Editor buletin hukum." "Apa artinya?"
"Artinya dia cemerlang. Dia akan memikirkan suatu jalan keluar." "Kau
serius, Sam" Kaupikir itu akan terjadi?"
569 Sam mendadak melompati dua biji checker hj. tam dan Henshaw
mengumpat. "Kasihan kau," kata Sam sambil menyeringai. "Kapan terakhir kau
mengaJa "Dua ihun kau belum per- www.ac-zzz.tk Henshaw mengambil langkah hati-hati. dan Sam melompatinya lagi. Lima
menit kemudian, permainan itu selesai dengan Sam kembali meraih kemenangan.
Mereka membenahi papan dan mulai
Tengah hari Packer dan satu penjaga fam muncul dengan borgol, dan
kegembiraan jfo selesai Mereka digiring ke sel; makan siang sedang disiapkan.
Kacang, kacang polong, kentang pure, dan beberapa potong roti kering Sam
cuma menghabiskan sepertiga makanan lunak di piringnya, dan menunggu
dengan %abar sampai seorang penjaga menjemputnya, h memegang celana
pendek benih dan sepotong sabun Saat mandi
Penjaga tiba dan menggiring Sam ke pancuran kecii di ujung tier. Menurut
keputusan pengadilan, para terpidana mati diizinkan mandi cepat-cepat
sebanyak lima kafi seminggu, tak peduli mereka membutuhkannya atau tidak,
demikian kata para penjafa
Sam mandi dengan cepat, mencuci rambutnya dua kali dengan sabun, dan
membasuh tubuhnya cukup bersih, tapi dipakai empat telat narapidana
di tkr itu. Judi, "lop mandi karet itu tetap terpasang di kaki. Setelah lima
menit, air berhenti mengalir, dan Sam berbasah-basah selama beberapa menit
lagi sambil menatapi dinding keramik yang berlumut. Ada beberapa hal di The
Row yang takkan ia rindukan.
Dua puluh menit kemudian ia dinaikkan ke sebuah van penjara dan dibawa
sejauh setengah mil ke perpustakaan hukum.
Adam sedang menunggu di dalam, n menanggalkan jas dan menggulung
lengan kemeja ketika penjaga membuka borgol Sam dan meninggalkan ruangan
Mereka saling memben salam dan berjabat tangan. Sam cepat-cepat duduk dan
menyalakan sebatang rokok. "Ke mana saja kauT tanyanya.
"Sibuk," kata Adam. duduk di seberang meja. "Aku mendadak terpaksa pergi
ke Chicago Rabu dan Kamis lalu." "Ada hubungannya dengan urusan ku?" "Boleh
kaukatakan demikian. Goodman ingin menelaah kasus ini. dan ada beberapa
urusan lain." "Jadi, Goodman masih terlibat?" "Goodman bosku saat ini. Sam Aku
harus melapor kepadanya kalau aku ingin mempertahankan pekerjaanku. Aku
www.ac-zzz.tk tahu kau membencinya, tapi dia J sangat prihatin denganmu dan kasusmu.
Percaya atau tidak, dia tak ingin melihatmu digas." "Aku tidak lagi
membencinya." "Mengapa hatimu berubah?"
"Entahlah. Bila kau sampai sedekat ini pada ajal. kau banyak berpikir."
Adam sangat ingin mendengar lebih banyak, f tapi Sam menghentikannya.
Adam memandanginya t merokok dan berusaha tidak berpikir tentang Joe ]
Lincoln. Ia berusaha tidak memikirkan ayah Sam j dipukuli dalam perkelahian
mabuk-mabukan pada suatu pemakaman, dan mencoba mengabaikan se- j gala
kisah menyedihkan lain yang diceritakan Lee padanya di Ford County. Ia
mencoba menepis hal-hal ini dari pikirannya, namun tak dapat melakukannya.
la sudah berjanji pada Lee takkan menyebut-nyebut lagi mimpi buruk masa
lalu. "Kurasa kau sudah dengar tentang kekalahan terakhir kita," ': katanya
sambil menarik berkas-berkas dari tas.
"Tidak lama, kan?"
"Benar. Kekalahan yang agak cepat, tapi aku sudah mengajukan dalih lain
kepada Pengadilan Fifth Circuit." "Aku tak pernah menang di Fifth Circuit." "Aku
tahu. Tapi pada titik ini kita tak bisa memilih pengadilan peninjau kasus kita."
"Apa yang bisa kita lakukan pada titik ini?" "Beberapa hal. Aku kebetulan
bertemu dengan Gubernur Selasa kemarin, setelah rapat dengan hakim federal.
Dia ingin bicara empat mata. Dia memberiku nomor telepon pribadinya dan
mengundangku untuk menelepon dan bicara tentang kasus
ini. Katanya dia punya beberapa keraguan tentang
sejauh mana kesalahanmu."
Sam menatapnya berapi-api. "Keraguan" Dialah satu-satunya alasan aku ada
di sini. Dia sudah tak sabar lagi ingin melihatku dieksekusi."
"Kau mungkin benar, tapi..."
"Kau janji tidak akan bicara dengannya. Kau menandatangani perjanjian
denganku, yang dengan tegas melarang kontak apa pun dengan si tolol itu."
"Tenang, Sam. Dia mencegatku di luar kantor hakim."
"Aku heran dia tidak mengadakan jumpa pers untuk membicarakannya."
www.ac-zzz.tk "Aku mengancamnya, oke" Aku membuatnya berjanji untuk tidak bicara." "Kalau
begitu, kaulah orang pertama dalam sejarah yang berhasil membungkam
bangsat itu." "Dia terbuka dengan gagasan memberikan pengampunan."
"Dia bilang begitu padamu?"
"Ya." "Kenapa" Aku tidak percaya ini."
"Aku tidak tahu mengapa, Sam. Dan aku sama sekali tak peduli. Tapi
bagaimana hal ini bisa merugikan kita" Apa bahaya memohon sidang
pemeriksaan untuk mendapatkan pengampunan" Memang fotonya
akan terpampang lagi di surat kabar. Memang kamera TV akan mengejarnya lagi.
Kalau ada peluang, dia akan mendengarkan. Mengapa
kau harus peduli bila dia mendapat sorotan lebih lanjut dari hal ini?"
'Tidak. Jawabnya tidak. Aku takkan memberimu wewenang untuk mengajukan permohonan sidang pemeriksaan pemberian pengampunan. Sama
sekali tidak. Seribu kali tidak. Aku kenal dia, Adam. Dia mencoba menyedotmu
ke dalam rencana permainannya. Semua itu palsu, pertunjukan untuk
masyarakat. Dia akan bersedih atas hal ini sampai akhir, memerah semua yang
bisa dia dapatkan. Dia akan mendapatkan perhatian lebih banyak daripada aku,
padahal ini eksekusiku." "Jadi, apa ruginya?"
Sam menepuk meja dengan telapak tangannya. "Sebab itu tidak akan ada
gunanya, Adam. Dia takkan berubah pikiran." Adam menuliskan sesuatu pada buku
tulis dan membiarkan beberapa saat
lewat. Sam bergeser mundur di kursinya dan menyalakan sebatang rokok lagi.
Rambutnya masih basah dan ia menyisirnya ke belakang dengan kuku jari.
Adam meletakkan pena di meja dan memandang kliennya. "Apa yang ingin
kaulakukan, Sam" Menyerah" Kaupikir kau tahu banyak tentang hukum. Katakan
padaku, apa yang ingin kaulakukan?"
"Ah, selama ini aku sudah memikirkannya."
"Aku yakin kau sudah memikirkannya."
www.ac-zzz.tk "Pembelaan yang dalam perjalanan ke Fifth Circuit itu memang ada
gunanya, tapi tampaknya tidak begitu menjanjikan. Menurut pengamatanku,
tak banyak lagi yang tersisa."
"Kecuali Benjamin Keyes."
"Benar. Kecuali Keyes. Dia bekerja dengan baik untukku dalam sidang dan
sidang banding, dan dia hampir merupakan sahabat. Aku tak suka mengejarnya." "Ini tindakan baku dalam kasus hukuman mati, Sam. Kau selalu memburu
pengacaramu dalam sidang dan menyatakan telah mendapatkan nasihat hukum
yang tidak efektif. Goodman mengatakan padaku ingin melakukannya, tapi kau
menolak. Itu seharusnya sudah dilakukan bertahun-tahun yang lalu."
"Dia benar tentang itu. Dia meminta aku melakukannya, tapi aku bilang
tidak. Kurasa itu suatu kesalahan." Adam bertengger di tepi kursinya sambil membuat catatan. "Aku sudah
mempelajari catatan, dan kupikir Keyes melakukan kesalahan ketika dia tidak
mengajukanmu untuk memberi kesaksian."
"Aku ingin bicara pada Juri, kau tahu. Kupikir aku sudah mengatakan itu
padamu. Setelah Dogan memberikan kesaksian, kupikir sangat penting bagiku
menjelaskan pada Juri bahwa aku memang benar memasang bom itu, tapi sama
sekali tak ada niat membunuh siapa pun. Itulah yang sebenarnya, Adam. Aku
tak berniat membunuh siapa pun."
"Kau ingin memberikan kesaksian, tapi pengacaramu bilang tidak."
Sara tersenyum dan memandang ke lantai. "Itukah yang kau ingin aku
katakan?" "Ya."
"Aku tak punya banyak pilihan, kan?" "Benar."
"Oke. Begitulah kejadiannya. Aku ingin memberikan kesaksian, tapi
pengacaraku tak mengizinkan."
"Aku akan mengajukan dalih ini besok pagi-pagi"
"Ini sudah terlambat, kan?"
www.ac-zzz.tk "Ah, ini jelas terlambat, dan masalah ini seharusnya sudah diajukan dulu.
Tapi apa ruginya sekarang?"
"Apakah kau akan menelepon Keyes dan menceritakan hal ini padanya?" . ..
" "Kalau aku punya waktu. Saat ini aku sama sekali tak peduli dengan
perasaannya." "Kalau begitu, aku pun tidak. Persetan dengannya Siapa lagi yang bisa kita
serang?" "Daftarnya agak pendek." Sam melompat berdiri dan mulai mondarmandir
sepanjang meja dengan langkah terukur. Panjang ruangan itu lima
setengah meter. Ia berjalan mengelilingi meja di belakang Adam dan sepanjang
tiap-tiap dinding, menghitung sambil berjalan. Ia berhenti dan bersandar pada
sebuah rak buku. Adam menyelesaikan sejumlah catatan dan mengawasinya dengan cermat.
"Lee ingin tahu apakah bisa datang berkunjung," katanya.
Sam menatapnya, lalu perlahan-lahan kembali ke tempat duduknya di
seberang meja. "Dia ingin datang?"
"Kurasa begitu."
"Aku hams memikirkannya."
"Nah, bergegaslah."
"Bagaimana keadaannya?"
"Lumayan, kurasa. Dia menyampaikan cinta dan doanya, dan dia banyak
memikirkanmu akhir-akhir ini."
"Apakah orang-orang di Memphis tahu dia anakku?"
"Kurasa tidak. Itu belum muncul di surat kabar."
"Kuharap mereka tetap tidak membicarakannya."
"Aku dan dia pergi ke Clanton Sabtu kemarin."
Sam memandangnya dengan sedih, lalu menerawang ke langit-langit. "Apa
yang kaulihat?" tanyanya.
"Banyak. Dia menunjukkan makam nenekku dan kuburan anggota Cayhall
lainnya." www.ac-zzz.tk "Dia tak ingin dikuburkan bersama keluarga Cayhall, apakah Lee menceritakan itu padamu?"
"Ya. Lee menanyaiku di mana kau ingin dikuburkan."
"Aku belum lagi memutuskan."
"Baiklah. Beritahu aku bila kau sudah mengambil keputusan. Kami berjalanjalan di
kota, dan dia memperlihatkan rumah tempat kami tinggal. Kami pergi
ke alun-alun dan duduk dalam gazebo di halaman gedung pengadilan. Kota itu
sangat sibuk. Orang-orang berkerumun di sekitar alun-' akin."
"Kami biasa menyaksikan kembang api di kuburan."
"Lee menceritakan semua itu padaku. Kami makan siang di Tea Shoppe dan
bermobil ke pinggir kota. Dia membawaku ke rumah masa kecilnya."
"Apa rumah itu masih ada?" - "Yeah, tak dihuni. Rumah itu rusak dan rumput
tumbuh dengan liar merajalela. Kami berjalan mengelilingi tempat itu. Dia
menceritakan banyak kisah masa kanak-kanaknya. Bicara banyak tentang
Eddie." "Apa dia punya kenangan indah?" "Tidak."
Sam menyilangkan tangan dan memandang meja. Satu menit lewat tanpa
sepatah kata. Akhirnya Sam bertanya, "Apa dia bercerita tentang Quince
Lincoln, bocah Afrika kecil sahabat Eddle?"
Adam mengangguk perlahan-lahan, mata mereka saling terkunci.."Ya"
"Dan tentang ayahnya, Joe?"
"Dia menceritakan kisah itu padaku."
"Apakah kau mempercayainya?"
"Aku percaya Haruskah aku percaya?"
"Itu benar. Semua itu benar,"
"Kupikir begitu."
"Bagaimana perasaanmu ketika dia menceritakan kisah itu padamu"
Maksudku, bagaimana reaksimu?"
"Aku benci padamu.''
"Dan bagaimana perasaanmu sekarang?"
www.ac-zzz.tk "Lain." Sam bangkit perlahan-lahan dari tempat duduk dan berjalan ke ujung meja.
Ia berhenti dan berdiri dengan punggung menghadap Adam. "Itu empat puluh
tahun yang lalu," ia bergumam, nyaris tak terdengar.
"Aku tidak datang ke sini untuk bicara tentang ini," kata Adam, sudah
merasa bersalah. Sam berbalik dan bersandar pada rak buku yang sama. Ia berdekap tangan
dan menatap dinding. "Aku berharap seribu kali itu tak pernah terjadi."
"Aku berjanji pada Lee takkan mengungkitnya, Sam. Maaf."
"Joe Lincoln orang yang baik. Aku sering bertanya dalam hati, apa yang
terjadi pada Ruby, Quince, dan anak-anaknya yang lain."
"Lupakanlah, Sam. Mari kita bicara tentang hal lain."
"Kuharap mereka bahagia saat aku mati."
579 TIGA PULUH Ketika Adam mengemudikan mobil melewati pos keamanan di gerbang
utama, penjaga itu melambaikan tangan, seolah-olah saat ini ia sudah jadi
pelanggan tetap. Ia balas melambai sambil mengurangi kecepatan dan menekan
tombol untuk membuka bagasi. Tidak dibutuhkan administrasi apa pun bagi
pengunjung yang akan pergi, cuma pemeriksaan sepintas pada bagasi untuk
memastikan tak ada narapidana yang membonceng. Ia berbelok ke jalan raya
bebas hambatan, menuju selatan, menjauh dari Memphis, dan menghitung ini
kunjungannya yang kelima ke Parchman. Lima kunjungan dalam dua minggu. Ia
merasa tempat ini akan jadi rumahnya yang kedua selama enam belas hari
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mendatang. Sungguh pikiran yang menyebalkan.
Ia tidak berselera berurusan dengan Lee malam ini. Ia merasa ikut
bertanggung jawab atas kekam-buhannya kecanduan alkohol, tapi menurut
pengakuan Lee sendiri ini sudah menjadi cara hidupnya selama bertahun-tahun.
Ia pecandu alkohol, dan www.ac-zzz.tk bila ia memilih minum, tak ada apa pun yang bisa dilakukan Adam untuk
menghentikannya. Ia akan ke sana besok malam, untuk membuat kopi dan
bercakap-cakap. Malam ini ia butuh istirahat.
Saat itu tengah hari, hawa panas memancar dari aspal jalan raya, dan
ladang-ladang dalam keadaan kering dan berdebu, alat-alat pertanian lesu dan
lamban, lalu lintas sepi* dan lengang. Adam berhenti ke bahu jalan dan
menaikkan atap konver-tibel mobilnya. Ia berhenti di toko Cina di Rule-ville
dan membeli sekaleng es teh, lalu memacu mobilnya di sepanjang jalan raya
yang sepi ke arah Greenville. Ia punya urusan yang hams dikerjakan, mungkin
tak menyenangkan, tapi rasanya wajib ia kerjakan. Ia berharap punya
keberanian untuk menuntaskannya.
Ia terus mengambil jalan-jalan samping, jalan county yang sempit berlapis
paving stone, dan melesat nyaris tanpa tujuan, melintasi Delta Dua kali ia
tersesat, namun berhasil mencari jalan sendiri. Ia tiba di Greenville beberapa
menit sebelum pukul 17.00, dan menjelajahi daerah pusat kota dalam mencari
sasarannya. Ia melewati Kramer Park dua kali. Ia menemukan sinagoga di
seberang Gereja Baptis Pertama. Ia parkir di ujung Main Street, di tepi sungai,
tempat sebuah tanggul membentengi kota tersebut. Ia meluruskan dasi dan
berjalan menyusuri Washington Street sejauh tiga blok, menuju sebuah
bangunan bata tua dengan tanda Grosir Kramer tergantung dari beranda di
atas trotoar di depannya. Pintu kacanya yang berat membuka ke dalam, dan
lantai kayu kunonya ber-keriut ketika ia berjalan di atasnya. Bagian bangunan
itu dilestarikan menyerupai toko eceran model kuno, dengan counter-counter
kaca di depan rak-rak lebar yang tegak sampai ke langit-langit. Rak-rak dan
counter-counter itu diisi dengan kardus dan bungkus makanan yang pernah
dijual bertahun-tahun lalu, tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Ada sebuah cash
register kuno sebagai pajangan. Museum kecil itu dengan cepat menyerah pada
perdagangan modern. Sisa bangunan besar itu sudah direnovasi dan penampilannya cukup efisien. Sebuah dinding lempengan kaca memotong
serambi depan, lorong lebar berkarpet membentang di tengah bangunan dan,
www.ac-zzz.tk tak diragukan, menuju kantor-kantor serta para sekretaris, dan di suatu tempat
di belakang pasti ada gudang.
Adam menikmati barang-barang yang diperagakan di counter depan.
Seorang laki-laki muda ber-jeans muncul dari belakang dan bertanya, "Bisa saya
bantu?" Adam tersenyum dan mendadak resah. "Ya, saya ingin menemui Mr. Elliot
Kramer." "Apakah Anda salesman?" "Bukan."
"Apakah Anda pembeli?" "Bukan."
Laki-laki muda itu sedang memegang sebatang pensil dan pikirannya penuh
dengan banyak hal. "Kalau begitu, boleh saya tanya apa yang Anda
perlukan?" "Saya perlu menemui Mr. Elliot Kramer. Apakah dia ada di sini?"
"Dia melewatkan sebagian besar waktunya di gudang utama' di selatan
kota." Adam maju tiga langkah ke arah laki-laki itu dan mengangsurkan sehelai
kartu nama padanya. "Nama saya Adam Hall. Saya pengacara dari Chicago. Saya
benar-benar perlu menemui Mr. Kramer."
Laki-laki itu mengambil kartu itu dan mengamatinya beberapa detik, lalu
memandang Adam dengan kecurigaan besar. "Tunggu sebentar," katanya, dan
berjalan pergi. Adam bersandar pada sebuah counter dan mengamati cash register tadi. la
sudah pernah membaca di suatu tempat dalam risetnya yang sangat besar,
bahwa keluarga Marvin Kramer pedagang-pedagang kaya raya selama beberapa
generasi di Delta. Seorang nenek moyang mereka turun dari kapal uap secara
tergesa-gesa di Greenville dan memutuskan tinggal di kota ini. Ia membuka
toko kecil yang menjual makanan kering, lalu berkembang ke usaha-usaha lain.
Selama masa-masa penuh cobaan dalam persidangan Sam, keluarga Kramer
berkali-kali dijelaskan sebagai keluarga kaya.
www.ac-zzz.tk Setelah dua puluh menit menunggu, Adam sudah siap berlalu, dan cukup
lega. ia sudah berusaha. Kalau Mr. Kramer tidak mau menemuinya, tak ada apa
pun yang bisa ia lakukan.
583 Ia mendengar Jangkah kaki pada lantai kayu,
dan berbalik. Seorang laki-laki tua berdiri dengan sehelai kartu nama di
tangannya. Ia tinggi dan kurus, dengan rambut beruban yang berombak, mata
coke/at tua dengan bayang-bayang gelap di bawahnya, wajah ramping, wajah
kuat yang saat itu tidak tersenyum. Ia berdiri tegak, tanpa tongkat untuk
membantunya berdiri, tanpa kacamata untuk membantunya melihat. Ia
bersungut memandang Adam, tapi tak mengucapkan apa pun.
Seketika itu juga Adam berharap sudah berlalu lima menit yang lalu.
Kemudian ia bertanya pada diri sendiri, mengapa ada di sana. Kemudian ia
memutuskan, bagaimanapun ia akan meneruskan niatnya. "Selamat sore,"
katanya, ketika jelas laki-laki itu takkan bicara. "Mr. Elliot Kramer?"
Mr. Kramer mengangguk mengiyakan, tapi anggukannya begitu lambatnya,
seolah-olah tertantang oleh pertanyaan tersebut
"Nama saya Adam Hall. Saya pengacara dari Chicago. Sam Cayhall kakek
saya, dan saya mewakilinya" Jelas Mr. Kramer sudah memperkirakan hal ini,
sebab ucapan Adam tidak mempengaruhinya. "Saya ingin bicara dengan Anda."
"Bicara tentang apa?" Mr. Kramer berkata dengan suara terseret lamban.
Tentang Sam." "Aku berharap dia membusuk di neraka," katanya, seolah-olah sudah yakin
akan tempat tujuan abadi Sam. Matanya begitu cokelat, nyaris hitam.
Adam memandang lantai, menghindari mata itu, dan berusaha memikirkan
sesuatu yang tidak menimbulkan ledakan. "Ya, Sir," katanya, sangat menyadari
ia berada di Deep South, tempat sopan santun masih dipegang erat. "Saya
mengerti bagaimana perasaan Anda. Saya tidak menyalahkan Anda, tapi saya
cuma ingin bicara beberapa menit dengan Anda."
"Apakah Sam menyampaikan permintaan maaf?" tanya Mr. Kramer. Fakta
bahwa ia memanggil dengan Sam saja terasa aneh bagi Adam. Bukan Mr.
www.ac-zzz.tk Cayhall, bukan Cayhall, cuma Sam, seolah-olah mereka berdua sahabat lama
yang dulu berselisih dan sekarang tiba saatnya untuk rujuk. Katakan saja kau
menyesal, Sam, dan segalanya akan beres.
Pikiran untuk berbohong melintas cepat dalam benak Adam. Ia bisa saja
mengarang, mengatakan betapa pedih perasaan Sam pada hari-hari terakhir ini,
dan betapa ia menginginkan pengampunan. Namun Adam tak dapat memaksa
diri melakukannya. "Apakah ada bedanya?" ia bertanya.
Mr. Kramer dengan hati-hati menyisipkan kartu dalam saku kemejanya, dan
menatap lama kepada Adam, menembus jendela depan. "Tidak," katanya,
"takkan ada bedanya. Mestinya itu sudah dilakukan sejak dulu." Kata-katanya
mengandung aksen berat dari daerah Delta, dan meskipun artinya tidak
menyenangkan, suaranya kedengaran sangat menghibur. Kata-kata itu lambat
dan hati-hati, diucapkan seolah-olah waktu tak berarti apa-apa Ucapan itu juga mencerminkan penderitaan bertahun-tahun, dan tanda bahwa hidup sudah
berhenti sejak lama. " "Tidak, Mr. Kramer. Sam tidak tahu saya ada di sini, jadi dia tidak
mengirimkan permintaan maafnya. Tapi saya akan menyampaikannya."
Tatapan menerawang melalui jendela dan menuju masa lampau itu tidak
goyah atau bergeser. Tapi ia mendengarkan.
Adam meneruskan, "Saya merasa wajib, bagi diri saya sendiri dan putri Sam,
untuk setidaknya mengatakan kami sangat menyesal atas semua yang terjadi."
"Mengapa Sam tidak mengatakannya bertahun-tahun yang lalu?" "Saya tak
dapat menjawab itu." "Aku tahu. Kau baru."
Ah, kekuatan pers. Sudah tentu Mr. Kramer membaca koran seperti semua
orang lain. "Ya, Sir, Saya mencoba menyelamatkan nyawanya."
"Mengapa?" "Ada banyak alasan. Membunuhnya takkan mengembalikan cucu Anda, tidak
pula anak Anda. Dia salah, tapi pemerintah juga salah bila membunuhnya."
"Begitu. Dan kaupikir aku belum pernah mendengar ini?"
www.ac-zzz.tk "Tidak, Sir. Saya yakin Anda sudah pernah ,
mendengar semuanya ini. Anda sudah menyaksikan semuanya. Anda sudah
merasakan semuanya. Saya tak bisa membayangkan apa yang telah Anda alami.
Saya cuma mencoba menghindari hal itu terjadi pada saya."
"Apa lagi yang kauinginkan?"
"Bisakah Anda memberi waktu lima menit?"
"Kita sudah tiga menit bicara, kau punya dua menit lagi." Ia melirik jam
tangannya, seolah-olah mengatur pencatat waktu, lalu menyelipkan jemarinya
yang panjang ke dalam saku celana. Matanya kembali ke jendela dan jalan di
luarnya. "Surat kabar Memphis mengutip Anda mengatakan ingin hadir saat mereka
mengikat Sam Cayhall dalam kamar gas; Anda ingin menatap matanya."
"Itu kutipan yang akurat. Tapi aku tak percaya itu akan terjadi."
"Mengapa tidak?"'
"Sebab kita punya sistem peradilan pidana yang busuk. Sudah hampir
sepuluh tahun sekarang dia* dimanja dan dilindungi dalam penjara. Pembelaan
bandingnya berlarut-larut. Kau mengajukan berbagai macam pembelaan dan
berupaya keras agar dia tetap hidup. Sistem ini sakit. Kami tidak mengharapkan
keadilan." "Saya beri Anda jaminan bahwa dia tidak dimanja. Death raw tempat yang
mengerikan. Saya baru saja meninggalkannya."
"Yeah, tapi dia hidup. Dia hidup, bernapas, menonton televisi, dan
membaca buku. Dia bicara 587 denganmu. Dia mengajukan gugatan. Bila dan ketika kematian mendekat,
dia akan punya banyak waktu untuk menyusun rencana menghadapinya. Dia
bisa mengucapkan selamat tinggal. Memanjatkan doa. Cucuku tak punya waktu
untuk mengucapkan selamat tinggal, Mr. Hal). Mereka tak bisa memeluk
orangtua mereka dan memberikan cium perpisahan. Mereka meledak begitu
saja sampai berkeping-keping saat sedang bermain."
www.ac-zzz.tk "Saya mengerti itu, Mr. Kramer. Tapi membunuh Sam takkan mengembalikan mereka"
"Tidak. Tapi itu akan membuat kami merasa jauh lebih lega. Itu akan
meredakan banyak kepedihan. Sudah sejuta kali aku berdoa agar bisa hidup
cukup panjang untuk menyaksikannya mati. Lima tahun lalu aku mendapat
serangan jantung. Dua minggu mereka mengikatku pada mesin, dan satu hal
yang membuatku tetap hidup adalah keinginan untuk hidup lebih lama dari
Sam. Aku akan ada di sana, Mr. Halt, kalau dokterku mengizinkan. Aku akan
ada di sana menyaksikannya mati, lalu aku akan pulang dan menghitung hari."
"Saya menyesal Anda merasa seperti ini/
"Aku pun menyesal aku seperti ini. Aku menyesal pernah mendengar nama
Sam Cayhall." Adam mundur selangkah dan bersandar pada counter dekat cash register. Ia
menatap lantai dan Mr. Kramer menatap ke luar jendela. Matahari sedang
turun ke barat, di belakang gedung itu,
museum kecil yang tua dan menarik itu jadi makin
redup. "Saya kehilangan ayah saya gara-gara ini," kata Adam lembut.
"Maaf. Aku membaca bahwa dia bunuh diri tak lama setelah sidang ketiga."
'$89 "Sam juga sudah menderita, Mr. Kramer. Dia menghancurkan keluarganya,
dan dia menghancurkan keluarga Anda. Dan dia memikul perasaan bersalah
lebih dari yang bisa Anda atau saya bayangkan."
"Mungkin dia takkan begitu terbebani bila mati."
"Mungkin. Tapi mengapa tidak kita hentikan pembunuhan ini?"
"Bagaimana kau mengharapkan aku menghentikannya?"
"Saya membaca entah di mana bahwa Anda dan
Gubernur adalah sahabat lama." "Mengapa itu jadi urusanmu?" . "Itu benar,
bukan?" "Dia orang setempat. Sudah bertahun-tahun aku mengenalnya."
www.ac-zzz.tk "Minggu lalu saya bertemu dengannya untuk pertama kali. Dia punya
kekuasaan memberikan pengampunan, Anda tahu."
"Aku takkan mengandalkan itu." "Saya tidak mengandalkannya. Saya tak
punya pilihan, Mr. Kramer. Sampai titik ini tak ada kerugian apa pun, kecuali
kakek saya. Bila Anda dan
keluarga Anda bersikeras mendesakkan eksekusi Gubernur pasti akan
mendengarkan Anda." "Kau benar."
"Dan bila Anda memutuskan tak ingin eksekusi, saya pikir Gubernur mungkin
juga akan mendengarkan itu."
"Jadi, ini terserah padaku," katanya, akhirnya bergerak. Ia berjalan di depan
Adam dan berhenti dekat jendela. "Kau bukan saja putus asa, Mr. Hall, kau
juga naif." "Saya takkan menyangkal itu." "Rasanya menyenangkan mengetahui
aku punya kekuatan demikian besar. Seandainya sejak dulu aku tahu hal ini,
kakekmu tentu sudah mati bertahun-tahun yang lalu."
"Dia tak layak mati, Mr. Kramer," Adam berkata seraya berjalan ke pinta. Ia
tak berharap akan mendapatkan simpati. Yang penting hanyalah agar Mr.
Kramer melihatnya dan tahu ada hidup orang lain yang terpengaruh. 'Tidak pula
cucuku, tidak pula anakku." Adam membuka pintu dan berkata, "Maaf atas
gangguan ini, dan saya berterima kasih atas waktu Anda. Saya punya seorang
adik perempuan, seorang sepupu, dan seorang bibi - anak perempuan Sam. Saya
cuma ingin Anda tahu Sam punya keluarga, seperti inilah. Kami akan menderita
bila dia mati. Bila tidak dieksekusi, dia takkan pernah meninggalkan penjara.
Dia akan layu begitu saja
dan dalam waktu dekat akan meninggal karena sebab alami." "Kau akan
menderita?" "Ya, Sir. Keluarga ini sungguh menyedihkan, Mr. Kramer, penuh dengan
tragedi. Saya mencoba menghindarkan satu tragedi lagi."
Mr. Kramer berbalik dan memandangnya. Wajahnya tanpa ekspresi. "Kalau
begitu, aku turut menyesal bagi kau."
"Sekali lagi terima kasih," kata Adam.
"Selamat siang," Mr. Kramer berkata tanpa senyum.
www.ac-zzz.tk Adam meninggalkan bangunan itu dan menyusuri jalan yang teduh sampai
berada di tengah kota. Ia menemukan taman peringatan itu dan duduk di
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bangku yang sama, tak jauh dari patung perunggu anak-anak itu. Namun
setelah beberapa menit ia muak dengan perasaan bersalah dan ke-, nangan
masa lalu, kemudian berjalan pergi.
Ia pergi ke kafe yang sama satu blok dari sana, minum kopi, dan bermain
dengan keju bakar. Ia mendengar percakapan tentang Sam Cayhall beberapa
meja darinya, tapi tak dapat menangkap tepat apa yang dikatakan.
Ia menyewa kamar di sebuah motel dan menelepon Lee. Lee kedengaran
segar, dan mungkin sedikit lega karena Adam takkan berada di sana malam itu.
Ia janji akan kembali besok malam. Saat hari gelap, Adam tertidur selama
setengah jam. TIGA PULUH SATU Adam mengemudikan mobil melintasi pusat kota Memphis sebelum fajar,
dan pada pukul 07.00 mengunci diri dalam kantornya. Pukul 08.00 ia sudah tiga
kali bicara dengan E. Garner Goodman. Rasanya Goodman resah dan juga sulit
tidur. Mereka membicarakan panjang-lebar masalah pembelaan Keyes dalam
sidang. Berkas Cayhall diisi dengan memo dan hasil riset tentang apa yang
keliru dalam sidang itu, tapi hanya sedikit yang menimpakan kesalahan pada
Benjamin Keyes. Tapi itu sudah bertahun-tahun yang lalu, ketika kamar gas serasa terlalu
jauh untuk dikhawatirkan. Goodman senang mendengar Sam sekarang merasa
seharusnya memberikan kesaksian dalam sidang dan Keyes telah melarangnya.
Pada titik ini Goodman merasa skeptis dengan kebenarannya, namun percaya
pada ucapan Sam. Baik Goodman maupun Adam tahu masalah itu seharusnya sudah
dikemukakan bertahun-tahun yang lalu, dan berbuat demikian pada saat ini
merupakan upaya coba-coba dengan kemungkinan
berhasil yang kecil. Buku-buku hukum jadi makin tebal seuap minggu
dengan keputusan-keputusan
www.ac-zzz.tk Mahkamah Agung yang menyisihkan klaim absah karena tidak diajukan pada
saatnya. Namun ini masalah penting, sesuatu yang selalu diperiksa pengadilan,
Adam merasa tegang dan bergairah ketika mengonsep dan mengonsep ulang
klaim tersebut serta bertukar fax dengan Goodman.
Sekali lagi klaim tersebut pertama kali akan diajukan di bawah undangundang
postconviction relief di pengadilan negara bagian. Ia mengharapkan
penolakan cepat di sana, agar bisa langsung lari ke pengadilan federal.
Pukul 10.00 ia mengirimkan konsep akhirnya dengan fax kepada panitera
Mahkamah Agung Mississippi, dan juga mem-/ax-kan satu copy kepada Breck
Jefferson di kantor Slattery. Fax-fax juga dikirimkan kepada panitera
Pengadilan Fifth Circuit di New Orleans. Kemudian ia menelepon Death Clerk di
Mahkamah Agung, dan mengatakan apa yang dilakukannya. Mr. Olander
memerintahkannya agar langsung mem-jox-kan satu copy ke Washington.
Darlene mengetuk pintu dan Adam membuka kuncinya. Ada tamu sedang
menunggunya di tempat resepsionis - Mr. Wyn Lettner. Adam mengucapkan
terima kasih kepadanya, dan beberapa menit kemudian berjalan menyusuri
gang dan menyapa Lettner yang Sedang sendirian dan berpakaian seperti laki-laki
yang memiliki dok pemancingan ikan trout - sepatu
lars, topi memancing. Mereka saling berbasa-basi - ikannya mulai makan. Irene
baik-baik saja, kapan dia kembali ke Calico Rock.
"Aku berada di kota untuk urusan bisnis, dan aku ingin menemu i mu
sebentar," katanya dengan. bisikan rendah, dengan punggung menghadap
resepsionis. Tentu," Adam berbisik. "Kantorku di ujung gang sana." Tidak. Mari kita
jalan-jalan." Mereka naik lift menuju lobi, dan melangkah dari gedung itu ke
mail pejalan kaki. Lettner membeli sekantong kacang panggang dari penjaja
berkereta dorong, dan menawarkan.segenggam ke- J pada Adam. Adam
menolak. Mereka berjalan perlahan-lahan ke utara, ke arah balai kota dan
gedung federal. Lettner bergantian memakan kacang dan melemparkannya
kepada burung-burung dara.
"Bagaimana keadaan Sam?" akhirnya ia bertanya Kr
www.ac-zzz.tk "Dia punya dua minggu. Bagaimana perasaanmu seandainya kau punya waktu
dua minggu?" "Kurasa aku akan banyak-banyak berdoa." "Dia belum lagi sampai
ke titik itu, tapi itu takkan lama." "Itu akan terjadi?"
"Yang pasti eksekusi ittf sedang direncanakan.
Tak ada apa pun dalam bentuk tertulis untuk
menghentikannya." Lettner melemparkan segenggam kacang ke dalam mulut. "Nah, selamat
untukmu. Sejak kau datang menemuiku, ternyata aku terus memikirkan kau
dan Sam." Terima kasih. Dan kau datang ke Memphis untuk memberi selamat padaku?"
"Bukan begitu. Setelah kau pergi, aku banyak berpikir tentang Sam dan
pengeboman Kramer. Aku melihat-lihat berkas-berkas dan catatan pribadiku barang-barang yang tak pernah kupikirkan selama bertahun-tahun. Itu
membawa kembali banyak kenangan. Aku menelepon beberapa sobat lamaku
dan kami bertukar kisah perang tentang Klan. Itu adalah zamannya." "Sayang
aku tidak mengalaminya." "Omong-omong, aku memikirkan beberapa hal yang
mungkin seharusnya kuceritakan padamu." "Misalnya?"
"Ada lebih banyak lagi dalam kisah Dogan. Kau tahu dia mati setahun
setelah memberikan kesaksian?"
"Sam menceritakannya padaku."
"Dia dan istrinya tewas ketika rumah mereka meledak. Ada kebocoran gas
propan pada alat pemanas. Rumah itu penuh dengan gas, dan sesuatu
menyalakannya. Meledak seperti bom, bola api besar. Menguburkan mereka
dalam kantong sandwich."
"Menyedihkan, tapi bagaimana lagi?" "Kami tak pernah percaya itu
kecelakaan. : Orang-orang laboratorium kriminal di sana men- \ coba
merekonstruksi alat pemanas itu. Sebagian besar sudah hancur, tapi mereka
berpendapat benda itu dibor sampai bocor."
"Apa pengaruh hal ini pada Sam?" "Ini tidak ada pengaruhnya bagi Sam."
"Kalau begitu, mengapa kita membicarakannya?" "Ini mungkin bisa mempengaruhimu." "Aku tidak benar-benar mengerti." . "Dogan punya satu anak
www.ac-zzz.tk laki-laki, seorang bocah yang bergabung dalam ketentaraan pada tahun 1979.
Pada suatu hari di musim panas 1980, Dogan dan Sam kembali dituntut
pengadilan ciraat di Greenville, dan tak lama sesudahnya diketahui luas Dogan
setuju bersaksi memberatkan Sam. Itu berita besar. Pada bulan Oktober 1980,
putra Dogan melakukan AWOL di Jerman. Hilang." Ia mengupas kacang dan
melemparkan kulitnya pada segerombolan merpati. "Kami juga tak pernah
menemukannya. Angkatan Bersenjata mencari ke mana-mana. Berbulan-bulan
lewat, lalu setahun. Dogan mati tanpa mengetahui apa yang terjadi pada
anaknya." "Apa yang terjadi pada dirinya?" "Entahlah. Sampai hari ini, dia tak
pernah muncul/ "Dia tewas?" "Mungkin. Tak ada tanda-tanda darinya."
"Siapa yang membunuhnya?"
"Mungkin sama dengan orang yang membunuh orangtuanya."
"Dan siapa kira-kira orang itu?"
"Kami punya satu teori, tapi tak ada tersangka. Waktu itu kami mengira si
anak diculik sebelum sidang, sebagai peringatan kepada Dogan. Mungkin Dogan
tahu beberapa rahasia."
"Kalau begitu, mengapa Dogan dibunuh sesudah sidang?"
Mereka berhenti di bawah sebatang pohon peneduh dan duduk di bangku di
Court Square. Adam akhirnya mengambil kacang.
"Siapa yang tahu detail pengeboman itu?" tanya Lettner. "Seluruh detailnya."
"Sam. Jeremiah Dogan."
"Benar. Dan siapa pengacara mereka dalam dua sidang pertama?" "Clovis
Brazelton." "Apakah aman mengasumsikan Brazelton tahu detail tersebut?"
"Kurasa begitu. Dia aktif dalam Klan, kan?"
"Ya, dia anggota Klan. Jumlahnya jadi tiga - Sam, Dogan, dan Brazelton.
Siapa lagi?" Adam berpikir sedetik. "Mungkin asisten misterius itu."
www.ac-zzz.tk "Mungkin. Dogan sudah mati. Sam tak mau bicara. Dan Brazelton mati
bertahun-tahun yang lalu." "Bagaimana dia meninggal"'
"Kecelakaan pesawat terbang. Kasus Kramer membuatnya jadi pahlawan di
sana, dan dia dapat memanfaatkan ketenarannya dalam praktek hukum yang
sangat berhasil. Dia suka terbang, maka dia membeli sebuah pesawat terbang
dan terbang ke mana-mana menguras gugatan pengadilan. Orang hebat. Suatu
malam dia terbang kembali dari Coast ketika pesawat itu menghilang dari
radar..Mereka menemukan mayatnya pada sebatang pohon. Cuaca cerah. FAA
mengatakan ada kerusakan mesin." "Satu lagi kematian misterius." "Ya. Jadi,
semua sudah mati kecuali Sam, dan saatnya makin dekat."
"Apakah ada kaitan antara kematian Dogan dan I kematian Brazelton?"
"Keduanya terpisah selama bertahun-tahun. Tapi I menurut teori kematian
mereka merupakan hasil kerja orang yang sama." "Jadi, siapa pelakunya di sini?"
"Orang yang sangat memprihatinkan rahasia itu. Bisa jadi asisten Sam yang
misterius, si John Doe."
"Teori itu cuma hasil rekaan."
"Ya, benar, dan sama sekali tanpa bukti untuk menunjangnya, tapi sudah
kukatakan padamu di Calico Rock bahwa kami selalu curiga Sam punya asisten.
Atau mungkin Sam cuma sekadar asisten j bagi John Doe. Bagaimanapun
kejadiannya, ketika < Sam mengacaukan urusan dan tertangkap, si John
Doe menghilang. Barangkali dia bekerja melenyapkan para saksi."
"Mengapa dia membunuh istri Dogan?"
"Sebab dia kebetulan berada di ranjang bersama Dogan ketika rumah itu
meledak." "Mengapa dia membunuh putra Dogan?"
"Untuk membungkam Dogan. Ingat, ketika Dogan memberikan kesaksian,
anaknya sudah.empat bulan menghilang."
"Aku tak pernah membaca apa pun tentang anak itu."
www.ac-zzz.tk "Hal itu tak banyak diketahui. Kejadiannya di Jerman. Kami menyarankan
agar Dogan tidak meributkannya."
"Aku bingung. Dogan tidak menuding orang lain dalam sidang. Hanya Sam.
Mengapa si John Doe membunuhnya juga sesudah itu?" -.
"Sebab dia masih tahu beberapa rahasia. Dan sebab dia memberikan
kesaksian memberatkan terhadap sesama anggota Klan."
Adam mengupas dua kacang dan menjatuhkan bijinya ke depan seekor
merpati gemuk. Lettner menghabiskan isi kantong dan melemparkan segenggam kulit lagi ke trotoar dekat pancuran air. Saat itu hampir tengah
hari, berpuluh-puluh karyawan bergegas melewati taman itu untuk mengejar
setengah jam waktu makan siang mereka. "Kau lapar?" tanya Lettner, melirik
jam tangan. "Tidak."
"Haus" Aku perlu bir."
Tidak. Bagaimana John Doe mempengaruhi, ku?"
"Sam satu-satunya saksi yang tersisa, dan dijad. walkan akan dibungkam dua
minggu lagi. Bila dia mati tanpa membuka mulut, John Doe dapat hidup
tenteram. Bila Sam tidak mati dalam dua minggu, John Doe masih cemas. Bila
Sam mulai bicara, seseorang mungkin akan celaka." "Aku?"
"Kaulah orang yang berusaha menemukan ke- benaran." "Kaupikir dia ada di
luar sana?" "Bisa jadi. Atau mungkin dia sedang menge- i mudikan taksi di
Montreal. Atau mungkin tak per- j nah ada."
Adam melirik dengan pandangan takut yang dilebih-lebihkan. "Aku tahu ini
kedengaran gila," kata Lettner. "Mm Doe aman. Sam takkan bicara." "Ada
bahaya potensial, Adam. Aku cuma ingin kau tahu."
"Aku tidak takut. Seandainya saat ini Sam j memberiku nama John Doe, aku
akan meneriakkannya di jalanan dan mengajukan mosi satu truk j penuh. Dan
itu tak akan ada gunanya. Sudah ter- j lambat untuk mengajukan teori baru
tentang salah j atau tidak."
"Bagaimana dengan Gubernur?"
"Aku meragukannya."
"Nah, aku ingin kau berhati-hati."
www.ac-zzz.tk "Terima kasih, aku mengerti." "Mari kita beli bir."
Aku harus menjauhkan orang ini dari Lee, pikir Adam. "Sekarang baru lima
menit menjelang tengah hari. Tentu kau tidak mulai sepagi ini."
"Oh, kadang-kadang aku mulai saat makan pagi."
John Doe duduk di bangku taman dengan sebuah surat kabar di depan wajah
dan merpati di sekeliling kaki. Jaraknya 24 meter dari mereka, jadi ia tak
dapat mendengar apa yang mereka katakan. Ia pikir ia mengenali laki-laki tua
yang bersama Adam itu sebagai.agen FBI yang wajahnya pernah muncul di surat
kabar bertahun-tahun yang lalu. Ia akan mengikuti laki-laki ini dan mencari
tahu siapa dia dan di mana dia tinggal.
Wedge sudah bosan dengan Memphis, tapi ini bukan masalah. Bocah itu
bekerja di kantor, pergi ke Parchman, dan tidur di kondominium, serta rasanya
bekerja keras. Wedge mengikuti berita dengan cermat. Namanya tak pernah
disebut. Tak seorang pun tahu tentang dirinya.
Pesan di atas counter itu diberi tanggal dengan cermat. Ia menuliskan
waktunya pukul 19.15. Itu tulisan tangan Lee yang memang tidak rapi, tapi
sekarang lebih kusut lagi. Ia mengatakan berada di j ranjang karena flu. Harap
jangan diganggu. Ia sudah ke dokter yang menyuruhnya istirahat. Untuk
mendapatkan efek tambahan, sebotol 0h apotek lokal berdiri di samping
gelas aiT^ separo kosong. Pada botol itu tercantum hari ini. ^
Adam cepat-cepat memeriksa keranjang Sam
di bawah wastafel - tak ada tanda-tanda sisa ^
numan keras. la diam-diam memasukkan pizza beku ke dalam oven microwave dan pergi
ke serambi untuk n*, nyaksikan kapal tongkang di sungai.
TIGA PULUH DUA Layang-layang pertama pagi itu tiba tak lama setelah sarapan, ketika Sam
berdiri dalam celana pendek baggy-nya dan bersandar di antara jeruji dengan
sebatang rokok. Layang-layang ini dari si Preacher Boy, dan berisi kabar buruk.
Bunyinya demikian: Dear Sam, www.ac-zzz.tk Mimpi itu selesai. Tuhan bekerja padaku tadi malam dan akhirnya
menunjukkan sisanya padaku. Aku berharap Dia tak melakukannya. Ada banyak
hal dalam mimpi ini, dan aku akan menjelaskan semuanya kalau kau mau.
Intinya, tak lama lagi kau akan bersama-Nya. Dia menyuruhku memberitaku
agar kau bersiap bertobat. Dia sedang menunggu. Perjalanannya akan berat,
tapi ganjarannya akan setimpal. Aku menyayangimu.
Brother Randy. Bon voyage, Sam bergumam pada diri sendiri
sambil meremas kertas itu dan melemparkannya k lantai. Bocah itu makin
memburuk keadaannya dan tak ada jalan apa pun untuk menolongnya, Sam
sudah menyiapkan serangkaian mosi untuk diajukan pada suaru saat, entah
kapan, pada saat Brother Randy sepenuhnya gila.
Ia melihat tangan Gullit keluar di antara jeruji di sebelah.
"Bagaimana keadaanmu, Sam?" Gullit akhirnya bertanya.
Tuhan murka kepadaku," kata Sam. "Benarkah?"
"Yeah. Preacher Boy menyelesaikan mimpinya tadi malam." "Syukurlah."
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Itu lebih menyerupai mimpi buruk." "Aku takkan khawatir terlalu banyak
dengannya. Bangsat gila itu bermimpi saat sedang bangun. Mereka mengatakan
sudah seminggu dia menangis."
"Bisakah kau mendengarnya?" Tidak. Syukurlah."
"Bocah malang. Aku sudah membuat beberapa mosi untuknya, cuma
berjaga-jaga kalau aku nw- \ ninggalkan tempat ini. Aku ingin meninggalkannya
i padamu." "Aku tak tahu apa yang harus kulakukan." "Akan kutinggalkan instruksi. Mosimosi
itu harus dikirimkan kepada pengacaranya." Gullit bersiul pelan, "Aduh,
aduh, Sam. Apa 604 yang harus kulakukan kalau kau pergi" Sudah setahun aku tak pernah bicara
dengan pengacaraku."
"Pengacaramu orang pandir."
www.ac-zzz.tk "Kalau begitu, bantulah aku memecatnya, Sam. Tolonglah. Kau baru saja
memecat pengacaramu. Bantu aku memecat pengacaraku. Aku tak tahu
bagaimana melakukannya."
"Kalau begitu, siapa yang akan mewakilimu?"
"Cucumu. Katakan padanya dia bisa mengurus kasusku."
Sam tersenyum, lalu terkekeh. Kemudian ia tertawa dengan gagasan
mengumpulkan sobat-sobatnya di The Row dan menyerahkan kasus mereka
yang tanpa harapan kepada Adam.
"Apa yang lucu?" Gullit mendesak.
"Kau. Apa yang membuatmu berpikir dia meng-inginkan kasusmu?"
"Ayolah, Sam. Bicaralah pada bocah itu untukku. Dia pasti pandai kalau
cucumu." "Bagaimana bila mereka mengegas aku" Apakah kau menginginkan pengacara yang baru saja kehilangan klien death row-nya yang pertama?"
"Peduli amat. Aku tak bisa serewel itu saat ini."
"Tenang, J.B. Kau masih punya waktu bertahun-tahun untuk dijalani." "
"Berapa tahun?"
"Sedikitnya lima, mungkin lebih." "Kau sumpah?"
"Kau boleh pegang kata-kataku. Aku akan me605
nulisnya hitam di atas putih. Kalau aku keliru, kau boleh memperkarakan
aku." "Sungguh lucu, Sam. Sungguh lucu."
Pintu berdetak terbuka di ujung lorong, dan langkah-langkah berat
mendekati ke arah mereka. Itu Packer, ia berhenti di depan nomor enam.
"Pagi, Sam," katanya.
"Pagi, Packer."
"Pakai seragam merahmu. Ada tamu untukmu." "Siapa?"
"Seseorang ingin bicara denganmu."
www.ac-zzz.tk "Siapa?" Sam mengulangi sambil cepat-cepat memakai pakaian terusan
merah. Ia meraih rokoknya. Ia tak peduli siapa pengunjung itu atau apa yang ia
inginkan. Kunjungan merupakan pembebasan dari sel yang selalu disambut
"Bergegaslah, Sam," kata Packer.
"Apakah pengacaraku?" Sam bertanya sambil memasukkan kaki ke dalam
selop mandi karet. "Bukan." Packer memborgolnya melalui jeruji, dan pintu selnya terbuka.
Mereka meninggalkan Tier A dan menuju ruangan kecil yang sama, tempat para
pengacara biasa menunggu.
Packer melepaskan borgol dan membanting pintu di belakang Sam, yang
memusatkan pandangan pada seorang wanita gemuk yang duduk di balik kisikisi. Ia
menggosok pergelangannya dan mengambil beberapa langkah ke tempat
duduk di depan wanita itu. Ia tidak mengenal wanita itu. Ia duduk, menyalakan
rokok, dan menatap tajam padanya.
Wanita itu maju di kursinya, dan dengan gelisah berkata, "Mr. Cayhall, nama
saya Dr. Stegall." Ia -menggeser sehelai kartu nama melalui lubang. "Saya
psikiater untuk State Department of Corrections."
Sam mengamati kartu di counter di depannya. Ia memungutnya dan
memeriksanya dengan curiga. "Di sini tertulis nama Anda N. Stegall. Dr. N.
Stegall." "Benar." "Itu nama yang aneh, N. Saya belum pernah bertemu dengan wanita
bernama N." Senyum kecil dan gelisah itu menghilang dari wajahnya dan tulang
punggungnya menegak. "Sa cuma inisal, oke" Ada beberapa alasan untuk
'tim.*
"Nancy" Nelda" Nona?"
"Kalau saya ingin Anda tahu, saya tentu sudah mencantumkannya pada kartu
nama, bukan?" www.ac-zzz.tk "Entahlah. Pasti sesuatu yang mengerikan, apa pun nama itu. Nick" Ned"
Saya tak bisa membayangkan diri saya bersembunyi di balik suatu singkatan."
"Saya tidak bersembunyi, Mr. Cayhall."
"Panggil saya S saja, oke?"
Rahang wanita itu terkatup rapat dan ia memandang marah melalui kisi-kisi.
"Saya ada di sini .untuk membantu Anda." "Anda terlambat, N."
panggil saya Dr Stegall * baiklah, kalau begitu Anda boleh menung i
Pengacara Cayhall " ? Cayhall?" Saya tahu hukum lebih banyak daripada ikan badut yang duduk di
tempat Anda la melontarkan senyum sepintas, bernada menggurui, lalu berkata. "Saya
diharapkan menanyai Anda pada tahap ini. untuk melihat apakah saya
bis* membantu. Anda tidak wajib bekerja sama
bila Anda tidak menginginkannya."
"Kalau Anda ingin bicara dengan s iya, atau kalau butuh obat-obatan
sekarang atau nanti, beri-tate saya/
"Bagaimana dengan wiski'1"
"Saya tak bisa memberikan if 11 "
"Kenapa tidak?"
"Peraturan penjara, saya rasa."
"Apa yang bisa Anda berikan1"
"Penenang. Valium, pil tidur, seperti itulah."
"Untuk apa?" "Untuk saraf Anda "
"Saraf saya baik-baik saja."
"Apa Anda bisa tidur?"
Sam berpikir sejenak. "Ah. terus terang, saya ada sedikit masalah. Kemarin
saya tidur putus-sambung tak lebih dari dua belas jam. Biasanya saya bisa tidur
lima belas atau enam belas jam."
"Dua belas jam?"
"Yeah. Berapa sering Anda datang ke death nm "Tidak terlalu sering."
www.ac-zzz.tk "Sudah saya duga Kalau tahu apa yang And! kerjakan. Anda akan tahu kami
rata-rata tidui enam belas jam sehari."
"Begitu. Dan apa lagi yang mungkin saya peta jari?"
"Oh, banyak. Anda akan tahu Randy Dupm perlahan-lahan jadi gila. dan tak
seorang pun d sini peduli padanya. Mengapa Anda tak pernah menjenguknya'"
"Ada lima ribu narapidana di sini, Mr. Cayhall.
Saya..." "Kalau begitu, pergilah. Menyingkirlah Pergi urus mereka. Saya sudah
sembilan setengah tahun di sini dan tak pernah bertemu dengan Anda Sekarang
begitu kalian akan mengegas saya. Anda dalang berlari ke sini dengan satu tas
penuh obat untuk menenangkan saraf saya, supaya saya bersikap manis dan
lembut ketika kalian membunuh saya. Mengapa Anda harus peduli dengan saraf
dan kebiasaan tidur saya" Anda bekerja untuk negara dan negara sedang
bekerja mati-matian untuk mengeksekusi saya."
"Saya menjalankan tugas saya, Mr. Cayhall."
"Tugas Anda kotor, Ned. Carilah pekerjaan sejali di mana Anda bisa
menolong orang. Anda sekarang ada di sini karena saya punya waktu tiga
belas hari dan Anda ingin saya pergi dengan da-fflai. Anda cuma pesuruh
pemerintah yang lain." "Saya tidak datang ke sini untuk dihina." "Kalau begitu
bawa pantat Anda yang besar keluar dari sini. Enyahlah. Pergi dan jangan
berbuat dosa lagi." Ia melompat berdiri dan meraih tasnya. "Anda punya kartu nama saya. Kalau
Anda butuh sesuatu, beri tahu saya."
Tentu, Ned. Tak usah duduk di samping telepon." Sam berdiri dan berjalan
ke pintu di sisinya. Ia menggedornya dua kali dengan telapak tangan, dan
menunggu dengan memunggungi psikiater itu, sampai Packer membukanya.
Adam sedang mengemasi tasnya, bersiap, melakukan kunjungan pendek ke
Parchman ketika telepon berdering. Darlene mengatakan itu mendesak. Ia
benar. www.ac-zzz.tk Penelepon itu memperkenalkan diri sebagai panitera dari Pengadilan
Banding Fifth Circuit di New Orleans, dan sikapnya ramah luar biasa. Ia
mengatakan petisi Cayhall yang menyerang aspek konstitusional kamar gas
telah diterima pada hari Senin, sudah dibahas suatu panel dengan tiga hakim,
dan panel itu ingin mendengarkan argumentasi lisan dari kedua, belah pihak.
Bisakah ia berada di New Orleans pukul 13.00 besok, hari Jumat, untuk
argumentasi lisan itu" Adam nyaris menjatuhkan telepon. Besok. Tentu
saja, katanya setelah ragu sejenak. Pukul 13.00 tepat, kata panitera itu,
lalu menerangkan bahwa pengadilan biasanya tidak mendengarkan argumentasi lisan di siang hari,
tapi karena mendesaknya urusan ini, pengadilan telah menjadwalkan sidang'
istimewa. Ia menanyai Adam apakah pernah berdebat di Pengadilan Fifth
Circuit sebelum ini. Apa kau bercanda, pikir Adam. Setahun yang lalu aku masih belajar untuk
menempuh ujian sebagai ahli hukum. Ia mengatakan tidak, sama sekali belum,
dan panitera itu mengatakan akan langsung mem-^u-kan satu copy peraturan
pengadilan tentang presentasi lisan. Adam mengucapkan terima kasih
sebesarbesarnya, lalu meletakkan telepon.
Ia duduk di tepi meja dan mencoba mengumpulkan pikirannya. Darlene
membawakan fax itu kepadanya, dan ia memintanya untuk, memeriksa
penerbangan ke New Orleans.
Apakah ia menarik perhatian pengadilan dengan pokok masalah ini" Apakah
ini kabar baik atau cuma formalitas" Dalam kariernya yang pendek sebagai
pengacara, ia hanya pernah satu kali berdiri di hadapan hakim untuk
memperdebatkan posisi seorang klien. Tapi Emmitt Wycoff duduk di dekat situ,
berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu. Dan hakimnya sudah dikenalnya. Dan hal itu
terjadi di tengah kota Chicago, tak jauh dari kantornya. Besok ia akan berjalan
memasuki ruang sidang asing di kota asing, mencoba membela dalih detik ter611
akhir di depan panel hakim yang belum pernah didengarnya.
Ia menelepon E. Garner Goodman dengan berita
www.ac-zzz.tk itu. Goodman sudah berkali-kali ke Pengadilan Fifth Circuit, dan ketika ia
bicara, Adam bersantai. Menurut pendapat Goodman, itu bukan kabar baik atau
buruk. Pengadilan jelas tertarik pada gugatan itu, tapi mereka sudah pernah
mendengar semuanya sebelum ini. Baik Texas dan Louisiana telah mengirimkan
klaim konstitusional yang serupa kepada Pengadilan Fifth Circuit pada tahuntahun
terakhir ini. Goodman meyakinkannya ia bisa menangani perdebatan ini. Tapi bersiaplah, katanya. Dan cobalah santai. Mungkin ia bisa terbang ke New .
Orleans dan berada di sana, tapi Adam bilang tidak. Ia mengatakan bisa
mengerjakannya sendiri. Teruslah memberi kabar, kata Goodman.
Adam mengecek Darlene, lalu mengunci diri di i kantornya. Ia menghafalkan
peraturan-peraturan untuk argumentasi lisan, mempelajari gugatan yang
menyerang pemakaian kamar gas, membaca berbagai makalah dan kasus,
menelepon Parchman dan meninggalkan pesan untuk Sam bahwa ia {takkan ke
sana hari ini. Ia bekerja sampai gelap, lalu melakukan perjalanan yang menakutkan ke
kondominium Lee. Catatan yang sama bertengger di atas counter, tak
tersentuh dan masih menyatakan ia ada di ranjang ka- ^"m'
rena flu. Ia mengitari apartemen itu dan tak melihat tanda-tanda gerakan
atau kehidupan selama siang itu.
Pintu kamar tidur Lee terbuka sedikit. Ia mengetuknya sambil mendorong.
"Lee," ia berseru pelan ke dalam kegelapan. "Lee, kau tidak apa-apa?"
Ada gerakan di ranjang, meskipun ia tak dapat melihat gerakan apa itu. "Ya,
Sayang," kata Lee. "Masuklah."
Perlahan-lahan Adam duduk di tepi ranjang dan mencoba memusatkan
pandangan padanya Satu-satunya cahaya adalah seberkas sinar dari gang. Lee
mendorong dirinya bangkit dan bersandar pada bantal. "Aku sudah lebih baik,"
katanya dengan suara serak. "Bagaimana keadaanmu, Sayang?"
"Aku baik-baik saja, Lee. Aku mengkhawatir-kanmu."
"Aku akan sembuh. Ini cuma virus kecil yang jahat."
www.ac-zzz.tk Bau tajam pertama mengembus dari seprai dan selimut, dan Adam ingin
menangis. Bau itu adalah bau busuk vodka basi atau gin atau pure asam, atau
mungkin kombinasi segalanya. Ia tak dapat melihat mata Lee dalam bayangbayang
keruh itu, cuma sosok kabur wajahnya. Lee memakai kemeja warna
gelap, entah apa. "Apa obatnya?" tanya Adam.
"Entahlah. Cuma beberapa pil. Dokter mengata? kan ini akan berlangsung
beberapa hari, lalu menghilang dengan cepat. Aku sudah merasa fe^, haik sekarang."
Adam mulai mengucapkan sesuatu tentang ^ ganjilan virus semacam flu
pada akhir bulan M tapi membatalkannya. "Apa kau bisa makan?"
Tak ada selera, sungguh."
"Adakah yang bisa kulakukan?"
Tidak, Sayang. Bagaimana keadaanmu bela. kangan ini" Hari apa ini."
"Kamis." "Aku merasa seperti sudah seminggu berada dalam gua."
Adam punya dua pilihan. Ia bisa mengikuti permainan pura-pura percaya
akan virus jahat itu dan berharap Lee berhenti minum sebelum keadaan jadi
lebih parah. Atau ia bisa menghadapinya sekarang dan membuatnya sadar
bahwa ia tak dapat mengecohnya. Mungkin mereka akan bertengkar, dan
mungkin inilah yang seharusnya dilakukan terhadap pemabuk yang sudah parah.
Bagaimana ia tahu apa yang harus dilakukan"
"Apa doktermu tahu kau minum?" ia bertanya sambil menahan napas.
Mereka terdiam lama. "Aku tidak minum," katanya, nyaris tak terdengar.
"Sudahlah, Lee. Aku menemukan botol vodka itu di keranjang sampah. Aku
tahu tiga botol bir lainnya menghilang hari Sabtu kemarin. Baumu seperti
penyulingan alkohol sekarang. Kau tak
614 membohongi siapa pun, Lee. Kau banyak minum, dan aku ingin menolong."
www.ac-zzz.tk Ia duduk lebih tegak dan menarik kakinya ke dada. Lalu ia diam beberapa
lama. Adam melihat bayangannya. Menit-menit berlalu. Apartemen itu sunyi
senyap. "Bagaimana keadaan ayahku?" ia bergumam. Kata-katanya lamban, tapi
masih pahit. "Aku tidak menemuinya hari ini." "Apa kaupikir kita takkan lebih
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baik bila dia mati?" Adam memandang sosoknya, "Tidak, Lee, aku takkan lebih baik. Kau?"
Ia bungkam dan tak bergerak sedikitnya selama satu menit. "Kau kasihan
padanya, kan?" ia akhirnya berkata.
"Ya." "Apakah dia menyedihkan?" "Ya."
"Bagaimana tampangnya?"
"Sangat tua, dengan banyak uban yang selalu berminyak dan ditarik ke
belakang. Jenggotnya pendek kelabu. Banyak kerut-merut. Kulitnya sangat
pucat." "Apa pakaiannya?"
"Terusan merah. Semua terpidana mati memakai pakaian yang sama."
Keheningan panjang kembali ketika ia memikirkan hal ini. Lalu ia berkata,
"Mudahkah merasa kasihan padanya?" 615 "Bagiku mudah."
"Tapi kaulihat, Adam, aku tak pernah melihatnya dalam keadaan seperti
yang kaulihat. Aku melihat orang yang berbeda." "Apa yang kaulihat?"
Lee membetulkan letak selimut di sekitar kakinya, lalu terdiam lagi.
"Ayahku adalah orang yang kupandang hina."
"Apa kau masih memandangnya hina?" "Ya. Sangat. Kupikir dia harus terus
dan mati. Tuhan tahu dia layak mendapatkannya." "Mengapa dia layak
mendapatkannya?" Ini menimbulkan keheningan lagi. Ia bergerak sedikit ke kiri
dan mengambil sebuah cangkir atau , gelas dari meja samping. Ia meneguk
www.ac-zzz.tk isinya per- j lahan-lahan, sementara Adam memandang bayang-bayangnya. Ia
tidak bertanya apa yang diminum Lee.
"Apakah dia bicara tentang masa lampau de- ' nganmu?"
"Cuma bila aku bertanya. Kami sudah bicara i tentang Eddie, tapi aku
berjanji kami takkan melakukannya lagi."
"Dialah penyebab kematian Eddie. Apakah dia menyadari ini?"
"Mungkin." "Apa kau mengatakannya padanya" Apa kau menyalahkannya karena Eddie?"
"Tidak." "Kau seharusnya melakukannya. Kau terlalu lunak terhadapnya. Dia perlu tahu apa
yang telah dia perbuat."
"Kurasa dia tahu. Tapi kau sendiri mengatakan tak adil menyiksanya pada
titik ini." "Bagaimana dengan Joe Lincoln" Apa kau bicara tentang Joe Lincoln
dengannya?" "Kuceritakan pada Sam bahwa aku dan kau pergi ke rumah lama milik
keluarga. Dia me-nanyaiku apakah aku tahu tentang Joe Lincoln. Kukatakan aku
tahu." "Apakah dia menyangkalnya?" "Tidak. Dia menunjukkan penyesalan
hebat." "Dia pembohong." -3}$m
"Tidak. Kurasa dia sungguh-sungguh." Kembali berlangsung keheningan
panjang, sementara Lee duduk tak bergerak. Lalu, "Apakah dia bercerita
tentang pembunuhan semena-mena itu?"
Adam memejamkan mata dan meletakkan siku pada lutut. "Tidak,"
gumamnya. "Sudah kuduga."
"Aku tak ingin mendengarnya, Lee."
"Ya, kau ingin. Kau datang ke sini penuh dengan pertanyaan-tentang
keluarga dan masa lalumu. Dua minggu yang lalu kau tidak cukup tahu tentang
kesengsaraan keluarga Cayhall.. Kau menginginkan semua lumuran darah itu."
"Aku sudah mendengar cukup," kata Adam.
"Hari apa ini?" tanya Lee.
"Kamis, Lee. Kau sudah menanyakannya sah. kali."
www.ac-zzz.tk "Salah satu gadis asuhanku melahirkan hari jn; Anak kedua. Aku tidak
menelepon ke kantor, ft. rasa gara-gara obat-obat ini."
"Dan alkohol." "Baiklah, sialan. Aku pecandu alkohol Siapa bisa menyalahkan aku" Kadangkadang
aku ingin punya nyali untuk bertindak seperti Eddie." "Sudahlah, Lee.
Biarkan aku menolongmu." "Oh, kau memang sudah menolong banyak, Adam.
Aku baik-baik saja, sehat dan bebas alkohol sampai kau datang."
"Oke. Aku keliru. Maaf. Aku cuma tidak me- , nyadari..." Suaranya mengecil,
lalu berhenti. la bergerak sedikit dan Adam menyaksikannya I minum seteguk lagi.
Keheningan berat melingkupi mereka, sementara menit-menit berlalu. Bau
busuk memancar dari ujung ranjang tempat ia duduk.
Tbu menceritakan kisah itu padaku," katanya pelan, nyaris berbisik. "Dia
mengatakan sudah bertahun-tahun mendengar desas-desus tentang itu. Lama
sebelum mereka menikah, dia tahu Sam pernah membantu membunuh seorang
laki-laki muda kulit hitam." "Sudahlah, Lee."
"Aku tak pernah menanyakan hal itu padanya, tapi Eddie pernah. Sudah
bertahun-tahun kami berbisik-bisik membicarakan hal itu, dan akhirnya suatu
hari Eddie menanyakannya langsung. Mereka
618 bertengkar hebat, tapi Sam mengakui itu benar. Itu
sama sekali tak mengusik perasaannya, katanya. Bocah kulit hitam itu, kata
orang, telah memerkosa seorang wanita kulit putih, tapi perempuan itu sampah
dan banyak orang meragukan apakah itu benar-benar pemerkosaan. Ini
menurut versi Ibu. Sam berumur sekitar lima belas tahun saat itu, dari
segerombolan laki-laki pergi ke penjara, mengambil bocah hitam itu dan
membawanya ke hutan. Ayah Sam sudah tentu menjadi pemimpin gerombolan;
saudara-saudaranya juga terlibat." "Cukup, Lee."
"Mereka melecutnya dengan cambuk, lalu menggantungnya pada sebatang
pohon. Ayahku tercinta berada tepat di tengah-tengahnya. Dia sama sekali tak
bisa menyangkalnya, kau tahu, sebab seseorang memotretnya." "Potret?"
www.ac-zzz.tk "Yeah. Beberapa tahun kemudian foto itu dimasukkan dalam sebuah buku
tentang keadaan orang negro di Deep South. Buku itu diterbitkan tahun 1947.
Ibuku menyimpan satu copy selama bertahun-tahun. Eddie menemukannya di
loteng." "Dan Sam ada dalam foto itu?" "Benar. Tersenyum lebar. Mereka berdiri
di bawah pohon. Kaki orang kulit hitam itu bergelantungan di atas kepala
mereka. Semua orang bergembira. Cuma pembunuhan orang negro. Tak ada
tulisan pada foto itu, tak ada nama. Foto itu berbicara sendiri, menjelaskan
pembunuhan tanpa 619 pemeriksaan di daerah pedesaan Mississippi tahun 1936." "Di mana buku itu?"
"Di dalam laci. Aku menyimpannya bersama harta lain milik keluarga sejak
penyitaan itu. Kemarin dulu aku mengeluarkannya. Kupikir kau mungkin ingin
melihatnya." 'Tidak. Aku tak ingin melihatnya." "Lihatlah. Kau ingin tahu
tentang keluargamu. Nah, inilah dia. Kakek, buyut, dan segala macam warga
Cayhall dalam keadaan puncaknya. Tertangkap basah dalam perbuatan itu, dan
cukup bangga dengannya." "Hentikan, Lee."
"Ada juga pembunuhan lain, kau tahu?"
"Diamlah, Lee. Oke" Aku tak ingin mendengarkan lagi"
Ia memiringkan tubuh ke samping dan meraih meja.
"Apa yang kauminum, Lee?" "Sirap obat batuk."
"Omong kosong!" Adam melompat berdiri dan berjalan dalam kegelapan,
menuju meja kecil. Lee cepat-cepat meneguk sisa cairan itu. Adam meraih
gelas itu dari tangannya .dan mengendus bagian atasnya. "Ini bourbon."
?"Masih ada lagi di sepen. Maukah kau meng-ambilkannya untukku?" "Tidak!
Kau sudah minum lebih dari cukup." "Kalau ingin, aku akan mengambilnya."
"Tidak, Lee. Kau takkan minum lagi malam ini. Besok aku akan
mengantarmu ke dokter, dan kita
minta bantuan." "Aku tidak butuh bantuan. Aku butuh senapan."
Adam meletakkan gelas di atas lemari rias dan menyalakan lampu. Lee
menutupi matanya selama beberapa detik, lalu memandangnya. Matanya
merah dan sembap. Rambutnya acak-acakan, kotor, dan tak tersisir.
www.ac-zzz.tk "Bukan pemandangan yang bagus, ya?" katanya, menyeret ucapannya, dan
memalingkan wajah. Tidak, tapi kita akan cari pertolongan, Lee. Kita akan melakukannya besok."
"Ambilkan aku minuman, Adam. Please."
"Tidak." "Kalau begitu, tinggalkan aku sendiri. Semua ini salahmu, kau tahu.
Sekarang pergilah, please. Pergilah tidur."
Adam meraih bantal dari tengah ranjang dan melemparkannya ke pintu.
"Aku akan tidur di sini malam ini," katanya sambil menunjuk ke bantal tadi.
"Pintunya akan kukunci, dan kau takkan meninggalkan ruangan ini."
Lee memandang Adam dengan berapi-api, tapi tak mengucapkan apa pun.
Adam memadamkan lampu, ruangan itu sepenuhnya gelap. Ia menekan kunci
pada kenop pintu dan menarik karpet ke pintu. "Sekarang tidurlah, Lee."
"Pergilah ke ranjangmu, Adam. Aku janji takkan meninggalkan ruangan ini."
621 " "Tidak. Kau mabuk, dan aku takkan bergeser Bila kau mencoba membuka
pintu ini, akan k?, kembalikan kau ke ranjang."
"Kedengarannya romantis."
"Hentikanlah, Lee. Tidurlah."
"Aku tak bisa tidur."
"Cobalah." "Mari kita cerita tentang keluarga Cayhall, oke, Adam" Aku tahu beberapa
kisah pembunuhan semena-mena lainnya."
"Diam, Lee!" Adam berseru, dan Lee mendadak terdiam. Ranjang berkeriut
ketika ia bergoyang dan berbalik, mengatur posisi. Setelah lima belas menit, ia
tertidur. Sesudah tiga puluh menit, lantai jadi terasa tak nyaman dan Adam
berguling dari satu sisi ke sisi yang lain.
Tidurnya terputus-putus, disela dengan saat-saat panjang menatap ke
langit-langit, mengkhawatirkan Lee, dan Pengadilan Fifth Circuit. Suatu saat
pada malam itu ia duduk dengan punggung bersandar pintu dan menatap
kegelapan, ke arah laci. Apakah buku itu benar-benar ada di sana" Ia tergoda
www.ac-zzz.tk untuk menyelinap dan mengambilnya, lalu pergi ke kamar mandi mencari foto
itu. Namun ia tak bisa ambil risiko akan membangunkan Lee, dan ia tak ingin
melihatnya. TIGA PULUH TIGA Ia menemukan sebuah botol bourbon isi setengah liter tersembunyi di
belakang sekaleng biskuit asin dalam sepen, dan mengosongkannya ke dalam
wastafel. Di luar gelap. Matahari masih satu jam lagi. Ia membuat kopi kental
dan menghirupnya di sofa, sambil melatih kembali argumentasi yang akan
dipresentasikannya beberapa jam lagi di New Orleans.
Ia memeriksa kembali catatannya di serambi waktu fajar, dan pada pukul
07.00 ia ada di dapur, membuat roti panggang. Tak ada tanda-tanda dari Lee.
Ia tak menginginkan konfrontasi, namun hal itu perlu dilakukan. Ia punya
beberapa hal untuk dikatakan, dan Lee harus mengajukan permintaan maaf. Ia
membunyikan piring serta garpu di counter. Volume TV dibesarkan untuk
mendengarkan berita pagi.
Tapi tak ada gerakan apa pun dari bagian kondominium tempat Lee berada.
Sesudah mandi dan berpakaian, perlahan-lahan ia memutar kenop pintu
kamar Lee. Pintu itu terkunci. Lee sedang mengurung diri dalam guanya,
mencegah percakapan menyakitkan pada pagi berikutnya. Adam menulis pesan
dan menjelaskan ia akan berada di New Orleans siang dan malam ini, dan
mereka akan membicarakannya nanti. Ia meminta agar Lee tidak minum.
Catatan itu diletakkan di atas counter. Lee pasti melihatnya. Adam
meninggalkan kondominium dan menuju bandara.
Penerbangan langsung ke New Orleans butuh waktu 55 menit. Adam minum
sari buah dan mencoba duduk dengan nyaman untuk melemaskan punggungnya
yang kaku. Ia tidur kurang dari tiga jam di lantai di samping pintu, dan
bersumpah takkan melakukannya lagi. Menurut pengakuan Lee sendiri, selama
bertahun-tahun itu ia telah tiga kali menjalani pengobatan terhadap
kecanduannya, dan bila ia tak dapat menghindarkan diri dari mabuk-mabukan,
tentu tak ada apa pun yang dapat dilakukan Adam untuk membantu. Ia akan
tinggal di Memphis sampai kasus menyedihkan ini selesai, dan bila bibinya tak
www.ac-zzz.tk dapat menghindarkan diri dari alkohol, ia bisa menangani urusannya dari kamar
hotel. : Selama beberapa jam berikutnya ia bergulat untuk melupakan bibinya. Ia
perlu memusatkan pikiran pada urusan hukum, bukan pembunuhan semenamena, fotofoto, dan kisah-kisah horor masa J silam; bukan pada bibinya
tercinta dan masalahnya, Pesawat mendarat di New Orleans, dan sekonyong-konyong konsentrasinya
jadi lebih tajam. Dalam hati ia memilah-milah nama berpuluh-puluh kasus
hukuman mati terbaru dari Pengadilan Fifth Circuit dan Mahkamah Agung AS.
Mobil sewaan itu sebuah sedan Cadillac. Urusan sewanya ditangani Darlene
dan tagihannya dimasukkan ke Kravitz & Bane. Mobil itu datang dengan seorang
pengemudi, dan ketika duduk santai di jok belakang, Adam mengakui bahwa
hidup di biro hukum besar memang punya keuntungan-keuntungan tertentu.
Adam belum pernah ke New Orleans, dan perjalanan dari bandara rasanya sama
dengan perjalanan di kota mana pun. Cuma lalu lintas dan jalan raya bebas
hambatan. Si pengemudi berbelok ke Poydras Street di samping Su-perdome,
dan mendadak mereka sampai di pusat kota. Ia menerangkan kepada
penumpangnya bahwa French Quarter terletak beberapa blok dari sana, tak
jauh dari hotel Adam. Mobil berhenti di Camp Street, dan Adam melangkah ke
trotoar, di depan sebuah gedung yang disebut Pengadilan Banding Fifth Circuit.
Gedung itu mengesankan, dengan kolom-kolom gaya Yunani dan banyak anak
tangga menuju pintu depan.
Ia menemukan kantor panitera di lantai utama dan menanyakan orang yang
pernah berbicara dengannya, Mr. Feriday. Mr. Feriday orang yang tulus dan
sopan, seperti caranya berbicara di telepon. Ia mencatat Adam dalam registrasi
dan men- ./ jelaskan beberapa peraturan pengadilan itu. Ia ber. tanya apakah Adam
ingin melihat-lihat tempat ini sebentar. Saat itu hampir tengah hari, tempat itu
tidak sibuk, dan itu saat yang tepat untuk melihat-lihat. Mereka menuju ruang
sidang, melewati berbagai kantor hakim dan staf.
www.ac-zzz.tk "Pengadilan Fifth Circuit punya lima belas hakim," Mr. Feriday menjelaskan
ketika mereka berjalan santai di lantai marmer, "dan kantor mereka ada di
sepanjang lorong-lorong ini. Pada saat ini pengadilan punya tiga tempat
lowong, dan nominasinya tersangkut di Washington." Koridor-koridor itu gelap
dan sepi, seolah-olah pemikir-pemikir j besar itu sedang bekerja di balik
pintupintu kayu lebar tersebut. srlm
Mr. Feriday pertama-tama pergi ke Ruang Sidang En Bane, sebuah pentas
besar, angker, dengan lima belas kursi bertengger rapat membentuk setengah
lingkaran di depan ruangan. "Sebagian pekerjaan di sini ditangani panel
beranggotakan ' tiga hakim. Tapi sekali-sekali seluruh anggota hadir," ia
menjelaskan dengan tenang, seolah-olah masih terpesona oleh ruangan
spektakuler itu. Tempat hakim dinaikkan lebih tinggi dari bagian lain mangan
itu, sehingga para pengacara di po- . dium di bawahnya harus memandang ke
atas sewaktu mengajukan pembelaan. Ruangan itu terbuat dari marmer dan
kayu gelap, dengan tirai-tirai tebal dan lampu gantung besar. Tempat itu penuh
hiasan, tapi tidak mencolok; tua, tapi dipelihara
dengan baik, dan sewaktu memeriksanya, Adam agak ngeri. Sangat jarang
seluruh bakim anggota pengadilan itu berkerja bersama di situ, Mr. Feriday
menjelaskan lagi, seakan-akan sedang memberikan kuliah kepada mahasiswa
hukum tahun pertama. Keputusan-keputusan besar tentang hak-hak sipil pada
dasawarsa enam puluhan dan tujuh puluhan diambil di sini, katanya dengan
nada bangga yang cukup kentara. Potret hakim-hakim yang sudah almarhum
tergantung di belakang tempat hakim.
Meskipun tempat itu indah dan anggun, Adam berharap takkan pernah
melihatnya lagi, sedikitnya tidak sebagai pengacara yang mewakili klien.
Mereka berjalan menyusuri gang menuju Ruang Sidang Barat yang lebih kecil
daripada yang pertama, tapi sama menakutkan. Di sinilah panel dengan tiga
hakim anggota bekerja, Mr. Feriday menjelaskan sewaktu mereka berjalan
melewati tempat duduk di bagian untuk penonton, melewati jerjak, dan
menuju podium. Tempat hakim di sini. pun dibuat lebih tinggi, meskipun tidak
tinggi angkuh seperti di En Banc.
www.ac-zzz.tk
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Lazimnya semua argumentasi lisan diadakan di pagi hari, mulai pukul
sembilan," kata Mr. Feriday. "Kasus Anda sedikit berbeda sebab ini kasus
hukuman mati yang sudah sangat dekat." Ia menuding dengan jari dibengkokkan
ke arah tempat duduk di belakang. "Anda harus duduk di sana beberapa menit
sebelum pukul satu, dan panitera
627 akan memanggil kasusnya. Lalu Anda melewati jajak dan duduk di meja
pembela di sini. Anda yang harus mulai lebih dulu. dan Anda punya waktu dua
puluh menit." Adam tahu tentang hai ini, tapi sudah tentu senang ditunjuk i semua ini.
Mr. Feriday menunjuk sebuah alat di podium yang menyerupai lampu lalu
lintas. "Ini penunjui waktu," katanya serius. "Dan ini sangat penting Dua puluh
menit, oke" Ada cerita-cerita menyedihkan tentang pengacara yang bicara
berkepanjangan dan mengabaikan ini. Bukan pemandangan yang bagus. Lampu
hijau menyala sewaktu Anda bicara. Lampu kuning akan menyala bila Anda
menginginkan peringatan - dua menit, lima menu, tiga puluh detik, terserah.
Bila yang merah menyala, Anda harus berhenti di tengah kalimat dan duduk
Begitu saja. Ada pertanyaan?" "Siapa saja hakim-hakimnya?" "McNeely,
Robichaux, dan Judy." jawabnya seolah-olah Adam mengenal mereka bertiga.
"Ada ruang tunggu di sana, dan perpustakaan ada di lantai tiga. Datanglah ke
sini sekitar sepuluh menit sebelumnya. Ada pertanyaan lagi?" "Tidak, Sir.
Terima karib." "Saya ada di kantor bila Anda membutuhkan saya. Selamat."
Mereka berjabatan tangan. Mr. Fenday meninggalkan Adam berdiri di podium.
Pukul 12.50, untuk kedua kalinya Adam berjalan
melewati pintu kayu ck tebal Ruang Sidang Barat, dan menemukan
pengacara-pengacara lain bersiap menghadapi pertempuran. Pada deretan
pertama di belakang jerjak, Jaksa Agung Steve Roxburgh dan kelompok
asistennya berkerumun menyusun taktik. Mereka diam ketika Adam melangkah
masuk, beberapa orang mengangguk dan mencoba tersenyum. Adam duduk
sendirian di pinggir gang, tidak menghiraukan mereka.
www.ac-zzz.tk Lucas Mann duduk di ruang sidang itu pada sisi mereka, beberapa deret di
belakang Roxburgh dan anak buahnya. Ia membaca koran dengan tak acuh. dan
melambaikan tangan kepada Adam ketika mata mereka bertemu. Rasanya
menyenangkan bertemu dengannya. Dari kepala sampai ujung kaki ia memakai
pakaian khoki berkerut, dan dasinya cukup mencolok, sehingga menyala dalam
kegelapan. Tampak jelas Man n tidak gentar pada Pengadilan Fifth Circuit dan
keangkerannya, dan jelas ia menjaga jarak dari Roxburgh. Dialah satu-satunya
pengacara bagi Parchman, hanya melaksanakan tugasnya Bila Fifth Circuit
memberikan penundaan dan Sam tidak mari, Lucas Mann akan senang. Adam
mengangguk dan tersenyum padanya.
Roxburgh dan kelompoknya berkerumun kembali. Morris Henry - Dr.Death ada di tengahnya, menjelaskan berbagai hal kepada orang-orang yang tidak
secakap dirinya. Adam menarik napas dalam dan mencoba san-Cukup sulit.
Parutnya bergolak dan kakinya
berkedut, dan ia terus mengatakan pada diri sendiri bahwa urusan ini hanya
akan berlangsung dua puluh menit. Ia bisa menahan apa pun selama dua puluh
menit. Ia melihat catatannya, dan untuk menenangkan diri ia mencoba
memikirkan Sam - bukan Sam si rasis, pembunuh, bajingan anggota gerombolan
pembantai, tapi Sam sang klien, orang tua yang hidup percuma di death row,
yang berhak mati dengan tenang dan bermartabat. Sam akan mendapatkan
waktu dua puluh menit yang berharga dalam sidang ini, jadi pengacaranya
harus berbuat sebaik mungkin.
Pintu yang berat berdetak tertutup di suatu tem- . pat dan Adam terlonjak
di tempat duduknya Petugas pembawa acara muncul di belakang tempat hakim
dan mengumumkan sidang yang mulia ini sekarang akan dimulai. Ia diikuti tiga
sosok dalam jubah hitam berkibaran - McNeely, Robichaux, dan Judy, yang
masing-masing membawa berkas dan tampak sama sekali tanpa humor atau
niat baik. Mereka duduk di kursi besar berjok kulit, di atas tempat hakim dari
kayu ek berwarna tua, mengilat, dan memandang mang sidang di bawah. Kasus
Negara Bagian Mississippi vs. Sam Cayhall diumumkan, dan para pengacara
dipanggil dari belakang ruangan. Adam dengan gelisah berjalan melewati pintu
www.ac-zzz.tk ayun pada jerjak, diikuti Steve Roxburgh. Para asisten Jaksa Agung tepat di
tempat duduk mereka, seperti juga Lucas Mann dan
sekelompok kecil penonton. Adam mengetahui sesudahnya bahwa kebanyakan dari mereka reporter.
Hakim pemimpinnya adalah Judy - Yang Mulia T. Eileen Judy - seorang wanita
muda dari Texas. Robichaux berasal dari Louisiana, dan berumur akhir lima
puluhan. McNeeley tampak seperti sudah berumur 120 tahun, dan juga berasal
dari Texas. Judy memberikan pernyataan pendek tentang kasus tersebut, lalu
bertanya kepada Mr. Adam Hall dari Chicago apakah sudah siap. Adam berdiri
cemas, lututnya bagaikan karet, perutnya bergejolak, suaranya tinggi dan
gelisah, dan ia mengatakan, ya, ia* memang sudah siap mulai. Ia menuju
podium di tengah mangan dan memandang ke atas, rasanya jauh ke atas, pada
panel di belakang tempat hakim.
Lampu hijau di sampingnya menyala dan ia mengasumsikan dengan tepat
bahwa ini berarti tanda untuk mulai. Ruangan itu sunyi. Para hakim
memandang tajam kepadanya. Ia berdeham melonggarkan tenggorokan,
memandang potret mendiang para hakim yang tergantung di dinding, dan mulai
terjun menyerang kamar gas sebagai alat eksekusi. ' Ia menghindari kontak
mata dengan mereka bertiga, dan selama sekitar lima menit dibiarkan
mengulangi apa yang sudah ia masukkan dalam makalah tertulisnya. Saat itu
sudah lewat jam makan siang, dalam hawa panas musim panas, dan para hakim
itu perlu beberapa menit untuk menepiskan jaring labah-labah dalam kepala
mereka. "Mr. Hall, saya pikir Anda cuma mengulangi \ apa yang sudah Anda uraikan
dalam makalah," l kata Judy tak sabar. "Kami cukup mampu mem- | baca Mr.
Hall." Mr. Hall menerimanya dengan baik, berpikir bahwa ini dua puluh menirnya,
bila ingin berlam- i bat-lambat dan mengeja setiap huruf, ia seharusnya I
diizinkan berbuat demikian. Selama dua puluh me- ! nit. Meskipun masih hijau
dan belum berpengalaman, Adam sudah pernah mendengar komentar t macam
ini dari hakim pengadilan banding. Itu [ terjadi ketika ia masih kuliah dan
www.ac-zzz.tk menyaksikan f suatu kasus sedang diperdebatkan. Komentar-ko- : mentar itu
adalah baku dalam argumentasi lisan.
"Ya, Yang Mulia," kata Adam, hati-hati untuk E tidak memakai panggilan
yang menunjukkan jenis I kelamin. Ia kemudian pindah membahas efek gas f
sianida pada tikus laboratorium, suatu penelitian J yang tidak tercantum dalam
makalahnya. Eksperimen itu dilakukan bertahun-tahun yang lalu oleh j
beberapa ahli kimia di Swedia, dengan tujuan , membuktikan bahwa manusia
tidak mati seketika j bila mereka menghirup racun. Penelitian itu di- j danai
suatu organisasi Eropa yang bekerja untuk I menghapuskan hukuman mati di
Amerika. ^ Tikus-tikus ita kejang dan menggelepar-gelepar. J Paru-paru dan jantung
mereka berhenti dan mulai bekerja lagi dengan kacau selama beberapa menit.
Gas itu memecahkan pembuluh darah pada seluruh tubuh, termasuk otak
mereka. Otot-otot mereka 632 gemetar tak terkendali. Ludah mereka menetes-netes dan mereka mencicttcicit.
Inti yang jelas dalam penelitian itu adalah tikus tidak mati dengan cepat,
tapi sebenarnya menderita luar biasa. Pengujian-pengujian tersebut dilaksanakan dengan integritas ilmiah. Binatang-binatang kecil itu menerima
dosis yang sesuai. Rata-rata dibutuhkan waktu sepuluh menit sampai kematian
terjadi. Adam bekerja keras menguraikan detailnya, dan saat ia menghangat
dalam presentasinya, sarafnya sedikit mengendur. Para hakim bukan hanya
mendengarkan, tapi tampaknya menikmati uraian tentang tikus-tikus sekarat
itu. Adam menemukan penelitian itu dalam catatan kaki sebuah kasus baru dari
North Carolina. Penelitian itu tercetak baik dan belum dilaporkan secara luas.
"Sekarang, coba saya tegaskan," Robichaux menyela dengan suara tinggi.
"Anda tak ingin klien Anda mati dalam kamar gas, sebab itu cara yang kejam
untuk mati, tapi apakah Anda mengatakan pada kami bahwa Anda tidak
keberatan bila dia dieksekusi dengan suntikan mematikan?"
www.ac-zzz.tk "Tidak, Yang mulia. Bukan itu yang saya katakan. Saya tak ingin klien saya
dieksekusi dengan metode apa pun."
"Tapi suntikan mematikan adalah yang paling tidak kejam?"
"Semua cara kejam, tapi suntikan mematikan rasanya yang paling tidak
kejam. Tak disangsikan lagi bahwa kamar gas merupakan cara mengerikan untuk mati.''
"Lebih buruk daripada dibom" Diledakkan de-ngan dinamit?" Keheningan yang berat
turun menyelimuti ruang sidang itu saat kata-kata
Robicahux mengendap, la menekankan kata "dinamit" dan Adam bergulat
mencari sesuatu yang pantas diucapkan. McNeely melontarkan pandangan tak
senang kepada rekan- ; nya di sisi lain tempat hakim.
Itu komentar murahan, dan Adam geram, la f mengendalikan kegusarannya
dan berkata tegas, "Kita sedang membicarakan metode eksekusi, t Yang Mulia,
bukan tindak kejahatan yang me- ' ngirim orang pada hukuman mari."
"Mengapa Anda tak ingin bicara tentang tindak kejahatan itu?"
"Sebab hal itu bukan pokok pembicaraan di sini. ' Sebab saya cuma punya
dua puluh menit, dan klien saya cuma punya dua belas hari."
"Mungkin seharusnya klien Anda tidak memasang bom?"
"Sudah tentu tidak. Tapi dia sudah dinyatakan bersalah atas kejahatannya,
dan sekarang dia menghadapi kematian dalam kamar gas. Pokok persoalannya,
kamar gas adalah cara yang kejam untuk mengeksekusi orang."
"Bagaimana dengan kursi listrik?"
"Argumentasi yang sama juga berlaku di situ. Ada beberapa kasus
mengerikan tentang orangorang yang menderita hebat di kursi listrik sebelum
mereka mati." "Bagaimana dengan regu tembak?"
"Kedengaran keji bagi saya."
"Dan hukum gantung?"
"Saya tidak tahu banyak tentang hukum gantung, tapi itu pun kedengaran
keji luar biasa." ??
"Tapi Anda menyukai gagasan suntikan mematikan?"
www.ac-zzz.tk "Saya tidak mengatakan menyukainya. Saya yakin mengatakan itu tidak
sekejam metode lain."
Hakim McNeely menyela dan bertanya, "Mr. Hall, mengapa Mississippi
beralih dari kamar gas ke suntikan mematikan?"
Hal ini sudah diliput secara mendalam dalam gugatan dan makalah itu, dan
Adam langsung merasakan McNeeley adalah teman. "Saya sudah meringkas
sejarah legislatif dari undang-undang itu dalam makalah saya, Yang Mulia, tapi
pada pokoknya itu dibuat untuk memudahkan eksekusi. Badan pembuat
undang-undang mengakui ini cara yang lebih mudah untuk mati, dan dengan
demikian mengelak dari tantangan konstitusional seperti sekarang ini, maka
metodenya diganti." "Jadi, negara secara efektif mengakui ada cara yang lebih baik untuk
mengeksekusi orang?"
"Ya. Tapi undang-undang itu berlaku tahun 1984, dan hanya diterapkan pada
terpidana yang divonis sesudahnya. Itu tidak berlaku bagi Sam Cayhall.". "Saya
mengerti itu. Anda meminta kami men635
coret kamar gas sebagai suatu cara eksekusi. Apa yang terjadi bila kami
melakukannya" Apa yang terjadi pada klien Anda dan orang-orang macam dia
yang di vonis sebelum 1984" Apakah mereka akan lolos" Tak ada ketentuan
dalam undang-undang itu untuk mengeksekusi mereka dengan suntikan
mematikan." Adam sudah mengantisipasi pertanyaan jelas ini. Sam sudah menanyakannya. "Saya tak dapat menjawab itu. Yang Mulia, kecuali
mengatakan saya j punya keyakinan besar pada kemampuan dan kesediaan
Badan Penyusun Undang-undang Mississippi untuk membuat undang-undang
baru yang mencakup klien saya dan mereka yang ada dalam posisinya."
Hakim Judy menyelipkan diri pada titik ini. I "Dengan asumsi bahwa mereka
membuatnya Mr. Hall, apa yang akan Anda ajukan sebagai dalih f bila Anda
kembali ke sini tiga tahun lagi?"
www.ac-zzz.tk Syukurlah, lampu kuning menyala, dan Adam cuma punya satu menit
tersisa. "Saya akan memikirkan sesuatu," katanya dengan senyum lebar. "Beri
saja saya waktu." "Kami sudah melihat kasus seperti ini, Mr. j Cayhall," kata Robichaux.
"Bahkan sebenarnya hal itu Anda kutip dalam makalah Anda. Kasus dari Texas."
?"Ya, Yang Mulia. Saya mohon sidang mempertimbangkan kembali keputusannya atas masalah ini. Pada akhirnya setiap negara bagian dengan
kamar gas atau kursi listrik telah beralih ke suntikan mematikan. Alasannya
jelas." Ia punya beberapa detik tersisa, tapi memutuskan harus berhenti sekarang.
Ia tak menginginkan pertanyaan lain. "Terima kasih," katanya, lalu berjalan
mantap kembali ke tempat duduknya. Presentasi itu selesai. Ia telah menunda
sarapan pagi, presentasinya itu cukup baik sebagai pelonco. Lain kali akan lebih
mudah. Roxburgh kaku dan metodis, serta siap sepenuhnya. Ia mencoba beberapa
lelucon tentang tikus dan kejahatan yang mereka lakukan, tapi hasilnya
menyedihkan. McNeely menaburinya dengan pertanyaan-pertanyaan mirip
tentang mengapa negara-negara bagian bergegas beralih, ke suntikan
mematikan. Roxburgh bertahan pada senjatanya dan menguraikan sederet
panjang kasus di mana berbagai pengadilan federal mengesahkan hukuman
mati dengan gas, listrik, gantung, dan regu tembak. Undang-undang yang
mapan ada di pihaknya, dan ia memanfaatkannya sebaik mungkin. Dua puluh
menit jatahnya lewat dengan cepat, dan ia kembali ke tempat duduknya
secepat Adam. Hakim Judy bicara ringkas tentang mendesaknya urusan ini, dan menjanjikan keputusan dalam beberapa hari. Semua orang berdiri bersamaan,
dan tiga hakim itu menghilang dari tempat mereka. Pembawa acara
mengumumkan bahwa urusan ditunda sampai Senin pagi. Adam berjabat tangan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan Roxburgh dan www.ac-zzz.tk berhasil melewati pintu sebelum seorang wartawan menghentikannya. Ia
bekerja untuk sebuah harian di Jackson, dan cuma punya beberapa pertanyaan.
Adam bersikap sopan, tapi menolak memberi komentar. Ia kemudian
melakukan hal yang sama kepada dua reporter lagi. Roxburgh, seperti biasa,
punya beberapa hai untuk dikatakan, dan ketika Adam berjalan pergi, para
wartawan mengelilingi sang Jaksa Agung dan menyorongkan alat perekam ke
dekat wajahnya. Adam ingin meninggalkan gedung ;tu. Ia melangkah ke dalam hawa panas
tropis, dan cepat-cepat menutupi mata dengan kacamata hitam. "Apa kau
sudah makan siang?" sebuah suara bertanya dekat di belakang. Lucas Mann,
dengan kacamata pilot. Mereka bersalaman di antara tiang-tiang. "Aku tak bisa
makan," Adam mengaku. "Kenamu bagus. Ini cukup mengguncang saraf, kan?"
"Benar. Mengapa kau ada di sini?" "Ini bagian dari pekerjaanku. Kepala
Penjara memintaku terbang ke sini, menyaksikan perdebatan ini. Kami akan
menunggu sampai ada ke-putusan sebelum kami mulai bersiap. Mari kita pergi
makan." Sopir Adam menghentikan mobil di tepi jalan, dan mereka masuk.
"Apa kaukenal kota ini?" tanya Mann.
Tidak. Ini kunjungan pertamaku."
"Bon Ton Cafe," kata Mann kepada pengemudi.
-Itu restoran tua yang bagus di balik sudut sana.
Mobil bagus." "Beginilah untungnya bekerja di biro hukum
yang kaya." Makan siang mulai dengan sesuatu yang sangat baru - tiram mentah dengan
separo tempurungnya. Adam sudah pernah mendengar tentang makanan ini,
tapi tak pernah tertarik. Mann dengan indah mendemonstrasikan cara
mencampur saus horseradish, jeruk nipis, Tabasco, dan saus koktail, lalu
menjatuhkan tiram pertama ke dalam campuran, tersebut. Tiram itu kemudian
diletakkan dengan hati-hati di atas sepotong biskuit asin dan dimakan dengan
www.ac-zzz.tk sekali gigitan. Tiram pertama Adam tergelincir dari biskuit dan jatuh ke meja,
tapi yang kedua meluncur sempurna ke dalam kerongkongan.
Jangan dikunyah," Mann menginstruksikan. "Biarkan saja bergeser turun
sendiri." Enam tiram berikutnya bergeser turun dan tidak cukup cepat bagi
Adam. Ia senang ketika selusin kerang di piringnya telah kosong. Mereka
meneguk bir Dixie dan menunggu remoulade udang.
"Aku lihat kau mengajukan klaim akan bantuan hukum yang tak memadai,"
kata Mann. menggigit? gigit sepotong biskuit. "Aku yakin kami akan mengajukan
apa saja mulai sekarang." "Mahkamah Agung tidak menghamburkan waktu dengannya."
Tidak. Rasanya mereka sudah muak der^ Sam Cayhall. Aku akan
mengajukannya di Den? adilan distrik hari ini, tapi aku tak mengharap]^
keringanan dari Slattery." "Aku pun tidak."
"Bagaimana peluangku dengan dua belas hari yang tersisa?"
"Makin tipis saja tiap hari, tapi urusan ini sama sekali tak bisa diramalkan.
Mungkin masih sekitar fifty-fifty. Beberapa tahun yang lalu kami sudah sangat
dekat dengan Stockholm Turner. Dengan dua minggu tersisa, eksekusi itu
tampaknya pasti. Dengan satu minggu tersisa, sebenarnya tak ada dalih apa
pun untuk diajukan. Dia punya pengacara yang cakap, tapi upaya hukumnya
sudah J habis. Dia diberi makanan terakhir dan..." "Dan kunjungan suami-istri,
dengan dua pelacur." "Bagaimana km tahu?" "Sam menceritakan semua ini." "Itu
benar. Dia mendapatkan penundaan pada menit terakhir, dan sekarang dia
masih bertahun-tahun dari kamar gas. Kau tak pernah tahu." Tapi bagaimana
firasatmu?" Mann minum bir dalam satu tegukan panjang dan bersandar ke
belakang ketika dua.piring besar berisi remoulode udang diletakkan di hadapan
mereka. "Aku tak punya firasat apa pun kalau urusan sampai pada eksekusi. Apa
pun bisa terjadi. Tapi teruslah mengajukan dalih dan banding. Ini jadi suatu
maraton. Kau tak bisa menyerah. Pengacara
jumbo Parris tumbang ketika masih ada dua belas
jam tersisa, dan berada di ranjang rumah sakit ketika kliennya dieksekusi."
www.ac-zzz.tk Adam mengunyah udang rebus, lalu minum bir. "Gubernur ingin aku bicara
dengannya. Haruskah aku melakukannya?" "Apa yang diinginkan klienmu?"
"Bagaimana menurutmu" Dia benci Gubernur. Dia melarangku bicara dengannya." "Kau harus memohon sidang pemberian pengampunan. Itu praktek baku."
"Sebaik apa kau mengenal McAllister?" "Tidak terlalu baik. Dia binatang politik
dengan ambisi besar, dan aku takkan mempercayainya semenit pun. Tapi dia
memang punya kekuasaan untuk memberikan pengampunan. Dia bisa mengubah
hukuman mati. Dia bisa menjatuhkan hukuman seumur hidup, atau bisa
membebaskan terpidana. Undang-undang memberikan kekuasaan luas kepada
Gubernur untuk mengambil keputusan. Dia mungkn akan menjadi harapanmu
yang terakhir." "Semoga Tuhan membantu kita." "Bagaimana remoulode-nya?"
tanya Mann dengan mulut penuh. "Lezat."
Mereka menyibukkan diri dengan makanan selama beberapa saat. Adam
berterima kasih atas kehadiran Mann dan percakapan itu, namun memutuskan
untuk membatasi pembicaraan tentang strategi pembelaan. Ia menyukai Lucas
Mann, tapi kliennya tidak. Seperti kata Sam, Mann bekerja untuk negara dan negara
bekerja untuk mengeksekusi dirinya.
Penerbangan sore sebenarnya dapat membawanya kembali ke Memphis
pukul 18.30, lama sebelum hari gelap. Dan begitu tiba di sana, ia bisa
menghabiskan satu-dua jam di kantor sebelum kembali ke apartemen Lee. Tapi
ia tak berniat melakukannya. Ia punya kamar nyaman di sebuah hotel modem di
tepi sungai, dibayar tanpa banyak tanya oleh orang-orang di Kravitz & Bane.
Semua biaya ditutup. Ia belum pernah melihat French Quarter.
Dan ia terbangun pada pukul 06.00 sesudah tiga jam tidur akibat tiga bir
Dixie dan malam yang kurang istirahat, la berbaring melintang di ranjang
dengan sepatu masih terpasang, mengamati kipas angin di langit-langit selama
setengah jam sebelum bergerak. Tidurnya tadi sangat lelap.
Lee tidak menjawab telepon. Ia meninggalkan pesan pada alat perekamnya,
dan berharap bibinya tidak minum-minum. Dan seandainya ia minum, Adam
www.ac-zzz.tk berharap ia mengunci diri di kamarnya, tempat ia tak dapat mencelakakan
orang lain. la menggosok gigi dan menyisir rambut, dan naik lift ke lobi luas,
tempat sebuah band jazz sedang mengadakan pertunjukan untuk happy hour.
Tiram dalam tempurungnya dijajakan seharga lima sen di sebuah bar di sudut,
la berjalan di bawah terik matahari sepanjang
Canal Street, sampai tiba di Royal Street. Ia berbelok ke kanan dan langsung
hilang di tengah kerumunan turis. Suasana Jumat malam di Quarter terasa
hidup. Ia melotot memandangi klub-klub tari telanjang, sia-sia mencoba
mengintip sedikit ke dalam. Ia dihentikan oleh pintu terbuka yang memperlihatkan sederet penari telanjang pria di atas panggung - laki-laki yang
tampak seperti wanita cantik. Ia makan sate telur gulung dari sebuah kedai
Cina. Ia berjalan mengitari seorang gelandangan yang muntah-muntah di jalan.
Ia menghabiskan satu jam di sebuah meja kecil di sebuah klub jazz,
mendengarkan combo yang menggembirakan dan meneguk bir seharga empat
dolar. Ketika hari gelap, ia berjalan ke Jackson Square, menyaksikan para
pelukis mengemasi kuda-kuda dan berlalu. Pemusik dan penari jalanan keluar
dengan kekuatan penuh di depan sebuah katedral tua, bertepuk tangan
menyaksikan kuartet musik gesek beranggotakan mahasiswa Tulane. Orang ada
di mana-mana, makan, minum, dan menari, menikmati kemeriahan French
Quarter. Ia membeli seporsi es krim vanila, dan menuju Canal Street. Pada malam
lain dan dalam situasi yang jauh berbeda, ia mungkin akan tergoda
menyaksikan pertunjukan tari telanjang, tentu saja duduk di belakang, tempat
tak seorang pun bisa melihatnya, atau mungkin duduk-duduk di bar trendi
mencari wanita-wanita cantik kesepian. Tapi tidak malam ini. Para pemabuk
mengingatkannya pada Lee. dan ia menyesal tidak kembali ke Memphis untuk
menjenguknya. Musik dan suara tawa mengingatkannya pada Sam. yang pada
saat ini sedang duduk dalam oven panas, menatap jeruji dan menghitung hari.
berharap dan mungkin saat ini berdoa agar pengacaranya membuat mukjizat.
Sam takkan pernah melihat New Orleans, tak pernah lagi makan tiram atau
www.ac-zzz.tk kacang merah dan nasi, tak pernah mencicipi bir dingin atau kopi yang enak. Ia
takkan pernah mendengar jazz atau menyaksikan seniman melukis. Ia takkan
pernah lagi terbang dengan pesawat terbang atau tinggal di hotel bagus. Ia
takkan pernah memancing, me- : ngemudikan mobil, atau melakukan seribu hal
yang diabaikan saja oleh orang bebas.
Bahkan seandainya hidup melewati tanggal 8 Agustus, Sam hanya akan
meneruskan proses menghampiri kematian sedikit demi sedikit tiap hari.
Adam meninggalkan Quarter dan bergegas ke hotelnya. Ia butuh istirahat.
Maraton akan dimulai. TIGA PULUH EMPAT Penjaga bernama Tiny memborgol Sam dan membawanya meninggalkan Tier
A. Sam membawa kantong plastik yang terisi penuh dengan surat penggemar
selama dua minggu terakhir. Selama kariernya sebagai narapidana di death
row, sebulan ia rata-rata menerima segenggam surat dari pendukung - anggota
Klan dan pendukung mereka, pengagung kemurnian ras, anti-Semit, segala
macam orang fanatik, Selama satu-dua tahun ia menjawab surat-surat ini, dan
dengan berjalannya waktu ia jadi letih dengannya. Apa manfaatnya" Bagi
beberapa orang, ia pahlawan, tapi semakin banyak ia bertukar kata dengan
pemujanya, makin sintinglah mereka. Banyak orang edan di luar sana. Pernah
terlintas dalam pikirannya bahwa ia mungkin lebih aman di The Row daripada
di dunia bebas. Surat telah dinyatakan pengadilan federal sebagai suatu hak, bukan
keistimewaan. Jadi, itu tak bisa dicabut Akan tetapi hal itu bisa diatur. Setiap
surat dibuka pemeriksa, kecuali jika sampulnya menunjukan itu dari pengacara.
Selain seorang narapidana terkena sensor surat,
surat-surat itu tidak dibaca Surat-surat Itu dikirim ke The Row pada saatnya
dan dibagikan kepada para narapidana. Kardus dan paket juga dibuka dan
diperiksa. Bayangan akan kehilangan Sam terasa menakut-kan bagi banyak orang
fanatik, dan suratnya meningkat secara dramatis sejak Pengadilan Fifth Circuit
mencabut penundaan eksekusi. Mereka menawarkan dukungan teguh dan doa.
www.ac-zzz.tk Beberapa menawarkan uang. Surat-surat mereka cenderung panjang saat
mereka tanpa terkecuali mencerca orang Yahudi, orang kulit hitam, kaum
liberal, dan begundal lainnya. Beberapa mengomel tentang pajak, pengawasan
senjata, dan utang nasional. Beberapa memberikan khotbah.
Sam muak dengan surat. Rata-rata ia menerima enam surat per hari. Ia
meletakkannya di. counter ketika borgol dilepas, lalu minta penjaga membuka
pintu kecil pada kisi-kisi. Penjaga itu mengangsurkan tas plastik tersebut
melalui pintu dan Adam mengambilnya di sisi lain. Si penjaga berlalu, mengunci
pintu di belakangnya. "Apa ini?" Adam bertanya sambil memegang tas itu.
"Surat penggemar." Sam duduk di tempat biasanya dan menyalakan sebatang
rokok. "Apa yang harus kulakukan dengannya?" ? "Bacalah. Bakarlah. Aku tak
peduli. Aku membersihkan selku pagi ini dan barang ini menghalangi. Aku tahu kau
ada di New Orleans kemarin. Ceritakan padaku."
Adam meletakkan surat-surat itu di kursi, dan duduk di seberang Sam. Suhu
di luar mencapai 39 derajat Celcius, dan di dalam ruang kunjungan pun tak
jauh lebih sejuk. Saat itu hari Sabtu, dan Adam memakai jeans, pantofel, dan
kemeja polo katun yang sangat ringan. "Fifth Circuit menelepon hari Kamis, dan
mengatakan ingin mendengar argumentasiku hari Jumat. Aku pergi ke sana,
mencengangkan mereka dengan kecemerlanganku, dan terbang kembali ke
Memphis pagi ini." "Kapan mereka mengambil keputusan?" "Segera."
"Panel dengan tiga hakim?"
"Ya" "Siapa?" "Judy, Robichaux, dan McNeely."
Sam merenungkan nama-nama. itu sejenak. "McNeely adalah pejuang tua
yang akan membantu kita. Judy adalah bangsat konservatif - ups, maaf maksudku, perempuan Amerika konservatif, orang yang ditunjuk kaum Republik
Aku sangsi dia akan menolong. Aku tidak begitu mengenal Robicahux. Dari
mana asalnya?" ' "Louisiana Selatan."
"Ah, seorang Amerika-Cajun."
www.ac-zzz.tk "Kurasa begitu. Dia keras. Dia takkan membantu."
"Kalau begitu, kita akan kalah dua lawan satu.
Kupikir kau tadi mengatakan kau memesona me. reka dengan kecemerlanganmu." "Kita belum lagi kalah." Adam terperanjat men. dengar Sam bicara dengan
sikap begitu mengenal masing-masing hakim. Tapi ia memang sudah bertahuntahun
mempelajari pengadilan itu.
"Di mana klaim tentang bantuan hukum tidak efektif itu?" tanya Sam.
"Masih di pengadilan distrik di sini. Itu diajukan beberapa hari di belakang
yang lain." "Mari kita ajukan sesuatu yang lain, oke?" "Aku sedang
mengerjakannya." "Kerjakanlah cepat. Aku cuma punya sebelas hari. Ada
kalender di dindingku, dan sedikitnya j tiga jam kuhabiskan untuk menatapnya.
Saat ba- j ngun pagi kubuat tanda X pada tanggal sebelum- i nya. Tanggai 8
Agustus kulingkari. Tanda X-nya makin dekat ke lingkaran. Lakukanlah sesuatu."
"Aku sedang bekerja, oke" Sebenarnya aku sedang mengembangkan teori
serangan baru." "Bocah hebat."
"Kupikir kita bisa membuktikan bahwa secara mental kau tak seimbang."
"Selama ini aku sudah mempertimbangkan itu." "Kau sudah tua. Kau pikun. Kau
terlalu tenang menghadapi semua ini. Pasti ada sesuatu yang tidak beres. Kau
tak mampu memahami alasan eksekusimu." "Kita sudah membaca kasus-kasus
yang sama." "Goodman kenal seorang ahli yang bersedia mengatakan
apa saja untuk sejumlah bayaran. Kami sedang mempertimbangkan akan membawanya ke sini untuk memeriksamu."
"Bagus. Aku akan mencabuti rambut dan mengejar kupu-kupu sekeliling
ruangan." "Kupikir kita bisa berjuang keras dengan klaim ketidakmampuan mental."
"Aku setuju. Kerjakanlah. Mari kita ajukan dalih sebanyak-banyaknya." "Aku
akan melakukannya." Sam mengepul-ngepulkan rokok dan berpikir selama
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beberapa menit. Mereka berdua berkeringat, dan Adam butuh udara segar. Ia
harus ke mobil-' nya yang berjendela tertutup dan menyalakan AC pada posisi
high. C-jS www.ac-zzz.tk "Kapan kau kembali?" tanya Sam. "Senin. Dengar, Sam, ini bukan
pembicaraan yang menyenangkan, tapi kita perlu mengemukakannya.. Kau
akan mati hari-hari ini. Mungkin tanggal 8 Agustus, atau mungkin lima tahun
dari sekarang. Dengan kecepatanmu merokok sekarang, kau takkan bertahan
lama." "Merokok bukan masalah kesehatanku yang paling mendesak."
"Aku tahu. Tapi keluargamu, Lee dan aku, perlu mempersiapkan penguburan. Itu tak dapat diker- | jakan dalam semalam."
Sam menatap deretan segi tiga pada kisi-kisi. Adam mencoret-coret buku.
AC menyembur dan mendesis, tak banyak membantu.
/ "Nenekmu wanita yang baik, Adam. Sayang Jcail tak mengenalnya. Dia layak
mendapatkan yang lebih baik daripada aku." "Lee membawaku ke makamnya."
"Aku menyebabkan banyak penderitaan baginya, dan dia menanggungnya
dengan tabah. Kuburlah aku di sampingnya, dan mungkin aku bisa mengatakan
padanya aku menyesal." "Aku akan mengurusnya." "Kerjakanlah. Bagaimana kau
akan membayar tempatnya?" "Aku bisa mengurusnya, Sam." "Aku tak punya
uang, Adam. Aku menghabis- 3 kannya bertahun-tahun yang lalu, karena alasan
yang mungkin jelas. Aku kehilangan tanah dan rumah, jadi tak ada yang
tersisa." "Apakah kau punya surat wasiat?" "Ya. Aku menyiapkannya sendiri."
"Kita akan melihatnya minggu depan." "Kau janji akan ke sini hari Senin?" "Aku
janji, Sam. Bisakah kubawakan sesuatu untukmu?" R*?"
Sam sangsi sedetik dan nyaris kelihatan malu. "Kau tahu apa yang benarbenar
kusukai?" ia bertanya dengan senyum kekanak-kanakan. "Apa" Apa saja,
Sam." "Ketika aku masih kanak-kanak, aku senang sekali makan Eskimo Pie."
"Eskimo Pie?" "Yeah, es krim batangan kecil. Vanila, dengan
lapisan cokelat. Aku makan es krim itu sampai tiba di tempat ini. Kupikir
mereka masih membuatnya."
www.ac-zzz.tk "Eskimo Pie?" Adam mengulangi. "Yeah. Aku masih bisa merasakannya. Es
krim terhebat di dunia. Bisakah kaubayangkan betapa nikmat rasanya saat ini
dalam oven ini?" "Kalau begitu, Sam, kau akan mendapatkan Eskimo Pie." "Bawakan lebih dari
satu.". "Akan kubawa selusin. Kita akan memakannya di sini, sambil
berkeringat." Pengunjung Sam yang kedua pada hari Sabtu itu tidak terduga. Ia berhenti
di gardu penjaga di gerbang depan dan mengeluarkan SIM North Carolina
dengan fotonya tertempel di sana. Ia menerangkan kepada penjaga bahwa ia
saudara Sam Cayhall, dan telah diberitahu bisa menjenguk Sam Cayhall di
death row kapan saja antara sekarang dan saat eksekusi yang sudah
dijadwalkan. Ia sudah bicara dengan seorang Mr. Holland di bagian Administrasi
kemarin, dan Mr. Holland meyakinkannya bahwa peraturan kunjungan untuk
Sam Cayhall memang dikendurkan. Ia bisa berkunjung kapan saja antara pukul
08.00 sampai pukul 17.00, hari apa saja. Penjaga melangkah ke dalam dan
menelepon. Lima menit berlalu sementara si pengunjung duduk dengan sabar dalam
mobil sewaannya. Pen651 jaga itu menelepon dua kali lagi, lalu menyalin nomor registrasi mobil
tersebut pada clipboard-nya. Ia menginstruksikan pengunjung itu untuk parkir
beberapa meter dari sana, mengunci mobil-nya, dan menunggu di samping
gardu penjaga, Tamu itu melakukan seperti diinstruksikan, dan dalam beberapa
menit sebuah van putih milik penjara muncul. Seorang penjaga bersenjata dan
ber-seragam ada di belakang kemudi, dan ia memberi landa kepada tamu itu
untuk masuk. Van itu dipersilakan lewat melalui gerbang ganda di MSU, dan dikemudikan
ke pintu depan, tempat dua penjaga lain menunggu. Mereka menggeledahnya
di tangga. Ia tak membawa tas atau bungkusan apa pun.
www.ac-zzz.tk Mereka membawanya mengitari sudut, masuk ke dalam ruang pengunjung
yang kosong. Ia duduk dekat bagian tengah kisi-kisi. "Kami akan menjemput
Sam," salah satu penjaga itu berkata. "Perlu sekitar lima menit."
Sam sedang mengetik surat ketika penjaga itu berhenti di pintunya. "Ayo,
Sam. Kau ada tamu." . Sam berhenti mengetik dan menatap mereka. Kipas
anginnya sedang meniup keras dan televisinya menyala menangkap siaran
bisbol. "Siapa?" tukasnya. "Saudaramu."
Sam perlahan-lahan meletakkan mesin tik di atas rak buku dan meraih
pakaian terusannya. "Saudara yang mana?"
"Tidak kami tanya, Sam. Pokoknya saudaramu. Sekarang ayolah."
Mereka memborgolnya dan ia mengikuti mereka sepanjang tier. Sam punya
tiga saudara laki-laki, tapi yang tertua sudah meninggal karena serangan
jantung sebelum Sam dikirim ke penjara. Donnie, yang termuda, berumur 61
tahun, sekarang tinggal dekat Durham, North Carolina. Albert, 67 tahun,
kesehatannya buruk dan tinggal jauh di tengah hutan di pedesaan Ford County.
Donnie mengirim rokok tiap bulan, juga uang beberapa dolar, dan sekali-sekali
surat. Albert sudah tujuh tahun tak pernah menulis apa pun. Seorang bibi yang
tak pernah kawin menulisinya sampai kematiannya pada tahun 1985. Anggota
keluarga Cayhall lainnya sudah melupakan Sam.
Ini pasti Donnie, katanya pada diri sendiri. Donnie-lah satu-satunya yang
cukup peduli untuk berkunjung. Sudah dua tahun ia tak pernah bertemu
dengannya, dan ia melangkah lebih ringan ketika mereka mendekati pintu ke
ruang pengunjung. Sungguh kejutan yang menyenangkan.
Sam melangkah melewati pintu dan memandang laki-laki yang duduk di sisi
lain kisi-kisi. Wajah itu tidak dikenalinya. Ia memandang sekeliling ruangan,
dan memastikan ruangan itu kosong, kecuali tamu ini, yang saat itu sedang
memandang Sam dengan tatapan dingin dan mantap. Para penjaga mengawasi
dengan cermat sementara mereka melepas borgol. Sam tersenyum dan
mengangguk 653 www.ac-zzz.tk kepada laki-laki itu, kemudian ia menatap penjaga-penjaga itu sampai
mereka meninggalkan mangan dan menutup pintu. Sam duduk di depan
tamunya, menyalakan sebatang rokok, dan tak mengucapkan apa pun.
Ada sesuatu yang sudah dikenalnya pada laki-laki .ini, namun ia tak dapat
mengidentifikasikannya. Mereka saling pandang melalui lubang pada kisi-kisi.
"Apakah aku mengenalmu?" Sam akhirnya bertanya.
"Ya," laki-laki itu menjawab. "Dari mana?"
"Dari masa lalu, Sam. Dari Greenville, Jackson, dan Vicksburg. Dari
sinagoga, kantor real estate, rumah Pinder, dan Marvin Kramer."
"Wedge?" Laki-laki itu mengangguk perlahan-lahan. Sara memejamkan mata dan
mengembus ke langit-langit. Ia menjatuhkan rokoknya dan terpuruk.di kursi.
"Tuhan, aku berharap kau sudah mati."
"Sayang." Sam menatap liar padanya. "Kau bangsat," katanya dengan gigi terkatup.
"Bangsat. Dua puluh tiga tahun aku berharap dan memimpikan kau mati. Aku
sendiri sudah membunuhmu sejuta kali, dengan tangan kosong, dengan tongkat
dan pisau dan setiap senjata yang dikenal manusia. Aku telah menyaksikanmu
mengucurkan darah dan mendengarmu menjerit minta ampun."
^fij^L 654 . I "Maaf. Di sinilah aku, Sam." "Aku membencimu lebih dari siapa pun yang
pemah kubenci. Seandainya aku punya senjata, sekarang juga akan kuledakkan
kepalamu ke neraka sampai kembali lagi. Akan kupompa kepalamu sampai
penuh timah dan tertawa sampai aku menangis. Tuhan, betapa aku
membencimu." "Apakah kau memperlakukan semua tamumu seperti ini, Sam?" "Apa yang
kauinginkan, Wedge?" "Apakah mereka bisa mendengarkan kita di sini?"
"Mereka sama sekali tak peduli apa yang kita bicarakan."
"Tapi tempat ini bisa jadi disadap, kau tahu."
"Kalau begitu enyahlah, tolol, enyah saja."
www.ac-zzz.tk "Aku akan enyah sebentar lagi. Tapi lebih dulu aku ingin mengatakan aku
ada di sini, dan aku mengawasi segalanya dengan cermat, dan aku sa-. ngat
senang karena namaku tak pemah disebut. Aku tentu berharap ini berlanjut.
Aku selalu sangat efektif dalam membungkam orang." "Kau sangat halus."
"Terimalah ini seperti layaknya lelaki, Sam. Matilah dengan penuh martabat.
Kau dulu bersamaku. Kau menjadi asisten dan konspirator, dan menurut
undang-undang kau sama bersalahnya seperti aku. Benar aku bebas, tapi siapa
Kitab Panca Longok 1 Candika Dewi Penyebar Maut X I Kisah Para Penggetar Langit 2