Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 17
?yang lebih jelas "!
"Dengan sebuah langkah yang cepat dia menerobos masuk
kedalam gedung, lalu serunya dengan suara keras :
Kalian jangan takut. Siapa diantara kalian yang tahu kemana
?larinya putra kesayangan Ang Sin Cungcu itu ". siapa bersedia
menjawab, Siauya pasti akan memberi persen yang banyak .
?Mula mula kawanan pelayan itu merasa terkejut ketika secara
tiba tiba tempat itu sudah bertambah dengan seseorang. Tapi
setelah mengetahui orang itu adalah seorang pemuda tampan,
apalagi sehabis mendengar perkataan Giam In Kok, dengan cepat
merekapun menjadi paham apa yang menjadi tujuan pemuda itu.
Terdengar orang yang berbicara tadi segera menegur :
Apakah Suahiap adalah si Bocah Ajaib Berwajah Seribu " .
? ? Benar . ? ? Tak heran kalau Giam Siauya sudah dibuat ketakutan sehingga
?melarika diri terbirit birit .
?Yang kau maksudkan sebagai Lau Lo Enghiong tadi apakah
?benar adalah Lopiautau yang tersohor didaratan Tionggoan tempo
hari yang disebut orang sebagai si Langkah Sakti Tanpa Bayangan Lau Ki Song "!
. ? Benar . ? ? Apakah mereka telah berangkat bersama " .
? ? Benar . ? ? Kau bertugas melayani tamu didalam gedung ini bukan ". Nah
? coba katakan apa saja yang mereka bicarakan setelah menerima
suarat undangan tadi . " .? Lau Lo Enghiong bilang
?.. berbicara sampai disitu mendadak
?kangzusi.com pelayan itu menghentikan kata katanya.
Apa yang dia katakan " .
? ? Siauhiap. Setelah kuterangkan nanti, kau tak boleh menghajar
?diriku lho .. . ? Tentu saja aku tak akan menghajarmu !" .
? ? Dia bilang Lau Lo Enghiong tak akan membiarkan kau si bocah
?muda melakukan perbuatan secara semena mena
. ?Giam In Kok segera tertawa nyaring. Setelah meninggalkan
sepuluh tail perak untuk pelayan tersebut, ia melesat meninggalkan gedung
tersebut. Tiba ditempat persembunyiannya Ho Koan Kim, kembali serunya
: Adik Koan, mari kita berangkat "! .
? ?Waktu itu kentongan kedua baru saja menjelang tiba. Bintang
nampak bertebaran diangkasa. Udara tampak cerah. Angin malam
berhembus sepoi basah. Sambil menggandeng tangan Ho Koan Kim, Giam In Kok
berangkat meninggalkan Kim Kok Wan. Sepanjang jalan dia
mencoba memberi petunjuk kepada Si Nona bagaimana caranya
? ?mengatur nafas, melayang dan meluncur kebawah.
Lebih kurang satu kentongan kemudian tibalah mereka dipuncak
Cui Im Hong. Dengan bakat Ho Koan Kim yang baik dan pikiran yang cerdas,
tak susah baginya untuk menerima seluruh pelajaran yang
disampaikan kepadanya. Apalagi hawa murni dari Giam In Kok
sudah mulai bekerja didalam tubuhnya. Tak heran kalau
kemampuan yang dimilikinya sekarang tak kalah dengan jagoan
kelas satu dari dunia persilatan.
Tapi Giam In Kok belum puas sampai disitu saja.
kangzusi.com Ia tahu Ho Koan Kim telah dikebiri oleh orang orang
Perkumpulan Pelajar Rudin. Bahkan telah dibuatkan pula alat
kelamin perempuan buatan. Maka andaikata Nona ini bisa? ?dirubah sedikit lagi organ tubuhnya, tidak sulit rasanya untuk
merubah dia menjadi seorang perempuan tulen.
Sementara ilmu yang dipelajari Ho Koan Kim adalah Ilmu Kim
Tong Keng yang pandai sekali melakukan rayuan, seandainya ilmu
sesat tersebut dipergunakan untuk orang lain, maka akibatnya luar biasa.
Tapi seperti diketahui pengalamannya amat tragis, maka
seandainya ia bersedia berlatih kembali ilmu Giok Li Keng, rasanya akan mudah
untuk menutupi segala kekurangannya.
Apalagi Giam In Kok memang menaruh perasaan sayang
terhadapnya. Tentu saja dia tak akan membiarkan si Nona tanpa kepandaian
? "untuk membela diri.
Karena itulah sambil menepuk bahunya, dia berkata sambil
tertawa : Aku rasa kaupun sudah cukup lelah. Masih ada beberapa jurus
?ilmu silat lagi. Apakah ingin kau pelajari juga " .
? Engkoh Kok, kau terlalu baik kepadaku. Sekalipun tubuh Koanji tercabik
?cabikpun aku tak akan mempu membalas budi kebaikanmu
itu. Tapi sebentar lagi kau hendak bertarung melawan musuh, lebih baik simpanlah
tenaga untuk persiapan nanti, jangan dikarenakan Koanji kau menjadi lelah dan
kehabisan tenaga . . ?Kata kata dari Koanji itu diucapkan dengan suara lembut dan
penuh perhatian, membuat sipendengar merasa hatinya nyaman.
Baik lelaki manapun juga, ia pasti menyukai orang yang
disenangi lembut dan jinak seperti domba, bahkan tidak berhadap pihak lawan
adalah seekor harimau ganas.
Begitulah halnya dengan Koan Kim saat ini. Begitu lembut dan
jinaknya sinona ini membuat Giam In Kok merasa terbuai dan
kangzusi.com gembira sekali. Maka dengan suara yang lembut diapun berbisik :
Dari sekarang sampai waktu yang dijanjikan masih ada waktu?satu kentongan, mari kuajarkan dulu sepuluh jurus ilmu untuk
menolong diri. Siapa tahu beberapa orang orang rongsokan itu
berani datang kemari untuk menghantar kematian .
?Dia serahkan pedang pendeknya kepada Ho Koan Kim,
sementara ia sendiri mengambil sebatang ranting pohon sebagai
pengganti pedang untuk mengajarkan ilmu pedang kepadanya.
Sekalipun sepuluh jurus tidak terhitung banyak, namun memiliki
perubahan yang luar biasa, terutama bagi Ho Koan Kim yang
sebelum itu tak pernah belajar ilmu silat. Rasanya cukup melelahkan juga.
Untung saja Ho Koan Kim memiliki kecerdasan yang melebihi
orang lain. Setelah menghabiskan waktu hampir satu kentongan
lamanya, dia baru berhasil menguasai tujuh jurus. Hal ini
membuatnya amat risau dan sedih
.. Tapi Giam In Kok sudah cukup gembira, katanya :
Ini sudah lebih dari cukup, semula aku menyangka kau paling
?banter cuma akan menguasai lima jurus, tapi kenyataannya kau
sudah menguasai tujuh jurus, bagus sekali. Sisanya yang tiga jurus biar
kuajarkan dikemudian hari saja. Sekarang beristirahatlah dulu.
Siapa tahu sebentar lagi musuh akan berdatangan kemari .
?Sambil menyeka keringat, Ho Koan Kim tertawa dan segera
duduk bersandar ditubuh pemuda tersebut.
Bukit Cui Im Hong merupakan suatu tempat ternama diluar kota
Lokyang, meski bukitnya tidak terlalu tinggi, namun berhubung
sekitar kota Lokyang tidak terdapat bukit yang lain, maka bukit ini kelihatan
amat menonjol dan menyolok sekali.
Tiba tiba Giam In Kok menyaksikan ada setitik cahaya hitam
bergerak lewak dari arah barat daya. Bayangan tersebut meluncur kangzusi.com
kearah puncak bukit dengan kecepatan luar biasa. Sementara
dibelakangnya mengikuti pula beberapa sosok bayangan hitam
lainnya. Menyaksikan kecepatan gerak orang tersebut, tanpa terasa
pemuda itu berseru memuji :
Tak malu disebut di Langkah Sakti Tanpa Bayangan !" .? ? Bukankah tubuhnya masih meninggalkan jejak setitik cahaya
?hitam. Masa dibilang tanpa bayangan " sebut Ho Koan Kim sambil tertawa.
?Giam In Kok tertawa sambil katanya :
Titik hitam tersebut tak bisa dianggap sebagai bayangan, bila dibandingkan
?dengan orang lain, mungkin meninggalkan titik
hitampun tak akan mampu. Baiklah, untuk sementara waktu lebih
baik kita bersembunyi dulu. Coba kita lihat apakah bajingan tersebut turut
datang atau tidak " .
?Mendadak terdengar suara pekikan nyaring berkumandang
memecah keheningan. Disusul kemudian terlihat sesosok bayangan
manusia telah berdiri dipuncak bukit itu.
Ketika menjumpai sipendatng tersebut benar benar si Langkah
Sakti Tanpa Bayangan Lau Ki Song, dengan cepat Giam In Kok
berbisik kepada Ho Koan Kim :
Tampaknya tenaga dalam yang dimiliki si tua Lau ini tidak
?lemah, tak heran kalau nama besarnya amat termasyur didalam
dunia persilatan . .?Menyusul kemudian bermunculan serombongan bayangan
manusia. Ketika Giam In Kok mencoba untuk mengawasi dengan
seksama, segera dilihatnya bayangan tersebut terdiri dari di
perempuan setengah umur. Dia adalah adik perempuan di Langkah
Sakti Tanpa Bayangan yang dikenal orang sebagai Perempuan Tiada Duanya Lau Ki
Si. Dibelakang Lau Ki Si adalah serombongan lelaki perempuan
berjumlah dua puluh orang yang turut bersantap bersama Giam In
kangzusi.com Si dalam gedung malam tadi.
Namun Giam In Si sendiri bersama kedua pengawalnya dari Ang
Sin Sancung yaitu Ciu Si dan Ui Yu sama sekali tak nampak hadir diantara
rombongan itu. Kenyataan itu membuat pemuda kita merasa benci disamping
kecewa. Ho Koan Kim segera berbisik :
Siapakah yang bernama Giam In Si itu " .
? ? Nampaknya dia telah sipat ekor dan melarikan diri terbirit birit.
?Tidak nampak bajingan tersebut turut hadir dalam rombongan ini .
? Siapakah nona yang berwajah cantik itu " kembali Ho Koan
? ?Kim bertanya dengan rasa ingin tahu.
Aku sendiri kurang tahu .
? ? Jangan jangan dia adalah putri kesayangan dari Ketua Su Hay
?Pang si Putri Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Kun " .
?Mendengar perkataan tersebut Giam In Kok segera merasakan
hatinya bergetar keras. Cepat cepat dia menggelengkan kepalanya berulang kala
seraya berkata : Tidak mungkin. Sialnya dalam urutan tempat duduk dalam
?perjamuan tadi, kedudukannya nampak tidak terlalu tinggi .
? Aaahhh, Koanjipun hanya menduga secara sembarangan. Tapi
?kudengar Kim Kok Wan itu dibuka oleh orang orang dari
Perkumpulan Su Hay Pang .. .? Benarkah itu ?.. " . ?Ketika mendengar kalau rumah makan Kim Kok Wan dibuka
pihak Su Hay Pang, Giam In Kok walau cuma merasa terkejut
bercampur keheranan, bahkan merasa dirinya tertipu.
Baru saja dia hendak menanyakan persoalan ini lebih jauh
kepada Ho Koan Kim, mendadak terdengan perempuan setengah
kangzusi.com umur dalam arena telah berkata dengan nada keheranan :
Koko, saat ini kentongan ketiga sudah lewat. Mengapa si
?pembawa surat belum juga kelihatan nongol
.. " . ? Mungkin dia takut keluar karena melihat kita datang dalam
?jumlah yang banyak sahut si Langkah Sakti Tanpa Bayangan
?dengan nada mengejek. Giam In Kok segera tertawa dingin. Sambil menggandeng tangan
Ho Koan Kim, pelan pelan mereka munculkan diri dari tempat
persembunyiannya. Ketika lelaki bercodet dijudatnya itu melihat kemunculan Giam In Kok tanpa
terasa dia berseru tertahan :
Rupanya kau si ?.. . ?Rupanya ketika terjadi keributan di Kim Kok Wan tadi, lelaki
bercodet ini bersembunyi ditempat kegelapan dan dapat
menyaksikan semua peristiwa dengan jelas. Namun sebelum
perkataan tersebut selesai diucapkan, tiba tiba saja dia urungkan niatnya itu.
Jangan lagi menggubris, melirik sekejab kearah orang itupun
Giam In Kok tak sudi melakukannya, dia langsung menuju
kehadapan si Langkah Sakti Tanpa Bayangan, lalu katanya sembari memberi hormat :
Tampaknya lotiang adalah Lau Lo Enghiong yang disebut orang
? persilatan sebagai si Langkah Sakti Tanpa Bayangan. Padahal yang kutantang
kemari bukanlah Lau Lo Enghiong, melainkan Giam In Si bersama kedua orang
pengawalnya Ciu Si dan Ui Yu. Tapi
kenyataannya sekarang, orang yang diundang tak nampak.
Sebaliknya Lau Lo Enghiong yang muncul, entah ada petunjuk apa
yang hendak disampaikan " .?Si Langkah Sati Tanpa Bayngan membalas memberi hormat.
Kemudian setelah tertawa kering katanya :
Aku memang Lau Ki Song. Boleh kutahu dulu siapa nama sobat
?kangzusi.com kecil " . ? Aku she Chin bernama In Kok "! .
? ?Langkah Sakti Tanpa Bayangan Lau Ki Song segera dibuat
tertegun. Selang sejenak kemudian baru berkata :
Sobat she Chin "!. Rasanya kau mirip dengan seseorang yang
?lain . ? Dari marga manakah orang yang Lotiang maksudkan " .
? ? Dari marga Giam. Dia adalah murid durhaka dari si Ular Emas
?Pukulan Darah Giam Ong Hui dari perkampungan Ang Sin Sancung
. ?Giam In Kok segera mendengus dingin :
Hemmmmm rupanya Lotiang mengetahui persoalan ini dengan
?amat jelas. Tampaknya kau sudah mendengar sendiri dari bajingan tersebut.
Baiklah, kita tak usah mempersoalkan nama marga.
Sekarang aku hanya ingin bertanya kemana perginya bajingan
tersebut bersama kedua orang pengawalnya " .
?Mendadak lelaki bercodet itu melompat maju kedepan dan
membentak keras : Darimana datangnya bocah liar ini, berani amat
?.. . ?Dengan cepat Giam In Kok mengenali orang ini sebagai orang
yang telah berbicara sinis ketika melewati depan kamarnya tadi
siang. Maka tanpa menunggu sampai orang itu menyeleaikan kata
katanya, ia segera membentak nyaring :
Enyah kau dari sini !! .? ?Telapan tangan kirinya segera diayunkan kencang, dan segulung
angin pukulanpun meluncur kemuka menghantam perut orang
tersebut. Sebagai seorang jagoan yang pernah menerima suapan dari
Giam In Si, sesungguhnya lelaki bercodet itupun bukan manusia
sembarangan. Begitu melihat datanganya serangan dari lawan,
kangzusi.com cepat cepat dia memasang kuda kuda dan menangkis datangnya
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ancaman tersebut. Dukkkk ?. ! . ?Ditengah suara bernturan yang amat keras, tubuh lelaki kekar itu mundur berulang
kali kebelakang dan akhirnya menggelinding
sejauh beberapa kaki dari posisinya semula.
Peristiwa ini bukan saja mengejutkan lelaki bercodet itu, bahkan menggetarkan
juga perasaan dari ke sembilan belas orang lainnya.
Sambil menarik muka si Langkah Sakti Tanpa Bayangan segera
membentak keras ? Engkoh cilik, mengapa baru turun tangan kau telah melukai
?orang dengan tenaga dalam " .
? Hemmm, kalau dibicarakan dari apa yang telah dia katakan
?sewaktu berada dirumah penginapan Kim Kok Wan tadi,
sepantasnya ia menerima bagian kematian. Aku sudah cukup
bersikap luwes dalam menjatuhi hukuman kepadanya sekarang .
?Si Langkah Sakti Tanpa Bayangan Lau Ki Song tak mengetahui
bagaimana cara lawannya menghukum lelaki bercodet itu. Sewaktu
berpaling, ia jumpai orang itu masih tergeletak diatas tanah tanpa bergerak
ataupun mengucapkan sepatah katapun.
Akhirnya dengan perasaan terkejut ia berseru :
Apakah kau telah memunahkan ilmu silat dari Sam Gan Hoa " .
? ? Memangnya tidak boleh " Giam In Kok balas bertanya.
? ? Kau benar benar amat keji ! .
? ? Aku tidak keji melainkan hukuman itu cukup ringan baginya .? ? Aku tak akan membiarkan kau berbuat semena mena disini ! .
? ? Bagus sekali. Tapi ada pepatah kata perlu kuperingatkan
?dahulu. Adaikata kau ingin mempertaruhkan nama baikmu, lebih
baik beritahu kepadaku kemanakah bajiangan Giam In Si itu telah kangzusi.com
pergi . ? Tidak terhitung suatu ancamam. Bila kau berniat hidup
?tenteram hingga hari tua nanti, cara inilah merupakan cara yang terbaik .
? Haaahhh ?.haaahhh .haaahhh si Langkah Sakti Tanpa
?Bayangan segera mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak
bahak. Apa yang perlu kau tertawakan "! tegur Giam In Kok dingin.
? ? ?Aku justru merasa sayang dan kecewa karena dunia persilatan bakal kehilangan
seorang jagoan pandai . ?Ketika mendengar perkataan yang diucapkan dengan suara
dingin bagaikan es dari si anak muda tersebut tanpa terasa para hadirin
merasakan hatinya bergidik.
Namun si Langkah Sakti Tanpa Bayangan Lau Ki Song sama
sekali tidak merasa jeri atau pecah nyali lantaran kemampuan
lawannya yang dapat menghabisi seorang jago dalam satu gebrakan saja.
Apalagi sebagai seorang yang ternama, tentu saja dia tak ingin
kehilangan pamornya gara gara tak berani menghadapi tantangan
seorang pemuda. Maka sambil tertawa nyaring dia melangkah maju kemuka
dengan langkah lebar. Bentaknya keras keras :
Kebetulan sekali akupun berniat mencoba sampai dimanakah
?kehebatan dari ilmu silat warisan Ciang Chu Sianjin.
Belum sampai pertarungan berlangsung, mendadak terdengar
seseorang berseru lantang :
Cianpwe tunggu sebentar "! .
? ?Menyusul bentakan itu nampak tiga sosok bayangan manusia
melompat keluar dan berdiri berjajar disisi kiri orang tua tersebut.
Menyusul kemudian orang yang berdiri diujung kanan segera
kangzusi.com menjura kepada si Langkah Sakti Tanpa Bayangan sambil berkata :
Seharusnya boanpwee tidak pantas mengganggu kegembiraan?Cianpwee. Akan tetapi bocah keparat ini sudah memunahkan ilmu
silat Lo Sam. Sebagai saudara saudaranya kami merasa
berkewajiban untuk menuntut balas sakit hati ini .
?Si Langkah Sakti Tanpa Bayangan Lau Ki Song segera manggut
manggut, katanya : Sudah lama kudengar Hu Gou Su Gi mempunyai perasaan
?persaudaraan yang sangat akrab. Cuma kalian harus bersikap lebih berhati hati
dalam pertarungan nanti ! .
? Kami mengerti !" jawab orang itu cepat.
? ?Kemudian setelah memberi tanda kepada rekan rekannya,
mereka bertiga serentak maju bersama. Dengan sorot mata bengis
dan suara yang menyeramkan orang itu menegur :
Bajingan cilik. Laporkan dulu siapa namamu agar tuan tuanmu
?bisa bergegas mengirimmu pukang keakhirat ! .
?Giam In Kok tidak melayani perkataan orang itu, sambil berpaling kearah Ho Koan
Kim segera katanya sambil tertawa :
Adik Ho, coba kau saksikan, akan kubikin keempat saudara dari Bukit Hu Gou
?San ini menjadi empat semut yang bakal mampus ! .
? Kok Koko, bila ditinjau dari perkataan mereka ketika berada di Kim Kok Wan
?tadi, sepantasnya kalau mereka dihukum mati. Tapi
coba kau lihat, betapa kasiannnya mereka. Lebih baik punahkan
saja ilmu silatnya . ? Baik. Koko akan menuruti permintaanmu sahut Giam In Kok
? ?kemudian. Setelah melangkah maju kedepan, kembali katanya sambil
tertawa : Nah orang kedua yang bakal punah ilmu silatnya, sudah kau
?dengar pembicaraan kami dengan jelas " .
?kangzusi.com Ketiga orang itu sama sekali tak banyak berbicara, tiba tiba
bentaknya nyaring : Lihat serangan !! .? ?Mereka bertiga dengan enam buah telapan tangan serentak
didorong kedepan melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat seperti amukan
ombak samuderapun segera menggulung kemuka dan menerjang si
anak muda tersebut dengan hebatnya.
Giam In Kok sama sekali tak gentar. Diapun tak gugup atau
merasa panik dalam menghadapi ancaman tersebut. Malah dengan
senyum dikulum, ditunggunya serangan tersebut hingga dihadapan
tubuhnya. Sebelum serangan mencapai diatas badannya, tiba tiba dia
membentak nyaring : Punah ilmu silat kalian !! .
? ?Sepasang lengannya segera direntangkan, dan
. Blaaammm ! ? ?Ditengah ledakan keras yang menimbulkan pusaran pasir serta
batu, terdengar tiga kali jeritan ngeri bergema memecah
keheningan. Ternyata Hu Gou Su Gi keempat persaudaraan dari
Bukit Hu Gou ini secara beruntun telah menggeletak diatas tanah dengan ilmu
silatnya punah sama sekali.
Si Langkah Sakti Tanpa Bayangan Lau Ki Song segera melompat
maju kedalam arena, lalu setelah tertawa tergelak dengan suara
menyeramkan, dia berkata serius :
Orang mengatakan si Bocah Ajaib Bermuka Seribu orangnya
?kejam dan sama sekali tidak berperikemanusiaan. Ternyata berita tersebut memang
tepat sekali. Hemmmm .hari ini aku hendak memberi pelajaran kepadamu agar kau bisa memahami peraturan
dunia persilatan . ?kangzusi.com Lotiang jangan menyalahkan semua kesalahan tersebut?kepadaku. Coba kau bayangkan sendiri bagaimana watak serta
sepak terjang dari keempat manusia buas dari Bukit Hu Gou itu ! .
? Tak usah mempersoalkan permasalahan tersebut, yang jelas
?caramu turun tangan terlalu kejam, dan hal ini sudah disaksikan oleh setiap
orang yang hadir dalam arena saat ini .
? Kalau begitu, nampaknya meski kau sudah tahu banyak hidup
?dalam dunia persilatan. Namun cara kerjamu masih tetap tak dapat membedakan mana
yang hitam dan mana yang putih .
? Sudah. Kau tak usah banyak bicara lagi tukas sijago tua
? ?tersebut. Lihat seranganku ini ! .
? ?Menyusul serangan tersebut, bayangan telapan tangan
menyelimuti angkasa. Angin pukulan menderu deru dan
menggulung kemuka bagaikan amukan guntur.
Giam In Kok menarik nafas panjang. Tubuhnya mundur beberapa
langkah, dengan cepat lalu menarik tangan Ho Koan Kim untuk
menyingkir kesamping. Dengan begitu maka serangan yang dilepaskan si Langkah Sakti
Tanpa Bayanganpun mengenai sasaran yang kosong. Serangan
tersebut langsung meluncur sepuluh kaki kedepan, dan
.. Blaaaammmmm ?. ! . ?Sebatang pohon siong yang cukup besar tersambar oleh angin
serangannya itu sehingga patah menjadi dua bagian.
Sementara itu Giam In Kok telah melepaskan Ho Koan Kim
keatas tanah. Sambil bergerak maju kembali kedepan katanya
seraya tersenyum : Hei si tua Lau, jangan kau anggap aku dari marga Chin takut
?kepadamu, justru lantaran kuketahui bahwa mengangkat nama
bukan suatu pekerjaan yang mudah. Selain itu sepak terjangmu
dalam dunia persilatanpun terhitung cukup baik, serta tak pernah kangzusi.com
melakukan kejahatan. Maka akupun tak ingin menyusahkan dirimu
lagi. Nah, asalkan kalian tidak mencampuri urusan pada malam ini, maka kamipun
tidak akan menyusahkan diri kalian
.. .?Mendadak si Perempuan Tiada Duanya Lau Ki Si berseru dari
samping arena : Giam Toa Kongcu sudah berangkat keselatan pada malam ini
?juga ! . ? Bagus sekali, aku percaya Lau Lihiap tidak akan membohongi
?orang. Rupanya si bajingan tua Giam berniat membangun kembali
perkampungan Ang Sin Sancungnya, sehingga dia mengutus
bajingan cilik itu untuk mengundang kalian berdua membuatkan alat jebakan yang
hebat dalam gedangnya. Tapi ku anjurkn kepada
kalian berdua agar tidak memenuhi undangan tersebut, sebab aku
kuatir bila undangan tersebut kalian penuhi, mungkin dikemudian hari kita akan
canggung untuk bersua kembali .
?Diberondong dengan kata kata seperti itu, dua bersaudara Lau
menjadi ternganga dan hampir semaput saking mendongkolnya.
Mendadak terdengar suara bentakan nyaring bergema
memecahkan keheningan, disusul muncul kemudian tampak sesosok
bayangan manusia meluncur keluar dari balik rombongan orang
banyak. Orang ini adalah seorang nona yang baru berusia dua puluh
tahunan, wajahnya cantik, tubuhnya ramping dan gerak geriknya
amat lincah. Cringgg ?!! . ?Ia segera meloloskan pendangnya begitu tiba di tengah arena,
lalu tegurnya nyaring : Hei orang she Chin. Kau jangan terlalu menyudutkan orang lain.
?Hari ini nonamu ingin mencoba sampai dimanakah kehebatan ilmu
silat yang kau miliki !" .
?Sambil tertawa Giam In Kok segera menuding kearah empat
kangzusi.com manusia buas yang dipunahkan ilmu silatnya itu, lalu berkata :
Nona. Apakah kau ingin mengalami nasib setragis mereka, ilmu?silatnya punah sama sekali " .
?Nona itu mendongkol sekali. Keningnya nampak berkerut
kencang, sementara mulutnya kelihatan cemberut.
Namun dengan sikap seperti ini, nona tersebut justru kelihatan
tambah cantik. Mendadak Ho Koan Kim berseru keras :
Cici ! . ? ?Dengan cepat dia maju melewati Giam In Kok, lalu katanya lagi
sembari menjura. Tolong tanya, apakah cici berasal dari marga Kwik " .
? ?Nona itu kelihatan agak tertegun ketika melihat seorang bocah
perempuan berusia tiga empat belas tahunan menegurnya. Segera
ia menjawab : Darimana kau bisa tahu kalau aku dari marga Kwik " .
? ? Aaaai ?apakah kau kenal dengan ciciku yang bernama Ho Wan
Kim .. " . ? Kalau dihitung hitung dia masih termasuk adik seperguruanku.
?Siapa bilang aku tidak mengenalnya " .
? Kalau begitu cici sebenarnya si Perempuan Cantik Berwajah
?Dingin Kwik Hui Hun "
?Aneh betul. Rasanya aku belum pernah mendengar kalau Ho
"Wan Kim mempunyai seorang adik perempuan " .
"Merah padam selembar wajah Ho Koan Kim, buru buru katanya :
Cici tak usah menanyakan persoalan ini. Apakah kau bisa
?menunjukkan padaku dimanakah Cici Wan-ku berada " .
?kangzusi.com Konon dia telah mengkhianati Perkumpulan kami dan mati
?digagahi oleh si Bocah Ajaib Bermuka Seribu ! .
?Dengan wajah tertegun dan tidak habis mengerti Ho Koan Kim
berpaling serta memandang kearah Giam In Kok. Kemudian kataya
pedih : Engkoh Kok, sebenarnya apa yang telah terjadi " .? ?Sambil menghela nafas Giam In Kok berkata :
Ya, cicimu memang telah diperkosa oleh Khong Beng Yu dari Su
?Hay Pang bersama si Setan Tua Berwajah Seratus dan Tikus Dari
Pecomberan sekalian yang menyarunya sebagai Ik Po ku serta
menggunakannya sebagai umpan untuk menjebakku. Tapi
kemudian aku telah membebaskannya dihadapan Phang Kun, Ciu
Hui serta Ku Hong Taysu sekalian. Mungkin lantaran merasa malu
karena berada dalam keadaan telanjang bulat, akhirnya dia lari
masuk kedalam hutan . . ? Koko, aku percaya penuh dengan ceritamu ini " bisik Ho Koan
? "Kim kemudian dengan air mata bercucuran.
Hei orang she Chin, kau jangan memfitnah orang semaunya
?sendiri si Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera membentak
?sambil menuding dengan pedangnya. Berani benar
?kau memfitnah Sancu kami " Hemmm, rasakah sebuah tusukanku
lebih dahulu ! . ?Dengan suara dingin bagaikan es Giam In Kok segera berkata :
Walaupun perkumpulan Su Hay Pang sangat luas, aku yakin
?hanya nona serta nenek Tan kalian itu saja masih terhitung orang jujur, tolong
sampaikan pada ayahmu bila ia tak segera
membubarkan perkumpulan Su Hay Pangnya dan memusnahkan
kitab ilmu silat aliran sesatnya untuk meninggalkan jalan sesat kembali kejalan
yang benar, heemmmm, suatu ketika ku orang she
Chin pasti akan memenggal batok kepalanya ! .
?Berubah hebat muka si Perempuan Cantik Berwajah Dingin
setelah mendengar perkataan itu, kemudian bentaknya keras :
kangzusi.com Ilmu silat yang manakah dari ayahku yang merupakah ilmu
?sesat ". Hemmmm kalau hari ni kau tak bisa menerangkan
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepadaku, aku Kwik Hui Hun akan mencabut nyawamu terlebih
dahulu ! .?Giam In Kok memandang sekejab wajah kawanan jago yang
hadir didalam arena. Kemudian ujarnya dengan wajah serius :
Tiong Giok Kisi sebagai dalang dari semua peristiwa ini telah mewariskan ilmu
?Tay Goan Keng, Kim Tong Keng serta Giok Li
Kengnya masing masing kepada Giam Can, Tong Sen Song dan
Kho Yong tiga orang. Kemudian oleh anak muridnya ini masing
masing mendirikan Istana Tay Goan Tian, Liong Yang Wan serta
Koan Wa Kiong yang khusus dipakai untuk menghisap sari jejaka,
sari perawan serta sari orok untuk memupuk kekuatan dalam
melatih ilmu Ular Emas Bayangan Darah. Disamping itu merekapun
memperalat perkumpulan Pelajar Rudin, perkumpulan Kaum
Pengemis serta Su Hay Pang untuk menjaring perempuan
perempuan bunting, bocah lelaki yang masih jejaka serta gadis
gadis untuk dibuat sebagai bahan latihan. Hemmmm, aku masih
belum tahu kalau perkumpulan kalian telah mendirikan gedung
gedung mesum seperti itu .
?Pucat pias selembar wajah Perempuan Cantik Berwajah Dingin
setelah mendengar perkataan itu. Bibirnya nampak gemetar keras, bentaknya
kemudian : Apakah kau mempunyai bukti jelas atas ucapanmu itu " .
? ? Sejak semalam hingga hari ini aku telah berhasil memusnahkan
?Istana Koan Wa Kiong di Kim Pau Sin, Liong Yang Wan dibukit Ji Li Ho dan
pesanggrahan Liong Yang Piat Koan dikota Kok Sui yang
didirikan perkumpulan Pelajar Rudin, apabila nona masih kurang
percaya, silahkan saja berkunjung ketempat tersebut, kau pasti
akan mengetahui dengan jelas tentang kemesuman mereka "! .
?Mendengar sampai disini, si Perempuan Cantik Berwajah Dingin
Kwik Hui Hun tak banyak bicara lagi. Ia segera menghela nafas
panjang sambil berpaling kearah perempuan muda yang ada
kangzusi.com disampingnya, ia berkata :
Enso, mari kita pergi saja !" .
? ? Mendengar nona itu datang bersama Ensonya,, tanpa terasa
Giam In Kok melirik sekejab kearah perempuan muda itu. Kebetulan perempuan
itupun sedang memandang kearahnya sambil tertawa
genit, maka iapun segera berpikir :
Barang siapa yang mempunyai sifat cabul terhadap perempuan?lain, akhirnya isteri atau putrinya yang akan menjadi korban.
Nampaknya perempuan ini sering bermain cinta di Liong Yang Wan
serta Koan Wa Kiong sehingga akhirnya dialah yang dilupakan
.. . ?Baru habis ingatan tersebut suara pekikan nyaring bergema dari
beberapa puluh kaki didepan sana. Menyusul kemudian terlihat ada tiga sosok
bayangan manusia meluncur datang dengan kecepatan
luar biasa. Kedua belah pihak sama sama tak tahu yang datang musuh
ataukan teman. Masing masing orang segera mundur beberapa kaki
kebelakang. Sungguh cepat gerakan tubuh ketiga orang tersebut. Dalam
waktu singkat mereka telah tiba ditengah arena.
Dalam sekilas pandang Giam In Kok segera menjumpai ketiga
orang tersebut adalah tiga orang kakek berdandan pelajar
janggutnya panjang, dan diantara mereka terdapat seorang yang
dikenalnya sebagai si Malaikat Pedang Buyung Siau.
Kehadiran orang tersebut dengan cepat membuat pemuda kita
menjadi tertegun. Sementara itu si Langkah Sakti Tanpa Bayangan telah mengenali
pula para pendatang tersebut. Cepat cepat dia maju kedepan sambil memberi
hormat, katanya : Rupanya Tiga Malaikat yang berkunjung kemari, maaf bila aku
?terlambat menyambut , ?kangzusi.com Salah seorang diantara mereka bertiga seorang Kakek bermuka
putih dan bermata tajam segera menjura kepada mereka yang hadir lalu sahutnya
sambil tertawa tergelak :
Haaahhhh ? .haahhhh haahhh rupanya Langkah Sakti Tanpa
Bayangan Lau bersaudara hadir disini semua, semestinya aku tak
pantas datang kemari untuk menganggu acara. Tapi berhubung
kudengar ada orang dipuncak bukit ini yang menjelek jelekkan
nama perguruan kami, terpaksa aku bersama saudara Buyung dan
Bunjin datang melakukan pemeriksaan. Untuk itu harap saudara Lau dan saudara
sekalian jangan marah .?Langkah Sakti Tanpa bayangan Lau Ki Song segera menuding
kearah Giam In Kok dan berkata :
Apa yang anda dengar tadi sesungguhnya diucapkan oleh
?siauhiap ini . ?Sudah lama Giam In Kok mendengar tentang kelihaian ilmu silat
yang dimiliki Malaikat Cinta Cukat Seng, Malaikat Pedang Buyung Siau dan
Malaikat Pena Bunjin Tat, selain itu diapun pernah bersama dengan si Malaikat
Pedang Buyung Siau yang dinilainya cukup jujur.
Oleh sebab itulah selama ini dia hanya berdiam diri sambil
menunggu perubahan selanjutnya.
Mengikuti arah yang ditunjukkan di Langkah Sakti Tanpa
Bayangan Lau Ki Song, Malaikat Cinta Cukat Seng segera berpaling dan memandang
sekejab kearah Giam In Kok berdua. Kemudian
sambil tertawa terbahak bahak katanya :
Hahhh ?.hahhh hahh coba majulah kedepan bocah muda,
aku ingin bertanya kepadamu "! .
?Giam In Kok segera mendengus dingin :
Hemmm ?beginikah tata kesopanan yang dianut oleh
perguruan kalian " . ? Hei bocah cilik, kau masih begitu muda mengapa berani
?kangzusi.com berbicara kurang ajar dengan kaum tua " .? Rasanya selama ini siauya belum pernah mendengar kalau ada
?orang yang mengaku dirinya kaum tua .
? Bagus sekali, cukup bersemangat, siapa gurumu " .
? ? siapa pula gurumu " .
? ? Guruku adalah Khong Hu Cu !" .
? ? Guruku adalah Locu !" .
? ?Cukat Seng kontan saja merasa tak senang hati, dia menganggap
Giam In Kok sengaja hendak menghina perguruannya. Dengan nada
gusar bentaknya : Hei bocak keparat, kau jangan bicara sembarangan. Locu
?adalah seorang Nabi dari ahala Tong Cui, dari mana ia bisa
mengajarkan ilmu kepada manusia macam dirimu " .
? Khong Hu Cu-pun berasal dari jaman Tong Cui, darimana pula
?ia bisa memberi pelajaran kepada orang tua bangka seperti kau "! .
?Diam diam Perempuan Cantik Berwajah Dingin serta Ensonya
merasa geli sekali setelah mendengar perkataan dari Giam In Kok.
Namun mereka tak berani tertawa sehingga sambil menggigit
bibirnya mereka mencoba menahan diri.
Berbeda sekali dengan Ho Koan Kim, ia tak dapat menahan diri
dan segera tertawa cekikikan.
Cukat Seng adalah seorang jago kawakan yang cukup
berpengalaman. Begitu Ho Koan Kim tertawa ia segera mengerling
sekejab kearahnya. Tapi begitu melihat potongan tubuhnya yang kecil dengan
pinggang yang ramping. Muka yang lembut namun dadanya sedikit
kerempeng, kontan saja ia berseru tertahan, lalu katanya sambil tertawa terbahak
bahak : Haaahh ?haaahh haaahh rupanya kau adalah bocah yang
kangzusi.com telah dikebiri !! .?Begitu perkataan tersebut diutarakan, Perempuan Cantik
Berwajah Dingin Kwik Hui Hun-pun segera menjadi paham apa yang
telah terjadi, diam diam pikirnya :
Ohhhh, rupanya dia adalah adik Wan Kim yang bernama Koan
?Kim. Kalau begitu masalahnya perlu kuselidiki hingga jelas .
?Sementara itu paras muka Ho Koan Kim berubah menjadi merah
padam setelah rahasianya dibongkar orang. Buru buru teriaknya :
Engkoh In hajar setan tua jahanam itu !! .
? ?Giam In Kok segera tersenyum :
Adik Koan, biarkan saja dia berbicara sesuka hatiya, toh
?perkataannya itu tidak akan merugikan kita .
?Kemudian sambil berpaling kembali kearah Cukat Seng, tegurnya
lebih jauh dengan suara dingin :
Kau tak usah banyak bicara lagi, siauya hanya ingin bertanya
?kepadamu sekarang, ada urusan apa kalian datang kemari " .
? Kau sibocah keparatkah yang telah menghancurkan tempat
?tempat penting perguruan kami " tegur si Malaikat Cinta Cukat Seng dengan
?gusar. Hemmmm, apa anehnya dengan persoalan ini ". Memang
?akulah yang telah merusak Istana Koan Wa Kiong ! .
? Hemmmmm, apa Koan Wa Kiong ". Tempat itu adalah gedung
?perpustakaan kami . ? Haaahhh ?haaahh haaahh gedung tempat penampungan
kaum perempuan berubah menjadi gedung perpustakaan, kalau
begitu gedung pelacuran nanti akan kalian anggap sebagai gedung sekolah
. ?Malaikat Pedang Buyung Siau menjadi tak senang hati, segera
tegurnya dengan suara dalam :
Engkoh cilik, kau jangan berbicara sembarangan. Sebetulnya?kangzusi.com
siapa kau " . ?Giam In Kok tahu orang ini adalah seorang yang jujur. Sahutnya
sambil tertawa : Tak usah bertanya siapa aku. Pokoknya kita sudah pernah
?bertemu, tapi itu urusan kecil, mari kita berbicara sesungguhanya saja. Aku
ingin bertanya kepada kalian bertiga, tempat macam
apakah Liong Yang Wan yang didirikan dibukit Ji Li Ho tersebut
. ?Belum habis perkatan tersebut diucapkan, si Malaikat Cinta Cukat Seng telah
membentak keras : Omong kosong. Diatas bukit itu Cuma ada sebuah gedung
?tempat ujian dari perkumpulan kami ! .
? Gedung tempat ujian ". Ujian Apa " .
? ? Hemmmm, gedung ujianpun tidak dikenal. Tentu saja tempat
?ujuan ilmu sastra dan syair .
?Kontan sja Giam In Kok tertawa dingin tiada hentinya :
Heeehhh ?heeehhh heeehhh mungkin tempat ujian untuk
mencoba kemampuan kelelakian bukan " .
?Malaikat Cinta Cukat Seng menjadi amat gusar, segera bentaknya
keras keras : Kau berani menghina perguruan kami ". Mana buktinya dengan
?tuduhanmu itu " . ?Heeehhh ?heeehhh heeehhh rupanya gelarmu Malaikat Cinta
berarti kemampuanmu untuk menggaet bocah laki laki maupun
perempuan .. .?Malaikat Cinta Cukat Seng tak mampu menahan diri lagi. Ia
segera membentak keras dan melancarkan sebuah pukulan gencar
dari jauh. kangzusi.com Buru buru Malaikat Pedang Buyung Siau merentangkan tanganya
menghalangi rekannya melancarkan serangan, teriaknya :
Coba tunggu dulu ?..biarlah dia memberi penjelasan dulu
sebelum pertarungan dilakukan
. ? Apakah kau masih bersedia mendengarkan ocehannya " seru
? ?Cukat Seng dengan penuh amarah.
Cepat cepat Giam In Kok mendengus dingin. Serunya :
Siapa bilang aku ngaco belo dan berbicara tanpa dasar " .
" ?Ia menarik tangan Ho Koan Kim kesisi tubuhnya. Kemudian
berkata lebih jauh : Isteriku ini sebetulnya merupakan bocah lelaki tulen. Ketika ia meninggalkan
?rumah untuk mencari cicinya didalam dunia
persilatan, tanpa sengaja telah tersesat untuk masuk menjadi
anggota perkumpulan Pelajar Rudin. Bukan saja sudah dikebiri
untuk dijadikan seorang lelaki banci. Bahkan dijadikan pula sebagai pemuas nafsu
dari sementara lelaki brutal. Ia baru berhasil
dibebaskan setelah aku berhasil menerobos masuk kedalam gedung
Liong Yang Wan dan membasmi kawanan siluman disitu. Kemudian
dengan bantuan tenaga dalamku aku berhasil pula merubahnya
menjadi seorang gadis. Nah sekarang saksi hidup ada disini. Kalau memang kau
menyebut diri sebagai malaikat, jika terhadap
perbuatan anak buahpun tak becus mengurus, lebih baik kau
berganti julukan sebagai anjing cinta saja .
?Begitu terharu dan berterima kasihnya Ho Koan Kim ketika
dirinya disebut sebagai isteri pemuda itu. Air matanya jatuh
? "bercucuran, bahkan sewaktu menyinggung tentang keadaannya
yang menggenaskan, is sempat menangis tersedu sedu.
Merah pada selembar wajah Cukat Seng setelah mendengar
perkataan ini. Dibawah sinar rembulan tampak sepasang pipinya
berubah menjadi merah kehitam hitaman.
Si Malaikat Pena Bunji Tat melirik sekejap kearas Cukat Seng.
Kemudia tak tahan bentaknya :
kangzusi.com Toako. Benarkah ada peristiwa seperti ini ". bila kau tidak mau mengaku ?secara blak blakan, jangan salahkan bila aku akan
memutuskan hubungan persaudaraan denganmu .
? Samte, kenapa kau percaya begitu saja dengan perkataannya "
? kata Cukat Seng bimbang. Andaikata benar benar ada kejadian seperti ini,
? ?aku sebagai kepala pengawas dari seluruh kegiatan
perkumpulan Pelajar Rudin masa tidak mengetahui hal tersebut " .
? Heehhh ?heehhh heehhh Giam In Kok tertawa dingin tiada
?hentinya. Kau masih berani memungkiri persoalan ini ". Berani kujamin kalau
?dalam sakumu terdapat Lencana Emas bergambar
Tengkorak dari persekutuan tiga perkumpulan, bahkan dibalik
medali itu ada tulisan huruf Thio . Beranikah kau diperiksa
? ?dihadapan umum " ?Begitu perkataan itu diutarakan, paras muka semua yang hadir
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dalam arena segera berubah hebat.
Dengan suara lantang Malaikat Cinta Cukat Seng berseru pula :
Hemmmm, sudah setengah harian lamanya kau membual tak
?karuan juntrungnya. Kalau memang bocah lelaki yang berada
disekitarmu telah dikebiri hingga berubah menjadi lelaki tidak
perempuan tidak, dengan kepandaian apa kau dapat merubahnya
menjadi perempuan tulen ". Bila kau ingin memeriksa adakah Medali disakuku, maka
bocah itu harus diperiksa pula dihadapan umum,
apakah dia lelaki atau perempuan .
?(Oo-dwkz-Gnw-oO) Jilid : 38 Mendengar perkataan itu, Ho Koam Im menjadi malu sekali
hingga menangis tersedu sedu, teriaknya cepat :
Koko In, aku tak mau diperiksa dihadapan umum?.. .
?Padahal teriakan itupun sama sekali tidak ada gunanya, sebab
kangzusi.com selain Giam In Kok serta orang tuanya, siapakah yang berhak untuk melakukan
pemeriksaan semacam itu .
Andaikata disuruh kaum wanita yang melakukan pemeriksaan
tidak mengapa, andaikata dia seorang lelaki bagaimana jadinya ".
Mimpipun Giam In Kok tidak menyangka kalau Malaikat Cinta
Cukat Seng yang sudah berusia hampir seabad dan merupakan
seorang tokoh terkenal dari dunia persilatan ini berani memungkiri keadaan serta
mengajukan pertanyaan serumit ini.
Setelah berkerut kening beberapa saat lamanya, diapun berkata
dengan rasa gemas : Bagi kau si siluman tua, bila jubahmu kau disingkap maka akan diketahui
?dengan segera adakah medali dalam sakumu. Sebaliknya
bila ingin memeriksa istriku ini, siapa pula yang hendak turun
tangan " . ?Mendadak dari kejauhan sana terdengar seseorang tertawa
cabul, sahutnya lantang :
Biar aku yang melakukan pemeriksaan tersebut " .
? ?Dengan wajah tertegun semua orang segera berpaling kearah
mana datangnya seruan tersebut.
Dibawah sinar rembulan, tampak sesosok bayangan tajam
berkelebat lewat dan meluncur kearah mereka.
Cepat cepat Giam In Kok berbisik :
Adik Koan, seandainya aku bertarung melawan orang itu nanti,
?bila ada orang hendak turun tangan kepadamu. Ingat baik baik
dengan ketujuh jurus serangan ajaranku itu " .
? Koanji mengerti. Tapi siapakah orang itu " .
? ? Orang itu adalah ?.. . ? Belum selesai perkataan tersebut diucapkan. Diatas puncak bukit telah bertambah
dengan seorang lelaki berusia dua tiga puluh
kangzusi.com tahunan yang bertubuh tegap dan bermuka lancip. Ketika melayang turun diarena,
terlihat bahwa dibalik jubahnya ternyata orang itu menggunakan celana perempuan.
Sambil mendengus dingin Giam In Kok segera menegur :
Hei Tikus dari Pecomberan, tak kusangka kau belum juga?mampus ! .
?Begitu Giam In Kok berteriak. Selain Ho Koan Kim yang masih
tetap berdiri disamping kekasihnya, para jago yang lain serentak mengundurkan
diri kebelakang. Dengan wajah yang angkuh orang itu melirik sekejab kearah
Giam In Kok, lalu tegurnya dengan suara dingin :
Siapa kau ". Mengapa memanggil aku Song Seng Tong sebagai
?tikus dari pecomberan ". Apakah kau hendak menyuruh aku Song
tua untuk memeriksa juga dirimu sebagai lelaki atau perempuan " .
?Giam In Kok tertawa dingin :
Song Seng Tong. Kau tak usah menjual lagak dihadapan
?siauyamu, seandainya tidak ditolong oleh Tiong Giok siluman tua itu mungkin
tanah gundukan dibukit Siong San akan kelihatan lebih
subur . ? Ooooo ?.rupanya kau sibocah keparat. Suhuku menitahkan
kepadaku untuk membangun kembali Liong Yang Wan dan akan
mengundang dirimu sebagai Wancunya .
?Begitu nama tersebut disebut para hadirin segera berseru
tertahan, terutama sekali si Perempuan Berwajah Dingin serta
Ensonya. Mata mereka berapi api. Diawasi wajah pemuda tersebut
tanpa berkedip. Ketika sudah mengetahui siapakah pemuda yang berada
dihadapannya ini, mencorong sinar buas dari mata si Tikus dari
Pecomberan. Dengan muka membenci serunya sambil tertawa
seram : kangzusi.com Baik, mau bertarung secara halus atau bertarung secara kasar, terserah pada ?pilhanmu sendiri, marilah
.. . ? Bagaimana kalau bertarung secara halus dan bagaimana pula
?kalau bertarung secara kasar " .
? Bertarung secara halus berarti kita bertarung mengandalkan
?jurus silat. Sebaliknya kalau bertarung secara kasar berarti
mengandalkan hawa murni .
?Mendengar perkataan tersebut, diam diam Giam In Kok berpikir :
Tenaga dalammu memang kurang becus, memangnya siauya
?takut kepadamu . . ?Tapi ..tiba tiba ia teringat kembali bahwa hawa murninya yang
telah disalurkan ketubuh Ho Koan Kim hingga merubahnya menjadi
seorang jago yang lihai. Andaikata si Tikus dari Pecomberanpun
mendapat bantuan tenaga dalam dari Tiong Giok Kisu setelah
ditolong olehnya, bukankah tenaga dalam yang dimilikinya akan
setingkat lebih hebat ".
Dalam waktu singkat itulah berbagai ingatan melintas dalam
benaknya. Cepat cepat dia menyebut :
Mari kita bertarung dulu secara halus kemudian baru kasar,
?siauya tetap akan mengalah tiga jurus untukmu .
? Haaahhh ?.haaahhh haaahhh bagus sekali ! . ?Menyusul seruan tersebut si Tikus dari Pecomberan segera
menerjang maju kemuka dan mencengkeram baju Giam In Kok.
Cepat cepat Giam In Kok berkelit kesamping sejauh beberapa
kaki dari posisi semula. Siapa tahu si Tikus dari Pecomberan sama sekali tidak merubah
serangannya. Secara langsung dia menerjang kearah Ho Koan Kim
yang berada beberapa kaki dihadapan sana.
Walaupun Ho Koan Kim telah mempelajari tujuh jurus ilmu
kangzusi.com menyelamatkan diri, akan tetapi ia sama sekali tak menyangka kalau si Tikus dari
Pecomberan bakal cari gara gara kepadanya.
Maka disaat pandangan matanya terasa kabur, buru buru dia
menjejakkan kakinya berniat kabur keatas pohon, segulung
desingan angin tajam telah menyambar lewat dan menghajar
badannya. Ia segera menjerit kaget, tubuhnya langsung roboh terjengkang
diatas tanah. Ketika itu Giam In Kok merasa kalau dirinya tertipu. Buru buru ia melejit
ketengah udara sambil mengayunkan telapak tangannya.
Blammmmm?. . ?Segelung tenaga pukulan yang sangat kuat dengan cepat
menyelimuti kawasan seluas lima kaki dan menerjang ketubuh
lawan. Tikus dari Pecomberan tertawa melengking, serta merta
tubuhnya melejit setinggi lima kaki. Begitu terhindar dari serangan dan melayang
turun kembali diatas tanah. Jengeknya sambil
tertawa: Mengapa tidak jadi mengalah " .
? ?Setelah berhasil mendesak mundur si Tikus dari Pecomberan
Giam In Kok segera menebos kesisi Ho Koan Kim serta memeriksa
keadaannya. Paras muka nona itu telah berubah menjadi pucat pias,
sementara kesadarannya hilang.
Dengan perasaan sedih dan sayang segera bentaknya :
Hemmmm, kau si Tikus dari Pecomberan yang mencari
?kematian buat diri sendiri, jangan salahkan bila siauya bertindak keji
! . ?Tikus dari Pecomberan tertawa licik, ujarnya :
kangzusi.com Kau benar benar tak menghargai niat baik orang lain,?walaupun bocah itu sudah kau rubah menjadi setengah wanita,
sayang jalan yang kau tempuh keliru. Itulah sebabnya aku beriba hati dengan
menyelamatkan dirinya dengan menggunakan ilmu
Tiong Giok Khikang. Sekarang kau bukannya berterima kasih
kepadaku masa malah menyalahkan diriku. Benar benar kurang ajar
! . ?Diantara hadirin yang berada dalam arena, tiga diantaranya
adalah wanita, takkala mendengar ucapan dari si Tikus dari
Pecomberan itu kontan saja paras muka mereka berubah menjadi
merah padam karena jengah.
Buru buru Giam In Kok berjongkok sambil memeriksa denyut
nadi Ho Koan Kim. Begitu diperiksa segera diketahui bahwa denyut nadinya memang
normal kembali. Tanpa terasa diapun berpikir dihati :
Ternyata ilmu sesatpun masih ada gunanya juga .
? ?Dengan menggunakan kesempatan tersebut dia segera
menyalurkan tenaga dalamnya untuk melancarkan kembali
peredaran darah Ho Koan Kim.
Tak selang beberapa saat kemudian, gadis tersebut telah
? "siuman kembali. Segera serunya :
Ohhh Koko In, lagi lagi kau yang menolongku ! .
? ? Nah, begitulah suami isteri memang harus saling bermesraan.
?Kalian harus berterima kasih kepada bantuanku sorak Tikus dari Pecomberan
?sambil bertepuk tangan. Benar sambil menggandeng tangan Ho Koan Kim dan
? ?melompat bangun, Giam In Kok membentak Itulah sebabnya
?siauya hendak memberi suatu kepuasan kepadamu. Silahkan
menyerang ! . ? Yang seharusnya kusambut adalah kesediaanmu untuk
?menjabat sebagai Wancu gedung kami !" .
? Siluman tua. Sebetulnya kau bersedia untuk bertarung atau
? kangzusi.com tidak " .? Aaahhhh, aku toh hanya ingin mengundangmu menjadi Wancu
?dari gedung Liong Yang Wan " .
? Bangsat. Tak usah banyak berbicara lagi. Lihat serangan ! .
? ?Dalam gusarnya Giam In Kok sama sekali tidak memberi
kesempatan kepada siluman tua itu untuk banyak bicara.
Serangannya begitu dilancarkan, tubuhnya segera berputar
bagaikan hembusan angin, telapak tangan kanannya yang
memancarkan cahaya merah dan telapak tangan kirinya yang
memancarkan sinar hijau serentak dipergunakan bersama sama
untuk mengurung tubuh siluman tua tersebut.
Nampaknya sebelum ada yang mampus kau tak ingin
?mengakhiri pertarungan ini " bentak Tikus dari Pencomberan.
?Telapak tangannya diayunkan pula memancarkan kabut kuning
dan kabut hitam secara bersamaan.
Dalam waktu singkat angin pukulan menderu deru. Seluruh
suasana dalam arena seolah olah telah terjadi perubahan.
Kawanan jago yang mengikuti jalannya pertarungan itu dari sisi
arena hanya bisa melihat kabut tebal yang makin lama makin
membumbung tinggi, disusul bergemanya suara gemuruh keras,
namun bayangan tubuh mereka sama sekali tak nampak.
Ho Koan Kim sangat menguatirkan keselamatan kekasihnya,
sepasang mata yang mengawasi lapisa kabut tersebut nyaris
menongol keluar. Ditengah suasana tegang dan gelisah, tiba tiba ia merasa
bahunya ditepuk orang, lalu terdengar seseorang memanggil.
Adik ?.. . ?Tepukan tersebut datang secara mendadak dan sama sekali
diluar dugaan. Saking kagetnya hampir saja ia menjerit tertahan.
kangzusi.com Ketika berpaling dengan cepat ternyata Perempuan Cantik Berwajah Dingin telah
berada dibelakangnya. Tampak nona itu menggoyangkan tangannya berulang kali sambil
berbisik lirih : Aku tidak berniat mencelakaimu. Andaikata kekasihmu kalah,?akupun akan berusaha menolongmu !" .
? Tidak ! tampik sinona cepat. Kalau ia mati biar aku turut mati
? ? ?bersamanya . ?Kau tak ingin berjumpa dengan cicimu " tanya si Perempuan
" ?Cantik Berwajah Dingin.
Ho Koan Kim termenung sejenak, kemudian sahutnya sambil
tertawa : Aku rasa Engko In tak bakal menderita kalah ! .
? ? Atas dasar apa kau berkata begitu " .
? ? Coba kau lihat, bukankah ketiga macam kabut berwarna yang
?menyelimuti arena pertarungan makin lama semakin tebal " .
?Bagi Ho Koan Kim ucapan tersebut diutarakan dengan amat
ringan. Tentu saja dia tidak menyangka kalau Giam In Kok yang
sedang terlibat dalam pertempuran justru makin bertempur makin
terkejut hatinya. Dalam waktu singkat kedua belah pihak telah saling bertarung
ratusan jurus lebih. Masing masing pihak sama sama mempunyai
ambisi untuk membunuh lawannya, kalau bisa dalam satu gebrakan
saja. Mimpipun Giam In Kok tak mengira kalau hanya terpisah
beberapa hari saja tenaga dalam yang dimiliki si Tikus dari
Pecomberan itu bukan Cuma bertambah satu kali lipat, bahkan
dalam jurus seranganpun mendapat kemajuan yang luar biasa.
Tanpa terasa pikirnya dengan cemas :
Jangan jangan Iblis tua ini saling menghisap sari kekuatan
?kangzusi.com dengan Suhunya serta para adik seperguruannya. Kalau tidak
darimana datangnya tenaga kekuatan sedemikian hebatnya " .
? Ia cukup yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, dan yakin
pula kalau kemampuannya masih berada diatas kemampuan ketiga
ahli waris Tiong Giok Kisu. Namun seandainya pihak lawan telah
menggunakan cara aliran sesatnya untuk menanamkan bibit
kekuatan dalam tubuh rekannya dan kekuatan tersebut bisa dipakai setiap saat.
Maka dia akan menjumpai kesulitan untuk menghadapi.
Betul juga, biarpun serangkaian lima pukulan Cing Khu Ciang
Hoat telah habis dipakai, namun ia belum berhasil juga meraih
sedikit keuntungan apapun. Padahal pihak lawan masih ada
beberapa orang rekannya belum muncul. Andaikata mereka tiba
pada saatnya nanti, bukankah dia bakal mengalami kesulitan untuk
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghadapinya ". Dalam gelisahnya tiba tiba melintas satu ingatan cerdik didalam benaknya.
Mendadak pemuda itu tertawa nyaring. Permainan ilmu
pukulannya berubah. Kali ini dia mengeluarkan ilmu pukulan
Penggaet Sukma Pengunci Nyawa yang berhasil dipelajari dari si
setan tua Sie It Hong Dalam waktu singkat bayangan tangan berlapis lapis bagaikan
awan, angin pukulan menderu deru setajam golok yang secara
beruntun dia telah melepaskan lima buah serangan berantai.
Si Tikus dari Pecomberan merasa amat terkejut, cepat cepat dia
melompat mundur sejauh beberapa kaki dari posisinya semula dan
berteriak keras : Kalau ini mah bukan ilmu pukulan Cing Khu Ciang Hoat ! .? ? Hemmmm, memangnya tak boleh kugunakan " jengek Giam
? ?In Kok sambil tertawa dingin.
Tubuhnya menerjang kemuka bersamaan dengan tibanya angin
serangan, hawa murni Cong Goan Hiat Khi nya kembali membiaskan
berlapis lapis cahaya menyilaukan mata. Dalam waktu singkat
seluruh badan si Tikus dari Pecomberan telah terbungkus dibalik kangzusi.com
serangan tersebut. Tikus dari Pecomberan menjadi terkejut bercampur gelisah.
Mendadak terdengar desingan tajam membelah angkasa disusul
berkelebatnya sinar tajam. Terdengar ia berseru lagi sambil tertawa dingin :
Bangsat cilik kau kenal dengan benda ini " .? ?Giam In Kok menyaksikan benda yang dicabut keluar lawannya
adalah senjata Giok Ji Gi yang berbentuk bagaikan pena tapi seperti juga
seruling yang membiaskan cahaya tajam. Dia tahu benda
tersebut pastilah senjata andalan siluman tua ini.
Karenanya tidak menunggu sampai lawannya selesai bicara, ia
telah membentak : Lihat serangan ! . ? ?Menyusul bentakan itu, berlapis lapis bayangan tangan yang
amat tebal menggulung kedepan dan menyelimuti seluruh tubuh si
Tikus dari Pecomberan. Mendadak segulung cahaya tajam menyembur keluar dari ujung
senjata Giok Ji Gi dari Tikus dari Pecomberan, dalam lintasan kilat, selapis
kabut tebalpun menyelimuti tubuhnya.
Tiba tiba terdengar suara ledakan keras yang memekakkan
telinga. Begitu kerasnya getaran tersebut membuat cahaya tajam
tadi lenyap dan kabut tebalpun membuyar.
Kawanan jago silat yang menonton jalannya pertarungan itu
segera merasakan pandangan matanya menjadi kabur. Tahu tahu si
Tikus dari Pecomberan telah berdiri pada jarak lima kaki dihadapan Giam In Kok.
Sementara senjata Gio Ji Gi-nya disilangkan didepan dada.
Hei bocah keparat, mengapa kau tidak meloloskan senjata
?andalanmu terdengar ia menegur sambil tertawa dingin.
? ?kangzusi.com Giam In Kok sendiripun sama sekali tidak meyangka kalau tenaga
dalam yang telah digunakan hingga mencapai tujuh bagian ternyata cuma berhasil
mendesak musuhnya sejauh lima kaki.
Meski demikian sambil tertawa dingin katanya pula :
Aku rasa dengan andalkan sepasang telapan tangan, siauya
?masih cukup mampu untuk mengusirmu dari sini ! .
?Seraya berkata sepasang telapak tangannya kembali disilangkan
didepan dada, sementara dari balik telapak tangannya yang
dihadapkan keluar tersembur keluar gulungan cahaya kabut yang
berlapis lapis. Tikus dari Pecomberan terpekik nyaring. Sambil menerjang
kedepan tiba tiba dia mengayunkan senjatanya mengancam tubuh
Ho Koan Kim. Giam In Kok tidak menyangka kalau secara tiba tiba Tikus dari
Pecomberan akan mengalihkan sasarannya ketubuh Ho Koan Kim.
Saking kagetnya dia segera membentak gusar.
Dengan sekali lejitan dia memburu kearah Tikus dari
Pecomberan, sementara cahaya kabut yang menyelimuti
angkasapun berkembang makin luas dan menyelimuti badan lawan.
Agaknya si Tikus dari Pecomberan telah mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya. Senjata Gio Ji Gi-nya disodok keatas dengan
membiaskan cahaya tajam, sementara telapak tangan
kirinya membabat dada Ho Koan Kim keras keras.
Blammmmm?. ?Benturan keras bergema diiringi jerit kesakitan seseorang.
Tubuh Giam In Kok yang melambung diangkasa termakan oleh
getaran serangan si Tikus Dari Pecomberan yang kuat itu hingga
mencelat setinggi tiga kaki lebih. Sebaliknya tubuh Ho Koan Kim terguling
beberapa kaki dan terpental hingga sejauh sepuluh kaki.
kangzusi.com Sambil tertawa terbahak bahak di Tikus dari Pecomberan segera
berseru : Haaahh ?haaahh haaahh . Wancu baru kami, sekarang kau
sudah mengetahui akan kelihaianku bukan " .
?Biarpun tubuh Giam In Kok terpental tinggi keangkasa, namun
dengan bekerjanya hawa khikang Hiat Khi Sinkang yang melindungi badannya, ia
sama sekali tidak menderita luka apapun.
Ketika melihat tubuh Ho Koan Kim terpental bagaikan layang
layang yang putus talinya tubuhnya segera berjumplitan beberapa kali diudara,
kemudian sambil mengerahkan hawa murninya dia
sambar tubuh si nona dan membawanya melayang turun keatas? "tanah.
Dalam keadaan begini dia tak sempat lagi untuk mengurusi
ejekan musuhnya. Kepada Ho Koan Kim segera bertanya :
Adik Koan, bagaimana keadaanmu .
? ?Sejak hidup didunia ini belum pernah Ho Koan Kim menjumpai
sergapan yang begitu menakutkan. Ia menjadi terperanjat setengah mati hingga
wajahnya berubah menjadi pucat pasi dan nafasnya
tersengal sengal. Sambil bersandar dalam rangkulan Giam In Kok bisiknya dengan
gemetar : Koanji sama sekali tidak terluka, tapi orang itu menakutkan
?sekali, kau harus memberi pelajaran kepadanya ! .
?Menggunakan kesempatan sewaktu berbicara tadi Giam In Kok
memeriksa denyut nadinya. Ketika tidak menemukan gejala yang
aneh diapun menjawab dengan lembut :
Adik Koan tak usah kuatir "! .
? ?Akan tetapi disaat dia mendongakkan kepalanya, tampak di Tikus
dari Pecomberan telah berada puluhan kaki jauhnya dari situ dan sedang melarikan
diri terbirit birit. Bukan saja menang kalah belum diketahui bahkan disaksikan
kangzusi.com pula orang luar, kenapa si Tikus dari Pecomberan yang menempati posisi diatas
angin justru melarikan diri terbirit birit.
Baru saja Giam In Kok hendak melakukan pengejaran, tiga
Malaikat dari Perguruan Pelajar Rudin yang berdiri disisinya telah melangkah
maju kedepan. Pemuda itu jadi kuatir bila mereka
menganiaya Ho Koan Kim, karenanya sambil menuding kearah
Malaikat Cinta sepera umpatnya :
Siluman tua Cukat mengapa kau tidak segera tampil untuk
?menerima kematian "
?Malaikat Cinta Cukat Seng tertawa dingin :
Mengapa kau tidak memberikan dulu bocah tersebut
?dihadapan umum " .
? Paras muka Giam In Kok segera berubah menjadi dingin
bagaikan es, ujarnya ketus :
Siluman tua, nampaknya kau sudah pengin mampus, tahukan?kau siapa orang tadi " .
? Dia adaah Im Yang Sian Ang, Kakek Dewa Im dan Yang ! .
? ? Huahh, Kakek Dewa apaan "!. Dia tak lebih Cuma Tikus dari
?Pecomberan. Nah siauya ingin bertanya kepadamu sekarang.
Bagaimanakah dirimu kalau dibandingkan dengan si tikus tua tadi
" . ? Aku tidak memahami maksudmu " .
? ? Bila kau merasa tidak memiliki kepandaian yang lebih hebat
?daripada si tikus tua tersebut lebih baik ungkapkan semua keadaan Perkumpulan
Pelajar Rudin yang sebenarnya
. ? Perkumpulan Pelajar Rudin kami sama sekali tidak mempunyai
?rahasia apa apa, atas dasar apa kau memojokkan posisiku
sedemikian rupa " .
?Giam In Kok tertawa dingin, serunya :
kangzusi.com Kau memang benar benar seorang manusia busuk yang
?berotak licik .. . ? Kau sendiri yang busuk dan tak tahu diri
?.. . ?Tapi sebelum perkataan dari Malaikat Cinta Cukat Seng
menyelesaikan kata katanya, Giam In Kok telah meluncur datang
dengan kecepatan luar biasa, telapak tangan kanannya diayunkan
kedepan. Selapis kabut berwarna warni segera menyelimuti seluruh wajahnya.
Serangan tersebut dilancarkan dengan kecepatan bagaikan petir.
Sedemikian cepatnya sampai Malaikat Pedang Buyung Siau dan
Malaikat Pena Bunjin Tat yang berdiri disisinyapun tidak sempat memberi
pertolongan. Mendadak terdengar Malaikat Cinta Cukat Seng menjerit kaget.
Cepat cepat dia membuang tubuhnya kesamping dan melompat
sejauh sepuluh kaki dari posisi semula.
Tapi Giam In Kok sama sekali tidak bermaksud mencabut
nyawanya dengan serangan itu.
Pada sat itulah telapak tangan kanannya meluncur kebawah
dengan cepat sekali. Sreettt?. ?Desingan tajam berkelebat lewat. Tahu tahu tali celana si
Malaikat Cinta Cukat Seng telah terpapas kutung oleh babatan
tangannya. Akibat dari serangan itu aliran tenaga seranganpun
menggulung kearah bawah membuat celana yang dipakainya
terlepas dan melorot kebawah.
Giam In Kok tertawa nyaring, dari atas tanah dia memungut
sebuah medali berwarna emas lalu setelah dilihat sekejap, pemuda itu balik
kembali ketengah arena sambil katanya :
Buyung Lohiap, ternyata orang ini termasuk dalam pemegang
?medali emas dari huruf Sui
? ?. . ?Belum selesai perkataan itu diucapkan, tahu tahu Cukat Seng
kangzusi.com telah membalikkan badan dan melarikan diri terbirit birit.
Menyaksikan hal ini, Giam In Kok segera membentak keras :
Kemana kau hendak kabur ! .
? ?Sambil menjejakkan kakinya keatas tanah dia melejit keudara
dan melemparkan medali emas tadi kedepan Malaikat Pedang.
Siauhiap tunggu dulu ! Malaikat Pedang daan Malaikat Pena
? ?segera berteriak bersama.
Tampak dua sosok tubuh melejit bersama, kemudian pedang dan
sepasang pena yang menciptakan lapisan jaring cahaya segera
menghadang jalan perginya.
Menyaksikan hal ini Giam In Kok tertegun. Ia segera menarik
kembali tubuhnya dan menegur dengan nada tak senang :
Apakah Lohiap berdua ingin membantu kaum jahanam untuk?melakukan kejahatan " .
?Buru buru si Malaikat Pedang Buyung Siau menjura seraya
menjawab dengan lembut : Harap Siauhiap jangan salah paham. Tak ada salahnya bila kita periksa dulu
?barang bukti itu. Seandainya Cukat Seng benar benar telah melakukan
penyelewengan, maka bukan cuma Siauhiap
seorang yang tak akan melepaskan dirinya, bahkan aku serta
saudara Bunjin-pun akan membersihkan Perguruan kami dari unsur
unsur yang tidak benar .
? Baiklah, kalau memang Lohiap bermaksud demikian, akupun
?akan menghemat waktu dan tenaga .
?Berbicara sampai disini dia segera mengundurkan diri kesisi Ho
Koan Kim. Ketika dilihatnya nona itu sedang berbicara dengan Perempuan
? "Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun, terpaksa katanya sambil
tersenyum paksa : Kwik Lihiap rupanya kaupun datang kemari " .
? ?kangzusi.com Merah padam selembar wajah Perempuan Cantik Berwajah
Dingin Kwik Hui Hun. Dia menundukkan kepalanya sambil
mengiyakan, seakan akan pertanyaan dari Giam In Kok tersebut
mendatangkan perasaan malu yang luar biasa.
Sebaliknya Ho Koan Kim segera berkata sambil tertawa :
Cici Kwik bukan orang jahat, dia bilang tingkah laku maupun
?perbuatan dari Tongcunya sama sekali tidak diketahui oleh
Pangcunya. Maka seandainya apa yang dilaporkan memang benar.
Diapun akan pulang dan melaporkan peristiwa ini kepada Ketuanya agar
membersihkan Perkumpulan dari manusia manusia tak
bertanggung jawab . ?Giam In Kok yang mendengar ucapan tersebut menjadi
kegirangan setengah mati, segera serunya :
Enci Kwik, apabila kau bersedia untuk berbuat demikian, inilah rejeki bagi
? umat persilatan. Tapi bolehkan siaute bertanya tentang suatu persoalan " .?Panggilan Cici yang berulang ulang seketika membuat paras
muka di Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun berubah
menjadi merah padam dan hatinya berdebar debar keras. Sambil
menunduk katanya : Apa yang ingin kau tanyakan " .
? ? Sewaktu berada dalam perjamuan di gedung Kim Kok Wan
?tadi, apakah Giam In Si bajingan keparat itu sempat menjelaskan tempat tinggal
dari Giam Ong Hui bajingan tua itu " .
? Konon dia berada disekitar Holam ! .
? ? Apakah tidak dijelaskan alamat yang pasti " .
? ? Sebenarnya dia ingin mengundang Lau Lo Enghiong untuk
?berangkat bersama, tapi berhubung Lau Lo Enghiong masih ada
urusan lain maka diapun berjanji kepada Lau Lo Enghiong agar
kangzusi.com berangkat langsung Ke Holam. Disana pasti ada orang yang akan
menyambut kedatangannya .
? Kalau begitu aneh sekali seru Giam In Kok tercengang. Aku pernah
? ? ?berjumpa dengan anak buah bajingan tua itu. Mereka sering berkelompok dengan
Tongcu dari perkumpulan anda, para Tianglo
serta Kho Yong yang menyamar sebagai Setan Tua Berwajah
Seratus. Malah tak lama berselang aku sempat melihat bajingan tua itu berada
disekitar Tebing Sam Kiam Hong. Mengapa dalam waktu
singkat mereka telah pindah ke Holam " .
?Berkilat sepasang mata Ho Koan Kim setelah mendengar
perkataan tersebut. Katanya sambil tertawa :
Jangan jangan bajingan cilik itu sengaja sedang mengatur
?siasat untuk menjebakmu " .
?Giam In Kok menggelengkan kepalanya berulang kali. Belum
sempat dia menjawab, tiba tiba tampak bayangan manusia
berkelebat lewat. Tahu tahu Ensonya di Perempuan Cantik Berwajah Dingin telah
muncul dihadapan mata.
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sambil tertawa terkekeh kekeh perempuan muda itu menegur :
Apa sih yang sedang kalian bicarakan ". Bolehkah aku Cu Ing
?turut mendengarkan " .
? Perempuan Cantik Berwajah Dingin mengerling sekejap
kearahnya, lalu berkata hambar :
Siapa sih yang membicarakan sesuatu " ? ? Aduuhhh
?. Nonaku .. seru Cu Ing sambil tertawa. Kalau
? ?tidak berkata apa apa kenapa begitu lama ". Baik, baik aku si
Ensopun tidak berniat mencampuri urusan kalian, terserah apa mau mu
.. . ?Sementara berbicara sepasang biji matanya yang jeli sempat
mengerling sekejap kewajah Giam In Kok dengan nafas membara.
Giam In Kok segera melengos kearah lain dengan perasaan
kangzusi.com muak, tapi perempuan muda itu tertawa cekikikan dan segera
berlalu dari situ. Sepeninggal perempuan bernama Cu Ing itu, Perempuan Cantik
Berwajah Dingin Kwik Hui Hun baru berkata :
Orang ini benar benar memuakkan. Siamoy kuatir dia pulang
?untuk mencari gara gara, maka siaumoy berangkat dahulu. Tentang urusan adik Ho,
aku pasti akan memperhatikan bagimu, begitu
bertemu dengan Cicimu atau Gurunya, aku pasti akan
menyampaikan peranmu kepada mereka, akan kusuruh dia
melepaskan diri dari Perkumpulan dan mencari kalian berdua
didunia persilatan :. Tapi lebih baik kita tetapkan tempatnya saja buru buru Giam In Kok
? ?berseru. Dengan begitu waktu serta tempat pertemuannya jadi pasti dan tak
?usah dirubah lagi . ? Kalau begitu bagaimana kalau kita bersua lagi di Kim Kok Wan
?tiga bulan lagi " .
? Terlalu cepat kembali sang pemuda berseru. Aku harus
? ? ?berangkat keselatan untuk melacak jejak kawanan siluman dari
Perkumpulan Ang Sin Sancung. Mungkin dalam tiga bulan tak
mungkin bisa balik kemari .
? Kalau begitu bagaimana kalau setahun kemudian " .? ? Nah begitu baru cocok .
? ?Belum lama Perempuan Cantik Berwajah Dingin beserta Langkah
Sakti Tanpa Bayangan sekalian berangkat meninggalkan tempat itu, Malaikat Pedang
Buyung Siau serta Malaikat Pena Bunjin Tat telah berkata sembari menjura dalam
dalam Tampaknya selama ini kami telah dikelabui habis habisan.
?Kalau begitu musuh paling jahat yang harus kami hadapi adalah
saudara sendiri. Terima kasih banyak atas petunjuk anda, semoga kita dapat
bersua kembali dilain waktu
.. . ?Buru buru Giam In Kok balas memberi hormat bahkan ujarnya :
Harap Lotiang jangan kelewat menyalahkan diri sendiri tapi
?kangzusi.com Malaikat Cinta Cukat Seng pribadi, seandainya dia tak mau diperalat oleh Ting
Giok Kisu itu tak mungkin urusan akan berkembang
menjadi begini. Semoga saja Lotiang berdua bisa menegakkan
kembali kewibawaan Perkumpulan serta membersihkan diri dari
unsur unsur sesat . ?Selesai berbicara kedua orang Malaikat itupun berlalu dari situ.
Menanti semua orang sudah bubaran dan disekeliling tempat itu
tak ada orang lain, Ho Koan Kim segera berkata sambil tertawa :
Engkoh In, tindakanmu memang sangat hebat. Bukan Cuma
?siluman tua yang mengaku Malaikat Cinta itu berhasil kau usir pergi, mungkin
Perkumpulan Pelajar Rudinpun bakal mengalami
kehancuran total . ? Kehancuran total ". Aku rasa tak mungkin hancur, sebab itulah aku baru
?mengambil tindakan ini, coba kalau bukan begitu, apa
salahnya bila sekali hajar kuhabisi saja nyawa siluman tua Cukat Seng itu " .
?Kembali Ho Koan Kim tertawa :
Engkoh In, apakah kau sudah membayangkan apa akibatnya
?dengan tindakanmu yang salah ini " .
? Apa " . ? ? Kau berbuat kelewat tergesa tidak dipikirkan masak masak
?dengan kepergian Cukat Seng siluman tua itu. Bisa jadi dia akan segera
mengumpulkan teman temannya untuk berusaha menguasai
Perkumpulan Pelajar Rudin sepenuhnya, malah bisa jadi akan
bermusuhan sendiri dengan kedua orang tua tadi. Selain itu, meski si Langkah
Sakti Tanpa Bayangan kakak beradik telah
mengundurkan diri dari situ. Namun dilihat dari sikapnya yang
mendongkol, jelas ini tak akan berakhir sampai disini saja .?Giam In Kok sama sekali tidak menyangka kalau Ho Koan Kim
yang baru berusia tiga belas tahun ternyata cerdik dan teliti.
kangzusi.com Setelah mendengar perkataan itu, dia segera sadar kalau
keputusan yang diambilnya tadi memang kurang dipikirkan secara
masak masak serta kelewat keburu nafsu.
Tanpa terasa ia berseru :
Wah bisa celaka kali ini. Aku takut Malaikat Pedang serta
?Malaikat Pena akan menghadapi persoalan pelik " .
?Namun satu ingatan tampak melintas dibenaknya. Sambil terawa
segera katanya lagi : Tapi begitupun ada baiknya, biar mereka membersihkan
?perkumpulan dari unsur unsur jahat dan saling gontok gontokan
sendiri. Dengan begitu akupun tidak usah bersusah payah untuk
turun tangan sendiri . ? Koko In, aku rasa kita harus berangkat sekarang "
? ?Berbicara soal pergi dari situ, Giam In Kok berpikir sebentar
kemudian baru katanya : Rasanya kurang leluasa bila mesti mesti balik lagi ke Kim Kok Wan, baik kita
?mencari kuil saja untuk bermalam
.. . ?Sejak ditotok jalan darahnya oleh si Tikus dari Pecomberan tadi, Ho Koan Kim
merasakan peredaran tubuhnya terasa lancar tanpa
hambatan, bukan saja perasaannya lebih cerah, sifat
kewanitaannnya juga makin tumbuh.
Begitulah dengan menelusuri jalan setapak mereka berdua
meneruskan perjalanannya menuju keselatan.
Suatu hari tibalah mereka di wilayah Hopak. Tampak perbukitan
yang menjulang keangkasa berjajar didepan mata. Sebuah jalan
setapak terbentang jauh kedepan sana dan entah berakhir dimana.
Mendadak .. Diantara hembusan angin gunung terendus bau arak yang amat
menusuk penciuman. kangzusi.com Giam In Kok yang mencium bau tersebut kontan saja berseru
memuji ? Arak wangi ! . ? ? Engkoh In. apakah kau tidak ingat bahwa kita sudah sampai di
?Mao Tay .. " . ? Adik Koan, sejak kapan kau mendapat berita " .
? ? Selama beberapa hari belakangan ini kau selalu tertidur lelah, sementara kau
?tidur akupun selalu berusaha mencari keterangan
dari pelayan penginapan. Akhirnya aku mendapat tahu kalau kita
sudah hampir tiba di Mao Tay. Nah sekarang sudah tengah hari.
Bukankah ini berarti perjalanan kita telah sampai di Mao Tay " .
? Kapan sih kau pernah datang ke Mao Tay " .
? ? Aahhhhh ?.kau ini memang gemar menggoda
.. . Mendadak ?berkilat sepadang mata Ho Koan Kim, serunya cepat Coba dengar suara apakah
?itu " . ?Padahal sejak tadi Giam In Kok sudah mendengar ada suara
keleningan yang berbunyi dari arah belakang. Tapi karena sudah
terbiasa dengan bunyi suara tersebut maka sahutnya sambil tertawa
: Paling paling ada orang Han sedang naik kuda, buat apa kita
?mesti menggubrisnya " .
? Engkoh In. apakah kau tidak mendengar kalau suara
?kelentingan itu kedengarannya agak aneh " .
? Sementara nona itu berseru kaget. Dari balik pepohonan telah
terdengar seseorang menghela nafas mengawasi keluar dengan
sorot matanya yang berwarna biru.
Namun sayang sepasang muda mudi itu sedang asyik bertanya
jawab sendiri sehingga suara helaan nafas tesebut sama sekali tak kangzusi.com
terdengar. Dalam pada itu Giam In Kok telah dibikin terkejut oleh teguran
itu, segera sahutnya dengan kaget :
Ya, memang suara keleningan ini terdengar aneh bahkan?langkah kudanya tegap dan berat. Jelas bukan sembarangan kuda .
?Sementara mereka masih berbincang, suara keleningan kuda itu
sudah bergema makin dekat. Cepat cepat Giam In Kok menarik Ho
Koan Kim untuk menyingkir kesisi jalan.
Ketika berpaling, nampak seekor kuda yang berwarna merah
darah telah berlarian mendekat bagaikan hembusan angin.
Diatas kuda duduk seorang nona bertubuh kecil yang memakai
baju berwarna hijau. Ketika melewati sisi mereka berdua, bagaikan sengaja tak
sengaja dia melirik sekejap kearah dua orang itu.
Dalam waktu singkat kuda itu sudah melintas lewat sejauh
puluhan kaki dari hadapan mereka.
Tiba tiba Giam In Kok berseru tertahan :
Hei, kenapa diapun datang kemari "
? ? Siapa " . ? ? Perempuan Siluman Berhati Racun yang sering kita bicarakan,
?Enci Ciu Li Ya "! .
? Oh, rupanya dia. Mari kita cepat mengejarnya, kenapa kau
?tidak memanggil dirinya tadi " .
? Sebenarnya ingin kusapa tapi bila teringat kerugian yang
?pernah kualami gara gara penyaruan dari Kho Yong dan Teng Song
Seng sekalian, akupun jadi ragu. Apa benar orang itu Enci Ciu yang sebenarnya.
Siapa tahu baru saja kuteliti dia telah pergi jauh .
? Lantas orang tadi adalah Enci Ciu atau bukan " .
? ? Sulit untuk dikata. Hal ini harus dibuktikan setelah bertemu
? dengannya nanti. Kita tanya saja kepadanya dengan cara apa dia
memusnahkan ketiga Jilid Kitab dari Tiong Giok. Dengan jawaban
kangzusi.com tersebut kita bisa membuktikan apakah dia Enci Ciu yang asli atau bukan " .? Dengan cara apa sih dia memusnahkan ketiga jilid kitab itu " .
? ? Dengan gesekan tangannya kitab tersebut hancur menjadi debu
"dan beterbangan ketika terhembus angin .
? Kalau begitu mari kita cepat cepat memasuki kota Mao Tay,
?bila bertemu lagi dengan Enci Ciu pertanyaan itu segera kita ajukan.
Tapi aku merasa sangat heran, Enci Ciu, Enci Tiangsun maupun Enci Kwik semuanya
dibilang orang baik. Tapi mengapa julukan mereka
justru kurang sedap didengar, yang satu disebut Perempuan Berhati Racun, satu
lagi si Rase Kecil dan yang terakhir di Perempuan Cantik Berwajah Dingin.
Julukan mereka membuat hati merasa bergidik
saja . ? Tahukah kau musuh menyebutmu sebagai apa Giam In Kok
? ?segera bertanya sambil tertawa.
Merah padam selembar wajah Ho Koan Kim. Melihat
disekelilingnya tidak ada orang, maka segera menjawab sambil
tertawa merdu : Engkoh In, kau jahat sekali. Tapi asal aku bisa menemanimu
?seumur hidup, peduli amat dengan sebutan orang. Mau dipanggil
Siluman Banci boleh. Disebut Siluman Kebiripun tak menjadi soal .
?Melihat sikapnya yang mengharukan itu Giam In Kok menjadi
tidak tega. Buru buru selanya
Hayo kita cepat menuju kekota .
? ?Sebagai kota pusat pembuatan arak, begitu Giam In Kok
memasuki kota tersebut, terlihatlah sepanjang jalan berjajar penjual arak dengan
aneka macam aroma yang berbeda beda.
Mengendus bau arak yang begitu tajam Giam In Kok segera
berseru sambil tertawa : Waahhhh kalau begini caranya, biar tak minum arakpun
?akhirnya akan mabuk juga. Apalagi kalau sampai meneguk arak " .
?kangzusi.com Mendadak ia berpaling tampak kuda berwarna merah yang
dijumpai tadi diparkir didepan sebuah rumah makan.
Begitu melihat kuda merah itu Giam In Kok segera mengira Ciu Li Ya berada
didalam rumah makan itu. Maka sambil menggandeng
tangan Ho Koan Kim mereka memasuki rumah makan itu.
Siapa tahu begitu mendekat mereka berdua segera tertegun dan
serentak menghentikan langkahnya.
Ternyata kedai arak tersebut meski besar sekali, namun ruangan
dipenuhi dengan berbagai guci dan gentong arak sehingga yang
tersisa hanya sebuah jalan lewat yang sempit,
Kecuali seorang lelaki setengah umur bertubuh gemuk bermuka
mereah duduk dibelakang meja kasir serta beberapa orang
pertugas, disana sama sekali tak nampak bayangan tubuh dari Ciu Li Ya.
Ketika didepan pintu kedai, terlihat ada bayangan manusia lelaki setengah umur
itu segera berpaling, tapi setelah dilihatnya orang itu cuma seorang pemuda dan
seorang kacung kecil, segera tegurnya
sambil tertawa geli : Apakah Engkoh cilik hendak membeli obat " .? ?Giam In Kok menggelengkan kepalanya berulang kali. Dia segera
menarik Ho Koan Kim dan diajak berlalu dari sana.
Namun meskipun sekeliling tempat itu telah diperiksa dengan
teliti, ternyata bayangan tubuh Ciu Li Ya belum terlihat juga.
Aneh benar ?.. tanpa terasa pemuda itu berpikir dengan
?perasaan tercengang. Akhirnya dengan perasaan kesal Giam In Kok mengajak Ho Koan
Kim bersantap disebuah kedai kecil.
Enci Ciu benar benar sangat aneh bisik Ho Koan Kim ,
? ?kemudian dengan perasaan keheranan Kemana dia telah pergi ".
?Bagaimana kalau kita mencari keterangan " .
?kangzusi.com Dengan dandanan kita sekarang, orang lain bisa menyangka
?kita sebagai pencuri kecil kata Giam In Kok sambil tertawa getir.
? ?Lebih baik tak usah mencari keterangan. Kalau sampai terjadi
kesulitan, jejak kita akan segera ketahuan orang .? Tapi tidak ditanyapun kita bisa, siapa tahu dia berada
?dihalaman belakang kedai arak tadi " .
?Namun Giam In Kok tetap menggelengkan kepala berulang kali :
Tak usah dibingungkan, setelah kudanya disini, dia toh tak
?mungkin pergi dengan meninggalkan kuda tersebut. Mari kita
mencari pemondokan dulu baru malam nanti kita melakukan
penyelidikan . ?Setelah selesai berunding, mereka berduapun keluar dari kedai
tadi. Siapa tahu kuda merah yang semula berada disitu sekarang
telah hilang lenyap tak berbekas.
Biarpun kejadian tersebut segera dinilai sebagai suatu peristiwa aneh sekali,
namun Giam In Kok berdua tidak terlalu gelisah, karena mereka berdua sudah
berencana untuk melakukan penyelidikan
malam nanti,
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Siapa tahu ketika mereka memasuki sebuah rumah penginapan
untuk mencari kamar. Mendadak tampak sesosok bayangan hijau
berkelebat lewat belakang rumah penginapan tersebut.
Tanpa terasa Ho Koan Kim berseru :
Hei, bukankah dia adalah Enci Ciu " .
? "Walaupun Giam In Kok sedang berbicara dengan pemilik
penginapan, sesungguhnya matanya melirik kebelakang, dia dapat
melihat dengan jelas bahwa bayangan hijau tersebut memang Ciu Li Ya. Maka
sewaktu mendengar seruan dari Ho Koan Kim tadi, diapun berkata cepat :
Ya, memang tampaknya mirip "! .
? ?Kemudian sambil berpaling kearah pemilik penginapan itu
kangzusi.com tanyanya lebih lanjut : Tolong tanya, apakan nona berbaju hijau yang menginap disini
?dari marga Ciu " .
?Paras muka si kasir tersebut berubah menjadi aneh. Segera
tegurnya dengan dingin : Sebenarnya kalian berdua ingin menginap disini atau sedang
? melakukan penyelidikan " .?Giam In Kok menjadi amat geram, ingin sekali ia menampar
orang tersebut. Tapi setelah berpikir lebih jauh, terpaksa sambil menahan geram
dia menyahut : Tentu saja kami ingin menginap, tapi nona berbaju hijau
?itu . ?Tidak sampai perkataannya tersebut selesai diucapkan, kasir itu sudah tertawa
dingin sambil menukas : Mau menginap ". Tidak ada kamar kosong lagi disini.
?Hemmmmm dengan tampang semacam kalian berani menyelidik
kabar tentang Pendekar Wanita Berbaju Hijau !" .
?Ho Koan Kim menjadi gusar, maka bentaknya keras :
Ngaco belo ! . ? ?Sambil berseru keras ia segera menggebrak meja kasir itu :
Brakkkk ?. ! . ?Diiringi suara benturan keras meja kasir itu segera terhajar
hingga hancur berantakan.
Selama beberapa bulan terakhir ini Ho Koan Kim memang tekun
belajar silat sehingga tidak heran kalau kepandaian yang dimilikinya telah
memperoleh kemajuan yang amat pesat.
Walaupun demikian ia sama sekali tidak menyangka kalau
gerakannya tadi berhasil menghancurkan meja kasir yang begitu
tebal. Tak heran kalau ia sendiripun dibuat terkejut hingga mundur kangzusi.com
selangkah kebelakang. Pucat wajah kasir tersebut. Ia nampak terkejut bercampur
ketakutan. Tapi ketika dilihatnya ada bayangan hijau berkelebat lewat, mendadak
teriaknya keras keras : Kau sisetan cilik benar benar kurang ajar. Sekalipun sebagai
?orang yang belajar silat masa kalian malah mengganggu kami
sebagai pengusaha ". Hemmmm, Ciu Lihiap, coba kau bilang apakah kejadian ini
tidak kelewat batas " .
?Begitu mendengar perempuan berbaju hijau itu memang berasal
dari marga Ciu , padahal tingkah laku maupun raut mukanya tak jauh berbeda
? ? seperti siluman Perempuan Berhati Racun. Giam In
Kok segera yakin kalau perempuan tersebut memang Ciu Li Ya.
Buru buru ia menunjukkan senyuman paksa dan berkata :
Berapa sih harganya sebuah meja kasir ". Biar kuganti saja?siapa suruh kau tak menjawab secara baik baik, bahkan berani
memandang rendah kami orang dusun " .
? Hemmmmm, mau diganti ", Kalian tahu meja kasir ini
?merupakan Dewa Rejeki kami, sekalipun kulit kalian disayatpun tak nanti bisa
membayar. Hemmmmm, itu dia Ciu Lihiap berada disini, tapi
. Masa dia kenal dengan bocah dungu macam dirimu " .
?Giam In Kok merasa sangat mendongkol. Dari sakunya dia
mengeluarkan sekeping uang sebesar sepuluh tail perak dan
dilemparkan kedepan kasir tersebut sambil bentaknya
? Apakah ini belum cukup "! .
? ?Melihat uang tersebut beratnya hampir mencapai sepuluh tahil
lebih, berkilat sepasang matanya. Maka dia segera menggeleng
sambil katanya : Masa meja rejeki kami hanya dihargai sepuluh tahil " .
? ?Dari pembicaraan barusan agaknya Ciu Li Yapun mengetahui
kangzusi.com kalau pemuda sederhana itu berniat mencarinya, tapi setelah
diamati sekian lama belum dikenal juga siapa gerangan orang ini, akhirnya dia
menimbrung : Cong Tauke, lebih baik mengalahlah sedikit. Belilah meja kasir yang baru dan
?potonglah beberapa ekor ayam untuk mengundang
kembali si Dewa Rejeki. Tapi siapa sih yang hendak mencariku ".
Hemmm, siapa lagi kalau bukan dua orang Suku Biau ini
? ?sahut sikasir dengan jengkel.
Ho Koan Kim yang mendengar perkataan tersebut ia menjadi
marah, segera bentaknya dengan keras :
Hei hati hati kalau bicara. Jangan sampai membuat siauya
?menjadi marah dan menghajar gigimu sampai rontok !! .
?Ciu Li Ya melirik sekejap kearah meja kasir yang jebol, lalu
katanya pula sambil tertawa :
Engkoh cilik tak usah ribut lagi dengannya. Tadi ada urusan?apa kalian datang mencariku " .
?Sambil menjura Giam In Kok segera menegur :
Enci Ciu, masa kau sudah tidak mengenaliku lagi " .
? ? Aaahhhh kau adalah si
?.. . ? Benar, Cici adalah pe ?. ?Kedua orang itu sama sama hanya berbicara sampai setengah
jalan namun tidak melanjutkan perkataannya lebih jauh, bahkan
kedua belah pihak sama sama terawa tergelak.
Selang beberapa saat kemudian Ciu Li Ya baru berpaling kearah
kasir yang ketakutan itu dan berkata :
Ternyata mereka adalah rekanku, bila masih ada kamar,
?cepat . . ? Ciu Lihiap seru si kasir cepat cepat. Sewaktu kau mencari kamar aku toh
? ? ?sudah mengatakan kalau disini tinggal sebuah kamar kangzusi.com
saja. Aku benar benar tidak bisa menyediakan yang lain. Harap
Lihiap sudi memaafkan . ? Huhhh, sialan benar tempat ini
?.. omel Ciu Li Ya dengan
?mendongkol. Kemudian sambil berpaling kearah Giam In Kok berdua
. katanya lebih jauh sambil tertawa :
Dasar kota ini terkenal sebagai kota setan, makanya selain
?beberapa kedai arak hanya rumah penginapan ini saja yang tersedia tempat tidur.
Bila kalian memang tak punya teman lain, bagaimana kalau kita ramai ramai
menempati sebuah kamar saja "
" Kebetulan sekali, aku memang ada urusan hendak mencari Cici
?!" seru Giam In Kok kegirangan.
? Kalau begitu mari kita berbicara didalam kamar saja seru Ciu Li Ya
? ?kemudian. Kepada si kasir kembali bentaknya :
Cong Tauke, cepat suruh pelayan siapkan hidangan yang?terbaik dan antar kedalam kamar. Kalau kau berani mencari
keributan lagi dengan kedua orang rekanku ini, hati hati dengan batok kepalamu
. ?Biarpun sikasir penginapan itu kasar orangnya, ternyata bersikap menghormat
terhadap Ciu Li Ya. Dia segera mengiyakan berulang
kali dan segera menyuruh pelayan untuk mempersiapkan.
Giam In Kok mengira setiap orang didunia ini selalu menghormati dandanan dan
kekayaan seseorang. Ciu Li Ya mempunyai kuda
indah, lagipula berbadan tegap dan bagus, tak heran kalau pemilik penginapan
tersebut bersikap begitu menghormat kepadanya.
Maka tanpa banyak bicara lagi dia segera mengajak Ho Koan Kim
untuk masuk kedalam kamar.
Setelah mengambil tempat duduk, Ciu Li ya baru mengalihkan
sorot matanya yang jeli kewajah Ho Koan Kim, lalu bertanya sambil tertawa :
kangzusi.com Rupanya adik ini adalah adik Ho yang baru saja memulihkan
?tubuh kegadisannya di kota Lok Yang ! .
?Merah padam wajah Ho Koan Kim karena jengah. Namun
berhubung mukanya telah dirubah dengan obat penyaru muka,
maka tidak nampak sesuatu perubahan. Dia hanya melirik sekejap
kearah Ciu Li Ya dan menundukkan kepalanya sambil tertawa :
Dugaan cici memang tepat sekali Giam In Kok menyela
? ?sambil menyela. Dia memang adik Ho Koan Kim. Tapi bolehkan
?aku menanyakan sesuatu kepada diri cici " .
?: Aduh, baru berpisah beberapa lama sikapmu terhadapku sudah
nampak begitu asing. Ada urusan apa sih ". Katakan saja !" .
? Masih ingatkah cici dengan peristiwa pada malam perpisahan
?kita dulu. Dengan cara bagaimana kau telah memusnahkan ketiga
jilid Kitab Tiong Giong Sam Keng ".
Aku menggosoknya dengan tangan hingga hancur menjadi
?debu. Kenapa kau tanyakan soal ini " .
?Giam In Kok menjadi amat girang, segera serunya
Kalau begitu kau benar benar Enci Ciu. Aku takut ada orang?yang telah menyamar sebagai dirimu, maka terpaksa kuajukan
pertanyaan tadi, untuk itu harap kau jangan menjadi marah .
? Rupanya sekali tepagut ular, tiga tahunan takut dengan tali
?tambang, tapi ..yaaa, hal ini memang tak bisa menyalahkan dirimu.
Sejak berpisah denganmu aku bertemu Siluman Rase Kecil terus
berangkat keselatan untuk melacak jejakmu. Kini dia melacak
kedaerah sekitar Kui Yang dan Liong Li, sedang aku menuju kebarat dan baru hari
ini tiba disini. Biarpun ditengah jalan kita pernah bersua namun aku sama sekali
tak bisa mengenali dirimu. Kau
memang tak malu disebut si Bocah Ajaib Berwajah Seribu " .
? Cici kau masih tetap dengan dandanan seperti ini ". Apakah
?tidak kuatir dikenali musuh " .
?kangzusi.com (Oo-dwkz-gnw-oO) Jilid : 39 Semakin mereka mengenali diriku, semakin takut pula mereka
?mendekatiku. Kalau tidak, kenapa mereka anggap diriku sebagai
Siluman Perempuan Berhati Racun " .
?Melihat nona itu masih tetap bangga dengan julukannya sebagai
Siluman Perempuan Berhati Racun, Giam In Kok menjadi tertawa
geli, segera katanya : Dalam soal racun melawan racun, rasanya enci memang lebih
?unggul ketimbang kami ! .
? Dalam hal ini bukan masalah lebih unggul atau tidak sela
? ?Siluman Perempuan Berhati Racun cepat. Sesungguhanya aku
?mempunyai sedikit keinginan peribadi. Demi menemukan kembali
jejak Engkoh In, lagipula kuketahui bahwa kau suka merubah muka, maka seandainya
akupun turut menyamar, bukankah pertemuan tak
mungkin akan terjadi " .
?Kemudian sambil menatap wajah Ho Koan Kim sekejab, kembali
katanya lagi sambil tertawa :
Aku belum pernah bersua dengan wajah asli adik Koan. Oya
? mumpung didalam kamar masih ada air untuk mencuci muka,
mengapa kau tidak perlihatkan wajah aslimu kepadaku " .?Menggunakan kesempatan inilah Giam In Kok segera bertanya :
Pagi itu, aku dan adik Koan juga telah balik ke Istana Koan Wan Kiong, namun
?tempat tersebut hanya tinggal seonggok puing yang
berserakan. Sebetulnya kau bersama enci Tiangsun pergi kemana "
. ? Setelah menolong nenek serta Ik Po kami turut menyingkir,
?sebab mereka malu untuk berjumpa lagi denganmu !" .
?Sejak Suto Hong kakak beradik berhasil diselamatkan dalam
kangzusi.com keadaan bugil, Giam In Kok memang sudah menduga kalau mereka
tak akan bersua lagi dengannya. Membayangkan kembali kesulitan
ditahun tahun berselang, tanpa terasa ia mengucurkan air mata
sedih. Siluman Perempuan Berhati Racun ikut menghela nafas panjang.
Tapi dia segera mengalihkan pembicaraan kesoal lain dan mendesak Giam In Kok
untuk memulihkan kembali kewajah aslinya.
Didalam kamar tidar yang amat besar ini, selain terdapat sebuah pembaringan,
sebuah meja, dua buah bangku dan sebuah rak untuk
cuci muka, hampir dibilang sudah tiada lagi ruangan lain untuk
menggerakkan badan. Namun dua perempuan dan seorang pria yang baru bersua
kembali setelah berpisah cukup lama ini tidak merasakan sempitnya ruang
tersebut. Apalagi setelah pelayan datang menghidangkan
sayur dan arak. Merekapun segera mengelilingi meja dan bersantap dengan penuh
riang gembira. Ho Koan Kim berusia paling muda. Ia tak kuat minum arak terlalu banyak, baru
setengah poci mukanya sudah merah padam dan
roboh tidur diatas pembaringan tuan rumah.
Melihat hal ini Siluman Perempuan Berhati Racun segera berseru
sambil tertawa geli : Dasar masih muda dan berpikiran jahat. Coba lihat keadaan
?adik yang mabuk hebat, apa jadinya bila musuh muncul pada saat
seperti ini " . ? Giam In Kok segera tertawa, selanya :
Disini kan terdapat cici yang pandai merawat, sekalipun ia tak memikirkan ?yang bukan bukan. Rasanyapun bukan masalah yang
serius . ? Bagus. Rupanya setelah mempunyai adik, kau jadi lupa dengan
?enci. Hari ini bagaimanapun juga kita mesti minum sampai puas,
kau . . ? Cici, andaikata kita bertiga mabuk semua, apa jadinya " .
? ?kangzusi.com Kalau mau mabuk biarkan mabuk, apalagi yang mesti
?dirisaukan .. . ? Sayang disini hanya terdapat sebuah pembaringan .
? ? Apa gunanya pembaringan lebih dari sebuah ". Biar aku yang
?menjaga keselamatan kalian berdua .
? Tapi kita mulai minum, belum tentu cici bisa bertahan terus
?tanpa mabuk . ? Mengapa kita tidak mencobanya " .
? ?Giam In Kok segera berpaling sambil menatap wajah Ciu Li Ya,
tampak olehnya paras muka nona itu sudah berubah menjadi
merah, persis wajahnya ketika membawa kitab Tiong Giok Sam
Keng malam itu. Tanpa terasa nafsunya menjadi terangsang. Katanya kemudian
sambil tertawa : Kalau memang enci ingin minum, baiklah siaute akan melayani
?kehendakmu itu . ?Dari balik mata si Siluman Perempuan Berhati Racun segera
memancar keluar sinar aneh dan misterius. Namun cahaya aneh tadi segera lenyap
kembali dalam waktu singkat. Katanya kemudian
seraya tertawa manis :
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Nah, begitu baru benar. Disaat kita sudah mabuk nanti, cici
?ingin memberitahukan suatu persoalan yang amat penting
kepadamu " ,?Tiba tiba saja Giam In Kok merasa tingkah laku Siluman
Perempuan Berhati Racun aneh sekali dan sedikit kurang beres.
Namun diapun mengira sinona memang sengaja berbuat demikian,
karenanya ia tidak memperhatikan lebih lanjut, tanyanya kemudian :
Persoalan penting apa sih " .
? ? Nanti saja setelah minum arak baru akan kuberitahukan
?kepadamu "! . ?kangzusi.com Tidak, aku ingin sekarang cici mengutarakannya keluar .
" ? Tidak, aku baru akan memberitahukan kepadamu setelah
?minum arak nanti .. . ? Baiklah kalau begitu, aku akan menuruti saja semua
?permintaanmu . ?Karena mengetahui bahwa hal ini tak bisa didesak terus, Giam In Kok menurut saja
keinginan perempuan tersebut. Dan lagi dia
terlalu mengandalkan takaran minum araknya. Dalam anggapannya
Siluman Perempuan Berhati Racun pasti akan kalah dan mabuk lebih dulu.
Maka secawan demi secawan arakpun mengalir kedalam
perutnya. Secawan . Dua cawan Tiga cawan .. Pelan pelan hawa panas pengaruh alkoholpun mulai tersebar
keseluruh badan. Wajah mereka berdua mulai berubah menjadi
merah membara, matanya memancarkan nafsu birahi. Sementara
senjapun sudah menjelang tiba.
Giam In Kok merasakan munculnya nafsu birahi yang amat
berkobar kobar dari bawah pusarnya, begitu terangsang, akhirnya sambil
melototkan sepasang matanya yang merah membawa, dia
mengawasi wajak Siluman Perempuan Berhati Racun tanpa
berkedip. Akhirnya diapun berbisik dengan nafas tersengal sengal
Cici?. ? Hemmm ?..ada apa .. " . " Aku ?..aku .. . ? Ehmmmmmm ?. "kangzusi.com Mimpipun Giam In Kok tidak menyangka kalau didalam arak
tersebut sesungguhnya telah dicampur obat perangsang yang keras sekali.
Andaikata ia belum pernah menjumpai penemuan aneh,
pernah makan cairan mustika, buah ajaib dan pil mustajab,
ditambah lagi mutiara suci dari kuburan kuno, mungkin sudah
semenjak tadi nafsu birahinya tidak terkendali.
Tapi semakin lambat daya kerja obat perangsang tersebut, makin
dalam pula pemuda itu keracunan.
Sepasang mata Giam In Kok sudah terpentang lebar, dia hanya
merasa ada sesosok tubuh yang indah bergerak erotik
dihadapannya. Dalam keadaan begini dia tidak ambil perduli lagi siapakah
perempuan tersebut. Dengan cepat ditubruknya tubuh
tersebut. Dan ditindihi dengan penuh nafsu.
Ia tak ambil perduli lagi terhadap keadaan sekelilingnya, segera kekuatan yang
dimilikinya dipergunakan untuk meremas dan
menyikat tubuh perempuan itu.
Keadaan sekarang tak jauh beda dengan seekor binatang buas
yang sedang menerkam mangsa.
Menggigit .mencakar .menindih . dan menerjang. Ternyata
Giam In Kok tidak bertepuk sebelah tangan. Sebab Siluman
Perempuan Berhati Racun tidak berpeluk tangan belaka. Sebaliknya justru
menyambut rangsangan itu dengan tak kalah gairahnya.
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah dalam keadaan
telanjang bulat. Tanpa sehelaipun benang yang menempel
tubuhnya. Hutan bakau dengan lembah yang merah membara
segera bersiap siap menerima datangnya perahu untuk berlabuh.
Bukan hanya begitu, ternyata perempuan tersebut telah menjadi
seorang pecandu yang berpengalaman. Selain pintu pelabuhannya
dibuka lebar lebar, bahkan dia pula yang menggiring perahu
tersebut untuk berlabuh dalam pelabuhan cintanya.
Maka hujan badaipun berlangsung dengan hebatnya.
Irama aneh berdentang, bergema keseluruh ruangan. Rintihan
kenikmatan, dengus nafas memburu. Semuanya menambah
kangzusi.com suasana menggairahkan didalam kamar itu.
Entah berapa lama sudah lewat, tiba tiba Giam In Kok merasakan
timbulnya suatu kekuatan besar dari tubuhnya, hisapan tersebut
begitu kuat membuat seluruh tulang belulangnya terasa lemas
sekali. Sementara seluruh kekuatan tubuhnya mengalir keluar
seperti bendungan sungai yang jebol.
Tidak selang kemudian, ia sudah terkulai lemas diatas tubuh
lawan yang putih lembut. Perempuan siluman sendiripun mendesis dengan nada puas lalu
memejamkan matanya rapat rapat seakan akan sedang menikmati
sisa sisa kehangatan yang baru direguknya.
Kembali beberapa saat telah lewat. Akhirnya perempuan itu
mendorong tubuh Giam In Kok dari atas tubuhnya, kemudian
berpakaian dan membenahi rambutnya yang kusut, lalu katanya
secara tiba tiba sambil tertawa dingin :
Jangan salahkan kalau aku bersikap keji kepadamu. Hemmmm?tak sedikit bunga Botan, tapi kau
.nasibmu memang lebih mujur
karena dapat menikmati tubuhku sampai puas. Sekarang akupun
telah berhasil menghisap sari kekuatan tubuhmu. Biarlah aku tak membunuhmu
sebagai pengganti kekuatanmu itu. Perempuan
gadungan disisimu ini ..hemmm dia tak bisa diampuni dengan
begitu saja . ?Selesai berkata, kedua jari tangannya segera menyodok ketubuh
Ho Koan Kim. Mendadak .. Terdengar suara bentakan menggema memecah kesunyian. Tahu
tahu Ho Koan Kim telah melompat bangun sambil memutar
pergelangan tangannya dan membalas mencengkeram urat nadi
pada pergelangan tangan Siluman Perempuan Berhati Racun.
Sementara jari tengah tangan kirinya menyodok iga perempuan
tersebut. Perubahan yang sangat mendadak tersebut sama sekali diluar
kangzusi.com dugaan, kontan saja membuat siluman perempuan itu sangat
terperanjat. Cepat cepat tangan kanannya dikibaskan kemuka
dengan niat mengajak lawannya terluka bersama. Sementara
tangan yang lain membabat pinggang Ho Koan Kim.
Blammmmm ?! . ?Diiringi suara benturan keras yang amat memekakkan telinga.
Mangkuk, cawan yang berada diatas meja segera hancur
berantakan. Sekuat tenaga Siluman Perempuan Berhati Racun meronta untuk
melepaskan diri dari cengkeraman Ho Koan Kim, kemudian
bentaknya : Hayo kalau berani kita bertarung diluar saja ! .? ?Sementara paras muka Ho Koan Kim telah berubah menjadi
dingin membesi, bentaknya nyaring :
Siluman Perempuan Berhati Racun kau masih ingin kabur
?kemana lagi "! . ?Sepasang tangannya disilangkan bersama dan segulung tenaga
pukulan yang amat kuatpun menyumbat jalan keluar dari ruangan
itu. Mimpipun Siluman Perempuan Berhati Racun tidak menyangka
kalau sinona gadungan berusia tiga empat belas tahunan ini pandai berpura pura
mabuk serta menonton permainann cintanya bersama
Giam In Kok tadi. Maka dengan gemas dia melancarkan serangkaian serangan yang
amat gencar sambil bentaknya :
Siluman jelek. Kalau kau ingin mampus, jangan salahkan bila
?aku akan mengirimmu keakhirat .
?Secara beruntun Ho Koan Kim melancarkan serangkaian pukulan
untuk menyumbat jalan keluar dari ruangan, disamping itupun dia berusaha
melindungi keselamatan Giam In Kok yang tergeletak
lemas bagaikan mayat. Maka umpatnya keras keras
?kangzusi.com Dasar perempuan siluman, hatimu benar benar amat
?kejam ..ada permusuhan apakah antara kau dengan Engkoh Ini ".
Mengapa kau berbuat sekeji ini sehingga tubuhnya sama sekali tak mampu berkutik
lagi " . ? Siluman Banci, kau tak berhak untuk mengetahui tentang soal
?ini. Lihat serangan ! .
? Hemmmm, memangnya kau anggap aku takut padamu " .
? ? Blaaammmmm ?. ! . ?Suara benturan nyaring segera bergema memecah keheningan.
Angin pukulan yang dihasilkan kedua belah pihak segera membuat
meja kursi bergetar keras hingga bertumbangan.
Tubuh Giam In Kok sendiripun tersapu oleh sisa getaran
kekuatan yang dihasilkan kedua orang itu hingga terpental setinggi beberapa depa
lalu jatuh kembali keatas pembaringan.
Namun akibat dari getaran yang keras itu Giam In Kok segera
siuman dari pingsannya. Begitu membuka mata hanya kegelapan
yang terlihat, ia tak berhasil menyaksikan suatu apapun.
Padahal pemuda ini sudah memiliki kemampuan untuk melihat
dalam kegelapan, namun berhubung sari kekuatannya sudah
terhisap habis oleh Siluman Perempuan Berhati Racun hingga
tenaga dalamnya ludes. Maka dalam kegelapan malam ia hanya
sempat mendengar suatu pertaruangan yang amat sengit.
Dengan rasa amat terkejut iapun berseru :
Siapa yang sedang bertarung disini !" .? ?Sayang sekali suara teriakannya terlalu lirih. Ibaratnya suara
nyamuk saja. Tak heran kalau ditengah desingan angin pukulan
yang amat memekakkan telinga. Kedua orang perempuan tersebut
sama sekali tidak mendengarnya.
Sesungguhnya Ho Koan Kim masih belum memiliki pengalaman
yang cukup dalam suatu pertarungan melawan musuh. Apalagi
kangzusi.com disamping harus menjaga keselamatan Giam In Kok. Diapun mesti
mencegah agar jangan sampai Siluman Perempuan Berhati Racun
berhasil lolos dari tempat tersebut. Tak heran kalau ia segera
terdesak hebat hingga kalang kabut tak karuan dan akhirnya
terjatuh disamping kekasihnya.
Ketika Siluman Perempuan Berhati Racun menyaksikan
datangnya kesempatan yang sangat baik, dia segera tertawa seram dan mengayunkan
telapak tangannya melepaskan sebuah bacokan
yang mematikan. Tergopoh gopoh Ho Koan Kim membuang diri bergulingan
kesamping. Begitu tergesa gesanya sampai Giam In Kokpun turut
bergulingan keatas tanah.
Namun untung saja dia bertindak cukup sigap. Cepat cepat
disambarnya tubuh Giam In Kok dan dibawa kabur keatas atap
rumah lalu setelah membaringkan tubuh Giam In Kok diatas atap
rumah, segera mengumpat kepada musuknya :
Hei Siluman Perempuan Berhati Racun cepat serahkan?selembar nyawamu
. ?Baru selesai perkataannya diucapkan, tampak dua sosok
bayangan manusia telah melayang turun diatas atap rumah. Orang
yang berada disamping muka segera menegur sambil tertawa dingin
Perempuan sialan, kenapa kau memaki orang secara
?sembarangan " . ?Belum sempat Ho Koan Kim menjawab, kembali ada sesosok
bayangan manusia melompat naik keatas atap rumah.
Orang ini tak lain adalah Siluman Perempuan Berhati Racun yang
belum lama bertarung mati matian melawan Ho Koan Kim didalam
kamar. Namun ketika orang itu menengok sekejap keatas dua orang yang baru
datang, mendadak ia berseru tertahan kemudian cepat
cepat membalikkan badan dan berusaha kabur dari situ.
Ho Koan Kim segera membentak lagi
? Siluman Perempuan Berhati Racun, hendak kabur kemana kau "
"kangzusi.com . ?Baru saja dia hendak membopong Giam In Kok sambil melakukan
pengejaran. Siapa tahu terasa desingan angin berkelebat lewat.
Tahu tahu orang itu menegur Ho Koan Kim tadi telah melompat
kebelakang tubuh Siluman Perempuan Berhati Racun sambil
mengayunkan tangannya melepaskan sebuah pukulan dahsyat,
bentaknya : Berhenti ! . ? ?Merasakan datangnya desingan angin tajam yang mengancam
belakang tubuhnya, buru buru Siluman Perempuan Berhati Racun
itu melompat sejauh beberapa kaki dari posisi semula dan
melepaskan diri dari ancaman yang datang.
Tapi dengan tindakan tersebut, maka pihak lawanpun berhasil
menghadang dihadapannya dan menjengek sambil tertawa dingin
Perempuan rendah, siapa kau ". Berani benar mencatut nama?nona untuk berbuat kejahatan disini " .
?Ketika Ho Koan Kim berpaling kearah dua orang tersebut, maka
dibawah sinar rembulan tampaklah dua orang gadis yang berdiri
dihadapannya sekarang ternyata mempunyai wajah yang mirip satu
dengan lainnya. Kontan saja membuatnya tertegun.
Adik Ho !". . ? ?Mendadak terdengar suara panggilan yang amat dikenalnya
bergema dari belakang, ketika dia berpaling dan mengetahui siapa yang datang,
tak tahan dia berseru : Enci Kwik ! . ? ?Ternyata orang itu adalah puteri kesayangan dari Ketua Su Hay
Pang, si Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun.
Sejak berada di Lokyang malam itu, Ho Koan Kim sudah
merasakan bahwa Perempuan Cantik Berwajah Dingin menaruh niat
baik kepadanya, apalagi saat ini keadaannya sedang bingung dan
kangzusi.com panik lantaran Giam In Kok berada dalam keadaan lemas lunglai tak bertenaga,
tentu saja dia merasa kegirangan setengah mati.
Entah mengapa sikap Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik
Hui Hun ternyata tidak dingin lagi. Katanya sambil tetawa :
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Masih kenal dengan Enci Kwik ". Eeeeiii
?.siapakah orang itu " . ? Dia adalah ?.. . ? Bocah Ajaib Bermuda Seribu " .
? ? Benar ! ? ? Mengapa keadaannya menjadi demikian ". Apakah dia
?menderita luka " .
? Hemmmm, gara gara Siluman Perempuan Berhati Racun?.. .
? Adik Ho. Kalian salah menduga. Orang yang datang bersamaku
?inilah baru Siluman Perempuan Berhati Racun Enci Ciu yang
sesungguhnya "! . ? Ahhhh, aneh sekali kalau begitu seru Ho Koan Kim terkejut.
? ? Kau tak perlu gelisah. Sebenarnya bagaimana keadaan Engkoh
?In ". Agaknya sari kekuatan tubuhnya telah terhisap haris oleh
?perempuan rendah itu . . ? Pada saat itu apakah kau tidak berada ditempaya " .
? ? Siapa bilang tidak !". Kalau dibicarakan kembali sebetulnya aku yang salah,
?selama beberapa hari terakhir, dari pembicaraan Engkoh In dapat ditarik
kesimpulan, bahwa ia amat mencintai Enci Ciu.
Itulah sebabnya aku pura pura mabuk dan membiarkan mereka
berhubungan intim. Siapa tahu ternyata perempuan rendah itu
mempunyai niat jahat. Bukan saja seluruh kekuatan tubuh Engkoh
In terhisap sampai habis bahkan hendak menghabisi nyawanya
kangzusi.com pula. Coba kau lihat, apa yang meski kita perbuat sekarang " .
?Sementara itu Giam In Kok telah sadar pula dari tidurnya, hanya saja dia
merasakan sekujur badannya lemas tak bertenaga. Ketika perkataan Ho Koan Kim
terdengar olehnya, ia menjadi terkejut
bercampur gelisah. Dengan susah payah segera serunya :
Cepat cengkeram jalan darah In Hiat-ku kencang kencang ! .
? ?Bagaimanapun juga Ho Koan Kim adalah seorang laki laki yang
berubah menjadi perempuan, karena diapun tak membedakan
antara lelaki dan perempuan. Begitu mendengar perkataan tersebut, cepat cepat
tangannya ditempelkan keatas jalan darah Im Meh-nya dan menyalurkan hawa
murninya kedalam tubuh pemuda itu.
Giam In Kok segera merasakan jalan darah Hui Im Hiatnya
mengencang dan balik kembali ketempat semula. Meski ia bisa
menghembuskan nafas panjang namun tubuhnya tetap lemas tak
bertenaga. Pelan pelan dia merangkak bangun, kemudian ujarnya dengan
gemetar : Adik cepat kau membantu Enci Ciu untuk membekuk?perempuan tersebut. Aku harus merebut kembali tenaga dalamku "!
. ? Tenaga dalammu telah punah. Dengan cara apakah kau
?hendak merebutnya kembali kekuatan itu " tanya Ho Koan Kim
?dengan perasaan terkejut bercampur keheranan.
Setelah menghela nafas panjang Giam In Kok berkata :
Tiong Giok Sam Keng memiliki sejenis ilmu aneh yang bisa
?dipakai untuk menghisap tenaga dalam orang, maka dengan cara
bagaimana perempuan rendah itu merampas tenaga dalamku,
dengan cara itu pula aku hendak merebut kembali, tapi kita harus bertindak
cepat. Bila tenaga dalamku sudah mulai tergabung
dengan tenaga dalamnya maka tiada orang lain yang bisa
mengendalikan dirinya lagi .
?kangzusi.com Tapi saat ini keadaanmu sangat lemah. Bagaimana mungkin
"aku merasa tega untuk meninggalkanmu " kata Ho Koan Kim lagi
?dengankening berkerut. Buru buru Perempuan Cantik Berwajah Dingin berkata :
Aku toh berada disini. Silahkan adik Koan pergi .
? ?Tiba tiba satu ingatan melintas dalam Ho Koan im, segera
serunya cepat : Tengkorak Maut 16 Suramnya Bayang Bayang Karya S H. Mintardja Penyembah Dewi Matahari 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama