Ceritasilat Novel Online

Seandainya Mereka Bisa 5

Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot Bagian 5


"Ah, itu kan hanya sepotong kayu yang kupakukan di situ minggu yang
lalu untuk menutup sebuah lubang. Bekas di kandang ayam buruk."
Aku melihat ke cat yang sudah berumur dua puluh tahun yang sudah
lepas tapi masih bergantungan seperti serpih salju yang merupakan
godaan yang tak tertahankan oleh anak-anak sapi itu. "Inilah yang telah
mendatangkan mala petaka ini," kataku. "Lihat, Anda bisa melihat bekas
gigi di mana yang sudah digigitnya."
Phin mengamat-amati dengan teliti keping kayu itu dan menggerutu
dengan ragu. "Baiklah, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yang pertama-tama ialah membuang keping kayu yang bercat ini,
kemudian memberi semua anak-anak sapi ini garam Inggris. Adakah
Anda garam Inggris?"
Phin tertawa terbahak. "Ada, aku punya satu karung besar penuh, tapi
tak bisakah Anda berbuat lebih baik dari itu" Tidakkah Anda akan
menyuntiknya?" Keadaannya jadi tak enak. Obat pelawan peracun logam yang tepat,
belum diketemukan dan satu-satunya yang kadang-kadang bisa sedikit
menolong adalah magnesium sulfat yang bisa menyebabkan pengendapan
sulfat timah yang tak bisa larut. Istilah harian untuk magnesium sulfat
tentulah, garam Inggris. "Tidak," kataku. "Tak ada satu pun yang bisa saya suntikkan yang bisa
benar-benar menolong dan saya bahkan tak bisa menjamin bahwa garam
Inggris itu bisa menolong. Tapi saya harap Anda memberikan dua sendok
makan, penuh tiga kali sehari pada binatang-binatang itu."
"Ah persetan, Anda akan menyebabkan binatang malang itu buang-buang
air sampai mati!" "Mungkin begitu, tapi tak ada pertolongan lain untuk itu," kataku.
Phin maju selangkah mendekatiku hingga mukanya yang berkulit coklat
yang berkerut dalam itu, dekat sekali dengan mukaku. Mata coklat yang
berbintik-bintik yang tiba-tiba jadi tajam itu memandangiku tanpa
berkedip beberapa detik lamanya, lalu dia berbalik cepat. "Baik,"
katanya. "Mari masuk, kita minum."
Phin berjalan berdegup-degup mendahuluiku ke dalam dapur peternakan
itu, mendongakkan kepalanya dan berteriak demikian kerasnya hingga
menggoncangkan jendela-jendela. "Bu! Ada orang minta bir nih! Mari
kenalkan si Bujang Periang!"
Mrs. Calvert muncul dengan kecepatan luar biasa dan meletakkan gelasgelas dan
botol-botol. Aku melihat kertas-kertas merk "Smith's Nutty
Brown Ale', lalu kuisi gelasku. Saat itu adalah saat yang bersejarah,
meskipun pada saat itu aku belum tahu; itu adalah Nutty Brown yang
pertama dari serangkaian yang amat banyak yang akan kuminum di meja
itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mrs. Calvert duduk sebentar, melipatkan tangannya di pangkuannya dan
tersenyum membesarkan hati. "Lalu, bisakah Anda berbuat sesuatu
untuk anak-anak sapi itu?" tanyanya.
Sebelum aku bisa menjawab, Phin sudah memotong. "Ah ya, tentu dia
bisa. Semua diberinya garam Inggris."
"Garam Inggris?"
"Benar, Bu. Waktu dia datang kukatakan bahwa kita akan mendapatkan
sesuatu yang benar-benar hebat dan yang merupakan penemuan baru.
Kita tak bisa menduga orang-orang baru dan gagasan-gagasan moderen
ini." Phin menghirup birnya dengan serius.
Setelah beberapa hari berikutnya, anak-anak sapi itu berangsur baik
keadaannya dan pada akhir minggu kedua semuanya sudah makan seperti
biasa. Yang terparah keadaannya masih memperlihatkan bekas-bekas
kebutaan, tapi aku yakin bahwa itu pun akan membaik.
Tak lama setelah itu aku bertemu Phin lagi. Wak-tu itu kami baru habis
makan siang dan aku berada di kantor bersama Siegfried, ketika pintu
luar terbanting dan di lorong terdengar gema detak besi sepatu.
Kudengar suara nyaring yang bernyanyi - ki - ti - tddy - rum - te - tum.
Phineas sekali lagi berada di tengah-tengah kami.
"Waduh, waduh!" serunya dengan ramah pada Miss Harbottle. "Flossie
rupanya! Lalu apa kerja anak manisku pada hari secerah ini?"
Tak ada sedikit pun perubahan pada air muka Miss Harbottle yang
seperti batu itu. Dia hanya memberikan tatapan dingin pada penyerbu
itu, tapi Phin berputar pada Siegfried dengan senyum lebar yang
menunjukkan gigi kuning. "Nah, Sahabat, bagaimana kabarnya?"
"Baik-baik saja semua, Mr. Calvert," sahut Siegfried. "Apa yang bisa
kami bantu?" Phin menusukkan jarinya padaku. "Ini dia orangku. Aku minta supaya dia
ke tempatku sekarang ju-ga.
"Ada apa?" tanyaku. "Anak-anak sapi lagikah?"
"Bukan! Maunya ya. Sekarang ini sapi betina kesayanganku. Nafasnya
sampai terdengar seperti dia menguak - kelihatan seperti pneumonia,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tapi lebih buruk daripada yang kutahu. Keadaannya buruk sekali.
Kelihatannya seperti akan mati." Sesaat lamanya hilang kejenakaan Phin.
Aku sudah mendengar tentang sapi betina ini; keturunan tanduk pendek,
pemenang pameran dan asal-usul dari semua sapi-sapinya. "Saya akan
datang segera setelah Anda, Mr. Calvert. Saya akan menyusul."
"Bagus, Nak. Saya pergi dululah kalau begitu." Phineas berhenti di pintu,
seorang tokoh yang kasar, tak kenal lelah, berpakaian compang-camping;
celana yang kedodoran yang menggembung dari pinggangnya yang besar.
Dia berpaling lagi pada Miss Harbottle dan memencengkan roman
mukanya yang liat seperti kulit itu menjadi tarikan yang jelek sekali.
"Tara, Floss!" serunya, lalu menghilang.
Sesaat lamanya kamar itu seperti kosong dan sepi sekali, yang
terdengar hanya kata-kata Miss Harbottle yang masam. "Aduh, orang
itu! Brengsek! Brengsek benar!"
Agak lama aku baru sampai di peternakan itu dan kudapati Phin sudah
menunggu dengan ketiga orang anak laki-lakinya. Pemuda-pemuda itu
tampak muram, tapi Phin masih tetap tak tergoyahkan keriangannya.
"Ini dia!" teriaknya. "Si Bujang periang lagi. Sekarang kita akan
tertolong." Dia bahkan sempat menyenandungkan suatu lagu waktu kami
menyeberang ke tempat sapi itu, tapi waktu dia menjenguk dari atas
pintu, kepalanya terkulai ke dadanya dan tangannya masuk lebih jauh ke
balik bretelnya. Sapi itu berdiri seperti terpaku di tengah-tengah tempat itu. Rongga
dadanya kembang kempis, merupakan pernafasan yang bukan main
sesaknya yang tak pernah kulihat. Mulutnya terbuka, gelembunggelembung busa
tergantung di sekeliling bibirnya dan lubang hidungnya
yang mengembang; matanya yang menonjol seolah-olah akan-terlepas
dari kepalanya karena ketakutan, menatap saja ke dinding di
hadapannya. Ini bukan pneumonia, ini adalah pertempuran yang
mengerikan -untuk mendapatkan nafas; dan kelihatannya tak ada
harapan. Dia tak bergerak waktu aku memasukkan termometerku dan meskipun
pikiranku bekerja keras, kurasa bahwa waktu yang setengah menit kali
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ini tidak akan cukup lama. Aku sudah menduga bahwa aku akan
mendapati nafas yang terengah-engah tapi sama sekali tidak seperti ini.
"Kasihan si nenek tua," gumam Phin. "Dia telah memberiku anak-anak
sapi yang terbagus yang pernah kumiliki dan dia tenang sekali seperti
domba. Aku sering melihat cucu-cucuku berjalan di bawah perutnya dan
dia tak ambil peduli. Aku tak suka melihat dia menderita seperti ini.
Kalau Anda tak bisa berbuat apa-apa, segera katakan supaya kuambil
bedilku." Kukeluarkan termometer dan kubaca. Seratus sepuluh Fahrenheit. Ini
tak masuk akal; kugoncang termometer itu kuat-kuat dan kutusukkan
kembali ke alat pengeluaran sapi itu.
Kali ini kubiarkan termometer itu hampir satu menit di dalam, supaya
aku punya cukup waktu untuk berpikir. Yang kedua kali ini seratus
sepuluh lagi dan aku mendapatkan keyakinan tak enak bahwa seandainya
termometer itu satu kaki panjangnya, air raksanya masih akan mendesak
terus sampai ke atas. Demi Tuhan, apakah ini" Mungkin Anthra bisa juga..... namun..... Aku
melihat pada kepala-kepala yang berjajar di atas pintu separo itu;
mereka sedang menunggu aku mengatakan sesuatu dan keadaan mereka
yang bungkem itu lebih menekankan erang dan sesak nafas yang
menyiksa. Aku memandang ke atas kepala-kepala itu ke langit luas yang
biru tua dan awan yang bertumpuk-tumpuk kecil bergerak menyeberangi
matahari. Setelah awan itu lewat, seberkas sinar menyebabkan aku
menutup mataku dan berdentinglah suatu lonceng pemberitahuan kecil
dalam otakku. "Keluarkah dia hari ini tadi?" tanyaku.
"Ya, dia keluar di rumput sepanjang hari, karena cuaca begitu bagus dan
panas." Bunyi lonceng yang kecil tadi berubah menjadi bunyi gong yang nyaring.
"Bawa selang air ke mari cepat. Pasangkan di kran air di halaman itu."
"Selang air" Untuk apa.....?"
"Ya, secepat mungkin - dia kena sengat matahari."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dalam waktu kurang dari semenit mereka selesai memasang selang.
Kusuruh buka krannya sehabis-habisnya, lalu aku mulai menyemprotkan
air ke tubuh yang besar itu - mukanya, tengkuknya, sepanjang rusuknya
dan turun naik ke kakinya. Pekerjaan itu kuteruskan lima menit lamanya,
tapi kelihatannya aku harus menunggu lebih lama lagi sebelum kelihatan
tanda-tanda perbaikan. Aku sudah mulai berpikir bahwa aku keliru,
ketika sapi jantan itu menghirup air itu sekali.
Itu suatu kemajuan - dia tadi tak bisa menelan liurnya sedang
memasukkan udara ke paru-parunya pun bukan main sulitnya; dan aku
benar-benar mulai melihat perubahan pada binatang yang besar itu. Dia
benar-benar kelihatan kurang menderita dan tidakkah nafasnya agak
lebih tenang" Lalu sapi itu menggoncang-goncang tubuhnya, memalingkan kepalanya
dan memandang kami. Terdengar bisikan keheranan dari salah seorang
anak muda itu. "Demi Tuhan, berhasil!"
Aku merasa senang sekali sesudah itu. Selama masa pekerjaanku,
rasanya aku tak bisa membayangkan saat yang lebih memberikan
kesenangan daripada saat aku berdiri di kandang sapi itu sambil
memancurkan semprotan air yang menyelamatkan itu dan
memperhatikan sapi itu merasa keenakan. Dia paling suka jika
dipancurkan di mukanya, dan kalau aku bekerja dari ekornya melalui
sepanjang punggungnya yang seperti beruap panasnya, dia akan
menadahkan hidungnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya serta
berkedip-kedip keenakan. 'Dalam waktu setengah jam, dia kelihatan hampir normal. Dadanya
memang masih berkembang kempis dengan berat, tapi dia tidak merasa
sakit. Kucobakan lagi suhu badannya. Turun menjadi seratus lima.
"Dia akan baik sekarang," kataku, "tapi kurasa salah seorang di antara
kalian harus terus memancurkan air selama kira-kira dua puluh menit
lagi. Aku harus pergi sekarang."
"Tentu masih sempat minum," gumam Phin.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Di dapur rumahnya, pekik 'Bu' memanggil isteri-nya, kurang nyaringnya
daripada biasa. Dia mengempaskan dirinya ke sebuah kursi lalu menatap
gelas Nutty Brown. "Bujang," katanya "dengarkan kau benar-benar telah
membingungkan aku kali ini." Dia menarik nafas panjang lalu menggosokgosok
dagunya dan nyata benar rasa sulitnya untuk percaya. "Aku
benar-benar tak tahu harus berkata apa padamu."
Tidak sering Phin kehilangan suaranya seperti itu, tapi dia cepat bisa
lagi berbicara pada pertemuan diskusi persatuan para peternak
berikutnya. Seorang yang amat terpelajar dan bersungguh-sungguh, sedang
menekankan tentang kemajuan-kemajuan obat-obatan dalam ilmu
kedokteran hewan dan bagaimana peternak-peternak sekarang bisa
mengharapkan binatang ternaknya diobati sebagaimana para dokter
mengobati pasien-pasien manusianya, dengan obat-obat dan cara-cara
yang terbaru. Phin tak bisa lagi menahan dirinya. Dia melompat berdiri lalu berseru,
"Saya rasa Anda banyak omong kosong saja. Ada seorang anak muda di
Darrowby yang belum lama keluar dari kuliah dan Anda boleh
menyebutnya entah apa, tapi yang dipakainya untuk pengobatan bukan
lain dari garam Inggris dan air dingin."
BAB 27 PADA suatu kali, Siegfried mengalami dorongan batin untuk bekerja
lebih efisien. 'Penyakit' itu biasanya muncul kalau dia habis membaca
tulisan tentang teknik atau kalau dia habis melihat film tentang
prosedur teknis yang baru. Semua orang terkena susahnya kalau dia
sedang mendapat 'penyakit' itu. Dia akan ngamuk-nga-muk pada seisi
rumah yang ketakutan, berteriak-teriak menyuruh kami bergerak dan
menjadi manusia-manusia yang lebih baik. Beberapa lamanya, dia akan
tersiksa sendiri karena tergila-gila akan kesempurnaan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pada salah satu keadaan yang demikian, sapi Kolonel Merrick termakan
sepotong kawat. Kolonel itu adalah sahabat pribadinya, maka
persoalannya makin tak enak.
"Kita harus bisa memperlihatkan cara-cara yang lebih baik pada
pembedahan-pembedahan begitu. Kuranglah baiknya kalau kita hanya
mengeluarkan alat-alat tua dari tas kita lalu mulai memotong binatang
itu begitu saja. Kita harus memperlihatkan kebersihan, kalau mungkin
keseterilan, serta teknik yang teratur."
Maka semangatnya pun berapi-apilah waktu dia mendiagnosa 'traumatic
reticulitis' yaitu suatu benda asing dalam lipatan perut kedua, pada sapi
kolonel itu. "Kita betul-betul harus memperlihatkan sesuatu pada Pak tua Hubert.
Kita harus memberinya suatu pertunjukan pembedaan hewan yang tak
akan pernah dilupakannya."
Tristan dan aku dipaksa untuk bertugas sebagai asisten dan kedatangan
kami di peternakan itu memang benar-benar mengesankan. Siegfried
berjalan di depan sekali dengan jas dari bahan tweed yang baru sekali
dan yang amat dibanggakannya. Dia bersalaman dengan girang sekali
dengan sahabatnya itu. Kolonelnya pun ramah tamah. "Kudengar kau akan membedah sapiku.
Mengeluarkan kawat ya" Aku ingin melihat kau mengerjakannya, kalau
boleh." "Tentu saja, Hubert, lihatlah. Kau akan merasa tertarik sekali."
Dalam kandang, Tristan dan aku sibuk menjalankan perintahperintahnya. Kami
mengatur meja-meja dekat sapi itu dan di atasnya
kami menempatkan perintah-perintahnya. Kami mengatur meja-meja
dekat sapi itu dan di atasnya kami menempatkan baki-baki logam baru
dengan sederetan alat-alat yang berkilat-kilat dan sudah disterilkan.
Pisau-pisau bedah, alat-alat penunjuk, alat-alat untuk menyelidiki
dalamnya luka, angkup-angkup nadi, alat-alat suntik, jarum-jarum
penjahit luka, tali penjahit luka dari usus binatang dan benang sutera
dalam botol-botol kaca, berbal-bal kapas dan beberapa botol spiritus
serta obat-obat antiseptik yang lain.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siegfried sibuk kian ke mari, gembira seperti anak sekolah. Tangannya
memang cekatan dan sebagai seorang ahli bedah dia pantas ditonton.
Tanpa bersusah payah aku bisa membaca pikirannya. Ini akan hebat
sekali, pikirnya. Setelah dia merasa puas dengan segala persiapan, dia menanggalkan
jasnya dan mengenakan pakaian kerja dokter yang putih bersih.
Diberikannya jasnya pada Tristan, tapi segera menghardik marah. "Hei,
jangan lemparkan seenakmu ke kaleng makanan itu! Sini, bawa ke mari.
Aku akan mendapatkan tempat yang aman untuk jas itu." Dibuangnya
debu di baju itu dengan halus lalu digantungkannya pada sebuah paku di
dinding. Sementara itu aku selesai mencukur dan mende-sinfektir daerah yang
akan dibedah, yaitu perut bagian sisi dan segala-galanya sudah siap
untuk memberikan pembiusan setempat. Siegfried mengambil alat
suntiknya lalu cepat-cepat menusukkannya ke daerah itu. "Dari sinilah
kita akan masuk, Hubert. Kuharap kau tidak mual."
Kolonel itu berseri-seri waktu berkata, "Alaa, aku sudah biasa melihat
darah. Tak usah kuatir, aku tidak akan pingsan."
Dengan sikap yang berani dengan pisau bedahnya, Siegfried menggores
kulitnya, lalu ototnya dan akhirnya dengan amat berhati-hati selaput
perut yang berkilat. Maka kelihatanlah dinding yang halus dari lipatan
perut pertama. Siegfried menjangkau pisau bedah yang lain lagi dan mencari tempat
yang paling baik untuk dipotong. Tapi selagi dia memperbaiki letak pisau
di tangannya, dinding perut yang pertama itu tiba-tiba menggembung
melalui torehan di kulit. "Tidak biasa," gumamnya. "Mungkin gas perut
nih." Tanpa merasa bingung dia perlahan-lahan mendorong kembali
gembungan itu dan bersiap-siap lagi untuk memotong-motong; tapi baru
saja dia menarik tangannya, perut itu ikut menggembung lagi, suatu
gelembung kemerahan yang lebih besar daripada bola sepak. Siegfried
mendorongnya lagi dan benda itu segera menonjol lagi, yang
menggembung yang besarnya mengejutkan. Kini dia bekerja
menggunakan kedua belah tangannya, mendorong dan menekan hingga
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
barang itu sekali lagi dipaksakannya hingga tak kelihatan. Sejenak dia
berdiri dengan tangannya di dalam perut sapi sambil bernafas dengan
berat. Dua tetes peluh menetes dari dahinya.
Pelan-pelan ditariknya tangannya. Tak terjadi apa-apa. Rupanya barang
itu telah tenang. Waktu dia sedang menjangkau pisaunya lagi, perut itu
melompat dan tersembul lagi seperti benda hidup. Kelihatannya seolaholah seluruh
bagian tubuh itu telah keluar melalui torehan itu - suatu
onggokan yang berkilat yang tersembul dan membengkak terus sampai
sejajar dengan matanya. Siegfried tak bisa tetap berpura-pura tenang lagi dan dia kini berjuang
dengan nekat, digenggamnya barang itu dengan kedua belah tangannya
dan ditekannya ke dalam dengan sekuat tenaga. Aku bergegas maju
untuk membantu dan waktu aku tiba ke dekatnya, dia berbisik dengan
parau "Apa-apaan sih ini?" Jelas bahwa dia sedang berpikir-pikir apakah
onggokan jaringan yang berdenyut itu merupakan bagian dari tubuh
binatang yang tak pernah didengarnya.
Tanpa berkata apa-apa kami berjuang menekan onggokan itu ke bawah
hingga rata dengan kulit. Kolonel itu memperhatikan dengan penuh
perhatian. Dia tidak menduga pembedahan itu akan begitu menarik. Alis
matanya agak ternaik. "Ini tentu ulah gas," desah Siegfried. "Bawa ke mari pisau dan
mundurlah." Ditusukkannya pisau itu ke dalam lapisan perut itu dan memotong ke
bawah dengan tajam. Aku senang aku tadi menjauh, karena dari
potongan itu memancurlah suatu semprotan yang merupakan isi perut
setengah cairan - suatu air mancur berwarna coklat kehijauan dan
berbau busuk sekali yang meledak dari dalam tubuh sapi itu seakan-akan
dari pompa yang tak kelihatan.
Yang kena langsung yang pertama adalah muka Siegfried. Dia tak bisa
melepaskan bagian perut itu karena takut kalau perut itu kembali ke
rongga perut dan mengotori selaput perut. Jadi dia terus memegang
benda itu, sedang curahan yang berbau busuk itu tercurah ke
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
rambutnya, mengalir ke lehernya dan habislah seluruh baju dokternya
yang putih bersih itu. Kadang-kadang, aliran- yang tak henti-hentinya itu diselingi oleh
ledakan yang tiba-tiba yang me-mancurkan dengan tiba-tiba cairan yang
beragi, ke segala sesuatu dalam lingkungannya yang terdekat. Dalam
waktu satu menit, baki-baki dengan alat-alat yang berkilat itu sudah
dipenuhinya sama sekali. Deretan-deretan yang rapi dari kain-kain
kesat, berkas-berkas kapas yang seputih salju lenyap tanpa bekas, tapi
yang paling menyedihkan ialah waktu suatu semprotan yang terhebat
menyembur mengenai jas yang tergantung di dinding. Muka Siegfried
habis berlepotan hingga aku tak bisa melihat perubahan air mukanya
gara-gara bencana itu, namun aku bisa melihat kesusahan di matanya.
Kini alis mata Kolonel benar-benar naik setinggi-tingginya dan matanya
terbuka waktu dia memandang seperti tak percaya pada peristiwa kacau
itu. Siegfried yang masih tetap bertahan memegang perut itu dengan
bersungguh-sungguh, menjadi pusat peristiwa itu. Dia berada di tengahtengah
bencah yang berbau busuk yang tingginya sampai setengah
sepatu bot Wellington-nya. Rupanya seperti pen-duduk asli Kepulauan
Fiji, dengan rambutnya yang kaku dan kusut serta matanya yang putih
berputar-putar di mukanya yang coklat.
Akhirnya banjir itu berkurang, tinggal sedikit-sedikit, lalu berhenti
sama sekali. Aku memegang tepi-tepi luka itu, sementara Siegfried
memasukkan lengannya dan meraba-raba dalam lipatan perut yang
kedua. Kuperhatikan dia meraba-raba dalam alat tubuh yang bersarangsarang itu
yang tak kelihatan dari jauh, dekat sekat rongga badan
letaknya. Suatu gumam kepuasan menyatakan bahwa dia sudah
menemukan kawat yang masuk itu dan dalam beberapa detik saja dia
sudah bisa mengeluarkannya.
Tristan benar-benar memperlihatkan manfaat dirinya dengan mencucui
alat-alat untuk menjahit hingga potongan pada perut yang pertama itu
bisa dijahit segera. Ketabahan Siegfried yang terpuji itu tidaklah siasia; tak
ada terjadi pengotoran di selaput perut.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tanpa berkata apa-apa ditutupnya kembali kulit dan ototnya dengan
jahitan yang rapi lalu menge-sat sekeliling luka itu. Segala-galanya
kelihatan sudah beres. Sapi kelihatan sama sekali tak merasa apa-apa;
karena dibius dia sama sekali tak sadar apa-apa tentang perjuangan
hebat dengan isi perutnya. Bahkan, karena sudah terlepas dari gangguan
dengan sudah dibuangnya kawat, dia sudah kelihatan merasa lebih enak.
Membereskannya makan waktu banyak, dan pekerjaan yang paling sulit
adalah membersihkan Siegfried supaya dia bisa kelihatan lagi. Kami
berusaha keras untuk membasuhnya dengan berem-ber-ember air,
sedang dia terus-menerus menyikat jasnya dengan sedih memakai
sebilah kayu datar. Hal itu tak banyak mengadakan perubahan.
Kolonel itu simpatik dan tak sudah-sudahnya memberi selamat. "Mari
kita masuk, Sahabat baik.
Mari masuk, kita minum-minum dulu." Namun undangan itu rasanya
bernada kosong dan dia menjaga dirinya dan berdiri sekurang-kurangnya
tiga ratus sentimeter dari sahabatnya itu.
Siegfried menyandangkan jasnya yang sudah berlumuran itu ke
pundaknya. "Terima kasih, Hubert, atas kebaikan hatimu itu, tapi kami
harus pergi." Dia langsung keluar dari kandang itu. "Kurasa dalam sehari
dua lagi kau akan melihat dia makan lagi. Dua minggu lagi aku akan
kembali untuk membuka jahitannya."
Dalam rongga mobil yang luas itu, Tristan dan aku tak bisa menjauhkan
diri dari Siegfried sejauh yang kami ingini. Kami mengulurkan kepala
kami ke luar jendela, namun dengan demikian pun masih juga tercium
bau busuk itu. Setelah satu atau dua mil menyetir tanpa berkata apa-apa, Siegfried
dulu berpaling padaku dan dia tertawa. Tapi keras hatinya masih juga
tampak. "Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam pekerjaan
kita ini, Saudara-saudaraku, tapi ingat saja ini - pembedahan tadi itu
berhasil." BAB 28 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
KAMI bertiga di halaman itu, Isaac Cranford, Jeff Mallock dan aku;
kami semuanya murung. Yang kelihatan santai hanya Mallock dan itu
memang sepatutnya, karena dia, boleh dikatakan adalah tuan rumah.
Pemilik perusahaan yang membeli binatang-binatang yang tak berguna
lagi, untuk disembelih dan dijual bagian-bagian tubuhnya. Kini dia
memandang dengan ramah sedang kami melihat ke dalam mayat sapi
yang baru disembelihnya. Di Darrowby nama Mallock merupakan lonceng kematian. Tempat itu
merupakan pekuburan binatang ternak, juga menjadi tempat
terkuburnya keinginan para peternak dan harapan para dokter hewan.
Jika ada seekor binatang yang sakit parah, seseorang akan berkata,
"Kurasa tak lama lagi dia akan harus dibawa ke tempat Mallock." Atau
"Jeff Mallock juga yang akhirnya mendapatkannya." Dan tempat ini
memang sesuai benar dengan manfaatnya; sekelompok bangunanbangunan yang burukburuk terbuat dari batu bata merah yang
dibangun beberapa jauh dari jalan dengan cerobong besar pendek yang
tak henti-hentinya mengepulkan asap hitam.
Janganlah hendaknya kita mendatangi tempat Mallock itu terlalu dekat
kalau kita tidak punya perut yang kuat, jadi tempat itu dihindari orangorang
kota, tapi jika kita memberanikan diri memasuki lorong ke
halaman itu dan mengintai melalui pintu-pintu dari logam itu, kita bisa
melihat ke dunia yang mengerikan. Di mana-mana tergeletak binatangbinatang mati.
Kebanyakan di antaranya sudah tak lengkap lagi alat-alat
tubuhnya dan beronggok-gonggok besar daging tergantung pada
cantelan-cantelan, tapi di sana kelihatan juga domba yang sudah
menggembung badannya atau babi yang sudah bengkak dan berwarna
kehijau-hijauan yang Jeff sendiri pun tak tahan menyembelihnya.
Tengkorak dan tulang-tulang kering bertumpuk-tumpuk sampai ke atap
di sana sini dan tumpukan-tumpukan daging berwarna coklat terdapat di
sudut-sudut. Baunya selalu busuk, tapi kalau Jeff sedang merebus
kerangka tak tertahan lagi.
Rumah tempat tinggal keluarga Mallock berdiri di tengah-tengah
bangunan-bangunan itu dan bisa dimengerti kalau orang-orang baru akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyangka bahwa yang tinggal di situ adalah sekumpulan orang-orang
kerdil jelek yang layu. Tapi Jeff adalah seorang laki-laki yang mukanya
selalu merah dan lucu yang berumur empat puluhan, isterinya gemuk,
suka tersenyum dan manis. Keluarganya terdiri dari anak-anak yang
berturut-turut mulai dari seorang gadis berumur sembilan belas tahun,
dan benar-benar cantik sampai kepada seorang anak - laki-laki berumur
lima tahun yang sehat. Ada delapan orang anak-anak Mallock dan
sepanjang umur mereka, mereka itu bermain-main di tengah-tengah
paru-paru binatang yang sakit tbc dan aneka ragam bakteri mulai dari
Salmonella sampai Anthrax. Namun mereka adalah anak-anak yang paling
sehat di daerah itu. Di rumah-rumah minum diceritakan orang bahwa Jeff adalah salah
seorang yang terkaya di kota itu, tapi sedang mereka minum-minum bir,
orang-orang setempat itu harus mengakui bahwa uangnya didapatnya
secara halal. Pukul berapa pun dia mau saja pergi dengan gerobaknya
untuk mengambil sebuah bangkai, membawanya kembali ke tempatnya
dan menyembelihnya. Seorang pedagang makanan anjing datang dua kali
seminggu dari Brawton dengan sebuah gerobak dan membeli daging yang
baru. Sisa badannya dimasukkan Jeff ke dalam panci besar sekali dan
dimasak untuk dibuat campuran makanan babi dan ayam itik yang laku
sekali dijual. Tulang-tulangnya dijual pada pengusaha pembuat pupuk,
kulitnya untuk pengusaha penyamak serta bagian-bagian lainnya
dikumpulkan oleh seseorang yang bermata liar. Kadang-kadang dari
bermacam-macam bagian binatang itu, Jeff bisa membuat batangbatangan sabun yang
panjang dan berbau aneh, yang banyak sekali
pembelinya, untuk menggosok lantai toko. Ya, kata orang, Jeff memang
senang hidupnya, tapi demi Tuhan, dia bekerja keras untuk itu.
Aku agak sering berhubungan dengan Mallock. Perusahaan pembantai
memang merupakan tempat yang bermanfaat bagi seorang dokter
hewan. Tempat itu dapat dijadikan tempat pembendahan bangkai
darurat, di mana dia bisa menyelidiki benar tidaknya diagnosanya dalam
keadaan tak tertolong lagi, dan dalam keadaan di mana dia sama sekali
tak tahu, biasanya misterinya tersingkap oleh pisau Jeff.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tentu saja sering juga terjadi, di mana peternak-peternak membawa
binatang yang baru habis ku-obati dan bertanya pada Jeff ada apa
dengan binatang itu, maka hal itu agak menimbulkan keretakan, karena
Jeff-lah yang berada dalam kedudukan yang kuat dan dia tak mau
mengalah. Meskipun dia buta huruf, dia adalah seorang yang bangga
akan pekerjaannya; dia tak suka disebut pembeli binatang-binatang
'bekas', tapi lebih suka dinamai 'pedagang kulit'. Dalam hatinya dia
menganggap bahwa setelah dua puluh tahun lamanya berpengalaman
menyembelih binatang-binatang yang sakit dia tahu lebih banyak
daripada dokter hewan mana pun juga, dan keadaan jadi tak enak karena
masyarakat peternakan tanpa ragu membenarkan dia.
Aku selalu jadi merasa tak senang sepanjang hari setiap kali ada
seorang peternak datang ke tempat pemeriksaan dan mengatakan
padaku bahwa sekali lagi, Jeff Mallock telah menyalahkan diagnosaku.
"Hei, ingatkah Anda sapi yang Anda periksa dan katakan kekurangan
magnesium" Dia tak sembuh-sembuh lalu kubawa pada Mallock. Lalu
tahukah Anda apa penyakitnya sebenarnya" Cacing di ekornya. Kata
Jeff kalau saja Anda potong ekornya waktu itu, dia tentu segera
sembuh." Tak ada gunanya membantah atau mengatakan bahwa tidak
ada penyakit namanya cacing di ekor itu. Jeff tahu - itu saja sudah
cukup. Kalau saja Jeff mau menggunakan kesempatan-kesempatannya yang
selalu berharga itu untuk menambah pengetahuan yang masuk akal,
tidak akan terlalu buruk keadaannya. Tapi dia bahkan mencip-takan ilmu
penyakitnya yang aneh-aneh sendiri, dan yang didasarkan pada
pengobatan-pengobatan ilmu gaib yang dikumpulkannya dari masyarakat
peternakan. Ada empat penyakit-penyakit pokoknya yaitu paru-paru
yang macet, penyakit domba hitam, penyakit perut dan batu golf. Itulah
empat macam penyakit yang membuat para dokter hewan dalam daerah
yang meliputi beberapa mil bergidik.
Ada lagi sesuatu yang tak enak yang harus ditanggung oleh para dokter
hewan yaitu bakatnya yang istimewa yang memungkinkannya segera
mengatakan apa penyebab kematian seekor binatang hanya setelan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
melihat binatang itu sekali lintas saja di peternakan. Peternak-peternak
yang terpesona oleh kepandaiannya itu, selalu bertanya padaku mengapa
aku tak bisa berbuat demikian.
Tapi aku tak bisa membenci laki-laki itu. Sebagai manusia, adalah lumrah
bahwa dia tak bisa menolak kesempatan untuk dianggap orang penting,
apalagi tak ada sikap ingin mencelakakan pada dirinya. Namun kadangkadang timbul
juga hal-hal yang tak menyenangkan, dan aku suka berada
di tempat waktu dia sedang menyembelih setiap kali ada kesempatan.
Lebih-lebih kalau menyangkut Isaac Cranford.


Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cranford adalah seorang yang keras, seorang yang telah memasukkan
dirinya ke dalam pola hidup sederhana yang keras sekali. Seorang yang
tajam perhitungannya, seorang tokoh yang ingin menang biar dengan
cara apa pun juga, dan termasuk orang yang kikir. Dia bertani di tanah
pertanian yang terbaik di Lembah Dale, sapi jenis Shorthorns-nya selalu
memenangkan hadiah dalam pameran-pameran, tapi dia tak punya
sahabat. Mr. Bateson, tetangganya di sebelah utara tanah pertaniannya,
menyimpulkannya sebagai berikut, "Kulit seekor kutu pun berharga bagi
laki-laki itu." Mr. Dickon yang bertani di sebelah selatannya,
menyatakannya dengan cara yang lain, "Kalau selember mata uang sudah
ada dalam tangannya, tidak akan keluar lagi."
Pertemuan kami pagi ini terjadi gara-gara kejadian sehari sebelumnya.
Mr. Cranford menelepon tengah hari. "Sapiku disambar petir. Sekarang
mati di ladang." Aku keheranan. "Petir" Yakinkah Anda" Bukankah tak ada badai hari
ini?" "Mungkin di sana tidak, tapi di sini ada."
"Mmm, baiklah, aku akan datang dan memeriksanya."
Sambil bermobil ke peternakan itu aku tak bisa memaksa diriku untuk
merasa antusias dalam menghadapi tanya jawab yang harus kuhadapi.
Urusan petir ini mungkin akan menjadi hal yang memusingkan kepala
saja. Semua peternak mengasuransikan ternaknya terhadap sambaran
petir - itu biasanya merupakan bagian dari asuransi kebakarannya - dan
sesudah suatu badai hebat, sudah menjadi kebiasaan kalau telepon para
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dokter hewan mulai berdering dengan pemintaan untuk memeriksa
binatang-binatang yang mati.
Perusahaan-perusahaan asuransi biasanya tidak banyak rewel dalam hal
itu. Asal mereka menerima surat keterangan dari dokter hewan yang
menyatakan bahwa berdasarkan pemeriksaannya memang petirlah
penyebab kematian itu, mereka biasa mau saja membayar tanpa banyak
ribut. Seandainya timbul keraguan mereka akan minta pembedahan
mayat atau pendapat lain dari seorang dokter lain. Kesulitannya adalah
karena tak ada diagnosa pembedahan mayat yang dapat dilanjutkan;
paling-paling hanya adanya jaringan di bawah kulit yang memar, dan
boleh dikatakan tidak ada lagi yang lain. Keadaan yang paling
menyenangkan adalah bila terdapat ciri yang paling mengesankan pada
binatang itu, yaitu hangus mulai dari telinga sampai ke kaki terus ke
tanahnya sekali. Sering kali pula binatang itu ditemukan di bawah
sebatang pohon yang sudah terang-terang terbakar dan hangus oleh
petir itu. Dalam hal itu, mudah saja memberikan diagnosanya.
Sembilan puluh sembilan persen dari para peternak tentulah mencari
setiap kesempatan yang baik yang sekecil-kecilnya sekalipun dan kalau
dokter hewannya menemukan penyebab kematian yang lain, mereka akan
menerima keputusan itu dengan tenang, meskipun kurang senang. Tapi
tak ada di antaranya yang menyulitkan.
Aku pernah mendengar Siegfried menceritakan tentang seorang lakilaki tua yang
telah memanggilnya untuk membuktikan suatu kematian
oleh petir. Bekas-bekas hangus yang panjang pada bangkai binatang itu
benar-benar mengesankan dan setelah Siegfried memeriksanya, hampir
saja percaya. "Bagus, Charlie, betul-betul bagus, aku tak pernah melihat
bekas yang lebih mengesankan. Tapi ada satu hal." Dia merangkulkan
lengannya ke pundak laki-laki tua itu. "Sayang sekali kau telah
membiarkan bekas tetesan lilin itu di kulitnya."
Laki-laki itu melihat lebih teliti lalu menghantamkan tinjunya ke telapak
tangannya. "Sialan, Anda benar, Tuan! Aku sudah berhati-hati sekali
mengerjakannya. Dan aku sudah berusaha keras - hampir sejam lamanya
aku mengerjakannya." Dia pergi sambil menggumam. Dia tidak
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memperlihatkan rasa malu, hanya kesal dan kekurangan teknik kerjanya
sendiri. Tapi pikirku, waktu mobilku melewati dinding batu peternakannya, akan
lain sekali keadaannya. Cranford punya kebiasaan mendapatkan apa yang
diinginkannya, benar atau salah, dan kalau kali ini keinginannya tidak
didapatnya, akan ada kesulitan.
Aku melewati pintu pagar peternakan dan sepanjang jalan beraspal yang
rapi lalu melalui satu-satunya padang. Mr. Cranford sedang berdiri
tanpa bergerak di tengah-tengah halaman dan bukan untuk pertama
kalinya aku mendapat kesan, kesamaan laki-laki itu dengan seekor
burung besar yang kelaparan. Bahu sempit yang membungkuk, muka yang
dagunya terdorong ke depan seperti paruh tajam, mantel hitam yang
tergantung longgar di tubuhnya yang kerempeng. Aku tidak akan
tercengang seandainya dia membuka sayapnya dan mengepak-ngepak
terbang ke atap kandang. Tapi dia hanya mengangguk tak sabar padaku
dan bergegas berjalan dengan langkah-langkah pendek ke padang di
belakang rumah. Padang itu luas dan sapi yang mati tergeletak boleh dikatakan di
tengah-tengahnya. Di padang itu tak ada pohon-pohon, tak ada pagar
bahkan tak ada semak-semak. Harapanku untuk menemukan bangkainya
di bawah sebatang pohon yang hangus, segera sirna, tinggallah rasa
kuatir. Kami berhenti dekat sapi itu dan Mr. Cranford-lah yang mula-mula
bicara. "Pasti karena petir. Tak mungkin sebab lain. Badai hebat, lalu
binatang, yang baik ini jatuh langsung mati."
Aku melihat rumput di sekeliling sapi Shorthorn itu. Rumputnya sudah
teraduk dan tercabut, hingga tinggallah bercak-bercak tanah gundul.
"Tapi dia tidak jatuh dan mati mendadak, kan" Dia mati setelah
mengalami kekejangan-kekejangan - kita bisa melihat bekas-bekas
kakinya mengais-ngais rumput."
"Baiklah, dia memang kejang-kejang, tapi petirlah yang
menyebabkannya." Mata Mr. Cronford kecil tapi galak dan mata itu
memandang berpindah-pindah dari leher bajuku, ke ikat pinggang jasku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan sepatu Wellington-ku. Dia tak pernah bisa melihat seseorang tepat
di matanya. "Aku ragu, Mr. Cranford. Salah satu tanda dari sambaran petir adalah
bahwa binatang itu mati tanpa perjuangan. Bahkan ada di antaranya
yang mulutnya masih berisi rumput."
"Oh, aku tahu semua itu," bentak Cranford, mukanya yang kecil
memerah. "Aku sudah setengah abad mengurus binatang ternak dan ini
bukanlah pertama kali aku melihat yang disambar. Cara matinya tentu
tak sama." "Oh, saya mengerti, tapi kuatir ini bisa disebabkan oleh banyak hal."
"Hal-hal apa umpamanya?"
"Yah, umpamanya Anthrax, atau kekurangan megnesium atau sakit
jantung - ada lagi sederetan nama. Kurasa kita harus mengadakan
pembedahan mayat, supaya yakin."
"Eh dengarkan, apakah Anda mau mengatakan bahwa aku mencoba
berbuat sesuatu yang terlarang?"
"Sama sekali tidak. Aku hanya berkata bahwa kita harus mencari bukti
yang meyakinkan sebelum aku memberi surat keterangan. Kita akan
membawanya ke tempat Mallock dan melihat Mallock membedahnya, dan
percayalah jika ternyata tak ada sebab lain dari kematiannya, Anda
akan mendapatkan keuntungan dari keraguan ini. Orang asuransi baik
dalam hal itu." Muka Mr. Cranford yang berpotongan perampok itu seperti masuk
benar-benar ke dalam leher mantelnya. Dengan geram dia membenamkan
tangannya ke dalam sakunya. "Aku sudah sering minta bantuan dokter
hewan sebelum ini. Dokter-dokter hewan yang layak dan
berpengalaman." Mata yang kecil itu berkilat ke telingaku yang kiri.
"Mereka tak pernah ribut-ribut seperti ini. Untuk apa bersusah payah
begitu" Mengapa Anda harus membuat keistimewaan?"
Yah, mengapa, pikirku. Mengapa harus menjadikan laki-laki ini musuhku"
Dia punya pengaruh besar di daerah ini. Terkemuka dalam persatuan
peternak setempat, seorang anggota dari setiap badan pertanian dalam
daerah bermil-mil jauhnya. Dia seorang laki-laki kaya dan berhasil, dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
meskipun orang tak suka padanya, mereka menghormati pengetahuannya
dan mendengarkan kata-katanya. Dia bisa mempersulit kedudukan
seorang dokter hewan muda. Mengapa tidak ditulis saja keterangan itu,
lalu pulang" Cukup kalau ditulis, 'Dengan ini diterangkan bahwa saya
sudah memeriksa binatang tersebut di atas dan menurut pendapat saya,
sambaran kilat adalah penyebab kematiannya.' Itu akan mudah, dan
Cranford akan puas. Dengan demikian segala-galanya akan berlalu.
Mengapa harus melawan tokoh berbahaya ini, padahal percuma saja"
Mungkin bagaimanapun juga dia memang disambar petir.
Aku memalingkan mukaku ke Mr. Cranford, mencoba keras memandang
matanya, tapi gagal, karena mata kecil itu beralih ke lain pada saat
terakhir. "Sayang, tapi kurasa kita harus melihat bagian dalam dari sapi
ini. Aku akan menelepon Mallock dan memintanya untuk mengambilnya
dan besok kita bisa melihat dia memotongnya. Akan kujumpai Anda pukul
sepuluh di sana. Baiklah begitu?"
"Yah, kalau memang harus," sembur Cranford. "Sebenarnya ini urusan
omong kosong saja, tapi kurasa aku harus menyenangkan hati Anda. Tapi
baiknya kuperingatkan Anda - sapi ini bagus, bernilai delapan puluh
pound. Aku tak rela kehilangan uang sebanyak itu. Aku minta hakku."
"Aku yakin Anda akan mendapatkan hak Anda, Mr. Cranford. Dan
sebelum dia diangkat, aku sebaiknya, mengambil darahnya sedikit untuk
memeriksa apakah dia ada penyakit Anthrax."
Peternak itu berada dalam tekanan yang bertumpuk-tumpuk. Sebagai
seorang penegak kapel agama methodist, pilihan kata-katanya terbatas,
oleh karenanya dia melampiaskan perasaan amarahnya dengan menyepak
bangkai itu kuat-kuat. Jari-jari kakinya kena tulang punggung yang tak
bergerak dan dia terlompat-lompat berkeliling pada sebelah kaki
beberapa detik lamanya. Lalu dia berjalan dengan terpincang-pincang ke
rumahnya. Aku tinggal seorang diri dan aku melukai telinga binatang mati itu
dengan pisauku lalu menyapukan seoles darah ke beberapa potong kaca.
Pertemuan itu merupakan pertemuan yang tidak menyenangkan dan
pertemuan esok harinya pun tidak pula menjanjikan keadaan yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyenangkan. Selaput darah itu kumasukkan berhati-hati ke dalam
sebuah kotak karton dan pulang ke Rumah Skeldale untuk memeriksanya
di bawah mikroskop. Jadi bukanlah suatu rombongan yang riang benar yang berkumpul di
tempat pemotongan binatang-binatang pagi berikutnya. Bahkan Jeff
yang seperti biasa tetap berair muka seperti Buddha, sebenarnya amat
tersinggung. Waktu aku tiba terlebih dahulu di pekarangan itu, Jeff
telah menceritakan kejadian kemarinnya secara singkat, tapi aku bisa
merangkumkan kejadiannya.
Jeff melompat dari kereta pengangkutnya di tempat Cranford dan
setelah memandang bangkai itu tajam-tajam sepintas, lalu seperti biasa
memberikan diagnosa setempatnya. "Paru-parunya macet. Aku sudah
bisa memastikan melihat matanya dan letak rambutnya di punggungnya."
Lalu dia menantikan desah-desah kagum dan kata-kata ucapan selamat
yang biasanya menyusul pernyataannya itu.
Tapi Mr. Cranford yang hampir seperti orang menari karena marahnya
berkata, "Tutup mulut besarmu yang bodoh itu Mallock, kau tak tahu
apa-apa! Sapi ini disambar petir, ingat itu."
Dan kini, sedang aku menundukkan kepalaku di atas bangkai itu, aku
tetap tak bisa menemukan bukti. Tak ada tanda memar setelah kulitnya
diangkat, sedang alat-alat perutnya bersih dan normal.
Aku meluruskan tubuhku dan menyapukan tanganku ke rambutku.
Tempat merebus binatang menggelegak perlahan, dengan mengeluarkan
berkas-berkas uap yang sedap baunya ke dalam suasana yang sudah
padat ini. Dua ekor anjing menjilat dengan asyiknya ke setumpuk daging
yang sudah dimasak. Kemudian aku diserang rasa ngeri. Anjing-anjing itu mendapatkan
saingan. Seorang anak laki-laki yang berambut - kriting mencelupkan
jari telunjuknya ke tumpukan itu, memasukkan jari itu ke dalam
mulutnya dan mengisapnya dengan nikmat
"Lihatlah itu!" kataku gemetar.
Muka laki-laki pembeli binatang bekas itu bersinar-sinar karena rasa
bangga seorang ayah. "Memang," katanya senang. "Bukan hanya yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berkaki empat saja yang suka masakanku. Makanan yang hebat itu penuh zat-zat
makanan!" Setelah rasa senangnya benar-benar pulih, dia menyalakan sebatang
korek api lalu kemudian dengan enak mengisap sebuah pipa pendek yang
sudah memperlihatkan bukti-bukti banyaknya digunakan.
Aku mengembalikan perhatianku ke pekerjaan yang sedang kami lakukan.
"Tolong potong jantungnya, Jim," kataku
Dengan cekatan Jim memotong alat tubuh yang besar itu dari atas ke
bawah, dan aku segera tahu bahwa apa yang kucari sudah bertemu. Baik
urat besar yang memompakan darah keluar maupun yang memasukkan
darah ke jantung hampir seluruhnya tertutup oleh suatu benda seperti
bunga kol yang tumbuh di klep jantung. Penyakit itu namanya Verrucose
endocarditis, biasa pada babi tapi jarang pada sapi.
"Itu, yang membunuh sapi Anda, Mr. Cranfrod," katanya.
Cranford seperti akan memasukkan hidungnya ke jantung itu. "Demi
Tuhan! Kau kan tidak akan menceritakan kepadaku bahwa benda sekecil
itu bisa membunuh binatang sebesar ini."
"Artinya tidak kecil. Dia cukup besar untuk menghentikan aliran darah.
Sayang, tapi tak dapat diragukan lagi - sapi Anda mati karena serangan
jantung." "Lalu bagaimana dengan petir?"
"Tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Anda bisa melihatnya sendiri."
"Lalu bagaimana dengan uangku yang delapan puluh pound itu?"
"Sayang sekali, tapi hal itu tak bisa mengubah kenyataan."
"Kenyataan! Kenyataan apa" Aku sudah datang pagi ini dan Anda sudah
memperlihatkan padaku, tapi Anda tak bisa mengubah pendapatku."
"Yah, tak ada lagi yang dapat kukatakan. Perkaranya sudah jelas."
Mr. Cranford. menjadi tegang dalam sikapnya yang seperti bertengger
itu. Tangannya diletakkannya di bagian depan bajunya dan jarinya terusmenerus
digeser-geserkannya dengan ibu jarinya, seolah-olah
mengusap-usap uang kertas yang dicintainya yang sedang meluncur
menjauhinya. Mukanya yang terbenam lebih dalam di leher bajunya
kelihatan lebih tajam garisnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kemudian dia berpaling padaku dan tersenyum jelek sekali. Dan matanya
yang tertancap pada kerah bajuku, mencoba dengan berani naik seinci
demi seinci. Sebentar sekali mata itu membalas pandanganku, tapi
kemudian terkedip-kedip memandang ke tempat lain lagi dengan
ketakutan. Ditariknya aku ke samping lalu berbicara sambil menatap jakunku. Dalam
bisikannya yang parau terdengar nada membujuk.
"Coba pikir, Mr. Herriot, kita berdua adalah manusia biasa. Kita samasama tahu
bahwa perusahaan asuransi itu lebih mampu menanggung
kerugian ini daripada aku. Jadi mengapa tak bisa Anda katakan saja
bahwa itu petir?" "Meskipun aku tahu bahwa itu bukan disebabkan oleh petir?"
"Apa sih artinya" Anda bisa saja mengatakannya, bukan" Tak seorang
pun yang akan tahu."


Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku menggaruk kepalaku. "Tapi yang menyusahkan aku, Mr. Cranford
ialah, bahwa aku yang akan tahu."
"Anda akan tahu?" Peternak itu tak mengerti.
"Benar. Dan itu tak baik - aku tak bisa memberi Anda surat keterangan
untuk sapi ini, habis perkara."
Air muka Mr. Cranford mula-mula membayangkan putus asa, kemudian
tak percaya akhirnya frus-tasi. "Yah, kalau begitu dengarkan. Aku tidak
akan membiarkan perkara ini sampai di sini. Aku akan menjumpai majikan
Anda mengenai Anda." Dia berputar lalu menunjuk sapi itu. "Sama sekali
tak ada tanda penyakit di situ. Mau mencoba padaku bahwa kematian itu
hanya disebabkan oleh barang kecil dalam jantung. Anda tak ahli dalam
pekerjaan Anda - Anda bahkan tak tahu benda apa itu!"
Jeff Mallock mengeluarkan pipa yang menghalanginya bicara dari
mulutnya. "Tapi aku tahu. Itu seperti - yang kukatakan. Paru-paru yang
macet yang disebabkan oleh susu dari urat susu yang kembali ke dalam
tubuh. Akhirnya dia masuk ke jantung dan habislah ceritanya. Yang
Anda lihat itu adalah gumpalan-gumpalan susu."
Cranford berputar ke arahnya. "Tutup mulutmu, Pembual besar! Kau
sama saja jahatnya dengan anak muda ini. Petir yang membunuh sapiku!
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Petir!" Dia boleh dikatakan berteriak. Kemudian dia menguasai dirinya
dan berbicara dengan tenang padaku. "Anda akan masih mendengar
tentang perkara ini, Tuan Kepandaian, dan satu hal lagi akan kukatakan.
Anda tidak akan pernah menginjakkan kaki ke peternakanku lagi." Dia
berbalik dan bergegas pergi dengan sikap jalannya yang cepat itu.
Aku mengucapkan selamat pagi pada Jeff lalu masuk ke mobilku dengan
lemah. Yah, segala-galanya telah berakhir dengan baik. Sekiranya
kedokteran hewan hanya terdiri dari pengobatan binatang-binatang
sakit. Tapi kenyataannya tidak demikian. Banyak hal-hal lain. Kuhidupkan
mesin dan akan pergi. BAB 29 MR. CRANFORD tidak menunggu lama dalam memenuhi ancamannya. Dia
datang ke tempat pemeriksaan tak lama setelah makan siang esok
harinya waktu Siegfried dan aku sedang menikmati rokok kami sehabis
makan di kamar duduk. Kami mendengar lonceng depan dibunyikan orang,
tapi kami tidak bangkit, karena kebanyakan peternak langsung masuk
setelah membunyikan lonceng.
Tapi anjing menjalankan tugasnya. Mereka sudah puas berlari-lari di
padang rumput pagi itu dan baru saja habis menjilati mangkuk-mangkuk
tempat makannya. Karena letih dan kekenyangan, mereka terbaring dan
mulai mendengkur di kaki Siegfried. Tiada lain yang lebih mereka ingini
daripada waktu istirahat selama sepuluh menit itu, tapi mereka amat
tahu kewajiban sebagai pengawal rumah yang galak yang mereka
tugaskan pada diri mereka sendiri. Maka tanpa ragu-ragu mereka
melompat dari permadani dan sambil menyalak menyerbu ke lorong
rumah. Orang-orang sering ingin tahu mengapa Siegfried memelihara lima ekor
anjing. Bukan hanya memeliharanya tapi membawanya ke mana pun dia
pergi. Kalau dia berkeliling ke tempat binatang-binatang yang harus
diperiksanya, dalam mobilnya, sulit melihatnya di antara kepala-kepala
yang berbulu dan ekor yang terkibas-kibas itu; dan siapa pun yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mendekati mobil itu akan mundur ketakutan karena salak yang garang
dan gigi-gigi yang diperlihatkannya serta mata yang mendelik di jendelajendela
mobil. "Aku sama sekali tak mengerti," Siegfried menyatakan sambil
menghantamkan tinjunya ke lututnya, "mengapa orang suka memelihara
anjing sebagai binatang pangkuan. Anjing seharusnya diberi fungsi yang
berguna. Biarkan dia dimanfaatkan untuk pekerjaan pertanian, untuk
perburuan, untuk penunjuk jalan, tapi mengapa orang suka
memeliharanya untuk menganggur saja enak-enakan, aku tak mengerti."
Pernyataan itu sering dikeluarkannya, sering kali dari balik telinga yang
terkibas atau lidah yang terjulur kalau dia duduk di mobilnya.
Pendengarnya akan memandangnya tak mengerti dari anjing greyhound
yang besar kepada anjing terrier yang kecil, dari spaniel ke whippet lalu
ke Scottie; namun tak seorang pun yang bertanya pada Siegfried
mengapa dia memelihara anjing-anjingnya sendiri.
Kurasa rombongan anjing itu menyerang Mr. Cranford kira-kira di
tikungan lorong dan banyak orang kurang kuat akan melarikan diri; tapi
aku bisa mendengar dia berjuang untuk terus berkeras masuk. Waktu
dia memasuki pintu kamar duduk, dia sudah membuka topinya dan
memukulkannya pada binatang-binatang itu untuk mengusirnya. Itu
suatu perbuatan bodoh dan salak anjing makin meningkat. Mata laki-laki
itu menatap saja dan mulutnya komat-kamit, tapi tidak terdengar
sesuatu pun dari mulutnya itu.
Siegfried yang hormat seperti biasanya, bangkit dan menunjuk sebuah
kursi. Juga bibirnya bergerak, pasti dia mengucapkan beberapa kata
basa-basi. Mr. Cranford mengibaskan mantel hitamnya, mengambil sikap
menukik lalu bertengger di kursi. Anjing-anjing duduk pula
mengelilinginya dan menyalak ke arah mukanya. Biasanya mereka itu
terus tergeletak sesudah perbuatan mereka yang meletihkan itu, tapi
ada sesuatu pada muka atau bau Mr. Cranford yang tidak mereka sukai.
Siegfried bersandar pada kursinya, mempertemukan jari-jarinya dan air
mukanya polos saja. Kadang-kadang dia memicingkan matanya dan
mengangguk menunjukkan pengertian. Boleh dikatakan tidak terdengar
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
apa-apa dari Mr. Cranford kecuali sekali-sekali sepatah kata atau
kalimat pendek yang terputus-putus.
".....harus menyampaikan pengaduan....."
".....tidak ahli dalam pekerjaannya ......"
".....tak mampu.....bukan orang kaya ......"
"..... ah, anjing-anjing sialan ini....."
".....tak mau memakainya lagi......"
".....pergi anjing, lari....."
".....sama saja dengan perampokan....."
Siegfried yang benar-benar santai dan kelihatan tak ambil pusing segala
keributan itu, mendengarkan dengan penuh perhatian, tapi setelah
beberapa menit berlalu kulihat muka Mr. Cranford mulai tegang.
Matanya seperti akan keluar dari rongganya dan urat-uratnya menonjol
seperti tali di lehernya yang kurus kering, waktu dia mencoba
menyampaikan pengaduannya itu. Akhirnya dia tak-tahan lagi lalu
melompat dan langsung ke pintu. Terakhir dia masih teriak lagi, lalu
mengibas lagi dengan topinya dan menghilang.
Beberapa minggu kemudian waktu aku membuka pintu kamar obat,
kudapati majikanku sedang mengaduk-ngaduk obat. Dia sedang bekerja
berhati-hati sekali, membalik-balik bahan yang li-kat itu di sekeping
batu marmer. "Apa kerjamu?" tanyaku.
Siegfried melemparkan sendok pengaduknya dan meluruskan
pinggangnya. "Obat luar untuk seekor babi."
Dia memandang melewati diriku pada Tristan yang baru masuk. "Aku tak
tahu mengapa harus mengerjakannya kalau ada orang yang duduk
menganggur." Dia menunjuk sendok pengaduknya. "Tepat, Tristan, kau
boleh meneruskannya. Kalau kau sudah menghabiskan rokokmu tentu
maksudku." Air mukanya menjadi lembut waktu Tristan cepat-cepat menjentikkan
rokok Woodbine-nya dan mulai bekerja di papan marmer itu. "Suatu
adonan yang liat. Harus dicampur baik-baik," kata Siegfried dengan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
puas sambil melihat ke kepala adiknya yang tertunduk. "Tengkukku
sudah mulai sakit dibuatnya."
Dia berpaling padaku. "Ngomong-ngomong, barangkali akan menarik
bagimu kalau kaudengar bahwa itu untuk babi kepunyaan sahabat baikmu
Cranford. Babinya yang mendapat hadiah itu. Di punggungnya ada luka
besar dan dia susah setengah mati. Babi itu selalu mendapatkan hadiah
uang untuknya dan noda di situ akan merupakan bencana."
"Jadi Cranford masih datang pada kita."
"Ya, lucu ya, tapi kita tak bisa terlepas dari dia. Aku tak suka kehilangan
langganan, tapi dengan senang hati aku memberikan keistimewaan pada
laki-laki ini. Dia tak mau kau mendekati tempatnya setelah urusan petir
itu, dan dikatakannya dengan terus terang pula bahwa dia tidak pula
terlalu mengharap banyak dari aku. Dikatakannya bahwa aku tak pernah
berbuat pada binatang-binatangnya - katanya akan lebih baik kalau dia
tak pernah memanggilku. Dan mengeluh setengah mati waktu menerima
surat tagihan. Dia lebih banyak menyusahkan daripada menguntungkan
dan lebih-lebih lagi aku agak takut padanya. Tapi dia tak mau pergi benar-benar
tak mau." "Dia tahu apa yang menguntungkan dirinya," kataku. "Dia mendapat
pelajaran yang baik sekali dan erang keluhannya itu hanya salah satu
usahanya supaya kita tetap menekan surat tagihannya rendah-rendah."
"Mungkin kau benar, tapi aku berharap ada jalan yang sederhana untuk
menjauhkannya dari kita." Dia menepuk pundak Tristan. "Bagus, tapi tak
perlu sampai menegangkan urat-uratmu. Cukuplah. Masukkan ke dalam
kotak obat ini dan beri label dengan tulisan: 'Gosokkan banyak-banyak
ke punggung babi tiga kali sehari sambil memijit-mijit dengan jari
supaya meresap.' Lalu kirimkan pada Mr. Cranford melalui pos. Dan
sekalian, kirimkan juga contoh kotoran ini ke laboratorium di Leeds
untuk mentes penyakit Johne." Diulurkannya sebuah kaleng bekas
setrup yang penuh dengan kotoran binatang yang cair dan berbau busuk.
"Mungkin kau benar, tapi aku berharap ada jalan yang sederhana untuk
menjauhkannya dari kita." Dia menepuk pundak Tristan. "Bagus, tapi tak
perlu sampai menegangkan urat-uratmu. Cukuplah. Masukkan ke dalam
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kotak obat ini dan beri label dengan tulisan: 'Gosokkan banyak-banyak
ke punggung babi tiga kali sehari, sambil memijit-mijit dengan jari
supaya meresap.' Lalu kirimkan pada Mr. Cranford melalui pos. Dan
sekalian, kirimkan juga contoh kotoran ini ke laboratorium di Leeds
untuk mentes penyakit Johne." Diulurkannya sebuah kaleng bekas
setrup yang penuh dengan kotoran binatang yang cair dan berbau busuk.
Adalah suatu hal yang bisa mengumpulkan contoh-contoh semacam itu
dan mengirimkannya untuk tes Johne, cacing dan sebagainya, dan
contoh-contoh itu selalu punya satu persamaan - contoh-contoh itu
selalu besar jumlahnya. Yang diperlukan untuk tes itu hanya beberapa
sendok teh, tapi peternak-peternak itu selalu memberikan banyakbanyak. Mereka
rupanya heran mengapa dokter hewan hanya
membutuhkan begitu sedikit dari kotoran yang begitu banyak; maka
ditinggalkannya sifat hati-hatinya yang biasa dimilikinya dan disendokkannya
barang itu banyak-banyak dengan sekopnya ke dalam wadah yang
sebesar-besarnya yang bisa mereka ketemukan. Mereka tidak
mempedu-likan segala macam bantahan; mereka selalu bersikap 'ambil
saja banyak-banyak, kami punya banyak.'
Tristan memegang kaleng itu dengan berhati-hati sekali dan mencaricari di papanpapan rak. "Kita tak punya botol-botol kaca untuk contoh
itu la-gi." "Benar, kita sudah kehabisan," kata Siegfried. "Aku baru bermaksud
untuk memesannya. Tapi biarlah - pasang saja tutup kaleng itu lalu tekan
kuat-kuat, kemudian bungkus baik-baik dalam kertas coklat. Itu tentu
akan sampai dengan baik ke laboratorium."
Hanya tiga hari kemudian nama Mr. Cranford muncul lagi. Siegfried
sedang membuka surat-surat yang datang pagi, menyingkirkan suratsurat edaran dan
menumpuk-numpuk surat-surat tagihan dan suratsurat tanda terima, ketika dia
tiba-tiba terdiam. Dia seperti membeku
dengan sepucuk surat pada kertas surat biru dan dia duduk seperti
patung waktu membaca surat itu sampai habis. Akhirnya diangkatnya
kepalanya, air mukanya polos. "James, inilah surat yang paling tajam
yang pernah kubaca. Dari Cranford. Dia menyatakan berpatah arang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dengan kita dan bahkan sedang berencana untuk mengambil tindakanyang sah untuk melawan kita."
"Apa salah kita kali ini?" tanyaku.
"Dia menuduh kita telah terang-terangan menghinanya dan
membahayakan kesehatan babinya. Katanya kita telah mengirimkan
padanya sekaleng penuh kotoran sapi dengan petunjuk untuk
menggosokkannya ke punggung babinya tiga kali sehari."
Tristan yang sejak tadi duduk dengan mata setengah tertutup, menjadi
betul-betul sadar dan terbelalak. Dia bangkit dengan tenang dan
berjalan ke arah pintu. Tangannya sudah memegang pintu waktu suara
abangnya menggelegar. "Tristan! Kembali ke mari kau! Duduk - ada sesuatu yang harus kita
bicarakan." Tristan mendadak mendongak, menunggu badai meledak, tapi tanpa
diduga, Siegfried tenang. Suaranya lembut.
"Jadi rupanya telah terulang lagi. Kapan aku akan menyadari bahwa aku
tak bisa mempercayakan suatu tugas yang semudah-mudahnya sekalipun
padamu. Rasanya tak banyak aku minta. Hanya memasukkan dua buah
bungkusan kecil ke pos - sama sekali bukan tugas yang pelik. Tapi masih
juga salah kau menjalankannya. Kau salah memasang labelnya ya?"
Tristan menggeliat di kursinya. "Maafkan aku, aku tak ingat
bagaimana....." Siegfried mengangkat tangannya. "Sudahlah, tak perlu susah. Seperti
biasa, nasib baikmu telah menyelamatkan dirimu. Seandainya terjadi
atas diri orang lain, ketololan itu akan berarti bencana besar tapi
dengan Cranford hal itu merupakan pertolongan Tuhan yang
menguntungkan." Dia berhenti sebentar dan merenung. "Seingatku, pada
label tertulis supaya mengurut-ngurutkannya dengan jari-jari. Dan kata
Mr. Cranford dia membuka bungkusan itu waktu mereka sedang
sarapan..... Ya, Tristan, kurasa kau telah mendapatkan jalan keluar yang
baik. Aku yakin bahwa hal ini benar-benar menghabisinya."
"Lalu bagaimana dengan tindakan sah yang dikatakannya itu?" kataku.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ah. kurasa itu bisa kita lupakan, Mr. Cranford punya rasa harga diri
yang tinggi. Pikir saja bagaimana bunyi pengaduannya nanti di
pengadilan." Diremukkannya surat itu lalu dilemparkannya ke keranjang
sampah. "Ayolah kita mengerjakan pekerjaan lain saja."
Dia mendahului berjalan dan sesampai di lorong, mendadak berhenti. Dia
berpaling menghadapi kami, "Tentu ada hal lain. Aku ingin tahu
bagaimana reaksi di lab, dimintai mentes obat gosok untuk penyakit
Johne?" BAB 30 KALI ini aku betul-betul kuatir mengenai diri Tricki. Aku baru saja
menghentikan mobilku, ketika kulihat dia di jalan dengan pemiliknya dan
aku terkejut sekali melihat rupanya. Dia telah jadi gemuk sekali, seperti
sosis yang bengkak yang berkaki di setiap sudutnya. Matanya yang
merah darah dan sayu, menatap ke depan saja terus dan lidahnya
terjulus ke luar. Mrs. Pumphrey cepat-cepat menjelaskan. "Dia tak berdaya sama sekali,
Mr. Herriot. Dia seperti tak punya tenaga. Kupikir dia menderita
kekurangan makan, jadi kuberi dia makanan ekstra di samping
makanannya yang biasa, untuk menguatkannya. Sedikit bubur dari kaki
anak sapi dan jelai dan minyak ikan dan semangkuk makanan Horlick
malam hari supaya dia bisa tidur - sebenarnya tak banyak."
"Dan adakah Anda kurangi makanan manisnya seperti yang saya
nasihatkan?" "O ya, kukurangi sedikit, tapi dia kelihatan begitu lemah. Aku terpaksa


Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengalah. Dia suka sekali kue cream dan coklat. Aku tak sanggup
menolaknya." Kulihat lagi anjing kecil itu. Itulah kesulitannya. Satu-satunya cacat
Tricki adalah serakah. Tak pernah kita mendengar dia menolak makanan;
makanan apa saja dihantamnya kapan saja siang dan malam. Dan aku
teringat semua makanan yang tak disebutkan Mrs. Pumphrey, seperti
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
biskuit, coklat lembut dan makanan kecil yang enak-enak - semua itu
amat disukai Tricki. "Adakah Anda beri dia cukup gerak badan?"
"Yah, dia kadang-kadang berjalan-jalan sedikit dengan saya, seperti
sekarang ini, tapi si Hodgkin sakit pinggang, hingga akhir-akhir ini tak
bisa melatihnya melompati lingkaran."
Aku mencoba berbicara dengan nada keras. "Sekarang saya bersungguh
nih. Kalau Anda tidak betul-betul mengurangi makanannya benar-benar,
dan Dan tidak memberinya cukup latihan, dia akan benar-benar sakit.
Anda harus menguatkan hati Anda dan dengan keras mengurangi
makanannya." Mrs. Pumphrey meremas-remaskan tangannya. "Ya, baiklah Mr. Herriot.
Aku yakin Anda benar, tapi sulit sekali rasanya." Dia pergi lagi dengan
kepala tertunduk, seolah-olah sudah berketetapan hati akan segera
mengulangi perbuatannya lagi.
Kuperhatikan mereka pergi dengan rasa kuatir yang makin meningkat.
Tricki berjalan dengan langkah berat dengan memakai mantelnya dari
bahan tweed, dia memang selalu memakai mantel-mantel yang
bermacam-macam - mantel-mantel hangat dari bahan tweed dan bahan
Skot untuk hari-hari dingin dan jas hujan kalau hari hujan. Dia berjuang
terus dengan berjalan terbongkok-bong-kok dalam bajunya itu. Kupikir,
tak berapa lama lagi aku pasti mendengar berita dari Mrs. Pumphrey.
Panggilan yang memang sudah kuharapkan itu tiba beberapa hari
kemudian. Mrs. Pumphrey susah sekali. Tricki tak mau makan apa-apa
lagi. Makanan-makanan kesukaannya sekalipun ditolaknya; terkecuali itu,
dia juga muntah-muntah. Dia hanya berbaring saja di tikar kecil,
nafasnya terengah-engah. Tidak pergi berjalan-jalan, tak mau lagi
berbuat apa-apa. Aku sudah membuat rencanaku sebelumnya. Satu-satunya jalan ialah
membawa Tricki keluar dari rumahnya untuk beberapa lamanya.
Kuanjurkan supaya dia dimasukkan ke rumah sakit selama kira-kira dua
minggu untuk observasi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Wanita malang itu hampir pingsan waktu mendengar hal itu. Dia belum
pernah berpisah dari kekasihnya; dia yakin bahwa kesayangan itu pasti
akan menderita dan mati jika dia tidak melihatnya tiap hari.
Tapi aku bersikap tegas. Tricki sakit keras dan inilah satu-satunya jalan
untuk menyelamatkannya; aku sebenarnya bahkan berpikir sebaiknya
kubawa dia tanpa menunda, dan dengan disertai ratap tangis Mrs.
Pumphrey, aku keluar ke mobil sambil menggendong anjing kecil itu
terbungkus dalam selembar selimut.
Seluruh Staf rumah tangga dikerahkan dan pelayan-pelayan berlari-lari
keluar masuk, ada yang membawa tempat tidur siangnya ada yang
membawa tempat tidur malamnya, bantal-bantal kesayangannya,
permainan-permainan dan lingkaran-lingkaran karet, mangkuk sarapan,
mangkuk makan siang dan mangkuk makan malam. Karena menyadari
bahwa mobilku tidak akan muat semua barang-barang itu, aku cepatcepat berangkat.
Waktu mobil mulai bergerak, Mrs. Pumphrey masih
sempat melemparkan segumpal mantel-mantel kecil lewat jendela sambil
berteriak putus asa. Sebelum aku membelok, aku melihat ke kaca spion
dan terlihat bahwa semuanya berurai air mata.
Setelah tiba di jalan, aku melirik ke binatang kecil yang sedih yang
terengah-engah di tempat duduk di sampingku. Kutepuk-tepuk kepalanya
dan Tricki melakukan usaha yang berani, mengibaskan ekornya. "Bujang
tua yang malang," kataku. "Kau sudah tak punya kekuatan lagi, tapi aku
tahu obat untukmu." Di tempat pemeriksaan, anjing-anjing di rumah mengelilingiku. Tricki
memandang ke rombongan yang ribut itu dengan mata lesu dan ketika
diletakkan, tergolek tak bergerak di permadani. Setelah anjing-anjing
yang lain mendengus-dengus di sekeliling beberapa lamanya, kemudian
memutuskan bahwa dia tak menarik lalu tidak mempedulikan-nya.
Aku membuatkannya sebuah tempat tidur hangat dari kotak bekas,
dekat kotak tempat anjing-anjing yang lain tidur. Selama dua hari dia
kuawasi terus, aku tidak memberinya makanan apa-apa kecuali air
banyak-banyak. Setelah dua hari berlalu dia mulai menaruh perhatian
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pada keadaan sekelilingnya dan pada hari ketiga dia mulai berkedipkedip kalau
mendengar anjing-anjing lain di halaman.
Waktu aku membuka pintu, Tricki berjalan ke luar dan segera dikelilingi
oleh Joe si anjing gry-hound dan kawan-kawannya. Setelah
menggulingkannya dan memeriksanya dengan teliti, anjing-anjing itu
pergi ke kebun. Tricki menyusul mereka, tampak masih mengalami
kesulitan dengan lemaknya yang berlebihan, tapi jelas tertarik.
Siang harinya aku hadir pada waktu mereka diberi makan. Kuperhatikan
waktu Tristan menuangkan makanan ke dalam mangkuk. Seperti biasa
terjadi penyerbuan terhadap makanan itu yang disusul oleh makan
dengan kecepatan tinggi; setiap anjing tahu bahwa kalau dia sampai
terbelakang dari yang lain-lain dia pasti akan harus berebutan
mendapatkan sisa makanan.
Ketika mereka selesai, Tricki berjalan ke mangkuk-mangkuk yang
berkilat itu lalu menjilati bagian dalamnya dengan seenaknya. Esok hari
sebuah mangkuk tersendiri disediakan untuknya dan aku senang melihat
dia ikut berdesak-desak mendatangi mangkuknya.
Sejak itu kemajuannya cepat sekali. Dia tidak mendapatkan perawatan
dengan obat apa-apa, tapi sepanjang hari dia berkejar-kejaran dengan
anjing-anjing yang lain dan ikut dalam pergulatan pura-pura mereka. Dia
merasa senang dilemparkan, diinjak dan terjepit setiap beberapa menit.
Dia menjadi anggota rombongan yang diterima baik, suatu benda yang
bukan main kecilnya dan halusnya di tengah-tengah gerombolan yang
besar-besar, dia ikut berjuang seperti harimau untuk mendapatkan
makanan pada waktu makan dan memburu tikus-tikus di kandang ayam
tua malam hari. Dia tak pernah menjalani hidup yang demikian.
Dan selama itu, Mrs. Pumphrey berkeliaran saja di halaman belakang
atau menelepon berbelas kali sehari untuk mendengar berita terakhir.
Aku mengelakkan pertanyaan-pertanyaannya mengenai, apakah
bantalnya dibalikkan secara teratur atau apakah mantel yang tepat yang
dikenakan sesuai dengan cuaca; tapi aku bisa melaporkan dengan pasti
bahwa anjing kecilnya sudah terlepas dari bahaya yang kesehatannya
maju dengan cepat. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Istilah 'kesehatannya maju' rupanya diartikan lain oleh Mrs. Pumphrey.
Dia mulai membawakan telur-telur baru, setiap kali dua lusin, katanya
untuk memulihkan kembali kekuatan Tricki. Beberapa lamanya kami
senang dan kami masing-masing mendapat dua butir telur untuk sarapan,
tapi waktu minuman sherry mulai datang pula, seisi rumah mulai
mengerti apa maksudnya. Minuman itu adalah minuman yang enak sekali yang kukenal dengan baik
dan dikatakan bahwa itu diberikannya untuk menambah darah Tricki.
Makan siang kami menjadi suatu peristiwa berupa acara dengan
didahului oleh dua gelas sherry dan beberapa gelas sementara makan.
Siegfried dan Tristan bergiliran mengangkat gelas dengan mendoakan
kesehatan Tricki dan kata-kata yang diucapkan dalam pidato untuk itu,
makin hari makin meningkat. Sebagai sponsor Tricki akulah yang harus
memberikan pidato balasan.
Kami rasanya tak bisa percaya ketika brendi pula yang datang. Dua botol
yang bermerek Cordon Bleu, yang maksudnya sebagai bantuan terakhir
terhadap keadaan Tricki. Siegfried mengeluarkan beberapa gelas
minuman kepunyaan ibunya. Aku tak pernah melihat gelas-gelas itu
sebelumnya, tapi selama beberapa malam gelas-gelas itu mendapat
penghargaan karena selalu digunakan untuk diisi minuman yang sedap
itu, yang dihirup dan diminum dengan rasa penghargaan.
Hari-hari itu benar-benar merupakan hari-hari yang menyenangkan,
dimulai dengan baik dengan adanya makanan ekstra telur pagi hari,
ditambah dan ditingkatkan kesenangan itu di siang hari dengan minum
sherry dan ditutup dengan mewah dengan minum-minum brendi sambil
mengelilingi tungku pemanasan.
Rasanya timbul keinginan untuk tetap memelihara Tricki sebagai tamu
abadi, tapi aku tahu bahwa Mrs. Pumphrey menderita dan setelah dua
minggu, aku merasa terpaksa menelepon dan mengatakan padanya bahwa
anjing kecil itu telah sembuh dan menunggu penjemputan.
Dalam jangka waktu tiga puluh menit, sesuatu yang terbuat dari logam
berwarna hitam berkilat dan panjangnya kira-kira sembilan ratus
sentimeter, berhenti di luar tempat pemeriksaan. Sopirnya membukakan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pintunya dan tubuh Mrs. Pumphrey boleh dikatakan tenggelam dalam
bagian dalamnya. Tangannya terkatup erat di depannya; bibirnya
gemetar. "Aduh, Mr. Herriot, tolonglah katakan yang sebenarnya.
Benar-benar sudah sembuhkah dia?"
"Ya, dia sudah sehat. Anda tak perlu keluar dari mobil - biar kuambilkan
dia." Aku berjalan melalui rumah langsung ke kebun. Suatu kelompok anjinganjing sedang
bergumul berputar-putar di rumput dan di tengahtengahnya terdapat tubuh kecil
keemasan Tricki, yang telinganya
terkepak-kepak dan ekornya melambai-lambai. Dalam waktu dua minggu
dia sudah berubah menjadi seekor binatang yang lincah dan berotot
keras; dia bisa menyesuaikan dirinya dengan yang lain-lain, mengulurkan
tubuh-tubuhnya jauh-jauh hingga dadanya hampir kena tanah.
Kugendong dia melalui lorong ke depan rumah. Sopir mobil masih tetap
memegang pintu mobil dan waktu Tricki melihat pemiliknya dia
memberontak melepaskan dirinya dari tanganku dengan suatu lompatan
besar dan tiba di pangkuan Mrs. Phum-prey Wanita itu terkejut dan
hanya bisa berteriak, "Oooh!" lalu kemudian dia harus melindungi dirinya
waktu Tricki memeluknya sambil menjilat-jilat mukanya dan menyalak.
Sementara kegaduhan itu terjadi, kubantu sopir membawa ke luar,
tempat-tempat tidur, permainan-permainan, bantal-bantal, mantelmantel dan
mangkuk-mangkuk, yang kesemuanya tak pernah dipakai.
Waktu mobil mulai bergerak, Mrs. Pumphrey menjenguk ke luar jendela.
Air matanya berlinang. Bibirnya gemetar.
"Aduh, Mr. Herriot" tangisnya. "Bagaimanakah saya dapat
menyampaikan terima kasih pada Anda" Ini adalah suatu hasil
perawatan yang gemilang!"
Aku terbangun tiba-tiba dan tersentak, jantungku berdegup dan
berdebar kuat oleh dering telepon yang tak henti-hentinya. Telepontelepon yang
bisa ditaruh di samping tempat tidur ini benar-benar suatu
kemajuan dari sistem lama yang mengharuskan kita berlari turun ke
tingkat bawah dan berdiri menggigil dengan kaki telanjang di ubin
lorong; tapi bunyi yang merupakan ledakan dalam jarak yang hanya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
beberapa inci dari telinga pada jam sesubuh ini pada waktu tubuh kita
sedang lemah dan daya tahan sedang rendah, sungguh-sungguh
menghancurkan rasanya. Aku merasa telepon itu tak baik bagiku.
Suara di ujung yang lain benar-benar ceria. "Aku punya kuda yang akan
beranak. Tapi dia mengalami kesulitan. Kurasa anaknya salah letak bisakah Anda
datang menolong?" Perutku rasa berkerut menjadi sebuah bola yang terik. Ini rasanya agak
keterlaluan; kalau hanya sekali harus keluar dari tempat tidur di tengah
malam buta sudah cukup tidak menyenangkan, tapi dua kali rasanya tak
adil, bahkan merupakan suatu kekejaman. Aku sudah bekerja keras
sepanjang hari dan merasa senang bisa merangkak tidur tengah malam.
Pukul satu malam aku diminta bangun untuk menolong sapi yang sukar
sekali beranak dan hampir pukul tiga baru kembali. Pukul berapa
sekarang" Pukul tiga lima belas menit. Tuhanku, aku baru beberapa
menit tidur. Dan kuda beranak pula! Biasanya dua kali lebih sulit
daripada sapi beranak. Hidup apa ini! Hidup yang benar-benar malang!
"Baik, Mr. Dixon, aku akan segera datang," gumamku di alat penerima,
lalu berjalan terseok-seok ke seberang kamar sambil menguap dan
merenggangkan tubuh, merasakan sakit di pundak dan lenganku. Aku
memandangi pakaian yang tertumpuk di kursi; pakain itu tadi sudah
kutanggalkan, lalu kukenakan lagi, dan menanggalkannya lagi tadi, kini
dalam diriku memberontak tak mau mengenakannya lagi. Dengan
bersungut-sungut lemah, kuambil mantelku dari balik pintu dan
kupasangkan saja di luar piyamaku, turun ke tingkat bawah mencari
tempat sepatu Willington-ku di luar pintu kamar obat dan kumasukkan
saja kakiku ke dalamnya. Malam itu malam yang hangat, jadi tak ada
gunanya untuk berpakaian benar-benar; aku pasti akan membuka segalagalanya saja
di peternakan nanti. Kubuka pintu belakang dan menggagap-gagap perlahan-lahan di kebun
yang panjang itu. Pikiranku yang letih, hanya samar-samar saja
menangkap bau harum dalam gelap itu. Aku sampai di ujung halaman,
kubuka pintu rangkap ke jalan lalu kukeluarkan mobil dari garasi. Di kota
yang sepi itu, bangunan-bangunan memancar putih waktu lampu mobil
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyorot bagian depan toko-toko yang tertutup rapat dan tirai-tirai
yang terkatup pula. Semua orang tidur. Semua orang kecuali aku, James
Herriot, yang merayap dengan rasa sakit dan kehabisan tenaga menuju
tempat yang menjanjikan kerja keras lagi. Mengapa benar aku dulu
memutuskan untuk menjadi seorang dokter hewan di desa" Aku gila dulu
itu memilih pekerjaan di mana kita bekerja tujuh hari dalam seminggu
sampai-sampai tengah malam pula. Kadang-kadang aku merasa seolaholah tempat
praktek itu merupakan suatu wujud hidup yang jahat yang
mentes diriku, mengujiku; terus-menerus menambah tekanan atau
melihat kapan dan pada saat mana aku akan jatuh dan langsung mati.
Suatu reaksi di luar kesadaranku mengangkatku dari kancah menangisi
nasibku itu, dan aku mulai menanggapi waktu yang akan kuhadapi ini
dengan optimisme yang memang merupakan sifat-sifatku. Pertama-tama,
tempat Dixon itu terletak di ujung Dale tak jauh dari jalan raya dan
mereka punya kemewahan yang tak biasa yaitu listrik dalam bangunanbangunan
mereka. Dan aku pun tidak pula letih setengah mati; bukankah
aku berumur dua puluh empat dan kesehatanku tak pernah terganggu"
Masih sulit mematikan diriku.
Aku tersenyum sendiri dan tenggelam ke dalam keadaan gembira yang
agak tertunda yang sebenarnya merupakan kebiasaanku dalam keadaan
ini; suatu selaput kantuk yang membungkus semua kesadaran kecuali
kesadaran yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaanku. Dalam
bulan-bulan terakhir ini aku sering-sering bangun tengah malam,
bermobil sampai jauh ke desa, mengerjakan pekerjaanku dengan hasil
yang baik dan kembali tidur lagi, tanpa merasa betul-betul bangun.
Aku tak keliru mengenai Dixon. Kuda betina Clydesdale yang manis
berada dalam sebuah tempat yang baik penerangannya dan kuletakkan
tali-tali dan instrumen-instrumenku dengan perasaan syukur yang dalam.
Sambil menuangkan obat anti ha-ma ke dalam ember yang berisi air
panas, kuperhatikan kuda yang sedang kejang dan mendayung-dayung
kaki-kakinya itu. Usaha itu tidak menghasilkan apa-apa, tiada kaki yang
terjulur dari kemaluannya. Kali ini pasti ada kelainan dalam kelahiran.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil tetap berpikir keras, aku menanggalkan mantelku dan terbangun
dari renunganku oleh pekik tertawa dari peternak itu. "Tuhan
Mahakuasa, apa-apaan ini?"
Aku memandang ke piyamaku yang berwarna biru muda dengan bertepi
lebar. "Ini adalah pakaian tidur saya, Mr. Dixon," sahutku
mempertahankan harga diri. "Saya tak sempat berganti pakaian."
"O begitu," Mata peternak itu berkilat nakal. "Maafkan aku sesaat tadi
kusangka bahwa Anda adalah orang lain. Tahun yang lalu, aku ada
melihat seorang pemuda seperti Anda benar di Blackpool - pakaiannya
sama benar tapi dia memakai topi dan tongkat juga. Dia pandai sekali
menari." "Sayang, aku tak dapat memenuhi keinginan itu," kataku tersenyum
masam. "Aku sedang tak punya keinginan untuk itu."
Aku membuka pakaianku, sambil memandang luka yang masih merah
bekas gigi anak sapi beberapa jam yang lalu. Gigi-gigi itu setajam pisau
cukur yang mengelupas kulitku, setiap kali aku memasukkan tanganku ke
dalam mulutnya. Kuda betina itu gemetar waktu aku memasukkan tanganku ke dalam
tubuhnya. Tak ada apa-apa, tak ada, kemudian hanya ekornya dan tulang
panggulnya dan tubuhnya serta kaki belakangnya yang menghilang,
terlepas dari jangkauanku. Kelahiran sungsang; pada sapi kelahiran itu
mudah bagi orang yang sudah berpengalaman, tapi pada kuda sulit
karena panjangnya kaki bayi kuda itu.
Setengah jam lamanya aku harus bekerja keras bercucuran peluh,
dengan menggunakan tali dan sebuah pengait tumpul yang dipasang di
ujung rotan yang lembut, untuk mengeluarkan kaki yang pertama. Kaki
yang kedua lebih mudah keluar, dan induknya kini seolah-olah tahu
bahwa tak ada lagi kesulitan. Dia memberikan dorongan yang kuat dan
bayi itu terpancar ke luar ke rumput kering bersama-sama diriku yang
terlempar sambil memeluk bayi itu. Aku senang sekali karena kurasa
tubuh kecil itu meronta dan meregang; waktu aku bekerja meraba-raba
tadi, aku tidak merasa adanya gerak dan aku memastikan bahwa bayi itu
mati, tapi ternyata dia hidup; dia menggelengkan kepalanya dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mendengus mengeluarkan air ketuban yang telah terhisap olehnya
karena lamanya perjalanan keluarnya.
Setelah aku selesai menyeka tubuhku aku berpaling dan melihat
peternak itu mengulurkan mantelku yang sudah berwarna aneka ragam
dan muka yang tegang sekali seperti seorang pelayan pribadi. "Silakan,
Tuan," katanya dengan serius.
"Oke, Oke," aku tertawa, "lain kali aku akan datang dengan berpakaian
pantas." Sedang aku memasukkan barang-barangku ke tempat bagasi
mobil, peternak itu dengan seenaknya melemparkan sebuah bungkusan
ke tempat duduk di belakang.
"Mentega sedikit," gumamnya. Waktu aku menghidupkan mesin dia
membungkuk menjenguk di jendela. "Aku tadi kuatir sekali akan keadaan
induk kuda itu dan aku ingin sekali anak dari dia. Terima kasih, Anak
muda, terima kasih banyak."
Dia melambai waktu mobilku mulai bergerak dan kudengar suara
perpisahannya. "Anda tepat sekali kalau menjadi penyanyi pengembara
Kentucky!" Aku menjalankan mobil sambil bersandar di tempat dudukku dan
memandang melalui kelopak mata yang gelap ke jalan yang kosong yang
mulai kelihatan jelas di sinar pagi yang masih suram. Matahari sudah
mulai terbit - merupakan sebuah bola Jingga tua yang tergantung
rendah di atas padang-padang yang berkabut. Aku benar-benar merasa
damai, senang mengenang bayi kuda tadi, yang mencoba berjuang untuk
berdiri, dengan kaki yang bukan main panjangnya yang masih belum
kokoh. Aku puas bahwa binatang kecil itu ternyata hidup - aku selalu
merasa tak senang kalau membantu melahirkan makhluk yang sudah tak
bernyawa. Peternakan Dixon itu terletak di tanah rendah di mana daerah Dale
melebar dan berakhir di tanah dataran York yang luas. Aku harus
menyeberangi suatu lingkaran jalan ramai yang menghubungkan daerah
West Riding dengan daerah perindustrian, North East. Suatu lingkaran
asap tipis mengepul dari cerobong asap rumah minum yang buka
sepanjang malam yang ada di tikungan itu dan waktu aku mengurangi
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kecepatan akan membelok, suatu bau masakan yang menusuk hidung,
masuk ke mobilku; timbul bayangan yang jelas dari sosis goreng dan
kacang dan tomat dan kentang goreng.
Tuhanku, aku lapar sekali. Aku melihat arlojiku; pukul lima lima belas
menit, masih lama aku baru akan sarapan. Aku membelok masuk ke
tengah-tengah truk di jalan beraspal yang lebar.
Sambil berjalan bergegas ke gedung yang masih berlampu itu, aku
memutuskan untuk tidak makan terlalu banyak. Aku tak berniat untuk
makan yang hebat-hebat, hanya sandwich yang enak. Aku sudah pernah
ke mari beberapa kali sebelumnya dan sandwich-nya memang enak; dan
aku memang pantas makan sesuatu setelah bekerja begitu keras
sepanjang malam. Aku masuk ke dalam suatu ruangan yang hangat, di mana beberapa
kelompok sopir truk duduk menghadapi piring-piring yang berisi
makanan yang bertumpuk tinggi; tapi baru saja aku melangkah masuk,
terhentilah bunyi gemerincing sendok garpu dan keadaan jadi sepi
tegang. Seorang laki-laki gendut yang memakai jaket kulit duduk
tertegun dengan sebuah garpu yang ada makanannya tak jadi
dimasukkannya ke mulutnya, sedang yang duduk di sampingnya, yang
sedang mencengkam sebuah gelas yang besar dan tinggi dengan
tangannya yang berminyak-minyak, menatapku dengan mata melotot.
Aku baru sadar bahwa piyama yang bergaris-garis merah cerah dan
sepatu bot Wellington-ku mungkin kelihatan tak wajar di lingkungan itu
dan aku buru-buru mengancingkan mantelku yang terombang-ambing di
belakangku. Setelah terkancing pun mantel itu ternyata terlalu pendek,
hingga kaki piyamaku masih tersembul di atas sepatu botku.
Aku berjalan ke meja tempat penjualan dengan langkah-langkah tetap.
Sebuah kepala yang berambut pirang yang tersembul dari baju overall
putih yang sudah kotor dan yang di saku bajunya dicantumkan nama
"Dora", memandangiku dengan muka polos.
"Satu sandwich pakai ham dan semangkuk kaldu," kataku parau. Waktu
si pirang memasukkan sesendok bubuk kaldu ke dalam mangkuk dan
kemudian mengisinya dengan air panas yang masih berbunyi mendesis,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
aku merasa tak enak karena merasa di belakangku sunyi sepi dan aku
merasa bahwa serangkaian mata tertuju pada kakiku. Di sebelah kanan
aku tepat dapat melihat laki-laki yang berjaket kulit tadi. Diisinya
mulutnya dan mengunyah sambil merenung beberapa lamanya.
"Macam-macam saja, ya Ernest," katanya dengan tegas.
"Memang, Kenneth, memang," sahut sahabatnya.
"Apakah kau tahu, Ernest, apakah ini yang dipakai oleh kaum pria daerah
Yorkshire dalam musim semi ini?"
"Mungkin, Kenneth, mungkin saja."
Setelah mendengar celoteh dari belakangku itu, aku berkesimpulan
bahwa orang yang berdua ini adalah pembanyol yang sudah diakui di
rumah minum itu. Sebaiknya aku cepat-cepat saja menghabiskan
makananku dan keluar. Dore menyodorkan sandwich yang berisi daging
tebal dan berkata seperti orang yang mengigau. "Satu shilling."
Kuselipkan tanganku ke dalam mantelku dan sadar bahwa piyama
flanelku itu tak bersaku. Ya Tuhanku, uangku ada dalam saku celanaku
yang tinggal di Darrowby! Aku terserang rasa panik waktu aku mulai
meraba-raba mantelku dengan gugup.
Aku memandang kalap pada gadis pirang itu dan kulihat dia memasukkan
kembali sandwich-nya ke bawah meja penjualan. "Dengarkan," kataku,
"aku rupanya tak membawa uang. Aku sudah pernah ke mari - kaukenal
aku kan?" Dora hanya menggeleng tegas.
"Ya, sudahlah," gagapku, "aku akan kembali dengan membawa uang bila
aku kebetulan lewat di sini."
Air muka Dora tidak berubah tapi dia mengangkat alis matanya sebelah
sebentar, dan dia tidak bergerak sedikit pun untuk mengeluarkan
kembali sandwich itu dari tempat persembunyiannya.
Kepalaku hanya dipenuhi oleh satu rencana, cepat-cepat lari. Dengan
rasa putus asa kuhirup cairan yang panas sekali itu.
Kenneth menjauhkan piringnya lalu mulai menusuk-nusuk giginya dengan
puntung korek api. "Ernest," katanya seolah-olah baru saja mengambil
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
suatu keputusan. "Menurut pendapatku, kaum pria di daerah ini
eksentrik." "Eksentrik?" kata Ernest sambil tertawa terkekeh-kekeh. "Kalau
menurut aku lebih tepat disebut bebal."
"Tapi tidak terlalu bebal, Ernest. Tidak cukup untuk membayar apa yang
dilahapnya." "Kau tepat, Kenneth. Tepat sekali."
"Memang aku tak keliru. Bukan main enaknya dia menikmati semangkuk
kaldu. Sayang tak tepat waktunya meraba-raba pakaiannya tadi, kalau
tidak dia pasti sudah menyerbu sandwich-nya juga. Dora rupanya lebih
cepat daripadanya - lima detik saja lagi, habislah ham itu."
"Benar, benar," gumam Ernest, yang rupanya merasa puas dengan
peranannya sebagai orang jujur.
Kenneth melemparkan puntung korek apinya, mengecap-ngecap giginya
nyaring-nyaring lalu bersandar. "Ada satu kemungkinan lain yang belum
kita pertimbangkan. Dia mungkin orang buronan."
"Narapidana yang melarikan diri, maksudmu Kenneth?"
"Ya, Ernest." "Tapi orang-orang itu selalu ada cap anak panah di pakaian seragamnya."
"Memang ada beberapa penjara yang memakai itu. Tapi aku pernah
mendengar bahwa sekarang ada beberapa penjara dan memakaikan
pakaian seragam bergaris-garis."
Aku sudah benar-benar tak tahan lagi. Setelah menuangkan tetes-tetes
yang terakhir dari kaldu itu ke leherku, aku langsung berlari ke pintu.
Waktu aku melangkah ke luar ke sinar matahari pagi, masih terdengar
olehku pernyataan Kenneth yang terakhir tentang diriku.
"Barangkali dia melarikan diri dari rombongan pekerja. Lihat saja sepatu
bot Wellington-nya itu."
*** PENUTUP Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku ingat suatu petang waktu matahari memancar terang. Anjing-anjing
Siegfried kumasukkan ke mobilku, lalu pergi ke tempat di mana saja
jalan tikus yang hijau menarik menuju ke sebuah tambang, di lereng
jurang yang curam. Kami berjalan semil dua di tanah yang lembut, lalu
membelok dan menuju lurus ke lereng bukit melewati suatu tempat yang
berbau tak enak dan kumbang men-dengung-dengung, terus ke
puncaknya di mana anginnya nyaman dan kita dapat melihat hampir
seluruh daerah Dale terbentang di bawah; hampir seluruhnya, mulai dari
bagian yang terdekat di mana terdapat bukit-bukit besar yang gundul
yang bertepi semak-semak liar, sampai melandai ke bawah ke dataran
rendah yang luas, terus ke kakinya yang samar-samar yang hampir
kelihatan berkotak-kotak.
Aku sedang duduk di rumput dengan anjing-anjing yang mengelilingiku
dengan penuh harapan, ketika angin lembut menghembuskan bau dari
Dale, dan harum rumput yang terbentang bermil-mil luasnya dan bungabungaan yang
seperti malu-malu di padang-padang. Bau yang sama itu
telah pula tercium olehku waktu aku turun dari bis di Darrowby setahun
yang lalu. Dan aku sadar bahwa selama itu aku telah bekerja keras
terus: masa pertama yang ajaib itu telah kulalui.
Dan semuanya itu terjadi di bawah sana itu. Banyak di antara
peternakan yang termasuk daerah pemeriksaan kami kelihatan dari
tempatku duduk; di sana sini kelihatan batu kelabu dengan binatangbinatang
ternaknya, yang dari jarak, jauh ini kelihatan seperti bintikbintik tak
bergerak, terserak di padang-padang di sekitarnya. Aku tak
dapat membayangkan daerah itu sebagai medan pertempuranku selama
tahun yang lalu ini, peristiwa-peristiwa perjuanganku yang pertama, di
mana segala-galanya telah terjadi, mulai dari sukses yang memuncak
sampai pada kegagalan yang amat memalukan.
Ada orang-orang di bawah sana itu menganggapku seorang dokter hewan
yang cukup baik, ada beberapa yang menganggapku sebagai orang bebal
yang baik hati, ada pula yang yakin bahwa aku adalah seorang luar biasa,
bahkan satu atau dua orang mau melepaskan anjingnya untuk
mengejarku bila aku berani menginjakkan kaki ke dalam batas pagarnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Semua ini dalam setahun. Bagaimana keadaannya dalam tiga puluh
tahun" Yah, kalau melihat tanda-tandanya, akan sama saja. Lalu
bagaimana dengan binatang-binatang yang di sekitar hidupnya drama ini
berputar" Sayang binatang-binatang itu tak bisa berbicara, karena akan menarik sekali
mendengar pendapat binatang-binatang itu. Ada beberapa hal yang ingin
kuketahui. Bagaimana pandangan mereka tentang hidup mereka yang
beraneka ragam itu" Apa pendapat mereka tentang kita manusia" Dan
apakah mereka bisa tertawa tentang hal itu"
*** TAMAT Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia Bayangan Berdarah 3 Playboy Dari Nanking Karya Batara Sukma Pedang 3

Cari Blog Ini