Ceritasilat Novel Online

Laila Majnun 1

Laila Majnun Karya Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami Bagian 1


Laila Majnun - Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami http://ceritasilat.mywapblog.com Pedang Sakti Cersil Istana Pendekar Dewa Naga Raja Iblis
Racun Ceritasilat Alkisah, seorang kepala suku Bani Umar di Jazirah
Arab memiIiki segala macam yang diinginkan
orang, kecuali satu hal bahwa ia tak punya seorang
anakpun. Tabib-tabib di desa itu menganjurkan
berbagai macam ramuan dan obat, tetapi tidak
berhasil. Ketika semua usaha tampak tak berhasil,
istrinya menyarankan agar mereka berdua bersujud
di hadapan Tuhan dan dengan tulus memohon
kepada Allah swt memberikan anugerah kepada
mereka berdua. "Mengapa tidak?" jawab sang
kepala suku. "Kita telah mencoba berbagai macam
cara. Mari, kita coba sekali lagi, tak ada ruginya."
Mereka pun bersujud kepada Tuhan, sambil berurai
air mata dari relung hati mereka yang terluka.
"Wahai Segala Kekasih, jangan biarkan pohon
kami tak berbuah. Izinkan kami merasakan
manisnya menimang anak dalam pelukan kami.
Anugerahkan kepada kami tanggung jawab untuk
membesarkan seorang manusia yang baik. Berikan
kesempatan kepada kami untuk membuat-Mu
bangga akan anak kami."
Tak lama kemudian, doa mereka dikabulkan, dan
Tuhan menganugerahi mereka seorang anak lakiwww.rajaebookgratis.com laki yang diberi nama Qais. Sang ayah sangat
berbahagia, sebab Qais dicintai oleh semua orang.
Ia tampan, bermata besar, dan berambut hitam,
yang menjadi pusat perhatian dan kekaguman.
Sejak awal, Qais telah memperlihatkan kecerdasan
dan kemampuan fisik istimewa. Ia punya bakat luar
biasa dalam mempelajari seni berperang dan
memainkan musik, menggubah syair dan melukis.
Ketika sudah cukup umur untuk masuk sekolah,
ayahnya memutuskan membangun sebuah sekolah
yang indah dengan guru-guru terbaik di Arab yang
mengajar di sana , dan hanya beberapa anak saja
yang belajar di situ. Anak-anak lelaki dan
perempuan dan keluarga terpandang di seluruh
jazirah Arab belajar di sekolah baru ini.
Di antara mereka ada seorang anak perempuan dari
kepala suku tetangga. Seorang gadis bermata indah,
yang memiliki kecantikan luar biasa. Rambut dan
matanya sehitam malam; karena alasan inilah
mereka menyebutnya Laila-"Sang Malam". Meski
ia baru berusia dua belas tahun, sudah banyak pria
melamarnya untuk dinikahi, sebab-sebagaimana
lazimnya kebiasaan di zaman itu, gadis-gadis
sering dilamar pada usia yang masih sangat muda,
yakni sembilan tahun. Laila dan Qais adalah teman sekelas. Sejak hari
pertama masuk sekolah, mereka sudah saling
www.rajaebookgratis.com tertarik satu sama lain. Seiring dengan berlalunya
waktu, percikan ketertarikan ini makin lama
menjadi api cinta yang membara. Bagi mereka
berdua, sekolah bukan lagi tempat belajar. Kini,
sekolah menjadi tempat mereka saling bertemu.
Ketika guru sedang mengajar, mereka saling
berpandangan. Ketika tiba waktunya menulis
pelajaran, mereka justru saling menulis namanya di
atas kertas. Bagi mereka berdua, tak ada teman atau
kesenangan lainnya. Dunia kini hanyalah milik
Qais dan Laila. Mereka buta dan tuli pada yang lainnya. Sedikit
demi sedikit, orang-orang mulai mengetahui cinta
mereka, dan gunjingan-gunjingan pun mulai
terdengar.. Di zaman itu, tidaklah pantas seorang
gadis dikenal sebagai sasaran cinta seseorang dan
sudah pasti mereka tidak akan menanggapinya.
Ketika orang-tua Laila mendengar bisik-bisik
tentang anak gadis mereka, mereka pun
melarangnya pergi ke sekolah. Mereka tak sanggup
lagi menahan beban malu pada masyarakat sekitar.
Ketika Laila tidak ada di ruang kelas, Qais menjadi
sangat gelisah sehingga ia meninggalkan sekolah
dan menyelusuri jalan-jalan untuk mencari
kekasihnya dengan memanggil-manggil namanya.
