Ayah Kemenangan Abu El Nassr Karya Karl May Bagian 1
?"Abu El Nassr (Ayah Kemenangan) Oleh Karl May Pengantar Novela yang ditulis pada 1881 ini aslinya adalah cerita lepas yang menjadi bagian awal dari suatu rangkaian kisah perjalanan yang berjudul Gi"lgeda Padischan"n (Bayangan Padishah). Sedang Bayangan Padishah itu sendiri adalah bagian awal dari seri enam buku yang dikenal sebagai Seri Timur dengan masa penulisan selama 6 tahun lamanya (1882-1888). Di Indonesia seri ini dikenal sebagai seri Kara Ben Nemsi yaitu nama julukan si narator/si penutur sebagaimana halnya dengan nama Old Shatterhand untuk seri Wild West.
Lokasi dan latar belakang ceritanya adalah di wilayah jajahan Kekhalifahan Usmaniyah Turki (Ottoman Empire) pada abad 19. Ide penulisan cerita muncul karena di waktu itu kejahatan/kriminal memang sedang meraja-lela di mana-mana di wilayah kekhalifahan itu, khususnya di daerah Balkan atau daerah-daerah yang jauh dari pengawasan pemerintahan pusat.
Karena pengetahuan tentang Islam didapat pengarangnya dari bahan-bahan yang tersedia di Jerman pada abad 19 itu, tentu saja hasilnya tidak selalu sama dengan pengertian tentang Islam seperti yang dipahami di Indonesia. Pada akhirnya, ini adalah cerita tentang petualangan, bukan tentang agama dan keagamaan.
Naskah ini diterjemahkan dari versi Inggris yang menggunakan naskah Jerman yang asli, yaitu ketika naskah masih berbentuk artikel bersambung di majalah. Selamat membaca.
Paguyuban Karl May Indonesia
Catatan: Naskah dari: The Shadow of the Padishah, part One, Through the Desert (Psi Computer Consultants Pty. Ltd. 2001), diterjemahkan oleh: Michael Michalak, bekerjasama dengan Paguyuban Karl May Indonesia.
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atas seijin penerjemah Inggrisnya, oleh:ogh .
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Karl May, silakan kunjungi http://indokarlmay.com. Untuk informasi: info@indokarlmay.com
ABU EL NASSR Apakah memang benar Sihdi-Tuan, bahwa Anda mau tetap menjadi giaur seorang kafir, yang dipandang lebih rendah daripada anjing dan lebih menjijikkan daripada tikus yang makan sampah"
Ya, begitulah, jawab saya.
Effendi, saya benci orang-orang kafir dan bersyukur bahwa setelah kematiannya mereka pergi ke Jehenna, dimana iblis Lucifer tinggal, tapi saya mau menyelamatkan Anda dari kutukan abadi yang akan jadi nasib Tuan jika Anda tidak menjadi seorang yang berIkrar bil Lisan bersaksi suci. Tuan tidak seperti Sihdi-Sihdi yang pernah saya layani dan saya mengenal kebaikan Anda. Itulah sebabnya saya mau mengubah agama Tuan, baik Tuan mau atau tidak.
Begitulah bicara Halef, pembantu dan penunjuk jalan saya. Kami telah berkelana menempuh jurang dan celah Jebel (Gunung, Pegunungan) Aures bersama-sama dan kemudian menurun ke Dra el Haua, sehingga kami bisa ke Seddada, Kris dan Dgashe melalui Jebel Tarfaui. Ada jalan dari tempat itu Fetnassa dan Kbili dengan melalui chott yang mengerikan.
Halef bertubuh kecil dan serba ingin tahu. Sedemikian pendeknya, sehingga dia bisa berjalan di bawah lengan saya yang dibentangkan tanpa kesulitan. Dia juga sangat ramping dan singset seolah dia puas tinggal selama sepuluh tahun ditekan di bawah ganjal pada sebuah herbarium. Wajahnya tidak kelihatan karena tertutup sorbannya yang bukan main besarnya, yang kira-kira sembilanpuluh senti diameternya. Jubahnya yang dulu putih sekarang berlepotan dengan berbagai macam warna karena fungsi gandanya sebagai saputangan dan kain lap. Jubahnya mestinya dipakai orang yang lebih besar, sehingga sewaktu turun dari kuda, dia harus merapikannya terlebih dulu seperti perempuan dengan lipatan rok dan petikotnya. Namun, meskipun tampilan fisiknya biasa saja, orang harus mengakui ada rasa hormat tertentu terhadap si kecil ini. Dia memiliki ketajaman otak yang luar biasa, keberanian yang tiada tara, kemampuan dan ketekunan, yang memungkinkan dia bertahan dan menyelesaikan segala rintangan yang dihadapi. Karena dia bisa berbicara semua dialek antara kampung halamannya U"lad Bu Seba hingga Delta Sungai Nil, tidak heran saya lebih dari puas dengan pelayanannya, sehingga saya menganggapnya lebih sebagai teman daripada pembantu.
Sayang sekali, Halef memiliki sifat yang sering membuat jengkel saya. Dia seorang muslim yang taat, mendekati fanatik, dan karena perhatiannya atas kehidupan akhirat saya, dia tiada henti-hentinya menghendaki saya pindah agama Islam. Sebagai balasannya, saya pasang senyum kecut dan konyol yang menyertai usaha yang tidak berhasil itu.
Saya mengedarai kuda jantan Berber setengah liar yang kecil, sehingga kaki saya hampir-hampir menyentuh tanah. Sebaliknya dengan Halef. Untuk menambah citranya, berlawanan dengan punya saya, dia menaiki kuda betina Hassiferdshahn setinggi langit yang sudah tua, dan duduk sedemikian tinggi di pelananya sehingga dia harus menundukkan kepala jika memandang saja. Percakapan kami sangat riuhnya dan diimbuhi dengan gerak kedua tangan serta kakinya yang diputar-putarnya ke segala penjuru arah untuk menegaskan kalimatnya; demikian juga gerak mimik wajahnya yang menari-nari untuk menggaris bawahi pentingnya kata-katanya. Tampilan ini kelihatan penuh kejenakaan, sehingga susah sekali bagi saya untuk tetap tenang. Karena saya tidak menanggapi kata-kata sebelumnya, dia meneruskan: Tahukah Tuan apa yang terjadi dengan giaur setelah meninggal, Sihdi" Coba katakan.
Setelah meninggal, semua orang, apakah dia Muslim, Kristen, Yahudi, apapun juga, melewati Barzakh.
Dan itu keadaan antara kematian dan kebangkitan.
Ya, Sihdi. Suara terompet sangsakala membangunkan yang tidur di Barzakh. El Jaum el akbar awal, dan el Akhiret akhir, telah dilampaui, dan selanjutnya semua akan hancur musnah kecuali el Kuhrs singhasana Tuhan, el Ruhh, roh suci, el Lauhel mafus dan el Kalam Kitab dan Suratan Takdir.
Selain itu tidak ada lagi yang masih ada" Tidak.
Bagaimana tentang Surga dan Neraka" Sihdi, Tuan bijaksana dan pandai; Anda segera memperhatikan apa yang lupa saya sampaikan, itulah sebabnya menyedihkan sekali kalau Tuan tetap saja mau menjadi giaur yang terkutuk. Tapi saya bersumpah demi jenggot saya, saya akan mengubah kepercayaan Tuan bagaimanapun juga.
Dengan kata-kata itu dahinya berkerenyut menjadi suatu kerutan. Dia menariknarik tujuh helai rambut di dagunya dan menyentak-nyentak sembilan ulir rambut pada masing-masing sisi hidungnya, yang dikenal dengan kumis summa summarum. Dia sentak-sentakkan pahanya dan didorong-dorongkan tangannya yang bebas dengan kasar ke surai kudanya, seolah kuda betina itu setan Lucifer sendiri terhadap mana saya harus diselamatkan.
Binatangnya, diperlakukan jelek begitu, menendang-nendangkan kaki belakangnya sebagai tanda protes, tapi mengingat itu tidak patut karena silsilah keturunan mulianya, si kudapun cepat tenang kembali.
Halef melanjutkan pidatonya dengan tidak terhentikan lagi:
Ya, Jennet-Surga, dan Jehenna-Neraka, tetap akan ada. Kalau tidak, dimana yang selamat dan tidak selamat akan ditaruh" Tetapi sebelum seorangpun bisa mencapai tujuannya, mereka semua harus berjalan menyeberangi Jembatan Ssirath, yang melintasi Danau Handh dan sedemikian sempit dan tajamnya bagaikan sisi pedang yang terasah tajam.
Engkau melupakan sesuatu. Apa"
Datangnya Deddshel. Tentu saja! Sihdi, Tuan tahu Qur an dan semua kitab suci dan begitupun Tuan tak hendak berusaha berubah agama! Tapi jangan khawatir, saya akan menjadikan Tuan Umat Beriman nantinya! Pokoknya, sebelum hari pengadilan tiba, Deddshel akan muncul. Dia adalah yang seperti disebut para giaur Antichrist, bukankan begitu effendi" Ya, begitulah Halef.
Setelah itu datanglah Hisab dimana perbuatan dari setiap orang dibacakan dari Kitab bukudimana perbuatan baik dan buruk dihitung. Pertimbangan tentang perbuatan baik-buruk ini akan memerlukan waktu limapuluh ribu tahun, suatu jangka waktu dimana bagi si baik akan terasa segera berlalu, tapi bagi si jahat seolah tiada akhir. Itulah Hukmtimbangan dari perbuatan semua manusia. Dan setelah itu"
Setelah itu datanglah hari pengadilan. Mereka yang telah melakukan tindakan baik dibanding jelek diijinkan memasuki Surga, si kafir dan si pendosa masuk ke Neraka. Tetapi para Muslim yang tindakan jeleknya mengalahkan yang baik hanya dihukum untuk waktu yang pendek di Neraka. Tuan lihat, Sihdi, apa yang menunggu Tuan sebagai Umat Beriman " Tapi Tuan akan diselamatkan; Tuan akan pergi bersama saya memasuki Jennet-Surga. Saya akan mengubah agama Tuan, baik Tuan bersedia atau tidak!
Dan lagi-lagi kaki dan tangannya menari-nari dengan sepenuh tenaganya, seolah dia sedang melakukan tampilan pernyataan atas kebersemangatannya terhadap tugas yang diembannya. Kuda betina antik Hassi-ferdshahnnya sekarang menjadi terbiasa dengan tingkahnya, dan hanya menaik-turunkan telinganya dan menatap dengan sepintas ke arahnya.
Dan apa yang saya derita di Nerakamu" tanya saya.
Di Jehenna api abadi akan memanggang Tuan. Aliran air berbau busuk mengalir di sekitar Tuan dan meskipun Tuan terserang rasa haus yang abadi, baunya mencegah Tuan memuaskan derita haus itu. Ada juga pohon-pohon yang menakutkan di sekeliling Tuan dan di antaranya adalah pohon Zakum yang mengerikan, dahan-dahannya berbuah seperti kepala setan.
Hih! Ya, Sihdi, mengerikan! Penguasa Jehenna adalah malaikat hitam Thabek, dan di sana ada tujuh bagian, dimana tujuh gerbangnya terbuka lebar. Jehennem, bagian pertama, adalah dimana pendosa Muslim menjalankan hukuman atas kelakuan buruknya . Ladha, bagian kedua, untuk orang Kristen. Hothama, bagian ketiga, untuk orang Yahudi. Sair, bagian keempat, untuk orang Sabier. Sakar, bagian kelima, untuk orang Magi dan penyembah api, dan Gehim, keenam, untuk semuanya yang menyembah ke berhala dan percaya jimat. Zaoviat, ketujuh dan bagian terakhir yang juga disebut dengan Derk Asfal, adalah bagian yang terdalam dan paling ditakuti. Di sinilah semua orang munafik dikumpulkan. Si terkutuk ini dibawa melalui sungai yang menyala ke masing-masing bagian oleh roh jahat dan dipaksa memakan buah pohon Zakum yang mengerikan itu, dimana lambungnya dicabik-cabik dengan abadi. Oh, effendi, bersaksilah ke Nabi, sehingga Tuan tinggal di Jehenna hanya sebentar saja!
Saya menggelengkan kepala dan bilang: Kalau nasib saya memang harus ke Neraka, saya mau pergi ke Neraka Kristen, yang sama saja mengerikannya.
Jangan percaya itu, Sihdi! Saya janji ke Tuan demi Nabi dan semua kalifah bahwa Tuan akan ke Jennet. Boleh saya gambarkan"
Silakan! Jennet terletak di atas surga ketujuh dan memiliki delapan gerbang. Pertama Tuan akan tiba di Sumur Hawus Kewser yang hebat, dimana seratus ribu jiwa bisa minum bersamaan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih menyenangkan daripada moshus , kesturi dan dupa, dan di pinggiran sumur tersedia sejuta cawan emas, yang bertatahkan berlian dan batu permata lainnya. Dari sini Tuan bisa pergi tempat dimana jiwa beristirahat pada bantal-bantal emas dan disajikan daging yang lezat dan sari buah oleh houris -bidadari cantik. Tuan akan mendengar musik yang paling surgawi yang mengiringi nyanyian yang dilagukan oleh malaikat Israfil. Angin segar, atas kehendak Allah, menghembus melalui pohon-pohon dan mendentingkan genta-genta yang bergantung pada rerantingan dengan harmoni yang begitu paling indahnya. Masingmasing jiwa panjangnya enampuluh els (jarak antara siku dan ujung jari tengah) dan usianya abadi tigapuluh tahun. Di tengah-tengah pepohonan ada Tubah yang menjulang tinggi. Ini adalah pohon keberuntungan baik; batangnya tumbuh dari pusat istana Nabi dan cabangnya mencapai kediaman mereka yang diberkati, serta dibebani dengan segala buah yang disukai. Akar pohon Tubah adalah sumber air terjun dari semua sungai di Surga, dimana susu, anggur, kopi dan madu mengalir tiada henti.
Saya mencatat bahwa jabaran indah dari konsep Surga tadi diambil dari gambaran ajaran sebelumnya dan disesuaikan dengan alam pikir Badui pengembara. Halef menatap saya dengan penuh pengharapan dan jelas dia telah yakin bahwa cara dia menggambarkan tentang Surga telah menyelimuti alam pikir saya.
Sekarang, apa yang Tuan pikir" dia bertanya dan penasaran karena saya diam
saja. Saya harus bilang bahwa saya kurang bahagia dengan memuai menjadi enampuluh els dan saya sungkan dengan houris, karena saya rikuh dengan jenis kelamin wanita.
Tapi kenapa" dia bertanya dengn penuh keheranan.
Karena Nabi bersabda: Suara perempuan seperti nyanyian bulbul burung penyanyi, tetapi lidahnya penuh racun seperti bisa , pernah kau baca ini" Saya pernah baca itu.
Dia menundukkan kepalanya; saya menempelak dia dengan kata-kata Nabinya sendiri. Setelah beberapa lama, dia bertanya dengan sedikit kurang yakin.
Tapi kepercayaan kami tidakkah indah" Tuanpun tidak diminta untuk memandang houri"
Saya tetap akan seorang Nasrani.
Tapi tidak sulit mengucapkan: La Illa illa Allah, we Mohammed Resul Allah! Apakah lebih sulit berdoa: Ja abana Iledsi, fi ssemavati, jata hadesso smoka"
Dia menatap saya dengan marah.
Saya tahu benar bahwa Isa Ben Marryam, yang Tuan panggil Jesus, telah mengajarkan Tuan doa itu; yang Anda sebut Doa Tuhan . Tuan mau mengubah saya dengan kepercayaan Anda, tapi jangan berharap apapun juga bahwa Tuan akan bisa berhasil meninggalkan saya dari Tauhid, kepercayaan terhadap Allah!
Saya sadar sekali bahwa memperbandingan kepercayaan kami adalah hal yang sia-sia belaka, tetapi saya tahu, hanya itulah satu-satunya cara yang akan membikin dia diam. Saya pakai cara itu lagi belakangan dengan hasil yang baik.
Jadi biarkan saya dengan kepercayaan saya, dan akan saya biarkan engkau dengan kepercayaanmu!
Dia menggumamkan sesuatu tak jelas atas kata-kata saya, dan kemudian bergumam,
Pokoknya saya masih mau mengubah Tuan, baik Tuan suka atau tidak. Dan saya akan berhasil , karena Tuan juga punya tesbih-tasbih (maksudnya: Islam dan Kristen sama-sama bertasbih, jadi tidak terlalu jauh perbedaannya-pen). Itulah yang saya pastikan, seperti halnya saya adalah Hajji Halef Omar Ben Hajji Abul Abbas Ibn Hajji Dawud al Gossarah!
Jadi engkau putra Abul Abbas yang putra Dawud al Gossarah" Begitulah.
Dan keduanya pernah berziarah" Ya.
Dan engkau juga seorang hajji" Ya.
Jadi semua bertiga sudah pernah ke Mecca (Mekkah) dan telah melihat Kaaba Ka bah yang suci"
Dawud al Gossarah tidak. Ah! Tetapi kenapa engkau panggil beliau hajji"
Karena dia begitu. Beliau tinggal di Jebel Shur-Shum dan sebagai orang muda dia memulai ziarahnya. Beliau berhasil menyeberangi el Juf, yang dikenal sebagai batang tubuhnya padang pasir. Tetapi beliau jatuh sakit dan harus tetap tinggal di Mataair Trasah. Di sana beliau mengambil istri, menyaksikan kelahiran putranya Abul Abbas dan meninggal. Tidak akankah beliau menjadi hajji , seorang penziarah" Hmm! Tapi Abul Abbas berhasil tiba di Mekkah" Tidak.
Tadi beliau juga seorang hajji"
Ya. Dia memulai ziarahnya dan berhasil tiba di Dataran Admar, dimana beliau harus tinggal.
Kenapa" Beliau tertatap Amareh, si Mutiara dari Juneth , dan jatuh cinta. Amareh istrinya yang melahirkan Halef Omar, orang yang sekarang ada di hadapan Anda. Kemudian dia wafat. Bukankan dia seorang hajji"
Hmm! Tapi engkau pernah ke Mekkah" Tidak.
Tapi engkau juga memanggil dirimu seorang penziarah!
Ya. Sewaktu ibu saya wafat, saya memulai penziarahan saya. Saya berkelana menuju matahari terbit dan menuju matahari terbenam, melewati tengah hari, melewati tengah malam; saya pelajari semua oasis di padang pasir dan tentang semua tempat di Mesir. Saya belum tiba ke Mekkah, tapi pada akhirnya saya akan tiba di sana. Bukankah saya seorang hajji"
Hmm! Saya kira hanya orang yang telah menyelesaikan ziarah hajji dan benarbenar di Mekkah yang diijinkan memanggil dirinya seorang hajji"
Sebenarnya, ya. Tapi saya dalam perjalanan ke Mekkah!
Sangat mengagumkan! Tapi engkau pada akhirnya juga akan bertemu seorang dara dan tinggal bersamanya; anakmu akan punya kismet yang sama. Kemudian setelah sekitar seratus tahun , cicitmu akan bilang: Saya Hajji Mustafa Ben Hajji Ali Assabeth Ibn Hajji Said al Hamza Ben Hajji Schebab Tofail Ibn Hajji Halef Omar Ben Hajji Abul Abbas Ibn Hajji Dawud al Gossarah dan tidak ada seorangpun dari tujuh penziarah dari tujuh generasi ini yang pernah melihat Mekkah dan menjadi hajji benar-benar. Bagaimana pendapatmu"
Meskipun bersungguh-sungguh, dia menjadi tertawa tertahan. Ada kejadian di antara pengikut Nabi yang memanggil diri mereka hajji khususnya di hadapan orang asingmeskipun banyak dari mereka pasti belum pernah melihat Kaaba (Ka abah) dengan mata kepalanya sendiri atau melengkapi perjalanannya dari Ssafa ke Merweh. Mereka belum pernah ke Arafah, atau juga tidak bercukur rambut dan janggutnya di Minah. Halef orang kesayangan saya termasuk yang demikian, tapi dia melakukan ini dengan niat baik.
Sihdi, dia memohon dengan rendah hati, apakah Tuan akan memberitahu semua orang bahwa saya belum pernah ke Mekkah"
Saya hanya akan mengungkapnya kalau engkau mencoba mengubah saya menjadi Islam; kalau tidak, saya akan diam saja. Lihat, bukankah itu jejak-jejak di pasir"
Kami telah berbelok ke Wadi (genangan air musiman, atau bagian keringnya, oase) Tarfaui beberapa saat yang lalu, dan sekarang berada di tempat dimana lerengnya tertutup pasir yang tertiup angin. Di pasir itu, terlihat jejak yang jelas. Beberapa orang melintas di sini , Halef mengabaikan jejak tapal-kuda. Makanya kita turun dan periksa jejaknya dengan teliti. Dia memandang saya dengan herannya.
Sihdi, itu tidak perlu. Sudah cukup untuk tahu ada orang lewat sini. Kenapa kita akan periksa jejak tapal kuda di pasir"
Tidak ada salahnya kita tahu, siapa yang ada di depan kita.
Kalau kita berhenti untuk memeriksa semua jejak yang melintas di jalan Tuan, kita akan tiba di Seddada dalam dua bulan. Apa urusan Tuan dengan siapa yang di depan kita"
Sudah menjadi pengalaman saya selama perjalanan saya menempuh negerinegeri yang jauh, bahwa nasib seseorang bisa bergantung pada kesadaran atas hal yang terjadi pada dia. Sangat disarankan untuk memeriksa semua jejak dan jalur untuk memastikan, jika mungkin, apakah jejak tersebut dibuat oleh lawan atau kawan. Tuan tidak akan ketemu dengan musuh di sini, effendi. Kita tidak akan pernah tahu dengan pasti.
Saya turun. Ada jejak yang nyata dari tiga binatang, seekor unta dan dua ekor kuda. Yang pertama jelas unta tunggangan, terbukti dengan jejak yang mencolok. Pada penyelidikan lebih lanjut dari jejak lainnya, saya tertarik dengan salah satu jejak kudanya. Sangat jelas menderita cacat kecil pada pahanya. Di negeri dimana kuda adalah kekayaan, menaiki kuda yang semacam itu tidak lain menunjukkan bahwa penunggangnya pastilah seorang Arab yang sangat miskin atau seorang asing.
Halef, terheran-heran dengan kerajinan saya memeriksa jejak bertanya, segera setelah saya selesai:
Apa yang Tuan temui, Sihdi" Jejak tapal dua kuda dan satu unta
Dua kuda dan satu jemmel! Allah melindungi mata Tuan, saya juga melihat persis hal yang sama tanpa harus turun dari tunggangan saya. Tuan seorang taleb berpendidikan, melakukan hal-hal yang menertawakan seorang hamahr pengendara keledai. Apa guna harta karun ilmu pengetahuan yang telah Anda ungkap di sini"
Saya tahu terutama bahwa tiga penunggang melalui tempat ini sekitar empat jam yang lalu.
Dan apa guna pengetahuan itu" Tuan orang-orang dari Belad el Rumi dari Eropa, orang-orang yang aneh!
Wajahnya menunjukkan rasa belas kasihan yang luar biasa terhadap saya. Saya lebih suka mengabaikan ini dan kami meneruskan perjalanan dengan diam-diam.
Kami mengikuti jejak itu sekitar satu jam lamanya, hingga kami tiba di kelokan wadi dimana kuda-kuda kami tiba-tiba berhenti. Tiga burung ruak bertengger pada tebing bukit pasir tidak jauh dari kami, memekikkan jeritan kering mereka seraya membubung ke tinggi angkasa dengan sayap terkembang.
El buedj burung ruak, kata Halef. Dimana ada burung itu, pasti akan ada bangkai.
Ya, pasti ada binatang mati di dekat sini, saya menjawab sembari mengikuti dia menaiki bukit pasir.
Halef memacu kudanya dan saya mengikutinya. Dia hampir saja tiba di atas bukit pasir ketika tiba-tiba menghentikan kudanya dan meneriakkan rasa terkejutnya,
Mash Allah Keajaiban Tuhan! Apa ini! Bukankah itu orang yang terbaring di sana, Sihdi"
Saya sependapat, itu memang benar orang yang mayatnya dijadikan santapan ruak. Saya melangkah cepat-cepat dari kuda saya dan berlutut di samping sang mayat. Cakar ruak telah merobek-robek bajunya, tapi ketika menyentuh tubuhnya saya dapati bahwa orang yang malang itu belum lama meninggalnya.
Allah kerihm Tuhan Maha Pengasih! Sihdi, apakah orang ini meninggal karena sebab-sebab wajar" tanya Halef.
Tidak. Kau lihat luka di lehernya dan lubang di tengkorak kepalanya" Dia dibunuh.
Allah menghukum orang yang melakukan ini. Ataukah orang ini meninggal karena perkelahian yang jantan"
Apa maksudmu dengan perkelahian yang jantan" Mungkin dia korban balas dendam berdarah. Kita periksa bajunya.
Halef membantu dalam tugas ini. Kami tidak menemui apa-apa hingga perhatian saya akhirnya tertuju pada tangan kiri si jenasah. Saya lihat bulatan emas sederhana yang biasa dipakai untuk cincin kawin. Saya lepaskan cincin dari jarinya dan mendapati di bagian dalamnya ukiran tulisan kecil tapi jelas E.P. 15. Juillet 1830. Apa yang Tuan dapati" tanya Halef.
Orang ini bukan Ben Arab. Jadi apa kemungkinannya" Seorang Prancis.
Seorang Frank, seorang Kristen" Apa alasannya"
Jika seorang Nasrani mengambil seorang istri, ikatannya biasanya disimbolkan dengan pertukaran cincin, dimana nama-nama mereka dan tanggal perikatannya ditulis. Dan itu cincin semacam itu"
Ya. Tapi darimana Tuan tahu bahwa orang ini adalah seorang Frank" Dia mungkin saja seorang Inglis atau seorang Nemsi seperti Anda.
Ada beberapa hal yang bercirikan Prancis di tulisannya.
Biarpun, itu saja tidak menunjukkan dia benar-benar seorang Frank, effendi. Tidakkah mungkin saja dia menemukan atau bahkan mencurinya"
Itu memang betul. Tapi lihatlah kemeja yang dipakai dibawah pakaiannya, pasti itu asalnya dari Eropa.
Siapa yang membunuh dia"
Dua teman seperjalanannya. Tidakkah engkau lihat pasir di sekitar sini berhamburan, bukti jelas dari perkelahian" Dan kau perhatikan bahwa &
Saya berhenti di tengah kalimat. Sewaktu saya berbicara, saya juga bangkit untuk menyelediki daerah sekitar. Saya perhatikan awal gelimang tumpahan darah yang melebar yang asalnya tak jauh dari mayat dan menuju bagian lain di antara batu karang yang berdekatan. Saya ikuti jalan setapak ini dengan senjata terkokang di tangan, karena mungkin si pembunuh masih ada di sekitar. Saya tidak perlu melangkah terlalu jauh ketika saya dengar kepak sayap dari lebih banyak lagi ruak yang segera cepat-cepat menghindar dari pesta yang kedua, seekor unta, yang mati karena luka yang besar pada dadanya. Halef menepukkan kedua belah tangannya dan dengan nada yang berduka-cita berseru,
Seekor hedjihn abu-abu, seekor tuareg-hedjihn abu-abu, dan anjing-anjing pembunuh ini, piaraan-piaraan Sha"tan iblis, telah membunuhnya!
Jelas dia lebih prihatin atas kematian onta tunggangan yang indah daripada kematian seorang Prancis. Sebagai seorang putra gurun sejati, dimana bagi mereka barang yang sekecil apapun bisa berarti hal yang bernilai tinggi, dia berlutut di samping onta dan menggeledah kantong-kantong pelanasemuanya kosong.
Para pembunuh telah mengambil semuanya , Sihdi. Mudahan mereka dibakar di Jehenna selama-lamanya! Tidak ada, sama sekali tidak ada yang mereka tinggalkan, hanya onta dan kertas-kertas di pasir di sana.
Kata-katanya menarik perhatian saya ke tempat itu, tidak jauh dari kami, dimana ada beberapa kertas lecek yang nyata-nyata dianggap tidak berguna dan dibuang. Mengingat kertas-kertas ini mungkin berisi informasi yang bisa membantu menjelaskan apa yang terjadi di sini, saya berjalan memungutinya. Ternyata beberapa lembar halaman dari surat kabar dan saya merapikan serta mengumpulkannya. Sekarang saya ada dua halaman dari Vigie alg"riene dan juga dua dari L ind"pendant dan Mahouna . Yang pertama adalah surat kabar Aljazair, yang kedua dari Constantine dan yang ketiga dari Guelma. Meskipun berasal dari tempat berbeda, setelah melihat isinya sekejap, saya mendapati bahwa masing-masing koran melaporkan cerita yang sama tentang pembunuhan seorang pedagang Prancis di Blidah. Tersangka yang dicurigai adalah seorang pedagang Armenia, yang segera melarikan diri dan waktu itu segera dikejar habis-habisan. Jabaran pelakunya dari tiga laporan itu, sama dalam segala hal.
Untuk alasan apa orang Prancis yang meninggal, yang nyata-nyata juga pemilik dari onta mati ini membawa-bawa koran-koran tersebut" Apakah insiden yang disebutkan itu berhubungan dengan dirinya secara pribadi" Apakah dia keluarga dari pedagang di Blidah itu, apakah dia pembunuhnya, atau apakah dia petugas polisi yang memburu si pembunuh"
Saya ambil koran-koran itu dan memasukkannya ke kantong saya dan menyelipkan cincin di jari supaya aman, dan kembali ke Halef yang masih di samping bangkai. Di atas kami, ruak berputaran. Segera setelah tidak jauh kami beranjak, mereka turun menyerbu bangkai onta itu sekali lagi.
Apa yang akan Tuan lakukan sekarang, Sihdi" , tanya pembantu saya. Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang selain mengubur lelaki malang ini. Tuan mau menggali lubang dan menaruh dia kedalamnya dan menutupnya dengan tanah"
Tidak, untuk itu kita perlu alat yang tidak kita punyai. Kita akan tutup dia dengan bebatuan sehingga binatang tidak bisa mengganggu jasadnya.
Dan Tuan kira dia benar-benar seorang giaur" Dia seorang kristiani.
Masih mungkin saja Tuan keliru, Sihdi; mungkin saja dia seorang muslim. Untuk itu ijinkan permintaan saya!
Apa itu" Mari kita baringkan dia dengan wajah menghadap Mekkah! Saya tidak keberatan dengan itu, karena dia akan juga menghadap Yerusalem dimana Kristus Penyelamat kami menderita dan meninggal. Mari kita kerjakan!
Kami melakukan tugas yang menyedihkan itu dengan kesunyian mendalam. Gundukan bebatuan yang kami tumpukkan menutup di atas mayat yang akan melindunginya dari binatang-binatang gurun. Saya tempatkan lagi batu-batu tambahan yang saya bentuk seperti salib. Saya kemudian melipat kedua belah tangan untuk berdoa, dan mengucapkan beberapa kata. Setelah usai, Halef menghadapkan pandangannya ke timur dan mulai mengucapkan surat ayat-ayat Qur an:
Atas Nama Tuhan yang Maha Pengasih! Katakan: Allah adalah Esa dan abadi. Dia yang gaib dan tidak ada yang menyamai. Manusia menyukai hidupnya yang singkat dan tidak peduli dengan keabadian. Hari akhirmu telah tiba dan sekarang engkau akan menemui penciptamu dalam kehidupan yang baru. Kiranya dosa-dosamu hanya sedikit dan jumlah amalmu sebanyak butir pasir di gurun dimana engkau tidur!
Setelah kata-kata itu dia berlutut di pasir dan memakai pasirnya untuk membersihkan tangannya yang telah ternajisi karena memegang mayat.
Jadi Sihdi, saya sudah tahir lagi, yang dibilang bani Israel kosher, dan boleh memegang lagi yang bersih dan suci. Apa yang kita lakukan sekarang" Kita coba mengejar para pembunuhnya.
Tuan akan membunuh mereka"
Saya bukan hakim atau dewan juri. Saya mau bicara dengan mereka untuk mengetahui kenapa mereka melakukan kejahatan itu, kemudian saya akan tahu apa yang akan saya lakukan berikutnya.
Mereka bukan orang-orang yang pintar, kalau tidak , mereka tidak akan membunuh seekor hedjihn yang jauh lebih berharga daripada kuda-kudanya.
Hedjihn itu akan bisa membuka rahasia mereka. Tengok, kau lihat jejaknya. Mari! Mereka mungkin lima jam jauhnya di depan kita, mungkin kita bisa kejar mereka di waktu pagi sebelum mereka tiba di Seddada.
Meskipun panas yang menyengat dan tanah bebatuan yang mencapekkan, kami melaju seolah mengejar gazelle, itulah sebabnya susah untuk bercakap-cakap. Kesepian yang terpaksa ini jelas sangat menyulitkan Halef,
Sihdi, dia memanggil saya dari belakang , Sihdi, Tuan mau kehilangan saya" Saya berbalik memandang dia.
Kehilangan engkau" Ya. Kuda betina saya tulangnya lebih tua daripada kuda Berber jantan Anda. Hassi-ferdshahn betina kuno nya benar-benar berlumuran keringat dan busa berleleran keluar dari mulutnya.
Tapi hari ini kita tidak bisa istirahat di bagian hari yang paling panas seperti biasanya, dan kita harus tetap berkuda hingga matahari terbenam atau kita tidak bisa menangkap buruan kita.
Yang cepat belum tentu berarti mencapai akhir tujuan sebelum yang lambat, effendi jadi Allah akbar, lihat di sana!
Kami berada di hadapan gundukan besar wadi dan melihat di kejauhan, mungkin seperempat jam perjalanan dari kami kini berada, dua pengendara, atau tepatnya dua orang yang duduk di pinggiran sobha , kolam kecil yang berair payau. Kudanya mengunyah mimosa kering dan berduri yang tumbuh di kawasan itu.
Ha, itu mereka! Ya, Sihdi, itu mereka. Kelihatannya terlalu panas bagi mereka, dan mereka ambil keputusan untuk melewatkan hari yang paling panas.
Atau mereka ambil keputusan untuk membagi barang jarahannya. Mundur, Halef, mundur, supaya mereka tidak melihat kita! Kita meninggalkan wadi dan mengendara ke barat untuk tidak berapa lama sehingga kelihatannya kita datang dari Chott Rharsa.
Kenapa, effendi Sehingga mereka tidak curiga bahwa kita menemukan mayat korbannya. Tunggangan kami mendaki pinggiran wadi dan kami mengendara lurus ke gurun ke arah barat. Setelah berapa lama, mengarah ke posisi dimana dua orang itu beristirahat. Karena mereka berada di bagian paling dasar dari wadi, mereka tidak melihat kami mendekat, tapi tidak bisa tidak pasti mendengar kami datang begitu kami mendekat. Sebagaimana telah kami perkirakan, mereka mendengar kedatangan kami dan telah bangkit begitu kami melerengi pinggir wadi. Karena juga telah memperkirakan, mereka telah memegang senjatanya dan sekarang menatap kami dengan penuh kecurigaan. Saya tentu saja berlaku sebaliknya, sebagaimana seseorang yang tiba-tiba berhadapan dengan orang asing di daerah liar yang sepi. Namun demikian, saya tidak memandang perlu untuk mempersiapkan persenjataan.
Salaam aala"kum saya menyapanya, sewaktu saya turun dari atas kuda. Aale"kum, jawab yang lebih tua. Siapa kalian"
Kami para pengendara yang suka damai. Dari mana datang kalian.
Dari barat. Menuju ke mana" Ke Seddada.
Masuk suku mana kalian"
Saya menunjuk ke Halef dan menjawab:
Dia dari Dataran Admar, dan saya masuk ke Beni-Sachsa. Dan Anda" Kami dari suku terkenal U"lad Hamalek.
U"lad Hamalek adalah para penunggang kuda yang hebat dan pejuang yang berani. Dari mana Anda datang"
Dari Gafsa. Itu berarti bahwa Anda telah menempuh perjalanan yang jauh. Kemana Anda menuju"
Ke Bir Sauidi, di sana kami punya teman-teman.
Bahwa mereka datang dari Gafsa dan sedang menuju ke Sauidi pasti jelas dusta, tapi saya meneruskan seolah saya percaya semua kata-katanya dan bertanya: Apa Anda mengijinkan kami untuk bergabung selama kami istirahat" Kami bermaksud tinggal di sini hingga esok pagi buta, begitu jawabnya, yang berarti tidak menolak tidak juga mengundang.
Kami juga bermaksud tinggal di sini hingga matahari terbit. Anda punya cukup air untuk kami berdua dan kuda-kuda kami. Ijinkan kami tinggal di sini. Padang pasir milik semua orang. Marhaba Selamat Datang di tengah-tengah
kami! Meskipun ada tawaran mereka, tidak susah untuk menebak bahwa mereka lebih menyukai kami meneruskan perjalanan segera. Kami menuntun kuda kami ke pinggir wadi dan melepas pelananya di pinggir air, dimana kami sendiri juga melepaskan lelah.
Ketika saya sekarang bisa mempelajari lebih lanjut kedua orang itu dengan lebih detil, syak wasangka saya tentang karakter mereka semakin bertambah kuat. Yang lebih tua, dengan siapa saya bercakap-cakap, tinggi dan kurus kering. Jubahnya tergantung di tubuhnya seolah-olah itu dari orang-orangan di sawah. Dua mata kecil yang mengancam memancar dari bawah sorban biru yang kotor. Di atas bibir tak berdarah yang tipis, kumisnya yang kering tak beraturan terlihat berjurai jarang-jarang. Dagunya yang lancip cenderung mengarah ke atas, dan hidungnya, ya hidungnya, tidak seperti paruh elang atau rajawali, tapi lebih mengingatkan saya akan ruak pemakan bangkai yang hanya beberapa waktu yang lalu saya halau dari tubuh korban pembunuhan.
Lelaki yang lebih muda terlihat tampan, tetapi hawa nafsunya melemahkan mata dan syarafnya serta menyebabkan kerutan di dahi dan pipinya tiba sebelum masanya. Dia tidak menujukkan tindak tanduk yang bisa dipercaya. Yang lebih tua bicara Arab dengan logat yang menunjukkan dia dari daerah Euphrate, dan yang lebih muda sama sekali bukan berasal dari Timur tetapi agaknya orang Eropa. Kudanya, yang berada di dekatnya, sama sekali bukan jenis terbaik dari jenisnya, dan nyata-nyata telah menempuh jarak yang jauh belakangan ini. Pakaiannya kelihatan telah compang-camping, tapi senjatanya luar biasa bagusnya. Di tempat dimana mereka berbaring tadi terletak barang-barang yang jarang kelihatan di daerah ini. Nyata-nyata mereka tidak punya waktu untuk menyembunyikan barang-barang ini sewaktu kami datang: sehelai saputangan sutera, sebuah arloji emas termasuk rantainya, sebuah revolver yang benar-benar hebat, dan sebuah buku catatan jurnal yang berbalutkan morocco (kulit halus atau kulit domba yang disamak dengan sumac).
Saya berlaku seolah saya tidak memperhatikan barang-barang itu dan mengambil korma dari pelana tunggangan , dan kemudian mulai makan dengan acuh tak acuh. Apa yang Anda lakukan di Sedadda" tanya yang lebih tua. Tidak ada. Kami hanya lewat saja, jawab saya. Kemana"
Melintas Chott Jerid ke Fetnassa dan Kblili. Pandangan sepintas yang dia berikan ke temannya menunjukkan ke saya bahwa itu adalah rute yang sama yang akan mereka tempuh. Sekarang dia bertanya: Anda punya urusan di Fetnassa atau Kbili"
Ya. Anda mau menjual kawanan ternak di sana" Tidak.
Atau budak" Tidak.
Atau mungkin barang-barang yang akan Anda kirimkan dari Sudan" Tidak.
Jadi apa" Tidak ada. Lelaki suku kami tidak berdagang di Fetnassa. Atau Anda bermaksud menjemput istri untuk Anda sendiri" Saya pandang dia dengan tatapan marah.
Tidak tahukan Anda bahwa adalah suatu penghinaan berbicara dengan seorang lelaki tentang istrinya! Atau mungkin Anda giaur, dan kurang pengetahuan"
Kelihatan bahwa saya telah mengenainya, karena orang itu kelihatan sangat peduli. Dia tidak mempunyai tanda-tanda tubuh seperti orang Badui, wajah seperti dia lebih menyerupai wajah Armenia ya bukankah pedagang Armenia yang menjadi tersangka pembunuh pedagang Prancis di Blidah, dan jabaran tanda-tandanya ada di kantong saya" Saya tidak punya waktu untuk membaca jabarannya dengan baik. Sewaktu pikiran itu terlintas di pikiran saya, mata saya tertatap plat perak di gagang revolver, dimana sebuah nama tergravir.
Permisi! saya bilang, seraya bersamaan mengambil senjata itu dan membaca: Paul Galingre, Marseille .
Itu pasti nama dari si pemilik ketimbang nama dari pabrik pembuatnya. Namun saya tidak menyembunyikan perhatian saya, bahkan bertanya:
Senjata apa ini" Sebuah & sebuah & pistol yang berputar. Tolong kasih tahu bagaimana cara menembakkannya"
Dia menjelaskan pada saya. Saya mendengarkan dengan penuh perhatian dan membalas
Engkau bukan U"lad Hamalek, tapi seorang giaur Apa katamu, dia menuntut.
Benar bukan! Jika kau pengikut Nabi, kau langsung menembak saya di tempat karena memanggilmu seorang giaur. Hanya orang-orang kafir yang memiliki revolver. Bagaimana bisa senjata seperti ini bisa jatuh ke tangan seorang U"lad Hamalek! Sebagai hadiah"
Tidak. Jadi itu barang jarahan dari suatu penyerbuan" Ya.
Dari siapa ini diambil. Dari seorang Frank.
Yang telah engkau lawan dengan jujur" Ya.
"Di peperangan. Yang mana" Di El Guerara. Kau dusta.
Dengan jawaban terakhir ini kesabarannya berakhir. Dia bangkit dan meraih revolver.
Apa katamu" Itu dusta" Akan saya tembak kau seperti & Saya selesaikan kalimatnya untuk dia:
Seperti orang Frank di sana di Wadi Tarfaui!
Tangan yang memegang revolver turun di samping tubuhnya dan dia berubah beberapa lapis lebih pucat. Tapi segera mengumpulkan akalnya dan menuntut dengan suara rendah yang mengancam:
Apa maksudmu dengan kata-kata itu"
Saya raih kantong saya untuk mengambil koran-koran dan dengan cepat memandang sekejap mencari nama dari tersangka pembunuh.
Akan saya katakan padamu apa maksud saya, engkau bukan orang U"lad Hamalek. Nama aslimu sangat saya kenal, yaitu Hamd il Amasat.
Sekarang dia mundur menjauhi saya dan menggerakkan tangannya seolah menangkis.
Bagaimana kau tahu saya. Saya tahu kau, itu cukup.
Tidak, kau tidak tahu saya. Saya bukan seperti yang kau bilang, saya orang U"lad Hamalek, saya akan tembak semua orang yang berkata sebaliknya!
Milik siapa barang-barang ini"
Milik saya. Saya ambil sapu tangan. Ada sulaman singkatan monogram dengan huruf-huruf P.G . Saya buka arlojinya dan menemukan huruf yang sama digravir pada bagian dalam tutupnya.
Darimana kau dapat barang-barang ini. Apa hubungannya dengan kau" Taruh kembali!
Alih-alih menaati dia, saya buka catatan jurnal. Di halaman pertama saya baca sebuah nama Paul Galingre , tapi isinya sayang sekali tulisan steno, yang saya tidak bisa membacanya.
Taruh buku itu, saya bilang!
Dengan kata-kata itu dia pukul buku itu dari tangan saya dan terlempar ke kubangan air. Saya coba mengambilnya dan tiba-tiba dihadang dengan lawan yang lain. Si yang lebih muda menempatkan dirinya di antara air dan saya. Halef yang semula tidak menunjukkan rasa ingin tahu dalam perselisihan ini, namun telah mengikuti percakapan, saya perhatikan sekarang telah menaruh jarinya pada pelatuk senapan locoknya. Hanya perlu satu tanda saja dari saya dan dia akan menembak. Saya membungkuk dan memungut kompas.
Berhenti, itu milik saya! Berikan kembali! Si yang lebih tua berteriak. Dia meraih lengan saya untuk menunjukkan keseriusan kata-katanya, tapi saya bilang dalam suara kalem.
Duduk, banyak yang harus kita bicarakan. Tidak ada hal yang harus diperbincangkan denganmu. Tapi saya ada. Duduk, kalau tidak, saya tembak kau.
Ancaman saya berhasil seperti yang diharapkan. Dia duduk di tanah, demikian juga saya. Saya juga pegang pistol revolver saya dan mulai:
Lihat, saya juga punya revolver! Jauhkan punyamu. Kalau tidak, ini akan meledak!
Dia meletakkan senjatanya hati-hati di sampingnya tapi sedemikian rupa hingga mudah meraihnya.
Engkau bukan orang U"lad Hamalek" Saya orang mereka.
Engkau tidak datang dari Gafsa" Saya datang dari sana.
Sudah berapa lama kalian berkuda melintasi Wadi Tarfaui" Apa urusannya denganmu.
Ini sangat banyak artinya bagi saya. Di sana ada mayat orang yang telah kau
bunuh. Roman muka yang keji muncul di wajahnya.
Dan jika itu benar telah saya lakukan, apa katamu tentang itu" Tidak banyak, hanya beberapa pertanyaan.
Yaitu" Siapa lelaki itu" Saya tidak tahu dia.
Kenapa kau bunuh dia dan ontanya" Karena saya mau.
Apa dia muslim" Bukan. Dia giaur.
Kau ambil semua barang-barang miliknya" Kenapa harus saya tinggalkan"
Tidak, engkau harus menyimpannya untuk saya. Buat kau.."
Ya. Saya tidak mengerti. Engkau harus berusaha untuk mengerti, orang itu giaur, saya juga giaur dan saya akan menuntut ganti rugi.
Engkau mau membalas dendam kematiannya"
Tidak, kalau saja ada pembalasan dendam dalam pikiran saya, engkau pasti sudah ambil nafas penghabisan. Kita ada di gurun pasir, dimana hukum adalah siapa yang terkuat. Saya tidak akan membuktikan siapa di antara kita yang terkuat, tapi saya akan serahkan kau pada pembalasan Tuhanmu, yang maha tahu segalanya, maha melihat segalanya, dan tidak akan membiarkan setiap tindakan jahat tidak terhukum. Satu hal saya minta padamu, dan kau harus mengindahkan baik-baik kata-kata saya: engkau harus serahkan semua yang kau ambil dari korbanmu.
Dia menatap saya dengan menyeringai penuh perhitungan. Kau pikir saya benar-benar melakukannya" Saya tahu itu.
Jadi ambillah apa yang kau mau.
Dia membuat gerakan yang cepat ke arah revolver di tanah di sampingnya, tapi segera menghentikannya ketika dia memandang moncong gelap dari laras revolver saya. Diam, atau saya tembak kau!
Situasi yang saya hadapi benar-benar aneh. Lawan saya untunglah gampang terintimidasi dan memiliki nyali yang kecil. Dia segera menarik kembali tangannya dan kelihatan tidak tahu kemudian harus berbuat apa.
Apa yang akan kau lakukan dengan barang-barang milik si Frank itu" Saya akan pastikan bahwa itu dikembalikan ke keluarganya. Sekarang dia menatap saya dengan wajah yang hampir penuh perhatian! Kau pembohong. Kau mau simpan sendiri itu untuk dirimu. Saya tidak bohong.
Dan apa yang mau kau lakukan terhadap saya"
Sekarang ini, tidak ada; tapi hati-hati kalau sampai kita berselisih jalan lagi! Engkau benar-benar mau pergi Seddada dari sini"
Dan jika saya berikan padamu semua barang yang saya ambil dari si Frank, engkau akan membiarkan saya dan teman saya pergi ke Bir Sauidi tanpa dihalangi" Ya.
Kau janji itu" Ya.
Bersumpahlah! Seorang giaur tidak pernah bersumpah, kata-katanya seperti suatu sumpah kebenaran.
Ini, ambil revolver, arloji, kompas dan baju, dia menyorongkan barang-barang itu ke saya.
Apa lagi yang ada di dia. Tidak ada lagi.
Dia punya uang. Akan saya ambil.
Saya tidak iri, tapi berikan kantong atau apa saja yang disimpannya. Dia menarik dompet yang dihiasi mutiara dari ikat pinggangnya dan memberikan ke saya setelah sebelumnya mengosongkan isinya.
Sudah tidak ada apa-apa lagi"
Tidak. Engkau mau geledah saya" Tidak.
Jadi kami boleh pergi. Ya.
Tingkahnya berubah ketika perasaan lega menyelimutinya. Temannya kelihatannya juga jinak dengan pandangan datar dan bersuka-cita bisa melarikan diri dari keadilan dengan cara yang demikian. Mereka cepat-cepat mengambil barangnya yang tersisa dan memasang pelana kuda-kudanya.
Salaam aale"kum Damai berserta kalian!
Saya tidak menjawab, dan sikap tidak sopan ini terbawa pergi bersama langkahnya. Dalam sekejap saja mereka telah berada di pinggir wadi dan menghilang di sebaliknya.
"Sihdi! Apa" Boleh saya mengatakan sesuatu" Tentu.
Tuan sudah dengar tentang burung onta" Ya.
Ayah Kemenangan Abu El Nassr Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Seperti apa mereka" Ya, tolong katakan. Bodoh, sangat bodoh. Teruskan!
Maafkan saya, effendi, tapi Tuan kelihatannya lebih parah daripada burung
onta. Dan kenapa itu" Karena Tuan biarkan para bajingan itu pergi.
Saya tidak bisa menahan mereka sebagai tawanan, juga tidak bisa begitu saja membunuhnya.
Kenapa tidak" Kalau yang telah mereka bunuh itu Umat Beriman , pasti sudah jelas saya akan mengirim mereka ke Sha"tan. Tapi karena dia seorang giaur saya tidak terlalu perduli apakah mereka diadili atau tidak. Namun demikian Tuan seorang nasrani dan Tuan biarkan para pembunuh orang nasrani pergi!
Siapa bilang mereka akan melarikan diri dari keadilan"
Mereka sudah pergi! Mereka akan mencapai Bir Sauidi dan kemudian pergi ke Debila dan El U"d, sehingga mereka bisa menghilang ke areg (wilayah bukit-bukit pasir).
Mereka tidak akan bisa begitu.
Apalagi yang akan mereka lakukan" Mereka bilang bahwa mereka akan pergi Bir Sauidi.
Mereka bohong. Mereka akan pergi ke Seddada. Apa yang menyebabkan Tuan bilang begitu. Mata saya.
Allah memberkati mata Tuan, yang Tuan pakai untuk memperhatikan jejakjejak di pasir. Hanya orang yang tidak beriman yang menangani masalah dengan cara yang Tuan lakukan sekarang. Tapi pada waktunya saya akan buka mata Tuan dengan cara-cara Nabi, dan itu pasti terjadi baik Tuan suka atau tidak!
Dan kemudian saya akan panggil diri saya seorang hajji tanpa harus melihat Mekkah.
Sihdi & ! Tuan janji tidak bicara hal ini.
Ya, sepanjang engkau tidak berusaha mengubah agama saya. Tuan majikan saya, dan saya harus menaatinya. Tapi apa yang harus kita lakukan sekarang"
Pertama-tama kita pastikan kita aman. Di sini kita akan jadi sasaran empuk peluru. Kita harus pastikan bahwa penjahat-penjahat itu telah pergi.
Saya mendaki ke pinggiran wadi dan melihat bahwa kedua pengendara itu telah melampaui jarak yang jauh ke arah barat daya. Halef telah mengikuti saya ke lereng, Itu dia mereka menjauh, dia berseru. Itu arah ke Bir Sauidi. Segera setelah tidak kelihatan mata, mereka berbelok menuju ke timur.
Sihdi, saya percaya otak Tuan melunak. Kalau mereka melakukan itu, mereka akan jatuh ke tangan kita sekali lagi!
Mereka kira kita akan meninggalkan tempat ini esok pagi dan itu membuat mereka yakin bahwa mereka akan jauh di depan mereka.
Tuan menerka dan sama sekali tidak tahu kalau Tuan benar.
Kau pikir demikian" Bukankah saya perhatikan bahwa salah satu kuda mereka ada yang tidak benar jalannya"
Ya. Saya perhatikan juga demikian sewaktu mereka pergi. Jadi saya akan terbukti benar bahwa mereka pergi ke Seddada. Kenapa tidak kita ikuti sekarang juga"
Kita akan ada di depan mereka jika kita mau, karena kita berjalan ke arah yang langsung. Itu artinya, kalau mereka menemui jejak kita, akan menghindari pertemuan dengan kita lagi. Jadi mari kita kembali saja ke mata air dan beristirahat hingga waktunya tiba untuk mengikuti mereka.
Kami kemudian menuruni bagian atas wadi. Saya berbaring di atas selimut dan menggunakan ujung sorban sebagai lisham -cadar guna menutupi wajah. Kemudian menutup mata, tidak untuk tidur, tapi untuk membantu merenungkan kejadian-kejadian belakangan ini. Tapi siapa yang mampu berkonsentrasi lama tentang apa saja dalam terik panas gurun Sahara" Saya benar-benar terlelap selama sekitar dua jam dan ketika terbangun, waktunya telah tiba bagi kami untuk meneruskan perjalanan.
Wadi Tarfaui mengarah menuju ke arah Chott Rharsa, untuk itu kami harus meninggalkan wadi kalau mau menuju ke timur ke arah Seddada. Setelah sekira satu jam lamanya kami menjumpai sebuah jejak yang dibuat oleh dua ekor kuda, yang datang dari barat dan mengarah ke timur.
Sekarang Halef, kau kenali ethar-jejak ini"
Mash Allah, Tuan benar, Sihdi! Mereka pergi ke Seddada. Saya turun dan melihat dengan lebih dekat ke jejak yang terlihat.
Jejak-jejak ini dibuat sekitar setengah jam yang lalu. Mari kita lambatkan langkah kita, kalau tidak mereka akan melihat kita muncul dari belakang mereka.
Kaki-kaki bukit Jebel Tarfaui perlahan bergabung mengarah ke sebuah dataran rendah. Surya telah tenggelam dan tak lama kemudian ketika bulan muncul, kami melihat Seddada di bawah kami.
Apakah kita turun" Tidak, kita tidur di antara pepohonan zaitun di sepanjang kerimbunan di bukit
itu. Kami memisah dari jalur perjalanan semula dan menemukan tempat yang tepat di antara zaitun sebagai tempat mendirikan tenda kami. Kami berdua terbiasa dengan bunyi lolongan serigala, gonggongan ajak fennec, dan nada yang lebih dalam lagi dari heyna; sehingga suara-suara malam itu tidak mengganggu dan segera kami terlelap. Ketika saat bangun tiba, saya melakukan tugas pertama untuk memeriksa jejak-jejak si buruan dari hari kemarin. Saya yakin karena sudah dekat desa maka tidak akan ada hal yang menunjukkan apa-apa yang berguna. Tapi saya heran dan senang ketika jejak itu tidak menuju ke Seddada tapi berbelok menuju ke selatan.
Kenapa mereka tidak masuk ke kota" tanya Halef.
Untuk menghindar agar tidak kelihatan. Pembunuh yang dikejar harus hati-hati, jawab saya.
Tapi kemana mereka pergi sekarang"
Pasti ke Kris, sehingga mereka bisa berkendara menyeberangi Jerid. Kemudian mereka harus meninggalkan Aljazair di belakang dan mendapatkan perlindungan sementara.
Kita sudah ada di Tunisia. Perbatasannya adalah garis antara Bir el Khalla dan Bir el Tam , di balik Chott Rharsa.
Itu tidak memadai untuk orang-orang seperti mereka. Saya berani bertaruh mereka akan pergi melalui Fessan ke Kufarah, hanya dengan demikian mereka bisa pasti merasa aman.
Mereka sudah pasti aman di sini, kalau saja punya sebuah Bu-Djeruldu surat jalan dari Sang Sultan.
Itu tidak akan menolong mereka kalau mereka kepergok seorang konsul atau agen polisi
Tuan pikir demikian" Saya tidak menyarankan seseorang untuk lancang berani melawan yang perkasa Gi"lgeda padischahn"n ! (Arti harfiah: Bayangan Padishah ) Kau bilang begitu dan sebagai seorang Arab yang bebas"
Ya, di Mesir saya telah menyaksikan apa saja yang bisa dilakukan Sang Sultan; tapi di sini di gurun, saya tidak takut beliau. Kita akan menuju Seddada" tanya Halef. Ya, membeli korma dan minum air segar. Setelah itu kita terus. Ke Kris"
Ke Kris. Dalam seperempat jam kami telah mengisi kembali perbekalan kami dan kami ada di jalan yang mengarah dari Seddada ke Kris. Di bawah kami, di sisi kiri, permukaan Chott Jerid berkilauan dengan indahnya, memantul ke wajah-wajah kami, suatu pemandangan yang benar-benar saya kagumi.
Padang Sahara adalah suatu teka-teki yang besar dan masih belum terpecahkan. Kembali ke tahun 1845, Virlet d Aoust mengusulkan agar sebagian dari gurun dibenami air laut, sehingga bisa mengubah daerah di sekitarnya menjadi bisa ditanami dan menghasilkan, sehingga bisa menguntungkan kebudayaan penduduk setempat. Apakah proyek tersebut layak dan akan membawa manfaat pada kawasan di sekitarnya masih bisa diperdebatkan lagi.
Di kaki lereng selatan Jebel Aures and sepanjang rangkaian pegunungan bagian timur yang terdiri dari Dra el Haua, Jebel Tarfaui, Jebel Situna serta Jebel Hadifa, terdapat suatu dataran yang amat luas bergelombang menurun sejauh mata memandang hingga ke kakilangit. Dataran paling rendah yang unik ini tertutup oleh lempengan dan rembesan garam yang merupakan sisa dari danau kering yang sangat luas. Di sektor Aljazair nama yang diberikan adalah chott, sedang di sektor Tunisia disebut sobha atau sebcha. Batas dari daerah menarik dan luar biasa ini ditandai bagian baratnya dengan kaki bukit dataran Beni-Mzab, bagian timur dengan teluk Gabes dan bagian selatan dengan daerah bukit-bukit pasir Ssuf dan Nifsaua yang bergabung dengan Jebel Tebaga. Mungkin depresi inilah yang menjelaskan asalusul Teluk Triton sebagaimana yang ditulis oleh Herodotus, Bapak Sejarah .
Selain terdiri dari rawa-rawa kecil yang jumlahnya banyak sekali dan kering di musim panas, wilayah ini terdiri dari tiga sebcha utama yang luas, yang masing-masing dari barat ke timur: Chott Melrir, Rharsa, dan Jerid. Yang terakhir ini juga disebut dengan El Kebir. Tiga cekungan ini membentuk suatu daerah dimana paroh baratnya lebih rendah daripada permukaan Laut Tengah sewaktu surut di Gabes.
Bagian dangkal daerah chott saat ini sebagian besarnya terisi butiran pasir yang tertiup angin dan hanya pada bagian tengah masing-masing cekungan yang terdapat sedikit air. Karena tampilannya, chott diibaratkan oleh para penulis dan pengelana Arab sebagai permadani kapurbarus, atau penutup selimut kristal, bahkan piring perak atau permukaan logam yang meleleh. Sedang mengenai chott itu sendiri , perbandingan yang perlu disebutkan terletak pada kerak garam yang menutupinya, dimana ketebalannya berbeda-beda antara sepuluh hingga duapuluh sentimeter. Hanya di beberapa tempat tertentu orang bisa berdiri di atas kerak tanpa membahayakan nyawa atau anggota badan. Celakalah dia yang menyimpang dari jalan setapak yang aman bahkan jika hanya selebar tangan! Keraknya akan pecah dan si korban tertelan dalam sekejap mata. Segera setelah itu, kerak akan menutup kembali seolah tidak pernah ada kejadian apapun juga. Jalan setapak yang melintas chott sangat berbahaya khususnya saat musim penghujan ketika hujan menghanyutkan pasir yang menutup kerak.
Air chott berwarna hijau dan lebih pekat daripada air tawar dan lebih asin daripada air laut. Usaha untuk mengukur kedalamannya tidak pernah berhasil, tapi diperkirakan rawa-rawa garam ini tidak lebih daripada limapuluh meter. Bahaya sebenarnya saat menembus kerak terletak pada massa cairan kental , yaitu pasir yang bergerak mengalir limapuluh hingga delapanpuluh sentimeter di bawah lapisan yang hijau muda itu. Ini dibentuk oleh samums (angin panas gurun) dimana selama ribuan tahun menghembuskan pasir dari gurun ke dalam air.
Ahli-ahli geografi Arab yang paling awal, termasuk Ebn Jobeir, Ebn Batuta, Obeidah el Bekri, El Istakhri dan Omar Ebn el Wardi semua setuju belaka bahwa ada bahaya-bahaya yang mengancam untuk para pengelana di chott. Jerid telah menelan ribuan orang dan onta tanpa jejak. Pada 1826 sebuah kafilah yang terdiri lebih dari seribu onta mencoba menyeberangi chott. Suatu kejadian yang menyedihkan menimpa onta di barisan panjang yang paling depan yang tergelincir dari jalur yang seharusnya. Binatang itu segera menghilang dan diikuti oleh hewan lainnya. Segera setelah kafilah tertelan semuanya, keraknya menutup lagi seperti semula , sama sekali tidak ada jejak yang tertinggal. Kelihatannya kejadian yang luar biasa seperti itu tidak mungkin terjadi. Untuk mempercayainya, orang harus tahu bahwa onta biasa mengikuti pemimpinnya , dan biasanya terikat pada onta di depannya. Yang kedua, jalan setapak yang melintas chott biasanya sedemikian sempitnya sehingga tidak mungkin bagi binatang, apalagi kafilah, untuk berbalik.
Tempat yang bagaikan kaca rias kebiruan yang berkilau dan sama sekali tidak seperti timah hitam yang meleleh merupakan tampilan yang menipu dari dataran ini berikut maut yang mengintai di bawahnya. Lapisan garamnya terkadang keras dan tembus pandang seperti botol dan kalau dipukul berbunyi seperti lantai Solfatara di Napoli. Namun di sebagian besarnya terdiri dari massa yang lembek dan meletihkan, yang kelihatannya saja teguh bertahan, tapi paling-paling hanya mampu menahan lapisan pasir yang tipis. Apa saja yang lebih berat daripada itu akan tertelan tanpa jejak.
Para pemandu jalan yang melewati daerah itu menggunakan batubatu kecil sebagai tanda pada jarak tertentu pada sepanjang jalan setapak itu. Pada waktu yang lampau di Chott El Kebir, dahan-dahan korma ditusukkan ke tanah. Dahan korma itu disebut jerid . Itulah sebabnya kemudian chott mendapat gelar yang lain yaitu, El Jerid . Timbunan batu-batu itu disebut gma"r , dan umumnya tidak kelihatan di tempattempat dimana datarannya digenangi air hingga beberapa meter, terkadang sedalam dada kuda tingginya.
Bagian atas chott juga tidak seragam, tapi terdiri dari beberapa gelombang yang terkadang mencapai setinggi tigapuluh meter. Celah-celah dari gelombang-gelombang ini terlihat bagaikan alur dan dimanfaatkan oleh kafilah. Di bagian yang rendah inilah terletak maut mengintai yang mematikan itu. Angin yang sepoi pun bahkan bisa menyebabkan lapisan garam berkisar dan airpun bisa terdorong naik karena ada tekanan tertentu, memancar dari celah retakan seperti air mancur.
Dataran yang berkilauan namun mematikan ini berada pada bagian kiri kami sementara kami mengikuti arah menuju Kris. Dari sana jalur menuju ke Fetnassa mengarah menyeberangi chott sepanjang Semenanjung Nifzaua. Halef menunjuk ke chott dibawah,
Tuan lihat chott itu, Sihdi" Ya.
Sudah pernah tuan berkendara melintas suatu chott" Belum.
Maka berterimakasihlah ke Allah; kalau sudah pernah, mungkin tuan sudah bertemu nenek moyang tuan! Kita benar-benar mau menyeberanginya" Tentu.
Bismillah, Atas Nama Allah! Semoga teman saya Sadek masih hidup. Siapa dia"
Saudara saya Sadek adalah pemandu jalan yang terkenal dari Chott Jerid, dia tidak pernah melangkah di tapak yang salah. Dia termasuk suku Merasig, dilahirkan waktu ibunya di Mu" Hamed, namun tinggal bersama putranya, pejuang yang gagah berani, di Kris. Dia mengenal chott tanpa ada orang lain yang bisa menyamainya dan satu-satunya yang saya percayai, Sihdi. Apa kita langsung ke Kris"
Berapa jauhnya itu" Sejam lebih sedikit. Jadi kita mengarah sedikit ke barat. Kita harus tahu apakah kita bisa mendapati jejak para pembunuh itu.
Tuan benar-benar mengira mereka telah pergi ke Kris"
Mereka pasti juga telah bermalam di udara terbuka, dan telah ada di hadapan kita dengan niat mau menyeberangi chott.
Kami meninggalkan arah semula dan mengarah ke barat. Tidak jauh dari jalur kami semula, kami melintasi banyak jejak yang lama kelamaan semakin berkurang dan akhirnya tidak ada sama sekali. Akhirnya, pada jalur yang mengarah ke El Hamma, saya menemui jejak tapal dari dua kuda di pasir, dan setelah dengan bersungguh-sungguh memeriksa jejak-jejak itu, saya memastikan bahwa kami telah menemui mereka. Kami mengikuti jejak mereka hingga mendekati Kris, dimana akhirnya jejak itu menghilang bercampur dengan jejak lainnya di jalanan yang lebar. Itulah sebabnya saya yakin bahwa para pembunuh dapat kami temui di sini. Halef menjadi tegang.
Sihdi, boleh saya mengutarakan sesuatu"
Apa itu" Sangat bagus sekali jika seseorang bisa membaca bahasa pasir. Saya senang kau sudah menyadari ini. Tapi itu Kris. Di mana rumah temanmu Sadek"
Ikuti saya Sihdi! Kami berkendara melalui suatu daerah dimana sejumlah tenda dan pondok didirikan di bawah pepohonan kurma, kemudian kami tiba pada sekelompok pepohonan almond. Di bawah lindungannya terdapat sebuah pondok yang lebar dan rendah, yang ketika kami tiba seorang Arab keluar menyambut dari tempat tinggalnya itu dan dengan gembira berlari menuju teman saya si kecil Halef.
Sadek, saudaraku, kesayangan kalifah! Halef. Temanku, yang diberkati Nabi!
Mereka saling memeluk seolah bagai kekasih. Orang Arab itu kemudan berbalik ke saya dan berkata:
Maafkan saya bahwa saya tidak melayani Tuan! Masuklah ke rumah saya, anggaplah sebagai milik Anda sendiri!
Kami masuk setelah dia mempersilakan. Sadek sendirian di kediamannya itu dan dia melayani kami dengan berbagai macam suguhan yang kami terima dengan senang hati. Halef merasa sudah waktunya untuk memperkenalkan saya ke temannya.
Ini Kara Ben Nemsi, taleb hebat dari barat yang bisa berbicara dengan burung dan membaca rahasia pasir. Kami telah menyelesaikan tugas-tugas hebat bersama-sama sedang saya, yang teman serta pembantunya, dan pada waktunya akan mengubah dia ke jalan Nabi .
Kawan setia ini suatu saat pernah menanyakan nama saya dan memang bisa mengingat kata Karl. Tapi karena tidak bisa melafalkannya, dengan cepat dia mengubahnya menjadi Kara, dan menambahkan Ben Nemsi, keturunan Jerman . Kapan dan dimana saya kiranya pernah berbicara dengan burung benar-benar lupa sama sekali, dan bagaimanapun juga ini tentunya mengangkat derajat saya setingkat dengan Sulaiman yang konon mempunyai keahlian bercakap dengan binatang. Sedang tuduhan pernah mengadakan tugas-tugas hebat, saya juga tidak ingat sama sekali, kecuali kalau Halef menganggap suatu kejadian dimana saya terjerumus dalam semak-semak dan dia menariknya pelan-pelan dari kuda Berber saya, dan kemudian mengambil kesempatan untuk omong besar saja. Tapi diplomasi tingkat tinggi Halef adalah pernyataannya bahwa saya bersedia berpindah agama menjadi Islam. Ini harus segera ditangkis dengan cepat. Untuk itu saya segera tanya Sadek,
Tahukah Anda nama lengkap dari teman anda Halef" Tentu.
Yaitu" Dia adalah Hajji Halef Omar.
Itu belum lengkap. Dia adalah Hajji Halef Omar Ben Hajji Abul Abbas Ibn Hajji Dawud al Gossarah. Jadi Anda kiranya harus tahu bahwa dia berasal dari keluarga yang taat menjalankan perintah agama serta patuh yang mana semuanya adalah hajji, meskipun&
Sihdi, potong Halef dengan suatu wajah penuh kejut, kaget dan teror, jangan bicara dengan nasib dari pembantu Tuan! Tuan tahu bahwa saya akan selalu taat kepada Tuan.
Saya harap begitu Halef. Engkau tidak lagi bicara mengenai dirimu dan diriku, sebaiknya engkau tanyakan ke temanmu tersayang Sadek dimana gerangan putranya yang telah engkau ceritakan padaku.
Apakah Halef sudah menceritakan tentang putra saya, effendi" tanya si Arab. Allah memberkatimu, Halef, karena kau begitu memikirkan orang-orang yang sangat menyayangimu! Omar Ibn Sadek, putraku, pergi ke seberang chott ke Seftimi dan akan kembali hari ini.
Kami juga bermaksud menyeberangi chott, dan kami mengharapkan engkau menjadi penunjuk jalan kami, ujar Halef.
Engkau" Kapan" Sadek menanyakan kami. Hari ini, jawab saya.
Kemana Tuan berkehendak mau pergi Sihdi" Ke Fetnassa. Bagaimana jalannya"
Berbahaya. Sangat berbahaya. Hanya ada dua jalur yang aman ke pinggiran seberang, yaitu El Toserija di antara Toser dan Fetnassa, dan Es Suida antara Nefta dan Sarsin. Jalur dari sini ke Fetnasa adalah yang paling buruk dan hanya dua orang yang tahu dengan pasti, yaitu saya dan Arfan Rakedihm dari Kris.
Apakah putra anda juga tidak tahu jalannya"
Ya, tapi dia tidak pernah pergi sendirian. Sejujurnya, dia lebih tahu jalan yang ke Seftimi
Jalan itu, untuk beberapa lama, bergabung dengan jalan yang ke Fetnassa, saya menebak-nebak.
Setelah sekitar dua pertiga perjalanan, Sihdi.
Apabila kita berangkat setelah tengah hari, kapan kita bisa mencapai Fetnassa" Sebelum matahari terbit, kalau binatang-binatang Anda kuat. Anda menempuh chott juga jika malam"
Jika bulan bersinar, ya. Tapi jika gelap, maka orang harus beristirahat di chott, apalagi kalau garamnya tebal, sehingga tidak ada masalah dengan beban perkemahan. Maukah Anda menjadi penunjuk jalan kami"
Ya, effendi. Bisa saya lihat-lihat dulu chott nya" Tuan belum pernah menyeberangi suatu chott" Belum.
Baik, marilah! Tuan akan melihat rawa-rawa kematian, ranah keputus-asaan, laut ketenangan, dimana saya akan menuntun jalan Tuan dengan langkah-langkah kepastian.
Kami meninggalkan pondok dan berbalik ke timur. Setelah kami menyeberangi perbatasan yang lebar dan berlumpur, kami tiba di pinggiran chott yang sebenarnya. Karena kerak garam, airnya tak terlihat. Saya segera menggali dengan pisau dan mendapati bahwa keraknya sedalam empat belas sentimeter, namun itu cukup padat untuk menahan beban manusia rata-rata. Kerak itu tertutup dengan lapisan tipis dari pasir yang tertiup angin, yang bertiup di beberapa tempat. Potongan-potongan ini memendarkan warna biru keputihan. Sewaktu sedang sibuk dengan pengamatan saya, sepotong suara terdengar dari belakang kami:
Salaam aale"kum Damai kiranya beserta Anda.
Saya berbalik. Di hadapan kami berdiri seorang Badui yang kurus berkaki bengkok, yang kelihatannya kehilangan hidungnya entah karena suatu infeksi atau mungkin sebuah peluru.
Aale"kum! jawab Sadek. Apa yang sedang dilakukan saudara saya Arfan Rakedihm di sini di chott" Dia memakai pakaian perjalanan. Apakah dia akan mengawal pengelana asing melalui sobha"
Begitulah, jawab Arfan Rakedihm. Dua orang, yang akan segera tiba. Kemana mereka akan pergi"
Ke Fetnassa. Arfan Rakedihm menunjuk Halef dan saya seraya bertanya ke Sadek: Apakah dua orang asing ini juga bermaksud menyeberangi danau" Ya. Jawab Sadek.
Pedang Dan Kitab Suci 7 The Bridesmaids Story Karya Irena Tjiunata Riwayat Lie Bouw Pek 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama