Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn Bagian 5
pintu dan berbisik pada kedua orang yang menjagaku. Sebenarnya, aku bisa mendengar
kata-katanya dengan jelas, tapi di luar kebiasaan, aku seakanakan tidak mendengar.
Orang yang bernama Kikuta, menurutnya, akan datang melihatku.
Tak lama kemudian datang Kenji dan seorang lakilaki kurus yang tidak begitu
tinggi. Mereka mirip, penampilan mereka berubah-ubah sehingga sulit dikenali dengan
pasti. Hanya saja dia berkulit lebih gelap, mirip kulitku. Rambutnya hitam, meskipun
usianya sudah sekitar empat puluh tahun.
Dia menatapku sambil berdiri, lalu mendekat dan berlutut di sampingku. Sama
seperti yang Kenji lakukan ketika pertama kali bertemu denganku, dia meraih kedua
tanganku dan membalikkannya, melihat telapak tanganku.
"Mengapa dia diikat?" tanya orang itu. Suaranya biasa, sulit memastikan asalnya,
meskipun terkesan ada logat daerah utara.
"Dia berusaha kabur, ketua," kata si gadis. "Kini dia lebih tenang, tadi dia sangat
liar." "Kenapa hendak kabur?" Dia berkata. "Ini kan kerabatmu."
"Kalian bukan kerabatku," balasku. "Sebelum tahu tentang Tribe, aku telah
memberi janji setia kepada Lord Otori. Aku telah resmi diangkat menjadi anggota klan
Otori." "Uhhh," gerutunya. "Kudengar bangsawan Otori itu memanggilmu Takeo. Itu
nama aslimu?" Aku tidak menjawab.
"Dia dibesarkan di antara kaum Hidden," kata Kenji perlahan. "Nama aslinya
Tomasu." Kikuta mendesis melalui giginya. "Nama itu memang sebaiknya dilupakan,"
katanya. "dan untuk sementara, kau tetap pakai nama Takeo, meskipun itu bukan
nama Tribe. Kau tahu siapa aku?"
"Tidak," kataku, walaupun aku bisa menebak. "Tidak, ketua." Pemuda yang
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 220 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
menjagaku sudah tidak tahan untuk memarahiku.
Kikuta tersenyum. "Apakah kau tidak mengajari dia sopan-santun, Kenji?"
"Sopan santun hanya diberikan pada orang yang pantas menerimanya," jawab
Kenji. "Kelak dia akan pantas diajari sopan-santun. Aku adalah kepala keluargamu,
Kikuta Kotaro. Aku sepupu pertama ayahmu."
"Aku tidak pernah mengenal ayahku, dan aku tak pernah menggunakan namanya."
"Tapi kau mewarisi semua kelebihan Kikuta: pendengaran yang tajam, kemampuan
seni, dan kemampuan lainnya yang kau miliki. Begitu juga dengan garis di telapak
tanganmu. Itu semua bukan sesuatu yang dapat kau hindari."
Secara samar-samar aku mendengar langkah kaki di pintu toko yang letaknya di
bawah tempat aku disekap. Aku mendengar ada yang menggeser pintu agar terbuka,
lalu bicara, tidak begitu penting, hanya bicara tentang sake. Kikuta berbalik perlahan.
Aku merasakan sesuatu: awal dari suatu pengakuan.
"Kau juga mendengarnya?" tanyaku.
"Tidak sebanyak yang kau dengar. Pendengaranku semakin berkurang seiring
bertambahnya usia. Tetapi masih cukup baik hingga saat ini."
"Ada biarawan muda di Terayama yang mengatakan bahwa pendengaranku
'Seperti anjing'." Aku berkata dengan nada pahit. "'Berguna bagi tuanmu,' begitu yang
dia katakan. Itukah alasannya kau menculikku, karena aku berguna untukmu?"
"Bukan itu alasannya," ujar Kepala Kikuta itu. "Tapi karena kau terlahir sebagai
Tribe. Di sinilah tempatmu. Kau tetap menjadi keluarga kami meskipun kau tidak
mewarisi sifat Tribe. Kalau pun kau memiliki semua kemampuan yang ada di dunia,
tapi kau tidak terlahir sebagai Tribe, maka bukanlah keluarga kami, dan kami pun tak
akan berurusan denganmu. Tapi, karena ayahmu seorang Kikuta, maka kau adalah
Kikuta." ''Aku tidak punya pilihan?"
Dia kembali tersenyum. "Menjadi Tribe bukan sesuatu yang bisa kau pilih, sama
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 221 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
halnya dengan memiliki kemampuan pendengaran yang tajam."
Entah mengapa, orang ini membuatku tenang, sama seperti ketika aku
menenangkan kudaku: dia memahami sifatku. Belum pernah aku bertemu orang yang
tahu bagaimana rasanya menjadi Kikuta. Dia membangkitkan ketertarikanku.
"Bila aku menerima; apa yang akan kau lakukan padaku?"
''Akan kucarikan kau tempat yang aman, jauh dari Tohan, agar kau bisa
menuntaskan latihanmu."
"Aku tidak ingin berlatih lagi. Aku sudah muak dengan guru!"
"Muto Kenji dikirim ke Hagi karena dia sahabat Shigeru. Dia telah mengajarimu
banyak hal, tapi Kikuta harus diajarkan oleh Kikuta."
Aku tidak mendengarkan kalimat selanjutnya. "Sahabat" Dia telah menipu
Shigeru!" Suara Kikuta berubah pelan. "Kau memiliki kemampuan yang luar biasa, Takeo,
dan tak ada orang yang meragukan keberanian dan ketulusanmu. Hanya saja kepalamu
yang perlu kau kuasai. Kau harus belajar mengendalikan emosi."
'Agar aku dapat mengkhianati sahabatku, seperti yang Muto Kenji lakukan?" Saatsaat tenang segera berlalu. Rasa marahku kembali meledak. Kuserahkan diriku pada
rasa marah karena hanya marah yang bisa menyapu rasa malu yang kini kurasakan.
Kedua penjaga di dekatku bersiap menahanku, namun Kikuta melambaikan tangannya
sehingga mereka tidak jadi menahanku. Dan, dia mengambil tali ikatanku dan
menggenggamnya erat. "Lihat aku," katanya.
Meskipun enggan, mataku menatap matanya. Aku merasa terhanyut dalam lautan
emosi, dan hanya mata orang itu yang mampu menahanku agar tidak tenggelam ke
dasarnya. Perlahan-lahan marahku reda. Rasa letih mengambil alih diriku. Aku tak
mampu menahan rasa kantuk yang datang seperti gumpalan awan di puncak gunung.
Kikuta terus menatapku, mataku tertutup, dan aku pun ditelan kabut.
Hari beranjak siang sewaktu aku terbangun. Cahaya matahari masuk ke ruangan di
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 222 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
atas ruangan tempatku disekap sehingga memantulkan cahaya jingga di tempatku
berbaring. Aku tak percaya bila hari telah siang lagi: aku pasti tertidur seharian. Ada
seorang gadis duduk di lantai, tidak jauh dariku. Aku pun menyadari kalau pintu baru
saja digeser agar tertutup karena bunyi itu yang membuatku terbangun. Orang lain
yang menjagaku pasti baru saja keluar.
"Siapa namamu?" tanyaku. Suaraku tercekat, tenggorokanku masih sakit.
"Yuki." "Dan pemuda tadi?"
Pemuda itu yang aku lukai tangannya, menurut pengakuan Yuki beberapa waktu
lalu. "Apa yang dia lakukan padaku?"
"Ketua Kikuta" Dia hanya membuatmu tidur. Itu salah satu kemampuan Kikuta."
Aku teringat anjing-anjing yang ada di Hagi. Salah satu kemampuan Kikuta...
"Waktu apa sekarang?" tanyaku.
"Separuh pertama dari Waktu Ayam Jago*."
"Ada kabar lain?"
"Tentang Lord Otori" Tidak ada." Kemudian dia mendekat dan berbisik, "Kau
ingin aku mengantarkan pesan untuknya?"
Aku menatapnya. "Kau bisa?"
"Aku bekerja sebagai pelayan di tempat tinggalnya, seperti yang kulakukan di
Yamagata." Dia melayangkan tatapan yang penuh arti. "Aku akan coba menemuinya
malam ini atau esok pagi."
"Sampaikan bahwa aku dibawa dengan paksa. Sampaikan permintaan maafku..."
Aku sulit menyusun kata-kata. Aku memotong, "Mengapa kau lakukan ini?"
Dia menggelengkan kepala, tersenyum, dan menunjukkan kalau kami jangan
berbicara lagi. Akio kembali masuk ke ruangan. Salah satu tangannya dibalut dan dia
memperlakukan aku dengan dingin.
Mereka membuka ikatan kakiku dan membawaku ke kamar mandi, melepas
bajuku, dan membantuku masuk ke bak yang berisi air panas. Aku bergerak seperti
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 223 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
orang lumpuh, semua ototku sakit.
"Itulah yang kau lakukan saat kau marah," kata Yuki. "Kau telah menyakiti dirimu
dengan kekuatan yang kau miliki."
"Itu alasannya kau harus belajar menahan diri," Akio menambahkan. "Jika tidak,
kau akan membahayakan orang lain, sama seperti yang kau lakukan pada dirimu."
Saat membawaku kembali ke ruangan, Akio berkata, "Kau telah melanggar semua
aturan Tribe dengan ketidakpatuhanmu. Semoga rasa sakitmu bisa menjadi hukuman
buatmu." Ternyata Akio bukan hanya marah karena kulukai: dia juga benci dan cemburu
padaku. Namun, aku tak peduli. Sakit kepalaku semakin menusuk, dan meskipun
marahku telah reda, tapi kini rasa duka yang menggantikannya.
Menganggap aku sudah tenang, mereka biarkan aku tidak terikat. Kondisikulah
yang rnembuat aku tak bisa pergi ke mana-mana. Aku hampir tak bisa berjalan, apalagi
memanjat dinding dan atap. Aku hanya makan sedikit, inilah pertama kalinya aku
makan sejak dua hari di sini. Yuki dan Akio pergi, dan digantikan oleh Keiko dan
pemuda yang bernama Yoshinori. Tangan Keiko juga dibalut. Mereka berdua, sama
seperti Akio, memperlakukanku dengan tidak bersahabat. Kami semua bungkam.
Aku teringat Lord Shigeru, dan berharap Yuki berhasil menyampaikan pesanku.
Dan tanpa sadar aku berdoa dengan cara kaum Hidden, semua kata-kata keluar begitu
saja dari mulutku. Aku telah menyerap semua doa itu sejak bayi. Layaknya anak-anak,
aku membisikkan kata-kata itu pada diriku dan sepertinya doaku itu membuatku
tenang karena tak lama kemudian aku tertidur pulas.
Tidur membuatku segar. Ketika terbangun, hari telah berganti pagi. Tubuhku
mulai pulih dan aku dapat bergerak tanpa terasa sakit. Yuki sudah datang, dan ketika
melihatku bangun, dia meminta Akio melakukan sesuatu. Sepertinya dia lebih tua dan
juga mempunyai wewenang atas mereka.
Dia langsung mengatakan berita yang selama ini kutunggu. "Semalam aku sempat
berbicara dengan Lord Otori. Dia sangat lega mendengar kau dalam keadaan baik-baik
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 224 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
saja. Dia takut kau tertangkap atau dibunuh orang Tohan. Dia menitipkan surat dan
berharap kau dapat membalasnya."
"Kau membawanya?"
Yuki mengangguk. "Dia juga membawakan sesuatu untukmu, aku menyembunyikannya di lemari."
Dia menggeser pintu lemari tempat menyimpan alas tidurku, dan dari balik
selimut, dia mengeluarkan sebuah bungkusan yang panjang. Aku mengenali kain
pembungkusnya: itu adalah baju yang Lord Shigeru pakai ketika menyelamatkanku di
Mino. Yuki meletakkan bungkusan itu di tanganku dan kuangkat ke depan wajahku.
Ada sesuatu yang keras di dalamnya. Aku tahu isi bungkusan ini. Aku membentangkan
pakaian itu dan mengangkat Jato.
Serasa mati dalam duka yang mendalam, air mataku berlinang: aku tak kuasa
menahannya. Yuki berkata dengan lembut, "Dia akan pergi menikah tanpa membawa senjata.
Shigeru tak ingin pedang ini hilang jika dia tidak kembali dari sana."
"Dia tak akan pernah kembali," kataku, air mata mengalir deras di pipiku seperti
arus sungai. Yuki mengambil Jato dari tanganku dan membungkusnya. Dia menyimpannya ke
dalam lemari. "Mengapa kau lakukan ini?" kataku. "Kau telah melanggar aturan Tribe?"
"Aku berasal dari Yamagata," balasnya. "Aku di sana saat Takeshi dibunuh.
Keluarga kekasihnya yang mati bersamanya-anak mereka adalah teman bermainku. Ketika di Yamagata, kau bisa melihat betapa besar cinta orang-orang di sana pada
Shigeru. Aku juga salah seorang di antara mereka. Dan aku yakin Kenji, ketua Muto,
salah menilai kalian." Ada nada menantang dalam suaranya, dia mirip anak yang
sedang marah dan memberontak. Aku tak bertanya lagi. Aku hanya bersyukur atas apa
yang telah dia lakukan untukku.
"Berikan suratnya," kataku setelah itu.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 225 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Shigeru belajar menulis langsung dari Ichiro dan tulisannya sangat rapi, sesuatu
yang sulit kupelajari: Takeo, akulah orang yang paling bahagia mendengar kau selamat.
Tak ada yang perlu disesalkan. Aku tahu kau tak akan mengkhianatiku, dan aku pun tahu
Tribe akan berusaha mengambilmu. Ingatlah aku kelak.
Lalu isi suratnya... Takeo, karena beberapa alasan kita tidak bisa meneruskan rencana kita. Aku sangat
menyesal, tapi juga lega karena tidak jadi mengirimmu ke kematian. Aku percaya kau harus
bersama Tribe, maka takdirmu di luar kuasaku. Namun, kau juga anakku dan satu-satunya
pewarisku. Kuharap kelak kau menjadi penerus klan Otori. Jika aku mati di tangan Iida,
kuminta kau membalaskan kematianku, tapi jangan berduka karena aku akan mendapatkan
lebih banyak bila aku mati. Bersabarlah. Aku juga memintamu untuk menjaga Lady
Shirakawa. Ikatan di masa lalu pasti akan memperkuat perasaan kita. Aku senang kita bertemu di
Mino. Salam peluk. Ayah angkatmu, Shigeru. Surat ini dibubuhi cap. "Para pengawal Otori yakin kalau kau dan guru Muto dibunuh," kata Yuki.
"Mereka tak percaya kau meninggalkan Shigeru dengan begitu saja. Kurasa kau perlu
tahu itu." Aku mengenang mereka, orang-orang yang selalu mengganggu sekaligus
memanjakanku, mengajarkan dan menjagaku. Mereka sangat bangga padaku, dan
masih tetap berpikir yang terbaik tentangku. Mereka pasti akan mati, dan ini
membuatku iri karena mereka akan mati bersama Shigeru, sedangkan aku dihukum
untuk tetap hidup, dan dimulai dengan hari yang buruk.
Setiap ada suara di luar membuatku terjaga. Suatu ketika, tak lama setelah tengah
hari, aku mendengar bunyi pedang beradu dan teriakan beberapa orang, tapi tidak ada
yang memberitahukan tentang kejadian itu. Kesunyian yang mencekam dan tidak biasa
melanda seluruh kota. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 226 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Satu-satunya yang membuatku tenang adalah Jato yang diletakkan tersembunyi,
tak jauh dariku. Aku sering berpikir untuk mengambilnya dan berusaha keluar dari sini,
namun pesan terakhir Lord Shigeru memintaku bersabar. Kemarahan telah
membuatku bersedih, tapi kini, saat air mataku mengering, rasa sedih memperkuat
tekadku. Iida harus mati lebih dulu dariku.
Sekitar Waktu Monyet, aku mendengar suara Yuki di bawah. Jantungku berhenti
berdetak, sadar kalau aku akan mendapat kabar mengenai peristiwa di kastil. Aku
sedang di ruangan bersama Keiko dan Yoshinori ketika Yuki datang dan menyuruh
Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka pergi. Dia berlutut di sampingku, lalu dia menggenggam kedua tanganku. "Muto
Shizuka mengirim pesan dari kastil, dan tak lama lagi ketua akan menemuimu."
"Shigeru mati?"
"Tidak, lebih buruk: dia ditangkap. Nanti mereka yang akan mengatakan
kepadamu." "Dia bunuh diri?"
Yuki bimbang. Dia berkata tanpa menoleh padaku. "Iida menuduh Shigeru adalah
anggota Hidden"dan juga menyembunyikan orang Hidden. Ando menuntut agar dia
dihukum. Lord Iida mencabut hak-hak istimewa Lord Shigeru sebagai ksatria dan
memperlakukan dia seperti penjahat biasa."
"Iida tak akan berani," kataku.
"Dia telah melakukannya."
Ketika mendengar ada langkah kaki mendekat dari luar, kemarahan dan shock
mengirimkan energi yang membanjiri tubuhku. Aku meloncat ke lemari untuk
mengambil Jato, dan menariknya dari sarung. Kupegang Jato dengan erat. Kuangkat
Jato ke atas kepalaku. Kenji dan Kikuta masuk. Mereka berjalan perlahan ketika melihat Jato ada di
tanganku. Kikuta langsung meraih belati dari balik kimononya, Kenji diam tak
bergerak. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 227 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Aku tak akan menyerangmu," kataku pada Kenji. "Meskipun kau layak mati. Aku
akan bunuh diri..." Kenji memutar bola matanya ke atas. Kikuta berkata lembut, "Kami harap kau
tidak mengambil jalan itu." Dan tak berapa lama dia melanjutkan dengan nada tidak
sabar. "Duduklah Takeo. Kau sudah menjelaskan maksudmu."
Kami semua berlutut di lantai. Aku meletakkan Jato di sampingku.
"Kulihat Jato menemukanmu," kata Kenji. "Seharusnya aku sudah bisa
menduganya." "Aku yang membawanya, guru," kata Yuki.
"Bukan kau, pedang itu yang memanfaatkanmu. Pedang itu yang berpindah dari
tangan ke tangan hingga sampai ke dia. Seharusnya aku tahu: pedang itu yang
membuatku mencari Shigeru setelah perang Yaegahara."
"Di mana Shizuka?" tanyaku.
"Di kastil. Dia tidak bisa datang. Terlalu berbahaya bila dia datang hanya untuk
menyampaikan pesan, tapi dia ingin kami tahu apa yang terjadi, dan menanyakan apa
yang akan kita lakukan."
"Katakan." "Kemarin Lady Maruyama, anak serta pelayannya, berusaha melarikan diri dari
kastil." Suara Kikuta datar, tidak semangat. "Dia menyuap pemilik perahu untuk
membawa mereka ke seberang sungai. Sayangnya dia dikhianati dan dihadang. Ketiga
wanita itu menceburkan diri ke sungai, dan hanya si pelayan yang selamat. Padahal
lebih baik seandainya dia tenggelam karena dia akhirnya disiksa. Dia lalu
membocorkan hubungan Lady Maruyama dengan Shigeru, dan persekutuan mereka
dengan Arai, serta hubungan Lady Maruyama dengan kaum Hidden."
"Pernikahan tetap dilangsungkan sampai Shigeru tiba di kastil," ujar Kenji.
"Setelah pengawal Otori di dalam kastil, mereka lalu dibunuh dan Shigeru dituduh
berkhianat." Dia diam sejenak, lalu melanjutkan dengan lirih. "Saat ini Shigeru
digantung di dinding kastil."
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 228 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Disalib?" bisikku. '
"Kedua lengannya digantung."
Aku menutup mata, membayangkan rasa sakit, bahu yang terlepas dari sendinya,
mati secara perlahan. Ini adalah penghinaan yang sangat dahsyat.
"Kematian secara ksatria, cepat dan terhormat, ya?" kataku, menyindir pada Kenji.
Dia tidak membalas. Wajahnya, yang biasanya bergerak-gerak, kini tegang,
kulitnya pucat, putih. Kusentuh Jato. Aku berkata pada Kikuta, "Aku mempunyai syarat sebelum
bergabung dengan Tribe. Aku yakin kalian bekerja pada orang yang mau membayar
paling tinggi. Dan aku akan membayar kalian dengan sesuatu yang kalian inginkan,
jiwa dan ragaku. Ijinkan aku menurunkan Shigeru malam ini. Jika kembali dengan
selamat, aku akan melepas nama Otori dan bergabung dengan Tribe. Jika kalian tidak
setuju, aku akan bunuh diri saat ini juga. Aku tak akan keluar dari sini hidup-hidup."
Dua ketua saling bertukar pandang. Kenji mengangguk. Kikuta berkata, "Aku
terima syaratmu karena situasinya telah berubah, dan kelihatannya kita menemui jalan
buntu." Tiba-tiba, terdengar keriuhan dari jalan, orang-orang berlarian dan suara-suara
teriakan. Kami berdua mendengarkan sebagaimana yang Kikuta selalu lakukan. Suarasuara tadi menghilang, lalu dia melanjutkan, "Kuijinkan kau pergi ke kastil malam ini."
"Aku akan ikut bersamanya," kata Yuki, "aku akan menyediakan semua keperluan."
"Jika guru Muto setuju," lanjutnya lagi.
"Boleh," kata Kenji, "Aku juga akan ikut bersama kalian."
"Kau tidak perlu ikut," kataku.
"Aku akan tetap ikut."
"Kalian tahu di mana Arai sekarang?" tanyaku.
Kenji berkata, "Sekali pun berjalan semalaman, dia tidak akan tiba sebelum fajar."
"Tapi dia dalam perjalanan?"
"Shizuka yakin dia tidak akan menyerang kastil. Satu-satunya harapan yaitu
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 229 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
memancing Iida berperang di perbatasan."
"Dan Terayama?"
"Mereka akan bangkit jika mendengar perlakuan biadab Iida," kata Yuki. "Begitu
juga Yamagata." "Pemberontakan tak akan berhasil bila Iida masih hidup, tapi ini bukan urusan
kita," kata Kikuta dengan marah. "Kau boleh mengeluarkan Shigeru, hanya itu
kesepakatan kita, tidak lebih."
Aku tidak bicara lagi. Bila Iida masih hidup...
Hujan turun lagi, suara-suara lembut menyelimuti kota ini, membasuh atap dan
jalan berbatu, menyegarkan udara yang pengap.
"Bagaimana keadaan Lady Shirakawa?" tanyaku.
"Menurut Shizuka, dia masih shock, tapi dia tetap tenang. Mereka tidak
mencurigai dia, selain dituduh membawa sial. Semua orang mengatakan kalau dirinya
dikutuk, tapi dia dianggap tidak terlibat dalam rencana pemberontakan. Sachie ternyata
lebih lemah dari yang Tohan duga, dia mati tanpa sempat mengungkap keterlibatan
Shizuka." "Dia mengatakan tentang aku?"
Kenji menghela napas, "Dia hanya tahu bahwa kau adalah orang Hidden yang
ditolong oleh Shigeru, sama seperti yang telah Iida tahu. Iida dan Ando menganggap
pengangkatanmu murni hanyalah untuk menghina mereka. Mereka tidak curiga kalau
kau adalah anggota Tribe, dan mereka juga tidak tahu kemampuan yang kau miliki."
Ini menguntungkan. Apalagi malam ini begitu gelap. Hujan yang reda telah
berganti dengan kabut disertai gerimis, awan mendung menggumpal, dan bulan serta
bintang tidak menampakkan diri. Tidurku yang pulas karena pengaruh Kikuta telah
membakar habis sifat lembutku dan yang tertinggal hanyalah sepotong baja dalam
diriku. Diriku kini persis seperti apa yang kulihat pada diri Kenji yang sebenarnya,
kejam seperti Jato. Setelah kami menyiapkan semua perlengkapan dan juga pakaian, aku berlatih
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 230 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
untuk melemaskan ototku. Ototku masih kaku, walaupun sudah berkurang sakitnya.
Pergelangan tangan kananku masih terasa mengganggu. Saat mengangkat Jato,
sakitnya terasa hingga ke sikut. Akhirnya Yuki melilitkan pelindung tangan yang
terbuat dari kulit. Saat paruh kedua Waktu Anjing*, setelah makan, kami lalu duduk diam untuk
mengatur napas dan aliran darah. Kami mematikan lampu kamar agar ketajaman
penglihatan di malam hari dapat meningkat. Jam malam mulai diberlakukan, para
pengawal berkuda berkeliling mengawasi setiap ruas jalan, memerintahkan penduduk
masuk ke rumah, dan jalan jalan pun sunyi. Rumah mulai melantunkan lagunya di
malam hari: bunyi piring yang dicuci, anjing diberi makan, beberapa penjaga yang
sedang duduk mengawasi. Aku mendengar langkah pelayan ketika membentangkan
alas tidur, bunyi sempoa dari ruang depan saat si pemilik rumah menghitung
penghasilannya hari ini. Alunan malam mulai berkurang dan nadanya menjadi teratur:
tarikan napas orang yang tidur, umumnya dengkuran, dan kadang desahan. Suara-suara
orang dalam keseharian sangat menyentuh jiwaku. Aku memikirkan keinginan ayahku
untuk hidup seperti orang biasa. Menangiskah dia saat aku lahir"
Setelah menyuruh Yuki meninggalkan kami berdua, Kenji lalu duduk di
sampingku. Dia berkata dalam nada rendah, "Shigeru dituduh memiliki kaitan dengan
Hidden"seberapa jauh keterlibatannya?"
"Dia tidak pernah mengatakannya, selain mengganti namaku, dan memperingatkanku agar tidak berdoa."
"Rumor mengatakan kalau dia tidak menyangkal keterlibatannya; dia juga menolak
untuk menjelek-jelekkan Hidden," suara Kenji bingung, nyaris kesal.
"Saat pertama kali bertemu, Lady Maruyama menggambar simbol Hidden di
tanganku," kataku perlahan.
"Banyak sekali yang Shigeru sembunyikan," kata Kenji, "Kupikir aku
mengenalnya!" "Dia tahu Lady Maruyama sudah meninggal?"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 231 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Iida pasti sudah mengatakan padanya dengan senang."
Aku memikirkan hal ini selama beberapa saat. Aku tahu Shigeru akan menolak
untuk menyangkal kepercayaan yang selama ini dianut Lady Maruyama. Terlepas
Shigeru percaya atau tidak, dia tak akan mau digertak Iida. Dan hingga saat ini dia
tetap memegang janjinya pada Lady Maruyama sewaktu di Chigawa. Dia tidak akan
menikahi wanita lain dan dia tak akan hidup tanpa Lady Maruyama.
"Tak kusangka Iida akan memperlakukan dia seperti itu," kata Kenji. Kurasa dia
berusaha memaafkan dirinya, tapi pengkhianatannya terlalu sulit untuk dimaafkan.
Walaupun senang dan bersyukur dia akan menyertaiku malam ini, tapi setelah ini aku
tidak mau lagi bertemu dengannya.
"Ayo kita lepaskan Shigeru," kataku. Aku berdiri dan memanggil Yuki dengan
pelan. Dia datang, dan kami pun segera mengenakan pakaian malam Tribe yang
berwarna gelap, lalu menutup wajah dan tangan karrrl sehingga tak seinci pun kulit
yang terlihat. Kami mengambil garrotte, tali dan pengait besi, belati panjang dan
pendek, dan juga kapsul racun yang mematikan.
Ketika aku mengambil Jato. Kenji berkata, "Tinggalkan saja benda itu. Kau tidak
akan dapat memanjat dinding dengan pedang panjang itu."
Aku tidak mengacuhkan perintahnya. Aku tahu apo yang kuperlukan.
Rumah tempatku disekap terletak di sebelah barat kastil, di antara rumah-rumah
pedagang di sisi utara sungai. Di daerah ini banyak gang sempit dan jalan setapak
sehingga memudahkan kami bergerak tanpa terlihat. Di ujung jalan kami melewati
sebuah biara yang lampunya masih menyala dan ada beberapa biarawan sedang bersiap
melakukan ritual tengah malam. Seekor kucing yang duduk di sisi lentera batu hanya
diam saat kami lewat di depannya.
Di dekat sungai aku mendengar dentingan baja dan langkah kaki berderap. Begitu
sampai di pintu gerbang, Kenji menghilangkan diri. Yuki dan aku melompat ke atas
tembok dan merapatkan diri ke atap.
Ada patroli yang terdiri dari seorang berkuda dan enam orang berjalan kaki. Dua
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 232 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
orang membawa obor. Mereka bergerak maju di sepanjang jalan dan berlari di tepi
sungai, menerangi setiap gang dan memperhatikan sungai. Mereka begitu ribut
sehingga kami tidak perlu terlalu waspada.
Atap yang tepat di bawah wajahku basah dan licin. Hujan gerimis masih berlanjut,
membungkam semua suara. Hujan akan membasahi wajah Shigeru....
Setelah patroli lewat, kami menjatuhkan diri dari atap lalu berjalan ke arah sungai.
Ada kanal kecil terbentang di bawah jalan setapak. Yuki memimpin kami masuk ke
gorong-gorong yang ada di bawah jalan. Kami merayap ke dalam saluran air itu, dan
muncul di tepi sungai. Air menutupi jejak kami.
Bayangan gelap kastil berada di depan. Lapisan awan begitu rendah sehingga aku
hampir tidak bisa melihat ' menara kastil yang tinggi. Antara kami dan tembok kubu
terbentang sungai, lalu tanah kosong, dan setelah itu ada parit yang menyerupai sungai
kecil. "Di mana dia?" aku berbisik pada Kenji.
"Di timur, tepat di bawah rumah Iida. Dinding yang ada rantai-rantai besi."
Empedu serasa melompat ke tenggorokanku. Sambil melawannya, aku bertanya,
"Penjaga?" "Di koridor tepat di atasnya. Mereka berjaga di situ, Sedangkan di bawahnya ada
patroli." Seperti yang pernah kulakukan di Yamagata, aku duduk dan menatap kastil
beberapa saat. Kami bertixa diam. Aku merasakan darah Kikuta menjalar di sekujur
tubuhku, mengalir dalam nadi dan otot-ototku. Aku pun akan mengalir seperti air ke
kastil dan memaksa kastil untuk menyerahkan apa yang ada dalam genggamannya.
Kuambil Jato dari sabuk dan kusembunyikan di tepi sungai, di rumput. "Tunggu di
sini," bisikku. "Aku akan membawa tuanmu kemari."
Kami turun ke sungai dan menyelam ke seberang. Ketika muncul, aku mendengar
ada patroli yang melintas di taman, tepat di seberang parit. Kami bersembunyi di
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 233 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
alang-alang sampai mereka lewat, setelah itu kami lalu berlari melintasi rawa kemudian
berenang menyeberangi parit.
Dinding kubu pertama terletak di tepi parit. Di atasnya ada tembok kecil beratap
yang mengelilingi taman di depan rumah Iida. Di antara dinding rumah dan dinding
kubu terdapat rawa-rawa. Kenji melompat ke tanah untuk mengawasi patroli,
sementara aku dan Yuki merayap menyusuri atap genteng ke sudut tenggara. Dua kali
aku mendengar Kenji memperingatkan kami dengan cara menirukan suara jangkrik,
dan kami pun bersembunyi di bagian atas tembok ketika patroli lewat di bawah.
Aku duduk berlutut dan memandang ke atas. Di atasku berderet jendela koridor
yang terletak tepat di belakang rumah Iida. Semua jendela tertutup dan dipalang,
kecuali satu jendela yang jaraknya paling dekat dengan rantai besi tempat Shigeru
digantung. Pergelangan tangannya diikat dengan tali. Kepalanya terkulai. Aku mengira
dia sudah mati, tapi kemudian aku melihat kakinya bergerak perlahan di tembok,
berusaha mencari pijakan. Aku mendengar desah napasnya yang lambat. Dia masih
Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hidup. Nightingale floor tiba-tiba bernyanyi. Aku langsung tiarap kembali di atap. Aku
mendengar jendela dibuka, lalu jerit kesakitan Shigeru ketika rantai disentakkan dan
kakinya tergelincir. "Menarilah Shigeru, ini hari pernikahanmu!" seorang penjaga mencemoohnya.
Kemarahanku memuncak. Yuki lalu menyentuh tanganku untuk menenangkan.
Kemarahanku pun mereda dan berubah menjadi kekuatan.
Kami menunggu selama beberapa saat. Tidak ada lagi yang berpatroli di bawah
kami. Apakah Kenji telah membungkam mereka semua" Lampu di jendela berkelapkelip dan berasap. Dalam jeda waktu yang tidak lama, selalu saja ada penjaga yang
datang. Setiap kali Lord Shigeru, yang menderita di ujung tali itu, mendapat tempat
berpijak di dinding, ada saja penjaga yang datang dan menggoyangkan talinya sehingga
dia hilang keseimbangan. Jendela itu tetap terbuka. Aku berbisik pada Yuki. "Kita harus memanjat dinding.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 234 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Kau bunuh orang yang muncul di jendela, sedangkan aku turun menggunakan tali
untuk meraih tubuh Shigeru. Kau potong tali yang mengikat pergelangan tangannya
yang ada di dekat jendela itu bila kau mendengar suara kijang. Saat itulah aku akan
menurunkan tubuh Shigeru."
"Kita bertemu di kanal," kata Yuki.
Segera setelah para penyiksa itu pergi, kami menjatuhkan diri ke tanah, melintasi
lahan sempit, dan mulai memanjat dinding kastil. Yuki memanjat ke arah jendela,
sementara aku berpegangan pada tepi bawah jendela, mengambil tali dari pinggangku
dan mengikatkannya pada salah satu rantai besi.
Lantai kembali berbunyi. Aku menghilangkan diri dengan merapat ke tembok.
Aku mendengar ada yang keluar dari jendela tepat di atasku, lalu terdengar sentakan
perlahan, suara kaki menendang tidak berdaya melawan garrotte, kemudian sunyi.
Yuki berbisik, "Cepat."
Aku lalu menuruni dinding ke arah Shigeru, tali terulur saat aku merayap. Hampir
saja aku dapat meraih tubuhnya ketika aku mendengar bunyi jangkrik. Sekali lagi aku
menghilangkan diri, sambil berdoa semoga kabut bisa menyembunyikan tali yang
terulur. Patroli lewat di bawahku. Ada bunyi percikan air dari arah parit. Perhatian
mereka langsung tertuju ke sana. Salah seorang penjaga berjalan ke sudut tembok,
menerangi air dengan obor. Cahaya yang berpindah membuat warna dinding yang
putih menjadi pudar. "Tikus air," teriaknya. Rombongan patroli itu pun pergi dan langkah kaki mereka
lambat-laun tak terdengar lagi.
Kini saatnya bagiku untuk bergerak cepat. Aku tahu kalau penjaga yang lain tak
lama lagi akan muncul dari jendela di atasku. Berapa lama lagi Yuki dapat membunuh
mereka satu demi satu" Temboknya licin, tapi taliku lebih licin lagi. Aku merayap
turun hingga sejajar dengan Shigeru.
Matanya tertutup, tapi dia bisa mendengar dan merasakan kehadiranku. Dia
membuka mata, membisikkan namaku tanpa ada nada kaget, dan memberi senyuman
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 235 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
yang tulus, hatiku kembali hancur.
Aku berkata, "Ini akan terasa sakit. Tapi jangan bersuara."
Dia menutup mata dan menempelkan kakinya ke dinding.
Setelah mengikat erat tubuhnya ke tubuhku, aku lalu menirukan suara kijang. Yuki
memotong tali yang menggantung Shigeru. Terdengar napas lega Shigeru karena
lengannya kini bebas, meskipun dia belum bebas. Tambahan beban tubuh Shigeru
membuatku hilang keseimbangan di permukaan dinding yang licin ini, dan ketika kami
berdua jatuh, aku berdoa agar tali ini mampu menahan berat kami. Akhirnya tali ini
membawa kami turun hingga beberapa depa di atas tanah dengan sentakan yang benarbenar sakit.
Kenji muncul dari gelap, dan bersama-sama, kami melepaskan ikatan Shigeru dan
membawanya ke dinding. Setelah Kenji melemparkan pengait, kami lalu menarik tubuh Shigeru. Kami
ikatkan tali ke tubuhnya lagi, lalu Kenji menurunkan dia ke bawah sementara aku turun
melalui dinding sambil memeganginya, berusaha mengurangi rasa sakitnya.
Tanpa berhenti saat melewati rawa, kami bawa dia berenang melintasi parit yang
mengelilingi kastil, menutupi wajahnya dengan kain hitam. Bila cuaca tidak berkabut,
kami pasti akan terlihat karena kami tidak mungkin membawa Shigeru menyelam.
Kemudian kami bawa dia melintasi sebidang tanah yang masih berada di kastil ke tepi
sungai. Shigeru hampir pingsan, berkeringat karena rasa sakit, bibirnya pecah-pecah
karena dia gigit agar tidak bersuara. Kedua bahunya terkilir, seperti yang kucemaskan,
dan dia juga muntah darah karena luka dalam.
Hujan kian deras. Kijang berlarian melihat kehadiran kami; namun tak ada
kegaduhan di kastil. Kami lalu membawa Lord Shigeru ke sungai dan berenang secara
perlahan ke seberang. Hujan menjadi anugrah karena menutupi kami, menyamarkan
setiap bunyi, tapi itu juga berarti aku tidak bisa melihat Yuki waktu aku menoleh ke
kastil. Ketika sampai di tepi sungai, kami membaringkan Shigeru di rerumputan. Kenji
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 236 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
lalu membukakan kain penutup kepala dan menyeka air di wajah Shigeru.
"Maafkan aku, Shigeru," kata Kenji.
Lord Shigeru hanya tersenyum, tidak bicara. Setelah mengumpulkan kekuatan, dia
membisikkan namaku. "Aku di sini." "Kau menyimpan Jato?"
"Ya, Lord Shigeru."
"Gunakan Jato sekarang. Bawalah kepalaku ke Terayama dan kuburkan aku di sisi
makam Takeshi." Dia berhenti bicara saat getaran rasa sakit menyapu seluruh
tubuhnya, kemudian dia berkata, "Dan bawa kepala Iida kepadaku di sana."
Saat Kenji membantunya duduk, Shigeru berkata lirih, "Takeo tak pernah
membuatku kecewa." Aku menarik Jato dari sarung. Shigeru meregangkan lehernya
dan menggumamkan beberapa kata: doa orang Hidden menjelang ajal, lalu dia
menyebut nama Sang Pencerah. Aku pun berdoa semoga aku tak membuatnya kecewa.
Malam ini jauh lebih gelap dibanding saat Jato ada di tangannya ketika menyelamatkan
diriku di Mino. Kuangkat Jato, pergelangan tanganku terasa sakit, dan memohon maaf pada
Shigeru. Pedang ular ini melompat dan menggigit saat terakhir kali mengabdi pada
tuannya, dia membebaskan tuannya ke dunia yang berikutnya.
Malam begitu hening. Semburan darahnya begitu dahsyat. Kami mencuci kepala
Shigeru di sungai, lalu membungkusnya, di matanya tidak nampak rasa sedih atau pun
menyesal. Ada bunyi percikan air, dan tidak lama kemudian Yuki muncul seperti berangberang. Dengan kemampuan penglihatannya yang tajam, dia mengawasi situasi di
depannya, lalu berlutut di samping tubuh Shigeru, berdoa. Kuangkat kepala Shigeru
dan kuletakkan di atas tangan gadis itu.
"Bawalah ini ke Terayama," kataku. "Kita akan bertemu di sana."
Dia mengangguk, dan kulihat cahaya dari giginya yang putih saat dia tersenyum.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 237 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Kita harus pergi," bisik Kenji. "Kita telah bekerja dengan sangat baik, dan kini
semua telah berakhir."
"Aku harus mempersembahkan tubuhnya pada sungai." Aku tidak tega
meninggalkan tubuh Shigeru tergeletak begitu saja di tepi sungai. Kuambil batu dari
mulut kanal lalu kuikat di pinggang Shigeru karena hanya bagian itu yang tersisa dari
pakaiannya. Kenji dan Yuki membantuku mengangkat tubuh Shigeru ke sungai.
Aku berenang ke dasar sungai yang paling dalam dan melepaskan tubuhnya. Aku
merasa terseret arus dan melayang-layang bersama jasad Shigeru. Darah menyembul ke
permukaan air, kegelapan bertemu dengan putihnya kabut, dan sungai segera
membawanya. Aku terkenang rumah kami di Hagi, di mana setiap sore selalu ada bangau yang
datang ke kolam di depan pintu. Kini Lord Otori Shigeru telah tiada. Air mataku
berlinang dan arus sungai membawa linangan air mataku.
Bagiku, semua ini belum berakhir. Aku kembali ke tepi sungai untuk mengambil
Jato. Ada noda darah di mata pedang. Aku membersihkan bekas darah itu lalu
memasukkan ke sarung. Kenji benar-Jato akan merintangiku memanjat tembok-namun
aku memerlukannya saat ini. Aku tak berkata apa-apa pada Kenji dan Yuki, selain,
"Kita akan bertemu di Terayama."
Kenji berbisik, "Takeo," dengan nada tidak yakin, tapi dia tahu aku tidak bisa
dihalangi. Dia merangkul Yuki. Saat itulah aku sadar kalau Yuki adalah anaknya.
Setelah itu, Kenji mengikutiku kembali ke sungai.*
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 238 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
KAEDE menunggu datangnya malam. Ia sadar kalau tidak mempunyai pilihan lain
kecuali bunuh diri. ia memikirkan tentang bunuh diri sama seperti ia memikul semua
bebannya. Kehormatan keluarganya bergantung pada perkawinan ini"begitulah
yang ayahnya katakan. Kini, dalam keadaan bingung dan situasi yang kacau, ia
sampai pada keyakinan bahwa bunuh diri merupakan satu-satunya cara untuk
melindungi nama dan kehormatan keluarganya.
Kaede seharusnya menikah malam ini. Saat ini ia masih memakai pakaian
pengantin buatan para wanita Tohan. Kimono ini lebih mewah dan anggun dari pakaian mana pun yang pernah ia pakai, namun di balik baju ini ia merasa begitu kecil
dan rapuh seperti boneka. Mata para pelayan nampak merah karena menangisi
kematian Lady Maruyama, namun Kaede baru mengetahui kejadian itu setelah
semua pengawal Otori dibantai. Kemudian kengerian demi kengerian diungkapkan
padanya sehingga Kaede merasa seperti akan gila karena marah sekaligus sedih.
Rumah dengan kamar yang anggun, yang penuh dengan karya seni dan taman
yang begitu indah, berubah menjadi tempat penyiksaan dan kekerasan. Dinding luar,
di seberang nightingale floor, tergantung orang yang seharusnya ia nikahi. Sepanjang
sore ia selalu mendengar para penjaga mencemooh dan tertawa. Hatinya hancur, dan
ia pun menangis tiada henti. Kadang ada yang menyebut namanya, dan ia sadar kalau
reputasinya semakin buruk. Ia merasa bersalah atas semua kejadian ini. Ia menangis
karena penghinaan Iida pada Lord Shigeru. ia juga menangis karena rasa malu kedua
orangtuanya akibat dirinya.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 239 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Saat ia mengira air matanya telah habis karena menangis, air mata menetes lagi
hingga membasahi wajahnya. Lady Maruyama, Mariko, Sachie... telah pergi, hanyut
oleh arus kekejaman Tohan. Semua orang yang ia sayangi mati atau hilang.
Dan ia pun menangisi dirinya karena baru berumur lima belas tahun tapi
hidupnya telah berakhir. Ia berduka atas suami yang tidak pernah ia nikahi, anakanak yang belum ia lahirkan, dan masa depan yang akan segera berakhir pada sebilah
belati. Hanya satu yang membuat ia tenang: lukisan pemberian Takeo. Ia menggenggam dan menatap lukisan itu lekat-lekat. Tak lama lagi ia akan bebas, sebebas
burung dalam lukisan itu.
Shizuka pergi ke dapur untuk mengambil makanan, dan di saat melewati
penjaga, ia bersenda-gurau tanpa menunjukkan rasa duka. Tapi, saat ia kembali ke
kamar, topeng yang dia pakai dilepas. Di wajahnya nampak kesedihan yang
mendalam. "Lady," dia berkata dengan ceria, berpura-pura ceria. "Akan kusisir rambutmu.
Rambutmu kusut. Dan kau juga harus mengganti pakaian."
Shizuka membantu Kaede melepas pakaian dan memanggil pelayan untuk
membawa pergi berlapis-lapis kimono yang berat itu.
"Aku ingin memakai pakaian tidur," kata Kaede. "Aku tak mau bertemu siapasiapa lagi hari ini."
Dalam balutan pakaian dari bahan katun ringan, Kaede duduk di lantai dekat
jendela yang terbuka. Air hujan menetes dengan lembut dan dingin. Taman yang
diselimuti kabut seakan-akan turut berduka-cita.
Shizuka lalu duduk berlutut, mengangkat rambut Kaede yang berat dan
mengelusnya hingga ke ujung rambut. Dia berbisik, "Aku telah mengirim pesan ke
rumah Muto di kota. Aku sudah menerima balasannya. Takeo memang
disembunyikan di sana, seperti yang kuduga. Takeo diijinkan untuk mengambil
tubuh Lord Otori." "Lord Otori sudah mati?"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 240 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Tidak, belum." Suara Shizuka tersendat karena luapan emosi. "Perbuatan biadab
itu," gumamnya, "Penghinaan padanya. Dia tidak boleh dibiarkan seperti itu. Takeo
harus menjemputnya."
Kaede berkata, "Kalau begitu, Takeo juga akan mati hari ini."
"Orang suruhanku juga sedang ke tempat Arai," bisik Shizuka. "Tapi aku tidak
tahu apakah dia bisa datang menolong kita tepat pada waktunya."
"Aku tidak yakin ada orang yang mampu menantang Tohan," kata Kaede. "Lord
Iida tak mungkin dikalahkan. Kekejamannya yang telah membuat dia kuat." Kaede
menatap keluar jendela, di luar hujan gerimis, kabut menutupi gunung. "Mengapa
kaum lelaki selalu membuat dunia menjadi keras?" ia bertanya dengan nada rendah.
Sepasang angsa yang terbang menjerit dengan nada duka. Di kejauhan, di dekat
dinding, terdengar teriakan seekor kijang.
Kaede mengelus rambutnya. Rambutnya basah oleh air mata Shizuka. "Kapan
Takeo datang?" "Jika jadi, tengah malam ini." Keduanya terdiam beberapa saat. Kemudian
Shizuka melanjutkan, "Tapi jangan terlalu berharap."
Kaede diam tidak membalas. Aku akan menunggunya, ia berjanji pada dirinya.
Aku akan melihatnya sekali lagi.
Ia menyentuh gagang belati yang dingin di balik kimononya. Shizuka yang
memperhatikan gerakkannya, mendekat, lalu memeluknya. "Jangan takut. Apa pun
yang kau lakukan, aku akan selalu bersamamu. Aku akan ikut denganmu ke dunia
berikutnya." Mereka berpegangan tangan cukup lama. Letih karena emosi, Kaede menjadi
bingung dan sedih. Ia merasa seakan sedang bermimpi dan masuk ke dunia lain,
dunia di mana ia berbaring dalam pelukan Takeo, tanpa ada rasa takut. Hanya dia
yang bisa menyelamatkanku, pikirnya. Hanya dia yang bisa membawa kembali
kehidupan padaku. Kemudian ia mengatakan ingin mandi, dan meminta Shizuka mencabut alis serta
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 241 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
menggosok telapak dan tungkai kakinya. Setelah itu Kaede makan sedikit kemudian
duduk menghadap keluar untuk menenangkan diri, bermeditasi seperti yang pernah
diajarkan saat ia masih kanak-kanak, sambil mengingat wajah damai Sang Pencerah
di Terayama. "Kasihanilah diriku," doanya. "Bantulah aku untuk mendapatkan keberanian."
Seorang pelayan datang membentangkan alas tidur. Kaede bersiap merebahkan
diri dan meletakkan belatinya di bawah kasur. Malam mendekati Waktu Tikus*, dan
penghuni rumah pun telah tertidur, selain tawa penjaga di kejauhan saat terdengar
nightingale floor bernyanyi. Ada yang mengetuk pintu. Shizuka membuka pintu dan
langsung bersujud. Kaede mendengar suare Lord Abe.
Dia datang menangkap Shizuka, pikir Kaede ketakutan.
Shizuka berkata, "Hari telah larut malam, tuan, Lady Shirakawa ingin
beristirahat," tapi suara Abe memaksa. Abe melangkah mundur. Shizuka menoleh
Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pada Kaede dan berbisik, "Lord Iida ingin bertemu," sebelum lantai kembali
bernyanyi. Iida masuk ke kamar, diikuti Abe dan orang bertangan satu, orang yang ia tahu
bernama Ando. Kaede melihat wajah mereka, ada rona merah karena minuman sake dan rasa
senang karena telah membalas dendam. Kaede segera menyembah hingga kepalanya
menyentuh lantai, jantungnya berpacu cepat.
Iida duduk bersila. "Duduk tegak, Lady Shirakawa."
Kaede mengangkat kepala dengan enggan. Iida memakai pakaian malam, tapi
ada pedang di sabuknya. Kedua orang yang duduk di belakangnya juga membawa
pedang. Mereka duduk tegak sambil mengamati Kaede dengan rasa ingin tahu.
"Maaf telah mengganggumu di larut malam ini," kata Iida, "Tapi aku merasa
hariku belum berakhir tanpa menyampaikan rasa penyesalanku karena telah menempatkan dirimu dalam posisi yang tidak menguntungkan." Dia tersenyum,
menunjukkan giginya yang besar-besar. Dari balik bahu, dia memberi perintah pada
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 242 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Shizuka, "Pergilah."
Mata Kaede membelalak dan deru napasnya semakin kencang, namun ia tak
berani untuk melihat ke arah Shizuka. Ia mendengar pintu ditutup dan yakin
Shizuka akan tetap berada di dekatnya, di ruangan sebelah. Kaede duduk tanpa
bergerak, menunduk, menunggu Iida melanjutkan perkataannya.
"Pernikahanmu yang kupikir dapat mempererat persekutuanku dengan Otori
malah dijadikan alasan bagi ular berbisa untuk menggigitku. Tapi, kurasa, sarangnya
telah musnah." Mata Iida tetap terpaku pada wajah Kaede. "Kau telah menghabiskan
waktu bersama Otori Shigeru dan Maruyama Naomi. Apakah menurutmu mereka
merencanakan sesuatu untuk melawanku?"
"Aku tidak tahu apa-apa, Lord," kata Kaede dan menambahkan perlahan. "Jika
ada, rencana itu hanya akan berhasil bila aku tidak tahu."
"Uhhh," gerutunya, dan setelah keheningan yang panjang, dia berkata, "Di mana
pemuda itu?" Kaede tak menyangka kalau jantungnya bisa berdetak lebih cepat lagi,
debarannya mampu membuat pelipisnya berdenyut dan ia seperti akan pingsan.
"Pemuda yang mana, Lord Iida?"
"Anak angkat Shigeru yang bernama Takeo."
"Aku tidak tahu apa-apa tentang dia," balasnya, seakan-akan bingung. "Kenapa
aku harus tahu?" "Apa pendapatmu tentang dia?"
"Dia masih muda, sangat pendiam. Tampaknya dia juga kutu buku; dia senang
melukis." Kaede memaksakan diri untuk tersenyum. "Dia agak kikuk dan.. mungkin
kurang berani." "Lord Abe juga menganggap seperti itu. Kami baru tahu kalau dia itu orang
Hidden. Dia berhasil lolos dari hukumannya setahun lalu. Apakah ada alasan lain,
selain untuk menghina dan mengejekku, sampai Shigeru berani menyembunyikan,
dan bahkan mengangkat dia sebagai anak?"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 243 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Kaede tidak menjawab. Jaringan intrik tampak sulit dia mengerti.
"Lord Abe yakin anak itu melarikan diri ketika Ando mengenalinya.
Kelihatannya anak itu penakut. Cepat atau lambat kami akan menangkapnya dan
akan aku gantung dia di samping ayah angkatnya." Mata Iida mengerling ke arahnya,
tapi Kaede tidak menanggapi. "Sehingga semua dendamku pada Shigeru lunas."
Giginya bersinar ketika dia menyeringai. "Tapi, ada pertanyaan yang lebih penting
lagi: bagaimana denganmu" Mendekatlah!"
Kaede bergerak maju sambil membungkuk. Detak jantungnya melambat, bahkan
seperti hendak berhenti. Waktu pun berjalan lambat. Malam semakin senyap. Hujan
berbisik lembut. Seekor jangkrik sedang bernyanyi riuh.
Iida mencondongkan badan ke depan dan mengamati Kaede. Cahaya lampu
jatuh tepat di wajah Iida, dan ketika Kaede mengangkat mata, ia melihat wajah Iida
penuh dengan nafsu. "Aku turut berduka, Lady Shirakawa. Peristiwa ini telah membuat namamu
semakin tercemar, tapi karena ayahmu setia padaku, maka aku merasa bertanggung
jawab padamu. Apa yang harus kulakukan?"
"Aku hanya ingin mati," balas Kaede. "Biarkan aku mati dengan terhormat.
Ayahku akan lega." "Namun itu akan menimbulkan masalah tentang penerus klan Maruyama,"
katanya. "Mungkin aku yang akan menikahimu. Dengan begitu, masalah wilayah kekuasaan akan selesai, dan akan mengakhiri rumor tentang dirimu yang
mendatangkan bahaya pada laki-laki."
"Kehormatan itu terlalu besar bagiku," ujar Kaede.
Iida tersenyum dan kukunya yang panjang menyentuh gigi depannya. "Aku tahu
kau mempunyai dua adik perempuan. Aku akan menikahi adikmu yang tertua. Dan
kurasa, sebaiknya kau yang mencabut nyawamu sendiri."
"Lord Iida." Kaede membungkuk.
"Dia gadis yang luar biasa, bukan?" kata Iida tanpa menoleh pada orang di
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 244 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
belakangnya. "Cantik, pintar, dan berani. Tapi semua itu akan sia-sia."
Kaede kembali duduk tegak, memalingkan wajahnya dari Iida, dan bertekad
untuk tidak memperlihatkan wajahnya pada laki-laki itu.
"Aku yakin kau masih perawan," kata Iida sambil mengulurkan tangan untuk
menyentuh rambut Kaede. Kini Kaede sadar bahwa Iida ternyata jauh lebih mabuk
dari yang ia duga. Kaede mencium bau sake dari napasnya saat orang itu
mencondongkan badan untuk mendekat. Sentuhan Iida membuat ia gemetar
ketakutan. Iida tertawa melihat Kaede gemetar. "Menyedihkan Nla kau mati
perawan. Setidaknya kau harus alami satu malam bercinta."
Kaede merasa tidak percaya atas perkataan Iida, Kini ia bisa membuktikan semua
kebejatan moral orang ini, seberapa jauh dia telah terperosok ke dalam lubang nafsu
dan kekejaman. Kekuasaan yang besar telah membuatnya sombong dan kejam. Kaede
merasa seakan sedang bermimpi, ia dapat melihat apa yang akan terjadi, tapi ia tidak
mampu mencegahnya. Ia tidak bisa mempercayai apa yang akan orang ini lakukan.
Iida memegang kepala Kaede dengan kedua tangannya lalu membungkuk untuk
menciumnya. Kaede segera memalingkan wajah sehingga bibir Iida hanya menyentuh lehernya.
"Jangan," katanya. "Jangan, Lord. Jangan permalukan diriku. Biarkan saja aku
mati!" "Bukanlah sesuatu yang memalukan untuk membuatku senang," katanya.
"Kumohon, tidak di depan orang-orang ini," pinta Kaede sambil menangis,
seolah ia akan menyerahkan diri. Rambutnya terurai ke depan hingga menutupi wajahnya.
"Tinggalkan kami," kata Iida dengan kasar pada kedua pengawalnya itu. "Tak
ada yang boleh menggangguku hingga fajar."
Kaede mendengar langkah kedua orang itu menjauh dari kamar. Ia mendengar
Shizuka menyapa mereka, ingin rasanya ia berteriak, namun ia tak berani. Iida
berlutut di sampingnya, menggendong, dan membawanya ke alas tidur. Iida lalu
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 245 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
melepas korset dan kimono Kaede. Kemudian Iida membuka pakaiannya, lalu berbaring di samping Kaede. Kulit Kaede bergidik oleh rasa takut dan jijik.
"Malam ini milik kita," adalah kata-kata terakhir yang Iida ucapkan. Ketika
tubuh Iida menekan tubuhnya, Kaede teringat pada penjaga di kastil Noguchi. Mulut
Iida yang menyentuh mulutnya membuat Kaede marah dan jijik. Kedua tangan
Kaede menjangkau ke belakang kepala, gerakan ini membuat Iida mengerang senang
karena tubuh Kaede melengkung di tubuhnya. Dan dengan tangan kiri Kaede
memegang jarum di balik lengan kiri kimononya. Kaede langsung menusuk mata
Iida ketika wajah orang itu mendekat ke wajahnya. Iida berteriak, jeritannya tak jauh
berbeda dengan jeritan nafsunya. Kaede menarik belati dari bawah kasur dengan
tangan kanannya, lalu ia tikam ke tubuh Iida. Iida jatuh dengan belati tertusuk
dijantungnya.* LIAN HEARN BUKU PERTAMA 246 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
AIR di rambut dan bulu mataku menetes berdesakkan seperti pohon willow dan
bambu. Aku pun basah dengan darah, walaupun darah tidak meninggalkan noda di
pakaianku yang berwarna gelap. Kabut kian tebal. Kenji dan aku bergerak dalam
dunia hantu, tidak nyata dan tidak dapat dilihat dengan mata. Aku bertanya-tanya,
apakah aku sudah mati, dan muncul sebagai malaikat pembalas dendam. Saat
tugasku malam ini selesai, aku akan menghilang, kembali ke nirwana. Kesedihan
mulai melantunkan lagi nyanyian kepedihan di hatiku, namun aku belum boleh
mendengarnya. Kami muncul dari parit dan memanjat dinding. Aku merasakan beratnya Jato di
panggulku, seakan aku sedang membawa Shigeru. Aku merasa seakan-akan roh
Shigeru telah masuk ke tubuhku dan mengukirkan dirinya di tulang-tulangku. Dari
atas dinding taman aku mendengar langkah kaki patroli. Mereka panik; mereka
mencurigai adanya penyelusup, dan saat mereka melihat tali gantungan Shigeru
terpotong, mereka langsung berhenti, berseru kaget, dan menatap tajam ke atas, ke
rantai besi tempat Shigeru digantung.
Aku dan Kenji masing-masing membunuh dua penjaga. Mereka mati dalam
empat tusukan sebelum sempat melihat ke bawah lagi. Shigeru benar. Pedang
melompat dari tanganku seakan bergerak atas kemauannya sendiri. Rasa kasihanku
tidak mampu menghalanginya.
Jendela di atasku masih terbuka, lampunya bersinar remang-remang. Istana Iida
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 247 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
sunyi, diselimuti oleh nyenyaknya Waktu Kerbau*. Ketika kami memanjat dan masuk
melalui jendela yang terbuka itu, kami jatuh di atas beberapa mayat penjaga yang
telah dibunuh Yuki. Kenji mengeluarkan suara pujian dengan pelan. Aku berjalan ke
pintu yang berada di antara koridor dan ruang penjaga. Aku tahu ada empat ruangan
yang terletak di sepanjang koridor. Ruangan pertama terbuka dan mengarah ke ruang
tunggu, ruangan tempat aku dan Shigeru pernah menunggu sambil melihat lukisan
bangau. Tiga ruangan lainnya tersembunyi di balik kamar Iida.
Nightingale floor mengitari seluruh rumah dan juga di bagian tengah yang
menjadi batas antara ruangan laki-laki dan ruangan wanita. Lantai itu kini ada di
depanku, berkilauan di sinari lampu, sunyi senyap.
Aku merunduk dalam gelap. Dari jauh, di ujung bangunan, aku mendengar ada
suara: dua orang laki-laki dan seorang perempuan.
Shizuka. Beberapa saat kemudian baru aku tahu kalau kedua orang itu adalah Abe dan
Ando; tapi aku tak yakin berapa banyak jumlah penjaga: Mungkin ada dua orang
bersama mereka, dan sepuluh orang atau lebih yang berada di ruangan rahasia. Aku
mengenal suara yang berasal dari ujung ruangan, suara Iida. Mungkin Abe dan Ando
sedang menunggu Iida di sana"tapi di mana Iida, dan mengapa Shizuka bersama
mereka" Shizuka bersuara ringan, nyaris genit, sedangkan suara kedua orang itu terdengar
letih, mengantuk, dan agak mabuk.
"Aku akan mengambil sake lagi," aku mendengar suara Shizuka.
"Ya, nampaknya malam ini akan menjadi malam yang panjang," balas Abe.
"Malam terakhir akan selalu terasa pendek," balas Shizuka, ada maksud tertentu
di balik nada suaranya. "Malam ini tidak perlu menjadi malam terakhir, andai kau mau bertindak cepat,"
kata Abe dengan nada berat. "Kau menarik dan tahu bagaimana memanfaatkannya.
Kujamin kau akan aman."
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 248 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Lord Abe!" Shizuka tertawa pelan. "Bisakah aku mempercayaimu?"
"Ambilkan lagi sake dan akan kutunjukkan seberapa banyak kau bisa
mempercayaiku." Lantai bernyanyi saat Shizuka melangkah keluar ruangan dan menapaki lantai
itu. Langkah lebih berat mengikutinya, dan Ando berkata, "Aku ingin melihat
Shigeru menari lagi. Sudah setahun aku menantikan peristiwa ini."
Begitu mereka berjalan ke tengah ruangan, aku lalu berlari mengelilingi tepi
lantai dan meringkuk di dekat ' pintu ruang tunggu. Lantai tetap hening di bawah telapak kakiku. Ketika Shizuka berjalan melewatiku, Kenji menirukan suara jangkrik.
Shizuka melangkah ke tempat yang gelap.
Ando masuk ke ruangan tunggu, lalu berjalan ke ruang penjaga. Dengan marah
dia berteriak membangunkan penjaga yang kelihatan seperti tertidur, dan di saat
itulah Kenji mengait Ando dengan pengait besi. Aku masuk ke dalam, lalu membuka
penutup kepalaku sambil memegang lampu agar dia dapat melihat wajahku.
"Kau ingat aku?" bisikku. "Kau tahu siapa aku" Aku adalah pemuda dari Mino.
Ini untuk orang-orang di desaku. Dan untuk Lord Otori."
Matanya menunjukkan rasa tidak percaya dan juga marah. Aku tidak
menggunakan Jato. Kupakai garrotte untuk membunuhnya, sementara Kenji
memegangnya sedangkan Shizuka hanya menyaksikan.
Aku berbisik pada Shizuka, "Di mana Iida?"
Dia menjawab, "Dengan Kaede. Di kamar paling ujung. Aku akan menjaga Abe
agar dia tidak keluar ruangan saat kau ke sana. Iida hanya berdua dengan Kaede. Jika
ada masalah di sini, aku dan Kenji yang akan mengurusnya."
Aku tidak memperhatikan apa yang dia katakan.
Darahku yang semula terasa dingin, kini membeku. Aku menghela napas dalamdalam, membiarkan kegelapan Kikuta masuk dan mengambil alih seluruh tubuhku,
lalu aku berlari di atas nightingale floor.
Di taman, hujan mendesis dengan lembut. Kodok-kodok bernyanyi di kolam.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 249 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Aku mendengar napas para penghuni wanita yang masih tertidur lelap. Aku mencium wangi bunga, kayu pinus, dan juga bau sengit dari kamar mandi. Aku melayang
melintasi lantai tanpa menggunakan berat tubuh, seperti hantu. Ada bayangan kastil
di belakangku, di depanku ada sungai mengalir. Iida sedang menungguku.
Ada lampu menyala di ruang kecil di kamar paling ujung. Jendela kayunya
terbuka, tapi tirai dari kertas tertutup. Dari pantulan sinar jingga lampu, aku melihat
seorang wanita sedang duduk tidak bergerak, rambutnya terurai.
Dengan Jato di tangan, aku dorong jendela hingga terbuka lalu meloncat masuk
ke dalam kamar. Kaede sedang berdiri dengan pedang di tangannya, penuh darah.
Iida terbaring menelungkup di atas kasur. Kaede berkata. "Cara terbaik untuk
membunuh laki-laki yaitu dengan menggunakan pedangnya. Itulah yang Shizuka
ajarkan." Matanya terbelalak, tubuhnya menggigil. Pemandangan ini hampir tak dapat
dipercaya: seorang gadis muda dan lemah berdiri di samping seorang laki-laki kuat
dan berkuasa yang tergeletak tanpa nyawa.
Aku letakkan Jato ke lantai. Kaede menurunkan pedang Iida dan mendekatiku.
"Takeo," ucapnya, seakan-akan baru terjaga dari mimpi. "Dia mencoba... Aku
membunuhnya..." Kemudian ia berada dalam pelukanku. Kupeluk dia hingga gemetarnya berhenti.
"Kau basah," bisiknya. "Kau tidak kedinginan?"
Sebelumnya aku tidak merasa kedinginan, namun kini aku kedinginan, gemetar
seperti dia. Iida sudah mati, tapi bukan aku yang membunuhnya. Aku merasa seperti
Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
telah mengkhianati pembalasan dendamku, tapi takdir tidak bisa diperdebatkan,
takdir telah menentukan kematian Iida di tangan Kaede. Aku kecewa tapi juga lega.
Kini aku dapat memeluk Kaede seperti yang selama ini kuimpikan.
"Aku berharap mati malam ini," kata Kaede. "Kurasa kita berdua akan mati,"
kataku. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 250 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Tapi, kita akan mati bersama," dia bernapas di telingaku. "Tak akan ada yang
datang ke kamar ini sebelum fajar."
Suara dan sentuhannya membuatku sakit karena cinta dan gairah.
"Kau menginginkan diriku?" katanya.
"Kau tahu aku menginginkanmu." Kami jatuh berlutut, tetap berpelukan.
"Kau tidak takut padaku" Bagaimana dengan apa yang terjadi pada laki-laki
karenaku?" "Tidak. Kau tak berbahaya bagiku. Kau takut?"
"Tidak," Kaede berkata dengan ragu. "Aku ingin bersamamu sebelum mati."
Mulutnya bertemu dengan mulutku. Dia melepaskan korsetnya, dan kimononya pun
jatuh terbuka. Aku melepas pakaianku yang basah dan menyentuh kulitnya yang
selama ini sangat kurindukan. Tubuh kami bersentuhan, diliputi gairah dan kegilaan.
Aku bisa mati bahagia setelah ini, namun ibarat sungai, hidup menyeret kami ke
depan. Nampaknya keabadian segera berlalu karena beberapa saat kemudian aku
mendengar lantai bernyanyi dan suara Shizuka berkata kepada Abe. Di kamar
sebelah, seorang pelayan mengigau, diikuti tawa yang membuatku merinding.
"Apa yang Ando lakukan?" tanya Abe.
"Dia tertidur," jawab Shizuka terkekeh-kekeh. "Dia tidak bisa bertahan seperti
Lord Abe." Terdengar cairan bergelegak saat dituang dari botol ke mangkuk. Aku
mendengar Abe meneguk. Aku mencium kelopak mata dan rambut Kaede. "Aku
harus kembali ke Kenji," bisikku. "Aku tidak bisa meninggalkan dia dan Shizuka
begitu saja." "Kenapa kita tidak mati bersama?" balasku, "Di saat kita bahagia?"
"Kenji kemari karenaku," balasku. "Jika bisa menyelamatkan dia, maka aku harus
melakukannya." "Aku ikut." Dia segera berdiri, memakai kimono, lalu mengambil pedang.
Lampu meredup, nyaris padam. Di kejauhan, ayam mulai berkokok.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 251 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Jangan. Kau tunggu di sini. Aku akan menjemputmu kernari lalu kita keluar
melalui taman. Kau bisa berenang?"
Dia menggelengkan kepala. "Aku tak bisa berenang. Tapi, ada perahu di parit.
Mungkin bisa kita gunakan."
Kemudian aku mengenakan pakaian, merasa ngilu saat pakaian yang lembab
menyentuh kulitku. Ketika aku mengambil Jato, pergelangan tanganku terasa sakit,
pasti akibat salah satu pukulan tadi. Teringat untuk mengambil kepala Iida, aku lalu
meminta Kaede untuk meregangkan leher Iida dengan menarik rambutnya. Dia
melakukan apa yang aku pinta dengan sedikit tersentak.
"Ini untuk Lord Shigeru," bisikku saat Jato menebas lehernya. Iida telah
mengeluarkan banyak darah sehingga tidak ada darah yang menyembur. Kupotong
kimono Iida untuk membungkus kepalanya, beratnya sama seperti berat kepala
Shigeru saat aku serahkan pada Yuki. Aku seperti tidak percaya semua ini terjadi
dalam semalam. Aku meletakkan bungkusan kepala di lantai, merangkul Kaede sekali
lagi, lalu kembali berjalan di jalan yang sama waktu aku datang.
Kenji masih di ruang penjaga, dan aku mendengar Shizuka tertawa-tawa kecil
dengan Abe. Kenji berbisik, "Patroli sebentar lagi datang. Mereka akan menemukan
mayat-mayat ini." "Sudah selesai," kataku. "Iida sudah mati."
"Kalau begitu, ayo pergi. Aku akan membuat perhitungan dengan Abe."
"Biarkan saja dia dengan Shizuka."
"Kita juga harus membawa Kaede."
Kenji menatapku tajam. "Lady Shirakawa" Apa kau sudah gila?"
Hampir gila, kurasa. Aku tak menjawab. Sebaliknya, aku sengaja melangkah di
atas nightingale floor dengan menginjak keras-keras.
Lantai langsung menjerit. Abe berteriak, "Siapa di sana?"
Dia bergegas keluar ruangan tanpa kimono, dan pedang ada di tangannya. Dari
belakang, datang dua orang penjaga, salah seorang membawa obor. Diterangi cahaya
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 252 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
obor, Abe melihatku. Semula dia menatapku heran, tapi kemudian berubah menjadi
tatapan menghina. Dia mendatangiku dengan cepat sehingga lantai bersuara keras
sekali. Shizuka yang berada di belakangnya melompat dan menggorok seorang
penjaga. Seorang penjaga lain kaget dan berusaha menarik pedangnya dengan gugup
sehingga obor yang dia pegang terjatuh.
Sambil berteriak meminta bantuan, Abe mendekat, pedang besar di tangannya.
Dia menebas ke arahku. Aku mengelak. Dia sangat kuat sedangkan lenganku lemah
karena sakit. Aku menghindar dari tebasannya yang kedua dan segera menghilang.
Dia sungguh kuat dan buas.
Kenji berada di sampingku, dan penjaga mulai berdatangan. Shizuka berhasil
mengatasi dua dari mereka; Kenji meninggalkan sosok keduanya yang berada dalam
ancaman pedang seorang penjaga, lalu menusuk dengan belatinya dari belakang.
Perhatianku tercurah pada Abe yang telah mendesakku hingga di ujung bangunan.
Para pelayan wanita terbangun dan berlari sambil menjerit, mengganggu Abe karena
mereka berhamburan melewatinya. Ini memberiku kesempatan untuk memulihkan
napas. Aku yakin kami bisa mengatasi para penjaga, asalkan Abe telah dilumpuhkan.
Tapi ternyata Abe lebih mahir dan juga lebih berpengalaman dariku.
Dia memojokkanku sampai ke sudut bangunan di mana tidak ada tempat lagi
untuk mengelak. Aku kembali menghilangkan diri, tapi dia tahu kalau tak ada ruang
bagiku untuk menghindar. Meskipun aku menghilang, pedangnya tetap saja dapat
membelah tubuhku di sudut yang sempit itu.
Namun ketika dia tampak telah menguasaiku, dia terhuyung-huyung dengan
mulut menganga. Dia melotot, wajahnya menampakkan rasa sakit yang tak terkira.
Saat itu pedangku sedang menebas ke bawah, dan tanpa bisa kutahan, mengenai
kepala Abe yang merosot ke bawah. Otak menyembur dari kepalanya yang terbelah
dua oleh Jato. Di depanku berdiri Kaede. Satu tangannya menggenggam pedang Iida,
dan di tangan lainnya kepala Iida.
Kami bertarung secara berdampingan saat melintasi nightingale floor. Setiap kali
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 253 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
menebas, aku langsung terhuyung kesakitan. Tanpa Kaede di samping kiriku, aku
pasti sudah mati. Semua yang ada di depanku nampak kabur dan samar-samar. Aku mengira kabut
dari arah sungai telah masuk rumah ini, tapi kemudian aku mencium bau asap. Obor
penjaga yang jatuh saat ia menarik pedang telah membakar jendela yang terbuat dari
kertas. Terdengar tangis dan jerit ketakutan di mana-mana.
Para pelayan berlarian menghindari kobaran api, keluar dari rumah Iida menuju
pintu kastil, sedangkan para penjaga justru datang dari arah yang berlawanan. Dalam
bingung dan asap yang menutupi pandangan, kami pergi ke taman.
Kobaran api telah melalap rumah Iida. Tak ada yang tahu di mana Iida berada
atau apakah dia hidup atau sudah mati. Tak seorang pun tahu siapa penyerang kastil
yang dianggap mustahil untuk diserang ini. Apakah penyerangnya manusia atau
setan" Shigeru juga telah hilang. Apakah dia dibawa oleh manusia atau malaikat"
Kini hujan mulai reda, tapi kabut semakin tebal seiring fajar yang kian mendekat.
Shizuka memimpin kami melalui taman ke gerbang dan menuruni anak tangga ke
parit. Para penjaga berdatangan. Dalam keadaan kacau dan bingung, di antara
mereka sendiri hampir terjadi perkelahian. Dari dalam kastil kami mencapai gerbang
dengan mudah lalu naik ke salah satu perahu, dan melepas talinya.
Parit terhubung dengan sungai melalui rawa yang kami lintasi sebelumnya. Di
belakang kami, kastil telah dilalap api. Kertas-kertas jendela yang telah menghitam
karena terbakar, berterbangan dan berjatuhan di rambut kami. Sungai bergelombang,
dan ombak membentur perahu kayu saat arus membawa kami ke sungai itu. Perahu
yang kami naiki hanyalah perahu biasa, dan aku cemas perahu ini akan terbalik jika
arus semakin liar. Di depan terlihat tiang jembatan. Aku sempat berpikir perahu akan
menabrak tiang-tiang itu, tapi untungnya perahu berlayar melewatinya, dan sungai
pun membawa kami melaju melalui kota.
Tak seorang pun di antara kami yang bersuara. Kami masih tegang, terbebani
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 254 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
oleh konfrontasi yang baru saja terjadi, dan ditaklukkan oleh ingatan tentang mereka
yang telah kami kirim ke alam lain, tapi kami juga gembira karena bukan kami yang
menjadi korban. Setidaknya, itu yang kurasakan.
Aku mendekat ke buritan dan berusaha mendayung, tapi arus terlalu deras untuk
menggerakkan perahu. Kami terpaksa pasrah ke mana pun arus membawa kami.
Kabut berubah putih seiring datangnya fajar, tapi pandangan kami masih terbatas.
Selain kobaran api dari arah kastil, yang lainnya tidak terlihat.
Aku mendengar bunyi aneh, bukan bunyi sungai. Bunyi itu seperti -gemuruh,
seolah berasal dari kerumunan serangga yang terbang merendah di atas kota.
"Kau dengar itu?" tanyaku pada Shizuka.
Dia mengerutkan dahi. "Bunyi apa itu?"
"Aku tidak tahu."
Cahaya mentari yang cerah menghapus kabut. Dengungan dan dentuman dari
tepi sungai kian keras, sampai akhirnya bunyi itu berubah menjadi bunyi yang aku
kenal: derap kaki ribuan orang dan kuda, serta gemerincing besi yang bersentuhan.
Nampak warnawarni berkilauan di hadapan kami melalui sela-sela kabut, lambang
dan umbul-umbul klan Barat.
"Arai sudah di sini!" teriak Shizuka.
Ada beberapa kejadian pada saat Inuyama direbut, tapi aku tidak mengambil bagian
lebih jauh di dalamnya sehingga aku tidak tahu detailnya.
Aku tidak menyangka masih hidup. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Telah kuserahkan hidupku pada Tribe, tapi masih ada kewajiban yang harus kulakukan demi Shigeru.
Kaede tidak mengetahui perjanjianku dengan Kikuta. Karena aku adalah Otori,
pewaris Shigeru, maka sudah menjadi kewajibanku untuk menikahinya, dan memang
itulah yang paling kuinginkan. Sedangkan bila aku menjadi bagian Kikuta, Lady
Shirakawa akan menjadi sulit dijangkau, sama jauhnya seperti jarak ke bulan. Apa
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 255 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
yang terjadi pada kami berdua bagai mimpi. Jika aku mengenangnya, aku merasa
malu sehingga, seperti seorang pengecut, aku membuang jauh pikiran itu.
Setelah perahu menepi, kami langsung pergi ke rumah Muto, tempatku disekap,
untuk mengganti pakaian dan mengambil sedikit bekal. Shizuka segera pergi
menemui Arai, meninggalkan Kaede dengan seorang wanita di rumah ini.
Aku tak ingin bicara dengan Kenji atau siapa pun juga. Aku ingin ke Terayama
dan meletakkan kepala Iida di makam Shigeru. Aku harus melakukan dengan cepat,
sebelum Kikuta menjemputku. Aku sadar telah melanggar janjiku pada ketua dari
keluargaku saat kembali lagi ke kastil setelah membawa Shigeru. Dan meskipun bukan aku yang membunuh Iida, tapi semua orang akan menganggap bahwa aku yang
melakukannya, dan itu tidak sesuai dengan keinginan Tribe. Aku tidak bisa
mengabaikan bahaya besar yang mengancam Kaede. Aku tak bermaksud untuk
melanggar selamanya. Aku hanya perlu tambahan waktu sedikit lagi.
Cukup mudah bagiku untuk menyelinap di saat keadaan sedang kacau. Aku ke
penginapan, tempat aku dan Lord Shigeru menginap. Pemiliknya telah kabur dengan
membawa semua barang mereka, tapi masih banyak barang kami yang tertinggal di
kamar itu, termasuk beberapa sketsa yang kubuat saat di Terayama dan kotak tulis
yang Lord Shigeru gunakan untuk menulis surat terakhirnya untukku. Aku pandangi
semua itu dengan sedih. Jeritan kesedihan semakin keras di hatiku. Aku seperti dapat
merasakan kehadiran Lord Shigeru di kamar ini, melihat dia sedang duduk menungguku di depan pintu, tapi aku tidak juga datang.
Tak banyak yang kubawa, hanya beberapa pakaian, sedikit uang, dan kudaku,
Raku. Kuda Shigeru, Kyu, telah hilang seperti juga sebagian besar kuda pengawal
Otori lain, tapi Raku masih di sana, gelisah karena asap telah menyelimuti seluruh
kota. Dia lega melihatku. Aku memasang pelana, lalu berkuda keluar dari kota, bergabung dengan gelombang manusia yang berusaha lari dari pasukan bersenjata yang
mendekat. Aku hanya tidur sebentar di malam hari. Cuaca cerah, dan kering diiringi tandaLIAN HEARN BUKU PERTAMA 256 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
tanda musim gugur. Gunung memperlihatkan puncaknya dengan latar belakang
langit yang berwarna biru cemerlang. Beberapa pohon memperlihatkan daunnya yang
keemasan, dan rumput liar mulai berbunga. Mungkin pemandangan saat ini cukup
indah, tapi aku tak menikmati keindahannya. Aku sedang berduka, aku seakan tak
mampu berjalan. Aku hanya ingin kembali ke Hagi, kembali ke waktu di mana
Shigeru masih hidup, sebelum kami pergi ke Inuyama.
Di sore hari keempat, ketika aku baru saja melewati Kushimoto, aku menjadi
waspada karena berbondong-bondong orang datang dari arah yang berlawanan. Aku
bertanya pada petani yang sedang menuntun kuda beban, "Ada apa?"
"Biarawan! Pasukan!" Dia berteriak membalas. "Yamagata sudah jatuh ke tangan
mereka. Pasukan Tohan melarikan diri. Mereka mengatakan Lord Iida sudah mati!"
Aku menyeringai, membayangkan apa yang dia lakukan bila melihat apa yang
kubawa. Aku sedang memakai pakaian perjalanan, tak ada simbol mana pun.
Tak ada yang tahu siapa aku, dan aku pun tak tahu kalau namaku sudah terkenal.
Mendengar ada suara-suara orang bersenjata yang berada jauh di depan, aku
menghindar dengan membawa Raku ke dalam hutan. Aku tak ingin kehilangan
kudaku atau terlibat perang kecil dengan pasukan Tohan yang mundur. Mereka
bergerak cepat, tentu saja, sambil berharap bisa mencapai Inuyama sebelum terkejar
pasukan biarawan, tapi kurasa mereka akan berhenti di Kushimoto dan bertahan di
sana. Pasukan Tohan berlalu-lalang selama sisa hari itu. Aku melanjutkan perjalanan
ke utara melalui hutan, menghindari mereka sebisa mungkin, walaupun dua kali aku
harus mengeluarkan Jato untuk membela diri. Pergelangan tanganku masih terasa
sakit bila digerakkan. Saat matahari terbenam, aku kian gelisah"aku takut misiku
tidak berhasil. Aku takut tidur karena keadaan masih berbahaya. Aku berkuda
semalaman dan hanya ditemani bulan purnama, Raku berjalan dengan santai, satu
telinga ke depan, satu telinga ke belakang.
Fajar telah menyingsing dan aku melihat siluet gunung yang mengelilingi
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 257 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Terayama. Aku akan tiba di sana sebelum malam tiba. Melihat ada kolam di tepi
jalan, aku berhenti untuk memberi kesempatan pada Raku untuk minum. Matahari
kian meninggi, kehangatannya membuatku mengantuk. Kuikat Raku ke pohon dan
aku melepas pelana untuk dijadikan bantal. Aku berbaring dan langsung tertidur.
Aku terbangun karena tanah bergetar. Aku berbaring sejenak sambil melihat
cahaya jatuh ke kolam, mendengarkan gemericik air serta langkah kaki ratusan orang
Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mendekat. Aku berdiri untuk membawa Raku lebih jauh ke dalam hutan untuk
bersembunyi, namun di saat aku mendongak, aku tahu kalau itu bukan pasukan
Tohan. Pasukan ini memakai baju besi, membawa senjata, dan membawa umbulumbul lambang Otori dan biara Terayama. Ada beberapa orang gundul, orang yang
tidak memakai pelindung kepala, dan di barisan paling depan aku mengenali
biarawan muda yang pernah menunjukkan lukisan Sesshu kepada kami.
"Makoto!" aku memanggil, mendaki tepi sungai ke arahnya. Dia berbalik,
pandangan gembira dan heran terlihat di wajahnya.
"Lord Otori" Itukah kau" Kami takut kau juga mati. Kami hendak membalas
dendam atas kematian Lord Shigeru."
"Aku hendak ke Terayama," kataku. "Aku membawa kepala Iida untuk Shigeru,
seperti yang dia minta."
Matanya sedikit membesar. "Iida mati?"
"Ya, dan Inuyama telah jatuh ke tangan Arai. Kau akan bertemu pasukan Tohan
di Kushimoto." "Maukah kau ikut bersama kami?"
Tugasku hampir selesai. Aku harus segera menunaikan wasiat Lord Shigeru, lalu
menghilang ke dunia rahasia Tribe.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya. "Kau tidak terluka?"
Aku menggelengkan kepala. "Aku hendak meletakkan kepala Iida di atas makam
Shigeru." Mata Makoto nampak bersinar. "Ayo tunjukkan!"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 258 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Kuambil keranjang itu dan membukanya. Baunya sangat menyengat dan banyak
lalat di sekitar darah. Makoto mengambil kepala itu dengan menggenggam rambutnya, lalu melompat
ke atas batu besar di sisi jalan, dan mengangkat tinggi-tinggi ke arah para biarawan
yang berkumpul melingkar. "Lihatlah apa yang dibawa Lord Otori!" teriaknya, dan
semua orang membalas dengan bersorak. Gelombang emosi melanda mereka.
Namaku disebut berulang-kali, dan seolah pikiran mereka menyatu, mereka
menyembah di depanku. Kenji benar: Semua orang mencintai Shigeru"para biarawan, petani, klan
Otori"dan karena aku sudah membalaskan dendamnya, maka cinta itu dialihkan
kepadaku. Perlakuan mereka semakin menambah bebanku. Aku tak ingin dipuja
berlebihan. Aku tidak layak mendapatkan semua itu, dan aku sedang tidak
menikmatinya. Kuucapkan salam perpisahan kepada semua biarawan, mendoakan
keberhasilan mereka, lalu aku melanjutkan perjalanan. Kepala Iida telah kumasukkan
lagi ke dalam keranjang. Tak ingin aku pergi sendiri, mereka meminta Makoto menemaniku. Dia
menceritakan kedatangan Yuki di Terayama dengan membawa kepala Shigeru, dan
mereka telah menyiapkan upacara pemakaman. Yuki pasti telah berjalan siang dan
malam agar bisa sampai di Terayama secepatnya. Aku sangat berterima kasih
padanya. Menjelang malam kami tiba di biara. Dipimpin oleh biarawan tua, biarawan yang
tak ikut berperang membacakan doa untuk Shigeru, dan ada batu nisan di
makamnya. Aku berlutut di dekat batu nisan itu, lalu kuletakkan kepala Iida di atas
makam Lord Shigeru. Dalam keremangan, batu-batu di taman Sesshu nampak
seperti sekumpulan orang yang sedang berdoa. Gemuruh air terjun tampak lebih
keras dari biasanya. Di balik bunyi gemuruh itu, aku mendengar bunyi dari pepohonan cedar saat angin sepoi-sepoi menggerakkan mereka. Jangkrik melengking dan
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 259 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
kodok mengorek dari kolam di bawah air terjun. Aku mendengar kepakan sayap, dan
melihat seekor burung hantu menukik melintasi taman pemakaman. Tidak lama lagi
burung itu akan berimigrasi; tidak lama lagi musim semi akan berakhir.
Di sinilah tempat yang indah untuk roh Shigeru beristirahat. Aku berlutut di
makam, air mataku mengalir. Aku teringat dia pernah mengatakan bahwa hanya
anak-anak yang menangis. Laki-laki dewasa akan tabah, katanya, namun yang tidak
dapat kuterima yaitu aku harus menjadi dewasa dan menggantikan tempatnya. Aku
dihantui perasaan bersalah karena memenggal kepalanya, apalagi dengan pedang
miliknya. Aku bukan pewarisnya: akulah yang membunuhnya.
Aku sangat merindukan rumahku, aku merindukan alunan nyanyian sungai dan
alam di Hagi. Aku ingin melantunkan nyanyian itu pada anak-anakku. Aku ingin
mereka tumbuh dalam naungan lembut rumah itu. Aku bermimpi Kaede akan
menyiapkan teh di ruangan yang Shigeru bangun, dan anak-anak kami akan berusaha
menaklukkan nightingale floor. Di malam hari kami bisa melihat bangau yang datang
ke taman, siluetnya yang berwarna abu-abu berdiri sabar di kolam.
Dari taman terdengar alunan seruling. Nadanya menusuk hatiku. Rasanya aku
akan selalu bersedih. Hari-hari berlalu, namun aku tak mampu meninggalkan biara ini. Setiap hari aku
merasa harus segera pergi, namun setiap hari pula aku menangguhkan. Aku sadar
bahwa biarawan tua dan Makoto mencemaskan keadaanku, tapi mereka membiarkan
aku sendiri, kecuali saat mengingatkan aku untuk makan, mandi, atau tidur.
Setiap hari orang-orang datang untuk berdoa di makam Shigeru. Awalnya hanya
segelintir orang, kemudian membanjir, pasukan yang telah kembali, para biarawan,
petani, dan pedagang yang dengan hikmat mengelilingi batu nisan, bersujud di depan
makamnya dengan wajah yang dibasahi air mata. Shigeru benar: dia bahkan lebih
kuat dan lebih dicintai saat dia telah tiada.
"Dia akan menjadi dewa," biarawan tua itu meramalkan. "Dia akan bergabung
dengan yang lainnya di surga."
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 260 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Malam demi malam aku selalu bermimpi tentang Shigeru, seperti saat terakhir
aku melihatnya, sosoknya yang coreng-moreng karena air dan darah, lalu aku terjaga,
jantungku berdebar. Di saat terbangun aku mendengar alunan seruling, aku mencari
nada memilukan itu karena aku berbaring tanpa bisa tidur. Alunan musik itu
membuatku pedih sekaligus terhibur.
Bulan nampak pucat; malam kian gelap. Kami mendengar kemenangan pasukan
biarawan di Kushimoto dari mereka yang pulang. Kehidupan di biara kembali
normal, upacara ritual dilakukan untuk mendoakan mereka yang gugur dalam
perang. Lalu ada kabar bahwa Lord Arai, yang kini menjadi penguasa di sebagian
besar Tiga Wilayah, akan datang ke Terayama untuk memberi penghormatan di
makam Shigeru. Malam itu, sewaktu mendengar alunan seruling, aku berjalan untuk berbicara
dengan si peniup. Dia adalah, seperti yang kuduga, Makoto. Aku sangat tersentuh
karena dia telah menemaniku disaat aku sedang berduka.
Dia duduk dekat kolam, di tempat ini kadang aku melihat dia sedang memberi
makan ikan. Dia terus meniup suling hingga nada terakhir lalu meletakkan
serulingnya. "Kau sudah harus mengambil keputusan sebelum Arai tiba," katanya. "Apa
rencanamu?" Aku duduk di sampingnya. Embun membasahi bebatuan dan tanaman. "Apa
yang harus kulakukan?"
"Kaulah pewaris Shigeru. Kau harus meneruskan apa yang telah dia tinggalkan."
Dia berhenti, kemudian dia berkata. "Tapi itu tidak mudah, kan" Ada sesuatu yang
memanggilmu." "Bukan memanggil. Tapi memaksa. Aku dalam suatu kewajiban... aku sulit
menjelaskannya." "Coba saja," katanya.
"Kau tahu aku memiliki pendengaran yang tajam. Seperti anjing, kau pernah
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 261 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
mengatakannya." "Tidak seharusnya aku berkata seperti itu. Kata-kataku telah menyinggungmu.
Maaf." "Tidak, kau memang benar. Berguna bagi tuanmu, katamu. Aku memang
berguna bagi tuanku, dan mereka itu bukanlah Otori."
"Tribe?" "Kau tahu mereka?"
"Hanya sedikit," ujarnya. "Kepala biara pernah menyebut tentang mereka."
Saat itu aku merasa Makoto seperti sedang menungguku untuk bertanya. Tapi,
aku tidak tahu apa yang akan kutanyakan karena aku larut dalam pikiran dan
keinginan untuk menjelaskannya.
"Ayahku anggota Tribe, dan bakat yang kumiliki adalah warisannya. Mereka
merasa berhak atas diriku. Aku membuat kesepakatan dengan mereka: aku diijinkan
menyelamatkan Lord Shigeru, dan imbalannya aku harus bergabung dengan
mereka." "Apa hak mereka menuntut imbalan karena kau adalah pewaris sah Shigeru?" dia
berkata, kesal. "Jika aku lari, mereka akan membunuhku," balasku. "Mereka yakin kalau mereka
memiliki hak itu, dan karena aku telah membuat penawaran, berarti aku juga
mempercayainya. Kini hidupku menjadi milik mereka."
"Kau membuat kesepakatan dalam keadaan yang terpaksa," katanya. "Tak ada
kewajiban bagimu untuk menepatinya. Kau adalah Otori, Takeo. Kurasa kau tak
sadar betapa terkenalnya kau kini, betapa besar arti namamu."
"Akulah yang membunuhnya," kataku, dan karena malu, air mataku mengalir
lagi. "Aku tidak bisa memaafkan diriku. Aku tak mampu menyandang namanya. Dia
mati ditanganku." "Kau memberinya kematian yang terhormat," kata Makoto berbisik. "Kau telah
memenuhi semua kewajiban seorang anak kepada ayahnya. Itu sebabnya orang-orang
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 262 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
sangat mengagumi dan memujamu. Dan juga karena kau telah membunuh Iida. Kini
kau sudah menjadi legenda."
"Belum semua kewajiban kupenuhi," balasku. "Kedua pamannya, yang
merencanakan semua ini bersama Iida, lolos dari hukuman. Dan permintaan Lord
Shigeru untuk menjaga Lady Shirakawa, yang menderita atas kesalahan yang tidak
dia lakukan, tidak bisa kupenuhi."
"Itu bukanlah suatu beban yang besar," katanya sambil menatapku ironis, dan
aku merasa darah menjalar di wajahku. "Aku melihat tangan kalian saling
bersentuhan," katanya, dan setelah diam, dia melanjutkan "Aku memperhatikan."
"Ingin rasanya kupenuhi harapan Shigeru, tapi aku merasa tidak pantas. Dan,
aku terikat oleh janjiku pada Tribe."
"Janji bisa dilanggar, jika kau mau."
Makoto mungkin benar. Namun Tribe tidak akan membiarkan aku hidup. Selain
itu, aku tidak bisa menyembunyikan satu hal dari diriku: sesuatu dalam diri ini
menyeretku ke mereka. Aku selalu teringat bagaimana Kikuta memahami sifatku.
Aku tahu sisi terdalam diriku. Ingin kuungkapkan isi hatiku, tapi itu berarti aku
harus menceritakan semuanya, sedangkan aku tak boleh mengatakan kalau aku lahir
dalam kaum Hidden pada biarawan yang menjadi pengikut Sang Pencerah. Aku
telah melanggar semua ajarannya. Aku sudah banyak membunuh.
Taman begitu hening sehingga obrolan kami bisa terganggu hanya oleh percikan
air akibat gerakan ikan. Makoto memelukku. "Apa pun keputusanmu, kau harus
membuang semua dukamu," katanya. "Kau telah melakukan yang terbaik. Lord
Shigeru pasti bangga padamu. Ini saatnya kau harus memaafkan dan bangga pada
dirimu!" Perkataan serta sentuhannya membuat air mataku berlinang. Dalam rangkulannya, aku merasa hidup kembali. Dia telah menarikku dari jurang dan
membuatku ingin hidup lagi. Sejak itu, aku bisa tidur nyenyak tanpa bermimpi buruk
lagi. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 263 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Arai datang hanya diiringi beberapa pengawal dan lebih dari dua puluh orang.
Sebagian besar pasukannya dia tinggalkan untuk menjaga keamanan di Timur. Dia
bermaksud melanjutkan perjalanan dan menentukan perbatasan sebelum musim
dingin tiba. Arai bukan orang yang sabar; saat ini dia sangat bersemangat. Dia lebih
muda dari Lord Shigeru, sekitar dua puluh enam tahun, dan dia sedang berada pada
masa puncak sebagai seorang laki-laki, laki-laki besar yang pemarah dan berkemauan
baja. Dia tidak menyembunyikan keinginannya untuk menjadikanku sebagai
sekutunya untuk melawan klan Otori yang dipimpin oleh kedua paman Lord Shigeru. Dia bahkan telah memutuskan untuk menikahkan aku dengan Kaede.
Kaede datang bersamanya, karena adat-istiadat memaksa dia untuk berziarah ke
makam Shigeru. Arai mengharuskan aku dan Kaede tetap di biara saat dia menyusun
rencana pernikahan kami. Shizuka yang selalu menemani Kaede sempat berbicara
denganku secara pribadi. "Aku tahu kita akan bertemu di sini," katanya. "Kikuta marah sekali, namun
pamanku memintanya untuk memberimu waktu. Dan waktumu kini sudah habis."
"Aku akan segera menemui mereka," balasku.
"Mereka akan menjemputmu malam ini."
"Lady Shirakawa tahu?"
"Aku telah mengatakan padanya dan aku juga telah mengingatkan Arai," suara
Shizuka terdengar berat karena frustasi.
Arai memiliki rencana yang berbeda. "Kaulah pewaris Shigeru yang sah,"
katanya, saat aku dan dia duduk di ruang tamu biara setelah dia menyambangi
makam Shigeru. "Tepat sekali bila kau menikahi Lady Shirakawa. Kita amankan
Maruyama untuknya, lalu kita alihkan perhatian pada Otori saat musim semi. Aku
perlu sekutu di Hagi." Dia mengamati wajahku. "Aku tidak keberatan mengatakan
bahwa reputasimu yang membuatku ingin bersekutu denganmu."
"Lord Arai sungguh dermawan," balasku. "Tapi, ada pertimbangan lain yang
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 264 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
membuatku tidak mampu memenuhi keinginanmu itu."
"Jangan bodoh," katanya singkat. "Aku yakin sekali keinginanku dan
keinginanmu sama." Kepalaku kosong: Pikiranku melayang seperti burung dalam lukisan Sesshu. Aku
tahu Shizuka mendengar dari luar. Arai adalah sekutu Shigeru; dia telah melindungi
Kaede; dan kini dia berhasil menaklukkan sebagian besar Tiga Wilayah. Jika aku
berhutang kesetiaan pada seseorang, maka orang itu adalah Arai. Sulit rasanya
menghilang tanpa memberinya penjelasan.
"Semua yang aku lakukan berkat bantuan Tribe," kataku pelan.
Wajahnya merona, tapi dia diam.
"Aku telah berjanji pada mereka untuk meninggalkan nama Otori dan pergi
bersama mereka." "Memangnya siapa Tribe itu?" Dia meledak. "Ke mana pun aku berpaling, aku
selalu berlari ke arah mereka. Mereka seperti tikus-tikus di lumbung padi. Bahkan
mereka begitu dekat...!"
Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kami tak akan mampu mengalahkan Iida tanpa bantuan mereka," kataku.
Dia menggelengkan kepala dan menarik napas. "Aku tak ingin mendengar
omong kosong ini lagi. Kau diangkat anak oleh Shigeru, kau adalah Otori, kau harus
menikahi Lady Shirakawa. Ini perintah."
"Lord Arai." Aku menyembah, sadar kalau aku tak bisa memenuhi
permintaannya. Kaede langsung ke rumah tamu khusus untuk wanita setelah menyambangi
makam sehingga aku tidak sempat berbicara dengannya. Sebenarnya ingin sekali aku
bertemu dengannya, tapi aku takut. Aku takut akan menyakitinya dan, lebih buruk
lagi, aku tak sanggup menyakitinya. Malam itu, karena tidak bisa tidur, aku keluar
dan duduk di taman. Aku ingin menyendiri. Aku akan ikut dengan Kikuta saat dia
datang malam ini, tapi aku tak sanggup menyingkirkan kenanganku bersama Kaede,
melihat dia di sisi mayat Iida, perasaan saat kami saling bersentuhan, dan kondisinya
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 265 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
yang rapuh. Membayangkan kalau aku tak akan dapat merasakan perasaan seperti itu
sangatlah menyakitkan, membuatku sulit bernapas.
Aku tersadar dari lamunan saat mendengar ada langkah kaki. Shizuka
menyentuh bahuku dan berbisik, "Lady Shirakawa ingin bertemu."
"Aku tak mau," balasku.
"Mereka akan datang sebelum fajar," kata Shizuka. "Aku telah mengatakan pada
Kaede bahwa Tribe tak akan menarik pengakuan mereka padamu. Bahkan, karena
ketidakpatuhan-mu di Inuyama, ketua sudah memutuskan jika kau menolak ikut
bersama mereka malam ini, kau akan mati. Kaede hanya ingin mengucapkan salam
perpisahan." Aku mengikutinya. Kaede sedang duduk di ujung beranda, tubuhnya bersinar
remang-remang dilatarbelakangi cahaya bulan. Aku dapat mengenali siluetnya di
mana pun juga, bentuk kepala, bahu, cara bergeraknya saat dia melirik kepadaku.
Sinar rembulan berkilauan di matanya, membuat sepasang matanya terlihat
seperti kolam air di pegunungan saat salju melapisi seluruh dataran, dan dunia
hanyalah putih dan abu-abu. Aku berlutut di depannya. Dari kayu yang berwarna
keperakan tercium bau hutan dan kuil, getah dan dupa.
"Shizuka mengatakan kau akan pergi, dan tak mau menikahiku." Dia berkata
dengan suara yang rendah dan bingung.
"Tribe tidak mengijinkan aku melakukan itu. Aku tidak"tidak akan bisa"
menjadi ketua klan Otori."
"Tapi, Arai akan melindungimu. Tidak ada yang bisa menghalangi kita."
"Aku telah membuat kesepakatan dengan ketua dalam keluargaku," kataku. "Kini
hidupku menjadi milik mereka."
Aku teringat pada ayahku yang berusaha lari dari takdir darahnya sehingga mati
terbunuh. Aku tidak memikirkan kesedihanku bisa lebih dalam lagi, tapi pikiran itu
menyeretku ke suatu tingkat kesedihan baru.
Kaede berkata, "Selama delapan tahun menjadi tawanan, aku tidak pernah
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 266 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
memohon sesuatu pada seseorang. Ketika Iida Sadamu menyuruhku bunuh diri: aku
tidak membantah. Saat dia hendak membunuhku: aku tidak meminta belas
kasihannya. Tapi kini aku memohon padamu: jangan tinggalkan aku. Kumohon kau
nikahi aku. Aku berjanji tak akan pernah lagi meminta apa pun pada siapa pun juga."
Dia menyembah di hadapanku, kimono dan rambutnya menyentuh lantai
dengan satu desisan lembut. Dapat kucium harum rambutnya. Rambutnya begitu
dekat hingga mampu membelai tanganku.
"Aku takut," bisiknya. "Aku hanya aman bila bersamamu."
Kejadian ini lebih menyakitkan dari yang pernah kubayangkan. Dan yang lebih
buruk lagi, aku tahu bila kami bersamanya, maka semua rasa sakit kami akan sirna.
"Tribe akan membunuhku," kataku.
"Ada yang lebih buruk dari mati! Bila mereka membunuhmu, aku akan bunuh
diri dan ikut bersamamu." Dia meraih tanganku dan mencondongkan tubuhnya ke
arahku. Matanya berkaca-kaca, tangannya kering dan panas, tulangnya serapuh
tulang burung. Darahku mengalir cepat. "Jika tidak bisa hidup bersama, maka kita
bila mati bersama." Suaranya bersemangat. Udara malam terasa membeku. Dalam lagu dan kisah
cinta, banyak diceritakan tentang sepasang kekasih yang mati bersama demi cinta.
Aku teringat kata-kata Kenji pada Shigeru: Kau jatuh cinta pada kematian, seperti yang
biasa dilakukan oleh orang dari kalanganmu. Kaede berasal dari klas dan latar belakang
yang sama dengan Lord Shigeru, berbeda denganku. Aku belum mau mati. Umurku
belum delapan belas tahun.
Diamku sudah menjadi jawaban baginya. Dia menatapku. "Aku tak akan
mencintai orang lain selain dirimu," katanya.
Kami belum pernah saling memandang secara langsung, biasanya kami hanya
mencuri pandang. Kini kami hanya berdua, dan kami bisa melihat ke dalam mata
masing-masing tanpa rasa sungkan atau malu. Aku bisa merasakan rasa sakit dan rasa
putus asanya. Ingin kulepas penderitaannya, namun aku tak kuasa memenuhi
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 267 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
permintaannya. Selain bimbang, aku pun merasakan sesuatu kekuatan mengalir saat
aku menggenggam erat kedua tangannya dan menatap matanya dalam-dalam.
Pandanganku seakan membuat dia tenggelam. Dia menarik napas dan matanya
menutup. Kaede terhuyung-huyung. Shizuka langsung melompat dari tempat gelap
dan menangkap tubuhnya saat dia terjatuh. Kami membaringkan Kaede di lantai
dengan hati-hati. Kaede tertidur pulas, sama seperti ketika Kikuta menatapku.
Aku menggigil, tiba-tiba aku kedinginan.
"Tidak pantas kau lakukan itu padanya," bisik Shizuka.
Shizuka benar. "Aku tak berniat melakukan itu," kataku. "Belum pernah aku
melakukan hal seperti itu pada orang. Hanya pada anjing."
Dia menepuk lenganku. "Pergilah dengan Kikuta. Belajarlah mengendalikan
kemampuanmu. Mungkin kau akan tumbuh dewasa di sana."
"Apakah dia akan baik-baik saja?"
"Aku belum tahu kemampuan Kikuta yang satu ini," kata Shizuka.
"Aku pernah tertidur sehari semalam."
"Siapa pun yang membuatmu tertidur, setidaknya dia tahu apa yang dia lakukan,"
balas Shizuka. Di kejauhan, di kaki gunung, aku mendengar ada orang berjalan mendekat: dua
orang sedang berjalan perlahan, tapi tidak cukup perlahan bagiku. "Mereka datang,"
kataku. Shizuka mengangkat Kaede. "Selamat jalan, sepupu," ujarnya, masih ada
kemarahan dalam suaranya.
"Shizuka," aku memanggil ketika dia berjalan ke kamar. Dia berhenti sejenak,
tanpa menoleh. "Kudaku, Raku"maukah kau usahakan agar Lady Shirakawa membawanya?"
Hanya itu yang dapat kuberikan pada Kaede.
Shizuka mengangguk, kemudian berjalan ke tempat gelap, hilang dari
pandanganku. Aku mendengar pintu digeser, langkahnya di alas lantai, bunyi lantai
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 268 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
saat dia membaringkan Kaede.
Aku kembali ke kamar dan mengumpulkan semua barang-barangku. Tidak ada
barang yang berarti: hanya surat dari Shigeru, belati, dan Jato. Lalu aku berjalan ke
biara, ke tempat Makoto bermeditasi. Aku menyentuh bahunya, dia bangkit dan
berjalan keluar bersamaku.
"Aku akan pergi," bisikku. "Jangan memberitahukan pada siapa pun sebelum
fajar tiba." "Kau bisa tinggal di sini."
"Mustahil." "Kalau begitu, datanglah kapan pun kau mau. Kau bisa bersembunyi di sini. Ada
banyak tempat rahasia di gunung ini. Tak akan ada yang bisa menemukanmu."
"Mungkin kelak aku akan membutuhkannya," kataku. "Aku ingin kau menjaga
pedang ini untukku."
Dia mengambil Jato. "Kini aku tahu kau akan kembali." Dia mengulurkan
tangan dan menyentuh bahuku.
Kepalaku ringan karena kurang tidur, sedih dan gairah. Ingin rasanya aku
berbaring di pelukan seseorang, tapi langkah kaki yang sedang melintasi batu kerikil
semakin dekat. "Siapa di sana?" Makoto berbalik, pedang siaga di tangannya. "Perlukah
kubangunkan penghuni biara?"
"Jangan! Mereka datang menjemputku. Lord Arai tidak boleh tahu."
Mereka, mantan guruku Muto Kenji dan ketua Kikuta, menungguku di bawah
cahaya rembulan. Mereka memakai pakaian perjalanan, tidak menonjol, bahkan
terlihat miskin. Mereka lebih mirip dua bersaudara dari kalangan orang terpelajar
atau golongan pedagang yang kurang berhasil. Mereka berdiri dengan waspada, otot
mereka menunjukkan kekuatan fisik yang luar biasa, telinga dan mata yang tidak
luput dari apa pun juga, kecerdasan yang membuat bangsawan seperti Iida dan Arai
kikuk. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 269 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Aku menyembah di hadapan ketua Kikuta hingga menyentuh debu tanah.
"Berdirilah, Takeo," kata Kikuta dan, dengan mengejutkan, mereka merangkulku. Makoto menggenggam erat tanganku. "Selamat jalan. Aku tahu kita akan
bertemu lagi. Hidup kita terikat bersama."
"Tunjukkan makam Lord Shigeru," kata Kikuta dengan lembut.
Jika bukan karena ulahmu, dia tak akan dikubur, pikirku tanpa pernah
mengucapkannya. Malam yang tenang membuatku bisa menerima kalau takdir
menentukan Lord Shigeru harus mati, sama seperti takdirnya bahwa kini dia telah
menjadi dewa dan pahlawan bagi banyak orang. Akan banyak orang yang datang berziarah untuk mendoakannya, untuk memohon bantuan darinya, selama ratusan tahun
ke depan-selama Terayama berdiri, mungkin untuk selamanya.
Kami membungkuk hormat di depan batu nisan yang baru saja diukir. Apa yang
ada di hati Kenji dan Kikuta" Aku memohon ampunan Shigeru, dan berterima kasih
karena telah menyelamatkanku di Mino, serta mengucapkan salam perpisahan. Aku
seperti mendengar suaranya dan melihat senyumnya yang tulus.
Ranting dan dedaunan pohon cedar bergoyang diterpa angin, dan serangga
malam terus menjaga irama nyanyiannya. Semua akan tetap seperti ini, musim panas
demi musim panas, musim dingin demi musim dingin, bulan menghilang di barat,
memberi kesempatan kepada bintang untuk menampakkan diri, dan tak lama kemudian bintang akan pasrah digantikan oleh terangnya sinar mentari.
Matahari akan melewati puncak gunung, mendorong bayang-bayang pohon
cedar, lalu menghilang lagi di balik bukit. Itulah dunia, dan manusia hidup di antara
semua itu, antara gelap dan terang.***
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 270 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Catatan kaki: * Garrote : Seutas kawat dengan gagang kayu di kedua ujungnya sebagai pegangan oleh pelaku eksekusi.
* Bailey : Tempat yang dilindungi dinding kastil dan beberapa menara. Bailey digunakan untuk menanam
buah-buahan, memelihara ternak dan juga tempat berlindung di saat ada bahaya.
* Festival of the Dead (atau dalam bahasa Jepang: Obon) dirayakan antara tanggal 13 sampai 15 Agustus.
Masyarakat Jepang percaya bahwa pada tanggal tersebut roh para leluhur datang ke bumi untuk mengunjungi
keluarganya. Keluarga berziarah ke makam untuk mendoakan serta menyediakan makanan bagi roh
keluarganya. * Star festival (atau Tanabata dalam bahasa Jepang) dirayakan setiap tanggal 7 Juli. Menurut legenda, pada
malam itu bintang Altair dan Vega (yang dianggap mewakili sepasang kekasih) akan bertemu atas seijin
dewa. * Parapet adalah dinding rendah yang berguna untuk melindungi dari bahaya apabila jatuh, seperti dinding di
pinggiran balkon, atap, atau jembatan.
* Go adalah permainan yang dimainkan oleh 2 orang yang saling memperebutkan wilayah permainan. Satu
pemain menggunakan biji permainan hitam dan satunya lagi menggunakan biji putih untuk menandai
wilayah masing-masing. Pemenangnya adalah pemain yang berhasil menguasai lebih banyak wilayah di akhir
permainan. * Waktu Monyet : Berkisar antara jam 15.00 s/d jam 17.00.
* Waktu Ayam Jago : Berkisar antara jam 17.00 s/d jam 19.00.
* Waktu Anjing : Berkisar antara jam 19.00 s/d jam 21.00.
* Waktu Tikus : Berkisar antara jam 23.00 s/d jam 01.00.
* Waktu Kerbau : Berkisar antara jam 01.00 s/d jam 03.00.
Nantikan kelanjutan KISAH KLAN OTORI dalam buku : Grass for His Pillow LIAN HEARN BUKU PERTAMA 271 Api Di Bukit Menoreh 29 Tiga Dalam Satu 04 Teluk Akhirat Kutukan Ayam 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama