Bulan Jatuh Dilereng Gunung 9
Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno Bagian 9 menebarkan penglihatan. Samar-samar ia melihat suatu perkampungan yang lain daripada lainnya. Pastilah itu perkampungan Cing Cing Goling. Maka diputuskan untuk memasuki perkampungan itu sebentar malam. Kebetulan sekali, hari itu tiada hujan. Dengan begitu, dapatlah ia kembali beristirahat. Setelah menghabiskan perbekalannya, ia duduk bersemadi menghimpun tenaganya. Empat jam kemudian, ia merasa segar bugar. Dan mulailah ia bersiap-siap untuk mengadakan penyelidikan. Seperti kemarin, malam itu tiada bulan. Cepat sekali hari menjadi gelap pekat. Segera ia berlari-larian menghampiri perkampungan itu. Ternyata berada di suatu lembah yang subur. Jumlah perumahan tidak lebih daripada duapuluh buah. Tentunya penghuninya adalah kerabat, sanak-keluarga dan anak-buah Cing Cing Goling. Rumah Cing Cing Goling sendiri berbentuk jauh lebih mentereng dibandingkan dengan lainnya. Halamannya luas. Akan tetapi bentuk rumahnya aneh. Pendapanya dua, berada di depan dan di belakang. Gedung http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bagian tengah terlalu pendek teraling sebuah dinding batu yang tinggi. Memperoleh penglihatan demikian, Gemak Ideran dengan cepat dapat menebak waktu dan perangai pemiliknya. Pastilah aneh juga tiada beda dengan bentuk rumahnya. Sebab dinding tinggi itu sebagai penyekat. Belum tentu merupakan gedung utama. Bukan mustahil sebuah paringgitan (baca : tempat menyimpan barang atau benda yang dihormati). Karena itu, Gemak Ideran tidak mau terkecoh. Ia melompat tinggi dan hinggap pada sebatang pohon tinggi. Dari ketinggian itu dapatlah ia memperoleh penglihatan lebih luas. Kesan rumah angker itu tenang luar biasa. Sejenak Gemak Ideran mengamat-amati. Timbul suatu kesangsian di dalam hatinya. Melabrak dengan terang-terangan atau dengan sembunyi-sembunyi " Tengah menimbang-nimbang demikian, ia mendengar suara berisik dari gerombolan pepohonan yang tumbuh di samping rumah. Baru saja ia menoleh, terdengar suara bentakan : "Hai babi ! Kau mau lari ke mana " Awas, ada siluman perempuan main acak-acakan di sini." Suara bentakan itu disusul dengan suara siulan panjang tiga kali. Di atas rumah samping nampak tiga bayangan muncul dari tiga penjuru. Dengan sebat, Gemak Ideran melompat lebih tinggi lagi dan bersembunyi di balik rimbun mahkota daun. Ia tahu, bukan dirinya yang sedang dicari. Tetapi seorang perempuan. Siapa " Jangan-jangan Niken, pikirnya dengan hati berdebar-debar. Tepat pada saat itu, ia melihat munculnya sesosok bayangan melintasi halaman. Bayangan berperawakan ramping. Tentunya seorang perempuan yang sedang berusaha melarikan diri. Dalam malam gelap pekat, http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kesan perawakan tubuhnya mirip Niken Anggana. Perempuan itu menyahut dengan suara nyaring: "Hai bangsat ! Lihat!" Mendengar bunyi suaranya, Gemak Ideran berlega hati. Jelas bukan suara Niken Anggana yang lembut. Sebaliknya suara gadis bertopeng yang sedang dicarinya. Mengapa dia berada di sini dan sedang diuber-uber " Kalau begitu, jelaslah dia bukan anggauta keluarga Cing Cing Goling. Dan dengan cekatan gadis bertopeng itu melabrak ketiga pengejarnya dengan sebilah pedang mengkilap. Ketiga pengejarnya menghentikan langkahnya, bahkan terpaksa mundur beberapa langkah. Gemak Ideran terus mengawasi gadis itu. Masih saja dia bertopeng dengan kerudung hitam. Pikirnya di dalam hati : "Kepandaiannya tidak berada di bawah Niken. Ah, benarbenar suatu penglihatan yang aneh malam ini ! Apakah gadis ini yang muncul di Pasuruan dan sedang dicari ayunda Diah Windu Rini " Kalau benar, ah terlalu hebat. Dimana-mana aku melihat orang-orang mengenakan topeng. Apakah dia termasuk salah seorang anggauta persekutuan Kyahi Dengkul dan Nyai Rumpung ?" Pertempuran mereka, makin lama makin seru. Gadis itu gagah berani. Akan tetapi ketiga lawannya berkepandaian tinggi pula. Masing-masing sudah melepaskan duapuluh kali gempuran. Masih saja mereka seimbang Namun lambat-laun, gadis bertopeng itu nampak gelisah Tiba-tiba saja ia menyerang bagaikan taufan. Ketiga lawannya bersenjata cempuling, ruyung dan golok besar. Karena itu, tidak berani gadis itu mengadu tenaga keras melawan keras. Sebaliknya tatkala gadis itu menyerang http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bagaikan taufan melanda bumi, merekapun tidak berani menangkis atau membalas menyerang. Sikap mereka hanya membela diri. Agaknya mereka ingin menangkap gadis bertopeng itu hidup-hidup. Mereka mengurung rapat tak ubah balok besi, sehingga gadis bertopeng itu tidak dapat merangsak lagi atau mencoba meloloskan diri. "Apakah kau kira perkampungan Cing Cing Goling dapat kau jelajahi dengan seenakmu sendiri ?" bentak laki-laki yang bersenjata cempuling. Lalu berkata lagi dengan tertawa melalui hidungnya : "Jangan bermimpi engkau dapat meloloskan diri. Paling baik, menyerahlah ! Kami akan membawamu menghadap kepada tuanku Cing Cing Goling. Mungkin sekali engkau diampuni. Tetapi bukan mustahil pula akan dihukum mati. Jika kau melawan terus, sebelum larut malam jiwamu akan melayang dengan sia-sia. Bukankah sayang ?" Gadis bertopeng itu membungkam mulut. Tetapi serangannya makin hebat dan ganas. Dan menyaksikan cara berkelahi gadis bertopeng itu, berpikirlah Gemak Ideran di dalam hati: "Dari ini jelas bukan kerabat atau sanak keluarga Cing Cing Goling. Dia justru sedang memusuhi. Untuk apa " Dan siapa yang menyuruh " Ah, aku pun tidak boleh membiarkan dia mati terbunuh, bila saja aku dapat menolongnya, tentu akan kuperoleh banyak keterangan dari mulutnya. Hm, mudahmudahan dia tidak terburu nafsu. Jika gerakan pedangnya tetap lancar, lambat-laun dia pasti dapat mengungguli ketiga lawannya. Hanya saja, kalau mereka sampai memanggil teman-temannya, nah ini baru susah......." Gemak Ideran gelisah. Sebaliknya gadis bertopeng itu lebihlebih gelisah. Ingin ia menyelesaikan pertempuran itu secepathttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ cepatnya. Maka ia menyerang lebih dahsyat lagi sehingga tidak memikirkan pertahanan diri. Benar saja. Kelemahan ini dapat terlihat oleh orang yang bersenjata ruyung. Ia menunggu saatnya yang tepat. Lalu membalas menyerang dari samping. Gadis bertopeng itu terperanjat sampai memekik perlahan. Cepat ia menggeserkan kakinya. Tak urung bajunya masih saja kena tersontek. Diluar dugaan, justru peristiwa itulah yang dikehendaki. Tepat pada saat bajunya tersontek, ia melompat menikam. Dan pundak orang yang bersenjata ruyung itu tertikam ujung pedangnya. Orang itu mengerang kesakitan berbareng kaget. Namun ia tidak lari atau mundur. Sebaliknya ia berteriak-teriak minta bantuan. Jelas sekali, dia masih termasuk golongan kerucuk yang tidak tahu malu. Memang, sesungguhnya mereka bertiga adalah anak-murid Cing Cing Goling yang termuda. Kepandaiannya tidak begitu tinggi, sehingga kedudukan mereka tak ubah semacam perajurit kelas tiga. Karena itu, mereka tidak malu main keroyok terhadap seorang gadis. Ternyata setelah berkutat sekian lamanya, mereka tidak dapat berbuat sesuatu. Bahkan kini yang seorang sudah terluka. Karena itu, perlu mereka memanggil teman-temannya. Tetapi aneh ! Orang yang berteriak-teriak itu hanya mampu membuka mulutnya satu kali saja. Setelah itu bungkam seperti terkunci. Tenggorokannya sakit luar biasa. Kedua temannya heran. Kenapa begitu " Sebenarnya adalah hasil perbuatan Gemak Ideran yang melepaskan senjata jarum pendek. Memang dalam hal ini, Gemak Ideran merasa ikut berkepentingan. Kalau gadis itu sampai kena keroyok beramai-ramai, akibatnya akan runyam. Kecuali mengancam jiwanya, ia sendiri tidak dapat memanfaatkannya. Gadis bertopeng itu sendiri ternyata sangat cerdik. Pada detik http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ itu pula ia mengulangi tikamannya, sehingga orang itu roboh terkapar di atas tanah. Sejenak kemudian, jiwanya melayang. "Nona ! Biarlah aku yang menghabisi mereka berdua !" seru Gemak Ideran sambil melompat turun ke tanah. Begitu tiba di atas tanah, segera ia menyerang mereka berdua dengan jarumnya pula. Tetapi ia hanya menggertak, sesungguhnya tiada niat membunuhnya. Karena itu, kedua jarumnya hanya menancap pada pergelangan tangan mereka masing-masing. Sebaliknya gadis bertopeng itu tidak tahu diri. Melihat kedua lawannya tidak dapat lagi menggerakkan tangannya, ia melompat maju menghujamkan pedangnya. Cap, cap ! Dan kedua orang itu mati terjengkang dengan sekejap mata saja. Gemak Ideran terkejut bukan main. Sama sekali tak diduganya, bahwa gadis itu amat ganas. Sewaktu hendak menegurnya, gadis bertopeng itu mendahului : "Apa " Kejam, ya " Apa alasanmu hendak memohonkan ampun baginya ?" Sikapnya bengis seolah-olah dialah yang membereskan mereka berdua. Padahal mereka berdua mudah dibereskan, karena kedua tangannya tak dapat digerakkan lagi akibat jarum Gemak Ideran. "Nona." kata Gemak Ideran dengan tertawa melalui dadanya. "Mengapa aku memohonkan ampun baginya " Kau kenal aku " A kulah Gemak Ideran........" Mendengar Gemak Ideran menyebutkan namanya, gadis bertopeng itu terkejut. Tiba-tiba saja, belum sempat Gemak Ideran menyelesaikan ucapannya, ia mengayunkan tangannya. Terdengar suatu ledakan lembut dan suatu gumpalan kabut hitam meluruk bagaikan hujan. Gemak Ideran http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tergetar hatinya. Seketika itu juga ia menduga terserang senjata beracun. Sambil menaham nafas, ia mundur jumpalitan. Sewaktu kabut itu buyar terhisap udara, gadis bertopeng sudah menghilang. Tahulah ia, gadis itu menggunakan kesempatan meloloskan diri sewaktu dirinya terselubung kabut beracun. "Ih !" Gemak Ideran bergeridik. "Kalau begitu, dialah yang muncul di Pasuruan. Dia pulalah yang disebut ayunda Windu Rini musuh yang licin dan ganas. Rupanya dia ahli menggunakan racun. Aku harus berhati-hati bila berhadapan dengan dia." Tetapi makin dipikirkan tingkah-laku gadis itu, ia makin heran. Banyak teka-teki yang masih berselubung rapat. Dia datang memusuhi Cing Cing Goling seorang diri, padahal ilmu kepandaiannya tidak tinggi. Siapakah yang menyuruhnya dan apakah dasar alasannya memusuhi Cing Cing Goling " Apa sebab diapun mengincar pedang Sangga Buwana " Kalau saja ia berhasil menangkapnya, semuanya akan menjadi jelas. Sekarang dia lenyap lagi bagaikan siluman. Apa yang harus dilakukannya " Satu-satunya jalan, ia harus berani memasuki rumah Cing Cing Goling. Kalau gadis itu berani menanggung akibatnya, mengapa dirinya tidak " Memperoleh pikiran demikian, segera ia balik bersembunyi di atas pohon. Ia memutuskan untuk menunggu sampai lewat tengah malam. Ia berharap Cing Cing Goling sudah tertidur lelap. Itulah saatnya yang paling tepat untuk berlawanlawanan dengan Cing Cing Goling. Dan bila berhasil menangkapnya, semuanya akan menjadi jelas. Baik mengenai gadis bertopeng itu maupun mengenai diri Niken Anggana. Menunggu mempunyai masalahnya sendiri. Selain kedinginan oleh hawa pegunungan, ratusan ekor nyamuk http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menyengati tubuhnya seenaknya sendiri. Padahal dia tidak boleh membunuhnya dengan tepukan tangan, karena takut akan menarik perhatian orang di tengah malam yang sunyi senyap. Sedang demikian, terdengar langkah serombongan orang yang mengenakan pakaian luar semacam mantel. Sebenarnya sarung berkerobong yang terlilit di atas sebelah pundaknya masing-masing sebagai pakaian seragam mereka. Melihat munculnya rombongan itu, Gemak Ideran berpikir: "Celaka ! Kalau begitu semua penghuni perkampungan ini terbangun dari tidurnya. Mereka pasti sedang mengatur penjagaan yang ketat. Ah, aku harus melalui jalan diluar pengetahuan mereka. Tetapi ke mana ?" Dengan hati-hati ia turun ke tanah. Pandang mata dan ketajaman telinganya dipusatkan benar-benar. Lalau dengan Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo gesit ia menyelusup di antara gerombol bunga dan tetanaman. Ternyata halaman gedung Cing Cing Goling sangat luas. Apa yang dikiranya tadi tempat kediaman Cing Cing Goling ternyata hanya semacam gedung penghias. Pantas sunyi senyap dan terlalu hening. Gedung itu berdiri di atas sebuah ketinggian. Ia harus menuruni suatu bentuk tanah semacam bukit kecil. Sampai di sini ia berhenti memasang telinga dan penglihatan. Benar-benar ia tidak berani bertindak gegabah dan semberono. Ia percaya penghuninya berkepandaian tinggi. Sekonyong-konyong sampailah ia di sebuah pagar tanaman yang panjang dan tinggi. Ia menjengukkan kepalanya. Di balik pagar tanaman itu ternyata sebuah pekarangan luas lagi yang berisikan aneka warna bunga. Eh, pikirnya. Cing Cing Goling pandai mengatur taman. Apakah terdapat beberapa ahli pertamanan " Selagi ia terlongong keheranan, nampaklah dua http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ orang berseragam sarung kerobong sedang beronda. Dengan berjingkit-jingkit ia mendekati mereka. Terdengar mereka sedang berbicara : "Lewat Isak tadi kabarnya rumah kita kemasukan penyelundup. Penyelundupnya seorang perempuan pula. Mengherankan, bukan " Belasan tahun aku mengabdi di sini. Belum pernah terjadi peristiwa semacam itu. Bagaimana menurut pendapatmu " "Tadi kita dengar tanda bahaya. Rombongan kakang Samiran sudah datang menyelidiki. Kabarnya ketiga kakakseperguruan kita bukan lawan perempuan itu," sahut orang kedua. "Mati ?" Kawannya menegas. "Sst! Lebih baik kita berpura-pura tidak mendengar. Di antara kita berdua tidak ada masalah. Tetapi kalau peristiwa ini sampai bocor keluar, bisa-bisa guru kita menghendaki jiwamu juga....." Orang pertama yang kena tegur, meringkaskan badannya. Agaknya ancaman itu bukan obrolan kosong. Namun masih saja ia berbicara. Minta keterangan dengan berbisik : "Kalau begitu, berkatalah dengan berbisik. Siapakah sih dia ?" Mereka berdua kemudian berhenti di bawah pohon dan berbicara dengan berbisik-bisik. Gemak Ideran tidak dapat menangkap apa yang dibisikkan meskipun sudah memasang kuping. Tetapi mereka berdua nampak ketakutan dan berahasia. Melihat kesan sikapnya, Gemak Ideran berkata di dalam hati : "Kelihatannya Cing Cing Goling berwibawa benar terhadap sekalian anak-muridnya." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Selagi berpikir demikian, ia mendengar orang pertama menegas dengan suara agak jelas : "Jadi selain dia ada perempuan lagi ?" "Seorang gadis." temannya membetulkan. "Dia sangat cantik. Halus gerak-geriknya. Ia masuk kemari karena kena dipelet majikan muda kita." "Maksudmu tuanku Geringging ?" "Siapa lagi kalau bukan dia. Dasar orangnya cakap dan berkepandaian tinggi. Siapapun akan tertambat hatinya." "Tetapi kenapa ditawan ?" "Sst! Perlahan sedikit!" Hati Gemak Ideran tercekat. Suatu bayangan berkelebat di dalam benaknya. Pikirnya : "Celaka, jangan-jangan Niken. Dia seorang gadis yang cantik dan lembut hati. Tetapi masakan sampai kena pelet seorang pemuda yang belum dikenalnya " Ah, mestinya bukan dia. Gadis bertopeng tadi tentunya datang kemari dengan maksud hendak menolongnya. Padahal Niken tidak mempunyai sanak keluarga. Ah, pasti bukan Niken ! Tetapi sanak keluarga gadis bertopeng tadi. Sekiranya bukan demikian, mustahil gadis bertopeng tadi berani mempertaruhkan jiwanya." Karena ingin memperoleh keterangan lebih banyak lagi, ia merogoh batang jarumnya. Dan dengan menggunakan warisan kepandaian gurunya ia menyentilnya dan tepat mengenai sasaran. Dua orang penjaga itu roboh tanpa bersuara. Gemak Ideran tidak berniat untuk membunuhnya atau mencelakakannya. Setelah ke luar dari persembunyiannya, ia menghampiri mereka. Dengan suara ditekan-tekan, ia mengancam : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Jangan bergerak dan jangan berteriak. Sekali berteriak urat-uratmu akan terputus." Kedua orang itu tahu, bahwa dirinya kena ilmu sakti. Sebagai anak-murid Cing Cing Goling mereka mengerti dan menyadari apa makna jarum rahasia yang menancap ditubuhnya. Ancaman Gemak Ideran bukan bualan kosong belaka. Maka dengan suara gagap mereka menyahut: "Kau.....kau siapa ?" "Aku bukan pencuri. Bukan pula termasuk orang yang senang menggeryangi rumah orang. Aku putera Sawungggaling ingin mencari dimana gurumu berada." ujar Gemak Ideran. Mereka berdua terkejut mendengar Gemak Ideran menyebut nama Sawunggaling. Semua orang pada dewasa itu kenal benar siapakah Sawunggaling. Dialah Adipati Surabaya yang namanya pernah menggetarkan kawasan Nusantara, karena berani berlawan-lawanan dengan Kompeni Belanda dan fihak Kartasura. Seperti biasanya kisah perjuangannya lantas dibumbui beraneka warna. Yang bersimpati kepadanya, memuji keberaniannya dan kesaktiannya. Yang benci padanya, mengabarkan betapa kejam dia. Kabarnya, keganasan dan kekejamannya melebihi binatang buas. Kedua orang itu rupanya lebih terpengaruh oleh berita kekejaman dan keganasannya. Itulah sebabnya mereka makin meringkas. "Jadi kau..... kau..... tapi aku tidak pernah menyalahi." Gemak Ideran tertawa perlahan. Sahutnya dengan masih menggunakan nada mengancam : "Memang kalian tidak bersalah. Tetapi aku perlu keterangan kalian. Jawablah pertanyaanku. Kalau tidak benar, kalian akan http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mati tersiksa. Kau tahu sendiri, jarumku selalu mengandung racun jahat" Diancam demikian, mereka berdua menggigil ketakutan. Padahal Gemak Ideran hanya main gertak. Jarum rahasianya sebenarnya sama sekali tidak beracun. "Coba ceritakan, siapa gadis yang kena tawan majikanmu !" Ia meneruskan main gertak. "Sungguh...... kami tidah tahu....." mereka menjawab dengan suara susah payah. "Dia gadis berasal dari Kartasura atau bukan ?" "Sungguh..... kami tidak tahu." "Hm, kalian main tidak tahu saja." Gemak Ideran mendongkol. "Baik, aku bertanya satu kali lagi. Kalau jawabanmu main tidak tahu, selamat tinggal. Kalian akan mati tersiksa sebelum fajar tiba. Coba ceritakan bentuk wajah, perawakan dan umurnya !" Orang pertama segera menjawab : "Sungguh..... aku tidak tahu." Gemak Ideran kehilangan kesabarannya. Tangannya diayun dan hendak digempurkan di atas kepalanya. Tiba-tiba orang kedua berkata: "Tunggu ! Dia memang tidak tahu. Aku sendiri sebenarnya juga tidak tahu. Aku hanya mendengar dari Samiran, kakak seperguruanku. Usia gadis itu kurang lebih sembilan belas tahun. Masih muda belia. Masih hijau dalam hal pengalaman. Hatinya lembut. Kata-katanya masih berbau kekanak-kanakan. Maaf, hanya itu yang kuketahui." Gemak Ideran tertegun. Siapa lagi kalau bukan Niken, pikirnya. Lalu menegas : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bagaimana terjadinya sampai dia tertawan ?" "Dia datang kemari atas kemauannya sendiri. Mungkin sekali bermaksud memusuhi majikan kami Geringging. Tetapi betapa mungkin dia berlawan-lawanan dengan majikan kami. Dengan mudah majikan kami menangkapnya, lalu dibawa menghadap guru. Atas perintah guru, dia terpaksa ditawan." "Di mana dia di tawan ?" "Inipun tidak kuketahui. Guru melarang membicarakan. Barangkali hanya beberapa orang yang tahu, tetapi mereka semua diancam hukuman mati." Gemak Ideran mau menerima keterangan orang itu. Minta keterangan lagi: "Baiklah, di mana gurumu berada ?" "Di dalam taman di belakang gedung ini. Guru tinggal di sebuah kamar batu. Letaknya di samping tiga batang pohon mangga." "Baik." Gemak Ideran mengangguk. "Kau sendiri bernama siapa ?" Itulah pertanyaan yang sama sekali tak terduga. Wajah orang itu berubah hebat. Tetapi karena takut kena pandang Gemak Ideran yang berwibawa dengan susah payah ia mengaku : "Aku..... aku sih hanya orang murahan..... Namaku Indung." "Terima kasih." sahut Gemak Ideran agak ramah. "Sekarang aku akan meminjam sarung kerobongmu. Boleh, bukan ?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Gemak Ideran tidak menunggu jawabannya. Dengan cekatan ia menanggalkan pakaian seragam Indung. Lalu berkata : "Nah kalian rebah saja di sini. Ingat, jangan bergerak dan jangan berteriak sampai aku menolongmu. Kalau tidak, jiwa kalian akan melayang." Setelah mengenakan pakaian seragam luar, Gemak Ideran meninggalkan mereka memasuki pekarangan yang memiliki gedung mentereng. Dengan sepintas lalu saja tahulah Gemak Ideran, bahwa Cing Cing Goling pasti orang kota. Setidaktidaknya mengenal tata-atur rumah pemerintahan. Sebab biasanya, rumah orang-orang dusun hanya terbuat dari dinding bambu atau kayu. Tetapi dinding gedung Cing Cing Goling terbuat dari batu pilihan. Lantainya marmer mengkilat. Atapnya genting tebal dan berwarna abu-abu. Tiang agungnya batang kayu jati tua. Seorang bupatipun belum tentu bisa mempunyai kediaman seindah rumah Cing Cing Goling. Gedung itu memiliki beberapa rumah penjagaan. Penjagapenjaga hilir mudik teratur rapih. Karena mengenakan pakaian seragam sarung kerobong Gemak Ideran dapat melalui penjagaan dengan aman. Bila mempunyai kesempatan ia meloncati beberapa dinding penyekat dengan lincah, ringan bagaikan burung melayang. Sewaktu berada di atas genting, Gemak Ideran berkata di dalam hati : "Ah, aku seperti cerita Hanuman mencari kamar tahanan Dewi Shinta di negeri Alengka. Di mana dia ditawan ?" Setelah berpikir demikian, ia melompat turun ke tanah. Sekonyong-konyong ia mendengar suara angin berkesiur di belakang punggungnya. Tentunya seorang pandai yang memergoki http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Hai Indung !" tegur orang itu. "Sekarang belum giliranmu jaga di sini. Mengapa kau cenunukan sampai kemari " A pakah terjadi sesuatu ?" Sambil memutar tubuhnya, Gemak Ideran menjawab pertanyaan orang itu dengan suara tidak jelas. Tetapi pada detik itu pula, tangannya bekerja. Orang itu tahu-tahu terhantam roboh tak berkutik. Memang siapapun bisa mengalami naas demikian, meskipun andaikata dia berkepandaian tinggi. Sebab selain tidak berjaga-jaga, serangan Gemak Ideran dilakukan dengan tiba-tiba. Gemak Ideran tertawa. Berkata kepada orang itu : "Jangan takut. Aku anak Sawunggaling. Aku tidak bermaksud membunuhmu. Menjelang pagihari kau akan dapat bangkit kembali seperti sediakala. Percayalah !" Orang itu sebenarnya kepala regu penjagaan. Kepandaiannya sudah boleh diandalkan. Akan tetapi ia roboh hanya dalam satu gebrakan saja. Itulah terjadi, karena serangan Gemak Ideran yang dikiranya Indung datang dengan mendadak sehingga tidak sempat berjaga-jaga diri. Karena itu mendongkol dan penasaran. Tetapi ia pandai menghadapi kenyataan. Merasa diri tidak dapat berkutik bahkan sama sekali tidak pandai berbicara lagi, ia hanya bersikap mendengarkan. Gemak Ideran sendiri tidak menghiraukan lagi. Mengingat Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo waktu makin mendesak ia harus menemukan tempat Niken Anggana ditawan. Segera ia menyeret orang itu dan disembunyikan di belakang sebuah bukit buatan. Setelah itu ia mengambil keputusan: "Kalau perlu aku harus membuat perhitungan kepada Cing Cing Goling. Akan kubakar habis gedung ini." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Teringat akan kata-kata Indung, ia mengarah kepada sebuah rumah batu yang berada di pekarangan belakang. Tatkala dihampiri, di luar rumah itu terdapat tiga batang pohon mangga. Ia girang. Tidak ragu lagi, inilah rumah kediaman Cing Cing goling. Diluar dugaan terlalu sederhana bila dibandingkan dengan gedung tadi. Tepat pada saat itu ia mendengar suara orang sedang berbicara. Karena terhalang dinding batu, kata-katanya tidak terdengar jelas. Maka satusatunya jalan ia harus memanjat pohon itu dan mengintip dari balik atap. Tetapi perbuatan itu sangat berbahaya. Cing Cing Goling bukan orang sembarangan. Kepandaiannya pasti sangat tinggi dan berada jauh di atasnya. Sedikit saja mendengar suara geseran kaki, pasti akan membangunkan rasa curiganya. Menimbang demikian, Gemak Ideran kemudian meloncat ke atas batang pohon yang paling jauh. Lalu beringsut sedikit demi sedikit. Begitu tiba di atas genting ia berhenti dan tidak berani main untunguntungan. Sambil menahan nafas ia bertiarap dan harus berusaha mendengarkan pembicaraan mereka dari situ. Untung, di depan hidungnya terdapat sebuah genting yang agak tersingkap. Barangkali tidak melebihi tusuk satai, namun cukup baginya untuk dapat mengintip siapa yang berbicara di bawahnya. Jauh di seberang sana terdapat tiga orang yang sedang berbicara. Dua orang tua dan seorang pemuda. Gemak Ideran segera dapat menduga, bahwa orang tua yang duduk di atas kursi pastilah Cing Cing Goling. Perawakan tubuhnya tinggi besar sedikit bongkok. Yang pemuda, mungkin sekali yang disebut Geringging alias anak Cing Cing Goling. Sedang orang tua yang duduk di samping Cing Cing Goling masih merupakan teka-teki baginya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pembicaraan mereka bertiga dilakukan dengan suara perlahan. Akan tetapi pendengaran Gemak Ideran yang tajam, masih saja dapat menangkap pembicaraan mereka dengan jelas. Itulah berkat ia memiliki ilmu Semara Bumi, semacam ilmu sakti yang dapat mendengar suara apa saja yang berada di atas bumi. "Gadis yang lancang masuk kemari mungkin sekali anaknya Dipayuda."ujar Cing Cing Goling setengah menggerutu. "Kau maksudkan ki Dipayuda pembantu utama Pangeran Mangkubumi ?" orang tua yang duduk di sebelahnya menegas. "Kabarnya Ki Dipayuda mempunyai anak-angkat asal Jakarta. Namanya Tan Jin Siang. Meskipun masih muda, anak cina itu berkepandaian tinggi." "Hm." Cing Cing Goling mendengus. Lalu mengalihkan pembicaraan. Berkata kepada Geringging : "Apakah dia benarbenar puteri Haria Giri ?" "Bukankah dia sudah mengaku siapa dirinya kepada ayah ?" sahut Geringging. "Aku ingin mendengar dari mulutmu !" Cing Cing Goling setengah membentak. "Ya, kukira begitu." jawab Geringging setengah ketakutan. "Aku percaya. Sebab jauh sebelumnya sudah kuselidiki siapa dia." "Bagus ! Kerjamu tidak sia-sia. Kau bisa memeletnya sampai datang kemari. Ini namanya pucuk dicinta ulam tiba. Apakah dia membawa-bawa pedang Sangga Buwana ?" Hati Gemak Ideran terkesiap mendengar ucapan Cing Cing Goling. Dia menyebut-nyebut nama pedang pusaka itu. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Apakah orang-orang bertopeng dulu termasuk anak buahnya " Selagi berpikir demikian Geringging berkata lagi. "Tidak. Sebaliknya aku bertemu dengan lima orang pemuda yang memiliki kepandaian di atas kepandaianku." "Siapa ?" sang ayah terkejut. "Raden Mas Said, putera Pangeran Mangkunegara yang terbuang di Sri Langka. Gagak Seta, Surengpati, Lukman, Singgela dan Kesambi." "Kau bilang lima. Mengapa kau menyebut nama enam orang ?" "Sebab yang seorang ini, tidak perlu kita pertentangkan atau kita ingat-ingat." "Siapa ?" "Raden Mas Said." jawab Geringging dengan cepat."Sebab ilmu sakti yang diperolehnya bukan melalui jalan wajar." "Maksudmu ?" kedua alis Cing Cing Goling berdiri tegak. "Menurut kabar diperolehnya dari Sunan Lawu. Beliau dianugerahi tiga pusaka sakti. Satu, keris Kanjeng Kyahi Cambuk. Dua, sebuah bendera panji-panji dan yang ketiga, sebuah genderang. Bila bendera itu dikibarkan dan genderang dipukul, dirinya akan lenyap dalam pengamatan orang. Bahkan pasukannya pula." Gemak Ideran ikut berdebar-debar hatinya mendengar tutur-kata Geringging. Pikirnya, Cing Cing Goling ketemu batunya. Tetapi diluar dugaan Cing Cing Goling justru tertawa terbahak-bahak. Katanya setengah berseru : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kau boleh kalah melawan kelima orang itu. Tetapi jangan ayahmu. Ayahmu justru hanya pantas bertanding, mengadu kesaktian melawan Said." Mendengar kata-kata Cing Cing Goling, orang tua yang duduk di sampingnya terkejut sampai berdiri dari kursinya. Ujarnya : "Kakang ! Apakah kata-katamu bukan....." "Bukan !" potong Cing Cing Goling dengan sengit. "Kau tahu ilmu apa warisan dari guru kita ?" "Ilmu sakti Batu Panas." "Bagus ! Menurut keterangan guru sampai berapa tingkatan jumlah tataran ilmu sakti Batu Panas ?" "Umpat belas. Tetapi guru sendiri baru mencapai sembilan." "Kau tahu apa sebabnya ?" "Tidak." Cing Cing Goling tertawa melalui hidungnya. Lalu berkata : "Kau sendiri sudah mencapai tataran keberapa ?" "Lima." "Bagus ! Dengan ilmu Batu Panas tingkat lima engkau sudah dapat mengalahkan lima orang yang disebutkan kemenakanmu itu. Mereka akan terpaksa mengakui keunggulan pendekar Tambal Pitu. Itulah dirimu." Orang tua itu yang sebenarnya bernama Tambal Pitu adalah adik-seperguruan Cing Cing Goling. Mendengar keterangan kakaknya seperguruan, wajahnya berseri-seri : "Kakang sendiri sudah mencapai tataran keberapa ?" "Tujuh." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tujuh ?" Tambal Pitu berseru kagum. "Selamat! Selamat! Sebentar lagi kakang akan dapat mencapai tataran sembilan seperti almarhum guru. Bila tercapai..... hm..... di dunia ini, siapakah yang akan dapat menandingi kesaktian kakang." Tetapi Cing Cing Goling malahan menghela nafas panjang. Wajahnya nampak keruh. Dan melihat wajahnya, Tambal Pitu merasa salah. Buru-buru minta keterangan : "Kakang ! Apakah aku salah ucap ?" "Oh, tidak." Cing Cing Goling menggelengkan kepalanya. Ia menyenak nafas lagi. Meneruskan : "Apakah kau kira mudah untuk mencapai tataran kesembilan ?" "Tentu saja tidak."sahut Tambal Pitu dengan cepat."Lihatlah, umurku sudah melebihi setengah abad. Meskipun begitu, aku baru mencapai tataran kelima. Memang otakku bebal. Rejekiku terlalu kecil." Cing Cing Goling tidak segera menjawab. Dengan isyarat mata ia menyuruh Tambal Pitu duduk kembali di atas kursinya. Kemudian berkata mengalihkan pembicaraan : "Kau mengerti apa sebab aku menawan gadis itu ?" "Ah, memang masalah inilah yang akan kupertanyakan." "Mengapa ?" "Aku mendengar kabar, bahwa dia puteri ahli pedang Haria Giri." "Betul. Memang dia puteri Haria Giri." "Kalau begitu, mengapa kakang menawannya " Bukankah kita akan menanamkan bibit permusuhan dengan Haria Giri " Haria Giri tidak hanya berkepandaian tinggi saja, tetapi kedudukannya amat tinggi pula. Dia berkuasa memerintahkan http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ seluruh laskar kerajaan dan kepatihan untuk bergerak kemana saja yang dikehendakinya. Bukankah berbahaya selagi kita belum sempurna melatih ilmu sakti warisan guru ?" Cing Cing Goling mendeham. Menyahut : "Ada alasanku. Itulah pedang pusaka Sangga Buwana." "Tetapi dia tidak membawa pedang itu." "Justru itulah aku menawannya." Tambal Pitu menggaruk-garuk kepalanya. Berkata : "Kakang, otakku memang tumpul. Coba terangkan !" "Kau tahu rahasia pedang Sangga Buwana ?" "Karena tajamnya, barangkali ?" "Itu hanya soal lahiriahnya. Memang pedang itu tajam luar biasa. Tetapi betapapun tajam sebilah pedang akan kalah dengan senapan Kompeni." "Lalu ?" Tambal Pitu bernafsu. "Karena..... nah inilah rahasianya." Cing Cing Goling mengulum senyum. "Barangsiapa memiliki pedang pusaka itu dapat ditukar dengan ilmu sakti Sunan Lawu." "Maksud kakang ?" "Seumpama aku memperoleh pedang itu, akan segera kubawa mendaki Gunung Lawu. Dan di atas Gunung Lawu itulah, cita-citaku akan tercapai." "Ah ! Bukankah Sunan Lawu sudah wafat sekian ratus tahun yang lalu ?" Cing Cing Goling membiarkan adiknya seperguruan terlongong-Iongong. Lalu berkata : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apakah kau anggap aku linglung ?" "Bukan, bukan ! Bukan begitu maksudku. Tetapi....."Dengarkan !" potong Cing Cing Goling."Semua orang tahu. Yang kita sebut dengan nama Sunan Lawu sesungguhnya adalah putera-mahkota Raja Majapahit. Di atas puncak Gunung Lawu beliau disemayamkan. Oleh siapa " Tentunya ada yang menyemayamkan, bukan ?" "Ya, ya, ya." sahut Tambal Pitu mengangguk-angguk seperti burung kakak tua. "Itulah muridnya." "Siapa ?" "Soal itu, nanti saja kukatakan. Sekarang dengarkan maksudku." Cing Cing Goling mengalihkan pembicaraannya lagi. Gemak Ideran yang berada di atas atap jadi ikut kecewa. Sementara itu Cing Cing Goling meneruskan : "aku dan engkau bersama-sama menerima warisan ilmu sakti Batu Panas. Aku lebih mujur daripadamu. Aku bisa mencapai sampai tingkat tujuh. Akan tetapi disini aku mulai memperoleh kesukaran. Ibaratnya, aku merasa seperti dihadang tembok tinggi. Kalau kupaksa, aku akan tersesat. Akibatnya kau tahu sendiri. Aku akan jadi lumpuh dan semua ilmu saktiku akan musnah. Karena itu aku perlu mendapat bimbingan. Aku tidak menghendaki pusaka, senjata atau jimat-jimat keramat Bagiku, cukuplah sudah bila aku bisa menguasai Ilmu Batu Panas sesempurna-sempurnanya. Itulah sampai tingkat empatbelas. Dan satu-satunya orang yang dapat menolong diriku di seluruh dunia ini, hanya seorang. Dialah anak murid Sunan Lawu. Tetapi syaratnya, aku harus mempersembahkan pedang Sangga Buwana kepadanya" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tak terasa Tambal Pitu menghela nafas. Mencoba menegas : "Apakah gadis itu benar-benar tidak membawa pedang Sangga Buwana ?" "Bagaimana menurut pendapatmu ?" "Memang dia tidak membawanya. Tetapi ayahnya ?" "Bagus ! Kau pandai berfikir. Pedang Sangga Buwana itu berada di tangan ayahnya, bukan ?" "Ya."Tambal Pitu tidak ragu-ragu. "Sekarang bagaimana caranya kita memperolehnya ?" Cing Cing Goling tersenyum. Tambal Pitu mengerinyitkan dahinya. Tiba-tiba Geringging yang semenjak tadi berdiam diri menimbrung : "Bagaimana kalau gadis itu kita tukarkan dengan pedang Sangga Buwana ?" Mendengar ucapan Geringging, ayahnya tertawa terbahakbahak sambil berseru gembira : "Bagus ! Bagus! Itulah cara yang tepat. Hanya sayang, gadis itu bandel. Dia tidak mau makan dan minum. Biarlah.....aku ingin tahu sampai kapan dia bisa bertahan diri." "Yang penting jangan sampai dia mati, bukan ?" Tambal Pitu menegas. "Betul ! Juga tidak boleh sampai sakit." Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kalau begitu, tidak mudah." "Apanya yang tidak mudah ?" Tambal Pitu menyenak nafas. Menyahut : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ada pepatah, anak harimau tetap harimau. Dia putera seorang pendekar besar. Barangkali dia rela mati kelaparan daripada tunduk pada kehendak kita." "Oh begitu ?" Cing Cing Goling menegakkan kepalanya."Kalau begitu terpaksa dengan jalan lain ?" "Jalan paksa, maksud kakang ?" "Benar. Dan aku harus minta jasa kemenakanmu Geringging. Sebab ada pepatah pula yang berbunyi, menangkap harimau mudah tetapi tidak mudah untuk dilepaskan. Sebab bahayanya diluar perhitungan kita. Maka itulah cara yang baik." "Cara bagaimana ?" "Kalau tetap tidak mau makan dan minum, Geringging akan kusuruh menelanjangi dan memperkosanya. Dia pasti takut dan akan takluk." kata Cing Cing Goling. Mendengar ucapan Cing Cing Goling, Gemak Ideran kaget seperti orang disambar geledek. Ia percaya, ucapan Cing Cing Goling bukan gertakan kosong belaka. Dia bisa membuktikan. Keruan saja darahnya bergolak hebat. Pada saat itu ia mendengar suara Tambal Pitu yang agak menenteramkan hatinya : "Kakang harus tetap berhati-hati ! Bukan mustahil dia akan tetap membandel." "Maksudmu akan bunuh diri " Tentunya harus kita jaga dulu.- "Bukan itu..... tapi..... bagaimana kalau dia tetap membandel, meskipun sudah......." "Mudah saja. Biarlah dia menjadi anak menantuku. Masakan Haria Giri tidak mau menerima diriku menjadi besannya. Pada http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hari-hari selanjutnya bukankah Geringging mempunyai kesempatan untuk mencuri pedang pusaka itu " Taruhkata tidak semudah itu, nah kita tunggu sampai dia melahirkan anaknya. Pada saat itu dia pasti akan takluk. Sebab anaknya bakal kusandera. Kalau perlu kupotong-potong di depan matanya." Bukan main hebat ancaman Cing Cing Goling. Tambal Pitu dan Geringging sampai meremang sekujur badannya. Apalagi Gemak Ideran yang sebenarnya menaruh hati kepada Niken Anggana. "Geringging ! Panggil Kepala Penjaga ! Suruhlah mengantarkan makan minum ke kamar tahanan !" Geringging mengiakan dan meninggalkan ruang itu untuk memanggil Kepala Penjaga. Tak lama kemudian masuklah Kepala Penjaga yang datang menghadap dengan wajah pias. Cing Cing Goling mengangsurkan cambuk baja kepadanya. Berkata memerintah : "Kau beri dia makan dan minum !" Sambil menerima cambuk Cing Cing Goling, wajah Kepala Penjaga itu berubah-ubah. Dengan suara terbata-bata ia menanggapi : "Akan hamba laksanakan. Maksud tuanku tentunya dia, bukan ?" "Betul ! Masakah kerbau ?" bentak Cing Cing Goling. "Ya, ya, ya..... apakah maksud tuanku makan-minum yang tuanku sediakan sendiri ?" "Tentu saja. Masakan makan minummu " Sudah kau terima, bukan ?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kepala Penjaga itu makin bingung. Ia menelan ludah beberapa kali. Menegas : "Tuanku, hamba ini benar-benar goblok seperti kerbau. Hamba tidak mengerti maksud tuanku." Cing Cing Goling menatap wajah Kepala Penjaga dengan pandang mata berkilat-kilat. Kesannya tak ubah binatang buas hendak menyergap mangsanya. "Babi ! Kau sekarang menerima apa dariku ?" "Eh ya...... babi menerima cambuk tuanku." sahut Kepala Penjaga dengan suara gemetaran. "Nah, bukankah itu makan minumnya " Rangket dia duapuluh kali kalau dia tetap membandel. Aku ingin tahu, apakah dia masih bisa tahan menerima sabetan cambuk mustikaku." Kepala Penjaga itu buru-buru mengundurkan diri. Begitu menghilang di balik pintu keluar, Cing Cing Goling menggerutu: "Geringging ! Budakmu itu goblok. Mengapa kau angkat jadi kepala penjaga ?" "Dia cukup setia, ayah." "Tetapi dia tidak dapat menangkap kata-kataku. Itu berbahaya. Setelah melakukan tugasku, potong kepalanya !" "Ya, ayah." Gemak Ideran kaget untuk beberapa kali. Selama hidupnya baru kali ini ia mengenal manusia semacam Cing Cing Goling. Benar-benar seperti penjelmaan Rahwana dalam cerita Ramayana. Di antara kekagetannya terdapat rasa gusarnya, rasa marahnya berbareng girang pula. Ia kaget dan marah http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mendengar ucapan Cing Cing Goling yang ganas. Sebaliknya girang dan bersyukur karena memperoleh harapan. Segera ia turun hati-hati ke samping dengan berambatan pada batang pohon. Lalu mengikuti kepala penjaga yang membawa Cambuk Mustika Cing Cing Goling. Kepala Penjaga itu sebenarnya bernama: Tali Wangsul. Tetapi karena sukar diucapkan, teman-temannya memanggilnya dengan nama Tampar (sama dengan tali). Dan seperti keterangan Geringging, ia seorang abdi yang setia dan berbakti. Seperti kali ini, ia hendak melaksanakan perintah majikannya dengan sungguh-sungguh. Hanya saja ia tidak tahu, bahwa dirirya sudah diponis majikannya akan dipotong kepalanya setelah menunaikan tugas. (Oo-dwkz-mch-oO) http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ JILID VIII Dengan langkah gagah, Tampar melintasi pekarangan. Ternyata ia menuju ke bukit buatan. Setelah berbatuk-batuk dua kali, ia memanggil dengan suara nyaring : "Kentir ! Suling !" Itulah nama dua penjaga yang sedang dinas jaga di bukit buatan. Tetapi mereka berdua tidak menjawab. Tampar mengulangi sampai dua tiga kali. Tetap saja sepi tiada jawaban. Tampar jadi tercengang dan timbullah rasa curiganya. Segera tangannya memegang sebuah batu dan diputarnya. Mungkin sekali, itulah batu rahasia sebagai alat membuka pintu bukit buatan yang tertutup. "Kiranya mereka mengurung Niken di dalam bukit buatan ini." pikir Gemak Ideran yang menguntit Tampar dari belakang."Kalau saja tidak secara kebetulan aku mendengar kata-kata Cing Cing Goling lalu menguntit orang ini, ubekubekan sampai satu bulan pun tidak akan dapat kutemukan." Tepat pada saat pintu goa dalam bukit buatan itu terbuka oleh putaran sebuah batu yang diputar Tampar tadi, terdengar bunyi kentong bertalu. Lalu disusul dengan teriakan nyaring : "Guruuuuu........ guruuuuu..... awas ada maling. Anak Sawunggaling mengacau di siniiii ........." Itulah suara teriakan orang yang tadi kena digempur satu gebrakan oleh Gemak Ideran. Sebenarnya ia bernama Kadung. Diapun berkedudukan sebagai kepala jaga tidak beda seperti Tampar. Gemak Ideran tidak tahu, bahwa kepala jaga-kepala jaga sebenarnya memiliki kepandaian yang tinggi. Kalau dia tadi roboh dalam satu gebrakan, lantaran tidak berjaga-jaga. Waktu diseret Gemak Ideran ke belakang bukit buatan, http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sengaja ia berpura-pura tidak berdaya. Tetapi kemudian dengan diam-diam ia menghimpun tenaga saktinya. Itulah sebabnya dia dapat bergerak seperti sediakala lebih awal dari perhitungan Gemak lderan. Terus saja lari masuk ke dalam hendak lapor kepada Cing Cing Goling dengan berteriak-teriak kalap. Gemak Ideran sadar akan bahaya. Sebat luar biasa ia mencegat Tampar sebelum sempat memasuki goa yang sudah terbuka pintunya. Dengan ilmu pukulan Ki Hajar Karangpandan ia dapat merobohkan Tampar satu kali gebrakan saja dan merampas cambuk mustika Cing Cing Goling. Lalu Tampar didupaknya menghantam dinding sehingga terjengkang pingsan. Baru saja Gemak Ideran membereskan Tampar, terdengar suara berisik. Itulah suara langkah dan suara penjagapenjaga. Sebenarnya perbuatan Indung dan temannya Mereka berdua diketemukan penjaga-penjaga lain yang sedang melakukan perondaan. Segera mereka ditolong dan mengabarkan tentang masuknya anak Sawunggaling. Namun mereka tidak mengira, bahwa Gemak Ideran berada di bukit buatan tempat Niken Anggana dipenjarakan. Kecuali memang tidak tahu, pikir mereka pasti sedang melakukan pengacauan di kediaman gurunya. Itulah sebabnya mereka semua mengarah ke gedung batu tempat Cing Cing Goling berada. "Yang paling penting harus membebaskan Niken dulu." pikir Gemak Ideran cepat. Menduga bahwa di balik pintu goa pasti terdapat beberapa penjaga yang akan menyerangnya, ia memutar cambuk rampasan untuk melindungi diri. Tetapi ternyata di balik ambang pintu tiada terdapat seorangpun. Ia maju dua langkah dan melihat dua orang tergeletak di atas tanah seperti mayat. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tentunya merekalah yang tadi dipanggil-panggil dengan nama Kentir dan Suling. Hati-hati ia memeriksanya Ternyata benarbenar mereka tidak bernafas lagi. "Hai!" Gemak Ideran terkejut. "Siapa yang membunuhnya ?" Tidak dapat diragukan lagi. Pasti sudah ada seseorang yang mendahuluinya. Cepat ia berdiri tegak dan menajamkan penglihatannya. Ia seperti melihat sesosok bayangan yang sangat dikenalnya. Ia heran berbareng girang. Selagi hendak membuka mulutnya, bayangan itu mendahuluinya : "Aku tahu, kau pasti datang." Hampir berbareng dengan ucapannya, Gemak Ideran merasa tangannya tersambar dan tahu-tahu sudah tercengkeram. Memang di dalam goa itu gelap pekat. Namun bahwasanya dirinya dapat tercengkeram dalam satu gebrakan saja, membuat hatinya terkejut "Bukankah ayunda........." "Ya" potong yang menyambarnya. Sesungguhnya dialah Diah Windu Rini. "Hari sudah mendekati pagihari. Cepat ke luar dari perkampungan ini !" "Apakah ayunda yang membunuh mereka ?" "Benar. Ingat-ingatlah, dalam keadaan begini ini engkau harus bertindak cepat ! Sebab engkau menghadapi hanya dua pilihan. Dibunuh atau membunuh. Lihatlah, aku jauh mendahului dirimu padahal aku hanya menyusulmu setelah melihat tanda sandi. Itu suatu bukti, tindakanmu amat lambat." "Ya, ya." Gemak Ideran mengangguk dengan hati bersedia mengalah."Tetapi bagaimana dengan Niken ?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dia sudah kubebaskan. Sekarang mari kita berpisah secepat mungkin sebelum mereka tiba. Cing Cing Goling bukan manusia sembarangan. Kita berjumpa di luar hutan. Menyusur sungai sampai bertemu. Kau mengerti ?" "Mengerti." Memang pada saat itu, hari sudah mendekati terang tanah. Lewat beberapa saat lagi, fajarhari akan tiba. Artinya, semua yang gelap akan menjadi terang. Diah Windu rini bergerak sangat sebat Ia mendahului Gemak Ideran ke luar goa. Sebentar saja bayangannya telah lenyap dari penglihatan. Gemak Ideran tidak mau ketinggalan pula. Segera ia keluar goa. Akan tetapi Cing Cing Goling sudah ke luar dari kediamannya. Ia diikuti oleh Geringging, Tambal Pitu dan empatbelas muridnya. Celakanya dari segenap penjuru muncul pula para penjaga malam dengan pakaian seragamnya. Gemak Ideran merasa tidak mempunyai pilihan lain kecuali harus bersembunyi pada suatu tempat yang aman. Maka ia memilih gedung berdinding tinggi yang mempunyai dua Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo serambi. Cepat luar biasa ia mengarah ke sana. Selagi memasuki serambi belakang, untuk kedua kalinya tangannya kena tersambar bayangan seseorang yang terus menyeretnya masuk ke dalam ruang tertutup. "Siapa ?"ia menghardik. "Aku tahu, kau bakal tidak mempunyai kesempatan lolos dari rumah kediaman Cing Cing Goling."jawab bayangan. Ternyata itulah suara seorang gadis yang terdengar merdu. Dengan menyalakan matanya, Gemak Ideran rnencoba menembus tirai kegelapan. Ia berbimbang-bimbang. Menilik perawakan tubuhnya, seperti gadis bertopeng atau yang mengenakan kerudung warna hitam. Pakaian yang dikenakan sama pula. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Hm, jadi kau !" Gemak Ideran menggerutu. "Benar. Memang aku. Jangan coba mendekati aku ! Sedikit bergerak aku akan melepaskan bandringanku. Tanganmu akan hancur dan seumur hidupmu bakal cacad."ujar gadis itu dengan suara dingin luar biasa. Seumurnya, baru kali ini Gemak Ideran kena dibokong musuh, selain Diah Windu Rini sebentar tadi. Ia mendongkol bukan kepalang. Sebelum sempat ia melampiaskan rasa mendongkolnya, gadis berkerudung yang kini sudah melepaskan topeng, mendahului berkata : "Bukankah engkau datang dengan tujuan hendak menolong membebaskan gadis yang cantik puteri Haria Giri ?" Gemak Ideran tidak melayani. Diam-diam ia mengerahkan tenaga saktinya. Lalu berkata dengan tertawa : "Kepandaianmu masih jauh berada di bawahku. Engkau mau main gila denganku ?" dan setelah berkata demikian, tangan yang kena tercengkeram benar-benar terlepas dari cengkeraman gadis itu. Gadis itu terperanjat, akan tetapi sudah kasep. Diam-diam ia mengakui kehebatan Gemak Ideran. Tetapi hanya sejenak. Setelah itu ia tertawa merdu sekali. Sahutnya : "Kepandaianku memang masih rendah. Akan tetapi kepandaianmu juga belum mahir. Tahukah engkau, bahwa dirimu sudah terkena suatu racun namun kau tidak merasa ?" Hati Gemak Ideran tercekat Teringatlah dia betapa gadis itu semalam menyerangnya dengan senjata berkabut. Pada detik itu pula, tangannya terasa agak gatal. Tatkala ia mencoba mengerahkan tenaga, rasa nyeri luar biasa menyerang lengannya. Kembali ia terkejut Gadis itu benar-benar tidak http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ berdusta. Pastilah senjata bendringannya tadi membawa racun dan sedikit melukainya tatkala kena cengkeram. . Hm, bukan main rasa penasaran Gemak Ideran serasa hatinya hendak meledak. Namun ia berusaha menahan diri. Sahutnya dengan suara datar: "Sebelum mati aku akan membunuhmu dengan cara yang sama pula. Kau percaya atau tidak ?" Ucapannya disusul dengan suatu gerakan kilat. Tahu-tahu dia sudah berada di depan hidung si gadis itu dan berhasil meringkus kedua tangannya. Dengan wajah merah padam ia menatap wajah gadis itu yang nampak samar-samar. Gadis itu ternyata insan istimewa. Sebenarnya kalau dia tadi mau mengelak, pasti dapat Andaikata mau melawan, setidaktidaknya masih dapat bertahan beberapa gebrakan. Sebaliknya dia membiarkan kedua tangannya kena ringkus. Sama sekali ia tidak mengerahkan tenaga perlawanan. Wajahnya pun tidak berubah. Bahkan mulutnya menyungging senyum. "Kau hendak membunuh diriku ?"ia bertanya."Aku percaya engkau memang mempunyai kepandaian untuk membunuhku. Hanya saja mengapa kita berdua harus mengalami malapetaka begitu " Bukankah kedatanganmu kemari hendak menolong membebaskan puteri Haria Giri " Jawablah ! Kau belum menjawab pertanyaanku." "Benar. Tetapi sekarang, tidak."Jawab Gemak Ideran. Itulah jawaban diluar dugaan. Dengan perasaan heran terloncatlah kata-kata gadis itu : "Lo ! Apa maksudmu ?" "Karena dia sudah ada yang membebaskan."jawab Gemak Ideran pendek. Hatinya masih mendongkol terhadap gadis itu. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Akan tetapi karena ia berbicara dekat sekali, bau harum dara itu beberapa kali terhirup pernafasannya. Dan tiba-tiba berkuranglah rasa marahnya. Bahkan sejenak kemudian ia merasa tak enak hati karena jawabannya agaknya mengecewakan hati gadis itu. Gadis itu memang kecewa mendengar jawaban Gemak Ideran. Ia menundukkan kepalanya sejenak. Tetapi pada detik berikutnya mulutnya menyungging senyum lagi. Katanya seperti kepada dirinya sendiri : "Tak apalah, tetapi aku telah berhasil memancingmu datang kemari. Sebenarnya aku bermaksud hendak mengajakmu bekerja sama. Tetapi engkau terlalu baik hati. Beberapa kali engkau mengampuni orang-orang yang sebenarnya dapat membunuhmu mati. Aku tahu pula, engkau telah mendengarkan pembicaraan Cing Cing Goling. Baiklah, apakah engkau bersedia bekerja sama denganku untuk membunuh Cing Cing Goling. Dia manusia berbahaya." Gemak Ideran tertawa. Sahutnya: "Sama sekali aku tidak ingin bekerja sama denganmu, meskipun andaikata aku ingin membunuh Cing Cing Goling." "Ah ! Masakan engkau benar-benar menolak permintaanku " Apakah engkau tidak mengharapkan obat pemunah racun yang sudah merayap dalam dirimu ?" Hati Gemak Ideran tercekat. Diam-diam ia mencoba mengerahkan tenaga saktinya untuk mengusir racunnya. Ternyata rasa sakit yang luar biasa menyengat seluruh tubuhnya "Kalau kau menolak, kita akan mati bersama."gadis itu meneruskan ucapannya."yang senang Cing Cing Goling. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Rupanya besar juga rejeki Cing Cing Goling. Jadi engkau benar-benar menolak ?" "Seumur hidupku belum pernah aku dipaksa orang. Aku anak Sawunggaling. Belasan tahun aku dikejar-kejar Kompeni Belanda dan musuh-musuh ayahku. Masakan aku menyerah kalah hanya oleh gertakanmu " Memang kau telah berhasil membokong diriku. Tetapi itu bukan alasan untukku harus patuh kepada kehendakmu. Tak kuduga, hatimu buruk." "Hai, tak pantas kau berkata begitu kepadaku."tegur gadis itu dengan suara lembut."Hm..... tahulah aku. Kau berputarputar karena takut menghadapi Ilmu sakti Batu Panas, bukan ?" Gemak Ideran tertawa. Sahutnya : "Kau bermaksud membakar hatiku, kan " Jangan harap !" "Kalau begitu kau benar-benar hendak membunuhku " Apakah masih sanggup ?" "Mengapa tidak " Dengan sisa himpunan tenaga saktiku, masih dapat aku bertahan satu atau dua jam."sahut Gemak Ideran dengan suara gemas."Tetapi rupanya engkau bernafsu benar hendak membunuh Cing Cing Goling. Baiklah, kuberi waktu engkau untuk membunuhnya. Andaikata gagal sehingga engkau dibunuhnya, jangan khawatir ! Aku akan bertempur dan membunuhnya. Tetapi bila kau berhasil membunuhnya, aku akan membunuhmu. Nah, bukankah adil ?" Gadis itu tercengang. Ia tidak percaya bahwa Gemak Ideran yang berkesan lembut bisa berkata seliar itu. Apakah karena terpengaruh oleh racunnya " Memang tidak biasanya Gemak Ideran dapat berbicara seaneh itu. Rupanya hatinya tegang semenjak memasuki perkampungan Cing Cing Goling sehingga membuat sepak-terjangnya jadi beringas. Demikian pula katahttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ katanya. Bukan mustahil pula, karena terdorong oleh rasa mendongkolnya terhadap gadis itu. Karena masing-masing berdiam diri, suasana dalam kamar itu sunyi mencekam. Lalu saling memandang. Agaknya, karena masing-masing merasa berlaku aneh, tiba-tiba mereka tertawa berbareng dengan perlahan-lahan. Justru demikian, suara tertawanya terdengar oleh penjaga-penjaga yang sedang mencari mereka ubek-ubekan. "Samiran! Indung! Aku mendengar suara orang! Mana guru ?"teriak seseorang. "Jangan takut! Guru bersama kita."sahut orang dari kejauhan. Dialah Kadung yang berhasil membawa Cing Cing Galing ke luar dari kediamannya. Pada saat itu terdengar pula tindakan kaki dan suara menggeledek di tengah suasana yang berisik: "Hai anak Dipayuda ! Anak Sawunggaling! Keluarlah! Kalian keturunan orang jempolan. Mengapa bersembunyi seperti tikus takut kena tangkap ?" Itulah suara Cing Cing Goling yang berkesan gegap gempita. Gemak Ideran tidak melayani. Ia memutuskan membiarkan dirinya direndahkan atau dihina sekalipun, karena teringat akan pesan Diah Windu Rini agar secepat-cepatnya ke luar dari lembah Cing Cing Goling. Sebaliknya, gadis yang berada di depannya nampak resah. Lalu berkata : "Baiklah. Karena tidak bersedia bekerjasama denganku, aku akan membunuh Cing Cing Goling seorang diri. Mengapa engkau masih saja menggenggam tanganku ?" Diingatkan begitu, Gemak Ideran makin jadi tak enak hati. Karena takut dibokong gadis itu, setelah berhasil meringkus kedua tangannya, ia tidak berani melepaskannya. Sekarang ia http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kena tegur. Cepat-cepat ia melepaskannya. Sebenarnya ini termasuk perbuatan bodoh juga. Bukankah ia sedang berhadapan dengan seorang gadis yang cerdik, licin dan ganas " Dengan tetap menggenggam kedua tangannya, dapatlah ia menuntut balas pada sembarang waktu. Tetapi setelah masing-masing berbicara berkepanjangan, tiba-tiba saja Gemak Ideran mempunyai kesan lain terhadap gadis itu. Pada detik itu rasanya ia rela apabila gadis itu tiba-tiba menyerangnya kembali. Tetapi ternyata tidak demikian. Diluar dugaan gadis itu berkata : "Aku berjanji tidak akan minta bantuanmu. Inilah obat pemunahnya. Terimalah ! Kau boleh beristirahat di sini. Sebentar lagi aku akan bertempur melawan Cing Cing Goling. Aku berjanji sebelum mati, aku akan membunuh Cing Cing Goling dengan caraku sendiri. Dan pada saat itu, engkau akan sempat meloloskan diri. Setelah berkata demikian, gadis itu mengangsurkan dua butir obat pemunah dengan tersenyum. Waktu itu fajarhari sudah tiba. Suasana dalam kamar kebagian sinarnya, sehingga wajah gadis itu kelihatan agak jelas. Ternyata ia seorang gadis yang cantik sekali. Gemak Ideran hanya melihat sesaat saja. Setelah menerima obat pemunah, dengan tidak ragu-ragu segera ditelannya. Terasa segumpal hawa merayap masuk ke dalam perutnya. Tidak lama kemudian, lenyaplah semua rasa nyerinya. "Syukur, kau tidak mengira obat yang mengandung racun."kata gadis itu dengan tertawa geli. Gemak Ideran tidak menyahut. Tetapi tatkala melihat gadis itu hendak melompat keluar pintu, ia mencegahnya. Entah apa sebabnya dia berbuat begitu. Katanya : "Jangan ! Ilmu Batu Panasnya sangat berbahaya." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Eh, sebenarnya apa kehendakmu ?"gadis itu heran. "Jangan tergesa-gesa! Dengan seorang diri engkau tidak akan dapat merobohkan Cing Cing Goling." "Kau takut ilmu saktinya " Aku tidak. Sebab Ilmu Sakti Batu Panas adalah hasil curian. Dia mencuri ilmu sakti kakekku." "Apakah kakekmu masih hidup " Kudengar, guru Cing Cing Goling sudah menguasai tataran kesembilan." "Memang dialah yang mencuri. Sekarang diwariskan kepada Cing Cing Goling. Bukankah dia harus bertanggung jawab " Dan aku mengerti caranya mengalahkannya." "Tidak."Gemak Ideran menggelengkan kepalanya. la tetap tidak percaya mengingat kepandaian gadis itu masih rendah."Lebih baik kita tunggu saja sampai malamhari tiba. Pada saat itu, kita bisa mulai bekerja dengan mengandal akalmu. Kalau ada orang yang berani mencoba-coba masuk kemari, mari kita bunuh. Kukira ini lebih aman daripada engkau main untung-untungan." "Eh !"seru gadis itu terheran-heran."Kalau begitu, artinya engkau mau membantu diriku. Mengapa ?" -Jauh berbeda. Tadi, kau memaksa diriku. Sekarang, aku mau sendiri. Sebenarnya apa sih permusuhanmu dengan Cing Cing Goling ?"Gemak Ideran menegas. "Sebenarnya, Guru Cing Cing Goling adalah pelayan kakekku. Karena berbakat, kakek mengajarkan Ilmu Sakti Batu Panas. Tetapi hanya sampai tingkat tiga saja, karena melihat guru Cing Cing Goling terlalu bersemangat" "Kenapa " Apakah karena kakekmu terlalu pelit ?"potong Gemak Ideran. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bukan begitu. Tetapi khawatir kalau dia tersesat"jawab gadis itu."tidak tahunya, dia malahan mencuri kitab ilmu sakti itu dan menghilang belasan tahun lamanya. Tiba-tiba pada suatu hari dia muncul kembali di depan kakek. Seperti dugaanmu, dia menuduh kakek terlalu pelit. Waktu itu guru Cing Cing Goling sudah mencapai tingkat sembilan. Jelas, bahwa dia sesat. Terbukti tingkah-lakunya aneh dan boleh dikatakan hampir tidak mengenal kakek. Dan dengan kejam, Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kakek dibunuhnya." Kata-kata gadis itu diucapkan dengan susunan kalimat yang sederhana. Akan tetapi bagi pendengaran Gemak Ideran sangat mengejutkan dan terlalu ngeri. Ujarnya setengah berseru : "Ah, masak sampai begitu " Bukankah ilmu sakti kakekmu tentunya jauh lebih tinggi daripadanya ?" "Tidak. Sebab menurut ayah, kakek hanya berhenti sampai tingkat tujuh saja. Menurut ayah, kakek takut tersesat meskipun Ilmu Sakti Batu Panas sebenarnya berjumlah sampai empatbelas tingkat. Hal itu terbukti dan dibuktikan oleh sepakterjang guru Cing Cing Goling. Menurut ayah, guru Cing Cing Goling berbudi halus semasa masih menjadi abdi kakek. Tetapi begitu tersesat, sedikit-sedikit ia main bunuh. Pendek kata, dia tidak dapat menguasai diri. Itulah sebabnya selain kedatanganku bertujuan hendak menuntut dendam keluarga sekalian merampas kembali kitab kakek, juga demi menyelamatkan orang lain." Gemak Ideran memanggut-manggut. Sekarang ia berkesan lain terhadap gadis itu. Tiba-tiba suatu ingatan menusuk benaknya. Berkata : "Kau kenal namaku. Dari siapa ?"Gadis itu tertawa merdu. Sahutnya : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tentunya berkat penyelidikanku sendiri. Sebab selamanya aku tidak pernah percaya tutur-kata orang." Wajah Gemak Ideran terasa panas. Berkata lagi setengah memaksa diri : "Kau kenal namaku, tetapi......" Gadis itu memotong dengan tertawanya lagi yang berbunyi merdu. Tungkasnya : "Panggil saja aku Rawayani." Sebenarnya gadis itu yang sudah menyebutkan namanya masih ingin berbicara lagi, mendadak terpotong oleh suara gemuruh Cing Cing Goling : "Anak Dipayana dan kau anak Sawunggaling ! Kalian mau keluar atau tidak " Kuhitung sampai hitungan tujuh. Kalau tetap membandel, gedung ini akan kubakar habis. Ingin kutahu bagaimana rupanya kalian menjadi bandeng asap........" Tetapi baik Gemak Ideran maupun Rawayani sama sekali tidak menghiraukan. Bahkan Gemak Ideran masih sempat minta keterangan. Katanya : "Satu hal ingin kudengar keteranganmu. Apakah kau bersedia ?" "Bersedia apa ?" "Menjawab dengan sejujurnya." "Tetapi kasep sedikit saja, kita bakal mati terpanggang sebelum sempat menuntut dendam."Rawayani tertawa."Apakah benar-benar bersedia mati bersama diriku ?" "Asal saja kau bersedia menjawab pertanyaanku."sahut Gemak Ideran dengan tersenyum. Dan melihat senyum Gemak http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ideran, Rawayani tercengang. Inilah untuk yang pertama kalinya, pemuda itu tersenyum kepadanya. "Baik, asal aku tahu saja." "Apakah engkau pernah berada di Pasuruan ?" "Pasuruan " Buat apa ?" "Terima kasih. Mari kita. pusatkan perhatian kita kepada ancaman Cing Cing Goling. Kita tetap mendekam di sini atau menerobos ke luar ?" Selagi Rawayani hendak menyahut, sekonyong-konyong terdengar suara siulan tajam melengking menembus lembah perkampungan. Siulan itu datang dari empat penjuru. Dan mendengar siulan itu, Gemak Ideran tercengang. Inilah siulan ilmu sakti menembus awan. Apakah ada pendatang-pendatang baru yang memasuki perkampungan Cing Cing Goling " Bisiknya kepada Rawayani : "Mengapa dalam waktu satu malam saja, perkampungan Cing Cing Goling dimusuhi, pula oleh orang-orang berkepandaian tinggi ?" Rawayani tahu pula, bahwa yang bersiul panjang bukan manusia sembarangan. Tetapi belum sempat menjawab, lagilagi terdengar suara berisiknya murid-murid Cing Cing Goling yang datang berlarian. "Anak Sawunggaling datang! Anak Sawunggaling datang.....! Gemak Ideran tertawa geli di dalam hati. Namun sejenak kemudian, baik suara siulan maupun sura berisiknya anakmurid Cing Cing Goling sirep. Gemak Ideran mengintip dari celah pintu. Rawayani tidak mau ketinggalan pula. Dengan http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ demikian, mereka berdua saling berdempetan. Masing-masing sempat mencium bau keringatnya. Mereka melihat datangnya enam orang yang muncul dengan tiba-tiba saja bagaikan siluman. Merekalah Surajaya, Surengrana. Tanggul Tuban dan isterinya yang disebut orang Urang Ayu dan dua pemuda bernama Purusa dan Sagopa. Orang yang menarik pehatian Gemak Ideran adalah Surajaya, karena matanya hanya sebuah. Tetapi diantara keenam pendatang itu, rupanya Cing Cing Goling hanya menaruh hormat kepada Surengrana dan Tanggul Tuban suami isteri. Sambil mengangkat kedua tangannya ia memberi hormat kepada mereka bertiga. Lalu berkata : "Kiranya tuanku Surengrana, Tanggul Tuban dan nyonya Urang Ayu. Selamat datang !" Gemak Ideran tercekat hatinya. Nama Surengrana itu seperti pernah didengarnya. Apakah dia bukan bupati Surabaya yang melarikan diri ke pihak V.O.C. " Karena dia melarikan diri, maka ayahnyalah yang harus meneruskan perjuangannya. Ayahnya waktu berkedudukan sebagai patih bersama Wira Saraya. Ayahnya kemudian diangkat bupati oleh penduduk setempat, sedang Wira Saraya tetap mendampinginya sampai kedua-duanya gugur di medan laga. Kini dengan mendadak Surengrana yang melarikan diri muncul di perkampungan Cing Cing Goling. Sikapnya jelas memusuhi tuan rumah. Mengapa " Surajaya yang bermata sebelah, agaknya merasa tersinggung. Dia bersenjata sebatang tongkat baja berukuran panjang. Tongkatnya dihentakkan di atas tanah sambil membentak : "Cing Cing Goling ! Karena benar-benar aku hanya bermata satu, kau memandang diriku dengan sebelah mata juga" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ah," Cing Cing Goling heran. "Maafkan, mataku makin lama makin lamur. Siapakah tuan ?" "Aku Surajaya adik-seperguruan Mahesa Bangah. (ayah Kebo Bangah salah seorang tokoh sakti di Bende Mataram) Mataku hilang sebelah. Bukankah atas perbuatanmu ?" "Orang yang mati ditanganku tidak terhitung jumlahnya. Apalagi yang terluka oleh kesalahan tanganku. Kau menyebutnyebut nama Mahesa Bangah. Mahesa Bangah yang mana ?" Cing Cing Goling tertawa lebar. Wajah Surajaya merah padam menahan rasa marah. Membentak lagi : "Mahesa Bangah dari bumi Banyumas. Bukankah engkau yang membunuh kakakku seperguruan dengan caramu yang licik ?" "Oh, kiranya orang termashur itu ?" Cing Cing Goling berpura-pura heran. "Sebentar biar kuingat-ingatnya dulu apakah aku yang membunuh kakakmu itu........" "Biadab !" Maki Surajaya. "Pada jaman ini siapa lagi yang memiliki Ilmu Batu Panas kecuali engkau " A pakah kau hendak menyangkal ?" Sebenarnya peristiwa itu terjadi duapuluh tahun yang lalu. Cing Cing Goling berasal dari wilayah Serayu pula. Dengan Mahesa Bangah seringkah ia merundingkan soal ilmu-ilmu sakti yang terdapat di bumi Nusantara. Isteri Mahesa Bangah terkenal cantik pada jamannya. Diam-diam Cing Cing Goling menaruh hati padanya. Pada suatu malam ia nekat menghampiri kamarnya. Tetapi ketahuan salah seorang murid Mahesa Bangah. Murid itu tentu saja bukan tandingnya. Dengan sekali pukul, dia mati meringkuk seperti udang kering. Takut ketahuan Mahesa Bangah, murid yang naas itu dibuang http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ke sungai Serayu. Tetapi tiga hari kemudian ditemukan oleh penduduk dan sampai ke telinga Mahesa Bangah. Cing Cing Goling berpura-pura hendak menuntut balas. Ia mengajak Mahesa Bangah untuk menyelidiki mayatnya. Surajaya ikut pula. Di tengah jalan ia disuruh mendahului. Kini tinggal berdua saja dengan Mahesa Bangah. Cing Cing Goling kemudian berlagak mencurigai Surajaya. Apa alasanmu, tanya Mahesa Bangah. Itulah masalah perebutan, jawab Cing Cing Goling. "Apa yang jadi perebutan ?"Mahesa Bangah mendesak. Cing Cing Goling berkeberatan untuk mengatakannya. Tetapi setelah didesak berulangkah ia berkata : "Tak dapat kukatakan dengan mulut terbuka." "Kenapa " A pakah takut didengar orang ?" "Ya, karena masalah ini menyangkut diri kakang Mahesa."ujar Cing Cing Goling. "Menyangkut diriku ?"Mahesa Bangah tercengang. "Biarlah kubisikan saja." Mahesa Bangah kena dilagui. Benar-benar ia memiringkan kepalanya memasang telinganya. Pada saat itu, tiba-tiba saja Cing Cing Goling menghantam kempungan Mahesa Bangah dengan Ilmu Sakti Batu Panas tingkat lima. Seketika itu juga gemetarlah seluruh tubuh Mahesa Bangah. Barulah ia sadar terjebak tipu-muslihat Cing Cing Goling. Tetapi sudah kasep. Meskipun demikian, masih sanggup ia membalas dengan melontarkan pukulannya. Pada waktu itu Cing Cing Goling baru menguasai Ilmu Batu Panas tingkat lima. Andaikata pukulan itu terjadi pada saat ini, Mahesa Bangah tidak akan mempunyai kesempatan untuk membalas. Bahkan bernafas saja sudah tidak sempat. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mahesa Bangah sebenarnya seorang pendekar yang licin dan ganas pula. Meskipun demikian masih dapat dikelabui Cing Cing Goling. Hal itu terjadi, karena sudah menganggap Cing Cing Goling sebagai adiknya sendiri. Sekarang ia tahu rasa sendiri. Setelah melontarkan pukulannya, ia roboh terjungkal. Sekujur badannya serasa direbus di dalam wajan neraka. Ia mati meringkuk beberapa jam kemudian. Tetapi pukulannya yang dilontarkan kepada Cing Cing Goling masih juga kuasa melukainya. Dengan terpincang-pincang Cing Cing Goling melarikan diri dan menghilang dari percaturan masyarakat. Surajaya yang kembali dari sungai dengan membawa mayat kemenakan muridnya terkejut bukan kepalang menyaksikan kematian. kakak seperguruannya. Tanpa berpikir panjang lagi, terus saja ia memeluknya. Masih sempat ia mendengar hembusan nafas penghabisan yang ke luar dari mulut kakaknya seperguruan. Sayang, nafas Mahesa Bangah yang ke luar dari mulutnya sudah mengandung bisa. Karena Mahesa Bangah sesungguhnya melatih ilmu sakti beracun. Hembusan nafasnya yang penghabisan itu mengenai sebelah mata Surajaya, sehingga untuk selanjutnya ia buta sebelah. Dengan demikian, secara tidak langsung Cing Cing Goling lah yang menjadi biang keladinya. Maka dengan membawa dendam kesumat ia mencari tempat persembunyiannya Cing Cing Goling. Dan baru pada hari itu, ia menemukan sarang musuh besarnya yang berada di balik sebuah bukit yang dilindungi medan terjal dan petak hutan raya. "Surajaya !"jawab Cing Cing Goling menghadapi tuduhan Surajaya."Aku memang berdiam di sini dan selamanya tidak pernah melangkah ke luar perkampunganku. Bagaimana kau bisa mencari kediamanku ?". http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Hm, itulah berkat Tuhan Yang Maha Kuasa. Meskipun bangsa iblis yang melindungi sangat hebat, masakan bisa luput dari mata Tuhan " Secara kebetulan aku melihat dua orang mati meringkuk seperti udang di tepi sungai. Apa penyebabnya kalau bukan karena terpukul Ilmu Batu Panas." Di dalam hati Cing Cing Goling mengeluh. Itulah perbuatan anaknya. Namun ia tidak gentar menghadapi macam ancaman apapun. Dengan mendongakkan kepalanya ia tertawa terbahak-bahak. Ucapnya: Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ha ha ha ha.....tidak salah ! Memang itulah akibat pukulan ilmu sakti kami. Kau lantas teringat kepada kakakmu seperguruan, bukan " Hei bagaimana kabar kakak iparmu ?" "Karena gara-garamu beliau bunuh diri. Untung, masih sempat ia melahirkan seorang putera sebelum tangan jahilmu membunuh suaminya. Sekarang anak itu sudah tumbuh menjadi seorang pemuda. Pada suatu kali dia akan datang kemari untuk mengambil jiwamu." "Bagus, bagus ! Siapa dia ?" "Ingat-ingatlah ! Dia bernama Singgela." Cing Cing Goling mengerinyitkan dahinya. Nama itu seperti pernah di dengarnya. Ah! Bukankah nama itu disebutkan anaknya di hadapannya semalam " Kembali lagi ia tertawa terbahak-bahak. Serunya : "Baiklah, apa yang kau tuduhkan aku tidak akan menyangkal lagi. Memang aku yang membunuh Mahesa Bangah. Sekarang kau mau apa ?" Surajaya mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi. Berkata : "Pilihlah ! Kau menghendaki urusan ini diselesaikan sekarang juga, apakah ikut aku pulang ke Banyumas " Di http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ depan para murid almarhum, kau nanti akan menunggu keputusannya. Syukur, bila kau diampuni." Cing Cing Goling tercengang. Itulah penghinaan sebesarbesarnya bagi dirinya. Maka dengan wajah merah padam ia membentak : "Benar-benar mulutmu amat besar! Kau anggap orang macam apa aku ini " Aku Cing Cing goling, selamanya berada di atas kepala pemerintahan sendiri. Sekarang kau menghendaki menjadi kambing yang akan kau tuntun ke Banyumas sebagai pesakitan " Hm, hm.....benar-benar besar mulutmu ! Hai dengar! Meskipun kau mencaci-maki dirimu, aku tetap membawa sikap menghormat terhadapmu. Kau memasuki rumah orang tanpa mengucapkan salam. Meskipun demikian, aku tidak menegurmu. Sekarang kau berani berlagak hendak menghukum diriku " Kau tahu apa sebabnya kakakmu seperguruan dulu mati di tanganku. Itulah akibat ulahnya sendiri yang besar mulut. Dia berlagak menjadi pendekar besar tanpa tanding Nyatanya dia mampus di tanganku." Tentu saja kata-kata Cing Cing Goling adalah pemutar balikan peristiwa yang sesungguhnya. Akan tetapi karena Surajaya sendiri tidak tahu apa penyebab sesungguhnya tak dapat ia mengadakan reaksinya selain memaki kalang kabut. "Bangsat tua! Apapun alasanmu engkau tetap berhutang jiwa. Maka pada hari ini aku akan memenggal kepalamu,"bentak Surajaya dengan suara bergemuruh. Dengan pandang mata berkilat-kilat, Cing Cing Goling menyapu keenam tetamunya. Sejenak kemudian ia kembali tertawa. Katanya dengan nada dingin : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apakah kamu semua datang ke kediamanku untuk membantu Surajaya " Berkatalah yang jelas dulu ! Kita cukup hanya main sentuh saja atau benar-benar hendak mengadu kepandaian " Coba pertimbangkan dan pikir dulu masakmasak." Jelas sekali dia sombong sekali. Tanggul Tuban yang semenjak tadi berdiam diri maju selangkah seraya berkata : "Sudah lama aku mendengar kabar tentang ilmu saktimu. Kau masih ingat peristiwa Tuban, bukan" Kau bergabung dengan Kompeni semata-mata karena ingin menggarong harta benda Kadipaten Tuban. Sekarang sudah jelas semuanya. Harta benda garonganmu itu kau buat mendirikan perkampungan ini. Bagus sekali perbuatanmu. Maka atas nama rakyat Tuban aku datang mencarimu untuk mencoba tulang-tulangku yang sudah keropos ini melawan ilmu saktimu yang bisa membakar orang menjadi udang kering." "Tahan!"teriak Purusa. Dan pemuda itu lantas saja melompat maju dengan menghunus pedangnya. Gerakannya diikuti temannya yang hampir sebaya. Dialah Sagopa. Melihat majunya dua orang pemuda yang usianya sebaya dengan anaknya, Cing Cing Goling terheran-heran. Serunya : "Hai, hai ! Sebenarnya kamu ini siapa ?" "Aku Purusa. Dan adikku ini bernama Sagopa."sahut Purusa dengan suara lantang."Kami adalah putera Adipati Tuban yang datang kemari untuk menuntut balas" "Menuntut balas " Perkara apa?" "Bukankah paman Tanggul Tuban sudah menjelaskan " Kau merampok harta benda kami. Kembalikan atau pada hari ini engkau tidak akan dapat menghirup udara segar lagi." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mendengar ucapan Purusa, Cing Cing Goling tercenung. Seorang bocah kemarin sore berani berkata begitu kepadanya " Saking mendongkolnya ia tertawa terbahak-bahak sekian lamanya. Kemudian menyahut: "Baiklah, anggap saja aku salah dan kalian hendak menuntut balas dengan alasan kalian masing-masing. Tetapi untuk melayani kalian berdua..... hmmm..... hai Kadung ! Aku muak mendengar ucapan bocah kemarin sore ini. Layani sebaik-baiknya agar mereka belajar membungkam." Yang dipanggil Kadung adalah si Kadung yang roboh tergempur pukulan Gemak Ideran satu gebrakan saja. Sekarang ia maju memasuki kalangan. Sebaliknya Purusa dan Sagopa belum berpengalaman. Baru untuk pertama kali itu ia berkelana. Karena itu, tidak dapat menangkap apa yang tersirat di balik kalimat-kalimat Cing Cing Goling. Lantas saja menyahut: "Kami tidak bermaksud hendak minta makan atau minum disini. Kami datang justru hendak mengambil kembali hak kami."teriak Purusa. "Apakah kau bisa ?"tantang Kadung."Silahkan !"Ternyata Kadung adalah murid kesayangan Cing Cing Goling. Ia sudah mencapai tingkat dua. Ia maju dengan membawa senjata berbentuk payung. Melihat majunya Kadung, Gemak Ideran tertawa geli. Rawayani yang berada disampingnya heran. Minta keterangan : "Kau kira Kadung tidak dapat melawan Purusa ?" Gemak Ideran memperhatikan Purusa yang maju seorang diri. Ia sudah mulai menyerang. Gerakan pedangnya cepat dan indah. Sebaliknya Kadung hanya membela diri dengan senjata yang berbentuk payung. Kadang dibuka dan kadang http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pula ditutup. Sesekali dibuatnya menusuk semacam tombak pendek. Gerakannya kaku menggelikan. Karena itu, kembali lagi Gemak Ideran tertawa. "Kau menertawakan siapa ?"Rawajani menegas. "Orang tolol itu. Siapa lagi ?"sahut Gemak Ideran dengan masih mengulum senyum merendahkan."Rupanya dia termasuk murid pilihan Cing Cing Goling. Kalau tidak, masakan diperintahkan untuk melawan Purusa seorang diri. Ah, kukira ilmu sakti Batu Panas begitu hebat sehingga perlu ditakuti. Kiranya gerakannya hanya begitu saja." "Apa ?"Rawayani tercengang."Mungkin kau salah tafsir. Beranikah engkau bertaruh ?" Gemak Ideran teringat apa yang dilakukan semalam terhadap Kadung. Dengan sekali sodok saja, Kadung roboh terjungkal. Karena itu dengan cepat ia menyahut: "Baik. Apa taruhannya ?" "Dengarkan dulu ! Aku berani bertaruh, pemuda itu bakal terjungkal melawan Kadung." "Apa taruhannya ?" "Jadi kau menjagoi Purusa ?" "Ya. Apa taruhannya ?"untuk ketiga kalinya Gemak Ideran menantang bertaruh. "Kalau Purusa kalah, kau harus berjanji patuh pada setiap perintahku untuk tiga kali saja. Bagaimana ?" "Baik. Kuterima taruhanmu. Sebaliknya bagaimana ?" "Akupun akan tunduk pada kehendakmu untuk tiga kali pula."sahut Rawayani. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Baik." Keduanya lantas bersalaman sebagai tanda jadi. Pada saat itu Rawayani tertawa di telinga Gemak Ideran. Gemak Ideran heran apa maksud Rawayani. Dengan penasaran ia memperhatikan jalannya pertempuran. Purusa waktu itu terus menerus menyerang Kadung bagaikan hujan badai. Menyaksikan ketangguhan ilmu pedangnya, diam-diam hati Gemak Ideran girang. Segera ia membalas tertawa di dekat telinga Rawayani yang meringkaskan lehernya karena merasa geli. Akan tetapi lambat laun terjadi suatu perubahan yang membuat Gemak Ideran berkecil hati. Memang serangan Purusa cepat dan cukup hebat. Tetapi hanya pada permulaannya. Kadung kena didesak mundur berputaran. Selanjutnya kelihatan makin kendor. Mengapa " Gemak Ideran mengeluh. Gerakan pedangnya mulai terpengaruh oleh gaya permainan lawannya. Gemak Ideran heran bukan main. Sewaktu memperhatikan gerakan payung Kadung ternyata mempunyai jurus-jurus yang teratur rapih. Selain dapat dipergunakan sebagai perisai, sekali-sekali bisa dibuat menusuk dan membabat bagaikan pedang. Meskipun demikian, andaikata Purusa masih saja dapat mempertahankan langgam gerakan pedangnya, pertempuran adu kepandaian itu bernilai seimbang. Kira-kira setengah jam kemudian, permainan Purusa makin nampak kacau. Hati dan tangannya tidak dapat lagi seirama dan sejalan. Payung Kadung perlahan-lahan dapat mengurung Purusa dengan pasti. Akibatnya Purusa semakin tersita medan geraknya. Tidak dapat lagi pedangnya bergerak dengan leluasa. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Jangan-jangan Kadung menerima ajaran Ilmu Batu Panas pula dari majikannya.........."kata Gemak Ideran berkomatkamit "Tentu saja. Bukankah dia memanggil Cing Cing Goling sebagai guru pula ?"sahut Rawayani."Kalau tidak, masakan aku berani bertaruh " Hanya saja, dia baru sampai tingkat dua. Sangatlah jauh bedanya bila dibandingkan dengan gurunya." Gemak Ideran tergugu. Sampai sebegitu jauh, belum dapat ia melihat keistimewaan pukulan- pukulan Ilmu Sakti Batu Panas. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Justru keistimewaannya, setiap pukulannya tidak memperlihatkan kehebatannya. Wajar saja, akan tetapi tahu-tahu lawannya sudah terkurung rapat. Untung, Kadung baru mencapai tingkat dua. Belum dapat pukulannya membunuh lawan. Meskipun demikian sudah sempat membuat Purusa menjadi bingung. Karena merasa sulit bergerak, tenaganya jadi berkurang dengan sendirinya. Tak dapat lagi ia menggerakkan kaki dan tangannya seperti kehendak hatinya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tanggul Tuban dan Urang Ayu heran juga menyaksikan betapa putera Adipati Tuban tidak dapat berkutik lagi. Padahal, meskipun masih dangkal, setidak-tidaknya ia pasti Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sudah mewarisi ilmu keluarganya yang termashur semenjak jaman Majapahit. Itulah ilmu sakti warisan Ranggalawe yang disegani lawan dan ditakuti kawan. Khawatir putera adipati itu akan mendapat malapetaka, tak dapat lagi ia menahan diri. Terus saja ia melompat masuk ke dalam gelanggang sambil mengibaskan pedang pusakanya. Melihat masuknya Tanggul Tuban, Cing Cing Goling tertawa. Serunya : "Apakah engkau hendak memberi pelajaran kepada muridku?" "Aku justru ingin mencoba-coba tulang tuaku denganmu. Biarlah anak-anak beristirahat. Kita orang-orang tua yang mendapat giliran."sahut Tanggul Tuban dengan gagah. Cing Cing Goling mengurut-urut kumisnya yang sudah beruban. Ia tertawa lagi. Berkata merendahkan : "Sebenarnya akupun ingin melihat warisan ilmu sakti tuanku Ranggalawe yang pernah menggetarkan jagad. Sayang, kau mengganggunya. Memang cara bertempur mereka masih berbau anak kemarin. Meskipun begitu, enak juga untuk ditonton. Apakah engkau terganggu " Baiklah diatur begini saja. Biarkan mereka berkelahi sepuas-puasnya. Kau sendiri yang mencari permusuhan biar dilayani adikku Tambal Pitu. Tambal Pitu, layani dia !" Ilmu kepandaian Tambal Pitu, sudah mencapai tingkat lima. Hanya saja jarang sekali ia ke luar perkampungan, sehingga namanya tidak dikenal orang. Padahal sewaktu Cing Cing Goling baru mencapai tingkat lima, sudah dapat membunuh http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mahesa Bangah yang termashur, meskipun dengan caranya sendiri. Itulah sebabnya, Tanggul Tuban tidak berani memandangnya enteng. Apalagi Cing Cing Goling menyebutnya sebagai adik-seperguruannya. Tentunya susah diukur betapa tinggi kepandaiannya. Lantas saja ia mengibaskan pedangnya sebagai tanda bersiaga. Berkata: "Ternyata Tambal Pitu seorang pendekar yang rendah hati". Dengan sopan ia menjawab : "Mohon maaf. Aku tidak dapat menggunakan senjata macam apapun. Aku seorang petani yang biasa mencangkul. Senjataku hanya kedua belah tanganku." Tanggul Tuban tercengang. Benarkah dia berani melawan dirinya hanya dengan tangan kosong " Tetapi ia yakin, pasti ada alasannya. Maka tanpa ragu-ragu lagi ia menggerakkan pedangnya. Memang ia seorang yang berpengalaman. Beberapa kali ia terlibat dalam suatu pertempuran besar maupun perorangan. Makin aneh musuhnya, makin ia berhatihati. Benar saja. Tiba-tiba ia melihat gerakan tangan Tambal Pitu yang ajaib. Setiap kali tangannya bergerak, selalu membawa kesiur angin berhawa panas tak ubah tumpukan bara yang menyala. Seketika itu juga ia membungkam mulutnya dan melindungi dadanya. Kemudian mulai menyerang dengan tikaman-tikaman cepat Pedang Tanggul Tuban termasuk pedang mustika. Nampaknya lemas tak bertulang-tulang. Tetapi dengan mendadak dapat menjadi keras sehingga kalau perlu berani mengadu keras melawan keras. Setiap kali dikibaskan selalu membawa suara berdengung. Mau tak mau Tambal Pitu memuji di dalam hatinya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Pantaslah dia bernama Tanggul Tuban. Nyatanya, kepandaiannya boleh diandalkan semacam tanggul sungai Berantas." Segera ia membuka kesepuluh jarinya. Lalu dikibaskan seakan-akan seseorang sedang mengipas angin. Tanggul Tuban terperanjat Sebab dengan tiba-tiba pedangnya mendengung tanpa sebab yang jelas. Terasa pula, ia seperti terdorong sehingga pedangnya yang lemas meliuk akan menghantam dahinya. Buru-buru ia mengerahkan himpunan tenaga saktinya untuk menegakkannya. Tetapi dengan demikian, berarti ia kehilangan waktu sedetik dua detik. Bagi seorang yang berkepandaian tinggi, waktu memegang peranan yang amat penting. Karena itu ia jadi penasaran. Lantas saja ia berbalik menyerang. Setelah saling menggempur sepuluh kali berturut-turut, kedudukan mereka jadi berimbang. Tanggul Tuban tidak sudi membiarkan lawannya menyerang dirinya. Sebaliknya Tambal Pitu berpendirian begitu juga. Sedikit demi sedikit ia mendesak dengan gerakan tangannya yang nampak berserabutan. Tanggul Tuban heran bukan main. Dia bersenjata, sebaliknya lawannya bertangan kosong. Meskipun demikian, lambat-laun ia merasa kena dipengaruhi gerakan tangan lawannya. Padahal bukankah pedangnya dapat digunakan untuk menabas" Namun anehnya, kesempata itu tidak pernah diperolehnya. Dan pada suatu saat, ia mendengar Tambal Pitu tertawa riuh sambil berkata : "Tanggul Tuban, agaknya kau perlu beristirahat!"Ucapannya itu dibarengi dengan tenaga Ilmu Sakti Batu Panas tingkat lima. Seketika itu juga, pedang Tanggul Tuban mendengung dan meliuk lemas, bukan kepalang terkejutnya Tanggul Tuban. Buru-buru ia mengerahkan tenaganya untuk http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mempertahankannya. Justru demikian, pedangnya makin tidak dapat dikuasainya. Batangnya yang lurus tergoyang-goyang bergetaran dan setiap kali meletik-letik hendak memukul balik. Menghadapi kenyataan itu, ia bertindak cepat. Buru-buru ia melompat mundur. Surajaya dan Surengrana kaget tak kepalang. Tanpa berjanji, mereka berdua melompat memasuki gelanggang. Dan pada saat itu pula, Purusa sudah terdesak terus-menerus oleh Kadung. Sagopa yang menyaksikan betapa kakaknya berada dalam kesulitan, langsung saja memasuki gelanggang pertempuran dengan mengibaskan pedangnya. Menyaksikan peristiwa itu, Cing Cing Goling tertawa terbahak-bahak. Serunya nyaring : "Kamu semua mengaku diri kaum lurus, kaum satria. Kenyataannya, kalian main keroyok seperti perampokperampok murahan." "Hm."Surajaya mendengus."Menghadapi kepala Iblis, tidak dapat kami memegang aturan para satria. Kalau kau menghendaki tata-atur demikian, bayar dulu jiwa kakakku !" Surajaya sendiri sebenarnya termasuk golongan liar. Kakakseperguruannya mendirikan semacam pemerintahan sendiri. Berada di sekitar Majenang. Tetapi mereka mengaku orangorang Banyumas. Tata-atur pemerintahannya tidak beda dengan Cing Cing Goling. Bahkan Cing Cing Goling sebenarnya diilhami dari cara hidup Mahesa Bangah. Karena itu tidak tepat Surajaya mengaku dirinya seolah-olah golongan kaum lurus atau kaum ksatria. Sebaliknya, Surengrana pernah menjadi Adipati Surabaya. Mendengar tegur sapa antara Cing Cing Goling dan Surajaya, ia merasa diri agak segan. Segera ia menengahi dengan ucapannya yang tenang : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Adinda Urang Ayu, tolong perhatikan suamimu. Dengan begitu Surajaya bisa berhadap-hadapan sendiri melawan Cing Cing Goling" Cing Cing Goling tertawa terbahak-bahak. Lalu berkata lantang kepada Surajaya : "Surajaya, seorang diri engkau bukan tandinganku. Karena engkau menuruti kebiasaanmu, suruhlah semuanya saja maju berbareng !" Tentu saja ucapan Cing Cing Goling membuat Surajaya marah. Setelah kakaknya meninggal ia ditunjuk sebagai penggantinya. Mula-mula ia menolak, karena merasa kepandaiannya jauh berada dibawah almarhum kakaknya seperguruan. Tetapi karena tiada lagi yang memiliki kepandaian mendekati Mahesa Bangah terpaksa ia menerima jabatan itu. Apa yang dilakukannya mula-mula ialah meningkatkan kepandaiannya. Dan ia memperoleh waktu duapuluh tahun lamanya. Kecuali itu, ia mulai mempelajari ilmu racun. Seluruh anak-muridnya diperintahkan memelihara jenis ular dan tetabuan yang dilumuri racun ular itu. Selama itu ia tidak lupa untuk menuntutkan dendam kakaknya seperguruan. Sekarang musuh besarnya sudah berada di depan matanya. Jangan lagi dia minta ampun, sebaliknya malahan menghinanya. Keruan saja dadanya serasa hendak meledak saja. Lantas saja ia mengangkat tongkat raksasanya dan menyerang bagaikan angin puyuh. Serangannya memang dahsyat dan cepat luar biasa. Gemak Ideran yang mengintip dari balik pintu sampai terkejut. Andaikata dirinya yang kena serang akan roboh dalam satu atau dua gebrakan saja. Akan tetapi Cing Cing Goling lebih cepat lagi. Mendadak saja tubuhnya lenyap dari penglihatan. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Surajaya kaget bukan kepalang. Buru-buru ia menarik tongkatnya dan dibuatnya menutup diri. Pada saat itu ia merasakan kesiur angin berhawa panas luar biasa. Sesungguhnya, itulah gerakan tubuh Cing Cing Goling yang melesat tinggi di udara dan melewati kepalanya. Sewaktu Surajaya berputar arah, Cing Cing Goling sudah berada pada jarak sepuluh meter di belakang punggungnya. Ia berdiri tepat di depan adik seperguruannya Tambal Pitu. Lalu dengan tertawa panjang ia berkata : "Jika engkau main keroyok, aku mau melayani. Tetapi karena engkau hanya maju seorang diri, hem..... hem..... biarlah adikku saja yang melayani dirimu. Aku kehilangan kegembiraanku." Cing Cing Goling tidak hanya bermaksud merendahkan Surajaya saja, tetapi membawa sikap sombongnya. Tambal Pitu yang mengenal gaya kakak seperguruannya terus saja menyerang Surajaya. Sebentar tadi ia sudah bertempur melawan Tanggul Tuban. Meskipun demikian masih saja ia dalam keadaan segar bugar. Karena diserang terpaksalah Surajaya melayani. Ia adalah adik kesayangan Mahesa Bangah. Di antara sekalian saudaraseperguruannya, ilmu kepandaiannya paling tinggi. Apalagi dia memperoleh waktu latihan selama duapuluh tahun. Ilmu Tongkatnya amat hebat, hanya saja menghabiskan himpunan tenaga sakti. Karena itu, jarang sekali ia menggunakannya. Gurunya dahulu menyebut ilmu tongkat itu dengan sebutan Ilmu Tongkat Kebo Lajer. Terdiri dari sepuluh pukulan. Setiap pukulan terdiri dari tujuh gerakan. Sekali dilancarkan harus tersambung terus-menerus sehingga digolongkan sebagai serangan berantai. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tambal Pitu terperanjat melihat serangannya yang dahsyat luar biasa. Ia mencoba menembusnya, akan tetapi selalu terpental gagal. Diam-diam ia mengakui, bahwa musuhnya kali ini amat tangguh. Menghadapi musuh begini tidak berani ia main setengah-setengah. Terus saja ia mengerahkan segenap tenaganya untuk memperhebat daya serangannya. Mula-mula ia menggunakan Ilmu Batu Panas tingkat tiga. Lalu tingkat empat dan akhirnya meningkat ke tingkat lima. Inilah puncak ilmu kepandaiannya yang dikuasainya Ia terpaksa berbuat begitu, karena dengan menggunakan tingkat empat tetap gagal mempengaruhi lawan. Sebaliknya, dalam hati Surajaya terkejut. Memang ia tidak dapat dirobohkan lawan. Akan tetapi daya serangan lawan makin terasa berat. Tubuhnyapun tiba-tiba saja mengucurkan keringat karena tersengat rasa panas luar biasa. Dengan penasaran ia mencoba merangsak. Namun Tambal Pitu lincah luar biasa. Lambat-laun hatinya goncang dan rasa tegang menjalari seluruh tubuhnya. Oleh rasa tegang itu, Surajaya menyerang dengan gegap gempita. Kesiur angin bergulungan bagaikan badai menampar permukaan laut. Tambal Pitu melayani dengan tenaga lunak. Anehnya setiap serangan tongkat Surajaya yang menderuderu dapat dihalau dengan mudah. Gemak Ideran mengikuti perang tanding yang dahsyat itu. Itulah pertempuran maut yang benar-benar mengancam jiwa. Sekarang ia mengakui, ilmu Batu Panas benar-benar hebat. Inilah untuk yang pertama kalinya ia menyaksikan suatu pertempuran tingkat tinggi. Andaikata dirinya Tambal Pitu, tidak tahu caranya menghalau serangan tongkat Surajaya yang aneh dan dahsyat luar biasa. Pikirnya, semalam Tambal Pitu mengaku baru mencapai tingkat lima. Meskipun demikian dapat melawan tongkat Surajaya dengan tepat dan lincah. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Hm.....Kukira di antara mereka, ilmu kepandaian Surajaya yang tertinggi. Walaupun demikian, tidak mampu merobohkan Tambal Pitu. Bagaimana kalau Cing Cing Goling ikut maju " Dia sudah mencapai tingkat tujuh. Pantaslah ia menantang mereka semua agar maju berbareng." Selagi sibuk berpikir demikian, tiba-tiba Rawayani membisiki: "Sekarang saatnya engkau melarikan diri." "Lari ?"Gemak Ideran tercengang."Katanya engkau akan menuntut balas terhadap Cing Cing Goling." "Benar. Tetapi waktunya belum tepat Aku akan menunggu saat mereka saling menggempur dan akhirnya saling melukai. Kukira sampai sorehari. Maka aku akan datang pada malam Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo harinya. Kau pergilah dulu ! Aku akan menemuimu."sahut Rawayani dengan tenang. "Apa " Kau tahu di mana aku berada ?" "Bukankah engkau menginap di Pesanggrahan ?" "Ah ! Bagaimana engkau mengetahui ?"Gemak Ideran terperanjat "Bahkan aku tahu lebih banyak lagi. Sebentar malam, engkau akan dimusuhi gerombolan orang bertopeng." "Serombongan orang bertopeng " A h..... apakah....."Gemak Ideran ternganga. "Sudahlah jangan bertanya perkara tetek-bengek."potong Rawayani."Dengarkan baik-baik kata-kataku ini. Aku akan lari mendahuluimu untuk mengalihkan pembicaraan. Pada saat itu, larilah engkau ke arah lain." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Gemak Ideran masih ingin membuka mulutnya, tatkala gadis itu berkata lagi dengan suara agak sengit: "Kau berjanji akan mendengar kata-kataku. Masih berlaku atau tidak ?" Diingatkan tentang bunyi pertaruhan, Gemak Ideran tidak berani mengadakan reaksi. Tepat pada saat itu, Rawayani melesat ke luar pintu dan langsung menghampiri gelanggang. Munculnya gadis itu, mengejutkan anak murid Cing Cing Goling. "Hoee.....kau !"teriak Samiran. Belum lagi ia sempat maju, jarum berbisa Rawayani meletik berhamburan dan merobohkan empat orang sekaligus. Keruan saja peristiwa itu mengejutkan pihak Cing Cing Goling. Iblis besar memutar tubuhnya dan membentak : "Siapa kau ?" Rawayani tidak menjawab. Kembali lagi ia menaburkan jarum berbisanya. Tetapi tidak ditujukan kepada Cing Cing Goling, melainkan kepada Tambal Pitu yang sedang bertempur mati-matian melawan Surajaya. Sudah barang tentu Cing Cing Goling terperanjat. Kalau sampai mengenai tubuh Tambal Pitu, adik seperguruannya itu akan mengalami malapetaka Kecuali akan lumpuh terkena jarum berbisa, tongkat Surajaya akan menghancurkan dirinya. Karena itu dengan mengerahkan tenaga sakti Ilmu Batu Panas tingkat tujuh, Cing Cing Goling melompat menyapunya dengan kibasan tangannya. Pada detik itu, Gemak Ideran melompat ke luar pintu dan lari ke arah lain. Sebenarnya hatinya merasa tidak tega meninggalkan Rawayani. Gadis itu memang berkesan liar, namun ia mempunyai kesan sendiri yang sukar untuk diutarakan. Padahal atas Kemauannya sendiri, ia akan http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membantunya membalas dendam terhadap Cing Cing Goling. Namun teringat akan teguran Rawayani, ia tidak berani menghentikan langkahnya. Ia percaya, Rawayani pasti bisa menolong dirinya. Karena itu, dengan menguatkan hatinya ia terus lari secepat-cepatnya. Waktu itu, anak-murid Cing Cing Goling kena dibuat kacau oleh Rawayani. Gadis itu tidak hanya menaburkan jarum berbisa, tetapi juga meledakkan asap beracun pula. Maka gegerlah seluruh anak-murid Cing Cing Goling berikut majikannya. Sudah begitu, Surajaya dan kawan-kawannya seperti saling berjanji menggunakan kesempatan yang baik itu. Mereka menerjang berbareng dengan senjatanya masingmasing. Gemak Ideran sendiri sudah melintasi pagar perkampungan Cing Cing Goling. Ia terus lari mendaki bukit Dan baru menghentikan langkahnya begitu tiba di atas bukit Terus saja ia menoleh dan melihat asap tebal mengepul di perkampungan itu. Terbakar musuh atau sengaja dibakar " "Meskipun Rawayani dapat mengacau, namun ilmu kepandaiannya tidak tinggi sehingga mustahil dapat membunuh Cing Cing Goling."Ia yakin."Paling-paling ia lari mundur sambil membakar rumah. Karena anak-murid Cing Cing Goling segan terhadap senjata beracunnya, dia dapat leluasa membakar rumah. Tentunya Cing Cing Goling terlibat suatu pertempuran mati-matian. Meskipun berkepandaian tinggi, susah untuk dapat merobohkan keenam lawannya." Tak terasa Gemak Ideran menyanak nafas panjang. Kesannya terhadap Rawayani benar-benar istimewa. Jahatkah dia " Ganaskah dia " Sukar untuk menentukan dengan tepat. Sebab dibalik kekejaman dan keganasannya tersembunyi suatu misi yang tidak bisa terlalu disalahkan. Dan andaikata http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dia tidak ikut-campur, keenam lawan yang memusuhi Cing Cing Goling tentu akan terguling roboh. Sebab kepandaian mereka masih kalah jauh bila dibandingkan dengan Cing Cing Goling. Meskipun ia belum sempat menyaksikan kepandaian Surengrana, Urang Ayu dan Sagopa. Dengan begitu, berarti Rawayani bersedia mengorbankan kepentingannya sendiri demi menyelamatkan mereka. "Sebenarnya siapakah dia ?"Gemak Ideran berteka-teki dengan dirinya sendiri."Benarkah dia puteri Dipajaya seperti yang dikabarkan Geringging ?" Memikir demikian, tiba-tiba saja ia ingin bertemu kembali dengan Rawayani. Entah apa sebabnya, tetapi yang jelas dia ingin memperoleh kejelasan lebih banyak lagi tentang dirinya. Namun perasaan ngeri terdapat pula di dalam dirinya. Sebab tangan gadis itu terlalu gapah. Mudah sekali main racun dan membunuh orang. (Oo-dwkz-mch-oO) 12. ROMBONGAN BERTOPENG TERINGAT AKAN janji Diah Windu Rini agar bertemu kembali di luar hutan. Tentunya petak hutan yang berada di seberang menyeberang sungai Berantas. Karena hari sudah pagi, maka tak berani ia berkhayal lagi. Bukankah Rawayani akan menemui dirinya di pesanggrahan " Maka tentang dirinya tidak perlu ia memikirkan berkepanjangan. Dia harus cepatcepat bertemu dengan Diah Windu Rini dan melaporkan penglihatannya yang hebat dan menyeramkan. Lebih-lebih tentang kesannya terhadap Rawayani. "Ayunda dan Niken tentunya sudah lama menunggu."Pikirnya. Terbayanglah wajah Niken Anggana yang http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ lembut dan cantik. Hatinya memang berada padanya. Diapun menaruh hormat padanya. Tingkah-lakunya tiada celanya. Budi-bahasanya memiliki pancaran pengaruh tersendiri. Dan begitu terbayang wajah Niken Anggana, lenyaplah sebagian besar kesan peribadi Rawayani. Kira-kira matahari sudah sepenggalah tingginya, sewaktu tiba-tiba terdengar suara tanda sandi Diah Windu Rini. Bergegas ia mengarah kepada bunyi mencicit di ud ara. Di atas sebuah batu yang terlindung semak belukar berdiri Diah Windu Rini dan Niken Anggana. "Kemana saja engkau ?"Diah Windu Rini memberengut. "Ayunda !"seru Gemak Ideran menghampiri."Dengarkan dulu. A ku tidak dapat segera ke luar dari perkampungan Cing Cing Goling. Begitu aku melintasi serambi belakang, tanganku kena disambar oleh seorang gadis bertopeng yang tadi malam muncul pula di pekarangan rumah Cing Cing Goling." "Gadis bertopeng ?"kedua alis Diah Windu Rini berdiri. Gemak Ideran kemudian menceritakan semua pengalaman dan penglihatannya. Diapun mengesankan bahwa gadis bertopeng itu bukan gadis yang muncul di rumah penginapan di Pasuruan. "Lalu siapa ?" "Menurut Cing Cing Goling, diperkirakan anak Dipajaya." "Baiklah ! Hari sudah terlalu siang. Berbicaralah sambil berjalan."Diah Windu Rini memutuskan. "Tetapi...... bagaimana dengan Niken ?" "Bukankah engkau bisa minta keterangan dari mulutnya sendiri ?"damprat Diah Windu Rini. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Memang karena takut kena salah, buru-buru ia menceritakan semua pengalaman dan penglihatannya kepada Diah Windu Rini sehingga melupakan tegur sapanya kepada Niken Anggana yang justru menjadi penyebabnya. Tetapi Niken Anggana yang berperasaan halus berkata : "Kau lanjutkan saja penuturanmu, kakang ! Aku tidak kurang suatu apa. Hanya sedikit lapar dan haus." Gemak Ideran menatap wajah Niken Anggana. Meskipun tidak kurang suatu apa, namun dia nampak agak pucat dan kuyu. Tiba-tiba ia merasa iba terhadap gadis muda belia yang masih hijau dalam hal pengalaman. Barangkali itulah pengalamannya yang paling pahit semenjak dirinya dilahirkan. Sedang begitu, terdengar Diah Windu Rini berkata : "Kau tadi menyebut-nyebut tentang Ilmu Batu Panas. Kau maksudkan Ilmu sakti yang berhawa panas ?" "Benar." Diah Windu Rini mendongak ke udara. Matahari sudah tepat di tengah-tengah. Tak terasa cerita pengalaman Gemak Ideran sudah memakan waktu empat jam lamanya. "Guru dahulu pernah bercerita tentang ilmu sakti yang berhawa panas. Muncul untuk yang pertama kali pada jaman Shri Maha Buddha memerintah pulau Jawa. Dan yang memiliki ilmu itu Empu Ramayadi. Dialah pencipta senjata-senjata sakti yang kita sebut kini dengan nama pusaka. Seperti Kunta, Pasupati, Sarutama, Cakra, Nanggala, Trisula, Limpung, Keris, Tombak dan lain-lainnya. Caranya bukan seperti yang dilakukan empu-empu pada jaman ini. Sama sekali Empu Ramayadi tidak menggunakan alat apapun. Dia hanya menggunakan kedua tangannya untuk mencairkan logamlogam pilihan. Besi, baja atau batu meteor diluluhkan dengan http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kedua tangannya yang ampuh. Bisa dibayangkan betapa dahsyat hawa panas yang keluar dari pernafasannya. Sebab panasnya kedua tangannya adalah akibat dari olah nafas. Setelah dia wafat, tiada penerusnya. Puteranya sendiri yang bernama Empu Sekadi hanya mewarisi tujuh atau delapan bagian. Selanjutnya kita mengenal nama orang-orang sakti seperti Brama kendhali, Jakapituruh, Tundhung Mungsuh, Kedher, Cakang, Janggita dan lain-lainnya. Sampai muncullah putera Empu Dewayasa yang bernama Ki Purbageni. Ki Purbageni menyebut ilmu sakti itu dengan nama Batu Panas. Tetapi itu terjadi pada sekian abad yang lalu. Mengapa tibatiba bisa muncul kembali pada jaman ini ?" "Menurut keterangan gadis bertopeng yang bernama Rawayani, ilmu sakti itu milik keluarganya. Kalau ia benarbenar puteri Ki Dipajaya, maka Ki Dipajaya yang memiliki ilmu sakti itu. Tetapi kitabnya kena dicuri oleh guru Cing Cing Goling." Sampai disini tiba-tiba mereka mendengar suara kentung bertalu. Gemak Ideran menghentikan tutur-katanya. Begitu juga Diah Windu Rini. Dengan suara sungguh-sungguh, Diah Windu Rini berkata : "Gemak Ideran dan kau Niken, ambil kudamu secepatnya. Lalu segera pulang ke pesanggrahan !" Setelah berkata demikian, Diah Windu Rini lari ke arah barat. Gemak Ideran tahu, Diah Windu Rini tentunya mengambil kudanya pula yang disembunyikan di tempat tertentu sebelum menyusul dirinya memasuki perkampungan Cing Cing Goling. Sebenarnya masih banyak yang ingin diceritakan Gemak Ideran kepadanya. Umpamanya perkara tutur-kata Tameng tentang mimpi Ratu Ayu Sumanarsa. Belum lagi minta keterangan bagaimana cara Diah Windu Rini tiba di http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ perkampungan Cing Cing Goling dan cara membebaskan Niken Anggana. Tetapi bunyi kentung itu rupanya sangat menarik perhatian Diah Windu Rini, sehingga Gemak Ideran tidak berkesempatan lagi menyampaikan keinginannya. "Bunyi kentung yang sambung-menyambut ini mengingatkan aku semasa kanak-kanak. Inilah kentung tanda bahaya. Mungkin sekali terjadi suatu pemberontakan. Paling tidak ada peristiwa perampokan besar-besaran."ujar Gemak Ideran kepada Niken Anggana yang berjalan di sampingnya."Tetapi siapa yang berontak " Siapa yang sedang melakukan perampokan " Inilah masalahnya. Ah ya, Niken! Bagaimana engkau sampai bisa masuk ke perangkap Cing Cing Goling ?" "Itulah kesalahanku sendiri."jawab Niken Anggana agak malu."Tak dinyana pemuda itu salah seorang anggauta rombongan bertopeng yang sedang dicari ayunda Windu Rini. Sama sekali tak kuduga, dia anak Cing Cing Goling. Tetapi aku diperlakukan baik sekali. Hanya saja karena aku tidak mau Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo makan dan minum, aku dimasukkan ke dalam penjaranya." Sederhana saja keterangan Niken Anggana. Memang katakatanya tidak pernah mengandung prasangka terhadap siapapun. Ia lebih banyak menyalahkan dirinya sendiri. "Lalu bagaimana cara ayunda Diah Windu Rini membebaskanmu ?" "Menurut ayunda hanya secara kebetulan saja. Dia dituntun seorang gadis berpakaian hitam yang bertopeng hitam pula. Gadis itu lari ke arah bukit buatan yang dibuat menawan diriku. Dia membuat gaduh sehingga salah seorang penjaganya menjenguk ke luar. Sampai di luar goa, tiada sesuatu. Karena itu si penjaga balik masuk kembali setelah memutar batu pesawatnya. Rupanya semuanya itu dilihat http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dengan jelas oleh ayunda. Terus saja ia masuk ke dalam goa dan membebaskan aku setelah membunuh kedua penjaganya. Menurut ayunda, kedua penjaga itu harus dibunuh secepatcepatnya. Percaya bahwa kakang berada di perkampungan itu pula, aku diperintahkan mendahului. Aku tidak tahu jalan. Kecuali malam sangat gelap, belum pernah aku mengambah wilayah Cing Cing Goling. Tiba-tiba kulihat sesosok bayangan berkerobong melintas di depan mataku. Segera aku mengejarnya. Pikirku, bukankah bayangan berkerobong itu yang sedang dicari ayunda " Tetapi ia menghilang dengan tiba-tiba saja. Sebagai gantinya, di atas batu tergeletak pedangku yang dirampas anak murid Cing Cing Goling atas perintah majikannya." Mendengar tutur-kata Niken Anggana, Gemak Ideran terlongong-longong. Bayangan peribadi Rawayani kembali muncul di benaknya. Berbagai kesan berkelebatan di dalam dirinya. Rawayani sama sekali tidak menyinggung-nyinggung tentang Diah Windu Rini. Padahal, menurut tutur-kata Niken Anggana, justru dialah yang menuntun Diah Windu Rini ke bukit buatan. Juga Sirna sekali tidak menyinggung tentang Niken Anggana, selain menegur dirinya seolah-olah mengejek. Diapun berpura-pura lecewa begitu mendengar kabar bahwa Niken Anggana sudah ada yang membebaskan. Pada hal, semuanya itu dialah yang mengaturnya. Juga masih sempat menuntun Niken Anggana ke luar dari perkampungan dan mengembalikan pedangnya pula yang terampas Cing Cing Goling. Ah, ah ! Sebenarnya bagaimana dia ini, pikir Gemak Ideran bolak-balik. Ia jadi meremang sendiri. "Ih !"ia berkata kepada dirinya sendiri di dalam hati."Benarbenar aku mirip semacam boneka yang bisa dipermainkan sekehendaknya sendiri. Kalau dipikir, diriku bersama keenam orang pendekar itu dapat lolos dari cengkeraman Cing Cing http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Goling berkat jasanya pula. Sebenarnya dia ini lawan atau kawan ?" Teringat akan janji Rawayani bahwa dia akan datang mencarinya di pesanggrahan, jantungnya berdegup berdebaran. Ia merasa seperti akan berhadapan dengan malaikat atau siluman besar. Dia ibarat berada di tempat terang, sedang dirinya di dalam kegelapan. Kalau dipikir memang mengherankan bagaimana caranya dia mengetahui, bahwa dirinya menginap di pesanggrahan. Pada detik itu pula teringatlah dia akan peringatannya, bahwa rombongan orang bertopeng akan datang memusuhinya. "Kakang! Apakah ada keteranganku yang kurang jelas ?"Suara Niken Anggana mematahkan pikirannya yang merumun benaknya. "Tidak, tidak."sahut Gemak Ideran dengan gugup. "Mengapa kakang diam saja ?" "Aku..... aku heran akan tindakan ayunda Windu Rini yang begitu cepat dan tepat."ia berbohong. Niken Anggana tertawa perlahan. Katanya : "Memang ayunda Windu Rini amat hebat" Gemak Ideran mengangguk dengan kepala kosong. Mengalihkan pembicaraan : "Bukankah kita harus cepat kembali ke pesanggrahan ?"Niken Anggana berpikir sejenak. Menyahut: "Saatnya memang kurang tepat." "Apanya yang kurang tepat ?"Gemak Ideran tercengang. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bukankah aku sudah terlanjur memanggil Ki Gunacarita " Biarlah kubatalkan dulu agar dia tidak menunggu-nunggu beritaku." Gemak Ideran tertawa geli mendengar ucapan Niken Anggana. Gadis ini benar-benar masih polos. Lalu memutuskan: "Baiklah kita atur begini saja. Pergilah kau ke rumah penginapan. Aku akan menyelidiki makna talu kentung yang bersambung-sambung ini." Demikianlah mereka berdua kemudian berpisah di luar kota Ngawi. Niken Anggana menuju ke rumah penginapan sambil mengambil kudanya. Ia bertemu dengan Gunacarita dan kawan-kawannya untuk membatalkan perjanjian. Kemudian balik kembali dan menerjang laskar yang membunuh pengurus Rumah Penginapan. Gemak Ideran waktu itu berlawanan arah. Dari tutur-kata orang, ia mendengar tentang berita penyerbuan laskar Garundi ke Kartasura. Teringat akan Niken Anggana, buruburu ia kembali masuk kota. Masih sempat ia melindungi Niken Anggana tatkala melawan laskar pemberontak. Lalu mendahului balik ke barat. Di tengah jalan ia berpapasan dengan Jakun dan Endang Maliwis. Sengaja ia memancing mereka berdua memasuki wilayah pesanggrahan. Keduaduanya akhirnya dapat dibuat lari terbirit-birit oleh Diah Windu Rini. Lalu mulailah mereka berdua membicarakan pemberontakan Laskar Garundi yang berhasil memasuki Ibu Negara. (Oo-dwkz-mch-oO) http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ DIAH WINDU RINI akan cepat terangsang perhatiannya, apabila mendengar berita tentang urusan negara. Barangkali karena dia anak seorang Adipati yang terkenal berjuang menantang fihak penguasa. Baik penguasa Kompeni Belanda maupun Kartasura. Mungkin sekali karena ia merasa ikut terlibat di dalamnya. Sewaktu Tuban berontak, laskar Madura yang membereskan. Demikian pula, tatkala terjadi pemberontakan Adipati Surabaya akibat gosokan Patih Danureja. Ayahnya mengangkat senjata dan menumpas pemberontakan. Sebab betapapun juga, ayahnya adalah menantu Raja Amangkurat IV. Kini ia mendengar kabar dari mulut Gemak Ideran, bahwa PB. II tergeser kedudukannya akibat serangan laskar Garundi dan Sri Baginda dilarikan orang ke luar kota. Ia dikawal Residen Surakarta Hogendorf. Sebagai salah seorang yang termasuk warga kalangan Istana, Diah Windu Rini merasa ikut bertanggung jawab. Itulah sebabnya dengan agak gopoh ia membawa Gemak Ideran duduk di ruang tengah, sedangkan Niken Anggana berada di sampingnya. Terus saja ia menegas : "Kau tadi berkata, Pangeran Mangkubumi merampas Tanah Semenanjung 1 Pendekar Hina Kelana 20 Banjir Darah Di Bukit Siluman Persekutuan Pedang Sakti 2