OCR by Nithelek Translate by @aryaapepe
Namaku Tobias. Dan aku seekor burung
yang lapar. Aku bertengger di atas pohon di pinggiran
padang rumputku. Padang rumput yang berwarna
coklat karena kekeringan. Sudah beberapa hari
ini tidak turun hujan. Matahari bersinar terik di
atas. Angin bertiup di antara ilalang.
Dan bertiup di antara rerumputan liar yang
bergoyang-goyang, berputar sedikit ke arah yang
saling berlawanan. Aku menanamkan cakarku ke
kulit pohon dan menunggu.
Mendengarkan. Kaki-kaki tikus berlari di atas tanah keras
berbatu. Gigi tikus menggerogoti kulit biji-bijian.
Gigit. Berhenti. Lari. Berhenti. Aku menunggu 1 Tidak terdengar apa-apa. Senyap. Tidak ada
gerakan. Tikus itu diam. Mendengarkan juga"
Menunggu" Aku menjadi tegang. Kumiringkan kepala.
Dan berpikir, bukan untuk pertama kalinya,
tentang betapa ironisnya perburuanku. Di
kehidupanku yang dulu, sebagai seorang anak
laki-laki, akulah sang tikus. Mangsa. Diintai oleh
predator yang ingin mencelupkan kepalaku di
toilet. Bergegas mencari tempat bersembunyi.
Seringkali gagal. Ironisnya lagi: di hidupku yang dulu, sebagai
seorang mangsa, makanan bukan masalah
buatku. Ada makan siang gratis di sekolah. Jadi
aku tahu pasti dari mana makananku berasal.
Wanita berkeringat dengan jaring-jaring di
rambutnya lah yang menghidangkan dan
menyerahkan makanan kepadaku.
Ada gerakan. Samar. Sehelai rumput
bergesekan dengan tanah. Cakar kecil
mencakari bumi. Tikus itu terlihat jelas sekarang.
Aku melebarkan sayapku, mendorong keras
cabang pohon, dan terbang tinggi memutari
padang rumput, kemudian mulai turun.
Bayanganku menjadi membesar dan menghitam
di tanah. Sebatang ilalang bergoyang, kemudian yang
di sebelahnya, tikus itu sedang bergerak menuju
ruang terbuka. Debu-debu mengepul di bawah. Aku melihat
hidungnya. Coklat. Berkumis. Aku menyapukan
cakar ku ke depan. Tikus itu melompat keluar, benar-benar tak
terlindungi sekarang. Aku siap menyambar. Dalam
beberapa detik lagi tikus itu akan jadi milikku.
Dalam beberapa detik lagi, rasa laparku akan "
Tidak! Sisik. Kelebatan warna kuning. Taring itu
terbenam ke dalam daging tikus.
Saat itulah aku mendengarnya. Bunyi derik.
Yeah. Aku tidak butuh peringatan. Aku
mengepak kuat dan terbang naik, dengan cakar
hampa. Aku lapar tapi tidak bodoh. Aku tidak akan
berkelahi dengan ular derik sepanjang enam kaki
memperebutkan tikus yang sudah diracun.
Aku naik semakin tinggi, melayang di atas
padang rumput. Aku menonton ular tersebut
menelan makan siangku. Seekor ular diamondback
melingkar, menunggu tanpa bergerak, daerah yang
sedang aku incar. Di padang rumputku.
Aku berputar dan kembali ke cabang pohon
tadi. Apa ada elang normal yang melihat
semuanya" Mungkin. Bisa jadi.
Elang ekor-merah yang normal, dengan otak
standar elang, punya pemikiran sederhana. Lapar.
Makanan. Bunuh. Makan. Betapa brilian nya
kesederhanaan. Elang tidak terganggu oleh hal-hal
ironis. Elang tidak mengkhayal tentang toilet dan
kantin sekolah. 2 3 Tapi aku bukanlah elang normal. Aku tidak
normal, dalam segala hal. Aku seorang bocah
yang terperangkap dalam tubuh elang. Tidak
ada yang sepertiku di mana pun juga. Aku
spesies satu-satunya. Aku dulunya manusia. Manusia luar dalam,
atau setidaknya begitu yang kutahu. Sampai aku
dan teman-temanku bertemu dengan pejuang
alien yang sekarat, seorang pangeran Andalite
yang bernama Elfangor. Elfangor-Sirinial-Shamtul. Aneh rasanya,
bahkan dulu saat aku belum tahu siapa dirinya,
sebelum aku tahu masa lalu diriku, aku tertarik
kepada dirinya. Aku merasa punya koneksi yang
tidak dirasakan oleh anggota Animorphs yang
lainnya. Itulah nama kami, teman-temanku dan aku.
Animorphs. Animal morphers. Kami bisa
menyadap DNA binatang lain, lalu berubah
menjadi binatang tersebut. Elfangor yang
memberi kami kekuatan itu. Dia memberikannya
sebagai senjata, senjata satu-satunya yang kami
punya dalam pertempuran menyelamatkan Bumi
dari alien parasit yang jahat.
Yeerk. Berlendir. Abu-abu. Tidak lebih besar
daripada tikus yang aku intai tadi, tapi tanpa
pancaindera. Yeerk tuli dan buta. Mereka tidak
punya tangan ataupun kaki. Jika kau melihat
Yeerk di wujud aslinya, kau akan mengira dia
adalah siput yang sangat besar. Dan kau
mungkin tidak akan takut kepadanya.
4 Tapi harusnya kau takut. Yeerk merayap masuk melalui saluran telingamu
dan memipihkan dirinya menyelubungi permukaan
otakmu. Dia akan menjangkau semua sudut dan
celah. Tersambung ke setiap sel otak dan pusat
saraf. Tersambung ke seluruh eksistensi mu.
Kau menjadi Pengendali, dan itu nama yang
ironis karena kau justru kehilangan semua kendali.
Kau tidak bisa bicara, bergerak, makan, bahkan ke
kamar mandi kecuali Yeerk itu yang menginginkannya. Kau hanya bisa melihat saat
Yeerk berbuat jahat menggunakan tanganmu,
suaramu. Kau tidak bisa berteriak. Kau tidak bisa
melarikan diri. Bangsa Yeerk sudah memperbudak seluruh
spesies di beberapa planet. Bangsa Gedd. Bangsa
Taxxon. Hork-Bajir. Sekarang mereka datang ke
Bumi, untuk memperbudak manusia.
Dan kami, Animorphs, berperang melawan
mereka. Sendirian. Ada beberapa hal yang
membuat pertempuran ini menjadi seimbang.
Kandrona, misalnya. Jika Yeerk tidak mendapat
asupan sinar Kandrona setiap tiga hari, dia akan
mati. Kami juga mendapat bantuan dari Chee, bangsa
android yang diprogram anti kekerasan. Mereka
tidak bisa bertempur, tapi mereka bisa menyusup ke
dalam organisasi Yeerk dan memberitahu kami
informasi-informasi yang berguna.
Dan, tentu saja, morphing-berubah wujud.
Teknologi Andalite. Meskipun sepertinya sukar
5 dipercaya, tapi Yeerk masih mengira kami
adalah Andalite. Kemampuan berubah wujud adalah senjata
yang kuat, tapi ada peraturannya. 1) Kau tidak
bisa berubah langsung dari wujud satu ke wujud
yang lain tanpa kembali ke wujud aslimu dulu. 2)
Kau harus menyadap DNA secara langsung dari
binatang. Kau tidak bisa menyadapnya dari
orang yang berubah wujud. 3) Kau tidak boleh
berubah lebih dari dua jam, karena jika lebih,
maka kau akan terperangkap dalam wujud itu
selamanya. Kau akan menjadi apa yang disebut
Andalite seorang nothlit.
Seperti aku. Aku berubah menjadi elang terlalu lama, dan
sekarang aku bukan lagi manusia dalam wujud
elang. Aku adalah elang. Aku mendapatkan kembali kemampuan
berubah wujudku dan dengan sedikit pembengkokkan waktu oleh makhluk kuat yang
disebut Ellimist, aku mendapatkan satu wujud
baru. Diriku yang lama. Diriku yang manusia.
Selama dua jam sekali, aku bisa berubah
menjadi Tobias si bocah. Menjadi manusia,
secara fisik. Lalu aku harus kembali menjadi
elang atau aku akan kehilangan kemampuan
berubah wujud ini selamanya. Aku akan keluar
dari pertempuran. Jadi, sementara menonton ular mencerna
tikusku, aku melihat seekor rajawali terbang
6 menuju diriku. Seekor rajawali bondol, membawa
makan siang di cakarnya. Bukan tikus atau
kelinci. Kantong kertas. Bahkan dari jarak segini
aku bisa melihat lengkung-lengkung emas nya.
Rachel membawa McDonald. Rachel, wanitakantin-berjaring-rambut pribadiku.
Jangan bilang-bilang kepadanya aku mengatakan itu. 7 Rachel melayang di atas padang rumput,
sosoknya tampak kontras dengan matahari. Dia
berputar turun dan menjatuhkan kantong
McDonald itu ke rumput di bawah pohonku.
berubah.
tenggeran ku.
Bulu-bulu Rachel meleleh menjadi satu,
berputar masuk ke dalam kulit coklatnya.
Sayapnya memanjang menjadi lengan. Kakinya
bergeser ke depan dengan bunyi patah yang
mengerikan. Itulah yang aku belum terbiasa " bunyinya.
Anggota tubuh terputar, terkoyak, terhisap dan
terbentuk-ulang. Tidak sakit. Harusnya sih, sakit.
8 Andalite menemukan cara untuk menghilangkan
rasa sakit dalam teknologi tersebut.
Tapi mereka tidak berhasil menghilangkan
suaranya. Tubuh Rachel meninggi seukuran tubuh
manusia. Seorang manusia dengan mata burung
pemangsa. Aku tidak pernah yakin apakah mata
Rachel yang terlihat tajam atau itu mata rajawalinya.
Mata nya sekarang berwarna biru cerah, alih-alih
kelabu, tapi tetap saja pandangannya mematikan.
Dia memandangku sekarang. "Begini, sebelum
bulu-bulumu jadi gumpalan, dengarkan. Aku tahu
aku tidak perlu menjagamu. Aku tahu kau bisa
mengurus dirimu sendiri. Tapi aku juga tahu padang
rumput indahmu sedang mengering, dan Channel 6
tidak meramalkan aka nada hujan dalam waktu
dekat." Dia mengambil Big Mac dari kantong. "Jadi
makan ini dan jangan cerita yang sedih-sedih, oke?"
Itulah salah satu yang paling aku suka dari
Rachel. Aku tidak perlu mengaku kepadanya bahwa
hidup seekor elang bisa membuat kita sedikit stress.
Dia tahu. Dan mencoba untuk membantu. Tapi dia
tidak merasa kasihan kepadaku. Atau paling tidak,
dia tidak memperlihatkan kepadaku rasa kasihannya. Dia tidak menyinggung martabatku.
Sayang kau tidak bisa makan martabat. Aku
mengawasinya membuka kotak Big Mac dan
meletakkannya di rerumputan.
"Aku tahu kau harus makan sebagai elang." Dia
Animorphs - 48 The Diversion di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengambil Big Mac satu lagi dan dua kentang
goring versi besar. "Setidaknya kita bisa ngobrol.
Sebentar." 9 Uh-huh. Aku tidak terlalu mendengarkan.
Otak elangku terpusat pada hal yang biasa.
Lapar. Makanan. Bunuh. Oke, kita bisa
melewatkan "bunuh" untuk sekali ini. Makan.
Tapi otak manusia ku mengingat sesuatu.
Kenikmatan saat menancapkan gigiku ke dalam
hamburger dan roti. Selada dan bawang. Minyak
dan keju dan saos khusus bercampur jadi satu
saat aku mengunyah. Dan kentang goreng.
Apakah ada makanan yang lebih sempurna dari
kentang goreng McDonald" Langsung dari
penggorengan, saat mereka masih berasap.
Renyah dan asin dan begitu lunak di tengah "
"Tobias?" Rachel menatapku, terpana. "Aku
tanya kau mau mentimun nya."
seperti Ax.
dan makan sisanya bersamamu.>
Dia memisah-misahkan Big Mac ku dan
meletakkan dagingnya di rumput. Aku mengoyak
sepotong daging dan menelannya miring.
"Kau tahu, Tobias," dia berkata, "kencan kita
aneh-aneh." Aku menelan daging burger itu, dan berdiri
diam sejenak. Menikmati rasanya di perutku.
Perut elangku bahagia. Tubuh elangku akan
bertahan hidup satu hari lagi.
Waktunya memberi makan manusia. Aku
memusatkan pikiran pada Tobias si bocah.
SPRRROOOOT! 10 Aku langsung meninggi. Perubahan mendadak
itu membuatku kehilangan keseimbangan, dan aku
terhuyung pada cakar sepanjang dua belas inci.
Berubah wujud tidak bisa diperkirakan. Saat aku
mengangkat sayap supaya seimbang, buluku
meleleh dan menguap, meninggalkan bintik-bintik
merah muda pada kulitku. Aku melihat ke bawah. Aku burung nyaris
telanjang seukuran anak manusia. Ayam kulit
raksasa. "Atraktif sekali," kata Rachel.
Tulang burung yang berongga mulai memadat
dan "jepret"tersusun ulang. Organ-organ dalam
berpindah tempat dan membesar. Bahuku melebar,
leherku memanjang. Lengan dan jari-jari terbentuk
dari sayapku. Sisik di kakiku menghilang dan daging
manusia muncul. Cakarku berpisah menjadi jari
kaki. Paruhku meleleh dan membentuk hidung dan
mulut. Mata bundar burung meluncur ke depan dan
menjadi oval. Aku menyentuh lenganku. Benjolan-benjolan
merah muda ayam digantikan oleh kulit mulus
manusia. Masih pucat, tapi mulus.
Aku jadi manusia. Rachel tersenyum. "Jauh lebih baik."
"Terima kasih," kataku. Atau paling tidak, yang
ingin kukatakan. Yang keluar dari mulutku adalah,
"Grrrx." Sudah lama aku tidak menggunakan suara
manusiaku. Aku berdeham, melemaskan rahangku,
dan mencoba lagi. "Terima kasih."
11 Kami duduk berdampingan di rumput dengan
punggung menghadap pohon. Aku gigit Big Mac
ku. Dan mendesah. Yah, lebih tepatnya
mengerang. Keras-keras. Minyak dan keju dan
saos khusus mengalir di daguku.
Rachel menggelengkan kepalanya dan
memberiku sapu tangan. Pastilah hal itu akan sangat memalukan jika
aku tidak makan dengan kesurupan. Kadang aku
lupa hal-hal normal manusia. Seperti kombinasi
kunci lokerku atau bulan apa yang harinya
berjumlah tiga-satu atau bagaimana cara
memakai mesin koin di arcade. Informasi tidak
berguna bagi seekor elang, tentu. Tapi tetap saja
membuatku sedikit takut. Seolah aku melewati
suatu garis dan tidak kembali lagi. Atau yang
lebih parah, aku akan melupakan begitu banyak
sehingga meski ada kesempatan, aku tidak mau
kembali lagi. Tapi aku belum lupa sama Big Mac. Atau
kentangnya. Selama masih ada makanan fast
food, aku masih punya harapan.
Rachel menggosok semut yang ada di
kakinya. "Kau perlu meja piknik," katanya. "Atau
paling tidak, sepasang kursi taman."
"Oh, yeah, Rachel, benar-benar sederhana.
Seekor elang dengan perabot rumah tangga.
Sekalian saja aku punya pemanggang barbecue,
dan lampu obor dari bambo."
"Lucu sekali." Dia meremas kotak burger
yang kosong dan memasukkannya ke dalam
12 kantong kertas. "Diam dan lekas makan supaya kita
bisa cabut dari sini. Cassie minta rapat, dan Jake
bilang kita semua harus hadir."
"Ah." Aku menelan sepotong kentang. "X-Men
bukan apa-apa bagi kita, kan?"
"Tepat sekali."
13 "Biar kuluruskan." Marco menghancurkan
batang jerami. "Mereka mengincar sampel
darah. Tidak uang. Tidak obat. Darah."
Kami ada di gudang jerami Cassie. Klinik
Perawatan Satwa Liar. Rumah bagi hewanhewan liar yang terluka. Kedua orangtua Cassie
adalah dokter hewan. Ibunya bekerja di The
Gardens, gabungan kebun bintanang/taman
hiburan di mana kami mendapatkan sebagian
besar wujud tempur kami. Ayah Cassie
menjalankan klinik di peternakan mereka. Cassie
membantunya. Sekarang ini, Cassie sedang berasa di dalam
kandang besar berkawat, memeriksa seekor
kijang yang kakinya tertembak. Aku dan yang
lainnya berusaha untuk tidak memandang jarum
hipodermis di tangannya. 14 "Yang lainnya" bisa jadi bintang sinetron di
Lifetime. Jake: sepupu Rachel, kekasih sejati
Cassie, dan pemimpin pasukan aneh kami. Ax si
alien: adik Elfangor dan, kedengarannya memang
aneh, pamanku. Marco: sobat karib Jake dan
kadang-kadang teman sekamar Ax. Rachel, tentu
saja: sahabat Cassie, cewek yang pacaran sama
makhluk di luar spesiesnya. Dan aku: Tobias.
Bocah-burung. Dalam tugas pengintaian di langitlangit.
Cassie membelai leher kijangnya. "Tidak apaapa." Dia menutup kadang dan berbalik menghadap
kami. "Yang aku tahu adalah apa yang ibuku bilang.
Dua pria membobol masuk bangsal hewannya tadi
malam. Bukan pencurian biasa, dan tidak, mereka
tidak mengincar obat, ibuku sempat heran juga.
Mereka mengincar sampel darah, dari binatangbinatang tertentu. Harimau. Gajah. Rajawali. Badak
dan grizzly. Gorila dan serigala."
Rachel menatapnya. "Wujud tempur kita."
"Benar." Cassie mengangguk. "Mereka tidak
tampak tertarik kepada babi hutan atau babun.
Salah seorang teknisi lab bertemu dengan mereka.
Mereka benar-benar menghajarnya, apalagi?" Dia
memandangku. "Apalagi ketika dia memberitahu
mereka bahwa The Gardens tidak punya elang
ekor-merah." Tujuh pasang mata, termasuk mata tanduk Ax,
memandang langit-langit. Aku berpaling untuk
menyisir sayapku. 15 Cassie melanjutkan. "Teknisi lab bilang
mereka tadinya cukup tenang dan tidak
bertindak sembarangan, tapi saat mereka tidak
bisa menemukan sampel elang, mereka
mengamuk. Mereka seolah takut pergi tanpa
sampel itu." "Yeah, taruhan," kata Marco. "Taruhan
mereka ngompol memikirkan cara menjelaskan
konsep kegagalan kepada Visser One."
Visser One. Reinkarnasi iblis. Yeerk yang
memimpin penyerbuan ke Bumi, baru saja naik
pangkat dari Visser Three.
Rachel menggangguk. "Wujud tempur kita"
The Gardens" Pencuri gila dalam misi mencari
darah elang" Jelas sekali Yeerk."
"Uh, yeah," Jake setuju. "Tapi para Chee
belum mendengar apa-apa. Dan kita belum
mendengar Yeerk berkomunikasi tentang proyek
baru. Apapun yang mereka rencanakan, pastilah
level tinggi. Kita tidak mau melakukan hal bodoh.
Kita harus memikirkan ini masak-masak."
"Oke, jadi kita pikirkan sambil masak dan kita
lalukan sesuatu yang bodoh," kata Marco.
"Pertanyaan pertama: Mengapa Yeerk butuh
darah binatang" Apakah mereka meciptakan
cara lain untuk berubah wujud?"
merampasnya dari spesies lain. Terutama dari
16 bangsa Andalite. Mereka tidak punya kecerdasan "
ataupun kejujuran " untuk menciptakan teknologi
berubah wujud sendiri.>
Sudahkah aku bilang bangsa Andalite bisa jadi
sedikit arogan" Cassie memandang Jake. "Aku pikir Ax benar," dia berkata. "Mereka
mengincar sesuatu yang lebih besar. Tom
membawa pulang beberapa poster kemaren. The
Sharing jadi sponsor acara donor darah besarbesaran."
Tom adalah kakak lelaki Jake.
Tom seorang Pengendali, anggota kelas tinggi
The Sharing. Organisasi terdepan Yeerk.
Cassie menarik napas dalam-dalam. "Begini
menurutku. Hanya ada satu alasan Yeerk
mendadak tertarik kepada darah. DNA. Mereka
sedang mengumpulkan sampel darah wujud
binatang kita, mereka juga mengumpulkan sampel
darah manusia sebanyak yang mereka bisa." Dia
menatap kami. "Mereka mencari manusia dengan
jalinan DNA binatang dalam darahnya."
Sunyi. "Yang artinya ?" Marco mengeluh.
"Mereka tahu kita manusia," kata Rachel.
17 Mereka. Maksudnya Visser One.
Satu-satunya Yeerk yang memperbudak
Andalite. Sampai sekarang dia yakin kami
Animorphs adalah Andalite juga.
Hal yang cukup mengejutkan mengingat
Visser One yang sebelumnya sudah mengetahui
kami adalah manusia. Dengan menjaga rahasia
kami, dia berharap bisa menghancurkan
saingannya. Si Pengendali-Andalite, kala itu
Visser Three. Tapi kami menghancurkan Visser One.
Visser One yang lama adalah Pengendalimanusia. Dan induk semangnya adalah ibu
Marco. Singkat cerita, kami menyerbu kolam Yeerk
dan menyelamatkan ibu Marco. Yang manusia.
Yeerk di kepalanya mencoba kabur, tapi
terbunuh. Dan rahasia kami mati bersamanya.
18 Begitulah yang kami kira.
"Para Yeerk mungkin mengumpulkan darah
manusia dari sebanyak mungkin sumber yang bisa
mereka dapatkan," kata Jake. "Rumah sakit, kantor
dokter, laboratorium. Juga acara donor darah ini.
Jadi." Dia memandang kami. "Adakah di antara kita
yang sempat menyumbangkan darah sejak bisa
berubah wujud?" Rachel menggelengkan kepalanya.
"Aku takut berdonor," kata Cassie. "Siapa yang
tahu apa yang berenang di pembuluh darahku."
"Aku terlalu sibuk menyelamatkan planet."
Marco. "Planet mengucapkan banyak terima kasih."
Jake memutar bola matanya.
"Tapi bukan kau yang perlu kita khawatirkan,
Marco. Para Yeerk menyangka kau dan seluruh
keluargamu sudah mati, jadi bahkan jika mereka
punya sampel darahmu yang ada DNA binatangnya,
mereka tetap tidak mendapat apa-apa. Ax Andalite,
jadi bukan masalah baginya. Dan Tobias?"
"Baik." Jake tersenyum kepadaku " senyum
Animorphs - 48 The Diversion di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan rasa bersalah " dan mengangguk. "Jadi
tinggal Cassie, Rachel, dan aku." Dia berbalik ke
Cassie dan Rachel. "Pikir keras. Berobat ke dokter"
Pemeriksaan oleh perawat sekolah?"
Cassie menggelengkan kepala. Rachel mengangkat bahu. "Kalian yakin" Bagaiman saat kita terkena flu
Andalite itu" Yamphut."
19 "Oh, tidak." Rachel menutup mata. "Ibu
membawaku ke dokter. Sepertinya tidak ambil
darah sih, tapi demamku tinggi sekali. Sebagian
besar saat sakit itu aku tidur. Tapi itu sudah lama
sekali. Jika mereka mengambil darahku, pastilah
sampelnya sekarang sudah hilang." Dia menatap
Cassie. "Iya, kan?"
"Aku tidak tahu." Cassie mengaku. "Aku tidak
tahu berapa lama lab menyimpan sampel darah.
Atau data sampel darahnya."
"Jadi." Rachel, matanya melotot. "Darahku
bisa saja ada di lemari pendingin suatu tempat
sekarang. Dengan namaku pada labelnya."
"Yeah." Rachel menggelengkan kepalanya.
"Tapi kita tak boleh mengambil resiko. Jika
Yeerk menemukanku, mereka akan menemukan
kita semua. Mereka akan memasukkan Yeerk ke
dalam kepalaku dan kita akan mati atau lebih
buruknya, dijadikan Pengendali, begitu juga
keluarga kita." Dia memandang ke atas ke
arahku. "Dan semua orang yang kita peduli."
mudah tertangkap lagi. Koloni mereka akan
dihancurkan.> "Mungkin," kata Cassie. "Begini, para Yeerk
belum tahu betul kita ini manusia. Mereka baru
menduga. Jika kita beneran Andalite, kita pasti
ingin mereka menghabiskan waktu dan tenaga
20 meneliti sampel darah manusia, kan" Jadi jika kita
ikut campur, menghancurkan proyek mereka ini,
mereka langsung dapat bukti bahwa kita bukan
Andalite." "Lebih baik dari pilihan yang satunya," Rachel
berpendapat. "Kita bisa menghentikan para Yeerk,
dan yeah, mereka akan tahu kita manusia, tapi
mereka tidak tahu manusia yang mana. Atau kita
bisa membiarkan mereka terus mencari sampai
mereka menemukan kita. Yang kemungkinan besar
bakal kejadian." "Ada satu pilihan lagi," kata Jake. "Kita bisa
mencari tahu apa yang mereka tahu. Lalu kita
putuskan apa yang harus dilakukan. Penelitan
mereka pasti berada di suatu komputer entah di
mana. Di perusahaan yang digunakan Yeerk
sebagai pusat. Jika kita bisa mendapatkan
penelitian itu, mungkin kita bisa menghapus datadata yang berbahaya tanpa sepengetahuan Yeerk.
Mereka akan melanjutkan penelitian namun
hasilnya nihil. Ax, apa rencana itu bisa kau
jalankan?"
ekornya ke depan.
"Bukan masalah," kata Marco. "Kita retas
sistem komputer semua bank darah, rumah sakit,
dan klinik di planet ini. Sistem yang tidak bisa kita
masuki, yang ada firewall luar angkasanya, maka
itu pasti lah Yeerk."
21 Aku menebak Ax dan Marco akan
menemukan bank darah tersebut, Jake akan
minta rapat lagi, lalu kami akan menyusup ke
sana dan menghancurkan data-data yang
membahayakan kami. Jagoan yang baik menang dan pulang ke
rumah. Aku terbang keluar dari tingkap atap. Rapat
kami sudah selesai. Matahari sedang tenggelam,
udara mulai mendingin. Di bawah ku, Marco dan Ax menyelinap ke
dalam barisan pepohonan yang mengarah ke
cekungan tempat tinggal Ax. Aku tahu mereka
sebentar lagi akan menjelajah komputer Mac
yang sudah dimodifikasi Ax. Meretas komputer
bank-bank darah. Mereka akan mencariku bila
perlu, jika sudah saatnya merencanakan misi.
Sementara itu, aku punya hal lain yang harus
aku khawatirkan. 22 Bagaimana makan tanpa dimakan, misalnya.
Bukan berarti aku pernah benar-benar
kelaparan. Rachel tidak akan membiarkan itu. Tapi
elang berharga diri mana yang akan membiarkan
pacar memberinya makan" Membiarkan pacarnya
membelikan vitamin dari Petsmart" Membiarkan
pacarnya membetulkan laci lemari yang rusak
sehingga dia bisa tidur nyaman di malam berbadai"
Seekor elang tidak seharusnya terbangun mencium
aroma selimut kering. Jangan salah sangka, aku senang dia peduli.
Dan aku senang dia adalah Rachel.
Tapi dia seharusnya tidak perlu melakukan itu
semua. Aku mengurus diriku sendiri saat masih
manusia. Aku bisa mengurus diri sendiri sebagai
elang. Sebagai anak manusia, aku diping pong dari bibi
yang sudah berkali-kali menikah ke paman
pemabuk. Dan orangtua ku" Cerita resminya: ayahku meninggal dan ibu
meninggalkanku saat aku masih terlalu muda untuk
mengingatnya. Cerita aslinya: yeah, ibuku pergi, tapi ayah tiriku
lah yang meninggal. Aku punya ayah lain. Ayahku
yang asli. Elfangor. Aku mengetahuinya dari seorang Pengendalipengacara, ironis memang. Elfangor sudah muak
berperang, lelah mempertahankan galaksi.
Aku tahu bagaimana perasaannya. Aku sedang
mempertahankan sebuah planet kecil, dan tidak
23 jarang aku pergi melayang ke puncak-puncak
pegunungan terpencil. Ingin melupakan semua
ketakutan dan pertempuran itu. Terbang bebas.
Itulah yang dilakukan Elfangor. Dia terbang
bebas. Dia datang ke Bumi karena dia jatuh
cinta kepada ibuku, Loren. Dia berubah menjadi
seorang pria dan dengan sengaja melewatkan
batas dua-jam dan menjadi nothlit " supaya dia
bisa menjalani kehidupan bersama dengan
ibuku. Loren pastilah sangat berharga buatnya.
Jujur, menurutku dia salah menilai. Satu-satunya
hal yang aku tahu tentang ibuku adalah dari
yang selalu diceritakan bibi" dia bilang
padaku" dia bilang padaku: "Ibumu orang gila
dan tidak mau apa-apa dengan anaknya sendiri.
Jadi mereka mencampakkanmu kepadaku."
Tapi Elfangor tinggal di Bumi bertahun-tahun.
Kuliah, menikahi ibuku, dia punya kehidupan di
sini. Hidup bahagia, aku rasa. Aku harap.
Lalu datanglah si Ellimist.
Makhluk superkuat yang juga memberikan
aku kembali kekuatan berubah wujudku dan
meninggalkanku sebagai elang.
Ellimist mengembalikan tubuh Andalite ayahku, mengembalikannya kembali ke pesawat induk
Andalite, dan menghapus semua kenangan dari
pikiran ibuku. Elfangor bertempur dengan gagah dalam
Perang Andalite dan kembali ke Bumi, satu kali.
Untuk menyelamatkan planet ini dari pasukan
Yeerk. 24 Dan untuk mati. Tahukah dia" Saat dia terbaring di tanah di
tempat pembangunan terbengkalai itu, saat
nyawanya kritis, tahukah dia bahwa dia sedang
berbicara dengan putra nya"
Aku ingin percaya dia tahu. Aku ingin percaya
bahwa aku lah alasan dia mempercayakan warisan
terhebatnya kepada aku dan teman-temanku.
Tapi nyatanya, saat itu dia tidak punya pilihan.
Begitu dia mati, pasukan Yeerk akan memperbudak
dan menghancurkan planet. Dan dia tidak bisa
membiarkan itu terjadi. Dia mungkin akan
memberikan kekuatan berubah wujud kepada anak
mana pun yang kebetulan ada di sana.
Anak itu kebetulan aku. Aku terbang naik ke atas atap-atap dan kabel
listrik dari kompleks perumahan yang baru-baru ini
dibangun di dekat padang rumputku.
Gerakan. Stabil. Berliku. Di halaman di bawahku.
Aku membelok. Seekor ular meluncur dari
rerumputan ke jalan setapak di halaman belakang.
Bukan ular derik. Ular hitam pekarangan yang
biasa. Dia merayap menyebrangi jalan tersebut,
sepenuhnya terbuka. Aku memutar. Halamannya
kosong, rumah terlihat gelap. Matahari baru saja
tenggelam di balik bukit. Jalanan dan rumah-rumah
ditutupi oleh bayang-bayang. Tidak akan ada yang
melihatku. Aku berputar lagi. Lapar. Makanan. Bunuh.
Makan. Aku menyambar. Ular itu masih hidup,
masih hangat, saat aku mencabik dagingnya. Ya.
Rasanya enak. Rasanya begitu elang. Aku
benamkan paruhku ke dalam daging tersebut.
25 Creeeeeeeeeeek. Aku memutar kepalaku. Pintu belakang
rumah itu terbuka sedikit. Seorang gila
bertelanjang dada, hanya mengenakan celana
tentara menyerbu ke luar, membawa busur dan
panah. Bukan mainan. Busurnya asli dengan
bobot dan pembidik dan anak panah setajam
silet dipasangkan di tali busurnya.
Orang gila itu membidik. Aku mengepak terbang ke angkasa.
Thwwwooooooooook. Anak panahnya terbang melesat. Bulu-bulu di
ujungnya menyambar sayapku. Setengah inci ke
kanan saja, dan aku akan jadi kebab burung.
Aku menukik ke barisan pepohonan dan
mendarat di pekarangan sebelah.
Thwwwooooooooook. Anak panah yang lain. Di atasku. Aku tetap di
bawah, melompat-lompat sepanjang garis
pepohonan. Tubuh Elang dirancang untuk membumbung
tinggi, bukan untuk mengepak tanpa henti
seperti bebek. Terbang serendah ini adalah kerja
keras. Tidak ada angin termal.
Tapi ini salahku sendiri. Aku tahu tidak boleh
berburu di wilayah manusia. Di pekarangan
belakangnya! Kesalahan bodoh. Kesalahan yang
tidak akan dilakukan oleh elang asli.
Tapi ini bukan kesalahan Tobias si elang.
Tobias si bocah yang salah. Aku melihat ular itu,
dan otak manusiaku menganggapnya sebagai
tantangan. Seekor ular sudah mencuri makan
siangku, dan sekarang aku akan membalasnya.
26 Otak manusiaku akan membawa masalah
besar kepada tubuh elangku suatu hari nanti.
27 Sabtu pagi. Aku terbang ke tempat Ax. Aku mengambil
jalur yang lebih jauh, melewati kompleks
perumahan baru itu. Membumbung di atas
hamparan ladang-ladang dan memutar balik ke
hutan Ax. Ax membangun cekungannya ini beberapa
saat setelah dia tiba di Bumi. Menurutnya,
tempat itu adalah versi rumah Andalite yang
lebih kecil. Dia harus mengubah beberapa hal
begitu Marco juga tinggal di sana. Cekungan itu
sekarang lebih besar, dengan lebih banyak
Animorphs - 48 The Diversion di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ruang tertutup dan lebih banyak sekat.
Ax mengumpulkan benda-benda yang
menurutnya aneh. Sejumlah buku-buku pengetahuan. Gambar-gambar makanan manusia favoritnya. Peralatan-peralatan komputer. Pesawat televisi yang dicintainya.
Tapi Marco adalah seorang anak dengan banyak
mainan. Dan dia membawa sebagian besar
mainannya ke cekungan. 28 Sisa barang-barang Marco ada di rumahnya,
kabin tempat ayah dan ibunya di lembah Hork-Bajir.
Saat kami menyelamatkan ibu Marco, kami juga
menyelamatkan ayahnya. Para Chee membantu
kami memalsukan "kematian" Marco "dan ayahnya.
Satu keluarga dievakuasi ke lembah, dan Marco
tinggal di sana kapan saja dia bisa.
Tapi saat kami membutuhkan dia di sekitar kami,
lebih dekat ke medan perang, Marco tinggal di sini
bersama Ax.
cekungannya, mata tanduknya mencari-cari ke
langit.
"Benar-benar gampang." Marco sedang membungkuk di depan komputer di bagian belakang
cekungan. Aku bertengger di tumpukan CD di belakang
Marco. Dia bersandar ke kursinya. "Rumah sakit,
laboratorium, klinik, komunitas bank darah " mereka
semua terbuka untuk kita. Cukup menakutkan kalau
dipikir-pikir. Cuma butuh satu kali klik dan riwayat
lengkap kesehatanmu terpampang untuk orangorang yang punya akses internet. Tapi lalu kita
dapat yang satu ini." Dia menunjuk ke layar
komputer. "Perusahaaan Bio-Servis Midtown.
Mendadak aku seperti sedang membobol CIA."
29
menembus masuk kumpulan data-data Central
Intelligence Agency.>
"Hey, semakin banyak data yang bisa kita
kumpulkan, semakin siap kita menghadapi
pertempuran. " Dia mengangkat bahu. "Lagipula,
aku harus melakukan sesuatu. Agak bosan
tinggal di sini. Aku nyaris kangen sekolah. Oke.
Mungkin tidak. Tapi tanpa situs Victoria"s Secret,
tidak ada lagi cewek-cewek cakep di hidupku."
"Oh. Baik sekali, Tobias. Langsung tikam
saja leherku. Kau punya Rachel yang mengurusi
semua kebutuhanmu. Aku, aku punya Ax-man. "
Dia mengacungkan ibu jarinya kepada Ax, yang
sedang memandang iklan M&M di majalah
dengan pandangan takjub. "Mau tukaran"
Langsung saja."
pemutar CD, parabola, dan beberapa kaset
Gameboy. Tumpukan keeping-keping CD dan
buku komik. Semua yang entah bagaimana
berhasil dia dapatkan setelah meninggalkan
semua barang-barang lamanya di lembah.
Dia melemparkan Majalah TV kepadaku.
Tapi kau tahu" Marco orangnya oportunis.
30 Dia mungkin akan menyesuaikan diri sebagai
elang lebih baik dari pada aku. Dia tidak akan punya
masalah diberi makan oleh Rachel. Dia akan tinggal
di kamarnya dan menunggu dibawakan cemilan.
Besolek di cerminnya setiap hari saat Rachel ke
sekolah. Marco tidak akan membiarkan dirinya sendiri
hidup dalam peraturan berburu, atau peraturan
apapun yang sedang kujalani ini.
"Tidak." Marco mematikan komputer Mac nya.
"Kita langsung ke tempat Bio-Servis itu. Hanya
beberapa mil dari sini, dan Jake tidak ingin
membuang waktu. Menurutnya misi di Sabtu pagi
dapat membuat Yeerk lengah."
Yeerk. Mungkin mereka tidak mengharapkan kita
datang. Mungkin kita bisa menyelinap keluar masuk
sebelum mereka sadar."
31 Aku menangkap angin termal bagus di atas
jalan tol dan melayang tinggi di angkasa. Marco,
dalam wujud burung osprey, tetap di
belakangku, sedikit lebih rendah di sampingku.
Ax, burung harrier, terbang naik turun di atas
puncak-puncak atap. Kami terbang melewati rumah-rumah dan
mall, tempat parkir dan lapangan bola, sampai
ke pusat kota. Lalu kami menukik turun di antara
gedung-gedung tinggi. Terjun dan terbang
rendah di dekat puncak atap Civic Center.
Jalanan di sekitar tempat ini dibarikade oleh
kuda-kuda pembatas kuning. Mobil-mobil polisi
terparkir di sudut dengan lampu menyala.
Petugas bersegeram mengatur lalulintas menjauh dari lokasi ini. Truk trailer besar, beroda
delapan belas, dengan cat norak bergambar
badut dan harimau, berjejer di jalan yang ditutup
itu. 32 Aku melayang di atas salah satunya. Di
bawahku, seorang yang berbadan kekar mengenakan kostum kulit sedang mengeluarkan
gajah-gajah dari trailer ke kandang besar di plaza
Civic center. Polisi dalam jumlah yang lebih banyak
terlihat mencoba menahan kerumunan yang ingin
melihat. Sebuah mobil forklift berukuran besar
masuk ke plaza, menurunkan sekotak jerami melalui
celah di bagian belakang kandang.
"HhhuuuurrrHHHHEEEEEEAAAAAAH!"
Salah satu gajah tersebut berteriak. Selusin gajah lainnya
terhuyung masuk ke kandang.
Marco menukik ke sekitar plaza.
sirkus">
di depan lab penelitian itu.>
Ax meluncur di atas Civic Center dan terbang di
atas sisi jalan. Marco dan aku mengikuti. Ax benar.
Tidak berapa lama, kami sampai di bangunan beton
yang rendah. Piringan palang di samping pintunya
berbunya PERUSAHAAN BIO-SERVIS MIDTOWN.
Di bawahnya ada palang lagi yang berbunyi:
DILARANG MENGEMIS.
gang seberang jalan. Kami mendarat, dan Marco
dan Ax berubah ke wujud asli mereka.
"Tidak banyak yang bisa kita lakukan," kata
Jake. "Sepasang pintu baja di depan dan dok
muatan di belakang."
"Kedua nya dipersenjatai dengan Gleet
BioFilter "sensor makhluk hidup," kata Cassie.
Sudah kami perkirakan. Sensor tersebut
sudah menjadi perlengkapan standar yang
dipasang di pintu masuk dan keluar markasmarkas Yeerk. Begitu juga pada Kolam Yeerk.
Kami tahu hal tersebut dari pengalaman pahit.
Biofilter itu diprogram untuk menghancurkan
bentuk kehidupan yang DNA tidak tercantum
dalam bank data. Satu lagi teknologi yang dicuri bangsa Yeerk
dari Andalite.
tanduknya ke lab penelitin.
aktif.> Dia berhenti.
luarnya.> Jake mengangguk. "Yeah, jadi kita butuh
pengalihan. Sedikit kekacauan dan sejumlah
keributan." Dia memandang Rachel. "Ada
relawan?" Rachel menyunggingkan senyum "ayo kita
lakukan" nya. "Gajah?"
Jake mengangguk tapi Rachel sudah mulai
berubah wujud. 34 Hidung dan bibir atasnya bergabung menjadi
sebuah lemak abu-abu. Telinganya mengembang
seperti sepasang sarung pemegang panci. Sebentar
saja pemegang panci itu sudah menjadi handuk
pantai, lebar berwarna abu-abu. Lengan dan
kakinya menebal. Tangan dan telapak kakinya
memipih. Kulit coklatnya berubah warna menjadi
kulit abu-abu. Jake menjabarkan rencananya.
Dia berbalik ke Rachel. "Kau tahu apa yang
harus dilakukan, kan?"
mana aku bisa bergabung dengan gajah-gajah lain,
dan di tengah-tengah kebingungan itu, kembali
menjadi manusia.> "Lalu?"
kecil. Jake menghela napas. "Lalu berbaur dengan
kerumunan, jangan menarik perhatian, dan tunggu
kami datang dengan sabar."
melakukan hormat dengan belalainya.
Melakukan. Itu."
Rachel berdiri di sebelah tempat sampah saat
kami berubah menjadi lalat. Jelas bukan wujud
favoritku. Whooosh! 35 Tanah mendadak seolah naik ke atas saat
ukuran tubuh menjadi sekecil kerikil. Tulangnya
menghilang, muncul lagi sebagai kerangka luar
lalat. Sayapku menjadi setipis tisu. Bulu-bulu ku
memendek menjadi bulu-bulu halus.
Splooooooot. Empat kaki tambahan muncul dari dadaku.
Sepasang antenna tumbuh di puncak kepalaku.
Pandanganku terpecah menjadi ratusan keeping
gambar-gambar. Perubahanku sudah selesai. Dan otak lalatku
punya satu pemikiran. Sampah! Kotoran! Aku
terbang ke tempat sampah, ke dalam dunia
menakjubkan penuh dengan kotak susu dan
pizza yang berjamur. Empat lalat lain bergabung
denganku, menikmati aroma busuk ini.
memanggil. Mata majemukku menangkap
Animorphs - 48 The Diversion di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gambar-gambar potongan wajah abu-abunya
yang besar, mengintip ke tempat sampah.
di atas apa.>
wujud lalatku.>
36 Bahasa-pikiran Rachel mengarahkan lima ekor
lalat menuju lab penelitian yang sebenarnya tidak
seberapa jauh. Beberapa menit kemudian, kami
hinggap di dinding di atas pintu baja. Tidak berapa
lama kemudian. "HhhhRRRRRuuuhhh!"
Rachel berlari dari dalam gang, menjungkirkan
tempat sampah dengan kepalanya. Mendorong
tempat sampah itu ke pelataran kecil berumput di
depan Perusahaan Bio-Servis Midtown.
CRRRRUUUUNCHHH! WHAM! Dibantingnya tempat sampah tersebut ke dinding
beton! Rachel mundur dan menghancurkan bagian
depan BMW yang terparkir di sana.
mobil.> "HhhRRRuh!" Rachel melenguh sebelum dia
melingkarkan belalainya ke tanda DILARANG
PARKIR dan mencabut tanda tersebut dari jalan.
Menganggkatnya tinggi-tinggi. Menunggu.
Bzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz. Pintu baja menggeser terbuka.
37 "Andalite!" Sejumlah Pengendali-manusia berlarian dari
dalam gedung. "Kepung dia! Jangan biarkan lolos!"
Rachel berdiri di atas kaki belakangnya. Para
Pengendali merungkuk untuk berlindung.
Dengan belalainya yang besar, Rachel
melempar tanda DILARANG PARKIR tersebut
seperti melempar lembing ke arah pintu.
Pop. Pop. Percikan bunga api. Awan asap begelung keluar dari pintu yang
terbuka. Tanda DILARANG PARKIR berdentang
ke lantai. Suara komputer terdengar dari balik asap.
"Bio. Filter. Dinonaktifkan. Segera. Ditutup.
Segera. Ditutup." Bzzzzzzzzzzz. Pintu-pintu mulai menggeser
tertutup.
38 Jake buru-buru terbang masuk ke pintu. Ax,
Marco, dan Cassie mengikuti.
Aku melayang di luar. Melalui penglihatan ku
yang terpecah-pecah, aku bisa melihat para
Pengendali berlari menyerang Rachel, mengepungnya. Dia berdiri, menggoyangkan
kepala. Bzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.
"HhhhRRRRuuuhhhh!" Rachel melenguh lagi
dan mulai berayun liar. Kepungan para Pengendali
bubar. Rachel berlari ke jalan.
Aku berputar. Tinggal beberapa inci lagi pintu
akan tertutup. Setengah inci, tepatnya. Aku melesat
di antara celah pintu tersebut. Baja yang keras
menyentuh ujung sayapku. Sedikit lagi.
WHAM! Hantaman metal bergetar di sekujur tubuhku.
Hembusan anginnya mendorong tubuhku maju.
Empat lalat terbang melayang di langit-langit.
Aku naik untuk bergabung dengan mereka.
Kami sepertinya berada di lorong yang panjang.
Manusia dan Hork-Bajir berseliweran di bawah
kami, keluar masuk kantor, membawa folder-folder,
mendorong kereta. Aku tidak butuh potongan
gambar-gambar warna merah atau gambar tabung
kaca untuk bisa menebak apa yang ada di dalam
kereta dorong tersebut. Naluri lalat langsung tahu
jawabannya. Darah. Darah manusia.
39
berkata.
bagus.>
Kami terbang di sepanjang langit-langit,
mencari tempat untuk berubah. Lorong panjang
itu menuju ke lorong panjang yang lain, dan
lorong yang lain lagi. Akhirnya kami menemukan
ruang yang gelap di ujung koridor. Kami masuk
lewat bawah pintunya. Dan menunggu. Tidak ada suara. Tidak ada
gerakan. Tidak ada darah juga. Hanya aroma
pengkilap lantai dan obat serangga yang
berlebihan. Kami menyebar dan segera berubah
ke wujud asli.
harap ini cuma air.> Kami sedang memadati lemari janitor. Tiga
anak remaja, Andalite, dan seekor burung. Aku
bertengger di ujung wastafel. Lampu dari aula
bersinar dari ventilasi udara di pintu.
celana sepeda dan kaos biru ketatnya.
Aku mendekat dan mematuk kaosnya.
"Yeah." Dia menarik kaosnya dari paruhku.
"Mengingatkanku untuk tidak pernah memelihara
burung." 40
Ax mengangguk.
Benar. The Blue Bands. Pasukan Hork-Bajir elit
Visser One. Setengah pasukan kerajaan. Setengah
mobil berpelindung. Seratus persen teror.
Kami menatap kaos Marco. "Whoa." Dia mundur ke rak-rak logam di
belakang. "Kau menatapku seperti melihat makan
siang."
Cassie mencari-cari deretan rak dan menemukan pisau perkakas dan segulung lakban.
Marco membuka baju dan menyerahkannya ke
Cassie. "Jangan lihat,> dia memperingatkan. "Tidak ada
yang tahu apa pengaruh melihat badan telanjangku
kepadamu." Marco beralih ke arahku. "Aku
berbahaya di pantai."
Cassie berjuang untuk tidak nyengir. Dan
dengan cepat memotong kaos tersebut menjadi
potongan-potongan lurus yang lebar.
Lalu kami semua menjadi Hork-Bajir. Dengan
hati-hati. Lima Hork-Bajir dewasa tidak bisa berdiri
berdekatan di dalam lemari janitor.
Aku memusatkan pikiran kepada Ket Halpak,
wujud Hork-Bajirku. Kurasakan bulu-buluku mengeras menjadi kulit.
Tulang-tulang memadat dan bermunculan.
Aku bertambah tinggi menjadi tujuh kaki.
Thump.
di dinding. Paruhku tumbuh melebar, menjadi lebih
panjang. Leherku memanjang seperti leher ular.
Thooomp! Thoomp! Tanduk keluar begitu
saja dari keningku. Cakarku membesar seukuran
kaki Tyrannosaurus. Ekorku juga bertambah
panjang dua kali tinggiku.
SHWOOP! SHWOOP! SHWOOP! SHWOOP!
Mata pisau tumbuh di pergelangan tangan, siku,
lutut, dan ekorku. Sekarang aku adalah mesin cincang berjalan.
Kematian berkaki dua. Berjongkok di wastafel, mencoba untuk tidak
melukai teman-temanku. Kami mengenakan ban lengan biru kami
yang baru di sekitar otot lengan dan
menahannya dengan lakban.
terbuka.
melangkah ke aula. Marco menimpali di belakangnya.
utama. Kami berbaris di belakangnya, dua-dua.
Pengendali manusia dan Hork-bajir menyebar
membiarkan kami lewat. Tidak ada yang
menghentikan kami. Tidak ada yang bertanya
kami hendak ke mana. Bahkan tidak ada yang
berani memandang kami.
pekerja lab dan kantor menjadi semakin sedikit.
Kami berjalan berbaris di aula yang nyaris kosong,
berbelok di sudut " --dan berhenti. Di depan kami ada gang yang sempit. Di
ujungnya ada pintu baja lagi, dijaga oleh Hork-Bajir
bersenjata. Penjaga itu membidikkan senjata Dracon nya ke
arah kami
43 Jake berjalan menuju si penjaga. Dia
mendorong ujung senjata Dracon menjauh dan
menunjuk ke pintu. "BUKA." Penjaga tersebut ragu-ragu. Matanya berkedip-kedip menatap ban lengan Jake. Dia
lalu mengarahkan senjatanya ke dada Jake.
"Mana kartu pas nya?"
Hey, tidak ada yang menduga Hork-Bajir bisa
sefasih itu. "Kartu pas?" Jake menoleh ke arah kami. Dia
mengacungkan ibu jari kepada si penjaga. "Dia
mau kartu pas! HA-HAHA-HA!"
Cassie dan Marco tertawa. "HA-HA!"
"HA-HA!" aku menepuk pundak Ax.
"HAHAHA!" Ax bengong. "Ha," katanya.
44 Jake menolehkan kembali kepala ularnya
kepada si penjaga. "Inspeksi mendadak. Heh-heh."
Tawanya berubah mengerikan. Dia maju sampai
paruhnya nyaris menyentuh tanduk di kening
penjaga itu. "Visser One."
Penjaga tersebut menelan ludah. "Visser One?"
Dia meraih ke belakang dan menyentuh permukaan
di dinding dengan telapak tangannya.
Bzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz. Pintu itu menggeser terbuka.
Jake merebut senjata Dracon dari tangan
penjaga. Dia mengarahkannya ke pintu yang
terbuka. "MASUK."
Si penjaga mundur ke dalam ruangan. Kami
Animorphs - 48 The Diversion di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berbaris menyusulnya, menapak ke lantai metal
yang meninggi.
Peta elekronik mengisi satu dinding. Banyak titik
hijau kecil tersebar di sana, terhubung seperti jaring
kepada satu titik merah besar. Titik orange kecil
kedap-kedip di sebelah yang merah. Sejumlah
komputer terletak di depan peta itu. Barisan angkaangka memenuhi layarnya.
Tapi selain komputer, penjaga, dan kami,
ruangan itu kosong. Tidak ada Pengendali-manusia.
Tidak ada Hork-Bajir. Jake menunjuk pintu. "Tutup."
Si penjaga berbalik dan menyapukan tangannya
ke panel di dinding. 45 Bzzzzzzzzzzzzzzzzz. Jake mengangkat senjata Dracon.
Dia menggebuk kepala penjaga dengan
bagian belakang senjatanya. Penjaga itu
pingsan ke lantai.
yang lain menyadari ada penjaga yang hilang.>
Ax berlari ke komputer. Jari Hork-Bajirnya
terlihat kesusahan menyentuh keyboard.
Ax mengangguk dan mulai berubah wujud.
Jake berdiri mengawasi si penjaga. Cassi,
Marco, dan aku mengerubungi peta.
Cassie menelusuri titik-titik hijau dengan
jarinya.
titik merah yang besar.
mengarah ke sini. Tapi yang ini apa"> Dia
menunjuk titik orange.
di atas keyboard.
Empat Hork-Bajir memelototinya.
46 Ax mempelajari monitor.
diakses sejak komuter menganalisa data. Dan
hanya cocok sebagian.>
Ax menggelengkan kepalanya.
hubungan keluarga dengan bandit Andalite.> Dia
maju ke arah layar.
kita berdarah. Jejak DNA manusia kita ada di dalam
darah binatang-binatang itu. Yang perlu mereka
lakukan hanyalah mengambil ceceran darah kita
dan mencari yang cocok.>
Jake mengagguk.
Ax.
Marco memanggil dari balik pundak Ax.
sedikit sehingga aku bisa melihat layar. Dan melihat
sebuah nama. Loren.
Ibuku. Nama depan. Nama belakang.
47 Alamat. Aku menatap layar. Dia tinggal hanya
beberapa blok dari gubuk-tiga-kamar tempatku
tinggal bersama pamanku. Bisa jalan kaki.
Lewat pemberhentian bus. Aku melihat ke peta. Ke titik orange yang
berkedip. Ibu ku. Lampu itu mewakili ibuku.
pikiranku.
Bzzzzzzzzzzz. Pintu membuka lagi. Satu lusin Hork-Bajir masuk ke dalam
ruangan. Hork-Bajir asli. Memakai ban lengan
berwarna biru. 48 "Kalian tidak bisa kabur. Jadi, jangan buangbuang tenaga kami dengan mencobanya."
Seorang Pengendali-manusia mendorong barisan Hork-Bajir berban-lengan biru. Sepatu
dokternya berdecit di lantai logam. Kacamata baca
bergantung dari rantai di sekitar lehernya. Wanita itu
terlihat seperti nenek-nenek. Pipi merah muda yang
berkerut. Segumpal rambut putih. Baju wol ungu
muda melampisi gaunnya yang bermotif bunga.
Tapi alih-alih menawarkan sepiring kue, dia
mengarahkan sinar Dracon kepada kami. Dan
berkata, "Menyerah sekarang, atau mati."
komputer.>
berpindah dari Pengendali ke Jake, kembali lagi ke
si Pengendali. Jarinya meluncur cekatan di
keyboard. 49 Jake masih memegang senjata penjaga yang
pingsan tadi. Dia bertemu pandang dengan si
Pengendali-manusia, dan lantas mengarahkan
senjata tersebut ke barisan komputer.
Pengendali itu terkikik. "Wah, wah. Ide yang
sangat terencana. Hancurkan data-data, dan aku
tidak akan lagi punya alasan untuk menahan
tembakan. Akan kugilas kau. Kau dan temanteman kecilmu. Visser One akan sangat senang.
Para bandit Andalite yang terkenal akan mati,
dan dia tidak perlu lagi membuang waktu untuk
proyek ini. Silahkan, sayang. Tarik pelatuknya."
kedua. Akan butuh beberapa waktu.>
Si Pengendali menyipitkan matanya. "Apa
maksudmu?"
Bahasa-pikiran Jake terdengar lebih dalam dari
biasanya. Lebih eksak, seperti Ax. Seperti
bahasa Andalite. Bisakah itu menipu mereka"
Apakah ada pengaruhnya"
50
berkata,
banyak "bandit" yang berkeliaran yang harus kau
laporkan kepada Visser One">
Wajah si Pengendali menegang. Pandangannya
menyapu Marco, Ax, aku, lalu Cassie. Kemudian
beralih ke peta. Ke titik merah, dan titik kecil di
sebelahnya. Dia terpaku. Tersenyum. Dia sudah melihat kedipan titik orange.
Dia tahu mereka sudah menemukan ada yang
cocok. Dia beralih kepada Jake. "Sederhana saja.
Menyerah dan kau tidak akan terluka. Parah.
Dengan kemampuan berubah wujud, kau akan jadi
tubuh bagus untuk kami. Jauh lebih bagus daripada
manusia usang ini yang kutinggali ini. Bahkan,
Visser One akan sangat senang, dia mungkin akan
menaikkan pangkatku, dan aku bisa pindah ke
dalam kepala kalian. Pasti sangat nyaman, kan?"
Jake mengumumkan. Nenek itu menggelengkan kepalanya. "Sungguh
kasihan. Tapi terserah padamu." Dia berbalik
menghadap pasukan Hork-Bajir. "Bunuh mereka."
Pasukan Ban-Lengan Biru dari tadi berdiri
memperhatikan. Tidak bergerak, tidak berkedip,
bahkan nyaris tidak bernapas. Sekarang mereka
melompat maju dalam sebuah gerakan yang
terlatih. Seperti senjata otomatis.
51 Jake berputar dan menembak.
Tsssssseeeeew! "AAAAAAARRRRGGGGGGGGHHHHHH!"
Dua Hork-Bajir tersungkur, kaki mereka
terpotong hinggak ke lutut. Dari Hork-Bajir yang
berwarna hijau-biru menggenangi lantai metal.
Hork-Bajir yang lain menyerang Jake. Dan
satu lagi. THUMP! Jake terbanting ke dinding. Senjata
Draconnya terlempar ke lantai. Meluncur ke
bawah barisan komputer. Jika aku bisa
mengambi" SWOOP! Mata pisau mengiris dadaku. Aku berjengit
menjauh. Terhuyung. Ban Lengan Biru
menendang. Menjatuhkan ku ke belakang.
WHUMP! Kepalaku menghantam komputer. Aku
meluncur ke lantai. Si Ban-lengan Biru
menerjangku. Aku angkat lenganku ke atas.
Pisauku menembus kulit, otot, dan tulangnya.
Mata Hork-Bajir itu melotot kepadaku.
Pandangannya meredup saat tubuhnya meluncur turun ke atas dadaku. Aku lepaskan
mata pisau lenganku dari perutnya.
Di sekitarku pertempuran memanas. Kerumunan Hork-Bajir yang saling tendang,
melompat, dan menebas.
Tapi aku agak tersingkir dari pertempuran. Untuk
sekarang. Tubuh tak bernyawa Hork-Bajir terbaring
di atasku, menutupiku. Darah hijau-birunya
membanjiri ku. Aku dapat melihat si Pengendali-manusia. Dia
memutari ruangan, dengan senjata terbidik, tapi
belum menembak. Dia tahu mereka sudah
menemukan pasangan DNA yang cocok. Dia tidak
ingin membahayakan penelitian tersebut. Dia tidak
Animorphs - 48 The Diversion di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa menembak. Tapi aku bisa. Aku beringsut menuju senjata
Jake yang terjatuh. Jika aku bisa menghancurkan
data mereka". Aku mengulurkan tangan ke bawah komputer.
Seharusnya senjata itu masih di dalam sana "
Ya! Cakarku menyapu sesuatu yang padat,
keras dari logam.
Marco terkepung di antara dua Hork-Bajir
berban-lengan biru. Paruhnya sudah dirobek lepas
dari wajahnya dan tergeletak di dekat kakinya dalam
genangan darah. Satu Ban-Lengan Biru menangkap Marco dari
belakang. Menarik kepalanya ke atas dari belakang,
membuat lehernya terbuka.
Dan Ban-Lengan Biru yang satunya lagi
mengangkat mata pisau di pergelangan tangan
ke atas tenggorokan Marco.
53 Aku mendorong mayat Hork-Bajir dari
dadaku. Si Ban-Lengan Biru meludahi Marco. "Mati
kau." Lalu menjatuhkan mata pisau pergelangan
tangannya seperti pisau pemenggal kepala.
Aku merunduk. Marco menendang. Aku
mengenai kaki si Ban-lengan Biru bersamaan
dengan cakar kaki Marco menghantam perutnya.
Si Ban-Lengan Biru terjerembab ke belakang.
Dia menabrak barisan komputer. Kepalanya
terbanting ke ekornya. Dan mata pisau di ekornya sendiri menusuk
tengkoraknya. Aku bangkit berdiri. Ban-lengan Biru yang sedang menahan
Marco, menarik Marco ke belakang.
Cassie menyerang. Pisau di sikunya
menyayat pundak si Ban-Lengan Biru itu.
Dia berputar. "SAMPAH." Mengayunkan
pisau kepada Cassie. 54 Tangannya yang satu lagi masih di leher Marco.
Aku mengincar tangan itu. Menggigitnya. Aku
mengoyak satu paruh penuh kulit dan otot
lengannya. "AAAAAAAHHHHHHHHHHH." Dia melepaskan
pegangannya. Marco terhuyung ke depan dan aku menangkap
nya. Si Ban-Lengan Biru kembali menyerang kami.
Cassie menabraknya dari samping. Tanduknya
menembus kulit si Ban-Lengan Biru. Dia tersungkur
di atas komputer-komputer.
Marco merosot dalam peganganku. Darah
mengalir deras dari luka di wajahnya.
Aku menyeret Marco di lantai, meluncur dan
menabrak tubuh-tubuh dan genangan darah. Cassie
berjaga di belakang kami.
Satu Hork-Bajir menghantam lantai.
Ax, masih berhadapan dengan dua pasukan
Hork-Bajir. Fwwwap! Fwwwap! Fwwwap-fwwwap!
55 Penjaga Hork-Bajir tadi masih pingsan tak
bergerak di sebelah pintu. Jake mengusapkan
tangan si penjaga ke panel pintu.
Pintu tersebut tidak bergerak.
Dia mengusapkan lagi tangan si penjaga ke
panel. Tidak terjadi apa-apa. Si Pengendali-manusia terbahak. Dia berdiri
di belakang peta elektronik. "Aku sudah
menghilangkan data DNA si penjaga dari sistem
keamanan sebelum kami masuk ke sini." Dia
membidikkan senjata Dracon kepada Jake.
"Kalian terperangkap, anak-anak manis."
Jake menjatuhkan tangan si penjaga dan
menyapukan tangannya sendiri ke panel.
Menekannya. Mendorongnya.
Mengepalkan kedua tangan dan meninjunya.
Tetap tidak terbuka. Kemudian"
Dua cabang logam yang tebal melesak
menembus pintu. Membuat pintu itu ringsek dan terbuka.
"GrrrrrrrrOOOOOWWWWWWR!"
Rachel, dalam wujud beruang grizzly, masuk
dari celah yang dibuatnya. Di belakangnya, di
tengah-tengah lorong sempit, mobil forklift
raksasa dari sirkus, mesinnya masih menyala.
dia memberitahu Jake.
forklift. "Tidak!" Pengendali-manusia mengejar kami.
Memutari barisan komputer dan mengarahkan sinar
Dracon. Thwwwwap! Ekor Ax beraksi. Cepat. Bagian belakang belati
ekornya menghantam kepala nenek itu. Si
Pengendali jatuh ke lantai, pingsan.
Hork-Bajir Ban-Lengan Biru yang masih tersisa
menerjang Ax. "GrrrrrrOOOOOOOOOOOOOOOOOWWWWW
WWWWWWWWWWWWWR!" Rachel menumbuk mereka dengan cakar grizzly
nya yang besar. Aku mengangkat Marco. Jake dan aku
mengangkutnya ke bagian depan forklift. Aku
melompat menyusulnya, berbalik, dan memandang
sekilas peta elektronik tadi. Titik orange nya masih
menyala. Aku menarik Marco keluar dari forklift, ke lorong
sempit. Ax melompat mengejar kami, lalu Cassie,
lalu Jake. Rachel menjatuhkan pantat grizzly nya
yang berbobot ribuan pon ke kursi pengemudi.
Beeep. Beeeep. Beeeep. Beeeep.
Mobil forklift itu mundur. Pintu yang sudah
ringsek terbanting menutup, terkunci kembali karena
cabang dari mobil forklift.
Rachel berguling turun dari forklift.
Jake dan aku membopong Marco sambil berlari
melewati lorong sempit. Menghindari reruntuhan,
kaca-kaca pecah, darah. Rachel memimpin di
depan, Ax dan Cassie di belakang kami. Kami tidak
perlu khawatir tersesat di lorong. Rachel sudah
56 57 menerjang apa saja dalam perjalanannya dari
pintu depan ke ruang komputer tadi.
tumbuh dari kepala Hork-Bajirnya yang
berdarah. Kulit kasarnya menjadi lembut. Pucat.
"Diam di tempat!"
Seorang Pengendali-manusia melompat dari
arah pintu dan membidikkan pistol kepada kami.
Rachel menubruknya begitu saja. Dia
Kencan Di Lorong Maut 2 Wiro Sableng 003 Dendam Orang-orang Sakti Hina Kelana 20