Iklan Pembunuhan 1
Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie Bagian 1 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama dan Pembunuhan Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak sua t u ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Agatha Christie IKLAN PEMBUNUHAN Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002 A MURDER IS ANNOUNCED by Agatha Christie Copyright " Agatha Christie Mallowan 1950 All rights reserved IKLAN PEMBUNUHAN Alih bahasa: Joyce K. Isa Sampul digambar kembali oleh Dwi Koendoro CM 402 95.093 Hak cipta terjemahan Indonesia: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jl Palmerah Selatan 24-26 Jakarta 10270 Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI, Jakarta, Mei 1984 Cetakan kedua: Oktober 1985 Cetakan ketiga: Desember 1985 Cetakan keempat Maret 2002 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KUT) CHRISTIE, Agatha Iklan Pembunuhan/Agatha Christie; alih bahasa, Joyce K Isa Jakarta Gramedia ? Pustaka Utama, 1984 368 him; 18 cm Judul ash. A Murder Is Announced ISBN 979-655-628-6 1. Fiksi Inggris I. Judul n. Isa, Joyce K 823 Dicetak oleh Percetakan Duta Prima, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan UNTUK RALPH DAN ANNE NEWMAN di rumah siapa aku pertama kati mencicipi MATI YANG NIKMAT ! IKLAN PEMBUNUHAN Agatha Christie terkenal di seluruh dunia sebagai Ratu Cerita-cerita Kriminal. Delapan puluh novel dan kumpulan cerita detektifnya sudah diterjemahkan ke dalam 104 bahasa termasuk bahasa Indonesia dan sudah terjual lebih dari ? ?300.000.000 eksemplar. Dia mulai menulis pada akhir Perang Dunia Pertama, ketika dia menciptakan Hcrculc Poirot, detektif Belgia yang bertubuh kecil dengan kepala berbentuk telur dan gandrung akan kerapian tokoh detektif dalam cerita fiksi yang ?paling terkenal setelah Sherlock Holmes. Poirot, Miss Marple, dan dctcktifdctcktifnya yang lain telah muncul dalam film, sandiwara, dan sandiwara radio yang didasarkan pada buku-bukunya. Agatha Christie juga menulis enam novel romantis dengan menggunakan nama samaran Mary Westma-cott, beberapa drama, dan sebuah buku kumpulan puisi. Dia juga membantu suaminya, arkeolog Sir Max Mallowan, dalam banyak ekspedisinya ke Timur Dekat. Postern of Fate adalah buku terakhir yang ditulisnya sebelum dia meninggal pada tahun 1976. Tetapi setelah buku ini terbit, Penerbit William Collins juga menerbitkan dua buah buku yang ditulis Agatha 7 Christie pada tahun 1940-an. Tirai: Kasus Pembunuhan Terakhir dan Terbesar yang dibongkar oleh Hercule Poirot pada tahun 1975 dan Pembunuhan Terpendam, buku terakhir yang menampilkan Miss Marple, pada tahun 1976. 8 ISI I Iklan Pembunuhan U II Sarapan di Little Paddocks 28 III Pukul 6.30 Sore 37 IV Hotel Royal Spa 54 V Nona Blacklock dan Nona Bunner 65 VI Julia, Mitzi, dan Patrick 81 VII Para Tamu 92 VIII Miss Marple Muncul 112 IX Mengenai Sebuah Pintu 134 X Pip dan Emma 147 XI Miss Marple Bertamu 164 XII Kegiatan Pagi di Chipping Cleghorn 171 XIII Kegiatan Pagi di Chipping Cleghorn (lanjutan) 187 XIV Mengintip Masa Lampau 207 XV Mati yang Nikmat 220 XVI Inspektur Craddock Pulang 232 XVII Album 240 XVIII Surat-surat 252 XIX Rekonstruksi Kejahatan 270 XX Miss Marple Hilang 287 XXI Tiga Wanita 302 XXII Keadaan yang Sebenarnya 322 XXIII Malam Hari di Rumah Pak Pendeta 326 XXIV Penutup 361 9 BAB I Iklan Pembunuhan I Setiap pagi antara pukul 7.30 dan 8.30, terkecuali pada hari Minggu, Johnny Butt berkeliling mengitari dusun Chipping Cleghorn dengan sepedanya, sambil bersiulsiul nyaring dan berhenti di setiap rumah atau pondok untuk memasukkan harian pagi pesanan si penghuni rumah dari Tuan Totman si agen buku, koran, dan majalah, di High Street, ke dalam kotak surai mereka. JadiT di rumah Kolonel dan Nyonya Easterbroofc ia meninggalkan surat kabar The Times dan Daily Graphic; di rumah Nyonya Swettenham ia meninggalkan surat kabar The Times dan Daily Worker; di rumah Nona Hinchliflc dan Nona Murgatroyd ia meninggalkan surat kabar Daily Telegraph dan VVitj Chronicle; di rumah Nona Blacklock ia meninggalkan surat kabar The Telegraph, The Times, dan The Daily Mail. Di semua rumah ini, dan boleh dikatakan di hampir setiap rumah di Chipping Cleghorn, setiap hari. Jurnal ia mengirimkan satu terbitan North Beukmm Sews dan Chipping Cleghorn Gazette, yang di tempat itu dikenal cukup dengan sebutan "The Gazelle'*. 11 Maka pada setiap Jumat pagi, kebanyakan penduduk Chipping Cleghorn setelah melayangkan pandangan sekilas pada kepala-kepala berita yang dimuat di suratsurat kabar (Situasi Internasional Sedang Kritis! PBB Bersidang Hari Ini! Anjing Pelacak Mencari Pembunuh Juru Ketik Berambut Pirang! Tiga Kapal Pengangkut Batu Bara Menganggur! 23 Meninggal Karena Keracunan Makanan di Hotel Seaside! dan lain-lain), mereka segera membuka surat kabar Gazette untuk terjun ke beritaberita lokal. Setelah sejenak membaca rubrik Surat Menyurat (di mana termuat lengkap semua kedongkolan dan pertengkaran kehidupan dusun), sembilan dari sepuluh pembaca akan berpaling ke rubrik Pribadi. Di sini dipisah-pisahkan dan dimuat secara berhimpitan iklan-iklan mengenai apa-apa yang dijual dan apa-apa yang dicari; lowongan untuk pembantu rumah tangga; berbagai iklan mengenai anjing, unggas, dan peralatan kebun; serta hal-hal lain yang menarik bagi mereka yang hidup di lingkungan kecil Chipping Cleghorn. Jumat pagi ini, tanggal 29 Oktober, tidaklah berbeda dari hari-hari Jumat lainnya. II Nyonya Swettenham, sambil membetulkan seikal rambutnya yang berwarna kelabu yang jatuh ke depan, membuka surat kabar The Times dan memandang tanpa gairah pada halaman kiri bagian tengah. Ia menarik kesimpulan bahwa, seperti biasanya, kalaupun ada berita yang menarik, harian The Times tentu telah melunakkannya menjadi berita yang biasa. Ia membaca berita-berita kelahiran, pernikahan, dan kematian, terutama mengenai hal 12 yang terakhir ini; kemudian setelah menunaikan kewajibannya, disingkirkannya The Times dan diambilnya surat kabar Chipping Cleghorn Gazelle dengan penuh gairah. Pada waktu anaknva Edmund masuk tak lama kemudian. Nyonya Swettenham sudah tenggelam dalam rubrik Pribadi. "Selamat pagi, Nak," kata Nyonya Swettenham. "Keluarga Smcdlcy menjual mobil Daimlcr-n\a. Buatan 1935 sudah lama sekali, bukan?"?Anaknya mengiyakan dengan satu dengkuran, menuang secangkir kopi untuk dirinya, mengambil dua potong ikan asap, duduk di belakang meja dan membuka harian Daily Worker yang disandarkannya pada tempat roti. "Anak anjing Mastiff jantan,'1 Nyonya Swettenham meneruskan bacaannya. "Aku betul-betul tidak mengerti bagaimana orang-orang ini mampu memberi makan anjinganjing yang besar sekarang ini aku betul-betul tidak.... Hm, Sclina Lawrence ?lagi-lagi mencari koki. Sebetulnya aku dapat memberitahukan kepadanya, sekarang ini percuma memasang iklan. Ia tidak mencantumkan alamatnya lagi, cuma sebuah nomor iklan itu cukup fatal aku dapat mengatakan kepadanya para ? ? ?pembantu kan ingin mengetahui tempat yang akan mereka tuju. Mereka menyukai alamat yang baik.... Gigi palsu aku tidak mengerti mengapa gigi palsu begitu ?terkenal. Harga yang paling bagus... Bola-bola lampu indah. Pilihan khusus kami. Kelihatannya murah.... Ini ada seorang gadis mencari Pekerjaan menarik bersedia ? keliling. Tentu saja! Siapa yang tidak mau"... Anjing Dachshund... aku sendiri tidak pernah tertarik pada anjing Dachshund maksudku bukan karena mereka anjing ?Jerman, 13 kita semua sudah melupakan kekejaman mereka pada waktu perang tetapi aku cuma ?tidak menyukai anjing Dachshund, itu saja Ya, Nyonya Finch?" ?Pintu terbuka, memperlihatkan kepala dan badan seorang perempuan yang mengenakan topi beludru tua dengan tampang galak. "Selamat pagi, Nyonya," kata Nyonya Finch. "Boleh saya bersihkan?" "Belum Kami belum selesai," kata Nyonya Swettenham. "Belum selesai semuanya," tambahnya manis. Nyonya Finch melemparkan pandangannya pada Edmund dan surat kabarnya, lalu mendengus dan keluar. "Aku baru saja mulai," kata Edmund, tepat pada saat ibunya berkata, "Aku harap kau tidak akan membaca surat kabar bus.uk itu, Edmund, Nyonya Finch sama sekali tidak menyukainya." "Aku tidak melihat adanya hubungan antara pandangan politikku dengan Nyonya Finch." "Dan itu tidak dikarenakan seakan-akan kau betul-betul seorang buruh," lanjut Nyonya Swettenham. "Kau sama sekali tidak bekerja." "Itu sama sekali tidak betul," kata Edmund tersinggung. "Aku kan sedang menulis sebuah buku." "Maksudku bekerja yang benar-benar" kata ibunya. "Dan Nyonya Finch itu berharga. Seandainya ia tidak menyukai kita dan tidak mau datang, siapa lagi yang bisa kita peroleh?" "Iklankan di Gazette,"kala Edmund menyeringai. 14 "Baru saja aku berkata j^ahwa itu percuma. Yah, sekarang ini, kecuali jika kita mempunyai seorang inang pengasuh yang mau masuk ke dapur dan mengerjakan semuanya, kita betul-betul celaka." "Lha, mengapa kita tidak mempunyai seorang inang" Mengapa Ibu lupa menyediakan seorang inang bagiku" Apa saja yang Ibu pikirkan pada waktu itu?" "Kau dulu kan mempunyai seorang pengasuh laki-laki." "Ibu tidak memandang jauh ke depan," gumam Edmund. Nyonya Swettenham sekali lagi tenggelam dalam rubrik Pribadi. "Dijual pemotong rumput bekas. Coba....Ya, ampun, harganya!... Dachshund lagi... Tulislah atau hubungilah YVoggles yang putus asa. Konyol-konyol amat julukan orang-orang ini.... Anjing Cocker Spaniel.... Ingatkah kau pada Susie manis, Edmund" Dia betul-betul seperti manusia. Dia mengerti setiap kata yang kaukatakan kepadanya.... Dijual sebuah rak piring Sheraton. Barang antik tulen. Nyonya Lucas, Dayas Hall.... Pembohong betul perempuan ini! Sheraton lagi!..." Nyonya Swettenham mendengus, lalu meneruskan bacaannya, "Semuanya salah pengertian, Sayang. Cinta abadi. Jumat seperti biasa. J..... Aku kira sepasang kekasih ini habis bertengkar atau apakah kaukira ini suatu ?sandi bagi para pencuri"... Dachshund lagi! Minta ampun, aku kira orang-orang ini sudah betul-betul sedikit mabuk beternak Dachshund. Maksudku, kan ada anjing jenis lainnya. Pamanmu Simon dulu beternak anjing Manchester Terrier. Binatang yang begitu 15 mungil dan luwes. Aku menyukai anjing yang punya kaki.... Wanita yang akan ke luar negeri ingin menjual stelan jasnya... ukuran dan harganya tidak disebutkan.... Berita perkawinan bukan, Berita pembunuhan: akan dilaksanakan pada hari ?Jumat, tanggal 29 Oktober, di Little Paddocks, pukul 6.30 sore. Dalanglah, Kaivan-kawan. Ini adalah satu-satunya pemberitahuan. Luar biasa! Edmund!" "Bagaimana?" Edmund mengangkat kepalanya dari surat kabarnya. "Jumat, tanggal 29 Oktober .... Lho, kan hari ini." "Coba lihat." Anaknya mengambil surat kabar itu darinya. "Tapi apakah artinya?" Nvon\a Swettenham bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Edmund Swettenham menggosok-gosok hidungnya dengan ragu-ragu. "Sejenis pesta, aku kira. Permainan pembunuhan atau sejenisnya." ?"Oh," kata Nvonva Swettenham belum percaya. "Cara yang aneh untuk melakukannya. Memasukkannya di iklan seperti itu. Sama sekali tidak sesuai dengan watak Let ilia Blackloek yang selalu memberikan kesan seperti wanita yang berakal." "Boleh jadi perbuatan anak-anak muda yang tinggal di rumahnya." "Waktunya amal sempit. Hari ini. Menurut kamu, apakah kita harus dalang begitu saja?" "Bunyinya 'Datanglah, Kawan-kawan. Ini adalah satu-satunya pemberitahuan,' " anaknya menekankan. "Ah, aku kira cara-cara baru menyampaikan undangan begini ini, menjemukan," kata Nyonya Swettenham memutuskan. "Baiklah, Bu. Ibu tidak perlu datang." "Betul," Nyonya Swettenham menyetujui. Diam sebentar. "Apakah kau betul-betul masih mau makan irisan roti yang terakhir itu, Edmund?" "Aku pikir, memberi aku makan yang cukup dan bergizi adalah lebih penting daripada membiarkan si nenek tua itu membersihkan meja." "Hus, Sayang,nanti dia mendengar.... Edmund, apa* yang terjadi dalam permainan pembunuhan?" "Aku tidak tahu persis.... Badanmu ditempeli secarik kertas atau apa.... Bukan, aku kira kau mengambil undiannya dari dalam sebuah topi. Lalu satu orang menjadi korbannya, dan satu orang lagi menjadi detektifnya lalu lampunya dimatikan ?dan seseorang menepuk bahumu, lalu kau berteriak dan menjatuhkan diri dan berpura-pura mati." "Kedengarannya sangat menarik." "Mungkin menjemukan. Aku tidak mau pergi." "Omong kosong, Edmund," kata Nvonva Swettenham pasti. "Aku mau pergi, dan kau akan pergi bersamaku. Begitulah!" III "Archie," kata Nyonya Eastcrbrook kepada suaminya. "Coba dengarkan ini." Kolonel Eastcrbrook tidak menunjukkan perhatian karena ia sedang menggerutu... mendongkol membaca salah satu artikel dalam surat kabar The Times. "Persoalan orang-orang ini adalah," katanya, "tak satu pun dari mereka mengetahui apa-apa tentang India! Sama sekali tidak!" "Aku mengerti, Sayang. Aku mengerti." 16 17 "Seandainya mereka tahu, mcrrka tidak akan menulis semacam ini." "Aku tahu. Archie, dengarkan. Berita pembunuhan: akan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 29 Oktober (itu hari ini) di Little Paddocks, pukul 6.30 sore. Datanglah, Kawan-kawan. Ini adalah satu-satunya pemberitahuan." Nyonya Eastcrbrook berhenti dengan bangga. Kolonel Eastcrbrook memandangnya penuh toleransi, namun tanpa perhatian. "Permainan pembunuhan," katanya. "Oh." Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Itu saja." Ia tegak sedikit. "Kalau diatur dengan baik, bisa menjadi permainan yang menyenangkan. Tapi ini membutuhkan penanganan yang baik oleh orang yang mengerti seluk-beluknya. Ada undian. Satu orang menjadi si pembunuh, tidak ada yang mengetahui siapa. Lampu dimatikan. Si pembunuh memilih mangsanya. Si korban harus menghitung sampai dua puluh sebelum dia berteriak. Lalu orang yang terpilih menjadi si detektif mengambil alih. Ia menginterogasi semua orang. Di mana mereka berada, apa yang mereka kerjakan, dalam usaha menjebak pembunuh yang sesungguhnya. Ah ya, itu permainan yang asyik jika si detektif ^h, mengenal? ?cara kerja polisi." "Seperti kau, Archie. Kau punya pengalaman mengadili semua kasus yang menarik di daerahmu." Kolonel Eastcrbrook tersenyum puas dan memilin kumisnya dengan bangga. "Betul, Laura," katanya. "Pasti aku dapat memberikan barang satu dua petunjuk yang bermanfaat kepada mereka." Lalu ia meluruskan bahunya. 18 "Nona Blacklock seharusnya meminta bantuanmu untuk mengorganisir hal ini." Pak Kolonel mendengus. "Ah, kan ada si anak muda itu yang tinggal di rumahnya. Aku kira ini tentulah idenya. Kemenakannya atau apa. Walaupun begitu, ini adalah ide yang aneh, diiklankan di surat kabar." "Dimuatnya di rubrik Pribadi. Kita bisa saja kelewatan melihatnya. Aku kira, ini suatu undangan, Archie?" "Undangan yang aneh. Satu hal dapat aku katakan kepadamu. Mereka tidak perlu mengharapkan kedatanganku." "Oh, Archie," suara Nyonya Eastcrbrook meninggi merengek. "Waktunya terlalu mendesak. Mereka bisa berpikir barangkali aku sibuk." "Tapi kau kan tidak sibuk, Sayang?" Nyonya Eastcrbrook berkata dengan suara yang halus merayu. "Lagi pula, aku kira kau harus pergi, Archie sekedar membantu ?Nona Blacklock. Pasti dia mengandalkan kehadiranmu untuk mensukseskan acara ini. Maksudku, kau mengetahui begitu banyak mengenai prosedur dan cara kerja polisi. Acaranya mungkin berantakan kalau kau tidak datang membantu mensukseskannya. Kan kita harus saling membantu sesama tetangga." Nyonya Easterbrook memiringkan kepalanya yang berambut pirang semiran dan membuka matanya yang biru lebar-lebar. "Baiklah, Laura, kalau begitu katamu...." Kolonel Eastcrbrook memilin kumisnya lagi dengan bangga, dan memandang penuh toleransi pada istrinya yang 19 gendut. Nyonya Eastcrbrook berusia paling tidak tiga puluh tahun lebih muda dari suaminya. "Kalau begitu katamu, Laura," katanya. "Aku betul-betul menganggapnya kewajibanmu, Archie," kata Nyonya Easterbrook serius. IV Surat kabar Chipping Cleghorn Gazette juga. telah dikirimkan ke Boulders, yaitu nama tiga buah pondok yang dijadikan satu dan ditinggali oleh Nona Hinchlifle dan Nona Murgatroyd. "Hinch?" "Ada apa, Murgatroyd?" "Kau di mana?" "Kandang ayam." "Oh." Nona Amy Murgatroyd mendatangi temannya dengan berjalan tertatih-tatih melewati rumput-rumput tinggi yang basah. Temannya mengenakan celana corduroy dan baju tunik perang, sedang mengaduk penuh perhatian makanan yang dimasukkannya ke dalam sebuah panci yang mengeluarkan bau tidak sedap dan berisikan kulit kentang dan bonggol kubis. Dipalingkannya kepalanya yang berambut pendek gaya pria. Wajahnya kasar termakan cuaca. Nona Murgatrovd \ang berperawakan gemuk dan sabar, mengenakan baju kotak-kotak dan kaus longgar berwarna biru Ben-Hur menyala. Rambutnya-berombak dan beruban, tampak tidak teratur dan napasnya tersengal-sengal. "Di Gazette," sengalnya. "Dengarkan apa pula artinya" Berita pembunuhan: akan ? dilaksanakan pada hari 20 Jumat, tanggal 29 Oktober, di Little Paddocks, pukul 6.30 sore. Datanglah, Kawan-kawan. Ini adalah satu-satunya pemberitahuan." Ia berhenti, kehabisan napas setelah selesai membaca, dan menunggu perintah. "Gila," kata Nona Hinchlific. "Ya, tetapi menurut kamu, apa artinya?" "Paling sedikit, diramaikan dengan minum-minum," kata Nona Hinchlifle. "Kaukira ini semacam undangan?" "Kita bisa tahu apa artinya nanti kalau sudah tiba di sana," kata Nona Hinchlifle. "Sheny-nya murahan, aku kira. Kau mendingan jangan menginjak-injak rumput, Murgatroyd, kau masih mengenakan sandal kamarmu. Tuh, sudah basah semua." "Oh, ampun." Nona Murgatroyd melihat kakinya dengan menyesal. "Berapa butir telurnya hari ini?" "Tujuh. Ayam celaka itu masih mengeram. Harus aku masukkan kandang." "Bukankah ini suatu cara yang aneh?" tanya Amy Murgatroyd, menyinggung iklan di Gazette. Suaranya sedikit melamun. Tetapi temannya mempunyai watak yang lebih tegas dan cara berpikir yang lebih praktis. Tujuannya adalah menangani unggas yang bandel, dan iklan apa pun, bagaimana mcnariknva, tidak dapat mengalihkan tujuannya. Ia melangkah di atas lumpur dengan tegap dan menerkam seekor ayam vang berbulu bintik-bintik. Ayam itu mengeluarkan suara protes keras. "Lebih baik memelihara itik," kata Nona Hinchlifle. "Tidak begitu banyak problem...." 21 v 22 seandainya ada yang meletakkan tangannya di atas bahuku lalu berbisik 'Matilah kamu,' pastijantungku akan berdetak begitu keras, sehingga mungkin betul-betul bisa membunuhku. Kaukira, mungkinkah demikian?" "Tidak, Bunch. Kau pasti akan hidup terus sampai nenek-nenek di sampingku." "Kemudian mati pada hari yang sama dan dikuburkan di lubang yang sama. Alangkah indahnya demikian." Bunch tersenyum lebar memikirkan prospek yang indah ini. "Kau kelihatannya amat gembira, Bunch?" tanya suaminya tersenyum. "Siapa yang lidak akan gembira seandainya ia itu aku," kata Bunch agak membingungkan. "Dengan kau, dan Susan, dan Edward, dan kalian begitu mencintaiku, tidak mempersoalkan kebodohanku.... Dan matahari bersinar! Dan rumah besar yang indah ini sebagai tempat tinggalku!" Pcndctajulian Harmon memandang ruang makan yang besar namun kosong itu dan mengangguk tidak yakin. "Ada orang yang tidak suka tinggal di tempat besar yang kencang anginnya ini." "Ah, aku menyukai kamar yang besar. Semua bau-bauan yang wangi dari luar dapat masuk dan menyemarakkannya. Dan kau bisa acak-acakan dan kurang rapi, dan barang-barang itu tidak akan menyempitkan ruang gerakmu." "Tanpa alat-alat peringan kerja atau pemanasan sentral" Itu berarti kerja keras buatmu, Bunch." "Oh, Julian, tidak. Aku bangun pukul setengah tujuh lalu menyalakan ketel dan bergegas kian 23 "Oh, astaga!" seru Nyonya Harmon di meja makan kepada suaminya, Pendeta Julian Harmon. "Bakal ada pembunuhan di tempat Nona Blacklock." "Pembunuhan?" tanya suaminya agak heran. "Kapan?" "Sore ini... paling tidak, malam ini. Pukul 6.30. Sayang sekali kau harus mempersiapkan pemberkatan pada waktu itu. Betul-belul sayang. Apalagi kau begitu menyenangi pembunuhan!" "Aku tidak mengerti apa yang kaubicarakan, Bunch." Nyonya Harmon yang karena kebulatan wajah dan tubuhnya mendapatkan julukan Bunch (yang berarti 'gumpalan') sebagai ganti namanya sendiri Diana, memberikan mingguan Gazelle kepada suaminya. "Itu. Di antara piano-piano bekas dan gigi-gigi tua." "Iklan yang betul-betul luar biasa." "Memang," kata Bunch senang. "Tidak akan terpikirkan olehmu kalau Nona Blacklock menyenangi pembunuhan atau permainan, bukan" Aku kira tentunya keluarga muda Simmons yang_ mendorongnya padahal menurut aku, Julia Simmons tidak kelihatan?seperti menggemari permainan pembunuhan itu. Tapi, sudah direncanakan, dan aku pikir, betul-betul sayang kau tidak dapat datang. Aku akan datang dan menceritakannya kepadamu, meskipun sebetulnya aku tidak menyukai permainan yang dilakukan di tempat yang gelap. Permainan demikian itu menakutkan bagiku, dan moga-moga bukan aku yang terbunuh. Kalau kemari seperti kereta api uap, dan pada pukul delapan segalanya sudah selesai. Dan tidakkah aku merawatnya dengan baik" Dengan lilin lebah dan plitur dan botol-botol besar berisikan daun musim gugur. Membersihkan rumah besar tidak lebih sulit daripada rumah kecil. Kau bisa bergerak dengan kain pel dan lainlainnya lebih cepat karena tidak selalu terantuk-antuk barang seperti dalam rumah yang kecil. Dan aku senang tidur dalam kamar yang dingin dan besar ?rasanya begitu nyaman bersembunyi di balik selimut dengan hanya ujung hidungku yang menyampaikan bagaimana rasanya udara di luar selimut. Dan apa pun ukuran rumah yang kautinggali, kau juga tetap harus mengupas jumlah kentang yang sama, mencuci jumlah piring yang sama, dan sebagainya. Pikirlah, alangkah menyenangkan bagi Edward dan Susan mempunyai kamar bermain yang besar di mana mereka dapat bermain kereta api dan rumah-rumahan bersama boneka-bonekanya di atas lantai tanpa perlu membereskannya setiap kali. Dan juga enak mempunyai tempat tambahan di mana kau dapat membiarkan orang-orang lain tinggal bersamamu. Jimmy Symcs dan Johnny Finch kalau tidak, mereka kan terpaksa tinggal bersama mertua mereka. ?Kau mencintai Ibu, tetapi kau kan tidak suka memulai kehidupan" perkawinan kita dengan tinggal bersamanya dan Ayah. Aku pun tidak akan menyukainya. Aku akan merasa tetap seperti anak kecil." Julian tersenyum padanya. "Kau masih seperti anak kecil, Bunch." Julian Harmon sendiri sudah jelas merupakan model yang diciptakan alam untuk orang berusia 24 enam puluh tahun. Usianya sendiri masih kurang sekitar dua puluh lima tahun untuk menyamai kehendak alam ini. "Aku tahu aku bodoh...." "Kau tidak bodoh, Bunch. Kau amat pandai." "Tidak. Aku sama sekali tidak intelek. Meskipun aku betul-betul berusaha... dan aku betul-betul senang apabila kau berbicara soal buku dan sejarah dan sebagainya denganku. Aku kira, membacakan Gibbon kepadaku pada malam hari bukanlah ide yang baik, karena jika di luar angin dingin berhembus, sedangkan di dalam hangat dan nyaman dekat perapian, ada sesuatu dari Gibbon yang membuat aku mengantuk." Julian tertawa. "Tapi aku suka mendengarkan engkau, Julian. Ceritakan lagi kisah pendeta tua yang berkhotbah tentang Ahasucrus." "Kau sudah hafal cerita itu, Bunch." "Ayo, ceritakan lagi sajalah. Tolong." Suaminya menurut. "Orangnya adalah si Tua Scrymgour. Pada suatu hari ada orang yang melongok ke dalam gerejanya. Ia sedang membungkuk ke depan di belakang mimbarnya, berkhotbah dengan berapi-api di depan dua orang tukang sapu. Dia sedang menggerak-gerakkan telunjuknya kepada mereka dan berkata, 'Aha! Aku tahu apa yang kalian pikirkan. Kalian berpikir, Ahasuerus Agung dalam pelajaran pertama adalah Artaxerxes Kedua. Tetapi ia bukan!' Kemudian dengan rasa penuh kemenangan, katanya, 'Dia adalah Artaxerxes Ketiga!' " 25 Bagi Julian Harmon cerita itu tidaklah lucu benar, namun cerita itu tidak pernah gagal membuat Bunch tertawa. Tawanya yang jernih terdengar. "Kambing tua itu!" serunya. "Aku kira, lain kali kau juga akan seperti itu, Julian." Julian tampak kurang enak. "Aku tahu," katanya dengan rendah hati. "Aku betul-betul merasa bahwa aku selalu gagal membuat pendekatan yang sederhana." "Tidak perlu kuatir," kata Bunch sambil berdiri dan mengangkati piring-piring sarapan ke atas sebuah baki. "Nyonya Butt kemarin mengatakan kepadaku, bahwa Butt yang tidak pernah ke gereja dan tadinya sudah hampir seorang atheis, sekarang setiap Minggu datang untuk mendengarmu berkhotbah." Ia meneruskan dengan menirukan suara Nyonya Butt yang halus. " 'Dan Butt mengatakannya kepada Tuan Tim-kins dari Little Worsdale tempo hari, Bu, bahwa kita di Chipping Cleghorn benar-benar punya budaya. Tidak seperti Tuan Goss di Little Worsdale, yang berbicara kepada sidang jemaatnya seakan-akan mereka itu anak-anak yang tidak terpelajar. Budaya betulan, kata Butt, itulah yang kita miliki. Pendeta kita adalah orang yang amat terpelajar dari Oxford,?bukan dari Milchester, dan ia memberikan kepada kita kebaikan dari ilmunya. Semua tentang orang-orang Romawi dan Yunani yang diketahuinya, dan orang-orang Babilonia dan Asiria juga. Sampai-sampai kucing Pak Pendeta, kata Butt, dinamainya serupa dengan nama seorang raja Asiria.'Jadi itulah pujian bagimu," kata Bunch menutup ceritanya 26 dengan bangga. "Ya ampun, aku harus meneruskan pekerjaanku. Kalau tidak, aku tidak selesai-selesai. Ayo, Tiglath Pilcscr, kau mendapat bagian tulang-tulang ikan." Sambil membuka pintu dan menahannya dengan ahli memakai kakinya, Bunch keluar dengan baki penuh, sambil menyanyikan sebuah lagu jenaka versinya sendiri, dengan suara nyaring tetapi tidak merdu. "Hari ini adalah hari pembunuhan yang indah Sejuk dan segar seperti bulan kelima Dan para detektif dusun hilang semua." Suara gemerincing alat-alat makan yang dimasukkan ke dalam air tempat mencuci piring menghanyutkan kata-kata berikutnya, tetapi pada waktu Pendeta Julian Harmon akan meninggalkan rumah, ia mendengar kalimat penutup yang terakhir, "Dan hari ini kita akan pergi membunuh semua!" 27 BAB II Sarapan di Little Paddocks I Di Little Paddocks, sarapan juga sedang berlangsung. Nona Blacklock, seorang wanita berusia enam puluhan, pemilik rumah itu, duduk di kepala meja. Ia mengenakan wol lokal dan seuntai kalung mutiara tiruan yang kurang serasi. Ia sedang membaca Lanc Norcott di Daily Mail. Julia Simmons dengan malas membaca sekilas berita-berita di Telegraph. Patrick Simmons sedang mengerjakan teka-teki silang di The Times. Nona Dora Bunncr sedang menumpahkan seluruh perhatiannya pada surat kabar mingguan lokal. Nona Blacklock tertawa tertahan. Patrick menggumam, "Melekat bukan perekat di?sinilah kesalahan yang saya buat." Tiba-tiba terdengar suara kotekan yang keras seperti bunyi ayam dari arah Nona Bunner. "Letty Letty sudahkah kaubaca ini" Apa artinya ini?" ? ?"Ada apa, Dora?" "Iklan yang amat aneh. Di sini tercantum Little Paddocks dengan jelas. Tetapi apakah artinya?" "Coba kulihat, Dora sayang...." 28 Nona Bunncr menyerahkan surat kabar itu ke tangan Nona Blacklock yang terbuka, sambil menunjuk iklan tersebut dengan telunjuknya. "Lihatlah, Letty." Nona Blacklock membaca. Alisnya naik. Ia melihat ke sekeliling meja dengan pandangan menyelidik. Kemudian dibacanya iklan itu keras-keras. "Berita pembunuhan: akan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 29 Oktober, di Little Paddocks, pukul 6.30 sore. Datanglah, Kawan-kawan. Ini adalah satusatunya pemberitahuan." Lalu katanya tajam, "Patrick, ini idemu?" Pandangannya yang penuh selidik berhenti pada wajah tampan acuh-tak-acuh seorang pemuda yang duduk di seberang meja. Sanggahan Patrick Simmons datang dengan cepat. "Tentu saja bukan, Bibi Letty. Apa >ang membuatmu berpikiran demikian" Mengapa harus dikaitkan kepadaku?" "Aku tidak heran jika ini perbuatanmu," kata Nona Blacklock geram. "Aku pikir ini mungkin caramu membuat lelucon." "Lelucon" Sama sekali tidak." "Dan kau, Julia?" Julia dengan jemu menjawab, "Tentu saja tidak." Nona Bunner menggumam, "Apakah mungkin Nyonya Haymes...." lalu memandang kursi kosong yang tadinya ada yang menempati pada waktu sarapan. "Oh, saya kira tidak mungkin Phillipa kita akan mencoba melucu," kata Patrick. "Dia gadis yang serius." 29 Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Tetapi, apakah tujuannya?" kata Julia sambil menguap. "Apa artinya?" Nona Blacklock berkata perlahan, "Saya kira... ini sejenis penipuan yang konyol." "Tetapi mengapa?" tanya Dora Bunner. "Apa tujuannya" Tampaknya seperti lelucon yang amat konyol dan sangat murahan." Pipinya yang kendor bergetar karena jengkelnya, dan matanya yang rabun bersinar dengan kemarahan. Nona Blacklock tersenyum padanya. "Jangan terus menjadi senewen oleh karenanya, Bunny," katanya. "Ini cuma lelucon usil seseorang. Hanya kalau saja aku mengetahui siapa biang keladinya." "Di sini tercantum hari ini," Nona Bunner menunjukkan. "Hari ini pukul 6.30 sore. Apa yang akan terjadi?" "MatU" kata Patrick dengan nada menyeramkan. "Mati yang Nikmat." "Diam, Patrick," kata Nona Blacklock sementara Nona Bunner berteriak tertahan. "Yang aku maksudkan cuma kue spesial yang biasanya dibuat Mitzi," kata Patrick dengan nada minta maaf. "Kautahu, kita selalu menamakannya 'Mati yang Nikmat'." Nona Blacklock tersenyum kurang meyakinkan. Nona Bunncr masih ngotot, "Tetapi, Letty, apa sesungguhnya yang kaupikir...?" Temannya memotong pendek kata-katanya dengan nada gembira yang meyakinkan. "Aku tahu satu hal yang pasti terjadi pada pukul setengah tujuh," katanya masa bodoh. "Separuh penduduk dusun ini tentu akan berkumpul di sini, 30 semua melotot penuh ingin tahu. Lebih baik sekarang aku periksa supaya nanti kita punya minuman sherry di sini." II "Kau kuatir, bukan, Lotty?" Nona Blacklock yang sedang duduk di belakang meja tulisnya sambil melamun menggambar ikan-ikan kecil di atas kertas peresap, terkejut. Ia menengadah dan memandang wajah teman lamanya yang nampak cemas. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya kepada Dora Bunncr. Ia tahu, Bunny tidak boleh dibuat kuatir atau senewen. Ia terdiam beberapa saat, berpikir. Dia dan Dora Bunner adalah bekas teman satu sekolah. Pada waktu itu Dora adalah seorang gadis yang manis, berambut pirang, bermata biru, dan agak bodoh. Kcbodohanma tidaklah menjadi masalah, karena kelincahan dan kegembiraannya dan kecantikannya, menjadikan dia seorang teman vang menyenangkan. Scharusnva, pikir Nona Blacklock. Dora kawin dengan seorang perwira tentara yang baik, atau seorang pengacara dusun. Dia mempunyai begitu banyak sifat \ang baik ramah-?tamah, setia, penuh pengabdian. Tetapi, hidup ini kurang beruntung bagi Dora Bunncr. Dia harus mencari nafkahnya sendiri. Memangdia tekun, tetapi tidak pernah bisa kompeten melaksanakan apa yang dikerjakannya. Kedua kawan lama ini sudah tidak pernah berjumpa satu sama lainnya. Tetapi enam bulan yang lalu, Nona Blacklock menerima sepucuk surat, surat yang ngelantur dan mengibakan. Kesehatan 31 Dora telah mundur. Dia tinggal dalam satu kamar, berusaha mempertahankan hidupnya dari pensiunan hari tuanya. Ia mencoba mengerjakan jahit-menjahit, namun jari-jarinya sudah kaku oleh rematik. Ia menyinggung masa sekolah mereka sejak saat mana mereka telah berpisah tetapi apakah mungkin teman ? ? ?lamanya ini dapat membantu" Nona Blacklock telah menjawabnya tanpa berpikir panjang. Kasihan Dora, kasihan Dora yang manis, yang lembut, dan yang bodoh. Ia mendatangi Dora, membawanya pergi, dan menempatkannya di Little Paddocks dengan alasan bahwa "mengatur rumah sekarang sudah terlalu berat bagiku. Aku membutuhkan seseorang untuk membantuku mengatur rumah." Menurut keterangan dokter, waktu Dora tidaklah lama lagi, tetapi kadang-kadang Dora menimbulkan kejengkelan juga di hatinya Dia mengacaukan segala sesuatu, membuat marah pembantu asing mereka yang memang sudah berwatak pemarah itu, salah menghitung cucian, menghilangkan bon-bon dan surat-surat, dan terkadang membuat Nona Blacklock yang kompeten menjadi habis akal. Dora tua yang tolol, begitu setia, begitu ingin membantu, begitu gembira dan puas bila dikiranya dirinya memang sudah membantu, dan celakanya, aduh, begitu tidak dapat diandalkan sama sekali, kasihan. Katanya tajam, "Jangan, Dora. Kau tahu, aku sudah meminta kau..."' "Oh," Nona Bunncr tampak merasa bersalah. "Aku tahu. Aku lupa. Tetapi, iya kan?" 32 "Kuatir" Tidak. Paling tidak," tambahnya jujur, "tidak kuatir betul-betul. Maksudmu mengenai iklan tolol di Gazette itu?" "Ya meskipun hanya suatu lelucon, tampaknya bagiku itu adalah lelucon yang ?kejam." "Kejam?" "Ya. Rasanya mengandung unsur dendam. Maksudku itu bukan lelucon yang baik." ?Nona Blacklock memandang kawannya. Mata vang lembut, mulut vang menunjukkan watak keras kepala, hidung yang sedikit melentik ke atas. Kasihan Dora, begitu menjengkelkan, begitu tolol, begitu setia, dan begitu merupakan problem. Seorang tua cerewet yang mengibakan, namun anehnya, mempunyai naluri penilaian yang tepat. "Aku kira kau benar, Dora," kata Nona Blacklock. "Itu bukanlah lelucon yang baik." "Aku sama sekali tidak menyukainya," kata Dora Bunncr dengan semangat yang mengherankan "Hal ini menakutkan aku." Tambahnya tiba-tiba, "Dan juga menakutkan kau, Lctitia." "Omong kosong," kata Nona Blacklock bersemangat. "Berbahaya, lho. Pasti. Seperti orang-orang yang mengirimkan bom dalam bungkusan." "Temanku sayang, ini hanyalah seorang sinting vang mencoba melawak." "Tapi itu tidak lucu." Memang tidak lucu....Wajah Nona Blacklock mengungkapkan rahasia pikirannya, dan Dora berteriak dengan rasa menang. "Nah, kau pun berpikir demikian!" "Tetapi, Dora sayang..." 33 Ia berhenti. Pintu terbuka dan masuklah seorang wanita muda yang galak dengan buah dada besar yang berayun-ayun di balik kaus yang ketat. Ia mengenakan rok tradisional gadis desa yang berwarna cerah dan kepang rambutnya yang hitam mengkilat melingkari kepalanya. Matanya hitam dan bercahaya. Ia berbicara dengan ngotot, "Saya bisa berbicara dengan Anda, bolehkah?" Nona Blacklock menghela napas. "Tentu, Mitzi. Ada apa?" Terkadang Nona Blacklock berpikir, lebih baik mengerjakan sendiri semua pekerjaan rumah dan tugas memasaknya daripada selalu diganggu luapan-luapan emosi pembantu asingnya ini. "Saya segera mengatakannya tidak melanggar peraturan, saya harap" Saya minta ?berhenti dan saya segera pergi saya pergi sekarang juga!" ?"Apa sebabnya" Adakah yang membuatmu marah?" "Ya, saya marah," kata Mitzi dramatis. "Saya tidak ingin mati. Saya sudah lolos dari Eropa. Seluruh keluarga saya, mereka meninggal semua terbunuh ibuku, ? ?adikku, kemenakanku yang manis, semua mati terbunuh. Tetapi saya, saya melarikan diri saya bersembunyi. Saya datang ke Inggris. Saya bekerja. Saya mengerjakan ?pekerjaan yang tidak saya kerjakan di negara saya sendiri saya..." ?"Saya sudah tahu semua itu," kata Nona Blacklock singkat. Memang hal ini sudah bolak-balik diulang Mitzi. "Tetapi mengapa kau mau pergi sekarang?" "Karena mereka datang lagi untuk membunuh saya." 34 "Siapa?" "Musuh-musuh saya. Orang-orang Nazi! Atau mungkin kali ini kaum Bolshevik. Mereka mengetahui saya di sini. Mereka datang untuk membunuh saya. Saya telah membacanya betul ada di surat kabar!" ? ?"Oh, maksudmu yang ada di Gazette?" "Disini, ini tercantum di sini. "Mitzi mengeluarkan Gazette yang tadi dipegangnya di bank punggungnya. "Lihatlah di sini tertulis pembunuhan. Di ?Little Paddocks. Itu di sini, bukan" Sore ini pukul 6.30. Ah! Saya tidak mau menunggu untuk dibunuh Tidak." ?"Ya, tetapi mengapa kauanggap ini menyangkut kamu" Ini adalah menurut kami ? ?sebuah lelucon." "Lelucon" Apakah membunuh orang itu lelucon?" "Tidak, tentu saja. Tetapi, Anakku, jika ada orang yang ingin membunuhmu, mereka tidak akan mengiklankannya di surat kabar, bukan?" "Anda kira tidak?" Mitzi tampak agak tergoncang. "Anda pikir mereka mungkin tidak bermaksud membunuh siapa-siapa" Mungkin yang akan mereka bunuh itu Anda, Nona Blacklock." "Saya sama sekali tidak percaya ada orang yang ingin membunuh saya," kata Nona Blacklock ringan. "Dan sesungguhnya, Mitzi, saya tidak melihat alasannya mengapa ada yang mau membunuhmu. Untuk alasan apa?" "Karena mereka adalah orang-orang yang jahat... amat jahat. Saya beritahu, ibuku, adikku, kemenakanku yang manis..." "Ya, ya," Nona Blacklock menghentikan berondongan kata-kata tersebut dengan ahlinya. "Tetapi 35 saya tidak bisa percaya, ada orang yang memang ingin membunuhmu, Mitzi. Tentu saja, jika kau ingin pergi sekarang, saya tidak dapat mencegahmu. Tetapi saya kira itu adalah tindakan yang bodoh." Ia menambahkan dengan tegas selagi Mitzi "kelihatan ragu-ragu, "Daging yang dikirim tukang daging itu lebih baik diopor saja untuk makan siang. Kelihatannya amat keras." "Saya masakkan sup Hongaria, sup spesial." "Kalau mau kaunamakan begitu, boleh saja. Dan barangkali kau dapat menghabiskan keju yang keras itu untuk membuat beberapa kue keju. Saya kira nanti malam akan ada tamu-tamu yang perlu disuguhi minuman." "Malam ini" Apa maksud Anda, malam ini?" "Pukul setengah tujuh." "Tapi itu kan waktu yang disebutkan di surat kabar" Siapa yang akan datang kalau* begitu" Mengapa mereka datang?" "Mereka datang untuk melayat," kata Nona Blacklock berkelakar. "Sekarang cukup, Mitzi. Saya sibuk. Tutuplah pintu pada waktu kamu keluar," tambahnya serius. "Dan itu bisa menenangkannya untuk sementara waktu," kata Nona Blacklock setelah pintu tertutup di balik punggung Mitzi yang tampak kebingungan. "Kau begitu efisien, Letty," kata Nona Bunner memuji. 36 BAB III Pukul 6.30 sore I "Nah, sekarang kita sudah siap semua," kata Nona Blacklock. Ia memandang keliling kedua kamar tamu dengan pandangan meneliti. Kain dengan motif mawar ?dua mangkuk kembang krisan dari perunggu, sebuah vas kecil berisi bunga violet, kotak kecil tempat rokok dari perak yang terletak di atas meja dekat dinding, sebaki minuman di atas meja di tengah ruangan. Little Paddocks adalah rumah berukuran sedang yang dibangun menurut gaya Victoria awal. Berandanya panjang dan rendah dengan daun-daun jendela berwarna hijau. Kamar tamu yang panjang dan sempit tidak begitu mendapat sinar matahari dikarenakan atap berandanya. Aslinya, ada dua buah daun pintu di satu ujungnya yang membuka ke dalam suatu kamar kecil dengan jendela yang menganjur. Generasi sebelumnya, telah memindahkan kedua daun pintu dan menggantinya dengan tirai beludru. Nona Blacklock telah mencopot tirai ini sehingga kedua kamar itu menjadi satu. Di setiap ujungnya terdapat perapian. Meskipun kedua-duanya tidak dinyalakan, tetapi kamar itu diselubungi oleh udara yang hangat lembut. 37 "Kau sudah menyalakan pemanasan sentral," kata Patrick. Nona Blacklock mengangguk. "Akhir-akhir ini udaranya begitu lembab dan berkabut sehingga seluruh rumah terasa pengap. Saya telah menyuruh Evans menyalakannya sebelum ia pulang." "Arang yang berharga?" tanya Patrick mengejek. "Seperti katamu itulah, arang yang berharga. Tetapi seandainya tidak, malahan harus memakai batu bara yang lebih berharga lagi. Kautahu sendiri, Kantor Bahan Bakar saja tidak mengizinkan kita mengambil jatah kecil kita setiap minggu ?terkecuali apabila kita dapat menunjukkan bahwa sudah tidak ada cara lain lagi yang dapat kita pakai untuk memasak." "Kalau begitu, pada masa yang lalu ada cukup banyak arang dan batu bara untuk semua orang?" tanya Julia penuh" perhatian seperti orang yang mendengarkan cerita suatu negeri asing. "Ya, dan murah pula." "Dan siapa saja boleh membeli sebanyak yang mcuka inginkan tanpa harus mengisi segala macam formulir, dan tidak ada kekurangan persediaan" Banyakkah persediaannya pada waktu itu?" "Dari segala jenis dan mutu dan bukan semua berbentuk batu atau pipih datar ?seperti yang kita peroleh sekarang." "Hidup pada zaman itu tentunya sangat menyenangkan," kata Julia kagum. Nona Blacklock tersenyum. "Kalau diingat-ingat sekarang, aku memang berpendapat demikian. Tetapi aku kan sudah tua. Jadi sudah lumrah bagiku 38 memuji zamanku sendiri. Sedangkan kalian orang-orang muda, tidak seharusnya berpikir begitu." "Di zaman itu tentunya aku tidak perlu bekerja," kata Julia. "Aku bisa tinggal di rumah dan hanya mengatur bunga, dan menulis surat.... Mengapa dulu orang harus men.ulis surat dan siapa-siapa saja yang disurati?" "Yah mereka-mereka yang sekarang kauajak ngobrol di telepon," kata Nona Blacklock geli. "Aku kira belum tentu kautahu bagaimana caranya menulis surat, Julia." "Memang tidak, kalau menurut ukuran buku Petunjuk Lengkap Surat-Alenyurat yang kutemukan tempo hari. Ajubilah! Buku itu bahkan mengajarkan cara yang benar menolak lamaran seorang duda." "Aku tidak percaya kalau kau akan senang tinggal di rumah seperti bayanganmu tadi," kata Nona Blacklock. "Pada zaman itu setiap orang punya kewajiban, tahu?" Suaranya kering. "Tetapi, aku sendiri kurang paham mengenai hal itu. Bunny dan aku," ia tersenyum ramah kepada Dora Bunner, "sudah keluar bekerja pada usia yang muda." "Oh, betul. Memang betul," Nona Bunner mengiyakan. "Anak-anak yang nakal itu. Aku tidak akan melupakannya. Tentu saja Letty itu pandai. Dia wanita karier, menjadi sekretaris seorang pengusaha kaya." Pintu terbuka dan masuklah Phillipa Haymes. Ia seorang wanita yang berperawakan tinggi, berambut pirang, dan berwatak tenang. Ia memandang ke -sekeliling ruangan dengan heran. "Halo," katanya. "Ada pesta" Kok tidak ada yang memberi tahu aku?" 39 "Tentu saja," teriak Patrick. "Phillipa kita tidak tahu. Berani bertaruh, dialah satu-satunya wanita di Chipping Cleghorn yang tidak tahu." Phillipa melihatnya dengan tatapan bertanya. "Ini, lihatlah," kata Patrick dramatis, sambil melambaikan tangannya. "Inilah lokasi suatu pembunuhan!" Phillipa Haymes tampak agak bingung. "Ini," kata Patrick sambil menunjuk dua buah mangkuk bunga krisan, "ini adalah karangan bunga, dan piring-piring yang berisi kue keju dan buah zaitun itu mewakili daging panggang pada upacara pemakaman." Phillipa memandang penuh pertanyaan kepada .Nona Blacklock. "Suatu lelucon?" tanyanya. "Aku selamanya agak lambat menangkap lelucon." "Itu adalah lelucon yang amat keji," kata Dora Bunner ngotot. "Aku sama sekali tidak menyukainya." "Tunjukkan iklan itu kepadanya," kata Nona Blacklock. "Aku harus keluar menutup kandang itik. Sudah gelap. Tentunya mereka sekarang sudah masuk ke kandang semua." "Biarlah aku yang mengerjakannya," kata Phillipa. "Tak perlu, jangan, Sayang. Kau telah menyelesaikan tugasmu sehari-hari." "Aku saja, Bibi Letty," Patrick menawarkan diri. "Oh, tidak," kata Nona Blacklock pasti. "Tempo hari kau tidak mengunci pintunya dengan betul." "Aku saja yang mengerjakannya, Letty sayang," pekik Nona Bunner. "Memang betul aku suka 40 melakukannya. Aku suka memakai sepatu bot-ku dan, nah, di mana aku letakkan ?jaketku?" Tetapi, Nona Blacklock sambil tersenyum sudah meninggalkan ruangan. "Tidak perlu lagi, Bunny," kata Patrick. "Bibi Letty begitu efisien sehingga dia tidak suka orang lain mengerjakan pekerjaannya. Dia lebih suka mengerjakannya sendiri." "Memang dia begitu," kata Julia. "Aku tidak mendengar engkau menawarkan bantuan," kata saudaranya. Julia tersenyum malas. "Kau baru saja mengatakan, bahwa Bibi Letty suka mengerjakan sendiri semua hal. Apalagi, aku sedang mengenakan stoeking-ku yang paling baik," katanya sambil menjulurkan kakinya yang indah terbalut stocking halus. Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mati dengan stocking sutera!" pekik Patrick. "Bukan sutera nilon, tolol." ?"Judul begitu kurang bagus." "Apakah tidak ada yang mau memberi tahu aku mengapa begitu banyak kata-kata tentang mati di sini?" teriak Phillipa. Semua orang serentak mencoba menerangkannya. Tidak ada yang berhasil menemukan surat kabar Gazette untuk ditunjukkan kepada Phillipa karena sudah dibawa Mitzi ke dapur. Beberapa menit kemudian, Nona Blacklock kembali. "Nah," katanya singkat. "Itu sudah dikerjakan." Dia menoleh ke jam dinding. "Pukul 6.20. Sebentar lagi pasti ada orang yang datang kecuali apabila aku ?salah menilai watak tetangga-tetanggaku." 41 "Aku tidak mengerti mengapa harus ada orang yang datang," kata Phillipa tcrheran-heran. "Tidak, Sayang"... Pasti kau tidak bisa mengerti. Tetapi kebanyakan orang mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar daripada dirimu." "Pandangan hidup Phillipa ialah, ia sama sekali tidak peduli," kata Julia agak menyakitkan. Phillipa tidak menyahut. Nona Blacklock melihat sekeliling ruangan. Mitzi telah meletakkan sherry dan tiga buah piring berisikan buah zaitun, kue keju dan sedikit kue-kue kering kecil di atas meja di tengah-tengah ruangan. "Kau dapat memindahkan baki itu atau seluruh mejanya kalau kau mau ke ? ?sudut dekat jendela yang menganjur itu di kamar sebelah, Patrick, kalau kau tidak berkeberatan. Memang bukan aku yang membuat pesta, aku tidak mengundang siapa-siapa. Dan aku tidak mau memberi kesan seakan-akan aku memang menunggu kedatangan mereka." "Jadi, Bibi Letty, Bibi mau menutupi antisipasi Bibi yang cerdik?" "Pujian yang kena, Patrick. Terima kasih, Anakku." "Sekarang kita semua bersandiwara seakan-akan kita sedang menikmati malam yang tenang di rumah," kata Julia. "Dan bila ada orang yang datang, kita bersikap seolah-olah terkejut." Nona Blacklock telah mengambil botol sherry. Dipandangnya dengan ragu-ragu botol yang dipegangnya itu. Patrick menenangkannya. "Isinya masih separuh. Seharusnya sudah cukup." "Oh, ya-ya...." Nona Blacklock tampak ragu-ragu. Kemudian pipinya merona sedikit, ia berkata, 42 "Patrick, apakah kau berkeberatan... di lemari dapur ada sebotol lagi yang masih baru.... Bawalah kemari dengan alat pembukanya. Aku kira, lebih baik membuka botol yang baru. Yang ini ini sudah terbuka cukup lama." ?Patrick pergi melaksanakan tugasnya tanpa menjawab. Ia kembali membawa botol yang baru dan alat pembukanya. Sambil meletakkannya di atas baki, ia memandang penuh tanda tanya kepada Nona Blacklock. "Kau betul-betul menanggapinya secara serius, Bibi sayang?" tanyanya lembut. "Oh," jerit Dora Bunner kaget. "Tentunya kau tidak membayangkan, Letty..." "Hus," kata Nona Blacklock cepat-cepat. "Itu bel berbunyi. Kalian lihat, antisipasiku yang cermat sekarang menjadi kenyataan." II Mitzi membukakan pintu kamar tamu dan menyilakan Kolonel dan Nyonya Easterbrook masuk. Ia mempunyai gaya yang tersendiri dalam caranya mengumumkan kedatangan tamu. "Ini Kolonel dan Nyonya Easterbrook yang datang untuk menemui Anda," katanya informal. Guna menutupi sedikit rasa canggungnya, Kolonel Easterbrook berlagak tenang dan santai. "Semoga Anda tidak berkeberatan atas kunjungan kami ini," katanya. (Julia tertawa kecil). "Kebetulan lewat di sini eh, malam ini udara cukup hangat. ?Saya lihat Anda memasang pemanas sentral. Di rumah kami, kami masih belum lagi mulai." "Alangkah indahnya bunga krisan Anda," puji Nvonya Easterbrook. "Betapa indahnya!" 43 "Sebenarnya mereka agak kurus," kata Julia. Nyonya Easterbrook menyapa Phillipa Haymcs sedikit lebih ramah, sekedar menunjukkan bahwa dia cukup mengetahui Phillipa bukanlah benar-benar seorang buruh tani. "Bagaimana kabarnya kebun Nyonya Lucas?" tanyanya. "Apakah masih mungkin diperbaiki" Selama masa perang kebun itu sama sekali terlantar dan hanya si ?tua Ashe saja yang ada, yang tidak berbuat lain kecuali menyapu beberapa daun dan menanam beberapa tanaman kubis." "Sudah mulai menampakkan hasil perawatannya," kala Phillipa. "Tetapi masih butuh waktu sedikit lebih lama lagi." " Mitzi membuka pintu lagi dan berkata, "Ini Nona-nona dari Boulders." "Selamat malam," kata Nona Hinchlifle, melangkah maju dan menjabat tangan Nona Blacklock dengan genggaman yang kuat. "Tadi saya katakan kepada Murgatroyd, 'Mari ke Little Paddocks!' Saya ingin bertanya soal telur itik-itik Anda." "Sekarang malam cepat sekali gelap, bukan?" tanya Nona Murgatroyd kepada Patrick agak ragu-ragu. "Alangkah bagusnya bunga krisan ini!" "Kurus!" kata Julia. "Mengapa kau tidak bisa bekerja sama sedikit?" bisik Patrick kepadanya dengan nada menegur. "Anda telah menyalakan pemanas sentral," kata Nona Hinchlifle. Nadanya menuduh, "Pagi amat." "Bulan-bulan begini, rumah menjadi lembab," kata Nona Blacklock. Patrick memberi isyarat dengan alisnya, apakah Sherry sudah bisa dihidangkan, dan Nona Blacklock membalas dengan isyarat "Belum". 44 Katanya kepada Kolonel Easterbrook, "Apakah Anda mendapat kiriman bibit-bibit dari negeri Belanda tahun ini?" Pintu kembali terbuka. Nyonya Swettenham yang tampak agak canggung, masuk, diikuti Edmund yang tampak jengkel dan serba salah. "Kami datang!" kata Nyonva Swettenham dengan riang, sambil melihat sekelilingnya dengan perasaan ingin tahu yang tidak disembunyikan. Kemudian, karena merasa kurang enak, ia melanjutkan, "Saya cuma ingin mampir untuk menanyakan apakah barangkali Anda mau mengambil seekor anak kucing, Nona Blacklock" Kucing kami baru..." "Akan menghasilkan keturunan seekor kucing jantan," kata Edmund. "Saya kira, hasilnva tentu menakutkan. Jangan sampai nanti Anda mengatakan bahwa Anda tidak diperingatkan sebelumnya!" "Dia penangkap tikus yang ulung," kata Nyonya Swettenham cepat-cepat. Lalu tambahnya, "Alangkah bagusnya bunga krisan ini!" "Anda sudah menyalakan pemanas sentral, bukan?" tanya Edmund dengan gava seolaholah hanva dia yang berpikir sampai ke situ. "Tidakkah manusia-manusia ini semua persis seperti piringan hitam yang selalu mengulang-ulang?" bisik Julia. "Saya tidak menyukai warta yang diberitakan," kata Kolonel Eastcrbrook kepada Patrick, sambil memojokkannya. "Sama sekali tidak saya sukai. Menurut saya, perang sudah tak dapat dielakkan lagi sama sekali tidak dapat dihindari."?"Saya tidak pernah menaruh perhatian kepada warta berita," kata Patrick. 45 Sekali lagi pintu terbuka dan masuklah Nyonya Harmon. Topi bulunya yang sudah tak karuan bentuknya melekat di bagian belakang kepalanya, menunjukkan usahanya untuk mengikuti mode. Ia juga mengenakan sebuah blus yang berhiaskan jumbai-jumbai sebagai ganti baju kausnya yang sehari-hari. "Halo, Nona Blacklock," teriaknya, dengan senyum lebar menghiasi wajahnya yang bulat. "Sava tidak terlambat, bukan" Kapan pembunuhan dimulai?" III Serangkaian tarikan napas tersendat terdengar. Julia tertawa mengikik. Patrick mengerenyitkan keningnya dan Nona Blacklock tersenyum pada tamunya yang baru datang. "Julian betul-betul menyesal tidak dapat hadir," kata Nyonya Harmon. "Dia suka sekali pembunuhan. Itulah sebabnya dia telah berhasil membuat khotbah yang bagus hari Minggu yang lalu sebetulnya saya tidak boleh mengatakan itu khotbah yang ?bagus karena ia suami saya tetapi memang betul-betul bagus, bukan" Jauh ? ?lebih baik daripada khotbahnya yang biasa. Dan itu semua gara-gara buku Maut Penyulap. Apakah Anda sudah membacanya" Gadis yang bekerja di toko buku Boot sengaja menyimpannya untuk saya. Betul-betul membingungkan. Saya mengira saya bisa menebak siapa pelakunya tetapi kemudian jalan ceritanya berubah arah ? ?dan begitu banyak pembunuhan di dalamnya, ada empat atau lima. Nah, buku itu saya tinggal di kamar baca di mana Julian mengunci dirinya mempersiapkan khotbahnya. Dia kebetulan 46 mengambilnya, lalu sama sekali tidak dapat meletakkannya kembali! Dan akhirnya dia harus menulis khotbahnya dengan tergesa-gesa dan dia terpaksa mengutarakan apa yang hendak disampaikannya dengan sederhana tanpa bumbu-bumbu segala ?macam ilmu pengetahuan dan referensi buku dan tentu saja hasilnya jauh lebih ?baik. Oh, astaga! Saya berbicara terlalu banyak*. Tetapi, coba katakan, kapan pembunuhan ini akan dimulai?" Nona Blacklock menoleh pada jam yang berada di atas tempat perapian. "Kalau memang akan dimulai," katanya gembira, "seharusnya sebentar lagi. Sekarang tepat satu menit sebelum pukul 6.30. Sementara itu, mari kita minum segelas Sherry." Patrick cepat melangkah ke ruangan sebelah. Nona Blacklock pergi ke meja yang terletak pada batasan kedua ruangan yang telah disatukan itu, di mana terdapat kotak rokok. "Saya mau sedikit Sherry," kata Nyonya Harmon. "Tetapi apa yang Anda maksudkan tadi dengan kata 'kalau?" "Yah," kata Nona Blacklock. "Saya sama tidak tahunya seperti Anda. Saya tidak tahu apakah..." Dia berhenti dan menoleh persis pada waktu jam kecil itu mulai berbunyi. Bunyinya manis seperti suara lonceng perak. Semua orang diam dan tidak ada yang bergerak. Mereka semua mengawasi jam. Nada lonceng seperempat-jam berbunyi disusul nada setengah-jam. Pada saat ?nada terakhir lonceng setengah jam itu lenyap, semua lampu padam. 47 IV 48 Sekali lagi kegelapan mencekam. Dan, perlahan-lahan, pintu kamar tamu mengayun menutup seperti biasanya, apabila tidak diganjal. V Di dalam kamar tamu terjadi kekacauan. Berbagai suara serentak timbul. "Lampu." "Tidakkah kau dapat menemukan tombolnya?" "Siapa yang punya korek?" "Oh, saya tidak menyukai ini, saya tidak menyukai ini." "Tetapi tembakan-tembakan itu bukan main-main!" "Pistol yang dibawanya pistol betulan." "Apakah ia seorang pencuri?" "Oh, Archie, aku mau keluar dari tempat ini." "Tolong, apakah ada yang punya korek?" Lalu hampir pada waktu yang bersamaan, dua geretan berbunyi klik, dan menyala dengan api kecil yang tenang. Semua orang mengedipkan matanya dan mengamati satu sama lain. Satu wajah yang terkejut" memandang kepada wajah terkejut yang lain. Di perbatasan kedua ruangan itu, Nona Blacklock berdiri bersandar pada dinding dengan tangannya di depan wajah. Cahaya api terlalu temaram untuk dapat menunjukkan lebih daripada ada sesuatu yang hitam yang mengalir di atas jari-jarinya Kolonel Eastcrbrook mendehem dan mengambil alih situasi. "Cobalah tombol lampunya, Swettenham," perintahnya. Edmund, dekat pintu, dengan patuh menarik tombol itu naik turun. "Mati dari pusat, atau dari sekering," kata Pak Kolonel. "Siapa itu yang begitu gaduh?" 49 Di tengah kegelapan terdengar tarikan napas kagum dan pekikan kecil dari kaum Hawa. "Sudah mulai," pekik Nyonya Harmon kegirangan. Suara Dora Bunner dengan jelas terdengar, "Oh, saya tidak menyukainya!" Suara-suara lain mengatakan, "Aduh, seram sekali!" "Berdiri bulu kudukku." "Archie, kau di mana"'* "Apa yang harus saya perbuat?" "Oh, astaga apakah saya menginjak kaki Anda" Maafkan."?Tiba-tiba dengan satu bantingan, pintu terbuka. Sebuah lampu senter yang terang bergerak dengan cepat menyinari seluruh ruangan. Suara seorang laki-laki yang serak sengau, yang mengingatkan kepada adegan-adegan film, memerintah dengan singkat. "Angkat tangan!" "Angkat tangan, perintahku!" suara itu membentak. Dengan riang, tangan-tangan diangkat di atas kepala. "Tidakkah ini asyik?" bisik suara wanita. "Saya begitu tegang." Kemudian, tanpa diduga, meletuslah sebuah pistol. Meletus dua kali. Suara Ping kedua butir peluru memecahkan suasana riang dalam ruangan itu. Tiba-tiba permainan itu sudah bukan permainan lagi. Seseorang berteriak.... Sosok tubuh di pintu itu tiba-tiba bcrbalik, tampaknya ragu-ragu. Letusan ketiga terdengar. Sosok tubuh itu lemas lalu jatuh ke lantai. Lampu senternya jatuh lalu p"dam. Suatu suara perempuan dari tadi terus-menerus berteriak dari suatu tempat di balik pintu yang tertutup. Sekarang suara itu semakin melengking, dan bersamaan dengan itu terdengar bunyi kepalan tangan yang beradu berulang-ulang dengan daun pintu. Dora Bunner, yang sedang terisak-isak, memekik, "Itu Mitzi! Mitzi sedang dibunuh orang...." Patrick menggumam, "Tidak bakal." Kata Nona Blacklock, "Kita harus mengambil lilin, Patrick, tolong kau..." Pak Kolonel sudah membuka pintu. Dia dan Edmund, masing-masing dengan geretan menyala, melangkah ke lorong itu. Hampir saja mereka terjerembab tersandung sesosok tubuh yang menelungkup. "Rupanya dia pingsan," kata Pak"Kolonel. "Mana perempuan yang membuat gaduh itu?" "Di kamar makan," kata Edmund. Kamar makan berada tepat di seberang lorong. Seseorang sedang memukul-mukul dinding sambil berteriak dan meraung-raung. "Dia terkunci di dalam," kata Edmund membungkuk. Diputarnya anak kunci dan melompatlah Mitzi keluar seperti seekor harimau. Lampu kamar makan masih menyala. Membelakangi sinarnya, Mitzi tampak seperti bayangan orang gila yang ketakutan, dan ia berteriak-teriak terus. Yang lebih menggelikan adalah kenyataan, bahwa pada waktu peristiwa itu terjadi, Mitzi sedang sibuk membersihkan pisau dan garpu, dan sekarang pun tangannya masih memegang kulit rusa dan sebuah pisau ikan yang besar. "Diam, Mitzi!" kata Nona Blacklock. 50 "Hentikan!" kata Edmund, dan sementara Mitzi tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti berteriak, Edmund maju untuk menghadiahkan satu tamparan yang keras pada pipinya. Mitzi tersendat, dan teriakannya berhenti dengan satu sedakan. "Ambilkan lilin," kata Nona Blacklock. "Di lemari dapur. Patrick, kautahu di mana kotak sekering itu?" "Di lorong di ruang penyimpanan panci-piring di belakang dapur, bukan" Baik, coba aku lihat apa yang dapat kuperbuat." Nona Blacklock sudah maju ke bagian ruangan yang mendapatkan sinar dari kamar makan. Dora Bunncr tersendat dari tangisnya, sedangkan Mitzi kembali meneriakkan raungan yang mengerikan. "Darahnya, darahnya!" teriaknya tergagap-gagap. "Anda tertembak Nona ?Blacklock, Anda akan mati kehabisan darah." "Jangan cengeng," bentak Nona Blacklock. "Saya tidak apa-apa. Pelurunya hanya menyerempet telinga saja." "Tetapi, Bibi Letty," kata Julia. "Darahnya." Dan memang blus putih Nona Blacklock dan kalung mutiaranya, dan tangannya, penuh berlumuran darah. "Telinga selalu berdarah banyak," kata Nona Blacklock. "Saya ingat, saya pernah pingsan di tukang pangkas rambut waktu kecil. Telinga saya terkena guntingnya, dan segera darah tampak mengucur sebasi penuh. Tetapi, kita harus menghidupkan lampu." "Saya ambilkan lilin," kata Mitzi. Julia pergi bersamanya lalu mereka kembali membawa beberapa batang lilin yang didirikan di atas piring-piring kecil. 51 "Sekarang, mari kita lihat pelanggar hukum kita," kata Pak Kolonel. "Turunkan lilinnya, Swettenham, seberapa banyak yang ada." "Saya bantu dari arah yang lain," kata Phillipa. Dengan tangan yang tenang, diambilnya dua buah piring kecil. Pak Kolonel bersimpuh. Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sosok tubuh yang menelungkup itu mengenakan sebuah jubah hitam kasar dengan tudung kepala. Ia mengenakan topeng hitam dan sarung tangan hitam. Tudung kcpalanva tersibak ke belakang menunjukkan rambutnya yang pirang dan kusut. Kolonel Easterbrook membalikkan tubuhnya, meraba nadinya, jantungnya... lalu dengan mengeluarkan suara jijik, ditariknya tangannya kembali, dan dipandanginya tangannya yang berwarna merah dan terasa lengket itu. "Tertembak sendiri," katanya. "Apakah ia luka parah?" tanya Nona Blacklock. "Hm.... Kurasa dia sudah mati.... Boleh jadi bunuh diri atau mungkin dia ?tersandungjubahnya dan pistolnya meletus pada waktu ia jatuh. Kalau saja saya dapat melihat lebih jelas..." Pada waktu itu, seperti permainan sulap, lampu-lampu menyala kembali. Dengan perasaan aneh yang masih meliputi suasana tidak nyata ini, warga Chipping Cleghorn yang berdiri di lorong Little Paddocks menyadari bahwa mereka berada di tengah-tengah adegan kekerasan dan kematian. Tangan Kolonel Eastcrbrook dinajiskan oleh warna merah. Darah masih mengalir turun ke leher Nona Blacklock, mewarnai blus dan mantelnya, sedangkan sosok tubuh tamu yang tidak diundang itu, tertelentang secara tidak wajar di kaki mereka.... 52. Patrick yang datang dari kamar makan, berkata, "'Tampaknya hanya satu sekering yang putus...." Ia terdiam. Kolonel Eastcrbrook menarik topeng hitam itu. "Kita harus melihat siapa orang ini," katanya. "Meskipun saya kira dia bukanlah orang yang kita kenal...." Dilepasnya topeng kecil itu. Semua leher terjulur ke depan. Mitzi menarik napas dan tersedak, yang lain tinggal bisu. "Dia masih muda," kata Nyonya Harmon dengan nada iba. Lalu tiba-tiba Dora Bunner berteriak penuh semangat, "Letty, Letty, dia kan orang muda yang ada di Hotel Spa di Medenham Wells. Itu, yang datang kemari dan minta uang padamu untuk pulang ke Swiss, dan yang tidak kauberi. Aku kira itu cuma alasan baginya untuk mengintai rumah ini.... Ah, dia hampir saja membunuhmu...." Nona Blacklock kembali menguasai keadaan, berkata tegas, "Phillipa, bawalah Bunny ke ruang makan dan berikan setengah gelas brandy kepadanya. Julia sayang, pergilah ke kamar mandi dan ambilkan plester buat saya dari lemari pendarahan ini membuat kotor semua. Patrick, tolong segera ?teleponkan polisi." 53 BAB IV Hotel Royal Spa I George Rydesdale, Polisi Kepala Middleshire, adalah seorang yang pendiam. Tingginya sedang, matanya tajam dilindungi sepasang alis yang tebal. Ia mempunyai kebiasaan lebih sering menjadi pendengar daripada pembicara. Kemudian, dengan suaranya yang bebas emosi, ia* akan memberikan komando-komando pendek ?dan perintahnya selalu dipatuhi. Sekarang ia sedang mendengarkan detektif Inspektur Dermot Craddock. Craddock sekarang dengan resmi menangani kasus ini. Kemarin malam Rydesdale telah memanggilnya dari Liverpool, di mana tadinya ia bertugas mencari informasi yang bertalian dengan kasus lain. Rydesdale mempunyai kesan yang baik mengenai Craddock. Craddock tidak saja pandai dan cerdik, dia juga dapat mendisiplin dirinya untuk bergerak dengan lambat, meneliti dan menguji setiap fakta, dan tidak menarik kesimpulan sampai akhir suatu kasus. Hal inilah yang lebih dihargai Rydesdale. "Polisi Legg yang menerima telepon, Pak," kata Craddock. "Ia rupanya sudah mengambil tindakan yang tepat, dengan sigap dan pikiran jernih. 54 Tampaknya tidak mudah. Sekitar setengah lusin orang mencoba berbicara pada waktu yang bersamaan, termasuk salah seorang yang berasal dari Eropa Tengah, yang menjadi senewen begitu melihat polisi. Dia sudah begitu yakin dirinya akan ditahan, teriakannya hampir meruntuhkan seluruh rumah." "Korban sudah dapat dikenali?" "Sudah, Pak. Rudi Schcrz. Bcrkebangsaan Swiss. Karyawan Hotel Royal Spa di Medenham Wells. Bekerja sebagai resepsionis. Kalau Bapak setuju, saya ingin mendatangi Hotel Royal Spa terlebih dulu, baru ke Chipping Cleghorn. Sersan Fletcher sekarang berada di sana. Dia akan menemui pengusaha bus lalu mendatangi rumah itu." Rydesdale mangangguk setuju. Pintu terbuka. Polisi Kepala menengadahkan kepalanya. "Masuklah, Henry," katanya. "Kami punya kasus yang agak lain daripada biasanya." Sir Henry Clithcring, bekas Komisaris Scotland Yard, masuk sambil mengangkat alisnya sedikit. Perawakannya jangkung, berwibawa, dan sudah lanjut usia. "Mungkin masih dapat menarik perhatianmu yang sudah jemu," sambung Rydesdale. "Aku tidak pernah jemu," kata Sir Henry tersinggung. "Model baru sekarang, mengiklankan kematian seseorang sebelum terjadinya," kata Rydesdale. "Tunjukkan iklan itu kepada Sir Henry, Craddock." "The North Benham News dan Chipping Cleghorn Gazette," kata Sir Henry. "Cukup berani." Dibacanya iklan mini yang ditunjukkan Craddock itu. "Hm, ya, agak luar biasa." 55 "Apakah sudah diketahui siapa yang memasukkan iklan ini?" tanya Rydesdale. "Menurut identifikasi, iklan itu dimasukkan sendiri oleh Rudi Scherz pada ?hari Rabu." "Dan tidak ada yang mencurigainya" Orang yang menerima konsep iklan itu tidak menganggapnya aneh?" "Gadis pirang yang menerima konsep-konsep iklan itu rupanya tidak punya kemampuan memakai otaknya, Pak. Dia hanya menjumlah kata-katanya, dan menarik pembayarannya saja." "Apa tujuannya?" tanya Sir Henry. "Untuk menimbulkan rasa ingin tahu warga di sana," usul Rydesdale. "Lalu mereka dikumpulkan semua di satu tempat tertentu, pada waktu yang tertentu, lalu ditodong, dan uang serta barang-barang berharga mereka dirampas. Sebagai ide, boleh dikatakan cukup orisinal." "Bagaimana keadaan dusun Chipping Cleghorn?" tanya Sir Henry. "Sebuah dusun yang luas dan indah. Ada toko daging, toko roti, toko bahan makanan, dan sebuah toko barang-barang antik yang cukup bagus, dua warung minum. Mereka menyadari keindahan dusunnya. Melayani turis-turis bermotor. Kebanyakan adalah rumah tempat tinggal. Pondok-pondok yang dulunya dihuni buruh-buruh tani, sekarang diubah dan dihuni oleh perawan-perawan tua dan pasangan-pasangan pensiunan. Beberapa bangunan yang ada, berasal dari zaman Victoria.'* "Saya tahu," kata Sir Henry. "Gadis-gadis tua yang ramah dan perwira-perwira pensiunan. Yah, kalau mereka melihat iklan itu, pasti mereka semua akan datang mencari tahu apa yang akan terjadi pada 56 pukul 6.30. Sayang, kalau saja gadis tua saya di sini, pasti ia senang mengambil bagian dalam acara ini. Sudah kegemarannya." "Siapa gadis khususmu itu, Henry" Seorang bibi?" "Bukan," Sir Henry menarik napas panjang. "Dia bukan kerabat." Kemudian tambahnya penuh hormat, "Dia hanyalah seorang detektif yang paling ulung yang pernah diciptakan Tuhan. Kecerdikan alamiah yang berkembang subur dengan latar belakang yang tepat. Ia berpaling pada Craddock. "Janganlah kau menganggap enteng gadis-gadis tua di dusunmu ini, Nak," katanya. "Seandainya kasus ini berkembang menjadi kasus yang penuh diliputi misteri pelik yang mana aku anggap tidak mungkin ingatlah bahwa ada seorang perawan tua ? ?yang gemar merajut dan berkebun, yang otaknya jauh lebih cepat kerjanya daripada seorang sersan detektif. Dia dapat memberitahukan kepadamu apa yang mungkin terjadi, dan apa yang seharusnya terjadi, bahkan apa yang memang terjadi. Dan dia dapat mengatakan mengapa itu terjadi!" "Akan saya ingat-ingat, Pak," kata Detektif Inspektur Craddock dengan gayanya yang paling resmi. Tidak ada orang yang menduga bahwa Dermot Eric Craddock sebenarnya adalah anak angkat Sir Henry dan mereka mempunyai hubungan yang erat dan hangat. Rydesdale menceritakan peristiwa itu secara garis besar kepada temannya. "Mereka semuanya sudah hadir pada pukul 6.30, pasti! Aku berani bertaruh," katanya. "Tetapi, apakah anak Swiss ini juga mengetahui hal itu" Dan satu hal lagi, apakah mereka mungkin akan 57 membawa serta cukup banyak barang yang berharga sehingga perampokan itu tidak sia-sia?" "Sepasang bros kuno, seuntai kalung mutiara kecil sedikit uang receh, mungkin ?sclembar-dua uang kertas tidak mungkin lebih," kata Sir Henry sambil ?berpikir. "Apakah Nona Blacklock ini menyimpan banyak uang di rumah?" "Katanya tidak, Pak. Sekitar lima pound, sepanjang pengetahuan saya." "Cuma makanan ayam," kata Rydesdale. "Jadi maksudmu, si anak Swiss ini senang bersandiwara bukan demi hartanya, ?tetapi demi kesenangan dapat melaksanakan todongan" Bahan film eh?" kata Sir ?Henry. "Mungkin saja. Bagaimana dia sampai menembak dirinya sendiri?" Rydesdale. mendorong sehelai kertas ke arah mereka. "Laporan medis pendahuluan. Pistol itu meletus dari jarak dekat menghanguskan?kulit... hm... tidak ada yang menunjukkan apakah itu suatu kecelakaan atau kesengajaan. Mungkin sengaja, atau dia tersandung lalu jatuh dan pistol yang dipegang dekat tubuhnya meletus... Lebih logis kemungkinan yang terakhir." Dipandangnya Craddock. "Kau harus menginterogasi para saksi dengan hati-hati, dan memaksa mereka mengatakan dengan tepat apa yang mereka lihat." Detektif Inspektur Craddock berkata dengan sedih, "Apa yang mereka lihat semuanya tidak sama." "Saya selalu tertarik pada apa yang dilihat orang pada saat ia dipengaruhi ketegangan dan tekanan mental," kata Sir Henry. "Apa yang betul-betul 58 dilihatnya, dan yang lebih menarik lagi, apa-apa yang tidak dilihatnya." "Mana laporan mengenai pistol itu?" "Buatan asing (cukup terkenal di Eropa) Scherz tidak memiliki izin untuknya ? ?dan tidak disebutkannya sebagai barang bawaan pada waktu ia masuk ke Inggris." "Anak nakal," kata Sir Henry. "Secara keseluruhan, watak yang kurang memuaskan. Nah, Craddock, pergilah dan lihatlah informasi apa yang dapat kaupcrolch mengenai Scherz dari Hotel Royal Spa." II Di Hotel Royal Spa, Inspektur Craddock langsung dibawa ke kantor Manajer. Pak Manajer, Tuan Rowlandson, adalah seorang yang berperawakan jangkung dengan pipi yang merah dan sikap yang ramah. Ia menerima Inspektur Craddock dengan gembira. "Senang jika dapat membantu Anda, Inspektur," katanya. "Betul-betul suatu kasus yang mengagetkan Tidak pernah terpikirkan oleh saya. Scherz tampaknya seperti seorang pemuda biasa yang menyenangkan sama sekali bukan bayangan saya ?mengenai seorang tukang todong." "Sudah berapa lama dia bekerja di sini, Tuan Rowlandson?" "Baru saja saya periksa sebelum kedatangan Anda. Tiga bulan lebih sedikit. Rekomendasi yang cukup baik, dengan surat-surat izin yang biasanya." "Dan Anda menganggapnya memuaskan?" 59 Tanpa memperlihatkan keawasan matanya, Craddock menangkap keraguan Rowlandson sebelum ia menjawab. "Cukup memuaskan." Craddock memakai teknik yang biasanya selalu berhasil. "Oh, tidak, Tuan Rowlandson," katanya perlahan sambil menggelengkan kepalanya. "Kenyataannya tidak demikian, bukan?" "Yah ," Manajer ini tampaknya sedikit kaget.?"Avo katakanlah! Ada sesuatu yang tidak beres. Apakah itu?" "Itulah, saya sendiri tidak tahu." "Tetapi Anda berpikir, bahwa ada yang tidak beres?" "Betul... Tetapi saya tidak punya alasan. Saya tidak menginginkan dugaan saya dicatat untuk kemudian disitir sehingga merugikan saya." Craddock tersenyum ramah. "Saya memahami. Anda tidak perlu kuatir. Tetapi saya harus mencari tahu, bagaimana sebenarnya, orang yang bernama Scherz ini. Anda mencurigainya dalam ?hal apa?" Rowlandson berkata dengan berat, "Ah, sekali-dua pernah ada masalah mengenai bon-bon yang ditagihkan. Ada bahanbahan yang dicantumkan yang sebenarnya tidak seharusnya tercantum." "Maksud Anda, dia menagih beberapa barang yang tidak tercantum dalam pembukuan hotel, dan dia mengantungi kelebihan pembayaran tersebut?" "Semacam itulah.... Taruhlah, tuduhan yang paling ringan adalah kecerobohannya dalam melaksanakan tugasnya. Satu dua kali, jumlah yang 60 dipermasalahkan cukup besar. Terus terang saja, saya lalu menyuruh akuntan kami untuk memeriksa bukunya, mencurigai kalau ada di antara kami yang mencuri. Tetapi kecuali menemukan beberapa kesalahan dan cara pencatatan yang kurang teratur, jumlah uang tunainya betul. Maka saya menarik kesimpulan, bahwa sayalah yang mungkin bersalah." "Seumpama bukan Anda yang salah" Seumpama Scherz memang mengambil sedikitsedikit di sana-sini, dapatkah ia mengembalikan kekurangannya dari uang yang diperolehnya?" "Dapat, kalau dia punya uang itu. Tetapi, orang yang biasa mengambil 'sedikitsedikit' seperti kata Anda umumnya sedang terjepit, dan uang itu segera ?dihabiskan." "Jadi, kalau dia membutuhkan uang untuk menggantikan jumlah yang kurang, dia harus memperoleh uang dengan menodong atau cara-cara lainnya?" ?"Ya. Saya juga berpikir, apakah percobaan ini adalah yang pertama kali dilakukannya?" "Mungkin. Yang jelas, percobaan tersebut amat amatiran. Apakah ada orang lain yang mungkin mau memberinya uang" Adakah wanita di dalam hidupnya?" "Salah satu pelayan restoran The Grill di sini. Namanya Myrna Harris." "Saya harus berbicara dengannya " III Myrna Harris seorang gadis yang cantik, berambut merah indah, dan berhidung kecil lentik. 61 Menghadapi pertanyaan-pertanyaan polisi, ia menjadi ketakutan dan kuatir, dan ia menyadari sepenuhnya betapa memalukan sampai diwawancarai polisi. "Saya tidak tahu apa-apa, Pak. Sama sekali tidak tahu," protesnya. "Sekiranya saya tahu bagaimana ia sebenarnya, saya tidak akan mau pergi bersama Rudi. Tentu saja, karena saya mengetahui dia bekerja sebagai resepsionis di sini, saya kira ia adalah anak baik-baik. Lumrah bukan, kalau saya berpendapat demikian" Maksud saya, hotel itu seharusnya lebih berhati-hati dalam menerima karyawan ?terutama orang asing. Karena tindakan orang asing tidak dapat diduga. Apakah dia tergabung dalam salah satu gang yang beritanya dapat kita baca di surat-surat kabar?" "Kami kira," kata Craddock, "dia bekerja seorang diri." "Tidak terduga orangnya begitu pendiam dan sopan. Tidak terbayangkan. ?Meskipun ada banyak barang yang hilang, kalau saya ingat-ingat sekarang. Kalau tidak salah sebuah bros berlian dan sebuah leontin mas kecil. Tetapi tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa itu mungkin perbuatan Rudi." "Saya mempercayai Anda," kata Craddock. "Siapa saja bisa tertipu. Anda mengenalnya cukup dekat?" "Saya tidak tahu apakah hubungan kami bisa dikatakan dekat." "Tetapi kalian berteman?" "Oh, kami berteman itu saja, hanya berteman. Sama sekali tidak ada hal-hal ?yang serius. Menghadapi orang asing saya selalu berhati-hati. Sering kali 62 mereka pandai memikat, tetapi mana kita tahu yang sebenarnya" Beberapa orang Polandia selama perang! Bahkan beberapa orang Amerika juga! Mereka tidak pernah mengatakan kalau mereka telah beristri sampai nasi menjadi bubur. Rudi suka membual tetapi tak pernah saya telan mentah-mentah begitu saja." ?Craddock menyitir kata-kata Myrna. "Jadi, dia suka membual, eh" Itu amat menarik, Nona Harris. Saya kira Anda dapat memberikan bantuan banyak kepada kami. Dalam hal apa ia membual?" "Yah, tentang betapa kayanya orang tuanya di Swiss, dan betapa pentingnya kedudukan mereka. Tetapi ini tidak cocok dengan keadaannya yang selalu kekurangan uang. Dia selalu mengatakan bahwa karena adanya peraturan moneter, maka dia tidak dapat mengambil uangnya dari Swiss. Itu boleh jadi benar, tetapi barang-barangnya juga bukan barang yang mahal. Maksud saya, pakaiannya. Tidak berasal dari kelas yang mahal. Saya kira, cerita-cerita yang dikisahkannya pun kebanyakan hanyalah bualan belaka. Tentang mendaki pegunungan Alpen, dan menyelamatkan jiwa seseorang di tebing suatu gunung es. Mana bisa, berjalan sepanjang tepian ngarai Boulter saja, kepalanya sudah pening, apalagi naik ke Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Alpen!" "Anda sering pergi bersamanya?" "Iya... yah, betul. Sikapnya amat sopan dan ia tahu bagaimana caranya memperlakukan wanita. Ia selalu membeli karcis untuk tempat duduk yang terbaik kalau kami pergi nonton. Bahkan terkadang saya dibelikan bunga. Dan ia pandai sekali berdansa pandai sekali."?63 "Apakah dia pernah menyinggung tentang Nona Blacklock ini kepada Anda?" "Nona itu kadang-kadang kemari untuk bersantap siang. Dan dia pernah menginap semalam. Tidak, saya kira Rudi tidak pernah mcnvcbut-nycbuinya. Saya pun tidak mengetahui kalau Rudi mengenalnya." "Apakah dia pernah menyebutkan Chipping Cleghorn?" Craddock merasa seakan-akan gadis itu mendadak menjadi lebih berhati-hati, tetapi ia tidak yakin betul. "Saya kira tidak.... Saya kira dia pernah bertanya satu kali mengenai bus jam ?berapa berangkatnya tetapi saya tidak ingat apakah ?vang disebutnya itu bus ke Chipping Cleghorn atau ke tempat lain. Tetapi ini terjadinya bukan akhir-akhir ini." Craddock tidak berhasil mengorek lebih banyak lagi. Rudi Scherz tidak tampak berubah. Gadis itu tidak bertemu dengannya pada malam sebelumnya. Dia tidak tahu sama sekali tidak tahu, tegasnya, bahwa Rudi adalah seorang penjahat.?Dan boleh jadi, pikir Craddock, itu memang benar. 64 BAB V Nona Blacklock dan Nona Bunner Little Paddocks ternyata mirip benar dengan apa yang dibayangkan Detektif Inspektur Craddock. Ia melihat itik-itik dan ayam-ayam dan sisa pagar dari semak-semak yang masih dihiasi beberapa batang bunga aster yang berwarna ungu. Halaman dan jalan setapaknya menunjukkan tanda-tanda kurang perawatan. Secara keseluruhan, Detektif Inspektur Craddock berpikir, "Barangkali tidak ada uang yang dapat disisihkan untuk merawat kebunnya. Penghuninya gemar bungabunga, dan punya bakat membentuk pagar. Rumahnya membutuhkan cat yang baru. Kebanyakan rumah dewasa ini membutuhkan hal ini. Sebidang tanah yang menyenangkan." Sementara mobil Craddock berhenti di pintu depan, Sersan Fletcher keluar dari samping rumah. Sersan Fletcher bersikap seperti pengawal istana, dengan pembawaan militer yang kaku, dan dapat menyampaikan berbagai pengertian dengan hanya mengucapkan satu patah kata "Pak". "Jadi, kau di sini, Fletcher." "Pak!" kata Sersan Fletcher. "Ada laporan?" 65 "Kami telah selesai memeriksa seluruh rumah, Pak. Scherz tampaknya sama sekali tidak meninggalkan sidik jari di mana pun. Tentu saja, ia mengenakan sarung tangan. Pintu-pintu dan jendela-jendela tidak menunjukkan tanda-tanda bekas dibuka dengan paksa. Rupanya dari Medenham ia naik bus, tiba di sini pukul enam. Pintu samping rumah sudah terkunci sejak pukul 5.30. Kelihatannya dia masuk melalui pintu depan. Nona Blacklock mengatakan bahwa pintu itu biasanya tidak dikunci sampai mereka menutup seluruh rumah menjelang tidur. Di pihak lain, si pembantu mengatakan bahwa pintu depan sudah terkunci sejak sore harinya ?tetapi si pembantu ini bisa mengatakan apa saja. Dia amat emosional. Pelarian perang dari Eropah Tengah." "Sulitkah orangnva?" "Pak!" kata Sersan Fletcher dengan penuh perasaan. Craddock tersenyum. Fletcher meneruskan laporannya. "Sistem kabel listriknya semua baik. Kami belum berhasil menemukan jawabnva bagaimana Scherz dapat mematikan lampu. Hanya satu sekering itu saja vang putus, yang menyalurkan listrik ke kamar tamu dan lorongnya. Tentu saja, zaman sekarang penerangan suatu rumah tidak dicakup oleh hanya satu sekering tetapi ?instalasi dan kabel-kabel di sini sudah tua. Saya kira, Scherz tidak mungkin dapat mengganggu kotak sekering karena letaknya di ruang penyimpanan peralatan dapur dan masuknya harus melewati dapur sehingga pasti akan terlihat si pembantu." 66 "Kecuali jika si pembantu bersekongkol dengannya." "Itu mungkin sekali. Sama-sama orang asing dan saya tidak percaya pada ?pembantu itu sama sekali tidak." ?Craddock melihat sepasang mata hitam yang besar mengintip penuh ketakutan dari balik salah satu jendela dekat pintu depan. Wajahnya, yang ditempelkan pada bingkai jendela, hampir tidak tampak. "Itukah dia, di sana?" "Betul, Pak." Wajah itu menghilang. Craddock membunyikan bel pintu depan. Setelah menunggu lama, pintu dibukakan oleh seorang wanita cantik berambut coklat dengan ekspresi yang jemu. "Detektif Inspektur Craddock," kata Craddock. Gadis itu memandangnya dengan dingin dengan sepasang matanya yang berwarna coklat kemerahan, lalu berkata, "Masuklah. Nona Blacklock telah menunggu Anda." Lorong itu tampaknya amat panjang dan sempit dan jumlah pintu yang tampak berderet di situ sungguh mengherankan. Wanita muda itu membuka salah satu pintu di sebelah kiri dan berkata, "Bibi Letty, Inspektur Craddock. Mitzi tidak mau membukakan pintu. Dia telah mengunci dirinya di dapur dan mengerang-erang dengan suara yang seram. Alamat kita tidak akan mendapat makan siang." la menambahkan sedikit penjelasan bagi Craddock, "Mitzi tidak menyukai polisi," lalu keluar dan menutup pintu. 67 Craddock maju untuk menemui pemilik Little Paddocks. Ia melihat seorang wanita yang jangkung dan tegap, usianya sekitar cnam-puluhan. Rambutnya yang beruban mengombak alamiah, memberi aksen pada wajah yang menunjukkan pendirian yang teguh dan intelijen. Matanya berwarna hijau tajam, dan dagunya menggambarkan ketetapan hatinya. Telinganya yang sebelah kiri terbalut kain kasa. Wajahnya tidak dipoles. Ia mengenakan stclan jaket dan rok dari wol yang baik potongannya, dan baju kaus. Sekeliling lehernya, agak lain daripada yang diperkirakan Craddock, ia mengenakan seuntai batu cameo kuno gaya Victoria, ?yang merupakan satu-satunya indikasi bahwa wanita ini mempunyai sifat sentimental juga. Di dekatnya berdiri seorang wanita lain yang hampir sebaya, berwajah bulat. Rambutnya tidak teratur dan banyak yang keluar dari jala rambutnya. Inspektur Craddock dengan mudah mengenalinya sebagai "Dora Bunncr teman" menurut ? catatan Polisi Lcgg di mana juga tercantum komentar tambahan yang tidak ?resmi: "dungu". Nona Blacklock berbicara seperti orang yang terpelajar dengan suara yang menyenangkan. "Selamat pagi, Inspektur Craddock. Ini teman saya, Nona Bunncr, yang membantu saya mengurus rumah ini. Silakan duduk. Anda tidak merokok?" "Tidak, selama masih tugas, Nona Blacklock." "Sayang!" Mata Craddock yang berpengalaman, menyapu seluruh ruangan. Kamar tamu rangkap khas gaya Victoria. Dalam ruangan ini ada dua jendela panjang... satu lagi yang menganjur di ruangan berikutnya... kursi-kursi... sofa... sebuah meja di 68 tengah dengan satu mangkuk besar bunga krisan mangkuk yang lain ada di ?jendela semuanya segar dan menyenangkan, tetapi tidak mempunyai kepribadian. ?Satu-satunya yang tidak sesuai dengan semua ini, adalah sebuah vas kecil dari perak yang berisikan bunga violet layu, terletak di atas sebuah meja dekat perbatasan kedua ruangan tersebut. Karena Craddock tidak dapat membayangkan Nona Blacklock ini bisa menerima adanya bunga yang mati di dalam suatu ruangan, ia menganggapnya sebagai satu-satunya pertanda ada sesuatu yang luar biasa yang telah terjadi sehingga mengganggu kelancaran perawatan rumah tangga ini. Katanya, "Saya kira, Nona Blacklock, ini adalah ruangan di mana ah, insiden itu ?terjadi?" "Ya." "Seandainya Anda melihatnya kemarin malam," seru Nona Bunncr. "Berantakan! Dua meja kecil terbalik, yang satu lepas kakinya orang-orang hilir-mudik dalam ?kegelapan dan ada yang meletakkan sebatang rokok yang menyala sehingga ?menghanguskan salah satu perabotan yang terbaik. Orang-orang ini terutama ?yang muda, begitu sembrono dengan segala sesuatu.... Untunglah tidak ada barang porselin yang hancur..." Nona Blacklock memotong dengan halus tetapi tegas, ?"Dora, semua soal kecil itu, meskipun menjengkelkan, hanyalah hal sepele. Paling baik, kita jawab saja pertanyaan-pertanyaan Inspektur Craddock." "Terima kasih, Nona Blacklock. Nanti kita bicarakan soal kejadian kemarin malam. Pertama - 69 tama saya ingin tahu, kapan Anda pertama melihat orang yang mati itu Rudi ?Scherz." "Rudi Scherz?" Nona Blacklock tampak agak heran. "Itukah namanya" Tadinya saya pikir.... Nah, ya, tidak jadi soal. Pertemuan saya yang pertama dengannya adalah pada waktu saya pergi ke Medenham Spa, sekitar sekitar tiga minggu yang lalu. ?Kami Nona Bunncr dan saya, sedang makan siang di Hotel Royal Spa. Pada saat ?kami akan meninggalkan tempat itu, ada yang memanggil nama saya. Pemuda itulah yang memanggil. Dia berkata, 'Ini kan Nona Blacklock, bukan"' Lalu ia melanjutkan, barangkali saya sudah lupa padanya, tetapi ia adalah anak pemilik Hotel des Alpcs di Montrcux, di mana saudara saya dan saya tinggal selama hampir setahun pada waktu perang." "Hotel des Alpes di Montrcux," catat Craddock. "Dan apakah Anda mengenalinya, Nona Blacklock?" "Tidak. Sebetulnya saya sama sekali tidak ingat pernah bertemu dengannya. Anakanak muda yang berdiri di bagian penerimaan tamu di hotel-hotel semuanya tampak serupa. Kami menikmati masa yang menyenangkan di Montrcux, dan si pemilik hotel di sana amat ramah, maka saya bersikap seramah mungkin, lalu saya mengatakan semoga dia senang tinggal di Inggris, dan dia berkata, iya, ayahnya telah mengirimnya kemari untuk masa enam bulan guna mempelajari bidang perhotelan di sini. Semuanya tampak cukup masuk akal." "Lalu pertemuan Anda yang kedua?" "Sekitar... yah, sepuluh hari yang lalu, tiba-tiba ia muncul di sini. Saya amat heran melihatnya. Dia minta maaf telah mengganggu saya, tetapi katanya saya adalah satu-satunya kenalannya di sini. 70 Katanya ia memerlukan uang untuk segera kembali ke Swiss karena ibunya sedang sakit berat." "Tetapi Letty tidak memberinya," kata Nona Bunncr, dengan napas memburu. "Ceritanya mencurigakan," kata Nona Blacklock bersemangat. "Saya langsung yakin bahwa dia adalah anak yang kurang baik. Cerita tentang memerlukan uang untuk kembali ke Swiss itu tidak masuk akal. Ayahnya dapat dengan mudah mengirim kawat untuk mengatur semuanya di negeri ini. Orang-orang perhotelan saling bantumembantu. Saya mencurigainya telah menggelapkan uang atau yang serupa." Dia berhenti, kemudian tambahnya, "Seandainya Anda menganggap saya terlalu tega, ketahuilah saya telah bekerja selama bertahun-tahun sebagai sekretaris seorang pengusaha besar, dan dari pengalaman, saya selalu curiga terhadap setiap permintaan uang. Saya sudah mengenal semua kisah sedih yang dipakai orang sebagai alasan. "Satu-satunya yang mengherankan saya," tambahnya serius, "dia begitu mudah mengalah. Dia segera pergi tanpa membantah. Seolah-olah dia tidak benar-benar mengharapkan bisa menerima uang dari saya." "Apakah, jika Anda ingat kembali sekarang, ada kemungkinannya bahwa kedatangannya kemari hanyalah suatu alasan untuk mengintai tempat ini?" Nona Blacklock menganggukkan kepalanya dengan tegas. "Persis! Itulah pikiran saya sekarang. Dia memberikan beberapa komentar pada waktu saya mengiringinya keluar mengenai kamar-kamar ini. Katanya, 'Anda ?memiliki kamar tamu yang amat bagus' (yang mana tidak benar kamar-kamar ini ?71 gelap, kecil, dan jelek), sekedar alasan baginya untuk melongok ke dalam. Lalu dia melompat maju membuka kunci pintu depan dan berkata, 'Biar saya saja'. Kalau saya pikir sekarang, dia tentunya sedang mencoba kuncinya. Sebetulnya, seperti kebiasaan kebanyakan orang di sini, kami jarang mengunci pintu sebelum hari gelap. Siapa saja bisa masuk." "Dan pintu samping" Bukankah ada pintu samping yang membuka ke arah kebun?" "Ya. Saya keluar dari sana untuk mengunci kandang itik beberapa saat sebelum tamu-tamu berdatangan." "Apakah pintu itu terkunci pada waktu Anda akan keluar?" Nona Blacklock mengerenyitkan dahinya. "Saya tidak ingat... barangkali. Tetapi yang pasti, pada waktu saya masuk kembali, pintu itu saya kunci." "Itu sekitar pukul 6.15?" "Sekitar itu." "Dan pintu depan?" "Pintu itu biasanya tidak dikunci sampai malam." "Kalau begitu Scherz dapat masuk dengan mudah dari sana. Atau dia mungkin diamdiam masuk pada waktu Anda keluar menutup kandang itik. Dia telah mengintai letak tempat ini sebelumnya dan barangkali juga telah mencatat beberapa tempat yang bisa dipakainya sebagai persembunyian seperti lemari, dan lain-lainnya. ?Yah, semuanya sekarang tampak cukup jelas." "Maaf. Semuanya sama sekali belum jelas," kata Nona Blacklock. "Mengapa gerangan ada orang yang mau bersusah-susah kemari untuk masuk ke 72 rumah ini dan memainkan sandiwara penodongan yang konyol itu?" "Apakah Anda menyimpan banyak uang di rumah ini, Nona Blacklock?" "Sekitar lima pound di meja itu, dan barangkali ada satu atau dua pound di dompet saya." "Barang perhiasan?" "Satu-dua cincin dan bros, dan batu cameo yang saya pakai. Anda pasti sependapat dengan saya, Inspektur. Seluruh peristiwa ini tidak masuk akal." "Motifnya sama sekali bukan pencurian," seru Nona Burtncr. "Aku selalu mengatakannya demikian kepadamu, Letty. Motifnya adalah balas dendam! Karena kau tidak mau memberinya uang! Dia sengaja menembakmu dua kali." ?"Ah," kata Craddock. "Sekarang kita kembali ke tadi malam. Tepatnya, apa yang terjadi, Nona Blacklock" Ceritakanlah dengan kata-kata Anda sendiri segala sesuatu yang dapat Anda ingat." Nona Blacklock berpikir sejenak. "Jam berbunyi," katanya. "Itu, yang berada di atas tempat perapian. Saya ingat, saya mengatakan bahwa kalau ada apa-apa yang akan terjadi, maka sebentar lagi pasti terjadi. Lalu pada saat itu jam berbunyi. Kami semua mendengarkannya tanpa mengeluarkan suara. Jam berbunyi, lalu tiba-tiba lampu mati." "Lampu apa saja yang tadinya menyala?" "Lampu dinding di sini dan ruangan berikutnya. Lampu tegak dan kedua lampu meja tidak dinyalakan." "Apakah ada percikan api atau suara apa-apa sebelum lampu mati?" "Saya kira tidak." 73 "Saya merasa pasti ada pcrcikan api," kata Dora Bunner. "Dan suara api merctih. Oh, berbahaya." "Lalu, Nona Blacklock?" "Pintu terbuka...." "Pintu yang mana, ada dua di ruangan ini?" "Oh, pintu ini. Pintu satunya tidak dapat dibuka. Itu cuma pintu palsu. Pintu terbuka, dan di sanalah ia seorang bertopeng membawa pistol. Memang tampaknya ?sulit dipercaya, tetapi pada saat itu saya mengira ini hanya lelucon. Dia mengatakan sesuatu saya lupa apa..."?"Angkat tangan atau saya tembak!" kata Nona Bunncr secara dramatis. "Semacam itu," kata Nona Blacklock ragu-ragu. "Lalu Anda semua angkat tangan?" "Oh, ya," kata Nona Bunncr. "Kami semua berbuat begitu. Maksudku, itu adalah bagian dari permainan itu, bukan?" "Saya tidak," kata Nona Blacklock tegas. "Rasanya konyol betul. Dan sebetulnya saya sudah jengkel dengan hal itu." "Lalu?" "Sorot lampu senter itu tepat mengenai mata saya, dan menyilaukan saya. Lalu, tiba-tiba dengan cepat dan tidak terduga, saya mendengar suara desingan peluru melewati saya dan mengenai dinding dekat kepala saya. Seseorang berteriak, lalu saya merasa adanya panas yang membakar telinga saya dan mendengar letusan yang kedua." "Sangat menakutkan," tambah Nona Bunner. "Lalu, apa yang terjadi kemudian, Nona Blacklock?" "Entahlah saya begitu terpukul oleh rasa sakit dan rasa kaget. Sosok-sosok Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ?tubuh itu berbalik, dan 74 tampak seperti tersandung, lalu ada tembakan yang lain, dan lampu senternya padam, dan setiap orang mulai saling mendorong dan berteriak. Semua saling bertabrakan." "Di mana Anda berdiri, Nona Blacklock?" "Dia berdiri di dekat meja. Dia sedang memegang vas dengan bunga violet itu," kata Nona Bunncr kehabisan napas. "Saya berada di sini," kata Nona Blacklock berjalan ke meja kecil diperbatasan kedua ruangan itu. "Sebetulnya yang saya pegang adalah kotak tempat rokok." Inspektur Craddock memeriksa dinding di belakangnya. Kedua lubang peluru tampak dengan jelas. Peluru-pelurunya sendiri telah dikeluarkan dan telah dikirim untuk pemeriksaan perbandingan dengan pistolnya. Katanya tenang, "Anda nyaris kena, Nona Blacklock." "Orang itu betul-betul membidiknya," kata Dora Bunncr. "Sengaja diarahkan kepadanya. Saya melihatnya. Ia menyoroti semua orang dengan senternya, sampai ia menemukan Nona Blacklock, lalu senter itu berhenti di situ dan ia membidiknya. Ia bermaksud membunuhmu, Letty." "Dora sayang, itu semua cuma bayanganmu sendiri karena kau terus-menerus memikirkannya." "Dia menembak engkau" ulang Dora tidak mau kalah. "Dia bermaksud membunuhmu dan ketika meleset, dia lalu menembak dirinya sendiri. Pasti begitu terjadinya!" "Aku pikir dia sama sekali tidak bermaksud membunuh dirinya," kata Nona Blacklock. "Dia bukan tipe manusia yang begitu." 75 "Kata Anda, sampai pistol itu ditembakkan, Anda tadinya menganggap ini cuma suatu lelucon?" "Tentu. Apa lagi yang dapat saya duga?" "Siapa menurut Anda biang keladi lelucon ini?" "Tadinya kau menduga Patrick yang melakukannya," kata Dora mengingatkan. "Patrick?" tanya Inspektur tajam. "Sepupu saya yang masih muda, Patrick Simmons," kata Nona Blacklock tajam, jengkel terhadap temannya. "Pada waktu saya melihat iklan itu, memang sava menduga itu mungkin ulahnya untuk bergurau. Tetapi dia menyangkal." "Lalu kau menjadi kuatir, Letty," kata Nona Bunncr. "Kau kuatir sungguh-sungguh meskipun kau berpura-pura tidak. Dan kekuatiranmu memang beralasan. Iklan itu mengatakan berita pembunuhan dan memang yang diberitakan itu pembunuhan ? ?pembunuhanmu/ Seandainya saja orang itu tidak meleset tembakannya, kau sudah terbunuh. Kalau sampai begitu, kami semua harus ke mana?" Dora Bunner berbicara dengan gemetar. Wajahnya mengerut dan tampaknya ia akan segera menangis. Nona Blacklock menepuk-nepuk bahunya. "Sekarang semuanya kan beres, Dora sayang jangan senewen. Itu tidak baik bagi ?kesehatanmu. Sekarang sudah tidak apa-apa. Kita mendapat pengalaman yang jelek, tetapi semuanya sudah lewat." Tambahnya, "Kau harus menguasai dirimu, demi aku, Dora. Aku mengandalkan kau untuk mengatur rumah ini, bukan" Bukankah hari ini cucian kita akan dikirim?" "Astaga! Untung kauingatkan aku, Letty. Apakah mereka akan mengembalikan sarung bantal yang 76 hilang itu" Ini harus aku catat di buku. Aku segera pergi mengurusnya." "Dan angkatlah bunga violet itu," kata Nona Blacklock. "Aku paling benci melihat bunga yang layu." "Sayang benar. Baru kemarin aku petik, masih segar. Violet sama sekali tidak tahan lama oh, astaga! Rupanya aku yang lupa mengisi air ke dalam ?jambangannya. Heran! Aku selalu lupa mengerjakan sesuatu. Sekarang aku harus pergi mengurus cucian. Mungkin mereka segera datang." Dia bergegas pergi, wajahnya sudah tampak riang kembali. "Dia tidak begitu sehat," kata Blacklock. "Dan ketegangan tidak baik untuknya. Apakah masih ada yang ingin Anda ketahui, Inspektur?" "Saya hanya ingin mengetahui berapa jumlah orang yang tinggal di sini dan sedikit tentang latar: belakang mereka." "Baik. Di samping diri saya dan Dora Bunncr, ada dua orang saudara sepupu saya yang masih muda yang sekarang tinggal di sini, yaitu Patrick dan Julia Simmons." "Sepupu" Bukan kemenakan?" "Bukan. Mereka memanggil saya Bibi Letty, tetapi sebetulnya mereka adalah kemenakan jauh. Ibu .mereka _ad ala h sepupu jauh saya." "Apakah mereka dari dulu tinggal di sini?" "Oh, tidak, baru dua bulan terakhir ini. Sebelum perang, mereka tinggal di Prancis Selatan. Patrick masuk angkatan laut, dan Julia, saya kira, ikut salah satu pelayanan missi. Dia berada di Llandudno. Setelah perang, ibu mereka menyurati saya, menanyakan apakah mereka boleh tinggal bersama 77 saya sebagai anak kos Julia sedang belajar menjadi apoteker di Rumah Sakit ?Umum di Milchester. Patrick sedang mengejar titel insinyur di Universitas Milchester. Anda tahu, dari sini Milchester dapat ditempuh dengan bus dalam lima puluh menit, dan saya senang menerima mereka di sini. Rumah ini terlalu besar bagi saya sebenarnya. Mereka memberikan uang ala kadarnya untuk biaya hidup dan makan, dan semuanya berjalan dengan baik." Dia menambah dengan tersenyum, "Saya senang ada orang-orang muda di dalam rumah ini." "Lalu ada seorang Nyonya Haymcs, saya kira?" "Ya. Dia bekerja sebagai pembantu tukang kebun di Dayas Hall, tempat Nyonya Lucas. Pondok di sana sudah ditempati oleh tukang kebun yang tua bersama istrinya, dan Nyonya Lucas bertanya apakah saya dapat menampungnya di sini. Dia wanita yang baik. Suaminya gugur di Italia, dan dia mempunyai seorang anak yang berusia delapan tahun di sekolah dasar. Setiap liburan anak ini saya usahakan datang kemari." "Lalu pembantu-pembantu rumah tangga?" "Seorang tukang kebun datang setiap hari Selasa dan Jumat. Nyonya Huggins dari dusun juga masuk lima hari dalam seminggu, dan saya mempunyai seorang asing, pelarian perang dengan nama yang sulit dilafalkan, sebagai juru masak. Anda akan mendapatkan Mitzi agak aneh. Dia selalu merasa ada orang yang memburu dirinya." "Craddock mengangguk. Dalam benaknya ia teringat salah satu komentar polisi Legg yang singkat. Kalau kepada Dora ditambahkannya predikat "dungu", dan kepada Nona Blacklock predikat "lumayan", predikat yang ditambahkannya 78 pada laporannya mengenai Mitzi adalah kata "pembohong". Seakan-akan ia dapat membaca pikirannya, Nona Blacklock berkata, "Jangan terlalu berprasangka buruk terhadap anak itu, dia memang suka bohong. Saya percaya, seperti kebanyakan tukang bohong, di balik bohongnya itu ada dasar kebenarannya. Maksud sava, sebagai contoh, meskipun ceritanya mengenai kekejaman perang kian lama kian parah sehingga segala jenis kisah aniaya yang pernah dibacanya kemudian menjadi pengalamannya pribadi atau pengalaman keluarganya, pada dasarnya memang dia pernah mengalami goncangan jiwa dan sempat menyaksikan paling tidak, satu dari kerabatnya yang mati terbunuh. Saya kira, banyak dari orang-orang malang seperti mereka ini, merasa bahwa perhatian dan simpati yang kita berikan itu tergantung pada takaran kekejaman vang pernah mereka alami, sehingga mereka kemudian membesar-besarkannya dan mengada-ada. Barangkali mereka tidak bisa disalahkan juga." Tambahnya, "Terus terang saja, Mitzi sering menjengkelkan orang. Dia membuat kami semua marah dan hilang kesabaran. Dia penuh kecurigaan dan suka merajuk, dan bolak-balik merasa tersinggung dan menganggap dirinya dihina. Tetapi, biarpun begitu, saya betul-betul merasa kasihan kepadanya." Dia tersenyum. "Dan lagi. pada saat-saat dia mau, dia bisa membuat masakan yang enak sekali." "Akan saya coba untuk tidak mengganggunya lebih daripada yang diperlukan," kata Craddock menghibur. "Apakah yang membukakan pintu untuk saya tadi Nona Julia Simmons?" 79 "Ya Anda mau menemuinya sekarang" Patrick sudah keluar. Phillipa Haymcs bisa Anda jumpai bekerja di Dayas Hall." "Terima kasih, Nona Blacklock. Saya ingin bertemu Nona Simmons sekarang, kalau boleh. 80 BAB VI Julia, Mitzi, dan Patrick I Julia, pada waktu ia masuk ke ruangan itu dan duduk di kursi yang telah dikosongkan Letitia Blacklock, membawa gaya yang tenang, yang karena alasan tertentu, menjengkelkan Craddock. Matanya yang jernih memandang Craddock tanpa kedip dan ia menunggu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepadanya. Nona Blacklock yang mengerti situasi, telah meninggalkan ruangan. "Tolong ceritakan tentang tadi malam, Nona Simmons." "Tadi malam?" gumam Julia dengan pandangan kosong. "Oh, kami semua tidur pulas. Semacam reaksi, saya kira." "Maksud saya, tadi malam mulai dari pukul 6.30." "Oh, begitu. Nah, banyak orang yang menjemukan muncul...." "Menjemukan?" Julia memandangnya lagi dengan tajam. "Masak Anda masih belum mengetahui semua ini?" "Saya yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan di sini, Nona Simmons," kata Craddock ramah 81 "Maaf. Saya selalu merasa jemu kalau harus mengulang-ulang. Tapi rupanya Anda tidak... nah, ada Kolonel dan Nyonya Easterbrook, Nona Hinchlifle dan Nona Murgatroyd, Nyonya Swettenham dan Edmund Swettenham, dan Nyonya Harmon, istri pendeta. Mereka tiba menurut susunan ini. Dan jika Anda ingin mengetahui apa yang mereka katakan mereka semua mengatakan hal-hal yang sama, bergantian. ?'Saya lihat Anda sudah menyalakan pemanasan sentral' dan 'betapa indahnya, Pendekar Pemetik Harpa 10 Roro Centil 02 Tiga Paderi Pemetik Bunga Ancaman Dari Utara 2