menyelesaikan morphku, lalu aku terbang meluncur ke bumi.
Tanah dibawah kelihatan berwarna merah yang tak tebatas.
Aku terbang merendah untuk mencari tanda-tanda, seperti tanda
kota, arah jalan, bahkan tanda nama jalan, sesuatu yang bisa
memberitahuku dimana aku sekarang.
Pffffmmp. Kilatan Orange. Satu gelombang rasa takut menyergap tubuh burungku.
SHuh-Roooommmmmmmfff. Suara mesin jet. diatas dan dibelakangku.
Aku berputaran, Pesawati itu terbang diatas langit sana, Dan
satu pesawat Bug fighter yang tersisi, melayang di langit, Mata
Ospreyku bisa melihat guru olahraga itu ada di dalam ruangan
pilot, memegang senapanya dan menunjuk kebawah, kearahku.
Aku turun ke daratan, masuk ke dalam semak-semak.
Kelihatan bayangan meluncur ke arahku,
Tsseewww ! Aku menggelinding dengan tubuh burungku, Disini pasti ada
tempat bersembunyi. sesuatu di padang gurun ini yang bisa
melindungiku. Tssseeew ! Tanah merah meledak disekitarku.
Aku membelok, aku bisa merasakan energi yang keluar dari
sayapku, Tubuh Ospreyku terbentuk untuk terbang melayang dan
meluncur turun. dan kepakan tanpa henti yang kulakukan telah
membuatku semakin rendah saja, tidak cocok bagi Osprey untuk
terus mengepak. Aku terbang semakin rendah,mengenai rerumputan, dibawah
semak-semak liar, disektiar pohon kurus---dan terbang keluar ke
langit. Aku terhenyak, aku jatuh kejurang dalam yang sempit
rupanya, sebuah sungai kering terlihat seperti tanah datar
berwarna merah dibumi, Aku terbang mendekati dinding dari
sungai kering itu, masuk kedalam batu-batuan yang menyembul
keluar. Bayangan menutupi jurang itu, lalu menghilang.
Tsseeewww !. Ledakan, selanjutnya pasti mengenai sungai kering ini.
Aku mengepak sayapku, saatnya keluar, merendahkan kuku
tajamku, mendarat di bebatuan.
Bayangan itu hilang lagi. kelihatan arahnya berlawanan dengan
posisiku sekarang. Tssseeewww ! Ledakan di jarak dekat, mereka hampir saja mengenaiku.
Dinding-dinding jurang dipenuhi dengan gua-gua kecil. Aku
memilih yang terdalam mulai demorph.
Aku bergulingan di dalam gua itu dan menarik nafas panjang.
Menjadi manusia lagi, Tapi tak untuk waktu yang lama, Aku masih
bisa mendengar suara Bug fighter masih menembaki diatas sana,
meledakkan kawah-kawah disekitar gurun ini. Tapi pikiranku saat
ini sedang fokus pada hal lain. Aku menutup mataku dan
berkonsentrasi. Siku dan pinggangku bergesekan dengan batu saat aku
menyusut menjadi titik kecil. Tubuhku memipih, tulangku melarut,
sepasang kaki keluar dari tubuh lapis bajaku, tabung penghisap
keluar dari mulutku. Aku sekarang tanpa sayap, parasite penghisap darah, buta
dan rakus. Aku seekor Kutu.
Aku mengubur diriku dalam pasir dan menunggu.
BAB 13. Tanah berguncang kembali, Ledakan Dracon lainnya.
Dan yang lainnya lagi. Aku tak bisa mendengar mereka, Kutu tak punya telinga, Tapi
aku bisa merasakan tiap getaran melalui setiap molekul tubuhku,
Butiran pasir berukuran truk sampah bergeseran disekitarku.
Tapi hal itu tak akan melukaiku, Kecuali jika Yeerk menembak
langsung ke arahku, Aku aman,
Untuk dua jam kedepan. Aku membenamkan badanku semakin dalam di pasir. Insting
kutu tak begitu susah dikendalikan. Alaminya hanya ada dua hal :
Temukan darah ., Makan dan setelah insting kutu tak menemukan
adanya darah di pasir sini, otak kutu ini menjadi diam.
Sedang otak ku sendiri, kepenuhan dengan banyaknya
masalah. Aku terus berlari, berlari, dan bertempur dan berlari lagi,
dan kebanyakan hal itu terjadi sejak....
Sejak kapan ", Berapa lama ini semua terjadi sejak aku
melayang diatas bandara, menyaksikan pengapalan barang super
rahasia ", Setahun, Mungkin dalam waktu lainnya, waktu seseorang
lainnya. Tapi tentunya hanya beberapa jam saja, Dua belas mungkin ",
empat belas", empat belas jam yang mengerikan, "
Mengerikan, benar. Mengerikan seperti berangkat sekolah dan kau tahu bahwa
pr-mu ketinggalan di bus sekolah. Pacarmu membuangmu dan kaus
kakimu tak sama. Hal ini lebih mengerikan, Ini ...
Bahkan tak ada kata untuknya.
Sebuah gambaran memaksa masuk kedalam kepalaku, Dua
Hork-Bajir menatapku dalam ketidak berdayaan saat mereka
terjatuh dari cargo pesawat. Jeritan mereka bergema hinga ke
otakku. Mereka tak menginginkan hal ini, Yeah, Hork-Bajir terlihat
mematikan dalam dua kakinya, tapi tanpa adanya Yeerk didalam
kepalanya, mereka hanyalah species sederhana, tak berdosa dan
gampang percaya, dan pisau-pisau ditubuh mereka ". Untuk HorkBajir, Hork-Bajir yang bebeas, mereka mengunakannya untuk satu
tujuan : Menguliti kulit kayu dari pohonnya, untuk makanan, HorkBajir makhluk vegetarian, ramah,vegetarian pecinta alam.
Dan aku telah membunuh empat dari mereka dalam waktu
kurang sehari. Dua di kabin pesawat merupakan kecelakaan, Aku tak
sesungguhnya menarik pelatuk itu, dan yang kedua aku hanya ingin
mengejutkannya. tetap saja jika aku tak ada disana, mereka akan
tetap hidup, dan bagaimana dengan dua Hork-Bajir lainnya dia
cargo.?" bukan kecelakaan, Aku memang bermaksud membunuh
mereka, dan itu telah kulakukan,
Sama seperti saat aku bermaksud membunuh Taxxon.
Aku hampi bisa mendengar suara Rachel, :"Sadarlah, Cassie,
Taxxon dengan sukarela dijadikan pengendali, dan makhluk kanibal.
Pilot itu mungkin saja akan memakan badannya sendiri jika dia
masih punya mulut untuk melakukannya. Jangan buang simpatimu,
seseorang harus mati, kau atau dia, dan kau memilih dia, Habis
cerita, " Yeah, akhir dari cerita yang tak seharusnya dimulai.
Jika aku membuat satu keputusan bagus, satu pergerakan
pintar, dalam dua belas, atau empat belas atau berapa jampun, tak
satupun dari hal ini akan terjadi.
Pengendali botak tak akan menjadi gila, Marinir itu tak akan
mulai menembak, aku seharusnya mematuhi perintah Jake untuk
membatalkan misi. dan Aku seharusnya jatuh pingsan di cargo
pesawat, yang tertinggal hanya ada pilihan, membunuh atau
dibunuh. Aku tak ingin mencoba menjadi seorang martir, aku tak ada
didalam duniaku,membuat pilihan sulit adalah bagian saat
bertaruh, terkadang aku benar, terkadang aku salah,terkadang
aku tak bisa berkata apa-apa. bahkan jika misi telah selesai dan
kami semua kembali dalam keadaan hidup.
Tinggalkan Animorphs, datang kembali, percaya pada Aftran,
Yeerk, Percaya lagi padanya. Ambil tanggung jawan untuk hal yang
tak akan berakhir, selalu membentangkan konsekuensi dari setiap
keputusan yang ada, katakan tidak, jika aku tak bisa ada dalam
misi. Tak bisa ikut dalam pembunuhan masaal orang tak bersalah
tak perduli bagaimanapun tujuannya. Aku tak akan begitu,Terlibat
lagi, Melakukan perjanjian bahkan jadi lebih buruk," Untuk
menyelamatkan beberapa jiwa, tak yang lainnya, sebuah pilihan,
disana selalu ada pilihan.
Dan jika aku memilih yang lain, pilihan yang lebih cerdas kali
ini, aku pasti sudah ada dirumah sekarang, mengurusi biatanag
yang sakit di gudang jerami orang tuaku.
Baiklah, setidaknya ada satu hal yang tak perlu kurisaukan.
Orang tuaku tak tahu bahwa aku telah pergi, Chee mungkin sudah
mengatasi hal itu, seperti yang biasa mereka lakukan.
Jake mungkin sudah mengingatkan yang lain sesaat setelah
dia melihatku menghilang. Sekarang seorang Chee sedang
menunjukkan hologram diriku sehingga orang tuaku tak akan sadar
adanya perbedaan diantara kami,Chee pasti sedang memakan
makananku, pergi ke kelasku, membantu ayahku dengan binatang.
Mencium orang tuaku disaat malam.
Dan juga melakukan pr Aljabarku. jadi ada sisi yang berbeda
dari kami. Sedangkan aku, Aku sekarang seekor kutu, bersembunyi di
tanah kotor, dan aku bahkan tak tahu ada dimana.
Aku harus pulang kerumah.
Aku ingin orang tuaku. aku inginkan kebunku.
Aku merindukan Jake, dan Rachel,Tobias, dan Ax, bahkan
Marco. Chee tak akan bisa melakukannya untukku selamanya.
Bisakah" Dua jam waktu morphku mungkin akan tiba, Aku demorph,
pelan-pelan, dengan hati-hati.
Malam telah tiba, Diatasku sekarang yang bisa kulihat
hanyalah bintang dan bulan penuh yang duduk rendah di langit.
Tak ada Bug fighter, tak ada pesawat yang dibajal, tak ada guru
olahraga yang menerorku dengan senapan mesin.
Aku berdiri, dan mengintip kesudut jurang, Tak ada apa-apa.
jurang luas yang tak ada apa-apa.
"Okay," Aku menyisir rambutku dari pasir, "Ini bagus, aku tak
tahu dimana aku sekarang, tetapi sepertinya Yeerk tak ada disini,
Aku bisa bekerja dengan ini," AKu menatap sekeliling yang terlihat
seperti gurun tanpa batas, "Aku pikir,"
Aku berpegangan pada akar dan menarik diriku keluar dari
jurang, Aku menunduk rendah, setengah mengira pasukan HorkBajir akan keluar dari kegelapan.
Lalu aku mendengar suara, tepat di kupingku, "Mereka telah
pergi," BAB 14. "AAAHH." "AAAHH." "Gggrrrrrr," Aku menjerit, Dia menjerit. Anjingnya membungkukkan badannya didepan tuannya dan
mulai mengonggong. Aku merangkak mundur ditanah.
"Ini aman, Tjala," Anak itu meraih pegangan di leher
anjingnya, Dia menatapku, lalu matanya menatap kebawah, "Dia tak
akan menggigitmu," Ucapnya.
Anak itu seumuranku, mungkin lebih tua, sangat susah
mengatakannya dibawah pancaran sinar bulan, dia sedang duduk
diantara batu besar dan setumpukan semak-semak. dan aku sedang
merangkak di tanah sesaat setelah aku naik dari jurang, Kulitnya
hitam, lebih hitam dariku, Tubuhnya tersamarkan di bayangan
malam. Aku memandang sekeliling, apa lagi yang mengendap-endap di
kegelapan" "Jangan Khawatir," ucapnya, "Kita sendirian,"
Aku memandang sekeliling lagi, tak yakin apakah aku percaya
atau tak mempercayainya. "Man," Ucapku, "Kau menakutiku,"
"Aku menakutimu,?" Dia tertawa, Rambut keritingnya
terapung saat tertawa, kuping anjingnya tertarik keatas, "Hal itu
lucu sekali," "Yeah, histeris," Aku menarik tubuhku dari tanah kotor dan
mulai menyisiri pakaianku, Aku menatap anak itu dan melihatnya
sedang menatap pakaian tipisku.
Dia terlihat cepat. Aku menatap kebawah, Okay, jadi benda ini sudah sobek,
Rachel bisa jadi bergetar melihatku, Dia akan membawaku
berbelanja saaat aku pulang nanti.
Jika aku bisa pulang, Aku menatap, "Ummp?"
Anak itu tersenyum, "Kau akan membutuhkan bantuan,"
"Uh, Yeah," Ada apa dengannya" Sepertinya dia bisa membaca pikiranku,
Suaranya lembut dan sedikit malu, tapi juga percaya diri, Seperti
dia tahu apa yang kuutuhkan dan ingin kulakukan, Seperti.... Jake.
Aku menggoyangkan kepalaku, tidak, tak ada yang sama
dengan Jake. "Yeah, aku bisa meminta pertolongan, Aku sedikit..." Gee,
bagaimana cara menjelaskan bahwa aku tiba-tiba muncul entah
dari mana " "Tersesat,"
"Tersesat," Dia tertawa lagi, "Gadis-Burung yang bisa
berubah menjadi kutu sedang tersesat, jangan khawatir, sekarang
kau kutemukan, dia menanjak keatas, "Aku Yami dan aku akan
menjadi pemandumu malam ini," dia tersenyum. "Aku suka berkata
begitu, salah satu pamanku adalah seorang pemandu di Uluru,"
Yami berbalik dan berjalan dengan peliharaannya. Tjala anjing
yang mengikuti dibelakangnnya.
"Aku Cassie," aku mengikutinya juga "Dan terima kasih,"
Aku mengejarnya sebelum aku bisa tersesat dari mereka
berdua di kegelapan. Aku mengikuti mereka melalui bebatuan,
menjaga agar kakiku menginjak tanah yang lembut dan jauh dari
batu dan rumput-rumput yang tajam.
Yami juga bertelanjang kaki, Tapi kaki rampingnya bergerak
dengan alami, Tjala mengikuti disampingnya. Dia anjing yang kuat,
tak lebih dari anjing yan setengah dewasa, dengan totol gelap
disekujur tubuhnya, serta kuping tajam yang bergerak setiap ada
suara dan kicauan burung.
Kami berjalan dalam keheningan selama beberapa saat.
"Jadi," Aku akhirnya berbicara, "Kau melihat semua hal disana
tadi, huh " Burung, Kutu,"
Yami mengangguk, "Dan pesawat yang lucu," Dia
menggoyangkana kepalanya, "Banyak pesawat terbang dilangit, Tapi
aku tak pernah melihat yang seperti tadi, mengejar burunng dan
membuat ledakan yang membolongi tanah, Itu sebuah kejutan
bagiku, " Bug fighter itu kejutan, Yeah kau bisa berkata begitu.
Aku melangkahi semak liar, "Tapi burung yang berubah
menjadi gadis lalu menjadi kutu, kembali jadi manusia lagi," Itu
bukan kejutan?" Yami tersenyum padaku, "Tidak," Dia menganggkat salah satu
bahunya, "Okay, mungkin sedikit. Tapi....."
Dia berhenti tibat-tiba dan mengangkat tangannya keatas,
Aku hampir berlari melihatnya.
Animorphs - 44 Tak Terduga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?"tapi tak banyak, Inilah sebabnya."."
Dia menurunkan lengannya, Aku menarik nafas, Gurun datar
tadi sekarang mulai kasar, Kami sedang berdiri di ujung karang
yang berbentuk bulan sabit.
Telinga Tjala bergerak-gerak.
"Grrrrr." "Sssshh," Yami menggengam Tjala untuk membuatnya diam,
"Tetap disini,"
Sungai kering digurun ini berakhir di sudut karang. Aku
memandang sekeliling, Bulan penuh direfleksikan dari bawah,
Dinding karang itu berujung di kolam air.
"Ini tempat terlarang," Ucap Yami, " Lembah ini dibuat oleh
arwah leluhur kami, Mereka membuat air dan karang dan semua
gua disepanjang karang dan saat mereka selesai, mereka merubah
diri mereka sendiri mejadi batu, dan gunung dan pohon dan bintang
dan semua benda di bumi dan langit. "Dia memperlihatkan padaku
satu bahunya diangkat dan sekilas seringainya. "Dan mungkin kutu
juga, Siapa yang tahu,"
Tjala berdiri di ujung karang, Setiap otonya tegang,
Telinganya bergerak-gerak kedapan.
"Grrrrrr." "Jangan, Tjala, Tetap diam," Yami memegang kepala Tjala, Dia
melihatku dan menyuruhku melihat bahwa ada sesuatu dibawah
sana. Aku mengikuti tatapannya. Sinar bulan menimpa badan
binatang besar sedang memakan rumput disepanjang aliran air,
beberapa sedang makan, ada yang hanya berdiri dengan kaki
belakangnya yang besar, hampir seperti manusia, Telinga mereka
yang besar bergerak-gerak, Salah satu yang terkecil, bayi,
berbalik dan masuk ke kantong ibunya.
"Okay," Ucapku, "Ini bukan Dakota Selatan,"
BAB 15. "Dakota Selatan?" Yami memberikan tatapan lucu, "Kau
tersesat," Tidak bercanda, Aku menatap pada sekumpulan Kangguru,
Tersesat di Australia. sangat jauh dari rumah,
Tapi Kangguru ini ! Aku menarap mereka terus, Mereka punya
banyak kombinasi ditubuhnya, : Muka seperti rusa, telinga seperti
kelinci, ekornya yang panjang terlihat seperti ekor tikus yang
memanjang dibelakang mereka tergetak di tanah.
Saat mereka sedang makan, Mereka membentuk gerakan aneh
antara ekor dan kaki belakangnya. Pantat mereka yang besar lebih
tinggi dari kepalanya. Saat mereka berdiri mereka membiarkan
tangan kecil mereka disisi tubuhnya,seperti manusia.
Dan kombinasi aneh yang menyatu ditubuhku membuatnya
menjadi menawan. "Aku tak tahu bahwa mereka begini besar," Bisikku.
"Mereka yang merah," Ucap Yami, "Lebih tinggi dari kakekku,
Rombongan ini sering datang kemari,"
"Rombongan?" Yami mengangkat bahu, "Sekumpulan kangguru, Rombongan,"
Aku mengangguk, Satu rombongan, Aku tak bisa melepaskan
mataku dari mereka, Dan begitu juga dengan Tjala.
"Grrrrrrr." Kangguru berhenti makan dan menatap keatas.
"Tetap disini, Tjala,"
Tjala megarahkan kepalanya pada Yami, Lalu pada kangguru
itu lagi, Salah satu yang terbesar melompat., kaki belakangnya
yang besar menginjak rerumputan.
Tjala berlari di karang dan melompat turun ke tanah datar
dibawah. "Tidak!" Yami mengejarnya, Aku mengikuti.
Kangguru itu terkejut, Mereka tidak lari tunggang langgang
seperti sapi, mereka melompat kesemua arah, berlari zig zag
disepanjang rerumputan, tapak kaki mereka bertebaran ditanah.
Tjala melompat ke tanah berumput dan mulai berlari
mengitari kangguru, Mnejepit kaki mereka, Kangguru itu
menendang dan mencakar anjing itu dengan kukunya.
Yami menuruni karang itu, Aku mengikutinya melewati
bebatuan besar dan berlompatan dengan akar pohon.
Rombongan itu mulai bersebaran, Tjala masih mengejar salah
satu kangguru yang besar, Dia menendang Tjala, menarik ekor
tebalnya dan mencakar hidung Tjala,
Tjala meraung. Kangguru itu melompat kedalam air, Tjala mengikutinya,
"Tidak !" Yami berlari ke arah air itu, "Kembali, Tjala !"
Anjing itu berenang di air, Dia menatap Yami, lalu kembali
berenang, memilih apakah mematuhi perintah tuannya atau
mengejar kangguru itu. Yami memukul dengkulanya, "Tjala ! Kemari,!"
Tjala menatap lama pada kangguru, lalu berbalik pada
Yami,Dia mengibas-ngibas bulu basahnya, lalu berlutut dan
menggoyang-goyangkan leher anjing itu.
"Kelihatannya baik-baik saja," Ucapku, "Aku pikir Tjala tak
melukainya," "Aku tak khawatir pada kangguru itu," Yami tertawa dan
mundur saat Tjala mulai menjilati wajahnya. "Aku khawatir pada
Tjala, Kangguru besar tadi bisa saja membunuhnya,"
"Benarkah,?" Yami menatap punggung Tjal, "Aku pernah melihat Kangguru
besar mengalahkan dua *Dingo disini, Dia membiarkan mereka
masuk kedalam air yang dala, dan mencemplungkan kepala mereka
kebawah air, dua *dingo liar bersamaan.
Yami berdiri dan mulai berjalan melintasi rerumputan, Tjala
mengikutinya. Lalu berhenti, Telinganya diangkat keatas.
Aku mendengarkan, Suara berdesir dan berdentum.
Yami mendengarkan juga, lalu mengangguk dan berlari kearah
suara itu. Tjala dan aku mengikutinya.
Kami menemukan kangguru betina, --seekor Doe, itu panggilan
Yami, Tersangku di pagar besi, Salah satu kaki belakannya
tersangkut diantara kawat besi, kangguru itu menegakkan
kepalanya, dan kakinya dibelakang menendang dan mencakari, Anak
kecilnya mengintip keluar dari kantongnya, Merunduk lagi kedalam
saat melihat kami. Yami menahan Tjala saat kami mendatangi kangguru itu.
"Hati-hati, " Ucapnya, "jauhi cakarnya,"
Kangguru itu memutar dan menendang, Dia menggoyangkan
kepalaku, Matanya kelihatan Liar, penuh kekalutan.
"Shhhh," Ucapku, "Kau akan baik-baik saja,"
Aku menekan ekornya, Dia menolak sekali, Lalu mulai tak
sadar saat aku menghisap DNA-nya.
Aku harus bekerja cepat, salah satu cakarnya bisa tersangkut
di kawat besi, tendangannya telah membuat kawat besi melingkari
kakinya, Aku menarik kawat itu mencoba melepaskannya.
Anak kangguru kecil itu keluar dari kantung dan menatapku.
"Hei, Kecil," Ucapku, "Mamamu akan bebas sebentar lagi,"
Aku menarik kawat terakhir dari cakarnya, lalu melangkah
mundur. Ibu Kangguru itu mengangkat kepalanya, Telinganya
bergerak-gerak, Dia mencium anak di kantungnya, lalu mulai
berlari, Bummmph, Bummmph, Bummmph.
Dia berdiri dibawah sebatang pohon dan berbalik dia berdiri
memandangiku, telinga panjang nya berkibas-kibas, lalu berbalik
dan melompat lagi. Yami tersenyum, "Kau punya cara istimewa dengan kangguru,"
Ucapnya, "Mungkin gadis-burung ingin berubah menjadi Kangguru
lain kali daripada seekor kutu,"
Dia tertawa, Aku tertawa juga,Yami berpikir menjadi
kangguru adalah lelucon yang sangat lucu.
Aku tak berkata padanya bahwa lelucon itu sebenarnya bisa
kulakukan. BAB 16. "HAHAHAHA" Suara tertawa keluar di mimpiku.
Aku membuka mataku, menutupnya, lalu kubuka lagi, Sinar
matahari menyinari luasnya gurun pasir berwarna merah,
Pasir merah, Oh, Yeah, Australia,
Aku bisa mendengar suara ketawanya, Dan suara itu, Aku
mengangkat kepakau, Aku sedang berbaring di batang kayu keras
di pondok Yami. Seseorang telah menggulung selimu dan
meletakkanya dibawah kepalaku, dan sekarang Leherku kaku,
Bahuku mati rasa, dimana bahu itu pernah terbentur kayu.
Ini pasti pagi, masih terlalu pagi, tapi udara disini mulai panas,
aku masih bisa bergerak, Aku mengayunkan kakiku dan mulai
berdiri. Aku mengingat telah mengikuti Yami, ke pondok keluarganya,
Bukan, Bukan pondok, Pos luar kota, itu sebutannya, pos luar kota,
Aku mengingatnya bahwa aku sedang menunggu Yami di bangku
saat dia menjumpai ibunya, Aku ingat saat aku mengistirahatkan
kepalaku di lengan saat aku memperhatikan Tjala.
Dan itu semua yang kuingat hinga sekarang.
Suara bicara dan tertawa kedengaran dari luar, Aku
menyingkirkan rasa kantuk dari mataku dan berdiri, Aku harus
menemukan Yami dan melihat apakah aku bisa menggunakan
teleponnya, Aku harus kembali ke rumah, Entah bagaimanapun.
Setidaknya, Aku harus keluar dari sini, Yeerk bisa saja
kembali, dan aku tak bisa membiarkan Yami dan keluarganya
berada dalam bahaya. Rumah Yami berbentuk segi empat kecil, dekat dengan
dataran, dengan atap logam yang memanjang ke empat penjuru
membentuk serambi. Didekat sini aku bisa melihat rumah rumah
penduduk dan kemah perak kecil.
Yami sedang duduk dengan beberapa orang, Keluarganya aku
rasa, Mereka terdiam saat mereka melihatku berjalan kearah
mereka. Oh tidak, Pakaian tipisku, " AKu menatap kebawah.
Terima kasih tuhan, Pakaian ini tersobek-sobek, dan lengket
dengan keringat, tapi tetap menutupi bagian yang penting.
Tjala melompat bangku dan berlari kearahku, Dia
mengibaskan badannya dan menjilati tanganku, dan berbalik dan
lari kebangku disana. Aku mengikutinya.
Saat aku tiba di bangku itu. Yami tersenyum padaku dan
kepalanya diarahkan pada lelaki tua yang berduduk ditengah,
"Kakekku ingin bertemu denganmu," Ucapnya.
Lelaki itu meluruskan tangannya dan berdiri, Dia mengenakan
pakaian kerja tak berlengan dan jeans kumal, Rambutnya keriting,
diatur rapi dengan ikat kepala merah, dan wajahnya terlihat
seperti dipahat dari kayu, dengan jenggot, hidung yang lancip dan
dahi yang maju ke depan dan menutupi matanya.
Dia membuai, hanya satu kakinya yang ada, Yami memegang
lengannya dan menahannya agar bisa seimbang.
Lelaki tua itu sedang menatapku, Angin mengibarkan jenggot
panjangnya. Dan lalu dia tersenyum, senyuman yang mirip dengan Yami
memenuhi wajahnya, Dia menjabat tanganku dan
menggoyangkannya pelan,dia mengangguk dan tertawa, Suara
ketawa meledak disekitarku, suara ketawa yang menyadarkanku.
Seluruh keluarga Yami tertawa, dan berkumpul disekitarku.
Aku menatap Yami. Dia mengangkat bahu, "Aku memberi tahu pada Kakekku
tentang kekuatan hebatmu berubah wujud, dan bagaimana kau
menenangkan kangguru tadi, dan juga tentang kau yang
bersembunyi dia sungai kering yang menuju ke lembah itu."
Oh itu. Kakek Yami mengangguk. "Lembah itu punya Leluhur kami, Kau
memilih itu sebagai tempat perlindunganmu, Itu pertanda,"
Yeah, Itu pertanda, Sebuah pertanda bahwa aku seharusnya
tak tersesat kedunia yang tak tersupervisi ini.
Tapi keluarga Yami tak memandangnya begitu, Tiba-tiba aku
menjadi selebriti saat aku tertidur.
Yami menjelaskannya padaku, "Kakekku takut bahwa tradisi
tua kami akan menghilang, Dia bekerja keras mengajari kami cara
hidup leluhur, Dia pikir kau adalah bukti bahwa dia bekerja dengan
baik," Aku menatapnya,terkejut, "Tapi Yami, aku bukan, aku tak
membuktikan apapun,"
Yami hanya mengangkat bahu.
Ibunya memberiku T-Shirts dan berharap aku akan santai
dengan mereka, Dia benar, aku lebih santai, tapi aku panik saat aku
keluar dari berganti pakaian dan melihat bibi Yami melemparkan
pakaian tipisku pada tempat barang bekas.
"Aku butuh pakaian itu bersamaku." Ucapku ,"Segera,"
Mereka mengangguk dan memberiku sarapan, Semangkuk
besar dari sesuatu yang terlihat mirip Taxxon kecil.
"Wichetty Grub, Ucap Yami,
"Ah," Aku melirik mangkuk didepanku, Dipenuhi dengan lemak,
putih, cacing yang dipotong, lebih panjang dari tanganku, "Jangan
katakan padaku, "Ucapku, "Terasa seperti ayam,"
Yami mengerutkan dahi,"Tidak, " Dia memasukkan cacing itu
kedalam mulutnya dan mengunyahnya. "Lebih terasa seperti
mentega, Kau cobalah,"
Dia mengambil yang terpanjang, mengambilnya dari
mangkuknya dan memberikannya padaku.
Aku menatapnya, lalu pada ulat itu. Aku akan memakan
makanan terburuk, Sesungguhnya aku pernah jadi yang terburuk,
aku pernah morph jadi Yeerk tapi sekarang aku dalam wujud
Cassie, manusia biasa bernama Cassie, dan tak mungkin aku akan
memakan mahluk berbentuk Taxxon kecil ini.
"Kau tahu, Panas dari gurun ini mengenaiku," Aku menelan
ludah, "Aku"Aku tak selera makan.
Yami berkedip lalu mengangguk, Senyumnya menghilang, Aku
melihat kedalam mata gelapnya, dan sedikit rasa salah
menghantam hatiku. Kami sibuk dengan pikiran sendiri, duduk berhadap-hadapan di
meja kecil, Tjala tiduran disamping Yami, Kakeknya telah masuk
kedalam rumah, dan sepupu kecilnya sedang bermain pasir didekat
kami, Anggota keluarganya yang lain telah berhenti mengagumiku
dan memulai aktifitas mereka sendiri.
Yami mengambil kembali ulat ke mangkoknya,
"Yami, " Ucapku, "keluargamu sangat baik padaku, Kau juga
sangat baik padaku,"
Aku menyentuh lengannya, Dia menatap tangannku, Terkejut.
Aku juga sedikit terkejut, Aku menarik kembali tanganku.
"Aku tak ingin kau berfikir bahwa aku tak senang dengan
semua ini, dan aku tahu aku terdengar seperti makhluk luar
angkasa, tapi aku harus menelepon ke rumah, Sambungan jarak
jauh," Sambungan-yang sangat-sangat jauh. "Tapi aku bisa
membayar tagihannya, Aku pikir,"
Animorphs - 44 Tak Terduga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia memberikan senyuman sedih, "Kami tak punya telepon,"
Aku menatapnya, "Kau bisa menggunakan radio dua arah," Dia menatap
mangkuknya, "Tapi ledakan semalam telah memutuskan
sambugannya," "Ledakan?" Aku mengerutkan dahiku, "Oh Tidak,"
Bug fighter itu, saat aku ditembaki oleh Bug fighter itu, aku
telah membakar radia antenanya. aku tak bisa menelpon keluar,
keluarga Yami tak bisa menelepon keluar, tak hanya aku arahkan
Yeerk ke perumahan mereka, aku juga telah menghancurkan satusatunya alat komunikasi mereka.
"Oh, Yami, aku sangat-sangat minta maaf," Aku mengambil
nafas dalam-dalam. "Dan aku tahu aku terlihat seperti seorang
idiot bagimu, gadis yang terjatuh dari langit dan mengharap besar
pada layanan telepon, hanya agar orang lain tahu aku ada dimana,
aku bahkan tak yakin aku ada dimana,"
"Aku tahu dimana kau berada," Sekarang Yami menyentuh
lenganku, "Kau ada di komunitas Piti Spring," Jelasnya, "Teritori
utara, Australia, "Dia tersenyum, "Bukan Dakota Selatan,"
Aku tertawa, "Terima kasih, itu sangat membantu," Aku
menggoyangkan kepalaku, "Tapi aku harus pulang, pada
keluargaku," Dan untuk Jake, aku pikir, Aku harus mendapatkan Jake
kembali, Yami mengangkat bahu, "Jangan khawatir, Kau bisa
menggunakan postie, Pak Pos."
Aku berkedip, Petugas surat, tentu saja, Aku menatap
pakaian tipis morphku, sedang ku keringkan dibawah sinar
matahari, "Jam berapa dia kesini,?"
"Selasa," "Selasa, tapi.."
Yami mengangguk, "Selasa, dia mengantar pos tepat sebelum
ledakan itu, tepat, sebelum kau datang,"
"Dan kapan dia akan kembali,,,?"
"Selasa depan."
Selasa depan, Enam hari, aku tak bisa tinggal disini enam hari
lagi, Aku menutup mataku dan merebahkan diriku ke pasir
dibelakangku, Aku bertempur dengan Dracon, Bug fighter dan
sinar biru pembeku, hanya untuk dikalahkan oleh sepinya Australia.
Marco pasti menyukai hal seperti ini, Cassie sang pecinta alam
ingin keluara dari alam liar dan berharap pada tekhnologi.
Suara dengungan kecil terngiang di kepalaku, Sangat pelan
sehingga aku tak sempat menyadarinya, Lalu suara itu semakin
mengeras, Suara itu terdengar seperti,,,
Aku berduduk. Sebuah Pesawat terbang, BAB 17. Aku melindungi mataku dari matahari, Pesawat perak putih
kelihatan di langit, Aku berlari dari meja kecil itu, dan mengerakkan tanganku
diatas kepala. "Hey ! Dibawah sini ! Berhenti ! BERHENTI!, Hei, Dibawah
sini." Pesawat itu kecil, terbang rendah, dengungannya semakin
keras dan semakin dekat, sekarang hampir lewat diatas kepalaku.
"B-E-R-H-E-N-T-I!"
Aku melompat-lompat di tanah, melambaikan tanganku seperti
juri gila,Tjala berlari dari meja kecil tadi dan berlari berputaran
disampingku sambil menggonggong ke arah langit.
Pilot itu memiringkan sayapnya dan terbang keatas.
"HEY!" Aku melihat pesawat itu semakin kecil dan kecil saja, hingga
menghilang di langit, Aku masih menahan tangan diatas kepalaku,
Sekarang kuturunkan. "Turis," Yami menggoyangkan kepala Tjala. "Kau bisa melihat
mereka pagi hari terbang di arah itu, dan setiap sore terbang
pulang kearah lainnya, melambaikan tangan tak akan membuat
mereka berhenti, Mereka hanya mengambil gambar dari
pemandangan alam yang memukau dan terbang,
Aku menyeka keringat dari wajahku mencoba bernafas, Panas
dari gurun ini mengisap udara dari paru-paruku. "Jadi, dimana
pangkalan mereka, " Berapa jauh dari sini,"
"Dari sini, Sekitar seratus kilometer,?"
Seratus kilometer,okay, itu"itu apa " Kami telah melakukan
perhitungan di kelas matematika. Satu kilomenter kurang lebih
satu mil, mungkin setengah mil, mungkin lebih sedikit, jadi seratus
kilometer hanya,,, "Lima puluh atau enam puluh mil." aku menatap gurun merah
tak terbatas ini. Yami menggoyangkan kepalanya, "Kau tak akan bisa bertahan,"
Ucapnya, "Bukan Cassie si gadis, Bukan juga Cassie si burung, siapa
tahu ", terlalu buruk kau bukannya kangguru, Seekor kangguru bisa
menelepon hanya dengan beberapa jam saja," Dia tertawa pada
leluconnya sendiri, "Tapi walaupun kangguru harus menunggu hingga
matahari terbenam dulu."
Dia berbalik dan berjalan ke makanan witchetty grub-nya.
Tjala mengikuti, Aku menatapnya.
Seekor Kangguru, Cepat,Pintar,Dibentuk untuk bepergian,
Lebih baik daripada Buaya Dundee dengan pisau besarnya.
Tapi bisakah seekor kangguru mencari cara membayar tagihan
telepon" Sebab Cassie si gadis tak bisa, dan dia tak akan meminta
Yami untuk menuntunnya secara aman sepanjang malam melalui
gurun. Aku mengelap leherku yang basah dengan kaos di lenganku,
Yami benar, aku tak bisa pergi kemana-mana hingga matahari
terbenam, Aku harus menunnggu hingga malam tiba, lalu morph
menjadi kangguru. Yami bisa memberitahuku arah ke kota
terdekat, hanya beberapa jam dan aku bisa pulang kerumahku lagi.
Aku menatap langit cerah, serta terang, Semua apa yang
kubisa adalah harapan bahwa Yeerk akan mengirimkan tim pencari.
Pintu terbanting, dan Kakek Yami keluar semmpoyongan dari
rumah, Dia berjalan pincang lebih kesusahan dari beberapa menit
yang lalu, Rambutnya dipenuhi dengan keringat, Saat dia sampai di
ujung pondok Yami, Dia berhenti dan bersandar disitu,
"Kakek,?" Yami meletakkan mangkuknya dipasir dan berlari,
Aku mengikutinya. Kakek Yami bergerak dari serambi dan berdiri didepanku, Dia
memegang ukiran dari kayu hitam ditangannya. "Untuk mu," Dia
berkata padaku, "Kau telah memberikanku hadiah, dan sekarang
aku memberikan hadiah ini padamu,".
Aku memegang kayu itu, Kayu ini keras tapi lembut, "Sebuah
Boomerang," Ucapnya.
Aku membuka mulutku, Tak ada yang keluar, Aku ingin
berkata bahwa aku tak bisa menerima ini, Ini bukan hakku, Aku
ingin memberi tahu padanya bahwa apa yang ku beri padanya
hanyalah antena radio yang rusak dan iblis perusak yang
mengerikan yang tak punya tempat di tanah yang tak tersentuh ini.
Aku menatapnya, Wajah lelaki tua itu menampilkan senyuman.
Senyuman Yami, Aku melihat senyuman yang sama saat Yami
membagi Ulat tadi, Kebahagian yang berubah jadi derita dan rasa malu saat aku
menolak memakannya. Aku memainkan Boomerang itu, "terima kasih, " Ucapku, "Ini
sangat cantik," "Kakek mengukir Boomerang dan mengirimnya untuk bibiku di
Alice." Ucap Yami dengan bangga, "Kolektor membelinya dan turis
juga, bahkan galeri seni, "Dia mengangguk pada Kakeknya,
"Tunjukkan padanya cara melemparnya,"
Kakek Yami tersenyum dan mengangguk, dia menuntun kami ke
trailer, Dia berjalan dengan memegang tongkat besi ditangannya.
Aku mendekat pada Yami, "Apakah dia baik-baik saja,"
Bisikku. Kakeknya menggerakkan tangannya di udara tanpa berputar,
"Aku baik-baik saja, Aku tergores saat sedang mengukir semalam,
Aku sudah sering begitu," Dia tertawa tapi ada yang hilang
rasanya, "Kau bisa percaya, besok aku juga pasti begitu,"
Dia menuntun kami ke ujung pos terluar, jauh dari rumah, dia
memegang salah satu ujung Boomerang di tapak tangannya dan
berdiri sebentar, Menatap angin, lalu menarik boomerang itu
kebelakang pinggangnya dan melemparkan boomerang itu,
FFFwwwwpppwwwpp. Boomerang itu melintasi gurun, sangat mematikan, berputar
dengan samar-samar, Boomerang itu mengiris bunga kecil warna
pink dari puncak semak-semak disana, dan terjatuh ke pasir, Yami
berlari untuk mengambilnya, Tjala mengikutinya,
"Boomerang itu tak kembali,?" Ucapku.
"Ya, dia kembali, saat Yami membawanya kemari," Kakek Yami
tertawa, "Boomerang ini tak akan kembali tanpa bantuan,
Boomerang yang bisa kembali hanya untuk permainan. Aku bisa
melempar boomerang yang bisa kembali dengan banyak cara,
melewati bahuku, seperti bola, Boomerang ini untuk berburu,
Senjata." Yami berlari kecil melintasi pasir, Aku melihatnya berbaur
dengna alam, sama seperti saat aku pertama menjumpainya, Dia
tak seperti sedang berlari, tapi seperti bagian dari alam disini, Dia
tersenyum padaku dan mengalihkan matanya dari matahari,
"Giliranmu," Dia menyerahkan Boomerangnya padaku.
Aku menarik nafas panjang, dan mencoba berdiri seperti
kakek Yami tadi, Aku menarik Boomerang itu ke belakang
pinggangku. "Tidak," Yami mengarahkanku, "Kau melakukannya
kebelakang," Aku menatap keatas saat dia menatap kebawah, Hidung kami
bergesekan. "Oh," "Maaf," Aku melangkah mundur dengan malu.
Yami berbalik dan menatap kakinya. "Kakek bisa lebih baik
membantumu, "Ucapnya.
Aku mengangguk dan melihat Kakek Yami, dia tersenyum
lemah dan mulai berjalan padaku, Dia menahan lengaku, dan
menunduk bersamaku. "Kakek," Yami menahan di sebelahnya, Dan dia ikut menunduk
juga di pasir. "Tunjukkan padaku dimana luka itu," Ucapku.
Kakek Yami mengangguk dan menggulung celananya. Bau busuk
menyebar keluar, "Oh, man," Ucapku.
Luka dalam memanjang di kakinya, merayap dari bawah
lututnya hingga pertengahan kakinya. Kakinya melepuh dan
membengkak, dan kulit disekitar luka itu berubah menjadi
berwarna ungu ke hitaman, Aku menyentuh luka itu, Terasa panas,
Nanah keluar dari luka itu.
"Kau kena ini semalam" Ucapku.
Dia mengangguk, "Sebuah alat ukir baru, sangat tajam dari
apapun yang ada," Dia merogoh kantongnya, "Aku menemuka ini di
gurun, aku melihatnya terjatuh di langit, Ini hadiah dari langit."
Dia memperlihatkan pada kami potongan logam, berwarna
hitam gosong. Perutku bergejolak, Ini bukannya hadiah.
Itu pecahan dari pesawat Bug fighter yang kutembak jatuh.
BAB 18. Bug fighter, Aku menatap logam hitam ditangannya.
sebuah logam, Semua hal mengerikan yang telah terjadi
selama lebih dari dua hari, semua hal megerikan yang telah
kulakukan semuanya hanya karena potongan logam.
Marinir, lelaki di dalam truk lapis baja, Hork-Bajir, Taxxon,
dan sekarang Yami dan keluarganya. terutama Kakeknya, yang
hanya menginkan alat tajam untuk mengukir Boomerang, Aku telah
membuat semua orang dalam bahaya mengerikan.
Karena potongan logam. Aku menatap kaki yang terluka, Aku telah banyak membantu
ayahku dengan binatang yang terluka, Tapi aku tak pernah melihat
infeksi yang memburuk begini cepat.
Mungkin aku salah, mungkinkah potongan Bug fighter bisa
menyebarkan penyakit aneh Alien, Sangat jelas logam aneh ini
telah menyebabkan reaksi mengerikan pada Kakek Yami.
Apapun itu, Kami harus membersihkan luka ini.
"Apakah kau punya peralatan pertolongan pertama ?" tanyaku.
Kakek Yami mengangguk dan berbaring di pasir , "Peralatan
medis dan obat alami," Dia menutup matanya, "Ibu Yami tau itu
semua," "Bagus," Itu yang kita butuhkan sekarang, "Aku menatap
gurun, Panas menyebar sangat cepat, "Yami, Kita harus
membawanya ke rumah sakit, "
"Disini ada dokter terbang," Ucapnya,
"Dokter terbang,?"
Yami mengangguk, "Tak sama seperti gadis-burung yang bisa
terbang," Dia mencoba tersenyum pada lelucon kecilnya tapi
dagunya sedikit berjengit, "Layanan Dokter terbang, Mereka
menggunakan pesawat untuk menerbangkan dokter,"
"Seperti Ambulans di udara !, tapi itu tepatnya,,,, Aku
berhenti, Mulutku terbuka, "Itu mustahil bukan,,?"
Yami mengangguk. Kita butuh panggilan radio untuk menelpon dokter terbang
itu. Radio yang telah aku hancurkan.
"Aku bisa minta tolong pamanku untuk membantu kita, "
Ucapnya, Dua paman Yami membawa kakeknya kedala, Ibu Yami
menyiapkan peralatan pertolongan pertama dan satu keranjang
penuh obat-obatan dan bubuk di meja dekat tempat tidur.
"Dia mendekat untuk memeriksa luka itu, "Oh !, Dia
menutupkan tangan ke mulutnya, dan menatapku, Matanya penuh
ketakutan. "Aku tahu," Ucapku.
Luka itu sampai ke dalam betisnya, Daging dibawah
dengkulnya, dan menaik ke tengah paha, Dari balik nanah aku bisa
melihat tulangnya. Aku menolong ibu Yami membersihkan luka itu, Lalu kami
membiarkannya terbuka untuk menyembuhkannya di udara
terbuka, Ibu Yami memberikan pada kakeknya sesuatu agar bisa
membantunya tertidur, Obat alami dari salah satu semak-semak
gurun. Lalu meninggalkan kami untuk membersihkan peralatan yang
digunakan tadi membersihkan luka itu.
Yami dan aku duduk didekat tempat tidur, melihat kakeknya
tertidur, Tanah dan dinding batu disini membuat udara jadi lebih
dingin dibanding diluar, tetap saja, Udara di ruangan kecil ini
penuh dengan udara panas dan bau busuk dari daging yang
membusuk. "Yami," Ucapku, Dia butuh antibiotik, Jika aku
meninggalkannya untuk menolong sekarang, Dokter terbang akan
Animorphs - 44 Tak Terduga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ada disini dalam beberapa jam."
Yami menggoyangkan kepalanya. "Ini ditengah musim panas,
kau tak akan pernah bisa melewatinya."
Aku mengelap keringat dari wajah kakeknya, "Apakah kau
ingat apa yang kau katakan tentang berubah menjadi kangguru, "
Dia mengangguk. "Baiklah, Aku bisa melakukannya, Aku bisa menjadi kangguru
dan aku bisa menolong,"
Dia menatapku, "Apakah kau ingat apa yang kukatakan
lainnya,", Bahkan kangguru harus menunggu malam tiba " Kau tak
bisa melakukan perjalanan cepat dengan panas ini, Kau harus
berhenti dan mencari tempat berteduh, " Dia menyipitkan
matanya, dan kau tak akan bisa, kau tak harus memaksa tubuhku
terlalu keras, untuk menolong kami, Tapi kau tak akan bisa jika
kakekku, Jika---" dia menatap lantai,
"Jika aku mati di gurun pasir,?"
Dia mengangkat matanya, "Ya,"
"Okay, " Ucapku, "Aku akan menunggu hingga matahari
terbenam." Aku tak memberitahunya bahwa kau telah merencanakan
untuk morph menjadi kangguru dan melintasi gurun di malam hari,
Kepanikanku sebelumnya tentang menelpon tiba-tiba saja terasa
sepele. Kami tinggal dikamar kakeknya sepanjang pagi dan masuk
siang hari, Ibu Yami masuk dan keluar, Aku membantunya
membersihkan luka itu dan memberika obat.
Ini tak membantu, Infeksinya semakin membesar.
Ibu Yami pergi untuk mengumpulkan tanaman obat-obatan.
Aku duduk di lantai dengan punggungku menyandar di dinding,
menunggu malam tiba, aku mendekatkan kepalaku ke batu, kurasa
aku bisa menutup mataku. "Hhhhuuuuuhh," Suara desahan, Aku berkedip. Cahaya merah memenuhi ruangan ini, aku
melihat jendela, Matahari mulai tenggelam.
"Hhhuuuuhhh." "Yami, " Aku berdiri,
Sebuah tangan memegang pergelangan tanganku,
"Aaahhh !" Aku berteriak.
Itu tangan kakek Yami, Tanganya kering dan terbakar karena
demam, Dia menatap mataku, Matanya menyala terang sangat
berbeda dari wajah abu-abunya.
Lalu aku menatap lukanya,
"Oh, Tuhan," Seluruh kaki bagian bawahnya, Dari dengkul hingga puncak
kakinya, berwarna hitam dan bengkak seperti bola basket.
Berdenyu-denyut seperti bola basket yang mau meledak.
BAB 19. "Yami, bangun !"
Yami sedang bersandar di kaki ranjang itu, kepalanya ada di
matras. "Yami, kita tertidur, Kau harus bangun,"
Kepala hitamnya bergoyang, "Jangan khawatir, aku bangun,"
Dia mengusap matanya dan mulai berdiri, menatap kaki kakeknya,
"Oh," "Yami, sekarang sudah terlambat pergi ke dokter, "Aku
menelan ludah, "Jika kita tak menghentikan infeksi ini sekarang"
dia akan mati, dan hanya ada satu cara bagi kita menghentikannya."
Aku menatap matanya, Jadi dia akan mengerti, "Kita harus
memotong," Yami mengangguk, Lalu rasa takut itu mulai,, "memotong"
kakinya, " "Itu akan menyelamatkan hidupnya. Yami , dan jika keadaanya
mulai stabil, Aku akan pergi memanggil dokter,"
"Ya, Aku akan memanggil ibuku," Dia keluar dari pintu,
Aku duduk diujung meja, dan memperhatikan kakeknya,
Permohonan kakek itu terngian di kepalaku ,:Tolong aku. Apakah
dia tahu apa yang telah dimintanya " Bisakah dia ingin hidup hanya
dengan satu kaki " Ataukah dia lebih memilih mati, "
Tapi aku tahu pertanyaan itu percuma, Aku tak akan
membiarkannya mati, saat masih ada kesempatan bagiku
menyelamatkannya. Aku tak akan membiarkannya menderita
karena perlahan-lahan dimakan infeksi, Aku tak akan
membiarkannya karena masih banyak hal yang harus dia ajarkan
pada Yami " Aku pernah membantu ayahku meng-amputasi"Rusa, rubah,
rakun, semuanya tertabrak mobil, dan aku pernah juga operasi
tanpa ayahku, Operasi Otak pada Ax, Operasi itu merupakan
operasi yang tersulit dari semua apa yang telah kulakukan, Tapi
aku akan melakukan hal sejenis sebentar lagi, Untuk
menyelamatkan nyawa temanku.
Salah satu pilihan baikku, Tak ada keraguan,
Aku memegang tangan lelaki tua ini dan berdiri, Aku butuh
pisau, pisau yang tajam, yang bisa memotong tulang manusia, dan
Aku tau dimana akan mendapatkannya.
Aku berganti ke pakaian tipisku dan mulai berkonsentrasi.
Sschhhooooop. Sssscchhhoooop. Schhooop-schhoop-scchhop.
Pisau tajam bermunculan dari kepala, pergelangan, lengan
depan, siku, semuanya tentangku yang masih manusia, Aku tetap
Cassie, Manusia pisau tajam.
Dan Aku bisa bertahan dalam wujud itu, Aku bisa
menghentikan morph tepat disini dan menggunakan pisauku untuk
operasi. tapi aku butuh lebih dari pisau, Aku butuh tenaga untuk
menggunakannya. Kekuatan yang lebih besar dari tenaga lengan
manusia yang aku miliki. SSccccrrruuuuccnh. Leherku memanjang, leher ular keluar dari bahuku, bahuku
yang menyatu, Bahu besar dan lengan kuat yang bisa mencabut
pohon oak dari tanah, Aku tumbuh membesar, Pisau di kepala
ularku memotong langit-langit.
Cccuuuurrrreeeekkkk. Tubuhku terjatuh saat kakiku terbanting ke belakang,
Pinggangku berputar kebelakang, dan dengkulku berubah arah,
Jari kakiku menyatu semua dan mengeluarkan empat cakar berupa
kaki T-REX. Ssshhrroooommm. Ekor tebal keluar dari tulang belakangku dan membanting
meja, menyerakkan botol obat-obatan, kulitku mengeras dan
menebal, Gigi seperti pisau bedah keluar dari rahangku.
Aku sekarang Hork-Bajir. dan tak seperti Hork-Bajir lainnya,
Aku punya dua morph Hork-Bajir sekarang, Tapi aku memilih
menggunakan Hork-Bajir yang kuserap di pesawat, Hork-Bajir yang
telah menguap karena Laser Dracon, Aku tiruan yang sama persis
dari Hork-Bajir yang telah tiada, kecuali DNA-nya yang ada di
darahku. Dan aku bukan seorang pembunuh, bukan teroris bagi Visser
Three, Aku adalah Hork-Bajir yang ramah, baik hati dan sedikit
takut. Dan dia sekarang mencoba menolong nyawaku.
Pintunya terbuka dan aku melompat.
"Ibuku pergi ke gurun, Bibiku pergi mencari?" Yami
menatapku dengan penuh rasa takut, dia menyandar ke dinding.
menggerakkan tanganku kearah dada.
"Suaramu," Yami menekankan tangannya ke kupingnya,
bisa menyelamatkan kakekku seperti ini,
membantumu." Kami menggosok tanganku, atau, di dalam kasusku Cakar, dan
aku menyemprotkan pembasmi kuman pada pisau di pergelangan
tanganku. Kami mengangkat kaki yang terinfeksi dengan selimut,
Lalu Yami memberikan pada kakeknya obat rasa sakit buatan
ibunya. Yami menemukan ikat pinggan dan kami menggunakannya
sebaai pengikat disekitar paha kakeknya. Aku tahu ini tak berguna,
sebab aku tahu nadi utama ada didalam kakinya.
Aku membuat goresan dangkal dibawah dengkulnya, hanya
memotong kulit sekeliling kakinya.
AKu mengerakkan pisauku pada pembasmi kuman, dan menarik
nafas panjang, Udara di ruang kecil ini terasa mendidih, HorkBajir tak dibentuk untuk tahan pada udara panas.
Aku membuang nafasku
ototnya, Potongan cepat akan menyebabkan nadi utama kekejangan
dan membantu mengontrol pendarahan.
Aku meletakkan pisauku di atas kaki, Aku memotong kebawah
dan kesekitar kaki itu, dagingnya mulai terpotong setengah. Darah
mulai memancar dari nadi yang terdekat ke tulang,
Yami mengangguk, Bibirnya pucat, dia memegang arteri itu
dengan jari yang gemetaran.
Aku menekan otot itu untuk melihat dua tulang kaki, Satu
potongan dariku dan memisahkannya dari tubuh induknya.
Aku demorph dengan cepat. Yami menontonku, Wajahnya
berkonstraksi dalam jeritan diam. tapi dia tak mengatakan apapun,
Dia hampir pingsan saat aku kembali ke tubuh asliku.
Aku mejahit nadi utama dan pembuluh darahnya, tapi tetap
membiarkan kulitnya terbuka, Jika aku menutupnya sekarang, Luka
itu tak akan kering dan infeksinya akan mulai lagi, Seorang dokter
bisa menjahitnya agar tertutup saat kami membawanya ke rumah
sakit. Kakek Yami tersadar, Demamnya sudah turun, Wajahnya
basah, tapi dia sudah selamat dari kematian.
Dia mendesah dan menggerakkan lengannya keluar dari ujung
tempat tidur, Sesuatu yang hitam dan berat berdenting di lantai,
Aku mengambilnya, Ini adalah pecahan Bug fighter.
Saat aku melihat logam ini, bayangan mengegelapi ruangan ini,
dan aku tahu apa itu sebelum aku menatap jendela,
Kapal Blade Visser Three melayang diatas semak belukar,
Bagian bawah kapal itu terbuka dan Taxxon berjatuhan ke tanah
merah Australia. BAB 20. Pesawat itu melayang rendah di langit, hitam dan diam
melawan pengaruh matahari. Sepasukan Taxxon, dan Hork-Bajir
keluar dari pesawat itu. Mereka menyebar ketanah, menginjakinjak semak dan rumput. Hork-Bajir itu bersenjata, Mereka
menembakkan Dracon pada apapun yang bergerak.
Aku mendekat ke jendela, ini terjadi lagi, aku membiarkan
orang-orang tak berdosa"Yami dan keluarganya dalam bahaya.
Keluarganya, ! Aku mengerling, "Yami, kemana ibumu pergi,"
Dia mengarah ke pintu, "Di sebelah pos terluar ini, disekitar
pohon karet." Aku mengangguk," Bagus, Dimana Tjala,?"
Mata Yami melebar, dia berlari ke pintu, "Tjala !"
Anjing itu lari kedalam, bergoyang dan mengibaskan
kepalanya.
Yami menekankan tangannya ke telinganya. Tjala
menggonggong dan merendahkan tubuhnya ke lantai.
badanku, < Menyerah sekarang atau aku akan menghabisi setiap
makhluk hidup dalam jarak satu mil, Kau punya waktu tiga menit,>
Tiga menit, Aku menatap jendela, Aku tak bisa menempur
semua Taxxon dan Hork-Bajir, tak sendirian.
Dan aku tak bisa bersembunyi, Hal itu akan menyebabkan
Yami dan keluarganya dalam bahaya, Visser Three akan membunuh
mereka untuk memaksaku keluar.
Aku harus memberikan apa yang dia inginkan. Aku haru keluar,
Jika dia melihatku, dia akan melepaskan Keluarga Yami, Jika dia
tahu aku dimana, Di tak kan menghancurkan gurun ini untuk
mencariku. Taxxon terakhir melompat ke Bumi, lalu pintu keluar di
Pesawat Blade tertutup, Langit gemerlapan, dan pesawat itu
menghilang, tersembunyi dibalik selubung.
Tapi Visser Three tak menghilang, Dia sedang bersembunyi,
Menonton. "Mereka tak punya hak disini," Yami berdiri disampingku ,
melihat alien aneh mengacau di gurun pasir.
"Mereka disini karena aku,"
"Tidak," Kakek Yami menyentuh tanganku.
Aku menatap lantai, terkejut.
Dia menarik nafas panjang, Mukanya berkerut kesakitan, tapi
matanya tetap tenang dan siaga.
"Mereka kesini karena mereka Iblis, " Suaranya pelan "Kau
bertarung dengan makhluk itu, kah ?"
Aku mengangguk, "Ya."
"Jika kau tak memerangi mereka, apakah kau pikir mereka
akan meninggalkan kami sendirian" Apakah aku pikir mereka akan
menjauh dari tempat ini dan tak akan menyakiti kami," Tidak,
Mereka akan datang, Mereka akan mengambil tanah kami,
menghancurkan rumah kami, Hidup kami akan hilang selamanya. Ini
yang aku tahu,"Dia menelan ludah,"Lakukan apapun yang kau bisa,
dan apapun yang mesti kau lakukan," Dia menutup matanya, "Aku
hanya berharap, aku bisa membantumu."
Aku menyentuh pipinya, "Kau telah melakukannya," Ucapku.
Aku berjalan kearah pintu dan membukanya dan mengintip
keluar, tak ada apa-apa, aku menyelinap ke serambi.
Aku butuh kekuatan, kecepatan, dan daya tahan kuat. Morph
yang siap di Gurun, Aku fokus pada Kangguru,
Crrrraaacckk ! Pinggulku maju kedapan, Mengeras bersama otot lainnya,
Kakiku memanjang, lebih panjang dari tangaku, Jari kaku mengeras
dan meregang. Dua jari ditiap kaki menyatu menjadi satu jari yang
kuat dan bercakar tajam. Shhhuuuurrrrommmp. Ekor keluar dar tulang belakangku, Satu baris penuh otot,
sepanjang badanku dan setebal leherku, Kulit di perutku meregang
dan membentuk kantong. SSSccccuuurrruunnch. Tengkorakku berbalik dan muncul ke depan sebagai hidung
dan rahang, Hidung memanjang dari kepalaku, bulu tahan panas
menyebar dari kepala hingga ujung kaki.
Aku sekarnag pusat informasi, aku merasakan semua hal
bersamaan. Mataku mengintip melalaui bayangan panjang diserambi,
memperlihatkan pergerakan rumput yang bergoyang karena tiupan
Animorphs - 44 Tak Terduga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
angin, Telingaku bergerak-gerak, Aku bisa memutarnya kesegala
arah, seperti dua piringan satelit. merasakan getaran dari perut
taxxon saat merayap di tanah,
Aku mencium, Bau manis yang keras dari tumbuhan gurun
bercampur dengan bau busuk Hork-Bajir, aku bergerak ke ujung
serambi, menggunakan ekorku sebagai penyeimbang saat berjalan.
Aku menemukan Boomerang di bangku, Boomerang milik kakek
Yami yang diberikan padaku Aku menggapainya. Tangan depan
Kangguru sungguh mengagumkan, mirip tangan manusia, tanpa ibu
jari, tapi tetap lima, jari yang berkuku, aku memegang Boomerang
itu dengan satu tangan, Memasukkanya kedalam kantung diperutku.
Bummmph, Bummmpp, Aku melompat ke pasir.
BAB 22. Bummph, Bummph, Aku melompat diantara perumahan kecil ini, hidungku
berdenyit-denyit membaui nafas busuk dari taxxon yang dibawa
angin padaku. Salah satu Hork-Bajir melihatku, lalu Taxxon, satu persatu
Yeerks itu berhenti mengacau gurun dan menatapku.
Aku berdiri dihadapan mereka, berkedip, bersiap untuk
bergerak, Senjata api berhadapan dengan cakar.
Aku harus menunjukkan pada Yeerk bahwa aku ini bandit
Andalite, Bukan hanya kangguru yang salah tempat, Dan lalu aku
berlari secepat yang aku bisa untuk membawa mereka sejauh yang
kubisa. Bummph, Bummph, Bummph, Aku melewati ujung dari pemukiman dan menghadapi daerah
kosong dilangit pesawat blade menghilang.
Aku hampir seperti mendengar suara Rachel, "Ayo kita
lakukan, !" Dan Marco: "Apakah kau gila ?"
Mungkin, Jawabku diam. Tidak.
Aku melompat, Kakiku seperti pegas.
Bummph, Aku mendarat dengan kedua kaki.
Aku melompat lagi, Melompat tinggi rasanya aku punya tenaga
seperti mesin beroda delapan belas, Ekorku bergoyang kesana
kemari untuk menjaga keseimbanganku.
Taxxon dan pengendali Hork-Bajir mengejarku dibelakangku,
Aku berlari semakin menjauhi pemukiman, menjauh dari pohon
karet dan ibu Yami. Bummph, Bummph, Bummph, Tendon dipunggungku seperti terbuat dari karet, aku
mendarat dan karet itu mendorongku kembali ke angkasa, semakin
cepat aku melompat, semakin banyak energi yang kupunya. Aku
bisa melompat selamanya. TSSSEEEEWWW ! Hork-Bajir melompat maju kedepanku.
Aku berbalik. TSSSEEEEWWW ! Hork-Bajir dan Taxxon lainnya. aku mengerling, Taxxon
lainnya tepat didepan, Dia melata didepanku, kaki seribu-nya
mendorongnya sepanjang pasir.
Aku melompat !, Dia menerjang !, Ratusan kaki pencepit
taxxon, seperti capit lobster mengenai buluku.
Aku menamparknya dengan tapak kangguruku, pencepit
semakin menguat, menarikku mendekat, semakin dekat, Mata agaragarnya berkilat-kilat, Air liur meleleh keluara dari mulutnya, Gigi
tajamnya menggeram bersama seperti pisau pancung, dan hanya
seinchi dari leherku, Aku melompat kebelakang, tubuh kangguruku
didukung ekor dibelakangku dan aku menendang.
Thump ! Thwummp-Thwummp Otot ku yang berat dan padat karena telah melintasi gurun
pasir yang tandus sekarang kulepaskan pada Taxxon, Kaki
belakangku menyerang, lagi dan lagi, Aku mengiris-iris Taxxon itu
dengan cakar kuatku, Dia terjungkal kebelakang, Cairan lengket
dari taxxon meleleh ke pasir.
Lebih banyak Taxxon berhamburan kepadaku, Aku berbalik
dan melompat. Taxxon itu membiarkanku pergi.
Rasa lapar dari taxxon itu luar biasa mereka memakan
temannya yang terluka itu,, Yeerk didalam kepalanya tak berkuasa
untuk menghentikannya. Mereka mencabik-cabik badan taxxon
terluka itu, Taxxon yang terluka itu berbalik, dengan nafas
terakhir yang ada dia mengigit ususnya sendiri.
Yeerk itu telah menginjak-injak tanah Yami dan mengganggu
keluarganya. Sekarang aku sedang mengarahkan mereka ke lembah
terlarang leluhur mereka.
Pilihanku, Aku harus membawa mereka menjauh dari Yami dan
keluargannya sejauh mungkin.
Taxxon itu telah selesai memakan temannya. dan sekarang
mereka mengejarku lagi, Kebanyakan Hork-Bajir sudah ketinggalan
dibelakang, Gurun ini seperti Oven alami, bahkan saat matahari
terbenam . Tubuh Hork-Bajir yang berat tak bisa menahan panas.
Tapi mereka tetap bersenjata.
TSSSSEEEWWWW ! Pasir meledak dibawahku. TSSSSEEEWWWW! Semak-semak terbakar. Aku terus berlari. Tanah semakin menurun, kerikil semakin
menebal, didepan lembah terbentang.
Dan didepan itu, diantara ku dan air, satu gerombolan
binatang besar sedang bersantap di rerumputan.
Tidak !, Aku tak percaya ini, AKu membawa Yeerk tepat ke
gerombolan kangguru. Salah satu kangguru betina, menghampiri ku, Anaknya
terguncang-guncang di perutnya, Aku mengenalinya, Dia kangguru
yang telah kulepaskan dari pagar kawat itu.
Kembaran kangguruku. BAB 22. TSEEWWWW ! Sebuah kawah meledak di ujung lembah ini.
Kangguru berpencaran, melintasi rerumputan, Bummph,
Bummph, Mereka melompat ke segala arah, melompat maju
kedepan, mengelilingiku. TSSEEEEWW ! Seekor kangguru jantan terjatuh dekat kakiku, Bau bulu yang
terbakar memenuhi gurun ini.
AKu harus bebas, Yeerk sedang menembak apapun yang
bergerak, mereka tak tahu kangguru mana yang merupakan diriku !
Aku melompat menjauhi lembah, menuju gurun pasir.
Kebanyakan kangguru betina sudah bersebaran di tanah
lembah, tetapi yang jantan, Kangguru besar, tak bergerak secepat
yang betina, mereka dua kali lebih besar, dan dua kali lebih berat.
Dua dari mereka sedang bertempur dengan Hork-Bajir.
mencakar dengan kukunya saat Hork-Bajir itu menyabit dengan
pisau tajamnya. Yang lainnya sedang berbaring di reumput, tak
bergerak, Taxxon yang rakus mendekati kearahnya.
Salah satu kangguru jantan melompat kedalam air, yang
lainnya mengiku, dan lainnya juga.
Mereka terlihat seperti sedang kabur, membawa diri mereka
sendiri kedalam air karena panik. Taxxon mengejar mereka
kedalam air,Mereka tak tau bahwa Kangguru jantan itu sedang
membawa mereka kedalam jebakan.
Atau sedang mencoba begitu.
Aku berbalik kembali ke lembah, Kangguru jantan sedang
bertarung dalam pertempuranku, dan aku tak bisa membiarkan
mereka bertarung sendirian, Aku melompat kedalam air.
Kangguru yang kuselamatkan berdiri diujung karang,
Ucapku, dia menatapku, Dia memegang kantungnya , lalu berbalik
dan melompat pergi. Aku menendang-nendang di air yang dalam, seluruh tubuhku
mengambang diair kecuali pantatku, dan atasan kepalaku, mata,
telinga, dan hidungku, Kakiku yang kuat menendang terus,
bergerak di air hampir sama rasanya dengan di darat.
Lebih banyak Taxxon masuk ke lembah dibelakangku. HorkBajir mengikuti, mereka mendeburrkan air dengan tangan pisau
mereka, lalu mereka berhenti, Mereka tak bisa maju lebih jauh,
Badan mereka yang dirancang untuk menaiki pohon akan tenggelam
dilumpur dasar lembah, Jadi mereka lebih baik mengangkat Dracon mereka.
TSSEEWW ! buh Loooossshh !
Ledakan melewati kepalaku, panasnya terasa dikuping.
TSSEEWW ! buh Loooossshh !
Air mendidih disekelilingku.
Taxxon terus bergerak kearah kami, Tangannya yang
berwujud capit itu memudahkan mereka bergerak.
Taxxon itu menerjang, Kangguru itu menarik kepalanya
kebelakang dan memajukan cakarnya, menarik taxxon yang
mengambang itu kedalam air !
Seekor Taxxon mendatangiku, membuatku pergi ke sudut
karang, yang lainnya mengitari dan datang dari belakangku,
Cakarnya merenggutku depan belakang, Aku mencakar mereka dan
menendangnya sekaligus, Taxxon itu menarikku kebawah,
menenggelamkanku ! Aku bertahan untuk membuat wajahku tetap di permukaan
air, aku mundur, air memasuki telingaku, Mulut taxxon yang rakus
ada dibawahku, Telingaku masuk kedalam air, lalu mataku, mulutku,
satu-satunya yang tertinggal hanya ujung hidungku yang ada diatas
air. Taxxon itu menerjang, aku menendang, mereka menyabit, Air
disekitar kami bergejolak keras, Hidungku terbenam dibawah bau
busuk dari Taxxon itu, Taxxon itu ada diatasku sekarang,
menekanku kebawah, aku terbenam semakin dalam dan dalam saja.
Aku memberontak untuk membebaskan diriku, Capit Taxxon
mengenai buluku, menekanku kebawah, bawah tangan dan kakiku
sudah terbenam, Paru-paruku serasa terbakar.
Schhlllooomp. Schhlllooomp.
Aku menendang, Jari tengah kakuk masuk kedalam daging
lembut diperut taxxon itu.
Spuh---LLOOOOOOSSH. Taxxon itu meledak !, Meletus seperti Jerawat besar yang
dipencet paksa. Tekanan dari ledakan perut Taxxon menekanku naik ke
permukaan, Udara ! Aku menghisapnya dalam-dalam ke paruparuku. Taxxon lain datang berhampuran seperti belatung.
Aku menjauh dari mereka. TSSSEEEWWW-Buh-LLooooosssh !
Air bergejolak keras. Aku mengerling, Seorang Hork-Bajir membidik kepalaku.
TSSSEEEWWW-Buh-LLooooosssh !
Aku berkelit. TSSSEEEWWW-Buh-LLooooosssh !
AKu menyelam kedalam air.
Hork-Bajir itu mengangkat senjatanya lagi.
FFFFFwwwwpppppwpwpwp. Benda samar-samar lewat diatas kepalaku, Sebuah Boomerang
benda itu tersangkut di tenggorokan seorang Hork-Bajir.
membuatknya jatuh kererumputan. Leher ularnya sudah terpotong
setengah oleh Boomerang itu.
Aku berbalik, Yami dan pamannya ada diatasku, Sedang
merangkak di batu karang,
BAB 23. FFFFwwwwppwpwwp. FFFFwwwwppwpwwp.
kaum pria dari pemukiman itu melemparkan banyak
boomerang. Thup. Thup. Dua lagi Hork-Bajir yang jatuh.
"Harr gurfass!" Seorang Hork-Bajir mengarahakan tangannya
ke tebing diatas. Yang lainnya mengangkat Laser Draconnya.
lembah. FFFFwwwwppwpwwp. FFFFwwwwppwpwwp.
Hork-Bajir lainnya terjatuh.
TSSSEEEWWW ! Laser Dracon itu meledakkan gua di dinding tebing..
Aku menendang-nendang hingga ke tepian, Aku harus
menunjukkan pada Visser Three bahwa aku bandit Andalite, Aku
harus mengarahkan meraka menjauhi keluarga Yami.
Kangguru lainnya berenang melewatiku. Mereka telah banyak
mencakari Taxxon hingga Taxxon itu terpotong-potong. Dua atau
tiga Alien Taxxon yang tersisa lebih sibuk memakan taxxon lainnya
yang telah mati. Kangguru jantan menuntun ke tepian dan
melompat ke gurung pasir.
AKu menaik dari air ke tebing.
TSSSEEEEWWWW! Dinding batu meledak diatas kepalaku, AKu berkelit, Satu
Hork-Bajir menerjang ke arahku.
"Ruff ! Grrrrr !"
Anjing ! Tjala melompat dari tebing dan menerjang HorkBajir itu, Hork-Bajir itu berputaran,.
Hork-Bajir itu mengarahkan Draconnya pada Tjala, Aku
melompat dengan bantuan ekorku lalu menendangnya, Tulang
bertemu Pisau tajam Hork-Bajir.
TSSSSEEEEWWW. Laser Dracon itu menghantam gurun.
AKu terjatuh ke pasir, Ekorku yang kugunakan menendang
Hokr-Bajir tadi sekarang terbaring di Pasir terbelah dua,
terpotong oleh pisau di sikunya, Tulang dari ekorku menonjol
keluar. Hork-Bajir itu berbalik, Menatapku penuh rasa nyeri,
mengatur senjatanya ke level Max lalu membidik padaku.
"Grrrrrrrrr." Tjala melopat, Hork-Bajir itu menembak, Tjala menggigit
bagian atas senjata itu dengan mulutnya.
TSSSEEEEWW !. Anak pohon disebelahku terbakar, Hokr-Bajir tadi terjatuh,
Laser Draconnya tercecer ke pasir,
Tjala berbalik, Memperlihatkan Giginya.
"Grrrrrr." Dia menerjang, Ingin mengoyak-ngoyak tubuh Hork-Bajir itu,
Dia mengincar tenggorokan, Cakarnya mengenai leher Alien itu.
Kepala Hork-Bajir itu digerakkan ke kiri kanan, mencoba
mengalihkannya dari gigitan Tjala, Pisau di pergelangan tangannya
disabetkan seinchi lagi dari punggung Tjala.
Animorphs - 44 Tak Terduga di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hork-Bajir itu berputar, menekan Tjala dengan lengannya.
Menangkap kepalanya. Pegangan Tjala lepas dan dia terjatuh ke
pasir, Hork-Bajir itu berdiri, menyapukan tangannya keleher dan
melihat darah yang ada disitu.
Tjala mengonggong. Hork-Bajir itu berdiri diam, Menatap
Tjala, lalu tangannya yang berdarah.
Hork-Bajir itu berbalik dan lari kabur.
Tjala mendekatiku, menjilati badanku dan mencium-cium
ekorku yang berdarah.
Aku berjalan diatas rerumputan dan bergerah kearah batu-batu
besar di tebing. Bzzzzzzzzzzzz. dengungan pelan, hampir seperti nyamuk. berdengung di jarak
dekat. Tjala mengonggong kearah langit, aku membalikkan
kepalaku, Kilauan perak terlihat sebentar di langit, lalu yang
lainnya lagi. Aku melihat adanya dua pesawat turis menuju kearah
kami. Visser Three pasti sudah melihat mereka, Melalui bahasa
pikirannya yang terdengar dimana-mana dia berteriak < Pesawat
manusia mendekat, mundur, SEKARANG ! masuk ke pesawat dan
bersihkan kekacuan ini, Pilot manusia itu tak akan melihat
kekacauan karena perang ini,>
Langit terang, dan bagian bawah Pesawat Blade kelihatan.
Pintunya terbuka, Hork-Bajir berlarian kedalam pesawat. Shaft
dibawah mengangkat mereka naik keatas.
Dua sinar ditembakkan dari pesawat itu memeriksa lantai
gurun. Menembak tiap sisa pertempuran tadi.
Semua bukti dari adanya Yeerk menghilang,Dracon tangan,
Hork-Bajir yang tewas, tubuh taxxon yang mengambang. semuanya.
Shaft itu naik ke pesawat. Langit berdesir, lalu pesawat itu
menghilang, semua sisa yang ada hanyalah kawah yang hancur dan
lusinan boomerang yang bertaburan.
Yami dan pamannya bersorak. Tjala menggonggong dan berlari
kearah mereka. Dua pesawat turis berputaran diatas. Kedua pilotnya
memiringkan sayapnya dan terbang keatas.
Aku terjatuh di samping batu besar.
"Cassie, kau harus demorph secepatnya,"
yang keras. Kaki, Kaki seperti anjing yang terbuat dari logam. Aku
menatap ke atas. Seorang Chee ada disampingku. Aku mengenali
Chee ini.
"Ya." Terang sebentar dan hologram manusia muncul ditempat
ini, "Aku menyusup kedalam pesawat Blade, Aku kesini untuk
membawamu pulang,"
"Rumah," Suara Lourdes terasa nyaman, dia akan membawaku
pulang, Aku akan aman, "Teman-temanmu telah mencarimu
sepanjang hari. Kau memilih tempat yang bagus untuk
bersembunyi. Aku membuka mataku
"Dokter terbang, Okay, aku akan mengurus itu, Kau harus
morph balik, Aku sudah membesarkan jangkauan Hologram batu
ini, tak ada seorangpun yang bisa melihatmu."
Aku mengangguk dan menutup mataku.
BAB 24. "Kau menggagalkan perlindung pelangganmu bukan, Cassie,?"
Rachel meletakkan tasnya keatas meja.
Kami berada di The Garden, kombinasi dari alam liar dan
taman bermain dimana ibuku bekerja. Aku dan Rachel baru keluar
dari Toilet, Jake, Marco, Tobias, dan Ax menuggu diluar. Tobias
dan Ax morph jadi manusia, Alis mata ax terbenam dalam kotak
popcorn. Rachel duduk di bangku sebelah Tobias, "Bisa kau bayangkan
bagaimana senangnya kau saat Cassie, Cassie kita, berkata ingin
pergi berbelanja.?" Marco mengangguk, "Kau terbayang akan menawar harga di
mall, bukan " "Tepat ! kau lihat, ?" Dia berbalik padaku, "Bahkan Marco
paham," Dia menggoyangkan kepalanya. "Tapi, tidak, Cassie
menyeretku ke kebun binatang, KEBUN BINATANG dimana ada
toko hadiah yang isinya Kartu Pos. SEBUAH KARTU POS. Cassie,
membeli kartu pos di kebun binatang itu bukan berbelanja, katakan
itu padaku sekarang, Kartu Pos, kebun binatang, Bukan Berbelanja.
Aku mengangkat bahu, berharap untuk terlihat biasa, dan
duduk disebelah Jake. Dia mencelupkan gorengan itu pada kecap, "Kartu pos
bagaimana ?" Aku tahu dia akan bertanya padaku, Aku tersenyum, seperti
biasanya, dan mengambil sesuatu dari tasku, "ini hanya sesuatu
yang kuinginkan," Aku menatap kebawah untuk memastikan aku
mengambil kartu yang pas. "Pengingat."
Aku memegangnnya, Ini Kangguru merah, Induk dengan anak
di kantungnya. "Hey !" Marco bergerak dan mengambil kartu itu dari
tanganku "Ini Cassie dalam kehidupannya yang lain, Melompatlompat seperti Kangguru-Cassie."
"Yeah," Tobias tersenyum padaku, senyum yang aneh,
Senyuman lelaki elang tanpa kedip. "Satu-satunya tempat dimana
dia tak butuh kita semua," Satu-satunya tempat dimana dia
sendirian bisa mengalahkan makhluk alien dari sini hingga Sydney."
"Sydney !" Aku memukul kepalaku, "Tentu saja, SYD."
Rachel menatap ku, "SYD?"
AKu mengangguk,"Semua tas di bagasi berlabel SYD, aku tak
itu apa, Duh, rupanya mereka terbang ke Sydney, Australie,"
"Baiklah, Ya, " Ucap Tobias, "Mereka kesana, untung saja tak
semuanya pergi kesana,"
"Ya, Cassie," Ucap Marco sembari memasukkan Nacho ke
mulutnya, "Ada lelaki tua Austalia menawarkan hadiah untuk
informasi yang mengarah ke penahanan dan hukuman tentang
seseorang yang bertanggun jawanb akan sweater dan dua botol jus
premnya dari tasnya." Dia mengelap keju di dagunya, "Kau tak tau
apapun tentang itu bukan," Aku sedang berpikir kita mungkin
punya kesempatan nyata untuk dapat hadiah uang."
"Apa yang sedang dia lakukan." Rachel membeku menatap Ax,
yang sekarang sedang bersandar di kusinya dengan kotak popcorn
kosong di mukanya. "Kau pikir apa yang sedang dilakukannya,?" Maro menarik
kotak itu, "Ax-man, tempat makanan bukannya makanan, Ingat.?"
Ax menghisap mentega dari jarinya, "Untungnya aku tak
dalam wujud morph lain, atau aku bisa meraih sedikit garam disana
dengan lidahku." Marco memutar bola matanya, "Aku akan membelikanmu
sekotak lagi, dan sekarang bersihkan mukamu," Dia melemparkan
serbet pada Ax, "Apakah aku perlu mulai membawa pengelap bayi
untukmu,?" Aku menatap Marco dan Ax berjalan ke penjual makanan.
Tarik nafas dalam-dalam. "Aku sedang membayangkan?"aku tak
bahkan tak yakin aku ingin menanyakan ini, "apakah ada yang tahu,
maksudku apa ada yang lhat---"
"Apa yang terjadi dengan marinir itu?" tanya Jake.
AKu mengangguk, "Yeah, Bagaimana kau bisa--?"
Dia menganggat bahunya,"Aku tahu kay, Cassie, lagipula,
Berita resmi daru UA, Unauthorized Absense. Korps Marinir
mengatakan bahwa dua marinir membajak truk lapis baja yang
berisi riset penting departemen pertahanan."
"Tejemahkan jadi rongsokan Bug fighter," Ucap Tobias,
"Benar," Jake setuju, "Marinir, truk dan lelaki yang
seharusnya mengemudikan truk semuanya menghilang di
pegunungan, Marinir membuang pengemudi truk lapis baja itu di
tempat parkir yang sering dilewati turis."
"Kebohongan dunia yang besar," Ucap Rachel.
"Dan tak seorang pun yang pernah melihat marinir dan truk
itu lagi, " erang Jake, "Jadi , aku rasa bahwa NASA maupun Yeerk
tak memiliki pecahan itu, "
Dia tersenyum padaku, Dia berduduk dengan satu tangan
memegang kola, dan sekarang di meletakkannya di meja sehingga
jari jarinya menyentuhku, Dia menatap mataku, Sedikit rambut
jatuh di alisnya, "Kecuali kau sekarang kembali, Cassie, jadi kita
menang, Benar-benar menang,"
Aku membalik tangannya dan mengenggamnya, dia
menggenggam balik. Dia menatap Rachel dan Tobias.Lalu mendekat padaku dan
merendahkan suaranya, "Aku berharap kita bisa hangout, kau tahu,
untuk berbicara," "Bicara?" Rachel memutar bola matanya, "Puh-leez (pelesetan
dari Please, Di ingin memberikan ciuman hangat padamu, Kau
seharusnya melihat dia,, dia seperti zombie selama kau hilang, "
Aku tersenyum pada Jake, "Zombie, " benarkah,?"
Jake menatap Rachel dengan kesal, lalu menatap kentang
gorenya, "Tergantung pada pemahamanmu pada zombie,"
"Bagaimana penjelasanmu," Ucap Tobias, "Seseorang yang tak
bisa makan, tak bisa tidur, menghabiskan setiap menitm malamnya
keluar dan mencari di bandara dan semua tempat Yeerk
mengumpul, dengan hanya satu kata yang bisa didengar, "Aku harus
menemukan dia," Jake memutar bola matanya, "Okay, jadi aku zombie,"
Doa menatapku dan tersenyum, sedikit rasa bersalah masuk
kedalam tenggorakanku saat jake memeriksa setiap pojok kota
untuk mencariku sedang aku lagi mempelajari bagaimana cara
melempar Boomerang dari orang lain, Orang macam apa aku ini,"
Aku menatap Jake. Marco, dan Ax sedang melambaikan tangan
pada kami. dan menurunkan makanan asin yang penuh garam.
Marco meletakkan beberapa piring Nacho di meja, Dia
menatap Jake, lalu aku "Uh, saat senangnya sudah selesai " sebab
beberap orang dari kita ingin makan,"
Ax mengangkat pos kangguru dari meja , hingga dia bisa
meletakkan popcorn dan bunga bawangnya.
"Cassie, senang melihatmi kembali, " Ucapnya, "Erek hologram
nya sangat bagus, tapi aku tak ingin mengambil tempatmu,"
Aku tersenyum. "Terima kasih Ax, dan berbicara tentang
Erek, lain kali dia mengisi jawaban pada soal aljabarku, dan
sekarang orang tuaku menganggap bahwa aku seorang jenis dalam
matematika, Ibuku ingin memajukanku pada program percepatan
semester depan. dia berkata bahwa aku harus memajukan potensi
itu." "Ibumu bahkan tak bisa membayangkan bagaimana luasnya
potensimu itu, " Komentar Rachel.
Ax memperhatikan kartu pos itu ditangannya. "KAu menjadi
hewan dengan dua kepala.?"
"Tidak, Ax, yang satu lagi kepala anak kangguru, lihat, "
Ibunya membawa dia didalam kantongnya, kau tahu, sama kaya
kantong bajumu." "Bayi didalam kantong, " Ax menatap kartu pos itu, lalu
menyerahkannya padaku, "Apakah itu berguna,?"
"Sangat berguna, Ax." AKu memasukkan kartu pos itu kedalam
kantong bajuku,diatas kartu yang lainnya, yang membuatku
kesusahan mencari-carinya, sampai-sampai aku membongkar rak
itu, tapi akhirnya kutemukan juga, Seekor burung Osprey dalam
penerbangan penuh. Kemudian,aku menulis alamatnya saat aku ada didalam toilet
menunggu Rachel, : Piti Spring Community, Nothern Territory,
Australie. Aku tak menanda tanganinya. Yami pasti tahu, Aku harus
mengirimnya dari bandara, AKu merasa pos di bandara sangat
anonim, tak terlacak, bahkan bagi Visser Three,
Pesannya singkat saja, : Jangan Khawatir.
SELESAI. Selesai 01-07-2016 11.13, BBSJ
Kemelut Di Majapahit 19 Jago Pedang Tak Bernama Bu Beng Kiam Hiap Karya Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah 3