Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 23
"Tempat ini merupakan tempat Buyung Im seng merawat lukanya, siaumoay tidak
merawat luka disini."
Sementara itu Kwik Soat kun telah selesai memperhatikan keadaan disekitar sana,
ternyata disitu kosong melompong dan tidak nampak bayangan tubuh dari Buyung Im
seng, tanpa terasa dia lantas menegur.
"Kini Buyung Im seng berada dimana ?"
"Inilah tipu muslihat yang diatur Buyung Tiang kim locianpwe, hingga sekalipun
ada orang yang berhasil menemukan goa ini, tak nanti mereka akan menemukan pintu
rahasia menuju ke ruang gua yang sesungguhnya...."
Sembari berkata dia lantas mendorong ke arah dinding, sebuah pintu rahasia
segera terbuka. Tampak Buyung Im seng masih tetap mengenakan jubah hijaunya, sekarang dia sedang
terbaring dan nampaknya sedang tertidur nyenyak sekali....
Disamping Buyung Im seng berbaring pula seorang hwesio kepala gundul yang
mengenakan jubah hitam. Dengan terkejut Kwik Soat kun segera bertanya.
"Siapakah orang ini ?"
"Khong Bu siang !"
979 "Apa " Khong Bu siang ?" Kwik Soat kun semakin terperanjat.
"Benar, sebetulnya dia memang seorang hwesio, setelah menjadi Toa sengcu dari
perguruan tiga malaikat dia mulai memelihara rambut lagi, apa yang terlihat
sekarang tak lebih hanya paras muka aslinya saja."
"Siaumoay betul-betul terkecoh, sungguh tak kusangka kalau dia adalah seorang
hwesio." "Dewasa ini, meski aku sudah mengetahui banyak urusan karena Buyung Tiang kim
memberitahukan hal itu kepadaku, dari catatan yang ditinggalkan aku pun sudah
banyak mengetahui budi dendam yang terjadi dalam dunia persilatan selama puluhan tahun
terakhir, namun catatan tersebut lebih menitikberatkan pada perjalanan atas
kejahatan serta ilmu silat pribadinya, oleh sebab itu aku harus membuktikan satu persatu
sebelum dapat memahami semua duduk persoalan yang sesungguhnya..."
Sambil berkata dia mendorong pintu rahasia dan mengeluarkan daging menjangan
yang sudah lama diawetkan, kemudian katanya lebih lanjut.
"Cici, semua hidangan tersebut cukup untuk membuat perut kita beberapa orang
menjadi kenyang, cuma kita perlu memanggangnya kembali diluar sana."
"Soal ini siaumoay bisa melakukannya, tak usah merepotkan dirimu lagi."
Setelah menerima daging menjangan tersebut dia berpaling dan memandang sekejap
lagi ke arah Buyung Im seng sekalian lalu katanya pula.
"Apakah mereka sedang tidur ?"
"Boleh dibilang begitu, cuma bila tiada bantuan dari orang lain maka selamanya
mereka tak akan sadar kembali." katanya kemudian.
"Aaaah.. !" Kwik Soat kun berseru tertahan, "obat apakah yang telah mereka telan
?" Nyoo Hong leng menggeleng.
"Tidak, mereka tidak menelan obat, mereka hanya ditusuk beberapa buah jalan
darahnya dengan jarum emas, hal ini bisa membuat seluruh urat syaraf serta daging dan
otot mereka mengendor, menurut catatan yang kubaca, beristirahat semacam ini
merupakan beristirahat jarak panjang bukan saja besar manfaatnya untuk membantu pengobatan
suatu penyakit lagi pula bisa memulihkan kembali daya tahan serta kondisi tubuh
seseorang dalam waktu singkat."
"Apakah nona tidak ingin jika kusaksikan tempat-tempat yang bakal kau tusuk
dengan jarum emasmu ?" 980 "Nona memang seorang yan pintar, sesungguhnya ilmu jarum emas penusuk jalan
darah ini hanya bermanfaat bagi ilmu pengobatan, tapi bisa pula digunakan untuk
kegunaan lain, aku telah mendapat pesan dari Buyung Tiang kim locianpwe agar tidak
memperlihatkan cara kepandaian tersebut kepada orang lain !"
"Aku mengerti" kata Kwik Soat kun sambil manggut-manggut, tanpa membuang waktu
lagi dia segera melompat keluar dari gua itu.
Tatkala dia sudah memanggang daging menjangan dan balik kembali ke dalam gua,
Buyung Im seng serta Khong Bu siang yang berpakaian pendeta telah duduk.
Tampaknya kedua orang itu merasa lapar sekali, keempat mata mereka tengah
mengawasi daging menjangan di tangan Kwik Soat kun itu dengan pandangan rakus.
Sambil tertawa Nyoo Hong leng berkata :
"Berilah dua potong daging menjangan itu untuk mereka."
Kwik Soat kun mengiakan, dia merobek dua potong daging menjangan dan diserahkan
kepada mereka. Kedua orang itu segera menerima pemberian daging menjangan itu dan disikat
dengan lahap. Kwik Soat kun sangat berharap Buyung Im seng atau Khong Bu siang dapat
mengucapkan sepatah dua patah kata, namun dia sangat menyesal kedua orang itu
hanya makan sambil menundukkan kepala, sepatah kata pun tidak berbicara.
Tiba-tiba Nyoo Hong leng berbisik lirih.
"Enci Kwik, mari kita pergi, berikan daging menjangan tersebut kepada mereka."
Walaupun Kwik Soat kum mempunyai beribu patah kata yang hendak ditanyakan,
ternyata Nyoo Hong leng sama sekali tidak memberi kesempatan kepadanya untuk
berbicara ! Begitu selesai berkata dia lantas melompat keluar dari gua tersebut, terpaksa
Kwik Soat kun harus mengikuti dibelakangnya.
Nyoo Hong leng membagikan daging menjangan tersebut kepada para jago kemudian
katanya. "Hari sudah siang, bila kalian telah kenyang kita harus berangkat sekarang
juga." 981 Para jago sudah bertekad untuk mengorbankan jiwa raga mereka, nampak orang-orang
itu berwajah cerah dan penuh semangat setelah menerima daging menjangan tersebut,
dilalapnya hidangan tersebut dengan lahap.
Nyoo Hong leng duduk diatas tanah, sambil merobek sepotong daging menjangan dan
dimasukkan ke dalam mulut, katanya sambil tertawa.
"Enci Kwik, mari, kaupun makan sedikit !"
Kwik Soat kun merobek pula sepotong daging menjangan dan dimasukkan ke mulut,
lalu bertanya. "Bagaimana denga kedua orang itu ?"
"Ilmu silat yang mereka miliki sangat tinggi, tentu saja kita harus
mempergunakan mereka." Seng Cu sian mendehem pelan, kemudian menyela.
"Nona Nyoo, maaf bila aku lancang mulut, bolehkan aku tahu siapakah kedua orang
yang kau maksudkan ?" "Yang satu adalah Buyung Im seng sedangkan yang lain adalah Khong Bu siang,
bekas toa sengcu dari perguruan tiga malaikat."
"Aaaah, berasal darimanakah Khong Bu siang itu ?" kembali Seng Cu sian berseru
tertahan. "Semula dia adalah Sian ki taysu dari Siam lim si."
"Aku kenal dengan Sian ki taysu" seru Tong Lim, "bukankah dia adalah anak murid
Thian tong taysu ?" "Terhadap masa lampaunya aku hanya mengetahui sangat terbatas, maaf bila aku tak
bisa menjawab pertanyaan kalian."
Pau Heng segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah.... haaaah... mungkin nona Nyoo sudah mempunyai rencana yang amsak namun
kami sama sekali tidak tahu menahu, apalagi dalam perjalanan kita memasuki
perguruan tiga malaikat kali ini, berbicara dari kebaikannya adalah sembilan puluh persen
bakal mampus, hanya sepuluh persen hidup, oleh karena itu aku mohon keterangan tentang
sesuatu dari nona." "Katakanlah !" 982 "Aku merasa terharu sekali oleh kebesaran jiwa nona sehingga benar-benar telah
mengesampingkan soal mati hidup kami, namun aku pun berharap bisa menjadi setan
yang memahami persoalan, kalau kami diharuskan mampus dalam kebingungan,
sesungguhnya kami mati dengan mata tidak meram."
Nyoo Hong leng termenung dan berpikir sejenak, kemudian katanya pelan.
"Selama puluhan tahun terakhir ini, seluruh rahasia besaru duni persilatan
hampir terletak di perguruan tiga malaikat ini, apabila perguruan tiga malaikat sudah
dihancurkan, maka kalian pun akan mengerti dengan sendirinya."
"Jadi kalau begitu, nona sama sekali tidak tahu ?"
"Tahu sedikit tapi tidak keseluruhannya, lagi pula banyak persoalan yang
keketahui ujungnya tidak kuketahui akhirnya."
"Yang paling merisaukan bagiku sesungguhnya hanya satu, yakni Buyung Im seng
sesungguhnya putra siapa ?"
Padahal kekuatiran serta perhatian Seng Cu sian sekalian jauh lebih dalam
daripada Pau Heng, serentak mereka memasang telinga dan mendengarkan dengan seksama.
"Seharusnya kalian sudah tahu, dia adalah putra Ci im Kiong cu."
Lui Hua hong menghela napas panjang setelah mendengar ucapan mana, lalu katanya.
"Nona, su ko ku itu sudah memasuki agama semenjak muda, ia tak pernah menikah."
"Bila Buyung Im seng bukan putra Ci im kiongcu bagaimana mungkin ia bisa hidup
sampai sekarang " Kau anggap pihak perguruan tiga malaikat benar-benar tidak
mampu membunuh dirinya ?" "Apakah Buyung Tiang kim sudah lama mengetahui akan kejadian ini ?"
"Mungkin demikian ! Waktu itu mungkin dia tak pernah berpikir sampai begitu
dalam, tapi oleh karena kecerdasannya yang luar biasa, setiap masalah tentu disiapkan
langkah mundurnya, maka hal ini bisa terjadi seperti sekarang. Coba kalau Ci im kiongcu
tak berniat merampas kekuasaan, mungkin di dunia ini pun tak akan muncul Buyung
kongcu yang membuat pembalasan dendam."
"Persoalan tentang Buyung Im seng apakah tidak diketahui sama sekali oleh sute
ku itu ?" tanya Seng Cu sian.
"Dia tahu, sayang dia tahu agak terlambat" sahut Nyoo Hong leng.
Kemudian setelah termenung sejenak, dia menyambung lebih jauh.
983 "Buyung Tiang kim telah memperalat hubungan kasih antara ayah dan anak itu untuk
membuat sebuah lubang kecil pada pertahanan perguruan tiga malaikat yang ketat,
seandainya tiada manusia yang bernama Buyung kongcu, sekalipun saudara sekalian
mempunyai niat balas dendam, mungkin belum tentu dapat menimbulkan badai dalam
dunia persilatan seperti ini."
"Benar juga perkataan nona !" kata Pau Heng, "andaikata tiada pemunculan Buyung
kongcu dalam dunia persilatan, akupun tidak akan terseret pula untuk
menggabungkan diri dengan kelompok pencari balas ini."
"Kalau bukan lantaran Buyung kongcu, aku dan enci Kwik pun tidak akan sampai
disini." ucap Nyoo Hong leng pula.
"Sungguh tak nyana kalau kita telah diperalat selama puluhan tahun olehnya,
bahkan sedikitpun tidak merasa" keluh Seng Cu sian.
"Nona Nyoo" menadak Tong Lim menyela, "lohu mempunyai beberapa patah kata, entah
pantas tidak untuk diutarakan ?"
"Kita masih mempunyai cukup waktu untuk menjawab beberapa buah pertanyaanmu,
tanyakan saja !" "Dengan usia nona yang begit muda serta kepandaian silatmu yang begitu hebat,
sudah pasti kau berasal dari keluarga persilatan yang termashur di dalam dunia
persilatan, ayah dan ibumu juga pasti merupakan tokoh-tokoh ternama dalam dunia persilatan, entah
apa sebabnya kau bisa terseret pula di dalam persoalan dunia persilatan yang penuh buai
dendam dan tipu muslihat ini ?"
"Karena rasa ingin tahu."
"Ingin tahu apa ?"
"Tak ada salahnya kalau kukatakan kepada kalian, aku menaruh perasaan ingin tahu
terhadap Buyung kongcu, nama besar Buyung Tiang kim kelewat termashur dan
ketenarannya telah mempengaruhi segala sesuatunya, sehingga membuat orang merasa
ingin tahu terhadap segala sesuatu tentang Buyung kongcu dengan usianya yang
masih muda namun memikul beban dendam kesumat yang begitu besar tanpa terasa membuat
pemuda itu menjadi lebih serius dan pemurung, hal mana pula yang membuat ia
berbeda sekali dengan pemuda-pemuda lain sebaya usia dengannya."
Setelah berpaling dan memandang sekejap ke arah Kwik Soat kun, dia menyambung
lebih jauh. "Nama besar Buyung Tiang kim yang begitu termashur membuat banyak orang
seringkali membantunya secara diam-diam, mungkin anggota perguruan Sam seng bun
itu banyak yang jahat, tapi toh akan tiba juga saatnya untuk menemukan suara
liang sim 984 sendiri, hal inilah yang membuat Buyung kongcu seringkali menciptakan banyak
kejadian aneh yang sama sekali diluar dugaan."
"Ehmm, masuk diakal" Seng Cu siang manggut-manggut.
"Nona" kata Lui Hua hong pula, "sekarang kau telah memahami asal usul Buyung Im
seng, apakah kau mempunyai pandangan yang berbeda terhadap dirinya ?"
"Ya, berbeda sekali, aku merasa Buyung Im seng yang sekarang tak lebih hanya
seorang manusia biasa, sebab dia telah kehilangan pancaran sinar dan kemashuran dari
Buyung Tiang kim." "Omitohud" Kiu ji taysu memuji keagungan sang Buddha, "beberapa patah kata nona
sungguh bernada mendalam, tapi ucapanmu memang merupakan kenyataan, ada
sementara manusia yang hidup di dunia ini namun tidak memahami apa artinya
hidup...." "Setelah mengetahui apa arti hidup, lalu apa pula kegunaannya ?" tukas Nyoo Hong
leng cepat. Pau Heng tertawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaah... haaahh.. sekarang kita harus berangkat, bila persoalan seperti
itu
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dibicarakan lebih jauh, bisa jadi semangat serta kegagahan kita akan turut
tenggelam, sehingga untuk memasuki perguruan Tiga malaikat pun menjadi enggan."
"Aku akan memanggil Buyung Im seng dan Khong Bu siang lebih dulu" kata Nyoo Hong
leng. Tak selang berapa saat kemudian, dia sudah muncul kembali sambil mengajak Buyung
Im seng dan seorang manusia berbaju hitam yang mengenakan kain cadar berwarna
hitam pula. Kwik Soat kun memandang sekejap ke arah manusia berbaju hitam itu, lalu menegur.
"Siapakah orang ini ?"
(Bersambung ke jilid 46) 985 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 46 "Dia muncul sebagai Khong Bu siang toa sengcu dari perguruan tiga malaikat, maka
sekarang kita pun meminta kepadanya untuk masuk kembali ke dalam perguruannya
dengan kedudukannya sebagai Toa sengcu pula."
"Ini namanya dengan gigi kita balas dengan gigi."
"Pengaruh dari perguruan tiga malaikat terlampau besar, sekalipun kita berangkat
dengan persiapan yang matang, toh sulit untuk mendapat keyakinan pasti berhasil, paling
baik jika kita dapat mengacaukan keadaan mereka lebih dulu. Kini Ci im kiongcu sudah
mati, tiada orang yang benar-benar dapat menguasai dan mengatur perguruan tiga
malaikat lagi, hanya satu-satunya yang bisa diandalkan pihak perguruan tiga malaikat
adalah organisasinya yang ketat, apabila kita bisa mengobrak abrik organisasi perguruan
tiga malaikat dalam sekali pukulan, maka banyak kesulitan yang bisa kita hindari,
atau dengan perkataan lagi kita bisa mengurangi banyaknya korban yang jatuh."
"Apakah nona sudah mempunyai keyakinan yang pasti ?" tanya Kwik Soat kun.
"Belum ada, saat ini terpaksa kita harus berencana sembari bertindak."
"Nona Nyoo, ada satu hal entah sudah pernah kau bayangkan atau tidak."
"Soal apa ?" "Apakah Khong Bu siang dapat diandalkan ?"
Mendengar pertanyaan tersebut, Nyoo Hong leng tersenyum.
986 "Soal ini tak perlu kau kuatirkan, dia tak akan menghianati kita semua."
"Apakah nona telah melakukan sesuatu pada tubuhnya ?" tanyanya lagi kemudian.
Nyoo Hong leng tidak menjawab pertanyaan dari Kwik Soat kun, dia memandang
sekejap ke arah para jago, kemudian katanya.
"Mari kita berangkat !"
Dia mengulapkan tangannya kemudian berbisik kepada Buyung Im seng dan Khong Bu
siang. "Maaf, terpaksa aku harus mempersilahkan kepada kalian berdua untuk membuka
jalan !" Buyung Im seng serta Khong Bu siang tidak menjawab, mereka segera beranjak pergi
meninggalkan tempat tersebut.
Nyoo Hong leng segera menyusul dibelakang kedua orang itu dengan ketat, sembari
berjalan katanya lagi. "Mulai sekarang kalian harus bertindak lebih berhati-hati, karena setiap saat
besar kemungkinannya kita akan berjumpa dengan sergapan dari orang-orang perguruan
tiga malaikat." Seng Cu sian memandang sekejap sekeliling tempat itu, lalu berkata pula.
"Nona Kwik, kau pernah mengunjungi perguruan tiga malaikat, sampai kapan kita
baru akan memasuki daerah terlarang dari perguruan tiga malaikat ?"
"Setelah melewati bukit disebelah sana..."
Belum habis dia berkata, mendadak terdengar suara pekikan burung elang yang
keras bergema memecahkan keheningan.
Nyoo Hong leng segera berseru.
"Manusia-manusia berbakat dari perguruan tiga malaikat memang banyak sekali,
jejak kita telah mereka ketahui."
"Kau maksudkan pekikan elang tadi " tanya Seng Cu sian, "menurut apa yang
kuketahui, ahli dalam menjinakkan burung di dunia ini termasuk Ki hujin yang terhebat."
"Aku tahu Ki hujin pandai menjinakkan burung, tapi orang yang melatih burung
dalam perguruan tiga malaikat adalah toakonya."
987 Seng cu sian berseru tertahan, kemudian tidak banyak bicara lagi.
"Seharusnya kita berangkat lebih awal hingga dapat menghindari pertarungan ini"
kata Nyoo Hong leng, "aai... gara-gara kelewat banyak berbicara sampai waktupun
terbuang." Sementara itu terdengar suara langkah kaki manusia yang ramai berkumandang
datang. Mendadak Nyoo Hong leng maju dua langkah ke depan, kemudian serunya dengan suara
dalam. "Bersiap-siaplah kalian berdua untuk menyambut serangan musuh."
Buyung Im seng serta Khong Bu siang segera menghentikan langkah kakinya,
kemudian bersama-sama meloloskan pedang yang tersoren di punggungnya.
Di saat kedua orang itu sedang meloloskan pedangnya, serombongan manusia berbaju
kunign telah berlarian mendekat.
Nyoo Hong leng segera mengulapkan tangannya sambil berseru.
"Sekaran kalian boleh turun tangan."
Buyung Im seng maupun Khong Bu siang tidak mengucapkan sepatah kata pun,
serentak mereka maju ke depan, sepasang pedangnya diangkat dan menerjang ke arah orangorang itu Tampak dua kilasan cahaya tajam berkelebat lewat seperti sambaran petir,
kemudian menggulung ke dalam robongan manusia berbaju kuning itu.
Begitu kedua belah pihak bentrok, segera terdengarlah dua kali dengusan tertahan
berkumandang memecahkan keheningan, dua butir batok kepala manusia segera
menggelinding ke atas tanah.
Ternyata begitu pertarungan berlangsung, Khong Bu siang dan Buyung Im seng telah
membunuh seorang musuh. Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Pau Heng serta Seng Cu
siang sekalian, kemudian berkata.
"Mereka berdua telah mempelajari ilmu pedang tingkat tinggi, bila pertarungan
dibiarkan berlangsung, sudah pasti akhir pertarungan ini adalah keadaan yang mengenaskan."
Sementara pembicaraan berlangsung, Buyung Im seng dan Khong Bu siang telah
membunuh dua orang lagi. Sambil menghela napas panjang Seng Cu sian segera berkata.
988 "Sudah banyak pertarungan seru yang pernah kujumpai, namun belum pernah
kusaksikan sistem pembunuhan yang begini buas, kejam dan tak berperasaan, kalau keadaan
seperti ini mah bukan pertarungan namanya, melainkan pembantaian secara brutal."
"Sebenarnya ilmu pedang mereka tak sampai seganas dan sebuas ini...."ucap Nyoo
Hong leng, "tapi berhubung mereka..."
Tampaknya dia seperti merasa salah berbicara maka dengan cepat membungkam
kembali. "Mengapa dengan mereka ?" tanya Pau Heng.
"Oooh, mereka tidak apa-apa."
"Kalau serangkaian ilmu pedang yang sama, mustahil bukan kalau secara tiba-tiba
bisa berubah menjadi begitu buas, ganas dan brutal."
"Tentu saja ilmu pedang tersebut tiada hubungannya dengan keadaan ini, sebab
orang yang menggunakan pedang itulah yang mengatur seluruh perubahan jurus pedangnya."
"Apakah nona mempunyai kesulitan untuk menerangkan persoalan ini kepada kami ?"
"Bukan kesulitan lagi namanya, melainkan aku memang enggan untuk
mengutarakannya." "Kalau begitu, aku pun tak akan banyak bertanya lagi" ucap Pau Heng kemudian.
"Hal ini tak bisa salahkan kau banyak bertanya, hanya akulah yang enggan
mengutarakannya." Sementara kedua orang itu masih berbincang-bincang, Buyung Im seng dan Khong Bu
siang telah membunuh semua belasan lelaki berbaju kuning tersebut.
Seng Cu sian segera mendekati mayat-mayat tersebut dan meneliti keadaan lukanya,
setelah itu serunya. "Benar-benar ilmu pedang yang amat ganas !"
Pelan-pelan Nyoo Hong leng maju kedepan dengan langkah pelan, setelah memandang
kedua orang itu sekejap, katanya lembut :
"Sekarang, simpanlah pedang kalian itu."
Pelan-pelan Khong Bu siang dan Buyung Im seng memasukkan kembali pedangnya
kedalam sarung. 989 Memandang mayat yang bergelimpangan di atas tanah, Nyoo Hong leng menggelengkan
kepalanya berulang kali, kemudian berbisik.
"Mari kita lanjutkan perjalanan."
Tampaknya kedua orang itu menurut sekali dengan semua perintah dari Nyoo Hong
leng, begitu mendengar ucapan tesebut, mereka segera melanjutkan perjalanannya ke
depan. Diam-diam Pau Heng menghitung jumlah korban yang terbunuh, kemudian katanya.
"Semuanya berjumlah empat belas orang, hanya di dalam waktu singkat mereka
berdua masing-masing telah membunuh tujuh orang."
Nyoo Hong leng memandang sekejap ke arah beberapa sosok mayat itu, lalu serunya.
"Khong Bu siang telah membunuh delapan orang sedang Buyung Im seng masih kalah
setingkat, dia cuma sempat membunuh enam orang saja."
"Kalau dilihat dari keadaan sekarang, rasanya sepanjang penyerbuan kita ke dalam
perguruan tiga malaikat, kami bakal menganggur total..." seru Seng Cu sian
kemudian. "Khong Bu siang dan Buyung Im seng hanya berdua, bila kita menjumpai musuh dalam
jumlah yang besar atau menjumpai orang yang berilmu sangat tinggi, terpaksa
kalian harus turun tangan membantu."
"Sudah kusaksikan jurus pedang yang mereka berdua gunakan dan aku yakin tak
mampu mengungguli mereka, bila mereka saja tak mampu mempertahankan diri, apalagi kami
semua ?" "Keadaan kalian jauh berbeda bila dibandingkan dengan kedua orang ini, dihati
kecil mereka sama sekali tidak mengenali perasaan takut atau was-was, tak kenal ampun
dan tak pernah menyiapkan jurus serangan yang dipakai untuk melindungi diri,
disinilah letak perbedaan jurus serangan mereka dengan orang lain. Lain dengan kita yang berotak
sadar, hal ini tak mungkin bisa dilakukan, sebab setiap jurus serangan yang kita
pakai, selain mengandung jurus serangan untuk melukai musuh juga mempunyai daya
kemampuan untuk melindungi diri, asal jurus serangan tidak dipakai sampa lua
selain mempunyai kasiat untuk menyerang juga memiliki sistem pertahanan. Tapi mereka
berdua selalu menggunakan jurus serangannya sampai berakhir, kemampuannya untuk
menyerang musuh hampir boleh dibilang dikerahkan sepenuh tenaga, meski memakai
satu jurus serangan yang sama, namun penggunaan ditangan mereka justru akan
menimbulkan daya kemampuan yang lebih hebat."
"Ooh.. rupanya begitu" ucap Pau Heng, "tak aneh kalau aku sering merasa jurus
pedang yang mereka gunakan seperti kukenal, tapi akupun merasakan perbedaannya."
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah melewati dua buah tikungan
bukit. 990 Tampak sebaris lelaki berbaju kuning kembali berdiri berjajar di tengah jalan
menghadang jalan pergi mereka.
Mendadak Nyoo Hong leng mempercepat langkahnya menyusul Buyung Im seng serta
Khong Bu siang, kemudian serunya.
"Berhenti !" Waktu itu mereka berdua sudah berada tujuh delapan depa saja dihadapan manusia
berbaju kuning itu, mereka serentak berhenti begitu mendengar perintah.
Nyoo Hong leng segera melewati kedua orang itu dan menghampiri manusia-manusia
berbaju kuning itu, tegurnya sambil mengulapkan tangan.
"Siapakah pemimpin kalian ?"
Salah seorang lelaki berbaju kuning yang berada ditengah segera mengangkat
senjata bwee hou toh nya, kemudian bertanya.
"Ada urusan apa ?" katanya kemudian.
Nyoo Hong leng menatap wajah lelaki berbaju kuning itu lekat-lekat, selang
beberapa saat kemudian dia baru bertanya.
Walaupun Kwik Soat kun berdiri dua kaki jauhnya dari arena, namun dihati
kecilnya sudah mengadakan persiapan, dia telah memilih satu sudut posisi yang amat tepat
sehingga dapat menyaksikan mimik muka Nyoo Hong leng dengan jelas.
Dia sangat memperhatikan setiap gerakan Nyoo Hong leng walau sekecil apapun, dia
perhatikan pula setiap patah kata yang diucapkan maupun perubahan mimik
wajahnya. Terdengar lelaki berbaju kuning itu berkata dengan suara sedingin salju.
"Aku mendapat perintah untuk melindungi tempat ini, setiap orang tanpa lencana
Seng pau tidak diperkenankan melalui sini."
"Ehm, kesadaranmu amat jernih dan bersih" kata Nyoo Hong leng sambil
manggutmanggut. Kemudian setelah berhenti sejenak, kembali ujarnya dengan serius.
"Inginkah kau memulihkan kebebasan sendiri agar bisa menjumpai anak istrimu
serta keluargamu ?" "Aku tidak beranak istri !" sahut orang berbaju kuning itu dengan cepat.
991 Nyoo Hong leng tersenyum, mendadak dia bersenandung dan membawakan sebuah lagu
dengan suara amat rendah.
Kwik Soat kun mencoba untuk memperhatikan senandung lagu itu dengan seksama, dia
merasa suara nyanyian yang dibawakan oleh Nyoo Hong leng sekarang sama sekali
berbeda dengan liam keng yang dilakukan gadis itu sewaktu berada dalam hutan
tadi. Bukan cuma nadanya saja yang berbeda, maknanya juga berbeda satu sama lainnya,
tanpa terasa tergerak hatinya sesudah mendengar kesemuanya itu....
Diam-diam dia lantas berpikir.
"Ternyata perguruan tiga malaikat memang benar-benar amat kacau dan kalut...."
Tampak manusia berbaju kuning itu segera menampilkan perasaan terkejut dan
tertegun
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kemudian pelan-pelan berubah menjadi tenang dan penuh kedamaian."
Nyoo Hong leng segera menjulurkan tangannya ke muka, sambil memandang lelaki
yang berada ditengah itu, katanya.
"Serahkan senjatamu kepadaku !"
Lelaki berbaju kuning yang berada ditengah itu pelan-pelan mengangkat senjata
bwee hoa toh nya kemudian diserahkan ke tangan Nyoo Hong leng....
Setelah menerima senjata Bwe hoa toh tersebut, Nyoo Hong leng meletakkan senjata
mana ke atas tanah, mendadak dia maju dua langkah ke depan, tangannya digerakkan
dengan cepat menghantam beberapa kali diatas tubuh lelaki tersebut.
Sekujur tubuh lelaki berbaju kuning itu kontan saja bergoncang keras, mendadak
ia jatuh terjengkang ke atas tanah.
Sambil mengulapkan tangannya Nyoo Hong leng berkata lagi dengan suara lantang.
"Buang senjata kalian semua ke atas tanah !"
Sederet manusia berbaju kuning yang berdiri berjajar dihadapannyaitu seakan-akan
sudah dikendalikan semua oleh Nyoo Hong leng, ternyata tiada yang membangkang atas
perintahnya itu. Serentak semua orang meloloskan senjata masing-masing dan
membuangnya ke atas tanah.
Nyoo Hong leng menggerakkan tubuhnya, dengan cepat dia berjalan menuju ke sisi
manusia-manusia berbaju kuning itu.
992 Gerakan yang dia lakukan dengan cepat itu pada hakekatnya bagaikan sambaran
petir, setiap kali melewati tubuh seseorang, tangannya tak pernah berhenti, setiap kali
tentu bersarang telak ditubuh manusia berbaju kuning itu.
Tak selang beberapa saat kemudian, semua manusia berbaju kuning itu sudah
terkena pukulan dan pada merentangkan lengan masing-masing, kemudian setelah menguap,
mereka pada rubuh terjengkang ke atas tanah...
Menanti semua lelaki berbaju kuning itu sudah pada roboh terjengkang ke atas
tanah, Nyoo Hong leng baru menghembuskan napas panjang, dia lantas berjalan mendekati
Pau Heng, lalu katanya. "Mari kita meneruskan perjalanan."
Seng Cu sian memandang sekejap ke atas lelaki-lelaki berbaju kuning yang
menggeletak diatas tanah itu, kemudian bertanya dengan agak heran.
"Nona, apa yang sesungguhnya telah terjadi ?"
"Telah kutotok jalan darah mereka."
"Mengapa mereka tidak melawan serangan nona tersebut ?"
"Disinlah terletak rahasia dari perguruan tiga malaikat, belum pernah ada
perguruan yang memiliki kekuasaan sebesar ini dalam dunia persilatan bahkan tak sampai
diketahui secara meluas oleh umat persilatan."
"Tampaknya nona sangat memahami rahasia yag menyelimuti perguruan tiga malaikat
ini." ucap Pau Heng.
"Hanya sedikit yang kuketahui, namun belum secara keseluruhan, aku sedang
menguji pendapatku sendiri."
"Oooh.... rupanya begitu."
Pelan-pelan Kwik Soat kun berjalan mendekat, lalu berkata pula dengan suara
pelan. "Nona Nyoo, kalau kudengarkan suara nyanyianmu itu, rasanya sedikit berbeda
dengan suara nyanyian yang kudengar sewaktu berada dalam hutan."
"Cara yang dipakai untuk mengusai mereka berbeda, tentu saja cara pembebasan
yang kugunakan harus berbeda pula."
"Bagaimana caramu untuk membedakannya ?"
993 "Aku harus memperhatikan hal ini dari mimik wajah mereka, aku harus dapat
menduga dengan cara apakah kesadaran mereka terkendalikan. Bila cara yang digunakan
tidak benar, maka hal ini tak akan menimbulkan reaksi apa-apa."
"Aku dapat melihat kalau wajahmu kelihatan tegang sekali tadi."
Nyoo Hong leng tertawa hambar.
"Untung saja sekarang sudah lewat, mari kita melanjutkan perjalanan ke depan.
Pau Heng segera mempercepat langkahnya menyusul Nyoo Hong leng dan katanya.
"Nona Nyoo, aku mempunyai masalah yang ingin kutanyakan kepadamu..."
"Biasanya pendapatmu banyak sekali, nah, katakanlah !"
"Bukankah nona telah berjanji, setiap kali berhasil melewati satu pos penjagaan,
maka kau akan mengungkapkan sedikit latar belakangnya ?"
"Benar, aku telah memberi sedikit penjelasan kepadamu barusan..."
Pau Heng termenung sambil berpikir sejenak, lalu katanya lebih jauh.
"Mungkin nona telah terangkan, paling tidak kurang jelas begitulah buat kami."
"Apa yang kuketahui telah kuucapkan, yang belum kuutarakan berarti belum
kupahami" katanya kemudian. Pau Heng tersenyum. "Aku percaya dengan perkataan nona."
Sementara pembicaraan berlangsung, kembali mereka telah melewati sebuah tikungan
bukit. Dan sejauh mata memandang ke depan, tampak selapis pohon liu terbentang
di kaki langit sana, lamat-lamat tampak pula pekarangan sebuah kuil.
Sembari menunjuk ke arah hutan liu didepan sana, Nyoo Hong leng berakata.
"Dibelakang hutan pohon liu itu terletak kuil Ban hud wan, disitulah pintu
gerbang menuju ke markas besar perguruan tiga malaikat, bila kita telah melewati kuil
ban hud wan berarti kita telah melangkah masuk ke daerah terlarang perguruan tiga
malaikat." katanya lagi. Ia mengulapkan tangannya, Buyung Im seng dan Khong Bu siang dengan tiba-tiba
saja memepercepat langkahnya menuju ke depan sana.
994 Nyoo Hong leng mempercepat pula langkahnya sembari berkata.
"Bu tok taysu merupakan seorang tokoh silat yang berada dalam keadaan mendusin
dan berpikiran jernih, meski dia berwajah saleh dan penuh kelembutan, sesungguhnya
merupakan seorang manusia berhati buas yang licik dan banyak tipu muslihatnya...."
Sementara itu, Buyung Im seng dan Khong Bu siang telah menyerbu masuk ke balik
hutan liu. Tampak kedua orang itu mencabut pedang bersama-sama, lalu diantara kilatan
cahaya tajam, dua orang pendeta sudah roboh binasa diatas tanah.
Mendadak Nyoo Hong leng mempercepat langkahnya sambil memburu ke muka.
Seng Cu sian menyusul dari belakangnya, sambil berseru.
"Nona suruhlah mereka jangan kelewat banyak membunuh orang, bersedia bukan ?"
"Pepatah kuno mengatakan : Kejahatan harus dibasmi seakar-akarnya, tahukah kau
akan maksud dari perkataan itu ?"
"Seandainya mereka adalah orang-orang yang kehilangan kebebasannya, membunuh
mereka sama artinya dengan membuat mereka jadi mati penasaran !"
Gerakan tubuh dari beberapa orang itu makin lama semakin bertambah cepat,
sementara beberapa patah kata itu baru selesai diutarakan, mereka telah tiba dimuka kuil
Ban hud wan. Tampak Bu tok taysu dengan membawa belasan orang pendeta yang bersenjata lengkap
telah menghadang dihadapan mereka.
Nyoo Hong leng segera melompat ke depan dan melayang turun di depan tubuh Khong
Bu siang serta Buyung Im seng, kemudian mengulapkan tangannya memberi tanda
berhenti kepada mereka agar berhenti, katanya kemudian dengan suara dingin.
"Bu tok, kau kenal dengan mereka berdua ?"
"Yang seorang adalah Buyung kongcu, seorang yang lain adalah Khong Bu siang yang
telah menyaru sebagai Toa sengcu."
"Kini, kami tak mempunyai waktu yang banyak, kau hendak menyingkir untuk memberi
jalan lewat ataukah ingin binasa diujung pedang mereka ?"
Bu tok taysu menjadi tertegun.
"Siaute mendapat perintah...."
995 "Perintah apa?" tukas Nyoo Hong leng sambil tertawa dingin tiada hentinya.
"Perintah yang diturunkan dari ruang Seng tong !"
Sebenarnya Nyoo Hong leng sudah menunjukkan sikap tak sabar, tetapi setelah
selesai mendengar perkataan tersebut, tiba-tiba ujarnya sambil tersenyum.
"Toa sengcu kalian kini berada disini bagaimana mungkin dari ruang Seng tong
bisa diturunkan perintah " Sudah dapat dipastikan kalau perintah tersebut palsu."
Dengan cepat Bu tok taysu menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Pada surat perintah tersebut dibubuhi dengan tanda khusus dari ruang seng tong,
sudah pasti tak bakal salah lagi."
"Bolehkah diperlihatkan kepadaku ?"
Bu tok taysu termenung sambil berpikir sejenak, kemudian sahutnya cepat.
"Boleh saja, cuma aku mempunyai syarat."
"Tentunya dalam hati kecilmu tahu, saat kuturunkan perintah berarti kesempatan
bagimu untuk melanjutkan hidup, kecil sekali."
"Itulah sebabnya pinceng menghendaki nona mengabulkan syaratku lebih dulu
sebelum kuserahkan surat perintah itu, nona harus berjanji tak akan melukai pinceng
lagi." "Aku lihat kesadaranmu masih jernih, mungkin selembar jiwamu masih dapat
dipertahankan." Pelan-pelan Bu tok taysu merogoh ke dalam sakunya dan mengeluarkan segulung kain
putih dan menyerahkannya ke depan.
Nyoo Hong leng menerima gulungan kertas tadi, kemudian dibentangkan dan dibaca
isinya. Gulungan kain itu terbuat dari tenunan kain yang halus dan tipis seperti kertas,
diatasnya hanya bertuliskan beberapa huruf yang berarti begini.
"Tahan musuh sekuat tenaga, bala bantuan segera tiba."
Tulisan yang tertera disana berbentuk empat persegi, sudah jelas bukan ditulis
dengan tangan, melainkan dicap dengan sebuah cap khusus.
Setelah memperhatikan beberapa saat, Nyoo Hong leng berkata lagi.
996 "Mengapa aku tidak menemukan hal-hal yang khusus dari kertas surat ini meski
sudah kuperhatikan dengan seksama ?"
"Asal nona memperhatikan kertas kain itu dibawah sinar matahari, maka ciri
khususnya akan kelihatan." Nyoo Hong leng segera mengangkat kain itu dan diperiksa dibawah sinar matahari,
betul juga, dibalik kain putih itu tertera empat huruf besar yang berarti.
"Surat perintah dari Seng thong !"
Tulisan mana berwarna semu merah, bila tidak dilihat dibawah sinar matahari
memang sukar tertampak. Setelah memperhatikannya berapa saat lagi, Nyoo Hong leng masukan surat itu
kedalam saku, katanya kemudian sambil tertawa.
"Bu tok, sekarang kau hanya mempunyai dua jalan yang bisa ditempuh, pertama
adalah mengikuti aku dan menuruti perintahku, kedua adalah kau boleh turun tangan
sekarang, aku akan memberi kesempatan yang baik untukmu agar kalian tak usah mati
penasaan." Dengan cepat Bu tok taysu menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Pinceng tahu kalau kemampuanku bukan tandingan lawan, entah bagaimanapun juga,
yang pasti pinceng tak memilih jalan kekerasan..."
"Kalau begitu, kau bersedia mendengar perintahku ?"
"Soal ini.. bagaimana kalau kau memberi sedikit waktu kepada pinceng untuk
mempertimbangkannya ?"
"Tidak bisa, menyingkirlah sedikit"
Kemudian sambil berpaling ke arah Buyung Im seng dan Khong Bu siang, dia
mengulapkan tangannya lagi sembari berkata.
"Bu tok, lebih baik kau menyaksika dahulu kelihaian jurus pedang mereka berdua
sebelum mengambil keputusan."
Begitu selesai berkata Buyung Im seng dan Khong Bu siang telah bersama-sama
meloloskan pedangnya sambil melanarkan serangan dahsyat. Dengan cepat Bu tok
taysu melompat mundur sejauh lima langkat ke belakang.
Dan belum sempat pendeta tersebut menggerakkan senjata mereka, ada empat orang
diantaranya yang telah jatuh terjengkang ke tanah.
997 Kedua bilah pedang tersebut ibaratya dua ekor harimau yang lolos dari
kerangkeng, tampak cahayan tajam berkilauan diangkasa lalu mendesak kawanan pendeta tersebut
hingga sama mengundurkan diri sambil menghindar.
Tapi sayang gerak serangan pedang yang dilakukan kedua orang itu terlampau
ganas, meskipun kawanan pendeta itu ingin mennyelamatkan diri, pada hakekatnya tiada
kesempatan bagi mereka untuk berbuat demikian, diantara kilatan cahaya tajam,
kawanan pendeta tersebut roboh bergelimpangan ke atas tanah.
Bu tok taysu segera merasakan gelagat tidak menguntungkan, dia membalikkan
badannya siap menyelamatkan diri. Nyoo Hong leng yang telah mengawasinya sedari tadi segera membentak keras.
"Bu tok, bila ingin hidup jangan mencoba untuk melarikan diri...."
Bentakan mana membuat Bu tok taysu tertegun, ia berhenti dan berpaling sambil
memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng, kemudian katanya.
"Nona, pinceng hendak melihat-lihat dulu kebelakang sana, orang kuno bilang
meski si hwesio kabur, hatinya toh tak bakal ikut lari, masa aku bisa kabur kemana ?"
Sembari berkata, tubuhnya ikut mundur ke belakang.
Nyoo Hong leng segera berseru.
"Bila kau berniat mencari mampus, terpaksa aku pun tak bisa menghindari lagi."
Di tengah bentakan nyaring tangan kanannya diayunkan ke muka, sekilas cahaya
emas segera meluncur ke muka. Menyaksikan datangnya sambaran cahaya keemasan itu, cepat-cepat Bu tok taysu
menghimpun tenaga dalamnya sambil melompat ke belakang...
Sekalipun reaksinya cukup cepat dalam menghadapi setiap ancaman yang datang
secara tiba-tiba, sayang cahaya emas itu datang lebih cepat lagi, dalam sekilas
sambaran saja, tahu-tahu sudah beradad dibelakang batok kepala pendeta itu.
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bila Bu tok taysu mempercepat gerakannya sedikit lai, maka kebetulan sekali,
maka kebetulan sekali kepalanya akan termakan oleh sambaran cahaya emas tersebut.
Sambil tertawa dingin, Nyoo Hong leng berseru.
"Hmm... rupanya kaburnya masih lebih lamban selangkah ketimbang apa yang
kubayangkan semula, kalau kau belum puas, silahkan saja untuk mencoba sekali
lagi." 998 Bu tok taysu mendehem berulang kali.
"Nona, bila kau tak senang menyaksikan pinceng angkat kaki dari sini, biarlah
pinceng menunggu disini saja."
Ternayta situasi telah tidak memungkinkan baginya untuk kabur. Sementara itu
Buyung Im seng dan Khong Bu siang telah memanfaatkan pula kesempatan tersebut untuk
membantai semua pendeta yang berada di situ, kemudian dengan pedang berlumuran
darah, mereka datang menghampiri Bu tok taysu.
Nyoo Hong leng segera melompat ke depan mendahului Buyung Im seng dan Khong Bu
siang, kemudian mengulapkan tangannya, kedua orang itu segera berhenti.
"Bagaimana ?" tegur si nona kemudian sambil berpaling ke arah Bu tok taysu,
"sudahkah kau pikirkan baik-baik " Bila kau bersedia membantuku serta menghianati
perguruan tiga malaikat, meski harus mati, paling tidak masih dapat hidup beberapa saat lagi.
Sebaliknya bila kau menolak untuk menerima perintahku, sekarang juga kau akan tewas dalam
keadaan mengenaskan. Kalau toh kau tidak takut mati, apa salahnya kalau hidup
sesaat lebih lama ?" "Pinceng sudah lama tidak puas dengan seagal perbuatan dari orang-orang Sam seng
bun." "Tak usah memberi alasan lain kepadaku" tukas Nyoo Hong leng sambil mengulapkan
tangannya, "waktuku sekarang lebih berharga daripada emas, yang kubutuhkan kini
hanyalah jawabanmu !"
