Ceritasilat Novel Online

Pena Wasiat 8

Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen Bagian 8


yang sebenarnya telah terjadi, pokoknya terhadap dia, aku
menaruh suatu perhatian yang aneh, suatu perasaan yang
tak pernah kualami terhadap perempuan lain........"
"Aduh....... sedari kapan sih, kau si lelaki hidung bangor
telah berubah menjadi ahli cinta romantis."
Ti Thian-hua kembali menghela napas panjang.
"Aaai...... Hui-nio, terus terang saja kukatakan memang
tidak sedikit perempuan yang pernah kujumpai, tapi baru
untuk pertama kali ini aku betul-betul jatuh cinta kepada
seorang gadis." Mendadak terdengar Kiau Hui-nio berseru dengan suara
dingin : "Hey, cepat lepaskan nonamu, aku lihat nyalimu makin
lama semakin bertambah besar."
Waktu itu Ngo-tok-giok-li berada di balik semak belukar
yang amat tebal, pepohonan yang rimba serta dedaunan
yang lebat telah menghalangi pandangannya, ia tak bisa
menyaksikan perbuatan kedua orang itu tapi menangkap
sebicaraan mereka berdua secara jelas, agaknya waktu itu
Ti Thian-hua sedang memegang sesuatu tempat yang
berada di tubuh Kiau Hui-nio.
Terdengar Ti Thian-hua tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh........ haaahhh........... haaahhh....... Hui-nio,
apakah hubunganmu dengan Ouyang Siong telah meningkat
ke taraf yang sungguh-sungguh amat serius...?"
"Lepaskan dulu tanganmu itu, orang lain takut
kepadamu, Ouyang Siong tak bakal jeri kepadamu, jika kau
berani memegangi tubuhku sehingga ketahuan dirinya,
langsung kau bisa diberi kesulitan yang tak sedikit
jumlahnya." Sesungguhnya Ngo-tok-giok-li yang bersembunyi di balik
semak belukar itu berhasrat untuk meracuni kedua orang
itu, tapi setelah mendengar pembicaraan yang berlangsung
antara Ti Thian-hua dengan Kiau Hui-nio itu, tiba-tiba
timbul semacam perasaan aneh yang tak bisa dilukiskan
dengan kata-kata, dalam hati kecilnya dia berpikir.
"Walaupun orang ini jahat, agaknya rasa cintanya
kepadaku amat serius dan bersungguh-sungguh......"
Terbayang bagaimana tubuhnya yang masih suci bersih
telah digerayangi olehnya, bahkan bibirnya yang tak pernah
disentuh lelaki lain telah dicium dengan hangat,
perasaannya semakin bertambah gundah.
Perasaan gadis memang amat sensitif sekali, biasanya
antara benci dan cinta, dendam dan sayang hanya
dibedakan oleh suatu titik yang kecil sekali.
Begitulah perasaan Kiat Hi-hoa pada saat ini, dia sendiri
pun tak bisa membedakan apakah ia sebetulnya membenci
atau mencintai si anak muda itu.
Tapi begitu teringat kembali akan perbuatan Ti Thian-hua
terhadap Kiau Hui-nio, dalam hati kecilnya kembali muncul
suatu perasaan muak dan kesal yang sangat tebal.
Ia mencoba untuk memperhatikan dengan seksama,
dirasakan suara yang ditimbulkan kedua orang itu cukup
ribut sekali, entah apa yang sedang mereka lakukan di balik
semak belukar itu. Pelan-pelan Ngo-tok-giok-li bangkit berdiri, sesudah
menghembuskan napas panjang ia beranjak menuju ke
bangunan rumah batu itu. Ia mulai menyadari bahwa kepandaian melepaskan racun
dari Ngo-tok-bun cukup memiliki kekuatan yang besar
untuk menciutkan hati orang lain, ia pun lantas merasa
bahwa dari pada menolong rekannya secara sembunyisembunyi,
jauh lebih baik mendatanginya secara terangterangan
untuk meminta kembali Gin-kiok.
------------------------ Sementara itu, Cu Siau-hong belum pergi terlalu jauh, ia
sendiri pun menyembunyikan diri di balik semak belukar
sambil mengamati gerak-gerik Ngo-tok-giok-li.
Ia sangat berharap gadis itu mau segera pergi
meninggalkan tempat itu, sebab menurut anggapannya,
asal Ngo-tok-giok-li sudah pergi meninggalkan tempat itu
maka mereka pun tak akan berani mencelakai Gin-kiok.
Dalam dunia persilatan dewasa ini belum ada sesuatu
organisasi pun yang suka mengikat tali permusuhan dengan
perguruan Ngo-tok-bun yang tersohor karena
keganasannya itu. Sebab siapa saja tahu, bila permusuhan sampai terjadi,
mereka akan makan tak enak tidur tak tenang, setiap saat
selalu kuatir dirinya diracuni orang.
Tapi Cu Siau-hong merasa sangat kecewa, ia sudah
menunggu hampir satu jam lamanya, akan tetapi Kiat Hihoa
belum juga menampakkan diri, sadarlah pemuda itu
bahwa dugaannya keliru, Ngo-tok-giok-li terlalu berkeras
kepala, juga terlalu percaya pada kekuatan sendiri, oleh
sebab itu ia telah mendatangi kembali musuh-musuhnya
itu. Dalam keadaan demikian, ia tak bisa menduga
bagaimana akibatnya" Tapi ia tak dapat menunggu lebih
jauh, dia harus berusaha keras untuk menyusup ke dalam
organisasi tersebut, ia tak bisa melepaskan kesempatan
yang begitu baik untuk menjadi muridnya Ouyang Siong
sehingga mempermudah gerak-geriknya untuk melakukan
suatu penyelidikan..... Karena itu setelah mengambil keputusan, pemuda itu
pun berangkat meninggalkan hutan dan balik ke kota Siangyang.
Semua tindak-tanduknya ini dilakukan sangat rahasia
dan berhati-hati, kecuali Ngo-tok-giok-li seorang boleh
dibilang tiada orang kedua yang tahu kalau peristiwa
tersebut mempunyai sangkut pautnya dengan dia.
Setibanya di kota Siang-yang, ia tetap balik kembali ke
rumah penginapannya semula.
Waktu itu malam hari sudah menjelang tiba, saat setiap
rumah sedang memasang lampu.
Sekembalinya ke dalam kamar, Cu Siau-hong duduk
bersemedi sebentar untuk mengembalikan kekuatan
badanya, lalu membaringkan diri ke ranjang untuk
beristirahat. Pemuda ini sangat berhati-hati dalam setiap tindaktanduknya,
setelah yakin kalau perbuatannya tidak
diketahui orang lain, ia pun tidur semalam dengan nyenyak.
Keesokan harinya, Cu Siau-hong mengunci diri di dalam
kamarnya tanpa meninggalkan pintu barang selangkah pun,
bahkan santapannya pun ia perintahkan pelayan untuk
menghantar sampai di kamar.
Ia berusaha keras untuk mengurangi penampilannya di
hadapan umum. Terhadap persoalan yang menyangkut diri Kiat Hi-hoa, ia
telah bertekad untuk cuci tangan dan tidak mencampuri
lagi. Begitulah sehari semalam berikutnya dia lewatkan dalam
keadaan demikian, mengurung diri di dalam kamar dan tak
pernah keluar dari pintu barang selangkah pun.
Malam itu kembali dilewatkan dengan aman, keesokan
harinya, pagi-pagi sekali Cu Siau-hong telah
mempersiapkan diri secara baik-baik.
Ia mengenakan sebuah jubah panjang berwarna biru
yang telah dipersiapkan jauh hari sebelumnya dengan
mengenakan topi berwarna putih yang hampir menutupi
sebagian besar wajahnya, kemudian berangkatlah pemuda
itu menuju ke jalan raya sebelah selatan langsung ke Liongsiangpu-ceng. Usianya belum besar pengalamannya dalam dunia
persilatan juga tidak terlalu matang, tapi begitu turun ke
dunia persilatan secara beruntun telah menjumpai beberapa
orang tokoh aneh dan pelbagai pengalaman yang aneh
pula. Kesemuanya itu sangat bermanfaat dan membantu bagi
penambahan pengalamannya membuat pemuda itu belajar
berpikir mempertimbangkan dan menganalisa setiap
masalah sebelum melakukannya.
Apalagi dia dasarnya memang cerdik dan berbakat
bagus, ditambah pula pengetahuannya yang cukup luas hal
mana membuat semua keputusannya betul-betul luar biasa
sekali. Ketika fajar baru saja menyingsing, pintu gerbang Liongsiangpu-ceng masih tertutup rapat-rapat.
Ia tidak mengetuk pintu tapi berjalan mengitari sekeliling
Liong-siang-pu-ceng tersebut.
Cukup dilihat dari bentuk luar bangunan yang disebut
Liong-siang-pu-ceng ini dapat diduga bahwa toko kain
tersebut benar-benar adalah sebuah toko yang besar sekali.
Kedua belah sisinya dibatasi oleh jalan raya dengan satu
bagian bersambungan dengan bangunan lain sedang bagian
yang lain berhadapan dengan sebuah lorong kecil.
Diam-diam Cu Siau-hong menganalisa letak bangunan
tersebut, ia beranggapan bahwa gedung besar ini adalah
sebuah gedung dengan tiga bagian yang terbuka lebar.
Setelah mengamati sekeliling bangunan tersebut, Cu
Siau-hong berjalan kembali ke depan pintu gerbang toko
kain Liong-siang-pu-ceng tersebut.
Waktu itulah pintu gerbang telah dibuka lebar, seorang
lelaki setengah umur berbaju biru yang berdandan sebagai
pelayan toko muncul dari balik gedung.
Belum sempat orang itu menegur, Cu Siau-hong telah
maju menjura sambil menyapa,
"Toako, terimalah salam hormatku."
Manusia berbaju biru kelihatan agak tertegun, kemudian
katanya : "Kau adalah......."
"Aku si pengemis kecil bernama Lim Giok, ingin berjumpa
dengan Ouyang-cianpwe."
Orang berbaju biru itu segera mendengus dingin.
"Hmm! Majikan kami she Phoa, di tempat ini tak ada
pelayan yang berasal dari marga Ouyang."
"Aku si pengemis kecil datang dari Kay-pang ada urusan
penting yang hendak dilaporkan........"
Orang berbaju biru itu menggelengkan kepalanya
melarang Cu Siau-hong berbicara lebih jauh, kemudian
bisiknya : "Adakah seseorang yang menguntil kedatanganmu?"
"Tidak ada yang menguntil, kedatangan aku si pengemis
kecil sudah diutarakan secara cermat dan rahasia."
Orang berbaju biru itu mengamati sekejap sekeliling
tempat itu, kemudian serunya :
"Cepat masuk!" Cu Siau-hong mengiakan, dengan cepat dia menyelinap
masuk ke dalam gedung besar itu.
Orang berbaju biru itu berdiri di luar pintu setengah
harian lamanya, kemudian baru membalikkan badan dan
ikut masuk ke dalam rumah.
Waktu itu Cu Siau-hong telah menunggu di balik pintu
gerbang. Setelah menutup pintu depan, orang berbaju biru itu
baru bertanya : "Kau ingin berjumpa dengan Ouyang-cianpwe?"
"Benar! Aku dengan dia orang tua sudah mengadakan
janji sebelumnya." Orang berbaju biru itu segera manggut-manggut.
"Baiklah! Kalau begitu ikutilah aku masuk ke dalam!"
Cu Siau-hong diajak masuk ke dalam sebuah gedung
yang terletak pada lapisan yang ketiga, di tengah sebuah
kebun kecil berdiri dua orang manusia.
Kedua orang itu bukan lain adalah Ouyang Siong yang
berjubah hijau berjenggot panjang serta Kiau Hui-nio yang
genit. Kedua orang itu berdiri di tengah kebun, sepintas lalu
seakan-akan lagi menikmati keindahan bunga, padahal
mereka sedang berbicara dengan suara lirih.
Baru saja orang berbaju biru itu mengajak Cu Siau-hong
melangkah masuk dari pintu halaman, Ouyang Siong dan
Kiau Hui-nio telah memalingkan kepalanya ke arah mereka.
"Menjumpai tuan majikan!" orang berbaju biru itu segera
menjura. Kiranya Ouyang Siong adalah majikan dari toko kain
Liong-siang-pu-ceng tersebut.
Setelah mengamati Cu Siau-hong sekejap, Ouyang Siong
mengulapkan tangannya seraya berkata kepada orang
berbaju biru itu : "Periksa keadaan di luar, lihatlah adakah seseorang yang
menguntil sampai di sini, kalian harus berjaga-jaga dengan
waspada dan berhati-hati, bila menjumpai seseorang yang
mencurigakan, segera datang kemari memberi laporan
kepadaku........." Orang berbaju biru itu segera membungkukkan badan
memberi hormat, kemudian mengundurkan diri dari situ.
Sedang Cu Siau-hong sendiri langsung maju beberapa
langkah ke depan dan jatuhkan diri berlutut :
"Ouyang Siong tidak menegah perbuatannya itu, juga
tidak berkata apa-apa, menanti pemuda itu sudah selesai
menjalankan penghormatannya, ia baru berkata :
"Bangunlah kau!"
Cu Siau-hong segera mengiakan sambil bangkit berdiri,
lalu menyingkir ke samping dengan tangan diluruskan ke
bawah. Dengan sepasang mata yang tajam Kiau Hui-nio
mengawasi wajah Cu Siau-hong dari atas sampai ke bawah,
seakan-akan dari atas wajahnya itu dia ingin mencari
sesuatu. Tapi Cu Siau-hong hanya berdiri dengan tenang dan
kepala tertunduk, karena dua orang itu tidak buka suara,
maka dia pun tidak mengucapkan apa-apa.......
Seperminuman teh sudah lewat, tapi suasana masih
tetap hening sepi dan tak terdengar suara apa pun.
Keadaan semacam ini benar-benar merupakan sebuah
ujian yang sangat berat, tiada suara bentakan tiada juga
kilatan senjata, tapi di balik keheningan yang mencekam
justru terlintas hawa nafsu membunuh yang amat tebal dan
mengerikan. Sepasang mata Cu Siau-hong selalu tertuju ke ujung


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kakinya, tak pernah ia mendongakkan kepalanya.
Padahal hawa murninya telah dihimpun ke dalam seluruh
badannya guna bersiap-siap menghadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan, bila mana Ouyang
Siong atau Kiau Hui-nio melakukan suatu tindakan yang
mencurigakan, maka dia akan segera melancarkan
serangan balasan. Sekalipun begitu, pemuda itu bersikap amat tenang,
sedemikian tenangnya sehingga Ouyang Siong maupun Kiau
Hui-nio yang amat berpengalaman pun tidak berhasil
menjumpai sesuatu yang mencurigakan.
Akhirnya Ouyang Siong mendehem pelan memecahkan
keheningan yang mencekam, tegurnya,
"Lim Giok, mengapa kau tidak berbicara?"
"Boanpwe menyesal sekali."
"Kenapa?" "Mungkin Boanpwe sudah tak bisa bercokol lagi di dalam
tubuh Kay-pang...." "Apakah Tan Tiang-kim sudah mulai mencurigai gerakgerikmu?"
"Apakah Tan-tianglo sudah menaruh curiga kepadaku
atau tidak, sampai kini Boanpwe masih belum tahu, tapi
yang jelas Yu Lip itu si Toucu dari kantor Siang-yang sudah
mencurigai gerak-gerikku."
"Yu Lip" Bagaimana mungkin dia bisa....."
"Dia menitahkan diriku untuk melaksanakan suatu
tugas," tutur Cu Siau-hong, "tapi aku tidak
melaksanakannya secara baik, rupanya hal ini diketahui
anggota Kay-pang lainnya dan segera melaporkan kejadian
ini kepadanya." "Tugas apa yang ia perintahkan untuk kau laksanakan?"
tanya Kiau Hui-nio tiba-tiba.
"Mengawasi gerak-gerik Ngo-tok-giok-li."
"Oooh..... jadi kau telah kehilangan jejak Ngo-tok-giokli?"
"Bukan kehilangan jejak melainkan aku telah menunda
waktu pengejarannya."
"Jelaskan lebih terperinci!" perintah Ouyang Siong.
"Baik! Yu-toucu memerintahkan diriku untuk menguntil
Ngo-tok-giok-li, tapi aku pergi membeli pakaian lebih dulu,
ketika balik kembali ternyata sudah terlambat, Ngo-tokgiokli sudah meninggalkan loteng Wong-kang-lo dan entah
ke mana perginya, yang lebih celaka lagi ketika aku sedang
membeli pakaian ini telah ketahuan anggota Kay-pang
lainnya." "Oooh?" "Itulah sebabnya ketika Yu-toucu bertanya kepadaku,
mula-mula aku berhasil mengelabuinya dengan kata-kata
yang bohong, siapa tahu kebohonganku berhasil dibongkar
tengah hari kemarin, oleh sebab itulah pagi-pagi sekali
Boanpwe sudah berangkat kemari."
"Bila kau mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri,
kenapa semalam tidak langsung kemari?" sela Ouyang
Siong. "Hari ini adalah hari ketiga, meskipun Tecu amat gelisah
namun tidak berani bertindak secara gegabah."
Ouyang Siong lantas manggut-manggut.
"Bagus sekali, bagus sekali! Sekarang, apa rencanamu
selanjutnya?" "Jika Locianpwe hendak membatalkan janji yang dulu,
terpaksa Tecu harus berkelana dalam dunia persilatan dan
menyelamatkan diri ke ujung dunia sana."
"Anggota Kay-pang tak terhitung jumlahnya, ketajaman
mata dan pendengaran mereka luar biasa, mampukah kau
meloloskan diri dari pengejaran mereka?"
"Tecu tidak rela untuk menyerahkan diri dengan begitu
saja, yaa apa boleh buat lagi terpaksa aku harus pergi
beradu nasib." Mendengar itu Ouyang Siong segera tertawa terbahakbahak.
"Haaahhh....... haaahhh....... haaahhh........ bangunbangun,
kau telah melakukan penghormatan besar dengan
mengangkat diriku sebagai gurumu, mulai detik ini aku
sudah terhitung murid perguruanku."
Sambil tertawa Cu Siau-hong segera bangkit berdiri,
katanya : "Terima kasih banyak atas kesediaan Locianpwe untuk
menerima diriku sebagai murid."
Ouyang Siong berpaling dan memandang sekejap ke
arah Kiau Hui-nio, kemudian katanya :
"Dia adalah nona Kiau, cepat memberi hormat
kepadanya!" Setelah memanggil Ouyang Siong dengan sebutan
"Suhu", Cu Siau-hong merasakan hatinya amat murung tak
sedap, ia kuatir sekali kalau Ouyang Siong menyuruh dia
memanggil Sunio kepada perempuan itu, maka legalah
hatinya setelah orang itu menyebutnya sebagai nona Kiau.
Cepat-cepat ia memberi hormat sambil menyapa :
"Menjumpai Kiau-cianpwe!"
"Tak usah banyak adat, mundur ke pinggir sana!" seru
Kiau Hui-nio sambil mengulapkan tangannya.
Cu Siau-hong segera mengiakan dan mengundurkan diri
ke samping. Kiau Hui-nio segera berpaling ke arah Ouyang Siong dan
menegur dengan suara dingin.
PENA WASIAT Jilid 14 "BARUSAN kau suruh Lim Giok menyebut apa
kepadaku?" Ouyang Siong tersenyum. "Hui-nio!" katanya, kau ingin dia memanggil apa
kepadamu?" "Kecuali Lo nio tak pernah kau jemput pulang dengan
menggunakan tandu besar, hubungan diantara kita berdua
sudah tiada rahasia apa-apa lagi, kenapa kau tidak suruh
dia memanggilku dengan sebutan sunio?" seru Kiau Hui nio
penasaran. Mendengar itu, Ouyang Siong segera tertawa terbahakbehak.
. "Haaaahh.... Haaahhh..... haaahhh Kiau Hui nio, apa sih
artinya suatu sebutan bagimu"
"Hmmm! Aku sih memang tak ambil perduli cuma aku
merasa tak ada salahnya juga kalau suruh dia menyebut
sunio kepadaku!" "Persoalan ini lebih baik kita bicarakan lagi di kemudian
hari, bagaimanapun juga Lim Giok toh tak akan pergi dalam
waktu singkat, di kemudian hari jika kau ingin dia menyebut
apa kepadamu, rasanya hal ini juga bukan sesuatu yang
terlalu sulit" "Kenapa" Dikemudian hari apakah kau akan menahannya
untuk selalu mendampingimu?"
"Apakah lantaran wajahnya terlalu cakep, ma-ka kau
merasa agak kuatir?"
"Hey, apa maksudmu berkata demikian?" tegur Kiau Hui
nio dengan mata molotot. Ouyang Siong segera tersenyum:
"Kiau Hui nio, kita tak usah membicarakan soal ini lagi,
Oya aku ingin tahu saat ini Ngo tok giok li ada dimana?"
Setelah persoalan dialihkan ke masalah yang lain Kiau
Hui nio pun segera tersenyum, sahutnya:
"Dia masih saling bertahan dengan Ti Thian hua,
meskipun Ti Thian hua berhasil menotok jalan darahnya,
namun gadis itupun telah melepaskan racun jahat ke dalam
tubuh Ti Thian hua" "Sekarang, apakah mereka masih berada di dalam rumah
kecil dibawah bukit?"
Kiau Hui nio manggut-manggut. .
"Selama bergaul dengan Ti Thian hua beberapa hari ini,
berhasilkah kau menggorek beberapa keterangan dari
mulutnya?" kembali Ouyang Siong bertanya:
"Ti Thian hua si bocah muda itu sungguh hebat sekali, ia
pandai sekali menutup mulut
sampai sekarang aku masih belum berhasil untuk
mengorek keterangan apa-apa darinya"
Ouyang Siong segera tertawa,kembali dia berkata:
"Hui nio, dengan pengalamanmu yang cukup matang
dalam dunia persilatan, apalagi kepandaianmu untuk
berbicara, masakah tiada kabar berita apa-spa yang
berhasil kau dapatkan"`
"Ketahuilah, Ti Thian hua si bocah muda itu bukan
seseorang yang gampang dihadapi, cuma kalau Ngo tok
giok li tidak memunahkan pengaruh racun yang mengeram
didalam tubuhnya, lewat tengah hari nanti selembar
jiwanya pasti akan melayang"
"Jika dia mampus, urusannya pasti akan hertambah
terang" kata Ouyang Siong sam-bil tertawa.
"Akupun berpendapat demikian"
"Baiklah! Sebelum tengah hari nanti, aku ingin
berkunjung ke rumah batu itu . "
Sorot matanya lantas dialihkan ke wajah Cu Siau hong,
sambungnya: 'Lim Giok, apakah kau mempunyai suatu akal agar
orang-orang Kay pang tidak mengenali raut wajahmu lagi?"
"Setiap anggota Kaypang semuanya pernah belajar ilmu
merias muka, cuma tecu tak berani menjamin apakah
penyaruan tecu berhasil mengelabuhi ketajaman mata
orang--orang Kaypang atau tidak'
Kalau begitu, cobalah untuk menyaru!"
Cu Siau hong mengiakan, dia lantas putar badan dan
mengundurkan diri dari situ.
Tak lama kemudian si anak muda itu telah muncul
kembali dihadapan mereka berdua.
Meskipun wajahnya telah dirubah sedikit namun tidak
terlalu banyak perubahannya.
"Aaah ...tidak bisa, tidak bisa penyaruanmu itu kurang
sempurna . ."kata Kiau Hui nio sambil menggelengkan
kepalanya . Cu Siau hong segera berpikir.
"Kiau Hui nio agaknya paling susah dihadapi, aku tak
usah menyakiti dirinya ...."
Berpikir sampai disitu Cu Siau hong segera menjura
seraya berkata: "Mohon locianpwe suka memberi petunjuk"
Sambil tertawa Ouyang Siong berkata pula:
"Kiau locianpwe adalah seorang ahli dalam ilmu merias
wajah, bila ia bersedia memberi petunjuk kepadamu
tanggung banyak manfaat yang bakal kau raih dirinya"
"Hayo jalan! Aku akan meriaskan wajahmu" seru
perempuan itu. Kepandaiannya merias-muka betul-betul luar biasa
sekali, setelah meriaskan wajah sang pemuda diapun
memanggil tukang jahit untuk buatkan delapan stel pakaian
baru untuk Cu Siau hong dan menitahkan mereka untuk
kerja lembur. Ketika selesai menyaru dan bercermin, mau tak mau Cu
Siau hong harus mengagumi juga kelihayan Kiau Hui nio
didalam merias muka walaupun cuma beberapa olesan saja,
tapi seluruh bentuk wajah pemuda itu telah mengalami
banyak perubahan. Setelah memperhatikan sekejap ke kiri dan ke kanan,
Kiau Hui nio melirik sekejap ke arah Ouyang Siong,
kemudian katanya sambil tertawa:
"Besok, jika ia telah berganti dengan pakaian baru,
tanggung sekalipun dia berjalan disisi Yu Lip belum tentu
orang itu bisa mengenali dirinya kembali"
"Kepandaian Kiau cianpwe sungguh amat lihay" puji Cu
Siau hong. -ooo0ooo- BAGIAN 14 NAK! tukas Kiau Hui nio. dapatkah kau memanggilku
dengan sebutan sunio" Aku dengan gurumu..... '
"Hui-nio!" cepat-cepat Ouyang Siong memotong, ingatlah
saat ini adalah saat apa, bila persoalan tersebut
dibicarakan, mungkin Giok-ji malah akan kau buat menjadi
kebingungan" Dari pembicaraan tersebut dapat terlihat betapa
sayangnya orang ini terhadap Cu Siau-hong, ini
menandakan pula bahwa dia merasa sangat gembira karena
bisa menerima seorang murid seperti itu.
Jilid 15 "Oooh..... rupanya kau ada maksud untuk mencegah ia
memanggil diriku sebagai sunio yaa"'
'Urusan kita lebih baik jangan diberitahukan kepadanya,
janganlah membuat bocah itu tertawa geli setelah
mendengarnya......" Sorot matanya lantas dialihkan ke wajah Cu Siau hong,
kemudian melanjutkan: "Kau tetap tinggal disini sambil berjaga-jaga, bila tiada
urusan penting jangan sekali-kali pergi meninggalkan
gedung ini" Sambil menjura Cu Siau hong segera mengiakan.
Sedang Ouyang.Siong segera menarik tangan Kiau Hui
nio dan diajak berlalu dengan langkah lebar.
Memandang bayangan punggung kedua orang itu, diamdiam
Cu Siau hong berpikir. "Sepintas lalu kedua orang ini tampak rukun dan sayang
menyayangi padahal dalam hati kecilnya saling
bertentangan, entah apa yang sedang diriburkan mereka
berdua" Seolah-olah mereka seperti lagi berusaha untuk
mendapatkan sesuatu?"
Tiba-tiba saja Cia Siau hong mendapat suatu perasaan
yang aneh, ia merasa pertentangan diantara kedua orang
itu seakan-akan mempunyai sesuatu maksud yang sangat
mendalam. bila diperhatikan lebih seksama lagi tdak sulit
rasanya untuk menemukannya.
Berpikir hal ini, dia terbayang kembali diri Ngo tok giok li,
akhirnya gadis itu terjatuh kembali ketangan Ti Thian hua.
Sayang keterangan dari Kiau Hui nio kurang begitu jelas,
ia tidak berhasil meraba apa gerangan yang sebenarnya
telah terjadi. Hari itu seharian penuh Ouyang Siong dan Kiau Hui nio
pergi meninggalkkan rumah, sampai malam sekali mereka


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baru pulang. Cu Siau hong mendapat pelayanan yang cukup
memuaskan, seorang dayang bertugas menghantar
hidangan yang lezat baginya, sayang tidak disediakan arak.
Untung saja Cu Siau hong tidak begitu gemar minum
arak. Agaknya dayang itu bersikap amat berhati-hati terhadap
Cu Siau hong, ini menyebabkan si anak muda itu semakin
mempertingkat kewaspadaannya.
Begitu pulang ke rumah, Ouyang Siong segera
memanggil Cu Siau hong untuk menghadap, kemudian
katanya: 'Lim Gtok, mulai malam imi, aku akan mewariskan ilmu
silatku kepadamu .!"
"Terima kasih suhu!" buru-buru Cu Siau- hong memberi
hormat. Setelah merendahkan suaranya, pelan-pelan Ouyang
Siong berkata lagi: 'Giok ji, kau musti tahu, selama banyak tahun tak sedikit
orang yang ingin menjadi muridku, tapi aku selalu tidak
menyanggupi permintaan mereka, tahukah kau apa
sebabnya?" "Tecu tidak tahu"
'Pertama karena bakat baik susah didapat, aku selalu
belum menemukan seseorang yang cocok untuk menjadi
ahli waris bagi kepandaian silatku ini.."
"Tecu merasa beruntung sekali bisa mendapat perhatian
dari suhu" buru-buru Cu Siau hong berkata lagi dengan
hormat. Ouyang Siong tertawa. "Sayang sekali keadaan yang kau hadapi sekarang
kurang begitu tenang dan tentram, disamping berlatih silat
kau harus menghadapi pula banyak kesulitan"
Cu Sian hong pura-pura berlagak tidak mengerti
katanya: "Kesulitan" Apakah soal pihak Kay pang yang mengejar
diriku?" ''Itu sih terhitung salah satu kesulitan diantaranya, tapi
yang paling sulit untuk dihadapi sesungguhnya adalah Ti
Thian hua" Cu Siau hong semakin berlagak tidak paham, katanya
keheranan: "Bukankah dia adalah sahabat suhu?"
"Diluarnya dia memang bersikap demikian, padahal
sesungguhnya dihati kecil orang itu, tak pernah
menganggap diriku sebagai teman....."
Memutar kemudi menurut arah angin, Cu Siau hong
segera mendengus dingin, ujarnya cepat:
"Suhu mempunyai nama serta kedudukan yang sangat
terhormat dalam dunia persilatan, Ti Thi-an hua itu manusia
apa" Memangnya ia sudah makan nyali harimau sehingga
berani mencari gara-gara dengan suhu" "Hmm! Betul tecu
tak becus tapi aku bersedia untuk bertarung melawannya"
"Sst..Giok-ji, jangan emosi dulu" buru-buru Ouyang
Siong berbisik mencegah sambil berbisik, "ilmu silat yang
dimiliki Ti Thian hua tidak terhitung lemah, sekarang kau
masih belum dapat merobohkannya......."
"Bagaimana dengan suhu sendiri?" sambung Cu Siau
hong dengan cepat. "Tentu saja suhu masih dapat merobohkannya"
"Baik" Tecu pasti akan berlatih ilmu dengan tekun,
semoga saja dalam setahun mendatang tecu sudah berhasil
mengalahkanya" Mendengar perkataan itu Ouyang Siong, segera
tersenyum. "Anak. Giok!" katanya, "kau memiliki ketekunan yang
luar biasa, juga memiliki bakat yang bagus, jika mau belajar
secara bersungguh-sungguh, aku pikir didalam tiga sampai
lima bulan mendatang, kau pasti bisa mengalahkannya"
"Oya. . " ' "Padahal bukan suatu pekerjaan yang sukar untuk
menghadapi Ti Thian hua, ilmu silat bocah itu lumayan,
akalnya juga licik, cuma ia masih belum bisa meloloskan
dari cengkeramanku, persoalan sekarang adalah kekuatan
yang menunjang dibelakang punggungnya"
"Bagaimana dengan kekuatan dibelakang punggungnya"
Ouyang Siong tidak langsung menjawab, melainkan
dengan sepasang matanya yang tajam bagaikan sembilu
mengawasi wajah Cu Siau hong tanpa berkedip.
Cu Siau-hong berdiri tenang ditempat, wajahnya amat
serius tapi kalem, sama sekali tidak nampak gentar.
Lama sekali, Ouyang Siong baru pelan-pelan berkata:
"Lim Giok, kau tahu tentang peraturan dalam tubuh Kaypang?"
