Kubur Berkubah 4
Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie Bagian 4 Inspektur murung. Kata-kata tersebut diulanginya lagi keesokan paginya ketika dia mendengar bahwa Pak Tua Merdell telah jatuh ke sungai waktu akan naik ke perahunya di dermaga. Dia baru pulang dari minum-minum di bar kegemarannya di seberang sungai di Gitcham dan mungkin telah minum berlebihan dari takaran biasanya. Perahunya keda patan terapung dan mayat orang tua itu ditemukan malam itu juga. Sidang pemeriksaan kematian orang tua itu singkat dan sederhana saja. Malam itu gelap dan berkabut, Pak Tua Merdell telah minum tiga botol bir, padahal umurnya sudah sembilan puluh dua tahun. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Keputusannya kematian itu adalah kematian karena kecelakaan. Hercule Poirot duduk di kursi bersegi empat di depan perapian yang bersegi empat dalam kamar yang bersegi empat pula di flatnya di London. Di hadapannya ada beberapa barang yang tidak bersegi empat; sebaliknya barangbarang itu bersegi tak beraturan. Bila diselidiki satu demi satu secara terpisah, tampaknya barang-barang itu tak punya hubungan yang masuk akal di dunia orang-orang waras dan ada di situ seolah-olah hanya kebetulan saja. Sebenarnya tidaklah demikian halnya. Bila diteliti dengan cermat, setiap barang itu punya tempat khusus dalam dunia khusus pula. Bila barang-barang itu dipasang di tempatnya yang tepat dalam dunia yang khusus itu, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi barang-barang itu tidak saja masuk akal, tetapi bahkan membentuk sebuah gambar. Dengan kata lain, Hercule Poirot sedang menyelesaikan suatu teka-teki yang menggunakan potongan-potongan gambar yang harus disatukan lagi. Pekerjaan itu dianggapnya menyenangkan dan memberikan ketenangan, dan mengubah sesuatu yang kacau menjadi rapi. Permainan itu ada kesamaannya dengan pekerjaannya sendiri, pikirnya sendiri. Dalam permainan itu, seseorang juga dihadapkan dengan bentukbentuk yang tak masuk akal serta kenyataankenyataan yang seolah-olah tak masuk akal, yang seolah-olah tak ada hubungannya satu sama lain, namun masing-masing punya bagian yang berarti dalam membentuk suatu kesatuan. Dengan cekatan diambilnya sepotong yang bentuknya tak masuk akal dan berwarna abuabu tua, lalu memasangnya ke potongan yang merupakan langit yang biru. Kini baru tampak Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi bahwa itu adalah suatu bagian dari sebuah pesawat terbang. "Ya," gumamnya sendiri, "itulah yang harus dilakukan orang. Yang tak masuk akal dipasang di sini - yang tak mungkin, dimasukkan di sana juga yang kelihatannya sangat tak pada tempatnya-semuanya itu punya tempatnya masing-masing, dan bila sudah disusun, eh bien! maka bereslah urusannya! Semuanya jadi jelas. Semua jadi - apa yang disebut orang tergambar dengan jelas." Dengan cepat dimasukkannya berturut-turut sebuah menara kecil, sepotong yang kelihatannya seolah-olah suatu bagian dari langit-langit yang bergaris-garis - rupanya sebenarnya punggung seekor kucing - lalu suatu bagian yang merupakan matahari terbenam Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi yang tiba-tiba berubah warna dan jingga menjadi merah muda. "Bila orang tahu apa yang harus dicarinya, maka akan menjadi mudah," kata Poirot sendiri. "Tapi sering-sering orang tak tahu apa yang harus dicarinya. Jadi orang lalu mencari di tempattempat yang salah dan yang dicari pun salah." Dia mendesah dengan kesal. Dia mengalihkan pandangannya dari teka-teki potonganpotongan gambar di hadapannya itu, ke kursi yang sebuah lagi di depan perapian itu. Tak sampai setengah jam yang lalu, Inspektur Bland duduk di kursi itu sambil minumminum teh dan makan kue dan bercakap-cakap dengan sedih. Dia telah diperintahkan datang ke London untuk suatu urusan kepolisian dan setelah urusan kepolisian itu selesai, dia mengunjungi M. Poirot. Dia ingin tahu kalau-kalau M. Poirot punya gagasan-gagasan baru. Kemudian inspektur itu mengemukakan gagasanKoleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi gagasannya sendiri. Poirot sependapat dengan setiap hal yang dikemukakannya. Menurut Poirot, Inspek-tur Bland telah mengadakan pengamatan yang baik tanpa berprasangka mengenai perkara itu. Kini sudah sebulan, bahkan hampir lima minggu peristiwa di Nasse House itu terjadi. Lima minggu lamanya segala-galanya macet, tanpa ada penyelesai-an apa-apa. Mayat Lady Stubbs tidak ditemukan. Dan kalaupun Lady Stubbs masih hidup, tak diketahui di mana dia berada. Inspektur Bland menjelaskan bahwa petunjukpetunjuk memberikan keyakinan kuat bahwa wanita itu tak mungkin masih hidup. Poirot sependapat dengan dia. "Tentu ada kemungkinan bahwa mayatnya tidak timbul," kata Bland. "Kita tak bisa mendapatkan kepastian apa-apa kalau orang sudah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tenggelam. Mungkin pula muncul tapi tak bisa dikenali lagi." "Ada kemungkinan ketiga," kata Poirot. Bland mengangguk. "Ya," katanya. "Saya juga sudah memikirkannya. Sebenarnya sudah lama menjadi pemikiran saya. maksud Anda mayat itu ada di dalam rumah itu - di Nasse - tersembunyi di suatu tempat yang tak pernah kita pikirkan untuk mencarinya. Mungkin saja, bukan" Di rumah yang setua itu dan pekarangan yang seluas itu, selalu ada saja tempat yang tak terpikirkan oleh kita - bahkan yang tak kita ketahui adanya." Dia berhenti sebentar, termangu, lalu melanjutkan, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ada sebuah rumah yang baru saja saya masuki kemarin dulu. Anda pasti tahu bahwa dalam masa perang orang membangun tempat perlindungan terhadap serangan udara. Rumah itu tak kuat Mungkin hanya buatan sendiri yang terdapat di kebun. Rumah itu tertempel pada dinding rumah besar. Ada jalan masuk ke dalam rumah dan jalan masuk itu langsung ke gudang penyimpanan anggur di bawah tanah. Nah, setelah perang berakhir, rumah persembunyian itu roboh, dan mereka menum puk-numpukkan bekasnya sembarangan saja, lalu dibiarkan begitu saja. Kalau kita sekarang berjalan di kebun itu, tidak akan terpikir oleh kita bahwa tempat itu adalah bekas tempat persembunyian terhadap serangan udara dan bahwa di bawahnya ada sebuah kamar kecil. Kelihatannya memang dibiarkan begitu saja. Padahal selama ini di balik gudang penyimpanan anggur dalam gudang itu ada sebuah lorong yang menuju ke gubuk itu. Itulah maksud saya. Yang begitu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi itulah. Suatu jalan yang menuju ke suatu tempat tertentu yang tidak diketahui oleh orang luar Saya rasa itu bukan tempat persembunyian khusus seorang imam atau semacamnya?" "Rasanya bukan - pada masa itu tidak." "Begitulah kata Tuan Weyman - katanya rumah itu dibangun kira-kira dalam tahun 1790 atau sekitar itulah. Dalam zaman itu tak ada alasan bagi seorang imam untuk menyembunyikan diri. Namun demiki-an mungkin saja ada suatu perubahan pembangunan -entah di mana sesuatu yang mungkin diketahui oleh keluarga itu. Bagaimana, M. Poirot?" "Ya, mungkin saja," kata Poirot. "Mais oui, itu suatu pikiran yang baik. Bila kita menerima kemungkinan itu, maka selanjutnya - siapa tahu" saya rasa siapa pun yang tinggal di rumah itu akan tahu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, tapi tentu De Sousa harus dikecualikan." Inspektur tampak tak puas. De Sousa masih tetap orang yang paling dicurigainya. "Kata Anda siapa pun yang tinggal di rumah itu, entah dia pelayan atau salah seorang anggota keluarga, mungkin tahu. Orang yang hanya sekedar bermalam, lebih kecil* kemungkinannya untuk tahu. Orang-orang yang hanya datang dari luar seperti Legge suami-istri, makin kurang kemungkinannya." "Yang pasti tahu tentang hal yang begituan itu dan yang mau menceritakannya bila ditanya, adalah Nyonya Folliat," kata Poirot. Nyonya Folliat tahu segalanya yang perlu diketahui tentang Nasse House, pikir Poirot. Nyonya Folliat tahu banyak... Nyonya Folliat langsung tahu bahwa Hattie Stubbs telah meninggal. Nyonya Folliat sudah tahu bahwa dunia ini jahat dan banyak orang jahat yang menghuni dunia ini. Nyonya Folliat-lah kunci Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dalam semua urusan ini, pikir Poirot. Tapi, Nyonya Folliat adalah kunci yang tak mudah dipakai untuk membuka, pikirnya lagi dengan kesal. "Saya sudah mewawancarai wanita itu beberapa kali," kata Inspektur. "Dia manis dan sangat menyenangkan dalam segala hal dan dia kelihatan sedih sekali karena tak dapat memberikan saran apa-apa." "Tak dapat atau tak mau?" pikir Poirot. Mungkin Bland berpikiran demikian pula. "Memang ada segolongan wanita yang tak bisa dipaksa," kata Poirot. "Kita tak bisa menakut-nakutinya, atau membujuknya, atau membuang-buang waktu dengannya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Setelah tehnya habis, Inspektur Bland mendesak lalu pergi, dan Poirot lalu mengeluarkan permainan teka-teki potonganpotongan gambarnya untuk meredakan rasa jengkelnya yang menumpuk. Ya, dia memang jengkel. Merasa jengkel dan merasa harga dirinya terpukul. Nyonya Oliver meminta dia Hercule Poirot, datang untuk menjelaskan misteri! Wanita itu sudah merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres, dan ternyata memang ada sesuatu yang tak beres. Dan dengan penuh keyakinan, wanita itu telah menaruh harapan pada Hercule Poirot, pertama untuk mencegah dan dia tak berhasil mencegahnya - dan kedua untuk menemukan pembunuh. Tetapi Poirot berada dalam suatu kabut. dalam semacam kabut di mana kadang-kadang tampak cahaya yang menyesatkan. Sekali-sekali melihat cahaya itu secara sekilas. Dan setiap kali dia gagal pula untuk menembus lebih dalam. Dia telah gagal memanfaatkan, apa yang menurut anggapannya tampak sejenak. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot bangkit, menyeberang ke sisi lain dari perapian, mengatur letak kursi itu supaya lebih baik. lalu duduk di kursi itu. Dia beralih dari teka-teki potongan-potongan gambar ke suatu teka-teki perkara pembunuhan. Dikeluarkannya sebuah buku catatan dari sakunya, lalu dia menulis dengan huruf-huruf kecil dan rapi, 'Etienne De Sousa, Amanda Brewis, Alec Legge, Peggy Legge, Michael Weyman.' Secara fisik tak mungkin bagi Sir George dan Warburton untuk membunuh Marlene Tucker. karena secara fisik, bukannya tak mungkin bagi Nyonya Oliver untuk melakukan pembunuhan itu. sebentar kemudian nama wanita itu ditambahkannya pada daftar tadi. Ditambahkannya pula nama Nyonya Masterton karena seingatnya dia tidak me-lihat Nyonya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Masterton terus-menerus di halaman berumput antara jam empat dan jam lima kurang seperempat. Dia menambahkan pula nama Hendon, kepala urusan rumah tangga - mungkin karena seorang kepala rumah tangga yang penuh rahasia telah tercantum pula dalam daftar orang-orang yang dicurigai dalam permainan Pelacakan Pembunuhan Nyonya Oliver, dan bukan karena dia sendiri Menaruh curiga terhadap seniman berambut hitam dengan pemukul gongnya itu. Dia mencatat juga 'anak laki-laki berkemeja penyu' dengan tanda tanya di belakangnya. Kemudian dia-tersenyum, mengge-leng, mengambil peniti hias dari kelepak jasnya, lalu menusukkan jarum itu dengan mata tertutup ke daftar nama-nama tadi. "Inilah cara .yang terbaik," pikirnya. Dia merasa kesal ketika ternyata bahwa peniti itu menusuk ke nama yang terakhir. "Goblok aku ini," kata Hercule Poirot. "Apa hubungan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi seorang anak laki-laki berkemeja penyu dengan pembunuhan ini?" Tetapi dia menyadari pula bahwa dia pasti punya alasan untuk mengikutserta kan tokoh yang penuh teka-teki itu ke dalam daftarnya itu. Dia teringat lagi waktu dia duduk di bangunan berkubah, dan betapa terkejutnya anak muda itu waktu melihat dia di sana. Wajah itu tidak menyenangkan, meskipun tampan dan muda. Wajah itu juga licik dan sombong. Pemuda itu datang ke situ dengan suatu tujuan. Dia telah datang untuk menemui seseorang, lalu ternyata orang itu tidak ditemukannya atau tak mau menemuinya dengan cara yang biasa. Mungkin yang diingininya adalah suatu pertemuan yang tak boleh menarik perhatian Suatu pertemuan yang salah. Adakah kaitannya dengan pembunuhan itu" Poirot menggali pikirannya. Seorang anak lakilaki yang tinggal di Wisma Remaja - artinya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi seorang anak laki-laki yang berada di daerah itu paling lama hanya dua malam. Apakah dia hanya iseng-iseng saja datang" Salah seorang dari sekian banyak pelajar yang mengunjungi Inggris" Seorang siswa yang sama dengan kedua gadis yang diberinya tumpangan di mobilnya pada hari pertama itu" Ataukah dia datang ke sana dengan suatu maksud, untuk menemui seseorang" Mungkin mereka telah bertemu dalam keramaian itu - mungkin saja. "Aku tahu banyak," kata Hercule Poirot sendiri "Dalam tanganku ada beberapa potongan yang merupakan bagian dari teka-teki potongan gambar itu. Aku sudah punya bayangan mengenai jenis kejahatan itu - tapi mungkin aku tidak melihatnya dengan cara yang betul." Dia membalik suatu halaman dari buku catatanya dan menulis, "Benarkah, Lady Stubbs Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi telah menyuruh Nona Brewis mengantar teh pada Marlene" Bila tidak, mengapa Nona Brewis berkata bahwa Lady Stubbs yang menyuruhnya?" Dipikirkannya soal itu. Mungkin saja Nona Brewis sendiri yang ingin membawa kue dan sari buah pada gadis itu. Tapi kalau demikian halnya mengapa tidak diakuinya" Mengapa dia harus berbohong dan mengatakan Lady Stubbs yang menyuruhnya" Mungkinkah karena ketika Nona Brewis masuk ke gudang kapal didapatinya Marlene sudah meninggal" Hal itu sulit dapat diterima, kecuali kalau Nona Brewis yang bersalah. Dia bukan wanita penggugup atau pelamun. Bila dia menemukan gadis itu meninggal, dia pasti sudah memberitahukannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot menatap dua buah pertanyaan yang telah ditulisnya. Tanpa disadarinya timbul perasaannya bahwa ada di antara kata-kata itu yang merupakan petunjuk yang tepat. Tetapi sayang dia tak dapat menentukan yang mana. Setelah berpikir empat atau lima menit, dia menulis lagi. "Etienne De Sousa menerangkan bahwa dia telah menulis surat pada sepupunya tiga minggu sebelum dia tiba di Nasse House. Apakah pernyataan itu benar?" Poirot merasa hampir yakin bahwa itu tak benar. Dia teringat peristiwa di meja makan waktu sarapan. rasanya tak ada alasan yang masuk akal mengapa Sir George atau Lady Stubbs berpura-pura heran atau ketakutan, bila mereka tidak benar-benar merasa begitu. Dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tak bisa melihat tujuan yang bisa dicapai dengan cara itu. Tetapi seandainya Etienne De Sousa yang berbohong, mengapa" Untuk memberikan kesan bahwa kunjungannya sudah diberitahukannya sebelumnya dan diterima baik" Mungkin begitu, tetapi alasan itu adalah alasan yang diragukan kebenarannya! Sama sekali tak ada bukti bahwa surat itu pernah ditulis atau diterima. Apakah itu suatu usaha De Sousa untuk memperoleh kepercayaan-supaya kunjungannya kelihatan wajar dan bahkan diharapkan" Memang Sir George telah menyambutnya dengan ramah-tamah, meskipun dia tak mengenalnya. Poirot berhenti karena pikirannya macet. Sir George tidak kenal De Sousa. Istrinya yang kenal laki-laki itu tidak melihatnya. Mungkinkah ada Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sesuatu di situ" Adakah kemungkinan bahwa De Sousa yang tiba di keramaian hari itu, sebenarnya bukan De Sousa" Dibalik-baliknya gagasan itu dalam otaknya, tetapi dia tetap tak bisa melihat titik terang. Apa keuntungan bagi De Sousa untuk datang dan memperkenalkan diri sebagai De Sousa, kalau dia bukan De Sousa" Bagaimanapun juga, bagi De Sousa tak ada keuntungan apa-apa yang bisa diambilnya dari kematian Hattie. Polisi telah memastikan bahwa Hattie tak punya kekayaan apa-apa - tak punya uang sendiri kecuali yang diberi suaminya. Poirot mencoba mengingat kembali baik-baik apa kata Hattie padanya pagi itu. "Dia laki-laki jahat. dia sering berbuat jahat." Dan menurut Bland, Hattie berkata pada Sir George, "Dia suka membunuh orang." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Hal itu menjadi agak jelas setelah dipelajari semua kenyataannya. "Dia membunuh orang." Pada hari kedatangan Etienne De Sousa ke Nasse House jelas seorang telah dibunuh, bahkan mungkin dua orang. Nyonya Folliat berkata agar orang tidak memperhatikan katakata Hattie. Hal itu ditekankannya benar. Nyonya Folliat - Hercule Poirot mengerutkan alisnya, lalu membantingkan tangannya ke lengan kursi. "Selalu - pikiranku selalu kembali pada Nyonya Folliat. Dialah kunci dalam segala urusan ini. Bila saja aku tahu apa yang diketahui wanita tua itu... Aku tak bisa enak-enak duduk saja di kursi ini dan hanya berpikir. Tidak, aku harus naik Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kereta api dan pergi ke Devon untuk mengunjungi Nyonya Folliat." Hercule Poirot berhenti sebentar di pintu gerbang Nasse House yang terbuat dari besi tempa. Dia memandang ke depannya, ke jalan masuk ke rumah yang berliku-liku. Saat itu bukan musim panas lagi. Daun-daun berwarna coklat keemasan beterbangan lembut jatuh dari pohon-pohon. Di dekatnya, tebing sungai yang berumput diwarnai oleh bunga-bunga yang berwarna biru kehijauan. Poirot mendesah. Mau tak mau dia merasa tertarik akan keindahan Nasse House. Dia sebenarnya bukanlah pengagum alam yang liar - dia suka segala sesuatu yang apik dan rapi - tapi dengan sendirinya dia mengagumi juga keindahan liar yang lembut dari tanaman dan pepohonan di situ. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Pondok kecil yang serambinya bertiang segi empat itu ada di sebelah kirinya. Petang itu indah. Nyonya Folliat mungkin tak ada di rumah. Mungkin dia sedang berada di suatu tempat dengan keranjang kebunnya atau sedang mengunjungi teman-temannya di sekitar situ. Dia banyak teman. Ini tempat tinggalnya selama bertahun-tahun lamanya. Apa kata orang tua di dermaga itu" "Di Nasse House selalu ada anggota keluarga Folliat." Poirot mengetuk pintu perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian didengarnya langkahlangkah kaki di dalam. Kedengarannya lambat dan agak bimbang. Lalu pintu terbuka dan Nyonya Folliat berdiri di ambang pintu. Poirot terkejut melihat betapa tua dan kurusnya wanita itu. Sedang Nyonya Folliat menatapnya keheranan sesaat sebelum berkata, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Anda rupanya, M. Poirot!" Sekilas Poirot melihat rasa takut di mata wanita tua itu, tetapi mungkin itu hanya bayangannya saja. "Bolehkah saya masuk, Nyonya?" katanya dengan hormat. "Tentu." Kini sikapnya sudah kembali seperti biasa, dan dengan isyarat dia mempersilakan Poirot masuk serta menduluinya masuk ke ruang tamunya yang kecil. Di atas tempat perapian terdapat hiasan-hiasan halus dari Chelsea, beberapa buah kursi yang berlapis bahan halus yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi terpilih, sedang di atas meja terdapat stelan teh dari Derby. "Saya ambilkan sebuah cangkir lagi," kata Nyonya Folliat. Poirot mengangkat tangannya dengan maksud melarangnya, tetapi Nyonya Folliat tak mengindah kan larangan itu. "Anda tentu harus minum teh," katanya. Dia keluar dari kamar. Sekali lagi Poirot melihat ke sekelilingnya. Dia melihat pekerjaan jahitan di atas meja, ada bantalan kecil yang bagus dan sebatang jarum tertusuk di situ. Di- dinding tersandar rak buku. Pada dinding tergantung sekumpulan barang-barang kecil dan sebuah foto yang sudah pudar berbingkai perak - foto Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi seorang pria berseragam, berkumis kaku, dan dagunya lemah. Nyonya Folliat kembali dengan membawa cangkir dan alasnya. "Suami Andakah ini, Nyonya Folliat?" tanya Poirot. "Ya." Melihat mata Poirot yang melayang ke bagian atas dari rak buku seperti mencari foto-foto lain, Nyonya Folliat berkata dengan tegas, "Saya tak suka foto. Foto-foto hanya membuat orang terlalu banyak hidup di masa lalu. Orang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi harus belajar melupakan. Kita harus mau memotong dahan yang sudah mati." Poirot ingat bahwa waktu pertama kali dia melihat Nyonya Folliat, wanita tua itu memang sedang menggunting tanaman di tebing sungai. Seingatnya, waktu itu pun wanita itu mengatakan sesuatu, tentu kayu yang sudah mati. Poirot memandangi wanita itu dengan termangu, menilai wataknya. Dia seorang wanita yang penuh teka-teki, pikirnya. Dan wanita ini, meskipun penampilannya lembut dan rapuh, bisa juga kejam. Dia wanita yang bisa memotong kayu mati, bukan hanya dari tanaman tetapi juga dari hidupnya.... Nyonya Folliat duduk lalu menuang teh sambil bertanya, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mau susu" Gula?" Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Tolong tiga potong gula, Nyonya." Diberikannya teh itu pada Poirot dan berkata, "Saya heran melihat Anda datang. Saya tak menyangka Anda akan lewat di daerah ini lagi." "Saya sebenarnya tidak sekedar lewat." "Tidak?" tanyanya dengan alis terangkat. "Kunjungan saya ke daerah ini adalah sengaja." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Nyonya Folliat masih memandanginya dengan pandangan bertanya. "Saya sengaja datang kemari untuk menemui Anda." "Begitukah?" "Pertama-tama- apakah belum ada berita tentang Lady Stubbs?" Nyonya Folliat menggeleng. "Kemarin dulu ada mayat mengapung di Cornwall," katanya. "George pergi ke sana untuk melihat kalau-kalau dia bisa mengenalinya. Tapi ternyata bukan dia." Kemudian ditambahkannya, "Saya kasihan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sekali pada George. Berat sekali tekanan batinnya." "Masihkah dia berkeyakinan bahwa istrinya masih hidup?" Nyonya Folliat menggeleng perlahan-lahan. "Saya rasa dia sudah berhenti berharap," katanya "Apalagi bila Hattie masih hidup, dia tak akan bisa bersembunyi terus, dengan adanya nyamuk-nyamuk pers dan polisi yang mencari terus. Meskipun seandainya dia sudah kehilangan akal sama sekali, yah, tentulah polisi sudah akan menemukannya sekarang." "Kelihatannya memang begitu," kata Poirot "Apakah polisi masih mencari?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya rasa masih. Saya kurang tahu." "Tapi Sir George sudah berhenti berharap." "Dia tidak berkata begitu," kata Nyonya Folliat. "Apalagi akhir-akhir ini saya tidak bertemu dengannya. Dia sering ke London." "Bagaimana dengan gadis yang terbunuh itu" Belum adakah perkembangan mengenai hal itu?" "Sepanjang pengetahuan saya, belum. Suatu kejahatan yang tak masuk akal - benarbenar tak beralasan. Kasihan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya lihat Nyonya masih sedih bila teringat dia." Nyonya Folliat tidak segera menyahut. Kemudian dia baru berkata, "Saya rasa bila orang sudah tua, kematian seorang yang muda membuatnya sedih luar biasa. Kami yang tua-tua ini menunggu kematian, tapi anak itu, masih panjang hidup yang seharusnya dihadapinya." "Tapi meskipun, seperti kata Anda, kita yang tua-tua ini menunggu kematian," kata Poirot, "kita tak benar-benar ingin. Saya sendiri tak ingin. Saya masih merasa hidup ini menarik." "Bagi saya tidak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Wanita itu seperti berbicara pada dirinya sendiri, bahunya makin lemas. "Saya sudah letih sekali, M. Poirot. Saya tidak hanya siap untuk mati, tapi saya malah bersyukur kalau ajal saya sampai." Poirot cepat-cepat menoleh padanya. Seperti yang pernah terpikir olehnya, sekarang pun dia bertanya-tanya sendiri, bukankah seorang wanita sakit yang sedang duduk di hadapannya ini, seorang wanita yang mungkin tahu atau bahkan yakin akan datangnya kematian. Kalau tidak, dia tak mengerti mengapa wanita ini tampak begitu lemah dan lelah. Padahal wanita ini tidak berwatak lemah, sepanjang pengetahuannya. Menurut dia, Amy Folliat adalah seorang wanita berwatak, yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi punya kekuatan dan keyakinan. Dia telah menghadapi banyak kesulitan dalam hidupnya kehilangan rumah, kehilangan kekayaan, kematian kedua putranya. Dia telah mampu mengatasi semuanya itu. Dia telah memotong 'dahan tua' seperti yang diucapkannya sendiri. Tetapi kini ada sesuatu dalam hidupnya yang tak dapat dipotongnya, yang tak siapa pun bisa memotongnya dari dirinya. Bila itu bukan penyakit jasmaniah, Poirot tak tahu apa itu. Tiba-tiba Nyonya Folliat tersenyum kecil, seolah-olah dia telah membaca pikiran Poirot. "Ketahuilah, M. Poirot, sudah tak banyak lagi gunanya saya hidup," katanya. "Saya memang banyak sahabat, tapi tak punya anak dan suami, bahkan tak ada sanak saudara." "Tapi rumah Anda masih ada," kata Poirot tanpa disadarinya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Maksud Anda Nasse" Ya...." "Bukankah itu rumah Anda, meskipun secara teknis itu milik Sir George Stubbs" Karena sekarang Sir George sedang berada di London, Andalah tentu yang menggantikan kekuasaannya di sini." Sekali lagi Poirot melihat bayangan ketakutan di mata Nyonya Folliat. Dan wanita itu berkata dengan tegang, "Saya benar-benar tak tahu apa maksud perkataan Anda itu, M. Poirot. Saya berterima kasih pada Sir George yang mau menyewakan pondok ini pada saya. Saya benar-benar menyewa, M. Poirot. Saya membayarnya setahun sekali dan saya diberi hak untuk ke Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mana saja di tanah miliknya ini." Sambil mengangkat tangannya Poirot berkata, "Saya minta maaf, Nyonya. Tak ada maksud saya untuk menyinggung Anda." "Saya pasti telah salah faham," kata Nyonya Folliat dingin. "Tempat ini cantik," kata Poirot. "Rumahnya indah, tanah di sekelilingnya pun bagus. Semuanya di sini tenang dan damai." "Benar." Wajah wanita itu berseri. "Kami selalu merasa begitu. Saya sudah merasakannya waktu saya pertama kali datang kemari, waktu saya masih kecil." "Tapi masih adakah kedamaian dan ketenangan itu sekarang, Nyonya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mengapa tidak?" "Pembunuhan yang tak berbalas," kata Poirot. "Tertumpahnya darah orang yang tak bersalah, setelah bayangan itu terungkap, barulah akan ada kedamaian lagi." Kemudian dilanjutkannya, "Saya rasa, Nyonya pun tahu itu." Nyonya Folliat tak menjawab. Dia tak bergerak dan tak berkata apa-apa. Dia duduk diam saja dan Poirot tak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Poirot agak membungkuk dan berkata lagi, "Nyonya, Anda tahu banyak - bahkan mungkin tahu segala-galanya - tentang pembunuhan itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi anda tahu siapa yang membunuh gadis itu, dan Anda tahu mengapa. Anda tahu pula siapa yang membunuh Hattie Stubbs, dan Anda barangkali tahu di mana mayatnya sekarang terbaring." Kini Nyonya Folliat baru berbicara. Suaranya nyaring dan kasar. "Saya tak tahu apa-apa," katanya. "Mungkin saya telah menggunakan kata-kata yang salah. Anda tak tahu - tapi saya rasa Anda bisa menduga. Saya yakin Anda bisa menduganya." "Anda berkata yang bukan-bukan!" "Ini bukan soal yang bukan-bukan - ini lain sekali - ini berbahaya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Berbahaya" Bagi siapa?" "Bagi Anda, Nyonya. Selama Anda merahasiakan apa yang Anda ketahui, Anda berada dalam bahaya Saya lebih tahu tentang pembunuhan daripada Anda Nyonya." "Sudah saya katakan tadi, saya tak tahu apa-apa." "Kalau begitu, menaruh curiga -?" "Saya tak menaruh kecurigaan apa-apa." "Maaf, Nyonya, tapi itu tak benar." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Berbicara berdasarkan kecurigaan saja adalah salah - jahat sekali." "Sama jahatnya dengan apa yang telah terjadi di sini sebulan yang lalu?" kata Poirot sambil membungkuk. Nyonya Folliat tersandar jauh ke dalam kursinya seperti menghimpitkan dirinya. Setengah berbisik dan berkata, "Jangan bicarakan itu dengan saya." Lalu dia menambahkan setelah menarik napas panjang dan gemetar, "Bagaimanapun juga hal itu sudah berlalu Sudah terlanjur - habis perkara." "Bagaimana Anda bisa berkata begitu, Nyonya" Berdasarkan pengalaman saya sendiri, saya beri Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tahu Anda bahwa bagi seorang pembunuh tak pernah habis perkaranya." Nyonya Folliat menggeleng. "Tidak. Tidak. Sudahlah. Apalagi saya tak bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa." Poirot bangkit dan memandangi wanita tua itu. dan wanita tua itu berkata dengan kesal, "Mengapa Anda ribut-ribut, sedang polisi saja sudah menyerah." Poirot menggeleng. "Oh, tidak, Nyonya, Anda keliru. Polisi tidak menyerah. Dan saya," sambungnya lagi, "juga tidak menyerah. Ingat itu. Saya, Hercule Poirot, tidak menyerah." Suatu kalimat penutupan yang khas dari Hercule Poirot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Setelah meninggalkan Nasse, Poirot pergi ke desa tempat tinggal keluarga Tucker. Setelah bertanya tanya, dia menemukan pondok mereka. Ketukannya di pintu tak terdengar, karena tertelan oleh suara Nyonya Tucker yang tinggi melengking dari dalam "- Enak saja kau, Jim Tucker, membawa masuk sepatumu ke lantaiku yang sudah mengkilap. Sudah beribu kali kukatakan. Sepagi-pagian aku menyikat dan meminyakinya, sekarang lihat." Samar-samar terdengar suara berat suaminya yang menjawab. Jawabannya itu bersifat menyabarkan. "Tak mungkin kau lupa terus. Ini semua karena kau tergila-gila mendengarkan berita olahraga Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi di radio. Padahal tak sampai dua menit kauperlukan untuk menanggalkan sepatumu itu. Dan kau Gary jangan permainkan permen lolipop itu. Aku tak mau ada bekas tangan bergula begitu pada teko perak yang bagus itu. He, Marylin, ada orang mengetok pintu. Lihat, siapa itu." Pintu, terbuka perlahan-lahan dan seorang anak berumur sebelas atau dua belas tahun mengintip curiga pada Poirot. Sebelah pipinya menggembung karena berisi permen. Gadis cilik itu gemuk, bermata kecil berwarna biru, dan tidak cantik. "Seorang laki-laki, Ma," teriaknya. Nyonya Tucker pergi ke pintu dengan rambut tergerai ke mukanya yang panas. "Ada apa?" tanyanya tajam. "Kami tak perlu -" dia terhenti, kelihatannya mulai mengenali samar-samar. "Oh, coba saya ingat-ingat, bukankah Anda yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi saya lihat bersama polisi hari itu?" "Maafkan saya, Nyonya, kalau saya mengingatkan anda kembali pada kenangan sedih itu," kata Poirot sambil langsung masuk. Pandangan Nyonya Tucker langsung terarah ke kaki Poirot. Tetapi sepatu kulitnya tadi hanya melewati jalan besar. Tak ada bekas lumpur yang ditinggalkannya di lantai Nyonya Tucker yang mengkilap itu. "Mari silakan masuk, Tuan," katanya sambil menyingkir memberinya jalan, lalu membuka pintu kamar di sebelah kanannya. Poirot dipersilakan masuk ke dalam sebuah ruang tamu kecil yang luar biasa rapinya. Tercium bau brasso, minyak semir perabotan. Di situ terdapat kursi tamu besar model Jacobean, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dua buah pot, dan sebuah pembatas perapian besar dari kuningan. Ada pula sejumlah barangbarang hiasan dari porselen. "Silakan duduk, Tuan. Saya tak ingat nama anda. Saya rasa saya malah belum pernah mende-ngarnya." "Nama saya Hercule Poirot," kata Poirot cepat-cepat. "Sekali lagi saya berada di daerah ini dan saya kemari untuk menyatakan belasungkawa saya dan juga untuk bertanya apakah ada perkembangan-perkembangan baru. Saya percaya pembunuh putri Anda sudah ditemukan." "Bayangannya pun tak ada," kata Nyonya Tucker dengan nada pahit. "Memalukan sekali. Saya pikir polisi tak mau bersusah payah kalau hanya untuk orang-orang seperti kami ini. Apa sebenarnya polisi itu" Kalau semua seperti Bob Hoskins itu, saya tak heran kalau negeri ini Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi penuh dengan kejahatan Kerjanya tak lain mengintip ke dalam mobil-mobil yang terparkir di Common saja." Pada saat itu, Tuan Tucker yang sudah menanggal kan sepatunya muncul di pintu. Dia hanya berkata kaki. Orangnya besar bermuka merah, air mukanya membayangkan sifatnya yang suka kedamaian. "Polisi sih tak salah," katanya dengan suara serak. "Mereka pun punya kesulitan seperti kita juga, Penjahat-penjahat itu yang tak mudah dicarinya Mereka itu sama saja dengan kita-kita ini, Anda tahu kan maksud saya?" sambungnya berbicara langsung pada Poirot. Gadis cilik yang tadi membukakan pintu muncul di belakang ayahnya, dan seorang anak laki-laki Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi berumur kira-kira delapan tahun menjulurkan kepalanya ke pundak gadis itu. Keduanya menatap Poirot dengan penuh perhatian. "Pasti ini putri bungsu Anda," kata Poirot. "Ya, namanya Marylin," kata Nyonya Tucker. "Dan itu Gary. Ayo, salami tamu kita, Gary, dan jaga sopan santun." Gary mundur. "Dia pemalu," kata ibunya. "Tuan baik sekali," kata Tuan Tucker, "mereka datang dan bertanya-tanya tentang Marlene. Ah, itu benar-benar perkara yang mengerikan." "Saya baru saja mengunjungi Nyonya Folliat," Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kata M. Poirot. "Agaknya dia pun sangat terpukul oleh kejadian itu." "Sejak peristiwa itu beliau sakit-sakitan," kata Nyonya Tucker. "Beliau sudah tua dan tentulah sangat mengejutkannya, karena terjadi di tempatnya diri." Sekali lagi Poirot mencatat dalam hatinya anggapan semua orang tanpa mereka sadari bahwa Nasse House masih milik Nyonya Folliat. "Bagaimanapun juga, beliau tentu merasa bertang-gung jawab," kata Tuan Tucker, "Meskipun tak ada hubungannya dengan diri beliau sendiri." "Siapa sebenarnya yang mengusulkan agar Marlene yang berperan sebagai korban?" tanya Poirot. "Pengarang wanita dari London itu," kata Nyonya Tucker tanpa ragu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tapi dia orang baru di daerah ini. Dia bahkan tak tahu siapa Marlene," kata Poirot dengan tenang. "Nyonya Mastenon mengumpulkan gadis-gadis di desa ini," kata Nyonya Tucker, "dan saya rasa Nyonya Masterton-lah yang menyuruh Marlene melakukan peran itu. t)an Marlene pasti merasa senang." Poirot sekali lagi merasa terbentur pada dinding kosong. Tetapi dia sekarang maklum apa yang dirasakan Nyonya Oliver waktu dia mula-mula memanggilnya. Ada seseorang yang menjadi dalang, seseorang yang mengajukan keinginannya sendiri melalui orang-orang terkemuka lainnya, Nyonya Oliver dan Nyonya Masterton. Mereka itulah tokoh-tokoh utamanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Nyonya Tucker," katanya, "apakah Marlene pernah tahu tentang - eh - penjahat pembunuhan?" "Dia tidak akan pernah tahu tentang orang-orang begituan," kata Nyonya Tucker baik-baik. "Oh," kata Poirot, "tapi suami Anda baru saja berkata bahwa penjahat-penjahat itu sulit dikenali, Mereka itu sama saja dengan - eh Anda dan saya. Mungkin ada seseorang yang berbicara dengan Marlene dalam keramaian itu atau sebelumnya. lalu I berteman dengannya dengan cara yang tak merugi kan. Memberinya hadiah-hadiah, umpamanya." "Ah, tidak, Tuan, tak mungkin begitu. Marlene tidak akan mau menerima hadiah dari orang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi yang tak dikenalnya baik-baik. Saya mendidiknya baik-baik." "Tapi mungkin dia beranggapan bahwa hal itu tak ada salahnya," kata Poirot benahan. "Mungkin seorang wanita baik-baik yang memberinya barang-barang itu." "Maksud Anda, seseorang seperti Nyonya Legge di Mill Cottage itu?" "Ya, begitulah," kata Poirot. "Sekali dia memberi lipstik pada Marlene," kata Nyonya Tucker. "Saya marah sekali. Aku tak mau kau memakai yang begituan di mukamu, Marlene kata saya. Ingat, apa kata ayahmu nanti. Ah, wanita yang tinggal di Pondok Lawder itu yang memberi saya, jawabnya lancang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dikatakannya pula bahwa saya pantas memakainya. Lalu saya katakan bahwa dia tak boleh mendengarkan apa yang dikatakan wanita-wanita dari London itu. Biarkan saja mereka memerahkan muka mereka, menghitamkan pelupuk matanya, dan sebagainya itu. Tapi kau gadis baik-baik, kata saya, dan kau hanya mencuci mukamu dengan sabun dan air sampai umurmu jauh lebih tua daripada sekarang." "Tapi saya rasa dia tak sependapat dengan Anda," kata Poirot tersenyum. "Bila saya mengatakan sesuatu, saya bersungguh-sungguh," kata Nyonya Tucker. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Tiba-tiba Marylin yang gemuk itu tertawa cekikikan. Poirot melemparkan pandangan tajam ke arah anak itu. "Adakah yang lain lagi yang diberikan Nyonya Legge pada Marlene?" tanyanya. "Kalau tak salah dia memberinya syal yang sudah tak dipakainya lagi. Warnanya menyolok, tapi tak bermutu. Saya bisa melihat sesuatu bermutu atau tidak," kata Nyonya Tucker sambil mengangguk. "Saya pernah bekerja di Nasse House waktu masih gadis. Kaum wanita zaman itu memakai barang-barang bermutu. Bukan warna-warna yang me-nyolok atau segala nylon dan rayon itu - semuanya sutra asli." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Gadis-gadis tentu sekali-sekali suka barang-barang bagus itu wajar," kata Tuan Tucker membela anaknya. "Saya sendiri tak berkeberatan kalau dia memakai warna-warna cerah, tapi saya tak mau dia memakai tetekbengek seperti lipstik itu." "Saya kadang-kadang memang agak kasar terhadapnya," kata Nyonya Tucker, matanya tiba-tiba berkaca-kaca, "dan sekarang dia telah pergi dengan cara yang mengerikan itu. Setelah itu saya baru sadar bahwa saya sebenarnya tak boleh begitu kasar padanya. Ah, akhir-akhir ini tak sudah-sudahnya kesulitan dan penguburan. Kata orang, kesulitan tak pernah datang satu-satu, dan ternyata memang benar. "Adakah kehilangan lain yang Anda alami?" tanya Poirot dengan sopan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ayah istri saya," Tuan Tucker menjelaskan. "Pada suatu malam yang sudah larut dia pulang dari bar Three Dogs di seberang, naik perahunya, lalu mungkin dia tergelincir waktu naik ke dermaga dan jatuh ke sungai. Dia memang sebaiknya tinggal di rumah saja karena tuanya. Tapi kita tak bisa berbuat apa-apa terhadap orang-orang tua. Dia selalu saja sibuk di dermaga itu." "Ayah memang tahu banyak tentang kapalkapal," kata Nyonya Tucker. "Dulu dia pernah bertugas memelihara kapal Tuan Folliat tua, tapi itu sudah bertahun-tahun yang lalu." Kemudian ditam bahkannya, "Yah, bukan karena kehilangan Ayah merupakan kehilangan yang besar. Umurnya saja sudah lebih dari sembilan puluh tahun, tapi masih suka mengerjakan apa saja. Suka sekali ngoceh tentang segala macam. Memang sudah waktunya dia pergi. Tapi kami Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi harus menguburkannya dengan baik-baik - dan pembiayaan dua penguburan itu banyak sekali." Perhitungan keuangan itu tidak terlalu mendapat kan perhatian Poirot - dia mulai ingat sesuatu samar-samar. "Seorang laki-laki tua di dermaga" Saya ingat pernah bercakap-cakap dengan dia. Apakah namanya..." "Merdell, Tuan. Itulah nama saya sebelum menikah." "Kalau saya tak salah ingat, ayah Anda itu bekas mandor pengurus kebun di Nasse?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Bukan - itu abang saya yang tertua. Saya anak bungsu - kami sebelas bersaudara." Dengan bangga dia berkata lagi, "Bertahun-tahun lamanya selalu ada anggota keluarga Merdell di Nasse, tapi mereka sudah terpisah-pisah sekarang. Tinggallah Ayah." "Di Nasse House selalu ada keluarga Folliat," kata Poirot perlahan-lahan. "Bagaimana, Tuan?" "Saya mengulangi apa yang dikatakan ayah Anda yang tua itu pada saya di dermaga." "Ayah memang banyak berbicara omong kosong. Saya kadang-kadang harus menyuruhnya menutup mulutnya dengan kasar." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Jadi Marlene adalah cucu Merdell," kata Poirot. Ya - saya mulai mengerti -." Dia diam sebentar, dan merasa amat berdebar-debar. "Kata Anda, ayah Anda tenggelam di sungai?" "Benar, Tuan. Mungkin dia agak terlalu banyak minum. Saya tak tahu, entah dari mana dia mendapatkan uangnya. Tentu kadang-kadang dia mendapat upah di dermaga kalau membantu orang dengan perahunya di dermaga atau membantu orang memarkir mobil. Dia cerdik sekali menyembunyikan uangnya dari saya. Ya, saya rasa dia memang minum terlalu banyak. Saya rasa dia tergelincir waktu akan naik ke dermaga dari perahunya. Jadi dia jatuh lalu tenggelam. Mayatnya hanyut sampai ke Helmmouth esok harinya. Sebenarnya ajaib juga bahwa hal itu tak terjadi Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sebelumnya, padahal umurnya sudah sembilan puluh dua tahun dan matanya sudah setengah buta." "Memang ternyata hal itu tidak terjadi sebelum nya -." "Ah, kecelakaan terjadi cepat atau lambat-" "Kecelakaan," kata Poirot merenung. "Entahlah." Dia bangkit lalu bergumam, "Seharusnya sudah lama kuduga. Anak itu jelas-jelas sudah mengatakannya -." "Bagaimana, Tuan?" "Ah, tidak apa-apa," kata Poirot. "Sekali lagi saya menyatakan belasungkawa saya, baik atas kematian putri Anda maupun ayah Anda." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia bersalaman dengan suami-istri itu, lalu meninggalkan pondok itu. "Aku bodoh selama ini - bodoh sekali. Semuanya kutinjau dari segi yang salah." "Hei - Tuan." Panggilan itu hanya merupakan bisikan yang sangat berhati-hati. Poirot memandang berkeliling. Marylin si anak gemuk sedang berdiri di balik dinding pondok. Dia melambai pada Poirot supaya mendekat dan berbicara dengan berbisik, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Banyak yang ibu tak tahu," katanya. "Marlene tidak mendapatkan syal itu dari wanita yang di pondok itu." "Dari mana dia mendapatkannya?" "Dibelinya di Torquay. Lipstik dan minyak wangi itu pun dibelinya. Minyak wangi itu lucu namanya-Newt in Paris. Juga sebotol krim bedak dasar yang dibacanya di iklan." Marylin tertawa cekikikan. "Ibu tak tahu. Marlene menyembunyikannya di bagian belakang lacinya, di bawah pakaian musim dinginnya. Kalau akan nonton, dia biasanya pergi ke WC perhentian bis dulu untuk bersolek." Marylin cekikikan lagi. "Ibu tak pernah tahu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tidakkah ibumu menemukan barang-barang itu setelah kakakmu meninggal?" "Tidak," katanya. "Sekarang saya yang mengambilnya - ada dalam laci saya. Ibu tak tahu." Poirot memandanginya sambil menilainya, lalu berkata, "Kau gadis yang pintar, Marylin." Marylin tertawa salah tingkah. "Nona Bird berkata, sebaiknya saya tak usah mencoba masuk ke Sekolah Lanjutan Bahasa." "Sekolah Lanjutan Bahasa bukan satu-satunya sekolah," kata Poirot. "Coba ceritakan, dari Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mana Marlene mendapatkan uang untuk membeli barang-barang itu?" "Entahlah," katanya. "Kurasa kau tahu," kata Poirot. Tanpa ragu dikeluarkannya uang sebanyak setengah crown dari sakunya, lalu ditambahkannya setengah crown lagi. "Kalau tak salah," katanya, "ada lipstik yang berwarna baru dan sangat menarik yang disebut 'Carmine Kiss'." "Hebat sekali," kata Marylin, tangannya sudah terulur ke arah uang yang lima shilling itu. Kemudian cepat-cepat dia berbisik, "Dia suka mengintip orang. Suka melihat kejadian-kejadian - Anda tahulah! lalu dia berjanji tidak akan menceritakannya dan orang-orang itu lalu memberinya hadiah. Mengerti, Tuan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot menyerahkan uang yang lima shilling itu. "Aku mengerti," katanya. Dia mengangguk pada Marylin, lalu pergi. "Aku mengerti," gumam Poirot sendiri lagi dengan penuh arti. Kini banyak hal sudah berada di tempatnya, Memang belum semuanya. Belum semuanya jelas-tapi dia sudah berada di jalan yang benar. Jalan yang jelas itu sebenarnya sudah lama ada, bila saja ada akalnya untuk melihatnya waktu itu. Percakapan yang pertama dengan Nyonya Oliver, beberapa kata Michael Weyman yang diucapkannya seenaknya, percakapan yang jelas dengan Pak Tua Merdell di dermaga, penjelasan-penjelasan yang diberikan No na Brewis - kedatangan Etienne De Sousa. di sebuah tempat telepon umum yang berdampingan dengan kantor pos, Poirot masuk lalu memutar sebuah nomor. Beberapa menit kemudian dia berbicara dengan Inspektur Bland. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "M. Poirot, di mana Anda?" "Saya ada di Nasse." "Tapi kemarin petang Anda masih ada di London." "Kita hanya memerlukan tiga setengah jam perjalanan kereta api untuk kemari," Poirot mengingatkan. "Ada yang akan saya tanyakan pada Anda." "Apa itu?" "Bagaimana kapal pesiar milik Etienne De Sousa itu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mungkin saya bisa menduga apa yang Anda pikirkan, M. Poirot, tapi saya bisa memastikan bahwa kapal itu bukan kapal semacam itu. Kalau yang Anda maksud adalah kapal untuk menyelundup, sama sekali tak cocok. Tak ada bagian-bagian yang tersembunyi atau lubanglubang rahasia. Kami pasti sudah menemukannya kalau ada. Tak ada tempat di situ di mana orang bisa menyembunyikan mayat." "Anda keliru, mon cher, bukan itu maksud saya. Saya hanya bertanya, kapal pesiar yang bagaimana, besar atau kecil?" "Oh - kapal itu bagus sekali - harganya tentu selangit. Segala-galanya bagus, baru dicat, peralatannya mewah." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tepat," kata Poirot. Kedengarannya dia senang sekali hingga Inspektur Bland keheranan. "Apa maksud Anda, M. Poirot?" tanyanya. "Etienne De Sousa itu orang kaya," kata Poirot. "Itu sudah jelas, Sahabat." "Mengapa?" tanya Inspektur Bland. "Hal itu cocok dengan gagasan saya yang baru," kata Poirot. "Jadi Anda punya gagasan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, akhirnya saya punya gagasan. Hingga saat ini saya tolol sekali." "Maksud Anda, kita semua tolol." "Tidak," kata Poirot, "maksud saya khusus saya sendiri. Saya beruntung karena ada jalan yang benar-benar terang di hadapan saya, tapi saya tidak melihatnya." "Tapi sekarang apakah Anda sudah pasti punya sesuatu?" "Ya, saya rasa begitulah." "Coba, M. Poirot -." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Tetapi Poirot sudah berhenti berbicara. Setelah mencari-cari uang recehan dalam sakunya, dia minta dihubungkan langsung ke nomor telepon Nyonya Oliver di London. "Tapi jangan ganggu wanita itu dengan menyuruh nya menjawab telepon ini, kalau beliau sedang bekerja," Poirot buru-buru menambahkan. Dia ingat bagaimana getirnya Nyonya Oliver menegurnya karena telah mengganggu serangkaian pikiran yang kreatif dan akibatnya dunia telah kehilangan suatu misteri yang penuh persekongkol an, yang berkisar di sekitar baju wol berlengan panjang model lama. "Bagaimana ini?" tanya petugas telepon. "Mau atau tidak Anda disambungkan langsung?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mau," kata Poirot, dan dengan demikian dia mengorbankan ilham Nyonya Oliver gara-gara ketidaksabarannya sendiri. Dia merasa lega waktu mendengar Nyonya Oliver berbicara. Waktu Poirot meminta maaf, Nyonya Oliver memotongnya. "Baik sekali Anda menelepon saya," katanya "Saya baru saja harus keluar untuk memberitakan ceramah mengenai 'Bagaimana menulis buku' Sekarang saya bisa menyuruh sekretaris saya menelepon untuk mengatakan bahwa saya berha langan." "Tapi, Nyonya, jangan sampai saya menghalangi -." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Bukan soal menghalangi," kata Nyonya Oliver gembira. "Bisa-bisa saya nanti akan kelihatan bodoh sekali. Maksud saya apalah yang bisa kita katakan tentang bagaimana kita menulis buku" Paling-paling kita hanya berkata bahwa mulamula kita memikir kan sesuatu, dan bila sudah dipikirkan kita harus memaksa diri untuk duduk dan menuliskannya. Itu saja. Saya hanya memerlukan tiga menit untuk menjelaskan hal itu, dan ceramah itu pun akan berakhir dan semua orang jadi bosan sekali. Tak dapat saya membayangkan, mengapa semua orang selalu ingin sekali agar para pengarang berbicara tentang mengarang. Padahal saya berpendapat bahwa urusan seorang pengarang adalah menulis, bukan berbicara." "Padahal saya justru ingin bertanya tentang bagaimana Anda menulis." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Anda boleh bertanya," kata Nyonya Oliver, "tapi mungkin saya tidak akan tahu jawabnya. Maksud saya, orang duduk saja lalu menulis. Sebentar, saya memakai topi yang brengsek untuk ceramah itu - saya harus membukanya dulu. Topi itu menggores dahi saya." Dia berhenti sebentar, kemudian terdengar lagi suara Nyonya Oliver yang lega, "Zaman sekarang topi hanya sekedar lambang, bukan" Maksud saya, orang tidak lagi memakainya dengan maksud yang masuk akal, yaitu untuk menjaga agar kepala kita tetap hangat, atau melindungi kita dari sengatan matahari, atau menyembunyikan wajah kita dari orang-orang yang tak ingin kita jumpai. Bagaimana, M. Poirot, apakah Anda mengatakan sesuatu?" "Saya hanya mengucapkan suatu kata seru. Luar biasa," kata Poirot dengan hormat. "Anda selalu memberikan suatu gagasan pada saya. Sama dengan sahabat saya Hastings, dengan siapa Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi saya sudah bertahun-tahun tak bertemu. Anda telah memberi saya satu petunjuk lagi dalam masalah yang saya hadapi. Tapi jangan ditambah lagi. Izinkan saja saya bertanya lagi. Apakah Anda mengenal seorang ahli atom, Nyonya?" "Apakah saya mengenal seorang ahli atom?" kata Nyonya Oliver keheranan. "Entahlah. Mungkin ya. Maksud saya, saya mengenal beberapa orang profesor. Saya tak pernah tahu betul apa yang sebenarnya mereka lakukan." "Tapi Anda jadikan seorang ahli atom sebagai salah seorang yang dicurigai dalam permainan Pelacakan Pembunuhan Anda?" "Oh, itu! Itu sekedar ingin mengikuti zaman saja. Waktu saya pergi membeli hadiah-hadiah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi untuk keponakan-keponakan saya pada Hari Natal yang lalu, tak ada yang lain kecuali mainan tentang ilmu pengetahuan, tentang angkasa luar, atau mainan supersonik. Maka waktu saya harus mengatur Pelacakan Pembunuhan itu saya pikir, 'Sebaiknya kujadikan seorang ahli atom sebagai terdakwa utama supaya kelihatan modern.' Bila saya memerlukan istilah teknik, saya selalu bisa mendapatkannya dari Alec Legge." "Alec Legge - suami Peggy Legge" Apakah dia seorang ahli atom?" "Ya. Tapi bukan tamatan Harwell. Dia dari Wales atau Cardiff - atau Bristol, entahlah. Pondok di Helm itu hanya tempat mereka beristirahat saja Benar, jadi memang ada kenalan saya yang ahli atom!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dan karena bertemu dengan dia di Nasse House-lah barangkali Anda lalu mendapatkan gagasan tentang ahli atom itu" Tapi istrinya tidak berkebangsaan Yugoslavia, bukan?" "Bukan," kata Nyonya Oliver. "Peggy orang Inggris tulen. Anda tentu menyadari hal itu, bukan?" "Lalu apa yang memberikan gagasan tentang istri berkebangsaan Yugoslavia pada Anda?" "Saya benar-benar tak tahu.... Mungkin orang-orang pengungsian" Atau para pelajar itu" Gadis-gadis yang menerobos melanggar wilayah orang melalui hutan itu dan berbicara dalam bahasa Inggris yang patah-patah." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya mengerti.... Ya, sekarang saya mengerti banyak." "Memang sudah waktunya," kata Nyonya Oliver "Maaf?" "Kata saya, memang sudah waktunya," kata Nyonya Oliver. "Anda mengerti beberapa hal, maksud saya. Agaknya sampai sekarang Anda tak berbuat apa-apa." Suaranya mengandung teguran "Orang tak bisa mengambil keputusan sekaligus dalam satu saat," kata Poirot membela diri. "Polisi bahkan sudah gagal sama sekali," sambungnya. Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ah, polisi," kata Nyonya Oliver. "Kalau saja seorang wanita yang menjadi kepala Scotland Yard..." Mendengar kata-kata khas Nyonya Oliver itu, Poirot buru-buru menyela. "Perkaranya berbelit-belit," katanya. "Sangat berbelit-belit. Tapi sekarang saya sudah menemukan jalan - tapi ini rahasia kita berdua saja -." Nyonya Oliver tetap tak terkesan. "Ya, tapi sementara itu sudah terjadi dua pembunuhan," katanya. "Tiga," Poirot memperbaiki. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tiga pembunuhan" Siapa yang ketiga?" "Seorang tua bernama Merdell," kata Hercule Poirot. "Saya belum mendengar tentang yang itu," kata Nyonya Oliver. "Apakah akan dimuat dalam surat-surat kabar?" "Tidak," kata Poirot. "Sampai saat ini tak seorang pun curiga - semua menyangka bahwa itu kecelakaan." "Padahal bukan kecelakaan?" "Bukan," kata Poirot, "itu bukan kecelakaan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Katakan siapa yang melakukannya - maksud saya ketiga pembunuhan itu - atau tak bisakah Anda mengatakannya melalui telepon?" "Kita tak bisa mengatakan yang begituan lewat telepon," kata Poirot. "Kalau begitu kita tutup saja pembicaraan ini," kata Nyonya Oliver. "Saya tak tahan lagi." "Tunggu sebentar," kata Poirot. "Ada sesuatu lagi yang ingin saya tanyakan pada Anda. Apa, ya?" "Itu pertanda meningkatnya usia," kata Oliver. "Saya juga begitu. Sering lupa -." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ada sesuatu, sesuatu yang kecil - yang merisaukan saya. Di gudang kapal -" Poirot membalik-balik pikirannya. Tumpukan buku komik itu. Kata-kata Marlene yang tercoret-coret di tepi halaman. "Albert pacaran dengan Doreen." Dia merasa ada sesuatu yang kurang - ada sesuatu yang harus ditanyakannya pada Nyonya Oliver. "Anda masih di situ, M. Poirot?" tanya Nyonya Oliver. Pada saat yang bersamaan operator meminta tambahan uang. Setelah ini dilaksanakan, Poirot berbicara lagi. "Anda masih di situ, Nyonya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Masih," kata Nyonya Oliver. "Janganlah kita membuang-buang uang dengan hanya saling bertanya apakah kita masih ada. Ada apa?" "Sesuatu yang sangat penting. Ingatkah Anda Pelacakan Pembunuhan Anda?" "Tentu saya ingat. Bukankah mengenai hal itu pembicaraan kita sejak tadi?" "Saya telah membuat suatu kesalahan besar," kata Poirot. "Saya tak pernah membaca ringkasan cerita Anda untuk para peserta. Dalam hal menemukan suatu pembunuhan, kelihatannya tak apa-apa. Saya keliru. Rupanya ada pentingnya. Anda seorang yang peka, Nyonya. Anda terpengaruh oleh suasana itu, juga oleh kepribadian orang-orang yang Anda jumpai. Dan semuanya itu tercermin dalam Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi karya Anda. Memang tidak terlalu nyata, tetapi semua itu merupakan sumber ilham tempat otak Anda yang subur itu menggali ciptaannya." "Itu merupakan bahasa bunga yang indah," kata Nyonya Oliver, "tapi apa sebenarnya maksud Anda?" "Bahwa Anda selalu tahu lebih banyak tentang kejahatan daripada yang Anda sadari. Nah, sekarang mengenai pertanyaan yang ingin saya tanyakan pada Anda - sebenarnya dua pertanyaan, tapi yang pertama yang sangat penting. Waktu Anda mula-mula "merencanakan" Pelacakan Pembunuhan An-da, apakah Anda memang bermaksud supaya mayat itu ditemukan di gudang kapal?" "Tidak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Di mana tempat yang Anda niatkan semula?" "Di rumah peristirahatan kecil yang lucu, yang tersembunyi di semak-semak rhododendron di dekat rumah itu. Saya pikir, itulah tempat yang tepat. Tapi kemudian seseorang, saya tak ingat benar siapa mendesak supaya ditemukan di bangunan berkubah itu. Nah, itu tentu merupakan gagasan yang gila-gilaan! Maksud saya, siapa pun bisa masuk ke sana seenaknya dan menemukan mayat itu tanpa mencari petunjuk barang satu pun! Orang-orang memang bodoh. Tentu saja saya tak bisa menyetujuinya." "Lalu Anda menyetujui gagasan di gudang kapal." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, begitulah jadinya. Sebenarnya tak ada salahnya gudang kapal itu, meski saya masih tetap berpendirian bahwa rumah peristirahatan itu akan lebih tepat." "Ya, teknik itulah yang Anda gariskan pada saya pada hari pertama. Ada satu hal lagi. Ingatkah Anda bahwa Anda mengatakan adanya petunjuk terakhir yang tertulis dalam salah satu buku komik yang diberikan untuk menghibur Marlene" "Ya, tentu." "Apakah petunjuk itu berbunyi seperti umpama nya -" Poirot memaksa dirinya mengingat-ingat kembali saat dia membaca corat-coret di buku itu. "- Albert pacaran dengan Doreen. Georgie Porgie suka mencium orang-orang yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi berjalan-jalan di hutan. Peter sukar mencubit gadis-gadis di bioskop." "Astaga, tentu tidak," kata Nyonya Oliver dengan suara agak terkejut. "Bukan kata-kata setolol itu Kata-kata yang saya cantumkan benar-benar suatu petunjuk." Kemudian dihaluskannya suaranya dan dia berkata dengan nada misterius, 'Lihat ke dalam ransel gadis ini" "Epatant!" seru Poirot. "Epatant! Buku komik yang bertulisan itu pasti sudah diambil. Hal itu tentu bisa membuat orang berpikir!" "Ransel itu ada di lantai di dekat mayat itu dan " "Ya, tapi saya berpikir tentang sebuah ransel lain." "Anda membingungkan saya dengan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ransel-ransel itu," keluh Nyonya Oliver. "Hanya ada satu ransel dalam kisah pembunuhan saya itu. Tak inginkah Anda tahu apa yang ada di dalamnya?" "Sama sekali tidak," kata Poirot. "Maksud saya," sambungnya dengan sopan, "saya tentu tergiur sekali untuk mendengarkannya, tapi -" Nyonya Oliver memotong kata 'tapi' itu. "Saya rasa, barang itu sesuatu yang merupakan hasil pikiran yang cerdik sekali," katanya, dengan kebanggaan seorang pengarang. "Dalam ransel Marlene, yang dimaksudkan sebagai ransel kepunyaan wanita Yugoslavia itu, Anda tahu maksud saya kan -?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, ya," kata Poirot, dia bersiap-siap diri untuk diselubungi kabut lagi. "Di dalamnya terdapat botol obat yang berisi racun yang dipakai tuan tanah untuk meracuni istrinya. Gadis Yugoslavia itu berada di sini untuk mengikuti pendidikan perawatan dan dia ada di rumah itu waktu Kolonel Blunt meracuni istrinya yang pertama guna mendapatkan uangnya. Gadis perawat itu mengambil botol bekas racun dan membawanya pergi untuk kemudian kembali lagi untuk memeras kolonel itu. Itulah sebabnya kolonel itu membunuhnya! Cocokkah jalan cerita itu, M. Poirot?" "Cocok dengan apa?" "Dengan gagasan Anda," kata Nyonya Oliver. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sama sekali tidak," kata Poirot. Tetapi dia buru-buru menambahkan, "Bagaimanapun juga, saya mengucapkan selamat, Nyonya. Saya yakin bahwa permainan Pelacakan Pembunuhan Anda itu begitu peliknya, hingga tak seorang pun berhasil memenangkan hadiahnya." "Tapi ada yang berhasil," kata Nyonya Oliver. "Memang lama sekali, kira-kira jam tujuh. Seorang wanita tua yang tabah, yang disangka kurang waras. Dia menemukan semua petunjuk dan tiba di gudang kapal dengan penuh rasa kemenangan. Tapi sayang nya, tentu dia menemukan polisi di sana. Maka dia pun mendengar tentang pembunuhan itu, dan saya rasa dialah orang terakhir yang mendengar tentang pembunuhan itu! Tapi mereka tetap memberikan hadiahnya." Dengan rasa puas ditambahkannya, "Anak muda yang jahat, yang mukanya berbintik bintik hitam dan mengatakan saya suka minum minuman keras Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi itu, tak bisa melanjutkan lebih jauh dari kebun bunga hydrangea." "Suatu hari nanti," kata Poirot, "Anda akan mengisahkan cerita Anda itu pada saya." "Sebenarnya saya malah berpikir akan menjadi kannya sebuah buku. Sayang untuk disia-siakan begitu saja," kata Nyonya Oliver. Dan benar juga, kira-kira tiga tahun kemudian Hercule Poirot membaca buku karangan Nyonya Oliver berjudul, Wanita dalam Hutan, dan sedang dia membacanya, Poirot heran mengapa dia merasa mengenal beberapa orang tokoh dan kejadian dalam cerita itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Matahari mulai terbenam ketika Poirot tiba di pondok yang secara resmi disebut Mill Cottage, dan oleh orang-orang setempat disebut Pink Cottage, di dekat Sungai Lawder. Diketuknya pintu pondok dan pintu itu terbuka begitu tiba-tiba, hingga Poirot terlompat mundur karena terkejut. Orang muda berwajah berang yang berdiri di ambang pintu, menatapnya sesaat tanpa mengenalinya. Kemudian dia tertawa kecil. "Halo," katanya, "sang detektif rupanya. Mari masuk, M. Poirot. Saya sedang berbenah." Poirot menerima ajakannya dan masuk ke dalam pondok itu. Kelihatan benar bahwa perabotan rumah itu tak bagus. Dan pada saat itu barang-barang milik Alec Legge sedang memenuhi kamar. Buku-buku, kertas-kertas, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dan pakaian berserakan di mana-mana. di lantai terdapat sebuah kopor yang terbuka. "Perpecahan terakhir sebuah rumah tangga," kata Alec Legge. "Peggy sudah pergi. Barangkali Anda sudah tahu." "Tidak, saya tidak tahu." Alec Legge tertawa kecil lagi. "Saya senang ada sesuatu yang tidak Anda ketahui Ya, dia sudah bosan dengan kehidupan perkawinan Dia ingin bergabung dengan arsitek yang jinak itu," "Saya menyesal mendengar berita buruk ini," kata Poirot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya tidak mengerti mengapa Anda harus menyesal." "Saya. menyesal," kata Poirot sambil menyingkir kan dua buah buku dan sehelai kemeja supaya bisa duduk di tepi sofa, "karena saya rasa dia tidak akan lebih berbahagia bersamanya daripada bersama Anda." "Dia tidak begitu berbahagia dengan saya selama enam bulan terakhir ini." "Enam bulan itu tak lama," kata Poirot. "Enam bulan hanyalah jangka waktu yang singkat sekali dari suatu masa perkawinan yang seharusnya bisa lama dan bahagia." "Anda berbicara seperti seorang pastor saja." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mungkin. Tuan Legge, bolehkah saya mengata kan bahwa istri Anda tak berbahagia mungkin sekali disebabkan oleh kesalahan Anda?" "Dia pasti berpikir begitu. Saya rasa, menurut dia semuanya salah saya." "Bukan semua, tapi ada beberapa." "Yah, jatuhkanlah semua kesalahan pada diri saya Sebaiknya saya tenggelamkan saja diri saya ke sungai habis perkara." Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Poirot memandanginya sambil merenung. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya senang melihat, bahwa Anda sekarang lelah banyak memikirkan kesulitankesulitan sendiri dan pada kesulitan dunia." "Persetan dengan dunia," kata Legge. Dengan getir dia menyambung, "Agaknya selama ini saya sudah membuat kesalahan besar." "Benar," kata Poirot. "Dapat kita katakan bahwa perbuatan Anda tidak menguntungkan dan patut disalahkan." Alec Legge menatapnya. "Siapa yang membayar Anda untuk mematamatai saya?" tanyanya. "Peggy?" "Mengapa Anda berpikir begitu?" "Ya, secara resmi memang belum ada keputusan apa-apa. Maka saya berkesimpulan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi bahwa Anda mengejar-ngejar saya sehubungan dengan urusan pribadi saya." "Anda keliru," sahut Poirot. "Saya tak pernah memata-matai Anda. Waktu saya pertama kali datang kemari dulu, saya bahkan tak tahu bahwa Anda ada." "Jadi bagaimana Anda tahu bahwa saya tak beruntung atau melakukan kesalahan atau sema-camnya?" "Dari hasil pengamatan dan pemikiran," kata Poirot. "Coba saya terka, dan katakan apakah saya benar atau salah." "Anda boleh saja menerka banyak-banyak," kata Alec Legge. "Tapi jangan harap saya akan ikut-ikutan main." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya rasa," kata Poirot, "beberapa tahun yang lalu Anda menaruh perhatian pada suatu partai politik, sebagaimana layaknya anak-anak muda lain yang berpendidikan. Dalam jabatan Anda, perhatian dan kecenderungan semacam itu tentulah menimbul-kan kecurigaan. Saya rasa Anda belum terlalu terlibat, tapi saya yakin Anda terlalu mendapatkan tekanan untuk mengukuhkan diri dalam suatu kedudukan yang tidak Anda kehendaki. Anda mencoba untuk mengundurkan diri, tapi Anda mendapat ancaman. Anda disuruh bertemu empat mata dengan seseorang. Saya tidak akan pernah tahu nama anak muda itu. Bagi saya dia akan selalu anak muda yang berkemeja penyu." Tiba-tiba tawa Alec Legge meledak. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya rasa kemeja itu hanya merupakan suatu lelucon saja. Pada saat itu saya tidak melihat kelucuannya." Hercule Poirot meneruskan lagi, "Karena terlalu memikirkan nasib dunia dan kuatir akan bahaya yang mengancam diri Anda sendiri. Anda jadi - kalau boleh saya katakan tak mungkin bisa membahagiakan istri Anda. Anda tidak mempercayakan rahasia itu pada istri Anda. Sayang sekali, karena saya bisa memastikan bahwa istri Anda itu seorang wanita yang setia, dan seandainya dia tahu bagaimana sedih dan putus, asanya Anda, dia pasti akan mendampingi Anda dengan sepenuh hati. Tapi dia malah lalu membandingkan Anda dengan bekas temannya Michael Weyman, dan Anda berada di tempat yang tidak menguntungkan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot bangkit. "Kalau boleh saya nasihatkan, Tuan Legge cepat-cepatlah selesaikan berkemas, lalu susul istri Anda ke London, minta maaf padanya, dan ceritakan segala sesuatu yang sedang Anda tanggung." "Oh, itu nasihat Anda," kata Alec Legge. "Lalu apa urusannya dengan Anda?" "Tak ada apa-apa," kata Hercule Poirot. dia berjalan ke pintu. "Tapi saya selalu benar." Keadaan sepi sebentar. Lalu Alec Legge tertawa terbahak-bahak. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tahukah Anda," katanya, "saya akan menuruti nasihat Anda itu. Urusan perceraian mahalnya bukan main. Apalagi, kita akan kehilangan harga diri, kalau kita telah berhasil mendapatkan wanita yang kita ingini, kemudian tak mampu mempertahankannya, bukan" Saya akan pergi ke flatnya di Chelsea, dan bila saya menemukan Michael di sana, akan saya cengkeram dasinya yang norak itu dan saya cekik dia sampai mati! Saya akan senang melakukannya. Ya, saya akan senang sekali!" Tiba-tiba wajahnya menjadi ceria dan dia tersenyum menarik sekali. "Maafkan perlakuan saya yang buruk tadi," katanya, "dan terima kasih banyak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ditepuknya bahu Poirot. Poirot terhuyung karena kuatnya tepukan itu, dan hampir jatuh. Ternyata sikap persahabatan Alec Legge lebih menyakitkan daripada sikap permusuhannya. "Dan sekarang," kata Poirot sendiri sambil meninggalkan Mill Cottage dengan kaki yang sakit dan menengadah ke langit yang mulai mendung, "akan ke mana aku?" Kepala polisi setempat dan Inspektur Bland mengangkat muka mereka waktu Hercule Poirot dipersilakan masuk. Kepala polisi itu sedang uring-uringan. Desakan halus dari Bland telah berhasil membuatnya terpaksa menunda janji makan malamnya, malam itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya tahu, Bland," katanya dengan kesal. "Mungkin dulu orang Belgia yang pendek itu memang ajaib - tapi itu kan sudah berlalu. Sudah berapa umurnya sekarang?" Dengan bijak Bland mengalihkan jawaban atau pertanyaan itu, karena dia sendiri tak tahu. Poirot sendiri selalu menyembunyikan soal umur itu. "Yang penting sekarang, Pak, waktu itu dia ada di sana - di tempat kejadian itu. Padahal kita tidak mengalami kemajuan apa-apa. Kita, seperti yang dikatakan orang, terbentur pada dinding." Kepala polisi itu membersit hidungnya dengan jengkel. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya tahu. Saya jadi mulai percaya pada teori pembunuhan Nyonya Masterton. Saya bahkan akan memakai anjing pelacak juga, bila perlu." "Anjing pelacak tak bisa mencium bau di air." "Ya, saya tahu apa yang selalu Anda duga, Bland. Dan saya cenderung untuk sependapat dengan Anda. Tapi alasannya tak ada. Sedikit pun tak ada." "Alasannya mungkin terletak di kepulauan sana." "Maksud Anda Hattie Stubbs tahu sesuatu tentang De Sousa di sana" Itu memang bisa diterima akal, mengingat keadaan mental wanita itu. Semua orang ahu bahwa daya pikirnya amat terbatas. Sewaktu-waktu bisa saja terlepas katanya mengenai apa yang diketahuinya. Begitukah jalan pikiran Anda?" "Kira-kira begitulah." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kalau begitu, lama sekali dia menunggu sebelum dia menyeberang lautan dan bertindak." "Tapi, Pak, bisa saja dia tak tahu pasti di mana dan apa yang telah terjadi atas diri sepupunya itu. Dia sendiri berkata bahwa dia membaca tentang Nasse House dalam suatu berkala mengenai orang-orang terkemuka. Juga tentang chatelaine rumah itu yang cantik (selama ini saya menyangka, Bland menam-bahkan sepintas lalu, bahwa chatelaine itu ialah rantai-rantai kecil dari perak untuk menggantungkan bermacam-macam anak kunci, yang biasa dicantel-kan oleh nenek-nenek zaman dulu ke ikat pinggang-nya - suatu gagasan yang baik mengingat bahwa kaum wanita sering lupa meletakkan barang-barang), tapi rupanya dalam perbendaharaan kata-kata khusus wanita, chatelaine berarti 'nyonya rumah'. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi saya katakan tadi, itu cerita De Sousa dan mungkin saja benar, dia tak tahu di mana perempuan itu atau dengan siapa dia menikah sebelum dia membaca berita itu." "Lalu segera setelah dia tahu, dia buru-buru datang untuk membunuhnya" Terlalu dicari-cari, Bland, terlalu jauh." "Tapi mungkin terjadi, Pak." "Lalu apa yang mungkin diketahui wanita itu?" "Ingat apa yang dikatakannya pada suaminya. 'Dia suka membunuh orang.' " "Kenangan tentang pembunuhan" Yang terjadi waktu dia berumur lima belas tahun" Hanya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi berdasarkan kata-kata wanita itu" Itu bisa diter tawakannya saja." "Kita tak tahu kenyataannya," kata Bland bertahan. "Anda sendiri tahu, Pak, bahwa bila orang sekali saja tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu, dia akan mencari bukti dan bisa saja menemu kannya." "Hmm. Kita telah bertanya-tanya tentang De Sousa-secara diam-diam - melalui saluran-saluran yang lazim - dan tidak berhasil." "Maka itu, Pak, orang Belgia tua yang lucu itu mungkin telah menemukan sesuatu tanpa disengaja nya. Dia ada di rumah itu - itu yang penting. Lady Stubbs sempat berbicara dengan dia. Kata-katanya yang terlepas mungkin terkumpul dalam pikiran laki-laki itu, lalu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi membentuk sesuatu yang masuk akal. Apalagi, akhir-akhir ini dia sering berada di Nassecombe." "Dan dia menelepon Anda untuk menanyakan bagaimana kapal pesiar De Sousa itu?" "Itu waktu dia menelepon pertama kali. Yang kedua kalinya dia minta supaya saya mengatur pertemuan ini." "Yah," kata Kepala Polisi sambil melihat arloji nya, "kalau dia tak datang dalam lima menit-" Tetapi pada saat itulah Hercule Poirot dipersilakan masuk. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Penampilannya tidak sesempurna biasanya. Kumisnya layu karena dipengaruhi udara Devon yang lembab, sepatu kulitnya berlapis lumpur tebal, jalannya pincang dan rambutnya kusut. "Nah, ini dia M. Poirot." Kepala Polisi menjabat tangannya. "Kami semua tegang sekali menunggu apa yang akan Anda ceritakan pada kami." Kata-kata itu bernada sindiran, tetapi Hercule Poirot yang keadaan jasmaniahnya serba lembab, sama sekali tak lembab semangatnya. "Saya tak mengerti mengapa saya tak bisa melihat kebenarannya, selama ini!" katanya. Kepala Polisi menanggapi kata-kata itu dengan sikap dingin. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apakah itu berarti bahwa Anda telah menemukan kebenarannya sekarang?" "Ya - beberapa hal yang terperinci - tapi garis besarnya sudah jelas." "Kami tak puas dengan sekedar garis besar saja," kata kepala polisi itu datar. "Kami mau bukti. Apakah Anda punya bukti, M. Poirot?" "Saya bisa mengatakan pada Anda di mana bukti itu bisa ditemukan." "Umpamanya?" tanya Inspektur Bland. Poirot berpaling padanya dan bertanya, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya rasa Etienne De Sousa sudah meninggalkan negeri ini, ya?" "Dua minggu yang lalu." Kemudian Bland menambahkan dengan getir, "Tidak akan mudah untuk memanggilnya kembali." "Dia bisa dibujuk." "Dibujuk" Jadi tak cukup kuatkah buktinya hingga kita tak bisa mengajukan permintaan ekstradisi?" "Ini bukan soal permintaan ekstradisi. Bila diceritakan padanya duduk perkaranya Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo -" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Duduk perkara apa, M. Poirot?" tanya Kepala Polisi dengan kesal. "Persoalan apa yang Anda ceritakan begitu lancar ini?" "Soal Etienne De Sousa yang datang kemari naik kapal pesiar yang dilengkapi dengan mewah, yang menunjukkan bahwa keluarganya kaya; kenyataan bahwa Pak Tua Merdell itu adalah kakek Marlene Tucker (hal mana baru hari ini saya ketahui); soal Lady Stubbs yang suka sekali memakai topi bermodel kuli; kenyataan bahwa Nyonya Oliver, yang meskipun daya khayalnya tak terkendalikan dan tak bisa diandalkan, dia sebenarnya tanpa disadarinya adalah seorang wanita yang tajam sekali penilaiannya tentang tokoh manusia; kenyataan bahwa Marlene Tucker menyembunyikan lipstik dan botol-botol minyak wangi di bagian dalam laci meja tulisnya, keterangan Nona Brewis yang bertahan bahwa Lady Stubbs-lah yang menyuruhnya mengantarkan se-nampan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi makanan kecil dan minuman pada Marlene di gudang kapal." "Kenyataan?" Kepala Polisi menatapnya. "Itu semua Anda sebut kenyataan" Tak ada hal baru yang saya dengar!" "Anda ingin bukti - bukti nyata - seperti umpamanya - mayat Lady Stubbs?" Kini Bland yang terbelalak. "Apakah Anda sudah menemukan mayat Lady Stubbs?" "Tidak benar-benar menemukannya - tapi saya tahu di mana mayat itu disembunyikan. Silakan Anda pergi ke tempat itu, dan bila Anda sudah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi menemukannya, maka Anda akan mendapatkan buktinya - bukti yang Anda perlukan! Karena hanya satu orang yang mungkin menyembunyikannya di sana." "Dan siapakah itu?" Hercule Poirot tersenyum - senyum puas seperti seekor kucing yang baru saja menjilat secawan susu sampai habis. "Orangnya, adalah seperti yang sering terjadi," katanya perlahan, "suaminya sendiri. Sir George Stubbs-lah yang telah membunuh istrinya." "Tak mungkin, M. Poirot. Kita sama-sama tahu bahwa itu tak mungkin." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ah, mungkin saja," kata Poirot, "sama sekali bukan tak mungkin! Coba dengar, saya ceritakan." Hercule Poirot berhenti sebentar di gerbang besar dari besi bertuang itu. Dia memandang ke depannya, ke jalan masuk ke rumah yang berliku-liku. Daun yang berwarna coklat keemasan yang terakhir beterbangan jatuh dari pohon-pohonnya. Bunga-bunga siklamen telah habis. Poirot menarik napas. Dia membelok ke samping lalu mengetuk perlahan-lahan pintu pondok berwarna putih yang bertiang segi empat itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Setelah menunggu beberapa saat didengarnya langkah-langkah kaki di dalam, langkah-langkah lambat yang bimbang. Pintu dibuka oleh Nyonya Folliat. Kali ini dia tak terkejut melihat betapa tua dan rapuhnya wanita itu kelihatannya. "M. Poirot?" katanya. "Anda lagi?" "Bolehkah saya masuk?" "Tentu." Poirot mengikutinya. Nyonya Folliat menawarinya teh tapi ditolaknya. Lalu dia bertanya dengan tenang, "Mengapa Anda datang?" "Saya rasa Anda bisa menerkanya, Nyonya." Jawaban Nyonya Folliat tak langsung. "Saya letih sekali," katanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya tahu," kata Poirot, lalu melanjutkan, "Sekarang sudah ada tiga kematian - Hattie Stubbs, Marlene Tucker, dan Pak Tua Merdell." "Merdell?" kata Nyonya Folliat tajam. "Itu suatu kecelakaan. Dia jatuh dari dermaga. Dia sudah tua, setengah buta, dan dia baru kembali dari bar." "Itu bukan kecelakaan. Merdell terlalu banyak tahu." "Tahu apa dia?" "Dia mengenali suatu wajah, atau cara berjalan seseorang, atau suara - pokoknya satu di antaranya. Saya bercakap-cakap dengan dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi pada hari pertama saya di sini. Waktu itu dia menceritakan semuanya tentang keluarga Folliat - tentang ayah mertua dan suami Anda, dan putra-putra Anda yang tewas dalam peperangan. Tapi sebenarnya tidak tewas kedua-duanya, bukan" Putra Anda Henry memang tenggelam bersama kapalnya, tapi James, putra Anda yang kedua, tidak tewas. Dia melarikan diri dari wajib militer. Mungkin mula-mula dia dilaporkan "hilang diduga tewas", dan kemudian Anda katakan pada semua orang bahwa dia tewas. Tak ada orang yang tak percaya akan pernyataan itu. Mengapa tidak?" Poirot berhenti sebentar lalu meneruskan, "Jangan Anda menyangka bahwa saya tak kasihan pada Anda. Saya tahu bahwa Anda harus menjalani hidup yang berat. Anda tak bisa mengharapkan yang baik dari putra Anda yang bungsu, namun dia adalah putra Anda, dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Anda cinta padanya. Anda telah melakukan apa saja untuk memberinya hidup baru. Anda telah mendapat kepercayaan untuk mengasuh seorang gadis, seorang gadis yang kurang normal tapi teramat kaya. Ya, dia kaya. Anda ceritakan pada umum bahwa orang tuanya telah kehilangan semua kekayaan mereka, bahwa gadis itu telah jatuh miskin, dan bahwa Anda menganjurkan agar dia menikah dengan seorang laki-laki kaya yang jauh lebih tua daripadanya. Tak ada alasan orang untuk tidak percaya pada cerita Anda. Itu bukan urusan orang lain. Orang tuanya dan keluarga terdekatnya memang tewas. Suatu perusahaan pengacara Prancis bertindak atas permintaan para pengacara di San Miguel. Pada saat pernikahannya, dia mendapatkan hak atas kekayaannya sendiri. Sebagaimana Anda ceritakan pada saya, dia penurut, penyayang, dan mudah dipengaruhi. Semua yang disuruh Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tandata ngani oleh suaminya, ditandatanganinya saja. Barangkali surat-surat berharga, lalu diubah kemudian dijual lagi berulang kali dan akhirnya tercapailah hasil keuangan yang diingini. Sir George Stubbs, pribadi baru yang sebenarnya tak lain adalah putra Anda, menjadi orang yang kaya raya dan istrinya menjadi miskin papa. Memang tidak merupakan pelanggaran resmi untuk menyebut diri 'Sir', asal saja tidak untuk memperoleh uang dengan jalan yang curang. Suatu gelar memberikan kepercayaan - gelar paling tidak menjamin kekayaan, kalaupun bukan keningratan karena keturunan. Maka, Sir George Stubbs yang kaya, yang sudah menjadi lebih tua dan penampilannya berubah terutama karena memelihara janggut, membeli Nasse House dan tinggal di rumah yang memang tempat tinggalnya, meskipun tidak didiaminya lagi sejak dia masih kanak-kanak. Setelah banyak orang meninggal dalam peperangan, diduga tak ada lagi orang yang mungkin bisa Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mengenalinya. Tapi Pak Tua Merdell ingat padanya. Hal ini dirahasiakannya sendiri. Tetapi tercetus juga lelucon pribadinya waktu secara licik dia berkata bahwa di Nasse House selalu ada keluarga Folliat. "Maka bereslah sudah segalanya, demikian pikir Anda. Saya benar-benar yakin rencana Anda hanya sampai di situ. Putra Anda telah mendapatkan kekayaan, rumah nenek moyangnya sendiri, dan seorang istri yang meskipun kurang normal, namun cantik dan penurut, dan Anda berharap putra Anda akan baik padanya dan supaya gadis itu berbahagia." Dengan suara halus Nyonya Folliat berkata, "Itulah yang saya harapkan - saya akan terus menjaga dan merawat Hattie. Tak pernah saya bermimpi -" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Anda tak pernah bermimpi - dan dengan cermat putra Anda merahasiakan dari Anda bahwa pada saat pernikahannya, dia sebenarnya sudah menikah. Ya, ya - telah kami gali semua kejadian yang kami yakin pasti ada. Putra Anda telah menikah dengan seorang gadis di Trieste, seorang gadis dari dunia kejahatan bawah tanah dengan siapa dia bersembunyi setelah dia melarikan diri dari wajib militer. Wanita itu tak mau berpisah dari putra Anda, demikian pula sebaliknya putra Anda. Disetujuinya pernikahan dengan Hattie demi kekayaan, tapi dalam otaknya dia sudah tahu apa yang akan dilakukannya." "Tidak, tidak, saya tak percaya itu! Saya tak percaya... Itu perbuatan perempuan itu - makhluk jahat itu." Tanpa kenal ampun Poirot melanjutkan, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dia merencanakan pembunuhan. Hattie tak punya sanak saudara, teman pun sedikit. Segera setelah kembali ke Inggris, Hattie dibawanya ke tempat ini. Pada malam pertama itu para pelayan hampir-hampir tidak melihatnya, dan wanita yang mereka lihat esok paginya bukanlah Hattie, melainkan istrinya yang orang Italia itu, yang berdandan seperti Hattie dan berperilaku sama benar dengan Hattie. Dan sekali lagi, selesai pulalah rencana itu sampai di situ. Hattie palsu akan menjalani hidupnya sebagai Hattie yang sebenarnya, meskipun tentu kemampuan mentalnya tanpa disangkasangka kelak akan membaik berkat apa yang akan mereka katakan 'perawatan baru'. Nona Brewis, sekretaris itu, sudah menyadari bahwa kemampuan mental Lady Stubbs boleh dikatakan tak ada kurangnya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tapi kemudian terjadilah sesuatu di luar dugaan. Seorang saudara sepupu Hattie menulis bahwa dia akan datang ke Inggris dalam pelayaran pesiarnya, dan meskipun sepupunya itu sudah bertahun-tahun tak pernah melihatnya, dia tak mungkin bisa ditipu oleh seorang gadungan." "Aneh," kata Poirot memotong ceritanya sendiri, "saya pernah berpikir bahwa De Sousa itulah yang gadungan. Tak pernah terpikir oleh saya waktu itu bahwa sebaliknya yang benar, yaitu bahwa Hattie-lah yang Hattie gadungan." Dia meneruskan lagi, "Mungkin ada beberapa jalan untuk menghadapi persoalan itu. Lady Stubbs bisa menghindari pertemuan itu dengan alasan sakit. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Tapi bila De Sousa tinggal lama di Inggris, akan sulitlah untuk terus-menerus menghindari pertemuan dengan dia. Tapi waktu itu sudah terjadi suatu keruwetan lain. Pak Tua Merdell yang dalam usia tuanya itu suka mengoceh, suka mengobrol dengan cucunya si Marlene itu. Mungkin hanya Marlene-lah satu-satunya yang mau mendengarkannya. Tapi banyak juga kisah-kisah orang tua itu yang tak didengarkan-nya, karena kakeknya itu dianggapnya sudah pikun. Namun ada beberapa hal yang mengesankan gadis itu, seperti 'kakeknya melihat mayat wanita dalam Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo hutan', dan bahwa 'Sir George Stubbs itu sebenarnya Tuan James', dan dia lalu memancing-mancing Sir George dengan ceritacerita itu. Dengan berbuat demikian, dia tentulah sudah menandatangani kematiannya sendiri. Sir George dan istrinya tak mau cerita-cerita seperti itu sampai tersiar. Saya rasa Sir Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi George-lah yang memberinya uang sedikitsedikit untuk menutup mulutnya, dan terus membuat rencananya." "Mereka atur rencana mereka dengan cermat sekali. Mereka sudah tahu kapan De Sousa akan tiba di Helmmouth. Kedatangan itu bertepatan dengan tanggal yang sudah ditentukan untuk keramaian. Diaturlah rencana supaya Marlene terbunuh dan Lady Stubbs 'menghilang' dalam keadaan sedemikian rupa, hingga De Sousa-lah yang dituduh. Oleh karena itu sebelumnya sudah dicerita-ceritakan bahwa dia adalah 'laki-laki yang jahat' dan 'dia suka membunuh orang'. Lady Stubbs harus hilang untuk selamanya (mungkin kelak ada mayat yang sudah tak dikenali lagi, yang akan diakui oleh Sir George) dan wanita itu harus berubah menjadi pribadi baru. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Sebenarnya yang terjadi hanyalah, 'Hattie' akan kembali menjadi pribadi Italia lagi. Dia memerlukan dua puluh empat jam lebih sedikit untuk berubah peran. Dengan kerja sama Sir George, hal itu mudah saja. Pada hari kedatangan saya, 'Lady Stubbs' harus tetap tinggal di kamarnya, sampai menjelang waktu minum teh. Tak seorang pun melihatnya di kamar itu kecuali Sir George. Padahal sebenarnya dia menyelinap ke luar, pergi ke Exeter naik bis atau kereta api, lalu kembali dari Exeter bersama seorang gadis pelajar (Dalam waktu libur seperti sekarang ini ada saja yang bepergian). Kepada temannya itu dia bercerita tentang seorang temannya yang lain yang telah makan pastel dengan daging dan ham yang sudah busuk. Dia tiba di wisma, memesan sebuah kamar lalu keluar, katanya untuk 'melihat-lihat' Menjelang waktu minum teh, Lady Stubbs sudah ada di ruang tamu utama. Setelah makan malam Lady Stubbs pergi tidur awal - tapi Nona Brewis melihatnya menyelinap Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ke luar rumah tak lama setelah itu. Dia menginap di wisma, tapi keluar pagi-pagi sekali esoknya dan kembali ke Nasse sebagai Lady Stubbs untuk sarapan. Kemudian sepanjang pagi dia tinggal di kamarnya lagi karena 'sakit kepala', dan setelah itu menjalankan perannya sebagai 'pelanggar wilayah orang' yang dimarahi Sir George dari jendela kamar istrinya. Waktu itu Sir George berpura-pura berpaling dan berbicara dengan istrinya di dalam kamar itu. Mudah saja dia berganti pakaian - celana pendek dan kemeja terbuka, yang mudah dipakai di bawah pakaian yang hebat-hebat, yang suka dipakai Lady Stubbs. Bila menjadi Lady Stubbs, make-upnya tebal dan putih, dengan topi besar model kuli untuk melindungi mukanya; sebagai gadis Italia dia memakai syal berwarna ceria, kulit mukanya terbakar matahari, dan rambutnya keriting berwarna tembaga. Tak seorang pun akan menyangka bahwa kedua tokoh itu adalah wanita yang satu itu juga. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dengan demikian dijalankanlah adegan drama yang terakhir. Sesaat menjelang jam empat, Lady Stubbs menyuruh Nona Brewis mengantarkan teh pada Marlene. Itu dilakukannya karena dia takut Nona Brewis akan mendapatkan pikiran macam-macam, dan akan hancurlah segala-galanya bila Nona Brewis muncul pada saat yang salah. Mungkin pula dia punya rencana busuk yang akan menyenangkan dirinya, dan mengatur supaya Nona Brewis berada di tempat kejadian kejahatan itu kirakira pada saat kejahatan itu dijalankan. Kemudian setelah tepat waktunya, dia menyelinap ke dalam tenda peramal yang sedang kosong, keluar dari belakang, dan masuk ke rumah peristirahatan di tengah semak-semak, di mana dia menyimpan ransel pelancongnya yang berisi pakaian untuk ganti. Dia masuk ke hutan, memanggil Marlene supaya membukakannya pintu, lalu langsung mencekik anak yang sama sekali tak menyangka Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi itu. Topi kulinya yang besar dilemparkannya ke dalam sungai, lalu dia berganti pakaian pelancong, demikian pula dandanannya, memasukkan baju jorjet dan sepatunya yang bertumit tinggi ke dalam ransel - dan sebagai siswi Italia dari Wisma Remaja, ia menggabungkan diri pada temannya yang berkebangsaan Belanda yang ada di pertunjukan-pertunjukan di halaman berumput, dan akhirnya berangkat bersamanya naik bis setempat seperti yang telah direncanakan. Saya tak tahu di mana dia sekarang berada - saya rasa di Soho, di mana saya yakin dia mempunyai teman-teman yang sama-sama bergerak di bawah tanah, yang sebangsa dengannya dan bisa memberinya surat-surat yang diperlukannya. Bagaimanapun juga, bukan gadis Italia yang sedang dicari-cari polisi, melainkan Hattie Stubbs. yang terbatas daya pikirnya, kurang normal, dan cantik luar biasa. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tetapi Hattie Stubbs yang malang sudah meninggal, seperti yang Nyonya sendiri tahu betul. Anda menyatakan hal itu ketika saya berbicara dengan Anda di ruang tamu pada hari keramaian. Kematian Marlene telah merupakan guncangan hebat bagi Anda - Anda sama sekali tak tahu apa yang direncanakan. Anda telah menyatakan dengan jelas. Bila Anda berbicara tentang Hattie, yang Anda maksud adalah dua orang yang berlainan. Yang seorang ialah seorang wanita yang tidak Anda sukai, yang Anda lebih suka bila dia 'meninggal', dan terhadap siapa Anda memperingatkan agar saya 'tidak percaya sepatah pun apa yang dikatakannya' Yang lain, adalah seorang gadis yang bila Anda bicarakan selalu Anda lindungi dengan kasih sayang yang hangat. Tapi sayangnya pada saat itu saya begitu tolol, hingga tidak memahaminya. Saya rasa Anda sayang sekali pada Hattie Stubbs yang malang itu..." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Lama keadaan hening. Nyonya Folliat duduk diam di kursinya. Akhirnya dia duduk tegak dan berbicara. Suaranya sedingin es. "Seluruh cerita Anda itu hebat sekali, M. Poirot, Saya benar-benar berpikir bahwa Anda tentunya gila.... Semuanya itu hanya khayalan dalam kepala Anda saja. Anda sama sekali tak punya bukti!" Poirot pergi ke salah sebuah jendela lalu membukanya. "Coba dengarkan, Nyonya. Apa yang Anda dengar?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya agak tuli.... Apa yang seharusnya saya dengar?" "Itu bunyi pukulan linggis.... Mereka sedang membongkar lantai dasar beton bangunan berkubah- Tempat yang baik sekali untuk menguburkan mayat - di mana sebatang pohon sudah tumbang dan tanahnya terbongkar. Kemudian demi pengamanan, dipasangi beton tanah tempat menguburkan mayat itu, dan di atas beton itu didirikan sebuah bangunan.... Bangunan Sir George... bangunan aneh kepunyaan pemilik Nasse House." Desah yang panjang dan bergetar keluar dari mulut Nyonya Folliat. "Tempat yang begitu indah," kata Poirot. "Hanya satu yang jahat - laki-laki pemiliknya...." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya tahu," kata Nyonya Folliat dengan suara serak, "sudah saya ketahui sejak dulu.... Bahkan sejak masih kanak-kanak pun dia sudah membuat saya takut. Licik... tak punya belas kasihan. Dan tak punya hati nurani. Namun dia anak saya dan saya cinta padanya... Sebenarnya saya harus menyerahkannya pada polisi segera setelah kematian Hattie... tapi dia anak saya bagaimana saya bisa menyerahkannya" Dan karena saya diam, anak bodoh yang malang itu terbunuh pula. Dan setelah dia si Tua Merdell yang baik.... Di mana semua ini akan berakhir?" "Bagi seorang pembunuh tak akan ada akhirnya," kata Poirot. Nyonya Folliat menunduk. Sesaat lamanya dia dalam keadaan demikian, tangannya menutup matanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kemudian Nyonya Folliat dari Nasse House, putri dari suatu rangkaian panjang orang-orang pemberani, menegakkan duduknya. Dia menatap Poirot langsung, suaranya lantang dan tegas waktu berkata, "Terima kasih, M. Poirot, atas kedatangan Anda untuk menceritakan sendiri semuanya ini. Dapatkah Anda meninggalkan saya sekarang" Ada beberapa hal yang harus dihadapi orang seorang diri saja...." -End- Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Naga Merah Bangau Putih 1 Pendekar Naga Putih 74 Misteri Di Bukit Ular Emas Sepasang Iblis Betina 3