Ceritasilat Novel Online

Titik Muslihat 7

Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown Bagian 7


Privatisasi ruang angkasa baru saja menabrak dinding.
Setelah menghabiskan cognac-nya., sang senator berdiri dan berjalan gontai
menuju mejanya. Dia menatap ke bawah, ke arah telepon yang tidak terpasang pada
tempatnya. Sambil menyadari bahwa tindakannya ini merupakan bentuk penghukuman
diri yang kejam, perlahan-lahan Sexton mengembalikan gagang telepon ke tempatnya
dan mulai menghitung detik demi detik.
Satu ... dua .... Telepon itu berdering. Sexton membiarkan mesin penjawabnya
bekerja. "Senator Sexton, Judy Oliver dari CNN. Saya ingin memberi Anda kesempatan untuk
memberikan pernyataan mengenai reaksi Anda tentang penemuan NASA malam ini.
Harap menelepon saya." Lalu perempuan itu meletakkan teleponnya.
Sexton mulai menghitung lagi. Satu .... Telepon itu sudah berdering lagi. Dia
mengabaikannya, dan membiarkan mesin penjawab bekerja. Seorang wartawan lagi.
Sambil memegang botol Courvoisier-nya, Sexton berjalan ke arah pintu geser di
balkon. Dia menggesernya dan melangkah keluar menuju kesegaran udara malam.
Kemudian dia bersandar pada tepian balkon, dan menat ap ke seberang kota ke arah
bagian depan Gedung Putih yang benderang di kejauhan. Lampu-lampu di gedung itu
tampak berkedip dengan riang dalam desiran angin.
Bedebah, pikirnya. Selama berabad-abad kita sudah mencari bukti adanya kehidupan
di luar angkasa. Sekarang kita menemukannya dalam tahun yang sama dengan tahun
kampanyeku" Ini tidak menguntungkan. Ini hanyalah pekerjaan peramal saja. Dari
setiap jendela apartemen, sejauh yang dapat dilihat Sexton, dapat terlihat
sebuah pesawat televisi yang sedang menyala. Sexton bertanya-tanya di mana
Gabrielle Ashe malam ini. Ini semua kesalahannya. Dialah yang mengusulkan isu
kegagalan NASA satu demi satu di depan hidungnya.
Dia mengangkat botolnya lagi dan menenggaknya.
Terkutuk Gabrielle ... dialah penyebab kenapa aku bisa begini terpuruk.
DI SEBERANG kota, berdiri di tengah -tengah keriuhan ruang produksi ABC,
Gabrielle Ashe seperti mati rasa. Pengumuman Presiden ini benar-benar tidak
terduga, dan membuatnya terdiam kaku seperti terjebak di dalam kabut. Dia
berdiri, kakinya menempel dengan kaku di tengah -tengah lantai ruang produksi
sambil menatap salah satu layar televisi, sementara kehebohan bergelora di
sekitarnya. Pada detik pertama saat pengumuman tersebut disiarkan, lantai ruang produksi itu
menjadi sangat sunyi. Tetapi itu tidak bertahan lama, dan kemudian ruangan itu
meledak menjadi karnaval yang memekakkan telinga dari para wartawan yang
berlalu-lalang. Orang-orang itu profesional. Mereka tidak punya waktu untuk
memikirkan kepentingan pribadi. Pasti akan ada waktu untuk itu setelah pekerjaan
mereka selesai. Pada saat ini, dunia ingin tahu lebih banyak, dan ABC harus
memberikannya. Cerita tentang meteorit ini memiliki segala aspek - ilmu pengetahuan, sejarah, dan drama politis. Ini adalah berita yang dapat digali lebih
dalam lagi. Malam ini tidak ada pekerja di bidang media yang tidur.
"Gabs?" suara Yolanda terdengar simpatik. "Ayo kita ke kantorku sebelum ada yang
mengen alimu dan mulai memanggangmu dengan pertanyaan-pertanyaan apa arti ini
semua bagi kampanye Sexton."
Gabrielle merasa dirinya dituntun melewati keremangan lalu memasuki kantor
Yolanda yang berdinding kaca. Yolanda mendudukkannya dan memberinya segelas air.
Gabrielle mencoba tersenyum. "Lihatlah dari sisi positifnya, Gabs. Kampanye
kandidatmu sudah hancur, tetapi setidaknya kau tidak ikut hancur."
"Terima kasih. Menarik juga kata-katamu."
Nada suara Yolanda berubah menjadi serius. "Gabrielle, aku tahu kau merasa
kacau. Kampanye kandidatmu baru saja hancur lebur. Jika kau bertanya padaku
apakah Sexton akan bangkit lagi, jawabannya adalah dia tidak akan bangkit lagi.
Setidaknya kali ini dia tidak akan mampu mengubah keadaan. Tapi paling tidak,
tidak ada orang yang memajang fotomu di televisi. Serius. Ini berita baik.
Herney tidak akan memerlukan skandal seks sekarang. Dia sekarang tampak terlalu
berwibawa untuk membicarakan skandal seks."
Gabrielle tampaknya hanya terhibur sedikit saja.
"Sedangkan untuk tuduhan Tench tentang pendanaan kampanye ilegal ...." Yolanda
menggelengkan kepalanya. "Aku ragu. Anggap Herney memang serius untuk
menghindari kampanye negatif. Dan anggap penyelidikan mengenai dugaan penyuapan
memang akan berdampak buruk bagi negara. Tapi apakah Herney betul-betul seorang
patriot sehingga dia akan mengabaikan ke-sempatan untuk menghancurkan lawannya
hanya untuk melin -dungi moral bangsa" Dugaanku adalah Tench akan tetap
menyebarkan hal yang sebenarnya tentang keuangan Sexton untuk membuatnya takut.
Tench melakukan pertaruhan, berharap kau akan meloncat ke kapalnya, dan memberi
Presiden informasi tentang skandal seks. Dan kau harus mengakuinya, Gabs, malam
ini akan menjadi malam yang mengerikan bila moral Sexton juga ikut-ikutan
dipertanyakan!" Gabrielle mengangguk samar. Sebuah skandal seks akan menjadi pukulan telak dan
bertubi-tubi bagi karier Sexton ... dia tidak akan pernah pulih. Tidak akan
pernah. "Kau lebih kuat dari Marjorie Tench, Gabs. Dia berusaha memancingmu, tetapi kau
tidak mau menggigit umpannya. Kau bebas. Akan ada pemilihan lainnya."
Gabrielle mengangguk perlahan. Dia merasa tidak yakin apa yang harus
dipercayainya lagi. "Kau harus mengakui," lanjut Yolanda. "Gedung Putih mem-permainkan Sexton dengan
sangat pandai - membuatnya tertarik untuk menyerang NASA, membuatnya berkomit men,
kemudian membujuknya untuk memfokuskan semua isunya kepada NASA."
Semuanya kesalahanku, pikir Gabrielle.
"Dan pengumuman yang baru saja kita saksikan tadi" Tuhan-ku, itu jenius! Inti
dari penemuan itu sama sekali tidak terlalu penting lagi, tetapi nilai
produksinya sangat hebat. Siaran lang-sung dari Arktika" Sebuah film dokumenter
yang dibuat Michael Tolland" Demi Tuhan, bagaimana kau bisa menyainginya" Zach
Herney betul-betul memenangkan pertempuran ini. Tidak heran kalau orang itu
menjadi presiden." Dan akan menjad i presiden lagi untuk empat tahun mendatang "Aku harus kembali
bekerja, Gabs," kata Yolanda. "Kau duduklah di sana selama yang kaumau.
Tenangkan dirimu." Yolanda beranjak menuju pintu. "Sayang, aku akan kembali lagi
dalam beberapa menit."
Sendirian sekarang. Gabrielle menyesap air minumnya, tetapi rasanya aneh.
Semuanya terasa aneh .... Ini semua salahku, pikirnya sambil mencoba menenangkan
diri dengan mengingat kan dirinya tentang konferensi pers NASA yang menyedihkan
akhir-akhir ini - kekurangan stasiun angkasa luar, penundaan X-33, penelitian Mars
yang gagal, dan anggaran yang mengucur terus-menerus. Gabrielle bertanyatanya,
apakah ada tindakannya yang salah.
Tidak ada, katanya pada dirinya. Kau mengerjakan segalanya dengan benar.
Hanya saja semuanya menyerang balik kepadanya sekarang.
74 HELIKOPTER SEAHAWK yang bersuara menggelegar telah diterbangkan di bawah sebuah
operasi tersembunyi ke luar dari Thule Air Force Base di Greenland utara.
Pesawat helikopter itu terbang rendah di luar jangkauan radar, dan melesat
menembus angin menyeberangi laut lepas sejauh tujuh puluh mil. Kemudian, karena
perintah aneh yang relah diberikan kepada mereka, kedua pilor pesawat ini harus
berjuang melawan angin untuk membawa pesawat helikopter itu melayang di atas
sebuah koordinat di atas laut lepas yang kosong.
"Di mana tempat pertemuan itu?" teriak sang kopilot dengan bingung. Mereka
diperintahkan untuk menerbangkan sebuah helikopter dengan membawa derek
penyelamat sehingga dia mengira operasi kali ini adalah untuk mencari dan
menyelamat kan seseorang. "Kauyakin ini koordinat yang benar?" Dia lalu
mengamati laut yang bergelombang dengan menggunakan lampu sorot, tetapi tidak
ada apa-apa di bawah mereka kecuali "Kurang ajar!" Si pilot kemudian menarik tongkat kendalinya ke belakang,
sehingga mereka tersentak terbang lebih tinggi.
Sebuah gunung besi berwarna hitam muncul di depan mereka dari bawah gelombang
laut secara tiba-tiba. Sebuah kapal selam besar tanpa nama meniupkan pemberatnya
dan muncul bersama gelembung-gelembung air yang menyelimutinya.
Kedua pilot itu tertawa dengan gugup. "Kukira itulah mereka."
Seperti yang diperintahkan, tugas itu harus dilaksanakan tanpa suara sama
sekali. Portal yang sangat lebar di puncak kapal selam itu terbuka dan seorang
pelaut mengirimkan tanda dengan sinar dari lampu sorot. Kemudian helikopter itu
melayang ke atas kapal selam tersebut dan menjatuhkan tali yang berupa tali
berlapis karet yang dapat diulur dan ditarik kembali untuk menyelamatkan tiga
orang di bawah mereka. Dalam waktu enam puluh detik, ketiga orang asing itu
sudah bergantungan di bawah helikopter mereka, dan naik perlahanlahan melawan
putaran angin yang disebabkan oleh balingbaling pesawat ter-sebut.
Ketika sang kopilot telah menarik ketiga orang itu, yang terdiri dua lelaki dan
satu perempuan, ke dalam pesawatnya, si pilot memberi tanda pada kapal selam
tersebut dengan sinar yang berarti "semua beres." Kemudian dalam beberapa detik
saja, kapal besar itu sudah menghilang ke bawah permukaan laut tanpa
meninggalkan jejak, seolah kapal itu memang tidak pernah ada di sana.
Begitu penumpang-penumpang mereka selamat tiba di dalam, si pilot menatap ke
depan, menukikkan hidung helikopter, dan melesat ke arah selatan untuk
menyelesaikan misinya. Badai akan segera datang, dan ketiga penumpang ini harus
dibawa dengan aman kembali ke Thule Air Force Base untuk kemudian dibawa kembali
dengan pesawat jet. Ke mana tujuan mereka, si pilot tidak tahu. Yang dia tahu
tugasnya berasal dari seseorang yang berpangkat sangat tinggi, dan dia sekarang
sedang meng-angkut bawaan yang sangat berharga.
75 KETIKA BADAI Milne akhirnya mengamuk, dan meniupkan seluruh kekuatannya dengan
memukul-mukul habisphere NASA, kubah itu bergetar seolah siap terlepas dari
daratan es dan mendarat di laut. Kabel-kabel bajanya menjadi tegang ketika
melawan kekuatan itu, bergetar seperti senar-senar gitar dan mengeluarkan bunyi
yang menyedihkan. Generatorgenerator di luar tersendat-sendat sehingga
menyebabkan lampu-lampu di dalam jkubah berkedip-kedip, dan mengancam ruangan
besar itu akan menjadi gelap gulita.
Administrator NASA, Lawrence Ekstrom berjalan menye berangi ruangan di bawah
kubah besar itu. Dia berharap dia dapat keluar dari sini malam ini juga, tetapi
itu tidak mungkin. Dia masih harus tinggal di sini hingga besok untuk membe
rikan konferensi pers di lapangan pada pagi harinya, dan merencanakan persiapan
pengiriman meteorit kembali ke Washington. Saat ini dia tidak menginginkan apa
pun selain tidur. Berbagai masalah tak terduga yang timbul hari ini telah
membuatnya sangat letih. Pikiran Ekstrom kembali ke Wailee Ming, Rachel Sexton, Norah Mangor, Michael
Tolland, dan Corky Marlinson. Beberapa staf NASA mulai merasa para ilmuwan sipil
itu tidak lagi ada di antara mereka.
Tenang, Ekstrom berkata pada dirinya. Segalanya masih dapat diatasi.
Dia menghela napas dalam-dalam sambil mengingatkan dirinya bahwa semua orang di
planet ini pasti sedang bergembira karena penemuan NASA dan ruang angkasa.
Kehidupan di luar bumi belum pernah menjadi topik yang sangat menghebohkan sejak
"Insiden Roswell" pada 1947. Ini adalah dugaan adanya pesawat ruang angkasa
milik makhluk asing yang jatuh di Roswell, New Mexico, yang hingga kini menjadi
tempat keramat bagi jutaan penggemar teori konspirasi tentang UFO, bahkan sampai
sekarang. Sepanjang perjalanan karier Ekstrom di Pentagon, dia mengetahui bahwa Insiden
Roswell sebenarnya tidak lebih dari kecelakaan militer dalam operasi rahasia
yang disebut Proyek Mogul. Ini adalah proyek di mana militer mengadakan uji
terbang pada balon mata-mata yang dirancang untuk menyadap pengujian atom di
Rusia. Balon tersebut adalah sebuah prototipe yang ketika sedang diuji, terbawa
angin keluar lapangan, dan jatuh di gurun New Mexico. Celakanya, seorang
penduduk sipil menemukan bangkai balon tersebut sebelum pihak militer sempat
mengevakuasinya. Seorang pemilik peternakan bernama William Brazel, secara tidak sengaja
menemukan reruntuhan dari bahan karet sintesis radikal dan metal-metal ringan
yang belum pernah dilihatnya, lalu dia segera menghubungi sheriff. Koran -koran
mengabarkan kejadian tersebut sebagai kecelakaan yang aneh, dan perhatian
masyarakat berkembang dengan cepat. Karena pihak militer menyangkal bahwa
reruntuhan itu adalah milik mereka, para wartawan mengadakan penyelidikan, maka
status Proyek Mogul yang dirahasiakan berubah menjadi kekacauan yang luar biasa.