"Setia kepada perguruan dan menegakkan keadilan bagi
umat manusia!" "Maka dari itu, anak murid Kay-pang jarang ada yang
menghianati perkumpulannya"
"Apa yang pernah diucapkan Tan tianglo memang betul,
jika anak murid Kay pang berhianat maka tiada tempat
untuk bercokol lagi baginya didunia ini, jika suhupun
menaruh rasa curiga kepada tecu, biarlah sekarang juga
tecu mohon diri' "Kau hendak kemana?"'
Cu Siap hong segera menggelengkan kepalanya berulang
kali. "Entahlah, saat ini aku hanya meninggalkan Kay pang
dan belum melakukan suatu penghianatan, aku pikir
mereka pun belum tentu bertekad hendak menghabisi
nyawaku" Ouyang Siong segera manggut-manggut.
"Lim Giok, kau sudah jadi anak muridku!' katanya.
' Tecu mengerti" "Bila raja memerintahkan menterinya mati, jika menteri
itu tidak mati maka itu merupakan sesuatu yang tidak setia.
bagaimana pula dengan perintah guru terhadap muridnya
... ." "Silahkan suhu menurunkan perintah, bila tecu dapat
melaksanakannya, pasti tak akan kutolak"
"Pergilah untuk membawa pulang dua buah batok kepala
manusia, entah apapun kedudukan mereka pokoknya dia
adalah murid Kay pang, hal ini sudah lebih dari cukup!"
"Soal ini tidak sulit untuk kulaksanakan, selain itu juga
dapat memperlihatkan kesetiaan tecu kepada suhu, cuma
sebelum tecu melaksanakan tugas ini, suhu musti
mempersiapkan dahulu suatu hal"
"Mempersiapkan apa" '
"Meninggalkan kota Siang yang, setelah dua orang
anggota Kay pang terbunuh, sulit bagi kita untuk
menghilangkan jejak, pihak Kay pang pasti akan
mengerahkan se-genap kekuatannya untuk melakukan
pencarian'' "Lantas menurut pendapatmu?"
"Tecu hanya bisa mengemukakan suatu pendapat yang
bodoh saja, silahkan suhu yang memutuskan"
Ouyang Siong termenung sejenak, kemudi-an ia
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh....haaahhh.. haaahhh.... hayo jalan, kita
menuju ke halaman tengah"
Untuk sesaat Cu Siau hong belum dapat meraba maksud
hati lawan. tapi iapun tidak banyak bertanya lagi, dengan
mengikuti -dibelakang Ouyang Siong ia menuju ke halaman
tengah. Ternyata Ouyang siong mulai menurunkan pelajaran silat
kepadanya, cuma yang diajarkan hanya satu jurus.
Jurus itu merupakan suatu jurus serangan yang penuh
dengan pelbagai perubahan, sekalipun hanya satu jurus
belaka tapi membutuhkan waktu hampir satu jam lebih
untuk menerangkannya. Padahal Cu Siau hong telah manguasahinya sedari tadi,
cuma ia tak berani terlalu memperlihatkan kepintarannya
itu. maka sesudah mengulur waktu hampir satu jam
lamanya dia baru berlagak seakan-akan baru saja
memahaminya. Diluar dugaan ternyata keberhasilan itu memperoleh
pujian dari Ouyang Siong, dianggapnya sebagai manusia
yang amar berbakat sebab tidak terlalu banyak manusia di
dunia ini yang bisa memahami perubahan jurus serangan
itu hanya didalam satu jam sa-ja kecuali dasar ilmu silat
yang dimiliki orang itu sudah mencapai tingkatan yang luar
biasa. Ia tidak menerangkan apa nama jurus serangan itu dan
bagaimana cara penggunaannya, sedangkan Cu Siau hong
juga tidak ba-nyak bertanya. meski demikian ia cukup
mengerti bahwa jurus serangan tersebut tak lain adalah
jurus pertama dari Siu hun-jit-cisu yang paling diandalkan
Ouyang Siong dalam dunia persilatan.
Sekalipun begitu, Cu Siau hong tidak mengutarakannya
keluar Ouyang Siong amat puas dengan keberhasilan Cu Siau
hong, sambil manggut-manggut katanya.
"Lim Giok, kau memiliki kecerdasan yang luar biasa
dalam menganalisa persoalan, tak disangka kaupun
memiliki bakat yang luar biasa dalam mempelajari ilmu
silat, dengan kemampuan semacam ini bila harus terbenam
dalam kantor cabang Kaypang di kota Siang-yang dalam
jangka waktu yang lama, sesungguhnya hal ini terlalu
disayangkan" "Tecu bisa mendapat kasih sayang suhu, hal ini sungguh
membuat tecu merasa berterima kasih" . ..
Tiba-tiba paras muka Ouyang Siong berubah menjadi
amat serius, katanya lagi:
"Baik-baiklah melatih diri sendiri! Akan kulihat sampai
kapan jurus pertama ini berhasil kau kuasahi dengan
sempurna, saat itulah baru bisa kutetapkan untuk
mewariskan jurus yang kedua"
"Tecu terima perintah!"
Ketika Ouyang Siong kembali ke dalam kamarnya,
seorang diri Cu Siau hong kembali ke kebun dan melatihnya
sekali lagi. Cuma kali ini dia melatih dengan sesungguhnya tak
heran kalau permainan itu bisa dilakukan jauh lebih indah
dan mengagumkan. Waktu berlalu dengan cepatnya, dalam sekejap mata tiga
hari sudah lewat tanpa terasa.
Didalam tiga hari ini Cu Siau hong telah mendapat
pelajaran jurus kedua. Terhadap kemajuan yang terlalu cepat ini Ou-yang Song
merasa terkejut bercampur heran, tapi pengawasan yang
dilakukan terhadap pemuda itupun semakin diperketat.
Diam-diam Cu Siau hong mengeluh dihati dan
membuatnya mempertinggi kewaspadaannya, bila
terlampau cepat ia menguasahi kepandaian yang diajarkan
kepadanya, mungkin hal ini akan semakin memancing
kecurigaan Ouyang Siong terhadap dirinya.
Diapun cukup mengerti, Ouyang Siong maupun Kiau Hui
nio adalah rase-rase yang sudah lama melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan, salah sedikit saja dalam
setiap tindakan, bisa jadi rahasianya akan ketahuan lawan.
Maka sejak itu bukan saja ia berusaha keras untuk
menutupi keberhasilannya dalam ilmu silat diapun berusaha
keras mengendalikan kegelisahan dalam hatinya.
Ia bertekad untuk mulai berusaha menghindari segalaa
kesempatan yang bisa menimbulkan kecurigaan orang
terhadap dirinya. Tiga hari kembali sudah lewat, sebagaimana masa-masa
lalu, toko kain Liong siang pu ceng tetap tenang seperti
sedia kala, Ouyang Siong juga jarang keluar rumah, adalah
Kiau Hui nio yang seringkali pergi meninggalkan gedung itu.
Hari kelima ketika sedang bersantap malam, tiba-tiba
tampak Kiau Hui nio pulang dengan langkah tergopohgopoh,
wajahnya kelihatan sangat tegang ........
Waktu itu Ouyang Siong sedang duduk diruang tengah
sambil memberi petunjuk ilmu silat kepada Cu Siau hong.
kini Cu Siau hong telah menguasahi tiga jurus serangan.
Begitu menyaksikan paras muka Kiau Hui nio, Ouyang
Siong segera menyadari kalau urusan agak gawat, buruKANG
ZUSI http://kangzusi.com/
buru dia melompat bangun sambil katanya:
"Hui nio, apa gerangan yang telah terjadi?"
Dengan wajah serius Kiau Hui nio menghembuskan
napas panjang, kemudian berkata:
"Beberapa hari belakangan ini, dikota Siang yang telah
terjadi suatu peristiwa besar, ketua Kay pang dan kaucu
Pay kau telah berdatangan semua kekota ini, konon kedua
tokoh persilatan yang memiliki perkumpulan paling besar ini
telah datang dengan membawa, sejumlah anak buahnya
yang paling kosen dan lihay, agaknya mereka telah bertekad
untuk menyelidiki peristiwa berdarah yang menimpa
perguruan Bu khek-bun. Cu Siau hong menundukkan kepalanya rendah-rendah,
kemudian diam-diam bergeraklak dari situ dan keluar dari
ruangan. "Berhenti!" Ouyang Siong segera membentak keras,
"mau kemana kau ....."'
"Suhu berdua sedang membicarakan masalah besar yang
menyangkut dunia persilatan, tecu merasa tidak pantas
untuk ikut menguping disini ....." "Kau harus ikut
mendengarkan, sebab masalah besar dalam dunia
persilatan ini mempengaruhi setiap umat persilatan yang
berada dalam dunia ini ' 'Tecu turut perintah!"
Pelan-pelan dia berjalan kembali ketempat semula.
"Giok ji" kembali Ouyang Siong berkata "kau berasal dari
Kay pang, tentunya kau memahami urusan Kay pang lebib
baik dari siapapun, aku masih ingin mendengarkan
pendapatmu tentang persoalan ini"
"Asal tecu tahu pasti akan tecu katakan!" cepat-cepat Cu
Siau hong menjawab. Ouyang Siong berpaling dan memandang sekejap kearah
Kiau Hui nio, kemudian katanya:


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Teruskan lebib jauh. Pay kau dan Kay pang telah
melakukan gerakan apa saja, bagaimana pula sikap Ti Thian
hua terhadap persoalan tersebut..'
"Gerakan apakah yang telah dilakukan pihak Kay pang
dan Pay kau, hingga saat ini masih belum begitu tahu jawab
Kiau Hui nio, "tapi bila dilihat dari jumlah anggota yang
mereka bawa beserta kehadiran pemimpin kedua partai
tersebut dapat diketahui bahwa operasi yang bakal mereka
lakukan kali ini tentu mempunyai kekuatan yang luar biasa,
aku percaya suatu ketika mereka pasti dapat menyelidiki
duduk persoalan yang sesungguhnya.
"Bagaimana dengan Ti Thian hua" Apa yang dia
ucapkan?" "Ia masih saling mempertahankan diri bersama Ngo tok
giok li. rupanya kedua belah pihak sama-sama tak mau
mengalah, hingga kini ia masih belum mengetahui peristiwa
ini" ''Mereka berdua masih belum mampus"'
"Yaa, Ngo tok giok li telah memberi obat penawar
kepadanya untuk memperpanjang daya kerja racun
tersebut didalam tubuhnya sehingga ia masih bisa
mempertahankan hidupnya, sedangkan dia sendiripun
belum mencelakai jiwa Ngo tok giok li, kedua belah
pihakpun saling bertahan hingga kini"
"Cara apakah yang telah dipergunakan Ti Thian hua
untuk melukai Ngo tok giok li"
"Konon semacam ilmu menutup aliran jaltan darah,
setiap empat jam, Ti Thian hua harus menggantikan dua
buah jalan darah Ngo tok giok li yang tertotok dengan dua
buah jalan darah lainnya"
"Hong-hiat jiau hoat (ilmu menutup aliran jalan darah)?"
"Benar.. itulah semacam ilmu khusus yang sangat lihay,
andaikata lewat empat jam maka luka diatas jalan darah
yang tertotok itu akan mulai bekerja, akibatnya delapan
jam kemudian korban akan muntah darah sampai mati''
"Maka dari itu, kedua belah pihak saling ber-tahan terus,
siapapun tak mau mengaku kalah dan siapapun tidak takut
menghadapi kematian"
"Kenyataanya memang demikian"
"Maka kau harus mencari akal untuk memberitahukan
persoalan ini kepada Ti Thian hua, dan coas dengarkan
bagaimana pendapatnya, aai ... ....! Andaikata kita masih
belum beradu muka dengan Tan Tiang kim, Hay yok wong
serta Pek Bwe sekalian, persoalan ini benar-benar akan
diluar sangkaan siapapun, paling tidak kita masih bisa
mengulur waktu sekian lama, sayang kita terlalu gegabah
sehingga berani menampilkan diri, bahkan telah mengakui
pula persoalan itu ......"
Itulah sebabnya masalah yang sedang kita hadapi
sekarang sudah mencapai tingkatan yang sangat gawat kau
musti buru-buru mencari akal baik untuk
menanggulanginya" sambung Kiau Hui nio.
Pada saat itulah tampak seorang pelayan masuk dengan
langkah tergopoh-gopoh, kemudian berkata: "Diluar sana
telah datang dua orang pengemis, mereka bersikeras
hendak menjumpai nona Kiau"
Mendengar ucapan tersebut paras muka Kiau Hui nio
segera berubah hebat, tukasnya:
"Orang orang Kay pang....'
"Bagaimana jawaban kalian" ' sela Ouyang Siong pula.
"Ji ciangkwe sedang menghadapi mereka, kami
bersikeras mengetakan bahwa disini tak ada orang yang
bernama nona Kiau, tapi apapun yang kami ucapan kedua
orang pe-ngemis itu tak mau juga percaya, mereka
bersikeras mengatakan telah melihat nona Kiau memasuki
gedung ini" Ouyang Siong segera berpaling dan memandang sekejap
ke arah Kiau Hui nio, ke-mudian ujarnya:
"Kau telah dikuntit mereka!"
"Tapi aku sudah bersikap cukup berhati-hati!"
"Suhu, kita tak bisa menyalahkan Kiau cianpwe' kata Cu
Siau hong pula, anggota Kay pang tak terhitung jumlahnya,
tiada lu-bang yang tak dapat mereka tembusi,
kepandaiannya mencari orang sudah tiada kedua-nya
didunia ini" Ouyang siong termenung dan berpikir sebentar,
kemudianujarnya kepada pelayan itu:
"Beritahu kepada mereka, disini tidak ada nona Kiau,
kalau tidak percaya mereka boleh masuk untuk
menggeledah, tapi jangan sekali kali sampai beradu
kekerasan dengan mereka"
Pelayan itu segera mengiakan dan berlalu dari sana.
Tiba-tiba Ouyang Siong bertanya.
"Lim Giok, apakah kau pandai ilmu didalam air" "Tecu
tidak bisa" Cu Siau hong segera menjawab.
"Kalau begitu tutup pernapasanmu dan menye-lam saja
kedalam" Walaupun Cu Siau hong sangat keheranan namun dia
tidak banyak bertanya. Ouyang Siong berjalan menuju kedepan sebuah sumur
ditengah kebun bunga, lulu sambil tertawa melompat
masuk kedalam sumur itu. Cu Siau hong mengerutkan dahinya tapi tanpa berbicara
diapun turut terjun kedalam air.
Air didalam sumur itu sangat dalam begitu tercebur
kedalam air kepalanya langsung tenggelam kebawah.
Cu Siau hong memang benar-benar tak paham ilmu
dalam air, begitu mencebur ke sumur dia lantas terbatukbatuk.
Tiba-tiba dari balik air itu muncul sebuah tangan, lalu
sambil mencengkeram pergelangan tangan kanan Cu Siau
hong menariknya ke sam-ping.
Cu Siau hong tidak meronta atau melakukan perlawanan,
padahal selama berada didalam air dia memang tak mampu
meronta ataupun melakukan perlawanan apapun.
Kekuatan dari tangan yang menarik tubuhnya i-tu sangat
besar, dengan cepat badannya diseret ke bawah permukaan
air. Mendadak Cu Siau hong merasa telah terlepas dari
kurungan air, kemudian terdengar Ou-yang Siong berkata:
"Lim Giok, kau boleh membuka matamu sekarang!"
Cu Siau hong menurut dan segera membuka sepasang
matanya. Ternyata dimana dia berada sekarang adalah sebuah
lorong panjang yang gelap gulita.
Tempat itu tiada air. Cu Siau hong menghembuskan napas panjang, setelah
memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu dia bertanya:
"Suhu dimanakah kita berada sekarang?"
"Tempat ini adalah sebuah ruang rahasia" jawab Ouyang
Siong sambil tersenyum" 'sekalipun pangcu dari pihak Kay
pang datang sendiri ketempat ini juga jangan harap bisa
menemukan tempat persembunyian kita sekarang"
Cu Siau hong menarik napas panjang, ia merasa udara
disitu segar dan mengalir, satu ingatan segera melintas
didalam benaknya, dengan cepat pikirnya.
'Heran apa yang telab terjadi" Tampaknya perputaran
udara ditempat ini sangat baik, itu berarti disini ada tempat
yang tembus dengan udara diatas."
Sementara dia masih berpikir, Ouyang Siong telah
berkata kembali: "Tempat ini dibuat secara khusus dan istimewa, orang
Kay pang tak akan menyangka kalau kita bisa berada
ditengah sumur. "Suhu, apakah ditempat ini tiada jalan tembus ketempat
lain?" Ouyang Siong tertawa. "Tidak ada" sahutnya, "bila ada jalan tembusnya, dengan
kemampuan yang dimiliki orang-orang Kay pang, bukankah
dengan cepat tempat persembunyian ini akan ditemukan
oleh mereka?" Mendengar keterangan itu Cu Siau hong lantas manggutmanggut.
"Ehmm... benar juga perkataan suhu!, sahutnya.
Tak lama kemudian tergopoh-gopoh Kiau Hui nio juga
sampai ditempat itu. Dalam pada ituCu Siau hong telah memeriksa dengan
jelas keadaan didalam ruangan tersebut, Rupanya didalam
tempat itu terdapat sebuah lorong rahasia pada kedalaman
delepan depa, lorong itu berliku liku dan menjorok keatas
permukaan karena ruangan tersebut berada jauh diatas
permukaan air sumur, itulah sebabnya tempat itu sama
sekali bebas dari pengaruh air sumur.
Sementara itu mereka sedang berjalan menuju kedalam
sebuah ruang kecil di ujung lorong.
Lubang angin terletak diantara lubang kosong diatas
permukaan air sumur, bahkan ada empat buah banyaknya,
lamat-lamat tampak ada cahaya menyorot masuk, dengan
ketajaman mata yang dimiliki masih bisa menangkap
pemandangan di sekitar sana.
Ouyang Siong segera mengambil kertas, membuat api
dan menyulut lampu lentera.
Cahaya lampu yang terang benderang segera menerangi
seluruh ruangan tersebut.
Dalam ruangan itu tersedia peti pakaian serta bahan
makanan yang bisa tahan lama, sekalian itu juga tersedia
dua guci arak. Sambil tertawa Ouyang Siong lantas berkata:
"Lim Giok, dalam peti itu tersedia pakaian, ambillah
sendiri dan tukar pakaian yang basah itu".
Dalam hati Cu Siau hong berpikir:
"Disini tersedia pakaian, bahan makanan dan minuman,
tampaknya sekalipun harus bersembunyi tiga sampai lima
hari tanpa keluar dari sini juga bukan merupakan sesuatu
yang susah". Sementara itu, Kiau Hui nio sambil menyapu rambut
yang basah kuyup, dengan wajah tak senang hati berkata:
"Bagaimanapun juga, kita tak bisa berdiam terlalu lama
ditempat ini...." Ouyang Siong tertawa, selanya:
"Tak ada orang yang menyuruh kau tinggal disini
sepanjang masa, tapi demi menyelamatkan diri, terpaksa
musti berbuat demikian "Hmm... Kau anggap tempat ini sudah cukup aman?"
Masa ada orang bisa menemukan tempat ini" Ouyang
Siong balik bertanya dengan wajah tertegun.
Mungkin sekali, terutama bila memasang lampu, seraya
berkata dia lantas memadamkan lentera itu.
Terdengar suara bentakan yang lengking dan tajam
kedengaran sedang berkumandang diatas rumah sana.
"Hey, sebetulnya kalian tahu aturan tidak" Tempat ini
adalah sebuah rumah pribadi, mengapa kalian menerjang
masuk seenaknya sendiri?"
Paras muka Ouyang Siong segera berubah hebat, dengan
cepat dia memusatkan selruuh perhatiannya untuk
mendengarkan pembicaraan tersebut.
Kiau Hui nio segera menghembuskan napas panjang,
gumamnya: "Ketajaman pendengaran orang-orang Kay-pang
sungguh amat lihay, coba terlambat selangkah, sudah pasti
jejak kita akan ketahuan"
Moga-moga saja kau tidak meninggalkan bekas apa-apa
dimulut sumur sana, bisik Ouyang Siong pula.
Terdengar suara yang berat dan berwibawa kembali
membentak: "Kiau Hui nio, Ouyang Siong, kalian ber-dua adalah jagojago
kenamaan dalam dunia persilatan, kalau main
sembunyi macam cucu kura-kura begitu apakah tidak malu
akan ditertawakan orang?"
Waah...... rupanya mereka sudah dapat meraba jelas diri
kita semua" bisik Kiau Hui nio.
"Ketajaman pendengaran Kay pang tersohor dimanamana,
bila kita bisa bersembunyi sekian lama disini tanpa
diketahui mereka kejadian ini baru diluar dugaan namanya"
setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Sekarang bila jejak kita bisa ditemukan hal ini lebih baik
lagi" "Kalau ditemukan malah baik" tampaknya kau tidak
merasa tegang barang sedikitpun, apakah .....''
Ouyang Siong segera tersenyum, tukasnya:
"Asal kau tidak sampai meninggalkan jejak dimulut
sumur, aku percaya mereka tak akan mampu untuk
mencari jejak kita sampai disini" sesudah menghembuskan
napas panjang, terusnya: "Dikemudian hari, apa yang harus kita lakukan
semuanya tergantung pada dirimu"
"Tergantung aku" Apa maksukmu?" seru Kiau Hui nio.
'Sesungguhnya kita memang tidak memiliki kekuatan
untuk melawan Kay pang, bagaimana mungkin bisa
menghadapi kekuatan yang begitu besar" nampaknya kita
hanya bisa menggantungkan diri pada Ti Thian-hua!
"Hmm! Ti Thian hua dan Ngo tok giok li masih bertahan
terus dalam ruangan kecil dibawah bukit sana, dia memiliki
kemampuan apa untuk membebaskan kita dari mara
bahaya" Ouyang siong tertawa. Sekalipun Ti Thian hua tidak berjumpa dengan Ngo tok
giok li, ia sama saja tidak memiliki kemampuan apa-apa
untuk melakukan perlawanan ...... "Oooh... jadi maksudmu
kau minta agar dia melepaskan tanda bahaya untuk minta
tolong?" kata Kiau Hui nio sambil manggut-manggut"
"Benar!" Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"Hui nio, sudah sekian lama kau bergumul dengan Ti
Thian hua, apakah kau belum berhasil menanyai duduknya
persoalan sampai jelas?"
"'Kau anggap Ti Thian hua si bocah muda itu gampang
dihadapi! Bocah itu lebih licin daripada seekor belut, aku
sudah menggunakan pelbagai akal untuk memancingnya,
tapi ia tetap menutup mulutnya rapat-rapat"
"Suhu!" ujar Cu Siau hong pula, "kalau memang Ti Thian
hua itu sangat licik, mengapa kita tidak berusaha untuk
menaklukkannya lebih dulu, kemudian baru memaksanua


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya?"
Mendengar perkataan itu kontan saja Kiau Hui nio
tertawa dingin. 'Heeehh..... heeehh........ heeehh jalan pemikiranmu
tampaknya jauh lebih indah daripada gurumu!"
Cu Siau hong segera berpura-pura tidak habis mengerti,
katanya: Kiau cianpwe dalam bagian yang manakah boanpwe
telah salah berbicara....."'
"Kau anggap suhumu itu manusia macam apa"
Bila ia mampu untuk membekuk Ti Thian hua serta
memaksa untuk berbicara, memangnya musti menunggu
sampai kau ajukan usulmu tersebut?"
"Kenapa" Apakah limu silat yang dimilikinya jauh lebih
dari tangguh daripada kepandaian suhu?"
Sementara mengucapkan perkataan itu, secara diamdiam
ia memperhatikan perubahan wajah kedua orang itu.
Ouyang Siong bermuram durja tanpa mengucapkan
sepatah katapun, sebaiknya Kiau Hui nio memperlihatkan
senyumannya yang amat dingin bagaikan es.
Tapi kedua pihak tidak melanjutkan kembali
perdebatannya mengenai persoalan itu.
Dalam keadaan begini, Cu Siau-hong juga tidak banyak
berbicara lagi. Lebih kurang seperminum teh kemudian, Ouyang Siong
baru menghenbuskan napas panjang, katanya:
''Aaaai ..... akhirnya orang-orang Kay pang sudah pergi
semua meninggalkan tempat ini".
"Aku telah mengerahkan segenap kemampuan yang
kumiliki tapi gagal juga untuk memperoleh keterangan apaapa,
yaaa hal ini apa boleh buat lagi?"
'Hui-nio aku lihat persoalan ini sudah mencapai pada saat
untuk segera diselesaikan, kita tak bisa mengulur waktu
terus menerus seperti keadaan sekarang ini!"
Cu Siau hong yang mendengarkan pembicaan itu, diamdiam
lantas berpikir dalam ha tinya:
"Oooh....... rupanya pentolan yang memimpin
penyergapan pada perguruan Bu kek bun adalah Ti Thian
hua' Selain daripada itu, diapun menemukan bahwa dibalik
peristiwa tersebut masih tersimpan banyak rahasia lain lagi
seperti Ouyang Siong yang mempunyai kedudukan tinggi
dalam dunia persilatan. agaknya dia juga hanya diperalat
orang lain, bukan saja telah diperalat bahkan seperti telah
diperalat lantas ditinggalkan orang dengan begitu saja.
"Menemukan semua hal tersebut, selain merasa geli, Cu
Siau hong juga merasa agak terkejut.
Orang yang bisa membuat Ouyang Siong seorang jago
persilatan yang tersohor karena kegarangannya tunduk
seratus persen melaksanakan perintah tanpa membantah
ini tentu saja bukan manusia semacam Ti Thian hua
melainkan dibelakangnya pasti masih berdiri sederetan
manusia lagi. Tapi siapakah orang-orang itu" Tampaknya Ouyang
Siong sendiripun tidak mengetahui duduk persoalan yang
sebenarnya, Ti Thian hua tidak lebih hanya jembatan
peranta-ra mereka saja. Itu berarti orang itu tak bole hamti, bila dia sampai mati
maka segala sesuatunya akan terputus.
Sayangnya Cu Siau hong tak berdaya untuk menyiarkan
kabar yang sedang dihadapinya sekarang kepada rekanrekan
lainnya. Terdengar Ouyang Siong pelan-pelan berkata:
"Hui nio, apakah Ti Thian hua telah memberi kebaikan
kepadamu?" "Kau tak usanh mengaco belo, kebaikan apa yang telah
ia berikan kepadaku?"
Ouyang Siong segera tertawa:
"Jadi kalau begitu kita masih tetap senasib
sependeritaan?" "Benar!" "Aaai.... Saat ini ......"
Mendadak dia menggerakkan tangannya dan
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan
Kiau Hui nio, kemudian sambil mendengus dingin lanjutnya:
"Soal ini..... aku rasa belum tentu begitu, kau ini tak
lebih cuma sorang lonte busuk....."
"Hei apa-apan kamu ini" Rupanya kau sudah gila?" teriak
Kiau Hui nio dengan suara setengah menjerit.
''Aku tidak gila, bahkan selalu waras dan sadar Hui nio!
Sudah hampir sepuluh tahun kita berhubungan, tidak
kusangka kalau kau telah menghianati diriku"
"Lepaskan aku... .."
"Hui nio` ucap Ouyang Siong dingin, jika hari ini kau
tidak memberi keterangan yang memuaskan diriku,
sekarang aku juga dapat membinasakan dirimu"
Suaranya dingin dan nyaring, wajahnya amat serius.
Kiau Hui nio menjadi tertegun, tapi sejenak kemudian
serunya lagi dengan suara dingin.
"Ouyang siong kau ......."
"Aku berbicara dengan serius" tukas Ouyang Siong "jika
kau tidak percaya dengan perkataanku, tak ada salahnya
kalau kau mencoba-coba untuk membungkam"
Kiau Hui nio tertawa dingin, katanya lagi:
"Ouyang Siong kau tak boleh memfitnah orang
seenaknya sendiri, kau mengatakan aku telah
menghianatimu, apa buktinya"
"Bukti" Saban hari kau bergumul dengan Ti Thian hua
sibocah keparat itu, sudah berapa kali kau menyeleweng
dan memberi topi hijau (istilah untuk bini yang
menyeleweng dengan lelaki lain) diatas kelapaku, tapi apa
yang berhasil kau peroleh darinya?"
"Ti Thian hua bocah muda itu pandai menutup mulut,
sudah kugunakan pelbagai cara untuk memancingnya, tapi
aku tidak berhasil juga untuk mengorek keterangan
darinya, lantas apa yang musti kulakukan?"
"Kalau begitu, kau sia-sia saja menemaninya tidur?"
Kiau Hui nio melirik sekejap ke arah Cu Siau hong, lalu
serunya: "Tidak malukah kau mengucapkan kata-kata semacam
itu dihadapan muridmu....?"
Ouyang Siong tertawa terbahak-bahak:
"Haaahhh..... haaahhh..... haaahhh..... Hui nio, kalau toh
enggan minum arak kehormatan, maka silahkan kau
merasakan secawan arak hukumanku ini"
Tangan kirinya lantas mencengkeram jari kelingking
tangan kanan Kiau Hui nio dan mematahakannya keraskeras.......
"Kraaak!" sebuah jari tangan Kiau Hui nio segera
dipatahkan menjadi dua bagian.
Kiau Hui nio menjerit kesakitan, peluh dingin membasahi
sekujur badannya lantaran sakit.
"Kiau Hui nio!" kembali Ouyang Siong dengan suara
dingin, "apa yang kau rasakan sekarang Cuma satu
permulaan, aku bisa mematahkan semua tulang persendian
dari keempat anggota badan, kemudian akan kusiksa dirimu
selama tiga lima hari sebelum membiarkan kau mampus!"
Apa vang dikatakan ternyata segera dilaksanakan,
sepasang tangannya mencengkeram tangan perempuan itu
dan .... "Kraaak!" kembali terdengar suara tulang yang
patah, tahu-tahu sendi tulang sikut lengan kanan Kiau Hui
nio sudah dipatahkan secara keras.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema memenuhi
seluruh ruangan, saking kesakitannya air mata sampai
bercucuran membasahi wajah Kiau Hui nio.
"Ouyang Siong!" jeritan Kiau Hui nio kemudian dengan
suara yang memilukan hati.
"Kau tak boleh menyiksa aku dengan cara seperti ini!"
Tiba-tiba Ouyang Siong melepaskan cengkeramannya
pada urat nadi diatas pergelangan tangan kanan Kiau Hui
nio, tapi tangan kanannya segera diayunkan kemuka
dan...... "Plok!" sebuah tamparan keras telah bersarang diatas
wajah perempuan itu. Saking kerasnya tamparan itu sampai tu-buh Kiau Hiu
nio berputar satu lingkaran besar kemudian jatuh terduduk
diatas tanah. "Hui-nio, mau bicara tidak kau?" bentak Ouyang Siong
sambil tertawa hambar. Rambut Kiau Hui nio sudah awut-awutan tidak karuan,
dengan sedih sahutnya: "Hatimu sungguh teramat kejam!"
Ouyang Siong mendengus dingin, kakinya segara
diinjakkan keatas kaki kiri Kiau Hui -nio, lalu ancamnya:
"Jika kau tak mau berbicara lagi, segera ku remuk
hancur tulang kaki kirimu ini!"
Sekarang rasa takut dan ngeri baru tercermin diatas
wajah Kiau Hui nio, buru-buru sahutnya:
"Yaa, yaaa, aku bicara, aku bicara!" "Bagus sekali, nah
katakan sekarang!" "Ti Thian-hua hanya pernah menyinggung soal gurunya
denganku..." "Siapa namanya" Dan sekarang berada dimana" ' tukas
Ouyang Siong. "Ia belum sampai mengucapkannya keluar, orang itu
amat teliti dan kewaspadaannya tinggi, walaupun aku telah
berusaha dengan segala kemampuan, tapi dia hanya
mengucapkan sepatah dua patah kata saja lantas
membungkam kembali" "Lalu, siapa-siapa saja yang terlibat dalam penyergapan
ke dalam perkampungan Ing gwat san-ceng malam itu?"
"Soal ini akupun telah menanyakan kepada Ti Thian
hua!" "Apa yang dia katakan?"
"Dia bilang orang-orang itu adalah para busu bersabuk
biru!" "Busu bersabuk biru" Manusia dari golongan manakah
mereka?" "Soal ini Ti Thian hua tak pernah mau mengatakannya"
"Suhu" Cu Siau-hong lantas berbisik, "mungkin apa yang
dikatakan Kiau cianpwe itu benar, dalam keadaan seperti ini
agaknya ia tak ada kepentingannya untuk menutupi diri Ti
Thian hua" `Aku memang bicara dengan sejujurnya!" seru Kiau Hui
nio cepat-cepat. Ouyang Siong menghela napas ringan, katanya
kemudian: "Lim Giok, kau tidak tahu orang ini disebut Boan ko hui
hoa, dia adalah seorang manusia yang suka membohong
orang, aku cukup memahami tentang karakternya"
"Ouyang Siong, kau juga seorang jago ka-wakan, dengan
Ti Thian hua juga sudah berkumpul beberapa bulan
lamanya, tapi selama ini apakah kau berhasil mendengar
se-suatu rahasia atau berhasil mengorek berita dari
mulutnya?" Mendengar perkataan itu, Ouyang Siong lantas jadi
tertegun, kemudian ia termenung dan membungkam dalam
seribu bahasa. "Pada hakekatnya ia selalu waspada dan berhati-hati
terhadap kita, atau boleh dibi-lang klta hanya diperalat saja
olehnya" ka-ta Kiau Hui nio lagi.
"Suhu!" Cu Siau hong kembali berkata, sekarang Ti Thian
hua berada dimana" Kita harus mencari akal untuk
membekuk-nya dan memaksa dia untuk berbicara dengan
demikian bukankah urusan akan menjadi terang dengan
sendirinya?" 'LimGiok, Perkataanmu memang benar" seru Kiau Hui nio
pula, inilah kesempatan yang paling baik untuk kita.
''Baik!'' ujar Ouyang Siong kemudian, "Kiau Hui nio,
ulangi sekali lagi perkataanmu, Ti Thian hua sekarang
berada dimana?" ia masih berada didalam rumah kecil dibawah tebing
sana, saling bertahan bersama Ngo tok giok li'
Dengan cara apa kita harus menghadapinya"
Mau dihadapi dengan cara apapun boleh asal kau jangan
menaruh curiga lagi kepadaku"
Ouyang Siong segera menyambung kembali tulang
persendiannya yang patah ini tapi dengan cepat menotok
pula dua buah jalan darahnya.
Setelah tulang persendiannya disambung kembali, rasa
sakit jauh berkurang dan Kiau Hui nio pun bisa berbicara
lagi dengan suara nyaring, tapi jelas masih kedengaran
agak ngeri dan takut, katanya:
"Kalian harus mencari akal untuk mempertahankan
kehidupan Ngo tok giok li, sebelum kalian membunuh Ti
Thian hua, lebih baik carilah akal untuk mempelajari dulu
cara untuk membebaskan totokan jalan darahnya"
"Kau tak perlu kuatir, aku tak akan membunuh Ti Thian
hua" Setelah berpaling dan memandang sekejap kearah Cu
Siau hong, serunya kembali:
"Lim Giok, mari kita pergi!"
Kiau Hui nio menjadi sangat terkejut, teriaknya:
"Ouyang Siong, kau hendak meninggalkan aku disini?"
"Benar, kau harus berpikir secara baik-baik, selama
banyak tahun bagaimanakah sikapku terhadapmu?"
"Sikapmu terhadapku baik, cuma sayang kau terlalu
banyak curiga, aaai ! Kalau toh kau suruh aku melakukan
tugas bagimu, mengapa pula kau musti banyak curiga
kepadaku?" Dengan dingin Ouyang Siong segera menjawab:
"Kiau Hui nio, lebih baik beristirahatlah saja disini dengan
tenang, aku akan pergi menangkap Ti Thian hua, setelah itu
akan balik lagi kemari. "Lim Giok, hayo kita berangkat!"
Kiau Hui nio mengerti bahwa tekad Ouyang Siong telah
bulat, maka diapun tidak banyak berbicara lagi, sebab kalau
tidak besar kemungkinan ia akan mencari penyakit buat diri
sendiri. Ouyang Siong segera mengajak Cu Siau hong keluar dari
sumur itu, setelah bertukar pakaian, dengan menggunakan


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kegelapan malam segera berangkat menuju ke tebing
tersebut. Dalam rumah batu kecil dikaki tebing itu secara lamatlamat
masih kelihatan ada cahaya lampu, meski tirai telah
diturunkan, Ouyang Siong berpaling sekejap kebelakang
seraya berbisik. ''Lim Giok, hayo kita maju lebih kedepan!"
Cu Siau hong merasakan hatinya tergerak, segera
pikirnya. "Ngo tok giok li pernah berjumpa denganku, bila melihat
aku datang nanti kemungkinan besar dia akan
memperlihatkan sikap tertegun atau tercengang, dengan
watak Ouyang Siong yang banyak curiga, ia parti akan
menaruh kecurigaan pula terhadapku, hal ini bisa
membahayakan penyamaranku!"
Berpikir demikian dia lantas berbisik lirih:
"Suhu, perlu tidak kita memakai kerudung muka agar
tidak dikenal mereka?"
"Benar, Ouyang Siong segera mengangguk Ti-Thian hua
memang seorang bocah keparat yang licik, kalau ia sudah
mengetahui indentitasku, besar kemungkinan tak akan
bicara terus terang, lebih baik memang kita berkerudung
agar membuat bingungnya dia"
Setelah berhenti sejenak terusnya:
"Lim Giok nanti lebih baik kau saja yang menanyai
dirinya" . "Tecu terima perintah!"
Ouyang Siong segera mengeluarkan sebuah sa-pu
tangan dan segera membungkus wajah sendiri.
Cu Siau hong pun telah mempersiapkan diri sedari tadi,
wajahnya telah dibungkus sedemikian rupa sehingga tinggal
sepasang matanya saja yang kelihatan.
Tiba-tiba Ouyang Siong berpaling sambil mena-tap wajah
Cu Siau hong sekian lama ia menepuk baju sianak muda itu
seraya berkata: "Belum lagi kuajarkan ilmu silat secara baik--baik
kepadamu, sekarang kau sudah musti bertu-gas bagiku!"
"Bila suhu ada urusan yang menjadi muridnya sudah
wajar untuk melaksanakannya"
Ouyang Siong manggut-manggut.
"Baik, kau harus berhati-hati ikut dibe-lakangku'.
Sambil berkata dia lantas melompat ke de-pan sejauh
satu kaki lebih. Cu Siau hong memperhatikannya dengan seksama, dia
merasa bahwa gerakan tubuh o-rang itu seenteng daun
kering, sedikitpun tidak menimbulkan suara apa-apa, tanpa
terasa pikirnya: "Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Ouyang Siong
sungguh amat sempurna ....
buru-buru dia menyusul dari belakang.
Pemuda ini sangat teliti dan berhati-hati dalam setiap
tindakannya, ia tak berani terlalu memamerkan ilmu
meringankan tubuh-nya. sebab kuatir kalau rahasia
penyamarannya ketahuan. Begitulah kedua orang itu dengan satu di-depan dan
yang lain di belakang, pelan-pelan berjalan ke luar menuju
rumah batu kecil itu. Meski dalam ruangan ada cahaya lampu, tapi mengintip
dari celah-celah jendela, sulit untuk melihat jelas
pemandangan didalam ruangan itu...
Ouyang Siong mengerutkan dahinya, kemudian
memusatkan perhatiannya untuk menyadap pembicaraan
yang sedang berlangsung didalam sana.
Terdengar seorang sedang berkata:
"Nona Ciat, sudahkah jalan pikiranmu itu terbuka?"
Suara tersebut adalah suara dari Ti Thian hua.
'Pikiran apakah yang telah terbuka?" tanya Ciat Hi hoa.
"Sekalipun aku terkena racunmu, tapi aku masih
mempunyai kemampuan untuk merebut obat pemunahmu!"
"Hmm! Ngo tok-bun memiliki beraneka ragam obat
beracun, salah satu saja diantaranya sudah cukup untuk
merenggut nyawa manusia bila terkena ....."
"Kau bukan lagi menggertak aku bukan?"
"Aku berbicara dengan sejujurnya, tidak percaya,
silahkan untuk mencoba saja"
'Nona, andaikata aku sampai mati kau sendiripun jangan
harap bisa hidup" "Sama-sama..... sama-sama.....!"
'Nona Ciat, mengapa kita harus saling bertengkar sampai
mencapai taraf menyangkut mati hidup kita berdua?"
'Sebenarnya memang tak usah sampai begitu, asal kau
serahkan Gin Kiok kepadaku, akupun tak akan beribut
denganmu lebih lanjut"
"Tapi aku sudah terkena racun jahat darimu!"
"Tentu saja aku dapat memunahkan racun itu, cuma
kaupun harus membebaskan dulu totokan diatas jalan
darahku itu!" ''Ciat Hi hoa, persoalan diantara kita berdua, tampaknya
selalu mempunyai suatu jarak pemisah, kalau begini terus
keadaannya sampai tua pun persoalan tak dapat
diselesaikan" "Aku cukup mengenal sifat licikmu, aku tak dapat
membebaskan dulu racun yang mengeram di dalam
tubuhmu itu" "Nona Ciat sekalipun aku sudah terkena racun jahat,
akan tetapi aku masib mempunyai kekuat-an yang lebih
dari cukup untuk membunuh dirimnu... '
'Kau menilai terlalu rendah kekuatan dari Ngo tok bun
kami, racun yang mengeram ditububmu itu, selain bisa
kambuh setiap saat, juga sangat mempengaruhi kekuatan
tenaga dalammu, aku rasa kau tak akan sanggup untuk
membunuh diri-ku." Ouyang Siong yang berada diluar rumah se gera
berbisik: Lim Giok tampaknya kedua orang itu sudah sama2
kehilangan kemampuan untuk melakukan perlawanan mari
kita menyerbu kedalam!"
"Kalau didengar dari pembicaraan budak itu, tampaknya
dia masih memiliki kemampuan untuk melepaskan racun,
apakan kita pun harus turun tangan untuk menaklukkanya"
"Orang-orang Ngo tok bun sangat menakutkan dan
berbahaya, kita tak boleh terlalu gegabah"
Sesudah berhenti sebentar, terusnya:
"Begitu menyerbu kedalam ruangan, secara berpencar
kita tubruk kedua orang itu, kau menghadapi Ngo tok giok li
sedang aku menghadapi Ti Thian hua, kalau bisa kita musti
berhasil dalam sekali penyerangan, jangan memberi
kesempatan apapun, kepada mereka untuk melancarkan
serangan balasan!" "Bagaimana setelah berhasil membekuk kedua orang
itu?" "Kemudian tinggalkan Ngo tok giok li dan bawa pergi Ti
Thian-hua..." "Tecu mengerti!"
Ouyang Siong memperhatikan sekejap suasana
disekeliling tempat itu, kemudian sambil mengerahkan
tenaganya "Blaaam" dia menghajar jendela kayu disisi
rumah batu itu. 'Sungguh dahsyat tenaga serangannya itu, dalam sekali
pukulan saja daun jendela itu sudah hancur berkepingkeping.
Kemudian Ouyang Siong menerjang masuk lebih dahulu
ke dalam disusul oleh Cu Siau hong dari belakang.
"Gerakan yang dilakukan kedua orang itu sama-sama
cepatnya, Tampak Ti Thian hua dan Ciat Hi hua sedang duduk
diatas kursi dalam jarak lebih kurang lima depa.
Ouyang Siong segera menubruk kearah Ti Thian hua,
sedangkan Cu Siau hong menerjang kearah Ciat Hi hua.
Mendengar suara benturan yang amat keras, Ti Thian
hua segera melompat bangun, serunya:
"Kalian......" Belum habis dia berkata, jari tangan kanan Ouyang Siong
sudah menyambar kemuka dan menotok jalan darah bisu
ditubuh Ti Thian hua, kemudian tangan kirinya dia ayun ke
muka menyambar pinggangnya dan sambil membopong
tubuhnya kabur melalui jendela.
Sementara itu Cu Siau hong juga telah berhasil menotok
jalan darah tidur di badan Ngo tok giok li, kemudian sambil
membopong tubuh gadis itu melompat pula keluar dari
ruangan tersebut lewat jendela.
Gerakan tubuh Ouyang Siong sungguh cepat sekali, Cu
Siau hong hanya berhenti sejenak saja, ia sudah berada
puluhan depa jauhnya di depan sana"
Cu Siau hong terpaksa mengerahkan tenaganya untuk
menyusul dari belakang. Ouyang Siong berlarian menuju ke sebuah bukit lebih
kurang enam tujuh li dari rumah batu itu, kemudian
berhenti. Ouyang Siong menotok dulu jalan darah pada sepasang
lengan dan sepasang kaki Ti Thian hua, kemudian baru
menepuk bebas jalan darah bisu ditubuh Ti Thian hua.
Dengan tertotoknya jalan darah tersebut, maka sepasang
kaki dan tangan Ti Thian hua sama sekali tak ammpu
berkutik lagi, keadaan tersebut tak ubahnya seperti orang
lumpuh. Sementara itu, Ouyang Siong bersembunyi dibelakang
tubuh Ti Thian hua sambil menempelkan tangannya diatas
batok kepala pemuda itu atau dengan perkataan lain, Ti
Thian hua sama sekali tak mampu berkutik lagi, bahkan
untuk memutar tengkuknya juga tak bisa.
Ti Thian-hua memang cukup hebat, sekalipun ia dalam
keadaan berbahaya ternyata ia tidak sampai menjadi kalut
atau gugup setelah menghembuskan napas panjang,
katanya: "'Siapa kau" Bukan membunuh diriku me-ngapa kau
bawa aku kemari", Apa yang kau kehendaki dariku?"
`Aku tidak menghendaki apa-apa, aku hanya ingin kau
menjawab dengan sejujurnya" jawab Ouyang Siong dingin.
"Menjawab dengan sejujurnya?"
"Benar, apa yang kuajukan kepadamu, kau harus segera
menjawab dengan sebenarnya."
"Kalau aku enggan menjawab"
"Itu berarti kau akan merasakan bagaimana
penderitaannya bila nadimu putus dan mati secara
mengenaskan!" Ti Thian hua merasakan hatinya bergetar
keras, mulutnya terbungkam dan tidak berbicara lagi. .
"'Sekarang sebutkan dulu siapa namamu!'
"Aku the Ti bernama Thian hua!"
"Kau datang dari mana" Siapa-pula gurumu?"
"Sekalipun kujawab, belum tentu kau akan
mengenalinya" Tak usah ambil perduli aku tahu atau tidak, aku hanya
meminta kepadamu untuk menjawab dengan sejujurnya"
"Aku datang dari Thian ti pulau Ba yu to"
"Thian ti Ba yu to berada dimana?"
"Siapa kau?" bukan menjawab Ti Thian hua segera
menegur. Ouyang Siong segera mengerahkan tenaga dalamnya
dengan memperkencang cengkeramannya pada tubuh
lawan, Ti Thian hua segera merasakan kepalanya yang
dicengkeram oleh kelima jari tangan lawan amat sakit sukar
ditahan, tak kuasa lagi dia menjerit kesakitan sekeraskerasnya.
Sambil mengendorkan cengkeraman kelima jari
tangannya, 0uyang Siong berkata lagi, "dengan suara
dingin "Dengarkan baik-baik, 'aku tidak ingin banyak bertanya,
jika kau berani membangkang lagi, jangan salahkan kalau
kuremuk batok kepala-mu itu...!"
Dengan teliti dan penuh perhatian Ti Thian-hua
mendengarkan suara pembicaraan itu, Cu Siau hong juga
mendengarkan dengan saksama ....
Tapi Ouyang Siong memang sangat hebat, ternyata dia
memiliki kemampuan untuk merubah nada suaranya,
dengan demikan suara yang terpancar keluar dari mulutnya
sekarang kedengarannya sangat asing sekali .....
Bukan saja hal mana sangat mengejutkan Ti Thian hua,
bahkan juga membuat Cu Siau hong merasa terperanjat,
sekarang dia baru yakin kalau Ouyang Sioug benar-benar
merupakan seorang manusia yang sangat licik.
Sekalipun ilmu merubah suara yang dimilikinya itu bukan
termasuk sesuatu perbuatan yang menyulitkan, akan tetapi
jika bukan hasil yang bisa dicapai dalam sehari dua hari
saja, bila tiada latihan selama tiga sampai lima hari, jangan
harap bisa mencapai! taraf sesempurna itu.
Suara seorang manusia yang sama sekali asing baginya
itu, segera menimbulkan perasaan ngeri dan seram dalam
hati kecil Ti Thian hua tapi diluar paras mukanya dia
bersikap tenang sambil tertawa dingin katanya kemudian.
"Beritahu kepadaku, sebenarnya siapa kau"'
"Kau masih berani banyak cerewet?"
"Paling tidak aku harus mengetahui dengan jelas lebih
dulu indetitasmu" "Tidak perlu, cukup asal kau bersedia menjawab semua
pertanyaanku dengan sejujurnya"
"Sobat apakah kau datang atas suruhan orang lain?"
''Boleh dibilang begitulah!"
"Kau musti tahu apa akibatnya bila aku kau bunuh"
Soal ini aku mah kurang percaya, sekalipun kubunuh
dirimu, apa pula akibatnya."
Cu Siau hong kuatir kalau dalam keadaan gusar Ouyang
Siong benar-benar membunuh Ti Thian- hua, cepat dia
menjawil ujung bajunya untuk menberi tanda.
Merasakan jawilan tersebut, Ouyang Siong segera
meningkatkan kewaspadaanya, dengan dingin dia lantas
berkata: "Baiklah ingin ku dengar apa akibatnya bisa terjadi
setelah kubunuh dirimu?"
"Pertama, bila kau membunuh aku maka sama artinya
dengan telah membunuh Ngo tok giok li, dia adalah satusatunya
putri kesayangan dari Ngo tok buncu di wilayah


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siang see .." "Kalian toh dua orang, mengapa setelah kubunuh dirimu
sama artinya dengan membunuh dirinya" '
"Sebab aku telah menotok tiga buah jalan darah penting
...." "Itu mah gampang" Ouyang Siong segera menukas,
'sebentar akan kubebaskan totokannya itu!"
'Totokan itu kulancarkan dengan suatu kepandaian
khusus, orang yang tidak memahami kepandaian tersebut,
bukan saja tak akan mampu untuk membebaskan jalan
darahnya yang tertolok bahkan bila turun tangan secara
gegabah bisa mengakibatkan keadaan yang lebih fatal,
bahkan mungkin sekali akan mengancam pula selembar
jiwanya" Ouyang Siong segera mendengus dingin.
'Hmm! Kami-tak akan mengutik dirinya kan beres .....''
"Sekalipun tidak digubris, akhirnya dia juga akan mati,
bila batas waktunya telah sampai dan jalan darah yang
tertotok itu belum juga dibebaskan, akhirnya dia akan mati
secara mengerikan" 'Itu sih gampang, kalau kau ingin menolong jiwanya, asal
kau ajarkan ilmu membebaskan jalan darah tersebut dan
aku yang akan menolong jiwanya nanti, urusan toh akan
beres" "Sobat, tidakkah kau merasa bahwa ucapanmu
terlampau seenaknya"`
"Mau diajarkan atau tidak toh urusanmu, kami tak akan
memaksa dirimu untuk berbuat demikian"
"Benar, kalian boleh membunuh diriku, tapi jangan harap
bisa memaksa aku untuk membebaskan totokan jalan darah
tersebut kepada kalian"
"Siapa yang berhutang dia pula yang ha-rus membayar,
aku tidak percaya kalau il-mu totokan tersebut adalah hasil
ciptaanmu sendiri, bila Ngo tok giok li sampai mati, pihak
Ngo tok bun toh pasti akan berhasil melacaki pembunuhnya
lewat totokan jalan darahmu itu"
Ti Thian hua segera menghembuskan napas panjang.
"Aaaai......! Tampaknya alasan ini tak akan membuat
jalan pikiranmu berubah?"
"Tentu saja tidak"
"Baik! Alasan yang kedua ada sangkut pautnya dengan
dirimu!"kata Ti Thian-hua kemudian.
"Katakan !" "Entah siapapun kau ini, dan apa pula kedudukannya
dalam dunia persilatan, tapi bila kau telah membunuhku
maka kau pasti akan memperoleh balasan yang setimpal"
"Setelah kubunuh dirimu, toh tiada orang yang tahu
akulah yang membinasakan dirimu, sekalipun mereka
hendak membalas dendam juga tak akan tahu siapa aku
ini?" "Apakah kau tidak merasa bahwa ucapan mu itu terlalu
percaya pada kemampuanmu sendiri"''seru Ti Thian hua
dingin. "Orang she Ti apakah kau ingin mengulur waktu?"
"Dalam kenyataan aku juga sudah mengerti, sekalipun
aku berbicara terus terang belum tentu kau akan
melepaskan diriku dalam keadaan hidup..."
"Itu mah belum tentu. ' kami tidak lain hanya ingin
mengetahui dari manakah kedatanganmu'
'Oooh...Kau hendak melakukan apa?"
"Menolong orang!"
"Siapa yang hendak kau tolong?"
Ouyang Siong menjadi termangu-mangu, pikirnya:
"Menolong siapa " Wah celaka, aku tidak siap..." '
Dalam gelisahnya, tiba tiba satu ingatan melintas dalam
benaknya, dengan cepat sa-hutnya:
"Tiong It-ki!" "Kau orang Kay pang" tegur Ti Thian hua.
Ouyang Siong mendengus dingin.
"Hmm! Aku yang sedang bertanya kepadamu, bukan kau
yang bertanya kepadaku?" tegurnya.
-ooo0ooo- BAGIAN 15 AKU tahu!" jawab Ti Thian hua.
"Kalau sudah tahu, itu lebih baik lagi nah sekarang jawab
saja pertanyaan lohu!"
"Aku datang dari Thian ti Bu-yu-to. soal ini aku kan
sudah menjawab dengan jelasnya,
"Siapa gurumu?"
"Sekalipun kusebutkan, kau juga tak akan tahu, lebih
baik tak usah kukatakan saja"
"Kalau tidak kau jawab, maka jangan harap kau bisa
meninggalkan tempat ini dalam keadaan hidup"
"Sekalipun kuucapkan juga bakal mampus, tidak bicara
juga akan mampus, siapa tahu setelah kuucapkan mungkin
kematian bagiku akan tiba dengan lebih cepat?"
Ouyang Siong segera mendengus dingin.
"Kalau begitu, kau merasa takut sekali untuk mati?"
"Takut! Cuma kalau aku pasti akan mampus, lebih baik
mati agak gagah sedikit, nah sobat, silahkan turun tangan!"
Ouyaug Siong menjadi tertegun, kemudian katanya:
"Orang she Ti, bagi seorang manusia, entah dia memiliki
kepandaian seberapa besar, entah dia memiliki kemampuan
sebera-pa besar, asal sudah mampus, diapun akan seperti
manusia biasa, mampus seperti lentera yang kehabisan
minyak ..... "Tadi aku masih merasa agak tergertak dan takut mati,
aku tak sampai berpikir se-cermat itu, sayang kau telah
memberi kesempatan kepadaku untuk berubah pikiran, sekarang
aku telah memahami teori dibalik kesemuanya itu,
maka aku tak akan kena kau gertak lagi"
'Baik!" ujar Ouyang Siong kemudian dingin, kalau begitu
mari kita buktikan bersama, sudah puluhan tahun lohu
berkelana dalam dunia persilatan, aku tidak percaya kalau
tak punya kemampuan untuk menaklukkan dirimu"
Tiba-tiba ia cengkeram lengan kanan Ti Thian hua,
kemudian "Kraak!" mematahkan sendi tulang sikut
kanannya secara kasar dan keji.
Rasa sakit yang ditimbulkan dari pematahan sen tulang
badan luar biasa hebatnya apalagi beberapa buah jalan
darah tubuh Ti Thian hua sudah tertotok sehingga tak
mampu mengerahkan tenaga untuk melawan rasa sakit
tersebut, bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya lelaki
itu, saking tak tahannya melawan rasa sakit tersebut, peluh
dingin bercucuran membasahi sekujur badannya.
Tapi ia masih berusaha untuk menahan rasa sakit itu
dengan sekuat tenaga walau pada akhirnya dia merintih
juga saking tak tahannya.
Ouyang Siong benar-benar berhati keji, dengan cepat dia
cengkeram lengan kiri Ti Thianhua siap-siap untuk
mematahkan pula. "LEPAS tangan?" mendadak terdengar seseorang
membentak keras dengan suara sedingin es.
Suara itu berasal tak jauh dari belakang tubuhnya.
tanpa mengucapkan sepatah katapun Ouyang Siang
melepaskan cengkeramannya pada lengan kiri Ti Thian hua,
kemudian dengan tangan kanan melindungi badan dan
tangan kiri dia ayunkan ke muka, dia bacok kepala Ti Thian
hua dengan kecepatan luar biasa.
Segulung tenaga pukulan yang dahsyat mendadak
menggulung tiba dari belakang dan langsung menyergap
jalan darah penting diatas tubuh Ouyang Siong.
Dengan tibanya ancaman tersebut, andaikan Ouyang
siong melancarkan serangannya maka sekalipun dia akan
berhasil membinasakan Ti Thian-hua akan tetapi sulit
baginya untuk menghindarkan diri dari ancaman yang
menyergap tiba dari belakang itu.
Sudut serangan yang dilancarkan orang itu sungguh
hebat sekali, bukan saja tak akan tercapai oleh lengan
kanan Ouyang Siong, sekalipun dia ingin menyambut
datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keraspun
tak bisa. Dalam keadaan demikian terpaksa dia harus
menghindarkan diri ke samping.
Dengan cepat Ouyang Siong menggerakkan badannya
dan menghindar sejauh dua langkah kesamping.
Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, se-gulung
angin pukulan yang amat dahsyst bagaikan angin puyuh
kembali menyapu ketubuh Ou-yang siong .......
Ternyata penyerang itu adalah Tan Tiang kim tianglo dari
perkumpulan Kay pang. Ouyang Sioog merasa amat terkesiap, segera pikirnya.
"Jangan-jangan dia sudah mengenali siapakah diriku?"
Akan tetapi Tan Tiang kim tidak membongkar rahasia
penyamarannya itu, diapun tidak menegur atau
membentak, hanya kaki dan tangannya saja masih bekerja
keras melancarkan serangkaian se-rangan berantai.
Dalam keadaan demikian Ouyang Siong tidak
mempunyai niat untuk melancarkan serangannya lebih
jauh, setelah menyambut beberapa gebrakan, dia lantas
memutar badan dan melarikan diri dari tempat kejadian.
Tan Tiang kim tidak melakukan pengejaran. tapi berjalan
kesamping Ti Thian hua lalu dia menyambung tulang
persendian pada sikut tangannya, setelah itu baru katanya
dengan dingin. Ti Thian hua masih sadarkah kau?"
Ti Thian hua menghembuskan napas, lalu sahutnya:
"Aku tahu kau telah menyelamatkan diriku!" Aku si
pengemis tua tidak seharusnya menyelamatkan dirimu"
"Kau menginginkan aku membalas budi ini dengan cara
yang bagaimana?" "Aku hanya ingin mengetahui siapa saja yang terlibat
dalam penyerangan terhadap perkampungan Ing gwat san
ceng dan siapa pula yang telah melarikan Tiong It ki?"
"Tentang hal itu, maaf kalau aku tak sanggup untuk
menjawabnya" "Kau tidak berani mengatakannya?"
"Aku hanya bisa memberitahukan kepadamu bahwa
akupun termasuk salah seorang pem-bunuh yang ikut
menyerang perkampungan Ing gwat san-ceng pada malam
itu" "Soal lain, maaf kalau tidak bisa kukatakan" sambung Ti
Thian hua lebih jauh. Tan Tiang kim termenung sebentar, tiba-tiba dia
mengangkat tangannya memberi tanda, dua orang
pengemis berusia pertengahan segera munculkan diri.
Dengan suara readah Tan Tiang kim memesan beberapa
patah kata kepada dua orang pengemis berusia setengah
umur itu, mereka lantas mengeluarkan selembar kain hitam
dan menutupi sepasang mata Ti Thian hua, setelah itu
memasukkan tubuhnya ke dalam karung dan dibawa pergi
meninggalkan tem-pat itu.
Menanti kedua orang itu sudah pergi jauh, Tan Tiang kim
baru berseru dengan suara rendah:
'Cu kongcu, silahkan keluar!"
Ternyata Cu Siau hong tidak ikut kabur, bersama Ouyang
Siong, ketika Ouyang Siong membalikkan badan dan
melarikan diri meninggalkan tempat itu Cu Siau hong secara
cekatan telah menyembunyikan diri dibelakang batu besar.
Mendengar seruan tersebut, dia lantas mengiakan dan
munculkan diri, lalu sambil tertawa katanya:
"Menjumpai Tan locianpwe!"
Tan Tiang kim menghela napes panjang katanya
kemudian: "Siau hong, sunio mu sangat merindukan It ki dan
menguatirkan keselamatanmu, dia sudah mengajukan
permintaannya kepadaku sebanyak dua kali dan berharap
kau bisa cepat kembali"
Cu Siau hong termenung sebentar kemudian sahutnya.
"Locianpwe, dewasa ini Ouyang Siong memang sudah
tiada harganya lagi untuk diselidiki, sedikit sekali yang
diketahuinya ten-tang Ti Thian hua, itu berarti dia
sendiripun tak tahu saat ini It ki sute disekap dimana"
Bagaimana dengan Ti Thian hua" Apakah dia mengetahui
akan duduknya persoalan"
"Kalau dilihat situasinya sekarang, tampaknya dia adalah
satu satunya orang yang mengetahui tentang persoalan ini,
sedang-kan Ouyang Siong maupun Kiau Hui nio tidak lebih
hanya diperalat saja olehnya"
Jelek-jelek begitu Ouyang Siong juga seo-rang jago
kawakan, malah dia tersohor.
Sebagai seorang manusia yang sangat licik, mengapa ia
dapat diperalat orang?"
Mungkin hanya Ti Thian hua seorang yang dapat
menjawab pertanyaan ini!" sahut Cu Siau hong.
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"T' Thian hua takut mati, tapi dia amat licik, kecuali kalau
kau bisa meyakinakan bahwa pengakuannya akan
mendatangkan kebaikan baginya, mungkin ia bersedia
untuk mengungkapkan duduknya persoalan ini!'
Tan Tiang kim manggut-manggut.
"Aku mengerti, mari kita pergi!"
"Tidak aku harus kembali lagi ke samping Ouyang Siong"
"Kenapa, Bukankah kau sudah mengatakan kalau dia
tiada harganya lagi ......?"
"Kiau Hui nio mungkin masih mengeta-hui sedikit
rahasia, entah dengan cara apa lagi Ouyang Siong akan
memaksanya untuk menjawab" Aku harus ikut menguping
pembicaraan itu, selama beberapa hari ini kalian tak usah
mengganggu Liong siang-pu-ceng lagi, bila tidak kutemukan
beberapa persoalan yang menguntungkan, dua tiga hari lagi
aku akan pulang sendiri .......
'Tidak menunggu sampai Tan Tiang kim menjawab, Cu
Siau hong telah membalikkan badannya dan berlalu dari
situ. Dia sengaja memutar satu lingkaran besar, bahkan
meninggalkan pula banyak tanda tanda seba-gai persiapan
bilamana diperlukan. Tiba kembali dalam Liong siang pu ceng, Ou-yang Siong
telah menggusur keluar Kiau Hui nio dari dalam sumur.
Waktu itu mereka sedang duduk saling berhadapan


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam ruangan tengah .......
Dangan napas yang terengah-engah Cu Siau hong segera
menyelinap masuk kedalam ruangan.
"Lim Giok!" Oumg Siong segera menegur, "bagaimana
caramu meloloskan diri" Tidak sedi-kit bukan jago-jago
Kay-pang yang muncul disa-na?"
"Tidak sedikit, aku saksikan bagaimana mere-ka
masukkan tubuh Ti Thian hua ke dalam ka-rung goni dan
membawanya pergi" "Bagaimana caramu meloloskan diri?"
"Tecu tidak lari, kalau aku lari sudah pasti akan
tertangkap oleh mereka"
"Lantas kau ........
"Tecu menyembunyikan diri, setelah mereka pergi semua
meninggalkan tempat itu, aku baru datang kemari"
"Bagus sekali, caramu itu memang sebuah cara yang
bagus sekali" Sinar matanya lantas dialihkan kewajah Kiau Hui nio,
kemudian katanya dengan dingin:
"Ucapanmu tidak benar, Lim Giok tidak menghianati aku,
kau yang telah menghianati diriku"
Kiau Hui nio mendongakkan kepalanya dan memandang
sekejap kearah Cu Siau hong, bibirnya bergerak seperti
hendak mengucapkan sesuatu, ta-pi waktu itu kemudian
dibatalkan. "Kiau locianpwe'' Cu Siau hong segera berkata. "jika kau
ingin mengatakan sesuatu katakan lah, aku memang
datang dari Kay pang. tak bisa disalahkan kalau menaruh
curiga kepadaku, cuma aku dapat memberi penjelasan
kepadamu" Kiau Hui nio segera tertawa.
"Lim Giok, ketika kau belum pulang tadi, aku memang
telah mengucapkan sepatah dua patah kata, tapi kau telah
kembali kemari, ini membuktikan kalau pandanganku
keliru" Ouyang Siong tertawa dingin, ejeknya:
Hui nio, apakah hatimu merasa tidak e-nak, tidak senang
karena melihat aku mendapat seorang murid yang baik"
Maka dengan pelbagai akal muslihat berusaha untuk
memisahkan hubungan antara kami guru dan murid ....."' .
Cu Siau hong menghela napas panjang, katanya
kemudian: "Bolehkah tecu mengucapkan beberapa patah kata?"
''Baik, katakanlah!"
"Suhu, Kiau cianpwe, tecu rasa situasi yang sedang kita
hadapi sekarang ini tidak menguntungkan, aku rasa
keadaan semacam ini bukanlah saat yang tepat untuk saling
bercekcok" "Benar!" seru Kiau Hui nio cepat-cepat, saat ini adalah
saat apa, tapi gurumu masih saja memusuhi diriku terus
menerus" "Suhu, bagaimanapun hubungan antara Kiau cianpwe
dengan Ti Thian hua, toh yang pasti dia sudah bergaul
selama hampir se-puluh tahun lamanya dengan suhu, Ti
Thian hua sibocah keparat itu lebih licik dari se-tan, mana
kita boleh mempercayainya!"
"Lim Giok, kau tidak tahu nona Kiau tersohor karena
mulutnya yang pandai berbicara, kata-katanya bisa
membuat orang yang sudah matipun menjadi hidup
kembali" "Sekalipun Kiau ciaupwe mempunyai bakat yang bagus
untuk berbicara, tapi Ti Thian hua bukan seorang manusia
yang mudah ditaklukkan apalagi setelah suhu mengusiknya
hari ini, dia pasti akan menaruh curiga bahwa perbuatan tersebut merupakan
perbuatan yang berkomplot antara kau dengan Kiau
cianpwe' "Lim Giok, kau.....'' tukas Ouyang Siong.
Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya mendadak Kiau
Hui nio melompat bangun seraya berseru:
"Kalian telah membunuh Ti Thian hua?"
Sebenarnya Ouyang Siong hendak mencegah Cu Siau
hong untuk berbicara lebih lanjut, ia percaya Ti Thian hua
pasti tak akan berhasil untuk mengenali suaranya.
tapi setelah mendengar jerit kaget dari Kiau Hui nio,
dengan cepat ia menutup kembali mulutnya rapat-rapat.
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah banyak
berpengalaman, begitu mendengar ucapan tersebut, ia
lantas memahami siasat dari Cu Siau hong itu telah
mendatangkan hasil yang amat besar, siapa tahu kalau
lantaran peristiwa ini mereka akan berhasil mengorek
banyak raha-sia dari mulut Kiau Hui nio"
Benar juga, dengan gelisah Kiau Hui nio segera berseru:
"Aduh......celaka, celaka ..."
"Apanya yang celaka" tanya Ouyang Siong.
"Benarkah kau telah membunuh Ti Thian hua'' Cu Siau
hong segera menjawab: "Sebenarnya suhu bermaksud untuk membunuh Ti Thian
hua, tapi dia sudah keburu ditolong oleh orang orang Kay
pang" "kalau ditolong oleh Kay pang keadaan semakin runyam
lagi" "Kenapa?" tanya Ouyang Siong.
Kiau Hui nio menghela napas panjang.
"Aaai.... Kau mengira dalam kota Siang-yang cuma
hanya ada Ti Thian hua seorang?"'
"Orang-orang mereka kan sudah pergi semua,
memangnya sekarang dia bukan seorang diri?"
Kiau Hui nio gelengkan kembali kepalanya.
Kau tidak tahu, mereka masih meninggalkan sebagian
orang-orangnya didalam kota Si-ang-yang"
"Dimana" Siapa-siapa saja mereka itu?"
Inilah pertanyaan yang ingin diketahui oleh Cu Siau
hong, dengan cepat dia pasang telinganya baik-baik untuk
mendengakan keterangan tersebut ......
Siapa tahu Kiau Hui nio segera menggelengkan
kepalanya berulang kali. "Aku tidak tahu!"
"Kau tidak tahu .....'
'Benar,Ti Thian hua sangat rapat menutup mulutnya
sekalipun seorang yang sudah berpengalaman dalam dunia
persilatan juga tak bisa menandingi dirinya, aku bisa tahu
kalau dikota Siang-yang masih ada orang orang mereka
adalah disebabkan dia mengucapkan persoalan itu tanpa
sengaja, tapi begitu merasa kalau telah salah berbicara, dia
lantas menutup mulutnya rapat-rapat"
"Soal ini mungkin saja merupakan siasatnya yang
sengaja berbuat demikian untuk mengelabuhi kita?" kata Cu
Siau hong. "Atas dasar apa kau berani mengatakan demikian?"
"Atas dua hal, pertama ketika Ti Thian hua keracunan,
ternyata tak ada orang yang menolongnya, kedua ketika ia
dibawa lari o-rang-orang Kay-pang juga tak ada orang yang
menyelamatkan jiwanya"
"Darimana kau bisa tahu kalau orang-orang Kay pang itu
bukan penyaruan dari mereka?"
"orang itu adalah Tan Tiang kim tianglo dari Kay pang!"
Ouyang Siong menerangkan.
Jilid 15 "Yaa, aku dapat memberi kesaksian untuk suhu, dia
memang Tan Tiang kim!" Cu Siau hong segera
menambahkan. . "Aaaai Kay pang telah menawan Ti Thian-hua, itu berarti
mereka telah dipaksa untuk tu-run tangan"
Satu ingatan segera melintas dalam benak Cu Siau hong,
seraya berpaling ke arah Ouyang Siong katanya:
"Suhu, dari mana datangnya kekuatan yang begitu
misterius dalam dunia persilatan sehingga suhu dan Kiau
cianpwe sendiripun tidak tahu?"
"Gerakan rahasia yang sedang bergerak di dalam dunia
persilatan saat ini memang susah diketahui, selain Ti Thian
hua si bocah keparat itu, yang lain hampir tak berani
menampakkan dirinya. "Apa sih yang mereka hindari?"
''Mereka sedang menghindari Pena wasiat!"
"Pena wasiat.." seru Ouyang Siong
Cu Siau-hong juga pernah mendengar kisah cerita
tentang Pena wasiat tersebut dari gurunya, tapi apa yang
diketahui amat sedikit sekali, tak tahan dia lantas menyela:
"Pena wasiat" Manusia macam apakah itu?"
"Yang dimaksud Pena wasiat adalah sebuah Pena,
sebuah Pena biasa......"
"Lantas apanya yang menakutkan?" seru Cu Siau hong
lagi. "Menakutkan sekali, kalau sebilah pedang paling banter
hanya akan merenggut nyawa orang, tapi yang dibunuh
Pena wasiat adalah nama baik orang itu serta sukmanya"
Mendengar perkataan itu, Cu Siau hong lantas berpikir:
"Tampaknya sekalipun seseorang yang buruk
karakternya, dia juga masih tahu akan rasa malu"
Berpikir demikian, diapun berkata:
"Benarkah sedemikian lihaynya?"
"Lim Giok, bila seseorang mati maka semuanya beres,
tapi pena wasiat tidak menghendaki nyawamu, dia hanya
mencatat semua perbuatanmu dalam dunia persilatan
dalam sebuah kitab, setelah itu menyiarkannya secara
terbuka, di-dalam keadaan demikian kau tak akan mampu
untuk membantah atau memungkiri lagi, jika telah menjadi
korban tulisan Pena wasiat, akibatnya bukan saja orang
baik akan membunuhmu, orang jahatpun berusaha
menghindarimu, itu berarti di atas mukamu sudah diukir
dengan sebuah tanda, sebuah tanda yang tak akan hilang
meski dicuci maupun diseka, hal mana akan mendatangkan
pe-rasaan daripada hidup lebih baik mati"
"Oooh ....... rupanya pena wasiat cuma sebatang pena,
tapi tecu percaya pena tersebut sudah pasti tak bisa
menulis sendiri, semestinya ada sese-orang yang
menuliskan catatan tersebut"
"Masalah tersebut merupakan masalah rahasia yang
selama ratusan tahun belakangan ini tak pernah
terungkapkan, dalam sepuluh tahun pena wasiat hanya
muncul satu kali, dalam delapan puluh tahunan pun hanya
muncul sebanyak delapan kali, meski begitu setiap kali
kemunculannya dalam dunia persilatan, seluruh dunia pasti
akan mengalami sekali goncangan keras ...."
"Goncangan apa yang terjadi"*'
"Tiada orang yang mengetahui darimana datangnya Pena
wasiat, tapi ia bagaikan memiliki selaksa mata dan selaksa
tangan, semua peristiwa yang terjadi selama sepuluh tahun
telah dicatat semua secara terang dan jelas.
"Suhu kalau toh pena wasiat itu ada pemegangnya
mengapa tidak kita cari saja pemegang pena wasiat itu?"
Tiba-tiba Kiau Hui nio menyela:
"Memangnya gamparg untuk menemukannya"
Jika pemegang pena wasiat itu bisa ditemukan,
bukankah dunia akan menjadi aman tenteram"
"Padahal kita juga tak perlu terlalu meman-dang serius
cara kerja pena wasiat itu" Kata Cu Siau hong.
"Apa maksudmu?"
"Seorang yang berani membunuh manusia, apakah dia
masih takut disebut orang sebagai pembunuh.
"Nak, kau tidak mengerti" kata Ouyang Siong
"Peristiwa ini sangat rumit sekali, kejahatan yang berada
dalam dunia persila-tan ibaratnya sampah yang
bersembunyi di balik kegelapan, ia tidak takut kotor, hanya
takut disoroti sinar matahari. Nak, orang yang mana
jahatnya tersiar sampai dimana-mana belum bisa dianggap
sebagai penjahat sungguhan, orang bersembunyi dibalik
kegelapan sambil melakukan kejahatan, tapi diluar berlagak
sebagai orang baiklah yang merupakan manusia jahat yang
sesungguhnya. Selama delapan puluh tahun pena wasiat
muncul dela-pan kali, tapi setiap kali kemunculannya pasti
lebih menggemparkan dari pemunculan sebelumnya, yang
sudah lama tak usah diceritakan, contoh saja kejadian pada
delapan tahun berselang ketika Pena wasiat muncul ke
delapan kalinya, sekaligus pena tersebut te-lah terjadi
dalam dunia persilatan, semua kejadian tercatat rapi dan
jelas, akhirnya dua orang ciangbunjin dari dua partai besar
mati secara mengenaskan dan tujuh pendekar besar
ketahuan rahasia sebenarnya hingga bunuh diri karena
malu, selain itu seorang pemnda yang tak pernah terdengar
namanya sebelum itu hanya dalam semalam saja menjadi tersohor dan menjadi seorang pendekar besar yang
dihormati setiap orang"
"Selama tecu berada dalam Kay pang, ba-nyak juga
cerita yang kudengar tentang pe-ristiwa dalam dunia
persilatan, tapi belum pernah kudengar tentang nama orang
yang berhasil menjadi terkenal dalam semalam saja, suhu
siapakah dia?" "Orang itu bernama Si San hong, Thian sim kiam
(pedang inti langit) Si San-hong!"
"Ooh...... rupanya dia!"
"Keberhasilan Si San hong menjadi tersohor dalam
semalaman sebetulnyn bukan terhitung suatu kejadian
besar, tapi akibatnya memancing minat banyak orang untuk
bisa mengikuti jejaknya, semua orang berharap bisa
menjadi termashur dalam dunia persilatan dan mempunyai
nama dan kedudukan yang tinggi secara mudah"
"Yaa, soal ini memang bisa dimaklumi ...." kata Cu Siau
hong sambil manggut-manggut.
"Hmm!Akhirnya para anak muda pada tekun berlatih
ilmu, tapi setelah berha-sil dengan latihannya khusus
mencari gara-gara dengan umat persilatan untuk mencari
nama" sambung Kiau Hui nio sambil mendengus. Cu Siau
hong menghembuskan napas ringan, dia seperti mau
mengucapkan sesuatu tapi kemudian diurungkan kembali.
"Nak. mengapa kau menghela napas" tegur Ouyang
Siong kemudian dengan suara dingin.
"Aku sedang berpikir, kalau toh ada manusia seperti
pena wasiat, mengapa pula ada manusia seperti Ti Thian


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hua?" "Itulah yang dinamakan kebenaran tinggi sejengkal,
kejahatan tinggi sekaki, sekalipun ada Pena wasiat yang
bisa mengungkap kejahatan, tapi justru karena itupula
kejahatan itu semakin terdesak dalam lingkungan yang
lebih dirahasiakan lagi"
Tiba-tiba Cu Siau-hong tertawa:
"Suhu takutkah kita terhadap pena wasiat". "Mendengar
pertanyaan itu, Ouyang Siong menjadi tertegun, kemudian
sahutnya agak tergagap: "Soal ini..... soal ini... kita tak bisa dibilang takut, tapi
seandainya pena wasiat mencatat pula tentang kita, waahjelas
hal ini akan sangat merepotkan diri kita"
"Suhu, menurut pendapatmu, penghianatan tecu
terhadap Kay-pang mungkinkah akan di catat pula oleh
pena wasiat?" Ouyang Siong segera tertawa lebar:
"Manusia seperti aku saja belum tentu bisa ditemukan
oleh pena wasiat, apalagi kau" Cuma seandainya peristiwa
ini sampai dike-tahui oleh pena wasiat, paling tidak juga
akan dibuat catatannya"
"Bukankah perbuatanku ini akan diketahui seluruh umat
persilatan?" "Bukankah aku bakal dibenci oleh semua orang?"
"Yaa, disinilah letak keseraman pena wasiat itu, justru
orang merasa takut bila rahasianya diuar-uarkan dihadapan
umum" kata Kiau Hui nio cepat.
'Aaaai....! kalau begitu, pena wasiat memang sangat
menjemukan sekali, tapi bu-kankah dalam dunia persilatan
terdapat banyak sekali jago-jago lihay yang berilmu tinggi"
Mengapa tak ada orang yang berusaha mencari jejaknya
kemudian dibunuh?" "Hmm! Dibunuh" Gampang benar kalau berbicara,
selama delapan puluh tahun entah ada berapa banyak
orang yang ingin berjumpa dengan pena wasiat, tapi
selamanya tak seorangpun diantara mereka yang berhasil
menjumpainya" "Kalau toh pena wasiat tersebut begitu ge-mar
mencampuri urusan orang lain, dia pasti akan munculkan
dirinya dalam dunia persilatan, masa tidak gampang untuk
ditemukan?" "Disinilah letak keseramannya, walaupun pena wasiat
selalu mencatat semua kebaikan dan kejahatan yang
sedang berlangsung dalam dunia per-silatan, akan tetapi
sipemegang pena wasiat itu tak pernah melibatkan diri
dalam soal budi dan dendam dalam dunia persilatan,
mungkin disampingmu tapi saking rapatnya dia
merahasiakan diri sehingga tak pernah ada orang yang
menge-tahui tentangnya"
"Aaai....! Kalau begitu orang ini amat misterius sekali'
"Yaa, memang misterius sekali, dalam seratus tahun
lamanya tak pernah ada seorarg manusiapun yang berhasil
mengetahui manusia macam apakah pemegang pena wasiat
tersebut?" Cu Siau hong termenung dan tidak berbicara lagi.
"Lim Giok, kau sibocah muda sungguh amat licik dan
pintar.." tiba-tiba Kiau Hui nio berseru lagi:
"Kiau cianpwe, kau terlalu memuji' tukas Cu Siau hong
"sekarang aku mempunyai satu persoalan yang tidak
kupahami"' "Oooh pesoalan apakah itu?" tanya Ouyang Siong.
Kalau benar Pena wasiat sudah muncul selama delapan
puluh tahun lebih didalam dunia persilatan, apakah
pemegang pena wasiat itu bisa mencapai usia seratus tahun
lebih?" Ouyang Siong menjadi tertegun dihadapkan persoalan
semacam itu, serunya kemudian:
"Oooh... bwlum pernah aku berpikir sampai kesitu ........
"Aku rasa perbuatan ini jelas bukan dilaksakan hanya
oleh satu orang saja, jadi dia pasti mempunyai ahli waris"
kata Kiau Hui nio. Ouyang Siong segera manggut-manggut, sinar matanya
dialihkan kembali ke wajah Kiau Hui-nio kemudian ujarnya.
"Hui nio, lebih baik kita jangan membicarakan terus soal
pena wasiat dalam dunia persilatan yang begitu luas hanya
ada sebuah pena wasiat belum tentu kita bisa
menjumpainya ." Setelab berhenti sejenak, lanjutnya:
"Lebih baik kita membicarakan soal Ti Thian hua saja!
berapa banyak lagi yang kau ketahui tentang Ti Thian hua?"
"Aaaai ..... kau harus percaya kepadaku, walaupun Ti
Thian hua si anak muda itu amat licik, tapi aku percaya aku
masih sang-gup untuk mengalahkan dia ....."
"Jadi maksudmu waktu yang kau pakai masih kurang
banyak, apakah kau harus me-nyuruh aku memakai topi
hijau beberapa kali lagi" seru Ouyang Siong lebih jauh.
Tampaknya Kiau Hui: nio sudah menaruh perasaan ngeri
dan takut terhadap Ouyang Siong, dia tak berani mendebat
parkataannya lagi. setelah menghembuskan napas panjang
katanya: "Janganlah berbicara dengan begitu tak sedap, aku gagal
untuk memancing rahasia Ti Thian hua, mungkin hal ini
bukan disebab kan karena dia enggan berbicara.... "
"Lantas karena apa" tukas Ouyang Siong.
"Tampaknya ada sesuatu kekuatan lain yang mengekang
dirinya itulah yang menyebahkan ia tak berani berbicara!"
'Oooh......!" "Suhu!" tiba-tiba Cu Siau hong menim-brung, tecu
mempunyai semacam jalan pemikiran yang sangat aneh,
entah pantas tidak kalau kuutarakan keluar?"
"Katakan saja!"
"Mungkinkah Ti Thian hua sendiripun ti-dak terlalu
banyak mengetahui latar belakangnya?"
"Soal ini, aku rasa tidak mungkin ...." kata Ouyang Siong
dengan wajah tertegun, ketika terjadi penyerbuan ke dalam
perkampungan Ing gwat san ceng tempo hari, sebagian
besar jago-jagonya dipimpin olehnya"
"Suhu, bila orang orang dibalik kegelapan tersebut ada
niat untuk menghindari pena wasiat, tentu saja karena akan
berusaha ke-ras agar orang lain tidak tahu kedudukan serta
asal usul mereka yang sesungguhnya, sekalipun Ti Thian
hua yarg memimpin penyerbuan itu, mungkin merekapun
tak akan membiarkan Ti Thian hua sendiri mengetahui
terlalu banyak . ..."
"Ehmm, masuk diakal juga perkataan ini"
"Setelah Lim Giok berkata demikian, aku sendiripun
mulai merasa agak curiga" kata Kiau Hui nio pula, "kalau
dia mengetahui amat banyak, percaya aku pasti akan
berhasil untuk mengorek keterangan yang lebih banyak
lagi" "Suhu, kalau didengar dari pembicaraanmu serta Kiau
cianpwe, tampaknya kalian berdua telah terperalat oleh
dirinya"' "Inilah yang dinamakan perahu terbalik dalam
pecomberan, aaai ....! Sudah puluhan tahun lamanya aku
berkelana, dalam dunia persilatan, sungguh tak kusangka
akhirnya harus jatuh pecundang ditangan seorang anak
muda'. "Suhu, Kay pang adalah suatu organi-sasi yang besar
sekali, aku dengar pangcu dari Kay pang telah berangkat
sendiri ke kota Siang-yang, mereka pasti membawa serta
jago-jago lihay dari tubuh Kay pang sendiri.... terutama
yang dinamakan bun-kay (Pengemis tua) Jin Khi . ...
"Pengemis sastrawan Jin Khi" Konon orang ini
berpengetahuan sangat luas, dia adalah juru pemikir dari
Kay pang. apa benar" .
"Benar, benar!"
"Maksudmu Bun kay Jin Khi pasti akan berhasil
menyelidiki asal-usul dari Ti Thian hua?"
"Soal ini ....aku kurang begitu tahu, be-lum pernah aku
berjumpa dengan Bun kay Jin Khi, akupun belum pernah
bersua dengan Pangcu, aku hanya mendengar dari orang,
dia merupakan orang yang paling pintar didalam tubuh Kay
pang, bahkan merupakan kunsunya perkumpulan"
"Benar!" Ouyang Siong manggut-manggut, orang itu
memang memiliki nama yang cukup tersohor dalam dunia
persilatan, tapi ia sangat jarang melakukan perjalanan
dalam dunia persilatan, banyak orang hanya tahu tentang
nama besarnya tapi belum pernah bersua muka dengan
dirinya " "Maksud suhu, sekalipun orang Kay pang sendiri juga
sangat jarang berjumpa dengan Jin Tianglo"."
Yaa, cuma akupun mendengar kalau dia tak pandai
berilmu silat" Entah benar entah tidak kabar itu?"
'Kedudukan tecu dalam Kay-pang rendah sekali, tidak
banyak yang kuketahui tentang Jin tianglo, soal yang
kuketahui kinipun hanya sempat kudengar dari pembicaraan
orang lain" "Aku rasa kita tak perlu menilai terlalu tinggi kemampuan
dari Bun kay Jin Khi, aku yang berjulukan Boan ko hui hoa
saja tidak berhasil mendapat tahu asal usul dari Ti Thian
hua si bocah keparat itu, aku rasa Jin Khi juga belum tentu
bisa menemukan keterangan apa-apa dari Ti Thian hua"
Cu siau hong termenung beberapa saat la-manya,
kemudian ujarnya kembali:
Suhu, sesungguhnya bile kita tinjau dari perkembangan
situasi yang telah berlangsung hingga saat ini, rasanya
asal-usul Ti Thian hua sudah tak perlu kita ragukan lagi!"
"Bocah keparat itu sudah banyak menjanji-kan kepada
kita, tapi tak sebuahpun yang di penuhi, mencuri ayam
bukan berhasil malah rugi segenggam beras, bukan saja
kena diti-pu mentah-mentah olehnya, bahkan dia telah
mempermainkan kami seenaknya, kalau ti-dak berhasil
mengorek keterangan dari mulutnya, hati terasa sangat
tidak terima" 'Suhu seandainya Ti Thian hua itupun tinggi
kedudukannya, sudah pasti ada orang yang bakalan
menolongnya, bila tiada orang yarg muncul untuk
menyelamatkan jiwanya, itu berarti Ti Thian hua tidak lebih
cuma seorang manusia keroco belaka"
'Benar, Yaa soal ini belum pernah kupikirkan!" seru
Ouyang Siong sambil manggut-manggut.
"Benar!" seru Kiau Hui nio pula, "kalau toh di kota Siangyang
ini masib ada orang-orang mereka, peristiwa
tertangkapnya Ti Thian hua oleh pihak Kay pang sudah
tentu akan diketahui pula oleh mereka".
Ouyang Siong segera tertawa terbahak-bahak, sambil
menepuk bahu Cu Siau hong katanya seraya tertawa.
"Lim Giok tampaknya dalam tiga lima tahun mendatang,
kau bakal menjadi makin hebat dan luar biasa"
"Waaah...... jika bocah keparat itu benar-benar telah
melakukan siasat tersebut. itu berarti kita sudah ditipunya
habis-habisan" kata Kiau Hui-nio penasaran.
"Hui nio kau selalu merasa yakin akan kemampuanmu
untuk berbicara dan menipu orang, tapi kali ini kau telah
jatuh dipencundangi habis-ha-bisan, itulah yang dinamakan
sudah rugi tentera malah mengorbankan sang nyonya"
Merah padam selembar wajah Kiau Hui nio karena
jengah, tapi ia seperti tak berani banyak berbicara lagi.
Cu Siau hong segera berbisik dengan suara lirih:
"Subu apakah jalan darah Kiau cianpwe masih ada yang
belum dibebaskan?" "Benar, jika beberapa buah jalan darahnya ti-dak ditotok,
mungkin akan terjadi persoalan sedari tadi"
"Suhu, sepantasnya kalau kau bebaskan jalan darah Kiau
cianpwe yang masih tertotok itu"
"Mengapa" Perempuan ini sangat lihay, kau belum
pernah menjumpainya, kalau sampai suhu terjatuh
ketangannya, paling tidak dia akan me-nyiksaku sepuluh
kali lipat lebih kejam dan hebat."
"Kapan sih aku telah menyiksa dirimu" seru Kiau Hui nio
dengan cepat. "Memangnya belum cukup siksaan yang kau berikan
kepadaku" Bukankah Ti Thian hua sibocah keparat itu kau
pertemukan dengan diriku" Maka aku sudah rugi dengan
tenaga, masih lagi suruh lohu memakai topi hijau sedang
kau" apa yang berhasil kau dapatkan?"
Kiau Hui nio segera menutup mulutnya rapat-rapat dan
tidak berani banyak berbicara lagi.
"Suhu" kembali Cu Siau hong berkata, "menurut
pandangan tecu. Kiau cianpwe masih tetap berpihak kepada
suhu, apa yang dilaku-kan olehnya terhadap Ti Thian hua
tak lebih hanya suatu siasat belaka, bocah kepa-rat itu
mana licik, keji, berakal lagi, sesungguhnya manusia
semacam itu memang tidak gampang untuk dihadapi ....."
setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Suhu, kau dan Kiau cianpwe sudah berhubungan banyak
tahun, senang sama dicicipi susah sama dijinjing, mengapa
hanya dikarenakan suatu masalah kecil mengakibatkan
kalian saling bentrok dan barmusuhan sendiri "''
Ouyang Siong menjadi tertegun, lalu mang-gutmanggut:
"Yaa, benar juga perkataanmu itu'
Tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya dan tertawa
terbahak-bahak. 'Haaahhhh....... Haaahhh..... haaahhh.... Hui nio, aku
sudah bisa menerima keadaan, aku tahu sewaktu
berkenalan denganmu dulu kau sudah bukan orang baikbaik
lagi, tentu saja akupun tak bisa mengharapkan
kesetiaan dan kesucianmu lagi."
Jari tangannya segera digerakkan berulangkali, secara
beruntun dia telah membebaskan beberapa buah totokan
pada jalan darah Kiau Hui nio.
Begitu jalan darahnya yang tertotok telah bebas, Kiau
Hui nio menjulurkan tangan kakinya sambil melemaskan
otot, kemudian serunya. 'Ouyang Siong, kali ini kau cukup keji menyiksa diriku!"
"Kau masih mendendam?"
Kiau Hui nio segera tertawa.
"Tidak, aku malah merasa amat senang, aku idak
mengira kalau rasa cemburumu masih begi-tu besar, itu


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menandakan kalau kau masih ber-sungguh-sungguh
kepadaku" Ouyang siong segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh...... haaahh...... haaahh..... memangnya kau
anggap selama belasan tahun ini aku hanya bersikap purapura
kepadamu?" "Sungguh-sungguh atau pura-pura, aku sendiri juga
tidak tahu, cuma sekarang aku sudah tahu begitu
cemburunya kau terhadap Ti Thian hua, ini menandakan
kalau kau memang benar-benar bersungguh hati terhadap
diriku!" "Yang sudah lewat biarkanlah lewat, mulai sekarang kau
harus mulai belajar hidup sebagai se-orang perempuan
yang baik dan seorang istri yang setia!"
Kiau Hui nio segera manggut-manggut, sahutnya sambil
tertawa: 'Dikemudian hari aku pasti akan belajar untuk menjadi
perempuan yang baik dan setia'.
"Kau tak perlu belajar yang berlebihan, aku hanya minta
kau bisa belajar setia dan menunjukkan sikap seorang
perempuan sejati itu sudah lebih dari cukup bagiku"
"Aku tahu, dan aku berjanji akan merubah semua
watakku, sekalipun topi hijau tidak menekan orang, hal ini
memang merupakan suatu beban pemikiran yang berat
sekali" "Hui nio, sungguh tidak kusangka kau masih tahu
tentang begitu banyak persoalannya"
Cu Siau-hong yang menyaksikan kesemuanya itu, diamdiam
ia lantas berpikir: "Sepasang lelaki perempuan yang tak tahu malu ini
masih bisanya membicarakan persoalan itu dengan nikmat,
mereka tidak memikirkan apakah orang tak akan muak
mendengar ucapan semacam itu" '
Berpikir demikian, dia lantas berkata:
'Suhu, dewasa ini yang paling penting agaknya adalah
berusaha untuk mencari kabar tentang gerak-gerik orang
Kay pang, benarkah ada orang yang berusaha untuk
menolong Ti Thian hua?"
"Benar! Kita memang harus mencari akal untuk
menyelidiki persoalan ini"
"Persoalannya sekarang adalah dengan cara apa kita
harus melakukan penyelidikan tersebut," kata Cu Siau
hong. "Yaa, persoalan ini memang benar-benar merupakan
suatu persoalan yang amat menyulitkan"
"Lim Giok" seru Kiau Hui nio kemudian, "aku dan suhumu
bila kehilangan tunjangan keku-atan dari Ti Thian hua,
maka kami tak akan mampu untuk melawan Kay pang,
apalagi masih ada orang-orang dari Pay kau?"
"Suhu, Kiau cianpwe, setelah aku pun berpikir, aku
merasa bahwa Ti Thian hua kemungkinan besar memang
ditunjang oleh suatu kekuatan besar lainnya yang
tersembunyi, seperti misalnya orang--orang yang terlibat
dalam penyergapan terhadap Bu khek bun ..........."
"Yaa kalau dibicarakan sesungguhnya memang agak
aneh" sambung Ouyang Siong "dengan jumlah anggota
yang begitu banyak, apalagi disertai pula oleh beberapa
orang Bu khek bun sendiri, mengapa dalam waktu singkat
jejak mereka bisa lenyap tak berbekas?"
Mendengar perkataan itu, Cu Siau hong segera berpikir:
Tumbal Asmara Buta 2 Dewa Arak 80 Misteri Gadis Gila Pendekar Sakti Dari Lembah Liar 7

Cari Blog Ini