You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha Bagian 2
karena tidak bisa menahan ketertarikannya terhadap api yang
menyala" Sani mendesah dalam hati. Setidaknya dia sudah
mempersiapkan diri, memasang pagar di hatinya agar dia tidak
terjun bebas, jatuh ke dalam pesona Azka dan kemudian terluka
parah. "Kita akan kemana?" Sani melangkah bersama Azka
keluar. Mobil Azka sudah disiapkan, diparkir di depan
apartemennya. Azka mengangkat bahunya, "Terserah, kemana saja,
mungkin nonton, jalan-jalan, bersantai, apapun itu asal
bersamamu." Azka mengucapkan kata-katanya dengan santai, tidak
menyadari bahwa dia membuat pipi Sani memerah.
?"" Mereka melakukan apapun yang dilakukan orang-orang
untuk bersantai di akhir pekan, nonton, makan, jalan-jalan.
Setiap detiknya terasa menyenangkan, mereka mengobrol
tanpa henti, sangat cocok dalam pembicaraan apapun dan
menyadari bahwa mereka punya banyak sekali kesamaan
minat. Bersama Azka seharian pun terasa begitu sekejap saking
menyenangkannya. Tanpa sadar hari sudah beranjak malam. Ketika mereka
mengendarai mobil hendak pulang, Sani menyandarkan
tubuhnya dengan santai di kursi penumpang, menatap Azka
dalam senyuman. "Terima kasih atas hari yang sangat menyenangkan ini."
70 Santhy Agatha Azka menoleh sedikit dan tersenyum simpul, "Samasama Sani, aku juga bahagia bisa
menghabiskan waktu denganmu, itu sangat menyenangkan." Lelaki itu meremas
jemari Sani dengan sebelah tangannya, lembut. "Minggu depan
kita lakukan lagi ya."
"Iya." Dada Sani membuncah dipenuhi oleh perasaan
berbunga-bunga yang pekat. Oh ya, gawat! Seharian ini dia
sudah berusaha memasang pagar di hatinya, tetapi Azka sudah
menerobos pagar itu, membuatnya tidak bisa menahan lelaki
itu. Sani sepertinya sudah jatuh cinta kepada Azka.
?"" Celia sedang duduk di dalam mobil, dalam perjalanan
menuju butik langganan keluarga, dan merenung. Ini semakin
lama semakin menakutkan, hari pernikahannya dengan Azka
sudah menjelang. Keluarganya sudah mempersiapkan
semuanya terutama menyangkut gaun pengantinnya. Karena
selain hal itu, untuk masalah persiapan pesta seperti dekorasi,
gedung, catering, dan lain-lain mereka tidak akan perlu
mencemaskannya. Azka memiliki jaringan perusahaan di
bidang resor, perhotelan, dan restoran. Lelaki itu tinggal
menjentikkan jarinya dan sebuah pesta yang megah pasti akan
disiapkan dengan mudah. Tetapi perasaan Celia terasa semakin tidak nyaman. Hari
demi hari hubungan mereka merenggang, dan semakin dekat
ke hari pernikahan mereka, Azka semakin jarang muncul. Lelaki
itu kadang hanya membalas pesan singkatnya sekenanya, tidak
pernah mengangkat telepon ketika dia mencoba meneleponnya.
Dan lelaki itu tidak pernah datang ke rumahnya lagi.
Sudah sebulan berlalu, bahkan kedua orangtuanya mulai
menanyakan kenapa Azka tidak pernah muncul dan dengan
senyum palsunya Celia menjelaskan bahwa semua baik-baik
saja, hanya saja Azka memang sedang sangat sibuk. Tetapi Azka
tidak pernah seperti ini sebelumnya, dulu meskipun sibuk,
lelaki itu selalu menyempatkan menemuinya meskipun
sebentar di akhir pekan. Celia tahu bahwa Azka mungkin tidak mencintainya lagi.
Sejak dia mengaku pengkhianatannya yang dilakukannya
You've Got Me From Hello 71 dengan Edo karena begitu haus perhatian dari Azka, yang
membuatnya terjerumus terlalu jauh lalu hamil, cinta itu sudah
musnah di mata Azka. Tatapan Azka kepanya sudah berbeda,
datar dan tanpa perasaan meskipun laki-laki itu selalu bersikap
lembut kepadanya. Tetapi Celia bisa dibilang sangat mensyukuri kecelakaan
itu, kecelakaan yang membuatnya didiagnosa tidak akan bisa
berjalan lagi. Yang membuat Azka sangat menyesal dan pada
akhirnya memutuskan untuk bertanggungjawab kepada Celia.
Ya, Celia tahu dia memanfaatkan rasa bersalah Azka,
tetapi dia mencintai Azka dan tidak bisa membayangkan kalau
harus ditinggalkan oleh lelaki itu. Pengkhianatan yang
dilakukannya dengan Edo semata-mata karena pelarian, dia
membutuhkan kekasih yang hangat dan penuh kasih sayang,
yang selalu ada di dekatnya. Tetapi Azka tidak bisa
melakukannya, lelaki itu waktu itu sedang sibuk membangun
bisnisnya, sehingga hanya punya waktu sedikit bersamanya.
Dan dalam kondisi emosi yang labil, Edo datang dan semua hal
buruk itupun terjadi. Semua yang Celia lakukan adalah untuk
mengikat Azka supaya bersamanya. Dia bahkan rela bertingkah
seperti orang invalid, hanya agar Azka bertahan bersamanya.
Kelumpuhan ini adalah satu-satunya pengikatnya dengan Azka,
dan Celia rela kesulitan seperti ini, hanya bisa berjalan ketika
dia berada di dalam rumah dan hanya di depan orang-orang
yang dipercayanya, semua demi memiliki Azka.
Dia meremas kedua jemarinya kuat-kuat, Sebentar lagi...
desahnya dalam hati. Dia hanya perlu bersabar sebentar lagi
dan Azka akan menjadi miliknya sepenuhnya. Dia akan menjadi
istri Azka dan lelaki itu tidak akan punya alasan untuk tidak
memperhatikannya. ?"" Butik itu cukup ramai, milik seorang desainer baju
pernikahan yang sangat terkenal. Pegawai Celia mendorong
kursi rodanya memasuki butik itu. Celia sudah membuat janji
dengan Joshua, sang perancang sekaligus pemilik butik itu.
"Hai cantik." Joshua langsung menyapanya ketika
pegawainya mendorong kursi rodanya memasuki ruangan
72 Santhy Agatha Joshua. Celia memberikan isyarat kepada pegawainya untuk
menunggunya di luar. "Hai Joshua, kau sudah menerima pesanku untuk
deskripsi gaun pengantinku?"
"Sudah sayang, Joshua mengedipkan sebelah matanya.
"Sungguh deskripsi yang sangat spesfik, kau ingin gaunmu
bertaburan dengan kristal yang mahal dan berkilauan ya"
Untung saja tunanganmu kaya. Jadi kau bisa meminta gaun
apapapun yang kau inginkan, aku akan mengukur dulu
badanmu ya, baru aku terapkan ke beberapa desain dan nanti
kau tinggal memilih yang mana" Joshua melirik ke arah pintu,
"Ngomong-ngomong, tunanganmu yang tampan itu tidak
mengantarmu?" "Dia sibuk." Gumam Celia sambil lalu, "Aku ingin gaun ini
yang terbaik, Joshua, harus yang paling indah dan paling
cantik... Ini akan menjadi pernikahan yang pertama dan satusatunya untukku."
"Tentu saja sayang." Joshua terkekeh, lalu menyuruh
pegawainya untuk mengukur badan Celia.
Tentu saja mereka kesulitan karena Celia berada di kursi
roda dan tidak bisa berdiri. Celia sendiri merasa gemas karena
sebenarnya dia bisa berdiri, tetapi dia tidak bisa melakukannya,
karena semua sandiwaranya bisa ketahuan.
"Mungkin kita harus mengukur tubuhmu kalau Azka
sudah bisa datang bersamamu, sayang." Joshua menatap Celia
dengan menyesal, dia juga laki-laki tapi tubuhnya ramping dan
gemulai jadi dia tidak bisa membantu Celia supaya punya
tumpuan untuk berdiri. Sementara itu kebanyakan pegawainya
adalah perempuan, "Jadi Azka bisa membantumu untuk
berdiri." "Mungkin aku bisa membantu." Sebuah suara yang
maskulin dan begitu dalam muncul dari pintu, membuat Celia
dan Joshua menoleh bersamaan. Di pintu itu berdiri seorang
lelaki yang amat sangat tampan. Darah asing sudah jelas
mendominasi penampilannya, lelaki itu tinggi, sempurna
dengan rambut cokelat muda keemasan, dan setelan tiga
You've Got Me From Hello 73 potong yang dijahit sempurna, menempel ketat dan seksi ke
tubuhnya, Joshualah yang kemudian memecah suasana, dia
berteriak kegirangan dan hampir melompat mendekati lelaki
itu."Oh Ya Ampun! Eric, kau sudah pulang dari Paris?"
74 Santhy Agatha "Cinta dan penghianatan hanyalah dibatasi oleh satu garis
penghalang yang bernama : kesetiaan"
7 Lelaki tampan hanya tersenyum tenang, tampak sedikit
geli menghadapi kehebohan Joshua yang menyambutnya. Dia
melirik ke arah Celia dan menganggukkan kepalanya dengan
sopan ke arah Celia, membuat Celia menyadari bahwa dia telah
terpesona kepada lelaki itu. Memang Azka tampan dan tetap
nomor satu baginya, tetapi Azka sangat jarang tersenyum,
sedangkan lelaki ini, dia begitu murah senyum dan tampak
sangat tulus secerah matahari,
"Sepertinya kau dan nona ini menghadapi masalah.
Mungkin aku bisa membantu."
Joshua melirik Celia masih tersenyum lebar, '"Ini Eric,
dia adalah salah satu investor butik dan salon kami. Kau tidak
keberatan Celia kalau Eric membantumu?"
Siapa yang tidak keberatan kalau dibantu berdiri oleh
lelaki setampan itu" Celia berpikir bahwa kadang-kadang
berpura-pura lumpuh ada untungnya juga...
"Celia ingin membuat gaun pernikahan yang indah, Eric.
Kami sedang akan mengukur gaunnya."
Eric melemparkan pandangan dalam ke arah Celia,
"Sayang sekali kau sudah akan menikah, aku iri kepada lelaki
beruntung itu." Gumamnya penuh arti membuat pipi Celia
merona. Joshua menepuk pundak Eric sambil tertawa, "Jangan
merayu Celia, Eric. Dia sudah punya tunangan dan akan
menikah, mungkin kau bisa mengalihkan sasaranmu kepada
gadis lain." Eric tampak tidak mempedulikan perkataan Joshua, dia
masih memandang tajam ke arah Celia. Ia lalu mendekat dan
mengulurkan tangannya lembut,
You've Got Me From Hello 75 "Aku akan membantumu berdiri, maafkan ya." Bisiknya
lembut di dekat telinga Celia, "Sini, letakkan tanganmu di
pundakku." Celia merasakan jantungnya berdebar keras, aroma
maskulin itu langsung melingkupinya, membuatnya bergetar.
Dengan tangannya yang kuat, Eric menarik Celia berdiri,
lalu menopang pinggangnya. Tangan Celia berpegangan erat ke
pundak Eric, lalu melingkarkan lengannya di sana, sementara
itu dia berakting sekuat tenaga untuk melemaskan kakinya,
menumpukan beban tubuhnya di pundak Eric.
"Nah tunggu sebentar, kami akan mengukurnya." Para
pegawai Joshua mulai mengukur. Proses itu cukup singkat. Dan
kemudian setelah Joshua selesai, Eric mendudukkan Celia lagi
di kursi rodanya dengan lembut. Lelaki itu menyelipkan kartu
namanya yang bernuansa hitam dan keemasan di jemari Celia,
"Hubungi aku, kapanpun itu. Aku akan dengan senang
hati membuang semua urusanku demi dirimu." Bisiknya pelan,
lalu berdiri tegak, mengatakan sesuatu tentang pekerjaan
kepada Joshua, kemudian melambaikan tangannya dan
melangkah pergi. Sementara itu Celia masih menggenggam erat-erat kartu
nama di tangannya itu dengan terpesona.
?"" Siang itu Sani sedang berjalan ke minimarket di ujung
jalan dari apartemennya ketika dia melihat Keenan di dalam
minimarket yang ia tuju. Lelaki itu sedang membeli rokok, dan langsung menoleh
ketika pintu terbuka lalu tersenyum lebar ketika melihat Sani,
"Hai kita bertemu lagi."
Sani tersenyum menatap wajah yang sama persis dengan
Azka namun dalam versi yang berbeda ini, "Halo Keenan, apa
yang kau lakukan di sini?" Sani melirik ke arah cafe di ujung
jalan, bukankah di sana juga ada rokok" Kenapa Keenan
malahan berkeliaran di tempat ini"
76 Santhy Agatha "Aku membeli rokok." Keenan tergelak, "Kau mau
membeli apa?" "Hanya beberapa bahan makanan." Sani mengangguk
sambil tersenyum lalu melangkah menuju rak-rak tempat
penjualan mie instant. Dia mengira Keenan akan pergi dari
supermarket itu setelah mendapatkan rokoknya, tetapi rupanya
tidak, lelaki itu mengikutinya.
"Setelah ini, maukah kau jalan denganku" Kita bisa
duduk, minum bersama, dan mengobrol."
Sani mengernyit, Keenan tidak sedang berusaha
mendekatinya bukan" Karena Sani sama sekali tidak melihat
ada hal yang lebih dari pertemanan di mata Keenan.
"Kita bisa berbicara di cafe." Gumam Sani akhirnya,
memilih tempat yang paling aman.
"Jangan di cafe." Keenan langsung menyela, "Azka akan
membunuhku." "Apa?" "Keenan mengangkat bahunya, "Kalau kau belum sadar,
Azka kan sudah mengincarmu untuk menjadi miliknya, dan
kalau sampai dia tahu aku mendekatimu, dia akan
membunuhku." Keenan tergelak, "Meskipun rasanya pasti
menyenangkan untuk membuat Azka jengkel dan memancing
kemarahannya keluar."
"Apa?" Sani menatap Keenan dengan bingung, ada apa di
antara dua saudara ini" Kenapa mereka tampak tidak akur"
"Aku tahu Azka sedang mengejarmu, dan biasanya kalau
dia mengejar seseorang dia akan melakukannya dengan
kekuatan penuh. Dan aku tertarik kepadamu karena tidak
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pernah sebelumnya Azka bertindak begitu intens pada seorang
perempuan." Keenan mengedipkan matanya menggoda, "Kau
pasti perempuan yang istimewa, jadi maukah kau melewatkan
sedikit waktumu untuk makan siang denganku, dan mungkin
kita bisa berbagi cerita. Aku ingin lebih mengenal calon kakak
iparku dan kau mungkin bisa tahu kisah-kisah tentang Azka
yang hanya kami yang tahu, seperti kisah masa kecil kami
misalnya." You've Got Me From Hello 77 Sani merenung, rasanya tidak ada ruginya kalau dia
menerima ajakan makan siang Keenan, meski tampaknya selalu
bersikap sesukanya, Keenan tampak baik hati. Lagipula dari
siapa lagi dia bisa lebih mengenal Azka kalau bukan dari orang
terdekatnya, saudara kembarnya"
?"" Tempat yang dipilih Keenan adalah rumah makan
sederhana di belokan perempatan, yang bisa ditempuh dengan
berjalan kaki dari apartemen Sani. Kompleks apartemennya
adalah kompleks perkantoran yang menjadi satu dengan
kompleks perbelanjaan, karena itulah suasana cukup ramai di
waktu makan siang itu. Sani memesan kue-kue kecil yang tampak menarik
berada di etalase ditemani oleh lemon squash yang
menyegarkan. Sementara Keenan memesan seporsi besar nasi
goreng dan langsung menyantapnya dengan lahap.
"Aku lapar." Keenan tertawa melihat senyum geli Sani
ketika melihatnya makan dengan begitu lahap.
"Kau bisa makan di Garden Cafe, bukankah itu milikmu
juga?" Dari cerita Azka dulu, dia mengatakan bahwa Garden
Cafe adalah warisan dari orangtua mereka beserta perusahaan
lain-lain. Jadi Sani menyimpulkan bahwa perusahaan itu pasti
dimiliki Azka dan Keenan bersama. Sani entah kenapa merasa
bisa mudah akrab dengan Keenan. Tidak seperti Azka yang
lembut, tenang dan menyimpan aura misterius di dalam
dirinya, Keenan lebih ceria, mudah tertawa dan menguarkan
aura yang cerah. Sama seperti ketika bersama Azka, beberapa
perempuan banyak yang tidak mampu menahan diri untuk
menoleh dua kali sambil mengagumi ketampanan Keenan.
"Garden Cafe bukan milikku." Keenan menelan suapan
terakhirnya dan meneguk sodanya dengan bahagia, "Semuanya
sudah menjadi milik Azka."
"Bagaimana bisa?"
Keenan tertawa, "Ayah kami mewariskan semuanya
kepada kami berdua, tetapi tentu saja aku tidak mau
melanjutkan usaha ayah kami sebagai bisnisman. Aku tidak
78 Santhy Agatha mau leherku tercekik dasi dan badanku gatal karena kepanasan
seharian harus memakai jas yang kaku itu. Karena itulah, begitu
Azka memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab, aku
meminta pencairan seluruh bagianku di warisan ayah dan
melepaskan seluruh kepemilikanku di semua perusahaan
ayah." Keenan mengangkat bahu, "Jadi Azka membantuku,
mengambil alih seluruh perusahaan atas namanya dan
mencairkan uangku dalam bentuk dana di bank. Untuk
selanjutnya seluruh perusahaan itu tidak ada urusannya lagi
denganku, termasuk cafe itu."
Termasuk cafe itu" Sani merenung, Azka mengatakan
bahwa warisan utama ayah mereka adalah cafe itu dan
beberapa hal lain. Tapi dari nada bicara Keenan, seperti juga
yang dikatakan Albert, sepertinya ada sesuatu yang lebih besar
di sini entah apa. "Kau tidak tahu ya." Keenan dengan cepat membaca
ekspresi Sani, "Apakah Keenan mengatakan bahwa warisan
orang tua kami hanya cafe itu?"
Sani mengangguk menatap Keenan bingung ketika lelaki
itu tertawa terbahak-bahak,
"Oh Astaga, dasar Azka, mungkin dia takut kau lari
terbirit-birit ketakutan ketika tahu bahwa dia sangat kaya dan
berkuasa. Sani, perlu kau tahu, Garden Cafe itu hanyalah setitik
kecil dari warisan ayah kami. Di luar itu, Azka memimpin
jaringan besar bisnis kuliner dan perhotelan serta resor-resor
mewah di semua lokasi strategis yang tersebar hampir di
seluruh negara ini." Keenan mengangkat bahu, "Dari warisan
yang dicairkan Azka dalam bentuk uang untukku, sebagai ganti
penyerahan hak kepemilikan perusahaan saja aku sudah bisa
hidup mewah seumur hidupku tanpa harus memikirkan
bekerja," Senyumnya melebar, "Bayangkan apa yang dimiliki
Azka, sejak memegang perusahaan itu, dia telah
mengembangkannya dengan kejeniusannya dan nilai seluruh
perusahaan itu sudah menjadi berkali-kali lipat."
Sani ternganga, dia sama sekali tidak menyangka
informasi ini. Azka... Azka yang dikenalnya itu ternyata adalah
seorang miliarder kaya"
You've Got Me From Hello 79 Tiba-tiba Sani merasa gugup. Selama ini dia mau
menjalin hubungan dengan Azka karena mereka sama. Samasama orang biasa, yang
menjalani hidup dengan biasa pula.
Tetapi Sani tidak pernah menyangka kalau Azka adalah
bisnisman jenius dengan kehidupan yang kompleks dan
kekayaan yang terdengar menakutkan.
Sani masih mengernyit, menyisakan satu pertanyaan di
benaknya. Kenapa Azka seolah menutupi keadaannya" Apakah
dia takut bahwa Sani adalah perempuan gila harta" Yang hanya
ingin mengincar hartanya"
"Mungkin kau lihat hubunganku dengan Azka tidak
begitu baik." Keenan bergumam lagi, tidak menyadari pikiran
kalut yang berkecamuk di benak Sani, "Kami sebenarnya saling
menyayangi, hanya saja kadangkala aku merasa bahwa Azka
menyimpan kemarahan kepadaku."
"Kemarahan?" "Ya. Dia baik kepadaku, selalu ada setiap aku
membutuhkan selayaknya seorang kakak. Tetapi ada kalanya
aku merasakan dia marah kepadaku, tetapi menyimpannya
dalam-dalam." "Kenapa Azka menyimpan kemarahan kepadamu?"
"Karena aku menolak tanggung jawab atas perusahaan
itu dengan egois." Keenan tersenyum malu, "Mau bagaimana
lagi, perusahaan itu bukanlah impianku, aku seorang seniman,
aku memiliki hasrat yang mendalam sebagai pelukis. Jadi aku
mengusulkan kepada Azka supaya menjual saja seluruh
perusahaan kami dan kemudian mengambil mimpi kami
masing-masing." "Azka menolaknya." Gumam Sani.
"Ya tentu saja Azka menolaknya, kakakku itu terlalu
senang memikul tanggung jawab. Dia saat itu bersekolah untuk
menjadi koki profesional sesuai impiannya, dan dengan
bodohnya dia meninggalkannya, demi memikul tanggung jawab
di perusahaan itu. Dia menjalaninya dengan kesadaran tentu
saja, tetapi tetap saja aku merasa dia marah kepadaku." Keenan
mengangkat bahunya, "Mungkin dia melihat betapa bahagianya
80 Santhy Agatha aku karena meninggalkan tanggung jawabku dan memilih
mengejar mimpiku, mungkin dia berandai-andai seandainya
saja dia bisa melakukan hal yang sama denganku."
"Tetapi Azka tidak akan pernah bisa." Sani memahami
bagaimana kepribadian Azka, lelaki itu tidak mungkin bisa
melakukannya. "Ya, dia tidak pernah bisa, karena itulah jauh di dalam
dirinya ada kemarahan. Kemarahan karena dia yang harus
memikul seluruh beban dan tanggung jawab." Mata Keenan
tampak melembut, "Salah satu kelemahan Azka adalah ketika
dia dihadapkan pada posisi di mana dia harus bertanggung
jawab, dia pasti akan mengambilnya tanpa ampun dan
kemudian merusak dirinya sendiri."
?"" Sani sedang duduk di sofa di dalam apartemennya masih
memikirkan kata-kata Keenan tadi. Setelah makan siang
Keenan harus langsung pergi karena ada janji dengan salah
seorang temannya, jadi mereka berpisah, setelah Keenan
sempat meminta nomor ponselnya.
Ponselnya berbunyi, Sani meliriknya dan mengangkatnya ketika melihat nama Kesha di sana.
"Kenapa Kesha, bukankah naskah terakhirnya sudah aku
serahkan kepadamu?" "Hei tidak bolehkah aku menelepon sahabatku dan tidak
membahas masalah pekerjaan?" Kesha tertawa di seberang
sana, "Aku ada di dekat-dekat sini, aku mau mampir ke sana."
Setengah jam kemudian, Kesha sudah ada di dalam
apartemennya. Dia membawa dvd terbaru dan dua cup besar
popcorn, itu adalah DVD komedi romantis yang dibintangi
Adam Sandler dan Jennifer Aniston.
Mereka duduk di sofa itu, dan terpesona dengan
kisahnya yang lucu dan romantis. Dan ketika film itu selesai
dengan ending yang manis dan membahagiakan, tiba-tiba saja
Sani mengingat Azka dan bergumam,
"Pemilik caf? itu..."
You've Got Me From Hello 81 Kesha langsung menatapnya dengan tertarik, "Hmmm,
Azka" Aku masih penasaran dengan wajahnya, mengingat
saudara kembarnya luar biasa tampannya, aku yakin dia pasti
tak kalah tampan." Sani sudah bercerita kepada Kesha tentang
kedekatannya dengan Azka dan Kesha mendorongnya dengan
penuh semangat untuk mencoba membuka hatinya. Kalaupun
tidak berhasil, toh Sani sudah mencoba menyembuhkan luka
lamanya, kata Kesha waktu itu.
"Yah." Sani mengangguk, "Dia ternyata seorang
miliarder?" "Apa?" Kali ini Kesha hampir terlonjak dari duduknya,
"Dan kau tahu itu bukan dari dirinya sepertinya?"
"Ya. Azka tidak pernah menceritakan kepadaku, dia
bilang dia memiliki cafe itu dan yang lain-lain. Aku bingung
kenapa dia tidak mengatakan apapun kepadaku. Apakah dia
tidak percaya kepadaku atau dia hanyalah orang kaya yang
paranoid mendekati perempuan karena takut perempuan itu
akan mengincar hartanya?"
"Mungkin Azka akan menjelaskannya nanti kepadamu,
mungkin waktunya belum tepat." Kesha membuka laptopnya
dengan bersemangat, "Sejak adanya mesin pencari ini kau
hanya perlu memasukkan namanya dan semua berita
tentangnya akan keluar. Kalau dia memang seorang miliarder,
dia pasti akan muncul di salah satu berita."
Dengan cekatan Kesha mengetikkan nama "Azka"
dengan keyword tambahan "Garden Cafe."
Dan sederet berita langsung keluar ketika tombil 'search'
ditekan. Berita itu kebanyakan dari kolom bisnis dan keuangan,
yang memberitakan tentang resort dan hotel-hotel berbintang
lima yang tersebar di negara ini. Yang semuanya dimiliki oleh
seorang miliarder muda bernama "Azka Reivaldo"
Sani dan Kesha ternganga membaca semua informasi itu.
Lalu saling berpandangan dengan takjub.
"Sani." Kesha akhirnya yang bisa bergumam, "Kalau
memilih laki-laki, kau benar-benar tidak tanggung-tanggung."
?"" 82 Santhy Agatha Setelah Kesha pulang. Sani memutuskan untuk mandi air
panas di bawah pancuran dan bersantai. Naskahnya sudah
selesai, dan dia bisa tenang sebentar sebelum Kesha
menyerahkan beberapa koreksian editan yang harus ia revisi.
Dia merasakan nikmatnya mandi air panas yang
menyenangkan di tubuhnya dan melemaskan badannya yang
lelah. Meskipun benaknya masih bertanya-tanya, tetapi Kesha
berusaha menenangkan dirinya.
?"" "Kau menemui Sani bukan?" Azka langsung bergumam
ketika Keenan membuka pintu tempat tinggalnya. Lalu Azka
langsung melangkah masuk dengan marah ke dalam rumah.
Sementara itu Keenan masih memasang wajah santai
dan tersenyum mengejek, "Oh Astaga kak, apakah kau
menyuruh orang untuk mengikutiku?"
"Bukan kamu." Wajah Azka tampak datar, "Aku
menyuruh pengawalku untuk mengikuti Sani, dan dia bilang
Sani makan siang bersama saudara kembarku. Apa maksudmu
mengajaknya makan siang bersama" Apa yang kau katakan
padanya?" "Whoa tunggu... akan kujawab satu-satu kak." Tetapi
kemudian Keenan mengangkat alisnya, "Kalau boleh aku tahu,
kenapa kau menyuruh pengawal untuk mengikuti Sani?"
"Bukan urusanmu."
"Kalau begitu aku tidak akan mengatakan informasi
apapun menyangkut tadi siang." Keenan bersedekap,
menantang. Lama Azka menatap Keenan dengan pandangan tajam,
kemudian dia menghela napas panjang, "Sani punya seorang
mantan tunangan yang mengejarnya, dan aku sudah
membereskannya agar berada di tempat yang jauh dan tidak
bisa mengganggu Sani lagi. Tetapi tentu saja aku tidak mau
mengambil resiko, jadi aku menyuruh pengawalku untuk
mengawasi Sani sementara."
You've Got Me From Hello 83 Keenan menatap Azka dengan tajam, "Pastinya bukan
untuk berjaga-jaga kalau-kalau Sani menemui laki-laki lain
selain dirimu bukan?"
Azka tidak membantah, dia hanya menatap Keenan
dengan tajam, "Sekarang katakan kenapa kau menemui Sani
tadi siang." "Aku tidak sengaja menemuinya, kami berpapasan di
supermarket di ujung jalan."
"Supermarket?" Azka menyipitkan matanya.
"Aku sedang berada di dekat-dekat situ dan membeli
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
rokok." Gumam Keenan tanpa rasa bersalah.
Azka langsung mencibir, "Rumahmu berada puluhan
kilometer dari sana, dan kau membeli rokok di sana di dekat
apartemen Sani, kau pasti punya rencana di otakmu."
Keenan tertawa, "Oh astaga kakak, kenapa kau dipenuhi
rasa curiga" Aku benar-benar tidak sengaja berada di sana dan
kemudian berpapasan dengan Sani di dalam supermarket itu.
Jadi aku mengajaknya makan siang bersama."
"Dan apa saja yang kau katakan kepadanya selama
makan siang itu?" Keenan tersenyum, "Kalau kau takut aku mengatakan
kepadanya tentang Celia, kau bisa tenang, aku tidak akan
mengatakan kepadanya."
Sebenarnya itulah yang paling ditakutkan oleh Azka. Dia
takut Sani mengetahui tentang Celia sebelum dia sempat
membereskan semuanya. Kalau sampai itu terjadi, Sani pasti
akan menganggapnya sama seperti Jeremy, seorang lelaki
pengkhianat yang tega mengkhianati perempuan yang menjadi
tunangannya. Sani pasti akan benci setengah mati kepadanya
kalau sampai dia tahu. "Dan kalau kau sampai tidak bisa menjaga mulutmu, aku
akan membuatmu menyesalinya Keenan. Meskipun kau adalah
adikku, aku tidak akan segan-segan."
"Aku takut." Keenan bergumam mengejek, karena tidak
ada satupun ekspresi ketakutan di wajahnya, bertentangan
84 Santhy Agatha dengan kata-katanya. "Kakak, Kalau kau tidak memberitahukan
tentang Celia, cepat atau lambat Sani pasti tahu. Dia sudah tahu
bahwa kau adalah miliarder kaya, dan kau terkenal. Berita
tentang pertunanganmu yang diselenggarakan dengan begitu
mewah waktu itu pasti ada, terselip di salah satu berita di
internet." "Kau memberitahukan kepadanya bahwa aku seorang
miliarder?" suara Azka meninggi, dia tampak benar-benar
marah sekarang. Keenan memundurkan langkahnya, menjauhi Azka yang
kali ini tampak benar-benar berbahaya, "Aku tidak tahu bahwa
dia tidak tahu, kukira kau sudah mengatakan kepadanya,
Lagipula kenapa kau merahasiakan statusmu kepadanya"
Kenapa kau tidak mau dia tahu bahwa kau kaya raya" Apakah
kau tidak percaya kepadanya?"
"Bukan karena itu!" Azka berteriak, "Seperti yang kau
bilang tadi, karena kalau sampai dia tahu aku kaya, dia akan
mudah mencari informasi tentangku. Dan dia bisa menemukan
info tentang Celia sebelum aku bisa membereskan semuanya!"
Keenan tertegun mendengar kata-kata Azka yang
terakhir, "Membereskan Celia" Apa maksudmu?"
"Bukan urusanmu." Azka menatap adiknya dengan
dingin, "Kau telah merusak seluruh rencanaku, dan kali ini
akumasih memaafkanmu karena kau adalah adikku. Tetapi
ingat ini Keenan, jangan pernah mencoba main-main setitikpun
dengan Sani. Dia milikku, kau dengar itu" Dia milikku, dan aku
akan menghancurkan siapapun yang mencoba mencurinya
dariku." Setelah mengucapkan ancamannya, Azka membalikkan
tubuhnya dan meninggalkan rumah Keenan dengan pintu
berdebam di belakangnya. Sementara itu Keenan menatap kepergian Azka dengan
senyum simpul. Dia tahu bahwa Azka tidak akan semarah itu
kepadanya, dia tahu bahwa jauh di dalam hatinya kakaknya itu
menyayanginya. Keenan sama sekali tidak pernah tertarik kepada Sani,
mungkin dia suka, tetapi Sani jelas bukan tipenya. Keenan
You've Got Me From Hello 85 sengaja berpura-pura tertarik kepada Sani hanya agar Azka
tergerak untuk mengejar Sani lalu berusaha melepaskan diri
dari Celia. Sudah sejak awal Keenan tidak suka dengan Celia,
perempuan itu dulu pernah mengejarnya, lalu entah kenapa dia
kemudian mengejar Azka dan berhasil memilikinya. Keenan
merasa muak membayangkan pengkhianatan yang dilakukan
Celia kepada kakaknya, dan kemudian merasa benci ketika tahu
kakaknya terjebak ke dalam pertunangan itu, yang hanya
disebabkan oleh rasa tanggung jawab.
Selama ini kakaknya hanya pasrah, dikalahkan oleh
sikapnya yang begitu bertanggung jawab. Dan Keenan harus
bisa melepaskan kakaknya dari pertunangan yang dia yakini
akan menghancurkan hidup Azka.
Sani adalah kesempatan terbaik Azka untuk melepaskan
diri dan meraih apa yang diimpikannya. Tetapi Azka terlalu
lambat dan penuh pertimbangan hingga Keenan takut semua
akan terlambat. Jadi Keenan mendorongnya, dengan berpurapura menyukai Sani juga,
lalu mengajak Azka bersaing untuk
mendapatkan Sani. Rencananya berhasil. Azka sekarang mengejar Sani
dengan kekuatan penuh. Sekarang Keenan hanya bisa berdoa,
apapun rencana kakaknya untuk menyingkirkan Celia dari
kehidupannya, semoga rencana itu berhasil.
86 Santhy Agatha "Kau membuka pagiku dan juga menutup malamku,
Sesederhana itulah aku menginginkanmu."
8 Ketika ponselnya berbunyi lagi, hampir jam sepuluh
malam, Sani yang sudah berada dalam posisi meringkuk di
ranjang dan bersiap tidur mengernyit. Dia sedang tidak enak
badan, hari ini adalah hari pertama dia datang bulan dan dia
selalu sedikit merasakan nyeri di perut bawahnya ketika
sedang haid. Diangkatnya telepon itu,
"Halo?" "Sani?" suara Azka yang dalam terdengar dari seberang
sana, "Kenapa kau tidak datang kemari?"
"Oh... maaf Azka." Dia lupa kalau sudah berjanji untuk ke
cafe malam ini. "Aku... aku sedang tidak enak badan."
"Kau sakit?" suara Azka terdengar cemas, "Kau sakit
apa?" "Eh tidak..." Sani bingung, kehabisan kata-kata untuk
menjelaskannya kepada Azka.
"Aku antar ke dokter ya?"
"Eh tidak usah..." Sani menelan ludahnya, "Ini sakit
perempuan.." "Sakit perempuan?" Dari suaranya Sani bisa
membayangkan Azka mengernyit di sana.
"Itu.. sakit perempuan setiap bulan."
Hening. Tampak Azka berusaha menelaah kata-kata Sani,
tetapi kemudian dia sadar,
"Oh." Tiba-tiba saja Sani merasa geli karena sekarang Azka
yang salah tingkah. "Maaf ya. Biasanya ini hanya berlangsung di hari
pertama kok, mungkin kita bisa bertemu besok."
You've Got Me From Hello 87 Hening, lalu Azka bergumam, "Aku ke sana ya?"
"Jangan, aku tidak apa-apa kok."
"Aku akan kesana." Azka bergumam dengan nada keras
kepala, lalu menutup telepon.
?"" Ketika pintu apartemennya terbuka, Azka berdiri di sana
sambil membawa kantong kertas makanan dari cafenya. Lelaki
itu menatapnya dengan cemas,
"Kau tidak apa-apa?"
Sani menggeleng lemah, memundurkan langkahnya dan
mempersilahkan Azka masuk,
"Sakit begini hanya bisa disembuhkan kalau berbaring."
"Kalau begitu duduklah berselonjor di sofa." Azka
mendahului Sani duduk di sofa, dan menunggu Sani datang. Dia
mengambil bantal kecil dan meletakkan di pangkuannya, "Sini,
berbaringlah di sini. Sejenak Sani ragu, tetapi senyuman Azka tampak begitu
menenangkan, dan perutnya sakit. Dia tidak punya siapa-siapa
di sini untuk mengeluh. Sambil menghela napas panjang dia
duduk di sofa, Azka langsung menariknya, menjatuhkan tubuh
Sani supaya kepalanya berbaring di bantal di pangkuannya.
Rasanya begitu nyaman, meringkuk di pangkuan Azka
dengan jemari ramping lelaki itu mengelus rambutnya pelan.
"Sudah makan tadi?"
Sani menggelengkan kepalanya, "Tidak selera makan."
"Aku bawakan kentang goreng dan sosis dari cafe kalau
kau lapar malam-malam." Jemari Azka membelai rambutnya
lembut, membuat Sani mengantuk.
"Terima kasih Azka..." suara Sani melemah, dia menguap.
"Tidurlah, aku akan menungguimu di sini."
"Terima kasih ya." Sani mengulangi ucapan
terimakasihnya, lalu menutup matanya, merasakan damai yang
menenangkan. Dia memejamkan matanya dan terlelap.
88 Santhy Agatha Azka duduk di sana, mengamati Sani yang terbaring di
pangkuannya. Hasratnya untuk memiliki perempuan ini begitu
besar, tidak pernah dia rasakan sebelumnya pada perempuan
manapun. Perempuan ini adalah hasratnya. Dan setiap kali pula
Azka rela melepaskan apa yang menjadi hasratnya, demi
keharusan untuk memikul sebuah tanggung jawab.
Kali ini itu tidak akan terjadi. Azka akan
mempertahankan Sani di sampingnya. Lelaki itu lalu
menundukkan kepalanya dan mengecup bibir Sani yang telelap
dengan lembut. "Aku mencintaimu, Sani."
?"" Sani bangun di pagi hari dengan badan segar, dia
membuka matanya dan menatap ruangan yang temaram. Masih
sangat pagi sepertinya di luar, meskipun sinar matahari sudah
menembus dengan malu-malu melalui gorden jendela.
Sejenak dia merasa bingung, kenapa dia tidur di ruang
tamu. Tetapi dia lalu sadar.
Azka... Dengan gerakan pelan, Sani melihat ke atas dan
menyadari bahwa kepalanya ada di atas bantal kecil di
pangkuan Azka. Lelaki itu tertidur pulas sambil terduduk,
tubuhnya menyandar ke sofa dan kelihatannya sangat lelap.
Sani bergerak perlahan supaya tidak membangunkan
Azka. Tetapi rupanya Azka terbiasa waspada ketika tidur
karena dia langsung membuka matanya.
Mereka bertatapan, di pagi yang temaram dan udara
dingin yang menguar sejuk dari jendela. Lalu Azka tersenyum
lembut, "Selamat pagi."
Tiba-tiba Sani merasa malu. Lelaki itu baru bangun dari
tidurnya dan tetap terlihat sempurna, sedangkan
penampilannya sekarang pasti sudah amburadul.
"Aku baik-baik saja."
"Sakit perutmu?"
You've Got Me From Hello 89 "Sudah mendingan." Dengan gerakan canggung, Sani
duduk dan menjauh dari Azka, menyadari bahwa semalaman
mereka sudah tidur bersama.
"Izinkan aku membuatkan sarapan untukmu." Azka
melirik ke arah kantong kertas makanan yang dibawanya dari
cafe yang tidak tersentuh, "Mungkin makanan ini masih bisa
diselamatkan." Azka kelihatan tidak canggung sama sekali, seolah-olah
tempatnya memang di sini. Dia meraih kantong kertas itu,
setengah bersenandung melangkah ke dapur Sani, dan
memasak. Sani sejenak termangu, menatap Azka yang tampak
begitu luwes dan santai memasak di dapur, lelaki itu tampak
menikmatinya. Tiba-tiba Sani merasa tersentuh. Lelaki ini ingin
menjadi koki, tetapi dia meninggalkan impiannya demi rasa
tanggung jawabnya, dia pasti merasakan perasaan hampa di
dalam dirinya. Sani sendiri tidak akan bisa membayangkan
kalau dia tidak boleh menulis lagi.
"Aku akan ke kamar mandi dulu ya." Gumam Sani pelan
dari sofa. Azka yang sedang memasak omelet beraroma harum
dari bahan-bahan yang dia temukan di kulkas Sani, menoleh
dan tersenyum lembut, "Silahkan. Ketika kau kembali, makanan sudah siap."
?"" Dan Azka memang benar. Ketika dia selesai mandi,
dapur itu beraroma harum dengan telur dan ham yang sudah
digoreng, serta aroma kopi yang menguar memenuhi ruangan.
"Makanlah." Azka mengedipkan sebelah matanya,
"Sarapan spesial dari koki paling tampan di dunia." Gumamnya
menggoda, Sani terkekeh geli, dan Azka meninggalkannya sebentar
untuk ke kamar mandi. 90 Santhy Agatha Ketika kembali rambut Azka basah dan dia tampak
segar. Sani sudah menyeruput kopinya dan mencicipi sedikit
omelet yang luar biasa enaknya itu.
"Suka?" Tanya Azka lembut.Dia duduk di seberang Sani
di meja makan itu lalu menyesap kopinya yang masih mengepul
panas. Sani menganggukkan kepalanya, "Aku tidak pernah
memakan omelet yang begitu enaknya. Omelet buatanmu
memang lezat." Gumam Sani sambil tersenyum.
Tatapan Azka di atas cangkir kopinya tampak begitu
intens, "Kalau kau menikah denganku, aku berjanji akan
membuatkan sarapan untukmu setiap pagi."
Hampir saja Sani tersedak omeletnya, dia mendongak
dan menatap Azka terkejut,
"Apa?" Azka terkekeh dan barulah Sani sadar bahwa Azka
sedang menggodanya. Pipinya langsung memerah karena malu.
"Tidak lucu, tahu." Gumamnya sambil cemberut,
Azka masih terkekeh, tetapi matanya bersinar dengan
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serius, "Aku tidak sedang melucu Sani, bayangan itu ada di
benakku. Kau dan aku menikah, lalu hidup bahagia selamalamanya."
Sani merasakan jantungnya berdebar keras akibat katakata Azka, "Bukankah masih
terlalu dini membicarakan ini?"
"Ya." Azka menganggukkan kepalanya, tidak membantah
kata-kata Sani, "Tetapi aku tahu apa yang kurasakan, perasaan
nyaman yang tidak pernah kurasakan sebelumnya kepada
siapapun. Aku bisa saja duduk di sini berdua denganmu, tidak
melakukan apa-apa dan tidak merasa bosan." Lelaki itu
menyentuh jemari Sani dari seberang meja dan
menggenggamnya sungguh-sungguh, "Beginilah yang kubayangkan akan kulalui bersama istriku nanti. Duduk
bersama setiap pagi, mengawali hari dengan bahagia, lalu
berpelukan ketika malam tiba."
You've Got Me From Hello 91 Kata-kata Azka terdengar luar biasa indah sehingga Sani
terpesona. Dia membiarkan tangannya dalam genggaman Azka
dan menghela napas panjang.
"Tetapi kau tidak jujur kepadaku. Keenan berkata bahwa
perusahaanmu tidak hanya mencakup cafe itu dan lain-lain.
Kenapa Azka" Apakah kau tidak mempercayaiku" Apakah kau
berpikir bahwa aku mungkin hanya mengincar hartamu?" Sani
tiba-tiba merasa terhina, "Kalau kau memang berpikir seperti
itu, kau bisa tenang, aku tidak butuh hartamu. Aku bahkan bisa
menghidupi diriku sendiri dan tidak perlu bergantung pada
seorang lelaki hanya untuk menghidupiku."
"Aku tahu kau orang yang mandiri Sani, aku tahu kau
tidak mengincar harta dan kekayaan." Azka menggenggam erat
jemari Sani, mencegah ketika Sani berusaha melepaskan diri.
"Aku merahasiakannya karena takut kau merasa canggung dan
lari dariku. Aku hanya ingin kau memandangku sebagai pria
biasa, bukan sebagai seorang miliarder yang berkuasa."
Sani tercenung, menerima betapa benarnya kata-kata
Azka. Kalau dari awal Azka mengatakan bahwa dirinya sangat
kaya, mungkin Sani akan merasa ngeri dan tidak akan memberi
kesempatan kepada mereka untuk lebih dekat.
Kedekatan ini sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Ada suatu
ikatan yang sangat erat di antara mereka, membuat dunia
mereka saling tarik menarik.
Dan bahkan Sani bisa membayangkan kata-kata Azka itu,
mereka bersama-sama di pagi hari, memulai hari dengan
bahagia dan berakhir di pelukan satu sama lain.
"Apakah kita akan berakhir di sana" Di impianmu
tentang hidup bahagia selama-lamanya?" tanya Sani lemah.
Azka tersenyum lebar, "Tentu saja Sani, Happy Ending,
seperti akhir dari setiap novel romantismu."
?"" "Bagaimana?" Azka bertanya cepat ketika Eric memasuki
ruangannya. Eric memang sangat tampan, dia adalah sahabat
Azka ketika kuliah di luar negeri sebagai koki. Dan Eric adalah
koki handal yang kemudian mengembangkan bisnis hiburan
92 Santhy Agatha mencakup salon, butik, dan bakery serta rumah makan yang
kebanyakan dibangunnya bekerjasama dengan Azka.
"Dia terpesona kepadaku tentu saja." Eric terkekeh,
"Tetapi belum cukup untuk membuatnya berani mengambil
keputusan untuk membatalkan pernikahan itu."
"Kau sudah melakukan semua yang kukatakan
kepadamu bukan?" "Tentu saja, dengan sempurna. Aku mengunjunginya ke
rumahnya, membawakan bunga lily kesukaannya, dia terkejut
karena aku bisa mengetahui kesukaannya.
Lalu aku menceritakan tentang kucing, seperti yang kau informasikan
bahwa Celia sangat menyukai kucing dan punya puluhan kucing
di rumahnya. Dan sekali lagi dia terperangah karena aku
mempunyai banyak sekali kesamaan dengan dirinya. Semuanya
sempurna mulai dari makan malam, sikap lembut dan
perhatian seratus persen. Aku yakin hatinya sudah berpaling,
hanya saja belum ada sesuatu yang membuatnya mengambil
keputusan penting itu. Seperti yang kau katakan, kau ingin
membuktikan bahwa dia bisa mengkhianatimu bukan?" Eric
menatap Azka tajam, "Dia tidak menolak ketika aku
menciumnya semalam."
Sebuah bukti. Sebuah kenyataan akan pengkhianatan.
Azka sudah menduga bahwa Celia tidak akan mampu bertahan.
Perempuan itu mengatakan sangat mencintainya. Tetapi kalau
dia sungguh mencintai, dalam keadaan apapun cinta tidak akan
semudah itu tergoda untuk berkhianat.
Mungkin sejak awal Celia tidak mencintainya, mungkin
perempuan itu hanyalah terobsesi untuk memilikinya.
"Kalau begitu mungkin ini saatnya aku bertemu dengan
Celia." ?"" Ketika Azka datang, Celia sangatlah gugup. Azka sudah
lama sekali tidak berkunjung. Dan Celia... sudah terlalu sering
menghabiskan waktunya bersama Eric hingga sampai di titik
dia sudah tidak peduli lagi apakah Azka akan datang atau tidak.
You've Got Me From Hello 93 Tetapi pernikahan mereka sudah dekat, pernikahan itu
adalah puncak impian Celia untuk bisa memiliki Azka pada
akhirnya, dan dia tidak akan mundur. Celia hanya berharap dia
masih bisa menghabiskan waktu bersama Eric, mereguk
seluruh perhatian yang tidak didapatkannya dari Azka
sebelumnya, dan semoga saja Azka tidak akan tahu tentang
perselingkuhannya sehingga pernikahan mereka akan berjalan
mulus. "Kemana saja kau selama ini Azka." Celia memasang
wajah merajuk, "Aku sampai berpikir bahwa kau mungkin
sudah melupakanku." "Aku sangat sibuk Celia, kuharap kau mengerti."
Celia mendesah sedih, "Selalu begini Azka, apakah nanti
di kehidupan perkawinan kita juga akan seperti ini" Kau sibuk
dengan pekerjaanmu dan mengabaikan aku?"
Azka mengangkat bahunya, "Itulah konsekuensi kau
menikah denganku, tidak akan berubah meskipun kita
menikah. Aku mempunyai tanggung jawab yang besar di
perusahaan yang tidak mungkin aku abaikan begitu saja. Kalau
kau tidak siap menghadapinya kau bisa mundur."
"Apa?" wajah Celia langsung pucat pasi.
Sementara itu Azka memasang wajah datarnya, "Aku
tidak bisa menjadi suami yang perhatian seperti yang kau
inginkan, tidak akan pernah bisa. Kalau kau tidak siap
menanggung kesedihan karena tidak pernah mendapatkan
perhatian dari seorang suami, kau bisa mundur sekarang Celia
agar kau tidak menyesal. Kau tahu, aku tidak pernah
memaksamu untuk menikahiku, untuk menjadi isteriku."
"Teganya kau!" Celia berteriak, dan berurai air mata,
"Kau sengaja melakukannya bukan" Kau sengaja mengabaikanku agar aku merasa tidak kuat dan membatalkan
pernikahan ini" Kau ingin aku meninggalkanmu bukan" Agar
kau tidak perlu memiliki istri yang lumpuh dan cacat sepertiku.
Cacat karena kau!!" 94 Santhy Agatha Perkataan Celia itu membuat wajah Azka memucat,
tetapi dia mengendalikan diri dan berusaha membuat
ekspresinya tetap datar. "Well kau tidak akan mendapatkan apa yang kau mau!
Karena aku tetap akan melanjutkan pernikahan ini! Apapun
yang terjadi kau tetap akan menjadi suamiku dan aku akan
menjadi istrimu!" Lalu dengan marah Celia memutar kursi rodanya,
memasuki rumah dan meninggalkan Azka berdiri di teras itu.
?"" Sani sedang tidak ada pekerjaan. Revisian naskah dari
editor belum diterimanya. Dia menghabiskan harinya dengan
bermain game komputer sampai merasa bosan. Kemudian dia
teringat perkataan Kesha pada hari itu, ketika mereka mencari
data-data tentang Azka di internet. Bahwa kita tinggal
memasukkan sebuah nama saja di mesin pencari, dan kalau
orang itu cukup terkenal, maka kita akan menemukan banyak
informasi tentangnya. Sani teringat, bahwa Azka selalu tampak tampan di fotofotonya di setiap kolom
berita keuangan dan bisnis yang ada di
internet. Lelaki itu memang berpenampilan berbeda, dengan jas
resmi yang tampak sangat formal.
Dengan iseng, Sani membuka mesin pencari di
internetnya, dan memasukkan nama lengkap Azka di sana.
Dalam beberapa detik, deretan hasil pencarian muncul.
Sani menelusurinya dengan sangat tertarik. Ada berita
tentang merger hotel terbaru milik Azka, pembukaan restoran
bintang lima secara serentak, dan iklan tentang resor-resor
mewah di kawasan pariwisata elit di beberapa kota.
Semua berita itu menyebut Azka sebagai pemimpin
perusahaan yang jenius dan kompeten.
Lalu mata Sani tertuju kepada sebuah kolom gosip. Hey...
ada kolom gosip di antara semua berita keuangan dan bisnis ini.
Dengan tertarik Sani membuka kolom itu. Itu adalah
wawancara dan berita tentang profil Azka, pengusaha muda
You've Got Me From Hello 95 yang sangat sukses dalam mengembangkan bisnis
perusahaannya. Sani membacanya dengan sangat tertarik, menelusuri
kisah hidup Azka dalam bentuk tulisan. Ternyata Azka adalah
seorang yang cemerlang dalam prestasi pendidikannya, dan
juga.... Mata Sani berkerut pada sebuah berita bahwa Azka
sudah bertunangan dengan kekasih yang dipacarinya selama
empat tahun. Tunangannya adalah seorang mantan model pro
yang berhenti setelah mengalami kecelakaan, bernama Celia
Carolina. Jantung Sani berdebar keras, sebuah kejutan lagi.... Azka
sudah bertunangan" Dan dari kolom berita itu, dikatakan
bahwa tahun ini mereka akan menikah.
Dunia seakan runtuh di bawah kaki Sani.
96 Santhy Agatha "Pengorbanan adalah memberi, di dalamnya ada cinta
yang menguasai." 9 Azka meninggalkan rumah Celia dengan marah. Marah
besar. Berani-beraninya Celia mengancamnya seperti itu,
padahal Celia sendiri telah mengkhianatinya bersama Eric.
Apakah Celia pikir Azka tidak akan tahu" Apakah Celia pikir
Azka begitu bodohnya"
Dengan kencang dia mengendarai mobilnya, dia butuh
bertemu dengan Sani. Di saat kemarahannya menggelegak
seperti ini, hanya Sani yang bisa menenangkannya.
Ketika sampai di depan cafe, Azka memarkir mobilnya
dengan sembrono. Dia tergesa memasuki cafe itu, hendak
mengambil beberapa makanan kecil untuk dibawa ke
apartemen Sani, tadi dia sudah berjanji untuk datang jam
sembilan malam ke sana. Tetapi kemudian langkahnya tertegun, melihat ke kursi
di bagian sudut, tempat favorit Sani ketika duduk, dan melihat
sosok itu di sana. Sani" Kenapa dia ada disini" Bukankah dia masih sakit"
Azka melangkah mendekat, kerinduannya meluap. Dia
ingin memeluk gadis itu ke dalam pelukannya, untuk
menenangkan hatinya dari kemarahannya terhadap Celia.
"Sani, kenapa kau ada di sini" Bukankah kita janji
bertemu di apartemenmu?"
Sani mendongak dan Azka tercekat, tatapan mata Sani
kepadanya penuh kemarahan... kemarahan yang dibalut dengan
luka. Seketika itu juga Azka menyadari bahwa Sani sudah tahu
mengenai pertunangannya dengan Celia.
"Kau membohongiku." Suara Sani bergetar meskipun dia
tampak berusaha tergar, Azka melirik ke anggur merah yang
You've Got Me From Hello 97 dibawa Sani, dan mengernyit. Perempuan itu sudah
menghabiskan lebih dari satu gelas.
"Aku bisa menjelaskannya kepadamu, Sani."
"Tidak!" Sani menyela dengan keras, lalu tertawa ironis,
"Ironis bukan" Aku meninggalkan tunanganku karena dia
berselingkuh dengan perempuan lain, tetapi sekarang aku
malah menjadi selingkuhan dari seorang lelaki yang sudah
bertunangan." Matanya menyala penuh kemarahan kepada
Azka, "Kau sangat kejam, Azka melakukan ini semua kepadaku."
"Aku bisa menjelaskannya Sani, semua ini tidak seperti
yang kau kira...." "Apakah perempuan bernama Celia itu benar-benar
tunanganmu?" Azka tertegun, lalu memejamkan matanya dengan pedih,
"Ya." Air mata mengalir di mata Sani, menuruni pipinya. Dia
tampak amat sangat terluka,
"Apakah... apakah... kau mencintainya?"
Mata Azka menajam. "Apakah aku mencintainya" Tidak.
Kau pasti bisa merasakan itu, aku jatuh cinta setengah mati
kepadamu, tidak mungkin aku mencintainya."
"Apakah pertunangan yang kau lakukan dengan Celia
dulu itu berlangsung atas nama cinta?" Sani bertanya lagi,
berusaha menghapus air matanya dengan usapan tangannya.
Azka memandang Sani dengan pedih, tidak mampu
berbohong, "Pada mulanya semua atas nama cinta... lalu."
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hati Sani teriris perih, Azka sama saja dengan Jeremy,
lelaki itu dulu menjalin pertunangan mereka atas nama cinta,
kemudian mengkhianatinya begitu saja karena perempuan lain.
Oh ya ampun! Teganya Azka melakukan ini semua kepadanya.
Sani tidak mau mendengar apapun dari Azka, semua ini terlalu
menyakitkan untuk dia tanggung,
"Cukup!" Sani menutup telinganya dengan tangan, tidak
mau mendengar apapun yang diucapkan oleh Azka. "Sudah
cukup, kau memang penjahat! Semua lelaki sama saja! Mereka
98 Santhy Agatha semua ahat!" beberapa mata tampak melirik ke arah mereka,
tetapi Sani tidak peduli. Dia terlalu marah dan sakit untuk
peduli, dia beranjak pergi.
"Aku mencintaimu Sani!" Azka setengah berdiri,
berusaha meraih lengan Sani dan menahannya. Tetapi Sani
yang sudah begitu marah, meraih gelas anggur yang tinggal
setengah dan menuang isinya ke wajah Azka,
"Pergi saja ke laut dan buang cintamu itu. Aku tidak
pernah menerima cinta dari seorang pengkhianat!" Gumamnya
marah, tanpa sadar dia menggenggam gelas itu dan melangkah
pergi secepat kilat. Meninggalkan Azka yang masih terpaku di sana, basah
oleh anggur yang dituangnya.
"Aduh!" Suara perempuan itu mengagetkannya,
begitupun benturan keras yang dirasakannya. Sani mendongak
dan terpaku karena merasa bersalah, dia telah menabrak
seorang perempuan karena kalutnya, dan gelas anggurnya yang
basah, yang dipegang di tangannya menempel di gaun putihnya,
menimbulkan noda di sana,
"Oh maafkan saya." Perempuan yang menabraknya
berucap dengan menyesal, mendongakkan kepala dan menatap
perempuan itu. Perempuan itu sangat cantik, batin Sani dalam
hati, dia pasti perempuan bahagia yang tidak pernah disakiti
oleh laki-laki. "Tidak apa-apa." Gumam Sani lembut, menyadari bahwa
Azka masih duduk di sana, menatapnya dari kejauhan, tetapi
tidak berusaha mendekatinya
Perempuan cantik itu melirik noda di gaun Sani dan
menatap Sani dengan tatapan bersalah, "Tapi... Noda di baju
anda.." "Tidak apa-apa. Bisa dibawa ke laundry, jangan
dipikirkan." Sani menganggukkan kepala kepada perempuan
itu, lalu mengucap permisi dan melangkah pergi.
Sebelum pergi dia meletakkan gelas kosong anggur itu di
sebuah meja dekat pintu. Airmata mengalir di matanya ketika
melirik cafe itu untuk terakhir kalinya sebelum
ia You've Got Me From Hello 99 menyeberang menuju apartemennya. Hatinya hancur lebur, kali
ini jauh lebih sakit daripada ketika Jeremy mengkhianatinya.
Jauh lebih pedih dan menyakitkan
Karena Sani sadar, bahwa dia sudah mencintai Azka
dengan sangat dalam. ?"" Albert datang membawakan handuk untuk Azka. Azka
menerimanya dengan tatapan kosong, menggunakannya untuk
mengelap wajah dan rambutnya yang basah oleh anggur.
"Tidak berjalan seperti yang seharusnya ya?"
Azka termenung pedih, "Tidak."
"Lalu apa yang akan kau lakukan setelahnya?"
Pikiran Azka bergejolak. Antara kemarahan yang makin
menggelegak atas kata-kata Celia kepadanya tadi, bercampur
pada kemarahan ke dirinya sendiri karena dia terlalu lambat
dan membuat Sani mengetahui mengenai pertunangan itu
sebelum waktunya, "Aku akan berbuat sesuatu. Nanti." Gumamnya dingin.
Malam itu, Azka duduk di cafe semalaman, menatap ke
arah jendela, ke arah apartemen Sani.
?"" Dia masih merenung di apartemennya ketika pintunya
diketuk. "Masuk." Gumamnya tak bersemangat.
Pintu itu terbuka dan Keenan melangkah masuk dengan
gaya santainya, dia mengangkat alis melihat Azka yang tampak
begitu murung."Tidak bekerja hari ini?"
Azka melirik Keenan dengan dingin, "Tidak."
Keenan tersenyum dan mengambil tempat duduk di
depan Azka, "Baru kali ini seorang Azka meninggalkan
tanggung jawabnya, karena seorang perempuan." Gumamnya
ringan, membuat Azka melemparkan tatapan membunuh
kepadanya. "Apa yang kau lakukan di sini?"
100 Santhy Agatha "Aku memang ingin mampir menengokmu, tetapi
beberapa pelayan di bawah tampaknya sedang asyik
membicarakan insiden semalam. Dimana seorang perempuan
menumpahkan anggur dari gelasnya ke sang pemilik cafe."
Keenan terkekeh, "Tidak ada perempuan lain yang berani
melakukan itu padamu, dan kau membiarkannya, Azka. Kecuali
Sani." Azka hanya terdiam, meneguk kopinya dengan frustrasi.
"Apakah pada akhirnya Sani tahu tentang Celia?"
Azka mengganggukkan kepalanya, "Dia tahu sebelum
saatnya." "Sebelum rencanamu untuk menyingkirkan Celia eh?"
Keenan melemparkan tatapan mata penuh tanya, ingin tahu apa
sebenarnya rencana Azka untuk Celia. Tetapi kemudian dia
sadar bahwa Azka tidak ingin menjawab pertanyaannya,
"Sudah kubilang kau sangat terkenal, dan sangat sulit
menyembunyikan informasi semacam itu."
"Aku tahu, aku pikir aku akan punya waktu lebih lama."
Azka meringis pedih, "Sani dikhianati oleh tunangannya, dan
dia sekarang menganggap aku sama brengseknya dengan
tunangannya itu. Aku sudah berusaha menjelaskan tetapi dia
tidak mau mendengarkan aku."
"Tunggu sampai dia tidak marah lagi."
"Aku takut dia pergi Keenan, aku takut.... aku... aku tidak
akan bisa hidup tanpanya." Azka membungkuk, meremas
rambutnya dengan frustrasi
Dan Keenan duduk di sana, mengamati dengan sedih,
merasakan hatinya teriris. Baru kali ini Azka bersedia
meninggalkan seluruh tanggung jawabnya, demi mengejar
perempuan yang dicintainya. Dan saudara kembarnya itu
sekarang harus menghadapi kemungkinan untuk patah hati.
?"" Keenan berdiri di depan pintu rumah Celia, menunggu.
Celia muncul beberapa saat kemudian dan mengernyit ketika
mendongak dan melihat bahwa Keenan yang muncul di sana.
You've Got Me From Hello 101 "Ada apa?" Celia tentu saja bingung, tidak pernah
sekejappun dia menyangka bahwa Keenan akan datang
menemuinya. Dia pernah berusaha mengejar Keenan dan
ternyata lelaki itu tidak pernah serius kepadanya. Pada
akhirnya Celia memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya
kepada Azka, toh wajah mereka sama... Meskipun jauh di dalam
hatinya... dia lebih mencintai Keenan, Keenan yang mudah
tertawa, Keenan dengan pakaian santai dan gaya menggodanya
yang selalu membuat Celia berdebar, dan semua hal yang
sangat bertolak belakang dari Azka. Azka terlalu serius, terlalu
formal, dan terlalu datar.
Tetapi Keenan sepertinya tidak menyimpan perasaan
yang sama. Sehingga Celia harus puas memiliki saudara
kembarnya yang sangat mirip dengannya.
Keenan menatap Celia dengan serius, tatapan yang tidak
pernah dilihat Celia sebelumnya karena Keenan selalu penuh
canda. "Aku selalu tahu bahwa kau tidak pernah mencintai
Azka." Keenan bergumam, membuka percakapan, menatap
Celia dalam-dalam, membuat Celia mengernyit.
Ketika Celia bertunangan dengan Azka, Keenan hanya
mengangkat alisnya waktu itu, tidak menolak tapi juga tidak
menyetujui. Padahal waktu itu Celia mengharapkan setitik
reaksi kecemburuan dari Keenan, sayangnya ternyata dia tidak
tersimpan sedikitpun di hati Keenan. Lalu setelah kecelakaan
itu, tatapan tidak peduli Keenan kepadanya berubah menjadi
tatapan marah... Ah dia tahu tentang pengkhianatan Celia
kepada Azka tentu saja, dan lelaki itu tampak jijik kepadanya
serta berusaha menentang ketika Azka bersikeras melanjutkan
pertunangan itu. Tentu saja Keenan tidak bisa berbuat apapun
untuk menghalangi Celia dan Azka, sebentar lagi Celia akan
menikah dengan Azka. "Kau tidak pernah tahu apa yang kurasakan." Celia
bergumam, mendongak mentaap Keenan yang masih berdiri
dan menunduk ke arahnya, 102 Santhy Agatha "Aku tahu." Tiba-tiba saja Keenan berjongkok di
depannya, membuat matanya sejajar dengan mata Celia, "Aku
tahu persis bahwa akulah yang kau cintai."
Pipi Celia memerah dan jantungnya berdebar
mendengar kata-kata Keenan itu. Apa maksud Keenan
sebenarnya" Keenan mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah
kotak kecil berwarna hitam dari beludru, dibukanya kotak itu.
Isinya sebuah cincin berlian yang begitu indah dan berkilauan,
"Aku mencintaimu Celia, sudah sedari lama aku
memendam perasaan ini. Tapi kau lalu memilih bertunangan
dengan Azka. Aku menunggu lama dan pada akhirnya sadar
bahwa kalian berdua tidak pernah saling mencintai. Aku yang
mencintaimu, bukan Azka. Dan aku yakin kau juga
mencintaiku." "Apa?" Celia benar-benar terkejut, bibirnya menganga,
matanya berganti-ganti menatap cincin berlian itu dan beralih
ke wajah Keenan. Tetapi yang ditemukannya di wajah Keenan
adalah keseriusan yang dalam.
"Kalau kau bersedia, aku akan menghadap Azka dan
mengungkapkan semuanya, bahwa kita saling mencintai,
bahwa kita ditakdirkan bersama. Azka akan mengerti, apalagi
aku sangat yakin bahwa dia tidak mencintaimu. Dia pasti akan
memberikan restu kepada kita untuk bahagia bersama."
Mata Celia tampak berkaca-kaca. Oh astaga. Keenannya!
Lelaki yang dicintainya dari awal. Bagaimana mungkin dia bisa
menolaknya" Batinnya sendiri sudah mengakui bahwa dia
hanya menggunakan Azka sebagai pelarian, dia mencintai Azka
karena lelaki itu bagaikan perwakilan dari saudara kembarnya,
dan yang dicintai oleh Celia sesungguhnya adalah Keenan.
"Kau... kau tidak sedang mempermainkanku bukan?"
Celia masih meragu meskipun hatinya langsung berbungabunga melihat senyum lembut
Keenan kepadanya, "Aku" Bercanda" Percayalah padaku, Celia, aku tidak
pernah melakukan ini kepada perempuan manapun, tidak
pernah sebelumnya. Hanya kau satu-satunya perempuan yang
You've Got Me From Hello 103 bisa membuatku berlutut dan menawarkan cincin. Dan aku
akan mati karena patah hati kalau kau menolaknya." Keenan
menunjukkan cincin itu lagi dan berubah serius, "Nah, Celia,
maukah kau memutuskan pertunanganmu bersama Azka dan
kemudian bersumpah setia untuk menikah denganku?"
Air mata bahagia membanjiri mata Celia, "Ya!" serunya
bersemangat, dia memajukan tubuhnya, memeluk Keenan eraterat dan merasa begitu
melayang ketika Keenan membalas
pelukannya, "Ya. Keenan, aku bersedia! Aku akan menikah
denganmu!" Celia tidak melihat wajah Keenan yang begitu pedih
ketika memeluknya. Keenan sudah terlalu sering berbuat egois,
memanfaatkan kebaikan hati Azka, membiarkan kakaknya itu
bertanggung jawab atas semua hal yang seharusnya mereka
bagi bersama. Kini giliran Keenan membalas budi, setidaknya
dia bisa mengambil salah satu tanggung jawab Azka yang paling
berat. Pemandangan Azka yang begitu menderita telah
mendorongnya untuk berbuat ini. Dia bisa dan dia mampu
untuk menolong kakaknya. Biarlah dia yang mengambil alih tanggung jawab
terhadap Celia, dan membiarkan Azka bisa mengejar cinta
sejatinya. ?"" "Aku harus berbicara denganmu." Keenan bergumam di
pintu, menyadari Sani di dalam sana merasa ragu untuk
membukanya. Keenan berhasil naik ke atas karena resepsionis
apartemen mengira bahwa dia adalah Azka, jadi dia
membiarkannya masuk. Dan sekarang lelaki itu sudah berdiri di
depan apartemen Sani, ingin memberikan penjelasan.
"Apakah Azka yang mengirimmu kemari?" Tanya Sani
dari balik pintu. "Tidak. Saudaraku itu terlalu menderita untuk berpikir
apapun, yang dia lakukan hanyalah mengurung diri di
apartemennya dan merenung. Tidak makan, tidur ataupun
bekerja, kalau terus-menerus begitu aku cemas dia akan mati."
104 Santhy Agatha Keenan mendesah, "Kumohon, biarkan aku bicara denganmu
sekali saja, setelah itu aku tidak akan mengganggumu lagi.'
Sani tertegun, hatinya terasa pedih mendengar kata-kata
Keenan tentang Azka, tetapi dia menguatkan hatinya, bukankah
dia juga mengalami kepedihan yang sama" Dia tidak bisa
makan, tidak bisa tidur dan terus-terusan menangis"
Setelah menghela napas panjang, Sani membuka pintu
dan menatap Keenan dengan dingin, "Katakan apapun yang kau
mau, lalu pergilah."
Keenan meringis menerima sikap dingin Sani, "Bolehkah
aku masuk" Ini akan sangat panjang."
Sani menatap Keenan, lalu pada akhirnya dia
memundurkan diri dan membiarkan mereka masuk.
Mereka duduk di sofa, dalam keheningan,
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Well" " tanya Sani setelah beberapa lama tampaknya
Keenan belum ingin mengatakan apapun.
Keenan mendesah, "Aku masih bingung harus memulai
dari mana... kita mulai dari Celia, tunangan Azka." Keenan
melirik dan menemukan luka di mata Sani ketika nama Celia
disebut, "Celia dulu mengejarku dan ingin memilikiku. Tetapi
tentu saja aku hanya main-main dengannya. Dan setelah sadar
dia tidak bisa memilikiku, dia mengejar Azka. Azka waktu itu
masih begitu rapuh sepeninggal orang tua kami, dan Celia
menghujaninya dengan perhatian-perhatian hingga akhirnya
Azka menerima Celia. Aku bilang 'menerima' karena aku yakin
bahwa dari awal, Azka tidak pernah mencintai Celia. Dia hanya
merasa dia bisa menerima Celia di sisinya, itu saja. Dan
kemudian merekapun bertunangan." Keenan mengangkat
bahunya, "Aku sedikit terkejut ketika Azka mengambil langkah
serius itu bersama Celia, tetapi kemudian aku sadar, Celia tahu
betul kelemahan Azka, dia tahu Azka mudah merasa
bertanggung jawab kepada seseorang dan dia memanfaatkannya. Mereka berduapun bertunangan. Dan
semua tampak baik-baik saja. Sampai kemudian pengkhianatan
itu terjadi." You've Got Me From Hello 105 Pengkhianatan" Jantung Sani berdegup kencang, Apakah
sebelumnya Azka juga pernah mengkhianati Celia"
"Celia yang mengkhianati Azka." Keenan bergumam,
memahami pertanyaan yang ada di mata Sani, "Azka sangat
sibuk waktu itu, mengambil alih perusahaan yang diwariskan
oleh ayah sehingga dia tidak punya waktu untuk memberikan
perhatian kepada Celia yang manja. Celia yang manja dan haus
kasih sayang akhirnya mencari pelarian kepada pria lain,
seorang pria brengsek bernama Edo. Lelaki itu merusaknya dan
meninggalkannya dalam kondisi hamil."
"Apa?" Sani terkesiap, menutup mulutnya dengan
jemarinya, tidak menyangka akan informasi itu.
"Ya. Dia hamil, dan dia ditinggalkan. Celia menangis,
datang kepada Azka, berharap bisa memanfaatkan sikap
tanggung jawab Azka. Tetapi dia memperoleh yang sebaliknya,
dia marah besar, semua itu sudah berada di luar batas toleransi
Azka. Sayangnya Celia memilih waktu yang salah ketika
mengaku, dia sedang berada di dalam mobil bersama Azka, dan
kemudian mereka mengalami kecelakaan."
Sani teringat berita yang dibacanya, bahwa Celia adalah
seorang model yang kemudian berhenti setelah sebuah
kecelakaan... "Celia keguguran. Dan kakinya dinyatakan lumpuh, tidak
bisa berjalan lagi selamanya. Azka seperti yang kau tahu
merasa sangat bersalah dan kemudian mengambil seluruh
tanggung jawab terhadap Celia, dia melanjutkan pertunangan
itu. Melanjutkan rencana pernikahan itu meskipun hatinya luar
biasa pedihnya. Seluruh perasaan yang pernah dimilikinya
bersama Celia tentu saja sudah musnah, tetapi dia tetap
berusaha menjalani apa yang sudah dijanjikannya, dan dia
berusaha tetap setia."
Oh Ya ampun. Kasihan Azka. Itulah hal yang pertama
terlintas di benak Sani. Kasihan Azka... lelaki itu sekali lagi
memikul tanggung jawab yang bertentangan dengan hati
nuraninya. 106 Santhy Agatha Keenan tersenyum kecut melihat ekspresi Sani, "Kau
merasa kasihan kepadanya bukan" Begitupun aku" Azka hidup
dengan menanggung beban karena kebaikan hatinya dan aku
selalu menentang pertunangannya dengan Celia karena aku
tidak mau dia menderita.... Apalagi ketika kemudian dia
bertemu kau, Sani." Keenan memajukan tubuhnya, "Kau pasti tahu dan
merasakan bahwa Azka benar-benar mencintaimu, dia tidak
pernah selembut itu dengan perempuan manapun. Dulu dia
begitu dingin, tenang dan pandai menutupi perasaannya, tetapi
kepadamu dia sepertinya tidak bisa menahan diri." Keenan
mengamati Sani, " Kau pasti tidak tahu bahwa Azka mempunyai
rumah sendiri, sebuah rumah mewah di daerah elite yang
sangat sejuk dekat dengan kantor pusat perusahaannya. Tetapi
sejak bertemu denganmu, dia memilih untuk selalu pulang ke
apartemen di atas cafe yang sederhana yang jauh dari
kantornya, selarut apapapun dia pulang dia selalu berusaha ke
sana. Hanya supaya dia bisa berdekatan denganmu."
Mata Sani terasa panas ketika dia mengingat kebaikan
dan kelembutan hati Azka kepadanya, melihat betapa sedihnya
lelaki itu ketika pertengkaran mereka di cafe. Oh astaga, dia
tidak tahu kalau seperti ini kisahnya. Kalau saja dia tahu...
Kalau saja dia tahu dia akan berbuat apa" Tidak mungkin
kan dia menerima cinta Azka dan membuat Azka meninggalkan
Celia" Batin mereka berdua pasti akan sama-sama tersiksa,
berbahagia di atas penderitaan perempuan lain.
Keenan menghela napas panjang, "Sekarang kalian
sudah tidak perlu bingung lagi. Aku sudah mengatasi Celia."
Sani menatap bingung ke arah Keenan, "Mengatasi Celia"
Apa maksudmu?" Keenan menatap Sani dengan pedih, "Aku sadar bahwa
selama ini aku egois, membiarkan Azka menanggung semuanya,
aku hampir sama jahatnya seperti Celia, mengetahui kelemahan
Azka adalah kebaikan hatinya, dan aku memanfaatkannya...
Tetapi ketika hari itu aku melihat betapa menderitanya Azka,
aku tidak tahan. Aku ini adiknya dan adik macam apa yang bisa
You've Got Me From Hello 107 membiarkan kakaknya menderita padahal tahu bahwa dia bisa
berbuat sesuatu?" "Maksudmu....?" Sani bertanya-tanya, akan kemana arah
dari kata-kata Keenan itu.
"Yang dicintai Celia sebenarnya adalah aku. Aku tahu
persis itu sejak awal mula." Keenan terkekeh, "Aku mendatangi
Celia pagi ini dan menawarkan pertunangan, berpura-pura
mencintainya dan memintanya meninggalkan Azka. Perempuan
itu langsung menyambarnya bagaikan ikan hiu yang kelaparan."
"Astaga Keenan" Kenapa kau melakukan itu?"
"Karena aku menyayangi Azka, sejak kecil dia selalu
menjaga dan melindungiku, bahkan sampai dewasapun dia
selalu melakukannya. Sekarang giliranku untuk membuatnya
bahagia." "Tetapi kau tidak benar-benar mencintai Celia.."
"Tidak apa-apa." Keenan tersenyum, "Aku sudah
mengambil seluruh jatah kebahagiaanku di muka, sekarang
giliran Azka yang mendapatkannya."
*?""Sepeninggal Azka, Sani masih merenung kebingungan.
Pada akhirnya dia memberanikan diri, menelepon nomor Azka.
"Halo Sani?" pada deringan pertama telepon itu langsung
diangkat, seolah-olah Azka memang sedari tadi duduk
merenung menatap ponselnya.
"Azka." Sani memejamkan matanya, merasa bersalah
ketika mendengar nada letih di suara Azka, lelaki itu
menanggung beban berat karenanya, "Aku... bisakah aku ke
cafe" Aku ingin bicara."
108 Santhy Agatha "Di dalam hatimu yang penuh cinta, ada aku yang sedang
menenun kebahagiaan."
10 Azka sudah ada di sana menunggunya, ekspresinya
tampak cemas. Lelaki itu setengah berdiri ketika melihat Sani
mendekat. "Sani." Gumam Azka menatap Sani dengan penuh
kerinduan. Tiba-tiba Sani merasa kasihan kepada lelaki ini,
lelaki yang begitu kuat dan berkuasa. Tetapi sekarang tampak
begitu lelah dan berantakan, apakah itu karena dirinya"
"Sani." Azka menatap Sani dalam ketika perempuan itu
duduk di depannya, "Terimakasih sudah mau bertemu
denganku dan memberiku kesempatan kedua. Aku.. aku ingin
menjelaskan semuanya padamu.."
Sani tersenyum lembut pada Azka, "Aku sudah tahu
semuanya, Azka." "Sudah tahu semuanya?" Azka mengerutkan keningnya
"Iya." Sani menganggukkan kepalanya, "Keenan
memberitahuku semuanya tentang kisah pertunanganmu
dengan Celia. Dia meluruskan semua kesalahpahaman."
Itu adalah salah satu hal yang tidak pernah terpikirkan
oleh Azka. Keenan memberitahu Sani" Semuanya" Apa maksud
Keenan" Selama ini Azka masih menyimpan kecurigaan dan
mengira bahwa Keenan juga menyukai Sani. Tetapi dengan
memberitahu Sani dan meluruskan semua kesalahpahaman,
bukankah Keenan sama saja membantu Azka"
"Apa yang Keenan beritahukan kepadamu?"
"Semuanya." Sani menatap Azka dengan lembut, merasa
tidak tega ketika menemukan kepedihan di mata itu. Dia yang
menyebabkannya. Kemarahannya waktu itu, ketika dia tidak
mau menerima penjelasan Azka telah membuat lelaki itu
menderita. You've Got Me From Hello 109 "Dan apakah dia mengatakan bahwa aku tidak mencintai
Celia sama sekali?" suara Azka menjadi serak.
Sani menganggukkan kepalanya, "Maafkan aku Azka atas
semua kesalahpahamanku kepadamu. Aku mengataimu lelaki
jahat, aku menganggapmu sama brengseknya dengan Jeremy.
Ternyata kau hanyalah lelaki yang terlalu baik hati."
Azka mengernyit pedih. "Dan kebaikan hatiku ternyata
membuatku tersiksa. Dulu aku mengira bisa menjalaninya
bersama Celia. Toh pada awalnya aku mencintainya, aku pikir
aku bisa menerima dan memaafkan... Tetapi kemudian seperti
katamu, mudah memang untuk memaafkan, tetapi sulit untuk
melupakan..." Azka mendesah, "Setiap melihat Celia aku merasa
muak, membayangkan harus menjalani hidupku bersamanya
membuatku sangat tersiksa... Tapi janji sudah diucapkan dan
harus ditepati, aku bertekad untuk menjalankannya." Mata
Azka menatap Sani dalam-dalam, "Sampai akhirnya aku
bertemu denganmu." Sani membalas tatapan Azka dan membiarkan lelaki itu
meraih jemarinya dengan lembut,
Azka lalu melanjutkan. "Aku tidak pernah menyapa
pelanggan manapun sebelumnya, apalagi seorang perempuan,
sama sekali tidak pernah... Tapi kau membuatku tidak bisa
menahan diri, kau dengan tubuh mungilmu dan ekspresi
seriusmu ketika menghadap laptop membuatku melupakan
semua aturanku. Aku menyapamu dan kau membalas
sapaanku." Azka menatap Sani dengan penuh cinta, "Detik itu
juga, ketika kau mengucapkan 'hello' kepadaku, kau sudah
memiliki hatiku." Sebuah pernyataan yang sangat indah. Mata Sani tibatiba terasa panas. Lelaki ini
sungguh tak disangka telah
menumbuhkan cinta yang begitu dalam dan tulus kepadanya.
"Maafkan aku karena tidak mempercayaimu." Bisik Sani
lemah. Azka mengangkat bahunya, "Situasinya seperti itu, aku
tidak menyalahkanmu. Aku sendiri juga salah, tidak
110 Santhy Agatha menceritakan keadaanku dari awal padamu. Aku pikir aku bisa
melepaskan diri dari masalah ini."
"Melepaskan diri?"
"Ya. Aku sedang berencana melepaskan diri dari Celia."
Azka tampak malu, "Rupanya aku tidak sebertanggungjawab
yang kau kira. Ketika aku jatuh cinta, aku rela melakukan
apapun demi memiliki kekasihku." Azka tersenyum sedih, "Kau
mungkin merasa aku lelaki yang rendah."
Bicara tentang Celia membuat Sani teringat akan katakata Keenan, wajahnya
berubah serius, "Keenan.. dia melakukan sesuatu untuk melepaskanmu
dari Celia." Azka tampak terkejut, "Melakukan apa?"
"Dia bercerita bahwa sebenarnya yang diincar Celia
adalah dirinya." "Ah ya." Azka tersenyum, "Celia mengejarnya setengah
mati, tetapi kau tahu Keenan. Dia tidak serius menanggapi Celia,
hingga Celia berpindah padaku. Aku waktu itu kesepian, masih
memendam kesedihan karena harus meninggalkan sekolah
kokiku. Dan Celia menghujaniku dengan perhatiannya, pada
akhirnya aku menerima bahwa dia adalah wanita yang akan
berada di sisiku." "Keenan menceritakan pengkhianatan Celia kepadaku."
Gumam Sani dengan wajah prihatin.
"Ya. Itu juga." Wajah Azka tampak serius, "Karena itulah
aku memahami penderitaanmu. Bagaimana sakitnya ketika kita
dikhianati oleh orang yang kita percayai. Aku paham sekali
bagaimana rasanya, tetapi mungkin aku tidak sesakit dirimu
karena pada akhirnya aku menyadari bahwa aku tidak
mencintai Celia sedalam itu. Dan kurasa Celia juga tidak
mencintaiku, mungkin aku hanyalah pelariannya dari Keenan."
"Keenan mengetahui itu Azka, dan dia sudah bertekad
untuk melepaskan Celia dari dirimu. Dia mendatangi Celia dan
melamarnya." You've Got Me From Hello 111 "Apa?" Azka terperanjat, menatap Sani dengan kaget,
"Apa katamu?" "Keenan merasa bahwa ini adalah waktunya dia yang
bertanggung jawab untukmu. Dia berkata bahwa dia sudah
begitu egois selama ini, dan membiarkanmu menanggung
semuanya." "Keenan mengatakan itu kepadamu?" Azka sungguh
tidak menyangka Keenan yang begitu tidak peduli kepada
apapun mau melakukan ini untuknya.
"Ya Azka. Dan Celia menerima lamaran Keenan, dia akan
membatalkan pertunangannya denganmu."
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Oh Astaga." Azka tidak tahu bagaimana perasaannya. Di
sisi lain dia merasa sangat lega karena bisa melepaskan diri
dari Celia. Tetapi di sisi lain perasaan bersalah yang amat dalam
memukulnya karena itu berarti dia membuat Keenan yang
terjebak bersama Celia selamanya, berakhir bersama orang
yang tidak dia cintai. Keenan akan sangat tersiksa, dan Azka
tidak mungkin membiarkan Keenan menanggung semuanya.
?"" Azka mengetuk pintu apartemen Keenan dengan keras,
dan butuh sepuluh menit dia menunggu sampai Keenan
membuka pintunya. Adiknya itu tampaknya baru terbangun
dari tidurnya, "Ada apa kakak" Kenapa kau kemari tengah malam?"