Ia menggubah syair untuknya dan membacakannya
di jalan-jalan. Ia hanya berbicara tentang Laila dan
tidak juga menjawab pertanyaan orang-orang
www.rajaebookgratis.com kecuali bila mereka bertanya tentang Laila. Orangorang pun tertawa dan berkata,
" Lihatlah Qais , ia
sekarang telah menjadi seorang majnun, gila!"
Akhirnya, Qais dikenal dengan nama ini, yakni
"Majnun". Melihat orang-orang dan mendengarkan
mereka berbicara membuat Majnun tidak tahan. Ia
hanya ingin melihat dan berjumpa dengan Laila
kekasihnya. Ia tahu bahwa Laila telah dipingit oleh
orang tuanya di rumah, yang dengan bijaksana
menyadari bahwa jika Laila dibiarkan bebas
bepergian, ia pasti akan menjumpai Majnun.
Majnun menemukan sebuah tempat di puncak bukit
dekat desa Laila dan membangun sebuah gubuk
untuk dirinya yang menghadap rumah Laila.
Sepanjang hari Majnun duduk-duduk di depan
gubuknya, disamping sungai kecil berkelok yang
mengalir ke bawah menuju desa itu. Ia berbicara
kepada air, menghanyutkan dedaunan bunga liar,
dan Majnun merasa yakin bahwa sungai itu akan
menyampaikan pesan cintanya kepada Laila. Ia
menyapa burung-burung dan meminta mereka
untuk terbang kepada Laila serta memberitahunya
bahwa ia dekat. Ia menghirup angin dari barat yang melewati desa
Laila. Jika kebetulan ada seekor anjing tersesat
yang berasal dari desa Laila, ia pun memberinya
makan dan merawatnya, mencintainya seolah-olah
www.rajaebookgratis.com anjing suci, menghormatinya dan menjaganya
sampai tiba saatnya anjing itu pergi jika memang
mau demikian. Segala sesuatu yang berasal dari
tempat kekasihnya dikasihi dan disayangi sama
seperti kekasihnya sendiri.
Bulan demi bulan berlalu dan Majnun tidak
menemukan jejak Laila. Kerinduannya kepada
Laila demikian besar sehingga ia merasa tidak bisa
hidup sehari pun tanpa melihatnya kembali.
Terkadang sahabat-sahabatnya di sekolah dulu
datang mengunjunginya, tetapi ia berbicara kepada
mereka hanya tentang Laila, tentang betapa ia
sangat kehilangan dirinya.
Suatu hari, tiga anak laki-laki, sahabatnya yang
datang mengunjunginya demikian terharu oleh
penderitaan dan kepedihan Majnun sehingga
mereka bertekad membantunya untuk berjumpa
kembali dengan Laila. Rencana mereka sangat
cerdik. Esoknya, mereka dan Majnun mendekati
rumah Laila dengan menyamar sebagai wanita.
Dengan mudah mereka melewati wanita-wanita
pembantu dirumah Laila dan berhasil masuk ke
pintu kamarnya. Majnun masuk ke kamar, sementara yang lain
berada di luar berjaga-jaga. Sejak ia berhenti
masuk sekolah, Laila tidak melakukan apapun
kecuali memikirkan Qais. Yang cukup www.rajaebookgratis.com mengherankan, setiap kali ia mendengar burungburung berkicau dari jendela atau
angin berhembus semilir, ia memejamkan.matanya sembari membayangkan bahwa ia mendengar suara Qais
didalamnya. Ia akan mengambil dedaunan dan
bunga yang dibawa oleh angin atau sungai dan tahu
bahwa semuanya itu berasal dari Qais. Hanya saja,
ia tak pernah berbicara kepada siapa pun, bahkan
juga kepada sahabat-sahabat terbaiknya, tentang
cintanya. Pada hari ketika Majnun masuk ke kamar Laila, ia
merasakan kehadiran dan kedatangannya. Ia
mengenakan pakaian sutra yang sangat bagus dan
indah. Rambutnya dibiarkan lepas tergerai dan
disisir dengan rapi di sekitar bahunya. Matanya
diberi celak hitam, sebagaimana kebiasaan wanita
Arab, dengan bedak hitam yang disebut surmeh.
Bibirnya diberi lipstick merah, dan pipinya yang
kemerah-merahan tampak menyala serta menampakkan kegembiraannya. Ia duduk di depan
pintu dan menunggu. Ketika Majnun masuk, Laila tetap duduk.
Sekalipun sudah diberitahu bahwa Majnun akan
datang, ia tidak percaya bahwa pertemuan itu
benar-benar terjadi. Majnun berdiri di pintu selama
beberapa menit, memandangi, sepuas-puasnya
wajah Laila. Akhirnya, mereka bersama lagi! Tak
terdengar sepatah kata pun, kecuali detak jantung
www.rajaebookgratis.com kedua orang yang dimabuk cinta ini. Mereka saling
berpandangan dan lupa waktu.
Salah seorang wanita pembantu di rumah itu
melihat sahabat-sahabat Majnun di luar kamar tuan
putrinya. Ia mulai curiga dan memberi isyarat
kepada salah seorang pengawal. Namun, ketika ibu
Laila datang menyelidiki, Majnun dan kawankawannya sudah jauh pergi. Sesudah
orang-tuanya bertanya kepada Laila, maka tidak sulit bagi
mereka mengetahui apa yang telah terjadi.
Kebisuan dan kebahagiaan yang terpancar
dimatanya menceritakan segala sesuatunya.
Sesudah terjadi peristiwa itu, ayah Laila
menempatkan para pengawal di setiap pintu di
rumahnya. Tidak ada jalan lain bagi Majnun untuk
menghampiri rumah Laila, bahkan
dari kejauhan sekalipun. Akan tetapi jika ayahnya
berpikiran bahwa, dengan bertindak hati-hati ini ia
bisa mengubah perasaan Laila dan Majnun, satu
sama lain, sungguh ia salah besar.
Ketika ayah Majnun tahu tentang peristiwa di
rumah Laila, ia memutuskan untuk mengakhiri
drama itu dengan melamar Laila untuk anaknya. Ia
menyiapkan sebuah kafilah penuh dengan hadiah
dan mengirimkannya ke desa Laila. Sang tamu pun
disambut dengan sangat baik, dan kedua kepala
suku itu berbincang-bincang tentang kebahagiaan
www.rajaebookgratis.com anak-anak mereka. Ayah Majnun lebih dulu
berkata, "Engkau tahu benar, kawan, bahwa ada
dua hal yang sangat penting bagi kebahagiaan,
yaitu "Cinta dan Kekayaan".
Anak lelakiku mencintai anak perempuanmu, dan
aku bisa memastikan bahwa aku sanggup memberi
mereka cukup banyak uang untuk mengarungi
kehidupan yang bahagia dan menyenangkan.
Mendengar hal itu, ayah Laila pun menjawab,
"Bukannya aku menolak Qais. Aku percaya
kepadamu, sebab engkau pastilah seorang mulia
dan terhormat," jawab ayah Laila. "Akan tetapi,
engkau tidak bisa menyalahkanku
kalau aku berhati-hati dengan anakmu. Semua
orang tahu perilaku abnormalnya. Ia berpakaian
seperti seorang pengemis. Ia pasti sudah lama tidak
mandi dan iapun hidup bersama hewan-hewan dan
menjauhi orang banyak. "Tolong katakan kawan,
jika engkau punya anak perempuan dan engkau
berada dalam posisiku, akankah engkau
memberikan anak perempuanmu kepada anakku?"
Ayah Qais tak dapat membantah. Apa yang bisa
dikatakannya? Padahal, dulu anaknya adalah
teladan utama bagi kawan-kawan sebayanya?
Dahulu Qais adalah anak yang paling cerdas dan
berbakat di seantero Arab? Tentu saja, tidak ada
yang dapat dikatakannya. Bahkan, sang ayahnya
sendiri susah untuk mempercayainya. Sudah lama
www.rajaebookgratis.com orang tidak mendengar ucapan bermakna dari
Majnun. "Aku tidak akan diam berpangku tangan
dan melihat anakku menghancurkan dirinya
sendiri," pikirnya. "Aku harus melakukan sesuatu."
Ketika ayah Majnun kembali pulang, ia menjemput
anaknya, Ia mengadakan pesta makan malam untuk
menghormati anaknya. Dalam jamuan pesta makan
malam itu, gadis-gadis tercantik di seluruh negeri
pun diundang. Mereka pasti bisa mengalihkan
perhatian Majnun dari Laila, pikir ayahnya. Di
pesta itu, Majnun diam dan tidak mempedulikan
tamu-tamu lainnya. Ia duduk di sebuah sudut
ruangan sambil melihat gadis-gadis itu hanya untuk
mencari pada diri mereka berbagai kesamaan


Laila Majnun Karya Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan yang dimiliki Laila.
Seorang gadis mengenakan pakaian yang sama
dengan milik Laila; yang lainnya punya rambut
panjang seperti Laila, dan yang lainnya lagi punya
senyum mirip Laila. Namun, tak ada seorang gadis
pun yang benar-benar mirip dengannya, Malahan,
tak ada seorang pun yang memiliki separuh
kecantikan Laila. Pesta itu hanya menambah
kepedihan perasaan Majnun saja kepada
kekasihnya. Ia pun berang dan marah serta
menyalahkan setiap orang di pesta itu lantaran
berusaha mengelabuinya. www.rajaebookgratis.com Dengan berurai air mata, Majnun menuduh orangtuanya dan sahabat-sahabatnya
sebagai berlaku kasar dan kejam kepadanya. Ia menangis
sedemikian hebat hingga akhirnya jatuh ke lantai
dalam keadaan pingsan. Sesudah terjadi petaka ini,
ayahnya memutuskan agar Qais dikirim untuk
menunaikan ibadah haji ke Mekah dengan harapan
bahwa Allah akan merahmatinya dan membebaskannya dari cinta yang menghancurkan
ini. Di Makkah, untuk menyenangkan ayahnya,
Majnun bersujud di depan altar Kabah, tetapi apa
yang ia mohonkan? "Wahai Yang Maha Pengasih,
Raja Diraja Para Pecinta, Engkau yang
menganugerahkan cinta, aku hanya mohon kepadaMu satu hal saja,"Tinggikanlah
cintaku sedemikian rupa sehingga, sekalipun aku binasa, cintaku dan
kekasihku tetap hidup." Ayahnya kemudian tahu
bahwa tak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk
anaknya. Usai menunaikan ibadah haji, Majnun yang tidak
mau lagi bergaul dengan orang banyak di desanya,
pergi ke pegunungan tanpa memberitahu di mana ia
berada. Ia tidak kembali ke gubuknya. Alih-alih
tinggal dirumah, ia memilih tinggal direruntuhan
sebuah bangunan tua yang terasing dari masyarakat
dan tinggal didalamnya. Sesudah itu, tak ada
seorang pun yang mendengar kabar tentang
www.rajaebookgratis.com Majnun. Orang-tuanya mengirim segenap sahabat
dan keluarganya untuk mencarinya. Namun, tak
seorang pun berhasil menemukannya. Banyak
orang berkesimpulan bahwa Majnun dibunuh oleh
binatang-binatang gurun sahara. Ia bagai hilang
ditelan bumi. Suatu hari, seorang musafir melewati reruntuhan
bangunan itu dan melihat ada sesosok aneh yang
duduk di salah sebuah tembok yang hancur.
Seorang liar dengan rambut panjang hingga ke
bahu, jenggotnya panjang dan acak-acakan,
bajunya compang-camping dan kumal. Ketika sang
musafir mengucapkan salam dan tidak beroleh
jawaban, ia mendekatinya. Ia melihat ada seekor
serigala tidur di kakinya. "Hus" katanya, 'Jangan
bangunkan sahabatku." Kemudian, ia mengedarkan
pandangan ke arah kejauhan.
Sang musafir pun duduk di situ dengan tenang. Ia
menunggu dan ingin tahu apa yang akan terjadi.
Akhimya, orang liar itu berbicara. Segera saja ia
pun tahu bahwa ini adalah Majnun yang terkenal
itu, yang berbagai macam perilaku anehnya
dibicarakan orang di seluruh jazirah Arab.
Tampaknya, Majnun tidak kesulitan menyesuaikan
diri dengan kehidupan dengan binatang-binatang
buas dan liar. Dalam kenyataannya, ia sudah
menyesuaikan diri dengan sangat baik sehingga
www.rajaebookgratis.com lumrah-lumrah saja melihat dirinya sebagai bagian
dari kehidupan liar dan buas itu.
Berbagai macam binatang tertarik kepadanya,
karena secara naluri mengetahui bahwa Majnun
tidak akan mencelakakan mereka. Bahkan,
binatang-binatang buas seperti serigala sekalipun
percaya pada kebaikan dan kasih sayang Majnun.
Sang musafir itu mendengarkan Majnun
melantunkan berbagai kidung pujiannya pada
Laila. Mereka berbagi sepotong roti yang diberikan
olehnya. Kemudian, sang musafir itu pergi dan
melanjutkan petjalanannya.
Ketika tiba di desa Majnun, ia menuturkan
kisahnya pada orang-orang. Akhimya, sang kepala
suku, ayah Majnun, mendengar berita itu. Ia
mengundang sang musafir ke rumahnya dan
meminta keteransran rinci darinya. Merasa sangat
gembira dan bahagia bahwa Majnun masih hidup,
ayahnya pergi ke gurun sahara untuk
menjemputnya. Ketika melihat reruntuhan bangunan yang
dilukiskan oleh sang musafir itu, ayah Majnun
dicekam oleh emosi dan kesedihan yang luar biasa.
Betapa tidak! Anaknya terjerembab dalam keadaan
mengenaskan seperti ini. "Ya Tuhanku, aku mohon
agar Engkau menyelamatkan anakku dan
mengembalikannya ke keluarga kami," jerit sang
www.rajaebookgratis.com ayah menyayat hati. Majnun mendengar doa
ayahnya dan segera keluar dari tempat
persembunyiannya. Dengan bersimpuh dibawah
kaki ayahnya, ia pun menangis, "Wahai ayah,
ampunilah aku atas segala kepedihan yang
kutimbulkan pada dirimu. Tolong lupakan bahwa
engkau pernah mempunyai seorang anak, sebab ini
akan meringankan beban kesedihan ayah. Ini sudah
nasibku mencinta, dan hidup hanya untuk
mencinta." Ayah dan anak pun saling berpelukan
dan menangis. Inilah pertemuan terakhir mereka.
Keluarga Laila menyalahkan ayah Laila lantaran
salah dan gagal menangani situasi putrinya. Mereka
yakin bahwa peristiwa itu telah mempermalukan
seluruh keluarga. Karenanya, orangtua Laila
memingitnya dalam kamamya. Beberapa sahabat
Laila diizinkan untuk mengunjunginya, tetapi ia
tidak ingin ditemani. Ia berpaling kedalam hatinya,
memelihara api cinta yang membakar dalam
kalbunya. Untuk mengungkapkan segenap perasaannya yang terdalam, ia menulis dan
menggubah syair kepada kekasihnya pada
potongan-potongan kertas kecil. Kemudian, ketika
ia diperbolehkan menyendiri di taman, ia pun
menerbangkan potongan-potongan kertas kecil ini
dalam hembusan angin. Orang-orang yang
menemukan syair-syair dalam potongan-potongan
kertas kecil itu membawanya kepada Majnun.
www.rajaebookgratis.com Dengan cara demikian, dua kekasih itu masih bisa
menjalin hubungan. Karena Majnun sangat terkenal di seluruh negeri,
banyak orang datang mengunjunginya. Namun,
mereka hanya berkunjung sebentar saja, karena
mereka tahu bahwa Majnun tidak kuat lama
dikunjungi banyak orang. Mereka mendengarkannya melantunkan syair-syair indah
dan memainkan serulingnya dengan sangat
memukau. Sebagian orang merasa iba kepadanya; sebagian
lagi hanya sekadar ingin tahu tentang kisahnya.
Akan tetapi, setiap orang mampu merasakan
kedalaman cinta dan kasih sayangnya kepada
semua makhluk. Salah seorang dari pengunjung itu
adalah seorang ksatria gagah berani bernama
'Amar, yang berjumpa dengan Majnun dalam
perjalanannya menuju Mekah. Meskipun ia sudah
mendengar kisah cinta yang sangat terkenal itu di
kotanya, ia ingin sekali mendengarnya dari mulut
Majnun sendiri. Drama kisah tragis itu membuatnya sedemikian
pilu dan sedih sehingga ia bersumpah dan bertekad
melakukan apa saja yang mungkin untuk
mempersatukan dua kekasih itu, meskipun ini
berarti menghancurkan orang-orang yang menghalanginya! Kaetika Amr kembali ke kota
www.rajaebookgratis.com kelahirannya, Ia pun menghimpun pasukannya.
Pasukan ini berangkat menuju desa Laila dan
menggempur suku di sana tanpa ampun. Banyak
orang yang terbunuh atau terluka.
Ketika pasukan 'Amr hampir memenangkan
pertempuran, ayah Laila mengirimkan pesan
kepada 'Amr, "Jika engkau atau salah seorang dari
prajuritmu menginginkan putriku, aku akan
menyerahkannya tanpa melawan. Bahkan, jika
engkau ingin membunuhnya, aku tidak keberatan.
Namun, ada satu hal yang tidak akan pernah bisa
kuterima, jangan minta aku untuk memberikan
putriku pada orang gila itu". Majnun mendengar
pertempuran itu hingga ia bergegas kesana. Di
medan pertempuran, Majnun pergi ke sana kemari
dengan bebas di antara para prajurit dan
menghampiri orang-orang yang terluka dari suku
Laila. Ia merawat mereka dengan penuh perhatian
dan melakukan apa saja untuk meringankan luka
mereka. Amr pun merasa heran kepada Majnun, ketika ia
meminta penjelasan ihwal mengapa ia membantu
pasukan musuh, Majnun menjawab, "Orang-orang
ini berasal dari desa kekasihku. Bagaimana
mungkin aku bisa menjadi musuh mereka?" Karena
sedemikian bersimpati kepada Majnun, 'Amr sama
sekali tidak bisa memahami hal ini. Apa yang
dikatakan ayah Laila tentang orang gila ini
www.rajaebookgratis.com akhirnya membuatnya sadar. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk mundur dan
segera meninggalkan desa itu tanpa mengucapkan
sepatah kata pun kepada Majnun.
Laila semakin merana dalam penjara kamarnya
sendiri. Satu-satunya yang bisa ia nikmati adalah
berjalan-jalan di taman bunganya. Suatu hari,
dalam perjalanannya menuju taman, Ibn Salam,
seorang bangsawan kaya dan berkuasa, melihat
Laila dan serta-merta jatuh cinta kepadanya. Tanpa
menunda-nunda lagi, ia segera mencari ayah Laila.
Merasa lelah dan sedih hati karena pertempuran
yang baru saja menimbulkan banyak orang terluka
di pihaknya, ayah Laila pun menyetujui
perkawinan itu. Tentu saja, Laila menolak keras. Ia mengatakan
kepada ayahnya, "Aku lebih senang mati
ketimbang kawin dengan orang itu." Akan tetapi,
tangisan dan permohonannya tidak digubris. Lantas
ia mendatangi ibunya, tetapi sama saja keadaannya.
Perkawinan pun berlangsung dalam waktu singkat.
Orangtua Laila merasa lega bahwa seluruh cobaan
berat akhirnya berakhir juga.
Akan tetapi, Laila menegaskan kepada suaminya
bahwa ia tidak pernah bisa mencintainya. "Aku
tidak akan pernah menjadi seorang istri," katanya.
"Karena itu, jangan membuang-buang waktumu.
www.rajaebookgratis.com Carilah seorang istri yang lain. Aku yakin, masih
ada banyak wanita yang bisa membuatmu
bahagia." Sekalipun mendengar kata-kata dingin
ini, Ibn Salam percaya bahwa, sesudah hidup
bersamanya beberapa waktu larnanya, pada
akhirnya Laila pasti akan menerimanya. Ia tidak
mau memaksa Laila, melainkan menunggunya
untuk datang kepadanya. Ketika kabar tentang perkawinan Laila terdengar
oleh Majnun, ia menangis dan meratap selama
berhari-hari. Ia melantunkan lagu-Iagu yang
demikian menyayat hati dan mengharu biru kalbu
sehingga semua orang yang mendengarnya pun
ikut menangis. Derita dan kepedihannya begitu
berat sehingga binatang-binatang yang berkumpul
di sekelilinginya pun turut bersedih dan menangis.
Namun, kesedihannya ini tak berlangsung lama,
sebab tiba-tiba Majnun merasakan kedamaian dan
ketenangan batin yang aneh. Seolah-olah tak terjadi
apa-apa, ia pun terus tinggal di reruntuhan itu.
Perasaannya kepada Laila tidak berubah dan malah


Laila Majnun Karya Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjadi semakin lebih dalam lagi.
Dengan penuh ketulusan, Majnun menyampaikan
ucapan selamat kepada Laila atas perkawinannya:
"Semoga kalian berdua selalu berbahagia di dunia
ini. Aku hanya meminta satu hal sebagai tanda
cintamu, janganlah engkau lupakan namaku,
sekalipun engkau telah memilih orang lain sebagai
www.rajaebookgratis.com pendampingmu. Janganlah pernah lupa bahwa ada
seseorang yang, meskipun tubuhnya hancur
berkeping-keping, hanya akan memanggil-manggil
namamu, Laila". Sebagai jawabannya, Laila mengirimkan sebuah
anting-anting sebagai tanda pengabdian tradisional.
Dalam surat yang disertakannya, ia mengatakan,
"Dalam hidupku, aku tidak bisa melupakanmu
barang sesaat pun. Kupendam cintaku demikian
lama, tanpa mampu menceritakannya kepada
siapapun. Engkau memaklumkan cintamu ke
seluruh dunia, sementara aku membakarnya di
dalam hatiku, dan engkau membakar segala sesuatu
yang ada di sekelilingmu" . "Kini, aku harus
menghabiskan hidupku dengan seseorang, padahal
segenap jiwaku menjadi milik orang lain. Katakan
kepadaku, kasih, mana di antara kita yang lebih
dimabuk cinta, engkau ataukah aku?.
Tahun demi tahun berlalu, dan orang-tua Majnun
pun meninggal dunia. Ia tetap tinggal di reruntuhan
bangunan itu dan merasa lebih kesepian ketimbang
sebelumnya. Di siang hari, ia mengarungi gurun
sahara bersama sahabat-sahabat binatangnya. Di
malam hari, ia memainkan serulingnya dan
melantunkan syair-syairnya kepada berbagai
binatang buas yang kini menjadi satu-satunya
pendengarnya. Ia menulis syair-syair untuk Laila
dengan ranting di atas tanah. Selang beberapa lama,
www.rajaebookgratis.com karena terbiasa dengan cara hidup aneh ini, ia
mencapai kedamaian dan ketenangan sedemikian
rupa sehingga tak ada sesuatu pun yang sanggup
mengusik dan mengganggunya.
Sebaliknya, Laila tetap setia pada cintanya. Ibn
Salam tidak pernah berhasil mendekatinya.
Kendatipun ia hidup bersama Laila, ia tetap jauh
darinya. Berlian dan hadiah-hadiah mahal tak
mampu membuat Laila berbakti kepadanya.. Ibn
Salam sudah tidak sanggup lagi merebut
kepercayaan dari istrinya. Hidupnya serasa pahit
dan sia-sia. Ia tidak menemukan ketenangan dan
kedamaian di rumahnya. Laila dan Ibn Salam
adalah dua orang asing dan mereka tak pernah
merasakan hubungan suami istri. Malahan, ia tidak
bisa berbagi kabar tentang dunia luar dengan Laila.
Tak sepatah kata pun pernah terdengar dari bibir
Laila, kecuali bila ia ditanya. Pertanyaan ini pun
dijawabnya dengan sekadarnya saja dan sangat
singkat. Ketika akhirnya Ibn Salam jatuh sakit, ia
tidak kuasa bertahan, sebab hidupnya tidak
menjanjikan harapan lagi. Akibatnya, pada suatu
pagi di musim panas, ia pun meninggal dunia.
Kematian suaminya tampaknya makin mengadukngaduk perasaan Laila. Orang-orang
mengira bahwa ia berkabung atas kematian Ibn Salam,
padahal sesungguhnya ia menangisi kekasihnya,
www.rajaebookgratis.com Majnun yang dirindukannya. hilang dan sudah lama Selama bertahun-tahun, ia menampakkan wajah
tenang, acuh tak acuh, dan hanya sekali saja ia
menangis. Kini, ia menangis keras dan lama atas
perpisahannya dengan kekasih satu-satunya. Ketika
masa berkabung usai, Laila kembali ke rumah
ayahnya. Meskipun masih berusia muda, Laila
tampak tua, dewasa, dan bijaksana, yang jarang
dijumpai pada diri wanita seusianya. Semen tara
api cintanya makin membara, kesehatan Laila
justru memudar karena ia tidak lagi memperhatikan
dirinya sendiri. Ia tidak mau makan dan juga tidak
tidur dengan baik selama bermalam-malam.
Bagaimana ia bisa memperhatikan kesehatan
dirinya kalau yang dipikirkannya hanyalah Majnun
semata? Laila sendiri tahu betul bahwa ia tidak
akan sanggup bertahan lama. Akhirnya, penyakit
batuk parah yang mengganggunya selama beberapa
bulan pun menggerogoti kesehatannya. Ketika
Laila meregang nyawa dan sekarat, ia masih
memikirkan Majnun. Ah, kalau saja ia bisa
berjumpa dengannya sekali lagi untuk terakhir
kalinya! Ia hanya membuka matanya untuk
memandangi pintu kalau-kalau kekasihnya datang.
Namun, ia sadar bahwa waktunya sudah habis dan
ia akan pergi tanpa berhasil mengucapkan salam
perpisahan kepada Majnun. Pada suatu malam di
www.rajaebookgratis.com musim dingin, dengan matanya tetap menatap
pintu, ia pun meninggal dunia dengan tenang
sambil bergumam, Majnun...Majnun. .Majnun.
Kabar tentang kematian Laila menyebar ke segala
penjuru negeri dan, tak lama kemudian, berita
kematian Lailapun terdengar oleh Majnun.
Mendengar kabar itu, ia pun jatuh pingsan di
tengah-tengah gurun sahara dan tetap tak sadarkan
diri selama beberapa hari. Ketika kembali sadar
dan siuman, ia segera pergi menuju desa Laila.
Nyaris tidak sanggup berjalan lagi, ia menyeret
tubuhnya di atas tanah. Majnun bergerak terus
tanpa henti hingga tiba di kuburan Laila di luar
kota . Ia berkabung dikuburannya selama beberapa
hari. Ketika tidak ditemukan cara lain untuk
meringankan beban penderitaannya, per1ahanlahan ia meletakkan kepalanya di
kuburan Laila kekasihnya dan meninggal dunia dengan tenang.
Jasad Majnun tetap berada di atas kuburan Laila
selama setahun. Belum sampai setahun peringatan
kematiannya ketika segenap sahabat dan kerabat
menziarahi kuburannya, mereka menemukan
sesosok jasad terbujur di atas kuburan Laila.
Beberapa teman sekolahnya mengenali dan
mengetahui bahwa itu adalah jasad Majnun yang
masih segar seolah baru mati kemarin. Ia pun
dikubur di samping Laila. Tubuh dua kekasih itu,
www.rajaebookgratis.com yang kini bersatu dalam keabadian, kini bersatu
kembali. Konon, tak lama sesudah itu, ada seorang Sufi
bermimpi melihat Majnun hadir di hadapan Tuhan.
Allah swt membelai Majnun dengan penuh kasih
sayang dan mendudukkannya disisi-Nya.Lalu,
Tuhan pun berkata kepada Majnun, "Tidakkah
engkau malu memanggil-manggil- Ku dengan
nama Laila, sesudah engkau meminum anggur
Cinta-Ku?" Sang Sufi pun bangun dalam keadaan gelisah. Jika
Majnun diperlakukan dengan sangat baik dan
penuh kasih oleh Allah Subhana wa ta'alaa, ia pun
bertanya-tanya, lantas apa yang terjadi pada Laila
yang malang ? Begitu pikiran ini terlintas dalam
benaknya, Allah swt pun mengilhamkan jawaban
kepadanya, "Kedudukan Laila jauh lebih tinggi,
sebab ia menyembunyikan segenap rahasia Cinta
dalam dirinya sendiri."
Wa min Allah at Tawfiq Diambil dari Negeri Sufi ( Tales from The Land of
Sufis ) Tentang Penulis Laila Majnun, Syaikh Sufi
Mawlana Hakim Nizhami qs :
www.rajaebookgratis.com Syaikh Hakim Nizhami qs merupakan penulis sufi
terkemuka diabad pertengahan karena dua roman
cinta yang menyayat hati, yaitu Laila & Majnun
serta Khusrau & Syirin. Kisah sedih Laila &
Majnun , dimana Majnun yang berarti "Tergila-gila
akan Cinta", karena cintanya yang tak sampai pada
Laila, akhirnya membuatnya gila. Kisah cinta ini
dibaca selama berabad-abad, ratusan tahun jauh
sebelum Romeo & Julietnya Wiliam Shakespeare
sehingga Kisah Laila & Majnun terkenal sebagai
kisah cintanya Persia . Syaikh Nizhami qs adalah seorang Syaikh Sufi, dan
yang dimaksud "kekasih" dalam berbagai kisahnya
sesungguhnya adalah perwujudan Allah swt.
Syaikh Nizhami hidup dari tahun 1155 M - 1223
M, beliau lahir dikota Ganje di Azerbaijan. Ia telah
menempuh jalan sufi semenjak masa mudanya, dan
ia diajar oleh Nabi Khidir as, Sang Pembimbing
Misterius dan ia dilindungi 99 Nama Allah Yang
Maha Indah ( Asmaul Husna).
Syaikh Nizhami qs sangat menguasai berbagai
macam ilmu, seperti matematika, filsafat, Hukum
Islam, dan kedokteran. Banyak karyanya
merupakan pelajaran tersembunyi bagi pemeluk
tariqah sufi dan penempuh jalan spiritual. Karya
Syaikh Nizhami qs terkenal karena bahasanya yang
halus. Karya Laila dan Majnun sebenarnya
berbentuk sajak berirama sebanyak 4500 syair
www.rajaebookgratis.com sajak, yang dikenal dengan sebutan Matsnawi.
Sebagaimana lazimnya terjadi pada para Syaikh
Sufi, yang tertinggal dari Syaikh Nizhami qs adalah
ajaran-ajaran sufi yang sangat tinggi.
Pedang Angin Berbisik 1 Pendekar Gila 13 Kalung Keramat Warisan Iblis Pedang Berkarat Pena Beraksara 11

Cari Blog Ini