The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea Bagian 3
"Yang mana yang kurang pantas?"
"Dua duanya." "Tapi kamu menggunakan kata 'kamu' kemarin kepada saya,kenapa hari ini ngga bisa?"
"Karena kemarin saya belum resmi kembali bekerja intuk Blu.Dan saya nggak pernah memanggil orang
yang memperkerjakan saya hanya dengan namanya saja."
"Tapi kamu memanggil Blu dengan namanya aja,"bantah jo,
"That's different."
"Coba jelaskan di mana bedanya,"tanya jo.
Dara baru saja akan membalsa ketika terdengar suara Blu berkata,"Eh,Mas udah pulang" Tumben amat."
Dara mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri ke dapur,meninggalkan jo memandangi belakang
kepalanya dan bertanya tanya kepada diri sendiri apa yang baru saja terjadi.Satu detik jo tersenyum
kepada dara dan dara membalas senyuman itu dan detik selanjutnya mereka sudah bertengkar lagi.
Jo mendesah,mungkin ini jalan terbaik untuk mereka.Karena dengan bertengkar mereka tidak akan
memiliki kesempatan untuk lebih mengenal satu sama lain.Dara adalah asisten adiknya,yang membuat
wanita itu off limits baginya.Kalau pikirannya yang sempat merajalela bisa dijadikan indikasi tentang apa
yang diinginkannya,dia betul betul harus berusaha menjauhi Dara.
Jawaban untuk jo datang dua minggu kemudian ketika dia mendapati dirinya menghadiri acara anugrah
musik yang diadakan sebuah stasiun TV dengan Revel,Blu dan tentunya Dara.
"Gue denger dari blu kalau lo berantem sama dara.Ada masalah apaan lagi sekarang?"Tanya Revel.
Jo mendongak menatap Revel uang memang lebih tinggi darinya sebelum berkata,"Blu mau ngambil
ekskul taekwondo,tapi gue bilang itu terlalu rough,jadi gue kasih usul dia ambil ekskul lain yang lebih
aman,kata cheerleading atau panduan suara,misalnya,.Dia mencoba meyakinin gue,gue teteP
menolak,akhirnya dia ngambek dan ngadu ke dara yang kemudian mencoba menyakinkan gue tentang
segala keuntungan bagi cewek jika tahu ilmu bela diri.Gue masih kurang yakin dan ya akhirnya....
Begitulah." "Jadi lo memang beranten sama dia?"
"Gue nggak akan menyebut sebagai berantem,lebih seperti beda pendapat."
Revel menggelengkan kepala mendengar jawaban jo ini.
"Kenapa lo geleng geleng kepala?"Tanya jo.
"Lo nih kenapa sih sama Dara?"
"Kenapa lo mikir gue kenap napa sama dara?"
"Selama gue kenal elo,gue nggak pernah ngeliat elo berantem....I mean...bedap pendapat,"Revel
memperbaiki kata kata nya ketika jo mengerlingkan matanya,"sama perempuan.Tapi sama Dara...."
"Can you blame me"she is the most stubborn and argumentative woman I have ever met."
Kata kata itu diucapkan jo dengan seulas senyuman,yang membuat revel bertanya tanya apakah jo
mendapati tingkah laku dara itu menarik,dan membuat revel tersenyum dalam hati.Selama ini dara tidak
pernah sekali pun kelihatan terkesima atau bahkan tertarik dengan aksi tebar pesona Jo.Selain in dan
sita,Revel tidak pernah bertemu wanita yang mampu melakukan itu.Hal ini memberikan dara poin lebih di
mata revel.Jo memerlukan perempuan seperti dara di dalam hidupnya.
"Dude,stalker is here,"bisik revel kepada jo.
"Yeah,I know.Gue mesti ngenalin diri ke drummer merek.
Beat nya boleh juga tuh anak."
"Bukan stalker band,ini stalker nya elo."
"What are yo talking abaout"balas jo bingung.
Revel memiringkan kepalanya 90 derajat dari tempat mereka berdiri dan tatapan jo langsung terkunci
kepada seseorang wanita tinggi yang mata nya sedang menyapu sekelilingnya,seakan sedang mencari
seseorang. Jo langsung menggeram"What the hell is she doing here?"Sambil membungkukkan tubuhnya agar tidak
kelihatan oleh penguntitnya.Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan mengingat tingginya yang 175
sentimeter itu. Malam ini adalah acara anugrah musik,yang berarti orang orang yang datang seharusnya pemusik.Kayla
bukan pemusik,dia seorang host acara perjodohan di TV.Kenyataan itu membuat jo mengulang
pertanyaan barusan. "Karena lo disini,I'm guessing,"balas revel datar.
"Crap!!!!" Geram jo."Bagai mana dari ' gue nggak available' yang dia nggak ngerti coba?"
Beberapa bulan yang lalu jo dikenalkan kepada kayla dalam acara amal.Sejak itu kayla mulai
mencecarnya.Jo berusaha segala cara menghindarinya dengan halus,tapi tidak berfungsi.
Keberadaan Blu lah yang menyelamatkan jo dari kayla karena akhirnya dia punya alasan untuk
menolaknya.Dia betul betul harus berterima kasih kepad adiknya itu.
Semua teman laki laki nya berfikir dia gila karena menolak kayla,yang menggambarkan segala sesuatu
yang diinginkan oleh semua laki laki.Dia cantik,pintar,dan memiliki satu set kaki jenjang dan sangat
indah.Tapi di luar semua atribut tersebut,ada sesuatu pada diri kayla yang membuat jo ingin melarikan diri
setiap kali melihatnya. "Memangnya apa susahnya sih buat elo untuk keluar dengan kayla sekali aja?"Mungkin setelah itu dia
akan berhenti nguntiti elo?"
"Lo kayak ngga tau perempuan jenis kayla aja.Dia nggak akan berhenti sampai dia berhasil hamil anak
gue atau narik gue ke pelaminan,whichever comes first.lainnya.... She scares me."
"Apa salahnya nikah atau punya anak dengan kayla?"
"Kayaknya gue nggak mau deh nikah apalagi punya anak sama dia.Dia ngingetin gue sama araneus
pallidus." "Laba laba yang akan memakan pasangannya setelah berhubungan seks?"
Kebanyakan orang tidak tau apa itu araneus pallidus,tapi tidak revel.Jo selalu tahu bahwa revel lebih
berotak dari pada yang banyak dipikirkan orang tentangnya.
"Jo,dia nggak mungkin seburuk itu,"lanjut revel,mencoba menahan tawa ketika melihat tatapan nyureng jo
padanya. "Kalau gitu elo ngedate aja sama dia,"balas jo,yang disambut gelak tawa revel.
"Uhm....-n case yo don't know,I'm madly in love with my wife,
"Oh,shuT up."Balas jo semakin membuat revel tergelak.
Jo menyedekapkan tanganya sambil menunggu dengan air muka tidak sabaran hingga revel berhenti
tertawa. "Nggak usah ngeliatin gue kayak lo mau ngebunuh gue gitu deh,Jo.Bukannya lo bilang lo mau berburu
cewek malam ini?" "Iya,dengan penekanan pada kata 'berburu ' yang berarti gue yang jadi predatornya,bukan ' diburu' yang
berarti gue mangsanya."Geram jo sambil melototi revel.
"Jooo......" Jo langsung meringis mendengar suara itu.Sialan,gara gara revel dia lupa memperhatikan pergerakan
kayla,dan sekarang sudah terlambat baginya untuk melarikan diri.
"Halo,kay,"ucap jo sambil berusaha tidak menilai gaun malam yang dikenakan kayla.
Gaun merah,semerah mobil pasukan pemadam kebakaran itu berpotongan tube selutu superketak
sehingga terkesan dilukis pada tubuh kayla.Jo bahkan tidak tahu bagai mana kayla bisa bernapas
mengenakan pakaian yang kelihatan sangat tidak nyaman itu.Tapi dari tatapan ganas para tamu laki laki
yang melewati mereka,jo tahu kenapa kayla memilih mengenakan gaun tersebut.Hanya laki laki
homoseksual buta saja yang tidak akan terundang oleh santapan seperti itu.
"You look great,"kata jo.
Meskipun lebih memilih ngumet daripada berbicara dengan kayla,jo adalah seorang gentleman yang tidak
akan membuat malu seorang wanita yang jelas jelas sudah berusaha mena
Rik perhatiannya selama berbulan bulan.
"Thanks,"balas kayla sambil berjinjit dan mendekatkan bibirnya pada telinga jo untuk berbisik,"apa kamu
masih nggak available?"
Dear lord,perempuan satu ini memang berani.Dia bahkan sengaja menempelkan payudaranya ke lengan
jo dan jo yakin bahwa kalau dia memutuskan untuk merabanya didepan orang banyak,Kalyla tidak akan
menolak.Di dalam pikirannya,jo memang tidak tertarik pada kayla,tapi sepertinya tubuhnya tidak mau
mendengarkan,karena pada saat itu jo merasakan pergerakan pada bagian tubuhnya,yang menandakan
ketertarikan fisiknya kepada kayla.
Great.just great.jo betul betul menyumpah dalam hati.Inilah akibatnya kalau dia tidak menyentuh
perempuan selama berbulan bulan.Ini semua gara gara Blu.Kalau saja jo tidak tinggal dengannya dan
mengurangi aktivitas seksualnya,jo tidak akan terlalu haus belaian wanita seperti ini.SIALLL !!!
Mata revel terbelak melihat tingkah laku kayla yang kelihatan seperti sedang mencoba menilat daun lidah
telinga jo di tengah keramain.
"Mm.....jo,I think I'm gonna go in first.Ketemu di dalam ya."Dan sebelum jo bisa berkata kata lagi,revel
sudah menghilang dari lobi,meninggalkannya berdua dengan kayla.
Oh !!!! Terkadang jo berfikir bagai mana dia dan revel bisa jadi teman.Seorang teman tidak akan
meninggalkannya untuk dihabisi oleh singa seperti ini.
"Sampai kapan blu harus tinggal sama kamu?"Bisik kayla lagi.
Jo menelan ludah sebelum berkata," Masih beberapa bilan lagi."
"Well,kamu punya no Hp aku.Kamu bisa telepon aku.....kapan aja kalau misalkan kamu
kesepian.....malam malam."
Oh,SHIT !!! Sumpah jo dalam hati.Dia betul betul harus pergi dari hadapan kayla sekarang,karena kalau
tidak dia mungkin akan tergoda untuk menerima undangannya.Dan hal tersebut hanya akan membawa
masalah padanya or is it" Jo melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 19.45.Dia datang ke acara ini
hanya sebagai dukungan untuk revel,dan dia yakin revel tidak akan merasa kehilangan kalau dia
memutuskan untuk pulang cepat.Dia memiliki waktu sekitar tiga jam hingga blu,yang malam ini menjadi
penyanyi pembuka acara anugrah musik ini,pulang.Lebih dari cukup waktu untuk memuaskan keperluan
fisik yang sekarang sedang menggedor pintu berahinya.
Kayla yang sepertinya sadar akan apa yang sedang sipikirkan jo mendektkan bibirnya yang diolesi lipstik
merah dan mencium sudut bibirr jo,membuat jo menggeram.Selagi pikiran rasional melayang dari
pikirannya dan dia langsung mencengkeram lengan kayla,siap menariknya ke mobil,ketika mendengar
suara dibelakangnya. "Mas jo." Jo berusaha tidak menggeram frustasi mendengar suara yang sebetulnya bagaikan air es yang digunakan
ke hawa nafasnya. Dengan tidak rela jo memutar tubuhnya dan menemukan dara sedang menatapnya tanpa ekspresi
sebelum berkata,"Mas dicariin Blu."
Bab 13 CAR KEY Selama beberapa detik jo hanya menatap tajam asisten adiknya itu,mencoba memutuskan apakah dia
ingin mencekiknya karena sudah menggagalkan rencanya untuk get laid malam ini atau mengucapkan
terima kasih karena sudah menyelamatkan dirinya dari kegilaan.Tapi yang lebih mengagetkannya lagi
adalah rasa jengkel yang mulai muncul dia benak jo,bukan karena kedua alasan di atas,tapi karena
ekspresi tidak peduli yang kini sedang sipertontonkan dara.
"Mas jo?"Ucap dara lagi,ketika jo masih juda tidak bereaksi.
Ekspresi wajah dara memnuat keisengan jo muncul.Dia ingin melihat apakah dara akan terkejut kalau dia
get his freak on denga kayla dihadapannya.Area lobi sudah hampir kosong karena acara akan dimulai
sebentar lagi.Tanpa berfikir panjang,jo menarik pinggang kayla,otomatis menempelkan seluruh tubuh
kayla pada tubuhnya,dan mendekatkan bibirnya pada telinga kayla untuk berbisik."Aku ada free time
besok malam.you intersted?"
Bukan itu tidak keras,tapi cukup bisa didengar oleh dara dengan jelas.
Jo mendengar kayla tertawa dan berkata penuh kemenangan,
"Of course." Jo melirikkan matanya pada dara yang kini kelihatan bosan.
Damn,rencananya untuk membuat dara cemburu sudah gagal total.
"Sampai ketemu besok malam."Ucap ko kepada kayla sebelum melepaskannya.
Jo lalu bergegas mengikuti dara yang sudah setengah jalan menuju area belakang panggung.
"Kenapa blu nyariin saya?"Tanya jo ketika dia berhasil mengejar dara.
Tanpa menghentikan langkah,dara menjawab,"Oh,blu sebetulnya nggak nyaris Mas.Tapi tadi mas revel
bilang ke saya kalau Mas perlu bantuan sebelum dilahap habis sama mbak kayla.jadi saya ngarang aja
tentang blu nyariin Mas.Saya seharunya nggak usah repot repot,karen sepertinya Mas jo nggak perlu
diselamatkan dari mbak kayla sama sekali."
Jo langsung berhenti melangkah untuk berkata,"jadi kamu sudah membohongi saya?"
Dara yang ikut berhenti kemudian menatapnya sambil menyipitkan mata dan berkata," Maaf,kalau saya
sudah menganggu rencana Mas jo dengan Mbak kayla.Itu tidak akan terjadi lagi.Saya harus kembali ke
pekerjaan saya." Ketika dara memutar tubuhnya,jo menarik lengannya dan berkata,"Kamu marah ya sama saya?"
"Nggak sama sekali,"balas dara datar sambil menarik lengan nya dari genggaman jo.
Jo melepaskannya sebelum menatap dara dengan lebih seksama.pupil mata dara melebar,membuatnya
kelihatan berbinar.Napasnya agak sedikit memburu,seakan dia tidak bisa menarik cukup oksigen ke dalam
paru parunya.Kalau bukan karena kedua telapak tangannya yang dikelipkan,siap untuk melayangkan
tinjuan bila perlu,jo mungkin bisa salah meninterprestasikan semua tanda tanda fisik ini sebagai turnon.Kenyataannya sekarang adalah dara kelihatan marah,bukan karena jengkel belaka.Perempuan hanya
kelihatan ingin menapar laki laki kalau sedang jengkel,tapi mereka akan kelihatan ingin membakar para
lelaki hidup hidup kalau sudah cemburu.Dan Dara sepertinya lebih daripadi siap untuk melakukan aksi
yang kedua.Sebelum bisa menahan diri,jo sudah berkata," Are you jealous?"
Dara menatap jo tidak percaya sebelum mulai ngomel." Are you insane"Apa kepala kamu sebegitu
besarnya sampai kamu berpikir setiap wanita mau sama kamu?"
Jo hanya bisa menganga mendengar omelan ini.Dia tidak menyangka Dara akan semarah ini.Sebelum dia
bisa mengucapkan maaf,Dara sudah melangkah pergi sambil merungutkan sumpah serapah.
Dara mencoba mengontrol kemarahan yang kini menyelimuti hatinya.Berani beraninya jo
memperlakukannya seperti itu"
Membuatnya menyaksikan aksi jo merayu wanita dihadapannya seakan dia adalah boneka yang tidak
punya perasaan.Laki laki sialan.Apa dia bahkan tidak memikirkan bahwa bukan ide yang baik untuk
bermesraan dengan seorang wanita di area terbuka tempat semua orang bisa melihatnya,apalagi karena
ada banyak wartawan yang hadir diacara ini"Dan berani beraninya jo menuduhnya jealous"jealous nenek
moyang lo !!! Dan revel.....Untuk apa laki laki itu memintanya menyelamatkan jo yang jelas jelas tidak memerlukan
bantuannya sama sekali.Oh !!! Dara akan membunuh dua laki laki itu karena sudah berani
mempermainkannya. "Hei,mbak .Gimana ,apa mas jo sudah selamat dari Mbak kayla?"Tanya Blu ketika dara menemukannya
lagi dibelakang panggung.
Dengan susdah payah dara mengatur ekspresinya agar tidak kelihatan kesal sebelum menatap blu sambil
tersenyum dan mengangguk.Bukan salah blu bila kakak dan manajernya adalah buaya
yang lebih baik dikuliti dan dijadikan tas daripada dibiarkan hidup dan membahayakan semua orang yang ada
disekitarnya. "Muka Mbak kok merah kayak orang marah begitu sih?"Tanya blu polos.
You have no idea,ucap dara dalam hati,tapi yang diucapkannya adalah," Diluar panas banget,mbak jadi
dehidras." "Iya memang......"
Dan dara membiarkan Blu ngomong ngalor ngidul,ngetan ngulon,tentang betapa panasnya Jakarta akhir
akhir ini. Beberapa hari kemudian Dara sedang berbicara dengan tante poppy melalui Skype ketika jo pulang.Jo
langsung disambut oleh Goldie yang menrima belaian dan ciuman dikepalanya sebelum melangkah
pergi.Dara melirik jam tangan pada laptopnya yang menandakan pukul 21.00.Dara tahu jo tidak ada acara
manggung malam ini,jadi ada dirumah lebih awal dari biasanya.Dari gelagatnya yang justru duduk di meja
makan daripada langsung masuk kekamarnya,Dara tahu apa yang jo inginkan darinya.Sudah beberapa
hari ini jo mencoba bicara dengannya,tapi dara menolak menyisihkan waktu untuknya.Dia masih marah
dengan apa yang sudah dilakukan jo pada malam anugrah musik.
Dara membicarakan segala macam hal tentang Tante poppy,Bahkan tentang hal hal yang sudah mereka
bicarakan sebelumnya dengan harapan jo akan bosan menunggu dan masuk ke kamarnnya.Tapi
sepertinya malam ini dara tidak seberuntung itu.Dara hampir saja memohon kepada tante poppy untuk
terus bicara dengannya ketika beliau pamit untuk pergi ke kelas.Setelah menjajikan bahwa dia akan terus
meng update tante poppy tentang persiapan konser blu,dara memutuskan sambungan Skype.
Tanpa menghiraukan jo,Dan menutup laptop,bangun dari kursinya,siap melangkah pergi ketika dia
mendengar suara jo. "Bisa kita bicara?"
"Apa ini menyangkut blu?"Tanya dara.
Jo kelihatan berfikir sejenak sebelum berkata,"Well,no."
"Kalau begitu nggak ada yang perlu kita bicarakan,"tandas dara dan meninggalkan jo lalu berjalan menuju
kamar blu. Dia mendengar langkah kaki jo mengikutinya dan mendesis,
"Berhenti mengikuti saya."
"Kalau begitu kasih saya waktu lima menit dan saya nggak akan mengikuti kamu lagi,"pinta jo.
Dara betul betul tidak mau memberikan waktu kepada jo,tapi dia takut bahwa kalau dia tidak melakukan ini
makan jo akan terus mengikutinya.Tanpa peringatan,dara berhenti dan memutar tubuhnya dengan
cepat.Kalau saja reflek jo lebih lamban,dia pasti sudah menabraknya.
"Saya akan berikan waktu dua menit,mulai dari.....,"Dara melingkarkan jamtangannya dan
berkata,"Sekarang."
Jo menyipitkan mata,jelas jelas tidak menyukai perlakuan dara terhadapnya,tapi dara tidak peduli.
"Apa kamu akan betul betul memberi saya batasan waktu seperti ini?"
"Satu menit dan lima puluh detik lagi,"Dara memperingatkan.
Jo mendesah dan berkata setulus mungkin,"Saya minta maaf atas kejadian tempo hari.Saya bahkan
nggak tahu kenapa saya mengatak itu,saya sama sekali nggak bermaksud menyinggung perasaan kamu."
"Well,you did,"tandas dara.
"I know. Itu sebabnya selama beberapa hari ini saya sudah mencoba meminta maaf."
Ketika dara hanya menatapnya tanpa berkata apa apa,jo mulai sedikit panik."Please say
something,"pintanya.
Dara ingin berpegang pada kemarahannya,tapi melihat wajah jo yang kelihatan sangat bersalah,dara jadi
ingin tertawa.Lain dengan terkahir kali jo meminta maaf padanya,permintaan maaf kali ini terdengar lebih
tulus,tanpa ada motivasi apa apa selain untuk mengemukakan penyesalannya.
"Fine,I forgive you,"ucap dara akhirnya.