Keenan mengangkat alisnya dan meminggirkan tubuhnya,
memberi jalan Azka untuk masuk.
Azka melangkah masuk lalu berdiri di tengah ruangan
dan menatap Keenan dengan tajam.
"Aku sudah mendengarnya dari Sani, kau melamar
Celia." Tidak ada ekspresi apapun di wajah Keenan, "Oh. Ya
kakak, maafkan aku belum memberitahumu. Tetapi aku dan
Celia berencana untuk datang ke kantormu besok pagi dan
mengatakan semuanya."
112 Santhy Agatha "Jangan berbuat bodoh demi diriku, Keenan." Azka
bergumam pelan, ada kesedihan dan kesakitan di wajahnya,
"Aku tahu kau sama sekali tidak mencintai Celia, kau akan
menyiksa dirimu seperti yang kulakukan selama ini. Jangan
lakukan Keenan, Jangan lakukan demi diriku."
Keenan tersenyum, lalu menepuk pundak kakaknya,
"Jangan memohon kepadaku seperti itu kak. Aku tahu kau
melakukan segalanya untuk memikul tanggung jawab atas
diriku, dan kurasa kini saatnya aku yang membalas budi."
"Kau adikku, dan aku tidak mungkin menjerumuskanmu
dalam penderitaan seperti ini." Sela Azka keras.
Keenan mengangkat bahunya, "Dan kau kakakku, aku
tidak akan rela kau kehilangan cinta sejatimu hanya karena
sebuah tanggung jawab."
Azka kehabisan kata-kata mendengar kata-kata Keenan.
Dia tersentuh. Selama ini dia mengira Keenan egois, berniat
menjalani hidup sesukanya dan tidak memikirkan orang lain.
Adiknya ini ternyata sangat menyayanginya.
"Meskipun aku berterima kasih, aku tetap tidak akan
membiarkan kau berakhir dengan Celia." Gumam Azka
akhirnya. Keenan menatap Azka dengan bingung, "Tidak ada cara
lain kakak, inilah satu-satunya cara. Pulanglah, milikilah Sani,
dan berbahagialah. Dan aku akan berusaha menjalankan
peranku dengan sebaik-baiknya. Kalau dipikir-pikir Celia tidak
terlalu buruk." Gumam Keenan sambil tersenyum masam.
Azka menggelengkan kepalanya, "Kau tidak tahu, aku
merencanakan menjauhkan Celia dengan menggunakan Eric."
"Eric" Sahabatmu dari sekolah memasak itu?"
"Ya. Eric yang itu, aku menyuruhnya untuk mendekati
Celia dan merayunya dengan segala pesonanya." Pipi Azka
tampak merona, sedikit malu, "Yah, memang aku menggunakan
cara pengecut di sini, menusuk Celia dari belakang. Tetapi cara
ini juga bisa menjadi bukti untukku apakah Celia benar-benar
setia dan mencintaiku. Dia pernah mengkhianatiku sekali, dan
You've Got Me From Hello 113 aku ingin melihat, jika ada kesempatan, akankah dia
mengkhianatiku lagi?"
"Dan ternyata?" Keenan bertanya meskipun sepertinya
dia sudah tahu jawabannya.
"Dan dia mengkhianatiku, dia menjalin hubungan
dengan Eric, bahkan Eric bilang Celia tidak menolak ketika dia
menciumnya. Celia mengira aku tidak tahu karena itu dia tetap
memaksa melanjutkan pernikahan ini sambil terus mengungkit
rasa tanggung jawabku."
"Dasar perempuan jalang." Keenan mengumpat kasar,
lalu mengangkat bahunya meminta maaf ketika Azka
melemparkan pandangan memperingatkan kepadanya,
"Maafkan aku kak, aku sudah sejak awal tidak menyukainya,
apalagi ketika pada awalnya dia mengejarku, lalu mengejarmu,
dan kemudian mengkhianatimu."
Azka tersenyum lembut, "Dan kau dengan sukarela mau
mengorbankan hidupmu untuk berakhir dengannya, hanya
demi kakakmu ini." "Bukan 'hanya'. Kaulah satu-satunya keluargaku yang
tersisa di dunia ini. Aku akan melakukan apapun untuk
membuatmu bahagia." Gumam Keenan pelan.
Mata Azka berkaca-kaca, "Dan aku akan melakukan
semuanya juga, untuk membuatmu bahagia, Keenan."
Kedua kakak beradik itu berpelukan dengan penuh
perasaan, lalu Azka melepaskan pelukannya dengan canggung,
karena sudah lama sekali dia tidak memeluk adiknya. Dia
mengangkat alisnya dan menatap Keenan ingin tahu,
"Tantangan untuk memperebutkan Sani dulu itu, kau sengaja
ya?" Keenan terkekeh, "Aku hanya ingin sedikit
mendorongmu." "Sudah kuduga." Azka mencibir, "Walaupun aku sempat
sangat marah padamu, kau pandai sekali berakting."
"Dan kau sangat pencemburu, aku hampir tidak kuat
untuk menyembunyikan tawa geliku waktu melihatmu marah
dan mulai mengancamku." Keenan akhirnya tertawa.
114 Santhy Agatha Azka tersenyum malu, "Lakukan semua seperti
rencanamu Keenan, kurasa aku akan menggunakan Eric untuk
menyelamatkanmu." "Bagaimana caranya?" Keenan menatap Azka bingung.
"Kita akan menemukan cara." Azka menghela napas
panjang. Dia harus menemukan cara, karena dia tidak mungkin
tega membiarkan Keenan menanggung semuanya untuknya.
?"" "Keenan mengorbankan diri untukmu" Sungguh tidak
terduga," Eric terkekeh, "Bersyukurlah Azka berarti kau sangat
disayangi." Azka melemparkan pandangan serius kepada Eric,
"Tetapi aku masih membutuhkanmu untuk menyelamatkan
Keenan, bagaimana hubunganmu dengan Celia akhir-akhir ini?"
Wajah Eric tampak masam, "Dia menghindariku akhirakhir ini, kurasa dia mulai
serius dengan Keenan." Eric
mengangkat alisnya menatap Azka, "Sepertinya kali ini dia
sungguh-sungguh ingin memiliki Keenan."
Gawat. Azka menghela napas panjang, kalau begini
caranya, rencananya untuk menggunakan Eric sebagai senjata
tidak dapat digunakan. "Tetapi aku punya satu pemikiran untukmu." Eric
bergumam misterius, membuat Azka langsung memperhatikaannya. "Pemikiran yang mungkin harus kau
selidiki Azka, karena kupikir Celia membohongi kalian semua."
"Membohongi kami?" Azka mengernyitkan keningnya,
"Apa maksudmu?"
"Aku punya seorang nenek yang sudah tua di panti
jompo, dia tidak dapat berjalan dan harus berada di kursi roda.
Beliau hidup bersama kami di rumah keluarga kami dan aku
menghabiskan banyak waktuku untuk merawatnya." Eric
memajukan tubuhnya, "Dari pengalamanku itu, sepatu atau
sandal yang dipakai oleh orang yang lumpuh biasanya solnya
masih bagus seperti baru, karena sama sekali tidak pernah
dipakai. Tetapi... kau tahu aku sering berkunjung ke tempat
Celia, dan dia memakai sandal rumahnya di dalam... aku
You've Got Me From Hello 115 beberapa kali menggendongnya dan membantunya berpindah
tempat. Dan aku sempat melihat, sol sandalnya sudah tidak
seperti baru lagi dan sedikit aus... seperti sering dipakai
berjalan-jalan." Azka tertegun, pemikiran itu sama sekali tidak pernah
terbersit olehnya. Dia mendengar sendiri diagnosa dari dokter
rumah sakit bahwa Celia akan lumpuh selamanya. Dan dia
mempercayainya sampai saat ini. Tetapi mungkinkah Celia
membohonginya" Batinnya langsung mengiyakan, yah,
mungkin sekali Celia membohonginya, kelumpuhan itu adalah
satu-satunya pengikat rasa tanggung jawab Azka terhadap
Celia. Dan jika Celia tidak lumpuh lagi, sudah pasti Azka akan
meninggalkannya. "Mungkin kau bisa menghubungi dokter pribadi Celia
dan meminta informasi." Eric bergumam memberi usul.
Azka sudah pasti akan melakukannya, dan jika sampai
dokter itu berbohong, dia pasti akan menyesalinya. Azka akan
melakukan segala cara untuk mendapatkan kebenaran.
?"" Untunglah ketika resepsionisnya mengabarkan bahwa
Keenan datang mengunjunginya bersama Celia, Eric sudah
meninggalkan kantor itu. Kalau tidak semuanya akan berubah
menjadi drama yang buruk di antara mereka.
Azka mempersilahkan dua orang itu masuk, berakting
sebaik-baiknya seolah-olah dia tidak tahu apa-apa.
"Hai kakak." Keenan masuk sambil mendorong kursi
roda Celia, sempat-sempatnya dia mengedipkan mata kepada
Azka, membuat Azka tersenyum masam.
"Hai Keenan." Azka menatap Keenan dan Celia
bergantian, "Kau tidak bilang akan kemari, Celia, dan sungguh
tidak disangka aku melihat kalian berdua datang bersama.
Apakah kalian memang datang bersama, atau kalian bertemu di
depan?" "Kami memang datang bersama, Azka." Celia tampak
gugup, Azka tampak begitu mendominasi di ruangan kantornya
yang formal ini, dan tiba-tiba Celia merasa takut. Dia sudah
116 Santhy Agatha pernah mengkhianati Azka sekali dan dia melakukannya lagi,
bahkan kali ini dengan adik kembar Azka sendiri. Tetapi
Keenan sudah meyakinkannya bahwa Azka tidak akan marah,
karena dia tahu pasti bahwa Azka tidak mencintainya. Dan
lagipula, Celia berpikir bahwa dia berhak memiliki cinta
sejatinya. Keenanlah cinta sejatinya, lelaki yang sangat
diimpikannya sejak dulu, dan sekarang ketika akhirnya bisa
memiliki Keenan di tangannya, Celia tidak akan pernah
melepaskannya. "Kami datang untuk mengatakan sesuatu kepadamu. Dan
kami harap kau tidak marah." Keenanlah yang angkat bicara,
lalu dia meremas pundak Celia dengan lembut dan
menenangkan Celia. "Katakan kepada Azka, Celia."
Azka menatap Celia dan Keenan berganti-ganti,
"Mengatakan apa?"
Celia meletakkan kotak cincin di meja di dekat Azka, dia
merasa mantap sekarang. "Aku ingin mengembalikan cincin
pertunangan ini." Gumamnya.
Azka mengangkat alisnya, "Mengembalikan cincin
pertunangan" Apa maksudmu, Celia?"
Celia melirik ke arah Keenan dan tersenyum ketika
melihat Keenan menatapnya penuh cinta dan memberi
semangat, "Aku tidak mencintaimu Azka, kurasa aku tidak
pernah mencintaimu. Ketika Keenan melamarku, aku baru
sadar bahwa selama ini aku hanya menganggapmu sebagai
pengganti Keenan." Kurang Ajar. Meskipun sudah tahu, tetap saja Azka tidak
bisa menahan diri untuk mengumpat dalam hatinya. Celia
menganggapnya sebagai pengganti tetapi dia dengan egoisnya
menahan Azka untuk dimilikinya. Bahkan Celia bertekad
membawa hubungan mereka ke pernikahan. Wanita ini
memang egois dan licik... sangat licik dan Azka harus berhatihati menghadapinya.
Dia harus memikirkan informasi Eric tadi
dengan baik dan bertindak dengan hati-hati pula. Kalau
memang yang dikatakan Eric benar, itu akan menjadi senjata
besar untuk menyelamatkan Keenan.
You've Got Me From Hello 117 "Kau melamar Celia?" Azka berpura-pura terkejut,
menatap Keenan yang tampaknya berusaha menyembunyikan
senyum gelinya, "Aku melamarnya kak. Karena aku tahu kau tidak
mencintainya, dan Celia tidak mencintaimu. Celia mencintaiku
dan aku pikir dia berhak untuk bahagia bersamaku."
"Aku sangat mencintai Keenan, Azka. Aku harap kau
mengerti." Celia menyela dengan bersemangat, "Aku ingin
menikah dengan Keenan dan hidup bersamanya selamanya."
Azka tidak melewatkan ekspresi muak yang sempat
terlintas di wajah Keenan, tetapi kemudian adiknya itu
menutupinya dengan baik. "Well kurasa kalian berdua serius, aku bisa berbuat
apa?" Azka mengangkat bahunya, "Kurasa aku harus
mengucapkan selamat."
Celia hampir memekik kegirangan karena jawaban Azka
itu. Dia lalu mendongak dan menatap Keenan dengan
senyuman penuh kemenangan.
?"" "Jadi begitu ceritanya." Azka bergumam lembut kepada
Sani. Mereka sedang berpelukan di sofa apartemen Sani, setelah
memakan makan malam yang khusus dimasakkan Azka untuk
Sani. Setelah itu mereka melewatkan malam dengan bersantai
dan menonton TV. Azka bercerita panjang lebar tentang
pertemuannya dengan Keenan, pertemuannya dengan Eric, dan
kedatangan Keenan bersama Celia ke tempatnya untuk
mengembalikan cincin pertunangannya.
Azka menunduk lalu mengecup dahi Sani yang
meringkuk di dalam pelukannya dengan lembut, "Aku lelaki
bebas sekarang Sani, Lelaki bebas yang bisa kau miliki."
Sani menenggelamkan tubuhnya di dada Azka yang
bidang dan memeluknya semakin erat,
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku senang bisa memilikimu, aku bahagia Azka."
"Aku akan selalu menjadi milikmu Sani, sekarang
ataupun nanti." Azka mendongakkan dagu Sani, lalu mengecup
118 Santhy Agatha bibirnya dengan lembut dan intens. "Dan semua impian kita
akan terwujud, kau akan menjadi perempuan pertama yang
kupuja dipagi hari ketika aku membuka mataku, dan menjadi
yang terakhir kupeluk di malam hari ketika aku beranjak tidur."
"Kau sangat romantis." Sani terkekeh ketika Azka
melepaskan kecupannya, "Dan aku suka."
Azka tertawa, "Aku tidak pernah seperti ini dengan
perempuan manapun. Kau tahu... semua orang menganggapku
kaku." Azka tersenyum malu, "Bahkan kadang aku merasa iri
kepada Keenan yang dengan mudahnya mengeluarkan katakata puitis untuk merayu
seseorang." Sani tertawa, "Kau cukup puitis untukku kok." Dia
memeluk Azka dengan manja, lalu teringat sesuatu dan dahinya
berkerut, "Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Azka?"
"Mengenai Celia?" Azka mengangkat bahunya, "Well aku
menganggap info dari Eric perlu ditindaklanjuti. Aku sudah
menceritakan kepada Keenan dan dia setuju untuk bersamasama menemui dokter
pribadi Celia besok."
"Kalau Celia memang berbohong, berarti dokter pribadi
Celia ikut membantunya membohongimu." Gumam Sani
merenung. Azka mendesah, "Mau bagaimana lagi, dokter itu adalah
dokter pribadi Celia selama bertahun-tahun. Dia adalah sahabat
dekat kedua orang tua Celia, mungkin persahabatannya itulah
yang menjadi alasan utamanya membantu menutupi
kebohongan Celia. Tetapi bagaimanapun juga, aku dan Keenan
akan membuatnya bicara."
?"" "Dari awal saya sebenarnya sudah tidak setuju dengan
kebohongan ini." Tanpa diduga dokter pribadi keluarga Celia
langsung mengungkapkan semuanya tanpa menutupi apapun.
"Tetapi ayah Celia memohon kepada saya, dia meminta saya
tidak memberitahukan kepada anda, bahwa Celia sudah bisa
berjalan... Dia menangis dan mengatakan bahwa Celia akan
bunuh diri kalau sampai anda meninggalkannya." Dokter itu
mengangkat bahunya dengan menyesal. "Saya minta maaf atas
You've Got Me From Hello 119 kebohongan ini, saya memang bersalah. Tetapi pada waktu itu,
saya memandang Celia seperti putri saya, dan saya tidak tega
menghancurkan hidupnya."
Keenan dan Azka saling melempar pandangan. Sekarang
semua sudah jelas, Celia selama ini membohongi mereka
dengan berpura-pura lumpuh.
Mereka bisa saja membawa semua bukti ini ke depan
Celia, melemparnya ke mukanya, dan membuatnya malu. Tetapi
itu tidak akan membuat Celia menyesal. Itu tidak akan
membuat Celia membayar setimpal kebohongan yang telah
dengan tega dilakukannya dengan kejam.
?"" Keenan menjemput Celia untuk makan malam bersama,
Celia sudah berdandan secantik mungkin dan menunggu di
kursi rodanya. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan, dan
di mobil Celia menoleh kepada Keenan dengan tatapan manja,
"Memangnya kita mau kemana Keenan?" tanyanya
mesra. Keenan tersenyum, matanya mengarah ke jalan di
depannya, wajahnya tidak terbaca, "Kita akan makan di salah
satu cafe milik Azka, kau tidak keberatan kan" Makanan di cafe
itu sangat enak dan suasananya romantis."
"Apakah Azka akan ada di sana?" Celia mengeryitkan
keningnya. Pasti suasana makan malam yang romantis akan
rusak kalau Azka ada di sana.
Keenan melirik sedikit dan tersenyum, "Cafe itu
miliknya, mungkin saja dia akan ada di sana, mungkin juga
tidak." ?"" Mereka lalu memasuki Garden Cafe itu, sebuah cafe yang
indah dengan pepohonan hijau yang memenuhi sekelilingnya.
Dindingnya dibatasi oleh kaca bening yang menampilkan
pemandangan taman yang luar biasa indahnya. Cafe itu cukup
bagus, meskipun Celia sedikit kecewa.
120 Santhy Agatha Bukankah keluarga Azka dan Keenan memiliki banyak
rumah makan bintang lima" Kenapa Keenan malah
mengajaknya merayakan pertunangan mereka di cafe biasa
seperti ini" Padahal dia sudah memakai gaun terbagusnya dan
berdandan semewah mungkin karena mengira Keenan akan
membawanya makan malam di hotel yang mewah. Celia
mengenakan gaun berwarna putih dengan hiasan renda
keemasan di kerah dan lengannya. Gaun ini sangat mahal,
pesanan khusus, tetapi tentu saja gaun ini sangat pantas dipakai
di perayaan pertunangannya dengan Keenan. Celia melirik
cincin di tangannya dengan bahagia.
Cafe itu cukup ramai, kelihatan dari luar. Beberapa orang
memilih duduk-duduk bergerombol dan bercakap-cakap.
Beberapa orang duduk dan menikmati minumannya di bar yang
kelihatan dari kaca yang bening. Setelah membantunya turun
dari mobil dan duduk di kursi rodanya, Keenan mendorong
kursi roda Celia dengan hati-hati memasuki cafe.
Mereka memilih meja di sudut yang sepi, Keenan
menyingkirkan kursi dan mengatur kursi roda Celia supaya pas
di sana. Dan Albertlah yang melangkah mendekati mereka.
"Selamat malam Tuan Keenan, makan malam istimewa
yang tuan minta sudah disiapkan." Dengan sopan Albert
menyalakan lilin di tengah meja, menampilkan cahaya temaram
yang indah dan sangat romantis. Pipi Celia memerah karena
bahagia dan dia menatap Keenan dengan penuh cinta.
"Kau menyiapkan makan malam istimewa untukku?"
bisiknya mesra. Keenan tersenyum misterius, "Tentu saja sayang, dan
aku harap kau akan menyukai setiap detiknya."
Makan malam berlangsung romantis dan nikmat,
meskipun Keenan tampaknya tidak banyak bicara. Ketika saat
terakhir, Keenan menawarkan kepada Celia,
"Kau mau kopi untuk penutup?"
"Apa?" sebenarnya Celia sudah kenyang, dan dia tidak
menginginkan kopi, karena kopi membuatnya susah tidur di
You've Got Me From Hello 121 malam hari. Tetapi Keenan tampaknya punya maksud
tersendiri. "Malam kita tidak hanya akan berakhir di makan malam
ini Celia, aku punya rencana supaya kita menghabiskan malam
di rumahku." Keenan mengedipkan matanya, "Dan itu bukan
untuk tidur. Jadi kurasa kau butuh kopi."
Pipi Celia memerah ketika memahami maksud Keenan.
Dia dan Keenan akan bermesraan, batinnya bersemangat.
Memang Keenan berbeda dengan Azka, Azka sangat dingin.
Jangankan bermesraan, lelaki itu jarang menyentuhnya kecuali
hanya memegangnya lembut, atau memberinya kecupan di
dahi. Padahal Celia sangat haus akan perhatian laki-laki. Karena
itulah dia tidak menolak perhatian yang dilimpahkan Eric
kepadanya. Bahkan ketika Eric menciumnya dulu, Celia tidak
menolak dan malahan menikmatinya. Sayangnya Eric masih
kalah kalau dibandingkan dengan Keenan, Celia akhirnya
memilih menjauhi Eric karena tidak mau lelaki itu menjadi
penghalang hubungannya dengan Keenan.
"Kurasa aku mau secangkir kopi." Gumamnya malumalu.
Keenan terkekeh, lalu memberi isyarat kepada Albert,
"Dua cangkir kopi." Gumamnya sambil mengedipkan mata,
Albert menganggukkan kepalanya dan melangkah pergi.
Tak lama kemudian Albert datang membawa nampan
berisi dua cangkir kopi yang masih mengepul panas.
"Hmm kopi ini aromanya nikmat, Albert dan sangat
panas, aku yakin aku akan menikmatinya." Keenan bergumam
ketika Albert mendekat, sementara itu Albert tertawa
menanggapinya. Sayangnya karena tertawa dan terlalu
memperhatikan Keenan, nampan di piringnya oleng dan gelas
kopinya jatuh miring tumpah ke samping ke arah Celia,
Keenan langsung berteriak memperingatkan, "Celia!
Menyingkir, kopinya sangat panas!" serunya.
Dan dengan gerakan refleks Celia menyingkir, menghela
napas panjang karena lega ketika cairan kopi yang mengepul
panas itu tidak mengenai dan melukainya, dia 122 Santhy Agatha bergidikmembayangkan luka bakar yang akan dideritanya
kalau terkena cairan panas itu. Untunglah gerakan refleknya
cukup bagus. Celia menoleh untuk tersenyum lega kepada Keenan,
ketika menyadari bahwa Keenan dan Albert sedang tertegun
dan menatapnya dengan tajam.
Celia menundukkan kepalanya dan kemudian menyadari
bahwa dia sudah berbuat kesalahan yang luar biasa fatal...
Karena dia terlalu panik menghindari kopi panas itu, tanpa
sadar dia sudah melompat berdiri dari kursi rodanya.
"Aku bisa menjelaskan..." Celia berseru panik ketika
melihat ekspresi jijik muncul di wajah Keenan. Bahkan pelayan
setengah baya sialan yang tidak bisa memegang nampan
dengan benar itupun ikut memandanginya dengan mencela.
"Menjelaskan apa Celia" Bahwa kau selama ini
membohongi kami" Membohongi Azka, aku dan semua orang"'
"Bukan begitu...." Celia meninggikan suaranya, keringat
dingin muncul di keningnya. Dia gugup dan ketakutan, tidak
menyangka bahwa pada akhirnya dia akan ketahuan, "Aku
melakukannya karena aku mencintaimu Keenan, aku
mencintaimu, bukankah kau juga mencintaiku?"
Keenan bersedekap, menatap Celia dengan dingin,
"Karena mencintaiku" Aku tidak percaya." Lelaki itu
menggelengkan kepalanya dengan jijik, "Kau melakukan
kebohongan ini ketika kau masih bersama Azka. Jelas sekali
bahwa kau berpura-pura lumpuh bukan karena mencintaiku,
tetapi karena keegoisanmu ingin memanfaatkan rasa bersalah
Azka, karena obsesimu untuk memiliki Azka."
"Ya. Aku memang melakukannya!" Celia berteriak
dengan frustrasi karena dia sudah kepalang basah, "Tetapi itu
semua sudah tidak penting lagi. Kau mencintaiku dan aku
mencintaimu. Tidakkah ini membuatmu bahagia" Aku yang bisa
berjalan disisimu dan membuatmu bangga" Kita saling
mencintai bukan, Keenan?" Celia mulai gemetaran, "Kita akan
menikah dan berbahagia kan Keenan" Aku akan memilikimu,
bukan?" You've Got Me From Hello 123 Keenan mencibir, "Kau hanya bisa memilikiku dalam
mimpimu Celia." Lalu lelaki itu melemparkan bom kejam itu
kepada Celia, "Aku sama sekali tidak pernah mencintaimu. Aku
melamarmu dan sebagainya karena ingin melepaskan Azka dari
cengkeraman perempuan licik sepertimu. Kakakku itu terlalu
baik hati untuk menyingkirkanmu secara langsung dan kau
memanfaatkan kebaikan hatinya tanpa tahu malu. Sekarang kau
harus menyingkir dari kehidupan kami, Celia."
Airmata meleleh dari wajah Celia, dia menatap Keenan
dengan shock dan sedih, "Kau tidak akan melakukannya
kepadaku kan Keenan" Aku mencintaimu!!"
Keenan memalingkan mukanya dan berdiri, "Pergilah
Celia sebelum aku marah dan lebih mempermalukanmu lagi.
Kau dan keluargamu telah menipu kami. Aku dan kakakku bisa
saja melakukan pembalasan kejam kepadamu dan keluargamu,
tetapi kalau kau menyingkir sekarang, kami tidak akan
melakukannya." "Keenan...." Celia berusaha memanggil dan memohon,
tetapi wajah Keenan tampak dingin dan penuh kebencian.
"Supir di luar akan mengantarmu pulang, kau bisa
mendorong kursi roda itu sendiri bukan?" Lelaki itu melirik
Celia dengan tatapan merendahkan. "Dan omong-omong, cincin
itu bisa kau tinggalkan sebelum pergi."
Lalu Keenan melenggang pergi, meninggalkan Celia yang
berdiri dan menangis histeris memanggil-manggil namanya.
?"" Azka berada di ruangan kerjanya yang berdinding kaca,
mengamati semua kejadian itu. Ketika akhirnya Celia pergi ke
luar dengan di antar Albert yang membantu mendorong kursi
rodanya, menuju sopir dan mobil yang sudah menunggu, Azka
memejamkan matanya dengan lega.
Selesailah sudah. Tubuhnya menegang selama mengawasi Keenan datang
dan mengajak Celia makan malam. Dia takut rencana mereka
tidak akan berhasil, dia takut bahwa kopi itu akan menumpahi
Celia yang memilih tidak bergerak dari kursi rodanya dan
124 Santhy Agatha melukainya. Mereka mengambil resiko yang cukup besar
dengan rencana ini. Dan itu semua sepadan. Celia sudah pergi
dari kehidupan mereka selamanya. Dia dengan rencana licik
egoisnya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk
mengganggu kehidupannya. Azka melangkah mundur dan langsung menghubungi
Sani. Suara Sani yang menyahut lembut di seberang sana
langsung menyejukkan perasaanya.
"Hallo?" Azka tersenyum, "Semua sudah selesai, Sayang. Aku akan
segera kesana." ?"" Azka melihat Keenan yang sedang bercanda dengan
Albert di bar ketika dia menuruni tangga. Dia mendekati
mereka. "Hai kak." Senyum Keenan tampak lebar, "Kau
melihatnya tadi?"
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Azka menganggukkan kepalanya, "Terimakasih Keenan,
kau membuat semuanya menjadi mudah untukku."
"Aku akan mengirimkan tagihannya nanti." Keenan
mengedipkan sebelah matanya menggoda, "Mungkin aku akan
meminta makanan gratis di sini setiap hari sebagai
bayarannya." Azka melemparkan tatapan mata mencela, "Silahkan
kalau kau tidak tahu malu." Lelaki itu lalu terkekeh, sebuah
tawa yang terdengar menyenangkan karena sekarang hatinya
benar-benar ringan, "Aku akan ke tempat Sani."
Keenan dan Albert saling bertukar pandang dan
tersenyum penuh arti ketika melihat Azka berjalan dengan
sedikit tergesa dan penuh kebahagiaan keluar dari cafe.
Pundaknya tampak tegak tanpa beban, seakan semua
kesakitannya yang berat telah disingkirkan dari dirinya.
?"" You've Got Me From Hello 125 "Saat ini aku merasa begitu ringan." Azka menatap Sani
dan tersenyum lebar, "Aku tidak pernah merasa seperti ini
sebelumnya." Sani menatap kekasihnya yang tampak begitu bahagia
itu dengan terharu. Azka memang telah menanggung beban
berat begitu lama, karena menanggung beban demi
kebahagiaan orang lain. Dan sekarang, lelaki itu layak untuk
bahagia. Sani berjanji dalam hati dia akan membahagiakan Azka
sebisanya. Sedapat mungkin untuk menebus segala beban dan
penderitaan yang selama ini ditanggung oleh Azka.
Dengan senang dia memeluk Azka yang langsung
membalas pelukannya dengan sayang. Lelaki itu mengecup
dahinya dan menatapnya lembut,
"Terimakasih Sani." Bisiknya penuh cinta,
"Untuk apa"' "Karena muncul di hidupku dan mengubah segalanya
untukku. Kau membuatku berani melanggar semua prinsipku
dan mengejar kebahagiaanku. Kau memberiku kebahagiaan
yang dulu bahkan tidak pernah berani aku impikan." Mata Azka
berkaca-kaca, lelaki itu mengungkapkan perasaannya dengan
sepenuh hatinya. Mata Sani sendiri terasa panas, menyadari betapa
besarnya cinta yang diberikan Azka kepadanya. Lelaki ini
benar-benar tulus kepadanya sejak awal, seorang lelaki yang
dipenuhi kebaikan hati yang luar biasa. Dan Sani memilikinya,
mereka saling memiliki. "Aku mencintaimu Azka." Sani berbisik pelan, menutup
matanya yang penuh air mata, membiarkan kekasihnya itu
mengecup sudut matanya yang basah, lalu dahinya, lalu ujung
hidungnya dan kemudian bibirnya. Mereka berciuman dengan
penuh cinta kemudian, bibir mereka bertaut mencicipi
kemanisan satu sama lain.
Ketika Azka mengangkat kepalanya dia menatap Sani
dengan serius, "Kurasa aku tidak ingin berlama-lama lagi,"
126Santhy Agatha "Berlama-lama untuk apa?" Sani mendongak, menatap
Azka dengan penuh ingin tahu,
"Untuk menikah." Lelaki itu mengeluarkan kotak cincin
di saku celananya dengan gugup, "Aku.. eh aku membelinya
sejak kemarin... " Sani tertegun, kotak itu sudah pasti sebuah cincin, dan
itu berarti Azka melamarnya. Dia tidak menyangka Azka akan
melakukannya secepat itu. Tetapi apalagi yang perlu ditunggu"
Mereka sangat pas bersama, mereka saling melengkapi satu
sama lain, dan mereka sangat bahagia bersama.
Mata Sani kembali basah oleh air mata ketika Azka
membuka kotak cincin itu dan berbisik parau kepada Sani,
"Maukah kau menikahiku sayang" Maukah kau menjadi
yang pertama kulihat ketika bangun di pagi hari, dan menjadi
yang terakhir kupeluk ketika aku menutup mata di malam
hari?" Tentu saja Sani mau, dia menganggukkan kepalanya,
tidak mampu berkata-kata karena perasaan bahagia yang
membuncah memenuhi rongga dadanya. Sani menganggukkan
kepalanya sambil berurai air mata, dan Azka mengecup dahinya
dengan lembut, Lelaki itu lalu memasangkan cincin itu di jari manis Sani
dan memeluk kekasihnya erat-erat. Rasanya tidak ada yang
lebih membahagiakan daripada memeluk sang pujaan hati
dalam rengkuhan lengannya, menyadari bahwa mereka akan
bersama selamanya, menjelang hari demi hari sambil
bergandengan tangan. You've Got Me From Hello 127 "Kau menggenggam hatiku dari saat pertama, dan akan selalu
begitu, selamanya." EPILOG "Baiklah aku akan membantumu di perusahaan, tetapi
bukan untuk pekerjaan kantoran. Aku akan melakukan hal-hal
yang berhubungan dengan seni, seperti membantu dekorasi
restoran dan kamar-kamar di hotelmu." Gumam Keenan sambil
membanting tubuhnya di sofa Azka.
Azka mencibir, "Kau bisa melakukannya sejak dulu,
tetapi tidak kau lakukan. Kenapa baru sekarang?"
"Karena aku bosan." Keenan merenung, "Hidup seperti
ini memang menyenangkan pada awalnya, tanpa beban, bisa
berbuat semau kita. Dan bahkan tidak melakukan apa-apa
tetapi bisa tetap hidup mewah." Keenan terbahak, "Tetapi
kemudian aku bosan, hidupku terasa hampa, tidak ada tujuan
yang bisa kucapai. Aku menjalani hidupku seolah-olah hanya
untuk menghabiskan hari, dan tidak bermakna."
"Hidupmu itu adalah hidup yang diimpikan banyak
orang lain, dan sekarang kau bosan." Azka menggelenggelengkan kepalanya, "Dasar
manusia yang tidak pernah puas."
Keenan tertawa lagi, sama sekali tidak merasa
tersinggung oleh perkataan Azka yang ketus,
"Mau bagaimana lagi, setiap hari aku harus melihatmu
dan kemudian melihat diriku. Dan aku menyadari betapa tidak
bermaknanya hidupku."
Azka terkekeh mendengar pengakuan Keenan, "Kenapa"
Apa yang kau lihat dari hidupku?"
"Bahwa kau sangat bahagia." Keenan tersenyum, "Bahwa
kau mempunyai tujuan hidup yang paling utama,
membahagiakan Sani. Bahwa kau merasa bahwa hidupmu
begitu berarti sejak Sani ada di sisimu."
128 Santhy Agatha "Aku memang bahagia." Azka tidak bisa menahan
senyum penuh cintanya ketika membayangkan Sani. Mereka
akan menikah sebulan lagi. Seminggu yang lalu Azka melamar
Sani ke kedua orangtuanya, membuat mereka terkejut dan
bertanya-tanya. Tetapi bukan Azka namanya kalau tidak bisa
meyakinkan orang lain. Pada akhirnya dia berakhir
sebagaimenantu kesayangan dan kedua orang tua Sani begitu
senang karena dia membantu Sani menyembuhkan luka
hatinya. Dan Azka tidak suka pertunangan yang lama,
pertunangan yang lama hanya menunjukkan ketidaksiapan,
keraguan, dan ketidakyakinan. Ketika kita sudah menemukan
pandangan sejiwa, saat itu juga kita harus mengikat janji serius
dengannya.Kalau saja boleh, mungkin minggu ini juga Azka
akan menikahi Sani, mengikuti dorongan hatinya. Tetapi
mereka tidak bisa melakukannya, karena mereka hidup di
dalam masyarakat bukan di dunia mereka sendiri. Selain itu
Azka ingin menghormati Sani dalam pernikahan yang layak dan
indah. Persiapan persta sudah dilakukan, semua akan siap dan
sempurna satu bulan lagi, di tanggal yang sudah ditetapkan.
"Aku berusaha mencari bahagia sepertimu di dalam
diriku, tetapi yang kurasakan hanya kehampaan." Keenan
mencetuskan pikirannya, membuat Azka tergugah dari
lamunannya. Azka menatap Keenan dengan serius, "Kau hanya perlu
menemukan seorang perempuan dan jatuh cinta kepadanya
untuk mengalami seperti aku."
"Sayangnya aku belum seberuntung dirimu." Keenan
mengangkat bahunya, "Karena itulah aku ingin bekerja,
membantumu di perusahaan. Setidaknya aku bisa mengisi
kekosongan dalam hidupku."
Azka menepuk pundak adiknya dengan sayang,
"Perusahaan ini sudah lama menunggumu untuk bergabung di
sini. Kau diterima dengan tangan terbuka di sini."
?"" You've Got Me From Hello 129 Mereka duduk bersama di cafe itu dengan Sani menatap
laptopnya. Perempuan itu mengernyit dengan serius ketika
mengetikkan kata-kata di sana. Membuat Azka yang bertopang
dagu menatapnya terkekeh geli,
"Apakah kau selalu seperti itu ketika mengetik cerita"
Lupa akan segalanya?"
Sani mengalihkan pandangan dari laptopnya dan
menatap Azka dengan tatapan mata bersalah, "Oh.. astaga..
maafkan aku. Aku mengabaikanmu ya?"
Azka menggelengkan kepalanya, tersenyum lembut,
"Tidak apa-apa, aku senang duduk di sini dan menatapmu."
Sani cemberut menatap Azka, "Memangnya kau tidak
punya pekerjaan lain ya?"
Azka terkekeh, "Pekerjaan yang paling nikmat di dunia
adalah mengamatimu." Ekspresi lelaki itu berubah merenung,
"Aku ingin mengakui sesuatu kepadamu."
Ada rahasia lagi" Tiba-tiba jantung Sani berdebar,
berharap bahwa apapun itu yang diakui Azka kepadanya adalah
sesuatu yang baik. "Tentang Jeremy." Azka menatapnya dengan menyesal.
Ada apa dengan Jeremy" Sani merenung, nama itu sudah
hampir dilupakannya. Bahkan dia sudah bisa mengenang
Jeremy dengan senyum samarnya, menganggap Jeremy
hanyalah salah satu kesalahan di masa lalunya, yang
membuatnya belajar untuk mengobati diri dan menjadi lebih
dewasa. Azka menghela napas panjang, "Kau pasti ingat kan
bahwa Jeremy dipindahkan pekerjaannya ke tempat yang jauh
sehingga dia tidak bisa mengganggumu lagi?"
Sani mengangguk dan mengernyitkan keningnya. Dia
memang pernah bercerita kepada Azka bahwa Jeremy sudah
tidak bisa mengganggunya lagi.
"Well." Azka menatapnya penuh penyesalan, "Semua itu
terjadi atas campur tanganku, aku mendapatkan informasi
bahwa Jeremy ternyata bekerja di salah satu anak cabangku.
130 Santhy Agatha Jadi aku memangil GM-ku di sana dan memintanya memberikan
Jeremy promosi yang bagus sehingga dia tidak sadar bahwa dia
'dibuang menjauh' dengan halus."
Sani ternganga, Azka ada dibalik semua hal itu"
"Kau melakukan semua itu?" Sani menatap Azka
menyadari bahwa lelaki itu tampak malu, dan dia kemudian
tertawa geli, "Terimakasih Azka."
"Kau tidak marah kepadaku?" Tanya Azka pelan.
Sani menggelengkan kepalanya, "Kenapa aku harus
marah kepadamu" Kau membuat hidupku lebih mudah dengan
menyingkirkan Jeremy jauh dari sini. Sungguh Azka, kau adalah
penyelamat hidupku."
Azka terkekeh pelan merasa senang, kemudian dia
menatap Sani dengan mesra, "Dan kau juga penyelamat
hidupku, Sani." Jemarinya meraih jari Sani yang mengenakan
cincin di jari manisnya dan mengecupnya lembut, "Aku tidak
sabar menunggu sebulan lagi hari pernikahan kita."
Sani tertawa, "Kau melakukan semuanya dengan
terburu-buru, tidakkah kau lihat orangtuaku hampir pingsan
karena terkejut ketika kau tiba-tiba melamarku?" Sani
tersenyum malu, "Ibuku bahkan menemuiku diam-diam dan
bertanya apakah aku hamil."
Azka tertawa terbahak-bahak, "Kenapa pernikahan
buru-buru selalu dikonotasikan dengan kehamilan?"
"Karena biasanya itulah yang terjadi." Sani tersenyum
malu-malu. Azka mengangkat bahunya, "Aku hanya ingin lekas
memilikimu, secara resmi. Kau menjadi milikku dan aku
menjadi milikmu. Itu saja."
"Dan itu akan terjadi sebulan lagi." Sani menatap Azka
sambil tersenyum, "Lalu kita akan berakhir dengan happy
ending." Azka menggelengkan kepalanya, " Bukan berakhir
sayang, kita baru akan memulai segalanya, dengan penuh
kebahagiaan. Aku, kau, dan calon anak-anak kita nanti."
You've Got Me From Hello 131 Calon anak-anak kita nanti.....
Sani tersenyum membayangkannya, dia bisa membayangkan dirinya dan Azka menggendong dan
menyayangi anak-anak mereka. Dunia di sekeliling mereka
dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka sudah saling memiliki
sejak mereka bertatapan dan saling menyapa. Dan segala
sesuatunya yang terjadi setelah itu semakin menyatukan
mereka berdua. Karena mereka memang sudah ditakdirkan
untuk bersama. END 132 Santhy Agatha Side Story Colorful Of Love
"Pesanan anda." Albert mendekati Sani yang sedang
sibuk mengetik di depan laptopnya, meletakkan segelas anggur
merah di meja depan Sani dan tersenyum, "Apakah anda susah
tidur lagi Nona Sani, sehingga membutuhkan anggur merah?"
tanyanya dengan nada ramahnya yang biasa.
You've Got Me From Hello Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sani sedang mengetik cerita sambil menunggu Azka
datang. Lelaki itu tadi menelepon, masih di perjalanan pulang
dari kantor pusatnya dan terjebak kemacetan. Dia
mendongakkan kepalanya ke arah Albert dan tersenyum,
"Tidurku lelap sekali, tetapi malam ini aku akan membuat
ending sebuah cerita. Jadi aku ingin membuatnya sambil
meminum anggur merah."
Albert terkekeh mendengarnya, "Apakah kisah itu
berakhir tragedi sehingga anda harus ditemani anggur merah?"
Sani menggelengkan kepalanya, "Justru sebaliknya
Albert, kisahku berakhir happy ending tetapi sebelum
mengalami itu para tokohnya harus menjalani kepahitan demi
kepahitan yang pada akhirnya membuat mereka lebih kuat.
Baru setelah mereka kuat dan berhasil menyelesaikan
kesalahpahaman mereka, ada akhir yang manis menanti
mereka." Sani tertawa, "Dan untuk merayakan akhir yang manis
itu, aku ingin ditemani segelas anggur."
Albert terkekeh, menatap Sani penuh arti, "Saya curiga
kisah yang anda tulis sekarang adalah pengalaman pribadi
anda." "Psst." Sani tertawa dan mengedipkan matanya,
"Kadangkala seorang penulis suka menyelipkan pengalaman
pribadinya dalam kisahnya. Semacam penanda rahasia yang
hanya mereka yang tahu." Gumamnya penuh rahasia.
Albert tertawa mendengarnya, lalu dia seolah teringat
sesuatu, "Oh ya saya lupa, ada seorang gadis pelanggan cafe ini,
dia ternyata adalah penggemar anda."
"Oh ya?" Sani tampak terkejut membuat Albert
menatapnya geli, You've Got Me From Hello 133 "Anda seharusnya tidak terkejut, buku anda telah begitu
terkenal dan digemari banyak orang."
"Kadang-kadang aku masih merasa terkejut ada orangorang yang menyukai tulisanku,
tetapi hal itu sekaligus membuatku bahagia. Berarti mereka semua bisa menyelami
semua kisah ini bersamaku dan menikmatinya."
Albert menganggukkan kepalanya, "Dan gadis ini benarbenar menyukai karya anda,
dia mengoleksi semua buku anda.
Saya melihatnya sedang membaca buku anda di cafe ini."
"Dia pelanggan cafe ini bukan" Kenapa aku tidak pernah
bertemu dengannya?" "Karena jam kalian berdua berbeda," Albert terkekeh,
"Anda selalu datang di malam hari, sedangkan gadis itu hanya
datang kemari di pagi hari untuk sarapan sebelum kuliah. Dia
selalu membeli oreo milkshake, minuman kesukaannya." Albert
melirik ke atas, "Saya baru teringat bahwa gadis itu menitipkan
bukunya kepada saya untuk dimintakan tandatangan kepada
anda. Dia sudah lama memberikannya kepada saya, tetapi saya
hampir terlupa. Lagipula pada saat itu, keadaan masih belum
tenang. Kalau saya membawa buku itu kepada anda, maukah
anda menandatanganinya?"
Sani mengangguk sambil tersenyum lembut, "Tentu saja
aku mau." "Kalau begitu tunggu sebentar saya akan mengambil
buku itu di atas." Albert tampak bersemangat ketika pergi
meninggalkan Sani. Sani mencoba memfokuskan diri kepada laptop dan
kisah cinta di dalam ceritanya ketika ponselnya berbunyi,
"Sani, tigapuluh menit lagi aku sampai, aku masih
terjebak macet di sini."
Sani tersenyum lembut, "Aku tidak buru-buru kok Azka,
aku sedang menikmati menulis kisahku, hati-hati ya."
"Iya sayang." Suara Azka melembut, "Setelah kau selesai
dengan kisah cintamu, kita akan membuat kisah kita sendiri."
Suaranya serak, penuh rahasia, membuat Sani yang meskipun
berada jauh darinya merasakan getaran panas yang menjalari
tubuhnya. "Aku akan segera datang, istriku, tunggu ya."
134 Santhy Agatha "Hati-hati ya," Sani masih merasakan debaran
jantungnya, tidak bisa berkata-kata,
"Aku mencintaimu, Sani." Azka menutup pembicaraan.
"Aku juga Azka." Sani kemudian meletakkan ponselnya
masih sambil tersenyum. Suaminya. Lelaki itu sekarang telah
menjadi suaminya, dalam pernikahan yang indah dua hari yang
lalu. Mereka begitu bahagia bersama.Azka benar-benar lelaki
yang lembut, meskipun pada awalnya penampilannya dingin
dan mengintimidasi.Sani menatap gelas anggurnya yang tinggal
setengah, dia teringat akan kata-kata Albert dulu bahwa lelaki
itu bagaikan anggur merah.Ketika pertama melihatnya kita
akan terintimidasi oleh warnanya yang seakan memberikan
peringatan, ketika menghirup aromanya dan menyesapnya, ada
rasa getir yang melekat dilidah. Tetapi ketika kita menyesapnya
semakin dalam hanya ada rasa manis dan pekat yang tersisa.
Begitupun laki-laki, ketika kita memberanikan diri melihat
lebih dalam dan menembus segala penghalang, kita akan
menemukan kelembutan yang manis, yang tersimpan di
dalamnya. "Ini dia." Suara Albert di dekatnya memecahkan Sani
dari lamunannya. Dia mendongak lalu menerima buku yang
diserahkan Albert sambil tersenyum, buku itu adalah novelnya
yang terbaru, "Apakah aku harus menuliskan sesuatu di sini?" Sani
mencari-cari penanya dan menemukannya di dekat laptopnya.
"Mungkin kau bisa menuliskan namanya di sana, supaya
tandatangan itu terlihat istimewa, memang khusus untuknya."
"Siapa namanya?" Sani mencoretkan tandatangannya
dan tersenyum menunggu. "Namanya 'Keyna',"
Dengan pelan Sani menuliskan pesan itu di halaman
pertama bukunya. "Untuk Keyna, Selamat membaca - Dari Sani."
Albert tersenyum ketika menerima buku yang sudah
ditandatangani itu, "Keyna pasti akan sangat senang
menerimanya," gumamnya dalam senyum.
Sani mengangguk, "Semoga dia senang." Matanya
menatap ke sekeliling, "Dari dulu aku selalu berpikir kalau
You've Got Me From Hello 135 Garden Cafe ini sangat indah dengan tamannya yang eksotis
dan menakjubkan di sekeliling cafe."
"Tentu saja." Albert tampak bangga, "Kami memiliki
desainer taman profesional dan perawat tanaman yang
berkelas." "Dan tanaman-tanamannya, bunga-bungaan tropis yang
sangat indah." Sani menatap ke arah interior di setiap sudut
dengan bunga-bungaan anggrek berbagai corak yang sangat
indah. "Dari mana semua tanaman hebat ini Albert?"
Albert tertawa, "Kami mempunyai pasokan khusus, dari
seorang perempuan yang memiliki rumah kaca dan toko bunga.
Kebanyakan bunga anggrek tetapi dia juga menyediakan
berbagai macam tanaman eksotis. Tanamannya selalu
berkualitas bagus, sehingga sebagian besar tanaman di sini
dipasok olehnya." "Seorang perempuan?" Sani membelalakkan matanya
kagum, "Luar biasa. Dia pasti sangat ahli menangani seluruh
tanaman ini." "Ya." Albert tertawa, "Dia juga pelanggan cafe ini, setiap
siang dia sering kemari untuk memesan secangkir teh hijau.
Anda mungkin bisa bertemu dengannya kalau ada kesempatan."
Lelaki itu melirik ke arah pintu dan tersenyum lebar ketika
melihat Azka yang baru saja datang, "Well, sepertinya Tuan
Azka berhasil menembus kemacetan, kalau begitu saya permisi
dulu." Perhatian Sani sudah teralih kepada Azka. Dia menoleh
dan menatap suaminya dengan senyum lembut penuh cinta,
"Halo suamiku." Sani berdiri dari duduknya dan
menyambut Azka "Halo istriku." Azka tertawa lalu mendekat dan
merengkuh Sani ke dalam pelukannya, dengan erat dan
sepenuh perasaan. Hati keduanya tak hentinya bersyukur karena pada
akhirnya mereka berdua bisa memiliki happy ending milik
mereka sendiri. 136 Santhy Agatha Tentang Penulis Santhy Agatha adalah seorang perempuan karir yang
mencuri waktu senggangnya untuk menulis. Novelnya yang sudah
terbit antara lain "A Romantic Story About Serena", "Sleep With The
Devil", "Unforgiven Hero", dan "From The Darkest Side". Seluruh
novel ini bisa dibaca secara online dalam postingan bersambung di
portalnovel.blogspot.com Buku yang anda pegang ini adalah seri ketiga dari book
set"Colorful Of Love" yang terdiri dari empat buku dengan benang
merah yang istimewa yang menghubungkan keempat tokohnya.
Anda juga bisa menikmati karya Santhy Agatha [cerpen,
cerbung, puisi, dan yang lainnya] di blog pribadinya
www.anakcantikspot.blogspot.com
Ucapan Terimakasih penulis untuk :
Allah yang Maha Baik, suamiku yang kucintai, keluarga yang
selalu mendukungku, admin portalnovel.blogspot.com, mas Yudi.
Editorku tersayang Meyrizal dan Mendy Jane. Segenap kru
nulisbuku.com yang membantu penerbitan buku ini, dan seluruh
pembaca yang sangat aku cintai yang selalu memberikan dorongan
dan semangat, kritik yang membangun dan membawa perbaikan.
Kalianlah yang mencerahkan hati dan hariku. :)
Salam hangat dan peluk erat,
Santhy Agatha You've Got Me From Hello 137 Perjanjian Dengan Maut 2 Animorphs - 33 Ilusi The Illusion Terdampar Di Pulau Hitam 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama