesuatu, akhirnya dengan perasaan kaget dia mendusin dari tidurnya.
Ketika membukan matanya, dia saksikan tubuhnya telah dibelenggu oleh seekor ular
besar berwarna merah yang melilit tubuhnya kencang-kencang, bau amis yang
menusuk penciuman membuat perutnya terasa sangat mual.
Serta merta dia mendongakkan kepalanya, tampak seorang kakek berjenggot putih
sepanjang dada sedang berdiri didepan pintu kuil, kecuali ular berwarna merah
sedang melilit diatas tubuhnya, masih ada seekor ular raksasa bersisik merahlagi yang
melingkar tepat dihadapan mukanya. Sekalipun Kwik Soat kun sudah seringkali mengalami kejadian besar dan ancaman
mara bahaya, saat ini tak urung terkesiap juga dibuatnya.
Tiba-tiba terdengar kakek berjenggot putih itu berkata :
"Wahai bocah perempuan, apabila lohu mengulapkan tangannya, maka ular merah yang
melilit diatas tubuhmu itu akan segera memagutmu atau bila lohu memerintahkan
maka dia akan mengencangkan lilitan tubuhnya sehingga meremukkan seluruh tubuhmu."
Kwik Soat kun segera berubah keras untuk menemukan hatinya, kemudian menegur.
"Siapakah kau ?"
"Lohu adalah Coa sin (si Dewa ular) Tong Lim !"
"Ehmm, seharusnya aku sudah menduga dirimu sejak tadi."
Si Dewa ular Tong Lim jadi tertegun oleh jawaban tersebut, namun dia tidak
segera menanyakan nama dari Kwik Soat kun melainkan berkata lagi pelan-pelan.
"Bila kau tak ingin mati, jawablah pertanyaan lohu ini secara berterus terang,
bila kau berani berbohong dan lohu ketahui, akan kuperintahkan ular beracun itu untuk
memagutmu sampai mampus."
"Tanyalah !" "Bocah perempuan, kau pemberani, darimana kau datang ?"
833 "Dari bukit Hong-san !" jawabanya.
"Ooh, mau apa datang kemari ?"
Kwik Soat kun termenung dan berpikir sebentar, kemudian baru jawabnya pelan.
"Hendak mencari markas besar dari perguruan tiga malaikat !"
"Apa kau anggota perguruan tiga malaikat ?"
"Bukan ! Aku adalah wakil ketua dari perkumpulan Li ji pang, Kwik Soat kun."
"Lohu toh tidak menanyakan soal nama serta asal usulmu."
"Sekalipun tidak kau tanyakan, aku toh harus menjawabnya juga akhirnya !"
Si Dewa ular Tong Lim segera tersenyum.
"Kau memang pintar...."
Berbicara sampai disitu, dia lantas bersuit rendah sambil mengulapkan tangannya,
ular merah yang sedang melilit diatas Kwik Soat kun itu tiba-tiba saja mengendorkan
lilitannya dan meluncur balik ke sisi tubuh Tong Lim.
Sembari mengendorkan otot-otot didalam tubuhnya yang kaku, Kwik Soat kun berseru
lagi. "Tong locianpwe, sudah cukup lama kau tak pernah melakukan perjalanan didalam
dunia persilatan." "Dalam situasi dan kondisi seperti ini, waktu bagi kita lebih berharga daripada
emas, sepantasnya bila kita bicarakan masalah-masalah yang penting saja."
"Baik ! Ada urusan apa locianpwe datang kemari ?" tanya Kwik Soat kun kemudian.
"Seperti kau, datang mencari markas besar perguruan tiga malaikat...."
"Menyambangi teman ataukah mencari musuh ?"
"Dan nona sendiri ?"
Dari perubahan mimik orang, Kwik Soat kun sudah tahu kalau kedatangan Tong Lim
bukan untuk mengunjungi teman, maka sahutnya kemudian.
"Aku datang untuk menolong orang."
Mula-mula si Dewa ular Tong Lim tertegun menyusul kemudian serunya sambil


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertawa dingin. "Nona, sebenarnya kau sedang bergurau atau sedang berbicara secara sungguhan ?"
"Tentu saja secara sungguhan."
"Hanya mengandalkan sedikit kemampuan yang nona miliki itu ?"
"Untuk meraih kemenangan toh belum tentu harus mengandalkan pada ilmu silat
saja, apalagi aku masih mempunyai bala bantuan."
"Siapakah bantuan dari nona ?"
Kwik Soat kun termenung sambil berpikir sebentar, kemudian dia baru menjawab.
834 "Kiu ci mo ang, Hong-ya tojin, apakah Tong locianpwe kenal dengan mereka
berdua ?" Tong Lim semakin tertegun.
"Apakah kedua orang itu belum mampus ?" serunya dengan nada kurang percaya.
"Ya, mereka belum mati, bahkan mereka telah menyetujui untuk membantu diriku."
"Soal Li ji pang memang lohu dengar orang membicarakannya, tetapi Kiu ci mo ang
serta Hong-ya tojin sudah puluhan tahun lamanya lenyap dari dunia persilatan,
sedangkan partai kalian baru belasan tahun bercokol dalam dunia persilatan, lohu tidak
percaya kalau kau kenal dengan mereka berdua."
"Boanpwe memang tidak kenal dengan mereka, bahkan pada sebulan berselang, aku
sama sekali tak mengetahui akan kedua orang ini."
"Lantas bagaimana caramu menemukan mereka serta memperoleh bantuan dari mereka
berdua ?" "Boanpwe mendapat petunjuk dari seseorang."
"Siapakah orang itu ?"
Kwik Soat kun termenun sambil berpikir sebentar, kemudian sahutnya.
"Semua pertanyaan yang locianpwe ajukan kepada boanpwe telah boanpwe jawab semua
dengan sejujurnya, sedang mengenai pertanyaan yang terakhir ini, bagaimana kalau
boanpwe simpan dahulu untuk sementara waktu... ?"
"Kau tidak takut mati ?"
"Aku sangat takut mati, sebab aku masih mempunyai banyak persoalan yang belum
selesai dikerjakan, tapi bila locianpwe bermaksud hendak membunuhku juga, toh
sekalipun sudah kukatakan, locianpwe juga saja akan membunuhku."
Tong Lim segera tertawa hambar.
"Selama hidup lohu paling suka dengan orang pintar, apakah kau ingin mengajukan
pertanyaan kepada lohu ?"
"Benar" "Baik, tanyakan !"
"Ada urusan apa locianpwe datang mencari markas besar perguruan tiga malaikat ?"
"Setelah kulihat hampir seluruh dunia persilatan terjatuh dibawah kekuasaan
orang-orang tiga malaikat lohu merasa tidak sepantasnya untuk berpeluk tangan belaka, maka
aku bermaksud mencari pemimpin mereka untuk memperbincangkan persoalan ini, apalagi
didalam perguruan tiga malaikat pun banyak terdapat sahabat karib lohu sekalian
datang menjenguk mereka semua."
"Apakah locianpwe mampu untuk memasuki perguruan tiga malaikat ?"
"Kalau toh lohu berani datang kemari, tentu saja harus melakukan sedikit
persiapan, apalagi usia lohu sudah lanjut, sekalipun harus mati rasanya juga tak perlu
disayangkan." Kemudian sesudah tertawa terbahak-bahak, dia menyambung lebih jauh.
835 "Penjelasan dari lohu sudah cukup terang, pertanyaan apalagi yang hendak nona
ajukan ?" Kwik Soat kun termenung beberapa saat lamanya, kemudian berkata :
"Boanpwe banyak mengetahui tentang persoalan dalam perguruan tiga malaikat,
apabila locianpwe ingin mengetahui sedikit latar belakangnya, boanpwe bersedia untuk
memberi penjelasan." "Waah... wahh.. waahh... perkataanmu makin lama semakin melantur, apakah nona
sudah pernah memasuki perguruan tiga malaikat.. ?"
"Ya, sudah pernah, seandainya boanpwe belum pernah mengunjungi perguruan tiga
malaikat, bagaimana mungkin bisa mengetahui tentang Hong-ya tojin dan Kiu ci mo
ang ?" Dengan kening berkerut Tong Lim segera berseru :
"Waah, nampaknya lohu kena kau gertak juga."
Kwik Soat kun segera berkata lebih jauh.
"Bukan saja boanpwe sudah pernah memasuki perguruan tiga malaikat, bahkan pernah
mengunjungi kota batu dibawah tanah, disitulah para enghiong dari seluruh kolong
langit disekap." "Ehm, dari perkataan diri nona memang kedengarannya rada mirip-mirip juga." seru
Tong Lim sambil mendehem.
