Ceritasilat Novel Online

Perang Melawan Helmacron 3

Animorphs - 24 Perang Melawan Helmacron Bagian 3


hidup di alam semesta. kataku.
kata Marco. dengan sebuah truk tengah melaju ke arah kita.>
Kucoba memandang sekitarku dengan menggunakan mata
lalatku. Tapi mata lalat kurang bagus untuk jarak jauh soalnya lalat
tidak perlu melihat jauh. Kucoba menggunakan indra penciumanku,
tapi rasanya seolah indra itu telah dimatikan. Mungkin molekul
baunya terlalu besar sehingga tak bisa kutangkap.
saat berat badan kita bertambah,> kataku.

kataku.
kata Marco sambil tertawa. < Kalau
kita akan tertabrak, kita akan tertabrak bersama-sama.>
Kupusatkan pikiranku, berjuang mengatasi ketakutan. Juga
mengatasi keinginan mendesak untuk menjadi besar, sebesar dan
secepat mungkin. Aku merasakan perubahannya dimulai dan aku bergerak
mundur. Aku menjadi lebih besar, tiga atau empat kali dari ukuranku
sebelumnya. Dan sekarang aku bisa merasakan arah gravitasi dengan
lebih baik. Tapi bahkan dengan sayap-sayap tidak bergerak, menolak
naluri untuk terbang, aku masih melayang-layang di udara.
Aku berubah lebih banyak lagi. Sekarang aku lusinan kali lebih
besar daripada semula, tapi belum 1/16 inci sepenuhnya.
Aku jatuh. Aku bisa merasakan arah gravitasi. Aku tahu di
mana atas dan di mana bawah. Aku jatuh, tapi perlahan-lahan. Udara
masih membuatku melayang, seperti angin termal yang paling indah.
Tapi, sekarang, mata manusiaku mulai menggantikan mata lalat.
Aku melihat Marco, berwujud sepertiku - campuran menakutkan
antara lalat dan manusia, setengah jatuh, setengah melayang tertiup
angin. Lalu, jauh di bawah kami, aku melihat tanah. Setidaknya
kelihatannya itu tanah. Aku merasa seperti seorang penerjun payung yang terjun bebas,
berputar-putar dan jatuh ke tanah. Hanya saja bukannya pola kotakkotak ladang
jagung dan jalanan yang kulihat di bawah, melainkan
sesuatu yang mirip sarang ular raksasa yang menjulur ke atas dari
kejauhan. gumam Marco.
Tapi sekarang angin bertiup melintasi ular-ular raksasa itu
menuju ke kawasan yang lebih terbuka. Kawasan itu bagai dataran
merah muda tanpa batas, melengkung ke arah kaki langit.
Kubiarkan diriku terus berubah kembali. Habis, ada pilihan apa
lagi" Aku jatuh agak lebih cepat. Aku bisa melihat ular-ular itu
mengecil sedikit, walaupun masih tetap besar. Dan bukannya ular,
sekarang tampak mirip pepohonan palem yang luar biasa tingginya.
Pepohonan itu tertanam di tanah beberapa mil ke bawah.
Batangnya kasar, ramping, dan menggelombang. Dan di bagian
puncaknya terbelah menjadi dua atau tiga, dan bentuknya menjadi
lebih kasar. kataku. seseorang. > kata Marco.
Kami mendarat di tepi apa yang tampaknya seperti hutan di satu
sisi dan dataran terbuka tanpa batas di sisi lain.
Kami jatuh menerobos semak-semak yang berjarak lebar satu
sama lain di rambut bertekstur kasar itu, terus turun ke kulit kepala di
bawahnya. Di dalam hutan rambut itu suasananya lebih gelap. Dan kami
tidak sendirian. Tidak ada mata-terang benderang yang berkedip-kedip ke arah
kami dari kegelapan, seperti hutan dalam film kartun. Tidak, makhlukmakhluk yang
kami lalui tidak memiliki mata. Mereka mencengkeram
kulit kepala di pangkal rambut-rambut raksasa itu dan seolah-olah
menunggu kami sementara kami jatuh.
Makhluk-makhluk buas berkaki delapan, kikuk, ribut, dan
menjijikkan. Jumlah mereka ratusan, tersebar di sekitar pangkal
rambut. Dalam dunia normal mereka terlalu kecil untuk bisa dilihat.
Tapi bagi kami mereka sebesar anjing.
kataku, berjuang melawan keinginan untuk muntah.


Kami menyelesaikan proses perubahan kembali sepanjang sisa
perjalanan, melesat kembali ke ukuran 1/16 inci, tepat pada saat kami
mendarat di antara sepasang kutu.
Kami sekarang jauh lebih besar daripada kutu-kutu itu. Mereka
tampak seperti tikus bagi kami. Dan mereka tidak menyadari
kehadiran kami, tidak tertarik kepada kami, atau mampu merespons
kami. Sekalipun begitu, makhluk-makhluk mengerikan itu
menimbulkan ketakutan jauh di dasar hatiku.
Setelah menjadi manusia lagi, kami berlari sekuat tenaga ke
batas tumbuhnya rambut dan kulit kepala.
sepenuhnya,> kata Marco saat kami bergegas, terengah-engah,
memasuki kulit kepala merah muda yang terbuka.
Kami bisa melihat lagi. Seperti manusia. Dan kami bisa
mendengar. Dan yang kami dengar tidak menyebabkan perasaan kami
menjadi lebih baik. kata Visser Three. yang tersisa. Hah hah HAH!>
Lalu suara seorang manusia bergetar melalui kulit kepala itu,
bagaikan suara terbesar di dunia.
"Selamat atas kemenanganmu, Visser!"
Chapman.> Aku memandang Marco. Marco memandangku. "Chapman?"
kata kami berdua bersamaan.
Kami ada di kepala Mr. Chapman, wakil kepala sekolah kami,
ketua The Sharing. Mr. Chapman yang setengah botak.
kata suara-pikiran.
Aku melompat saking kagetnya. Jantungku telah berada di
tenggorokanku sebelum kukenali "suara" itu.
kata Tobias tenang
sambil menukik dari langit, sekitar tiga senti di atas kami.
Chapter 23 "TOBIAS! Apa yang kaulakukan di sini?" teriakku gembira
melihatnya. Aku juga berteriak karena meskipun pendengaran rajawali
lebih baik dari pendengaran manusia, kami masih sangat kecil.
yang aku lakukan di sini"> Ia tertawa. kami khawatir.> "Bagaimana kau bisa menemukan kami?"
berhasil memukulnya dengan kunci ban. Menjatuhkannya. Jake
menangkapnya dan menjepitnya dengan penjepit di gudang Cassie.>
Tobias mendarat di samping kami, membenamkan cakarnya ke
kulit kepala. "Penjepit yang digunakan ayahku untuk memegang balok kayu
yang tengah dikerjakannya?" tanyaku. Ayahku memiliki meja kerja
kecil di bagian belakang gudang. Ia menggunakannya untuk
memperbaiki kurungan dan gudang itu sendiri. Ada penjepit besar
yang terpasang di meja kerja itu.
mereka setuju membantu kita.>
"Kuharap kau tidak mempercayai mereka," kata Marco.
mereka dan sekelompok perwira tinggi...>
"TIDAAAAK!" jeritku.
"Kalian memang idiot!" teriak Marco. "Semua pemimpin
Helmacron sudah tewas! Mereka tidak mempercayai rekan yang
hidup, jadi seluruh pemimpin mereka harus mati!"
"Itu yang terjadi," kataku. "Apa Jake, Rachel, dan Ax juga ada
di sini?" pertemuan The Sharing. Visser Three ada di sini, mengikuti bagian
rahasia pertemuan ini, di mana hanya para Pengendali pemimpin yang
boleh hadir. Dia mempertontonkan Galaxy Blaster. Kurasa dia
meluluhlantakkannya dengan sinar Dracon. Dia sedang berceloteh
tentang Helmacron. Mr. Chapman sedang memuji-mujinya.>
Sekarang sesudah kupikirkan, aku bisa merasakan semacam
getaran yang mengalir di kepala Mr. Chapman. Mungkin ia sedang
bertepuk tangan. Dan kalau aku berusaha keras memandang ke kaki langit, aku
bisa melihat puncak-puncak kepala yang lain. Seperti semacam
deretan pegunungan di kejauhan.
Gemuruh suara masih terus terdengar. Suara-suara pembicaraan
dan sesekali tepukan tangan.
Tiba-tiba, aku mendapat firasat buruk. "Di mana kotak
birunya?" tanyaku. pertemuan tua yang terkadang digunakan The Sharing,> kata Tobias.
kami berhasil menyelamatkan kalian. Lalu kita kembali ke Helmacron
agar mereka memulihkan kalian.>
"Kenapa kau membawa kotak birunya kemari"!" raung Marco.
menyembunyikannya dengan cukup baik dari sensor-sensor mereka.
Jadi kami terpaksa membawanya. Kita tidak bisa kehilangan kotak itu.
Bagaimanapun juga, Helmacron memerlukannya untuk memulihkan
kalian. Mereka sudah janji, dan...>
"Oh. TIDAK!" kataku. "Helmacron melacak keberadaan Galaxy
Blaster dan memberitahukan tempatnya pada kalian. Lalu kalian
datang kemari dengan membawa kotak biru" Kau masih belum
mengerti" Helmacron akan berusaha merampas kotak itu! Mereka
memperkirakan kita akan terlalu sibuk menghadapi Yeerk sehingga
takkan bisa menghentikan mereka!"
memberitahu Ax! Dia dalam bentuk manusia dengan mata manusia!
Dia bahkan tidak tahu dia harus memandang ke belakang sesekali!>
Tobias mengepakkan sayap dan menangkap udara. Ia mulai
terbang pergi, meninggalkan kami terdampar di dataran luas yang
sebagian besar kosong, yang merupakan kepala Mr. Chapman. Tapi
Tobias tidak pergi terlalu jauh.
kita!> terdengar raungan Helmacron yang khas. ketakutan dan menangis dan melolong dan menyesali hari kelahiran
mereka! > Pesawat itu terbang rendah, hanya beberapa inci di atas kepala
Mr. Chapman. Aku menengadah dan melihatnya melesat lewat. Planet
Crusher. Dan pesawat itu membawa kotak biru.
yang berani dari Galaxy Blaster, yang tewas sebagaimana layaknya
pahlawan besar! > Aku memandang Marco. "Berani" Mereka membenci Galaxy
Blaster dan sebaliknya."
Marco mendelik. "Galaxy Blaster sudah dihancurkan. Sekarang
mereka hebat. Sudah kukatakan, mereka sinting."
Planet Crusher, berjuang keras membawa kotak biru, berhenti
dan melayang-layang hanya beberapa inci di atas kepala Mr.
Chapman. Kepala Mr. Chapman mulai berputar, mengikuti gerak
pesawat. Lengkungan kulit kepalanya miring ke bawah. Miring hingga
kami bisa melihat melewati tepi dunia kami yang kecil. Dan di sana
berdiri sosok yang besar, samar, tapi tidak mungkin keliru.
Visser Three. Ekspresinya tidak senang, sebagaimana seharusnya. Karena
Planet Crusher membidik dirinya.
Mereka menembak! Berkas sinar kehijauan menyirami Visser
dan, di bawah pandangan kami, ia mulai menyusut.
Chapter 24 Oh Yang Paling Hebat dan Agung! Kami telah merampas kotak biru
berisi kekuatan morf! Walaupun para pahlawan besar Galaxy Blaster
yang diberkati telah meninggalkan kita, kami dari Planet Crusher
akan membalaskan dendam mereka!
- Dari catatan pesawat Helmacron, Planet Crusher
VlSSER THREE menyusut di depan mata kami.
Mr. Chapman seketika berusaha meraih pesawat kecil itu, yang
dengan mudah menghindarinya.
Terdengar teriakan-teriakan keras, tapi tidak seorang pun
mampu menghentikan tembakan itu. Pesawat itu menembak berulangulang.
teriak Tobias melalui suara-pikiran. masalah di sini! Sekarang juga!>
Tapi kurasa mereka sudah mengetahuinya. Sulit bagiku
memahami apa yang kulihat, karena cepatnya gerakan sosok-sosok di
depanku. Tapi aku berhasil mengenali dinding bulu raksasa berwarna
kelabu pucat yang melintas lewat, begitu dekat dengan wajah Mr.
Chapman. Sosok itu seekor peregrine falcon, yang dari sudut
pandangku mampu menelan seekor paus biru. Cakar-cakarnya, yang
begitu besar sehingga aku memerlukan waktu lima menit untuk
berjalan dari ujung ke ujungnya, menyambar pesawat Helmacron itu.
Tentu saja masalahnya bukanlah menyelamatkan Visser Three.
Tapi kotak biru itu. Kotak itu tidak boleh jatuh ke tangan Yeerk.
Memang, saat menyusut, menjadi Andalite-Pengendali yang terusmenerus mengecil,
Visser Three menjerit marah melalui suarapikiran.
tidak penting, ambil kotak itu! >
Kekacauan total mengikuti saat makhluk-makhluk besar
berhamburan malang-melintang melintasi tempat bertengger kami di
kepala Mr. Chapman. Ada Jake yang berbentuk falcon, meliuk-liuk
dengan kecepatan luar biasa (walaupun tampaknya agak lambat bagi
kami), mencoba merampas kotak itu dari Helmacron.
Dan Rachel, begitu besar hingga tampak seakan kepala
beruangnya sudah menggaruk bintang di langit.
Rasanya seperti melihat tarian raksasa-raksasa yang
mengagumkan. Pertempuran para titan. Dan semua orang ribut
berteriak. teriak Jake.
"Ambil kotak itu! Ambil kotak itu!" jerit beberapa Pengendali
yang panik.
teriak Visser Three dengan suara-pikiran.


Animorphs - 24 Perang Melawan Helmacron di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan tentu saja, para Helmacron tidak bisa menutup mulutnya.
selamat dari kemurkaan kami!>
Tangan dan cakar berebut berusaha menangkap pesawat, tapi
tampaknya tidak satu pun yang berhasil. Walaupun bergerak lebih
lambat karena membawa beban kotak biru, para Helmacron masih
lebih cepat dari segerombolan Pengendali dan anggota Animorphs
yang telah berubah bentuk.
menjijikkan! Semuanya akan mengabdi pada kemegahan Kerajaan
Helmacron dan para prajuritnya yang perkasa! >
Jake, Rachel, Ax, dan Tobias berbicara melalui suara-pikiran
sehingga hanya kami dan mereka yang bisa mendengar. Apa yang
mereka katakan tidaklah mendorong semangat.



menyusut! Brengsek...>
"Kita harus membantu," kataku kepada Marco sambil meraih
bahunya. "Membantu" Apa yang akan kita lakukan" Kita tidak bisa
mengalahkan mitokondria sinting!"
jerit Rachel. Helmacron itu! > Lalu, beberapa detik kemudian, benar-benar kecil.> "Mereka berniat menyusutkan kita semua!" jeritku.
Aku jarang sekali merasa begitu putus asa dan tidak berdaya.
Apa yang bisa kami lakukan" Apa yang bisa dilakukan sepasang
manusia seukuran semut"
Lalu aku mendapat gagasan bagus. Atau paling tidak sebuah
gagasan. "Marco, aku harus berubah! Aku harus bisa melakukan suarapikiran. Dan kau serta
aku harus menjadi lebih kecil!"
Kupusatkan pikiranku sebaik mungkin dan mulai menyusut
menjadi sigung. Sigung cukup kecil sekalipun tidak sekecil lalat.
Begitu mampu, aku menjerit mati-matian kepada Tobias.


jeritnya, kedengaran amat frustrasi. berusaha menyusutkan semua yang mereka lihat. Dan para Pengendali
mengejar-ngejar mereka, mencoba mengambil kotak biru. Mereka tak
mengacuhkan diriku! Aku bukan ancaman! Tapi kalian terlalu besar
untuk kubawa.> Aku menyusut dengan cepat, menyurut dari 1/16
inci menjadi lebih kecil lagi. Tapi setidaknya aku tidak bisa melihat
dengungan molekul individual pada ukuran ini.
Itu terlalu mengerikan. Marco mengikuti langkahku, berubah dengan cepat menjadi
tikus tanah. Tobias menukik menyambar kami, ia sendiri panjangnya
1/16 inci, tapi sekarang cukup besar dibandingkan dengan kami. Ia
meraih kami, masing-masing pada cakarnya, dan terbang pergi.
tanyanya.
melupakannya,> kataku. Sekitar 1/16 inci. Dan kalau kita berubah menjadi sesuatu yang lebih
kecil, kita menyusut dari ukuran dasar itu, bukan">
buruk,> kata Marco. sesuatu yang lebih besar" Apa kita juga tidak akan menjadi lebih
besar"> kata Tobias. Lalu,
karena kau sudah menyusut,> kataku. kenapa">
Chapter 25 KAMI berpegangan pada kaki Tobias, merayap hingga tiba di
bulu-bulu terbawahnya sehingga ia bisa menggunakan cakarnya.
Lalu kami terbang. Suasananya masih kacau-balau. Para Pengendali-Manusia
masih mengejar-ngejar pesawat Helmacron, mencoba merampas kotak
birunya. Helmacron membalas dengan menembakkan sinar mereka
dan menyusutkan siapa saja yang berada terlalu dekat.
Tapi mereka tidak menembak Tobias. Ia bukan ancaman. Atau
begitulah menurut mereka.
teriak Tobias saat pesawat itu
menukik ke arah kami. Pesawat melesat di bawah kami, lalu berhenti sejenak untuk
membidik dan menembak. Dalam beberapa detik yang meragukan itu, Tobias meluncur
turun, melipat sayapnya dan jatuh bagai batu, atau bagai sebutir pasir
yang amat besar. Ia mendarat di atas pesawat Helmacron yang tampak besar.
Permukaannya dipenuhi tabung-tabung, peralatan, deretan sensor, dan
berbagai benda lainnya, sehingga cakar Tobias dengan mudah
menemukan tempat mencengkeram.
Lalu pesawat itu kembali melaju, melesat meliuk-liuk di selasela hutan tangantangan yang menjulur. membayangkan akan menjadi tuan di galaksi. Hah! Kami, para
Helmacron, yang harus memimpin semuanya! >
Dan sejujurnya, usaha para Pengendali-Manusia itu memang
cukup menyedihkan. Tidak seorang pun yang akan menembak selama
Helmacron menguasai kotak biru. Perhatian semua orang semata-mata
terpusat ke kotak itu. tanya Tobias kepadaku.
manusiamu pasti proporsional dengan ukuran alami rajawalimu. Kau
paling tidak bisa mencapai tinggi 1/4 inci! Itu beban tambahan yang
cukup banyak bagi pesawat, apalagi dengan adanya kotak biru itu. >
kata
Marco. malah bisa mengambil kotak birunya.>
kataku mengakui. perubahan bentukku akan menghentikan mereka. Kita lihat seberapa
baik kemampuan terbang mereka dengan seekor paus bungkuk di atas
mereka! > kata Marco. sepanjang tiga atau empat inci berpegangan pada pesawat" >
besar aku, semakin erat aku terjepit.>
kata Tobias. Dan ia mulai morf menjadi
manusia. Morf selalu merupakan pengalaman yang menakutkan,
mengganggu, dan bisa menimbulkan mimpi buruk. Tapi ini
merupakan pengalaman baru. Aku menempel pada seseorang yang
sedang morf. Aku duduk di sana, berpegangan dengan cakar sigung
kecilku ke bulu-bulu Tobias yang mulai mencair.
Aku terpeleset dan mendarat di tengah-tengah cakarnya yang
tumbuh membengkak dan teksturnya yang berubah halus. Aku berada
tepat di sana, beberapa inci jauhnya, sewaktu jemari kakinya mulai
tumbuh. Rasanya seperti berada di tengah-tengah gempa bumi.
"Tanah" bergemuruh dan berguncang.
Tobias bertambah tinggi sekaligus tumbuh menjadi lebih
bungkuk. Ia berpegangan dengan tangannya yang masih berubah ke
pesawat di bawah kami. Marco dan aku mulai berubah juga. Kami pasti tampak seperti
setumpuk kekacauan yang sangat aneh kalau ada yang melihat. Seekor
rajawali yang hampir tidak tampak, berubah menjadi anak laki-laki
yang lebih kecil dari prajurit mainan, sementara di kakinya tumbuh
dua manusia yang jauh lebih kecil.
Pesawat Helmacron itu masih terus meliuk-liuk sinting, tapi
kami mampu berpegangan. Tubuh kami yang kecil berarti otot-otot
kami punya kekuatan yang cukup.
Tobias, dengan menggendong kami berdua di punggungnya,
merangkak ke bagian mesin. Sementara itu, tentu saja, Helmacron
terus-menerus mengoceh. dimulainya waktu. Dan perusuh Yeerk, manusia, dan Andalite akan
berlutut di depan kami! Yeerk dan manusia dan Andalite akan
berlomba-lomba untuk lebih merendahkan diri! >
Kami tiba di ujung mesin. Hangat bila disentuh, tapi tidak
terlalu panas sehingga tidak menyakitkan. Tobias membantu kami
turun dari punggung. Marco dan aku menengadah memandangnya dan
menggeleng. "Well, jelas inilah saatnya," kata Marco. "Kita akhirnya
mencapai Kesintingan Maksimum. Kita seukuran jerawat,
memandang burung-yang-berubah-menjadi- manusia yang tampak
besar sekali karena mungkin tingginya seperempat inci, sementara kita
terbang kian kemari di atas pesawat angkasa luar seukuran mainan,
yang kita harapkan akan jatuh dengan berubahnya Cassie menjadi
paus yang seukuran bayi tikus, agar kita bisa mengalahkan makhluk
sinting dengan otak sebesar bakteri. Kesintingan Mutlak sudah
menjangkiti kita. Semua orang, pulanglah. Kamilah yang memimpin
dunia sinting." Tobias membantuku menempatkan diri. Lengannya begitu besar
dan menenangkan diriku. Aku tidak tahu, mungkin ukurannya sama
dengan sepotong spageti. Mungkin juga tidak sebesar itu. Marco
benar: Kami menghuni dunia sinting secara permanen.
"Oke," kataku kepada Tobias. "Bertahanlah sampai aku
terjepit." Aku mulai morf. Aku mulai tumbuh. Perubahan bentuk terbesar
yang pernah kami lakukan: paus bungkuk.
Seekor paus bungkuk yang sebenarnya mungkin lima belas
meter panjangnya. Mungkin sekitar dua belas kali lebih panjang
daripada tinggi badanku. Ukuran dasarku sekarang kurang-lebih 1/16
inci. Dua belas kali 1/16 inci adalah kurang dari satu inci.
Tapi kau harus menyadari rasio tersebut juga berlaku untuk
massa atau beratnya. Dengan kata lain, mengatakan "paus sepanjang
satu inci" tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Karena di dunia
nyata, seekor paus bungkuk beratnya bisa mencapai enam puluh ton.
Jadi saat aku tumbuh, pesawat Helmacron itu mulai merasakan
beban di punggungnya. Beban yang sangat besar... bagi mereka.
Aku tumbuh dan tumbuh dan tumbuh, merasakan kekokohan
tubuhku meskipun kenyataannya aku tidak lebih besar dari seekor
ikan mas. Agak menyakitkan memang terjepit di sela-sela knalpot
mesin, tapi paling tidak aku tidak akan jatuh.
Dan kemudian, yang menyebabkan kami terkejut setengah mati,
sebuah pintu terbuka di bagian atas pesawat. Sepasang mata
Helmacron muncul. Lalu sepasang mata lainnya.
Mereka memanjat keluar dan naik ke atas pesawat, mendekati
kami. kami!> kataku. hingga pesawat ini jatuh.>
menentang kami akan dimusnahkan!>
"Oh, tutup mulut kalian," kata Marco.
Kedua Helmacron itu ternganga memandangnya.
"Tutup mulut kalian. Maksudku, tutup... mulut. Tutup mulut!
Kalian bukan tuan atas apa pun! Kalian hanya kutu, demi Tuhan.
Kalian ini lalat. Kalian tidak bisa berhadapan mano a mano - satu
lawan satu - dengan seekor ulat dan berharap bisa menang. Dan itu
menyedihkan, karena seekor ulat sebenarnya tidak punya nyali."
Tobias menyambar kedua Helmacron itu dan mengangkatnya
ke udara. Kaki-kaki kecil mereka menendang-nendang liar.
spesies rendah! > teriak para Helmacron.
"Cassie, berubah lagi," kata Marco.
Aku terus berubah dan tumbuh semakin besar. Pesawat
Helmacron tidak lagi meliuk-liuk segesit semula. Gerakannya
melambat, mencuat karena beratnya beban di bagian belakang.
Dan pesawat itu pasti juga kehilangan ketinggian, karena
tangan-tangan yang menjulur, menyambar di sekitar kami.
Jemari raksasa bagai tiang-tiang di kuil-kuil Yunani menusuknusuk udara. Wajahwajah bagai mimpi buruk seukuran danau
mengelilingi kami. Sinar hijau terus ditembakkan, tapi sekarang tangan-tangan dan
wajah-wajah tersebut lebih dekat dan pesawat kecil ini semakin
lambat. "Menyerahlah, idiot!" seru Marco dengan marah kepada para
Helmacron. "Menyerahlah dan Cassie akan berubah kembali.
Menyerah agar kalian bisa meloloskan diri!"
Semua yang ada hanyalah untuk mengabdi kepada kami! Semuanya
akan menjadi...> Dan pada saat itulah sebuah tangan yang amat sangat besar
menghantam sisi pesawat. Chapter 26 BLAAMMMM! KRRRRAKK! Jemari raksasa menjulang ke atas tepi pesawat. Perlahan-lahan,
dengan lambat, jemari itu mencengkeram pesawat.
Aku bisa melihat lekuk-lekuk sidik jari. Bisa melihat cerukceruk raksasa dan
lipatan-lipatan tangan. Pesawat itu seharusnya bisa
meloloskan diri, tapi beban yang dibawanya terlalu berat. Helmacron
tidak bersedia melepaskan kotak biru, dan mereka tidak bersedia
menyerah kepada kami. Rencanaku mulai tampak seperti gagasan yang sangat buruk.
"Berubah kembali!" teriak Tobias.
"Benar, demorph!" kata Marco menyetujui. "Lebih baik
menghadapi Helmacron daripada Yeerk!"
Aku mulai berubah kembali, menyusut secepat mungkin.
Terlambat! Ibu jari seukuran pencakar langit mencuat dari sisi seberang
pesawat kecil ini. Kami tertangkap!
"Aku berhasil!" lolong suara yang sangat keras, sangat dekat.
Lalu, dari atas dan belakang ibu jari itu, sesuatu yang mirip
bulan sabit - dan besarnya kurang-lebih sama - terayun datang.
Bahkan bagi kami sosok itu terasa bergerak cepat, melesat turun
dan terus turun. PLAAAKKK! Pisau ekor Ax menghantam ibu jari itu.
Ibu jari itu menghilang dengan tiba-tiba. Kudengar lolongan
yang membelah dunia dari bawah.
Pesawat jatuh, tidak terkendali, berputar-putar terus-menerus.
Tobias melepaskan kedua Helmacron dan meraih apa pun yang bisa


Animorphs - 24 Perang Melawan Helmacron di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diraihnya. Marco masih begitu kecil hingga ia bisa berpegangan
dengan mudah, dan aku masih tetap terjepit di tempatku.
Tangan yang berbeda, dengan jemari yang lebih banyak dan
lebih ramping, terjulur dan menyambar kami dari udara.
jerit Ax.
teriak Jake.
teriakku melalui bahasa-pikiran, merasa
senang bisa mendengar "suaranya" lagi.
yang mana.> Three dan sekitar dua puluh Pengendali sedang memanjat kaki ini,
mengejar kami. Di sini ada seekor singa dan seekor beruang grizzly
yang sangat kecil, menghadapi Visser Three yang morf menjadi
semacam monster aneh!>
kataku. bisa membantu Jake dan Rachel!>
jawab Ax
tegang. Ia sekarang tengah berlari sekuat tenaga, mencengkeram
pesawat Helmacron dan kotak birunya dengan kedua tangan Andalitenya yang lemah.
Salah satu jemarinya menekanku, jadi aku mulai
berubah kembali untuk mengurangi tekanan itu.
Tobias merangkak mendekat dan menangkapku saat aku
menyusut cukup kecil sehingga tidak lagi terjepit. Ia menarikku duduk
di lututnya bagai seorang balita. Marco ada di lututnya yang lain.
Tobias menyandar ke salah satu jari Ax.
Aku melihat sederetan mata kecil berderap lewat, tepat di balik
jari. "Helmacron!" desisku. Aku sekarang menjadi manusia lagi.
"Mereka melarikan diri!"
Tobias memutar kepalanya dan melihat mereka juga. Ia
berjongkok dan memberi isyarat agar Marco diam. Lusinan, mungkin
ratusan, Helmacron tengah meninggalkan pesawat, tepat di sela jarijari Andalite
di balik kami. Tobias yang paling terlihat di antara kami, jadi ia mulai berubah
kembali menjadi rajawali, memperkecil dirinya dan bersembunyi dari
pandangan para Helmacron.
Marco menggeleng dan berbisik tanpa suara, "Oke, kuakui. Aku
keliru. Tadi kita belum mencapai Kesintingan Maksimum.
Sekaranglah kita mencapainya."
kata Ax, aku memasuki kawasan terbuka, sehingga aku bisa terlihat. Aku harus
berubah menjadi manusia. Tapi kalau aku berubah, para Pengendali
yang memburuku bisa mengejar. Di samping itu, mereka jadi tahu aku
memiliki bentuk manusia!>
kata Rachel.

kata Jake dari tempatnya di salah satu kaki Ax.


Aku tengah menunggu Jake memberitahu Ax agar tidak
memanggilnya "pangeran". Tapi kata-kata Jake yang kudengar
berikutnya sangat berbeda.
teriak Jake.
Lalu Ax mulai berubah. tanya Ax, terdengar sama frustrasinya seperti
perasaanku. sesudah membentuk kaki manusiaku">
Kucoba menenangkan diri, tapi sekarang teriakan-teriakan Jake
dan Rachel menceritakan pertempuran hebat yang tengah terjadi di
sela-sela bulu kebiruan Andalite.
Ke mana" Kami bisa pergi ke mana" Apa yang bisa kami
lakukan" Bagaimana kami bisa mengalahkan musuh yang sekecil
koloni semut" Senjata apa yang bisa kami...
Kemudian, dengan kesempurnaan yang sederhana dan lengkap,
jawabannya melintas dalam benakku.
"Tobias," kataku. "Beritahu Ax agar tidak berubah menjadi
manusia. Kita harus terbang."

"Ke kebun binatang. Kita harus ke The Gardens!"

"Untuk mengisi ulang," kataku muram. "Untuk mengisi ulang."
Chapter 27 Oh Yang Tertinggi dan Hebat! Bencana telah menimpa kami!
Pesawat kami sekarang telah tertangkap! Tapi kami tidak takut
terhadap apa pun! Kami yang paling berani di antara yang berani!
Tidak ada apa pun yang akan menghentikan kami dalam upaya
mengambil alih kendali atas medan bulu biru yang luas ini, dan dari
situ, melaksanakan kembali rencana kita untuk menaklukkan alam
semesta! - Dari catatan pesawat Helmacron, Planet Crusher
AKU punya rencana. Rencana yang cukup bagus. Hanya saja
ada satu masalah kecil: Kami harus tetap hidup hingga tiba di The
Gardens. Dan itu tidak gampang. Ax berubah dari Andalite menjadi burung northern harrier.
Dengan begitu ia bisa terbang dan membawa pesawat Helmacron serta
kotak biru dengan cakarnya. Dan kami semua menempel pada dirinya.
Marco, Tobias, dan aku ada di jarinya. Sekelompok Helmacron di
pergelangannya. Jake dan Rachel di salah satu kakinya, berlari-lari
dan bertempur melawan perubahan bentuk Visser Three dan
sekelompok Pengendali-Manusianya yang sangat kecil.
Hanya satu hal. Sewaktu Ax berubah, tidak semua bagian
tubuhnya berada di tempat yang sama. Masing-masing berubah secara
berbeda. Aku tidak tahu kenapa - begitulah keadaannya. Dan
sekarang, saat tubuh Ax mulai mencair dan menyusut dan saling
menyatu, kesialan-kesialan pun terjadi.
Tangan tempat kami berada tidak ada lagi.
Rasanya seperti berdiri di atas ganggang. Kulit di bawah dan di
sekeliling kami mencair perlahan-lahan dan menyatu. Lalu mengalir
di bawah kaki kami, bagai aliran sungai kental yang lamban. Jari
raksasa di sebelah kiri kami dan jari yang sama besarnya di sebelah
kanan menyatu. Kulit ganggangnya mengisi celah di antaranya,
mengangkat kami menjadi lebih tinggi dari jarinya. Tapi juga lebih
rendah, karena sepanjang waktu Ax terus menyusut.
Tiba-tiba kami seolah bergerak di atas sabuk berjalan yang
melaju cepat menuju ke tepi dunia, lalu sabuk itu berubah menjadi
tangga berjalan yang semakin lama semakin curam!
"Hati-hati!" jerit Marco.
teriak Tobias sambil mengepakkan
sayap dan membubung. Aku terpeleset, meluncur pada perutku, mati-matian berusaha
mencengkeram kulit yang licin, bergerak, mengalir. Di bawahku
menganga jurang yang bermil-mil dalamnya!
Lalu... pegangan! Jemariku mencengkeram. Celah itu dalamnya hanya beberapa
milimeter, tapi pegangan itu semakin lama semakin dalam. Kakikakiku yang
terayun-ayun liar menemukan celah yang lain. Aku
berpegangan pada sisi tebing yang bergeser dan mencair!
Sudutnya semakin memburuk. Aku terbalik! Namun dengan
berat tubuhku yang tidak seberapa, kusadari aku bisa berpegangan
pada celah yang melebar itu.
Marco tengah tergantung-gantung tidak jauh dariku, juga
menancapkan tangan dan kakinya mati-matian di celah-celah tebing
itu. Kami pasti akan jatuh bila tidak ada bulu-bulu raksasa yang
muncul di kulit yang mencair itu. Bulu-bulu menjalar ke seluruh kulit
bagaikan retakan di danau beku yang pecah. Pola-polanya hanya
sedikit lebih dalam lagi. Hanya cukup bagi makhluk 1/16 inci untuk
berpegangan. Lalu, antara Marco dan aku, terjadi ledakan! "Tanah" meletup
saat bulu-bulu dangkal tiba-tiba menjadi tiga dimensi.
BLUPBLUPBLUP! Sehelai bulu mencuat di antara kami, menyapu kami ke
ketinggiannya. Bulu-bulu kelabu dan putih tumbuh dari batang
tengahnya, menebal dan menjadi kaku hingga terasa seperti sebatang
tongkat bambu besar. Bulu-bulu itu kemudian mendatar, mengumpul dengan bulubulu di atas, di bawah,
dan di sekitar kami. Pada saat ini posisi kami hampir horizontal lagi. Bulu itu
miring. Aku merasakan gerakan lambat, mantap dan naik-turun,
walaupun gerakan itu juga mengubah-ngubah posisi lerengnya.
"Kita di sayap," kata Marco.
Tobias menukik datang dan mendarat dengan keras. < Kalian
ada di bulu sayap,> katanya, terengah-engah. Terlalu banyak pusaran angin! Dan kita menghadapi masalah!>
"Masalah?" kata Marco, menggoda. "Masalah apa" Kenapa kau
bilang begitu" Segalanya tampak beres bagiku. Semua baik-baik saja.
Aku belum pernah sebaik ini."
Tobias tidak tertawa. sayap yang sama. Salah satu kaki Ax pasti sudah menyatu dengan
tangannya dan membentuk sayap ini. Jake dan Rachel hanya setengah
inci jauhnya dari sini. Yeerk mendekati mereka dengan cepat, dan
Helmacron membentuk pasukan sekitar seperempat inci di sebelah
sana.> "Nah, apa kubilang" Semuanya oke, kan?"
"Marco, kita harus berubah. Jangan sampai Yeerk melihat kita
sebagai manusia," kataku.
Sesaat kemudian, seekor gorila dan seekor serigala telah berada
di hutan bulu yang aneh itu. Kami berderap menyusuri bulu-bulu ke
"tanah", yaitu daging burung di bawah kami, tepat pada saatnya.
Seekor singa dan seekor beruang grizzly tengah berlari-lari ke
arah kami, terhuyung-huyung di bulu-bulu yang miring. Karena Jake
dan Rachel telah menyusut sewaktu berubah bentuk, mereka juga
setinggi 1/16 inci. Wajah singa Jake berlumuran darah. Ia terengah-engah, tapi
belum terkalahkan. katanya.
tanya Tobias.
aneh. Memiliki banyak tentakel berpisau. Seperti Hork-Bajir yang
mendapat pengaruh steroid. Ditambah ada sekelompok PengendaliManusia yang sangat
ketakutan.> kata Rachel. hadapi di sini saja.> Jake dan Rachel menggabungkan diri dengan kami, bahumembahu. Seekor beruang yang
besar, seekor singa yang ramping,
seekor gorila yang kuat, dan aku, seekor serigala dengan indra yang
bisa mencium dan mendengar serta seolah bisa mencicipi rasa Yeerk
yang mendekat. Perhatianku begitu terpusat pada Yeerk hingga hampir-hampir
tidak mendengar suara lain.
Tapi lalu sosok monster Visser muncul dari hutan bulu itu.
Bentuknya seperti kepala Medusa - wanita berkepala ular. Berwarna
oranye darah, masing-masing ular di rambutnya membawa sebilah
sabit. Berjejal di belakang mereka terdapat sekelompok PengendaliManusia yang
tampak sangat gugup, termasuk Mr. Chapman.
Visser Three berhenti. Kami berdiri menghadapinya.
Aku tidak melihat seberkas pun kesombongan dingin Visser
yang biasa.
katanya.
Sikapnya cukup tenang. Kurasa karena ia seukuran ketombe, ia
jadi depresi. Kami berhadapan, Yeerk melawan manusia, sekalipun para
Yeerk itu masih percaya kami Andalite.
Dan lalu, dari bulu-bulu di sebelah kanan, muncul makhlukmakhluk berkaki empat,
berkepala rata, dan bermata bola.
Semakin baik untuk menyebarkan teror di hadapan Helmacron yang
perkasa! Menyerah dan jalani hidupmu yang menyedihkan sebagai
budak, atau lawan kami dan mati sebagai si lemah!>
Tidak seorang pun bergerak dalam waktu lama. Setelah
mengesampingkan belalainya untuk menampilkan wajahnya yang
menakutkan, Visser menatap kami. kalian, Andalite,> katanya, membuatku jengkel. > Aku tahu mustahil seekor singa tersenyum, tapi aku berani
bersumpah Jake yang berwujud singa sedang senyum-senyum.
Dan untuk yang pertama dan mungkin untuk yang terakhir
kalinya sepanjang sejarah, manusia dan Yeerk bersatu padu
menghadapi musuh yang sama.
Sialnya, atau untungnya, gencatan senjata itu tidak berlangsung
lama. Karena pada saat itu Ax mengumumkan, Gardens.> Aku segera memberitahukan arah kepadanya melalui bahasapikiran dan berteriak
kepada yang lain. ini!> tanya Jake.
kataku. Ax.> kata Rachel.
kataku. siap-siaplah melompat! >
Chapter 28 AKU berlari. Mereka mengikuti. Kami meninggalkan para
Yeerk menghadapi Helmacron yang, sudah pasti, berceloteh riang
tentang kami. bunga keperkasaan Helmacron! >
raung Rachel. Tapi ia
mengikutiku saat kami belari-lari sepanjang bulu yang miring.
Perjalanan yang panjang, tapi tiba-tiba kami merasakan angin
yang kuat mengembus. Angin badai.
jeritku.

kataku,< begitu Ax memerintahkan
kita melompat, kita melompat melewati bulu-bulunya. Kita terlalu
kecil, jadi takkan terluka karena jatuh. Lagi pula, kita akan mendarat
dengan empuk. Begitu dia...>
Mendadak bentuk monster Visser mendekati kami. berubah pikiran,> katanya.
jerit Ax.
Kami melompat sekuat tenaga. Tubuh serigalaku melompat
dengan cukup baik. Lalu aku jatuh. Jatuh selamanya, dengan seekor
beruang grizzly menyusul tidak jauh di atasku.
Di belakang beruang dan singa, kulihat sesuatu yang
mengejutkan. Visser telah mengikuti kami! Tubuhnya yang bagai
gurita jatuh, kaki-kakinya melambai-lambai. Dan di belakangnya,


Animorphs - 24 Perang Melawan Helmacron di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagai penerjun bunuh diri, selusin atau lebih Pengendali-Manusia
menyusul. Jauh di atas kami, di batas pandangku, aku melihat
segerombolan Helmacron. Tapi karena Ax terus bergerak sedikit,
kami semua menyebar di angkasa. Kami, lalu para Yeerk, lalu para
Helmacron. Kami jatuh dan jatuh dan...
PUUFF! ... mendarat. Kami mendarat di bulu-bulu yang kasar. Aku terjatuh di antara
sepasang rambut dan terus meluncur. Dalam bentuk serigala, aku tidak
bisa mencengkeram apa pun kecuali dengan gigi-gigiku yang kuat.
Jadi itulah yang kulakukan. Kugigit sebatang rambut yang kaku.
Begitu melihat Rachel, Jake, dan Marco semuanya aman di
kulit di bawah kami, kulepaskan gigitanku dan kubiarkan diriku jatuh.
Aku mendarat pada keempat kakiku. Dan seketika aku mulai
morf. kata Jake, tidak
sabar. kataku mengakui. terlintas dalam pikiranku: Sewaktu Helmacron menyusutkan kita,
mereka juga menyusutkan semua DNA dalam tubuh kita. Semua
bentuk perubahan kita menyusut hingga skala yang sama, benar">
tanya Marco.
baru diperoleh, mungkin tidak akan menyusut.>
Jake telah berbentuk separo manusia.
Suara-pikirannya berhenti saat perubahannya selesai.
Aku juga hampir sepenuhnya manusia, berdiri di bawah
sebatang rambut yang besar. "Ya," kataku. "Setidaknya, kuharap
begitu. Kita seharusnya bisa mengambil DNA hewan ini, lalu berubah.
Dalam ukuran penuh, ukuran aslinya! >
Aku berlutut dan menekankan tanganku ke tubuh hewan itu.
Tapi sebelum aku bisa memusatkan pikiran, sesuatu yang menakutkan
berdebum liar di tengah-tengah kami.
"Aaaahhhh!" jeritku dan melompat mundur.
Semua terjatuh ke belakang, syok dan ngeri di depan makhluk
berperisai yang tidak manusiawi itu.
Makhluk itu, seekor kutu... tidak memandang kami dengan
matanya yang bulat mungil. Matanya tidak terfokus dengan baik. Dan
kami juga tidak menarik baginya.
Meski demikian, melihat seekor kutu seukuran manusia sangat
menakutkan. Mereka bagai monster-monster kecil yang tampak jahat.
Aku tahu. Aku pernah menjadi kutu.
Si kutu tampaknya tengah mempertimbangkan apakah ia harus
bertindak. Ia memutuskan tidak melakukan apa-apa, lalu menjejakkan
kakinya yang bagai pegas.
Makhluk itu menghilang dari pandangan dengan kecepatan luar
biasa. "Ayo membesar sebelum kita bertemu kutu yang lain," kata
Rachel. "Aku tidak menyukai hutan ini. Singa dan macan dan kutu. Ya
ampun." Aku berlutut lagi dan memusatkan perhatian pada hewan di
bawah kami. Teman-temanku juga berbuat begitu.
"Hei, hewan apa yang kita ambil ini?" tanya Jake.
"Satu-satunya hewan di dunia yang dirancang khusus untuk
melihat, menyerang, dan menghancurkan makhluk-makhluk seperti
Helmacron," kataku muram.
"Dan hewan itu adalah..."
"Anteater," kataku.
Chapter 29 "AYO, kita coba saja," kata Jake. "Ayo membesar!"
Aku sudah morf berulang kali dan menjadi berbagai macam
hewan. Tapi aku tidak ingat pernah mendapatkan perasaan sepuas ini.
Aku ingin menjadi besar lagi. Aku ingin kembali ke dunia di mana
kutu dan serangga adalah makhluk-makhluk kecil.
Aku tumbuh cepat, bentuk manusiaku telah mencair dan
berubah, saat Visser menghambur keluar dari antara bulu-bulu.
Ia ternganga memandang kami yang tengah membesar.
katanya.
Tapi aku tidak sempat memikirkan dirinya pada saat itu karena
aku tengah tumbuh dengan kecepatan luar biasa yang mengejutkan.
Terus, terus melesat keluar dari bulu-bulu! Terus hingga kepalaku
mencuat keluar dari punggung anteater itu. Terus hingga Tobias yang
terbang lewat tampak kecil.
Terus dan terus hingga Ax dalam bentuk harrier-nya tampak
tidak lebih besar dari pesawat mainan.
Terus hingga aku bisa melihat yang lain, menjulang dari bulubulu bagaikan balonbalon udara panas yang membubung dari dalam
hutan. Anteater itu tiba-tiba mengguncangkan tubuhnya, merasakan
kehadiran kami, dan kami berjatuhan ke tanah. Kami membesar lagi!
Sebagaimana telah kauduga, bentuk anteater-ku memiliki mata
yang bagus, setidaknya bisa untuk melihat secara terperinci. Aku bisa
melihat Ax beristirahat. Aku bisa melihat Tobias di bahunya. Dan aku
bisa melihat pesawat Helmacron dengan kotak biru yang masih
menempel di sana, tergeletak di tanah dengan cakar harrier Ax melilit
untuk melindunginya. Anteater hewan yang lucu. Dari bagian pantat yang berbulu
lebat dan ekor bagai kemoceng hingga ujung kepalanya yang
memanjang, panjang hewan itu mungkin sekitar satu meter dua puluh
senti atau lebih. Tingginya setinggi lutut orang dewasa. Bukan hewan
yang besar memang, tapi cukup besar bagi kami semua.
Aku memandang dengan mata anteater yang tajam dan melihat
bidang pandang yang separo tertutup tabung berbulu yang tak lain
adalah moncongnya. Moncong itu seolah membentang sangat
panjang. Tapi walaupun anteater raksasa ini tampak lucu, bukan berarti
tidak berdaya. Aku tengah menumpukan sebagian besar berat badanku
di kaki belakang. Kuseimbangkan kaki depanku, dengan demikian
cakar sabitku, yang melengkung dan tajam, aman.
Aku merasakan naluri anteater menggelegak di bawah
kesadaran manusiawiku. Aku memberanikan diri untuk menghadapi
reaksi lawan-atau-lari. Tapi anteater merupakan makhluk yang tenang.
Kelak kuketahui mereka salah satu hewan mamalia darat dengan suhu
tubuh yang paling rendah. Mereka tidur sebanyak lima belas jam
sehari. Tapi hewan ini tidak bodoh. Aku memiliki indra pendengaran
dan penciuman yang bagus sekali.
Dan aku bisa melihat dengan cukup jelas sekelompok
Helmacron dan Pengendali-Manusia yang bergegas di tanah.
Aku begitu terkendali oleh naluriku yang lebih mencolok
sehingga aku tidak benar-benar memikirkan apa yang akan terjadi
selanjutnya. Bettt! Lidahku terjulur sejauh setengah meter lebih! Lidah itu
menampar sekelompok Helmacron, memandikan mereka dengan
ludah yang lengket, menahan mereka dengan duri-duri mungil di
lidahku, dan menyentakkan mereka ke dalam mulutku sebelum aku
menyadari tindakanku. seru Marco.
Aku merasakan sesuatu dalam mulutku, sesuatu seperti gigi,
hanya saja bukan, mulai mengunyah...
teriakku, menegangkan otot-otot rahangku.
Lalu, yang membuatku terheran-heran, dari dalam mulutku
terdengar, menyiksamu selama-lamanya! >
Kujulurkan lidahku keluar lagi, dan dengan kemauan yang
sangat keras, mempertahankannya di sana, terjulur keluar, tergeletak
di tanah. Di lidahku terdapat sekitar dua lusin Helmacron.

kataku.
Kudengar bahasa-pikiran yang lain. Lebih pelan dan lebih sinis.
kata Visser Three. Ia telah meniru
tipuan kami. Ia juga telah berubah menjadi anteater. membunuh Helmacron. Mereka spesies mirip jamur. Kau bunuh satu,
dan otaknya - itu kalau kau bisa menyebutnya otak - akan diserap
yang lain. Mereka tidak pernah mati. Bahkan kalau mati, mereka tidak
mati. Tapi dalam hal Andalite...>
Bettt! Lidahnya menjulur dan menyambar bukan seekor semut, tapi
seekor burung sangat kecil yang terbang melintas.
jerit Tobias.
jerit Rachel.
Visser menghentikan lidahnya, menahan Tobias yang terjebak
dan tidak berdaya sebentar sebelum menghilang ke dalam rahangnya
yang bulat. kata Visser Three mencibir.
Bagai kilat, Ax melompat. Bagai kilat, pisau ekornya
menyambar dan berhenti, gemetar, menempel ke leher anteater Visser.
kata Ax.
Chapter 30 KAMI mengadakan perjanjian.
Rachel dan Jake menangkap para Helmacron dengan lidah
mereka dan menyanderanya. Lega rasanya mengetahui Helmacron
pada dasarnya tidak bisa dibunuh. Well, sebagian besar melegakan.
Pokoknya, mereka terjebak.
Marco dan aku berubah kembali menjadi manusia kecil. Kami
melakukannya tanpa terlihat Visser Three, tentu saja. Berikutnya kami
naik ke pesawat Helmacron. Kami menemukan beberapa Helmacron
pria yang dengan mudah diintimidasi dan memaksa mereka membantu
kami menangani senjata sinar penyusut Helmacron.
Kami memulihkan Visser Three dan Tobias sementara Ax
berdiri menjaga Visser, pesawat Helmacron, dan kotak birunya. Pisau
ekornya bergerak-gerak. Kami memulihkan para Pengendali-Manusia dan membiarkan
para Yeerk itu pergi dengan selamat. Mereka tidak berniat mendebat.
Lagi pula, kami yang mengendalikan sinar penyusut.
Visser Three memutuskan mungkin penaklukan Bumi akan
lebih berhasil kalau tubuhnya lebih besar dari sebuah koma.
Ketika para Yeerk telah pergi, Rachel dan Jake membebaskan
para Helmacron dari lidahnya dan berubah kembali menjadi manusia.
Kami memulihkan mereka. Akhirnya, kami mengatur sinar itu agar bekerja secara otomatis,
kemudian Marco dan aku berlari keluar ke dalam sinarnya.
Tapi sebelumnya kami bercakap-cakap panjang-lebar dengan
sejumlah Helmacron pria. "Kalian perlu mengadakan gerakan pembebasan pria," kata
Marco kepada mereka. "Kenapa kalian pasrah diperlakukan seperti
Helmacron kelas dua?"
Dan banyak di antara para pria itu yang menyetujui. menghancurkan para wanita di bawah kaki kita! Mereka akan
melolong dan mengeluhkan nasib mereka panjang-lebar sementara
kita mengambil tempat sebagai pemimpin sejati semua Helmacron!
Lalu kita akan melanjutkan rencana kita yang adil dan benar untuk
menaklukkan seluruh galaksi! Lalu semua akan berlutut di depan kita
dan...> Well, kau tahu selanjutnya.
"Sudah tiba waktunya pulang, hah?" tanya Jake kepadaku.
Aku mengangguk. "Yeah. Mungkin aku akan dihukum."
"Oh, kuharap tidak. Aku, eh... entahlah, kupikir mungkin kita
bisa ke pantai besok. Kalau cuacanya bagus lho."
Rachel mendelik kepadaku dan melontarkan pandangan "Kan
sudah kubilang." Lalu, hanya sekadar iseng, ia berkata, "Oh, entahlah,
Jake. Kurasa Cassie tidak begitu menyukai pantai..."
"Aku suka pantai," kataku sambil melontarkan pandangan maut
ke arah Rachel. "Dan kalau aku tidak dihukum, aku mau pergi
bersamamu, Jake." Wajah Jake memerah, menunggu Marco melontarkan
ejekannya. Tapi Marco hanya menggeleng dengan sikap seakan-akan
sedih. "Baik, Cassie. Kembalilah ke Jake sekarang sesudah kau besar
lagi. Kurasa itu akhir rencana kita untuk memenuhi dunia dengan ras
baru orang-orang mungil."
Pesawat Helmacron menyala dan membubung ke langit malam.
Dan kami mendengar suara-pikiran yang semakin pelan.
yang luar biasa! Kalian akan memuja kami sebagai tuan yang sejati!
Helmacron prialah yang seharusnya membuat semuanya gemetar! >
atas semua pria! Kami akan mendominasi seluruh alam semesta, tapi
kami akan memulainya dari kalian!>
Kami pulang, meninggalkan para Helmacron, pria dan wanita,
untuk membereskan masalah di antara mereka sendiri. Aku tahu,
dengan kepastian mutlak, bahwa mereka tidak akan pernah bisa
melakukannya. Pembunuhan Roger Ackroyd 4 Rajawali Emas 03 Raja Lihai Langit Bumi Pedang Langit Dan Golok Naga 38

Cari Blog Ini