Bu tok taysu memandang sekejap ke arah mayat-mayat yang bergelimpangan diatas
tanah lalu berkata. "Pinceng bersedia menuruti perintah nona."
Nyoo Hong leng tersenyum.
"Tampaknya orang yang tidak takut mati memang sedikit sekali di dunia ini."
katanya. Kemudian setelah berhenti sejenak, sambungnya lebih jauh.
"Sekarang tunjukkan jalan buat kami, beri tahu anak buahmu itu percuma saja
mereka hendak melawan, sebab hal ini sama artinya dengan mencari kematian buat diri
sendiri." "Pinceng mengerti."
Dia membalikkan badan sambil maju ke depan, kemudian serunya keras-keras.
"Letakkan senjata kalian dan berdirilah disamping, jangan memberi perlawanan !"
999 "Sekarang, apakah kau sudah mengerti ?" tanya Nyoo Hong leng secara tiba-tiba.
"Hanya bisa dianggap mengerti lima bagian." jawab Kwik Soat kun.
"Apakah kau ingin mencoba."
Kwik Soat kun segera menggeleng.
"Perkataan nona terlalu serius.... siaumoay merasa tak memiliki kemampuan
tersebut." Sambil berbincang mereka berdua meneruskan perjalanannya menuju ke depan, ketika
pembicaraan selesai, mereka telah sampai di halaman kuil bagian belakang.
Tiba-tiba Bu tok taysu berhenti sembari berkata.
"Semua orang yang berada dalam kuil telah meletakkan senjata dan siap menerima
perintah dari nona."
"Ehm, bagaimana rencanamu untuk membereskan mereka ?" tanya Nyoo Hong leng.
Bu tok taysu termenung sambil berpikir sejenak, kemudian sahutnya.
"Kami menunggu keputusan nona."
"Kalau begitu pilihlah sepuluh orang diantara mereka yang berilmu silat paling
tinggi, suruh mereka membawa serta senjata tajam andalannya."
Bu tok taysu mengiakan, dengan cepat dia telah memilih sepuluh orang jago lihai
yang membawa senjata lengkap, sesudah berdiri siap dia baru bertanya.
"Nona hendak menyuruh mereka berbuat apa ?"
"Senjata apa yang kau pergunakan ?" tanya si nona.
"Golok panjang !"
Sembari berkata dia mengeluarkan sebilah golok.
"Sekarang pimpinlah kesepuluh orang anak buahmu untuk membuka jalan bagi kami."
Bu tok taysu tertegun. "Jadi... jadi kau suruh aku membantu kalian untuk meratakan jalan serta membunuhi
orang-orang Sam seng bun ?"
1000 "Betul, tindakan yang kalian lakukan sekarang sesungguhnya merupakan tindak
penghianatan terhadap perguruan tiga malaikat, sehingga kendatipun kau enggan
membantu kami, pihak sam seng bun pun akan menghukum kalian sebagai penghianat."
Kembali Bu tok taysu termenung sambil berpikir beberapa saat lamanya, kemudian
ia baru berkata. "Penjagaan yang diatur pihak Sam seng bun, makin ke dalam semakin bertambah
kuat, lagipula selama ini pinceng hanya bertugas menjaga kuil Ban hud wan, selewatnya
Ban hud wan, aku tidak paham."
"Tak menjadi soal, kau cukup bergerak maju kedepan, biar kau tidak paham, aku
mengusai dengan jelas bila kurang jelas tanyakan saja kepadaku."
"Kepandaian silat yang pinceng miliki amat cetek dan terbatas, pinceng sangat
kuatir tak bisa memikul tanggung jawab sebagai pelicin jalan bagi kalian."
"Soal itu tak perlu kau pusingkan, yang penting bila kau tak mampu menghadapi
orang, pasti ada yang akan membantumu."
Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa, Ba tok taysu berkata.
"Baiklah, pinceng akan mempercayai nona."
Dengan memimpin kesepuluh orang pendeta anak buahnya, dia segera berangkat lebih
dulu menuju ke depan. Setelah pendeta itu berangkat, Pau Heng segera menghampiri Nyoo Hong leng sambil
berbisik. "Nona, hwesio itu tak dapat dipercaya."
"AKu tahu kalau ia tak bisa dipercaya" Nyoo Hong leng tertawa, "tapi kita hanya
bisa memperalat manusia-manusia yang tak dapat dipercaya seperti itu."
Pau Heng merasa tak mampu untuk menjawab, karena dia lantas mundur kembali.
Bu tok taysu dengan membawa kawanan pendetanya berjalan keluar dari kompleks
kuil Ban hud wan menuju ke depan sebuah dinding tebing, sambil berhenti dan
berpaling, katanya. "Disini hanya terdapat sebuah pintu rahasia yang menghubungkan jalan rahasia di
bawah tanah, untuk menuju ke markas besar perguruan tiga malaikat, kita harus melewati
tempat itu." 1001 "Aku tahu, kau pasti mempunyai akal untuk menyuruh mereka membukakan pintu
rahasia tersebut." "Seandainya berada di hari-hari biasa, mungkin saja aku dapat melakukannya, tapi
tidak mungkin untuk hari ini, pihak Seng thong telah mengirim surat perintah untuk
pinceng, berarti mereka pun sudah melakukan persiapan."
"Ooh, sayang sekali, kalau toh untuk mencarikan akal untuk membukakan pintu
rahasia saja tak punya, lebih baik kau dibunuh saja."
Ia lantas mengulapkan tangan kanannya dan memberi tanda, Khong Bu siang segera
mengiakan dan bergerak mendekati Bu tok taysu.
"Eeeh.. eeeh... tunggu sebentar, biar pinceng mencobanya dahulu...." buru-buru Bu
tok taysu berseru dengan gelisah.
Nyoo Hong leng tertawa dan manggut-manggut.
"Selewatnya jalan rahasia ini, kau tak perlu berjalan di depan lagi."
Sambil berkata dia percepat langkahnya ke depan dan menghalangi jalan pergi
Khong Bu siang. Pendeta Bu tok segera mendekati dinding sebelah kanan dan meneliti sebentar
dengan seksama, kemudian dia mengetuk dinding batu itu tiga kali.
Sebuah pintu rahasia segera terpentang lebar.
"Bu tok, ada urusn apa ?" dari balik pintu terdengar seseorang menegur, bersuara
dingin. Belum sempat Bu tok taysu menjawab pertanyaan tersebut, mendadak Nyoo Hong leng
mengayunkan telapak tangannya menghantam punggung Khong Bu siang dan Buyung Im
seng satu kali. Dua sosok bayangan manusia seperti anak panah yang terlepas dari busurnya segera
meluncur masuk kedalam pintu rahasia tersebut.
Bu tok taysu mendehem pelan, belum sempat mengucapkan sesuatu, dari balik pintu
rahasia sudah berkumandang jeritan ngeri yang menyayat hati.
"Bu tok pimoin orangmu dan serbu ke dalam gua" perintah Nyoo Hong leng cepat.
"Nona, didalam gua rahasia ini banyak sekali alat jebakan, tak mungkin bisa
dilawan dengan kekuatan biasa." keluh sang pendeta ketakutan.
"Hmm.. rupanya kau takut mampus ?" Nyoo Hong leng tertawa dingin.
1002 Tiba-tiba ia mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kiri Bu tok taysu,
kemudian menyeretnya memasuki gua tersebut.
Bu tok taysu segera membentak keras.
"Hai, mengapa kalian tidak ikut masuk " mau apa berdiri melulu di tempat itu ?"
Sepuluh orang pendeta itu mengiakan, mereka berebut maju melampaui Bu tok taysu
lalu menyerbu ke dalam gua. Lui Hua hong yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa menggelengkan kepalanya
berulang kali, katanya. "bu tok hwesio pengecut dan takut mampus, terperangkap di bawah kekuasaan nona
Nyoo, dia betul-betul mati kutunya."
"Setiap orang tentu mempunyai titik kelemahan, asalkan titik kelemahan seseorang
telah ditemukan maka tidak sulit untuk menguasai dirinya, berbeda sekali kalau orang
itu berjiwa besar dan pemberani...."
"Padahal nona Nyoo baru berusia belasan tahun" kata Seng Cu sian, "sekalipun dia
cerdik, rasanya toh tidak mungkin bisa menilai orang secara tepat dalam sekilas
pandangan saja." "Mungkin dia mempunyai cara lain untuk menentukan hal ini, mungkin juga dia
memiliki bakat alam yang luar biasa sehingga memiliki ketajaman mata yang luar
biasa, bahkan siaumoay pun mempunyai suatu perasaan yang sangat aneh, seolah-olah
antara kami dengan Nyoo Hong leng terpisah oleh suatu jarak yang amat jauh."
"Kepandaian silatnya jauh lebih tangguh daripada kami, sudah barang tentu
terpaut oleh suatu jarak tertentu." ucap Pau Heng cepat.
"Itu mah jarak didalam hal ilmu silat, namun kenyataannya baik dalam kecerdasan,
keanggunan maupun cara bersikap, kami semua tak mampu untuk menandinginya."
"Benar," seru Tong Lim sambil menepuk paha, "setelah nona Kwik berkata demikian,
lohu pun mempunyai perasaan yang sama, entah bagaimanakah perasaan saudara yang
lain " Apakah mempunyai perasaan yang sama pula dengan lohu ?"
Padahal setelah Kwik Soat kun memberikan penjelasan tadi, di dalam hati kecil
para jago telah timbul suatau perasaan yang sama, kecantikan Nyoo Hong leng luar biasa,
namun keanggunannya seperti memiliki suatu daya pengaruh yang luar biasa, membuat
orangorang yang bergaul bersamanya tak berani mempunyai sesuatu ingatan terhadap
dirinya..... "Saudara sekalian, harap ikut masuk kemari."
1003 Para jago saling berpandangan sekejap, kemudian bersama-sama memasuki gua yang
gelap itu. Sepanjang jalan tidak dijumpai hambatan apapun, namun semakin berjalan ke dalam
suausan semakin bertambah gelap, setelah mencapai delapan sembilan kaki
keadaannya sedemikian gelap sampai untuk melihat kelima jari tangan sendiri pun tidak bisa.
"Seharusnya sudah sampai ?" tiba-tiba Kwik Soat kun berbisik.
"Apanya yang seharusnya sudah sampai ?"
"Dalam lorong rahasia ini terdapat tempat-tempat perangkap, seharusnya kita
sudah sampai ditempat tujuan."
Seng Cu sian segera merogoh ke dalam sakunya untuk mengambil alat pembuat api,
dalam waktu singkat terpercik cahaya api yang menerangi sekeliling tempat itu.
Di bawah pancaran sinar terang, pemandangan di sekeliling tempat itupun dapat
terlihat jelas. Di sepanjang jalan tampak beberapa sosok mayat pendeta tergeletak tak menentu,
dari luar tak nampak mulu luka namun dari mulut mereka mengucur keluar darah kental.
"Walaupun jarak dari mulut gua sampai disini ada delapan sembilan kaki, namun
sepanjang jalan sama sekali tiada halangan apa pun" kata Seng Cu sian, "bila
mereka berteriak kesakitan, seharusnya kita yang berada diluar dapat mendengarnya."
"Tapi mereka tak sempat berteriak kesakitan lagi, rupanya serangan itu mematikan
seketika" ucap Tong Lim.
Sementara mereka masih berbincang-bincang, dengan langkah pelan Nyoo Hong leng
telah berjalan mendekat, sekulum senyuman sempat menghiasi wajahnya.
Begitu indah gerak geriknya, namun cepat langkahnya, seperti awan terhembus
angin saja, dalam waktu singkat telah berada disisi para jago...
"Mana Khong Bu siang dan Buyung Im seng ?" Kwik Soat kun segera bertanya.
"Mereka berada di barisan muka, sungguh tak kusangka perintang pertama bisa
dilewati dengan lancar dan mudah, padahal didalam lorong ini seharusnya terdapat banyak
sekali alat jebakan, tetapi sekarang kita sudah tidak perlu menguatiri perintangperintang itu lagi." "Aku lihat orang-orang dalam lorong rahasia ini sebagian besar menyembunyikan
diri dibalik dinding batu, dengan cara apa nona berhasil menaklukan mereka ?"
1004 "Kekuatan yang dimiliki pihak sam seng bun memang sangat besar dan merupakan
kekuatan yang belum pernah dijumpai sebelumnya, di dalam dunia persilatan bila
kita dapat menggunakan taktik yang benar menaklukan mereka adalah cara yang
termudah." "Dengan taktik apa sih nona berhasil menaklukan mereka ?" tanya Seng Cu sian.
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sesungguhnya taktikku amat sederhana, tapi termasuk pelik sekali, jadi
tergantung pada mereka yang melaksanakan."
"Rupanya nona mempunyai semacam rumus yang tepat untuk menghadapi keadaan
semacam ini, buktinya orang-orang Sam seng bun dapat kau taklukan secara mudah."
"Betul. Hanya saja meski taktikku amat sederhana, namun bila kurang tepat dalam
pelaksanaan, bukan untung bisa jadi malah buntung..."
"Pokoknya segala sesuatunya terserah pada keputusan non sendiri, kami hanya
menjalankan menurut perintah nona" janji Seng Cu sian.
"Begitu perguruan Sam seng bun berhasil ditumpas, maka tugas membangun kembali
dunia persilatan beserta persoalan-persoalan lain yang pelik akan menjadi beban
kalian semua." "Bagaimana dengan nona sendiri ?" tanya Kwik Soat kun.
Nyoo Hong leng segera tertawa.
"Ooooh, cici ! Kita adalah kaum wanita, kapan sih ada wanita yang berhasil
menempatkan diri sebagai pemimpin untuk memimpin suatu perjuanga besar " Dari
dulu ingga sekarang hanya Bu Ci thian seorang, itupun harus dimaki orang pada
jamannya. Kau tahu, menyetir dunia persilatan masih berapa ratus kali lipat lebih sukar
ketimbang menjadi ratu atau kaisar."
"Betul juga perkataanmu itu" kata Kwik Soat kun sambil menghela napas panjang,
"bagaimana pun jua kami kaum wanita memang harus lebih rugi ketimbang orang
lain...." "Berbicara sial perempuan, aku merasa kagum sekali dengan ketua Li ji pang
kalian, bila urusan disini telah selesai, aku ingin sekali bersua muka dengannya, moga-moga
enci suka mengatur pertemuan ini."
"Soal itu mah gampang, serahkan saja kepada siau moay."
"Mari kita berangkat ! Bila mereka tidak membohongiku, semua alat jebakan yang
berada di dalam lorong bawah tanah ini telah dipunahkan semua, sekarang kita
boleh menempuh perjalanan dengan aman dan bebas tanpa rintangan."
1005 Kwik Soat kun tersenyum. "Nona memiliki kecerdasan otak yang luar biasa dengan perencanaan yang matang,
bila perguruan tiga malaikat dapt ditumpas kali ini, boleh dibilang hal mana akan
merupakan suatu peristiwa besar yang akan menggetarkan seluruh dunia persilatan, sebagai
seorang wanita siau moay pun turut merasa berbangga hati."
