Budi Kesatria 18
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 18 ditemukan. Dua sosok bayangan manusia berdiri diatas rakit itu dan perlahan2 mendayungnya mendekati kesisi telaga di mana Siau Ling berdua sedang berdiri. Begitu menjumpai rakit tersebut, satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, pikirnya . "Dengan kepandaian yang kumiliki sekarang, dalam satu kali lompatan saja tiga tombak bisa kulewati dengan mudah, asal sampan itu berada ditengah telaga dan aku menggunakan sampan tersebut untuk batu loncatan, bukankah dengan sangat gampang aku sudah mencapai daratan seberang.." asal sudah menginjak tanah, aku tak Usah jeri terhadap mereka lagi.." Tiba2 ia teringat akan diri Wu Yong, hal isi membuat sianak muda itu bediri termangu2, rencana bagus yang telah disusunpun segera jadi berantakan dibuatnya., Dengan andalkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Wu Yong. rasanya teramat sulit baginya untuk menggunakan rakit itu sebagai batu loncat guna menyeberang ketepi seberang, dengan sendirinya loncatan kilat tersebut tak mungkin bisa digunakan lagi. Sebagai seorang pendekar yang berjiwa besar, ia tak mau mengingkari janji dan meninggalkan Wu Yona seorang diri ditengah jalan, setelah dia menyanggupi untuk membawa serta gadis itu kemanapun dia akan pergi. Dalam keadaan seperti itu, satu2nya jalan yang bisa dilatuxan hanyalah menunggu sampai rakit itu mendekati, kemudian baru bekerja menurut situasi yang dihadapi. Sementara ia masih termenung, rakit tadi sudah bergerak menuju ketepi telaga. Kembali Siau Ling alihkan sorot matanya kearah tengah telaga, ia lihat salah seorang diantara dua orang jago yang bardiri diatas rakit itu ternyata bukan lain adalah Siau yau cu. Hanya saja Siau yau cu yang ditemuinya sekarang tidak mengenakan jubah imamnya lagi tapi hanya memakai seperangkat pakaian ringkas yang amat ketat. Orang kedua adalah seorang pemuda berbaju hijau yang bermuka bersih, orang itu berdiri kaku diatas rakit tanpa berkutik barang sedikitpun jua. Keadaan orang itu mirip sekali dengan sebuah patung arca. Dalam hati sianak muda itu berpikir: "Raut wajah orang itu aneh sekali entah siapakah dia" tapi kalau ditinjau dari posisinya yang mendapat tugas untuk menjaga rintangan yang ketujuh bersama Siau-yau-cu dapat ditarik kesimpulan kalau orang ini bukanlah manusia biasa" Berpikir sampai disini "a segera menegur dengan nada dingin. "Hmmm! aku kira siapa yang datans tak tahunya adalah Siau yau cu totiang" Siau-yau cu tersenyum. "Siau tayhiap engkau benar2 amat lihay hanya sekilas pandangan dapat kenali diriku" "Jangan dibilang totiang hanya ganti pakaian sekalipun badanmu sudah terbakar jadi abupun aku masih dapat kenali dirimu" Siauyau-cu kembali tertawa, "jalan gunung sukar ditempuh karena itu terpaksa aku harus lepaskan jubah kependetaanku agar bisa berjalan lebih leluasa" Siau Ling berkata dingin serunya. "Heehh..hehehh.,heehhh . sungguh tak ku sangka Totiang serta Su hay kuncu telah takluk kepada Shen Bok Hong " "Kami tidak takluk tapi merupakan suatu kerja sama yang disertai dengan beberapa syarat" "Aku tak mau ambil perduli apakah engkau Sudah takluk atau tidak kepada Shen Bok Hong ataupun kerja sama yang disertai pertukaran syarat yang jelas bagi pandanganmu hal tersebut tidak sekali tak ada bedanya" Setelah berhenti sebentar dengan suara dingin ia melanjutkan: "Rintangan apa yang telah totiang siapkan ditempai ini" Dan bagaimana caraku untuk melewati rintangan tersebut" aku harap totiang bisa memberi penjelasan yang terang sehingga akupun dapat bersiap sedia untuk melewatinya!" Siau yau cu tidak memperdulikan omongan dari Siau ling, sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Yong dan berkata : "Aku merasa amat menyesal sekali atas kematian yang menimpa nenekmu !" "Hmm, perbuatanmu ini bukankah sama artinya bagaikan kucing menangisi tikus" pura pura berlagak welas asih" Huuh...apakah engkau benar2 menyesal?"" "Nona menuduh yang bukan2 aku benar2 merasa menyesal atas terjadinya peristiwa berdarah itu ." "Nenekku sudah mati, buat apa engkau merasa sesal" kalau liang simmu berkata lain, aku harap engkau bersedia membantu diriku untuk kali ini saja!" "Bantuan apa yang harus aku berikan untuk diri nona?"" "Sederhana sekali, bantulah kami untuk menyebrangi air telaga ini. itu sudah lebih dari cukup !" "Nak, tahukah engkau bahwa ditepi seberang sana telah siap menanti sebuah baris Ngo liong toa-tin yang maha dahsyat?" seru Siau yau-cu. "Apa itu barisan Ngo liong toa-tin?" tanya Wu Yong keheranan. "Barisan Ngo liong toa tin adalah sebuah barisan aneh yang sengaja disiapkan Shen Bok Hong untuk menghadapi jago2 persilat yang berkepandaian sangat lihay. seluruh tenaga dan pikirannya telah dicurahkan Shen Sok Hong untuk menyempurnakan barisan tersebut, ketahuilah bahwa kehebatannya sukar dilukiskan dengan kata2" "Aku sudah pernah mencoba kelihayan dari barisan tersebut, dalam kenyataan tiada sesuatu yang perlu diherankan, paling paling hanya beberapa orang manusia aneh yang memakai pakaian bercorak aneh serta mereka tak mempan dibacok dan ditusuk?" Siau yau Cu menghela nafas panjang, dengan memperendah suaranya ia berbisik : "Siau tayhiap, meskipun engkau gagah dan keren tapi ini hari engkau hanya seorang diri !" "Aku tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh totiang !" "Baik. aku akan bicara dengan lebih jelas lagi, dalam keadaan dan saat seperti ini, Siau tayhiap sangat membutuhkan bantuan dari orang lain" Siau Ling alihkan sorot matanya memandang sekejap sekeliling tempat itu kemudian-katanya: "Totiang kalau engkau ada maksud untuk melepaskan jalan sesat untuk kembali kejalan yang benar aku bersedia memberi penjelasan kepada seluruh orang gagah yang ada dimuka bumi". "Siau tayhiap jalan pikiramu terlalu sederhana ." "Maksud hati totiang sukar dipahami lebih baik utarakan saja secara blak2an." Siau-yau cu mengangguk sambil tertawa ia bertanya. "Siau tayhiap benda apa yang berhasil kau dapatkan dari istana terlarang?" "Sebilah pedang pendek yang amat tajam justru aku memiliki pedang pendek ini maka aku tak jeri untuk menghadapi barisan Ngoliong tin yang diciptakan oleh Shen Bok Hong" "Selain pedang pendek?" "Aku dapatkan pula kitab catatan ilmu silat peninggalan dari Raja seruling Tio Hong" "Benar!" sambung Siau yau cu dengan cepat "menurut berita yang sempat kudengar It bun Han to telah serahkan kitab catatan ilmu silat peninggalan dari Raja seruling Thio Hong kepada Siau tayhiap bukan kah begitu?" "Tepat sekali ada apa sih?" Siau yau cu berusaha keras untuk menekan rasa girang yang menghiasi wajahnya ia tertawa ewa dan berkata: "Seandainya Siau tayhiap bersedia menghadiahkan kitab catatan ilmu silat warisan dari Raja seruling Thio Hong akupun bersedia membantu Siau tayhiap dengan sekuat tenaga guna menyelamatkan nona Pek-li dari kurungan" "Orang ini berar2 tamak" pikir Siau Ling didalam hati "untuk menghadapi manusia tamak seperti ini akupun tak usah menggunakan cara yang jujur." Sementara ia masih termenung terdengar Siau yau-cu melanjutkan kembali kata2nya. "Siau tayhiap aku berharap agar engkau suka menukilkan persoalan ini dengan seksama keselamatan jiwa nona Pek-li lebih pentingkah atau kitab catatan ilmu silat warisan dari Raja seruling Thio Hong lebih penting" silahkan Siau tayhiap pilih sendiri, aku sih tak akan memaksa dengan kekerasan" Siau Ling tidak langsung menjawab, tapi berpikir kembali didalam hati . "Kitab catatan ilmu silat Raja seruling Thio Hong telah kuserahkan kepada enci Gak sedangkan kitab catatan ilmu silat tentang ilmu jari sian cu sinkang dan gereja Siau im-ai serta kitab ilmu pedang dari partai Hoa-san telah aku serahkan kepada Teng It Lui serta Yap Cing, dalam situasi dan keadaan seperti ini walaupun mereka berhasil membunuh aku orang she-Siau. Rasanya belum tentu berhasil mendapatkan kitab pusaka tersebut apa salahnya kalau aku guna kan kitab pusaka sebagai umpan untuk memancing orang ini agar bersedia membeberkan duduk persoalan yang sebenarnya, dengan begitu akupun bisa mendapat bahan penting untuk menghadapi musuh tangguh berikutnya" Berpikir sampai disitu ia segera berkata "Pendengaran totiang benar2 tajam dan mengagumkan sekali!" "Kami tidak mempunyai waktu untuk bercakap2" potong Siau yau cu kemudian bagaimanakah pendapat Siau tayhiap" harap segera ambil Keputusan dan memberi jawab ! " Siau Ling menghela napas panjang, sambil menekan rasa gelisah yang berkecamuk dihati ia menjawab: "Aku saja yang sedang berada dalam bahaya masih sanggup bersikap tenang, kenapa totimg yang berada dalam keadaan aman sentausa malahan gelisah ?" Siau yau cu merasa agak tercengang dan diluar dugaan oleh sikap lawannya yang tenang. Dengan pandangan tajam ia awasi wajah pemuda itu tanpa berkedip, kemudian serunya. "Saudara, meskipun engkau tidak menaruh perhatian atas keselamatanmu sendiri, masa engkau juga tak ambil perduli terhadap mati hidup dari nona Pek li?"" "Setelah Shen Bok Hong menyiapkan rintangannya ditempat ini. ia pergunakan nona Pek li untuk memancing dan memaksa kedatanganku ketempat ini sebelum aku berhasil menjumpai nona Pek-li rasanya tak mungkin ia celakai jiwa nona tersebut" "Aku hanya tahu kalau ilmu silat yang di miliki Siau tayhiap sangat tinggi dan lihay sama sekali tak kuduga kalau engkaupun memiliki daya tahan yang kuat juga, aku benar2 sangat kagum dengan ketenanganmu." "Dengan sejilid kitab pusaka warisan dari Raja seruling, asal benar2 saja dapat menolong nona Pek li dan aku..." Sorot matanya dialihkan kesamping dan melirik sekejap kearah Wu Yong, lalu menambahkan : "Ditambah pula nona Wu Yong ini, tentu saja dengan tak sayang aku bersedia memberikan kitab itu kepadamu." Siau yau cu segera angkat kepala memandang cuaca setelah mendengar perkataan itu ujarnya : "Aku lihat usahamu tukar menukar yang sedang kita bicarakan sekarang, punya harapan yang besar untuk berhasil." "Hasil atau tidak, aku harus melihat dulu sampai dimanakah kemampuan ilmu silat yang dimiliki Siau yau totiang!" "Apa maksudmu"!" seru Siau yau-cu tercengang. "Bagaimanakah perasaanmu tentang ilmu silat yang kau miliki jika dibandingkan dengan Shen Bok Hong?" Siau-yau-cu tertawa ewa. "Aku tahu, kalau aku disuruh berduel satu lawan satu dengan Shen Bok Hong, tentu saja ilmu silatku masih kalah satu tingkat!" "Kalau beradu akal dan kecerdikan"!" Siau yau-pu termenung sebentar, kemudian tertawa jawabnya lagi : "Apabila aku harus dibandingkan dengan Shen Bok Hong, maka kekuatan kita boleh dibilang seimbang" "Menurut penglihatanku, baik dalam soal akal muslihat maupun dalam soal kekejian, Totiang masih sulit untuk menandingi Shen Bok Hong, kendatipun kekuatan kalian berdua berada dalam keadaan seimbang, namun disebabkan diatas tebing dikedua belah sisi lembah ini sudah penuh tersebar mata2 dari Sben Bok Hong. maka asal penghianatan dari totiang terbongkar, dengan cepat pula Shen Bok Hong akan mendapat kabar itu, dalam keadaan begitu jangan dibilang untuk membantu kami bertiga, untuk melindungi keselamatan sendiripun belum tentu kau mampu" Siau yau cu tertawa rawan. "Siau tayhiap tak nyana bukan saja engkau maju dalam ilmu silat, bahkan dalam muslihat serta kecerdasan otakpun kian lama engkau kian bertambah kuat. kemajuan yang berhasil kau capai benar2 sangat mengagumkan" "Tentang soal itu: aku harus berterima kasih pada gemblengan dari para jago berakal panjang dan berotak encer seperti kalian2 ini. Kalau kalian tidak bersikap demikian lebih dahulu mungkin aku masih tetap bodoh, tapi dalam keadaan seperti ini meskipun tidak mengalami kemajuanpun aku harus berusaha untuk mencari kemajuan.." Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh : "Siau yau Cu totiang, aku harap engkau suka membeberkan dahulu rencanamu untuk menolong kita semua, apabila rencanamu itu bisa dilaksanakan dengan serta merta aku akan serahkan pula kitab catatan ilmu silat warisan dari Thio Hong itu kepadamu. "Aku lihat rupanya Siau tayhiap sendiri pun menaruh rasa jeri yang tebal atas kehebatan dari Shen Bok Hong!" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Berbicara tentang pentolan jago lihay yang ada dalam rimba hijau, mau tak mau tentu orang mengangkat Shen Bok Hong sebagai pimpinannya, kalau totiang mengagungkan diri dengan menyamakan kecerdasan otakmu sederajat dengan gembong iblis itu. pernyataan seperti ini terus terang saja amat sukar untuk diterima dengan akal sehatku....!" "Siau tayhiap, engkau telah melupakan sesuatu urusan?"" "Urusan apa ?"" "Kalau Shen Bok Hong tiada berniat, tapi aku punya maksud, justru karena perbedaan ini membuat keadaan kami berdua jadi selisih amat besar sekali." Dia anggsurkan tangan kanannya kedepan dan melanjutkan : "Serahkan kepadaku! aku segera akan memberitahukan bagaimana caranya untuk tinggalkan tempat ini." "Apa yang harus aku serahkan?" "Kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong!" Siau Ling segera menggeleng. "Sebelum aku berjumpa muka dengan nona Pek li, kitab pusaka itu tak dapat aku serahkan kepadamu, sekalipun kami telah berjumpa kembali, kitab itupun tak dapat segera kuberikan kepadamu" "Kenapa?" "Kita toh berjanji bahwa kitab itu akan kuserahkan kepadamu apabila engkau dapat menolong jiwa kami bertiga" kalau memang begitu, kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong itu baru dapat kuserahkan kepadamu apa bila kami semua telah bebas dari marabahaya !" "Siau tayhiap, kalau toh engkau tidak percaya kepadaku, darimana aku bisa percaya kepada dirimu?" "Kita berdua tak usah saling mempercayai pihak lawan, marilah kita kerjakan sesuai dengan keadaan yang terbentang didepan mata, sekarang yang paling penting adalah bahwa aku untuk menyeberangi telaga ini lebih dahulu." Siau yau cu termenung dan berpikir sebentar akhirnya dia mengangguk. "Baiklah! silahkan kalian berdua naik ke atas rakit" Siau Ling segera berpaling dan berbisik: "Nona Wu mari kita naik keatas rakit segala sesuatunya biar aku yang hadapi, nona tak usah buka suara dau tak usah mencampuri urusan ini" Sambil tertawa Wu Yong mengangguk, ia segera loncat naik keatas rakit itu. Siau Lingpun segera ikut loncat naik keatas sampan. Setelah kedaa orang itu berada diatas rakit Siau yau cu segera berbisik lirih: "Siau Ling apakah kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong berada disakumu" "Perundingan yang kita bicarakan toh belum selesai maaf kalau aku tak dapat jawab pertanyaanmu itu." Siau yau cu segera ulapkan tangannya dan rakit itupun bergerak menuju kedepan. Setelah rakit meluncur ketengah telaga imam tua itu mendehem ringan dan kembali berkata: "Sebelum rakit ini mencapai tepi seberang dan kalian mendarat disana, perundingan yang kita bicarakan harus sudah selesai dan diambil kata sepakat, sebab kalau tidak dapat mengambil kata sepakat, didarat seberang merupakan barisan Ngo lioig toa . apabila Siau tayhiap mendarat tak sampai lima tombak, engkau akan segera terjerumus kedalam barisan Ngo liong toa itu" "Apakah totiang dapat mengutarakan bagaimana caranya untuk menolong kami bertiga?" Tiba2 Siau yau cu mendehem kembali dengan suara berat rakit yang sedang meluncur segera berhenti ditengah telaga. "Cara untuk menolong kalian berdua"!" serunya "cara tersebut berada diatas air telaga ini!" Siau Ling angkat kepala dan memandang situasi disekelilingnya, terlihat rakit tersebut berhenti ditengah telaga kurang lebih tiga tombak lebih sedikit dari pantai seberang, dengan kemampuan yang dimilikinya ia masih mampu untuk menempuh bahaya dan membacok untuk melewatinya, tapi yang jelas Wu Yong tak mungkin bisa meloncat ketepi seberang, dalam keadaan seperti ini tentu saja dia tak dapat meninggalkan gadis itu dengan begitu saja... Sementara otaknya masih berputar mencari akal, diluaran ia menjawab : "Totiang. apakah dikarenakan engkau tahu kalau aku tak pandai ilmu berenang maka engkau siap sedia untuk main licik diatas rakit ini?" Sau yau cu segera menggeleng, jawabnya dengan lirih : "Bukan... bukan begitu, silahkan Siau tayhiap coba menggunakan kekuatan penglihatanmu untuk periksa keadaan disekitar tempat ini. Coba lihatlah berapa jauh yang bisa tercapai oleb daya penglihatanmu..?" Pada saat itu malam yang gelap telah menjelang tiba, diantara apitan dua buah dinding tebing yang tinggi, suasana dalam lembah itu sangat gelap sehingga sukar untuk melihat kejauhan. Setelah memindang sekejap sekeliling tempat itu, sahutnya : "Aku bisa melihat kurang lebih sejauh lima tombak!" "Nah itu lah dia! kalau toh dengan kekuatan mata Siau tayhiap yang lihaypun hanya bisa memandang sejauh empat lima tombak, apa lagi anak buah Shen Bok Hong yang ditugaskan untuk mengawasi aku berdua, ilmu silat mereka tak mungkin bisa menandingi kemampuanmu. Tentu saja pada saat ini mereka tak sanggup untuk mengawasi gerak gerik kita" "Lalu apakah hubungannya antara persoalan ini dengan akal totiang untuk selamatkan jiwa kami" aku benar2 merasa tak habis mengerti!" "Sederhana sekali dengan Suatu cara yang jauh tak berbeda dengan kenyataan aku akan atasi situasi kesulitan ini, sebentar lagi aku akan mengirim seorang Siau Ling yang gadungan untuk melayani barisan Ngo liong toa-tin tersebut" "Sekalipun ada orang menyaru sebagai diriku untuk melayani barisan Ngo-liong-toa-tin bagaimana caranya aku bisa lolos keluar dari lembah ini dan bagaimana caranya untuk menolong nona Pek li" " tanya sang pemuda. "Aku akan bakar kelima ekor naga itu dengan api" bisik Siau.yau cu dengan suara lirih. "Dan akan kau bakar pula Siau Ling gadungan itu?" "Persoalan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan dirimu, engkau tak usah memikirkannya !" "Lalu bagaimana dengan nona Pek-li?" "Aku sudah pernah memeriksa keadaan medan disekitar tempat itu, apabila aku menyerang dengan api maka bukan saja aku akan berbasil membakar kelima ekor naga aneh itu, bahkan dapat pula membakar Ujung barisan yang diatur Shen Bok Hong. Aku telah menyiapkan pembantu yang akan bekerja darii dalam, asal api telah berkobar maka ada orang yang akan membawa nona Pek-li untuk bergabung dengan kita!" "Siapakah orang itu?" "Tentang soal ini aku sudah ada persiapan dan rasanya sama sekali tak ada hubungannya dengan dirimu." "Tentu saja ada hubungannya" Siau Ling dengan cepat, "aku harus tahu lebih dahulu siapakah orang itu, dan harus kunilai juga apakah orang mempunyai kemampuan untuk menolong nona Pek-li dari ancaman bahaya" "Sekalipun kuberitahukan kepadamu, belum tentu engkau kenal siapakah orang itu!" Diam2 Siau Ling telah mengawasi keadaan disekeliling tempat itu, sedang otaknya berputar terus untuk mencari akal guna menghadapi musuh2nya. Setelah putar otak beberapa saat lamanya, ia merasa bahwa Siau yau cu harus berhasil ditangkap dalam keadaan hidup apabila dia ingin lewat permukaan air telaga itu dalam keadaan hidup. Tetapi sianak muda itupun tahu bahwa ilmu silat yang dimiliki orang ini lihay sekali, tidak mudah kalau dia ingin menangkap orang itu dalam sekali sergapan, untuk bisa berbasil maka paling sedikit dia. harus menyerang disaat lawannya belum siap. Walaupun begitu Siau Lingpun tak berani bertindak secara gegabah, karena ia tahu serangan tersebut sangat mempengaruhi mati hidup mereka berdua, maka sambil tertawa ujarnya : "Dimanakah orang yang disiapkan to tiang untuk menyaru sebagai diriku itu?" Siau yau cu segera mengetuk rakitnya tiga kali, gelembung air berhamburan di mana2 dan seorang pria yang memakai kertas minyak untuk membungkus pakaian tiba2 meloncat naik keatas rakit tersebut, Rupanya selama ini pria tersebut bersembunyi di dalam air dibawah rakit itu. "Aduh celaka" pikir Siau didalam hati "rupanya masih ada seorang musuh lagi yang berada disini, itu berarti aku harus menghadapi dua orang musuh sekaligus" Sementara pemuda itu masih termenung Siau-yau cu telah mendehem ringan sambil memerintahkan: "Lepaskan baju dan celana tahan air itu." Pria tersebut mengiakan dan segera melepaskan kertas minyak yang dipakainya itu. Menanti pria itu sudah melepaskan kertas minyak Siau yaucu baru berkata "Sulit bagiku untuk mencari seseorang yang mempunyai ketampanan wajah persis seperti Siau tayhiap oleh sebab itu terpaksa aku harus carikan seseorang yang mempunyai perawakan badan persis seperti dirimu untung kesadaran lima ekor naga itu tidak beres, dan lagi tubuh mereka memakai kain bersisik yang tebal dan berat, aku rasa mereka tak mungkin bisa membedakan mana Siau tayhiap yang asli dan mana yang palsu" Dengan pandangan yang seksama Siau Ling mengawasi sekejap orang itu ia lihat perawakan tubuhnya memang agak persis seperti dirinya tanpa terasa dalam hati pikir nya: "Dari persiapan yang telah diatur oleb Siau yau cu rupa2nya ia memang sudah susun rencana ini jauh hari sebelumnya" Berpikir akan hal ini iapun berkata "Totiang aku masih ada satu persoalan yang kurang jelas apakah engkau bersedia untuk memberi penjelasan?" "Apa lagi yang hendak kau tanyakan?" "Seandainya totiang telah berhasil mendapatkan kitab catatan ilmu silat dari raja seruling Thio Hong bagaimana caranya untuk menghindarkan diri dari kejaran Shen Bok Hong" "Oooh... itukan urusan pribadiku sendiri, rasanya tak usah kurundingkan pula dengan Siau tayhiap!" "Baik! aku akan menuruti maksud hati dari totiang. bawalah kami untuk menyeberangi telaga ini!" Siau-yau cu tersenyum, "Bukannya aku menilai seorang budiman dengan hati seorang manusia kerdil, tapi berhubung keadaan kita masih dalam posisi saling bermusuhan, maka mau tak mau terpaksa aku harus bertindak dengan lebih berhati2!" "Apakah totiang hendak suruh aku untuk menyerahkan lebih dahulu kitab catatan ilmu silat dari raja seruling Thio Hong itu kepadamu...?" "Tidak adil kalau aku suruh engkau serahkan kitab pusaka itu lebih dahulu, aku hanya berharap agar Siau tayhiap bersedia untuk ambil keluar kitab pusaka itu dan diperlihatkan dulu kepadaku, kemudian kitab itu tetap disimpan oleh Siau tayhiap sebelum akhirnya kita saling tukar menukar kitab pusaka itu dengan nona Pek li, aku rasa asal kita bertindak demikian maka kedua belah pihak tak akan saling dirugikan, bukankah begitu" bagaimana pendapat Siau tayhiap ?" "Dalam keadaan seperti ini, aku rasa belum tiba saatnya bagi kita untuk berbuat begitu" "Apa maksud perkataanmu itu?" "Setelah melewati air telaga ini. kita bicarakan lagi!" kita Siau Ling cepat. "Bukankah dikarenakan Siau tayhiap tidak pandai ilmu dalam air maka engkau tidak bersedia untuk cari keributan dengan aku diatas air.,.?" Siau Ling tak menjawab, tapi berpikir dalam hati. "Aku tak pernah menggunakan akal licin untuk membohongi orang, ini hari keadaan memaksa aku untuk berbuat demikian, sungguh tak nyana kebobonganku ini. Ia segera dapat dikelabui orang." Berpikir sampai disitu. ia lantas berseru dengan nada dingin : "Apakah totiang beranggapan dengan andalan air telaga ini maka aku orang she-Siau lantas takluk seratus persen kepadamu dan bersedia mendengarkan perkataanmu?" "Kalau cuma ingin melihat kitab pusaka yang ada dalam saku Siau tayhiap sih bukan termasuk suatu permintaan yang terlalu berlebihan, karena sikap itu aku lantas jadi berpikir, siapa tahu sebelum Siau tayhiap tiba disini kemungkinan besar kitab pusaka itu telah kau serahkan kepada orang lain, kalau memang kenyataannya menunjukkan demikian, bukankah sirna artinya usahaku untuk membantu engkau lolos dan marabahaya tidak lebih hanya suatu pekerjaan yang sia2 belaka ?" "Aduh celaka." kembali sianak muda itu berpikir dalam hati kecilnya, "kali ini rahasiaku benar2 bakal terbongkar oleh hidung kerbau ini?" Sementara Siau Ling masih merasa kuatir tiba2 terdengar Wu Yong berseru dengan suara dingin. "Engkau tak usah melihat kitab pusaka itu lagi !" "Kenapa?" tanya Siau-yau cu agak terperangah. "Karena kalian semua sudah terkena racun keji yang kulepaskan kedalam tubuh kalian, sekalipun kitab catatan ilmu silat dari Raja seruling Thio Hong berhasil kau dapatkan juga percuma saja, sebab engkau tak punya kesempatan lagi untuk mempelajarinya" Sekali lagi Siau-yau cu terperangah. "Aaah..! masa benar2 sudah terjadi peristiwa semacam Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ini.." aku kok rada kurang percayai" "Jadi engkau tidak percaya"!" seru Wu Yong cepat. "Aku pernah mempunyai hubungan yarg cukup erat dengan nenekmu, terhadap kepandaiannya melepaskan racun merasa amat kagum dan memuji, oleh karena itu menaruh perhatian yang khusus terhadap semua gerak gerikmu, sejak dari darat naik keatas rakit aku sudah awasi semua gerak dan tingkah lakumu, dan aku lihat selama ini sepasang telapak tanganmu belum pernah bergerak, bagaimana caranya kau lepaskan racun tersebut?" "Sejak aku tahu urusan, belum pernah aku lihat engkau pernah berhubungan dengan nenekku" "Aku sama sekali tidak bohong, kejadian tersebut telah berlangsung pada dua puluh tahun berselang, mungkin pada waktu itu engkau masih belum lahir." "Nih, itulah dia !" seru Wu Yong dengan cepat "setelah nenek mengundurkan diri dari dunia persilatan, beliau telah berhasil menemukan suatu sistim atau cara baru dalam melepaskan racun keji terhadap musuhnya" "Oooh...masa iya" aku belum pernah mendengar kabar berita tentang kepandaiannya itu! boleh aku tahu, bagaimana caranya lepaskan racun menurut sistim yang baru itu?" "Meminjam benda untuk menyalurkan racun, baik pakai golok ataupun memakai pedang bisa aku sebarkan racun untuk disalurkan keatas tubuhmu." Mendengar perkataan itu, kembali Siau-yau cu tertawa. "Andaikata daya ingatanku tidak salah, bukannya selama ini kita belum pernah turun tangan?"" "Tapi engkau toh berdiri pada rakit yang sama" aku telah menggunakan rakit ini untuk salurkan racun keji itu kedalam tubuhmu." "Aaahh...! masa sungguh?" jerit Siau-yau cu dengan wajah termanggu2. "Sungguh kalau tidak percaya coba saja untuk salurkan hawa murnimu" Siau yau-cu tidak berkata2 lagi dalam hati ia segera berpikir. "Dari pada sama Sekali tidak mencobanya tapi kenyataan memang benar2 terjadi lebih baik aku periksa seluruh badanku" Karena berpendapat demikian maka hawa murninya segera disalurkan mengelilingi seluruh badan. Disaat imam tua itu pecah perhatiannya karena harus mengerahkan hawa murninya mengelilingi badan diam2 Wu Yong sentilkan jari tangannya kemuka. Rupanya gadis itu sudah menyusun rencana yang matang dan ia tinggal menunggu saat yang bagus saja sementara imam tua itu atur pernapasan ia telah menggeserkan tempat duduknya dan berdiri searah dengan hembusan angin. Setelah periksa seluruh tubuhnya Siau yau cu mendapatkan bahwa badannya sama sekali tidak menunjukan gejala Keracunan tanpa terasa ia tertawa dingin. "Heeehh..heeehbh...heehhh... budak cilik berani benar engkau memakai siasat busuk untuk membohongi akui" "Aku sama sekali tidak bohong, apalagi menipu engkau dengan siasat busuk, apa yang kukatakan adalah ucapan yang sejujurnya, kalau engkau tidak percaya cobalah sekali lagi!" Bagi sementara orang yang berkepandaian tinggi, setiap kali selesai atur pernapasan maka menjadi kebiasaan mereka untuk tarik napas panjang2, kebiasaan tersebut tidak terkecuali pula atas diri Siau yau cu ia segera menarik napas panjang. Tiba2...imam tua itu merasa segulung bau yang sangat aneh terhisap masuk kedalam tubuhnya lewat lubang hidung. Ternyata Wu Yong sama sekali tidak menggunakan kepandaian pinjam benda untuk menyalur racun seperti apa yang digembar gemborkan tadi, sebaliknya hanya menggunakan siasat yang licin untuk menipu musuhnya agar atur pernapasan, setelah itu dengan meminjam kekuatan angin dia melepaskan racun. Selama hidup Siau yau cu termasuk seorang jago yang amat cerdik, sungguh tak nyana kali ini dia harus menelan kekalahan yang sangat mengenaskan ditangan Wu Yong yang kecil dan lemah Dari situ pula dapat ditarik kesimpulan kalau Siau-yau cu selama hidupnya amat segan dan takut terhadap kepandaian Popo dalam melepaskan racun, karena itu dia baru percaya dengan obrolan Wu Yong yang mengatakan tentang kepandaian menggunakan benda menyalurkan racun. Tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago lihay yang berpengalaman luas. begitu merasakan sesuatu bau yang aneh dengan cepat kewaspadaannya dipertingkat, ia sadar kalau dirinya tertipu, cepat2 tangan kanannya diayun kedepan dan melepaskan satu bacokan maut keatas tubuh Wu Yong. Siau Ling yang berada disisinya dengan cepat bertindak, dia ayunkan pula telapak kanannya untuk menyambut datangnya ancaman dari Siau Jau cu itu. ---oo0dw0ooo--- Jilid: 32 Sepasang telapak tangan saling bertemu dan dua gulung angin pukulanpun saling beradu antara yang satu dengan yang lain, suatu ledakan keras yang amat memekikkan telinga segera menggeletar memecahkan kesunyian. "Saudara Siau, jangan beri kesempatan kepadanya sehingga berhasil merebut diatas angin!" buru2 Wu Yong berseru dengan nada amat gelisah. Seruan yang di maksudkan untuk memberitahukan kepada Ling itu, sama artinya telah memberitahukan kepada Siau-yancu bahwasanya ia telah melepaskan racun dengan meminjam kekuatan hembusan angin. Dengan cepat Siau yau cu menutup semua pernafasannya. Sambil menyerang gencar ia bergeser kearah samping dan berharap bisa merebut kedudukan diaangin. Rupanya imam tua itu telah sadar bahwa dirinya telah keracunan meskipun ia segera merasakan hal itu dan tutup pernafasan hingga racun yang mengeram dalam tubuhnya tidak terlalu berat, tapi diapun tahu bahwa racun yang ditaruh oleh Wu po-po merupakan racun2 dari jenis yang terdahsyat, asal daya kerja racun itu mulai kambuh dan ia berhasil memaksa Siau bergeser keposisi dibawah angin maka dengan cepat sianak muda itu bakal termakan oleh racun keji yang dilepaskan oleh Wu Yong itu. Sayang Siau Ling bukanlah seorang manusia yang lemah, penemuanya yang dialami selama berkali kali membuat ilmu silat yang dimilikinya telah mendapat kemajuan yang ssngat pesat. Sekalipun Siau yau cu berhasil memimpin pertarungan dan melancarkan serangan2 berantai yang amat gencar namun setiap kali imam tua itu berhasil dipaksa balik ketempatnya semula. Beberapa gebrakan itu berlangsung dalam sekejap mata, sementara itu manusia baju hijau yang kaku bagaikan patung serta pria baju hitam itu telah melancarkan serangan pula dari kedua belah samping dan mengerubuti sianak muda itu rapat2. Jari tangan kanan Siau Ling segera bertindak cepat dan melancarkan sebuah sentilan maut dengan ilmu jari sian ci sinkang, segudesiran angin tajam meluncur kemuka menembusi udara kosong dan menerjang ke tubuh musuhnya. Inilah serangan jari sian-ci sinkang dari gereja Siau lim-si yang tersohor karena kedahsyatannya. Bagi seorang jago yang telah mempunyai tenaga dalam mencapai puncak kesempurnaan, daya serang yang terpancar keluar dari serangan ilmu jni sian ci sinkang itu akan nampak jauh lebih lihay, desiran angin ngan yang meluncur keluar sama sekali tak menimbulkan sedikit suarapun, membuat seseorang musuh terkena serangan tanpa disadari olehnya. Berhubung selama ini Siau Ling beranggapan bahwa kekuatan daya serangan yang dimiliki ilmu jari sian ci sinkang dari gereja Siau lim si ini berlipat kali lebih dahsyat daripada ilmu jari sio lo ci maka selama beberapa hari belakangan ini dia telah mempelajari kepandaian tersebut jauh lebih tekun lagi baik siang ataupun malam, ia selami intisari kepandaian itu, dengan begitu kemajuan yang diperolehpun amat pesat sekali. Belum sampai pria baju hitam itu mendekati tubuh Siau Ling, tiba2 ia merasakan dada kanannya jadi linu dan kaku. Tahu tahu serangga jari sian ci sinkang yang dilancarkSiau sudah berbasil menghajar jalandarahnya. Tak ampun lagi tubuhnya sempoyongan dan kuda kudanya goyah, tak kuat lagi tubuhnya jatuh tercebur kedalam telaga ... "Pluuung .."percikan butir air berhamburan diangkasa ... Siau yau cu tertegun menghadapi perisitiwa tersebut hampir saja ia termakan oleh sapuan telapak yang dilancarkan Siau Ling, dalam hati segera pikirnya : "Waahh...rupa rupanya ilmu silat yang dimiliki bocah keparat ini telah peroleh kemajuan lagi yang jauh lebih pesat, tampaknya aku harus coba menawan dirinya didalam air ..." Berpikir sampai disitu ia segera loncat kedalam air bersamaan itu pula serunya kepada pemuda baju hijau itu. "Cepat ceburkan diri kedalam telaga!" Ketika menyaksikan Siau yau cu terjun kedalam air tadi. Siau Ling sudah dapat nebak maksud hatinya, jelas imam tua itu hendak membalik rakit itu dan siap melawan dirinya beserta Wu Yong didalam air telaga. Setelah mengetahui maksud hati lawannya tentu saja tidak memberi kesempatan kepada manusia baju hijau itu untuk terjun kedalam air. Dengan suatu serangan yang cekatan, telapak tangan kirinya diayun kemuka menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras, sementara tangan kanannya berkelebat kemuka dan mencengkeram urat nadi dari manusia baju hijau itu. "Blaamm..!" sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya menimbulkan suara benturan yang amat nyaring, ternyata Siau Ling yang termakan oleh pukulan itu kena terdorong mundur sejauh satu langkah kebelakang. Kesempurnaan dan kehebatan tenaga dalam yang dimiliki manusia baju hijau itu sama sekali tidak berada diluar dugaan Siau Ling, dalam hati ia segera berpikir : "Sungguh ampuh dan berbahaya pukulan yang dimiliki orang ini, rupa2nya tidak berada dibawah kekuatan dari angin pukulan Siau-yau cu ." Walaupun manusia baju hijau itu memiliki tenaga dalam yang sempurna dan kekuatan pukulan yang sangat berat, akan tetapi gerak geriknya sama sekali tidak lincah, serangan kilat yang dilancarkan Siau Ling dengan tangan kanannya ternyata tak mampu dihindari olehnya, dengan tepat sekali urat nadi penting pada pergelangan tangannya kena dicengkeram oleh sianak muda itu. Peristiwa ini kembali mencengangkan hati Siau Ling, ia sama sekali tak menyangka kalau serangannya akan berhasil. Dalam pikirannya, dengan kesempurnaan tenaga pukulan yang dimiliki manusia baju hijau itu, tidaklah mungkin kalau dia tak mampu menghindarkan diri dari cengkeraman tersebut. Tapi ingatan tersebut hanya berkelebat dalam benaknya dalam waktu yang amat singkat, ketika manusia baju hijau itu mendengar seruan dari Siau yau-cu dan siap terjun kedalam telaga tabu2 urat nadi pada pergelangan tangan kanannya sudah kena dicengkeram oleh pemuda she-Siau. Reaksi yang ditunjukkan manusia baju hijau itu benar2 amat lamban, dia hanya mikirkan tentang perintah dari Siau yau cu dan sama sekali tidak ambil perduli apakah tangan kanannya masih dicengkeram orang atau tidak, begitu putar badan orang itu segera loncat maju kedepan siap terjun ke dalam air. Siau Ling segera merasakan suatu daya tarik yang luar biasa dahsyatnya menerjang ke arah depan, begitu dahsyat kekuatan itu sehingga menggetarkan hatinya, ia segera membatin : "Entah ilmu silat apa yang telah dipelajari orang ini, kalau dilihat dan gerak geriknya ini seakan2 lengan maupun keempat anggota tubuhnya itu sama sekali tiada berhubungan dengan dirinya..." Siau Ling takut rakit itu terbalik oleh kekuatannya, maka ia tak berani membetot lengan itu terlalu keras, dengan langkah lebar dia maju kedepan, telapak kirinya dan segera mencengkram lengan kiri itu. "Kraaak. !" lengan manusia baju hijau itu kena dibacok sehingga patah jadi dua bagian. Setelah serangannya berhasil cengkeramannya pada lengan musuh pun segera dikendorkan, manusia baju hijau itu dengan cepat terjun kedalam air. sementara mulutnya perdengarkan suara rintihan lirih. Jelas bacokan Siau Ling yane berhasil matahkan lengan kirinya telah menimbulkan rasa sakit yang tak terhingga bagi manusia baju hijau itu. Menyaksikan kesemuanya itu. Siau Ling segera tertawa dingin dan berseru. "Heeeh heeeh heeeh aku mengira engkau tak mengenal apa artinya rasa sakit " rupanya engkaupun masih bisa merasakan betapa sakitnya kalau tulang tangan dipatah." Belum habis dia berkata, tiba2 badannya oleng kesamping dan kakinya bergeser menuju kesisi rakit yang telah dibalik orang dari dalam air telaga. Buru2 Siau Ling menggeserkan tubuhnya kesamping, kemudian dengan ilmu bobot seribu ia tekan kembali rakitnya yang oleng tersebut, sambil berpaling kearah Wu Yong teriaknya keras keras: "Nona Wu. cepat lepaskan racun keji kedalam air telaga !" Perkataan itu diutarakan dengan suara yang tinggi dan lantang, rupanya memang sengaja diperkeras sehingga Siau yau cu se kalian yang berada didalam air ikut mendengar pula. Wu Yong menatap Siau Ling tajam tajam sambil gelengkan kepalanya diapun berteriak keras: "Siau yau cianpwe, kalian bertiga sudah keracunan hebat, meskipun tenaga dalam yang kalian miliki cukup sempurna dan untuk sementara waktu daya kerja racun itu masih bisa Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kalian atasi, akan tetapi hal itu cuma bisa berlangsung selama seperminum teh belaka. Kemudian racun itu akan mulai bekerja dan menyebar keseluruh tubuh kalian. Asal kami berhasil menahan rakit ini sehingga tidak sampai terbalik ataukah loncat ketepi daratan maka kalian bakal menemui kematian secara mengenaskan..." Tampak air telaga beriak dan menyebar keempat penjuru, Siau yau cu munculkan diri dari permukaan air seraya menjawab : "Aku akan memaksa engkau tercebur ke dalam air. Setelah kalian berdua berhasil kami tangkap, bukankah akupun bisa temukan obat pemunah tersebut?". "Baik! saudara Siau, kalau begitu mari kira loncat lebih naik keatas daratan, biarkan saja mereka mampus karena keracunan!" Siau-yau cu segera berpaling kearah daratan, ia lihat rakit tersebut hanya berada kurang lebih beberapa tombak saja dari pantai seberang, tidak sulit bagi mereka kalau ingin loncat naik keatas daratan, terpaksa dengan muka masam dia berkata: "Keponakan perempuanku yang baik hati, bersediakah engkau umuk membicarakan pertukaran syarat dengan aku?" "Boleh boleh saja! cuma apakah engkau dapat menerima syarat2 dari kami atau tidak?" sahut Wu Yong. "Asal pertukaran syarat itu berlangsung secara adil, tentu saja tak ada halangannya buar kita untuk merundingkan! " "Bagaimana kalau kalian dorong rakit ini hingga merapat daratan seberang sana. Dan aku menghadiahkan tiga butir obat pemunah bagi kalian bertiga?" "Bagaimana caranya aku bisa mempercayai perkataanmu itu?"" "Dalam keadaan dan situasi seperti ini aku rasa bagaimanapun juga engkau harus mempercayai kami!" "Mengenai pertukaran syarat sih dapat kami terima, cuma engkau harus mencari seseorang untuk menjamin ketepatan dari janjimu itu." "Kemana kita harus cari orang yang mari menjamin pertukaran syarat ini?" kata Wu Yong. "Bukankah disisimu telah berdiri satu orang, Engkau maksudkan Siau tayhiap?"" "Benar, suruh saja Siau tayhiap yang menjamin kelancangan dari pertukaran syarat ini!" Wu Yong melirik sekejap kearah pemuda itu lalu tertawa, katanya : "Saudara Siau, bersediakah engkau menjamin diriku" Buat kaum wanita seperti aku sih memang terlalu banyak bicaranya, dan kadangkala apa yang telah diucapkan tak bisa masuk hitungan" "Siau-yau cu" seru Ling kemudian dengan nada dingin, "asalkan saja engkau tidak gunakan siasat licik untuk permainkan kami berdua, setelah kalian hantar kami sampai ditepi seberang saja, aku pasti akan suruh nona Wu untuk menghadiahkan tiga-butir obat pemunah buat Kalian bertiga!" "Siau tayhiap. ucapanmu berat bagaikan bukit. Janganlah kau samakan dengan perkataan dari nona Wu dihari2 biasa...kami segera akan menghantar kalian ketepi seberang Sana" Habis berkata dia segera menyelam kedalam air dan lenyap dibawah air telaga itu. Rakit yang mereka tumpangi benar2 bergerak menuju kearah daratan seberang. Diam2 Siau Ling salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh badan, ia bersiap sedia untuk menghindari segala kemungkinan yang tidak diinginkan terutama kalau Siau yau cu secara tiba2 berubah pikiran ditengah jalan Daya luncur rakit itu amat cepat sekali, dalam waktu singkat rakit tadi sudah tiba didaratan seberanj. Tidak menunggu sampai rakit itu merapat ditepi pantai, Siau serta Wu Yong segera loncat ke udara dan melayang keatas udara, Permukaan air telaga kembali beriak dan butiran air memencar keempat penjuru. Sambil loncat pula keatas daratan Siau-yau cu segera berseru : "Siau tayhiap, apa yang kau ucapkan masih dapat dipertanggungjawabkan bukan?" "Tentu Saja, apa yang telah kujanjikan pasti akan kami penuhi,." Ia berpaling kearah Wu Yong dan serunya: "Berikan obat pemunah itu-kepada mereka!" Dari dalam sakunya Wu Yong ambil keluar tiga butir pil berwarna hijau dan diangsurkan kedepan, katanya "Andaikata nenekku tidak terlenakan oleh bujuk rayumu yang manis, mungkin sampai sekarangpun beliau masih hidup segar bugar dendam sakit hati ini suatu saat pasti akan kutuntut balas dari atas tubuhmu! " Siau yau cu tidak ambil perduli atas perkataan dari gadis itu, setelah menerima angsuran obat pemunah itu, dia berpaling kearah Siau Ling dan menghela napas panjang katanya Lengan tangan manusira baju hijau itu kulai lemas rupanya sendi sendi sikutnya telah terlepas. "Siau tayhiap rupanya ilmu silat yang kau miliki kembali telah peroleh kemajuan yang amat pesat. aaai...aku mencuri ayam tidak berhasil malah harus berkorban segenggam beras, tapi hal ini bukanlah disebabkan oleh kesalahan perhitunganku dalam kenyataan kemajuan yang berhasil kau capai dalam ilmu silat benar benar diluar dugaan siapapun juga " "Apakah totiang masih ingin teruskan perundingan tentang barter yang terpotong sampai ditengah jalan tadi ?" terus Siau ling dengan nada dingin, Siau yau cu tertawa getir. "Dalam keadaan dan situasi ini" Aku tidak punya andalan apa apa, tentu saja perundingan tersebut tak dapat dilangsungkan lagi ..." Ia berpaling kearah telaga dan kembali serunya : "Kalianpun boleh segera naik kedaratan" Permukaan air beriak dan menyebar keempat penjuru, manusia baju hijau serta pria baju hitam itu segera loncat naik keatas daratan. Siau yaucu memberi dua orang itu masing2 dengan sebutir obat pemunah, lalu perintahnya: "Makan obat itu!" Menyaksikan tingkah laku mereka, Siau Ling tertawa dingin, ujarnya : "Heeeh hehh heeeh tampaknya kalian masih belum mau percaya kalau obat tersebut adalah obat pemunah racun yang jempolan. Hmm ! apa gunanya kalian paksa aku orang she Siau untuk menanggung?" Siau yau cu tertawa ewa, dia segera telan obat pemunah itu kedalam perut, kemudian baru berkata . "Berada dalam keadaan seperti ini. Aku rasa kalian berduapun tak usah melepaskan racun lagi!" Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah manusia baju hijau itu, kemudian katanya : "Dapatkah aku bertanya tentang satu hal kepada diri totiang?"" "Tak usah sungkan2, tanyakan &aja apa yang Siau tayhiap ingin tanyakan, asal aku tahu pasti akan kujawab dengan sejujurnya !" Siau Ling alihkan sorot matanya wajah" manusia baju hijau itu, kemudian tanyanya: "Boleh aku tahu kepandaian silat apakah yang dipelajari saudara ini?" "Dia " dia mempelajari ilmu mayat hidup yang jarang sekali dipelajari orang." "Terima kasih atas petunjukmu." Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh. "Sebentar lagi kami akan menerjang barisan lima naga sakti tersebut" sekarang kalian boleh pergi! "Siau tayhiap, baik2lah jaga diri. Ketahuilah barisan Ngo liong toatin adalah sebuah barisan yang bahaya dan ganas!" ujar Siau yau cu peringatkan. "Aku sudah tahu, takusah kau kuatirkan!" Siau yau cu tidak banyak bicara lagi, ia lantas loncat naik keatas rakit tersebut diikuti oleh manusia baju hijau serta pria baju hitam itu, sebentar kemudian mereka sudah tiba diseberang sana dan lenyap dibalik kegelapan. Sepeninggalnya beberapa orang itu, Siau Ling menengadah dan memandang bintang yang bertaburan diangkasa, kemudian setelah menghembuskan napas panjang bisiknya: "Nona Yong!" "Ada apa?" tanya dara itu keheranan. "Engkau pernah tahu atau dengar bukan, bahwa diantara jago2 yang paling lihay dalam perkampungan Pek hoa san cung adalah barisan lima.naga yang disebut Ngo-liong-toa-tin ini.." "Berapa banyak orang sih yang membentuk barisan ngo hong-toa tin ini"!" sela Wu Yong. "Dari namanya sudah kita ketahui, yang dimaksudkan barisan Lima naga tentu saja terdiri pula dari lima orang!" "Apa yang perlu kita takuti dari mereka berlima?" "Bagaimanakah perubahan yang bakal terjadi dalam barisan lima naga sakti tersebut, sampai detik ini aku masih belum bisa memahaminya, tapi kalau ditinjau dari sikap Shen Bok Hong yang begitu pandang tinggi kelima ekor naga saktinya ini, dapatlah diketahui betapa lihay dan ampuhnya barisan tersebut.." "Pernah kau jumpai kelima ekor naga sakti itu"!" kembali Wu Yong menyela. "Barisan Sakti yang dibentuk oleh kelima ekor naga itu sih belum pernah kujampai, tapi aku pernah bertemu melawan salah satu diantara kelima ekor naga sakti itu" "Bagaimana sih bentuk dan macamnya orang itu" Kenapa kok manusia disebut naga" Memangnya wajah mereka mirip naga?" "Bukan saja mereka mirip naga. melainkan pakaian merekalah yang mirip raga, pakaian aneh itu rupanya dibuat secara khusus, bukan saja dari atas sampai bawah terdiri dari sisik2 emas yang pantulkan sinar tajam, bahkan kebal terhadap bacokan golok maupun tusukan tombok, nah! disinilah keistimewaan mereka!" "Oooh...! kiranya begitu toh..," bisik Wu Yong sambil mengangguk tiada hentinya. "Menurut dugaanku, keistimewaan yang dimiliki kelima ekor naga tersebut bukan terbatas sampai disitu saja, kemungkinan besar mereka dipengaruhi oleb sejenis bahan obat yang istimewa sehingga membuat kesadaran mereka punah dan timbullah keberanian serta kekuatan yang jauh melampaui kemampuan manusia biasa.." Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh . "Oleh karena itulah uutuk menghadapi lima ekor raga yang ganas tersebut, kita tak usah ragu2 untuk turun tangan, kau boleh menggunakan segala cara apapun yang dimiliki untuk berusaha merobohkan mereka, termasuk juga menggunakan racun yang paling keji! " Wu Yong mengangguk. "Akan kuingat selalu pesan dan toako!" bisiknya. Siau Lirg merogoh kedalam sakunya dia ambil keluar pedang pendek yang tajam itu. dibawah cahaya bintang ditatapnya sekejap benda itu, lalu berkata : "Menurut penilaianku, pakaian dikenakan kelima ekor naga itu pasti kaku berat, justru karena hal ini ada kemungkinan juga gerak gerik mereka jadi kurang leluasa, Terutama untuk berputar dan berpaling.." "Terima kasih atas perintah dari Siau-heng!" Siau Ling mengangguk, ujarnya lebih jauh: "Aku yakin. pertempuran yang bakal berlangsung pasti sangat bahaya dan amat sengit. Dalam keadaan begitu kemungkinan besar aku tak dapat memperhatikan diri nona, engkau harus baik2 jaga keselamatanmu sendiri! " Bicara sampai disitu. dengan langkah lebar dia lanjutkan perjalanannya kearah depan. Wu Yong segera mengikuti dibelakang pemuda tadi untuk lanjutkan perjalanan, disepanjang perjalanan tiada hentinya dia berpikir: "Siau heng selamanya gagah perkasa dan tak mengenal apa arti kata jeri, tapi sikapnya saat ini jauh berbeda, dsngan tak bosan bosannya berulang kali dia beri peringatan kepadaku minta aku menghadapi musuh dengan lebih berhati2, dari sini agaknya dapat kutarik Kesimpulan bahwasanya kelima ekor naga itu benar2 amat ganas dan luar biasa sekali, baiklah...akan kutingkatkan kewaspadaanku!" Hawa murni yang dimilikinya diam2 disalurkan mengitari seluruh badan, dia bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan. Kurang lebih sepuluh tombak kemudian tiba tiba cahaya api muncul dari arah depan dan menghadang jalan pergi mereka berdua, diikuti munculnya dua batang obor. Dibawah cahaya api obor yang terang benderang, seorang pria berpakaian ringkas warna hitam munculkan diri diatas sebuah batu cadas bawab tebing curam, dengan suara keras orang itu menegur : "Benarkah yang datang adalah Siau Ling!" "Betul . siapa kau?" "Aku hanya seorang prajurit tak bernama dalam dunia persilatan, sekali pun kukatakan namaku, belum tentu Siau tayhiap mengenalnya!" Tiba2 ia loncat turun dari atas batu cadas itu, dan lenyap dibalik bebatuan tajam. Cahaya api tampak berkilauan diempat penjuru, dalam waktu singkat berpuluh2 batang obor telah bermunculan disana sini, membuat suasana dalam lembah sempit itu jadi terang benderang ibaratnya disiang hari bolong belaka. Menyaksikan kesemuanya itu, Siau Ling segera berpikir dihati ,- "Kenapa aku musti bersusah payah untuk memerangi kelima ekor naga perkasa itu" Apa salahnya kalau kugunakan kesempatan yang sangat baik dikala barisan mereka belum tercipta kulampaui dulu rintangan yang kuat ini " Berpikir simpai disini, dengan suara rendah dia lantas berbisik. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Nona Wu. Ayo kita terjang keluar dari kepungan ini !" Begitu selesai berbicara, ia meloncat lebih dahulu kearah depan. Dibawah Cahaya api obor, terlihatlah cahaya perak berkilauan diangkasa tahu tahu dua sosok mahluk aneh bertubuh penuh sisik telah loncat keluar dari tempat persembunyiannya dan menghadang jalan pergi pemuda Siau. Dengan cepat Siau Ling menghentikan langkah kakinya, kepada sang dara ia berbisik, "Nona Wu mundurlah sedikit kebelakang." Sementara itu Wu Yong agak menengadah keatas, ia lihat kedua sosok makhluk aneh yang menghadang jalan pergi mereka memakai pakaian bersisik naga yang memancarkan sinar berkilat, terutama sekali sepasang mata mereka yang bengis berkeliaran kesana kemari dengan tajamnya, Sisik tebal yang tumbuh diatas lengan tangan mereka berwarna merah darah, kelima kuku jarinya tajam meruncing dan berwarna biru, itu berarti tubuh mereka selain dilindungi sisik tebal warna merah, dilengkapi pula dengan senjata mematikan yang mengandung racun amat keji. Dalam hati Wu Yeng lantas berpikir. "Dandanan kedua ekor makhluk ini memang kukoay dan menyeramkan, andaikata aku tidak mendengar lebih dahulu, jika mendadak bertemu dengan mereka niscaya aku akan terperanjat hingga pingsan saking takutnya ..." Sambil berpikir sepasang telapak tangannya bekerja cepat, jarinya menyentil kemuka berulang kali bubuk putih yang halus pun segera meluncur kedepan. Makhluk aneh itu cukup cekatan pula, baru saja Wu Yong melepaskan bubuk racunnya, mendadak makhluk aneh yang ada disebelah kiri itu melancarkan satu pukulan dahsyat kedepan, desiran tajam seketika meluncur kedepan memapaki datangnya bubuk racun tersebut. Termakan oleh hawa pukulan yang maha dahsyat tersebut, bubuk racun itu segera tersebar dan terpental kembali kearah pemiliknya. Siau Ling tarik nafas panjang sambil melayang mundur lima depa kebelakang, bisiknya dengan lirih: "Nona, cepat mundur agak jauhan, aku lihat mereka tak mempan terhadap pengaruh racun, apalagi setelah tubuhnya dilindungi oleh sisik merah yang begitu kuat dan tebal" Dalam pada itu makhluk aneh yang berdiri disebelah kanan telah menubruk maju ke depan, secepat kilat ia menerjang kearah Siau Ling yang masih berbicara. Buru2 sianak muda itu mengepos tenaga sambil melayang mundur sejauh delapan depa kebelakaog. Makhluk aneh yang ada disebelah kiri tidak diam begitu saja. Diapun bergerak dan menubruk kearah Wu Yong Betapa terperanjatnya hati anak dara tersebut sewaktu tiba2 menyaksikan datangnya tubrukan, segumpal cahaya kilat disusul meluncurnya sepasang lengan penuh kuku runcing, cepat2 dia meloncat kebelakang dan berusaha menghindarkan diri. Sungguh cepat gerak tubuh makhluk aneh itu, walaupun Wu Yong telah berusaha untuk menghindarkan diri, tapi tak urung pakaian yang dikenakan gadis itu tersambar pula oleh ujung jari makhluk aneh itu sehingga robek sebagian . Beberapa inci serangan itu lebih kebawah niscaya tubuh Wu Yong kena tersambar hingga hancur terkoyak koyak. Karena pakaiannya tersambar hingga robek sebagian, dengan sendirinya Wu Yong berada dalam keadaan setengah telanjang, untung pakaian dalamnya tidak sampai tersambar robek, sehingga kecuali tampak kulit badannya yang putih halus, bagian rahasianya tak sampai ketahuan orang. Makhluk aneh yang semula menerjang ke arah Siau Ling tadi tiba tiba berpaling dan sekarang ganti menerjang kearah Wu Yong. Sementara sang dara itu sendiri belum hilang rasa kagetnya ingatan kedua belum sempat berkelebat lewat, sepasang lengan mahluk aneh yang bersisik merah itu diiringi desiran tajam dari ujung kukunya yang berwarna biru tahu tahu sudah muncul didepan mata. Dalam keadaan yang sangat kritis itulah Siau Ling membentak keras: "Nona. hati-hati..!" Tangan kanannya cepat bertindak, dengan ilmu sentilan jari saktinya dia lepaskan satu serangan gencar kedepan. Dalam kenyataan, sebelum jeritan diutarakan serangan yang maha dahsyat tadi telah dilancarkan lebih dahulu oleh pemuda kita. "Duukk!" dengan telak sentilan jari sakti telah bersarang dilengan kanan makhluk aneh itu. Dengan sendirinya serangan yang dilancarkanpun menemui sasaran yang kosong. Wu Yong bertindak cepat, menggunakan kesempatan yang ada ia enjotkan badan dan kabur kearah Siau Ling. Walaupun serangan jari yang dilepaskan Sianak muda tadi bersarang telak ditubuh lawan, akan tetapi berhubung sisik merah yang melindungi tubuh makhluk aneh itu terlampau tebal, maka serangan dahsyat tadi tak sampai melukai tubuhnya. Terlihatlah makhluk aneh itu putar badannya mengikuti perputaran sang lengan, tiba2 ia lompat kemuka dan menerjang tubuh Siau Ling . Ternyata apa yang diduga sianak muda itu semula meleset sama sekali, kendatipun sisik merah yang dikenakan makhluk2 aneh itu sangat tebal dan berat, akan tetapi hal itu sama sekali tidak mempengaruhi kelincahan tubuh mereka, tubrukan tersebut bisa dilancarkan dengan kecepatan yang sangat mengejutkan. Siau Ling segera putar tangan kirinya dan melancarkan Satu babatan maut kedepan. Makhluk aneh itu tak mau tunjukkan kelemahannya, diapun putar tangan kanannya dan menerima datangnya ancaman dari Siau Liog tadi dengan keras lawan keras. Siau Ling sendiripun tak mau mengalah, dia hendak menggunakan kesempatan yang ada untuk menjajal sampai dimanakah kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki musuhnya. Apalagi dengan sarung tangan berusia seribu tahun yang tak mempan terhadap tusukan kuku tajam ia tak usah merisaukan ancaman bahaya.. "Bluaam..!" Sepasang telapak tangan saling membentur satu sama lainnya hingga menimbulkan suara ledakan keras yang amat memekakkan telinga, seketika itu juga makhluk aneh itu tergetar mundur satu langkah kebelakang. Siau Ling sendiri walaupun dalam bentrokan ini telah salurkan hawa murninya sebesar tujuh bagian, tak urung merasakan lengannya jadi kaku dan linu pula. Sesudah saling mencoba kekuatan lawan Siau Ling segera loncat keudara lalu melesat delapan depa kearah samping. Kiranya setelah Siling beradu kekuatan tadi, pemuda itu merasakan bahwa makhluk2 aneh itu dilindung oleh sejenis bahan bersisik yang keras dan kuat. Ia sadar jikalau sampai bentrok dengan mereka dalam suatu pertarungan keras lawan keras, susahlah bagi dirinya untuk melukai mereka, karena itu dia harus mengalahkan mereka dengan gunakan akal. Sementara ia masih termenung sambil berpikir keras, dari arah kiri dan kanan masing masing muncul pula tiga orang makhluk aneh. Dengan cepat kelima orang makhluk aneh tersebut mengurung Siau Ling dan Wu Yong di tengah kepungan. Sejak pakaiannya kena disambar robek oleh pihak lawan hingga tubuhnya hampir berada dalam keadaan setengah telanjang, dalam hati kecil Wu Yong sudah timbul perasaan jeri dan takut yang tak terhingga, apalagi sekarang setelah dilihatnya, disekitar sana muccul kembali tiga orang makhluk aneh. Bisa dibayangkan betapa kaget, seram dan takutnya dara tersebut. Dengan penuh ketakutan ia berseru : "Saudara Siau, coba lihat! Muncul tiga sosok makhluk lagi..." Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah ketiga sosok makhluk aneh itu, Ketika dilihatnya mereka mengambil posisi mengurung dan tidak bergerak lagi. Segera ujarnya : "Jumlah mereka memang berlima, setelah lima ekor makhluk aneh ini munculkan diri semua rasanya tak mungkin akan muncul makhluk yang keenam., kau tak perlu kuatir.." Setelah berhenti sebentar, tambahnya lagi dengan suara lirih : "Dalam situasi seperti ini yang paling penting adalah menyelamatkan jiwa dari ancaman bahaya, nona baik2lah kenakan pakaian yang robek itu!" Kiranya Wu Yong sedang repot memegangi ujung baju yang robek dan berusaha untuk menutupi bagian2 tubuhnya yang terluka dan kelihatan orang. Setelah mendengar bisikan itu, Wu Yong mengangguk dan mengikat pakaian robeknya itu menjadi satu. walaupun masih ada bagian-bagian lain yang kelihatan, namun dalam keadaan begini apa boleh buat" Selain dibiarkan tetap terlihat, apa lagi yang bisa dilakukan" Menyaksikan keadaan gadis itu, diam2 Siau Ling merasa kasihan, ia tahu ilmu silat yang dimiliki gadis she-Wu itu tak begitu tinggi dan dia masih membutuhkan perlindungan darinya, tapi keadaan tidak mengijinkan dia berbuat demikian, apalagi menghadapi serangan gabungan dan lima ekor naga yang sudah tersohor karena Keampuhannya, ia tak berani bertindak gegabah. Tak tertahan lagi ia menghela napas panjang, katanya dengan nada gegetun : "Tidak sepantasnya kubawa nona datang kemari!" Agak tergetar sekujur badan Wu Yong mendengar perkataan itu, segera sahutnya . "Kau tak usah menguatirkan diriku, hadapilah musuh tangguh dengan hati tenang, aku bisa menjaga diriku sendiri !" Beberapa patah kata itu diucapkan dengan nada yang kurang jelas, mungkin hal ini di sebabkan karena rasa malu dan takutnya yang berkecamuk menjadi satu. Siau Ling tersenyum getir, dia sendiripun tahu kalau gadis itu sudah dibikin pecah nyalinya oleh serangan maut yang dilepaskan makhluk aneh tadi, dengan lembut segera ujarnya. "Nona Wu Yong. kau tak usah takut ! Merekapun manusia seperti kita kita ini. Cuma mereka mengenakan pakaian bersisik yang tebal dan keras sehingga sepintas lalu bentuk mereka berubah jadi aneh dan menyerarnkan, masih ingakatkah nona sewaktu ngobrak-abrik barisan Hui bau tin tadi ..." Kegagahan, keberanian serta kecerdasanmu patut dipuji, kenapa kesemuanya itu lenyap disaat ini" Kalau toh kau tak jeri menghadapi kematian, buat apa kau pikirkan pula keganasan kelima orang makhluk aneh itu ?" Beberapa patah kata ini ternyata manjur sekali dan mendatangkan kasiat yang luar biasa. Wu yong tersenyum simpul, keberaniannya pulih kembali. Katanya kemudian dengan lantang : "Ucapan toako memang benar, mereka juga manusia! Kenapa aku musti jeri kepada mereka?" Dengan semangat berkobar2 dia merogoh leluar dua batang jarum beracun dan digenggamnya ditangan. Setelah dilihatnya keberanian dara itu pulih kembali seperti sedia kala, diam2 Siau Ling sendiripun menghembuskan nafas panjang. Sementara itu, kelima ekor naga sakti itu sudah membentuk barisan mereka yang tangguh, selangkah demi selangkah kelima orang itu mulai maju mendekati musuhnya. Dengan pandangan berkilat, Siau Ling menyapu sekejap kelima orang itu, lalu serunya dengan suara lantang : " Saudara2 sekalian, kalian tak usah berlagak jumawa, kelihayan kamu berlima tak lebih karena ditubuh kalian mengenakan pakaian bersisik tebal yang tak mempan dibacok senjata, ketahuilah pedang pendek yang kubawa ini adalah mustika yang mempan untuk membunuh kalian semua, daripada menyesal dikemudian hari kuperingatkan dulu kepada kalian agar bertindak lebih waspada!" Sembari berbicara, diam2 pemuda itu awasi reaksi dan kelima orang makhluk aneh itu. Apa yang diduga sianak muda itu ternyata tidak meleset, begitu mendengar peringatan dari Siau , mereka segara hentikan langkah maju mereka. Hal ini membuktikan bahwa kelima orang itu masih sadar otaknya, dan merekapun tahu kalau pedang mustika adalah lawan yang paling tangguh, karena itu timbullah rasa jeri dihati kecilnya. Menyaksikan hal itu, Siau Ling segera tertawa terbahak2. "Haaah haaah haaah bukankah cuwi sekalian merasa agak takut?"" Tiba2 ia loncat kedepan dan menerjang ke arah posisi timur: Rupanya dalam hati pemuda inipun tahu bahwa Suatu pertarungan seru tak mungkin bisa dihindari, ia merasa daripada menunggu sampai musuh bergerak lebih duluan. Lebih baik dia yang menyerang lebih dulu. Siapa tahu kalau serangannya menghasilkan merobohkan beberapa orang diantaranya lebih dahulu, sehingga mencerai beraikan kekuatan main keroyok beberapa orang tadi! Ketika makhluk aneh itu menyaksikan Siau Ling menerjang tiba, ia segera meloncat kedepan dan menyongsong datangnya tubrukan tersebut. Hampir bersamaan waktunya, makhluk2 aneh yang berada diposisi Barat, selatan dan utara bergerak pula serentak menerjang ke arah pemuda itu. Enam buah lengan bersisik merah darah bermunculan dari arah yang berbeda, sama2 mencengkeram tubuh Siau Ling. Dalam pada itu tubuh sang pemuda itu masih berada ditengah udara, menyaksikan serangan ganas dari pihak musuh, ia merasa amat terperanjat, buru2 hawa murninya ditarik dan menahan gerak maju tubuhnya lebih jauh, dengan cepat dia melayang turun keatas tanah. Begitu kakinya menempel permukaan bumi. lengan kanannya bergerak kedepan. Pedang pendeknya berganti haluan dan menebas ke arah mahluk aneh yang menyerang tiba dari tenggara. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Walaupun serangan gabungan musuh dilancarkan cukup tertib dan rapat, akan tetapi kemampuan Siau Liag untuk menghadapi kenyataanpun jauh lebih dahsyat. Kedua belah pihak bergerak dengan kecepatan yang sukar dilukiskan dengan kata2, -dalam waktu sekejap semuanya sudah terjadi... Terasalah cahaya kilat menyambar lewat, menyusul darah segar berhamburan diudara. Ketika kedua belah pihak saling mencapai permukaan tanah, jarak mereka sudah berselisih sejauh satu tombak lebih. Ketika semua orang berpaling keatas tanah maka tampaklah sebuah jari tangan yang berlapiskan sisik tebal berwarna merah telah menggeletak ditengah gelanggang. Rupanya dalam serangganya tadi. Siau Ling telah merubah kembali posisi yang dituju, ketika tubuh mereka mencapai ditengah jalan, dalam keadaan demikian makhluk aneh itu tak sempat untuk menghindarkan diri lagi, maka tak bisa dicegah sebuah jari tangannya termakan sambaran pedang musuh dan terpapas kutung. Pada saat itulah, mendadak jerit lengking kesakitan yang menyayatkan hati bergema membelah angkasa. Dengan cepat Siau Ling berpaling, ia lihat lengan Wu Yong telah dicengkeram oleh seorang makhluk aneh. Kukunya yang panjang telah menembus didalam tubuh dara itu, sementara darah segar mengucur keluar tiada hentinya. Hawa amarah kontan berkobar didalam-benak Siau Ling, ia berpekik panjang sambil merapatkan pedangnya didepan dada tubuhnya langsung menerjang kearah manusia aneh tersebut. Dalam gusarnya tanpa sadar sianak muda itu telah mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya, ilmu pedang yang digunakanpun merupakan ilmu pedang terbang yang maha sakti. Imu pedang tersebut merupakan Ilmu pedang tingkat tertinggi yang pernah diwariskan Cung San Pek kepadanya, pedang bisa dilepaskan kedepan bagaikan terbang untuk bereskan nyawa musuh, hanya saja kepandaian ini tak pernah digunakan dihari hari biasa karena tenaga dalamnya masih belum cukup sempurna. Lain keadaannya dengan saat itu, dalam gugup dan gusarnya tanpa ia sadari ilmu maha sakti tersebut telah digunakan secara jitu. Terlihatlah cahaya sisik berkilauan, makhluk aneh yang ada disamping lain segera loncat kedepan menghadang jalan pergi Siau Ling. Sinar tajam berkilauan menembusi angkasa, menyusul jeritan ngeri yang mengerikan bulu roma memecahkan kesunyian. Darah segar berhamburan membasahi seluruh permukaan tanah, sesosok benda berat tumbang keatas permukaan bumii. Tampaklah makhluk aneh itu roboh tak berkutik lagi diatas tanah, lapisan sisik tebal dibagian dadanya tersayat hancur, darah segar mengucur keluar tiada hentinya dari mulut luka tadi.. Ternyata dalam gusarnya tadi. ilmu pedang terbang yang dilepaskan Siau Ling telah bersarang telak diatas dada makhluk aneh itu, bukan saja pakaian bersisiknya telah dikoyak2, bahkan tepat menembusi jantungnya, tak bisa dicegah lagi melayanglah selembar jiwa makhluk aneh itu kembali kealam baka. Empat mahluk aneh lainnya terperangah menyaksikan kedahsyatan Siau ling, untuk beberapa saat lamanya mereka tak tahu apa yang musti dilakukan. Semementara Wu Yong yang kena dicengkeram oleh makhluk aneh tadi. tubuhnya sudah terangkat tinggi keudara, sisik tebal serta kuku runcing mahluk tersebut hampir sebagian besar telah menembus tubuh Wu Yong, sakitnya bukan kepalang sehingga dara itu tak mampu bersuara lagi. tapi meskipun demikian sepasang jarum racunnya masih digegam erat2. Tatkala Keempat orang makhluk aneh itu agak tertegun dibuatnya oleh kehebatan Siau. Diam2 Wu Yong menggertak giginya keras2. menggunakan kesempatan yang sangat baik itu, sekuat tenaga lengan kanannya meronta .. iapun berhasil lolos dari cengkeraman musuh. Namun sisik tebal dan kuku runcing makhluk aneh itu terlalu dalam menembusi tubuh Wu Yong. Ditambah pula gadis itu meronta dengan sepenuh tenaga. Walaupun tangan kanannya berhasil melepaskan diri dari cengkeraman musuh namun tak urung lengan tersebut sudah hancur lebur tak karuan sehingga kelihatan tulang putihnya yang mencuat keluar. Pemandangan seperti itu boleh dibilang mengerikan sekali, siapapun tak akan tega menjumpai keadaan Seperti itu. Rupanya Wu Yong sendiripun telah sadar bahwa dirinya tiada harapan untuk hidup lebih jauh tiba tiba ia berseru keras. "Oooh...kekasihku Siau Ling aku merasa puas asal mendapat kehangatanmu barang sejenak saja. Semoga kita dapat bertemu kembali dalam penitisan yang akan datang...." Sembari berteriak jarum racun yang digenggam ditangan kanannya mendadak ditusukkan keatas makhluk aneh itu dengan sepenuh tenaga. Perlu diketahui, sekujur badan makhluk aneh itu dilindungi oleb lapisan sisik yang sangat kuat hanya sepasang mata mereka yang tak berlindung apa apa. Makhluk aneh itu sama sekali tak menyangka kalau Wu Yong bakal menyerang matanya secara tiba tiba tak ampuh lagi jarum beracun itu tepat menembusi matanya. Ia berpekik kesakitan sambil meraung kalap dicengkeramnya tubuh Wu Yong erat erat. Kemudian dengan sekuat tenaga ia betot tubuh dara itu sehingga tersayat jadi dua potong, Ditengah semburan darah segar isi perut berhamburan, terlempar sejauh dua tombak lebih dari gelanggang. Racun yang dibubuhi pada ujung jarum tersebut merupakan racun berkadar tinggi, begitu jarum tadi menembusi matanya, rasa penderitaan dan sakit yang diderita makhluk aneh itu sukar ditahan lagi, setelah menyayat tubuh Wu Yong dan melemparkan mayatnya jauh2, ia segera menutupi wajah sendiri sambil berteriak2 kalap. Suaranya keras dan melengking, begitu seramnya suara tersebut hingga membuat siapapun yang mendengar akan bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri. Semua peristiwa ini berlangsung dalam sekejap mata. Siau Ling sebenarnya sudah siap menolong Wu Yong, tapi sayang usahanya terlambat sedetik. Menyaksikan kematian dara itu, dalam keadaan mengerikan hawa amarah yang berkobar dalam benak Siau Ling makin berapi2, hawa napsu membunuh menyelimuti Seluruh wajahnya, sambil membentak keras ia menubruk kedepan dan melepaskan sebuah sapuan dahsyat. Setelah matanya dibuat buta oleh tusukan jarum beracun, makhluk aneh itu sudah tak dapat melihat sasarannya lagi, ditambah pula daya kerja racun itu mulai berjalan, boleh dibilang makhluk itu sudah Kehilangan kesadarannya dan hampir mendekati kekalapan Tentu saja berada dalam keadaan seperti itu, tak mungkin lagi baginya untuk menghindari serangan maut yang dilepaskan Siau Ling. Cahaya tajam menyambar lewat, sisik baja berhamburan diatas tanah, lengan kirinya yang sedang terayun sudah termakan bacokan hingga kutung jadi dua bagian darah segar kembali berhamburan diatas tanah. Beberapa kali bentakan nyaring bergema nemecahkan kesunyian, pada saat yang hampir bersamaan tiga orang makhluk aneh lainnya segera maju kedepan dan menubruk tubuh Siau Ling. Sesudah berhasil dengan serangannya, semangat sianak muda itu makin berkobar, ia miring kesamping menghindar kebelakang makhluk aneh yang kehilangan lengan itu kemudian sebuah tendangan kilat dilancarkan dan tepat menghantam tulang punggung makhluk tersebut. Karena tendangan ini, tubuhnyapun dengan sendirinya menerjang kedepan, dalam keadaan begini lengan kirinya yang digunakan untuk menutup mata langsung diayun kedepan. Kesadaran makhluk aneh itu boleh dibilang sudah kalut tak karuan, ia sudah tidak dapat membedakan lagi mana sahabat mana musuh. serangan yang dilancarkan secara membabi buta itu tepat menghantam tubuh rekannya sendiri. Makhluk aneh yang sedang menerjang datang dari arah timur itu sama sekali tidak menyangka kalau rekannya bakal melepaskan serangan kearahnya. Dalam keadaan begitu ia tak sempat untuk menghindar lagi, dadanya terhajar telak oleh pukulan tersebut. Serangan yang dilepaskan dalam keadaan sekarat ini boleh dibilang luar biasa sekali sebab ia telah menggunakan segenap tenaga dalam yang dimilikinya. "Duukk .blaamm! " ditengah benturan keras yang memekikkan telinga, makhluk aneh yang sedang menerjang tiba dari arah timur itu mencelat kebelakang dan roboh terkapar diatas tanah. Makhluk aneh yang kehilangan lengan itu sendiri semakin payah kondisinya, sehabis menyerang dengan sepenuh tenaga tubuhnya berdiri dengan sempoyongan.. Hawa napsu membunuh telah menyelimuti wajah Siau Ling, secepat kilat ia menerjang maju kedepan pedang pendeknya berputar kencang langsung ditujukan kearah punggung makhluk aneh itu, sementara kaki kanannya melepaskan satu tendangan kearah iga makhluk aneh lain. Jeritan ngeri menggema diangkasa membelah kesunyian yarg mencekam dimalam hari itu. Makhluk aneh yang kehilangan lengan tadi tertusuk telak dadanya hingga tembus kebelakang, darah segar berhamburan diempat penjuru, tak ampun lagi tubuhnya roboh binasa keatas tanah. Dengan mampusnya dua orang makhluk aneh dan satu lagi terluka parah, barisan ngo liong toa tin jadi kacau balau dan tak teratur lagi. Dengan semangat berkobar kobar Siau Ling mendesak maju lebih kedepan. Pedang pusakanya berputar siap melancarkan serangan, ia bertekad untuk membasmi kelima ekor naga sakti itu sekaligus. Disaat yang amat tegang itulah, tiba tiba terdengar suara sumpritan yang sangat tajam dan aneh berkumandang dari arah tebing curam, dua orang makhluk aneh yang tak sampai terluka itu segera putar badan dan kabur searah mana berasalnya suara tadi. Makhluk aneh yang terluka dan sedang menggeletak ditanahpun berusaha meronta bangun, kemudian dengan sempoyongan orang itu ikut kabur dari sana. Bersamaan dengan kaburnya tiga orang mahluk aneh tadi, obor obor yang dipasang disekeliling lembah sempit tadipun ikut padam, dalam waktu singkat suasana pulih kembali dalam kesunyian dan kegelapan. Semua peristiwa itu berlangsung terlalu tiba2 dan lagi mundurnya ketiga orang makhluk aneh itupun dilakukan dengan kecepatan luar biasa, sementara Siau Ling masih tertegun, bayangan tubuh dari beberapa orang itu sudah lenyap tak berbekas. Siau Ling menengadah memandang bintang yang bertaburan diangkasa, lalu menghembuskan napas panjang, ia pejamkan matanya rapat2. Menanti matanya sudah terbiasa dengan kegelapan ia baru membukanya kembali dan berjalan menghampiri mayat Wu Yong yang berserakan diatas tanah. Bisiknya dengan sedih . "Nona. kau mati lantaran membantu aku, maafkanlah daku karena aku tak sempat menyelamatkan jiwamu.. Suatu ketika ketiga manusia aneh yang masih tersisa itu pasti akan kubunuh, agar sukma nona di alam baka bisa beristirahat dengan tenang." Setelah berhenti sebentar, sambungnya kembali : "Sayang pada saat ini aku tak bisa berdiam terlalu lama disini. Setelah ketiga ekor naga itu kubunuh, akan kusajikan kembali lilin putih serta bunga warna warni untuk sembahyang bagi arwah nona, sekarang beristirahatlah dahulu dengan tenang disini. l" Selesai berkata ia kumpulkan jenasah Wu Yong yang tercerai berai dan dijadikan satu, kemudian menggali sebuah lubang dan menguburnya disana. Selesai bersembahyang, barulah si anak muda itu melanjutkan kembali perjalanannya kedepan. Sementara itu langit menjadi gelap, awan tebal menyelimuti di seluruh angkasa, menutupi Cahaya bintang yang berkedip2. Suasana dalam lembah diliputi oleh kegelapan, begitu gelapnya sehingga sukar untuk memandang kelima jari tangan sendiri. Siau Ling menghembuskan nafas panjang dengan membawa rasa sedih yang amat tebal dengan langkah lebar ia lanjutkan perjalananya kedepan, dalam hati pikirnya: "Setelah kulewati barisan Ngo liong toa tin ini, berarti aku telah melewati tujuh buah rintangan, itu berarti rintangan selanjutnya adalah rintangan terakhir, entah jago lihay manakah yang telah dipersiapkan disana?" Tapi yang jelas, orang itu pastilah seorang tokoh persilatan yang mempunyai ilmu silat sangat tinggi!" Dengan penuh kewaspadaan dan hawa murni disalurkan mengelilingi seluruh badan, selangkah demi selangkah ia lanjutkan per jalanannya kedepan. Selama beberapa hari belakangan ini, tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling telah peroleh kemajuan yang sangat pesat, walaupun lembah tersebut diliputi kegelapan yang mencekam, namun pemandangan disekitar berapa tombak masih sanggup dilihat jelas oleh pemuda itu. Perjalananpun dilanjutkan dengan sangat hati2. Tanpa terasa tiga empat langkah sudah dilalui. Pemandangan yang terbentang didepan mata tiba2 berubah seratus delapan puluh derajat, apa yang terlibat Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo didepan sana hanyalah sebuah hutan belantara yang lebat dan gelap. Tanpa sadar Siau Ling menghentikan langkah kakinya, dalam hati ia lantas berpikir. "Setiap rintangan yang disiapkan Shen Bok Hong, jaraknya selalu hanya terpaut kurang lebih beberapa li. kenapa jebakan yang diaturnya kali ini berselisih begitu jauh dan panjang" Mungkinkah rintangan mereka yang terakhir ini memang sengaja diatur ditengah hutan belantara yang lebat itu" Sementara dia masih termenung, tiba2 cahaya api memuncar keempat penjuru, dan kurang lebih beberapa tombak dibadapannya muncullah sebuah lampu lentera. Dibawah cahaya lampu lentera itu tersebut, suasana disekiiar tempat itu dapat terlihat jelas, diatas lampu lentera tadi terukirlah empat huruf besar yang berbunyi : Perkampungan Pek hoa san cung. Siau Ling segera mendehem ringan, lalu menegur. "Siapa disitu ?" Orang yang membawa lampu lentera itu berbadan tinggi besar, seraya menggoyangkan lentera ditangan dia berseru. "Sam te. Ilmu silatmu telah peroleh kemajuan yang pesat sekali, secara beruntun kau telah berhasil melampaui tujuh buah rintangan yang kusiapkan, kehebatan serta kemampuanmu cukup membuat hatiku merasa sangat kagum " Suaranya serak serak basah dan nyaring didengar, siapa lagi kalau bukan Shen Bok Hong pribadi " Dengan suara ketus dan dingin Siau Ling segera menanggapi. "Oooh ...! Rupanya Shen Bok Hong disitu, aku mengira siapakah yang telah menghadang untuk merintangi perjalananku." "Hmm ! sejak dulu kita sudah merobek jubah memutuskan hubungan persaudaraan, aku orang she-Siau tak berani menerima sebutanmu yang amat tinggi itu" Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh: Menurut penilaianku rintangan yang terakhir ini pasti bahaya dan luar biasa sekali mungkinkah Shen toa-cungcu yang akan terjun sendiri kedalam gelanggang?" Shen Bok Hong menengadah dan tertawa ter-bahak2 "Haaah haaah haaahh tampaknya saudara Siau sangat berharap dapat melangsungkan suatu duel sengit melawan diriku?" "Benar, sebab aku sudah dapat merasakan akan hal ini, cepat atau lambat kita musti melangsungkan pula pertarungan tersebut, bukankah begitu?"" "Soal itu sih harus dilihat dulu apakah kau punya rejeki untuk melangsungkan pertarungan melawan aku atau tidak !" "Apa yang kau maksudkan dengan perkataanmu itu?" teriak Siau Ling dengan penuh kegusaran. "Aku toh sudah terangkan kepadamu bahwa sepanjang lembah sempit ini telah kuatur delapan buah rintangan maut, dan sekarang engkau baru melampaui tujuh buah rintangan belaka!" "Dan kini rintangan yang kedelapan bukankah dijaga oleh Shen toa-cungcu sendiri ?" "Saudara Siau, kau tak usah keburu napsu hingga pikiran jadi kalut tak keruan, asal engkau bisa meloloskan diri dari rintanganku yang kedelapan ini. Suatu ketika aku pasti akan melayani tantanganmu untuk berduel selama beberapa hari beberapa malam. Tapi andaikata engkau harus mampus disini.. biarlah niatmu itu kau bawa pulang kealam baka saja!" "Baik! kalau memang begitu aku tolong tanya dimanakah rintangan yang kedelapan ini kau siapkan" dan bagaimana pula Acaranya aku harus melewatinya" Shen toa-cungcu, sekarang juga kau boleh suruh mereka mulai bekerja!" Shen Bok Hong tertawa rawan. "Saudara Siau, apakah engkau tidak merasa heran dengan situasi yang kau hadapi sekarang ini?" "Shen taa cungcu. aku harap selanjutnya kau sebut saja langsung dengan namaku, jangan saudara.. saudara melulu, bikin hati orang jadi muak saja!" Shen Bok Hong tertawa dingin. "Heeh..beehh..heehh.. baik! Baik! aku akan menyebut kau sebagai Siau tayhiap saja!" Siau Ling tahu, ucapan itu sudah membangkitkan hawa amarah dalam hatinya, dengan pandangan tajam dia segera awasi sekejap pandangan disekitar tempat itu, kemudian katanya : "Aku temukan sesuatu yang aneh tentang daerah disekitar tempat ini!" "Apakah engkau tidak merasa bahwa lembah sempit ini penuh dengan batu2 cadas yang berserakan sedangkan disekitar tempat ini malahan penuh tumbuh dengan pepohonan siong yang rendah tapi lebat?" "Aku tidak menemukan sesuatu yang aneh tentang pepohonan siong yang pendek dan rendah ini"." Setelah berhenti sebentar, pemuda itu melanjutkan kembali . "Oh, benar! mungkinkah Shen toa cungcu telah siapkan ahli2 senjata rahasia untuk berbunyi didalam hutan yang lebat ini?" "Siau tayhiap tak perlu kuatir, tak nanti kugunakan cara seperti itu untuk menghadapi dirimu!" "Shen toa cungcu. Kedelapan orang bayangan berdarahmu serta barisan Ngo-liong toa tin yang paling kau andal2kan, telah kujajal dan kuhadapi semua, aku rasa mereka semua masih belum cukup untuk membuat hatiku jadi puas serta kagum!" "Siau tayhiap tak usah berlagak jumawa lebih dulu, kau harus ingat masih ada sebuah rintangan lagi yang harus kau lampaui.." Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, lalu terusnya lebih jauh : "Siau tayhiap, sudah kau lihat diantara hutan belantara ini terdapat sebuah jalan kecil usus kambing yang menjorok jauh ke dalam sana?" Siau Ling alihkan sorot matanya kearah mana yang ditunjuk, memang tak salah, disitu memang terbentang sebuah jalan kecil usus kambing yang jauh menjorok kedalam hutan, ia lantas menjawab : "Ehmm...perkataanmu memang tak keliru" "Silahkan Siau tayhiap masuk hutan mengikuti jalan kecil usus kambing tersebut, bahkan kau boleh melanjutkan perjalanan dengan hati tenang, sebab dikedua belah sisi jalan sama sekali tak ada rintangan atau jebakan apa2, kurang lebih seratus kaki kemudian, kau akan menjumpai sebuah rumah yang terbuat dari batu, didalam ruangan batu itulah kekasih hati Siau tayhiap yakni nona Pek-li kusekap disitu, silahkan kau bebaskan sendiri kekasih hatimu itu!" Siau Ling segera mendehem ringan. "Jadi semua alat jebakan yang paling bahaya dan paling dahsyat telah kau atur semua didalam ruang batu itu?" tegurnya. Shen Bok Hong menggeleng. "Tidak, pendapatmu itu keliru besar! Silahkan Siau tayhiap melanjutkan perjalanan dengan hati lega" "Terlalu sederhana., terlalu mudah., bikin bati orang susah percaya. Makin pampang sesuatu urusan semakin patut dicurigai" Shen Bok Hong mendengus dingin. "Hmm ! mau percaya atau tidak terserah pada pendapat Siau tayhiap sendiri, pokoknya apa yang kuucapkan semuanya adalah kata2 yang sejujurnya !" "Bagaimana selanjutnya ?" tanya sianak muda itu kemudian. "Keempat anggota badan nona Pek li Peng yang kusekap dalam ruang batu itu telah kuikat dengan tali otot kerbau yang sangat kuat , selain itu beberapa buah jalan darahnya telah kutotok pula dengan ilmu totokan khususku, tapi aku rasa kesulitan2 tersebut masih belum cukup untuk menyusahkan diri Siau tayhiap !" "Kalian telah mencelakai dirinya?" teriak Siau Ling dengan penuh kemarahan: Mendengar ucapan tersebut, Shen Bok Hong segera menengadah dan tertawa terbahak2. "Haaah haah haaah kecantikan wajah nona Pek-li memang luar biasa sekali, tetapi memandang diatas wajah Siau tayhiap aku sama sekali tak pernah menyentuh tubuhnya, selain itu akupun telah menurunkan perintah khusus kepada anak buahku agar jangan mengganggu dirinya." "Semoga saja apa yang kau ucapkan adalah kata2 yang sejujurnya!" "Memandang diatas hubungan kita yang pernah menjadi saudara selama beberapa waktu, bersediakah engkau mendengarkan beberapa patah kata peringatanku?"" "Silahkan Shen toa-cungcu katakan!" "Setiap tempat yang tampaknya tidak berbahaya, disitulah sudah tersedia perangkap yang mematikan, aku harap engkau suka baik baik menjaga diri." Habis berkata dia lantas goyangkan lentera ditangannya hingga cahaya api menjadi padam. Siau Ling tahu bahwa gembong iblis itu telah berlalu, dalam keadaan begitu banyak bertanya juga tak ada gunanya, dengan tangan kanan menggenggam pedang pendek, pemuda itu lanjutkan kembali perjalanannya menelusuri jalan usus kambing tersebut. Walaupun dalam pembicaraan tadi. Shen-Bok Hong telah menerangkan babwa didalam hutan belantara ini tidak tersedia alat jebakan atau rintangan apapun juga akan tetapi Siau Ling tak berani bertindak secara gegabah, hawa murninya dihimpun sebesar sepuluh bagian, hawa kikang dikerahkan untuk melindungi seluruh badan selangkah demi selangkah dia lanjutkan perjalanannya menuju kedalam hutan. Dua puluh kaki sudah dilalui tanpa terasa apa yang diucapkan Shen Bok Hong ternyata tak salah sepanjang perjalanan ia tidak menemukan sssuatu apapun yang mencurigakan, tanpa terasa perjalananpun dipercepat lagi ... Apa yang kemudian terlintas memang tidak selisih jauh dengan apa yang diterangkan Shen Bok Hong semula. Seratus kaki kemudian tampaklah sebuah bangunan batu terbentang didepan mata. Didepan rumah batu itu tergantung sebuah lampu lentera berwarna merah darah, cahaya merah yang memancar keluar dari lentera tersebut membuat mata terasa jadi silau Buru buru Siau Ling memburu kedepan rumah batu itu, teriaknya dengan suara lantang. "Peng-ji...! Peng ji ...!" "Apakah toako disitu"!" dari balik ruang batu berkumandang suara jawaban dari Pek Ii Peng. "Benar, aku disini..! Peng-ji. kau berada dalam keadaan sehat2 saja bukan?" "Blaammm.,!" sekali ayun bogem mentah pintu kayu didepan bangunan itu sudah terhantam ambrol. Terlihatlah Pek li Peng duduk diatas sebuah kursi kayu, sepasang tangan dan kakinya dibelenggu oleh tali otot kerbau yang sangat kuat. Dengan tangan kirinya Siau Ling menyambar lampu lentera yang tergantung didepan pintu, kemudian dengan langkah lebar memasuki ruangan tersebut, sementara dengan pedang pendek ditangan kanannya ia membuat putus tali otot kerbau yang membelenggu keempat anggota badan Peng li peng . Setelah tali belenggu itu terlepas, Pek li Peng menggerakkan sepasang lengannya yang telah bebas itu, lalu menghembuskan napas panjang. "Peng ji. apakah mereka telah mencelakai dirimu"!" bisik Siau kemudian. Pek li Peng mengangguk. "Benar" "Bagian manamu yang diganggu mereka?" tanya Siau Ling cepat dengan penuh emosi. "Mereka telah tolok jalan darah dikaki-ku!" Setelah mengetahui apa yang dimaksudkan. Siau kembali menghembuskan napas lega. "Oooh .! kiranya begitu yang kau maksudkan." Pek-li Peng tertawa. "Ayoh cepat bebaskan jalan darahku dan mari kita tinggalkan tempat ini!" Dengan cepat Siau Ling membebaskan kedua buah jalan darah Pek li yang tertotok, lalu kembali ia bertanya : "Apakah Shen Bok Hong sekalian memasakan untuk menelan obat racun atau sebangsanya?" "Tidak .." "Kok aneh sekali." "Apanya yang aneh"! "Berbicara dari watak serta tabiat dari Shen Bok Hong. tidak semestinya ia bersikap begitu baik terhadap diriku!" "Siapa tahu kalau dia merasa agak jeri terhadap toako. maka ia tak berani bersikap terlain jelek atas diriku." Dengan cepat Siau Ling gelengkan kepala nya. "Mereka tak berani mencelakai dirimu, hal ini disebabkan karena mereka hendak menggunakan dirimu sebagai umpan untuk memancing kehadiranku disini." Paras muka Pek It Peng berubah jadi amat serius, katanya dengan nada dingin : "Kalau toh engkau sudah tahu kalau mereka bendak gunakan diriku sebagai umpan untuk memancing kedatanganmu disini, kenapa engkau datang juga ketempat ini?" Siau Ling tertawa getir. "Meskipun aku sudah tahu. tetapi tak bisa tidak aku musti datang kemari, Shen Bok Hong sendiripun sangat memahami perasaan hatiku ini, maka engkaupun dibawa dan di bawa kemari!" Pek-li Peng menghela napas panjang. "Aaai... sejak aku kena ditangkap, selama ini diriku hanya disekap diruangan ini, perasaan hatiku kacau balau dan saling "bertentangan terus, aku sangat mengharapkan kedatanganmu kemari, tapi akupun me rasa takut kalau engkau benar2 datang, tahukah kau jika kau datang kemari maka bagaimanakah akibatnya?" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Apa akibatnya?" "Shen Bok Hong berani memancing kehadiranmu kemari, itu berarti dia sudah mempunyai persiapan yang cukup matang, sebaliknya kalau engkau tak datang, bukan saja di tak bisa mencelakai kau, diapun tak akan berani mencelakai diriku, sebarang kau telah muccul disini, kau telah menghantarkan diri kemulut harimau, dan kini Shen Bok Hong dapat pusatkan seluruh perhaatiannya untuk menghadapi kita berdua!" Siau Ling tersenyum. "Peng-ji, kau tak usab menggerutu terus terhadap diriku, ayoh cepatlah atur pernafasan dan pulihkan kembali kekuatan tubuhmu, kita lurus segera tinggalkan tempat ini." Kali ini Pek li Peng tidak banyak lagi, ia benar2 pejamkan mata mulai mengatur pernafasan. Perlahan2 Siau Ling tempelkan telpak tangan kanannya keatas punggung dara itu dan membantu dirinya dalam penyaluran hawa murni. Dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang, begitu sang telapak tangan menempel diatas punggung Pek-li , aliran bawa panas segera memancar masuk kedalam tubuh gadis itu dan mengitari seluruh badannya. Pada suat yang bersamaan ketika Siau Ling tempelkan telapak tangan kanannya ke atas punggung Pek li . tiba2 asap tebal yang gelap menyusup masuk kedalam ruang dan memenuhi setiap sudut ruangan dalam bangunan batu itu. ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 33 Dengan cepat Siau Ling menyadari apa yang telah terjadi, segera pikirnya di-hati : "Aaah! Tahukah aku sekarang, yang dimaksudkan sebagai rintangan kedelapan oleh gembong iblis itu rupanya adalah penyerangan dengan menggunakan api!" Apabila terjadi kebakaran besar ditengah hutan yang lebat, kedudukan Siau Ling memang cukup gawat sebab api menyerang datang dari empat penjuru, kecuali tumbuh sayap untuk terbang Keangkasa, rasanya ang tiada jalan lain yang bisa ditempuh lagi. Siau Ling pun memahami, bila ia dapat satu langkah lebih cepat berlalu dari sana berarti pula dia memiliki satu kesempatan yang lebih luas untuk meloloskan diri dari bahaya kebakaran. Akan tetapi Pek li Peng yang sedang bersemedi telah berada dalam keadaan yang kritis, tak mungkin dia mengganggu konsentrasinya dalam situasi seperti itu malahan bisa jadi akan menyesatkan aliran hawa murninya sehingga mengakibatkan jalan api nuju neraka. Dalam keadaan seperti itu Siau Ling hanya bisa menggigit bibir sambil membungkam dalam seribu bahasa. Pek li Peng sendiri adalah keturunan seoahli silat yang maha sakti, dasar tenaga dalam yang dimilikinya sudah amat gi ditambah pula memperoleh bantuan dari Siau , dengan sendirinya peredaran darah dalam tubuhnya bisa berjalan lancar lebih cepat daripada waktu semestinya. Tak sampai seperminum teh kemudian ia telah menyelesaikan latihannya. Dalam pada itu kobaran api yang sedang membakar hutan disebelah luar telah makin membesar, tatkala Pek li Peng menyelesaikan semedinya, asap tebal telah menyelemuti seluruh ruang batu itu. Dengan cepat Pek li Peng loncat bangun dari atas tanah, teriaknya dengan gelisah. "Toako. tidakkah kau lihat asap yang begitu tebal?"" "Aku sudah mengetahuinya sedari tadi." "Kalau sudah tahu, kenapa tidak kau panggil diriku sejak tadi ?"" Melihat sikap gelisah dan gugup dari gadis itu, mau tak mau Siau harus berlagak tenang, ia tertawa. "Waktu itu kau sedang mencapai situasi yang paling kritis, kalau kubangunkan engkau, bukankah hawa murnimu akan menyimpang dari peredaran yang sebenarnya" Kalau sampai mengalami jilatan api menuju neraka, coba bayangkan bagaimana akibatnya?" "Engkau terlalu baik kepadaku, akulah yang mencelakai dirimu...sekalipun mati aku Tak akan tentram." Dengan lembut Siau Ling menggandeng tangan kiri Pek li , lalu bisiknya sambil tertawa: "Ayoh berangkat! Mari kita lihat diluaran sana. padahal kau tak usah terlalu menyesali dirimu sendiri. cepat atau lambat keluar dari ruangan ini juga tak selisih terlalu jauh" "Kau toh sudah tahu Shen Bok Hong segera menggunakan diriku sebagai umpan untuk memancingmu masuk jebakan." "Kau keliru besar!" tukas Siau Ling dengan cepat 'bukan dia pancing aku masuk perangkap, melainkan dialah yang paksa aku sehingga mau tak mau aku harus masuk kedalam perangkap ini" "Kalau toh sudah jelas kau tahu bahwa mereka sedang pasang perangkap untuk menantikan kedatanganmu, kenapa kau bersikeras juga datang kemari " Dan lagi, setelah melihat kobaran api, Kenapa tak kau sadarkan diriku?"" "Apabila Shen Bok Hong hendak menyergap kau dengan menggunakan api. maka api itu pasti akan disulut diluar hutan sebelah sana. Karena itu asap tebalnya baru terhembus kemari, dalam keadaan empat perjuru terkurung api. cepat atau keluar dari sini toh sama saja" Bukan Begitu?"" Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah keluar dari ruangan batu itu. Siau Ling segera mengempos tenaga, sambil menarik tangan Pek-li mereka loncat naik keatas atap rumah. Ketika sinar mata dialihkan keempat pen juru maka yang terlihat disekitar sana hanyalah jilatan api yang berkobar2, asap tebal menyelimuti seluruh angkasa, bukan saja baunya amat tajam bahkan tercium pula bau belerang yang sangat keras. Apa yang diduga Siau Ling terryata tak meleset, api itu dilepaskan Shen Bok Hong dari empat arah delapan penjuru pada saat yang hampir bersamaan, api berkobar mengepung bangunan batu itu, sehingga boleh di bilang tiada harapan lagi bagi Siau Ling berdua untuk kabur dari lautan api . Memandang kobaran api yang sedang menjilat2 dengan hebatnya diempat penjuru. diam2 Pek-li Peng menghela napas panjang, pikirnya dihati : "Kobaran api begitu keras dan besarnya, sekalipun ilmu silat yang dimiliki Siau toako lebih lihaypun jangan harap bisa lolos dari lautan api yang begitu hebat.." Ketika diingatnya bahwa peristiwa ini ber mula dari dia dan karena hendak menyelematkan jiwanya, tak kuasa lagi air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah dara itu. Ia segera menubruk kedalam pelukan Siau seraya bisiknya dengan sedih: "Toako, seandainya engkau tak datang menolong aku, tidak nanti kau akan terjebak dalam siasat busuk gembong iblis itu..'" Siau Ling tergelak, hiburnya : 'Peng ji, bukankah seringkali kau berharap agar bisa mati bersama denganku, coba lihat! Bukankah apa yang kau harapkan, ini hari bakal terpenuhi" Kenapa kau malah bersedih hati"'' Mendengar ucapan itu. Pek-li Peng berhenti menangis bahkan malah tertawa terkikik2. 'Ehm ! Ucapan Toako memang benar, aku memang selalu berharap dapat mati di sisi toako, dalam pandanganmu meskipun kita sudah mati dalam kenyataan kita masih tetap hidup. Aiih! Tapi sayang aku tidak mengharapkan kejadian seperti ini dalam Keadaan demikian" "Kenapa?" tanya Siau Ling keheranan. "Dewasa ini engkau adalah lampu lentera bagi dunia persilatan engkau melambangkan kebenaran dan keadilan, engkau tak boleh mati konyol dalam keadaan seperti ini.." Dengan penuh kasih sayang Siau Ling membelai rambut Pek-li yang hitam halus, bisiknya dengan lembut "Sekalipun saat ini kau ingin merubah keinginan hatimu, aku rasa hal itu tak mungkin bisa terpenuhi.." Dalam hati kecilnya pemuda itu tahu bahwa mereka sudah terkurung dan tipis sekali harapannya untuk bisa hidup kembali, bukannya gugup atau gelisah sianak muda ini malahan jadi tenang sekali, ia tersenyum dan melanjutkan kembali kata2nya : "Meskipun kita sudah terjebak dan terkurung dalam lautan api, namun janganlah kita pasrah pada takdir dengan begitu saja, ayohlah kita berusaha mencari tempat yang mungkin bisa digunakan untuk bersembunyi dari amukan jago merah ini, kita jangan biarkan Shen Bok Hoag bergembira tanpa ada usaha sama sekali dari pihak kita sendiri!" "Tapi... aku tidak menemukan sesuatu tempat yang rasanya bisa kita gunakan untuk bersembunyi ..." "Meskipun kobaran api yang membakar butan sebelah sana amat besar dan kuat, untuk bisa membakar sampai di ruang batu ini paling sedikit harus membutuhkan waktu sepertanak nasi kemudian itu berarti masih tersedia cukup waktu bagi kita untuk mencari akal guna menanggulangi kesulitan ini ... ayoh kita turun dan coba-coba adu nasib, siapa tahu kalau nasib kita mujur?" Sebenarnya perasaan hati Pek li peng sudah amat kalut ia merasa amat menyesal karena sudah mencelakai jiwa kekasihnya, akan tetapi setelah menjumpai ketenangan Siau yang luar biasa, rasa tegang yang semula menyelimuti hatinya tanpa sadarpun jadi lebih mengendor ... Sementara itu Siau Ling telah memeriksa sekejap keadaan disekeliling tempat itu. tiba tiba dengan muka berseri serunya. "Peng ji cepat ambilkan sebatang kayu yang disulut api !" "Buat apa"!" tanya sang dara keheranan. "Saat ini aku tak punya banyak waktu untuk menerangkan kepadamu, cepatlah lakukan dulu.'nanti baru .bercerita!" Pek-li Peng segera mengiakan dan buru2 berlalu dari sana. Siau Ling sendiripun loncat turun dari atas atap rumah dan bergerak menuju kearah barat, kurang lebih tujuh delapan kaki kemudian tampaklah sebuah batu cadas yang sangat besar menghadang jalan perginya. Dengan cekatan Siau Ling loncat naik ke atat batu cadas itu, ia lihat empat penjuru telah berubah jadi lautan api. Secara lapat2 ia dengar pekikan binatang yang ketakutan berkumandang dari kejauhan suasana amat gaduh dan menyeramkan sekali. Sementara itu suara panggilan dari Pek-li Peng berkumandang pula diri kejauhan "Toako, kau berada dimana.." "Aku ada disini..Peng-ji, cepat kemari!" sahut Siau Ling sambil berteriak pula. Ia loncat turun dari atas batu cadas, sambil ayun. pedang pendeknya ia tebangi batang2 kayu yang tumbuh disekitar tempat itu. Kemudian melancarkan pula pukulan2 dahsyat yang melontarkan batang 2 kayu tebangan itu hingga mencelat jauh ke depan sana. Menanti Pek-li Peng tiba disitu sambil membawa obor, Siau Ling sendiripun telah selesai menebang semua batang kayu yang tumbuh disekitar batu cadas tersebut. Siau Ling berpaling dan memandang seke jap kearah Pek-li Peng, lalu ujarnya: "Peng-ji. cepat bantu aku menyingkirkan batang2 kayu yang kutebang itu kearah timur sana!" "Buat apa?" tanya dara itu. Sementara berbicara ia telah turun tangan dan memindahkan batang2 kayu tebangan itu kearah yang ditunjuk. "Bukankah angin yang sedang bertiup sekarang adalah angin barat laut?"" "Benar!" dara itu mengangguk. Nah itulah dia, cepat tumpukkan batang kayu tebangan ini disana, kemudian bakarlah dengan obor yang kau bawa itu!' "Kobaran api dahsyat telah membakar tiba dari empat arah delapan penjuru, masa kitapun membantu kobaran api itu dengan membakar tumpukkan kayu itu lebih dulu?" "Benar, apabila kita bakar kayu itu tepat berhadapan dengan kebakaran yang sedang berlangsung, maka dengan kejadian ini kita bisa menyusut waktu terjadinya kebakaran tersebut. dan dengan sendirinya, kitapun bisa mengurangi penyiksaan dari kurungan asap tebal yang menyesakkan nafas!" Pek li Peng menyaksikan sianak muda itu bekerja terus walaupun sedang berbicara dengan andalkan ketajaman pedang pendek tersebut dia telah membentuk sebuah lapangan yang gundul dan kosong kurang lebih empat kaki persegi di sekitar batu cadas tersebut, satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benaknya dan rupanya dara itupun sudah memahami apa yang dikehendaki kekasihnya. Tanpa berpikir panjang lagi ia segera membakar tumpukan batang kayu yang ditimbun disebelah Timur dan tenggara, setelah itu gadis tersebut bekerja memindahkan batang kayu tumbangan tadi kearah tempat kebakaran baru. Dalam pada itu Siau Ling telah membabati pula batangan kayu yang berada diarah Barat laut. Rupanya Wilayah disekitar tempat ilu sudah lama dipilih Shen Bok Hong sebagai tempat sasaran, Sebagian besar pepohonan yang tumbuh disekitar tempat itu telah dipoles! dengan minyak pelumas yang mudah terbakar, begitu terjilat api maka terjadilah kebakaran yang sangai hebat. Dalam beberapa saat kemudian, tumpukan batang kayu itu sudah mulai terbakar dan mengepulkan asap tebal. Dalam pada itu kebakaran besar yang se dang berlangsung diempat penjuru sudah mendekati wilayah dimana dua orang itu berada,hawa panas secara lapat2 sudah terasa menyengat badan. Dengan suara lirih Siau Ling segera berbisik : "Peng-ji, cepat tahan panas dan jangan sampai tersumbat tenggorokanmu oleh asap tebal tersebut" "Aku tak dapat melihat apa2 lagi, aku tidak dapat bantu memindahkan batang kaya Iagi" "Kalau memang begitu berdirilah disitu dan jangan bergerak lagi. aku akan menyambut kedatanganmu. " Pek li Peng mengiakan, dia benar2 tidak bergerak lagi dari Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo tempat semula, Suatu ketika ia merasa tangan kanannya digandeng orang kemudian dibawa berjalan kedepan. Rupanya Siau ling sudah membuat persiapan yang cukup masak, ia membawa Pek li Peng kesisi batu besar tadi, lalu dengan menggunakan pedang pendeknya membuat sebuah liang kecil disana. sedangkan tangan yang lain menggerakan segumpal daun pohon yang dibuat menjadi sebuah kipas untuk mengurangi asap tebal yang berhembus disekitar tubuhnya. "Peng-ji!" ia berkata lagi, ''Kobaran api besar telah membakar sampai disini, walaupun begitu kita harus mengerahkan hawa murni untuk menerima siksaan dari jilatan api ini, engkau harus tahu kita tak boleh mati konyol disini, ayah ibumu masih berada didalam istana es di lautan utara. Setiap saat mungkin mereka masih mengharapkan kedatanganmu, selain itu akupun masih mengharapkan bantuanmu untuk mencari Shen Bok Hong dan balaskan dendam bagiku" "Toako tak usah kuatir, aku yakin masih mampu untuk menahan penderitaan tersebut!" Kalau memang begitu bagus sekali, sekarang asap tebal sudah jauh berkurang, pentanglah matamu lihatlah keadaan disekeliling sini" Pek-li Peng benar2 mementangkan matanya, ia lihat asap tebal yang berhembus disekitar sana sudah jauh menipis karena terkena hembusan angin yang terpancar dari goyangan dedaunan, ia lantas tersenyum dan memuji : "Toako, cermat sekali jalan pikiranmu!" "Tiada orang lain yang sudi menempuh bahaya datang kemari untuk menolong kita, siapa lagi kalau bukan diri sendiri yang berusaha untuk menyelamatkan diri" "Untuk mengalihkan arah kobaran api tersebut sudah terlalu banyak tenaga yang kau buang, sekarang toako pasti sudah lelah sekali, berikan daun itu kepadaku, biar aku yang membuyarkan asap tebal ini!" Siau Ling segera menggeleng. "Tak usah, kalau kita dapat mempertahankan diri dari siksaan hawa panas dan berdiam beberapa lama disini, itu berarti kita punya kesempatan untuk meloloskan diri" Sementara pembicaraan masih berlangsung, kobaran api dahsyat sudah kian mendekat, hembusan angin barat laut yang berhembus disitupun lambai laun makin menghebat. Meskipun Siau Ling sudah menebang banyak sekali batang2 pohon diarah barat-laut, tetapi kobaran api yang begitu besar dan dahsyat membawa hawa panas yang cukup menyengat badan. Dalam keadaan seperti ini, Siau Ling serahkan pedang pendek itu kalangan Pek-li Peng agar gadis itulah yang melanjutkan penggalian diatas permukaan tanah, sementara dia sendiri berdiri didepan gadis itu untuk menahan kobaran hawa panas yang kian menggila. Meskipun tenaga dalam yang dimilikinya cukup sempurna, tak urung pemuda itu merasa kepayahan juga menghadapi sengatan hawa panas yang maha dahsyat itu, kian lama dia merasa pertahanan tubuhnya makin lemah, sebentar lagi mungkin dia bakal roboh tak sadarkan diri. Disaat yang amat kritis itulah, tiba2 badannya terasa jadi segar sekali segumpal air dingin memancar keluar dari permukaan tanah. Rupanya Pek li Peng yang sedang menggali liang perlindungan, tanpa disengaja telah menggali diatas sumber mata air. dan karena permukaan tanah tergali maka dengan sendirinya airpun memancar keluar dengan derasnya. Waktu itu Siau Ling sudab hampir tak kuat menahan hawa panas yang membara, terguyur air dingin yang menyegarkan, semangatnya segera berkobar kembali, dengan muka berseri karena gembira teriaknya. ''Peng ji, kali ini kita bakal ketolongan!' Pancaran sumber air itu cukup besar dan kuat, didalam waktu yang singkat liang perlindungan yang digali berdua telah dipenuhi dengan air dingin, bahkan air itu sampai meluap dan mengalir keluar permukaan tanah. Dengan cepat Siau Ling berdua berendam didalam liang penuh air dingin tersebut, mereka menggali liang tersebut semakin dalam sehingga akhirnya tinggal dua buah kepala mereda saja yang masih menongol diluar permukaan air; Seandainya pancaran sumber air itu tidak berkuatan besar dan kuat. tapi airnya cuma menggenangi liang perlindungan itu belaka, maka dibawah kobaran api yang menjilat dengan dahsyatnya diempat penjuru, tak sampai setengah jam kemudian, air dalam liang tersebut tentu sudah berubah jadi panas dan mendidih, dengan sendirinya dalam keadaan begitu Siau Ling berdua yang bersembunyi dalam liang akan berubah jadi manusia mendidih. Tapi untung pancaran sumber air cukup kuat dan besar, bahkan airnya mengalir terus tiada hentinya dengan amat deras, bukan saja Siau Ling serta Pek-li Peng yang merendam didalam air terasa amat segar bahkan luapan air yang tumpah keluar dari liang tersebut mengalir kearah tenggara bagaikan sebuah selokan kecil. Meskipun kobaran api yang sedang membara diarah tenggara masih mengamuk dengan hebatnya, tetapi setelah kena dialiri oleh luapan air yang menumpah keluar tiada hentinya, lama kelamaan kobaran itu kian mengecil sehingga akhirnya padam dengan sendirinya. Dengan makin berkurangnya kobaran api yang membakar butan. maka asap tebal yang berhembus disanapun kian bertambah kurang. Siau Ling meneguk beberapa tegukan air segar yang dingin untuk membasahi kerongkongannya yang kering, lalu sambil menghela nafas panjang katanya : "Sungguh tak nyana disaat yang kritis kita telah menemukan kejadian yang diluar dugaan, sumber mata air ini tak ditemukan tepat pada waktunya, mungkin pada saat ini kita sudah terbakar hangus jadi arang" Pek-li Peng tersenyum selanya : "Sebenarnya aku sudah tak kuat menahan diri sebelum sumber mata air ini ditemukan tadi. tapi aku takut memecahkan konsentrasimu, maka tak berani kuutarakan keluar." Tiba2 ia merangkul pemuda itu erat2 dan menempelkan pipinya diatas wajah Siau Ling ujarnya lagi "Toako, demi melindungi diriku dari sengatan hawa panas, kau telah menghalangi di depanku, aku tahu siksaan yang kau derita akibat sengatan hawa panas itu jauh lebih parah daripada diriku ..Aaai ! toako. engkau terlalu baik terhadap diriku, entah bagaimana caranya kubalas budi kebaikanmu ini." "Peng-ji" kata Siau Ling sambil tertawa, kalau lain kali kau bisa bersikap lebih penurut, maka akupun akan bersikap jauh lebih baik lagi kepadamu" Pek-li Peng melepaskan rangkulannya dan tertawa. "Tampaknya kita tak akan mati lagi, toako tahukah kau, tadi aku malahan sudah 'memikirkan satu persoalan yang amat bodoh, tapi sekarang, .lebih baik tak usah dikatakan lagi" Seandainya kita bisa lolos dari sini dalam keadaan hidup, maka didepan sana masih terbentang banyak mara bahaya yang harus kita lalui, kita harus mengempos semangat untuk menghadapi kenyataan tersebut.." Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh : 'Tadi. apa yang telah kau pikirkan"'' Merah padam selembar wajah Pek li Peng karena jengah. "Aaakh! Tidak, aku tak mau mengatakannya lagi." "Kenapa tak mau kau katakan" ada apa sih?" seru Siau Ling semakin keheranan. "Kalau engkau sudah tahu. pastilah aku akan kau tertawakan!" "Baik! aku berjanji tak akan mentertawakan dirimu " "Dan berjanji tak akan marah?" "Baik, akupun tak akan marah!" "Tadi aku mengira kita pasti akan mati, maka aku lantas berpikir,. "Berpikir bagaimana" Kenapa tidak kau lanjutkan"! tanya sang pemuda sambil tersenyum.. Ttba2 Pek-li Peig manenagdah. dengan muka keren dan penuh keseriusan ujarnya; "Aku berpikir sepanjang hidupku kecuali toako ssorang, aku Tusuk Kondai Pusaka 11 Shugyosa Samurai Pengembara 7 Pendekar Guntur 22