Ceritasilat Novel Online

Pendekar Muka Buruk 11

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 11


Giam In kok mengetahui dengan jelas bagaimana caranya untuk
kangzusi.com membebaskan jalan darah diselangkangan yang tertotok, tapi cara yang amat
sederhana ini tak mungkin dilakukan diatas tubuh adik neneknya, ketika mendengar
perkataan yang amat serius dari nenek nelayan, tanpa terasa ia berpaling dengan
jantung berdebar keras. Nenek pertapa nelayan tersenyum-senyum, ujarnya:
"Engkoh cilik, kenapa kau mesti merasa serba salah" menolong jiwa manusia jauh
lebih penting daripada mengurusi segala-galanya, ayolah cepat kerjakan!"
Giam In kok semakin murung dan kesal, diam-diam makinya
dalam hati: "Aneh benar nenek ini.... dia toh sudah tahu bagaimana caranya untuk membuka jalan
darah diselangkangan yang tertotok, kenapa
sekarang dia malahan seakan-akan memaksa agar aku berbuat
begitu?" Setelah didesak berulang kali oleh nenek pertapa nelayan,
walaupun dalam hati merasa malu dan gelisah, tapi sulit baginya untuk berpeluk
tangan belaka menyaksikan Suto Hong mati konyol.
Sekalipun Suto hong memiliki wajah yang sangat cantik dan
tubuh yang menggiurkan, namun bagi bocah muda itu, dia hanya
mempunyai rasa hormat dan sayang belaka tanpa sedikitpun
disertai oleh rasa cabul atau napsu birahi, sudah tentu tak mungkin baginya
untuk "mengawini" adik neneknya ini dengan perbuatan yang lazimnya dilakukan
antara suami istri. Sementara pemuda itu masih ragu-ragu dan bimbang, tiba-tiba
satu ingatan berkelebat dalam benaknya, diam-diam pikirnya dihati:
"Tulang selangkangan bagian dalam langsung berhubungan
dengan pusar dan termasuk bagian urat In Kian meh, kenapa aku
tidak mencoba untuk menembusi jalan darahnya yang tertotok itu
dari pusar, lewat isi perut dan langsung menerjang hadangan
ditulang selangkangan....?"
Berpikir sampai disitu, anak muda itu segera mengambil
kangzusi.com keputusan untuk mempraktekkan apa saja yang baru ia temukan,
andaikata usahanya ini gagal, maka terpaksa.....
Maka dengan hati yang tulus dan sama sekali terbebas dari
pikiran nyeleweng, bocah muda itu segera menghimpun semua
kekuatan dalam tubuhnya, kemudian ia pusatkan semua perhatiannya pada tubuh
perempuan itu. Sesaat kemudian ia mendekati Suto Hong dan menempatkan
bibirnya diatas perutnya bagian kandungan lalu perlahan-lahan
meniupkan hawa murninya menembusi tubuh lawan.
Mendadak.... bocah muda itu merasakan bahwa hawa murninya
menembusi perut menerobos pusar dan tiba di tulang selangkangan tanpa adanya
suatu hadangan atau sumbatan apapun juga.
Ia jadi kaget dan curiga, tapi sebelum pemuda itu sempat
mengambil suatu tindakan apapun juga, tiba-tiba Suto Hong
menjerit lengking, tubuhnya tiba-tiba bergerak dan tahu-tahu saja tangan dan
kakinya telah menggaet tubuh pemuda itu dan
dipeluknya kencang-kencang.
Giam In kok jadi sangat terperanjat, dengan cemas teriaknya
keras-keras: "Ik poo... cepat lepaskan pelukanmu ini!"
Baru saja perkataan itu diucapkan keluar, sesosok bayangan
manusia telah menerobos masuk kedalam gardu, disusul munculnya
dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat mengancam
punggungnya. Pemuda itu merasakan sepasang kaki Ik poo-nya mengaet
lekukan kakinya, pinggang dan lehernya dipeluknya erat-erat hingga membuat
tubuhnya ibarat dibelenggu menjadi tiga bagian, hal ini membuat badannya sama
sekali tak berkutik. Disaat yang kritis inilah, tiba-tiba satu ingatan berkelebat dalam benaknya,
buru-buru ia melejit dan menggelinding kearah samping meja batu sebelah,
bersamasama dengan tubuh Suto Hong yang
kangzusi.com telanjang bulat itu. "Blaaaam...!" Benturan keras menggelegar, meja batu dalam gardu itu
terhantam hingga hancur berantakan tak karuan.
Tidak sampai disini saja kekuatannya, bahkan permukaan tanah
dimana meja batu itu semula berada telah melengkung kedalam
hingga muncullah sebuah liang yang dalam.
Andaikata petapa nelayan tidak bermaksud untuk membinasakan
dirinya dalam sekali pukulan, tak mungkin mereka lancarkan
serangan sekeji itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Dalam pada itu, Giam In kok telah berhasil melepaskan diri dari ancaman bahaya
maut, dengan cepat ia sambar tubuh Suto Hong
dan menggelinding keluar gardu itu.
Setelah berhasil berdiri tegak, bentaknya keras-keras:
"Nyoo cianpwee! kenapa hatimu begitu kejam dan keji" apa salah dosaku" kenapa
tanpa sebab kau akan membinasakan diriku?"
"Hahaha... hahaha.... hahaha..." pertapa nelayan dari sungai Kang ciu tertawa seram
tiada hentinya, "kau si bajingan cilik merupakan manusia yang berhati binatang,
mulai dari ini namamu sudah terhapus sama sekali dari deretan nama para pendekar kaum lurus!"
Tiba-tiba Suto Hong berbisik lirih:
"Janganlah ribut dengan mereka, cepat bawa aku berlalu pergi dari sini dahulu!"
Sebenarnya Giam In kok masih ada niat untuk memaki-maki
pertapa nelayan dari sungai Kang ciu, tapi setelah ditegur oleh Suto Hong ia
baru merasakan kalau gelagat kurang menguntungkan.
Pemuda itu sadar, kecuali menyingkir untuk sementara waktu,
maka tiada jalan lain baginya untuk mempertahankan diri.
Maka tanpa banyak bicara lagi, pemuda itu segera mengenjotkan
kangzusi.com badan dan laksana kilat meluncur kedalam hutan.
Bentakan-bentakan nyaring bergema dari arah belakang, namun
tak nampak sesosok bayangan manusiapun yang mengejar dirinya.
Setelah jauh memasuki hutan dan pemuda itu yakin kalau tak
ada yang mengejar dan aman, Giam In kok baru menghentikan
gerakan tubuhnya serta membaringkan tubuh Suto hong keatas
tanah, tegurnya sambil menghela napas panjang.
"Ik poo, bagaimaba sih ceritanya sampai engkau jadi begini rupa....?"
Suto Hong tertunduk sedih, dengan air mata bercucuran, ia
menjawab: "Ilmu silatku tak mampu menandingi orang, berada dibawah
tekanan orang lain kecuali menerima penghinaan dan siksaan batin, apalagi yang
bisa kuperbuat" ini hari andaikan Siau hiap tidak
berhasil menolong jiwaku, mungkin aku sudah....."
Giam In kok jadi terperangah sesudah mendengar ucapan itu, ia
segera mengamati wajah perempuan itu dengan lebih seksama,
secara lamat-lamat ia temukan meski paras muka perempuan ini
mirip dengan adik neneknya, tapi banyak bagian lain yang berbeda, rasa curiga
segera menyelimuti benaknya.
"Kau... kau bukan Ik poo ku... kau... kau... sebenarnya siapakah kau?"
Perempuan itu tertunduk semakin rendah, setelah sangsi
sejenak, diapun menyahut:
"Aku... aku... bernama Wan Chin dan she Ku!"
Hawa amarah yang berkobar dalam dada Giam In kok meledak,
rasanya ingin sekali ia menampar perempuan yang menyaru jadi
Suto Hong itu hingga babak belur dan setengah mati, tapi ketika menyaksikan
perempuan itu menangis dengan begitu sedihnya,
bocah muda itu jadi tak tega.
Akhirnya dengan mata melotot dan sorot mata yang
kangzusi.com memancarkan sinar tajam, ia menatap wajah Ku Wan Chin tanpa
berkedip, hardiknya: "Lalu siapakah kedua orang itu tadi" ayoh cepat jawab!"
"Aku sendiripun tak tahu siapakah mereka itu!" sahut Ku wan chin sambil
menggeleng. "Kalau begitu siapa yang menyuruh kau untuk menyaru sebagai Ik poo ku dan
melakukan perbuatan yang begitu memalukan?"
"IK poo" siapakah Ik poo mu" aku hanya tahu bahwa aku telah dibekuk oleh seorang
sastrawan yang berusia diantara tiga puluhan, kemudian aku jatuh tak sadarkan
diri hingga siau hiap datang
tadi...." "Seorang sastrawan berusia diantara tiga puluh tahunan?" seru Giam In kok
terperanjat, "aneh... kalau begitu pastilah setan tua itu yang telah membuat garagara, coba kau tunggu sebentar disini..."
Rupanya Ku Wan Chin tahu kalau bocah itu hendak pergi, dengan
cepat ia segera memeluk pinggangnya sambil berlutut, pintanya
dengan suara yang memilukan hati:
"Siau hiap, kuharap kalau kau mau menolong orang, tolonglah sampai akhir,
bawalah sekalian diriku!"
"Tidak... tidak bisa jadi, aku akan pergi kesitu untuk mengambil pakaianmu,
kemudian baru kubawa kau pergi dari sini!"
"Kalau begitu sebelumnya kuucapkan terima kasih lebih dahulu atas pertolongan
mu!" Dari keterangan yang didengar dari mulut Ku Wan Chin, dengan
cepat Giam In kok segera menduga kalau sastrawan berusia kira-kira tiga puluhan
itu pastilah merupakan penyaruan dari setan tua bermuka seratus yang pernah
dijumpainya dalam lembah pertapaan
iblis, hatinya jadi gemas sekali dan cepat-cepat ia ingin menemukan lawannya
untuk diajak bertanding. Dalam waktu singkat saja Giam In kok sudah tiba kembali
kangzusi.com didepan gardu Tan siang tong, kecuali meja batunya yang sudah
hancur dan diatas permukaan tanah muncul sebuah liang dalam,
keadaan disitu sama seperi semula, tak ada perubahan apa-apa,
bayangan tubuh dari pertapa nelayan suami istri telah lenyap tak berbekas.
Dengan cepat pemuda itu masuk kedalam gardu, ia berhasil
menemukan kembali pakaian Ku Wan Chin, setelah mengambil
pakaian tadi, pemuda itu segera memanjat pohon guna mencari
tahu kearah mana kaburnya pertapa nelayan suami istri itu.
Arah demi arah diselidikinya dengan seksama, namun tak tampak
sesosok bayangan manusiapun yang kelihatan, sementara ia masih
termenung untyk memecahkan persoalan itu, tiba-tiba terdengar
seseorang membentak keras:
"Hey, keparat cilik, jangan pergi dulu!"
Suara orang itu sangat dikenal olehnya, ketika ia berpaling
kebelakang, maka tampaklah Kong Beng yu dari perkumpulan Su
Hay pang dengan membawa beberapa orang jago lainnya dengan
cepat meluncur datang. Giam In kok jadi terperanjat, sebelum ia sempat membuka suara,
rombongan para jago itu telah tiba dihadapan mukanya.
Dalam gelisahnya Giam In kok lupa kalau ia berada dalam
keadaan menyaru, dengan muka serius serunya dingin:
"Ooooh...! rupanya Kong tayhiap yang telah datang, tolong tanya ada urusan apa kau
menghentikan pwrjalananku ini?"
Kong Beng yu melirik sekejap kearah pemuda itu, sorot matanya
berhenti diatas pakaian perempuan yang berada ditangannya,
kemudian sambil tertawa dingin tegurnya:
"Bocah keparat! siapakah engkau?"
"Aku adalah In Kok hui!"
"Oooh.... rupanya kau adalah bocab ajaib bermuka seribu, tak aneh kalau paras
mukamu seringkali berubah-ubah, hey, bajingan
kangzusi.com cilik! aku ingin bertanya kepadamu, pakaian wanita itu kau dapatkan dari mana?"
"Hmm! itu urusanku sendiri, lebih baik tutup bacotmu dan tak usah mencampuri
urusan orang lain lagi!"
"Hahaha... hahaha... hahaha... kau benar-benar seorang manusia sombong dan tak pandang
sebelah matapun terhadap orang lain,
setelah menculik anggota Su Hay pang kami kenapa tak berani
menghadapi kami untuk bertanggung jawab" hmm! saat ini selain
aku hadir pula Cin tiangloo dari Ciong Lay pay, To Hong taysu dari kuil Siau lim
si serta Pang tiangloo dari perkumpulan kami sebagai saksi, akan kulihat apakah
kau berani melepaskan diri dari tuntutan keadilan?"
"Engkau jangan memfitnah orang semaunya sendiri, siapa yang telah menculik
anggota perkumpulan kalian?" bentak Giam In kok dengan penuh kegusaran.
"Bajingan cilik, selembar bibirmu memang tajam sekali! diatas pakaian setiap
anggota perempuan perkumpulan Su Hay pang kami
terukir sebuah lukisan naga keluar dari samudra, beranikah engkau merentangkan
pakaian itu untuk kuperiksa dan di saksikan orang
yang hadir disini?" Saking gusar dan mendongkolnya, sekujur badan Giam In kok
sampai gemetar keras, dengan cepat ia rentangkan pakaian
perempuan yang berada dalam jinjingan-nya itu....
Apa yang dijumpainya..." hampir saja pamuda itu terkejut dan
kagetnya, ternyata diatas pakaian perempuan yang ia bawa itu
masing-masing tersulam seekor naga emas kecil yang sedang keluar dari dalam
samudra. Kong Beng Yu segera mendengus dingin.
"Hmmm! bocah ajaib bermuka seribu, bagus sekali
perbuatanmu," teriaknya dengan penuh kegusaran, "bukan saja telah menculik
anggota perkumpulan kami, bahkan sampai kutang
dan celana dalamnyapun kau lepaskan semua dari tubuhnya... apa
kangzusi.com yang telah kau lakukan terhadap dirinya" sekarang ia berada
dimana" hmm! jangan-jangan ia telah kau perkosa dengan paksa..."
"Omong kosong! siauya bukanlah manusia semacam itu..."
"Huuuh....! lebih baik kau tak usah membantah lebih dahulu,"
tukas Kong Beng yu lebih jauh, "anggota perempuan kami yang bernama Ku Wan Chin
secara tiba-tiba telah lenyap tak berbekas
sehari berselang, aku orang she Kong telah mengerahkan segenap
anggotaku untuk mencari jejaknya, namun belum ketemu, semula
kami kira ia sudah menghianati perkumpulan kami dan telah
melarikan diri, aaii... kini tak tahunya kau sibocah ajaib yang sudah menculiknya
pergi, ayoh! sekarang cepat serahkan kepada kami!"
Giam In kok sama sekali tak menduga kalau Ku wan chin
merupakan anggota dari perkumpulan Su Hay pang, dan lebih-lebih tak menyangka
lagi kalau pihak lawan berani menuduh dirinya yang telah menculik perempuan itu,
saking gusar dan mendongkolnya,
hampir saja ia jatuh pingsan.
Akhirnya dengan suara lantang ia berseru:
"Kurang ajar! kau benar-benar manusia jahanam yang pandainya cuma menfitnah
orang, aku sama sekali tak pernah melakukan
perbuatan seperti apa yang telah kau tuduhkan itu...! Ku Wan chin telah ditangkap
oleh setan tua bermuka seratus yang menyaru
sebagai seorang sastrawan dan dibawanya kegardu Tan Siang tong, akhirnya gadis
itu berhasil kutolong, sekarang aku datang kemari ini untuk mengambilkan pakaian
miliknya.?"Huuuh....! enak saja kalau ngomong, aku mau tanya dulu,
perempuan itu berhasil kau selamatkan dimana?"
"Dari gardu Tan Siang tong!"
"Kalau begitu, kenapa tidak kau biarkan ia mengenakan pakaiannya dahulu didalam
gardu Tan Siang tong?"
-ooo0d0wooo - kangzusi.com Jilid : 24 PADA waktu itu setan tua bermuka seratus hadir disini,
?karenanya aku harus menyelamatkan jiwanya lebih dahulu!"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kong Beng yu tertawa sinis.
"Apa buktimu yang dapat membenarkan ucapanmu itu?" serunya.
"Ayoh sekarang ikutilah aku, akan kuantar dirimu untuk menemui perempuan itu,
biar dia nanti yang akan menceritakan kejadian
yang sebenarnya kepadamu!"
"Hahaha... hahaha... hahaha... enak benar kau kalau bicara, jika ia telah bersedia
mengikuti dirimu, maka sudah barang tentu apa yang dikatakan nanti akan
menguntungkan dirimu!"
Menyaksikan akan kelicikan lawannya, lama-kelamaan Giam In
kok jadi gusar juga, segera hardiknya:
"Lalu apa maksudmu?"
"Akan kutangkap kau serta perempuan binal itu untuk menjatuhi hukuman yang
setimpal oleh perkumpulan kami!"
"Kalau Siauya tak mau pergi, kau memangnya mau apa?"
Pang tiangloo dari perkumpulan Su Hay pang yang aslinya
bernama Phang kun jadi sangat gelisah sekali sewaktu dilihatnya Kong Beng yu
dibuat gelagapan dan kehilangan muka oleh tingkah
laku lawannya, buru-buru ia maju kedepan sambil berseru:
"Siau hiap, jangan gusar dahulu dan Kong Beng yu tak usah
terburu napsu, menurut pendapatku, lebih baik sekarang kita temui dulu Ku Wan
chin, kemudian baru mengambil keputusan,
bagaimana menurut pendapat kalian?"
Menggunakan kesempatan yang sangat baik ini, Kong Beng yu
segera memutar kemudi mengikuti hembusan angin, dengan wajah
tengik bentaknya: "Bajingan cilik, ayoh cepat tunjukan jalan!"
"Hmmm! kau sendiri yang bajingan tua!" sahut Giam In ko tak kangzusi.com
mau kalah. Dengan hati yang panas dan perasaan mendongkol, berangkatlah
pemuda itu membawa keempat orang kakek tua serta dua orang
pemuda berusia dua puluh tahun itu menuju kehutan dimana Ku
Wan chin berada. Siapa tahu ketika tiba ditempat tujuan, ternyata disitu tak
nampak sesosok bayangan manusiapun, bayangan tubuh Ku Wan
chin seolah telah lenyap tak berbekas.
Menghadapi kejadian yang sama sekali di luar dugaan itu, bocah
muda ini jadi tertegun dan untuk beberapa saat lamanya ia tak
mampu untuk mengucapkan sepatah katapun.
Karena tidak menemukan orang yang di cari, paras muka Kong
Beng Yu jadi berubah hebat, ia segera membentak:
"Bangsat cilik, ayo jawab dimana Ku Wan chin kini berada?"
"Mungkin ia telah diculik kembali oleh setan tua bermuka seratus, mari ikut
diriku guna mencari jejaknya....!"
"Kau akan mencoba untuk bermain petak diatas bukit ini?" ejek orang she Kong itu
dengan sinis. Ketika mangatahui kalau Ku Wan chin lenyap, Giam In kok
segera menduga kalau perempuan itu telah diculik kembali oleh
setan tua beruka seratus untuk menfitnah dirinya, atau mungkin
juga perempuan itu bersembunyi karena malu berjumpa dengan
saudara seperguruannya. Dalam pikiran pemuda itu, menemukan gadis she Ku itu lebih
penting dari segala galanya, namun ketika dilihatnya Kong Beng yu selalu
mengejek dirinya terus, lama-lama pemuda itu jadi naik pitam juga, segera
hardiknya: "Bajingan tua, kau tak usah ngoceh tak karuan, mulutmu seperti gombal, kalau
enggan pergi aku akan pergi sendiri untuk
mencarinya!" kangzusi.com
"Hmm! kau ingin menggunakan dengan alasan akan mencari
untuk kabur?" ejek Kong Beng yu dengan sinis.
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut, telapak tangannya segera berkelebat
kedepan dan melancarkan satu pukulan
kedepan. Giam In kok tak mau menunjukkan kelemahannya, apalagi saat
itu ia sudah amat dendam dengan orang she Kong dari
perkumpulan Su Hay pang ini, ketika melihat datangnya serangan, ia segera
menghimpun segenap tenaganya guna menghadapi keras
lawan keras. "Blaaaaaam....!"
Suara bentrokan keras menggelegar diangkasa, pusaran angin
berpusing menyebar keempat penjuru, termakan oleh daya tekanan
yang maha dahsyat, tubuh Koag Beng yu tergetar mundur tiga
langkah jauhnya dari tempat semula dan menumbuk sebuah pohon
yang besar. Phang Kun liang In dari perkumpulan Su Hay pang dengan cepat
maju kedepan, sambil menghadang dihadapan Giam In kok, ia
terlawa dingin tiada hentinya.
"Hahaha... hahaha... hahaha... Siau hiap, ilmu silat yang kau miliki memang lihay dan
luar biasa, aaaaaa.... apakah orang
persilatan tak boleh membicarakan soal kebenaran dan keadilan?"
"Sekarang bukan waktunya untuk membicarakan masalah
tersebut" tukas pemuda itu, "yang lebih penting pada saat ini ialah mencari
gadis itu lebih dahulu. Hmm! siapa suruh ia ngaco belo tak karuan....?"
"Siau hiap, kau hendak membawa kami kemana untuk mencari
perempuan itu?" "Kurasa kemungkinan besar ia masih berada dalam hutan ini, tapi kalau terlambat
mungkin ia sudah dibawa kabur jauh dari sini!"
"Baik! kalau begitu aku akan menyertai dirimu!" sahut Phang Kun kemudian.
kangzusi.com Kepada dua orang kakek yang mengeringinya, ia berkata pula
sambil tertawa: "Cin Tiangloo, To heng taysu apakah kalan juga bersedia
mengikutiku?" Dua orang kakek itu segera mengangguk tanda setuju.
Tanpa banyak bicara lagi Giam In kok segera berjalan lebih
dahulu dengan langkah lebar, siapa tahu, baru saja ia berjalan
beberapa puluh langkah mendadak ia mencium bau amis darah
yang terhembus angin, pemuda itu jadi terperanjat dan segera
pikirnya: "Aneh benar! kenapa disini ada bau darah yang begini tajam"
jangan-jangan ia sudah dibunuh orang?"
Meskipun dalam hati kecilnya ia merasa sangat curiga, namun
pemuda itu membelok juga kearah mana berasalnya bau darah ini.
Disamping sebuah pohon besar berbaringlah sesosok mayat
perempuan dalam keadaan telanjang bulat, diantara selangkangan-nya masih
terlihat jelas noda darah.
Ditinjau dari wajahnya yang masih mencermunkan kepuasan
seks, dapatlah diketahui bahwa kematian perempuan itu bukan
sama sekali tidak merasa kesakitan, bahkan ia telah mengalami
kegembiraan serta kepuasan yang luar biasa.
Giam In kok jadi sangat terperanjat sekali setelah menyaksikan
pemandangan yang mengerikan itu, ia tergetar mundur dua langkah kebelakang dan
hampir saja bertumbukkan dengan Phang Kun yang
berjalan dibelakangnya. Sementara itu dengan suatu gerakan cepat, Kong Beng yu telah
menerjang maju kedepan, setelah memeriksa sebentar oerempuan
itu, tiba-tiba dengan muka berubah jadi hijau membesi, hardiknya penuh
kegusaran: "Bajingan keparat! rupanya engkaulah yang telah memperkosa serta membinasakan
anggota perempuan Su Hay pang kami!"
kangzusi.com Bersamaan waktunya, sepasang telapaknya diputar secara
bersama, lalu melepaskan pukulan-pukulan gencar yang maha
dahsyat... Pada saat yang bersamaan, dua orang yang berada dibelakang
Phang Kun segera memburu kedepan sambil berseru:
"Ooooh.... sumoy!"
Mereka segera maju mendekati mayat perempuan itu dan
menangis tersedu-sedu dengan sedihnya.
Dalam pada itu, Giam In kok yang diserang habis-habisan segera
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk
memusnahkan seluruh serangan yang diarahkan kepadanya, suatu
ketika ia tiba-tiba membentak keras.
"Tua bangka She Kong, tunggu sebentar! aku ada perkataan
yang hendak kusampaikan kepadamu!"
"Memperkosa, lalu membunuh, dan bukti sudah nyata tertera
dengan jelas, apalagi yang hendak kau ucapkan" hmmm! bukankah
ilmu silatmu sangat lihay" kenapa tidak bunuh sekalian semua jago persilatan
yang ada dikolong langit ini, hingga seluruh dunia dapat kau kuasahi sendiri?"
Sambil berbicara, Kong Beng yu melepaskaa kembali pukulan-pukulan berantainya
silih berganti, bahkan makin menyerang,
tenaga pukulannya semakin dahsyat, hanya dalam waktu yang
singkat beberapa batang pohon besar telah berhasil ditumbangkan olehnya hingga
muncullah sebuah tanah lapang yang kosong dan
luas... "Kurang ajar!" seru Giam In kok dengan gusar setelah merasakan dirinya diserang
terus-terusan, "kau berani bicara seenaknya sendiri...." apa kau sudah bosan
hidup?" "Huuuh....! memangnya kau bisa mangapakan diriku?"
Kegusaran Giam In kok sudah mencapai pada puncaknya, ia
segera lemparkan pakaian perempuan yang berada ditangannya ke
kangzusi.com keatas tanah kemudian secepat kilat ia lepaskan sebuah totokan
kedepan. "Duakk.....!" Dengan telak totokan tersebut bersarang diatas tubuh Kong Beng
yu yang sedang menerjang maju kedepan sambil siap melancarkan
serangan, hingga berhenti ditengah jalan dan berdiri bagaikan
patung. To heng taysu segara mengerutkan kening setelah menyaksikan
akan kelihayan bocah muda itu, ia merangkap tangannya didepan
dada dan berseru: "Omitohud! In sicu apakah kau hendak menciptakan banyak
pertumpahan darah setelah kau ciptakan pertumpahan darah yang
pertama?" "Perempuan itu bukan aku yang membunuh, akupun juga tak
pernah memperkosa dirinya!" teriak Giam In kok dengan suara yang lantang.
Salah seorang pemuda yang sedang maratap sedih disisi mayat
perempuan itu tiba-tiba meloncat bangun dan berteriak keras:
"Kalau bukan kau yang melakukan, lantas siapa" coba lihatlah dibelakang
selangkangan-nya masih tersisa cairan putih....!"
"Aku bilang bukan aku yang melakukan, yaa bukan, kenapa
kal"an mesti ribut terus?"
Cin Tiangloo dari partai Ciong lay yang bernama Cin Hui Cing
menyadari sampai dimanakah kelihayan ilmu silat yang dimiliki oleh bocah itu,
dan diapun tahu kalau orang muda perkumpulan Su Hay
pang itu sama sekali bukan tandingannya, menyaksikan pemuda itu meloncat bangun
dengan gerakan nekat, buru-buru ia mencegah
sambil berkata: "Nanti dulu.... nanti dulu.... kalau ada persoalan mari kita kangzusi.com
bicarakan secara perlahan-lahan, kulihat Ku Lihiap ini diperkosa dengan sistim
Cay hoa yang amat jahat, sari perawan-nyaa dihisap orang hingga habis dan mati,
kalau toh In siau hiap melakukan
perjalanan bersama Ku lihiap, maka kematiannya ini tak bisa
terlepas dari tanggung jawabmu!"
"Tapi telah kukatakan secara jujur, bahwa perkosaan dan
pembunuhan ini bukanlah aku yang melakukan! buru-buru Giam In"kok membantah.
"Aku sih tidak menuduh Siau hiap melakukan kejahatan ini, cuma saja tuduhan dan
kecurigaan terhadap dirimu tidak bisa dilepaskan dengan begitu saja, bukankah
Siauu hiap pernah berkata bahwa
dirimu pernah menolong jiwa Ku lihiap serta membawanya datang
kemari" kenapa tidak kau ajak serta dirinya kembali ke gardu Tan Siang tong
untuk bersamasama mengambil pakaiannya" sekarang
ternyata urusan jadi begini, lalu dimanakah rasa pertanggungan
jawabmu atas kematian dan perkosaan ini?"
Giam In kok merupakan seorang pemada yang berhati jujur, ia
tak bisa memberikan jawaban atas kiat pertanyaan itu, setelah
termenung sejenak, dengan gemas serunya:
"Terus terang saja kukatakan, perbuatan itu bukanlah aku yang melakukan, tapi
aku akan menggunakan segenap kemampuanku
untuk menyelamatkan jiwanya, tentu saja kita akan tahu siapakah yang telah
melakukan perbuatan terkutuk itu!"
Pemuda lainnya yang berada disisi mayat segera meloncat
bangun sambil menuding kearah Giam In kok, makinya kalang
kabut: "Kau memang bangsat cilik, mata keranjag... bajingan cabul, orangnya toh sudah
putus nyawa, buat apa kau pura-pura berlagak baik hati" huuh... apa yang hendak
kau tolong?" Giam In kok segera tertawa dingin.
"Hehee... hehee... hehee... kalau engkau secara tak karuan dan tidak membiarkan aku
menolong dirinya, dari mana kau bisa tahu
kangzusi.com kalau sumoymu itu tak bisa diselamatkan lagi jiwanya?"
"Hmm! baiklah akan kusaksikan bagaimana caramu
menyembuhkan dirinya"
Giam In kok tak ambil perduli terhadap sindiran pemuda itu, ia
segera mendekati tubuh Ku Wan chin dan menempelkan telapak
tangannya dialas ulu hatinya.
Secara lamat-lamat bocah itu merasakan hawa hangat yang
masih tersisa ditubuh gadis itu, hal ini menunjukkan kalau ia masih hidup,
dengan cepat ia lukai pergelangan sendiri, kemudian dengan darahnya ia mencekoki
gadis itu hingga darahnya tertelan keperut gadis itu.
Menunggu darahnya sudah tertelan, barulah ia mulai mengurut
jalan darah penting disekujur tubuh gadis itu.
Beberapa saat kemudian Ku Wan chin mulai sadar dari pingsannya dan perlahanlahan mulai membuka matanya lebar-lebar.
Mendadak..... ia rentangkan sepasang lengannya dan
secepatnya memeluk tubuh Giam In kok erat-erat sambil serunya
dengan suara yang amat jalang:
"Ooooh.... engkoh Kok, aku benar-benar merasa sangat nikmat dan gembira..., kenapa
kau meninggalkan aku seorang diri" mari
mari.... aku rela mati karena kau... ooh alangkah nikmatnya...."
Untuk keselamatan jiwa gadis itu, Giam In kok telah kehilangan
banyak tenaganya, sekarang telah dipeluk pula oleh Ku Wan chin
secara tiba-tiba, lalu mendengar pula rayuan gombal Ku Wan Chin yang begitu
jalang, saking cemasnya hingga paras mukanya
berubah jadi merah padam.
Pada saat itulah terdengar bentakan yang keras bagaikan bunyi
genta bergema memecahkan kesunyian, disusul segulung desiran
angin pukulan yang maha dahsyat meluncur tiba.
Bentakan yang amat dahsyat itu sangat mengejutkan hati Ku
Wan chin, tanpa disadarinya ia meloncat bangun dari atas tanah
kangzusi.com "Blaaamm.....!"
Benturan yang anat keras menggelegar di angkasa, debu dan
pasir memenuhi seluruh gelanggang, pukulan yang maha dahsyat
tadi menciptakan sebuah liang kecil diatas permukaan tanah.
Setelah berhasil berdiri, Giam In kok baru menyaksikan bahwa
paras muka Phang Kun telah berubah jadi sangat beringas sekali, rambutnya pada
bangun berdiri karena kegusaran, sikap tersebut
membuat hatinya sangat terkejut.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kakek, kau...."
Phang Kun sama sekali tak menggubris ucapan pemuda itu,
kepada Ku Wan chin bentaknya:
"Perempuan tak tahu malu, lonte busuk, ayoh cepat bunuh diri, manusia semacam
kau ini tak pantas dibiarkan hidup dikolong
langit!" Ku wan chin merasa sangat terperanjat sekali, lebih-lebih lagi
setelah ia menundukkan kepala dan menyaksikan bahwa disela-sela pahanya penuh
berbelepotan darah, ia segera menjerit kaget dan
buru-buru melarikan diri masuk kedalam hutan.
Phang Kun segara membentak keras, ia enjotkan badannya dan
mengejar dibelakang tubuh gadis itu.
Pada saat itulah mendadak dari balik sebuah pohon yang tidak
jauh letaknya dari peristiwa itu berkumandang suara helaan napas panjang yang
sedih dan lirih, kemudian disusul suara seorang gadis berbisik lirih:
"Cici, mari kita pergi saja! buat apa kita amati peristiwa yaag sangat memalukan
ini..?" Walaupun bisikan itu sangat lirih, namun bagi pendengaran Giam
In kok yang memiliki ilmu silat yang sangat lihay, toh ia mendengar juga
perkataan itu debgan sangat jelas dan tegas.
Satu ingatan segera berkelebat dalam benaknya, ia lantas
kangzusi.com mengenali suara itu sebagai suara dari salah seorang gadis yang pernah dikenai
olehnya, buru-buru teriaknya:
"Enci Thian! tunggu! jangan pergi dulu..."
Rupanya ia sudah mengenali suara kedua orang gadis itu sebagai
Thian Lan serta Thian Hui, maka dengan cepat ia segera
mengenjokcan badan untuk segera menyusul di belakangnya.
Baru saja ia menggerakkan tubuhnya, bayangan manusia saling
menyambar dari segala jurusan, dan tahu-tahu saja ia sudah
dikurung oleh dua orang kakek serta dua orang pemuda.
"Omitohud!" terdengar To Heng taysu berseru, "In sicu, sebelum urusan disini
diselesaikan, kau harus memberikan pertanggung
jawaban dagulu, apakah kau akan pergi dengan begitu saja?"
"Apa yang mesti kulakukan" tanggung jawab apa yang harus
kuberikan kepada kalian" percayalah, suatu hari nanti pasti duduk persoalannya
menjadi jelas dengan sendirinya ..."
"Buat apa kau berusaha menyangkal dan mengulur waktu" dari jeritan engkoh Kok
yang dilakukan oleh Ku Lihiap tadi, sudah jelas kalau engkaulah yang telah
melakukanperbuatan tak senonoh itu...
apakah kau masih berusaha untuk menyangkalnya....?"
"Teriakan yang dilakukan dalam keadaan tak sadar, mana bisa dianggap sebagal
bukti, toh ia belum sadar sepenuhnya dari
keadaan pingsannya!"
"Hmm... hmmm...! bocah ajaib bermuka seribu, kau memang
lihay dan kaupun juga pandai bersilat lidah, tapi kau harus tahu, justru
biasanya ocehan yang diucapkan dalam keadaan setengah
sadar itulah baru merupakan bukti yang nyata dan tak usah
disangsikan kekeliruan-nya!" seru Ciu Tiangloo diri partai Ciong Lay pay.
Dibantah dan dibentak secara bergilir, lama-kelamaan Giam In
kok merasa didesak hebat sehingga susah baginya untuk membela
diri, dalam keadaan begitu maka terpaksa ia berteriak sekeras-kerasnya:
kangzusi.com "Kalian jangan mendesak diriku terus menerus, akhirnya
kenyataan toh akan mengalahkan segala-galanya, kalianpun tak
usah bersilat lidah dengan percuma, suatu Saat nanti aku pasti
berhasil menangkap bajingan terkutuk itu dan akan kuserahkan
kepada kalian untuk diadili bersama!"
"Hihii... hihiii.... hihiii... bangsat cilik, pandai benar kau menggunakan siasat
menipu kami" ejek salah seorang pemuda dari perkumpulan Su Hay pang ini dengan
penuh rasa dendam, "kalau hari ini kau berhasil meloloskan dari kami dua
kemudian hari kau muncul kembali dengan muka setan yang lain, kemana kami harus
pergi mencari kau si bocah ajaib?"
Ketika mendengar perkataan anak muda itu, tiba-tiba satu
ingatan berkelebat lewat dalam benak Giam In kok, dengan dingin ia lantas
berseru: "Lalu, menurut kau apa yang akan kau lakukan terhadap diriku ini?"
"Kong Susiok tadi telah memgusulkan untuk membawa kau
kembali ke markas besar perkumpulan kami untuk diadili secara
pribadi, untuk menghindarkan diri dari segala macam kerepotan
maka lebih baik kau patahkan sendiri sebuah lengan dan kakimu,
dan tak lupa juga kau potong senjatamu yang telah memperkosa
sumoy kami itu!" Giam In kok tak kuat menahan diri lagi, lalu ia mendongakkan
kepalanya dan tertawa terbahak-bahak dengan kerasnya, begitu
nyaring suara tertawanya itu membuat seluruh ranting dan daun
bergetar keras. Tiba-tiba ia hentikan tertawanya itu, dua rentetan sinar mata
yang tajam segera memancar keluar dari balik matanya, sambil
maju selangkah kedepan, serunya:
"Kalau kau hendak maju memotong senjataku, maka apa
salahnya kalau kau maju kesini untuk melaksanakan keinginanmu
itu?" Melihat Giam In kok maju kedepan, dengan hati gentar dan
kangzusi.com perasaan takut, pemuda itu segera mundur pula kebelakang, lalu
bentaknya: "Lebih baik kau lakukan sendiri hukuman itu!"
"Hmmm! kau anggap segampang itu kuturuti kemauan
hatimu....?" Ditengah suara tertawa dingin yang memekikkan telinga, Giam In
kok melancarkan sebuah sentilan kerah depan, segulung desiran
angin tajam segara menggulung kearah depan.
Pada saat yang bersamaan, bocah muda itupun segera
mengenjotkan badannya berusaha untuk melarikan diri terlebih
dahulu dari tempat tersebut.
Pemuda itu sadar kalau kekuatan tubuhnya telah jauh berkurang
akibat ia menolong Ku Wan chin, apabila pihak lawan ngotot terus dengan
pendirian-nya, maka pertarungan sengit tak akan bisa
dielakkan kembali. Dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan itu, Giam In kok
mengambil keputusan untuk meloloskan diri terlebih dahulu dari
tempat itu, baru kemudian menyelesaikan persoalan itu secara
perlahan-lahan. Siapa tahu, baru saja tubuhnya melayang diangkasa dan siap
melesat keluar dari kepungan, tiba-tiba Phang Kan muncul dari balik hutan dan
langsung melancarkan sebuah pukulan dahsyat
kearahnya. "Turun kau bangsat....!" hardik Tiangloo dari perkumpulan Su Hay pang itu dengan
gusar. Bersamaan dengan berkelebatnya bayangan telapak tangan,
segulung angin pukulan yang amat cepat dengan diiringi oleh
desiran yang amat memekikan telinga meluncur kearah dadanya.
Dalam keadaan gugup, buru-buru Giam In kok melintangkan
telapak tangannya untuk membendung ancaman tersebut.
"Duuuuk.....! blaaaamm.....!"
kangzusi.com Ditengah benturan keras yang menggelegar ditengah udara,
tubuh Phang Kun yang menerjang maju itu terpental sejauh sepuluh tombak lebih
dari tempat semula, kendatipun begitu Giam In kok
sendiripun tergetar juga sehingga tubuhnya terjatuh kembali dari atas dahan
pohon. "Keparat busuk, jangan sombong! sambutlah pukulan ini...."
teriak pemuda yang dilewati oleh Giam In kok barusan dengan
penuh kemarahan, cambuknya langsung membabat keluar.
Sementara itu hawa murninya yang dimiliki Giam In kok telah
tergetar buyar dan tenaga dalamnya mengalami kerugian besar,
menghadapi serangan dahsyat sebelum kaknya dapat menginjak
tanah kembali seperti ini, maka terpaksa ia sambar kembali dahan pohon, hiagga
tubuhnya lerpental lagi menembusi pohon.
Tapi sayang cambukkan pemuda itu dilancarkan dengan cepat
dan ganas sekali..... "Sreeeeet.....!"
Dengan dahsyatnya senjata itu telah melilit pemuda itu.
Giam In kok segera merasakan tali celananya jadi kendor dan
tubuhnya terasa amat dingin, rasa sakit pada kakinya sampai
menusuk kedaiam hati, maka sadarlah ia bahwa tubuhnya telah
terkena cambuk lawan. Tali celananya terputus dan merosot kebawah, hal ini membuat
ia semakin panik, dengan cepat ia melayang kembali keatas
permukaan tanah dan buru-buru menarik celananya agar tidak
melorot kebawah dan terlepas dari tubuhnya.
Ketika diperiksa, ternyata cupu-cupu, pedang pendek serta
senjata cakar burung garudanya telah terjatuh diatas tanah,
kejadian ini segera menggusarkan hatinya.
Dengan muka bersemu merah karena gusar serta kening
berkerut, selangkah demi selangkah ia berjalan keluar dari balik pohon sambil
membentak keras: kangzusi.com "Kurang ajar! sebenarnya kalian semua ingin mampus atau
gimana" Kok terus-terusan mendesak aku?"
Sementara itu pemuda tadi baru memungut senjata Giam In kok
yang terjatuh di atas tanah, mendengar pertanyaan itu, ia segera tertawa dingin.
"Hehehe... hehehe... hehehe... tiga macam barang masihlah
belum cukup untuk mengganti kerugian yang diderita oleh adik
seperguruanku, bangsat! lebih baik tak usah meraung-raung macam setan keparat!"
Giam In kok mendengus dingin, badannya dengan cepat
berkelebat kedepan dan tahu-tahu saja sudah meluncur kehadapan
lawannya, sekali telapak tangannya diayun kemuka, tahu-tahu
semua barang yang berada ditangan pemuda itu telah berhasil di
rampasaya kembali, sedang tubuhnya secapat kilat meluncur
kembali kearah belakang. Gerakan tubuh yang cepatnya bagaikan kilat ini sangat
mengejutkan hati, bukan bukan saja semua orang tak sempat
mencegah perbuatannya, bahkan berada dibawah perlindungan
beberapa orang jago lihaypun mereka tak berhasil menyelamatkan
benda-benda tersebut, peristiwa ini bukan saja merupakan kejadian yang sangat
memalukan, bahkan membuat semua orang hanya bisa
saling berpandangan dengan mulut melongo.
Menanti pemuda itu telah mengantungkan kembali cupu-cupu
araknya dalam ikat pinggangnya, Phang Kun baru sadar kembali
dari lamunannya, dengan cepat dia maju kedepan sambil
memperlihatkan panji Ban Siu Kie dari perguruannya.
"In Kok hui!" hardiknya keras-keras, "Kalau kau berani melanggar pantangan dunis
persilatan...! hmm, mengapa setelah berbuat
kesalahan, kau tak berani bertanggung jawab dan hendak pergi
dengan begitu saja?"
Giam In kok tertawa sinis, mulutnya memancarkan sinar
penghinaan, sambil memegang pedang ditangan kirinya dan cakar
kangzusi.com garuda ditangan kanan, hawa murninya diam-diam disalurkan
mengelilingi tubuhnya, sementara mulutnya tetap membungkam
dalam seribu bahasa. Phang Kun semakin gusar setelah menghadapi sikap lawannya
yang begitu sinis, kendatipun begitu ia tak berani bertindak secara gegabah
sebab dalam kenyataan melawan Giam In kok tadi, ia
sudah menderita kerugian yang amat besar, selain itu Kong Beng yu juga masih
tertotok oleh lawannya hingga ia tak bisa berkutik.
Dalam keadaan demikian terpaksa ia mengerling kearah In Heng
taysu serta Ciu Tiangloo, kemudian dengan muka serius katanya:
"Keparat cilik ini terlalu sombong dan takabur, rupanya ia memang ada maksud
untuk mencari kematian..... ciu Tiangloo! In
tayau! tolong jagakan keselamatan keponakan muridku itu, siaute ingin mencoba
sampai dimanakah kepandaian yang dimilikinya,
sehingga ia begitu berani berlagak dihadapan kita!"
Ciu Tiagloo memandang sekejap kearah In Heng taysu, lalu
jawabnya dengan cepat: "Phang Heng tak usah kuatir, selama kami berdua berada disini, tak nanti akan
kubiarkan bangsat itu mencari keuntungan!"
Selesai berkata, bersamasama In Heng taysu mereka segera
mengundurkan diri ke samping Kong Beng yu dan berusaha untuk
membebaskan jalan darahnya yang tertotok.
Phang Kun masih juga tidak lega walaupun telah memperoleh
persetujuan dari Ciu Tiangloo, sebab tujuan yang sebenarnya ia
mengucapkan kata-kata itu adalah agar kedua orang tersebut
bersedia menjual nyawa baginya, siapa tahu apa yang diharapkan
tidak mengena pada maksudnya, malahan kedua orang itu mundur
kebelakang. Dalam keadaan demikian, maka terpaksa ia maju kedepan
dengan langkah lambat, ujarnya:
"Bocah keparat she In, ayo cepat lancarkan seranganmu, mari kangzusi.com
kita bertempur sampai salah satu diantara kita ada yang mampus....
walaupun aku jauh lebih tua ketimbang dirimu, namun tak akan
kugunakan ketuanku untuk menghina engkau, aku akan mengalah
tiga jurus kepadamu..."
Giam In kok masih saja tetap diam membisu dalam seribu
bahasa, bagaikan orang bodoh ia sama sekali tak beranjak dari
tempatnya. Tiba-tiba salah seorang pemuda yang berada disamping kalangan
itu berteriak keras-keras:
"Susiok cou! rupanya bangsat itu sedang mengobati lukanya, biar aku saja yang
maju untuk membekuk batang lehernya!"
Pemuda itu mengira lawannya telah terluka parah dan waktu itu
sedang mengatur pernapasan guna menyembuhkan penyakitnya,
dalam hati ia segera berpikir:
"Dalam keadaan terluka parah, dia pasti tak akan bisa banyak berkutik kalau ku
bekuk dirinya niscaya bangsat ini tak akan bisa melakukan perlawanan...!"
Karena beranggapan demikian, maka tanpa berpikir panjang lagi
dia segera menerjang maju kedepan dan berhenti kurang lebih tiga langkah
dihadapan anak muda itu, dan sekali lagi ia memperhatikan lawannya dengan
pandangan yang lebih sekaama.
Giam In kok tetap tak berkutik ditempat semula, bukan saja
tubuhnya kaku bagaikan patung arca, bahkan biji matanya juga
sama sekali tak berputar barang sedikitpun jua.
"Roboh kau dari sini!"
Diiringi dengan suara bentakan keras, serangan jari pemuda itu
secepat kilat menerjang kedepan.
Tiba-tiba Giam In kok tertawa panjang, begitu keras suara
tertawa itu hingga kedengaran sangat menyeramkan membuat
Phang Kun yang berada kurang lebih tiga langkah disisi
kangzusi.com kalanganpun merasakan jantungnya berdebar keras.
Ditengah jerit kesakitan yang memilukan hati, sesosok bayangan
manusia mencelat ke belakang dan berjumpalitan sejauh beberapa
tombak dari tempat semula, andaikata In Heng taysu tidak segera menolongnya
mungkin luka yang diderita orang itu akan jauh lebih parah.
Phang Kun segera berpaling mengawasi anak buahnya, ketika
menyaksikan telapak tangan kanannya patah, maka dengan penuh
kegusaran ia segera membentak keras:
"Sambutlah seranganku ini!"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Panji Ban siu kiu dengan menciptakan segumpal cahaya tajam
yang menyilaukan mata, langsung menghantam batok kepala lawan.
Giam In kok bertindak jauh lebih cepat, badannya segera
berkelebat mengitari beberapa pohon besar, kemudian sambil
tertawa dingin katanya: "Huuuuh! dengan mengandalkan beberapa macam kepandaian
macam begitu, mau melawan siauyamu.... hari ini masih untung aku tak ingin
membunuh orang, persoalan mengenai Ku Wan chin
akhirnya pasti akan beres dengan sendirinya dan menjadi terang!"
Baru saja ia menyelesaikan kata-katanya, mendadak terdengar
seseorang membentak keras:
"Bagaimana dengan Ku Wan chin" cepat terangkan kepadaku!"
Kalau ditinjau dari ucapan tersebut, jelas orang itu merupakan
angkatan tua Ku Wan chin.
Mendengar perkataan itu, Giam In kok segera bersiap siaga
untuk menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan, laksana kilat ia putar
badannya, maka tampaklah seorang nenek tua
berambut putih dengan membawa sebatang tongkat tebuat dari
perak berdiri dibawah sebuah pohon.
Sambil tertawa si anak muda itu segera berseru:
"Nenek tua, kalau engkau ingin mengetahui nasib Ku Wan chin, kangzusi.com
lebih baik tanyakan secara langsung kepada mereka!"
"Kalau aku bersikeras akan menanyakan persoalan ini kepadamu, memangnya kau mau
apa?" Pemuda itu segera menggerakkan bahunya, siap untuk maju
kedepan, namun rupanya perempuan tua itu juga cukup waspada,
dengan suatu gerakan yang cepat ia silangkan toyanya untuk
menghadang jalan pergi lawannya.
Meskipun hanya merupakan suatu gerakan yang enteng dan
sederhana, namun deruan angin tajam yang terpancar dari babatan toya itu cukup
hebat, sebatang pohon besar yang berada
didekatnya segera tergoncang keras, sehingga daun dan ranting
berguguran jatuh keatas tanah.
Giam In kok diam-diam terkesiap ketika menyaksikan kehebatan
musuhnya, tubuhnya diigoskan kesamping, lalu meluncur
kebelakang mengikuti datangnya hembusan angin.
Phang Kun, Ciu Tiangloo serta In Heng taysu tak mau membuang
kedempatan baik itu dengan begitu saja, ketika menyaksikan
pemuda itu berhasil dihadang oleh nenek itu sehingga terdesak
mundur kebelakang, maka secepat kilat mereka mengambil
tindakan. Phang Kun segera membentak keras, sambil melancarkan sebuah
pukulan, serunya: "Kembali kau bangsat!"
Meskipun Giam In kok tidak sampai dipaksa kembali oleh pukulan
tersebut, namun berhubang kakinya belum sempat mencapai tanah,
maka serangan maut dan cakar burung garudanya buru-buru
diayunkan kedepan, karena itu mau tak mau badannya harus
berganti ditengah jalan, maka dengan sendirinya ia jadi terkepung oleh musuhmusuhnya. Terdengar nenek tua itu berseru dengan suara lantang:
"Phang Loo nge, bagaimana dengan keadaan si Wan Chin bocah kangzusi.com
perempuan itu?" "Dia sudah diperkosa oleh bocah keparat itu!" jawab Phang Kun dengan suara
keras. "Hey, bajingan tua, kalau bicara jangan sembarangan!" teriak Giam In kok dengan
penuh kegusaran, "siapa yang telah
memperkosa dirinya" aku toh telah menyelamatkan jiwanya dari
bahaya maut!" "Huuh! sudah memperkosa baru pura-pura menolong, coba
sekarang jawab siapa yang telah menghisap sari perawan-nya
barusan?" seru Phang Kun lagi dengan tak kalah gusurnya.
Nenek tua itu kelihatan sangat marah setelah mengetahui
keadaan gadis itu, rambutnya yang telah beruban berkibar
terhembus angin tiada hentinya, setengah menjerit teriaknya:
"Sekarang ia berada dimana?"
"Toa suci!" sahut Phang Kun setelah termenung sejenak, "karena perbuatan gadis
itu telah mencemarkan nama baik perguruan kita, maka siaute perintahkan dirinya
untuk bunuh diri, eeii... siapa tahu ia malahan membangkang perintahku dan segera
melarikan diri!" "Apa, dia berani membangkang perintah dan melarikan diri?"
"Betul Toa suci!"
"Baik, kalau begitu sekarang kita tangkap dahulu keparat cilik ini!"
Dilain pihak, Giam In kok menjadi sangat girang setelah
mengetahui kalau Ku Wan chin telah berhasil melarikan diri, sebab itu berarti
bahwa pada suatu saat nanti ia masih dapat menyucikan diri dari segala tuduhan
itu. Dengan wajah serius ia lantas berkata:
"Eeee nenek tua, apakah kau akan menuduh orang tanpa
membedakan mana hitam mana putih?"
kangzusi.com "Hahaaa... hahaaa... hahaa..." nenek tua itu tertawa tergelak,"
tahun ini umurku sudah mencapai delapan puluh tahun, sudah tentu aku tak akan
sembarangan menuduh orang, coba kini terangkan
lebih dulu duduk persoalan yang sebenarnya!"
Maka Giam In kok menyimpan kembali senjata tajamnya,
kemudian diapun menceritakan bagaimana jalannya cerita sehingga ia ditipu untuk
mengunjungi gardu Tan siang tong, dan bagaimana pula dia disergap orang..
Mendengar cerita itu, kadangkala nenek tua itu menggelengkan
kepalanya, dari sikap tersebut sudah jelas kalau nenek itu mulai mempercayai
perkataannya. "Toa supek!" tiba-tiba terdengar seruan lantang menggema memecahkan kesunyian,
"kau jangan percaya dengan ocehannya, bangsat ini dijuluki orang sebagai bocah
ajaib bermuka seribu, dia merupakan bocah yang pandai menggunakan kata-kata
manis....." Mendengar seruan tersebut, dengan cepat Giam In kok segera
berpaling kearah mana berasalnya suara tadi, ternyata dilihatnya orang yang
barusan untuk memancing perpecahan itu bukan lain
adalah Kong Beng yu, dengan penuh kegusaran ia segera berkata:
"Aku sudah dua kali mengampuni jiwamu, aku selalu berharap agar kau bisa baikbaik hidup sebagai manusia, tapi tindakan yang begini terus menerus ini....! huuuh
jangan salahkan kalau aku
sampai mencabut nyawa anjingmu!"
"Bukannya aku orang she Kong tidak sudi menerima kebaikanmu itu, tapi
persoalannya justru terletak pada perbuatanmu yang
terlalu keji dan moralmu yang terlalu bejad!"
Sementara itu, paras muka nenek tua itu jadi berubah sangat
hebat, setelah mendengar julukan itu, dengan suara keras ia
berteriak: "Ooooh.... rupanya kau si bajingan cilik yang telah berani mencoba membunuh ayah
kandung sendiri dan menganiaya
saudara sendiri.... hmm... hmmm... hampir saja aku si nenek tertipu kangzusi.com
olehmu.... hehehe.... hehehe... hehehe... bangsat! kulihat sekarang lebih baik kau
menyerah saja, kalau tidak bukan saja akan
kumusnahkan segenap kepandaian silatmu, bahkan akan kusuruh
kau mati tak bisa hiduppun menderita!"
Makian tersebut terlalu tajam dan sangat menusuk perasaan,
napsu membunuh segera menyelimuti seluruh wajah Giam In kok,
tegurnya dengan suara dingin:
"Nenek tua cobalah kau bercermin dahulu, apakah pantas kalau kau melakukan
sesuatu terhadap diriku?"
"Hmmm! nyalimu terlalu besar, lebih baik kau tak usah banyak bicara lagi, ayo
cepat sekarang seranglah aku!"
"Nenek tua sebagaimana biasanya, kali ini aku juga akan
mengalah tiga jurus kepadamu!"
"Omong kosong!"
"Toa suci! seru Phang Kun dari samping, kalau kau toh tidak tenang atau segan
berkelahi dengan manusia rendah macam
dirinya, maka biar aku saja yang mewakili dirimu untuk melabrak bangsat ini
habis-habisan.....!"
Rupanya jago tua ini sangat benci dan dendam sekali terhadap
musuhnya, ia ingin sekali dapat membinasakan Giam In kok di
bawah panji saktinya. Oleh sebab itu, begitu panji Ban siu kie-nya bergerak, maka
terlihatlah cahaya tajam ysng menyilaukan mata segera memancar
ke empat penjuru, desingan tajam yang memekikan telinga
menggema diseluruh angkasa.
"Hey tua bangka! kau tak usah takabur dulu, lihatlah kelihayan siauyamu!" bentak
Giam In kok. Terhadap Phang Kun ia tidak sungkan-sungkan lagi, sambil
membentak, badannya segera menerjang kemuka, cakar ditangan
kanannya dengan dahsyat mengancam tubuh musuhnya.
kangzusi.com Cahaya tajam berkilauan......
"Traaaaaaaaaang.....!"
Ditengah benturan keras, tubuh Phang Kun terdesak mundur
beberapa langkah dengan sempoyongan, sementara panji Ban siu
kie-nya telah berlubang disana-sini kareaa tersambar oleh cakar musuh sampai
terlepas dari cekalannya, darah segar mengucur dari bahu kanannya yang terluka.
Seorang Tiangloo yang berkepandaian tinggi dari perkumpulan
Su Hay pang, ternyata tidak mampu menahan sebuah serangan pun
dari musuhnya, kejadian ini kontan saja membuat tiga orang jago lihay lainnya
samasama terperanjat hingga paras mukanya berubah sangat hebat.
"Sambutlah seranganku!" seru nenek tua itu sambil
mengayunkan toya peraknya ketengah udara, lalu.....
"Weeeeeees!" Diiringi oleh deruan angin tajam, langsung membacok batok
kepala Giam In kok. Siapa tahu sebelum serangan tersebut mengenai sasarannya,
mendadak pendangan matanya jadi kabur, dan tahu-tahu saja Giam
In kok telah berdiri diatas ranting sambil berkata:
"Kalian jangan memaksa diriku terus-menerus, dikemudian hari duduknya persoalan
toh bakal jelas dengan sendirinya....!"
Habis berkata, tanpa memperdulikan musuh-musuhnya lagi, ia
segera memutar badan berlalu dari sana.
Phang Kun bertiga merupakan jago-jago kenamaan yang punya
nama dan kedudukan tinggi dalam dunia persilatan, seandainya
seorang bocah muda bisa pergi dan datang dengan semaunya
sendiri temps bids mereka hadang, maka tak usah dirsgukan lagi, nama besar
mereka yang telah dipupuk selama beberapa puluh
tahun niscaya akan hancur.
Tentu saja mereka tak sudi kalau peristiwa yang sangat
kangzusi.com memalukan itu sampai terjadi, sambil membentak mereka bertiga
segera mengenjotkan badan dan mengejar dari belakang.
Kejar mengejarpun berlangsung dengan serunya, entah telah
beberapa puluh li sudah dilewatkan tanpa terasa.
Bagi Giam In kok, tentu saja sangat gampang baginya kalau ia
ingin melepaskan dari kejaran ketiga orang tersebut, namun karena dilihataya
mereka tetap tak tahu diri dan mengejar dirinya terus menerus, maka timbullah
niatnya untuk mempermainkan mereka.
Maka Giam In kok pun berlarian didepan dengan gerakan yang
tak terlalu cepat pun tak terlalu lambat, tapi dia selalu berada pada jarak
duapuluh tombak dengan ketiga orang itu, kejadian ini amat melelahkan ketiga
pengejarnya hingga membuat napas mereka
tersengal-sengal dan keringat dingin mengalir membasahi seluruh badannya.
"Ooooooh....! rupanya kau di bocah cilik!" tiba-tiba terdengar bentakan nyaring
bergema dari depan yamg disusul jalan perginya dihadang oleh orang.
Giam In kok segera mengangkat kepalanya, begitu mengetahui
siapa yang telah datang kontan saja hatinya jadi sangat terperanjat.
Ternyata dua oraag yang telah menghadang jalan perginya itu
bukan lain adalah Bu siang Sin Hud serta hweesio Hong Wan taysu.
Kalau cuma Bu liang Siu Hud serta hweesio setan belaka, tentu
saja Giam In kok tak akan memandang kekuatan mereka, tapi lain
keadaan situasinya pada saat ini, bukan saja dua orang itu sangat lihay bahkan
dibelakang tubuhnya masih terdapat tiga orang musuh yang tak kalah lihaynya.
Andaikata sampai terjadi pertarungan, siapa tahu kalau nanti
semakin banyak musuhnya yang munculkan diri disana, satu tangan pasti sudah
melayani empat tangan, kalau nanti ia sampai dikerubuti tentu akan mati konyol.
kangzusi.com Dalam waktu singkat itulah pelbagai ingatan segera melintas
dalam benaknya, ia segera membentak nyaring:
"Kalau memang aku, lantas mau apa?"
Bersamaan dengan menggemanya suara tersebut, senjata
pedang serta cakar burung garudanya secara berbareng menyerang
ketubuh dua orang lawannya yang menghadang ditengah jalan.
"Traaaaag.... traaaaaag....!"
Dua kali benturan nyaring berkumandang memecahkan
kesunyian, tongkat kayu besi milik Hong Wau taysu terpental
ketengah udara olah serangan tersebut, sementara senjata alat
musik kumala yang berada ditangan Bun liang Siu hud tersambar
sampai hancur lebar oleh bacokan cakar burung garuda pemuda itu.
Pada saat yang bersamaan, dua orang jago lihay itu tergetar
mundur sejauh lima langkah dengan sempoyongan.
"Ooooooh....! rupanya kalian berduapun sudah tiba disini...!" kata nenek tua yang
rupanya telah berhasil tiba disana dan segera
menegar dengan suara terperanjat setelah mengetahui siapakah
yang telah menghadang jalan pergi si anak muda itu.
Kemudian dengan muka penuh senyuman, katanya lebih lanjut:
"Hweesio setan, aku si nenek akan membantu dirimu..."
Giam In kok segera tertawa sambil ejeknya:
"Bagus.... bagus sekali! ngakunya saja merupakan seorang
pendekar dari kalangan lurus, eeei sekarang tak tahunya malah
berkomplot dengan kaum sampah masyarakat dan gerombolan iblis
dari muka bumi... huuh! sunguh-sungguh memalukan... kalau ingin mampus ayo majulah
bersamasama!" In Heng taysu sendiri yang sementara itu juga telah tiba disana, mula-mula jadi
tertegun ketika menyaksikan kemunculan Bu liang
siu hud serta Hong wan taysu ditempat itu, tapi setelah mendengar teriakan Giam
In kok barusan, dengan muka serius hardiknya:
kangzusi.com "Bocah keparat! tak usah banyak bicara, perbuatanmu itu tak dapat dimaafkan oleh
segenap umat persilatan yang ada dikolong
langit, baik dari golongan putih maupun hitam, lebih baik serahkan jiwa anjingmu
itu kepada kami....!"
"Baik! tidak usah bicara juga tidak bicara, aku mesti mengalah beberapa jurus
kepada kalian! coba katakan dahulu?"
Bu liang siu hud sudah tak dapat menahan sabarnya, terutama
setelah senjata andalan-nya dirusak oleh pemuda itu, dengan hawa amarah yang
menyelimuti seluruh benaknya dia membentak keras-keras:
"Bangsat cilik! cepat serahkan jiwa anjingmu.....!"
Dia memburu kedepan, sepasang telapak tangannya didorong
secara berbareng kearah lawan.
Hawa pukulan panas dan dingin seketika menggulung kemuka
dengan dahsyatnya, hingga menngakibatkan pasir dan debu
berterbangan memenuhi seluruh kalangan.
Menyaksikan akan kedahsyatan ilmu silat lawan, In Heng taysu
segera memuji dengan suara lantang:
"Hmmm! sungguh hebat hawa pukulan itu, tak malu disebut
sebagai jago lihay dari kolong langit!"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Betul! suatu kepandaian hawa sakti yang tiada tandingannya dikolong langit,"
sambung nenek tua itu tak mau kalah.
Giam In kok sendiripun sama sekali tak menduga, kalau Bu liang siu hud telah berhasil melatih ilmu Liang gi ceng ki (hawa pukulan dua unsur)
yang sangat luar biasa itu, dalam kejutnya buru-buru ia menggunakan ilmu langkah
naga berjalan, harimau meloncat ajaran harimau senyum untuk menghindarkan diri,
bahunya miring kesamping lalu melayang keluar gelanggang, sambil tertawa
ejeknya: kangzusi.com "Waaah.... benar, ilmu silatmu memang benar-benar hebat....
sampaisampai menubruk ditempat kosong!"
Diejek secara jitu, Bu liang siu hud merasakan wajahnya jadi
merah padam dan terasa panas sekali, permainan telapaknya segera diubah,
sepasang telapaknya menciptakan beribu-ribu lapis
bayangan telapak yang disertai oleh dua unsur kekuatan panas dan dingin yang
menyelimuti seluruh gelanggang hingga membuat
orang sukar bernapas. Tapi Giam In kok masih dapat bergerak kesana kemari dengan
lincahnya bagaikan seekor ikan berenang dalam air, ia menerobos kesana kemari
diantara gulungan angin pukulan yang dahsyat itu
sambil tiada hentinya memuji:
"Waduuh.... sungguh hebat! kepandaian yang benar-benar
sakti....! kau memang sangat lihay sekali.....!"
Dalam pada itu Phang Kun setelah membalut luka pada bahunya
yang terluka, bersamasama dengan Kong Beng yu dan ke dua
orang pemuda itu telah menyusul tiba disitu, tatkala menyaksikan pertarungan
yang sedang berlangsung dengan serunya itu, serta
mendengar suara tertawa dan ejekan Giam In kok maka ia segera
mendekati nenek tua itu sambil berbisik:
"Toa suci, siapa sih yang sedang bertarung melawan bajingan cilik itu...?"
"Oooh.... dia adalah Bu liang siu hud!"
"Oooh.... dia...?" Kong Beng yu yang juga ikut mendengarkan percakapan itu jadi
sangat kegirangan, dengan muka berseri-seri katanya:
"Bagus! bagus! bajingan cilik itu berani menyalahi setan tua, dua Buddha, dua
iblis.... Hmm! suatu hari nanti ia pasti akan merasakan akibatnya!"
Tiba-tiba nenek tua berpaling memandang sekejap kearahnya,
kemudian tegurnya dengan suara dingin:
"Setelah merasakan akibatnya lantas bagaimana" apakah
kangzusi.com engkaupun berharap agar orang lain yang menyelesaikan persoalan perkumpulan kita
ini?" Merah padam selembar wajah Kong Beng yu sehabis mendengar
perkataan itu, dengan suara terbata-bata katanya:
"Keponakan murid tentu saja tak berani mempunyai ingatan
semacam itu!" "Hmm!" nenek tua itu mendengus dingin, rupanya dia sangat tidak puas terhadap
keponakan muridnya ini. Sebelum ia sempat berbicara lagi, tiba-tiba terdengar Hweesio
setan itu telah berseru dengan suara keras:
"Saudara Bu Liang....."
"Kau tak usah membantu diriku," tukas Bu Liang Siu hud dengan cepat, "kalau hari
ini aku tak mampu membereskan jiwa keparat cilik ini, maka mulai detik ini juga
namaku terhapus dari kolong langit....!"
"Hey makhluk tua, bukan hanya nama besarmu saja yang bakal terhapus, nyawa
anjingmupun bakal ikut kabur kealam baka...
mengerti," ejek Giam In kok sambil tertawa.
"Keparat sialan, berani benar kau bicara... sambut dulu sebuah pukulanku ini!"
"Huuuuh! memangnya kau anggap aku tak berani?"
Sekilas cahaya emas memancar kurang lebih belasan tombak
jauhnya dari tempat semula, dengan diikuti terjadinya suatu
benturan keras yang sangat memekikan telinga.
Sesosok bayangan manusia nampak berjumpalitan keluar dari
tengah udara dan mencelat kesamping, sedangkan bayangan
manusia lain langsung menerjang ketengah udara dan menyambut
datangnya cahaya emas yang rontok kebawah itu.
Rupanya untuk menyambut serangan itu dengan sepenuh
tenaga, maka disaat terakhir Giam In kok telah melemparkan
kangzusi.com pedang dalam genggamannya ketengah udara, kemudian dengan
keras lawan keras dia sambut datangnya ancaman dari Bu liang Siu hud itu.
Kendatipun dalam gerakan melempar pedang, melancarkan
serangan dan dalam hal tenaga dalam, ia mendapat kerugian
banyak, namun bagaimanapun jua ilmu Ji gi ceng ki kalau
dibandingkan dengan ilmu it goan cong ki masih terpaut sangat jauh sekali,
apalagi ia sudah memahami akan isi kitab pusaka Too Tek cin keng, kedahsyatan
ilmu silatnya sudah memperoleh kemajuan yang
sangat pesat. Dalam benturan tersebut, Bu liang Siu hud seketika merasakan
badannya bergetar keras bagaikan disambar geledek, sekujur
badannya jadi kaku hingga membuat badannya terguling
kesamping. Sebaliknya tenaga dalam dari Bu liang siu hud yang sudah
mencapai seratus tahun hasil latihan juga bukan merupakan suatu kekuatan yang
kecil, kendatipun dalam pertarungan itu badannya berhasil dihajar sampai
berjumpalitan berulang kali, namun ia
sendiripun terpental keudara oleh tenaga pantulan lawan yang
sangat hebat. Tetapi anak muda itu sama sekali tidak menjadi gentar
karenanya, menggunakan kesempatan itu dia rebut kembali pedang
pendeknya yang sedang meluncur kebawah, kemudian dengan
gerakan In li huan sia atau berputar badan dibalik mega, ia
melayang keluar dari gelanggang, sambil menuding musuhnya
dengan ujung pedangnya, ejeknya sambil tertawa nyengir:
"Siluman tua, hidung kerbau, sebenarnya kau ingin adu telapak atau senjata" atau
kau serahkan saja jiwa anjingmu itu padaku....!"
Bu liang siu hud membentak dengan penuh kegusaran, sedang
hweesio setanpun membentak nyaring, dua sosok badan bagaikan
anak panah yang terlepas dari busurnya langsung berkelebat
kedepan. Giam In kok tidak berani bertindak gegabah, tubuhnya cepat kangzusi.com cepat menyusut mundur beberapa langkah kebelakang, sambil
menarik kembali senjatanya ia maju kedepan sambil berkata:
"Bangsat cecunguk, kalian tak usah marah-marah dahulu,
pokoknya siauya pasti akan memberi kematian yang memuaskan
kepada kamu berdua...!"
Bu liang siu hud melotot penuh kegusaran, ia berpaling kearah
samping sambil berteriak:
"Hweesio setan, harap kau mundur dulu kebelakang, biar aku yang menghadapi
bangsat cilik ini!" "Tidak, Siu hud! kau saja yang beristirahat, aku hendak
membacok bangsat ini sampai mampus!"
"Sudahlah.... kalian tak usah saling berebut sendiri, kalau ingin mampu, silahkan
saja maju bersama, siauya pasti akan mengirim
kalian berdua pulang kealam baka secara bersama!"
-oo0dw0oo- Jilid : 25 Kong beng yu yang selama ini cuma mambungkam belaka, tiba-tiba tertawa licik,
serunya dengan cepat: "Bocah keparat, beranikah kau menghadapi kami bersama?"
"Hmmm! manusia anjing, kalau kau ingin maju silahkan maju, siauya tanggung pasti
akan mambasmi diri mu dari muka bumi!"
Sebetulnya Bu liang Siu hud bukannya tidak mengharapkan
bantuan orang lain, Cuma saja ia sebagai jago kenamaan yang
sudah enam puluh tahun tersohor dikolong langit merasa sangat
sungkan dan malu untuk menerima bantuan orang lain, karena itu
dia pura-pura berlagak menolak tawaran orang lain.
Diluar ia pura-pura menolak, padahal dalam hati ia justru sangat mengharapkan
adanya bantuan dari orang lain, karena itu sambil
kangzusi.com membentak keras ia lancarkan sebuah pukulan yang sangat cepat
dan dahsyat. Hweesio setan pun tak mau cuma berpeluk tangan belaka,
melihat rekannya sudah bergerak ia segera menerjang maju
kedepan sambil melancarkan pukulan-pukulan yang mematikan.
Maka bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kerja sama antara Bu
liang Siu hud serta hweesio setan ini, angin pukulan yang maha
sakti menderu-deru diseluruh angkasa, debu dan pasir beterbangan mengaburkan
pandangan mata... suasana jadi sangat mengerikan.
Dua orang pemuda dari perkumpulan Su Hay pang yang berada
disamping kalangan, terdesak pula oleh desiran angin tajam itu, sehingga
terdesak mundur beberapa langkah kebelakang,
sebaliknya nenek tua yang berilmu silat tinggi itu diam-diam merasa bergidik.
Tiba-tiba terdengar Giam In kok tertawa nyaring, tubuhnya
menggulung ketengah udara, diantara debu dan pasir yang
beterbangan, segenap kepandaian ampuh yang pernah diterimanya
dari kitab Cing Khu Hun pit maupun kitab pusaka Too tok cinkeng segera
disalurkan semua untuk mendesak dan menggencet lawannya.
Suara bentrokan nyaring berkumandang memecahkan kesunyian
yang disusul oleh jerit kesakitan yang amat memilukan hati, nampak dua sosok
bayangan manusia mencelat keluar diri gumpalan debu.
Lengan kanan Hong Wan hweesio setan patah sebatas bahunya,
di bawah perlindungan Bu liang siu hud mereka segera mundur
ketepi gelanggang guna mengobati luka.
Giam In kok sendiri sambil menekan pergolakan darah dalam
dadanya segera memutar lengannya sekali lagi, setelah
membuyarkan kabut merah yang menyebar pada jalur seluas
sepuluh tombak disekitar tempat itu, ujarnya lagi dengan wajah
serius: kangzusi.com "Sejak pertempuran sengit dipuncak San Kiam hong tempo hari, aku telah berkata
bahwa tak akan ada ampun lagi bagimu jika kau masih berani mencari gara-gara
dengan diriku, tapi ini hari
memandang diatas wajah Bu liang siu hud yang bersedia melindungi sahabatnya
tanpa memikir diri sendiri, maka kali ini akan kuampuni selembar jiwamu, lain
kali kalau kau masih belum bertobat dari
perbuatanmu, maka jangan harap kau bisa hidup dengan tenteram!"
Bu liang siu hud mendengus penuh kegusaran, tanpa
mengucapkan sepatah katapun ia gendong hweesio setan diatas
pundaknya lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Sepeninggal kedua orang itu, Kong Beng yu segera melompat
kedepan seraya berseru: "Bajingan cilik, kali ini sudah tiba waktunya bagi kita buat memperhitungkan
hutang piutang diantara kita!"
Giam In kok segera tertawa dingin.
"Hehee.... hehee.... hehee... dengan mengandalkan barang
rongsokan macam dirimu" huuuh.... lebih baik tak usah saja!"
"Sekalipun aku orang she Kong tidak mampu, tapi disampingku masih ada Phang
susiok, dan Tan supek serta jago-jago lihay dari perbagai perguruan kenamaan,
masa engkau mampu membasmi
mereka hingga keakar-akarnya?"
"Huuh! bajingan tengik, yang tak berguna, pandainya cuma mau mengadu domba!"
ejek Giam In kok penuh penghinaan, "kalau kau ingin mampus, maka lebih baik
majulah sendiri! kau tak usah
menyuruh orang lain untuk mengikuti dirimu ke akherat!"
Sekalipin Kong Beng yu bermuka tebal, tapi setelah disindir oleh Giam In kok,
tak urung merah padam juga mukanya dengan
tersipu-sipu, Phang Kun yang barusan telah menderita kerugian
besar ditangan pemuda itu merasa sangat penasaran sekali, melihat keadaan
musuhnya yang masih tetap segar bugar seperti sedia kala, ia segera maju kedepan
ambil berseru: "Beng yu! disini sudah tak ada urusanmu, sana, cepat mundur, kangzusi.com
kau mundur untuk melindungi kedua orang bocah muda itu!"
Setelah Phang Kun menunjukkan diri, In Heng taysu dari kuil Siau lim si serta
Cia Hui atau Cia Tiangloo dari partai Cing lay, tentu saja tak bisa berpeluk
tangan belaka membiarkan rekannya nanti
mampus, masing-masing segara membentak keras dan meloncat
maju kedepan. Hanya nenek tu itu saja yang masih berdiri ditempat semula
dengan alis berkerut, rupanya dia sedang berusaha memecahkan
suatu masalah yang menyulitkan hatinya, sampai beberapa waktu
kemudian ia baru maju sambil menyeret senjata toyanya.
Menyaksikan tingkah laku nenek itu, Giam In kok mengangguk
tiada hentinya sambil berpikir:
"Nenek tua ini masih bisa disebut sebagai pendekar sejati dari golongan lurus,
maklum lah, dalam keadaan seperti ini, mau tak
mau ia memang harus ikut maju serta menuruti kemauan dari
rekan-rekan-ya!" Dalam hati pemuda itu tertawa dingin tiada hentinya, ia segera
meninjau sejenak situasi dalam gelanggang, kemudian dalam hati
kecilnya ia segera mengambil keputusan.
Dari sikap dan perubahan wajah anak muda itu, rupanya Phang
Kun menyadari kalau kebanyakan dialah yang bakal jadi sasaran,
hatinya jadi bergidik dan.......
"Traaaaang!" Diri balik bajunya ia segera mencabut keluar sebilah pedang
lemas sambil membentak: "Bocah keparat, sambutlah seranganku ini!"
Cahaya keperakan memancar keempat penjuru, yang kemudian
menggulung kearah luar. Giam In kok tersenyum, cakar burung garudanya meluncur
kangzusi.com kedepan lalu menyambar kebawah dan bersamaan waktunya ia
menghardik: "Lepas tangan!"
Serentetan cahaya perak dengan menciptakan sebuah garis lurus
langsung meluncur ketengah udara.
Phang Kun merupakan seorang Tiangloo kenamaan dari
perkumpulan Su Hay pang, ternyata hanya dalam satu gebrakan
belaka ia telah kehilangan senjata tajamnya, kejadian ini seketika membuat
ketiga orang rekannya sangat kaget, hingga berubah air mukanya.
Phang Kun sendiripun yang telah berulang kali menderita
kekalahan, jadi kalap dan timbul sifat bengisnya, dengan gusar ia berteriak:
"Aku akan adu jiwa denganmu!"
Bentakan nyaring ini segera menyadarkan ketiga orang rekannya
dari lamunan, mereka segera membentak dan maju bersama.
Toya perak dari nenek tua she Tan, toya In Heng taysu, senjata
kaitan dari Cia Hui serta sepasang pukulan gencar dari Phang Kun bagaikan
bendungan bobol dengan dahsyatnya menerjang kearah si
anak muda itu. Giam In kok sendiri segera mendengus dingin, cakar kuku burung
garudanya membentuk gerakan melingkar, keempat orang jago
lihay itu segera merasakan datangnya lapisan tekanan yang sangat berat menekan
diatas senjata masing-masing, tak kuasa mereka
segera mundur satu laagkah kebelakang.
Pemuda itu segera tertawa mengejek, bentakaya:
"Hehee... hehehe.. hehehe... kalau terus menerus kalian
memaksa aku untuk turun tangan, maka segala akibatnya
hendaklah kalian tanggung sendiri!"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hmm!" In Heng taysu mendengus dingin, "aku tidak percaya kangzusi.com
kalau kau benar-benar memiliki limuu silat yang sungguh-sungguh luar biasa..."
Giam In kok mengerutkan dahinya, dengan suara dingin ia balas
bertanya: "Hweesio gundul, aku ingin bertanya, mampukah kau
menyambut setengah jurus dari serangan Bu liang siu hud?"
Begitu pertanyaan itu diutarakan keluar, In Heng taysu nampak
tertegun dan untuk beberapa saat ia tak mampu mengucapkan
sepatah katapun. Bu liang siu hud sudah termasyur sejak seratus tahun berselang, semua jago
persilatan, baik dari golongan lurus maupun golongan sesat samasama jeri
terhadapnya, tapi dalam kenyataannya tadi gabungan tenaga dari Bu liang siu hud
serta Hweesio setanpun masih bukan tandingan anak muda itu, bahkan mereka sampai
kabur terbirit-birit sambil membawa luka.
In Heng taysu bukanlah orang bodoh, ia tahu kalau kepandaian
silatnya masih belum tandingan Hweesio setan, lebih-lebih lagi ia tentu bukan
tandingan si bocah ajaib bermuka seribu.
Tapi untuk mempertahankan nama besarnya yang sudah
tersohor selama belasan tahun serta menjaga nama baik kuli Siau lim si, maka
padri itu segera tertawa terbahak-bahak seraya
berkata: "Hahaaa.... hahaaa....hahaaa.... keparat cilik, kau tak usah takabur dahulu,
kendatipun aku tidak berilmu tinggi, namun dalam kuil Siau lim si masih terdapat
banyak jago lihay!" "Tapi sayang nama kuil Siau lim si sudah tak begitu harum lagi...
ya... apa boleh buat?"
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu, Phang Kun
segera berteriak keras: "Taysu, buat apa sih ribut mulut dengan bajingan cilik itu" mari kita sikat saja
dirinya....!" kangzusi.com Begitu ia berteriak, ketiga orang rekan lainya segera ikut
menerjang kedepan. Paras muka Giam In kok berubah jadi dingin menyeramkan,
bentaknya: "Kalian terlalu bandel, rupanya memang sudah bosan hidup!"
Pada saat ini si anak muda itu hanya memikirkan untuk memberi
muka kepada nenek tua she Tan belaka, dam sebaliknya ia
mengambil keputusan untuk menghajar ketiga orang lainnya
hingga kocar-kacir, agar mereka tahu diri dan mengundurkan diri.
Tapi sayang jalan pemikirannya itu sangatlah keliru benar, entah apa yang sedang
di pikirkan nenek tua she Tan itu, kendatipun ia tahu kalau Giam In kok tiada
maksud menyerang dirinya secara
bersungguh-sungguh, tapi dikala ia melihat musuhnya sedang
terjepit atau terdesak oleh serangan rekan-rekan-nya, maka ia
segera maju dan menyerang dengan dahsyatnya, hingga memaksa
pemuda itu harus melayani ancamannya.
Dengan demikian walaupun nampaknya, pertarungan
berlangsung dengan sangat seru dan mengerikan, namun dalam
kenyataan posisi mereka masih tetap berada dalam keadaan
seimbang. Tiba-tiba..... Suara tertawa dingin berkumandang datang disusul dari sisi jalan dari balik
sebuah gundukan tanah, muncullah seorang manusia.
Orang itu punya jenggot sepanjang dada, rambutnya yang telah
beruban berkibar terhembus angin, sambil tertawa terbahak-bahak orang itu
berseru : "Hahaaa... hahaaa... hahaaa... empat orang jago lihay yang punya nama besar dikolong
langit ternyata menganiaya seorang
bocah cilik yang masih ingusan, kejadian seperti ini benar-benar sungguh
memalukan sekali...."
kangzusi.com Meskipun perkataan itu diucapkan secara halus namun sangat
tajam serta tegas sekali hingga memekikkan telinga, empat orang jago yang sedang
bertempur itu seketika jadi terperanjat dibuatnya.
Dengan penuh kegusaran Kong Beng yu membentak keras:
"Kakek tua she Thian, ditempat ini tak ada urusanmu, lebih baik kau jangan
mencampuri urusan orang lain!"
"Hmm! engkau telah mengenali diriku, berarti hari ini selembar jiwamu tak dapat
diampuni lagi" seru kakek tua itu dengan lantang.
Ciu Hui dari partai Ciang lay segera tertawa dingin.
"Hehehe... hehehe... hehehe... aku masih mengira jago lihay dari mana yang telah
datang, eeei... tak tahunya cuma kau si manusia yang tak becus, hmm! jangan kau
anggap permainan pedang Thian
Kee kian milikmu itu sudah sangat hebat!"
Begitu ucapan itu diutarakan, Giam In kok segera dapat
menduga kalau kakek itu bukan lain adalah Thian Bu, ia jadi sangat kegirangan,
buru-buru serunya: "Kakek tua she Thian, kau jangan mencampuri persoalan ini, biar aku sendiri yang
akan menyelesaikan persoalan ini!"
"Hey bocah, sebenarnya siapakah engkau?" tegur kakek she Thian itu tertegun.
"Aku adalah In Kok hui, enci Lan dan enci Hui pernah mengajak diriku mengunjungi
rumah kakek..." Tidak menunggu sampai bocah itu meneruskan kata-katanya,
kakek she Thian itu telah melayang kedalam gelanggang sambil
bereru: "Aaaah! benar, kalau engkau tak mau berkelahi, biarkan aku saja yang membereskan
kaum kurcaci ini!" Kakek tua berambut uban ini rupanya punya watak yang sangat
berangasan, tanpa bicara lagi dia segera melancarkan sebuah
kangzusi.com pukulan yang dahsyat kearah Ciu Hui.
Meskipun Thian Bu tersohor karena ilmu pedangnya, namun
pukulan yang ia lancarkan dengan tangan kosong ini betul-betul
dahsyat sekali ibarat guntur yang membelah bumi.
Dengan amat terperanjat Cui Hui mundar beberapa tombak
kebelakang, hardiknya dengan penuh kegusaran.
"Siapa sebenarnya kau ini?"
"Thian Bu!" jawab kakek itu dengan tenang, secara beruntun ia lancarkan lagi
beberapa buah pukulan dengan sepenuh tenaga.
Cia Hui jadi kelabakan setengah mati menghadapi serangan
dahsyat yang dilancarkan dengan gerakan aneh dan mengerikan itu, paras mukanya
berubah sangat hebat karena terperanjat, tiba-tiba ia menjerit keras:
"Engkau bukan Thian...."
Thian Bu segera membentak keras, disusul Ciu Hui menjerit
kesakitan dan jatuh roboh tak berkutik lagi.
Pada detik yang bersamaan dikala Ciu hui Tiangloo dari
perguruan Ciong lay pay itu roboh binasa, In Heng taysu telah maju mendekati
Thian Bu sambil tertawa diagia tiada hentinya.
"Hehehe.... hehehe... hehehe... Sicu, sebenarnya siapakah
engkau" apakah..."
Sebelum ia sempat menyelesaikan kata-katanya, Thian Bu sudah
membentak, dan secara beruntun kembali melancarkan dua buah
pukulan dahsyat. In Heng taysu merupakan jago yang terlemah diantara empat
jago lihay yang hadir pada waktu itu, belum sempat ia
menggunakan toyanya, tahu-tahu badannya yang gede itu telah
mencelat sejauh sepuluh tombak dari tempat semula.
Secara beruntun ia telah membunuh dua orang, Thian Bu segera
meluncur kemuka dan menerjang kearah nenek tua she Tan itu.
kangzusi.com "Kakek Thian!" tiba-tiba Giam In kok menjerit lengking, dan secepat kilat ia
meluncur menghadang jalan pergi kakek tua itu.
Paras maka Thian Bu segera berubah sangat hebat, tegurnya
dengan penuh rasa mendongkol:
"Ada apa" memangnya kau tak rela kalau aku yang
membereskan musuh-musuhmu?"
"Bukannya begitu, aku sangat berterima kasih sekali karena kau bersedia membantu
aku, tapi aku tidaklah menghendaki
pembunuhan secara total atas jago-jago persilatan!"
"Kau mengatakan aku melakukan pembantaian?"
Dalam hati kecilnya Giam In kok sangat tak menyetujui akan
tindakan yang kelewat keji itu, maka sengaja ia menghadang
perbuatan itu agar jangan sampai terulang lebih jauh, tetapi setelah mendengar
teguran yang diucapkan secara blak-blakan itu dan
teringat akan kebaikan yang pernah diberikan oleh Thian Lan dan Thian Hui kakak
beradik terhadapnya, maka terpaksa dengan
terbata-bata ujarnya: "Bicara terus terang saja, mereka memang bukan manusia baik-baik, tapi mereka
belum patut dihukum mati!"
"Lalu menurut pandanganmu, siapakah yang patut dibunuh?"
"Kong Beng yu, si manusia jahanam itu yang lebih pantas dijagal lebih dahulu....!"
"Kau tak berkelahi dengannya, kenapa dia mesti dibunuh....?"
Giam In kok jadi terperangah, tiba-tiba ia balik bertanya:
"Ooooh.....! jadi kakek kenal dengan orang she Kong itu, aku sama sekali tidak
kenal dengan orang she Kong itu, namun sebagian besar orang-orang yang memusuhi
dirimu kukenali satu-satunya,
oleh sebab itu aku tahu bahwa ia tidak termasuk didalamnya"
"Lalu siapakah nenek tua itu" coba kau katakan!"
"Dia.... dia..... bukankah...."
kangzusi.com "Keparat busuk! sebetulnya siapakah engkau ini?" begitu membentak, sebuah
sentilan jari yang amat dahsyat segera
dilepaskan kearah tubuh lawan.
Kakek tua yang mengaku sebagai Thian Bu itu menghindar
beberapa tombak kesamping dan balas membentak:
"Selamanya aku tak pernah berganti nama dan marga, dari dulu sampai sekarang
masih tetap bermarga Thian dan bernama Bu,
hmm! air susu kau balas dengan air tuba, tak aneh kalau kau berani melawan orang
tua sendiri dan menganiaya saudara!"
Giam In kok segera tertawa kegelian.
"Hihiii... hihihi...hihihii... bajingan tua, kau bisa mengelabuhi orang lain, namun
jangan harap dapat menipu sepasang mata
Siauya yang tajam, baiklah! untuk sementara waktu aku tak akan
membongkar akan kedok palsumu yang kau pergunakan untuk
membohongi orang, aku hanya ingin tanya, andaikata kau memang
benar-benar Thian Bu, maka kenalkah kau dengan seseorang yang
bernama Giam Tok?" "Giam Tok adalah keponakan muridku, siapa bilang aku tidak kenal dirinya?"
"Sekarang coba jawab, benda apakah yang pernah diserahkan
Giam Tok kepadamu?" "Oooooh.... jadi kau ini hendak memeriksa diriku?"
"Bukannya begitu, karena persoalan ini menyangkut masalah berat, oleh sebab itu
aku harus berlaku hati-hati dan bagaimanapun juga aku harus memeriksa keadaan
kakek!" "Bocah keparat, kau berani menghina dan mencari gara-gara
dengan aku si orang tua, sekarang rasakan dulu pukulanku ini!"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu,
"Weeeeees...!" Satu pukulan yang maha dahsyat dan diiringi oleh deruan angin
kangzusi.com tajam langsung menghantam kearah tubuh pemuda itu.
Dengan gerakan keras lawan keras Giam In kok menangkis
datangnya ancaman tadi...
"Blaaaammmm!" Suatu bentaran keras yang memekikan telinga berkumandang
memecahkan kesunyian, bocah mada itu seketika merasakan
lengannya jadi kaku dan linu, buru-buru ia bergeser satu langkah kesamping
seraya bentaknya: "Setan tua bermuka seratus! kau telah berulang kali menfitnah diriku dan
berusaha mencelakai aku, sebetulnya apa maksud
tujuanmu itu?" Rupanya dari bawah kening kakek tua itu, secara tiba-tiba ia
berhasil menemukan warna kulit yang berbeda, meski pun
perbedaan itu hanya sedikit sekali, namun bukti itu sudahlah cukup
memperlihatkan bahwa orang itu bukanlah Thian Bu yang asli,
melainkan hanya merupakan seseorang yang menyamar sebagai
dirinya. Memang diakui ilmu menyaru yang dimiliki pihak lawan sangatlah
hebat kecuali kepandaian silat yang dimiliki tabib sakti dari Lam san maka tak
akan ada orang yang bisa mengetahuinya.
Dengan cepat pemuda itu segera mengambil kesimpulan kalau
hanya setan tua bermuka seratus saja yang mampu berbuat
demikian, maka untuk membuktikan kalau jalan pikirannya itu tidak keliru dia
sengaja membentak untuk mengetahui reaksi lawan.
Ketika mendengar bentakan itu, Thian Bu segera menunjukkan
sikap terkejut, lalu sambil tertawa dingin katanya:
"Bocah muda, engkau tak usah ngaco belo tak karuan, kalau aku tidak memandang di
atas wajah Lan ji, mungkin selembar mulut
anjingmu sudah kubuat berantakan, ayoh cepat kau enyah dari sini!
jangan membuat aku tambah jengkel!"
"Kau suruh aku pergi" oooh tidak segampang itu, coba rasakan kangzusi.com
dulu kelihayanku ini!"
Bersamaan demgan selesainya perkataan itu, dengan serangan
telapak ditangan kiri dan senjata cakar ditangan kanan, yang
membawa bayangan telapak serta cahaya emas yang menyilaukan
mata ia menerjang musuhnya habis-habisan.
Andaikata kakek itu memang benar-benar Thian Bu, maka
dibawah serangan yang begini dahsyat dan gencarnya, mungkin
setengah juruspun ia tak akan mampu untuk mempertahankan diri.
Tapi dalam kenyataannya, kepandaian silat yang dimiliki kakek
tua ini sangat lihay sehingga sama sekali berada diluar dugaan
siapapun juga, ketika menyaksikan datangnya ancaman bahaya itu, dengan cepat ia
menggerakkan bahunya sambil mengebaskan ujung
baju kanannya, seluruh tubuhnya mencelat keudara dan melayang
beberapa tombak jauhnya dari tempat semula.
Sambil melarikan diri, serunya dengan suara yang lantang:
"Baik.... baik! memandang diatas wajah Thian Lan dan Thian Hui kakak beradik maka
untuk sementara waktu aku tak akan membuat
urusan denganmu, tapi kalau lain kali sampai bertemu lagi dan kau masih tak tahu
diri, awas!" Giam In kok merasa sangat penasaran, ia tak sudi melepaskan
musuhnya dengan begitu saja, melihat lawannya kabur, Giam In
kok semakin yakin lagi kalu musuhnya itu memang merupakan
penyamaran setan tua bermuka seratus, sebab gerakan tubuhnya
tidak jauh dengan gerakan orang yang bersembunyi dilembah
pertapaan iblis. Mendadak....satu ingatan segera berkelebat dalam benaknya, ia
segera berpikir: "Kenapa bangsat tua itu teras-terusan menyinggung tentang
kakak beradik dari keluarga Thian" jangan-jangan...."
Begitu memikir sampai disini, bagai tersentak kaget, pemuda itu segera memutar
badan dan langsung kabur masak kedalam hutan
dimana musuhnya tadi munculkan diri.
kangzusi.com Sekarang ia baru menaruh curiga, kalau-kalau kakak beradik dari keluarga Thian
sudah mendapat celaka, bahkan kemungkinan besar
Thian Bu sendiri sudah terjatuh ketangan orang jahat itu, sebab kalau tidak tak
nanti setan tua bermuka seratus itu menyaru sebagai Thian Bu untuk membohongi


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

banyak orang! Sebetulnya pemuda itu ada maksud menemukan dahulu orang
dari perkumpulan Su Hay pang natuk menerangkan kalau setan tua
bermuka seratuslah yang telah menyaru sebagai Thian Bu untuk
membunuh Ciu Hui dari partai Ciong lay pay serta In Heng taysu
dari kuil Siau lim si, tetapi berhubung ia sangat menguatirkan akan keselamatan
jiwa Thian Lan serta thian Hui, maka dengan perasaan berat untuk sementara waktu
ia kesampingkan dulu persoalan itu.
Dengan gerakan yang sangat cepat bagaikan sambaran kilat, si
anak muda itu melakukan perjalanan kearah depan.
Tak selang beberapa saat kemudian, sampailah Giam In kok
didalam hutan dimana Ku Wan chin mendapat celaka.
Batang pohon bertumbangan dimana-mana, suasana masih tetap
seperti sedia kala, di mana dia habis bertempur dengan Kong Beng yu.
Pemuda itu segera memusatkan pikiran dan perhatiannya untuk
memeriksa keadaan disekitar situ, kemudian setelah menentukan
arah dimana kakak beradik dari keluarga Thiann pernah
memperdengarkan helaan napas pajangnya, sambil mencari dan
memeriksa, iapun memanggil tiada hentinya.
Tiba-tiba.... dari tepi semak belukar yang lebat ia temukan
segumpal bayangan merah yang amat menyolok pandangan.
Cepat-cepat pemuda itu menghentikan gerakan tubuhnya dan
memeriksa apa yang ditemuinya itu, tampaklah sesosok mayat
seorang kakek tua yang berambut putih dengan batok kepala yang
hancur dan darah berceceran dimana-mana mengeletak kaku disitu.
kangzusi.com Giam In kok membalik mayat itu dan diperiksanya sekejap, ia
merasa bahwa potongan maupun mimik wajahnya tak jauh berbeda
dengan keadaan dari Thian Bu gadungan, itu membuktikan kalau
mayat itu bukan lain merupakan jenasah Thian Bu yang asli.
Giam In kok merasa sangat gusar dan penasaran sekali sesudah
menyaksikan akan kekejaman musuhnya, sambil mengertak gigi
menahan emosi serunya dengan pehuh kebencian:
"Setan jahanam! manusia terkutuk, suatu saat siauya pasti akan mencincang
tubuhmu sampai hancur berkeping-keping!"
Setelah berhasil menemukan jenazah Thian Bu yang asli, maka
sudah dapat dipastikan kalau kakak beradik dari keluarga Thian
pasti berada tidak jauh dari tempat tersebut.
Pemuda itu tak sempat untuk mengubur jenasah Thian Bu lagi,
dengan menggunakan semak dan duri sebagai titik pusat
pengejaran, selapis demi selapis ia melakukan pengeledahan kearah luar, kurang
lebih sepuluh tombak dari tempat semula, berhasillah anak muda itu menemukan dua
sosok tubuh ramping tergeletak
diatas tanah dibawah sebuah pohon..
"Aaaah...! untung mereka tak sampai tertimpa nasib malang!"
Walaupun pemuda itu masih belum tahu apakah kedua orang
gadis yang sedang dicari itu sudah mati ataukah masih hidup tapi ditilik dari
pakaian mereka yang masih lengkap dikenakan dan
samasama sekali tak terlepas, dapatlah diketahui kalau kehormatan mereka
belumlah terganggu, tanpa sadar ia menghela napas lega.
Dengan cepat ia mendekati dara baju merah yang ternyata
bukan lain ialah Thian Lan, setelah diamati sejenak diketahuinya bahwa jalan
darah pingsannya telah tertotok dan sama sekali tak mengalami gangguan lainnya,
dengan cepat ia tepuk menyadarkan
dirinya, kemudian baru ia beralih kesisi tubuh Thian Hui.
Siapa tahu baru saja ia berjongkok untuk memeriksa keadaan
gadis itu, tiba-tiba saja dari arah belakangnya berkumandang
bentakan nyaring yang menggtarkan hati, di susul segulung angin pukulan yang
sangat dahsyat menghajar punggungnya.
kangzusi.com Dengan hati terperanjat ia segera meloncat bangun dari tanah,
buru-buru serunya dengan gelisah:
"Enci Lan! kenapa kau pukul diriku?"
"Hmmm! kalau kau si bajingan cabul tidak kuhajar, lalu manusia mana lagi pantas
kuhajar?" Setelah melancarkan sebuah sapuan dahsyat kearah musuhnya,
Thian Lan segera meloncat bangun dari atas tanah dan secepat kilat tangannya
menyambar pedang mustika yang disoren
dipinggangnya. Sementara itu Giam In kok sudah dapat menebak apa yang telah
terjadi dari percakapan kakak beradik itu, dengan muka serius dia berkata:
"Enci Lan, kau tak usah salah paham! ketahuilah bahwa semua peristiwa yang telah
terjadi itu merupakan hasil perbuatan dari setan tua berwajah seratus, kau toh
belum tahu kalau ia telah
menyaru sebagai kakekmu untuk membantu aku membunuh Cui Hui
dari perguruan Ciong lay serta In Heng taysu dari kuil Siau lim si, enci Lan,
asal kau bayangkan kembali peristiwa yang telah
terjadi...." Merah padam selembar wajah Thian Lan, dengan alis mata
berkernyit bentaknya keras-keras:
"Cepat enyah kau dari sini!"
"Enci Lan!" "Enyah! enyah! aku tak sudi bertemu lagi denganmu..." tanpa banyak bicara lagi
Thian Lan segera meloloskan pedang dari
sarungnya. Setelah melihat bahwa kesalahan paham itu kian lama kian
bertambah dalam, terpaksa Giam In kok hanya bisa menghela napas panjang belaka,
ia segera mengenjotkan badan dan melayang
keatas sebuah pohon. kangzusi.com Siapa tahu sebelum ilmu meringankan tubuhnya dikerahkan
untuk kabur dari situ, tiba-tiba Thian Lan berteriak kembali:
"Hey, cepat turun!"
"Enci Lan, kau ini bagaimana" sebentar kau suruh aku pergi, sekarang kau suruh
aku turun, memangnya kenapa?" tegur pemuda itu dengan keheranan.
"Pokoknya aku suruh kau turun yaa turun, tak usah banyak
cerewet lagi, ayoh cepat!"
Giam In kok segera tertawa getir, dengan pandangan apa boleh
buat terpaksa ia melayang turun kebawah dan memandang gadis itu dengan wajah
termangu-mangu. "Tolonglah adikku lebih dulu agar ia bisa sadar!" seru Thian Lan dengan mata
sedih Giam In kok tanpa banyak bicara, segera turun tangan menolong
membebaskan Thian Hui dari totokan.
Setelah terbebas, dengan cepat Thian Hui meloncat bangun dan
mencari gara-gara dengan anak muda itu, untung Thian Lan cepat
mencegah dan membisikkan sesuatu kesisi telinganya, sehingga
dengan demikian pertarungan bisa dihindari.
Thian Lan segera berpaling kearah pemuda itu sambil ujarnya:
"Kau tahu" Pek Cou kami telah meninggal dunia lantaran
persoalanmu itu?" "Aku telah menemukan jenasah pek cou mu dan mengetahui
akan peristiwa berdarah ini, tapi karena mesti terburu-buru mencari jejak kalian
maka sampai sekarang jenasahnya bekum sempat ku
kuburkan, apakah kalian dapat menerangkan apa sebabnya sampai
ia meninggal dunia" dan apa pula sangkut pautnya dengan diriku?"
"Kami takut kalau engkau mengambil keputusan pendek setelah lari dari rumah kami
tempo hari, karena itu maka kami cepat-cepat kangzusi.com
keluar rumah untuk mencari jejakmu, setelah bersusah payah
kesana kemari, akhirnya kami temukan kau sedang bertengkar
mulut dengan kelompok orang-orang tadi, bisa kau bayangkan
betapa gusar dan mendongkolnya kami setelah menyaksikan
perbuatan yang sangat memalukan tadi, belum jauh kami berlalu
dari situ, kami telah berjumpa dengan dia orang tua, waktu itulah kami baru tahu
kalau ia adalah Pek Cou kami, belum sempat kami
bercakap-cakap, mendadak kau muncul dihadapan kami serta
mengajukan beberapa pertanyaan kepada dia orang tua, dalam
suatu percecokan, kau bunuh dia orang tua dan lantas kau totok
jalan darah kami berdua!"
"Kurang ajar, sungguh-sungguh kurang ajar! tak kusangka kalau setan tua itu
berani pula menyaru sebagai diriku untuk membunuh orang...hmm! lain kali kalau
sampai bertema denganku, akan
kuhajar bangsat itu sampai mampus, dan kucincang badannya
sampai hancur berkeping-keping!"
Belum habis ia berbicara, mendadak dari tempat kejauhan
berkumandang datang suara gelak tertawa yang amat nyaring dan
disusul oleh seseorang berseru dengan suara keras:
"Hahaha...... hahaha....hahaha... yang bakal mampus kau
sendiri!" Thian Hui segera membentak keras dan siap mengejar kearah
mana berasalnya suara itu, tapi buru-buru Giam In kok menyambar tangannya sambil
berbisik: "Setan tua mengirim suaranya dengan ilmu menyampaikan
suara, untuk sementara waktu kita tak usah menyatroni dirinya, ayo cepat kita
kubur dulu jenasah Pek Cau kalian, baru setelah itu kita pergi dari sini, sebab
dari nada suaranya serta kemunculannya
kembali ditempat ini menunjukkan kalau tempat ini teramat
berbahaya!" Thian Lan manpun Thian Hui sadar bahwa apa yang dikatakan
anak muda sedikit pun bukanlah kata-kata bohong belaka, maka
tanpa banyak bicara lagi berangkatlah mereka menuju kearah
kangzusi.com dimana jenasah Thian Bu berada.
Maka tugaspun dibagi, Giam In kok mendapat tugas mengawasi
serta melindungi kakak beradik dari keluarga Thian yang sedang
bekerja, sedangkan kedua gadis itu menggali liang dan
mengebumikan jenasah Pek cou-nya.
Isak tangis yang memilukan hati kembali menyadarkan Giam In
kok dari lamunannya, ternyata jenasah telah dikebumikan dan
upacara sedang dijalankan.
Pemuda itu segara melayang keatas tanah dan memberi hormat
dengan tulus dihadapan kuburan itu, meskipun diantara mereka
tiada hubungan saudara, namun ia hendak memberi penghormatan
yang terakhir kali untuk mewakili Giam Tok yang telah tiada.
Tiba-tiba... terdengar serentetan suara gemerisik yang lirih,
namun dengan ketajaman pendengaran yang dimiliki oleh Giam In
kok, ia dapat menangkap setiap patah kata itu dengan sangat jelas.
Pemuda itu diam-diam tertawa dingin, batin-nya:
"Hmmm! raja akhirat sudah berada didepan mata, ayo cepat
majulah terus dan datanglah kemari....!"
Sementara itu terdengar suara lain berbisik pula dengan suara
yang sangat lirih: "Jangan ambil perduli tentang bangsat cilik itu, lebih baik kita bekuk dulu
kedua orang gadis itu!"
"Tidak! kita harus mengundang beberapa orang lagi untuk
bertindak sebagai saksi!"
"Eeei.. tolol amat kau ini, kenapa mesti memanggil orang lagi"
kalau kita tidak turun tangan dalam keadaan seperti ini, masa kau akan
mengundang banyak orang untuk meyakinkan kita bekerja?"
Rupanya percekcokan mulut itu terlalu keras, sehingga
mengagetkan hati kakak beradik dari keluarga Thian, mereka segera membentak
nyaring: kangzusi.com "Siapa disitu?"
Serentetan suara tertawa seram yang keras bagaikan suara setan
sangat memekikan telinga dan mendirikan bulu roma menggelegar
di tengah udara, begitu seramnya suara itu sehingga membuat dua oraag gadis itu
samasama meloncat kesamping dengan hati ngeri.
"Hey, gadis muda, kalian hendak kabur kemana?" bentakan nyaring kembali
berkumandang diangkasa. Dua sosok bayangan manusia dengan gerakan yang sangat cepat
bagaikan sambaran kilat segera menerobos kedalam hutan dan
menyambar dua orang gadis yang sedang menyingkir itu.
Keadaan jadi amat membahayakan keselamatan kedua orang
gadis itu, tiba-tiba...... pada waktu itulah nampak sesosok bayangan manusia
berkelebat dan dengan dahsyatnya menerjang kedepan.
"Blaaaam.....!"
Ledakan dahsyat menggelegar diseluruh hutan, berpuluh-puluh
batang pohon besar bertumbangan keatas tanah, ranting dan daun
berguguran memenuhi daerah sekitar itu....
Dibawah tumpukan dua batang besar, masing-masing
berbaringlah sesosok mayat dalam keadaan hancur serta
berlumuran darah. Meskipun kedua orang itu merupakan jago-jago lihay yang
berpengalaman, namun dalam keadaan yang sama sekali tak siap
dan lagi tak menduga kalau mereka bakal diserang, maka binasalah kedua orang itu
hanya dalam sekali gebrakan.
Memandang mayat yang menggeletak dalam keadaan hancur itu,
Giam In kok tertawa getir, ujarnya:
"Tak kusangka pukulan yang kulancarkan itu terlalu berat,
sehingga mengakibatkan hancurnya isi perut mereka, aaai....
walaupun kedua orang siluman itu pantas dibunuh, namun tak layak rasanya kalau
dibunuh secara begini mengerikan... mari kita pergi saja dari sini!"
kangzusi.com "Apakah kedua orangg itu adalah siluman Koen dan siluman
Chu?" "Betul!" Sampai disitu, ia segara menarik tangan kakak beradik dari
keluarga Thian untuk diajak berlalu dari situ.
Untuk menghindari agar telapak kaki mereka tidak membekas
diatas permukaan tanah, maka ketiga orang itu terpaksa harus
mengepos hawa murninya untuk bergerak seenteng mungkin.
Tak selang beberapa saat kemudian, sampailah mereka ditepi
sebuah hutan, disisi hutan merupakan sebidang tanah berbukit yang penuh dengan
rumput hijau, beberapa li diluar lapangan ada sebuah dusun kecil.
Giam In kok mengenyitkan sepasang alis matanya, sambil
menuding kearah sebuah semak disisi hutan, bisiknya lirih:
"Meskipun kita dapat keluar, tapi kemungkinan besar jejak kita akan diketahui
oleh kaum durjana tersebut, maka untuk
menghindari dari segala kemungkinan ynng tak diinginkan, lebih
baik untuk sementara waktu bersembunyilah kalian didalam semak
belukar tersebut, bila malam sudah tiba, kita baru meneruskan
perjalanan untuk kabur ke tempat lain!"
"Bagaimana dengan kau sendiri?"
"Aku akan bersembunyi disekitar sini, dengan begitu maka setiap saat jika kalian
mendapat ancaman bahaya aku bisa menolong
dengan segera!" "Jangan! kau harus bersembunyi bersamasama dengan kami,
kalau tidak, andaikata ada orang yang menyaru sebagai dirimu lagi, lalu
bagaimana cara kami untuk mengenali dirimu?"
Sebagai bocah muda yang dijuluki orang sebagai bocah ajaib
bermuka seribu, sudah tentu Giam In kok bukanlah merupakan
seorang yang bodoh, tentu saja iapun telah menduga sampai disitu, tapi karena
hubungan antara pria dan wanita ada batas-batasnya
kangzusi.com maka ia mengusulkan untuk bersembunyi secara terpisah.
Tapi setelah kedua orang kakak beradik itu mengusulkan
demikian, maka bocah muda itu lantas memberikan persetujuan-nya.
Semak belakar yang terdiri dari tumbuhan akar kayu itu sangat
lebat dan rapat sehingga suasananya agak remang, untuk


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menerobos masuk kedalam semak akar kayu tersebut, maka
seseorang harus menerobos dahulu lewat sebuah mulut goa yang
besarnya beberapa depa yang ditumbuhi penuh dengan alang-alang.
Sementara ruang dibalik semak yang terdiri dari akar kayu itu
luasnya mencapai empat lima depa dengan panjang satu tombak,
tinggi tiga depa, rumput halus tumbuh didasar semak hingga
suasana terasa lebih nyaman.....
Setelah dua orang gadis itu meneroboa masuk kebalik semak,
pemuda itu segara mengatur kembali rumput diluar semak,
sehingga menutupi kembali tempat persembunyian mereka secara
sempurna, andaikata orang lain tidak meneliti secara seksama, tak mungkin ada
orang yang bakal menduga kalau disitu bersembunyi
tiga orang manusia. Giam In kok yang bersembunyi didalam semak itu kebetulan
terjepit diantara dua orang dara itu, untuk melakukan kepandaian
"mendengar tanah", maka ia segera bertiarap diatas tanah.
Siapa tahu ketika badannya miring kesamping kanan, mendadak
tangannya menyentuh dua gumpal buah daging yang sangat empuk
dan aneh diatas dada Thian La, pemuda itu jadi sangat terperanjat dan cepat
cepat ia miring kekiri...
Siapa tahu tatkala ia miring kekiri itu, tangannya kembali
menyentuh dua gumpalan bola daging yang tak kalah empuknya
diatas dada Thian Hui. Sekujur badan kedua orang gadis itu jadi gemetar ketika
kangzusi.com sepasang payudara mereka tersentuh, dengan paras muka mereka
merah padam karena jengah, mereka mencibirkan bibirnya.
Giam In kok sendiripun segera merasakan jantungnya berdebar
keras, tapi dengan cepat ia pusatkan pikirannya dan pura-pura
berlagak pilon, telinganya ditempelkan diatas permukaan tanah
untuk mengawasi gerak-gerik lawan.
Beberapa saat kemudian, dari tempat kejauhan, ia dengar suara
derap kaki manusia berkumadang datang, suara itu menunjukkan
kalau ada orang yang sedang melakukan perjalanan dalam hutan itu sambil
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya.
Buru-buru ia memperingatkan:
"Ssssttt! jangan bicara dahulu, ada orang yang lagi mendekati tempat
persembuayian kita!"
"Berapa orang yang datang?"
"Mungkin empat sampai lima orang.... aaaaah! jangan bicara dahulu!"
Dengan tindakan yang sangat hati-hati pemuda itu duduk bersila
didalam tempat persembunyiannya, hawa murninya disalurkan
kedalam telapak guna bersiap siaga dalam menghadapi setiap
kemungkinan yang tak diinginkan, asal pihak musuh berhasil
menemukan tempat persembunyiannya, maka dengan segenap
kemampuan yang dimilikinya dia akan melepaskan pukulan kearah
mulut gua. Sementara itu suara langkah manusia diluar tempat
persembunyian mereka kian lama kian bertambah dekat, tiba-tiba
terdengar salah seorang diantaranya berseru tertahan, lalu katanya:
"Eeeeiii, aneh benar, masa beberapa laki dan perempuan itu bisa terbang
kelangit, kenapa tak nampak batang hidungnya?"
"Diluar hutan sana ada sebuah dusun, siapa tahu kalau mereka bersembunyi
disitu?" sahut orang yang lain.
kangzusi.com "Kalau begitu kita geledah dahulu daerah disekitar ini, kalau jejaknya memang
tidak kita temukan, barulah kita cari kedusun itu!"
"Tidak! lebih baik kalau perbuatan kita itu jangan sampai
ketahuan oleh mereka, kalau jejaknya sudah ketahuan, cepat cepat kita sampaikan
berita ini..." "Betul! kita melakukan pencarian menurut perkataanmu, tapi kemana kita harus
pergi" mau mencari disekitar daerah ini dahulu atau didusun itu?"
Sementara mereka masih ribut tiada hentinya, tiba-tiba terdengar lagi desiran
angin tajam bergema datang, disusul seseorang
membentak keras-keras: "Hey, apa yang sedang kalian ributkan" sudah kalian temukan belum jejak dari
beberapa anjing laki perempuan itu?"
Seandainya orang yang terakhir itu tidak munculkan diri serta
membentak mereka, mungkin rombongan orang-orang yang telah
tiba duluan itu sudah mulai melakukan penggeledahan, tapi karena mereka takut
ditegur maka salah seorang diantaranya malah
menjawab: "Kami telah menggeledah wilayah disekitar tempat ini, namun tak ada sesuatu
apapun yang kami temukan!"
"Kalau begitu carilah didalam dusun!"
"Sreeeet..... sreeeeet"
Desiran angin tajam bergema memecahkan kesunyian, beberapa
orang itu dengan segera enjotkan badan dan berlalu dari situ.
Sedangkan orang yang datang terakhir itu masih tetap berdiri
dihutan itu sambil bergumam:
"Sungguh aneh, sungguh mengherankan! kalau dibilang setan
cilik itu yang berhasil melarikan diri aku masih dapat percaya....
tapi.... masa dua orang bocah perempuan itupun bisa ikut kabur?"
Rupanya orang itu tak percaya dengan kenyataan yang berada
kangzusi.com didepan mata, dengan cepat tubuhnya melesat keatas dahan pohon
untuk melakukan pemeriksaan.
Thian Hui yang berada disamping Giam In kok segera berbisik
lirih: "Kau tahu siapakah orang itu?"
"Dia adalah setan tua bermuka seratus!"
"Lalu siapakah beberapa orang yang datang duluan tadi?"
"Diantaranya terdapat iblis sakti Su gong wan serta seorang yang sangat kukenal
suaranya tapi untuk beberapa saat aku tak dapat
menebak siapakah dia?"
"Ayo, sekarang kita kejar mereka biar mereka pada tahu rasa!"
"Huuus, jangan, kita tak boleh bertindak gegabah, yaa kalau kita beruntung
berhasil membunuh mereka, andaikata nasib kita sendiri yang sial, bukankah
ibaratnya kita mencari penyakit buat diri
sendiri?" "Huuuh! kau memang tak punya nyali, orang macam kau ini
hanya kita golongkan bangsa tikus belaka!"
Giam In kok sama sekali tak memperdulikan ejekan dan sindiran
Thian Hui, paling-paling si anak muda itu cuma tertawa ringan
belaka. Kesunyian kembali mencekam jagad, sementara itu malam telah
menjelang tiba, kegelapan malam menyelimuti seluruh jagad.
Para jago yang menyembunyikan diri dalam samak belukar itu
mulai merasa gembira, karena menurut dugaan mereka sejenak lagi mereka bisa
meninggalkan tempat persembunyiannya yang sesak
itu untuk menghirup udara segar.....
Pada saat itulah....... tiba-tiba dari balik pepohonan
berkumandang datang suara jeritan babi hutan yang gencar, disusul kemunculannya
beberapa ekor babi hutan yang masuk menyusup
kangzusi.com kedalam liang tersebut. Rupanya tanpa mereka sadari, Giam In kok dan beberapa orang
itu telah bersembunyi didalam sarang babi hutan, karena cuaca
gelap maka mereka tak menduga sampai disitu.
Giam In kok sangat gelisah menyaksikan kejadian itu, dengan
hati cemas ia berseru lirih:
"Ayo cepat kita bunuh babi-babi hutan itu, agar jangan sampai ia mengeluarkan
suara, kita harus segera turun tangan secepatnya!"
Sementara pembicaraan itu berlangsung, kawanan babi hutan itu
telah tiba dihadapan mereka....
"Sreeeeeeeet!" Babi hutan yang berada dipaling depan itu dengan ganasnya
menerjang masuk kedalam liang tersebut.
Giam In kok segera bertindak cepat, sekali ayun dia hajar babi
hutan itu hingga hancur berantakan, dengan cepat lalu bangkainya ditarik
kesamping. Thian Lan dan Thian Hui bertindak pula dengan cepat, mereka
meniru anak muda itu dan dalam waktu yang singkat mereka telah
membinasakan lima babi hutan.
Kawanan babi lainnya yang berada dibelakang, karena
menyadari keadaan yang tak menguntungkan, sambil bercuit-cuit
segara mundur kebelakang dan kabur keempat penjuru.
Pada saat itulah, dari atas pohon dekat tempat persembunyian
mereka berkumandang suara tertawa yang amat nyaring.
"Hahaha.... hahaha.... hahaha.... bocah ajaib... bocah ajaib! aku mengira kau bisa
terbang kelangit... hahaha... hahaha... hahaha...
tak tahunya kau lagi menyembunyikan diri disarang babi! pantas
Alap Alap Laut Kidul 6 Dewa Linglung 11 Iblis Gila Pembangkit Arwah Bergelut Dalam Kemelut Takhta Dan Angkara 4

Cari Blog Ini