Ceritasilat Novel Online

Pendekar Aneh Dari Andalas 3

Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk Bagian 3


dan karena merupakan pusat perdangangan dari
beberapa daerah sehingga kota ini sangat ramai
sekali dengan beberapa kelompok perkampungan dan
tempat tinggal Raja kuti dari kerajaan pesisir.
bersambung...............
http://cerita-silat.mywapblog.com pendekar aneh dari andalas
Bab.20. Kerajaan Pesisir II
Suasana kota Fansuri pada hari itu cukup ramai
karena para pedagang dari desa " desa terdekat
datang berbelanja sambil membawa hasil dari daerah
masing " masing . Juga para pedagang luar pulau banyak yang
berdatangan untuk mencari kebutuhan mereka yang
akan di bawa kembali ke negri nya.
Di salah satu pojok keramaian terlihat sekeliling orang
menonton ketangkasan beladiri yang di pertontonkan
oleh tiga orang . Terlihat bahwa mereka bukan dari penduduk asli
setempat. Satu orang terlihat agak tua dengan rambut di kuncir
kebelakang memakai baju longgar warna biru ,
sedang kan dua orang lagi merupakan sepasang anak
muda. Yang pemuda terlihat tegap berotot dengan wajah
agak tampan , bermata sipit baju biru juga dengan
rambut di kuncir kebelakang ,dan yang wanitanya
terlihat kecantikan khas timur , dengan pakaian
ringkas warna kuning dengan tubuh padat sintal dan
bibir yang selalu tersenyum di kulum.
Agak nya penampilan gadis sebrang ini yang banyak
menarik minat penonton sebab selain cantik juga
terkesan ramah. Yang Tua sudah mengangkat kedua tangan nya
dengan sikap menghormat. " Perkenalkan nama saya Tan Li Han sedang ini Putra
saya Tan Sin Bun dan ini Putri Saya Tan Giok Hong .."
Kedua muda mudi itu langsung mengangkat kedua
tangan nya sambil menghormat kepada semua para
penonton sambil tersenyum.
" Saudara " saudara penonton ".....kami datang dari
jauh untuk memperkenalkan kebudayaan kami di
bumi Andalas ini ".."
" Negri kami adalah cina selatan , "
" Salam perkenalan semua nya."
" kami juga ada membawa beberapa ramuan obat "
obatan dan minyak gosok untuk menyembuhkan
berbagai penyakit......"
" Silahkan Sausara " saudara mencoba nya..."
Si orang tua menjelaskan kegunaan beberapa macam
barang bawaan nya sambil berkeliling di sekitar para
penonton. Karena memang masih asli dari china , sehingga logat
bicara daerah nya masih terlihat agak kaku tapi masih
cukup dapat di mengerti....( Maklum lah les nya belum
tamat...he...he..he...) " Nah untuk menghibur para penonton kami akan
memperagakan sedikit kepandaian kami , dan mohon
jangan di tertawakan jika kepandaian kami ini masih
kurang berkenan dihati saudara " saudara.."
. " Wah....wah....kalau gadis itu cocok jadi bini ku
sajalah......" seoarang penonton berkata pada teman nya...
" heeiiii , goblok kau ini....."
" kalau mau jadi bini mu memang nya bisa bicara
dengan dia "..", Pakai bahasa apa kau nanti....."
" Ahhhh...., bisa lah paling pakai bahasa tubuh
saja....he...he....he....
Kawan ini langsung tutup mulut nya , karena teman
nya ini tadi pagi baru sarapan jengkol....
" Huuusssss , tutup muluk kau itu..., bau jamban
"...tauuuuu....."
" He..he...he..." asal aku kawin dengan dia mulutku
pasti jadi wangi......"
" Sudah lah....jangan mimpi kau.....ingat anak bini mu
dirumah saja....." " Ahhh "., malaaass "...aku kalau ingat bini ku "..,
lagian dia jarang mandi "...."
" belum lagi onderdilnya sudah dooolllll....., tidak afdol
"..lagi....." " Ploooook ". ,
tiba " tiba teman nya ini sudah menepuk belakang
kepalanya...... " Aduuuhhhh. " sakit tau.....!!"
" Sadaaaar ".kau .. Poltaaak..., jangan mimpi siang
bolong...." " Ingat anak mu sudah tujuh orang di rumahhh......"
Sambil mereka berceloteh , ketangkasan silat sudah di
peragakan oleh pendatang asing ini.
Ilmu silat yang di peragakan mereka terlihat cukup
kokoh dan indah , terlihat gerakan Tan Sin Bun cukup
mantap dan kokoh sedangkan gerakan Tan Giok Hong
sangat indah seperti orang menari .
Setelah memperagakan beberapa jurus ilmu silat
mereka , terdengar lah tepuk riuh sambutan dari
penonton bahkan ada yang bersuitan segala.....
" terima kasih "..terima kasih "
kedua pasangan ini menghormat dan mundur
kebelakang. Maka para penonton banyak yang mulai membeli
bermacam " macam keperluan obat " obatan yang di
bawa mereka , sehingga terlihat kepuasan di mata si
orang tua ini. Karena hari sudah menjelang agak sore dan para
penonton juga sudah berkurang maka mereka pun
juga sudah bersiap " siap untuk mengemasi
perlengkapan nya. " Ayah , lumayan ya hasil kita hari ini ,..."
Giok Hong berkata sambil ikut membantu
membereskan perabotan mereka.
" Yaaah....lumayan , kita nanti bisa membeli rumah
dan nanti Ayah akan buka toko obat di kota ini.."
" Tapi kita harus mengumpulkan uang dulu beberapa
hari " " Ayah , nanti kita keliling kota dulu ya ".."
" Saya mau jalan jalan melihat suasana kota ini ,
selama ini kan kita tidak pernah jalan jalan..."
" Iya...., nanti kita jalan sebentar tapi jangan lama "
Tidak berapa lama terlihat ada lima orang dengan
berpakaian seperti pemuda setempat menghampiri
mereka dengan gaya kurang bersahabat.
" heeiiii , orang asing..."
Seketika ketiga orang itu membalikkan badan sambil
memandang sekelompok pemuda ini.
" Ada apakah saudara ini mencari kami "
Tan Li Han berusaha ramah dengan mereka ,
walaupun hatinya mendongkol juga mendengar nada
sombong dari ucapan itu. " Hei orang tua , membuka usaha di daerah kami atas
persetujuan siapa haaa.....!!"
Se orang yang merupakan kepala rombongan itu
bertanya dengan nada tinggi .
" Maaf , saudara , kami sudah beberapa hari berusaha
disini tanpa ada yang merasa dirugikan "
" Bahkan beberapa pegawai istana juga ada yang
membeli obat kami " Tan Lihan berusaha menenangkan suasana dengan
sabar , karena dia tidak mau cari ribut di negri orang
sebab mereka masih baru..
" Heeeii orang tua....!!,mulai hari ini kalian harus
membagi setengah dari hasil kalian kepada kami ,
kalau tidak "...Hmmmm....,akan tahu akibat nya...."
" ha..ha....ha...."
" sudah bos , sikat saja anu nya..."
"tooook" " aduuuuh.." kepala anak buah nya ini sudah menjadi sasaran
getokan si bos nya. " Heiiii...kupreeeet....,bicara mu jelas dikit....."
" anu...anuuuu....apa goblok...!!
" maksud saya ...anu nya gadis itu bos....he....he...he"
Wajah Tan Lihan sudah mengeras mendengar ocehan
dari mulut anak buah kelompok pemuda ini , dan Giok
Hong sudah mau maju menghajar mulut orang itu ,
tapi Tan Sin Bun sudah memegang tangan adik nya ini
agar jangan terpancing emosi dulu.
" Sabar Giok moi , lihat situasi dulu..."
" koko , biar kuhajar mulut bau itu ..."
Masih dengan sabar Tan Lihan berusaha berkata
tenang " saudara "......,kami ini orang kecil , dan kami hanya
ingin bekerja menyambung hidup jadi tolong saudara
dapat mengerti " " Jadi kau tidak mau menerima tawaran kami ..!!"
" Bukan kami tidak mau , tapi tawaran itu
memberatkan pada kami sendiri.."
" Kami " lima Harimau " Fansuri ini akan membuat
kalian pulang kampung."
Ternyata mereka berlima memang sudah terkenal di
kota ini sebagai kelompok pemuda yang suka
memaksa para pedagang di sekitar kota ini untuk
memeras mereka , terutama pada para pedagang
yang masih baru. Selama ini memang tidak ada yang berani menegur
ataupun melawan , karena ketua kelompok ini
merupakan anak dari salah satu hulubalang kerajaan
yaitu " Panglima Serunting Jagat ".
Tentu saja ini membuat kelompok ini menjadi
semakin berani dan banyak tingkah nya , juga tidak
segan segan mencelakai para pedagang di sana.
" Saudara jangan emosi dulu , "."
" Bagaimana kalau kita bertaruh saja...."
" Ha...ha....ha.....,kau masih mau bertaruh apa dengan
Kami.....!!" " Bagaimana kita adu kepandaian ilmu silat , apa
kalian berani...!!" Tentu saja tantangan ini membuat panas hati ketua
kelompok ini , sebab selama ini tidak ada yang berani
menantang mereka. " Kurang ajaaar , masih berani melawan kalian orang
asing...." " Jangan salah duga saudara , kita hanya
mengadakan taruhan saja ,"
" kecuali kalian memang takut kepada kami orang
asing ini "." Tentu saja ucapan ini merupakan tamparan keras bagi
mereka berlima , apalagi ucapan itu di ucapkan oleh
seorang tua yang terlihat lemah.
Salah seorang anak buah nya sudah melompat
kedepan ingin menggempur langsung orang tua ini.
" Kuraang ajar kau , mari kuhabisi kau sekarang...."
" Muundur kau .. Bargas ..!! "
" Jangan Kau bikin malu Aku...."
" Memang nya aku takut dengan tantangan orang tua
ini...!, belum tau dia kehebatan ilmu dari Bumi
Andalas." Bagaimana pun juga ketua nya ini adalah merupakan
orang kerajaan sehingga mempunyai rasa sifat tinggi
hati dan harga diri yang tinggi , mendengar ada orang
asing menantang mereka secara jantan tentu saja dia
tidak mau kalah.... " Orang tua aku layani tantangan mu , dan
bagaimana kalau kau kalah oleh kami....?"hmmmm"
terlihat ada senyuman licik disitu , sambil mata nya
memandang Giok Hong dengan tatapan nafsu.
Menyadari hal ini Tan Lihan , juga bukan orang bodoh
tidak tahu maksud lawan. " kalau kami kalah maka akan memberikan semua
uang ini pada kalian..."
Sambil berkata Tan Lihan sudah mengangkat pundi
uang nya keatas. " Enak saja kau orang tua "., sekarang taruhan nya
bukan hanya itu..." " Karena kau yang mengajak aku taruhan , jadi
sekarang aku yang menetapkan taruran nya...."
" kalau kau kalah maka kau juga harus menyerahkan
putri mu kepadaku , he..he..he "
" laaancaaang kaaau "...!!"
"Mari kita adu jiwa sekarang.."
Kali ini Giok Hong sudah tidak dapat menahan dirinya
lagi langsung melompat dan menerjang ketua
kelompok Lima Harimau ini...
" Uts...,siiuuut...."
Dengan gerakan ringan dia sudah mengelak
menggeser tubuh nya kesamping sambil terkekeh
kekeh " Giok Hong " " Mundur sekarang "
" Tapi ayah..., mundur kataku....!!"
Melihat bahwa situasi semakin panas , akhirnya Tan
Lihan sudah tidak dapat mencari jalan keluar lagi
kecuali bertarung mati matian .
Dengan muka memerah memendam rasa marah
yang luar biasa Tan lihan maju ke depan menghadapi
ketua kelompok ini. " baiklah karena kalian terlalu memaksa kami maka
kami pun terpaksa melayani kamu "
" ha...ha...ha....., sekarang kau hadapi aku orang tua ,
dan ingat janji mu..he..he..he."


Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Langsung Tan Lihan mulai melancarkan serangan nya
kedepan di dahului dengan serangan tangan kosong
mengarah ke tenggorokan lawan , tapi serangan ini
dengan mudah dapat di tangkis si ketua ini di barengi
dengan tendangan melingkar mengarah dada Tan
Lihan. " dukkk....dukkk"
terjadi adu pukulan bertubi tubi dengan cepat nya.
Pertarungan sudah berlangsung lima puluh jurus dan
belum terlihat tanda tanda siapa yang akan kalah.
Tan Lihan sudah mengeluarkan jurus siaw lim pai nya
tapi masih belum sanggup menghancurkan lawan nya
ini . Hingga sekarang pentandingan mulai memasuki
seratus jurus, dan karena faktor usia juga yang
menentukan sehingga terlihat bahwa Tan Lihan sudah
mulai kelelahan. Tan Sinbun sedari tadi juga sudah melihat gejala ini
makanya dia pun mulai agak kawatir akan kondisi
Ayah nya ini. Hingga kembali terjadi adu pukulan yang keras..
" Duukk....., dukkkk ,,,,,,,,"
Tubuh Tan Lihan terdorong dengan sedikit
sempoyongan kebelakang , melihat ini ketua
kelompok itu tidak menyia nyikan kesempatan
langsung maju mendorong kedepan dengan pukulan
kanan nya langsung mengarah ke dada lawan....
" Deeesss...." " uhuukk '".Ahhh..."
" Ayaaaahhh , langsung Sin Bun menahan tubuh Ayah
nya agar jangan sempat terjatuh.
" he..he...he , bagaimana orang asing...., kalian sudah
kalah sekarang....."
" Hmmmm , kami belum kalah "'
Tan Sin Bun sudah melangkah maju dengan posisi
siap menyerang... " Orang Tua mu saja sudah kalah pada ku , apalagi
kau "," " memang Ayah ku kalah tapi aku belum kalah orang
sombong...," " ha..ha...ha.., "
" Jangan salahkan aku nanti bertangan kejam
padamu , sobat muda...."
Sambil berkata demikian Si ketua ini melirik ke arah
Giok Hong sambil memainkan sebelah matanya.
Tentu saja yang di pandang menjadi panas hati nya
melihat lirikan kurang ajar itu.
" cissss, tak tahu malu.....!!"
Giok hong sudah mencibir dengan muka merah
karena marah nya. " Nama ku Tan Sin Bun , siapakah nama mu ini....."
" Baik lah "., karena kau perkenalkan nama maka
aku juga akan mengenalkan diriku...."
" Nama ku adalah Mahesa Lanang , dan Ayah ku
merupakan salah satu Panglima di kerajaan pesisir
ini , aku juga ketua dari Lima Harimau Fansuri ini..."
Mahesa Lanang berkata sambil membusungkan dada
nya dengan pongah nya . Empat orang anak buah nya juga masing masing
memasang gaya , sehingga terlihat mereka seperti
badut bergaya di sore hari ".
beberapa penduduk yang melihat malah ada yang
membuang muka melihat gaya mereka itu.
Pada masa itukan belum ada yang nama nya kursus
akting jadi nya....... giiituuuu deeeehhh.......
" huuuuu....!!",baru anak panglima saja sudah
sombong..." Giok hong sudah memberikan pujian kepada anak
panglima ini..... Tapi dasar memang otak bebal malah merasa bangga
dengan komentar gadis itu.
" ha..ha...ha..., kalau kamu sudah jadu istriku pasti
kamu akan jadi sejahtera dan tidak perlu bekerja
lagi ,cukup kerja di kamar saja......Ha......ha....haaa....."
" Sudah giok moi , jangan layani mulut kotor nya
itu...." Kali ini Tan Sin Bun tidak mau tanggung tanggung lagi
langsung sdh maju menyerang mahesa lanang
dengan cepat nya. " Uttsss...., ternyata bocah asing ini lebih hebat dari
bapak nya....." Ilmu silat Tan Sin Bun memang lebih tinggi dari ayah
nya sendiri karena disamping dia sdh menguasai
seluruh kepandaian ayah nya juga dia mempunyai
seorang guru lain lagi dari bekas pendeta Shaolin.
Tapi karena sifat nya yang pendiam juga lebih sabar
sehingga terlihat lemah. Dan kali ini Mahesa lanang mendapat lawan yang
setimpal , sebab ilmu silat Sin bun sangat bervariasi
dan jauh lebih sulit. Ilmu Sholin lebih berfokus pada kemantapan olah
gerakan serta tenaga dalam yang kuat ,
Sehingga perpaduan ini menjadi sangat serasi.
Dalam hal tenaga dalam mereka hampir berimbang
tapi dalam hal kematangan ilmu Mahesa masih di
bawah lawan , sebab selama ini dia juga jarang
berlatih karena menganggap diri nya sdh jago.
Itulah musuh paling besar dalam mempelajari satu
ilmu karena kesombongan diri bisa membutakan hati
dan pikiran kita sendiri..
Seperti katak dalam tempurung....
kali ini pertarungan menjadi jauh lebih seru , dan
secara perlahan terlihat bahwa mahesa hanya banyak
bertahan saja dan sekali kali membalas....
Hingga satu saat Mahesa terkena tendangan Sin Bun
walaupun tidak telak tapi malu nya yang hebat.
" Plaakkk....., Deess......"
" Kuraang ajaar ,...."
Mahesa sudah menyumpah serapah....., menahan
malu di hadapan anak buah nya.
" haaiiiit ", siiuuut....."
kembali Mahesa Maju menyerang dengan ganas nya...
" deesss....." bruukkk..."
kembali Mahesa terlempar ketanah dengan kuat nya ,
tapi daya tahan nya memang kuat jadi masih bisa
bangkit lagi walau pun dengan dada terasa sesak...
" hik..hik..hik..."
" Baru tau rasa sekarang ya......"
Giok Hong mengeluarkan suara mengejek melihat
tingkah laku Mahesa yang sudah mulai babak belur.
" ketua "., bagaimana kalau kita serang sama sama
saja...." Mahesa lanang sudah melupakan rasa malu nya ,
yang penting mereka harus bisa mengalah kan orang
asing ini . " hayooo , kita hajaaar keparat asing ini....ha..ha..ha.."
" kalian Curaaanng , " dan tak tahu maluuuu...."
Giok hong yang memang sdh dari tadi tidak tahan
melihat tingkah para begundal itu sudah melompat di
sebelah kakak nya . " kalian hajar yang laki laki nya tapi wanita nya jgn
lukai , itu bagian ku..."
" Siiiaaap bosss, "
Mereka sudah maju merangsek bersama sama
dengan dua orang melawan wanita , dan tiga orang
lawan satu pria. " ohhh....Thian...., lindungilah anak anak ku...."
Tan Lihan hanya dapat berdoa , sebab kondisi nya sdh
tidak memungkinkan untuk maju membantu anak
anak nya , sebab dia sdh terluka dalam yang cukup
parah. Dan kalau dipaksa maju maka nyawa jadi taruhan
nya...... bersambung...............
http://cerita-silat.mywapblog.com http://cerita-silat.mywapblog.com pendekar aneh dari andalas
Bab.21.Kenalan Baru Pertempuran kemudian terjadi lagi dengan seru nya ,
dan kali ini posisi pertempuran kembali berubah.
Mahesa lanang kembali berada diatas angin sebab dia
mendapatkan dua orang tambahan tenaga baru.
Juga posisi Giok Hong dalam kondisi terjepit
menghadapi dua lawan , yang rata rata memiliki ilmu
kemampuan tidak jauh di bawah ketua nya.
Karena pertempuran ini berlangsung dengan waktu
cukup lama , dan terjadi dalam beberapa babak
sehingga mau tidak mau mengundang perhatian
beberapa warga kota dan pembicaraan ini sampai
pada sebuah rumah makan yang berjarak agak jauh
dari lokasi. " Dul..., kau tau tidak....."
" Tau apa ..bonar ,....tentu aku tidak tau lah........."
" Bukan....., maksud ku anu....."
" Anu...apa....!!"
" Anu nya bini mu ya.....he..he..he...."
" Kalau itu aku sudah tau ,.....bodoh kau......"
" jadi apaaaa...!!" bilang yang jelas......"
" Anak nya si panglima sombong itu sedang
bertempur dengan orang asing..."
" teruuussss...., "
" Sudah berapa kali mereka bikin ulah di kota ini , tapi
kali ini kena getah nya...."
" memang nya lawan nya hebat ya.....!!"
" memang hebat la , tapi aku kasihan sama orang
asing itu..." " sekarang orang asing itu di keroyok ramai ramai
oleh mereka ..." " memang kau mau bantu , mau cari mati kau ini.....'
Karena pembicaraan mereka itu dengan suara yang
agak keras membuat seluruh isi rumah makan ini
banyak yang mendengar nya.
Termasuk seorang pemuda berbaju putih yang lagi
istirahat sambil minum kopi pahit nya , tentu saja
pemuda ini adalah Jaka. Sudah dua bulan Jaka mencari berita tentang
keberadaan Bagindo dan orang yang mencuri di
rumah Tengku Rencong Hitam , tapi seolah olah
keberadaan nya hilang di telan bumi.
Dan sepanjang jalan dia banyak melakukan
pertolongan kepada orang yang kesusahan dan
membasmi beberapa perampok juga para begal yang selalu
melakukan kejahatan. Tindakan nya ini tentu saja membuat nama nya
menjadi terkenal dunia persilatan , tapi selama ini dia
tidak pernah mau mengenalkan nama nya "..
Jika ada yang bertanya dia hanya mengatakan dari
Bukit barisan saja ,maka nya orang orang banyak
yang memberikan julukan Pendekar Baju Putih atau
Pendekar Aneh dari Bukit barisan..
Dan ada beberapa orang penduduk desa sungai mati
yang sempat melihat cici ciri bagindo laut , tiga hari
sesudah kejadian itu , akan tetapi kondisi nya dalam
keadaan biasa saja bahkan ada yang lihat dia seperti
terburu buru seakan mengejar sesuatu.
Hal ini lah yang membuat Jaka menjadi curiga kepada
Bagindo. Jangan jangan pelaku pencurian itu adalah dia sendiri
"... Maka nya Jaka berusaha menelusuri jejak Bagindo
dan tidak terasa membawa nya sampai ke kota
pesisir Fansuri ini. Di samping itu juga Jaka memang ada niat untuk
mengunjungi kerajaan pesisir , karena masih ada
hubungan kekeluargaan dengan Ibu nya yang
memang Putri dari Raja Kuti , walau pun hanya dari
seorang selir saja. Mendengar berita ini jaka langsung bangkit dari kursi
nya dan berniat untuk melihat peristiwa itu.
Setelah membayar minuman nya Jaka melangkah
keluar , menuju tempat terjadi nya pertempuran
dengan orang asing itu. Dari jarak dua puluh tombak , terlihat sudah
pertarungan seru sekali terbagi dalam dua kelompok
yang berdekatan tapi dengan kondisi yang tidak
berimbang . Dua pemuda melawan satu wanita , sedang
kelompok satu lagi tiga pemuda menghadapi satu
pemuda. Dan satu sudut terlihat seorang tua terduduk dalam
kondisi muka pucat dan ada terlihat bekas tetesan
darah pada mulut nya.... " hmmmm , pertempuran yang tidak berimbang...."
" bapak tua itu terluka berat , parah juga....'
Jaka mengguman sendiri , sambil melangkah perlahan
mendekati pertempuran itu.
Disaat itu , Giok hong kondisi nya sudah mulai
kepayahan dan tenaga nya juga sudah melemah
menghadapi dua lawan nya ini.
" Ploook ", ihhh...."
" kurang ajaar kau...."
" he..he...he..., wah empuk sekali ".."
Gadis ini memaki salah lawan nya ini , karena dengan
kurang ajar sekali telah menepuk bokong nya yang
memang montok itu. Sebenar nya Giok Hong sudah dari tadi kalah duluan ,
tapi lawan nya ini memang tidak mau melukai diri
nya jadi mereka hanya mempermainkan nya saja ,
tentu saja perbuatan ini bagi seorang gadis perawan
adalah hinaan terberat di banding terluka pukulan.
" breeet ,!!"

Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Ahhhhh....." kembali pakaian nya terkoyak di bagian bahu kirinya ,
nampak lah kulit putih halus itu terbuka lebar hingga
kebahu nya. Giok Hong ingin menangis rasa nya menghadapi
kondisi nya saat ini , tapi dia tidak dapat berbuat apa
apa karena harus tetap konsentrasi menjaga
gempuran lawan yang sengaja mengincar tempat
sensitif di tubuh nya. Tan Sin Bun juga melirik kondisi adik nya ini , hati nya
menjadi khawatir sekali akan keselamatan adik nya
itu , sehingga otomatis konsentrasi pengerahan ilmu
silat nya juga jadi terganggu .
" Ahhh , bagaimana ini "."
" Giok mooooiii , bertahan lah ".."
" duukk , plaaak. '!!"
" ahhhk " " Aku akan mengadu jiwa dengan kalian...."
" Hiiiaaaaat......."
Hebat sekali amukan dari Sin Bun ini , dia
mengeluarkan seluruh kepandaiaan nya seperti
banteng terluka , gerakan nya sudah tidak
memikirkan keselamatan diri sendiri lagi.
Sehingga daya serangnya menjadi berlipat ganda
kekuatan nya , Mahesa Lanang juga kerepotan
menghadapi amukan ini. " Hiaaaaa........" buuukkk......, buuukkk.......tubuh seorang
terlempar kebelakang oleh benturan tenaga pukulan
Sin Bun. " Kuraang ajaar , kepung dia dengan rapat .." Mahesa
kembali memberi aba aba pada anak buah nya.
Tan Sin Bun sekarang semakin terdesak rapat , tapi
semangat bertarung nya memang harus diakui cukup
tangguh sebab dia sadar bahwa harus cepat
menuntaskan pertempuran ini untuk menolong adik
nya yang dalam keadaan bahaya.
Sampai satu saat pukulan mahesa bersarang telak di
dada nya .. " Deeessss , uhhhk " darah segar meleleh di bibir
nya . Sambil mengusap darah nya kembali Sin Bun
menyerang kembali , akan tetapi bagaimana pun dia
sudah terluka dalam , maka serangan nya menjadi
jauh lebih lemah. " He..he...he..,sebentar lagi ajal mu akan tiba...."
Mahesa sudah mendengus kuat....
Hiaaaa......, dessss , " kembali tendangan kaki kanan
mahesa mengenai pundak Sin Bun.
Tubuh Sin Bun langsung roboh bergulingan ke tanah .
Sambil bergulingan Sin Bun melakukan gerakan
berputar dan kaki nya memelintir salah satu kaki
anak buah mahesa . " Duuuk ".., " Kreeeekk "
" Akhhh " keparaat kauuu..."
Gerakan Sin Bun ini membuahkan hasil dengan
tumbang nya salah satu lawan nya....
Melihat ini nafsu membunuh Mahesa sudah
memuncak tinggi ".. Dengan gerakan berputar seperti gasing dan
bertumpu pada kaki kiri nya tubuh Mahesa sudah
meluncur deras kearah kepala Sin Bun.
Sin Bun Hanya bisa pasrah melihat datang nya
serangan maut ini sambil mengangkat kedua tangan
nya untuk melindungi kepala nya.
" Giok moi , ayah , maaf kan aku yang tidak bisa
melindungi kalian " Sin Bun berbisik lirih sambil
pejamkan mata nya. Tapi keadaan berkata lain , di saat serangan itu
hampir mencapai sasaran tiba tiba .:
" Tuukkk.....tuuuuk....., ahhhhhh"
terdengar teriakan mahesa lanang dengan suara
kesakitan. Ternyata terjangan mahesa di hentikan oleh dua
lemparan batu kecil yang tepat mengenai kedua lutut
nya , tentu saja rasa nya sakit bukan main juga
terasa linu.... Dan di kelompok satu lagi juga menghadapi hal yang
sama , dua orang pengeroyok Giok hong masing
masing mendapat lemparan di kening mereka .
Taaak.....Taaaaak ,Waaaduuuuh...,
Kedua pengeroyok Giok hong langsung menghentikan
pertempuran sambil mengusap jidat mereka yang
sudah memerah bengkak.....
dan malah terlihat jadi lucu.....
" Grrrrhhhhh....." Mahesa Lanang sudah mengeram
saking marah nya ada orang berani mencampuri
urusan nya. " Baaajjjiiiingaan "., siapa kau....."
" mau cari mati yaaaa....."
Tidak Jauh terlihat seorang pemuda berpakaian putih
sedang berdiri memandang mereka sambil tersenyum
kecil setengah mengejek. " Siapa yang cari mati....?" heeeiii kamu sudah gila
ya....!!" " Hidup ini begitu indah "..siapa yang mau mati.....,
memang nya mati itu enak ?"
" He....he...he...." Jaka sudah berkata dengan santai
nya.... Sin Bun langsung mengambil kesempatan ini
menjumpai adik nya sambil berkata :
" Giok Moi "." Kamu tidak apa kan "..."
" Tidak apa apa Bun koko , tapi Kau terluka parah....."
sambil berkata Giok Hong berusaha membereskan
pakaian nya yang sudah terkoyak di beberapa
tempat. " Ada yang menolong kita Giok moi..."
Sin Bun juga memperhatikan Jaka yang baru datang
ini . " heeiiiii , anak gila , kau tidak tau sedang berhadapan
dengan siapa ya.....!!" Mahesa sudah membentak Jaka
dengan bengis nya. " Ahhh , paling paling kalian ini cuma perampok pasar
yang lagi kesorean kaaan " he..he..he " Jaka berkata
dengan seenak nya sambil mata nya memangdang
keatas., seolah meremeh kan lawan.
" Dan aku dengar kamu anak pembesar istana , apa
sudah tidak dapat makan lagi ya makanya jadi
perampok di sini....?"
Ucapan pedas ini membuat muka mereka menjadi
seperti kepiting rebus......
Salah seorang anak buah mahesa tanpa basa basi lagi
langsung menerjang Jaka dengan ganas nya....
" Mati kau anak setaaan , Hiaaaah......"
" Wuuuuut ,,Plak ".dessss " Terlihat tubuh jaka hanya
menggeser badan kekanan sedikit dan :
" Bruukkk..." Entah bagaimana tiba tiba tubuh yang menyerang itu
sudah terlempar kesamping langsung terjungkal.
Melihat seorang anak buah nya sudah K.O. Di
gebrakan pertama Mahesa sudah memberikan aba
aba langsung maju menghantam kedepan .
Tubuh Jaka seketika terlihat berkelebat lenyap dan
tidak beberapa lama hanya terdengar suara orang
mengaduh kesakitan . " Buuuk ..bukkk , plaaak..plaaaak...,"
" Wouuuaaaduuuhh......"
begitu cepat nya pertanrungan itu berhenti , dan
terlihat empat tubuh sudah roboh bergulingan di tanah
dengan wajah mereka masing masing menahan sakit
yang luarbiasa. " Hmmmm , cepat kalian angkat kaki dari sini
sebelum kesabaran ku habis..."
Jaka sudah berkata dengan suara pelan tapi getaran
suara nya seakan menusuk telinga mereka semua.
Tapi mahesa lanang masih penasaran dengan pemuda
ini yang sudah mengalahkan mereka hanya dalam
satu kali gebrakan saja. " Siapa namamu orang gilaaa , haaa......!!"
" he..he...he., kalian tidak perlu tahu namaku cukup
kalian mengingat "bukit barisan " saja..."
" dari situ lah tempat asal ku...."
" Sekarang cepat kalian pergiiii...."
Tanpa banyak tingkah lagi mereka langsung bangkit
dengan tertatih tatih melangkah pergi.
" Awas kau anak gilaaa , akan ku balas nanti...."
Mahesa lanang masih sempat memberikan ancaman.
Setelah para begundal itu pergi Mahesa melangkah
mendekati Tan Lihan yang sedang terduduk terluka
parah. " Ahhhh , anak muda terima kasih sudah mau
menolong kami....uhhhkk "
" Sudahhh lah bapak tua , sudah kewajipan kita
untuk menolong sesama ..."
" Oh ya , nama saya Jaka.."
" Saya Tan Sin Bun dan ini adik ku Tan Giok Hong
juga Ini ayah ku Tan Lihan "
Sin bun langsung mengenalkan diri nya dan keluarga
nya kepada Jaka sambil merangkap kan kedua
tangan nya menghormat ke Jaka.
" budi pertolongan saudara Jaka ini tidak akan pernah
kami lupakan.." " Ahhh., tidak apa apa , dan karena hari telah hampir
malam kalau boleh tau kalian ini tinggal dimana ?"
Jaka langsung mengalihkan pembicaraan karena tidak
enak juga kalau terus terusan di puji.
" Kami tinggal di penginapan dekat sini , kami sudah
hampir satu minggu di Andalas ini , dan kalau saudara
Jaka tidak keberatan bisa ikut mampir ke tempat
kami." " Hmmmm , baik lah sekalian juga saya bisa mencari
penginapan disana." Di bantu jaka mereka langsung berangkat ke
penginapan setempat , sambil Giok hong memapah
orang tua nya berjalan bersama.
Hari sudah menjelang malam mereka sudah sampai
di penginapan itu , dan karena hari itu adalah masa
para pedangang banyak banyak yang datang ke
Fansuri membuat penginapan itu menjadi Padat, dan
Jaka pun tidak memperoleh kamar baru lagi.
Tapi Giok Hong langsung mengatakan pada SinBun
agar Jaka biar menginap bersama mereka saja sebab
kamar mereka memang yang terbesar disana , Tan
Lihan memang sengaja menyewa kamar yang paling
besar agar bisa menampung peralatan yang mereka
bawa sebelum nya. " saudara jaka menginap di kamar kami saja , sebab
masih muat untuk satu orang lagi "
" Ahhh , saya jadi tidak enak merepot kan kalian
semua ," Jaka berkata dengan agak sungkan
" Tidak apa apa anak muda , kamu sudah menolong
kami dan kami juga merasa senang sekali jika kamu
mau tinggal disini dulu.." Tan Lihan sudah menimpali
ucapan Sin Bun Jaka menjadi tidak enak kalau menolak lagi.
Pada malam nya Jaka berkata kepada Tan Lihan :
" Kalau bapak tidak keberatan , saya bisa membantu
anda untuk memeriksa luka nya itu ..."
" Ahhhh , anak muda anda sungguh baik sekali "
" kebetulan saya sedikit mengerti akan pengobatan ,
jadi memang sudah kewajipan saya."
" Terima kasih sekali kakak jaka , sudah mau
menolong ayah." Giok hong juga maju merangkap
tangan nya menghormat kepada Jaka .
Tapi Jaka bisa merasakan pandangan gadis cantik itu
agak berbinar sinar kekaguman dan ada kesan
kemesraan dari pandangan mata itu...
" wahhhh , mata gadis ini bisa membuat iman ku jadi
goyah lagi nich.." " tidak apa apa nona giok , saya juga hanya
kebetulan bisa pengobatan sedikit."
Maka Jaka Mulai menempelkan kedua telapak tangan
nya di punggung Tan Lihan dan sebelum nya dia juga
melakukan beberapa totokan untuk menghambat
darah kotor didada Tan Lihan mengalir balik ke
jantung nya . Tidak beberapa lama tubuh Jaka mengeluarkan uap
merah dan udara sekitar terasa dingin ".
" hebat sekali kakak Jaka ini koko ," Giok Hong
berbisik kepada Sin Bun .
" Di negri kita hanya beberapa orang saja yang bisa
seperti ini Giok moi "
" iya koko , ternyata Andalas ini banyak orang sakti
juga ya..." Sin Bun hanya menganggukkan kepala nya
sambil pandangan nya tak lepas dari proses pengotan
itu. Tidak berapa lama Tan Lihan muntahkan darah yang
berwarna hitam dan agak amis...
" huuuaaak , ..."
" Ahhhh , sudah anak muda " Tan Lihan sudah
mengasih tanda. " Yahh ...sekarang darah kotor nya sudah keluar
semua., tapi Bapak juga harus beristirahat beberapa
hari untuk memulihkan bekas luka itu.."
" nanti saya bisa minum ramuan buatan sendiri anak
muda " " terima kasih atas pertolongan mu ini , kalau kamu
tidak ada mungkin saya baru bisa sembuh setelah
satu tahun lama nya."
Nafas Tan Lihan sudah terlihat lancar dan wajah nya
juga tidak terlalu pucat lagi.


Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Bagaimana Ayah.." Giok hong maju sambil
memegang tangan ayah nya.
" Sudah tidak apa apa lagi anak ku , berkat
pertolongan Nak Jaka ini ayah tidak perlu istirahat
lama , paling empat hari lagi Ayah sudah sembuh
total." Tan Lihan berkata sambil tersenyum.
Kemudian Giok Hong langsung memandang Jaka
dengan pandangan Kagum juga bercampur
kemesraan kepada Jaka , tentu saja sebagai pemuda
normal Jaka menjadi agak gugup dan agak salah
tingkah di pandang seperti itu.
" kakak Jaka..., sudah dua kali menyelamatkan kami
dan entah bagaimana kami bisa membalasnya "
" Ahhh,..ehhhh.., jangan begitu nona Giok ini hanya
bantuan kecil saja....ahh..."
" Sebaik nya bapak istirahat saja dulu biar cepat
sembuh.." Jaka berkata untuk mengalihkan perhatian.
Sin Bun Juga sudah istirahat duluan karena memang
kondisi nya juga terluka tapi dengan istirahat sendiri
bisa memulihkan kondisi nya tanpa bantuan tenaga
dalam Jaka. " Oh ya... saya kedepan dulu ya untuk cari udara
segar , maklumlah malam ini kan udara nya sangat
cerah " " Silahkan nak jaka , saya juga mau istirahat.."
kemudian Tan Lihan sudah menarik selimut nya di
bantu putri nya untuk berbaring.
Jaka Juga sudah melangkangkah kedepan .
Karena penginapan itu cukup lebar dan bertingkat ,
sedangkan mereka menginap di lantai atas maka
pada malam hari akan terlihat pemandangan kota
fansuri ini dari beranda yang ada di depan kamar
mereka. Jaka berdiri melamun sambil memandang suasana
kota Fansuri di waktu malam , dan beberapa ratus
tombak kedepan terlihat samar samar lampu lampu di
kerajaan Pesisir. " Ibu dulu berpesan jika ada waktu aku di suruh
mampir kesana , tapi dengan adanya pertempuran
sore tadi , bisa bisa anak panglima itu akan bikin onar
lagi , jika sekarang aku kesana......."
" bagaimana ya..?"
Disaat Jaka sedang melamun dan memikirkan hal
besok , terdengar suara halus pintu depan di buka
suara langkah kaki mendekat.
Sesaat angin malam bertiup dengan lembut dan
tercium aroma wangi perempuan datang mendekati
nya ,jaka segera menoleh siapa yang datang.
" Ehhh , nona Giok belum tidur ya....?" jaka berkata
dengan heran.... " belum bisa tidur kakak jaka , entah kenapa malam
ini aku agak susah tidur nya...."
" Aku tidak mengganggu kakak jaka kan...?" Giok
hong berkata dengan suara halus .
" Ahhh, tidak apa apa nona Giok , saya juga memang
lagi tidak ada teman.."
Giok Hong sudah maju mendekat berdiri sejajar
dengan Jaka , dan jaka melihat Gadis sebrang
memang manis sekali dan memiliki kecantikan yang
khas berbeda dengan gadis pribumi di bumi Andalas
ini. Tubuh nya padat agak montok dengan mata yang
agak sipit , tapi bulat hitam dengan lesung pipit yang
manis , bibir nya agak tipis merah segar dengan
rambut di ikat keatas dihiasi manik manik kecil.
Kulit nya juga putih halus dengan leher yang jenjang
di hiasi kalung kecil halus bermainkan batu giok
berada diantara dua bukit kembar yang padat itu.
Maka untuk menenangkan hati nya Jaka mencoba
mencari pembicaraan lain.
" kalau boleh tau kalian ini berasal dari mana kah...?"
" kami berasal dari negri china kakak jaka , dan kami
mencoba hidup baru dengan merantau ke negri
Andalas ini." " Negri kami sampai hari ini masih terjadi peperangan
antar suku , dan peristiwa itulah yang membuat Ayah
mengambil keputusan untuk pindah dari sana."
" Apalagi peperangan itu telah mengorbankan nyawa
ibu ku sendiri ," sampai disini terlihat Giok Hong menahan kepedihan
yang mendalam , pandangan nya terlihat jauh
kedepan dan tidak beberapa lama keluarlah beberapa
tetes air mata gadis ini.
" ahhhh , aku mohon maaf nona ".sudah membuat
mu bersedih..." " tidak apa apa kakak jaka , kok saya jadi cengeng
ya.....!" sambil menghapus air mata nya kembali Giok Hong
melanjutkan ceritanya . "Ayah mendengar dari beberapa kenalan nya , bahwa
negri Andalas adalah negri yang subur dan makmur
cocok untuk berdagang , sehingga dia tertarik untuk
pindah kesini." " tapi nona giok , bukan kah bahasa di sana berbeda
dengan bahasa di daerah ini dan kalian baru tiba di
negri ini , bagaimana langsung dapat berbicara dalam
bahasa di sini ?""
" ohhhh, mengenai itu kami memang sudah
mempelajari nya terlebih dahulu , dan perjalanan
kami dari negri cina ke Andalas ini selama tiga bulan
Jaka." " Di sepanjang perjalanan kami terus berlatih agar
sesampainya di sini bisa langsung berkomunikasi
dengan orang orang setempat...."
" wahhhh , ternyata negri nona giok begitu jauh
nya...." " salut.....salut......kagum saya akan keberanian kalian
menyebrang lautan begitu jauh nya..."
" karena saya dengar banyak juga bahaya dari para
perampok laut , juga badai besar.."
" sewaktu kami berlayar mudah mudahan tidak ada
bahaya besar yang menimpa kapal kami , dan kami
juga ada beberapa kali singgah di beberapa bandar
pelabuhan ,di kota kota lain sebelum sampai di sini.."
" oooooo, jadi begitu cerita nya ya...."
" hik...hik...hik., kakak ini lucu..."
tentu saja Jaka menjadi terkejut dikatakan gadis ini
dia lucu. " haaa....,apa nya lucu nona ?"
" memang nya kakak Jaka ini belum pernah berlayar
ya.....?" Giok Hong bertanya sambil tersenyum manis
memandang wajah jaka. Tentu saja jaka menjadi terpesona melihat kecantikan
senyuman gadis ini , dan tak sadar bibir nya berkata
sendiri ".. " Waduuuuh.....luarbiasaa...."
"Heeiii , kakak bicara apa ?" ada yang salah dengan
wajah ku ya..?" " bukan ".bukan itu nona giok , hanya......hanya....."
aku...aku....ehhh..,"
" ihhh, kakak kenapa sih....,koq , seperti linglung
begitu....?" Lihat apa kakak jaka ..?"
" Wajah mu nona ,,tadi waktu tersenyum....ehhh.."
" Wajah mu terlihat cantik sekali......" Jaka berkata
perlahan karena dia khawatir gadis ini marah.
" iihhh , kakak "...,sudah mulai pandai merayu
yaaaa......" Bukan nya Giok Hong marah , malah makin
tersenyum sambil menundukkan wajah nya malu.
Melihat reaksi gadis itu membuat Jaka malah
bertambah berani berkata lagi.
" Benar sekali nona giok , pemuda manapun pasti
akan terpesona jika kamu tersenyum...."
" Ahhhhhh....., benarkah aku cantik kakak Jaka..?"
" kamu tidak hanya....hanya menyenangkan hati ku
saja kan....?" " Aku berani bertaruh nona .., bukan hanya menghibur
saja......." Jaka berkata mantap malah sambil
memegang kedua tangan halus gadis itu sambil
memandang tajam kedua mata gadis itu.
Perlahan lahan Giok Hong menggangkat wajah nya
dan menatap Jaka dengan mesra.
Jaka memang sudah berpengalaman dalam
menghadapi beberapa orang gadis cantik , sehingga
menghadapi situasi seperti ini dia sudah paham akan
tindakan yang akan diambil selanjut nya.
Perlahan lahan wajah nya sudah mendekat kewajah
cantik itu , semakin dekat dan...........
" aahhhhh , " Giok Hong hanya mengeluh lirih dan
memejamkan kedua mata nya sewaktu Jaka
mencium dengan lembut nya bibir gadis itu.
Malah tangan Jaka juga sudah memeluk tubuh gadis
ini dan membawa nya dalam pelukan hangat Jaka.
Giok Hong Juga membalas pelukan itu dengan erat
nya seakan tidak mau terlepas lagi.
Ciuman itu berlangsung dari perlahan lahan berubah
menjadi agak ganas , dan gadis ini pun membalas
hisapan ciuman jaka dengan tidak kalas ganas nya....
Tangan Jaka yang satu lagi juga tidak tinggal diam
membelai dan mengelus punggung gadis itu dan
perlahan turun ke bagian bawah lagi hingga sampai
ke bokong montok Giok Hong , sambil mulai meremas
lembut. Ciuman Jaka juga mulai merambat dari bibir turun ke
leher jenjang itu dengan setengah mengisap isap
lembut , dan ber main dengan halus nya...
Tubuh Giok Hong Sudah condong kebelakang dan
tersandar pada dinding ruangan penginapan.
" Akhhh , Kakak Jakaaa....., gadis itu mendesis
lirih...dan tangan nya meremas di bahu Jaka.
Perlahan namun pasti baju bagian atas Giok hong
sudah mulai terbuka lebar , dan tangan Jaka sudah
masuk kedalam dan membelai sambil mulai meremas
lembut disana. " ohhhhh , ahhhh,,," tubuh gadis ini langsung bergetar
dan menggelinjang keras. " Ouhhhhh "., kakaaak...."
Hampir pingsan rasa nya Giok Hong , sewaktu bibir
Jaka menyentuh bukit Indah nya dan mulai menjilat
serta mengisap isap puncak putting kemerahan yang
sudah mengeras tegang itu.
Darah nya sudah bergejolak kencang menahan
sesuatu yang ingin mendesak dan dia merasa kan
seakan mau kencing saja , tapi tidak tau rasa geli itu
begitu misterius dan nikmat.
Jaka juga semakin berani , kini tangan nya yang
meras bokong gadis ini malah berpindah kedepan nya
hinggap di atas sebuah tumpukan kecil yang masih
terbalut celana tipis. Tangan nya juga sudah mulai memijit dan membelai
disitu dengan mesra nya kadang kadang setengah
menggesek gesek kan jari nya disana.
Terasa kelamaan bukit kecil itu menjadi lembab dan
agah basah.. " Ohhhhhh....ssssshhhh kakaaak ,"
" Ayolaaaahhh , "tanpa sadar Giok Hong meminta
sesuatu kepada Jaka agar menuntaskan semua ini.
Namun Jaka malah perlahan lahan malah mulai
menhentikan aksi nya dan tangan nya merapikan
kembali baju di dada gadis ini yang sdh terbuka lebar.
Sambil mencium pipi dan bibir Giok Hong Jaka
membisik kan sesuatu di telinga gadis ini.:
" Nona Giok Hong , maaf kan aku ya......."
" Aku sangat menghormatimu dan waktu kita masih
panjang...." " Aahhhh ., Kakak jaka " Hati mu sangat mulia sekali
"..." Giok Hong sudah memeluk erat Jaka dan di sudut
mata nya mengalir setetes air mata bening...
tadi dia hampir saja menjadi lupa diri karena Jaka
memang sangat pandai dalam membahagiakan hati
seorang gadis. " kakak Jaka....seandainya pun terjadi , aku rela pada
mu "." " ssttt , jangan seperti itu Nona giok " aku adalah
seorang pengelana dan tidak punya masa depan
jelas." belum tentu nanti kita bisa bertemu lagi...
" kakak jaka , sampai kapan pun aku tidak akan
melupakan mu dan malam ini hati ku juga tubuh ku
sudah ku pasrah kan padamu , walau pun nanti satu
saat kamu sdh mempunyai kekasih atau pun istri aku
rela berbagi dengan mereka.....
Giok Hong sudah bertekat tidak akan mencintai laki
laki lain selain Jaka seorang.....
" haaaaah......hati wanita memang
misterius......................"
Jaka hanya bisa mendesah dalam hati saja......
Akhir nya mereka kembali masuk bersama sama ke
kamar untuk istirahat, tapi malam itu Jaka tidak dapat
tidur nyenyak sebab dimata nya selalu terbayang tiga
wajah gadis cantik . Pertama Nuri kedua Dara dan yang ketiga adalah
Giok hong ".... Pusing deh....akhir nya jaka hanya tersenyum jika
mengingat akan mereka semua ini....
Bersambung................
http://cerita-silat.mywapblog.com pendekar aneh dari andalas
22 http://cerita-silat.mywapblog.com Bab.22.Hantu Malam


Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keesokan hari nya Jaka berpamitan kepada Tan Lihan
untuk kembali melanjutkan perjalanan nya sambil
singgah sebentar di kerajaan pesisir.
Tentu saja kepergian nya ini membuat hati Giok Hong
menjadi sangat sedih mengingat kenangan antara dia
dan Jaka yang sudah menggores dalam di dalam
lubuk hati gadis ini. " kakak jaka ". !" Kapan kita bisa bertemu lagi...." "
" Adik Giok , mudah mudahan jika ada kesempatan
kita akan bertemu lagi...!!"
kemudian Giok Hong mengeluarkan sebuah
saputangan berwarna putih yang terbuat dari bahan
sutra halus dan memberikan nya kepada Jaka sambil
mata nya berkaca " kaca.
Jaka tidak sadar bahwa di negri china jika seorang
gadis memberikan sapu tangan nya kepada seorang
pria itu merupakan tanda bahwa dia sudah
menyerahkan hati nya kepada pria tersebut.
Tan Lihan dan Sin Bun juga melihat bahwa ternyata
Giok Hong sudah jatuh hati pada jaka yang mereka
baru kenal dari kemarin sore saja.
" kakak Jaka , simpanlah sapu tangan ini "
" sebagai tanda agar kakak jangan melupakan kami
".." Jaka menerima sapu tangan itu dengan terharu dan
menyimpan nya di balik pakaian nya.
Kemudian Tan Sin Bun maju dan memeluk Jaka
sambil berkata : " Saudara Jaka , anda sudah saya anggap sebagai
saudara sendiri dan pertolongan nya pada keluarga
kami sungguh sangat besar sekali semoga " Thian
Yang Agung " membalasnya "."
" Ahhhh , tidak apa apa saudara Sin Bun.....,sudah
merupakan kewajipan saya untuk membantu siapa
saja yang memerlukan pertolongan.."
" Nak Jaka , kalau kamu masih berada di kota ini
jangan segan untuk mampir ke tempat kami dan
kami juga ada rencana untuk tinggal menetap di sini "
Tan Lihan sudah menyambung ucapan anak nya
sambil memberikan keterangan pada Jaka bahwa
mereka akan selalu berada di kota Fansuri ini.
" Saya juga nanti nya berencana ingin membuka toko
obat di kota ini sebab di kota ini belum mempunyai
toko penjual obat obatan dari negri china.."
" wah...., bagus sekali itu pak tua...., saya sangat
mendukung ide anda ini...."
" baiklah kalau ada waktu satu saat akan mampir ke
tempat anda , he..he..he.."
Tiba tiba Giok hong yang mendengar ini sudah maju
mendekati jaka sambil berkata manis...:
" Kakak Jaka janji ya.....?"
" he..he..he , iya saya janji nanti akan mampir lagi
melihat ke sini..." " Dan sekarang saya sudah mau jalan dulu ya....,
trimakasih atas penginapan nya semalam "
Sambil berkata jaka masih sempat melirik kepada
Giok Hong dengan mesra dan gadis itu hanya bisa
tertunduk malu saja "..( huuu.....dasaaaar.., sudah
dapat servis gratis lagi.....he..he..he...)
Sesudah jaka melangkah pergi Tan Lihan berkata
kepada Giok Hong..: " Giok Hong , kamu benar benar menyukai Jaka ?"
Tan Lihan memandang Putri nya ini dengan wajah
menyelidik. " Ahhhh, ayaahhh......, "
" Ingat anak ku , adat di negri kita berbeda dengan
mereka disini ..." " tapi ayah , kakak Jaka kan orang nya baik , juga
sudah menyelamat kan kita kemarin..."
" iya....anak ku.., tapi Jaka itu kan seorang pendekar
dunia persilatan yang penuh dengan bahaya.."
" kakak Jaka kan ilmu nya cukup tinggi ayah , dia
pasti bisa jaga diri ..."
Giok Hong seperti nya berusaha membela Jaka di
depan ayah nya. " ha..ha...ha..., Sin Bun kamu lihat lah adik mu yang
sedang jatuh cinta ini "."
Sin Bun hanya bisa tersenyum saja melihat ulah adik
nya ini yang memang sedang lagi kasmaran itu.
" sudah lah ayah...kalian jangan godain aku terus...,
kan malu juga.." Giok hong sudah berbalik arah menuju kamar
penginapan mereka., dan sang ayah yang melihat
tingkah anak gadis nya ini hanya bisa geleng kepala
saja. Hari itu kota fansuri di gemparkan oleh berita yang
membuat heboh orang orang istana , karena gudang
penyimpana istana kerajaan di bongkar orang dan
para penjaga nya dalam posisi tertidur pulas.
Maka pagi itu Raja Kuti langsung memanggil para
panglima hulubalang istana untuk rapat membahas
masalah ini. Baginda Raja Kuti sudah duduk di singgasana nya
dengan wajah keruh , dan di kelilingi oleh para
panglima nya sedang kan di depan nya berlutut tiga
orang . Satu kepala pengawal istana dan dua di belakang nya
para penjaga gudang istana.
" hmmmm, kepala pengawal bagaimana ini bisa
terjadi ?"" " ampun Baginda raja , para penjaga tidak sadarkan
diri dengan tiba tiba di saat pencuri itu datang.."
" jadi kalian berdua yang semalam menjaga gudang
istana.....!!" serentak dua orang yang sujud di belakang
menjawab bersama dengan wajah pucat.
" beenar bagindaa...."
" kalian tau hukuman atas kelalaian ini....?"
" ampuun , Bagindaa "..., kami memang bersalah
pantas mendapat hukuman..."
kedua nya sudah membentur benturkan kepada
mereka di lantai istana hingga berdarah....
" Kepala pengawal gudang , barang apa saja yang
hilang itu...?" " Ampun paduka yang hilang ada dua barang
penting ..!!" Kepala gudang ini berbicara dengan badan yang
sudah gemetaran , karena dia tahu betapa penting
nya benda itu. " Yang satu baju " Kulit Harimau Emas" dan satu lagi
gulungan kitap " Simula Jadi Portibi "..
Mendengar barang yang hilang tersebut Baginda
Langsung berdiri dengan muka memerah....
" Wah......, kenapa kamu bisa sampai begitu lalai
nya.....!!?" " ini bisa berbahaya sekali..."
" Apalagi jika sampai disalah gunakan , kurang
ajaaar..." Kalau baju Kulit Harimau Emas itu adalah salah satu
pusaka dari kerajaan ini , tapi yang sangat berbahaya
adalah kitab Simula Jadi Portibi , karena itu
merupakan kitab hadiah dari leluhur penguasa adat di
tanah Batak , dan itu merupakan kitab intisari dari
ilmu ilmu di bumi andalas.
Dan Sampai saat ini para penerus kerajaan dan orang
pandai di istana sendiri tidak ada yang sanggup untuk
mempelajari kitab itu dengan sempurna.
" ampunkan hamba baginda , ini semua karena
kesalahan hamba ..."
Melihat ini Panglima Bonang langsung angkat bicara :
" baginda , kalau menurut saya kita harus lebih
berhati hati melihat kejadian ini..."
" Apa maksud kamu Panglima Bonang...?"
" begini Baginda , jelas sekali yang melakukan
pencurian ini adalah orang berilmu tinggi.."
" hmmmm , bagaimana pendapat kamu panglima
Liman ?" " Setahu hamba yang bisa bertindak seperti ini hanya
beberapa orang saja Baginda.."
" Bagaimana dengan pendapat para panglima yang
lain....?" Baginda Raja berkata sambil mengedarkan
pandangan ke beberapa Panglima lain nya.
Kemudian Panglima Sugih Merah berkata pelan ,
memang Panglima satu ini jarang berbicara kalau
kalau yang tidak perlu , karena mulut nya selalu
mengunyah sirih. " Baginda , menurut hemat saya.......ini ada hubungan
nya dengan muncul nya perkumpulan baru di bumi
Andalas ini..." " oh...ya....?" Coba kamu jelaskan ..!!"
" Menurut para penyelidikan kita , saat itu di kalangan
persilatan telah muncul sebuah perkumpulan silat
yang selalu bergerak dengan hati " hati "."
" Dan orang orang disana adalah gabungan dari
beberapa golongan hitam semua , dan di ketuai oleh
seseorang misterius yang bergelar " Malaikat pulau
Lipan ". " Hmmmm..., begitu ya..!"
" bagaimana pendapat kamu panglima Serunting...?"
" Ampun baginda , saat ini saya masih belum dapat
kabar pasti nya siapa yang berbuat ini..."
" Saya tidak mau gegabah Baginda sebelum tahu
pasti siapa dalang semua ini..."
" Panglima Bonang , kalau menurut kamu siapa yang
paling mungkin sebagai pencuri nya...?"
Baginda Raja bertanya demikian karena menganggap
panglima nya ini mempunyai pengetahuan yang lebis
luas tentang dunia persilatan.
" Saat ini kira kira yang sanggup menerobos masuk
lingkungan istana dengan ilmu meringankan tubuh
yang tinggi adalah si " Hantu Malam " Baginda.
" Hantu malam ?""
" benar Baginda , karena dia itu sangat terkenal
dengan ilmu mencuri nya , tapi setahu saya dia itu
adalah seorang pencuri bayaran Baginda..." jadi kalau
dia bekerja sudah pasti atas pesanan seseorang.
Disaat itu masuk seorang pengawal kerajaan melapor
kepada Raja sambil sujud menghormat.:
" Ampun Baginda ada seorang tamu dari luar mau
datang menghadap Paduka...."
" hmmmm .., siapakah dia ?"
" Dia bernama jaka Paduka dan asal nya dari desa
Bambu Kuning dari Bukit barisan..."
Baginda Raja bingung juga mendengar asal tamu nya
ini , karena selama ini dia merasa tidak mengenal
orang yang berasal dari desa tersebut.
Tapi bagi seorang Raja pantang untuk menolak setiap
Tamu yang datang. " Persilahkan dia masuk...." Akhir nya Baginda Raja
mempersilahkan Jaka masuk.
Sambil menunggu Tamu nya masuk Baginda Raja
berkata : " urusan ini aku serah kan kepada Panglima Bonang
untuk mengusut tuntas dan saya mau paling lambat
satu purnama kedepan barang hilang itu sudah
kembali lagi..." " titah baginda akan segera saya laksana kan."
" Dan kalian bertiga sekarang berada dalam
pengawasan Panglima Bonang sampai urusan ini
selesai dan apabila belum bisa selesai maka kalian
akan di hukum penggal...."
" Ampun Baginda , ampuni lah kami " mereka hanya
bisa meratapi nasib nya. Tapi Sang Raja sudah mengangkat sebelah tangan
nya keatas , tanda nya keputusan sudah dibuat dan
Pengawal istana sudah membawa mereka keluar.
Tidak berapa lama masuk lah seorang pemuda
berpakaian putih dikawal oleh seorang pengawal
istana . ." Hormat pada baginda raja hamba datang
menghadap.." Jaka langsung bersujud .
" Siapakah kamu Anak Muda...?"
" Ampun Baginda Saya datang berkunjung karena
amanat dari almarhum ibu saya...."
" Amanah dari Almarhum Ibu mu ?"
Baginda Raja Kuti ini sewaktu memandang Jaka
seperti mengenal akan paras seseorang , tapi dia lupa
siapa dan dimana orang itu , tapi perasaan itu terasa
begitu dekat. " Coba angkat wajah mu...."
" hmmmmm, kamu mirip dengan seseorang tapi siapa
ya...?" " Ampun Baginda Nama Saya Jaka dan Ayah saya
bernama Bagus Segara , Ibu saya bernama Kunti..."
" Haaaa....., ka..kaamu , Anak Kunti.....,
ohhh......hhh..anak ku....."
Tak terasa mata sang Baginda ini berkaca kaca
menahan haru nya..... Baginda Raja Kuti langsung turun dari singgasana nya
menghampiri Jaka dengan kedua tangan nya
memegang bahu jaka sambil berkata..:
" bangkitlah......cucuku....aahhhh , pantas aku seperti
mengenal wajah mu....."
" ternyata engkau adalah anak kunti yang telah lama
tiada kabar beritanya....."
" ampun baginda , ibu tidak dapat menemui baginda
lagi karena sudah lama meninggal......"
" ahhhh.....kunti..., mengapa kamu tidak mau menemui
ayah mu lagi....."

Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sang Raja ini berkata dengan suara sedih nya ,
karena setelah peristiwa dulu dan dia sudah tahu
duduk persoalan nya . Raja kuti sangat menyesal atas tindakan keras nya
kepada salah satu putri nya itu , dan sebenarnya dia
berniat untuk menganggkat Bagus Segara menjadi
salah satu panglima nya , tapi sampai lama berita
keberadaan mereka tidak dapat di ketahui lagi.
" Jaka cucu ku , coba kamu ceritakan bagaimana
keadaan kalian waktu dahulu dan apakah kalian
hidup bahagia....." Maka kemudian Jaka menceritakan semua kehidupan
mereka dahulu sewaktu orang tua nya masih hidup
sampai akhir nya menceritakan bagaimana
penyerangan desa mereka dan kedua orang tua nya
ikut terbunuh disana . Dan dia hanya menceritakan dia di tolong oleh
seorang tua yang kemudian membimbing nya dalam
hal baca tulis juga sedikit ilmu silat.
Jaka tidak mau menjelaskan siapa kakek guru nya
karena dia tahu bahwa disana ada ayah dari Mahesa
lanang yang kemarin sudah di buat babak belur....
" Jaka sekarang kamu tinggal disini saja , karena aku
adalah kakek mu dan sudah merupakan tanggung
jawab ku untuk merawat mu setelah orang tua mu
tiada lagi..." " Ampun Baginda , saat ini masih banyak tugas yang
masih belum hamba laksanakan jadi mohon
pengertian Paduka jika hamba tidak dapat tinggal
dengan lama disini.."
Baginda Raja maklum bahwa Jaka sudah bukan anak
anak lagi dan dia tahu pasti Jaka mempunyai alasan
sendiri. " Baiklah "..kamu boleh tinggal beberapa hari disini ,
dan setelah itu bisa melanjutkan perjalanan kamu
kembali.." Jaka tidak banyak berkomentar lagi ,hanya manggut
manggut menurut saja , maklumlah selama ini dia
kan tidak pernah tau bagaimana rasa nya tinggal di
lingkungan istana., jadi pingin coba dehhhh.....
Dengan diantar oleh petugas istana kerajaan Jaka
tinggal disana selama beberapa hari sambil terus
mencari informasi keberadaan Bagindo Laut berada.
Malam itu cahaya bulan cukup terang benderang dan
suasana malam begitu indah , Jaka melangkah keluar
menuju taman di belakang istana.
Suasana Taman Malam itu begitu sepi tanpa ada
seorang pun , maka Jaka berjalan menuju daerah
yang agak tertutup rimbunan bunga taman.
" Ahhh..., malam ini cocok buatku untuk
memperdalam ilmu " Tenaga Rembulan Merah "
Maka Jaka Langsung duduk mengambil posisi semadi
sambil menghadap ke Cahaya bulan Purnama .
Mulailah dia mengatur napas nya perlahan lahan
seirama dengan tenaga ke bathinan nya dengan mata
tertutup. Perlahan lahan dirasakan nya daya energi dari bulan
purnama itu masuk melalui ubun ubun di kepalanya
dan terus berputar di seluruh tubuh.
Sesuai dengan Ajaran yang di peroleh dari kakek guru
nya , energi tersebut di serap sari nya , sehingga
berubah menjadi olah tenaga dalam yang tersimpan
di pusar nya. Dalam satu bulan Jaka hanya bisa memperoleh satu
kali kesempatan saja menyerap energi Purnama itu
karena dalam sebulan pernama penuh hanya satu
kali. Tentu saja kesempatan ini tidak pernah di sia sia kan
oleh Jaka sebab untuk mencapai tahapan tertinggi
dari ilmu Telapak Rembulan Merah , Jaka harus rajin
menyerap hawa sakti sinar rembulan purnama.
Dan untuk hasil yang optimal , hanya ada disaat
purnama saja. Tidak terasa sudah tiga jam Jaka duduk bersemedi
sambil melatih ilmu nya dan dari kejauhan sudah
terdengar suara kentongan tanda tengah malam
sudah tiba. Disaat Jaka sedang bersemadi , telinga nya yang
tajam mendengar ada suara langkah halus di sertai
desiran angin di sebelah barat istana.
" Hmmmm , siapa malam malam yang berkunjung
ini..." " coba ku selidiki dulu..."
Jaka membuka mata nya langsung bangkit berdiri dan
meloncat dengan ringan mengikuti suara langkah
tersebut. Dengan gerakan seringan kapas Jaka meloncat ke
sebuah pohon yang cukup tinggi sambil mengawasi
sekeliling nya. Pandangan nya yang tajam dapat melihat sesosok
tubuh melayang memasuki sebuah gedung di sebelah
barat , bayangan itu berhenti di bawah sebuah
jendela dengan mengetuk halus sebanyak dua kali.
Terlihat daun jendela itu terbuka dan bayangan itu
langsung melompat masuk dengan ringan nya.
Melihat ini Jaka langsung meloncat tinggi dan hinggap
tanpa suara diatas bubungan rumah itu sambil
berusaha mencari informasi dengan memasang
pendengaran nya. Dengan halus dia mendengar percakapan dua orang
yang berbicara hati hati sekali.
" Hmmmm , bagaimana pesan ku kemarin itu , apa
sudah sesuai rencana...?"
" sudah beres lah....,tapi aku minta bayaran ku di
tambah lagi...." " wah!! .. Bukan kah itu suara panglima Serunting ?"
mau apa dia ya "........"' Jaka berbisik dalam hati.
" Kamu mau ingkar janji ya...!!" bukankah kita sudah
sepakat tentang bayaran mu...!!"
kembali terdengar suara panglima Serunting dengan
nada tidak senang, " he..he...he , kamu jangan menjadi orang pelit , aku
minta tambahan juga tidak banyak tapi resiko nya
aku harus pertaruhkan nyawaku sedangkan kamu
enak enakan terima hasil nya.."
" Hmmmm , jadi sekarang kamu mau memerasku
ya....?" " Asal kamu tahu saja bahwa si Bonang itu sudah
mencurigaimu dan si Raja Bodoh itu juga sudah
mengetahuinya , jadi posisi mu sekarang sudah tidak
aman lagi..." " Aku tidak takut .., yang penting kalau dua hari ini
kamu tidak menambah bayaran mu maka barang itu
akan aku jual pada orang lain ...he..he..he"
" Nah...,sekarang aku pergi dulu....."
Setelah berkata demikian dia langsung berbalik arah
dan langsung melompat keluar jendela dengan
gerakan yang sangat cepat sekali dan langsung keluar
dari lingkungan istana. " Grrrr , kurang ajar sekali dia..."
" Hmmm , awas kau nanti bila barang itu sudah aku
terima ajal mu pun sampai disitu pula..."
Panglima Serunting mendengus sambil mengepalkan
tangan nya. Jaka semakin penasaran mendengar pembicaraan
mereka itu , dia pun mengikuti bayangan itu dari jauh
sampai keluar dari kota Fansuri .
Dia tidak dapat mengenali orang itu karena
mengenakan topeng hitam tertutup rapat , hanya
terlihat sorotan mata nya saja.
Bayangan itu terus bergerak melewati satu sungai
kecil dan berbelok kearah sebuah perbukitan yang
banyak terdapat pohon bambu nya.Kemudian dia
seperti menggeserkan beberapa pohon bambu dan
ternyata di balik rimbunan pohon bambu itu terdapat
sebuah pintu kecil , yang bisa dimasuki oleh satu
orang saja. Jaka tidak mau mengambil resiko ikut masuk dulu
sebab dia tidak tahu ada apa di balik pintu tersebut
dan setelah beberapa lama bayangan orang itu tidak
keluar lagi. " ternyata itu rumah nya..." jaka mendesis sendiri.
" Lebih baik aku balik saja dulu dan besok aku coba
menyelidiki nya lagi..."
Jaka langsung putar tubuh dan pulang ke istana
kembali. Tapi kepala nya di penuhi berbagai pertanyaan yang
masih menemukan jawaban .
Pagi itu Jaka sengaja mengikuti rapat istana seperti
biasa , karena dia mau tahu apa sebenarnya yang
sedang terjadi di kalangan istana.
Di samping itu jaka juga berkenalan dengan beberapa
pangeran istana dan para pengurus istana.
Dari mereka akhir nya Jaka mengetahui bahwa dua
hari yang lalu ternyata istana telah di masuki oleh
pencuri yang lihay sehingga ada pusaka kerajaan
yang turut hilang. Siang itu Jaka mencari kesempatan untuk berbicara
berdua dengan panglima Bonang.
" Paman , kalau boleh tau Pusaka apakah yang telah
hilang itu....." " Nak Jaka "., ini adalah urusan besar dan sangat
berbahaya..." " Nama nya " Pusaka Baju Kulit Harimau Emas " dan
kitab " Simula Jadi Portibi " dan kedua nya
merupakan barang langka di dunia persilatan.."
" Apa hebat nya kedua Pusaka itu Paman..?"
" Pusaka Baju Kulit Harimau Emas , adalah sebuah
baju tipis dan sangat halus tapi terbuat dari kulit
harimau yang sudah bertapa puluhan tahun sehingga
jika ada yang memakainya , maka tubuh nya akan
kebal terhadap serangan senjata tajam , juga dapat
menolak semua pengaruh sirih jahat manapun dan
Jika orang itu mempunyai kekuatan gaib , maka bisa
memanggil si harimau emas itu sendiri..."