"Bukan cuma mirip saja, melainkan memang begitulah kenyataannya, aku pernah
berkunjung ke ruang Seng tong, pernah melewati Kiu ci kiau, bahkan pernah pula
menyaksikan raut wajah yang sesungguhnya dari ketiga orang sengcu mereka."
"Aaah, masa iya ?"
"Bila locianpwe tidak percaya, boanpwe ogah banyak bicara lagi."
Tong Lim segera tertawa terbahak-bahak.
"Haah, haaah, haaah, bocah perempuan, rupanya kau sudah melihat kalau lohu
sedikit agak kurang percaya ?"
"Bila kau percaya, hal ini tentu saja jauh lebih baik dan mari kita membicarkan
pertukaran syarat." "Syarat apa ?" "Kau harus menjawab beberapa buah pertanyaanku, lagi pula jawabanmu harus
sejujurnya blak-blakan dan tak boleh dicampuri dengan kembangan apa saja."
"Waduh.. waduh... satu generasi lebih hebat dari generasi sebelumnya, kau memang
hebat sekali !" "Jadi locianpwe sudah setuju ?"
"Bila lohu tidak setuju, nampaknya hal ini tak mungkin bisa terjadi...."
836 "Baiklah !" kata Kwik Soat kun kemudian, "harap locianpwe suka menjawab
pertanyaan boanpwe yang pertama, apakah locianpwe kenal dengan Buyung Tiang kim ?"
"Kenal" "Kenal dengan akrab ?"
"Ehm ! Ada apa ?"
Kwik Soat kun segera mengalihkan pembicaraan ke soal lain, katanya lagi.
"Bagaimana dengan Khong Bu siang " Apakah kau kenal dengan orang ini... ?"
Tong Lim termenung sampai berapa saat lamanya, kemudian dia balik bertanya.
"Apa pekerjaannya ?"
"Toa sengcu dari perguruan tiga malaikat."
Dengan cepat Tong Lim menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Nama tersebut tidak terlalu kukenal, tapi lohu sudah puluhan tahun lamanya
mengundurkan diri dari dunia persilatan, tak heran bila tidak kenal dengan
orang-orang dari angkatan muda atau mereka yang muncul agak belakangan."
"Baiklah untuk sementara waktu tak usah kita bicarakan dulu masalah tersebut,
berapa orang locianpwe datang kemari ?"
"Banyak sekali"
"Apabila mereka punya nama dan kedudukan yang amat termashur, tolong sebutkan
beberapa orang diantaranya untuk boanpwe."
"Lohu percaya kau sudah pasti kenal mereka, Seng Cu Sian, Lut Huan hong dan
laing sebagainya, semuanya merupakan anak buah kepercayaan dari Buyung Tiang kim."
"Seng Cu sing, Lui Hua hong... ya, pernah kudengar orang membicarakan tentang
mereka." "Apalagi yang hendak kau tanyakan ?"
"Apa hubungan antara locianpwe dengan Buyung Tiang kim ?"
"Nona, panjang sekali untuk dibicarakan tentang persoalan tersebut, tapi
ringkasnya saja dia mempunyai budi kepadaku, tapi juga mempunyai hutang sakit hati."
"Kemunculan locianpwe dalam dunia persilatan kali ini, apakah bermaksud untuk
mebalas budi kepadanya ?"
"Kalau dibicarakan sesungguhnya menggelikan sekali. Seng Cu sia dan Lui Hua hong
harus bersilat lidah berhari-hari lamanya tanpa berhasil menggerakkan hati lohu,
tapi akhirnya justru tergerak hatinya oleh seorang gadis cilik dan menyetujui untuk
terjun kembali ke dunia persilatan, Oleh sebab itu, terhadap kalian orang-orang muda,
lohu selalu menaruh perhatian was-was dan takut."
"Locianpwe, boanpwe ingin tahu siapakah orang itu ?"
"Seorang gadis lincah, polos yang menyenangkan hati, tak bisa dikatakan kalau
dia mempergunakan akal muslihat, dia hanya bilane kepada lohu, cepat atau lambat
akhirnya 837 aku toh harus mati juga, mengapa sebelum mati tidak kau lakukan suatu pekerjaan
besar yang bisa meninggalkan sedikit kenangan bagi orang lain ?"
"Seringkali ucapan yang sejujurnya merupakan perkataan yang paling menarik
Petualang Asmara 24 Dewa Arak 24 Pertarungan Raja-raja Arak Misteri Peramal Tua 1

Cari Blog Ini