Iklan Pembunuhan 3
Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie Bagian 3 Anda kenal?" "Ya." "Bahwa pada saat Anda melihatnya mati tergeletak di sana, adalah pertama kalinya Anda melihat dia. Betul?" "Tentu saja. Saya tidak pernah melihatnya sebelum itu." "Anda tidak pernah bercakap-cakap dengannya, misalnya di pondok peristirahatan di Little Paddocks?" "Di pondok peristirahatan?" Craddock hampir yakin bahwa ia menangkap nada ketakutan dari suaranya. "Betul, Nyonya Haymes." "Siapa yang mengatakan demikian?" "Saya diberitahu bahwa Anda mengadakan percakapan dengan orang ini, Rudi Scherz, dan bahwa dia bertanya kepada Anda di mana dia bisa bersembunyi dan Anda menjawab bahwa Anda akan menunjukkan tempatnya, dan bahwa dalam percakapan tersebut disebutkan suatu waktu yang tertentu, pukul enam seperempat. Schcrz tiba di sana 155 sekitar pukul enam seperempat dari halte bus pada malam penodongan tersebut." Diam sejenak. Kemudian Phillipa tertawa dengan jengkel. Dia tampak geli. "Saya tidak tahu siapa yang mengatakan demikian kepada Anda," katanya. "Tetapi paling tidak saya dapat menduganya. Itu adalah cerita konyol yang tidak tepat ?tidak lain karena dendam. Entah mengapa Mitzi sangat membenci saya, lebih daripada perasaan bencinya kepada yang lain." "Anda menyangkalnya?" "Tentu. Karena itu tidak benar... Saya tidak pernah berjumpa atau melihat Rudi Scherz seumur hidup saya, dan saya sama sekali tidak berada dekat rumah itu pada pagi hari itu. Saya berada di sini, bekerja." Inspektur Craddock berkata dengan lembut sekali, "Pagi kapan?" Diam sejenak. Kelopak matanya bergetar. "Setiap pagi. Saya di sini setiap pagi. Saya tidak meninggalkan tempat ini sebelum pukul satu." Tambahnya jengkel, "Tidak ada gunanya Anda mendengarkan apa yang dikatakan Mitzi. Dia selalu berbohong." "Dan itulah akhirnya," kata Craddock, ketika ia meninggalkan tempat itu bersama Sersan Fletcher. "Dua wanita yang masing-masing punya cerita yang saling berkontradiksi. Siapakah yang harus saya percayai?" "Semua orang rasanya setuju bahwa gadis asing itu suka berbohong," kata Fletcher. "Menurut pengalaman saya menghadapi orang asing, mereka 156 lebih mudah berbohong daripada mengatakan yang sebenarnya. Rasanya jelas ia membenci Nvonya Haymcs ini." "Jadi, kalau kau adalah aku, kau akan mempercayai Nyonya Haymcs?" "Kecuali jika Bapak punya alasan lain untuk tidak mempercayainya." Dan Craddock tidak punya, bukan alasan yang tepat hanya kesannya sendiri saja ?bahwa sepasang mata yang biru itu memandangnya terlalu tenang, dan kata-kata pagi hari itu telah terlanjur diucapkannya. Karena sepanjang ingatannya, dia tidak menyebutkan apakah percakapan di pondok peristirahatan itu terjadi pada pagi hari atau sorenya. Tetapi tentunya Nona Blacklock, atau kalau bukan Nona Blacklock, barangkali Nona Bunncr, pernah menceritakan kunjungan pemuda asing ini yang datang untuk minta uang kembali ke Swiss. Dan Phillipa Haymes mungkin menganggap bahwa percakapan yang ditanyakan kepadanya itu juga terjadi pada pagi hari tersebut. Tetapi Craddock masih berpikir, bahwa ia menangkap nada ketakutan dalam suara Nyonya Haymcs ketika ia bertanya, "Di pondok peristirahatan?" Craddock memutuskan untuk bersikap netral dulu mengenai persoalan ini. III Di halaman rumah Pak Pendeta, suasananya amat menyenangkan. Kehangatan musim gugur yang langka, tiba-tiba menyelubungi udara di Inggris. Inspektur Craddock tidak pernah bisa mengingat apakah ini namanya musim panas St. Martin atau musim 157 panas St. Luke, hanya saja dia tahu, bahwa udaranya amat menyenangkan dan ?juga amat melelahkan. Dia duduk di kursi malas yang disediakan oleh Bunch yang tergopoh-gopoh akan berangkat ke pertemuan Ibu-ibu. Di sampingnya duduk Miss Marplc yang terbungkus selendang dan sehelai selimut yang lebar menutupi lututnya. Miss Marple sedang merajut. Sinar matahari, kedamaian, serta suara kletak-kletik jarum-jarum rajut Miss Marple, menimbulkan perasaan mengantuk pada Inspektur Craddock. Namun demikian, di balik benaknya ada mengganjal suatu perasaan yang tidak enak. Seperti dalam mimpi yang sudah dikenalnya, di mana ancaman yang kecil perlahan-lahan membesar dan akhirnya mengubah Ketenangan menjadi Teror.... Katanya tiba-tiba, "Anda seharusnya tidak berada di sini." Jarum rajut Miss Marple berhenti sejenak. Matanya yang berwarna biru jernih memandangnya sambil berpikir. Katanya, "Saya mengerti maksud Anda. Anda orang yang amat bijaksana. Tetapi tidak apa-apa. Ayah Bunch (dia pendeta di gereja kami dan seorang yang amat terpelajar) dan ibunya (seorang wanita yang amat menakjubkan benar-benar ?memiliki kekuatan spiritual) adalah teman lama saya. Bila saya berada di Medenham, sudah merupakan hal yang lumrah kalau saya mampir dan menginap di tempat Bunch beberapa lamanya." "Boleh jadi," kata Craddock. "Tetapi tetapi jangan menjadi mata-mata... saya ?punya firasat betul bahwa kegiatan itu tidak aman." ? ?Miss Marplc tersenyum sedikit. 158 "Tetapi, menurut saya, kami wanita-wanita tua memang biasa memata-matai. Malahan seandainya saya tidak, itu akan dianggap aneh dan bahkan menarik perhatian. Pertanyaan-pertanyaan mengenai teman-teman yang sama-sama dikenal yang berada di bagian lain dari dunia ini, dan apakah mereka mengingat si anu dan si itu, dan apakah mereka mengingat siapakah yang kawin dengan putri Nyonya si Polan... Semua itu malahan membantu, bukan?" "Membantu?" tanya Inspektur Craddock agak tolol. "Membantu untuk membuktikan apakah seseorang itu benar-benar adalah orang yang sama," kata Miss Marple. Dia melanjutkan, "Itulah yang menguatirkan Anda, bukan" Inilah perubahan yang telah terjadi atas dunia ini semenjak perang. Misalnya saja tempat ini, Chipping Cleghorn. Dusun ini mirip sekali dengan St. Mary Mead di mana saya tinggal. Lima belas tahun yang lalu, kami mengenal siapa mereka satu per satu. Keluarga Bantry di rumah yang besar dan keluarga Hartnell dan keluarga Price Ridley dan keluarga ?Weatherby... Mereka adalah orang-orang yang ayah dan ibunya, nenek dan kakeknya, atau bibi dan pamannya sudah hidup di sana sebelum mereka. Jika ada orang baru yang pindah ke sana, mereka membawa surat perkenalan atau mereka mengenal salah seorang yang sudah tinggal di sana, pernah berada dalam dinas militer yang sama, atau pernah bertugas di atas kapal yang sama. Jika ada orang-orang yang baru ?betul-betul baru betul-betul orang-orang asing, nah, mereka langsung ?kelihatan dan semua orang ? 159 akan mencari info mengenai mereka dan tidak akan berhenti sebelum semua keterangan yang ada-dikumpulkan." Dia menganggukkan kepalanya dengan lembut. "Tetapi sekarang sudah tidak seperti itu lagi. Setiap dusun dan kota kecil sudah penuh dengan manusia yang baru datang dan menetap di sana tanpa ada koneksi apaapa yang memperkenalkan mereka di sana. Rumah-rumah besar dijual, dan pondokpondok diubah dan diperbaiki. Dan orang-orang berdatangan begitu saja dan apa?yang bisa kita ketahui tentang mereka hanyalah apa yang mereka ceritakan tentang diri mereka sendiri. Mereka datang dari segala penjuru dunia. Orang-orang dari India dan Hong Kong dan Cina, dan orang-orang yang tadinya tinggal di Prancis dan Italia, atau di tempat-tempat kecil yang murah, dan pulau-pulau yang tidak dikenal. Dan orang-orang yang sudah mengumpulkan sedikit uang dan mampu mengambil pensiunnya. Tetapi tidak ada yang mengenal siapa satu sama lainnya. Kita bisa mempunyai barang pecah-belah dari Benares di rumah kita, dan berbicara mengenai tiffin dan chota Hazri dan kita bisa mempunyai gambar-gambar dari ?Taormina dan berbicara mengenai gereja dan perpustakaan Inggris seperti Nona ?HinchlifTe dan Nona Murgatroyd. Kita bisa datang dari Prancis Selatan, atau pernah menghabiskan umur kita di negara-negara Timur. Orang-orang akan menerima kita sebagaimana adanya. Mereka tidak menunggu sampai mereka menerima surat dari seorang kenalannya yang mengatakan bahwa keluarga si anu adalah orang-orang baik, dan bahwa dia telah mengenalnya seumur hidupnya." 160 Dan itulah, pikir Craddock, adalah apa yang sedang mengganggu pikirannya. Dia tidak tahu. Mereka hanyalah wajah-wajah dan pribadi-pribadi, dan mereka disahkan oleh buku-buku jatah dan kartu-kartu pengenal kartu pengenal yang rapi dan ?mungil dengan nomor di atasnya, tanpa potret atau sidik jari. Dan siapa saja yang mau berusaha, bisa memiliki kartu pengenal yang cocok dan inilah salah ?satu sebabnya mengapa ikatan halus yang telah menyatukan kehidupan di daerah pinggiran di Inggris menjadi rusak. Di kota tidak ada vang mengenal tetangganya. Dan sekarang, di dusun pun, tidak ada yang mengenal tetangganya, meskipun mungkin ada orang-orang yang mengira bahwa mereka sudah mengenal tetangganya.... Karena pintu yang sudah diminyaki itulah, Craddock mengetahui bahwa seseorang yang hadir di ruangan tamu Letitia Blacklock, bukanlah seorang tetangga sedusun yang ramah seperti yang tampak dari luarnya. Dan karena itulah dia menguatirkan Miss Marple yang tua dan lemah, dan yang awas matanya.... Katanya, "Kami dapat, sampai batas-batas tertentu, mengecek latar belakang orang-orang ini...." Tetapi dia mengetahui bahwa hal ini tidaklah mudah. India, dan Cina, dan Hong Kong, dan Prancis Selatan.... Tidak semudah lima belas tahun yang lampau. Dia tahu bahwa ada orang-orang yang berkelana ke mana-mana dengan identitas pinjaman dipinjam dari orang-orang yang mati karena "insiden" di ?kota-kota. Ada organisasi-organisasi yang membeli identitas, memalsu kartu pengenal dan kartu jatah ada ratusan transaksi gelap yang muncul seperti ?jamur. Memang bisa diperiksa ?161 tetapi makan waktu dan waktu inilah yang tidak dimilikinya karena janda ?Randall Goedler sudah di ambang kematian. Pada hari ini, lelah dan kuatir, serta terbuai oleh hangatnya matahari, maka Craddock menceritakan kepada Miss Marple mengenai Randall Goedler dan mengenai Pip dan Emma. "Hanya dua nama," katanya. "Julukan pula! Mungkin mereka tidak pernah ada. Mungkin juga mereka adalah warga negara yang terhormat dan menetap di suatu tempat di Eropa. Di pihak lain, satu atau keduanya mungkin sudah berada di sini, di Chipping Cleghorn." Berusia sekitar dua puluh lima tahun Siapa yang dapat memenuhi persyaratan ?ini" Ia mengatakan apa yang dipikirnya, "Kemenakannya atau sepupunya, atau apa pun mereka itu... kapan kira-kira dia ?melihat mereka yang terakhir kalinya?" Kata Miss Marplc dengan lembut, "Saya carikan informasi tersebut untuk Anda, oke?" "Ah, jangan, Miss Marple...." "Mudah sekali, Inspektur. Anda tidak perlu kuatir. Dan tidak akan menarik perhatian orang jika saya yang melakukannya, karena saya bukan petugas, jadi tidak resmi. Kalau memang ada yang tidak beres, Anda tidak ingin mereka menciumnya duluan, bukan?" Pip dan Emma, pikir Craddock. Pip dan Emma" Pikirannya terus dipenuhi oleh Pip dan Emma. Pemuda tampan yang acuh-tak-acuh itu, dan gadis rupawan dengan pandangan matanya yang dingin.... Katanya, "Mungkin saya akan memperoleh lebih banyak keterangan mengenai mereka dalam waktu 162 empat puluh delapan jam mendatang. Saya akan berangkat ke Scotlandia. Nyonya Goedler, kalau dia masih mampu bicara, boleh jadi mengetahui lebih banyak mengenai mereka." "Saya pikir itu adalah tindakan yang amat bijaksana." Miss Marple ragu-ragu. "Saya harap," katanya, "Anda telah memperingatkan Nona Blacklock supaya berhatihati?" "Saya telah memperingatkannya, ya. Dan saya akan meninggalkan seorang penjaga di sini untuk mengawasi secara tidak menyolok." Dia menghindari pandangan mata Miss Marplc yang dengan jelas mengatakan bahwa seorang polisi vang hanya bertugas memasang mata, tidak banyak manfaatnya jika bahaya itu berasal dari lingkungan keluarga.... "Dan ingatlah," kata Craddock memandangnya dalam-dalam. "Saya telah memperingatkan Anda." "Saya jamin, Inspektur," kata Miss Marple serius, "bahwa saya mampu menjaga diri saya sendiri." 163 BAB XI Miss Marple Bertamu Jika Lctitia Blacklock tampak sedikit pikun sewaktu Nyonya Harmon datang untuk minum teh dengan membawa seorang tamu yang sedang menginap di rumahnya, Miss Marplc tamu tersebut tidak merasakannya, karena ini adalah pertama kalinya? ?mereka berjumpa. Nyonya tua ini sangat menyenangkan, lembut tutur katanya dan gemar mengoceh. Dia segera menceritakan bahwa pikirannya selalu dipenuhi oleh ketakutan kemalingan. "Mereka bisa masuk dari mana saja," katanya berusaha meyakinkan nyonya rumahnya. "Dari mana saja sekarang ini. Begitu banyak cara baru dari Amerika. Saya sendiri selalu mengandalkan suatu alat yang amat tua. Sebuah kail dan matanya. Mereka bisa mencungkil kunci dan menarik grendel, tetapi kail dan mata yang terbuat dari tembaga tidak dapat mereka taklukkan. Pernahkah Anda mencobanya?"' "Saya kira kami tidak terlalu ahli dengan grendel dan palang pintu," kata Nona Blacklock ceria. "Di sini toh tidak banyak yang dapat dicuri." "Pasanglah sebuah rantai di pintu depan," Miss Marple menasihati. "Dengan demikian, pembantu. Anda cukup hanya membuka pintunya sedikit untuk 164 melihat siapa yang datang, dan orang itu tidak dapat menyerbu masuk." "Saya kira, Mitzi, pembantu kami dari Eropa Tengah, akan menyukai ini." "Penodongan yang terjadi di sini tempo hari tentunya amat sangat menakutkan," kata Miss Marple. "Buncn telah menceritakannya kepada saya." "Saya ketakutan setengah mati," kata Bunch. "Memang suatu pengalaman yang menyeramkan," kata Nona Blacklock. "Betul-betul Tuhan melindungi Anda, sehingga orang ini tersandung dan menembak dirinya sendiri. Pencuri-pencuri sekarang amat kejam. Bagaimana dia dapat masuk?" "Oh, saya kira, kami jarang mengunci pintu depan kami." "Oh, Letty," pekik Nona Bunner. "Saya lupa menceritakannya kepadamu, Pak Inspektur itu begitu aneh tadi pagi. Dia memaksa untuk membuka pintu yang kedua kautahu yang tidak pernah dibuka itu yang di sini. Dia mencari kuncinya ? ? ?segala dan berkata bahwa pintu itu sudah diminyaki lebih dahulu. Tetapi aku tidak mengerti mengapa, karena..." Dia terlambat melihat isyarat dari Nona Blacklock untuk berhenti, sehingga dia sekarang terdiam di tengah pembicaraannya dengan mulut menganga. "Oh, Letty, maafkan maksudku, oh, aku minta maaf, Letty oh, betapa ? ?tololnya aku." "Tidak apa-apa," kata Nona Blacklock. Tetapi dia merasa jengkel. "Hanya saja, aku kira Inspektur Craddock tidak ingin persoalan itu dibicarakan. Aku tidak mengetahui bahwa kau berada di sana pada 165 waktu dia sedang mengadakan percobaannya, Dora. Anda mengerti, bukan, Nyonya Harmon?" "Oh ya," kau Bunch. "Kita tidak akan menyinggungnya, bukankah begitu, Bibi ?Jane" Tetapi aku heran, mengapa dia " ?Bunch tenggelam dalam lamunannya. Nona Bunner tampak beringsut-ingsut di kursinya dan agak cemas, akhirnya meluncurlah dari mulutnya, "Aku selalu salah bicara yah, ampun, aku tidak lain daripada beban untukmu, Letty."?Nona Blacklock cepat menjawab, "Kau adalah penghiburku yang terutama, Dora. Dan sebetulnya di tempat kecil seperti Chipping Cleghorn, memang hanya sedikit yang bisa dirahasiakan." "Nah, itu betul sekali," kata Miss Marplc. "Memang mengherankan cepatnya beritaberita itu tersiar. Pembantu-pembantu rumah tangga itulah. Namun bukan hanya mereka saja, karena sekarang ini kita tidak mempunyai terlalu banyak pembantu. Tapi masih ada tenaga pembersih harian, dan barangkali justru mereka inilah yang lebih buruk, karena mereka datang dari rumah ke rumah dan memindahkan berita itu secara berurutan." "Oh," kata Bunch Harmon tiba-tiba. "Saya tahu sekarang! Tentu sajajika pintu itu juga dapat dibuka, seseorang bisa keluar dari sini dalam kegelapan dan melaksanakan penodongan itu hanya saja itu tidak mungkin karena pelakunya Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ? ?adalah orang dari Hotel Royal Spa itu. Atau bukan"... Tidak, saya tetap belum tahu...." Dia mengerenyitkan dahinya. "Jadi semuanya terjadi di ruangan ini?" tanya Miss Marple. Lalu tambahnya malumalu, "Saya kuatir Anda nanti menyangka saya ini suka sekali mencari tahu, Nona Blacklock tetapi semuanya ?166 begitu menarik persis seperti apa yang bisa dibaca di surat kabar dan kali ? ?ini betul-betul terjadi pada seseorang yang kita kenai... Saya ingin sekali mendengar seluruh ceritanya dan membayangkannya, kalau Anda bisa memahami maksud saya...." Langsung saja Miss Marple memperoleh suatu versi yang membingungkan dari Bunch dan Nona Bunner yang berlomba-lomba untuk menceritakannya dengan koreksi dan ?perbaikan dari Nona Blacklock di sana-sini. Sementara itu masuklah Patrick dan dengan gembira ia pun ikut terjun dalam percakapan tersebut, malahan dirinya kemudian memainkan peranan Rudi Scherz. "Dan Bibi Letty di sana di sudut pada perbatasan kedua ruangan tamu ini.... ?Berdirilah di sana, Bi." Nona Blacklock menurut, kemudian kepada Miss Marple diperlihatkan lubang-lubang bekas peluru di dinding. "Alangkah menakjubkannya, alangkah besarnya perlindungan Tuhan sehingga Anda lolos dari bahaya," gagap Miss Marple. "Pada waktu itu, saya baru saja akan menawarkan rokok kepada tamu-tamu..." kata Nona Blacklock sambil menunjukkan kotak perak di atas meja itu. "Orang-orang ini begitu sembrono kalau merokok," kata Nona Bunner menggelenggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang mau menghargai perabotan yang baik seperti orang-orang dulu. Lihatlah meja ini yang begitu bagus, hangus karena ada yang meletakkan sebatang rokok di sini. Memalukan." Nona Blacklock menghela napas. 167 "Terkadang kita terlalu-mementingkan harta milik kita." "Tapi ini kan meja yang amat bagus, Letty." Nona Bunner mencintai barang-barang temannya seperti barangnya sendiri. Bunch Harmon selalu berpikir bahwa itu adalah sifat yang amat terpuji pada Nona Bunner. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda iri hati. "Memang meja yang indah," kata Miss Marple sopan. "Dan juga lampu porsclin yang indah di atasnya." Lagi-lagi Nona Bunner yang menerima pujian itu, seakan-akan dia dan bukan Nona Blacklock-lah yang memiliki lampu tersebut. "Bukankah bagus" Buatan Dresden. Ada sepasang. Yang satu berada di gudang, saya kira." "Kautahu di mana tempat segala sesuatu di rumah ini, Dora atau kaukira kau ?tahu," kata Nona Blacklock dengan sabar. "Kau lebih menyayangi barang-barangku daripada aku sendiri." Wajah Nona Bunner merona. "Saya memang menyukai barang-barang yang indah," katanya. Suaranya setengah menantang setengah melamun. ?"Harus saya akui," kata Miss Marple, "bahwa saya pun amat menyayangi barangbarang milik saya yang hanya beberapa buah itu begitu banyak kenangannya. ?Sama seperti potret. Orang zaman sekarang tidak menyimpan banyak potret. Kalau saya, saya suka menyimpan semua potret kemenakan saya, sewaktu mereka bayi ?kemudian sebagai anak-anak dan seterusnya." ?"Kau mempunyai sebuah potretku yang jelek sekali pada waktu aku berumur tiga tahun," kata 168 Bunch. "Sedang menggendong anjing-* terrier dan memicingkan mata." "Tentu bibimu juga menyimpan banyak potretmu," kata Miss Marplc berpaling ke Patrick. "Oh, kami cuma kemenakan jauh," kata Patrick. "Saya kira Elinor ada mengirimkan satu fotomu sewaktu kau masih bayi, Pat," kata Nona Blacklock. "Tetapi kukira itu tidak kusimpan. Aku sudah lupa berapa orang jumlah anaknya atau siapa nama mereka, sampai aku menerima surat darinya mengenai kalian berdua dalam perjalanan kemari." "Inilah salah satu tanda perubahan zaman lagi," kata Miss Marple. "Sekarang kita sering sama sekali tidak mengenal kerabat kita dari generasi yang lebih muda. Dulu, dengan seringnya keluarga besar berkumpul, itu tidak mungkin terjadi." "Saya terakhir melihat ibu Pat dan Julia di suatu pesta perkawinan sekitar tiga puluh tahun yang lalu," kata Nona Blacklock. "Dia dulu amat cantik." "Itulah sebabnya anak-anaknya pun bagus-bagus," kata Patrick menyeringai. "Bibi kan punya sebuah album tua yang bagus," kata Julia. "Ingatkah, Bi" Kita melihatnya bersama tempo hari. Aduh, model topinya!" "Dan pada waktu itu kami sudah menganggap diri kami bergaya," kata Nona Blacklock menarik napas. "Jangan kuatir, Bibi Letty," kata Patrick. "Tiga puluh tahun lagi nanti Julia akan menemukan fotonya sendiri dan dia akan berpendapat bahwa pada saat itu ?dia tampaknya seperti laki-laki di fotonya!" "Apakah kau sengaja melakukannya?" tanya Bunch sementara dia dan Miss Marple berjalan pulang. "Bicara soal potret, maksudku?" 169 "Nah, Sayang. Kan menarik" Kita mengetahui bahwa Nona Blacklock tidak mengenai rupa kedua kerabatnya.... Ya, saya kira Inspektur Craddock akan tertarik mendengar hal tersebut. 170 BAB XII Kegiatan Pagi di Chipping Cleghorn I Edmund Swettenham duduk di ujung sebuah alat penggilas halaman. "Selamat pagi, Phillipa," katanya. "Halo." "Kau amat sibuk?" "Lumayan," "Lagi mengerjakan apa?" "Kau tidak lihat?" "Tidak. Aku kan bukan tukang kebun. Tampaknya seperti sedang bermain-main dengan tanah." "Aku sedang mencungkili tanaman selada musim dingin." "Mencungkil" Istilah yang aneh! Seperti mendugang, tahukah kau apa artinya mendugang" Aku baru saja tahu artinya. Dari dulu aku selalu mengira itu adalah istilah di dalam pertarungan satu lawan satu." "Kau menginginkan sesuatu?" tanya Phillipa dingin. "Ya. Aku ingin bertemu denganmu." Phillipa memandangnya sejenak. "Aku harap kau tidak muncul di sini. Nyonya Lucas tidak akan menyukainya." 171 "Dia tidak mengizinkan kau mempunyai pengikut?" "Jangan konyol, ah!" "Pengikut. Itu satu kata lagi yang bagus. Menggambarkan sikapku dengan tepat. Sopan mengambil jarak tetapi tetap membuntuti."? ?"Pergilah, Edmund. Kau tidak ada keperluan di sini." "Kau salah," kata Edmund dengan senyum kemenangan. "Aku punya keperluan di sini. Nyonya Lucas menelepon ibuku pagi ini dan dia mengatakan dia memiliki banyak waluh." "Bertumpuk-tumpuk." "Dan apakah kami mau menukar sebotol madu dengan barang sebuah dua buah waluh." "Itu bukanlah pertukaran yang adil! Waluh pada saat ini tidak laku semua ?orang punya banyak." "Tentu saja. Itulah sebabnya Nyonya Lucas menelepon. Tempo hari, kalau aku tidak salah ingat, pertukaran yang diusulkannya adalah susu skim susu tidak ?berlemak, tahu kau" untuk dipertukarkan dengan sedikit selada. Pada waktu itu ?masih belum musim selada. Harganya masih sekitar satu shilling sebuahnya." Phillipa tidak menyahut. Edmund merogoh sakunya dan mengeluarkan sebotol madu. "Nah, inilah," katanya. "Alibiku. Dipandang dari arti kata yang seluas-luasnya. Jika kepala Nyonya Lucas nongol di pintu, kedatanganku kemari adalah untuk mencari waluh. Sama sekali tidak ada tanda-tanda membuang-buang waktumu." "Oh, jadi begitu." 172 "Apakah kau pernah membaca karya Tennyson?" tanva Edmund mencari bahan percakapan. "Jarang." "Harus. Dalam waktu singkat, Tennyson akan kembali tenar. Bila kauputar radiomu pada malam hari, tentu acara yang kaudengar adalah syair Idylls of (he Kings dan bukan pembahasan karya Trollope yang tidak berkesudahan. Aku selalu berpendapat bahwa pembahasan Trollope itu munafik dan menjengkelkan. Barangkali sedikit dari Trollope tidak apa-apa, tetapi tidak terus-menerus. Omong-omong tentang Tcnnvson, sudahkah kaubaca Maud?" "Sekali. Dulu." "Ada beberapa hal yang menarik." Dia menyitir, " 'Cacat karena sempurna, biasa beku, hampa yang indah,' Itulah kau, Phillipa." "Sama sekali tidak mirip pujian!" "Memang bukan. Tidak kumaksudkan sebagai pujian. Aku kira Maud tentu telah menyiksa Tennyson seperti kau menyiksaku." "Jangan konyol, Edmund." "Ah, persetan, Phillipa! Mengapa kau seperti ini" Apa sih yang ada di balik wajahmu yang ayu" Apa yang kaupikirkan" Apa yang kauratakan" Senangkah kau, atau susahkah, atau takutkah, atau apa" Harus ada sesuatu." Phillipa berkata dengan tenang, "Apa yang aku rasakan adalah urusanku sendiri." "Juga urusanku. Aku ingin membuatmu bicara. Aku ingin tahu apa yang terjadi di balik kepalamu yang tenang itu. Aku berhak mengetahui. Betul, aku berhak. Aku tidak mau jatuh cinta kepadamu. Aku mau duduk dengan tenang dan menulis bukuku. Buku yang begitu bagus, semuanya tentang bagaima-173 na susahnya isi dunia ini. Dan begitu mudah bagi kita untuk menceritakan kesusahan orang lain. Semuanya itu hanyalah kebiasaan. Ya, tiba-tiba aku merasa yakin. Setelah membaca kehidupan Burne Jones." Phillipa sudah berhenti mencungkil. Dia memandangnya dengan dahi yang dikerenyitkan dan pandangan keheranan. "Apa hubungan Burne Jones dengan hal itu?" "Banyak. Jika kau sudah membaca mengenai orang-orang sebelum zaman Raphael, kau baru tahu apa itu yang namanya gaya. Mereka semua begitu riang, dan tertawa, dan bergurau, dan segalanya indah dan menyenangkan. Itu pun gaya. Mereka tidak lebih gembira atau riang daripada kita. Dan kita juga tidak lebih susah daripada mereka. Kautahu, semuanya cuma gaya. Setelah perang yang terakhir, kita terjun ke seks. Sekarang semuanya menjadi frustrasi. Tidak ada yang berarti. Mengapa kita membicarakan soal ini" Tadi aku mulai berbicara mengenai kita Hanya saja aku menjadi keder dan mundur, karena kau tidak mau membantuku." "Kau mau aku berbuat apa?" "Bicara! Ceritakan sesuatu kepadaku. Apakah karena suamimu" Apakah kau menyanjungnya dan sekarang dia mati, maka kau berhenti bicara seperti lokan" Itukah" Baiklah, kau menyanjungnya, dan dia sudah mati. Nah, suami perempuanperempuan lain juga banyak yang mati banyak dan perempuan-perempuan ini ? ?ada juga yang mencintai suaminya. Mereka mengisahkannya di bar-bar, dan bila mereka mabuk, mereka menangis, kemudian mengajakmu tidur bersamanya supaya kesedihan mereka hilang. Itu adalah salah satu cara untuk 174 melupakannya, kukira. Kau juga harus melupakannya, Phillipa. Kau masih muda ?dan kau cantik sekali dan aku mencintaimu setengah mati. Ceritalah mengenai ?suamimu, ceritakan padaku." "Tidak ada yang bisa diceritakan. Kami bertemu, lalu kawin " "Kau tentunya masih muda." "Terlalu muda." "Jadi, kau tidak bahagia bersamanya" Teruskan, Phillipa." "Tidak ada yang bisa diteruskan. Kami kawin. Kebahagiaan kami sama seperti kebahagiaan pasangan-pasangan lainnya, kukira. Harry lahir. Ronald ke luar negeri. Dia dia gugur di Italia." ?"Dan sekarang ada Harry?" "Dan sekarang ada Harry." "Aku menyukai Harry. Dia anak yang baik. Dia menyukaiku. Kami bisa berteman. Bagaimana, Phillipa" Kita kawin" Kau bisa terus berkebun dan aku bisa meneruskan menulis bukuku, dan dalam liburan kita berhenti bekerja dan menikmati hidup. Kita bisa mengaturnya dengan sedikit kebijaksanaan agar tidak tinggal bersama Ibu. Dia bisa mengeluarkan sedikit biaya untuk anaknya yang tercinta. Memang aku tukang minta uang dari Ibu, aku menulis buku picisan, penglihatanku tidak baik, dan aku bicara terlalu banyak. Itulah kejelekanku yang paling buruk. Maukah kaucoba?" Phillipa memandangnya. Dia melihat seorang pemuda yang tinggi dan serius, dan wajahnya menggambarkan kekuatiran, dan berkaca mata besar. Rambutnya yang berwarna seperti pasir, kusut. Dan dia memandangnya dengan keramahan yang meyakinkan. 175 "Tidak," kata Phillipa. "Sama sekali tidak?" "Sama sekali tidak." "Mengapa?" ?"Kau tidak tahu apa-apa mengenai diriku." "Itu saja?" "Tidak. Kau tidak tahu apa-apa mengenai segala sesuatu." Edmund mempertimbangkan. "Barangkali tidak," dia mengakuinya. "Tetapi siapa yang tahu" Phillipa, pujaanku...." Dia berhenti. Suara salak anjing yang berkepanjangan sedang mendekati. "Burung di alas dinding yang tinggi di kebun (kata Edmund) Ketika senja menjelang (hanya saja sekarang pukul sebelas siang) Phil, Phil, Phil, Phil, Pekik dan serunya kedengaran. "Namamu tidak berirama dengan yang lain, bukan" Bunyinya tidak cocok. Apakah kau mempunyai nama yang lain?" "Joan. Dan sekarang pergilah. Itu Nyonya Lucas." "Joan, Joan, Joan, Joan, itu lebih baik, tetapi masih kurang bagus. Bila Joanyang kotor berlutut di depan pot itu juga bukan gambaran yang indah dalam ?kehidupan berumah tangga." "Nyonya Lucas sedang..." "Ah, persetan!" kata Edmund. "Ambilkan aku sebuah waluh." 176 II 177 Sersan Fletcher hanya seorang diri di Little Paddocks. Hari ini adalah hari libur bagi Mitzi. Dia selalu naik bus pukul sebelas ke Mcdcnham Wells. Menurut perjanjiannya dengan Nona Blacklock, Sersan Fletcher diizinkan melihat-lihat di dalam rumah. Dia dan Dora Bunner keluar ke dusun. Fletcher bekerja dengan cepat. Ada orang di dalam rumah ini yang telah meminyaki dan mempersiapkan pintu itu, dan siapa pun yang melakukannya, ini telah dilakukannya agar ia dapat meninggalkan kamar tamu tanpa dilihat segera setelah lampu padam. Itu mencoret nama Mitzi, yang tidak perlu memakai pintu tersebut. Siapa sisanya" Para tetangga, pikir Fletcher, juga dapat dicoret. Dia tidak melihat adanya kesempatan bagi seorang dari antara mereka yang dapat meminyaki dan mempersiapkan pintu itu. Itu berarti tinggal Patrick dan Julia Simmons, Phillipa Haymes, dan mungkin Dora.Bunncr. Kakak-bcradik Simmons sedang berada di Milchester. Phillipa Haymes sedang bekerja. Sersan Fletcher leluasa mencari rahasia apa saja yang mungkin dapat diperolehnya. Tetapi rumah itu ternyata tidak ada apa-apanya. Fletcher, yang seorang ahli listrik, tidak dapat menemukan kesalahan pada kabel-kabel atau perlengkapan listrik lainnya yang dapat menunjukkan bagaimana lampu bisa dimatikan. Dengan cepat diperiksanya semua kamar tidur. Apa yang ditemukannya hanyalah hal-hal yang biasa. Di dalam kamar Phillipa Haymes ditemukan sebuah potret seorang anak dengan mata yang serius, dan sebuah potret yang lebih tua dari anak yang sama. Juga setumpuk surat-surat yang ditulis oleh seorang murid sekolah, satu atau dua acara pementasan. Di kamar Julia ada selaci penuh potret-potret Prancis Selatan. Potretnya sendiri dalam pakaian renang, sebuah villa yang dikelilingi bunga-bunga. Di kamar Patrick ditemukan beberapa tanda mata dari masa dinas angkatan lautnya. Di kamar Dora Bunncr hanya sedikit milik pribadi yang didapatkan, dan semuanya tampak tidak berdosa. Namun, pikir Fletcher, seseorang di dalam rumah ini tentu telah meminyaki pintu itu. Pikirannya terhenti, mendengar suara di bawah anak tangga. Cepat-cepat dia pergi ke kepala tangga dan melihat ke bawah. Nyonya Swettenham sedang menyeberangi lorong. Dia membawa keranjang di lengan/iya. Dia melongok ke kamar tamu, menyeberangi lorong dan keluar ke kamar makan. Dia keluar lagi tanpa keranjangnya. Fletcher membuat sedikit suara, sebuah papan tanpa terduga berderak di bawah kakinya. Ini membuat kepala Nyonya Swettenham berpaling. Dia memanggil, "Andakah itu, Nona Blacklock?" "Bukan, Nyonya Swettenham. Saya," kata Fletcher. Nyonya Swettenham memekik kecil. "Oh, Anda mengejutkan saya. Saya pikir mungkin seorang pencuri yang lain." Fletcher turun. Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Rumah ini rasanya tidak cukup aman untuk menghadapi pencuri," katanya. "Apakah setiap orang bisa masuk dan keluar sesukanya'" 178 "Saya hanya membawakan beberapa buah quince," Nyonya Swettenham menjelaskan. "Nona Blacklock mau membuat selai quince dan dia tidak mempunyai pohonnya. Saya tinggalkan di kamar makan." Kemudian dia tersenyum. "Oh, saya mengerti. Maksud Anda, bagaimana saya dapat masuk" Saya masuk lewat pintu samping. Kami biasa keluar masuk rumah teman-teman kami, Sersan. Tidak ada yang mengunci pintu sebelum gelap. Bukankah akan menyulitkan kalau seandainya kami membawakan sesuatu lalu tidak dapat meninggalkan barang tersebut" Sekarang sudah tidak seperti zaman dulu, di mana kami tinggal memijat bel lalu seorang pelayan selalu keluar." Nyonya Swettenham menarik napas. "Saya ingat, di India, kami mempunyai delapan belas orang pelayan," katanya sedih. "Belum termasuk seorang pelayan laki-laki untuk merawat anak saya. Itu biasa. Dan di rumah pada waktu saya masih gadis, kami selalu mempunyai tiga pelayan meskipun Ibu ?selalu beranggapan bahwa kami ini melarat karena tidak mampu menggaji seorang pembantu koki. Harus saya akui, saya tidak terbiasa dengan cara hidup zaman sekarang, Sersan, meskipun saya tahu, kami tidak boleh mengeluh. Keadaan semakin bertambah buruk dengan adanya para buruh tambang yang selalu kejangkitan penyakit psittiscosis (atau apakah itu penyakit burung parkit") dan harus keluar dari lubang tambangnya dan berusaha bekerja sebagai tukang kebun meskipun mereka tidak dapat membedakan rumput dari bayam." Tambahnya sambil berjingkat ke pintu, "Saya tidak akan mengganggu Anda. Saya yakin Anda 179 tentunya amat sibuk. Tidak ada hal lain yang akan terjadi, bukan?" "Kenapa akan terjadi, Nyonya Swettenham?" "Saya hanya bertanya, karena bertemu Anda di sini. Saya duga barangkali itu mungkin perbuatan suatu gang. Tolong sampaikan kepada Nona Blacklock mengenai buah quince-nya., ya?" Nyonya Swettenham keluar. Fletcher merasa seperti orang yang baru saja kena sambaran petir. Dia tadinya menganggap yang mana sekarang terbukti salah, ?karena dia baru mengerti bahwa yang meminyaki pintu tersebut pastilah ?terbatas pada orang yang tinggal di rumah ini. Dia sekarang baru sadar dari kesalahannya. Orang luar pun, hanya perlu menunggu sampai Mitzi sudah berangkat dengan bus, dan Letitia Blacklock serta Dora Bunner keluar. Kesempatan begini tentunya mudah sekali didapat. Ini berarti dia tidak bisa mencoret nama siapa pun dari daftar orang-orang yang dicurigainya, yang pada malam tersebut hadir di ruang tamu ini. III "Murgatroyd!" "Ya, Hinch?" "Aku lagi berpikir." "Ya, Hinch?" "Ya. Otak hebat ini lagi bekerja. Tahukah kau, Murgatroyd, seluruh penataan tempo hari itu tampaknya betul-betul mencurigakan?" "Mencurigakan?" "Ya. Naikkan rambutmu, Murgatroyd, dan ambillah sekop ini, anggaplah sebagai pistol." 180 "Oh," kata Nona Murgatroyd gugup. "Sudah! Sekop tidak akan menggigitmu. Sekarang, marilah ke pintu dapur. Kau akan menjadi pencurinya. Kau berdiri di sini. Sekarang, kau akan masuk ke dapur untuk menodong sekumpulan orang-orang tolol. Ambillah lampu senter itu, dan nyalakan." "Tetapi sekarang kan siang hari bolong!" "Pakai imajinasimu, Murgatroyd. Nyalakan." Nona Murgatroyd melaksanakannya, dengan agak kerepotan, pada waktu yang sama memindahkan sekop itu ke bawah lengannya. "Nah, sekarang," kata Nona HinchlifTc, "kau pergi. Ingatkah kau sewaktu kau memainkan peranan Hermia dalam A Midsummer Night's Dream di Institut Wanita" Jiwailah. Bawakanlah dengan sungguh-sungguh. 'Angkat tangan!' itulah kata-kata yang harus kauucapkan dan jangan kaurusak adegannya dengan menambahkan ?'Silakan'." Nona Murgatroyd menurut dan mengangkat senternya, mengeluarkan sekopnya dan maju ke pintu dapur. Sambil memindahkan senter itu ke tangan kanannya, dengan cepat ia membuka pintu dan maju ke depan, sambil mengembalikan senter itu ke tangan kirinya. "Angkat tangan!" katanya, lalu menambahkan dengan jengkel, "Aduh, ini repot sekali, Hinch." "Mengapa?" "Pintunya. Pintu ini pintu ayun. Dia terus mau kembali sedangkan tanganku sudah penuh." "Persis!" ledak Nona Hinchlifle. "Dan pintu kamar tamu di Little Paddocks juga selalu berayun. Pintunya bukan semacam ini, tetapi dia tidak bisa 181 tinggal terbuka. Itulah sebabnya Letitia Blacklock membeli pengganjal pintu dari gelas yang bagus dan berat dari toko Elliot di High Street. Aku tidak berkeberatan mengakui bahwa aku masih belum memaafkannya telah mendahului aku membeli barang itu. Aku sedang menekan harga si tua itu, dan sudah berhasil memperoleh penurunan dari delapan guinea ke enam pound sepuluh shilling, eh, tiba-tiba muncullah Blacklock membeli barang sialan itu. Aku tidak pernah melihat pengganjal pintu yang bagus, jarang ada yang terbuat dari gelas dan berukuran sebesar itu." "Barangkali si pencuri memasang pengganjal pintunya agar pintu tetap terbuka," usul Nona Murgatroyd. "Pakailah akal sehatmu, Murgatroyd. Apa yang dilakukannya" Membuka pintu lalu berkata 'Maafkan sebentar', lalu membungkuk dan memasang pengganjal pintu baru kemudian melanjutkan aksi penodongannya dengan mengatakan 'Angkat tangan'" Cobalah menahan pintu itu dengan bahumu." "Masih repot sekali," Nona Murgatroyd mengeluh. "Persis," kata Nona Hinchlifle. "Sepucuk pistol, sebuah lampu senter, dan sebuah pintu yang harus ditahan agak terlalu banyak, bukan" Jadi apa jawabannya?"?Nona Murgatroyd tidak mencoba memberikan jawaban. Dia memandang temannya dengan penuh tanda tanya dan rasa kagum, dan menunggu diberi penerangan. "Kita tahu dia membawa pistol, karena dia menembakkannya," kata Nona Hinchlifle. "Dan kita tahu dia membawa senter, karena kita semua 182 melihatnya terkecuali apabila kita semua sudah menjadi korban hipnotisme ?masai seperti permainan sulap tali orang India (si tua Easterbrook itu menjemukan sekali dengan cerita-cerita Indianya). Jadi pertanyaannya adalah, apakah ada orang yang menahankan pintu itu untuknya?" "Tetapi siapa yang mungkin melakukannya?" "Nah, salah seorang yang mungkin melakukannya adalah kau, Murgatroyd. Seingatku, kau berdiri tepat di belakang pintu ketika lampu padam." Nona Hinchlifle tertawa gelak-gelak. "Kau adalah orang yang amat mencurigakan, bukan, Murgatroyd" Tetapi siapa yang akan berpikiran demikian setelah melihatmu. Kemari, berikan sekop itu kepadaku untunglah ini bukan pistol sungguh-sungguh. Kalau ya, kau mungkin ?telah menembak dirimu sendiri!" IV "Luar biasa," guman Kolonel Easterbrook. "Amat luar biasa, Laura." "Ya, Sayang?" "Masuklah ke kamar gantiku sebentar." "Ada apa, Sayang?" Nyonya Easterbrook muncul dari pintu yang terbuka. "Ingatkah kau, aku pernah menunjukkan pistolku kepadamu?" "Oh, ya, Archie. Barang hitam yang jelek itu." "Ya. Tanda mata dari Hun. Kan tersimpan di laci ini?" "Ya." "Nah, sekarang tidak di sini." "Archie, kok aneh!" 183 "Kau tidak pernah memindahkannya atau apa?" "Oh, tidak. Aku tidak berani menyentuh barang jelek itu." "Mungkinkah si nenek tua siapa namanya itu, yang melakukannya?" "Oh, aku kira tidak begitu. Nyonya Butt tidak akan melakukan hal semacam itu. Aku tanyai dia, ya?" "jangan jangan, lebih baik tidak. Aku tidak mau menimbulkan banyak ?pembicaraan. Coba, ingatkah kau kapan aku tunjukkan pistol itu kepadamu?" "Oh, sekitar seminggu yang lalu. Kau lagi mengomel soal leher bajumu dan cucianmu, dan kau membuka laci ini lebar-lebar dan pistol itu terletak di bagian dalam, dan aku menanyakan benda apakah itu." "Ya, betul. Sekitar seminggu yang lalu. Kau tidak ingat tanggalnya?" Nyonya Easterbrook berpikir. Kelopak matanya turun menutupi matanya, otaknya yang cerdik berputar. "Tentu," katanya. "Waktu itu hari Sabtu. Waktu kita seharusnya pergi nonton, tetapi batal." "Hm... Kau yakin bukan sebelumnya" Rabu" Kamis atau malahan seminggu sebelumnya?" "Tidak, Sayang," kata Nyonya Easterbrook. "Aku ingat cukup jelas. Hari itu Sabtu tanggal tiga puluh. Rasanya saja sudah lama karena adanya semua persoalan yang timbul ini. Dan aku dapat mengatakan bagaimana aku bisa mengingatnya. Karena hari itu adalah hari setelah penodongan di rumah Nona Blacklock. Karena pada saat aku melihat pistolmu, aku teringat penembakan malam sebelumnya." 184 "Ah," kata Kolonel Easterbrook. "Kalau begitu legalah pikiranku." "Oh, Archie, kenapa?" "Jika pistol itu menghilang sebelum penembakan itu nah, kemungkinan pistolku ?inilah yang dicuri oleh si orang Swiss itu." "Tetapi bagaimana dia bisa tahu kau memilikinya?" "Oh, gang-gang ini mempunyai cara komunikasi yang luar biasa. Mereka bisa tahu segalanya mengenai suatu tempat dan siapa-siapa yang tinggal disana." 'Kautahu begitu banyak, Archie." "Hah, ya. Aku sudah pernah melihat macam-macam di zamanku. Namun, karena kau betul-betul mengingat pernah melihat pistolku setelah penodongan tersebut ?nah, bereslah. Pistol yang dipakai orang Swiss itu tidak mungkin kepunyaanku, bukan?" "Tentu saja tidak." "Lega sekali. Kalau tidak, aku harus melapor ke polisi. Dan mereka akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memalukan. Sebetulnya aku tidak pernah punya izin untuk pistol itu. Sehabis perang, orang lupa akan peraturan masa damai. Aku menganggapnya sebagai kenang-kenangan masa perang, bukan sebagai senjata." "Ya. Aku mengerti, tentu saja." "Tetapi kemana hilangnya pistol sialan ini?"?"Barangkali diambil Nyonya Butt. Dia selalu tampak cukup jujur, tetapi barangkali dia merasa kuatir setelah penodongan itu, dan dia berpikir mungkin dia merasa lebih aman dengan sepucuk ?185 pistol di rumah. Tentu saja, dia tidak akan mengakui perbuatannya. Aku tidak akan menanyainya. Nanti dia mungkin tersinggung. Jika sampai begitu, apa yang bisa kita lakukan" Rumah ini begitu besar aku betul-betul tidak sanggup..." ?"Betul," kata Kolonel Easterbrook. "Lebih baik tidak mengatakan apa-apa." 186 BAB XIII Kegiatan Pagi di Chipping Cleghorn (Lanjutan) Miss Marple keluar dari halaman rumah Pak Pendeta dan berjalan ke jalan besar lewat suatu jalanan kecil. Langkahnya cukup cepat, dibantu oleh sebuah tongkat kuat milik Pendeta Julian Harmon. Dia melewati kedai Red Cow dan toko daging, dan berhenti sejenak melihat-lihat pajangan jendela di toko barang-barang antik Tuan Elliot. Toko ini terletak strategis sekali bersebelahan dengan sebuah kedai minum, Bluebird Tearooms and Cafe, sehingga orang-orang kaya yang bermobil, setelah berhenti minum teh dan makan beberapa biji "kue resep Ibu" yang berwarna kuning terang, akan tertarik melihat pajangan jendela toko Tuan Elliot. Dalam penataan yang antik ini, Tuan Elliot melayani semua macam selera. Dua helai kaca Waterford bersandar pada sebuah alat pendingin anggur yang tidak ada cacatnya. Sebuah bufet dari kayu walnut yang terdiri atas beberapa bagian, dengan sebuah plakat yang bertuliskan "Tulen Murah", dan di atas sebuah meja, ?di jendela itu sendiri, terdapat bermacam-macam alat pengetuk pintu yang murah, dan boneka-boneka peri yang aneh-aneh, beberapa barang pecah-belah buatan 187 Dresden yang sudah sumbing, sepasang kalung manik-manik yang menyedihkan, sebuah gelas besar yang bertuliskan "Hadiah dari Tunbridge Wells" dan beberapa barang perak dari zaman Victoria. Miss Marple mengamat-amati jendela ini, dan Tuan Elliot, seorang tua yang gemuk, mengintip seperti seekor laba-laba yang mempertimbangkan dari sarangnya kemungkinan untuk bisa menangkap lalat baru ini. Tetapi baru saja dia melihat bahwa daya tarik "Hadiah dari Tunbridge Wells" sudah begitu memukau wanita tua yang menginap di rumah Pak Pendeta ini (sudah barang tentu Tuan Elliot, seperti orang-orang lain, mengetahui siapa wanita ini), dari ujung matanya Miss Marplc melihat Dora Bunner memasuki kedai minum Bluebird Cafe, dan ia segera memutuskan bahwa apa yang diperlukannya sekarang untuk menghilangkan rasa dingin angin, adalah secangkir kopi panas. Empat atau lima orang wanita sudah mulai membumbui acara belanja pagi mereka dengan minuman dan istirahat. Miss Marple, mengedipkan matanya yang belum terbiasa kena sinar remang-remang di dalam kedai Bluebird, melihat ke kiri dan ke kanan. Suara Dora Bunner yang datang dari sikunya, menyapanya. "Oh, selamat pagi, Miss Marple. Duduklah di sini. Saya seorang diri." "Terima kasih." Miss Marple mendudukkan dirinya dengan lega pada kursi kecil yang agak sempit, yang berwarna biru, yang disediakan oleh Bluebird. 188 "Betapa dingin anginnya," keluhnya. "Dan saya susah berjalan cepat-cepat karena kaki saya rematik." "Oh, saya mengerti. Suatu kali saya pernah kena sakit pinggang dan boleh dikatakan hampir sepanjang tahun itu saya menderita." Kedua wanita ini memperbincangkan soal rematik, sakit pinggang, dan radang saraf, untuk beberapa lamanya dengan bersemangat. Seorang gadis yang berwajah murung dan mengenakan pakaian kerja berwarna merah muda dengan motif burung di depannya, menerima pesanan mereka untuk kopi dan kue-kue, sambil menguap dan menunjukkan keje-muannya. "Kue-kuenya," bisik Nona Bunncr lambat-lambat, "betul-betul cukup enak di sini." "Saya tertarik sekali pada gadis cantik yang saya jumpai ketika meninggalkan rumah Nona Blacklock tempo hari," kata Miss Marplc. "Kalau tidak salah, katanya dia mengerjakan kebun. Atau mengerjakan tanah" Hyncs itukah namanya?"?"Oh, ya, Phillipa Haymcs. 'Anak semang' kami." Nona Bunncr tertawa pada leluconnya sendiri. "Gadis yang baik dan pendiam sekali. Halus budi pekertinya, kalau Anda mengerti apa yang saya maksudkan." "Saya teringat. Saya mengenal seorang Kolonel Haymes yang dinas dalam pasukan ?berkuda di India. Barangkali ayahnya?" "Dia Nyonya Haymcs. Seorang janda. Suaminya gugur di Sisilia atau Italia. Mungkin itu ayah suaminya." 189 "Apakah barangkali ada sedikit kisah asmara?" tam a Miss Marplc jenaka. "Dengan pemuda yang tinggi itu?" "Dengan Patrick, maksud Anda" Oh, saya kira tidak...." "Bukan. Maksud saya dengan pemuda yang berkaca mata. Saya pernah melihatnya." "Oh, ya. itu Kdmund Swettenham. Hus! Itu ibunya di sana, Nyonya Swettenham, di pojok itu. Saya tidak tahu. Anda kira Edmund mengaguminya" Dia pemuda yang begitu aneh kadang-kadang kata-katanya sangat mengganggu. Katanya dia ?pandai,'"' kata Nona Bunncr menunjukkan kekurang-senangannya. "Kepandaian itu bukanlah segalanya," kata Miss Marple menggelengkan kepalanya. "Ah, ini kopi kita dalang." Gadis yang murung itu meletakkannya dengan keras. Miss Marple dan Nona Bunner saling menawarkan kue. "Saya begitu tertarik mengetahui bahwa Anda adalah teman sekolah Nona Blacklock. Persahabatan kalian betul-betul persahabatan yang langgeng." "Ya, memang." Nona Bunner menarik napas. "Tidak banyak orang yang akan begitu setia kepada kawan lamanya seperti Nona Blacklock. Yah, han-hari itu rasanya sudah lama sekali berlalu Begitu cantik, dan begitu menikmati hidup. Semuanya serasa begitu menyedihkan." Miss Marplc, meskipun tidak mengetahui apanya yang menyedihkan, menarik napas dan mcnggclcng - kan kepalanya. "Hidup ini memang sulit," gumamnya. 190 "Dan penderitaan yang menyedihkan ditanggung dengan tabah," gumam Nona Bunncr, matanya berkaca-kaca. "Saya selalu teringat sajak ini. Ketabahan; penyerahan. Keberanian dan kesabaran yang demikian ini patut mendapat penghargaan, itulah pendapat saya. Bagi saya, tidak ada yang terlalu baik untuk Nona Blacklock, dan kebaikan apa pun yang diterimanya, memang sudah layak diterima olehnya." "Uang," kata Miss Marplc, "banyak membantu memudahkan kehidupan manusia." Dia merasa dirinya aman membuat observasi ini karena dia beranggapan bahwa yang disinggung temannya tentulah prospek Nona Blacklock yang akan memperoleh Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kekayaan. Tetapi komentar ini membuat Nona Bunncr mengikuti arah pembicaraan yang lain. "Huh, uang!" katanya dengan suara yang pahit. "Saya tidak percaya bahwa seseorang yang belum merasakan sendiri, bisa mengerti apa artinya mempunyai atau lebih tepatnya lagi, tidak mempunyai uang itu." Miss Marplc menganggukkan kepalanya yang putih tanda simpati. Nona Bunncr melanjutkan bicaranya dengan cepat, membuat dirinya menjadi tegang, dan wajahnya menjadi merah, "Saya sering mendengar orang berkata, 'Lebih baik ada bunga di atas meja daripada ada makanan tanpa bunga.' Tetapi berapa kalikah orang-orang semacam itu pernah mengalami tidak punya makanan" Mereka tidak tahu bagaimana rasanya ?yang tidak mengalaminya sendiri tidak akan tahu apa artinya betul-betul lapar itu. Bagaimana rasanya setiap hari hanya makan roti, dan sedikit pasta 191 daging dan satu olesan mentega. Rindunya untuk bisa makan daging sepiring dengan dua potong sayur. Dan bagaimana rasanya miskin itu. Menisik pakaiannya sendiri dengan harapan tidak ada >ang melihat tisikannya. Melamar pekerjaan dan selalu memperoleh jawaban bahwa kita sudah terlalu tua. Dan kemudian, setelah berhasil mendapatkan pekerjaan itu, ternyata kita tidak kuat. Kita pingsan. Dan terulanglah kembali pengalaman yang sama. Sewa kamar selalu uang sewa yang ? ?harus dibayar kalau tidak mau terlantar di jalanan. Dan zaman sekarang ini, ?sisanya begitu sedikit. Uang pensiun tidak cukup betul-betul tidak ?mencukupi." "Saya tahu," kata Miss Marple lembut. Dia memandang dengan iba wajah Nona Bunncr yang bergetar itu. "Saya menulis kepada Lctty. Kebetulan saya membaca namanya di surat kabar. Pada acara makan siang untuk dana Rumah Sakit Milchestcr Dan di situlah tercantum hitam di atas putih, Nona Lctitia Blacklock. Saya teringat masa yang silam. Saya tidak menerima kabar darinya sejak bertahun-tahun. Dia pernah menjadi sekretaris orang kaya Gocdler itu. Di" memang gadis yang pandai tipe yang bisa maju di ?dunia ini. Bukan karena kecantikannya tetapi karakternya. Saya pikir ya, ? ?saya pikir barangkali dia ingat siapa saya dan dia adalah salah seorang ? ?yang masih bisa saya mintai bantuan sedikit. Maksud saya, dia adalah seseorang yang saya kenal dari masa muda pernah satu sekolah yah, mereka mengenal ? ?kita mereka tahu bahwa kita bukan hanya seorang pengemis..." ? ?Air mata mengambang di pelupuk mata Dora Bunncr. 192 "Kemudian Lotty datang menjemput saya katanya dia membutuhkan seseorang untuk ?membantunya. Tentu saja, saya amat heran amat heran tetapi memang surat ? ?kabar suka salah memberitakan. Dia begitu baik dan begitu berbelas kasihan. ?Dan ia mengingat masa silam dengan baik... saya mau melakukan apa saja untuknya ?betul, saya mau. Dan saya berusaha amal keras, tetapi saya kira terkadang saya malah membuat kacau kepala sava sudah tidak seperti dulu lagi. Saya sering ?berbuat kesalahan. Dan saya pelupa dan mengatakan hal-hal \ang konyol. Dia amat sabar. Sikapnya yang paling baik adalah dia selalu bersikap seakan-akan saya memang berguna baginya. Itu betul-betul suatu kebaikan, bukan?" Miss Marple berkata dengan lembut. "Ya, itu betul-betul suatu kebaikan." "Tadinya saya sering kuatir, meskipun sava sudah berada di Little Paddocks ?mengenai apa yang akan terjadi pada saya jika ada sesuatu yang terjadi pada ?Nona Blacklock. Apalagi ada begitu banyak kecelakaan mobil yang kencang ?larinya kita tidak bisa tahu, bukan" Tetapi, tentu saja saya tidak mengatakan ?apa-apa tetapi dia tentunya telah dapat menduga. Tiba-tiba suatu hari dia ?berkata kepada sa\a bahwa dia telah mewariskan kepada saya suatu tunjangan kecil di dalam surat wasiatnya dan apa yang lebih saya hargai lagi semua ? ? ?perabotnya yang indah. Saya betul-betul terharu.... Tetapi kalanya, orang lain tidak akan menghargai perabot itu seperti saya dan itu memang benar saya ? ?tidak tahan melihat sebuah barang yang bagus dari porselin pecah atau gelas?gelas basah diletakkan di atas meja kavu sehingga meninggalkan bekas. Saya 193 betul-betul merawat barang-barangnya. Ada orang ada orang yang sama sekali ?tidak peduli dan terkadang lebili daripada hanya ceroboh saja! ?"Saya ini tidak sebodoh tampang saya," kata Nona Bunncr melanjutkan dengan polos. "Saya punva mata. Lctty diperalat orang. Ada orang saya tidak akan ?menyebutkan namanya " yang hanya bermaksud menarik manfaat saja. Nona ?Blacklock barangkali terlalu mempercayai mereka." "Itu salah." "Ya, betul. Anda dan saya, Miss Marplc, kita mengenal dunia. Tetapi Nona Blacklock tersayang,..." Dia menggelengkan kcpalama. Pikir Miss Marplc, sebagai sekretaris seorang pengusaha besar, seharusnya Nona Blacklock juga dapat dianggap mengenal dunia. Tetapi barangkali apa yang dimaksudkan Dora Bunner adalah, Letty Blacklock selalu hidup berkecukupan, dan orang-orang yang berkecukupan ini, tidak mengetahui sifat-sifat manusia yang terpendam jauh di dalam "Huh, Patrick itu!" kata Nona Bunncr tiba-tiba dengan tekanan yang membuat Miss Marple terkejut. "Paling sedikit sudah dua kali, setahu saya, dia minta uang darinya. Pura-pura kekurangan. Punya hutang. Segala macam alasan. Dia terlalu murah hati. Ketika saya mengomelinya, dia hanya berkata, 'Anak itu masih muda, Dora. Masa muda adalah masa untuk bersenang-senang.' " "Itu betul juga," kata Miss Marple. "Dan lagi dia begitu tampan." "Tampan itu kan melihat juga budi pekertinya," kata Dora Bunner. "Dia terlalu senang mempermainkan orang. Dan saya yakin, pasti ia bergaul terlalu banyak dengan gadis-gadis. Saya ini hanyalah obyek 194 olok-oloknya... tak lain. Dia rupanya tidak menyadari bahwa orang juga mempunyai perasaan." "Memang orang-orang muda kurang peka dalam hal demikian," kata Miss Marple. Tiba-tiba Nona Bunner mendekat ke depan seolah-olah akan menyampaikan suatu rahasia. "Anda tidak akan mengatakannya kepada siapa-siapa, bukan?" tanyanya. "Tetapi saya merasa, dia memang terlibat dalam urusan ini. Saya kira dia mengenal orang muda itu atau Julia yang mengenalnya. Saya tidak berani menyebutnya lagi ?kepada Nona Blacklock saya pernah, dan dia langsung marah. Dan, tentu saja, ?agak sulit, karena dia adalah kemenakannya atau paling tidak sepupunya ? ? ?dan jika pemuda Swiss itu menembak dirinya sendiri, mungkin Patrick harus bertanggung jawab secara moral, bukan" Kalau dia yang menyuruhnya berbuat hal itu, maksud saya. Saya benar-benar amat bingung mengenai seluruh urusan ini. Semua orang begitu ribut dengan pintu yang sebuah lagi di kamar tamu itu. Itu satu hal lain lagi yang menguatirkan saya detektif itu mengatakan bahwa pintu ?itu sudah diminyaki. Karena tahukah Anda, saya melihat..." Tiba-tiba ia berhenti. Miss Marple berpikir sebentar untuk memilih kata-kata yang tepat. "Sulit sekali posisi Anda," katanya penuh pengertian. "Tentu saja Anda tidak ingin polisi mengetahuinya." "Ya, itulah!" seru Dora Bunner. "Setiap malam say a tidak dapat tidur karena terus memikirkannya... karena, tahukah Anda, saya melihat Patrick di semak-semak pada suatu hari. Saya sedang mencari 195 telur seekor ayam bertelur di luar dan di situlah dia, memegang sehelai ? ?bulu ayam dan sebuah cangkir cangkir yang berminyak. Dan dia melompat kaget ?ketika melihat saya dan dia berkata, 'Aku heran, mengapa barang-barang ini bisa berada di sini.' Nah, memang dia cerdik. Menurut saya, dia cepat-cepat berkala demikian karena kepergok saya. Bagaimana dia bisa menemukan barang-barang itu di semak-semak kalau dia tidak sedang mencarinya dan mengetahuinya bahwa barangbarang itu berada di sana" Tentu saja, saya tidak mengatakan apa-apa." "Tentu, tentu saja." "Tetapi saya pandang dia, kalau Anda tahu maksud saya." Dora Bunner mengambil sepolong kue yang berwarna coklal pucat "Kemudian, suatu hari yang lain saya pernah mendengar dia sedang memperbincangkan hal yang amat aneh dengan Julia. Mereka rupanya sedang bertengkar. Patrick berkata, 'Kalau saja aku tahu kau terlibat persoalan itu!' dan Julia (dia selalu begitu tenang. Anda tahu") berkala, 'Nah, adik kecil, apa yang akan kaulakukan"' Dan pada saat itu, malang sekali, saya menginjak papan yang berdenyit, dan mereka melihat saya. Maka saya berkata dengan riang, 'Kalian sedang bertengkar"' Dan Patrick berkata, 'Aku memperingatkan Julia untuk tidak ikut dalam transaksi-transaksi gelap!' Oh, semuanya itu dilakukannya dengan luwes, tetapi saya tidak percaya bahwa itulah \ang tadinva mereka bicarakan! Dan kalau Anda tanya pendapat sava, pasti Patrick-lah yang telah mengotak-atik lampu di kamar tamu itu supaya lampunya padam, karena saya?196 ingat betul bahwa itu adalah gembala perempuan, bukan gembala laki-laki. Dan keesokan harinya..." Dia berhenti dan wajahnya merona. Miss Marple menoleh dan melihat Nona Blacklock berdiri di belakang mereka tentunya dia baru saja masuk. ?"Kopi dan gosip, ya, Bunny?" kata Nona Blacklock dengan nada menegur. "Selamat pagi, Miss Marplc. Dingin, bukan?" "Kami hanva mengobrol," kata Nona Bunncr cepat-cepat. "Begitu banyak peraturan dan pembatasan sekarang ini. Kita benar-benar tidak tahu di mana posisi kita." Pintu terbuka dengan suara keras dan masuklah Bunch Harmon ke Bluebird dengan tergesa-gesa. "Halo," katanya. "Apakah saya terlambat untuk minum kopi?" "Tidak, Sayang," kata Miss Marplc. "Duduklah dan minumlah secangkir." "Kami harus pulang," kata Nona Blacklock. "Kau sudah selesai berbelanja, Bunny?" Nada suaranya sudah kembali ramah, tetapi matanya masih menunjukkan kejengkelannya. "Ya ya, terima kasih, Letty. Aku masih harus mampir di apotek nanti dan ?membeli aspirin dan koyok untuk katimumulku" Setelah pintu Bluebird menutup di balik punggung mereka, Bunch bertanya, "Apa vang kalian bicarakan?" Miss Marplc tidak segera menjawab. Dia menunggu sementara Buch memesan minumannya, kemudian dia berkata, "Solidaritas keluarga ternyata amat kuat. Amat kuat. Ingatkah kau kepada suatu kasus yang terkenal aku tidak ingat lagi. Kata orang suaminya ?197 meracuni istrinya dengan segelas anggur. Kemudian di pengadilan, anaknya mengatakan dia telah meneguk setengah isi gelas ibunya sehingga itu ?melemahkan tuduhan terhadap ayahnya. Kata mereka meskipun boleh jadi ini ?hanya berita burung saja bahwa setelah kejadian tersebut, anaknya tidak ?pernah berbicara lagi dengan ayahnya, dan tidak mau tinggal bersamanya lagi. Tentu saja, seorang ayah tidak sama dengan kemenakan. Namun demikian tidak ?ada orang yang ingin melihat salah satu kerabatnya digantung bukan?" "Tidak," kata Bunch berpikir. "Saya kira tidak." Miss Marple menyandarkan dirinya pada kursinya. Dia berbisik pelan, "Orang itu di mana-mana sama, di mana saja." "Kalau aku mirip siapa?" "Oh, kau sebetulnya amat mirip dirimu sendiri. Aku tidak merasa bahwa kau mengingatkan aku kepada seseorang yang khusus. Kecuali barangkali..." "Nah, ini!" kata Bunch. "Aku cuma teringat seorang gadis pembantu rumah tanggaku." "Pembantu rumah tangga" Aku kira aku tidak berbakat menjadi pembantu rumah tangga yang baik." "Betul, Sayang. Begitu pula dia. Dia sama sekali tidak becus mengatur meja. Segala sesuatu diletakkannya miring di atas meja, salah menukar pisau dapur dengan pisau makan, dan topinya (ini sudah lama dulu, Sayang), topinya tidak pernah lurus." Secara otomatis Bunch membetulkan topinya. "Ada yang lain lagi?" desaknya was-was. 198 "Aku mempertahankannya karena dia begitu ramah dan karena dia sering membuat ?aku tertawa. Aku senang dengan cara bicaranya yang terus terang. Pada suatu hari, dia datang kepadaku dan berkata, 'Tentu saja saya tidak tahu pasti, Non, tetapi Florrie, cara duduknya persis wanita yang sudah kawin.' Dan betul juga si Florrie berada dalam kesulitan dengan pembantu yang bekerja di tukang ?pangkas. Untung saja waktunya masih terburu, dan aku sempat berbicara dengan pemuda itu. dan mereka kawin dengan baik-baik, dan berumah tangga yang bahagia. Florrie seorang gadis yang baik, hanya saja dia mudah terkecoh pemuda yang bergaya." "Dia tidak mcmburfuh, bukan?" tanya Bunch. "Si pembantumu itu, maksudku." "Tidak," kata Miss Marplc. "Dia kawin dengan seorang pendeta gereja Baptis dan mereka beranak lima orang." "Persis aku," kata Bunch. "Meskipun anakku sampai sekarang cuma dua, Edward dan Susan." Kemudian tambahnya, "Sekarang siapa lagi yang sedang kaupikirkan, Bibi Jane?" "Banyak, Sayang. Banyak," kata Miss Marple melamun. "Di St. Mary Mead?" "Kebanyakan.... Aku sebenarnya sedang teringat Suster Ellerton yang betul-betul ?adalah seorang wanita yang amat baik hatinya. Dia merawat seorang nenek tua, dan tampaknya memang dia menyayanginya. Kemudian nenek itu meninggal. Dan ada lagi seorang nenek yang lain, ini pun meninggal. Akhirnya terbongkar morfin. ?Diberikan dengan cara yang 199 paling baik, dan yang paling mengejutkan adalah si perawat ini sendiri tidak menganggap bahwa dirinya telah melakukan perbuatan yang salah. Kedua nenek itu sudah tidak dapat hidup lama lagi, katanya, dan salah seorang menderita penyakit kanker dan selalu kesakitan." "Maksudmu pembunuhan karena rasa belas kasihan?" ?"Tidak, bukan. Mereka mewariskan uangnya kepada dia. Dia menyukai uang, kautahu...." "Kemudian juga ada seorang pemuda yang bekerja di pelayaran kemenakan Nyonya ?Puscy yang membuka toko alat-alat tulis. Pemuda ini membawa barang-barang yang dicurinva dan meminta bibinya menjualkannya. Katanya itu adalah barang-barang yang dibelinya di luar negeri. Bibinya terkecoh. Lalu, ketika polisi datang dan mulai mengusut, pemuda itu mencoba menghantam kepala bibinya supaya dia tidak akan membocorkan rahasianya.... Bukan anak muda yang baik tetapi amat tampan. ?Ada dua orang gadis yang tergila-gila padanya. Dia suka berfoya-foya dengan salah seorang dari mereka." "Pasti yang berwatak lebih buruk, kukira." kata Bunch. "Betul, Sayang. Dan kemudian ada seorang Nyonya Cray yang berjualan wol. Amat menyayangi anak lelakinya, memanjakannya. Anaknya terbawa pergaulan homoseks. Ingatkah kau pada Joan Croft, Bunch?" "T-tidak. Aku kira tidak." "Aku kira barangkali kau pernah melihat gadis itu sewaktu kau berkunjung ke tempatku. Punva kebiasaan keluyuran sambil merokok sebatang 200 cerutu atau pipa. Suatu kali, bank di kota kami kena rampok, dan saat itu Joan Croft berada di dalam bank tersebut. Dihajarnya si perampok tersebut dan direbutnya pistolnya. Dia menerima ucapan terima kasih dari pengadilan untuk keberaniannya." Bunch mendengarkan dengan seksama. Dia tampaknya sedang menghafalkan. "Dan...?" desaknya. "Ada wanita muda yang berada di St. Jean des Collincs musim panas itu. Seorang yang pendiam sekali bukan saja pendiam, tetapi seperti bisu. Disukai semua ?orang, tetapi tidak ada yang pernah berhasil mengenalnya lebih dekat.... Akhirnya kami 'mendengar bahwa suaminya adalah seorang pemalsu landa tangan. Itulah yang membuatnya mengucilkan diri dari masyarakat. Akhirnya dia menjadi agak aneh. Ketahuilah, terlalu banyak berpikir dapat mengakibatkan demikian." "Dan apakah ada Kolonel Inggris-India dalam kenanganmu, Bibi sayang?" "Tentu saja, Nak. Major Vaughan di Larches dan Kolonel Wright di Simla Lodge. Tidak ada yang luar biasa mengenai mereka berdua. Tetapi aku teringat Tuan Hodgson, si manajer Bank, dia pergi berlayar dan kawin dengan seorang wanita vang usianya pantas menjadi anaicnva Tidak ada yang tahu asal usul wanita ini, kecuali dari apa vang dikatakannva sendiri." "Dan itu ternyata bohong." "Ya, sama sekali tidak benar." "Lumayan," kata Bunch menganggukkan kepalanya dan menghitung dengan jarinya. "Kita sudah menemukan persamaan untuk Dora yang setia, dan Patrick vang tampan, dan Nyonva Swettenham dan DILARANG MENGKOMERSILKAN!!! 201 =kiageng80= Edmund, dan Phillipa Haymcs, dan Kolonel Easterbrook beserta istrinya dan ?menurut pendapatku, kau betul-betul tidak salah mengenai Nyonya Easterbrook. Tetapi dia tidak punya alasan untuk ingin membunuh Lctitia Blacklock, bukan?" "Barangkali Nona Blacklock mengetahui sesuatu mengenai dirinya yang ingin dia rahasiakan." "Oh, Bibi sayang, masakan masalah Tanqucray itu" Itu sudah beres sejak dulu." "Mungkin belum, Kau, Bunch, bukanlah orang yang ambil pusing dengan pandangan Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo orang lain mengenai dirimu." "Aku mengerti maksudmu," tiba-tiba kata Bunch. "Seandainya orang itu dulunya hidup sengsara, kemudian seperti kucing liar yang kedinginan, ia menemukan sebuah rumah yang hangat, dan susu yang kental, dan belaian kasih sayang, dan dipanggil 'Manis', dan ada yang menyayanginya... ia akan berjuang mati-matian untuk mempertahankannya... Nah, harus kuakui bahwa kau telah mempersembahkan gambaran yang amat sempurna mengenai manusia-manusia ini." "Kau tidak menangkap semuanya dengan betul, lho," kata Miss Marple halus. "Tidak" Di mana aku membuat kesalahan" Julia" Julia yang cantik memang orang khas." "Tiga pound enam pence" kata pelayan yang murung itu, tiba-tiba muncul entah dari mana. "Dan," tambahnya, dadanya turun naik di balik gambar burungnya, "saya mau tahu mengapa Anda mengatakan saya orang khas, Nyonya Harmon. Seorang bibi saya memang mengikuti Perkumpulan Orang-orang Khas, tetapi saya adalah anggota gereja 202 Anglikan. Anda bisa bertanya kepada Pendeta Hopkinson." "Saya minta maaf," kata Bunch. "Saya hanya menirukan sebuah lagu. Sama sekali bukan Anda yang saya maksudkan. Bahkan saya tidak tahu bahwa nama Anda adalah Julia." "Kok kebetulan sekali," kata pelayan yang murung itu agak berkurang murungnya. "Tidak apa-apa. Cuma karena tadi saya mendengar nama sava disebut-sebut, saya kira nah, jika kita berpikir bahwa kita sedang dibicarakan orang, sudah ?lumrah kalau kita terus nguping. Terima kasih." Dia pergi membawa persennya. "Bibi Jane," kata Bunch. "Jangan sedih. Ada apa?" "Tetapi, tentu saja," bisik Miss Marple. "Itu tidak mungkin. Tidak ada alasan..." "Bibi Jane!" Miss Marplc menghela napas, kemudian tersenyum cerah. "Tidak ada apa-apa. Sayang," katanya. "Apakah kaupikir kautahu siapa pembunuhnya?" tanya Bunch "Siapa?" "Aku sama sekali tidak tahu," kata Miss Marplc. "Sejenak tadi aku punya ide ?tetapi sekarang sudah hilang. Alangkah baiknya seandainya aku tahu. Waktunya begitu singkat. Begitu singkat sekali." "Apa maksudmu dengan singkat?" "Wanita tua yang di Skotlandia itu bisa meninggal setiap saat " Kata Bunch membelalak, "Jadi kau betul-betul percaya adanya Pip dan Emma" Kaupikir tentunya mereka ?dan mereka akan mencoba lagi?" 203 "Tentu saja mereka akan mencoba lagi," kata Miss Marple setengah melamun. "Kalau mereka sudah mencoba satu kali, pasti mereka akan mencoba lagi. Kalau kita lelah memutuskan untuk membunuh seseorang, kita tidak akan berhenti karena usaha yang pertama gagal. Terutama jika kita cukup yakin bahwa kita tidak dicurigai." "Tetapi, jika itu Pip dan Emma," kata Bunch, "hanya ada dua orang yang mungkin adalah mereka. Pasti Patrick dan Julia. Mereka kakak-beradik dan merekalah satusatunya yang cocok usianya." "Sayang, tidak semudah itu. Masih banyak keruwetan dan segala macam kombinasi. Ada istri Pipjika dia sudah kawin, atau suami Emma. Ada ibu mereka dia juga ?pihak vang berkepentingan meskipun dia tidak dapat mewarisi secara langsung. Jika Lctty Blacklock tidak melihatnya selama tiga puluh tahun, barangkali dia tidak akan mengenalinya sekarang Satu wanita tua mirip sekali dengan wanita tua yang lain. Kau masih ingat, Nyonya Wothcrspoon menarik pensiun Nyonya Bartlctt di samping pensiunnya sendiri, meskipun Nyonya Bartlctt sudah mati bertahuntahun. Apalagi Nona Blacklock matanya rabun. Tidakkah kaulihat bagaimana dia memicing-micingkan matanya bila memandang orang" Kemudian, masih ada sang ayah. Dan sudah barang tentu dia bukanlah orang yang baik." "Ya. Tetapi dia kan orang asing." "Dari darahnya. Tetapi itu tidak berarti bahwa dia harus berbicara dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah dan mengacung-acungkan tangan. Berani bertaruh, dia tentunya sanggup membawakan peranan seorang Kolonel Inggris-India." 204 "Itukah perkiraanmu?" "Bukan. Memang bukan. Aku cuma memikirkan, bahwa di sini ada sejumlah besar uang yang tersangkut. Jumlah yang banyak. Dan dari pengalaman, aku cukup mengetahui bahwa banyak orang bersedia melakukan hal-hal yangjahat sekedar untuk memilikinya." "Aku kira memang," kata Bunch. "Tetapi sebetulnya uang itu tidak berguna bagi mereka, bukan" Pada akhirnya?" "Ya tetapi mereka biasanya tidak berpikir sampai ke sana." ?"Aku dapat mengerti," senyum Bunch tiba-tiba, senvum yang manis dari sebelah bibirnya. "Orang sering merasa bahwa untuk dirinya sendiri, keadaannya lain.... Bahkan aku pun merasakan demikian." Ia membayangkan, "Kita menipu diri sendiri dengan pikiran bahwa jika kita mempunyai banyak uang, kita dapat memanfaatkannya untuk banyak hal yang baik.... Berbagai rencana.... Panti-panti untuk anak-anak terlantar... untuk ibu-ibu yang lelah... tempat tetirah yang indah di suatu tempat di luar negeri bagi wanita-wanita tua yang seumur hidupnya telah membanting tulang...." Wajahnya berubah serius. Matanya tiba-tiba menjadi hitam dan sedih. "Aku tahu apa yang kaupikirkan," katanya kepada Miss Marplc. "Kaupikir aku adalah jenis manusia yang paling buruk. Karena aku hanya akan menipu diriku sendiri. Kalau orang menginginkan uang itu untuk kepentingannya sendiri, paling tidak dia tentu menyadari jenis manusia apakah dirinya sendiri itu. Tetapi, satu kali orang mulai menipu dirinya sendiri dengan pikiran bahwa dia akan melakukan kebaikan 205 dengan uang tersebut, dia bisa meyakinkan dirinya bahwa barangkali, untuk memperoleh uang itu, tidaklah jadi soal jika ia harus membunuh seseorang...." Lalu matanya menjadi jernih kembali. "Tetapi aku tidak akan," katanya. "Aku tidak akan membunuh siapa pun. Tidak pula meskipun mereka itu sudah tua, atau berpenyakit, atau berbuat banyak hal yang merugikan di dalam dunia ini. Bahkan juga tidak jika mereka itu pemeras, atau ?atau betul-betul jahat." Dengan hati-hati dia mengeluarkan seekor lalat dari endapan kopinya dan meletakkannya di atas meja supaya kering. "Karena orang kan suka hidup, begitu juga lalat. Meskipun kita sudah tua dan menderita dan hanya bisa merangkak ke luar untuk menikmati sinar matahari. Kata julian, justru orang-orang yang demikian inilah yang lebih menghargai hidup dibandingkan dengan orang-orang muda vang kuat. Katanya, malahan lebih sulit bagi mereka untuk menerima kematian itu, perlawanannya malahan lebih gigih. Aku sendiri pun suka hidup bukan sekedar hidup saja, merasa senang dan menikmati diriku sendiri ?dan bergembira. Maksudku, hidup bangun dari tidur dan merasakannya di sekujur ?tubuhku bahwa aku ada di sini dan bernapas." ?Perlahan-lahan ditiupnya lalat itu; lalat itu menggerakkan kakinya, dan terbang sempoyongan. "Jangan kuatir, Bibi Jane sayang," kata Bunch. "Aku tidak pernah akan membunuh siapa pun." 206 BAB XIV Mengintip Masa Lampau Setelah melewatkan semalam di kereta api, Inspektur Craddock turun di suatu stasiun kecil di Skotlandia. Terasa janggal baginya bahwa seseorang yang sekav a Nyonya Gocdler seorang ?yang sakit-sakitan dengan pilihan rumah yang terletak di daerah elite di ?London, tanah yang luas di Hampshire, dan sebuah villa di Prancis selatan, telah memilih tempat terpencil di Skotlandia ini sebagai tempat tinggalnya. Tentunya di sini dia terasing dari banyak temannya dan gangguan-gangguan. Hidupnya pasti sepi ataukah barangkali sakitnya terlalu parah sehingga tak bisa lagi ?merasakan atau mempedulikan lingkungannya" Dia dijemput sebuah mobil. Sebuah Daimler besar kuno yang dikemudikan oleh seorang sopir tua. Pagi itu udara cerah dan Pak Inspektur menikmati perjalanan sepanjang dua puluh mil, meskipun dia semakin terheran-heran dengan pilihan akan keter-asingan ini. Suatu komentar pendahuluan kepada supirnya menghasilkan jawaban yang sedikit banyak dapat membuatnya mengerti. "Ini rumahnya sendiri semasa gadisnya. Yah, dia yang terakhir dari keluarganya. Dan dia dengan 207 Tuan Gocdler selalu merasa lebih berbahagia di sini daripada di lempat-tempat lain, meskipun Tuan Goedler tidak dapat sering-sering meninggalkan London. Tetapi pada saat-saat ia di sini, mereka begitu gembira seperti sepasang anak kecil." Pada waktu dinding rumah tua itu kelihatan, Craddock merasa seakan-akan waktu telah berjalan mundur. Dia diterima oleh seorang kepala pelayan yang sudah tua. Dan setelah dia mencuci mukanya dan bercukur, dia diantarkan ke dalam sebuah kamar dengan api yang sedang menyala besar di tempat perapian. Sarapan pun dihidangkan baginya. Sehabis sarapan, seorang wanita setengah baya yang tinggi dan mengenakan seragam perawat, dengan pembawaan yang menyenangkan dan sikap yang kompeten, masuk dan memperkenalkan dirinya sebagai Suster McClelland. "Saya telah menyiapkan pasien sava untuk Anda, Tuan Craddock. Dia gembira menerima kunjungan Anda." "Sedapal mungkin saya tidak akan membuatnya tegang," Craddock berjanji. "Lebih baik saya peringatkan Anda dulu mengenai apa >ang akan terjadi. Anda akan mendapatkan Nyonva Goedler tampak normal. Dia akan berbicara dan menikmati pembicaraan itu, dan kemudian tiba-tiba kekuatannya akan hilang. Pada saat ? ?itu, segera hubungilah saya. Boleh dikatakan dia selalu berada di bawah pengaruh morfin. Sebagian besar dari waktunya, dia tidur. Dalam mempersiapkannya untuk kunjungan Anda, saya telah memberinya obat stimulan yang kuat. Kalau pengaruh obat ini hilang, dia akan tenggelam kembali dalam keadaan setengah sadar." 208 "Saya cukup mengerti, Nona McClelland. Dapatkah Anda memberi tahu saya, bagaimanakah sebetulnya keadaan kesehatan Nyonya Gocdler itu?" "Tuan Craddock, dia hanya tinggal menunggu kematian. Hidupnya tidak dapat diperpanjang lebih dari beberapa minggu lagi. Kalau saya katakan bahwa seharusnya dia sudah mati bertahun-tahun vang lalu, mungkin Anda akan menganggapnya aneh, namun itu benar. Apa yang telah membuatnya tetap bertahan adalah kegembiraan jiwanya dan kecintaannya akan hidup. Kedengarannya seperti hal yang aneh bagi seseorang yang telah hidup bertahun-tahun sebagai orang yang sakit-sakitan dan yang selama lima belas tahun terakhir tidak pernah meninggalkan rumahnya di sini. Tetapi itu benar. Dari semula Nyonya Goedler bukanlah wanita yang sehat tetapi secara menakjubkan dia telah mempertahankan ?kemauannya untuk hidup." Tambahnya sambil tersenyum, "Dia wanita yang amat menarik. Anda akan melihatnya sendiri nanti." Craddock diantar memasuki sebuah kamar tidur besar, dengan perapiannya yang sedang menyala, dan seorang wanita tua sedang terbaring di atas tempat tidur yang besar dan beratap. Meskipun wanita ini umurnya hanyalah tujuh atau delapan tahun lebih tua dari Lctitia Blacklock, kerapuhanny a membuatnya tampak lebih tua daripada usianya yang sebenarnya. Rambutnya yang putih tersisir rapi. Sekeliling bahu dan lehernya ada terlilit wol biru muda yang halus. Pada wajahnya tampak garis-garis penderitaan, tetapi juga tampak garis-garis kemanisan hidup. Dan dengan tercengang Craddock melihat ada sinar 209 kenakalan yang terpancar dari matanya yang biru memudar. "Nah. ini betul-betul menarik," katanva. "Tidak sering, lho, saya mendapat kunjungan polisi. Saya dengar Lctitia Blacklock tidak tcrluka terlalu parah karena percobaan pembunuhan itu" Bagaimana kabarnya Blackic-ku sayang?" "Dia baik sekali, Nvonya Goedler. Dia kirim salam." "Sudah lama sekali say a tidak bertemu dia... sudah bertahun-tahun. Saya hanya menerima sebuah kartu setiap Natal saja. Saya mengajaknya kemari ketika dia kembali ke Inggris setelah kematian Charlotte, tetapi dia berkata, itu malahan akan menimbulkan luka di hatinya saja, setelah perpisahan yang panjang... dan barangkali dia benar.... Blackic selalu berakal sehat. Kira-kira setahun yang lalu, seorang bekas teman sekolah saya datang berkunjung kemari, dan aduh!" ?dia tersenyum "kami menjemukan satu sama lainnya. Setelah kami selesai dengan ?semua 'Ingatkah kau"' kami sudah tidak punya bahan percakapan yang lain. Betulbetul begitu canggung." Craddock merasa cukup puas membiarkannya mengoceh sebelum dia mengajukan pertanyaan-pertanyaannya. Dia ingin kembali ke masa lampau, untuk memperoleh suasana hubungan Gocdlcr-Blacklock. 'Sava kira," kata Belle cerdik, "Anda ingin menanyakan uangnya" Randall telah mewariskan semuanya untuk Blackie setelah kematian saya Sebetulnya, Randall tidak pernah membayangkan bahwa saya akan bisa berumur lebih panjang dari dia sendiri. Randall orangnya kuat dan besar, tidak 210 pernah sakit. Sedangkan saya selalu dalam kesakitan, dan keluhan, dan kerumunan dokter-dokter yang memandang saya dengan wajah sedih." "Saya kira istilah keluhan itu tidak tepat, Nvonya Gocdler." vSi nenek terkekeh. "Maksud saya bukan dalam arti kata mengeluh yang sesungguhnya. Saya tidak pernah terlalu mengasihani diri saya sendiri. Tetapi semua orang selalu menganggap bahwa saya, vang lebih lemah, akan mati dulu. Tetapi ternyata tidak begitu jadinya. Tidak tidak begitu jadinya...."?"Apakah alasan yang sebenarnya sehingga suami Anda mewariskan kekayaannya dengan cara itu?" "Yang Anda maksudkan, mengapa dia mewariskannya kepada Blackic" Alasannya bukanlah seperti apa yang mungkin Anda pikirkan." Matanya bersinar geli. "Alangkah busuknya pikiran kalian dari kepolisian! Randall sedikit pun tidak pernah jatuh cinta kepadanya, dan dia pun tidak mencintai Randall. Lctitia, Anda tahu, betul-betul mempunyai pikiran seorang laki-laki. Dia tidak memiliki perasaan atau kelemahan perempuan. Saya tidak percaya kalau dia pernah mencintai pria yang mana pun. Dia tidak cantik dan dia tidak peduli dengan pakaiannya. Dia merias wajahnya sedikit menurut kebiasaan yang ada, tetapi bukan dengan maksud untuk mempercantik diri." Ada rasa iba dalam suara tua ini sementara ia melanjutkan. "Dia tidak pernah tahu nikmatnya dilahirkan sebagai wanita." Craddock melihat kepada tubuh kecil yang rapuh di atas tempat tidur yang besar itu dengan perhatian. Belle Gocdler, bayangkanlah! Pernah menikmati ?211 dan masih menikmati kodratnya sebagai wanita. Belle mengedipkan matanya ?kepadanya. "Saya selalu berpikir, menjadi laki-laki itu tentunya amat membosankan." Kemudian katanya sambil berpikir, "Saya kira, Randall menganggap Blackie sebagai seorang adik laki-laki yang lebih muda. Randall mengandalkan pertimbangannya yang ternyata selalu bagus. Tahukah Anda, Blackie telah mencegahnya terjerumus dalam kesulitan lebih dari satu kali?" "Dia mengatakan bahwa satu kali dia pernah menolongnya dengan uangnya." "Itu, ya. Tetapi yang saya maksudkan, lebih dari itu. Sekarang semuanya sudah lama berlalu, sava dapat mengatakan yang sebenarnya. Randall tidak dapat membedakan antara mana yang curang dan mana yang tidak. Firasatnya tidak tajam. Dia tidak tahu mana yang betul-betul kecerdikan dan mana yang sebetulnya ?penipuan. Blackic yang selalu membimbingnya di jalan yang lurus. Itulah salah satu sifat Letitia Blacklock, dia betul-betul jujur. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak jujur. Wataknya amat baik. Saya dari dulu mengaguminya. Masa gadis mereka amat sulit. Ayahnya seorang dokter dusun yang tua amat keras ?kepala dan cupet pandangannya diktator total dalam keluarganya. Lctitia ?melarikan diri, dia datang kc London, mendidik dirinya menjadi seorang akuntan. Adik perempuannya cacat. Dia mempunyai kelainan dan tidak pernah menjumpai orang atau keluar rumah. Itulah sebabnya, ketika ayahnya meninggal, Letitia meninggalkan segalanya dan pulang untuk merawat adiknya. Randall pada waktu itu marah 212 sekali tetapi tidak digubrisnya. Jika Letitia menganggap sesuatu itu ?merupakan kewajibannya, dia akan melaksanakannya. Dan tidak ada yang dapat mengubah pikirannya." "Berapa lamakah kejadian itu sebelum kematian suami Anda?" "Dua tahun, saya kira. Randall telah membuat surat wasiatnya sebelum Letitia meninggalkan perusahaan, dan itu tidak diubahnya. Katanya kepadaku, 'Kita tidak punya anak sendiri.' (Anak kami meninggal ketika dia berumur dua tahun). 'Setelah kau dan aku mati, lebih baik Blackie yang memiliki uangnya. Dia dapat bermain di pasar modal dan membuat orang-orang itu kalang kabut." "Ketahuilah," lanjut Belle, "Randall amat menggemari permainan mengumpulkan uang ini bukan hanya uangnya saja tetapi petualangannya, risikonya, ? ?ketegangannya semua. Dan Blackie juga menggemarinya. Dia memiliki jiwa petualangan yang sama dan perkiraan yang sama. Kasihan dia, dia tidak pernah mengalami semua kesenangan normal seorang wanita jatuh cinta, memancing laki?laki dan mempermainkan mereka dan berumah tangga, mempunyai anak dan semua ?kesenangan hidup yang nyata." Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Perasaan iba dan merendahkan yang diungkapkan oleh wanita ini terasa aneh bagi Craddock. Seorang wanita yang hidupnya selalu digerecoki oleh penyakit, yang anak tunggalnya meninggal, yang suaminya mendahuluinya dan meninggalkannya menjalani masa menjanda yang sepi, dan yang bertahun-tahun hidup sebagai seorang invalid. Dia menganggukkan kepalanya kepada Craddock. 213 "Saya tahu apa yang Anda pikirkan. Tetapi sava pernah memiliki segala sesuatu yang membuat hidup ini berharga memang semuanya sekarang telah diambil dari ?saya tetapi saya pernah memilikinya. Pada masa gadis saya, sava cantik dan ?lincah, saya kawin dengan pria yang saya cintai, dan dia tidak pernah berhenti mencintai saya.... Anak sa\a meninggal, tetapi saya pernah memilikinya untuk masa dua tahun yang sangat berharga... saya sudah merasakan banvak sekali penderitaan badaniah tetapi kalau kita mempunyai penyakit, kita bisa menikmati enakma ?pada saat-saat sakit itu berhenti. Dan setiap orang selalu begitu ramah terhadap saya, selalu... saya adalah wanita yang beruntung, betul." Craddock mengambil peluang dari salah satu komentarnya. "Baru saja Anda katakan, Nyonya Gocdler, bahwa suami Anda meninggalkan hartanya kepada Nona Blacklock karena dia tidak punya kerabat lain lagi yang dapat ditinggalinya. Tetapi itu tidak tepat benar, bukan" Dia mempunyai seorang adik perempuan." "Oh, Sonia. Tetapi mereka telah bertengkar bertahun-tahun yang lalu dan sudah putus hubungan sama sekali." "Dia tidak menyetujui perkawinannya?" "Ya, Sonia kawin dengan seorang pria yang bernama ah, siapa sih namanva?" ?"Stamfordis." "Ya, itulah. Dmitri Stamfordis. Randall selalu mengatakan bahwa dia adalah seorang penipu. Kedua pria itu dari mula sudah saling tidak menyukai. Tetapi Sonia mencintainya, membabi buta dan bersikeras mau mengawininya. Dan saya 214 tidak melihat alasannya mengapa dia tidak boleh. Kaum pria mempunyai pandangan yang begitu aneh mengenai hal-hal demikian. Sonia bukan gadis kecil umurnya ?sudah dua puluh lima, dan dia tahu apa yang diperbuatnya. Pria itu memang penipu, saya yakin maksudku betul-betul bajingan. Dan saya kira dia pernah ?berurusan dengan polisi dan Randall selalu curiga bahwa nama yang dipakainya ?bukanlah namanva sendiri. Sonia sudah mengetahui semuanya. Soalnya adalah, Dmitri adalah seorang pria yang memang menarik bagi wanita, dan Randall tidak dapat melihat ini. Lagi pula dia pun mencintai Soma sama seperti Sonia mencintainya. Randall bersikeras bahwa dia mengawini Sonia untuk uangnya ?tetapi itu tidak benar. Sonia amat cantik, Anda tahu" Dan dia amat lincah. Kalau perkawinan itu gagal, kalau Dmitri memperlakukannya dengan buruk, atau tidak setia kepadanya, dia akan memutuskan ikatan mereka dan meninggalkannya. Dia sendiri adalah wanita yang kaya dan dapat berbuat apa saja dengan hidupnya." "Pertengkaran itu tidak pernah didamaikan?" "Tidak. Randall dan Sonia dari semula memang tidak begitu cocok. Sonia jengkel karena Randall telah mencoba menghalangi perkawinannya. Sonia berkata, 'Baiklah. Kau hanya mau menang sendiri! Ini terakhir kalinva kaudengar beritaku!' " "Tetapi itu bukan berita yang terakhir Anda dapat?" Belle tersenyum. "Tidak. Saya menerima surat darinva sekitar delapan belas bulan kemudian. Dia menulis dari Budapest, sava ingat, tetapi dia tidak mencantumkan alamatnya. Dia menulis supaya saya memberi tahu 215 Randall bahwa dia benar-benar bahagia dan bahwa dia baru saja melahirkan anak kembar." "Dan dia memberitahukan nama mereka?" Lagi-lagi Belle tersenyum. "Katanya, mereka lahir sekitar tengah hari dan ?bahwa dia akan menamai mereka Pip dan Emma. Mungkin itu hanya sekedar bergurau." "Anda tidak mendengar berita mereka lagi?" "Tidak. Katanya, dia bersama suami dan anak-anaknya akan pergi ke Amerika untuk tinggal di sana sebentar. Saya tidak pernah menerima beritanya lagi...." "Anda tidak menyimpan surat itu, saya kira?" "Tidak... sayang sekali tidak.... Saya bacakan kepada Randall dan dia hanya mendengus. 'Dia akan menyesal kawin dengan laki-laki itu nanti.' Itulah satusatunya komentar yang diberikannya. Kemudian kami betul-betul melupakannya. Dia menghilang dari kehidupan kami...." "Walaupun demikian, Tuan Goedler mewariskan hartanya kepada anak-anaknya seandainya Nona Blacklock mendahului Anda?" "Oh, itu hasil kerjaku. Saya berkata kepadanya ketika dia menceritakan surat wasiatnya, 'Dan sekiranya Blackie meninggal sebelum aku"' Dia amat terkejut. Saya berkata, 'Oh, aku tahu, Blackie itu kuat seperti kuda, dan aku adalah makhluk yang lemah tetapi ada yang namanya kecelakaan, kautahu"' Dan dia ?berkata, 'Tidak ada orang lain sama sekali tidak ada orang lain.' Saya ?berkata, 'Kan ada Sonia.' Lalu ia segera berkata, 'Dan membiarkan bajingan itu menyentuh uangku" Tidak sama sekali!' Kata saya, 'Kalau begitu anak-anaknya sajalah. Pip dan Emma. Dan barangkali jumlahnya 216 sekarang sudah bertambah lagi.' Kemudian dia menggerutu, tetapi dia mencantumkan nama mereka." "Dan mulai hari itu sampai kini," kata Craddock perlahan, "Anda tidak mendengar berita apa-apa dari saudara ipar Anda maupun anak-anak mereka?" "Tidak mungkin mereka meninggal mungkin juga bisa di mana saja."? ?Mereka mungkin juga berada di Chipping Cleghorn, pikir Craddock. Seakan-akan dia dapat membaca pikirannya, pandangan kuatir terpencar dari mata Belle Gocdler. Katanya, "Jangan biarkan mereka mencelakakan Blackie. Blackie itu baik betul-betul baik Anda harus mencegah...." ? ?Tiba-tiba suaranya melemah lalu menghilang. Craddock melihat bayang-bayang hitam yang muncul di sekitar mata dan mulutnya. "Anda sudah lelah," katanya, "saya permisi." Dia mengangguk. "Panggilkan Mac," bisiknya. "Ya, lelah...." Dia berusaha menggerakkan tangannya yang lemas. "Jagalah Blackie.... Dia tidak boleh celaka... jagalah dia...." "Saya akan berusaha sedapat-dapatnya, Nyonya Goedler." Dia berdiri dan pergi ke pintu. Suara Belle, suatu bunyi yang lemah, mengikutinya.... "Tidak lama lagi sampai kematian saya berbahaya baginya. Hati-hatilah..." ? ?Suster McClelland berpapasan dengan Craddock pada waktu ia keluar. Katanya, agak canggung, "Saya harap saya tidak membuat keadaannya semakin parah." 217 "Oh, saya kira tidak, Tuan Craddock. Bukankah sudah saya katakan bahwa tiba-tiba dia akan menjadi lelah?" Kemudian, dia bertanya kepada perawat itu, "Satu-satunya hal yang belum sempat sava tanyakan kepada Nyonya Goedler adalah apakah dia masih mempunyai potret-potret lama" Jika ada, apakah..." Perawat itu memotongnya, "Saya kira tidak ada. Semua surat dan benda pribadinya disimpan bersama dengan perabotannya di rumah mereka di London pada saat pecahnya perang. Pada saat itu Nyonya Goedler sedang sakit keras. Kemudian tempat penyimpanannya itu kena bom. Nyonya Goedler sangat sedih dengan hilangnya begitu banyak peninggalan dan kenang-kenangan serta surat-surat keluarganya. Saya kira, barang-barang itu sudah tidak ada." Jadi itulah, pikir Craddock. Namun dia menganggap perjalanannya kali ini tidaklah sia-sia. Pip dan Emma, kedua anak kembar itu, bukanlah hanya bayang-bayang saja. Pikir Craddock, "Ada dua orang bersaudara yang dibesarkan di Eropa. Sonia Goedler adalah seorang wanita yang kaya pada saat perkawinannya, tetapi nilai uang di Eropa sudah jatuh. Banyak hal aneh yang terjadi pada nilai uang selama tahun-tahun peperangan ini. Jadi ada dua orang muda-mudi, putra dan putri seorang pria yang punya rekor kriminal. Misalnya mereka datang ke Inggris kurang lebih dalam keadaan melarat, apakah yang akan mereka perbuat" Mencari tahu mengenai kerabat kaya yang ada. Paman mereka, seorang yang kaya, sudah meninggal. Mungkin hal pertama yang akan 218 mereka lakukan adalah mencari keterangan mengenai surat wasiat pamannya. Untuk melihat apakah ada kemungkinan bagi mereka atau ibu mereka untuk bisa menerima warisan. Maka pergilah mereka ke Somerset House dan mendapat info mengenai isi surat wasiat itu, dan kemudian mungkin mereka mengetahui tentang Lctitia Blacklock. Lalu mereka menanyakan masalah janda Goedler, seorang invalid yang hidup di Skotlandia, dan mereka mendapat keterangan bahwa hidupnya sudah tak lama lagi Jika Letitia Blacklock ini mati sebelum janda Goedler, mereka akan menerima harta yang banyak, lalu bagaimana?" Craddock berpikir, "Mereka tidak akan pergi ke Skotlandia. Mereka akan mencari keterangan di mana Letitia Blacklock sekarang tinggal. Dan mereka akan datang ke sana tetapi bukan dengan identitas aslinya... Mereka akan pergi bersama-sama ?atau sendiri-sendiri" Emma... mungkinkah"... Pip dan Emma... Berani bertaruh, Pip, atau Emma, atau kedua-duanya sekarang pasti berada di Chipping Cleghorn...." 219 BAB XV Mati yang Nikmat I Di dapur di Little Paddocks, Nona Blacklock sedang memberikan instruksi kepada Mitzi. "Roti dengan isi ikan sarden dan juga tomat. Dan beberapa kue cumeum-mu yang begitu enak. Dan saya ingin kau membuatkan or-mu yang spesial itu." "Apa akan ada pesta, kok Anda minta semua ini?" "Hari ini Nona Bunncr ulang tahun, dan ada tamu-tamu yang akan datang sore ini." "Kalau sudah setua itu umurnya, orang seharusnya sudah tidak merayakannya lagi. Lebih baik melupakannya." "Nah, dia tidak mau melupakannya. Beberapa orang akan membawakannya hadiah ?dan membuatkan sebuah pesta kecil, baik juga." "Anda juga berkata begitu tahun yang lalu dan lihat saja akibatnya!" ?Nona Blacklock menahan amarahnya. "Nah, kali ini tidak akan terjadi begitu!" "Mana Anda tahu apa yang akan terjadi di rumah ini" Sepanjang hari saya menggigil dan pada malam hari saya mengunci pintu kamar dan saya mengintip ke dalam lemari pakaian untuk memeriksa apakah ada orang yang bersembunyi di sana." 220 "Itu sudah membuatmu cukup aman," kata Nona Blacklock dingin. "Tart yang Anda minta saya buatkan ini, apakah itu " Mitzi mengucapkan sesuatu?yang kedengarannya di telinga Inggris Nona Blacklock seperti Schwitzebzr atau bunyi kucing vang sedang meludahi temannya. "Ya itu. Yang mewah itu." "Ya, Memang mewah. Tetapi untuk membuatnya saya tidak punya apa-apa. Tidak mungkin membuat kue itu. Saya membutuhkan coklat dan banyak mentega, serta gula dan kismis." "Kau boleh pakai mentega ini yang kita dapat dari Amerika. Dan kismis yang kita simpan untuk Natalan, dan ini ada selonjor coklat dan setengah kilo gula." Tiba-tiba wajah Mitzi tersenyum ceria. "Jadi, saya buatkan untuk Anda bagus," pekiknya kegirangan. "Hasilnya mewah, ?mewah, yang akan mencair di mulut! Dan di atasnya saya beri lapisan coklat ?akan saya buat bagus sekali dan di atasnya saya tulisi Selamat. Orang-orang ?Inggris kalau membuat kue rasanya seperti pasir, mereka belum pernah merasakan kue semacam ini. Nikmat, mereka akan berkata nikmat...." ?Wajahnya kembali murung. "Tuan Patrick. Dia menamakannya Mati yang Nikmat. Kue saya! Saya tidak sudi kue saya dinamai demikian!" "Itu kan suatu pujian," kata Nona Blacklock. "Maksudnya, untuk makan kue itu, orang bersedia mengorbankan nyawanya." Mitzi memandangnya dengan ragu-ragu. "Ah, tetapi saya tidak menyukai kata itu mati. ?221 Mereka tidak ada yang mati karena makan kue saya, tidak. Mereka malahan merasa lebih, lebih nikmat...." "Pasti, kami semua akan merasa demikian." Nona Blacklock keluar dan meninggalkan dapur dengan rasa lega karena telah berhasil menyelesaikan wawancara ini. Menghadapi Mitzi, apa pun bisa terjadi. Di luar dia berpapasan dengan Dora Bunner. "Oh, Lctty, perlukah aku mengajar Mitzi bagaimana membuat rotinya?" "Tidak," kata Nona Blacklock, dengan tegas menjauhkan temannya ke arah lorong. "Sekarang hatinya lagi gembira, aku tidak mau dia diganggu." "Tetapi aku dapat menunjukkan kepadanya..." "Tolong, jangan menunjukkan apa-apa kepadanya Dora. Orang-orang Eropa Tengah ini tidak suka diberi petunjuk. Mereka membencinya." Dora memandangnya dengan ragu-ragu. Kemudian dia tersenyum. "Edmund Swettenham baru saja menelepon. Dia mengucapkan selamat dan katanya dia akan membawakan sebotol madu sebagai hadiah sore ini. Bukankah itu bagus sekali" Aku tidak tahu dari mana dia mengetahui bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku." "Semua orang rupanya tahu. Kau tentunya yang telah menceritakannya, Dora." "Nah, aku kebetulan menyinggungnya bahwa hari ini aku berusia lima puluh sembilan tahun." "Kau sudah enam puluh empat," kata Nona Blacklock geli. "Dan kata Nona Hinchlifle, 'Anda kelihatan lebih muda. Anda kira berapa umur saya"' Yang mana agak 222 membuatku kurang enak, karena Nona Hinchlifle selalu kelihatan begitu aneh sehingga dia bisa berumur berapa saja. Katanya hari ini dia akan membawa beberapa butir telur. Aku mengatakan bahwa ayam-ayam kita kurang bertelur akhirakhir ini." "Hasil yang bisa kita peroleh dari ulang tahunmu ini rupanya lumayan juga," kata Nona Blacklock. "Madu, telur sekotak coklat yang besar dari Julia...."?"Aku tidak mengerti dari mana dia mendapatkan barang-barang seperti itu." "Lebih baik jangan kautanyakan. Caranya boleh jadi cara yang resmi, lho." "Dan brosmu yang bagus," kata Nona Bunner menundukkan kepalanya memandang sebuah bros berlian yang berbentuk daun yang dilckatkannya di dadanya. "Kau menyukainya" Aku senang. Aku tidak pernah menyukai perhiasan." "Aku mencintainya." "Bagus. Ayo, kita pergi memberi makan itik-itik." II "Ha!" seru Patrick dramatis, sementara orang-orang duduk mengitari meja makan.."Apa yang saya lihat ada di hadapan saya ini" Mati yang Nikmat." "Hus," kata Nona Blacklock. "Jangan sampai terdengar Mitzi. Dia keberatan kuenya kauberi nama begitu." "Walaupun begitu, ini tetap Mati vang Nikmat. Ini kue ulang tahun Bunny?" "Ya, betul," kata Nona Bunncr. "Saya betul-betul mendapat pesta ulang tahun yang menyenangkan." 223 Pipinya merona karena ketegangan, yang timbulnya sudah semenjak Kolonel Easterbrook menyampaikan satu kotak kecil berisikan gula-gula sambil membungkuk dan mengatakan, "Yang manis untuk si Manis!" Julia cepat-cepat berpaling, sikap mana segera dipelototi Nona Blacklock. Pujian-pujian yang diberikan kepada hidangan di atas meja teh telah selesai dan mereka bangkit dari kursinya setelah menghabiskan biskuit yang terakhir. "Aku merasa agak mual," kata Julia. "Pasti kue itu. Aku ingat, yang terakhir, aku juga merasa demikian." "Pengorbanan yang seimbang," kata Patrick. "Orang-orang asing ini betul-betul pandai membuat kue," kata Nona Hinchlifle. "Apa yang tidak bisa mereka buat adalah poding sederhana." Semua orang menutup mulut dengan sopan, meskipun bibir Patrick sudah siap menanyakan, siapa sih yang betul-betul suka poding sederhana. "Apakah Anda mempunyai tukang kebun yang baru?" tanya Nona Hinchlifle kepada Nona Blacklock selagi mereka berpindah ke kamar tamu. "Tidak-Mengapa?" "Saya melihat ada orang yang sedang mengintai di kandang ayam. Dari tampangnya seperti militer, dan kelihatannya sopan." "Oh, itu" kata Julia. "Itu detektif kami." Nyonya Easterbrook menjatuhkan tasnya. "Detektif?" serunya. "Tetapi tetapi mengapa?"? ?"Saya tidak tahu," kata Julia. "Dia meronda dan mengawasi rumah ini. Dia melindungi Bibi Lctty, saya kira." 224 "Sama sekali omong kosong," kata Nona Blacklock. "Saya mampu melindungi diri sendiri. Terima kasih." "Tetapi sekarang semuanva sudah beres, bukan?" seru Nyonya Easterbrook. "Meskipun sebetulnva sa\a ingin bcrranva kepada Anda, mengapa mereka memperpanjang sidang?" Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Polisi kurang puas," kata suaminya. "Itulah sebabnya." "Tidak puas dengan apa?" Kolonel Easterbrook menggelengkan kepalanya dengan gaya seseorang yang kalau dia mau, dapat menceritakan lebih banyak. Edmund Swettenham yang tidak menyukai Pak Kolonel, berkata, "Yang betul adalah, kita semua dicurigai." "Dicurigai apa?" ulang Nyonya Easterbrook. "Sudahlah, Sayang," kata suaminya. "Berkeliaran di sini dengan suatu tujuan," kata Edmund. "Tujuannya adalah untuk melaksanakan pembunuhan pada kesempatan pertama." "Oh, jangan, jangan, Tuan Swettenham," Dora Bunner mulai menangis. "Saya y akin tidak ada orang di sini yang punya keinginan untuk membunuh Lettv tersayang." Sesaat suasana menjadi serba salah. Wajah Edmund memerah dan ia berbisik, "Hanya bergurau." Phillipa mengusulkan dengan suaranya yang tinggi dan jelas bahwa mereka bisa mendengarkan warta berita pukul enam di radio, usul mana diterima dengan semangat. Patrick berbisik kepada Julia, "Kita membutuhkan Nyonya Harmon di sini. Pastilah dia akan berkata dengan suaranya yang jelas melengking, Tetapi saya kira memang masih ada orang yang 225 sedang menantikan kesempatan baik untuk membunuh Anda, Nona Blacklock"' " "Aku senang dia dan Miss Marple tua itu tidak dapat datang," kata Julia. "Si nenek tua itu suka ikut campur. Dan pikirannya kotor, saya kira. Khas tipe Victoria" Mendengarkan warta berita membawa para tamu kepada diskusi mengenai akibat yang menakutkan dari perang atom. Kata Kolonel Easterbrook, bahava yang sebenarnya bagi penduduk pasti Rusia, dan Edmund mengatakan dia mempunyai beberapa teman bangsa Rusia yang amat menyenangkan pernyataan mana diterima dengan dingin ?oleh hadirin. Tamu-tamu kemudian mohon diri dengan mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada nyonya rumah. "Senangkah kau, Bunny?" tanya Nona Blacklock, setelah tamunya yang terakhir mengundurkan diri. "Oh, ya. Tetapi kepalaku pening sekali. Tentulah karena semua ketegangan ini." "Karena kuenya," kata Patrick. "Aku sendiri merasa agak panas. Apalagi kau seharian makan coklat terus." "Aku pikir, aku akan berbaring dulu," kata Nona Bunncr. "Aku akan menelan dua butir aspirin dan berusaha tidur dengan nyenyak." "Itu rencana yang bagus," kata Nona Blacklock. Nona Bunner naik ke loteng. "Kukuncikan pintu kandang itik untukmu, Bibi Lctty?" Nona Blacklock memandang Patrick dengan serius. "Asalkan kaukunci pintunya dengan baik." 226 "Pasti. Sumpah, pasti!" "Minumlah segelas sherry, Bibi Letty," Julia menawarkan. "Seperti kata inang tua saya, 'Itu akan menenangkan perutmu.' Istilah yang jelek, tetapi untuk keadaan ini, memang cocok." "Nah, aku kira mungkin itu usul yang baik. Inilah akibat kita vang tidak biasa makan makanan mewah. Oh, Bunny, kau membuatku terkejut. Ada apa?" "Aku tidak bisa menemukan aspirinku" kata Nona Bunncr sedih. "Ambillah punyaku, Sayang, di samping tempat tidurku." "Di meja riaskujuga ada satu botol," kata Phillipa. "Terima kasih terima kasih banyak. Kalau aku tidak berhasil menemukan ?kepunyaanku tetapi aku tahu aku ada menyimpannya entah di mana. Botol baru. ?Nah, di mana ya, telah kuletakkan?" "Ada banyak di kamar mandi," kata Julia tidak sabar. "Rumah ini penuh dengan aspirin." "Aku jengkel terhadap diriku yang begitu ceroboh dan suka lupa di mana aku meletakkan sesuatu," kata Nona Bunner kembali ke loteng lagi. "Kasihan si Bunny tua," kata Julia, mengangkat gelasnya. "Apakah tidak lebih baik kalau kita beri dia segelas sherry?" Bidadari Dari Sungai Es 6 Wiro Sableng 043 Dewi Lembah Bangkai Budha Pedang Penyamun Terbang 21