Sembari melanjutkan perjalannya menuju ke muka, Nyoo Hong leng berkata.
"Tak usah menyanjung aku, hanya secara kebetulan saja aku menemukan kesempatan
semacam ini." Dalam pada itu kawanan jago lainnya mengikuti di belakang mereka berdua dengan
ketat. Tiba-tiba Kwik Soat kun mempercepat langkahnya mendekati ke sisi tubuh Nyoo Hong
leng, kemudian ujarnya. "Nona, aku ingin menanyakan satu persoalan pribadi kepadamu" katanya kemudian.
Nyoo Hong leng termenung sejenak, kemudian katanya perlahan, "Coba kau
utarakan !" "Aku lihat sikapmu terhadap Buyung Im seng maupun Khong Bu siang sama saja,
seolah tidak menaruh perasaan belas kasihan."
"Sudah kuduga semenjak tadi, persoalan inilah yang hendak kau ajukan kepadaku."
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya lagi.
"Sebelum kujawab pertanyaanmu ini, sebaliknya aku hendak bertanya dulu
kepadamu." "Siau moay tidak takut menghadapi pertanyaan, apa pun boleh kau ajukan, tapi kau
belum menjawab pertanyaanku tadi." katanya.
"Bila kau sudah menjawab pertanyaanku ini, urusan akan semakin mudah
diselesaikan." Kwik Soat kun mengerdipkan matanya berulang kali, belum sempat berbicara,
kembali Nyoo Hong leng telah mulai berkata.
"Bagaimanakah perasaan maupun kesanmu terhadap Buyung Im seng...?"
"Sangat baik, dia merupakan seorang pemuda yang jujur dan polos... pembawaannya
mengesankan." "Bagaimana kalau siau moay menjadi mak comblang untuk menjodohkan kalian berdua.
Aaaai ! Sesungguhnya dia adalah seorang lelaki yang sangat baik."
1006 "Apa pun yang hendak nona ucapkan siau moay selalu berpendapat bahwa kau menaruh
suatu perasaan cinta yang amat mendalam terhadap Buyung Im seng."
"Benar, dimasa yang lalu aku memang menaruh perasaan cinta yang mendalam
terhadapnya, tapi diantara kami berdua terdapat suatu jarak tertentu yang
memustahilkan bagi kami untuk bersatu. Aaai... ! Kau toh mengerti, saat ini aku masih berstatus
istri Khong Bu siang !" "Jadi nona bermaksud untuk tetap kawin dengan Khong Bu siang.. ?"
Nyoo Hong leng segera tertawa.
"Sejak kapan kau mendengar ada hwsio yang memperistri seorang gadis ?"
Kwik Soat kun jadi tertegun.
"Maksudku jelas sekali, meski sebutan aku masih berstatus istri Khong Bu siang,
dalam kenyataannya akupun harus berbuat setia sebagai seorang istri dan tak boleh
kawin lagi dengan orang lain...."
"Ehmm, kedengarannya seperti sangat masuk diakal, tapi setelah dipikirkan
kembali seakan-akan tak berisi...."
"Asal kau dapat menemukan semacam alasan agar aku percaya, itu sudah cukup."
Kwik Soat kun segera mengalihkan pokok pembicaraan ke soal lain, lalu katanya.
"Nona Nyoo, walaupun semua alat jebakan yang berada dalam lorong rahasia ini
berhasil kau kendalikan, namun sewaktu melewati lorong ini, kiat masih harus menaiki
kerera lori." "Tak usah kau risaukan, bukan saja semua alat jebakan dalam lorong rahasia ini
telah kupatahkan, kereta lori pun sudah kupersiapkan di tempat."
Sementara pembicaraan, mereka sudah sampai di tempat untuk menaiki kereta.
Seperti apa yang diucapkan, segala sesuatunya telah diperhitungkan Nyoo Hong
leng secara tepat, karena memang sudah dipersiapkan di tempat tersebut.
Sambil mendehem pelan, Nyoo Hong leng segera berseru.
"Saudara sekalian, sekarang kalian boleh naik ke atas kereta...."
Kecuali Kwik Soat kun , para jago sekalian belum pernah menaiki kereta lori
semacam ini. 1007 Maka Kwik Soat kun segera melangkah naik ke dalam kereta lebih dahulu, serunya.
"Mari kita naik !"
Seng Cu siang sekalian segera beranjak dan naik kereta lori tersebut, menanti
semua sudah siap, Nyoo Hong leng segera menitahkan untuk menjalankan kereta.
Kereta lori itu bergerak sangat cepat, tak selang berapa saat kemudian mereka
telah melihat sinar terang, rupanya kereta lori itu sudah menerobos keluar dari dalam
gua dengan cepat. Tampak Buyung Im seng dan Khong Bu siang dengan pedang terhunus sedang berjaga
di depan gua. Darah kental masih menetes dari ujung pedang mereka, sementara
beberapa sosok mayat terkapar disekelilingnya.
Bu tok taysu berdiri di samping dengan golok terhunus berada di tangan kanan,
lengan kirinya berlumuran darah.
Dari belasan hwesia pengikutnya, kini tak seorang pun yang nampak, sudah jelas
mereka semua sudah tewas dalam lorong rahasia tersebut.
Pemandangan waktu itu sungguh mengenaskan, Buyung Im seng dan Khong Bu siang
tegap berdiri tanpa emosi, seakan-akan mereka hanya robot pembunuh manusia yang
tak berperasaan saja, kesemuanya ini menambah seram dan ngerinya suasana disitu.
Nyoo Hong leng mengulapkan tangannya, Buyung Im seng dan Khong Bu siang segera
menarik kembali pedangnya lalu membalikkan badan melanjutkan kembali
perjalanannya maju ke depan. Tampaknya Bu tok taysu pun sudah dibikin mati kutunya. Ia tak berani banyak
berbicara dengan cepat pula ia berjalan mengikuti dibelakang ke dua orang itu.
Memandang bayangan punggung mereka yang menjauh, Nyoo Hong leng menghela
napas sembari berkata. "Kalian adalah jago-jago yang sudah banyak berpengalaman didalam menghadapi
ratusan pertempuran. Bagaimanakah perasaan kalian sekarang setelah menyaksikan
kejadian seperti ini ?"
"Mengerikan dan menggidikkan hati, membuat hati orang serasa tercekat...." jawab
Seng Cu sian. "Yang kumaksudkan sebagai menyeramkan dan mengerikan bukanlah dalam hal
pertempuran, melainkan untuk suasana disekitar tempat ini, seolah-olah kita
sedang berada di dalam neraka...."
1008 "Disinilah letak kelihaian dari orang-orang perguruan tiga malaikat, mereka
telah mengumpulkan pelbagai jago lihai dari berbagai perguruan maupun partai yang ada
di dunia ini, tapi mereka semua diperalat tanpa sadar."
"Bolehkah kuajukan sebuah pertanyaan ?" sela Pau Heng sembari menggeleng.
"Baiklah, katakan saja !"
"Dengan mempergunakan cara apakah nona dapat menguasi Khong Bu siang dan
Buyung Im seng sepenuhnya sehingga keadaan mereka ibaratnya mayat hidup yang
berkepandaian sangat tinggi " Tampaknya kecuali menerima perintah darimu untuk
melakukan pembantaian besar-besaran, mereka tidak mengetahui tentang
persoalanpersoalan lainnya, sanak maupun keluarga...."
"Seandainya mereka masih mempunyai perasaan perikemanusiaan, masih dapat
mengenali sanak keluarga, maka kedahsyatan dari jurus serangan pedang mereka
akan menjadi makin lemah, karena saat itu mereka berdua memikirkan juga usaha untuk
melindungi keselamatan sendiri..."
"Omitohud !" Kiu ji taysu mengucapkan pujian kepada sang Buddha, "tidakkah kau
merasa terlalu keji untuk memperalat mereka berdua menjual nyawa bagi kau " Lagi
pula menggunakan seorang manusia yang telah kehilangan kesadarannya untuk menghadapi
musuh, bisa jadi mereka pun dapat dipakai untuk menyikat rekan sendiri."
"Tidak menjadi masalah. Aku mempunyai cara yang amat sempurna untuk
mengendalikan gerak gerik mereka secara cermat dan seksama, asalkan kau pun bisa
menguasai cara ini, mereka akan tunduk pula pada perintah kalian."
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih lanjut.
"Perguruan tiga malaikat bisa jauh lebih tangguh dari pada partai-partai lainnya
karena mereka memiliki cara mengendalikan jago-jagonya secara sempurna, maka dari itu
barang siapa dapat menguasai pula kepandaian tersebut, maka dia akan berhasil
menguasai perguruan tiga malaikat."
Sementara itu beberapa orang tersebut sudah berada di depan barisan bunga,
sejauh mata memandang hanya aneka bunga yang terbentang di depan mata.
Tampak Buyung Im seng dan Khong Bu siang berhenti di depan barisan bunga dengan
pedang terhunus, sedangkan Bu tok taysu dengan golok terhunus berdiri di
belakang kedua orang itu. Nyoo Hong leng segera berjalan menghampiri barisan bunga itu, sesudah teliti
sekejap, dia berpaling sembari berseru.
"Siapakah diantara kalian yang menguasai ilmu Ngo heng ?"
1009 "Aku mengetahui sedikit" jawab Pau Heng.
"Mari kita membagi rombongan menjadi dua bagian untuk bersama-sama memasuki
barisan ini, bisa ditengah barisan bertemu dengan musuh untuk mengatasinya pun
akan lebih mudah." Sementara itu Pau Heng telah memperhatikan sekejap barisan bunga itu, lalu
berkata. "Tampaknya semua perubahan dari barisan bunga ini terletak di tengah rimbunnya
aneka bunga tersebut, jika kita berjalan di atas jalan kecil itu maka tak akan susah
tersesat di dalam barisan mana."
"Benar, asal kau dapat mengikat lawan dan setiap kedudukan ngo heng ini dan
tidak membiarkan orang lain memasuki barisan hal ini sudah lebih dari cukup."
Tiba-tiba si dewa ular Tong Lim tertawa, timbrungnya.
"Aku mempunyai sebuah akal yang sangat bagus, entah akalku ini bisa dipakai atau
tidak." "Apa akalmu ?" "Kita lepaskan api untuk membakar bunga ini sampai ludas, dengan demikian
bukankah perjalanan kita semakin gampang ?"
Nyoo Hong leng segera menghela napas panjang.
"Aaai, meski caramu itu baik, namun sayang sekali barisan bunga ini tidak mudah
terbakar, lagi pula kita pun tak ada cukup waktu untuk menunggu barisan bunga
ini ludas dimakan api, kita harus memburu waktu untuk mencapai kota batu dibawah tanah
secepatnya. Aaai, apabila kita harus menunggu sampai mereka melakukan persiapan,
maka banyak kesulitan yang akan kita jumpai."
Berbicara sampai disitu, sembari berjalan lebih dulu memasuki barisan bunga
tersebut, dia berkata lagi. "Harap saudara sekalian berhati-hati dan mengikuti setiap langkahku dengan
seksama, ketahuilah Ngo heng adalah semacaam ilmu yang terdiri barisan dari lima unsur
kekuatan. Barisan ini merupakan semacam ilmu barisan dengan perubahan yang luar
biasa, sulit bagiku untuk menerangkan kepada kalian semua dalam keadaan yang
begini, maka akupun tidak akan memberi penjelasan lebih jauh, harap kalian semua ikuti
petunjukku..." Dengan gerakan yang sangat berhati-hati berjalanlah kawanan jago tersebut
memasuki barisan bunga itu. 1010 Semakin kedalam pemandangan alam disitu, namun anehnya tak nampak seorang
manusia pun yang berada disitu, tak kedengaran pula sedikit suara pun, padahal
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
waktu itu sudah mendekati tengah hari, matahari bersinar amat cerah, seharusnya saat-saat
seperti itu merupakan saat-saat yang paling ramai.
"Aaai...!" Seng Cu siang menghela napas panjang, "sudah puluhan tahun lamanya aku
berkelana di dalam dunia persilatan, namun belum pernah kusaksikan pemandangan
alam seindah ini..." "Indahnya memang indah" sahut Pau Heng, "tapi sayang sekali terlalu sunyi,
seharusnya di tempat yang begini indah dengan aneka bunga sedang mekar, burung akan terbang
dan berkicau memecahkan keheningan, namun kenyataannya tak kedengaran sedikit
suarapun." Begitu ucapan tersebut diutarakan, para jago segera merasakan pula akan hal
tersebut, mereka segera mendongakkan kepalanya dan memperhatikan sekejap keadaan
disekeliling situ, benar juga tak nampak seekor burung pun yang berkicau disitu.
Kwik Soat kun menghela napas panjang, katanya kemudian.
"Bila kita sudah melewati barisan bunga serta pepohonan yang rindang itu, maka
kita akan tiba disebuah kompleks perumahan dan disitulah akan kita saksikan sebuah
kota dengan berbagai pemandangan yang jauh lebih aneh. Dinding di kota berwarna abuabu dengan perubahan batu yang berderet-deret, di dalam setiap bilik akan dijumpai
manusianya, namun setiap rumah berada dalam keadaan tertutup rapat, bila kita
membuka pintu ruangan tersebut, dengan cepat akan menimbulkan kesulitan yang
besar." "Apakah kota berwarna abu-abu itu yang dimaksudkan sebagai kota batu dibawah
tanah ?" kembali Pau Heng bertanya.
Dengan cepat Kwik Soat kun menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Bukan, kota batu bawah tanah berada di tempat lain dengan pemandangan yang jauh
lebih aneh, tempat tersebut terletak dibawah lapisan tanah dengan banyak lorong
rahasia yang menghubungkan tempat satu dengan yang lainnya, tapi penjagaan disitu sangat
ketat." Pau Heng celingukan kesana kemari, namun belum nampak juga Nyoo Hong leng yang
berada pada rombongan lain, dengan perasaan gelisah dia lantas bertanya.
"Kemana perginya nona Nyoo ?"
"Mereka pasti berada dibarisan muka, sekarang kita saja sudah meninggalkan
barisan bunga, merekapun sudah berada didepatn kita."
ooOoo 1011 Dengan cepat Pau Heng menggelengkan kepalanya berulang kali, serunya dengan
cepat. "Aku lihat keadaan di dalam hutan ini sedikit rada kurang beres...."
"Bagaimana kurang beresnya ?" tanya Lui Hua hong.
"Kalau kulihat dari bentuk hutan ini, nampanya seperti pula semacam barisan."
"Barisan apa ?"
"Aku tak dapat menduganya, bila aku dapat mengenali barisan ini, semenjak tadi
sudah kuajak kalian untukmasuk ke dalam hutan tersebut...."
"Apakah kita harus menunggu saja disini ?" tanya Seng Cu sian.
"Benar, kita harus menunggu sampai nona Nyoo kembali."
"Bila dia tidak kembali, apakah kita harus menunggu terus untuk selamanya ?"
"Nona Nyoo menitahkan kepadaku untuk memimpin saudara sekalian, aku merasa tugas
dan tanggung jawab ini terlalu berat, maka akupun tak berani bertindak secara
gegabah." Mendengar perkataan tersebut, Seng Cu sian segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah....haaaahh... haaaah... saudara Pau, nampaknya daripada seseorang diberi
tanggung jawab, lebih enteng orang yang sama sekali tak bertanggung jawab.
Dahulu ketika hatiku sedang dibebani tanggung jawab untuk membalaskan dendam bagi
toako, saban hari aku pun mesti meningkatkan kewaspadaan, setiap malam tak dapat tidur
nyenyak, tak dapat makan dengan lahap. Setelah mengetahui keadaan yang
sebenarnya sekarang, tiba-tiba saja hatiku menjadi lebih ringan dan santai, sekalipun
berada dalam keadaan berbahaya, hatiku tetap santai dan ringan sekali."
"Nona Nyoo Hong leng" tiba-tiba Kwik Soat kun berbisik.
Ketika semua orang mendongakkan kepalanya, tampak Nyoo Hong leng sedang berjalan
mendekat dengan langkah yang pelan sekali.
Tak selang berapa saat kemudian Nyoo Hong leng sudah berada disisi hutan
tersebut. ( Bersambung ke jilid 47 )
1012 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 47 Sambil menjura Pau Heng segera berkata.
"Beruntung sekali aku tak sampai menyia-nyiakan harapan nona, aku telah berhasil
membawa mereka sampai di tempat ini, tapi hutan tersebut..."
"Sebenarnya dalam hutan inipun terdapat alat jebakannya, tapi kini sudah
disingkirkan semua, harap kalian mengikuti aku !"
Sembari berkata dan membalikkan badan dan berjalan lebih dulu menuju ke depan.
Lambat laun para jago merasa semakin kagum dan hormat terhadap kemampuan Nyoo
Hong leng, tanpa mengucapkan sepatah kata pun mereka segera berangkat mengikuti
di belakang tubuhnya. Sesudah menembusi hutan itu, pemandangan segera berubah sebuah kota kecil
berwarna abu-abu membentang di depan mata dan menghalangi perjalanan mereka.
Buyung Im seng serta Khong Bu siang dengan pedang terhunus berdiri di depan
pintu kota, sesosok tubuh bocah berbaju hijau tergeletak tewas di pintu gerbang.
Bu tok taysu yang luka pada lengan kirinya sudah terbalut, dengan tangan kanan
membawa golok berdiri pula dibelakang Khong Bu siang.
Pelan-pelan Seng Cu sian berjalan mendekati bocah berbaju hijau itu, kemudian
memperhatikannya dengan seksama, tampak darah kental pelan-pelan mengalir dari
ulu 1013 hati bocah berbaju hijau tersebut. Rupanya dia terkena sebuah tusukan yang
mematikan, sebuah tusukan yang tepat mengenai jantungnya.
Menyaksikan hal mana, sambil menghela napas dan menggelengkan kepalanya berulang
kali dia berkata. "Golok menyerang lurus, pedang menyerang secara miring, tusukan pedang yang
menembusi ulu hati orang benar-benar jarang sekali dijumpai dikolong langit."
"Inilah sebuah jurus pedang hasil ciptaan dari Buyung Toako kalian yang
dinamakan It tian hoang cun (setitik gincu merah), sebenarnya termasuk jurus pedang berhawa
sesat, ganas lagi keji, agaknya Buyung Im seng berhasil menguasi jurus pedang tersebut
dengan baik sekali." Seng Cu sian dapat menangkap kalau ucapan si nona mengandung nada menyindir,
maka dia hanya mengiakan sekenanya lalu tidak banyak bicara lagi.
Senyuman yang semula menghiasi wajah Nyoo Hong leng, kini sudah lenyap tak
berbekas, wajanya berubah menjadi amat serius, kemudian pelan-pelan berkata.
"Sekarang kita sudah melewati beberapa buah perintang yang kuat, tapi dewasa ini
masih ada sebuah perintang lagi yang sedang menantikan kedatangan kita, perlu saudara
sekalian ketahui perintang ini terhitung paling berbahaya dan lagi saudara
sekalian harus mengandalkan pula kepandaian silat masing-masing untuk menembusinya."
"Maksudmu, kita akan mengadakan suatu pertarungan sistem keras lawan keras ?"
tanya Pau Heng. "Benar, di dalam kota batu tersebut tersekap berbagai jagoan lihai dari dunia
persilatan..." "Aku tahu, tapi mereka pun termasuk orang-orang yang dikendalikan suatu
kekuatan" kata Kwik Soat kun cepat, "mengapa nona Nyoo tidak menggunakan saja cara yang
telah kau gunakan untuk menghadapi orang-orang lain untuk menghadapi mereka " Mengapa
kita harus melangsungkan suatu pertarungan keras lawan keras ?"
"Aku memang banyak mengetahui tentang rahasia perguruan tiga malaikat, tapi aku
bukan pemilik perguruan tiga malaikat ini hingga apa yang kuketahui tentang
pelbagai masalah pun tidak selengkap majikannya sendiri. Apalagi orang-orang yang disekap
di dalam kota batu berbeda dengan cara mengendalikan orang-orang lainnya, mungkin
hal ini disebabkan mereka semuanya rata-rata mempunyai kedudukan serta nama besar
yang amat tinggi dalam dunia persilatan, maka Buyung Tiang kim tak tega untuk
menghilangkan kejernihan otak mereka sehingga berubah menjadi sesosok mayat
hidup saja. Itulah sebabnya dia telah pergunakan cara lainnya...."
1014 "Rupanya nona telah melupakan satu hal" ucap Kwik Soat kun tiba-tiba sambil
tersenyum. "Soal apa " "Asalkan kita tidak membuka pintu-pintu ruangan tersebut, mereka pun tak akan
menampakkan diri untuk menghadang, bila daya ingatanku tidak salah, tampaknya
mereka pun tak pernah meninggalkan tempat penyekapannya."
"Aku tahu, tapi keadaan sekarang agak berbeda, mungkin situasinya ada perubahan,
bila kota batu ini tak ada kegunaan lain, Buyung Tiang kim pun tidak akan sampai
membangun kota batu itu."
"Yang menjadi biang keladi dari semua kejahatan adalah Ci im Kiongcu tapi
terhadap Buyung Tiang kim tampaknya nona masih mempunyai kesan serta pandangan yang
jelek." "Bukan begitu, kota batu ini dibangun oleh Buyung Tiang kim dengan mengandalkan
sedikit kemampuan dari Ci im kiongcu, bagaimana mungkin ia bisa menciptakan
keadaan seperti ini ?" Kemudian setelah berhenti sejenak, dia menyambung lebih jauh.
"Tampaknya cici seperti tiada hentinya memeras otak untuk memikirkan satu
persoalan, siau moay sangat berharap dapat membantumu."
"Moga-moga saja kau bukan lagi menyindirku" seru Kwik Soat kun cepat.
Nyoo Hong leng segera menggeleng.
"Ucapanku ini muncul dari hati yang jujur."
"Baiklah, kalau begitu silahkan bertanya."
Setelah tertawa hambar Nyoo Hong leng berkata.
"Dengan kecerdasan dan kemampuan Buyung Tiang kim, sepuluh orang Ci im kiongcu
pun belum tentu bisa mengungguli dirinya, tapi mengapa ia justru terkena rencana
busuk dari Ci im kiongcu ?"
"Soal ini... soal ini... memang merupakan masalah yang berat, aku harus memikirkanya
dengan seksama." "Kalau begitu aku titipkan masalah ini untuk cici pikirkan."
1015 "Siau moay akan berupaya sekuat tenaga, entah benar atau tidak hasil pemikiranku
nanti, pasti akan kuberikan suatu jawaban untukmu."
Sambil tertawa Nyoo Hong leng manggut-manggut.
"Bagus sekali" serunya, "selewatnya kota batu ini, kita bicarakan lagi persoalan
tersebut." Kemudian setelah memandang sekejap kawanan jago yang berada disitu, dia
melanjutkan. "Setelah memasuki kota batu ini, harap saudara sekalian suka bertindak lebih
berhati-hati sebab semua orang yang disekap dalam kota batu ini merupakan jago-jago kelas
satu dari dunia persilatan, mereka semua memiliki jurus-jurus silat yang dahsyat dan
mematikan, apalagi setelah disekap sekian tahun, harap kalian jangan terlalu mengharapkan
penampilan mereka yang jujur, terbuka dan gagah seperti watak-watak mereka
dulu." "Terima kasih banyak atas petunjuk nona" sahut Seng Cu sian sambil mendehem
pelan. Kembali Nyoo Hong leng berkata sambil tertawa hambar.
"Kalian pun jangan mengharapkan sesuatu yang kelewat tinggi dariku, aku
sendiripun kurang begitu menguasai tentang orang-orang yang berada dalam kota batu ini,
agar kita masing-masing dapat saling bantu membantu kita harus membentuk satu barisan
sebelum memasuki kota batu itu, biar Buyung Im seng dan Khong Bu siang tetap dibebani
tugas sebagai pembuka jalan, Seng tayhiap harap berjalan di sayap kanan, Tong
locianpwe harap berjalan di sayap kiri. Kiu ji taysu dan Bu to taysu berada dibagian
tengah, sedang aku dan nona Kwik berada dibelakang kalian menghadapi serangan, harap
masingmasing pihak mengusahakan perlindungan terhadap diri sendiri lebih dahulu."
"Nona, aku ingin menanyakan sesuatu." tiba-tiba Tong Lim berseru sambil
mendehem. "Soal apa ?" "Selama pertarungan berlangsung apakah kami diperbolehkan melancarkan serangan
dengan segala kemampuan dan cara yang kami miliki ?"
"Apabila keadaan membutuhkan, kalian boleh mempergunakan cara apa saja."
"Cuma kalian pun harus tetap memperhatikan posisi masing-masing, apabila bukan
disebabkan oleh kebutuhan yang luar biasa, lebih baik jangan meninggalkan tempat
kedudukan masing-masing, seluruh barisan kita ini harus maju mundur secara
kompak, jangan mengacaukan kekuatan sendiri."
"Selama bertarung dengan orang, apakah kita haru berhenti ?" Seng Cu sian
bertanya pula. 1016 "Dengan pertanyaan dari Seng tayhiap tersebut, aku jadi teringat kalau masih ada
satu persoalan lagi yang belum sempat kujelaskan kepada kalian, tujuan yang terutama
dari penyerbuan kita sekarang adalah menerobos dari kota batu ini untuk menghancurkan
pusat pengendalian orang-orang Sam seng bun, dari situlah kita pasti akan
menemukan cara yang tepat untuk membebaskan orang-orang yang tersekap dalam kota batu
tersebut.
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Oleh sebab itu dalam penyerbuan kita sekarang, tujuannya adalah melewati atau
menerobosi tempat ini, bukan bermaksud untuk bertarung mencari nama."
"Kami mengerti" Seng Cu sian mengangguk.
"Sekarang kalian harus mempersiapkan diri dengan baik, kita harus segera
berangkat." Para jago tidak banyak berbicara lagi, masing-masing mengatur napas untuk
mempersiapkan diri. Kurang lebih seperminum teh kemudian, sesuai dengan apa yang diatur Nyoo Hong
leng tadi, para jago membentuk sebuah barisan untuk memperkuat posisi masing-masing.
Buyung Im seng dan Khong Bu siang dengan pedang terhunus berjalan paling dimuka,
Seng Bu sian dan Pau Heng sekalian juga meloloskan senjata masing-masing untuk
mempersiapkan diri. Kini paras muka semua orang telah berubah menjadi amat serius, hanya Nyoo Hong
leng seorang yang masih tetap mempertahankan kesantaiannya....
Dengan formasi seperti apa yang diatur sebelumnya, berangkatlah para jago
memasuki kota itu. Mendongakkan kepalanya memandang ke muka, suasan amat hening dan sepi, tak
sesosok bayangan manusia pun yang nampak.
Kedua sisi jalan berupa deretan rumah yang memanjang, satu dengan lainnya
berselisih tak jauh dan dihubungkan dengan sebuah pintu kayu.
Kalau dibilang sebagai kota batu, maka tempat ini lebih cocok kalau dibilang
sebagai gua deret batu yang dikelilingi dinding pekarangan.
Sebuah jalan besar beralaskan batu hijau terbentang jauh kedalam sana, tatkala
beberapa orang itu sampai didepan rumah-rumah batu deretan pertama mendadak pintu kayu
terbuka lebar dan tampaklah seorang kakek berjubah biru yang berjenggot panjang
pelanpelan munculkan diri. Menyusul dibelakang kakek berjubah biru itu adalah seorang perempuan berusia
empat puluh tahunan yang berpakaian sederhana.
1017 Laki perempuan itu segera menuju ke jalan raya setelah keluar dari pintu rumah,
tampaknya mereka bermaksud untuk mengadakan penghadangan.
Nyoo Hong leng yang menyaksikan kejadian tersebut segera berbisik pelan.
"Harap kalian suka berbaik hati."
Dengan cepat dia melompat ke depan menghalangi jalan pergi Buyung Im seng serta
Khong Bu siang. Seluruh barisan pun berhenti pada jarak empat lima depa dari kakek itu.
Belum lagi Nyoo Hong leng berbicara, Seng Cu sian telah berteriak kaget.
"Liong hong-siang kiam pit !"
Kakek berjubah biru itu segera berpaling dan mengawasi Seng Cu sian lekat-lekat,
kemudian tegurnya. "Siapakah kau " Mengapa bisa kenal dengan lohu ?"
"Siaute Seng Cu sian, masa saudara Tong tidak kenal ?"
Mendadak ia teringat kalau wajahnya telah rusak, tidak heran kalau musuhnya
tidak kenal, buru-buru dia menambahkan.
"Bentuk muka maupun paras muka siaute sudah berbeda dengan keadaan di masa
lampau, tak heran kalau kalian berdua tidak kenal lagi dengan diriku."
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu, kakek berjubah biru itu mengawasi
wajah Seng Cu sian beberapa saat lamanya, kemudian berkata lagi.
"Aku tak ambil perduli kau adalah Seng Cu sian atau bukan, kalau toh kau kenal
dengan kami suami istri berdua, lohu pun ingin menasehati beberapa patah kata untukmu."
"Tong heng ingin menyampaikan apa ?"
"Tinggalkan barisan dan mengundurkan diri dari kota batu, bila tak mau menuruti
nasehat lohu, jangan salahkan kalau diujung pedang lohu tak akan mengenal rasa
kasihan." Sembari berkata tangan kanannya digerakkan meloloskan pedangnya dari atas
punggung. Nyonya setengah umur itupun segera meloloskan senjatanya pula untuk bersiapsiap. 1018 "Sepasang pedang naga dan burung hong bersatu, kekuatan yang dihasilkan berlipat
ganda." gumam Seng Cu sian.
Meski ucapan tersebut seolah-olah ditujukan unutk memuji kelihaian sepasang
pedang naga dan burung hong, sesungguhnya dia hendak menggunakan ucapan mana unutk
memberitahukan keadaan yang sebenarnya dari kekuatan Liong hong siang kiam
tersebut kepada Nyoo Hong leng sekalian.
Dalam pada itu, manusia berjubah biru sudah memperhatikan sekejap keadaan
barisan lalu ucapnya dingin. "Sungguh tak nyana si dewa ular Tong Lim pun turut datang."
Tong Lim segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaaah.... haaah... orang yang suka bermain ular kurang cocok untuk menempati
kedudukan tinggi, sebutan saudara Tong telah meningkatkan kedudukan siaute."
Manusia berbaju biru itupun tertawa dingin.
"Paling tepat bila kaupun ikut mengundurkan diri dari sini.."
"Tong locianpwe tak usah banyak berbicara lagi," ucap Nyoo Hong leng sembari
mengulapkan tangannya, "bocah penunjuk jalan telah tewas diujung pedang kami."
"Lohu tidak ambil perduli sudah berapa banyak manusiakah yang telah tewas
ditangan kalian, lohupun tak ambil perduli disebabkan masalah apa kalian datang kemari,
aku hanya tahu akan satu hal yakni kalian tidak boleh melewati tempat ini, lohu
suami istri telah mendapat perintah untuk menyerang setiap orang yang melewati daerah ini."
"Aku pikir tentunya masih ada cara lain untuk bisa melewati tempat ini bukan ?"
"Hanya ada satu jalan, kalian harus dapat mengungguli sepasang pedang naga dan
burung hong." "Bagus sekali, sebagian kecil dari orang-orang kami merupakan sobat lamamu,
lainnya tentu belum pernah kau jumpai bukan ?"
"Dia adalah Buyung kongcu" ucap manusia berbaju biru itu sambil menunjuk ke arah
Buyung Im seng. Nyoo Hong leng segera menuding ke arah Khong Bu siang, sambil berkata pula.
Manusia berbaju biru itu mengawasi Khong Bu siang sekejap, lalu menggeleng.
"Tidak kenal !" katanya kemudian.
1019 "Dia adalah Khong Bu siang, Toa sengcu dari perguruan tiga malaikat."
Mendengar perkataan tersebut, manusia berbaju biru itu segera tertawa terbahakbahak. "Haaaah.... haaahh... haaaahh... lohu hanya menuruti perintah dari Seng tong, tidak
kenal dengan Seng cu pribadi, sekali pun nona akan berbicara sampai membusuk
lidahnya juga percuma, lohu tidak akan percaya dengan begitu saja."
"Aku lihat kau sadar sepenuhnya itulah sebabnya dengan bersabar diri mengajakmu
berbicara, tapi bila kau memang bersikeras hendak menentukan menang kalah
melalui permainan silat, kami pun tak akan merasa takut, cuma kalian suami istri berdua
merupakan manusia-manusia ternama dlama dunia persilatan, mengapa kalian rela
menjadi tawanan orang lain ?"
Mencorong sinar tajam dari balik mata manusia berbaju biru itu, dia termenung
beberapa saat lamanya, kemudian mengayunkan pedangnya sambil membentak.
"Bila kalian enggan untuk mengundurkan diri dari sini, jangan salahkan kalau
sepasang pedang kami tak kenal ampun."
Seng Cu sian menghela napas panjang.
"Aaai... saudara Tong" ucapnya pula, "apa yang dikatakan nona Nyoo benar, kalian
sudah tahunan disekap orang disini dan harus menuruti perintah orang lain,
betapa aibnya kejadian ini, mengapa kalian tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan
diri dari kehidupan yang terkurung ini " Kami tak berani mengharapkan bantuan dari
kalian berdua tapi kalian toh bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri
dari kehidupan yang terbatas."
"Lohu tak ingin bersilat lidah dengan kalian" seru manusia berbaju biru itu
gusar, "bila kalian tak mau mengundurkan diri lagi dari sini, lohu akan segera turun tangan."
Nyoo Hong leng menggelengkan kepalanya berulang kali setelah menyaksikan
kejadian itu, katanya kemudian. "Mereka telah mendapatkan semacam perlakuan yang istimewa sehingga untuk
mengendalikan diri sendiri pun tidak bisa, kalau memang cara baik tak bisa
ditempuh, terpaksa kita harus menggunakan kekerasan."
Dengan cepat dia bergeser lima depa ke samping sambil mengulapkan tangannya.
"Serbu !" Buyung Im seng dan Khong Bu siang mengiakan lalu menyerbu ke depan, sepasang
pedang mereka digerakkan bersama menyerang kakek berjubah biru serta nyonya
setengah umur itu. 1020 Dengan cepat manusia berbaju biru serta nyonya setengah umur itu menggerakkan
pedangnya menyambut datangnya ancaman dari Buyung Im seng serta Khong Bu siang,
suatu pertarungan telah berkobar.
Liong hong sian kiam merupakan tokoh termashur dalam dunia persilatan, apalagi
sepasang pedang naga dan burung hong mereka berpadu kedahsyatannya berlipat
ganda. Entah berapa banyak manusia kenamaan di dalam dunia persilatan yang telah hancur
oleh gabungan sepasang pedang mereka.
Tapi serangan yang dilancarkan Buyung Im seng serta Khong Bu siang hampir
semuanya merupakan jurus-jurus pedang yang sangat ganas dan buas.
"Sreeet, sreeet, sreeet...!" Secara beruntun beberapa bacokan kilat dilancarkan,
membuat Liong hong siang kiam segera dipindahkan secara paksa.
Dengan susah payah Liong hong siang kiam berusaha untuk mempersatukan gerak
serangan mereka, tapi sayang berhubung jurus pedang mereka berdua sangat ganas,
jurus serangan yang mereka gunakan pun hampir semuanya tertuju ke bagian yang
mematikan di tubuh manusia berbaju biru serta nyonya setengah umur itu, untuk sesaat
mereka berdua tak bisa banyak berkutik.
Pada hakekatnya jurus serangan yang digunakan Buyung Im seng serta Khong Bu siang
adalah jurus-jurus serangan yang dahsyat dan mematikan, sama sekali diluar
kebiasaan pada umumnya, terdesak oleh serangan yang maha dahsyat itu, manusia berbaju biru
serta nyonya setengah umur itu dipaksa untuk berpisah dan tak mampu untuk
menyatukan kembali serangan gabungan mereka.
Kendatipun demikian, Lioh hong siang kiam merupakan manusia yang berilmu silat
amat sempurna, walaupun jurus serangan kedua orang itu sangat ganas dan buas, namun
selewatnya sepuluh gebrakan, lambat laun mereka dapat juga menguasai keadaan.
Namun serangan demi serangan yang dilancarkan Buyung Im seng serta Khong Bu
siang makin lama semakin bertambah ganas dan gencar, sekalipun Liong hong siang kiam
masih dapat mempertahankan diri, namun mereka hanya berada dalam posisi bertahan
belaka. Pertempuran ini berlangsung amat seru dan panas, tampak cahaya pedang berkilauan
kesana kemari, bayangan manusia tak nampak, hanya deruan angin serangan yang
memekikkan telinga, kesemuanya ini membuat para penonton jadi tertegun lalu
berdiri terbelalak dengan mulut melongo.
Nyoo Hong leng yang menyaksikan kejadian tersebut segera berkerut kening,
bisiknya lirih. "Seng locianpwe, bagaimana dengan ilmu silat Liong hong siang kiam ini ?"
1021 "Liong hong siang kiam mempunyai nama dan kedudukan yang amat tinggi dalam dunia
persilatan, ilmu pedang mereka amat sempurna dan luar biasa sekali."
"Bagaimanakah ilmu pedang mereka berdua bila dibandingi dengan kepandaian
locianpwe ?" "Ilmu silat Liong hong siang kiam jauh lebih tinggi ketimbang kepandaian aku,
kami dapat saling menyebut saudara dengannya, yang penting adalah disebabkan
hubunganku dengan Buyung Tiang kim."
Nyoo Hong leng manggut-manggut, sorot matanya segera dialihkan kembali ke arena
pertarungan dimana keempat orang itu sedang bertempur sengit.
Setelah mengamatinya beberapa waktu, dia pun berkata.
"Liong hong siang kiam cukup lihai, tetapi bila kepandaian mereka setingkat saja
lebih hebat, niscaya Buyung Im seng dan Khong Bu siang akan terluka diujung pedang
mereka berdua." "Nona maksudkan kekuatan mereka berempat berimbang ?"
Nyoo Hong leng menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Bukan demikian, kepandaian silat yang dimiliki Buyung Im seng dan Khong Bu
siang masih setingkat lebih tinggi, hanya saja berhubung beberapa buah jalan darah di
tubuh mereka tertotos sehingga gerak geriknya agak bebal, bila pertarungan
dilangsungkan lebih jauh dan kepandaian mereka berdua lebih dikembangkan, sudah pasti Liong
hong siang kiam akan terluka di ujung pedang mereka berdua."
"Nona, perkataanmu itu kedengarannya sedikit agak bertentang.." seru Pau Heng.
Nyoo Hong leng segera tersenyum.
"Akulah yang kurang jelas menerangkan perkataanku itu, tapi aku pikir kalian
seharusnya tahu akan hal ini, sebab telah kukatakan bahwa jurus serangan dari Buyung Im
seng serta Khong bu siang hanya melulu jurus menyerang tanpa pertahanan, oleh sebab itu
didalam melancarkan serangan banyak titik kelemahan yang ditemukan, seandainya
kepandaian silat dari Liong hong siang kiam lebih tinggi setingkat saja, dalam berapa jurus
serangan yang singkat saja mereka akan temukan titik kelemahan tersebut dan berhasil
melukai atau merenggut nyawa mereka berdua..."
"Bila pertarungan dibiarkan berlangsung terus ?" tanya Pau Heng.
"Semakin lama pertarungan ini berlangsung jurus pedang yang mereka pergunakan
pun akan semakin ganas dan buas."
1022 Belum habis dia berkata, tiba-tiba berkumandang suara dengusan dan jeritan
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tertahan memecahkan keheningan. Semua orang segera berpaling, tampaklah Liong hong siang kiam masing-masing
sudah terkena sebuah tusukan, kakek berjubah biru itu terluka pada dadanya sedangkan
nyonya setengah umur itu terluka pada paha kirinya.
Sebetulnya dengan jurus pedang Khong Bu siang serta Buyung Im seng yang ganas,
serangan mereka dapat merenggut nyawa kedua orang musuhnya, untung saja
kepandaian silat yang dimiliki kedua orang itu sangat lihai, sehingga tepat pada saatnya
mereka berhasil menghindarkan diri dari tusukan mematikan tersebut.
Mendadak Nyoo Hong leng berpekik nyaring, Buyung Im seng dan Khong Bu siang
segera menarik kembali serangan pedang mereka yang hampir saja dilontarkan
kembali. Nyoo Hong leng segera melompat ke depan Liong hong siang kiam, kemudian katanya.
"Kedua orang locianpwe ini adalah orang baik, kuampuni nyawa kalian berdua."
Sepasang telapak tangannya segera dilayangkan kedepan menotok jalan darah mereka
berdua. "Betul-betul suatu pertarungan yang amat sengit dan dahsyat." gumam Seng Cu sian
kemudian. "Anehnya, mengapa tiada orang yang menampilkan diri untuk membantu mereka ?"
sambung Pau Heng. "Disinilah letak titik kelemahan dari orang-orang Sam seng bun dan mereka
mendapatkan perintah untuk melaksanakan pertarungan secara sendiri-sendiri."
Lalu setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.
"Mari kita maju lebih ke depan ! Kalian harus ingat, semakin ke depan semakin
berbahaya keadaan kita."
Seng Cu sian berpaling dan mengawasi wajah Buyung Im seng serta Khong Bu siang,
dijumpainya kepala mereka sudah basah oleh keringat, tampaknya didalam
pertarungan yang barusan berlangsung, meski mereka menangkan Liong hong siang kiam, namun
kemenangan tersebut tidak diperoleh secara gampang.
Maka setelah menghela napas panjang, dia pun berkata.
"Nona, tampaknya pertarungan ini berhasil dimenangkan mereka dengan susah payah,
bila mereka harus turun ke gelanggang lagi untuk menghadapi pertarungan sesengit
ini, bisa jadi mereka akan kehabisan tenaga."
1023 "Ehm, lantas siapakah yang akan turun ke arena pertarungan dalam babak
berikutnya ?" tanya Nyoo Hong leng. "Sekarang nona adalah pemimpin kami, tak ada salahnya bagimu untuk memilih dua
diantara kami untuk turun diarena."
Nyoo Hong leng temenung sebentar, kemudian mengangguk.
"Baik ! Kita lihat dulu siapakah yang akan turun tangan melakukan penghadangan
nanti, kemudian baru mengambil keputusan siapa yang pantas untuk diterjunkan ke arena..."
Selesai berkata dia lantas beranjak dan meneruskan perjalanan ke depan.
Bangunan rumah batu itu didirikan dengan jarak hanya beberapa kaki, tak sampai
berapa langkah Nyoo Hong leng berjalan pintu kedua telah dibuka lebar, tampak seorang
hwesio tua berjubah abu-abu berjalan keluar dari ruang batu itu dan menghadang jalan
mereka. Hwesio ini sudah amat tua, namun pakaian yang dikenakan sangat bersih, wajahnya
merah bercahaya. Ini menunjukkan kalau sandang pangannya terjamin.
Nyoo Hong leng berhenti dan mengayunkan tangannya mencegah Khong Bu siang serta
Buyung Im seng untuk maju ke depan, kemudian sambil berpaling katanya.
"Siapakah diantara kalian yang kenal dengan lo siansu ini " Tolong sebutkan nama
serta asal usulnya." "Aku kenal" ucap si kaitan sakti Pau Heng, "lo siansu ini bergelar It lui dan
berasal dari Siau lim si." sambungnya menjelaskan.
"Ya, lolap memang It lui" jawab pendeta itu.
Dengan sepasang matanya yang tajam Nyoo Hong leng mengawasi wajah It lui siansu
sekejap, kemudian ujarnya.
"Lo siansu adalah seorang pendeta agung yang mempunyai kedudukan tinggi dalam
dunia persilatan tampaknya kesadaranmu sama sekali tidak dipengaruhi oleh
mereka." "Itulah sebabya lolap pun tak ingin melukai jiwa kalian, lebih baik kalian
kembali saja !" Nyoo Hong leng tersenyum.
"Banyak sekali masalah yang kupahami tentang perguruan tiga malaikat, tapi tidak
banyak mengetahui tentang orang-orang yang disekap dalam kota batu ini."
Kemudian setelah berhenti sebentar, dia menambahkan.
1024 "Lo siansu, bersediakah kau untuk menjawab beberapa pertanyaanku...?"
"Boleh saja, tanyalah !"
"Aku lihat kesadaranmu amat jernih..."
"Yaa, lolap memang sadar dan berpikiran jernih !"
"Apakah kau masih merindukan kuil Siam lim si ?"
It lui taysu termenung sejenak, kemudian katanya.
"Sekalipun lolap sangat merindukan kuil Siau lim si, apa pula yang bisa
kulakukan ?" "Kami telah menghancurkan alat perangkap yang dipasang dalam lorong rahasia,
bila losiansu akan meninggalkan tempat ini maka tidak ada halangan yang akan kau
jumpai, kau bisa kembali ke kuil Siau lim si dan melewatkan sisa hidupmu dengan tenang."
Mendengar itu, It lui taysu ketawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaah... haaah, tempat ini pun sama tenangnya."
Nyoo Hong leng segera menggelengkan kepalanya berulang kali, ujarnya sedih.
"Taysu sudah tak dapat diselamatkan lagi, kalau begitu loloskan senjatamu !"
Kembali It lui taysu menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya sambil
tertawa. "Liong hong siang kiam saja tak becus, lolap apa bisa melakukan perlawanan ?"
"Kalau begitu, taysu bersikeras hendak turun tangan ?" tanya Nyoo Hong leng.
It lui taysu tidak menjawab lagi, dia segera duduk bersila diatas tanah sambil
menggosokkan sepasang tangannya satu dengan lainnya.
Tindakan ini sama sekali diluar dugaan, bahkan manusia-manusia berpengalaman
luas seperti Seng Cu sian dan Pau Heng sekali pun dibikin tidak habis mengerti, pikir
mereka bersama. "Masa hanya duduk saja dilantai sambil menggosokkna sepasang tangannya, mereka
sudah dapat memahami kami ?"
Tampaknya Bu tok taysu merasa inilah kesempatan baginya untuk menunjukkan jasa,
segera bisiknya kepada Nyoo Hong leng.
"Pinto akan berlalu lebih dulu."
1025 Mendadak dia melejit ke udara dan menyeberang melewati samping badan It lui
taysu. Ketika It lui taysu menggetarkan sepasang tangannya, mendadak terpancar keluar
segulung tenaga pukulan amat dahsyat, kekuatan tersebut dengan cepat menerjang
ke muka. Bu tok taysu merasakan dadanya seakan-akan dihantam oleh martil seberat ribuan
kati, tak ampun badannya segera mencelat meninggalkan permukaan tanah kemudian "Blaaam
!" terbanting keras-keras pada jarak tujuh delapan depan dari posisi semula.
Buru-buru Nyoo Hong leng memburu ke dpean sambil memeriksa keadaan pendeta
tersebut, ternyata Bu tok taysu sudah menemui ajalnya, darah nampak mengucur
keluar dari ujung bibirnya. Lui Hua hong menjadi tertegun, lalu serunya.
"Sam ko, kau berasal dari Siau lim si, tahukah kau kepandaian silat apakah yang
dipergunakan olehnya itu ?"
"Pinceng belum pernah menyaksikan kepandaian silat seperti ini, namun bila
dugaanku tidak salah, besar kemungkinan adalah ilmu pukulan Boan yok sin kang dari
kalangan Buddha." Tiba-tiba It lui taysy tersenyum.
"Tepat sekali perkataanmu itu, memang ilmu pukulan Boan yok sin kang..."
Kemudain setelah berhenti sejenak, dia menyambung lebih jauh.
"Kalau memang sudah tahu kalau ilmu pukulan ini merupakan Boan yok sin kang
tentunya kau pun sudah tahu tentang kekuatan sendiri bukan.. ?"
"Menurut apa yan tecu ketahui" ujar Kiu ji taysu, "ilmu pukalan Boan yok sin
kang dahsyat dan kuat, entah ilmu kebal macam apapun yang dilatih seseorang, tak
ananti akan tahan menghadapi ancaman tersebut..."
"betul" It lui taysu manggut-manggut, "itulah sebabnya lebih baik menuruti saja
nasehat lolap, jangan menyerbu ke dalam lagi secara sembrono."
Selesai berkata, dia lantas memejamkan mata dan tidak memperdulikan para jago
lagi. Dengan lirih Nyoo Hongleng berkata kepada Kiu ji taysu.
"Kau toh sudah tahu bahwa ilmu pukulannya adalah Boan yok sin kang, tahukah kau
kepandaian apakah yang bisa dipakai untuk mematahkan serangan tersebut ?"
1026 "Diantara ke tujuh puluh dua macaam kepandaian sakti dari Siau lim si, memang
ada semacam ilmu pukulan yang bisa dipakai untuk menandingi Boan yok sin kang,
sayang sekali pinceng tidak mengetahui ilmu silat apakah itu."
Tong Lim mendengus dingin.
"Kalau begini caramu menjawab, sudah diutarakan pun sama artinya dengan sama
sekali tidak diucapkan." Mendadak Nyoo Hong leng mengulurkan tangannya ke depan, sembari berkata.
"Pau cianpwe, tolong pinjamkan senjata kaitan saktimu itu kepadaku."
Pau Heng mengiakan dan segera menyerahkan senjata kaitannya kepada si nona.
Setelah menerima senjata kaitan tersebut, Nyoo Hong leng lantas berkata.
"Harap saudara sekalian suka mundur sejauh satu kaki dari posisi sekarang."
Semua jago tidak tahu apa yang hendak dilakukan Nyoo Hong leng, maka semua orang
menurut dan segera mengundurkan diri sejauh satu kaki dari posisi semula.
Pelan-pelan Nyoo Hong leng mengangkat senjata kaitan tersebut ke udara, lalu
katanya. "Locianpwe, boanpwe ingin sekali mencoba kepandaian silat dari locianpwe."
It lui taysu membelalakkan sepasang matanya lebar-lebar, sesudah memandang
sekejap ke arah Nyoo Hong leng, katanya.
"Senjata apa sih yang kau pergunakan itu ?"
"Pancingan ikan."
"Betul, pancingan ikan. Sewaktu kulancarkan serangan nanti tubuhku masih berada
satu kaki dari sini, apakah ilmu pukulan Boan yok sin kang dapat melukaiku ?"
"Kalau begitu silahkan nona untuk mencoba sendiri !"
"Berhati-hatilah !" seru Nyoo Hong leng.
Dengan cepat tangan kanannya digetarkan keras, tiba-tiba saja senjata kail
pancingan itu menyambar ke muka denga kecepatan luar biasa...
Tampak cahaya putih menyambar lewat, dari ujung pancingan tersebut meluncur
keluar seutas benang putih yang membawa mata kail emas menyambar ke muka.
1027 It lui taysu segera menggetarkan tangan kanannya melepaskan sebuah pukulan ke
depan, langsung menghantam ke atas mata kail emas tersebut....
Nyoo Hong leng menggetarkan kembali pergelangan tangan kanannya, mendadak mata
kail emas itu ditarik kembali.
Tapi begitu ditarik, dia menyerang lagi, sebuah sergapan kilat kembali
dilancarkan. Begitulah seterusnya, sebentar menyerang, sebentar ditarik, hanya dalam waktu
singkat dia melancarkan lima buah serangan.
It lui taysu pun mengikuti permainan kail sakti ini harus berulang kali
melancarkan pukulan-pukulan dahsyatnya.
Menyaksikan kesemuanya itu, sambil tersenyum Kwik Soat kun lantas berkata.
"Nona Nyoo memang sangat cerdik, rupanya dia sedang memancing It lui taysu untuk
mengumbar pukulannya."
Tak selang berapa saat kemudian, Nyoo Hong leng telah melancarkan dua puluhan
jurus serangan, sedangkan It lui taysu pun harus melepaskan dua puluhan jurus pukulan
juga. Mendadak Nyoo Hong leng membuang senjata pancingannya ke atas tanah, lalu
secepat kilat meloloskan pedangnya, diiringi bentakan keras, tubuh dan pedang bersatu
padu langsung menyerang ke tubuh It lui taysu.....
Para jago yang menyaksikan jalannya pertarungan itu tahu bahwa dalam bentrokan
ini menang kalah dan mati hidup kedua belah pihak akan menjadi taruhan, tanpa terasa
mereka semua melengos ke arah lain.
Tapi perasaan ingin tahu yang kuat pun mendorong mereka untuk mengetahui siapa
yang berhasil menangkan pertarungan tersebut. Oleh sebab itu setelah melengos
sekejap, kembali mereka menengok ke tengah arena pertarungan.
Dalam waktu yang amat singkat inilah dalam arena pertarungan telah terjadi
perubahan yang besar sekali. Tampak Nyoo Hong leng dengan pedang terhunus berdiri di sisi tubuh It lui taysu,
sedangkan It lui taysu duduk memejamkan mata, darah mengalir keluar dari depan
dadanya. Nyoo Hong leng sama sekali tidak berpaling untuk menyapa beberapa orang itu,
melainkan berjongkok untuk memeriksa keadaan luka si hwesio, kemudian
menggerayangi tubuhnya. Sambil memungut kembali senjata pancingan saktinya, Pau Heng segera berbisik.
1028 "Apa yang sedang dilakukan nona Nyoo ?"
"Untuk membuktikan sesuatu" sahut Kwik Soat kun, "bila ia berhasil maka
selanjutnya kita dapat bergerak dengan bebas tanpa hambatan apa pun jua."
Mendadak Nyoo Hong leng melompat bangun, tangan kanannya diayunkan berulang kali
menotok tiga buah jalan darah di tubuh It lui taysu, kemudian melepaskan pula
empat buah pukulan diatas badannya, setelah itu tubuhnya terpelanting dan roboh
terjengkang diatas tanah. Menyaksikan kejadian ini, para jago menjerit kaget.
"Nona Nyoo..." Serentak semua orang bergerak maju ke muka.
Kwik Soat kun memayang Nyoo Hong leng bangkit dari atas tanah, lalu memukul
punggungnya dengan sebuah gaplokan keras.
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Nyoo Hong leng segera muntahkan darah kental, setelah itu dia baru berkata.
"Hebat amat tenaga pukulan dari hwesio ini."
"Nona Nyoo, bagaimana dengan keadaan lukamu ?" tanya Seng Cu sian dengan
perasaan kuatir. "Aku tidak mengapa."
Lalu sembari menatap wajah It lui taysu lekat-lekat, katanya lebih jauh dengan
wajah serius. "Moga-moga saja cara dan taktikku tidak salah, kalau keliru maka sulit bagi kita
untuk meninggalkan kota batu ini."
"Mengapa ?" "Setiap orang yang disekap dalam kota batu ini merupakan jago-jago kelas satu
dari dunia persilatan, dengan mengandalkan kekuatan dari kita beberapa orang, rasanya
sulit menerobos keluar dari tempat ini dengan selamat."
"Apakah nona hendak menguasai orang-oran itu serta memanfaatkannya ?"
"Kita harus dapat menguasai orang-orang itu, dengan demikian kita baru
berkekuatan untuk menghadapi orang-orang perguruan tiga malaikat..."
1029 Setelah berpalin dan memandang sekejap ke arah para jago, dia meronta bangun
dari cekalan Kwik Soat kun sembari berkata lagi.
"Cici, gunakan pedang untuk mengancam pada bagian mematikan di punggung It lui
taysu, turuti semua perintahku untuk mencabut nyawanya."
"Harus membunuhnya ?"
"Seandainya mereka tak dapat kita gunakan, terpaksa harus membunuhnya...."
Kwik Soat kun tidak banyak bertanya lagi, dia mengambil sebilah pedang lalu
ditempelkan diatas bagian mematikan dari punggung It lui taysu...
"Bila kuulapkan tanganku nanti, kau harus segera merenggut jiwanya..." pesan Nyoo
Hong leng lagi. Kwik Soat kun manggu-manggut, hawa murninya segera disalurkan keluar untuk
bersiap menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan....
Tampak It lui taysu yang semula memejamkan matanya, pelan-pelan membuka matanya
kembali, sepasang matanya ditujukan ke wajah Nyoo Hong leng dan mengawasinya
lekat-lekat. Waktu itu Nyoo Hong leng menderita luka dalam yang tidak enteng, namun dia tak
sempat untuk beristirahat lagi, sembari mengerahkan semangat dan tenaganya, ia
berkata sambil tersenyum. "Taysu masih kenal dengan aku ?"
"Ya, masih kenal" It lui taysu mengangguk.
"Kau terluka ?"
"Tidak parah luka yang lolap derita."
"Enci kwik, harap mundur" perintah Nyoo Hong leng kemudian.
"Nona Nyoo, kaupun harus beristirahat dulu" kata Seng Cu sian dengan rasa
kuatir. "Waktu yang tersedia untuk kita tidak banyak, tak usah beristirahat lagi."
Pelan-pelan dia mengangkat tangan kanannya, kemudian melanjutkan.
"Locianpwe, tahukah kau benda apakah ini ?"
Sorot mata It lui taysu segera dialihkan ke atas tangan kanan Nyoo Hong leng.
1030 Semula para jago tidak memperhatikan, setelah mendengar pertanyaan dari si nona,
mereka baru ikut mendongakkan kepalanya, namun Nyoo Hong leng telah menurunkan
kembali tangan kanannya. Pelan-pelan It lui taysu bangkit berdiri, kemudian ujarnya.
"Lolap mengerti."
"Bagus sekali, kalau begitu harap taysu suka berjalan dimuka sebagai pembuka
jalan untuk kami." It lui taysu manggut-manggut, dia membalikkan badan dan bergerak maju ke depan.
Nyoo Hong leng segera mempercepat langkahnya dengan mengikuti dibelakang tubuh
It lui taysu. Kwik Soat kun memburu pula ke sisi Nyoo Hong leng, kemudian berbisik lirih.
"Nona Nyoo, sesungguhnya apa yang telah terjadi ?"
Selapis perasaan lelah yang amat tebal menyelimuti wajah Nyoo Hong leng, dia
merangkul pundak Kwik Soat kun dengan tangan kirinya sembari berkata.
"Cici, bimbinglah aku untuk melanjutkan perjalanan."
Kwik Soat kun berpaling, ia saksikan muka nona itu pucat pias tak nampak sedikit
warna darah pun, timbul perasaan kasihan dalam hati kecilnya, dia pun berkata.
"Kau harus ingat kondisi badanmu sendiri. Apabila kau memang tak tahan,
janganlah terlampau dipaksakan."
"Kita harus berhasil menerobos keluar dari kota batu ini terlebih dulu sebelum
beristirahat." Kwik Soat kun segera menggeserkan badannya setengah langkah lebih ke kanan,
kemudian menindihkan sebagian besar kekuatan tubuh Nyoo Hong leng diatas bahu
sendiri, setelah itu baru berkata.
"Sekalipun harus gelisah pun tak perlu gelisah disaat begini, aku lihat tulang
belulang dalam tubuhmu seolah-olah sudah mau copot semua..."
Nyoo Hong leng tersenyum.
"Tak mengapa, bila kau bersedia membimbingku untuk melanjutkan perjalanan, hal
ini sudah lebih dari cukup."
1031 "Berhenti !" suatu bentakkan menggeledek seperti suara guntur membelah bumi
Garuda Mata Satu 2 Pendekar Rajawali Sakti 130 Pemburu Darah Pangeran Perkasa 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama