Ceritasilat Novel Online

Tirai 3

Tirai Curtain Karya Agatha Christie Bagian 3


bicaranya, matanya bersinar,
"Dia akan melakukan apa saja- menghadapi risiko apa
saja - hanya buat memajukan pengetahuan manusia. itu
bagus sekali, kan?" "Jelas, jelas." jawab Poirot cepat.
"Tapi kadang kala," ujar Nyonya Franklin lagi melanjutkan,
"saya benar-benar takut melihat dia. Sejauh
mana percobaannya, maksud saya. Kacang-kacangan yang
mengerikan ini.,yang sedang ditelitinya sekarang. Saya
takut sekali jangan-jangan dia akan mencobanya pada
dirinya sendiri." "Dia akan berhati-hati, tentu." kataku.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Digelengkannya kepalanya dengan sebersit senyum
sedih. "Anda lidak kenal John, Anda pernah dengar apa yang
dulu diperbuatnya terhadap gas baru itu?"
Aku menggeleng, "Itu sejenis gas baru yang ingin mereka ketahui. John
merelakan dirinya buat mengujinya. Dia dikunci di dalam
sebuah tong selama kira-kira tiga puluh enam jam - sambil mengukur denyut
nadinya, suhu badannya dan menyaring keringatnya - hanya buat melihat efek apa sesudahnya
dan apakah itu sama-sama berlaku bagi
manusia maupun hewan. Risikonya memang mengerikan,
begitulah salah seorang profesor mengatakan pada saya
sesudahnya. Dia bisa saja pingsan. Tapi begitulah
orangnya si John itu - sama sekali mengabaikan
keselamatannya sendiri. Saya rasa mengagumkan kan,
menjadi orang seperti itu" Saya tak akan pernah bisa
seberani itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Memang, perlu keberanian yang tinggi." jawab Poirot,
"buat melakukan hal-hal semacam ini."
Barbara Franklin berkata lagi,
"Ya, memang Saya benar-benar bangga padanya, Anda
tahu. tapi sekaligus juga dia membuat saya ketakutan.
sebab kelinci dan katak percobaan itu tidak berguna lagi
setelah tahap tertentu. Anda ingin reaksi manusianya.
Karena itulah saya begitu ketakutan bahwa suatu saat John
akan mencoba dirinya sendiri dan menyerahkan dirinya
untuk diuji oleh kacang-kacangan keparat ini dan sesuatu
yang mengerikan bisa saja terjadi."
ia menarik napas dan menggeleng.
"Tapi dia cuma menertawakan ketakutan
saya. Dia benar benar sejenis Santo, Anda tahu."
saat itu Boyd Carrington mendatangi kami.
"Hallo, Babs, sudah siap?"
"Ya, Bill, sedang menunggumu."
"Aku benar-benar berharap perjalanan ini tak akan terlalu melelahkanmu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu saja tidak. Aku merasa lebih enak hari ini."
ia bangkit dari tempat duduknya, tersenyum dengan
manisnya ke arah kami berdua, dan menyeberangi
halaman berumput dengan pengawalnya yang tinggi itu.
"Dr Franklin - si Santo yang modern - hmmmm."
ujar Poirot kemudian. "Sikapnya agak berubah." sahutku menimpali. "Tapi kukira dia memang begitu"
"Begitu bagaimana?"
"Memainkan dirinya sendiri dalam berbagai peranan,
Suatu hari dia berperan sebagai isteri yang ditelantarkan
dan tidak dipahami oleh suaminya, lalu wanita yang
menderita dan rela mengorbankan dirinya sendiri karena
benci menjadi beban bagi lelaki yang dicintainya. Hari ini
dia berperan sebagai pembantu pahlawan yang dikaguminya.
Kesulitannya adalah bahwa semua peran itu agak dilebih-lebihkan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot berkata lagi sambil terpekur,
"menurut engkau Nyonya Franklin itu agak bodah, kan?"
"Yaaah, aku tak bisa bilang begitu - ya, barangkali dia bukan orang intelek yang
cerdas." "Ah, dia bukan wanita idealmu."
"Memangnya siapa yang menjadi idealku?" tukasku tak mau kalah.
Poirot menjawab secara tak disangka-sangka,
"Bukalah mulutmu dan tutuplah matamu dan lihatlah apa yang akan dikirimkan periperi bagimu -" Aku tidak jadi menjawab sebab Suster Craven datang dengan tergesa-gesa
menyeberangi rerumputan. dia masih sempat menyunggingkan senyumnya bagi kami.
giginya yang putih indah berkilau. lalu ia langsung memutar kunci pintu
laboratorium, melangkah ke dalam dan segera muncul kembali dengan sepasang
sarung tangan. "Dulu sapu tangan dan sekarang sarung tangan, selalu saja ada yang kelupaan,"
ujarnya sembari berlari-lari membawa barang itu menuju ke tempat dimana Barbara
Franklin dan Boyd Carrington sudah menunggu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Franklin, seingatku, adalah tipe wanita yang tidak efisien yang selalu
meningalkan sesuatu di belakangnya, menyembunyikan barabg-barabg muliknya dan
mengharapkan setiap orang untuk
mengembalikannya, dan bahkan, kubayangkan, malah ia agak bangga
pada dirinya karena berbuat begitu. aku pernah mendengar lebih dari sekali
gerutunya yang diucapkannya dengan nada puas,
"Ingatanku macam saringan."
aku hanya duduk saja mengawasi Suster Craven ketika ia berlari
menyeberangi halaman berumput itu dan menghilang dari pandangan.
larinya cepat, tubuhnya tegap dan penuh keseimbangan. ujarku tiba-tiba,
"Kupikir seorang gadis mestilah lambat-laun akan muak dengan hidup macam begitu.
maksudku kalau pekerjaan yang harus dilakukannya
kebetulan sedang tidak begitu banyak. waktu tugasnya hanya
mengambilkan barang-barang yang ketinggalan. kukira Nyonya Franklin bukanlah
orang yang tergolong pandai bertenggang rasa ataupun ramah."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Komentar Poirot amat menjengkelkan, tanpa sebab-musabab yang jelas,
dikatupkannya matanya sambil bergumam,
"Rambut pirang."
Tak syak lagi Suster Craven memang berambut pirang. tapi aku tak mengerti
mengapa Poirot justru memilih saat ini khusus untuk
mengomentarinya. Aku tak menjawab. SEBELAS Pagi berikutnya sebelum makan siang, berlangsung pembicaraan yang kemudian malah
menyebabkan amat gelisah.
kami hanya berempat waktu itu, Judith, aku sendiri, Boyd Carrington dan Norton.
Aku tidak tahu pasti, bagaimana topik pembicaraan itu dimulai, tapi seingatku
saat itu kami tengah membicarakan "euthanasia" yakni tindakan mematikan pasien
yang bersangkutan, untuk meringankan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
penderitaannya yang tak lagi tertahankan, berikut yang pro dan kontra
terhadapnya. Boyd Carrington, seperti biasa, mendominir pembicaraan, Norton
menyisipkan sepatah dua patah di sana-sini, dan Judith hanya duduk diam tapi
ikut mendengarkan dengan penuh minat.
Aku sendiri harus mengakui, bahwa meskipun nampaknya, pada
permukaannya ada alasan untuk mendukung prakteknya, tapi pada
kenyataannya aku merasa ngeri terhadapnya. tambahan pula, kataku, kupikir hal
itu hanya akan memberikan kekuasaan yang terlalu banyak ke dalam genggaman
sanak-saudara pasien yang dimaksud.
Norton mengiyakan pendapatku. ditambahkannya bahwa menurut
pikirannya. hal itu harus dilaksanakan berdasarkan keinginan dan persetujuan
dari pasien sendiri, Kalau memang sudah pasti bahwa pasien itu akhirnya toh akan meninggal juga.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Boyd Carrington berkata, "Ah, tapi justru yang membuat orang penasaran. apakah benar pasien bersangkutan
menginginkan untuk mengakhiri penderitaannya, seperti yang kita bilang?"
Kemudian ia mulai bercerita, cerita yang dikatakannya dapat dijamin
kebenarannya, tentang seorang pria yang menderita kesakitan yang amat sangat
karena menderita kanker yang tak dapat dioperasi lagi. orang ini telah memohon
pada dokter yang merawatnya untuk memberinya sesuatu yang dapat mengakhiri
semuanya. dokternya menjawab. "Saya tak bisa melakukan itu, bung," kemudian,
sebelum pergi, si dokter meletakkan di meja pasiennya beberapa butir obat bius,
sambil memberitahukan dengan hati-hati seberapa banyak obat itu dapat ditelannya
dengan aman, dan seberapa banyak dosis yang bisa membahayakan. meskipun obat ini
ditinggalkan begitu saja pada pasien dan ia dapat dengan mudah
mengambil jumlah yang fatal, ia tak melakukannya. "Jadi terbukti", ujar Boyd
Carrington lagi. "Bahwa di balik kata-katanya, sebenarnya ia masih lebih
menyukai penderitaannya daripada pembebasan yang cepat."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pada saat itulah Judith berbicara untuk pertama kalinya, bicaranya penuh
semangat dan demikian tiba-tiba,
"Tentu saja begitu," katanya. "Tapi seharusnya jangan dia yang diminta mengambil
keputusan." Boyd Carrington lalu bertanya apa yang dimaksudkannya.
"Saya maksudkan setiap orang yang lemah, yang sedang menderita dan sedang sakit,
tak punya cukup kekuatan buat mengambil keputusan, mereka tak bisa. keputusan
itu harus diambil buat mereka. sudah jadi kewajiban bagi seseorang yang
mencintai mereka buat mengambil
keputusan." "Kewajiban?" tanyaku bimbang.
Judith berpaling kepadaku.
"Ya, kewajiban. seseorang yang otaknya culup waras dan yang akan bertanggung
jawab." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Boyd Carrington menggeleng.
"Dan berakhir dengan tuduhan membunuh?"
"Tidak perlu. pokoknya, kalau anda mencintai seseorang, anda akan mengambil
risiko itu," "Tapi Judith," sela NOrton. "Apa yang baru kausarankan itu adalah tanggung jawab
yang besar sekali buat diambil."
"Saya rasa tidak. orang umumnya terlalu takut pada tanggung jawab.
mereka cuma berani mengambil tanggung jawab terhadap anjing saja, tapi mengapa
tidak pada manusia?"
"Yaaah, itu memang agak berbeda, kan?"
Judith berkata lagi, "Ya, itu lebih penting."
Norton bergumam, "Kau membuatku kagum."
Boyd Carrington kembali bertanya dengan penasaran.
"Jadi anda akan mengambil risiko itu, kan?"
"Saya rasa begitu," jawab Judith. "saya tidak takut menghadapi risiko."
Boyd Carrington menggeleng.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tak bakal bisa. anda tak bisa membiarkan orang di sana-sini seenaknya menjadi
hakim sendiri. memutuskan soal hidup dan mati."
Norton kini menyela. "Sebenarnya, Boyd Carrington, kebanyakan orang tidak cukup berani mengambil
tanggung jawab." ia tersenyum sedikit waktu menatap Judith.
"Saya tidak yakin anda berani kalau anda benar-benar menghadapi hal semacam
itu." Judith menjawab dengan tenang,
"Memang tak bisa dipastikan. tapi saya kira saya berani."
Norton berkata lagi dengan mata sedikit berkilat,
"Tidak bisa, kecuali jika anda memiliki kepentingan pribadi."
Wajah Judith tampak memerah, lalu ujarnya lagi dengan tajam,
"Itu hanya menunjukkan bahwa anda tak mengerti sama sekali. sekiranya saya saya punya motif pribadi, saya malah tak bisa berbuat apa-apa.
tidakkah anda mengerti?" suaranya seakan mengajak kita semua untuk berpikir,
"itu karenanya harus tidak bersifat pribadi. anda hanya bisa mengambil tanggung
jawab buat - buat mengakhiri hidup seseorang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
seandainya anda sudah merasa pasti akan motif anda, itu harus mutlak tanpa
pamrih." "Bagaimanapun juga," kata Norton. "Anda tak akan melakukannya."
Judith berkeras, "Saya bisa. terus terang saya tidak menganggap kehidupan itu sedemikian sucinya
seperti kebanyakan orang pada umumnya, kehidupan yang tidak sehat, yang tidak
bermanfaat - mereka inilah yang harus diakhiri. sudah begitu banyak kekacauan di
dunia. hanya orang-orang yang dapat
memberi sumbangan yang layak kepad masyarakatlah yang
diperkenankan hidup, yang lainnya harus dihabisi tanpa rasa sesal sedikitpun."
Tiba-tiba ia memancing Boyd Carrington.
"Anda setuju dengan saya, kan?"
Jawab lawan bicaranya dengan perlahan,
"Pada prinsipnya, ya. cuma yang berharga yang harus hidup."
"Bersediakah anda menjadi hakim sendiri sekiranya itu perlu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Boyd Carrington menjawab lagi dengan perlahan,
"Barangkali. saya tidak tahu..."
Norton menyela dengan tenang,
"Banyak orang yang akan setuju dengan anda dalam teori. tapi prakteknya adalah
soal lain." "Itu tidak logis"
Norton berkata lagi dengan tidak sabar,
"Tentu saja tidak. itu benar-benar soal keberanian, seseorang cuma tidak punya
cukup keberanian - secara kasarnya begitu."
Judith diam saja. Norton meneruskan,
"Terus terang Judith. anda juga sama saja. anda tak akan memiliki keberanian
kalau saatnya tiba."
"Anda pikir begitu?"
"Saya yakin akan demikian."
"Saya kira anda keliru, Norton." sela Boyd Carrington.
"Saya kira Judith punya segunung keberanian. untungnya hasilnya tidak sering
menampakkan diri." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bunyi gong terdengar dari dalam Villa.


Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Judith bangkit. ujarnya dengan tegas kepada Norton,
"Anda keliru. saya punya lebih, lebih banyak keberanian daripada yang anda
kira." Judith langsung melangkah bergegas-gegas ke arah villa. Boyd Carrington
mengikutinya sembari berkata,
"Het, tunggu saya, Judith."
Aku menyesal, dengan hati cemas bercampur takut. Norton, yang selalu cepat
mengetahui perasaan orang, berusaha keras menghiburku.
"Dia tidak benar-benar bermaksud begitu," ujarnya tanpa ditanya. "Itu cuma ide
setengah matang yang dimiliki seseorang waktu dia masih muda, tapi untungnya dia
tak melaksanakannya. jadi cuma tinggal omongan saja."
Kukira Judith menangkap pembicaraan ini, sebab ia masih sempat
melemparkan pandangan yang gusar lewat bahunya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Norton merendahkan suaranya.
"Orang tak perlu mengkhawatirkan teori," ujarnya.
"Tapi, Hastings -"
"Ya?" Norton kelihatan agak malu, lalu kutanya lagi,
"Saya bukannya mau mencampuri, tapi anda tahu banyak tentang Allerton?"
"Tentang Allerton?"
"Ya, maaf kalau saya ini terlalu mau tahu urusan orang, tapi terus terang saja,
seandainya saya ini anda, saya tidak akan memperbolehkan anak saya terlalu
sering bersamanya. dia - Yaah, reputasinya tidak begitu baik."
"Saya tahu dia lelaki yang tak bisa dipercaya." jawabku pahit. "tapi jaman
sekarang tidak begitu mudah."
"Oh,ya, saya tahu. memang anak gadis sekarang bisa menjaga dirinya sendiri,
seperti orang bilang. kebanyakan dari mereka memang bisa. tapi, Allerton memang
punya teknik khusus dalam bidang merayu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ia tampak ragu sebentar kemudian sambungnya lagi,
"Saya kira saya mesti memberi tahu anda. tapi jangan anda teruskan pada orang
lain. saya kebetulan tahu sesuatu yang tak baik tentang dirinya."
Lalu ia bercerita kepadaku, dan aku bisa membuktikan kebenaran
ceritanya kelak. cerita sedih, tentang seorang gadis, yang penuh percaya diri,
modern, dan tidak tergantung pada orang lain. Allerton mengerahkan semua
tekniknya untuk memikatnya. belakangan baru ketahuan sisi lain dari dirinya,
cerita itu berakhir dengan gadis yang putus asa hingga membunuh diri dengan
menelan veronal yang melebihi dosis.
dan yang paling mengerikan adalah bahwa gadis yang dimaksud hampir sama dengan
Judith, gadis intelektual yang tidak tergantung pada orang lain. jenis gadis
yang sekali jatuh cinta, lalu menyerahkan segenap hati dan cintanya dengan
ketulusan dan pengabdian yang tak pernah dikenal oleh jenis gadis bodoh dan
manja." Aku pergi makan siang dengan perasaan tak enak.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
DUA BELAS 1 "Ada yang mengkhawatirkanmu, mon ami?" tanya Poirot lepas tengah hari itu.
aku tak menjawab, hanya menggeleng. kurasakan bahwa aku sama sekali tak punya
hak buat membebani Poirot dengan hal-hal semacam ini, yang notabene adalah
persoalan pribadiku sendiri. walau mungkin dia juga tak dapat membantuku.
Judith pasti hanya akan menaggapi petuah Poirot dengan senyum tak acuh, seperti
biasanya reaksi orang muda, dalam menghadapi nasihat-nasihat orang tua yanh
menjemukan. Judith, Judith-ku sayang...
Sulit untuk menjelaskan apa yang kualami hari itu.
setelah berpikir lagi, aku berpendapat bahwa itu pengaruh suasana yang meliputi
Styles itu sendiri. di sana orang cenderung untu membayangkan Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
hal-hal yang mengerikan. di sana tidak hanya ada masa lalu yang seram, tapi juga
masa sekarang yang penuh ancaman. bayangan pembunuhan
dan pembunuh menghantui rumah itu.
dan menurut keyakinanku pembunuh itu tak lain daripada Allerton, dan judith
malah jatuh cinta padanya! semuanya itu sungguh tak dapat dipercaya,
menyeramkan, dan aku tak tahu apa yang harus diperbuat.
Setelah makan siang, Boyd Carrington mengajakku bicara. ia berdehem dan terbatubatuk sebentar sebelum mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya. akhirnya ia
berkata, "Jangan berpikir bahwa saya ini mau mencampuri urusan orang, tapi saya rasa anda
harus berbicara dengan anak anda. cobalah peringatkan dia, eh!
anda sendiri tahu tentang si Allerton itu, reputasinya begitu buruk, dan gadis
itu - Yaah, sepertinya ini bisa menimbulkan masalah."
begitu mudahnya orang-orang yang tidak mempunyai anak. seprti Norton dan Boyd
Carrington, untuk berbicara seperti itu! memperingatkan dia"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tidakkah itu hanya akan sia-sia saja" tidakkah itu akan membuat segalanya malah
lebih buruk lagi" Seandainya saja Cinders masih ada di sini. ia akan tahu apa yang harus
diperbuat, apa yang harus dikatakan.
aku memang tergoda, kuakui, untuk tetap mempertahankan
ketentramanku dan karenanya tak mau berkata apa-apa. tapi setelah itu
kubayangkan bahwa ini hanyalah sifat pengecutku belaka. aku enggan berbicara
dengan Judith, karena pasti tidak menyenangkan. sebenarnya, aku takut pada anak
gadisku yang tinggi dan cantik itu.
aku berjalan mondar-mandir di kebun dengan pikiran yang semakin lama semakin
bertambah bingung, langkah kakiku akhirnya membawaku ke
kebun mawar. dan di sana, rupanya keputusan itu sudah terlepas begitu saja dari
tanganku, sebab Judith tampak sedang duduk sendirian, dan seumur hidup, aku
belum pernah menyaksikan wajah seorang wanita yang begitu menderita.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
topengnya sudah ditanggalkan. kebimbangan dan ketidakbahagiaan yang begitu hebat
tergambar sedemikian jelas di air mukanya.
Kuberanikan diriku. aku datang menghampirinya. ia tidak mendengar langkahku
sampai aku berada di sisinya.
"Judith." ujarku memulai. "Demi tuhan, Judith, jangan terlalu banyak
mempedulikan semuanya itu."
Ia berpaling padaku dengan terkejut.
"Ayah" aku tak mendengar ayah datang."
Aku melanjutkan bicaraku, karena aku tahu akibatnya akan buruk sekali apabila ia
berhasil mengalihkan perhatianku kepada pembicaraan sehari-hari.
"Oh, nak, jangan kira ayah tidak tahu, ayah tidak bisa melihat. dia tidak punya
harga sedikit pun - oh, percayalah, dia tidak sedemikian
berharganya." Lalu dengan air muka yang risau dan bingung, ia berpaling menatapku.
ujarnya dengan tenang, "Tahukah ayah apa yang sedang ayah katakan itu sebetulnya?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku tahu betul. kau suka pada lelaki ini. tapi, sayang, tak ada gunanya."
Judith tersenyum sedih. senyuman yang meluluhkan hati.
"Mungkin aku tahu sama baiknya dengan yang ayah ketahui."
"Tidak, kau tidak tahu. kau tidak bisa. Oh, Judith, apa hasilnya semua itu"
dia lelaki yang sudah beristeri. tak bakal ada masa depan buatmu di situ, cuma
kepedihan dan rasa malu, dan semuanya akan berakhir dengan rasa muak terhadap
dirimu sendiri." Senyumnya kini semakin melebar, lebih sedih.
"Lancar sekali ayah bicara."
"Tinggalkanlah, Judith, tinggalkan semuanya itu."
"Tidak!" "Dia tidak sedemikian berharganya, sayang."
Lalu ujarnya lagi dengan amat tenang dan amat perlahan,
"Dia adalah segala-galanya bagiku di dunia ini."
"Jangan, jangan, Judith, aku mohon,-"
Senyumnya hilang. ia berpaling menatapku dengan kemarahan yang
meluap-luap. "Berani benar ayah" berani benar ayah ikut campur" aku tak tahan lagi.
jangan sekali-sekali ayah berani berbicara seperti itu lagi padaku. aku benci
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pada ayah - aku benci ayah. ini bukan urusan ayah. ini adalah hidupku rahasia batin pribadiku!"
II Seperempat jam kemudian aku masih tetap di sana, sambil tertegun-tegun dan tak
berdaya, tanpa mampu berpikir apa yang harus kuperbuat
selanjutnya. dan aku masih juga di sana, waktu Elizabeth Cole dan Norton
menemukanku. Mereka, kusadari kemudian, ternyata amat ramah terhadapku. mereka melihat, pasti
mereka melihat bahwa aku sedang dalam kebingungan. tapi dengan cerdik mereka
berpura-pura tak merasa sedikit pun tentang hal itu.
bahkan mereka mengajakku untuk berjalan-jalan menemani keduanya.
mereka pecinta alam. Elizabeth Cole menunjukkan bunga-bunga liar kepadaku,
Norton memperlihatkan burung-burung melalui teropongnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Omongan mereka terdengar begitu lembut, menghibur dan hanya berkisar seputar
ungas dan tumbuh-tumbuhan hutan. sedikit demi sedikit aku merasa normal kembali
meski di balik itu aku masih dalam keadaan bingung campur gundah.
tambahan pula, aku sendiri, seperti juga orang banyak, meras yakin bahwa setiap
peristiwa yang terjadi memang berhubungan dengan rasa
bingungku itu. Maka, karenanya. waktu Norton, yang pada saat itu tengah melihat ke dalam
teropongnya, berteriak, "Wah, burung pelatuk berbintik-bintik, saya tak pernah-"
dan kemudian tiba-tiba berhenti begitu saja, aku segera menjadi curiga.
kujangkaukan tanganku untuk meraih teropong itu.
"Coba saya lihat."
Suaraku terdengar sedemikian mantap.
Norton terlihat gugup waktu memberikan teropongnya.
ujarnya dengan suara yang ragu-ragu.
"Saya - saya keliru - rupanya sudah terbang lagi, paling tidak itu cuma burung
biasa." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Wajahnya pucat dan bingung. ia tak mau menatap kami berdua. ia
kelihatan gundah dan sedih.
sampai saat ini pun kupikir cukup beralasan jika aku menyimpulkan bahwa lewat
teropongnya ia telah melihat sesuatu yang justru tak diinginkannya terlihat
olehku. apa pun yang telah dilihatnya. jelas ia sedemikian terkejut. hal itu nyata benar
terlihat oleh kami berdua.
teropongnya sudah biasa digunakan untuk melihat pemandangan daerah hutan itu,
apa gerangan yang telah dilihatnya di sana"
Aku berkata lagi dengan suara pasti,
"Biar saya yang lihat."
Secepat kilat kurenggut teropong itu dari tangannya. aku masih ingat bahwa
Norton mencoba untuk mempertahankannya, tapi caranya amat
canggung. langsung kupegang teropong itu dengan kasar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Norton berkata lagi dengan lemah,
"Itu bukan benar-benar - maksud saya, burungnya sendiri sudah terbang...
saya harap-" Tanganku gemetar sedikit, segera kulekatkan teropong itu pada mataku.
teropongnya benar-benar besar dan bagus. kuputar kacanya sedekat mungkin dengan
jarak yang ingin kuraih di tempat yang dimaksud,
tempat di mana kupikir Norton telah melihat sesuatu.
Tapi aku tak melihat apa-apa, tak ada apa-apa kecuali kelebatan putih (gaunputih
perempuankah itu") yang menghilang ke semak-semak.
Kuturunkan teropong itu dari mataku. tanpa berkata sepatah pun
kusodorkan kembali kepad Norton. ia tak berani menatap mataku. ia tampak
khawatir dan bingung. kami bertiga segera kembali berjalan menuju villa tanpa berkata apa-apa dan aku
masih ingat bahwa Norton terus membungkam sepanjang jalan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
III Nyonya Franklin dan Boyd Carrington datang tak lama sesudah kami tiba di villa.
bangsawan itu baru saja mengantarnya dengan mobil ke
Tadmenster karena dia ingin berbelanja.
banyak juga belanjanya, semacam bungkusan dikeluarkan dari mobil.
wajah Nyonya Franklin berseri-seri. pipinya merah. dan ia mengobrol sambil
tertawa-tawa. Dimintanya Boyd Carrington naik ke atas dengan membawa barangbarang bawaannya yang tergolong mudah pecah sementara aku menerima titipan
berikutnya. Bicara nyonya Franklin terdengar lebih cepat dan lebih gugup daripada biasa.
"Benar-benar panas hari ini, ya" saya kira pasti akan ada badai tak lama lagi,
anda tahu, mereka bilang sudah kekurangan air. musim kemarau Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang terburuk yang pernah kita alami. ia meneruskan bicaranya sambil berpaling
ke Elizabeth Cole, "Sedang mengapa kalian ini tadi" di mana John" dia bilang dia sakit kepala dan
ingin menghilangkannya dengan pergi pesiar. ganjil sekali rasanya kalau orang
seperti dia bisa sakit kepala. saya kira, sebenarnya dia sedang mengkhawatirkan
percobaan-percobaannya. percobaan itu tak akan jadi beres atau kira-kira
begitulah. saya ingin dia mau berbicara lebih banyak."
Ia berhenti berbicara lalu mengomentari Norton,
"Anda diam sekali, tuan Norton. ada yang tidak beres" anda, anda kelihatan
takut. anda bukannya barusan melihat hantu Nyonya entah siapa, kan"
Norton terkejut. "Tidak, tidak. saya tidak melihat hantu siapa-siapa. memang ada sesuatu yang
sedang saya pikirkan."
Saat itulah Curtiss masuk lewat pintu sambil mendorong Poirot di dalam kursi
rodanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ia berhenti sejenak di lorong, bersiap-siap hendak mengeluarkan
majikannya dari kursi rodanya dan membopongnya naik ke tangga atas.
Poirot, dengan mata yang tiba-tiba nampak waspada, menatap kami satu per satu
secara bergiliran. Ujarnya Tajam, "Ada apa" ada yang tidak beres?"
Tak seorang pun diantara kami yang menjawab untuk sesaat itu, kemudian Barbara
Franklin baru menjawabnya dengan tawa yang dibuat-buat,
"Tidak, tentu saja tak ada apa-apa, apa yang tidak beres, memangnya"
cuma ada - mungkin akan ada guntur datang. saya - oh, sayang - saya benar-benar
lelah sekali. tolong bawakan barang-barang itu ke atas, Kaptern Hastings. terima
kasih banyak." aku mengikutinya naik ke atas dan menyusuri sayap timur villa. kamarnya berada
di sudut. Koleksi ebook inzomnia

Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Franklin membukakan pintunya. aku di belakangnya, dengan
tangan penuh berisi bungkusan.
tiba-tiba ia berhenti di muka pintu. di dekat jendela tampak Boyd Carrington
sedang membiarkan telapak tangannya diramal oleh suster Craven.
Lelaki itu mengangkat wajahnya dan tertawa agak malu.
"Halo, saya sedang minta diramal, suster rupanya pintar sekali meramal orang."
"Masa" saya tak mengira sedikit pun." suara barbara Franklin terdengar ketus.
kukira dia agak jengkel dengan kehadiran suster craven di situ.
"Tolong ambilkan barang-barang belanjaanku ini, suster, bisa, kan" dan mungkin
suster bisa membuatkan telur kocok buat saya, saya lelah sekali, juga air panas
sebotol kalau bisa. saya mau tidur secepat mungkin."
"Baik, Nyonya Franklin."
Suster craven melangkah ke depan, dia tak memperlihatkan reaksi apa-apa kecuali
tindakannya yang profesional sebagai seorang perawat.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Franklin berkata lagi,
"pergilah, Bill, saya lelah."
Boyd Carrington kelihatan amat prihatin.
"Oh, Babs, benar perjalanan ini begitu melelahkanmu" aku minta maaf.
benar-benar orang goblok yang kurang perhatian aku ini, mestinya aku jangan
sampai membiarkan kau kelelahan seperti ini."
Nyonya Franklin memberinya senyuman malaikatnya.
"Aku tak mau bilang apa-apa, aku benci sekali menjadi orang membosankan seperti
ini." Aku dan Boyd Carrington, keluar dari kamar dengan agak bingung,
meninggalkan Nyonya Franklin dan susternya Sendirian.
Boyd Carrington kemudian berkata dengan nada bersalah,
"Goblok benar saya ini, Barbara kelihatan begitu cerah dan riang sampai-sampai
saya lupa saya mungkin membuatnya letih. moga-moga saja dia tidak kepayahan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
aku menambahkan langsung,
"Oh, saya rasa dia akan sehat lagi kalau sudah tidur semalaman."
ia langsung turun, aku masih ragu-ragu sesaat lalu berjalan menyusuri sayap
villa yang lain yang menuju kamarku sendiri, dan kamar Poirot.
lelaki berperawakan kecil itu pastilah sedang menungguku. untuk pertama kalinya
aku segan bertemu dengannya, banyak sekali yang memusingkan kepalaku saat itu,
dan aku masih merasa tak enak.
aku berjalan perlahan sepanjang koridor.
Dari dalam kamar Allerton kudengar suara, sebenarnya aku tak punya niat sedikit
pun untuk mendengarkan, walaupun secara otomatis aku berhenti sesaat di muka
pintunya. lalu, secara tiba-tiba saja, pintunya terbuka dan putriku Judith
keluar. Langkahnya langsung terhenti begitu ia melihatku. serta-merta kucekal lengannya
dan kugiring dia menuju kamarku. aku tiba-tiba menjadi begitu tegang dan marah.
"Apa maksudmu masuk ke dalam kamar lelaki itu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ia hanya memandangku lekat-lekat. tidak lagi memperlihatkan amarahnya, hanya
perasaan dingin semata. untuk beberapa detik ia tak menjawab.
kuguncang-guncang lengannya.
"Aku tak bisa menerima ini, kau tak tahu apa yang kau perbuat."
Lalu ia baru menjawab dengan suara yang rendah dan pahit,
"Aku rasa ayah punya pikiran mesum."
kemudian kataku lagi, "Memang begitu, itu memang yang sering dilakukan generasimu untuk menyerang
generasiku. paling tidak, kami punya ukuran-ukuran tertentu.
perhatikan ini, Judith, aku melarangmu buat berhubungan lagi dengan dia."
Ia hanya menatapku dengan mantap. lalu katanya lagi dengan tenang,
"Aku paham. jadi itulah soalnya."
"kau menyangkal bahwa kau jatuh cinta padanya?"
"Tidak," "Tapi kau tak tahu siapa dia. dan kau takkan tahu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tanpa memberi kesempatan padanya, aku langsung mengulangi lagi cerita yang
kudengar tentang Allerton.
"Nah," ujarku waktu aku sudah selesai bercerita.
"Begitulah busuknya dia."
ia kelihatan tak terpengaruh. bibirnya mencibir.
"Aku tak pernah berpikir dia itu orang suci, tentang itu aku berani memastikan."
"masa ini tidak membedakan sikapmu" Judith, kau kan belum sedemikian bejad."
"Katakanlah begitu kalau ayah mau."
"Judith, kau kan belum - kau tidak -"
Aku tak kuasa untuk mengungkapkan pikiranku dalam kata-kata. ia cepat-cepat
merenggutkan lengannya dari genggamanku.
"Sekarang, dengar, ayah. aku akan melakukan apa yang kuinginkan. ayah tak bisa
menggertakku, dan tak ada gunanya gembar-gembor. aku akan berbuat semauku. dan
ayah tak akan bisa menyetopku."
Pada saat berikutnya ia sudah keluar dari kamar itu. kurasakan lututku gemetar.
aku terhenyak di kursi. ternyata semuanya bertambah buruk, jauh Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
lebih buruk dari yang kuduga. tak ada lagi orang lain kepada siapa aku dapat
mengadu. ibunya, orang satu-satunya yang mungkin akan
didengarnya, sudah lama meninggal. semuanya kini bergantung padaku.
kurasa, baik sebelumnya atau sesudahnya, tak pernah aku menderita seperti saat
itu... IV Serta merta aku bangun, aku mandi, bercukur lalu berganti pakaian. aku turun ke
bawah untuk makan malam. saat itu, seingatku, aku bersikap wajar. sepertinya tak
seorang pun melihat ada sesuatu yang kurang dalam diriku.
sekali dua kali kulihat Judith melemparkan pandangan yang penasaran ke arahku.
semestinya ia agak bingung, pikirku, melihat aku dapat muncul sedemikian wajar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan sepanjang waktu itu, di baliknya, aku sebenarnya sudah semakin nekad.
Semua yang kuperlukan hanyalah keberanian, keberanian, dan otak.
seusai makan malam kami semua pergi ke luar, lalu menengadah ke langit,
mengomentari cuaca saat itu, kemungkinan adanya hujan, guntur, atau badai.
lewat sudut mataku kulihat Judith menghilang di belokan sudut villa.
langsung Allerton menyusul ke arah yang sama.
aku segera mengakhiri pembicaraanku dengan Boyd Carrington dan pergi menyusul
keduanya. Norton, kukira, saat itu mencoba untuk menyetopku. ia memegang
lenganku. dia berusaha mengajakku berjalan-jalan di kebun mawar. tapi aku tak
peduli. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ia masih juga mendampingiku ketika aku berbelok di sudut rumah.
keduanya memang ada disana. kulihat wajah putriku yang tengah
menengadah, kulihat wajah Allerton yang sedang mendekatinya, kulihat bagaimana
ia menarik anak gadisku ke dalam pelukannya dan kecupan yang menyusul.
lalu mereka cepat-cepat melepaskan diri. aku segera maju ke muka. hampir dengan
segenap tenaganya, Norton menyeretku ke belakang dan ke sudut Villa. ujarnya,
"Coba, anda tak bisa -"
aku memotongnya. ujarku lagi dengan keras,
"Saya bisa. dan saya mau."
"Tak ada gunanya, bung. semuanya itu memang memalukan, tapi bagaimanapun tak ada
yang bisa anda lakukan."
Aku diam saja. ia boleh saja berpikir bahwa itu memang demikian, tapi aku tahu
lebih banyak. Norton melanjutkan bicaranya,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tahu betapa tak berdayanya dan gemasnya orang merasakan, tapi satu-satunya
yang bisa diperbuat adalah mengakui kekalahan, terimalah, bung!"
Aku tak berusaha untuk menentangnya. aku hanya menunggu, sambil
membiarkan dia bicara. lalu aku pergi lagi ke belokan sudut villa.
kedua orang muda itu telah tak nampak lagi, tapi aku masih bisa mengira-ngira ke
mana mereka pergi. ada sebuah villa musim panas yang
tersembunyi di antara semak-semak bunga pohon bungur.
aku berjalan menghampiri tempat itu, kurasa Norton masih terus
mengikutiku,tapi aku tidak yakin.
begitu aku sudah semakin dekat, kudengar suara orang, dan langkahku segera
kuhentikan. ternyata suara Allerton lah yang kudengar.
"Nah, begitulah, sayang, semuanya sudah beres. jangan menolak lagi.
pergilah ke kota besok. akan kukatakan bahwa aku akan bepergian ke Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ipswich dan bermalam di sana dengan seorang kawan barang satu dua hari.
sementara itu kau bisa mengirimkan telegram dari london bahwa kau tak bisa
pulang kemari. dan siapa yang akan tahu tentang makan malam yang mengasyikkan di
apartemenku itu" kau tak bakal menyesal, aku berjanji."
Kurasakan lengan Norton menarikku, dan tiba-tiba, dengan lembut, aku berpaling
menatapnya. aku hampir tertawa geli melihat wajahnya yang begitu khawatir dan
cemas. aku membiarkannya menyeretku kembali ke villa. aku berpura-pura menyerah
kepadanya, sebab aku sudah tahu persis saat itu apa yang harus kulakukan.
aku berkata kepadanya dengan jelas,
"Jangan Khawatir, bung. semuanya itu tak ada gunanya, saya bisa melihatnya
sekarang. anda tak bisa mengontrol hidup anak anda. saya sudah selesai sekarang.
tidak akan menggubrisnya lagi."
ia kelihatan lega seperti anak tolol.
tak lama sesudahnya, aku memberi tahu padanya bahwa aku akan pergi tidur lebih
cepat. aku sedang sakit kepala, kataku.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ia sama sekali tak punya kecurigaan sedikitpun pada apa yang akan kuperbuat.
V aku berhenti sejenak di koridor, saat itu suasananya sangat hening. tak seorang
pun kelihatan. semua tempat tidur sudah siap untuk ditiduri malam itu. Norton,
yang kamarnya terletak di bagian ini, sengaja kutinggalkan di bawah. Elizabeth
Cole sedang bermain Bridge. Curtiss, kutahu, sedang menikmati hidangan sesudah
makan malamnya di bawah. jadi aku sendiri yang ada di tempat itu.
Aku memuji diriku sendiri dengan mengatakan bahwa tak sia-sia lah aku bekerja
sama dengan Poirot selama sekian tahun. aku tahu persis tindakan pencegahan apa
yang harus diambil. Allerton tidak akan bertemu dengan Judith di London besok.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Allerton tak akan pergi kemana-mana besok...
kesemuanya benar-benar sederhana.
aku segera pergi ke kamarku dan mengambil botol aspirin, lalu aku mendatangi
kamar Allerton dan langsung memasuki kamar mandinya.
rupanya tablet Slumberyl itu ada di dalam lemari kecilnya. delapan butir,
kupikir, harus bisa mengelabui. satu atau dua merupakan jumlah yang dianjurkan.
karenanya, delapan butir harus cukup, Allerton sendiri pernah berkata bahwa
jumlah yang bisa menyebabkan keracunan tidak banyak.
aku masih sempat membaca artikelnya: "Berbahaya jika melebihi dosis yang
dianjurkan" Aku tersenyum sendiri. Kubungkus tanganku dengan sehelai saputangan dan kubuka tutup
botolnya dengan hati-hati. harus jangan ada sidik jari di sana.
kukosongkan isi botolnya, ya. ukuran tablet itu hampir sama dengan aspirin.
kuletakkan delapan butir aspirin di dalam botol, lalu kuisi lagi dengan
slumberyl, yang sudah kuambil delapan butir. botolnya sekarang Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
nampak sama persis seperti sediakala. Allerton tak akan melihat
perbedaannya. Aku segera kembali ke kamarku. aku masih punya sebotol wiski di sana kebanyakan sari kami di Styles ini punya semua. kukeluarkan gelas kosong dua
buah dan sebuah bejana siphon yang dapat menyalurkan zat cair ke dalam tempat
lain melalui tabungnya. setahuku Allerton belum pernah menolak kalau diajak
minum. begitu dia datang, aku akan mengajaknya minum-minum sebentar sebelum
tidur. Aku mencoba tablet-tablet itu dengan harap-harap cemas. rupanya dapat larut
dengan mudah. kucicipi pula campurannya dengan hati-hati. pahit sedikit,
mungkin, tapi hampir tidak kentara. aku punya rencana. aku sudah harus sedang
menuangkan minuman itu bagi diriku sendiri waktu ia muncul. aku akan
menyodorkannya kepadanya dan menuangkan wiski itu ke dalam gelas yang sebuah
lagi bagi diriku, semuanya begitu mudah dan wajar.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ia tak akan menyangka sedikitpun perasaanku terhadapnya, kecuali tentu apabila
Judith telah memberitahukannya. kurenungkan sebentar hal ini untuk sesaat. tapi
kemudian kuputuskan bahwa aku cukup aman di sini.
Judith tak pernah menceritakan apa pun pada orang lain.
Allerton malah mungkin akan mempercayaiku sebagai orang yang tak curiga sedikit
pun pada rencana-rencana orang lainnya di villa ini.
Tak ada yang bisa kuperbuat selainnya menunggu, barangkali akan
memakan waktu lama, mungkin satu dua jam, sebelum Allerton naik ke tempat tidur.
ia memang selalu tidur terlambat.
aku duduk di sana sambil menunggu dengan tenang. ketukan yang tiba-tiba pada
daun pintu membuatku terkejut setengah mati. tapi untunglah itu cuma Curtiss
saja. Poirot memintaku datang.
Aku tersadar dari lamunanku dengan terkejut, Poirot!
Belum sekalipun kupikirkan dirinya malam ini. semestinya ia bertanya-tanya apa
yang telah terjadi padaku. hal ini sempat membuatku agak Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
khawatir. pertama-tama, karena aku malu sebabtak pernah berada di dekatnya, dan
kedua. karena aku tak mau dia mencurigaiku mengenai apa yang telah terjadi.
aku mengikuti Curtiss menyeberangi lorong.
"Eh bien," seru Poirot. "Jadi kau meniggalkan aku?"
aku pura-pura menguap dan tersenyum penuh sesal.
"Beribu maaf, bung," jawabku. "Tapi terus terang saja, kepalaku sakit sekali
sampai-sampai aku hampir tak bisa melihat. guntur itulah penyebabnya, kukira.
aku benar-benar sedang mabuk - Yaah, seperti itulah, sampai-sampai aku lupa sama
sekali buat mengucapkan selamat malam
kepadamu." Seperti yang sudah kuharapkan, Poirot langsung terlihat cemas. ia menawarkan
obat padaku. ia mengomel sedikit. ia menuduhku terlalu lama duduk di udara
terbuka di musim kemarau seperti ini,(apalagi pada hari yang terpanas di musim
panas ini!) aku menolak aspirinnya karena kukatakan aku sudah menelannya
beberapa butir. namun aku tak sanggup menolak secangkir coklat susu yang manis
dan memuakkan itu! Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"ini bisa menenangkan syaraf. kau tahu." Poirot menjelaskan.
Kutegak minuman itu untuk mencegah perdebatan lebih lanjut. dan
kemudian, dengan kata-kata Poirot yang penuh kecemasan dan perhatian masih
terngiang di telingaku, aku pun mengucapkan selamat malam.
aku langsung kembali ke kamarku dan menutup pintunya keras-keras.
kemudian, kubuka sedikit dengan amat hati-hati. aku tak bakal bisa salah lagi
begitu Allerton datang. tapi ternyata masih lama juga.
aku duduk di sana, menunggu. kuteringat pada isteriku yang telah tiada.
sekali, di tengah napasku, aku bergumam,


Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau mengerti, sayang. aku akan menyelamatkan anak kita, Judith."
ia telah menyerahkan Judith ke dalam tanganku. dan aku tak akan
mengecewakannya. Di tengah-tengah ketenangan dan keheningan seperti itu tiba-tiba kurasakan bahwa
Cinders begitu dekat padaku.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
aku hampir-hampir merasakan seolah dia ada di kamarku.
dan aku masih juga duduk, sambil menunggu dengan murung.
TIGA BELAS 1 Menuliskan antiklimaks dengan tanpa perasaan memang membuat harga diri seseorang
agak berantakan. sebab kenyataannya, aku tengah duduk menunggu Allerton dan aku jatuh tertidur!
Tidak begitu mengejutkan, kukira. aku memang tak dapat tidur dengan tenang di
malam sebelumnya. aku berada di udara terbuka sepanjang hari.
aku tengah dilanda kekhawatiran dan ketegangan dalam melakukan apa yang telah
kuputuskan. pada puncak kesemuanya itu datang cuaca yang sedemikian buruk dan
dibarengi guntur yang hebat. barangkali juga Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
seluruh konsentrasi yang kucurahkan pada persoalanku ikut membantuku merasa
begitu resah. Pokoknya, peristiwa itu terjadi. aku jatuh tertidur di kursiku sendiri, dan
begitu aku terjaga, burung-burung sudah berkicauan di luar, mentari pun sudah
muncul. aku meringkuk di kursiku, dengan badan sakit sakit, masih dengan pakaian
lengkap dengan bau busuk di mulutku dan dengan kepala pusing.
aku tertegun-tegun, tak mau percaya, muak, dan akhirnya merasa benar-benar lega.
Siapa orangnya yang pernah menulis: "Hari yang terburuk(hiduplah sampai esok)
akan segera berlalu?" dan betapa benarnya pendapat itu. aku baru dapat melihat
dengan jelas dan dengan kepala dingin, sekarang, betapa letihnya dan betapa
pusingnya kepalaku saat iyu. melodramatis dan kehilangan keseimbanganku. aku
sudah mengambil keputusan untuk
membunuh orang! Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pada saat ini mataku tertumbuk pada gelas wiski yang terletak di depanku, dengan
gemetar aku bangkit, menyibakkan tirai dan menuangkanisi gelas itu ke luar
jendela. mestinya aku sudah gila kemarin malam itu!
aku segera bercukur, mandi dan berpakaian. lalu, dengan perasaan yang lebih
enak, aku menyeberang ke kamar Poirot. ia memang selalu bangun pagi-pagi sekali,
aku tahu. aku duduk dan langsung mengeluarkan isi hatiku seluruhnya kepadanya.
Setelah itu aku merasa amat lega.
ia menggelengkan kepalanya dengan lembut sambil menatapku.
"Ah, benar-benar suatu kebodohan yang kaurenungkan itu. aku senang kau datang
mengakui dosa-dosamu kepadaku. tapi mengapa, sobatku
sayang. mengapa kau tidak datang kepadaku kemarin malam dan
memberitahukan apa yang ada di pikiranmu itu?"
Aku menjawab dengan muka yang memerah malu,
"Aku takut, kukira, takut kau akan menyetopku."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu saja aku akan menyetopmu, Ah, kalau itu, sudah pasti. apakah kau pikir
aku ingin melihat tali gantungan di seputar lehermu, gara-gara seorang bangsat
yang menjijikkan bernama Mayor Allerton?"
"aku tak akan tertangkap," jawabku masih ingin membela diri. "Aku berhati-hati
sekali." "itulah yang dikira setiap pembunuh. kau benar-benar memiliki mental itu!
tapi kuberi tahu kau, mon ami, sebetulnya kau ini tidak secerdik yang kau
pikir." "Aku berhati-hatu. aku sudah menyeka bersih-bersih sidik jariku dari botol itu."
"Persis. kau juga juga menyeka bersih-bersih sidik jari Allerton. dan begitu
ditemukan sudah mati, apa yang akan terjadi" mereka melakukan autopsi dan
menyatakan bahwa dia mati karena terlalu banyak menelan Slumberyl.
apakah dia menelannya karena tidak sengaja" Tiens, sidik jarinya tidak ada di
botol. tapi mengapa tidak" apakah itu kecelakaan atau bunuh diri, ia tak punya
alasan untuk menyekanya. dan kemudian mereka menganalisa
tablet-tablet yang masih sisa dan menemukan bahwa hampir setengahnya sudah
ditukar dengan aspirin."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yaah, praktisnya setiap orang punya aspirin," gerutuku lemah.
"Memang, tapi tidak setiap orang mempunyai anak gadis yang sedang diincar
Allerton dengan niat tidak baik, kalau kita pinjam istilah kuno sensasionalnya,
dan kau baru saja bertengkar dengan anak gadismu tentang masalah itu sehari
sebelumnya. dua orang, Boyd Carrington dan Norton, bersumpah bahwa mereka tahu
perasaanmu yang tak dapat
ditolerir terhadapnya. tidak, Hastings, itu semua tak akan ada gunanya.
perhatian orang segera akan terpusat pada dirimu, dan pada saat itu kau
barangkali akan dilanda perasaan takut yang sedemikian hebat atau bahkan rasa
menyesal yang sedemikian besarnya, sehingga sejumlah inspektur polisi mungkin
akan dapat mengambil keputusan secara pasti bahwa kaulah pihak yang bersalah
itu. bahkan ada kemungkinan, bahwa seseorang bisa saja melihatmu sedang menukar
tablet-tablet itu." "Tidak, tak ada orang satupun saat itu."
"Ada loteng di luar jendela itu. seseorang bisa saja sedang berada disana,
mengintip, atau siapa tahu, ada orang yang mungkin saja sedang asyik mengintip
lewat lubang kunci."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Lubang kunci saja yang ada di pikiranmu, Poirot. orang tidak akan melewatkan
waktunya buat mengintip lewat lubang kunci seperti yang kaukira."
Poirot setengah mengatupkan matanya dan memperingatkan lagi bahwa aku selalu
terlalu percaya pada orang.
"Dan kuberi tahu kau, ada-ada saja yang terjadi dengan kunci-kunci di villa ini.
tentang aku sendiri. aku suka pintuku dikunci dari dalam. sekalipun si Curtiss
yang baik itu ada di ruang sebelah. segera sesudah aku ada di sini, maka kunciku
itupun menghilang! terpaksa aku menyuruh orang
membuat duplikatnya."
"Yaah, pokoknya," ujarku lagi dengan kelegaan yang luar biasa, dan dengan
pikiran yang masih dibebani oleh kesulitan-kesulitanku sendiri,
"Rencanaku itu tak jadi dilaksanakan. ngeri juga kalau dipikir bagaimana orang
bisa terlibat sampai demikian. "Kurendahkan nada suaraku. "Poirot, kau kan tidak
berpikir bahwa karena, karena ada pembunuhan di sini dulu itu, maka akan ada
lagi pembunuhan berikutnya?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"ada virus pembunuhan, maksudmu" Wah, itu memang pertanyaan yang menarik,"
"Rumah memang memiliki suasananya masing-masing,"
jawabku sambil terpekur. "Rumah ini memiliki masa lalu yang jelek."
Poirot mengangguk. "Ya, ada beberapa orang di sini, beberapa diantaranya yang sangat mengharapkan
bahwa harus ada orang yang mati. itu memang betul."
"Aku yakin memang orang bisa berpendapat begitu. tapi sekarang, Poirot.
katakan padaku, apa yang harus kuperbuat tentang ini. tentang Judith dan
Allerton. maksudku, pokoknya mesti dihentikan. kaupikir, apa sebaiknya yang
kulakukan?" "jangan melakukan apa-apa," jawab Poirot sambil menekankan suaranya.
"Oh, tapi," "Percayalah padaku, kau tak akan ditimpa bahaya asal saja kau tak ikut campur
tangan." "seandainya aku menangani si Allerton,"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"apa yang bisa kaukatakan atau kaulakukan" Judith sudah dua puluh satu tahun dan
sudah berhak menentukan nasibnya sendiri."
"Tapi kurasa aku harus sanggup,-"
Poirot memotong bicaraku.
"Jangan, Hastings. jangan mengira bahwa kau ini cukup pintar, cukup kuat, atau
bahkan cukup lihai buat mempengaruhi kedua orang muda itu.
Allerton sudah terbiasa berhubungan dengan para ayah yang berang dan tidak
berdaya, dan mungkin menikmatinya sebagai lelucon. Judith
bukanlah jenis manusia yang dapat digertak. aku ingin memberimu
nasihat, seandainya aku bisa memberinya, buat melakukan sesuatu yang justru
merupakan kebalikannya. aku malah akan mempercayai Judith, kalau aku jadi kau."
Aku menatapnya tak mengerti.
"Judith," ujar Hercule Poirot lagi, "terbuat dari bahan yang amat bagus. aku
benar-benar mengaguminya."
Lalu kataku lagi, dengan suara yang kurang mantap,
"Aku sendiri juga kagum padanya, tapi khawatir akan keadaannya."
Poirot mengangguk dengan tiba-tiba.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku juga mengkhawatirkan keadaannya," ujarnya mengiyakan. "Tapi bukan
kekhawatirkan yang seperti kau khawatirkan itu. aku benar-benar ngeri. dan aku
ini tak punya kekuatan, atau kurang lebih seperti itulah.
sementara itu hari-hari terus berlalu, ada bahaya, Hastings, dan bahaya itu
sudah dekat." II Seperti juga Poirot, aku tahu betul bahwa bahaya itu sudah amat dekat. aku punya
alasan yang lebih banyak dibanding dengannya untuk mengetahui hal itu, karena
apa yang kebetulan kudengar malam sebelumnya.
meskipun demikian aku masih tetap merenungkan kata-kata Poirot pada waktu aku
turun untuk sarapan, "Aku akan mempercayai Judith, seandainya aku jadi kau".
kata-kata itu muncul begitu saja di telingaku, tapi telah membuatku merasa aman.
dan tak lama sesudahnya, terbukti kebenarannya. karena Judith ternyata mengubah
pikirannya untuk pergi ke london hari itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sebagai gantinya ia malah menemani Franklin pergi ke laboratorium seperti
biasanya, langsung seusai sarapan, dan sudah jelas bahwa keduanya akan
menghadapi hari yang sibuk dan cukup memeras otak.
perasaan syukur menyergapku. betapa sintingnya, betapa putus asanya diriku
kemarin malam itu. aku telah mengira, mengira dengan pasti bahwa Judith telah
menyerah kepada saran Allerton yang kedengarannya muluk.
tidak, Judith-ku terlalu baik, terlalu setia untuk menyerah begitu saja. ia
telah menolak rendezvous itu.
Allerton rupanya sudah sarapan lebih dulu, dan langsung berangkat ke Ipswich.
jika demikian, ia memang telah berpegang teguh pada rencananya dan mestilah
telah menduga bahwa Judith pun akan menyusul ke London seperti yang telah
diatur. Yaaah, pikirku dengan murung, ia akan menemui kekecewaan.
Boyd Carrington mendatangiku dan sempat berkomentar bahwa aku
nampak amat riang pagi ini.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya," ujarku. "Memang saya punya berita baik."
Katanya hal itu lebih baik dari yang dialaminya. ia baru saja menerima telpon
yang membosankan dari arsiteknya, mengenai masalah bangunan, mengenai pengukur
tanah setempat yang bertingkah macam-macam. juga surat-surat yang isinya
mengkhawatirkan. dan ia juga cemas karena telah membiarkan Nyonya Franklin
kepayahan sehari sebelumnya.
Nyonya Franklin jelas mengada-ngada tentang penderitaannya dan
tentang kerinduannya akan jesehatan yang baik. seperti yang kudengar dari suster
Craven, ia memang hampir tak bisa ditilerir.
Suster Craven terpaksa tak bisa cuti. padahal dia sudah merencanakan untuk
berpergian ke suatu tempat dan menemui beberapa kawan di sana.
dia jengkel sekali karenanya. sejak pagi-pagi sekali Nyonya Franklin telah
meminta dibawakan botol-botol berisikan air panas, berbagai macam makanan dan
minuman dalam kemasan, dan kelihatnnya tidak rela untuk mengijinkan Suster
meninggalkan kamarnya, katanya dia menderita
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
neuralgia, rasa nyeri di sekitar jantungnya, kejang-kejang pada paha dan
kakinya, demam dan aku tak tahu apa lagi.
aku dan teman-teman lain tak ada yang heran. kami semua
menganggapnya sebagai bagian dari kecenderungan Nyonya Franklin yang selalu
mengkhawatirkan kesehatannya.
Ini juga diakui oleh suster Craven dan Dr franklin. Dr franklin segera dijemput
dari laboratorium, lalu setelah mendengarkan keluhan isterinya untuk sesaat, dan
bertanya apakah ia ingin dipanggilkan dokter setempat (yang serta merta ditolak
mentah-mentah oleh Nyonya Franklin). suaminya itu lalu meramu obat penenang,
menhiburnya sebisanya dan kembali menekuni pekerjaannya.
Suster Craven berkata kepadaku,
"Dr Franklin pasti tahu isterinya cuma mengada-ngada."
"Anda kan tidak benar-benar berpikir bahwa memang ada yang tidak beres, kan?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Suhu badannya normal. dan denyut nadinya baik sekali. cuma mengada-ngada saja."
Nampaknya Suster itu merasa jengkel dan berbicara lebih lantang daripada biasa.
"Nyaonya Franklin suka sekali mengganggu siapa saja yang sedang gembira. dia
senang sekali kalau suaminya bingung, kalau saya tergopoh-gopoh datang
menghampirinya, dan bahkan Sir William pun dibuatnya merasa bersalah karena
telah membuatnya kepayahan kemarin, Nyonya Franklin adalah orang semacam itu."
Suster Craven jelas merasakan pasiennya tak bisa ditolerir hari ini. kurasa
Nyonya Franklin telah memperlakukannya dengan kasar. ia jenis wanita yang amat
tidak disukai oleh para perawat dan para pembantu rumah tangga, bukan hanya
karena kerewelan yang ditimbulkannya, tapi terlebih lagi oleh sikapnya dalam
berbuat demikian. Jadi, seperti yang sudah kubilang, tak seorangpun di antara kami yang menganggap
kesehatannya yang rapuh itu sebagai sesuatu yang serius.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
satu-satunya kekecualian adalah Boyd Carrington, yang hanya berjalan mondarmandir dengan air muka sedih bagai anak kecil yang baru saja kena marah.
sesudah itu berkali-kali kupikirkan lagi kejadian-kejadian pada hari itu.
kucoba mengingat-ingat sesuatu yang jauh tersembunyi, sejumlah kecil kejadian
yang terlupakan orang, mengingat kembali secara tepat tingkah laku setiap orang
di villa itu. seberapa jauh mereka bersikap wajar atau memperlihatkan
kegelisahan. perkenankanlah aku, sekali lagi, menggambarkan dengan tepat apa yang kuingat
mengenai tiap-tiap orang di sana.
Boyd Carrington, seperti yang telah kukatakan, nampak gelisah dan merasa
bersalah. kelihatnnya ia tengah memikirkan bahwa ia terlalu bergembira pada hari
sebelumnya dan terlalu memikirkan diri sendiri, tanpa mempertimbangkan kesehatan
teman seperjalanannya yang rapuh itu. ia sudah dua kali naik ke kamar nyonya
Franklin untuk menanyakan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
keadaan nyonya itu, dan suster Craven, yang rupanya juga sedang tidak berada
dalam teperamen yang baik, malahan bersikap ketus dan sengit.
lelaki itu bahkan telah pergi ke desa dan membeli sekotak coklat. tapi
pemberiannya ternyata dikembalikan lagi. "Nyonya Franklin tidak tahan makan
coklat," begitulah komentar yang menyertainya.
Dengan hati kecewa, Boyd Carrington membuka kotak coklatnya di
ruangan khusus untuk merokok, Norton, aku dan dia sendiri
menghabiskannya tanpa banyak komentar.
terpikir olehku sekarang, bahwa Norton pasti tengah memikirkan sesuatu pagi itu,
ia tampak seperti orang linglung, sekali dua kali alisnya bertemu seolah-olah
ada sesuatu yang membingungkannya.
ia menyukai coklat, dan mengunyahnya banyak-banyak tanpa sadar.
Di luar cuaca sudah berubah, sejak jam sepuluh, hujan telah turun membasahi


Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bumi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kukira tidak selamanya kemurungan itu mendampingi hari hujan.
sesungguhnya hujan itu justru membawa rasa lega bagi kita semua.
Poirot dibopong ke bawah oleh Curtiss kira-kira pada tengah hari lalu
ditempatkan di ruang tamu. di tempat ini Elizabeth Cole menemaninya dan
memainkan piano baginya. ternyata wanita itu pandai main piano, dan ia sempat
memainkan ciptaan Bach dan Mozart, kedua-duanya kebetulan komponis favorit
temanku itu. Franklin dan Judith muncul dari kebun kira-kira jam satu kurang
seperempat. Judith kelihatan pucat dan tegang. ia tak berkata sepatah pun, dan
hanya memandang suasana di sekitarnya tanpa perhatian, seakan-akan tengah
melamun, kemudian pergi begitu saja. Franklin duduk
bergabung dengan kami. dia juga kelihatan letih dan terlalu tenggelam dalam
pikirannya sendiri, dan menurutku, ia juga nampak gelisah.
aku ingat saat itu aku mengomentari turunnya hujan sebagai suatu kelegaan, dan
Franklin cepat menyela, "Memang. ada waktunya, di mana sesuatu harus terjadi."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dan entah bagaiman, aku mempunyai kesan bahwa bukan cuacalah yang semata-mata
dimaksudkannya. dengan gayanya yang canggung seperti biasa, ia membentur meja
tanpa sengaja dan menyebabkan isi kotak coklat itu tumpah sampai setengahnya.
dengan terkejut ia cepat-cepat meminta maaf. rupanya kepada kotak itu.
"Oh, maaf." Semestinya kejadian itu lucu, tapi entah bagaimana saat itu tidak terasa
demikian. ia cepat-cepat membungkuk dan memunguti coklat yang
terjatuh. Norton bertanya kepadanya apakah pagi itu dia sibuk sekali.
Saat itulah baru senyumnya mengembang, senyum yang penuh semangat, kekanakkanakan dan hidup. "Tidak, tidak, saya baru saja menyadari saya mengambil jalan yang salah.
justru proses yang lebih sederhanalah yang dibutuhkan, saya kira saya bisa
mengambil jalan pintas sekarang."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Franklin berdiri, kedua matanya nampak seperti orang tengah melamun, tapi
sinarnya membayangkan ketetapan hati.
"Ya, jalan pintas, ujarnya kepada diri sendiri. "Itu yang terbaik."
III Jika kami semua begitu gelisah dan tak tahu apa yang harus dilakukan pagi ini,
maka secara tak disangka-sangka lepas tengah hari terasa begitu menyenangkan.
mentari menampakkan wajahnya. hawa terasa sejuk dan segar. Nyonya Luttrell
dibawa ke bawah dan duduk di beranda. rupanya ia tengah berada dalam kondisi
yang baik. memperagakan daya tarik dan gayanya tanpa begitu banyak berbicara
seperti biasanya. dan tanpa kesan tersembunyi akan adanya perkataan yang menusuk
dari lidahnya yang tajam seperti cuka. ia menyindir suaminya, tapi dengan gaya
yang lembut dan penuh kasih, dan Kolonell Lutterll memandangnya dengan riang.
sungguh menyenangkan melihat hubungan keduanya yang baik seperti itu.
Poirot sendiri juga meminta didorong ke luar bersama kursi rodanya, dan ia juga
tampak riang. kukira ia senang menyaksikan suami-isteri Luttrell Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
nampak jauh lebih muda. tingkah lakunya juga tidak sedemikian gugup, dan ia
tidak begitu sering menarik-narik kumisnya. ia bahkan
mengusulkan supaya diadakan permainan Bridge malam itu.
"Daisy sudah rindu pada bridge-nya."
"Memang benar," tambah isterinya.
Norton menyela bahwa barangkali permainan itu bisa melelahkannya.
"Saya cuma mau main satu ronde," ujar Nyonya Luttrell lagi, lalu menambahkan
dengan riang. "Dan saya akan bertingkah sewajarnya, dan tidak akan mengasari
George." "Sayang," protes suaminya, "aku tahu aku ini pemain yang buruk."
"Dan memangnya kenapa?" tanya Nyonya Luttrell membalikkan pertanyaan suaminya,
"Tidakkah merajuk dan sekaligus menggertakmu itu memberikan kesenangan yang luar
biasa bagiku?" Perkataannya membuat kami semua tertawa, Nyonya Luttrell melanjutkan.
"Oh, saya tahu di mana kesalahan saya, tapi saya tak akan
menghapuskannya begitu saja dalam hidup saya. George yang harus bisa
menyesuaikan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kolonel Luttrell hanya memandangnya seperti orang bodoh.
Kukira karena menyaksikan keduanya berada dalam temparemen yang
baik semacam itulah, kami kemudian jadi mendiskusikan topik perkawinan dan
perceraian. Apakah pria dan wanita sesungguhnya lebih berbahagia dengan bercerai ataukah
kejengkelan dan kerenggangan atau masalah yang timbul karena adanya orang ketiga
- mereda sendiri setelah beberapa waktu dan berubah kembali menjadi kasih sayang
dan persahabatan. memang kadang kala ganjil untuk melihat seberapa jauhnya perbedaan antara ideide orang dengan pengalaman-pengalaman pribadi orang itu.
Perkawinanku bahagia dan sukses, dan pada dasarnya aku adalah orang yang agak
kolot, tapi toh aku setuju pada perceraian, setuju mengakhiri hidup perkawinan
yang sudah tak bisa dipertahankan lagi dan memulai hidup baru. Boyd Carrington,
yang perkawinannya tidak bahagia, ternya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tetap mempertahankan ikatan perkawinan. katanya, ia menghormati
lembaga perkawinan. itu merupakan dasar sebuah negara.
Norton, yang tak terikat pada siapa pun setuju dengan cara berpikirku.
Franklin, si pemikir ilmiah modern, justru denagn tegas menolak
perceraian. perceraian menyalahi idealisme cara berpikir dan cara bertindaknya.
seseorang harus memikul tanggung jawab tertentu.
kesemuanya itu haruslah dilaksanakan dan sama sekali tak boleh
dilalaikan atau dikesampingkan. kontrak adalah kontrak. seseorang melibatkan
diri di dalamnya atas kehendaknya sendiri, dan karenanya harus
mempertahankannya, kalau tidak, hasilnya hanyalah kekacauan.
hal-hal yang berantakan. hubungan yang separuh bubar.
Sambil bersandar kembali di kursinya, dan dengan kedua kaki yang menyentuh meja,
Franklin menambahkan, "Seorang pria memilih isterinya. isteri itu adalah tanggung jawabnya sampai dia
mati, atau sampai si suami itu mati."
Norton kemudian menimpali dengan kocak,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan kadang-kadang, oh, kematian itu merupakan suatu berkat, eh?"
Kami semua tertawa dan kini Boyd Carrington yang berkata,
"Kau tak usah bicara, nak. kau belum pernah kawin."
Sembari menggelengkan kepalanya, Norton menjawab,
"Dan sekarang sudah terlambat."
"Masa?" tatapan mata Boyd Carrington terhadapnya terasa aneh. "Kau yakin?"
Pada saat itulah Elizabeth Cole bergabung dengan kami. rupanya sejak tadi ia
berada di atas, menemani Nyonya Franklin.
Aku bertanya-tanya dalam hati apakah ini hanya sekedar bayanganku saja, ataukah
Boyd Carrington memang benar-benar menatap perempuan muda itu dengan penuh arti
dan kemudian mengalihkan pandanganya ke Norton pula, dan apakah mungkin bahwa
saat itu wajah Norton memerah malu"
Kehadiran Elizabeth Cole di situ menimbulkan ide yang baru bagiku dan aku mulai
memandangnya dengan penuh selidik. memang benar dia masih terhitung muda.
tambahan pula, ia cantik. sungguh ia bisa dibilang wanita yang amat menarik dan
simpatik, yang sanggup untuk membuat setiap lelaki berbahagia. dan ia dan Norton
telah melewatkan sebagian besar Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
waktu mereka bersama-sama, akhir-akhir ini. kegemaran keduanya
terhadap bunga-bunga hutan dan burung-burungnya, menyebabkan
keduanya berteman, aku masih ingat ia pernah melukiskan Norton sebagai lelaki
yang ramah. Baiklah, jika demikian, aku ikut senang, demi kepentingannya. masa remajanya
yang hampa dan gersang tidak menjadi halangan baginya
untuk mencapai kebahagiaan yang sempurna. Tragedi yang telah
menghancurkan hidupnya tidak memainkan peranannya dengan sia-sia.
sembari menatapnya, kupikir ia kelihatan jauh lebih berbahagia dan Ya, lebih
riang. daripada saat pertama kali aku menginjakkan kaki di Styles.
Elizabeth Cole dan Norton, Ya, mungkin saja.
Dan sekonyong-konyong, entah dari mana datangnya, perasaan resah merasuki
diriku. tidak aman, tidak benar, untuk merencanakan
kebahagiaan di tempat ini. ada sesuatu yang tidak beres di Styles ini. aku bisa
merasakannya sekarang, pada saat ini. aku tiba-tiba merasa
sedemikian tua dan letih, ya, dan takut.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Semenit kemudian perasaan itu lenyap, tak seorang pun yang
mengetahuinya, kukira. kecuali Boyd Carrington. ujarnya kepadaku dengan suara
rendah dan lunak, sesaat kemudian.
"Ada yang tidak beres, Hastings?"
"Tidak, mengapa?"
"Yaah, kau kelihatan, aku tak bisa menjelaskannya."
"Hanya perasaan, Khawatir."
"Pertanda akan adanya bencana?"
"Ya, kalau kau lebih suka mengatakannya begitu. perasaan bahwa sesuatu akan
terjadi." "Lucu, aku sendiri juga merasakan itu sekali dua kali. bisa mengira-ngira apa
itu?" Ia tengah mengawasiku lekat-lekat.
aku menggeleng. karena sesungguhnyalah aku tak memiliki rasa khawatir yang pasti
terhadap sesuatu yang tertentu. hanya rasa tertekan dan takut semata.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kemudian Judith terlihat kelura dari rumah. ia datang dengan perlahan-lahan,
kepalanya lurus menatap ke muka, bibirnya mengatup rapat, wajahnya serius dan
cantik. kupikir alangkah berbedanya dia, baik dengan diriku sendiri maupun dengan
isteriku Cinders. ia kelihatan seperti biarawati muda. Norton rupanya juga
merasakan begitu. ujarnya kepadanya,
"Anda kelihatan seperti Judith sebelum memancung kepala Holoternes, jendral Raja
Nebukadnezar itu." Jawab judith, "Oh, karena berpegang teguh pada moral tertinggi demi kepentingan masyarakat!"
Nada berkelakar dalam suara Norton membuat jengkel Judith. pipinya menjadi merah
lalu ia cepat-cepat melewati Norton dan duduk
berdampingan dengan Franklin. Ujarnya,
"Nyonya Franklin sudah merasa lebih sehat sekarang. dia meminta kita datang ke
atas semua dan minum kopi bersamanya malam ini."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
IV Nyonya Franklin jelas orang yang amat bergantung pada suasana hatinya, pikirku,
ketika kami semua menaiki tangga ke kamarnya seusai makan malam. setelah
menyebabkan setiap orang tak tahan menghadapinya
sepanjang hari itu, kini ia sendiri bersikap sedemikian manis terhadap semuanya.
ia mengenakan daster berwarna pucat seperti warna air sungai nil dan tampak
tengah berbaring dengan santai di kursi malasnya. di sisinya terlihat sebuah
meja rak buku kecil yang dapat berputar, bersama dengan peralatan lengkap untuk
minum kopi. jari-jarinya, yang terampil dan mulus tengah sibuk membuat kopi
dengan sedikit bantuan dari suster Craven. kami semua ada di sana kecuali
Poirot, yang memang selalu beristirahat di kamarnya sebelum waktu santap malam,
Allerton yang belum juga kembali dari Ipswich dan suami-isteri Luttrell yang
tetap berdiam di bawah. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aroma kopi mencapai cuping hidung kami masing masing, bau wangi yang sedap. kopi
di styles ini lebih mirip dengan zat cair kental seperti lumpur yang sama sekali
tanpa citarasa, jadi kami semua memang sudah ingin sekali mencicipi kopi buatan
nyonya franklin yang dicampur dengan buah arbei yang masih segar.
Franklin duduk pada salah satu sudut meja sambil menyodorkan cangkir-cangkir
kopi sementara isterinya mengisinya satu per satu. Boyd
Carrington berdiri di kaki sofa. Elizabeth Cole dan Norton sedang sama-sama di
dekat jendela. Suster Craven berdiri di kepala ranjang.
Aku sendiri duduk di kursi bertangan, sambil menekuni teka-teki silang Times dan
membacakan pertanyaannya.
"Aib?" ujarku membacakan. "Empat huruf."
"Barangkali noda," jawab Franklin."
Kami semua berpikir untuk sesaat. kemudian kulanjutkan lagi,
"Siksa" "Dera," jawab Boyd Carrington cepat.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kutipan: Dan gema apa pun yang ditanyakan kepadanya 'menjawab' Kosong. Dari syair Tennyson. Delapan huruf."
"Bergaung," saran Nyonya Franklin. "Tentu saja itu betul. "dan gema menjawab
bergaung?" Aku bimbang, "Kalau begitu kata mendatar ini berakhir dengan huruf "b"
"Banyak kata berakhir dengan huruf "b" kelab dan sebab dan adab."
Elizabeth Cole berseru dari arah jendela,
"Kutipan Tennyson itu adalah: dan gema apapun yang ditanyakan kepadanya menjawab
kematian." Tiba-tiba kudengar helaan napas yang tajam di belakangku. aku
mengangkat kepala, Judith. ia melewati kami menuju ke jendela lalu keluar, ke
balkon. ujarku lagi, waktu aku menuliskan jawabannya, "Aib tak mungkin noda.
huruf kedua sekarang adalah E."
"Sekali lagi petunjuknya, coba bacakan."
"Aib. kosong E dan Kosong dua sesudahnya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Cela," jawab Boyd Carrington.
Kudengar bunyi kretekan sendok teh pada tatakan cangkir Barbara
Franklin, sementara aku melanjutkan ke petunjuk yang lain.
"Cemburu adalah monster bermata hijau, siapa yang mengatakannya?"
"Shakespeare," jawab Boyd Carrington.
"Othello atau Emilia?" tanya Nyonya Franklin.
"Keduanya bukan. hanya lima kotak."
"Lago," "Saya yakin itu Othello."
"Sama sekali bukan Othello. Romeo yang mengatakannya pada Juliet."
Kami semua menyuarakan pendapat masing-masing. sekonyong-konyong Judith
berteriak, "Lihat, bintang jatuh. Oh, itu satu lagi."
Boyd Carrington berkata, "Mana" keta mesti memohon sesuatu. "ia buru-buru ke
halaman loteng, menggabungkan diri dengan Elizabeth Cole, Norton dan Judith.
Suster Craven juga tak ketinggalan. Franklin juga bangkit dan bergabung dengan
mereka. mereka semuanya berseru-seru sambil melemparkan pandang ke gelapan
malam. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
namun aku sendiri tetap tinggal dengan kepala menunduk menekuni teka-teki
silangku, mengapa aku harus memohon sesuatu melihat bintang jatuh" sudah tak ada
lagi yang bisa kupinta...


Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba Boyd Carrington kembali tergopoh-gopoh memasuki kamar.
"Barbara, kau mesti keluar."
Nyonya Franklin menjawab tajam,
"Tidak, aku terlalu lelah."
"Omong-kosong, Babs. kau harus ke sana dan memohon sesuatu!" lelaki itu tertawa.
"Sekarang jangan protes lagi. aku yang akan membawamu."
Dan tiba-tiba sambil membungkuk, Boyd Carrington membopongnya ke dalam
pelukannya. Barbara Franklin tertawa dan memprotes.
"Bill, turunkan aku, jangan macam-macam."
"Gadis-gadis kecil mesti datang dan memohon sesuatu."
Lelaki itu membopongnya melalui jendela dan mendudukkannya di
balkon." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku semakin mendekatkan wajahku ke surat kabar itu. karena aku ingat sesuatu...
suatu malam yang indah, katak-katak bernyanyi dan... bintang jatuh. saat itu aku
tengah berdiri di dekat jendela, dan aku lalu berpaling dan membopong Cinders
dalam pelukanku untuk melihat bintang jatuh itu dan memohon sesuatu...
Garis-garis teka-teki silang itu berlarian kesana kemari dan terlihat kabur
bercampur dengan air mataku.
sesosok tubuh datang menghampiri dari serambi balkon dan memasuki kamar Judith. Judith tak boleh melihatku dengan wajah berurai air mata seperti ini. tak akan
pernah boleh. dengan tergesa-gesa kuputar rak buku yang ada di tempat itu dan
pura-pura mencari sebuah buku di dalamnya. aku masih ingat bahwasanya aku pernah
melihat sebuah edisi tua dari Shakespeare di sana. ya, ini dia. segera kusimak
kisah Othello itu. "Sedang apa, ayah?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku pura-pura menggumamkan soal teka-teki silang itu, jari-jariku membalik-belik
halamannya. ya memang Lago.
"O, berhati-hatilah, Tuanku, terhadap rasa cemburu, Dia adalah monster bermata
hijau yang mengejek daging yang menghidupkannya."
Judith menambahkan bait-batu berikutnya:
"Bukannya bunga candu, bukan pula mandragora dan bukan pula semua sirup yang
membuai di seluruh dunia, yang akan mampu membuatmu ke alam mimpi seperti yang
kaumiliki di hari kemarin."
Suaranya terdengar keluar begitu saja. begitu mengesankan dan begitu dalam.
Yang lain masuk kembali, sambil tertawa-tawa dan mengobrol. Nyonya Franklin
menempati kembali tempatnya di kursi panjangnya. Franklin kembali ke kursinya
dan mengaduk-aduk kopinya, Norton dan Elizabeth Cole segera menghabiskan
minumannya masing-masing dan meminta diri, Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
karena mereka sudah berjanji untuk bermain bridge dengan suami-isteri Luttrell.
Nyonya Franklin mereguk kopinya dan kemudian meminta obatnya.
Judith-lah yang membantu mengambilkannya dari kamar mandi, karena suster Craven
baru saja keluar. Franklin tampak berjalan mondar-mandir tanpa tujuan seputar kamar.
kakinya tersandung pada sebuah meja kecil, isterinya segera mengomentari dengan
tajam, "Jangan canggung begitu, John."
"Maaf, Barbara. ada yang sedang kupikirkan."
Nyonya Franklin berkata dengan nada sayang,
"Kau sebesar beruang, sayang."
Suaminya hanya memandangnya seperti orang linglung kemudian
bertanya lagi, "Malam ini begitu cerah, baiknya aku makan angin sedikit."
Ia melangkah pergi. Nyonya Franklin berkata, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dia itu cerda sekali, anda tahu. anda bisa mengetahuinya dari tingkah lakunya.
saya benar-benar mengaguminya. begitu bersemangat
menghadapi pekerjaannya."
"Ya, ya, orang pintar." tambah Boyd Carrington menimpali, acuh tak acuh.
Judith meninggalkan kamar itu dengan tiba-tiba, hampir saja bertabrakan dengan
suster Craven di ambang pintu.
Boyd Carrington berkata lagi,
"Bagaimana kalau kita main picquet, Babs?"
"Oh, menyenangkan sekali. bisakah Suster tolong mengambilkan kartu sebentar buat
kami?" Suster Craven pergi mengambil kartu, dan aku segera mengucapkan
selamat malam kepada Nyonya Franklin dan menyatakan terima kasihku untuk
kopinya. Di luar aku bertemu dengan Franklin dan judith, keduanya sedang asyik melongok
ke luar jendela. mereka tidak berbicara. hanya berdiri
berdampingan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Franklin menoleh lewat bahunya ketika aku datang menghampiri. ia berjalan ke
depan satu dua langkah, ragu-ragu sejenak lalu berkata,
"Mau jalan-jalan ke luar sebentar, Judith?"
Putriku menggelengkan kepalanya.
"Jangan malam ini," tambahnya tiba-tiba. "Saya mau tidur saja. selamat malam."
Aku turun ke bawah dengan Franklin. ia bersiul lembut bagi dirinya sendiri dan
tersenyum. kulontarkan komentarku dengan agak marah, sebab aku tengah dilanda rasa
tertekan, "Anda kelihatannya senang sekali malam ini."
Ia mengakui. "Ya, saya sudah melakukan sesuatu yang sudah saya idam-idamkan sejak lama.
karenanya, saya amat puas."
Aku berpisah dengannya di anak tangga bawah dan masih sempat melihat ke arah
para pemain bridge selama beberapa menit. Norton mengerdipkan matanya ke arahku
waktu nyonya Luttrell sedang tidak melihat. permainan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
bridge itu kelihatan berjalan lancar diiringi kerukunan suami-isteri Luttrell
yang tidak biasanya. Allerton belum juga kembali. menurut perasaanku rumah ini lebih
bersemarak dan tidak begitu sesak tanpa dia.
aku langsung naik ke kamar Poirot. Judith tengah duduk bersamanya. ia tersenyum
padaku waktu aku masuk tapi tidak berbicara sepatah pun.
"Dia sudah memaafkanmu, mon ami," ujar Poirot,- komentar yang menjengkelkan.
"Astaga," jawabku gugup. "Aku tidak sampai berpikir-"
Judith bangkit, ia melingkari sebelah lengannya di seputar leherku dan
mengecupku. ujarnya, "Kasihan Ayah, paman Hercule tak bermaksud menjatuhkan martabat ayah. akulah
yang harus dimaafkan. jadi maafkanlah aku dan berilah aku ucapan selamat malam."
Aku tak tahu mengapa, tapi aku menjawab,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku minta maaf, Judith. maafkan aku. bukan maksudku-"
ia menyetopku. "Tak apa-apa. mari kita lupakan saja, semuanya beres sekarang, "ia tersenyum,
senyum yang mengambang, lalu katanya lagi, "Segalanya sudah beres sekarang..."
dan dengan tenang meninggalkan ruangan.
Begitu ia pergi, Poirot berpaling padaku.
"Nah," tanyanya, "Apa yang terjadi malam ini?"
Aku hanya membentangkan tangan.
"Tak ada yang terjadi atau sepertinya akan terjadi,"
Ujarku kepadanya. ternyata pernyataanku itu amat jauh bertentangan. sebab memang ada yang terjadi
malam itu. Nyonya Franklin tiba-tiba sakit keras, dua orang dokter lagi masih
sempat dipanggil, tapi sia-sia. ia meninggal pagi berikutnya.
baru dua puluh empat jam kemudian kami mengetahui bahwa
kematiannya disebabkan keracunan physostigmine.
EMPAT BELAS Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
1 Pemeriksaan mayat berlangsung dua hari sesudahnya. sudah dua kali aku hadir
dalam pemeriksaan mayat di Styles.
Si pemeriksa mayat adalah lelaki setengah baya dengan sorot mata yang lihai dan
cara bicara yang kering dan datar.
bukti-bukti medis diambil lebih dulu. bukti-bukti itu menetapkan adanya fakta
bahwa kematian orang yang bersangkutan adalahn akibat diracuni dengan
physostigmine, dan bahwa alkaloid kacang Calabar juga terdapat di dalamnya.
peracunan itu mestilah terjadi pada suatu saat di malam sebelumnya antara jam
tujuh dan tengah malam. dokter bedah kepolisian dan rekannya menolak untuk
memberi keterangan yang lebih tepat.
Saksi berikutnya adalah Dr Franklin. ia berhasil menciptakan kesan yang baik
secara keseluruhan. kesaksiannya jelas dan sederhana. setelah kematian isterinya
ia langsung mengecek bahan-bahan larutannya di laboratorium. ia menemukan bahwa
sebuah botol tertentu yang seharusnya Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
berisikan larutan kuat alkaloid kacang Calabar, telah ditukan dengan air biasa,
yang kini hanya terlihat bekas-bekasnya saja. ia tak dapat memastikan kapan hal
ini terjadi, karena sudah beberapa hari ia tidak mempergunakan larutan itu.
Kesempatan untuk memasuki laboratorium merupakan pertanyaan
berikutnya yang diajukan. Dr Franklin menyetujui bahwa laboratorium itu biasanya
dikunci terus dan ia sendiri biasa mengantongi kuncinya di sakunya. asistenya
nona Hastings, memiliki kunci duplikatnya. siapa saja yang ingin memasuki studio
harus terlebih dulu mendapatkan kuncinya dari Nona Hastings atau dari dia
sendiri. Isterinya memang kadang-kadang meminjamnya, jika ada barangnya yang
ketinggalan di laboratorium. Dr Franklin sendiri belum pernah sekalipun membawa larutan
physostigmine ke dalam villa ataupun kamar isterinya karena berpikir bahwa ada
saja kemungkinan ia dapat meminumnya secara
kebetulan. ketika ditanyai lebih lanjut oleh si pemeriksa mayat, ia mengatakan bahwa
kesehatan isterinya kurang baik dan tidak menentu. tapi sebegitu jauh Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memang belum ada penyakit pada organ tubuhnya. ia hanya terlalu
tertekan dan cenderung mengikuti suasana hatinya yang selalu berubah-ubah dengan
cepat. akhir-akhir ini, katanya, isterinya kelihatan riang dan karenanya ia
menyimpulkan bahwa kesehatan dan semangatnya untuk hidup sudah
membaik. tidak ada pertikaian apapun di antara keduanya dan hubungan mereka pun
baik. pada malam sebelumnya isterinya justru kelihatan gambira dan tidak murung.
ia mengatakan isterinya terkadang suka menyinggung-nyinggung untuk menakhiri
saja hidupnya, tapi ia tak pernah menganggap perkataan isterinya itu serius.
ketika ditanya, Dr Franklin menjawab bahwa menurut pendapatnya isterinya
bukanlah jenis orang yang suka membunuh diri. itu adalah pendapatnya secara
medis dan juga secara pribadi.
Kesaksiannya disusul oleh kesaksian Suster Craven. perawat itu nampak gelisah
dan cekatan dalam seragamnya yang rapi dan jawaban-jawabannya pun terdengar
singkat dan profesional. ia telah merawat nyonya franklin Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
selama kurang lebih dua bulan. Nyonya Franklin menderita tekanan mental yang
hebat. saksi pernah mendengar ia berkata setidak-tidaknya sebanyak tiga kali
bahwa "Ia ingin mengakhiri saja semua itu". bahwa hidupnya tidak berguna dan
bahwa ia merupakan beban bagi suaminya.
"Mengapa dia berkata begitu" apakah ada pertengkaran hebat di antara mereka
sebelumnya?" "Oh, tidak, tapi dia menyadari bahwasanya suaminya baru saja ditawari posisi di
luar negeri. suaminya menolaknya supaya tidak
meninggalkannya." "dan kadang kala ia merasa tak enak terhadap kenyataan itu?"
"Ya, dia akan menyalahkan kesehatannya yang rapuh, dan membesar-besarkannya."
"Apakah Dr Franklin mengetahui tentang ini semua?"
"Saya kira isterinya belum pernah berkata begitu kepadanya."
"Tapi dia menderita tekanan mental, kan?"
"Oh, itu pasti."
"Apakah secara khusus dia pernah menyebut-nyebut untuk membunuh diri?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya rasa "Aku ingin mengakhiri semuanya" adalah kata-kata yang sering
digunakannya." "Dia tak pernah menyebut-nyebut cara khusus untuk mengakhiri hidupnya sendiri?"
"Tidak, dia agak sulit dipahami."
"Adakah hal-hal khusus lainnya yang membuatnya tertekan belakangan ini?"
"Tidak. dia sedang benar-benar dalam temperamen yang baik."
"Apakah anda setuju dengan Dr Franklin bahwa dia gembira pada malam kematiannya
itu?" Suster Craven ragu-ragu sejenak.
"Yaah, dia kelihatan gembira. siang harinya tidak, dia mengeluh badannya sakitsakit dan pusing. kelihatannya malamnya dia lebih baik, tapi semangatnya yang
tinggi itu agak di luar kebiasaan. kelihatannya ia agak demam dan sikapnya agak
dibuat-buat." "Apakah anda ada melihat botol, atau apa saja yang mungkin berisikan racun?"
"Tidak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa saja yang dimakan dan diminumnya?"
"Dia makan sup, daging sayatan, kacang polong, kentang rebus, kue tart cherry.
dia juga minum segelas Burgundy."
"Dari mana datangnya Burgundy itu?"
"Ada sebotol di kamarnya. masih ada sisanya setelah itu, tapi saya yakin itu
sudah diperiksa dan dinyatakan tidak apa-apa."
"Bisakah dia menaruh obat bius di gelasnya tanpa dilihat Suster?"
"Oh ya, gampang sekali. saya mondar-mandir di kamar saat itu, sedang berbenah
dan merapi-rapikan segala sesuatu. saya tidak mengawasi dia.
ada koper kecil buat bepergian di sisinya dan juga tas wanita. dia bisa saja
menaruh apa-apa di dalam Burgundy-nya itu, atau mungkin di kopinya setelah itu,
atau di dalam susu panasnya yang dimintanya paling
belakang." "Bisakah anda mengira-ngira apa yang diperbuatnya dengan botol atau tempat
susunya?" Suster Craven berpikir-pikir.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yaah, saya kira dia bisa saja melemparkannya keluar jendela setelah itu.
atau melemparkannya ke keranjang sampah, atau malah mencucinya di kamar mandi
dan meletakkan kembali di lemari obat. masih ada sejumlah botol kosong di sana. saya
sengaja menyimpannya sebab sewaktu-waktu akan berguna."
"Kapan anda melihat Nyonya Franklin untuk terakhir kalinya?"
"Jam setengah sebelas. saya yang melayaninya sebelum pergi tidur. dia meminta
susu panas dan dia bilang dia ingin aspirin."
"Bagaimana keadaannya saat itu?"
Saksi berpikir-pikir untuk sesaat.
"Yaaah, begitulah, seperti biasa... tidak, boleh dikata dia agak terlalu
gembira." "Tidak tertekan?"
"Tidak, lebih tegang, begitulah. tapi seandainya bunuh diri yang anda pikirkan,
barangkali itu memang bisa membuatnya begitu. dia mungkin saja merasakan
tindakan itu sebagai sesuatu yang mulia atau agung."
Koleksi ebook inzomnia

Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://inzomnia.wapka.mobi
"Apakah suster menganggap mungkin, orang yang seperti dia menghabisi nyawanya
sendiri?" Hening sesaat, suster Craven nampak berusaha keras untuk mengambil keputusan.
"Yaaah," jawabnya pada akhirnya. "Saya bisa setuju dan bisa tidak. saya, pada
pokoknya saya setuju. jiwanya sangat terganggu."
Sir William Boyd Carrington tampil sebagai saksi berikut. ia nampak bingung,
tapi masih mampu untuk memberikan kesaksiannya dengan
jelas. ia masih sempat bermain Picquet dengan almarhumah pada malam
kematianny. ia tidak melihat tanda-tanda adanya perasaan tertekan pada diri
almarhumah saat itu, tapi dalam pembicaraan mereka beberapa hari sebelumnya,
Nyonya Franklin ada menyinggung-nyinggung niatnya untuk mengakhiri hidupnya. dia
adalah wanita yang tidak mementingkan diri sendiri, dan sangat tertekan
menghadapi kenyataan bahwa dia menhalangi karir suaminya. dia amat berbakti pada
suaminya dan memiliki ambisi Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
yang besar baginya. dia terkadang amat tertekan memikirkan
kesehatannya yang rapuh itu.
Judith kemudian dipanggil sebagai saksi, tapi tak banyak yang bisa dikatakannya.
ia tak tahu apa-apa tentang hilangnya physostigmine dari laboratorium.
pada malam terjadinya tragedi itu, menurutnya, nyonya franklin kelihatan biasa
saja, walaupun mungkin sikapnya agak terlalu berlebihan, ia tak pernah mendengar
nyonya Franklin menyinggung-nyinggung niatnya
untuk mengakhiri nyawa sendiri.
Saksi terakhir adalah Hercule Poirot, kesaksiannya disampaikan dengan tekanan
pada hal-hal yang penting sehingga menciptakan kesan yang kuat bagi yang hadir.
ia melukiskan pembicaraannya dengan nyonya Franklin, sehari sebelum kematiannya.
katanya wanita itu amat tertekan dan telah berkali-kali mengutarakan
keinginannya untuk mengakhiri semuanya itu, dia amat khawatir akan kesehatannya
dan telah mengaku kepada Poirot bahwa dia merasakan kepedihan yang dalam karena
merasa hidupnya tidak berharga untuk dijalani. dia mengatakan kadang kala ia
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
membayangkan alangkah nikmatnya kalau orang tidur dan tidak usah bangun lagi.
jawaban Poirot berikutnya malah menimbulkan sensasi yang lebih besar lagi.
"Pada tanggal 10 juni pagi anda duduk di depan pintu laboratorium kan?"
"Ya." "anda melihat nyonya Franklin keluar dari sana?"
"Saya melihat."
"Adakah tangannya menggenggam sesuatu?"
"Dia menggenggam sebuah botol kecil di tangan kanannya."
"Anda yakin?" "Ya." "Bimbangkah dia waktu melihat anda?"
"Dia kelihatan terkejut, cuma itu."
Si petugas yang memeriksa sebab-musabab kematian itu melangkah
kepada keputusannya sekarang. mereka harus bisa memutuskan, katanya, dengan cara
bagaimana almarhumah meninggal. mereka tak bakal
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menemui kesulitan dalam menetapkan sebab-sebab kematiannya,
kesaksian medis telah membuktikannya. almarhumah meninggal karena racun
physostigmine sulphate. yang harus mereka terapkan adalah apakah korban
meminumnya tanpa sengaja ataukah sebaliknya, atau apakah
racun itu diberikan kepadanya oleh orang lain. mereka telah mendengar bahwa
almarhumah terkadang suka terlihat murung, bahwa kesehatannya rapuh, dan bahwa
meskipun tidak mengidap penyakit tertentu, ia selalu bersikap gugup dan tidak
yakin pada dirinya sendiri. Tuan Hercule Poirot, seorang saksi yang sudah punya
nama, telah menyatakan dengan tegas bahwa ia pernah melihat Nyonya Franklin
keluar dari laboratorium dengan menggenggam sebuah botol kecil di tangan dan
bahwa dia telah mengambil racun itu dari laboratorium dengan niat untuk menghabisi nyawanya
sendiri. tampaknya dia dihantui oleh rasa takut bahwa dirinya menjadi beban
suaminya dan merupakan penghalang bagi karirnya. secra jujur bisa dikatakan
bahwa Dr Franklin justru berhasil membuktikan dirinya sebagai suami yang baik
dan penuh kasih sayang, dan bahwa lelaki itu tak pernah menyatakan
kejengkelannya terhadap kesehatan isterinya yang rapuh itu, atau mengeluh bahwa
isterinya merintangi karirnya. ide ini nampaknya sepenuhnya berasal dari
almarhumah sendiri. wanita dalam Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kondisi gugup semacam itu memang adakalanya memiliki bermacammacam ide. tidak ada bukti untuk menentukan kapan, atau dengan alat apa racun
itu diminum. mungkin, merupakan suatu hal yang tidak biasa bahwa botol aslinya
yang berisikan racun itu belum dapat ditemukan sampai sekarang, dan ada
kemungkinan juga, seperti yang telah
dikemukakan suster Craven, bahwa Nyonya Franklin telah mencucinya dan telah
menyingkirkannya ke lemari kecil di kamar mandi, tempat asli dari mana ia telah
mengambilnya. maka tergantung pada jurilah untuk
mengambil semua keputusan.
Putusan diambil dalam waktu singkat.
Juri memutuskan bahwa Nyonya Franklin menghabisi nyawanya sendiri waktu
pikirannya sedang kacau. Setengah jam berikutnya aku sudah di kamar Poirot. ia kelihatan amat letih. Curtiss telah
merebahkannya di ranjang dan sudah memberinya obat perangsang.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku sudah amat sangat ingin berbicara, tapi aku harus bisa menahan diri sampai
pelayannya telah selesai mengurusnya dan meninggalkan kamar.
Lalu aku meledak, "Apakah benar, apa yang kaukatakan itu, Poirot" bahwa kau memang melihat Nyonya
Franklin menggenggam botol di tangannya waktu dia keluar dari laboratorium?"
Secercah senyum menempel pada bibirnya yang biru kehitaman.
gumamnya, "Tidakkah kau lihat itu, Sobat?"
"Tidak, aku tidak melihat."
"Tapi mungkin kau juga tidak memperhatikan, hein!"
"Tidak, mungkin tidak. yang jelas aku tidak berani bersumpah, bahwa dia tidak
menggenggamnya." aku memandangnya ragu. "Masalahnya adalah, apakah kau
mengatakan yang sebenarnya?"
"Apakah kaupikir aku berbohong, sobat?"
"Aku tidak berani mengatakan begitu."
"Hastings, kau mengejutkan aku dan membuatku heran. di mana sekarang keyakinanmu
yang sederhana itu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Baik," aku mengakui, "Aku memang tak mengira kau akan memberikan sumpah palsu."
Poirot berkata lembut, "Itu tak bakal menjadi sumpah palsu. sebab kesaksianku itu bukan berdasarkan
sumpah." "Jadi itu bukan kebohongan?"
Poirot serta-merta mengibaskan tangannya,
"Apa yang sudah kukatakan, mon ami, sudah terkatakan. tak perlu membicarkannya
lagi." "Aku cuma tak bisa memahamimu," teriakku lagi.
"Apa yang tidak kaupahami itu?"
"Kesaksianmu, semuanya yang menyangkut perkataan nyonya Franklin tentang niatnya
untuk mengakhiri hidupnya sendiri, dan tentang rasa tertekannya itu."
"enfin, kau sendiri mendengar juga perkataan itu terlontar dari bibirnya."
"Ya, tapi itu adalah salah satu dari sekian banyak temperamennya. kau tak
menjelaskannya." "Barangkali karena aku tak menginginkannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku hanya bisa menatapnya.
"Kau memang menginginkan putusannya adalah bunuh diri?"
Poirot berhenti sejenak sebelum menjawab, kemudian katanya,
"kupikir, Hastings, kau ini tak bisa menghargai kegawatan situasinya saat ini.
Ya, kalau kau mau, aku ingin putusannya adalah bunuh diri..."
"Tapi kau, kau sendiri, kan tidak menganggap bahwa dia membunuh diri, kan?"
Lambat-lambat Poirot menggeleng.
Ujarku menambahkan, "Kau pikir, dia dibunuh?"
"Ya, Hastings, dia dibunuh."
"kalau begitu mengapa kau mencoba buat mendiamkannya, menutup-nutupinya dan
malah menyingkirkannya begitu saja sebagai tindakan membunuh diri" itu bisa
menyetop semua pertanyaan."
"Tepat." "Kau menginginkan begitu?"
"Ya." "Tapi kenapa?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Mungkinkah bahwa kau tidak mengerti" Baiklah, jangan
memperdebatkan hal ini lagi. kita harus menerima kata-kataku bahwa itu
pembunuhan, pembunuhan yang disengaja dan direncanakan lebih dulu.
kan sudah kukatakan padamu, Hastings, bahwa akan ada kejahatan yang akan
dilaksanakan di sini, dan bahwa kelihatannya kita tidak mampu untuk mencegahnya,
sebab si pembunuhnya kejam dan penuh tekad."
Tubuhku bergetar, lalu kataku lagi,
"Dan apa yang akan terjadi berikutnya?"
Poirot tersenyum. "Perkaranya sudah selesai, sudah ditetapkan dan dikesampingkan sebagai tindakan
bunuh diri. tapi kau dan aku, Hastings, harus maju terus, bekerja secara diamdiam. dan cepat atau lambat, kita pasti berhasil menangkap X."
Ujarku lagi, "Dan seumpamanya, sementara itu ada orang lain lagi yang terbunuh?"
Poirot menggeleng. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kurasa tidak. kecuali, ada seseorang yang melihat sesuatu atau mengetahui
sesuatu, tapi jika demikian, pasti mereka akan terus terang mengemukakannya,
kan?" LIMA BELAS 1 Daya ingatku tidak begitu jelas terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
hari-hari setelah diadakan pengusutan tentang kematian nyonya Franklin itu.
tentu saja ada upacara penguburan, yang bisa kukatakan dihadiri oleh sebgian
besar penduduk Styles St. Mary yang ingin tahu. pada kesempatan itulah aku
disapa oleh seorang wanita tua yang matanya berair dan yang tingkah lakunya amat
tidak menyenangkan seperti setan
penggali kubur. ia datang menghampiriku tepat begitu rombiongan kami keluar dari makam.
"Saya masih ingat Tuan."
"Eeee - mungkin - "
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ia melanjutkan kata-katanya, tanpa mendengarkan lagi apa yang
kukatakan selanjutnya. "Lebih kurang dua puluh tahun yang lewat, atau barangkali lebih. waktu nyonya
tua itu mati di puri itu. itulah pembunuhan pertama di Styles ini.
dan bukan yang terakhir, menurut saya. si Nyonya Inglethorp tua, yang riwayatnya
dihabisi suaminya, begitulah kira-kira kata kami saat itu. kami begitu yakin
waktu itu. "ia melirikku dengan sorot mata yang licik.
"Mungkin kali ini juga si suami yang pegang peranan."
"Apa maksud nyonya?" tanyaku tajam. "Tidakkah nyonya dengar bahwa putusannya
adalah bunuh diri?" "Itu yang dikatakan si pemeriksa. tapi dia kan bisa saja keliru, bukan begitu?"
ia menyikutku dengan sikunya.
"Dokter-dokter umumnya tahu betul bagaimana caranya melenyapkan isteri-isteri
mereka. dan nampaknya hubungan almarhumah akhir-akhir ini tidak begitu baik
dengan suaminya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku berpaling kepadanya dengan marah dan ia cepat-cepat menyelinap pergi, sambil
menggerutu bahwa dia tidak punya maksud apa-apa, cuma terasa aneh, katanya,
bahwa pembunuhan seperti itu bisa terjadi kedua kalinya. "Dan terlebih aneh lagi
mengapa tuan selalu berada di tempat terjadinya pembunuhan itu?"
untuk sesaat aku bertanya-tanya dalam hati apakah dia mencurigaiku sebagai orang
yang melakukan pembunuhan itu untuk kedua kalinya, pikiran semacam itu benarbenar menggangguku. tiba-tiba saja hal itu menyadarkan aku betapa ganjilnya dan
betapa mengerikannya, kecurigaan penduduk setempat itu.
Dan pada pokoknya, kecurigaan itu memang tidak salah. sebab seseorang memang
membunuh nyonya franklin.
seperti yang telah kukatakan, aku hanya bisa mengingat sekilas saja peristiwa
yang terjadi di hari-hari itu, kesehatan Poirot, salah satunya, adalah hal yang
membuatku amat prihatin saat itu. Curtiss datang menghadapku dengan wajah
kerasnya yang kelihatan agak terganggu dan Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
melaporkan bahwa Poirot mendapat serangan jantung yang agak
membahayakan. "Menurut saya, dia harus dipanggilkan dokter."
Aku pergi secepat-cepatnya mendatangi Poirot, yang malah menyangkal dugaan itu
dengan keras. dan hal itu, kupikir, justru berlainan dengan kebiasaannya.
sebegitu jauh, menurut hematku, dia begitu ribut
menyinggung-nyinggung kesehatannya. mengutuk angin kencang yang
tidak dipercayainya, sambil membungkus dirinya rapat-rapat hingga batas leher
dengan sutera dan wol. memperagakan ketakutannya jangan-jangan kedua kakinya
menjadi lembab, dan baru kemudian mengukur suhu
bandannya sendiri dan berbaring di ranjang sambil menggigil. "Sebab kalau tidak
barangkali aku sudah diserang asma!" begitulah katanya.
biasanya jika sedang dihinggapi penyakit yang remeh, setahuku, ia selalu
berkonsultasi dengan dokter secepatnya.
Sekarang, sewaktu ia benar-benar sakit, posisinya malah terbalik.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tapi mungkin itulah alasan sebenarnya. sakitnya yang dulu-dulu itu mungkin hanya
sesuatu yang dianggapnya remeh saja. sekarang, begitu ia benar-benar menjadi
orang sakit, mungkin, ia menjadi takut untuk mengakui kenyataan penyakitnya itu.
ia sengaja membuatnya remeh
karena ia takut. ia hanya menjawab protesku dengan penuh semangat dan dengan nada pahit.
"Ah, tapi aku sudah berkonsultasi dengan dokter-dokter, bukan cuma satu orang
saja, tapi banyak! aku sudah memeriksakan diri ke si anu dan si anu (ia
menyebutkan dua orang spesialis) dan apa yang mereka lakukan"
mereka mengirimku ke mesir, di mana aku malah segera menjadi lebih payah lagi.
aku juga sudah pergi ke dokter R>"
Dokter R, setahuku adalah dokter spesialis jantung. aku lekas-lekas bertanya.
"Apa dia bilang?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot tiba-tiba berpaling kepadaku dan menatapku dengan memiringkan kepalanya
agak lama, dan hatiku menjadi resah karenanya.
Lalu ujarnya lagi dengan tenang,
"Dia sudah melakukan apa saja yang bisa dilakukannya bagiku. aku sudah mendapat
perawatan dan obat. tak ada lagi yang bisa kulakukan. jadi kaulihat, HAstings,
memanggil dokter lagi akan merupakan tindakan yang sia-sia saja. mesinnya, mon
ami, sudah tua. orang tak bisa begitu saja memasang mesin baru dan
menghidupkannya begitu saja seperti semula, bagai sepeda motor."


Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi Poirot, pastilah ada sesuatu, Curtiss-"
"Poirot berkata tajam, "Curtiss?"
"Ya, dia datang kepadaku. dia khawatir, kau mendapat serangan,"
Poirot mengangguk lembut.
"Ya, ya. memang serangan itu datang sesekali, dan pedih sekali buat dilihat.
Curtiss, kukira, dia tidak biasa menyaksikan serangan jantung begini."
"Kau benar-benar tak mau dipanggilkan dokter?"
"Tak ada gunaya, sobat"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Bicaranya amat lembut tapi terdengar sudah mendekati akhir, dan sekali lagi
jantungku terasa sesak dan pedih. Poirot tersenyum padaku. katanya,
"Ini, Hastings, akan merupakan perkaraku yang terakhir dan juga akan merupakan
perkaraku yang paling menarik, dan karenanya penjahatnya pun demikian pula.
sebab dalam diri X kita menjumpai teknik yang luar biasa hebat, gemilang, yang
menimbulkan kekaguman pada diri seseorang.
sebegitu jauh, mon cher, si X ini sudah beroperasi dengan kesanggupan yang
sedemikian mengagumkan sampai-sampai dia mampu mengalahkan
aku, Hercule Poirot! Dia sudah berhasil mengembangkan serangan yang tidak
kutemui jawabannya."
"Seumpamanya saja kau masih sehat,-" aku mulai menghiburnya.
Tapi ternyata komentarku itu kurang tepat untuk diucapkan pada saat itu.
Hercule Poirot langsung naik darah.
"Ah! haruskah aku mengatakannya sebanyak tiga puluh enam kali, sekali lagi tiga
puluh enam kali kepadamu, bahwa tak diperlukan usaha
jasmaniah, seseorang hanya perlu berpikir."
"Baik, tentu saja, ya, kau bisa melakukannya dengan baik."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dengan baik" aku bisa melakukannya dengan gemilang, anggota bawahku sudah
lumpuh, jantungku sedang mempermainkan aku, tapi
otakku Hastings, otakku berfungsi tanpa ada kerusakan apa-apa. otakku masih
tetap paling unggul."
"Otakkmu," ujarku menghiburnya, "Memang masih nomor satu."
Tapi begitu aku pelan-pelan menuruni tangga, aku berbicara pada diriku sendiri
bahwa otak Poirot tidak dapat mengimbangi hal-hal yang terjadi secepatnya,
sebagaimana layaknya dia harus berfungsi. pertama tentang terhindarnya
malapetaka yang menimpa Nyonya Luttrell dan sekarang dalam menghadapi kematian
nyonya Franklin yang sudah terlanjur. dan apa yang sudah kami kerjakan tentang
itu semuanya" praktisnya Nol.
II Pagi berikutnya Poirot berkata kepadaku,
"Kau mengusulkan supaya aku memanggil dokter, Hastings?"
"Ya," jawabku bersemangat. "Aku akan lebih senang kalau kau mau memanggilnya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Eh bien, aku setuju. aku akan memeriksakan diri ke Franklin."
"Franklin?" tanyaku ragu-ragu.
"Ya, kan dia dokter kan."
"Ya, tapi, bidang keahliannya kan riset."
"Memang. kurasa dia tak akan sukses sebagai dokter umum. dia kurang memiliki apa
yang disebut orang "Teknik menghibur pasien", tapi dia memang memiliki syaratsyaratnya sebagai dokter. dengan kata lain aku ingin mengatakan, seperti yang
dikatakan di film, bahwa dia tahu bidangnya lebih baik daripada orang lain."
Aku masih juga belum puas. meskipun aku sama sekali tidak meragukan kemampuan
Franklin, kesanku terhadapnya adalah seorang lelaki yang kurang sabar dan kurang
berminat pada penyakit-penyaki manusia,
mungkin itu merupakan sikap yang mengagummkan bagi pekerjaan
penelitian, tapi kurang begitu baik bagi orang-orang sakit yang dirawatnya.
bagaimanapun baik juga jika Poirot diperiksa olehnya dan karena Poirot tak
memiliki perawat medis setempat, Franklin menyetujui untuk
mengawasinya, tapi ia masih sempat menerangkan sekiranya perawatan Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
medis secara teratur diperlukan, seorang dokter setempat harus dipanggil.
ia sendiri tak dapat melakukannya.
Franklin melewatkan waktu agak lama bersamanya. ketika pada akhirnya ia muncul,
aku sudah menunggunya. kutarik dia masuk ke dalam kamarku dan kututup pintunya.
"Nah?" tanyaku bersemangat.
Franklin menjawab dengan serius,
"Dia lelaki yang amat mengagumkan."
"Oh! itu, memang," cepat-cepat kukesampingkan hal yang sudah jelas itu.
"Tapi bagaimana kesehatannya?"
"Oh! kesehatannya?" Franklin kelihatan terheran-heran seakan aku menyebutkan
sesuatu yang sama sekali tidak penting. "Oh! kesehatannya gawat, tentu saja,"
Menurut perasaanku, kata-katanya itu terdengar kurang profesional sebagai
seorang dokter. meskipun aku pernah mendengar dari Judith bahwa Franklin
merupakan salah seorang dari mahasiswa-mahasiswa
paling gemilang pada zamannya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sampai di mana kegawatannya?" tanyaku lagi dengan cemas.
Ditatapnya wajahku sejenak.
"Anda ingin tahu?"
"Tentu." Apa yang dikira si goblok ini, memangnya"
ia mengatakannya begitu tiba-tiba kepadaku,
"Kebanyakan orang pada umumnya," jawabnya. "tak mau tahu. mereka cuma
menginginkan hiburan. mereka menginginkan harapan. mereka
menginginkan kata-kata yang menentramkan hati,. kadang-kadang
kesembuhan yang menakjubkan memang terjadi. tapi kesembuhan itu tak bakal ada
pada masalah Poirot ini."
"Maksud anda-" lagi-lagi rasa sesak merasuki jantungku.
Franklin mengangguk. "Oh, ya. waktunya akan tiba. dan tak lama lagi, saya kira. semestinya saya tak
boleh mengatakan ini pada anda. andai saja dia tak memberikan kekuasaan itu pada
saya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau begitu, dia sudah tahu."
Franklin berkata lagi, "Dia tahu, memang. jantungnya bisa berhenti, setiap saat. orang tak bisa bilang
persisnya kapan, tentu saja."
Ia menghentikan bicaranya sesaat, kemudian katanya perlahan-lahan,
"Dari apa yang dikatakannya, saya mendapat kesimpulan bahwa dia sedang
mengkhawatirkan sesuatu yang harus diselesaikan, sesuatu yang, seperti
dikatakannya, sedang ditanganinya. tahukah anda apa itu?"
"Ya," jawabku, "Saya tahu."
Franklin menatapku dengan penuh minat.
"Dia menginginkan kepastian supaya bisa menyelesaikan pekerjaan itu."
"Saya mengerti."
Aku bertanya-tanya dalam hati sekiranya saja John Franklin bisa menduga-duga apa
yang dimaksudkan dengan pekerjaan di sini!
ujarnya lagi lambat-lambat,
"Mudah-mudahan dia berhasil menyelesaikannya. dari apa yang dikatakannya, itu
berarti banyak sekali baginya." ia berhenti sejenak Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
kemudian menambahkan lagi, "Dia memiliki cara berpikir yang sistematis sekali."
Aku bertanya dengan cemas,
"Tidakkah ada sesuatu yang masih bisa dikerjakan?"
barangkali sesuatu dalam cara pengobatan, misalnya-"
Ia menggeleng. "Tak ada yang bisa dilakukan. dia harus minum amylnitrite begitu dia merasa kena
serangan." Lalu Franklin mengatakan sesuatu yang aneh.
"Dia sangat menghargai kehidupan manusia, kan?"
"Ya, saya kira dia begitu."
Sering sekali kudengar Poirot berkata, "Aku tak setuju pada pembunuhan."
pernyataan yang terlontar sedemikian terus terang itu, selalu menggelitik
benakku. Franklin terus juga berbicara,
"itulah perbedaan yang ada di antara kami, siapa tidak...!"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
aku hanya dapat memandangnya dengan penuh rasa ingin tahu.
kepalanya dimiringkannya ke sisi sambil tersenyum.
"Betul," ujarnya lagi tanpa ditanya. "Karena kematian itu harus datang, apa
masalahnya apakah dia datang cepat atau lambat" perbedaannya begitu kecil."
"kalu begitu apa gunanya anda jadi dokter kalau anda punya perasaan seperti
itu?" tanyaku sengit.
"Oh, bung - bekerja sebagai dokter itu bukan hanya buak mengelakkan kematian
saja, lebih dari itu, tugasnya adalah menyembuhkan yang masih hidup. sekiranya
ada orang sehat yang mati, itu tak menjadi masalah.
bilamana ada orang cacad mental mati, itu justru baik, tapi seumpamanya dengan
diketemukannya kelenjar yang benar dan dengan menerapkannya secara benar pula,
anda mampu menjadikan pasien anda itu menjadi orang yang sehat dan normal
kembali dengan jalan mengoperasi kekurangan kelenjar gondoknya itu, maka,
menurut saya, baru berarti banyak."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku menatapnya dengan minat yang bertambah. aku masih merasa bahwa bukan Dr
Franklinlah yang harus kupanggil bilamana aku diserang
influenza, tapi aku harus mengangkat topi bagi ketulusan yang sejati dan
keteguhan hati yang terdapat dalam diri lelaki ini. aku telah mencium perubahan
dalam dirinya sejak kematian isterinya. ia hanya
memperlihatkan sekedar rasa duka. sebaliknya, malah ia nampak lebih hidup, sifat
pelupanya pun makin berkurang, dan dipenuhi oleh tenaga dan semangat baru.
Tiba-tiba ia bertanay, memecah lamunanku,
"Sifat anda dan Judith tidak sama, kan?"
"Tidak, saya kira tidak."
"Apakah dia seperti ibunya?"
Aku berpikir sebentar, lalu lambat-lambat menggelengkan kepala.
"Tidak persis betul. isteri saya periang dan banyak tertawa, dia tak pernah
menganggap sesuatu serius. dan dia berusaha agar saya juga demikian.
tapi kurang berhasil."
Franklin tersenyum tipis.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu anda ayah yang serius, kan" begitulah yang dikatakan Judith. Judith tidak
banyak tertawa, gadis yang serius, terlalu banyak bekerja, saya kira.
salah saya." Ia ,melangkah ke dalam kmara kerjanya yang coklat.
aku berkata datar, "Pekerjaan anda pastilah menarik sekali."
"Eh?" "Saya bilang pekerjaan anda pastilah menarik sekali."
"Cuma bagi setengah lusin orang. bagi orang lain pekerjaan itu luar biasa
membosankan, dan mereka mungkin benar. pokoknya" dtegakkannya kepalanya, kedua
bahunya menjadi tegak. ia tiba-tiba nampak seperti pribadinya yang sejati,
seorang lelaki yang kuat dan berkuasa, "Saya punya kesempatan sekarang! rasanya
saya ingin berteriak karena gembira.
menteri Institut ilmiah sudah memberi tahu saya hari ini. lowongan masih terbuka
dan sayalah yang mengisinya. saya akan berangkat sepuluh hari lagi."
"Ke Afrika?" "Ya. menakjubkan."
"Begitu cepat." aku tercengang.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Franklin menatapku. "Apa maksud anda, begitu cepat" Oh," kerut alisnya menghilang. "Maksud anda
setelah kematian Barbara" mengapa tidak bisa" tak ada gunanya berpura-pura bahwa
kematiannya bukan merupakan kelegaan yang luar biasa bagi saya, kan?"
ia nampak geli melihat air mukaku.
"sayang saya tak punya waktu buat bermurung-murung. dulu saya memang jatuh cinta
pada Barbara, dia gadis yang cantik sekali, saya kawini dia dan cinta saya
padanya sudah luntur setahun kemudian. saya kira dari pihaknya malah lebih
singkat lagi. saya membuatnya kecewa, tentu saja. dia mengira bisa mempengaruhi
saya. ternyata tidak, saya ini orang yang egois, keras kepala, dan hanya mau
melakukan apa yang saya inginkan."
"Tapi anda kan pernah menolak pekerjaan di Afrika ini demi dia," ujarku
mengingatkan. "Ya. tapi itu cuma alasan finansial saja. saya berusaha buat membiayai Barbara
menurut cara hidup yang biasa dijalaninya, kalau saya pergi. itu Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
akan berarti meninggalkannya dalam keadaan miskin. tapi sekarang" ia tersenyum,
senyuman yang brutal dan kekanak-kanakan, "Ternyata keadaannya amat
menguntungkan bagi saya, tanpa disangka-sangka."
Aku merasa jijik. memang benar, kukira, bahwa kebanykan lelaki yang ditinggal
mati isterinya tidak sungguh-sungguh bersedih. dan kurang lebih setiap orang
sudah tahu kenyataan ini. tapi ini terlalu terang-terangan.
ia masih sempat menatap wajahku, tapi nampaknya tak berhasil membaca pikiranku.
"Kebenaran." ujarnya, "Jarang dihargai. padahal kebenaran itu menghemat banyak
waktu dan pidato yang tidak tepat."
Aku berkata tajam, "Dan anda sama sekali tidak susah isteri anda membunuh diri?"
ia menjawab sambil berpikir-pikir.
"Saya tidak begitu yakin dia membunuh diri. tak masuk akal-"
"Tapi kalau begitu, menurut anda apa sebetulnya yang terjadi?"
ia memotong bicaraku. "Saya tak tahu, saya kira, saya juga tak mau tahu. mengerti?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku menatapnya, matanya keras dan dingin.
ujarnya lagi, "saya tak mau tahu. saya tak punya minat. bisa memahami?"
aku tak bisa memahaminya, tapi aku tak menyukainya.
III Aku tak tahu lagi kapan aku menyadari Stephen Norton sedang
menyimpan sesuatu di benaknya. ia terus membungkam sesudah
pemeriksaan itu, dan pada saat kemudiannya dan juga setelah upacara pemakaman
berakhir, ia masih juga berjalan tanpa arah, dengan mata yang tertambat di tanah
dan dengan kening berkerut. ia memiliki
kebiasaan untuk menyelusupkan jari-jemarinya ke dalam rambut
pendeknya yang beruban itu hingga ujungnya berdiri tegak seperti Strumel Peter.
lucu memang, tapi hal itu dilakukannya tanpa sadar dan justru menunjukkan ada
sesuatu yang sedang dibingingkannya. ia menjawab dengan linglung jika diajak
bicara, hingga, akhirnya aku sadar bahwa ia tengah mengkhawatirkan sesuatu. aku
bertanya kepadanya kalau-kalau ia Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
baru saja menerima berita buruk atau yang sejenisnya, tapi ia menjawab tidak.
jadi untuk sementara masalah ini tertutup.
namun sesaat kemudian tampaknya ia berusaha menggali pendapatku
tentang suatu peristiwa, dengan gayanya yang canggung dan berputar-putar.
Sambil menggagap sedikit, seperti yang selalu dilakukanya bilaman ia tengah
serius dalam menhadapi sesuatu hal, ia mulai menceritakan cerita rumit yang
berpusat pada tata-susila.
"Kau tahu, Hastings. memang mudah sekali untuk mengatakan apakah sesuatu hal itu
salah atau benar, tapi sesungguhnya tidak semudah yang diduga. maksudku
seseorang bisa saja melihat sesuatu secara kebetulan, hanya kebetulan saja, dan


Tirai Curtain Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu merupakan sesuatu yang tidak membawa keuntungan apa-apa bagimu, tapi toh
mungkin bisa amat penting. bisa mengerti apa yang kumaksudkan?"
"Tidak begitu jelas, kukira," jawabku mengakui.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kening Norton berkerut kembali. disusupkannya jari-jemarinya ke dalam rambutnya
kembali hingga ujungnya berdiri tegak dan kelihatan lucu sekali seperti biasa.
"memang sukar sekali untuk dijelaskan. apa yang kumaksudkan adalah, seumpamanya
kau kebetulan melihat sesuatu dalam sepucuk surat pribadi, surat yang kaubuka
tanpa sengaja, seperti itulah, surat yang ditujukan bagi orang lain dan kau
mulai membacanya sebab kau mengira itu ditujukan bagimu dan sebelum kausadari
kau sudah membaca sesuatu yang
seharusnya tak boleh kaubaca. itu bisa saja terjadi, kau tahu."
"Oh ya, tentu saja bisa."
"Baik, tapi maksudku, apa yang bisa diperbuat orang itu?"
"Yaaah,-" aku mengeluarkan pendapatku bagi masalah itu. "Kukira kau harus
mendatangi orang yang bersangkutan dan berkata, "Saya minta maaf, tapi saya
membuka surat itu tanpa sengaja."
Norton menarik napas panjang. ia mengatakan hal itu tidak sedemikian
Pedang Angin Berbisik 3 Bara Naga Karya Yin Yong Titisan Darah Terkutuk 2

Cari Blog Ini