Tetapi ketika isu balon mata-mata yang peka itu akan terungkap, sesuatu yang
mengagumkan terjadi. Media mengeluarkan kesimpulan yang tak terduga. Mere ka memutuskan bahwa
reruntuhan yang tampak futuristis itu berasal dari sumber di luar bumi - dari
makhluk yang secara keilmuan jauh lebih cerdas daripada manusia. Media juga
mengatakan bahwa penyangkalan pihak militer tentang insiden tersebut jelas hanya
demi satu alasan: untuk menutupnutupi kontak mereka dengan makhluk luar angkasa!
Walau terheran-heran karena hipotesis baru itu, Angkatan Udara tidak memberikan
konfirmasi sama sekali, dan mereka bahkan membiarkan isu tersebut tersebar.
Kecurigaan dunia tentang adanya makhluk luar angkasa yang sedang mengunjungi New
Mexico, jauh lebih aman diban-dingkan dengan jika Rusia mengetahui tentang
Proyek Mogul. Untuk memperbesar cerita tentang makhluk luar angkasa tersebut, komunitas
intelijen diam-diam menyelubungi Insiden Roswell dan mulai merekayasa "kebocoran
keamanan." Secara diam-diam mereka menyebarkan kabar mengenai kontak mereka
dengan makhluk angkasa luar, penemuan pesawat luar angkasa asing milik makhluk
tersebut, dan bahkan "Hangar 18" yang misterius di Wright-Patterson Air Force
Base di Dayton di mana pemerintah menyimpan jasad makhluk luar angkasa yang
dibeku-kan. Dunia memercayai cerita itu, sehingga demam Roswell mulai menguasai
dunia. Sejak saat itu, setiap kali seorang warga sipil secara tidak sengaja
melihat pesawat militer AS yang ultra modern, komunitas intelijen dengan mudah
menyebarkan kem -bali konspirasi kuno tersebut.
Itu bukan pesawat terbang, itu pesawat makhluk luar angkasa!
Ekstrom kagum betapa muslihat sederhana itu masih saja dipercaya hingga hari
ini. Setiap kali media melaporkan penam pakan UFO yang menghebohkan, Ekstrom
tidak dapat menahan tawanya. Ada kemungkinan beberapa warga sipil yang beruntung
pernah melihat sepintas salah satu dari ke-57 pesawat pengintai tanpa awak milik
NRO yang dapat terbang dengan begitu cepat dan dikenal sebagai Global Hawks.
Pesawat ini berbentuk bujur, dan dapat dikendalikan dari jarak jauh, serta
terlihat tidak jauh berbeda dengan benda langit lainnya.
Ekstrom merasa prihatin karena hingga kini masih banyak wisatawan yang
mengunjungi gurun New Mexico hanya untuk mengamati langit malam dengan kamera
video mereka. Kadang-kadang ada orang yang beruntung dan berhasil memperoleh
"bukti nyata" penampakan UFO - sebuah pesawat terang benderang yang terbang di
langit dengan kemampuan bergerak dan kecepatan melebihi pesawat buatan manusia
yang pernah ada. Apa yang orang-orang ini tidak sadari adalah, jarak dua belas
tahun antara apa yang pemerintah kembangkan dan apa yang masyarakat ketahui.
Pemburu UFO ini hanya melihat sepintas pesawat generasi selanjutnya yang sedang
dikembangkan di Area 51 dan beberapa di antara pesawat-pesawat tersebut
merupakan hasil karya para insinyur NASA. Tentu saja, para pejabat intelijen
tidak pernah mengoreksi kesalahpahaman ini. Lebih baik dunia membaca tentang
penampakan UFO daripada semua orang mengetahui kemampuan militer Amerika yang
sesungguhnya. Tetapi segalanya telah berubah sekarang, pikir Ekstrom. Dalam beberapa jam lagi,
mitos tentang kehidupan di luar angkasa akan menjadi kenyataan yang dipercaya
selamanya. "Pak Administrator?" seorang teknisi NASA di belakang Ekstrom bergegas mendekat.
"Ada telepon darurat dari saluran aman di PSC."
Ekstrom mendesah, lalu berpaling. Apa lagi sekarang" Dia kemudian berjalan ke
arah kotak komunikasi itu.
Teknisi itu bergegas berjalan di sampingnya. "Orangorang yang mengoperasikan
radar di PSC ingin tahu, Pak ...."
"Ya?" Pikiran Ekstrom masih melayang jauh.
"Tentang sebuah kapal selam besar yang ditempatkan di lepas pantai sini" Kami
bertanya-tanya kenapa Anda tidak menga-takannya kepada kami."
Ekstrom menatapnya. "Maaf?"
"Kapal selam itu, Pak" Setidaknya Anda bisa memberi tahu para petugas radar.
Tambahan pengamanan laut dapat dimengerti, tetapi hal itu membuat regu radar
kami terkejut dan tidak siap."
Ekstrom tiba-tiba berhenti. "Kapal selam apa?"
Sekarang teknisi itu juga berhenti. Jelas dia tidak menduga ketika melihat sang
administrator tampak terkejut seperti ini. "Jadi, kapal selam itu tidak termasuk
dalam operasi kita?"
"Tidak! Di mana dia?"
Teknisi itu menelan ludahnya. "Kira-kira tiga mil dari lepas pantai. Kami
menangkapnya pada radar secara kebetulan. Dia hanya naik ke permukaan selama
beberapa menit saja. Titik di radar terlihat cukup besar, jadi ukuran tubuhnya
pasti sangat besar. Kami mengira Anda meminta Angkatan Laut menjaga operasi ini
tanpa memberi tahu kami."
Ekstrom menatapnya "Aku betul-betul tidak memintanya!"


Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sekarang suara teknisi itu bergetar. "Wah, Pak, jika begitu saya rasa saya harus
memberi tahu Anda bahwa kapal selam tersebut baru saja mengadakan pertemuan
dengan sebuah pesawat udara di lepas pantai ini. Tampaknya seperti pergantian
anak buah kapal. Sebenarnya, kami semua sangat terkesan ketika melihat ada orang
yang berani keluar dengan posisi vertikal di atas laut lepas dengan keadaan
angin seperti ini." Ekstrom merasa ototnya menjadi kaku. Apa yang dilakukan kapal selam itu tepat di
lepas pantai Ellesmere tanpa sepenge tahuanku" "Kau melihat ke arah mana pesawat
itu terbang setelah pertemuan tadi?"
"Kembali ke arah Thule Air Force Base. Untuk perjalanan selanjutnya ke daratan,
saya kira." Ekstrom tidak mengatakan apa-apa lagi, dan melanjutkan perjalanannya ke PSC.
Ketika dia memasuki kotak sempit dan gelap itu, suara kasar yang terdengar dari
saluran itu memiliki ciri yang sudah dikenalnya.
"Kita punya masalah," kata Tench sambil terbatuk ketika berbicara. "Ini tentang
Rachel Sexton." 76 SENATOR SEXTON tidak yakin sudah berapa lama dia meman dangi langit ketika dia
mendengar gedoran di pintu apartemennya. Tetapi kemudian dia sadar dentuman
keras yang terdengar di telinganya itu bukan karena pengaruh minuman keras yang
diminumnya, tetapi dari seseorang yang berdiri di depan pintu apartemennya.
Akhirnya, dia bangkit dari sofanya, menyim pan botol Courvoisier-nya, dan
kemudian berjalan ke ruang depan.
"Siapa itu?" teriak Sexton karena dia sedang tidak ingin diganggu.
Suara penjaganya menyerukan identitas tamu yang tidak diduga Sexton. Saat itu
juga Sexton merasa sedih. Cepat sekali. Sexton berharap dia tidak harus
melakukan percakapan ini hingga besok pagi.
Sambil menghela napas dalam dan merapikan rambutnya, Sexton membuka pintu. Wajah
di hadapannya sudah tidak asing lagi - keras dan kasar, walau lelaki ini sudah
berusia tujuh puluhan. Sexton baru tadi pagi bertemu dengan lelaki ini di dalam
sebuah mobil van Ford Windstar putih yang diparkir di garasi sebuah hotel.
Betulkah baru tadi pagi" Sexton bertanya-tanya. Tuhan, betapa segalanya telah
berubah sejak kejadian itu.
"Boleh aku masuk?" tanya lelaki berambut gelap itu.
Sexton menepi, dan membiarkan pimpinan Space Frontier Foundation itu lewat.
"Rapatmu tadi berhasil?"tanya lelaki tua itu ketika Sexton sudah menutup pintu.
Berhasil" Sexton bertanya-tanya apakah lelaki ini tinggal di dalam kepompong
sehingga tidak tahu apa yang baru saja terjadi. "Segalanya berjalan hebat hingga
Presiden muncul di televisi."
Lelaki tua itu mengangguk, dan tampak tidak senang. "Ya. Sebuah kemenangan yang
hebat. Itu akan merugikan pekerjaan kita secara besar-besaran."
Merugikan pekerjaan kita" Nah, ini dia si optimistis. Dengan kemenangan NASA
malam ini, lelaki ini akan mati dan dikubur sebelum Space Frontier Foundation
mencapai tujuan mereka untuk memprivatisasi bisnis ruang angkasa.
"Selama bertahun-tahun aku sudah menduga bukti itu akan muncul," kata lelaki tua
itu. "Aku tidak tahu bagaimana dan kapan, tetapi cepat atau lambat kita pasti
akan mengetahuinya."
Sexton terpaku. "Kau tidak terkejut?"
"Matematika kosmos sebenarnya memerlukan bentuk kehidupan yang lain," kata
pimpinan SFF itu sambil berjalan ke arah ruang baca Sexton. "Aku tidak terkejut
ketika penemuan ini muncul. Secara intelektual, aku senang sekali. Secara
spiritual, aku kagum. Tetapi secara politis, aku sangat terganggu. Waktu
penemuan itu muncul sungguh buruk."
Sexton bertanya-tanya kenapa orang ini datang. Pasti bukan untuk menghiburnya.
"Seperti yang kau ketahui," kata lelaki tua itu "perusahaan-perusahaan yang
menjadi anggota SFF telah mengeluarkan uang jutaan dolar untuk berusaha membuka
gerbang depan ruang angkasa bagi pengusah a swasta. Akhir-akhir ini, banyak dari
uang tersebut telah dibelanjakan untuk mendanai kampanyemu."
Tiba-tiba Sexton merasa harus membela diri. "Aku tidak memiliki kendali apa-apa
pada kekacauan malam ini. Gedung Putih memancingku untuk menyerang NASA!"
"Ya. Presiden memainkan permainannya dengan baik. Namun begitu, kita tidak boleh
kehilangan seluruhnya." Ada sinar harapan yang aneh di balik mata lelaki itu.
Dia sudah pikun, pikir Sexton dengan yakin. Segalanya jelas sudah hilang. Setiap
stasiun televisi sekarang sedang membicarakan tentang kehancuran kampanye
Sexton. Pimpinan SFF itu langsung masuk ke ruang baca Sexton, lalu duduk di atas sofa,
dan memandang mata Sexton dengan matanya yang terlihat lelah. "Apa kau masih
ingat dengan masalah awal yang dialami NASA mengenai piranti lunak untuk
mendeteksi anomali es di satelit PODS?" tanyanya kemudian.
Sexton tidak dapat membayangkan ke mana arah percakapan ini. Apa bedanya
sekarang ini" PODS telah berhasil mene mukan meteorit berikut fosil di dalamnya!
"Jika kau masih ingat," lanjut lelaki tua itu, "piranti lunak satelit itu pada
awalnya tidak dapat bekerja dengan baik. Kau pernah mempermasalahkannya di media
pada waktu itu." "Seperti yang memang harus aku lakukan!" kata Sexton sambil duduk di depan
tamunya. "Itu salah satu dari kegagalan NASA!"
Tamunya mengangguk. "Aku setuju. Tetapi tidak lama se telah itu, NASA mengadakan
konferensi pers lagi untuk meng-umumkan bahwa mereka telah berhasil
memperbaikinya ... se-macam penambalan piranti lunak untuk memperbaiki piranti
lunak yang lama atau semacam itulah."
Sexton tidak benar-benar menonton acara tersebut, tetapi dia mendengar bahwa
acara itu berlangsung singkat, datar, dan bisa dikatakan tidak layak untuk
diberitakan. Pimpinan proyek PODS memberikan gambaran teknis yang membosan kan
tentang bagaimana NASA telah berhasil mengatasi kesalahan kecil dalam piranti
lunak PODS yang bertugas untuk mendeteksi anomali dan membuatnya berfungsi
kembali. "Aku telah mengamati PODS dengan penuh minat sejak kegagalan itu," kata lelaki
itu. Dia kemudian mengeluarkan sebuah kaset video dan berjalan ke arah televisi
di ruang baca apartemen Sexton, lalu memasukkan video tersebut ke dalam VCR.
"Ini pasti akan menarik perhatianmu."
Video mulai diputar. Rekamanan itu memperlihatkan ruang pers NASA di kantor
pusat di Washington. Seorang lelaki berpakaian apik berdiri di belakang podium
dan memberi salam kepada hadirin. Papan nama yang tertulis di atas podium itu
bertuliskan: CHRIS HARPER, Manajer Bagian Polar Orbiting Density Scanner Satellite (PODS)
Chris Harper adalah lelaki jangkung, sopan, dan berbicara dengan kesantunan yang
tenang dari seorang Amerika berdarah Eropa yang masih retap menjaga akar
budayanya dengan bangga. Aksennya terdengar terpelajar dan halus. Dia berbicara
kepada pers dengan penuh percaya diri, dan menyampaikan kabar buruk tentang
PODS. "Walau satelit PODS berada di orbit dan berfungsi dengan baik, kita masih
memiliki hambatan kecil dengan komputer di sana. Terdapat sebuah kesalahan kecil
dalam program dan semua-nya itu adalah tanggung jawab saya. Pada intinya,
penyaring FIR memiliki indeks voxel yang cacat, dan itu artinya piranti lunak
pendeteksi anomali pada PODS tidak bekerja dengan semestinya. Kami sedang
memperbaikinya." Kerumunan itu mendesah, dan tampaknya sudah terbiasa dengan berita mengecewakan
dari NASA. "Apa artinya bagi keefektifan satelit itu akhir-akhir ini?" tanya
seseorang. Harper menerima pertanyaan itu seperti layaknya seorang profesional. Penuh
percaya diri dan apa adanya. "Bayangkan sepasang mata yang sempurna tanpa otak
yang berfungsi. Pada intinya satelit PODS dapat melihat dengan sempurna, tetapi
satelit itu tidak tahu apa yang sedang dilihatnya. Padahal tujuan dari misi PODS
adalah mencari kantung es yang mencair di puncak es di kutub, tetapi tanpa
komputer untuk menganalisis data kepadatan yang diterima PODS dari alat
pemindainya, PODS tidak dapat mencari di man a letak titik yang penting
tersebut. Kita akan memperbaiki keadaan tersebut setelah misi pesawat ulang-alik
berikutnya dapat melakukan perbaikan pada komputer di satelit itu."
Erangan kekecewaan kembali terdengar di ruangan itu. Lelaki tua itu menatap
Sexton. "Dia mengabarkan kabar buruk dengan cukup baik, bukan?"
"Dia orang NASA," gerutu Sexton. "Memang itu pekerjaan mereka."
Rekaman VCR menjadi gelap sesaat dan kemudian beralih ke konferensi NASA yang
lainnya. "Konferensi pers yang kedua ini," kata tamu Sexton, "dilaksanakan baru beberapa
minggu yang lalu. Sangat larut malam. Hanya beberapa orang saja yang
menontonnya. Kali ini Dr. Harper mengumumkan berita baik"
Rekaman itu mulai. Kali ini Chris Harper tampak tidak rapi dan tidak tenang.
"Dengan kegembiraan saya ingin mengumumkan," kata Harper, tetapi suaranya tidak
terdengar gembira, "NASA berhasil menemukan sebuah cara untuk memperbaiki
masalah piranti lunak dalam satelit PODS." Dia ragu-ragu ketika menjelaskan
tentang perbaikan itu. Menurutnya, perbaikan itu menyangkut pengaturan ulang
data mentah dari PODS dan kemudian mengirimkannya ke komputer di bumi sehingga
tidak harus bergantung pada komputer di satelit PODS. Semua orang terlihat
terkesan. Penjelasannya terdengar mudah dimengerti dan menarik. Ketika Harper
selesai, terdengar suara tepuk tangan meme-nuhi ruangan itu.
"Jadi, kita dapat mengharapkan data itu segera?" sese orang bertanya.
Harper mengangguk. Keringat terlihat di keningnya. "Dalam dua minggu ini."
Tepuk tangan lagi. Terlihat tangan -tangan mengacung minta giliran bertanya di
seluruh ruangan. "Hanya itu yang dapat kusampaikan pada kalian sekarang," kata Harper. Dia tampak
sakit ketika membereskan berkas-berkas yang dibawanya ke podium. "PODS ada di
atas dan sudah berfungsi dengan baik. Kita akan segera mendapatkan data."
Setelah itu Harper terlihat seperti berlari meninggalkan panggung.
Sexton menyumpah. Dia harus mengakui ini aneh. Kenapa Chris Harper tampak begitu
nyaman ketika menyampaikan kabar buruk dan merasa tidak nyaman ketika
menyampaikan kabar baik" Hal yang seharusnya terjadi adalah kebalikannya. Sexton
belum menyaksikan konferensi pers ini ketika ditayangkan, walaupun dia sudah
membaca tentang perbaikan piranti lunak itu. Pada saat itu, perbaikan tersebut
tampak seperti usaha untuk menyelamatkan NASA yang tidak terlalu berhasil.
Persepsi masyarakat masih tetap tidak terkesan. PODS hanyalah proyek NASA
lainnya yang tidak berfungsi dengan baik dan dengan canggung diperbaiki dengan
solusi yang kurang ideal.
Tamu Sexton mematikan televisi. "NASA mengatakan malam itu Dr. Harper sedang
tidak enak badan." Dia lalu berhenti sejenak. "Tetapi aku menduga Dr. Harper
berbohong saat itu."
Berbohong" Sexton menatap tamunya. Pikirannya yang se dang bingung tidak dapat
mengumpulkan semua alasan yang rasional kenapa Harper harus berbohong tentang
piranti lunak itu. Akan tetapi, Sexton sendiri sudah cukup sering berbohong
sepanjang hidupnya sehingga dapat mengenali seorang pembohong yang payah begitu
dia melihatnya. Dia harus mengakui, Dr. Harper memang tampak mencurigakan.
"Mungkin kau tidak menyadarinya?" tanya lelaki tua itu. "Pengumuman kecil yang
baru saja kaudengar dari Chris Harper tadi adalah satu-satunya konferensi pers
yang paling penting dalam sejarah NASA." Dia berhenti sejenak. "Perbaikan
piranti lunak yang tepat pada waktunya itu adalah perbaikan yang memungkinkan
PODS menemukan meteorit tersebut."
Sexton bingung. Dan kaupikir dia berbohong tentang hal itu!
"Tetapi, jika Harper berbohong, dan piranti lunak itu tidak betul-betul dapat
bekerja, bagaimana NASA bisa menemukan meteorit itu?"
Orang tua itu tersenyum. "Tepat."
77 ARMADA MILITER AS yang berupa pesawat-pesawat yang disita dari penangkapan
perdagangan obat bius terdiri atas dua belas pesawat jet pribadi, termasuk tiga
G4 yang sudah diperbaiki kembali dan sekarang digunakan sebagai transportasi
personel militer VIP. Setengah jam yang lalu, salah satu dari G4 itu telah
tinggal landas dari landasan pacu Thule Air Force Base, berjuang untuk
mempertahankan arahnya dalam badai, dan sekarang menerobos ke arah selatan
memasuki malam menuju Kanada dalam perjalanannya ke Washington. Di dalamnya,
Rachel Sexton, Michael Tolland, dan Corky Marlinson menempati kabin berkursi
delapan itu untuk mereka sendiri. Mereka tampak seperti sekelompok atlet yang
berpakaian seragam tidak rapi - jumpsuit dan topi biru U.S.S. Charlotte.
Walau mesin Grumman begitu menggemuruh, Corky Marlinson tetap dapat tidur di
bagian belakang pesawat. Tolland duduk di dekat bagian depan, dan terlihat
sangat letih saat dia menatap laut di luar jendela. Rachel duduk di sampingnya,
dan tahu bahwa dia tidak akan bisa tidur walau tadi telah diberi obat tidur.
Pikirannya bergolak karena meteorit misterius, dan yang paling terkini,
percakapan dengan Pickering di ruang kedap suara tadi. Sebelum mereka mengakhiri
percakapan tersebut, Pickering telah memberi Rachel dua tambahan informasi yang
membuatnya tidak tenang. Pertama, Marjorie menyatakan bahwa dia memiliki rekaman video yang berisi
pengarahan singkat yang diberikan Rachel kepada staf Gedung Putih sore tadi.
Sekarang Tench mengancam akan menggunakan rekaman tersebut jika Rachel kembali
menentang konfirmasi yang diberikannya mengenai data meteorit itu. Berita itu
sangat tidak menyenangkan karena Rachel sudah meminta secara khusus kepada Zach
Herney bahwa penjelasannya kepada staf Gedung Putih itu hanya untuk digunakan di lingkungan dalam
Gedung Putih. Tampaknya Zach Herney telah mengabaikan permintaannya.
Berita yang kedua adalah tentang acara debat CNN yang dihadiri ayahnya siang
tadi. Menurutnya, Marjorie Tench muncul secara tidak terduga dan memancing ayah
Rachel dengan lihainya agar menegaskan posisinya mengenai NASA. Terlebih lagi,
Tench telah memperdaya sang senator untuk menyatakan skeptisisme-nya secara
kasar bahwa kehidupan di luar bumi tidak akan pernah ditemukan.
Mempersilakan Tench memotong kepalanya" Itulah yang dikatakan Pickering mengenai
jawaban ayahnya ketika ditanya bagaimana kalau NASA berhasil menemukan kehidupan
dari luar angkasa. Rachel bertanya-tanya bagaimana Tench berhasil membujuk
ayahnya agar mengeluarkan kata-kata yang dapat menjadi senjata makan tuan bagi
kampanye ayahnya. Jelas, Gedung Putih telah mempersiapkannya dengan sangat
cermat: tanpa belas kasihan menyusun semua kartu domino, dan menyiapkan
kertintuhan besar bagi Sexton. Seperti pasangan pegulat, Presiden dan Marjorie
Tench telah melakukan gerakan untuk membantai lawannya. Sement ara Presiden
tetap terlihat terhormat di luar arena, Tench memasuki dan mengitari arena, dan
dengan licik menempatkan sang senator untuk menerima bantingan dari Presiden.
Presiden berkata kepada Rachel, dia meminta NASA untuk menunda pengumuman
mengenai penemuan tersebut supaya memiliki waktu untuk memast ikan akurasi data
yang diterimanya. Sekarang Rachel tahu, ada keuntungan lain yang diperolehnya
ketika Presiden memutuskan untuk menunggu. Tambahan waktu itu memberi Gedung
Putih kesempatan untuk mengulur tali yang digunakan sang senator untuk
menggantung dirinya sendiri.
Rachel tidak merasa bersimpati terhadap ayahnya, namun dia tahu, di balik
penampilan Presiden Zach Herney yang hangat dan lembut, tersembunyi seekor hiu
yang cerdik' Anda tidak akan menjadi orang paling kuat di dunia tanpa memiliki
naluri pembunuh. Pertanyaannya sekarang adalah apakah hiu ini merupakan orang
luar yang tidak tahu apa-apa - ataukah pemain utama.
Rachel berdiri untuk meregangkan kakinya. Ketika dia berjalan di gang pesawat
itu, dia merasa putus asa karena potongan-potongan teka-teki ini tampak saling
berlawanan. Pickering dengan logika murni yang sudah menjadi sifatnya itu menyim
pulkan bahwa meteorit tersebut palsu. Corky dan Tolland, dengan jaminan ilmiah
yang diberikannya, bersikeras bahwa meteorit itu asli. Rachel hanya tahu apa
yang telah dilihatnya - batu hangus dengan fosil yang menempel di dalamnya dan
ditarik keluar dari dalam es.
Sekarang, ketika dia melintas di samping Corky, dia melihat ke arah ahli
astrofisika yang babak belur itu karena pelarian mereka di es tadi. Pipinya yang
bengkak sekarang sudah mulai mengempis, dan jahitannya tampak bagus. Dia
tertidur sambil mendengkur, sementara tangannya yang gemuk memegangi sam-pel
meteorit berbentuk cakram, seperti teman tidur.
Rachel meraih ke bawah dan dengan perlahan-lahan mengambil sampel meteorit itu
dari tangan Corky. Dia memeganginya, dan mengamati fosil itu lagi. Buang semua
asumsi, katanya pada dirinya sambil bersikeras untuk mengatur ulang pikirannya.
Buat kembali rantai kebenaran. Itu adalah kiat kuno NRO. Membangun kembali
sebuah bukti dari sekumpulan data merupakan proses yang dikenal sebagai "titik
awal nol" - sesuatu yang dilakukan semua analis data ketika potongan potongan
informasi yang mereka miliki tidak saling cocok.
Atur kembali bukti yang ada.
Dia mulai berjalan hilir mudik lagi.
Apakah batu ini mewakili bukti adanya kehidupan di luar bumi"
Rachel tahu, bukti adalah sebuah kesimpulan yang dibangun dari piramid fakta
yang terdiri dari sejumlah besar informasi yang telah diterima sehingga
keyakinan yang lebih spesifik terbentuk.
Hilangkan semua asumsi dasar tersebut. Mulai lagi. Apa yang kita miliki"
Sebongkah batu. Dia mempertimbangkannya sesaat. Sebongkah batu. Sebongkah batu dengan makhluk
hidup yang sudah menjadi fosil. Rachel berjalan kembali ke depan, lalu dia duduk


Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di samping Tolland. "Mike, ayo kita bermain."
Tolland berpaling dari jendela, tampak sedang melamun, dan berkelana jauh ke
dalam pikirannya. "Sebuah permainan?"
Rachel lalu memberikan sampel meteorit itu ke tangan nya. "Coba anggap kau baru
saja melihat batu ini untuk pertama kalinya. Aku tidak mengatakan dari mana batu
ini berasal atau bagaimana batu ini ditemukan. Apa yang akan kaukatakan tentang
batu ini?" Tolland mendesah sedih. "Kebetulan sekali kau bertanya. Aku baru saja
berpikir ...." RATUSAN MIL di belakang Rachel dan Tolland, sebuah pesawat berbentuk aneh, terus
terbang rendah. Di dalamnya, kelompok Delta Force tidak bersuara. Mereka pernah
ditarik dari tempat tugas mereka dengan tergesa-gesa, tetapi belum pernah
seperti ini. Pengendali mereka marah sekali.
Sebelumnya, Delta-One memberi tahu sang pengendali bahwa ada kejadian tak
terduga di dataran es sehingga regunya tidak memiliki pilihan lain kecuali
melakukan tindakan kekerasan - kekerasan yang melibatkan pembunuhan empat orang
sipil, termasuk Rachel Sexton dan Michael Tolland.
Sang pengendali sangat terkejut. Pembunuhan, walaupun merupakan cara terakhir
yang diizinkan, jelas tidak pernah menjadi rencana sang pengendali sejak awal.
Setelah itu, kekesalan sang pengendali atas peristiwa pembunuhan itu berubah
menjadi kemarahan yang luar biasa ketika dia mengetahui pembunuhan itu tidak
berjalan sesuai rencana. "Regumu gagal!" teriak sang pengendali yang sedang men-didih karena murka. Suara
robot dari saluran aman itu tidak mampu menyembunyikan kemarahannya. "Tiga dari
empat sasar-an kalian masih hidup!"
Tidak mungkin! pikir Delta-One. "Tetapi kami menyaksikan - "
"Mereka berhasil menghubungi sebuah kapal selam dan sekarang sedang dalam
perjalanan menuju Washington."
"Apa!" Nada suara sang pengendali terdengar sangat berbahaya. "Dengarkan baik-baik. Aku
akan memberimu perintah baru. Dan kali ini kalian tidak boleh gagal!"
78 SENATOR SEXTON benar-benar merasakan secercah harapan ketika dia mengantar tamu
tak terduganya itu kembali ke lift. Ternyata, pimpinan SFF itu tidak datang
untuk menghukumnya, melainkan justru untuk membesarkan hatinya dan mengatakan
bahwa pertempuran ini belum selesai.
Kemungkinan adanya celah dalam penemuan NASA ini.
Rekaman video dari konferensi pers NASA yang aneh tadi telah meyakinkan Sexton
bahwa tamunya tadi benar - direktur misi PODS Chris Harper berbohong. Tetapi
kenapa" Dan jika NASA tidak pernah memperbaiki piranti lunak PODS, bagaimana
NASA dapat menemukan meteorit tenebut"
Ketika mereka berjalan ke lift, lelaki tua itu berkata, "Kadang-kadang yang
diperlukan untuk mengurai kekusutan hanyalah menarik salah satu talinya. Mungkin
kita akan menemukan jalan untuk menghancurkan kemenangan NASA dari dalam.
Sebarkan ketidakpercayaan. Siapa yang tahu apa hasilnya nanti?" Mata lelaki tua
yang letih itu menatap Sexton dengan tajam. "Aku belum siap untuk berbaring dan
mati, Senator. Dan aku yakin, kau juga begitu."
"Tentu saja aku tidak akan menyerah," kata Sexton sambil berusaha terdengar
yakin. "Kita sudah berjalan sejauh ini."
"Chris Harper berbohong tentang perbaikan PODS," kata pimpinan SFF itu ketika
dia sudah masuk ke lift. "Dan kita harus tahu alasannya."
"Aku akan mendapatkan informasi itu secepatnya," sahut Sexton. Aku punya orang
yang tepat untuk itu. "Bagus. Masa depanmu tergantung padanya."
Ketika Sexton berjalan menuju apartemennya kembali, lang-kahnya terasa sedikit
lebih ringan, dan kepalanya sedikit lebih jernih. NASA berbohong tentang PODS.
Satu-satunya pertanyaan adalah bagaimana Sexton dapat membuktikannya.
Pikirannya sekarang beralih pada Gabrielle Ashe. Di mana pun asisten pribadinya
pada saat ini, dia pasti sedang merasa sangat kacau. Gabrielle pasti sudah
menyaksikan konferensi pers tadi dan sekarang sedang berdiri di tepian suatu
tempat dan bersiap untuk meloncat. Idenya dengan menjadikan NASA sebagai isu
kampanye Sexton, ternyata merupakan kesalahan besar bagi karier sang senator.
Gabrielle berhutang padaku, pikir Sexton. Dan dia pasti tahu itu.
Gabrielle terkenal dapat membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan untuk
mengungkap rahasia NASA. Dia punya kenalan, pikir Sexton. Gabrielle telah
mendapatkan informasi dari orang dalam selama beberapa minggu terakhir.
Perempuan itu memiliki kenalan yang identitasnya tidak dikatakan Gabrielle
kepada sang senator. Kenalan yang dapat diminta untuk mengeluarkan informasi
tentang PODS. Lagi pula, malam ini Gabrielle akan lebih termotivasi. Dia punya
utang yang harus dibayarnya, dan Sexton menduga Gabrielle akan melakukan apa
saja untuk mendapatkan kembali kebaikan Sexton.
Ketika Sexton tiba di depan pintu apartemennya, penjaganya mengangguk. "Malam,
Pak Senator. Apakah saya sudah bertindak benar dengan membiarkan Gabrielle masuk
tadi" Katanya, dia harus berbicara dengan Anda karena ada masalah penting."
Sexton berhenti. "Maaf?"
"Ms. Ashe" Dia tadi bilang, dia memiliki informasi penting untuk Anda. Karena
itulah saya membiarkannya masuk."
Sexton merasa tubuhnya menjadi kaku. Dia menatap pintu apartemennya dengan
bingung. Apa maksud orang ini"
Ekspresi wajah penjaga itu berubah menjadi bingung dan prihatin. "Senator, Anda
tidak apa-apa" Anda pasti ingat, bukan" Gabrielle datang ketika Anda sedang
rapat. Dia berbicara dengan Anda, bukan" Dia pasti berbicara dengan Anda, Dia
berada di dalam cukup lama."
Sexton menatap penjaga itu lama, sementara denyut nadinya menderu-deru seperti
roket yang ingin lepas landas. Orang bodoh ini membiarkan Gabrielle masuk ke
apartemenku selama rapat tertutupku dengan SFF" Dan Gabrielle tinggal cukup lama
di dalam dan kemudian pergi tanpa mengatakan sesuatu" Sexton hanya dapat
membayangkan apa yang mungkin telah didengar Gabrielle. Sambil menahan
amarahnya, Sexton memaksakan diri untuk tersenyum pada penjaganya. "Oh, ya!
Maaf. Aku sangat letih. Tadi juga minum cukup banyak. Ms. Ashe dan aku memang
berbicara. Kau melakukan hal yang benar."
Penjaga itu tampak lega. "Apakah dia mengatakan mau ke mana ketika pergi?" Penjaga itu menggelengkan
kepalanya. "Dia terburu-buru sekali."
"Baik. Terima kasih."
Sexton masuk ke apartemennya dengan perasaan marah. Seberapa sulitnya perintahku
untuk dimengerti" Tidak boleh ada tamu! Dia menduga jika Gabrielle telah berada
di dalam cukup lama dan menyelinap keluar diam-diam, dia pasti telah mendengar
sesuatu yang seharusnya tidak didengarnya. Malam paling penting dalam karier
politiknya. Senator Sexton tahu, apa pun yang terjadi dia tidak boleh kehilangan kepercayaan
Gabrielle Ashe. Perempuan bisa menjadi sangat pendendam dan bodoh ketika mereka
merasa ditipu. Sexton harus mendapatkannya kembali. Lebih dari sebelumnya, malam
ini dia membutuhkan Gabrielle berada di pihaknya.
79 DI LANTAI empat studio televisi ABC, Gabrielle Ashe duduk sendirian di dalam
kantor Yolanda yang berdinding kaca sam bil menatap permadani berjumbai yang
terhampar di lantai. Selama ini dia selalu merasa bangga pada nalurinya yang
tajam dan tahu siapa yang dapat dipercayainya. Sekarang, untuk pertama kalinya
setelah bertahun-tahun, Gabrielle merasa sendirian, dan tidak yakin harus ke
arah mana. Bunyi ponselnya mengalihkan tatapannya dari permadani di bawahnya. Dengan enggan
dia menjawabnya. "Gabrielle Ashe." Gabrielle segera mengenali warna suara Senator Sexton, dan
anehnya suara lelaki itu terdengar cukup tenang setelah kon-ferensi pers
Presiden tadi. "Aku mengalami malam yang luar biasa tidak menyenangkan di sini," kata Sexton,
"jadi, biarkan aku bicara. Aku yakin kau menonton konferensi pers Presiden tadi.
Apa kita memainkan kartu yang salah" Aku kesal sekali. Kau mungkin sedang
menyalahkan dirimu sendiri. Jangan. Siapa yang akan tahu keadaannya akan menjadi
seperti ini" Bukan salahmu. Jadi, dengarkan aku. Kupikir, pasti ada jalan untuk
mengembalikan posisi kita semula."
Gabrielle berdiri. Dia tidak dapat membayangkan apa maksud Sexton itu. Reaksi
Sexton tidak seperti yang diduganya.
"Aku ada rapat malam ini," kata Sexton, "dengan perwakilan dari perusahaanperusahaan ruang angkasa swasta, dan - "
"Benarkah?" seru Gabrielle. Dia terkejut ketika mendengar Sexton mengakuinya.
"Maksudku .... Aku tidak tahu."
"Ya, tidak ada yang penting. Aku seharusnya mengajakmu untuk ikut dalam rapat
itu, tetapi orang-orang itu sangat mementingkan privasi. Beberapa orang dari
mereka memberikan uangnya untuk dana kampanyeku. Dan itu bukan sesuatu yang
mereka ingin pamerkan."
Gabrielle merasa betul-betul tidak berdaya. "Tetapi ... bukankah itu melanggar
hukum?" "Melanggar hukum" Tentu saja tidak! Seluruh bantuan keuangan itu di bawah 200
ribu dolar. Uang kecil saja. Orangorang itu tidak memaksakan kehendaknya, tetapi
aku harus mendengarkan keluhan mereka. Sebut saja sebagai investasi masa depan.
Aku tidak mengatakan apa-apa padamu karena, terus terang, itu terlihat tidak
terlalu bagus. Jika Gedung Putih mengetahuinya, mereka akan menggunakannya.
Walau begitu, itu tidak penting. Aku menelepon untuk mengatakan bahwa setelah
pertemuanku malam ini, aku juga bertemu dengan pimpinan SFF ...."
Selama beberapa detik, walau Sexton masih terus berbicara, apa yang dapat
didengar Gabrielle adalah gelegak darahnya yang mengalir deras ke wajahnya
karena malu. Tanpa harus didesak sama sekali, Sexton telah mengakui pertemuannya
dengan per-usahaan-perusahaan ruang angkasa swasta. Sepenuhnya sah. Dan
Gabrielle ingat akan apa yang hampir dilakukannya! Untunglah Yolanda telah
mencegahnya. Aku hampir saja meloncat ke kapal Marjorie Tench!
"... dan aku juga berkata kepada pimpinan SFF itu," sang senator masih
berbicara, "bahwa kau mungkin dapat mengum pulkan informasi bagi kita."
Gabrielle kembali mendengarkan. "Baik."
"Kenalan yang selalu memberimu masukan tentang informasi NASA selama beberapa
bulan ini" Kuduga kau masih memiliki akses itu?"
Marjorie Tench. Gabrielle meringis di dalam hati ketika ingat dia tidak bisa
bercerita kepada sang senator bahwa informannya itu telah memperdayanya selama
ini. " "Mm ... kukira begitu," kata Gabrielle berbohong.
"Bagus. Ada beberapa informasi yang harus kudapatkan darimu. Segera."
Ketika Gabrielle mendengarkannya, dia baru sadar betapa parahnya dia telah
menganggap rendah Senator Sedgewick Sexton akhir-akhir ini. Sebagian dari
kekaguman Gabrielle kepada laki-laki ini telah menyurut malam ini dan ini
pertama kalinya terjadi sejak dia mengikuti karier politik sang senator, tetapi
sekarang semuanya kembali. Te pat di depan apa yang tampaknya seperti pukulan
mematikan bagi kampanye Sexton, sang senator sudah menyusun serangan balik. Dan
walaupun Gabrielle telah menuntunnya ke jalan yang buruk, Sexton tidak menghukum
-nya. Sexton bahkan memberinya kesempatan untuk menebus kesalahannya.
Dan dia akan menebusnya. Dengan cara apa saja.
80 WILLIAM PICKERING menatap ke luar jendela kantornya, ke arah lampu-lampu mobil
di Leesburg Highway. Dia sering memikirkan tentang anak perempuannya ketika dia
berdiri di atas sana, sendirian di puncak dunia.
Semua kekuasaan ini ... dan aku tak sanggup menyelamat kannya.
Putri Pickering, Diana, tewas di Laut Merah ketika se dang berlatih sebagai
seorang navigator pada sebuah kapal pengawal AL yang berlabuh di sana. Kapalnya
sedang berlabuh di sebuah pelabuhan yang aman pada siang hari yang cerah ketika
sebuah perahu motor buatan tangan yang berisi peledak dan diawaki dua orang
teroris berani mati, melaju lambat menyeberangi pelabuhan dan meledak ketika
menabrak badan kapal besar itu. Diana Pickering dan tiga belas tentara muda
Amerika lainnya tewas pada hari itu.
William Pickering merasa remuk redam. Kesedihan yang men-dalam menguasainya
selama berminggu-minggu. Ketika serangan teroris itu dilacak dan mengarah ke
sebuah kelompok kecil yang memang sudah dicari-cari CIA selama bertahun-tahun
tanpa hasil, kesedihan Pickering berubah menjadi kemurkaan. Dia berjalan dengan
cepat ke kantor pusat CIA dan menuntut jawaban.
Jawaban yang didapatnya sangat sulit diterimanya.
Tampaknya CIA telah mempersiapkan serangan pada kelompok kecil itu beberapa
bulan yang lalu, tapi masih harus menunggu foto-foto satelit beresolusi tinggi
sehingga mereka dapat merencanakan serangan mendadak ke sarang teroris tersebut
di pegunungan Afghanistan. Foto-foto tersebut dijadwalkan akan diambil satelit
NRO yang bernilai 1,2 juta dolar dengan nama sandi Vortex 2, satelit yang
meledak di landasan peluncuran bersama pesawat NASA yang sedianya akan
meluncurkannya ke ruang angkasa. Karena kecelakaan NASA itulah, serangan CIA
ditunda, dan sekarang Diana Pickering telah tewas.
Pikiran Pickering mengatakan padanya bahwa NASA tidak bertanggung jawab secara
langsung atas kematian putrinya, tetapi hatinya sangat sulit untuk memaafkan.
Penyidikan yang dilaku-kan terhadap ledakan roket itu menemukan bahwa insinyurinsinyur NASA bertanggung jawab pada sistem pengisian bahan bakar yang dipaksa
untuk menggunakan bahan bakar kelas dua agar menghemat anggaran.
"Untuk penerbangan tak berawak," Lawrence Ekstrom menjelaskan dalam konferensi
pers, "NASA mementingkan efektivitas biaya di atas segalanya. Dalam hal ini,
hasilnya diakui tidak optimal. Kami akan menyelidikinya."
Tidak optimal. Diana Pickering sudah tewas.
Lebih jauh lagi, karena satelit mata-mata mereka itu rahasia, masyarakat tidak
pernah tahu bahwa NASA telah menghanguskan proyek NRO senilai 1,2 juta dolar,
dan secara tidak lang-sung, sejumlah nyawa rakyat Amerika.
"Pak?" suara sekretaris Pickering terdengar dari interkom, dan mengejutkannya.
"Saluran satu. Dari Marjorie Tench."
Pickering menggelengkan kepalanya untuk mengusir lamunannya dan menatap
teleponnya. Lagi" Lampu yang berkedip di saluran satu tampak seperti berkedipkedip dengan tidak sabar. Pickering mengerutkan keningnya dan mengangkatnya.
"Pickering di sini."
Suara Tench terdengar sangat marah. "Apa yang dikatakannya pada Anda?"
"Maaf ?" "Rachel Sexton sudah menelepon Anda. Apa yang dikatakannya pada Anda" Dia berada
di dalam sebuah kapal selam. Demi Tuhan! Jelaskan itu!"
Pickering dapat langsung memastikan bahwa menyangkal kenyataan bukanlah pilihan
yang dapat dilakukannya. Tench telah mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan baik.
Pickering terkejut karena Tench dapat mengetahui tentang kapal selam Charlotte
yang ditumpangi Rachel, dan tampaknya perempuan itu memang tetap ngotot sampai
mendapatkan jawaban yang diinginkannya. "Ms. Sexton memang menelepon saya."
"Anda mengatur penjemputannya. Dan Anda tidak menelepon saya?"
"Saya memang menyediakan kendaraan. Itu betul." Masih dua jam lagi Rachel
Sexton, Michael Tolland, dan Corky Marlinson dijadwalkan tiba di Boilings Air
Force Base yang tak jauh letaknya dari Washington.
"Tetapi Anda memilih untuk tidak memberi tahu saya?"' "Rachel Sexton telah
membuat pengakuan yang sangat meng-gangu saya."
"Tentang keaslian meteorit tersebut ... dan semacam penyerangan yang mengancam
hidupnya?" "Antara lain begitu." "Jelas, dia berbohong."
"Anda sadar bahwa dia bersama dua orang lain yang mendukung ceritanya?"
Tench terdiam sejenak."Ya. Sangat mengganggu. Gedung Putih sangat prihatin pada
pernyataan mereka." "Gedung Putih" Atau Anda secara pribadi?"
Nada suara Tench menjadi setajam silet. "Sejauh yang Anda ketahui, Pak Direktur,
tidak ada perbedaannya malam ini."
Pickering tidak terkesan. Dia bukanlah orang yang asing dengan omong besar
politisi dan para staf pendukung yang selalu berusaha memastikan dominasi mereka
atas komunitas intelijen, tetapi hanya segelintir saja orang yang memiliki
perlawanan sekuat Marjorie Tench. "Apakah Presiden tahu Anda menelepon saya?"
"Terus terang, Pak Direktur, saya sangat terkejut Anda bah-kan bisa memikirkan
pernyataan konyol seperti itu."
Kau tidak menjawab pertanyaanku. "Saya tidak melihat adanya alasan logis bagi
mereka untuk berbohong. Saya mengira mereka mengatakan yang sebenarnya, atau
mereka telah mengata-kan kesalahan dengan jujur."
"Kesalahan" Tuduhan serangan itu" Ketidaksempurnaan data yang tidak pernah
dilihat NASA dalam meteorit itu" Ya ampun! Ini jelas merupakan pemainan
politik." "Jika memang demikian, saya tidak bisa melihat mereka memiliki motif tertentu."
Tench mendesah berat dan merendahkan suaranya. "Pak Direktur, ada kekuatan yang
bergerak di sini dan mungkin tidak Anda ketahui. Kita dapat membicarakan hal ini


Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

panjang lebar, tetapi sekarang saya harus tahu di mana Ms. Sexton dan yang
lainnya. Saya harus mengurusnya hingga ke akarnya sebelum mereka berbuat
kerusakan yang lebih parah. Di mana mereka?"
"Itu bukanlah informasi yang dapat saya beri tahu dengan rasa nyaman. Saya akan
menghubungi Anda ketika mereka tiba."
"Salah. Saya akan berada di sana untuk menyambut mereka ketika mereka tiba."
Kau dan berapa banyak agen Secret Service" Pickering bertanya-tanya. "Jika saya
memberi tahu waktu dan tempat kedatangan mereka, apakah kita memiliki kesempatan
untuk mengobrol seperti teman, atau Anda bermaksud membawa sepasukan tentara
untuk menangkap mereka?"
"Orang-orang ini telah menempatkan diri mereka sebagai ancaman langsung terhadap
Presiden. Gedung Putih jelas memiliki hak untuk menangkap dan menginterogasi
mereka." Pickering tahu, Tench benar. Di bawah Pasal 18, ayat 3056 dalam United States
Code, agen Secret Service boleh membawa senjata api, menggunakan kekuatan, dan
melakukan penangkapan tanpa "surat perintah" hanya karena kecurigaan bahwa orang
tersebut melakukan, atau berniat melakukan, kejahatan atau tindakan agresi apa
saja terhadap presiden. Secret Service memiliki kekuasaan penuh. Mereka telah
menahan banyak orang, termasuk gelandangan di luar Gedung Putih, dan anak-anak
sekolah yang mengirimkan olok-olok lewat email.
Pickering tidak ragu Secret Service dapat membenarkan penangkapan Rachel Sexton
dan teman -temannya, dan menahan mereka di ruang bawah tanah Gedung Putih tanpa
batas waktu tertentu. Ini adalah permainan yang berbahaya, tetapi Tench jelas
tahu taruhannya tinggi. Pertanyaannya adalah apa yang akan terjadi berikutnya
jika Pickering membiarkan Tench mengambil alih kendali. Pickering tidak punya
niat untuk mencari tahu jawabannya.
"Saya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi Presiden dari
tuduhan palsu. Implikasi dari kecurangan saja sudah akan mencoreng nama Gedung
Putih dan NASA. Rachel Sexton telah merusak kepercayaan yang diberikan Presiden
padanya, dan saya tidak ingin melihat Presiden me-nanggung akibatnya," kata
Tench. "Dan bagaimana kalau saya meminta agar Ms. Sexton diizinkan membawa kasusnya ini
ke depan juri untuk penyelidikan?"
"Maka Anda akan dianggap mengabaikan perintah langsung dari Presiden dan memberi
Ms. Sexton sebuah panggung untuk membuat kekacauan politis! Saya akan menanyakan
sekali lagi pada Anda, Pak Direktur. Ke mana Anda terbangkan mereka?"
Pickering mengembuskan napas panjang. Entah dia akan memberi tahu Marjorie Tench
bahwa pesawat itu akan segera mendarat di Boilings Air Force Base atau tidak,
Pickering tahu Tench punya sarana untuk mencari tahu. Pertanyaannya adalah
apakah Tench mau melakukannya atau tidak. Dari kebulatan tekad dalam suara
Tench, Pickering merasa perempuan itu tidak akan tinggal diam. Marjorie Tench
takut. "Marjorie," kata Pickering dengan suara yang sangat jelas. "Seseorang sedang
berbohong pada saya. Saya yakin akan hal ini. Entah itu Rachel Sexton dan kedua
orang ilmuwan sipil itu - atau Anda. Dan saya percaya, Andalah yang berbohong pada
saya." Tench meledak. "Berani sekali Anda - "
"Kemarahan Anda tidak ada gunanya bagi saya maka simpan saja. Bertindaklah
bijaksana karena saya memiliki bukti mutlak tentang ketidakbenaran siaran pers
NASA dan Gedung Putih malam ini."
Tiba-tiba Tench terdiam. Pickering membiarkan Tench mencerna kata-katanya sesaat. "Saya tidak mencari
kegentingan politis seperti Anda. Tetapi telah ada kebohongan. Kebohongan yan g
tidak akan bertahan. Jika Anda ingin saya menolong Anda, Anda harus memulainya
dengan berterus terang kepada saya."
Tench tampak terpengaruh, namun tetap waspada. "Jika Anda yakin ada kebohongan,
kenapa tidak Anda umumkan saja.
"Saya tidak mau mencampuri urusan politis."
Tench menggumamkan sesuatu yang terdengar seperti, "omong kosong."
"Marjorie, apa Anda berani berkata bahwa pengumuman Presiden.malam ini benarbenar akurat?" Ada kesunyian yang lama di dalam saluran telepon itu. Pickering tahu dia sudah
menang. "Dengar, kita berdua tahu ini adalah bom waktu yang sedang menunggu
untuk meledak. Tetapi belum terlambat. Ada kompromi-kompromi yang dapat kita
buat." Tench tidak mengatakan apa-apa selama beberapa detik. Akhirnya dia mendesah.
"Kita harus bertemu."
Gol, pikir Pickering. "Saya memiliki sesuatu yang akan saya perlihatkan pada Anda," kata Tench. "Dan
saya yakin itu akan memberi sedikit pencerahan dalam masalah ini."
"Saya akan datang ke kantor Anda."
"Jangan," sergah Tench dengan cepat. "Ini sudah malam. Kedatangan Anda ke sini
akan mengundang pertanyaan. Saya lebih suka hal ini dibicarakan di antara kita
saja." Pickering membaca satu hal di antara perkataan Marjorie Tench tersebut. Presiden
tidak tahu apa-apa tentang hal ini. "Anda boleh datang ke sini."
Suara Tench terdengar curiga. "Kita bertemu di tempat lain yang tidak mencolok
saja." Pickering sudah menduga akan hal itu.
"FDR Memorial tidak jauh dari Gedung Putih," kata Tench. "Tempat itu pasti sepi
pada jam seperti ini di malam hari."
Pickering mempertimbangkannya. FDR Memorial terletak di tengah -tengah antara
Jefferson Memorial dan Lincoln Memorial, dan merupakan tempat yang sangat aman
di kota itu. Setelah berpikir agak lama, Pickering setuju.
"Satu jam lagi," kata Tench untuk mengakhiri pembicaraan-nya. "Dan datanglah
sendirian." Begitu sambungan telepon diputus, Marjorie Tench menelepon Administrator NASA,
Lawren ce Ekstrom. Suara Tench terdengar kaku saat mengabarkan berita buruk
tersebut. "Pickering bisa menjadi masalah."
81 WAJAH GABRIELLE Ashe berseri-seri dengan munculnya harapan baru ketika dia
berdiri di dekat meja Yolanda Cole di ruang produksi stasiun televisi ABC. Tak
lama setelah menerima telepon dari Senator Sexton, dia memutar nomor bagian
informasi telepon. Kalau dapat dipastikan, dugaan yang dikatakan Sexton padanya akan membuat
kehebohan. NASA berbohong tentang PODS" Gabrielle pernah menyaksikan konferensi
pers mengenai PODS dan dia juga ingat dirinya merasa aneh saat itu, tetapi dia
melupakan semuanya begitu saja. PODS bukanlah isu penting beberapa minggu yang
lalu. Tetapi malam ini, PODS telah menjadi isu penting.
Sekarang Sexton m embutuhkan informasi dari dalam, dan dia memerlukannya dengan
cepat. Dia memercayai "informan" Gabrielle untuk mendapatkan informasi tersebut.
Gabrielle meyakinkan sang senator bahwa dia akan berusaha sebaik mungkin. Tetapi
masalahnya informannya itu adalah Marjorie Tench yang tentu saja tidak akan
menolongnya lagi pada saat ini. Jadi Gabrielle harus mencari informasi dengan
cara lain. "Bagian informasi telepon," kata suara di telepon.
Gabrielle mengatakan apa yang diinginkannya. Si operator kembali dengan tiga
nomor telepon Chris Harper di Washington, dan Gabrielle mencoba semuanya.
Nomor pertama adalah sebuah kantor hukum. Yang kedua tidak ada jawaban. Yang
ketiga sekarang sedang berdering.
Seorang perempuan menjawab pada dering pertama. "Rumah keluarga Harper."
"Mrs. Harper?" tanya Gabrielle sesopan mungkin. "Saya harap saya tidak
membangunkan Anda?" "
Ya ampun, tidak. Kukira tidak ada orang yang tidur malam ini." Suaranya
terdengar gembira sekali. Gabrielle dapat mendengar suara televisi di belakang
sana. Televisi itu masih melaporkan berita tentang meteorit. "Kukira kau
menelepon untuk bicara dengan Chris?"
Denyut nadi Gabrielle menjadi lebih cepat. "Ya, Bu."
"Sayangnya Chris tidak di sini. Dia tadi bergegas ke kantornya begitu pidato
Presiden selesai." Perempuan itu tertawa sendiri. "Tentu saja, aku ragu di
kantor masih ada pekerjaan. Aku lebih yakin, yang ada hanya pesta. Pengumum an
itu sangat mengejutkannya. Aku yakin semua orang juga pasti sama terkejutnya.
Telepon kami berdering sepanjang malam. Aku bertaruh seluruh pegawai NASA
berkumpul di sana sekarang."
"Di kompleks di E Street?" tanya Gabrielle ketika dia menduga maksud perempuan
itu adalah kantor pusat NASA.
"Betul sekali. Bersiap-siaplah untuk berpesta di sana." "Terima kasih. Saya akan
mencari Chris di sana."
Gabrielle menutup teleponnya. Dia bergegas pergi ke lantai ruang produksi dan
menemukan Yolanda di sana yang baru saja selesai mempersiapkan satu tim yang
terdiri dari para ahli ruang angkasa yang akan memberikan komentar antusias
mengenai meteorit tersebut.
Yolanda tersenyum ketika melihat Gabrielle datang. "Kau tampak lebih baik,"
katanya. "Mulai melihat secercah harapan di sini?"
"Aku baru saja bicara dengan Senator. Pertemuannya malam ini bukanlah pertemuan
seperti yang kukira."
"Aku kan sudah mengatakannya padamu tadi. Tench hanya mempermainkanmu saja.
Bagaimana Senator menanggapi berita tentang meteorit itu?"
"Lebih baik dari yang kuduga."
Yolanda tampak terkejut. "Kukira dia sudah meloncat ke depan sebuah bis yang
sedang melaju." "Dia menduga ada ketidakberesan dalam data NASA."
Yolanda mengeluarkan suara tidak percaya. "Apakah dia menyaksikan konferensi
pers yang aku juga baru saksikan" Berapa banyak konfirmasi lagi yang dibutuhkan
"Aku akan pergi ke NASA untuk memeriksa sesuatu."
Alis Yolanda yang diwarnai dengan pensil alis itu terangkat. Dia kemudian
bertanya, "Tangan kanan Senator Sexton akan mendatangi kantor pusat NASA" Malam
ini" Kautahu artinya 'dirajam massa'?"
Gabrielle mengatakan kepada Yolanda tentang kecurigaan Sexton bahwa manajer yang
mengurus PODS, Chris Harper, telah berbohong tentang perbaikan piranti lunak
pendeteksi anomali di satelit itu.
Jelas, Yolanda tidak memercayainya. "Kami meliput konferensi pers itu, Gabs, dan
harus kuakui, Harper tidak seperti biasanya malam itu. Tetapi NASA mengatakan
saat itu Harper sedang sangat sakit."
"Senator Sexton yakin dia berbohong. Yang lainnya juga yakin. Orang-orang
berpengaruh itu." "Jika piranti lunak pendeteksi anomali itu belum beres, bagaimana PODS dapat
menemukan meteorit itu?"
Tepat sekali. "Aku tidak tahu. Tetapi Senator ingin aku mencari beberapa jawaban
untuknya." Yolanda menggelengkan kepalanya. "Sexton mengirimmu ke sarang tawon karena sudah
putus asa. Jangan pergi. Kau tidak berutang apa pun padanya."
"Aku betul-betul telah mengacaukan kampanyenya." "Kesialan yang membuat
kampanyenya hancur."
"Tetapi kalau Senator benar dan manajer bagian POD S memang berbohong - "
"Sayangku, jika manajer bagian PODS memang berbohong kepada dunia, apa yang
membuatmu berpikir dia akan mengata-kan yang sebenarnya padamu?"
Gabrielle telah memperhitungkan itu dan sudah menyusun rencananya. "Jika aku
menemukan berita di sana, aku akan meneleponmu."
Yolanda tertawa dengan nada ragu. "Jika kau menemukan berita di sana, potong
kepalaku." 82 HAPUS SEMUA yang kau ketahui tentang sampel batu itu.
Michael Tolland telah bergumul dengan kecemasan pikirannya sendiri, tetapi
sekarang, dengan pertanyaan-pertanyaan Rachel yang menyelidik, dia merasa
bertambah tidak tenang. Dia me-natap potongan batu di tangannya.
Anggap seseorang menyerahkan sebongkah batu padamu tanpa memberikan penjelasan
tentang di mana batu itu ditemukan atau batu macam apa itu. Apa analisismu
tentang batu itu" Tolland tahu, pertanyaan -pertanyaan Rachel ada maksudnya, dan sebagai latihan
analitis, cara seperti ini terbukti berguna. Dengan menghapuskan semua data yang
diberikan saat kedatangannya di habisphere, Tolland harus mengakui bahwa
analisisnya tentang fosil tersebut menjadi begitu bias karena satu dasar pikiran
- batu yang mengandung fosil itu adalah sebuah meteorit.
Bagaimana jika aku TIDAK diberi tahu kalau ini adalah meteorit" Tolland bertanya
pada dirinya sendiri. Walau masih belum dapat membayangkan penjelasan lainnya,
Tolland membiarkan dirinya menyingkirkan "meteorit" sebagai dasar pe-mikirannya,
dan ketika dia melakukannya, hasilnya membuatnya tidak tenang. Sekarang Tolland
dan Rachel, ditambah Corky yang masih linglung, sedang mendiskusikan gagasan
gagasan itu. "Jadi," lanjut Rachel dengan nada suara yang terdengar tegas, "Mike, kau berkata
jika seseorang menyerahkan batu berfosil ini padamu tanpa penjelasan apa pun,
kau akan menyimpulkan bahwa batu ini berasal dari bumi."
"Tentu saja," sahut Tolland. "Kesimpulan apa lagi yang dapat kutarik" Akan jauh
lebih sukar untuk mengatakan kau telah menemukan kehidupan di luar bumi daripada
mengatakan kau telah menemukan fosil dari spesies bumi yang belum pernah
ditemukan sebelumnya. Para ilmuwan menemukan lusinan spe-sies baru setiap
tahunnya." "Caplak sepanjang dua kaki?" tantang Corky. Suaranya ter-dengar ragu. "Kau akan
menyimpulkan seekor serangga sebesar itu berasal dari bumi?"
"Tidak sekarang, mungkin," sahut Tolland, "tetapi spesies tersebut tidak harus
masih hidup sekarang ini. Itu fosil. Dan berusia 170 juta tahun. Kira-kira sama
usianya dengan masa Jurassic. Banyak fosil prasejarah yang terdiri dari makhluk
hidup dengan ukuran yang begitu besar sehingga terlihat mengejutkan ketika kita
menemukan fosilnya. Contohnya reptil besar ber-sayap, dinosaurus, burungburung." "Aku tidak bermaksud sok menjadi ahli fisika di sini, Mike," kata Corky, "tetapi
ada kekurangan yang serius dalam argu-menmu. Makhluk-makhluk prasejarah yang
baru saja kau sebut-kan tadi - dinosaurus, reptil-reptil, burung-burung - mereka
semua memiliki kerangka di dalam tubuh sehingga membuat mereka dapat tumbuh
besar walau ada pengaruh gravitasi bumi. Tetapi fosil-fosil ini ...." Dia
mengambil sampel batu itu dan mengangkatnya. "Mereka memiliki kerangka di luar
tubuh. Mereka binatang arthropoda. Serangga. Kau sendiri berkata semua serangga
yang sebesar ini hanya dapat berkembang biak di lingkungan dengan gravitasi yang
rendah. Jika tidak, kerangka luarnya akan jatuh karena berat nya sendiri."
"Betul," kata Tolland. "Spesies ini akan jatuh karena berat tubuhnya sendiri
jika dia berjalan di bumi."
Alis Corky mengerut dengan heran. "Nah, Mike, kecuali ada orang gua yang
mengelola peternakan serangga tanpa gra-vitasi, aku tidak mengerti bagaimana kau
dapat menyimpulkan serangga sepanjang dua kaki ini berasal dari bumi."
Tolland tersenyum dalam hati karena Corky telah mele watkan satu sisi sederhana.
"Sebenarnya, ada satu kemungkinan lagi." Tolland memusatkan perhatiannya pada
temannya itu. "Corky, kau terbiasa melihat ke atas. Sekarang, coba lihatlah ke
bawah. Ada lingkungan antigravitasi yang berlimpah-limpah di bumi ini. Dan sudah
ada di sini sejak zaman prasejarah."
Corky menatapnya. "Apa maksudmu?" Rachel juga tampak heran.
Tolland menunjuk ke luar jendela ke arah laut yang disinari rembulan, dan
berkilauan di bawah pesawat mereka. "Lautan."
Rachel bersiul. "Tentu saja."
"Air adalah lingkungan dengan gravitasi yang rendah," kata Tolland menjelaskan.
"Semuanya terasa lebih ringan di bawah air. Lautan mengandung banyak sekali
makhluk-makh luk rapuh yang tidak mungkin dapat hidup di daratan - uburubur,
cumi-cumi raksasa, belut laut."
Corky setuju, walau hanya sedikit. "Baik, tetapi lautan prasejarah tidak pernah
memiliki serangga raksasa."
"Tentu saja punya. Dan kenyataannya masih ada sampai sekarang. Orang-orang
menyantapnya setiap hari. Serangga ini merupakan santapan lezat di banyak
tempat." "Mike, siapa yang mau makan se rangga raksasa!"
"Siapa saja yang mau makan lobster, kepiting, dan udang." Corky menatapnya
dengan tajam. "Pada dasarnya Crustacea adalah serangga laut raksasa,"
kata Tolland menjelaskan. "Mereka adalah sub order dari filum Arthro-poda,
seperti caplak, kepiting, laba-laba, serangga, belalang, kalajengking, dan
lobster. Mereka semuanya bersaudara. Mereka semua spesies yang memiliki bagian
tubuh bersendi-sendi dan kerangka di luar tubuh."
Tiba-tiba Corky tampak jijik.
"Dari sudut pandang klasifikasi, mereka sangat mirip serangga," jelas Tolland
lagi. "Kepiting horseshoe mirip trilobite raksasa. Dan capit lobster mirip capit


Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalajengking besar. Wajah Corky menjadi pucat. "Baiklah. Aku baru saja makan lobster gulung
terakhirku." Rachel tampak kagum. "Jadi, binatang arthropoda di daratan tetap memiliki tubuh
yang kecil karena secara alamiah gravitasi yang menyebabnya seperti itu. Tetapi
di dalam air, tubuh mereka mengambang, jadi mereka dapat tumbuh besar sekali."
"Tepat," kata Tolland. "Seekor kepiting raksasa Alaska dapat secara keliru
digolongkan sebagai laba-laba raksasa jika kita hanya memiliki bukti fosil yang
terbatas." Kegembiraan Rachel tampak berkurang karena sekarang merasa prihatin. "Mike,
kembali pada isu penampilan meteorit yang tampak asli itu. Katakan padaku:
Apakah kau berpendapat bahwa fosil-fosil yang kita lihat di Milne tadi mungkin
saja berasal dari lautan" Lautan di bumi"
Tolland memandang Rachel dan merasakan bobot sebenarnya dari pertanyaan
tersebut. "Sec ara hipotesis, aku akan mengatakan ya. Dasar lautan kita juga
memiliki bagian yang berusia 190 juta tahun. Sama usianya dengan fosil-fosil
itu. Dan secara teoritis lautan mungkin saja berisi makhluk hidup yang berbentuk seperti ini."
"Oh yang benar saja!" Corky berseru mengejek. "Aku tidak percaya apa yang
kudengar di sini. Bagaimana dengan keaslian meteorit itu" Meteorit itu tidak
dapat diperdebatkan lagi. Bahkan jika bumi memiliki dasar lautan yang memiliki
usia yang sama dengan fosil pada meteorit itu, dapat aku pastikan tidak ada
dasar lautan yang memiliki kulit fusi, campuran nikel yang menyirripang, dan
chondrules. Kau membicarakan hal yang mus-tahil."
Tolland tahu Corky benar, tetapi ketika membayangkan fosil-fosil itu sebagai
makhluk laut, dia merasa tidak sekagum seperti yang pertama kali dirasakannya
saat melihat mereka. Entah bagaimana, fosil-fosil tersebut tampaknya lebih tidak
asing lagi sekarang. "Mike," kata Rachel, "kenapa tidak ada ilmuwan NASA yang mempertimbangkan
kemungkinan bahwa fosil ini adalah makhluk laut" Bahkan makhluk laut di planet
lainnya?" "Sebenarnya ada dua alasan. Sampel fosil pelagic - fosil yang berasal dari dasar
laut - cenderun g memperlihatkan sejumlah besar spesies yang saling bercampur.
Semuanya yang hidup di lautan akhirnya akan mati dan tenggelam ke dasar lautan.
Ini berarti dasar lautan menjadi kuburan bagi bermacam-macam spesies dari
berbagai tingkat kedalaman, tekanan, dan suhu lingkungan. Tetapi sampel di Milne
ini bersih - hanya satu spesies saja. Ini lebih mirip spesies yang dapat kita
temui di gurun. Sekelompok hewan sejenis yang terkubur dalam badai gurun,
misalnya." Rachel mengangguk. "Dan apa alasan kedua yang membuat kau menerka hewan tersebut
hidup di daratan, bukan di lautan?"
Tolland mengangkat bahunya. "Naluri saja. Para ilmuwan selalu percaya bahwa
ruang angkasa, jika memang ada penghuninya, akan dihuni serangga. Dan dari apa
yang telah kami pelajari di angkasa luar, di sana terdapat lebih banyak debu dan
batu dibandingkan air."
Rachel terdiam. "Walaupun begitu ...," tambah Tolland. Rachel mem buatnya berpikir sekarang.
"Aku akui ada bagian yang sangat dalam di dasar lautan yang disebut oleh para
ahli kelaut an sebagai zona mati. Aku tidak terlalu mengerti zona itu. Di
kawasan tersebut arus dan sumber makanannya terbatas sehingga tidak menunjuk-kan
adanya makhluk hidup. Hanya beberapa spesies pemakan bangkai saja yang hidup di
sana. Jadi, dari sudut pandang itu, kukira bisa saja ada fosil dari spesies
tunggal." "Halo?" gerutu Corky, "Ingat kulit fusi itu" Kandungan nikel di kisaran tengah"
Chondrules" Kenapa kita masih saja membicarakan ini lagi?"
Tolland tidak menjawab. "Isu tentang kandungan nikel," kata Rachel kepada Corky. "Tolong jelaskan padaku
lagi. Kandungan nikel pada bebatuan bumi kalau tidak sangat tinggi, pasti sangat
rendah, tetapi pada meteorit, kandungan nikel ada di dalam kisaran tengah
tertentu?" Corky mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tepat."
"Jadi kandungan nikel pada sampel ini berada tepat dalam kisaran nilai yang
diperkirakan." "Sangat dekat, ya."
Rachel tampak terkejut. "Tunggu sebentar. Dekat" Apa arti-nya itu?"
Corky telihat jengkel. "Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya, kandungan
mineral dalam setiap meteorit berbedabeda. Ketika para ilmuwan menemukan
meteorit baru, kami harus selalu memperbarui kalkulasi kami hingga menjadi apa
yang kami anggap sebagai kandungan nikel yang dapat diterima dalam meteorit.
Rachel tampak terpaku ketika dia memegang sampel meteorit itu. "Jadi, meteorit
ini memaksamu untuk mengevaluasi kembali apa yang telah kauanggap sebagai
kandungan nikel di dalam meteorit yang dapat diterima" Kandungan nikel dalam
batu ini berada di luar kisaran tengah itu?"
"Hanya sedikit sekali," balas Corky.
"Kenapa tidak ada yang mengatakan tentang hal itu?"
"Itu tidak penting. Astrofisika adalah ilmu pengetahuan yang dinamis dan terusmenerus diperbarui."
"Bahkan saat melakukan analisis yang sangat penting seperti ini"
"Begini," kata Corky dengan gusar. "Aku dapat pastikan, kandungan nikel dalam
sampel itu jauh lebih dekat dengan meteorit dibandingkan dengan batu bumi."
Rachel berpaling pada Tolland. "Kautahu tentang hal ini?"
Tolland mengangguk dengan enggan. Tampaknya saat itu hal tersebut tidak terlalu
penting. "Saat itu aku diberi tahu bahwa meteorit ini memperlihatkan kandungan
nikel yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan yang biasa terlihat pada meteorit lain, tetapi para ahli NASA tampaknya tidak peduli."
"Untuk alasan yang baik!" seru Corky. "Bukti mineral di sini bukan menunjukkan
bahwa kandungan nikelnya mirip meteorit sepenuhnya, melainkan lebih tidak
seperti batuan bumi."
Rachel menggelengkan kepalanya. "Maaf, tetapi dalam pekerjaanku kesalahan logika
seperti itu dapat mengakibatkan sese-orang terbunuh. Dengan mengatakan sebongkah
batu tidak seperti batu bumi, tidak membuktikan bahwa batu itu adalah meteorit.
Seharusnya lebih mudah untuk mengatakan bahwa batu ini adalah batu yang belum
pernah kit a lihat di bumi."
"Lalu apa bedanya?"
"Tidak ada," kata Rachel. "Jika kau sudah pernah melihat semua batu di planet
ini." Corky terdiam sesaat. "Baik," akhirnya dia berkata. "abaikan kandungan nikel itu
jika hal itu membuatmu bingung. Kita masih memiliki kulit fusi yang sempurna dan
chondrules." "Tentu," kata Rachel. Dia terdengar tidak terkesan. "Masih memiliki dua dari
tiga bukti tidaklah buruk."
83 STRUKTUR BANGUNAN kantor pusat NASA adalah kaca persegi yang sangat besar dan
terletak di 300 E Street di Washington D.C. Gedung itu seperti dipenuhi jaring
laba-laba berupa kabel-kabel data sepanjang dua ratus mil dan ribuan ton
prosesor komputer. Kantor itu menampung 1.134 orang pegawai yang mengawasi
anggaran tahunan sebesar 15 miliar dolar dan operasi harian dari dua belas
pangkalan NASA di seluruh negeri.
Walau sudah malam, Gabrielle sama sekali tidak heran ketika melihat bagian depan
gedung itu dipenuhi orang-orang. Tampaknya ada pertemuan para pekerja media dan
pegawai NASA yang gembira. Gabrielle bergegas ke dalam. Lobinya serupa dengan
museum, dan didominasi oleh tiruan kapsulkapsul dan satelit-satelit sebesar
ukuran aslinya yang digan tung di atas dengan cara yang begitu mengesankan. Para
pekerja televisi memenuhi ruangan berlantai pualam itu, dan segera mengerumuni
para pegawai NASA yang masih terlihat kagum ketika keluar dari pintu.
Gabrielle mengamati kerumunan itu, tetapi tidak melihat seorang pun yang tampak
seperti direktur misi PODS, Chris Harper. Separuh dari orang-orang yang ada di
lobi memiliki kartu izin pers dan separuhnya lagi menggantungkan foto identitas
pegawai NASA di leher mereka. Gabrielle tidak memiliki apa-apa. Dia lalu melihat
seorang perempuan muda dengan kartu identitas NASA dan bergegas mendekatinya.
"Hai, aku mencari Chris Harper?"
Perempuan itu menatap Gabrielle dengan aneh, seolah dia mengenal Gabrielle di
suatu tempat tetapi tidak dapat mengingatnya dengan pasti. "Tadi aku melihat Dr.
Harper lewat beberapa saat yang lalu. Kupikir dia naik ke atasApa kita pernah
berjumpa?" "Kukira tidak," sahut Gabrielle sambil berpaling. "Bagaimana aku bisa ke atas?"
"Kau bekerja untuk NASA?"
"Tidak." "Jika begitu, kau tidak bole h ke atas."
"Oh, apakah ada telepon yang dapat kugunakan untuk - "
"Hey," kata perempuan itu. Tiba-tiba dia menjadi marah. "Aku tahu siapa kau. Aku
melihatmu di televisi bersama Senator Sexton. Aku tidak percaya kau berani
datang ke sini - " Gabrielle sudah pergi, dan menghilang di antara kerumunan orang. Di belakangnya,
Gabrielle dapat mendengar suara perem-puan tadi mengatakan kepada siapa saja
bahwa Gabrielle berada di sini sambil marah-marah.
Hebat. Baru duct detik melewati pintu depan, dan aku sudah masuk dalam Daftar
Orang Yang Paling Dibenci.
Gabrielle terus menunduk ketika dia berjalan dengan cepat ke seberang lobi.
Petunjuk ruangan dalani gedung ini dipasang di dinding. Dia mengamati daftar
tersebut untuk mencari Chris Harper. Tidak ada. Petunjuk itu sama sekali tidak
menuliskan nama, tetapi diatur menurut nama departemen.
PODS" dia bertanya-tanya sambil terus mencari-cari di dalam daftar tersebut apa
saja yang berhubungan dengan Polar Orbiting Density Scanner. Dia tidak menemukan
apaapa. Dia takut menoleh ke belakang karena mengira ada pegawai NASA yang marah
dan mau merajamnya. Yang Gabrielle lihat dalam daftar itu adalah sesuatu yang
tampak sedikit mendekati, dan dia berada di lantai empat:
EARTH SCIENCE ENTERPRISE, PHASE II Earth Observing System (EOS)
Sambil terus memalingkan wajahnya dari kerumunan orang, Gabrielle berjalan
menuju sebuah tempat yang agak terpisah yang terdiri atas sekumpulan lift dan
sebuah air mancur. Dia mencari tombol lift, tetapi hanya melihat celah pada
dindingnya. Sialan. Lift ini menggunakan pengendali keamanan. Lift ini hanya
dapat digunakan dengan menggesekkan kartu identitas sehingga ini khusus untuk
pegawai NASA saja. Sekelompok orang muda datang dengan terburu-buru ke arah lift sambil berbicara
dengan gembira. Mereka mengenakan kartu identitas di leher mereka. Gabrielle
dengan cepat menun duk di belakang pancuran sambil mengamati dengan waspada.
Seorang lelaki berjerawat menggesekkan kartunya ke dalam celah itu dan membuka
pintu lift. Dia sedang tertawa, dan meng-gelengkan kepalanya dengan kagum.
"Orang-orang di SETI pasti jadi gila!" katanya ketika semua orang telah berada
di dalam lift. "Kereta-kereta mereka melacak lapangan pengeboran di bawah dua
ratus millijanskys selama dua puluh tahun, padahal selama ini bukti fisiknya
terkubur di dalam es di kutub!"
Pintu lift itu menutup, lalu oran g-orang itu menghilang. Gabrielle bangkit, dan
mengusap mulutnya sambil bertanya-tanya apa yang harus dilakukannya. Dia
mencari-cari telepon internal di sekitarnya. Tidak ada. Dia bertanya-tanya
apakah dia dapat mencuri kartu pengenal, tetapi firasatnya mengatakan itu tidak
bijaksana. Apa pun yang akan dilakukannya, Gabrielle tahu, dia harus cepat.
Sekarang dia dapat melihat perempuan yang tadi berbicara dengannya di lobi,
menerobos kerumunan bersama dengan seorang petugas keamanan.
Seorang lelaki botak dengan pakaian yang rapi, datang dari sudut, dan bergegas
menuju lift. Gabrielle menunduk di balik pancuran air lagi. Tampaknya lelaki itu
tidak melihatnya. Gabrielle diam-diam memerhatikan ketika lelaki itu membungkuk
ke depan dan menggesekkan kartu in dentitasnya di celah itu. Pintu lift itu
bergeser terbuka dan lelaki itu melangkah masuk.
Persetan, pikir Gabrielle sambil mengambil keputusan.
Sekarang atau tidak sama sekali.
Ketika pintu lift itu bergeser menutup, Gabrielle muncul dari balik air mancur
dan berlari sambil mengulurkan tangan nya dan menangkap pintu lift. Kedua pintu
lift terbuka lagi, lalu Gabrielle melangkah masuk dengan wajah cerah penuh
kegembiraan. "Pernahkah kau melihat kejadian ini?" serunya pada lelaki botak
yang menatapnya dengan bingung. "Ya, ampun. Ini sungguh gila!"
Lelaki itu masih menatapnya dengan tatapan bingung.
"Orang-orang SETI pasti sudah gila!" kata Gabrielle. "Kereta-kereta mereka
melacak lapangan pengeboran di bawah dua ratus millijanskys selama dua puluh
tahun, padahal selama ini bukti fisiknya terkubur di dalam es di kutub!"
Lelaki itu tampak heran. "Well ... ya, itu sangat ...." Dia melihat leher
Gabrielle dan terlihat heran karena tidak melihat kartu identitas tergantung di
sana. "Maafkan aku, apakah kau - "
"Tolong, lantai empat. Aku datang dengan sangat terburu-buru, bahkan hampir lupa
mengenakan pakaian dalamku!" Gabrielle tertawa sambil mencuri pandang ke arah
kartu identitas lelaki itu: JAMES THEISEN, Administrasi Keuangan.
"Kau bekerja di sini?" tanya lelaki itu dengan tatapan tidak nyaman. "Nona ...?"
Gabrielle membiarkan mulutnya terbuka. "Jim! Aku sedih sekali! Jangan pernah
membuat seorang perempuan merasa tidak diingat!"
Untuk sesaat lelaki itu menjadi pucat. Dia menjadi kelihatan tidak nyaman.
Lelaki itu kemudian mengusapkan tangannya ke kepalanya. "Maafkan aku. Mungkin
gara-gara seluruh kegem-biraan ini .... Kuakui, kau memang tampak tidak asing.
Program apa yang sedang kaukerjakan?"
Sialan. Gabrielle tersenyum penuh percaya diri. "EOS"
Lelaki itu menunjuk ke arah tombol lantai empat yang menyala. "Tentu saja.
Maksudku, secara khusus, proyek yang mana?"
Gabrielle merasa denyut nadinya menjadi cepat. Dia hanya dapat ingat satu hal.
"PODS." Lelaki itu kelihatan heran."Betulkah" Kupikir aku sudah berkenalan
dengan semua orang yang bekerja dengan Dr. Harper." Gabrielle mengangguk malu.
"Chris terus menyembunyikanku. Akulah program mer idiot yang mengacaukan indeks
voxel pada piranti lunak pendeteksi anomali itu."
Sekarang mulut lelaki botak itu ternganga. "Jadi, itu kau"'
Gabrielle mengerutkan keningnya. "Aku tidak dapat tidur berminggu-minggu."
"Tetapi Dr. Harper-lah. yang dipersalahkan!"
"Aku tahu.Begitulah Chris. Setidaknya dia sudah meluruskannya. Sebuah pengumuman
yang luar biasa malam ini, bukan" Meteorit itu. Aku sangat terkejut!"
Lift itu berhenti tepat di lantai empat dan Gabrielle langsung melompat keluar.
"Senang bertemu denganmu, Jim. Salam untuk anak-anak di bagian keuangan!"
"Pasti," jawab lelaki itu dengan tergagap ketika pintu lift bergerak menutup.
"Senang bertemu lagi denganmu."
84 ZACH HERNEY, seperti umumnya para presiden sebelum diri-nya, dapat hidup dengan
hanya tidur selama empat arau lima jam semalam. Walau begitu, selama beberapa
minggu ini, Zach tidur jauh lebih sedikit. Ketika kegembiraan karena pengumuman
yang diberikannya malam ini mulai mereda, Herney mulai merasa sangat letih.
Dia dan beberapa staf terasnya sedang berada di Roosevelt Room sambil menikmati
sampanye untuk merayakan dan menyaksikan tayangan ulang konferensi pers yang
tidak pernah selesai, cukilan dari film dokumenter Tolland, dan berbagai
analisis cerdas dari beberapa jaringan televisi. Di layar televisi saat itu,
seorang koresponden dari satu jaringan televisi tam pak dengan gembira berdiri
di depan Gedung Putih sambil menggenggam mikrofonnya.
"Lebih dari sekadar dampak yang menggemparkan bagi umat manusia," kata reporter
itu, "penemuan NASA ini juga memiliki dampak politis yang keras di sini, di
Washington. Penemuan fosil-fosil yang menempel pada meteorit ini muncul pada
waktu yang sangat baik bagi Presiden yang sedang mengalami ke-sulitan." Suaranya
terdengar muram. "Dan pada waktu yang amat buruk bagi kampanye Senator Sexton."
Siaran itu kemudian dipotong untuk tayangan ulang acara debat CNN siang tadi
yang sekarang menjadi sangat terkenal.
"Setelah tiga puluh lima tahun," ujar Sexton, "kupikir sudah cukup jelas kita
tidak akan menemukan kehidupan di luar bumi"
"Dan bagaimana kalau Anda salah?" tanya Marjorie Tench. Sexton mengarahkan
matanya ke atas. "Oh, ya ampun, Ms. Tench. Potong kepala saya jika saya salah."
Semua orang yang ada di Roosevelt Room tertawa. Tindakan Tench yang menyudutkan
Sexton tersebut sangat kejam dan kasar kalau diingat-ingat, tetapi para pemirsa
tam paknya tidak menyadari hal itu. Nada dari jawaban Sexton itu terkesan
sombong dan begitu puas diri sehingga sang senator tampaknya mendapatkan apa
yang pantas baginya. Presiden mencari-cari Tench di sekitar ruangan. Dia tidak melihatnya sejak
sebelum konferensi pers dimulai, dan sekarang Tench tidak ada di sini. Aneh,
pikir Presiden. Ini seharusnya juga merupakan perayaan baginya.
Siaran berita di televisi sedang mengakhiri laporannya se karang, dan sekali
lagi menggarisbawahi loncatan besar yang berhasil dicapai Gedung Putih dan
tergelincirnya Senator Sexton.
Betapa satu hari saja dapat mengubah begitu banyak, pikir Presiden. Dalam


Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

politik, duniamu dapat berubah dalam sekejap.
Saat fajar esok hari, dia akan tahu betapa benar kata-katanya itu.
85 PICKERING BISA menjadi masalah, kata Tench tadi.
Administrator Ekstrom sangat terusik dengan informasi baru ini sehingga tidak
menyadari bahwa badai di luar habisphere sudah semakin ganas.Suara yang
dikeluarkan kabelkabel yang tertiup angin sekarang terdengar semakin keras, dan
para staf NASA lebih memilih berkeliaran atau berbincang-bincang dari-pada pergi
tidur. Tetapi pikiran Ekstrom tersesat di dalam badai yang berbeda - sebuah
prahara sedang berkembang di Washington, dan siap meledak. Telah terjadi begitu
banyak masalah dalam beberapa jam terakhir, dan Ekstrom sedang mencoba mengatasi
semuanya. Tetapi satu masalah muncul dan lebih besar dibandingkan dengan
gabungan semua masalah lainnya.
Pickering bisa menjadi masalah.
Bagi Ekstrom, William Pickering adalah satu-satunya orang yang dapat mengimbangi
kecerdasannya. Pickering memang sudah membenci Ekstrom dan NASA selama beberapa
tahun sekarang ini. Dia berusaha mengendalikan kebijakan privasi, melobi untuk
mendapatkan prioritas misi yang berbeda, dan mencerca kegagalan NASA yang tampak
semakin banyak itu. Ekstrom tahu, kebencian Pickering pada NASA disebabkan hal yang jauh lebih dalam
dibandingkan dengan kerugian satelit NRO SIGINT senilai jutaan dolar yang
meledak di tempat peluncuran NASA, atau kebocoran keamanan NASA, atau
pertengkaran mengenai rekrutmen personel penting ke ruang angkasa. Kebencian
Pickering terhadap NASA lebih merupakan drama kekecewaan dan kebencian yang
terus berlanjut. Pesawat ruang angkasa NASA X-33, yang seharusnya menjadi pesawat ulang-alik
pengganti, mengalami keterlam batan selama lima tahun, dan itu berarti perawatan
dan program peluncuran untuk belasan satelit NRO menjadi terhapus atau tertunda.
Akhir-akhir ini, kemarahan Pickering karena X-33 semakin memuncak ketika dia
mengetahui NASA menunda keseluruhan proyek tersebut, dan menyebabkan kerugian
sebesar 900 juta dolar. Ekstrom tiba di kantornya, membuka pintu, dan masuk. Ketika dia sudah duduk di
belakang meja, dia menopang kepalanya dengan tangannya. Dia harus membuat
beberapa keputusan. Apa yang tadinya merupakan awal dari hari yang hebat berubah
menjadi mimpi buruk yang mulai terungkap di sekitarnya. Dia mencoba untuk
memasuki pola pikir William Pickering. Apa yang akan dilakukan lelaki itu
kemudian" Seseorang sepandai Pickering tentunya akan melihat betapa pentingnya
arti dari penemuan NASA ini. Dia harus memaaf kan pilihan-pilihan tertentu yang
ketika itu diambil karena putus asa. Dia harus melihat kerusakan permanen yang
akan terjadi jika dia mencemarkan momen kemenangan ini.
Apa yang akan dilakukan Pickering dengan informasi yang dimilikinya" Apakah dia
akan membiarkannya, atau dia akan membuat NASA membayar semua kegagalannya.
Ekstrom mengumpat karena dia tahu yang mana yang akan dipilih Pickering.
Lagi pula, William Pickering memiliki isu yang lebih mendalam dengan NASA ...
sebuah peristiwa yang lebih bersifat pribadi daripada polkis.
86 SAAT INI Rachel sedang berdiam diri, dan menatap kosong ke arah kabin pesawat G4
ketika pesawat itu mengarah ke selatan dan menyusuri garis pantai Kanada di
Semenanjung St. Lawrence. Tolland duduk di dekatnya. Dia sedang berbicara dengan
Corky. Walau sebagian besar bukti menyatakan bahwa meteorit tersebut asli,
pengakuan Corky bahwa kan dungan nikelnya berada "di luar nilai kisaran tengah
yang sebelumnya telah di-tentukan" telah menyalakan kembali kecurigaan awal
Rachel. Diam -diam menanam meteorit dari bawah dataran es pasti merupakan
kecurangan yang direncanakan dengan cerdik.
Walau begitu, bukti ilmiah yang ada menunjukkan validitas meteorit tersebut.
Rachel berpaling dari jendela, lalu menatap ke bawah ke arah sampel meteorit
berbentuk cakram di tangannya. Terlihat chondrule -chondrule kecil yang
berkilauan di sana. Tolland dan Corky sejak tadi masih mendiskusikan chondrulechondrule metalik itu dengan menggunakan istilah -istilah ilmiah yang tidak
dikenal Rachel - equilibrated olivine levels, metastable glass matrices, dan
metamorphic rehomogenation. Meski demikian, hasilnya sudah jelas: Corky dan
Tolland sepakat chondrules itulah yang memastikan batu tersebut adalah meteorit.
Data itu tidak bisa diganggu gugat.
Rachel memutar-mutar sampel berbentuk cakram yang ada di tangannya, dan
menyentuh bagian tepinya di mana kulit meteorit yang hangus itu terlihat dengan
nyata. Bagian yang hangus itu tampak relatif baru - pasti bukan tiga ratus tahun walau Corky menjelaskan bahwa meteorit tersebut telah terkubur di dalam es dan
terhindar dari erosi atmosfer. Ini terdengar masuk akal. Rachel pernah menonton
acaraacara di televisi yang mengungkapkan jasad manusia yang tetap utuh walau
sudah ribuan tahun. Itu terjadi karena jasad tersebut terkubur di bawah es.
Ketika Rachel mempelajari lapisan kulit fusi tersebut, sebuah gagasan aneh
muncul di kepalanya - sepotong data yang jelas telah diabaikan. Rachel bertanyatanya apakah data tersebut hanya merupakan data sampingan dari semua data yang
diberikan padanya atau seseorang hanya lupa mengatakannya saja.
Rachel berpaling pada Corky. "Apakah ada orang yang memeriksa usia kulit
fusinya?" Corky menoleh. Dia terlihat bingung. "Apa?"
"Apakah ada orang yang menghitung usia kulit fusinya sehingga kita tahu usia
terbakarnya batu ini sama dengan catatan meteor yang dibuat Jungersol?"
"Maaf," sahut Corky, "tidak mungkin untuk menghitungnya. Oksidasi menghapus
semua tanda-tanda isotopis. Selain itu, tingkat pembusukan radioisotop terlalu
lambat untuk mengukur apa saja yang berusia di bawah lima ratus tahun."
Rachel memikirkannya sesaat hingga akhirnya mengerti kenapa usia terbakarnya
batu itu tidak menjadi bagian dari data. "Jadi, sejauh yang kita ketahui, batu
ini bisa saja terbakar pada Abad Pertengahan atau minggu lalu, begitu?"
Tolland tertawa. "Tidak ada yang bilang ilmu pengetahuan memiliki jawaban untuk
semua hal." Rachel membiarkan pikirannya bergerak dengan bebas. "Kulit fusi sebenarnya
hanyalah lapisan yang terbakar hebat. Secara teknis dapat dikatakan, lapisan
yang hangus pada batu ini dapat terjadi kapan saja dalam paruh akhir abad ini
dalam berbagai cara. "Salah," kata Corky. "Terbakar dengan berbagai cara" Tidak. Terbakar dengan satu
cara. Jatuh melewati atmosfir."
"Tidak ada kemungkinan lain" Bagaimana kalau di dalam tungku?"
"Tungku?" tanya Corky. "Sampel ini diuji di bawah mikroskop elektron. Bahkan
tungku terbersih di dunia sekalipun akan meninggalkan sisa bahan bakar di
seluruh permukaan batu, entah itu bahan bakar nuklir, kimia, atau fosil.
Lupakanlah. Dan bagaimana dengan goresan-goresan yang terjadi akibat gesekan
saat batu ini menembus atmosfir" Kau tidak akan mendapat-kannya jika membakar
batu itu di dalam tungku."
Rachel lupa tentang goresan-goresan pada meteorit tersebut. Kelihatannya batu
itu memang benar-benar jatuh dari udara. "Bagaimana dengan gunung berapi?"
Rachel mencobacoba. "Terlempar dengan kuat ketika gunung itu meletus?"
Corky menggelengkan kepalanya. "Lapisan luarnya yang hangus itu terlalu bersih."
Rachel menoleh pada Tolland. Tolland mengangguk. "Maaf, aku punya pengalaman
dengan berbagai gunung berapi, baik yang di atas dan di bawah air. Corky benar.
Benda-benda yang terlontar saat gunung meletus, dikotori oleh belasan racun,
seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, asam hidrokloris.
Semua itu pasti sudah terdeteksi oleh alat pemindai elektronik kami. Kulit fusi
ini, entah kita suka atau tidak, adalah hasil murni dari pembakaran akibat
gesekan dengan atmosfer," Tolland menjelaskan.
Rachel mendesah. Dia kembali menatap ke luar jendela. Pembakaran murni. Kalimat
itu terus diingatnya. Lalu dia berpaling lagi pada Tolland. "Apa maksudmu dengan
pembakaran murni?" Tolland mengangkat bahunya. "Saat menggunakan mikroskop elektron, kami tidak
melihat sisa-sisa elemen bahan bakar.Jadi, kami tahu pemanasan tersebut
disebabkan energi kinetik dan pergesekan, bukan dari bahan kimia atau nuklir."
"Jika kalian tidak menemukan elemen bahan bakar apa pun, apa yang kalian
temukan" Khususnya, apa komposisi dari lapisan kulit fusi tersebut?"
"Kami menemukan sesuatu yang tepat seperti yang kami duga," sahut Corky.
"Elemen-elemen murni atmosfer. Nitrogen, oksigen, hidrogen. Tidak ada sisa-sisa
bahan bakar minyak. Tidak ada sulfur. Tidak ada asam vulkanis. Tidak ada yang
aneh. Semua hal yang kita lihat ketika meteorit jatuh menembus atmosfer."
Rachel menyandarkan punggungnya. Sekarang pikirannya mulai terpusat.
Corky mencondongkan tubuhnya dan menatap Rachel. "Kumohon, jangan katakan padaku
tentangl teori barumu bahwa NASA membawa batu berfosil itu ke atas dengan
pesawat ulang-aliknya dan menjatuhkannya ke bumi dengan harapan tidak seorang
pun melihat bola api, kawah besar, atau ledakan besar yang mengundang perhatian
banyak orang?" Rachel tidak berpikir ke arah itu, walau harus diakui itu adalah sebuah gagasan
yang menarik. Tidak mungkin dilakukan, tetapi tetap menarik. Teorinya sebenarnya
lebih sederhana. Semua elemen atmosfer alami. Pembakaran murni. Goresangoresan
karena melesat jatuh melewati udara. Tiba-tiba, Rachel seperti melihat gagasan
samar telah menyala di sudut terpencil dari benaknya. "Rasio dari elemen
atmosfer yang kalian lihat," kata Rachel. "Apakah rasio tersebut benar-benar
sama dengan rasio yang kalian temukan di seluruh meteorit lain yang memiliki
lapisan kulit fusi?"
Corky tampak sedikit ingin menghindari pertanyaan itu. "Kenapa kautanyakan itu?"
Rachel melihat Corky ragu dan merasakan denyut nadinya sendiri menjadi lebih
cepat. "Rasionya turun, bukan?"
"Ada penjelasan ilmiah untuk itu."
Tiba-tiba jantung Rachel berdebar dengan keras. "Apakah kau secara kebetulan
melihat kandungan satu elemen lebih tinggi dari biasanya?"
Tolland dan Corky saling berpandangan dengan tatapan kaget. "Ya," kata Corky,
"tetapi - " "Apakah itu hidrogen terionisasi?" tanya Rachel.
Mata ahli astrofisika itu terbelalak. "Bagaimana kau bisa tahu tentang itu!"
Tolland juga terlihat sangat kagum.
Rachel menatap mereka berdua. "Kenapa tidak ada yang mengatakan hal ini padaku?"
"Karena itu akan membutuhkan penjelasan ilmiah!" jelas Corky.
"Aku siap mendengarkan," kata Rachel.
"Ada kelebihan hidrogen terionisasi karena meteorit terse but melewati atmosfer
di dekat Kutub Utara, tempat di mana medan magnet bumi menyebabkan konsentrasi
ion-ion hidrogen menjadi lebih tinggi dari biasanya," kata Corky menjelaskan.
Rachel mengerutkan keningnya. "Sayangnya, aku memiliki penjelasan lain."
87 LANTAI EMPAT di kantor pusat NASA kurang berkesan dibandingkan dengan lobinya koridornya panjang dan membosankan dengan pintu-pintu kantor yang dibuat dalam
jarak sama di sepanjang dindingnya. Koridor itu sunyi. Tanda-tanda berlapis
metal menunjuk ke segala arah.
< - LANDSAT 7 TERRA - > < - ACRIMSAT < - JASON 1
PODS - > AQUA - >
Gabrielle mengikuti tanda yang menunjukkan PODS. Dia berjalan dengan cepat
melalui serangkaian koridor panjang dan beberapa persimpangan, lalu dia tiba di
depan pintu ganda dari besi yang berat. Di sana tertulis:
POLAR ORBITING DENSITY SCANNER (PODS)
Manajer Bagian, Chris Harper Pintu-pintu itu terkunci, dan diamankan dengan
kartu kunci dan papan akses PIN. Gabrielle menempelkan telinganya di pintu besi
yang dingin itu. Sesaat dia merasa mendengar seseorang berbicara. Berdebat.
Mungkin tidak. Dia bertanya-tanya apakah seharusnya dia langsung saja menggedor
pintu ini hingga seseorang membiarkannya masuk. Sayangnya, rencananya untuk
menemui Chris Harper membutuhkan sedikit kelembutan, dan bukannya gedoran di
pintu. Dia melihat ke sekeliling untuk mencari pintu lain, tetapi dia tidak
menemukannya. Gabrielle kemudian melihat ruang penyimpanan alat-alat pembersih
di dekat pintu ganda tersebut, lalu dia masuk ke dalamnya. Gabrielle mencaricari sekumpulan kunci atau kartu kunci milik petugas pembersih di dalam ruangan
sempit remang-remang itu. Tidak ada. Yang ada hanya beberapa buab sapu dan alat
pel. Kemudian, Gabrielle kembali ke pintu besi tadi, dan menempelkan telinganya lagi.
Kali ini dia betul-betul mendengar suara. Semakin keras. Dan langkah kaki. Kunci
terdengar terbuka dari dalam.
Gabrielle tidak sempat bersembunyi ketika pintu itu terbuka dengan keras. Dia
meloncat ke samping dan menem pelkan tubuhnya di belakang pintu ketika
sekelompok orang bergegas keluar sambil berbicara dengan keras. Mereka terdengar
marah. "Apa masalah Harper" Tadinya kukira dia serasa berada di kayangan!"
"Pada malam seperti malam ini," yang lainnya berkata ketika kelompok itu lewat,
"dia ingin sendirian" Dia seharusnya ikut merayakan!"
Ketika kelompok itu menjauh dari Gabrielle, pintu berat itu mulai terayun
menutup sehingga tempat persembunyian nya terlihat. Dia tetap tidak bergerak
ketika orang-orang itu melanjutkan perjalanannya di koridor. Gabrielle menunggu
selama mungkin, hingga pintu itu hampir tertutup, lalu meloncat ke depan dan
menangkap gagang pintu agar pintu itu tidak jadi menutup. Dia berdiri tidak
bergerak ketika orang-orang itu berbelok di ujung koridor. Mereka tampaknya
terlalu asyik dengan percakapan mereka sehingga tidak sempat menoleh se-kilas ke
belakang. Dengan jantung berdebar, Gabrielle membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam
ruangan remang-remang di depannya. Lalu dengan perlahan dia menutup kembali
pintu tersebut. Ruangan itu merupakan tempat kerja yang luas yang mengingatkannya akan
laboratorium fisikanya di universitas dulu: komputer, tempat kerja, dan
perlengkapan elektronik. Ketika matanya sudah terbiasa dengan kegelapan,
Gabrielle dapat melihat cetak biru dan lembaran-lembaran kalkulasi yang
berserakan. Keseluruhan area itu gelap kecuali sebuah kantor di ujung lab.
Gabrielle dapat melihat sinar lampu yang merembes keluar dari bawah pintu.
Perlahan-lahan, dia berjalan mendekat. Pintu itu tertutup, tetapi dari
jendelanya, dia dapat melihat seorang lelaki duduk di depan sebuah komputer. Dia
mengenali lelaki itu dari konferensi pers NASA yang ditayangkan televisi. Papan
nama di pintu tertulis: CHRIS HARPER Manajer Bagian, PODS Setelah melangkah sejauh ini, tiba-tiba
Gabrielle merasa takut, dan bertanya-tanya haruskah dia melanjutkannya. Dia
mengingatkan dirinya betapa Sexton yakin bahwa Chris Harper telah berbohong. Aku
akan mempertaruhkan kampanyeku, kata Sexton. Tampaknya ada orang lain yang
merasakan hal yang sama, orang-orang yang menanti Gabrielle untuk menguak kebenaran sehingga mereka dapat bersiap menyerang NASA, dan berusaha untuk
mendapatkan tempat berpijak sekelcil apa pun setelah perkembangan yang
Jari Maut Pencabut Nyawa 1 Dewa Arak 09 Pendekar Tangan Baja Kitab Serat Biru 3

Cari Blog Ini