Ceritasilat Novel Online

The Next Passage 1

Animorphs - Alternamorphs 2 The Next Passage Bagian 1


Bu Beng Siau Jin ******************* "Tak ada gading yang tak retak,
Begitu pula terjemahan ini"
******************* HRT,TPS1A, 03-11-2016 20.50
HRT,TPS1A, 03-13-2016 21:52
1
Jangan lupa beli bukunya jika sudah rilis di
Indonesia, ya :) 2 PERKENALAN Namaku Rachel. Siapakah aku" Hanya seorang anak biasa. Seorang anak dengan orang tua
yang sudah bercerai dan dua adik wanita. Aku pergi kesekolah,
mengerjakan pekerjaan rumahku, bermain dengan temantemanku. Jika kau melihatku aku bertaruh kau tidak akan melihat
untuk yang kedua kalinya. Aku hanya tikus mall kota seperti yang
lain. Tidak ada yang spesial dariku.
Menyenangkan rasanya bukan karena terdengar seperti
seorang hina. Aku bertaruh bahwa kau benci menjadi orang biasa. Aku
bertaruh bahwa kau sudah lama ingin menjadi orang berbeda dan
spesial. Kau mungkin hanya menunggu sesuatu yang menarik agar
terjadi padamu. Hati-hati akan apa yang kau harapkan.
Pada suatu malam sesuatu yang menarik terjadi padaku. Aku
diberikan sebuah senjata. Senjata yang mengagumkan dan
mengerikan. Kemampuan untuk morph, untuk berubah bentuk dari
seorang anak biasa menjadi seekor binatang. Menjadi seekor
burung ataupun serangga. Hanya lima manusia yang memiliki senjata ini, yaitu, Aku
sendiri, Lalu Cassie, dia itu sahabat baikku. Jake, sepupu dan
pemimpin kami. Marco, pelawak pribadi kami. Dan Tobias, jiwa
kami yang menghilang. Lima manusia unik di seluruh alam semesta.
Kurasa hal itu membuat kami jadi spesial.
Tapi bersama dengan kekuatan untuk morph itu ada pula
suatu misi : Menyelamatkan dunia. Aku tidak bercanda loh. Ini
bukan candaan. Lihat, Bumi sedang di invasi oleh Yeerk, alien dengan tubuh
siput,lemah dengan tubuh menjijikkan. Makhluk parasit.
3 Yeerk menginginkan tubuh manusia kita. Kaki dan tangan kita
yang kuat. Telinga kita yang sensitif, mulut serta mata. Mereka
mencuri tubuh inang manusia, memasuki otaknya, mengendalikan
mereka, membuat mereka tak berdaya.
Sehingga, kami berjuang. Lima manusia dan Ax, seorang alien
anak-anak. Dia seorang Andalite. Ras Andalite bertarung dengan
Yeerk di seluruh galaksi. Suatu perang dengan banyak medan
tempur. Suatu hari nanti Andalite mungkin akan mengirimkan
bantuannya ke Bumi. Hingga saat itu tiba, kami berjuang
sendirian. Tiap pertempuran mengubah kami. Mentransformasi kami di
jiwa kami sebanyak yang terjadi pada tubuh kasar kami.
Perang bukan permainan video. Dalam peperangan nyata, kau
membuat keputusan putus asa dan berurusan dengan akibat yang
membuat putus asa juga. Kau tumpahkan darah dan darahmu
mereka tumpahkan. Kau berdekatan dengan kematian. Kau
berubah. Kau tidak sadar lagi bahwa dulu pernah jadi anak biasa
dengan mimpi-mimpi yang mustahil.
Apa yang akan kau lakukan jika kau diberikan kesempatan
untuk menjadi orang yang berbeda, unik, beda dari yang lain" Jika
ada seseorang yang menawarkan padamu kemampuan untuk
morph, apakah kau akan menerimanya" Dan jika kau menerimanya,
berapa lama kau pikir bahwa kau akan selamat"
Inilah kesempatanmu untuk mencari tahu.
Tapi kuperingatkan padamu. Pikirkan dahulu. Pikir dalamdalam. Tanyakan dirimu sendiri : Bisakah kau menanganinya"
4 Bab Satu. Anak baru ini. Kau tahu bagiannya. Bermain sebagai dirinya lusinan kali.
Hari pertamamu di sekolah baru, anak-anak menatapmu ingin
tahu. Beberapa menyapa hai, kebanyakan tidak. Seorang guru
menyertaimu dengan seorang berengsek untuk menemanimu
berkeliling. Membantumu menemukan kafetaria, dan kamar mandi.
Satu-satunya anak yang memperhatikanmu adalah anak yang
kau harap untuk meninggalkanmu. Seorang pecundang. Tipe yang
terlalu bersahabat. Anak normal terlalu sibuk dengan kehidupan
mereka jika hanya untuk mengkhawatirkan anak baru.
Makan siang. Kau makan sendirian di meja pojok kafetaria.
Kau tidak menunggu untuk pergi dari sana. Untuk pergi entah
kemana sendiri. Lonceng terakhir adalah penyelamatmu. Kau
keluar berjalan kaki menjelajahi kota barumu.
Tidak begitu berbeda dengan kota terakhir. ada Dunkin
Donuts. Burger King. Wal-Mart. Toko rumahan. Mall dengan isinya
yang biasa : Mrs. Fields, The Gap, Express.
Kau tidak mau pergi kesana. Tidak ingin berhadapan dengan
keramaian akan wajah orang asing. Daripada itu kau malah
menghindari lalu lintas dan menuju ke pembangunan gedung yang
sudah ditinggalkan. Di ujung, ada jalan raya. Pepohonan di kedua sisi. Di sudut
terjauh ada papan kayu. Tempat yang ditinggalkan. Kota hantu.
Tempat yang pas untuk sendirian.
Kau menendang-nendang sekeliling kira-kira sepuluhan menit.
Menjelajah. Memeriksa tumpukan besi besar karatan. Piramida
yang terbuat dari pipa-pipa. Lubang dalam dengan air berlumpur.
Setumpuk kerikil. Batu-batu seukuran cangkir Reese.
Kau ambil satu batu dan kau lemparkan.
THWONK! 5 Batu itu mengenai beton dengan suara yang memuaskan.
Setelah beberapa lusin lemparan kau mulai membidiknya untuk
memperhebat kemampuanmu. THWONK! THWONK! THWONK! Kau melemparkan tiga baru pada suatu titik yang sama di
beton. Saat yang ketiganya kena. Beton itu bergetar. Aneh. Beton
seperti itu biasanya sangat kuat.
Apapun itu. Waktunya untuk pulang. Makan malamm dengan
Ibu dan Ayah. Pekerjaan rumah. Hal yang sama besok lagi.
Mungkin besok seseorang akan mengajakmu bicara.
Kau sedang berjalan saat melihatnya. Itu suatu kotak kecil
yang tersembunyi pada beton yang berjatuhan. Warnanya birulangit. Sangat biasa. Kecil. Mungkin lima inchi dari sisi ke sisi.
Sesuatu akan kotak itu membuatmu mendekat.
Kau melirik dari balik bahumu sebelum kau mengambilnya
dari tumpukan beton. Kotak itu terasa begitu berat untuk benda
seukurannya. Kau merasakan ada sesuatu saat mengangkatnya.
Sesuatu seperti setruman listrik. Hanya saja tidak menyakitkan.
Kau bawa benda itu ke lampu yang samar-samar. Ada
tulisannya. Bukan Bahasa Inggris ataupun bahasa lain yang kau
kenali. Mungkin itu bahasa Yunani ataupun Mesir.
Kau masukkan kotak itu ke tasmu. Benda itu berharga. Kau
bayangkan berapa banyak yang akan kau dapatkan dari internet.
Sesaat setelah kau sampai ke rumah, sebelum makan malam, kau
posting beberapa pesan di internet.
Kotak biru itu tersedia untuk lelang tertinggi.
6 Bab Dua. Hari kedua di sekolah baru.
Seorang pria bernama Marco mengajakmu makan siang.
Lebih baik sedikitlah daripada makan sendirian.
Kua tidak bisa menunggu sebelum pulang. Pagi itu, ada
jawaban atas "Untuk Dijual" pesan yang kau posting di Internet.
Seorang pria mengatakan bahwa dia ingin melihat dulu kotak itu.
Dia mengatakan bahwa dia akan membayar banyak.
Periode sebelumnya. Kau terburu-buru ke luar gedung. Pulang
pagi-pagi dan mengerjakan bisnismu.
Satu masalahnya : Kau sudah ada di pintu dua detik sebelum
kau tahu ada sesuatu yang salah. Ayahmu sudah pulang. Bisa kau
dengar bahwa dia sedang berbicara dengan seseorang di tangga
atas. Dan kedengarannya tidak bagus.
Kau menaiki tangga dua langkah sekaligus. Langsung ke
kamarmu. Ayahmu berdiri dengan kaki yang direntang lebar, dia
membidikkan revolvernya pada---Sesuatu.
Sesuatu yang seukuran seekor anjing Retriever dengan
tangan berjari delapan, bulu biru, ekor kalajengkin, dan dua
lengan. Benda itu hidup. Dia tumbuh dan berubah tepat di depan
matamu. "Whoa!" Kau berseru.
"Sejenis alien." Ayahmu menjelaskan.
"Seorang alien, tidak mungkin!"
Kau terpaku, kagum. Suara itu muncul di kepalamu! Bahkan
yang lebih aneh lagi : Suara itu terdengar akrab.
Sambung suara itu. sangat buruk. Kalian berdua harus bersembunyi.>
"Sembunyi" Mengapa kami harus sembunyi?" Kau bertanya.
7
DingDong! Pintu depan berbunyi. Ayahmu tidak bergeming. Dia militer yang terlatih. Dia tetap
mengarahkan revolvernya pada---benda itu. Dia sudah berhenti
tumbuh dan berubah. Sekarang dia sudah mirip dengan rusa
berbulu biru dengan ekor kalajengking. Ekornya itu benar-benar
suatu senjata. Dengan idiotnnya, kau membayangkan jika orang di pintu itu
untukmu. Apakah pembeli untuk kotak biru. Kemudian--BLAM! BLAM!
Ayahmu menembak! Pada apa"
Fwapp! Alien itu mengayunkan ekornya! Revolver di tangan ayahmu
terbang, begitu juga dengan jari-jarinya.
"Hei!" Teriakmu.
"Ahh!" Jerit ayahmu.
CRRRUHNCH! Pintu dibawah sana meledak jadi kepingan kayu. Rumahmu
bergetar. Kakimu gemetaran. Perutmu bergolak
Kau, dan ayahmu melotot pada dua makhluk yang melompat
masuk ke dalam kamarmu. Kaki mereka seperti Trex. Lehernya seperti ular. Paruhnya
mirip paruh burung tapi besar. Ada tiga tanduk menjorok ke
depan di kepalanya. Kaki bertekuk kebelakang dan lengan yang
sangat panjang. Pisau tanduk melengkung pada tiap pergelangan
dan siku. Lebih banyak lagi pisau yang berada di kaki dan di ujung
ekor. Mereka mengingatkanmu akan monster dari kisah Where
the Wild Things Are. "Uh, Mereka itu ap-apa?"
Ujar suara di kepalamu.
8 Makhluk liar itu bergabung dengan alien rusa biru lainnya.
Ada sesuatu dari alien baru itu yang membuatmu merinding.
Entah mengapa dia itu berbahaya.
"Pergi dari sini!" Teriakmu pada mereka.
Ucap Alien rusa biru itu. melukai perasaanku. Aku baru saja menerima transmisi primitifmu
dan buru-buru kemari.>
"K-k-k-kay ingin membeli k-k-k-otak biru itu?"
Ucap Alien
kubeli. Dan akan kubayar dengan apapun.
bisa kutawarkan untuk kotak itu" Aku
ekornya pada tenggorokan ayahmu.
kehidupan ayahmu.> 9 itu. Mari kita lihat, apa yang
tahu!> Dia menyabetkan
Ucap alien rusa
biru yang lain. Kau bingung. Kau kira seluruh alien rusa biru itu bekerja
sama. bahwa hal itu biasanya sangat fatal bagi manusia.>
Pergerakan tiba-tiba. Ayahmu menyentakkan kepalanya kebelakang menjauh dari
pisau alien itu. Kau berlari kearah alien itu dan berteriak ."Biarkan dia
pergi!" FWAPP! FWAPP! Dua rusa alien itu saling bertarung dengan ekor. Makhluk liar
itu maju. Pisaunya berkilat.
Poster di kamarmu beterbangan, gordenmu rusak, buku-buku
bertebaran. BLAM! BLAM! BLAM! Ayahmu di pojokan, menembaki makhluk liar itu dengan
revolvernya di tangan kirinya. Dia biasanya tidak akan kuat
memegang garpu di tangan itu. Tapi tiga lubang kelihatan di dada
makhluk liar. Lalu dia terjatuh.
Kemudian----"Hhhhhhrrrroooaarrhhh!" Suara raungan keras.
Kau berbalik untuk melihatnya.
Seekor beruang grizzly yang luar biasa besarnya menerjang
pintu kamarmu! Dan dibelakang beruang itu ada harimau berwarna
orange-hitam. 10 Saat ini kau tertawa dan menangis berbarengan. Ini gila! Kau
pikir kau sudah gila. Tiba-tiba kau tertawa. Kau sudah sakit. Mungkin ini rasa
takut. Tapi kau benar-benar merasa aneh. Kau memunggungi
dinding, kekejian gila dan kau berlari ke toilet.


Animorphs - Alternamorphs 2 The Next Passage di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kau tersungkur di toilet saat---CRASH!
Salah satu makhluk liar itu menembus dinding. Dia
dihempaskan, bergetaran, lalu melompat balik dari lubang untuk
bertarung lagi. Lupakan untuk membangkang. Sekarang waktunya untuk
mendengarkan suara di kepalamu agar bersembunyi. Kau masuk ke
tabung mandi dan sembunyi. Dinding antara toilet dan kamarmu
sudah berkurang karena hantaman mereka. Bisa kau lihat
pertempuran yang berkobar di kamarmu.
Ayahmu merangkak masuk. Dia bertumpu antara toilet dan
tabung mandi. Mengikuti setiap gerakan dari pertempuran, dan
mengarahkan revolvernya gila-gilaan kesana-sini.
Salah satu alien rusa itu berubah. Kulit dan bulunya menjadi
ungu. Bahunya membesar. Dua kakinnya menyusut dan hilang. Yang
lainnya membesar dan semakin kuat. Ke empat lengan muncul, dua
dari masing-masing bahu. Lengannya yang asli berkerut, lalu
berubah menjadi tulang berwarna merah.
FwoooooOOOMPH! Kulit yang berkerut di bagian bawah lengan meluncur seperti
roket! Luncuran itu mengenai alien rusa satu lagi, langsung saja
menjatuhkannya. Setelah meluncur tangan itu kembali dan
berkerut lagi, bersiap untuk diluncurkan.
Ada suara
perintah dalam kepalamu. Berikan kotak biru itu padaku. Atau kalian semua akan tewas.>
Kau gemetaran. Kotak itu ada di tas punggungmu. "Baiklah!"
Kau berteriak. "Akan kuberikan kotak itu. Setelah itu tinggalkan
kami!" 11 Jerit suara lain di kepalamu. Kau tidak tahu
darimana asal suara itu, tapi kau tahu pesan itu untukmu.
Ucap suara baru itu lagi. Kita bisa keluar dari sini hidup-hidup. Tapi apapun yang kau
lakukan, jangan berikan kotak itu.>
Apa yang akan kau lakukan" Jika kau berikan
kotak itu, pergilah ke Bab 04. Jika kau
menolah, pergilah ke Bab 05.
12 Bab Empat. Kau abaikan suara yang membelamu. Kau keluarkan kotak itu
dari tas punggungmu. "Ini!", Kau bersikap berani. "Ambillah,"
Suara perintah itu menggelegar.
Salah satu makhluk liar itu merebut kotak dari tanganmu.
"Sekarang pergilah!" Teriakmu keras.

Kau ditangkap oleh makhluk liar lain. Dengan kasar dia
menarikmu, lalu diseret kearah pintu. Kau buat dirimu jadi berat,
mencoba untuk melawan. Tapi Makhluk liar itu membawamu
seakan kau itu sekarung tepung saja. Rasanya seakan bergulat
dengan beruang kutub. "Tidak, lepaskan aku atau akan kubunuh kau!" Itu suara
ayahmu. Dia diseret pada tangga di belakangmu. Dua makhluk liar
disebelahnya, mengepitnya.
Melewati ruang keluarga, keluar dari pintu belakang di dapur
tepat kearah van yang berjalan.
Makhluk liar itu melemparkanmu ke belakang van. Ayahmu
juga. Kemudian--Kau dengar jeritan di luar. Ibumu! Kapan dia pulang" Dia
menangis serta memohon-mohon agar di bebaskan. Makhluk liar
itu menyeretnya ke dalam van, melemparkannya kesamping
ayahmu. Ibumu kelihatan liar, ketakutan. "Apa yang terjadi"!"
"Kita semua akan kehilangan pikiran kita," Jawab ayahm.
"Apa yang terjadi pada tanganmu?" Ibumu membalut tangan
ayahmu dengan kain yang dirobek dari bagian bawah pakaiannya.
Kau rasakan suara mesin meraung. Kalian bergerak.
"Kemana mereka akan membawa kita?"
Makhluk liar itu tidak merespon.
13 Kau berputar. Seorang manusia yang menjadi supir van ini!
Kau melihatnya dari kaca kecil penghubung. Kau hentakkan kaca
itu dan berteriak. "Tolong kami! Tolong Kami!"
Supir itu tidak berputar, kau dengar dia tertawa.
Beberapa menit kemudian, kalian berhenti dia suatu gudang.
Makhluk liar itu dengan kasar menyeretmu masuk ke gudang.
Kau meronta-ronta, tapi tetap saja tidak bisa bebas. Ibu dan
Ayahmu dibelakang. Mengikuti dengan diam sekarang.
Gudang itu isinya hanya beberapa mobil tua. Di tengah
ruangan ada tangga besi yang melingkar kebawah.
Kau dengar adanya suara ribut. Suara pukulan, gesekan,
jeritan, tangis ketakutan. serta teriak.
Makhluk liar itu menyeretmu kebawah, hingga saat ini kau
pasti berada pada gedung sepuluh lantai dibawah tanah. Ruangan
dibawah berbaui aneh yang menggelitik hidungmu. Baunya
seperti.....debu atau petir.
Kau diseret masuk pada gua besar. Ditengah-tengah gua itu
ada kolam, seperti danau kecil. Airnya di dalamnya bergerakgerak seperti merkuri. Permukan arinya pecah-pecah dan
bercipratan. Ada sesuatu didalam air itu!
"Barakuda," Ucap Ayahmu.
Kau tertawa. "Apa ini" Suatu adegan film?"
Penjagamu berhenti di ujung dermaga yang memanjang
hingga kedalam air. Kepala orang tuamu dimiringkan kesebelah
kanan. Ibumu terisak. Ayahmu meronta dan mengutuk.
"Jangan khawatir."Jerit ibumu.
"Kita akan keluar dari tempat ini!" Jerit Ayahmu pula.
"Hei,----kemana kau bawa dia" Berhenti! Kau tidak boleh
melakukannya!" Kau juga menangis, sekarang kau melihat adanya kurungan
disepanjang kolam. Kurungan itu berisi orang-orang. Pria dan
wanita serta anak-anak. Mereka kelihatan tanpa harapan,
tertekan, kebanyakan dari mereka menatap pada kehampaan.
14 Salah satu penjaga itu membuka pintu kurungan dan dengan
kasar mendorong kedua orang tuamu ke dalam.
"Ibu! Ayah!" Raungmu lagi.
Sekarang penjaga itu menyeretmu ke dermaga. Kau
menendang-nendang serta menjerit-jerit. Dia memutar
kepalamu. Memaksa memasukkan telingamu ke air itu.
Kemudian kau merasakannya.
Ada sesuatu yang menggelitik telingamu. Sesuatu yang
mendorong dan memasuki saluran telingamu.
"TIDAAAAKKK!" Dari sudut matamu, kau bisa melihatnya. Ada sesuatu yang
licin berwarna abu-abu. Makhluk itu seperti siput terbesar di
dunia. Dia merangkak masuk kedalam saluran telingamu.
Rasa sakit yang kau derita luar bias.
Lebih buruk daripada apa yang pernah kau bayangkan.
Makhluk liar itu melepaskanmu. Kau ingin berlari. Ingin
kabur. Ingin menolong kedua orang tuamu. Tapi kau tidak bisa
menggerakkan kakimu. Tidak bisa mengendalikan matamu.
Apa yang sedang terjadi" Kau penasaran.
Kau terkejut, ada seseorang yang menjawab. inangku sekarang.> Tiba-tiba saja tanpa adanya peringatan, kau berjalan
perlahan-lahan di dermaga. Kau ingin melihat apa yang terjadi
pada kedua orang tuamu, tapi matamu tidak mau bergerak kearah
kurungan. Ucap suara di dalam kepalamu.
Teriakmu padanya.
kepalamu. Aku memasuki setiap celah otakmu. Aku yang
mengendalikan tubuhmu sekarang.>

15 Suara di dalam kepalamu tertawa. tawar-menawar dengan Visser Three! Dasar tolol! Kau seorang
budak sekarang. Seorang budak selamanya. Dan orang tuamu juga
akan bernasib sama. Hahahahahahahahah!>
Apa yang kau pikirkan" Kembalilah ke
halaman 12 dan coba lagi 16 Bab Lima. "Tidak!" Kau tantang dia. "Kotak ini punyaku."
Suara perintah mengerikan terdengar di kepalamu.
"Jangan, tunggu!" Kau berseru berang.
Tapi sudah terlambat. Monster ungu mengerikan, makhluk
liar, alien rusa, beruang, harimau, seluruhnya fokus padamu.
Kau terpojok ke dinding, mencoba pergi sejauh mungkin.
Beruang grizzly itu yang pertama bergerak, dia menunduk,
merendahkan kepalanya, berdiri dengan ke empat kakinya, dan
berlari kearahmu. Seperti kereta api saja. Dibelakang beruang
grizzly itu, meluncur dua tangan kerucut, yang seperti misil
pendeteksi panas. Mereka mengarah dirimu.
Kau tutup matamu. Tapi kau tidak bisa menutup telingamu.
WHUM-WHUMPH! WHAM! CRUNCH!
Kau buka matamu. Tangan kerucut itu meleset. Ya.!
Kemudian---WHOMP! Seekor beruang besar mengangkatmu lalu mendorong dirimu
keluar melalui jendela kaca yang hancur. Selama beberapa detik
kau terpaku karena terbang. Kau lihat langit sore. Cabang pohon.
Kau ayunkan tanganmu. Kemudian-----.
WHAM! Kau terbanting, seluruh udara di paru-parumu terhempas
keluar. Tulang belakangmu nyeri. Gigi berkeretekan. kau terguling
dan kepalamu membentuk tanah.
WUMP! Dunia terasa gelap. Kau terbangun ditempat berbau obat, kotoran binatang,
serta jerami. Kau dikelilingi oleh lima anak yang melingkarimu.
17 Mereka terdiam, kelihatannya
kelihatannya terasa akrab bagimu.
kelelahan. Salah satunya "Kau itu Marco," Kau sedikit tertawa padanya. "Kita makan
siang bersama semalam."
Marco mengangguk dan senyum sedikit padamu. Yang lainnya
memperkenalkan dirinya sendiri. Jake. Cassie. Rachel. Ax.
Mereka menjelaskan tentang Yeerk, tentang invasinya. Kau
mempelajari beberapa kata-kata dari mereka. Makhluk liar itu
disebut Hork-Bajir. Alien biru itu disebut Andalite.
"Bagaimana tentang ibu dan ayahku?" Kau bertanya pada
mereka. Marco berjalan dan berdiri di depanmu. "Orang tuamu telah
dibawa ke fasilitas bawah tanah yang disebut Kolam Yeerk.
Prajurit Hork-Bajir akan menyeret orang tuamu ke ujung
dermaga. Mereka akan----"
"Marco!" Sahut Cassie marah.
"Mereka akan menyeret mereka ke ujung dermaga, mereka
akan menendang kaki orang tuamu agar berlutut, dan mendorong
paksa kepala orang tuamu kedalam kolam---"
Kau menatap Marco saat dia menggugam. Kata-katanya
menusuk hatimu. Kau tidak paham seluruhnya. Tapi kau mengerti
bahwa orang tuamu di jadikan budak. Budak yang penuh
kesedihan. Kau merasa merah. Muncul keinginan untuk menyerang
mereka, untuk mengirim para Yeerk itu pergi ke entah dimana
asal mereka. Kau ingin menyelamatkan orang tuamu. Kau harus
menyelamatkannya. "Sudah terlambat untuk menolong orang tuamu," Ujar Jake
pelan. "Dan mulai sekarang, kau tidak punya rumah dan kau tidak
bisa ke sekolah lagi. Jika kau ke sekolah, Yeerk akan
menemukanmu. Dan saat itu kaulah yang akan diseret ke dermaga
kolam mereka." Pikiranmu tidak bisa memahaminya. Kau mencoba mendebat,
berusaha menyakinkan dirimu bahwa itu hanya tipuan. Tapi
mereka menyakinkanmu. Ax, itu anak yang begitu menjengkelkan,
18 dia berubah menjadi alien yang jauh lebih menjengkelkan. Yang
kau tahu sekarang dia itu seorang Andalite.
"Ada satu hal bagus dari seluruh kejadian ini," Sahut Cassie.
"Ada kompensasi untuk seluruh bahaya dan seluruh rasa takut ini.
Binatang apapun yang kau sentuh, kau bisa menjadi binatang itu.
Seekor lumba-lumba, rakun, serigala."
"Seekor gajah atau beruang grizzly." Sahut Rachel.
"Seekor gorilla. Seekor hiu," Sahut Marco.
"Seekor harimau, lalat, kecoa," Sahut Jake. "Binatang
apapun. Seberapapun ukurannya. Tapi hanya selama dua jam untuk
sekali proses. Kau tidak boleh bertahan dalam wujud morph
selama lebih dari dua jam.
"Mengapa?" Kau bertanya penasaran.
Dan saat itu kau berjumpa dengan Tobias. Dia terjebak
dalam morph burung elang ekor merahnya. Sekarang, dia
menjalani hidupnya sebagai burung pemangsa.
Mereka butuh waktu beberapa jam untuk memikirkannya.
Kau berjalan-jalan di hutan dibelakang kebun Cassie. Kau mencoba
untuk berpikir, tapi pikiranmu menolak untuk mengikuti.
Rahangmu terluka, punggungmu nyeri. Kau terus saja berpikir
akan orang tuamu. Ini tidak nyata. Seluruh duniamu berantakan. Kau merasa tak
ada harapan lagi saat kau berjalan kembali ke gudang jerami.
Mereka menunggumu disana.
"Aku sudah siap,"
Seseorang membuat kotak itu. Kotakmu. Kotak yang
menghancurkan hidupmu. Mereka melemparkannya pada alien itu.
Ucapnya padamu.
Kau melangkah maju dan memegang kotak itu.
"Kotak ini menggelitik,"
Kata alien itu.
19 Kau melepas tanganmu, memikirkan bahwa eksprimen itu
telah gagal. Kau tidak merasakan adanya perbedaan. Yang lainnya
terus berjaga, mereka tersenyum dan menjabat tanganmu.
"Aku ingin mencobanya,"
Cassie menuntunmu ke kandang kuda. "Pegang leher kuda
itu," Ucapnya padamu.
Kuda itu berbalik dan menatapku dengan tatapan terkejut.


Animorphs - Alternamorphs 2 The Next Passage di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu dia mengabaikanmu, dia mulai memakan jeraminya lagi.
Bulunya terasa kasar dan hangat.
"Fokuskan pikiranmu," Ujar Cassie. "Bayangkan kuda itu.
Pikirkan dia, apa itu dia, bagaimana bentuknya."
Kau menutup matamu, berkonsentrasi.
"Sekarang lepaskan tanganmu," Ucap Cassie dengan lembut.
"Kuda itu sudah ada dalam dirimu. DNA-nya ada dalam darahmu.
Kau bisa menjadi dirinya. Cobalah."
Kau berpikir bahwa ini menggelikan.
Tapi kau harus yakin. Kau tutup matamu. Kau bayangkan kuda
itu. Tidak ada yang terjadi. Yang kau rasakan hanya sedikit geli
saja, di kakimu. "HrrrrEEE-hee-hee-hee!"
Matamu tersentak terbuka. Kuda itu panik. Dia meringkik,
kakinya menendang-nendang,
Saat kau melihat kebawah, kau mengerti mengapa kuda itu
begitu. Dadamu, serta tanganmu ditutupi bulu-bulu. Bisa kau lihat
saat bulu-bulu tumbuh di pinggangmu, tapi kelihatannya tidak
seperti bulumu. Kelihatannya seperti bulu tengkuk kuda.
"Agggghhh!" Kau menjerit.
"HrrrrEEE-hee-hee-hee HrrrrEEE-hee-hee-hee!"
"Hati-hati," Rachel berseru. Dia menarikmu keluar dari
kandang, menjauhi kuda yang panik.
20 Kau tersandung, karena terpukau akan kakimu yang meledak
dari sepatu yang kau kenakan, membundar, lalu berubah menjadi
tapak kaki kuda. Tubuhmu semakin panjang dan berat.
WHUMPH! Kau terjatuh dengan keempat kakimu.
Pikiran kuda itu meronta-ronta. Dia gugup, takut. Tapi tidak
setakut pikiranmu sendiri.
Cassie menuntunmu keluar dari gudang jerami. Pemandangan
diluar berwarna abu-abu, hujan. Udara segar menenangkan pikiran
kuda. Tanpa berpikir kau mulai berlari.
Mengagumkan. Kau rasakan kekuatan mengalir dari kakimu, punggungmu.
Kekuatan yang lebih besar daripada yang pernah kau tahu! Kau
berlari hingga jaketmu basah akan hujan dan keringat. Hingga
kaki belakangmu gemetaran karena kelelahan.
Kemarahanmu atas apa yang terjadi pada orang tuamu
membuat adrenalinmu terpacu.
"Sudah cukup!" Teriak Cassie. "Jangan biarkan morph itu
mengambil alih pikiranmu. Jangan sampai kau melupakan batasan
dua jam itu." Tiba-tiba saja ada rasa takut baru di hatimu. Bagaimana
caramu untuk membalikkan perubahan ini" Apakah kau akan jadi
manusia lagi" Kau berjalan kembali ke gudang jerami dan fokus
akan tubuhmu sendiri. Kau hampir saja menangis karena lega saat
perubahan itu terjadi. Yang lainnya menunggu, menontonmu dengan perasaan ingin
tahu. "Bagaimana rasanya?" Tanya Rachel.
"Menyenangkan,"
Cassie tersenyum padamu. "Morph itu bukan sekedar permainan," Ujar Jake getir.
"Tidak," Sahutmu setuju. "Ini senjata. Dan aku sudah siap
untuk bertarung dengan Yeerk."
21 Bab Enam. Kesenangan itu memudar dari wajah Cassie. "Senjata. Yeah.
Kurasa itulah guna morph bagi kita."
"Senjata yang kita bisa bagikan sekarang karena kita sudah
punya kotak biru itu," Ujar Jake.
Kau rasakan bahwa perhatian mereka terkunci pada topik
baru ini. Mereka berdebat untuk menggunakan kotak biru itu
untuk membuat pasukan Animorphs. Kau mencoba untuk mengikuti
perdebatan. Tapi rasanya sama saat ayahmu berbicara tentang
politik ataupun berdiskusi tentang pasar saham. Kau benar-benar
tidak punya pendapat dan tidak seorangpun bertanya apa yang
kau pikirkan. Jake, Rachel, Marco, dan Cassie yang kebanyakan berbicara.
Ax menawarkan pendapat tambahan. Tobias kebanyakan diam. Dia
dalam morph elang ekor merahnya, diatas belandar sana. Bahkan
walaupun dia tidak banyak bicara, entah mengapa kau tidak
pernah lupa bahwa dia ada disana.
Kau merasa minder. Mereka berenam begitu erat. Tiba-tiba
saja kau berharap agar orang lain menggunakan kotak biru itu lagi
dan lagi agar kau tidak jadi orang luar lagi.
Hujan itu menitiki atap gudang jerami, binatang-binatang di
kandang bercuat-cuit, Tobias sedang membersihkan bulunya,
Suara Rachel mengeras saat dia mendebat pendapat Marco,
sementara Marco memutar bola matanya saat dia----Semuanya berhenti.
Seluruhnya. Setiap suara. Terdiam, Hujannya. Terdiam. Animorphs masih tetap dalam pose berdebat. Membeku.
Gudang jerami yang penuh binatang. Berhenti.
Membeku. Tetap saja. Tanpa emosi. Segalanya dan semuanya.
Kecuali kau. 22 Kau lihat keatas pada Tobias. Salah satu cakarnya
menggenggam tiang belandar, sayapnya setengah terbuka untuk
stabilitas. Dia membeku. Dalam pose yang mustahil.
Perlahan-lahan, dengan hati-hati, kau berjalan ke pintu.
Rintik hujan melayang di udara.
Kau ketakutan, kagum. Seakan seluruh dunia ini adalah video
dan ada seseorang yang menekan tombol "Pause."
Kau merasa kecil dan tak berkekuatan, serta sangat
sendirian. Entah mengapa..... dilupakan. Keinginanmu meluap-luap
untku tetap ada, untuk bercampur dalam dunia yang membeku.
Seekor rakun berdiri dengan kaki belakangnya. Kau
melompat setinggi dua meter. Terutama saat rakun itu berjalan
melalui kandang kawatnya. Lewat begitu saja dari batangan kawat
seakan berjalan melawati udara saja.
Rakun itu menghampirimu, dia menyentuh lututmu dengan
salah satu tapaknya yang berwarna hitam-putih itu. Dia menatap
matamu dan berkata.
"Apakah-apakah kau alien?"

"Apakah kau menghentikan.....segalanya?"
"Bagaimana?" Bagaimanapun juga sudut pandang manusia itu sangat terbatas,>
"Kau menghentikan hujan itu?"
Kau lega. Ellimist ini-atau apalah dia"kelihatannya tidak
ingin melukaimu. "Mengapa?" SEBAB KAU MEMBUATKU MARAH
Kau rasakan tulang punggungmu dirayapi sensasi dingin saat
sinar matahari berkedip. Kau berada dalam kegelapan total. Kau
23 mengambang dalam kekosongan tanpa isi. Tidak ada atas. Tidak
ada bawah. Dan suara Ellimist datang dari mana saja sekaligus.
Dan entah dari mana saja.
"Aku"aaku minta maaf, Ap"aaapa yang telah kulakukan?"
KAU TELAH MENGUBAH JARING ANGKASA-WAKTU
"Tapi aku bahkan tidak tahu apa angkasa-waktu itu." Kau
protes. Kemudian---Kau melihatnya. Jaring itu berkedip seperti suatu perjalanan
perayaan. Ratusan. Ribuan dari jaring-jaring itu dalam spektrum
berwarna luar biasa. Meluncur pada segala arah di sekitarmu.
Menyusup hingga jauh, membelit pada dirinya sendiri, menghilang,
muncul lagi, berputar, terurai, dan terjalin. Kekacauan yang
sangat rumit. Dan mereka terus berubah sepanjang waktu.
Bergerak. Tumbuh menjadi lebih terang atau malah buram.
Kau tidak mengerti apa itu..
Tidak penting apa itu. Yang penting mereka indah.
"Apakah ada sesuatu yang buruk akan terjadi karenaku"
TERGANTUNG "Tergantung" Tergantung apa"
BERHARGANYA DIRIMU. KAU AKAN DI UJI UNTUK
MENGUKUR BERHARGANYA DIRIMU
"Pengujian apa?" Tanyamu padanya, kau mencoba untuk
terdengar kuat. LAKUKAN DENGAN BAIK DAN AKAN KUSELAMATKAN
KELUARGAMU DARI YEERK. JIKA HASILNYA BURUK KAU
AKAN MATI. "Pengujian apa?" Kau bertanya lagi.
Benang-benang itu menghilang. Kegelapannya menghilang.
Sekarang kau mengambang dalam dunia hampa berwarna putih.
PILIH 24 Kau melihat kebawah. Ditanganmu ada remote kendali
dengan dua tombol bulat. Salah satu ditandai A. Yang lainnya B.
Jika kau menekan tombol A. pergilah ke Bab 07.
Jika kau menekan tombol B. pergilah ke Bab 18.
25 Bab Tujuh. Dunia hampa putihnya menghilang.
Kau dikelilingi oleh warna! Warna utama ada di mana-mana!
Merah, biru, kuning. Dimanapun kau berada, tempatnya seperti
dibangun oleh bata-bata berwarna seperti lego.
Sekawanan alien berhamburan padamu.
Alien jelek. Kepalanya menjulur dari lehernya yang panjang.
Wajah segitiga dengan ujung lancip ke atas. Mata pink yang
berada di tanduk kecil. Mulut lebar dengan lidah biru tebal dan
gigi biru kecil di dalamnya.
Delapan, bersamaan. ada sepuluh. Seluruhnya berbicara secara

Lehernya menonjol dari bahunya seperti piringan datar. Dua
lengan terjulur dari bahunya. Tiap tangan bersiku tiga kali, serta
berjari tiga yang seperti cakar.
Lutut alien itu tersambung dengan cara yang keliru. Bagian
datar dari kaki mereka menumpu di tanah, memanjang kedepan.
Kakinya telanjang dan memikil satu jempol besar dan dua jari kaki
kecil lainnya. Bagian yang paling menjijikkan adalah tubuh bagian
tengahnya. Tubuh tengahnya berupa accordion yang terbentuk
dari daging ungu berurat. Daging itu bergerak keatas bawah,
mencuit-cuit dan melolong saat alien itu memohon.
Terutama jika matamu itu masih tetap ada di kepalamu!>
untukmu!> Kau menyusut ketakutan. Disaat itulah kau sadar bahwa
dirimu berada di ujung pijakan. Seinchi lagi dari ujung pijakan di
darat. Suatu pijakan dengan tanpa adanya pagar. Jatuhlah dan
26 kau akan melayang berjam-jam sebelum terhempas ke tanah.
Tiba-tiba saja kau merasa pusing.
Ax menggunakan ekornya untuk menarikmu dari
ujung tepi pijakan. "Mundur!" Ucap Jake pada alien-alien itu. Dia mendorong
seorang yang terlalu dekat dengannya.
"Iskoort." Seru Cassie. Dia kedengaran kebingungan.
Kau merasa lega saat melihat seluruh anggota Animorphs ada
bersamamu. Lega bahwa mereka kelihatannya tahu dimana kau
berada. Tanya Tobias.
"Apakah kau tidak ingat?" Marco bertanya balik. "Kita
bergabung dengan rencana pertarungan itu yang terakhir kalinya.
"Satu hal yaitu kita tidak akan menjual rambutku lagi."
Sahut Rachel datar. "Butuh beberapa minggu bagiku untuk
mendapatkan poniku lagi setelah dicukur oleh Iskoort itu."
"Kuperkirakan Ellimist mengirim kita kesini," Ujar seseorang.
Kau sadar bahwa kau tidak pernah bertemu dengan anak yang
berbicara itu. Dia berambut coklat, rambutnya sedikit melewati
telinganya. "Hai," Kau sapa dia.
"Hai, aku Erek King,"
"Ada seseorang yang mengatakan padaku bahwa ini bukanlah
liburan," Ucap Jake.
KAU BENAR. Kau bersihkan tenggorakanmu. "Ellimist yang membuat hal ini
menjadi sedikit menyebalkan bagi animorphs."
KALIAN AKAN BERTARUNG DENGAN HOWLER LAGI.
KALI INI DELAPAN LAWAN TUJUH. KALIAN AKAN
MENDAPATKAN TAMBAHAN SEKUTU"UNTUK YANG LEBIH
BAIK ATAUPUN LEBIH BURUK "Mengapa aku tidak paham mengapa dia tahu sesuatu yang
tidak kita tahu?" Tanya Marco.
27 Rachel mengangkat bahunya. "Yang terakhir kalinya kita
menang. Seberapa sulitnya sih, menghajar mereka kali ini?"
AKAN KU HAPUS INGATAN KALIAN AKAN TEMPAT
INI. KALIAN AKAN DI UJI LAGI.
"Sangat tidak adil," Ucap Marco.
"Apanya yang tidak adil?" Tanya Jake.
"Huh" Apa yang kau bicarakan?" Marco mendengus kesal.
"Aku---aku tidak tahu,"
DAN UNTUK ANIMORPHS TERBARU, PILIH MORPHSMU.
AKAN KUBERIKAN MORPH YANG BELUM KAU PUNYA.
ANDALITE,HIU,DAN KOMODO, ATAU LALAT,ELANG, DAN
HORK-BAJIR. "Apa ini"McDonald?" Tanya Marco. "Apakah kau mau
ditambahkan kentang goreng dengan pilihan itu?"
Mata utama Ax berkedip padamu. Mengapa" Apakah dia
tidak suka akan ide bahwa kau akan morph menjadi Andalite"
TEMANMU TIDAK BISA MENOLONGMU. PILIHLAH.


Animorphs - Alternamorphs 2 The Next Passage di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jika kau memilih Andalite, hiu, dan komodo, pergilah ke Bab 08.
Jika kau memilih lalat, elang, dan Hork-Bajir, pergilah ke Bab 11.
28 Bab Delapan. PERTEMPURANNYA DIMULAI SEKARANG.
"Howler!" Erek berteriak dan menunjuk mereka.
Kau melihatnya. Howler itu menaiki tangga lalu berdiri di pijakan kalian. Dia
seukuran pria dewasa. Dua lengan, dua kaki, dan berjari lima yang
kelihatan sangat manusia. Mulai dari pergelangan tangan ada
cakar dengan empat kaitan, cakar terbuat dari logam.
Kepalanya hitam dengan bentol-bentol di kulitnya. Di kulitnya
yang hitam, banyak retak-retaknya yang memperlihatkan daging,
bergaris-garis merah. Dia kelihatannya terbuat dari lahar beku.
Dia mengenakan sebarisan ikat pinggang di torsonya. Tiap
ikat pinggang dipasangkan senjata berbeda. Sinar Dracon. Pisau.
Bumerang. Pistol berbagai ukuran dan bentuk.
"Morph," Ucap Jake. "Ax" Kau yang memimpin. Tobias"
Naiklah keatas. Erek" Menjauh dari arena."
Menjauh dari arena" Kau penasaran mengapa Erek tidak
bertarung. Tapi sekarang bukan waktunya untuk mengajukan
pertanyaan. Ax menyiagakan ekornya, ketiga matanya diarahkan pada
Howler. Satu sisanya diarahkan padamu.
Kau mundur beberapa langkah, yang lainnya sudah mulai
morph. Bulu-bulu orange mulai bermunculan di tangan Jake. Jarinya
berubah menjadi cakar. Ekor panjang keluar dari ujung tulang
punggungnya dan cepat-cepat mengejang. Dia menjadi seekor
harimau, harimau yang sama dengan yang kau lihat di rumahmu.
Rachel morph menjadi beruang grizzly. Dia berupa tiang
besar berbulu coklat. Marco morph menjado gorilla. Cassie jadi
serigala. 29 Erek mundur kebawah tangga. Dia berbicara. "Kau harus
berhati-hati pada suara Howler. Suaranya akan membuatku
terpaku, melumpuhkan perasaanmu-----"
Tangan Howler itu bergerak. Dia meraih senjatanya!
Kau harus morph. Tapi menjadi apa" Tentu saja bukan hiu.
Saat ini kau berada di tanah kering! Berarti tinggal dua pilihan :
Andalite atau Komodo. Jika kau memilih Andalite, pergilah ke Bab 09.
Jika kau memilih Komodo, pergilah ke Bab 10.
30 Bab Sembilan. Teriak Jake.
Majulah" Tidak akan! Hingga kau morph dulu.
Kau tatap Ax. Andalite, kau berpikir. Morph jadi Andalite.
Otot-otot beretakan sepanjang kakimu. Menambahkan
tumpukan otot baru disaat bersamaan. Sepasang kaki baru muncul
dari pinggangmu beserta ototnya dengan kecepatan yang
mengejutkan. FLUMMP! Kau terhempas ke depan, bertumpu pada ke empat
kakimu. Kau hampir tidak percaya pada kekuatannya. Rasanya seperti
berubah menjadi Schwarznegger tanpa berlatih dahulu.
Kau rasakan sedikit rasa ngilu saat ekor Andalitemu
memanjang dari ujung tulang belakangmu. Tumbuh, tumbuh,
panjang hingga panjangnya hampir sepanjang tubuhmu.
SPLING! Ujung pisaunya adalah bagian terakhir yang keluar. Pisaunya
berkilauan ditimpa matahari Iskoor yang buram.
Mata tandukku tumbuh dari tengkorakmu seperti antena
yang ada di mobil mahal. Kau dengar suara poop saat matamu
keluar dari ujung tanduk.
Paamp! Poomp! Tiba-tiba saja kau bisa melihat kesegala arah sekaligus.
Atas. Bawah. Kiri. Kanan. Depan. Belakang. Seluruhnya 360
derajat. Di belakangmu ada Iskoort. Sebagian menonton pertarungan
ini. Yang lainnya pergi berbisnis lagi menjual dan membeli.
Di depanmu, temanmu yang lain menyerbu kedepan.
Menyerbu Howler dengan formasi grup. Tobias di udara. Jake
melompat. Cassie berlarian di lantai. Rachel berlari dengan ke
empat kakinya. Ax bergerak lincah ke Howler di sebelah kanan.
Marco bergerak dengan kecepatan mengejutkan dengan kakinya.
31 Kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan! Bagaimana
caramu membantu temanmu yang lain" Tapi kemudian pikiran
Andalite menyusup ke pikiranmu. Pikirannya arogan, hampir
menyebalkan. Hasilnya adalah : Rasa panikmu menghilang. Kau
sudah siap untuk bertempur.
Pikiran Andalite itu menghitung, berpikir strateginya. Kau
harus mendekat. Itulah satu-satunya cara menggunakan ekormu.
Kau berlari kedepan, kuku belahmu melacu secepat kilat pada
lantai lembut milik Iskoort ini. Kau merasa kaku dan tidak yakin.
Punya tubuh baru yang asing rasanya seperti bermain permainan
video disaat kau tidak yakin bagaimana pengendaliannya bekerja.
"Hhhhhrrrrooooowwwrrr!" Jake meraung saat dia melompat.
Kau ada disana! Dalam pertempuran. Bergerak kearah Howler
di sebelah kiri. Kau angkat ekor besarmu dan kau biarkan dia
bekerja. FWAPP! Kau terhuyung karena hantamanmu.
Tangan Howler itu terjatuh. Senjatanya berhamburan. Tapi
sebelum senjatanya berhenti berputaran dibawah, tangannya
tumbuh kembali! Kau tarik mundur ekormu, untuk serangan lain. Tapi ekormu
malah mengenai dada Marco, menorehkan luka berdarah.
Teriak Marco.
Ax mengajari.
Lalu Howler itu meraung. "KEEEEEEEEEEE-row!"
Suaranya itu serupa ledakan yang tidak pernah kau
dengarkan sebelumnya. Cassie meraung kesakitan.
"KEEEEEEEEEE-row!"
32 Jake meleset dalam lompatannya, terjatuh, dan terhuyunghuyung. Rachel tersandung, terjatuh, mendarat di atas Jake.
Tobias terjatuh dari udara.
Segalanya jadi buram. Berputar-putar, gila, merah, buramm.
Kau ikut dan berlarian! Kau dekapkkan jari Andalitemu yang asing
pada telingamu dan kau rasakan darah mengalir dari sela-sela
jarimu. "KEEEEEEEEE-row!"
Raugan ke tiga menjatuhkanmu.
Kau mati dengan darah yang mengalir dari telinga dan hidungmu.
Howler adalah senjata yang dirancang untuk membunuh spesies
berakal budi. Pilihan morph yang buruk. Kembalilah ke halaman 30 dan coba lagi.
33 Bab Sepuluh. Teriak Jake.
Kau berkonsentrasi pada komodo. Menggambarkan binatang
itu dalam ingatanmu begitu mudah. Kau pernah menonton satu jam
panjang acara spesial akan Komodo itu di saluran PBS.
Kulitmu mengering dan menebal. Kemudian, dengan cepat,
berubah menjadi kuliat Godzilla hijau, dan bentol-bentil. Jarimu
memanjang dan kukumu menjadi tajam.
Lidahmu memanjang, tumbuh menyempit hingga bergantung
dibawah dagumu. Kau melihatnya penuh kengerian saat lidahmu
terbelah dua dan berubah warna menjadi kuning. Lidahmu
mengejang, tanpa berpikir kau tarik masuk kedalam mulutmu.
Makanan! Kau berputar. Angin berhembus dari belakangmu dan angin itu membawa
bau daging busuk. Setengah mil jauhnya ada sesuatu yang mati,
sesuatu yang bisa kau makan. Kau mulai berlari kesana. Pikiran
komodo itu sederhana, kuno. Pikiran pemangsa. Berfokus pada
satu hal saja : Makanan. Kau berlari kedepan dengan wujud setengah manusiasetengah komodo-mu. Arah inilah---aroma manis, bau busuk ini
datang dari arah ini. Tidak....tunggu! Bukan ini yang seharusnya kau lakukan.
Dengan tekadmu kau paksa dirimu untuk berhenti berlari. Kau
raih kendali atas pikiran komodo.
Sekarang rahangmu sudah terbentuk, dan dipenuhi oleh gigi
tajam yang besar-besar. Lehermu semakin besar dan besar terus. Kau melata pada
keempat kaki dan ekor besarmu yang mulai memanjang dari ujung
tulang belakangmu. ERG! ERG! ERG! ERG! 34 Ekor itu meledak keluar. Satu kaki! Dua kaki! Tiga kaki! Empat kaki!
FWAAP! Ax dan Howler sudah mulai bertarung.
Tobias memburu direngganggkan. Howler itu dari atas, cakarnya Kau dengar suara gemeretak saat Howler itu menjatuhkan
senjatanya. Suaranya aneh, terdistorsi. Telingamu telah
menyempit hingga akhirnya menghilang.
Cassie sudah sepenuhnya jadi serigala sekarang. Dia berlari
kedepan, giginya ditontonkan. Marco tertatih-tatih berlari
kedepan dengan kaki gorilanya.
Matamu pindah ke sisi kepalamu. Melalui mata komodo itu,
warna-warna lego terhapus. Kemudian----Pergerakan!
Teriakmu dalam bahasa pikiran.

"Hhhhrrrroooowwweeee!" Jak meraung saat dia melompat.
Rachel berlari kedepan dengan ke empat kakinya.
Lalu salah satu Howler meraung.
"KEEEEEEEEE-row."
Cassie meraung kesakitan. Jake meleset saat melompat dan
terhuyung-huyung, terjatuh. Rachel tersandung dan terjatuh,
mendarat diatas tubuh Jake. Tobias terjatuh dari udara. Ax
terhuyung-huyung, dia berlari.
Kau tidak mendengar apapun.
Ya.! Pendengaran komodo itu entah mengapa tidak sensitif akan
senjata terhebat dari Howler.
Howler itu mengelilingi temanmu yang lain.
35 Kau harus menyerang! Pikiran komodo itu menolak. Komodo
itu ingin mencari suatu tempat dan bersembunyi. Cari suatu
tempat dan tunggu hingga mangsanya mendekat....
"KEEEEEEEE-row."
Marco mengayunkan tinjunya, menghantam lengan salah satu
Howler dan membuatnya terhuyung. Howler itu meraba
pinggangnya yang aneh dan mengeluarkan senjata baru.
F-t-t-t-t-t! Dia menembak! Lusinan pelor logam, berbentuk segitiga kecil,
berputar di udara. Lubang berdarah muncul di punggung Marco.
Dia terjatuh seperti bata saja.
Cassie sudah pulih dari raungan tadi dan siap beraksi. Howler
itu mengarahkan senjatanya, tapi terlalu lambat. Rahang serigala
Cassie menggigit lengan Howler itu, Cassie menahannya seperti
bulldog, dia koyak, dan robek-robek daging lengan Howler.
Kau paksa komodo itu maju. Kau bergerak cepat, cakarmu
menimbulkan suara seperti bunyi seperti tembakan senapan
mesin. Apa yang bisa kau lihat hanyalah kaki Howler yang seperti
lahar itu. Kau gigit kakinya dengan rahang kuatmu, kau koyakkoyak dagingnya dengan cakarmu.
Tidak ada apa-apa. Tidak ada jeritan karena kesakitan.
Apakah Howler itu pernah merasa sakit"
Kau tidak tahu. Namun pikiran komodo itu puas, siap untuk di uji. Komodo itu
tahun bahwa para Howler itu akan mati. Gigitanmu mengandung
racun. Howler itu akan melemah dalam waktu beberapa hari.
Beberapa hari" Kau bahkan tidak punya waktu selama itu!
Salah satu Howler menarik pistol
tembakkannya pelor segitiga logam padamu.
flechette-nya. Kau terbunuh sebelum sempat demorph.
Kembalilah ke halaman 30 dan coba lagi.
36 Di Bab Sebelas. Kau dibelakang Jake, Cassie, dan Marco saat tubuh mereka mulai
menumbuhkan otot, bulu, dan cakar. Kau dengar kepakan sayap
Tobias diatasmu saat terbang meninggi.
Ax dan Howler itu berhadapan, saling berputaran selama
setengah giliran. Kemudian--FWAPP!
Ax menyabetkan pisau ekornya, mengenai bahu Howler itu.
Memutarinya disekitar pinggang Lazy-susannya.
Howler itu menggunakan momentum hantaman untuk menarik
senjatanya. Sinar Dracon. Dia menembak.
Ax menghindar. Kau bingung. Segalanya berlangsung begitu cepat. Kau hanya
pernah morph sekali. Dan kau tidak pernah bertarung sebelumnya.
"Morph apa yang harusnya aku lakukan?" Kau Bertanya.
Tidak ada yang menjawab. Howler membidik lagi. Jaraknya sangat dekat dengan kepala
Ax. "Ax, ke kiri!" Teriak Erek dari tempatnya dibawah tangga.
Tobias menukik dengan cakar diarahkan ke depan. Mengincar
mata biru Howler. Howler itu menghalau cakaran Tobias dengan
tangannya sekalian bergeser.
Elang, Kau memutuskan jadi elang.
"Enam Howler lagi," Erek melaporkan. "Datang dari tangga."
Ucap Jake. Bulu harimau orangehitamnya memudar dengan cepat. Dia hampir pingsan, mulut
manusiana muncul kembali. "GGGGGrrrrorarr"Jadilah lalat! Itu
artinya semua orang."
Kau fokuskan DNA didalam tubuhmu, dan mulai menyusut.
Kaki berbulu tumbuh dari dadamu. Tubuh bagian dalammu meleleh


Animorphs - Alternamorphs 2 The Next Passage di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

37 dan digantikan oleh organ dalam serangga yang sederhana. Mulut
dan hidungmu menyatu dan berubah menjadi proboscic yang
mengerikan. Legoland yang terang sekarang berpecahan menjadi gambargambar kecil. Mata campuran lalat melihatnya menjadi ribuan
gambar kecil, seperti barisan tv, tiap titik tv di matamu
menampilkan saluran berbeda.
"Howler itu datang!" Jerit Erek.
Teriak Jake.
Kau kepakkan sayap lalatmu dan meluncur seperti helikopter
jet---lurus keatas! Kau lihat tangan besar berwarna merah-hitam
ingin menangkapmu, Salah satunya mendekat dan menghantamu,
kau berkutatan di jari-jarinya yang besar itu.
Dengan mata campuranmu Howler itu kelihatan terbuat dari
benda berkilau ungu dan biru dengan urat-urat hitam. Garis
tatapnya berupa cermin-rumah-lucu yang terpecah menjadi
pecahan-kecil. Mereka ada dimana-mana disekitarmu saat kau
terbang tanpa gangguan, tak disadari.
Kau berputar di tengah udara, dan terbang ketemanmu yang
lain. Ucap Rachel.
Sahut Marco setuju. siapa bossnya.> Paling tidak kita kabur, Kau berpikir begitu.
38 Bab Dua Belas. Kau bertemu Iskoor pemandu. Suatu tempat untuk
bersembunyi. Hari sudah sore, kau tertidur pada salah satu ruang. Dua
orang yang berjaga sekaligus. Kau dan Erek yang bertugas jaga,
hari sudah mulai gelap. Kalian terus memperhatikan tanda-tanda
suara akan tanda serangan Howler.
"Bersantailah," Ucap Erek. "Akan kudengarkan suara Howler
yang datang sebelum kau dengar."
"Mengapa?" "Aku seorang Chee. Aku bagian dari ras Android yang dibuat
ribuan tahun lalu. Pendengaranku jauh lebih hebat daripada
pendengaran manusia."
"Apakah itu sebabnya mengapa kau yang jadi pengawas hari
ini?" "Tidak, aku tidak tidak bisa bertempur. Aku di program
untuk tidak melakukan tindak kekerasan."
"Siapa yang memprogrammu?"
"Pemalite yang membuat Chee." Erek menjelaskan. "Pemalite
adalah ras yang cinta damai. Kemudian, pada suatu hari, Howler
muncul dari Z-Space dan membantai mereka. Akan kubantu kau
menghabisi Howler itu dengan cara apapun yang kubisa, tapi aku
tidak akan membunuh dan melukai makhluk hidup."
Setelah dua jam, Rachel dan Tobias mengantikan kalian.
Erek, karena dia Android, tidak butuh tidur. Kau meringkuk pada
salah satu kasur empuk yang Iskoor itu buat untukmu. Kau coba
untuk tertidur. Ada bau seperti oli, dan ngengat, dan....
"Insektisida!" Ujar Rachel.
Kau tersentak bangun. Teriak Tobias.
39 Apa yang akan dilakukan" Howler menyemprotkan racun
kedalam persembunyian kalian. Mereka belajar dengan cepat.
Terlalu cepat. Morph serangga bukan pilihan lagi.
Morph apa yang akan kau pilih"
Jika kau memilih Elang, pergilah ke Bab 13.
Jika kau memilih Hork-Bajir, pergilah ke Bab 17.
40 Bab Tiga Belas. Aroma racun itu tiap detik semakin menguat.
Kau sudah mulai morph menjadi elang. Bulu-bulu bermunculan
diseluruh kulitmu, daging keluar, dan berganti seperti lumpur
yang meluncur dari bukit. Wajahmu menggumpal lalu mengeras
menjadi paruh. Jari-jari kakimu menjadi cakar.
Terbang Harum Pedang Hujan 9 Rahasia Lukisan Kuno Seri Pendekar Cinta Karya Tabib Gila Pedang Angin Berbisik 5

Cari Blog Ini