Ceritasilat Novel Online

Rahasia Gunung Killimooin 2

Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin Bagian 2


" ajak Paul, tiba-tiba. " Rasanya aku sudah lapar sekali, Ranni. Tentu sangat nyaman
" duduk disini makan sambil merasakan sejuknya sepoi angin pegunungan, hangatnya
sinar " matahari, dan indahnya musik Beowald.
" Tentunya Beowald lebih senang makan bersamamu daripada bermain musik sementara
kalian " melahap bekal makan siang kita! Ranni berkata sambil tertawa.
" Ajaklah " dia makan bersama kalian. " Penggembala kambing itu tersenyum ketika mendengar kata-kata Ranni. Dia
menggangguk, memberi perintah supaya kambing-kambingnya menjauh, lalu duduk
tenang memandang jauh " ke lembah di bawah sana seolah segalanya di sana nampak oleh matanya.
Di mana kau tidur bila malam tiba?" tanya Paul.
" Di mana guamu?"" Tidak jauh dari sini, " jawab Beowald. " Tetapi, sering kali aku tidur siang hari dan
" berjalan pada malam hari.
" Berjalan malam hari" Mana bisa" Jalannya kan tidak kelihatan"
" tanya Peggy, " membayangkan betapa gelap dan berbahaya lereng pegunungan yang banyak bertebingtebing itu. Siang dan malam sama gelapnya buatku,
" jawab Beowald. " Aku melihat dengan telinga dan
" kakiku. Aku bisa mengembara ke mana saja di pegunungan ini, dan tahu di mana
diriku berada pada setiap saat. Kerikil yang terinjak oleh kakiku, batu-batuan,
rumput, bunga-bunga mereka semua memberi tahu di mana aku sedang berada. Bau
pohon pinus, wangi " bunga-bunga liar, sentuhan angin pada kulitku pun memberi informasi yang sama.
Walaupun mataku buta, aku bisa pergi ke mana pun di pegunungan ini dengan lebih
aman dibandingkan dengan kalian yang bermata sehat dan bisa melihat segala
sesuatu di sekitar kalian.
" Anak-anak mendengarkan kata-kata Beowald. Sementara itu, Ranni dan Pilescu
menyiapkan makanan. Ada roti, biskuit keras berasa manis yang sangat lezat bila
dimakan bersama keju susu kambing. Beowald ikut bersantap dengan mereka,
wajahnya gembira dan penuh kebahagiaan. Hari itu hari besar untuknya!
Beowald, antarkan kami ke tempat kami bisa melihat Hutan Rahasia,
" pinta Paul. " Jauhkah dari sini" " " Perjalanannya memakan waktu kurang lebih dua jam,
" sahut Si penggembala kambing. Dia
" menunjuk suatu tempat dengan telunjuknya, seolah melihat tempat itu. Jalannya
naik ke " sana. Cukup curam dan berbahaya. Tapi, kuda kalian pasti bisa menanjak.
" Anak-anak berdebar-debar. Sebentar lagi mereka bisa menyaksikan Hutan Rahasia
dari pucuk pegunungan Killimooin. Mereka sudah sampai di tempat yang tinggi saat
itu. Meskipun begitu, nampaknya pucuk pegunungan masih bermil-mil jauhnya dari tempat
itu. Cuaca terang, udara sejuk segar. Jika angin berhembus, anak-anak merapatkan
jaket bulu mereka. Mereka heran melihat Beowald tidak kedinginan walau cuma
bercelana pendek. Setelah kenyang makan, mereka berdiri. Ranni menjemput kuda-kuda yang dibiarkan
memakan rumput di tempat yang tidak terlalu berbatu-batu. Kuda-kuda itu
menggerak-gerakkan kepala dengan riang ketika anak-anak melompat kembali ke
punggung mereka. Nah, pikir kuda-kuda itu, sekarang pulang!
Dugaan mereka tentu saja salah. Beowald memimpin rombongan melalui jalan berbatu
yang sempit dan sangat curam. Kambing pun pasti sukar melewati jalan itu.
Heran! Bagaimana Beowald bisa tahu jalannya, ya"
" seru Peggy kepada Nora. " Aku tak " melihat suatu petunjuk pun!
" Mungkin, cuma kambing yang tahu petunjuk itu,
" ujar Ranni. " Lihat saja kambing " bertanduk melingkar itu! Dia berjalan paling depan. Kelihatannya, dialah yang
menjadi penunjuk jalan!"Oh, kambing tuaku itu selalu tahu bila aku memerlukannya,
" sahut Beowald, lalu " ditaruhnya seruling dekat bibirnya. Dikumandangkannya musik lincah, dan kambing
besar tadi melompat pelan mendekatinya.
Dekat-dekatlah denganku, Pak Tua,
" ucap Beowald. " Kambing itu mengerti. Dia melompat-lompat di depan tuannya, berhenti menunggu
bila hendak melompat ke tempat yang lebih tinggi. Beowald sendiri bergerak sama
lincah dengan kambingnya. Anak-anak sangat takjub menyaksikan kemantapan Beowald
bergerak walaupun matanya buta. Tetapi, Beowald memang sudah mengenal setiap
jengkal tanah di situ. Mereka mendaki makin tinggi dan makin tinggi. Terkadang, jalannya curam sekali
hingga kuda-kuda yang mereka tunggangi hampir terpeleset dan batu kerikil pun
berjatuhan. Ranni dan Pilescu mulai ragu-ragu untuk meneruskan perjalanan. Ranni segera
menghentikan kudanya. Beowald! Apakah jalan selanjutnya lebih curam dari ini"
" tanyanya. " Kupikir ini " berbahaya buat anak-anak.
" Tidak, Ranni! " teriak Paul bersikeras. " Aku tak mau pulang sebelum melihat Hutan
" Rahasia dari pucuk sana! Aku tak mau!
" Kita sudah hampir sampai,
" ucap Beowald, menggerakkan bola matanya ke arah Ranni.
" Hutannya sudah tercium olehku!
" " Anak-anak menarik napas dalam, penuh antusias. Tetapi, tak ada yang tercium oleh
mereka. Betapa ingin anak-anak itu mempunyai telinga dan hidung setajam Beowald.
Dia tak bisa melihat, tetapi bisa merasakan lebih banyak dibandingkan dengan
orang lain. Mereka sampai pada sebuah langkan sempit. Di situ, kuda harus berjalan satu per
satu dengan menempelkan tubuh mereka sedekat-dekatnya dengan dinding gunung batu
di sampingnya. Di sisi yang lain, ngarai yang teramat dalam dan curam
membentang. Peggy tak berani memandang ke bawah. Tetapi, tidak begitu dengan
anak laki-laki. Mereka merasa senang berada di tempat setinggi itu.
Si kambing tua berjalan paling depan, melewati tikungan pada Iangkan sempit
tadi. Beowald menyusul di belakangnya. "Kita sudah sampai! serunya.
" Di balik tikungan, langkannya melebar anak-anak segera tahu, bahwa mereka tengah
" menghadap ke sisi bagian dalam Pegunungan Killimooin! Memang mereka tidak
berdiri di puncak pegunungan itu. Sebuah tikungan pada pundaknya telah mereka
putari, dan kini mereka bisa melihat tempat yang sejak semula ingin mereka lihat
Hutan Rahasia! " Hutan Rahasia! " teriak Paul. " Jack mengulangi kata-kata Paul. Hutan Rahasia! Alangkah besarnya! Bukan main
lebat " dan gelap hutan itu! Tinggi benar tempat ini dari sana!
" Kedelapan orang yang tergabung dalam rombongan tadi memandang jauh ke bawah, ke
hutan yang terletak di lembah, luas tersembunyi dalam lingkaran pegunungan yang
maha tinggi. Cuma Beowald yang tak dapat menyaksikan luasnya hijau hutan yang terbentang di
bawah sana. Meskipun begitu, matanya memandang ke lembah itu seperti temantemannya. " Misterius, kan" " ucap Jack. " Sunyi sepi! Angin pun tak kedengaran bersuara. Sayang,
" kepulan asap yang kulihat dari pesawat tempo hari tidak kelihatan lagi.
" Memang. Tak kelihatan ada kepulan asap sama sekali. Tidak juga terdengar suara
sesuatu. Hutan itu bagaikan telah mati sejak beribu tahun yang lalu diam, tiada
menunjukkan " tanda-tanda kehidupan. Lucu rasanya berdiri di sini, memandang Hutan Rahasia dengan kesadaran bahwa
tempat " itu tak bisa dicapai, Mike berkata. Dia memandang ke bawah dari langkan
tempatnya " berdiri. Lembah itu teramat curam, begitu pikir anak itu. Jelas sekali bahwa
kambing pun takkan bisa turun ke sana.
Sekarang kalian baru tahu mengapa orang tak bisa menyeberangi pegunungan ini,
" kata " Ranni. Tak ada jalan turun sama sekali di sisi sebelah sini. Tebingnya terlalu
terjal " dan berbahaya. Tentu saja tak ada orang yang berani mengadu nasib menuruni
tebing securam ini. Memakai tali pun orang ngeri!
" Nora dan Peggy kurang senang melihat ke bawah, ke ngarai yang aneh dan curam
itu. Mereka sudah beberapa kali mendaki gunung di Afrika. Tetapi, belum pernah mereka
menjumpai yang seterjal ini.
Kita kembali, yuk! " ujar Nora. " Gamang rasanya! " " Ya, sudah waktunya kita pulang,
" sahut Ranni, melihat jam tangannya.
" Kita harus buru- " buru, kalau tak mau terlambat sampai di istana.
" Akan kuajak kalian pulang lewat jalan lain,
" cetus Beowald. " Lewat jalan ini, lebih " dekat dan cepat sampai ke istana. Ikuti saja aku!
" Dengan kambing-kambing mengelilingi dirinya, Beowald mulai melompat-lompat
menuruni lereng gunung. Seperti kambing-karnbingnya, remaja bermata buta itu
bukan main lincah dan mantap langkahnya. Sangat takjub anak-anak menyaksikan


Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gerakannya. Kuda-kuda yang ditunggangi anak-anak mengikuti Beowald. Kadangkadang agak terpeleset di tempat yang turun curam. Mereka semua sudah lelah.
Lega rasanya pulang ke istana!
Mereka turun dan turun. Tiba-tiba Nora berteriak hingga yang lain terkejut.
Istana " Killimooin sudah kelihatan! Hore! serunya.
" Sejam " lagi kita sampai! " Mereka menikung, dan tiba-tiba, terlihat oleh mereka suatu tempat yang aneh
dibuat " menyeruak masuk di sisi gunung. Mereka berhenti memperhatikan tempat itu.
Apa itu" " tanya Paul."Ranni menggeleng. Dia tak tahu. Begitu juga Pilescu.
Kelihatannya seperti kuil,
" komentar Nora, teringat akan gambar kuil dalam buku
" sejarahnya. Tetapi, kuil yang satu ini lain dari yang lain dibangun masuk ke
dalam " dinding batu pegunungan. Kuil itu mempunyai semacam pintu gerbang setengah rusak
Di sisi kiri-kanannya berdiri pilar berukir kasar.
Beowald! Tahukah kau tempat apa ini"
" tanya Jack. " Beowald melangkah mundur, lalu berdiri dekat kuda yang ditunggangi Jack Ini
bangunan tua. Ya, sudah tua sekali,
" tuturnya. " Tempat ini tidak baik. Kupikir,
" dulu ada orang-orang jahat yang tinggal di situ lalu dikutuk hingga menjadi
manusia batu. Mereka masih ada di dalam sana. Aku pernah meraba-raba.
" Ya ampun, apa sih maksudnya"
" tanya Peggy, agak ketakutan.
" Manusia batu! Dia mengada" ada, barangkali! " Kita lihat ke dalam, yuk!
" ajak Jack Jack memang tak pernah merasa takut.
" Tidak! Terima kasih! " Nora dan Peggy berkata berbarengan. Meskipun demikian, anak-anak
" lelaki ingin masuk melihat-lihat isi kuil yang aneh itu. Beowald tak mau ikut
masuk. " Dia tinggal di luar bersama Nora dan Peggy.
Ayo, kita lihat bagaimana rupa manusia batu itu!
" seru Jack, meringis. Dia turun dan
" kudanya, lalu menyelinap masuk lewat pintu gerbang besar kuil tadi. Gelap di
dalamnya. Bawa lampu senter, Mike"
" seru Jack. Biasanya Mike tak pemah lupa membawa lampu
" senter, pisau, benang, dan barang-barang lain yang mungkin diperlukan sewaktuwaktu. Mike merogoh sakunya, lalu mengeluarkan sebuah lampu senter.
Dia menyalakan lampu itu anak-anak terlompat terkejut. Ranni dan Pilescu pun
" terlompat. Mengapa" Di bagian belakang kuil berbentuk gua itu, berdiri sebuah
patung. Patung itu patung seorang laki-laki duduk bersila di atas batu.
"Ooh," seru Paul, cepat-cepat berpegang pada lengan Ranni.
"Cuma patung tua!" Jack menertawakan dirinya. Dia malu sempat merasa takut
sebentar. Lihat " ada lagi yang lain tetapi sudah rusak dan tua sekali. Ganjil sekali, bukan?""
Bagaimana mereka bisa ada di dalam sini"
" Dahulu kala, orang Baronia percaya akan adanya dewa-dewa,
" ucap Ranni. " Mungkin " patung-patung ini patung pemujaan, masing-masing menggambarkan dewa-dewa itu.
Kuil ini bisa dipastikan berasal dari zaman kuno hilang dan dilupakan orang,
dikenal cuma oleh " Beowald. " Patung lelaki duduk itu satu-satunya yang masih utuh,
" ujar Jack " Tetapi, ada belahan " tepat di tengah-tengahnya lihat, tuh! Pasti pada suatu hari kelak, patung itu
akan " pecah jadi dua. Alangkah mengerikan wajah patung itu seperti orang sedang
mencemooh. " " Patung-patung ini kasar buatannya,
" Pilescu berkata sambil meraba permukaan sebuah
" patung. Patung-patung semacam ini pernah kulihat di tempat lain di Baronia.
Letaknya " selalu di dinding gunung seperti ini.
" Pulang, yuk! " teriak Nora yang mulai merasa capek.
" Manusia batu bagaimana yang kalian
" lihat di dalam" Ceritakan dong!
" Cuma patung biasa, Pengecut!
" ucap Jack, keluar dari kuil kuno yang sudah rusak itu.
" Sebaiknya kalian lihat sendiri saja. Hupp! Ayo, pulang.
" " Mereka pun meneruskan penjalanan kembali ke Istana Killimooin. Istana mungil itu
sudah terlihat jelas sekarang. Tak lama kemudian, Beowald berpamit dan
menghilang- ke balik pepohonan. Kambing-kambingnya mengikuti dia. Anak-anak
mendengar bunyi musik yang dibawakan oleh remaja buta tadi musik aneh yang tiada
hentinya, seperti sungai kecil
" yang mengalir menuruni bukit.
Aku suka pada Beowald " ujar Nora. " Senang punya teman seperti dia. Kasihan ya, dia
" buta. Walau buta, caranya melompat memilih jalan sangat luar biasa. Tak sekali
pun dia jatuh."Kuda mereka terus berderap hingga akhirnya mereka tiba di jalan yang menuju
tangga istana. Ranni membawa kuda mereka ke istal, sedang Pilescu menemani
kelima anak yang kecapekan itu menaiki tangga istana dan masuk ke dalamnya.
Lahap sekali anak-anak menyikat hidangan kue-kue sore yang disajikan bersama
teh. Setelah itu mereka menguap dan menguap hingga Pilescu menyuruh mereka tidur.
Tanpa makan malam" " tanya Paul. " Anggap saja kue-kue barusan makan malam kalian,
" sahut Pilescu. " Kalian sudah " mengantuk sekali. Udara sejuk pegunungan saja sudah cukup membuat seseorang
terlelap. Nah, pergilah kalian tidur. Besok pagi pasti kalian bangun dengan perasaan
segar. " Anak-anak menuju kamar. Aku puas bisa melihat Hutan Rahasia,
" Jack berkata, " Dan kuil ganjil berisi patung" patung tua tadi. Aku kepingin ke sana lagi.
" Jack memang ke sana lagi dan mendapat kejutan yang sama sekali tidak didugaduga! " 9. KAWANAN PERAMPOK BEBERAPA hari berlalu hari yang diisi oleh anak-anak dengan berjalan-jalan
" menjelajahi lereng bagian bawah Pegunungan Killimooin, mencari buah berry, dan
mengamati binatang-binatang kecil yang hidup di pegunungan itu. Yamen dan Tooku
bercerita lebih banyak lagi dongeng mereka mengangguk ketika Jack menceritakan
kuil " tua penuh patung yang pernah mereka lihat.
Benar " kuil itu sudah tua sekali. Orang tak pernah mendekati tempat itu. Katanya, "patung-patung itu hidup dan berkeliaran pada malam hari.
" Anak-anak menjerit geli mendengar hal itu. Pada pikiran mereka, dongeng petani
tua itu lucu sekali. Rupanya, Yamen masih percaya benar akan adanya bidadari dan
setan-setan. Setiap kali membuat mentega, dia tak pernah lupa meletakkan lepek kuning dekat
pintu dapur. Untuk setan kecil yang tinggal di dapurku,
" katanya. " Yamen, yang meminum susu itu kucingmu" Bukan setan!
" Nora berkata. " Tetapi Yamen tidak mau percaya. Dia menggelengkan kepalanya yang mulai beruban.
Yamen sering pergi ke kota terdekat, membeli barang-barang keperluan dapur. Dia
pergi untuk keperluan itu seminggu sekali. Yamen mempunyai seekor keledai. Tooku
mempunyai dua ekor. Yang seekor ditunggangi bila dia pergi bersama Yamen, dan
yang seekor lagi berjalan di belakang mereka. Di kiri-kanan tubuhnya tergantung
keranjang besar berisi barang-barang yang dibeli Yamen.
Pada suatu hari, Yamen dan Tooku berangkat dengan tiga ekor keledai mereka
seperti biasanya. Mereka berjalan menuruni lereng, sementara anak-anak
melambaikan tangan dari istana.
Kami pulang sebelum waktu minum teh!
" seru Yamen kepada mereka.
" Jangan kuatir! Kalian " pasti mendapat roti segar dan madu!
" Tetapi, Yamen belum juga muncul meskipun waktu minum teh sudah lewat. Begitu
juga Tooku. Ranni dan Pilescu berkali-kali melihat ke arah pintu gerbang istana.
Wajah mereka dipenuhi teka-teki. Setidak-tidaknya, Tooku dan Yamen sudah
kelihatan di kejauhan. Dan istana, orang bisa memandang jauh ke bawah.
Asal jangan kecelakaan saja mereka,
" Nora berkata. " Satu jam berlalu, dan satu jam lagi. Anak-anak telah selesai minum teh. Mereka
berjalan-jalan di sekitar istana, sambil sesekali melemparkan batu ke bawah dan
memperhatikan batu itu menggelinding sampai jauh sekali.
Lihat! " seru Ranni, tiba-tiba. Semua melihat ke jalan. Seekor keledai berjalan pelan "ke arah istana. Seseorang nampak duduk di punggungnya, dan seorang lagi berjalan
terhuyung-huyung di sampingnya. Ranni berlari mengambil kuda, lalu cepat-cepat
memacunya ke jalan, hendak melihat apa yang terjadi.
Dengan berdebar-debar cemas, anak-anak menanti. Mereka senang sekali pada Tooku
dan Yamen. Begitu ketiganya sampai di istana, anak-anak pun segera mengelilingi
mereka. Ada apa, Yamen" Ke mana keledai kalian lainnya, Tooku" Kenapa pula tanganmu"
" " Oh, oh!

Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Yamen meratap. Kawanan perampok menghadang kami, merampas semua yang kami
?" bawa termasuk keledai kami! Tooku berusaha melawan, tetapi tangannya mereka
lukai. " Oh, oh, betapa malangnya nasib kami hari ini! Tiada barang tersisa, dan dua
keledai yang manis-manis itu pun mereka bawa!
"Mula-mula tiga-tiganya mereka ambil,
" sahut Tooku, " tetapi keledaiku yang satu ini
" pintar dia meloloskan diri dan berlari-lari di belakang kami ketika kami sedang
" berjalan pulang cepat-cepat.
" Seperti apa rupa perampok-perampok itu"
" tanya Jack. " Rupa mereka aneh, " jawab Yamen. " Kecil, kurus, tapi kuat. Pinggang mereka dililit" lilit tali kulit serigala, dan belakangnya digantungi ekor serigala bercat
merah. Oh, oh, mereka sangat aneh dan jahat
" Di kota kami dengar orang bercerita,
" ujar Tooku kepada Ranni dan Pilescu.
" Katanya, " banyak orang dirampok ketika dalam perjalanan. Perampoknya hanya merampas
barang-barang saja, tak pernah mengambil uang. Mereka turun dari pegunungan,
seperti kawanan kambing, lalu kembali lagi tapi tak seorang pun tahu ke mana!
" " Apakah orang desa sini sudah pernah mencari tempat persembunyian mereka"
" tanya Ranni. " Sudahkah mereka menjelajah semua tempat di lereng pegunungan ini"
" " Sudah! " Yamen menyahut. Tapi, tempat persembunyian mereka tak dapat ditemukan.?"
Padahal, tak ada satu tempat atau gua pun yang terlewatkan. Di mana-mana tidak
kelihatan tanda-tanda manusia berekor serigala merah itu!
" Kasihan Yamen! " ucap Nora. Istri petani yang malang itu duduk, tubuhnya gemetar.
" Pilescu membalut luka di tangan Tooku. Untung tangannya tidak patah, walau
lukanya sangat dalam. Anak-anak merasa kasihan dan prihatin akan nasib Tooku dan
Yamen. Ibu Paul mendengar berita itu. Beliau sangat marah. Masihkah hal seperti itu
terjadi " di Baronia"! seru beliau.
" Biar " kukirim berita ini kepada Raja supaya beliau
mengirimkan pasukan kerajaan untuk menjelajahi pegunungan ini mencari tempat
" pensembunyian mereka. " Orang-orang di sekitar sini sudah mencarinya, Tuan Putri,
" Ranni berkata. " Kalau " mereka saja tidak menemukan, apa lagi pasukan kerajaan yang kurang mengenal
daerahnya! Sungguh-sungguh merupakan misteri tempat persembunyian orang-orang itu.
" Siapa tahu mereka bersernbunyi di Hutan Rahasia,
" ucap Jack. " Yang lain menertawakannya.
Mustahil! Mana mungkin mereka keluar dari tempat yang tak bisa dikunjungi
manusia" " " sahut Mike. Anak-anak, kalian harus berjanji takkan pergi dari sini tanpa ditemani oleh
Ranni atau " Pilescu! Ibu Paul menegaskan.
" Tuan Putri, mereka sudah berjanji,
" Ranni berkata. " Jangan hendaknya Tuan Putri merasa
" kuatir. Anak-anak aman bersama kami. Ke mana-mana kami selalu membawa senjata.
" Kalau suasananya begini, aku menyesal mengajak kalian semua ke sini,
" ucap Permaisuri. " Beliau kelihatan cemas sekali. Mungkin sebaiknya kita kembali saja. Tetapi,
kudengar " di sana panasnya semakin menjadi-jadi.
" Tentu saja anak-anak tak mau pulang ke istana besar.
Ah, kita sih aman di sini,
" kata Paul. " Perampok takkan berani dekat-dekat istana
" ini," Ah! " keluh ibu Paul. Sekarang mereka tahu bahwa kita berada di sini, dan bahwa "orang
" lebih sering datang dan pergi dari istana ini. Mereka tentu lebih mengawasi
daerah sini mengepung jalan penghubung istana ini dengan jalan raya dan dengan
desa terdekat. " Kurasa, kita harus mendatangkan lebih banyak pelayan dari istana besar. Siapa
pun tak boleh bepergian seorang diri. Setidaknya, harus pergi dalam satu
rombongan. "Buat anak-anak, cerita mengenai perampok ini sangat menarik. Tak henti-hentinya
mereka memperbincangkan perampok-perampok tadi. Dalam satu jam, tiga sampai
empat kali Mike memeriksa apakah pisau pandunya masih ada di ikat pinggangnya
yang lebar. Paul membayangkan hal-hal apa saja yang hendak dia lakukan bila
berhasil menangkap mereka.
Mike berpikir, alangkah puasnya jika dia bisa mengunci mereka semua dalam sebuah
gua. Jack membayangkan dirinya menggiring orang-orang jahat itu turun dari tempat
persembunyian mereka di gunung.
Tidak demikian halnya dengan Nora dan Peggy. Mereka tidak terlalu yakin ketika
Paul, Jack, dan Mike berjanji hendak melindungi mereka.
Apa yang bisa kalian lakukan terhadap kawanan perampok?" tanya Nora.
" Yah, ini kan bukan petualangan pertama buat kita! Pokoknya, kita harus berusaha
" menyelamatkan diri, paling tidak! Mike berkata penuh keyakinan.
" Memang, sudah beberapa kali kita lolos dari bahaya,
" bantah Peggy. " Tetapi, aku tak " kepingin dikejar dan ditangkap kawanan perampok - walau akhirnya kalian bisa
menyelamatkan aku! " Mungkin manusia batu yang kita lihat di gua tempo hari benar-benar bisa hidup,
dan " mereka yang merampok! Paul berkata sambil meringis.
" Ingin rasanya aku ke sana lagi
" melihat patung-patung itu,
" ujar Jack. " Bagaimana " kalau besok kita ke sana lagi, Ranni" Perjalanannya kan cuma satu jam"
" Sebaiknya kita tidak bepergian terlalu jauh dari sini,
" Ranni berkata. " Kalau kalian " benar-benar ingin, baikiah kita pergi. Tapi, cuma sampai di kuil tua itu saja,
ya. " Heran, apa senangnya sih melihat patung-patung tua yang sudah rusak dan pernah
kalian lihat" " *** Keesokan harinya anak-anak berangkat ke kuil tua. Mereka berjalan kaki, sebab
jaraknya tidak terlalu jauh. Ranni berpendapat, berjalan kaki bagus buat mereka.
Maka, berangkatlah mereka mendaki gunung.
Sudah lepas tengah hari ketika mereka berangkat. Itulah sebabnya mereka membekal
kue-kue untuk acara minum teh sore itu. Matahari bersinar hangat ketika anakanak berjalan mendaki lereng yang terjal berbatu-batu sambil terengah-engah.
Itu kuilnya! " seru Jack, menunjuk ke arah pintu gerbang rusak menuju kuil yang
" menyeruak keluar dari dinding batu pegunungan. Benar-benar lucu tempat ini.
Seolah- " olah terbuat dari gua besar, dan jalan masuknya diukir pada dinding gunungnya
sendiri. Ayo kita masuk, melihat-lihat lagi. Nora, Peggy
" kalian ikut kali ini, ya. Rugi
" kalian tidak ikut masuk tempo hari.
" Baiklah, " sahut Peggy. Kami ikut masuk sekarang.?"
" Mereka semuanya masuk. Masing-masing menyalakan lampu senter yang mereka bawa.
Sekali lagi mereka memandang pada patung-patung yang disebut Beowald manusia
batu. Teringat akan cerita Beowald bahwa mereka itu orang-orang jahat yang
dikutuk menjadi batu, anak-anak tersenyum.
Patung terbesar yang terletak dekat dinding belakang gua memandang kedatangan
anak-anak dengan pandangan kosong. Rupa patung itu paling bagus dibandingkan
dengan patung-patung lainnya yang sudah tak punya hidung, tangan, bahkan kepala.
Jack menyorotkan lampu senternya berkeliling. Tiba-tiba dia berhenti.
Hai, lihat! " serunya. " Yang lain datang ke dekatnya, memperhatikan tempat yang tersorot lampu senter
Jack, di dasar gua. Di situ terlihat bekas telapak kaki berukuran kecil. Jack
menyorotkan lagi lampu senternya klan kemari mereka melihat lebih banyak lagi
jejak kaki telanjang di " lantai gua. Semuanya berukuran kecil, telanjang, dan bentuk jari-jari kakinya
kelihatan sangat jelas. Ada orang yang sering ke sini!
" ucap Jack. " Bukan hanya seorang, " komentar Mike, berlutut " membanding-bandingkan beberapa tapak
" kaki yang tersorot oleh lampu senternya.
Lihatlah tapak yang ini " jari-jarinya lurus, tapi yang satu lagi itu jarinya bengkok
" dan agak besar. Ya, yang itu lebih besar bila dibandingkan dengan yang lain.
"

Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apakah bukan bekas tapak kaki Beowald
" tanya Nora, teringat akan kaki telanjang si
" penggembala kambing. Bukan! Kaki Beowald lebih besar,
" sahut Mike. " Aku tak sengaja memperhatikan betapa
" besar kakinya! " Kalau begitu, mungkinkah ini tapak kaki Perampok!" seru Peggy, tiba-tiba.
" Mungkin saja, " sahut Jack " Tapi, jelas mereka tidak ada di sini
" tidak tinggal di " sini, maksudku! Seandainya mereka tinggal di dalam gua ini, tentu mudah sekali
menemukan mereka. Beowald pasti tahu.
" Ranni memanggjl merelca. Hai, makanan sudah selesai kusiapkan! Di samping itu,
" kelihatannya kita harus cepat-cepat pulang sebentar lagi kabut datang.
" " Anak-anak bergegas keluar dan gua gelap. Mereka duduk-duduk di luar, menikmati
teh dan kue-kue yang mereka bawa sambil menceritakan semuanya yang mereka lihat
di dalam gua tadi. Tetapi, Ranni dan Pilescu tampaknya kurang terkesan oleh
cerita mereka. Ah, mungkin yang kalian lihat itu jejak orang-orang yang diberi tugas memeriksa
setiap " sudut dari celah, mencari tempat persembunyian kawanan perampok, komentar Ranni.
" Komentar ini mengecewakan anak-anak. Mereka telah yakin benar bahwa gua itu
tempat persembunyian kawanan perampok yang sedang mereka cari-cari!
Mike menunjuk ke bawah. Lihatlah gumpalan awan di bawah sana,
" ujarnya. " Sebentar lagi pasti sampai ke sini.
" " Benar! " sahut Pilescu, bergegas membereskan piring dan cangkir. Ayo. Aku tidak ingin?"
kita tersesat dalam kabut!
" Mereka semua bergegas menuruni lereng pegunungan yang terjal. Tiba-tiba Jack
melihat buah berry liar dia membelok, hendak mengambil beberapa buah. Belum
sampai dua belas " biji termakan olehnya, Jack mendapati dirinya terkurung dalam kabut tebal
berwarna kelabu! Sialan! " umpatnya, berusaha kembali ke jalan tadi. Tak seorang pun terlihat olehku
?" sekarang! Yang penting, aku tahu jalan pulang!
" Jack berteriak-teriak, tetapi. tiada jawaban terdengar olehnya. Pasti yang lain
telah melewati tikungan, hingga tak mendengar teriakannya meskipun biasanya, di
pegunungan " teriakan selalu menggema berulang-ulang. Rupanya kabut tebal meredam gema hingga
Jack tak mendengar gema teriakannya sendiri.
Sebaiknya, aku terus saja berjalan. Siapa tahu bisa menyusul mereka,
" pikir Jack. Dia " mulai berjalan, tetapi tak lama kemudian dia menjadi tak tahu arah sama sekali.
Kabut makin lama makin tebal. Jack mulai kedinginan. Dirapatkannya jaket
bulunya, sambil berpikir apa yang sebaiknya dia lakukan. Sesuatu pada permukaan
dinding gunung menarik perhatiannya. Rasanya, tempat itu sudah dia kenal.
Oh " lihat! Aku kembali lagi ke kuil tadi! ucap Jack, terkejut.?"
Rupanya aku keliru " mengambil jalan, hingga aku berjalan kembali ke kuil ini. Yah, tak ada pilihan
lain selain berteduh di dalamnya sampai kabut menipis. Siapa tahu tidak lama.
Kadang-kadang kabut datang dan pergi cepat sekali.
"Jack masuk ke gua tempat patung-patung berada, Dicarinya sudut yang bisa dia
duduki dengan enak. Di suatu sudut, Jack berjongkok menunggu. Dia menguap, lalu
menutupkan " kelopak matanya. Dia cuma bisa berharap Ranni dan Pilescu tak terlalu marah
kepadanya. Jack tertidur sementara di luar kabut bergulung-gulung. Dia terbangun oleh suara
manusia. Cepat dia bangkit, mengharap yang datang saudara-saudaranya. Hampir
Jack berdiri tetapi, tiba-tiba dia berjongkok lagi dengan penuh rasa terkejut.
" Gua dipenuhi oleh suara aneh dan serak yang berbicara dalam bahasa Baronia.
Tetapi, karena aksen daerahnya sangat kuat Jack tak bisa menangkap pembicaraan
mereka. Gua " sangat gelap. Jack tidak bisa melihat suara siapa saja yang terdengar olehnya.
Menyalakan lampu senternya, dia tidak berani.
Lalu seorang di antara mereka menuju ke pintu gua, melihat ke luar. Dia berseru
kepada teman-temannya, mengatakan bahwa masih ada kabut, tetapi akan segera
menipis. Jack memandang orang tadi dengan takjub. Tubuhnya kecil namun tegap dan
kuat. Tak sehelai pakaian pun dia kenakan, kecuali Iingkaran tali kulit pada
pinggangnya. Jack bersembunyi lebih masuk lagi kesudutnya. Tiba-tiba saja dia
merasa takut. Kabut menipis di luar gua, dan lelaki yang berdiri di pintu gua tadi segera
dihampiri oleh teman-temannya. Mereka keluar. Jack melihat, bahwa mereka semua
mengenakan ekor serigala yang dicat merah pada bagian belakang tubuh mereka.
Jadi, merekalah perampok yang tengah dicari-cari!
Jumlahnya banyak. Dari mana datangnya mereka" Mereka belum ada di dalam gua
ketika Jack tertidur tadi. Seandainya mereka baru masuk, tentu Jack mendengar
kedatangan mereka. kalau begitu, dari mana mereka datang" Pasti ada jalan masuk rahasia di kuil
itu. Tetapi, di mana" 10. PATUNG AJAIB SEKARANG gua kosong kembali. Dengan hati-hati, Jack bangkit dan merayap ke pintu
gua. kabut sudah hampir hilang. Orang-orang aneh tadi sudah tidak terlihat sama
sekali. Pasti mereka hendak merampok orang lagi!
" pikirnya. " Akan kuperiksa gua ini seteliti
" mungkin mumpung aku berada di sini. Akan kucari dari mana orang-orang tadi
datang. " Pasti ada pintu tersembunyi di belakang gua. Mungkin ada gua besar lain di
belakang gua ini, dan di situlah orang-orang tadi tinggal. Hmm, sungguh
mendebarkan! " Tetapi, belum sempat Jack menyalakan lampu senternya untuk memeriksa dinding gua
di sekitarnya, dia mendengar teriakan di luar.
Jack! Jack! Di mana kau"
" " Suara Ranni. Jack berlari ke luar dari gua kuil. Ranni terlihat agak jauh di
bawahnya. Maka, Jack pun berteriak sekeras-kerasnya.
Ranni! Aku di sini! Aku tidak apa-apa, cuma tersesat di tengah kabut.
" " Cepatlah ke sini, sebelum kabut datang lagi!
" perintah Ranni. " Tunggu, Ranni! Ada sesuatu yang kutemukan!
" pekik Jack " Cepat ke sini! " teriak Ranni, tegas. " Lihatlah, kabut datang lagi. Kali ini lebih
" tebal dan yang tadi. Cepatlah, Jack!
" Tiada pilihan lain. Jack terpaksa menuruti perintah Ranni. Dia berlari dan
terkadang melompat dengan lincahnya mendapatkan Ranni. Begitu sampai ke
dekatnya, Jack langsung menceritakan penemuannya. Tetapi, Ranni yang sedang
kuatir kabut akan datang lagi itu, kurang menaruh perhatian terhadap cerita
Jack. Lama-kelamaan Jack kecapekan, dan tak punya tenaga untuk bercerita lagi.
Dia diam. Dia tahu Ranni sangat marah kepadanya.
Yang lain sudah sampai di istana dengan selamat. Ranni mendorong Jack masuk,
sementara kabut tebal abu-abu datang bergulung-gulung.
Nah! " ucapnya sambil membalikkan badannya, menghadap kepada Jack Katakan?"
mengapa " kau meninggalkan diri" Gara-gara kau, aku harus pergi lagi mencarimu. Mencari
seseorang di pegunungan begini, bisa berarti mengembara berjam-jam lamanya.
Tahu" Aku tak senang pada sikapmu tadi, Jack
" Maafkan aku, Ranni, " Jack berkata sungguh-sungguh.
" Aku cuma hendak memetik buah
" berry. Ranni, oh aku melihat perampok itu, Ranni!
" " Aku tak mau bicara dengan kau,
" ucap Ranni. " Kau mengecewanku " " Ranni menuju ke kamarnya, meninggalkan Jack berdiri sendirian.
Jack memandang kepergian Ranni. Hatinya sakit, dan dia merasa dirinya seperti
anak kecil. Kemudian dia pergi mendapatkan saudara-saudaranya.
Jack! Mengapa kau" " seru Nora, bergegas menghampirinya.
" Tiba-tiba saja kau " menghilang, dan Ranni pergi mencarimu.
" Aku punya berita, " ucap Jack. Matanya bersinar-sinar.
" Berita aneh! " " Apa" " tanya yang lain berbarengan."Ketika terjebak dalam kabut, aku mencoba berjalan mencari kalian,
" cerita Jack, " Tetapi rupanya aku salah arah, dan sampai kembali ke kuil tua itu. Aku masuk,
berteduh " sambil menunggu kabut hilang. Di situ, aku tertidur sebentar. Tiba-tiba aku
terbangun. Kudapati gua dipenuhi suara manusia! Makin lama, kudengar makin banyak suara.
Lalu, seorang di antara mereka berjalan ke pintu gua melihat ke luar. Ternyata
dia salah " seorang di antara kawanan perampok itu!
" "Jack! Yang benar! seru Peggy.
" Benar! " sahut Jack. Ketika kabut makin menipis, mereka semua keluar. Aku melihat
?" jelas ekor serigala bercat merah yang mereka kenakan. Rupa mereka memang luar
biasa! " Apakah mereka masuk ke gua itu dengan maksud berteduh"
" tanya Mike. " Tidak " justru itulah anehnya, ujar Jack?"


Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka bukan berada di situ untuk berteduh.
" Aku merasa yakin mereka masuk ke situ lewat jalan rahasia di belakang gua,
mungkin. " Kupikir, pasti ada gua besar di belakang gua kuil itu. Di situlah mereka rupanya
tinggal. " Kalau begitu, jejak yang kita lihat tadi memang jejak kaki mereka,
" kata Paul. " Oh, " Jack menarik benar semuanya ini! Apa kata Ranni ketika kauceritakan ini
kepadanya" " " "Dia tak mau mendengar ceritaku, ucap Jack
" Dia " marah sekali .kepadaku. " Ah, jangan kuatir " sebentar saja dia akan baik lagi.
" Paul berkata, gembira. " Ranni " tak pernah lama marab. Aku tahu.
" Paul benar. Ranni lupa akan kemarahannya. Sebentar saja dia sudah berada di
kamar anak-anak, dengan senyumnya yang biasa. Segera anak-anak menghampirinya.
Ranni! Sekarang kita tahu tempat persembunyian kawanan perampok itu!
" " Ranni, dengarkanlah Ranni! Jack bertemu dengan kawanan perampok itu.
" " Kali ini Ranni benar-benar mendengarkan. Mendengar cerita anak-anak, segera
Ranni memanggil Pilescu. Keduanya bersemangat mendengar cerita Jack.
Kalau begitu, kita bisa mengepung kawanan perampok itu dalam waktu dekat,
" ujar Ranni. " Bagus! Kau pasti benar, Jack
" kemungkinan besar memang ada jalan rahasia di bagian
" belakang kuil itu, yang berhubungan dengan gua besar di belakangnya.
" Kita harus menyelidiki secepatnya,
" Pilescu berkata. " Ranni, malam ini bulan purnama.
" Kita bawa lampu senter yang kuat, dan kita periksa kuil itu dari atas sampai ke
dasarnya nanti malam! " Oh, Pilescu, aku ikut! " pinta Jack " Aku juga! " seru Mike dan Paul bersamaan.
" Pilescu menggeleng. Tidak
" ini berbahaya. Kalian harus tinggal di tempat yang aman,
" di istana ini." Jack marah. Pilescu! Aku yang menemukan! Jangan begitu dong! Kau harus
" memperbolehkanku ikut. Pokoknya, aku akan ikut
" Tidak! " Pilescu berkata tegas. Kami bertanggung jawab atas keselamatanmu selama kau?"
berada di Baronia. Kami takkan membiarkan kau mendekati bahaya. Aku dan Ranni
akan pergi ke sana nanti malam. Besok kalian bisa mendengar cerita kami.
"Kedua lelaki Baronia bertubuh kekar itu pergi meninggalkan kamar anak-anak,
sambil berbincang-bincang. Jack memandang mereka penuh amarah. Hampir anak itu
menangis. Keterlaluan, " ucapnya. " Kan aku yang menemukan! Enak saja mereka menyisihkanku. Aku
" tak menduga Ranni dan Pilescu licik seperti itu.
" Jack benar-benar marah dan tersinggung. Yang lain berusaha menghiburnya. Jack
duduk dengan wajah sedih beberapa Iamanya. Setelah itu, dia memutuskan sesuatu.
Pokoknya aku akan ke sana!" ujarnya kepada yang lain. Nada suaranya pelan.
" Akan " kuikuti mereka, supaya aku tahu apa saja yang mereka temukan. Aku tak mau
kehilangan pengalaman yang menarik
" Tapi, Jack, kau sudah berjanji takkan pergi ke mana pun seorang diri,
" ujar Mike " cepat. Anak-anak menghormati janji yang pernah mereka ucapkan, dan tak sekali
pun mereka berani melanggarnya.
Aku tidak pergi sendirian
" aku pergi bersama Ranni dan Pilescu. Bedanya, mereka tak
" tahu aku pergi bersama mereka! Jack meringis. Perasaannya kembali senang setelah
" menemukan jalan untuk ikut bertualang. Ya, yang satu ini memang betul-betul
petualangan. Tak perlu diragukan lagi!
Yang lain tertawa. Benar juga yang dikatakan Jack. Jack bukan pergi seorang
diri! Maka, malam itu, setelah bersama yang lain masuk ke kamar, Jack memasang telinga
" mendengarkan apakah Ranni dan Pilescu sudah terdengar akan berangkat. Bulan
purnama menghias angkasa, dan Pegunungan Killimooin terang benderang bagaikan
siang. Tiba-tiba, terdengar oleh Jack suara pelan Ranni dan Pilescu. Dia tahu
kedua orang itu sedang melewati gang yang menuju pintu gerbang utama.
Jack belum mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, jadi dia bisa segera
mengikuti mereka. Dengan langkah pelan sekali, Jack mengikuti Ranni dan Pilescu.
Yang lain berbisik, Sukses, ya!
" " Hati-hati! Jangan sampai terlihat Ranni. Bisa-bisa kau dipukuli.
" " Hati-hati ya, Jack! " " Pintu gerbang utama di depan istana terbuka dan menutup tanpa suara. Jack
menunggu beberapa saat, lalu membukanya, dan merayap mengikuti Ranni dan
Pilescu. Dia harus berhati-hati agar bayangannya tidak kelihatan oleh kedua
orang yang berjalan di depannya.
Ranni dan Pilescu mulai memasuki jalan menanjak di belakang istana. Mereka tidak
berbicara satu sama lain; dan berusaha tidak menimbulkan suara. Masing-masing
berjaga-jaga, memasang mata kalau-kalau terlihat ada perampok di jalan. Tetapi,
tidak ada. Istana sore itu mendengar, bahwa sekelompok petani yang sedang dalam perjalanan
pulang dari pasar dirampok. Ranni dan Pilescu yakin bahwa perampoknya adalah
orang-orang yang dilihat Jack di kuil siang harinya.
Seandainya kita menemukan jalan masuk ke tempat persembunyian mereka, kita kirim
saja " pasukan kerajaan ke sini untuk mengepung mereka dan menangkap mereka satu per
satu bila hendak keluar, ucap Ranni dengan pelan sekali.
" Pilescu mengangguk. Terdengar olehnya ada suara, dan dia cepat berhenti.
Ada apa " bisik Ranni."Bukan apa-apa,
" jawab Pilescu, setelah diam sesaat.
" Kupikir, aku mendengar suara
" sesuatu tadi. " Pilescu benar! Dia mendengar bunyi kerikil tersepak kaki Jack yang sedang
mengikuti mereka sedekat-dekatnya! Jack cepat-cepat menghentikan langkahnya
ketika melihat Pilescu berhenti, dan diam tidak bergerak sampai kedua lelaki di
depannya berjalan lagi. Kurang lebih satu jam kemudian, sampailah mereka di gua kuil. Sinar bulan
menerangi pintu masuknya yang sudah rusak. Ranni berteriak kaget ketika masuk
dan melihat patung yang tepat disinari bulan pada bagian wajahnya di belakang
gua. Patung itu seperti hidup!
Nah, " ujarnya sambil menyorotkan lampu senternya ke sekeliling perut gua. Kauperiksa?"
sisi sana, Pilescu. Aku yang sebelah sini. Pokoknya, teliti semua bagianriya.
" Tiba-tiba bulan tertutup awan tebal, dan bumi pun menjadi gelap gulita. Jack
menggunakan kesempatan ini. Dia menyelinap masuk ke dalam gua, tanpa terlihat
oleh Ranni dan Pilescu. Karena Ranni dan Pilescu sedang sibuk memeriksa dinding
kiri dan kanan gua, sebaiknya dia bersembunyi di balik patung begitu pikir Jack.
Cepat dia " berdiri di belakang patung yang terdekat dengan pintu gua. Dari situ,
diperhatikannya Ranni dan Pilescu memeriksa setiap bagian dinding gua mencari
pintu rahasia yang " berhubungan dengan gua lain di belakangnya.
Aku tidak menemukan apa-apa,
" ujar Pilescu, pelan. " Jack berdiri diam di balik patung sambil melihat, berharap salah seorang bisa
menemukan jalan tersembunyi yang mereka cari. Betapa ingin dia membantu Ranni
dan Pilescu " tetapi, dia tidak berani menampakkan diri takut dimarahi Ranni lagi.
" Dipandangnya patung besar yang berdiri di belakang gua. Saat itu bulan telah
bersinar kembali, dan sinarnya menerangi wajah patung itu. Pada saat Jack
mengamat-amati patung itu, sesuatu yang aneh terjadi.
Wajah patung itu melebar! Bagian tengahnya terbelah dua! Jack melongo. Perasaan
takut menjalani hatinya. Apa yang sedang terjadi" Hidupkah manusia batu itu"
Kalau begitu, benarkah cerita kuno itu"
Kemudian, terlihat olehnya seluruh tubuh patung itu terbelah dua. Masing-masing
belahannya perlahan-lahan terpisah makin jauh. Semuanya itu terjadi tanpa suara,
hingga Ranni dan Pilescu tidak tahu akan adanya bahaya.
Jack begitu terpesona hingga tak sepatah kata pun terucap olehnya. Patung besar
itu kini benar-benar terpecah menjadi dua, masing-masing belahannya semakin
berjauhan " lalu, dari lantai di bawah batu tempat patung manusia duduk itu didirikan,
muncullah kepala seorang lelaki berambut gondrong. Di bawah sinar bulan yang
jatuh tepat di situ, Jack segera mengenali orang itu salah seorang anggota
kawanan perampok! " Cepat Jack memekik. Ranni! Pilescu! Hati-hati! Perampok datang! Lihatlah patung
itu! " " Ranni dan Pilescu sangat terkejut mendengar suara Jack serta kata-kata yang
diucapkan anak itu. Mereka cepat membalikkan badan mereka, dan memandang takjub
pada patung yang terbelah dua serta pada kepala dan bahu yang tersembul ke luar
dari tengah belahannya. Dengan pekik liar perampok tadi melompat ke luar ke kuil, memanggil temantemannya yang masih berada di bawah.
Cepat keluar! Cepat! Ada musuh!
" " Tidak sampai setengah menit, gua itu telah dipenuhi kawanan perampok. Ranni dan
Pilescu yang sangat kaget itu tak sempat meloloskan diri. Dalam sekejap, kedua
lengan mereka telah diikat. Mereka meronta-ronta, tetapi kawanan perampok yang
anggotanya banyak sekali itu tak bisa mereka tandingi.
Ranni teringat akan suara Jack. Dia tahu anak itu ada di sekitar sana. Tahulah
Ranni sekarang, bahwa Jack telah mengikutinya!
Berbahasa Inggris, Ranni berseru kepadanya, Jangan perlihatkan dirimu kepada
mereka, " Jack! Cepatlah kembali ke istana memberi kabar!
" Tentu saja Jack tidak menyahut. Dia meringkuk di balik sebuah patung,
menyaksikan jalannya pertarungan. Dia tahu takkan ada gunanya melibatkan diri
dalam pertarungan itu. Dalam hati dia berharap perampok-perampok itu tak
melihatnya. Dengan matanya yang memandang dengan penuh rasa terkejut, Jack menyaksikan
manusia-manusia berekor serigala itu menyeret Ranni dan Pilescu dan memasukkan
mereka ke lubang yang terdapat di bawah patung yang terbelah tadi. Semua anggota
kawanan perampok segera mengikuti. Lalu, tanpa suara belahan-belahan tadi


Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bergerak saling mendekati, menyatu, dan patung itu pun kembali utuh seperti
semula. Wajahnya yang retak disinari bulan.
Pantas ada semacam garis retakan di sepanjang tubuhnya,
" pikir Jack. " Rupanya bukan " retakan yang terlihat itu, melainkan pertemuan kedua belahannya! Astaga, gawat
juga Amankah kalau aku pergi sekarang?"
Jack menunggu beberapa saat, lalu perlahan-lahan keluar dari dalam gua. Sambil
berjalan, dipandangnya gua di belakangnya dengan penuh waswas. Tetapi, tak ada
perampok yang mengikutinya. Dengan cepat, Jack menuruni lereng gunung yang
terang oleh sinar bulan. Tak sabar rasanya, ingin cepat-cepat menemui yang lain
di istana. Mereka semuanya tidak tidur. Jack mengajak mereka ke kamarnya, lalu cepat-cepat
menceritakan pengalamannya. Paul sangat terkejut, cemas memikirkan Ranni dan
Pilescu yang sangat dicintainya.
Aku akan mencoba menyelamatkan mereka,
" ujarnya, cepat-cepat berpakaian.
" Jangan bodoh, kau, Paul, " ujar Mike. " Mana bisa kau melawan perampok.
" " Bisa, " Paul bersikeras. Matanya yang hitam bulat itu bersinar-sinar. Aku pangeran?"
bangsa Baronia. Aku takkan membiarkan orang-orangku berada dalam bahaya. Aku
pergi sekarang juga mencari mereka.
" " Kalau Paul sudah memutuskan sesuatu seperti ini, tak seorang pun bisa
menghalang-halanginya. Jack mengeluh. Dia berpaling kepada Nora dan Peggy.
Sebaiknya kita pergi bersama Paul, melindunginya dari bahaya. Pergilah kalian,
" bangunkan Yamen dan Tooku ceritakan kepada mereka apa yang terjadi. Mereka pasti
tahu " apa yang sebaiknya dilakukan. Tapi, jangan kalian buat ibu Paul kaget, ya.
" Paul sudah keluar dari pintu gerbang utama. Kini dia berlari-lari menuruni
tangga yang menuju ke jalan. Ranni dan Pilescu dalam bahaya! Jadi, dia, pangeran
mereka, harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan mereka. Mike dan Jack berlari
cepat mengejarnya. Saat itu, bermulalah sebuah petualangan yang seru!
11. MULANYA PETUALANGAN SEBENTAR saja, Mike dan Jack telah menyusul Paul. Ketika itu Paul sedang
berjuang, mendaki tanjakan curam secepat-cepatnya. Dia belum tahu pasti apa yang
hendak dilakukannya. Yang pasti diketahuinya ialah, bahwa dia akan mencari Ranni
dan Pilescu, serta menyelamatkan mereka dan kawanan perampok yang jahat.
Paul! Kau salah jalan, " ucap Jack terengah-engah, sambil mengejar Paul.
" Dasar bodoh! " Pasti kau tersesat, jika kami tidak mengikutimu. Sini ambil jalan yang ke sini,
bukan " yang itu! " Paul gembira ditemani. Dirapatkannya mantel bulunya, sebab dia kedinginan.
Teman-temannya juga mengenakan mantel bulu. Mereka terus mendaki jalan kecil
pegunungan yang terjal itu. Untunglah bulan bersinar terang, hingga mudah
mencari jalan. Dalam hati Mike berharap takkan ada awan yang datang, sebab
pegunungan itu pasti akan menjadi gelap gulita tanpa sinar bulan. Tak mungkin
mereka bisa mencari jalan dalam kegelapan.
Teringat olehnya Beowald, Si penggembala kanbing yang buta. Beowald tak peduli
akan kegelapan. Terang atau gelap sama saja buatnya.
Mereka mendaki makin tinggi. Sejam telah berlalu. Paul tidak kelihatan lelah
sama sekali, walaupun kaki Jack sudah terasa sakit. Tetapi, itu bisa dimengerti
dia sudah " berjalan pulang-pergi ke gua kuil sore harinya!
Sampai di dekat gua yang mereka tuju, anak-anak itu pun berjalan mengendap-endap
di tempat yang terlindung bayangan siapa tahu ada perampok sedang berada di
sekitar " situ. Tiba-tiba sesosok tubuh menampakkan diri dari balik sebuah batu! Secepat kilat,
Jack menarik Paul dan Mike ke tempat yang gelap. Ketiganya meringkuk di situ
dengan hati berdebar cepat.
Perampok yang sedang berjagakah dia" Terlihatkah mereka tadi olehnya"
Bulan tertutup awan, dan pegunungan pun menjadi gelap gulita. Jack memasang mata
dan telinga, berusaha mendengar kalau-kalau orang tadi berada di dekat-dekat
mereka. Kemudian terdengar olehnya nada datar seruling seperti yang pernah dimainkan
Beowald! Pasti orang tadi di penggembala kambing yang sedang benjalan-jalan seperti biasa
dia lakukan. "Beowald! panggil Jack, pelan.
" Di mana kau?"" Perlahan-lahan gumpalan awan meninggalkan bulan. Anak-anak melihat Beowald
sedang duduk di sebuah batu, memalingkan kepalanya ke arah mereka.
Aku di sini, " sahutnya. " Aku tahu kalian datang. Tapi, aku tahu juga bahwa kalian
" bukan orang jahat. Sedang apa kalian di sini malam-malam begini"
" Jack keluar dan tempat persembunyiannya. Secara singkat diceritakannya kepada
Beowald semuanya yang terjadi. Beowald mendengarkan dengan keheran-heranan.
Ah! Jadi itulah sebabnya aku mengira manusia batu itu hidup pada malam hari!
" ujarnya. " Ternyata para perampok yang keluar dari gua, bukan manusia batu. Pasti ada gua
besar " di dasar lantai gua kuil itu. Ayo, kita ke sana memeriksa.
" Beowald memimpin rombongan kecil itu ke kuil. Sekali lagi bulan bersembunyi di
balik awan. Anak-anak merasa beruntung bertemu Beowald. Bila tidak, mereka
takkan bisa menemukan jalan. kegelapan tidak berarti bagi Beowald. Dengan
langkah pasti dia melangkah seperti orang melangkah pada siang hari ketika jalan
terlihat jelas di hadapannya. Mereka sampai di kuil, melangkah dengan hati-hati
sekali. Sedapat mungkin mereka tidak menimbulkan suara.
Sebaiknya kita merayap ke dalam kalau bulan sedang tertutup awan,
" bisik Jack. " Paul, " tanyakan kepada Beowald apakah ada perampok di sekitar sini. Telinganya sangat
tajam " dia pasti bisa mendengar kalau ada perampok di dekat-dekat sini.
" " Paul berbisik kepada Beowald dalam bahasa Baronia.
Beowald menggeleng. Kedengarannya tidak ada,
" katanya. " Aku tak mendengar apa-apa sama
" sekali. kalau memang ada perampok dalam kuil itu, pasti terdengar olehku bunyi
napasnya." Anak-anak merayap perlahan-lahan ke dalam gua yang gelap. Sampai di dalam, bulan
memancarkan sinarnya tepat pada wajah patung yang terdapat di bagian belakang
gua. Patung itu seolah memandang mereka dengan cemooh.
Jack menghampiri patung itu. Dirabanya retakan dari atas ke bawah yang tadi
dilihatnya membuka. Kepalanya penuh tanda tanya mencari kemungkinan cara kerja
patung itu. Pasti " ada suatu cara untuk membuka retakan ini dari luar maupun dari dalam. Bagaimana,
ya" " Dia harus bisa menemukan kalau tidak, tempat persembunyian kawanan perampok itu
" takkan bisa ditemukannya; juga Ranni dan Pilescu yang mereka sembunyikan.
Tetapi, betapapun Jack merabai, mendorong, dan menarik, retakan itu tetap
retakan " tidak membuka seperti yang pernah dilihatnya. Mike dan Paul pun mencoba-coba,
tetapi hasilnya tidak lebih daripada hasil yang dicapai Jack. Dengan putus asa,
mereka berpandang-pandangan.
Coba aku, " Beowald berkata. " Mataku tak bisa melihat, tetapi jari-jariku bisa. Aku
" bisa meraba barang-barang yang terhalus sekalipun.
" Benar, Jemari si Buta Beowald tennyata lebih sensitif, hingga melalui rabaannya,
dia tahu lebih banyak daripada teman-temannya yang bisa melihat. Anak-anak
menyaksikan Beowald meraba retakan di sepanjang tubuh patung itu. Beowald meraba
sekeliling mata patung itu. Dengan gemetar, kemudian jarinya meraba leher,
kepala menyentuh, " merasakan, menyelidik seperti sungut kupu-kupu!
" Tiba-tiba jemari Beowald yang sensitif meraba sesuatu. Dia berhenti meraba-raba.
Jemarinya tak bergerak dari tempat sesuatu yang ditemukannya. Anak-anak
memandang Beowald. Apa itu, Beowald" " bisik Pangeran Paul. " Di sini patungnya tidak majal,
" sahut Beowald. " Bagian-bagian lainnya terasa majal
" " ya, dari batu majal. Tetapi di bagian sini, persis di belakang telinga kanannya,
berongga. " Coba kurasai, " ucap Jack, menyingkirkan jari Beowald. Diletakkannya jarinya pada
" bagian belakang telinga kanan patung itu, tetapi tak ada sesuatu pun yang terasa
olehnya. Batu di tempat itu sama majalnya dengan batu di bagian lain patung yang
dia rabai. Yang lain pun mencoba meraba. Tetapi, seperti Jack, mereka pun tidak
merasakan adanya sesuatu yang lain. Bagaimana bisa jemari Beowald membedakan
majal atau berongganya suatu tempat" Ajaib!
Beowald kembali meletakkan jemarinya pada bagian yang dirasanya berongga tadi.
Digerak-gerakkannya jari-jarinya kian kemari sambil merekan dan menyelidik.
Tetapi, tak sesuatu pun terjadi. Jack menyorotkan lampu senternya ke dalam
telinga si patung. Tampak olehnya bagian itu lebih bersih dibandingkan dengan
bagian kepala lainnya seolah
" tempat itu sering dijamah.
Terpikir olehnya bahwa ada kemungkinan telinga itu berisi per atau pengungkit
yang bisa menyebabkan patung itu terbelah dua.
Telinga kirinya sama sekali majal, teliti Jack tetapi, yang kanan sebaliknya,
" mempunyai lubang seperti telinga manusia!
Pada saat yang bersamaan Beowald menemukan lubang itu. Dia memasukkan jarinya ke
lubang tadi. Ujung jarinya menyentuh logam berbentuk bulat di dalam. Beowald
merekan benda itu tiba-tiba pengungkitnya bekerja. Perlahan-lahan sekali patung
tadi membelah menjadi " dua! Sebenarnya mekanisme membuka dan menutupnya patung itu sangat sederhana, tetapi
anak-anak tidak tahu. Mereka melongo menyaksikan retakannya makin lama makin
terbuka lebar. Beowald tahu apa yang sedang terjadi, walaupun matanya tak bisa melihat. Dia
takut, dan cepat-cepat melangkah mundur. Pada pikirannya, dia setengah
membayangkan patung batu itu menjadi hidup!
Lihat " ada lubang di bawah patung, persis di tengah batu yang didudukinya, ujar?"
Jack, menyorotkan lampu senternya ke dalam lubang tadi. Bentuk lubangnya bulat
cukup " dilalui tubuh manusia. Seutas tali terbuat dari kulit menggantung turun dari
kaitan yang terdapat di atas.
Inilah jalan masuk ke persembunyian mereka!
" ucap Jack, pelan. " Tak perlu diragukan " lagi! Pasti gua mereka terdapat di bawah gua ini di dalam gunung.
" "

Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku mau melihat, " ucap Pangeran Paul yang malam itu kelihatan lebih dewasa. Dia
" pangeran, kelak akan menjadi raja yang Dipertuan Baronia, yang memberi perintah
dan " mengatur negaranya! Jack menarik Paul kembali ke atas ketika dia hendak masuk ke lubang yang gelap
itu. Tunggu! Siapa tahu kita terperangkap. Jangan bertindak asal saja. Kita takkan
bisa " menolong Ranni dan Pilescu jika kita tidak berhati-hati
" Biar aku yang memberi kabar petani di kaki gunung sana dan mencari bantuan,
" usul " Beowald. Sebenarnya aku ingin ikut kalian, tetapi aku takkan bisa membantu di
tempat " yang asing. Kaki, telinga, dan tanganku cuma bisa membantu bila aku berada di
lereng pegunungan ini. Di tempat yang belum kukenal, aku bisa tersesat.
" Baiklah, kami akan masuk " melihat apa yang bisa kita lakukan,
" sahut Jack. " Panggillah petani dari desa, dan susul kami secepat mungkin. Nora dan Peggy
pasti " sudah memberi tahu Tooku dan Yamen. Mungkin mereka sedang menuju ke sini dengan
beberapa orang pelayan. Kukira, ibu Paul akan mengirim beberapa orang tentara
juga. " Beowald tidak mengerti apa saja yang dikatakan Jack, sebab bahasa Baronia yang
diucapkan anak itu kurang bisa dimengerti. Cepat Paul menjelaskan. Beowald pun
mengangguk-angguk. Jangan sampai tertangkap oleh mereka,
" pesannya. " Mengapa kalian tidak menunggu saja
" di sini sampai aku kembali"
" Aku harus menyelamatkan Ranni dan Pilescu,
" Paul berkata, tinggi hati.
" ke mana pun " mereka dibawa, aku hendak menyusul.
" Terserahlah kalau begitu,
" ujar Beowald. " Jack meluncur turun dari lubang tadi. berpegang pada tali. Sementara Mike
menyorotkan lampu senternya kepada Jack, Jack turun semakin dalam.
Beowald menunggu dengan sabar. Dia tidak melihat apa-apa, tetapi dia tahu
kejadian di sekitarnya. Lubang itu ternyata cukup dalam. Jack berayun pada tali, lengannya mulai terasa
pegal. Beberapa saat kemudian, terasa olehnya ada semacam langkan di sana-sini pada
dinding terowongan yang dalam itu. Di situ, dia bisa menginjakkan kakinya hingga
lengannya " bisa dia istirahatkan beberapa lamanya.
Akhirnya lubang itu sampai pada ujungnya. Jack merasa kakinya mencapai tanah
lagi. Dilepaskannya tali, dan diraba-rabanya sekitarnya. Rupanya lubang tadi bermuara
di sebuah gua. Tidak terdengar suatu suara pun di dalam sana. Karenanya, Jack
berpikir tak ada salahnya dia menyalakan lampu senternya.
Kaki Mike muncul di ujung bawah lubang, dan beberapa saat kemudian anak itu
sudah melompat ke samping Jack.
Berikutnya, menyusul Paul. Berdiri bertiga, mereka memeriksa gua itu.
Kelihatannya ini bukan tempat tinggal manusia," ujar Mike.
" Tak " ada dipan tempat orang tidur, juga tidak kelihatan adanya panci atau wajan. Kukira gua ini bukan sarang
mereka."Kalau bukan sarang mereka, lalu apa"
" tanya Jack " Kulihat mereka masuk ke sini. Aku
" tak tahu bagaimana cara mereka membawa Ranni dan Pilescu ke dalam sini yang
tangannya terikat! Di mana mereka, ya"
" Yang jelas, bukan di sini,
" Paul berkata, menyorotkan lampu senternya ke setiap sudut.
" Aneh. Apa yang terjadi dengan mereka"
" " Betul-betul memusingkan. Jack mengelilingi gua kecil itu. Suara langkah kakinya
menggema. Disorotkannya lampu senternya ke atas dan ke bawah dinding-dindingnya.
Tiba-tiba dia berhenti. Ada jalan keluar lagi! " katanya. " Lihat. Jelas sekali terlihat. Aneh
" tadi tidak " kelihatan oleh kita. " Anak-anak melihat. Terlihat oleh mereka, di bagian tengah dinding yang terletak
di seberang mereka, terdapat lubang sempit. Mereka melompat ke sebuah langkan
dan mengintip ke dalamnya. Jelas, itu merupakan jalan keluar dari gua tadi.
Juga, bahwa itu merupakan jalan lintas berdinding batu.
Ayo, " ajak Jack. Pasti ini jalan yang dilalui mereka. Aku duluan, ya!?"
" Sebentar saja dia sudah berada di jalan pintas berdinding batu tadi.
Disorotkannya lampu senter ke depan. Jalannya gelap dan kasar melengkung, makin
lama " makin turun ke bawah. Ke mana jalan itu menuju!
12. SUNGAI DI DALAM GUNUNG
KETIKA anak-anak sedang menelusuri jalan pintas berdinding batu, di kejauhan
terdengar bunyi aneh. Mereka berhenti.
Bunyi apa itu" " tanya Jack " Terdengar bunyi bergemuruh, berdeguk kadang-kadang pelan, kadang-kadang keras.
Anak- " anak memasang telinga. Aku tak tahu, " akhimya Mike berkata. " Ayo. Mungkin kita bisa menemukan sumbernya.
" " Mereka berjalan lagi, dan tak lama kemudian tahulah mereka bunyi apa yang
kedengaran tadi. Bunyi air! Ada air terjun di dalam gunung ini sama sekali tidak
mereka duga! " Mereka sampai di sebuah gua besar. Pada salah satu dindingnya mengalir air
dengan derasnya turun. Gua itu lembab dan dingin. Anak-anak menggigil. Mereka
mendekati air " terjun yang aneh itu. Mungkin airnya berasal dari es yang meleleh di puncak sana,
" Jack berkata sambil " berpikir-pikir. Air lelehan es itu lalu mengalir melalui semacam pintasan di
perut " gunung seperti yang baru saja kita lalui. Di ujungnya, air jatuh dan menimbulkan
bunyi bergemuruh. Hmm, percikannya saja membuat tubuhku basah!
" Air turun terus-menerus dan lubang di atap gua. Lubang itulah yang menurut Jack
merupakan ujung pintasan yang dilalui air sebelum jatuh ke gua itu.
Ke mana perginya air ini"
" tanya Mike. " Oh, mengalir ke terowongan situ
" menyerupai " sungai yang menembus gunung. Aneh benar. Masa iya kawanan perampok itu tinggal
di dalam gua ini" Kelihatannya tak ada tanda-tanda kehidupan. Kalau benar mereka
tinggal di sini, pasti ada barang-barang mereka di sekitar sini!
" Tetapi, tidak sebuah benda pun kelihatan di situ, dan sejauh yang bisa dilihat
anak-anak itu tak ada jalan keluar dari gua air terjun.
" Mereka berkeliling-keliling, mencari kalau-kalau ada jalan keluar. Tetapi, satusatunya jalan keluar dari situ adalah terowongan yang dilalui air tadi.
Anak-anak kembali lagi ke dekat air terjun dan memandangnya. Jack melihat bahwa
benturan air pada lantai gua selama beratus-ratus tahun telah menimbulkan
semacam cekungan penampung air tepat di bawahnya, dan bahwa hanya sedikit air
yang menggenangi lantai gua tempat mereka berdirii. Sebagian besar airnya
ditampung dalam cekungan tadi, dan mengalir keluar melalui sebuah terowongan
gelap. Mungkinkah perampok-perampok itu turun melalui terowongan itu"
" Paul berkata tiba- " tiba. Rasanya tidak mungkin. Tak ada langkan sedikit pun yang bisa mereka jalani di
sisi- " sisi air itu, bukan"
" Anak-anak berusaha melihat melalui percikan air yang dihasilkan oleh benturan
keras air terjun pada lantai gua. Jack berseru.
Ada. Ada langkan yang bisa dilalui. Rupanya betul, Paul, mereka lewat terowongan
ini. " Kita masuk ke situ, yuk! Tapi, hati-hati jangan sampai ada yang terpeleset dan
masuk " ke aliran air yang teramat deras itu. Bisa-bisa kita terseret dan tenggelam!
" Sambil membungkuk, Jack menerobos percikan air di bagian bawah air terjun dan
melompat ke langkan yang terdapat pada pinggiran terowongan, di kiri-kanan
aliran air. Hampir dia terpeleset dan jatuh, tetapi untung saja dia segera bisa
menguasai keseimbangan tubuhnya.
Dinyalakannya lampu senternya, dan disorotnya bagian dalam terowongan. Terlihat
olehnya air mengalir kencang sekali, bergelora dan berbuih-buih di sepanjang
terowongan gelap itu. Bunyinya memekakkan telinga.
Paul dan Mike sebentar saja sudah berada di samping Jack. Mereka harus
berteriak-teriak bila hendak berbicara.
Kita telusuri saja terowongan ini. Kupikir, perampok-perampok itu pasti membawa
Ranni " dan Pilescu lewat sini. Usahakan berjalan sejauh mungkin dari air, dan jaga diri
masing-masing jangan sampai terpeleset!
" teriak Jack. " Dengan susah payah, anak-anak berjalan menelusuri bagian dalam terowongan yang
dialiri air itu. Telinga mereka pekak oleh deburan yang ditimbulkannya. Kaki
mereka basah oleh percikan air sungai yang dabsyat.
Terowongannya melebar di sini,
" seru Jack kurang-lebih satu jam kemudian.
" Langkannya " menjadi luas! " Benar. Semenit dua menit kemudian, anak-anak mendapati diri mereka berdiri pada
dataran luas. Bila mereka menepi ke dinding terowongan, percikan air tidak lagi
membasahi mereka. Di sana mereka beristirahat sebentar. Paul sudah merasa kecapekan. Mike
memeriksa arlojinya. Pukul empat pagi! Sebentar lagi matahari akan muncul dan
balik gunung " tetapi, di dalam sini tetap saja gelap gulita seperti tengah malam.
Aku mengantuk, " ucap Paul, menyandarkan diri pada Mike.
"

Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kupikir, sebaiknya kita " beristirahat dulu agak lama.
" Jack bangkit, memeriksa kalau-kalau ada tempat yang lebih enak untuk
beristirahat di sekitar situ. Tiba-tiba dia berteriak, hingga yang lain cepat
mendekatinya. Lihat, " ucap Jack, menyorotkan lampu senternya pada sebuah ceruk di dinding "terowongan. Ini pasti tempat mereka beristirahat dalam perjalanan pulang
" entah ke " mana. " Dalam ceruk itu, terdapat beberapa lembar selimut tebal. Anak-anak cepat
membungkus tubuh masing-masing dengan selimut tadi. Berbaring menempel satu sama
lain, mereka tertidur dalam sekejap. Lelah benar rasanya setelah perjalanan
panjang malam itu. Beberapa jam lamanya anak-anak tidur. Tiba-tiba Jack terbangun kaget. Dibukanya
matanya, dan segera teringat olehnya bahwa dia sedang berada di dalam terowongan
di " dalam gunung! Dia bangkit. Tiba-tiba dia melihat langkan di luar ceruk yang
mereka tiduri disinari cahaya terang. Terdengar suara orang bercakap-cakap lalu,
sebuah " lampu senter rupanya disorotkan ke atas. Apa yang sedang terjadi"
Yang lain tidak terbangun. Mereka sudah terlalu lelah, hingga tidak terusik oleh
suara apa pun! Jack menyingkirkan selimutnya, lalu bersandar ke depan hendak melihat siapa yang
" membawa lampu senter tadi. Betapa kagetnya dia! Yang membawa lampu senter
ternyata salah seorang perampok! Ketika orang itu membalikkan badannya, terlihat
oleh Jack ekor serigala berwarna merah tergantung di belakangnya. Jack tidak
ragu lagi kawanan " perampok itu berada cuma beberapa meter saja darinya.
Jack berusaha memperhatikan yang sedang mereka lakukan. Mereka berada di pinggir
sungai, pada ujung langkan. Sementara Jack sedang memperhatikan mereka, terlihat
dua orang lagi muncul dan bawah langkan pada sisi sungai. Rupanya, langkan luas
tempat mereka berdiri itu menyempit menjadi langkan di sisi bagian atas sungai.
Orang-orang itu muncul dari bawahnya dan mereka kelihatannya menyeret sesuatu,
sesuatu yang " mengapung di air. Jack tak dapat nielihatjelas benda itu, sebab cahaya lampu
senter yang menerangi tempat di sekitar mereka bergoyang-goyang menimbulkan
baying-bayang di " mana-mana. Dengan suara serak mereka saling berteriak. Di pinggir sungai, mereka melakukan
sesuatu. Lalu, tanpa memperhatikan ceruk yang ditiduri anak-anak, mereka lewat
" bergerak ke terowongan yang telah dilalui anak-anak.
Mereka hendak ke gua kuil, pikir Jack pasti. Mau merampok lagi, mungkin!
" " Hatinya berdebar-debar. Mereka telah membawa Ranni dan Pilescu ke bawah sana,
mengikat " mereka, mungkin dan, meninggalkan mereka di tempat yang mereka pikir aman. Ah,
" seandainya Ranni dan Pilescu bisa ditemukan tentu mudah menyelamatkan mereka
" sementara perampok-perampok itu sedang pergi.
" Dilihatnya arloji di tangannya. Pukul sembilan kurang sepuluh! Sudah pagi.
Apakah Yamen dan Tooku, Beowald, dan petani kampung sudah datang ke gua kuil
saat ini dan bertemu " dengan kawanan perampok tadi" Jack tidak bisa membayangkan apa yang akan
terjadi. Dibangunkannya Paul dan Mike, lalu dia menceritakan yang baru saja dia saksikan.
Kita harus cepat-cepat mencari Ranni dan Pilescu,
" ujarnya. " Perampok tengah " meninggalkan mereka. Ayo, aku tahu dari mana mereka muncul. Mereka menyusuri
sungai. " Anak-anak keluar dari bawah selimut hangat yang menutupi tubuh mereka. Jack
memeriksa sekeliling ceruk dengan lampu senternya, kalau-kalau ada sesuatu yang
ketinggalan. Sinar lampunya menimpa semacam rak di dinding belakangnya. Ada sesuatu
terbungkus kain di situ. Cepat Jack membuka bungkusan itu. Di dalamnya terdapat
sebungkah roti Baronia berukuran besar, dan sangat keras.
Sebaiknya kita celupkan ke air, lalu kita makan sebagian,
" ucap Jack, senang. " Aku " sudah lapar benar roti keras dan air pun jadilah buatku, walau kalian tak mau!
" Mungkin mereka sengaja meninggalkan noti di sini untuk mereka makan kalau sedang
beristirahat di ceruk ini.
" Setelah memotong roti yang keras bagian luarnya itu, anak-anak mendapati bahwa
roti itu sebenarnya tidak terlalu keras untuk mereka makan. Mereka tak perlu
mencelupkannya ke dalam air. Seperti biasanya, Paul tidak lupa membawa coklat
madu kesukaannya. Betapa nikmat roti dan coklat mereka rasakan di tepi sungai
gunung yang mengalir deras.
Pada rak yang sama, mereka melihat semacam cangkir. Dengan cangkir ini mereka
menyiduk air sungai yang jernih dan meminumnya. Dingin seperti air es
" dan segar! " Jack membungkuk, mengisi lagi cangkirnya. Tiba-tiba sesuatu menarik
perhatiannya, ketika dia sedang mengedarkan lampu senternya ke berbagai penjuru
di sekitarnya. Dia berhenti, dan berteriak.
Apa itu" Lihat " benda apakah itu" " " Yang lain melihat ke tempat yang ditunjuk Jack. Terikat oleh tali kulit pada
sebuah batu, terapung semacam rakit yang agak cekung. Luas dan datar bentuknya,
bagian tengahnya sedikit cekung. Bagian tepinya diperkuat oleh pita-pita kulit
yang diikat kuat-kuat pada setiap sudutnya.
Itu perahu rakit, atau rakit perahu
" terserah, sesuka kalianlah menyebutnya!
" Mike " terheran-heran. Belum pernah aku melihat benda berbentuk begitu. Janggal, bukan"
Untuk " apa ya?" Berlayar di sungai, mungkin!
" Jack berkata girang. " Ah " kita bisa cepat sampai kalau
" kita menggunakan rakit itu!
" Tapi, bagaimana caranya mereka bisa masuk ke sini naik benda itu"
" Paul berkata, " heran. Mustahil berlayar di air yang sedahsyat ini.
" " Mungkin mereka menambat pada langkan sempit di sepanjang sungai,
" sahut Jack " Mereka " selalu menyeret rakit ini bila hendak keluar, untuk mereka pakai pada waktu
pulang " supaya lebih cepat. Bukan main! Makin lama makin menarik semuanya ini! Kita
pakai saja rakit ini. Dengan begitu, jarak kita dengan mereka semakin jauh.
Mereka harus meniti langkan seperti kita tadi malam, dan tidak bisa menumpang
rakit. Ayo kita coba! " " Kukira, kita akan langsung sampai ke tempat Ranni dan Pilescu ditawan,
" Paul berkata. " Lepas ikatannya, Mike. Ayo, kita masuk!
" " Mereka melepaskan tali pengikat rakit tadi, lalu melompat ke bagian tengah rakit
yang cekung. Rakit itu tidak mudah tenggelam terbuat dari batang kayu raksasa
yang dibuat " cekung di tengahnya. Tak lama kemudian, tahulah anak-anak mengapa pinggiran
rakit itu diikat begitu kuat dengan pita-pita kulit!
Mereka membiarkan rakit yang mereka tumpangi meluncur mengikuti arus air. Dalam
sekejap, rakit itu telah membawa mereka masuk ke dalam terowongan gelap. Dari
terowongan itulah perampok-perampok tadi dilihat Jack keluar. Sambil meluncur
mengikuti arus, rakit itu berputar-putar, membentur dinding terowongan setiap
sebentar. Bagian tepinya yang diperkuat dengan pita kulit ternyata menjaga agar
benturannya tidak terlalu keras. Walaupun demikian, anak-anak harus berpegang
kuat-kuat pada rakit agar tidak terlempar ke luar!
Hmm, mengasyikkan sekali pengalaman kita kali ini!
" seru Jack dalam gemuruh air.
" Astaga, laju benar jalannya! Mudah-mudahan saja kita tidak lewat air terjun!
" " Rakit itu membawa Jack, Paul, dan Mike makin jauh ke dalam terowongan gelap,
mengikuti arus sungai. Rakit itu meluncur secepat perahu motor hingga anak-anak
merasa sukar bernapas. Ke mana sungai itu menuju"
==============================
Ebook Cersil (zheraf.wapamp.com)
Gudang Ebook http://www.zheraf.net
==============================
13. DI HUTAN RAHASIA RAKIT meluncur terus, terayun dan terapung. Terkadang air agak tenang hingga
rakit itu kurang lajunya. Tetapi, bisa dikatakan hampir selalu air bergejolak
dan mengalir dengan kecepatan tinggi. Di suatu tempat, langit-langit terowongan
sangat rendah. Anak-anak terpaksa membungkuk dalam-dalam supaya kepala mereka
tidak terbentur. Kita turun terus, " ucap Jack " Sungai ini rupanya menembus gunung dari atas ke bawah.
" Jadi, kupikir sangat mungkin kita akan muncul di sisi dalamnya.
" Sisi dalam! Maksudmu, di bagian tempat Hutan Rahasia terletak"
" seru Mike. " Jack mengangguk, matanya berbinar-binar bersemangat dalam terang cahaya lampu
senter Mike. Ya! Seandainya sungai ini sampai ke tempat terbuka
" cepat atau lambat pasti " sampai ke sana maka, di sanalah Hutan Rahasia terletak. Jadi, benar, bukan
" ada " jalan menuju ke sana! Perampok itu tahu jalannya. Dan, bukan mustahil jika yang
kulihat dan pesawat tempo hari memang betul betul asap.
" " Hati anak-anak semakin berdebar-debar. Benarkah begitu" Sambil duduk pada rakit
berbentuk ganjil itu, mereka teringat akan petualangan mereka semalam. Belum
pernah mereka mengalami sesuatu yang lebih aneh. Ah, panjang benar sungai ini
seperti takkan " pernah ada ujungnya. Berapa lama lagi mereka bisa mencapai ujungnya"
Dua jam kemudian, terjadilah sesuatu yang mengejutkan.Jack melihat cahaya terang
keemasan jauh di depan mereka.
" Lihat! " ujarnya. " Apa itu" " " Mereka terapung terus makin lama makin mendekati terang yang mula-mula dilihat
oleh " Jack tadi. Ternyata, sinar keemasan mataharilah yang mereka lihat. Mereka sampai
di tempat terbuka! Ha, kita bisa keluar dari rakit dan meluruskan kaki sebentar dong!


Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Jack berkata, " penuh syukur, sebab mereka semua mulai pegal dan kesemutan. Tetapi Jack salah
duga. Mereka belum bisa meninggalkan rakit.
Mendadak rakit mereka terapung di udara terbuka. Anak-anak memejamkan mata,
silau oleh sinar matahari yang terang benderang. Setelah mereka terbiasa oleh
terang, jelaslah terlihat oleh mereka, bahwa sesungguhnyalah mereka telah berada
di sisi bagian dalam Pegunungan Killmooin!
Agak ke bawah dan berjarak tidak terlalu jauh, terhampar Hutan Rahasia! Setelah
mengalir bermil-mil jauhnya melalui terowongan-terowongan gelap dalam perut
gunung, kini sungai tadi mengalir menuruni lereng pegunungan membawa rakit yang
ditumpangi " anak-anak bersama dengan arusnya. Sungai itu melebar. Rakit yang ditumpangi
anak-anak terapung di tengahnya, di tempat yang arusnya cepat dan kuat.
Kelihatannya takkan ada bahaya sungai itu menemui air terjun! Syukurlah, pikir
Jack Menurutmu, mungkinkah sungai itu menuju Hutan Rahasia"
" tanya Mike, sambil memandang
" jauh ke depan. Terlihat olehnya garis keperakan di sana-sini di dekat hutan. Ya,
nampaknya sungai ini memang mengalir ke sana!
Kukira begitu, " sahut Jack, sementara rakit mereka terus melaju dibawa arus aliran
" sungai. Kita sudah hampir sampai.
" " Beberapa waktu kemudian, sungai pun menjadi dekat sekali dengan Hutan Rahasia.
Anak-anak mulai bisa melihat dengan jelas betapa luas, lebat, dan gelapnya hutan
itu. Sekarang, hutan itu bukan cuma terlihat sebagai hamparan permadani hijau tebal,
pepohonannya terlihat jelas tinggi dan berdekatan jaraknya. Sungai terus
mengalir " menuju ke sana. Rakit mereka sampai ke lingkaran pepohonan paling luar, selanjutnya sungai
menghilang ke dalam hutan. Terbawa aliran sungai, anak-anak pun masuk ke sana.
Begitu berada di dalam, sinar matahari menghilang. Suasana pun menjadi penuh
kehijauan sejauh-jauh mata memandang.
Betapa gelap dan lebatnya!
" ucap Jack, terpesona. " kelihatannya sungai ini juga
" menembus Hutan Rahasia. " Ke mana dia menuju, kalau begitu"
" tanya Mike. " Semua sungai menuju ke laut. Mana bisa
" sungai mi keluar dari lingkungan lembah tertutup ini" Jadi, satu-satunya
kemungkinan, sungai ini bermuara di sebuah danau!
" Membingungkan, memang. Tak habis-habisnya Jack, Paul, dan Mike memikirkan hal
ini sementara rakit mereka meluncur terus di bawah lingkup pepohonan. Lalu,
tiba-tiba saja mereka sudah berada di sebuah kolam yang teramat luas, yang
menyerupai danau kecil dan dikelilingi pepohonan. Sungai melalui kolam itu,
menyeberang, dan sampai di sisinya yang lain.
Rakit terayun di tepi kolam tadi, dan Jack berseru kaget lnilah tempat tinggal
kawanan perampok yang kita cari! Lihatlah rumah-rumah kecil
" berbentuk aneh itu! " Terlihat oleh anak-anak, di sekeliling kolam itu terdapat rumah-rumah kecil
berbentuk sarang lebah, terbuat dari dahan pohon dan lumpur kering. Dan lubang
di atasnya, keluar kepulan asap.
Tahulah Jack, bahwa memang benar dia melihat kepulan asap dari kapal terbang!
Asap yang keluar dan cerobong rumah-rumah itu menyatu, dan kemudian membumbung
tinggi ke udara, membentuk gumpalan asap kebiruan yang mengawang tidak bergerak
karena tak ada angin yang datang ke lembah sunyi itu.
Tak seorang pun terlihat. Seandainya ada orang di dalam gubuk-gubuk itu, tentu
mereka sedang tidur, pikir Jack! Perlahan-lahan rakit mereka menepi, dan tak
lama kemudian anak-anak pun sudah melompat ke luar. Mereka mengendap-endap di
antara semak-semak, memasang mata kalau-kalau ada seseorang yang memperhatikan
mereka. Tetapi tidak. Tak seorang pun terlihat keluar dari gubuk-gubuk mungil
yang aneh di sekeliling kolam itu.
Anak-anak merasa lapar sekali, tetapi mereka tidak berani minta makanan pada
penghuni gubuk-gubuk di sekitarnya. Berbisik-bisik, mereka merundingkan apa yang
sebaiknya mereka lakukan. Di belakang mereka, hutan sangat lebat dan gelap. Di
depan mereka, terbentang kolam luas. Dari situlah sungai mengalir menembus hutan
lebat. Apakah yang pergi ke gua kuil semuanya, atau sebagian saja dan mereka"
" tanya Mike, " berbisik Jack menggeleng. Tidak,
" sahutnya. " Yang kulihat cuma lima atau enam orang.
" Melihat rumah mereka, kurasa jumlahnya beratus-ratus. Ssst! Lihat, itu ada anakanak! " Anak-anak melihat empat-lima orang anak kecil keluar dari hutan, menuju ke
gubuk. Mereka tidak mengenakan pakaian sama sekali kecuali sehelai kulit pada pinggang
mereka. Tubuh mereka kotor, rambutnya panjang, berwarna kemerah-merahan, dan acakacakan. Di belakang telinga mereka terselip bulu burung berwarna meriah.
Sungguh-sungguh memberi kesan penjahat.
Seorang perempuan muncul di pintu salah sebuah gubuk. Anak-anak tadi berteriak
kepadanya. Paul menoleh kepada teman-temannya.
Mengertikah kalian apa yang dikatakan anak-anak itu"
" tanyanya. " Mereka mengatakan, " bahwa mereka baru saja melihat manusia raksasa yang sedang ditawan! Jadi, pasti
Ranni dan Pilescu ada di sekitar sini. Bagaimana kalau kita coba mengikuti jalan
yang dilalui mereka tadi"
" Kita pasti tersesat, " Mike berkata, merasa takut.
" Siapa tahu di hutan ini berkeliaran
" banyak serigala. Oh, harus kuakui, aku menyesal ikut ke sini. Seharusnya kita
menunggu yang lain, dan baru masuk bersama-sama mereka.
" Pokoknya kita harus masuk ke dalam hutan,
" Paul bersikeras. Sekali lagi suaranya
" menyuarakan posisinya sebagai pangeran negeri Baronia. Kalau kau tak mau ikut,
" tinggallah di sini. Aku akan mencari Ranni dan Pilescu sendiri.
" Tak ada pilihan lain selain mengikuti Paul. Setelah sedikit memutari kolam,
mereka pun menemukan jalan setapak sempit yang beberapa saat yang lalu dilalui
anak-anak perampok. Jalan setapak itu terletak di antara pepohonan lebat, dan nyata benar jalan itu
sering digunakan. Di sana-sini terlihat batang pohon ditandai dengan semacam
kapak. Mungkin, begitulah caranya perampok-perampok itu menandai jalan mereka supaya
tidak " tersesat di hutan sini, Paul berkata.
" Ya " semacam penunjuk jalan, sahut Jack, yang mempunyai pikiran sama.?"
Yah, setidak- " tidaknya selama kita juga mengikuti petunjuk jalan itu kita takkan tersesat!
" " Mereka berjalan menelusuri jalan setapak sempit berliku-liku. Terkadang memutar
mengelilingi pohon, menerobos sela-sela batang pepohonan raksasa, dan oh,
rasanya tidak ada habis-habisnya. Sesekali, terlihat oleh mereka batang pohon
ditandai dengan kapak. Hutan sunyi sepi. Tiada angin yang menggoyangkan dahan dan ranting pepohonan di
sekitar mereka. Tiada burung menerobos masuk dan angkasa. Betul-betul penuh
misteri dan sepi. Telinga Jack yang tajam mendengar suara orang berbicara. Ada orang datang!
" ucapnya. " Panjat pohon! Cepat! " " Ketiganya segera memanjat pohon pilihan masing-masing dengan gesitnya.
Bersamaan, mereka sampai di atas. Seekor binatang sejenis bajing melompat kaget
oleh gerakan Jack. Jack mengintip ke bawah melalui sela-sela dahan dan ranting.
Terlihat olehnya tiga orang anak lagi. Untunglah mereka menuju ke kolam yang
baru saja mereka tinggalkan. Mereka berteriak satu sama lain, kelihatannya
sedang bermain-main. Tidak lama kemudian mereka pun berlalu tanpa menduga bahwa tiga pasang mata
memperhatikan setiap gerakan mereka dari atas pohon.
Setelah anak-anak perampok tadi hilang dan pemandangan, Jack, Paul, dan Mike pun
berlompatan turun melanjutkan penjalanan mereka.
" Mudah-mudahan Ranni dan Pilescu tidak mereka sembunyikan di tempat yang terlalu
jauh! " " keluh Jack Tubuhku terasa penat dan perutku lapar bukan main!
" " Aku juga, " sahut Mike. " Paul tidak berkata apa-apa. Dia sudah bertekad hendak berjuang terus sampai
Ranni dan Pilescu dia temukan. Walaupun kelihatan sudah capek, Paul sama sekali
tidak merasakannya. Jack mengakui keberanian Paul. Dia jauh lebih muda dibandingkan dengan Jack dan
Mike, tetapi toh tidak kalah kuat.
Jack berhenti lagi, dan menyuruh Mike dan Paul memasang telinga. Mereka bertiga
berdiri diam. Terdengar suara orang bercakap-cakap lagi. Cepat ketiganya memanjat pohon.
Tetapi, kali ini suaranya tidak terdengar makin dekat. Mendadak Paul mendekatkan
dirinya kepada Jack yang kebetulan berada dekat dengannya. Wajahnya bersemu
merah, kegirangan. Jack! kurasa itu suara Pilescu. Dengarkan baik-baik!
" " Ketiganya memasang telinga, dan terdengarlah oleh mereka di tengah kesunyian
hutan " " nada dalam suara Pilescu. Mereka yakin benar itu suara Pilescu. Berbarengan,
ketiganya melompat turun, lalu bergegas menuju suara tadi.
Tak lama kemudian, sampailah mereka di tanah terbuka. Di tengah-tengahnya,
terdapat lubang atau sesuatu yang seperti lubang dari tempat Paul, Mike, dan
Jack berdiri. Di " atasnya, diletakkan beberapa batang kayu besar bersela beberapa inci satu dengan
" lainnya hingga memungkinkan udara masuk ke dalamnya.
Dari dalam lubang itulah suara tadi berasal. Mike cepat-cepat memeriksa kalaukalau ada seseorang di sekitar tanah terbuka itu. Tetapi, tak seorang pun
kelihatan olehnya. Dia berlari ke lubang di tengah-tengah tanah terbuka tadi.
Ranni! Pilescu! " teriaknya, sementara Paul mencoba meminggirkan batang-batang kayu
" penutup lubang. Ranni! Di situkah kau" Pilescu! Apakah kau juga di situ"
" seru Paul, tertahan. " Sunyi sejenak. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Ranni dan Pilescu
berbarengan. Paul! Pangeran! Sedang apa kau di sini" Paul, benarkah kau yang berada di luar
situ" " " Ya " aku di sini bersama Mike dan Jack, sahut Paul.?"
kami datang hendak menyelamatkan
" kalian. " Tetapi, bagaimana kalian bisa masuk ke sini"
" seru Ranni, keheran-heranan.
" Apakah

Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" kalian lewat sungai yang menembus gunung menuju hutan ini"
" "Ya, sahut Mike. " Pengalaman " kami sungguh-sungguh luar biasa!?"Baik-baikkah keadaan kalian" tanya Pilescu.
" Kami baik-baik saja. Hanya, laparnya bukan main,
" sahut Jack, tertawa. " Kalau kalian bisa memindahkan kayu penutup di atas situ, kami bisa memberi
kalian " sedikit makanan, ujar Ranni.
" kami " diberi makanan roti dan air. Persediaan kami
" cukup banyak. Tak tahu apa yang hendak mereka lakukan terhadap kami. Kukira,
mereka menyandera kami karena kami tahu jalan masuk ke tempat persembunyian
mereka dan mereka tak mau kami mengatakan kepada orang lain.
" Paul, Mike, dan Jack mulai mencoba menggeser kayu penutup lubang tempat Ranni
dan Pilescu ditawan. Berat sekali batang-batang kayu itu. Untunglah Ranni dan
Pilescu membantu mereka sedikit-sedikit dari dalam. Setelah lama menggesergeser, akhirnya bagian yang terbuka cukup lebar untuk Ranni dan Pilescu keluar.
Mereka duduk dengan napas terengah-engah.
Benar-benar tidak nyaman ditawan di situ,
" Ranni berseloroh, ketika terlihat olehnya
" air mata Paul. Selama ini Paul sangat kuatir akan nasib kedua sahabatnya.
Merasakan lagi lengan Ranni pada pundaknya, Paul tiba-tiba ingin menangis.
Lucu ya si Paul, " bisik Mike kepada Jack " Bisa berani luar biasa, tapi bisa juga
" menangis seperti cewek. " Sebaiknya kita cepat-cepat bersembunyi,
" usul Ranni. " Mereka bisa kembali sewaktu" waktu. Aku tak mau mereka menemukan kita berlima di sini. Kita semua akan mereka
tawan. Itu sudah pasti! Ayo, kita dorong kayu penutupnya kembali ke posisi semula,
Mike. Mereka pasti heran dan bertanya-tanya bagaimana kita bisa lolos padahal kayu
penutupnya tidak bergerak!
" 14. KEMBALI KE SARANG PERAMPOK
MENGEMBALIKAN kayu penutup ke posisi semula dengan mudah mereka lakukan, sebab
Ranni dan Pilescu bisa menggunakan seluruh tenaga mereka sekarang. Setelah
selesai, mereka berunding di bawah semak belukar yang terdapat di pinggir tanah
terbuka tadi. Dari situ, jalan bisa mereka lihat dengan jelas hingga mereka cepat tahu bila
ada seseorang datang, tetapi mereka sendiri tidak terlihat. Mereka duduk dan
asyik mengobrol. Jack bercerita kepada Ranni dan Pilescu semuanya yang telah
mereka alami. Ranni dan Pilescu mendengarkan takjub.
Apakah kita akan pulang melalui jalan yang kita lalui tadi"
" tanya Mike. " Kukira, itu " yang terbaik. " Aku tak tahu, " sahut Ranni. " Segera setelah perampok itu tahu kita hilang, mereka akan
" mencari kita. Sangat mungkin mereka malah akan memasang penjaga di jalan kembali
ke luar siap menangkap kembali kita.
" " Lalu, apa yang harus kita lakukan"
" tanya Paul tak sabar. " Sebaiknya kita pikirkan cara yang terbaik dengan tenang, Pangeran,
" ucap Ranni. " Mungkinkah ada jalan keluar lain yang tersembunyi di Pegunungan Killimooin ini"
" " Semua diam. Mendaki sama sekali tidak mungkin, walaupun mungkin mereka bisa
mencari jalan keluar lain dari hutan yang maha lebat itu.
Akhirnya Jack bersuara. Ranni, menurutmu
" ke manakah sungai ini mengalir" Pasti dia
" bermuara di suatu tempat. Seandainya tertahan di lembah ini, tentu dia akan
membentuk danau yang besar sekali. Tetapi, danaunya tidak ada. Kalau ada, tentu
terlihat oleh kita dari pesawat terbang tempo hari.
" Ranni duduk, memutar otak Benar, sungai ini pasti mengalir ke suatu tempat,
" ucapnya. " Mungkin dia menerobos ke bawah tanah, seperti dia menerobos pegunungan di
sebelah " sana. Maksudmu, mungkin ada baiknya kita menyusur sungai dan membiarkan kita
dibawa arus sungai, Jack" Ya, siapa tahu kita bisa menembus pegunungan lewat
terowongan semacam yang kemarin kita lalui dan sampai di sebelah luar lingkaran
pegunungan."Kita coba saja," Jack berkata, agak ragu-ragu.
" Sebaiknya " kita kembali ke dekat perumahan perampok tadi, dan mengambil lagi rakit kita kalau masih ada di sana.
Dengan menumpang rakit itu, perjalanan kita akan lebih cepat. Satu hal lagi,
sungai takkan membawa kita kembali jadi, satu-satunya cara, kita harus mengikuti
aliran arusnya. " Yah, kita coba saja, " sahut Ranni. Suaranya kurang bergairah.
" Kita makan dulu, yuk! " Kalian pasti sudah lapar sekali.
" Ranni dan Pilescu membawa roti pemberian perampok selama keduanya dalam tawanan.
Sambil membayangkan petualangan yang bakal mereka hadapi, kelimanya makan.
Pilescu mengamati ketiga anak laki-laki di depannya. Terlihat sekali ketiganya
sangat kecapekan. Sebaiknya kita cari tempat yang tersembunyi dan beristirahat dulu,
" ucapnya kepada " Ranni. Kita harus segar nanti malam. Ayo. Paul biar kugendong. Dia sudah
setengah " tidur. " Tetapi, belum sempat mereka pergi dan situ, terdengar suara orang. Tiga atau
empat orang penempuan datang, membawa kendi air dan roti! Bisa dipastikan,
mereka hendak memberi makan tawanan mereka. Dengan sangat perlahan-lahan
kelimanya menyelinap ke balik pepohonan.
Orang-orang perempuan tadi menuju lubang tempat Ranni dan Pilescu ditawan.
Mereka meletakkan makanan yang mereka bawa di sampingnya. Rupanya mereka diberi
penintah oleh suami-suami mereka agar membawa makanan ke sana dan meletakkannya
di dekat lubang, hingga suami mereka tinggal memberikan makanan itu kepada
tawanan mereka bila mereka datang nanti. Orang perempuan takkan kuat menggeser
kayu penutup lubang itu. Penuh rasa ingin tahu, orang-orang perempuan tadi mengintip ke dalam lubang.
Mereka terheran-heran, sebab tak seorang tawanan pun terlihat di sana. Mereka
berbicara satu sama lain dengan penuh semangat, lalu mengintip lagi ke dalam
lubang. Lubang itu gelap.
Meskipun demikian, seharusnya kedua tawanan itu terlihat dari atas. Pagi tadi
anak-anak menjenguk mereka. Ketika pulang, mereka ribut menceritakan betapa
keras teriakan tawanan itu, serta betapa merah rambut jenggotnya. Orang-orang
perempuan tadi menjadi yakin, bahwa tawanan mereka tidak lagi berada di situ.
Tetapi, bagaimana caranya mereka meloloskan diri" Batang kayu yang berat masih
menghalangi lubangnya tak mungkin dua orang tawanan itu bisa menggeser tanpa
bantuan " dari luar! Mereka menganggap hal ini sebagai suatu misteri. Sambil mengobrol
dengan suara keras, mereka kembali ke perkampungan mereka untuk menceritakan
yang mereka lihat. Roti dan air mereka tinggalkan di tepi lubang yang sudah
kosong. Begitu perempuan-perempuan tadi pergi dan lenyap dari pandangan, cepat Ranni
keluar dan tempat persembunyiannya menghampiri lubang. Diambilnya roti yang
mereka tinggalkan, " lalu dia berlari kembali kepada Pilescu dan anak-anak.
Begini-begini tentu ada gunanya,
" ucapnya. Diikatnya roti tadi dengan tali, lalu
" digantungkannya di pundaknya. Untunglah rotinya berbentuk bundar tipis, hingga
mudah membawanya. Sekarang, kita harus mencari tempat persembunyian yang bagus,
" ucapnya pula. " Pilescu menggendong Paul, lalu mereka pun masuk ke dalam hutan mencari tempat
berlindung yang aman untuk beristirahat sampai malam tiba.
Mereka menemukan tempatnya. Sebuah batu yang menonjol di antara beberapa pohon
berdaun lebat. Di bawahnya terdapat semacam lubang tersembunyi, tertutup
tumbuhan merambat. Takkan ada seorang pun yang mengira bahwa di dalamnya ada orang bersembunyi!
Tahukah kau jalan kembali ke tanah terbuka tadi, Pilescu"
" tanya Paul menahan kantuk,
" sementara Ranni dan Pilescu menyusun mantel mereka untuk alas tidur pangeran
yang mereka cintai. Aku tahu, Pangeran. Jangan kuatir,
" jawab Pilescu. " Sekarang, tidurlah. Nanti malam
" kalian tak boleh mengantuk
" Dalam sekejap anak-anak sudah tertidur. Kurang tidur pada malam sebelumnya,
serta petualangan yang melelahkan yang mereka alami pagi itu membuat mereka tak
kuasa menahan kantuk. Ranni dan Pilescu benjaga-jaga. Mereka menasa terharu
melihat anak-anak menyusul. Mereka hendak memberi bantuan. Sekarang giliran
merekalah menjaga anak-anak itu mengamankan mereka dari gangguan kawanan
perampok. " Matahari mulai condong ke barat. Tak lama kemudian, siang pun berlalu,
digantikan senja. Ranni tidur sebentar, membiarkan Pilescu berjaga. Kemudian Pilescu tidur, dan
Ranni berjaga. Hari sudah petang ketika Ranni mendengar orang berteriak-teniak
di tanah terbuka. Pasti itu suara kawanan perampok yang kaget melihat tawanannya
sudah hilang. Tak lama kemudian suasana pun kembali sunyi. Hutan Rahasia merupakan tempat
paling sunyi yang pernah dikunjungi Ranni. Dalam hati lelaki itu bertanya-tanya,
Pernahkah " angin berhembus di lembah ini" Pernahkah burung berkicau di sini?"
Dia terlompat sangat kaget ketika seekor binatang semacam tikus berlari melewati
kakinya. Malam menjelang. Tetapi, memang selalu gelap di Hutan Rahasia. Dari dalam, sukar
sekali orang melihat sinar matahari. Sebelum tempat lain gelap, Hutan Rahasia
selalu gelap lebih dahulu pada petang hari. Ranni melihat jam tangannya.
Setengah delapan. Anak-anak masih pulas tidur. Biarkan saja mereka tidur satu
sampai dua jam lagi. Setelah itu, barulah mereka akan merayap kembali ke
perkampungan perampok, mengambil rakit yang mereka tinggalkan.
Jack yang mula-mula terbangun. Dia menggeliat, membuka mata, tetapi gelap gulita
di sekelilingnya. Di manakah dia" Kemudian terdengar olehnya Ranni berbicara
pelan sekali kepada Pilescu. Teringatlah anak itu akan segala yang telah
terjadi. Dia sedang berada di Hutan Rahasia bersembunyi di gua batu! Cepat dia
bangkit. " Ranni! Pilescu! Jam berapa sekarang" Semuanya beres"
" " Ya, " sahut Ranni. Sebentar lagi kita ambil rakitnya. Paul! Mike! Bangunlah! Kita?"
makan dulu! " Tak lama kemudian mereka berlima menyantap roti keras yang diambil Ranni tadi Di


Empat Serangkai - Rahasia Pegunungan Killimooin The Secret Of Killimooin di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam termos air Ranni ada sedikit air. Mereka masing-masing minum beberapa
teguk. Sebentar saja, siaplah mereka berangkat.
Dibantu oleh cahaya lampu senternya, Ranni memimpin yang lain berjalan kembali
ke tanah terbuka tempat lubang tawanan. Disorotkannya lampu senter berkeliling.
Tidak ada orang. Kayu penutup lubangnya telah disingkirkan ketika para perampok melihat apakah
yang diceritakan oleh istri mereka benar.
Kita telusuri jalan kembali ke perkampungan mereka,
" ujar Ranni. " Itu dia jalannya. " Sebaiknya semua bergandeng tangan dan berjalan beriringan. Hati-hati. Jaga agar
tidak ada yang lepas dari gandengan. Aku di depan. Lalu, kau Paul. Setelah itu
Darah Pendekar 25 Wiro Sableng 116 Hantu Selaksa Angin Dendam Sejagad 12

Cari Blog Ini