" kalau kitab " Simula Jadi Portibi " adalah sebuah
gulungan bambu yang bertuliskan aksara batak kuno
dan di dalam nya menjelaskan sejarah berdiri nya
bumi andalas ini , dan di dalam nya ada tersembunyi
pelajaran perbintangan , meramal dan cara cara
melatih ilmu gaib tingkat tinggi serta beberapa teori
ilmu ilmu silat bumi Andalas yang pernah ada , dan
kitab itu terbagi dalam beberapa gulungan
kecil ,masing masing dengan fungsi fungsi nya..."
" Apakah Paman sempat melihat kitab dan baju itu.."'
Panglima Bonang hanya mengangguk kan kepala nya
sambil terus melanjutkan ceritanya.
" Saya sendiri tidak begitu tahu dengan jelas sudah
berapa lama barang tersebut ada di kerajaan ini ,
hanya dulu pernah saya mendengar cerita bahwa
kitab itu merupakan hadiah persahabatan antara
leluhur kerajaan pesisir ini dengan lehurur Raja di
tanah Batak .." " Dan kalau tidak salah nama nya Raja Sinambela
Pertama , dan menurut sejarah nya bahwa raja batak
itu tidak meninggal akan tetapi dia menghilang gaib
begitu saja , makanya oleh orang batak dia itu
dianggap sebagai penjelmaan Dewa...."
" Dan untuk memahami isi kitab tersebut juga sangat
sulit sekali , disamping tulisan aksaranya yang sangat
unik juga mengandung pengertian yang sangat
mendalam..." " Jangan kan untuk menguasai keseluruhan nya ,
sebagian kecil saja untuk orang biasa pasti tidak akan
sanggup malah bisa bisa jadi gila atau cacat seumur
hidup..." " Makanya sampai hari ini tidak ada yang sanggup
untuk mempelajari nya sampai tuntas..."
" Apakah belum ada yang pernah mencoba
mempelajari nya Paman ?" bukan kah di bumi
Andalas ini banyak terdapat orang orang sakti dan
pintar...?" Jaka bertanya dengan penasaran...
" Memang dahulu kira kira seratusan tahun yang lalu
ada seorang pendekar yang sempat mempelajari
nya , itupun karena dia mempunyai hubungan yang
erat dengan Raja terdahulu di Pesisir ini..."
"Menurut kabar nya pendekar itu hanya sanggup
mempelajari seperempat bagian saja , tapi itupun
sudah membuat nya menjadi pendekar nomor satu di
bumi Andalas ini..."
" Siapakah Pendekar itu Paman..?"
" Kalau nama nya tidak ada yang mengetahui nya ,
tapi orang persilatan mengenalnya dengan sebutan
" Dewa Bukit Barisan.."
" Apa......?" Dewa Bukit Barisan......, Hati Jaka terkejut
mendengar bahwa ternyata kakek gurunya ini
sebagai orang terahir yang mempelajari kitab itu.
Jaka sempat termanggu manggu sejenak .." ahhh ,
pantas saja kakek guru begitu hebat nya, tak sadar
Jaka menggumam sendiri.. " Ada apakah Nak Jaka...?"
" Ahhhh , tidak apa...apa Paman.." Jaka menjawab
dengan sedikit gagap. " Maka itulah Nak Jaka , Saya sangat khawatir apa
bila benda benda itu sampai jatuh ke tangan yang
salah , maka dunia persilatan akan kembali banjir
darah lagi....." " Baginda sudah menyusun orang orang khusus untuk
menyelidiki masalah ini , dan ini sudah merupakan
tanggung jawab Saya untuk menemukan kembali


Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedua barang pusaka tersebut..."
" Paman saya juga akan berusaha membantu untuk
menemukan kembali pusaka itu sebab bagaimana
pun juga Baginda Raja masih merupakan kakek
saya .." " Terima kasih Jaka atas perhatian mu , karena orang
orang muda seperti kamu lah yang kemudian hari
bisa menjadi harapan di kerajaan ini." Panglima
Bonang berkata sambil tersenyum haru memandang
Wajah Jaka. " oh ya Paman , kira kira ada tidak orang orang yang
sudah Paman curigai ..?"
" Kalau melihat keahlian dan kemungkinan pencuri itu
bisa masuk kesini rasa nya hanya sedikit orang yang
bisa leluasa bergerak , di samping tentu pencuri itu
harus dapat informasi dari orang dalam juga."
" Saat ini yang paling saya curigai adalah si Hantu
Malam , disamping ilmu nya yang tinggi dia juga
bekerja dengan cara misterius dan hanya mau
mengerjakan pekerjaan besar saja."
" Dan orang yang sanggup membayar Hantu Malam
biasanya hanya orang orang kaya atau orang yang
sanggup menundukkan ilmu silat nya saja."
Jaka sebenarnya ingin mengutarakan kecurigaan nya
semalam kepada Panglima ini , tapi dia belum
mempunyai bukti kuat maka hanya di simpan di hati
nya saja dahulu. " Paman kalau begitu saya permisi dulu sambil lihat
lihat di sekeliling sini ..."
" Hati hati Nak Jaka , sekarang ini banyak berkeliaran
orang yang berilmu tinggi dan saya dengar ada satu
perkumpulan Baru yang di ketuai oleh datuk sesat
Malaikat Pulau Lipan "
Maka Jaka langsung pergi keluar komplek istana ,
tujuan nya jalan yang semalam dia pergi .Mendekati
sungai kecil itu. Hati Jaka tertarik melihat seorang tua yang sedang
asik memancing ikan dengan menggunakan bambu
panjang sebagai Joran nya.
Orang tua itu mengenakan topi anyaman bambu
sambil mengunyah " ngusah sirih nya yang sudah
memerah di bibir nya. Sudah ada beberapa ekor ikan mujair yang berhasil di
pancing nya , dan ikan itu di simpan pada sebuah
anyaman bambu kecil pada ikat pinggang nya.
Seakan merasa ada yang memperhatikan nya orang
tua itu memutar kepala nya melihat kearah Jaka
sambil berkata halus.. " Hei...., anak muda kamu mau mancing ya...., "
" ahhh ...tidak pak tua , saya hanya kebetulan mau
menyebrang saja......"
" oooooo , si orang tua itu manggut manggut kecil "
" hati " hati anak muda , di sebrang sana daerah nya
kalau sudah menjelang malam sangat angker.."
Si orang tua ini berusaha untuk mengingatkan Jaka..
" Ah.., Saya juga tidak lama pak .." Sebelum malam
juga sudah kembali.."
" Bapak tinggal di sekitar sini ya..!"
" Oh...., tidak anak muda ", saya ini dari desa di balik
bukit itu...." tangan Pak Tua itu sudah menunjuk ke
arah timur yang terlihat sebuah bukit kecil yang
banyak di tumbuhi pohon kelapa.
" Disini ikan nya lumayan banyak , jadi kalau mancing
tidak perlu lama lama lagi....he..he..he."
" Pak di sebrang sana itu masih ada perkampungan
tidak..?" " Oh ya pak , kenalkan nama saya Jaka..."
" ooo, Saya sering di panggil Pak Rimang...."
" Ada .., tapi masih agak jauh melewati hutan kecil
itu , dan Jalan kesana juga agak susah sebab desa itu
adalah desa terpencil dan di kelilingi rawa rawa ."
" Memang nya Nak Jaka ini ingin pergi ke desa itu..?"
" Bukan Pak Rimang , saya hanya mau jalan jalan ke
hutan kecil itu saja..."
" Pak Rimang saya permisi dulu ya...!!"
" ya....ya..,tapi hati hati ".." sambil berkata demikian
Pak Rimang kembali melanjutkan mancing nya.
Dengan melompati beberapa buah batu besar akhir
nya Jaka sampai juga ke sebrang , dengan langkah
agak hati hati Jaka berjalan menyusuri pinggir sungai
sampai menemukan rimbunan pohon Bambu yang
semalam dia lihat tempat orang bertopeng itu masuk.
Jaka mencoba mengitari daerah sekitar dulu untuk
memeriksa kalau ada hal yang mencurigakan.
Keadaan di sekitar terasa sangat sepi sekali hanya
terdengar riak air sungai yang mengalir perlahan.
Telinga Jaka yang tajam seketika mendengar seperti
suara dahan pohon yang bergesekan , seketika dia
langsung melompat dengan cepat ke sebuah batu
yang agak besar bersembunyi.
Sambil bersembunyi mata Jaka memandang kearah
suara tadi dan tidak berapa lama nampak lah se
sosok orang yang bertubuh sedang keluar dari balik
rimbunan bambu itu dan melangkah dengan perlahan.
Ternyata orang tersebut adalah seorang kakek kakek
yang sudah berusia enam puluh tahunan tapi kondisi
nya terlihat masih tegak dan langkah kaki nya juga
kelihatan mantap menandakan orang ini adalah
seorang jago silat tangguh.
" hmmmm, ternyata orang bertopeng itu adalah
kakek ini , sekarang mau kemana lagi dia.."
" Ahh , coba aku ikuti dulu saja dia mau kemana..."
Bersambung.................
Bab 23 Hantu Malam II Kakek itu sudah jauh melangkah kedepan
menyebrang kearah selatan memasuki sebuah hutan
kecil dan semakin lama semakin cepat gerakan nya ,
dan akhir nya sampai di sebuah sungai yang agak
besar dan terlihat ramai.
Dengan menaiki rakit penyebrangan dia langsung
sampai di sebrang sungai dan berjalan kembali
memasuki satu desa dan terus melewati desa itu
hingga sampai di hutan pohon kelapa yang luas.
Dan di tengah hutan pohon kelapa itu terdapat
sebuah pondok kecil. Sesampainya di depan pondok itu si kakek itu
mengeluarkan suara batuk dua kali , seperti nya satu
kode rahasia. Dari dalam pondok keluarlah dua orang yang sama
sama tua juga , yang satu memakai baju tangan
panjang berwarna hitam pakai gelang hitam dan
pakai ikat kepala merah , dan satu lagi memakai baju
seperti rompi berwarna putih dengan ikat kepala
merah juga tapi di pinggang nya terlihat memakai
senjata golok . " Hmmm, Hantu Malam......, bagaimana tugas nya......?"
kakek baju hitam itu bertanya dengan suara agak
lirih.... " Sudah beres Kelabang Hitam , ..."
kemudian Hantu Malam mengeluarkan sesuatu dari
balik baju nya dan terlihatlah satu buah bambu yang
berwarna kuning dan di bungkus kain kuning.
Langsung memberikan nya kepada kakek baju hitam
itu sambil berkata..: " Jangan menghubungi saya dulu dalam beberapa
saat ini karena para panglima kerajaan sudah
mencurigai saya..." " baiklah , kami juga akan segera pergi begitu tugas
ini selesai.." Setelah berkata demikian si Hantu Malam langsung
pergi dengan cepat kembali ke tempat nya.
Tapi Jaka tidak mau melepaskan kesempatan ini
begitu si Hantu Malam pergi maka dia langsung keluar
dari persembunyian nya dan menghampiri mereka
berdua . " ha...ha...ha....., mengambil barang yang bukan milik
nya adalah tindakan seorang pencuri..."
" hei..., siapakau mengganggu urusan orang
lain..."kakek yang pakai golok sudah membentak
Jaka. " barang yang ada di tangan teman mu itu adalah
milik kerajaan.." jaka berkata sambil menunjuk ke
arah bambu yang masih di tangan Kelabang Hitam.
" Sudah jangan buang waktu lagi bereskan saja
pemuda itu, kita nanti bisa terlambat.."
Si Kelabang Hitam sudah memberikan aba aba pada
teman nya ini. Langsung saja tanpa basa basi lagi kakek pakai rompi
ini sudah mencabut golok nya dan menyerang Jaka
dengan sabetan mengarah ke dada nya.
" Hiiaaaat , sinnnng...."
" wuut...., Jaka langsung salto kebelakang sebanyak
dua kali . Melihat serangan pertama nya gagal , langsung dia
maju ke depan di dahului dengan tendangan lurus.
" dukkk., Jaka langsung menyambut tendangan itu
dengan sapuan kaki kanan nya di barengi dengan
pukulan tangan kosong mengarah uluhati lawan.
" utssss , kakek ini mengelak dengan cepat dan
memutar tubuh kesamping sambil mengibas kan
golok nya mengarah ke kaki kiri Jaka.
" hiaaaa , jaka langsung melompat keatas sambil
mengerah kan jurus "Naga Menggulung Ombak "
serangan nya langsung mengarah ke kepala lawan...
Si kakek ini juga tidak mau kalah langsung
menyambut serangan ini dengan membalas serangan
Jaka melalui sabetan golok nya .
" suuuit..., wuuut..., tentusaja jaka tidak mau dirinya
menjadi sasaran golok lawan , maka sambil
berputaran di udara tubuh nya malah melentik ke
atas dengan meminjam daya dorongan golok lawan
nya. " Hebat juga Anak muda ini , aku harus membantu si
golok maut itu agar bisa cepat beres...." Langsung Saja
si Kelabang Hitam Maju membantu kawan nya
mengeroyok Jaka. Kali ini Jaka harus menghadapi keroyokan dua orang
jago jago tua yang mempunyai kepandaian hebat.
Jaka langsung menggabungkan jurus Naga
Menggulung Ombak dengan Langkah Dewi Rembulan
menghadapi jago jago tua ini.
Sehingga pertarungan menjadi semakin seru , Tapi
karena Jaka kalah dalam hal pengalaman bertempur
lambat laun dia mulai terdesak.
Belum lagi kibasan golok lawan nya ini cukup
mengiriskan dan kelihatan nya mereka sudah
mengeluarkan ilmu ilmu andalan mereka.
" Kita harus mengeluarkan ilmu simpanan untuk
mengalahkan anak ini , " Si Kelabang Hitam sudah
berbisik kepada teman nya.
Jska melihat bahwa Jurus Naga Menggulung Ombak
nya tidak dapat mematahkan pertahanan lawan
langsung merobah ilmu nya mengeluarkan Telapak
Rembulan Merah nya . Maka tubuh Jaka sudah mengeluarkan sinar
kemerahan dan setiap pukulan nya di barengi dengan
hawa dingin menusuk. " Duaaak , duukkk..."
kembali terjadi adu pukulan yang keras "
" Ayo kita serang bersamaan "."
" Hiaaaaa...., hiaaaaaa...."
" Sinnnnng......ciuut...."
" daaar " Tubuh Jaka sampai terlontar kebelakang hingga tiga
tombak langsung bersalto dengan wajah kemerahan.
Tubuh kedua lawan nya juga terlontar kebelakang
bahkan tubuh si golok maut menghantam halaman
depan gubuk itu hingga terdengar suara kayu ber
derak patah... " Gruuubaaak ,....." Kuraaang ajar ,...."
Kakek golok maut ini menjadi marah sekali , tubuh
nya langsung bangkit sambil menyumpah serapah.
Hebat memang kedua orang itu walau pun sudah
terlempar tapi mereka tidak terluka sama sekali.
Pertarungan kembali berlangsung sangat seru bahkan
sudah mencapai ratusan jurus dan terlihat belum ada
tanda tanda siapa yang kalah.
Melihat ini Jaka juga menjadi kagum akan daya tahan
jago tua ini , maka dia juga sudah bersiap siap
dengan mengerahkan ilmu Telapak Rembulan Merah
nya hingga tahap akhir yang di kuasainya.
Sebenarnya kalau menghadapi satu demi satu Jaka
masih bisa mengatasi mereka tapi karena harus
menghadapi sekali gus dia harus mengerahkan semua
kemampuan nya. Kedua kakek itu juga sangat kagum akan kehebatan
lawan mereka ini , di samping masih muda sudah
mampu menghadapi mereka berdua sekali gus.
" Ayo golok maut keluarkan ilmu pamungkas mu ,
aku akan mengeluarkan ilmu kelabang Seribu ku."
" baik lah hayo kita serang sama sama..."
" hiaaaat " Sambil berteriak nyaring si golok maut sudah
mengeluarkan jurus pamungkas nya dan terlihat lah
golok nya sudah mengeluarkan cahaya putih dan
mengeluarkan angin yang menderu deru.....
melihat ini si kelabang hitam juga tidak mau kalah
sepasang tangan nya sudah mengeluarkan uap hitam
berbau amis menyengat....
'" Yeeeaaahhhh......"


Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kedua nya langsung merangsek maju menyerang
Jaka dari samping kiri dan kanan secara bersamaan.
Melihat ini jaka bukan nya mengelak malah duduk
bersila di tanah sambil tubuh nya berputar kencang
seperti gasing di selimuti cahaya merah yang semakin
tebal bahkan daun daun di sekitar nya sudah berubah
menjadi merah salju "." Luaaar biasaaa.."
" Duuaaaarrrrrrr "
Terlihat dua tubuh terlontar keluar seperti layangan
putus yang satu langsung menabrak gubuk hingga
hancur berantakan. Dan yang satu lagi menabrak pohon kelapa hingga
tumbang dan tubuh itu langsung diam tidak bergerak
lagi. Di tengah arena terlihat Jaka duduk bersila dengan
baju sudah robek tidak karuan dan tanah di
sekitarnya sudah berlubang sebesar kubangan kerbau.
" hukkkk" Jaka terbatuk kecil dan dada nya terasa panas sekali ,
ternyata walaupun dia dapat mengatasi kedua kakek
itu , jalan darah di tubuh nya menjadi kacau sehingga
pernapasan nya juga terganggu.
Setelah beberapa lama Jaka Langsung berdiri dan
melihat kondisi kedua lawan nya .
Kelabang Hitam tergolek dalam keadaan pingsan
sedang kan Si golok maut keadaan nya jauh lebih
parah , golok nya patah dan tubuh nya tidak bergerak
dan dari mulut nya mengalir darah hitam.
" Huaaak , hoeeek..." bruukkk......, tubuh nya langsung
meregang nyawa alias tewas dengan menggenaskan.
Kemudian Jaka mengambil bambu itu dari balik baju
Kelabang Hitam , terus berangkat dengan melangkah
agak sempoyongan menjauhi daerah itu.
Dengan mengandalkan sisa tenaga nya Jaka berusaha
kembali ke kerajaan pesisir sebab dia takut akan di
kejar oleh orang lain dalam keadaan masih terluka.
Sampai di depan lingkungan istana Langsung Jaka
mencari keberadaan panglima Bonang kepada
pengawal istana . " ahhhh... Jaka kamu kenapa.....?" Panglima Bonang
terkejut melihat kondisi jaka , tentu saja sebagai
orang persilatan Panglima Bonang tahu akan kondisi
Jaka sekarang. " Paman , tidak baik kita bicara disini , dan kondisi
saya juga kurang baik..."
" ya.., ya.., kalau begitu Nak Jaka ke rumah saya saja
disana lebih aman , mari,,,"
Jaka hanya menganggukkan kepala saja sambil
mengikuti langkah Panglima Bonang.
Sesampainya di rumah Panglima Bonang , Jaka mulai
menceritakan hasil dari Penyelidikan nya .
" Jadi Dugaan Paman memang benar bahwa Hantu
Malam memang pelaku nya tapi , dia tidak bekerja
sendiri Paman ..!!" " maksud Nak Jaka ada yang membantu nya ,?"
Panglima Bonang bertanya dengan serius..
" Hantu Malam memang bekerja sendiri tapi ada
orang dalam yang membantu nya , dan memberi
upah untuk melaksanakan pencurian itu.."
" Dan saya berhasil mengambil salah satu hasil curian
mereka tapi saya tidak tahu apa isi nya Paman "
Jaka berkata sambil mengeluarkan bambu itu dari
balik baju nya , dan memberikan nya kepada
Panglima Bonang . " Ahhhhhh, ternyata begitu ..."
Begitu banbu itu di terima Langsung Panglima Bonang
memeriksa isi nya., dan betapa terkejut nya dia
bahwa ternyata isi bambu itu adalah sebuah gulungan
Baju loreng kulit harimau berwarna kuning.
" Ahhhhh, sudah tertukar nak Jaka ..." seharus nya isi
nya bukan Baju ini."
" Tapi Paman saya merebut nya tidak lama setelah
Hantu Malam memberikan nya kepada si Kelabang
Hitam itu..." " berarti Jaka ini adalah pekerjaan nya si Hantu
Malam sendiri yang pada saat dia selesai mencuri
langsung menukar kedua isi barang itu..."
" Kurang ajar ".., licik juga maling itu...." dia tau
barang bagus...." Panglima Bonang berkata kesal.
" Oh ya Jaka , siapa orang dalam yang kamu
sebutkan tadi , yang membantu maling itu...?"
" Paman di malam pertama penyelidikan saya , si
hantu malam menjumpai seseorang di lingkungan
istana ini..., dan tujuan nya untuk minta tambahan
upah atas pekerjaan nya."
" Hmmmmm , siapa yang di temui nya Jaka..."
Panglima Bonang penasaran.
" Saya tidak dapat melihat wajah nya dengan jelas
tapi si Hantu Malam memanggilnya dengan sebutan
Panglima Serunting...."
" Haaaaa........, kamu tidak salah dengar Nak Jaka..."
Panglima Bonang sampai melototkan kedua mata nya
seakan tidak percaya akan apa yang di dengar nya.
" Benar paman , bahkan besok malam adalah
perjanjian mereka untuk bertemu lagi..."
" tapi paman saya juga tidak jelas tugas apa yang di
kerjakan Si Hantu Malam untuk panglima serunting
itu , karena mereka tidak sebutkan nama barang
nya..." Ternyata isi bambu itu adalah sebuah gulungan
pakaian berwarna kuning dengan corak Harimau , dan
terasa mengeluarkan aura mistis yang kuat.
" Tapi Paman saya tidak melihat mereka membuka isi
bambu ini..?" Jaka mencoba jelaskan apa yang telah
dia lihat sewaktu si Hantu Malam menyerahkan
bambu itu. "hmm , memang Baju Pusaka ini juga salah satu
barang pusaka yang hilang itu , tetapi di dalam
bambu ini seharus nya adalah gulungan kitap pusaka
Simula Jadi Portibi."
" Ini yang membuat saya bingung , apakah si pencuri
itu yang menukar nya atau memang dari semula
sudah ada yang menukar nya." Panglima Bonang
berkata sambil mengerutkan kening nya tanda nya
dia sedang memeras otak untuk memikirkan masalah
ini. " Paman , bagaimana jika kita membekuk si Hantu
Malam dulu dan kita paksa dia untuk berterus terang .
" Huuuk...," Jaka tiba -tiba terbatuk dan muka nya
kembali memucat . " Nak Jaka ", kamu terkena luka dalam dan
sebaiknya istirahat dulu ."
" Iya Paman "., saya jadi malu sudah merepot kan
Paman . " " ha...ha...ha.., Nak Jaka "..justru saya yang harus
berterima kasih padamu karena sudah membantu
kerajaan dalam menemukan salah satu dari pusaka
yang hilang itu." Kemudian Jaka diantar oleh Panglima Bonang menuju
kamar untuk beristirahat.
Panglima Bonang kemudian memanggil pembantunya
untuk merebus obat obatan yang akan di berikan
pada Jaka agar luka nya cepat sembuh.
Jaka langsung bersemadi sambil mengatur
pernapasan nya yang kacau , juga peredaran darah
nya tidak teratur " Dada nya terasa agak sesak dan pandangan nya
sedikit nanar sehingga dia berusaha kembali
menghimpun kekuatan nya dan mengumpulkan nya
dipusar. Terlihat uap putih bercampur kemerahan mengepul
keluar dari ubun ubun Jaka dan wajah nya sudah
mengeluarkan keringat sebesar jagung....
Tapi yang aneh adalah hawa di sekitar kamar nya
lambat laun berubah menjadi dingin seperti pakai alat
pendingin. Inilah kehebatan Hawa Sakti Rembulan
yang telah di kerahkan Jaka untuk menetralisir
goncangan di dada nya dan mengumpulkan kembali
hawa murni nya. Perlahan lahan warna pucat di wajah nya sudah
kembali normal dan rasa sesak didadanya juga hilang.
" ahhhh , untung aku mengusai tenaga rembulan
merah ini kalau tidak mungkin isi dada ku sudah
rontok semua." Tidak terasa Jaka sudah bersemedi beberapa Jam dan
hari sudah menjelang senja , dan terdengar pintu
kamar nya ada yang mendorong dari luar dengan
perlahan. Seorang wanita muda dengan memakai baju kebaya
putih melangkah masuk dengan perlahan sambil
membawa tempat obat dan mangkuk yang terlihat
mengepul. Dengan perlahan jaka membuka Mata nya untuk
melihat siapa yang datang ini , memang Jaka sudah
tahu bahwa yang datang kekamar nya pastilah
seorang wanita sebab hidung nya mencium sekilas
aroma wewangian seorang gadis.
Wajah nya bulat telur ,mata nya agak membulat di
hiasi alis halus dan bulu mata yang lentik , bibir nya
yang agak merekah basah dan rambut panjang
sampai di pinggang , kulit nya sawo matang tapi
terlihat halus dan terawat baik.
Tinggi nya sedang saja tapi yang agak menonjol
adalah bentuk pinggul nya yang terlihat penuh sesuai
dengan pinggang ramping dan bentuk dada nya yang
membusung sekal. Dengan perlahan gadis ini meletak kan perabotan
yang di bawa nya diatas meja , dan menatap Jaka
sebentar sambil berkata dengan halus :
" Silakan di minum obat nya ya....,"
" hmmm, tidak mungkin gadis ini pembantu di sini
"wah...,jangan jangan putri nya Paman Bonang.."
Jaka mencoba menerka dalam hati nya sambil
menatap wajah cantik itu dengan sinar mata memuji.
Tentu saja seorang gadis yang di pandang oleh
seorang pria sedemikan rupa menjadi malu dan
menjadi agak rikuh... Dengan wajah agak tertunduk malu gadis ini malah
menegur Jaka dengan lirih , "
" Ihhhh , jangan saya di pandang seperti itu tuan
pendekar...." " oh...ya.....ya..., waduh....,maaf ya...." jaka jadi sadar
dan jadi malu sendiri "
" soal nya tadi saya agak terkejut melihat nona ".jadi
sekali lagi saya mohon maaf ya...."
" oh ya , saya jangan di panggil tuan pendekar ya....,
nama saya Jaka...!!" jaka berkata sambil tersenyum
senyum..... kembali gadis ini mengangkat wajah nya sambil
berkata pelan: " Nama saya " Putri Tanjung Harum "
" oh ya kamu ini putri nya Paman Panglima Bonang
Ya..?" " Iya ...saya ini memang putri nya ..." Gadis ini
menjawab sambil tersenyum.
" Silakan di minum dulu obat nya , nanti jadi dingin
kalau lama di minum "
Terlihat bahwa gadis ini sudah mulai bisa menguasai
hati nya sehingga bicara nya menjadi agak lancar.
" trima kasih ya.."
Jaka Langsung turun dari tempat nya dan
menghampiri meja itu sambil meminum obat itu.
"Ahhhhh,.....waduhhhh......"
" Pahit sekali , ini obat apa ya...."
melihat ini langsung saja gadis ini menjadi geli
melihat tingkah Jaka yang minum obat itu.
" hik...hik...hik...." masakan minum itu saja tidak
kuat...." Gadis ini tertawa lirih sambil menutup mulut
nya. " jangan di tertawakan lho...habisnya memang
ramuan ini pahit sekali....."
" ihhhhh , kapok dah minum nya lagi...." jaka berkata
sambil wajah nya pringas pringis...."
" Bang Jaka ini lucu ".." Putri malah makin tertawa
melihat tingkah Jaka. Melihat gadis ini menertawakan dia Jaka malah makin
gemas. " Awas ya ", kalau kamu tertawai terus nanti
ku ...ku.....!!" Jaka memandang gadis ini dengan aneh.
" hayooo, Abang mau bilang apa...." Malah gadis ini
balik nantang Jaka " Busyeet dahh , berani juga gadis ini " Jaka jadi
geregetan.. Sewaktu Jaka akan kembali melanjutkan bicara nya ,
terdengar langkah kaki mendekat memasuki kamar
nya. " Bagaimana Nak Jaka " "
" ohh , Paman sudah agak baikan sekarang dan
besok saya rasa sudah sembuh total..."
Ternyata Panglima Bonang sudah memasuki kamar
Jaka . " Hmmmm, besok pagi kamu harus meminum obat
itu sekali lagi agar bisa segar kembali..."
" Iya Paman..."
" Ayah.., Putri permisi dulu ya.." setelah berkata begitu
gadis ini langsung balik badan keluar kamar tapi dia
masih sempat melirik Jaka sekilas sambil tersenyum
senyum. " Kalau begitu Nak Jaka kamu istirahat dulu disini dan
kita lihat situasi besok , sekarang saya akan


Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghadap Baginda dulu mau melaporkan kejadian
ini..." "Nanti segala keperluan kamu saya akan pesan anak
saya Putri yang mengatur nya.."
" Terima kasih Paman sebelum nya..." Jaka berkata
dengan sungkan. " Ahhhh , tidak apa apa nak Jaka , anggap saja
seperti di rumah sendiri..."
Setelah berkata demikian Panglima Bonang langsung
keluar kamar Jaka. Hari sudah malam tapi panglima Bonang masih belum
kembali dan Jaka juga merasa bosan di kamar terus
maka dia keluar kamar nya menuju keruangan
tengah. Ternyata Panglima Bonang ini banyak menyimpan
buku buku sejarah dari berbagai tempat dan terlihat
rak buku itu tersusun rapi dengan beberapa macam
bentuk. Rumah panglima Bonang ini terlihat sepi dimalam
ini..... sewaktu jaka sedang memperhatikan beberapa buah
buku buku tersebut terdengar satu suara halus
memanggil nama nya. " Bang Jaka mau baca buku ya...." Jaka langsung
menoleh sambil tersenyum..
" Ehhhh , Putri ", saya hanya mau lihat lihat saja..."
" kok di sini sepi sekali , Paman Bonang belum
kembali ya...?" " Iya memang sekarang lagi sepi dan Abang juga
adik saya sedang tidak berada di rumah mereka ada
di tempat sepupu ayah di desa Aek Lopang dan Ayah
saya lihat juga belum pulang.."
" Oh ya Putri , dari tadi saya tidak melihat ibu mu , ..."
" Ibu saya sudah lima tahun yang lalu meninggal kan
kami .." Terlihat Wajah gadis itu di selimuti mendung dalam
menjawab pertanyaan Jaka ini.
" Ahhhh , maafkan saya Putri kalau pertanyaan itu
membuat kamu bersedih..."
" tidak apa apa bang , memang itu satu kenyataan
yang pahit bagi kami semua...."
"Oh ya Putri , ada beberapa buku di sini yang saya
tidak mengerti membacanya , ini buku apa ya "
Jaka sengaja langsung mengalihkan pembicaraan
mereka karena dia melihat ada rona kesedihan di
wajah gadis itu. Jaka mengambil sebuah buku dan memberikan nya
kepada gadis itu. "ooooo , ini buku aksara batak kuno bang..." Ayah
juga sering membaca buku ini...,"
" Abang mau belajar aksara batak ?"
" Wahh , boleh juga tuh...., tapi siapa yang bisa
mengajar saya putri..!"
"Putri juga bisa mengajar abang ." karena selama ini
putri juga diajar ayah ..."
" ahhh , saya jadi tidak enak nanti dengan ayah mu.."
Jaka jadi segan , tapi dalam hati nya malah senang
kalau diajar oleh guru yang cantik ini....
( hu....dasar..cari kesempatan..he..he..he..)
" tapi kalau putri yang ajar harum ada syarat nya ya
bang....." gadis itu berkata sambil senyum senyum.
" ehhh , syarat apa putri ".?" Jaka bingung juga
mendengar ucapan gadis ini
" Abang harus mengajari putri ilmu silat ya...!!
" Jadi kita tukaran ilmu "., bagaimana ?"
" Kalau itu tidak masalah deh...., asal ayah mu
mengijinkan saja..."
" hik...hik..hik..., baiklah bang mulai besok putri akan
ajari abang...." " nah sekarang putri mau permisi dulu ya......."
Gadis ini terlihat gembira sekali bahwa Jaka mau
mengikuti kemauanya .maklumlah ternyata gadis ini
diam diam juga sudah mulai menyukai Jaka , jadi dia
malah senang kalau Jaka bisa berlama lama disana
sambil dia bisa belajar ilmu silat .
Jaka yang melihat tingkah gadis ini hanya bisa
gelengkan kepala saja sambil mendesah
" wanita memang aneh...."
Bersambung........................
Bab.24 Misteri Markas Hantu Malam
Pagi hari terasa udara begitu segar nya , suara burung
juga ramai berkicau menyambut datang nya pagi
yang cerah ini. Jaka sudah bersiap siap akan menjumpai Panglima
Bonang , karena malam tadi dia tidak dapat bertemu
sampai dengan malam hari nya.
" Bagaimana nak Jaka ?"
terdengar suara datang dari depan dan tidak berapa
lama Panglima Bonang sudah muncul di hadapan
Jaka . " ohhh , baik baik saja Paman "!"
kemudian Panglima Bonang mengajak jaka sarapan
pagi sambil menceritakan pertemuan nya dengan
Baginda Raja semalam. " Baginda sangat senang Jaka "
" Sebab salah satu pusaka itu telah kembali , dan
beliau meminta saya untuk memanggilmu datang
menghadap " " ahhh , tidak usah saja paman karena untuk saat ini
lebih baik saya bekerja sendiri "
" jadi lebih bebas bergerak , dan tidak banyak yang
mengetahui nya paman.."
Jaka memang punya pertimbangan sendiri tidak ingin
tampil terlalu menyolok di kalangan istana dan bagi
dia malah lebih bebas jika semakin sedikit yang
mengetahui keberadaan nya saat ini.
" wahhh , saya jadi tidak enak dengan Baginda Jaka ,
kalau kamu tidak datang....!!"
" Paman......, nanti bilang saja pada Baginda kalau
saya lagi ada urusan diluar...., kan bereeees......"
" nanti malam saya akan melihat kembali pertemuan
antara si hantu malam dengan panglima serunting itu
paman..." " ya , nanti kita sama sama saja dan jika ternyata
panglima serunting memang sebagai otak dari
pencurian itu maka saya dapat mengambil tindakan
langsung , yang penting kita sudah punya bukti nya
nak Jaka...." " Baginda sudah memberikan kuasa kepada saya
untuk menemukan dan menumpas pencuri itu..."
" Nah sekarang nak Jaka istirahat saja dulu di sini
menunggu nanti malam kita bergerak lagi ,.."
" iya paman , tapi nanti saya mau keluar sebentar
untuk menyelidiki kembali sarang hantu malam "
" hati hati lah nak Jaka , saya pergi dulu ya..."
Setelah berkata demikian Panglima Bonang langsung
berdiri dan berjalan menuju istana.
Pada saat Jaka akan keluar untuk menyelidiki
persembunyian hantu malam terdengar suara
memanggil nama nya "
" Bang Jaka....., mau kemana..?"
"ohh , saya mau keluar sebentar putri..." Jaka berkata
sambil tersenyum.. " Semalam katanya abang mau belajar aksara batak ,
tapi sekarang kok mau keluar...?"
" Saya keluar tidak lama kok , paling nanti siang
sudah pulang .." " Urusan penting ya......?" Putri berkata sambil maju
mendekati Jaka " biasa saja putri , nah sekarang saya pergi dulu
ya.....!" langsung jaka melesat keluar dengan cepat .
" kalau aku tidak cepat cepat berangkat nanti gadis
itu bisa minta gendong pada ku....he..he..he...
Jaka mengumam sendiri sambil tersenyum
senyum....... " bang.....heiiii....., waduuh.....,kok buru buru sih padahal
tadi aku mau minta ikut...."
gadis itu malah jadi ngomel sendiri........ ( tebakan Jaka
ternyata benaaar....) Begitu jaka sampai di tempat persembunyian si Hantu
Malam dia menjadi terkejut melihat situasi disana .
" Wahhh , ada apa sebenar nya di sini "..."
Ternyata tempat persembunyian itu telah porak
poranda dan hangus terbakar dan tercium aroma amis
di mana mana. Ada beberapa sosok tubuh yang masih terlihat hangus
terbakar dan beberapa potongan tubuh yang tidak
jelas lagi. " Kalau melihat nya jelas kejadian ini terjadi semalam
karena bekas nya terlihat masih baru..."
" hmmmm , si hantu malam dimana ya....?"
Disaat itu jaka sibuk memeriksa di setiap sudut
tempat itu sehingga dia tidak sadar ada beberapa
sesosok mata yang mengikuti setiap gerakan
nya.Terlihat ada bara api dendam dalam sorot
pandangan diantara beberapa pasang mata itu itu.
" hmmmm ,kebetulan kau ada disini sekalian saja
mampus "." Kemudian sosok itu dengan perlahan maju dan
langsung melancarkan serangan kearah jaka dengan
tiba tiba. " ada yang mau membokong aku " jaka segera sadar
akan bahaya yang datang mengancam jiwa nya.
Dan segera dia memutar tubuh nya sambil melakukan
tendangan memutar dengan kaki kanan nya
mengahadapi serangan lawan nya ini.
" siiuuuutt......, desssss...."
Sosok lawan itu langsung terdorong kebelakang
sambil melompat mundur . " hari ini adalah hari kematian mu bocah usil..."
" ha..ha...ha....ternyata kamu lagi......" jaka sempat
terkejut juga melihat siapa yang menyerang nya ini
karena dia sudah pernah di kalah kan nya beberapa
hari yang lalu. Dan yang menyerang nya ini adalah mahesa lanang
anak dari Panglima Serunting , dan kejadian hari ini
merupakan suatu hal yang sangat menarik.
Tapi Jaka masih belum yakin bahwa pengrusakan
tempat si hantu malam ini merupakan ulah dari
mahesa lanang ini , mengingat akan kemampuan silat
nya yang masih berada di bawah si hantu malam.
" masih belum kapok juga ya , atau masih mau
nambah lagi hajaran saya kemarin...?"
Jaka berkata sambil memasang mimik muka lucu
sehingga mahesa menjadi sangat gusar sekali.
" grrrrr, kali ini kau tidak akan lolos keparat....."
kemudian dia bersuit tiga kali dan tidak beberapa
lama bermunculan lah lima orang dengan tampang
yang berbeda beda. Melihat dari pakaian nya , tiga orang bukan dari
penduduk lokal karena mereka memakai anting
anting besar dan pakaian nya banyak menggunankan
manik manik besar dengan rambut di gulung keatas
seperti nya mereka pendeta pendeta hindu darin india
belum lagi baju panjang berwarna kuning yang cukup
menyolok. Sedangkan yang dua orang lagi mengenakan pakaian
seperti selempang dan memakai topi di kepala
mereka dan terlihat seperti suku di pedalaman batak
karena terlihat dari selempang merah mereka .
" he...he...he...., pantas kamu berani "...ada para
penjilat juga ternyata di belakang mu...."
" diaaam kau , kali ini nasibmu akan sama dgn
mereka yang ada di sini...." he...he...he...
" Teman teman mari kita bereskan pemuda sombong
ini..." Jaka sudah di kepung oleh enam orang yang terlihat
rata rata punya ilmu silat hebat terlebih tiga orang
yang berpenampilan seperti pendeta itu.
" kali ini aku harus mengerahkan seluruh ilmu ku ..."
diam diam jaka mengeluh dalam hati bahwa lawan
nya kali ini tidak main main.
Walaupun Jaka di kepung oleh enam orang tapi para
pembantu Mahesa ini tidak menyerang Jaka duluan
sebelum mendapat perintah dari Mahesa lanang.
Dua orang yang memakai ulos sudah maju kedepan
Jaka sambil bersiap siap mengeluarkan ilmu nya.
" heii...kalian berdua ini siapakah "...?" kita tidak ada
permusuhan dan dendam kenapa kalian ikut
menantang saya.......!!" Jaka masih mencoba
bernegosiasi dgn lawan nya ini.
" kami adalah " Sepasang golok Hitam dari Sijunjung
" dan aku bernama Marudut Nainggolan sedangkan
dia adik serguruan ku Togar Sibarani.
" Nah begitu jauh kalian datang kesini ada urusan
apakah dgn diriku ..?"
" kami mendengar bahwa kitab leluhur kami telah
dicuri dari istana maka sekarang sudah kewajiban
kami untuk mengambil kitab itu kembali lagi....."
Jaka menjadi sangat terkejut , ternyata hilang nya
kitab pusaka itu begitu cepat nya berita nya tersebar
di dunia persilatan. " kalau begitu aku tidak ada urusan dgn kalian berdua
karena diriku tidak ada hubungan nya dengan pusaka
yang kalian cari itu..."
" ha..ha....ha...jgn mengelak anak muda , kami sdh tau
bahwa kamu mendapat kan salah satu dari pusaka
yang hilang itu...."
" bukan kah kamu yang merebut nya dari dua orang
di hutan pondok kelapa kemarin...."


Pendekar Aneh Dari Andalas Karya Joko Pethuk di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" haaa.....darimana kalian tahu....."
" ha.....ha.....ha.......dari mana kami tahu , kamu tidak
perlu tahu , nah sekarang serahkan benda itu maka
kami berdua akan melepaskan mu....."
" baguslah kalau begitu kalian maju saja sekarang
karena barang itu juga tidak ada lagi padaku.."
" kurang ajaaar , kamu jangan pintar bersilat lidah
lagi anak muda....." si marudut berkata dgn geram nya
karena mereka merasa di sepelekan oleh Jaka.
" terserah saja pada kalian , mau percaya atau
tidak...,he...he...he...."
Jaka sudah bersiap siap menghadapi gempuran kedua
orang ini , tapi tingkah nya yang rada cengar cengir
memandang mereka sudah memancing amarah
kedua orang itu dan membuat naik darah.....
" Hiaaaat ".., hiaaaat......"
" wuuuuut......wuuut....., "
serangan dua orang ini memang cukup hebat yang
satu langsung mengarahkan tebasan golok nya ke
Raja Iblis Berhati Hitam 1 Pendekar Slebor 31 Iblis Penghela Kereta Keris Tumbal Wilayuda 2

Cari Blog Ini