Rahasia Iblis Cantik 5
Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long Bagian 5 dengan ilmu kepalannya. Liu He-ting merasa marah tapi juga ingin tertawa tapi pak tua itu begitu pemarah. Dia bukan orang yang cocok untuk diajak bertarung. Walaupun Liu He-ting masih muda, tapi dia tahu bila menghadapi musuh tidak boleh marah-marah, ini merupakan sebuah kesalahan besar. Setelah melewati beberapa jurus, badan Liu He-ting dengan ringan bisa menghindari sejauh beberapa meter untuk lepas dari serangan kepalan pak tua itu. Dia ingin menasihati pak tua itu tapi tiba-tiba di belakangnya terasa ada angin yang tajam menusuk! Terdengar suara manis dan manja yang berkata, "Ayah! Orang yang tidak tahu malu ini serahkan saja kepada Yen Er!" Liu He-ting segera membalikkan badannya dan menghindari tusukan pedang itu, tampak ada seorang gadis berbaju hijau dan kepalanya juga terbungkus dengan kain hijau menyerang Liu He-ting. Jurus pedangnya sangat tajam, setiap tusukan sangat tepat mengarah nadi penting Liu Heting. Sepertinya gadis ini mempunyai dendam yang sangat dalam kepadanya. Pak tua itu mengatur nafas kemudian tangan diletakkan di pingang dan berkata dengan marah, "Anak Yen, orang ini sangat licik, pakailah jurusmu yang paling lihai." Gadis berbaju hijau itu menyahut, segera tangannya dibalikkan, dan pedangnya pun Menyerang, hanya sekejap terlihat udara tertutup oleh cahaya hijau, jurus-jurus pedangnya terus berubah-berubah. Liu He-ting terpaku, dia melihat Pak tua itu tidak memiliki ilmu silat tinggi, dia ntengira kalau ilmu silat putrinya pun pasti hanya biasa-biasa saja. Tapi begitu gadis itu mulai menyerangnya, perubahan jurus-jurus yang terjadi seperti bayangan, hal ini jarang terlihat di dunia persilatan. 264 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Dia masih berpikir, dan si gadis berbaju hijau itu sudah menyerangnya sebanyak 7 jurus. Tujuh jurus pedang itu secara berturut-turut dikeluarkan, sejurus demi sejurus dimainkan seperti naga terbang dan phoenix yang menari, Gadis itu terus menusuk ke arah kedua pundaknya tangan dan kedua ketiak Liu He-ting dan bagian' tubuh Liu He-ting yang lain, baju Liu He-ting terus berkibar. Walaupun bisa menghindari serangan 7 jurus pedang ini, dia sudah tidak bisa tenang seperti tadi. Dia menghindari beberapa jurus gadis itu, terdengar suara tawa yang mendekat, mereka seperti berkeliling. Liu He-ting sangat cemas, dia berpikir, "Kalau sekarang dia tidak membalas, mungkin nanti akan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan. Apalagi Tao Chun-chun sampai sekarang belum kembali, apakah terjadi musibah pada kedua gadis itu?" Pak tua itu dengan marah melihat dari sisi, dia melihat sampai begitu lama tapi Liu He-ting belum membalas serangan putrinya. Badan dan langkahnya pun ringan. Pak tua itu merasa marah juga aneh, wajahnya terlihat heran, tiba-tiba matanya berputar dan membentak dengan kuat, "Apa yang kalian lihat?" Ternyata di luar sudah berkumpul banyak tamu yang sudah bangun sejak pagi. Mereka mendengar suara ribut. Begitu dibentak mereka membalikkan badan dan segera pergi, biasanya orang yang segera pergi tidak senang mencan masalah. Gadis berbaju hijau itu hanya sebentar sudah menyerang sebanyak puluhan jurus tapi dia tetap tidak bisa menyentuh lawannya. Baju lawannya pun tidak terkena. Liu He-ting mengira gadis itu pasti akan marah. Liu He-ting bersiap mengeluarkan serangan balasan untuk mengejutkan dia dan membuat gadis itu pergi dari sini. Tapi gadis itu tidak sama dengan ayahnya, setelah mengeluarkan puluhan jurus, dia mengganti serangannya, dari 265 Dewi KZ http://kangzusi.com/ jurus yang cepat dan ringan menjadi jurus yang berat. Dia terlihat berkonsentrasi dan tenang. Matanya terus melihat ujung pedang, jari tangan kirinya dilipat, jari kecilnya membantuk bulatan. Terlihat dia seperti jago pedang yang sudah berpengalaman selama puluhan tahun, sama sekali tidak mirip dengan seorang gadis yang masih belia. Jurus pedang berubah, keadaan pun ikut berubah, tubuh Liu He-ting mulai bergerak, mata gadis baju hijau itu tampak berputar, dia melihat dan tahu jika Liu He-ting tidak membalas maka dia akan kalah di bawah pedang gadis ini. Sudut mulutnya terlihat ada senyuman, tapi sewaktu gadis ini tidak berkonsentrasi lengan baju Liu He-ting sudah melambai, lengan bajunya bergerak seperti awan menghembusi ujung pedangnya membuat dia salah langkah, tangannya mencoba mengeluarkan sebuah serangan, satu ke kiri dan satu ke kanan, menusuk ke pundak Liu He-ting, tapi jurus itu baru saja akan dikeluarkan, dia sudah merasa kalau tangannya mati rasa, pedang yang dipegangnya pun berbunyi. Gadis itu kaget, dengan cepat mundur dan melihat pedang yang sudah patah menjadi dua. Tadinya pak tua itu merasa kalau putri kesayangannya akan menang, tapi begitu melihat Pemuda mesum itu dengan jari yang tersimpan di lengan bajunya yang besar menyentil pedang, higga pedang yang ada di tangan putri kesayangannya pun sudah patah menjadi dua. Dia berteriak, jurus "Pan Gu Fu.". (Pan=berputar Gu=jaman dulu, Fu=kampak). Sebenarnya Liu He-ting tidak ingin bertarung dengan ayah dan anak ini, lebih-lebih tidak ingin orang lain akan mengetahui identitasnya. Lengan baju berkibar kemudian jarinya menyentil, maksudnya hanya ingin menutupi. Siapa tahu kalau pak tua itu dengan satu kalimat sudah mengetahui nama jurus ini. Dia terpaku, terlihat orang tua itu berlari ke 266 Dewi KZ http://kangzusi.com/ depan Liu He-ting dan bertanya, "Apa hubunganmu dengan Tuan Ban Liu?" Liu He-ting terdiam cukup lama, akhirnya menjawab, "Beliau adalah guruku." Pak tua itu mengerutkan dahinya, terlihat wajahnya sedikit berubah. Tiba-tiba dia mundur 3 langkah. Dia menarik nafas sambil melihat langit. Liu He-ting merasa aneh, apa yang membuat pak tua itu menarik nafas" Terdengar pak tua itu berkata pada dirinya sendiri, "Tuhan, ya Tuhan, apakah kau benar-benar tidak mempunyai mata" Seumur hidup Tuan Ban Liu sangat jujur, lurus, dan juga sangat terang-terangan, dia adalah orang yang paling besar keluhuran budinya dan dia juga seorang laki-laki sejati, mengapa dia mempunyai murid seperti pemuota mesum ini?" Liu He-ting menarik nafas, dia tahu kesalah-pahaman orang tua itu kepadanya terlalu dalam, bukan hanya dengan sepatah dua patah kata bisa menjelaskan duduk persoalannya. Lengan bajunya baru saja diturunkan, lalu dia segera memberi hormat dan berkata, "Aku tahu aku orang tidak berguna, tapi aku juga bukan orang yang seperti Tetua sangka. Semua ini hanya salah paham - " Pak tua itu mengerutkan dahinya dan berkata, "Hari masih terang, tapi kau telah menghina perempuan lemah, aku sendiri melihat semuanya apakah kau masih bisa membantah?" Suaranya baru selesai, sudah terdengar ada tawa perempuan yang mendekat. Liu He-ting sangat senang. Dia berkata, "Chun-chun, apakah kau berhasil menangkap mereka?" Tao Chun-chun tertawa manja dan menjawab, "Hal yang dilihat oleh kepala dan mata belum tentu semuanya benar!" 267 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Pak tua itu terpaku kemudiati dia tertawa terbahak-bahak menatap langit. Sambil tertawa dia berkata, "Melihat dengan mata kepala sendiri masih bisa dianggap tidak benar. Ha, ha - aku berkelana di dunia persilatan sudah puluhan tahun dan baru sekarang mendengar perkataan seperti itu." Tao Chun-chun memegang rambutnya, dia tertawa dan berkata, "Dulu Cao Cao menginjak sawah, lalu dia menghukum dirinya sendiri. Pada jaman Wu Ye Xi Shi ( Bu Cek Tian), karena tahta dia memakai cara genitnya. Jika waktu itu Tetua ada di sana, Tetua pasti akan mengatakan kalau dia tidak setia. Masih ada banyak lagi contoh-contoh yang tidak bisa kuceritakan, kalau kita melihat keadaan waktu itu, belum tentu itu adalah kenyataan sebenarnya, apakah menurut Tetua hal ini benar?" Pak tua itu tidak bisa menjawab karena kata-kata Tao Chun-chun membuat orang tidak bisa menjawab. Tiba-tiba pak tua itu membentak dan berkata, "Mana bisa hal sekarang disamakan dengan yang dulu" Walaupun lidahmu seperti teratai pun, sulit membuat orang...." Tao Chun-chun mengangguk kemudian dia tepuk tangan. Dari luar muncul 4 orang pelayan penginapan, mereka terlihat menggotong 2 gadis itu. Tao Chun-chun tertawa dan berkata, "Kedua gadis ini sudah gila, karena itu kami ingin menangkap mereka karena takut mereka akan membuat onar atau bahkan bisa melukai orang dan juga melukai mereka sendiri, apakah perbuatan ini salah?" Alis pak tua itu terangkat. Dengan langkah besar dia mendekati kedua gadis yang sudah ditotok itu. Dia melihat dengan teliti kemudian melihat mata mereka dan memegang nadi mereka, dia berpikir sejenak kemudian berkata kepada Tao Chun-chun, "Maaf, maaf, aku sudah salah menilai kepadamu!" 268 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Liu He-ting melihat gerakan pak tua ini, dia tahu kalau pak tua itu pasti adalah orang yang luas pengalamannya dan juga sangat lurus sifatnya. Dia ingin membalas berterima kasih tapi pak tua itu sudah pergi dan masuk ke dalam ruangan. Dia membentak dan berkata, "Gotong kedua gadis itu masuk, aku hams memeriksa mereka dengan lebih teliti lagi." Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling memandang, kemudian tertawa dan secara bersamaan mereka ikut masuk. Gadis berbaju hijau itu masih terpana sambil memegang pedangnya. tiba-tiba dia berlari ke arah Liu He-ting dan menepuk pundak Liu He-ting. Liu He-ting kaget, dia merasa aneh. Terdengar gadis itu berkata, "Kalau seranganku tadi tidak dengan cara dibagi kiri dan kanan tapi dengan cara mundur menginjak bintang dan berputar ke belakangmu, apakah pedangku bisa dipatahkan olehmu?" Tadinya Liu He-ting merasa aneh mengapa gadis ini menepuk pundaknya, sekarang mendengar kata-katanya, Liu He-ting baru tahu kalau gadis ini tidak rela kalah di tangannya. Dengan tersenyum Liu He-ting berkata, Tadi jari yang kupakai adalah sebelah kiri!" Gadis berbaju hijau itu menurunkan telapaknya, dari matanya terlihat kalau dia sangat kecewa, tapi segera dia berkata lagi, "Kalau dengan cara mengecilkan badan dan berputar ke badan Idrimu, lalu menepis kaki kananmu, begitu kau menghindar maka aku akan menusuk telapak kakimu. Jika kau menghindar ke belakang akan kutusuk ketiak kirimu dan menotok 3 nadimu!" Liu He-ting mengerutkan dahi, dia berkata di dalam hati, "Mengapa jurus pedang perempuan ini begitu galak dan mulutnya pun berkata dengan tegas?" Terdengar Liu He-ting berkata, "Kalau kakimu bergerak, dua jariku sebelah kanan tetap akan mencengkram tangan 269 Dewi KZ http://kangzusi.com/ kananmu, walaupun kau bisa menghindari kedua jari ini, pedangmu pun tetap akan patah menjadi dua." Si baju hijau bertanya, "Lalu bagaimana dengan tangan kirimu?" Liu He-ting tersenyum dan berkata, "Apakah aku masih membutuhkan tangan kanan?" Dia masuk ke dalam ruangan dan berbalik melihat gadis itu. Terlihat gadis itu berdiri dengan tegak dan diam, kepalanya menunduk, di bawah sinar matahari terlihat dari kelopak matanya ada tetesan 9ir mata. Liu He-ting tidak tega. Dia berhenti melangkah dan berniat ingin menghiburnya. Terdengar gadis itu berkata pada dirinya sendiri, "Aku tidak belajar apa-apa, juga tidak berpikir apa pun, aku hanya dengan sepenuh hati belajar ilmu pedang tapi aku belajar ilmu pedang sudah iq tahun sampai di depan orang seperti dirimu semuanya seperti anak kecil bermain pedang." Kedua tangannya diturunkan. Pedang patah ity pun terjatuh. Liu He-ting baru mengerti dan dia berpikir "Pantas ilmu silatnya begitu bagus, ternyata dia berlatih dengan cara seperti itu." Liu He-ting berpikir lagi, "Dia berlatih ilmu pedang begitu lama, sekarang dengan begitu mudah aku berhasil mengalahkannya, dia pasti merasa sedih." Karena itu Liu He-ting dengan ramah berkata, "Nona tidak perlu merasa sedih, kalau melihat ilmu pedangmu, kau adalah orang yang harus diperhitungkan." Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Gadis itu tetap menundukkan kepalanya seperti sedang berpikir, tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dengan tersenyum dia berkata, "Betul, kau memang berhasil mengalahkanku, tapi kau mengalahkanku bukan dengan pedang." 270 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Dia mendekati Liu He-ting dan menangkap tangan Liu Heting dengan manja berkata, "Sejujurnya katakan kepadaku, di matamu apakah ada orang yang ilmunya lebih tinggi dari ilmu pedangku?" Telapak tangan Liu He-ting digenggam oleh gadis ini. hati Liu He-ting tidak tenang tapi juga ingin tertawa. Dia berpikir, Ternyata gadis ini tergila-gila pada ilmu pedang. Kecuali pedang yang ada dalam otaknya, sepertinya apa pun tidak dimengerti olehnya!" Dia ingin menghibur gadis itu, tapi dia juga tidak bisa mengucapkan kata-kata yang membohonginya. Dia berpikir lama akhirnya dia menarik nafas dan menjawab, "Aku tidak mau berbohong, kemarin ada seseorang, dengan satu jurus dia berhasil mengalahkanku. Ilmu pedang orang itu benar-benar lebih tinggi dibanding dengan ilmu pedang Nona. Tapi Nona masih muda jan waktu Nona masih panjang waktu, Nona pasti bisa lebih - " Gadis itu memotong kata-kata Liu He-ting, pia berkata, "Satu jurus saja dia bisa mengalahkanmu" Apakah benar?" Liu He-ting menarik nafas dan mengangguk, "Benar!" Gadis itu terpaku, dia meletakkan kembali tangan Liu Heting, dengan perlahan dia berjalan menuju tempat ayahnya dan berteriak, "Ayah...." Kata-katanya belum selesai, air matanya sudah berlinangan. Air mata itu terus menetes. Pak tua itu sedang membungkuk, dia sedang memeriksa kedua gadis berbaju abu itu. Sebentar dia mendengar suara detak jantung mereka, sebentar melihat telapak tangan mereka, juga melihat dagu mereka. Kemudian dari balik baju bagian dada dia mengeluarkan sebuah dus berwarna perak. Kemudian dia memasukkan air liurnya ke dalam dus itu. Dia tidak mendengar kata-kata putrinya. Liu He-ting melihat ayah dan anak itu, dia berpikir, "Ada seorang ayah seperti ini, pasti 271 Dewi KZ http://kangzusi.com/ ada putri semacam itu juga. Sifat ayah dan putrinya benarbenar sama." Dia merasa kalau mereka itu sangat lucu. Liu He-ting merasa ingin tertawa. Dia melihat Tao Chun-chun. Sepasang mata Tao Chun-chun sedang menatapnya, dia menunjuk kepada ayah dan anak itu lalu tertawa dan berkata, "Kau lihat mereka...." Tiba-tiba dia merasa tidak pantas di belakang mengatakan kejelekan orang, dia berhenti berkata dan menurunkan tangannya. Dia memegang dagunya sendiri, sekarang dia baru sadar, selama dua hari dia belum mencuci muka dan kumis yang tumbuh di dagunya sudah panjang. Terlihat Tao Chun-chun diam-diam berjalan ke sisinya dan bertanya, "Apakah wangi?" Liu He-ting terpaku, kemudian dia mengerti apa yang dimaksud, karena cinta maka timbul rasa. cemburu, kalau tidak ada cinta maka tidak akan ada rasa cemburu, kemanjaan seorang gadis bisa menggerakkan hati orang. Dia menangkap tangan Tao Chun-chun dan menciumnya. Dengan tertawa dia berkata, "Wangi, sangat wangi!" Tapi Tao Chun-chun menarik tangannya, lalu dia membalikkan badan, dia masuk ke dalam ruangan itu. Tao Chun-chun tidak ingin melihatnya lagi. Liu He-ting menjadi kebingungan dan berpikir, "Mengapa pikirannya begitu sempit?" Tapi Liu He-ting segera berpikir lagi, "Kalau dia tidak suka kepadaku, dia tidak akan seperti itu, dia suka kepadaku, aku harus berterima kasih kepadanya, jangan menyalahkannya." Dalam hati Liu He-ting terus mengatakan 2 kalimat ini, "Kalau tidak suka dia tidak akan seperti itu, kalau tidak suka tidak akan menyalahkan dia...." 272 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Dia menarik nafas dan mengikuti Tao Chun-chun masuk. Pak tua itu tampak sedang meluruskan pinggangnya dan dia berkata, "Lihai sekali, lihai sekali!" Liu He-ting berhenti melangkah dan dengan heran bertanya, "Apa yang lihai" Di mana lihainya?" Pak tua itu menunjuk gadis berbaju abu dan berkata, "Dua gadis ini, kalian temukan di mana?" Liu He-ting mengerutkan dahi dan menjawab, "Mereka berdua dan aku secara bersama-sama datang dari Yi Shan, tapi entah mengapa tibatiba saja mereka menjadi gila - " Mata pak tua itu melotot dan berkata, "Mereka berdua datang bersama-sama dengan Icalia11' semalam mereka terkena racun, mengapa kau bisa tidak tahu" Apakah kau yang memberikan racun itu kepada mereka?" Liu He-ting mengerutkan dahi dan segera bertanya, "Mereka terkena racun" Semalam terkena racun" Tetua, apa yang terjadi sebenarnya" Apakah mereka gila, mereka tidak sakit melainkan dikuasai oleh orang lain dengan cara memberi mereka obat dan waktu kambuhnya adalah semalam?" Pak tua itu melihat wajah Liu He-ting, sepertinya dia ingin tahu apakah Liu He-ting sedang berbohong atau tidak. Dia melihat Liu He-ting lama baru berkata, "Mereka berdua terkena racun aneh. Racun itu sangat jarang ada di dunia ini, racun ini akan mengubah sifat orang, sewaktu mereka kambuh, di sisi mereka harus ada orang yang bisa menguasai mereka, kalau dibiarkan mereka berjalan ke gunung atau tempat terpencil selama beberapa hari atau dikurung di kamar, maka mereka kehilangan sifat dasar mereka dan mereka akan melakukan hal yang tidak disangka-sangka!" Liu He-ting mendengar penjelasan itu, hatinya bergetar, dia menundukkan kepala dan berkata, "Kemarin malam mereka 273 Dewi KZ http://kangzusi.com/ telah terkena racun" Mengapa aku bisa tidak tahu" Bahkan sama sekali tidak tahu...." Tiba-tiba dia melihat pak tua itu dan berkata, "Apakah Tetua mempunyai ?bat penawarnya?" Pak tua itu menjawab, "Aku selalu berkelana di dunia persilatan, semua racun yang ada di dunia lni aku sangat paham kalau aku bisa menawarkannya. Tapi racun seperti ini belum pernah kulihat sebelumnya!" Liu He-ting melongo, dia duduk di sebuah kursi. Dia sangat kaget dan berkata, "Racun inj memang menakutkan, tapi orang yang memakai racun ini lebih menakutkan, kemarin malam kedua. perempuan ini menginap di sebelah kamarku dan semalaman aku tidak tidur. Jadi kapan mereka. telah terkena racun itu" Mengapa aku sama sekali tidak tahu" Apakah...." Dia melihat ke sekeliling penginapan itu. Apakah penginapan ini.... Pak tua itu berkata, "Racun jenis ini jarang terlihat, dulu racun yang dipakai oleh Wu Tian Mei, tampaknya tidak begitu lihai, kalau penginapan mempunyai racun ini...." Dia berhenti bicara, tiba-tiba dia melihat putrinya yang sedang menangis, dia juga kaget dan bertanya, "Anak Yen, apa yang kau tangisi?" Gadis berbaju hijau itu menghapus air matanya dan menjawab, "Ayah, ilmu pedangku.... ilmu pedangku...." Dia menangis sekuat tenaga. Pak tua itu mengerutkan dahinya. Dia mengelus-elus rambut putrinya dan berkata, "Anak Yen, apakah kau sedih karena ilmu pedangmu kalah dari orang lain?" 274 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Gadis itu mengangguk. Pak tua itu menarik nafas, dengan pelan dia berkata, "Kalau kau ingin ilmu pedangmu menjadi nomor satu di dunia ini, itu bukan hal yang mudah. Sejak dulu sampai sekarang siapa yang berani mengaku kalau dia j ago pedang nomor satu di dunia" Kau tidak perl" bersedih, asalkan kau rajin berlatih, maka kau bisa menang dari orang lain." Walaupun hati Liu He-ting banyak pertanyaan, dan pikirannya saat ini sedang kacau, tapi melihat keadaan seperti itu dia ikut bicara, "Tadi aku menasehati putrimu tapi - " Pak tua itu menarik nafas sambil berkata, "Kau tidak tahu bagaimana tergila-gilanya putriku pada ilmu pedang, itu memang salahku." Pelan-pelan dia mengangkat kepalanya, sorot matanya melihat ke tempat jauh dan berkata, "Dulu aku sangat pintar, semua persoalan baru yang terjadi di dunia ini ingin kupelajari dan juga ingin melihatnya secara langsung. Beberapa puluh tahun ini aku sudah banyak belajar dan juga sudah melihat banyak hal, tapi dunia ini mempunyai pengetahuan yang sangat luas, sama halnya seperti laut yang dalam. Tapi kepintaraan orang bila diukur hanya ada sebagian dan juga terbatas. Aku mempelajari bermacam-macam ilmu silat. Aku meninggalkan semuanya karena tidak cukup waktu, jika berkelahi aku dijuluki pesilat tangguh yang selalu kalah." Suaranya terdengar sedikit bergetar, tiba-tiba sorot matanya terlihat marah. Dia berkata, "Jangankan orang lain, kakak kandungku pun selalu menghinaku, aku merasa marah, aku ingin belajar lebih dalam tentang ilmu silat tapi umurku sudah tua, serajin apa pun aku belajar percuma saja!" Liu He-ting melihatnya, terlihat tangannya mengepal dengan kencang dan mengeluarkan sorot marah. Liu He-ting berpikir, "Dari kata-kata pak tua jni sepertinya sewaktu kecil dijuluki sebagai anak jenius. Karena itu dia 275 Dewi KZ http://kangzusi.com/ menjadi sombong dan juga Cepat marah, selalu mengejar apa yang tidak bisa didapatkan olehnya, akhirnya tidak ada yang berhasil dan dia merasa menyesal. Walaupun cita-citanya tinggi tapi kalau tidak nekat, tetap tidak ada gunanya. Karena itu dalam menghadapi masa depan, dia juga sangat berhatihati." Pak tua itu melepaskan telapak tangan gadis itu dan berkata, "Mengenang masa lalu membuatku banyak berpikir, melihat sifat putriku yang masih kecil ini, dia juga sama seperti waktu aku kecil dulu, aku tidak mau dia mengulangi kesalahan sama sepertiku, karena itu sejak kecil dia sudah belajar ilmu silat, tapi tidak belajar pelajaran apalagi seperti menyulam dan, pekerjaan perempuan lainnya. Aku tidak mengijinkan dia belajar, aku tidak tahu dia bisa tergila-gila sampai seperti itu!" Setelah Liu He-ting mendengar cerita pak tua itu, dia berpikir, Ternyata gadis ini bisa tergila-gila pada pedang bukan tanpa alasan." Dia melihat pak tua itu sedang memegang jenggotnya, kepalanya ditundukkan dan tidak bicara lagi. Tadi dia dengan penuh semangat bercerita sekarang malah diam. Gadis itu masih menangis, terlihat rambut putih dan gadis belia itu, masing-masing diam dan merasa sedih. Liu He-ting merasa keadaan ini juga menular kepada dirinya. Kekesalan hatinya tidak bisa dikeluarkan.... Tiba-tiba pak tua yang tadinya diam dengan lama, kemudian dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Xi Men Ou, Xi Men Ou, seumur hidup kau tidak mempunyai keahlian apa pun, hanya ada semangat tidak ingin terkalahkan, tapi mengapa hari ini kau seperti perempuan, begitu lemah?" Kemudian dengan langkah besar dia masuk ke dalam ruangan dan berteriak, "Pelayan, bawakan arak kemari!" 276 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Begitu mendengar nama Xi Men Ou, Liu He-ting merasa kaget, dia berlari masuk ke dalam ruangan dan bertanya, "Apakah nama Tetua adalah Xi Men Ou?" Pak tua itu tertawa dan menjawab, "Aku adalah jenderal yang selalu kalah. Xi Men Ou adalah namaku." Liu He-ting berpikir lalu berkata, "Ada satu narna Xi Men Ou yang sering kudengar, apakah ini ada hubungannya dengan Tetua?" Xi Men Ou membalikkan badannya, dengan mata berkilau dia melihat Liu He-ting. Pelan-pelan dia berkata, "Xi Men Ou adalah nama putra kakakku." Dia tertawa lagi dan berkata, "Xiao (tertawa) Ou artinya tertawakan Xi Men Ou. Dia masih belum cukup menghinaku. Dia juga menyuruh putranya menghinaku. Xi Men Ou! Xi Men Ou!" "Apakah Anda begitu lucu, sampai-sampai nama putra kakakmu pun seperti itu." Suaranya semakin kecil nadanya terdengar semakin sedih, tiba-tiba dia membentak, "Ambil arak, ambil arak!" Kekesalan yang ada di dalam hatinya ingin diusir dengan arak. Liu He-ting yang berdiri di sisinya tampak kebingungan, dia tidak tahu harus bagaimana menghibur tetua ini. Dalam hati dia berpikir, Ternyata Xi Men Xiao Ou adalah keponakan orang ini. Sepertinya marga Xi Men Ou adalah keluarga pesilat!" Liu He-ting baru saja berkelana di dunia Persilatan, dia jarang mendengar kabar yang sering beredar di dunia persilatan yaitu, di Hu Qiu ada sepasang manusia yang bisa terbang. Di daerah Shu Zhou ada 2 orang laki-laki kuat. Di timur ada yang bermarga Xi Men. Semua ini adalah orang terkuat di dunia persilatan. 277 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Dia juga tidak tahu kata-kata yang beredar di dunia persilatan yang menyebut kalau Xi Men adalah Shu Zhou Hu Qiu Wlsma Fei He adalah keluarga Xi Men Xiao Ou! Tapi Liu He-ting tahu kalau Xi Men Ou ini pasti tidak akur dengan kakaknya dan Liu He-ting juga tahu dia tidak akan bisa mencari tahu hal-hal mengenai Xi Men Xiao Ou. Terlihat gadis berbaju hijau itu pelan-pelan mendekati ayahnya, sambil menghapus air matanya dia berkata, "Ayah! Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Walaupun paman seperti tidak baik kepadamu, tapi sebenarnya dia masih memperhatikanmu...." Xi Men Ou mengerutkan dahi dan bertanya, "Kau mana mungkin mengerti?" Dia menarik nafas, kepalanya menunduk, kemudian mengelus pundak putrinya. Mata memancarkan kasih sayang dan dengan ramah dia berkata, "Nak! Kau tidak mengerti apa-apa...." Kalimat Tcau tidak mengerti apa-apa' kalimatnya sama tapi nadanya tidak sama. Liu He-ting tahu rasa sayang sang ayah kepada anaknya serasa memenuhi ruangan ini. Mengingatkan kembali keadaan dirinya, dia pun merasa sedih. Dia menarik nafas panjang. Kali ini giliran dia berteriak, "Bawa arak kemari, bawa arak...." Matahari masih berada di ufuk timur, udara hari ini sangat bagus, ini adalah cuaca terang di musim gugur. Begitu matahari terbenam, Liu He-ting dan Xi Men Ou, minum dengan berhadapan, tidak ada niat untuk membuat puisi tapi tidak berarti arak tidak dapat menyapu bersih kekesalan yang ada di hati mereka. Di balik tirai berbunga ada seorang gadis berbaju hijau yang sedang duduk, dahi dikerutkan, sepasang mata terus melihat kakinya juga seperti tenggelam dalam pikiran yang luas. Matanya indah dan juga sangat dalam tapi matanya tidak seperti Tao Chun-chun yang sering berubah-ubah. 278 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Dari pandangan Tao Chun-chun siapapun bisa melihat ada suatu ekspresi aneh tapi setelah melihat dengan benar, tidak akan bisa melihat apa yang sedang dia pikirkan. Mata gadis berbaju hijau itu walaupun tidak berubah-ubah tapi perasaannya seperti tertutup oleh kabut ringan dan kadang juga seperti berat. Kabut ini juga menutupi pikiran yang ada di dalam hatinya. Pintu kamar tertutup rapat. Apa yang sedang dilakukan Tao Chun-chun di dalam kamar" Liu He-ting ingin membuka pintu itu. Dia berdiri, tapi duduk kembali kemudian menambah arak lagi, dia sekaligus menghabiskan arak yang ada di dalam cangkirnya. Kemudian dia baru sadar ternyata arak adalah benda aneh, dia bisa mengingatkan kembali pada kesedihamu, juga bisa menyapu bersih semua kesedihanmu. Liu He-ting tidak tahu apakah dia sudah mabuk atau tidak, dia hanya tahu di dalam hatinya muncul kabut ringan berwarna warni dan lembut. Hatinya mengikuti kabut itu terbang dan terbang. Semua hal yang ada di dunia ini sekarang sudah jauh dan jauh darinya karena itu dia ingin mencari arak lagi. Dia ingin kabut ini terasa lebih tebal, lebih indah, dan supaya dia bisa terbang dan semua masalah di dunia ini meninggalkannya. Xi Men Ou menceritakan tentang gunung-gunung yang terkenal, masalah di dunia persilatan, walaupun umurnya sudah tua tapi semangatnya tidak berkurang, walaupun pesta berlangsung meriah tapi tetap harus bubar. Pelayan mengantarkan arak dan keluar dari ruangan. Lampu yang bersinar remang-remang menyinari wajah pucat kedua gadis berbaju abu itu. Xi Men Ou tiba-tiba mengerutkan dahinya dan berkata, "Puluhan tahun ini masalah yang lewat darj tanganku tidak ada yang membuatku sulit untuk menanganinya. Adik Liu, kau harus percaya kepadaku, kedua gadis ini akan kubawa pulang 279 Dewi KZ http://kangzusi.com/ 100 hari kemudian aku akan memberitahu kedua gadis ini telah terkena racun apa" Bagaimana cara menolongnya, semua akan kuberitahukan kepadamu." Liu He-ting berpikir sebentar kemudian berkata, "Aku akan menerima kebaikan Tetua." Xi Men Ou tertawa dan berkata, "Seumur hidupku, aku paling menghormati laki-laki yang mempunyai prinsip, aku suka orang yang sangat pintar, orang bodoh dan orang licik. Walaupun dia berlutut 3 hari 3 malam, aku tidak akan sudi mengobrol dengannya, tapi Adik Liu, sekarang kita hanya bertemu sebentar, tapi kita sudah seperti teman lama, ada satu kata untuk menasehatimu...." Tiba-tiba gadis berbaju hijau berdiri, dia berjalan ke depan Liu He-ting dan berkata, "Orang yang mempunyai jurus pedang sangat tinggi itu apakah kau tahu dia sekarang ada di mana?" Dia selalu tiba-tiba mengatakan sesuatu, dia tidak melihat dulu orang lain sedang melakukan apa atau orang lain sedang berbicara apa, asal dia ingin bicara, maka dia langsung berbicara, semua aturan atau keadaan yang sedang terjadi sama sekali tidak dipedulikannya. Tanya Liu He-ting sambil tertawa, "Apakah Nona ingin mencarinya?" Gadis berbaju hijau itu melihat arak yang ada di tangan Liu He-ting, dia tidak menjawab ya juga tidak menjawab tidak. Liu He-ting tertawa dan berkata, "Si baju putih itu walaupun aku tidak tahu dia ada di mana, tapi orang yang berilmu silat begitu tinggi seperti dia, ingin menyembunyikan diri pun sepertinya sangat sulit. Jika Nona ingin mencarinya tentu akan sangat mudah." 280 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Xi Men Ou menyahut dan dia berdiri untuk melihat putrinya, tiba-tiba dia membalikkan badan dan berkata, "Arak sudah habis, aku harus pergi." Dia menggendong kedua gadis berbaju abu itu, dengan langkah besar dia keluar ruangan kemudian dia meletakkan gadis berbaju abu itu ke tangan putrinya dan kembali menggendong yang satu lagi. Dia berjalan keluar ruangan dan berkata, "Adik Liu, apakah kau tahu dalam hidupku, apa yang paling membuatku bangga?" Tangan Liu He-ting memegang meja, dengan tergesa-gesa dia berkata, "Arak belum habis, Tetua sudah mau pergi." Dia juga tertawa dan berkata, "Dalam hidupku hal yang paling bodoh adalah tidak bisa menebak pikiran orang, apa yang sedang kau pikirkan saat ini, aku tidak bisa menebaknya." Kata Xi Men Ou, "Beberapa puluh tahun ini keluarga Xi Men lahir banyak pesilat tangguh. Aku adalah pesilat yang paling rendah ilmunya. Dalam hidupku tidak apa tidak menjadi jago nomor satu tapi bisa menjadi jago nomor satu paling rendah dan aku pun tidak merasa menyesal." Kemudian dia tertawa dan meninggalkan tempat ini. Liu He-ting bengong, dengan tergesa-gesa dia berjalan beberapa langkah dan berkata, "Kakak Xi Men, Tetua Xi Men karena kata-katamu ini aku ingin bersulang dengan Anda. Kakak Xi Men, Anda ada di mana".... Tetua Xi Men, kau ada di mana...." Kakinya terasa lemas dan terjatuh di sebuah kursi. Ada angin berhembus, semua yang ada di dunia ini terasa tidak jelas, ada angin datang lagi, pandangannya mulai tidak jelas dan mulai berputar. 281 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Hidungnya mencium wangi samar-samar, di sisi telinganya terdengar desah suara manja, dia melihat bayangan seseorang yang langsing.... Wangi, manja, bayangan seseorang - bayangan seseorang, manja, dan wangi - manja, bayangan seseorang, wangi.... Kacau, terasa kacau sekali. Malam. Di bumi tidak terdengar suara, bulan terang, bintang pun kelap kelip, lampu di kejauhan tampak berkilau. Cahaya lampu seperti berebut ingin yang paling terang, mereka ingin berebut dengan bulan dan bintang. Di tempat dekat sana terdengar suara tarikan nafas, sangat kecil lalu panjang kemudian tertiup oleh angin malam. Kemudian bumi tidak ada suara, bulan tetap terang, bintang tetap banyak, lampu yang ada di kejauhan tetap berkilau hanya tidak ada yang tahu adanya tarikan nafas ini, di dunia ini yang tersisa hanya kenangan. Hari kedua, di halaman tidak terdengar ada suara. Pintu ruangan seperti gadis pemalu yang tetap menutup pintu sampai sore - Sore. Tao Chun-chun keluar dari penginapan, pelan-pelan menunggang kuda yang sudah disiapkan oleh pelayan, dia mulai berjalan di bawah langit yang masih gelap. Liu He-ting menundukkan kepala, dengan diam dia memainkan pecut yang dipegangnya. Pecut itu terus berbunyi tapi pecut itu tidak bisa memecut kesedihan dan rasa malu yang ada di dalam hatinya. Dua ekor kuda yang sedang berjalan, yang satu ada di depan dan yang satu ada di belakang, mereka berlari dengan perlahan, hanya dalam waktu singkat mereka sudah melewati kota Yi Shui. gulan dan bintang mulai bermunculan di langit. 282 Dewi KZ http://kangzusi.com/ fao Chun-chun membalikkan kepalanya dan memanggil, "Wei - " Liu He-ting mengangkat kepalanya dan berlari ke depannya. Dengan melongo dia melihat Tao Chun-chun, tapi dia tidak mengatakan sesuatu, malam musim gugur bagi mereka seperti ada suara musik yang tidak terdengar. Mata Tao Chun-chun tampak berputar, jarinya yang ramping dan indah tampak sedang membereskan rambutnya. Dia berkata, "Kau...." Kelopak matanya turun. Dia diam dan tidak mengatakan apa pun. Panggilan Wei' dan suara TCau' kedua kata ini mengandung banyak nada cinta, kecuali Liu He-ting siapa pun tidak akan bisa mengerti. Dia memainkan ikat pinggangnya, kemudian memainkan bulu leher kuda. Liu He-ting berkata, "Aku.... aku.... malam ini bulan sepertinya lebih.... kemarin malam...." Tao Chun-chun tiba-tiba memecut kudanya dan kuda itu langsung berlari melesat meninggalkan Liu He-ting. Liu He-ting dengan bengong dia hanya bisa melihat bayangan Tao Chun-chun yang ramping, hatinya sedih. Di jalan yang sepi, tampak bayangan sebuah rumah, di balik semak-semak ada satu jalan menuju kuil tua itu. Tao Chun-chun turun dari kudanya, lalu dengan perlahan masuk ke dalam kuil tua itu. Liu He-ting yang ada di belakangnya dengan bengong terus melihatnya, berjalan di jalan yang berliku-liku itu, pikiran Liu He-ting seperti semak-semak yang ada di sisi jalan, begitu kacau dan tidak teratur, akhirnya dia pun turun dari kuda. Dj malam yang begitu gelap Tao Chun-chun terus membelakanginya dan berlutut di depan patung Budha. 283 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Tao Chun-chun membuka ikat rambutnya membiarkan rambutnya yang bahu tergerai kemudian dengan serius dia berdoa, sesudah sekian lama dia tidak bergerak. Liu He-ting melihat semuanya itu dengan bengong, dia merasa nafasnya sesak, di kuil tua, di dekat tirai, dewa apa yang sedang disembahyangi oleh Tao Chun-chun" Tapi Liu He-ting merasa walaupun kuil yang sudah begitu tua dan usang ini mengandung kesucian yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, dia mulai merasa adanya kekuatan dewa, kekuatan ini sejak dulu sudah berakar di dalam hati setiap manusia. Liu He-ting hampir saja berlutut di tempat yang penuh dengan debu itu, merenungi masa lalu dan berdoa untuk masa depan. Sewaktu dia merasakan hatinya sedang bergejolak, dia merasa di atas kepalanya terasa sedikit dingin seperti ada tetesan air yang jatuh dari atas langit-langit. Dengan tidak sengaja dia menghapusnya, terlihat Tao Chun-chun mengatupkan telapaknya, dia berdoa, "Aku berharap seumur hidup dia selalu selamat, semua hal bisa berjalan dengan lancar, jika menemui kesulitan dia bisa selamat, walaupun aku susah atau sedih, juga tidak apa-apa." Kata-kata ini terdengar sangat biasa dan keluar dari mulut Tao Chun-chun, terdengar oleh Liu He-ting membuat darahnya bergolak, beberapa air menetesi tubuhnya tapi dia tidak berniat membersihkannya, dengan langkah besar dia berlutut bersama-sama dengan Tao Chun-chun dan memberi hormat lalu berdoa, "Aku Liu He-ting, walaupun susah atau sedih, asalkan Tao Chun-chun seumur hidupnya selalu lancar, selalu awet muda, walaupun Liu He-ting menjadi bintang, aku rela menerimanya." Tao Chun-chun membalikkan kepala dan bertanya, "Kau berbicara dengan siapa?" 284 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Liu He-ting terpaku dan berkata, "Aku sedang berdoa kepada patung Budha...." Tao Chun-chun berkata dengan dingin, "Mengapa kau berdoa begitu keras" Apakah kau takut Budha tidak bisa mendengar?" Liu He-ting sedikit kaget, terlihat Tao Chun-chun membalikkan kepalanya lagi dan berdoa, "Aku melakukan semua ini dengan sepenuh hati demi dia, asalkan dia hidup dengan senang, aku tidak akan meminta apa-apa, walaupun.... walaupun menyuruhku segera meninggalkannya, aku juga.... juga...." Tao Chun-chun menunduk dan kedua tangan menutupi wajahnya, kata-kata berikutnya sudah tidak bisa diucapkan lagi. Liu He-ting merasa darah di dalam tubuhnya bergejolak. Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dengan suara keras berkata, "Aku Liu He-ting, seumur hidup tidak akan berpisah dengannya, walaupun pisau atau golok akan memenggal kepalaku atau pisau ada di kepalaku, aku tidak akan meninggalkannya. Kalau aku melanggar sumpah ini, Tuhan boleh menghukumku." Kata-kata Liu He-ting baru selesai, terdengar suara gemetar, kecil, dan lembut, terdengar dari sisi Liu He-ting yang berkata, "Apakah kau benar-benar mempunyai hati dan niat seperti itu kepadaku.... asalkan kau mempunyai hati seperti itu, aku.... aku tidak peduli apa yang akan terjadi." Tiba-tiba Liu He-ting membalikkan badan dan menangkap Tao Chun-chun, dalam kegelapan tangan mereka saling berpegangan erat. Mereka lupa waktu dan juga lupa sekarang ini mereka berada di mana. Tao Chun-chun menarik nafas panjang sambil menundukkan kepala dia berkata "Gurumu.... Hai, jangan 285 Dewi KZ http://kangzusi.com/ karena aku, maka kau menyusahkan orang. Asal kau hidup senang, aku menjadi pun tidak menjadi masalah." Liu He-ting tidak menjawab. dalam kegelapan hanya terdengar nafas mereka yang berat. Lama sekali, tiba-tiba Liu He-ting meloncat bangun. Pelan-pelan dia memegang pinggang Tao Chun-chun, memapahnya dan berkata, "Walau bagaimanapun, aku harus...." "Apa isi hatimu, kau tidak perlu bicara lagi, aku sudah tahu - sekarang sudah pukul berapa" Mungkin sudah jam 2 dini hari" Di sini sangat sepi. Kita diam di sini bisa lebih lama setelah itu baru berangkat." Liu He-ting memeluk pundaknya dan berkata, "Aku merasa di sini sangat seram dan dari atas sering menetes air hujan - " Suaranya belum selesai, ada tetes air yang jatuh lagi. Air itu jatuh melewati telinga lalu ke pundaknya. Dia mengangkat tangan ingin membersihkan. Tiba-tiba dia berteriak, "Karena telapak tangannya basah dan juga menempel!" "Ada apa?" Liu He-ting merasa aneh, dia sudah berlan keluar kuil tua itu. dia membuka telapak dan melihat di bawah sinar bulan ternyata telapak tangannya penuh dengan darah! Angin musim gugur, di sebuah kuil tua yang gelap dan terpencil ini mengapa bisa ada tetes darah yang jatuh dari langit-langit." Angin meniup bajunya, Liu He-ting merasakan perasaan dingin dari hatinya. Dia mencari korek api yang ada di balik bajunya, tapi korek apinya sudah tidak ada. Dua ekor kuda yang berada di luar kuil melihat tuannya keluar, mereka segera meringkik! Tapi suara mereka belum habis. 286 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Sudah terlihat ada cahaya lampu dari kejauhan yang sedang berjalan ke arahnya. Liu He-ting membentak, "Siapa?" Lampu itu padam, hanya terdengar suara rumput tertiup angin. Liu He-ting mundur 3 langkah dan berteriak, "Chunchun, keluarlah!" Suaranya baru selesai, tiba-tiba ada sinar keluar dari hutan terpencil itu. Tapi hanya berkilau sebentar lalu tidak terlihat lagi. Waktu itu terdengar di sekeliling tempat itu terdengar suara banyak orang dan juga suara baju yang tertiup angin. Dari jauh suara itu semakin mendekat, suara ini terus terdengar. Liu He-ting menarik tangan Tao Chun-chun, dengan cepat dia melihat keadaan sekeliling, dalam kegelapan terlihat bayangan orang-orang sudah seperti setan menerjang ke arah mereka! Sesosok bayangan dengan cepat naik ke atap kuil, seorang lagi masuk ke gunung dan hutan. Dua ekor kuda yang diikat di sisi jalan terus meringkik dan akhirnya tali yang mengikat mereka terlepas, dan kuda pun lari entah ke mana, tapi tidak berapa jauh dari terdengar suara ringkikan kuda yang membuat hati orang menjadi sedih. Kuda itu terdengar menendang beberapa kali lalu roboh! Liu He-ting mengerutkan dahi dan berteriak, "Siapakah sahabat" Bersembunyi di tempat gelan membunuh binatang, apakah itu perbuatan seorang laki-laki sejati?" Di gunung terpencil ini tidak ada suara sedikitpun, tiba-tiba di atap kuil terdengar suara seseorang yang memerintah, "Sorot!" Puluhan lampu bersinari dari hutan terpencil itu dan menyinari Liu He-ting. Tao Chun-chun berpesan "Hati-hati terhadap serangan mereka!" Liu He-ting mengiyakan, kemudian dia menegakkan dada. Kedua tangannya dibuka dan dia bertanya, Tuan melakukan 287 Dewi KZ http://kangzusi.com/ semua ini apa maksudnya" Apakah bisa memberitahukannya, kalau tidak - " Di atas atap kuil terdengar ada yang tertawa. Liu He-ting melihat di bawah sinar bulan dan bintang berdiri seorang pak tua yang gagah. Rambutnya putih, jenggot pun putih, berbaju pendek dan berwarna abu, badannya sangat tinggi besar, dilihat dari bawah badannya terlihat sangat besar seperti seorang dewa. Suara tawanya seperti lonceng yang dipukul dan seperti palu besar yang memukul gendang telinga, membuat gendang telinga Liu He-ting berdenging, lampu-lampu yang bersorot dari jauh terlihat mendekat dan mulai mengelilinginya. Di belakang lampu terlihat banyak bayangan orang. begitu melihat dengan jelas tidak bisa dihitung jumlah orangnya. Dalam suara tawa itu terdengar pak tua ini berkata, "Kalian sudah berlari sejauh puluhan kilometer, sekarang kalian akan lari ke mana lagi?" Dia mengelus jenggotnya dan suaranya berhenti, lalu dia membentak, "Cepat angkat tangan! Apakah harus aku sendiri yang berkelahi denganmu?" Liu He-ting menarik nafas, dia tahu dia sudah terlibat lagi dalam sebuah keributan. Baru saja dia ingin menjawab, dari dalam kuil tua itu terdengar 2 teriakan, Tuan Bian, Kakak Xia, Mei San Di, Mei Si Di, sudah.... sudah.... sudah...." Orang ini berturut-turut mengucapkan kata 'sudah', tapi tidak mengatakan kelanjutannya. Dalam kerumunan orang muncul seorang laki-laki yang penuh dengan cambang. Dia berlari menuju kuil itu kemudian berteriak dengan sekuat tenaga, kemudian dia keluar lagi dari kuil itu dan marah-marah, "Penjahat! Aku akan membunuhmu!" Dia sudah mengeluarkan kepalan tangan dan menyerang Liu He-ting, kepalan tangan yang sangat kuat. Alis putih pak tua yang gagah itu tampak berkerut. Dia membentak dan berkata, "San Si, jangan ceroboh, coba kita lihat apakah hari ini dia bisa kabur?" Suaranya belum selesai, 288 Dewi KZ http://kangzusi.com/ laki-laki berjenggot itu masih terus menyerang dengan 7 jurus kepalan tangannya tapi semua kepalan tangan itu tidak ada satu pun yang berhasil mengenai baju Liu He-ting, apalagi badannya. Bayangan orang di sekeliling mereka terdengar berteriak, mereka lebih ketat mengurung Liu He-ting. Lampu yang disorot membuat lapangan di depan kuil itu tampak terang seperti siang. Tapi bayangan orang yang ada di belakang tidak bisa terlihat dengan jelas. Walaupun Liu He-ting benci pada orang-orang itu karena tanpa sebab telah berbuat ceroboh, tapi dia juga tidak mau tanpa alasan melukai mereka, Karena itu dia berusaha menghindari serangan itu dan tidak berusaha untuk membalas. Laki-laki itu melihat Liu He-ting tidak sekuat tenaga menghindar sedangkan dia sendiri dengan sekuat tenaga berusaha menyerangnya bahkan bajunya pun sama sekali tidak tersentuh. Melihat keadaan seperti itu dia berhenti menyerang dan hanya terpaku tapi tidak lama kemudian dia kembali siap menerkam. Pak tua yang berwibawa itu berada di atas dia melihat semuanya dengan jelas, segera dia membentak, "Berhenti!" Laki-laki bercambang itu menyerang lagi dengan 3 jurus kepalan tangannya kemudian berhenti dan menarik nafas panjang. Dia membalikkan badannya dan berteriak, "Guru, Guru.... Anak Yong sudah mati dibunuh." Dia menangis seperti seorang bayi, dia terlihat sangat sedih. Pak tua yang berwibawa itu menendang. genteng yang ada di atap itu hingga berjatuhan. Liu He-ting mengerutkan dahi dan memberi hormat, "Tuan - " Kata-katanya belum selesai, pak tua itu sudah turun dari atap kuil. Dari dalam kuil keluar 2 orang. mereka terus melihat ke arah Liu He-ting dan berkata, 289 Dewi KZ http://kangzusi.com/ "Kakak Xia, Adik Mei ketiga, mereka terluka di 7 tempat dan diikat di langit-langit - " Pak tua itu berkata, "Aku sudah tahu." Kedua tangannya dibuka, kedua telapak tangannya terkepal, selangkah demi selangkah dia berjalan mendekati tempat Liu He-ting dan melihat Liu He-ting dari atas ke bawah, lalu dari bawah ke atas. Kemudian dia berkata dengan dingin, "Kau masih begitu muda, tidak disangka kau begitu kejam, ada permusuhan apa mereka denganmu" Katakan kepadaku!" Tulang-tulangnya berderak terus. Liu He-ting menarik nafas, kemarin pagi Xi Men Ou yang sudah salah paham kepadanya, sekarang giliran pak tua itu, mereka berdua walaupun sudah tua tapi sifatnya lebih galak dan anak muda, selalu mengatakan kalau orang lain berbuat ceroboh tapi dia sendiri tidak bertanya terlebih dulu malah langsung menetapkan itu adalah kesalahan orang lain. Dia berpikir lagi, "Selarna beberapa hari ini aku terus mendapatkan prsangka buruk oleh orang lain, apakah aku berhak marah" Atau malah tertawa" Atau malah merasa sedih?" Terpaksa dengan sikap tenang Liu He-ting berkata, "Aku tidak sengaja sudah datang kemari, aku juga tidak tahu apa yang sudah terjadi di sini" Aku tidak mengenal Tuan, kata-kata Tuan tidak kumengerti!" Pak tua yang berwibawa itu tiba-tiba tertawa dingin dan berkata, "Baik! Baik! Tidak disangka kau begitu muda tapi berani berbohong di depanku. Darah yang ada di tubuhmu belum mengering, tanganmu penuh dengan noda darah dan itu juga belum mengering, apakah dengan semua bukti itu kau masih mau berbohong" Di kota Yi Shui kau sudah membunuh 7 nyawa, sekarang disini ditambah lagi dengan 3 nyawa. Membunuh orang harus dibayar dengan nyawa, hutang uang harus dibayar dengan uang. Bocah kecil, serahkan nyawamu kepadaku!" 290 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Laki-laki berjenggot itu melompat dan mengepalkan kedua tangannya, dia berharap gurunya akan memukul orang ini sampai mati. Di sekeliling tempat itu banyak mata yang bersorot penuh dengan kebencian, mereka menatap Liu He-ting. Walaupun lampu menyorot seperti siang hari tapi hutan yang tidak terkena sinar terlihat lebih sedih dan dingin. Tao Chun-chun tertawa dan matanya tampak berputar, dia tertawa dan berkata, "Tuan Bian, apakah kau dalam keadaan sehat?" Pak tua berwibawa itu terpaku, terlihat mata Sadis ini seperti air, cantik seperti bunga. Dalam tawanya mengandung kepolosan dan perhatian, walaupun dia tidak ingin menjawab, tapi dia tetap berkata, "Aku selalu sehat!" Tao Chun-chun tertawa lagi dan berkata "Di rumahmu, lakilaki dan perempuan, besar dan kecil, apakah mereka juga baik-baik saja?" Pak tua itu terpaku lagi dan tanpa sadar dia mengangguk sambil berkata, "Mereka baik-baik saja, terima kasih - " Sebenarnya dia ingin mengatakan terima kasih atas perhatianmu', tapi perkaataan seperti itu tidak cocok maka dia memilih untuk diam. Orang-orang yang ada di sana saling memandang. Mereka tidak tahu apa maksud perkataan gadis ini. Liu He-ting juga tidak mengerti apa maksud Tao Chunchun. Terdengar Tao Chun-chun berkata lagi, "Kalau begitu sangat aneh!' Dia mengatakan satu kalimat, tapi tidak ada hubungannnya. Pak tua itu penasaran dan bertanya lagi, "Apa yang aneh?" Tao Chun-chun mengangkat telapak tangannya untuk menahan sinar lampu yang menyilaukan itu, dia berkata, 291 Dewi KZ http://kangzusi.com/ "Lampu itu sangat terang membuat perasaan orang menjadi tidak enak." Pak tua itu melihat sekeliling, tiba-tiba dia melambaikan tangan dan berkata, "Cahaya begitu terang seperti ini untuk apa" Apakah kalian menganggap mataku sudah buta, cepat padamkan beberapa lampu." Liu He-ting ingin tertawa dan di dalam hati berpikir, "Pak tua ini walaupun sudah berambut putih tapi kelakuannya masih seperti anak-anak." Mengikuti suara bentakan pak tua itu beberapa lampu yang ada di sekeliling sana segera dipadamkan separuh. Terlihat bayangan orang d1 sana memakai baju ketat seperti bersiapsiap menghadapi musuh kuat. Tao Chun-chun diam dan tidak berbicara. Pak tua itu bertanya lagi, "Kau jnerasakan ada hal apa yang aneh?" Tao Chun-chun pelan-pelan berjalan ke depannya dan melihat dia. Mata Tao Chun-chun terlihat penuh perhatian, walaupun orang yang dilihatnya mempunyai hati sekeras besi, tapi bila dilihat oleh seorang gadis polos seperti in, tentu saja hatinya akan luluh, apalagi pak tua ini dari luar seperti Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo berwibawa, bahasanya keras seperti besi, tapi sebenarnya di dalam hatinya dia sangat lembut dan baik. Kalau tidak, mana mungkin dia mau mengobrol dengan seorang gadis. Ooo)odw-kzo(ooO BAB 7 Boneka di dalam tirai Liu He-ting merasa aneh. Putra dan putri pak tua ini terbunuh dan semua ini dituduh pada dirinya, mengapa sekarang dia masih man mengobrol dengan Tao Chun-chun" Ketika dia sedang berpikir, terdengar Tao Chun-chun menarik 292 Dewi KZ http://kangzusi.com/ nafas panjang. Dia memegang rambutnya dan berkata, "Aku merasa aneh, kau berbadan sehat, tempat tinggalmu juga bagus, mengapa kau seperti orang tua yang sudah pikun, selalu menyalahkan orang baik - benar-benar aneh." Suara Tao Chun-chun terdengar sangat lembut, katakatanya tidak cepat juga tidak lambat, baru separuh bicara, jenggot pak tua itu tampak mulai bergerak dan wajahnya sudah mengeluarkan amarah. Begitu Tao Chun-chun habis berkata, pak tua itu sudah membentak, kemarahan hampir membuatnya pingsan. Tao Chun-chun tertawa dan pelanpelan berkata lagi, "Aku selalu berkata dengan terus terang, Anda jangan menyalahkanku!" Dia melihat sekeliling dan berkata lagi, "Kalau kami adalah pembunuh, sejak tadi kami masih mempunyai banyak kesempatan untuk melarikan diri dari sini, mana ada pembunuh yang menunggu ditangkap" Kata-kataku ini apakah benar?" Laki-laki berjenggot itu menegakkan dadanya dan berkata, "Kau boleh coba-coba kabur dari sini." Tao Chun-chun tertawa, dia menggerakkan pinggangnya yang ramping dan berjalan ke hadapannya. Tao Chun-chun bertanya, "Apakah kau kira aku tidak bisa kabur dari sini?" Tiba-tiba tangannya mengeluarkan 2 jari putih seperti pedang tajam lalu menusuk kedua matanya. Laki-laki bercambang itu melihat Tao Chun-chun masih bisa tertawa tidak disangka dia bisa menusuk dengan tibatiba, dia benar-benar kaget, Kedua jari itu hampir mengenai biji matanya, membuatnya menunduk dan berusaha menghindar, tapi pembungkus kepalanya berhasil diambil, dia melihat gadis itu tertawa dan membalikkan badan pergi dari hadapannya. Sorot mata Pak tua itu bertambah galak, sepertinya dia marah, "Orang yang tidak berguna." 293 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Tao Chun-chun tertawa manja dan bertanya, "Menurut Tetua, apakah kami bisa kabur dari sini dengan selamat?" Pak tua itu menjawab, "He!" Tapi Tao Chun-chun seperti tidak mendengarnya. Dia berkata lagi, "Aku ingin bertanya, Anda mengatakan kalau kami telah membunuh, siapa yang menyaksikan kalau kami telah membunuh" Kalau tidak melihat dengan jelas mana boleh sembarangan bicara seperti itu?" Pak tua itu membalikkan badan, dia tidak melihat lagi. Dengan dingin dia berkata, "Seumur hidupku aku paling tidak suka perempuan yang banyak bicara dan cerewet." Liu He-ting mendengar pembelaan Tao Chun-chun. Dia teringat kata-kata Tao Chun-chun kemarin kepada Xi Men Ou, "Dilihat oleh mata sendiri pun belum tentu benar." Dia merasa aneh, sekarang dia teringat lagi pak tua yang masih terus bertanya kepada Tao Chun-chun, "Apa yang aneh?" Sekarang dia berkata lagi, "Aku tidak suka bicara dengan perempuan." Liu He-ting terus berpikir, dia Merasa perkataan orangorang di dunia ini, yang depan dan belakang tidak sama. Tibatiba pak tqa itu berkata, "Ambil golok kemari!" Tadinya laki-laki bercambang itu mulaj merasa lemas. Begitu mendengar kata 'ambil golok' dengan semangat dia berteriak, "Ambil golok!" Dari dalam kegelapan berlari seorang laki-laki berbadan tegap. Dengan kedua tangan, dia membawa sebuah golok panjang. Golok itu tebal dan bercahaya, seorang laki-laki tinggi dan besar langkahnya pun pasti sangat gagah tapi kedua tangannya yang memegang golok tetap terlihat berat, tulang jari pak tua itu mengeluarkan suara kemudian pergelangan tangannya dibalikkan. Pak tua itu sudah memegang golok kemudian golok itu diputar. Sorot mata pak 294 Dewi KZ http://kangzusi.com/ tua itu terlihat seperti petir melihat golok panjang itu dari atas ke bawah lalu dari bawah ke atas. Tiba-tiba dia menarik nafas dan berkata, "Golokku yang bagus, golok bagus." Dia berkata lagi, "San Si, sudah berapa lama aku tidak memakai golok ini" Apakah kau masih ingat?" Laki-laki bercambang itu menjawab, "Guru, semenjak 9 tahun lalu setelah membunuh Yin Zhuan Wu Hu, Anda tidak pernah memegang golok ini lagi. Bila dihitung sampai sekarang sudah berlangsung selama 9 tahun." Tao Chun-chun tertawa dan berkata, "Untung baru 9 tahun." Pak tua yang berwibawa itu membentak, "Memangnya kenapa?" Tao Chun-chun tertawa dan menjawab, "2 buah telapak tangan mempunyai 10 jari, bisa bisa untuk berhitung, kalau lebih kau tidak akan bisa menghitung lagi." Liu He-ting ingin tertawa. Pak tua itu berkata, "Perempuan cerewet." Kemudian dia membalikkan kepalanya dan melihat golok panjang itu lagi- Sorot matanya terlihat seperti sangat bangga, tiba-tiba tangannya diangkat, golok itu segera mengeluarkan cahaya berkilat. Begitu golok dimainkan, terjadi angin di sekitar golok dan bersuara dengan keras. Dengan langkah besar pak tua itu berkata, "Golok ini beratnya 40 kilogram. Orang dunia persilatan menyebutnya Wan Sheng Shen Dao (Golok Sakti Menang 10 ribu kali) golok ini jika dimainkan olehku sebanyak 30 jurus, 10 nyawa pun tidak akan kuperhitungkan lagi." Liu He-ting melihat lampu yang tadi sudah dipadamkan sekarang menyala lagi. Cahaya lampu begitu terang, 295 Dewi KZ http://kangzusi.com/ bayangan orang tidak terhitung banyaknya. Ilmu silat mereka seperti apa pun, Liu He-ting sama sekali tidak mempunyai bayangan. Golok pak tua itu sudah mengeluarkan kilauan. Dia tersenyum dan berkata, "Bagaimana kalau aku mencoba golok ini sebanyak 30 jurus?" Golok panjang itu sudah menyerangnya. Pak tua itu tertawa dengan kepala menghadap atas, golok ini menbacok ke tangan Liu He-ting. Walaupun sifat pak tua ini sangat keras dan pikirannya pun terkadang seperti anak-anak, tapi jurus goloknya terlihat sangat mantap, tepat, dan ganas. Senyum Liu He-ting tetap terpasang di wajah tapi telapak kanannya sudah dikeluarkan.... Terdengar suara JIANG dengan kuat. Tubuh Pak tua seperti gunung itu mundur 3 langkah, walaupun golok masih dipegang dengan kuat dan tidak terlepas dari tangannya, tapi golok itu bila dilihat di bawah sinar lampu terlihat ada pecahan beberapa sentimeter. Pecahan golok itu berbentuk segitiga! Cahaya lampu tampak bergoyang-goyang suasana bertambah ribut. Orang-orang yang ada dj belakang lampu tidak melihat dengan jelas tapi dar} suara mereka dapat diketahui kalau mereka kaget. Tao Chun-chun tertawa. Laki-laki bercambang itu membelalakkan matanya dan mundur beberapa langkah. Liu He-ting tetap berdiri dengan tegak dan berkata, "Terima kasih." Terlihat kedua tangan pak tua itu diturunkan, wajahnya tampak beku, matanya terus melihat Liu He-ting. Setelah lama dia bam mengangkat goloknya yang panjang, melihat bekas pecahan golok itu dengan teliti. Tiba-tiba dia berteriak, kemudian golok itu pun dilemparnya. Dia berlari ke arah Liu He-ting dan siap menerkam Liu He-ting. 296 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Liu He-ting sedikit kaget, dia mengira karena pak tua itu sudah kalah di tangannya maka dia menjadi marah, dengan cara menerkam dia berusaha menyerang Liu He-ting. Liu Heting mengerutkan dahinya, dia bersiap-siap untuk menghindar, tapi begitu dia melihat wajah pak tua itu, dia malah menjadi bingung. Karena wajah pak tua itu terlihat penuh dengan kegembiraan, sama sekali tidak terlihat kalau dia marah. Apalagi tangannya terbuka dengan lebar. Badannya berada dalam posisi mudah diserang dan tangan yang terbuka sama sekali tidak ada ciri-ciri menyerang. Liu He-ting merasa sedikit aneh, tapi pak tua itu sekarang sudah berada di depan dia. Dia mencengkram kedua pundak Liu He-ting.... Tao Chun-chun kaget dan berteriak, tangannya dengan cepat menyerang ke arah ketiak pak tua itu dan menyerang kepada 3 nadi. Tapi pak tua itu dengan gembira berkata, "Ternyata kau, kau benar-benar membuatku bingung." Tao Chun-chun terkejut, segera dia sudah berpikir, "Ternyata mereka saling kenal...." Segera tangan yang bersiap akan menyerang pak tua itu ditariknya kembali, jarinya yang hampir mengenai t,aju pak tua itu, hanya saja tenaganya belum sempat dikeluarkan dan dia tidak melukai nadi-nadi pak tua itu. Orang yang ada di sekeliling sana menjadi ribut, mereka menyangka kalau pak tua itu telah dibunuh oleh Tao Chun-chun. Mata laki-laki berjenggot itu menjadi merah. Dia membentak. Dengan jurus Shi Po Tian Jing dia menyerang ke belakang Tao Chun-chun, kakinya menendang lutut kiri Tao Chun-chun. Pinggang Tao Chun-chun sedikit dilipat dan kakinya diangkat, tangan kirinya terbuka seperti bunga anggrek dan dia menangkap tangan kanan laki-laki itu tapi tangan kanannya dengan ringan memegang ketiak pak tua itu. 297 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Laki-laki bercambang itu segera menarik kepalan tangannya, dia ingni menyerang sekali lagi tapi sekarang dia merasakan kalau kakinya mati rasa setelah ditendang oleh Tao Chun-chun! Badannya menjadi tidak seimbang, beberapa kali tampak bergoyang-goyang, dia terduduk di bawah. Tao Chun-chun membalikkan kepala dan bertanya, "Kalian sedang apa?" Orang-orang yang ada di sana walaupun siap mengangkat senjata tapi tidak ada seorang pun yang berani maju. Semua terjadi begitu tiba-tiba. Tangan pak tua itu diletakkan di atas pundak Liu He-ting. Kedua matanya terus menatap Liu He-ting, apa yang terjadi di sekitarnya, sepertinya dia tidak Melihat dan juga tidak mendengar. "Ternyata kau, aku sangat rindu kepadamu!' Kata-kata yang tidak ada ujung dan tidak ada akhir, berulang-ulang kali dia selalu menyebutkannyai Liu He-ting merasa kaget sekaligus juga curiga, dia tidak kenal dengan pak tua ini, dia tidak tahu apa alasan pak tua itu bisa rindu kepadanya, tapi wajah pak tua itu tampak begitu gembira. Tangan yang panas dan hati yang sedang bergejolak tangan diletakkan di atas pundak seperti teman yang sudah lama tidak bertemu, sangat berbeda dengan kondisi tadi di mana mereka saling bermusuhan. Dalam keadaan seperti itu, kira-kira berlangsung selama beberapa menit, Liu He-ting bertanya dengan heran, Tetua, maafkan aku bila aku tidak sopan, aku benar-benar tidak ingat siapa Anda...." Pak tua itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku tahu kau tidak kenal denganku, tapi aku kenal denganmu." Kedua tangan pak tua yang memegang pundak Liu He-ting terus bergoyang-goyang. Pak tua itu tertawa dan berkata, "10 298 Dewi KZ http://kangzusi.com/ tahun lebih kita tidak bertemu, tidak disangka kau telah tumbuh dewasa, benar-benar sudah dewasa...." Dari nadanya, pak tua itu terdengar seperti sangat sedih. Dia berkata, "10 tahun lebih kita tidak bertemu, kakakku mungkin sudah tua - walaupun dia seorang pendekar, tetap tidak akan bisa menghindari usia tua, walaupun mempunyai ilmu silat tinggi tapi tetap tidak bisa melawan hukum alam...." Dia menatap langit dan menarik nafas, "Tapi langit telah berbuat baik kepadaku, membiarkan aku bisa bertemu denganmu di sini. Kalau aku terus menghela nafas bukankah aku akan menjadi seoarng pak tua yang pikun?" Kadang-kadang tertawa, kadang-kadang berkeluh kesah, kata-katanya tidak ada habis-habisnya, membuat Liu He-ting tidak mendapat gjliran bicara dan membuat Liu He-ting penasaran. "Apakah pak tua ini adalah teman guruku?" Liu He-ting sering mendengar cerita tentang hal-jjal yang terjadi di dunia Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo persilatan tapi Tuan Bai Liu tidak pernah menceritakan masa mudanya. Liu He-ting merasa senang juga kaget, "Kalau pak tua ini benar-benar adalah teman guruku, maka dari mulut pak tua ini aku bisa tahu tentang masa lalu guruku." Segera dia bertanya, "Apakah hubungan Tetua dengan guruku adalah...." Kata-katanya belum habis, pak tua itu sudah berebut berkata lagi, "Betul! Betul! Apakah kakakku sehat?" Dia tidak bertanya siapa guru Liu He-ting sebenarnya" Dia hanya terus mengatakan, "Kakakku." Tao Chun-chun tersenyum, jarinya yang masih berada di ketiak pak tua itu segera diturunkan, pelan-pelan dia bertanya, "Apakah kau tahu siapa gurunya?" 299 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Pak tua itu membalikkan kepalanya dan memelototi Tao Chun-chun, seperti menyalahkan karena dia banyak bertanya. Tapi Tao Chun-chun seperti tidak melihat sorotan mata pak tua itu. Dia tertawa dan berkata, "Kalau kakakmu bukan gurunya, bagaimana?" Pak tua itu terpaku, diam-diam dia membalikkan kepalanya melihat Liu He-ting lagi, tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak. "Betul, kau harus bertanya terlebih dahulu, di dunia persilatan kecuali kakakku siapa yang bisa menguasai Pan Gu Fu yang bisa membuka langit dan bisa membelah bumi. Kecuali murid kakakku ini, siapa yang bisa menguasai ilmu ini. Nona, kau bertanya hal ini, apakah tidak berlebihan?" Liu He-ting merasa darahnya terus naik tidak ada rasa curiga lagi. Dia berlutut kepada pak tua dan berkata, "Tetua, Anda adalah teman guruku. Maafkan aku telah berbuat tidak sopan." Pak tua itu tertawa panjang, suara tawanya terdengar semakin keras dan semakin panjang, seakan-akan tidak bisa berhenti. Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling memandang, terlihat pak tua itu tidak berhenti tertawa, wajahnya berlinang air mata dan masuk ke dalam jenggot putihnya. Setelah tertawa keras dan panjang, sekarang suaranya terdengar penuh kesedihan, orang-orang yang ada di sana tidak bisa melihat air mata di wajahnya, tapi mereka melihat gerakan pak tua itu tidak sepeti biasa, mereka merasa aneh dan kaget. Laki-laki bercambang itu membentak, "Guru!" Dia ingin berdiri tapi dia lupa kalau kaki telah ditendang, baru saja dia berjalan beberapa sentimeter, dia terjatuh dan terduduk lagi di bawah. Matanya melotot, lalu dengan kedua tangannya dia mulai merangkak ke depan gurunya. 300 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Suara tawa pak tua itu belum berhenti, tapi mulai mengecil, sambil menghapus air matanya dia berkata kepada langit, "Sahabatku.... temanku...." Dia mencengkram pundak Liu He-ting. "Aku Bian Wan Sheng, tidak pantas menjadi sahabatnya...." Suara baru habis, air matanya menetes lagi. Liu He-ting masih berdiri dengan melongo, walaupun di dalam hati banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan tapi sampai sekarang dia belum bisa mengatakannya. Sampai sekarang dia belum tahu identitas pak tua itu juga tidak tahu apa hubungan pak tua itu dengan gurunya. Terlihat laki-laki bercambang itu memeluk lutut pak tua itu dan dia terus bertanya, "Guru, anda kenapa...." Pak tua itu tertawa sambil melihat dia, tiba-tiba dia berdiri. Tao Chun-chun sudah membuka totokan yang ada di kakinya. Pak tua itu menarik muridnya supaya berdiri di depannya. Dengan pelan dia berkata, "Kalau aku bertemu dengan hal sulit dan kau harus mati demi diriku, apakah kau mau melakukannya?" Laki-laki bercambang itu kaget dan terpaku. Dia menegakkan dadanya dan menjawab, "Kalau Guru menyuruhku mati, aku akan menuruti kemauan Guru, walaupun badanku akan hancur aku rela melakukannya!' Pak tua itu menarik nafas dan berkata lagi, "Nyawa adalah suatu benda yang paling mahal di dunia ini, kalau kau mati demi diriku, kau melakukannya demi apa?" Laki-laki bercambang itu tidak bisa menjawab, akhirnya dengan terpatah-patah dia menjawab, "Guruku, kusayang, tinggi seperti langit, dalam seperti bumi, bila aku mati ini adalah hal yang sangat biasa. Aku.... aku.... aku merasa Bila 301 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Guru tidak akan menyuruhku melakukan apa pun.... aku.... aku malah merasa sedih...." Dia menjulurkan tangannya yang besar lalu menghapus air matanya dan dia pun tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Pak tua itu menarik nafas, dan juga melonggarkan pegangan tangannya dan berkata, "Walaupun kau belajar ilmu silat kepadaku, dan aku pun sangat baik kepadamu, ini hanya karena kita adalah guru dan murid, tidak bisa mengatakan setinggi langit dan sedalam bumi. Kau rela mati demi diriku, ada seseorang yang benar-benar memperlakukanku lebih baik darimu tapi sekarang kecuali mengucapkan terima kasih, aku behjm pernah melakukan apa-apa untuknya. Apakah hatiku tidak akan merasa sedih?" Kata-kata terhenti, dia tidak sanggup bicara lagi. Liu He-ting mengangkat tangan dan memegang wajahnya lalu diturunkan kembali. Dia memegang baju dan tangan itu pun diturunkan. Dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa, dari kata-kata pak tua itu dia sudah mengira-ngira kalau pak tua itu merasa sangat berterima kasih kepada gurunya. Dia harus mengatakan apa kepada pak tua itu" Dia malah bingung. Pak tua itu membalikkan badannya, lain pelan-pelan berkata, "40 tahun yang lalu, aku masih muda, sifatku sangat tidak sabar dan aku mengira kalau aku adalah orang yang paling hebat di dunia ini, karena itu aku membuat masalah sehingga nyawaku menjadi terancam. Kakakku karena diriku.... demi diriku.... Hai! Setelah itu aku selalu mengikutinya ke mana pun dia pergi, aku berharap aku mempunyai kesempatan untuk membalas budinya, tapi.... Hai! Aku tidak bisa membalas budinya malah membuat masalah yang lebih memusingkan dia, tapi dia tetap baik kepadaku, dia menganggapku sebagai saudaranya, sampai dia harus bersembunyi seumur hidup, tapi dia tetap memperhatikanku. 302 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Kakak, kakak! Kau sekarang memiliki penerus, cita-citamu sudah terkabul, apakah kau tahu orang yang tidak berguna bernama Bian Er selama hidup akan terus berhutang budi kepadamu?" Tao Chun-chun tertawa dan berkata, "Orang yang memberi kebaikan kepadamu belum tentu dia berharap kau harus membalasnya, kalau dia berharap harus dibalas itu bukan disebut budi. Kau dan dia telah bersahabat selama puluhan tahun, dan kau selalu ingin membalas budi. Jika dia tahu hal ini mungkin dia akan merasa lebih sedih darimu!" Pak tua itu terpaku, dia berpikir, matanya tampak berkilau, apakah hatinya merasa senang atau marah" Dia berdiri dengan lama. Liu He-ting diam-diam berjalan ke sisi laki-laki bercambang itu dan bertanya, "Siapakah nama gurumu, apakah Kakak bisa memberitahukannya kepadaku?" Laki-laki bercambang itu berkata dengan kaget, "Apa" Siapa nama guruku, kau tidak tahu?" Liu He-ting melihat laki-laki itu memiliki pinggang besar, pundaknya tebal, sangat galak ditambah lagi cambangnya tapi kelakuannya masih seperti anak-anak. Dia menahan tawanya dan berkata, "Guruku dan gurumu sudah saling mengenal sejak lama, tapi baru pertama kalinya aku bertemu dengan gurumu...." Kata laki-laki bercambang itu, "Menurut guruku, dia dan kau baru 10 tahun lebih tidak bertemu. Mungkin 10 tahun yang lalu dia pernah bertemu denganmu, mengapa kau mengatakan kalau kau baru bertemu dengannya hari ini" Apakah kau berniat membohongiku?" 303 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Laki-laki bercambang itu melihat Liu He-ting sebentar, kemudian seperti baru mengerti dia mengangguk, "Betul! Betul! 10 tahun yang lalu kau hanya seorang anak yang masih menyusu." Karena dia merasa bahasa yang diucapkannya lucu, akhrnya dia malah tertawa terbahak-bahak. Dia berbisik di telinga Liu He-ting, "Guruku kalau sedang berbicara sangat serius, tapi aku tidak. Aku senang bergurau. Suatu hari pernah ada beberapa orang dunia persilatan yang mencari guruku, pada saat itu kebetulan guruku tidak ada, aku yang menemani mereka, karena bahasaku lucu akhirnya mereka tertawa satnpai mengeluarkan air mata." Laki-laki itu tertawa lagi. Dia sudah melupakan kesedihan yang baru saja terjadi. Tao Chun-chun tertawa di sisi Liu Heting. Melihat mereka berdua, yang satu pintar sedangkan yang satu tampak bodoh, yang satu kasar sedangkan yang satu sopan, mereka terlalu berbeda. Tiba-tiba laki-laki itu berkata, "Adik, apakah kau tahu, menurut orang-orang, yang pintar lebih cepat mati karena itu aku selalu merasa khawatir kalau aku cepat mati!" Liu He-ting melihat dia berbicara begitu serius, walaupun ingin tertawa tapi dia berusaha untuk menahannya. Terdengar Tao Chun-chun berkata, "Walaupun Tuan memiliki banyak ilmu dan juga pintar, dan kata-katamu terdengar lucu, membuat orang senang mendengarnya, selain itu kau pun sangat jujur, apakah betul?" Laki-laki itu tertawa dan berkata, "Betul, tidak salah lagi." Dengan kaget dia berkata, "Aku tidak mengenal Nona, mengapa Nona begitu mengerti diriku" Kita seperti tumbuh besar bersama-sama." 304 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Liu He-ting mendengar kata tumbuh bersama', segera tertawa. Tapi Tao Chun-chun dengan serius berkata lagi, "Kau begitu jujur, maka kau tidak akan pendek umur. Kau akan mencapai usia 100 tahun, hanya saja sewaktu kau berusia 97 tahun kau harus berhati-hati, lebih baik jangan mendekati perempuan. Kalau kau bisa melewati usia 97 tahun, aku jamin kau pasti bisa hidup lebih dari 100 tahun." Liu He-ting mengerutkan dahinya. Dia ingin jnengatakan sesuatu tapi laki-laki itu sudah tertawa dan berkata, "Pada usia 97 tahun, jangan berdekatan dengan perempuan. Kalau dalam usia 97 tahun itu aku mati karena perempuan, mati pun aku rela, hanya...." Suaranya belum habis, wajah Liu He-ting sudah dingin seperti air. dia langsung memotong dan berkata, "Chun-chun, apa yang kau katakan tadi?" Mata Tao Chun-chun tampak berputar, wajahnya seperti tidak menerima, dia menundukkan kepalanya dan diam. Laki-laki itu mengerutkan dahi, dia masih mengira Tao Chun-chun akan membantah, tapi Liu He-ting berkata dengan serius, "Chun-chun, Qi bersaudara senang mempermainkan orang, karena mereka hidup mereka tidak sama. jika kau ingin berlaku seperti mereka, kau tidak pantas melakukannya." Wajah Tao Chun-chun lebih ditundukkan lagi. Rambutnya yang panjang berjatuhan ke pundaknya. Liu He-ting sebenarnya sangat ramah, walaupun dia mendengar kalau bahasa laki-laki itu sangat lucu sampai ingin tertawa, walaupun orang itu sering memuji dirinya sendiri, semua ini hanya karena dia tidak bisa menutupi kekurangannya. Melihat Tao Chun-chun mempermainkan dia, Liu He-ting tidak tega dan tidak mengijinkan Tao Chun-chun melakukannya. 305 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Laki-laki bercambang itu melihat Liu He-ting dan berkata, "Aku sedang mengobrol dengan n?na ini, mengapa kau ikut campur" Siapa itu Qi bersaudara" Mana boleh mereka disamakan dengan nona ini?" Liu He-ting membalikkan kepalanya pura-pura tidak mendengar perkataan laki-laki itu. Dia melihat pak tua yang berwibawa itu sudah berada di belakangnya, dengan tersenyum dia melihat Lin He Ting dan berkata, "Anak muda memang senang bergurau, ini hanya hal biasa. Kau tidak perlu terlalu serius menanggapinya." Liu He-ting tertawa kecut, seperti ingin menyampaikan sesuatu, tapi begitu melihat Tao Chun-chun dia segera mengurungkan niatnya. Pak tua itu menoleh ke kiri juga ke kanan, tiba-tiba dia kembali melihat Liu He-ting, kemudian melihat Tao Chun-chun. Dia segera tertawa dan berkata, "Nona ini adalah...." "Nona ini adalah...." Pak tua itu tertawa dan berkata, "Baik.... baik...." Liu He-ting menundukkan kepala, dia merasa ada kehangatan yang muncul dari dalam hatinya. Laki-laki bercambang itu juga tertawa terbahak-bahak, aatu jarinya menunjuk Liu He-ting kemudian Tao Chun-chun dan berkata, "Aku sudah mengerti, sudah mengerti, ternyata kalian adalah.... Ha, ha!" Laki-laki bercambang itu mendekati Liu He-ting dan menepuk pundaknya sambil tertawa dia berkata, Tadi aku hanya bergurau dengan nona ini, ternyata kau cemburu. Adik, jujur saja, sebenarnya aku juga sedikit.... sedikit...." Suaranya seperti mau menangis, kemudian kedua tangannya diletakkan di wajahnya. Dia berteriak, "Rong Er.... Rong Er.... -Akhirnya dia menangis tersedu-sedu. Tadinya Liu 306 Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dewi KZ http://kangzusi.com/ He-ting tidak tahu harus tertawa atau menangis, sekarang melihat laki-laki itu menjadi seperti itu, Liu He-ting juga merasa sedih, dengan langkah besar laki-laki itu berjalan mendekati mayat yang baru dikeluarkan dari dalam kuil itu. dia berlutut dan menangis lagi. Pak tua itu menarik nafas dan berkata, "San Si, kenapa kau masih begitu ceroboh" Apakah kau tidak ingat pada pepatah : sesuatu masalah harus dipikirkan 3 kali. Bila kau ingin menangis, jangan di sini...." Dia juga membalikkan badannya. Kedua pundaknya tampak bergetar. Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling memandang. Angin malam terasa begitu dingin, di bumi dan langit ini seperti dipenuhi tangisan laki-laki berjambang itu.... Tiba-tiba dari dalam kuil terdengar suara tawa, suara tawa itu terdengar sedikit gemetar, seperti tawa dingin. Suara lakilaki bercambang itu berhenti. Pak tua itu pun membalikkan badannya, detak jantung orang-orang yang ada di luar kuil semakin kencang. Suara tawa dari dalam kuil terdengar semakin meninggi, membuat orang yang mendengar suara itu seperti ingin menangis tapi juga seperti ingin tertawa. Liu He-ting mengerutkan alisnya. Dia berlari ke depan kuil, laki-laki bercambang itu pun membentak, dia ikut berlari mengikuti Liu He-ting . Pak tua itu membentak, "Nanti dulu!" Tangannya dilambaikan. Lampu-lampu yang jumlahnya ada berpuluhan itu secara bersamaan menyala dengan terang lagi dan menyinari kuil kuno itu. Liu He-ting menegakkan dadanya, selangkah demi selangkah dia masuk ke dalam kuil, terlihat di balik tirai di kuil itu tampak seseorang yang berbaju hitam, dia sedang duduk dengan posisi bersila, dia terus tertawa dengan kencang. Lampu terus bergoyangan, tapi di dalam kuji terlihat lebih terang. Pak tua itu sudah berlari masuk, melihat orang berbaju 307 Dewi KZ http://kangzusi.com/ hitam, ikat kepaia berwarna hitam dan wajahnya juga ditutup oleh kain berwarna hitam, pak tua berteriak, "Wu Yi Shen Mo!" Suara tawa itu masih terus terdengar Kedua tangan pak tua itu dibuka. Dia menghadang Liu He-ting yang berniat masuk. Terdengar si baju hitam itu tertawa dan berkata, "Kau memang ceroboh. Bian Ao-tian, kau benar-benar ceroboh." Suaranya tidak jelas terdengar. Mulutnya seperti sedang mengunyah permen. Pak tua itu mengerutkan dahinya dan membentak, "Kematian orang-orang di kota Yi itu apakah kawananmu yang melakukannya?" Si baju hitam seperti tidak mendengar kata-kata pak tua itu. Dia tertawa dan berkata, "Kau membawa semua muridmuridmu ke sini, apakah kau tidak berpikir kalau di rumahmu masih ada perempuan dan anak-anak" Apakah kau tidak tahu apa kebiasaan yang dilakukan oleh Wu Yi Shen Mo" Apakah kau tidak takut semua orang di rumah akan mati terbunuh.... Ha, ha, ha...." 3 kali tawa 'ha, ha, ha' membuat keringat pak tua yang bernama Bian Ao-tian itu terus bercucuran. Liu He-ting mendorong pak tua itu ke sisinya dengan pelan, dia merasa di balik tawa si baju hitam itu terdengar jeritan suara istri tua dan cucu Bian Ao-tian yang sedang menangis. Karena marah, urat-urat di tubuh Liu He-ting seperti membesar, dia membentak dan siap menerkam! Si baju hitam tetap duduk bersila seperti tadi, tapi suara tawanya sudah berhenti, hanya terdengar bunyi dari tenggorokan. Seumur hidup gian Ao-tian berkelana di dunia persilatan, walaupun dia sedang marah tapi pada saat melihat si baju hitam masih begitu tenang, dia hanya bisa terpaku, tapi 308 Dewi KZ http://kangzusi.com/ itu hanya sebentar kedua telapak tangannya sudah seperti kilat menyerang ke dada si baju hitam! Dia mengira kalau si baju hitam pasti mempunyai ilmu silat yang tinggi karena itu kedua telapak tangannya tidak menyerang dengan kekuatan penuh. Dia masih menyisakan jurus terakhir. Sekarang sepuluh jarinya dilipat, tapi si baju hitam tidak menunggu sampai kedua telapak tangan pak tua itu sampai di dekatnya, dia sudah berteriak, "Ampun!" Suara ampun ini membuat Bian Ao-tian dan Liu He-ting kaget. Waktu itu otak Bian Ao-tian terus berputar, akhirnya dia menarik kembali kedua telapak tangan yang tadinya ingin menyerang si baju hitam dan dia mundur beberapa meter, dia tidak mau berbuat salah dalam membunuh orang, maka dia memutuskan untuk menarik tangannya kembali. Tapi dia takut si baju hitam itu berteriak tolong hanya untuk menipu karena itu dia segera mundur beberapa meter. Terlihat kedua tangan si baju hitam itu menutupi kepaia dan badannya tampak gemetar, mereka merasa aneh dan juga kaget lalu membentak, "Siapa sebenarnya dirimu" Kau sedang melakukan tipuan apa lagi?" Terdengar si baju hitam itu dengan suara gemetar menjawab, "Tuan, tolonglah aku...." Tiba-tiba badannya lemas, dia terjatuh dari meja sembahyang kemudian terlihat di belakang tirai ada sebuah pisau yang tampak berkilau. Kaki Liu He-ting dengan cepat berlari ke depan dan mengambil pisau itu, terlihat di belakang tirai ada sebuah patung tanah yang jatuh terguling dan di dinding itu ada sebuah lubang tapi di atas lubang itu ada dua kayu yang terpasang di sana. Liu He-ting melihat si baju hitam sudah jatuh telungkup di bawah. dia terlihat terus gemetar, di punggung masih terlihat 309 Dewi KZ http://kangzusi.com/ darah yang masih terus menetes. Bian Ao-tian mengerutkan dahinya, dia mendekati si baju hitam dan membuka tutup wajahnya. Dia membentak, "Siapa kau!" Si baju hitam itu karena ketakutan malah menjadi pingsan. Bian Ao-tian dan Liu He-ting saling memandang. Di dalam hati mereka tahu bahwa di balik peristiwa ini pasti ada suatu permainan. Segera Liu He-ting membuka 7 totokan nadi si baju hitam. Si baju hitam segera menarik nafas panjang, dengan suara gemetar dia berkata, Tuan, ampuni aku yang tidak tahu apa-apa." Dia berusaha membalikkan kepalanya untuk melihat lubang yang ada di dinding itu. Matanya penuh dengan ketakutan sepertinya di dalam lubang itu bersembunyi setan yang sewaktu-waktu siap menyerangnya, dengan telapak tangannya Bian Ao-tian meletakkan si baju hitam supaya bisa duduk di bawah dan dia berkata, "Semua kata-kataku tadi diperintahkan oleh tuan-tuan berbaju hitam aku hanya bisa berkata seperti itu. Aku hanya seorang petani, aku tidak tahu apa-apa." Bian Ao-tian melihat wajahnya pucat, bibirnya tampak gemetar an. Bian Ao-tian memegang telapaknya, ternyata telapak tangannya benar-benar keras seperti petani biasa. Bian Ao-tian tahu kalau dia tidak berbohong. Dengan ramah Bian Ao-tian berkata, "Sebenarnya apa yang telah terjadi, coba ceritakan padaku. Asalkan semua ini tidak ada hubungannya denganmu, kami tidak akan menyulitkanmu." Si baju hitam itu melihat Bian Ao-tian yang begitu ramah, dia merasa agak tenang tapi dari sorot matanya masih terlihat kalau dia takut. Suaranya masih gemetar. Dia berkata, "Aku hanya seorang petani, tadi pagi aku baru saja selesai panen dan sesudah makan malam aku mencuci kaki bersama dengan istriku...." 310 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Laki-laki bercambang itu karena ada gurunya di sisinya, maka dia menjadi sangat pendiam dan juga tidak banyak bicara. Sekarang dia sudah tidak tahan dan mulai membentak, "Siapa yang sudi mendengar kata-katamu itu?" Karena dia bicara dengan sangat keras, membuat petani itu kaget hingga meloncat. Bian Ao-tian mengerutkan dahinya dan berkata, "San Si, biarkan dia pelan-pelan berkata. Jangan mengagetkan dia." Laki-laki bercambang itu tidak mau menerima perkataan gurunya, tapi dia juga tidak berani membantah. Dia berpikir, "Kalau dia hanya bercerita tentang makan, tidur dengan istri, apakah kita mempunyai waktu banyak untuk mendengar semuanya?" Orang berbaju hitam itu diam-diam melihatnya, melihat dia yang sedang melotot kepada dirinya. Segera badannya gemetar lagi. Dia berkata, "Sewaktu aku sedang tidur, tiba-tiba selimutku disibak oleh tuan-tuan berbaju hitam. Istriku berteriak. Dengan cepat tangan mereka bergerak dan istriku tidak bisa bergerak lagi." Karena dia tegang, suaranya pun ikut Semetar. Katakatanya diucapkan dengan logat Shan Tong. Kalau tidak mendengar dengan telinga Liu He-ting tidak akan mengerti apa yang dikatakannya. "Aku marah-marah kepada mereka, tapi mereka malah menamparku. Salah satu dari mereka berkata, kalau aku banyak bicara, maka mereka akan memotong telingaku, sekalian dengan biji mataku pun akan dikeluarkan. Kemudian mereka memberiku uang. Aku diam saja tidak bicara lagi." Dia menarik nafas dan berkata lagi, "Tuan-tuan berbaju hitam itu segera mencengkramkii tadinya aku mengira mereka perampok, tapi kami ini hanya keluarga miskin, apa yang bisa dirampok dari kami" Tapi mereka memaksaku memakai baju 311 Dewi KZ http://kangzusi.com/ hitam ini dan mengajarkan kata-kata tadi kepadaku, kemudian mereka mengantarkan aku ke tempat ini. Mereka menyuruhku berpura-pura tertawa. Kalau ada yang masuk, kata-kata yang tadi mereka ajarkan harus diulang-ulang di depan orangorang." "Kemudian mereka memasukkan aku dari lubang dinding itu dan menyuruhku duduk di sini, aku ingin kabur, tapi mereka menusuk punggungku denga pisau. Mana mungkin aku bisa tertawa kalau punggungku ditusuk oleh pisau, terpaksa aku harus tertawa. Liu He-ting berpikir, "Pantas tadi dia tertawa begitu seram." Liu He-ting berpikir lagi, "Mengapa Wu Yi Shen Mo harus melakukan hal seperti ini?" Terdengar laki-laki ini berkata lagi, "Begitu kalian masuk, mereka segera melarikan diri." Bian Ao-tian mengerutkan alisnya, dengan konsentrasi penuh dia mendengar semuanya. Tiba-tiba dia bertanya, "Apakah kau sempat melihat wajah mereka?" "Wajah mereka tertutup oleh kain hitam, alcu tidak jelas melihat mereka." Dia berpikir lagi dan berkata, "Logat mereka ada yang berlogat utara, juga ada yang berlogat selatan. Mengapa mereka bisa berkumpul di satu perkumpulan?" Mata Bian Ao-tian tampak berputar, dia berkata, "Mengapa mereka melakukan itu" Ada apa sebenarnya" Apakah semua ini hanya untuk memancing kita masuk ke dalam kuil ini" Kemudian...." Dengan cepat dia sudah berlari keluar pintu! Dari lampu yang bersinat terang, Liu He-ting melihat lakilaki yang dibawa Bian Ao-tian, lalu terus melihat ke dalam kuil tapi dia tidak melihat Tao Chun-chun. Dia merasa kaget, "Ke manakah dia?" Dengan cepat dia berlari keluar kuil. 312 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Bian Ao-tian dan Liu He-ting bersama-sama keluar dari kuil. Dia meloncati kepala orang-orang yang ada di luar, terlihat bulan tetap bulat dan tergantung di langit, rumput masih terlihat seperti biasa. Angin meniup rumput sehingga mereka bergerak, tapi tidak terlihat bayangan Tao Chun-chun di mana pun. Hati Liu He-ting bergetar, dia berteriak, "Chun-chun, kau ada di mana?" Tapi tidak ada yang menjawab, hanya ada suara serangga yang terus berbunyi. Hati Liu He-ting bertambah kaget. Dengan cepat dia berlari ke atap kuil dan berteriak lagi, "Chun-chun, kau ada di mana?" Kali ini dia berteriak dengan tenaga dalam. Walaupun tidak keras tapi satu per satu kata yang dikeluarkan oienggetarkan pohon dan dedaunan, membuat Pepohonan bergetar. Suaranya baru selesai, tiba-tiba terdengar ada yang tertawa, suara itu datang dari belakan& kuil. Tao Chun-chun tertawa dan berkata, "Kau berteriak apa" Bukankah aku ada di sini seiak tadi?" Liu He-ting merasa senang dan berkata "Chun-chun, kau ada di mana"' Dia turun dari atap kuil. Suaranya terdengar di mana-mana walaupun kata-katanya sama tapi nadanya tidak sama. Tao Chun-chun berdiri di bawah sebuah pohon. Angin meniup bajunya. Tangannya tampak sedang memegang rambut. Daun menutupi cahaya bulan, di bawah cahaya bulan yang samar-samar terlihat Tao Chun-chun benar-benar seperti seorang dewi! Liu He-ting sudah turun di sisinya. Dia melihat Tao Chunchun, tapi Liu He-ting tidak berkata apa-apa. Terdengar Tao Chun-chun sambil tertawa bertanya, "Apakah kau menyalahkanku karena pergi tanpa bilang-bilang?" "Kau tahu bukan kalau aku sangat mengkhawatirkanmu!" 313 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tao Chun-chun tertawa dan bertanya, "Apakah benar kau sangat mengkhawatirkanku?" Liu He-ting melihatnya dengan lama tapi tidak menjawab. "Mengapa tadi di depan banyak orang, kau marah kepadaku?" Liu He-ting menarik nafas panjang dan berkata, "Tidaklama kau tahu pikiranku." "Kau kira sekarang aku masih tidak tahu?" Dia tertawa dan berkata, "Kau mengira gara-gara aku marah kepadamu maka ke sini?" Pelan-pelan dia mengeluarkan telunjuknya dan berkata lagi> "Kau lihat di sudut kuil itu ada apa?" Di bawah sinar bulan, jarinya yang indah, dan putih seperti giok, Liu He-ting melihat di sudut leuil itu ada suatu tumpukan benda. Tapi dari jauh tidak bisa melihat dengan jelas. Begitu dekat, telapak Liu He-ting sudah berkeringat dingin. Tao Chun-chun yang ada di belakangnya bertanya, "Apakah kau tahu barang apa itu?" Liu He-ting mengangguk. Dia membalikkan badannya dan melihat Chun-chun lalu berkata, "Chun-chun, kalau bukan karena kau, kita sudah mati karena bahan peledak ini!" Terlihat seseorang dengan langkah besar menuju ke arah mereka. Dia berkata, "Bahan peledak apa?" Jenggot putihnya tampak berkibar. Langkahnya mantap, dia adalah Wan Sheng Jin Dao, Bian Ao-tian. Hanya sebentar dia sudah mendekati mereka. "Wu Yi Shen Mo ingin membunuh dengan cara keji, mereka mencoba memancing kita masuk ke dalam kuil dan di luar kuil sudah dipenuhi dengan bahan peledak." Bahan peledak sudah lama ditemukan oleh orang-orang, tapi bahan ini hanya digunakan oleh pasukan tentara. Di dunia persilatan jarang terlihat, karena itu Bian Ao-tian mendengar 314 Dewi KZ http://kangzusi.com/ ada yang mengatakan bahan peledak, dia menjadi sangat panik dan berkata, "Kalau bukan karena Tao Chun-chun, mungkin kita...." Kata Tao Chun-chun sambil tertawa, "Tidak apa-apa, Tetua jangan merasa sungkan! Hanya pada waktu aku datang kemari Wu Yi Shen Mo telah melarikan diri. Aku mengkhawatirkan keadaan di sini maka aku pun tidak mengejar mereka lagi. Jika tidak, aku akan berhasil menangkap salah satu dari mereka dan kita bisa melihat seperti apakah Wo Yi Shen Mo yang telah menggeger dunia persilatan." Kata Bian Ao-tian dengan semangat, "Seumur hidupku kecuali guru Adik Liu, beluim pernah menerima kebaikan orang lain. Tapi malam ini Nona sudah menolong kami, membuatku merasa tidak enak hati. Aku harus bersujud kepadamu!" Terlihat kalau hati Bian Ao-tian sedang dalam keadaan kacau. Liu He-ting bertanya, "Tetua apakah kau mengkhawatirkan keadaan di rumahmu" Kalau di sini tidak ada yang harus diselesaikan, aku akan ikut Tetua pulang, mungkin aku bisa membantu sedikit-sedikit." Kata Bian Ao-tian, "Memang hal itu membuatku khawatir, tapi aku mengira Wu Yi Shen Mo tidak akan begitu cepat sampai di rumahku. Kita pergi sekarang mungkin masih sempat." Kata Tao Chun-chun sambil tertawa, "Kalau Tetua menemui kesulitan, bicarakan saja kepada kami. Kita akan memikulnya bersama-sama.'' Bian Ao-tian mengerutkan alis dan berkata, "Seumur hidupku semua digariskan dengan sangat tegas, jika ada dendam yang belum dibalas membuatku tidur dan makan pun 315 Dewi KZ http://kangzusi.com/ tidak enak. Jika ada budi belum dibalas, hal ini lebih-lebih membuatku merasa sedih." Dia memberi hormat lagi kepada Tao Chun-chun dan berkata, "Jika Nona tidak ingin aku merasa sedih, katakanlah satu hal, maka aku akan melakukannya, kalau tidak...." Dia terus menarik nafas. Dengan cepat Tao Chun-chun membalas hormat pak tua itu dan berkata, "Kami bisa membantu Tetua saja kami sudah merasa sangat senang. Jika Tetua masih terus berkata seperti, pialah kami yang merasa malu!" Bian Ao-tian diam sambil menunduk. Liu fie Ting melihat Bian Ao-tian begitu sedih. Alisnya berkerut, dia merasa kagum juga aneh. Kagum karena orang tua ini sangat jelas membedakan budi dan dendam. Yang aneh adalah mengapa balas budi harus begitu cepat dibalas dan begitu tergesagesa" Dia tidak tahu bahwa seumur hidupnya pak tua ini sangat mementingkan budi dan dendam. Kalau dia dendam kepada seseorang, kemana pun orang itu pergi maka dia akan terus mengejarnya. Tapi jika ada orang yang telah menanamkan budi kepadanya, dia tidak akan merasa tenang. Dia ingin segera membalasnya, karena itu Wan Sheng Jin Dao, Bian Ao-tian benar-benar sangat jarang menerima kebaikan dari orang lain. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menarik nafas lalu berkata, "Kalau tidak ada yang bisa kulakukan untuk membalas budi Nona...." Liu He-ting tidak tega, dia berkata, "Chun-chun, mintalah sesuatu kepada Tetua." Dia melihat pak tua itu tidak akan beranjak dari sana sedangkan Liu He-ting mengkhawatirkan keadaan rumah Bian 316 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Ao-tian. Apalagi Wu Yi Shen Mo sejak tadi sudah berangkat, karena itu dia berharap Tao Chun-chun bisa segera meminta sesuatu supaya pak tua itu segera berangkat ke rumahnya. Mata Tao Chun-chun segera berputar, dia berkata, "Kalau begitu aku akan menuruti Perintahmu...." Tao Chun-chun melihat Liu He-ting dan menundukkan kepalanya. Dia berkata, "Tetua, suruh dia yang bicara." Bian Ao-tian kaget dan terpaku. Dia bolak balik melangkah sambil berpikir, kemudian dia berkata, "Aku tahu, aku tahu, aku tahu teka teki dari Nona, aku bisa menebaknya!" Dia berjalan ke depan Liu He-ting dan bertanya, "Apakah kau menyukai nona ini?" Liu He-ting tampak bingung. Dia tidak bisa menjawab. Bian Ao-tian tertawa sambil berbicara, "Aku tahu kau menyukainya, hanya karena tidak ada persetujuan dari ayah dan ibu, juga tidak ada mak comblang yang mengaturnya, walaupun kalian saling mencintai tapi tidak bisa menikah, apakah betul?" Liu He-ting dan Tao Chun-chun sama-sama menundukkan kepala mereka. Kata-kata orang tua itu sangat tepat mengenai hati mereka. Bian Ao-tian melihat mereka terus dan berkata, "Kalau begitu, akulah yang akan menjadi mak comblang kalian." Liu He-ting terkejut dan berkata, Tapi...." Tanya Bian Ao-tian, "Tapi apa" Nona ini cantik seperti dewi dan baik, apakah dia tidak pantas untukmu?" "Aku tidak bermaksud seperti itu...." Bian Ao-tian tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kalau tidak bermaksud seperti itu, semua ini akan kutanggung. Aku akan membuat pesta ini seramai mungkin. Kalian tenang saja." 317 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Tidak menunggu jawaban dari mereka berdua, pak tua itu segera berlari meninggalkan Tao Chun-chun dan Liu He-ting yang masih menundukkan kepala kemudian mereka pun saling memandang. Kedua mata saling beradu, hati pun bersatu. Mereka merasa angin malam terasa lebih hangat dari biasanya. Bulan malam ini pun terlihat lebih terang. Bian Ao-tian yang berada di kejauhan berkata, "Adik Liu, kita harus pergi sekarang!" Tiga kali dia memanggil, Liu He-ting baru mendengarnya. Matahari sudah terbit. Di kota Lin Yi, di sebuah jalan besar, puluhan orang sedang mengikuti jalannya sebuah kereta. Ada orang yang berambut dan berjenggot putih. Ada gadis yang cantik seperti bunga. Ada yang berjalan cepat, ada juga yang berjalan lambat. Mereka tidak seperti pejabat juga tidak seperti pedagang, tidak seperti pendekar juga tidak seperti perampok. Tapi mereka sering tertawa yang membuat orang di jalanan itu mau tidak mau melihat mereka, Tapi tidak ada yang berani menghina atau menaruh curiga kepada mereka. Karena semua orang tahu kalau pak tua yang berjalan di depan itu adalah orang terkaya di kota itu, dia bernama Bian Ao-tian. Liu He-ting dan Tao Chun-chun berjalan di sebelah kiri dan kanan Bian Ao-tian. Mereka bersama-sama berjalan beriringan. Mereka berdua selalu menundukkan kepala, kadang-kadang mengangkat kepala dan melihat kalau pasangannya pun sedang memandang. Sambil berjalan Bian Ao-tian dengan senang berkata, "Hari ini adalah hari di mana setelah puluhan tahun aku merasa paling bahagia." Tiba-tiba dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Kaki tangan Wu Yi Shen Mo mungkin tidak akan begitu cepat sampai di sini. Sekarang kita sedang dalam perjalanan pulang, kuharap di rumahku tidak akan terjadi apa-apa." 318 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling memandang kemudian menundukkan kepala lagi. Mereka tahu walaupun pak tua ini diam dan tidak toengatakan apa-apa, tapi sebenarnya dia sangat "ftengkhawatirkan keadaan keluarganya. Hari sudah terang, di jalanan banyak orane yang berlalu lalang. Mereka tidak memakai ilmu meringankan tubuh. Lakilaki bercambang itu berkata, "Guru, aku pulang dulu untuk melihat lihat...." Bian Ao-tian berkata, "Kalau kau pulang dulu, apa gunanya juga!" Dia berkata lagi, "Kali ini kita pulang pun pasti tidak akan terjadi apa-apa." Tapi Bian Ao-tian tetap mengerutkan alisnya. Dia terus terbatuk juga menarik nafas tapi dia tetap berkata, "Hari ini aku benar-benar merasa gembira!" Begitu masuk ke kota Ling Yi, dia mengambil jalan kiri dan terlihat ada jalan berbatu hijau. Di tempat itu orang yang berjalan sangat sedikit. Liu He-ting baru pertama kali datang ke tempat ini, dia merasa tempat ini sangat aneh. Rumahrumah yang ada di kiri dan kanan jalan temboknya dicat merah dan atapnya berwarna hijau. Bangunannya bagus dan kokoh. Orang yang berjalan di sini kebanyakan laki-laki berbadan tegap. Dibandingkan dengan keindahan alam di Jiang Nan sangat berbeda jauh. Sesampainya di ujung jalan terlihat ada 2 patung singa yang terbuat dari batu hijau. Mereka seperti sedang menjaga sebuah pintu yang dicat hitam dan tertutup rapat. Pintu itu disinari oleh cahaya matahari dan terlihat berkilau. Liu He-ting mengerutkan dahi. Dengan cepat dia berlari ke depan dan berkata, "Mengapa orang-orang yang ada di dalam belum bangun?" Dia mengetuk pintu. Walaupun 319 Dewi KZ http://kangzusi.com/ ring pintu itu berbunyi hingga membuat telinga sakit, tapi dari balik pintu tetap sepi tidak ada orang yang menjawab. Hati Liu He-ting bergetar dan berpikir, "Apakah Wu Yi Shen Mo sudah datang lebih dulu dari kami?" Alis Bian Ao-tian lebih berkerut lagi. Wajahnya pucat. Dia berteriak, "Buka pintu!" Suaranya sangat keras, lebih keras dibandingkan saat Liu He-ting mengetuk pintu tadi. Liu He-ting melihat di atas sekat batu yang tertulis 2 baris huruf besar, "Kalau bukan pesan dari ketua, rumah ini sudah menjadi abu." Huruf-huruf itu ditulis oleh cat merah seperti darah. Bian Ao-tian mengangkat tangan dan memecahkannya. Terdengar suara keras, sekat batu hijau itu pun langsung hancur lebur. Tiga ruangan yang terdapat di dalam langsung terlihat.... Liu He-ting melihat ketiga ruangan itu, terdapat puluhan kursi yang masing-masing diduduki satu orang. Ada perempuan tua, ada juga gadis, tapi mereka seperti patung tidak bergerak. Walaupun matahari bersinar terang, tapi Liu He-ting merasa kedinginan, perasaan seram timbul di dalam hatinya. Mata Bian Ao-tian menjadi merah. Dia berteriak, "Yun Niang, kau kenapa?" Tapi orang-orang yang ada di dalam ruangan itu tidak ada yang mendengar atau menyahut. Dengan cepat Bian Ao-tian berlari ke arah seorang perempuan yang sudah berumur. Pesilat tangguh di dunia persilatan itu, gerakan badannya sekarang terlihat sangat berat dan tidak lincah. Keadaan ini seperti menusuk daging dan urat sarafnya. Liu He-ting segera datang dari belakang. Dia melihat keadaan sekeliling sambil tertawa dia berkata, "Untung...." 320 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Suara belum habis, dia merasa ada angin telapak yang menyerangnya. Liu He-ting kaget dan berusaha menghindar. Terlihat laki-laki bercambang itu berkelakuan seperti orang gila. Din terns menyerang Liu He-ting. Angin telapaknya sangat kuat. Setiap jurus bisa mematikannya kapan saja. Liu He-ting merasa kaget dan aneh. Dia bergerak seperti Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo naga terus menghindar dan juga terus berteriak, "Kakak, kau kenapa?" Dengan mata melotot laki-laki bercambang itu berkata, "Aku harus membunuhmu, bocah tengik!" Dia menyerang lagi beberapa kepalan. Walaupun jurusnya terlihat biasa, tapi tenaganya sangat kuat kemudian dia menendang ke arah Liu He-ting. Liu He-ting mengerutkan dahi. Dia mulai marah. Terdengar laki-laki ini berkata, "Murid-murid guruku semua sudah terbunuh, kau masih mengatakan untung. Aku harus membunuhmu!" Liu He-ting baru mengerti apa alasan laki-laki bercambang itu, kepalan tangannya memukul ke dada Liu He-ting. Liu Heting dengan tersenyum dia berkata, "Kakak, kau salah paham!" Dia sedikit memiringkan badannya, kepalan tangan itu mengenai bahu kanan Liu He-ting. Tenaga kepalan yang bisa mematikan itu seperti singa atau harimau sekarang sedikit tenaga pun tidak ada. Laki-laki berjambang itu sedikit kaget, dia melihat Liu Heting yang sedang melihat dirinya, dia semakin kaget, kepalan tangan yang sudah keluar tidak ditarik kembali. Liu He-ting tersenyum dan berkata, "Keluarga gurumu hanya ditotok, sepertinya tidak terjadi masalah besar.... Aku tidak berbohong kepada Kakak." 321 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Dia membalikkan badannya dan melihat Bian Ao-tian yang sedang menangis-Dengan pelan-pelan dia menepuk pundaknya dan berkata, Tetua Bian...." Kata-kata Liu He-ting belum keluar, laki-laki bercambang itu sudah berteriak, "Guru, mereka belum mati, mereka hanya ditotok." Liu He-ting merasa ingin tertawa. Diam-diam dia berpikir, "Guru dan murid ini benar-benar sangat ceroboh. Kalau lakilaki bercambang itu niungkin masih bisa dimaafkan, tapi mengapa Tetua Bian yang seumur hidup berkelana di dunia persilatan belum memeriksa semuanya dengan jelas tapi sudah menangis seperti itu." Tapi Liu He-ting segera berpikir lagi, "Kata-kata dari orangorang ceroboh dan cepat marah tidak salah. Guru dan murid ini bila ingin tertawa mereka pasti tertawa, ingin menangis mereka pasti menangis. Benar-benar sangat polos, walaupun ceroboh tapi kecerobohan mereka sangat lucu. Jika semua orang di dunia persilatan seperti guru dan murid ini yang masih begitu polos, bukankah ini sangat bagus?" Liu He-ting melihat wajah Bian Ao-tian yang masih penuh dengan air mata, sekarang dia sudah bisa tersenyum. Kalau anak kecil menangis sambil tertawa itu sangat lucu, tapi Bian Ao-tian sudah tua, rambutnya sudah memutih dan wajah penuh dengan kerutan, sekarang dilihat oleh Liu Heting, benar-benar terasa lucu. Di sisinya seperti ada mata yang terus melihatnya. Orang itu adalah seorang gadis, wajahnya penuh dengan kekagetan tapi bola matanya tidak bergerak. Hati Liu He-ting merasa bergerak. Dia berpikir, "Di dunia ini orang yang menotok kebanyakan membuat darah tidak bisa mengalir, membuat badan tidak bisa bergerak, mulut pun tidak bisa bicara. Tapi gadis ini bola matanya pun tidak bisa bergerak. Cara ini 322 Dewi KZ http://kangzusi.com/ kecuali perkumpulan Kun Lun sepertinya perkumpulan lain belum ada yang bisa...." Tapi dia berpikir lagi, "Perkumpulan Kun Lun selalu ketat terhadap murid-muridnya. Di dalam perkumpulan Kun Lun pasti tidak ada pengkhianat, tapi mengapa Wu Yi Shen Mo bisa menjadi murid Kun Lun?" Liu He-ting merasa aneh. Dengan teliti dia melihat. Walaupun sifatnya luwes, tapi dia sangat tahu aturan. Walaupun gadis ini masih kecil dia tidak akan mau membuka totokannya begitu saja. Tao Chun-chun yang sejak tadi menyender di pintu dengan cepat berjalan ke depan. Tangannya sedikit diangkat, dan dia menepuk dada dan punggung gadis itu sebanyak 7 kali. Liu He-ting merasa sangat berterima kasih dan juga sangat bangga, apa yang dipikirkannya tidak perlu diucapkan dan Tao Chun-chun sudah mengerti lalu melakukan semuanya demi dirinya. Gadis itu sudah sadar, matanya bisa diputar, karena merasa kaget akhirnya dia menangis dan lari masuk ke pelukan laki-laki bercambang itu. Laki-laki itu mengelus rambutnya, dengan lembut dia berkata, "Yuan Er, jangan takut lagi, Kakak ada di sini!" Wajahnya memang kelihatan galak tapi sekarang dia terlihat sangat lembut. Gadis itu mengangkat kepalanya, sambil menangis dia bertanya, "Kakak.... aku.... , apakah kakakku pulang?" Laki-laki itu mengelus rambutnya dan berkata, "Kakak Rong pergi ke rumah bibimu dan dia baru bisa kembali beberapa bulan lagi." Dia berusaha tertawa tapi air matanya sudah berlinang, jantungnya berdebar-debar, dia berusaha untuk menahan kesedihan. Orang seperti dia yang mempunyai sifat keras, dia bisa menahan kesedihannya dan berbohong supaya gadis 323 Dewi KZ http://kangzusi.com/ kecil itu jangan ikut merasa sedih. Hal ini benar-benar sangat sulit dilakukan. Liu He-ting merasa sedih, dia menolehkan kepalanya dia tidak tega melihat semua itu. Tao Chun-chun sudah membuka totokan gadis kedua. Kali ini bagian yang ditepuk oleh Tao Chun-chun adalah bagian pundak dan di bawah telinga, Liu He-ting mengerutkan dahinya, dan dia berkata, "Apakah gadis ini ditotok dengan cara rahasia dari E Mei Pai, Sheng Yin Shi Tai?" Tao Chun-chun membalikkan kepalanya dan tertawa, "Pengetahuanmu sangat luas!" Liu He-ting merasa aneh, dia berpikir, "Apakah murid E Mei juga menjadi Wu Yin Shen Mo?" Dia berjalan ke depan seorang gadis berbaju hijau, sepertinya dia adalah seorang pelayan, dahi Liu He-ting bertambah kerutan lagi, "Apakah gadis ini ditotok dengan cara Kong Dong Bai?" Segera Tao Chun-chun membuka totok yang ada di bawah hidung dan di belakang kepala gadis itu. Setelah gadis itu sadar dan berlalu dari sana, Tao Chun-chun berkata pada dirinya sendiri, "Benar! Ternyata itu adalah totok Kong Dong Bai." Liu He-ting pun ikut membuka totokan para pelayan lakilaki. Mereka ada yang ditotok dengan cara biasa ada pula yang ditotok dengan cara istimewa. Bian Ao-tian sedang mendorong totok seorang perempua tua, terdengar perempuan tua itu merintih, tapi totokan tersebut tidak bisa terbuka semua. Yang perlu diketahui membuka totokan ternyata lebih sulit dari pada saat menotok itu sendiri. Apalagi orang yang membuka totokan tidak biasa melakukannya. Sedangkan Liu He-ting sudah diajarkan oleh gurunya bagaimana cara membuka asalkan totokan itu berasal daxi perkumpulan terkenal kecuali Liu He-ting bisa 324 Dewi KZ http://kangzusi.com/ mengetahui totokan apa yang digunakan, dia pasti bisa membukanya. Setelah beberapa lama, Liu He-ting dan Tao Chun-chun berhasil membuka totokan semua orang dari keluarga Bian, sewaktu mereka baru bisa menarik nafas karena telah menuntaskan tugas mereka, terdengar Bian Ao-tian berteriak, "Yun Niang, ada apa denganmu?" Tao Chun-chun dan Liu He-ting dengan cepat menghampiri Bian Ao-tian, terlihat totokan perempuan itu tidak bisa terbuka semua, dan mata perempuan tua itu terus menutup! Liu He-ting mengerutkan dahinya, dia berkata, "Chunchun...." Tao Chun-chun segera mengerti, dia melarang Bian Ao-tian mendekat, dia mengangkat jari telunjuk perempuan itu dan melihatnya, kemudian dia menepuk nadi yang terdapat di beberapa tempat. Kelopak mata perempuan tua itu sulit dibuka, akhirnya dia memejamkan matanya lagi. Liu He-ting dengan cepat berkata, "Apakah totokan yang digunakan adalah totokan Tian Shan?" Tao Chun-chun menjawab sambil menunduk, Totokan cara Tian Shan di Zhong Yuan sudah lebih dari 10 tahun ini tidak terlihat, karena itu aku tidak bisa membukanya." Bian Ao-tian terus memperhatikan sepasang tangan Tao Chun-chun, dengan gemetar dia bertanya, "Bagaimana?" Tao Chun-chun hanya diam, dengan pelan Liu He-ting berkata, "Tetua, maafkan aku bila berbuat kurang sopan...." Tiba-tiba dia mengeluarkan sepasang telapak tangannya, dan mengeluarkan jari tengah dari kedua tangan perempuan tua itu, lalu dengan cepat berputar, kemudian secepat kilat dia 325 Dewi KZ http://kangzusi.com/ memukul sebanyak 12 kali di bagian telinga perempuan tua itu. Bian Ao-tian yang berada di sisinya sampai kebingungan melihat cara Liu He-ting, setelah dua kali Liu He-ting melakukan itu, tampak perempuan tua itu baru bisa membuka matanya dan bernafas panjang, karena tegang Bian Ao-tian hanya bisa berteriak, "Ya!" Wajah Liu He-ting masih terlihat serius, dahinya bersimbah dengan peluh, wajah yang tadinya pucat mulai memerah, dia menotok di pundak dan di titik lain. Lalu perempuan itu menghapus keringat yang mengalir dari dahinya. Jari Bian Ao-tian masih tampak gemetar, bibirnya terus bergerak, setelah itu dia baru bisa keluar suara dan bertanya, "Apakah dia sudah sembuh?" Liu He-ting tertawa dan pelan-pelan berkata, "Unhang ilmu totokan orang itu tidak begitu tinggi, dia hanya menotok dengan cara Zhuang Xue, kalau menggunakan cara sebenarnya, aku pun tidak mampu untuk menolong. Sekarang biarkan dia beristirahat dulu, kemudian beri obat Dan Pi Hua Hong yang ditambah dengan cuka lalu masak dengan api kecil, sehari satu bungkus, dimakan selama 3 hari berturutturut, setelah memakannya dia akan sembuh, Tetua pasti tahu obat ini karena obat ini sering beredar di dunia persilatan." Bian Ao-tian tampak bengong dan akhirnya dia berkata, "Sering terlihat di dunia persilatan, tapi mengapa aku bisa tidak tahu?" Sekarang Bian Ao-tian sudah tampak lebih tenang, dia mengeluh lagi, "Adik Liu, aku.... Hai! Aku berhutang budi lagi kepadamu!" Liu He-ting tersenyum, "Jangan simpan di dalam hati." 326 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Laki-laki bercambang itu tertawa dan berkata, "Walaupun dia menjawab seperti itu, tapi aku yakin sebenarnya dia merasa sangat senang." Bian Ao-tian tampak marah dan berkata "Kau bilang apa tadi" Mengapa kau bisa tahu?" "Aku hanya menebaknya saja!" Liu He-ting tertawa. Laki-laki bercambang itu berkata lagi, "Tadi Nona sudah menghitung nasibku, apakah benar itu akan terjadi?" Tao Chun-chun melihat Liu He-ting, terdengar laki-laki itu berkata lagi, "Aku selalu khawatir orang pintar tidak akan pahjang umur...." Kata-katanya belum selesai, Tao Chun-chun tidak tahan lagi, dia tertawa membuat ruangan yang tadinya bernuansa seram sekarang dipenuhi dengan gelak tawa, hanya saja gadis kecil itu terus melihat mereka, dia tidak tahu mereka sedang menertawakan apa. Dia hanya tahu kemarin kakaknya pergi bersama mereka, katanya dia akan menangkap penjahat, tapi sampai sekarang dia belum pulang, menurut Kakak Mei kakaknya sedang pergi ke rumah bibi, tapi dia tidak percaya, dalam hati dia selalu bertanya-tanya, "Biasanya Kakak Mei tidak pernah berbohong kepadaku, tapi kali ini mengapa aku tidak percaya kepada kata-katanya?" Dia ingin bertanya pada Kakak Mei ketiga, tapi Mei San Ge tidak ada di sini, akhirnya diarn-diam dia mendekati Paman Bian dan bertanya, "Paman Bian, apakah Paman tahu, kakakku ada di mana?" Bian Ao-tian terpaku, hatinya terasa sakit dan dia menjawab, "Kakakmu akan pulang dengan cepat, dia sedang 327 Dewi KZ http://kangzusi.com/ pergi ke.... pergi ke.... ke Tai An, dia sedang membelikan labu untukmu." Gadis kecil itu berkata, Tadi Kakak Mei mengatakan kalau kakak sedang pergi ke rumah bibiku, sedangkan Paman bilang tadi dia pergi Ke...." Akhirnya dia menangis sekeras-kerasnya, dan berkata lagi, "Aku tidak mau labu, aku mau kakak...." Dia berlari keluar ruangan. Bian Ao-tian, Liu He-ting, Tao Chun-chun, dan laki-laki bercambang itu, Mei San Si melihat sosok gadis yang menjauh, mereka tidak bisa tertawa lagi. Bian Ao-tian bengong cukup lama, kemudian baru berkata, "San Si, coba lihat Yuan Er sedang apa sekarang?" Mei San Si masih terpaku sepertinya dia sama sekali tidak mendengar kata-kata Bian Ao-tian. Tao Chun-chun mengerutkan dahi dan berbisik kepada Liu He-ting, "Apakah perempuan yang mati di kuil itu adalah kakak dari gadis kecil tadi?" Liu He-ting mengangguk dan menjawab, "Kira-kira seperti itu." Dengan nada sedih Tao Chun-chun berkata, "Benar-benar sangat kasihan.... Aku merasa keadaan orang yang masih Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo hidup lebih kasihan dibandingkan dengan orang yang sudah mati." Liu He-ting mengangguk lagi, dia tampak sedang berpikir, "Orang yang hidup keadaannya lebih menyedihkan dibandingkan dengan orang yang sudah mati." Pada saat dia memikirkan kalimat itu dia melihat laki-laki bercambang yang tampak sedang sedih. Liu He-ting pun tak kuasa menahan kesedihannya. Dia tahu kalau Mei San Si dan 328 Dewi KZ http://kangzusi.com/ gadis itu adalah sepasang kekasih, dia sangat mengerti keadaan Mei San Si sekarang ini walaupun Liu He-ting belum pernah merasakan sedih akibat perpisahan, sekarang dia malah sedang merasakan manisnya hubungannya dengan Tao Chun-chun, membayangkan berpisah saja membuat hatinya merasa sedih. Dia menundukkan kepala dan bertanya kepada dirinya sendiri, "Kalau Chun-chun mati, aku...." Darahnya terasa naik dan masuk ke dalam hatinya, dia membaiikkan kepalanya dan melihat Tao Chun-chun, matanya seperti tidak bisa lepas dari Tao Chun-chun. Bian Ao-tian mundur 3 langkah, kemudian terduduk di sebuah kursi, dia menarik nafas, "Rong Er, kau benar-benar bernasib buruk.... Mengapa kau begitu cepat meninggalkan kami?" Dia melihat Tao Chun-chun kemudian menundukkan kepalanya, Mei San Si berteriak, "Rong Er, Rong Er...." Dia lari keluar ruangan, suaranya yang sedih terdengar dari luar ruangan, Bian Ao-tian menunduk, tangan kirinya memegang jenggotnya dengan kencang, seperti ingin mencabut jenggot itu satu per satu. Lalu dia berkata, "Kasihan San Si, Rong Er baru saja setuju untuk menjalin hubungan dengannya, tak disangka.... Hai, kalau tahu akan begini, seharusnya mereka menikah dulu, sekarang San Si pasti merasa menyesal seumur hidup.... Hai nasib, nasib, nasib memang seperti ini.... ~ Aku.... aku...." Dia mengangkat kepalanya melihat Liu He-ting dan Tao Chun-chun, segera di benaknya timbul ide cemerlang. Debu tampak bergulung-gulung, dari kejauhan tampak 3 ekor kuda gagah. Ketiga ekor kuda itu terlihat sangat sehat dan langkah mereka pun terlihat mantap, apalagi penunggang kudanya pun terlihat sangat gagah, seperti prajurit yang baru pulang dari medan tempur dan memenangkan pertempuran. 329 Dewi KZ http://kangzusi.com/ Salah satu dari penunggang kuda itu adalah seorang pemuda berbaju putih yang ketat, rambutnya diikat dengan Siluman Kera Putih 2 Pedang Siluman Darah 9 Demi Tahta Dan Cinta Jejak Di Balik Kabut 33