Ceritasilat Novel Online

Obat Pamungkas 6

Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein Bagian 6


merupakan publikasi buruk berakibat pada uji coba Campuran J-nya sendiri.?Sabrina melangkah ke meja Hassan dan meraih telepon. "Yang pertama, kita harus
melihat laporan atas hewan-hewan ini."
Beberapa menit kemudian, Dr. Carrie Schneider, sahabat mereka dari patologi,
menyerbu ke dalam ruangan.
"Fuih," katanya, mengawasi kandang, "aku mengerti maksudmu.. Kau beri makan apa
mereka, arsenik?" 427 Logan menggeleng. "Kalau saja aku bisa bergurau mengenainya."
"Maaf, cuma sekadar lelucon patologis." Ia mengintip ke salah satu kandang.
"Berapa banyak yang ingin kauperiksa-?"
"Entahlah. Kurasa paling tidak tiga atau empat."
"Empat," kata Sabrina.
"Kau mau mikroskopik atau garis besar?"
"Pada dasarnya, kami ingin tahu apa yang menyebabkan kematian mereka. Secepat
mungkin." Schneider mengangguk. "Bisa kuperoleh hasil garis besar nanti sore. Sekadar
membelah dan mengintip ke dalam. Untuk mikro, kalian harus menunggu sebentar."
"Oke." "Hei, Logan?" Perubahan nada dalam suaranya membuat Logan memandang Dr. Schneider dengan
bingung. "Yeah?"
"Menyesal aku tidak bisa mendengarmu di Putaran Besar. Kudengar kau cukup
hebat." Mereka tengah berada di rumah Sabrina sorenya ketika Logan menelepon untuk
meminta laporan. "Aku tidak bisa terlalu pasti," kata Carrie Schneider padanya, "tapi kau jelas
menghadapi masalah liver. Itu penyebab kematiannya gagal ginjal."
?"Uh-huh." "Aku belum mendapat laporan toksikologinya. Tapi bisa kukatakan bahwa ketiga
liver yang kuperiksa sejauh ini berbercak-bercak, bengkak, dan meradang hebat."
Logan mengucapkan terima kasih dan memutuskan telepon.
428 "Well" katanya, sambil berpaling pada Sabrina, "paling tidak kita menemukan
penyebab kematian kelinci-kelinci tersebut."
Sabrina tidak menjawab. "Demi Tuhan, benda tersebut berpotensi" Logan diam sejenak. "Kurasa sudah jelas
kalau kita harus menundanya."
"Ya, Campuran J harus menjadi fokusnya. Bagaimana bisa ada pertanyaan, dengan
hasil yang kita peroleh?"
"Empat dari lima belas."
"Pasti sinting kalau mengkhawatirkan J-lite sekarang."
Logan mengangguk. "Tapi aku terus memikirkan hasil pertama Campuran J-lite.
Semua keparat kecil tersebut meloncat-loncat sambil tersenyum! Ada sesuatu dalam
molekul tersebut yang bekerja." Ia diam sejenak. "Ah, well, kurasa kita terlalu
banyak berharap." Minggu berikutnya, dengan reaksi dari pembicaraan Putaran Besar itu berlanjut
terus, jelas kalau bintang dokter muda tersebut bersinar semakin terang. Dua
belas peneliti senior dan menengah yang sebelumnya tidak mengakui keberadaannya
sekarang memperkenalkan diri, mengomentari pembicaraan tersebut dengan antusias,
mengundangnya singgah di kantor mereka untuk membicarakannya lebih lanjut.
"Kau tidak akan pernah mengetahui seberapa banyak bakat yang terpendam di sini,"
kata salah seorang, anggota staf senior bernama Frank Beckman sambil mengedipkan
mata. "Siapa yang menyangka kalau kita punya penerus Paul Ehrlich di YKA ini?"
429 Jauh lebih penting lagi, Seth Shein mengumumkan kalau dirinya siap untuk
mendukung gagasan agar mereka memiliki laboratorium sendiri.
"Tapi apa kau tidak akan rindu bekerja denganku?" katanya menggoda Logan, bagai
ayah bangga yang mengizinkan anaknya meninggalkan sarang. "Yakin kau bisa
menjalankan operasimu sendirian?"
"Kau benar, mana ada yang lebih mengasyikkan daripada mengerjakan pekerjaan
kotormu?" jawab Logan, tiba-tiba merasa sejajar. "Jangan khawatir, kurasa kami
akan baik-baik saja."
"Kau akan mengajak Reston?"
Logan menggeleng, terkejut. "Kenapa, menurutmu kami berutang padanya?"
"Tidak kalau dia pengaruh yang tidak baik."
"Memang. Rasanya aku tidak mengenalnya lagi. Dan Dr. Como tidak tahan
terhadapnya." Shein menjentikkan jarinya. "Itu jawabannya. Pekerjaan adalah segalanya. Kalau
mempengaruhinya, singkirkan saja keparat itu."
Logan tahu, beberapa orang akan menganggapnya tidak berperasaan. Tapi ia juga
mengetahui kalau itulah kebenarannya. "Aku belajar, Seth. Aku diajari oleh
pakarnya." Shein tertawa, gembira. "Jangan kaulupakan. Kalau kau berhasil, tetap
ingatlah" ia menepuk dadanya sendiri "bagaimana mengeja namaku."? ?430
Begitu banyak berita bagus akhir-akhir ini hingga ketika telepon berdering pagi
hari tersebut, perlu waktu beberapa saat untuk meresapkan artinya.
"Dr. Logan?" kata seorang pria, seketika terasa akrab namun sulit untuk
mengenalinya. "Ya."
"Ini Phil Lester." Ia menunggu reaksi Logan. "Aku bertemu denganmu bersama
Hannah Dietz?" tambahnya, ragu-ragu.
"Oh, ya, tentu saja. Apa yang bisa kubantu?"
"Maaf mengganggumu, Dokter. Hannah melarangku."
"Bukan masalah, untuk itulah kami ada." Tapi ia langsung waspada: ada apa ini"
Hannah merupakan salah satu kisah sukses mereka! Dan kenapa bukan dia yang
menelepon" "Aku agak khawatir," lanjut Phil. "Kurasa ada yang tidak beres dengannya."
"Apa maksudmu?"
"Semalam, tengah malam, dia mulai muntah-muntah. Dan kelihatannya tidak sehat.*'
"Apa dia terus-menerus muntah?" Nada pria ter discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY sebut begitu biasa hingga sulit untuk mempercayai kalau ada sesuatu yang tidak
beres. "Terus-menerus" Ya, bisa dikatakan begitu. Enam atau tujuh kali. Kurasa tidak
ada lagi yang bisa dikeluarkannya sekarang."
Ya Tuhan! Wanita itu seharusnya dibawa ke rumah sakit!
"Dia cuma kelelahan, Dokter," lanjut Phil, "dan juga banyak berkeringat. Dia
kelihatan seperti kain lap."
"Tindakanmu menelepon sudah benar. Kurasa dia harus diperiksa."
Kata-kata untuk menenangkan tersebut membuyarkan ketenangan Phil. "Aku sudah
tahu sejak awal! Ini sangat buruk, bukan?"
"Aku tidak bisa mengatakannya, Phil," kata Logan. "Mungkin tidak."
"Tapi dia kan sudah membaik! Kukira dia sudah sehat!"
"Mungkin kita tidak perlu mengkhawatirkannya. Cuma kemunduran minor."
"Apa dia harus kubawa ke rumah sakit di sini?"
Di mana itu di sini" di suatu tempat di pinggiran New Jersey! Bisa-bisa tidak ?ada yang mengetahui dari mana harus memulai!
"Dengar, kalau mungkin, aku ingin membawanya kemari." Otaknya bekerja keras.
"Kupikir bisa kutelepon kembali?"
?Helikopter! Dengan begitu Hannah bisa tiba di sini kurang dari sejam. YKA
terkadang menggunakannya, tapi hanya untuk keadaan mendesak; dan harus seizin
kantor direktur. 432 Dalam beberapa detik, ia telah menghubungi Shein. Kurang dari semenit kemudian,
Shein meneleponnya kembali dengan otorisasi resmi. "Sudah diatur dengan National
Guard New Jersey. Telepon dia dan suruh menunggu."
"Terima kasih, Dr. Shein."
"Berterimakasihlah kalau segalanya beres. Kalau tidak, jangan libatkan aku. Kita
berdua menghabiskan banyak modal di sini, Logan."
Baru satu setengah jam kemudian helikopternya mendarat di landasan. Mrs. Dietz
bergegas dibawa ke rumah sakit dengan tandu.
Logan dan Sabrina telah menunggunya. Reston menolak undangan untuk
berpartisipasi dalam pengobatannya.
Dalam sekali pandang saja sudah ketahuan kondisi pasien. Ia sangat pucat dan
amat kacau. Yang paling mengkhawatirkan, putih matanya telah menguning, bukti
kalau liver tidak lagi berfungsi dengan baik.
Sesuai kesepakatan, Sabrina bertanggung jawab atas pasien itu sementara Logan
menemui temannya. Phil, sendirian di ruang tunggu, mengenakan kemeja Hawaii dan celana pendek DayGlo oranye, tengah membungkuk, kepala bertumpu pada tangan. Ketika Logan
menyentuh bahunya dengan lembut, ia terkejut melihat Phil tidak menangis.
"Phil," katanya lembut, "aku harus kembali ke sana. Aku cuma ingin memberitahumu
kalau kami akan melakukan beberapa tes."
"Tes?" "Kami harus memeriksa kondisi keseluruhannya.
433 Tapi aku ingin kau tahu kami tidak melupakanmu. Kalau kau ingin berbicara
denganku, beritahu perawat."
Phil mengangguk. "Aku mengerti. Terima kasih, Dokter."
Sabrina, dibantu perawat dan mantri, telah menginfus Mrs. Dietz untuk
menanggulangi dehidrasinya. Monitor di atas kepalanya menunjukkan kalau jantung
Hannah berdetak terlalu kencang dan ia dalam keadaan hipotensif. Tapi
kekhawatiran terbesar adalah kemungkinan, berdasarkan kekacauannya yang nyata,
ia menderita encephalopatluc satu lagi tanda gagal liver.?Tapi, ia tampaknya lebih sadar sekarang. Sabrina membungkuk di atasnya dan
berbicara menenangkannya. "Halo, Hannah. Kau mengenaliku?"
Wanita tua tersebut tersenyum. "Bagaimana kabarmu, Dr. Como?"
"Bagus. Luar biasa. Bisa ceritakan bagaimana perasaanmu, Hannah?"
"Lebih baik, terima kasih." Ia diam sejenak, matanya dengan gelisah menjelajahi
ruangan. "Mana Phil-ku?"
"Di kamar sebelah."
"Dia baik-baik saja, Hannah," kata Logan sambil mendekat. "Dia
mengkhawatirkanmu. Seperti kami semua."
"Dia orang baik, ya?"
"Benar," kata Sabrina. "Kau wanita yang sangat beruntung. Pria seperti dia sulit
ditemukan." Ia diam sejenak. "Sekarang kuminta kau melakukan sesuatu."
434 "Ya?" "Bisa kauangkat lenganmu?" Sabrina mendemonstrasikan dengan lengannya sendiri.
Ini tes paling sederhana untuk penyakit hepatic encephalopathy. Kalau pasien
menderita penyakit tersebut, lengannya akan tersentak-sentak.
Itulah yang sekarang dialami Mrs. Dietz.
Sabrina memandang Logan dan sejenak mereka terpaku. Tidak ada gunanya mengatakan
apa pun. "Boleh kuturunkan lenganku?"
"Ya, tentu saja." Sabrina tersenyum sambil mengelus dahinya. "Betul kan, tidak
ada apa-apa." "Kau gadis yang baik, kau tahu" Penuh kasih."
"Terima kasih. Karena kau yang mengatakannya, kuanggap sebagai pujian besar."
Dietz membuka mata kelabunya lebih lebar sedikit. "Aku akan meninggal sekarang."
Sesaat, Sabrina ingin memrotes.
Tapi, tidak, Mrs. Dietz tidak mencari penghiburan. Ia menyatakan.
Sekalipun kedengaran seperti mitos, banyak dokter yang mempercayainya: kalau
pasien mengatakan ia akan meninggal, meskipun bertentangan dengan fakta yang ada
sekarang, biasanya ia akan meninggal.
Dan mereka berdua sekarang tidak meragukannya.
Saat Dietz tidur, Sabrina tetap duduk di sisi ranjang, mengawasi wajah tua yang
cantik tersebut. Ia menyentuh lengan Logan. "Sebaiknya Phil kau-panggil."
Phil muncul beberapa menit kemudian ketika Dietz memasuki tahap koma; dan masih
di sana senja harinya ketika Dietz meninggal dengan tenang.
435 Laporan autopsi awal keluar dua hari kemudian. Saat membacanya, Logan gemetar.
Liver yang bengkak dan sangat menggembung. Nekrosis hati mendadak. Sialan! Ini
hampir identik dengan yang terjadi pada kelinci-kelinci keparat tersebut!
436 Kecepatan sembuhnya mengejutkannya. Tiga hari setelah memulai terapi radiasi,
sakit di punggungnya mulai mereda; dalam seminggu, ia tidak lagi merasakannya
sama sekali. "Aku sudah lupa bagaimana rasanya hidup tanpa dibebani rasa sakit," katanya
dengan gembira pada suaminya malam harinya. "Aku merasa seperti Tin Man dalam
The Wizard of Oz seperti ada orang yang meminyakiku dan mengusir semua ?kekakuanku."
Suaminya, sang Presiden, memeluknya. "Luar biasa, Sayang. Mungkin masa-masa
terburuk sudah berlalu."
Tentu saja Gregory Stillman tidak tertipu semudah itu. Mereka hanya membunuh
tumor tunggal yang terlokalisir cuma gejala, bukan penyakitnya sendiri. ?Sekarang pengobatan yang sebenarnya. Sel-sel kanker yang berbeda, lahir di
payudara, bisa muncul kembali hampir di mana saja, kapan saja: dalam tiga puluh
tahun, tiga puluh bulan, atau tiga puluh hari.
Dan kemungkinan terbesar justru yang terakhir. Semua -indikasi menunjukkan kalau
tumor ini ganas luar biasa.
Tapi, untuk saat ini, tidak ada alasan untuk meng 437 hambat optimisme pasien terutama pasien yang ini. "Jelas sekali, situasinya
?tampak cukup baik sekarang ini," kata Stillman padanya setelah radiasi hari
kesepuluh selesai dilakukan. "Pengobatannya melebihi harapanku."
"Dan sekarang?"
"Saya ingin tetap mengawasi Anda tentunya. Penyakitnya masih ada."
"Apa bukan itu yang harus kita lakukan sekarang, mencabut apa pun yang tersisa
dari penyakitnya?" "Tidak semudah itu." Ia membuka dan mengeluarkan buku Prinsip-prinsip Dasar
?Kanker Payudara karangannya sendiri. "Bacalah ini, saya senang mendiskusikan
pertanyaan apa pun yang ingin Anda ajukan."
Mrs. Rivers memandangnya, takjub. Kalau saja Stillman tidak menghasilkan apa
yang menurutnya keajaiban kecil, ia pasti sudah terpancing untuk memecatnya
sekarang juga. "Saya sarankan Anda diperiksa dua minggu sekali," lanjut Stillman. "Tapi,
tolong, hubungi saya kalau Anda mengalami gejala tidak biasa, apa pun."
Tiga pemeriksaan pertama berlalu tanpa kejadian apa pun. Ketika Mrs: Rivers tiba
untuk pemeriksaan keempat, ia sekali lagi melaporkan tidak ada yang tidak biasa.
Tapi mustahil untuk tidak menyadari batuknya.
"Sudah berapa lama Anda batuk?" tanya Stillman. "Baru beberapa hari. Aku selalu
menderita selesma." Tapi tidak ada gejala selesma yang lain. Batuknya kering dan kasar.
438 Hal ini belum tentu perlu dikhawatirkan. Batuk sangat tidak spesifik, bisa
disebabkan banyak hal, sembilan ratus sembilan puluh delapan di antaranya tidak
ada artinya. Dan, ketika Stillman merontgen dadanya, fotonya bersih.
Lima hari kemudian, ia menghubungi Mrs. Rivers di Gedung Putih. "Sekadar
memeriksa batuknya."
Ia mendengar batuknya sebelum Mrs. Rivers menjawab. "Tidak penting," kata Mrs.
Rivers. "Selain batuk-batuk begini, aku merasa sekuat kuda."
"Bagaimana perasaan Anda tidak penting untuk saya. Saya minta Anda datang
besok." "Tidak!" Besok jelas mustahil. Ia rapat seharian dan, dengan kedatangan Perdana
Menteri Irlandia, malam harinya ada jadwal makan malam. Tapi lebih dari itu, ia
marah terhadap sikap Stillman yang sok kuasa. "Harus menunggu sampai minggu
depan. Dan sejujurnya, Dokter, kalau kita akan melanjutkan, sebaiknya sikapmu
lebih ramah sedikit."
Itu sikap yang tepat; seperti umumnya penggertak, Stillman ciut ketika diancam.
"Maaf, Mrs. Rivers," ia langsung mundur, "saya tidak bermaksud begitu. Saya
hanya mengkhawatirkan kesehatan Anda."
"Percayalah, Dokter, aku juga khawatir. Tapi ini bisa menunggu beberapa hari.
Sampai minggu depan."
"Tentu saja." Batuknya masih ada minggu berikutnya, mungkin bahkan lebih kuat. Tapi ia menolak
untuk dirontgen lagi. "Dengar, aku baru dirontgen minggu yang lalu. Aku tahu
kalau pemotretan semacam itu tidak baik untuk kesehatan."
439 Stillman tersenyum, benaknya dibanjiri kemarahan: Si brengsek ini baru saja
diberi tiga ribu rod dan sekarang khawatir karena akan diberi seperdua belas rad


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi! "Mrs. Rivers," katanya, dengan gaya prihatin terbaiknya, "saya rasa ini
benar-benar penting. Saya menyadari perasaan Anda, karena itu saya pasti tidak
akan menyarankan sebaliknya."
Foto rontgen yang baru menunjukkannya dengan jelas: densitas bergaris-garis,
seperti awan cirrus, di paru-paru kiri. Saat mempelajarinya di kantornya
sementara Mrs. Rivers menunggu di ruang sebelah, ia menduga yang paling buruk.
Tumornya tumbuh di dinding pembuluh getah bening di dalam paru-paru. Radiasi
menghabisinya sebisa mungkin. Kalau ini terbukti, ia harus mulai memberikan
kemoterapi secepatnya.?"Mrs. Rivers, saya sarankan Anda menjalani bronchoscopy. Sekadar berjaga-jaga."
"Apa itu?" "Well..." Tidak ada jalan mudah untuk menerangkan bagaimana memasukkan pipa ke
dalam trakea dan terus ke paru-paru untuk melihat tapi ia mencoba. "Saya rasa
?itu harus dilakukan."
"Aku mau mendiskusikannya dengan Dr. Burke. Pendapatnya kuhargai."
"Silakan. Tentu saja." Ia benar-benar tidak menyukai wanita ini. Ia pakarnya,
Burke tidak ada apa-apanya! "Kalau Anda bisa, saya ingin menjadwalkannya untuk
lusa." "Baik," Mrs. Rivers tiba-tiba melunak, kesakitan terpancar di matanya, "karena
menurutmu tidak bisa ditunda lagi."
440 Wanita ini sangat sakit. Ia mengetahuinya dan sekarang wanita tersebut juga
?mengetahuinya. Paling tidak untuk saat ini, ia menduga Mrs. Rivers tidak akan merepotkan
dirinya. 441 Selama beberapa hari sejak kematian Hannah Dietz, Logan menemukan alasan untuk
berharap, kalau bukan bersikap optimis. Sejumlah koleganya menyampaikan
kesedihan mereka atas perubahan yang begitu mengejutkan; ingin mengetahui
pendapatnya mengenai penyebabnya dan, lebih jelas lagi, apa akibatnya terhadap
protokol yang tampaknya begitu potensial.
"Aku cuma mengetahui apa yang mereka katakan padaku," katanya.. "Aku cuma bisa
mengatakan kalau kami masih bertahan. Para pasien masih datang untuk mendapatkan
pengobatan. Dan masih ada tiga kisah sukses di tangan kami."
Tapi sebenarnya, ia cukup jujur untuk mengakui kalau segalanya mulai berubah
hampir sebelum Hannah meninggal. Tindakan pertamanya, setelah seperempat jam
menenangkan Phil yang terisak-isak, adalah menghubungi kantor Shein. Logan
sendiri pun memerlukan dukungan. Ia tidak menginginkan simpati dari Shein, tapi
berharap akan mendapat nasihat yang realistis.
Seperti biasa, Shein telah mengetahui segalanya: ia
442 mengetahui kabar tentang Hannah Dietz dari kepala perawat yang bertugas.
"Maaf," katanya pada Logan. "Nasib sial."
Tapi suaranya begitu datar, bagai orang yang tidak mengenalnya.
"Dengar," kata Logan, "aku ingin kita berkumpul semuanya untuk membicarakan ? ?akibat kejadian ini terhadap protokol."
"Yeah, yeah. Tentu saja."
"Bagus. Terima kasih. Apa besok kau bisa?"
"Entah." Ia ragu-ragu. "Kenapa tidak kau coba hubungi kantorku besok?"
Setelah memutuskan hubungan, penolakan Shein masih tetap terngiang. Logan akan
lebih tenang kalau mendengar serangkaian penolakan yang lebih terus terang.
Ketika Logan menghubunginya lagi esok harinya, Shein tidak lagi melihat alasan
perlunya pertemuan seperti itu. "Dengar," katanya, paling tidak terdengar mirip
dirinya. "Apa lagi yang harus kukatakan" Kita tidak bisa berbuat lain sekarang
kecuali menghadapinya."
"Aku cuma ingin tahu kalau, dari perspektif politis, ada sesuatu yang bisa kita
lakukan "?"Yeah, hidupkan dia kembali." Ia tertawa riang. "Cuma, apa pun yang akan
kaulakukan, jangan menggunakan helikopter lagi. Kau tahu berapa biayanya" Enam
ribu dolar!" Logan tidak mengetahui bagaimana harus menjawabnya. Dalam situasi ini, enam
ribu separo harga mobil kelas tiga tampaknya seperti uang kecil.
? ?Tapi tentu saja ada maksud lain dalam perkataan
443 itu. Bukan uang yang menyebabkan kejengkelan Shein tapi kenyataan kalau ia
?telah membiarkan dirinya dirayu untuk mengajukan permohonan tersebut ke kantor
direktur. Dan itulah yang dilakukan Logan.
"Dengar," kata Logan, "segalanya berlangsung sangat cepat. Waktu itu kukira kita
harus membawanya kemari secepat mungkin."
"Yeah, well, kurasa kau keliru." Ia tiba-tiba batuk. "Dan sekarang dengar, aku
kena selesma. Sampai nanti, Logan, aku tidak punya waktu untukmu pagi ini."
Hanya bersama Sabrina ia merasakan kelegaan terhadap perasaan akan datangnya
bencana. Malam harinya, di ranjang, mereka berpelukan erat selama dua jam tanpa
niat untuk bercinta sedikit pun. Sabrina bercerita tentang musim panas yang
dialaminya sewaktu masih anak-anak di Lugano, dan sahabat baiknya ketika itu,
Marissa, dan. jatuh cintanya yang pertama kepada bintang pop Joe Dassin. Logan
menceritakan hari-harinya di Princeton dan, lebih terbuka daripada sebelumnya,
keanehan keluarganya. "Aku suka ceritamu," kata Sabrina.
"Mendengarnya memang lebih menyenangkan daripada mengalaminya,"'katanya
meyakinkannya. "Yang kuceritakan ini orang-orang sinting"
Sabrina merapatkan tubuhnya. "Sebentar lagi subuh. Kita harus tidur."
"Sabrina..." "Ya." Ia telah menghindari subyek tersebut sepanjang malam. "Apa sudah ada yang
mengatakannya padamu" Tentang Mrs. Dietz?"
444 Mungkin belum ada. Sebagai anggota tim Campuran J yang paling jarang diserang,
Sabrina umumnya menganggap permusuhan yang ditujukan kepada Logan sebagai hal
biasa. Ia tidak segera menjawab. "Allen Atlas."
"Oh, Tuhan. Apa?"
"Dia gembira mendengar kabar itu. Melontarkan lelucon mengenainya. Katanya,
"Jadi, ini salah satu kisah suksesmu"'"
"Aku menyukai orang-orang ini. Mereka tidak peduli kalau dikenal sebagai keparat
busuk, asal bukan sebagai munafik!"
"Di Italia ada istilah untuk itu, 'lupo ajfamato: Serigala kelaparan."
Dalam kegelapan, Logan mengangguk muram. "Hampir sama dalam bahasa
Inggris 'menjilat sumpitnya.'"?Tiga hari kemudian, selewat tengah hari, Logan mendapat telepon dari Dr. Edward
Reed dari Rumah Sakit Holy Name, Dover, Delaware. Sharon Williams baru saja
masuk. "Kalau tidak salah dia bagian dari protokol yang kauselenggarakan di sana."
"Ya, benar," kata Logan, setenang mungkin.
Sharon Williams! Tidak memiliki data pendukung selengkapnya, Logan menganggap
respons Williams terhadap tumor dalam tulangnya sebagai perolehan yang paling
mengejutkan untuk saat ini!
"Apa masalahnya?"
"Suaminya baru saja membawanya kemari. Kurasa dia mengalami dekompensasi."
445 "Bisa lebih spesifik?"
"Tampaknya, dia di rumah sewaktu mulai mengeluh merasa tidak enak. Pada saat
tiba di sini dia sudah mengalami encephalopathy. Kami menaruhnya di gawat
darurat." Oh, Tuhan. Gagal ginjal lagi!
"Kurasa kau tidak bisa membawanya kemari dengan ambulans?" Dari Dover,
perjalanannya hanya sejam lebih tanpa ada biaya yang harus disetujui terlebih
?dulu. "Kurasa itu bukan gagasan yang baik. Wanita ini terlalu tidak stabil untuk
dipindahkan." "Ya, kau benar," ia diam sejenak. "Kuharap kau tidak keberatan kalau aku yang ke
sana." Rumah Sakit Holy Name hanya memiliki sedikit perlengkapan teknologi canggih yang
biasa digunakan Logan, tapi ia cepat melihat kalau tempat tersebut modern dan
dijalankan dengan efisiem Untuk standar rumah sakit umum, fasilitasnya superior.
Untuk melakukan observasi, ranjang Mrs. Williams berada dalam ruangan dengan
dinding kaca pada ketiga sisinya. Monitor di atasnya menunjukkan EKG 160 dan
tekanan darahnya 85/50. Di sisinya terdapat sebuah ventilator, membantu paruparunya untuk terus berfungsi. Kateter Swan-Ganz diselipkan ke dalam pembuluh
darah subclavian, menembus jantung dan arteri paru-paru langsung ke paru-parunya
sendiri, di mana alat tersebut mencatat tekanan kapiler paru-paru.
Dalam beberapa detik, Logan langsung mengetahui semua yang perlu diketahuinya.
Sharon Williams sekarat. 446 "Dr. Logan?" Ia berpaling dan memandang pria kecil berambut pirang keputihan dan
berwajah sangat muda itu. Penampilan pria tersebut mirip remaja. "Ed Reed."
Mereka berjabatan tangan.
"Menyedihkan," kata Logan pelan. "Kurang dari seminggu yang lalu aku bertemu
dengannya..." "Kami sudah memeriksa darahnya. Kau mau melihat hasilnya?"
"Beritahukan saja."
"Tidak bagus. Hepatic transaminase-nya" enzim yang mengatur fungsi ?liver "tidak terlihat sama sekali."
?"Kau beri dia fentanylV Obat yang ditanyakan, anestetik yang sangat potensial,
sering digunakan pada pasien yang diwajibkan untuk tidak bergerak dalam waktu
lama. "Tidak banyak gunanya, dia tidak menyadarinya."
"Ya." Logan mendesah. "Dengar, terima kasih kau telah memberitahukannya padaku.
Aku tahu tidak mudah kalau ada orang asing berkeliaran di dekatmu."
Pria tersebut tersenyum lebar. "Tidak masalah, sungguh. Aku sangat menyukai
kalian orang-orang YKA."
Kalau saja kau tahu, Nak, kalau saja kau tahu. "Terima kasih. Kau punya
perpustakaan di sini, supaya aku bisa melewatkan waktu?"
"Kau mau menunggunya?"
"Ya." Reed menunjuk ke lorong. "Turun tangga ini, lalu ke kiri melewati ruang tunggu.
Tidak sebanding dengan yang biasa kaukunjungi."
447 "Sebenarnya, karena sangat sibuk akhir-akhir ini, aku tidak keberatan membaca
jurnal dasar." Ia tengah mengikuti arah yang ditunjukkan Reed, menuju ke ruang tunggu, ketika
melihat seorang pria kulit hitam besar, yang duduk di samping gadis tujuh atau
delapan tahun. Atau, lebih tepatnya, mereka saling melihat dalam waktu yang
hampir bersamaan. Logan membutuhkan waktu beberapa saat sebelum menyadarinya:
suami Sharon Williams. Mereka hanya bertemu sekali sebelumnya, di YKA, pada hari
istrinya datang untuk menjalani pengobatan pertama.
Ia berhenti dan berbalik. Tapi Simon Williams telah berdiri, dan mendekatinya.
"Mr. Williams," kata Logan, mengulurkan tangan. "Dan Logan, dari Yayasan Kanker
Amerika." Setelah dekat, ia melihat ketegangan di bawah mata Williams.
"Aku tahu siapa dirimu," katanya pelan. Perlahan, dengan keengganan yang
kentara, ia menyalami dokter tersebut.
"Aku kemari begitu mendengar kabar tentang Sharon." "Ya."
"Dia kuat. Kita semua berharap yang terbaik untuknya."
Ia segera menyesal begitu kata-kata tersebut meluncur dari mulutnya. Ada orangorang yang ingin dibohongi, tapi pria ini jelas telah mengetahui kebenarannya.
Ia menatap Logan tajam. "Aku ada satu pertanyaan."
"Ya." "Kubaca formulir izinmu. Di sana tidak disebutkan keadaan ini."
448 "Mr. Williams, maafkan aku. Kami sama sekali tidak mengetahuinya."
"Kau lihat gadis kecil yang di sana itu?" Ia menunjukkan putrinya. "Kenapa tidak
kaukatakan padanya" Atau pada adiknya yang baru berumur tiga tahun?"
Logan tidak menjawab. Itu pikiran yang tidak layak, tapi mengingat kondisi
pikiran Logan, pikiran itu timbul: Apa orang ini akan mengeluh kalau,
sebagaimana tampaknya beberapa waktu yang lalu, efek obatnya positif" Ya, ia
memahami perasaan tertekan pria ini, bahkan kemarahannya. Tapi para dokter juga
manusia dan obat-obatan tidak sempurna.?"Aku sangat, sangat prihatin atas apa yang kau dan keluargamu alami," katanya
terus terang, ingin segera meninggalkan tempat itu. "Mestinya tidak ada yang
mengalaminya. Aku cuma berharap kau mengerti kalau kami sudah berusaha
sebisanya..." Ia menghabiskan beberapa jam berikutnya di perpustakaan yang sebenarnya tidak
?lebih dari kamar pasien yang dilengkapi rak-rak dan beberapa kursi sebagai ruang
baca membaca New England Journal of Medicine dan Annals of Modern Medicine. Apa
?yang perlu diketahuinya tidak akan muncul di jurnal mana pun. Bagaimana obat
yang menunjukkan potensi begitu besar bisa sedestruktif ini" Dan kenapa efek
samping mautnya muncul pada para pasien yang semula tampaknya paling beruntung"
Menjelang senja Logan mendengar langkah di lorong kosong di luar dan Reed muncul
di ambang pintu. 449 "Dia meninggal," katanya. "Beberapa menit yang lalu."
Logan beranjak bangkit. "Well... terima kasih untuk pemberitahuannya."
"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Dia tidak punya harapan sama sekali."
"Aku tahu." Ia memandang arlojinya sekilas. "Kurasa sebaiknya aku pulang."
"Hei, dengar. Kalau kau mau, mungkin kita bisa makan malam bersama."
Tidak menyangka perubahan nada bicara dokter muda tersebut, Logan memandangnya
dengan bingung. Reed tersenyum. "Mungkin bukan waktu yang baik," tambahnya
menjelaskan, "tapi kukira kau mungkin bisa memberiku tip bagaimana caranya
supaya bisa diterima di YKA."
Logan hanya bisa tersenyum lelah. "Kau tahu, berdasarkan apa yang kulihat, kau
mungkin bisa berhasil di sana."
Ketika Sabrina membuka pintu depan, Logan mengetahui kalau ia juga punya berita
buruk. "Ada apa, Sabrina" Apa yang tidak beres?"
"Ada telepon beberapa saat yang lalu. Dari Pennsylvania. Mrs. Rhome meninggal
hari ini." Logan hampir tidak bereaksi seperti cara Sabrina menerima beritanya dan
?Delaware. Entah karena latihan atau naluri, mereka terus bertahan.
Bagaimanapun, ada hal penting yang harus mereka perhatikan. Kalau Campuran J
membunuh para wanita yang.kankernya musnah, masih ada satu wanita yang harus
dipikirkan. 450 Ketika telepon ke rumah Mrs. Kober tidak diangkat, Logan menduga kemungkinan
yang paling buruk. "Tenang, Logan," kata Sabrina, sekalipun ia memikirkan hal yang sama. "Mungkin
dia sedang tidak ada di rumah. Kita pasti sudah mendengar kabarnya kalau ada
apa-apa." "Pukul sepuluh malam" Ke mana dia?"
"Kau meninggalkan pesan. Kalau dia mendengarnya, dia pasti menelepon."
Tapi ketika mereka tidak mendengar kabar dari Mrs. Kober, keduanya tidur; dan
Sabrina-lah yang terjaga lebih dulu sebelum pukul 6.00 untuk menelepon lagi.? ?"Dengar," ulangnya, dengan keyakinan yang mulai menurun, "kalau dia di rumah
sakit, pasti ada yang akan menghubungi kita. Tidak ragu lagi."
"Kalau mereka tahu."
"Ini yang terjadi dengan Mrs. Williams'dan Mrs. Rhome."
"Keduanya punya keluarga. Mrs. Kober sendirian."
di-scan dan di djvu-kaji untuk dinihader (dimhad.co.cc) oleh
Dilarang m en g-ko m ersil-ka n atau kesialan menimpa anda seiamanya^
451 / November 1937 Frankfurt
Semakin lama semakin kulihat kalau profesiku sendiri sama buruknya dengan yang
lain. Lebih buruk! Karena bukankah seharusnya orang-orang ini berdedikasi hanya
pada kebenaran" Hari ini aku mengetahui kalau Eisenstadt telah ditangkap di Berlin. Salah satu
ahli kimia terbesar kami. Karena apa" Tidak perlu alasan sekarang! Sekalipun
begitu tidak ada yang memrotes.
Hasil terbaik pada versi #612. Kadar racunnya marjinal energi berkurang dan
?sedikit kehilangan selera makan. Alasan untuk berharap" Harus memperoleh lebih
banyak kelinci! Emma hampir sakit karena ketakutan. Tidak bisa menyalahkannya. Siapa berikutnya"
452 Saat memikirkannya kembali, Logan paling kagum bukan karena cepatnya dukungan
mereka hilang tapi betapa tidak tahu malunya beberapa rekan kerjanya. Tapi pagi
itu, setibanya di YKA, hal itu pun terjadi. Ia jadi paria.
Orang-orang yang setelah presentasi Putaran Besar, kurang dari seminggu yang
lalu, mengakuinya sebagai sahabat dekat dan kolega, sekarang bergegas menyingkir


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan wajah kaku. Sikap penolakan terang-terangan ini dimaksudkan untuk
seketika menyingkirkan ilusi Logan bahwa di antara mereka ada hubungan.
Logan mengetahui kalau ia seharusnya tidak terkejut. Setelah lima belas bulan di
tempat ini" Apa salahnya denganku" Tapi ia terkejut, lebih dari yang diakuinya.
Siangnya ia menemukan surat di kotaknya. Ia segera melihat kalau amplopnya sama
dengan yang ada di dalam kotak Sabrina dan Reston. Tertulis pada kertas direktur
Divisi Obat-obatan, jelas dari Larsen; langsung pada sasaran:
453 Sehubungan dengan perkembangan uji coba klinis Campuran J terhadap kanker
payudara yang menyebar, dan karena pertanyaan-pertanyaan yang timbul mengenai
pelaksanaan uji coba ini, juga karena masalah-masalah lain, dengan ini kalian
diminta untuk bertemu dengan perwakilan Departemen Obat-obatan. Pertemuan ini
diselenggarakan besok, Jumat, 14 Oktober, pukul 15.00 di ruang konferensi kantor
Departemen. Logan melihat kalau Larsen telah menandatanganinya dengan mantap.
Paling tidak waktunya merupakan berkat. Sebagaimana yang diketahui para dokter
berpengalaman, manusia cenderung berpikir yang tidak-tidak; dalam situasi gawat,
hampir semua orang yang punya kesempatan untuk memikirkan kemungkinannya akan
berpikir yang paling buruk. Lebih dari sekali, Logan melihat para pasien yang
akan menjalani operasi serius, mulanya merasa yakin dengan peluangnya, kemudian
semakin lama semakin patah semangat ketika prosedurnya harus ditunda.
Sekarang, dengan pertemuan kurang dari dua puluh empat jam lagi, mereka punya
lebih banyak tugas untuk dilakukan daripada membiarkan imajinasi mereka
berkeliaran tanpa arah. Ada catatan pasien yang harus disisiri, penemuan otopsi
yang harus diperiksa ulang, pembelaan protokol yang harus disiapkan.
Bagaimanapun juga, realita telah lebih dari sekadar buruk. Larsen jelas
bermaksud untuk menghajar me discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY reka; dan mungkin, akhirnya, kalau ia bisa menemukan jalan untuk menyiasati
prosedur normal, berusaha menghentikan uji coba Campuran J dengan anggun. Selain
itu" Secara realistis, apa yang bisa dilakukannya" Masih tersisa sepuluh bulan dari
kontrak dua tahun yang mereka tanda tangani sewaktu diterima sebagai rekan
junior. Dan, selain itu, siapa yang bisa mengingkari potensi mereka sebagai
peneliti kanker" Bahkan di YKA, kebuasan ada batasnya. Skenario paling mungkin
adalah peringatan keras, gerakan untuk publikasi yang dirancang untuk
menyingkirkan kemungkinan timbulnya aib. Para pasien dalam uji coba ini sekarat.
Kalau media massa mendengarnya, YKA harus terlihat telah mengambil tindakan.
Bagaimanapun, inilah cara Logan mengevaluasi segalanya. Bahkan Sabrina, yang
paling pragmatis pun, memilih untuk melihat aspek positif dari apa yang jelas
merupakan pertemuan menyakitkan. Mereka akan menerima konsekuensinya, tapi
paling tidak ada dialog; kesempatan bagi mereka, setelah semua rasa permusuhan
dan ejekan diam-diam ini," untuk membela diri.
Dan saat mereka menyusunnya di perpustakaan sepanjang hari, kasus mereka
tampaknya bisa dipertahankan. Ya, tentu saja ada kemunduran, besar. Merekalah
yang paling sedih dengan kematian yang berkaitan dengan Campuran J daripada
orang lain. Mereka mengenal para wanita itu, dalam beberapa hal sangat mengagumi
mereka. Tapi, seperti yang diketahui para calon penilai mereka, pengembangan obat kanker
baru bukan urusan gampang. Tidak boleh dilupakan kalau pengobatan ini
455 diawali sebagai percobaan; tujuan awalnya tidak lebih dari menentukan apakah
campuran ini aktif. Malahan, hanya karena mereka telah begitu dramatis melebihi
tujuan semula itulah sekarang kenyataan ini dipandang mengecewakan. Tiba-tiba
Campuran J dihakimi dengan standar hasil dan keselamatan yang jauh lebih tinggi,
yang biasanya diterapkan pada obat dalam uji coba Tahap Tiga.
Siapa yang bisa meragukan, bahkan sekarang, bahwa obat ini tidak boleh
ditinggalkan" Logikanya begitu memesonakan sehingga malamnya Sabrina berharap hari ini esok.
"Kurasa malam ini akan tak tertahankan," katanya pada Logan saat ia menghentikan
mobil di depan apartemen Sabrina. "Menunggu terasa paling sulit."
"Setuju. Ya Tuhan, aku benci keparat-keparat tersebut."
Sabrina mengajaknya masuk. "Sudah larut," katanya. "Segelas anggur
saja" kemudian menghilang untuk memeriksa pesan-pesan untuknya.?"Logan," katanya, muncul kembali sesaat kemudian. "Kemarilah."
"Apa?" Tanpa mengatakan apa-apa, Sabrina memegang tangannya dan mengajaknya ke kamar
tidur. Sambil duduk di tepi ranjang, ia menekan tombol pada mesin penjawab
teleponnya. Setelah sunyi sejenak, terdengar suara yang familier.
"Ada apa ini?" tuntut Mrs. Kober yang jelas kebingungan. "Aku pulang dari rumah
saudaraku dan ada tiga pesan di mesinku. Pokoknya, kalau kalian membutuhkan
diriku, aku di rumah malam ini. Kalau
456 tidak, aku datang minggu depan untuk pengobatan rutinku." Ia tertawa. "Hore!
Yang terakhir!" "Berita bagus, bukan?" kata Sabrina. "Mungkin firasat."
Logan tersenyum. "Menurutmu kita harus meneleponnya?"
Setelah menyambar telepon dari tempatnya, Sabrina memutar nomornya.
Ternyata Mrs. Kober memang merasa sakit sebentar beberapa hari yang lalu.
"Sedikit demam, kau tahu" Itu sebabnya saudaraku merawatku."
"Tapi sekarang sudah lewat?"
"Sakit flu meriang sedikit, muntah-muntah sedikit, dan hilang." Nada bertanya
?terdengar dalam suaranya. "Kenapa, ada apa?"
"Kalau begitu kau baik-baik saja sekarang?"
"Jangan menyembunyikan apa pun dariku, Dr. Como. Apa ada yang harus kuketahui?"
Logan mengawasi Sabrina mengangkat bahu. "Beberapa orang yang mengikuti protokol
sakit cukup parah, jadi kami mengadakan pemeriksaan. Tapi, tidak, kedengarannya
kau baik-baik saja."
"Aku memang baik-baik saja, gadis manis. Tapi kalau ada perubahan, aku berjanji,
kau yang pertama kuberitahu."
Ketika Sabrina memutuskan hubungan, ia menyeringai pada Logan. "Untuk dia,
kurasa obatnya benar-benar bekerja."
"Lupakan firasatnya, ini namanya amunisi"
"Kau benar. Kita harus memasuki ruangan tersebut besok dengan agresif."
Logan meraihnya dari seberang ranjang. "Kenapa
457 setiap kali kau berkata begitu aku selalu terpengaruh?"
"Karena aku hampir tidak pernah berkata begitu." Sambil tersenyum, Sabrina
meremas tangan Logan dengan stiyang. "Jangan malam ini, Logan, kuminta kau
pulang. Kita berdua harus siaga besok."
Paling tidak tak ada ketegangan. Begitu mereka memasuki ruangan, jelas kalau
prosesnya telah diatur. Larsen duduk di kepala meja konferensi. Di sekitarnya
duduk orang-orang yang merupakan musuh protokol: Stillman, Marion Winston, Peter
Kratsas, dan, mewakili rekan-rekan mereka, Allen Atlas.
Tentu saja, John Reston hadir juga, tampak serba salah di kursinya di ujung
meja. Saat Logan dan Sabrina mengambil tempat di dekatnya ia mengangguk,
tapi paling tidak beberapa orang pasti melihatnya ia menjauhkan kursinya dua ? ?inci.
Larsen memandang sekelilingnya dengan senus. "Terima kasih karena sudah tepat
waktu," katanya memulai. "Kurasa kesopanan harus lebih banyak kita gunakan di
tempat ini. Nah, sekarang, kita langsung saja ke masalah utama yang menyebabkan
kehadiran kita di sini. "Kalian semuanya sekarang menyadari tentang kematian beberapa orang pasien dalam
daftar uji coba bernama Campuran J. Aku yakin kalian sependapat denganku kalau
masalah ini cukup berat." Ia diam sejenak, mencondongkan tubuhnya ke depan
sedikit, mata biru kelabunya menusuk tim Campuran J. "Dan harus kukatakan, aku
bermaksud menguranginya."
Baru sekarang Logan melihat dengan jelas betapa
458 buruk keadaan baginya. Jelas mereka tidak akan diizinkan berbicara. Hukuman
telah dijatuhkan, proses ini hanya formalitas.
Larsen berpaling kepada perwakilan perawatan pasien. "Ms. Winston, kalau ada
sesuatu yang ingin kaukatakan..."
Logan melirik Sabrina sekilas. Ekspresi Sabrina kosong sepenuhnya, tapi otot
rahangnya yang bergerak-gerak menunjukkan benaknya sama bergolaknya dengan
dirinya. " "Ya," kata Winston datar. Ia membuka map dan menatap isinya. "Ini bukan
pengalaman yang menyenangkan bagi seseorang dalam posisiku. Aku ingin membantu
orang-orang, itu sebabnya aku memilih pekerjaan ini. Aku tidak ingin merusak
karier siapa pun." Sekarang ia mengangkat kepala dan memandang ke sekeliling
meja. "Tapi aku khawatir ada cukup bukti bahwa paling tidak salah satu anggota
tim ini, peneliti utamanya, Dr. Logan, sudah sangat tak acuh terhadap pasiennya.
Kusampaikan kekhawatiranku sebelum protokol ini disetujui, dan sehubungan dengan
apa yang terjadi sejak saat itu, perasaanku semakin kuat hari ini. Aku ingin
menghadirkan dua wanita yang hanya bisa dikatakan menjalani pengalaman yang
tidak enak di bawah perawatan dokter ini."
Logan, dengan wajah memerah, mengangkat tangan. "Maaf "
? "Belum giliranmu bicara, Dokter," kata Larsen. "Harap biarkan Ms. Winston
melanjutkan." "Aku cuma ingin mengatakan," desak Logan, "kalau aku bisa menghadirkan berapa
pun pasien "?"Mungkin bisa," ia dipotong. "Tapi ini bukan per 459 mainan angka. Merawat pasien dengan kebencian tidak bisa diterima, biarpun hanya
satu." Logan terbenam di kursinya, menyerah.
Kedua wanita tersebut, tentu saja, Rochelle Boudin dan Faith Byrne.
Setelah dipanggil dan duduk, Boudin berceloteh tentang pelecehan yang dilakukan
Logan. Bagaimana Logan secara sistematis menelantarkan kebutuhannya. Bagaimana
Logan meremehkan kekhawatirannya. Bagaimana Logan terus-menerus gagal memberikan
pengobatan yang seharusnya dijalaninya. "Dia selalu membuatku merasa," katanya
mengakhiri dengan pelan, "kalau fakta bahwa aku menderita kanker sangat tidak
menyenangkan baginya"
Pikiran yang pahit itu, yang melintas di benak Logan, tidak mau pergi: Lucu,
bukan" Kalau aku merawatmu dengan begitu payah, bagaimana kau bisa sembuh"
Byrne, yang menyusul, bahkan lebih buruk lagi. Dengan rincian yang didramatisir,
ia menceritakan kisah pengobatan awalnya dengan Campuran J: menekankan
kekhawatirannya dan Logan yang sama sekali tidak khawatir karena apa yang
? ?ternyata merupakan bahaya nyata obat tersebut. Tidak penting bahwa dirinya, pada
saat itu, diawasi dengan ketat dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya; tidak
penting bahwa bukti terbaik kerja Logan adalah fakta bahwa ia duduk di sini,
saat ini, dalam keadaan hidup; dongeng Byrne diterima dengan serius. Di
sekeliling meja, ia disambut dengan anggukan simpati.
"Yang paling buruk," tambah Winston, "adalah selanjutnya, dengan otoritas
sendiri dan bertentangan 460 dengan keinginan Mrs. Byrne, Dr. Logan mengeluarkannya dari protokol. Secara
pribadi kupandang tindakan ini sebagai kekejaman picik."
Mendengarnya, Logan hampir saja tersenyum. Orang-orang ini akan mengatakan
segalanya. Yang mana yang benar ia seorang monster karena dengan sadar menolak
?pasien dari obat yang sangat berbahaya, atau monster karena TIDAK mengizinkan
mereka menerimanya" Tapi pada saat ini, logika tampaknya tidak terdapat dalam benak siapa pun.
"Aku ingin mengatakan sesuatu, kalau boleh," kata Allen Atlas, begitu Byrne
meninggalkan ruangan. Sebagai orang yang selalu menjilat, ia sekilas memandang
penuh arti kepada Stillman dan Kratsas. "Entah ini saat yang tepat atau tidak
untuk mengungkapkan hal ini, tapi yang harus dipertimbangkan di sini adalah Dr.
Logan dan Dr. Como sudah mengembangkan obat kedua yang berkaitan. Mereka
menyebutnya Campuran J-lite."
Di sebelahnya, Peter Kratsas mendengus. "Sangat pandai," katanya, sarkastis.
Tapi Logan terlalu terpana untuk menyadarinya. Dari mana Atlas mengetahui ada
varian obat asli" "Sewaktu diuji pada kelinci laboratorium," lanjut Atlas, "campuran ini mulanya
menunjukkan keaktifan yang besar diikuti dengan racun yang sangat berbahaya."?"Kurasa yang ingin disampaikan Dr. Atlas adalah," kata Stillman, berbicara untuk
pertama kalinya, "ini pola yang sama dengan yang terdapat pada para almarhum
pasien. Nah, jelas ini spekulasi. Bukti 461 buktinya kurang kuat." Matanya menyipit dan ia tersenyum aneh. "Tapi tampaknya
ada kemungkinan kalau kedua dokter ini sudah menukar obat kedua dengan obat
pertama yang telah disetujui untuk protokol."
Seketika Logan bangkit berdiri. "Itu bohong! Campuran J-lite merupakan percobaan
pribadi. Kami TIDAK melanggar protokol!"
"Dr. Logan, duduk!" bentak Larsen.
"Logan benar," kata Sabrina keras, menunjuk Stillman. "Kau tahu kalau kami tidak
berbuat begitu! Kenapa kau mengatakannya?"
Sabrina hampir lepas kendali, dan sejenak Larsen sendiri tampak kebingungan.
"Dr. Como... tolong."
"Tidak, ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Berkata begitu, sangat
salah kami tidak berbuat begitu!"
?"Baik," kata Larsen, kembali tegas, "Kita akan beristirahat sebentar. Dan pada
saat kembali, kuminta kalian berdua" ia menatap Logan dan Sabrina
?tajam "mengendalikan diri. Kalian hanya menyusahkan diri sendiri."
?Setelah bergegas meninggalkan ruangan, mereka menyusuri koridor, terus berbelok
ke koridor lain, dan berhenti di sudut yang sepi. Keduanya marah. "Aku akan
memanggil Mrs. Kober," kata Logan pelan. "Kita harus membela obat tersebut."
"Mereka tidak akan mengizinkan."
"Kita seharusnya membawanya kemari, tidak mungkin mereka bisa menghalangi kita."
Ia menggeleng pahit. "Atlas keparat busuk. Dari mana dia mengetahui tentang
kelincinya?" 462 "Oh, kalian di sini rupanya!" Dan, mengejutkan mereka, Gregory Stillman muncul.
"Maaf menyela," kata Stillman, dengan riang, "aku tahu bagaimana rasanya." Ia
mengangguk ke arah ruang rapat. "Di dalam sana memang berat."
Sabrina menatapnya dengan kejijikan yang tidak ditutupi. "Kau ini manusia macam
apa, Dr. Stillman?" katanya, suaranya cukup tajam untuk memotong kaca.
Sebagai balasan, Stillman tersenyum. "Dengar, aku mengerti perasaanmu. Sungguh.
Aku cuma bisa mengatakan kalau ini bukan masalah pribadi. Kita pesaing, memang,
tapi tujuan kita sama." Ia diam sejenak. "Dr. Logan mengerti akan hal itu,
bukan?" "Aku" Sedikit pun tidak."
"Reston mengerti." Ia tersenyum lagi. "Aku baru saja selesai berbicara
dengannya." Logan dan Sabrina bertukar pandang, tapi tidak menjawab.
"Dengar," tambah Stillman, sok penuh pengertian, "tidak seorang pun mengingkari
kalau kalian sudah mendapatkan hasil yang menarik. Tapi bila ada pertanyaan
resmi mengenai metodologi, kita wajib mengungkapkannya."
Seketika Logan mengetahui arah pembicaraan ini. "Kau mau mengambil alih obat
ini, bukan?" "Itu tuduhan berat," kata Stillman, menyambar secepat kilat. "Anggap saja,
mengingat sejarah protokol ini, sudah jelas kalau diperlukan tangan
berpengalaman untuk membimbingnya." Ia memandang keduanya bergantian. "Bahkan
menurutku Campuran J akan tamat kalau tanpa bimbingan."
463 "Tidak," kata Sabrina ketus. "Kami bahkan tidak ingin berbicara denganmu!"
Stillman melontarkan tatapan setajam pisau. "Kau tidak ingin berbicara denganku"
Mungkin kau tidak mengerti posisimu sekarang."
"Kau melakukan ini karena protokolmu sendiri tidak menunjukkan hasil apa pun.
Semua orang bisa melihatnya!"
Logan bisa melihat usaha keras Stillman untuk mempertahankan ketenangannya.
Tidak ada yang berbicara kepada Gregory Stillman yang terhormat dengan cara ini.
"Well," katanya, "biar kekasihmu ini, sang peneliti utama, menjawabnya sendiri."
"Jadi kami masih akan mendapat peran utama?" tanya Logan datar.
"Sepenuhnya. Ini karyamu. Sedetik pun aku tidak pernah menyombongkan diri dengan
mengatakan bisa melakukannya tanpa dirimu."
Pengakuan yang mengejutkan. Ia sangat menginginkan hal ini.
Tapi minat Logan terhadap tawaran tersebut sama palsunya dengan ketenangannya.
Maksud bangsat ini sama jelasnya dengan bila ia menempelkan pengumuman di papan
dalam gedung administrasi: Campuran J akan menjadi proyek Stillman. Mereka yang
telah bekerja keras dengan campuran tersebut tidak akan memperoleh apa pun
kecuali dimasukkan dalam daftar panjang rekan junior itu pun belum pasti. ?Karena siapa yang bisa meragukan bahwa, begitu Stillman memperoleh hak


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penelitian mereka, ia akan menyingkirkan mereka"
"Kurasa Reston sudah menyetujuinya?" tanya Logan.
464 "Dengan gembira. Bagaimanapun juga, tujuan dasarnya sama denganku: dia cuma
ingin melihat obat ini berhasil."
Logan diam memikirkannya. "Well, kalau begitu, kuharap kau senang bekerja dengan
Reston seperti kami."
Wajah Stillman menggelap. "Itu saja" Itu yang bisa kaukatakan padaku?"
"Ya," kata Sabrina, meraih tangan Logan, "itu saja."
"Baik," sergah senior mereka, berputar. "Sampai ketemu di dalam."
465 Kepuasan apa pun yang mereka rasakan setelah percakapan dengan Stillman lenyap
pada saat mereka kembali memasuki ruangan. Di meja, di tempat Boudin dan Byrne
tadi duduk, duduklah... Ray Coopersmith.
Ekspresi wajahnya masih segelisah yang diingat Logan saat pertemuan mereka di
Hotel Jefferson. Kapan pertemuan tersebut" Sembilan bulan" Sepuluh" Hanya
sekarang rambutnya tersisir rapi dan setelannya, kelabu dengan garis-garis
samar, tampak baru. "Dr. Coopersmith," kata Larsen memulai, "kami tahu kau sudah pernah bertemu
dengan Dr. Logan." "Enam November." Ia memandang ke sekeliling ruangan dan tersenyum lebar. "Hari
Sabtu." "Dan itu atas undangan mu?"
"Bukan." "Bohong lagi," kata Logan.
"Dr. Logan, aku mau saja menyelenggarakan dengar pendapat ini tanpa
kehadiranmu." "Saya cuma boleh duduk di sini" Membela diri pun tidak boleh?"
466 Suara Larsen bahkan semakin dingin. "'Membela diri"' Kau punya waktu hampir
setahun untuk melaporkan pertemuanmu dengan Dr. Coopersmith. Kau sendiri yang
memilih untuk tidak melaporkan. Kecuali kalau kau mengingkari pernah bertemu."
Logan tidak bereaksi. "Sudah kukira." Ia berpaling pada Coopersmith. "Aku berjanji itu tidak akan
terulang. Nah, mungkin kau bersedia mengungkapkan masa lalumu dengan institusi
ini." Coopersmith menghela napas dengan dramatis. "Aku rekan junior di sini lima tahun
yang lalu. Dan aku juga andal."
Larsen mengangguk. "Kurang-lebih."
"Tapi aku mengacau. Waktu itu aku sedang menggarap uji coba kanker prostat Tahap
Dua." Sejenak ia menatap meja, muram. "Sejumlah data kuubah."
Kesunyian timbul dalam ruangan kesunyian yang simpatik.?"Tindakan bodoh. Aku berusaha untuk melupakannya."
"Menurutmu kenapa Dr. Logan ingin menemui-mu?"
"Aku tahu begitu bertemu dengannya, dia salah satu keparat yang cuma
menginginkan ketenaran."
Mereka menunggu ia melanjutkan, tapi ia malah kembali menunduk menatap meja.
"Ya...?" "Ia ingin tahu bagaimana cara melakukannya. Sekadar berjaga-jaga." "Dia berkata
begitu?" "Tentu saja. Bagaimana menggarap ulang data yang
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY tidak sesuai untuknya, bagaimana meloloskan diri karena tidak melaporkan adanya
racun, semua omong kosong seperti itu."
Bagi Logan, seakan orang lainlah yang berbicara. Begitu tidak masuk akal, dalam
situasi lain ia mungkin akan malu oleh pria tersebut. Orang waras mana yang akan
mempercayai ini" "Kau berbicara tentang racun yang tidak dilaporkan?"
"Kuberitahukan kalau urusannya tidak semudah itu. Itu penggelapan. Untuk
melakukannya dengan benar, perlu banyak data sah agar yang tidak baik bisa
ditutupi. Kau membutuhkan bantuan."
"Dan apa kata Dr. Logan padamu?"
"Katanya bukan masalah."
Apa yang mereka tawarkan padanya sehingga ia jadi begini" Penerimaan ulang"
Benar kalau Porky Pig yang menjadi kepala YKA! Mungkin tidak lebih dari ?beberapa perkataan yang ramah.
Coopersmith tiba-tiba menyeringai sinting. "Tentu saja, dia juga ingin
membicarakan dirimu, Dr. Larsen. Dan kau, Dr. Stillman."
"Dr. Stillman dan aku?"
"Katanya kalian menghalangi setiap kesempatannya." Seringainya jadi lebih lebar.
"Katanya dia membenci kalian. Katanya kalian bajingan."
Larsen berpaling dan melotot kepada Logan. Biarpun dalam suasana seperti ini,
tampak kalau informasi tersebut memberinya kesenangan luar biasa.
"Dia menyebut kalian keparat." Coopersmith, jelas berimprovisasi dengan baik,
sangat menikmati kesempatan ini. "Keparat jahanam. Katanya dia ingin
468 menelanjangi kalian dan akulah yang bisa memberitahukan caranya."
"Dan bagaimana caranya?" Larsen bertanya dengan muram, seakan pria di depannya
bukan orang sinting berijasah.
Logan merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Secara naluriah ia
berpaling Seth Shein! ?"Katanya ia tahu kalian berdua gagal, ia berperang urat syaraf dengan kalian
berdua." Sejak tadi Shein menatap Coopersmith-dengan bingung, tapi akhirnya, Logan
melihatnya tersenyum lebar. Ia sendiri pun.tersenyum. Akhirnya, ada yang
?berpihak padanya! "Apa dia juga berkomentar terhadap personil senior lain di YKA?"
"Yeah," potong Shein, "katanya semua orang keparat!" Ia mulai menunjuk ke
sekeliling meja. "Kau, kau, kau, kau, dan aku, keparat! Begitulah cara berbicara
Logan yang kita tahu, bukan?" Ia memandang Larsen dengan marah. "Menurutmu apa
yang kalian lakukan di sini?"
Tapi Larsen hanya tersenyum. "Dr. Shein, aku senang kau bisa bergabung. Silakan
duduk." "Aku cukup nyaman di sini."
"Dr. Coopersmith, kami berterima kasih padamu. Kau sudah banyak membantu."
"Aku harus pergi?" tanyanya tidak pasti.
"Silakan. Terima kasih."
Setelah beranjak bangkit, ia melangkah ke luar ruangan,, memandang Logan dengan
tatapan kosong. "Jadi menurutmu presentasi Dr. Coopersmith menambah pengetahuan?"
469 "Omong-omong tentang itu, Larsen, bukan Berita kalau kau keparat! Menurutmu ada
orang yang akan mempercayai semua ini?"
Mendengarnya, wajah Larsen berubah kemerahan. Logan merasa ingin meloncat dan
memeluk Shein. "M-maksudnya," kata Larsen, "orang-orang ini ber-sengkongkol untuk menipu. Dr.
Logan jelas bermaksud memalsu data. Kita baru saja mendengar kalau "?"Kita baru mendengar omong kosong. Itu yang kau dengar, omong kosong!"
"Lupakan," sela Stillman, "tidak penting. Langsung saja pada kasusnya. Pokok
permasalahannya, seperti yang diketahui Dr. Shein, protokol ini memalukan."
"Apa itu yang aku ketahui?" balas Shein.
"Maafkan aku seperti yang seharusnya diketahui Dr. Shein." Ia menatap Shein
?dengan buas. "Tapi mungkin, sebagai pendukung sekelompok dokter muda yang tidak
kompeten atas mati hidupnya sekelompok wanita, dia benar-benar tidak
mengetahuinya." Shein cuma melotot memandangnya.
"Dan hasilnya," lanjut Stillman, "tragis." Ia berdiri menghadapi rivalnya dan
menunjuk kursi kosong di dekat meja. "Pertanyaanku padamu sekarang sederhana:
Apa kau siap direkam untuk membela orang-orang ini dan protokolnya?"
"Protokolnya berhasil, Stillman," katanya, tapi dengan semangat yang berkurang
banyak. "Itu jawabanmu" Kalau begitu kau bersedia untuk menerima tanggung jawab publik
kalau ada pasien lain yang meninggal sebagai akibatnya?"
Shein berdiri di sana, wajahnya menunjukkan kemarahan dan kegelisahan hebat yang
berganti-ganti. 470 "Weil, kami menunggu," tambah Larsen, kesenangannya karena bisa membalas
penyiksanya tampak nyata. "Harus kuberitahukan kalau kami siap meminta pandangan
Dr. Markell." Untuk beberapa waktu lamanya Shein tetap membisu. "Persetan," katanya akhirnya,
"protokol tersebut cuma omong kosong."
Stillman berubah cerah. "Kau bersedia memerincinya?"
Shein melotot padanya. "Kau mau mendengar aku mengatakannya" Baik, bocah ini,
Logan, sudah keterlaluan." Dalam sekejap mata, keragu-raguannya sirna. "Logan
punya bakat, tapi dia angkuh, dia tidak mengetahui kapan harus mendengarkan. Dia
mengambil risiko yang konyol."
"Kalau begitu kita semua setuju," kata Stillman datar. Ia mengangguk sekali lagi
ke kursi. "Aku senang kau bergabung. Silakan"
Logan dan Sabrina, yang akan ditentukan nasibnya, bertukar pandang saat Shein
duduk. "Kalian bertiga boleh pergi sekarang," kata Larsen, menunjuk pada tim Campuran
J. Surat yang diterima Logan dan Sabrina malamnya identik:
Melalui surat ini kontrakmu dengan Yayasan Kanker Amerika dibatalkan, berlaku
segera. 471 Kau tahu, kita mungkin bisa mengeluarkanmu dari masalah ini," kata Logan
menawarkan. Ia mengawasi Sabrina lekat-lekat, menunggu reaksi. Sabrina seakanakan tidak mendengar, memandang ke arah bar. "Dalam beberapa hal, perubahan ini
tidak akan buruk bagiku," kata Sabrina. "Di Regina Elena, mereka juga melakukan
beberapa riset yang sangat bagus. Onkologi yang serius."
"Akulah sasaran mereka," desak Logan. "Stillman, bahkan Larsen kalau aku ?mengambil tanggung jawab penuh untuk masalah ini, mereka mungkin akan
mengizinkanmu tetap di sini."
Sabrina memandangnya dari seberang meja, terbelalak. "Kenapa" Kenapa kau ingin
aku berpura-pura tidak melakukan apa yang sudah kulakukan" Kenapa aku ingin
tetap di sini?" Logan menyadari, tapi sudah terlambat, kalau ia telah meremehkannya. Ia tadinya
yakin Sabrina paling tidak akan menganggap sikapnya tersebut menyentuh. Tapi
ternyata Sabrina tetap frustrasi, sementara dia, pada saat yang sama, jadi
cenderung mengasihani diri sendiri.
472 Yang paling buruk bagian yang tidak ingin mereka diskusikan, tapi merupakan
?bagian dari tawaran Logan mereka tidak lagi saling memiliki. YKA selama ini
?merupakan persamaan mereka. Dengan dikeluarkan dari Yayasan, bagi Sabrina tidak
mungkin ada kesempatan kerja yang setingkat di luar Italia.
Mereka akan dipisahkan lautan.
Logan menghirup vodka martini; untuk pertama kalinya tahun ini ia memesan
minuman yang lebih keras daripada anggur. "Entahlah," katanya, "aku cuma merasa
sepantasnya berkata begitu."
"Tidak, itu tidak pantas." Sabrina meraih tangannya dari seberang meja. "Tapi
aku mengerti. Grazie"
Logan bisa melihat bahwa, pada tingkat tertentu, Sabrina sudah menjauh untuk
melindungi diri. Mungkin sebaiknya ia juga berbuat begitu.
"Paling tidak di Regina Elena, mereka membuatku merasa diterima," kata Sabrina.
"Mungkin di Italia tidak ada bahan-bahan seperti di sini, tapi yang penting
orang-orangnya." "Kapan mereka ingin kau masuk?"
"Katanya akhir Oktober. Tapi kurasa aku harus lebih cepat ke sana." Sejenak ia
mengalihkan pandangannya. "Semakin cepat berangkat semakin baik."
"Kau benar." "Dan kau, Logan?"
Logan mengangkat bahu. "Entah."
"Kau tidak bisa kembali ke Claremont?"
"Tidak mungkin. Kau pernah mendengar pepatah 'Lolos dari mulut singa, jatuh ke
mulut buaya'?" Ia diam sejenak. "Kupikir sebaiknya aku pulang sebentar dan
memikirkan situasinya."
473 "Ke Decatur?" tanya Sabrina, terkejut.
"Cuma satu atau dua minggu. Menenangkan diri, menganalisis pilihan-pilihanku."
"Aku mengerti." Ia menghirup birnya. "Ayahmu akan menyambutmu?"
"Siapa tahu" Tapi kata orang rumah adalah tempat yang, kalau kau ke sana, kau
akan disambut." "Maksudku dia akan mengerti kalau kauceritakan apa yang terjadi di sini?"?"Well, pasti lebih baik kalau aku pulang dalam situasi yang berbeda." Ia
memandang Sabrina dengan lembut. "Dan bersamamu."
Seketika, pertahanan Sabrina mencair. Ia meremas lembut tangan Logan. "Suatu
hari, Logan. Aku berjanji."
Logan meninggalkan kota pada hari yang sama dengan Sabrina terbang dari Dulles
ke Roma. Perjalanan ke Decatur sedikitnya memakan waktu sepuluh jam, tapi ia
tidak tergesa-gesa. Ia menginap semalam di motel, kemudian memutuskan untuk
berhenti di Chicago, makan siang dengan santai. Di telepon ia tidak menjelaskan
secara rinci pada ayahnya. Ia, katanya, berencana untuk "cuti" dari pekerjaannya
di YKA. Apa ayahnya tidak keberatan kalau ia mampir di Decatur selama,
katakanlah, delapan atau sepuluh hari"
Ia berhenti di depan rumah kelabu yang familier itu menjelang senja, sehari
setelah keberangkatannya. Lima menit kemudian, ia masih duduk di mobilnya,
menatap rumah tersebut, ketika pintu depan terbuka dan ayahnya mendekatinya.
474 Hampir tiga tahun Logan tidak bertemu dengannya, dan ia terpukul melihat betapa
cepat ayahnya menua. Sekalipun masih kurus, mendekati tujuh puluh, wajah ayahnya
berkerut-merut dan rambut kusutnya telah beruban sepenuhnya.
"Well, kau mau turun atau tidak?"
"Hai, Dad," katanya, turun. "Senang bertemu denganmu."
"Jangan sok sopan. Itu yang mereka ajarkan di tempat-tempat kerjamu?"
"Sebenarnya, ya. Aku memerlukannya untuk membela diri."
"Pasti begitu, pasti begitu." v Pada kepulangannya yang lalu, Logan mungkin
tertawa mendengarnya. Ayahnya selalu mengutuk kekejaman dan kekuasaan yang
dilihatnya ada pada orang lain, tidak menyadari tindakannya sendiri.
Perbedaannya sekarang adalah pandangan orangtua tersebut terhadap dunia bahwa
?yang bisa sukses hanyalah orang-orang yang buas dan amoral tidak lagi mudah
?untuk disepelekan. "Yeah. Well, itu salah satu alasan mengapa aku pergi dari sana. Paling tidak
untuk sementara." "Kapan kau mau kembali?"
"Entahlah." "Kau akan kembali?"
Logan ragu-ragu. "Tidak."
Logan menunggu reaksinya yang tidak terelakkan; dan, benar saja, ekspresi yang
tampak di wajah ayahnya mirip dengan yang diketahuinya sewaktu masih kanakkanak, kecewa bercampur kemarahan. "Hebat, hebat sekali! Ada apa?"
475 "Boleh aku duduk dulu" Menyapa Mom?"
"Kau dipecat, bukan" Kenapa tidak buka praktek seperti nasihatku dulu?"
Biarpun telah bersumpah tidak akan terpancing dalam situasi seperti ini, Logan
merasa seluruh tubuhnya menegang. "Jauh lebih rumit daripada itu."
"Selalu begitu."
"Dengar, aku sangat lelah."
Ayahnya mendengus. "Apa yang kaulakukan, menghina orang" Atau sekadar mengacau?"
Pertanyaan tersebut lebih tepat sebagai komentar, tapi kali ini Logan tidak
membiarkannya berlalu begitu saja. "Aku tidak bersalah sama sekali, Dad."
Ayahnya memandanginya sejenak. "Well, masuk dan ceritakan rinciannya. Kurasa
tidak ada bedanya sedikit pun sekarang."
Meskipun ibunya menganggap sebagai pesta selamat datang, makan malam hari itu
dengan cepat berubah menjadi pengingat alasan kepergian Logan dari rumah ini
bertahun-tahun yang lalu.
"Aku tidak akan memakannya," kata anggota keluarga keempat, kakak Cathy, begitu
hidangan utama disajikan. "Kau tahu aku tidak makan daging."
"Oh, Sayang, aku tidak tahu kalau itu termasuk bebek," kata ibunya, menengahi.
"Danny suka bebek. Masa kau tidak bisa membuat perkecualian untuk sekali ini
saja?" "Tidak, Mom, tidak ada perkecualian. Ini bukan permainan, ini tubuhku yang kita
bicarakan."

Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Well, itu hal terbodoh yang pernah kudengar!" ayahnya mendengus.
476 "Sudahlah, Dad, ini bukan berita baru. Cathy sudah sepuluh tahun menjadi
vegetarian," kata Logan.
"Daniel, aku sekarang lebih suka dipanggil Catherine."
Kalau kedua anak-anak Logan itu menjalani kehidupan sebagai reaksi terhadap ayah
mereka, pemberontakan Cathy mungkin menjangkau lebih jauh lagi, peperangan
terhadap sikap dan nilai yang dipegang ayahnya di rumah. Logan menghormati tata
cara tradisional seperti ayahnya, sementara Cathy lebih terbuka terhadap
perubahan apa pun yang ada. Logan selalu mencari dukungan dari dunia yang lebih
besar, sementara Cathy lebih terpusat pada dirinya sendiri. Ia membuka toko yang
menjual artifak buatan tangan. Untuk teman, ia memilih para veteran tua dari Era
Aquarius. "Otak kacang," kata ayahnya tentang teman-temannya.
Meskipun begitu, dalam setidaknya satu aspek pokok, Cathy lebih mirip orang tua
itu daripada yang bisa dibayangkan Logan, karena ia keras kepala, dan selalu
mendominasi. Bukan kebetulan bahwa ia tetap tinggal dekat rumah, atau bahwa,
biarpun selalu melawan, ia mengunjungi orangtuanya paling tidak dua kali
seminggu. "Well, Catherine," jawab Logan, bertanya-tanya lagi dalam hati bagaimana ia bisa
terpancing ke dalam situasi ini, "kurasa aku harus memintamu untuk memanggilku
Dr. Logan." "Terus terang," kata Cathy dingin, "aku tidak tahu bagaimana orang yang mengaku
mengerti tentang tubuh manusia mau meracuni diri sendiri dengan makanan itu."
477 "Kita toh pasti mati suatu hari nanti," kata ayah mereka.
"Dengar, Catherine," kata Logan, "tidak ada situ data pun yang mendukung
pendapatmu bahwa orang akan langsung mati karena sesekali makan daging. Tidak
ada. Fisik manusia jauh lebih rumit daripada itu."
"Pernyataanmu kuragukan," Cathy mencibir. "Apa maksudmu?"
"Semua datamu dikumpulkan oleh orang-orang yang sudah punya pendapat sendiri.
Para dokter bersekongkol dengan perusahaan obat dan kau tahu itu."
Ayah mereka tertawa. "Kena kau, Logan."
"Apa, kau juga menentang obat-obatan?"
"Sepenuhnya. Temanku Lucy menderita kanker payudara dan mereka memberikan
kemoterapi. Setiap kali selesai diobati dia muntah-muntah selama berjam-jam, dan
rambutnya mulai rontok. Menurutmu itu alamiah?"
Ini percakapan yang konyol; sama dengan pemain bola liga utama yang berusaha
menjelaskan keuntungan teknik sliding pada seseorang yang tidak mengetahui di
mana base. "Kebetulan aku tahu tentang kanker payudara," kata Logan. "Menurutmu
sebaiknya apa yang diberikan?"
"Penduduk asli Amerika menggunakan tanaman yucca"
"Oh, ya" Dan kau punya data tingkat kesembuhan mereka?"
"Catherine membuatkan teh tanaman yucca untuk rematikku," potong ibu mereka.
"Cukup membantu." Ayah mereka mengangkat tangan sebagai isyarat
478 percakapan telah berakhir, isyarat yang telah dilihat Logan ribuan kali
sebelumnya. "Nah," katanya, berpaling kepada putranya, "apa rencanamu
selanjutnya?" Logan mengernyit; ia perlu waktu untuk memikirkannya. "Aku punya beberapa
pilihan," katanya. "Apa?"
"Well, aku mendapat tawaran." "Dari?"
"New York City."
Ayahnya tampak sedikit tertarik. "Praktek sendiri"> Dengan rumah sakit?"
Sebenarnya, tawaran tersebut belum pasti dan bukan dari praktek sendiri maupun ?rumah sakit. Salah satu orang pertama yang dihubunginya setelah pemecatannya
adalah temannya, Ruben Perez. Perez sekarang bekerja paro waktu di perusahaan
kecil yang baru berdiri di Manhattan, sebuah laboratorium penelitian tentang
sistem penyebaran obat AIDS dan ia cukup yakin kalau penanggung jawabnya
?bersedia menerima seseorang dengan reputasi seperti Logan.
Pekerjaannya tidak begitu menarik maupun bergengsi, dan gajinya tidak besar.
Logan sebisa mungkin berusaha menghindarinya. "Aku tidak ingin masuk ke sana
sekarang. Seperti yang kukatakan, aku ingin bertanya-tanya dulu. Rencanaku
menelepon semuanya minggu depan." Ia berpaling kepada ayahnya. "Jangan khawatir,
kuganti biaya teleponnya."
"Aku tidak khawatir, aku tahu kau akan menggantinya."
"Aku heran bagaimana kau masih bisa membela
479 dokter," kata Cathy tajam, "sesudah perlakuan mereka terhadapmu."
"Tidak adil, Catherine. Sungguh tidak adil."
Dalam kesunyian yang menyusul, Logan menuang gelas anggur kedua bagi dirinya.
480 Aku sudah membaca data Elizabeth Rivers," kata Kenneth Markell, menunjuk
tumpukan map setinggi tiga puluh senti di mejanya. "Kuhabiskan waktu dua jam
untuk mempelajarinya."
Ia meraih map teratas dan membukanya. Seperti yang lain, map tersebut
bertuliskan "E. Cleveland" di sampul luarnya; nama sandi yang diputuskan
Stillman sejak awal, pada suatu siang tiga bulan sebelum kasus ini dilontarkan
ke pangkuannya. "Hampir setiap hari si haram jadah dari Gedung Putih itu, si Malcolm,
menghubungiku. Kau tahu?"
"Tidak mengejutkan," kata Stillman datar. "Masalah kita juga masalah mereka."
"Menurut mereka, masalah mereka adalah masalah kita." Markell diam sejenak. "Dan
sejujurnya, Greg, biar kukatakan terus terang saja menurutku, masalah kita
?adalah masalahmu." Sudah kuduga, pikir Stillman, kalau ada yang tidak beres dan para politikus
tersebut mencari korban di YKA, akulah yang akan mereka kejar. "Aku sudah
menyadarinya beberapa waktu ini, Sir," katanya, "dan menerimanya."
481 Markell membalik-balik isi map itu, seakan dengan begitu ia bisa mendapatkan
sesuatu yang membangkitkan semangat. "Dengar, intinya: Kemoterapi standar tidak
berhasil." "Baru sebulan, dia baru mendapat dua siklus. Aku ingin mencoba paling tidak
sekali lagi." Sebenarnya, ketiga obat yang dilibatkan dalam
pengobatan doxorubicin, cyclophosphamide, dan 5-fluorouracil merupakan obat
? ?yang paling aktif melawan kanker payudara. Selama bertahun-tahun, kedua orang
ini telah menggunakan ketiganya dengan cukup berhasil. "Saya benar-benar melihat
adanya segi positif dalam hal ini. Dia bisa mentolerir kombinasi ketiga obat
tersebut dengan cukup baik, hampir tidak ada efek samping yang bisa
dibicarakan." "Demi Tuhan, Stillman, tumornya terus tumbuh! Kalau aku tidak tahu lebih banyak,
bisa-bisa kupikir kemoterapinya justru memperbesarnya!"
Stillman mengangguk. "Dan sejauh mana orang-orang di Gedung Putih menyadarinya?"
"Mereka bukan idiot, Marty. Kau tidak terlalu menganggap Burke, aku juga tidak,
tapi dia dokter. Dan dia bisa membaca foto rontgen."
Foto rontgen terbarulah yang mengkhawatirkan mereka. Bukan cuma tumbuh, tumor
dalam paru-parunya itu sekarang justru tampak mengalami ketebalan nodular.
"Well, kalau begitu, dia seharusnya juga jangan mengharapkan keajaiban," balas
Stillman. "Ah, tapi justru itu masalahnya mereka mengharapkan keajaiban. Mereka berharap ?kau mengobatinya dengan obat ajaib." Markell beranjak bangkit.
482 "Sudah saatnya memberikannya kepada mereka. Aku mau mencoba. Sekarang kita
bicarakan hasil protokolmu."
Tersentak, Stillman membutuhkan waktu sejenak untuk menenangkan diri. "Well"
katanya, tersenyum, "aku belum membunuh siapa pun."
Ia senang melihat Markell balas tersenyum. "Bukan itu yang kupikirkan
sebenarnya." "Mungkin. Tapi dalam percobaan pengobatan kanker payudara di sini akhir-akhir
ini, itu jadi unik."
"Aku setuju, kau benar." Markell menggeleng. "Itulah yang dibutuhkan teman-teman
kita di Gedung Putih saat ini, kebusukan yang ketahuan tentang beberapa dokter
muda di YKA yang memalsu hasilnya."
"Tentang kanker payudara."
"Omong-omong, Logan ke mana?"
"Entahlah. Tapi salah seorang dari mereka masih di sini Reston, yang ternyata
?tidak bersalah. Kita sudah berjanji padanya, kenapa tidak memberinya
kesempatan?" Markell menatapnya dengan tidak sabar; memangnya menurut Stillman siapa yang
diajaknya bicara" "Kita sudah membicarakannya, Greg. Yang ingin kudengar
sekarang adalah dyronium nitrate. Ceritakan hasilmu."
"Dengar, aku percaya dengan obat ini. Kita mulai saja dari sana."
"Kenapa" Atas dasar data apa?"
"Kita belum memperoleh semua data. Tapi sudah ada respons yang menimbulkan
semangat. Bukan penyusutan tumor yang cukup besar, tapi tujuh belas dari ketiga
puluh delapan wanita dalam protokol
483 menunjukkan stabilisasi dalam waktu yang cukup lama."
"Berapa lama?" "Dalam beberapa kasus, kami sudah mencapai enam bulan dan terus maju."
Markell kembali bersandar ke kursinya. Sejenak, ia tampak memusatkan
perhatiannya pada lukisan abstrak di ujung seberang kantornya. "Aku tahu kau
ingin menjadi pahlawan dalam hal ini, Greg," katanya, "aku tahu kalau kau ingin
menyembuhkannya." "Bukankah itu yang mereka inginkan?"
Markell mengangguk. "Tapi kurasa sudah saatnya membuang kerugian. Kita berikan
obatmu padanya. Mungkin tidak akan menyembuhkannya tapi tugasmu sekarang adalah?menjaga agar kondisinya tidak memburuk."
484 Tiga hari setelah kedatangannya, pada Senin pagi, Logan menutup pintu ruang
kecil dan duduk di kursi hijau pudar yang sepanjang ingatannya selalu ada di
sana. Di meja kecil di sebelahnya terdapat telepon putar hitam. Sambil menunduk
memandang kertas folio kuning di pangkuannya, ia meraih gagangnya.
Rencananya sederhana. Ada dua puluh tujuh pusat riset kanker yang cukup ternama
di Amerika Serikat; masing-masing terdapat dalam catatan YKA tentang penelitian
dasar dan jangkauan uji coba klinis dan program masyarakat yang disponsorinya.
Sebelum akhir minggu ini, ia bermaksud untuk menghubungi mereka semua.
Sebagai penawaran intelektual, Logan mengetahui ia tidak boleh terlalu optimis;
pengalaman yang baru saja dilaluinya telah mengajarkan betapa cepatnya sesuatu
yang tampaknya berpotensi jadi gagal total tepat di depan batang hidung
seseorang. Tapi, ia tidak bisa menahan diri. Ia telah berkeliling, ia mengetahui
perkiraan nilai dirinya dalam masyarakat biomedis. Bukankah ia, baru satu
setengah tahun discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY yang lalu, termasuk di antara tenaga kerja berharga di seluruh negeri"
Dan tidak peduli masalah yang baru saja terjadi cukup beralasan untuk
? ?beranggapan kalau masa kerjanya di YKA hanya meningkatkan nilai pasarnya.
Telepon pertamanya, ke Pusat Kanker Washington Memorial di St. Louis, segera
mengkonfirmasi perasaan tersebut. Di sini, sebagaimana di dua belas institusi
lain di negeri ini, Logan menikmati keuntungan telah mengetahui orang di tingkat
tinggi dalam kasus ini seorang pakar onkologi bernama Bradley Merritt, mantan
?dokter Rumah Sakit Claremont.
Karena ia berhadapan dengan salah satu sistem telepon otomatis yang tidak mau
berhubungan dengan telepon putarnya, Logan memerlukan waktu beberapa menit untuk
menghubungi kantornya. Tapi ketika berhasil, Merritt menyuruh sekretarisnya
untuk segera menyambungkannya.
"Dan Logan," katanya, dengan keramahan yang tidak pernah dikira Logan
dimilikinya, "kejutan yang luar biasa!"
"Well, Brad, sekadar bertukar kabar," ia berusaha membalas dengan ramah.
"Percaya atau tidak, aku baru saja membicarakanmu beberapa hari yang
lalu tentang berapa banyak orang terbaik dan terpandai yang muncul dari tempat
?tersebut." Ia tertawa. "Mungkin seharusnya aku lebih menghargainya pada waktu
itu." Pembicaraan tentang Claremont dan sejumlah kenalan mereka dari tempat tersebut
berlanjut hingga beberapa saat lamanya, sebelum Merritt menyinggung
486 masalah pokoknya. "Kurasa kau menelepon bukan sekadar untuk membicarakan masa
lalu." Logan tertawa kecil. "Ya sekalipun aku menikmatinya. Sejujurnya, aku ingin tahu?bagaimana keadaan di sana. Penelitian macam apa yang kauselenggarakan, mutu
lingkungan kerjanya."
"Kau menanyakan kalau ada lowongan?"
"Aku selalu ingin membuka telinga. Dan pilihan."
"Bagaimana dengan YKA" Kontrakmu masih berapa" sekitar setahun lagi." Tidak
? ?terdengar adanya kecurigaan dalam suaranya. Logan malah merasa ia tengah
berusaha menahan antusiasmenya.
"Oh, kami berbeda pendapat dalam beberapa hal. Mereka tahu kalau aku melihatlihat peluang lain." Variasi dari apa yang telah diputuskannya sebagai
penjelasan baku. "Kapan kau bisa bergabung?"
"Uh, entahlah." Logan diam sejenak, tidak siap. "Mungkin segera. Tapi, harus
kuberitahukan, ini telepon pertamaku. Aku masih ingin melihat beberapa tempat
lainnya." "Tidak akan ada yang lebih baik daripada tempat ini. Fasilitas top, orang-orang
bermutu... Filosofi utamanya adalah memburu yang terbaik kemudian memberikan
?ruang laboratorium, dan kebebasan, untuk memburu obsesi mereka."
Logan tidak mempercayainya: orang ini sangat menginginkan dirinya. Merritt tidak
tahu betapa menariknya tawaran tersebut baginya. Logan sangat menginginkan
laboratorium di mana ia bisa mengadakan penelitian independen dan satu
?penelitian khususnya. "Kedengarannya bagus," ia mengakui terus terang.
487 "Dengar, Dan, aku minta tolong. Jangan hubungi siapa pun lagi hari ini. Biar
kubicarakan dengan direktur tempat ini dan mencari tahu apa saja yang bisa kami
tawarkan. Kau bersedia?"
"Boleh saja." Logan tertawa kecil. "Tapi apa yang harus kulakukan sepanjang hari
ini?" "Terima kasih, Dan, sungguh. Duduk saja. Nanti kuhubungi."
Teleponnya datang malam harinya, tidak lama setelah makan malam. Logan
menerimanya di ruangan yang sama. Begitu mendengar suara Merritt, ia mengetahui
kalau ada yang tidak beres.
"Uh, dengar, Dan," katanya, "aku sudah berbicara dengan orang-orang puncak."
"Yeah...?" "Tampaknya kami sedang dalam kondisi menahan diri sekarang. Tidak menerima orang
baru satu pun." "Oh. Aku mengerti."
"Dengar, aku benar-benar menyesal. Kuharap aku tadi tidak membuatmu terlalu
berharap." "Sama sekali tidak." Tidak perlu memperpanjang urusan ini; hanya menyakitkan
mereka berdua. "Bagus. Dengar, aku yakin kau bisa menemukan tempat yang baik."
"Oh, yeah." Tapi perut Logan yang mulas menunjukkan ia telah mencurigai sebaliknya. Pada
tingkat tertentu, inilah yang ditakutinya bahwa, entah bagaimana, ia telah ?tercoreng.
Selama dua hari berikutnya, ia menelepon kesebelas institusi lainnya, yang staf
seniornya cukup akrab 488 dengannya. Ia tidak sulit memahami apa yang didengarnya: maaf, keuangan sedang
seret, mereka tidak membuka lowongan. Tapi di tidak kurang dari empat tempat,
mulai dari Scripps-Morgan di California selatan hingga Rumah Sakit Revere
Boston, pengalaman dengan St. Louis terulang dengan variasi kecil; antusiasme
awal yang kuat lenyap dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam.
Tapi, kemudian, ia mengetahui apa yang tengah terjadi masalahnya tinggal
?menghadapinya. Semua institusi tersebut telah mengontak YKA.
"Dengar, Nick, katakan saja ada apa?" Logan akhirnya meledak ketika 'orang dalam
terakhirnya menghubungi dengan kabar buruk. "Siapa yang menekan kalian?"
"Bukan begitu," bunyi jawaban samar itu. "Kau tahu bagaimana urusan seperti ini,
keputusan yang tampaknya sudah tetap ternyata dibatalkan."
Lagi pula, apa gunanya" Logan toh telah mengetahui jawabannya. Hanya ada satu
kantor di YKA di mana telepon semacam ini akan dihubungkan: kantor Raymond
Larsen. Pada Kamis pagi, saat ia siap menelepon kelompok kedua institusi dalam
daftarnya institusi yang hanya dikenalnya melalui reputasi Logan telah
? ?mengambil keputusan. Paling tidak dalam pendekatan awal ini, ia tidak akan
menyebutkan hubungannya dengan YKA, hanya mengakuinya bila pihak seberang


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyinggungnya. Memang cara ini bisa menimbulkan masalah. Bagaimana menjelaskan
delapan belas bulan terakhir" Bagaimana menampilkan diri sebagai peneliti kanker
berpengalaman supaya bisa jadi karyawan potensial"
489 Namun, mengingat alternatif yang ada penolakan terhadap setidaknya kemungkinan
?kecil untuk bergerak ke langkah selanjutnya pilihannya cukup jelas.
?Kemudian, sekali lagi, pada siang harinya, ia telah yakin kalau usahanya siasia. Kelima teleponnya pada kepala departemen onkologi dan direktur pusat
kanker, Rtau, lebih tepatnya, kepada sekretaris dan asisten mereka, tidak
menghasilkan apa pun. Lebih dari itu, dalam beberapa kasus, menilai dari nada
mengetahui lawan bicaranya, ia mendapat kesan kalau teleponnya telah ditunggu.
Mungkinkah Larsen telah menyebarkan berita buruk tentang dirinya" Kenapa" Apa
para keparat tersebut benar-benar sebuas itu dan ingin menguburnya'"
Atau ini kemungkinan lain yang sama besarnya mungkin ia mulai tidak tahan.
? ?Menelepon kantor-kantor itu memang bukan pekerjaan mudah, serangan brutal
terhadap egonya yang telah berantakan; memandang dirinya sebagai korban, dalam
hal tertentu, lebih aman. Dan jelas lebih mudah. Terkadang ia mendapati dirinya
tenggelam dalam gelombang ketidakberdayaan yang begitu hebat hingga terkadang ia
tidak mampu bergerak, apalagi meraih telepon. Kesalahan apa dalam hidupnya yang
telah menyebabkannya duduk di sini hari demi hari, menatap dinding panel pinus
dan gambar-gambar anjing bermain kartu yang dipajang ayahnya, ditolak oleh
orang-orang yang bahkan tidak pernah mengenalnya secara langsung"
Kamis siang, pada saat mentalnya sedang sangat kacau, ia bahkan hampir menelepon
Dr. Sidney Karpe, dokter pribadi terkemuka yang begitu menentangnya
490 sebelum ia memutuskan untuk memasuki YKA. Tapi, tidak apa-apaan dia ini" Karpe ?sangat murka waktu itu; ia pasti sangat menyukai kesempatan untuk membalas, dan
lalu selama enam bulan berikutnya menyebarkan cerita tentang keparat kecil yang
merangkak kembali padanya setelah gagal di YKA.
Akhirnya ia meraih telepon dan memutar 011 39 6 kode negara dan kota untuk
?Italia dan Roma diikuti dengan enam angka yang dituliskan Sabrina pada buku
?alamatnya. Instituto Regina Elena.
Resepsionis membutuhkan waktu beberapa menit untuk melacak keberadaan Sabrina.
Saat menunggu, Logan bisa mendengar suara-suara kesibukan rumah sakit, seketika
terasa akrab dan eksotis: langkah kaki di koridor yang keras, denting lift
terdekat yang datang dan pergi, "Dottore Ferlito" dipanggil melalui pengeras
suara; sesekali, wanita-wanita muda perawat" terdengar bercakap-cakap,
? ?bahasanya begitu melodius, mungkin lebih tepat disebut puisi. Logan berusaha
membayangkan situasinya, tapi tidak begitu berhasil. Yang bisa dilihatnya
hanyalah rumah sakit suram Italia yang dilihatnya di film-film lama, di mana
semua perawatnya mengenakan gaun biarawati putih.
"Logan, ternyata kau!"
"Siapa lagi?" Ia telah memikirkan saat ini selama berhari-hari; sekarang setelah
terjadi, ia membulatkan tekad untuk tidak menunjukkan perasaan tertekannya. "Aku
merindukanmu, Sabrina. Sangat."
"Aku juga, Sayang." Ia tertawa, suara yang memesona. "Kau lihat, mudah bagiku
untuk mengatakannya dari jauh."
491 "Kau kedengarannya gembira. Kau baik-baik saja?" "Ya, kurasa begitu."
Jarak membuat mereka agak kikuk, tapi tidak seburuk yang ditakutkan Logan.
"Jadi kurasa kau sudah menyesuaikan diri."
"Tidak terlalu. Di sini juga ada listrik, Logan, bahkan beberapa obat modern."
"Aku tidak bermaksud negatif tempatmu sekarang bukan YKA."
?"Ya. Syukurlah." Ia diam sejenak, kemudian suaranya merendah. "Kau harus
kuberitahu, Logan. Larsen, dia menelepon direttore rumah sakit ini, menjelekjelekkanku. Hal-hal yang tidak benar."
Logan sangat terkejut. "Keparat jahanam! Bagaimana jawaban direkturmu?"
"Direkturku wanita, namanya Antonella Torrucci. Dia mengusir Larsen, tidak mau
mendengar kata-katanya sedikit pun. Direkturku sudah mengenalku bertahun-tahun,
jauh lebih lama daripada Larsen."
Logan tertawa, membayangkan reaksi Larsen. "Luar biasa! Satu kemenangan kecil
bagi umat manusia!" Kemudian, tanpa bisa ditahan, "Aku iri padamu."
Kesunyian yang kikuk sejenak timbul. "Dan kau, Logan" Apa yang terjadi?"
"Aku masih mencari-cari. Sedang kuusahakan."
"Kau tidak apa-apa?"
"Tentu saja." Tapi ia curiga Sabrina sudah menduga yang sebaliknya, dan ia jadi merasa kosong,
tak berdaya. Kesunyian kembali timbul.
"Dengar, Logan, aku harus pergi. Aku sedang bertugas."
492 "Kutelepon kau kapan-kapan. Begitu aku mengetahui sesuatu."
"Ciao, kekasihku." Logan mendengar suara ciuman. "77 amo"
Sesaat kemudian Logan menunduk menatap kertas catatannya. Masih ada tujuh
institusi dalam daftar. Tapi sekarang, ia bahkan tidak yakin kalau ada gunanya
mencoba. John Reston merasa frustrasi. Ia tidak menyangka kalau akan menjadi begini.
Bukankah ia sudah membayar kesalahannya" Sekalipun begitu mereka masih tidak
mempercayainya. Apa yang harus dilakukannya untuk melupakan masa lalunya,
menghidangkan kepala Logan di atas piring dengan apel di mulutnya" Rekan-rekan
setingkatnya, meskipun banyak yang tidak secerdas dirinya, telah berada di pusat
protokol yang dikerjakan Stillman, jalan pasti menuju kejayaan. Dan ia masih di
sini, di laboratorium Kratsas, melakukan pekerjaan kotor.
Jadi ketika ia mendapat panggilan ke kantor Stillman, ia tiba di sana kurang
dari lima menit. "Tutup pintu," kata Stillman, "duduklah."
Reston bertengger di tepi kursi. "Saya sudah menunggu panggilan Anda. Saya ingin
bertemu dengan Anda."
"Bagus, aku suka sikapmu. Karena ada rencana penting untukmu."
"Syukurlah, saya sudah hampir gila di sini." Reston tersenyum. Ia akan mendengar
obat ajaib Stillman. Akhirnya, ia akan memasuki lingkaran inti.
Stillman ragu-ragu, mengamati ekspresi wajahnya. "Ceritakan tentang Campuran J."
493 "Campuran J?" Reston lebih dari sekadar kebingungan, ia terpana. Kenapa mereka
tidak memberinya kesempatan untuk melupakan Campuran J"
"Dan yang satu lagi. Apa namanya, Campuran J-lite?"
"Bisa dikatakan seperti berada di Titanic dengan orang lain yang memegang ?kemudi."
"Kau berpartisipasi dalam penelitiannya, bukan?"
"Tidak. Semua karya Logan semata."
Stillman memajukan tubuhnya. "Tapi Dr. Logan sudah tidak ada, bukan" Dan begitu
juga Dr. Como. Kau yang masih di sini."
Reston tercengang. Ia sama sekali tidak menangkap tujuan pembicaraan seniornya
tersebut. "Seluruh penelitian cuma bencana," katanya. "Saya ingin melupakannya
saja." "Aku tertarik dengan perasaanmu yang sejujurnya akan campuran ini. Sebagai orang
yang terlibat langsung."
"Saya rasa tidak ada gunanya. Saya rasa campuran tersebut bisa menyebabkan
kematian." "Tidak, Dokter," kata Stillman, tiba-tiba tidak sabar, "tidak ada orang lain di
sini, sebaiknya kau jujur saja terhadapku. Apa kekuatan dan kelemahan kedua
campuran tersebut" Kenapa ada keputusan untuk kembali ke laboratorium" Apa
masalah struktural yang diidentifikasi dalam molekulnya?"
Reston ragu-ragu dan Stillman bergegas menenangkannya. "Aku berjanji, seandainya
kita melanjutkan penelitian atas campuran ini, kau akan mendapat peran penting.
Anggaplah sebagai jaminan pribadi."
Reston membutuhkan waktu untuk menyerapnya.
494 "Anda ingin meneliti Campuran J lebih jauh" KenapaT"
"Aku tidak dogmatis, aku ilmuwan. Obat tersebut menunjukkan keaktifan."
Reston tertawa kaku. "Terlalu aktif." . "Ya, tentu saja." Dari laci teratas
mejanya ia mengeluarkan sketsa. Reston mengenalinya sebagai struktur kimiawi
Campuran J. "Jelas sekali, dalam percakapanmu, kau mendiskusikan cara-cara untuk
mengurangi masalah racunnya. Aku ingin tahu apa saja cara-cara tersebut?"
"Tapi kenapa Anda tidak memfokuskan diri pada protokol Anda sendiri?"
Dalam sepersekian detik yang dibutuhkan Stillman untuk menjawab) "Bisa ?kukerjakan keduanya sekaligus" Reston mulai menduga kebenarannya. Obat si
?keparat ini sendiri tidak bekerja!.
Tapi kemudian Stillman menyimpulkannya sendiri. "Katakan, Dokter, apa kau
mengetahui struktur kimia Campuran J-lite?"
Ada ancaman di balik pertanyaan tersebut, dan Reston memahaminya. Tapi ia tidak
mungkin menantangnya. "Saya berurusan dengan Campuran J hampir setahun lamanya,"
katanya, memberanikan diri. "Selain Logan, saya lebih mengenal campuran ini
daripada siapa pun."
"Uh-huh." "Bekerja di laboratorium bukanlah bakat saya, tapi saya mencatat."
Stillman tidak mempercayainya, sedikit pun. Sekilas, ia ingin tahu seberapa
besar bualan pria ini. "Bagus, aku mau melihatnya."
495 "Saya rasa masih ada di suatu tempat. Banyak barang yang berhubungan dengan
campuran tersebut saya buang."
"Tentu saja, kenangan buruk." Stillman tersenyum ramah. "Seperti yang kukatakan,
sejauh ini cuma kemungkinan samar-samar. Tapi kalau kita jadi mengerjakannya,
kau akan menjadi kuncinya."
"Bagus." Pertemuan jelas berakhir, dan Reston beranjak bangkit. "Sementara itu,
mungkin Anda bisa mencarikan saya pekerjaan yang lebih baik."
"Tentu, nanti kucarikan." Stillman mengangguk. "O ya, tentu saja, percakapan ini
tidak pernah terjadi."
Sepanjang sisa masa tinggal Logan di rumah orangtuanya, ayahnya entah mengapa
bisa menahan diri. Setelah telepon dari St. Louis, yang menyebabkan Logan begitu
patah semangat, ayahnya tidak sekali pun menanyakan kemajuannya.
"Nah...?" katanya akhirnya suatu Sabtu pagi, saat mereka melaju sepanjang Webster
Avenue, jalan utama kota, dalam Chevy-nya yang telah berusia enam tahun.
Ini dia, pikir Logan. "Apa?"
Mereka tengah dalam perjalanan ke perpustakaan, salah satu kegiatan rutin
mingguan ayah Logan. Sebagai pembaca yang tidak pilih-pilih, ia selalu membawa
pulang sepuluh hingga dua belas buku setiap kalinya, mulai dari Herodotus hingga
Jackie Collins. "Lalu apa rencanamu" Atau kau sudah punya rencana untuk mengejar karier dalam
mengasihani diri?" Logan tidak mengatakan apa-apa, hanya gerahamnya yang beradu. Ia cuma menatap ke
luar jendela, 496 ke deretan toko yang mereka lewati, jauh lebih lusuh daripada ingatannya. Tidak
perlu diragukan lagi, orang ini akan jadi saingan berat Seth Shein suatu saat
nanti. "Dad, kapan kau akan mengakhirinya" Kenapa kau selalu ingin mencampuri kehidupan
orang lain?" "Jangan bodoh. Kau kedengaran seperti saudaramu."
"Aku akan kembali ke New York, oke" Mungkin akan kulakukan pekerjaan yang
terlalu rendah untuk kualifikasiku!"
Ia mengambil keputusan tersebut malam sebelumnya, dan menghubungi Ruben Perez
untuk memeriksa apakah lowongannya masih ada. Bayarannya minim, cuma 34.000
dolar per tahun, tapi bekerja lebih baik daripada menganggur.
"Dan siapa yang salah?" tanya ayahnya.
Logan mendesah jengkel. "Tidak ada, Dad, tidak ada yang salah. Aku berangkat dua
hari lagi." "Kau tahu, aku tidak pernah melupakan baterai nikel kadmium bekas yang
kaumanfaatkan untuk pameran ilmu pengetahuan. Tidak berguna, tapi menarik.
Menunjukkan potensi."
"Benar. Terima kasih."
Selama bertahun-tahun, ayahnya secara teratur mengungkit-ungkit masalah baterai
tersebut, seakan semua keberhasilan Logan lainnya tidak mampu menandinginya.
Penemuan merupakan obsesi awal ayahnya, juga sumber kekecewaan utamanya. Empat
puluh tahun sebelumnya, sewaktu di Angkatan Laut, ia menemukan cairan pembersih
berkekuatan dahsyat tapi gagal untuk mempatenkan dengan benar. Beberapa tahun ?kemudian, cairan tersebut biasa digunakan di
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY pabrik-pabrik dan pelabuhan, dan orang lain yang menerima keuntungannya.
"Aku yakin banyak perbuatanku yang kauanggap keliru, bukan?" tanyanya tiba-tiba.
Logan memandang ayahnya, yang menatap lurus ke jalan, la" Semuanya. "Dengar,
tidak ada gunanya membicarakan hal tersebut. Aku yakin Dad sudah berusaha
sebaik-baiknya." "Memang!" Ia menambah kecepatan sedikit. "Tentu, aku mungkin bisa lebih berhasil
lagi. Kaupikir aku tidak terganggu karenanya?"
Logan berpaling padanya, terkejut. Ia belum pernah mendengar pengakuan seperti
ini. "Kuamati urusanmu dengan YKA," lanjutnya, "dan aku sangat marah. Mereka
memperlakukanmu dengan cara yang sama seperti terhadapku."
"Terima kasih, Dad."
"Menurutku keterlaluan. Dunia ini dipenuhi bangsat payah yang mengira bisa lolos
dari semuanya." "Dad benar." Logan mengangguk, merasa lebih baik daripada berminggu-minggu
terakhir. "Tepat seperti itulah."
"Well... pertahankanlah apa yang kaulakukan, itu yang penting."
Logan mengangguk. "Aku tahu."
"Itu cara terbaik untuk melawan mereka. Itu yang seharusnya kulakukan." Ayahnya
terdiam beberapa detik. "Dan bagaimana kalau kau lebih sering menghubungi kami" Ibumu merindukanmu."
498 di stiir, dan di-djvu-kan untuk dimhader {dimhad.CG.cc) oleh
Dilarang mfing-komersE-kan atau kesialan menimpa anda selamanya
Dan logan lega mendapati calon bos barunya bukan sekadar mata duitan yang sinis.
Alex Severson sepenuhnya mempercayai gagasannya: apa yang dianggapnya sebagai
metode baru untuk mengincar sel-sel yang terinfeksi HIV tanpa mengusik sel-sel
yang sehat. Setelah mempatenkannya, ahli biokimia muda tersebut menghabiskan
satu setengah tahun terakhir ini untuk mengumpulkan uang bagi pendirian
perusahaan bioteknologinya sendiri, HIV-EX.
Masalahnya Logan segera menyadarinya adalah ia jauh lebih baik sebagai ? ?promotor daripada sebagai ilmuwan. Seperti banyak orang lainnya di balik
perusahaan bioteknologi kecil, Severson berusaha memaksakan kehendaknya pada
Alam dalam hal ini, gagasan bahwa sistem penyebaran obat bisa dibuat untuk
?mencari dan menghancurkan sel-sel tertentu sementara sel-sel lainnya tidak
diusik. Biarpun secara teoretis gagasan tersebut menarik, kuat bagi investor
yang penuh harap dan tidak canggih, Logan mengetahui kalau dalam praktek hal itu
mendekati mustahil. Sepanjang kariernya yang singkat, ia telah me-499
lihat tidak terhitung banyaknya gagasan mirip lainnya yang kandas di tengah
jalan. Masalah itu menimbulkan situasi kikuk. Mengingat pendapatnya tentang proyek
Severson, Logan tidak yakin ia mampu mengabdikan diri sebesar yang diharapkan
pihak lain. Selain itu, sejujurnya, ia tidak terlalu bersemangat membayangkan
dirinya jadi bawahan orang yang jelas tidak berbakat itu.
Di sisi lain, Severson tampaknya sangat menginginkannya; begitu inginnya hingga
pengusaha muda tersebut bersedia menutup kekurangan gajinya dengan saham
perusahaan plus, yang lebih penting dalam pandangan Logan, penggunaan
?laboratorium yang tidak terbatas di luar jam kerja.
"Aku tahu kau orang yang kreatif," kata Severson. "Itu sebabnya aku
menginginkanmu." "Sejujurnya," kata Logan padanya, berjuang untuk mengungkapkannya, "aku merasa
sangat tertarik. Cuma tidak yakin kalau tempat ini cukup untuk menampung kita
berdua." Ia memandang ruang luas yang merupakan markas besar HIV-EX, berusaha
menutupi perasaan tertekannya; perlengkapannya, yang sedikit, tampaknya
merupakan surplus yang diperbaiki. "Apa tidak akan menimbulkan banyak
pengulangan?" "Sama sekali tidak," kata Severson. "Kau akan menjadi direktur penelitian dasar,
aku akan tunduk pada keahlianmu yang lebih besar di laboratorium."
"Dan kau?" "Aku presiden dan CEO, aku bahkan tidak ingin berkeliaran di sini. Tugasku di
luar sana, mengumpulkan uang."
500 "Berapa banyak yang sudah kaukumpulkan sejauh ini?"
Severson mengacungkan dua ibu jarinya. "Sembilan ratus empat puluh ribu dan
terus bertambah. Kurasa aku cukup baik dalam hal ini."
Logan bisa melihatnya. Ia semakin lama semakin menyadari kalau dalam dunia nyata
perbedaan antara realitas dan khayalan sangat tipis. Sebagai wiraniaga Severson


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bukan hanya pandai menyusun cerita yang baik lebih penting lagi, ia sendiri ?mempercayainya.
Logan malah menduga kalau kemampuan menipu diri inilah yang membuat Severson
menganggap bahwa mempekerjakan dirinya merupakan sebuah gengsi tersendiri.
"Dengar," katanya sekarang, berubah keras, "aku tahu bagaimana pandangan orang
seperti dirimu terhadap tempat ini. Kami tidak menghamburkan uang untuk
perlengkapan, kami tidak membeli tiga kalau satu saja sudah mencukupi. Tapi
ramping dan tegas ada keuntungannya, dimulai dengan fakta bahwa kau akan menjadi
bos bagi dirimu sendiri. Kau bisa berkata begitu di YKA?" Ia tersenyum, dan
Logan bertanya-tanya apakah ia mungkin mengetahui sesuatu tentang masa lalu yang
baru saja ditinggalkannya. Tapi, tidak kalau itu masalahnya, ia tidak akan
?berada di sini. "Sebenarnya, aku pimpinan yang sangat baik. Kau bekerja dan aku
bahagia, titik, akhir cerita. Tanya Perez."
Tidak ragu lagi, ia benar ditambah lagi kesempatan untuk bekerja sama dengan
?sahabat lamanya. Karena Ruben, satu-satunya karyawan lain di lokasi perusahaan,
merupakan semacam asisten multi fungsi
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY laboratorium, keduanya bisa dibilang akan selalu bersamaan.
Begitu mereka berdua tinggal sendiri, Logan memeluk bahu sahabatnya. "Jadi itu
bonus besarnya di sini, kau menemaniku?"
"Delapan jam sehari, setiap hari." Perez tertawa. "Tapi ingat, aku lebih senior
di sini. Kalau ada konflik antara Mets dan Yankees di radio, kita memihak pada
Yanks." "Baik," kata Logan. "Kalau kau mau main keras" ia diam sejenak untuk memberi
?kesempatan sahabatnya tersebut meringis "akan kupaksa kau mendengarkan musik
?klasik." Perez meringis. "Kukira situasi di sini tidak bisa lebih buruk lagi."
Tatapan Logan menyapu sekelilingnya, terpaku pada panel kayu palsu, bertumpuk di
tengah, yang berjajar sepanjang dinding. "Memang tidak."
"Kau benar, ini Bowery penelitian biomedis. Tapi, kau tahu" Tidak seorang pun
memedulikanmu di sini. Secara pribadi, aku berani menerimanya daripada Rumah
Sakit Claremont kapan pun."
"Bowery, menyenangkan. Seperti dalam: tidak mungkin tenggelam lebih dalam lagi."
"Aku tidak akan berkata begitu," kata Perez, agak tidak sabar. "Bekerja di rumah
sakit di Riker Island mungkin lebih rendah lagi. Dengar, ini pekerjaan, bukan
karier." Dan pekerjaan yang diusahakan Perez baginya.
Logan mengangguk. "Aku tahu kau benar. Tapi
aku harus terus-menerus mengingatnya."
*** 502 Sabrina harus melakukan perjalanan tersebut, sekalipun hanya untuk memuaskan
rasa penasarannya. Memang benar, ia tidak memiliki apa pun selain alamat:
Philusstrasse 29. Telepon ke kantor telepon lokal pun tidak berhasil menemukan
adanya nomor telepon. Lebih dari itu, surat-suratnya kepada Herr Kistner tidak
lagi dijawab. Tapi, ia tidak bisa menyerah begitu saja, tanpa mengetahui dengan pasti. Jumat
pertama bulan Desember, karena tidak harus kembali ke rumah sakit sampai hari
Minggu, ia menuju bandara dan membeli tiket ke Cologne.
Ketika tiba menjelang siang, ia terkejut mendapati suhu dua puluh derajat lebih
rendah daripada di Roma. "Bringen Sie mich zum Kolner Dom" katanya pada sopir taksi. Antarkan ke
katedral. Saat mereka memasuki kota, yang terang-benderang menyambut Natal, bangunan
bersejarah tersebut tiba-tiba tampak menjulang, anggun, di tengah-tengah lautan
bangunan setelah perang. "Wie ist es passiert" Wie hat er urberlebt?" Bagaimana terjadinya" Kenapa bisa
bertahan" Sopirnya mengangkat bahu. "Aku terlalu muda, tidak berada di sini. Tapi kata
orang, para pilot Inggris diperintah untuk tidak mengebom katedral. Katanya
setelah beberapa waktu, orang-orang mengerti harus lari ke mana kalau ada
serangan udara. Kau mau masuk?"
"Sekarang tidak ada waktu. Tolong, putari saja, biar bisa kulihat."
Ketika sopir menghentikan mobil karena lampu
503 merah di tepi lapangan yang penuh sesak, Sabrina menyelipkan kertas beralamat
padanya. "Jauh tidak?"
"Nein, Frdulein. Ke sana sedikit."
Ternyata sebuah bangunan bata empat lantai. Sabrina setengah percaya kalau nama
yang dicarinya tidak akan ada di sana, tapi ternyata ada, nama pertama dari
delapan nama yang terdaftar pada direktori: R. Kistner. Kistner tinggal di
lantai dasar. Sabrina menekan bel. Meskipun ia bisa mendengarnya berdering dalam apartemen di
lobi tepat di balik pintu kaca, tapi tidak ada reaksi. Ia menekan bel lagi.
Tidak ada apa-apa. Karena kecewa, ia berdiri di sana cukup lama. Sekarang apa" Mungkin sebaiknya
mencari kamar hotel dan kembali lagi nanti. Atau meninggalkan pesan.
Ia berjalan ke luar, dan diterpa udara dingin. Di bangku di seberang jalan
beberapa orang.duduk bergerombol. Sambil menggigil, Sabrina bergegas mendekati
mereka. "Entschuldigen Sie, bitte" katanya pada yang terdekat, seorang wanita tua.
Permisi. Wanita tersebut tidak bergerak.
"Saya mencari seseorang. Mungkin Anda bisa membantu."
Wanita itu menatapnya dengan mata berair. "Kau bukan orang sini."
"Ya." Sabrina ragu-ragu. "Namanya Rudolf Kistner. Dia tinggal di bangunan itu."
Wanita tersebut memandang rekan-rekannya. "Tidak. Aku tidak tahu."
"Mungkin" Sabrina berpaling penuh harap kepada?504
yang lainnya, seorang pria dan seorang wanita, yang sama-sama terbungkus
rapat "salah seorang dari kalian tahu."
?Tidak satu pun memandang ke arahnya.
"Kami tidak tahu," kata yang wanita.
"Terima kasih." Sabrina bergerak menjauh. "Ku-tinggali surat saja."
Setelah menulisnya dan menyelipkannya ke kotak surat Kistner, Sabrina sekali
lagi meninggalkan gedung tersebut. Ia tengah mencari-cari taksi ketika menyadari
kalau pria tua di bangku mendekatinya. Meskipun menggunakan tongkat, ia
melangkah dengan cukup baik. Setelah minggir untuk memberi jalan, ia mengawasi
pria tersebut masuk ke lobi; kemudian, biarpun sadar tatapan Sabrina tengah
terarah padanya, pria itu mendekati kotak surat dan membaca surat dari Sabrina.
"Herr Kistner?" kata Sabrina, mendorong pintu depan.
Pria tersebut memandangnya sejenak; kemudian kembali membaca suratnya.
"Saya bisa memberitahukan siapa saya. Saya dari Yayasan Kanker Amerika!"
Perlahan pria tersebut membuka topinya. Wajahnya sangat tua, ribuan kerut tampak
di bawah ubannya yang seputih salju. Kalau Sabrina harus menebak, ia menduga
usia pria tersebut lebih dari sembilan puluh.
"Di Amerika?" Sabrina mengangguk. "Saya sudah menulis surat berkali-kali. Saya mengadakan
penelitian yang Anda tanyakan. Dengan Dr. Logan" Kenapa di luar tadi Anda tidak
mau berbicara dengan saya?"
505 Pria tersebut mengabaikannya. "Dan kau siapa"' Asistennya?"
Sabrina cukup bijaksana untuk tidak merasa tersinggung; tampaknya sepanjang
kariernya di laboratorium, pak tua ini tidak pernah punya rekan kerja wanita.
"Sebenarnya, rekannya."
"Aku sangat tua. Aku tidak suka dikunjungi."
"Dalam surat-surat Anda, Anda menanyakan kemajuan kami. Karena kebetulan sedang
di Cologne, saya pikir sebaiknya saya beritahukan langsung."
Karena tidak terbiasa berbohong, Sabrina mendapati kalau kebohongan semudah itu
pun ternyata tidak mudah untuk diucapkan. Tapi ia telah melangkah terlalu jauh
untuk berbalik sekarang. Mata biru pria tersebut melebar sedikit. "Kau perkecualiannya."
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia mengajak Sabrina menyeberangi lobi dan
memasuki ruang tamu apartemennya yang rapi. Sabrina teringat pada rumah neneknya
di Livorno; perabotan besar-besar gaya pergantian abad dan berbagai karpet
Oriental menghiasi lantai, bau pengap dan rak-rak yang dipenuhi buku bersampul
kulit. "Maafkan aku," kata Kistner, berpaling dengan anggun. "Pengurus rumah cuma
datang seminggu sekali. Mau teh?"
"Tidak, terima kasih."
Kistner duduk di kursi bersandaran kaku. Sabrina melihat di meja di hadapannya
terdapat papan catur elektronik, yang setengah dimainkan.
"Kau bisa main catur?" tanya Kistner.
506 "Sedikit." "Mau main?" Ia memutar papan ke arahnya.
Dengan wajah sedikit memerah, Sabrina mengamati papan itu; ia tidak siap untuk
tes seperti ini. "Pion ke Raja-enam."
Kistner tersenyum Sabrina lulus. "Gut, sehr gut" Ia menengadah memandang ?Sabrina. "Nah, tolong, ceritakan tentang protokol kalian. Dr. Logan-mu tidak
begitu terperinci ceritanya."
"Kami mendapat," jawab Sabrina, memilih kata-katanya dengan hati-hati, "hasil
yang sangat menggembirakan. Obatnya aktif, tidak ragu lagi."
Kistner bergerak maju, sewaspada kelinci dalam perburuan. "Ya, aku mengerti."
"Sialnya, kadar racunnya masih menjadi masalah."
"Tentu saja. Seperti biasa. Bisa kaurinci" Berapa banyak wanita yang kaugunakan
dalam tes ini?" Jadi Sabrina menceritakannya dari awal, secara garis besar menjelaskan sejarah
protokol Campuran J, menyisakan hanya bagian terakhirnya. Ia sengaja memberi
kesan kalau dirinya dan Logan masih tetap mengadakan penelitian tersebut.
"Saya jadi ingat ada sesuatu yang ingin saya tanyakan," kata Sabrina. "Tentang
Mikio Nakano, ahli kimia Jepang tersebut. Dalam surat-surat Anda, Anda menulis
tentang dia dengan penuh kekaguman."
Sabrina merasa melihat Kistner tersentak. "O ya" Mungkin."
"Bisa Anda ceritakan apa yang terjadi padanya" Dan pada pekerjaannya?"
Kistner menggeleng. "Nein, nein. Aku tidak tahu.
507 Sesudah dia meninggalkan laboratorium kami, aku tidak bertemu lagi dengannya."
Sabrina menatapnya dengan penasaran. "Tapi," katanya, meraba-raba sakunya untuk
mencari fotokopi suratnya, "Anda menulis sesuatu pada Dr. Logan. Menurut
Anda" ia mengamati kertas itu "'aku tahu dia tidak berhenti berusaha mengatasi
? ?masalah ini.'" Ia menengadah. "Bukan begitu, Herr Kistner?"
Sekali lagi, Kistner menggeleng. "Sudah lama sekali, maaf."
"Tapi bagaimana Anda tahu?" desak Sabrina. "Apa ada isu-isu seperti itu" Mungkin
Anda mendengarnya di suatu tempat?"
"Tidak, aku tidak mendengar. Aku sudah tua." Sambil mencengkeram lengan
kursinya, perlahan ia beranjak bangkit. "Terkadang aku menuliskan hal-hal yang
aku sendiri tidak mengetahui alasannya."
Sabrina mengerti kalau ia diusir. "Maaf kalau saya terus menanyakan hal ini,
Herr Kistner, tapi ini penting. Anda sama sekali tidak mengetahui apa yang
selanjutnya terjadi pada Nakano ini?"
"Tidak, maaf, Nona." Setelah meraih tongkatnya, ia mendahului melangkah ke
pintu. Saat mereka melangkah, Sabrina mengambil kartu namanya. "Tolong," katanya,
sambil mengulurkan kartu tersebut padanya, "satu hal lagi. Kalau ada hal lain
yang Anda ingat, Anda mau mengabari saya?"
Kistner mengacungkan kartu tersebut di dekat wajahnya dan memicingkan mata;
kemudian berpaling padanya dengan pandangan terkejut. "Instituto Regina Elena di
Roma?" Sabrina mengangguk. "Penelitian kami menghadapi
508 masalah. Anda tahu, saya tidak lagi diterima di YKA. Begitu juga Dr. Logan."
Semangat Logan bangkit begitu mereka mulai. Ia terikat untuk menghabiskan dua
jam setiap hari di fasilitas P-3, sepenuhnya terisolir dari laboratorium lainnya
karena berisi HIV hidup. Ia harus melakukan tugasnya dengan sangat tepat dan
hati-hati; sedikit kesalahan bisa menyebabkan bencana. Bukan tanpa alasan kalau
benda tajam tidak diizinkan di tempat ini, juga tidak adanya perlengkapan yang
dipindahkan tanpa lebih dulu dibersihkan secara teliti dan menyeluruh. Perasaan
tertekan sangat sulit untuk dihindarkan.
Tapi kalau tidak begitu, pekerjaan tersebut tidak akan terasa menantang. Di
laboratorium lain di negeri ini, fasilitas P-3 dianggap sebagai pusat penelitian
AIDS tersohor. Di HIV-EX, apa yang dianggap sebagai pekerjaan pionir pekerjaan ?Severson telah selesai. Tugas yang jatuh ke bahu Dan Logan lebih merupakan
?tugas ahli biokimia yang kurang berbakat daripada tugas teknisi yang kompeten.
Pada intinya, fungsinya adalah menyiapkan cairan untuk materi Severson dan
berbagai obat anti-HIV; kemudian memonitor kemajuannya terhadap campuran sel-sel
normal dan sel-sel HIV hidup untuk menentukan apakah teknologi HIV-EX telah
lebih maju daripada sistem penyebaran yang telah ada. Ia tidak membayangkan
kalau akan menemukan data penting untuk mendukung tesis tersebut.
Baru setelah jam kerja normal ia bisa membentangkan sayap kreativitasnya. Karena
akhirnya, ia bebas untuk kembali menekuni Campuran J.
509 Tapi keprimitifan kondisi menghalanginya. Sebelumnya, di mana pun ia bekerja,
hewan-hewan laboratorium tersedia begitu ia memintanya, dengan tumor yang
terlebih dulu dijangkitkan oleh staf pendukung. Di sini, hewan-hewan harus
dipesan dari laboratorium pembiakan di Massachusetts, tak terawat. Karena mereka
harus dibayar dari kantongnya sendiri, Logan memutuskan untuk menggunakan tikus,
yang harganya hanya sepertiga kelinci. Deret sel-sel tumor manusia yang
diperlukan untuk menimbulkan kanker harus diperoleh dari perusahaan di tepi kota
Washington bernama American Tissue Type Collection.
"Demi Tuhan," seru Logan, mengisi formulir pesanan, "dari namanya, kau pasti
mengira mereka menjual pakaian dalam wanita. Aku bahkan tidak tahu bagaimana
menumbuhkan tumor-tumor tersebut ke dalam tikus pada saat barangnya tiba. Aku
tidak pernah melakukan pekerjaan seperti ini."
"Aku pernah," kata Perez terus terang.
"Well, syukurlah," kata Logan, berusaha bersikap ceria, "kau harus membantuku."
Dari luarnya, Perez menerima anggapan bahwa ia merupakan asisten Logan.
Sekalipun ia tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu kimia tingkat tinggi,
ia diberkati dengan kecerdasan yang cukup, jadi ia cepat mengerti: Bahkan kalau,
secara teoretis, obat ajaib seperti itu bisa diramu, kemungkinannya terjadi di
tempat ini, di tempat yang bahkan tidak layak disebut laboratorium ini, dengan
dirinya, Perez, sebagai seluruh staf pendukung, hampir tidak ada.
"Sebenarnya," tantangnya, "kau bahkan tidak me 510 ngetahui apa yang kaucari, bukan" Ini sepenuhnya coba-coba."
"Tidak, struktur dasar campurannya sudah ada."
"Ada berapa kemungkinannya dalam molekul tersebut, sepuluh ribu" Seratus ribu"
Bahkan dalam situasi terbaik pun, dalam laboratorium terbaik, bisa memerlukan
waktu bertahun-tahun. Kau mencari jarum dalam tumpukan jerami. Bukan, padang
rumput." "Tapi kita punya langkah awal Campuran J-lite."?"Dan, itu obat maut. Obat tersebut membusukkan liver!"
"Aku tidak yakin mengenainya." Ia diam sejenak penuh arti. "Atlas ada di sana
bersama hewan-hewan tersebut, Ruben. Aku berani mempertaruhkan hidupku."
"Jadi kenapa kalau benar" Maksudmu dia membunuh kelinci-kelincimu" Itu
menurutmu?" Tentu saja, setan! Berani taruhan pertaniannya sekaligus, sobat! "Yah," katanya,
menahan emosi, "itu yang ingin kuketahui."
Ini sebabnya Perez mulai mengkhawatirkan keseimbangan sahabatnya. Bukankah
Campuran J telah menimbulkan cukup banyak kerusakan" Kariernya telah berantakan,
kehidupan pribadinya hancur. Logan merusak diri, siapa pun bisa melihatnya.
Butuh bukti apa lagi untuk mendukung kesintingannya selain daripada
kekeraskepalaannya,untuk memburu obat ini"
"Dengar, Dan, hentikan," pintanya, "paling tidak untuk saat ini" Beristirahatlah
sebentar, santai, bereskan pekerjaanmu."
"Tidak bisa, Ruben. Kau tahu alasannya."
"Benar, yeah. Karena obat tersebut bekerja."
"Ya, karena obat itu bekerjal Obat tersebut aktif,
511 kami sudah membuktikannya." Ia memandang Perez dengan tajam. "Ayolah, Ruben, aku
membutuhkanmu, aku tidak bisa melakukannya sendirian."
Perez tidak ingin bersikap tidak ramah ia cuma ingin sahabatnya tersebut
?melihat kenyataan. Kalau Logan telah membulatkan tekad untuk bermain Don
Quixote, ia tidak bersedia menerima peran Sancho Panza begitu saja.


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dengar," kata Logan, "aku tahu apa yang akan kaukatakan. Sungguh. Apa pikirmu
aku tidak mengetahui posisiku?"
"Memang tidak. Katakan."
Logan menghela napas panjang. Ia telah memikirkan hal ini sepanjang
waktu dengan sedih, pahit tapi sekali pun tidak pernah mengungkapkannya. "Aku
? ? tidak punya tempat dalam masyarakat ilmiah. Tidak ada. Bahkan kalau kita
berhasil mengembangkan obat ini, sekarang aku bahkan tidak punya posisi untuk
mengujinya. Mungkin tidak akan pernah." Ia menatap sahabatnya lekat-lekat. "Kau
tahu bagaimana Shein keparat itu memandang YKA."
"Bagaimana?" "Sebagai liga besar. Yang, kuduga, menyebabkanku bermain entah di mana tersapu ?sampai ke urutan tiga puluh. Puas?"
"Tidak," kata Perez lembut, ia bersimpati pada sahabatnya, "aku tidak puas. Aku
sedih melihatmu, mari"
"Bagus." Logan tersenyum. "Aku tidak bangga, kuterima simpatimu. Anggaplah
sebagai terapi untukku, Ruben. Permainan kreatif. Sekadar menyingkirkanku dari
jalan." 512 Ia tidak pernah menyetujui secara resmi. Tapi ketika tikus-tikus tersebut tiba
beberapa hari kemudian, dalam kotak-kotak kardus dengan kasa dan ventilasi,
Perez-lah yang segera mengambil alih. "Kenapa kau ini, mereka tidak bisa hidup
seperti ini. Belikan beberapa kandang yang layak."
Logan menyeringai. "Segera."
"Juga Purina Rat Chow."
Logan diam sejenak. "Rat Chow!"
"Sedikit lebih mahal, tapi layak dibeli." Ia mengeluarkan seekor tikus dari
kotak; dengan tubuh tak berbulu dan kekebalannya telah ditekan, penampilannya
bahkan lebih mengerikan daripada sepupunya yang berkeliaran di selokan.
"Keparat-keparat ini sudah dijatuhi vonis, anggaplah makanan selama dua minggu
ini sebagai makanan terakhirnya."
Deret sel tumor payudara tiba keesokan harinya, terbungkus es kering, dan
langsung dipindah ke piring pembiakan. Seminggu kemudian, Logan menuai selselnya, mencampurnya dengan larutan garam, kemudian mengawasi sahabatnya
menyuntikkan setengah milimeter ke pembuluh ekor keenam tikus.
Dalam seminggu, tumor pertama tampak jelas; benjolan kecil pada permukaan kulit.
Dalam lima hari, benjolan ini berkembang menjadi sekeras karang dengan warna
merah muda permen karet. "Keparat," kata Perez saat mengamati, mempelajari hewan yang sekarat tersebut,
"kau bersedia melakukan apa saja demi ilmu pengetahuan, bukan?"
"Pertanyaannya adalah berapa kali aku harus membuktikannya." Logan menepuk
punggung sahabatnya. "Ayo, bantu aku membuat Campuran J-lite yang baru."
513 Prosedurnya sama dengan yang dilakukan Logan sebelumnya hanya kali ini, tanpa
?didesak waktu, mereka melakukannya dengan lebih santai.
Mereka menyebarkannya selama lima hari, tinggal di laboratorium selama seminggu
tersebut hingga pukul 22.30 atau 23.00. Tak lama kemudian, mau tidak mau, Perez
mulai menyukai proses ini. Apa yang bagi Logan merupakan rutinitas, bagi Perez
merupakan pelajaran kilat di bidang ilmu kimia biologi tingkat tinggi.
Kemudian, ia mendapatkan kemampuan yang tidak pernah bisa diajarkan: kemampuan
untuk memusatkan perhatian pada pertanyaan yang benar.
"Bagaimana dengan Mrs. Kober?" tanyanya semalam ketika mereka menunggu dinginnya
beberapa campuran yang diformulasikan. "Kenapa dia hidup sementara yang lain
Raja Iblis Berhati Hitam 2 Pendekar Naga Putih 25 Malaikat Gerbang Neraka Bunga Ceplok Ungu 4

Cari Blog Ini