Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake Bagian 2
berhenti mengharapkanmu. Tapi.. Saat aku ingin berhenti, kamu malah mengulurkan tanganmu.
Saat aku raih tanganmu, dari bibirmu sendiri terucap hanya tinggal satu minggu.
Rasanya..seperti menunggu hukuman, gelisah saat matahari hampir terbenam hari demi harinya
karena tau hari akan segera berganti.
Kamu tidak salah Aku mengerti itu dan aku sadar dari awal, kamu udah bilang dari awal
"aku tidak bisa"
tapi aku memaksakan kehendakku untuk mengukir kenangan manis dalam hatiku sebelum kamu pergi.
Kak.. Pertemuan denganmu menyenangkan, begitu juga dengan teman-temanmu dan sahabatmu, mereka
mendukung setiap tindakan kamu untuk meninggalkan kos ini, dan disitulah aku tau, aku tidak punya
hak untuk melarangmu pergi.
Kak.. Terimakasih telah membawaku ke klinik waktu itu
Terimakasih telah mengingatkanku agar tidak telat makan
Terimakasih telah mebantuku dengan tugas kampus
Terimakasih telah menyemangatiku setiap saat
dan Terimakasih telah menyukaiku
Gw terdiam membaca lembar pertama ini
Diana.. Kita akh.. gw.. ternyata.. kamu.. Ga ada kata-kata yang bisa keluar dari mulut gw.
Gw pun kembali lanjut membaca dan mengambil lembar kedua, lembar kedua Diana
menyisipkan lirik lagu yang cukup panjang.
Kak.. Semangat ya aku pun juga begitu, kita pasti ketemu lagi lain waktu.. entah kapan..
Kak.. Sampai ketemu lagi So you sailed away Maka kamu pun berlayar pergi
Into a grey sky morning Menuju pagi yang berlangit abu-abu
Now I'm here to stay Kini aku disini untuk tinggal
Love can be so boring Cinta bisa jadi begitu membosankan
Nothing's quite the same now
Kini tak ada yang sama lagi
I just say your name now Kini, hanya kusebut namamu
But it's not so bad Namun ini tak terlalu buruk
You're only the best I ever had
Kau adalah hal terbaik yang pernah kumiliki
You don't want me back Kau tak ingin aku kembali
You're just the best I ever had
Kau adalah hal terbaik yang pernah kumiliki
So you stole my world Kau pun curi duniaku Now I'm just a phony Kini aku hanyalah kuda poni
Remembering the girl Yang terus teringat seorang gadis
Leaves me down and lonely
Yang buatku merana dan kesepian
Send it in a letter Kirimkanlah lewat surat Make yourself feel better
Buat perasaanmu lebih baik
But it's not so bad Namun ini tak terlalu buruk
You're only the best I ever had
Kau adalah hal terbaik yang pernah kumiliki
You don't need me back Kau tak butuh aku tuk kembali
You're just the best I ever had
Kau adalah hal terbaik yang pernah kumiliki
And it may take some time
Dan mungkin perlu sedikit waktu
To patch me up inside Untuk obati luka hatiku But I can't take it Namun aku tak tahan So I run away and hide Maka aku belari dan sembunyi
And I may find in time that
Dan kini mungkin kusadari
You were always right Bahwa dulu kau selalu benar
You're always right Kau selalu benar What was it you wanted Apa yang kau inginkan Could it be I'm haunted Mungkinkah kau ingin aku terus gelisah
But it's not so bad Namun ini tak terlalu buruk
You're only the best I ever had
Kau adalah hal terbaik yang pernah kumiliki
I don't want you back Aku tak ingin kau kembali
You're just the best I ever had
Kau adalah hal terbaik yang pernah kumiliki
The best I ever had Hal terbaik yang pernah kumiliki
The best I ever Hal terbaik yang pernah kumiliki
Gw lipat surat dari Diana begitu selesai membacanya
Gw lipat dengan rapih seperti sedia kala
dan Gw masukkan lagi surat tersebut ke laci meja kamar gw bercampur dengan kenangan gw
dengan Putri. Lalu.. Gw duduk dipinggir kasur dan membuka kembali gitar gw yang sudah lama terbungkus
Vertical Horizon - The Best I Ever Had
Diana sama seperti dirimu
ini lagu untukmu recommended to buffer and enjoy this song
Part 15 18-0 "Oii ren... lo mau bantai gw sampe berapa kosong?" teriak gw jengkel
"hahaha udha lah nikmatin aja" jawab Oren dan menghindari gw
20-0 Gw kalah telak basket One by One dengan Oren, udah sepuluh kali Oren memasukkan bola
ke ring dibelakang gw. "Nihh..." teriak Oren memberikan bolanya ke gw
"Sekali lagi ya, gw pasti masukin"
"Coba aja" Gw dribble bola maju, kanan..kiri.. kanan.. gw oper bergantian dari tangan kanan ke tangan
kiri. Oren cuma nyengir ngeliat gw maju ke depan Ring, dia ga memasang gaya defense
yang lebar. "ngeremehin gw loooooooo" kata gw
Gw menerjang maju.. yak.. ada celah di kanan.. gw masuk, namun.. Bola gw berhasil lagi dicurinya..
"Akkhhhhh" ucap gw prustasi
Gw melihat Oren sekali lagi memasukkan bola ke Ring
"hehehe.. gampang kebaca lo Nda" kata Oren dan langsung duduk selonjoran
"elo yang ke jagoan, kasih gw skor napa Ren" kata gw juga dan duduk mengikutinya
"ohya" terus kalo gw kasih skor lo gitu aja, lo puas gitu?"
Sekali lagi gw kalah telak oleh ucapannya barusan, memang betul apa yang dikatakan Oren,
mendapat hasil yang diperoleh tanpa berusaha itu rasanya tidak ada kepuasan, beda
rasanya jika mendapat hasil dengan usaha dan keringat sendiri.
"yooo... besok gw pasti bisa masukin ke Ring"
"cara drible lo Nda harus dibenerin dulu.."
"Nihh.. bawa bola gw, dari sini sampai rumah drible aja bolanya" ucapnya sambil melempar
bolanya ke gw. Gw ga jawab dan Gw menangkapnya lalu gw letakkan disamping gw.
Lalu gw mendengar HP gw berbunyi di bangku diujung sana
"Bentar ya Ren, HP gw bunyi, keknya ada sms"
Gw berdiri, mengambil Hp dan duduk disamping Oren
From : Diana "Lagi apa kak?"
Gw menimbang-nimbang HP gw bimbang, apakah gw balas atau engga.
"Sapa Nda?" tanya Oren melirik layar Hp gw pengen tau
"Temen kos Ren, Diana" jawab gw
"kok kaya orang bingung balesnya?" tanya nya lagi
"hehehe.. ini mau gw jawab"
To : Diana "Lagi meen basket sama temen Di, kamu?"
selang beberapa saat kemudian Sms gw dibalas
From : Diana "tumben olahraga hehe.. aku lagi beresin kamar kak"
Gw ga balas lagi dan gw simpan HP gw disaku celana, lalu gw melihat Oren
"Sekali lagi?" "HAyyyooooo... gw bantaaaaai lagi loe"
"hahaha" Sekali lagi dan Oren bermain basket berdua, kami banyak berbicara dan tertawa, gw udah
gw ngitung lagi berapa skor yang udah dia cetak dan gw cetak, tapi yang jelas gw kalak telak
seperti melawan Bayi baru bisa megang bola basket.
Oren terlihat sangat menikmati basketnya, saat memegang bolanya mukanya serius dan
saat lepas dari bola candanya baru terdengar kemudian.
Banyak hal yang gw bicarakan dengannya dan gw belum menanyakan masalah dia karena
gw pikir belum saatnya kecuali dia duluan yang mulai curhat.
Hanya obrolan ringan, sekitar hubungan kita di masa kecil, saat masih ingusan dan sering
jambak-jambakan kalo berantam, tapi obrolan ini rupanya membuat tidak ada lagi jarak
antara keita meskipun baru bisa ngobgol gini ketika dewasa.
"Nda.. 3 Point" ucap Oren sambil melemparkan bola ke ring
PLOSHH.. Bola itu masuk, Senyum puas Oren mengembang
Lalu dia menghampiri gw dan mengajak gw pulang
Oren mengambil sepedanya dan memberikan bolanya ke gw.
Dia menuntun sepedanya dan berjalan pelan mengikuti langkah gw
"nanti malem mau kemana Nda?" tanya Oren kemudian
"umm.. ga ada sih, mungkin mau mancing, udah lama"
"ikut donk... tereak aja kalo udah depan rumah"
"eddaaah elo, bisa ketik pager ngapain tereak barbar banget haha"
NYUUTTT cubitan kecil mendarat di lengan kanan atas tangan gw,
"Sakitttt ren, ga usah pake nyubit nappa" protes gw sambil meringis
BUGGGGG "Cubit ga boleh apalagi nonjok!!!!!" protes gw mengelus tonjokan ditempat yang sama
"hehehe... kangen gw sama temen lama gw"
"Jiiaaaaaahh kangen.. kemana aja looooo... waktu gw pulang, gw kayanya ga perna liat elo,
baru sekarang gw liat lagi, kemana aja?"
Waktu gw tanya begitu, Oren terdiam.
Matanya tertunduk dan sejenak menghentikan kakinya.
hanya sejenak seperti kaget dan langsung melangkah lagi, tapi karena dia berhenti kaget
itulah langkah kami jadi tak sama da gw mengetahuinya
"kenapa Ren?" tanya gw
"gapapa Nda" jawabnya singkat
"jadi" lo kemana aja"
"Gw duluan Nda."
Oren naik ke sepedanya dan meninggalkan gw pergi. Gw panggil berkali-kali tapi Oren ga
berhenti dan terus berlalu
.. .... ...... ......... ............ Kemudian tiba lah saat malam hari
sekarang gw udah duduk di dermaga tempat gw biasa mancing, gw udah menyiapkan
semuanya sedari gw pulang main basket tadi.
HUPPPPP... lemparan pertama umpan gw sudah tercelup di air dan gw tinggal menunggu
kali ini... sendiri.. gw menyetel mp3 dari mp3 player gw dan ikut bernyanyi kecil
waktu itu kebetulan lagu pertama yang gw denger
The Cranberries - When youre gone
The Cranberries band lama asal irlandia gw gw suka saat itu tapi ga gw sangka ternyata
salah satu nya seperti yang gw rasakan saat ini, meskipun lagu nya banyak bukan cinta
melainkan konflik, anti perang, protes sosial.
Suara gw mengalun kecil mengikuti irama, petikan gitar diawal lalu diikuti dengan bass dan
drum kemudian, tak lupa suara vokalis yang menurut gw unik ditambah dengan angin dan
deburan suara ombak yang menerpa bibir dermaga membuat lagu ini sangat sempurna bagi
gw. Hold on to love. That is What I do,
Now that I"ve found you
And from above, Everythin"s stinking,
Their not around you and in the night, I could be helpless I could be lonely, sleeping without you
And in the day, everything"s complex
There"s nothing simple,
When I"m not around you
But, I miss you when you"re gone
That is what I do, Bay, bay, bay
And it"s going to carry on,
That is what I knew, Bay, Bay, Bay
Hold on to my hand, I feel me sinking, sinking without you. And to my mind,
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
everything"s stinking
Stinking without you Seperti di lirik lagu diatas, dimalam hari ini,
gw merasa ga tertolong karena kesepian
tapi disiang hari pun sama aja malah semakin rumit dan menjadi ga ada yang mudah buat
gw, Saat dia ga ada disekitar gw
tapi.. gw masih aja merindukannya
merindukan saat dia yang telah tiada dan itulah yang gw lakukan
Hold on to my hand, Raihlah tanganku I feel me sinking, Kurasa aku tenggelam sinking without you. tenggelam tanpamu And to my mind, dan dipikiranku everything"s stinking
segalanya membusuk Stinking without you membusuk tanpamu lagupun berakhir hanya 4:54 detik tapi lagu ini mampu membawa gw back to the past,
mengingat masa lalu saat kita dulu pernah memancing disini, gw tertawa geli mengingatnya,
kok bisa ya saat gw duduk dengan Lisa gw mencuri-curi pandang ke arah Putri dan Ari yang
juga lagi memancing berdua
"HaHaHahaha..ha..ha..ha.." tawa gw dari besar menjadi semakin kecil.
... ...... ......... .............. gw gatau udah berapa lama gw memancing, yang pasti malam udah semakin larut, baru 2
ikan yang gw dapat itu juga gw lepas lagi karena semua nya ikan berwajah jelek semua,
yang gw ngeri buat memakannya. Bungkus-bungkus keripik sebagai cemilan yang gw udah
siapin udah habis, saatnya pulang.
"Disini loooooooo Ndaaaaaaaaa"
"huaaaaannjiimmmmm Reeeeeenn, hampir copot jantung gw "
Oren muncul dari belakang dan langsung teriak ngagetin dikuping gw.
"hahahaha... gw tanya nyokap lo, katanya lo disini, kok gak jadi ngajak gw sih" heh..
Heh..ga ngajak gw kenapa heh?"
Oren bertanya sambil nyikut-nyikut badan gw, tingkahnya mirip banget kaya preman minta
jatah. "laaaah.. elo sendiri tadi ngapain juga ninggalin gw" lo pergi aja gw panggilin nengok aja
engga" jawab gw dan membereskan peralatan gw
Gw memerhatikan Oren dari atas sampai bawah dan gw menemukan sesuatu yang beda
dari dirinya. "Elo....." ucap gw
"kenapa gw" heran?"
"Elo Oren kan?" tanya gw menyakinkan diri gw
"iyaaaalah begook, gw bukan setan, tapi denger-denger ada setannya sih disini Nda, tapi
tenang gw bukan setan"
Gw menatap Oren ga percaya..
Oren mengenakan baju terusan warna Oren, cardigan putih, dengan sebuah tas tangan kecil
di tangannya. Jauh dari kata tomboy kalo begini.
Gw melihat jam tangan dan sudah jam 00.30
"elo.. darimana?" tanya gw heran
"terserah gw dooonk darimana" jawab Oren sekenanya
"elo.. ngapain pake baju ginian" tumben?" tanya gw takjub
"yeeee boleh donk, gw kan juga cewe"
"yaiya gw ngerti tapi.. kaya bukan elo aja"
Orn menjauh dari gw dan berputar-putar menunjukan baju dan tas nya
"yaaaa... tapi cocokkan kaya begini?" tanyanya lagi
Gw melihatnya, Kalau saja Oren ga menjauh dan berdiri dibawah lampu redup di sana mungkin gw ga bisa
ngeliatnya dengan jelas tapi sekarang takjub dengan apa yang gw liat, rambut yang biasa dikuncir dan dimasukkan
dilobang belakang topi kini rambut itu tergerai dan berkibar-kibar diterpa angin.
"yeeee ditanya malah bengong, woiii, kesurupan lo?" protesnya dan berjalan mendekat lagi
ke gw "hahaha iya iya cocok, malah bagusan lo kaya gini Ren" jawab gw
"bener?" tanyanya lagi
"bener" "pinjem" "pinjem apa?" "mp3 yang lo pake"
Gw memberikannya ke Oren dan langsung dipakainya
"yaaaah apaaan nih playlist nya ga asik banget" timpalnya
Gw ga tanggapin dan gw masih merapikan barang bawaan gw
"yuk pulang Ren"
Gw mengajak Oren pulang dan kami sekali lagi berjalan berdua, obrolan kali ini ga banyak
karena Oren malah asik mendengarkan mp3 punya gw. Sesekali dia melihat gw dan
tersenyum bersenandung. senandungnya yang gw denger adalah lagu yang sama yang gw dengarkan pertama yaitu
The Cranberries- When you're gone.
"Nda..." "tau ga apa kata vokalis nya?"
"dolores?" jawab gw
"yeeee bukan namanya yang gw tanya,"
"ga tau" jawab gw pendek
"Lagu ini lebih menceritakan kepingan-kepingan tentang kehidupan dimasa lalu"
"......" gw diam mendengarkan
"it's great when you get a point where you can laugh to your past" jawabnya dan kembali
memasang earphonenya Gw mengerti maksudnya dan kami terus berjalan sampai akhirnya gw udah tiba didepan
rumahnya "oke Nda... thx ya, gw cuma iseng doank ngagetin elo, maaf yang tadi siang juga ya.."
"Gpp" Oren membuka pagar rumahnya dan sekali lagi gw melihatnya
"eh.. Elo darimana sih?" tanya gw sebelum gw pergi
Oren ga menjawabnya dan menjawab hanya dengan senyuman pahit
Part 16 Entah apa yang gw pikirkan sewaktu melihat Oren malam itu, rasa penasaran semakin
membuat gw ingin tau ketika di hari-hari berikutnya gw sering melihat Oren pulang malam.
Pagi harinya pun juga begitu,
Gw keluar untuk menghirup udara segar saat matahari belum sepenuhnya memancarkan
sinarnya, gw melihatnya lagi.. Oren keluar dan menaiki angkot dari jalan depan sana.
Kadang gw memanggilnya.. dan kadang dia menjawabnya, singkat.
Sampai suatu ketika dimana gw gabisa lagi menahan rasa keingintahuan gw, gw pun
mengikutinya sampai didepan jalan sana
"Ren.. oiiiii..." panggil gw sambil berlari kearahnya
"apa oi.. oi.." jawabnya
"mau kemana Ren" pagi banget"
"aktipitas laah.. daripada elo, abis ini juga tidur lagi kan?" jawabnya
"pagi-pagi gini" emang mau kemana?"
"ada deeee.. umm nanti gw ajak"
"hahaha okelah kalo gitu, tiati Ren" ucap gw sambil berlalu
"Nda..." panggil Oren kemudian
Langkah gw terhenti mendengar panggilan mendadaknya
"ya?" "Fika" "ya?" "panggil nama gw Fika, jangan Oren lagi"
Gw melongo Ga biasanya Oren protes dengan panggilannya, semua orang dikomplek ini juga
memanggilnya Oren, bahkan ibunya pun memanggil dia pun begitu.
"Fika...?" ucap gw ragu
Oren pun tersenyum dan menyetop angkot yang pas lewat didepannya kemudian
menaikinya. Oren duduk bersandar di bangku paling belakang sehingga gw bisa melihatnya dengan jelas.
Oren menatap gw dan gw menatap Oren dengan tatapan masih bingung
"Fi....ka...ya"
dari jendela belakang itu juga terlihat dengan jelas mulut Oren mengucapkan sepatah kata
demi sepatah kata ke arah gw.
"Sip" gw menjawabnya dan mengacungkan jempol
Oren.. Bukan.. Fika.. kembali otak gw dipenuhi pertanyaan-pertanyaan tentangnya, seperti bukan dia saja sampai
harus merubah namanya. tapi.. saat itu gw berpikir.. Sepertinya ga masalah karena Oren dan Fika masih orang yang sama.
.. .... ...... ........ Lalu Dari pagi berganti malam, malam dengan cepat berganti pagi, minggu-minggu berlalu dan
tanpa terasa menginjak bulan. Orangtua gw melihat gw hanya berdiam diri aja dirumah dan
akhirnya jadi suka bertanya kenapa gw cuma dirumah bukannya mencoba melamar
pekerjaan. Gw hanya menjawab : Sudah, tinggal nunggu panggilan
Yaah.. mungkin itu cuma alasan gw aja, alasan yang gw buat-buat sendiri.
Gw cuma lagi menikmati hidup tanpa beban yang gw sadari banget itu salah, gw terlena
dengan kasur, dengan makan gratis, dengan hiburan di tv malam harinya dan dengan
semua mimpi-mimpi di laci meja belajar gw.
Semuanya membuat gw malas bahkan..
gw pun melupakan tujuan gw
yaitu untuk pergi sekali lagi ke Medan.
Gw berubah.. Gw ga menjadi lebih baik dari sebelumnya, gw seperti melupakan jerih payah orangtua yang
membiayai gw kuliah dengan susah payah, gw juga melupakan keringet gw waktu dulu, saat
gw pontang-panting bekerja sambil sekolah.
Semangat gw hilang.. Kalo kata Lisa ga ada lagi semangat dalam mata gw, dulu mata gw sampai menghitam
kurang tidur karena belajar, tapi kini mata gw menghitam layu kebanyakan tidur.
"kamu ngapain aja sih?"
"dirumah" "ga nyari kerja?"
"Udah" "bohong banget"
"terserah" Percakapan itu jadi sering Lisa tanyakan ke gw, Gw jadi suka berantem mulut dengan Lisa
baik di telpon ataupun di sms. kata-katanya sungguh buat yang ngebacanya sakit hati. Kalo
Lisa orang lain pasti gw punya pikiran buat sekap mulutnya lalu mengurungnya diruang
bawah tanah dan menyiksanya.
dan gw yakin itu yang ada dipikiran seorang pengangguran berat yang menjadi psikopat
1 New Inbox From: Lisa "Nda.. Besok ga ada acarakan" pastinya donk ga ada. Anterin aku ya mau cari barang nih"
Gw membaca dengan jelas apa maksudnya, dari sms nya aja udah menyindir gw ga ada
kerjaan. To: Lisa "sama Ari aja, aku gabisa"
From: Lisa "Ari sibuk, kamu kan gasibuk, besok siang jam 13"
Gw ga membalasnya lagi tanda mengiyakan, kalo udah kaya gini percuma buat gw untuk
berdebat dengannya. ... ..... ....... .......... Hari yang ga gw tunggu pun tiba, gw sekarang lagi menunggu Lisa dipinggir jalan raya besar,
menunggu sesuai perintahnya yaitu disini.
Gw berdiri menunggu bersender pada tiang listrik jalanan, berdiri gelisah melihat pedagang
rokok asongan yang lagi duduk dengan santainya. Saat gw melihatnya gw berpikiran untuk
membeli sebatang rokok, seperti keren.. tapi..
bakal ga keren didepan Lisa nantinya.
Gw bolak-balik melihat jam tangan, mungkin Lisa masih lama datangnya.
Gw menghampiri pedagang asongan itu
"NDA!!" Astaga.. gw kaget sekaget-kagetnya saat nama gw dipanggil, gw menengok cepat dan
melihat Lisa berlari pelan menghampiri gw.
"eh.. engga lis.. itu.. cuma" jawab gw terbata-bata
"kenapa?" tanyanya heran
"ooh.. gapapa kalo gitu Lis" timpal gw dengan lega
"kemana kita?" lanjut gw bertanya
"hmmm... ikut aja lah ya.. udah makan siang belum?"
"belom" "Oke.. yuk?" "ke?" Lisa menunjuk ke sebuah mobil di seberang jalan sana
"bawa mobil?" "ya donk Nda... panas"
Saat gw satu mobil dengannya, gw merasa..
sahabat gw makin keren aja, atau..
gw yang merasakan kemunduran di diri gw.
"kenapa" kok diem aja?" tanya Lisa dengan mata yang berfokus dengan jalanan
"gapapa Lis" jawab gw seadanya
"Nda..." "ya" "Diana gimana?"
DEG.. Diana.. gw bahkan ga mikirin dia sama sekali
"Diana" aku udah lama ga ngobrol sama dia" jawab gw kaget
"kenapa" putus?" tanya Lisa lagi
"putus" jadian aja kita engga kok"
"hahaha aneh, padahal udah kaya gitunya"
"kaya gitu apa?"
"yaah.. kamu lah Nda yang lebih tau"
"ehya Nda.. telepon aja sekarang"
"telepon" untuk?"
"tanya kabarnya laaaah, atau sms?"
Gw berpikir, menimbang-nimbang gw akan telepon atau sms
"Sms aja kali ya Lis, takutnya dia lagi sibuk" jawab gw beralasan
"hahaha itu terserah kamu Nda, coba aja sms sekarang, sibuk ga dia, kalo ga sibuk kamu
telpon" "lho kok jadi kamu yang maksa-maksa?"
"udaaaah..buruan..." kata Lisa memaksa
Gw membuka Hp gw dan mengetik Sms yang diminta oleh Lisa
To : Diana "Di.. apa kabar?"
"tuh udah aku kirim" ucap gw
"apaaaan nih gini doank sms nya?" protes Lisa
Gw tersenyum kecut saat sudah beberapa lama Sms gw ga dibalas,
Juga gw melihat ada yang aneh dengan Lisa saat itu.
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hari ini seperti bukan Lisa aja, pembicaraan yang ga jelas dan ngelantur kemana-mana.
Dia mengajak gw makan siang, lalu mampir ke toko buku beli beberapa buku, keliling mall,
beli beberapa cemilan, liat baju ke butik-butik.
"Lis.. udah selesai" aku pulang ya udah hampir malem"
"bentaarr.. ga asiklaaah pulang duluan"
"kamu kenapa sih Lis?"
"kenapa?" "daritadi aku perhatiin, kita tuh jalan ga jelas gini, ada masalah?"
Gw tau pertanyaan gw tepat sasaran karena Lisa menghindar setelah pertanyaan tadi gw
tanyakan "kenapa?" tanya gw lagi
Lisa berdiri dan menjauh dari gw, dia hanya diam gw panggil sampai gw harus mengejarnya
"kita pulang Nda..." ucap Lisa singkat
"hmm.. gabisa" "maksudmu?" "aku gajadi pulang sebelum kamu cerita"
Lisa pun tersenyum tanda mengiyakan
"haha dasar, oke.. aku cerita sambil jalan ya"
Sekali lagi kami masuk kedalam mobil.
Di dalam mobil, Lisa berubah kembali, dia uda seperti yang gw kenal, kami mengobrol tapi
belum juga masuk ke inti masalahnya.
"Nda.. mampir didepan ya isi bensin dulu"
"Disana" jawab Lisa sambil nyengir
"ketemu mantan Bos donk?" tanya gw ikutan nyengir
"hahahaha bener banget.. kira-kira masih ada ga ya?"
"kita liat aja"
Mobil lalu dibelokkan ke SPBU dimana gw dulu bekerja, gw melihat seorang anak laki-laki
dengan atasan putih dan celana panjang hitam menyapu disekitaran SPBU
"seperti melihat masa lalu" ucap gw pelan
Lisa melihat kearah mata gw tertuju
"seperti kamu saat itu" ucap Lisa juga pelan
Kami berpandangan dan tanpa sadar Lisa memegang tangan gw lalu dengan cepat
melepasnya lagi. "aku aja yang turun, isi berapa?" ucap gw dan bertanya
"Fullin aja Nda"
"Oke" Gw turun dari mobil dan dengan inisitif sendiri meminta ke petugasnya agar gw yang
melakukan pengisian. Lisa tertawa saat melihat gw seperti itu, tapi yang gw lakukan
sepenuhnya karena ingin. "dari ENOL ya...." kata gw dari luar jendela
"hahaha apaaaan sih kamu Nda"
Petugas SPBU juga ikut tersenyum melihat kelakuan kami berdua. Lalu setelah itu semua,
Lisa memakirkan mobilnya di SPBU tersebut dan mengajak gw turun dari mobil.
Tanpa sadar atau sepenuhnya sadar.. kami reflek menuju tempat kami dulu, yaitu tempat
duduk dibawah sinar lampu.
Ga ada yang berubah.. masih kursi yang sama masih lantai yang sama dengan bercak hitamnya yang dipel ribuan kali pun takkan hilang
dan masih sinar lampu yang sama.. kuning dan redup.. seolah malas menerangi kursi ini.
"duduk Lis" "kamu aja yang duduk Nda"
"kamu aja" "kamu... Nda DUDUK"
Gw duduk, menurut. "Nda..." "ya.." "jadian yuk?" Gw berdiri dari kursi "HAAAA?" "Biasa aja kaleeeeeeeeeee.. lebay amat"
"yaaaa.. pertanyaan apa itu?"
"gapapa, jadian yuk Nda.. mengulang waktu itu"
"......." gw diam
"Nda..." "......" gw masih diam
"okeee..okeee... aku udah putus sama Ari"
"HAAA" Ke..NAPA?"
"Dia ga seperti yang aku harapkan Nda" ucap Lisa dan gantian dia yang duduk dikursi
"Dia berubah atau gimana" dia masih waras kan?"
Lisa menggeleng "Lalu.. kenapa" ada apa dengan kalian?"
"entahlah" jawab Lisa
Lisa menatap lampu kuning di atas sana dan mengusap kedua matanya
"Nda.. sakit ya.."
"begitulah" jawab gw pelan
"sama sakitnya saat waktu itu kamu ninggalin aku"
"Maaf untuk masa itu ya Lis"
"Gapapa, tapi sekarang Nda.. jawab ya"
Gw menelan ludah tegang "apa?" "mau kan kita ulang lagi seperti saat itu" sama seperti saat ini, waktu kamu memutuskan
kamu memilih siapa, kali ini... cuma kita berdua ga ada yang lainnya"
"Lis..." "Nda.. kamu masih punya perasaan yang sama kan?"
"Lis.." "Nda.. Putri udah ga ada"
"LIS...!!!" bentak gw
"KENAPA MEMANGNYA?" ucap Lisa histeris
"heiii..kamu itu kenapa... kamu belum bilang apa yang terjadi dengan hubungan kalian
berdua" "TINGGAL BILANG IYA AJA KENAPA MEMANGNYA"!"
"Lis..." "APA SIH LIS..LIS.. LIS MULU...!" ucap Lisa dengan mata yang mulai memerah
"kamu Lisa bukan?"
"YAIYALAH" "Hmmm.. Lisa itu ga kaya gini lho.."
"Lis..." "ya?" "Gimana cerita kamu bisa kaya gini?"
Gw bertanya dan duduk disebelahnya.
Lisa mengusap mukanya sekali dan perlahan mulai bercerita walaupun sulit.
Dia bercerita banayak dan begitu detail dan gw mendengarkannya dengan sabar tanpa
memotong sepatah katapun.
"Aku pikir kalian cuma salah paham" ucap gw kemudian di akhir ceritanya Lisa
"salah paham gimana" udah jelas Ari seperti itu!"
"Aku ga mau berdebat dan membela Ari ya Lis, tapi aku tau Ari dan aku tau kalian berdua"
"tapi! kenapa sampe sekarang dia ga hubungin aku nda" artinya dia membenarkan tuduhan
aku kan?" "ya.. dia salah di bagian sana. Tapi bukannya Ari emang begitu" Mungkin apa yang dipikirin
dia ga sama apa yang dipikiran kamu, dia ngeliat kamu marah besar, mungkin.. mungkin ya..
kalo dia jelasin ke kamu yang terjadi paling masuk kuping kanan keluar kuping kiri doank"
"tapi" "percaya sama dia Lis"
"tapi" "Ari ga selingkuh, dia cuma berada di tempat yang salah aja"
Gw berdiri dan membetulkan jaket gw
Lisa masih duduk dan memeluk tangan gw
"Nda.." "ya" "ada yang harusnya diberikan malah disimpan"
"maksudnya?" "ada yang harusnya berjalan malah dihentikan" lanjut Lisa lagi
"iya" "aku harap hati ini jatuh pada tempat yang tepat Nda"
"walaupun dulu hati ini sempat patah untungnya tidak remuk"
"mengejutkan ya?" tanya gw
"betul Nda, kejutan yang membahagiakan dan....."
"dan....?" "ga apa-apa Nda ga jadi."
"dan apa Lis?" Lisa ga melanjutkan ucapannya, kami terdiam. Mungkin dalam mata kami masing-masing
lagi melihat menembus masa itu.
Di mata gw.. Gw melihat diri gw disini, dikuatkan oleh kehadiran Lisa disini juga.
Di mata Lisa.. Mungkin sama. "Nda.. Jika yang dikatakan kamu salah ternyata tuduhan aku ke Ari itu benar, gimana?"
"ya selesaikan.. ga ada gunanya mempercayai orang yang pernah mengkhinati dan Ari
pantas menerimanya" "jika engga?" "kamu minta maaf, simpel kan" hehehe"
Lisa ikut tertawa melihat gw yang tertawa
"Pasti.. aku cari kebenarannya dulu, aku mau tanyain baik-baik nanti"
"harus" "Nda... satu pertanyaan lagi"
"ya Lis, tanya aja"
"Masih ada kesempatan buat aku di hati kamu Nda?"
"barangkali... barangkali masih ada kesempatan, tapi ga tau harus menunggu sampai kapan,
sampai berapa lama, misalkan waktunya tiba pasti akan aku gunakan kesempatan itu"
"hahaha apaan tuh.. konyol..enak banget"
"lah" emang.. sederhana aja kan" kita bicara tentang perasaan. Kamu dan Ari sedang
berhubungan dan aku cuma sahabat kalian yang ga mungkin ganggu hubungan kalian.
Kamu dan Ari cuma lagi salah paham aku yakin itu"
"sebegitu sederhananya Nda?"
"iya.. mau tau apa yang lebih sederhana lagi Lis?"
"Apa?" "kedekatan kita. kita harus bersyukur sampai sekarang masih bisa dekat tanpa jarak..seperti
saat ini" "seperti saat ini" ucap Lisa mengulanginya
"kita pulang?" ajak gw
"ayuk" Gw dan Lisa kembali masuk ke mobil.
di mobil ga banyak yang kita bicarakan lagi, semua udah tersampaikan dengan jelas dan
jujur. Hari ini gw cuma dijadikan pelarian oleh sahabat gw yang gw yakin mereka hanya
salah paham aja. Rasanya ga adil buat gw..
Saat sahabat gw bertengkar, mereka lalu lari ke gw. Mereka lupa.. gw juga sama rapuhnya
dengan mereka, gw seperti menunggu kereta yang ga pernah tiba.
"Nda.. maaf ya"
"gapapa" "Makasih ya Nda, SEMANGAT YA!"
"iya sama-sama.. kamu pulangnya tiati.. besok pagi aja balik kekampusnya"
"iya.. besok mau ketemu Ari dulu"
"Sip.. " Sejenak sebelum gw turun dari mobil HP gw berbunyi, gw melihatnya dan tersenyum
"Siapa Nda?" tanya Lisa penasaran
"Tulisannya sih, Diana" jawab gw nyengir
Meskipun saat itu gw merasa ga adil
belakangan gw sadari, "A friend is someone who knows all about you and still loves you"
itu sudah lebih dari cukup
Part 17 "emangnya apa yang mau lo lakuin fik?"
"gw..." jawab Fika tertahan
"......" "Nda.. Lo percaya langkah kecil bisa membawa perubahan?" tanya Fika
"maksudnya" emang apa yang lagi lo lakuin si?" tanya gw juga
"gw..." "......" gw diam mendengarkan lagi
"gw.. mau merubah semuanya Nda, gw mau ngerubah diri gw sendiri, gw mau ngerubah
keluarga gw, gw mau ngerubah daerah ini, gw mau ngerubah semuanya Nda.. termasuk
juga.." "termasuk apa?" tanya gw ga sabaran karena Fika berhenti berbicara
"termasuk merubah Negara ini" jawab Fika dengan muka yang menegang
.. .... ...... ............. 21 Agustus 2013 Jujur aja.. waktu gw mendengar ucapan Fika saat itu membuat gw merinding sampai sekarang. Saat
gw masih memikirkan tentang cinta, perasaan gw sendiri tapi Fika udah memikirkan
NEGARA ini. Entah apa yang ia pikirkan..
Entah apa yang ia lakukan..
Gw ga tau. karena rasa ga tau itulah membuat gw ingin tau yang membuat gw akhirnya "berdua"
dengan Fika memutuskan untuk bersama-sama merubah "Negara" ini.
dimulai dengan diri sendiri. Gw menulis ini dengan serius,
Gw akan menceritakan ini dengan sebuah pengakuan.
Sebenarnya gw ragu apakah gw akan menceritakan bagian ini atau tidak, tapi gw rasa gw
harus.. Gw disini bercerita sebagai penyampai pesan bahwa yang gw lakukan adalah SALAH.
Bagaimana kejadian itu terjadi gw pun ga sadar sampai gw mengetahuinya sendiri. Gw
berpesan untuk generasi muda saat ini maupun setelahnya bisa lebih waspada dan sadar
akan perbuatan yang akan gw ceritakan berikutnya.
Mau menghina gw" silahkan
Mau menuduh gw sok jago" silahkan
Setiap orang pernah berbuat salah
Setiap orang punya hal yang disembunyikan
Setiap orang punya sisi hitam
Gw yakin itu, tapi yang penting adalah bagaimana kita SADAR, bagaimana kita berusaha
untuk KELUAR dan bagaimana kitaKEMBALI menjadi diri sendiri lagi.
Satu hal lagi yang harus gw tekankan
Saat ini, Gw udah jadi diri gw sendiri
Gw udah sadar Gw keluar dan gw benar-benar sudah meninggalkannya.
Karena Ada sebuah sinar kecil menuntun gw ke arah cahaya yang lebih terang.
dan ternyata.. Sinar kecil itu adalah Cinta
Yup Lagi-lagi sebuah cerita cinta, tapi kali ini berbeda..
Cinta ini tumbuh dalam dunia yang gelap.
Cinta ini adalah Harapan ...............................
..................... ............ ..... . Kembali ke masa lalu Gw menatap Fika ga percaya, apa yang dia lagi lakukan hingga punya pikiran seperti itu.
Sebelumnya aja gw kaget Fika tiba-tiba nongol didepan rumah gw, saat gw baru aja turun
dari mobil Lisa. Dia mengajak gw berjalan-jalan santai, berbicara ringan sambil menikmati
angin malam disepanjang pantai.
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Fika.. Semalam ini kamu baru pulang sejak dari pagi"
Pertanyaan itu sebenarnya udah mau gw tanyakan sejak lama.
Awalnya kami hanya berbicara ringan, gw melihatnya bukan lagi sebagai cewe tomboi, fika
berubah.. Fika sekarang jauh lebih feminim, karena pasti ada yang merubahnya.
"Fik..." "ya Nda?" "aku penasaran kamu itu dari mana aja setiap harinya?"
Fika tertawa "Hahahaha" "lho kok ketawa gw tanya?"
Fika menatap gw tajam "Gapapa Nda" "apa Fik!" tanya gw memaksa
Fika tertawa lagi, dia menganggap pertanyaan gw lucu dan sepertinya memang begitu, di
sela tawa nya gw melihat senyum misteriusnya.
"emangnya apa yang mau lo lakuin fik?" tanya gw lagi dan terus bertanya
Fika mengajak gw duduk di sebuah batu yang cukup besar, tapi gw ga duduk gw hanya
menyender di sebatang pohon kelapa.
"gw..." jawab Fika tertahan
"......" gw fokus mendengarkan
"Nda.. Lo percaya langkah kecil bisa membawa perubahan?" tanya Fika
"maksudnya" emang apa yang lagi lo lakuin si?" tanya gw juga
"gw..." "......" gw diam mendengarkan lagi
"gw.. mau merubah semuanya Nda, gw mau ngerubah diri gw sendiri, gw mau ngerubah
keluarga gw, gw mau ngerubah daerah ini, gw mau ngerubah semuanya Nda.. termasuk
juga.." "termasuk apa?" tanya gw ga sabaran karena Fika berhenti berbicara
"termasuk merubah Negara ini" jawab Fika dengan muka yang menegang
"Negara?" gw tanya dengan suara tertahan
"Iya.." "Elo serius apa becanda?"
"Gw serius Nda"
Baru kali ini gw ngehadapin orang yang berbicara ingin merubah negara, menurut gw cuma
orang-orang politik atau orang-orang di kursi empuk pemeritahan sana yang berbicara
bagaimana merubah negara atau orang sinting. Tapi..
Gw mendengar ini dari temen SD gw"
Gw tau masa kecil dia, ingusan, tukang berantem, urakan dan dia ga cewe banget.
Gw menelan ludah, ragu ingin bertanya lebih jauh lagi atau tidak.
"Fik..." "Besok pagi Nda.. Lo ikut sama gw"
Fika seperti membaca pikiran gw, dia tersenyum saat mengajak gw.
"Besok pagi ya Nda, jika elo mau, dan lo pengen tau apa yang gw lakuin, gw ga akan bilang,
tapi.. lo akan liat sendiri"
"Fik..." ucap gw ragu
"tapi.. setelah melihatnya... elo..." ucap Fika dan berhenti
"gw?" "elo ga bisa mundur lagi"
Fika berdiri dari duduknya dan mengajak gw jalan lagi, Dia berjalan di depan gw dan dengan
cepatnya menjauh dari gw.
Entah gw yang terlalu lambat berjalan
atau dia yang dia yang semakin cepat jalannya.
"FIK!!!" panggil gw sedikit berteriak
Fika menoleh kebelakang dan menatap gw
"Ya?" Gw berlari mendekatinya dan bertanya
"Apa alasan lo akhirnya mengajak gw?"
"karna.." "karna apa?" "karna sepertinya akan seru jika dilakuin sama elo Nda"
Setelah m engatakan itu, Fika tersenyum dan membalik badannya lagi lalu berjalan
Dari belakang gw hanya bisa melihat rambutnya yang tertiup angin..
angin itu kencang dan dingin membuat gw merinding Pengumuman Oke. Gw salah. Pertama-tama gw niat mau nulis cerita tentang gw dan Fika tapi seiring dengan berjalannya
updetan hati gw mulai ragu dan akhirnyagw memutuskan untuk menggantungnya..
Bukan tanpa alasan gw mengerjakan sesuatu berhenti di tengah jalan, ada sesuatu yang gw
pertimbangkan dan minta orang lain yang bersangkutan dengan cerita ini untuk
membacanya. dan hasilnya: A BIG NO..! Gw minta maaf untuk itu. Gw pikir, gw bercerita sudah sesuai dengan yang gw harapkan, mulai dari step 1 ke step 2,
cerita 1 ke cerita 2, tapi untuk cerita yang kedua ini gw harus loncat ke cerita yang ketiga.
Cerita setelah petualangan gw dan fika selesai.
Reader yang kecewa tentu ada, tapi gw mohon maklum. Meskipun gw ingin tapi gw gabisa
karena menulis dengan terpaksa. Pekerjaan apapun yang dilakukan dengan terpaksa maka
hasilnya TIDAK BAIK Lupakan Fika Part berikutnya, 4 Part yang gw janjikan kemarin bakal Post hari ini dan gw ajak kalian ke
Medan Ada cerita baru disana, tentang Putri yang lain dan gw ga akan mengulangi kesalahan yang
sama. Terimakasih pengertiannya.
Part 18 Sudah hampir 3 Bulan gw berada disini,
Setelah sekian lama gw baru bisa memenuhi janji yang menurut kebanyakan orang Lebay,
tapi tidak untuk gw. Lama kehilangan jati diri gw
Setelah lama kehilangan semuanya, merasa terasing dari teman-teman bahkan keluarga gw
sendiri. Gw memilih pergi..
Pergi untuk menemukan lagi diri gw sendiri, Setelah kejadian itu gw seperti hidup ditengah
masyarakat yang benar-benar asing bagi gw, meskipun gw kenal mereka tapi gw merasa
asing. Lagi-lagi gw mengalami rasa kehilangan, bahkan lebih parah dari kehilangan Putri.
Putri hanya satu orang Sekarang" Hampir semua temen gw menjauhi gw karena perbuatan yang gw lakukan.
Karena mereka mengetahuinya, karena itulah gw dijauhi.
Apa boleh buat, semua udah terjadi dan semua sudah berlalu. Gw sekarang memanen apa
yang gw tanam. Sebuah pelajaran lagi yang dapat diambil yang membuat gw sering berpikir, sepertinya
hidup selalu memaksa gw untuk belajar dari kesalahan.
Kenapa gw harus salah dulu baru gw dapat belajar" Ini bukan seperti bahasa pemograman,
ini bukan belajar masak yang butuh try and error untuk mendapatkan hasil yang terbaik,
"Put.." ucap gw tanpa bisa ngelanjutin kata-kata gw
Gw pegang nisan Putri membayangkan gw sedang memegang rambut di kepalanya.
Batu yang gw genggam erat sedari tadi tanpa gw sadari melukai telapak tangan gw sendiri,
perih.. dan sakit yang gw rasakan namun itu semua sepertinya ga cukup bagi gw untuk menyesali
apa yang gw perbuat. Lalu.. "A.." panggil seseorang
Sebuah tangan mendarat di bahu gw
"ya Chi.." jawab gw dan menoleh kearahnya
Wanita dengan nama Chitra yang sedari tadi menunggu di mobilnya akhirnya turun
menghampiri gw, Sampai sekarang dia ga tau persis siapa yang berbaring disini..
Gw hanya terus bilang mau mengunjungi "teman lama" saja.
Chitra mengangguk mengerti dan mengikuti gw pergi.
Chitra.. Lagi-lagi ada seorang wanita yang ga sengaja dekat sama gw. Gw kenal sama dia dulu di
Supermall Karawaci. Saat itu gw lagi menunggu seseorang dan begitu juga dia. Perkenalan
gw dan dia karena sesuatu yang simpel aja, hanya menanyakan "sekarang jam berapa?" dan
berujung pada perkenalan singkat.
Bener-bener singkat kurang dari 10 menit aja sampai kita akhirnya bertemu dengan orang
yang masing-masing kita tunggu.
Namun, sebelum bener-bener pergi, kami sempat bertukar Link YM
Setelah kita menjadi teman, di sela-sela kegiatan gw, gw menyempatkan untuk saling
berbalas pesan di YM. Cukup lama.. sampai pada akhirnya gw mengetahui ternyata dia bertempat tinggal di Medan bukan di
Jakarta. Dia tertawa saat gw mengetahui kita ternyata berjauhan, dia kemarin hanya datang ke
karawaci hanya untuk bertemu dengan teman kerja lamanya.
Pertemanan jarak jauh gw dan Chitra terus berlanjut, hanya lewat internet saja, komunikasi
yang paling seing kita lakukan adalah chating lewat YM dan webcam.
Saat kita berdua webcam "Aa jelek lagi apa?"
Dia begitu seringnya memanggil gw seperti itu, entah karena gw bener-bener jelek atau
hanya becanda mungkin hanya Tuhan yang tau.
Tapi.. Setelah itu.. Dia,, hanya diam memandangi layarnya sambil makan chacha
"kok diem?" tanya gw
"liatin Aa jelek nyam..nyam..kriuk..kriuk.." jawabnya sambil menguyah chacha
"lah kok" kalo gitu chat aja biar ga diem, pas ngeliat malah diem gini"
"tunggulah Aa jelek.. cemana Aa ni bilangnya mau webcam tapi malah mau chat" jawabnya
lagi "hahaha.. bahasamu"
"kenapa bahasaku" emang gini, heran kali Aa jelek ini ya"
........... ...... ... .. Kembali di pemakaman " Aa jelek udah belum" panas nih" tanya dia membuyarkan lamunan gw
"hahaha iya-iya, ayo kita balik Chi.." jawab gw sambil bangkit untuk berdiri
"Aku tambah yakin Putri itu, cewe spesial kan?"
"hahaha..hanya teman lama" jawab gw sambil berjalan
Gw masuk kedalam mobilnya..
dan duduk disebelahnya "A..." "iya Chi.." "......." "napa Chi?" "Sebenarnya apa yang mau kamu katakan padaku A" Kamu ga pernah menolak setiap aku
ikut kesini, tapi kamu ga pernah bilang sejujurnya siapa itu Putri"
"Iya.. Aku akan cerita.. Tapi Nanti ya Chi" jawab gw
Mobilpun kembali berjalan dengan Chitra yang mengemudikannya.
.. ..... ........ .......... ............... 3 Bulan lalu Chitra.. Dulu.. Begitu gw menyampaikan kabar kepadanya bahwa gw akan ke Medan, dia begitu
senang sekali. Tapi gw udah katakan kepadanya gw ke Medan bukan untuk sengaja bertemu dia, tapi ada janji
tertunda yang harus gw laksanain
"Sama aja kan" kita bisa ketemu lagi?" ucapnya waktu itu
Memang benar apa katanya.
dan Dia memang benar, kita bertemu lagi.
Chitra menjemput gw di bandara waktu itu.
Waktu pertama bertemu dengannya lagi gw merasa canggung ga seperti saat kita chatting
ataupun berbicara lewat Webcam.
Gw melihat Chitra sedang fokus menyetir sama seperti waktu itu juga, dia menjemput gw
dengan mobilnya dan menanyakan ke gw
"sekarang mau kemana" rumah temennya dimana A?"
Gw hanya menggeleng ga tau dan Chitra pun langsung meminggirkan mobilnya.
Dia melihat gw penuh tanda tanya dan emosi karena kaget
"gatau" kamu mau ketemu siapa A" rumahnya dimana" nanti aku anterin" tanya Chitra
memaksa Sekali lagi gw hanya menggeleng
"Gatau Chi.. kan udah aku bilang ga usah jemput, aku bisa sendiri perginya"
"Aneh kamu, tujuan kamu tuh apa sih A?" tanya dia lagi
"tujuanku?" "iya tujuan aku, kok malah kaya orang linglung?"
"yah.. cuma menuhin janji aja sama temen lama"
"cewe?" "iya" "Hoooo bilang donk daritadi, gakusah malu-malu gitu hahaha.... pantesan gak usah dijemput,
mau ketemu cewe sih... dimana rumahnya" udah bareng aja.. ya" gapapa ga ikut campur
kok ntar hehe" Chitra terus aja berbicara dan perlahan kembali menjalankan mobilnya.
"udah A gausah sungkan gitu, dimana rumahnya" gregetan aku daritadi susah amat
bilangnya" ucap chitra kembali mulai protes
"......." gw masih diem
"AaAaaaaaa... kesal aku sama kamu, plinplan kali kamu A, susah kali kamu ngomong, tau
gitu beneran ga aku jemput kamu A"
"hahahaha aku kan ga maksa"
"malah ketawa kamu A.."
"Chi.. turunin aja aku didepan sana" pinta gw sambil menunjuk jalan didepan sana
"Lho" kok malah minta turun?" tanyanya
"aku pergi sendiri aja ya, gapapa ya" jawab gw
"Halah..sok misterius kali kamu A, keknya ini kamu yang sebenarnya sok misterius gitu,
menyeramkan" "bukan gitu Chi"
"lalu?" "Oke.. Chi.. kita ke sini.. taukan" deket komplek sana gajauh kok" ucap gw singkat
"Oohh disana, beres lah kalo gitu, tau aku itu, disana ada nasi gurih enak lho A, besok pagi
kita kesana ya?" Gw mengangguk mengiyakan.
Chitra memutar mobilnya ke alamat yang gw maksud.
Dia terus berbicara tanpa henti, menggoda-goda gw bahwa dia bakalan ganggu gw jika
sudah ketemu cewe itu. Lalu Akhirnya kami tiba dialamat yang gw maksud dan gw langsung turun dan berjalan menuju
gerbang pemakaman umum tersebut.
"A?" panggil Chitra
"yaaaaa.. udah ikut aja.. katanya mau nganter..?" jawab gw mau ketawa
"Betol.. tapi ini kan?"
"kuburan, betul, ayo.. keburu sore nih, belom cari tempat nginep" jawab gw lagi memotong
ucapannya Chitra mengikuti gw dengan bingung, sampai langkah gw bener-bener berhenti karena telah
menemukan nisan yang gw cari
"udah sampe.. ini yang mau aku temuin Chi" jawab gw menebak pikirannya
"iya, tapi?" katanya
"mending duduk daripada berdiri"
"iya, tapi?"?" katanya lagi
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Gw ga menjawab pertanyaan Chitra lagi, gw memperhatikan dari ujung ke ujung, kuburan ini
ga banyak berubah, hanya nisan tanpa hiasan, tanpa batu bata, tanpa keramik hanya
gundukan tanah aja dan dengan rumput liar yang tumbuh diatasnya.
Gw membersihkannya, mencabuti semua rumput liarnya.
"A?" "nanti" potong gw
Gw berdoa sebentar kemudian berdiri meregangkan semua otot-otot gw
"AAaaaahhh... Lega... sampe juga aku" ucap gw sambil nyengir ke Chitra
"Kamu lega, aku nambah pusing ngeliat kelakuan kamu"
"Hahaha.. lagian maksa ikut, kalo ga maksa kan ga pusing kepalamu Chi" elak gw
"Oke.. sekarang jelasin. Putri siapa?" todong Chitra
"Putri.. teman lamaku Chi"
"Hooo.. ya siapapun itu sepertinya dia orang yang spesial bagi kamu ya"
"bisa dibilang begitu" jawab gw sambil tersenyum
"yuk.. daerah sini kosan yang murah dimana ya Chi?" tanya gw kemudian
Chitra terlihat berpikir lalu memutuskan
"Ada. Kamu emang mau disini berapa lama" sebulan" 2bulan?"
"Aku mau cari kerja disini Chi"
"hahaha kok" emang disana?" tanya Chitra lagi
"gapapa, namanya juga laki, aku milih merantau aja, kalau bisa kosannya jangan yang
mahal-mahal ya" "SIP" Inilah Pertemuan kedua gw dengan Chitra,
Chitra yang menemani gw dari awal sampai akhir di Medan ini.
Dia.. Wanita baik. Terlalu baik malah.. Gw bersyukur bisa mengenal dia
Part 19 Chitra membawa gw ke sebuah rumah seperti kos-kosan, rumah dengan bentuk memanjang
dengan halaman parkir yang besar yang berisi banyak mobil terparkir disana.
"Chi.. udah aku bilang, yang murah aja jangan yang mahal kaya gini" protes gw
Chitra cuma senyum dan mengajak gw turun dari mobil, dia membawa gw ke security dan
diantar ke lobby atau lebih tepat disebut ruang tunggu di tengah-tengah kamar-kamar yang
ada. Lama menunggu Chitra didalam yang berbicara dengan salah seorang wanita yang menurut
gw penanggung jawab kosan ini.
"A.. sini" panggil Chitra sambil melambaikan tangannya meminta gw untuk menghampirinya
Gw pun menghampirinya dan ikut masuk keruangan tersebut
"Nama saya Sari, saya penanggung jawab kos ini" Ucap Bu Sari memperkenalkan dirinya
"Ini kuncinya ya, untuk aturan kosan disnii bisa dibaca aja kali ya di meja dikamarnya"
lanjutnya lagi "Lho tapi Chi.. Bu.. Saya" ucap gw bingung
"A.. kamu tinggal sini aja" kata Chitra
"Iya, boleh aja, tapi berapa biaya nya sewa kos disini Bu Sari?" tanya gw
Bu Sari hanya senyum-senyum aja dan pandang-pandangan dengan Chitra
"Gratis A" ucap Chitra kemudian
"HA" Gratis" maksudnya apa" kok bisa?" tanya gw lagi
"kamu kan tamuku A, ga enak lah A masa kamu datng kerumahku malah bayar... hehe"
jawab Chitra nyengir "HA" ini rumah kamu Chi?"
"iya A. rumah Papa sih dijadiin kos-kosan, rumahku ada di ujung jalan sana A, yang tingkat
itu, keliatan kok dari sini A.. nanti aku bilang Papa, dia pasti setuju, pas kita webcam
kemaren itu kan ada Papa A ngintip-ngintip hahaha" jawab Chitra panjang
Gw melihat Bu Sari dan Chitra ganti-gantian, masih menunjukan rasa bingung gw.
"Iya, gausah sungkan dirumah kami, katanya mau cari kerja juga ya" santai aja, mudahmudahan cepet dapet kerjaan disini ya" ucap Bu Sari
Kemudian Gw diberikan kunci kamar dan ditunjukan kamarnya oleh Bu Sari dan diantar juga oleh
Chitra. Gw mendapat kamar dipaling pojok belakang, kamar itu bisa dimasuki langsung dari garasi
motor. Kamar pun dibuka.. Gw melihat kamar 3x3 yang bercatkan putih bersih
1 Kasur Springbed 1 AC 1 Lemari baju 1 Meja dengan lampu baca 1 Gelas dan Piring "Gimana A" Cocok?" tanya Chitra dan menyenderkan tangannya di bahu gw
"waduh Chi.. ini berapaan bayar perbulannya?" tanya gw
"udaaa, entah hapahapa aa ni, tinggal aja dulu disini, ya" ya?"
"iya, tapi" "Sip, kalo gitu, aturan kos ini ada di laci meja ya, dibaca-baca dan KTP kamu fotokopi ya"
potong Bu Sari "iya kalo begitu, terimakasih banyak bu"
Bu Sari pun pergi, tinggal gw dan Chitra sekarang dikamar ini.
"Chi... Makasih banyak ya, ngerepotin kamu banget ini sih namanya"
"Gapapa A, bulan pertama gratis.. hehe berikutnya bayar.."
"Hahahaha.. iya, kalo lewat dari budget ku, aku keluar ya Chi, takut uangku ga cukup"
"itu nanti aja, yang penting kamu usaha aja, semoga bisa cepet dapet kerja disini"
Chitra pun berdiri dan keluar kamar gw.
Dia pamit untuk pulang juga, gw mengantarnya sampai ke pagar.
"Dah ya A.. nanti abis magrib aku kesini lagi, aku jemput buat kerumahku, aku mau kenalin
langsung ke Papa daripada Papa nanya macem-macem, bahaya buat kamu A.. hahaha"
"Iya Chi, terserah kamu aja"
Chitra memundurkan mobilnya dan melambaikan tangannya ke gw
"Dagggh Aa..." Gw balas melambaikan tangan.
Gw melihat mobilnya menjauh dari kos ini, gw mengamatinya.
dan seperti yang dikatakannya rumahnya ga jauh dari kos ini, karena mobilnya di jalan
diujungsana memasuki sebuah pagar.
Setelah itu gw kembali masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri dikasurnya.
"Akhirnya...." "Gw sampai" "Jakarta-Medan, Ternyata udah sejauh ini" ucap gw dalam hati
Part 20 Setelah Magrib TOK..TOK..TOK Lagi tidur Gw mendengar pintu kamar gw di ketok
"Yaaaa.. bentar" teriak gw
Gw segera membuka pintu "Eh Chi.." "Ya ampyuuun A masih tidur" udah jam berapa ini" magribnya lewat. Solat dulu sana"
"wah iya, aku ketiduran tadi"
Gw segera berwudhu kekamar mandi yang ada didalam kamar gw juga, sedangkan Chitra
duduk di kursi dekat kasur.
"Chi.. kiblat kemana?" tanya gw begitu selesai
Gw segera solat setelah Chitra menunjukan arah kiblatnya
Di akhir solat gw, chitra menyodorkan gw sebuah handuk kuning kecil
"untuk kamu A..."
"Untuk?" tanya gw
"untuk kamu mandilaah, mau kerumahku masa ga mandi A, mandi dulu, aku tunggu kamu di
kamar Bu Sari ya. Setelah selesai langsung kesana ya A" kata Chitra dan langsung keluar
kamar Setelah mandi gw mengeluarkan semua barang dan baju dari tas punggung gw, ga banyak
yang gw bawa, hanya celana hitam katun, beberapa kemeja, beberapa kaos, celana
pendek, ,celana baju dalam, ijazah.
Ya! Gw udah niatin perantauan gw, apapun yang terjadi gw mau kembali jadi mandiri, gw harus
membuang rasa malas gw lagi.
HP gw berbunyi 1 New Inbox From : Chitra "Lama kali....."
lagi-lagi gw ketawa membacanya, "lama kali" itu "lama banget", gw yang belum biasa
mendengarnya buat gw masih terdengar lucu apalagi saat Chitra sendiri yang ngomong.
Gakpake lama, Gw segera keruang tengah tempat Chitra menunggu,
"Chi..." Chitra yang sedang asik membaca sebuah majalah menoleh ketika gw panggil dan dia juga
tersenyum "Jelek" ucap Chitra setelah menoleh
"apanya?" tanya gw gelagapan
"kamu jelek hehehe.. aku panggil kamu Aa jelek aja yah"
"hahaha.. bukannya udah sering manggil aku jelek" terserah kamulah Chi..." jawab gw
sambil ketawa "Yuk?" ajaknya "oke" Gw dan Chitra keluar dari kos berjalan kaki menuju rumahnya, sambil jalan gw banyak
bertanya tentang daerah sini dan Chitra pun bertanya tentang kegiatan gw besok. Gw
menceritakan singkat rencana gw, dimulai dari koran dan beberapa informasi dari temen
kuliah gw. Chitra hanya mengangguk-angguk mendengarkan.
"Hmmm... sipsip"
"apanya yang sipsip Chi?"
"Cowo itu... Harus punya kejelasan A, harus punya pandangan jauh kedepan, meskipun
belum keliatan, setidaknya dia harus melangkah kedepan...." jelas Chitra
Saat mengucapkannya, wajahnya tertunduk dan ga menatap gw, mungkin aja gw salah denger atau gw juga salah
liat. Saat itu suaranya juga bergetar dan Chitra juga cepat-cepat menyeka sudut matanya.
"A.. ini rumahku" ucapnya dengan riang yang dibuat-buat
Gw dan dia berhenti pas didepan pagarnya, pagar hitam tinggi.
"Papa udah nunggu didalam A" lanjut chitra lagi
"harus kenalan sama Papa ya" hehe" tanya gw
"Iya A, maklum aja ya, Papa agak protektif, dia harus tau aku berteman dan jalan dengan
siapa, apalagi kamu tinggal dikosan" terang Chitra
"oke.. ga masalah"
Rumahnya besar, Tapi... tidak begitu mulai memasuki dalamnya.
Begitu masuk, gw langsung melihat ada sebuah piano klasik dan biola dipojokan ruang
tersebut, furniturenya semua dari kayu semakin mengesankan pemilik rumah ini menyukai
hal berbau klasik, karena klasik inilah gw melihat kekokohan, natural dan tentu saja eksklusif.
Chitra mengajak gw masuk lebih dalam, ke sebuah pintu yang terhalang oleh hiasan sebagai
pembatasnya begitu gw melewatinya Terlihat oleh gw ruang keluarga, namun beda dengan ruangan barusan yang gw lihat,
ruangan ini campuran antara modern dan klasik.
Sebuah TV dengan inchi yang besar mungkin LCD mungkin Plasma gw gatau terlihat
menampilkan film DVD "Enemy at the Gate", sebuah film yang diangkat dari kisah nyata.
"Ayo A kok diem, duduk dulu ya, Papa mana ya tadi kok ga ada...?"
Chitra meminta gw duduk di karpet didepan TV, dikarpet tersebut ada nampan yang
diatasnya ada beberapa buah gelas kecil.
"A... ini Papa" panggil Chitra ketika muncul kembali
Chitra langsung duduk disamping gw diikuti dengan Papanya, Papanya melarang gw berdiri
untuk salaman. "Duduk aja" perintahnya
Suaranya ringan tak seperti dengan fisiknya yang besar dan berTATO! ada Tato yang terukir
memanjang hingga melewati lengan kemeja kotak-kotaknya, ditangannya memegang
sebuah botol berlabel wiski yang kemudian diletakkan diatas nampan gelas tersebut.
Gw melihat Chitra, dan Chitra hanya membalasnya dengan senyuman.
"Saya Nanda, Om" ucap gw memperkenalkan diri
"Saya Papanya Chitra" ucapnya memperkenalkan diri juga
"Ini temen dari mana?" tanyanya kemudian
Gw menjawabnya, seadanya dan sejujurnya.
"begitu Om, terimakasih sudah diijikan tinggal sementara di kosan om" ucap gw lagi
"sama persis, sama seperti yang dikatakan kamu ya" ucap Papanya ke Chitra
"Jadi, saya udah denger dari Chichi, kalau kau mau cari kerja disini ya" mau kerja apa"
lulusan apa kau"dimana" punya IPK berapa" modal kau apa nekat merantau?" tanyanya
lagi Gw kaget beda dengan anaknya,
Terdengar kasar saat berbicara, tapi gw saat itu berpikir, mungkin logat orang sini memang
begitu saat berbicara. "betul om, saya mau kerja disini, saya lulusan dari Univ.B Jakarta, IPK saya tidaklah besar
tapi saya yakin punya kompetensi dibidang saya. Alasannya saya kesini atau merantau
karena saya yakin rejeki bukan hanya ada didaerah saya aja, saya yakin rejeki ada dimanamana, selain itu yang namanya merantau juga melatih saya agar mandiri om.." jawab gw
panjang "ada yang belum dijawab" potongnya
"Iya Om, masalah saya mau kerja dimana, saya udah mendapatkan informasi dari beberapa
teman saya. Dan saya tau Medan bukanlah kota Kecil, banyak perusahaan besar disini yang
akan saya coba satu-satu" jawab gw lagi
"kalo ga dapet-dapet" mau numpang terus dikos itu?" tanyanya lagi
Gw kaget lagi, pengen rasanya gw mengelus dada gw sendiri karena kaget
"Maaf om, saya tidak mau merepotkan, Chitra menganggap saya tamunya dan dia mengajak
saya untuk tinggal disana. Untuk keadaan uang yang sekarang saya memang ga mampu
membayar kos perbulannya, dan saya udah jelasin itu semua ke Chitra, saya akan ngekos di
kos yang saya mampu"
"lalu kenapa ga ditolak?" tanyanya lagi
Gw melihat Chitra, tampak wajah nya tanpa senyuman lagi, kini terlihat cemas bukan maen
"Chitra menghormati saya sebagai tamunya Om, dan saya menghargai dia sebagai tuan
rumahnya Om, awalnya tuan rumahnya mengajak lalu saya tolak, lalu tuan rumahnya
mengijinkan saya masuk rumahnya lalu saya masuk untuk menghormati undangannya om.
Maaf jika saya kurang sopan dimata Om" jawab gw lagi
Setelah gw menjawab itu semua, tanpa menanggapi jawaban gw. Papanya Chitra
menuangkan air didalam botol wiski tersebut kedalam gelas kecil.
"Minum..." perintahnya
Gw memandangnya dan gw juga memandang Chitra.
Chitra ga memberikan petunjuk bagi gw harus berbuat apa.
Setau gw.. Baru setau gw ya.. Chitra menyuruh gw solat, artinya dia muslim kan"
tapi.. kenapa gw diminta nyuruh minum-minuman keras"
"Ayo Minum, udah saya tuangkan" perintahnya lagi sambil meminum gelas nya sendiri
"Saya ga minum om" jawab gw
"Katanya menghormati tuan rumah, sekarang saya nyuruh minum masa ga mau" ga
menghargai donk" ucpanya lagi dan meminum lagi air digelasnya
"iya Om, tapi saya engga minum minuman keras" jawab gw
"segelas aja" perintahnya lagi dan mengajak gw untuk toast
"maaf Om, saya bener-bener ga minum" jawab gw bertahan
"Kenapa?" "Saya muslim om"
"HAHAHAHAHA..... memang kenapa kalo muslim" saya juga muslim kok, ini saya minum"
GILAAAA Gw hampir gila disini, Chitra juga ga ngomong apa-apa untuk membantu gw, dia malah
hanya memerhatikan gw "Maaf Om, saya bener-bener minta maaf, jika memang om merasa tidak dihargai saya minta
ijin untuk pamit aja sekarang, sekali lagi saya minta maaf Om" jawab gw sambil berdiri
Papanya Chitra berhenti tertawa dia mengambil botol tersebut dan menyerahkannya ke gw.
"Cium" perintahnya lagi
Gw menciumnya, tidak tercium bau apa-apa
"kenapa Om?" tanya gw
"Itu hanya botol, itu hanya cover saja, isinya air putih bukan minuman keras. dan itu bukan
botol bekas minuman keras, saya beli memang modelnya seperti itu, itu botol koleksi"
jawabnya dan tersenyum "iya A.. papa bukan peminum kok" ucap Chitra yang akhirnya berbicara
Pengen rasanya gw bilang ke Chitra gini
KENAPA GA BILAAAAANG"
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
KENAPA GA BANTU GW" Tinggal gw yang bengong sebengongnya.
"Sekarang minum dulu" ajak Papanya Chitra, kali ini lebih santai dari sebelumnya
Gw mengambil gelas yang disediakan dan meminumnnya
"Semoga sukses ya, di Medan ini kau ga punya prinsip kau bakal Hancur, kau sebagai orang
luar bakal kalah mental duluan, Prinsip bagi laki-laki nomer satu, buat Om sendiri ga ada
Abu-abu, putih atau hitam itu yang harus kau lihat, seperti tadi, kau lihat hitam kau tolak"
"......." "kau kaget" Maafkan Om, Chitra memang sengaja ga bilang apa-apa. Sekali lagi Om minta
maaf, dan Om pamit dulu mau kerumah adik Om. Motor Honda kau pake aja itu kalo mau,
Chi kasih kuncinya ke dia"
"......." Gw bengong
"Om. Pamit dulu, udah ga berlebihan gitu, OOohh kau masih kaget sama Tato ini kan" Ini
tato bekas, kitakan pernah muda HAHAHAHA ga bisa dihapus cemana pula ini"
"i..iya..Om" Lalu Papanya Chitra pun pergi meninggalkan gw berdua dengan Chitra diruang keluarga tersebut.
"Chi.. papamu memang begitu ya?" tanya gw
Belum juga Chitra menjawab, muka Papanya udah nongol lagi di pintu
"Chi.. kau diapa-apakan sama dia, bilang aja. Papa tembak dia pake sniper macam film di
DVD itu.. HAHAHA" Lalu Papanya pergi lagi. Gw Shock lagi Chitra senyum lagi "A..." "ya?" "Kamu lulus" ucapnya dengan senyum yang sama dengan yang gw lihat waktu membaca
majalah dikos saat itu Part 21 "Lu..Lulus?" tanya gw shock
"iya A, itulah yang aku bilang sebelumnya, Papa orangnya agak protektif sama aku A" terang
Chitra "setiap cowo yang dateng" apa aku aja yang kaya gini?" tanya gw lagi
"Setiap A, tapi dengan cara yang berbeda-beda"
Gw kembali meminum air putih lagi
GLEK.. gw mikir baru pertama aja udah kaya gini apalagi besok-besok
"Tapi A..." ucap Chitra lagi
"tapi apa?" "Papa sepertinya seneng sama kamu, dia gabiasanya ngasih nasehat kaya gitu" jawab
Chitra "hahaha apa yang buat dia seneng emangnya" aku aja ga sopan gitu"
"nanti aku cari tau hahaha" jawab Chitra lagi
1 Jam yang mendebarkan bagi gw
Chitra bercerita tentang keluarganya, Papanya berasal dari keturunan Cina lalu menikah
dengan Mamanya yang keturunan Melayu, mereka berdua muslim (papanya satu-satunya
muslim dikeluarganya, bukan masuk muslim karena mau menikah)
Papanya seorang pengusaha di Medan ini, Mamanya hanya ibu rumah tangga, dan dua
adiknya yang kesemuanya adalah perempuan masih sekolah di SMP dan SMU.
Chitra sendiri dia sudah bekerja sambil kuliah S1. Dia bekerja dari senin-jumat selesai pukul
16 dan sorenya kuliah hingga pukul 20, perkecualian hari ini, dia cuti dan izin hanya untuk
menjemput gw tadi. Mereka berasal dari keluarga yang menurut gw lebih sangat dari cukup, punya mobil 3,
untuk Papa, Mama dan Chitra sendiri.
Chitra.. bener-bener baik sama gw, dia ga menganggap gw sebagai teman baru, kita seperti teman
lama aja. Walaupun.. pada akhirnya dia merasakan perbedaan dari gw
"A.. kok beda sih" waktu ngomong pas chatting ga kaya gini?" tanyanya lagi
"kaya gimana emangnya waktu chatting sama sekarang?"
"waktu di chatting ketawanya WKWKWKWK eeeh pas ketemu kok HAHAHA"
"........." gw plongo lagi
"Hahahaha diem diaaaaa.. serius A, ada yang beda lagi nih, serius"
"Apa lagi yang bedaaaaa?" tanya gw
"waktu pertama kali ketemu juga waktu webcam, kamu ga terlalu kurus, pas ketemu kamu
kurus banget ya ternyata"
"eaaaaa... fisik dah maennya, udah kurus yan mau gimana lagi chi.. kamu juga beda kali"
"apa coba yang beda?"tanyanya penasaran
"Kamu.. juga keliatan lebih bengkak dari yang dikamera"
"huuuu boong banget, langsing lah aku ini A, enak aja dibilang bengkak" protesnya
Bener sih Langsing, gw cuma gantian aja meledeknya. Abisnya mana mungkin gw bilang aslinya lebih
cantik daripada saat webcam.
"Tapi A..." "apa lage?" "Bibir kamu mungil"
Bibir kamu mungil Mungil.." Mungil..." M.U.N.G.I.L..." kata-kata itu mendengung di telinga gw, satu-satunya orang yang komentar bibir gw mungil,
Ibu gw sendiri aja gak pernah ngomong gitu.
"Kamu juga kecil"
KECIL" KECIL?" K.E.C.I.L...." Setelah mungil sekarang kecil" dimananya bagian diri gw yang bisa disebut kecil"
Dan akhirnya... Chitra sukses bikin muka gw memerah malu
"eh ya Chi, adik-adik kamu mana?" tanya gw mengalihkan pembicaraan
"Hmmm.. biasalah mereka, paling juga makan dulu diluar sama Mama, ini juga Papa paling
juga nyusul abis kerumah Om" jawabnya
Ngomong-ngomong tentang makan
gw sama sekali belom makan sedari siang sampai malam ini.
"Chi.. aku laper, aku pamit dulu ya.. aku mau cari makan dulu, deket-dekt sini dimana Chi?"
tanya gw "OOOhh iya belum makan ya" dirumah ada apa ya, bentar A"
Chitra berdiri dan sepertinya menuju dapur
"Chi..gausah repot-repot, aku cari diluar aja gapapa"
"halaaahh udahlah, masih aja sungkan kamu" teriak chitra dari dalam sana
Gw pun menunggunya, dan ga lama kemudian Chitra datang lagi membawa semangkuk teri sambal hijau dan tahu
tempe goreng "bentar, nasi belum" katanya dan kembali lagi kedalam
"Nih a, nasinya, cukup ya, ga ada lagi soalnya hehehe"
Saat itu Gw melihatnya Gw terus melihatnya Gw memerhatikannya dan terus memerhatikannya
"Chi" panggil gw
"yaaaaa.. ini sendok..nya A" jawabnya tanpa menengok
"kamu baik banget sama aku, padahal kita baru ketemu"
Chitra menoleh ke gw "baru ketemu" ketemu kemaren ga dihitung" di webcam ga dihitung" haha"
"hahaha iya juga sih, tapi..."
"A.. makan dulu aja kali ya, OKE?"
Dia memberikan sendoknya ketangan gw, dan kami pun makan, makan sambil menonton
film dvd yang sedari tadi belom habis-habis.
Film itu berjudul "enemy at the gates" yang bercerita tentang sejarah perang antara nazi
jerman dengan uni soviet. Kalo ga salah tahun 1942 perang itu berlangsung. Pasukan Uni
Soviet yang terdesak digaris depan hanya untuk mempertahankan sebuah kota sehingga
jika kota itu jatuh ketangan jerman makan uni soviet bisa kalah perang.
"Vasilli..." ucap Chitra tiba-tiba
"Dia emang keren" timpal gw
Vasilli adalah seorang tokoh dari pasukan Soviet yang akhirnya menjadi pahlawan. Dia
seorang prajurit muda yang mempunyai skill menembak jarak jauh yang kemudian dijadikan
seorang sniper dan ditempatkan di kota itu.
Dia membunuh perwira-perwira tinggi jerman yang membuat tentara jerman ciut dan
akhirnya menjadi momok tersendiri bagi para perwiranya, karena nyawa mereka ditangan
vasilli sekarang dan mereka tau, mereka akan mati kapan aja dengan tiba-tiba kalau Vasilli
mau. Tapi vasilli hanyalah manusia..
meskipun dia seorang pembunuh dia mencintai seorang wanita, karena cinta itulah dia
menjadi ragu dengan tugas yang diembannya dan juga harus bersaing dengan perwira
Danilov (perwiranya). dan ditambah juga Vasilli harus berduel dengan Konig (kepala sekolah pendidikan sniper
dari Jerman), Duel antar sniper ini berlangsung. Rekan vasilli satu demi satu tewas ditangan
Konig hingga akhirnya mereka pun bertemu satu lawan satu.
"A.. kamu udah pernah nonton film ini?" tanya Chitra
"Cukup sering Chi, ini salah satu film favoritku, semua hal yang berbau sniper aku suka"
"Sama kaya Papa donk kamu A, ini DVD ada 3 semuanya, keseringan diputer, rusak beli
lagi" "hahaha.. sampe segitunya?" tanya gw
Gw makan sampai habis dan membereskan semuanya sendiri, gw merapikannya dan Chitra
dilarang oleh gw untuk membantu
"gantian Chi, tadi kamu yang siapin, aku yang beresin"
Setelah selesai semuanya, gw kembali duduk dikarpet depan TV tersebut dan ga lama
kemudian Papanya datang lagi.
Dia sudah tidak lagi seperti saat pertama kali bertemu.
"Segala sesuatu yang diciptakan mempunyai lawannya sendiri" katanya saat muncul
"Jika yang satunya ada diujung pasti yang satunya lagi ada diujung akhir" lanjutnya dan
duduk "Iya om" "ehya Om, saya pamit dulu, udah malam saya juga udah kenyang hehehe tadi ditawarkan
makan juga oleh Chitra"
"Ohya" oke, peraturan dirumah kos udah baca kan" minta kerjasamanya ya"
"siap Om, saya udah baca semua"
Gw pun pamit dan salaman.
Chitra ikut berdiri dan mengantar gw sampai pagar depan
"Makasih ya Chi.."
"sama-sama A, aku besok kerja dan baru pulang jam 20. Kamu besok mau kemana?"
"aku mau coba keliling dulu Chi, cari perlengkapan sehari-hari dikos juga kan belum punya"
jawab gw "oke.. kalo perlu apa-apa kasih tau ya"
"siipppp, sebisa mungkin aku ga repotin kamu"
"hahaha dasar" Gw pun pamit dan berjalan kaki sendiri menuju rumah kosan lagi
Hari ini gw bersyukur dan gw lebih dari bersyukur, gw datang kesini dengan kemudahan diberi teman yang sangat
baik. Lalu Sesampainya dikamar kos setelah solat Isya dan rebahan lagi kasur bermaksud untuk tidur
HP gw berbunyi 1 NEW INBOX From : Chitra "A, aku seneng. Kamu cowo pertama yang diterima baik oleh Papa"
Saat membacanya Ada perasaan senang yang ga bisa gw ungkapkan
Part 22 Tuhan memang punya cara untuk membuat hidup seseorang semakin menarik, contohnya
seperti yang gw alamin saat itu, gw kenal dengan Chitra adalah suatu keberuntungan buat
gw. Tapi.. Tuhan juga punya cara lagi untuk membuat hidup seseorang tidak menarik melulu, didalam
jalan yang kita tempuh, jalan itu tidaklah mulus dan lurus, dijalan itu meskipun mulus pasti
ada kerikil yang membuat kita tersandung.
Di diri gw sendiri, Saat gw di Medan, jalan gw berkerikil, kecil sih tapi cukup membuat kaki gw sakit saat
tersandung. Tapi gw sadar, itu adalah wajar dan itu pasti semua orang mengalaminya. Yang
tidak dialami semua orang adalah bagaimana dia masih tetap dapat bersyukur saat
tersandung kerikil itu. Hari pertama di Medan sudah gw lalui, pagi ini adalah pagi pertama gw dikosan baru. Dan
ngomong-ngomong tentang kosan baru, gw teringat dengan sms dari Chitra semalam yang
mengatakan gw adalah satu-satunya cowo yang diterima baik oleh Papanya.
Singkat namun bisa membuat gw nyengir sepanjang hari, rasanya seperti ada setitik
harapan atau gw mengharapkan setitik harapan entahlah gw ga tau pasti dengan perasaan
gw saat itu. Senang" pasti Tapi.. apa yang gw dapat senangkan" gw sendiri juga bingung.
Setelah bangun tidur gw berkeliling kos, karena sedari datang gw sama sekali belum
melihat-lihat bagaimana bentuk kos ini sepenuhnya. Gw berjalan mulai dari kamar gw hingga
tiap-tiap sudut dikos ini gw masuki (kecuali kamar). Hal yang dapat gw simpulkan bahwa kos
ini adalah kosan campur pria wanita dan kosan ini adalah kosan karyawan karena gw
melihat parkiran sudah penuh sesak oleh mobil dan motor.
"Mungkin baru pada pulang malem-malem kali ya" ucap gw sambil berjalan
Matahari belum belum menampakkan sinarnya
Gw berjalan menuju kamar gw lagi tapi menuju satu tempat yang menurut gw "PEWE", ada
bangunan kecil yang terpisah dengan bangunan lainnya dan bangunan itu bertingkat, lantai
satu nya adalah gudang dan lantai duanya adalah jemuran dan penampungan air.
tapi.. disini.. gw menemukan juga ada kursi sofa dan meja kecil dengan asbak.
Gw berpikir "Pasti ada juga penghuni kos ini yang suka duduk-duduk disini" kata gw lagi dan duduk di
sofa tersebut Sofa itu menghadap ke arah jalan dan lapangan bola, tapi di pagi gelap ini gw melihatnya
seperti melihat laut karena gelap luasnya lapangan bola tersebut.
"Nyaman banget ini sih" kata gw lagi dan mengeluarkan sebatang rokok dari tempatnya.
Gw merokok, meskipun bisa dihitung dalam sebungkus rokok gw bisa habiskan dalam waktu
3-4hari. Tempat ini sepertinya juga bakal jadi tempat favorit gw.
Tanpa terasa gw menghabiskan waktu sampai matahari menampakkan sinarnya.
Gw pun mematikan rokok dan hendak turun,
tapi.. ketika gw mau turun, dari bawah tangga muncul cowo yang kira-kira seumuran dengan gw,
masih muda sepertinya mahasiswa, tinggi putih dan menurut gw fisiknya sudah memenuhi
kriteria untuk disebut ganteng.
"Eh..?" katanya terkejut
"Gw Nanda, kamar 107, baru semalem disini" ucap gw memperkenalkan diri duluan
"Fajar" ucapnya juga memperkenalkan diri dan menyambut tangan gw untuk bersalaman
"Kamar 112" lanjutnya lagi
"Disini..?" tanyanya lagi
Gw mengerti kebingungan dia dan gw pun menjawabnya
"Nemu spot enak nih jar pas keliling kos buat liat-liat, akhinya sampe sini" jawab gw
"Hahaha, sama kaya gw donk, tapi sofa sama meja nya gw yang bawa, itu punya gw"
terangnya "oohh.. kayanya gw juga harus sedia kursi juga jar"
"haha sipsip boleh aja, elo Nanda ya tadi namanya, rokok?" tawar fajar dan bertanya
gw mengambil rokoknya "Akhirnya gw ada temen ngerokok juga disini.. hahaha" ucap Fajar dan bersender di pinggir
pagar pembatas Gw duduk di sofa lagi dan menemaninya merokok.
"Lo darimana Nda?" tanyanya
"dari Jakarta jar, lo darimana" kerja jar disini?" jawab gw dan bertanya
"engga gw ga kerja, gw masih kuliah, gw juga dari jakarta" jawabnya
Gw dan Fajar pun mengobrol banyak, dia orangnya cepat bergaul, mudah diajak berbicara
dan ramah. Kami berdua sepertinya juga cocok dalam berbicara karena sama-sama dari
jakarta. Dia bertanya ke gw mengapa jauh-jauh ada disini.
"HAAAA" Gila lo... lebay banget donk lo, jauh-jauh dari jakarta kesini buat cari kerja disini"
kalo udah dapet kerja ditempatin disini sih gapapa tapi lo sih namanya nekat" ucapnya
berapi-api "hahaha santai aja jar, usaha dulu lah, berikutnya biar yang diAtas yang nentuin gw berhasil
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
disini apa engga" jawab gw
"yaaah sukses aja deh Nda, tapi.. elo kok bisa kos disini" mayan lho bayarnya" tanyanya
lagi "hahaha iya jar, ada yang bantu gw, kebetulan" jawab gw lagi
"sodara?" "bukan, temen" "oooh, okelah kalo gitu"
"sipsip, jar gw balik dulu, gw mandi dulu"
"sipppp.. ntar malem nongkrong sini lagi Nda, kalo malem enak anginnya"
Gw mengacungkan jempol gw tanda setuju dan turun melewati tangga, baru aja beberapa
anak tangga, fajar memanggil gw
"NdA!!" "YOOOOO" jawab gw teriak juga dan naik lagi
"kursi sama mejanya jangan elo rubah-rubah ya, gw gak mau"
Awalnya gw bingung tapi gw iyakan saja dulu dan mengacungkan kedua jempol gw tanda
setuju lagi. Gw pun turun dan menuju kamar gw.
Dikamar gw mengecek HP gw dan benar aja ada beberapa sms masuk dan salah satunya
dari Chitra. Di pesannya dia bilang nanti ada orang yang nganterin motor untuk gw pake kalo gw butuh
dan akan menemui gw lagi setelah jam 8 malam.
Gw membalas mengucapkan terimakasih dan mengiyakannya.
Lalu.. Motor yang diantarkan beberapa jam kemudian di pagi itu ga gw pake karena gw belum
butuh banget. Hari itu gw habiskan untuk belanja kebutuhan gw sehari-hari, berjalan kaki mengapalkan
jalan daerah ini dan membeli beberapa koran untuk mencari lowongan pekerjaan.
Gw bertemu Fajar lagi sebelum dia berangkat kuliah dan lagi-lagi berpesan agar gw ga
merubah apapun di atas sana walau cuma sesenti pun.
Hingga akhirnya matahari pun terbenam.
dan waktu melebihi jam 21 ternyata Chitra tidak menghubungi gw lagi dan gw hanya berpikir
dia terlalu lelah untuk bertemu lagi.
Terpikir juga untuk meng-sms nya tapi gw urungkan
Gw keluar kamar dan menguncinya lalu menuju tempat favorit gw untuk merokok (berikutnya
gw sebut : Jemuran). "Jar" panggil gw
Fajar rupanya juga ada disana, dia lagi duduk di sofa tersebut dan menoleh, tampangnya
tidak seperti tadi pagi dan dia lebih banyak diam saat gw ikut merokok disampingnya.
"Lo kenapa jar?"
Fajar diam dan menghisap rokoknya dalam-dalam
"Hhhh" Fajar ga menjawabnya dan gw memakluminya, gw mengerti sikap seperti itu adalah sikap
orang yang sedang dalam masalah.
"Jar gw balik dulu" ucap gw lagi
Gw pun menuruni tangga lagi, tapi lagi-lagi Fajar memanggil gw setelah beberapa langkah
gw menuruni tangga. "YOOO" Gw menghampirinya lagi "Nda, lo punya pacar?" tanya Fajar kemudian
Pertanyaan yang menurut gw homo banget, kalo cowo lagi berdua di sebuah atap rumah
dibawah bintang-bintang malam dan sama-sama memandang jauh kelapangan bola jauh
disana. "Dulu" jawab gw dan menghisap rokok begitu dalam
"Gw punya" ucapnya
"Pamer" ucap gw
"Haha" tawanya pelan
"berantem lo?" tanya gw iseng
"mungkin" jawabnya singkat dan menghisap lagi rokoknya
"mungkin?" tanya gw
"mungkin gw putus barusan, tapi..." jawabnya dan berhenti
"putus" tapi ga yakin?"
"ga ada pernyataan putus sih, seperti biasa gw sama dia berantem, awalnya baik-baik aja
sampai akhirnya dia emosi" jawabnya lagi
"Ohh.. mudah aja, samperin aja lagi, atau ketemu lagi besok setelah kepalanya udah dingin,
ngomong pelan-pelan dan baik-baik" ucap gw
"Nda" "yo" "semakin hari gw jalan bersama, dia semakin ga mengenal diri gw lagi, menurut gw dia yang
berubah tapi menurut dia gw yang berubah" curhatnya
"kalian jauh?" tanya gw
"engga. dekat banget malah" jawabnya
"Jar.. kalo elo bener-bener yakin bukan elo yang berubah, yakinkan dia bahwa diri lo masih
sama seperti yang dulu, jangan pernah bilang dia yang berubah"
"dia yang berubah bukan gw!"
"iya tapi jangan lo bilang dia yang berubah ke elo. menurut gw cuma masalah komunikasi
aja Jar, meskipun dekat tapi seperti mata kan" dekat tapi mata kiri gabisa ngeliat mata
kanan kan?" terang gw
"jadi" gw harus gimana?"
"gimana cara nya mata kiri bisa ngeliat mata kanan jar?" tanya gw
"HA?" tanyanya bingung
"Jawab aja, gimana cara nya jar?" tanya gw lagi
"ya gabisa liat lah, masa mata kiri liat mata kanan" bisa liat kalo lewat cermin" jawabnya
bingung "Nah itu.. kalian ngobrol baik-baik dan kalian sama-sama bercermin, bilang ke diri masingmasing, elo itu kaya gimana ke dia, dan dia gimana ke elo" ucap gw lagi
Fajar lalu melihat gw "Gw punya guru sekarang" katanya dan memberi gw rokok lagi
"guru apa?" tanya gw dan menolak rokoknya
"Nda.. bantu gw, bantu gw biar hubungan gw dan pacar gw kembali baik-baik aja"
Gw mengiyakannya dan berjanji akan membantunya
"Sip Jar" ucap gw berjanji
Lagi-lagi gw berjanji Part 23 Entah udah berapa kali gw denger Fajar berteriak keras diHP nya.
"YA GABISA DONK"
"KAMU HARUS NYA BISA LEBIH NGERTI, AKU blabalabla"
"AKU KESANA YA" GA BOLEH" KENAPA GABISA" "
Ada perasaan ga tega yang gw rasakan ketika mendengar Fajar terus menerus berteriak.
Gw menunggu.. Sampai Fajar selesai dengan telefonnya.
5menit.. 10menit... Sampai 1 batang rokok gw habis tapi Fajar belum selesai juga, tapi yang berbeda adalah dia
ga lagi teriak-teriak namun berbicara dengan suara yang lebih rendah dan kali ini terlihat
lebih.. mesra. Gw sedikit tersenyum, inilah yang namanya hubungan, ada naik dan turunnya, ada konflik didalamnya, mungkin
lagi-lagi karena perbedaan pendapat atau prinsip konflik itu tercipta. Dan yang gw liat ke
Fajar, dia berhasil meredakan konflik tersebut.
"iya sayang, besok aku jemput pulang kuliah ya" ucap Fajar mengakhiri telefonnya
Fajar lalu duduk disebelah gw, di sofanya.
Menyalakan lagi rokoknya dan meminum minuman botol berenergi (gw ga sebut merk).
"Seru banget jar" ucap gw
"yah gitulah" ucapnya menimpali
"kemarin bukannya udah baikan?" tanya gw
"hmm.. ga sampe 2minggu baikannya sekarang mulai lagi Nda, biasa lah hal-hal kecil mulai
diungkit-ungkit lagi" jawab Fajar
Yup, sudah hampir 2minggu sejak saat itu gw memberi masukan ke Fajar. dan Selama hampir 2
minggu itu juga gw sama sekali belum ketemu Chitra lagi.
Sebenarnya pernah suatu malam Chitra datang ke kos gw, tapi pulang lagi ketika
mengetahui gw udah tidur, ketika gw tanya kapan dia datang, Chitra menjawabnya malam
hari jam 22. "kenapa lagi jar?" tanya gw
"persis sama seperti kemaren Nda, padahal nongkrong udah mulai gw kurangin, gw mulai
fokus lagi kuliah tapi yaa gw kan juga butuh hiburan Nda, sekali-kali boleh kan?" jawab Fajar
"Ooh, cuma gitu aja, bagus donk dikasih semangat lo nya"
"semangat sih semangat Nda, tapi bawel nya itu gak nahan"
"Lah" Elo tuh yang bikin gw ga nahan"
"maksud lo Nda?"
"bisa ga lo ga teriak-teriak kalo ngomong sama pacar lo?"
Gw berdiri dan gw beneran sedikit jengkel dengan Fajar. Gw paling ga suka mendengar hal
seperti itu. "Lah" kok malah elo yang sewot?"
"Bukan gitu jar, gw ga suka lo teriak-teriak sama pacar lo sendiri"
"yakan gw teriak juga karena dia gak mau denger gw" masa gw harus nyanyi?"
"kalo nyanyi ngebuat gw didenger pacar gw, gw pasti nyanyi" jawab gw dan pergi
Gw pun pergi turun ninggalin fajar sendirian di atas atap jemuran.
Rasa jengkel yang sedikit seketika berubah jadi rasa penyesalan yang lebih besar.
Dulu.. Gw juga pernah seperti Fajar, berteriak ke orang yang gw suka (Fika) bahkan mengatainya
tapi setelah lama kemudian gw mengetahui perasaannya saat gw meneriakinya dan
mengatainya ternyata dia begitu terluka.
Terluka.. Perasaan paling buruk yang gak mau gw rasakan, terluka di hati begitu susah sembuh
daripada terluka di kulit.
tapi.. apa yang lebih menyiksa dari terluka" saat kita terluka, kita sadar kita malah begitu
menyayangi orang yang melukai kita, apapun luka yang ditorehkannya kita menyimpan rasa
sakit itu sendiri. Saat membayangkannya, Gw menelan ludah dan merasakan tenggorokan gw seperti tersangkut.
"Oi Nda... tunggu, bentar" panggil Fajar dari atas
Gw menoleh ke atas "Apa?" tanya gw
"Gw ga bakal teriak lagi" jawabnya
Gw hanya mengacungkan jempol saat mendengarnya. Lalu gw masuk ke kamar.
Di kamar, gw kembali memasukkan lamaran-lamaran ke dalam amplop coklat untuk gw
poskan lagi besok. Udah cukup banyak yang gw poskan dan gw anter langsung sendiri.
"Mudah-mudahan keterima" ucap gw ke diri gw sendiri ketika memasukkan amplop terakhir
Gw menghela nafas, menyender ke kursi dan melihat keluar kaca jendela. Gak lama gw pun
melamun. Banyak yang gw lamunkan, termasuk Chitra.
dan Jujur aja, gw tipe orang yang mudah tertarik ke lawan jenis, tepatnya gw suka penasaran,
penasaran akan sifatnya. Sedangkan Chitra sendiri, punya suatu sifat yang membuat gw
tertarik. "A?" GUBRAAAAKK.. Kalau bukan malem hari dan ga ngelamun tentu gw ga bakalan sekaget ini, gw sampe jatuh
dari kursi tempat gw bersandar karena apa yang gw lamunkan tiba-tiba nongol di jendela
yang gw perhatikan dari tadi.
"Chi?" ucap gw sambil bangun dari jatuh dan membenarkan kursi pada tempatnya lagi
"bentar" lanjut gw dan meraih kunci pintu untuk membukakan pintu
"Ngapain kamu A pake jatoh segala?" tanyanya
"kamu ngagetin aku Chi" jawab gw sambil ngeliat jam tangan
"baru pulang jam segini?" tanya gw lagi
"hahaha iya, jam 10 malem. ga tiap malem sih, tapi kebetulan malem ini ada banyak
tugasnya" jawabnya dan tiduran dikasur gw
"Aku mau numpang merem sebentar, gapapa ya.."
"Me..Merem?" "iyaaaaaaaa... tidur..tidurr... gitu aja kok ga ngerti A"
"bukan ga ngerti, kenapa ga dirumah aja" kan deket" tanya gw
"ngantuknya itu sekarang bukan nanti"
Gw melongo "bentar doank Aaaaaaaa.. ya?" ucapnya manja
Gw mengangguk mengiyakan kasur gw dipake olehnya,
lalu Chitra langsung menutupi dirinya dengan selimut dan mulai tertidur.
Chitra tertidur dengan wajah menghadap ke gw dan mau ga mau gw memerhatikannya.
Lama gw memerhatikannya, rambut hitamnya menutupinya sebagian wajahnya tapi ga menutupi kecantikannya.
Chitra.. Tipe wanita karir dan menurut gw dia cantik, dia mengerti cara berpakaian karena gw perhatikan seleranya
selalu bagus terhadap baju maupun aksesorisnya, dia mengerti cara makeup karena gw
perhatikan wajahnya begitu natural. Semuanya membuat semakin menambah nilai lebih dia
dimata gw. "Hahaha" Ga sadar gw tertawa saat melihatnya mulutnya kemasukan rambutnya sendiri, bibirnya
menolak rambut itu masuk dan tangannya mengucek-nguceknya sehingga membuat
wajahnya semakin berantakan, lalu setelah itu... tidurnya kembali pulas.
... ...... ........ .......... .............. "A" GUBRAAAAKK Gw jatoh ngejengkang kebelakang dari kursi lagi karena begitu gw buka mata lagi-lagi muka
Chitra ada didepan muka gw
"hahahahahaha apaaan sih si Aa nih kagetan aja orangnya" tawa Chitra
Gw meringis dan berdiri lagi
"kamu ngagetin aja si Chi, lagi pules dibangunin" ucap gw sambil meringis
"Hahaha, kamu kok tidur dikursi A?" tanya Chitra
"yaa udah jelaskan kamu tidur dikasurku?" jawab gw
"yeeeeeee.. kan cuma bentar"
Gw melihat jam tangan lagi karena ga ada jam dinding,
jam 00.30 itu artinya Dua jam setengah gw tertidur
"Aku ketiduran Chi"
"iya A, eh A, anterin aku pulang donk... " pintanya
"lho" kesini naik apa " mobilkan?"
"engga, tadi dijemput terus didrop disini sama supir papa"
"Papa kamu tau kamu disini?"
Chitra menggeleng dan nyengir
"gatau kali... lagian paling juga mikir aku ke Bu Sari hahaha"
"waduuuhh, badung ya kamu Chi"
"Weeeeqq sekali-kali gapapa lah A, lagiaan..." ucapnya dan terputus
"lagian?" "lagian aku udah lama ga ngobrol sama kamu A" jawabnya melanjutkan
"......" "....." Mengobrol dalam hati adalah hal yang berikutnya terjadi, kami sama-sama ga bersuara,
entah karena gw yang jadi kikuk atau Chitra yang menunggu tanggepan gw.
"A" "Chi" ucap kami berbarengan
"Kamu dulu" "kamu dulu" ucap kami berbarengan lagi
"...." "...." "Chi.." panggil gw
"Ya A?" jawabnya dan menoleh ke gw
"Pulang sekarang?" tanya gw
Chitra tersenyum "Yuk" Gw pun mengantar Chitra sampai kerumahnya, kita berjalan kaki dari kos kerumahnya,
sebenarnya engga gelap karena jalan ini dipenuhi oleh lampu jalan dan cahaya dari rumahrumah disampingnya, tapi.. membiarkan perempuan jalan di tengah malam tentu aja gak
baik. Sepanjang jalan.. Kami pun mengobrol "Gimana A lamarannya" udah dicoba kemana aja?" tanyanya
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"banyak Chi, yaah sekarang tinggal tunggu aja"
"iya A, yang penting cowo itu mau usaha, itu aja"
Sekali lagi gw mendengar nada ketegasan saat Chitra mengucapkannya
"eh ya, kamu kerja sambil kuliah ga cape Chi?" tanya gw
"cape sih A, awalnya aku kerja iseng setelah lulus SMA, tapi malah keterusan, sekarang lagi
ambil S1, kayanya aku udah pernah bilang deh, lupa si jelek ini ya"
"hahaha mungkin"
"A.." "ya?" "kerja ditempatku aja.. mau?" tawar Chitra
"boleh aja" "lewat aku aja nanti ya, maksud aku titip aja ke aku lamarannya, daripada kamu bolak-balik"
"Sipp.. eh ya Chi, Papa kamu komentar apa waktu itu" kamu belum cerita, katanya mau
cerita" tanya gw "Oohhh.. iya A, aku ga sangka kamu ternyata malah dites sama Papa, padahal aku udah
bilang jangan, tapi Papa tetep aja. Tapi A, aku ga sangka juga jawaban Papa ke aku waktu
kamu pulang" "apa itu?" "simpel aja A, kamu salim"
"Salim?" "iyaaaa salim jeleeek, cape banget diulang-ulang mulu ngomong sama kamu A"
"hahaha maap, kenapa emangnya kalo aku salim" bukannya itu biasa?"
"engga a. Salim memang biasa, tapi Salim dengan mencium tangannya itu beda, itu yang
buat Papa suka sama kamu. Itu menunjukkan rasa hormat sama orang tua. Seringnya kan
salim tapi tangannya ke jidat atau malah salim tapi ke pipi malingin muka" terang Chitra
"Ha" gitu aja" dirumahku salim ya seperti itu, cium tangan"
"betul... tapi kamu disini. dan itu jadi hal luar biasa buat Papa sendiri"
Ada rasa bangga ke orangtua gw saat itu
Orang tua gw ternyata mengajarkan hal yang sangat benar, memang orangtua gw selalu
mengajarkan gw salim dengan cium tangan bukan ke jidat apalagi ke pipi, ternyata
alasannya baru gw ketahui sekarang.
Gw pun sampai di depan rumahnya, Chitra membuka pagarnya, masuk dan menutupnya
lagi. "A makasih ya.." ucapnya
"iya, ga masalah, aku balik dulu ya..." ucap gw juga
"eh ya A, bentar"
"apa?" "kamu punya pacar A?"
"Ha" engga. Kenapa?" tanya gw mulai deg-degan
"hahaha keliatan... jelek sih"
"Hahaha segitunya ngejeknya, kamu emang punya...?" tanya gw sambil ketawa
Chitra berpikir dengan gayanya yang lucu
"ada ga yaaaa... aa ga yaaaaa..."
"hahaha ya udah lupakan Chi" ucap gw ketawa lagi
Chitra masih berpikir dan gw menunggu, berharap
"Ga ada Pleaseee.. ga ada pleaaseeee"
"Ga ada Pleaseee.. ga ada pleaaseeee"
"Ga ada Pleaseee.. ga ada pleaaseeee"
"Ga ada Pleaseee.. ga ada pleaaseeee"
Dan akhirnya... "Aku ga punya pacar A" jawabnya sambil tersenyum
Syukurlah.. Part 24 Sepertinya baru sepertinya lho ya, setelah kejadian malam itu, ketika gw mengetahui Chitra belum
punya pacar, gw sepertinya jadi berharap.
Tapi, lagi-lagi ada sisi lain dihati gw yang tidak bisa membenarkan bila hal itu terjadi
TIDAK.. JANGAN.. TIDAK USAH.. BUKAN DIA.. Selalu aja seperti itu, suara-suara dari dalam hati gw selalu berteriak seperti itu, saat gw
mulai bisa lebih menyukai orang lain.
Dulu Diana, Fika dan sekarang mungkin... Gw juga suka dengan Chitra.
Dua perempuan sebelumnya udah jelas gw cuma bisa di tahap suka tidak lebih, tapi dengan
Fika meskipun ditahap suka, gw bisa melakukan lebih apa yang bisa gw lakukan atau nama
lainnya pengorbanan. Dan sayangnya lagi-lagi suara-suara dalam hati ini terus berteriak
TIDAK BISA. Lalu Chitra, Gw ga ingin.. kebaikan yang diberikan ke gw disalah artikan oleh gw sendiri, seperti
kebanyakan orang mengira, kebaikan orang disamakan dengan "apa dia suka sama gw?"
Gw membuang pikiran itu jauh-jauh
Karena hal seperti inilah yang bisa merusak seseorang untuk tidak ingin lagi membantu kita
karena disalahartikan. Gw berjalan kembali ke kos dan membuang pikiran yang sempat terlintas itu
Chitra hanya teman TITIK. tapi bisa ga ya suatu saat nanti gw dan dia....
DIA HANYA TEMAN TITIK Gw harus fokus fokus.. gw harus fokus untuk sukses disini.
Hari esoknya, Gw barusan membaca Sms yang dikiramkan chitra pagi ini,
"A, lamarannya siapin ya, nanti aku ambil pas berangkat kerja, bentar lagi"
Gw pun langung menjawab OK dan segera mempersiapkan apa yang dibutuhkan. Setelah
selesai gw langsung menunggu didepan pagar agar Chitra nantinya tidak usah masuk lagi
kedalam. Ga pake lama, Mobilnya pun terlihat dari ujung jalan sana mendekat ke arah gw
"Pagi...A... belom mandi ya, jorok kali hahaha" ucapnya dari dalam mobil
"hehe bentar lagi aku mandinya, ehya ini yang kamu minta tadi" ucap gw sambil
menyerahkan amplop coklat ke Chitra
Chitra menerimanya dan meletakkannya di samping kursinya.
"A.. nanti malem mau kemana?" tanyanya
"gak kemana-mana Chi" jawab gw
"Ooooww.. oke. Aku berangkat dulu ya. Cemana Aa ni jam segini belom mandi, mandilah ya
abis aku pergi, ehya kereta nya kalo kotor cuci dirumahku aja, nanti kamu ambil lagi"
"hahaha nyuci kereta?" gileeeee nyuci gerbong donk" hahaha" tawa gw
"jiaaah udah setengah bulan disini belom biasa juganyebut kereta A" motor di Jakarta A,
disini namanya kereta" jelas Chitra
"iyaaaaaa..aku tau, tapi masih lucu aja nyebut motor jadi kereta, SIM ku SIM C ini bukan
SIM K sim kereta" "Aa jeleeeeeeekk, udahlah yaa, telat aku nih gara-gara kamu, daaaghh jelek" ucap Chitra
dan melambaikan tangannya
Gw pun balas melambaikan tangan ke arahnya dan masuk lagi ke dalam pagar kos setelah
mobilnya berlalu. Sebelum kekamar, seperti biasa gw naik ke atas.
Bedanya gw ga ngerokok, gw cuma mau nikmatin pagi gw barusan setelah ketemu Chitra.
Lalu Gw duduk menyender di sofanya fajar
tersenyum-senyum sendiri.
Gw sepertinya bener-bener udah ditahap suka.
"Nda..." panggil seseorang
"Chi..." jawab gw dan menengok kebelakang
"Ha" manggil apa lo tadi ke gw?" tanya Fajar curiga
Ternyata yang manggil gw adalah Fajar bukan Chitra, karena gw ngelamun makanya sampe
salah ngomong. "Eh jar, sory tadi gw salah manggil elo pake " jawab gw bersalah
"pake cih" gile lo gw manggil malah di cihin" potongnya
"...." gw melongo
"yaah sory jar, kaget gw nya" ucap gw menyetujuinya
Yaah gw pikir gapapalah gw iyakan aja perkataannya daripada gw harus repot-repot
ngejelasin nama siapa yang gw ucapkan tadi.
"Nda.." "yoooo...." "Ntar malem... elo..."
Tiba-tiba Nada dering pesan sms gw bunyi
1 New Inbox From : Chitra "Aa nanti malem jemput aku ya, mobilnya dipinjem Mama siang nanti, bole?"
Bole" Hmm.. mungkin yang dimaksud adalah Bisa"
lalu gw balas To : Chitra "Jam 20 kan" dikampus kamu yang di situ?"
From : Chitra "iya betol jam20, oke ya"
Gw tadi meminta fajar berhenti sebentar untuk berbicara karena gw menerima sms dari
Chitra dan gw membalasnya.
"Kenapa Jar tadi?" tanya gw
"Oohh.. ehya lo ntar malem ada acara ga?" tanya fajar juga
Gw melihat Hp gw dan berkata
"Baru aja Jar ada acara, hehehe telat lo" jawab gw nyengir
"Ahhhh kampret lu, gw dulu tadi yang ngajak"
"ya elo ga ngomong"
"ya elo nyuruh gw diem"
"ya elo ga ngomong aja"
"padahal tadinya gw mau kenalin ke pacar gw Nda, tapi yaudahlah lain kali aja"
"ha" ngapain ngenalin pacar lo ke gw?" tanya gw
"yaaa.. jalan aja bertiga Nda"
"ogaaaah.. elo enak gw eneg donk, ntar gw dicuekin, gak lah Jar hahaha" tolak gw
"ya elah Nda... tenang aja kali, kita ga bakal kaya gitu"
"hahaha, oke, lain kali ya jar, nanti malem gw mau jemput temen gw dulu"
"sipsip" Lalu percakapan gw dan Fajar berakhir, karena sinar matahari sudah semakin panas.
Gw turun dan masuk ke kamar
Menunggu.. Untuk nanti malam.. ... ..... ....... .......... ............. Malamnya, Gw udah di parkiran kampusnya Chitra, membawa kereta honda
Karena baru pertama kali gw jadi sedikit tersasar, janji jam 20 tapi gw dateng telat jam 20++.
Gw melihat Chitra yang menunggu tepat di tempat duduk samping tangga.
"lamaaaaaaaaaa kaliiiiiiiiiiiiiiiii.................." ucapnya gregetan
Gw merinding mendengarnya tapi pengen ketawa karena cara mengucapkannya bikin siapa
pun yang ngeliatnya jadi pengen ketawa
"Maap Chi, aku nyasar tadi, salah belok" ucap gw beralasan
"Yaaaa lagian ga nanyapun" kata Chitra
"iya.. aku pikir aku bisa kok sendiri hehe, yuk pulang?" ajak gw
"pulang, lapar lah aku A, kita makan dulu aja ya, kamupun lapar kan" ucapnya lagi
"umm.. sedikit tapi iya laper" jawab gw
"Ikut aku A" ajaknya
"nih..." jawab gw sambil ngasih kunci motor ke Chitra
"apa ini A?" "ini kunci motor Chi, katanya aku suruh ikut kamu?"
"haduuuuu.. sijelek ini ya, entah hapa yang diotakmu A, lelet kali kamu"
"hahahaha aseeeemm.. aku godain kamu aja kali, kamu gabisa diajak bcanda"
"Aku laper jangan becanda, kita berangkat!"
Meskipun gaya bahasanya di akhir jadi tegas tapi tetep aja gw pengen ketawa ngeliatnya.
Gw pun menuju kereta (") dengan Chitra dibelakangnya.
"Ayo jalan" "belom penuh chi keretanya baru 2 orang"
"Jeleeeeeeeeeek ayolah jalan, lapar ini udah"
"Udah?" "Udah" "turun donk" "......." Chitra bengong
"WAHAHAHAHA iyaaaaaaa gausah ngambek gitu, maap ya Chi, sekarang berangkat
beneran deh" kata gw sambil menyalakan motornya.
Awalnya ngambek dan terlihat ngambek tapi..
sebenarnya tidak, gw tau itu karena dalam perjalanan Chitra tak henti-hentinya berbicara
tentang dosennya yang nyebelin dan tentu aja protes ke sikap gw yang lebih nyebelin dari
dosennya. "kemana kita Chi?" tanya gw
"Ke Sun Plaza, kita makan Nelayan (bener apa engga ya namanya gw agak lupa)"
Gw lalu ditunjukkan jalan menuju Sun Plaza Mall, mall yang keren menurut gw, dan kita
langsung menuju restoran yang dimaksud, yaitu resotran Nelayan.
"Ini?" tanya gw
"iya yuk, mumpung udah sepi, biasanya rameee banget ini lho A" ajaknya
"tu..tunggu.. Chi.. aku ke ATM dulu, ga cukup uangku"
"halaah entah sama siapa aja si jelek ini, aku udah laper, aku dulu aja yang bayarin, ya ya
ya ya yaaaaaa" mau gak mau gw pun bilang iya dan mengikuti chitra ke dalam.
Konsep restoran ini sebenarnya baru pertama gw ngalamin, meskipun ada menu di meja
tapi pelayannya banyak bolak-balik membawa makanan yang udah siap, dan chitra pun
mengambil hampir semuanya makanan yang dilewati oleh pelayan tersebut.
"A" ini mau ya" bakpao, enak lho"
lalu "A.." ini juga y" dimsum kepiting"
berikutnya.. "A.." ini mau" yang goreng sih, tapi enak lho"
"Chi.. tungggu.. banyak amat, kita kan udah pesen nasgor seafood (kalo gak salah)"
"Aaaaaa.. enak lho.. ehya ini.. kamu pasti suka.. aku pesenin ya minumnya"
"Kak.. es teh bunga matahari nya dua ya" ucapnya ke palayan yang lewat kemudian
"bunga matahari?" tanya gw heran
"iya A.. enak, ini minuman kesukaan aku, inget ya, awas sampe lupa, kalu di kalengnya
rasanya mirip Yeos crysanthenum tea drink"
"ha?"?" gw melongo mencerna setiap Chitra berbicara
Dan yang terjadi berikutnya adalah gw takjub ngeliat Chitra makan,
sepertinya ini memang restoran favoritnya.
"A.. ayo makan kok malah sedikit makannya?"
"Ah.. ya.. iya ni lagi makan, seru aja liat kamu makan Chi.."
"cemana aa ni orang makan diliatin"
"AAAaaaaaaaaa... udahlahhhhhh malu akuuuuuuuu"
Gw akhirnya ga tahan buat ketawa, sampe batuk-batuk gw ketawanya
"Heboh kali aa nih, malu aku"
"iya, yuk lanjut makan lagi, anggep aku ga ada aja Hhahahaha" tawa gw
Gw dan chitra pun kembali makan, namun tidak ketawa lagi, Chitra makan lebih pelan dan
biasa. Kita makan sambil mengobrol.
Lalu.. "Ini apa Chi?" tanya gw ke Chitra yang mengambil sepiring lagi
"ini Long Hong Kien A..."
"Ha" Lohongkong?"
"Kieeeen.. Long Hong Kieeeen.. bukan lohongkong"
"hahaha, ini apa?" tanya gw
"terlihatnya seperti apa?"tanyanya
"Udang goreng(") tepung(") saus mayonaise" jawab gw
"betul, itu enak A, cobain"
Gw mengambil satu dan gw masukkan kemulut Gw mengambil satu lagi.. Satu lagi.. lalu satu lagi..
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
LAgi... GW MAU LAGI...!!! INI ENAK BANGET!
"idiiihhh diabisin, aku juga mau kali A"
"Kaaak, sini ini satu lagi ya?" pinta chitra ke pelayan yang lewat
"kebetulan ini baru abis kak, pesen yang itu juga sama kok, gapapa?" ucap pelayannya
"oh engga, mau yang tadi aja, itukan ayam bukan udang" jawba chitra
"Habissss?" gw menatap pelayan itu dengan ga percaya
"A?" "Biasa aja kali bilang habisnya" timpal Chitra
"tapi Chi" ini... (gw menunjuk piring) habis!"
"hahaha apa boleh buat A, kita yang kemaleman"
Gw menatap piring longhongkien dengan perasaan mau makan lagi.
"A.. kamu suka?" tanya Chitra
"suka, enak banget" jawab gw norak
"nanti kesini lagi ya?"
"iya.." "gapapa ya habis?"
"iya gapapa" Gw malah jadi seperti anak kecil ditanya seperti itu oleh Chitra, Chitra pun sepertinya
bertanya ke anak kecil ke gw
"Yuk pulang Chi.." ajak gw setelah chitra membayar semuanya
"bentar A..." "oke" Gw pun berdiri dan mengajak Chitra untuk berdiri juga
"Bucu.." ucapnya
"....." gw diam ga merasa dipanggil
"Bucuuuu......" ucapnya lagi dan menarik tangan gw agar duduk lagi
"Bucu" apaan lagi tuh aku maunya longhongkien" ucap gw
"Bukan.. bucu bukan makanan jeleeeek" jawabnya
"lalu.. apa itu bucu?"
"Bucu itu panggilan sayang dariku" ucapnya sambil tersenyum
Meskipun gw gatau apa artinya Bucu,
tapi gw merasa.... Bahagia Bucu suka Long hongkien Part 25 Bucu Sebuah panggilan baru lagi buat gw.
Bucu Jelek Ini kepanjangan panggilan baru gw
Bucu Jelek Lelet Ini nama lengkap panggilan baru gw
Artinya bucu gw sendiri sering menanyakannya sendiri ke Chitra, tapi jawaban Chitra selalu
sama "nantilahh ya... ntar juga tau sendiri kok cu"
Selalu aja begitu, Awalnya gw seneng tapi lama-lama gw G.E.L.I
kenapa gw bisa geli"
Gw seperti jalan dengan Nenek-Nenek
"Cu.. tadi keretanya dimana?"
"ehya.. udah jam segini ayo kita pulang Cu..."
"Cuuuuuu..... kok ga bales sms nya?"
Cu...Cu...Cu... "Aku bukan cucu mu Chi.. kalo manggil Bucu yang lengkap donk bukan CU doank" usul gw
"hahaha udahlah A bersyukur kamu ni, daripada aku panggil kamu BU, matilah kamu A"
Gw langsung membayangkannya, gw jalan sama dia, dan Chitra terus memanggil gw
dengan BU "eh Bu.. gimana tadi arisannya?"
"sukses bu kerjaannya?"
"Bu.. pulang yuk bu"
Bener-bener seperti emoticon kaskus yaitu nohope
disatu sisi gw seneng ada panggilan sayang tapi disisi lain gw gatau arti dari panggilan itu.
"Oke setuju, panggil Cu boleh tapi bukan BU"
"oke setuju" "Deal ya?" "Deal. tapi kenapa aku malah nego" aku kan kan terdzolimi sama kamu Chi"
"gayaaaaaapun bahasamu Cu, pake terdzolimi segala, udah tenang aja, itu artinya baik kok"
jelas Chitra "yaaa.... tapi"
"Bucu jelek lelet"
"ayo kita pulang, udah malem nih Cuu"
"hahaha iya neeeekkkkk"
"hahahaha gitu donk..." tawa chitra
"eeeeeeh Neeeek" enak ajaaaa.. masih muda dan cantik ini" lanjut Chitra tersadar
"dan lemot... baru sadar dipanggil Nek"
Lalu.. Akhir kata dari perdebatan tiada akhir, gw menerimanya dan kitapun pulang dengan kereta
(") ... ..... ....... .......... Kira-kira sebulan pun berlalu
Gw masih belom kerja meskipun udah 2x gw dipanggil untuk test dan sampai ke tahap
interview tapi gw belom dipanggil lagi untuk kelanjutannya. Lamaran yang gw kirim lewat
Chitra pun belum ada kelanjutannya.
"Chi.. aku mau bayar kos nih, aku kasih bu Sari atau gimana" prosedur nya gimana?"
"Bucu ni entah apa yang diomongin, gapapa nanti aku bilang Papa aja ya"
"Chi, gak enaklah aku lama-lama, ga tenang aku kaya gini"
"ga tenang kenapa Cu?"
"Aku tinggal gratisan kaya gini, kalaupun kamu mau bilang mending aku aja yang bilang ke
Papa kamu" "....." "Chi?" "Kamu kesini aja Cu, aku tunggu ya, mumpung ada Papa juga lho"
"Oke.. aku kesana sekarang juga"
Klik. Telefon pun ditutup, barusan gw menelpon Chitra untuk menanyakan kelanjutan gw di kos ini karena sebelumnya
gw udah janji untuk membayarnya bulan depan.
.. .... ..... ....... Dan disinilah gw sekarang.
Teperangkap di antara 3 wanita dan 1 Pria.
Chitra, kedua adiknya yang semuanya perempuan, Mamanya dan Papanya.
Grogi" Jelas. Semuanya menghadap ke gw, memerhatikan apa yang gw bicarakan tentang tujuan gw
dateng kesini. "ya begitu Om" ucap gw mengakhiri bicara gw
"Hmm.. jadi kau belum dapat kerja?" tanya Papanya
"iya Om, sebenarnya udah 2kali panggilan di 2 tempat yang berbeda tapi belum dipanggil
lagi" jawab gw "dimana itu?" Gw menyebutkan Bank daerah dan Perusahaan lain
"Lulusan apa?" "IT Om" jawab gw
Lalu terlihat Papanya Chitra berpikir lalu menelpon beberapa kali sambil mondar-mandir.
Lalu setelah beberapa saat yang menurut gw lama Papanya duduk lagi.
"Kau mau kerja sama Om?" tawarnya
Gw kaget dan melihatnya ga percaya
"Om lagi butuh orang yang ngerti IT, bisa training semua karyawan Om nantinya, database
kau paham?" Gw mengangguk "Hmm. lebih baik kau datang besok pagi ke kantor Om untuk interview lebih lanjutnya. Nanti
dijelaskan, semoga aja kau cocok dengan yang kami butuhkan"
"Iya, trimakasih Om atas kesempatannya, besok saya kesana"
"Oke, kami mau pergi makan dulu, kau mau ikut?"
"wah.. trimakasih Om, tidak usah saya udah makan tadi sebelum kesini" ucap gw berbohong
"makan apa?" tanyanya lagi
"nasi goreng" "nasi goreng dibawah pohon itu?"
"i..iya..om..."
"udah buka lagi dia?"
"udah" Mampus guaaaaaaaa.. Gw bohong malah ditanya detailnya, gw mana tau ada tukang nasi goreng dibawah pohon
atau tempat nasi goreng dibawah pohon, pohon yang mana gw juga ga tau apalagi udah
buka apa belum mana gw tau
"Dasar anak muda, suka sekali makan makanan ga enak gitu, gak enak itu gakusah kau beli
lagi nasigoreng disana...HaHaHa" ucapnya lagi
"Ha" kenapa gitu Om?" tanya gw penasaran
"dagingnya ayam atau tikus itu nampaknya"
"Hahaha udah lahkalo udah terlanjur makan gapapa, anggap aja ayam, tapi Om yakin itu
tikus HaHaHa...." Gw menelan ludah banyak-banyak, bersukur gw belum pernah makan disana.
"Jadi kau ikut kami?" tanyanya lagi
"Engga Pah" jawab chitra pada akhirnya
"Lho ga ikut kamu Chi?" tanya papanya kepada chitra
"engga ah, aku nitip aja"
"oohhh yaudah kamu ikut kalo gitu" ucap Papanya ke gw
"cemana Papa nih, aku ga ikut masa Nanda tetep diajak?" protes chitra
"kenapa memangnya" perutmu ya perutmu, perut dia ya perut dia"
"iya betul kata Papamu, kami berangkat dulu ya, kamu jaga rumah"
Gw pengen Ketawa sebenarnya
Ini keluarga bener-bener keluarga yang unik, anaknya sendiri disuruh jaga rumah sedangkan
gw sebagai orang lain malah diajak makan malem bersama.
"Saya ga ikut Om, Tante.. saya pulang aja ke kos"
"Kau ikut" ucap Papanya lagi
"saya udah kenyang Om"
"Pusing aku sama kalian berdua, diajak makan kok nolak" kata Papanya lagi
"Papa ajaaaaaaaaaaapun yang dibuat pusing, ka cici kan ga ikut, bang Nanda juga gaikut,
yauda kita berangkat, kenapa dibuat pusingg paaaa..." teriak adik-adiknya di kedua kuping
Papanya. Papanya Chitra langsung ketawa sekeras-kerasnya dan mengajak Istri serta anak-anaknya
keluar. Gw melihat Mamanya tersenyum ke gw saat gw memerhatikan tingkah keluarga ini.
Lalu mereka pun pamit meninggalkan gw dan Chitra berdua disini.
"Papa emang gitu Cu.. kalau udah suka pasti gitu" ucap Chitra
"suka" sama aku?" tanya gw
"tampaknya" jawab Chitra
"Kamu kenapa ga ikut makan Chi?" tanya gw lagi
"males aku Cu....." jawabnya males
Chitra terlihat lebih lesu daripada biasanya, berbeda dengan hari-hari sebelumnya
"kamu kenapa Chi?"
"gapapa, kamu yakin mau kerja sama Papa?"
"besok mau aku coba kesana dulu"
"Oohhh..." "kamu kenapa" hmm.. ada yang aneh nih ya?"
"engga Cu, gapapa, cuma lagi lesu aja"
Chitra lalu menyalakan TV dan terlihat oleh gw tayangan film dari DVD, filmnya "One Litre Of
Tears" "Ini cu... yang bikin aku lesu..." ucapnya kemudian
"Ini" film apa ini?" tanya gw
"gara-gara film ini" hahahahaa masa gara-gara film jadi lesu, emang ceritanya tentang
apaan?" tanya gw lagi
"Huh.. nonton aja sini disampingku" kata Chitra sambil menggesaer duduknya kebelakang
Akhirnya gw ikut nonton bareng film itu bareng Chitra, gw nonton karena penasaran dan
pemain wanita nya cantik nanget (Erika Sawajiri)
Lama gw menonton.. 1 episode 2 episode 3 episode 2jam pun berlalu... "Cu?" "Cu............ kok diem?"
Gw diem juga ada alasannya
Gw mewek, filmnya sedih banget.. mata perih sampe air mata gw ga berhenti keluar.
Gw ga sangka filmnya ngena banget di hati gw.
Ceritanya kira-kira begini:
Aya ikeuchi 15 tahun adalah seorang gadis biasa, putri dari sebuah keluarga yang bekerja di
sebuah toko tahu. Namun ketika menginjak SMA, hal-hal aneh telah terjadi pada Aya
belakangan ini. Dia sering jatuh dan berjalan aneh. Ibunya, Shioka, membawa Aya ke dokter, dan ia
memberitahu Shioka bahwa Aya telah degenerasi spinocerebellar - penyakit mengerikan
dimana otak kecil dari otak secara bertahap memburuk ke titik di mana korban tidak bisa
berjalan, berbicara, menulis, atau makan.
Nah disinilah yang buat gw mewek, ketika aya menolak dirinya untuk sakit dan terus
melawannya, hobinya bermain basket pun terampas oleh sakit tersebut, cowo yang
disukainya pun kabur karena dia ga mau punya pacar yang akhirnya lumpuh, sampai pada
akhirnya mulutnya gabisa lagi berbicara.
Dan.. hal yng berikutnya yang terjadi adalah gw rebutan tissu dengan Chitra
"tinggal satu Cu... aku aja huhuhu" kata chitra sambil nangis
"akulahhh, kamu daritadi ngambil mulu Chi, ingusku udah berantakan nih Hiks..Srooottt"
kata gw sambil nyedot ingus
"Aku...huhuhuhu"
Srrooootttttt Srooottttttt Akhirnya kita malah kenceng-kencengan buang ingus
filmnya sedih parah, meskipun gw baru nonton di tengah-tengah tapi gw serasa merasakan
kesulitan aya. Lalu.. Kita sama-sama ga sadar ternyata keluarga chitra yang lain udah selesai makan dan ga
mendengar mereka masuk rumah.
"EEeeeehhhh... kenapa kalian ini" kenapa Chi kamu nangis sampe kaya gitu?" kata
Mamanya Chitra dan segera memeluk chitra
"Ini Maa.." jawab chitra dan menunjuk gw
Semuanya pun melihat ke gw
"KAU APAKAN DIA?" hardik Papanya
Gw bengong "Berantam kalian ya?" tanya Mamanya kuatir
Gw makin bengong Chitra diem "Bu...Bukkaaaaan Om.. Bukaaaan" jawab gw akhirnya sambil geleng-geleng kepala panik
"LALU?" tanya Papanya lagi ga sabar
"Ituuuuu Om.. Ituu...." jawab gw sambil menunjuk TV
"iya Pah, bukan nanda, itu TV belakangnya Nanda, bukan dia yang bikin aku nangis
Huhuhuhu" jawab Chitra pada akhirnya
"HA?" Papanya chitra ikut nengok
"ha?" Mamanya chitra ikut nengok ke tv juga
"Ha?" adiknya nengok juga
"HAAAA?" adiknya yang satu lagi nengok juga
Semuanya nengok ke TV dan melihat adegan tersebut
"............."
"Chi.. coba kau ulang itu filmnya, sedih kali nampaknya yaa..." perintah papanya
"PAPaaaaaa tidaaaaaaaaaaak... jangan ganggulaaaah, udah mau abis iniii hiks..hiks" tolak
chitra sambil sesenggukan
"Papa juga mau lihat ini, ulang dulu lah ya" ucap Papanya cuek
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"jangan lah pa, tanggungpun ini filmnya" protes Chitra
"ulang, bentar aja" jawab papanya dan langsung memencet remote dan film pun kembali ke
awal Gw bengong karena surprise
ngeliat kelakuan keluarga ini lagi
Chitra yang tadinya sesenggukan malah nangis beneran mukul-mukulin bantal
dipangkuannya "aaaahh..papa apa-apaaan pun ini maen ulang-ulang aja, sebaal..sebaaall"
Chitra pun berdiri tanda protes dan mengajak gw buat ninggalin ruangan itu.
"Ayo Cu! kita walkout" ajaknya
"walkoutttt.. gaya kaliii kaya anggota DPR aja pake walkout kau Chi hahaha" tawa Papanya
"ke?"tanya gw sambil senyum-senyum sendiri ngeliat kelakuan Papanya
"Keluarlaaaaah.. gak seru emang kalo ada Papa disini" jawab chitra dan melihat papanya
sebal "ah kau Chi, papa baru nonton sekali udah dibilang ga seru, sekali-kali lah ya"
"weeeeekk, ayuk Cu kita keluar aja"
Gw pun mengikuti Chitra, dan gw diajak keruangan di depan yaitu ruangan setelah pintu masuk.
Diruangan itu terdapat Piano dan Biola, dan Chitra duduk di bangku piano nya.
"Cu.. sini aja, biar aja Papa asik sendiri,nyebelin"
"hahaha..yaudah lah Chi.. ngalah aja yang muda"
"kamu gatau sih Cu, papa tu suka gitu, mama juga bukan ngebelain malah ikut-ikutan
nonton kan tadi?" ucap chitra masih marah-marah
"yaaaaa.. udah nanti kita sambung lagi filmnya" balas gw menenangkan
"temenin lagi ya Cu?"
"iya" "kamu cengeng juga ya Cu?"
"Hahahaha emang sedih kali Chi ceritanya, banget-banget itu sih sedihnya, gatau deh kalu
aku yang diposisinya aya"
"........" Chitra diem
"........" Gw juga diem
Setelah sedikit kami diam lalu..
TING... Chitra menekan tuts piano dibelakangnya
TING... TING..... Chitra menekan lagi tuts yang lain
"kamu bisa main piano ya?" tanya gw
"Gabisa hehehe" tawanya sedikit
TING.. Gw ikutan mencet TING..TING..TING..... kitapun malah mencet-mencet tuts piano asal
"Kamu bisa Cu?" tanya Chitra
"Gabisa" jawab gw nyengirr
"yaaaaaaahhhhh..payah kali donk cowo ga bisa maen piano"
"hahaha biar aja.. eh ya Chi... aku masih penasaran arti kata Bucu apa ya?" tanya gw
"Hmmmm..." "apa Chi" susah banget bilangnya sih" desak gw
"Bucu ituuuuu... Kamuuuu.... hehe" jawabnya sambil nyengir
Gw nyerah Gw nyeraaaaaah deh kalo gini
Chitra susah banget jawabnya
"ehya Cu..." "apa?" "Panggil aku Bucu juga donk..." pintanya
"ga lah..." tolak gw
"kalo kamu manggil aku bucu nanti aku kasih tau artinya apa"
"beneran?" tanya gw
"Bener" "Oke.. " "panggil donk" "Bucu...." panggil gw
TING... .. .... ....... Air mata Chitra pun meleleh melewati kedua pipinya
DEG.. Gw tau airmata ini.. Terlalu sering gw melihatnya
Karena Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya,
melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.
Part 26 "Cu mending kamu pulang ya"
Gw tertegun "aku salah ya?" tanya gw dengan perasaan yang tiba-tiba merasa bersalah
"Engga Cu.. gapapa, mending kamu pulang ya.."
Chitra berdiri dari kursi pianonya dan berjalan menuju pintu, gw seperti diusir secara halus
"Cu.." panggilnya
Gw masih duduk diam tak bergeming,
lalu setelah beberapa saat gw berdiri dan berjalan kearahnya
"Aku pulang ya" ucap gw ketika berpapasan dengannya
Chitra tak menjawabnya, tapi gw melihatnya lagi, dia bukan ga mau menjawabnya tapi gabisa untuk berkata-kata.
Dia kembali menyembunyikan apa yang seharusnya gaboleh gw lihat, namun mata gw
gabisa ditipu oleh air mata disudut matanya
CKLEK Setelah pintu tertutup Kita pun terpisah didua sisi yang berbeda.
Berjalan pelan menjauhi rumahnya dan sesekali melihat kebelakang, berharap Chitra
memanggil dan menjelaskan kesalahan apa yang barusan gw lakukan.
Tapi pintu itu tak kunjung terbuka
panggilan itu tak pernah ada...hin
gga gw sampai didepan pagar kos.
Gw memegang pagar kos, membuka kunci gemboknya
Terasa..dingin Seketika Gw merasakan ada yang ga wajar di dalam diri gw
kenapa gw sampai kekhawatir ini... kenapa bisa"
Akh.. Sial Gw ga suka perasaan ini. Lalu HP gw berbunyi Selagi gw berkutat dengan sejuta pertanyaan dan mengingat setiap detik apa yang terjadi
saat itu. From : Chitra "Cu.. ini alamat kantor Papa, xxxxxx, besok pagi jangan telat ya, sukses untuk besok"
Ha" Cuma ini aja" tapi yasudahlah, sedikit rasa lega hinggap di dada gw, setidaknya dia berbicara lagi walau lewat
sms. .. .... ...... ........ Esok harinya. Dengan perasaan penuh semangat gw berangkat menuju kantor Papanya Chitra, ga sulit
menemukannya karena Chitra memberikan petunjuk lewat SMS subuh tadi.
... ... ... Ga lama gw sampai dikantor yang dimaksud dan langsung masuk.
10Menit kemudian "Saffa" ucap wanita itu memperkenalkan dirinya
"Nanda" balas gw
kamipun berjabat tangan. Saffa adalah salah satu staff yang menemani gw dari awal gw tiba dikantor ini sampai ke
lantai 3. Kebetulan gw bertemu dengannya di resepsionis dan kebetulan dia juga ada disana dan
mendengar pembicaraan gw dengan respesionis.
"Kita langsung ke lantai 3 ya" katanya
"Iya mbak" jawab gw
"temannya Pak Husein ya?" tanyanya
"Pak Husein?" kata gw malah bertanya
Mbak Saffa hanya tersenyum aja
Pak Husein itu siapa"
Gw ada perlu apa dengan Pak Husein"
Apa gw salah masuk kantor ya"
"tunggu disini aja dulu, nanti Pak Bambang saya hubungi" kata Mbak Saffa ketika sampai
dilantai 3 dan masuk keruangan meeting kecil lalu keluar lagi
Lalu Masuklah seorang Pria, masih muda sekitar 30tahunan, meminta gw mengikutinya. Gw pun
mengikutinya yang ternyata gw dibawa keruangan yang gw yakin ini adalah divisi IT.
"Itu Feri.. yang disana Hendra, sebelahnya Saffa, tadi kamu udah ketemu, silahkan duduk,
kita santai aja" katanya sambil menunjuk satu-satu orang yang ada diruangan ini
"iya pak" jawab gw dan mengangguk kepada mereka semua lalu duduk
"Kita mulai aja ya, saya udah dengar dari Pak Husein dan nama saya Bambang, Kami
sebetulnya lagi perlu orang untuk menggantikan posisi salah satu staff yang keluar belum
lama ini, namun untuk stay aja di kantor" katanya memulai pembicaraan
Interview gw pun dimulai dengan Pak Bambang, seperti interview pada umumnya gw ditanya
mengenai knowledge khususnya knowledge dibidang gw. Pertanyaannya simpel tapi Pak
Bambang ga membiarkan gw menjawab apa adanya, dia terus memancing gw untuk
berbicara banyak dan menguras semua apa yang gw tau.
"Oke, 1jam saya rasa cukup, kita sampai sini aja dulu, dua jam lagi kita ketemu lagi disini ya,
saya bicarakan dulu dengan Pak Husein" katanya sambil melihat jam tangannya
"Oh ya pak, terimakasih, saya tunggu ditempat diluar aja kalo gitu"
Kemudian, Gw menunggu, merasa bosan menunggu gw pun mengirimkan Chitra beberapa pesan
singkat. To: Chitra "Aku udah test, sama Pak bambang tadi, semoga hasilnya baik ya Cu"
tanpa menunggu lama Chitra membalasnya
From : Chitra "Sukses ya Cu. Semoga diterima. Nanti aku pulang jam 21. Makan-makan ya" hehe"
To : Chitra "Makan-makan?" From: Chitra "kumat leletnya lah ya, ya kalo keterima makan-makan donk"
To: Chitra "haha siap.. ehya Cu.. Pak Husein siapa ya" kamu kenal?"
From: Chitra "itu Papaku bucu jeleeeeeeeeek"
Menunggu 2jam menjadi ga terasa saat gw berbagi cerita dengan Chitra.
Pertanyaan, ceritanya, dan candanya sukses membuat gw tersenyum-senyum sendiri
.. ... .... Kira-kira 2 Jam kemudian Gw dipanggil kembali ke ruangan sebelumnya.
Disana masih ada Feri, Hendra, Saffa dan ditambah Papanya Chitra
"Datang juga kau.." kata Papanya Chitra menyuruh gw cepat masuk
Saffa tersenyum saat melihat gw
"Mas Nanda, akan join dengan Team kita" ucap Pak Bambang
Gw kaget "Lho.. kaget gitu.. Gimana?" tanya Pak Bambang lagi
"Ehya Pak, tapi.."
"Ya. Kamu diterima, kami yakin kamu cocok dengan kami" jelas Pak Bambang lagi
Saffa tersenyum lagi "Megang apa Pak, Mas Nanda ?" tanya Saffa kemudian
"Kamu belum kenal aja udah mau dipegang dia, cemana kamu ni, sabar lah dulu.. HaHaHa"
ucap Papanya Chitra bercanda
Saffa tertawa "Kamu bantu Saffa ya, adaptasi dulu, setelah itu saya beri jobdesk yang lebih spesifiknya"
jelas Pak Bambang lagi "Okeh.. Nanda. Kamu bisa ketemu Bu Ida di ujung lorong pintu ini, kalian bicara aja disana
untuk urusan administrasi nanti" Kata Papanya Chitra
"Saffa anter ya.. biar kalian akrab dulu, bawa keliling aja sekalian" lanjutnya
Awalnya gw berpikir semudah inikah" Awalnya gw ga percaya sampai akhirnya gw bener-bener yakin gw bekerja di Perusahaan ini, segala hal yang
berhubungan dengan status karyawan gw langsung diurus hari itu juga, gaji yang gw terima
juga lebih dari cukup, lebih dari yang ditawarkan dari perusahaan sebelumnya yang gw
lamar. Saffa menemani gw berkeliling mengenalkan gw kepada karyawan lainnya.
"ehya selamat ya " kata Saffa memberi ucapan selamat
"makasih Mbak" balas gw
"waduh jangan Mbak kali ya.. spertinya seumuran kita lho, Saffa.. Saffa aja" katanya lagi
Gw tersenyum mengiyakan Kemudian Gw diberitahu jika gw udah siap, gw bisa langsung bekerja besok.
dan Setelah urusan gw selesai gw ke Pak Bambang lagi dan diperbolehkan untuk pulang
jika mau. Karena gw udah selesai, gw memutuskan untuk pulang dan sebelum pulang gw
mengirimkan Chita pesan singkat lagi
To: Chitra "Cu Alhamdulilah aku keterima, Nanti kita pesta kecil ya dikos haha"
Hmm.. Gw berpikir mengajak Fajar juga, seperti nya akan seru jika merayakannya bertiga, karena
temen gw cuma mereka aja.
To : Fajar "Jar.. Makan gratis entar malem, jangan kemana-mana yak hahaha"
SMS Sent lalu, gw berjalan keluar dari ruangan ini
"Saffa pulang dulu ya" ucap gw ketika melewati mejanya
"oke.. jumpa besok, meja kamu disini disebelahku, agak berantakan sih tapi nanti aku
bereskan barang-barangku disana" balasnya
"iya, Saffa makasih" ucap gw sekali lagi
Gw pun pulang. Tersenyum senang dan semakin senang saat membayangkan nanti malam bertemu dengan Chitra lagi.
Part 27 Dua kotak loyang medium pizza dan Dua botol cocacola ukuran besar terletak manis diatas
meja kamar kos gw, menanti ga sabar agar dimakan oleh dua temen gw yaitu Chitra dan
Fajar jam 9 malam nanti. Suasana hati gw malam ini lebih dari cukup riang karena gw udah bisa bernafas lega sejak
pengumuman tadi siang bahwa gw mulai besok sudah bisa bekerja.
"Hmm.. udah hampir jam 9" ucap gw sambil tidur-tiduran dikasur
Sebentar lagi Chitra mungkin sampai kos ini, gw membayangkannya dia lagi dimobilnya
dalam perjalanan pulang dari kampusnya.
TOK..TOK.. "Ndaaa.. Di dalem ga?" panggil seseorang di luar kamar sambil mengetok pintu kamar gw
Gw tau suara itu, suara itu suara Fajar
Gw bangun dan membukakan pintu untuknya.
CKLEK
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sabaaaarrr ketak-ketok aja" ucap gw sambil membukan pintu
"Wuidiiiiii.... makan-makan nihhhh Nda... pizzaa.. kesukaan gw banget" ucap Fajar senang
"weeiittss jar, ntar.. NTAAAARRRR..." kata gw cepat karena melihat fajar langsung
membuka kotak pizza dan akan mengambilnya
"Lah" emang kenapa" ada orang lagi emangnya?" tanya Fajar bingung
Golok Maut 4 Pendekar Slebor 20 Raja Akherat Harpa Iblis Jari Sakti 31
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama