Ceritasilat Novel Online

Gajah Selalu Ingat 2

Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie Bagian 2 tidak ingin menyinggung perasaanmu. Aku tidak mau mengorek informasi tentang hal-hal yang bukan urusanku." "Aku sering bertanya-tanya," ujar Celia. "Aku sering bertanya-tanya kenapa dan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi. Tapi yang kuketahui sangat sedikit. Maksudku, tentang bagaimana keadaan di rumah waktu itu. Pada liburan sebelumnya, aku pergi ke Eropa dalam rangka program pertukaran pelajar, jadi aku betul-betul jarang bertemu dengan ayah-ibuku waktu itu. Maksudku, mereka pergi mengunjungiku di Swiss dan menjemputku di sekolah sekali-dua kali, tapi hanya itu saja. Mereka kelihatannya biasa-biasa saja, tapi mereka memang kelihatan lebih tua. Ayah, kupikir, merosot kesehatannya. Maksudku, menjadi tambah lemah. Aku tidak tahu apakah itu karena jantungnya atau karena hal yang lain. Aku tidak begitu memikirkannya waktu itu. Ibu juga, ia agak gelisah. Bukan hipokondria, tapi sedikit cenderung untuk mencemaskan kesehatannya. Hubungan mereka berdua baik-baik saja, cukup harmonis. Menurut penglihatanku, tak ada yang aneh. Hanya kadang-kadang seseorang bisa saja, yah, mempunyai pikiran macam-macam. Aku tidak menganggap pendapatku itu benar; aku cuma..." "Kurasa lebih baik kita tidak membicarakannya lagi," potong Mrs. Oliver. "Kita tidak perlu mengetahui atau http://dewi-kz.info/ 67 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menyelidikinya. Seluruh kejadian itu telah terjadi dan berlalu. Keputusan juri waktu itu cukup memuaskan. Tidak ada tanda-tanda tindak kejahatan, motif, atau hal-hal lai n seperti itu. Dan juga tidak ada pertanyaan tentang apakah ayahmu yang sengaja membunuh ibumu, atau apakah ibumu yang sengaja membunuh ayahmu." "Jika kupikir-pikir," kata Celia, "yang lebi h mungki n adalah Ayah yang membunuh Ibu. Sebab lebih pantas kalau seorang laki-laki yang menembak, kukira. Menembak seorang wanita, apa pun alasannya. Kurasa tak mungki n seorang wanita, apalagi wanita seperti ibuku, dapat membunuh ayahku. Jika Ibu menginginkan kematia n Ayah, kukira ia akan memilih cara lain. Tapi menurutku tak satu pun dari mereka berdua mengingi nkan kematia n pasangannya." "Jadi bisa jadi orang luar yang melakukannya?" "Ya, tapi siapa yang dimaksud dengan orang luar itu?" tanya Celia. "Siapa saja yang tinggal di rumah itu selain orangtuamu?" "Seorang pengurus rumah tangga, sudah tua, agak buta dan agak tuli, serta seorang gadis asing yang pernah menjadi pengasuhku. Ia baik sekali, dan ia kembali lagi untuk merawat ibuku yang baru keluar dari rumah sakit. Oh ya, bibiku juga tinggal di situ. Aku tidak begitu menyayanginya. Kurasa tak seorang pun dari mereka mempunyai dendam terhadap orangtuaku. Dan tidak ada seorang pun yang mendapat keuntungan dari kematia n mereka, kecuali, kukira, diriku sendiri dan adikku, Edward, yang lebih muda empat tahun dariku. Kami mewarisi uang yang ada, tapi tidak banyak. Ayahku memang mendapatkan pensiun. Ibuku mempunyai sedikit http://dewi-kz.info/ 68 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ penghasilan. Tidak. Tidak ada yang penting mengenainya." "Maafkan aku," kata Mrs. Oliver. "Kalau aku membuatmu sedih dengan bertanya terus tentang kejadian itu." "Ibu tidak membuatku sedih. lbu malah mengi ngatkan diriku akan kejadian itu dan aku tertarik. Sebab, Ibu tahu, dalam usiaku yang sekarang ini, aku ingin sekali tahu. Aku kenal dan aku sayang pada mereka, seperti layaknya kita menyayangi orangtua kita. Tak berlebih-lebi han, normal-normal saja, tapi aku sadar bahwa aku tidak mengetahui bagaimana mereka itu sesungguhnya. Bagaimana kehidupan mereka. Apa yang mereka anggap penting dalam hidup ini. Aku sama sekali tidak punya bayangan tentang semua itu. Aku kepingi n tahu. Bagiku kabur sekali, ada sesuatu yang mengganjal dan aku tidak dapat membiarkannya. Ya. Aku ingin tahu. Sebab dengan demikian, aku tidak perlu memikirkan tentang hal itu lagi." "Jadi kau sering memikirkannya?" Celia memandang Mrs. Oliver sejenak. Ia kelihatannya sedang mencoba untuk mengambil keputusan. "Ya," katanya, "aku hampir setiap saat memikirkannya. Rasanya itu sudah menjadi semacam obsesi bagiku, jika Ibu mengerti maksudku. Dan Desmond merasakan hal yang sama." 0ood-woo0 5 Dosa Lama Meninggalkan http://dewi-kz.info/ 69 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Bayangan yang Panjang HERCULE POIROT berjalan mengikuti putaran pi ntu putar. Dengan satu tangan ia menahan putaran pintu tersebut, dan kemudian melangkah memasuki rumah makan keci l itu. Tidak terlalu banyak orang di sana, memang saat itu bukanlah jam-jam makan. Mata Poirot langsung tertuju pada orang yang ingin ditemuinya. Sosok tubuh persegi dan tegap milik Inspektur Spence bangkit berdiri dari kursi yang terletak di sudut. "Bagus," katanya. "Sampai juga kau kemari. Kau tidak kesulitan menemukannya, bukan?" "Sama sekali tidak. Petunjuk-petunjukmu betul-betul menolong." "Perkenalkan, ini Kepala Inspektur Garroway. Monsie ur Hercule Poirot." Garroway adalah seorang laki-laki jangkung, kurus, dengan wajah cekung seperti wajah seorang pertapa. Rambutnya beruban dan botak di tengah, membuatnya kelihatan mirip seorang pendeta. "Hebat," kata Poirot. "Saya sudah pensiun sekarang, tentu saja,' kata Garroway, "tapi saya masih ingat. Ya, saya ingat akan hal-hal tertentu, meskipun kejadian itu sudah lama berlalu, dan masyarakat umum mungkin sudah tidak mengi ngatnya. Tapi ya, saya mengi ngatnya." Hercule Poirot nyaris berkata "Gajah selalu ingat," tetapi ia mampu menahan diri tepat pada waktunya. Ungkapan itu betul-betul telah tertancap dalam benaknya, gara-gara Mrs. Ariadne Oliver, sehingga ia merasa sulit menahan http://dewi-kz.info/ 70 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mulutnya untuk tidak mengatakan hal itu pada saat-saat yang tidak tepat. "Kuharap kau masih sabar," kata Inspektur Spence. Ia menarik kursi, dan ketiga orang tersebut duduk. Pelayan rumah makan mengulurkan daftar menu. Inspektur Spence, yang jelas-jelas merupakan pelanggan tetap rumah makan itu, mencoba memberikan saran-saran. Garroway dan Poirot memilih makanannya. Kemudian, sambil bersandar di kursi masing-masing dan menghirup sherry, mereka saling diam merenungi satu sama lain selama beberapa menit sebelum akhirnya berbicara. "Aku harus minta maaf," kata Poirot, "aku sungguh-sungguh harus minta maaf telah mendatangimu dengan permintaan tentang kasus lama yang telah selesai diselidiki." "Yang menarik hatiku," kata Spence, "adalah apa yang telah membuatmu tertarik. Pada mulanya kupikir, ganjil sekali kalau kau tiba-tiba ingin menyelidiki sesuatu yang terjadi di masa lalu. Apakah ada kaitannya dengan kejadian di waktu sekarang, atau kau cuma mendadak ingin tahu tentang kasus yang mungkin agak sulit dipahami itu" Apakah memang begitu?" Ia memandang ke seberang meja. "Inspektur Garroway," lanjutnya, "waktu itu jabatannya masih begitu, adalah petugas yang berwenang dalam penyelidikan kasus penembakan Ravenseroft. Ia teman lamaku, jadi aku tidak mengalami kesulitan dalam menghubunginya." "Dan beliau juga baik sekali mau datang kemari hari ini," kata Poirot, "semata-mata. hanya karena keingintahuanku, http://dewi-kz.info/ 71 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang semestinya tidak boleh muncul, mengenai kasus yang terjadi di masa lalu dan sudah selesai diselidiki." "Yah, saya tidak akan mengatakan begitu," kata Garroway. "Kita semua tertarik pada kasus-kasus tertentu yang terjadi di waktu lampau. Apakah Li zzie Borden memang membunuh ayah dan ibunya dengan kapak" Ada orang-orang yang masih tidak menganggapnya begitu. Siapa yang membunuh Charles Bravo dan mengapa" Ada beberapa pendapat yang berbeda, tapi kebanyakan tidak begitu benar. Tapi masih saja orang berusaha menemukan alternatif-alternatif pemecahannya." Matanya yang tajam dan cerdik memandang Poirot. "Dan Monsieur Poirot, jika saya tidak salah, Anda kadang-kadang suka menyelidiki kasus-kasus, menelusuri, kalau boleh saya menyebutnya begitu, pembunuhan yang terjadi di waktu lampau, dua kali, mungkin sudah tiga kali." "Tiga kali yang betul," kata Inspektur Spe nce. "Sekali, kurasa aku betul, karena permintaan seorang gadis Kanada." "Betul," sahut Poirot. "Seorang gadis Kanada, sangat berani, sangat bergairah, sangat memaksa, yang datang kemari untuk menyelidiki pembunuhan yang menyebabka n ibunya dijatuhi hukuman mati, meskipun ibunya telah meninggal sebelum hukuman itu dilaksanakan. Gadis itu yakin ibunya tidak bersalah." "Dan Anda setuju?" tanya Garroway. "Mulanya tidak," kata Poirot. "Tapi ia sangat berapi-api dan sangat yakin." "Memang normal kala u seorang anak mengi nginkan ibunya tidak bersalah dan berusaha keras membuktikan http://dewi-kz.info/ 72 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hal itu dari semua bukti yang ada," kata Spence. "Keadaannya sedikit lebi h dari itu," kata Poirot, "Ia berhasil meyakinkan diriku tentang. tipe wanita macam Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo apa ibunya itu." "Seorang wanita yang tidak mampu melakukan pembunuhan?" "Bukan," kata Poirot. "Sangatlah sulit, dan aku yaki n kalian berdua setuju, untuk menganggap bahwa ada seseorang yang tidak mampu melakukan pembunuhan, jika kita tahu orang macam apa dia dan apa yang mengarahkannya pada pembunuban. Tapi dalam kasus itu, si ibu tidak pernah memprotes ketidakbersalahannya. Ia tampaknya cukup senang dihukum. Itulah anehnya. Apakah ibu itu seorang yang pasrah" Kelihatannya tidak begitu. Ketika aku mulai menyelidiki, semakin jelas bahwa ia bukan seorang yang pasrah. Ia, boleh dibilang, malah sebaliknya." Garroway nampak tertarik. Ia mendekat ke meja, sambil mencuil roti sedikit dari piri ngnya. "Dan apakah ia memang tidak bersalah?" "Ya," kata Poirot. "Ia memang tidak bersalah." "Dan itu mengherankanmu?" "Tidak pada saat aku menyadarinya," sahut Poirot. "Ada satu atau dua hal - satu hal terutama - yang menunjukkan bahwa ia tak mungkin bersalah. Suatu fakta yang tak seorang pun menyadarinya waktu itu. Padahal kalau fakta itu kita pegang, mudah sekali bagi kita untuk menentukan pelakunya dari daftar tersangka." [Baca: Mengungkit Pembunuhan] Pada saat itu, sepiring ika n panggang diletakkan di http://dewi-kz.info/ 73 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ depan. "Ada kasus lain yang juga membuatmu menelusuri masa lalu, meskipun tidak dengan cara yang sama," Spence melanjutkan. "Seorang gadis di sebuah pesta, yang mengatakan bahwa ia pernah melihat seseorang melakukan pembunuhan." [Baca: Pesta Hallo ween] "Sekali lagi aku harus - bagaimana aku harus mengatakannya" - melangkah mundur dan bukannya maju ke depan," kata Poirot. "Ya, itu sangat tepat." "Dan apakah gadis itu telah melihat pembunuhan itu?" "Tidak," sahut Poirot, "sebab gadisnya bukan yang itu. Ikan ini betul-betul lezat," tambahnya, penuh penghargaan. "Masakan ikan di sini memang enak-enak," kata Inspektur Spe nce. Ia mengambil saus dari mangkuk yang diulurkan padanya. "Betul-betul saus yang sangat enak," tambahnya. Selama tiga menit berikutnya, ketiga orang tersebut diam menikmati kelezatan masakan yang disaiikan. "Ketika Spence mendatangi saya," ujar Inspektur Gaffoway, "menanyakan kalau-kalau saya masih ingat sesuatu tentang kasus Ravenseroft, saya segera merasa tertarik dan sekaligus senang." "Anda tidak melupakannya sama sekali?" "Tidak kalau kasus Ravenseroft. Itu bukanlah kasus yang mudah dilupakan." "Anda setuju kalau dikatakan ada ketidakcocokan dalam kasus itu" Kurang bukti, dan alternatif pemecahan?" tanya Poirot. http://dewi-kz.info/ 74 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bukan," kata Garroway, "bukan seperti itu. Semua bukti yang ada menunjukkan fakta dari kejadian itu. Kematian-kematian itu seperti beberapa contoh kematia n yang pernah terjadi sebelumnya, ya, semuanya biasa-biasa saja. Tapi..." "Ya?" tanya Poirot. "Tapi tampaknya ada yang salah," kata Garroway. "Ah," kata Spence. Ia nampak tertarik. "Itu yang pernah kaurasakan, bukan?" kata Poirot, berbalik pada Spence. "Pada kasus Mrs. MeGinty. Ya." [Baca: Mrs. MeGinty Sudah Mati] "Kau tidak puas," kata Poirot, "ketika pemuda yang betul-betul menyulitkan itu ditahan. Ia memiliki alasan kuat untuk melakukannya, sikapnya seperti orang yang bersalah, semua orang mengira ia yang melakukannya. Tapi kau tahu ia tidak melakukannya. Kau begitu yaki n sehingga kau mendatangiku dan memintaku mengadaka n penyelidikan." "Ya, aku memintamu membantunya, kalau bisa... dan kau memang berhasil, kan?" kata Spe nce. Poirot menarik napas "Untungnya, ya. Tapi pemuda itu betul-betul menjengkelkan. Ia sebenarnya pantas digantung, bukan karena ia telah melakukan pembunuhan, tapi karena ia tidak mau menolong orang lain untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Nah, sekarang kita menghadapi kasus Ravenseroft. Menurut Anda, Inspektur Garroway, ada http://dewi-kz.info/ 75 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sesuatu yang salah dengan kasus itu?" "Ya, saya cukup yakin mengenai hal itu, jika Anda mengerti maksud saya." "Saya mengerti," kata Poirot. "Begitu juga Spe nce. Kita memang kadang-kadang bisa mengalami hal-hal seperti itu. Bukti-bukti ada, motif, kesempatan, petunjuk-petunjuk, serta mise en seene, semuanya ada. Cetak biru yang lengkap, mungkin Anda akan berkata begitu. Tapi kita yang sering berurusan dengan kejahatan tahu. Kita tahu bahwa ada yang salah, seperti seorang kritikus dalam dunia seni tahu kalau sebuah lukisa n tidak beres. Ia tahu lukisa n itu palsu." "Tapi tak ada satu pun yang dapat saya lakukan," kata Inspektur Garroway. "Saya sudah menelitinya dari berbagai sudut pandang. Saya sudah bercakap-cakap dengan orang-orang yang ada. Tapi saya tidak menemukan apa-apa. Tampaknya seperti bunuh diri yang direncanakan. Tanda-tandanya seperti bunuh diri yang telah direncanakan. Alternatif lai n yang ada, tentu saja, bisa jadi si suami yang menembak si istri, lalu menembak dirinya sendiri, atau si istri yang menembak suaminya, lalu menembak dirinya sendiri. Ketiga hal tersebut mungki n terjadi. Kalau kita menemui kasus-kasus yang begitu, kita langsung tahu begitulah kejadiannya. Tapi dalam kebanyakan kasus, kita pasti dapat menduga alasannya." "Sedangkan dalam kasus ini alasannya sama sekali tak dapat kita duga?" tanya Poirot. "Ya. Betul. Anda tahu, pada saat Anda mulai menyelidiki sebuah kasus, dengan memeriksa orang-orang serta benda-benda yang ada, Anda biasanya memperoleh gambaran yang sangat baik tentang bagaimana kehidupan korban tersebut. Di sini ada sepasang suami-istri separo http://dewi-kz.info/ 76 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ baya, si suami mempunyai reputasi yang baik, si istri manis, menyenangkan, dan keduanya mempunyai hubungan yang harmonis. Itu satu hal yang langsung Anda temukan. Mereka hid up berbahagia. Mereka pergi berjalan-jalan, main picquet dan poker berdua kalau sore, dan anak-anak mereka tidak ada yang menyusahkan orangtuanya. Anak laki-laki mereka bersekolah di Inggris, sedang anak perempuan mereka tinggal di pensionnae [sekolah berasrama] di Swiss. Tidak ada yang salah dengan kehidupan mereka sejauh yang dapat kita lihat. Dari bukti-bukti medis yang dapat kita peroleh, tidak ada masalah dengan kesehatan mereka berdua. Si suami memang pernah menderita tekanan darah tinggi, tapi kondisinya baik karena ia meminum obat-obat yang dapat membuat tekanan darahnya stabil. Si istri sedikit tuli dan menderita sakit jantung ringan, bukan sesuatu yang perlu dicemaskan. Tentu saja mungki n, seperti yang kadangkadang terjadi, salah satu dari mereka mencemaskan kesehatan mereka. Ada banyak orang yang kesehatannya baik tapi malah menganggap dirinya sakit kanker, atau yakin bahwa mereka tidak bisa hidup lagi. Kadang-kadang itu yang menyebabka n mereka bunuh diri. Keluarga Ravenseroft kelihatannya bukan orang-orang seperti itu. Mereka tampaknya mempunyai jiwa yang stabil dan tenang." "Jadi bagaimana sebenarnya menurut Anda?" tanya Poirot. "Masalahnya adalah saya tidak dapat memikirkan apa-apa. Kalau saya mengingat-ingatnya, saya akan menyimpulkan bahwa itu kasus bunuh diri. Tidak bisa lain. Karena satu atau lain hal, mereka memutuskan bahwa hidup sudah tak tertahankan lagi buat mereka. Bukan karena kesulitan keuangan, bukan karena masalah kehttp://dewi-kz.info/ 77 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sehatan, juga bukan karena ketidakbahagiaan. Sampai di situ, pikiran saya buntu. Tanda-tandanya seperti kejadian bunuh diri. Saya tidak dapat memikirkan jenis kejadian yang lai n kecuali bunuh diri. Mereka pergi berjalan-jalan. Pada saat itu mereka membawa pistol. Senjata itu tergeletak di antara kedua mayat mereka. Sidik jari kabur milik mereka berdua ada pada pistol itu. Kesimpulannya, mereka berdua pernah memegangnya, tapi tidak ada tanda-tanda siapa yang terakhir menembak. Kita cenderung berpikir bahwa si suami yang menembak istrinya, lalu dirinya sendiri. Ini karena hal itu kelihatannya lebih normal. Nah, mengapa" Bertahun-tahun telah lewat sekarang. Kadang-kadang ada sesuatu yang membuat saya teringat lagi, sesuatu yang saya baca di koran tentang mayat, mayat sepasang suami-istri, tergeletak, setelah mereka bunuh diri tampaknya. Saya memikirkan kejadian itu lagi dan saya ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam kasus Ravenseroft. Dua belas tahun yang lalu atau empat belas tahun ya, dan saya masih mengi ngat-ingat kasus Ravenseroft itu dan ingin tahu - yah, hanya satu patah kata saja, saya kira. Mengapa - mengapa - mengapa" Apakah si suami membenci istrinya-sudah bertahun-tahun, mungkin" Apakah si istri membenci suaminya dan ingin menyingkirkannya" Apakah mereka begitu saling membenci sampai akhirnya tak tertahankan lagi?" Garroway mencuil rotinya lagi dan mengunyahnya. "Anda punya ide, Monsieur Poirot" Apakah seseorang telah menemui Anda dan mengatakan sesuatu pada Anda sehingga menimbulkan rasa tertarik pada diri Anda" Apakah Anda mengetahui sesuatu yang mungkin dapat http://dewi-kz.info/ 78 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menjelaskan 'Mengapa'?" "Tidak. Bagaimanapun juga," kata Poirot, "Anda pasti punya teori. Ya, kan?" "Anda benar, tentu saja. Orang memang biasanya punya teori. Dan kita berharap teori-teori tersebut, atau paling tidak satu di antaranya, dapat menjelaskan kejadian yang kita hadapi. Sayang kenyataannya tidak selalu begitu. Nah, teori saya ini intinya begini: Kita tidak dapat mencari penyebab kejadian itu sebab sedikit sekali yang kita ketahui. Apa, coba, yang saya ketahui tentang mereka" Jenderal Ravenseroft berumur hampir enam puluh, istrinya tiga puluh lima. Semua yang saya ketahui Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo tentang mereka, terus terang, hanyalah selama lima atau enam tahun terakhir dari kehid upan mereka. Jenderal Ravenseroft sudah pensiun. Mereka kembali lagi ke Inggris dari luar negeri dan seluruh bukti yang ada pada saya, seluruh keterangan, hanyalah waktu singkat selama mereka tinggal di rumah mereka yang pertama di Bournemouth, dan kemudian pindah ke rumah di mana tragedi itu terjadi. Mereka menetap di sana dengan damai, bahagia, anak-anak mereka pulang ke rumah selama liburan sekolah. Itu masa-masa penuh kedamaian, saya rasa, dan kira-kira begitu jugalah hidup mereka sebelumnya. Tapi kemudian saya berpikir, seberapa banyak yang saya ketahui mengenai kehidupan yang tampak damai itu" Saya tahu tentang kehidupan mereka setelah pensiun di Inggris, tentang keluarga mereka. Tidak ada motif finansial, tidak ada motif benci, tidak ada motif penyelewengan, keterlibatan dengan orang lain dalam ci nta. Tidak ada. Tapi ada masa sebelum itu. Apa yang saya ketahui tentang masa-masa itu" Saya cuma tahu bahwa mereka hidup di luar negeri dan hanya kadang-kadang saja pulang ke tanah air. Si suami mempunyai reputasi yang baik, http://dewi-kz.info/ 79 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ demikian pula si istri. Tidak ada tragedi ataupun pertengkaran yang mencolok, yang bisa diketahui seseorang. Tapi siapa yang dapat menjamin hal itu" Kita tidak tahu. Ada masa sekitar, yah, dua puluh - tiga puluh tahun, masa kanak-kanak sampai saat mereka menikah, masa mereka tinggal di India dan tempat-tempat lai nnya. Mungki n akar tragedi itu berasal dari sana. Ada pepatah yang sering diucapkan nenek saya, Dosa lama meninggalkan bayangan yang panjang. Apakah penyebab kematian itu suatu bayangan yang panjang, bayangan dari masa lalu" Tidak gampang untuk menyelidiki hal ini. Anda bisa memeriksa reputasi seseorang, apa kata temanteman atau kenalan orang itu tentang dirinya, tapi Anda tidak akan tahu sampai sekecil-kecilnya. Nah, sedikit-sedikit muncul teori dalam benak saya, bahwa kalau kita mau memecahkan kasus ini, kita harus menyelidiki masa lalu mereka-kalau mungkin. Sesuatu yang pernah terjadi, di negara lai n mungki n. Sesuatu yang kita pikir telah dilupakan, telah hilang, tapi mungkin sebetuinya masih ada. Dendam masa lalu, kejadian yang tak seorang pun tahu, yang terjadi di tempat lain, bukan semasa mereka tinggal di Inggris. Jika saja kita tahu ke mana harus menyelidikinya ...... "Maksud Anda, bukan hal-hal yang lazim diingat seseorang," kata Poirot. "Maksud saya, yang diingat orang sekarang. Sesuatu yang mungkin tak diketahui oleh teman-teman mereka di Inggris." "Kebanyakan teman-teman mereka di Inggris tampaknya baru berteman dengan mereka sejak mereka pensiun, meskipun saya rasa teman-teman lama ada juga yang kadang-kadang datang berkunjung untuk menemui mereka. Tapi orang jarang mendengar kabar tentang hal-hal yang terjadi di masa lalu. Orang cenderung lupa." http://dewi-kz.info/ 80 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya," kata Poirot sambil berpikir. "Orang cenderung lupa." "Mereka tidak seperti gajah," ujar Inspektur Garroway sambil tersenyum samar. "Gajah, kata orang, mengi ngat semuanya." "Sungguh aneh Anda mengatakan demikian," kata Poirot. "Mengatakan tentang dosa lama?" "Bukan. Soal gajah itu yang menarik buat saya." Inspektur Garroway memandang Poirot dengan sedikit terkejut. Ia tampaknya menunggu penjelasan lebih lanjut. Spence juga melirik sekilas pada teman lamanya. "Sesuatu yang pemah terjadi di India, mungkin," usulnya. "Maksudku... yah, di sana tempat asal gajah, bukan" Atau dari Afrika. Omong-omong, siapa yang bercerita tentang gajah padamu?" tambahnya. "Seorang temanku kebetulan menyebut-nyebut tentang gajah," sahut Poirot. "Seseorang yang kaukenal," katanya pada Inspektur Spe nce. "Mrs. Oliver." "Oh, Mrs. Ariadne Oliver. Nah!" ia berhenti. "Nah, apa?" tanya Poirot. "Nah, apakah ia mengetahui sesuatu?" tanya Spence. "Kurasa sekarang belum," kata Poirot, "tapi mungkin ia akan mengetahui sesuatu dalam waktu dekat ini." Ia menambahkan, "Ia memang begitu. Pandai merayu, bila kau mengerti maksudku." "Ya," sahut Spence. "Ya. Apakah ia punya suatu gagasan?" tanyanya. http://dewi-kz.info/ 81 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Maksudmu Mrs. Ariadne Oliver, si penulis itu?" tanya Garroway dengan penuh minat. "Ya," kata Spence. "Apakah ia tahu banyak tentang kejahatan" Aku tahu ia itu penulis cerita-cerita kriminal. Aku tidak pernah tahu dari mana ia memperoleh ide atau fakta untuk cerita-ceritanya." "Ide-idenya," kata Poirot, "keluar dari kepalanya. Fakta-faktanya... yah, itu lebi h sulit." Ia berhenti sejenak. "Apa yang sedang kaupikirkan, Poirot" Apakah ada hal tertentu?" "Ya," kata Poirot. "Aku pernah menghancurkan ceritanya sekali, begitulah katanya. Waktu itu ia baru saja mempunyai ide yang sangat bagus tentang suatu fakta, sesuatu yang ada kaitannya dengan rompi wol berlengan panjang. Aku bertanya padanya tentang suatu hal di telepon, dan rupanya itu yang membuat ide di kepalanya lenyap. Sampai sekarang ia masih suka memarahiku tentang hal itu." "Oh, oh," kata Spence. "Kedengarannya seperti peterseli yang tenggelam dalam mentega di hari yang panas. Kau tahu. Sherlock Holmes da n si anjing yang tidak melakukan apa-apa pada waktu malam." "Apakah mereka punya anjing?" tanya Poirot. "Maaf?" "Saya bertanya apakah mereka punya anjing" Jenderal dan Mrs. Ravenseroft. Apakah mereka mengajak anjing sewaktu berjalan-jalan pada hari mereka tertembak" Keluarga Ravenseroft." "Mereka punya anjing - ya," sahut Garroway. "Saya http://dewi-kz.info/ 82 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ rasa, saya rasa mereka memang hampir tiap hari membawanya berjalan-jalan." "Kalau saja ini salah satu cerita Mrs. Oliver," ujar Spence, "kau pasti akan menemukan anjing itu melolongi kedua mayat tuannya. Tapi hal itu tak terjadi." Garroway menggelengkan kepalanya. "Aku ingin tahu di mana anjing itu sekarang," kata Poirot. "Dikubur di kebun seseorang, saya kira," sahut Garroway. "Sudah empat belas tahun yang lalu." "Jadi kita tidak dapat mendatangi si anjing dan bertanya padanya, ya?" kata Poirot. Ia menambahkan dengan serius, "Sayang. Menakjubkan lho, apa yang diketahui seekor anjing. Siapa saja yang waktu itu berada di rumah" Maksud saya pada hari kejahatan itu terjadi." "Saya membawa daftarnya," ujar Inspektur Garroway, "kalau-kalau Anda memerlukannya. Mrs. Whittaker, pengurus rumah tangga merangkap koki yang sudah tua. Hari itu ia libur, jadi kita tidak dapat memperoleh banyak keterangan yang berguna darinya. Seorang tamu sedang mengi nap di sana, mantan pengasuh anak-anak Ravenseroft, saya kira. Mrs. Whittaker agak tuli dan sedikit buta. Ia tidak dapat menceritakan hal-hal yang menarik bagi kita, kecuali bahwa baru-baru itu Lady Ravenseroft dirawat di rumah sakit atau di panti perawatan - gangguan saraf tapi bukan suatu penyakit, kelihatannya. Di sana juga ada seorang tukang kebun." "Tapi seorang asi ng mungki n saja masuk dari luar. Orang asing yang ada hubungannya dengan masa lalu suami-istri itu. Begitu pendapat Anda, bukan, Inspektur Garroway?" http://dewi-kz.info/ 83 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Yah, cuma teori, tepatnya." Poirot terdiam. Ia teringat pada kasus yang pernah ditanganinya - saat ia menelusuri masa lalu, mempelajari lima orang di masa lalu yang mengingatkannya pada sajak anak-anak berjudul Lima Babi Kecil. Kasus itu sungguh menarik, dan pada akhirnya sungguh menyenangkan, karena ia berhasil menemukan kebenaran. 0ood-woo0 6 Seorang Teman Lama Ingat KETIKA Mrs. Oliver pulang ke rumah keesokan harinya, Miss Livingstone sedang menunggunya. "Ada dua telepon untuk Anda, Mrs. Oliver." "Ya?" kata Mrs. Oliver. "Yang pertama dari Crichton and Smith. Mereka ingin tahu apakah Anda memilih kain brokat yang hijau limau atau yang biru muda." "Aku belum bisa memutuskannya," kata Mrs. Oliver. "Tolong ingatkan aku besok pagi, ya" Aku ingin melihat kedua warna itu dalam cahaya malam." "Dan telepon satunya dari seorang asing. Mr. Hercule Poirot, saya kira." "Oh, ya," kata Mrs. Oliver. "Mau apa dia?" "Ia bertanya apakah Anda bisa mampir menemuinya sore ini." http://dewi-kz.info/ 84 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak bisa," kata Mrs. Oliver. "Tolong teleponkan dia, ya" Aku harus segera pergi lagi sebetulnya. Apakah ia meninggalkan nomor telepon?" "Ya." "Bagus. Kita tidak perlu mencarinya lagi. Baiklah. Telepon saja dia. Katakan padanya aku minta maaf tidak bisa datang, soalnya aku akan pergi berburu gajah." "Maaf?" kata Miss Livingstone. "Katakan aku pergi berburu gajah." "Oh, ya," sahut Miss Li vingstone, memandang majikannya dengan tajam untuk menelit! apakah perasaan yang kadang-kadang timbul dalam dirinya tentang Mrs. Ariadne Oliver betul, yaitu meskipun Mrs. Oliver seorang novelis yang sukses, dia itu agaknya kurang waras. "Aku tak pernah berburu gajah sebelumnya," ujar Mrs. Oliver. "Sungguh ini akan menarik sekali untuk dilakukan." Mrs. Oliver pergi ke ruang duduk lalu membuka buku teratas dari tumpukan yang tersusun di atas sofa. Sebagian besar buku-buku itu kelihatannya sudah agak kumal, sebab Mrs. Oliver sudah bolak-balik membukanya sebelumnya dan menulis berbagai macam alamat di sehelai kertas. "Yah, bagaimanapun juga aku harus memulainya," kata Mrs. Oliver. "Setelah kutimbangtimbang, sebaiknya aku mulai dari Julia saja... kalau dia belum seratus persen sinting, lho! Idenya selalu hebat-hebat, lagi pula ia mengenal daerah itu sebab ia pernah tinggal dekat sana. Ya, kupikir aku akan mulai dengan Julia." "Ada empat surat yang harus ditandatangani," kata Miss Livingstone. http://dewi-kz.info/ 85 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku tak mau diganggu sekarang," jawab Mrs. Oliver. "Aku betul-betul tidak ada waktu. Aku harus pergi ke Hampton Court, dan tempat itu lumayan jauh." Yang Mulia Julia Carstairs dengan sedikit kesulitan berhasil bangkit dari kursi malasnya. Orang-orang yang telah berusia tujuh puluh tahun ke atas memang sering mengalami kesulitan untuk bangkit berdiri setelah beristirahat lama, atau bahkan setelah tidur-tid uran sejenak. Ia melangkah maju dan menajamkan pandangannya untuk Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo melihat siapa yang datang mengunjungi nya. Pembantunya yang setla, yang juga tinggal di apartemen yang sekarang ditempatinya dalam statusnya sebagai anggota "Wisma untuk Golongan Atas", telah menyebutkan nama tamunya tadi. Tapi karena ia agak tuli, nama itu tidak begitu jelas terdengar di kupingnya. Mrs. Gulliver. Betulkah itu namanya" Tapi rasanya tak ada kenalannya yang bernama Mrs. Gulliver. Ia melangkah maju lagi dengan lutut sedikit gemetar, sambil terus menajamkan pandangannya. "Mungki n kau tidak lagi mengingatku, sudah lama sekali kita tidak bertemu." Seperti kebanyakan orang tua lai nnya, Mrs. Carstairs dapat mengingat suara lebih baik daripada wajah. "Astaga," ia berseru, "ini kan... oh, oh, ini kan Ariadne! Aduh, betapa senangnya bertemu lagi denganmu." Mereka saling bertukar salam. "Aku kebetulan sedang berada di daerah ini," Mrs. Oliver menerangkan. "Aku harus menemui seseorang yang tinggal tidak jauh dari sini. Lalu aku ingat sewaktu melihat-lihat buku alamatku tadi malam, bahwa orang itu http://dewi-kz.info/ 86 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tinggal dekat dengan apartemenmu. Di sini menyenangkan, ya?" tambah Mrs. Oliver sambil melihat-lihat ke sekelilingnya. "Lumayanlah," kata Mrs. Carstairs. "Tidak sebagus yang ditulis, kau tahu. Tapi banyak keuntungannya. Kita bisa membawa mebel-mebel kita sendiri dan barang-barang lainnya, dan ada rumah makan pusat tempat kita bisa makan, tapi kita juga bisa masak sendiri. Kupikir-pikir, di sini memang sangat nyaman. Halamannya indah dan dipelihara dengan baik. Silakan duduk Ariadne, silakan, Kau kelihatannya sangat sehat. Aku membaca di koran bahwa kau menghadiri jamuan makan siang para pengarang beberapa hari yang lalu. Aneh juga, ya, baru saja kubaca berita tentang dirimu di koran, tahu-tahu kau muncul di sini. Sungguh luar biasa." "Memang," kata Mrs. Oliver sambil duduk di kursi yang ditunjukkan padanya. "Hal-hal seperti itu memang sering terjadi, bukan?" "Kau masih tinggal di London?" Mrs. Oliver mengiakan. Tiba-tiba terlintas di benaknya kenangan samar sewaktu ia masih anak-anak dan ikut les dansa, sebagai penari pertama dari Lancers. Maju, mundur, tangan ke depan, berbalik dua kali, putar di tempat, dan seterusnya. Mrs. Oliver menanyakan putri Mrs. Carstairs dan tentang kedua orang cucunya, dan ia juga bertanya tentang putri yang satunya, apa yang dikerjakannya sekarang. Tampaknya ia sedang berada di Selandia Baru. Mrs. Carstairs tidak begitu yakin soal pekerjaan putrinya itu. Terlibat dengan sejenis penelitian sosial, katanya. Mrs. Carstairs menekan bel listrik yang terletak di lengan kursinya, dan memerintahkan Emma untuk http://dewi-kz.info/ 87 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menghidangkan teh. Mrs. Oliver memintanya untuk tidak repot-repot. julia Carstairs berkata, "Tentu saja Ariadne harus minum teh." Kedua wanita itu bersandar di kursi masing-masi ng. Penari kedua dan ketiga dari Lancers. Teman-teman lama. Anak-anak orang lain. Kematian teman-teman. "Pasti sudah lama sekali sejak terakhir kali aku bertemu denganmu," kata Mrs. Carstairs. "Kurasa yang terakhir di pernikahan Liewellyn," ujar Mrs. Oliver. "Ya, pasti itu. Betapa jeleknya si Moira sebagai pengapit pengantin. Semuanya tidak pantas memakai baju berwarna merah aprikot yang buruk itu." "Aku tahu. Semuanya tidak pantas dengan baju itu." "Kupikir pesta pernikahan sekarang tidak sebagus waktu zaman kita dulu. Orang-orang sekarang ada yang memakai pakaian aneh-aneh. Pernah salah seorang temanku menghadiri pesta pernikahan, dan ia berkata bahwa pengantin laki-laki nya memakai baju satin putih berlapis yang dihiasi dengan kerutan-kerutan di lehernya. Dibuat dari renda Valencia, kurasa. Betul-betul aneh. Sedangkan sang pengantin perempuan memakai celana panjang yang sangat aneh. Warnanya juga putih, tapi ditaburi daundaun shamrock hijau." "Nah, Ariadne sayang, dapat kaubayangkan itu" Sungguh aneh. Di gereja lagi. Kalau aku jadi pendetanya, aku akan menolak menikahkan mereka berdua." Teh dihidangkan. Pembicaraan dilanjutkan. "Aku bertemu dengan putri baptisku, Celia Ravenseroft, http://dewi-kz.info/ 88 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ beberapa hari yang lalu," kata Mrs. Oliver. "Kau masih ingat pada keluarga Ravenseroft" Tentu saja, sudah lama sekali." "Ravenseroft" Sebentar. Tragedi yang menyedihkan itu, bukan" Bunuh diri ganda kata orang. Di dekat rumah mereka di Overcliffe." "Ingatanmu sungguh hebat, Julia," kata Mrs. Oliver. "Dari dulu sudah begitu. Meskipun kadang-kadang aku mengalami kesulitan mengingat nama-nama orang. Kejadian itu sungguh tragis, ya?" "Memang, sungguh tragis." "Salah seorang sepupuku mengenal mereka dengan sangat baik di India. Roddy Foster, kau tahu. Jenderal Ravenseroft memiliki karier yang hebat di sana. Tentu saja ia sudah agak tuli pada waktu pensiun. Ia tidak selalu dapat mendengar perkataan orang dengan baik." "Apakah kau masih mengingat mereka dengan cukup baik?" "Oh ya. Kita tidak pernah betul-betul melupakan orang-orang, bukan" Maksudku, mereka cukup lama tinggal di Overcliffe. Lima atau enam tahun, mungki n." "Aku sudah lupa nama kecilnya sekarang," kata Mrs. Oliver. "Muriel, kurasa. Tapi orang-orang memanggilnya Molly. Ya, Muriel. Banyak sekali orang yang bernama Muriel waktu itu, bukan" Ia suka memakai rambut palsu, kau ingat?" "Oh ya," sahut Mrs. Oliver. "Memang aku tidak begitu ingat, tapi rasa-rasanya ya." http://dewi-kz.info/ 89 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Rasanya ia pernah mencoba membujukku untuk memakai rambut palsu juga. Katanya rambut palsu sangat berguna untuk bepergian ke luar negeri dan untuk berjalan-jalan. Ia punya empat rambut palsu yang berbeda-beda. Satu untuk malam hari, satu untuk bepergian, dan satu... sangat aneh, kau tahu. Kita bisa memakai topi di atasnya dan sama sekali tidak membuatnya kusut." "Aku tidak mengenal mereka sebaik dirimu," kata Mrs. Oliver. "Lagi pula pada saat penembakan itu terjadi, aku sedang berada di Amerika dalam suatu perjalanan ceramah. Jadi aku tidak pernah mendengar detail-detailnya." "Yah, tentu saja itu merupakan misteri yang besar," ujar Julia Carstairs. "Maksudku, kita tidak tahu. Ada banyak cerita yang berbeda-beda yang tersebar." "Apa kata mereka dalam pemeriksaan itu - mereka mengadaka n suatu pemeriksaan, bukan?" "Oh ya, tentu saja. Polisi harus menyelidikinya. Perkara ini membingungkan, kau tahu, karena kematian korban disebabkan oleh tembakan pistol. Polisi tidak dapat mengatakan dengan tepat apa yang telah terjadi. Ada kemungkinan Jenderal Ravenseroft menembak istrinya lalu menembak dirinya sendiri, tapi bisa jadi Lady Ravenseroft yang telah menembak suaminya talu menembak dirinya sendiri. Aku sendiri cenderung mengatakan itu bunuh diri yang telah direncanakan, tapi tidak diketahui dengan jelas bagaimana kejadiannya." "Kelihatannya kejadian itu tidak dihubungkan dengan suatu kejahatan?" "Tidak, tidak. jelas-jelas dikatakan bahwa tak ada http://dewi-kz.info/ 90 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hubungan dengan permainan kotor. Maksudku tak ada jejak kaki atau tanda-tanda lai n yang menunjukkan adanya orang lain yang datang mendekati mereka. Mereka meninggalkan rumah untuk pergi berjalan-jalan sesudah minum teh, itu sudah kebiasaan mereka. Mereka tidak pulang untuk makan malam, dan salah seorang pembantu laki-laki atau orang lai nnya atau si tukang kebun-pokoknya salah seorang dari mereka-pergi mencari mereka, dan menemukan mereka berdua telah mati. Pistol itu tergeletak di antara kedua mayat itu." "Pistol itu milik Jenderal Ravenseroft, bukan?" "Oh ya. Ia punya dua pistol di rumah itu. Purnawirawan tentara sering kali begitu, bukan" Maksudku, mereka merasa lebih aman, mengingat apa saja bisa terjadi sekarang ini. Pistol yang kedua masih berada di laci di rumah itu, jadi ia... yah, diperkirakan ia pasti sengaja pergi membawa pistol itu. Kurasa bukan istrinya yang membawa pistol itu." "Ya. Lebih mudah kalau si suami yang membawanya." "Tapi tampaknya tak ada bukti yang menunjukkan bahwa ada ketidakharmonisa n atau pertengkaran di antara mereka, atau alasan apa pun yang dapat menyebabka n mereka bunuh diri. Tentu saja kita tak pernah tahu hal-hal yang menyedi hkan dalam hidup orang lai n, bukan?" "Memang tidak," ujar Mrs. Oliver. "Kita tak pernah tahu. Itu betul, Julia. Pendapatmu sendiri bagaimana?" "Ya, orang kerap berpikir-pikir, Sayang." "Ya," kata Mrs. Oliver, "orang kerap berpikir-pikir." "Bisa jadi Jenderal Ravenseroft menderita suatu penyakit. Mungkin ia telah diberitahu bahwa ia akan http://dewi-kz.info/ 91 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ meninggal karena kanker, tapi nyatanya tidak begitu, menurut bukti medis. ia cukup sehat. Maksudku, ia pernah... kurasa ia pernah menderita - apa namanya"- k oroner, apa begitu ya" Kedengarannya seperti korona, tapi sebetulnya itu penyakit jantung, bukan" Ia memang pernah menderita penyakit itu, tapi kemudian sembuh, dan istrinya, yah, ia agak gugupan. Ia selalu merasa cemas." "Ya, rasanya aku ingat itu," kata Mrs. Oliver. "Tentu saja aku tidak begitu baik mengenal mereka, tapi..." Tiba-tiba ia bertanya, "Apaka h waktu itu ia memakai rambut palsunya?" "Oh. Yah, aku tidak begitu ingat tentang hal itu. Ia selalu memakai rambut palsunya. Salah satu, maksudku." "Aku cuma ingin tahu," kata Mrs Oliver. "Menurutku jika kau hendak menembak dirimu sendiri atau menembak suamimu, kau tidak akan memakai rambut palsu, bukan?" Kedua wanita itu mendiskusikan topik itu dengan penuh minat. "Bagaimana sebenarnya pendapatmu, Julia?" "Yah, seperti kukatakan tadi, Sayang, orang kerap berpikir-pikir. Ada banyak cerita yang diomongkan, tapi itu lumrah." "Tentang si suami atau tentang si istri?" "Yah, mereka bilang ada seorang wanita, kau tahu. Sekretarisnya, kalau tidak salah. Si Jenderal sedang menulis tentang pengalaman kariernya di luar negeri - atas bantuan sebuah penerbit kukira - dan ia biasanya mendiktekan naskahnya pada si sekretaris. Tapi beberapa orang berkata - kau tentu maklum kadang-kadang orang suka bergunjing - ada kemungkinan si Jenderal... ehm... http://dewi-kz.info/ 92 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ terlibat dengan gadis itu. Gadis itu tidak begitu muda. la berumur di atas tiga puluh tahun dan tidak begitu cantik parasnya dan kukira... tidak ada skandal mengenai dirinya, tapi, yah, kita tidak tahu pasti tentang hal itu. Orang-orang mengira mungkin si suami yang menembak istrinya sebab Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ia ingin... yah, ia ingin menika h dengan gadis itu. Tapi kupikir orang-orang tidak betul-betul mengatakan hal-hal itu dan aku tidak pernah mempercayainya." "Bagaimana menurutmu?" "Yah, aku malah berpikir-pikir mengenai si istri." "Maksudmu ada omongan tentang laki-laki lain?" "Kurasa ada sesuatu yang pernah terjadi di Malaya. Ada cerita yang pernah kudengar tentang dirinya. Yaitu ia terlibat dengan seorang pemuda yang jauh lebi h muda darinya. Dan suaminya tidak menyukai hal itu sama sekali, sehingga timbul sedikit skandal. Aku lupa di mana. Bagaimanapun juga, kejadiannya sudah lama sekali dan kupikir tidak pernah diungkit-ungkit lagi." "Tidak ada gosip lain setelah mereka kembali ke Inggris" Tidak ada hubungan khusus dengan seseorang di daerah permukiman itu" Tidak ada bukti-bukti tentang pertengkaran di antara mereka atau sejenisnya?" "Tidak kurasa tidak ada. Tentu saja aku membaca semua berita mengenai kejadian itu dulu. Orang memang suka membicarakannya, sebab orang cenderung berpendapat bahwa ada... yah, ada kisah cinta yang tragis sehubungan dengan kejadian itu." "Tapi ternyata tidak ada, menurutmu" Mereka punya anak, bukan" Salah satunya adalah putri baptisku." "Oh ya, dan satunya lagi anak laki-laki. Kurasa waktu itu http://dewi-kz.info/ 93 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ia masih kecil sekali. Bersekolah entah di mana. Gadis itu berumur dua belas, tidak.. lebih tua lagi. Ia waktu itu tinggal dengan sebuah keluarga di Swiss." "Tidak ada... tidak ada masalah kejiwaan, kukira, da lam keluarga itu?" "Oh, maksudmu anak laki-laki itu.".. ya, mungkin saja. Kta memang sering mendengar hal yang aneh-aneh. Pernah ada seorang anak laki-laki yang menembak ayahnya - di suatu tempat dekat Newcastle, kurasa. Beberapa tahun sebelum tragedi Ravenseroft. Orang bilang anak itu sangat tertekan, dan mulanya mencoba menggantung diri di kampusnya. Tapi pulang-pulang ia malah menembak ayahnya. Tak seorang pun tahu mengapa. Pokoknya, yang begini tidak ada dalam keluarga Ravenseroft. Aku yakin tentang hal itu. Tapi terpikir olehku bahwa..." "Ya, Julia?" "Terpikir olehku bahwa mungkin ada laki-laki lain." "Maksudmu Lady Ravenseroft..." "Ya, yah... kupikir itu lebi h masuk akal. Rambut palsu itu, misalnya." "Aku tidak mengerti apa hubungannya dengan rambut palsu." "Yah, ingi n mempercantik penampilannya." "Ia berumur tiga puluh lima tahun, kukira." "Lebih. Lebih dari itu. Tiga puluh enam, kurasa. Dan, yah, ia pernah menunjukkan rambut-rambut palsu itu padaku, dan satu atau dua di antaranya betul-betul membuatnya lumayan cantik. Dan ia juga banyak memakai http://dewi-kz.info/ 94 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ make-up. Da n semuanya itu dimulai sejak mereka baru pindah ke sana, kurasa. Ia wanita yang cukup cantik." "Maksudmu, mungkin ia telah bertemu dengan seseorang - seorang laki-laki?" "Yah, itu yang selalu kupikirkan," kata Mrs. Carstairs. "Kau tahu, kalau seorang laki-laki ada main dengan seorang gadis, orang-orang biasanya langsung memperhatikan hal itu, sebab laki-laki pada dasarnya tidak begitu baik menyembunyikan belangnya. Tapi seorang wanita, mungkin... yah, maksudku ia menyenangi seseorang yang ditemuinya dan tak seorang pun mengetahuinya." "Oh, apaka h kau sungguh-sungguh berpendapat begitu, Julia?" "Tidak kukira tidak," sahut Julia. "Maksudku, orang selalu mencium hal-hal seperti itu, bukan" Pembantu-pembantu, misalnya, atau tukang kebun, atau sopir bis. Atau seseorang yang tinggal di sekitar daerah itu. Mereka tahu. Dan mereka menggunjingkannya. Tapi, mungki n saja hal itu terjadi, dan suaminya mengetahui hal itu..." "Maksudmu kejahatan itu disebabkan oleh kecemburuan?" "Kurasa, ya." "Jadi kaupikir lebih mungkin kalau si Jenderal yang menembak istrinya, lalu dirinya sendiri, ketimbang sebaliknya?" "Yah, kupikir memang begitu, sebab jika si istri yang ingin menyingkirkan suaminya... menurutku mereka tak akan pergi berjalan-jalan bersama-sama, dan ia juga harus http://dewi-kz.info/ 95 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membawa pistol dalam tasnya. Tasnya harus besar lagi. Kita kan harus memikirkan segi kepraktisa nnya." "Aku tahu," kata Mrs. Oliver. "Kta memang harus begitu. Ini betul-betul menarik." "Pasti menarik buatmu, Sayang, sebab kau suka menulis cerita-cerita kriminal. Jadi kurasa semestinya kau yang punya ide lebih baik. Kau pasti lebih tahu kemungkinan apa yang telah terjadi." "Aku tidak punya dugaan apa-apa," sahut Mrs. Oliver, "sebab, kau tahu, semua cerita kriminal yang telah kutulis adalah hasil karanganku belaka. Maksudku, apa yang kuinginkan untuk terjadi, terjadi dalam cerita-ceritaku. Bukan sesuatu yang betul-betul pernah terjadi atau mungki n terjadi. Jadi aku betul-betul tidak mampu memikirkan jawabannya. Aku tertarik untuk mengetahui apa pendapatmu sebab kau paham sifat-sifat orang, Julia, dan kau mengenal suami-istri Ravenseroft dengan baik. Dan kukira Lady Ravenseroft mungki n pernah mengatakan sesuatu padamu - atau Jenderal Ravenseroft." "Ya. Ya, sebentar, aku sepertinya teringat akan sesuatu." Mrs. Carstairs bersandar lagi di kursinya, menggelengkan kepalanya dengan ragu-ragu, setengah menutup matanya, dan seolah-olah tidak sadar. Mrs. Oliver duduk diam-diam dengan raut wajah yang sering terlihat pada seorang wanita yang sedang menunggu tanda-tanda awal mendidihnya cerek. "Ia memang pernah mengatakan sesuatu padaku, aku ingat, dan aku heran apa yang dimaksudkannya," kata Mrs. Carstairs. "Sesuatu tentang memulai hid up baru sehubungan dengan Santa Teresa, kukira. Santa Teresa http://dewi-kz.info/ 96 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dari Avila." Mrs. Oliver kelihatan sedikit terkejut. "Tapi apa hubungannya dengan Santa Teresa dari Avila?" "Yah, aku sungguh-sungguh tak tahu. Mungkin ia baru saja membaca riwayat hidup santa itu. Pokoknya, ia berkata bahwa sungguh menakjubkan bagaimana seorang wanita dapat memperoleh kesempatan kedua. Tepatnya bukan begitu istilah yang digunakannya, tapi mirip-mirip begitu. Kau tahu, kalau wanita sudah berumur empat puluh atau lima puluh atau sekitar itu, tiba-tiba ia ingin memulai hidup baru. Teresa dari Avila mengalaminya. Ia tadinya cuma biarawati biasa, tapi, ia kemudian memulai hidup baru dan pergi memperbarui semua biara. Ia membaktikan seluruh jiwa raganya untuk itu, dan akhirnya menjadi seorang santa yang agung." "Ya, tapi kelihatannya hal itu tidak sama dengan kejadian ini." "Memang tidak," ujar Mrs. Carstairs. "Tapi wanita kan suka menggunakan ungkapanungkapan yang konyol kalau mereka membicarakan kisa h-kisah cinta yang mereka alami dalam usia separo baya. Mereka ingin menyatakan bahwa tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu." 0ood-woo0 7 Kembali ke Masa Kanak-kanak MRS. OLIVE R memandang dengan sedikit ragu pada http://dewi-kz.info/ 97 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ketiga anak tangga serta pi ntu depan rumah kecil yang agak rusak di seberang jalan itu. Di bawah jendela terdapat beberapa tanaman, kebanyakan tulip. Mrs. Oliver berhenti, membuka buku alamat kecil yang ada di tangannya, memeriksa apakah betul ia berada di alamat yang hendak dicarinya, dan kemudian mengetuk pintu pelan-pelan setelah sia-sia mencoba menekan bel listrik yang tidak berdering di dalam rumah tersebut. Karena tidak ada tanggapan, ia mengetuk lagi. Kali ini terdengar suara-suara dari dalam. Suara langkah kaki yang diseret, napas yang tersengal-sengal karena asma, dan tangan yang kelihatannya berusaha keras untuk mencoba membuka pintu. Selain suara-suara itu, terdengar pula gumam-gumam samar di lubang surat yang terletak di pintu depan. "Oh sialan. Sialan. Macet lagi, Sialan, sia lan." Akhirnya, usaha keras di dalam rumah tersebut membuahkan hasil juga, dan pi ntu itu, dengan suara berkeriut, terbuka pelan-pelan. Seorang wanita yang sangat tua, dengan wajah penuh keriput, punggung bungkuk, serta kelihatannya menderita rematik, memandangnya. Tamu. Wajahnya sama sekali tidak ramah. Ia tidak kelihatan takut, cuma jengkel terhadap orang-orang yang datang dan mengetuk pintu "kastil"-nya. Umurnya mungki n sudah tujuh puluh atau delapan puluh tahun, tetapi ia masih dapat menjaga rumahnya bagaikan seorang prajurit yang gagah berani. "Aku tidak tahu apa maksud kedatanganmu dan aku..." Ia berhenti. "Astaga," katanya, "ini kan Miss Ariadne. Minta ampun, aku sampai lupa! Miss Ariadne." "Betapa hebatnya Anda masih dapat mengenalku," kata Mrs. Oliver. "Apa kabar, Mrs. Matcham?" http://dewi-kz.info/ 98 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Miss Ariadne! Bayangkan kau dulunya Miss Ariadne." Mrs. Ariadne Oliver berpikir, sudah lama sekali ia tidak dipanggil Miss Ariadne, tetapi tekanan suara itu, meskipun sudah parau karena usia, masih terdengar sama di telinganya. "Masuklah, Sayang," kata wanita tua itu, "masuklah. Kau kelihatannya baik-baik saja. Sudah berapa tahun kita tidak berjumpa, ya" Lima belas paling tidak." Yang pasti, jauh lebih lama dari lima belas tahun, tetapi Mrs. Oliver tidak berusaha untuk membetulkannya. Ia masuk. Mrs. Matcham menjabat tangannya. Tangannya yang gemetaran agak sulit dikendalikannya. Akhirnya ia berhasil menutup pintu dan dengan menyeret kakinya yang pincang, ia memasuki ruangan kecil yang jelas-jelas dipergunakan untuk menerima tamu yang tidak diharapkan atau yang diharapkan, yang diizinkan Mrs. Matcham memasuki rumahnya. Ada banyak sekali foto - beberapa foto bayi dan beberapa lagi foto orang dewasa. Beberapa foto berbingkai kulit manis sebetulnya, cuma sudah mulai lusuh. Ada satu foto Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo berbingkai perak yang sekarang agak suram, menunjukkan gambar seorang wanita muda dalam gaun resmi istana dengan bulu-bulu di atas kepalanya. Ada foto-foto dua orang pejabat Angkatan Laut, dua orang tentara, dan beberapa bayi telanjang yang telungkup di atas permadani. Ada sebuah sofa dan dua kursi. Setelah dipersilakan, Mrs. Oliver duduk di kursi. Mrs. Matcham mengenyakkan dirinya di sofa, dan dengan agak susah menyelipkan sebuah bantal di punggungnya. "Nah, sayangku, sungguh tak terduga bisa bertemu denganmu lagi. Dan kau masih menulis cerita-cerita cantik itu, bukan?" http://dewi-kz.info/ 99 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya," sahut Mrs. Oliver, menyetujui hal itu kendati dengan sedikit ragu, sejauh mana cerita-cerita detektif dan cerita-cerita kriminal serta cerita-cerita tentang kejahatan pada umumnya dapat dianggap sebagai cerita-cerita cantik. Tetapi, pikir Mrs. Oliver, memang begitulah sifat Mrs. Matcham. "Aku sendirian sekarang," ujar Mrs. Matcham. "Kau ingat Gracie, adikku" Ia meninggal musim gugur yang lalu. Kena kanker. Mereka mengoperasinya, tapi teriambat." "Oh, aku turut sedih mendengarnya," kata Mrs. Oliver. Percakapan selanjutnya selama sepuluh menit berkisar pada topik tentang kematian, satu demi satu, sanak saudara Mrs. Matcham yang masih ada. "Dan kau baik-baik saja, bukan" Segalanya baik-baik" Punya suami" Oh, aku ingat, ia sudah lama meninggal, bukan" Dan apa yang membawamu kemari, ke Little Saltern Minor?" "Aku kebetulan berada di daerah sini," kata Mrs. Oliver, "dan aku punya alamat Anda di buku alamatku. Kupikir sebaiknya aku mampir untuk... yah, melihat bagaimana keadaan Anda." "Ah! Dan berbincang-bincang tentang masa lalu, mungki n. Selalu menyenangkan bukan, untuk mengenang masa lalu?" "Ya, betul," kata Mrs. Oliver, merasa agak lega karena alur pembicaraan tersebut kurang lebih sesuai dengan tujuannya datang ke rumah Mrs. Matcham. "Banyak sekali foto yang Anda miliki," katanya. "Ah, memang banyak. Tahu tidak, bagaimana keadaanku ketika aku masih tinggal di panti yang namanya http://dewi-kz.info/ 100 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ konyol itu. Panti Matahari Terbenam bagi Kebahagiaan Manula, namanya kirakira seperti itu. Aku tinggal di sana selama satu seperempat tahun sampai akhirnya aku tak tahan lagi, soalnya mereka sangat cerewet, kita tidak boleh membawa barang-barang milik sendiri ke sana. Kau tahu, semuanya harus menjadi milik panti. Aku tidak bilang bahwa di sana itu tidak menyenangkan, tapi kau tahu, aku suka kalau dikelilingi oleh barang-barangku. Foto-foto dan mebel-mebeiku. Dan kemudian ada seorang nyonya yang sangat baik, ia utusan dewan atau perkumpulan apa begitu, dan ia berkata padaku bahwa ada tempat lain di mana kita bisa tinggal dan membawa barang-barang kita sendiri. Dan juga ada pembantu yang baik yang datang kemari tiap hari untuk melihat apakah kita baik-baik saja. Ah, nyaman sekali di sini. Betul-betul nyaman. Aku bisa membawa barang-barangku sendiri." "Barang-barang dari segala penjuru dunia," komentar Mrs. Oliver sambil melihat ke sekelilingnya. "Ya, meja itu - yang dari kuningan itu - pemberian Kapten Wilson. Ia mengirimnya dari Singapura atau daerah sekitar situ. Dan kuningan Benares itu juga. Cantik, bukan" Ada benda lucu dalam asbak itu. Dari Mesir. Kumbang searab namanya, kalau tidak salah. Kedengarannya seperti penyakit gatal-gatal, ya, tapi bukan, kok. Itu sejenis kumbang yang terbuat dari batu. Mereka menyebutnya batu berharga. Biru muda. Lazy... lavis.. lazy lapin, bunyinya seperti itu." "Lapis lazuli," kata Mrs. Oliver. "Betul. Itulah namanya. Sangat bagus, bukan" Itu kiriman anak asuhanku yang menjadi arkeolog. "Semua masa lalu Anda yang indah," kata Mrs. Oliver. http://dewi-kz.info/ 101 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya, semua anak laki-laki dan anak perempuan asuhanku. Beberapa dari mereka kuasuh waktu bayi, beberapa ketika mereka kanak-kanak, dan beberapa lagi ketika sudah besar. Beberapa kuasuh waktu aku pergi ke India dan ada yang waktu aku di Siam. Ya. Itu Miss Moya dalam gaun resmi istana. Ah, ia memang cantik. Dua kali ia bercerai. Ya. Ada masalah dengan si bangsawan, suami yang pertama, kemudian ia menikah dengan salah seorang penyanyi pop, dan tentu saja pernikahan itu tidak berjalan lancar. Lalu ia menika h dengan seseorang di California. Mereka memiliki kapal pesiar dan pergi ke mana-mana, kurasa. Ia meninggal dua atau tiga tahun yang lalu, dan baru berumur enam puluh dua tahun. Kasihan kalau orang meninggal semuda itu, ya?"' "Anda sendiri sudah pernah ke berbagai tempat di dunia ini, bukan?" tanya Mrs. Oliver. "India, Hong Kong, lalu Mesir, dan Amerika Selatan?" "Ah, ya, aku memang sudah ke mana-mana." "Aku ingat," ujar Mrs. Oliver, "ketika aku di India, Anda sedang mengasuh anak di sebuah keluarga bukan" Di keluarga Je nderal Anu. Siapa ya namanya - sebe ntar, aku tidak ingat namanya - apa bukan jenderal dan Lady Ravenseroft?" "Bukan, bukan, kau salah ingat. Yang kaumaksud pasti keluarga Barnaby. Ya, betul. Kau menginap di rumah mereka. Ingat" Kau sedang tur waktu itu, dan kau mengi nap di rumah keluarga Barnaby. Kau teman lama istrinya. Mr. Barnaby seorang hakim." "Ah, ya," kata Mrs. Oliver. "Memang agak sulit. Kita cenderung untuk mencampurbaurkan nama-nama." "Mereka punya dua anak yang manis-manis," ujar Mrs. http://dewi-kz.info/ 102 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Matcham. "Tentu saja mereka bersekolah di Inggris. Yang laki-laki bersekolah di Harrow dan yang perempuan di Roedean, kurasa, jadi aku pindah ke keluarga lai n setelah itu. Ah, kini keadaannya sudah berubah. Tidak begitu banyak pembantu, tidak seperti dulu. Kau tahu, kadang-kadang para pembantu suka mengesalkan. Tapi waktu aku bekerja pada keluarga Barnaby, aku cukup akrab dengan pembantu mereka. Siapa tadi yang kausebut" Ravenseroft" Ya, aku ingat mereka. Tapi aku sudah lupa nama tempat tinggal mereka. Tidak jauh dari kami. Keluarga Barnaby dan Ravenseroft bersahabat, kau tahu. Oh ya, sudah lama sekali memang, tapi aku masih ingat semuanya. Waktu itu aku masih bekerja pada keluarga Barnaby. Walau anak-anak mereka telah dikirim ke sekolah, aku tetap tinggal untuk mengurus Mrs. Barnaby. Mengurus barang-barangnya, tepatnya, dan memperbaikinya. Oh ya, aku ada di sana ketika kejadian yang menyedihkan itu terjadi. Bukan menimpa keluarga Barnaby, ' lho, tapi Ravenseroft. Ya, aku takkan pernah lupa. Lupa bahwa aku pernah mendengar tentang kejadian itu, maksudku. Tentu saja aku tidak terlibat langsung dalam kejadian itu, tapi sungguh, itu kejadian yang mengerikan sekali, bukan?" "Ya, kurasa memang begitu," sahut Mrs. Oliver. "Terjadinya setelah kau kembali ke Inggris, agak lama kemudian, kurasa. Mereka betulbetul pasangan yang baik. Sangat baik, dan hal itu amat mengejutkan mereka." "Rasanya aku tidak begitu ingat lagi," ujar Mrs. Oliver. "Aku maklum. Orang gampang lupa. Aku tidak. Tapi mereka berkata bahwa ia memang aneh, kau tahu. Sejak kecil ia sudah begitu. Ada cerita tentang masa lalunya. Ia mengambil bayi dari buaiannya dan melemparkannya ke http://dewi-kz.info/ 103 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dalam sungai. Cemburu, kata orang. Orang lain berkata ia ingin bayi itu naik ke surga dan tidak sabar menunggu lama-lama." "Apakah.. apakah Lady Ravenseroft, maksud Anda?" "Bukan, tentu saja bukan. Ah, ingatanmu tak sebaik ingatanku. Saudara perempuannya." "Saudara perempuannya?" "Aku tidak yaki n itu saudara si suami atau si istri. Kata mereka, ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa cukup lama. Sejak ia berumur sebelas atau dua belas tahun. Mereka memasukkannya ke sana dan ketika dokter mengatakan bahwa ia sudah sembuh, ia keluar. Lalu ia menikah dengan seseorang dari Angkatan Bersenjata. Kemudian ada masalah. Dan hal berikutnya yang didengar orang, kurasa, ia dimasukkan lagi ke rumah sakit jiwa, Mereka merawatnya dengan sangat baik di sana. Kamar-kamarnya bagusbagus dan ada macam-macam fasilitas lai n. Da n mereka sering pergi menjenguknya. Maksudku si jenderal atau istrinya. Anak-anak mereka di besarkan oleh orang lain, kukira, sebab mereka agak penakut. Bagaimanapun juga, mereka bi lang akhirnya ia sembuh lagi. Jadi ia kembali tinggal dengan suaminya, lalu suaminya meninggal. Tekanan darah tinggi penyebabnya, kurasa, atau serangan jantung. Ia jadi sangat sedih dan kemudian tinggal bersama saudara laki-lakinya atau saudara perempuannya - aku tidak tahu persis - dan ia kelihatannya cukup bahagia di sana dan begitu senang dengan anak-anak. Bukan anak laki-laki kecil itu kurasa, ia sedang di sekolah waktu itu, tapi yang perempuan, dan seorang anak perempuan kecil lai nnya yang datang bermain-mai n sore itu. Yah, aku tidak ingat sampai sekecil-kecilnya. Sudah lama sekali, soalnya. Hal itu jadi http://dewi-kz.info/ 104 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ omongan orang banyak. Ada yang bilang, bukan dia pelakunya. Mereka pikir si pembantu yang melakukannya, tapi nyatanya pembantu itu mencintai anak-anak itu dan ia sangat sedih sekali. Ia ingin mengajak mereka keluar dari rumah itu. Katanya mereka tidak aman di sana, dan hal-hal lain seperti itu. Tapi tentu saja yang lain tidak mempercayainya, dan kemudian peristiwa itu terjadi dan kurasa mereka mengira ia yang melakukannya - aku tidak ingat siapa namanya. Begitulah ceritanya." "Dan apa yang terjadi dengan saudara perempuan entah si jenderal atau Lady Ravenseroft itu?" "Kurasa, ia dibawa pergi oleh seorang dokter dan dirawat di suatu tempat, dan pulang ke Inggris akhirnya. Aku tidak tahu apakah ia dirawat di tempat yang sama dengan sebelumnya atau tidak, tapi yang jelas, ia dirawat dengan baik. Keluarga suaminya kaya raya, kok. Mungkin ia sembuh lagi. Tapi yah, aku tidak pernah memikirkannya lagi selama bertahun-tahun. Sampai kau datang sekarang ini dan menanyaiku hal-hal tentang Jenderal dan Lady Ravenseroft. Aku ingin tahu di mana mereka sekarang. Mereka pasti sudah lama pensiun." "Yah, keadaannya agak menyedihkan," ujar Mrs. Oliver. "Mungki n Anda pernah membacanya di koran." "Membaca apa?" "Yah, mereka membeli rumah di Inggris, kemudian..." "Ah ya, aku ingat. Aku ingat pernah membaca sesuatu mengenainya di koran. Ya, waktu itu aku teringat nama Ravenseroft, tapi aku tidak ingat kapan dan bagaimana. Mereka terjatuh ke dalam tebing, bukan" Pokoknya kecelakaan sejenis itu." "Ya," kata Mrs. Oliver, "kecelakaan sejenis itu." http://dewi-kz.info/ 105 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Nah, nah, Sayang, sungguh senang bisa bertemu denganmu lagi, sungguh. Kau harus kujamu secangkir teh." "Aku tidak perlu teh, kok," ujar Mrs. Oliver. "Sungguh, jangan repot-repot." "Tentu saja kau harus minum teh. Jika kau tak keberatan, ayo kita ke dapur. Maksudku, aku sekarang sering menghabiskan waktu di sana. Lebih gampang kalau mau apa-apa. Tapi aku selalu mengajak tamu-tamu ke ruangan ini, sebab aku bangga akan barang-barangku. Juga bangga akan semua anak asuhanku." "Kurasa," kata Mrs. Oliver, "orang-orang seperti Anda pasti memiliki hidup yang menyenangkan dengan anak-anak yang pernah Anda asuh dulu." "Ya. Aku ingat ketika kau masih kecil dulu, kau senang Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mendengarkan cerita-ceritaku. Ada yang tentang harimau, aku ingat, dan ada yang tentang kera-kera di pohon." "Ya," kata Mrs. Oliver, "aku juga ingat. Sudah lama sekali." Pikirannya melayang kembali pada dirinya sendiri, ketika ia masih kanak-kanak berumur enam atau tujuh tahun, berjalan di jalan-jalan di Inggris dengan sepatu bot berkancing yang agak kesempitan, dan mendengarkan cerita-cerita tentang India dan Mesir dari seorang pengasuh, Nanny. Da n sekarang ia berjumpa lagi dengan Nanny, Mrs. Matcham. Ia melihat ke sekeliling ruangan sambil berjalan keluar mengikuti nyonya rumah. Melihat foto gadis-gadis, pemuda-pemuda pelajar, anak-anak, dan orang-orang dewasa setengah baya - semuanya difoto dalam baju mereka yang terbaik dan dikirim dalam bingkai yang cantik atau dalam bentuk lainnya, sebab mereka http://dewi-kz.info/ 106 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ belum melupakan Nanny. Oleh karena mereka, mungkin, Nanny dapat menjalani hari tuanya dengan cukup enak dengan uang pemberian mereka. Mrs. Oliver fiba-tiba merasa ingin menangis. Ini betul-betul di luar kebiasaannya, sehingga hanya dengan usaha keras ia berhasil menahan diri. Ia mengikuti Mrs. Matcham ke dapur. Di sana ia mengeluarkan bawaannya. "Wah, tak kusangka! Sekaleng teh Tophole Thathams. Kesukaanku. Bayangkan kau masih mengi ngatnya. Aku jarang memperolehnya sekarang ini. Dan itu biskuit kesukaanku. Yah, kau memang memiliki ingatan kuat. Apa panggilanmu dulu - dua anak laki-laki kecil yang suka datang bermain-main-yang seorang memanggilmu Putri Gajah dan satunya lagi meminggilmu Putri Angsa. Yang memanggilmu Putri Gajah suka duduk di punggungmu dan kau merangkak berputar-putar di lantai, dan berpura-pura memiliki belalai untuk mengambili barang-barang." "Anda masih mengingat semuanya, ya, Nanny?" ujar Mrs. Oliver. "Ah," kata Mrs. Matcham. "Gajah tidak lupa. Itu kata peribahasa lama." 0ood-woo0 8 Mrs. Oliver Beraksi MRS. OLIVER masuk ke sebuah apotek bernama Williams and Barnet, yang juga menjual bermacam-macam alat-alat kecantikan. Ia berhenti sejenak di depan sebuah http://dewi-kz.info/ 107 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ rak yang berisi berbagai macam obat untuk pengerasan kulit, lalu melihat-lihat tumpukan spons pembersih, dan iseng-iseng berjalan menuju meja resep dan kemudian melewati susunan alat-alat kecantikan yang menarik bermerek Elizabeth Arden, Helena Rubinstein, Max Factor, dan lain-lain. Akhirnya ia berhenti di dekat seorang gadis yang agak gemuk dan berumur kira-kira tiga puluh lima tahun, dan menanyakan tentang lipstik. Kemudian ia berteriak kecil karena kaget. "Lho, Marlene... kau Marlene, bukan?" "Oh, oh. Mrs. Oliver. Saya sangat senang bisa bertemu dengan Anda. Sungguh menggembirakan, bukan" Semua gadis di sini akan heboh kalau saya katakan bahwa Anda mampir di sini dan membeli barang." "Kau tidak perlu mengatakannya pada mereka," kata Mrs. Oliver. "Oh, saya yaki n mereka semua akan membawa buku tanda tangan mereka!" "Lebih baik kalau tidak," ujar Mrs. Oliver. "Bagaimana kabarmu, Marlene?" "Oh, baik, baik," sahut Marlene. "Aku tidak tahu kau masih bekerja di sini." "Yah, di sini lumayan baik, sama seperti tempat-tempat lainnya, saya kira, dan di sini kami sangat dihargai. Saya mendapat kenaikan gaji tahun lalu, dan sekarang boleh dikata saya yang mengepalai bagian kosmetik ini." "Dan ibumu" Juga baik-baik?" "Oh, ya. Ibu akan senang kalau mendengar saya telah http://dewi-kz.info/ 108 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bertemu dengan Anda." "Apakah ia masih tinggal di rumah yang sama di... di jalan yang melewati rumah sakit itu?" "Oh, ya, kami masih tinggal di sana. Ayah tidak begitu sehat. Ia pernah dirawat di rumah sakit sebentar, tapi Ibu baik-baik saja, Oh, ia akan senang kalau mendengar saya telah berjumpa dengan Anda. Apakah Anda kebetulan mengi nap di sini?" "Tidak," kata Mrs. Oliver. "Aku hanya mampir saja, sebetulnya. Aku baru mengunjungi teman lamaku, dan sekarang aku ingin tahu..." Ia melihat jam tangannya. "Apakah ibumu ada di rumah sekarang ini, Marlene" Aku bisa mampir dan bertemu dengannya. Bercakap-cakap sebentar sebelum aku harus pergi lagi." "Oh, silakan mampir ke rumah," sahut Marlene. "Ibu pasti girang sekali. Maafkan saya tidak bisa meninggalkan toko dan menemani Anda, soalnya... yah, tidak bagus kalau dilihat orang. Anda tahu, saya baru bisa bebas satu setengah jam lagi." "Oh, yah, kapan-kapan sajalah," ujar Mrs. Oliver "Omong-omong, aku tidak begitu ingat rumahmu nomor 17 atau ada namanya, ya?" "Namanya Pondok Laurel." "Oh, ya, tentu saja. Betapa pikunnya aku. Nah, sampai jumpa." Mrs. Oliver bergegas keluar dengan membawa lipstik yang sebenarnya tak dibutuhkannya, dan mengemudikan mobilnya sepanjang jalan utama Chipping Bartram dan membelok, setelah melewati bengkel dan bangunan rumah sakit, memasuki jalan yang agak sempit dengan http://dewi-kz.info/ 109 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ rumah-rumah kecil yang cukup menyenangkan di kanan-kirinya. Ia meninggalkan mobilnya di luar Pondok Laurel dan memasuki halaman rumah itu. Seorang wanita kurus, penuh semangat, dan berambut keputih-putihan, berumur sekitar lima puluh tahunan, membuka pintu dan langsung menunjukkan tanda-tanda mengenali dirinya. "Astaga! Anda rupanya, Mrs. Oliver. Aduh. Sudah bertahun-tahun saya tidak bertemu dengan Anda." "Oh, memang sudah lama sekali." "Silakan, silakan masuk. Anda mau minum teh?" "Tidak, terima kasih," kata Mrs. Oliver, "sebab saya baru saja minum teh dengan seorang teman, dan saya harus segera kembali ke London. Tadi kebetulan saya pergi ke apotek untuk membeli suatu keperluan, dan saya bertemu dengan Marlene di sana." "Ya, posisinya sudah mantap di sana. Mereka amat menghargainya. Kata mereka, ia memiliki kemampuan." "Wah, bagus sekali. Dan bagaimana kabar Anda, Mrs. Buckle" Anda kelihatan sangat sehat. Hampir-hampir tidak bertambah tua sejak terakhir kali kita bertemu." "Oh, sebetulnya tidak begitu. Rambut saya banyak yang putih, dan saya juga jauh lebih kurus." "Kebetulan hari ini saya bertemu dengan banyak kawan lama," ujar Mrs. Oliver, sambil memasuki rumah itu dan berjalan menuju ruang duduk kecil yang agak terlalu. padat perabotannya. "Saya tidak tahu apakah Anda masih ingat pada Mrs. Carstairs - Mrs. Julia Carstairs." "Oh, tentu saja saya masih ingat. Ya, betul. Dia pasti http://dewi-kz.info/ 110 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sudah tua, ya?" "Oh, ya memang. Tapi kami sempat berbincang-bincang tentang masa lalu. Bahkan kami juga membicarakan tragedi yang menimpa suami-istri kenalan kita. Saya sedang di Amerika waktu itu, jadi saya tidak begitu mengetahuinya. Keluarga Ravenseroft itu, lho." "Oh, saya masi h mengingat mereka dengan baik." "Anda pernah bekerja pada mereka, bukan, Mrs. Buckle?" "Ya. Saya biasanya ke sana tiga kali seminggu di pagi hari. Mereka orang-orang yang sangat menyenangkan. Betul-betul suami-istri tentara sejati, kita bisa mengatakan begitu. Yang masih berpegang teguh pada tradisi dan nilai-nilai lama." "Sungguh tragis kejadian yang menimpa mereka." "Ya, memang." "Apakah waktu itu Anda masih bekerja pada mereka?" "Tidak. saya sudah berhenti bekerja. Masalahnya, bibi saya, Emma, ingin tinggal di rumah kami. Ia sudah tua, agak buta, dan tidak begitu sehat, karena itu saya betul-betul tidak dapat meluangkan waktu untuk bekerja pada orang lain lagi. Tapi satu atau dua bulan sebelum kejadian itu saya masih bekerja di sana." "Mengerikan sekali, ya," ujar Mrs. Oliver. "Menurut polisi, mereka bunuh diri, bukan?" "Saya tidak mempercayainya," kata Mrs. Buckle. "Saya yakin itu bukan bunuh diri. Mereka kan sudah tua. Lagi pula mereka hidup begitu bahagia bersama-sama. Memang mereka belum lama tinggal di sana." http://dewi-kz.info/ 111 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya, saya rasa begitu. Mereka dulu tinggal di dekat Bournernouth, bukan, ketika pertama kali datang ke Inggris?" "Ya, tapi mereka merasa dari situ agak terlalu jauh kalau mau pergi ke London, jadi mereka pindah ke Chipping Bartram. Rumahnya sangat bagus, juga kebunnya." "Apakah mereka berdua sehat-sehat saja ketika Anda terakhir kali bekerja di sana?" "Yah, mereka merasa sedikit tua seperti orang-orang tua lai nnya. Pak jenderal menderita kelainan jantung atau stroke, kalau tidak salah. Dia harus minum pil, Anda tahu, dan sebentar-sebentar harus berbaring." "Dan Mrs. Ravenseroft?" "Yah, saya kira ia rindu dengan kehid upannya di luar negeri. Mereka tidak punya banyak kawan di sini, meskipun mereka sempat juga berkenalan dengan banyak keluarga. Maklum, mereka kan orang terpandang. Tapi saya kira keadaa nnya memang tidak seperti di India atau tempat-tempat itu. Di sana mereka bisa memiliki banyak pelayan, mengadaka n pesta-pesta mewah, dan hal-hal lain seperti itu." "Anda pikir ia merindukan pesta-pesta mewahnya?" "Yah, saya kurang tahu." "Seseorang bercerita pada saya bahwa ia senang memakai rambut palsu." "Oh, ia memang punya beberapa," kata Mrs. Buckle sambil tersenyum kecil. "Sangat bagus dan juga sangat mahal. Anda tahu, kadang-kadang ia mengirim salah satu http://dewi-kz.info/ 112 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dari rambut-rambut palsu itu ke tempat ia membelinya di London, dan mereka menatanya lagi lalu mengirimnya kembali. Rambut palsu itu ada bermacam-macam. Ada yang berwarna cokelat kernerah-merahan, dan ada yang abu-abu dengan keriting kecil-kecil di atas kepalanya. Sungguh, ia tampak sangat cantik dengan rambut palsu yang itu. Dan yang dua lainnya - yah, tidak begitu cantik memang, tapi berguna untuk hari-hari berangi n kalau Anda ingin mengenakan sesuatu untuk berjaga-jaga kalau turun hujan. Ia sangat memikirkan penampilannya, Anda tahu, dan mengeluarkan banyak uang untuk membeli pakaian." "Menurut pendapat Anda, apa penyebab tragedi itu?" tanya Mrs. Oliver. "Anda tahu, waktu itu saya tidak berada di dekat-dekat sini dan tidak bertemu dengan teman-teman saya, karena saya berada di Amerika, jadi saya tidak mendengar apa-apa mengenai nya, dan yah, orang cenderung untuk tidak bertanya-tanya atau menulis surat tentang hal-hal seperti itu. Saya rasa, pasti ada penyebabnya. Maksud saya, yang dipakai itu pistol Jenderal Ravenseroft sendiri, bukan?" "Oh, ya, ia memiliki dua pistol di rumah, sebab ia berpendapat bahwa tidak ada rumah yang aman tanpa senjata. Mungkin pendapatnya itu betul. Tapi tidak berarti mereka pernah menjadi korban tindak kejahatan, lho. Suatu sia ng, seorang laki-laki yang agak urakan datang. Saya tidak menyukai tampangnya. Ia ingin bertemu dengan Pak Jenderal. Katanya ia pernah termasuk dalam resimen Pak jenderal ketika masih muda. Pak Jenderal menanyainya beberapa pertanyaan dan saya kira Pak Jenderal merasa bahwa orang itu... yah, kurang dapat dipercaya. Jadi ia menyuruhnya pergi." "Jadi menurut Anda, orang luar yang melakukannya?" http://dewi-kz.info/ 113 Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Yah, saya kira begitu, sebab saya tidak bisa memikirkan kemungkinan lainnya. Ada lagi orang yang saya curigai... tukang kebun mereka. la tidak memiliki reputasi yang sangat baik, dan saya rasa ia pernah beberapa kali dipenjara sewaktu muda. Tapi, tentu saja Pak Jenderal percaya pada referensi orang itu, dan ia ingin memberinya kesempatan." "Jadi Anda pikir mungkin tukang kebun itu yang membunuh mereka?" "Yah, saya... saya selalu berpikiran begitu. Tapi mungki n saya keliru. Meskipun demikian, tidak masuk akal kalau... Maksud saya, gunjingan orang tentang skandal si suami atau si istri dan cerita-cerita tentang kalau bukan Pak Jenderal yang membunuh istrinya, ya istrinya yang membunuhnya, adalah omong kosong belaka. Tidak, pelakunya pasti orang luar. Salah satu dari orang-orang yang... yah, Anda tahu sendirilah. Keadaannya tidak separah zaman sekarang memang, sebab saat itu kan belum ada orang yang punya ide macam-macam tentang kekerasan. Tapi coba Anda baca berita-berita di surat kabar sekarang. Para pemuda, kebanyakan masih anak-anak malah, meminum banyak obatobatan dan menjadi liar dan membuat keonaran, menembak orang tanpa alasan, mengajak seorang gadis ke pub untuk minum-minum dengan mereka dan kemudian mereka mengantarnya pulang dan keesokan harinya mayat gadis itu ditemukan orang di parit. Menculik anak-anak dari buaian ibu mereka, mengajak seorang gadis berdansa dan membunuh atau mencekiknya sewaktu pulang. Rasa-rasanya setiap orang dapat berbuat jahat. Nah, kembali ke pokok percakapan semula... Tragis sekali nasib Pak Jenderal dan istrinya, ya" Pasangan suami-istri http://dewi-kz.info/ 114 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang begitu baik, berjalan-jalan santai di sore hari, tahu-tahu kena tembak di kepala!" "Apakah memang di kepala tertembaknya?" "Yah, saya tidak ingat tepatnya, dan tentu saja saya tidak melihatnya sendiri. Tapi yang pasti, mereka memang pergi berjalan-jalan seperti biasa." "Dan mereka tidak sedang bermusuhan waktu itu?" "Mereka memang kadang-kadang bertengkar, tapi itu wajar, kan?" "Baik si jenderal maupun istrinya tidak punya kekasih gelap?" "Yah, ada juga sedikit gunjingan tentang hal itu - walau istilah 'kekasih gelap' rasanya kok janggal, ya, kalau dipakai untuk orang-orang seusia mereka. Tapi menurut saya semuanya omong kosong belaka. Sama sekali tak ada dasarnya. Orang-orang saja yang suka usil." "Mungki n salah satu dari mereka sedang... sakit." "Lady Ravenseroft memang pernah pergi ke London sekali atau dua kali untuk berkonsultasi dengan seorang dokter tentang sesuatu, dan saya cenderung mengira bahwa ia akan masuk rumah sakit, atau mempunyai rencana untuk masuk rumah sakit untuk dioperasi, meskipun ia tidak pernah mengatakan alasan yang sebenarnya pada saya. Tapi saya rasa mereka berhasil menyembuhkannya - ia dirawat di rumah sakit sebentar saja. Tidak jadi dioperasi, saya kira. Dan ketika ia pulang, ia kelihatan jauh lebih muda. Mungki n saja ia sekaligus melakukan perawatan waiah, dan Anda tahu, ia kelihatan begitu cantik dengan rambut palsu yang keriting itu. Ia kelihatannya seperti mendapat wajah baru." http://dewi-kz.info/ 115 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dan Jenderal Ravenseroft?" "Ia laki-laki yang sangat menyenangkan, dan saya tidak pernah mendengar atau mengetahui skandal tentang dirinya, dan saya rasa memang tidak ada skandal apa pun. Kabar burung tentu saja ada, tapi orang memang cenderung mengatakan hal yang tidak-tidak setelah terjadi suatu tragedi, bukan" Menurut saya, bisa jadi ia pernah mendapat serangan atau pukulan di kepalanya sewaktu berada di India. Saya punya seorang paman - atau pamannya Ayah, mungki n. Ia terjatuh dari kudanya waktu bertugas di India. Gara-gara kepalanya kena peluru atau sejenisnya, dan ia jadi aneh sekali setelah itu. Ia baik-baik saja selama enam bulan dan kemudian mereka harus memasukkannya ke rumah sakit jiwa, sebab ia ingin membunuh istrinya terus. Ia bilang istrinya itu menganiayanya dan mengikutinya terus, dan ia pikir istrinya adalah mata-mata dari negara lain. Ah, memang tak dapat diduga hal-hal yang terjadi atau yang dapat terjadi dalam keluarga." "Jadi pada prinsipnya Anda tidak mempercayai cerita-cerita tentang mereka yang kebetulan saya dengar, yaitu bahwa ada rasa benci yang sangat besar di antara mereka sehingga yang satu menembak yang lain dan kemudian menembak dirinya sendiri." "Oh, saya memang tidak mempercayai nya." "Apakah anak-anak mereka ada di rumah waktu itu?" "Tidak. Miss... eh... oh, siapa ya namanya" Rosie" Bukan. Penelope?" "Celia," kata Mrs. Oliver. "Ia putri baptis saya." "Oh, tentu saja. Ya, saya ingat sekarang. Saya ingat Anda datang dan mengajaknya jalan-jalan sekali. Ia gadis http://dewi-kz.info/ 116 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang bersemangat tinggi, agak nakal kadang-kadang, tapi ia sangat menyayangi ayah dan ibunya, saya kira. Tidak, ia bersekolah di Swiss waktu peristiwa itu terjadi. Syukurlah, sebab kejadian itu pastilah merupakan shock yang hebat baginya, jika ia berada di rumah waktu itu dan menemukan orangtuanya tewas." "Dan ada seorang anak laki-laki ya, bukan?" "Oh, ya Master Edward. Ayahnya agak cemas mengenai dirinya, saya rasa. Ia sepertinya tidak menyukai ayahnya." "Oh, itu kan biasa. Anak laki-laki umumnya mengalami masa-masa seperti itu. Apakah ia sangat mencintai ibunya?" "Yah, ibunya agak terlalu cerewet mengenai dirinya, saya kira, sehingga ia jadi bosan. Anda tahu, anak laki-laki tidak suka kalau ib unya terlalu cerewet mengenai dirinya, menyuruh dia memakai jaket yang lebih tebal atau memakai mantel tambahan. Sedang ayahnya tidak menyukai model rambutnya. Soalnya... yah, waktu itu model rambut memang tidak seaneh sekarang, tapi sudah mengarah ke situ. Anda mengerti maksud saya, bukan?" "Tapi anak laki-laki itu tidak ada di rumah pada saat tragedi itu terjadi?" "Tidak." "Dia pasti shock juga, ya?" "Saya kira begitu. Tapi waktu itu saya sudah tidak pernah lagi pergi ke rumah mereka, lho, jadi saya tidak banyak mendengar. Kalau Anda ingin tahu pendapat saya, saya tidak menyukai tukang kebun itu. Siapa ya namanya... Fred, saya kira. Fred Wizell. Kira-kira begitu. http://dewi-kz.info/ 117 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Menurut saya, seandainya ia pernah... yah, menip u kecil-kecilan atau melakukan perbuatan curang lainnya dan Pak Jenderal memergokinya dan akan memecatnya, bisa jadi ia tega berbuat begitu." "Menembak suami-istri itu, maksud Anda?" "Yah, saya kira kemungki nan besar ia cuma ingin menembak Pak Jenderal. Tapi karena kebetulan istri Pak Jenderal datang, ia terpaksa menembaknya juga. Anda bisa membaca hal-hal seperti itu di buku." "Ya," kata Mrs. Olive serius, "kita memang bisa membaca macam-macam hal di buku." "Ada seorang guru juga. Saya tidak begitu menyukainya." "Guru apa?" "Yah, ia guru si anak laki-laki. Anda tahu, ia gagal dalam ujia nnya di sekolah - sekolah persiapan atau apa. Jadi orangtuanya memanggil guru untuknya. Ia mengajar di sana sekitar setahun, saya kira. Lady Ravenseroft sangat menyukainya. Ia menyenangi musik, dan guru ini juga demikian. Namanya Mr. Edmunds, kalau saya tidak keliru. Ia tipe pemuda yang agak sentimental, dan saya kira Jenderal Ravenseroft tidak begitu senang padanya." "Tapi Lady Ravenseroft sebaliknya." "Oh, hobi mereka banyak yang sama, saya rasa. Da n saya pikir Lady Ravenseroft yang memutuskan untuk memilihnya, bukan Pak Jenderal. Guru itu tingkah lakunya sangat sopan, lho, dan caranya berbicara kepada setiap orang selalu ramah. Pokoknya dia amat pi ntar berbasa-basi." "Dan apakah - siapa namanya tadi?" http://dewi-kz.info/ 118 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Edward" Oh ya, ia menyukai gurunya, saya kira. Hampir-hampir memujanya seperti pahlawan. Omong-omong, A nda tidak percaya kan, pada cerita-cerita yang Anda dengar tentang skandal dalam keluarga itu, tentang penyelewengan Lady Ravenseroft dengan seseorang, atau tentang hubungan Jenderal Ravenseroft dengan gadis yang bertampang agak sendu itu, yang mengerjakan pekerjaan surat-menyurat untuknya. Tidak. Siapa pun pembunuh jahat itu, pastilah seseorang yang berasal dari luar. Polisi memang tidak pernah menangkap seorang pun, tak ada mobil terlihat diparkir di dekat sana, tak ada petunjuk apa-apa, dan polisi tidak berhasil menyelidiki lebih lanjut. Tapi saya tetap menganggap bahwa yang harus kita curigai adalah orang yang pernah mengenal mereka di Malaya, atau di luar negeri, atau di tempat lainnya, atau sewaktu mereka tinggal di Bournemouth. Kita tak pernah tahu." "Bagaimana pendapat suami Anda?" tanya Mrs. Oliver. "Tentu saja ia tidak mengenal mereka sebaik Anda, tapi mungki n juga ia mendengar banyak hal." "Oh, ia memang mendengar banyak hal. Di George and Flag, kalau sore hari, Anda tahu. Orang mengatakan macam-macam. Ada yang bilang Lady Ravensereft itu peminum, dan kotak-kotak berisi botol-botol kosong diangkuti ke luar rumah. Itu sama sekali tak betul, saya mengetahuinya sendiri. Dan juga ada seorang kemenakan laki-laki yang kadang-kadang mengunjungi mereka. Pernah berurusan dengan polisi, tapi saya kira tidak ada yang serius. Polisi juga sependapat. Lagi pula terjadinya tidak bersamaan dengan kejadian itu." "Betul-betul tak ada orang lain yang tinggal di rumah itu, selain jenderal dan Lady Ravenseroft?" http://dewi-kz.info/ 119 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Yah, Lady Ravenseroft mempunyai seorang saudara perempuan yang suka mengunjungi mereka. Saudara seayah tapi lain ib u, mungkin. Atau sebaliknya. Agak mirip dengan Lady Ravenseroft, tapi tidak secantik dia, dan saya rasa usianya satu atau dua tahun lebih tua. Ia suka bersitegang dengan Lady Ravenseroft, kalau ia datang ke rumah itu. Ia senang mencari gara-gara, dan kerap mengatakan hal-hal yang membuat orang merasa jengkel." "Apakah Lady Ravenseroft menyayanginya?" "Menurut saya, tidak. Cuma si kakak saja yang ngotot mau mengunjungi mereka, dan Lady Ravenseroft mau tidak mau harus menerimanya, meskipun dengan berat hati, saya kira. Pak jenderal lumayan suka padanya, sebab ia pandai bermain kartu. Bermain catur atau permainan lainnya dengan Pak Jenderal dan ia menyenanginya. Ia seorang wanita yang menarik juga kalau dilihat-lihat. Mrs. Jerryboy atau kurang lebi h begitulah namanya. Ia seorang janda, saya kira. Suka meminjam uang mereka, saya rasa." "Apakah Anda menyukainya?" "Yah, jika Anda tak keberatan dengan jawaban saya, Nyonya, tidak, saya tidak menyukai nya. Saya sangat tidak menyukainya. Menurut saya, ia itu seorang perusuh. Tapi ia sudah lama tidak mengunjungi mereka sebelum tragedi itu terjadi. Saya tidak begitu ingat bagaimana rupanya. Ia punya seorang anak laki-laki yang datang bersamanya sekali-dua kali. Saya juga tidak menyukai si anak. Ia Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pembohong." "Yah," kata Mrs. Oliver, "saya rasa tak seorang pun akan tahu hal yang sebenarnya. Tidak sekarang, setelah belasan tahun lewat. Omong-omong, saya bertemu dengan putri baptis saya beberapa hari yang lalu." http://dewi-kz.info/ 120 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Oh, ya" Saya kepingin mendengar tentang Miss Celia. Bagaimana kabarnya" Apakah ia baik-baik?" "Ya. Ia baik-baik saja kelihatannya. Saya rasa ia berencana untuk menikah. Paling tidak, ia sudah punya..." "Punya pacar tetap, bukan?" tukas Mrs. Buckle. "Ah ya, kita semua pernah mempunyai pacar. Bukan berarti kita pasti akan menika h dengan pacar pertama yang kita dapatkan. Biasanya tidak, sembilan dari sepuluh malah." "Apakah Anda kenal dengan Mrs. BurtonCox?" tanya Mrs. Oliver. "Burton-Cox" Rasanya saya tahu nama itu. Tidak, tidak juga. Ia tidak tinggal di sini atau pernah mengunjungi mereka, bukan" Tidak, sepanjang yang saya ingat, tidak. Tapi saya pernah mendengar sesuatu. Teman lama Jenderal Ravenseroft, saya kira, yang dikenalnya di India. Tetapi saya tidak tahu persis." Ia menggelengkan kepalanya. "Nah," ujar Mrs. Oliver, "saya tidak boleh bergunjing terus dengan Anda. Sungguh senang bisa bertemu dengan Anda dan Marlene." 0ood-woo0 9 Hasil Berburu Gajah "TELEPON untuk Anda," kata pembantu Hercule Poirot, George. "Dari Mrs. Oliver." "Ah ya, George. Dan apa katanya?" http://dewi-kz.info/ 121 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Beliau ingin tahu apakah beliau bisa datang mengunjungi Anda malam ini, Tuan, setelah makan malam." "Bagus sekali," ujar Poirot. "Bagus. Aku merasa capek dan jemu seharian. Bertemu dengan Mrs. Oliver akan merupakan suatu hiburan. Ia selalu menyenangkan, juga sering mengagetkan kita dengan ucapan-ucapannya. Omong-omong, adakah ia menyebut-nyebut gajah?" "Gajah, Tuan" Tidak, saya rasa tidak." "Ah, kalau begitu, mungki n gajah-gajah itu mengecewakannya." George memandang majika nnya dengan ragu-ragu. Adakalanya ia tidak memahami maksud pernyataan-pernyataan Poirot. "Teleponlah ia kembali," kata Hercule Poirot. "Katakan aku akan senang menerima kedatangannya." George berlalu untuk melaksanakan perintah ini, dan kembali untuk mengatakan bahwa Mrs. Oliver akan tiba sekitar jam sembilan kurang seperempat. "Kopi," kata Poirot. "Siapkan kopi dan beberapa petit four. Kurasa aku pernah memesan beberapa baru-baru ini dari Fortnum and Mason." "Minuman keras, Tuan?" "Tidak, kurasa tidak perlu. Untukku sendiri, siapkan Sirop de Cassis." "Ya, Tuan." Mrs. Oliver tiba tepat pada waktunya. Poirot menyambutnya dengan gembira. http://dewi-kz.info/ 122 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apa kabar, chere madame?" "Capek," sahut Mrs. Oliver. Mrs. Oliver mengempaskan diri di kursi yang ditunjuk Poirot untuknya. "Betul-betul capek." "Ah. Qui va a la chasse... oh, aku tidak ingat bagaimana kelanjutannya." "Aku ingat," kata Mrs. Oliver. "Aku mempelajarinya ketika masih kanak-kanak. 'Qui va a la chasse perd sa place."' "Itu, aku yakin, tidak cocok dengan pengejaran yang sedang kaulakukan. Maksudku pengejaran terhadap gajah-gajah, kecuali kalau itu hanya merupakan suatu ungkapan saja." "Sama sekali tidak," sahut Mrs. Oliver. "Aku telah mengejar gajah dengan membabi buta. Di sini, di sana, dan di mana-mana. Jumlah bensin yang telah kupakai, jumlah kereta api yang telah kutumpangi, jumlah surat yang telah kutulis, jumlah telegram yang kukirim - kau takkan percaya betapa melelahkan semua ini." "Nah, istirahatlah. Silakan diminum kopinya." "Kopi hitam, pekat, enak - ya, boleh. Itu yang kuinginkan." "Apakah kau, kalau aku boleh bertanya, mendapatkan hasil?" "Banyak hasilnya," kata Mrs. Oliver. "Masalahnya, aku tidak tahu apakah semuanya ini ada gunanya." "Tapi kau mendapatkan fakta-fakta, kan?" http://dewi-kz.info/ 123 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak. Tidak juga. Kata orang-orang itu, hal-hal yang mereka ceritakan padaku adalah fakta, tapi aku sendiri sangat meragukannya." "Yang diceritakan cuma desas-desus, kalau begitu?" "Bukan. Semuanya adalah kenangan, seperti yang pernah kukatakan dulu. Aku menemui banyak orang yang memiliki kenangan. Masalahnya, kalau kita, mengi ngat sesuatu, belum tentu kita mengingatnya dengan betul, bukan?" "Memang. Tapi mungki n semuanya itu bisa dianggap sebagai hasil. Apakah tidak begitu?" "Kau sendiri telah mengerjakan apa?" tanya Mrs. Oliver. "Kau galak sekali, madame," kata Poirot. "Kau selalu mengi nginkan diriku sibuk ke sana kemari, dan mengerjakan macam-macam." "Nah, apakah kau sudah menyibukkan diri ke sana kemari?" "Memang tidak, tapi aku telah mengadaka n omong-omong kecil dengan orang-orang yang seprofesi denganku." "Kedengarannya jauh lebih santai ketimbang apa yang telah kulakukan," ujar'Mrs. Oliver. "Oh, kopi ini sungguh enak. Betul-betul pekat. Kau takkan percaya betapa capeknya diriku. Dan betapa bi ngungnya." "Nah, nah. Mari kita mengharapkan yang baik-baik saja. Kau memperoleh macam-macam informasi. Kau pasti memperoleh sesuatu." "Aku memperoleh banyak gagasa n dan cerita yang berbeda-beda. Aku tidak tahu apakah ada yang benar di http://dewi-kz.info/ 124 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ antaranya." "Mungki n tidak benar tapi masih bisa berguna," kata Poirot. "Ya, aku mengerti maksudmu," kata Mrs. Oliver, "dan aku juga berpikiran begitu. Kalau orang mengi ngat sesuatu dan menceritakannya pada kita - maksudku, sering kali yang diingat itu tidak betul-betul terjadi, tapi merupakan sesuatu yang mereka pikir telah terjadi." "Tapi mereka pasti memiliki sesuatu yang mendasari ingatan itu," kata Poirot. "Aku membawakanmu sejenis daftar," ujar Mrs. Oliver. "Aku tidak akan menceritakan secara rinci, ke mana saja aku pergi atau apa yang telafi kukatakan atau mengapa. Aku pergi semata-mata hanya untuk... yah, informasi yang mungki n tak dapat kita peroleh sekarang dari siapa pun di negara ini. Tapi semua ini berasal dari orang-orang yang mengetahui sesuatu tentang keluarga Ravenseroft, bahkan dari orang-orang yang tidak begitu baik mengenal mereka." "Berita-berita dari luar negeri, maksudmu?" "Banyak di antaranya yang berasal dari luar negeri. Orang-orang lai n yang mengenal mereka di sini, atau dari orang-orang yang bibi atau sepupu atau temannya mengenal mereka dulu." "Dan masing-masing orang yang telah kautulis di sini mempunyai suatu cerita untuk diomongkan - suatu referensi tentang tragedi itu atau tentang orang-orang yang terlibat?" "Betul," sahut Mrs. Oliver. "Bagaimana kalau kuceritakan secara garis besar saja?" http://dewi-kz.info/ 125 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya. Mau petit four?" "Terima kasih," kata Mrs. Oliver. Ia mengambil satu yang betul-betul manis lalu mengunyahnya kuat-kuat. "Makanan manis," katanya, "sungguh-sungguh dapat memberimu banyak kekuatan. Aku selalu meyakini hal itu. Nah, sekarang aku punya gagasa n-gagasan berikut ini. Cerita-cerita itu biasanya dimulai dengan kata-kata, 'Oh ya, tentu saja!' 'Betapa menyedihkan, keseluruhan cerita itu!' 'Tentu saja, saya rasa setiap orang tahu apa yang sesungguhnya terjadi. 'Hal-hal seperti itu." "Ya." "Orang-orang itu mengira mereka mengetahui apa yang terjadi. Tapi sesungguhnya tidak begitu. Yang mereka ketahui itu mereka, peroleh dari cerita orang lain, atau mereka dengar dari teman, pembantu, saudara. Gagasan-gagasan yang ada, tentu saja, adalah seperti yang mungkin telah kita pikirkan. A. Jenderal Ravenseroft sedang menulis biografi tentang hari-harinya di India, dan ada seorang wanita muda yang bertindak sebagai sekretarisnya dan menulis apa yang didiktekannya, mengetik untuknya, dan sedang membantunya. Ia gadis dengan wajah lumayan, dan tidak diragukan bahwa ada apaapanya antara mereka berdua. Hasilnya - yah, tampaknya ada dua segi pandangan. Yang satu berpikiran bahwa Jenderal Ravenseroft yang menembak istrinya karena ingin menikah dengan gadis itu. Kemudian karena ngeri akan apa yang telah dilakukannya, ia lalu menembak dirinya." "Tepat," sahut Poirot. "Suatu penjelasan yang romantis." "Gagasan lai n adalah adanya seorang guru yang datang http://dewi-kz.info/ 126 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ untuk mengajar si anak laki-laki yang pernah sakit, sehingga tidak dapat masuk sekolah persiapan selama enam bulan - seorang pemuda ganteng." "Ah ya. Da n si istri telah jatuh cinta pada pemuda itu. Mungki n juga mempunyai affair dengannya?" "Betul," kata Mrs. Oliver. "Tidak ada bukti. Hanya gagasan yang romantis saja." "Oleh karenanya?" "Oleh karenanya aku berpikir bahwa gagasan yang sebetulnya adalah Jenderal Ravenseroft menembak istrinya, dan kemudian dengan rasa penyesalan yang dalam, ia menembak dirinya sendiri. Ada cerita tentang Jenderal Ravenseroft yang menyeleweng, dan istrinya mengetahui hal itu. Lalu ia menembak suaminya dan dirinya sendiri. Ceritanya selalu sedikit berbeda setiap kali. Tapi sesungguhnya tak seorang pun mengetahui sesuatu. Maksudku, semua itu kan cuma kemungki nan. Jenderal Ravenseroft mungki n menyeleweng dengan seorang gadis atau dengan banyak gadis atau dengan seorang wanita yang telah menika h, atau mungki n juga istrinya yang telah Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo menyeleweng dengan orang lain. Tokohnya selalu berbeda dalam setiap cerita yang diceritakan padaku. Tidak ada yang jelas mengenainya, atau bukti mengenainya. Hanya gosip yang beredar kira-kira dua belas atau tiga belas tahun yang lalu, yang sudah agak dilupakan orang sekarang. Tapi mereka masih cukup baik mengi ngatnya, sehingga dapat menyebutkan padaku beberapa nama dan sedikit mencampuradukkan apa yang telah terjadi. Ada cerita tentang seorang tukang kebun pemarah yang kebetulan tinggal di tempat itu, cerita tentang seorang koki merangkap pengurus rumah tangga yang sudah tua dan baik hati, cuma agak buta dan agak http://dewi-kz.info/ 127 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tuli. Tapi tak seorang pun menaruh curiga bahwa ia ada sangkut pautnya dengan kejadian itu. Dan seterusnya. Aku telah menuliskan semua nama dan kemungki nankemungkinan yang ada. Nama-nama itu ada yang salah, ada yang betul. Semuanya sangat sulit. Istrinya pernah sakit, sebentar kurasa. Mungkin karena demam atau sejenisnya. Rambutnya pasti banyak yang rontok, sebab ia membeli empat rambut palsu. Ditemukan sedikitnya empat rambut palsu baru di antara barang-barang miliknya." "Ya. Aku juga pernah mendengar tentang hal itu," kata Poirot. "Dari siapa kau mendengarnya?" "Dari salah seorang temanku di kepolisian. Ia memeriksa kembali beberapa laporan tentang pemeriksaan itu, dan tentang bermacam-macam barang yang ada di rumah itu. Empat rambut palsu! Aku ingin tahu pendapatmu tentang hal itu, madame. Menurutmu, apaka h empat rambut palsu itu tidak terlalu banyak?" "Yah, menurutku memang begitu," jawab Mrs. Oliver. "Aku punya bibi yang punya sebuah rambut palsu, dan ia juga punya sebuah rambut palsu ekstra, jadi kalau ia mengirim yang satu untuk diatur kembali, ia memakai yang lainnya. Aku tidak pernah mendengar ada orang yang mempunyai empat rambut palsu." Mrs. Oliver mengeluarkan sebuah notes kecil dari tasnya lalu membolak-balik halamannya, mencari-cari sesuatu. "Mrs. Carstairs, ia berumur tujuh puluh tujuh tahun dan agak pikun. Kutipan dari ceritanya, 'Aku masih mengi ngat keluarga Ravenseroft dengan baik. Ya, ya, pasangan yang sangat serasi. Sungguh menyedihkan, kukira. Ya. Kena http://dewi-kz.info/ 128 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kanker!' Aku bertanya padanya siapa yang kena kanker," kata Mrs. Oliver, "tapi Mrs. Carstairs agaknya telah melupakan hal itu. Katanya, ia pikir si istri pergi ke London dan berkonsultasi dengan seorang dokter dan menjalani operasi, kemudian ia pulang ke rumah dan sangat menderita, dan suaminya sangat terpukul karenanya. Jadi ia menembak istrinya, lalu menembak dirinya sendiri." "Itu hanya teorinya saja ataukah ia mempunyai pengetahuan yang pasti tentang hal itu?" "Kukira cuma teori. Sejauh yang dapat kulihat dan kudengar selama penyelidikanku," kata Mrs. Oliver, dengan agak menekankan kata yang terakhir, "kalau seseorang mendengar bahwa salah seorang dari teman-teman mereka, yang kebetulan tidak begitu mereka kenal dengan baik, mendadak menderita suatu penyakit atau berkonsultasi dengan dokter, mereka selalu mengira bahwa penyakitnya adalah kanker. Dan begitu pula orang-orang lai nnya, kukira. Orang lai n - aku tidak mencatat namanya di sini, lupa, kurasa namanya dimulai dengan huruf T - mengatakan bahwa si suami yang menderita kanker. Ia sangat tidak bahagia, demikian pula istrinya. Dan mereka membicarakannya bersama dan mereka tidak dapat menahan penderitaan itu, jadi mereka memutuskan untuk bunuh diri." "Sedih dan romantis," komentar Poirot. "Ya, dan kupikir hal itu tidak sepenuhnya benar," kata Mrs. Oliver. "Mencemaskan, bukan" Maksudku, orang-orang itu mengingat begitu banyak, sehingga sebetulnya sebagian besar cerita mereka adalah karangan mereka sendiri." "Mereka mengemukakan kesimpulan tentang sesuatu yang mereka ketahui," kata Poirot. "Maksudku, mereka http://dewi-kz.info/ 129 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tahu bahwa seseorang telah pergi ke London, katakanlah, untuk berkonsultasi dengan dokter, atau bahwa seseorang telah dirawat di rumah sakit selama dua atau tiga bulan. Itu fakta yang mereka ketahui." "Ya," ujar Mrs. Oliver, "dan kemudian ketika mereka membicarakan hal itu bertahun-bertahun kemudian, mereka mengemukakan kesimpulan yang merupakan karangan mereka sendiri. Sungguh tak ada gunanya, bukan?" "Menurutku, ada gunanya," sahut Poirot. "Kau tahu, kata-kata yang kauucapkan padaku dulu, ternyata betul." "Tentang gajah?" tanya, Mrs. Oliver, sedikit ragu-ragu. "Ya, tentang gajah," kata Poirot. "Sungguh penting untuk mengetahui fakta-fakta tertentu yang terdapat dalam benak orang-orang itu, meskipun mereka belum tentu mengetahui secara pasti apakah faktanya itu, mengapa fakta itu terjadi, atau apa yang menyebabkannya. Tapi mungki n saja mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui dan tidak pernah kita pelajari sebelumnya. Jadi ada banyak kenangan yang menuju pada teori-teori-teori-teori tentang ketidaksetiaan, tentang penyakit, tentang bunuh diri yang direncanakan, tentang kecemburuan. Semuanya ini telah diceritakan padamu. Penyelidikan yang lebih lanjut dapat dipusatkan pada kemungkinan cerita-cerita itu mengandung kebenaran." "Orang-orang suka membicarakan masa lalu," kata Mrs. Oliver. "Mereka sesungguhnya lebih suka untuk membicarakan masa lalu daripada membicarakan apa yang sedang terjadi sekarang, atau apa yang terjadi. tahun lalu. Masa lalu menimbulkan kenangan bagi mereka. Tentu saja, mula-mula mereka akan bercerita tentang banyak orang yang sebetulnya tidak ingin kita ketahui, dan http://dewi-kz.info/ 130 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kemudian kita akan mendengar apa yang diketahui oleh orang-orang lai n yang mereka ingat, tentang seseorang yang tidak mereka kenal, tapi pernah mereka dengar ceritanya. Jadi baru pada tahap tertentu kita sampai pada Jenderal dan Lady Ravenseroft. Kelihatannya seperti hubungan dalam keluarga," katanya. "Kau tahu, saudara sepupu, saudara dua pupu, dan seterusnya. Rasanya aku tidak begitu banyak menolong, ya." "Kau tidak boleh berpikiran begitu," kata Poirot "Aku yakin kau akan menemukan bahwa beberapa catatan yang ada di notes ungumu itu ternyata ada kaitannya dengan tragedi masa lalu itu. Berdasarkan pemeriksaanku atas laporan-laporan resmi tentang kedua kematia n itu, aku memperoleh kesimpulan bahwa kematian itu masih merupakan misteri. Itu menurut pandangan polisi. Mereka pasangan yang saling mengasihi, tidak ada gosip atau desas-desus tentang mereka sehubungan dengan masalah seks, tidak ada penyakit yang dapat membuat seseorang bunuh diri. Aku membicarakan tentang sebagian kehidupan mereka, kau mengerti, sebelum tragedi itu terjadi. Tapi masih ada masa-masa sebelumnya." "Aku mengerti maksudmu," kata Mrs. Oliver, "dan aku mendapat sesuatu tentang hal itu dari seorang pengasuhku yang sudah tua. Umurnya sekarang... aku tak tahu, mungkin sudah seratus tahun, tapi menurutku baru sekitar delapan puluh. Aku mengenalnya sewaktu kecil. Saat itu pun ia sudah tidak muda lagi. Ia sering bercerita padaku tentang orang-orang yang berdinas di luar negeri India, Mesir, Siam, Hong Kong, dan lain-lain." "Ada yang menarik buatmu?" "Ya," sahut Mrs. Oliver, "tentang suatu tragedi yang http://dewi-kz.info/ 131 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ diceritakannya. Ia tampaknya sedikit tak yaki n tragedi apa itu. Aku juga tak yakin kalau tragedi itu ada sangkut pautnya dengan keluarga Ravenseroft, mungkin saja menyangkut orang-orang lai n di sana, sebab ia tidak bisa mengi ngat nama-nama keluarga dan hal-hal lainnya dengan baik. Tragedi itu menyangkut adanya kelainan jiwa dalam sebuah keluarga. Ipar seseorang, mungki n saudara perempuan Jenderal Anu atau saudara perempuan Mrs. Anu. Sang ipar pemah dirawat di rumah sakit jiwa selama bertahun-tahun. Ia pernah membunuh anak-anaknya sendiri atau pernah mencoba untuk membunuh anak-anaknya, kemudian karena diduga ia sudah sembuh atau sedang berobat jalan, ia datang ke Mesir, atau India, atau entah ke mana. Ia tinggal dengan orang-orang itu. Kemudian tampaknya terjadi tragedi lain, yang ada hubungannya, kurasa, dengan anak-anak atau sejenisnya. Pokoknya, ceritanya dirahasiakan. Tapi aku jadi ingin tahu. Maksudku, benarkah ada kelainan jiwa dalam keluarga itu, entah dari pihak Lady Ravenseroft atau keluarga Jenderal Ravenseroft. Tidak perlu kakak atau adik, mungki n saudara sepupu atau sanak saudara lainnya. Tapi... yah, kelihatannya ini merupakan jalan yang memungkinkan untuk diselidiki." "Ya," sahut Poirot, "kemungkinan selalu ada, dan sesuatu yang menunggu selama bertahun-tahun, lalu muncul dengan tiba-tiba dari masa lalu. Itulah yang dikatakan seseorang padaku. Dosa lama meninggalkan bayangan yang panjang." "Bagiku tampaknya - lepas dari kemungkinan apakah yang diingat Nanny Matcham tua itu benar atau tidak, ataukah yang diingatnya itu memang betul mengenai keluarga Ravenseroft - hal itu cocok dengan apa yang Anting Mustika Ratu 1 Pendekar Rajawali Sakti 97 Malaikat Pencabut Nyawa Memanah Burung Rajawali 13

Cari Blog Ini