Ceritasilat Novel Online

The Ellimist Chronicle 1

Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle Bagian 1




Bu Beng Siau Jin ******************* "Tak ada gading yang tak retak,
Begitu pula terjemahan ini"
******************* HRT,TPS1A, 03-02-2016 07:37
HRT,TPS1A, 03-08-2016 18:47
Prolog Anak manusia itu memanggilku. Anak manusia sekarat, dan
tidak ada yang bisa kulakukan padanya berdasarkan peraturan
dari permainan yang bisa merubah fakta itu.
Anak manusia itu, salah seorang dari mereka yang menyebut
dirinya Animorph, meminta penjelasan dariku. Di saat-saat
terakhir, manusia itu ingin tahu : Apakah ini semua berharga"
Rasa sakit ini, rasa putus asa ini, rasa takut ini. Kengerian dari
kekerasan yang diderita, dan kengerian dari kekerasan yang
diakibatkan, apakah ini semua berharga"
Ku katakan padanya bahwa aku tidak bisa menjawab
pertanyaan itu. Ku katakan padanya bahwa pertempuran itu
sendiri belum berakhir. "Siapa kau"!" Raung anak itu. "Siapa kau yang memainkan
permainan dengan kami" Kau muncul, kau menghilang, kau
bermain-main degnan kami, kau menggunakan kami, siapa kau,
makhluk apa kau" Aku butuh jawaban."
"Ya." Ujarku. "Kau memang butuh jawaban. Untuk pertanyaan
ini. Akan kuberikan seluruh jawaban yang aku tahu. Dan saat kau
sudah tahu siapa aku, kau nantinya akan bertanya pertanyaan lain.
Dan aku juga akan menjawab pertanyaan itu. Dan kemudian....."
Kehidupan Pertama Bab 01. Nama lengkapku adalah Azure Level, Seven Spar, Extension
Two, Down-Messenger, Forty-One. Nama pilihanku adalah Toomin.
Aku suka suara dari dunia, dimana seluruh alasan yang kau
butuhkan untuk sebuah nama pilihan.
Nama "Permainanku" adalah Ellimist. Seperti Toomin, nama
itu tidak mempunyai arti tertentu. Nama itu kupikir hanya
terdengar santai. Tidak pernah terpikir olehku dimana saat aku
memilih nama itu dan nama itu akan mengikutiku sangat lama, dan
begitu jauh. Pangaban adalah suatu ras yang menarik yang beradaptasi
dengan baik pada dunia mereka yang tidak biasa. Mereka tinggal
dibawah awan-awan yang selalu berwarna abu-abu. Mereka tidak
pernah melihat matahari mereka dengan baik, tidak ada gugus
bintang dan planet lainnya. Ironi tertentu ini sebab planet
memreka sendiri faktanya bukanlah sebuah planet, tapi
merupakan bulan yang meng-orbit suatu planet yang jauh lebih
besar yang cocok untuk kehidupan.
Apakah mereka diberkahi dengan awan yang tidak biasa
sehingga mereka menjadi suatu ras yang sangat berbeda. Sulit
dibayangkan bahwa ada spesies lainnnya yang bisa tetap hidup
dibawah langit yang memenuhi planet utama, dengan segala
kesuburannya, dan tidak terobsesi dengan keinginan untuk
mempelajari perjalanan luar angkasa.
Tapi Ras Pangaban tidak tahu apa-apa tentang ini, tidak ada
yang diketahui mereka diluar lingkungan mereka yang basah kuyup
dan dunianya yang suram. Pangaban berkaki enam, dimana ke enam kakinya
terkonfigurasi dengan cukup baik. Kepalanya berada diatas tubuh
rampingnya yang berotot yang hanya sedikit lebih kecil dari
bagian tubuh tempat bersatu keenam kakinya.
Mereka hidup diatas air. Kakinya besar, seperti jaring labalaba dan cekung kedalam, yang membuat mereka bisa berjalan
diair yang mengisi sebagian besar permukaan planet disamping
beberapa buah pulau yang basah. Mereka makan dengan cara
menurunkan sejenis jaring dari tubuhnya kedalam ari dan
menjaring binatang serta tumbuhan mikroskopik yang ada di
dalam air. Mereka cerdas. Tidak cerdas seperti ras Ketran, tapi
mereka sadar akan dirinya sendiri. Mereka tahu siapa diri mereka.
Tahu bahwa mereka ada didunia nyata. Punya bahasa. Kebudayaan
yang kebanyakan melibatkan tarian air yang mengagumkan, ritual
makan, dan agama yang berpusat pada kepercayaan pada roh
bawah yang memberikan makanan dan menyediakan makanan.
Analisis DNA meng-indikasikan adanya potensi pengembangan. Dunia Pangaban menerima radiasi dengan dosis
yang masih bisa di toleransi, tidak mematiakn, radiasi itu hanya
menyebabkan peningkatan terjadinya mutasi. Dan terlepas dari
bentuk fisik mereka yang aneh dan batasan sumber daya alam
planet mereka, aku percaya bahwa mereka bisa mengembangkan
tekhnologi yang seimbang dengan ...katakanlah pada Konfederasi
Ilaman. Hanya ada satu masalah : Planet utama yang menjadi titik
orbit planet ras pangaban dihuni oleh spesies agresif berkaki
empat serta bertangan dua berupa tangan binatang pengerat yang
disebut Gunja Wave. Gunja Wave adalah makhluk yang masih
primitif, tidak begitu sadar akan diri mereka. Tapi DNA mereka
menjanjikan. Dan ke agresifan mereka mungkin memberikan
masalah jika ada dua ras yang bentrok.
Tetap saja, aku punya insting akan hal itu, Ku-Memmed
temanku Azure Level, Nine Spar, Mast Three, Right-Messenger
Twelve. Nama pilihannya adalah Redfar. Nama "Permainannya"
adalah Inidar. "Akan ku menerimanya." urus Pangaban, jika kau memilih untuk "Dengan senang hati," Dia memmed balik. "Kau meremehkan
aggresi mereka. Kau seorang idealist, Ellimist.?"
"Oh" Baiklah, berjalanlah ke sarangku, ucapkan dreth pada
chorkant." Inidar tertawa. Suara tertawa itu membuatku sedikit
khawatir. Dia kelihatannya sangat percaya diri. Tapi tidak akan
kutunjukkan keragu-raguanku padanya. "Haruskah kita immerse?"
Immerse itu adalah ritual tantangan dari sebuah permainan.
"Di sisi sebelahnya." Ujar Inidar setuju, dia menerima
tantanganku. Kuperiksa posisi dunia nyataku, kuperiksa untuk melihat
apakah ada memm yang tertunda, yang harus ku urus. Aku tidak
ingin di ganggu. Kemudian kubuka shunt dan disaat bersamaan aku
sudah didalam permainan. Aku melayang-layang tanpa tubuh diatas dunia Pangaban.
Meluncur diatas lautan sup berwarna abu-abu-hijau yang penuh
semak akan alga dan belut yang bergerak gesit panjangnya bisa
mencapai tiga mil. Aku melayang sekali lagi datas pulau yang
berlumut, pohon yang tidak bagus, dan kutemukan se koloni
Pangaban. Pangaban sedang memancing seperti biasanya, tapi juga
sedang memainkan sesuatu. Suatu permainan yang melibatkan
pergerakan lambat, melingkar dengan ketat pada seorang
Pangaban di pusat lingkaran itu. Permainan mereka tidak rumit,
tentu saja jika dibandingkan akan permainan yang sedang ku
mainkan. Tetap saja, aku tersentuh. Tentu saja suatu kemampuan
untuk membuat dan memainkan suatu permainan adalah tandatanda yang bagus dari spesies manapun. Permainan itu lembut,
lambat, dan hampir tidak bertujuan, tapi permainan itu bisa
berevolusi. Permainan telah berevolusi di planet lain, diantara
rakyat lainnya, bangsaku sendiri, Ketran, mungkin menjadi contoh
unggulnya. Kubayangkan apa yang akan Inidar lakukan pada ras Gunja
Wave. hakikat permainan ini minimalis : Lakukan tahapan terakhir
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tujuan.
Aku tahu tahapan terakhir itu. Aku tahu apa yang harus ku
lakukan. Suatu gerakan sederhana saja. Aku akan menjadi bagian
dari awan-awan dan menyebabkan sinar matahari menjadi sepuluh
persen yanng masuk pada hari yang di berikan. Jika aku sangat
mengerti, jika instingku benar, perubahan satu itu dalam
parameter kehidupan akan meluncurkan suatu revolusi besar
diantara ras Pangaban. Aku melambat, melayang-layang, ku kembangkan sayapku,
dan turun untuk berdiri diatas air, aku kelihatan bagi para
Pangaban yang bergerak lambat.
Aku suka merasakan tekstur permainan. Aku suka berada
didalam permainan itu. Hanya saja, hanya dengan angin alien di
sayapmu dan tanah tempatmu hinggap (Atau air, di kasus ini.)
Bisakah kau benar-benar tahu tempat itu. Dan tempat yang
menjadi integral spesies itu.
Kutatap keatas pada tumpukan selimut yang kokoh dari awan
abu-abu. Tidak bisa kubirkan terlalu banya cahaya yang turun atau
seluruh ekosistem yang ada di sini akan timpang. Hanya sedikit
saja. Kurasakan getaran hari berupa antisipasi. Pangaban berada
pada batasan pengalaman yang mereka tidak pernah perkirakan.
Mata mereka terbuka untuk yang pertama kalinya. Alam semesta
mereka akan meluas sebesar beberapa miliar persen.
Aku tersenyum. Dan ku-memmed inti gamme : Bagian awan.
Dan awan itu berpisah. Saat ini malam hari, awan-awanya hancur
berantakan, pergerakan lambat, sobekan perlahan dari awan. Dan
diatas para Pangaban bintang-bintang bermunculan. Dan didalam
bintik hitamm yang mengelilingi planet, seluruhnya menjadi
bergaris hijau, biru, dan orange.
Perlahan-lahan, satu demi satu, tanpa takut. Pangaban
melakukan apa yang tidak pernah dilakukan spesies lain
sebelumnya : Mereka memandang ke atas.
Mereka memandang ke atas dan mengerang dengan suara
jeritan mereka. Kudengar memm Inidar dalam pikiranku. "Haruskah kita
percepat?" "Lakukan," Jawabku dan ku-memm inti permainan.
Suatu badai! Suatu badai yang terdiri dari angin dan air dan
bumi dan waktu itu sendiri, pusaran kegilaan dari perubahan.
Inilah saat-saat terakhir dari permainan. Kami sudah membuat
perubahan kamid dan sekarang menonton waktu yang bergulir
maju ke depan. Aku bangkit melihat tampilan : Mutasi DNA, perubahan iklim,
indeks tekhnologi, populasi. Untuk yang pertama dalam waktu dua
ratus ribu tahun hanya ada sedikit perubahan. Kemudian aku
melihat adanya perbedaan DNA dalam pandangan dan bentuk
tubuh. Pangaban memilih pandangan dengan jarak yang lebih jauh,
untuk pandangan berwarna, untuk leher yang lebih panjang.
Dan kemudian, seluruhnya secara bersamaan, ada masalah.
Alga yang tumbuh di lautan berjatuhan seperti batu. Tidak
mungkin! Peningkatan cahaya matahari tak bisa diacuhkan efeknya
yang berarti peningkatan flora. Tapi itu benar, lautan menjadi
mati. Dan kemudian, saat aku berdiri tidak tersentuh diantara
badai perubahan, belut karnivora pertama muncul untuk
menyerang Pangaban. Populasi Pangaban dibantai dalam sekejap.
Evoulusi DNA muncul dan menyelematkan Pangaban. Mereka
memilih ukuran tubuh yang lebih kecil. Makin kecil makin cepat,
bisa menghindar dari serangan belut. Makin kecil dan kecil hingga
yang dahulunya Pangaban menjulang tinggi sekarang tidak lebih
besar daripada kami Ras Ketran.
Ancaman belut berkurang. Dan sekarang akhirnya muncullah
fluktuasi indek tekhnologi pertama. Pangaban telah mempelajari
cara membuat peralatan. Senjata, tentu saja. Tombak sederhana
yang bisa digunakan untuk menghajar belut-belut. Di dalam waktu
yang singkat Pangaban berburu dan memakan belut. Pemancing
primitif telah menjadi pemangsa sejati.
Sejuta tahun telah berlalu dan banyak spesies yang sekarang
melintasi lautan planet yang bersenjatakan tombak dan panah.
Mereka membentuk hirarki yang di dominasi oleh prajurit.
Kebudayaan mereka berubah, menyukai dewa langit yang telah
memberikan hadiah berupa senjata.
Ya. ya. Ini berhasil cukup baik. Sejuta tahun lagi, mungkin
dua dan mereka akan belajar untuk bergerak melebihi senjata.
untuk...... Dan kemudian, dalam sekejap yang sangat tiba-tiba yang
hampir selama sekedipan waktu, setiap indeks menjadi datar.
Pangaban telah menghilang. Punah.
Aku mengutuk dan kudengar suara tertawa Inidar dalam
memm. Aku memundurkan waktu dan memperlambat putaran
mundurnya. Itu dia. Gunja Wave, masih tetap sebagai binatang
pengerat, tapi sekarang berjalan lurus, mereka tiba di Planet
pangaban dengan pesawat luar angkasa primitif yang sangat
mengagumkan dan mereka membunuh serta memakan Ras
Pangaban. Mereka memburunya hingga punah dan meniggalkan
planet itu tiada makhluk cerdas penghuninya lagi.
"Haruskan kita panggil permainan itu?"Inidar menawarkan.
Aku mendesah. "Apa pergerakanmu?"
"Oh, gerakan yang sangat kecil." Ujar Inidar. "Kutingkatkan
tingkat reproduksi mereka dengan persentase kecil. Peningkatan
ini meningkatkan sifat agresif alami mereka. Dan kuperkirakan
bahwa gerakanmu adalah membuka langit Pangaban. Populasi
tumbuh berdesakan, makanan sedikit, dan kemampuan mereka
bisa melihat permukaan planet Pangaban sangat jelas, sangatsangat jelas... Gunja Wave-ku ingin memakan spesiesmu."
"Ya, dan mereka permainan itu." melakukannya." Ucapku. "Ku panggil "Kau harus belajar untuk menghindari kenaifanmu, Ellimist.
permainan itu bukan tentang kehebatan dan kebagusan siapa yang
memakmurkannya. Permainan itu hanya motivasi."
"Ya, dan kau bisa langsung pergi ke permukaan," Gerutuku.
"Kita jumpa lagi di tempat bertengger untuk penerbangan bebas?"
"Aku akan disana, Ellimist." Kumatikan permainan dan kubuka
mataku untuk melihat dunia nyata di sekitarku.
Bab 02.

Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku seorang Ketran. Planet ku disebut Ket. Aku
menceritakan fakta ini dengan jelas adalah karena rencana kami
untuk membuka uninet untuk mengunjugi dunia luar. Sudah
saatnya publikasi uninet bisa dibaca oleh Illaman
atau Generational, tidak harus oleh Ketran saja. Aku tak ingin bersikap
chauvinistik. Dunia luar biasanya kagum akan fakta kehidupan di planetku.
Mengagumkan saat berbicara dengan mereka sebab mereka bisa
memberikan perspektif baru pada kegiatan yang kami anggap
normal. Generasi 9561 yang tiba di planet untuk menginvestigasi
Ket gagal untuk menemukan keberadaan kami awalnya. Oh, mereka
mereka menemukan kristal tentu saja, mereka itu tidak buta,tapi
mereka tidak berpikir untuk melihat keberadaan kehidupan
cerdas selain yang ada di permukaan planet.
Permukaan planet Ket itu tidak bisa dihuni oleh kebanyakan
bentuk kehidupan, permukaannya diselimuti oleh lautan asam,
aliran lahar, dan sulur pencekik. Tapi Generasi 9561 (Sebenarnya
mereka itu adalah Generasi 9559) hanya berkeliling di lingkungan
yang cocok mengambil sampel hingga salah satu pesawat mereka
tidak sengaja menabrak tiang dari Kristal kutub utara yang besar
dan kontak pertama telah membuat semua orang terkejut.
Kehidupan" Pada Kristal besar yang mengambang diatas
permukaan planet setinggi tiga ratus mil" Tidak mungkin! Tapi
pikiran yang sama juga muncul di benak kami jika kami juga baru
pertama kali datang di planet mereka dan menemukan keberadaan
mereka diantara pepohonan dan sungai-sungai dan sebagainya.
Tapi proses evoulusi dari Bangsaku itu tidak jelas. (Sangat
menarik bagaimana mudahnya kami mengerti proses evoulusi dari
spesies yang berbeda namun bingung akan proses kami sendiri)
Ilmuwan kami yakin bahwa pada suatu haru kami bisa hidup di
permukaan dunia kami, atau paling tidak pada lautan sulfur yang,
tapi pada beberapa poin simbiosis antara Ketran dan Kristal telah
terbentuk dan kami tumbuh bersama.
Sekarang, tentu saja, dan untuk sekiranya dua juta tahun,
kami telah mempertahankan simbiosis kami dengan kristal. Usia
dari kristal asalku sendiri"Kristal Khatulistiwa tinggi (KHT) telah
berlalu selama 1,4 juta tahun. Tentu saja itu masih setengah dari
usia dari Kristal Benih, menjadikan KHT adalah salah satu kristal
yang baru saja terbentuk.
Istilah simbiosis itu tidaklah akurat. Kami hidup sedangkan
Kristal tidak, walaupun sulit untuk jatuh dalam anggapan bahwa
kirtasl itu punya sesuatu yang disebut kehidupan. Yang pastinya
kami tidak bisa hidup tanpa adanya kristal, darinyalah kami
menggantungkan kehidupan kami. Dan kristal itu sendiri bisa
tetap tumbuh tanpa adanya bantuan kami, kristal tidak akan bisa
tetap bertahan menjadi sebesar ini tanpa adanya kami. Perkiraan
kami bahwa suatu kristal dengan rata-rata garis tengah setengah
mil akan terjatuh. Tekanan atmosfir dan daya apung internalnya
akan kalah oleh gravitasi. Pastinya tujuh puluh sembilan mil garis
lingkar Kristal benih itu adalah hasil simbiosis Ketran. Berapa
lama Kristal besar itu bisa tetap mengambang jika tidak ada
bantuan dari ratusan kepak sayap dari ribuan Ketran"
Ada perbincangan di uninet tentang penggunaan mesin buatan
untuk menyuplai kristal kami agar terus mengambang. Mesinmesin itu akan membebaskan kami dari kebanyakan waktu yang
biasanya kami gunakan untuk hinggap di kristal. Para Visioner
membicarakan bagaimana kami bisa beranjak dari waktu terbang
bebas kami yang sebesar satu per sepuluh menjadi sebesar satu
setengah saja. Faktanya, kami tidak perlu lagi mengurus stasiun
utama dan terbang terus untuk mengangkatnya. Kami bisa hinggap
untuk makan dan beristirahat, disaat mesin-mesin akan menyuplai
kegiatan angkat mengangkat kristal itu untuk tetap terus
mengambang di permukaan. Tapi aku ragu ide itu akan bertahan. Jauh di dalam ingatan
kami masih tetap ingat akan kejadian yang terjadi beberapa
milenium lalu, tentang kecelakaan mengerikan yang terjadi pada
Kristal Tropis Rendah Kutub Utara, tiga ratus ribu tahun tidak
cukup untuk menghapus ingatan itu!
Pikiran itu membuatku gugup. Kubuka mataku dan kutatap
kebawah. Ya, kami masih tetap mengambang diatas rawa lahar
Eenos. Tidak, permukaan tidak lebih dekat daripada saat aku
terlelap dalam permainan. Cakar pengaitku masih tetap mengait
dengan baik pada tempatnya dan sayapku masih tetap mengepak
sesuai irama. Azure level melingkupi tempatku, stuktur menonjol yang
tajam dan runcing yang kukenali sebaik kukenal tapak tanganku
sendiri. Baik itu kelembutannya serta tiang yang mengkilap, tiang
kristalnya dan pekarangan yang bisa kulihat nun jauh disana pada
tiang putih bundar---Area yang baru tumbuh. Aku masih muda,
mungkin aku akan dipilih untuk pindah ke area baru setelah
pertumbuhannya sudah layak dihuni. Kemudian namaku akan
berubah. Itu aneh. Dan baik itu diatas, bawah, tetanggaku,
seluruhnya juga akan berubah juga.
Kutatap Azure Level, SevenSpar, Extension Two. Down
Messengger Forty Two, yang terdekat di atasku. dia orang yang
pendiam, selalu saja begitu. Telah kucoba berkali-kali untuk
mengajaknya terlibat dalam permainan. tapi dia seorang ilmuwan
yang serius, salah seorang visioner yang kusebutkan tadi. Kukenali
dia sebagai "Forty-two tua." Kurasa aku masih ragu apakah dia
benar jauh lebih tua daripada aku. Nama pilihannya adalah
Lackofa. Dia melafalkannya sebagai "LACK-Uv-Uv." Kurasa itu
hanya jenaka-nya saja. "Hei, Lackofa." Kupanggil dia, kugunakan ucapan berbicara
daripada menggunakan memm uninet.
Kepalanya tersentak, menyebabkan bulunya yang yang
panjang dan penuh seni itu bergetar. Dia mengedipkan matanya
yang berhias. Dia mengamati langit, kupikir dia tidak tahu
darimana asal suara itu. Akhirnya, perlahan-lahan, dengan
kemalas-malasan,dia memandang ke bawah dengan tatapan
magenta-nya. "Toomin. Ada apa?"
"Aku kalah dalam permainan lain."
"Ah, baiklah, aku tidak mengerti mengapa kau merasa perlu
untuk meng-informasikan hal itu secara pribadi fakta itu
kepadaku, dimana aku sedikit saja tertariknya, aku bisa
melihatnya dari net."
Aku tidak terusik akan sikapnya. Kami berdua tidak ada yang
meminta penempatan ulang tugas, itulah buktinya akan fakta
bahwa kami bersikap baik sesama tetangga.
Aku menunggu, aku tahu bahwa keingin tahuannya sangat
besar dalam benaknya. "Baiklah, mengapa kau kalah?"
"Redfar berkata padaku bahwa aku terlalu idealis."
"Mmm. Aku tidak berbagi kesenangan dengan permainan."
Kata Lackofa. "Tiap permainan yang bisa dimainkan bisa diatur
ulang kembali. Kau selalu menyimpulkan hukum----mengira bahwa
kau sudah membayar perhatian lebih dan sekali kau tahu
aturannya itulah kemenangannmu, apa menariknya" Itu semua
hanya perangkat lunak. Perangkat lunak itu perangkat lunak itu
perangkat lunak. Membosankan."
Aku merasa jengkel akan percakapan ini. Kelihatannya aku
tidak cukup paham permainan itu. "Kependudukan alien itu bukan
sekedar perangkat lunak." Permainan itu adalah permainan yang
paling canggih yang pernah diluncurkan. Permainan itu punya lebih
dari sejuta skenario. "Apa yang dibutuhkan merefleksikan pola dari pembuat
permainan. Skenario itu dibutuhkan secara terbatas sebab dasar
asumsinya juga terbatas." Dia benar, tentu saja, tapi aku sedang
tidak mood untuk menerima penghakiman seenak sendiri darinya.
Aku sedang mood untuk merubah pokok pembahasan. "Apakah kau
akan datang pada pengumuman itu?"
"Pengumuman apa?"
"Pengumuman apa?" Apa maksudmu. "Pengumuman apa?"
Pengumuman itu. Bahkan kau sendiri tahu pengumuman apa.
Mereka mengumumkan awak tidak penting untuk ditempatkan
pada Kristal Quadrant Tiga. Emcee."
"Oh, yang itu, baiklah, pertama-tama, aku tidak bisa
membayangkan mengapa kau merasa penting untuk terbang kesana
kemari padahal kau bisa tahu hasilnya hampir sama cepatnya di
net. Dan lagipula, aku tahu aku akan pergi." Butuh waktu beberapa
detik untuk mendaftarkan pernyataan terakhirnya itu, berbicara
seakan-akan dia berhati-hati pergi tanpa persiapan.
"Kau akan penting?" pergi" Maksudmu...kau akan menjadi awak "Biologi ke tiga." Ucapnnya, dia mencoba bersikap biasa,
getaran kecil tangan tengahnya tidak akan bisa membodohiku.
Tidak perlu menyembunyikan kilauan pinnk yang mulai muncul dari
ujung bulunya dan menyebar hingga ke kepalanya.
Aku bahagia untuk Lackofa. Aku sangat bahagia. Kecuali
bagian lain diriku yang berteriak-teriak iri padanya. Aku punya
kesempatan satu banding lima ratus untuk naik ke pesawat ZeroSpace sebagai awak tidak penting. Dia telah terjamin akan
menjadi awak penting. Usia kami hampir sama. Tapi entah
mengapa dia berhasil mendapatkan pencapaian yang lebih hebat
daripada aku. Ada memm masuk. Toomin. Ucapku pada diriku sendiri.
Bisakah kau baca isyarat waktu" Aku memang idiot. Aku menyianyiakan hidupku dengan bermain permainan, terbang bebas, dan
bertatap muka. Sementara Lackofa sedang belajar hingga
angkasa terdalam untuk menjadi yang pertama dalam akan suatu
hal yang aku hanya bisa melihatnya nanti, dan hanya berada di
beberapa sim net. Aku terdiam. Lackofa kelihatannya tidak tahu. Atau mungkin
saja dia tidak perduli. "Well, selamat, Lackofa." Kata ku, kulakukan pekerjaan lemah
untuk menunjukkan gairahku.
"Apakah itu benar-benar suatu kehormatan."
"Apa ya" Oh Ya. Kurasa ya."
Aku terdiam setelah itu. Salah memang karena pedih, tapi
aku begitu. Sedih akan diriku sendiri, aku dengan tabah menolak
semua spesialisasi intelektual. Ku ucapkan pada diriku sendiri
bahwa aku tidak ingin membatasi pikiranku karena mengambil
salah satu disiplin ilmu. Kemalasan, itu dia. Aku malas. Aku
seorang pemimpi. Aku seorang juvie di usiaku saat aku bisa
dengan mudah serius pada sebagai seorang dewasa. Satu-satunya
hal yang kuperdulikan hanyalah tentang permainan, dan aku juga
tidak cukup bagus dalam permainan itu.
Kupecahkan masalah itu dan ada cara untuk merubah hidupku.
Untuk merubahnya disekitar penerbangan-tengah. Tidak ada lagi
omong kosong. Aku harus menanggungnya, aku harus bergulat, aku
harus mengait dan bertahan. Akan kulakukan, Shuntku akan
terbakar karena kepenuhan memm pembelajaran aku akan
mendownloadnya. Aku bisa melakukannya. Aku punya otak ini. Aku
hanya belum memutuskan untuk serius.
Okay, baiklah, habis waktu, Toomin. Buat suatu pilihan.
Buatlah komitmen. Saat ini juga. Lakukan!
Hanya saja saat waktunya terbang bebas. Yang lainnya akan
mengharapkan aku. Ku katakan pada Inidar aku akan disana. Aku
bukannya akan mengabaikan seluruh temanku hanya karena aku
memutuskan untuk berubah. Awalnya terbang bebas, kemudian
kujelaskan pada teman-temanku bahwa mereka mungkin tidak
akan sering-sering melihatku lagi.
Bab 03. Memm isyarat-waktu muncul dan kulepaskan cakarku dari
kaitan dan kuputuskan sambungan. Kurasakan anugrah keheningan
didalam kepalaku. Tidak ada memm. Tidak ada isyarat waktu,
tidak ada update, tidak ada peringatan, tidak ada "Benda yang
tertarik.", tidak ada omelan tentang pekerjaan yang belum
selesai, tidak ada himbauan untuk menguji ini itu atau publikasi
uninet yang lainnya, tidak ada pengaruh rasa bersalah "Mengapa
kau tidak bertengger dengan kami?" memm dari dam dan sire.
Terbang bebas! Aku menukik kebawah, turun, turun dan
turun menjauh dari tiang yang menjadi rumahku.
Sayapku kulipat, aku menukik tajam melalui tiang vertikal dan
tiang lurus dan melalaui kristal yang baru tumbuh, melewati bulubulu wanita yang tidak bersemangat, tidak terkesan, tapi amat
sangat melirik caraku menukik.
Turun dan keluara dari matrix, keluar dari lingkup kristal ke
udara bebas dimana aku bisa melihat permukaan dengan jelas.
Atau sejelas yang orang lain bisa lihat, kulihat gas rawa berwarna
kuning yang perlahan-lahan berputar dibawah sana.
Kubuka sayapku, kubatalkan momentum yang terjadi,
kuseimbangkan daya apung, kukokohkan dorsalku saat aku
menghisap udara. Dari sini bisa kulihat gambaran utuh kristal tempat tinggalku.
Sangat klise melihat keindahannya, tapi kristal itu memang indah.
Kristal itu hampir memenuhi langit, tentu saja, tapi bahkan dari
jarak ini aku bisa melihat bentuk sphere kristal itu, bola yang
brilian, tiang vertikal yang reflektif, tiang lurusnya, dan
pekarangannya. Matahari naik tinggi dan bersinar cerah, dan saat kristal itu
bergerak dalam rotasi lamban sinar matahari menyala, terefleksi,
dari jutaan wajah, Sebiru es, hijau pucat, kuning, lembayung, dan
pink. Pemandangan warna-warna itu sungguh indah.
Populasi sekarang sudah hampir setengah juta. dan kapan
saja waktunya sembilan puluh persen penghuni sedang mengait
disana, dengan sayap yang dikepakkan dalam pola abadi,
menyediakan angkatan tanpa lelah yang menjaga kristal itu agar
tidak jatuh secara perlahan-lahan ke bawah. Sepuluh persen sisa
populasi sedang terbang bebas, jika mereka memilih terbang, tapi
kebenyakan hanya warga ketran yang lebih muda saja yang
terbang bebas. Ketran-ketran yang lebih tua hanya terbang bebas
jika mereka ingin mengerjakan suatu kerjaan khusus.
Berdiri diluar kristal itu sendiri, kelihatan kecil seperti bulan
kecil di orbit yang ketat, pesawat itulah : Mapping Crystal
Quadrant Three : MCQ3. The EmCee.
Mungking MCQ3 itu kabar buruk, dari masa depan kami
sendiri, saat pertama kali melihatnya, MCQ3 kelihatan seperti
versi mini dari Kristal Tinggi Khatulistia, kecuali bentung tiang
vertikal dan tiang lurus yang sangat jelas tidak bertumbuh dan
berhias mode sphere, tapi dari pada membentuk lonjong oval
dengan titik atas bawah yang terbatas. Pada bagian bawah MCQ3
ada empat stem raksasa, tebalnya dua kali lipat daripada tebal
tiang lurus kristal yang terakhir tumbuh. Dan pada masing-masing
stem raksasa itu terpasang silinder metal buram. Silinder itulah
mesin Zero-Space. Benda yang menggangu banyak orang berupa
piringan kecil yang terletak pada sambungan dimana stem
terhubung pada inti kristal, disana, pada titik strategis
pembangun MCQ3 telah memasang sebuah generator anti
gravitasi.

Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

MCQ3 mengambang tanpa upaya, menjaga stasiun tetap
bekerja secara sempurna, menolak gaya tarikan planet yang tanpa
kasihan itu, seluruh gaya angkat itu tanpa adanya kepakan dari
banyak sayap seperti kristal lainnya.
Hal itu membuat rasa yang sempurna, pesawat itu
ditakdirkan untuk suatu planet pada dunia tidak dikenal. Kami
tidak bisa memprediksi bentuk atmosfir, tekanan, gaya dorong,
dan sebagainya, dalam kemajuan, tidak praktis rasanya untuk
membayangkan kristal tanpa dukungan sayap menjelajah atmosfir
dari dunia alien yang tidak pernah dilihat. Anti gravitasi
menjadikannya sempurna. Tapi masalahnya itu adalah kristal asal kami sendiri. Anti
gravitasi itu sangat mudah dibuat. Jika mesin itu dipasang pada
kristal asal maka orang-orang akan bebas dari tugas utama
mengangkat kristal. Hidup akan jadi terbang bebas!
Sebagai seorang Pemain hal itu terasa mempesona. Tepat
sekali seperti skenario permainan : Buat suatu perubahan vital
pada masyarakat, dan tonton apa yang terjadi. Apa yang akan
terjadi jika kami Ketran melepaskan diri dari kerja sama yang
dibutuhkan untnuk menjaga kristal asal kami mengambang di
atmosfir" Tidak ada yang tahu.
Kutatap MCQ3. Tidak ada emosi yang bisa dihindari yang
menemani pandanganku. Sudah kujual kolamku di dalam tambang
di permukaan untuk menjadi awak pesawat. Deep Worm, aku ingin
pergi ke sana. Apakah itu terjadi. "Apa?" Kuejek diriku sendiri dengan
kejam. "Tidak butuh untuk seorang remaja Pemain untuk menjadi
awak dari pesawat hebat ekspedisi antar planet?"
Biarkan ini berlalu, Biarkan angin ini lewat, Toomin, Bukan di
masa lalu tapi di masa depan perbaiki jarak penemumu
"Itu benar." Gerutuku. "Ambil perlindungan dalam basa-basi."
Kukepakkan sayapku dan naik keatas. Bukan kearah MCQ3.
Tidak, bukan kesitu, tapi berbelok dari situ, naik keatas ke
tenggeran lembayung tempatku bertemu dengan teman-temannku
untuk mendengarkan pengumuman. Tempat terakhir yang ingin ku
kunjungi di frame pikiran ini, tapi mereka, orang-orang tolol yang
malang, tetap saja jauh dari harapan.
Kami semua telah mendaftar agar diterima sebagai awak
tidak penting. Mengapa tidak" Itulah daya tarik alami diantara
Pemain dan penjelajah planet. Atau begitulah yang kami ucapkan
sendiri. Kutahan angin menyenangkan dan membubung tanpa usaha
keatas, naik dan naik hingga melewati Azure Level, naik ke Violet
Level dan hinggap pada tenggeran yang kosong.
Redfar/Inidar sedang menunggu disana, melihat-lihat dengan
malas bersama Escobat (Yang nama permainannya adalah
Wormer), dan Doffnal, seorang gamer wanita yang jarang ditemui,
yang menggunakan nama permainan Aguella.
"Hai, Ellimist." Panggil Aguella saat dia melihatku. "Aku telah
me-memm bahwa kau berhasil membasmi Pangaban dalam catatan
waktu." Jika sedang berkumpul diantara kami sendiri biasa
menggunakan nama permainan untuk saling memanggil. Ini afektasi
memalukan, tanda lainnya dari ketidak dewasaan yang sekarang
bisa kulihat dengan jelas diantara kami semua.
"Aku memainkan firasat." Ucapku sedikit terlalu berkesan
untuk menandingi nada lawakannya. Kemudian, kucoba untuk
melemahkan moodnya. kutambahkan. "Kuminta pertandingan ulang,
Berikutnya aku akan berusaha untuk membasmi musuhku dalam
waktu yang lebih cepat daripada batasannya."
Temanku tertawa akan ucapanku. Kami berkompetesi di
dalam permainan, tapi kami berempat juga merasa bahwa kami
berkompetisi melawan permainan., sama seperti musuh biasa yang
kami harus pelajari cara menundukkannya.
Ku ingat kembali apa yang di ucapkan Lackofa tentang
permainan yang tidak perlu dibatasi : Tidak ada keraguan lagi dia
benar. Tidak ada keraguan lagi bahwa polanya akan menjadi begitu
dan permainan akan menjadi semakin membosankan, tapi
kemudian, pada titik itu, pembuat permainan akan membuat
permainan baru yang lebih maju. Mereka selalu begitu.
Wormer mulai berbicara tentang skenario yang melibatkan
kompetisi tiga arah diantara spesies parasite, suatu spesies
pemangsa, dan suatu spesies simbiosis. Hanya dia satu-satunya
yang telah memainkannya jadi kami mendengarkannya dekatdekat. Dengan cepat kami terhanyut dan ikut-ikutan bicara
tentang permainan itu saat kami terbang disekitar tenggeran,
memeriksa ketertarikan orang lain dan mengecek hasil keluarnya.
Tenggeran lembayung adalah tempat hangout yang hebat bagi
para anak muda yang terbang bebas.
Tida ada yang mengungkit soal pengumuman, awalnya tidak
ada. Tidak ada seorangpun yang kelihatannya tertarik. Kami
sedang menikmati angin. Waktunya terlalu berangin untuk
terobsesi akan kesempatan kecil pada petualangan kehidupan
nyata. Lagipula, kami ini Pemain. Permainan itu sendiri adalah
bendanya. Dan kusadari sekarang bahwa kami masing-masing melirik
pada mimbar tempat sang pembicara akan muncul sebentar lagi
untuk memberitahukan isi beritanya.
Aku tidak gugup. Aku sudah menyerah akan harapanku. Tidak
ada apa-apanya merasa menyerah hingga putus asa hingga menjadi
gugup. Tapi temanku yang lainnya malah gugup dan sulit juga
rasanya untuk tidak terkena sedikit turbulensi mereka.
Aku berkata. "Kau tahu, kebenarannya berada dibawah itu
semua, permainan itu punya sebuah setelan asumsi. Jika kita bisa
bisa melakukan kodifikasi asumsi-asumsi itu kita bisa
memenangkan setiap permainan." Aku menarik petuah dari
Lackofa dan mengucapkannya lagi seakan itu pandanganku sendiri.
"Tentu saja kita bisa." Kata Inidar. "Jika. Sangat besar
"JIKA". Besar "JIKA". Faktanya begitu.."
Dia terdiam. Dia memperhatikan lekat-lekat pada : Empat
globe, tidak ada awan, seperti yang dikatakan para tetua. Wormer
dan Aguella berotasi dan melihat juga tanpa perlu bersikap tidak
tertarik. Apakah yang akan aku lakukan" Pura-pura tebang dan
menggoda serta bertatap muka dengan beberapa gadis asing" Aku
harus tetap bertahan dan menunggu. Hanya ini yang sopan.
Aku melihat, menunggu bersama mereka,
pembicara menyeret sebuah fuzzball ke mimbar.
saat sang Dia seorang tetua, bulu-bulu panjangnya lebih berwarna
merah berkarat daripada jernih. Pembicara adalah pekerjaan bagi
orang tua. Mereka punya suara yang cocok untuk pekerjaan itu.
Aku tidak ingin menjadi gugup. Seluruh sifat model baruku
akan sikap acuh tidak acuh ku sudah tersapu jauh pada udara yang
naik keatas tentang keinginanku. Ikutkan aku! Ikutkan aku, orang
tua, dan biarkan aku pergi dengan kehidupan baruku yang serius.
"Inilah pengumumannya." Ucap pembicara itu keras-keras,
dengan suara profesionalnya.
"Lembayung dan level Pink akan memulai pengolahan tanah
dari tiang lurus baru. Masing-masing tiang lurus akan bertumbuh
delapan Yard," Kami tidak perduli. aku juga tidak perduli, bagaimanapun juga
mungkin Aguella dan Wormer peduli, mereka berdua berasal dari
lembayung. Pembicara itu mulai lagi. "Tujuh hari lagi sebelum acara
Dansa dari rumah kita tercinta, dengan Kristal Tinggi Orbit
Kutub. Seperti yang kau tahu, acara ini akan diadakan hanya sekali
setiap sembilan belas tahun. Terbang bebas akan dijadwalkan
setengah interval untuk mengijinkan banyak orang-orang untuk
saling berjumpa dan berhubungan dengan saudar lelaki dan
saudara wanita kita yang ada di Orbit kutub tinggi."
Aku mengangkat bahu, baiklah, itulah sesuatu yang berbeda.
Akhirnya, perubahan rutin. Suatu kesempatan untuk berjumpa
orang asing dan membuat sambungan silang. Aku belum siap untuk
bercampur dengan orang lain. Jadi paling tidak ada tekanannya.
Kami tidak ada yang cukup tua. Kecuali mungkin Aguella.
Kulirik dia, kulihat bagaimana reaksinya akan pengumuman
itu. Apakah dia tersipu" Pikiran aneh bagiku jika membayangkan
Aguella menjadi seorang Dam. Entah mengapa mengangguku. Dia
tidak terlihat mirip dengan Dam-ku. Dia jauh lebih muda, dan
untuk satu hal, dia lebih cantik.
Aguella sangat serius akan Inidat, Wormer, dan Aku sendiri.
Dia lebih menjiwai permainan dalam hidupnya. Dia sangat
menyukai teori sensor passive.
Faktanya, salah satu rancangannya telah di gabungkan (Dalam
bentuk modifikasi) Pada susunan sensor pada pesawat EmCee.
"Akhirnya." Pembicara itu berbicara dengan ajaib.
"Ini dia." Gerutu Wormer.
"Akan ku umumkan nama-nama dari awak tidak penting yang
terpilih untuk perjalanan penempatan Kristal Quadrant Tiga.
Nama-nama yang akan diumumkan berdasarkan levelnya. Mulai
dari Level Pink : Pink Level, Seventy Spar, Yard One, DownMessenger,Nine. Pink Level...."
"Kita bisa memainkan satu permainan sebelum dia bicara
sampa ke level kita." Gerutu Inidar.
Saat-saat drama tinggi telah terpotong oleh kenyataan
bahwa kami telah lama menunggu. Namun, kami tidak bergerak
kemanapun. Masih ada percakapan tidak beraturan, tapi telinga
kami tetap tersentak apabila mendengarnya.
Dan kemudian. "Violet Level, Two Spar, Main Branch, Left
Messenger, One Hundred twenty-nine."
Aguella tersentak. Untuk waktu yang lama aku tidak
mengerti mengapa. "Apakah itu kau?" Kutanya ketolol-tololan. Aku yakin bahwa
aku pernah tahu nama resminya tapi sudah lama sekali sejak
kulupakan. Dia mengangguk. Dia mulai berbicara, kemudian dia
mengangguk lagi lebih sering. Dia lebih kelihatan terganggu
daripada bergembira. Hampir khawatir.
Aku tidak punya waktu lebih untuk memikirkan reaksi
anehnya akan berita bagus itu. Pembicara itu akhirnya sampai ke
Azure Level. Wormer kecewa. Violet Level sudah selesai di
umumkan, dan namanya tidak disebut.
Ada tujuh nama yang disebut dalam Azure Level. Namaku
yang kelimat disebut. Untuk beberapa saat otakku berhenti bekerja. Aku berhenti
bernafas. Sayapku tergagap aku sedikit turun. "Apakah dia
menyebut namaku?" Aku berbisik ."Forty-one, kan" Bukannya
Thirty-one?" Wormer melakukan yang terbaik untuk menyikapiku. Dia
mencoba untuk mengudara mungkin Inidar melakukan yang terbaik
juga, tapi hasil terbaiknya tidaklah hebat. Dia terlihat seperti
seorang penabrak, dan aku tahu bahwa apapun yang kucoba
ucapkan dan membuang rasa sedihnya akan membuatnya jauh
lebih sedih lagi. Rasa kasihan tidak akan pernah nyaman bagi
seorang yang di kasihani.
Tapi dalam beberapa level reaksi mereka sudah tidak
relevan. Aku tahu itu, dan begitu juga mereka, menyedihkan.
Kami berempat sekarang sudah terpisah dua-dua. Wormer
dan Inidar akan tetap disini. Aguella dan Aku akan pergi.
Bab 04. Aku kembali ke tempat bertenggerku, jarang sekali aku bisa
tepat waktu seperti ini. Aku bertengger dan berteriak pada
Lackofa. "Hei! Hei! Lackofa!"
Dia membuka matanya dan menatapku dengan pandangan
tidak mengertinya. "Ada apa sekarang?"
"Aku berhasil. Aku menjadi awak tidak penting!"
"Se tidak pentingnya seperti kemungkinannya." Ucapnya
dengan datar. "Sangat lucu, Lackofa, tapi kau tidak punya kesempatan
untuk menjengkelkanku. Tidak hari ini. Aku ada di EmCee. Kita
akan jadi awak bersama-sama. Aku akan pergi!"
"Oh, itu. Ya, aku tahu."
"Bagaimana kau bisa tahu" Berita itu belum lagi muncul di
uninet. Ada mandat penundaan seperempat jam sebelum
pengumuman resmi dari uninet."
Uninet masih dalam pengembangan, hampir seratus tahun
tuanya, dan tidak ada seorangpun yang menganggap usang
pembicara dan tradisi mereka.
Lackofa menyipitkan matanya. Ku akses uninet. Tidak,
pengumuman itu belum lagi ada. Tunggu. Ini dia, baru saja tiba.
Kutekan dan kubaca namaku sendiri, nama tercintaku. Ku garis
bawahi dan kubaca sekali lagi.
Nama yang sangat bagus itu terlihat sangat-sangat rapi di
baris bawah daftar awak. Memandangnya membuatku merasa
puas. Kemudian, aku sadar. "Hei, Lackofa. Bagaimana kau bisa tahu,
berita ini baru saja muncul di net?"
Tidak ada jawaban. "Kau melakukannya mendukung namaku." bukan." Kutuduh dia. "Kau yang "Mengapa aku harus melakukan hal itu?" Raung nya.
"Mengapa aku harus melakukan hal itu?" Ku ulangi ucapannya
dengan nada yang berbeda. "Kau bahkan tidak menyukaiku. Aku
seorang Pemain. Seorang Pemain yang sering kalah. Aku berada di
rangking seratus tujuh puluh sembilan dari sembilan ratus
sembilan Pemain yang terdaftar di setku Mengapa aku?"
Awalnya Lackofa tidak menjawab, tapi kurasa dia sadar
bahwa aku tidak akan membiarkannya membuang pancingan itu.
Dia mengeluh lagi, menggurutu tanpa suara pada dirinya sejenak,
kemudian, dia berkata seakan dia seorang yang dipaksa untuk
mengakui kejahatannya. "Aku mengembangkan kecurigaan tidak
normal atas kekalahanmu, Toomin. Aku seorang akhli biologi jadi
aku punya akses akan map DNA-mu. Faktanya kau berada pada
rangking seratus tujuh puluh sembilan"Kekalahanmu sebelumnya
lima belas." "Ouch." "Tapi berdasarkan aturan analisis kecerdasan murni kau
sangat mendekati puncak."
"Aku?" "Ya, dan jangan malu-malu padaku. Kau tahu bahwa kau itu
lebih cerdas daripada Pemain yang biasanya mengalahkanmu. Kau
kalah dalam permainan yang seharusnya kau menangkan, bukan
membebaskan, tapi keras kepala. Kau memainkan permainan dalam
level yang berbeda. Tidak mencoba untuk menang saja, tetapi


Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencoba untuk menang dengan kebaikan, kau bersifat Altruisme."
Aku malu. Kagum juga. Lackofa memperhatikan aku pada level
yang tidak pernah kuperkirakan.
"Bagaimanapun juga," kata Lackofa. "Kita punya banyak
ilmuwan brilian, analisis brilian, komunikator brilian, peneori
brilian, ahli fisika brilian, tehknisi brilian, dan Ahli astronomi
brilian di pesawat MCQ3. Kutanya pada diriku sendiri apa yang
tidak kami punya, dan jawabannya muncul di pikiranku. Kami tidak
punya Pecundang yang brilian. Jadi ya, aku yang menyeponsori
namamu. Sekarang, tolonglah, untuk tetap diam, aku ada kerjaan."
Dia menutup matanya, dan mendiamkanku, kali ini nyata.
Pecundang yang brilian" Apakah mungkin untuk menjadi
seseorang yang secara serempak di puji dan di hina"
Jelas. Sebuah memm muncul, rupanya undangan sebuah permainan
dari seorang Pemain bernama Dryhad. Kutolak dia. Sekarang
bukan waktunya bermain permainan. Aku punya suatu pikiran yang
harus kupikirkan dalam-dalam : Aturan untuk susunan.
Apakah aku" Ya, tentu saja. Sekarang memang bukan
waktunya untuk suatu permainan. Untuk pertama dan kebanyakan,
aku harus mempelajari segalanya yang harus dipelajari. MCQ3,
tentang mesin Zero-Space, tentang Quadran Tiga, dan tata surya
utamanya. Ku aksed data pada MCQ3. Ringkasannya saja butuh setahun
bagiku untuk mencernanya. Tidak ada waktu untuk semua itu.
Disamping itu, aku tidak butuh hal-hal semacam itu, aku hanya
butuh.....baiklah, untuk sekarang aku hanya butuh gambar.
Ya, ya, itu dia. Suatu pesawat Angkasa Dalam yang asli.
Pesawat Angkasa dalam-ku. MCQ3 milikku pribadi, aku sudah suka
dia sejak awal. Pecundang yang brilian"
Paling tidak aku tidak akan naik pesawat tanpa adanya
persiapan, kelihatan seperti orang tolol yang tersesat yang tidak
bisa membedakan bagian dalam dari bagian luar. Aku akan
mengingat setiap square inchi dari pesawat.
Sangat sedikit waktu. Sembilan belas hari. Terlalu banyak
kegiatan dan tidak ada waktu sama sekali. Benar-benar tidak ada
waktu untuk itu semua. Sembilan belas hari!
Deep worm, kelihatannya akan terlihat seperti selamanya.
Bab 05. Pikiranku sedang ku fokuskan dengan tajam, bahkan secara
obsesif, pada MCQ3 dan peluncurannya, tapi setiap orang lain
malah lebih tertarik pada Dansa di Kristal Orbit Kutub Tinggi.
Kutubnya ada di Ketran, tentu saja, sama seperti kami, tapi
kemungkinan dengan masyarakat yang berbeda. Ku katakan
kemungkinan karena kami hanya kesana setiap sembilan belas
tahun sekali. Secara alami kami laporan bekas dari kristal lainnya yang
telah menghadapi mereka dan berdansa dengan kami. Tahun
kemarin baru saja kami selesai berdansa dengan Kristal
Khatulistiwa Tinggi Dua, saudara perempuan kristal kami, dan
mereka telah berhadapan dengan Kristal kutub tiga tahun
sebelum kejadian itu. Tetap saja, mendapatkan laporan bekas dari tiga tahun
sebelumnya bukanlah cara untuk memahami masyarakat. Dan pada
beberapa kasus, beberapa hal yang masyarakat Kristal Dua telah
beritahu kami tentang Kristal kutub sedikit aneh.
Untuk satu hal tertentu Kristal Kutub menurut dugaan
sangat melibatkan pewarnaan bulu. Bukan itu yang menjadi hal
buruknya, kurasa sih, tapi aneh, maksudku, kau terlahir dengan
bulu-bulu itu, mengapa kau ingin bulu-bulu itu jadi berwarna hijau
dan lainnya" Tapi yang lebih dalam lagi, kristal kutub dikatakan telah
membuat langkah yang hebat di bidang komunikasi atmosfir. Yang
ini, tentu saja, akan menjadi terobosan akan dunia yang terpisahpisah ini. Jika ada orang lain yang tahu cara memancarkan sinyal
melalui radiasi di latar belakang mereka akan bisa melakukan
komunikasi dari kristal ke kristal. Kami tidak akan lagi jadi suatu
planet dengan Tiga-puluh dua kristal independent : Kami bisa
mengaitkan ke tiga puluh dua dalam uninet planet. Aku akan bisa
menantang Pemain dari kristal yang berbeda!
Aku bisa kalah pada orang yang mungkin tidak pernah kulihat.
Tapi mungkin itu semua hanyalah rumor. Mudah saja
menembakkan elektron melalui sebuah kristal, tapi jauh lebih sulit
melakukannya di udara. Dansa di Kristal Kutub Orbit Tinggi tidak lama lagi, hanya
beberapa jam lagi. Kedua kristal berkeinginan untuk mengalami
penggunaaan mesin mengerikan yang diperlukan untuk memperlambat momentum dan menghidupkan ulangnya. Jadi kami
punya waktu tiga jam dimana kami bisa terbang bebas diantara
jarak itu. Dan secara pribadi kami akan terbang lebih dekat.
Aku dijadwalkan berangkat lebih awal saat jarak masih jauh.
Aku masih muda. kau tidak ingin mengharapkan orang tua untuk
terbang bebas selama satu setengah jam hanya untuk
mendapatkan waktu perjumpaan sepuluh menit saja bukan.
Seluruh masyarakat itu mengagumkan. Aku" Tidak terlalu
begitu. Ada hal lain yang sedang ku pikirkan.
Aku masih ditempatku, berselancar melalui uninet sim MCQ3
untuk yang kedua puluh kalinya, saat kudengar suara sangat dekat
yang memanggilku. Kubuka mataku dan disanalah Aguella. Dia
datang langsung ke tiang tempatku tinggal.
"Ellimist. Apa yang sedang kau lakukan?"
Aku berkedip. "Apa?"
"Ini waktunya. Apa, apakah kau mengabaikan isyarat waktu"
Ini waktunya! Acara Dansa."
"Oh, Benar." Kulepaskan cakar pengaitku dan melirik sebelah
selatan. Kristal kutub sudah berada pada jarak pandang seharian
ini, tapi kristal itu kelihatan semakin besar saja tiap jamnya.
Faktanya pikiran pertamaku adalah kami akan tertarik kesana.
Aguella menyeringai saja, dia menunggu sesuatu. Menungguku
untuk menyadari sesuatu. Aku membeku dan mengalihkan
pandanganku lagi pada kristal kutub itu. Kemudian aku berteriak.
"Hei!" Aguella mengangguk. "Yeah."
"Kristal itu asimetris. Lihatlah pada kristal yang baru tumbuh
itu." Sphere itu, atau apalah yang seharusnya jadi sphere itu,
telah benar-benar jadi Padat. Padatan kristal itu hanya
sepersepuluh diameternya, tapi terlalu besar untuk kristal yang
baru tumbuh dan menunggu untuk di trim.
"Kristal itu bukan asimetris." Kata Aguella. "Atau paling tidak
bukan itulah titik tujuannya, kupikir. Aku bisa saja salah, tapi
kuperkirakan itu suatu pola. Kau bisa melihatnya dari bawah sini,
tapi kupikir mereka mencoba untuk memdatarkan sphere itu dari
segala arah. Kupikir kristal padatan itu telah sesuai dengan sisi
kepadatannya." "Mengapa mereka harus...."
"Airfoil," Ucapnya penuh kemenangan. "Kristal kutub itu
sedang membuat sebuah airfoil."
Untuk pertama kalinya dalam tujuh hari ini aku benar-benar
lupa tentang MCQ3. Sebuah airfoil! Itu sesuatu yang diluar fiksi.
Bukan kejutan lagi bahwa sphere itu lebih susah untuk tetap
terangkat tanpa adanya airfoil. Airfoil itu bisa terbang tanpa
adanya angin yang berhembus dan benar-benar bisa mengangkat
kristal itu. Airfoil itu adalah jawaban akan permasalahan dari mesin.
Menyematkan mesin pada kristal mungkin bisa menghancurkan
kohesi sosial, tapi rancangan airfoil masih tetap membutuhkan
orang untuk mengangkatnya. Hanya saja lebih sedikit yang perlu
diangkat. Pernah sekali kubaca tentang efisiensi rancangan airfoil
yang bisa membuat setengah penduduk untuk tetap terbang
bebas pada waktu tertentu.
"Mereka akan santai jika berhasil membuatnya." Kata Aguella
dengan iri. "Kubayangkan jika mereka akan pernah mencobanya."
"Mungkin," Ujarku penuh keraguan. Kuingat kembali
gambaran di ingatanku tentang seorang bijak dari dewan.
Setengah anggota dewan sudah begitu tua sehingga mereka hanya
menggeser daripada mengangkat. Aku ingin bertaruh bahwa
beberapa anggota dewan itu akan terjatuh ditempat saat mereka
melihat airfoil kristal kutub itu.
"Ayolah, mari pergi." Himbau-nya.
Kami terbang bebas, cepat dan beringas. Tidak ada saat-saat
yang ditinggalkan. Aguella, dia wanita, jauh lebih cepat daripada
aku, tentu saja, tapi dia tetap menahan lajunya agar aku tetap
bisa mengimbanginya. Ku kendarai anginnya, tetap terbang di
belakangnya. Keadaan ini memberikan keuntungan padaku suatu
pemandangan yang melingkupi kedua hal mengagumkan, yaitu
airfoil itu dan Aguella sendiri. Pod-nya cantik sekali.
Bukan itu, Toomin. Kupikir. Bukan itu yang harus kau pikirkan
saat ini. Mone! Dia menyebarkan mone untukku!
Untukku" Tidak, tentu tidak. Aguella bisa mendapatkan
setiap pria yang dia inginkan. Dia cantik, tubuhnya indah, kokoh,
cerdas, menyenangkan, cantik, sangat-sangat cantik.
Terlalu banyak kata cantik yang ku ucapkan pada diriku
sendiri. Berarti benar : Aguella sedang menyebarkan mone-nya.
Dan aku tanpa daya di jalur angin terbangnya.
Aku terbang kesebelah kiri, bebas dari jalur terbangnya. Dia
melambat sedikit tapi itu pilihan bagus. Apapun yang dilakukannya
membuatku mendapatkan udara segar.
Kuhisap udara segar tapi hampir terlambat. Bulu-buluku
sudah menjadi geli. Bagaimana bisa dia melakukan hal ini" Dia
sesama Pemain denganku! Ini perlakuan yang membuat amarah,
dan dengan adanya perjalanan yang akan datang, dan acara dansa
ini,....ini trik rendahan, sudah pasti..
Dia menyadari gerakanku, jalan keluar yang tidak menarik.
Dia harus tahu. Mengapa aku melakukannya. Hebat. Sekarang dia
pasti marah padaku, dan saat ini aku benar-benar sedang tidak
ingin berdiplomasi dan bersikap sopan serta santai. Otakku
sedang kacau. "Hampir disana." Katanya. "Lihat!"
"Apa" Lihat apa?" Teriakku.
"Kristal kutub pertama, didepan sana, mereka seumuran
kita." "Yeah, well, sebenarnya kita tak seumuran, kau tahu,
Aguella." Dia tertawa, tertawanya mengganggu, "Kita hampir
seumuran, Toomin.....secara fisik iya, sekarang, secara
fisikologi......." Dia tertawa lagi, menjengkelkan, merendahkan
martabat, namun tertawanya menakutkan dan mengintimidasi.
Kutelan ludahku dan mencoba untuk memikir apapun tentang
fakta bahwa tadi dia menggunakan nama pilihanku, dan bukannya
nama permainanku. Dia biasanya selalu memanggilku Ellimist.
Tidak pernah Toomin. Oh, ini hebat. Oh, ini baru hebat.
Ku abaikan leluconnya, suara tertawanya, dan sebaik yang
kubisa, serta mone-nya. Kufokuskan diriku akan kristal kutub.
Ada sekitar dua atau tiga ratus masyarakat mereka di udara,
bersebaran di udara pada area seluas dua mil. Sama banyaknya
dengan kami warga masyarakat khatulistiwa. Seperti dua awan
berkelip-kelip di langit berhama.
Kulihat kebelakang dan kulihat kristal asalku. Kulihat kristal
itu sudah ketinggalan jaman, tidak berkilau, jika dibandingkan
dengan rancangan kristal kutub yang sekarang tidak diragukan
lagi kelihatan berbentuk airfoil. Hal itu membuatku sedikit
bersikap defensif, kurasa. Kristal rumah kami lebih besar, lebih
tua, kurasa lebih indah warnanya. Tapi kristal kutub itu lah kristal
masa depan. Kucari-cari masyarakat kristal kutub itu, ingin kulihat bulubulu tiruan yang berwarna yang kudengar rumornya, tapi mereka
kelihatan tidak ada bedanya dengan kami. Masing masing mereka
punya "2 plus 4 sama dengan 4 plus 2 dan tidak ada yang lebih
baik." Seperti yang biasa digunakan pre-sire ku. Dua pod, empat
sayap, empat mata, dan dua lengan.
Aku dan Aguella bertemu dua masyarakat kristal kutub yang
kelihatannya ingin menjumpai kami. Mereka berdua seumuran
kami, keduanya pria. Salah satunya memiliki bulu-bulu kuning
indah yang alami dan mata kuning-orange. Yang satu lagi lebih
mudah dikenali dengan sayap anehnya yang besar. Kami dan
mereka terbang menyilang dan melayang dalam jarak yang sopan.
"Ini temanku Doffnall." Kuperkenalkan Aguella dengan nama
pilihannya. "Aku Toomin."
"Ini temanku Oxagast, dan aku Menno." Ucap Yang bersayap
besar itu. "Selamat berjumpa." Kami berempat berkata bersaman.
"Kalian memiliki pesawat angkasa dalam
diluncurkan." Seru Menno.
yang bersiap Dia berbicara langsung aku langsung berkata. "Kalian
mempersiapkan sebuah airfoil!"
Kami semua tertawa bersama dan aku paling tidak merasa
lebih nyaman. Keingin tahuan mereka cocok dengan kami, dan
masing-masing dari kami punya perbincangan.
"Ya, itu, Kristal Mapping Quadrant Tiga." Kataku, kemudian,
tanpa perlu berpura-pura kutambahkan. "Aku dan Doffnal adalah
awaknya." "Awak penting?" Tanya Oxagast.
Aguella tertawa. "Tidak, maaf, kami berdua bukan ilmuwan.
Kami hanya sepasang Pemain yang beruntung."
Kami berbincang-bincang tentang permainan dan tentang
kemungkinan pengembangan uninet kristal-ke-kristal.
Menno kelihatannya ingin mengatakan sesuatu, mulutnya
terbuka, kemudian tertutup dan dipaksa tersenyum. Wajah
Oxagast muram. "Itu pasti hebat." Kata Oxagast dengan lemah lembut.
Kemudian Aguella membahas rancangan airfoil itu.
"Apakah Sang bijak kalian menolak ide itu?" Tanya Aguella.
Kedua masyarakat kristal kutub itu saling tatap. "Mereka
menolak. Jadi kami mengadakan pungutan suara."
"Apa?" "Kami memungut suara. Masing-masing masyarakat kami di
ijinkan untuk memberikan keputusannya, ya atau tidak, kemudian
kami hitung totalnya. Rancangan airfoil didukung oleh enam puluh
satu persen oleh pemilih."
Aku dan Aguella pasti kelihatan sangat terkejut.
Menno menyeringai, dia mengangguk tahu bagaimana ekspresi
kami. "Kami mengadakan perubahan dalam masyarakat kami."
"Beberapa perubahan" Mengapa?"


Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Menno mengulurkan tangannya kearah rumahnya. "Sebab
memang diperlukan. Kami tidak akan membiarkan sang bijak
menghentikan kami menghentikan kemajuan itu. Perubahan sudah
datang. Perubahan besar. Rakyat yang memutuskan sekarang. Dua
tahun lagi kami akan menyelesaikan rancangan airfoil itu.
Kehidupan kami tidak akan sama lagi."
"Tidak, kurasa itu tidak akan terjadi." Ujarku. Apakah aku
malu atau iri atau keduanya" Aku benar-benar terganggu. Itulah
yang kutahu. Oxagast kelihatannya kurang antusias daripada temannya
Menoo. "Ide itu akan memberikan rakyat kami lebih banyak waktu
bebas setelah airfoil itu beroperasi, kami akan melakukan
lompatan besar. Itulah idenya."
"Tentu saja kami akan berhasil." Kata Menno. "MCQ3 milik
kalian" tidak mengejek ya, tapi itu akan jadi mainan jika
dibandingkan apa yang kami bangun. Kutup orbit tinggi akan
memimpin jalan, dan yang lainnya akan mengikuti. Saat kalian
sudah kembali dari Quadran tiga, keadaan disini akan berbeda."
"Berbeda itu tidak selalu lebih baik." Gerutuku, aku kepikiran
Pangaban. Tapi Menno mencercaku. "Kau itu seorang pemain dan kau
takut akan adanya perubahan" Permainan apa yang dimainkan
rakyat khatulistiwa" Apakah permainan tentang kendali. Dengan
adanya pemilihan dan perubahan lainnya yang bermunculan kami
berhenti bermain-main dengan hal kecil, bergerak disini dan
disana sesuai anjuran sang bijak. Kami semua yang menjadi sang
bijaknya. Kami menjadi pemain daripada yang dimainkan."
"Dalam beberapa skenario permainan ada keseimbangan
antara perubahan dan stabilitas." Kubalas lagi dia. "Permainan--paling tidak seperti yang kami mainkan---itu untuk membuat
perubahan kecil tidak menonjol---dan menikmati hasilnya."
"Banyak yang sama dengan kami." Ujar Oxagast setuju.
"Hanya saja akhir-akhir ini beberapa pemain." Dia mencondongkan
kepalanya kearah Menno. "Beberapa pemain merubah aturan
permainan." "Kami menyebutnya Penyusup." Ujar Menno dia tertawa
bangga. "Kami menjadi lebih radikal. Mengapa harus minimalis"
Mengapa menggunakan perubahan kecil" Mengapa tidak ikut
langsung kedalam permainan, ikutkan dirimu kedalam aksi mereka,
dan ambil alih" Pahamkan apa yang kumaksud" Mengapa pula
seorang pemain tidak tampat dalam permainan itu" Penyusup!"
Aku mendapatkan isyarat waktu. Waktunya untuk pulang.
Terlalu sedikit waktu, namun aku merasa lega juga.
"Selama berjumap." Ujarku sedikit kasar.
Aguella dan Oxagast mengulangi ucapan selamat tinggal. Tapi
Menno menatapku dengan kasar dan berkata. "Jangan takut akan
perubahan, khatulistiwa. Perubahan itu sudah datang, baik kau
suka atau tidak." Kemudian, yang membuatku terkagum, dia
menggenggam erat tangannya dan meneriakkan satu kata.
"Penyusup!" Kata itu bukanlah salam atau ucapan berpisah, kata
itu suatu pernyataan tentang kepercayaan. Kata itu suatu
tantangan. Aguella hanya sedikit berkata-kata saat perjumpaan tadi,
tapi saat terbang pulang dia jarang terdiam.
"Dia benar." Kata-nya. "Lihat apa yang telah mereka lakukan!
Airfoil. Mengapa" Mereka merubah aturan, ya kan" Hal yang sama
dalam permainan, mereka merubah peraturan."
"Yeah, baiklah, dia tidak
memenangkan banyak permainan?"
menyebutkan apakah dia "Mungkin suatu hari kita bisa bermain melawan mereka." Kata
Aguella. "Mungkin lebih cepat daripada yang kau pikirkan." Kataku,
kuingat ekspresi terpaksa yang aneh dari masyarakan kristal
kutub saat aku menyebutkan komunikasi antar kristal.
Apakah masyarakat kutub telah berhasil mengatasi masalah
itu" Itu bisa jadi revulusi yang sesungguhnya, jauh lebih hebat
daripada hanya menggantikan pemerintahan dari sang bijak.
Tentu saja transmisinya akan jadi tidak berguna hingga
kristal lainnya punya receiver. Jika tidak transmisinya hanya akan
terdengar sebagai jeritan suara angin, tidak kedengaran.
Jadi kupikir dan kuyakinkan diriku sendiri dengan ilusi itu.
Bab 06. Esoknya, Kristal Kutub Orbit tinggi sudah tidak kelihatan
lagi, dan aku masuk ke MCQ3 untuk yang pertama kalinya.
Disana ada sim dan disana juga ada kenyataan. Dan biar
kukatakan bahwa jika tidak ada sima, tidak perduli bagaimana
baiknya pun, kenyataan yang cocok. Masalah yang ada dengan sim
adalah kau tahu bahwa itu sim. Kenyataan di tangan yang lain,
baiklah, ini kenyataan. Lackofa, sebagai sponsorku, menjadi pemanduku di pesawat.
Aguella telah terpilih untuk proses biasanya, jadi dia tidak
ada yang menyeponsori, dan dengan demikian keduanya ada
kerugian dan keuntungannya.
Kerugiannya adalah bahwa tidak ada yang akan menjawab
pertanyaanya. Jadi dia tetap bergantung padaku, dimana hal itu
bagus juga. Keuntungannya adalah bahwa dia tidak perlu khawatir
akan mempermalukan sponsornya.
Ucapan selamat datang dari Lackofa padaku hanya begini.
"Cobalah untuk tidak jadi seorang yang benar-benar idiot, okay"
Itu saja yang kuminta."
MCQ3 dibangun sesuai standar. Pesawat ini berupa kristal
budidaya dengan satu isyarat, berbentuk bulat telur daripada
sphere. Didalam pesawat ini ada tempat bertengger untuk seratus
empat awak"penting dan cadangan. Tapi tentu saja tidak ada
seorangpung yang disediakan untuk mengangkatnya. Kami bisa
mengangkatnya jika merasa akan jadi lebih nyaman, tapi
mengangkat disini tidak relevan, tidak penting. Kurasa ini contoh
suatu rasa kecil akan jadi bagaimana nantinya jika ada airfoil.
Ada force field dalam MCQ3 yang berisi atmosfir dan akan,
kami harap bisa membelokkan puing-puing angkasa. Jika Force
field gagal fungsi maka kami akan kehilangan atmosfir. Sistem
cadangan berupa pipa-pipa membingungkan yang ditanam didalam
tiang dimana pipa-pipa itu mengalirkan udara yang bisa dibuat
bernafas ke tiap dermaga.
"Kau tinggal tarik saja tabung tambahan dari kerahnya,"
Lackofa mendemonstrasikannya pada kami. "Dan tinggal
tempatkan pada lubang udara. Lalu bernafaslah dengan normmal
hingga Force field aktif kembali dari cadanganny, atau hingga kau
membeku hingga mati, tergantung yang mana duluan terjadi."
"Bagaimana jika kami tidak ada di dermaga?" Tanya Aguelle.
"Bagaimana jika kami ada disalah satu tempat bertengger?"
"Ada akses darurat disana." Kata Lackofa. "Pertanyaan
bagus. Kau berpikir maju kedepan."
Hal itu membuka sedikit mataku, Apakah Lackofa bertatapan
muka dengan Aguella" Apakah dia tidak mone lagi" Tidak, aku
tidak menyadarinya. Kubuang ingatanku tentang masukan itu dan kuposisikan
sayapku di belakang tubuhku. Tidak bekerja. Pria lain akan
memperingatkanmu ketika kau terkena mone, apa yang tidak
mereka ceritakan itu adalah berapa lama efeknya bertahan.
"Bagaimana jika kita sedang terbang melalui Zero-Space saat
force fieldnya gagal bekerja?" Aku bertanya.
Lackofa menanggapiku dengan tatapan sayu-nya. "Kita akan
langsung keluar dari Z-space dan muncul kembali di angkasa
normal, dimana kau sekali lagi harus bernafas melalui tabung atau
membeku hingga mati. Oh, dan ngomong-ngomong" Sulit terbang
di area hampa. Jadi jika kita kehilangan atmosfir kau pasti ingin
tetap berada di dermaga, saja."
Muncul gambaran sekilas di otakku saat aku mengepakkan
sayapku tanpa daya, sia-sia di angkasa saat MCQ3 mendekat
kearah bintang terdekat. Baiklah, tidak pernah ada seorangpun yang mengatakan
bahwa perjalanan luar angkasa itu aman. Generasi 9561 mengklaim
bahwa mereka kehilangan sepuluh persen Generasi 9547, generasi
pertama yang mencoba ke luar angkasa dan melakukan perjalanan
luar angkasa dan enam persen dari Generasi 9548. Bahkan barubaru saja Generasi 9558 mereka itu kehilangan banyak subtansial
di angkasa yang berhubungan dengan kecelakaan.
Dan lagi, tiap individu Generasi begitu mudah tewas.
Beginilah yang mereka lakukan. Bekerja sama dengan bentuk
kehidupan hanya saja jangan terlalu terlalu banyak bertengkar
pada setiap anggota yang bisa bertukar tempat.
"Ikuti aku, tetaplah dekat-dekat, jangan sentuh apapun."
Perintah Lackofa. Dia terbang keatas, kami mengikuti di
belakangnya. Naik dan naik melalui byzantine, melewati tiang yang
tidak kukenal, melewati dermaga, serta beberapa mesin terpasang
yang berkilat saking cerahnya.
Dia membimbing kami ketempat tenggeran yang tidak pernah
kulihat sebelumnya"bahkan tidak ada di sim. Tenggeran itu
berada di ujung mangkuk yang mungkin lebarnya lima puluh kaki,
mangkuk itu berisi cahaya yang berkedip, pembaca dan layar
penampil video. Seluruhnya dibuat dari logam dan filamen karbon
serta crys gepeng. Tempat ini merupakan mimpi buruk bagi
seorang penderita klaustrophobia, karena tempat ini benar-benar
dikelilingi oleh ruang disekelilingmu.
"Apa ini?" Tanyaku penasaran. "Ini tidak ada di sim!"
"Tidak," Kata Lackofa. "Ini pusat kendali cadangan. Jika ada
kerusakan catastropik pada inti kristal, mesin-mesin ini bisa
digunakan untuk menerbangkan wadahnya."
"Bagaimana?" "Ini ini berdiri sendiri. Kau tidak bisa melihat mesinnya, dia
membuat force fieldnya sendiri. Dan jika ada kerusakan
katastropik pada kristal itu sendiri, pod ini bisa terpisah dari
induknya dan tetap terbang."
"Tanpa.....tanpa kebanyakan awak pesawat." Kataku, aku tidak
ingin mempercayai apapun yang begitu kejam. "Dan ini tidak ada di
sim." Mata Lackofa mengeras. "Tidak, ini tidak ada di sim. Dan
tidak akan ada juga di uninet. Kau harus memahami sesuatu. Ini
bukanlah kehidupan lamamu. Perjalanan ini sedikit lebih hebat
daripada darmawisata ilmuwan tak berdosa. Dan ini benar-benar
bukan permainan." Nada ucapannya membuatku merinding. Aku Aguella saling
pandang. Kami menjaga agar stasiun ini tetap berada diluat dari
tenggeran gelap bertepi tajam. Mengambang jauh diatas kristal
asalku, sedikit diantara udara tempat tinggalku. Tapi tiba-tiba
aku tahu bahwa kami telah melintasi batas.
"Apa yang ada di luar sana?" Kutanya Lackofa.
Dia menggooyangkan kepalanya pelan-pelan. "Kami tidak tahu
pastinya. Tapi dua tahun yang lalu suatu pesawat yang tidak di
ketahui asalnya. Muncul dari Zero-Space sejuta mil dari sini dan
menyalakan sensor orbit. Drop Pod itu dilepaskan sekali tiap enam
bulan, seperti yang kau tahu, untuk memperpanjang waktu hidup
sensor. Tapi dengan keberuntungan kami berhasil mendeteksi
pesawat itu dua bulan setelah kemunculannya. Kami kirim drone
kesana untuk mencegat dan men-surveinya. Dan drone itu tidak
pernah kembali. Dua bulan kemudian kami mendapatkan jawaban
dari sensor drop pod lainnya. Pesawat alien itu telah menembak
drone kita dan menghancurkannya dengan menggunakan sejenis
senjata sinar ber-energi tinggi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan
di dalam pesawat itu. Pesawat itu di program untu melindungi
dirinya sendiri, kurasa sih. Kami memodifikasi sebuah drone
dengan perlindungan force field dan mesin yang lebih cepat, kami
kirim kembali untuk mencegat pesawat alien itu lagi.
"Kali ini kami beruntung. Pesawat alien itu menembak drone
kita sebelum pesawat itu sempat menyesuaikan sistem
perlindungannya drone kita menempelkan dirinya ke dermaga
pesawat alien itu dan menyerap data komputernya.
"Hanya ada satu masalahnya : Saat Drone itu melepaskan
dirinya dari pesawat, drone kita tertembak dan rusak. Kami
berhasil memperbaikinya tapi hanya bisa menyelematkan sebagian
datanya saja." "Berapa banyak yang kita tahu?" Tanya Aguella.
Lackofa ragu-ragu. Kemudian. "Kalian berdua memahami ini
dengan baik, kuharap, tidak ada satupun percakapan ini yang akan
tersiar ke masyarakat luas. Maksudku itu artinya penalti bagi
kalian." Dia mengulanginya pelan-pelan. "Penalti bagi kalian."
Hal itu mengejutkanku. Penalti" Karena
membocorkan rahasia" Mereka akan mengeluarkanku dari dermaga" Membuatku
terbang bebas hingga aku mati kelaparan, kesepian, dan akhirnya
terjatuh ke lautan lahar dibawah"
"Setiap ras alien yang pernah kita jumpai telah baik hati,"
Ujar Lackofa. "Tapi ras yang satu ini, ras yang membuat pesawat
hantu itu, tidak. Buktinya adalah bahwa mereka itu merespon
provokasi terkecil dari kita dengan kekerasan ekstrim. Mereka
menyebut diri mereka sendiri Capasin. Karena pesawat mereka
muncul dari Quadrant Tiga, kami perkirakan bahwa planet mereka
juga berasal dari sana. Misi Dari MCQ3 adalah mengadakan
hubungan dengan ras itu dan berusaha mengajukan peraturan
perdamaian." "Bagaimana jika ras perdamaian?" Tanya Aguella.
Capasin tidak tertarik akan Lackofa menyeringai. "Berarti kita akan pulang dengan
informasi cukup untuk mengatasi tantangan mereka. Satu hal
yang kita tahu : Ras Capasin tidak tahu keberadaan kita. Jika kita
bertemu mereka kita harus merahasiakan tempat asal kita dengan
sangat rahasia." Dia menambahkan lagi. "Hal yang kelihatannnya
jadi masalah sesungguhnya merupakan anugerah tersembunyi."
"Apa yang sedang kau bicarakan?"
"Planet asli Generasi 9561 memiliki radiasi latar belakang
rendah dan mereka biasa berkomunikasi melalui transmisi dan
penerimaan gelombang radio. Gelombang-gelombang radio itu
menjadi propaganda, kau tahu" Dia melambaikan tangannya ke
langit. "Gelombang dari Generasi 9561 menyebar tanpa henti ke
seluruh penjuru angkasa. Siapa yang tahu siapa yang akan
menerima dan mungkin memahami transmisi itu" Siapa yang tahu
apa yang menyebabkan Generasi jadi begitu tertarik. Kami, di sisi
tangan yang lain, tetap tidak kelihatan di galaksi ini. Mungkin
bukan hal buruk. bukan"
Bab 07. Dalam waktu tiga minggu aku tahu MCQ3 asli sebaik aku tahu
simnya. Aku tahu setiap tiang lurusnya, setiap tiang vertikalnya,
setiap tenggeran, setiap sistem cadangan. Aku bahkan tahu


Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mesinnya, sebaik yang orang lain tahu tentang mesin Z-Space.
Aku telah berjumpa dengan banyak awak, baik yang penting
ataupun yang tidak penting. Aku bahkan telah di perkenalkan pada
salah seorang dari Tiga orang Sang Bijak yang akan mengomandoi
pesawat. Dia seorang tua yang muram yang sempat-sempatnya
mendengkur acuh tak acuh padaku sebelum dia kembali bekerja.
Kuhabiskan waktu terbang bebasku di pesawat. Dan waktu
terbang bebasku di lipat tigakan (Tinggal beberapa hari lagi
hingga kami terbang dan sudah tidak dipekerjakan sebagai
pengangkat kristal lagi.)
Waktuku sedikit sekali untuk bermain permainan dan aku
takut bahwa Inidar akan mengirim ulang undangan permainan.
Hubungan kami sudah renggang sekarang. Bukan karena aku tidak
bisa bermain, tapi karena sebab apa aku tidak tidak bisa bermain.
Kami tetap saling tukar menukar memm, berbicara tentang
jadwal permainan, tpai tidak pernah terjadi.
Daripadaku, aku lebih banyak memperhatikan Aguella. Aku
tetap menunggunya untuk me-mone aku lagi, tapi yang membuatku
lega, tidak pernah terjadi lagi. Aku sangat lega.
Walaupun begitu aku berpikiran kenapa dia tidak
melakukannya. Apakah aku telah melakukan sesuatu yang salah"
Apakah caraku bereaksi padanya" Dasarnya sih aku ini juvie yang
panik" Tidak penting. Tidak ada tempat untuk berpikir hal itu pada
misi luar angkasa penting dan berbahaya.
Hanya saja aku ingin tahu mengapa, itu saja. Dan aku dapat
isyarat saat kami berdua menjadi asisten pemasangan beberapa
dermaga terakhir. Hanya ada kami berdua, dan seorang wanita dengan nama
pilihan Jicklet. Jicklet adalah seorang awak penting---tekhnisi ke
lima. Dia tahu apa yang dilakukannya tapi tidak sama seperti orang
lain yang sama-sama akhli, dia tidak sabaran akan kebodohan kami.
"Beginilah tugas awak tidak penting." Dia menjelaskan, seraya
mengeratkan kerah pada cairan adhesif. "Kalian disini untuk
belajar sedikit tentang segalanya. Begitulah caranya hingga kami
ada cadangannya. Okay, sekarang kau, Toomik, gunakan gergaji itu
untuk memotong lem yang berlebih itu."
"Namaku Toomin."
"Yeah, apapun yang kau ucapkan, Toomid. Hati-hati. Sisakan
seotong." Kupotong lem yang setengah mengering itu, dengan hati-hati
kusisakan delapan inchi potongannya. Aku sedikit tidak berhasil
saat memasukkan sisa-sisa gergajian kedalam lubang pembuangan.
"Kalian harus berhati-hati untuk tidak menjatuhkan apapun."
Kata Jicklet. "Kita tepat berada di atas mesin. Kalian tidak ingin
kan turun kebawah sana ditengah pod yang menyala. Begitulah,
selamat bekerja dengan baik. Sekarang semir potongan itu dan
berteriaklah padaku saat kau sudah selesai."
Dia mengepakkan sayapnya naik ke atas pada sepasang
amatiran lainnya yang di awasinya. Aku dan Aguella saling
berpandangan tanda lega saat dia pergi.
Dan kemudian Kristal Khatulistiwa Tinggi meledak.
Kepalaku terhantam martil. Sayapku berhenti berkepak
karena ke gegeran ini. Berputaran, api, api dimana-mana!
Satu detik sebelumnya aku sedang bekerja dan menyeringai
pada Aguella, dan di detik berikutnya telingaku sudah berdarah,
mataku berputar-putar, pikiranku kacau balau.
Apa yang sedang terjadi"
Tubuhku terluka di beberapa lusin tempat karena pecahan
kristal yang beterbangan. Sebuah Kristal sepanjang enam inchi
menancap di Pod-ku. Kutarik krital itu, aku berteriak kesakitan
dan terjatuh di udara saat kutarik kristal tadi.
Apa yang sedang terjadi"
Aguella----dimana dia" Dia tidak kelihatan olehku. Puingpuing terus beterbangan disekitarku, sekarang sudah mulai
berjatuhan, berputar-putar dan berkelip-kelip saat terjatuh.
MCQ3 tetap distasiun. Dimanakah Aguella"
"Aguella! Aguella!"
Kudengar suara erangan, terdengar sesaat di telingaku yang
berdengung ini. Kulihat keatas dan tampaklah, dia sedang
bergantungan dengan cakarnya pada sepotong kecil tiang yang
tidak disemir. Dan kemudian terjadi lagi. Dan kali ini kulihat. Kulihat keatas
pada temanku, juga pada darah orange yang mengalir dari
wajahnya. Tapi yang ada dibelakangnya, diatas MCQ3, diatas
tiang kulihat benda silinder, berleher membusur, yang merupakan
tanduk dari pesawat alien. Pesawat itu bergerak perlahan-lahan di
atmosfir, pesawat itu tidak mirip dengan pesawat dari Generasi
ataupun Illaman. Pesawat itu tidak pernah kulihat ataupun ku
bayangkan. Pesawat itu kelihatannya melingkar perlahan-lahan pada
kristal asalku. memperhatikan, menunggu dan kemudian menembak
lagi. Dia menembakkan sinar energi, berwarna merah pucat. Sinar
itu mengenai inti dari kristal asalku, rumah asalku yang malang.
Kali ini kuperkirakan kegegeran terjadi karena kristal yang terlalu
panas akan meledak, menjadi hancur berantakan.
Duniaku terjatuh. Sekarang kristal itu sudah jadi dua potong.
Satu fragmen yang besarnya sepertiga dari kristal asli
berputaran, turun kebawah. Sayap-sayap dikepakkan gila-gilaan
tapi keseimbangannya sudah hilang, dan terlalu banyak sayap
tidak akan pernah mengepak lagi.
Sisa-sisa dari masyarakat Kristal Khatulistiwa tinggi terluka
dan sebagian terbakar. Kristal jadi kasar, tapi tetap berhasil
diangkat. Bisa kulihat ribuan saudara lelaki dan saudara
perempaunnku, seluruhnya mengerahkan tenaga, seluruhnya
mengangkat bersama. Saudaraku lainnya yang sedang terbang
bebas berhamburan datang untuk bertengger dimana saja dan
membantu mengangkat. Tapi pesawat alien itu belum selesai sampai begini saja. Kali
ini tidak ada senjata sinar. Kali ini dia menyebarkan awan
flechette. Kecil, sangat kecil sehingga susah dilihat dengan mata
telanjang, berisi jutaan pengait logam. Suara penyebaran awan itu
seperti amukan gunung meletus. Flechette itu disebarkan selama
lima detik, tidak lebih dari waktu itu, tapi akhirnya setiap Bangsa
Ketran yang tidak memakai perlindungan tubuhnya terpotongpotong. Seluruh kristal sekarang banjir darah.
Tubuh-tubuh saudaraku berjatuhan. Kristal itu sendiri jatuh
juga. Jatuh kebawah, turun, dan semakin cepat, tanpa ada
seorangpun yang bisa menahannya lagi. Kristal itu akan jatuh lama
sekali dari ketinggian tiga ratus mil ini.
Bab 08 "Aguella!" Aku mengepakkan sayapku ketempatnya. Dia
hampir pingsan. "Orang-orang tolol! Ke dermaga sekarang!" Teriak Jicklet.
"Kita akan segera berangkat!"
Kudengar suara raungan pelan dari mesin yang menyala.
Kuangkat dia, dia mengepak juga tetapi lemah. Kuangkat dan
kubawa dia ke dermaga terdekat. Dermaga inilah yang baru saja
kami selesaikan. Kumasukkan dia dermaga.
"Jepitlah! Dengarkan aku : Jepitkan cakarmu!"
Dia mengangguk, matanya menatap liar, mengira-ngira.
Kulihat dadanya mengetat. Dia sudah aman di dermaga. Sekarang
giliranku. Dermaga terdekat yang terbuka jaraknya lima puluh
kaki. Alien itu telah menyadari kami. Awalnya kami kelihatan
seperti sebuah bongkahan kristal hancur dari kristal asalku. Tapi
sekarang sudah kelihatan bahwa kami tetap terbang, karena
kristal ini terbang sendiri. Namun mereka tidak terburu-buru.
Mengapa pula mereka harus terburu-buru" Sementara kami tidak
bisa melawan. Kami tanpa daya disini.
Pesawat alien itu terbang malas-malasan, mengarahkan
tanduknya kearah kami. Dengan jari-jariku yang kaki ku rogoh
dermaga, kuputar, kututup, dan alien itu menembak.
Mereka menggunakan senjata sinar kali ini. Sangat akurat,
tembakannya mengenai pusat kristal.
Tapi force field telah dihidupkan oleh seseorang yang
berpikir lebih jernih daripada aku. Sinar merah itu berkilau dan
sebuah piringan cahaya terang muncul di batas force field.
Alien itu berhenti menembak. Saat ini aku berada pada
uninet pesawat, kukaitkan diriku, kulihat bacaan dari mesin. Pada
kekuatan sembilan puluh persen mereka bisa ditinggalkan, tapi
saat ini masih enam puluh lima persen.
Setiap orang yang ku kenal telah tewas. Sire dan Dam-ku,
telah tewas. Inidar telah tewas. Wormer tewas. Kulihat kebawah,
dan kulihat kristal itu, rumahku, berkerlip terang saat jatuh
dibawah sana. Berapa lama hingga kristal itu terjatuh dari
ketinggian tiga ratus mill" Berapa lama hingga tercebur ke lautan
lahar, menggumpal dan terbakar hingga musnah dari dunia"
Pesawat alien itu melayang diatas kami, mereka kelihatannya
ingin tahu. Tertarik. Seperti seorang ilmuwan yang sedang
mempelajari mikroba di bawah lensa.
Kemudian, dari bawah perut pesawat alien itu turun satu
pesawat kecil berbentuk seperti sayap dari pesawat utama
mereka, pesawat kecil itu melayang dekat sekali, memperhatikan
kristal kami dari dekat, merasakan force field itu. Dia berhenti,
bacaan dari mesin memberitahukan tenaga saat ini delapan puluh
persen. Pesawat kecil itu maju kedepan, sangat perlahan. Dia
menabrak force field, mendorongnya. Force field menahannya.
Mesin menunjukkan tenaga sudah delapan puluh empat persen.
Kulihat suatu bentuk, dari jendela tembus pandang di depan
pesawat kecil itu. Jarak pesawat itu tidak lebih dua puluh yard
jauhnya. Aku bisa melihatnya, dia bisa melihatku. Keadaan ini
menjadi intim sekarang, menjadi pribadi.
Pesawat kecil itu mulai berkilau, seakan pesawat itu memanas
dari dalam. Kilaunya semakin terang dan terang saja hingga
cahaya itu menyakiti mataku.
"Dia mencoba untuk menembus masuk." Ujarku.
Kami tidak punya apa-apa. Tidak ada senjata. aku mengerti
senjata secara abstrak, apa yang tidak di mengerti pemain"
Disamping itu, kami tahu bahwa pesawat dari Generasi selalu
bersenjata lengkap. Tapi kami tidak pernah membuat senjata.
Tidak pernah. Hidung pesawat itu kembali menekan force field. Pesawat itu
melambat. Pesawat itu mulai menyerap dan mendefleksikan force
field dan melaju melambat, tapi tetap saja masih lebih cepat dari
laju isi bar biru di persentase tenaga pesawat. Pesawat alien itu
akan berhasil menjebol force field sebelum kami berhasil kabut.
Sekali force field itu berlubang maka, awan flechette itu......
Tidak ada. Tidak ada senjata. Peralatan tangan. pengikis dan
pemotong yang kugunakan untuk......
Pisau pemotong. Potong dan Putuskan!
Aneh. Rencana kacau. Rencana tolol itu akan membuat pemain
lain terbahak-bahak. Itulah satu-satunya gerakan yang kupunyai.
Aku keluar dari dermaga. Terbang ke tiang telanjang. Tiang
itu tajam, belum ditumpulkan oleh petugas keamanan. Berapa
berat beban yang bisa kuangkat" Aku harus tahu dulu dibagian
mana tiang ini titik beratnya, aku harus tahu, tapi aku tidak bisa
menentukannya, dan tidak ada waktu.
Kukira-kira saja. Enam kaki. Aku bisa mengangkat segitu
besar. Aku melayaang ke tiang itu dan mengcengkramnya, hampir
saja kujatuhkan pisau pemotong. Mulai kupotong cincin di sekitar
kaki kristal yang tebal ini. Potong, potong, potong jangan
khawatirkan tentang serpihan-serpihannya.
Sudah kupotong keseluruh sisi tiang, kuperiksa bagian
belakang lalu kudorongkan tiang itu lurus kedepan. Kristal itu
terpotong. Cukup rapi juga potonganku. Walaupun bukan potongan
profesional, tapi yang penting terpotong.
Kucengkram tiang itu dengan tanganku dan kuangkat. Tidak
begitu berat rupanya, aku bisa mengangkatnya, tapi aneh rasanya,
susah untuk berbelok dengan tiang panjang ini.
Kutumpu tiang itu dibawah salah satu sisi lenganku, untuk
sedikit bantuan dari salah satu cakarku, dan mulai kukepakkan
sayapku. Aku terbang menuju pesawat kecil itu. Lebih cepat, secepat
yang kubisa, terbang sembrono, tak ada waktu untuk khawatir
saat ini, tak ada waktu untuk membayangkan bagaimana aku bisa
selamat dari ledakannya nanti.
Dengan gerakan lambat jendela pesawat kecil itu terbuka.
Pengemudinya hanya memiliki dua mata, keduanya menatap
kedepan. Warnanya biru. Indah. Mata biru itu menatapku, dan
kemudian melebar. Emosi alien apa itu" Takut" Mengolok"
Terkagum" Cahaya pesawat itu membutakan, kujaga agar mataku tetap
terbuka walaupun sulit, yang kulihat hanyalah mata biru yang
masih menatapku. Aku menyerang, ujung tiang di tanganku menembus logam
pesawat, hanya berhasil masuk sedalam satu kaki, lalu berhenti.
Kutarik lagi, hingga tiang itu bebas.
Kutarik lagi, kutumpukan seluruh beratnya, dan kali ini
kutusukkan dari atas langsung ke arah awak alien itu. Dan sekali
lagi tiang ini terhenti lagi.
Tapi sekarang kilauan pesawat itu sudah pudar. Percikan
energi field di force field sudah melemah.
Ketinggiannya, tolol, gunakan gravitasi, jerit suara
dalam kepalaku. Tentu saja! Ku kepakkan sayapku untuk mendapatkan ketinggian yang
pasi, naik dan naik, mata biru itu terus mengikutiku, tetap saja,
dia terus memperhatikanku, lebih merasa curiga daripada benci
padaku. Naik dua puluh kaki keatas. Sekarang! Aku meluncur
kebawah. Sayapku kulipat aku meluncur, ujung tiang ini mengarah
kebawah. Ujung tiang yang lancip menembus hingga kedalam pesawat
alien itu diatas kokpitnya. Kristal ini tembus kedalam. Tidak ada
ledakan. Tidak ada dramatisnya. Tapi saat kulepaskan tiang
kristal itu dan kubiarkan momentum jatuhku menarikku melewati
jendela, kulihat alien itu menatap kedepan tanpa ekspresi sama
sekali. Ujung lancip dari tiang kristal itu menembus hingga kokpit,
dan menembus kepalanya yang besar.
Di saat itu, dengan setengah bagian pesawat alien itu berada
didalam force field dan setengahnya lagi diluar, mesin kami
meluncur. Untuk saat-saat mengerikan yang memusingkan ini seluruh
alam semesta terasa berjatuhan di sekitarku. Dan sesaat
kemudian aku sudah melayang-layang tanpa sensasi apapun dengan
cepat di area putih hampa Zero-Space.
Pesawat kecil alien itu tetap ikut bersama kami. Alien yang
kubunuh itu tetap memandang dengan mata birunya yang indah.


Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bab 09. Kami keluar dari Zero-Space sama cepatnya; Hanya seorang
dari tiga orang Sang bijak yang berada di pesawat saat
penyerangan itu. Dia muncul via uninet. Aku pernah berjumpa
dengannya walaupun sebentar. Nama pilihannya saat ini adalah
Farsight. Namanya cocok untuk tugasnya. Suatu nama yang bijak.
"Sudah jelas bahwa Ket diserang oleh spesies alien dari
tempat tidak diketahui asalnya. Kami sedang mengkalkulasikan
lintasan kembali dan berharap pesawat ini akan muncul di salah
satu kristal rumah. Mungkin kita bisa dapat bantuan, walaupun
tanpa adanya senjata.....
Bulu-bulu Farsight turun dan dia merendahkan tatapan
matanya. Dia sudah sangat tua. Kuharap dia sangat bijak. Ingin ku
percaya bahwa dia bijak. Tapi dia kelihatannya tidak sadar akan
adanya pesawat alien yang tersangkut.
Awak tidak penting tidak boleh me memm Seorang sang
bijak. Tidak di perbolehkan. Terutama tidak diperbolehkan
ditengah krisis seperti ini. Tapi aku terlalu tersentak untuk
begitu peduli akan tata cara permasyarakatan.
Ku buat memm menunggu. Dia bisa mengabaikannya jika dia
mau. Aku begitu puas (Dan juga berani) saat kulihat respon
Farsight saat dia langsung membuka salurannya. Kepalanya
tersentak dan dia langsung menatapku.
"Pesawat itu masih tetap bersama kita?"
"Ya, sang bijak." Kataku. "Pesawat itu terjebak dalam force
field kita. Atau setengah di dalam dan setengah keluar."
Aku jadi tidak merasa berani lagi saat menyadari bahwa
petugas yang bekerja tidak tahu apa yang terjadi dibawah sana di
mesin tiga. Tidak tahu bahwa force field tidak berkompromi.
MCQ3 lebih tidak ada persiapan daripada yang kubayangkan.
Ku memmed deskripsi kejadian yang terjadi.
Reaksinya cepat sekali. Ada hujan sayap dan setengah lusin
orang yang melewatiku, melihat langsung ke pesawat alien itu.
Lackofa salah satu orang-orang itu.
Dia berhenti dan berteriak. "Baiklah, ayolah, pahlawan. Kau
telah membunuhnya." Begitulah teguran dari Lackofa, tapi ucapannya lebih terasa
daripada menenangkan. Aku telah membunuh. Pembunuhan adalah
hukum kedua dari lima hukum : Tidak boleh mengambil kehidupan
makhluk berakal budi. Kedua yang terpenting setelah mengangkat
kristal. Kulirik Aguella. Dia masih tetap hidup. Tapi dalam kondisi
yang tidak bisa bergabung denganku. Dia butuh waktu lama di
dermaga, itulah yang dia butuhkan. Dia akan baik-baik saja. Dia
akan baik-baik sja. Akan baik-baik saja. Keselamatannya sangat penting bagiku.
Dia harus hidup, tidak ada orang lain yang kuperhatikan selain dia.
Aku keluar dari dermaga dan terbang menjumpai Lackofa.
Jicklet ada bersamanya. Ada tujuh orang yang terbang kedepan
hidung pesawat itu, gugup, berlompatan, tidak yakin bagaimana
mengurusnya. "Itu kontainer." Ujar seseorang. "Segalanya yang penting ada
didalamnya. Kita harus masuk kedalam."
Tentu saja kata "Didalam" memenuhi benak kami, karena
kami baru saja selamat dari sesuatu yang lebih buruk dari penalti.
"Lembaran logamnya sangat tebal." Kata Jicklet. "Jika bukan
ujung kristal itu yang menembusnya tidak akan tertembus. Tapi
lihat" Ada kabel dan ada beberapa barang primitif yang dipasang
di kulit pesawat. Bisa kukupas lembaran kulit logam itu dengan
mudah. Kabel-kabel ini akan membuatnya menjadi sedikit lebih
lama jika kita ingin menyelamtkan apa yang ada disini. Dan jika kau
ingin agar aku membuka pintunya, baiklah, lebih dulu aku harus
melacak jalur-jalur tiap kabelnya."
Dia menunggu suatu jawaban. Perintah. Aku sadar bahwa
tidak ada seorangpun yang tahu, jika ada seseorang, yang sedang
bertugas. Akhirnya Lackofa berkata. "Pelihara fungsi pesawat alien ini.
Tapi cepatlah. Beri kami bukaan dulu."
Jicklet langsung bekerja, dan dua orang lain datang
membantunya. Mereka itu tekhnisi berpengalaman, Aku dan
Lackofa serta anggota yang lainnya yang bukan tim penyelamat
berdiri saja. Lackofa saat ini kelihatan lebih khawatir dari yang pernah
kulihat. Aku tidak butuh bantuan apapun karena merasa iba.
Ingatanku akan rumahku yang terjatuh beserta kabut dari darah
Ketran dibelakangnya masih segar. Akan selalu segar di ingatanku.
Sekarang aku bisa melihat alien itu sangat jelas. Matanya
yang tanpa kelopa itu menjadi gelap. Seakan beberapa pigmen
biru didalam matanya sudah merembes masuk kedalam irisnya.
Kepalanya seperti bola, besar sih kalau ikut standar kami. Dia
tidak punya sayap. Dia punya paruh sebagai ganti mulutnya, paruh
yang tajam, mengarah kebawah yang membuatnya terlihat sedih,
dan berekspresi kecewa. Lengannya yang banyak bergantungan
lemas di tubuhnnya. Kulitnya berwarna hijau begitu gelap sehingga
hampir kelihatan hitam. Kristal panjang itu menembus kepalanya
dari atas. "Capasin." Ujar Lackofa sebagai jawaban dari pertanyaan
yang tidak ku ucapkan. "Kurasa misi kita tentang perdamaian itu
sudah batal." "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Aku bertanya.
"Kau yang memberitahukan kepadaku, pemain."
Jicklet menyeka wajahnya. Pipa jalur kabel yang dipotongnya
telah menyemprot wajahnya dengan cairan bertekanan. Dia baru
saja menutupnya. "Inilah kerja terbaik yang bisa kami lakukan.
Ada struktur dukungan utama dibalik ini. Jika kami memotongnnya
kita tidak akan pernah bisa membuka lagi."
Ada lubang persegi, berisi besi tajam dan kabel berserakan.
Lubang besar yang muat dimasuki seorang----jika tiang kristalnya
sudah dicabut. "Mari kita tarik tiang itu." Kata Lackofa pelan.
Menarik tiang merupakan kerja yang mengerikan. Saat tiang
kristalnya kami taruk, tubuh alie itu mulai terjatuh dari lubang
tadi. Lackofa dan seorang tekhnisi menyentuhkan podnya pada
tengkorak lembut alien itu, dan setelah itu langsung kami tarik
tubuhnya. Ada suara hisapan saat tiang itu berhasil dicabut dari
tubuh alien itu. Tubuhnya langsung terjatuh di geladak
pesawatnya. Dua orang tekhnisi kami menerbangkan tiang itu ketempat
pengolahan. Tidak ada seorangpun yang menyarankan untuk
memasangnya lagi. Tiang itu bukan senjata untuk membunuh.
Tidak ada seorangpun yang melihatku. Tidak ada seorangpun yang
berkata padaku. "Kita periksa dulu apakah kita bisa menerbangkan benda ini."
Kata Lackofa. Dia menjilat bibirnya. Dia tidak ingin menjadi
sukarelawannya, begitu pula dengan Jicklet.
Tidak sulit untuk di mengerti : Tempat tertutup tidaklah
terlalu buruk. Tempat tertutup yang ditempati pasukan jauh lebih
buruk lagi. Mayatnya tidak berarti harus disitu terus kan. Mereka
akan terjatuh dari dermaganya untuk dibakar di permukaan
dibawah sana. Apa lagi yang tersembenyi dan mesum disini.
Namun aku punya hubungan dengan mayat alien ini. Dia itu
milikku dalam suatu hal yang tidak terkatakan.
"Akan kulakukan." Bisikku.
"Tidak harus kau." Ujar Lackofa dengan lembut. Tapi
matanya mengatakan hal yang lain. Matanya mengatakan begini :
Jika bukan kau, pemain, lalu siapa lagi"
"Kalian harus membantuku masuk dan keluarnya." Kataku,
Kutatap penuh permohonan pada Lackofa dan Jicklet. "Kalian akan
membantuku keluar nantinya?"
Jicklet memegang lenganku. "Jika aku harus memotong
pesawat ini seperti kelelawar segar, kami akan tetap
mengeluarkanmu." Kutarik beberapa nafas dalam-dalam. Tidak ada
waktu yang akan kusia-siakan disini. Farsight mungkin sedang
penuh semangat menanti hasil laporan kami. Dia ingin----kami
semua ingin---Kembali ke planet Ket.
"Cari senjata." Kata Lackofa.
Aku mengangguk. Akan kucari senjata. Jika aku bisa
mengatasi rasa panik dan bisa mencabik-cabik sayapku karena
marah di tempat tertutup nanti ya.
Aku mendarat di pesawat itu. Kulipat sayapku erat-erat.
Lakukan dengan satu tetesan saja, Toomin. Seluruhnya
secara bersamaan. Aku melangkah, kurasakan sensasi saat masuk melalui lubang
tadi, dan mendarat dengan salah satu pod pada lantai yang
berceceran darah dan sepasang lengan alien.
Aku terjatuh, wajahku hanya beberapa inchi saja dari mata
Capasin yang sekarang sudah buram. Suara jeritan sudah ada di
tenggorakanku sebelum aku sempat memikirkannya.
Aku menjerit, aku panik, seluruhnya disekelilingku, aku
tertutup! Tidak ada langit! Tidak ada langit!
"Tutup matamu!" Teriak Lackofa. "Toomin, tutup matamu.
Jangan dilihat!" Suaranya yang ketakutan membuatku jadi lebih takut lagi.
Tapi kututup juga mataku. Kupaksa mataku untuk tertutup. Dan
sayapku juga kulipat erat-erat.
Aku bernafas dengan keras, kemudian melembut, kupaksa
diriku untuk tenang, tenang.
Dengan perlahan-lahan buka satu mata. Toomin. Tidak,
jauhkan pandanganmu dari Capasin. Lihat keatas. Lihat pada
lubang itu. Lihat keatas pada lubang dan bintang di baliknya.
Langit malamm. Bukan langit malamku, tapi langit yang sama.
langit, okay, aku bisa melakukannya. Aku bisa.
Kubuka mataku. Aku berdiri tegang, gemetaran, tapi tidak
panik lagi. Tapi butuh keberanian nyata untuk mengalihkan
pandanganku dari petak aman di atasku, untuk memalingkan
pandanganku dari langit dan wajah-wajah rekanku.
Kokpit pesawat ini kecil sesuai standar manapun. Dan disini
dibuat lebih kecil lagi oleh instrumen yang ada dibuat dalam
bentuk tumpukan kotak hitam yang berwarna hijau berkilau.
Bentuk itu mengingatkanku akan sistem cadangan gawat
darurat kami. Sistem primitif yang dibuat menggunakan logam,
menggunakan elektron untuk mengantarkan datanya daripada
menggunakan photon yang lebih efisien. Dan seluruh fungsi
pesawat ini dirancang untuk di manipulasi dengan sentuhan
daripada menggunakan memm.
Ini sangat kasar. Bagaimana mungkin ini bisa sekasar ini"
Versi yang lebih besar dari pesawat ini telah menghancurkan
kristal rumahku dalam waktu kurang dari lima menit. Bagaimana
bisa pesawat ini bisa tertawa-tawa dibelakang sana" Ini
penghinaan, menyakitkan hati.
"Kau harus cepat, Toomin."
"Ya." "Apa kau baik-baik saja?"
"Ya. ya. Aku hanya.....ini
Mereka...Mengapa mereka ...."
tidak benar. Maksudku. "Toomin, sekarang bukan waktunya untuk membahas hal itu."
"Mereka telah membunuh semua orang!"
"Aku tahu, Toomin. Tapi tak ada waktu kita sekarang untuk
membahas itu. Jangan pikirkan tentang itu. Fokus. Ini.....ini hanya
permainan, Toomin. Ini hanya permainan dan kau sekarang
Ellimist. Analisa. Jangan dirasakan, ini hanya permainan."
Ya. Itu dia. Sebuah sim, bukan kenyataan. Tidak ada tanduk
pisau di pesawat. Tidak ada sinar merah pucat. Tidak ada tornado
flechette. Sebuah permainan. Suatu masalah.
Kugoyangkan diriku sendiri, kupererat sayapku yang terasa
sakit. Disini ada kendali. Kendali yang secara fisik dikendalikan
kabel. Beberapa kendali itu akan menerbangkan pesawat.
Beberapa lainnya untuk pemeliharaan dan fungsi lingkunga.
Kemudian disini juga pasti ada senjata.
Apa arti simbol itu" Apakah itu ketinggian pesawat" Mungkin
saja. Paling tidak begitulah menurut indera perasa Ketranku. Yaw.
Gulungan. Ketinggian. Kecepatan udara" Dan disamping yang
itu...ya. ya. itu pasti kendali penerbangan. Penolak maju. Penolak
mundur. Penolak pelan. Okay, lalu benda panjang itu, tongkat yang bersambung itu,
itu kendali senjata. Benda itu pasti membutuhkan kemampuan
untuk terbang dan bertempur secara bersamaan. Paling tidak
bisakah aku menerbangkannya"
Tidak terlalu. Tapi ya. Mungkin. Mungkin aku sebaik seorang
penerbang alien, bagaimanapun juga, apa yang makhluk permukaan
pahami tentang penerbangan"
"Ellimist?" Panggil Lackofa dengan sopan tapi bertekanan.
Ku tarik nafas dalam-dalam. Kata-kata ku berikutnya akan
menyegel takdirku, mungkin seluruh takdir kami. "Kau bisa
melaporkan pada Farsight. Bisa kubawa pesawat ini kedalam force
field kita. Dan menerbangkannya saat kita kembali ke rumah."
"Pesawat itu punya senjata?"
"Ya. Aku tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Tapi
ya." "Mereka membunuh kita, itulah yang mereka lakukan." Kata
Lackofa dengan muram, "Dan mungkin itulah yang kita butuhkan."
Bab 10. Aku tidak tersentuh. Tidak ada memm. Dan tidak ada waktu
lagi untuk instruksi diluar apa yang Lackofa berikan padaku. Dia
mondar-mandir di dermaga, dengan cepat menjelaskan apa yang
telah kami pelajari dari Farsight, kemudian kembali lagi untuk
menginsktusikan padaku. "Kita melompat kembali melalui Z-Space. Kami berpikir
bahwa dengan jarak sependek ini kita bisa muncul di tempat
dengan ke akuratan tinggi. Sang Bijak memerintahkan aku dan
Kamu untuk mengambil kendali pesawat alien ini dan menjalankan
aksi perlindungan jika dibutuhkan."
"Kau dan Aku" Maksudmu.....apa kau paham bahwa kita akan
disegel disini." "Ya" Kata Lackofa dengan datar. "Ya, Jicklet yang akan
menyegel kita." Aku merasa sakit mendengarnya. Tapi tidak separah Lackofa.
Dia sampai mengeluarkan mone-nya. Takut. Aroma dari mone-nya
memicu kepanikanku sendiri dan aku harus berjuang keras untuk
mengendalikan tubuhku yang gemetaran.
Ras Illaman menjelajah bertahun-tahun terkunci dalam
pesawat persegi mereka. Tapi Ras Illaman adalah ras yang
bertempat tinggal di permukaan planet, biasa menggunakan
perlindungan dalam bangunan. Bagi Seorang Ketran ide untuk
dikunci dalam ruangan tertutup sangat mengerikan baginya.
Jicklet menggenggam lengan Lackofa. "Apakah kau sanggup


Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melakukannya" Akan kuambil alih tempatmu. Kau itu seorang ahli
biologi, aku yang tehnisi. Ini bukan pekerjaan seorang ahli
biologi." Lackofa kelihatannya terpancing sehingga mungkin dia akan
menerima tawaran yang diberikan. Tapi ujungnya dia
menggoyangkan kepalanya tanda, tidak, dia tidah berbicara, tapi
memberi tanda tidak, dia bisa melakukannya. Dia bisa menahan
apa yang Ketran lain tidak bisa tahan.
"Seperti yang telah kau beritahukan padaku, Lackofa, tutup
matamu." Kataku padanya. "Tutup matamu. Akan kubantu kau
turun." Dia tidak berkata apa-apa, tidak ada lelucon atau observasi.
Dia diluar itu lagi. Dan sekarang aku tahu bahwa membantunya
mengatasi rasa takutnya membantuku dengan rasa takutku sendiri
juga. Kuturunkan dia dengan lemah-lembut disampingku. Dia kaku
sekaku pipa kabel yang panjang.
Aku tetap saja berbicara padanya, menentramkan dia saat
Jicklet dan teman-temannya bekerja untuk menyegel kami di
dalam. Tidak ada langit. Tidak ada langit sama sekali. Terus saja
berbicara pada Lackofa, Ucapku pada diriku sendiri, teruslah
berbicara, aku tak ingin dia panik, tidak boleh panik, tidak boleh
panik. Kusadari bahwa mataku sendiri rupanya tertutup. Kubuka
sedikit dan kulit melalui jendela. Makhluk buas Ketran jenis apa
yang bisa menoleransi ini" Mengintip ke langit melalui jendela
tembus pandang palsu" Terkunci di dalam kota besi" Capasin pasti
binatang. Tidak ada ras berakal budi yang hidup seperti ini.
Tidak adil, tidak akurat, tentu saja, baik itu Illaman dan juga
Generational bisa bertahan dalam tempat seperti ini dan kami ini
ras berakal budi. Tapi saat ini aku sedang tidak mood untuk
mencari alasan. Saat ini aku sedang tidak mood untuk melakukan
apapun kecuali hanya menjerit saja.
"Apa kau baik-baik saja." Tanya Lackofa padaku. Dia telah
membuka sebelah matanya. "Tidak, kalau kau sendiri?"
"Ayolah. kuketahui." Akan kutunjukkan padamu apa yang telah "Apa peti kematian ini ada namanya?"
"Peti. Itu sudah cukup." Gerutuku. Kupertimbangkan tongkat
kendali yang mana yang akan lebih mudah untuk di kendalikan
Lackofa. "Ini. Letakkan salah satu tanganmu disini. Ini kendali
pelontar maju. Kalau mau maju majukan banyak kedepan, kalau
kembali dorong kebelakang sedikit, jika di putar kekiri kurasa
untuk membalikkan daya pelontarnya.
Dia mengangguk. Warna pink di bulu-bulunya perlahan-lahan
pudar dan aroma mones-nya karena dia takut tadi juga sudah
menghilang. Dia masih ketakutan, tapi tidak mendekati panik lagi.
Melalui jendela kulihat langit berubah putih. Kami telah
memasuki Zero-Space lagi. Dalam waktu beberapa menit yang
pendeka..... Lackofa memalingkan wajahnya dari kendali dan menunduk
mmelihat mayat alien. "Aku benar. Kemungkinan dia Capasin."
Ujarnya. Kemudian dia benar-benar menyentuh kepala mayat itu,
membalikkanya wajahnya, memperhatikannya dengan seksama, dan
mengeluarkan kantung kecil. Dia itu seorang ahli biologi---seorang
ahli makhluk hidup. Kurasa menyentuh tubuh alien begitu gampang
baginya. Mungkin bahkan lebih menentramkan.
Tiba-tiba langit berubah jadi hitam lagi, hitam dan dipenuhi
bintang. Aku tidak melihat adanya Ket. Apakah ahli navigator kami
telah gagal! Apakah kami memang punya navigator di pesawat ini"
Aku ingin bertanya pada Lackofa, saat kami berputar dan tibatiba saja rumahku terlihat, besar, dan dekat. Sungai merah yang
ku kenali dan juga rawa berwarna hijau-abu2 itu, padang pasir
berwarna coklat dan gembung itu, awan berwarna hijau pucat,
seluruhnya yang kucintai diluar daya tahanku. Rasanya seperti
tusukan di jantungku. Duniaku telah di sergap. Kulepaskan kemarahan di hatiku
mengalir keluar. Rasa marah melihat duniaku menghilangkan rasa
takutku, sedikit. MCQ3 melayang rendah, dan rendah, hingga di ujung
atmosfir. Force fieldnya berkila merah saat kami melambat di
atmosfir. Kami kembali ke stastiun kammi, melihat rumah yang
kami tahu sudah hilang. Tidak ada apa-apa. Langitnya kosong. Langit yang seharusnya
berisi Kristal Khatulistiwa Tinggi dan sepuluh ribu sayap yang
mengepak serta wajah bahagia dan........seluruhnya telah hilang,
meninggalkan jiwa kosong di langitu.
Pesawat ini berubah arah, dengan kemalas-malasan, terasa
sekali bagiku,Walaupun hanya sebuah kristal , bahkan EmCee
sekalipun, tidak punya kehidupan, tidak ada emosinya.
Kami melaju dengan kecepatan supersonik untuk mencegar
saudara perempuan kami yaitu. Kristal khatulistiwa Tinggi Dua.
Kami melambat untuk meng-antisipasi dan akhirnya tidak
mendapatkan apa-apa di tempat kristal seharusnya berada, disini
hanya langit kosong saja.
Vektor lainnya, kenyataan lainnya ditempat seharusnya
kristal berada tapi hanya langit kosong lagi.
Di sekitar planet, stasiun demi stasiun, Orbit demi Orbit,
melaju, kemudian melambat. Mencari-cari di langit yang kosong.
Menerima kenyataan yang tidak bisa diterima ini dengan perasaan
ngeri. Dua belas kristal telah hilang. Berapa banyak kehidupan yang
hiloang" Apakah ada orang lain yang masih hidup" Apakah ada
yang masih hidup dimana-mana"
Kami menabrak awan tebal, arah tiga hari dimana rekan
dansa kami barusan, Kristal Kutub Orbit Tinggi, seharusnya
berada. Mungkin awan tebal ini menyembunyikan mereka,
menyelamatkan mereka. Dengan tenang kami melaju ke depan. Aku tahu setiap mata
di pesawat ini mencari-cari. Sudah pasti jika mereka tahu bahwa
serangan alien pada kristal kutub akan menimbulkan momentum
dan kelihatan dari awan. Kami tiba dia oasisnya langit. Salah satu lubang jelas yang
mengagummkan di awan besar. Kutub Orbit Tinggi ada disana.
Kristal itu bergerak secepat yang dia bisa. Setiap kepakan sayap,
melaju untuk melintasi oasis ini dan mencari perlindungan di
karang awan yang menjulang tinggi nun jauh disana. Tapi airfoil itu
masih sekedar konsep daripada kenyataan, kristal kutub itu tidak
melaju lebih cepat daripada kristal lainnya.
Pesawat Capasin itu dua ratus yard diatasnya. Menonton,
menunggu. "Mengapa menunggu?" mereka tidak menyerang" Mengapa mereka "Beberapa makhluk suka menikmati perburuan." Kata Lackofa
dengan sikap profesional. "Beberapa makhluk itu menikmati
pembunuhan yang mereka lakukan."
Lakukan saja pembantaian kalian. Teriakku penuh amarah.
Apanya yang menyenangkan untuk mereka" Dimana alien
menjijikkan tertawa saat mereka melihat makhluk bersayap
mencoba untuk memindahkan rumah mereka"
Tiba-tiba sensor peti ini hidup. Farsight telah melemahkan
Force field dan sensor peti ini, di bebaskan, kami mengambil data
dari lingkungan yang mengelilingi ini.
Itu sinyal kita. Sinyal kita untuk...untuk melakukan apa
tepatnya" Kuhirup udara kotor di pesawat ini dan berkata "Lackofa
aktifkan pendorong."
"Apa?" "Pendorong pesawat. Tenaga lima puluh persen."
Hasilnya mengejutkan kami berdua. Peti ini meluncur
kedepan. Mayat alien ini bergulingan, kami meluncur dari EmCee
kearah Kristal Kutub Orbit Tinggi.
Giliranku. Ku gerakkan kendali dengan kedua tanganku,
dengan cepat kutahu bahwa fungsi pesawat ini ada yang keliru.
Kami meluncur kebawah dengan kecepatan supersonik.
"Tarik keatas!"
"Aku tahu!" Teriaknya.
Kuputar tongkat itu dan dengan lonjakan keras peti ini
berhenti dibawah, lalu meluncur ke atas lagi. Kami arahkan ke
pesawat Capasin, dengan pesawat yang melaju terlalu cepat.
Tidak. Aku berpikir seperti seorang Ketran, bukan sebagai
seorang Capasin. Ini mesin bukan sayap. Ini kotak bukan tubuh.
Lebih cepat, sedikit lambat.
"Tingkatkan kecepatan hingga enam puluh persen."
"Apa kau gila?"
"LAKUKAN SAJA!"
Lebih cepat! Naik dan naik dan aku benar tentang kendali
senjata" Apakah aku akan menghabisi pesawatku sendiri atau
yang lebih buruk lagi, menembak kristal kutub malang yang sedang
terbang itu" Kupererat jariku disekitar cincin menonjol itu.
Sinar itu meluncur dengan garis lurus di udara dan mengenai
Pesawat Capasin. Terjadi ledakan kecil pada permukaan wadah
logam dua puluh kaki dari tanduk pisau pesawat.
Kuputar lagi dan kuposisikan perut Peti ini diatas punggung
pesawat Capasin. Suatu bagian memalukan dari pikiranku sekarang berkata.
Sekarang, ini baru sebuah permainan!
Bab 11. Ini permainan. Walaupun tidak sama seperti yang pernah
kumainkan. Tapi tetap membantuku untuk memikir bahwa ini hanya
permainan. Jangan pikirkan ini sebagai kehidupan, sebagai
kehidupan nyata. ini hanya permainan. Saat ini semua selesai aku
dan Inidar akan tertawa dan......
Tapi Inidar telah tewas, bukan" Dan setiap orang.....setiap
orang. Kubiarkan momentumku dan kubiarkan dia mengambil
gilirannya, membuatku terseret sejauh satu mil sebelum aku bisa
melontarkan pesawat ini lagi kesana. Waktu luang ini mengejutkan.
Tidak sama seperti waktu terbang dengan sayap.
Kuperhatikan lagi, tapi pesawat Capasin itu tidak akan
membiarkanku bergerak bebas lagi. Sekarang mereka
mengarahkan pesawatnya kepadaku. Sebentar lagi senjata sinar
hebat akan ditembakkan kepada kami.
Namun, dalam permainan ini mungkin misinya menghabisi
target yang lebih kecil" Tidak ada cara untuk mengetahuinya. Aku
hanya mengira-ngira. Dengan intuisiku. Pesawat besar yang lambat
dengan senjata sinar hebat melawan pesawat kecil lebih lincah
manuvernya dengan sebuah senjata penyengat. Siapakah yang
akan memenangkan permainan ini"
Aku menembak. Meleset! "Gunakan waktumu, bidik dengan baik." Kataku.
"Lakukan apa?" Jerit Lackofa. tangannya menggenggam erat
penekan kendali berwarna biru.
"Pelontar balik! Sekarang!"
Mayat alien ini terbanting ke pod belakangku. Tapi mataku
tetap kufokuskan kejendala dan kulihat tombak sinar biru tidak
mengapa-apakan kami. Aku berhasil membuat tembakan mereka
meleset! Okay, lalu. Beginilah permainan itu. Jika kemampuanku adalah
bermanuver, maka lebih baik aku bermanuver.
Capasin pasti penghuni permukaan planet, pasti sekali.
Mereka menerbangkan pesawat mereka seperti penghuni daratan,
lebih berfokus pada dua dimensi daripada tiga dimensi
penerbangan. "Lontarkan ke atas. Putar ke kanan dan.....yeah, seperti itu!"
Peti ini bergerak ke atas, menembus penjagaan pesawat
Capasin. Kumiringkan hidung peti ini kebawah dan aku menembak.
Kena ! Mesin. Tembakanku kena mesin. Menimbulkan percikan listrik
membakar gas yang tersembur keluar dari lubang hasil
tembakanku tadi. Mesin itu hancur. Pesawat Capasin berputar,
liar, diluar kendali mereka.
"Mereka sudah lumpuh!" Jerit Lackofa, dia senang sekali.
Kutembak lagi. Tidak kupikirkan. Bukan keputusan
intelektual, hanya tahu saja. Kutembak lagi dan tembakan sinarku
meleset. "Apa yang sedang kau lakukan" Mereka sudah lumpuh." Kata
Lackofa. Kubidik dengan hati-hati kali ini. Kutembak lagi dan
mengenari cincin bawah pesawat Capasin, pesawat itu hancur
berantakan, menjadi ribuan potongan kecil.
"Sekarang pesawat itu baru lumpuh." Bisikku.
Kulihat dia dan tampaklah pandangan mengerikannya.
tidak bisa membaginya. Itu bukanlah bagian kejam bagiku.
hanya tahu ini permainan dan dia melakukannya. Capasin itu
saja menembak dan membunuh kami. Mereka bisa
menebarkan awan flechette lagi pada kristal itu.
Aku Aku bisa saja "Satu-satunya cara menang disini adalah dengan membunuh."
Kataku, "Itulah permainan. Inilah permainan mereka. Mereka
tidak ingin melumpuhkan kristal rumah kita. mereka
memusnahkannya. Ini permainan mereka, aturan mereka."
Lackofa tidak menjawab. Kami kembali ke MCQ3 dan
memarkirkannya di tenggeran utama. Kami harus melapor pada
Farsight. Kusarankan Lackofa untuk berangkat.
"Tidak. Tidak. Elimist, kau saja. Jika aku berhasil keluar dari
pesawat ini. Aku tidak akan pernah masuk lagi. Aku bisa
beristirahat disini, bisa kututup mataku terus. Atau mungkin
melihat-lihat alien ini. Kau pergilah. Disamping
itu, kaulah pemainnya." Aku tidak membantah lagi, dia benar. Dia bisa mempelajari
tubuh Capasin. Kutemukan pintunya dan kubuka. Langit! Aku
bergerak perlahan-lahan untuk keluar dari jebakan mematikan ini.
Jika kubiarkan diriku panik, lalu aku akan jadi seperti Lackofa,


Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku tidak akan pernah kembali lagi kesini. Setelah keluar kulihat
momentum kristal kutub itu telah habis dan mereka berhenti.
Saat ini mereka sedang memelihara stasiunnya dan setengah lusin
masyarakatnnya terbang kearah EmCee. Ku kepakkan sayapku dan
pergi ke tenggeran utama dalam waktu beberapa menit. Farsight
pasti ingin mendengar laporanku dulu sebelum dia berurusan
dengan masyarakat kristal kutub yang panik.
Sang Bijak beristirahat dalam buaian. Dia kelihatan sedikit
lebih orange. Sakit atau efek karena tua ya" Terasa mengganggu
sekali saat melihat pemimpin kami berada di buaian dengan sayap
lelahnya yang tidak berkepak lagi. Dia di kelilingi oleh banyak
penasihat, mungkin ada selusin, seluruhnya kelihatan ketakutan,
bingung. Seorang wanita yang suka ikut campur dari Level Pink yang
tidak pernah kutemui memotong jalanku. "Pergilah. Farsight
sedang sibuk." "Aku Azure Level, Seven Spar, Extension...."
"Sudah tidak ada Azure Level lagi." Potongnya lagi. "Pergilah.
Apakah kau tidak tahu apa yang sedang terjadi?"
"Akulah yang meledakkan pesawat Capasin." Ucapku padanya,
aku sedang tidak mood untuk berbantahan.
Matanya menyempit. Ekspresinya berubah dari bersikap acuh
menjadi seorang cerdas yang mengantisipasi sesuatu. "Kau
Toomin?" Lackofa pasti telah memberitahu nama pilihanku. Dia
mencengkramku dan setengah mendorongku melewati beberapa
penasihat yang melayang lalu aku dihadapkan pada Farsight.
Kucoba untuk tidak melihat buaian net itu.
Wanita dari level Pink, yang bernama Tatchilla,
memperkenalkan diriku dengan cepat, dengan aturan yang hampir
brutal Dan dia berdiri didekatku. Aku punya perasaan bahwa aku
baru saja menjadi anak didiknya. Bahkan menjadi propertinya.
Deep Worms, apakah mereka benar-benar orang yang masih
memikirkan ambisi di saat seperti ini"
Farsight menatapku dengan matanya yang buram itu. "Apa
yang kau ketahui?" Suatu pertanyaan yang luar biasa. "Lackofa percaya bahwa
mereka itu Capasin. Kita bisa menerbangkan peti"pesawat kecil
milik mereka"dan kita bisa melawan mereka. Tapi jika kita
bertemu lagi dengan lebih banyak pesawat mereka lagi keanehan
ini bukanlah hal yang aku dan Lackofa sukai.
"Lebih banyak pesawat?" Teriak Tatchilla. "Apa maksudmu
dengan lebih banyak pesawat" Mengapa mereka membawa lebih
banyak pesawat?" Aku tidak yakin. Aku hanya mengandalkan instingku. Aku tahu
bahwa ada lebih banyak pesawat. Aku tahu itu. Tapi bisakah aku
menyakinkan mereka" "Mereka bermain...Maksudku bahwa mereka bertempur
dengan pelan-pelan. Mereka buang-buang waktu. Mereka
menikmati prosesnya." Hampir saja aku menjelaskan pada mereka
bahwa alien itu sama seperti spesies Endrid dari permainan.
Endrid juga begitu, mereka mendapatkan kepuasan dari aksi
membunuh mangsanya. Tapi membawa-bawa permainan pada
pembahasan ini tidak akan menolong kredibilitasku.
"Jumlah kristal rumah kita yang telah hilang, dihancurkan,
mereka tidak tergesa-gesa, cara Capasin bermain.....kuperkirakan
bahwa masih ada lebih banyak pesawat lagi." Ucapanku terdengar
tidak menyakinkan bahkan bagi diriku sendiri.
Ucapanku bukan berita baik. Tatchilla menuduh pemikiranku.
Dia sudah tidak berdiri lagi di sebelahku, "Isu ini bukanlah
sekedar ucapan dari pemain permainan ini, tapi isu sebenarnya
adalah dimana kita harus menempatkan EmCee. Kita harus
mencari kristal perlindungannya." rumah baru dan mengklaim status Saat itulah masyarakat kutub kita dengan gemuruhnya
kepakan sayap dan pertanyaan tanpa nafas mereka.
"Apa yang sedang terjadi" Pesawat alien yang mengejar kami
sedang bersiap untuk menyerang!"
Farsight mengangkat tangannya yang lemah ke atas untuk
memotongnya. "Siapa pembicara dari kalian?"
"Aku yang bernama Jardbrass." Ucap salah seorang. "Aku
yang akan berbicara. Pesawat ini berada dalam are kekuasaan
stasiun kami. Ini bukan acara dansa. Kalian disambut disini, tapi
kalian harus menghormati otoritas demokrasi kami."
"Apa?" Ucap Seseorang seraya tertawa. "Kami baru saja
menyelamatkan hidup kalian dan kalian ingin agar kami menyatakan
keunggulan sistem percobaan kalian itu ?"
"Menyelamatkan hidup kami" Tidak ada bukti bahwa pesawat
alien itu...." "Kalian tadi lari." Potong Tatchilla. "Jangan jadi pengecut.
kalian tidak masuk ke awan tebal sebab kalian kira alien itu
datang untuk berdagang logam."
Farsight berkata. "Sejauh ini kami telah mejumpai dua belas
kristal yang diketahui telah dihancurkan atau paling tidak hilang,
sangat jauh dari stasiun mereka."
Fakta itu membuat Jardbrass tercengang. Tapi dia tidak siap
untuk menghadapi keprihatinan tertentu. "Kasus yang sama,
pesawat ini dan pesawat kotak alien tadi berada di daerah
yuridiksi kami. Kalian bisa menyampaikan maksud kalian pada
dewan terpilih kami atau kalia bisa pergi dari sini."
Tidak bisa dipercaya. Tatchilla datang lagi dengan beberapa
bahasan kabur akan daerah sah. Salah seorang penduduk kristal
kutub yang sudah lama ada di dewan. Dan dalam sekilas seluruh
tenggeran ini ribut dengan suara-suara bantahan.
Begitulah orang-orang. Mereka punya batasan. Kurasa. Aku
mencoba untuk menjadi seorang filosofis, tapi menjadi makin sulit
saja. Aku sudah sadar akan fakta bahwa Lackofa berada didalam
peti kotak disana, keringatan dan kesusahan bernafas. Dan fakta
bahwa Aguella berada di dermaga, terluka, tidak ragu lag dia
merasa diabaikan. Deep worm, diamlah. Kataku dalam diam. Hanya saja saat
kulihat pandangan terkejut dan tiba-tiba saja mereka terdiam.
Aku baru sadar bahwa aku mengatakannya keras-keras.
Bab 12. Terlambat untuk kembali. Dan lagipula, aku memang tidak
ingin kembali. Beradu pendapat tidak akan memenangkan
permainan. "Ada lebih banyak pesawat Capasin." Kataku. "Mereka
datang kesini untuk menghabisi kita. Mereka akan kembali. Kalian
harus menyembunyikan kristal kalian dibalik awan selama yang
kalian bisa. Dan mulai membuat senjata." Siapa.....siapa kau?"
Tanya Jardbrass. Aku mulai menjawabnya, tapi ada seseorang
yang memotong. "Dialah satu-satunya orang yang memainkan
permainannya." Dia rupanya Menno. Bagaimana bisa aku melupakan
sayapnya yang kebesaran itu" "Ini bukan permainan." Ucap
Jardbrass dengan suara kaku yang digunakannya untuk
mendiamkan seorang muda yang angkuh. "Ya, memang." Ujar
Menno lagi. Dia benar-benar tidak terintimidasi. "Ini permainan,
dan Capasin itu berpikir bahwa ini permainan, dan jika kita tidak
ikut bermain---kita kalah. Itulah sebabnya mengapa mereka
datang. Mereka datang untuk bermain. Mereka datang karena
undangan kita." Jardbrass mulai berbicara. Tapi tidak ada katakata yang keluar. Dia langsung terjatuh. Ekspresi kelam di
wajahnya, seluruhnya terlarut. "Dua belas kristal."Bisiknya
kasihan. "Tidak mungkin."
"Apa maksudnya akan pada undangan kita?"" Tanya Farsight
pada Menno secara langsung.
Menno tidak menjawab. Dia tersenyum padaku, dia bayangan
dari seorang pemain menyakinkan yang menghantuiku dari acara
Dansa itu. Aku tahu apa maksudnya. Aku tahu apa yang telah mereka
lakukan . "Mereka menemukan cara untuk menyiarkan pesan."
Kataku. "Tapi palingan mereka baru-baru saja menemukannya.
Bagaimana bisa pesan yang disiarkan bisa menjelajah hingga ke
dunia jauh dan sampai ke Capasin?"
"Kami menyambungkannya ke transponder Zero-Space." Ujar
Menno dengan bangga. "Kami seabad lebih maju daripada kalian
masyarakat Khatulistiwa, kalian tahu. Kami bisa mengirimkan
sinyal melalui radiasi latar belakang. dan kami bisa
memantulkannya melalui Z-Space. Dalam waktu sepuluh tahun
kedepan kristal kami seutuhnya akan jadi model airfoil dan
menjadi pusat uninet global. Dan segera setelah hal itu kami bisa
menyambungkannya secara langsung pada Ras Generasional Dan
Ras Illaman di planet asli mereka. Ini akan jadi revolusi!"
"Sinyal apa yang kalian pantulkan melalui Z-Space, orang
kutub?" "Tidak bisakah kau tebak, temanku dari khatulistiwa"
Awalnya rumus matematika sederhana, untuk tes awal. Kami lihat
dulu apakah sistem itu bisa menangani lalu lintas data yang berat."
"Demi Ibu langit, kalian memantulkan permainan! kalian
memantulkan permainan melalui Z-Space."
"Ya. Brilian bukan?" Dengus Menno. "Kecuali untuk fakta
kecil, bahwa beberapa spesies tidak tahu perbedaan antara
permainan dan kenyataan. Alien-alien itu datang kesini untuk
membantai kita sebab mereka telah melihat permainan kita dan
percaya bahwa itu nyata. Mereka berpikir bahwa kita
mempermainkan spesies lain. Bahwa kita ikut campur dengan
pengembangan mereka dengan hasil berbeda sebagai hasilnya.
Mereka pikir kita ini melakukan hal keji. Mereka datang untuk
menghabisi apa yang mereka percaya sebagai ras pembunuh."
Berita mengerikan ini masih tetap berdengung dalam keheningan
hingga ada seseorang yang berteriak. "Lihat!"
Setiap kepala melihat. Dua pesawat Capasin muncul dari awan. Aku tidak perlu
menunggu perintah lagi, ku kepakkan sayapku ke peti.
Aku turun dari pintunya langsung ke samping Lackofa.
"Mereka....." Aku terengah-engah.
"Kulihat mereka!"
"Lontaran sekuat lima puluh persen!"
Ku cengkram kendali saat kami meluncur dari EmCee. Target
yang mana" Kanan atau Kiri" Kiri lebih dekat ke Kristal Kutub
Orbit Tinggi. Hentikan mereka dulu, lalu.
Sebuah sinar cahaya mengiris sayap inti dari kristal kutub.
Bongkahan kristal baru terjatuh, menyeret tiga puluh atau lebih
Ketran jatuh bersamanya. Siapa yang telah menembak" Di
belakang kami! Diatas kami!
Ku putar peti ini, kubiarkan momentumnya membawa kami
kebawah perut pesawat alien, dan kutembak langsung.
Di saat yang bersamaan dua Pesawat Capasin yang lainnya
menebarkan awan flechette nya. Dua pecahan flechette
mengurung kristal kutub dari kedua sisi. Mungkin masih ada yang
hidup dari pembantaian itu. Tapi tidak akan cukup kuat lagi untuk
mengangkat kristal. Ini seperti di rumahku saat itu. Hanya saja kali ini tidak ada
sayap yang mengepak putus asa melawan gravitasi. Kali ini wanita
maupun pria, juvie ataupun orang tua, yang bertengger seluruhnya
tewas di ketinggian. Kristal Kutub Orbit Tinggi terjatuh seperti jenasah yang
meregang. Terjatuh begitu saja dari langit.
Pesawat Capasin diatas kami berbelok tajam. Memperlihatkan resiko yang akan kami hadapi. Terlambat untuk
peduli. Kristal Kutub Orbit Tinggi sudah hilang. Dan masih ada
tiga pesawat Capasin melawan Force Field EmCee dan senjata
menyedihkan dari pesawat peti ini.
Tidak ada gerakan yang bisa membuat kami menang. Tidak
ada kecuali kabur. Mundur. Strategi sah : Telah banyak
kusaksikan spesies yang mundur dari pertempuran, berkumpul
kembali, hitung ulang, dan serang lagi.
Terbang menjauh. "Pembalik Lontaran." Kataku.
Lackofa tidak merespon. "Hanya itu satu-satunya gerakan, Lackofa. Peti ini. Kita harus
menyelamatkannya. Hanya ini satu-satunya senjata yang kita
miliki. Inilah satu-satunya kesempatan kita."
"Mereka telah membunuh semua orang. Semua orang, bukan"
Setiap kristal, satu demi satu."
"Bukan kita," Kataku dengan kasar. "Tidak akan jika kita lari.
Lackofa. Inilah yang kita punya saat ini. Seluruh ras Ketran.
Sekarang Luncurkan pembalik lontaran. lakukan."
Pesawat Capasin tidak pusing-pusing mengejar kami, saat
EmCee dan kami berdua yang ada dalam peti ini terbang meluncur
dari angkasa. Dan kami masuk lagi kedalam Force field.
Inilah akhir dari Ket. Dan. Walaupun begitu masih tetap ada
tujuh puluh dua Ketran yang masih hidup saat ini, ini jugalah akhir
dari Ras-ku. KEHIDUPAN KEDUA Bab 13. "Panglima, tata surya itu punya enam planet asli dan sembilan
bulan. Dua bulannya---keduanya mengorbit planet kedua---mungkin bisa ditinggali." Aku mengangguk. "Kita periksa dulu.
aktifkan Force field dengan kekuatan penuh, aktifkan sensor
pasif pada jarak maksimal, sensor aktif matikan, pesawat tempur
siaga pada status dua." Kata-kataku menjadi suatu aksi. Force
field sistem pertahanan pesawat berkilau, mendistorsikan
pandanganku akan matahari tata surya itu serta bintang di
luarnya. Sebuah Probe keluar dari Force field untuk
mengumpulkan setiap data elektronik yang ada. Sensor aktif kami,
apa yang kami sebut "Pingers." Dimatikan. Sensor itu bisa
mengingatkan kemungkinan musuh akan keberadaan kami. Dan
jauh di pinggang pesawat bersayap tiga, pilot masuk kedalam
kokpit pesawat tempur bersenjata lengkap, dan menghidupkan
mesin serta senjata. Sembilan pilot lainnya bersiap di stasiun,
bersiap untuk menghadapi musuh tiga menit lagi. Inilah yang ke
tujuh puluh sembilan kalinya kami memasuki tata surya setelah
keluar untuk mencari rumah. Hari-hari dan tahun-tahun penuh
kekaguman sudah sirna sejak lama.
Ini menjadi kegiatan rutin sekarang. Inilah yang kami
lakukan. Harapan dan kekecewaaan dari semua sisa-sisa emosi
yang perlahan-lahan mengering, kesalahan demi kesalahan pedih.
Kami telah belajar untuk tidak mengira apapun. Kami telah
belajar untuk memotong setiap perhitungan nyata dan untuk
percaya pada setiap pertanda buruk. Tujuh puluh sembilan tata


Animorphs - Chronicle 4 The Ellimist Chronicle di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

surya dalam waktu enam puluh tiga tahun. Dan itu masih tata
surya yang berharga untuk di investigasi. Berapa banyak tata
surya kami kunjungi hanya untuk menambang asteroid kaya
mineral, atau untuk mengumpulkan hidrogen"
Itulah yang kami lakukan. Beginilah kami sekarang. Ras Ket :
Kurang dari seratus orang pengembara yang mencari rumah baru.
Kami telah menjumpai banyak spesies berakal budi. Beberapa
jauh sekali, kebanyakan dekat. Beberapa spesies kasihan pada
kami. Beberapa lainnya menyerang kami. Tapi dalam waktu enam
puluh tiga tahun terakhir kami telah belajar untuk melindungi diri.
Kami mulai dengan pesawat peti Capasin, menggandakan
senjatanya. Lalu di tingkatkan, terus di inovasikan.
MCQ3 telah bermutasi selama bertahun-tahun hingga
menjadi Pesawat Pencari, Pesawat Pencari ini jauh berbeda dari
pesawat lainnya. Pengujian jarak dekat masih tetap menemukan
formasi kristal asli di jantung pesawat, tapi kebanyakan yang kami
tambahkan adalah titanium dan Campuran mineral-polimer. Mesin
Z-Space yang asli telah sejak lama diganti dengan mesin Z-Space
yang jauh lebih cepat. Dua sayap yang pendek dan gemuk telah
ditambahkan sebagai bentuk airfoil untuk memasuki atmosfir. Dan
senjata yang tersusun dengan rapi dibawah tiap sayap, bahkan
ditambah lagi selusin pesawat tempur berwarna hitam, yang akan
dihormati oleh calon lawan.
"Force Field, telah aktif, Panglimma." Lapor Menno.
"Baiklah, coba dulu yang berwarna biru." Ujarku.
Kulihat Aguella tersenyum. Aku telah jadi panglima sejak
Farsight tewas, lima puluh tahun yang lalu. Tapi aku masih tetap
menolak untuk menunjuk setiap planet ataupun bulan yang sesuai
dengan tujuan. Aguella ada di dermaga, matanya ditutup untuk fokus akan
bacaan sensor. Sayapnya mengepak perlahan-lahan, seperti
biasanya. Tidak berguna juga, karena sudah sejak enam dekade
lalu tidak ada seorangpun yang mengepakkan sayap untuk
mengangkat lagi. Namun, kami masih tetap Ketran. Kami masih
tetap ingin terbang. "Yang berwarna biru itu, Panglima." Tanya
Menno mengkonfirmasi. Menno adalah panglima kedua, wakil
panglima. Hampir saja kami perang sipil karena suatu hal. Menno dan
pelarian dari kristal kutub serta beberapa pengungsi yang kami
selamatkan dari pecahan Kristal Tropis Orbit tengah Rendah
telah duduk bersama untuk meminta dibentuknya pemerintahan
demokrasi dipesawat Pencari. Tentu saja hal itu hanya karena
mereka menolak dominasi masyarakat khatulistiwa.
Demokrasi tidak mungkin ada dalam pesawat luar angkasa.
Tapi kompromi-nya iya. Yang berkompromi Menno. Dia
mengendalikan dermaga ke dua. Dan dia bekerja dengan baik,
walaupun dia dan aku tidak akan pernah menjadi teman.
Keadaan ini malah menjadi lebih pribadi. Bagi Menno ini hanya
sekedar permmaiinan yang harus di menangkannya apapun
bayarannya. Tidak kutipu diriku sendiri, dia masih saja tetap
memainkan permainannya. Dan jika dia menggantikan tempatku dia
tidak akan memilih apapun. Dia akan memerintah.
Kami terbang kedalam Orbit tinggi diatas bulan biru.
"Itu air." Ujar Aguella. Nadanya menunjukkan adanya jejak
kekecewaan. Kami telah mempelajari bahwa planet dengan jumlah
air yang besar tidak memungkinkan adanya angin keatas, atau
tekanan atmosfir yang kami butuhkan untuk mendukung
pemukiman berbasis kristal kami.
Sebegitu cepatnya bulan biru itu menjadi tidak berguna bagi
kami. Hal itu bukan kejutan besar lagi. Kutekan keluhan
kekecewaanku. Orang-orang memperhatikanku. Aku harus menjadi
contoh mereka. Masa mudaku sudah sejak lama hilang dan kubawa
begitu banyak tanggung jawab.
"Navigator, Perintahku. kirimkan tim pencegat ke planet putih." "Tunggu!" Itu Aguella. Kulirik dia dan kulihat seberapa fokus wajahnya.
Kubukan hasil tampilan sensor, Menno melakukan hal yang sama.
Tapi apapun yang dilihatnya, kami berdua tidak berhasil
melihatnya. Ku memm dia. "Ada apa?"
Dia menunjukkan dua tampilan
kepentinganku dan Menno. Saat
menggerakkanku, dia berkata dengan
yang bergerak....mengambang. Dia
dan menggaris bawahi bagi
usahanya tidak berhasil tidak sabaran. "Ada sesuatu
air, melalui air. Dibawah
permukaan. Lihatkan cahaya itu" Disana, dibagian yang gelap. Pola
cahaya, terrefleksi dengan tinggi, tentu saja."
"Apa isi layar kedua?" Tanya Menno.
"Arus air. Lihat" Be....benda itu, apapun itu, dia bergerak
melawan arus air. Dan dia mematikan cahayanya.
"Seekor ikan besar dengan reaksi kimia yang memproduksi
cahaya" Kita pernah melihatnya sebelumnya."
"Mungkin." Kata Aguella setuju. "Tapi mungkin tidak, tidak
bisa kukatakan hal yang pasti tapi aku terkesan, tak ada yang
lebih berkesan daripada itu, bahwa aku melihat struktur yang
rumit." "Kristalline?" Tanya Menno, dia tidak setuju.
"Aku tidak tahu," Potong Aguella. "Tidak akan jelas tanpa
sensor aktif kita." "Terlalu berbahaya. Terlalu banyak resiko untuk kemungkinan
yang belum pasti?" Bantah Menno. "Apakah kau menyarankan
bahwa kita seharusnya menyalakan pesawat ini sehingga
memberikan kesempatan pada seseorang yang berada dibawah
sana yang tinggal dibawah air mengejek kehidupan kita yang sudah
lama mati" Kita tidak bernafas dalam air, Aguella. Kita tidak
terbang di air. Ini hanya obsesi tak berarti dengan masa lalu."
Pernyataan terakhir itu benar-benar membangkitkan
kemarahan Aguella. Dan ditambah lagi dengan ucapan Menno tadi
yang memprovokasi aku. Dengan cepat ku memm Aguella untuk
tetap diam. Dengan suara paling lembut yang kubisa aku berkata. "Misi
pesawat ini sudah jelas, Menno."
"Ya, untuk mengembara di galaksi mencari apa yang kita tahu
Siluman Hitam 2 Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa Sumpah Si Durjana 1

Cari Blog Ini