Budi Kesatria 17
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 17 oleh pedang mustikanya, sementara tangan yang sebelah kiri dengan cepat melepaskan ilmu sentilan siu-loo sin Desingan angin totokan meluncur dahsyat kemuka dan tepat menghajar jalan darah huan tiauoh dikaki kanan pria tersebut. Begitu termakan oleh angin totokan, pria berkerudung hitam, itu seketika merasakan kaki kanannya jadi linu dan lemas tak bertenaga lagi, tubuhnya yang sedang meluncur kedepan tak bisa di pertahankan keseimbangannya lagi dan tak ampun ia segera roboh terjengkang keatas tanah. Setelah serangan pertamanya mendatangkan hasil, Siau Ling segera putar badan sambil loncat kedepan menyongsong kedatangan pria berkerudung hitam yang kedua. Sementara itu pria kedua yang sedang mengejar cepat kedepan sedang berdiri terperangah, ketika secara tiba2 ia saksikan rekan nya mendadak roboh terkapar keatas tanah. Pada saat ia masih terperangah oleh keadaan yang berada didepan mata itulah Siau Ling dengan satu gerakan yang cepat telah menyerang tiba. Pria berkerudung hitam itu buru2 angkat goloknya untuk menangkis...criiiing...l! senjata dalam genggamannya tahu2 sudah kutung jadi dua bagian. Siau Ling segera mengirim satu tendangan kilat kearah depan menghajar lutut kanan pria tersebut Duuk...! tendangan tersebut dengan telak menghajar lututnya jadi linu dan sakit bagaikan patah tulang Dalam keadaan seperti itu tak mungkin lagi baginya untuk meneruskan perjalanan terpaksa ia berhenti ditengah jalan. Perlu diketahui empat orang pria itu berlarian dengan jalan beriringan ketika salah seorang diantara mereka tlba2 terluka dan berhenti orang ketiga yang berada dibelakag nya sama sekali tidak menduga. Bluuukk...! tak ampun lagi pria ketiga itu segera menumbuk punggung pria kedua yang menghadang jalan perginya itu. Siau Ling secara beruntun melepaskan ilmu siu sin ci nya. dalam waktu singkat ia berbasil merobohkan pula dua orang pria berkerudung lainnya. Sampai disitu maka berakhirlah daya perlawanan dari empat orang pria berkerudung dengan barisan golok nya yang dahsyat. Siau Ling putar badan hendak berlalu, baru saja berjalan dua langkah tiba2 ia berjalan kembali kesisinya, Ia memayang bang un ketiga orang itu. setelah menotok jalan darah keempat anggota badannya pemuda itu sembunyikan tubuh mereka dibalik sebuah batu karang yang besar. "Apa salahnya kalau kubuka kain kerudungnya untuk melihat bagaimanakah raut wajah asli mereka berempat?" pikir Siau Ling kemudian. Tetapi ketika ujung jarinya hampir menyentuh kain cadar pria2 ketar tersebut, tiba2 ia tarik kembali tangannya dan membatalkan niatnya, tanpa berbicara apa2 lagi pemuda itu putar badan dan berlalu dari sana. Setelah berhasil menembus dua buah rintangan secara beruntun, tak kuasa lagi semangat jantan Siau Ling berkobar kembali, pikirnya didalam hati '. "Seandainya kedelapan buah rintangan yang disiapkan Shen Bok-hong terdiri dari manusia2 sejenis ini. Aku rasa untuk melewati kedelapan buah rintangan tersebut, tidaklah teimasuk suatu Pekerjaan yang terlalu sulit" Sementara otaknya masih berputar, ia sudah membelok pada suatu tikungan bukit. Segulung angin gunung berhembus lewat membawa bau amis yang amat kuat dan keras, membuat siapapan yang mencium bau tersebut merasa hendak muntah2. Ketika ia menengadah ketengah udara dan alihkan sorot matanya kearah depan, tampaklah beribu2 ekor ular berbisa sedang ber kumpul diatas sebuah tanah lapang yang luas. Ular2 berbisa itu terdiri dari pelbagai jenis yang suram, bentuknya dari yang besar bagaikan ular raksasa sampai kecil cuma beberapa cun berkumpul disitu. Pemandangan sekeliling sana nampak mengerikan sekali. Dikelilingi oleh beribu2 ekor ular berbisa yang berbau itu, seorang pemuda baju hijau duduk bersila sambil pejamkan mata ditengah gelanggang. Sementara itu Siau Ling sudah dapat kenali kembali pemuda baju hijau itu sebagai orang yang pernah mendorong tubuhnya hingga terjungkal kedalam jurang berbatu karang ditebing bukit wu-san serta pernah bertempur dengan dirinya ketika tahun berselang ia berkunjung kembali kebukit wu-san untuk menolong Lam kiong giok. Meskipun pemuda itu sudah dua kali pernah berjumpa dengan manusia baju hijau itu, namun ia sama sekali tidak paham atau jelas tentang asal usulnya, ia cuma tahu kalau ayah pemuda itu kenal dengan bibi Im koh. Siau Ling terpaksa hentikan langkahnya karena tak dapat maju kedepan lebih jauh. Sebab dua tombak disekitar pemuda baju jau itu penuh berkeliaran ular2 beracun, dengan suara lantang ia berseru: "Aku Siau Ling memberi hormat kepada saudara!' Per-lahan2 pemuda baju hijau itu membuka matanya, kemudian menegur: "Shen Bok-hong bilang engkau telah masuk kedalam istana terlarang dan berhasil mendapatkan kitab pusaka ilmu seruling dari raja seruling Thio hong, benarkah berita tersebut?" Mendengar perkataan itu, kembali Siau Ling berpikir didalam hati kecilnya : "Orang lain selalu menyebut Shen Bok-hong sebagai Shen Toa-cungcu, tapi pemuda ini langsung menyebut gembong iblis tersebut sebagai Shen Bok-hong, hal ini membuktikan kalau dalam hati kecilnya dia sama sekali tidak merasa jeri ataupun menghormat terhadap diri Shen Bok-hong, mungkin kerja sama ini dilaksanakan olehnya berdasarkan pertukaran syarat..." Berpikir sampai disini, ia lantas menyahut : "Perkataanmu sedikitpun tak salah!" Pemuda baju hijau itu tertawa dingin. "Heehh,.heehhh..heehh.. jadi kalau begitu, ilmu silat yang kau miliki jauh lebih tangguh daripada dua tahun berselang, bukan gitu?" "Kemajuan sih ada. cuma soal tangguh tak berani kukatakan" Diam2 ia mengepos tenaga bersiap sedia, kemudian serunya kembali : "Bicara sesungguhnya aku telah berkenalan dengan engkau sejak enam tahun berselang." "Hmm! justru karena tempo hari kau tidak sampai mati terjatuh kedalam jurang timbullah bibit beccsna pada hari ini: "Terima kasih atas doronganmu tempo dulu justru karena dorongan tersebut aku orang she Siau baru bisa maju hari ini." "Tapi keadaan pada hari ini dengan keadaan pada dua tahun berselang sama sekali berbeda, ketika untuk pertama kalinya aku bertemu dengan engkau waktu itu engkau masih belum bisa silat aku jadi menyesal kenapa berhati welas dan tak tega untuk turun tangan keji pada waktu itu" Siau Ling tertawa dingin. "Heehhh heeeghb heeebhh engkau telah mendorong seorang bocah yang sama sekali tak dapat bersilat kedalam jurang yang dalamnya sampai ribuan kaki kecuali timbul keajaiban boleh dibilang hanya kematian yang bakal diterimanya. Sekarang engkau katakan tak tega untuk turun tangan keji aku jadi heran dan ingin tahu kejadian macam apakah baru terhitung kekejian yang benar2 bagimu?" Pemuda baju hijau itu kembali tertawa dingin. "Hmm. hmm! bagaimanapun juga engkau toh sudah menjumpai keajaiban andaikata aku tidak mendorong engkau jatuh kedalam jurang sebaliknya menghadiahkan sebuah pukulan diatas punggungmu hingga isi perutmu hancur dan jantungmu berhenti berdetak aku rasa sekalipun ada keajaiban juga tak mungkin kau alami lagi' "Sayang sekali pada saat ini menyesal pun tak ada gunanya karena nasi sudah jadi bubur " teriak Siau Ling dengan penuh kegusaran. "Siapa bilang nasi sudah jadi bubur" ini hari tob aku masih mempunyai satu kesempatan lagi. Apa lagi pada saat ini tiada raja obat bertangan keji yang bunuhkan ular bagimu. Akan kulihat bagaimana caramu menyelamatkan diri!' Meskipun Siau Ling memilik ilmu silat yang amat tinggi namun tak urung bulu kuduknya pada bangun berdiri setelah berhadapan muka dengan ular berbisa ribuan ekor banyaknya, tapi u r u s a n telah jadi begini mau tak mau terpaksa dia harus keraskan kepala sambil bertanya: 'Jadi engkau hendak memerintahkan ular mu untuk menghadapi aku orang she Siau?" "Ilmu silat yang kau miliki sangat tinggi kalau cuma andalkan ular beracun belaka mungkin masih belum sanggup untuk menaklukan dirimu, kawanan ular beracun ini tidak lebih hanya akan membantu diriku belaka." Dalam hati Siau ling segera berpikir setelah mendengar perkataan itu: "Sungguh tak kusangka kalau Shen Bok-hong bakal mempersiapkan barisan ular untuk menghadapi diriku, Sekarang aku sama sekali tak membawa obat untuk mengusir ular, racunnya untuk melewati rintangan ketiga ini bukanlah suatu Pekerjaan yaag gampang." Tapi kenyataan sudah terbentang didepan mata, mau tak mau terpaksa ia harus menempuh rintangan tersebut dengan pertaruh jiwa raganya, dengan suara lantang seru nya: "Kita sudah dua kali berjumpa muka. Tapi aku orang she Siau hingga kini masih belum tahu siapakah nama heng-tay..." "Hmmm! Kita toh bukan sanak bukan saudara kenapa aku musti perkenalkan namaku?" jawab orang berbaju hijau itu dengan ketus "Meskipun engkau tidak bersedia menyebutkan namamu tapi dikemudian hari aku orang she Siau pasti akan memahami dengan sendirinya" "Aku tak mau menyebut namaku bukankah karena takut engkau tahu namaku sekali pun dikemudian hari engkau sudah tahu, lantas bisa apa" Lagi pula mayatmu akan habis dimakan oleh ulah beracun itu mana ada di kemudian hari bagimu?" Siau Ling tidak melayani ejekan lawan dengan tangan kanan mencekal pedang pendek tangan kiri mematahkan ranting pohon siong katanya: "Kalau memang begitu kitapun tak usah banyak bicara lagi silahkan engkau mulai turun tangan!" Pemuda itu menengadah dan tertawa ter bahak2 "Haahhh hbaahhh haabh jadi engkau hendak suruh aku turun tangan?" "Perkataanmu sedikitpun tak salah!" "Masuklah sendiri kedalam barisan ular kalau ingin bertempur melawan aku! Siau Ling engkau tentu sudah tahu bukan dengan keadaanmu pada saat ini" bagiku cukup duduk tak berkutik disini, tapi engkau harus melewati diriku kalau ingin berlalu dari sini" Mendengar perkataan itu Siau Ling berpikir didalam hati kecilnya: "Rupanya dia hendak paksa aku untuk masuk kedalam barisan ularnya sebelum bertarung melawan aku. Hmm ! dia ingin memecahkan perhatianku disamping harus menghadapi serangan2nya, akupun harus memperhatikan pula ular2 beracunnya, cara ini benar2 amat keji.... tapi saat ini aku sama sekali tak ada maksud untuk mengadu kepandaian cari kemenangan dengan dirinya, jikalau aku bisa gunakan sedikit akal sehingga dapat menghemat tenaga, rasanya keadaan ini jauh lebih menguntungkan bagiku sebab masih ada lima rintangan lagi yang harus kuhadapi..." Berpikir sampai disitu, sorot matanya segera dialihkan kedepan memandang keadaan disekitar situ. Tampaklah se1at itu sempit sekali dan luasnya cuma dua tombak lebih sedikit, ke dua belah sisi selat sempit itu merupakan dinding berbatu katang yang menjulang tinggi diangkasa. Kecuali menerjang lewat dari hadapan pemuda baju hijau itu memang tiada jalan lain yang bisa ditempuh lagi' Tak kuasa pemuda itu menghela napas panjang, pikirnya : "Tempat ini sudah dipilih dan diatur Shen Bok-hong secara teliti dan cermat, sudah pasti tiada jalan lain kecuali melewati diri nya...yaa apa boleh buat lagi?" Sementara itu pemuda baju hijau tersebut telah berkata "Siau Ling sebenarnya aku sama sekali tiada maksud untuk membantu Shen Bok-hong, lagi bagaimanapun juga aku bermusuhan dengan dirimu!" "Kenapa"!" "Karena seseorang!" "Siapakah orang itu"' "Gak Siau Cha." setelah berhenti sebentar. ia melanjutkan kembali : "Asal engkau bersedia untuk berikan Gak Siau Cha kepadaku dan setuju kalau gadis itu menjadi istriku kita boleh lepaskan rasa permusuhan dan saling bersahabat. ." Siau Ling jadi mendongkol dan bercampur gusar ia menengadah keatas dan tertawa terbahak2' 'Haaahhh haaahhh baaahhh lebih baik jangan ngaco balo bicara tak karuan!" Pemuda bajau biju itu tertawa dingin tiada hentinya. "Heeehhh heeeehhh heeehhh apa yang kau ucapkan semuanya merupakan kata2 yang jujur dan inilah satu2nya kesempatan paling baik bagimu untuk melanjutkan hidup" "Engkau hendak mempersunting Gak Siau Cha lalu apa sangkut paut nya dengan aku orang she Siau dan mana bisa kuberikan gadis itu padamu dengan seenaknya." Dengan paras muka keren bercampur serius ia melanjutkan: "Aku selalu memandang tinggi dan menaruh hormat kepada nona Gak Siau Cha setiap keputusan dan kehendak hatinya tak pernah kutampik atau kutolak" Pemuda baju hijau itu tetawa ewa. "Tapi Gak Siau Cha mempunyai surat wasiat dari ibunya, yang menerangkan bahwa ia sudah dijodohkan kepadamu!" "Aku belum pernah membaca surat wasiat itu, dan sama Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sekali tidak tahu menahu akan persoalan ini" "Jangan kita bicarakan dulu apakah yang diucapkan Gak Siau Cha adalah kejadian yang sesungguhnya atau tipuan belaka: aku hanya mengharapkan agar engkau orang she Siau bersedia mengabulkan sebuah pemintaanku. Bila kau setuju bukan saja dapat lewati rintangan ini dengan mudah, babkan akupm bersedia untuk bantu dirimu .untuk menolong nona Pek Li Peng, bukan begitu saja akupuo tidak akan mempersoalkan kembali perbuatanmu yang telah bikin huru hara dalam istana batu dibukit wu-san tempo dulu" "Apa yang kau inginkan?" "Tentu saja perbuatan yang dapat kau lakukan dengan kemampuan yang kau miliki!" 'Coba katakan dulu apa permintaanmu itu. kemudian aku baru akan mempertimbangkan dan memutuskannya" 'Tulislah sepucuk surat yang isinya menyatakan bahwa antara engkau dengan nona Pek-li sudah mempunyai ikatan perkawinan, katakan pula kalau engkau batalkan isi surat wasiat dari Im koh yang mengatakan bahwa Gak Siau Cha akan dijodohkan kepadamu untuk selanjutnya tak akan mengungkap kembali persoalan itu, aku telah siapkan alat tulis bagimu, asal engkau orang she-Siau bersedia untak menulis surat tersebut maka kita akan lepaskan rasa permusuhan dan menjadi sahabat, akan kubantu usahamu untuk menolong Pek Li Peng dan mengatur engkau tinggalkan tempat berbahaya ini, selanjutnya permusuhan selisih paham diantara kita pun terhapus sampai disini saja" Siau Ling tertawa dingin setelah mende ngar perkataan itu. "Heehh..heeh.. antara aku dengan nona Pek Li sama sekali tidak pernah terikat oleh tali perkawinan, sedang enci Gak sendiripun mempunyai pendapat sendiri. Cara berpikir sendiri, persoalan itu sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan diriku, bukan saja aku tak dapat mencampuri, akupun tak dapat mengusulkan apa2. Permintaanmu yang brutal tersebut tak sanggup kupenuhi barang sepotongpun" "Padahal tak usah berbuat begitupun sama saja, asal kubunuh dirimu lalu memenggal batok kepalamu dan diperlihatkan kepada Gak Siau Cha, maka jalan pikirannya pasti akan kurubah" "Asal engkau punya kemampuan untuk memenggal batok bepalaku, sekalipun mati aku orang she-Siau tak akan menyesal" Tiba2 pemuda baju hijau itu bangkit berdiri, katanya dengan nada gusar : "Nampaknya persoalan diantara kita berdua tak mungkin bisa diselesaikan tanpa melalui suatu pertarungan yang menentukan mati hidup kita..!" Ia merogoh sakunya dan ambil keluar sebuah sumpritan yang terbuat dari bambu, kemudian ditiupnya berulang kali sehingga memperdengarkan suara Pekikan tajam yang tinggi melengking. Begitu suitan nyaring itu berkumandang memecahkan kesunyian, kawanan ular beracun itu segera angkat kepalanya masing2 menerjang kearah Siau Ling Sianak muda itu tak berani berayal, ranting dahan pohon siong yang berada ditangannnya segera dikebaskan kedepan..sreet!' sebuah sapuan meluncur kedepan menghajar lawanan ular yang berada disekitarnya Seekor ular berbisa didekat pemuda itu seketika tersambar oleh ranting tadi hingga badannya putus jadi dua dan kepalanya hancur lebur. Sebetulnya pemuda itu merasa takut sekali dengan kawanan ular berbisa yang amat banyak. Jumlahnya itu, tapi setelah melancarkan sapuan tadi tiba2 ia merasa bahwa apa yang dia anggap menakutkan ternyata tidak lebih cuma begitu saja, ia anggap untuk melukai ular2 tersebut sebenarnya merupakan Pekerjaan yang sangat gampang, tanpa sadar semangatnya kembali berkobar. Baru saja dia hendak lancarkan sebuah sapuan kembali untuk membinasakan sekelompok ular berbisa, mendadak suitan nyaring dari pemuda baju hijau itu berubah. Kawanan ular berbisa yang sedang bergerak maju sambil angkat kepalanya itu tiba2 saja meluncur kedepan, dan menyerang Siau Ling dengan gemas. Siau Ling dengan cepat putar badannya ranting dahan ditangan kirinya secepat kilat menyapu keluar. Praak ! praak ! bunyi gemerutuk- berbunyi tiada hentinya diiringi suara jeritan aneh dari kawanan ular berbisa yang besar dan kecil . Ternyata Siau Ling telah salurkan hawa murninya kedalam dahan ranting tersebut ketika disapu keluar maka terpancarkan tenaga tekanan yang sangat berat sekali, setiap ular berbisa yang terkena serangan itu tentu hancur dan terbelah2 jadi beberapa bagian. Tiba2 desiran angin tajam menyambar lewat menggulung angin pukulan yang kuat mengancam dadanya. Ternyata pemuda baju hijau itu sudah menerjang maju kedepan sambil melancarkan serangan. "Ayoh cabut keluar senjatamu" teriak Siau Ling penuh dengan kegusaran, "aku tak punya waktu untuk bertempur terlalu lama melayani dirimu" Ditengah bentakan keras, pedang pendek dalam genggamannya bagaikan pagutan ular berbisa menerjang tubuh pemuda baju hijau itu. Tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling pada saat ini luar biasa dahsyatnya, hawa murni yang disalurkan kedalam pedang itu menimbulkan desiran angin serangan yang menggidikan hati. Rupanya pemuda baju hijau itu sama sekali tak menduga kalau tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling luar biasa sekali, ia terperangah dan buru2 menghindar sesamping. Siau Ling sendiri ketika dilihatnya pihak lawan menggunakan suara suitan untuk memberi perintah kepada kawanan ularnya, ia tahu bahwa kepandaian yang dimiliki pemuda itu bukan terbatas sampai disitu saja, Kalau pertarungan semacam ini dilanjutkan lebih jauh maka hanya kejelekan yang diterima olehnya tanpa ada kebaikan apapun. ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 30 Menyadari situasi yang sedang dihadapinya dengan cepat pemuda itu menerjang maju kedepan, dengan meminjam putaran pedang untuk melindungi badan, ia nerjang ke muka. Rupanya pemuda baju hijau itu sama sekali tak menyangka kalau secara tiba2 Siau Ling dapat melancarkan serangan sedahsyat itu, kesempatan untuk cabut senjata baginya sama sekali tak sempat lagi, dalam keadaan tergopoh2 terpaksa ia putar telapaknya sambil melancarkan sebuah babatan ke depan, sementara tubuhnya menyingkir kesamping. Ranting dahan ditangan kiri Siau Ling se gera menutul permukaan tanah, menggunakan kesempatan tersebut ia loncat keudara dan melayang sejauh satu tombak dari tempat semula. Pada saat yang bersamaan pula ia menghindarkan diri dari ancaman telapak pemuda baju hijau itu. Orang itu membentak gusar dengan cepat tangan kirinya menyambar dua ekor ular berbisa dan disambit kearah Siau Ling sementara tangan kanannya melepaskan satu pukulan dahsyat. Dalam keadaan demikian Siau Ling sudah tak punya keinginan lagi untuk meneruskan pertarungan lagi pedangnya berkelebat mbunuh dua ekor ular berbisa yang disambit kearahnya sedang bahu kirinya ditekan kebawah hawa murni disalurkan dan ia sambut ancaman itu dengan keras lawan keras. Kekuatan angin pukulan yang dilancarkan itu cukup berat membuat Siau Ling merasakan pandangan matanya jadi gelap. Tapi justru pemuda itu telah manfaatkan kekuatan dari pukulan itu sebaik2nya ia berjumpalitan beberapa kali diangkasa lalu melayang tiga tombak jauhnya dari tempat semula" Ketika badannya meluncur keatas permukaan tanah, ranting pohon siong dalam genggamannya kembali menutul permukaan tanah, sekali lagi dia meluncur diangkasa dan melepaskan diri dari lingkaran kepungan ular2 beracun itu. Pemuda baju hijau itu amat gelisah, ia segera menghardik dengan suara nyaring: "Hey Siau Ling , anjing bedebah! engkau hendak kabur kemana" kita masih belum melangsungkan pertarungan sengit yang menentukan siapa menang siapa kalah!" "Kenapa urusan ini musti di-ribut2kan sekarang" toh waktu dikemudian hari masih panjang, lebih baik pertarungan tersebut kita tunda sampai waktu yang akan datang. Nah! selamat tinggal, maaf aku tak dapat menemani dirimu lebih lama lagi!" Tanpa membuang waktu lagi Siau Ling enjotkan badan dan kabur kearah depan, dalam waktu singkat ia sudah berada kurang lebih sepuluh tombak jauhnya dari tempat semula. Pemuda baju hijau itu mengumpulkan kawanan ular beracunnya dan segera mengejar tapi sayang usahanya itu hanya sia2 belaka sebab dalam waktu singkat bayangan tubuh lawan sudah nun jauh diujung sana. Sementara itu Siau Ling sendiri berkelebat meneruskan perjalanannya dengan cepat, empat lima puluh tombak kemudian baru memperlambat langkahnya, ketika ia lihat pemuda baju hijau bersama kawanular beracunnya tidak mengejar lagi ia berhenti dan menghembuskan napas panjang. Setelah atur pernapasan sebentar, sianak muda itu baru melanjutkan perjalannya ke depan, dalam hati dia berpikir : "Pertarungan yang baru saja kulewati benar2 merupakan suatu pertarungan yang sangat mujur bagiku, seandainya aku menuruti emosi dan layani pertarungannya, dengan bantuan kawanan ular beracun yang begitu ganas dan berbahaya, mungkin sulit bagiku untuk melewati pos tersebut dengan gampang..." Sementara ia masih termenung sambil membayangkan kemujurannya. Tiba2 dari arah depan berkumandang suara teguran yang tajam dan tinggi melengking : "Apakah engkau adalah Siau Ling?" Dengan cepat sianak muda itu menghentikan langkahnya, lalu tarik napas panjang2. "Benar, aku adalah Siau Ling!" Sebuah tanah lapang berumput yang sangat luas terbentang dihadapannya, beberapa buah batu karang yang tinggi besar berdiri tegak ditengah lapang itu kecuali batu cadas tiada sesuatu benda yang nampak mencurigakan. Mendengar suara tanpa melihat bayangan musuhnya, taktik menggertak ini cukup menggidikan hati orang yang sedang menghadapinya. Tanpa sadar suasanapun makin bertambah tegang. Siau Ling hentikan sama sekali gerakan tubuhnya dengan pandangan yang tajam dia awasi daerah disekelilingnya ia berharap agar pihak lawan bersedia menjawab sehingga dapat diketahui olehnya jejak tempat persembunyian lawan, dalam hati kembali dia berpikir: "Shen Bok Hong sengaja siapkan delapan buah rintangan untuk menghadapi jalan majuku, sudah tentu kedelapan buah rintangan tersebut merupakan rintangan2 yang berkekuatan tangguh, jelas amat sulit bagiku untuk melampui semua rintangan itu" Setelah menghadapi tiga buah rintangan yang dijaga oleh kawanan musuh yang sangat tangguh rasa waspada dalam hati kecil Siau Ling telah ditingkatkan beberapa kali lipat, peristiwa Ini pun merupakan peristiwa besar yang pertama kali pernah dihadapi Siau sejak ia terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah ia merasa ngeri atau bergidik seperti apa yang dialami pada saat ini. Sepeminum teh sudah berlalu dengan cepat , Siau Ling masih tetap menanti dengan tenang ditempat semula, namun tiada jawaban yang terdengar, kejadian ini segera cengangkan hatinya. "Aku adalah Siau Ling!" teriaknya keras keras "jago lihay dari manakah yang berada disitu" Kalau toh engkau hendak berhadapan dengan aku orang she-Siau, kenapa tak berani unjukkan diri untuk saling berhadapan. Kegagahan dan kejantanan Siau Ling mental Shen Bok Hong seorang gembong iblis yang lihaypun menaruh tiga bagian rasa jeri atas dirinya, tapi sekarang setelah secara beruntun Siau lewati tiga buah rintangan, suatu perasaan ngeri yang aneh telah nyelimuti benaknya, membuat jago muda kita yang gagah tak berani memasuki tanah lapang itu secara gegabah. Tiba2 dari belakang batu karang muncul seorang padri berjubah merah dengan dingin sahutnya: "Siau Ling nyalimu benar2 amat besar!" Dari nada suara, dandanan maupun raut wajahnya Siau Ling tahu bahwa padri itu adalah orang Tionggoan satu ingatan segera berkelebat dalam benaknya, "Taysu apakah engkau berasal dari gereja Siau lim si?" tegurnya kemudian. Padri berjubah merah itu termenung dan berpikir sebentar belum sempat ia menjawab dari balik batu karang muncul seorang padri berjubah merah, hwesio itu segera menyahut: "Tebakanmu tepat sekali kami semua datang dari gereja Siau-lim-si...!" Siau Ling segera menengadah keatas dan tertawa terbahak2 dengan gagah ia maju dua tombak kedepan dengan tangkah lebar kembali ia berseru: "Kalau begitu kalian telah siapkan barisan Lo han-tin untuk menyambut kedatanganku?" Baru saja ucapan itu selesai diucapkan dari belakang batu karang ditengah tanah lapang itu tampaklah bayangan manusia berkelebat lewat, dari masing2 sudut lapangan muncullah seorang padri berjubah merah. Diam2 Siau Lmg menghitung jumlah para padri itu ternyata jumlahnya tepat dua belas orang. Terdengar padri berjubah merah yang munculkan diri terlebih dahulu tadi berkata: "Siau tayhiap engkau memang sangat cerdik barisan yang Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo akan kami siapkan memang bukan lain adalah barisan Lo-han tin cuman barisan ini termasuk barisan yang memiliki daya pengaruh paling lemah, apakah Siau tayhiap bersedia untuk masuk kedalam barisan guna mencoba kehebatannya" " Aku mengetahui sedikit banyak tentang keampuhan barisan Lo han-tin, memang benar barisan Lo han-tin yang terdiri dari dua belas orang merupakan barisan dengan jumlah yang tersedikit namun sedikitnya jumlah orang bukan berarti semakin lemahnya daya pengaruh barisan itu, bukan begitu?" Dua belas orang padri itu semuanya mengenakan jubah Ibadah warna merah darah, usia mereka hampir sebaya yakni antara empat puluh tahunan, yang paling aneh lagi ternyata dandanan mereka temui tak ada yang berbeda, satu2nya perbedaan hanya terletak rada panjang pendeknya tasbeh yang melingkar diatas leher mereka. Padri yang munculkan diri paling depan tadi mempunyai tasbeh yang paling panjang diantara rekan2nya mungkin dialah pemimpin rombongan dari beberapa orang itu. Terdengar hwesio itu berkata kembali: "Rupanya Siau tayhiap sangat menaruh perhatian terhadap barisan Lo han-tin dari gereja Siau lim si kami, sampai dimanakah pengetabuan Siau tayhiap mengenai barisan kami ini?" "Sebetulnya saja untuk melayani perubahan yang terdapat dalam barisan Lo han-tin maka sembilan orang saja sudah lebih dari cukup, dengan ditambahnya tiga orang itu berarti posisi barisan satu tingkat lebih kuat lagi atau dengan perkataan lain walaupun aku menyerang kalian dari arah manapun maka sentuhan yang terjadi atas serangan yang kulancarkan sama artinya dengan menahan serangan gabungan dari empat orang sekaligus" Padri berjubah merah itu tertawa ter-bahak2. "Haahh., .haahhh ..haaahh. . Siau tayhiap engkau betul2 bebat kalau memang begitu engkau tak berani untuk mencoba masuk ke dalam barisan kami ini" "Menurut kabar yang tersiar dalam dunia persilatan selama ratusan tahun belakangan ini belum pernah ada orang yang mampu tembusi keampuhan, dari barisan Lo-tin tapi keadaan yang kuhadapi sekarang jauh berbeda, sekalipun barisan Lo han terdiri dari gunung golok ataupun lautan minyak aku tetap akan mencoba lampuinya sekalipun aku harus mengerahkan segenap kemampuan yang kumiliki dan korbankan jiwaku aku tetap pantang mundur." "Heeehhhh...heeeehhhh..heeehhh... kalau begitu Siau tayhiap memang patut dipuji sebagai seorang lelaki jantan!" sela hwesio itu sambil tertawa dingin. Siau Ling tidak marah dengan muka serius ia berkata lagi: "Sebelum pertarungkan dilangsungkan, terlebih dabulu aku hendak mengajukan beberapa pertanyaan yang selama ini terasa mengganjal dihati, apakah kalian bersedia untuk memberi keterangan?" "Apa yang ingin kau tanyakan?" "Sudah lama aku dengar kalau gereja Siau lim-si adalah tonggak kekuatan dari dunia persilatan, selama ratusan tahun belakangan ini selalu menjadi tulang punggung kaum lurus untuk melenyapkan kaum sesat dari muka bumi. semua umat persilatan amat kagum dan hormat terhadap setiap padri dari gereja Siau-lim si. Tapi sekarang... dalam kenyataan pihak Siau-lim-si bukan saja tidak membantu kaum lurus untuk melenyapkan kejahatan, malahan kalian membantu kaum jabat untuk berbuat kebejatan dan keonaran didunia, buktinya sekarang! Kalian telah membantu Shen Bok Hong untuk menentang ditegaknya kemudian dan kebenaran dalam dunia apakah dalam hati kecilnya kalian rela membiarkan Shen Bok Hong mencapai cita2nya dan menguasahi seluruh jagad" Teguran itu sangat tajam dan berat, kawanan padri dari gereja Siau lim-si tersebut segera tundukkan kepala dengan mulut membungkam, rupanya dalam hati kecilnya sudah timbul perasaan menyesal... Lama ....lama sekali, padri baju merab itu berkata : "Kesulitan yang sedang kami hadapi sulit untuk diberitahukan kepada Siau tayhiap, kami harap Siau tayhiap segera masuk kedalam barisan dengan hati yang lega." Rupanya arti kata yang terakhir itu mengandung maksud yang sangat mendalam, secara lapat2 padri itu memberi ketikan seakan akan mereka ada maksud untuk lepaskan pemuda itu lewat. Siau Ling bukan orang bodoh, tentu saja ia dapat menangkap arti dari kata2 itu, setelah menghela napas panjang katanya : "Aaaai...!! Aku benar2 tak habis mengerti kekuatan iblis apakah yang dimiliki Shen Bok Hong sehingga bukan saja ia dapat memaksa kaum sesat untuk mendukung dirinya bahkan dapat pula manfaatkan kekuatan dari kaum lurus untuk mencapai apa yang dia cita-citakan." "Siau tayhiap, silahkan masuk kedalam barisan" ujar pemimpin hwesio itu dengan cepat, waktu yang tersedia bagimu tidak terlalu lama. Makin malam semakin tidak menguntungkan posisimu, lebih baik manfaatkanlah waktu sebaik2nya" Terperangah Siau Ling mendengar perkataan itu, pikirnya . "Kalau didengar dari nada ucapan padri ini rasanya ia sama sekali tidak mengandung rasa permusuhan dengan diriku, bahkan ucapannya amat lembut dan diam2 memberi peringatan kepadaku, andaikata dua belas orang padri itu mempunyai sikap yang sama seperti dirinya, aku rasa untuk melewati barisan lo han-tin bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu susah..." Berpikir sampai di situ, diapun segera berkata : "Aku masih ada satu persoalan hendak diutarakan.." "Persoalan apa" cepatlah katakan!" Sahut hwesio itu dengan dahi berkerut. "Pedang mustika yang berada ditanganku adalah sebilah pedang mustika yang amat tajam sekali, aku harap saudara sekalian sedikitlah ber hati2" "Terima kasih atas peringatanmu itu!" Diam2 Siau Ling menghimpun bawa murninya. lalu serunya : "Aku orang she-Siau datang..!" Dengan langkah lebar ia masuk kedalam-barisan yang telah disiapkan oleh kawanan-hwesio itu. Tampaklah kawanan padri itu menggetarkan sepasang bahunya dan melepaskan kain khasa berwarna merah yang dikenakan ditubuhnya. Tangan kirinya menyambar kesamping dan tabu2 mereka sudah menggenggam sebuah toya sian ciang yang terbuat dart baja murni. Siau Ling alihkan sorot matanya dan mengawasi kawanan padri itu, sekejap kemudian pikirnya dihati : "Seandainya aku dapat menyeringai kawanan padri ini lewat atas kepalanya dengan ilmu meringankan tubuh pat-poh teng gong atau delapan langkah menyebrangi angkasa, bukankah itu berarti tak usah bergebrak menggunakan kekerasan melawan mereka..?" Sementara dia masih berpikir, ujung baju tersampok angin berkumandang datang, kedua belas orang padri itu ber-sama2 tinggalkan posisinya semula dan mengepung Siau Ling ditengah gelanggang. Kedua belas orang jago lihay dari gereja Siau lim si itu. bukan saja tinggi dalam ilmu silat merekapun sangat paham dengan segala perubahan dari ilmu barisan Lo-han tin, dalam waktu singkat mereka telah rebut posisi yang menguntungkan serta mengurung Siau ditengah barisan mereka. Walaupun dalam hati kecilnya Siau Ling tahu bahwa kawanan padri dari gereja Siau lim-si itu sama sekali tidak mengandung maksud bermusuhan dengan dirinya, akan tetapi ia tak berani bertindak gegabah atau pun memandang rendah lawannya, sebab ia tahu barisan Lo han-tin dari gereja Siau lim si adalah sebuah barisan aneh yang amat tersohor didnnia persilatan selama ratusan tahun lamanya. Pedang pendek yang tajam dipegang daam telapak tangan sebelah kanan, ia pun segenap kekuatannya untuk mainkan jurus jurus pedang yang ampuh dari ilmu pedang ciptaan Tam In Cing seorang jago lihay dari gunung Hoan san sementara sisa tenaga dalam yang lain disalurkan ketengah sela2 jari tangan kirinya untuk bersiap sedia menggunakan ilmu sentil sian-ci sinkang untuk merobohkan musuh yang dekati dirinya. Kemudian dengan sorot mata yang tajam dia awasi daerah disekelilingnya. Tampaklah kawanan padri dari gereja Siau lim si yang mengitari di sekelilingnya per-laban2 mulai bergerak dan berputar. Guru Siau Ling yakni Cung San Pek adalah seorang jago lihay yang berpengetahuan amat luas, ia mengetahui intisari dan keampuhan dari jurus2 silat tiap partai dan perguruan yang berada didudia persilatan, terutama sekali terhadap keampuhan dari ilmu barisan Lo han-tin ia pernah menjelaskan cara memecahkannya secara khusus kepada si anak muda itu. Karenanya Siau Ling mengetahui seandainya dia melancarkan serangan lebih dahulu maka keampuhan dari barisan Lo han-tin segera akan bekerja, sebaliknya kalau biarkan kalau pihak lawan yang menyerang lebih dahulu maka hal ini akan sangat mempengaruhi daya kekuatannya. Setelah mengetahui akan rahasia itu, sianak muda itu tak sudi menyerang lebih dahulu, dia pusatkan seluruh perhatiannya untuk awasi gerak gerik kawanan padri itu dan menunggu sampai mereka bergerak lebih dahulu. Tampaklah kawanan padri dari gereja Siau lim si itu tiba2 hentikan gerakannya setelah berputar satu kali. Siau Ling amat tercengang, pikirnya. Penjelasan yang pernah kuterima dari suhu tentang barisan Lo ban-tin rasanya bukan begini, dia malah bilang andaikata barisan Lo han telah berputar maka dari lambat ia akan bertambah cepat, kemudian secara otomatis akan melancarkan serangan dengan sendirinya....tapi kenyataan mereka malahan berhenti, entah apa sebabnya bisa demikian?" Baru saja ingatan tersebut selesai berkelebat dalam benaknya mendadak terdengarlah serentetan suara bisikan yang lembut dan lirih berkumandang disisi telinganya : "Siau tayhiap menyeranglah lebih dahulu sebab apa bila engkau hendak menunggu sampai barisan Lo-han-tin bergerak secara otomatis maka serangkaian serangan berantai yang jumlahnya mencapai enam puluh empat gebrakan akan meneter dirimu, sebelum keenam puluh empat jurus serangan itu habis digunakan sulit bagai siapapun untuk menghentikan barisan ini sebaliknya andaikata Siau tayhiap menyerang dulu maka keadaannya akan jauh berbeda, kedudukan kami jadi pihak yang diserang dalam keadaan seperti ini Terpaksa kita harus mengambil posisi bertahan menangkis dan melancarkan serangan itu berarti lebih besar kesempatan nya bagimu untuk meloloskan diri dari kepungan . Nah! waktu yang tersedia sudah tak banyak lagi aku tak dapat berbicara lebih banyak lagi dengan dirimu" Mendengar bisikan tersebut dalam hati kecilnya Siau Ling kembali berpikir: "Oooh rupanya dibalik persoalan ini masih terdapat banyak sekali kejadian yang sama sekali ada diluar dugaan kalau toh mereka bersedia untuk bocorkan rahasia barisan Lo han-tin kepadaku itu berarti mereka bermaksud untuk lepaskan aku dan kepungan barisan ini dengan cara yang tidak menyolok?" Berpikir sampai disitu telapak tangan kirinya segera melancarkan satu pukulan dahsyat kedepan. Begitu pukulan dilepaskan Siau Ling pun pada saat yang bersamaan ikut menerjang. Rupanya sianak muda ini sudah mempunyai rencana yang matang ia bersiap sedia menggunakan kesempatan yang sangat baik itu untuk terjang keluar dari barisan Lo-han tin. Siapa tahu baru saja pukulan gencar itu dilepaskan, barisan Lo han tin pun pada saat yang bersamaan melancarkan serangan balasan, seorang padri bersenjatakan toya baja mendorong tangan kirinya kemuka untuk menyambut datangnya ancaman tersebut kemudian secara tiba2 ia menyingkir kearah samping. Dan batang toya baja dengan cepat meluncur datang, tepat dikala padri pertama tadi menghindarkan diri dari samping, segulung angin serangan melurcur tiba dari sisi kiri dan kanan langsung mengancam tubuh Siau Ling. Merasakan datangnya ancaman tersebut Siau Ling amat terperanjat, dalam hati segera ia berpikir: "Ooooh...! sungguh cepat serangan toya itu...untung aku bersikap cukup cekatan" Buru2 pedang pendek ditangan kanannya menyambar kedepan menangkis ancaman yang datang dari toya sebelah kanan, pada saat yang bersamaan tubuhnya ikut maju selangkah kedepan, dengan manis dia berhasil lolos pula dari ancaman tosu sebelah kiri. Ketika ancaman mengena sasaran yang kosong, dua buab toya baja itu kembali menyingkir kearah sisi kanan dan kiri, sementara tiga batang toya baja lainnya kembali menyerang datang. Buru2 Siau Ling putar pedang pendeknya kembali, diam2 hawa murninya disalurkan kedalam telapak tangan... Criing! ia menebas kutung sebatang toya lawan. Pedang pendek itu sangat tajam dan luar biasa sekali, termakan oleb babatan kilat itu, toya baja yang kuatpun patah jadi dua bagian. Siau Ling bertindak cepat, tangan kiri nya menyambar kemuka menerima kutungan toya lawan. Senjata yang digunakan kawanan padri itu adalah senjata jenis berat, sekalipun pedang pendek yang berada dalam genggaman Siau sangat tajam, sukar baginya untuk melawan scrangan2 dari senjata berat lawan, oleh sebab itulah untuk mematahkan ancaman musuh pemuda itu segera putuskan untuk manfaatkan ketajaman pedangnya guna menebas kutung toya2 lawan. Belum sempat Siau Ling periksa pedang nva apakah cacad atau tidak, tiga batang toya baja kembali menyerang datang: Ia segera membentak keras, dengan menggunakan Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kutungan toya yang berada ditangan kirinya dia babat pinggang musuh. "Blaamm. .! " benturan keras bergema di angkasa, sebatang toya baja yang mendekati tubuhnya paling awal kena terpukul oleh babatan pemuda itu sehingga terpental kebelakang. Dengan cepat seluruh kekuatan barisan Lo han-tin mulai bekerja, sekalipun hanya dua belas orang padri dengan dua belas batang toya baja. namun serangan demi se rangan yang dilancarkan secara bergelombang menciptakan bawa tekanan yang ber-lapis2 banyaknya. Dua belas batang toya baja ditambah perubahan yang ampuh, dari barisan Lo han-tin, membuat serangan mereka tercipta ibaratnya ribuan batang toya yang menyerang secara bersama dari empat arah delapan penjuru.. Siau Ling dengan tangan kanan mencekal pedang tajam, tangan kiri mengandalkan kutungan toya menyerang dan bertahan dengan sepenuh tenaga, ia berharap bisa menguasai keadaan dan merebut posisi pihak yang penggerak. Namun serangan yang dilancarkan kawanan padri itu datang bertubi2 begitu gencar dan dahsyatnya membuat sianak muda sama sekali kehilangan peluang untuk lancarkan serangan balasan. Kecepatan perubahan yang timbul dari barisan Lo han-tin dari posisi menyerang keposisi bertahan menciptakan suatu perasaan yang aneh bagi diri Siau Ling ia merasa seolah2 semua kepandaian silatnya tak mampu digunakan sebagaimana mestinya, hal ini menimbulkan rasa kaget heran dan kuatir dalam hati kecilnya ia berpikir: "Walaupun aku tidak tahu siapakah akhir nya yang akan menangkan pertarungan sengit ini, kalau keadaan seperti ini dibiarkan ber larut2 maka keadaan tersebut sangat merugikan keadaanku, serangan yang terpancar keluar dari barisan Lo han-tin begitu dahsyat dan begitu rapat sehingga hampir tiada lowongan bagiku untuk melancarkan serangan balasan kalau aku tak berani sedikit menempuh bahaya untuk melepaskan serangan maut mungkin sulit bagiku untuk dapatkan kemenangan, dari tindak tanduk yang diperlihatkan kawanan padri ini rupa nya mereka sama sekali tidak bermaksud untuk melukai diriku sebaliknya kalau aku sampai melukai orang mereka mungkin saja peristiwa ini akan berakhir dengan tertanamnya bibit permusuhan." Berpikir sampai disini diam2 pemuda itu merasa serba salah. Dalam keadaan yang serba salah itulah serentetan suara bisikan yang sangat lembut kembali berkumandang disisi telinganya "Siau tayhiap dibawah serangan dan terjangan barisan Lo han-tin kami yang berantai ternyata engkau masih mampu bertahan sambil melancarkan serangan hal ini menunjukkan kalau ilmu silatmu memang sangat lihay akan tetapi jika engkau bertahan terus dalam keadaan seperti ini maka lama kelamaan posisinya sangat tidak menguntung dirimu, untuk mengelabuhi pengawasan dari pihak mereka tak mungkin bagi kami untuk lepaskan engkau dengan begitu saja lebih baik lukailah beberapa orang diantara kami" Siau Ling dengar perkataan itu diutarakan dari arah yang berbeda sebentar dari arah sini sebentar lagi dari arah sana sehingga seolah2 suara itu muncul dari empat arah delapan penjuru. Ia segera mengetahui bahwa padri itu memberi kisikan kepadanya sambil tetap mengikuti perubahan2 dari gerak barisan Lo han-tin, oleh karena itu ucapannya seakan2 datang dari empat arah delapan penjuru. Pikirnya didalam hati : "Sekalipun ia sudah memberi petunjuk ke padaku, namun aku tak boleh turun tangan secara gegabah, aku harus dapat menggunakan kesempatan yang terbaik untuk bertindak, dengan begitu seranganku tidak akan sampai melukai mereka terlalu ringan ataupun terlalu berat" Sementara pikiran itu masih berkecamuk dalam benaknya, tiba2 ia merasa gerak perubahan dan serangan! yang dilancarkan barisan Lo han-tin semakin lambat dan mengendor. Siau Ling tahu kawanan padri dari gereja Siau lim si telah memberi kesempatan ke padanya untuk bertindak, dengan sepenuh tenaga ia segera melancarkan serangan balasan tangan kirinya berkelebat kedepan melepaskan sebuah sentilan tajam. Segulung desiran angin sentilan, dengan cepat meluncur kedepan, inilah ilmu jari sian ci sinkang dari gereja Siau lim-si. Dengusan tertahan menggema memecahkan kesunyian, seorang padri bersenjatakan toya baja mendadak roboh terjengkang keatas tanah, senjatanyapun terlepas dari genggaman Rupanya Serangan jari dari Siau Ling itu dengan telak berhasil menghajar pergelangan tangan kanan padri itu, senjatanya jadi lepas dan iapun roboh ketanah karena kesakitan. Perputaran barisan Lo han-tin segera dapat gangguan, gerakkan merekapun kian bertambah lambat Menggunakan kesempatan itu Siau Ling memutar pedangnya menangkis dua serangan toya yang mengancam tiba, tangan kirinya kembali menyentil kemuka melepaskan sebuah serangan jari. Sentilan dahsyat itu kembali menghajar diatas pergelangan tangan kiri seorang padri, senjata toyanya segera terlepas dan hwesio itupun roboh keatas tanah. Setelah dua orang padri terluka, kecepatan gerak dan menyerang dari barisan Lo han jauh lebih lambat lagi. Siau Ling segera membentak keras, pedang dan telapak melancarkan serangan berbareng lalu tubuhnya menerjang keluar dari barisan Lo-han-tin tersebut: "Taysu sekalian, terima kasih atas bantuan kalian!" serunya dengan suara berat. Dia segera enjotkan badan dan kabur menuju kearah depan. Beberapa patah kata yang diutarakannya itu bukan cuma kata2 sungkan belaka. tapi merupakan kata2 yang muncul dari hati sanubarinya . Kawanan padri dari gereja Siau-lim-si tak melakukan pengejaran, mereka hanya mengawasi kepergian Siau Ling dengan tetap berdiri ditempat semula. Dengan langkah lebar Siau Ling berbasil melalui sebuah lembah rakit, dia menengadah dan menghembuskan panjang, pikirnya dihati . "Andaikata delapan buah rintangan yang disiapkan Shen Bok Hong satu rintangan lebih hebat dari rintangan sebelumnya entah jago lihay dari manakah yang telah ia siapkan pada rintangan berikutnya ini!" Setelah melalui empat kali pertarungan sengit, kegagahan Siau Lsng pada saat permulaan tiba disana telah hilang separuh, ia merasa terlalu pandang enteng kekuatan Shen Bok Hong yang sesungguhnya. Sambil melamun pemuda itu meneruskan perjalanannya kedepan. Kali ini perjalanan dilakukan sangat lambat. Suatu ketika ia menengadah dan memandang cuaca, lalu berseru tertahan, gumamnya : "Kalau aku berhasil melewati sebuah rintangan lagi mungkin hari sudah jadi gelap. Padahal masih ada tiga rintangan lagi yang musti aku lewati, aai! nampaknya aku harus bekerja lembur untuk selesaikan semua rintangan pada malam ini juga" Tiba2 ia merasa perut lapar sekali, sorot matanya dialihkan kesekeliling tempat itu. tapi yang nampak hanyalah batu cadas serta rumput hijau belaka, sama sekali tidak kelihatan ada pohon buah yang tumbuh di sana. Yang lebih aneh lagi ternyata disepanjang lembah tak kelihatan ada sebuah pepohonanpun, walau pohon itu kecil atau rendah.. Terapi begitu teringat akan keselamatan jiwa dari Pek-li Peng, tanpa sadar semangatnya berkobar kembali, pikirnya : "Sekalipun ini hari aku bakal mati di tempat ini. aku bisa mati dengan hati tenang, lain halnya dengan nona Peng, ia masih punya keluarga dan ia tinggalkan a-yah bundanya karena hendak mengikuti diriku. Ia telah menitipkan rasa percaya yang tak terhingga kepadaku, aku tak boleh menyia2kan dirinya dengan begitu saja" Setelah pikirnya berkobar kembali, dengan langkah lebar ia meneruskan perjalanannya kedepan. Setelah melewati sebuah tikungan bukit, pemandangan yang tertera didepan mata kembali berubah. Dalam pada itu cahaya sang surya yang telah condong kearah barat, membiarkan sinarnya melalui celah2 bukit disekitar tempat itu, jauh memandang kedepan lembah itu kelihatan terang diseparuh bagian dan gelap dibagian lain. Keadaan dalam lembah itu jauh berbeda dengan lembah2 ditempai lain. Batu cadas berserakan di mana mana. tak nampak pepohonan ataupun rerumputan rubuh disekelilingnya. Dalam hati Siau Ling berpikir. "Mungkin rintangan yang kelima berada didalam lembah itu, aku tak boleh bertindak secara gegabah.." Karena berpendapat demikian tindak tan duknya makin hati2 dan penuh kewaspadaan Pedang pendeknya digenggam pada tangan kanan, lalu perlahan2 maju kedepan. Setelah melewati empat buah rintangan Siau Ling sudab punya pengalaman ia naruh perhatian yang khusus pada setiap batu cadas yang berserakan disana dia kuatir ada orang bersembunyi dibelakang batu cadas itu dan menyergap dirinya secara tiba2 Siapa tahu walaupun telah masuk sejauh tiga empat tombak kedalam lembah itu suasana disekitar sana masih tetap sunyi senyap dan tak nampak ada suatu gerakan apa pun. Kenyataan tersebut membuat hatinya tercengang bercampur keheranan pikirnya-"Apakah rintangan kelima ini tidak berada didalam lembah ini" kenapa tidak ada pertanda apapun?" Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya. tiba2 terdengar suara teguran seorang wanita berkumandang datang dari arah depan : "Apa yang datang adalah Siau Ling?" "Benar, aku adalah orang she Siau, siapa engkau?" seraya berkata sorot matanya yang menyeramkan segera dialihkan ketempat berasalnya suara itu. Sebuah batu cadas yang tinggi besar terbentang didepan mata. suara itu berasal dari belakang batu cadas tadi. Dalam hati kembali Siau Ling berpikir : "Tidak perduli siapakah orang itu, kali ini aku tak boleh memberi kesempatan kepada lawan untuk merebut posisi menyerang, aku harus melancarkan serangan lebih dahulu dan menguasahi keadaan!" Diam2 ia perhitungkan jarak antara tempat ia berada dengan batu cadas yang amat besar itu. Dia punya rencana apabila pihak lawan munculkan diri maka dia akan segera menyerang, Suara tertawa yang amat nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, disusul perempuan itu berkata : "Siau Ling, perlaban2 datanglah kemari!" Mendengar ucapan tersebut, Sianak muda itu merasa keheranan, kembali ia berpikir : "Dia suruh aku maju mendekati dirinya dengan langkah yang perlahan, entah apa yang hendak dilakukan" mungkinkah ia akan menyergap diriku secara mendadak disaat aku sama sekali tak bersiap sedia" Baik kita lihat sajalah ranti. Siapa yang akan rugi kalau kita berdua sama2 menggunakan cara yang rendah nanti!" Setelah berpikir demikian, iapun menjawab: "Baik. aku akan datang kesana!" Hawa murninya diam2 disalurkan mengelilingi seluruh badan, kemudian selangkah demi selangkah maju kedepan. Setelah mengitari batu cadas tersebut, tampaklah seorang gadis muda yang amat cantik duduk bersila diatas batu cadas itu. Begitu sorot matanya saling membentur dengan sinar mata gadis itu. Siau Ling berdiri terperangah. Ternyata gadis muda yang amat cantik itu bukan lain adalah Wu Yong. Ketika berjalan mendekati batu cadas tadi Siau Ling secara diam2 telah menyusun rencana, ia ada maksud untuk melancarkan serangan kilat begitu berjumpa dengan orang yang ada dibelakang batu itu, tapi mimpi pun ia tak menyangka kalau perempuan yang duduk dibelakang batu cadas itu bukan lain adalah Wu Yong. Hawa murni yang telah disalurkan ketangan kiri untuk siap melancarkan sentilan jari sian ci sinkang dibuyarkan kembali, dan untuk sesaat pemuda itu berdiri melongo. Dengan sepasang sorot mata yang tajam Wu Yong awasi Siau Ling sekejap, kemudian tegurnya . "Siau tayhiap. engkau sudah tidak kenal lagi dengan aku?" "Tentu saja masih kenal, bukankah engkau adalah nooa Wu Yong?" "Benar!" Tanpa sadar Siau Ling teringat kembali dengan keadaan gadis itu dikala ia saksikan neneknya Wu Popo mati secara mengenaskan, waktu itu ia kabur dalam keadaan seperti orang gila, sungguh tak disangka keadaannya saat ini tetap sehat walafiat tanpa kekurangan barang sedikitpun jua. Dalam hati dia ingin bertanya, karena terpaksa ia batalkan niat tersebut. Wu Yong masih tetap duduk tak berkutik ditempai semula, ia hanya memandang kearah Siau dengan sepasang biji matanya yang jeli dan bening. Dalam hati pemuda itu tahu, ilmu silat yang dimiliki Wu Yong amat cetek dan tak mungkin bisa menandingi dirinya, tapi ilmu melepaskan racun yang dimiliki gadis itu benar2 mengerikan sekali. Sekalipun kepandaian menggunakan racun yang dimiliki dara itu masih belum mampu menandingi kehebatan neneknya yakni Wu Popo, tapi sejak kecil ia sudah belajar menggunakan racun, itu berarti kepandaiannya mengenai soal Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo racun sudah sangat mendalam sekali. Melihat gadis itu tetap duduk tak berkutik ditempat semula, seakan akan dia sedang menantikan sesuatu, Siau Liag tidak berani bertindak secara gegabah. Terdengar Wu Yong menghela nafas panjang, lalu berkata . Ilmu silat yang kumiliki masih jauh ketinggalan kalau dibandingkan dengan kepandaianmu. Aku tak ingin bertempur melawan engkau, asal kau ayun pedangmu maka selembar jiwaku bisa kau cabut setiap waktu. "Apakah nona tak takut mati?" "Tidak, aku tidak takut mati. aku merasa kesepian hidup seorang diri dikolong langit lebih baik mati ! aku bisa bertemu lagi dengan nenekku" Siau Ling menghela napas panjang. "Aaaai .. Shen Bok Hong tahu dengan jelas kalau ilmu silatmu bukan tandinganku dalam tiga lima gebrakan saja aku sudah mampu untuk cabut jiwamu, kenapa ia -tempatkan engkau dalam rintangan yang kelima ini" apa engkau tahu apa yang menjadi tujuannya " " Walaupun aku lemah dalam ilmu silat, tapi sangat lihay dalam ilmu melepaskan racun aku rasa Shen Bok Hong mengetahui jelas akan keunggulanku ini. "Bagaimana kalau ilmu melepaskan racun. yang kau miliki dgn nenekmu Wu Popo?" "Selisihnya masih jauh sekali!" "Jadi kalau begitu, nona telah menyebar kan racun keji disekitar lembah berbatu aneh ini"!" seru Siau Ling kemudian dengan cepat. "Shen Bok Hong bermaksud untuk berbuat begitu. andaikata aku benar2 telah lepaskan racun disekitar tempat ini, maka sekarang engkau sudah keracunan hebat!" Diam2 Siau Ling atur pernapasannya untuk memeriksa sekujur tubuhnya, ketika ia tidak berhasil menemukan pertanda yang mencurigakan, dengan cepat pemuda itu ber kata : "Tapi...aku sama sekali tidak merasa bagaikan orang yang keracunan bebat!" "Itulah disebabkan aku tidak sebarkan racun jahat disekitar tempat ini, sekalipun engkau ingin keracunan dalam keadaan begini hal tersebut tak mungkin bisa terjadi" "Nona, mengapa kau tidak sebar racun disekitar tempat ini" kalau Shen Bok Hoag mengetahui akan peristiwa ini jelas jiwamu tak akan diampuninya!" "Shen Bok Hong yang bunuh aku atau engkau yang bunuh aku apa bedanya" yang jelas sekarang aku tidak takut mati lagi" "Kalau nona tidak tega untuk menyebar racun serta mencelakai jiwaku darimana aku bisa tega untuk turun tangan membinasa kan dirimu?" "Kalau engkau tidak bunuh aku Shen Bok Hong pasti akan menghabisi jiwaku aku toh cuma punya selembar jiwa siapa yang membunuh sama saja bagiku kalau aku disuruh pilih salah satu diantaranya maka aku lebih suka mati ditanganmu sebab aku bisa mati dengan hati yang lebih puas dan perasaan yang lebih lega" "Nona" seru Siau Ling kemudian setelah termenung sejenak "engkau toh sudah melihat akhir dari kehidupan nenekmu, mengapa engkau masih terjunkan diri kedalam dunia persilatan?" "Aku ditangkap oleh mereka dengan obat yang mujarab mereka sembuhkan penyakit sintingku kemudian suruh aku balaskan dendam atas kematian dari nenekku" "Ketika nenekmu terbunuh waktu itu nona masih dalam keadaan sadar dan mengetahui semua peristiwa dengan mata kepala sendiri tidak susah rasanya untuk mengenang kembali kejadian itu, nenekmu toh bukan mati ditanganku?" "Aku tahu bukan saja engkau bukan pembunuh besar yang membinasakan nenekku bahkan engkau telah membantu dia orang tua untuk membalas dendam aku sangat berterima kasih sekait atas bantuan yang pernah kau berikan kepada kami" "Kalau memang begitu kenapa engkau sanggupi permintaan mereka dan bersedia memusuhi diriku?" "Bicara menurut keadaan yang terbentang didepan mata pada waktu itu andaikata aku tidak menyanggupi maka mereka sudah pasti tak akan lepaskan aku, rintangan yang kelima inipun bakal diserahkan kepada orang lain kalau sampai begitu bukankah engkau bakal repot dan harus buang tenaga lagi?" "Oooh..." Siau Ling berseru tertahan "kalau begitu nona sedang membantu aku?" "Aku sedang membantu engkau atau bukan aku sendiripun tak dapat membedakan. Tapi aku hanya merasa bahwa kehidupanku didunia pada saat ini sangatlah tidak berarti, nenek telah mati. Didalam dunia tak ada seorang manusia pun yang menaruh perhatian kepadaku aku tak rela mati ditangan Shen Bon Hong, maka aku sanggupi permintaan mereka untuk menyebar racun disini dan mencelakai jiwamu" "Shen Bok Hong adalah seorang manusia licik yang Kejam dan sangat berbahaya apakah ia percaya dengan semua perkataanmu?" "Sebenarnya ia tidak percaya dengan kepandaian racunku kemudian setelah aku demonstrasikan kelihayanku didepan matanya ia baru mau percayai" "Bagaimana caranya untuk mencoba kepandaian racunmu itu?" tanya Siau Ling lagi. "Aku menyebrangi tanah lapang yang luas diam2 aku sebar racun keji disekitar tanah lapang itu. Kemudian Shen Bok Hong memanggil dua orang anak buahnya yang tak tahu persoalan dan diperintahkan untuk melewati tanah lapang itu siapa tahu baru menyebrangi setengah jalan kedua orang sudah roboh ketanah dan mampus. Saat itulah ia baru memandang lain kepadaku ia ijinkan aku untuk menyebarkan racun disekitar batu cadas ini guna bereskan jiwamu dan akupun pura2 menyanggupi permintaannya itu" "Oooh! kiranya begitu maksud baik nona sangat mengharukan hatiku, aku merasa sangat berterima kasih sekali atas bantuan yang telah nona berikan kepadaku ini!" Ia berhenti sebentar lalu melanjutkan "Meskipun kepandaian nona dalam melepaskan racun sudah berhasil mencapai puncak kesempurnaan yang tak terhingga tapi bagaimanapun juga menggunakan racun untuk mencelakai orang bukan suatu perbuatan yang benar bagi seorang manusia budiman. Aku harap dikemudian hari nona bisa menggunakan ilmu tersebut secara hati2 dan lebih bijaksana, budi kebaikan yang nona berikan hari ini tak akan kulupakan untuk selamanya, dikemudian hari pasti aku akan membalasnya. Nah sampai jumpa lagi" Sesudah menjura dia lanjutkan perjalanan kearah depan. "Eeei eeei Siau Ling, engkau tak boleh pergi!" tiba2 Wu Yong berteriak dengan suara gelisah. Siau Ling terperanjat, diam2 pikirnya: "Apa yang hendak dia kehendaki" jangan2 dayang ini berubah pikiran lagi" waaah.. bergaul dengan seorang perempuan racun macam dia, aku memang harus berhati2!" Dengan hati berat ia berhenti. Lalu seraya berpaling tanyanya: "Nona, apa yang hendak kau katakan lagi?"" "Bunuhlah aku lebih dulu sebelum pergi tinggalkan tempat ini" "Kenapa ?" "Sebab kalau engkau telah pergi maka mereka akan segera membinasakan aku, kenapa engkau tidak biarkan aku mati ditanganmu saja ?" Siau Ling berpaling dan memandang sekejap disekeliling tempat itu, lalu berkata: "Aku lihat disekitar tempat ini tak ada manusia dari perkampungan Pek-hoa-san-cung apa salahnya kalau nona melarikan diri sa ja dari tempat ini?"" Wu Yong tertawa . "Mana mungkin aku bisa keluar dari tempat ini?" "Mengapa tak bisa keluar"!" "Walaupun Shen Bok Hong memandang tinggi diriku, tetapi ia sangat tidak rela hati terhadap diriku, oleh karena itu sebelum aku ditempatkan disini. Terlebih dahulu dua buah jalan darahku telah ditotok olehnya, kemudian ia beritahu kepadaku bahwa totokan itu tidak terlalu berat, asal aku tidak melakukan perjalanan jauh maka luka tersebut baru akan kambuh tiga hari kemudian, ia berjanji bila aku telah berhasil membunuh engkau maka jalan darahku yang tertotok segera akan dibebaskan, pada waktu itu dia akan mendirikan sebuah istana yang sangat indah dan megah untukku, akan menghadiahkan pula lima puluh orang dayang cantik untuk melayani diriku. Selain itu dia berjanji akan mewariskan ilmu silatnya kepadaku, melayani semua jago yang ada didunia persilatan yg brani mengganggu ketentramanku dan dia akan menjadikan aku seorang pendekar perempuan yang paling tangguh dalam dunia!" "Dan engkau percaya dengan Janji nya yang sangat muluk itu..." "Aku tidak percaya. Janji yang terlalu indah, terlalu muluk se lamanya adalah kata2 yang bohong." Wu Yong menghela nafas panjang. "Aaaai... selain itu. dia masih bicara banyak lagi..." "Apa saja yang dia katakan?"" "Dia bilang, kalau aku diperintahkan untuk membunuh orang lain maka dia tak akan banyak curiga atas diriku, tapi berhubung engkaulah yang harus kubunuh, maka ia telah menotok jalan darahku untuk menghindari segala kemungkinan yang tak diinginkan." "Kenapa begitu" Perbedaannya antara aku dengan orang lain?"" "Dia bilang wajahmu serta tingkah lakumu paling mudah mendapat rasa simpatik dari kaum wanita, kalau kaum wanita ber jumpa dengan dirimu maka mereka jadi tak tega untuk turun tangan!" Siau Ling segera tersenyum setelah mendengar perkataan itu. "Bagaimanakah pendapat nona mengenai hal ini" ia balik bertanya. "Ketika untuk pertama kalinya aku bertemu dengan engkau hatiku sama sekali bebas dari perasaan tersebut mungkin hal ini disebabkan karena waktu itu engkau sedang menyamar sebagai seorang imam. Kemudian meskipun aku sudah mengetahui rahasiamu dan mengetahui pula paras muka aslirmu tapi berhubung Kita sedang berhadapan sebagai musuh yang saling bertentangan maka akupun tidak terlalu memperhatikan tindak tandukmu itu. Lain dengan sekarang setelah aku berjumpa dengan dirimu untuk ketiga kalinya aku percaya bahwa apa yang dikatakan Shen Bok Hong sedikitpun tidak salah" "Aku kurang bisa mengerti dengan ucapan dari nona masa tindak tandukku sangat romantis dan menarik hati?" "Justru karena engkau telalu jujur dan gagah maka gampang sekali kaum gadis ter tarik oleh pembawaanmu tentu saja selain beberapa syarat yang kau miliki mengenai badaniah misalnya saja wajahmu yang tampan serta potongan badan yang menarik!" Siau Ling menengadah dan memeriksa cuaca sebentar, kemudian ujarnya lagi : "Aku rasa sekali tidak mempunyai perasaan seperti itu, budi kebaikan nona sangat mengharukan hariku, karena tiada banyak waktu lagi bagiku untuk berdiam disini maka terpaksa aku hendak minta diri lebih dahulu..." "Aku tahu engkau sangat menguatirkan kesalamatan dari nona Pek li, tapi bagaimanapun juga engkau harus selesaikan dulu persoalanku sebelum pergi, tentunya engkau bersedia bukan?" "Apa yang musti aku lakukan ?" "Bunuhlah aku lebih dahulu, kemudian baru pergi!" Mendengar permintaan itu, Siau Ling menghela napas panjang "Aaaii.. ! seandainya nona menyebarkan racun kejimu disekitar batuan cadas ini. sekarang aku sudah keracunan hebat dan mungkin jiwaku sudah lama melayang tinggalkan raga. Engkau telah selamatkan jiwa ku itu berarti engkau adalah penolong yang telah menyelamatkan jiwaku dari kematian, aku tak bisa membunuh engkau dengan tanganku sendiri!" "Jadi engkau hendak guruh orang lain yang membunuh diriku?" sambung Wu Yoog dengan cepat. Siau Ling termenung dan berpikir sebentar. lalu berkata. "Jalan darah mana yang telah ditotok oleh Shen Bok Hong" coba aku periksa, akan kulihat apakah aku mampu menolong diri nona atau tidak !" "Shen Bok Hong telah beritahu padaku katanya ia menotok jalan darahku dengan satu cara menotok yang amat Khas, orang lain tak mungkin bisa membebaskan totokan tersebut." "Tapi tak ada salahnya bukan kalau aku memeriksanya juga ?" "Aku telah ditotok pada jalan darah yang ada dibawah bahu kiri dan bahu kananku!" Dengan penuh seksama Siau Ltrtg periksa keadaan diatas punggung Wu Yong, kemudian ayunkan telapaknya melancarkan dua buah totokan, katanya : "Aku akan membantu nona untuk membebaskan jalan darahmu yang tertotok itu dengan tenaga dalam, aku harap nona dapat mengerahkan pula tenaga dalammu untuk membantu." "Baiklah! mari kita coba..." Setelah menemukan letak luka diatas punggung Wu Yong dengan cepat Siau Ling salurkan hawa murninya kedalam tubuh gadis itu. Wu Yong membantu dengan mengerahkan tenaga dalamnya, darah segar beredar mengelilingi seluruh tubuhnya. Menanti Wu Yong sudah salurkan hawa murninya mencapai puncak yang paling penting tiba2 Siau melepaskan telapak tangan kanannya dan melancarkan dua buah totokan kilat. Sekujur badan Wu Yoog gemetar keras ia segera berpaling sambil bertanya: "Aya yang telah terjadi" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Inilah ilmu pembebasan jalan darah yang diajarkan guruku kepadaku Kepandaian ini khusus digunakan untuk membebaskan segala macam ilmu totokan yang aneh maupun khas perguruan cuma manjur atau tidak tak berani kupastikan sebab selama ini belum pernah kugunakan, nona! cobalah untuk atur pernapasan dan lihatlah apakah jalan darahmu masih tersumbat atau tidak!" Wu Yong menurut dan segera Salurkan hawa murninya untuk mencoba ternyata Jalan darahnya yang tertotok sudah bebas, ia segera berpaling sambil memuji . "Kepandaiamu benar2 sangat tinggi dan hebat, jalan darahku telah bebas!" "Bagus sekali !" kata Siau Ling. Kalau toh jalan darah nona sudah bebas. Sekarang kaburlah tinggalkan tempat ini!" "Tak mungkin aku bisa meloloskan diri, lebih baik bunuh saja diriku..." Paras muka Siau Ling berubah keren, dengan serius ia berkata lagi : "Aku sendiri pun tidak punya keyakinan untuk bisa lolos dari beberapa rintangan berikutnya, tapi aku tetap datang kemari! Sekarang nona suruh aku membunuh engkau, itu berarti nona tidak takut menghadapi kematian. Kalau toh engkau tak takut menempuh bahaya, apa salahnya kalau engkau berusaha untuk cari kehidupan ditengah kematian.. " "Ilmu silat yang kumiliki tak mampu me nandingi kepandaian orang, aku tak akan lolos dari kejaran dan sergapan mereka!" "Tapi kepandaian dalam menggunakan racun toh sangat lihay dan hebat sekali" Kenapa tidak kau gunakan untuk menghadapi musuh?" "Setelah lolos dari rintangan yang kau jaga ini aku harus melewati tiga buah rintangan lagi" Wu Yong tertawa ewa. "Bukankah engkau telah menasehati diriku bahwa menggunakan racun bukanlah perbuatan dari seorang manusia budiman engkau anjurkan pula agar memakai kepandaian itu dengan lebih hati2 lagi" sekarang kena pa engkau malah suruh aku menggunakan racun untuk membunuh orang.." "Kalau kepandaian tersebut kau gunakan untuk melindungi jiwa-nu maka perbuatanmu itu tidak keliru!" sahut Siau Ling dengan dahi berkerut kencang. Wu Yong menghela napas panjang. "Aaai ., ! apakah engkau takut menodai tanganmu untuk membunuh aku ." " Siau Ling menggeleng. "Tidak begjtu nona aku hanya menganjurkan kepadamu untuk coba meloloskan diri denganmenempuh bahaya toh sekarang engkau telah memiliki kesempatan untuk melanjutkan hidup?" "Berapa banyak rintangan lagi yang harus kau lewati?" "Setelah lolos dari rintangan yang kau jaga ini aku harus melewati tiga buah rintangan lagi" "Tahukah engkau diatas puncak bukit disekeliling tempat ini terdapat banyak sekali orang yang sedang mengawasi gerak gerikku" ujar Wu Yong. "Aku tidak tahu tentang soal ini,.." "Perbuatan yang barusan kau lakukan dalam membantu aku untuk membebaskan jalan darahku yang tertotok sudah pasti telah diketahui oleh mereka semua sekarang asal kan aku menunjukan sesuatu gerakan maka selamanya aku akan berada dibawah pengawasan mereka" Setelah berhenti sebentar ia melanjutkan "Kecuali engkau membinasakan diriku sebenarnya masih ada satu jalan lagi yang dapat engkau tempuh!" "Bagaimana caranya?" "Bawalah serta diriku!" "Aku telah melewati empat buah rintangan dan rintangan yang kesatu jauh lebih berat dari rintangan berikutnya kalau engkau ikut serta bersama aku, bukankah sama artinya engkau mengumpankan diri sendiri kemulut harimau?" Paras muka Wu Yong agak berubah. "Engkau takut nona Pek Li menjadi gusar karena melihat aku bersama2 engkau?" "Tidak aku tidak maksudkan begitu" "Ooh..! kalau begitu engkau tidak percaya dengan perkataanku?" "Nona aku hanya merasa bahwa nona mempunyai kesempatan untuk melarikan diri dan engkau harus menfaatkan peluang ini dengan sebaik2nya!" Wu Yong tertawa sedih mendengar perkataan itu. "Baiklah!" ia berkata "tunggulah sebentar disekitar tempat ini bagaimana kalau engkau tunggu aku sampai berhasil melampaui hutan diatas tebing curam itu baru ber lalu" Siau Ling menengadah dan memandang tebing batu yang amat curam itu lalu sahutnya "Tebing batu ditempat ini sangat licin dan tajam apakah engkau mampu untuk melanjutkan ?" "Bagaimana kalau engkau bantu aku?" "Baiklah tebing batu yang licin dan curam ini hanya setinggi empat tombak, dengan tenaga gabungan kita berdua rasanya tidak susah untuk melewatinya. ." Ia memandang sekejap kearah hutan lebat dipinggang bukit kering lebih seratus tombak dari permukaan tanah, kemudian melanjutkan : "Asalkan engkau berhasil melarikan diri kedalam hutan itu dan menyebarkan racun keji yarg kau miliki disitu, aku rasa jiwamu pasti dapat diselamatkan" "Jalan pikiranmu terlalu gampang dan sederhana.. " bisik Wu Yong lirih. "Nona, silahkan berdiri diatas sepasang tanganku, aku akan melontarkan tubuhmu keatas dan pada saat yang bersamaan gunakanlah ilmu meringankan tubuh untuk melayang keatas" Wu Yong tak banyak bicara, ia segera loncat naik keatas telapak tangan Siau Ling kemudian katanya : "Kalau engkau melihat aku telah mati ingatlah ! sisipkan sekuntum bunga gunung diatas dadaku, tapi jangan kubur badanku ke dalam tanah." Siau Ling tak ingin terlalu banyak bicara dengan gadis itu, hawa murninya segera disalurkan kedalam telapak dan teriaiknya keras2 : "Nona, hati-hatilah !" Dengan satu daya lontaran yang sangat kuat, dia melemparkan tubuh dara ayu itu ketengah udara. Wu Yong segera melejit dan melontarkan badannya keatas sebuah pohon siong pendek yang tersembul diatara tebing batu yang licin. Setelah melepaskan tubuh gadis itu. Siau Ling segera alihkan sorot matanya kearah gadis itu dia kuatir kalau dara ayu itu tak mampu menyambar pohon siong diatas tebing sehingga terjatuh ketanah, maka siap dia untuk menyambutnya. Tampaklah Wu Yong berjumpalitan beberapa kali ditengah udara, Kemudian sepasang telapaknya dengaa cepat menyambar pohon siong itu. Siau Ling menghembuskan napas panjang, pikirnya dihati : "Asal dia dapat memasuki hutan belantara tersebut. Shen Bok Hong tak mungkin berani mencari setori dengan gadis itu dalam hutan tersebut, apalagi gembong iblis itu tahu kalau kepandaian melepaskan racun yang dimiliki Wu Yong luar biasa sekali... itu berani dia mempunyai separuh peluang untuk meloloskan diri..." Belum habis ingatan tersebut berkelebat lewat dalam benaknya, tiba2 terdengar jerit lengking kesakitan berkumandang dari atas tebing curam tersebut. Dengan cepat pemuda itu menengadah ke atas. ia lihat tubuh Wu Yong sedang menggelinding turun dari atas tebing. Siau Ling merasa amat terperanjat. buru2 ia maju dua langkah kedepan dan menyambut tubuh Wu Yoag. Tampaklah sebuah anak panah menancap diatas dada Wu Yong, paras mukanya pucat pias bagaikan mayat, sambil tertawa getir ia berkata : "Tadi kan sudah katakan, tak mungkin bisa lolos dari tempat ini tapi engkau tak percaya,.sekarang tentunya engkau sudah percaya bukan?" "Aku akan balaskan dendam untukmu!" seru Siau Ling sambil baringkan tubuh dara itu keatas tanah. "Jangan pergi!" erang Wu Yoag dengan gelisah. "Kenapa"!" tanya sang pemuda sambil menghentikan langkah kakinya. "Tebing curam ini tingginya melebihi seratus tombak, sekalipun engkau memiliki ilmu silat yang sangat tinggi namun untuk mendaki sampai keatas memerlukan suatu tenaga yang sangat besar, mereka melepaskan anak panah dari tempat yang tersembunyi, sukar untuk temukan tempat itu. Sekalipun engkau berhasil membinasakan me reka. toh sudah terlalu banyak tenaga yang kau buang dengan sia-sia, padahal masih ada tiga buah rintangan lagi yang harus kau lewati, jangan membuang tenaga dengan percuma.... ! " "Ehmm ..! benar juga perkataan itu..." pikir Siau didalam hati. Sampai disitu maka diapun segera berkata : "Bagaimanapun juga aku tetap merasa tak enak, karena nona terpanah akibat mentaati perkataanku." "Aaai...! aku tahu bahwa aku pasti mati tapi cepat atau lambatnya kematian itu datang menjemput aku, Engkau tak usah memperdulikan aku lagi, cepatlah berangkat!" Siau Ling tidak menuruti perkataan gadis itu. dengan penuh seksama ia periksa luka parah diatas dadanya, tampaklah anak panah itu jauh masuk kedalam menembusi dadanya tapi tidak sampai melukai jantung. Diujung panahpun tidak mengandung racun hal itu menunjukkan bahwa lukanya bukan tak dapat ditolong, maka ujarnya : "Nona Wu, apakah diujung panah mengandung racun ?" "Aku tak merasakan tanda2 keracunan" sahut Wu Yong sambil menggeleng, "mungkin saja ujung panah itu tak beracun" "Apakah melukai jantungmu?" "Aku tidak tahu. tapi sakitnya bukan kepalang !" "Nona, tahanlah rasa sakit! aku akan bantu engkau untuk cabut keluar anak panah tersebut" "Apa yang hendak kau lakukan?"" "Asal ujung panah tidak sampai melukai jantung, itu berarti luka yang nona derita tidak termasuk suatu luka yang terlalu parah." "Tetapi mereka toh masih mempunyai anak panah!" seru Wu Yong dengan lirih. "Meskipun anak panah yang ia bidikkan lebih dulu tidak sampai melukai tubuhku, tapi asal dipanahkan sebatang lagi aku pasti akan mampus seketika itu juga!" "Andaikata keadaan luka yang nona derita tidak terlalu mengganggu kesehatanmu, akan kubalut lebih dahulu mulut luka tersebut sebelum aku lanjutkan kembali perjalananku" "Tak perlu!" tampik Wu Yong, engkau tidak punya cukup waktu untuk berbuat demikian, jalan pikiranku sudah lebih terbuka dan sekarang aku punya pendapat lain, kalau toh aku tak bisa menghindari suatu kematian, kenapa aku tidak mencabut pula nyawa mereka sebagai penggantinya" paling sedikit aku bisa cabut dua lembar jiwa untuk menarik kembali modal"!" "Kalau nona sudah berpendapat demikian maka akupun semakin yakin dengan kemampuan serta ketabahan nona, cuma... membunuh musuh untuk melindungi keselamatan pribadi barulah suatu tindakan yang tepat, kalau engkau bermaksud untuk ada jiwa dengan mereka maka sekalipun engkau berhasil membunuh dua orang lawan, itupan belum cukup untuk kembali modal...!" "Tapi kecuali adu jiwa dengan mereka, aku tidak berhasil menemukan cara lain untuk mengatasi kesulitan ini." "Sembuhkan dulu lukamu itu kemudian ikutlah aku melanjutkan perjalanan, mungkin aku bisa membantu engkau!" Rupanya Wu Yong tidak percaya dengan telinga sendiri, ia pentangkan matanya lebar2 dan berseru: "Apa yang kau katakan?" Siau Ling tersenyum. "Sekarang jalan pikiranku pun sudah lebih terbuka, aku sadar kalau nona dibiarkan tetap berada disini maka engkau pasti akan mati ditangan mereka, dari pada mati konyol lebih baik ikut saja aku untuk menempuh bahaya. " Diantara kerutan2 menahan rasa sakit yang hebat, terlintas rasa girang yang sukar dilukiskan dengan kata2, dengan cepat ia berseru : "Sungguh ?"" "Tentu saja sungguh" "Engkau tidak takut kalau nona Pek li marah padamu?" "Kalau dia tahu kalau engkau telah menghianati Shen Bok Hong karena ingin menolong aku tentu saja tak akan marah." "Baik apabila aku telah berjumpa muka dengan dirinya dengan sabar akan kuberi penjelasan yang teliti kepadanya" Paras muka Siau Ling berubah jadi amat serius kembali dia berkata "Sebelum perjalanan kita dilanjutkan ter lebih dahulu akan kuberi penjelasan yang seterang2nya kepadamu keadaan yang sedang kuhadapi amatlah berbahaya, beberapa buah rintangan lagi harus kulewati dan aku merasa tidak terlalu besar harapanku untuk menembusi semua rintargan tersebut" "Kalau aku ditinggalkan seorang diri disini jelaslah sudah jiwaku pasti melayang ditangan mereka sebaliknya kalau aku mengikuti dirimu siapa tahu Kalau aku malahan bisa hidup"." "Baik kalau begitu tahanlah rasa sakit aku akan segera cabut keluar anak panah itu." Dengan tangan kanannya ia memegang anak panah, lalu dengan sekuat tenaga dicabut kebelakang, pedangnya berkelebat menyambar panah itu. Pancaran darah segar mengucur kemuka dan mengotori seluruh badan Siau Ling. Dari dalam sakunya sianak muda itu ambil keluar obat luka dan membalut mulut luka tersebut. Setelah selesai ia baru berbisik lirih . "Sakit yaa?" Wu Yong menggeleng, ia bangkit berdiri dan menjawab : Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mari kita lanjutkan perjalanan!" "Duduklah beristirahat sebentar, kemudian kita baru teruskan perjalanan!" "Tak perlu, sekalipun aku beristirahat satu hari lagi. belum tentu keadaan lukaku bisa sembuh, padahal Waktu sudah tidak pagi lagi, kita tak boleh terlalu lama membuang waktu!" "Engkau benar2 tidak terganggu kesehatanya"!" tanya Siau Ling kemudian setelah periksa cuaca. "Benar, aku sudah tidak apa2!" "Baik! kalau begitu sekarang juga kita lanjutkan perjalanan, cuma...sebelum itu engkau harus menyanggupi dahulu sebuah persoalan!" "Soal apa?" "Selama aku bertempur melawan orang engkau tak boleh turun tangan secara gegabah." "Kalau aku pakai racun untuk meracuni lawan?" "Tidak boleh pokoknya engkau tak boleh menempuh bahaya" Setelah menghela napas panjang sambungnya lebih jauh: "Nona Wu kedelapan buah rintangan yang disiapkan dalam lembah ini rintangan demi rintangan jauh lebih hebat dan mengerikan kalau pikiranku sampai bercabang maka pastiIah akan tercipta suatu kesalahan besar itulah sebab aku melarang engkau untuk menempuh bahaya karena begitu engkau ikut turun tangan maka perhatianku segera akan bercabang ." Sambil tertawa Wu Yong menganggut. "Akan kuingat selalu, mari kita berangkat" tanpa menanti jawaban gadis itu berangkat lebih dahulu. "Lebih baik engkau mengikuti dibelakangku Saja!" seru Siau sambil melampui gadis itu dengan langkah lebar. Selelah berjalan kurang lebih seribu tombak. kedua orang itu kembali menikung pada sebuah celah bukit yang terjal. Setelah melawati celah bukit itu tampaklah tanah pegunungan jadi melebar, diantara apitan dua bukit yaug tinggi terbentang sebuah tanah lapang yang luasnya beberapa puluh tombak tempat itu begitu luas dan datar sehingga amat sesuai sebagai tempat bertempur Menyaksikan keadaan disekitar sana. tanpa terasa Siau Ling segera berpikir didalam hati kecilnya : "Seandainya Shen Bok Hong mendapatkan rintangan berikutnya ditempat ini, dia pasti telah menyiapkan sekelompok jago persilatan yang berkepandaian tinggi untuk menjaga tempat ini. Rupa2nya ia siapkan tanah lapang bagiku untuk melangsungkan suatu pertarungan keras yang masing2 pihak harus mengandalkan kepandaian silat masing2 " ---oo0dw0oo-- Jilid: 31 Terdengar suara dari Wu Yong berkumandang dari arah belakang, ia berkata : "Siau tayhiap, apakah engkau sangat menguatirkan keselamatan jiwaku.."!" "Tentu saja aku sangat menguatirkan keselamatan jiwamu!" sahut Siau Ling dengan cepat. "Aku pernah mencelakai engkau dan mencelakai pula sahabat2mu. Apakah engkau sama sekali tidak menaruh rasa dendam atau sakit hati atas diriku"!" Mengungkap soal itu. tanpa terasa Siau Ling teringat kembali akan nasib Teng Lui serta Yap Cing yang hingga saat ini masih belum diketahui kabar beritanya, dalam hati ia berpikir : "Kalau teringat akan perbuatan dari kalian nenek dan cucu, sebenarnya saja aku memang tak pantas untuk menguatirkan nasib serta keselamatanmu..." Walaupun dalam hati berpikir demikian diluaran ia menjawab . "Meskipun engkau pernah mencelakai aku tapi ini hari engkau telah menolong jiwaku aku suruh engkau tinggalkan tempat ini sebaliknya malahan melukai engkau, kejadian tersebut membuat batiku merasa sangat tak tenang...." "Maka dari itu maka engkau menguatirkan keselamatan jiwaku?" sambung Wu Yong "Aaah..-! itu sih bukan cuma lantaran soal itu " sahut Siau Ling sambil berpaling. "Lalu karena apa lagi?"" "Aku tak puas melibat nasibmu menderita, maka timbul perasaan tak puas dalam hatiku, sebagai seorang jago yang punya ilmu silat sudah menjadi kewajibanku untuk membantu mereka yang perlu pertolongan, terutama keadaan nona setelah terluka oleh panah sangat berbahaya, kalau ikut aku berarti timbul harapan hidup untukmu, aku tak bisa melenyapkan kesempatan dan harapan baikmu itu dengan begitu saja." Mendengar perkataan itu. Wu Yong menghela napas panjang. "Aaaii..! engkau adalah seorang enghiong. seorang manusia gagah maka engkau bersedia membawa aku pergi, karena aku adalah seoperempuan lemah yang tiada sanak tak ada keluarga, hidup seorang diri. maka engkau kasihan kepadaku, simpatik kepadaku dan terpaksa menyanggupi untuk membawa serta diriku, bukankah begitu?" Siau Ling berpaling dan menatap wajah gadis itu tajam, ia lihat sepasang matanya telah basah oleh air mata yang jatuh bercucuran, mukanya begitu pucat dan mengenaskan sehinga membuat hati orang jadi iba. Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benaknya, dalam hati ia berpikir : "Apa yang dia katakan sedikitpun tidak salah. aku hanya karena kasihan kepadanya, iba pada nasibnya maka menyanggupi permintaannya untuk membawa serta gadis itu tinggalkan tempat ini, tapi kalau aku mengakui sejujarnya sudab pasti dia akan merasa sedih bati, dalam keadaan dan situasi seperti ini lebih baik aku tak usah menjawab dengan sejujurnya..." Berpikir sampai disitu. diapun segera berkata: "Apa yang diucapkan nona hanya bisa di anggap sebagai benar separuh bagian" "Apa lagi yang separuhnya itu?" "Nona berani meninggalkan jalan yang sesat untuk kembali kejalan yang benar, keberanian dan kegigihanmu ini sangat mengagumkan setiap hati orang, tentu saja aku harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk bantu nona meloloskan dari dari kesulitan" Wu Yong teramat sedih. "Semua orang menyebut engkau sebagai Siau tayhiap rupanya perkataan ini sedikit pun tak salah alasanmu sangat lugas dan memdalam, artinya siapapun tentu akan takluk dan tunduk setelah mendengar perkataan tersebut" Setelah berhenti sebentar ia melanjutkan "Bagaimana kalau kita percepat perjalanan kita?" Tanpa menunggu jawaban tiba2 gadis itu mempercepat langkah kakinya. "Engkau tak boleh berjalan disebelah depan, cepatlah berhenti!" teriak Siau Ling dengan gelisah. Tanpa berpaling Wu Yong kabur kearah depan bahkan perjalanannya kian lama kian bertambah cepat. Siau Ling sangat gelisah dia segera mengepos tenaga dan mengejar kearah depan. Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki pemuda ini sangat lihay tentu saja Wu Yong tak mungkin bisa menangkan kehebatannya, belum sampai lima tombak tahu2 pemuda itu sudah berada dibelakang tubuh gadis she Wu . Asal ia lewati satu tombak lagi kedepan niscaya sianak muda itu akan berhasil melampaui Wu Yong. Pada saat itulah tiba2 terdengar suara bentakan keras berkumandang dari arah depan "Eeeei dayang cilik ayoh cepatan sedikit larinya" Ditengah bentakan nyaring empat titik cahaya tajam yang menyilaukan mata secepat sambaran kilat meluncur kedepan dan masing2 menyerang dada serta lambung Siau Ling. Sianak muda itu segera putar sepasang telapaknya dan menyerang berbareng.."Ting! Tiing!" dua sentilan tajam berkumandang nyaring senjata rahasia yang ditujukan kearahnya sudah rontok tanah. Pemuda itu mengenakan sarung tangan kulit ular naga, ia tak takut tajamnya senjata, dengan manis dan cepat semua senjata rahasia itu sudah rontok keatas tanah. Karena gangguan yang munculnya sama sekali tak terduga. Wu Yong telah kabur satu tombak lebih jauh kearah depan. Bayangan manusia berkelebat lewat, empat orang pria kekar munculkan diri ditengah gelanggang, setelah memberi jalan lewat buat Wu Yong mereka segera menghadang jalan pergi Siau Ling. Terdengarlah salah seorang diantaranya dengan suara berat bertenaga kembali berseru : "Nona cilik, cepat sembunyikan diri dibelakang batu karang yang ada disebelah kanan" Rupanya disamping dinding tebing sebelah kanan terdapat sebuah bata cadas yang menonjol keluar, kawanan jago yang menjaga rintangan tersebut semuanya bersembunyi di belakang batu karang itu. Terdengar Wu Yong dengan suara keras berseru : "Kalian harus berhati2! ilmu silat yang dimiliki orang itu lihay sekali." Sambil berbicara ia berhenti berlari ke median setelah menyembunyikan diri dibe-lakang empat orang pria yang baru saja munculkan diri itu, dengan napas terengah2 kembali dia melanjutkan: "Aku sudah terluka aku tak mampu untuk lari lagi.." Setelah melancarkan pukulan untuk merontokan senjata rahasia tadi sebenarnya Siau hendak menggunakan ilmu meringankan tubuh burung walet menutapi permukaan air untuk mengejar Wu Yong serta membebaskan gadis itu dari marabahaya: Akan tetapi setelah dilihatnya gadis itu menyembunyikan diri dibelakang tubuh pria kekar itu dan rupanya ia telah berubah pikiran untuk kembali berpihak kepada Shen Bok Hoag dengan cepat pemuda itu menghentikan langkah kakinya sambil berpikir dalam hatinya. "Sejak kecil budak ini dipelihara dan di didik dibawah asuhan Wu popo wataknya sama sekali telah berubah dan ia tak bisa mbedakan lagi mana yang sesat dan mana yang lurus, mana budi mana dendam, sikapnya gampang berubah ketika menemui bahaya, aku tadinya masih gira kalau gadis itu sudah tinggalkan jalan yang sesat untuk kembali kejalan yang , rupanya harapanku ini terlalu muluk" Sebagai seorang pendekar yang berjiwa sar, pemuda itu sama sekali tidak menjadi gusar ketika dilihatnya Wu Yong kembali berpihak pada musuhnya, dia malah lega karena sudah kehilangan sebuah beban yang berat. Setelah tarik napas panjang2 ujarnya: "Dalam pertarungan yang akan berlangsung, engkau siap bertarung dengan cara apa?" "Dalam pertarungan ini kami akan beradu kepandaian silat yang asli dan murni dengan dirimu!" sahut seseorang dengan suara yang kuat dan nyaring. Mengikuti berkumandangnya suara jawaban itu, dari belakang batu karang munculah seorang kakek tua bermuka lebar, berjidat lebar dan berjenggot putih sepanjang dada. Dengan pandangan tajam Siau Ling awasi orang itu, ia lihat kakek tua tersebut teramat asing baginya dan belum pernah di jumpai selama hidupnya. dengan cepat ia menjura sambil menegur : "Siapakah engkau"! Kakek itu tidak menjawab, sebaliknya malah balik menatap wajah pemuda itu tanpa berkedip, sahutnya kemudian : "Secara beruntun engkau dapat menembusi lima rintangan tanpa mengalami cedera, hal itu menunjukkan kalau ilmu silatmu memang sangat lihay sekali, kepandaian yang sehebat itu rasanya terlalu sayang untuk dilenyapkan dari permukaan bumi, aku jadi kasihan kepadamu" Siau Ling tidak menjawab, hanya didalam hati pikirnya : "Ia tidak galak ataupun tekebur, rupanya mereka bukan termasuk sebagai anak buah dari Shen Bok Hong..!" Karena berpendapat begitu maka diawasi nya orang2 itu dengan lebih seksama lagi, dia lihat pakaian yang dikenakan empat pria yang menghadang jalan perginya terdiri dari pakaian yang aneh dan istimewa sekali, baik itu warna merah atau kuning ataupun warna lainnya, pada bagian dada mereka selalu tersulam sebuah simbul kepala harimau yang berwarna kuning. Dari simbol tersebut Siau Ling segera menduga sebagai lambang dari suatu perguruan atau organisasi, hanya saja ia tidak kenal simbol itu merupakan lambang dari perguruan atau organisasi mana" Dengan sebisa2nya sianak muda itu mengumpulkan segala daya ingatannya untuk menemukan asal usul dari simbol kepala harimau itu, tapi kendatipun otaknya telah diperas habis2an toh ia tetap gagal untuk menemukan asal usul mereka, sebab mengingat Cung San Pek gurunya belum pernah membicarakan tentang asal usul dari simbol tersebut. Sementara ia sedang melamun, terdengar kakek tua itu menegur dengan suaru dingin. "Hey Siau , apa yang sedang kau pikirkan"! "Aku sedang mencari arti dari pada lambang kepala harimau yang tertera didepan dada kalian, aku ingin tahu lambang tersebut merupakan simbol dari perguruan mana" " "Hmmm"! dengan usiamu yang begitu muda dan kecil, aku tanggung engkau tak mungkin bisa menebak arti dari lambang tersebut" seru kakek berjenggot lagi dengan nada dingin. "Sekalipun aku tidak mengenal asal mula dari lambang tersebut, tapi aku yakin kalau kalian semua orang! dari perkampungan Pek hoa-san-cung, kalian tidak lebih cuma penbantu2 yang diundang Shen Bok Hong untuk menunjang kekuatan." Kakek tua berjenggot panjang itu tertawa terbahak2 ia segera menyambung: "Haahhh...haahh. .haaahh. . meskipun pengetahuanmu sangat terbatas namun kecerdasan otakmu sangat mengagumkan, tidak salah aku memang diundang oleh Shen Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Bok Hong untuk membantu pihaknya meskipun undangan disertai dengan balas jasa yang setimpal pula, akan tetapi hal itu bukankah alasan yang terutama bagiku untuk menyanggupi undangan itu" "Shen Bok Hong mempunyai pandangan yang terlalu tinggi, ia tidak gampang menilai orang dengan setinggi2nya, malahan lebih banyak jago persilatan yang ada di permukaan bumi yang tunduk serta rela diperintah olehnya. Engkau mendapat undangan dari gembong iblis itu untuk menopang kekuatan, hal tersebut membuktikan bahwa engkau pastilah seorang jago kenamaan yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dimuka bumi, sebab menurut apa yang kuketahui tidak banyak jago yang dapat memperoleh kedudukan setinggi dan sehormat itu" "Haahhh...haahhh...haah... aku mengatakan engkau amat cerdik ternyata ucapanku sedikitpun tidak salah" seru kakek berjenggot panjang itu sambil tertawa terbahak2. Setelah berhenti sebentar tiba2 nada suaranya berubah jadi dingin menyeramkan terusnya: "Kami guru dan murid paling mengandalkan kekuatan sebuah barisan yang Kami sebut barisan Hui-hau atau harimau terbang selama puluhan tahun belakangan ini belum pernah ada orang yang mampu lolos dari barisan ini dengan gampang sekarang aku merasa simpatik terhadap dirimu, asal engkau bersedia nyanggupi dua permintaanku aku akan mengembalikan balas jasa dari Shen Bok Hong yang telah kuterima dan melepaskan engkau untuk lewati rintangan ini" Mendapat tawaran itu Siau Ling segera berpikir dalam hatinya. "Kalau aku bisa melewati rintangan tanpa membuang tenaga terlalu besar maka kejadian ini akan sangat menguntungkan diriku .. biarlah kutanyakan dulu apa yang dia inginkan." Berpikir sampai disitu dia lantas bertanya: "Permintaan apa yang hendak kau ajukan kepada aku orang she Siau" aku minta engkau bisa menyebutkan sekarang juga agar akupun bisa mempertimbangkan apa aku bisa mengabulkan atau tidak" "Apakah engkau akan mempertimbangkan dahulu sebelum ambil keputusan?" tegur si kakek berjenggot dengan suara dingin. "Tentu saja kalau syarat yang engkau ajukan terlalu muluk atau berlebihan tentu saja aku tak dapat mengabulkan" Mendengar jawaban itu kakek berjenggot tersebut jadi amat gusar serunya dengan suara lantang: "Bocah cilik jumawa bicara buat apa engkau pertimbangkan lagi syarat yang aku ajukan.?" Setelah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh: "Walaupun begitu aku merasa amat kagum atas keberanian dan kejantananmu. Baiklah ketahuilah barisan harimau terbangku ini berhasil kuciptakan setelah menggunakan hampir seluruh tenaga dan pikiranku selama bertahun2 lamanya, jumlah anggota barisan ada sepuluh orang dengan gabungan tenaga itu maka kekuatan yang terpancar keluar dari barisan bui hau baru akan menunjukan keampuhannya yang luar biasa, tapi sekarang aku baru menerima sembilanorang murid kekurangan satu orang, ini membuat kekuatan barisan kami jadi agak rapuh disatu bagian. Bila bertemu dengan musub tangguh terpaksa aku harus turun tangan sendiri untuk pimpin barisan ini karena kekurangan tersebut maka timbullah keinginanku untuk cari bakat bagus guna mengisi kekosongan itu. Sekarang aku sudah kepayahan karena tak berhasil temukan bakat baik maka jikalau engkau bersedia untuk mengisi kekosongan dari barisan hui hau toa tinku ini sehingga kekompakan dan kesempurnaan berisanku terwujud sebagaimana mestinya, akupun bersedia untuk lepaskan engkau dari rintangan ini !" Siau Ling tertawa ewa. "Apakah syaratmu yang kedua ?" dia bertanya. "Aku dengar engkau hendak menolong seorang bocah perempuan, benarkah begitu?" "Benar, darimana engkau bisa tahu?" "Shen Bok Hong yang memberitahukan kepadaku, oleh karena anak muridku dilarang untuk dekat dengan kaum wanita, maka jikalau engkau telah setuju untuk masuk jadi anggota perguruanku, maka setelah aku bantu engkau untuk menolong gadis tadi, engkau harus biarkan dia pergi dari sisimu dan selamanya tak boleh bertemu lagi dengan dirinya.. apakah engkau sanggup untuk penuhi permintaanku ini?" Setelah berhenti sebentar, ia tertawa tergelak dan menambahkan : "Hauhh..haahh..hahhh.. bagaimana" sederhana bukan syarat yang kuajukan?" "Memang kuakui bahwa syaratmu sangat sederhana, sayang aku tak dapat menerimanya!" Kakek berjenggot itu melonggo, rupanya ia tidak percaya dengan pendengaran sendiri. "Apa" engkau tak setuju"!" serunya. "Benar, aku tak dapat menerima kedua buah syarat yang kau ajukan itu barang satupun jua" Kakek berjengot jadi naik pitam. "Hmm! kalau begitu engkau sudah bosan hidup...!" hardiknya. Dia ulapkan tangan, lima orang pria kekar kembali munculkan diri dari balik batu karang. Siau Ling segera cabut keluar pedang pendeknya dan digenggam dalam tangan kanan, sambil disilangkan sejajar dada ujarnya: "Engkau tak usah gugup ataupun gelisah, aku akan menanti sampai kalian selesai mengatur barisan Hui hau toatin sebelum tu tangan!" Gerak gerik kawaran pria kekar itu sangat cekatan dan hapal sekali, setelah keluar dari balik batu cadas, mereka segera menempati posisinya masing2, sebentar saja barisan tersebut sudah terbentuk. Setelah dilihatnya barisan itu telab terbentuk, Siau Ling baru ayun pedang pendeknya sambil berseru : "Hati2lah kawan, aku orang she-Siau segera akan menerjang masuk kedalam barisan!" Dengan langkah yang santai tapi mantap ia maju kemuka dan masuk kedalam kepungan barisan harimau terbang. Walaupun tingkah lakunya amat santai dan seolah2 sama sekali tak pernah terjadi suatu apapun, tapi dalam hati kecilnya ia tak berani pandang enteng musuhnya, diam2 hawa murninya disalurkan mengelilingi seluruh tubuh dan bersiap sedia untuk mela wan musuhnya dengan sepenuh tenaga. Sembilan orang pria kekar yang membentuk barisan bersenjata sebilah kampak raksasa. hanya kakek tua itu saja yang bertangan kosong serta menempatkan diri ditengah barisan Setelah masuk kedalam barisan, diam diam Siau bikin perhitungan dalam hati kecilnya, ia berpikir : "Kalau aku lancarkan serangan kilat sehingga berhasil melukai dua orang mereka maka perubahan barisan tersebut segera akan tersumbat sama sekali, siapa tahu dengan tindakan itu maka kekuatan barisan berhasil kupecahkan, atau paling sedikit bisa ngurangi tekanan yang terpancar keluar dari barisan hau-tin..." Dua orang pria kekar yang berada dipaling depan bergerak bagaikan kepala hari mau. menanti Siau Ling sudah berada kurang lebih lima depa dari depan mereka, sepasang kampak mereka perlahan2 diangkat ketengah udara. "Bagus" pikir Siau Ling dalam hati "rupanya mereka tak sudi untuk memberi ke sempatan padaku untuk menyerang lebih dahulu" Tangan kiri ditekuk dan siap melancarkan serangan sian ci sinkang untuk melukai musuhnya lebih dahulu. Tapi sebelum serangan itu dilancarkan tiba2 terdengar dengusan napas berat berkumandang memecahkan kesunyian dua orang pria kekar yang berada didepan itu tiba2 membuang senjatanya dan sambil memegang lambung sendiri terbungkuk menahan rasa sakit Menyaksikan keadaan anak buahnya kakek tua berjenggot itu jadi gusar makinya. "Gentong nasi... manusia tak berguna belum saja barisan bergerak kalian sudah terluka... kemana perginya kepandaian silat yang kalian miliki?" "Suhu!" sahut dua orang pria Itu hampir berbareng "perut tecu terasa sakit sekali sehingga sukar ditahan!" "Kenapa secara tiba2, kalian merasakan perutmu jadi amat sakit?" Sementara itu secara diam2 Wu Yong sudah mengundurkan diri kesamping mendengar pertanyaan itu dengan cepat ia menimbrung: "Karena mereka semua telah terkena sejenis racun yang amat keji dan jahat!" "Darimana engkau bisa tahu?" tanya kakek berjenggot itu keheranan. "Hiiihhh...hiiihhh.. hiiiheh...." Wu Yong tertawa cekikikan "aku yang turun tangan meracuni mereka, tentu saja tahu akan peristiwa ini dengan amat jelas." "Budak busuk, aku akan bunuh engkau terlebih dahulu!" teriak kakek berjenggot itu sambil ayunkan telapaknva kedepan. Wu Yong segera berkelit kesamping untuk menghindarkan diri, ujarnya sambil tertawa . "Ilmu silat yang kau miliki paling kuat dan ampuh, oleh sebab itu aku lepaskan racun yang paling keji dan paling berat keatas tubuhmu.,.!" Setelah melancarkan sebuah pukulan tadi tiba2 kakek berjenggot itu mengerutkan dahinya dan tak mampu melancarkan serangan yang kedua. Rupanya setelah melancarkan serangan yang pertama tadi. tiba2 ia merasakan lambungnya jadi sakit sekali bagaikan diTiraikasih Website http://kangzusi.com/ iris dengan pisau belati, saking kesakitan ia jadi lemas dan seluruh kekuatan tubuhnya lenyap tak berbekas. Diikuti enam orang pria kekar lainnyapun sama2 membuang senjata kampak yang berada dalam genggaman mereka, dan sama2 memegang perutnya masing2 sambil menahan rasa sakit. Siau Ling sendiri sewaktu dilihatnya tanda keracunan yang menimpa kawanan jago tua itu persis seperti tanda2 keracunan yang dialami orang2 dirumah makan tempo hari, dalam hati ia segera menduga kalau perbuatan tersebut adalah hasil karya dari Wu Yong, dalam hati segera berpikir : "Semula aku masih mengira kalau dia benar2 telah menghianati aku dan kembali berpihak Shen Bok Hong. Rupanya ia sedang menggunakan siasat untuk cari ketempatan guna meracuni kawanan jago tersebut" Dalam pada itu diantara sepuluh orang jago yang berdiri pada posisi barisan Hui-nau-tin, ada sembilan orang diantaranya yang berjongkok sambil memegang perut sendiri. Hanya kakek tua berjenggot putih saja yang tetap berdiri serius ditempat semula tapi diapun merasakan suatu penderitaan serta siksaan yang hebat, terbukti peluh dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya. Wu Yong tersenyum sambil berkata : "Siau-heng, perlukah kita bunuh mati kawanan jago ini " Sekarang mereka sudah kehilangan daya lawan untuk menghadapi kita berdua" Siau Ling tidak menjawab dengan sepasang mata yang tajam mengawasinya raut wajah Wu Yong tanpa berkedip. Tiba2 Wu Yong merasakan hatinya jadi jengah dan rikuh sekali, merah dadu pipinya dengan lirih ia menegur: "Kenapa engkau tatap terus raut wajahku" Siau Ling menghela napas panjang, "Aaaii.. kapan sih engkau lepaskan racun keji itu" kenapa aku sama sekali tidak melihatnya?" "Kalau engkau dapat melihat tingkah lakuku dalam melepaskan racun mana mungkin aku bisa melukai orang tanpa diketahui olehnya?" "Rupanya engkau telah mewarisi seluruh kepandaian melepaskan racun dari nenekmu" Wu Yong menggeleng "Masih selisih jauh sekali "sahutnya" kalau di hitung2 maka kepandaian yang kumiliki sekarang, paling banter juga seperdua atau sepertiganya saja!" Tiba2 kakek tua berjenggot itu mendengus dingin, perlahan2 tubuhnya berjongkok pula keatas tanah. Sementara itu sembilan orang lainnya yang memiliki tenaga dalam agak dangkal jika dibandingkan dengan kakek berjenggot itu, sudah tak mampu menguasahi rasa sakit yang melilit2 perut mereka, tak kuasa lagi mereka bergulingan diatas tanah sambil merintih kesakitan. "Nona Yong!" bisik Siau Ling kemudian, "apakah mereka bisa mati karena kesakitan?" "Tidak bisa," jawab Wu Yong sambil menggeleng," tapi untuk selamanya mereka akan kesakitan terus, sampai kesabaran dan daya tahannya habis, akhimya mereka akan bunuh diri untuk menyelesaikan perjalanan hidupnya" "Racun seperti ini terlalu jahat dan sadis! " Wu Yong tertawa ewa. "Setelah Leng-lam ji sepasang iblis dari wilayah Lenglam membinasakan nenekku, membuat aku dapat merasakan serta menyelami betapa bahaya dan kejamnya dunia persilatan, aku sadar bahwa ilmu silat yang kumiliki tak dapat kuandalkan untuk melindungi keselamatan jiwaku, oleh sebab itu aku harus mengandalkan ilmu melepaskan racun yang kukuasahi untuk melindungi diri. Karena itulah cara penggunaan racun yang aku kuasahi sekarang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan keadaanku di masa lalu..." Setelah memandang sekejap kearah sepuluh orang jago lihay yang sedang terbungkuk2 menahan sakit itu, dia melanjurkan: "Orang2 itu sama sekali tidak terikat oleh dendam atau sakit hati dengan dirimu, bahkan saling kenalpun tidak, kenapa mereka datang kemari hendak membunuh engkau" Seandainya mereda adalah anak buah dari Shen Bok Hong, hal ini masih bisa dimaklumi, tapi dalam kenyataan mereka Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo bukan anak buah gembong iblis itu. Dan alasan mereka untuk musuhi dirimu pun hanya di karenakan soal nama, pahala dan soal kedudukan, kalau kita tidak membinasakan mereka maka suatu ketika kita bakal dibunuh oleh mereka" Tiba2 ia berjongkok dan mengambil sebilah kampak raksasa diri atas tanah, sambil ayun senjata itu ia bacok setiap jago yang dijumpainya, dalam sekejap mata separuh orang jago lihay itu sudah mampus semua diujung senjatanya. Diam2 Siau Ling menghela napas panjang menyaksikan kesepuluh sosok mayat yang menggelitak disana sini, ia lihat mayat2 itu ada yang dibacok tubuhnya ada pula vang dibacok batok kepalanya, membuat darah kena berceceran di-mana2 dan isi benak serta isi perut berserakan disana sini, keadan benar2 mengerikan sekali. Dalam hati pikirnya : "Rupanya perasan budak cilik ini sedang dipengaruhi oleh emosi, marah dan kesedihan, dikemudian hari aku harus baik2 didik dirinya sehingga ia tidak sampai berbuat kejam hanya disebabkan mengikuti suara hati...." Setelah membacok mati sepuluh orang jago itu. Wu Yong membuang senjatanya keatas tanah, lalu sambil tertawa ujarnya : "Saudara Siau, mari kita lanjutkan perjalanan" "Bagaimana kalau kita kebumikan lebih dahulu kesepuluh sosok mayat itu sebelum lanjutkan perjalanan?"" "Tak usah!" sahut Wa Yong sambil menggeleng, "diatas bukit batu diatas kedua belah sisi lembah ini sudah siap sedia anak buah dan Shea Bok Hong, setelah kita pergi mereka akan datang kemari untuk bereskan mayat2 tersebut" "Kalau memang begitu, mari kita segera berangkat!" kata Siau Ling sambil mengangguk. Setelah melampaui Wu Yong, dia melanjutkan : "Nona Yong. justru karena Shen Bok Hong tidak memberitahukan tentang penghianatanmu terhadap perkampungan Pek-hoa-san-cung kepada anak buahnya yang tersebar disepanjang lembah, maka dengan gampang sekali seranganmu mendapat hasil, tapi engkau harus ingat bahwa cara seperti ini hanya bisa digunakan satu kali saja dan tak boleh diulang kembali, setelah mereka rasakan pengalaman yang baru ini dengan sendirinya tak akan ulangi kembali peristiwa tersebut, mereka pasti telah mengabarkan tentang pengkianatanmu terhadap perkampungan Pek hoa san cung kepada orang2 yang berada dikedua rintangan terakhir!" "Engkau bicara setengah harian lamanya" tapi sampai sekarang aku masih belum paham dengan maksud perkataanmu itu" seru Wu Yong. "Maksudku, dalam rintangan berikutnya engkau tak usah turun tangan lagi tapi tinggal saja dibelakangku untuk melindungi aku dan sergapan2 lawan" "Apabila aku mendapat kesempatan untuk membantu dirimu, masa aku hanya berdiam diri belaka?" "Ooh. bukan begitu maksudku, aku maksudkan agar nona jangan menggunakan siasat licin lagi untuk membohongi mereka, kalau ada kesempatan tentu saja engkau boleh membantu aku, sebab aku malah akan berterima kasih sekali atas bantuanmu itu" Wu Yong menghela nafas panjang. "Terima kasih atas perhatian yang kau berikan kepadaku, sejak nenek meninggal dunia, engkau adalah orang pertama yang benar benar memperhatikan aku" Terperangah Siau Ling mendengar perkataan itu, buru2 ia percepat langkahnya maju kedepan. Wu Yong segera mengikuti dari belakang dan menyusul pemuda tersebut. Sementara itu sinar matahari terhambat oleh bukit yang tinggi, udarapun perlahan2 jadi gelap. Siau Ling segera mengepos tenaga dan mempercepat perjalanannya, setelah melalui dua buah bukit yang tinggi tiba2 dari arah depan terdengarlah air sungai yang deras. Dengan cepat Sau Ling alihkan sorot matanya kearah depan ia lihat sebuah sungai yang lebar dengan air yang jernih membentang ditengah lembah dan menghadang jalan pergi mereka. Aliran air sungai terbendung dalam sebuah telaga yang luasnya mencapai lima tombak bukan saja airnya jernih dan dalam sekali. Sekalipun seseorang memiliki ilmu silat yang amat tinggipun belum tentu sanggup menyebrangi telaga itu dengan sekali lompatan. Melihat air telaga yang jernih dan lebar itu untuk beberapa saat lamanya Siau Ling berdiri termanggu ia tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Rupanya ia sama sekali tak menyangka, kalau dihadapannya bakal muncul sebuah air telaga yang menghadang jalan perginya. Agaknya Wu Yong sendiripun sama sekali tidak menduga akan hal ini, dengan alis mata berkenyit ia bertanya "Saudara Siau. engkau bisa berenang?" Siau Ling menggeleng, "Tidak bisa " "Akupun tidak bisa !" "Shen Bok Hong tahu bahwa aku tak pandai berenang ataupun ilmu dalam air, kalau toh ditempai ini sudah tersedia sebuah telaga alam yang menghadang penjalananku, tentu saja dia manfaatkan perintang tersebut dengan sebaik2nya." "Maksud saudara Siau, apakah mungkin Sheo Bok Hong telah kirim orang untuk menjaga air telaga ini serta menghadang jalan pergi kita berdua?" "Benar, Shen Bok Hong pasti menggunakan hadangan yang tercipta oleh alam ini untuk mengatur suatu rintangan yang keji dan jahat" " Tiba2 Wu Yong maju kedepan dan mendekati telaga tersebut, sambil memperhatikan keadaan telaga itu tangannya mencoret kesana kemari tiada hentinya. Siau Ling segera mendekati gadis itu dan-berkata dengan suara lirih : "Apa yang sedang kau lakukan?"" "Aku sedang memperhitungkan berapa luas permukaan air telaga ini," "Mau apa nona perhitungkan permukaan air telaga ini ?" "Aiai..." Wu Yong menghela nafas, "sayang aku tak dapat menghitung berapa dalam telaga tersebut, kalau akn bisa menghitung kedalaman air telaga ini maka aku bisa. melepaskan racun" "Melepaskan racun?"" Wu Yong tersenyum dan mengangguk. "Benar, aku hendak meracuni air telaga ini, seandainya Shen Bot Hong telah siapkan jebakan didasar air telaga ini, maka orang, yang berada disana pasti akan mati keracunan oleh bisa keji yang kusebarkan." , "Perbuatan ini tak boleh kita lakukan!" seru Siau Ling sambil menghela napas. "Kenapa"!" "Himpunan air yang terpukul dalam telaga tersebut entah terwujud setelah berlangsung beberapa puluh tahun lamanya, dalam telaga pasti hidup banyak sekali udang dan ikan. Jika nona menyebar racun dalam telaga ini, bukankah ikan dan udang itu akan mendapat celaka lebih dahulu. ?" Wu Yong tersenyum. "Engkau amat welas dan berbudi luhur, tapi sekarang kita harus lindungi pula keselamatan jiwa kita sendiri, buat apa musti pikirkan pula keselamatan dan kehidupan dari kawanan udang serta ikan?" "Tak bakal salah lagi kalau Shen Bok Hong menempatkan jago2nya ditempat ini, tapi belum tentu mereka tinggal didasar air telaga, siapa tahu kalau jago2 itu bersembunyi disekitar tempat ini?" Sementara Wu Yong hendak menjawab, tiba2 dari arah pantai berkelebat lewat sesosok bayangan manusia, orang itu menum pang diatas sebuah rakit yang terdiri dari beberapa kayu diikat dengan selembar kulit pohon. Rupanya rakit itu sedang bersandar ditepi telaga yang bagian atasnya tertutup oleh batu dan rumput, oleh sebab itu apabila tidak diperhatikan dengan seksama sulit untuk Naga Sasra Dan Sabuk Inten 5 Wiro Sableng 058 Bahala Jubah Kencono Geni Rahasia Kampung Setan 2