Aku menghantamkan tempat sampahnya ke dinding dan berbalik untuk lari ke
dalam lagi. Aku memutar gagang pintunya. Tidak bergerak. Aku terkunci di
lorong!
85 | A n i m o r p h s # 3 5
kurasa disanalah kami. Menebak di mana kutu berada sama akuratnya dengan
menembakkan pistol Nerf27 tanpa melihat.>
BamBamBam! "Hei! Buka pintunya! Aku terjebak di luar sini!"
Tidak ada yang terjadi! Aku harus masuk ke dalam. Lewat pintu depan. Tak ada
jalan lain. Aku berlari menyusuri lorongnya.
Menyusuri lorongnya. Melompati kucingnya. Terpeleset. Bangkit, lari!
Memutari sudut. Pintu masuk hotel sudah di depan. Aku terengah-engah.
"Tidak, dasar idiot, jangan bilang begitu padanya! Jangan bilang "bersihkan!?"
Aku berteriak pada si penjaga pintu berseragam.
Aku melewati si penjaga pintu yang kebingungan. Berjalan melewati lobi yang
berkarpet merah. 27 Pistol mainan 86 | A n i m o r p h s # 3 5
dan marah.>
Wham! Melewati pintu ruang perjamuan, paru-paru sesak karena butuh udara.
Aku melompat ke atas salah satu kursi kosong, mencoba melihat melewati
kepala orang-orang. Disana, di panggung, sekitar tiga orang dari Tennant, adalah Ax. Wajahnya
terlumuri Thousand Island dressing28 berwarna oranye. Helaian selada menempel
di dagunya dan menghiasi bagian depan jaket seragamnya.
Selama aku menatap semua itu dengan keputusasaan dia telah meraih piring
lainnya. Aku berlari. Seperti siapa itu namanya yang ada di The Bodyguard. Seperti Glint
Eastwood di filmnya tentang Agen Rahasia. Aku berlari, mendorong, menerobos.
Ax menarik piring tadi dari tangan seorang wanita. Piring itu terlepas tiba-tiba.
Sisa-sisa salad beterbangan. Tepat ke arah William Roger Tennant.
Tennant tersentak. Ax menjilati piringnya, lidahnya memanjang maksimal. Kemudian dia berpindah
ke meja orang selanjutnya. Dia meraih piring Tennant.
seolah-olah semuanya berjalan dengan sangat sempurna.
Aku hanya berjarak beberapa kaki, melompat-lompat mengitari panggung.
28 Thousland Island adalah dressing salad yang dibuat dari mayonnaise, saus tomat, telur ayam, dan berbagai
sayuran yang dicincang kecil-kecil, biasanya acar timun, bawang, paprika, dan zaitun. Dressing ini selain digunakan
dalam salad juga dioleskan pada roti sandwich. (sumber: Wikipedia)
87 | A n i m o r p h s # 3 5
Ax mengambil piring Tennant. Tennant menahannya.
"Aku belum selesai, anak muda," katanya.
"Kau harus memberiku piringnya." Ax menarik piringnya dan di waktu yang sama
mengulurkan tangan penuh kutunya untuk mendorong Tennant duduk kembali
ke kursinya.
Aku cukup dekat untuk mendengar Tennant menggeram, "Aku akan
menendang-" Aku memegang Ax dengan kedua tanganku. Menahannya dan berteriak, "Sir,
kami sebenarnya bukan busboy, kami cuma fans berat Anda, bisakah kami
mendapatkan tanda tangan?"
88 | A n i m o r p h s # 3 5
Kami mendapatkan tanda tangannya. Sungguh mengherankan melihat orangorang bisa menerima apapun kelakuanmu jika kau menyanjung mereka.
Kemudian kami berusaha keras untuk berbaur dengan keramaian. Sebenarnya
mudah, kalau saja Marcel tidak disana, mencari-cari kami.
Kami melepas seragam kami. Aku melihat sekeliling dengan bingung. Kursi
kosong! Hanya satu, tapi itu cukup.
"Bolehkah kami bergabung?"
Meja itu penuh dengan orang-orang tua dalam jas atau gaun, tergantung. Salah
satunya mungkin saja adalah walikota kami. Aku tidak yakin.
"Hanya ada satu kursi."
"Tidak apa-apa, kami teman yang sangat akrab." Aku duduk dan menarik Ax ke
atas pangkuanku. "Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan, kami persilahkan tamu kehormatan kita,
pembawa acara Contact Point, dan penulis dari beberapa buku dengan penjualan
terlaris " William Roger Tennant!"
Para tamu berdiri dari kursinya dan bertepuk tangan dengan antusias. Si
pembawa acara menyingkir dan Tennant mendekati podium.
"Terima kasih," katanya, tersenyum penuh pesona dan mengangkat lengannya
seolah-olah ingin memeluk semua penonton. "Terima kasih banyak."
"Sungguh Anda semua adalah orang-orang yang menakjubkan," William Roger
Tennant menghela napas ketika tepuk tangan mulai mereda. "Aku benar-benar
89 | A n i m o r p h s # 3 5
merasa terhormat untuk menerima Solid Citizen Award ini. Kalian tahu, banyak
orang yang bertanya bagaimana aku bisa begitu sukses di bidangku," Tennant
memulai. "Aku memberi mereka semua satu kata sebagai jawaban."
"Dan satu kata itu adalah-"
Dia berhenti di tengah kalimat. Matanya berkedut. Bibirnya memberengut.
"-cinta," akhirnya dia mengatakannya.
"Katakan kalau mereka berhasil," bisikku.
"Butuh rasa cinta yang begitu besar untuk menguasai bidang apapun," William
Roger Tennant melanjutkan dengan menggertakan giginya. Matanya
membelalak. Sebuah urat nadi muncul di dahinya. Keringat mengalir di pipinya.
"Kalian harus mencintai apa yang kalian lakukan, dan mencintai orang-orang
yang menjadi alasanmu melakukannya."
"Dia mengejang," bisikku.
"Cinta adalah dasar utama dari filosofi saya," Tennant berkata lantang. Dia
berhenti dan menarik napas panjang. Menggaruk puncak kepalanya dengan jari
90 | A n i m o r p h s # 3 5
kelingkingnya, dengan sangat lembut. Ketegangan di wajahnya mulai
menghilang. Matanya berhenti berkedut. Alisnya mengendur.
"Sudah jadi tujuan saya untuk membagi filosofi saya ini pada dunia. Dan
sambutan dari orang-orang seperti Anda yang ada di ruangan ini telah
menunjukkan kepada saya bahwa pesan yang saya bawa memiliki manfaat."
"Mereka pasti berhenti," kataku. "Katakan pada mereka untuk terus menggigit!"
Istri pak walikota menatapku tajam dan lama. Aku membalasnya dengan
senyuman.
"Jika kau benar-benar percaya pada sesuatu," Tennant melanjutkan,
menunjukkan ketegangan yang semakin berkurang pada setiap katanya, "kalian
harus bersedia untuk mengorbankan segalanya, untuk bisa memikul apapun,
untuk bertarung melawan musuh-musuh terberat, tidak peduli besar atau kecil.
Kalian harus bersedia untuk tidak akan pernah menyerah, tidak akan pernah
mengaku kalah, sampai pertarungan dimenangkan. Pertarungannya, nyonyanyonya dan tuan-tuan, pertarungan" untuk cinta! Nyonya-nyonya dan tuantuan, terima kasih sekali lagi untuk kehormatan ini. Selamat malam."
Ruangan itu dipenuhi suara riuh tepuk tangan. Cahaya-cahaya kamera
berkelibatan. Para penonton berdiri dari kursinya.
Tennant bergegas menuruni panggung. Berjalan melewati kerumunan yang
memujanya, tersenyum dan melambai.
"Terima kasih, William Roger Tennant!"
"Kami mencintaimu, William Roger Tennant!"
91 | A n i m o r p h s # 3 5
Ax menatapku. "Misi ini tidak berhasil."
"Tidak. Memang tidak. Sekarang pergi dari pangkuanku."
Tidak berhasil bisa dibilang kata-kata yang meremehkan. Yang lain sama sekali
tidak menyadari seberapa buruk keadaan sebenarnya. Tidak ada yang tahu selain
diriku sendiri tentang morf kacau tadi.
Kami menuju pintu keluar. Aku tidak bisa keluar dari sini cukup cepat.
di atas kepala Tennant.
Menyebalkan" Tidak. Tidak akan berhasil.
Atau bisa saja" 92 | A n i m o r p h s # 3 5
Ayahku belum pulang saat aku sampai di rumah. Aku merasa lega. Aku bahkan
tidak peduli jika ia sedang pergi bersama si wanita tua Robbinette itu. Suasana
hatiku benar-benar sedang sangat buruk.
Cukup buruk karena gagal membuat Tennant lepas kendali. Lebih buruk karena
aku masih belum bisa menguasai morf-ku. Yang artinya aku belum bisa
mengendalikan pikiranku. Aku menonton beberapa acara TV. Aku online internet, masuk ke chat tentang
musik, dan berakhir dengan mengatai semua orang dengan sebutan tolol. Aku
gemetar ketika akhirnya aku menekan tombol "sign-off".
Kue. Aku butuh beberapa kue.
Aku pergi ke dapur. Aku menemukan kemasan Pepperidge Farms29 yang tinggal
setengahnya. Aku menuang susu.
"Kau tahu?" Aku memberitahu si karton susu. "Aku tidak peduli jika William
Roger Tennant merekrut orang untuk The Sharing. Jika mereka sebodoh itu,
lupakan saja mereka. Kenapa aku harus membuat diriku terbunuh hanya untuk
mereka?" Si karton susu tidak memberikan respon langsung. Mungkin si karton sedang
memikirkan hal itu. Aku pergi ke ruang tamu, berbaring di sofa, dan menyalakan TV-nya lagi.
Bel rumah berbunyi. "Oh, man, jangan sampai itu adalah orang jual koran atau apalah itu," gumamku
sambil berjalan ke pintu dan membukanya.
29 Nama bakery/perusahaan kue dan roti.
93 | A n i m o r p h s # 3 5
"Cassie?" "Hai. Boleh aku masuk?" Dia tidak menungguku menjawab melainkan langsung
masuk begitu saja melewatiku.
Aku mengikutinya kembali ke ruang tamu. Dia mematikan TV-nya dan
memandangku dengan penuh harap.
"Apa?" "Kau bisa menawariku kue."
Aku mengulurkan kemasan kue tadi padanya.
"Ada sesuatu yang mau kau katakan padaku?"
"Tidak." "Jadi kenapa kau disini?"
"Aku disini untuk mendengarkanmu."
Aku tertawa. "Apa, jadi sekarang kau ini psikiater?"
Dia mengangkat bahu. "Kau yang bilang sendiri: Kita tidak bisa begitu saja pergi
ke konselor, kan?" "Dengar, aku baik-baik saja."
"Tidak, kau tidak baik-baik saja," katanya. "Jake percaya, Rachel percaya, tapi
aku tidak. Ada yang salah. Aku mendengarnya dari bahasa pikiranmu. Kau
melakukan morf yang kacau lagi."
Aku duduk. Aku yakin aku berhasil menutupinya. Aku yakin. Tapi tentu saja ini
adalah Cassie. Cassie yang tahu apa yang dirasakan seseorang sekitar lima menit
sebelum orang itu mengetahuinya.
"Apa kau bilang pada Jake?"
"Tidak. Dan tidak akan."
94 | A n i m o r p h s # 3 5
"Kenapa tidak" Apa yang terjadi dengan "masalah ini menjadi urusan
semuanya?"" "Karena aku ingin kau tahu kalau kau bisa mempercayaiku. Cukup untuk bisa
diajak berbicara." Aku baru sadar aku memantul-mantulkan kakiku dengan gugup. Aku
menghentikannya. "Dengar, kau sungguh baik, tapi-"
"Aku tahu semua tapinya: Kita semua tertekan, kita semua sama-sama sedang
bertahan mati-matian, dan selain itu, kau adalah cowok, dan "peraturan cowok"
adalah kau tidak akan pernah bercerita tentang perasaanmu."
Aku menyambar kuenya kembali dari tangannya. Dia mengambil susuku. "Siapa
yang memberitahumu tentang "peraturan cowok"nya" Itu top secret."
"Marco, aku memiliki kedua orangtuaku di rumah bersamaku. Mereka sama
sekali tidak tahu tentang Yeerk atau tentang kita, tapi aku memiliki mereka, dan
aku tahu mereka menyayangiku, dan mereka akan ada disana ketika aku pulang.
Jake juga sama. Orangtua Rachel sudah bercerai tapi-"
"Dan lihat seberapa sehat kejiwaannya," kataku sambil tertawa.
"Rachel memiliki ibunya, dan dia rutin mengobrol dengan ayahnya, dan dia
memiliki adik-adiknya, dan dia memilikiku. Tapi Marco, selama dua tahun setelah
ibumu meninggal, atau paling tidak semua orang berpikir kalau dia meninggal,
ayahmu benar-benar terpukul. Kau menjadi kepala keluarga. Tidak satu
orangpun yang ada disana untuk menjagamu."
"Aku menjaga diriku sendiri."
Cassie duduk di sampingku. Dia menaruh tangannya di lenganku.
"Cassie, apakah Jake tahu kau sedang menggodaku?"
Dia mengabaikan usahaku untuk bercanda. "Dan kemudian kita mengetahui
kalau ibumu masih hidup. Hanya saja dia bukan ibumu lagi. Tubuhnya telah
diambil alih oleh Yeerk. Dan dia adalah musuh. Marco, di dalam bulan-bulan yang
95 | A n i m o r p h s # 3 5
mengerikan itu, kau telah melalui masa dimana kau mempercayai ibumu sudah
meninggal dan kemudian hampir bisa dibilang mencoba membunuh dan
menghancurkannya." "Dan kau pikir mungkin itu bikin tertekan?" kataku datar.
Animorphs - 35 Tawaran The Proposal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kurasa itu akan membuat sebagian besar orang hancur," katanya. "Misi
melawannya dan Visser Three waktu itu, kau telah menjebaknya untuk
menjatuhkannya. Kau sangat berperan dalam membawa Visser One, ibumu, ke
dalam jebakan yang-"
"Diam! Diam!" Aku bangkit dari sofa. Aku menutup telingaku dengan tangan. Bodoh. Aku
menurunkan tanganku. Tanganku gemetaran. "Dengar, Cassie?" Aku mulai
berkata dengan ketenangan yang dilebih-lebihkan. Tapi kemudian aku lupa apa
yang ingin kukatakan. Aku bisa melihatnya. Di puncak gunung itu. Ekspresi wajahnya yang tiba-tiba
tersadar bahwa akulah yang membawanya kesana. Marco. Aku. Anaknya. Induk
semang anaknya. Bukan prajurit Andalite yang bengis tapi anaknya sendiri"
Pasukan Visser Three dan pesawat-pesawatnya mendekat. Jurang sebagai jalan
keluarnya. Jatuh. Dan kemudian, Rachel mendekatiku dan berkata bahwa tubuhnya tak dapat
ditemukan. Bahwa mungkin saja dia masih hidup.
Dan Rachel sangat mengerti bahwa dia tidak mengatakan itu untuk menghiburku
karena akan jauh lebih baik untuk tahu, tahu dengan pasti apapun itu, bahkan
lebih baik untuk tahu sesuatu yang mengerikan, selama siksaan dari
ketidakpastian sudah berakhir"
"Apa yang kulakukan?" bisikku.
96 | A n i m o r p h s # 3 5
"Kau berada di dalam peperangan, Marco. Kau memang disini, di ruang tamumu,
makan kue dan nonton TV dan pergi ke sekolah tiap Senin, tapi kau berada di
peperangan. Hal-hal buruk telah terjadi padamu."
"Tobias tidak terpengaruh. Ax tidak terpengaruh. Lihat mereka, mereka berdua
sendirian. Oh Tuhan, Tobias bahkan bukan manusia lagi."
"Marco, kau tidak tahu apa yang telah mereka alami. Mereka tidak pernah
memberitahumu." "Peraturan cowok," kataku.
"Ini tidak ada hubungannya dengan yang mereka rasakan, kau tahu kan" Kau
harus menerima apa yang kau rasakan."
"Aku merasa kau minum susuku."
Cassie menundukkan kepalanya. Ia terlihat pasrah. Mungkin saja. Aku merasa
begitu. Aku merasa tidak enak, sepertinya aku telah membuatnya kecewa. Dia
sudah datang kemari, secapek apapun dia, dia datang untuk mencoba dan
membantu. "Aku merasa lebih baik," kataku.
Cassie memutar bola matanya. "Dengar, Marco, jangan cerita padaku kalau kau
tidak mau. Bahkan jangan bicara pada Jake sekalipun dia adalah sahabatmu. Jika
kau harus menyimpan semua perasaanmu, kurasa memang itulah kau. Tapi
paling tidak kau harus jujur pada dirimu sendiri."
"Oke," kataku sekenanya. "Akan kulakukan."
Dia berdiri, menghela napas, dan menuju pintu. Kemudian dia berhenti. "Kau
tahu, di klinik, kami selalu mendapatkan hewan-hewan yang sakit atau terluka
karena manusia. Karena orang-orang brengsek yang menembaki mereka tanpa
alasan, atau mencoba membakar mereka, atau apapun itu. Dan biasanya aku
menjadi sangat marah. Aku membenci orang-orang itu. Dan aku merasa aku
hanya membuang-buang waktuku karena, kau tahu, akan selalu ada orang-orang
97 | A n i m o r p h s # 3 5
brengsek yang memiliki pistol. Aku mengamuk karena hal itu. Tapi ayahku
bilang, "Hadapi apa yang terjadi.?"
Aku bingung. "Apa artinya itu?"
"Artinya, hewan-hewannya terluka. Rawat hewannya." Dia berbalik kembali ke
arahku dan meraih tanganku. "Atau untuk kasusmu, Marco, artinya adalah Yeerk
ada disini, ibumu adalah Visser One, dan ayahmu kesepian. Tidak satupun dari
semua itu seharusnya terjadi. Tapi semua itulah yang terjadi."
98 | A n i m o r p h s # 3 5
Washington siap melawan siapapun itu yang ia tendang">
Setiap otot di tubuhku terasa hidup, bersemangat, ingin sekali berlari, melompat,
menyerang! Aku punya kuku panjang dan gigi tajam, khusus didesain untuk
mengoyak-ngoyak mangsa. Aku memiliki tubuh yang bisa berlari nonstop selama
berjam-jam. Bahkan tanpa merasa lelah!
Bukan berarti aku perlu diberitahu. Pendengaranku yang tajam bisa
mendengarnya dengan baik, bahkan di tengah raungan ombak. Hidungku, ribuan
kali lebih sensitif dari manusia manapun, telah menangkap aromanya segera
setelah ia keluar dari pintu depannya.
Aku mendengar suara familiar kunci yang diputar, suara derit engsel ketika
pintunya terayun terbuka. Hidungku dipenuhi oleh baunya, sangat kuat, sangat
familiar. Hanya saja kali ini ada bau lain yang menambah bau campuran sabun,
deodoran, dan detergent pakaian yang biasanya.
30 Sitting Bull bernama asli Tatanka Iyotake merupakan ketua Pribumi Amerika kelompok Hunkpapa Sioux, yang
th mengetuai 3500 pejuang Sioux dan Cheyenne menentang Pasukan Berkuda AS ke-7 (US 7 Cavalry) di bawah
George Custer dalam Pertempuran Little Bighorn pada 25 Juni 1876.
31 Jenderal Schwarzkopf menjabat sebagai Kepala Komando Pusat AS. Dalam Perang Teluk, ia berperan besar
dalam menjalankan Operation Desert Storm yang bertujuan memukul mundur Pasukan Irak (dipimpin Saddam
Hussein) dari wilayah Kuwait yang merupakan sekutu Amerika.
99 | A n i m o r p h s # 3 5
Ketakutan. Bau yang jauh lebih kuat ketimbang Right Guard atau Old Spice32. Itu adalah bau
yang kusukai. Bau yang menjadi tujuanku hidup. Bau yang menarikku seperti hiu
tertarik pada darah. Geraman muncul dari dalam tenggorokanku, peringatan yang dilakukan secara
naluriah dan tanpa sadar kepada mangsaku yang berarti: "Aku akan datang
padamu."
Menahan keinginan untuk menyerang, aku tetap meringkuk di dalam semaksemak tepat di luar gerbang.
SLAM! Gerbang menutup di belakangnya. William Roger Tennant berangkat
menuju pantai, jogging dua kali lebih cepat dari biasanya. Lumayan cepat.
Tapi sama sekali tidak cukup cepat. Aku melesat keluar dari semak-semak. Aku
telah menerjangnya dalam hitungan detik.
Aku memiliki kaki-kaki yang kuat untuk berlari dan melompat. Aku punya kukukuku dan gigi yang bisa merobek seorang pria. Tapi itu semua tak ada artinya
dibandingkan senjata paling mengerikan yang kumiliki.
Suaraku. "Arararararararararararararrrrrrrrr!" Aku menggonggong.
Dia mempercepat larinya. Tapi dia tahu dia tak akan selamat. Bau ketakutannya,
semakin kuat sekarang, menuntunku seperti peluru kendali.
Aku menerjangnya. Tiga kaki dari tanah! Aku menggigit kaosnya dengan rahang
besiku dan bertahan, membuat gerakan berenang dengan kakiku sehingga
kukuku bisa mencakar kaki dan tangannya yang telanjang.
32 Right Guard dan Old Spice merupakan merek deodoran pria.
100 | A n i m o r p h s # 3 5
"Bodoh-!" Tennant menjerit. Diikuti dengan kata-kata lain yang tak bisa kuulang.
Dia sepuluh kali lebih besar dariku. Seorang manusia setinggi enam kaki
melawan seekor toy poodle setinggi satu setengah kaki. Satu tendangan atau
pukulan yang tepat sasaran dan dia bisa mematahkan tulang rusuk atau
tengkorakku. Tapi dia tidak bisa melakukannya. Kau lihat, terlalu banyak saksi mata. Jauh
terlalu banyak orang di pantai yang akan terkejut melihat si pecinta hewan yang
agung, William Roger Tennant, memukul seekor pudel yang malang, dan tak
berdosa sampai mati. Beberapa cowok yang sedang main Frisbee berhenti untuk melihat kejadian itu.
Mereka tertawa keras ketika mereka menyadari apa yang mereka lihat. Seorang
pria setinggi enam kaki disiksa oleh seekor toy poodle gila.
Tennant berhenti tiba-tiba. Gerakan itu cukup untuk membuatku kehilangan
pegangan dan terlempar. Aku mendarat di kakiku dan berbalik untuk
menghadapinya lagi. "Aku akan membunuhmu, Andalite," Tennant mendesis, cukup pelan untuk tidak
didengar orang lain. Anjing tidak memiliki penglihatan yang sangat bagus. Sedikit lebih buram dari
penglihatan manusia. Mereka bisa melihat warna-warna, tapi yang mereka lihat
tidak jauh lebih berwarna daripada gambar di TV hitam-putih.
Tapi aku bisa membaca ekspresi di wajah William Roger Tennant dengan cukup
baik. Mulutnya meringis jahat. Matanya dipenuhi kebencian. Pipi kanannya
berkedut liar. "Kau dengar aku, monster terkutuk?" desisnya. "Aku akan membunuhmu!"
Aku menerjang lagi. Berhasil menggigit celana pendeknya dan hampir
membuatnya terlepas dari pinggangnya.
Kau tahu gadis kecil yang ada di iklan Coppertone" Gadis dengan anjing kecil
yang menarik-narik baju renangnya" Tennant terlihat persis seperti gadis itu
101 | A n i m o r p h s # 3 5
ketika ia berlari kembali ke mansion-nya, memegangi celana pendeknya dengan
putus asa. Aku melepaskan gigitanku saat kami mencapai gerbang. Dia cepat-cepat
membuka kuncinya dan masuk ke dalam. Ia sempat memberiku lirikan tajam
sebelum menutup gerbangnya.
memiringkan kepalanya dan melihat ke arahku dengan satu mata camarnya.
102 | A n i m o r p h s # 3 5
Selama dua hari setelahnya, Tobias dan aku membuntuti William Roger Tennant
seperti paparazzi yang membuntuti para aktris. Dia mengeluarkan limo-nya
menuju sebuah taman di dekat pantai pada hari Rabu, berharap ia bisa lari tanpa
diganggu. Kami mengikuti, dan aku ada disana untuk mengejarnya sebelum ia
bisa mencapai mil pertamanya.
Kamis sore, Tennant dijadwalkan untuk memberikan pidato di sebuah convention
center di pinggir kota. Aku menunggunya tepat di luar pintu utama. Sebelum dia
sempat menaiki tangga aku berhasil merobek lengan jasnya dan membuat
lubang besar di bagian belakang celananya.
Dia membatalkan pidatonya.
Kamis malam setelah acara TV-nya, Tennant bertemu dengan beberapa sponsor
lokal untuk makan malam. Dalam morf elang ekor merah dan burung hantu
Tobias dan aku mengikuti limo-nya menuju restoran. Aku morf lagi, dan begitu
kakinya menginjak jalanan, aku mengencingi sepatunya. Sponsor-nya
memandang dengan ngeri ketika aku menerjangnya, menggigit dasinya, dan
hampir membuatnya jatuh ke trotoar dengan wajah lebih dulu.
Tentu saja, dia tidak bisa melawan. Tidak bisa menendangku. Tidak bisa
menamparku. Tidak dengan begitu banyak fans dan sponsor dan non-Pengendali
menonton. Yang bisa dilakukannya hanyalah tersenyum.
Insting anjingku mengatakan kalau ia ingin menendang dan menamparku. Aku
tahu dari tekanan darahnya yang meningkat tajam saat ia melihatku. Dari tarikan
napasnya yang menjadi pendek, terjepit, dan tegang. Dari giginya yang
menggertak kuat seperti mangkuk penuh kelereng.
Sebagian besar aku bisa tahu dari baunya. Bukan bau yang bisa dicium oleh
manusia. Terlalu tak kentara. Tapi aroma ini, kombinasi dari ketakutan dan
103 | A n i m o r p h s # 3 5
kebencian yang teramat sangat, adalah magnet untuk hidungku. Aroma ini
adalah makananku. Inspirasiku. Seperti suntikan adrenalin, membuatku bisa
melompat cukup tinggi untuk meraih dasinya. Mengigit cukup kuat untuk
merobek celananya yang berbahan jeans. Berlari cukup cepat untuk
mengejarnya, seberapapun jauhnya dia telah mulai duluan.
Dan aku mencintai setiap detiknya.
Kita akui saja. Semua kekacauan yang ada dalam hidupku bisa disalahkan pada
Yeerk. Ibuku. Kesengsaraan ayahku. Sekarang kerumitan yang disebabkan pacar
barunya. Selama berbulan-bulan, teman-temanku dan aku telah hidup dalam
ketakutan, hidup kami berubah selamanya karena invansi ini. Menghadapi
keanehan-keanehan konyol. Ancaman kematian atau penangkapan selalu ada,
dua puluh empat jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu.
Kami telah mengalami banyak hal yang tidak seharusnya dialami oleh siapapun:
peperangan dan penghancuran, pengkhianatan dan kekalahan. Dan kengerian
yang membuat kulit merinding dari proses morf.
Menang atau kalah, aku akan mengalami mimpi buruk seumur hidupku.
Sekarang, tanpa pernah diduga, adalah waktunya pembalasan. Bukan perbuatan
tak bermoral yang bisa menimbulkan luka parah atau bahkan kematian, bukan
kekerasan yang dapat menggerogotiku. Ini bersih. Ini murni. Aku melihat Yeerk
dari penglihatan pudelku. Dan dia akan menderita.
Apakah aku mendapatkan kepuasan sadistis dari ini semua" Ya. Aku
mendapatkannya. Jumat malam. Malam utamanya. Aku menuju ke rumah.
"Hei, kau pulang tepat pada waktunya," ayahku berkata ketika aku masuk ke
dapur. Dia mematikan kompor dan memasukkan ayam yang baru saja
digorengnya ke dalam piring kami. Dia gelisah. Gugup.
"Ada yang salah, Dad?" tanyaku.
104 | A n i m o r p h s # 3 5
"Tidak, tidak," gumamnya gugup, menghindari bertatap mata. Dia duduk di
seberang meja di depanku. "Apa yang membuatmu berkata begitu?"
Aku mengamati saat ia mengangkat garpunya dan menggunakan pisaunya
dengan tangan gemetar, hampir menusuk ibu jarinya sendiri.
"Kau, uh, berpikir untuk ganti ke base nine33 untuk keperluan matematikamu?"
Dia menatap tangannya yang gemetar dan tertawa. "Panggil saja aku poker
face." Senyumnya memudar. Dia meletakkan garpu dan pisaunya dan mengelap
tangannya dengan serbet. "Uh, Marco, aku harap kita bisa bicara."
"Bersama atau sendiri-sendiri?" jawabku.
"Uh, bersama, kurasa," katanya, jelas tak menyadari leluconku. "Kau lihat, well"
oh, man, aku tak pernah pintar dalam bicara. Tapi, kau tahu aku sangat
mencintai ibumu,Marco."
Aku merasa jantungku berhenti. Tarikan napas selanjutnya bagaikan menarik
napas lewat sedotan. Dia berhenti. Dia ingin aku mengatakan sesuatu. Dia ingin aku membuat hal ini
menjadi lebih mudah untuknya. Seharusnya begitu. Tapi aku tidak
melakukannya. Aku mendengar Cassie di dalam kepalaku berkata bahwa aku harus menghadapi
apa yang terjadi. Tidak. Aku tidak menyukai apa yang "terjadi". Yang "terjadi"
akan menjadi semakin buruk.
"Kehilangan dirinya sangatlah sulit untuk kita berdua. Tapi dia telah menghilang
lebih dari dua tahun sekarang. Dan, dan" dan dia tidak akan kembali."
Dia mengusap air mata dari pipinya. Aku membencinya saat itu juga. Beraniberaninya dia menangis" Siapa dia sampai bisa menangis" Dia berkhianat. Dia
33 Sistem numeral yang biasa disebut nonary. Sistem numeral ini menggunakan angka 0-8, tapi tidak 9. Kegunaan
nonary ini salah satunya untuk menjumlahkan angka-angka yang membentuk suatu jumlah angka hingga ke satu
digit saja. Misal 382 dijumlahkan sebagai berikut : 3+8+2=13 -> 1+3=4, maka 382 menjadi 4. Nonary digunakan
untuk mempermudah penjumlahan-penjumlahan seperti itu.
105 | A n i m o r p h s # 3 5
menyingkirkannya, menyerahkannya pada masa lalu. Dia membunuhnya, itulah
yang sedang dia lakukan. "Aku " kita " tidak bisa menghabiskan sisa hidup kita dengan berduka. Dan,
untuk pertama kalinya sejak dia meninggal, aku bisa merasa benar-benar
bahagia. Nora dan aku-" Dia berhenti. "Kurasa inilah yang diinginkan ibumu. Dia
pasti menginginkan kita untuk bangkit kembali. Untuk menjadi bahagia. Apakah
itu masuk akal?" Tidak. Tidak, karena dia adalah ibuku. Dia adalah istrinya. Jadi tidak, Dad, tidak,
hentikan omong kosong cengeng ini, berhenti mengasihani diri sendiri, tidak! Dia
adalah ibuku! Aku tidak berkata apa-apa. Apa yang bisa kukatakan" Aku tahu aku salah, tahu
kalau aku bersikap tidak adil, dan aku tidak peduli. Tapi aku tidak bisa
mengatakan apapun. "Nora dan aku telah membicarakan pernikahan, Marco. Tapi kami tidak akan
melakukannya tanpa kau merasa oke."
Animorphs - 35 Tawaran The Proposal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Yeah" Dan bagaimana jika tidak oke?" kataku. Aku hampir tidak bisa
mendengar suaraku sendiri.
Dia menghela napas. Matanya menjadi kosong, menjauh. Persis seperti mata
yang selama hampir dua tahun terakhir ini ia tampakkan. Aku tidak melupakan
tatapan itu. Aku sama sekali tidak melupakannya.
"Marco, kita adalah tim, kau dan aku. Kita telah mengalami banyak hal bersama.
Jika kau bilang tidak, aku akan menerimanya."
Baik. Jadi semua tergantung padaku. Bagus sekali. Tipikal. Yeah, kenapa tidak"
Aku akan memutuskan apakah ayahku bahagia atau tidak, apakah ibuku tetap
ibuku. Aku akan memutuskan apakah dia mati atau apakah dia hidup sehingga
aku, Marco yang Hebat, Marco yang berdarah dingin dan hebat bisa
membuktikan betapa tegarnya diriku dengan membawanya ke dalam jebakan,
menipunya" 106 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku merasa sakit. Aku telah menancapkan kuku jariku pada sisi kepalaku.
Aku merasa akan meledak. Beberapa arteri di dalam kepalaku akan pecah. Ini
keterlaluan. Sangat keterlaluan.
"Aku mau pergi," kataku.
Aku berdiri dan berlari ke pintu.
107 | A n i m o r p h s # 3 5
Kami bertemu di atap studio TV. Cuacanya berangin. Tidak mudah untuk
mendarat dengan angin sebanyak itu.
Kami demorf dari morf burung kami yang bermacam-macam. Tobias tetap
sebagai elang. "Oke," kata Jake. "Ini rencananya. Ax dan aku akan ke ruang kontrol. Marco
mendapat tugas pelecehannya, seperti biasa. Mungkin kita cuma punya
beberapa detik, mungkin satu menit dari waktu siaran sebelum dimatikan. Kita
harus bisa menangkap, dalam kamera, William Roger Tennant kehilangan
kendali. Rachel dan Cassie akan ada di studio untuk jaga-jaga. Tobias di luar,
sebagai pengawas. Dan juga memata-matai rapat kru sebelum siaran.
Mengerti?" Semuanya menatapku. Menunggu lelucon konyolku yang biasa tentang
bagaimana kami sedang menuju sebuah melapetaka. Aku biarkan mereka
menunggu. "Ada yang salah, Marco?" kata Rachel.
"Apa yang mungkin bisa salah?" jawabku pada akhirnya.
Cassie menatapku dengan tatapan tajam, dan lama. Dia tidak akan mengatakan
apapun, tapi dia meyakinkan aku tahu kalau dia tahu aku sedang kacau.
Kami morf jadi lalat. Masuk ke gedung melalui saluran udara. Yang membawa
kami tepat ke dalam studio. Dari sana, kami pergi menuju pos masing-masing.
Rencananya sederhana. Dan hanya sedikit lebih idiot dari perjamuan yang gagal
waktu itu. Si pria network ada di studio untuk menonton siaran langsung acara
Tennant. Dan kami ada di studio untuk membuat Tennant terlihat segila yang
seharusnya. 108 | A n i m o r p h s # 3 5
Dan disitulah aku harus masuk. Aku seharusnya morf menjadi Euclid dan menjadi
umpan untuk Tennant " sebelum acaranya dimulai. Harus sebelum acara dimulai:
Tennant cukup bisa mengendalikan diri untuk tidak menunjukkan kegilaannya di
depan umum. Kami telah mempelajari itu di perjamuan. Dia gila, tapi dia tidak
gila di depan umum. Aku akan menyerangnya. Sendirian di set. Tepat ketika akhirnya ia bisa
mendapatkanku. Ketika ia menyerangku " yang akan dilakukannya " Ax akan
masuk ke sistem komputer dan menyiarkannya secara langsung ke seluruh
negeri. Ide yang hebat. Untuk semua orang kecuali si umpan: aku.
Tennant akan mencoba membunuhku. Kesempatannya untuk mewujudkan hal
itu sebelum Cassie atau Rachel bisa menghentikannya cukup besar.
Jika Cassie dan Rachel tidak lebih dulu ditembak oleh seorang Pengendali di
dalam kru. Jika ini semua berhasil kami semua bisa tertawa lepas. Jika tidak...
Sampai saat ini, semuanya berjalan sesuai rencana. William Roger Tennant
berada di set sedang duduk di kursinya yang nyaman. Lengan dan kaki
disilangkan. Mata tertutup.
Tobias dan Ax telah mengintai lokasi sejak awal minggu ini. Mereka telah
membuat sketsa kasar dari tata-ruangnya. Kami menghafalkannya.
Dan mereka membuat catatan tentang kebiasaan Tennant. Seperti kebiasaannya
untuk menenangkan diri selama dua puluh menit setiap malam sebelum acara.
Sendirian hanya dengan lampu Lava-nya yang menemani.
Aku bertanya-tanya tentang kegunaan lampu Lava bodoh itu. Apakah lampu itu
mengingatkannya pada kolam Yeerk" Atau apakah dia hanya merindukan tahun
enam puluhan" Sang sutradara, kameramen, dan sisa kru sedang berkumpul untuk rapat
sebelum acara seperti biasa. Kali ini dengan Mr. UPN.
109 | A n i m o r p h s # 3 5
kataku.
oleh Dominion dan hanya tiga pesawat yang masih->
Tobias memata-matai rapat melalui jendela ruang rapat. Meskipun kami yakin
paling tidak beberapa kru dan mungkin saja sutradaranya adalah Yeerk, kami
cukup yakin kalau Mr. UPN bukan.
Studio itu sendiri ber-budget rendah. Tidak lebih luas dari garasi tiga mobil.
Sebelum waktu siaran, tempat itu benar-benar gelap. Cahaya dari lampu Lava
yang bergerak-gerak memberikan kilauan warna merah yang aneh. Kursi
Tennant ada di salah satu sudut set. Sepasang kamera TV menghadap ke arah
kursi sang bintang. Di sudut lain, sebuah ruangan kontrol kecil telah dibangun.
Salah satu dinding ruang kontrol adalah jendela yang besar.
Berseberangan dengan ruang kontrol dan berada di luar jangkauan kamera
adalah ruangan kecil lain, terpisah dari ruang studio dengan dibatasi oleh dinding
Sheetrock34 yang tidak diplester. Ruang ganti Tennant. Di dalamnya terdapat
sebuah meja dengan cermin yang bercahaya dan sebuah kursi tukang cukur. Di
samping meja adalah pintu darurat dengan papan bertuliskan "alarm akan
berbunyi" di atasnya.
34 Sheetrock adalah nama merek yang dimiliki oleh perusahan gypsum Amerika. Sheetrock sama dengan Drywall,
yaitu bahan bangunan yang digunakan untuk membangun dinding interior dan langit-langit menggunakan panel
yang terbuat dari gips gypsum tebal terjepit di antara dua lembar kertas, kemudian kiln kering.
110 | A n i m o r p h s # 3 5
Cassie, Rachel, dan aku mendarat di ruang ganti. Aku demorf. Rachel dan Cassie
berdengung di bawah meja. Mereka bisa morf menjadi serigala dan
mengeluarkanku dari sini jika Tennant menjadi tak terkendali.
Semuanya check-in.>
datang.>
dari serigala. Tapi kurasa tak akan cukup tempatnya.>
Aku selesai demorf, kemudian menarik napas beberapa kali untuk
mengembalikan energiku. Aku memfokuskan diri pada Euclid.
Euclid. Anjing paling menyebalkan yang pernah dilihat dunia. Aku benci anjing
itu. Dan sekarang ayahku ingin membawanya tinggal bersama kami"
Maksudku, lupakan kesengsaraan karena hilangnya ibuku. Lupakan kenyataan
bahwa setiap hari selama jam pelajaran kelima aku harus mengerjakan algebra
untuk ibu tiriku. Harus tinggal dengan anjing kampung kotor itu akan membuat
anak manapun menjadi gila.
Aku merasakan perubahannya dimulai.
Tanganku. Berubah bentuk menjadi cakar. Cakar putih kecil dengan kuku yang
panjang dan tumpul. Kuku panjang yang berkeletak dan menggores lantai dapur
ketika si anjing kampung kotor itu berlarian mengelilingi meja makan, mengoceh
dengan keras sampai seseorang memberinya sisa makanan.
Kakiku menjadi semakin pendek, semakin kurus. Otot kaki manusiaku yang tebal
mulai menyusut, mengetat menjadi pegas yang kuat dan rapi. Otot ini cukup
kuat untuk menerbangkan si monster terkutuk setinggi tiga kaki " empat kaki "
111 | A n i m o r p h s # 3 5
di udara. Cukup tinggi untuk melompat ke pangkuanku dan mengacaukan
konsentrasiku pada saat-saat terpenting dalam video games.
Aku merasakan bulu tumbuh di sepanjang punggungku. Bulu putih tebal dan
keriting yang membuat hidungku gatal. Yang menempel pada celana jeans hitam
favoritku. Perubahannya hampir selesai. Aku adalah pudel setinggi lima kaki. Dengan
kepala anak laki-laki manusia.
Tidak untuk waktu yang lama.
Kepalaku mulai tumbuh. Semakin besar. Semakin lebar. Hidungku melar di
depanku. Mataku menjadi buram, seperti baru saja memakai kacamata hitam.
Telingaku menyusut dan menyelip di sisi kepalaku.
Mulutku, terlalu besar untuk menjadi mulut pudel. Uh-oh. Moncong putih
panjang, kasar, tidak lembut seperti milik pudel.
Uh-oh. Benar-benar uh-oh.
Apa yang terjadi" Aku ini apa"
Aku mengangkat satu cakar untuk kulihat. Bergerak dan menabrak dinding. Aku
merasa panas, itu yang kutahu. Buluku adalah campuran dari keriting dan lurus.
Bulu yang lurus lebih kelihatan, lebih transparan dari warna putih.
Beruang kutub" Aku setengah pudel, setengah beruang kutub"
Aku adalah poo-bear"
yang berdarah dingin bercampur dengan kegilaan Daffy-Duck-setelah-minumkopi dari seekor pudel.
112 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku bisa mencium bau mangsa. Aku melihat sepasang serigala, mata mereka
berkilauan. Bukan mangsa. Predator. Tidak, aku tidak memangsa mereka. Aku
ingin sesuatu seperti anjing laut. Yeah. Atau mungkin tikus.
Kemudian, aku mendengar suara-suara. Gerakan. Sesuatu yang hidup. Persis di
sisi lain dinding. Aku berdiri dengan bertumpu pada kaki belakangku. Kemudian, aku
menjatuhkan tubuh lagi dan menyerang.
WHAM! Delapan ratus pons pudel yang hiperaktif menerobos melalui dinding
Sheetrock. Mangsa! Kemungkinan seekor anjing laut!
Tennant tersentak. "Aaaahhhh!" Aku menyeberangi jarak lima belas kaki di antara kami dalam hitungan detik.
Tennant menyingkir tepat sebelum cakar seukuran roda-ku menghancurkan
kursinya menjadi pecahan kecil.
Mangsaku melesat. Berlari menuju pintu. Kesalahan besar. Berlari hanya
membuatku semakin senang. Berlari itu seperti yang ada di iklan: Ya, aku adalah
mangsanya, datanglah dan makan aku.
Empat langkah besar dan aku sudah menerjangnya. Aku mendorongnya dengan
cakar besarku. Dia terlempar ke udara dan menabrak dinding.
Anjing lautnya sudah tersudut. Kalah.
113 | A n i m o r p h s # 3 5
Waktunya makan siang. 114 | A n i m o r p h s # 3 5
"OOOOO!" Tennant meraung, ketakutan seperti tikus yang terjebak. Aku tidak
merasa kasihan untuknya. Aku tidak tahu apa-apa tentang kasihan. Aku adalah si
poo-bear.
Segala sesuatu menjadi hitam-putih dalam morf ini. Sederhana. Bunuh
mangsanya. Bunuh musuhnya. Tidak ada hal lain yang berarti.
Tapi tetap saja, sebagian kecil dari pikiranku berkata,
Tennant menekuk tubuhnya menjadi lingkaran kecil di sudut ruangan. Dia
berteriak, "Tolong aku! Tolong aku!"
Tapi para kru kelihatannya tidak begitu tertarik untuk membantunya.
Kebanyakan dari mereka telah kabur.
Kendalikan.>
ada hal aneh apapun yang terjadi.
115 | A n i m o r p h s # 3 5
Mengamatinya semakin mengerut dan gemetaran.
Rasanya seperti seember air es dituangkan ke atas kepalaku.
Rasanya seperti terbangun dari mimpi yang begitu nyata. Cepat. Penuh
kesakitan. Perlahan pikiranku mulai memegang kendali.
Jake.
sekarang juga.> Aku mulai menyusut. Tubuhku mengempis seperti ballon yang berlubang.
Kepalaku, meyusut. Menjadi kepala pudel normal.
marah.
kata Jake.
116 | A n i m o r p h s # 3 5
Apa yang selalu kukatakan" Apa yang dia bicarakan"
Jake berkata,
Aku tertawa. Tawa karena pengakuan. Oh, yeah, itu memang kata-kataku.
Aku telah menjadi pudel sepenuhnya.
"Apa yang-?" kata Tennant, berusaha bangkit dengan kakinya.
Apakah iya" Aku berlari menjauh dari Tennant.
"Andalite," desis Tennant. Dia tidak lagi memiliki bau ketakutan. Dia berbau
kebencian murni. "Kau telah membuat kesalahan fatal. Seharusnya kau
membunuhku ketika kau punya kesempatan. Aku tidak akan mengampunimu."
Tennant meraih ke bawah dan menyambar kabel listrik yang menjuntai di lantai.
Dia menarik lepas ujungnya dari dinding, dan ujung satunya dari lampu
panggung. CRAAACK!
Animorphs - 35 Tawaran The Proposal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cambuk buatan Tennant bisa membuatku terbelah menjadi dua.
Aku bersembunyi di belakang kursi Tennant yang lain.
CRAAACK! 117 | A n i m o r p h s # 3 5
Dia meleset beberapa inchi saja.
"Ini akan menjadi sangat traumatis," Tennant kegirangan.
CRAAACK! Kabelnya menghantam punggungku! Rasanya seperti dipukul pakai tongkat
panas yang menyala-nyala!
"Yipe!" aku menjerit tak berdaya.
William Roger Tennant menjatuhkan cambuknya, meraih ke bawah, dan
mencengkeram leherku. Mengangkatku ke udara. Berbalik untuk menghadap
kamera. Melingkarkan tangannya ke tenggorokanku dan menahanku di depan
wajahnya. Dia mulai mencekik. Aku menggeliat dan melawan.
"Ayolah, Andalite," kata Tennant, matanya menggelap. "Kau tidak akan mati di
tanganku dengan begitu mudahnya, kan?"
Tiba-tiba saja seluruh panggung dimandikan oleh cahaya yang membutakan.
118 | A n i m o r p h s # 3 5
Tercekik! Kepalaku terasa seperti akan meledak. Penglihatanku yang buram
semakin berkabut. Tubuhku menjadi lemas.
Aku terlalu lemah untuk melawan.
"Mati kau, Andalite! Mati!" jerit Tennant, tidak menyadari lampu-lampu yang
menyala dan suara kamera yang bekerja.
"Apa yang terjadi disini?" seseorang berteriak. "Oh Tuhan, Tennant! Apa yang
kau lakukan?" "Menjauh dariku!" teriaknya. "Aku akan membunuh kalian semua!"
"Apa yang dilakukan anjing-anjing ini disini?"
"Andalite," seorang anggota kru mendesis.
"Mati kau, anjing kampung kotor, mati!" jerit Tennant.
"Apa maksudmu, kita sedang siaran" Hentikan siarannya, astaga! Hentikan!"
"Aku akan menggencet ususmu sampai keluar dari telingamu!"
"Dia gila!" Sekumpulan tubuh mengelilingiku. Tangan-tangan meraih Tennant.
Menahannya. Melepaskan jari-jarinya dari tenggorokanku. Aku jatuh ke lantai.
"Grrrrrrrrr?" Rachel dan Cassie menggeram. Menggertak. Menyelinap melewati kerumunan
pria dan wanita. "Asta-" seseorang berseru. "Mereka bukan anjing. Mereka serigala, man! Mereka
serigala!" "Apa yang terjadi disini" Produksi macam apa ini?" seorang pria membentak.
119 | A n i m o r p h s # 3 5
Si pria UPN" "Ini gila. Kalian ingin menayangkan pria sinting ini" Cobalah Fox35, aku tidak
tertarik." "Ini bukan" ini" kau tidak?" Tennant tergagap. "Ini semua hanya
kesalahpahaman!" Aku megap-megap, terlupakan di atas lantai. Bertanya-tanya apakah ini adalah
waktu yang tepat untuk mengusulkan ideku mengenai Star Trek yang baru.
120 | A n i m o r p h s # 3 5
"Aku sangat puas dengan kondisi cuaca yang kita rasakan hari ini. Sedikitnya
jumlah awan membuat matahari bersinar terang, sehingga pencahayaan lampu
menjadi tidak penting. Tid-AAKK-pent-ttiingg. Tid-AAKK-pent-ttiingg. Selain itu,
dengan tidak adanya hujan telah membuat kulit buatanku terhindar dari
kebasahan yang terasa tidak nyaman, dimana-"
"Ax?" aku menyela.
"Ya, Marco?" "Hentikan itu. Please."
"Ayolah, Marco," kata Tobias. "Dia hanya sedang latihan berbicara. Kami latihan
selama berjam-jam semalam."
"Terimakasih sekali lagi, Marco," kata Ax, "karena telah mengundangku ke
upacara tradisional tetapi menarik ini."
"Dengan senang hati, Ax-man. Jangan mendekati meja prasmanannya."
"Bagaimana kau mendefinisikan "dekat?""
"Ax, kuperingatkan: Tidak ada makanan."
"Ini adalah pernikahan yang indah," kata Cassie.
"Yeah," aku menyetujui. "Tapi aku tidak bisa percaya Rachel menangis."
"Hei," Rachel membalas. "Banyak orang yang menangis di acara pernikahan."
"Yeah, aku hanya tidak tahu kau punya pembuluh air mata beneran, Rachel."
"Banyak hal yang tidak kau tahu tentang diriku, Marco," jawabnya. Nada
suaranya hampir terdengar lembut.
121 | A n i m o r p h s # 3 5
Rachel" Lembut" Kepadaku"
"Ini pasti karena tuksedo-nya, kan?" kataku. "Karena itulah kau jadi baik padaku.
Tuksedo-nya bikin aku kelihatan beda. Sangat Sean Connery. Sangat Pierce
Brosnan." "Jangan," Tobias memperingatkan.
"Aku tidak punya pilihan," kataku. "Aku harus mengatakannya: Bond. James
Bond." Sekarang adalah dua minggu setelah pertarungan kami dengan William Roger
Tennant. Dua minggu ini adalah minggu-minggu yang sangat sibuk. Dan untuk
pertama kalinya, kesibukan itu tidak ada hubungannya dengan Yeerk atau
pertarungan alien jenis apapun.
Berkat Ax, kegilaan William Roger Tennant telah tersiarkan di siaran TV lokal.
Seperti biasa, siaran beritanya disiarkan sekaligus dengan videonya. CNN
menyiarkannya selama kira-kira empat ribu kali.
Tidak ada yang melihat Tennant sejak itu.
Setelah insiden William Roger Tennant, aku menghabiskan beberapa hari untuk
memikirkan apa yang dikatakan ayahku. Tentang bangkit kembali dan menjalani
hidup. Membuat awal yang baru. Tentang kami sebagai tim.
Aku juga memikirkan kata-kata Cassie, tentang harus menghadapi apa yang
"terjadi", segala sesuatu apa adanya, dan bukannya apa yang kuinginkan terjadi.
Dan aku ingat kata-kata penghibur dari Jake yang tak terbantah. "Aku tidak
peduli apa masalahmu. Kau lakukan misi ini, sekarang juga."
Tapi kebanyakan, aku mengingat apa yang selalu kupercayai. Apa yang selalu
ibuku ajarkan. Bahwa ada beberapa hal yang memang sangat menyakitkan, tapi
sebagian besar hal di dunia ini bisa dilihat sebagai tragis atau lucu saja. Dan itu
adalah pilihanmu. Apakah hidup ini adalah perjuangan yang besar, panjang, dan
melelahkan dari kesedihan menuju penyesalan kemudian rasa bersalah
122 | A n i m o r p h s # 3 5
kemudian dendam kemudian mengasihani diri sendiri" Atau hidup itu aneh,
keterlaluan, ajaib, ironis, dan sekedar bodoh"
Akan kupilih bodoh saja. Bukan jalan yang mudah. Mengasihani diri sendiri adalah hal termudah dalam
hidup ini. Menemukan leluconnya, ironinya, sedikit pembenaran dari
kecurangan, optimisme yang skeptikal, itu sulit.
Anyway. Masa lalu sudah berlalu dan selesai. Ibuku, Visser One" aku harus
menyingkirkannya dan memikirkan ayahku. Dan aku.
Waktunya untuk kembali ke kehidupanku.
Selamat tinggal, mimpi. Halo, Euclid.
Jadi, sebelum pernikahannya aku berbicara panjang lebar dengan ayahku. Aku
katakan padanya pernikahannya oke untukku.
Aku adalah pengiring pengantin laki-lakinya. Kau bisa mengatakan leluconmu
sendiri. Rachel akan mengatakan beberapa.
Sehari setelah pernikahannya kami mulai membantu Nora pindah ke rumah
kami. Dia mengerti aku tidak akan memanggilnya "Mom." Aku punya satu ibu.
Hanya itu saja yang akan pernah kumiliki. Tidak peduli apakah dia masih hidup,
atau tidak. Beberapa hari kemudian, semuanya selesai. Nora tinggal bersama kami
sekarang. Anjingnya juga. Aku tidak keberatan ada Nora. Aku bisa melihat kalau
kami akan bergaul dengan baik.
Aku masih benci anjingnya.
Aku baru sampai rumah setelah pulang sekolah ketika mendengar teleponnya
berdering. Teleponnya jadi lebih sering berdering sekarang setelah Nora pindah
123 | A n i m o r p h s # 3 5
karena dia sering mendapat telepon dari para orangtua yang menanyakan
kenapa anak-anak mereka gagal di Matematika.
Aku memutuskan untuk tidak mengangkat teleponnya. Membiarkan mesin
penjawab telepon yang menerimanya.
Dan kemudian, aku mendengar suaranya.
"Marco, kalau kau disana, angkatlah."
Ibuku. D.A.N. 124 | A n i m o r p h s # 3 5
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
JOIN US NOW!! Kami sedang mencari teman-teman sesama pecinta
Animorphs untuk bergabung bersama kami dalam :
"Animorphs Translation Project Indonesia"
Kami memiliki tujuan untuk melanjutkan penerjemahan
Animorphs yang terhenti pada serial ke-27 di Indonesia.
Animorphs #35 ini adalah serial Animorphs ke-8 yang
diterjemahkan secara pribadi. Namun, seperti layaknya para
prajurit Animorphs yang selalu bersama dalam memerangi
invasi Yeerk, tentu akan lebih baik jika kita melakukan
translation project ini secara bersama-sama juga, kan"
So, jangan ragu lagi! Kami tunggu partisipasi kamu di :
animorphsindonesia.blogspot.com
See ya! J ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
125 | A n i m o r p h s # 3 5
Iblis Penebus Dosa 1 Satria Gendeng 15 Tumbal Tujuh Dewa Kematian Pendekar Bayangan Malaikat 8