"Serius?"Jo kelihatan tidak percaya.
"Nggak,nggak serius.Saya cuma main main."
Selama beberapa detik jo hanya bisa megap megap.
Sepertinya inilah pertama kali ada orang yang menolak permintaan maafnya sehingga dia tidak tahu
bagaimana harus bereaksi.Dan dara tidak bisa menahan diri lagi,dia sudah tertawa terbahak bahak.
"Ini sama sekali nggak lucu,oke.Kamu tahu nggak betapa jarangnya saya mengucapkan permintaan maaf
ke orang lain?" "Then,why do it?"Tanya dara disela sela tawanya.
"Because it's the righT thing to do.Dan kalau saya nggak minta maaf,saya akan melanggar prinsip saya.
"Prinsip apa itu?"
"Untuk mengakui kesalahan kalau saya tahu saya salah."
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dara harus akui bahwa dia cukup terkejut dengan kata kata ini.Siapa sangka jo ternyata lebih dalam
daripada yang dia perkirakan selama ini.Dia bertanya tanya kejutan apa lagi yang bisa dia temukan dalam
diri jo kalau saja dia mau menginvestasikan waktunya untuk mengenalnya lebih jauh.
"Wow,itu prinsip yang cukup berat untuk dipegang,terutama oleh seorang laki laki.Kebanyakan laki laki
lebih baik mati daripada mengakui kesalahan mereka,"ucap dara akhirnya.
Jo hanya mengangkat bahu."I guess,saya bukan kebanyakan laki laki."
Ya,untuk pertama kalinya dara menyadari keberatan pertanyaan itu.Kebanyakan laki laki akan lari
tunggang langgang kalau harus menjaga adiknya yang masih ABG,tapi tidak jo.
Dari observasinya selama beberapa bulan ini dara menyadari jo betul betul mencintai dan peduli pada
blu.Jo memang overprotective,tapi lambat laun dara sadar itulah satu satunya cara yang jo tahu untuk
menunjukkan kepeduliannya.
"Jadi apa saya dimanfaatkan?"desak jo.
Dara menarik pikirannya dari memikirkan tentang jo lebih jauh dan berkata,"Untuk kali ini,tapi jangan
pernah menuduh saya yang nggak nggak lagi,oke?"
"Oke,"balas jo.
Setelah permintaan maaf jo,dara menghabiskan banyak waktu dengan blu untuk mempersiapkan
konsernya yang akan dilaksanakan dua minggu lagi.Dan kalau jo tidak menghabiskan waktunya dengan
kayla,suatu fakta yang membuat revel tertawa terpingkal pingkal setiap kali topik pembicaraan ini
muncul,jo akan dapat ditemukan bersama adik dan asisten adknya.
"So,how is your week?"Tanya panji pada hari sabtu ketika dara mendapat cuti dan memutuskan untuk
menghabiskan waktunya dengan panji,membicarakan persiapan pernikahan mereka.
Mereka dedang duduk di tempat tidur dara yang penuh dengan brosur katering.Dara mendesah sambil
mendekatkan tubuhnya pada panji yang otomatis langsung mengangkat tangan kananya untuk memeluk
Dara. "Sibuk dan capek.Sepertinya biasa,"ucap dara sambil membiarkan kepalanya beristirahat delama
beberapa menit dilekukan leher panji dan menutup matanya.
Dia selalu suka kalau panji melakuka ini,membuatnya merasa sangat terlindungi dan feminim.Dara
mendesah panjang dan panji mencium keningnya lalu menyadarkan tubuhnya pada bantal sambil
mengeratkan pelukannya,otomatis menarik dara bersamanya.Meskipun dara seorang wanita desa yang
mampu menopang kehidupanya sendiri tanpa bantuan siapa pun,terkadang dia merasa ingin melepaskan
semua tanggung jawab ini dan membiarkan orang lain memikulnya untuk sementara waktu.Dan itulah
yang dia rasakan saat ini bersama dengan panji.Meskipun suka mengontrol,panji juga memiliki banyak sisi
positif.Dia adalah jangkar yang mampu membuat dara agar tidak hayut dibawa gelombang,yin dari
yangnya,ketenangan didalam hidupnya yang terkadang penuh dengan hura hura,sinar bulan dijalnnya
yang gelap.Yang jelas panji adalah laki laki yang diperlukannya.
Dara mendongak untuk memberikan kecupan dileher panji dan panji membalas dengan membelai wajah
dara sebelum mendongakkannya untuk mencium bibirnya.WalaUpun ciuman itu dimulai tanpa maksud
apa apa,tak lama dara menemukan napasnya terengah engah dan tubuh panji sudah menekan tubuhnya
diatas kasur.Tubuh dara sudah kebakaran,pikirannya menghilang entah ke mana dan jantungnya berdetak
terlalu cepat membuangnya sulit bernapas.Jarang sekali panji,yang sangat kaku dan tidak emosian
melakukan ini,karena itu dara agak terkejut dan tidak bereaksi selama beberapa menit.
Panji yang menyadari kekurangan responsnya langsung menghentikan apa yang dia sedang lakukan dan
menarik dirinya menjauhi Dara.Selama beberapa menit,kamar tidur itu hening.Dara melihat panji sedang
mencoba mengontrol pernapasannya,sedangkan dia sendiri....mencoba memahami apa yang baru saja
terjadi,Lain dari perkiraan orang,selama dua tahun berpacaran dengan panji,mereka belum pernah sekali
pun melakukan hal yang intim.Panji jenis laki laki yang merasa bahwa laki laki dan perempuan hanya
boleh terlibat hubunhan seksual kalau sudah menjadi suami istri.Dan dara yang bertekad mengubah
dirinya,setuju akan pendapat itu.
Jadi,apa yang baru saja terjadi" Apakah panji telah mengubah prinsipnya itu" Dara sudah cukup
mengenal laki laki untuk tahu bahwa kalau saja tadi dia memberikan respons positif pada panji,mereka
tidak akan menghabiskan waktu saling tetap seperti apa yang mereka lakukan sekarang. Tatapan Dara
penuh tanda tanya,sedangkan panji penuh dengan.....kefrustrasian.
What"! Ini betul betul nggak masuk akal.Berani beraninya dia memampangkan wajah frustasi.Seakan
daralah yang harus disalahkan karena tidak memberikan respons positif atas aksinya,setelah selama ini
panji terus menginginkannya akan prinsipnya.Dara menahan diri agar tidak memutar bola matanya dan
berkata,"sebaiknya kita selesaikan pembicaraan kita. Hari sudah malam,aku nggak mau kamu kemalaman
di jalan." Dan selama satu jam ke depan mereka bertingkah laku seperti kejadian barusan tidak pernah terjadi dan
membicarakan biaya,jumlah tamu yang akan diundang,katering,dan lokasi pernikahan.
Seminggu sebelum konser,dara baru saja membawa blu pulang ketika berpapasan dengan jo yang
sedang dalam perjalanan menuju mobilnya.jo menyapa blu dan menganggukkan kepalanya kepada dara.
"Hei,Mas. Boleh bicara sebentar" Ada sesuatu yang aku mau tanya,"tanya blu.
Jo melirik jam tangannya sebelum berkata,"Apa kamu bisa tunggu sampai besok" Mas ada janji dengan
Mbak kayla dan Mas nggak mau terlambat."
"Oh,oke,"ucap blu penuh kekecewaan dan memutar tubuhnya menuju rumah.
Melihat ekspresi wajah dan tubuh blu,jo tidak tega dan bertanya,"Blu,kamu memangnya perlu tanya apa?"
Blu memutar tubuhnya menghadap jo." No,it's okay. Aku tanya besok aja,"ucap blu.
Jo langsung bergegas mendekati blu dan menarik bahunya agar kembali menghadapnya."Mas masih ada
waktu. Kamu mau tanya apa?" tanya jo selembut mungkin.
"William ngakaj aku nge-date besok siang. Aku boleh pergi,kan?"
"William ini date kamu waktu ke...pesta tahun baru?"Jo sedikit tersandung ketika mengucapkan kalimat itu
karena meskipun sudah beberapa bulan,topik itu masih sangat sensitip di antara mereka.
Blu mengangguk dan menatap jo dengan penuh harap." Gimana kalau kamu minta William untuk nunggu
sampai kamu lulus SMA sebelum ngajak kamu nge-date."
"HAH"! Mas mau aku blow-off William sampai aku lulus SMA" Itu sih sama aja aku nolak dia,"teriak blu.
"Well,itu lebih baik lagi.Mas nggak suka cowok yang sudah ngajak adik perempuan Mas ke pesta tanpa
seizin mas." "Itu bukan salah dia."
"I have to disgaree with you on that one.So,jawaban dari pertanyaan kamu adalah: nggak,kamu nggak
boleh pergi nge-date dengan William besok."
"Kalau misalkan aku nge-date dengan cowok yang bukan william besok,apa aku boleh pergi?"
"Nope.Kamu masih terlalu kecil.Tunggu sampai kamu lulus SMA. Atau lebih baik lagi sampai kamu lulus
kuliah atau bahkan samapi kamu umur tiga puluhan sebelum mulai pacaran."
"Banyak teman teman aku yang sudah punya pacar,kenapa aku nggak boleh?"
"Well jelas jelas orangtua temen temen kamu itu nggak tahu seberapa kotornya pikiran cowok. Sebagai
laki laki,Mas tahu apa yang ada dipikiran mereka kalu mereka ngajak cewek nge-date dan Mas bukan
ngomongin tentang gandeng tangan dan colak colek."
"Ewww.....grosssss!!!!"
"Yes. Exactly. Itu sebabnya kamu nggak boleh nge-date. Oke?"
"Aaarrrggghhh!!!" Teriak blu frustasi dan segera memutar tubuhnya lalu meninggalkan jo sambil merungut.
"Semuanya nggak boleh. Apa dia pikir aku mau jadi perawan tua?" Kamudian dia menghilang ke dalam
rumah. Jo menatap kepergian blu dengan tampang bersalah,tapi bukannya mencoba menghentikannya,dia justru
melangkah menuju mobilnya,menutup pintu dan menghidupkan mesin.
Meskipun dara lega mendengar jo tidak mengizinkan blu kencan dengan William,tapi dengan tidak
memperbolehkan blu berkencan sampai dia lulus SMA atau kuliah adalah ide gila.
Sepertinya meskipun jo sudah mencoba mengakomodasikan kepentingan blu,masih ada beberapa hal lagi
yang dia perlukan pelajari.
Dara mendekati mobil dan mengetuk kaca jendela yang tertutup. Ketika jo menurunkan kaca jendela,Jay-Z
langsung menyerang genderang telinganya. Dara menunggu hingga jo menurunkan volume
stereonya,sebelum berbicara. Menyadari bahwa jo tidak akan melakukannya,Dara pun berteriak," Bisa kita
bicara sebentar?" Tanpa disangka sangka,jo hanya menggeleng sebelum mengalihkan persneling mobilnya dari "P" ke "D".
Oh hell no!!! Dara langsung menjulurkan tangannya untuk meraih kunci mobil,sebelum memutarnya
melawan arah jarum jam dan membuat mesin mobil terbatuk sebelum mati.
"What do you think you're doing?"
Dara sedikit meringis mendengar teriakan jo yang terdengar lebih keras tanpa harus balapan dengan
suara Jay-Z. "Kita perlu bicara,"balas dara sambil mengantongi kunci mobil.
"Kamu tahu nggak kalau apa yang kamu baru lakukan bisa merusak mesin mobil saya?"Jo kelihatan
jengkel. "Extreme situations requires extreme measure,"tandas dara sambil mundur beberapa
langkah,memberikan jo ruang untuk membuka pintu mobilnya.
Jo menggeram sebelum turun dari mobol. Dan selama beberapa detik dara tidak bisa bernapas melihat
pergerakan tubuh jo yang sangat predator. Dengan pakaian serbahitam,jo seharusnya kelihatan seperti
pesulap,tapi warna hitam justru membuat warna rambutnya yang sangat hitam hingga kelihatan agak
kebiruan semakin nyata dan menonjolkan tulang tulang wajahnya yang sangat simetris.
Dara harus menahan diri agar tidak mengulurkan jemarinya untuk menyentuh alis jo.yang meskipun
kelihatan terlalu feminim untuk ditemuka pada wajah laki laki,justru membuat wajahnya jadi lebih
indah,bahkan cantik. Dara,stop it. What is wrong with you" Kamu akan menikah dengan panji,sekarang bukan saatnya
memikirkan laki laki lain.
"Give me my kesy."
Geram jo menyadaru dara yang menggelengkan kepalanya untuk memfokuskan pikirannya sebelum
berkata,"saya akan balikin kunci mobil setelah kita bicara."
Tanpa sangka sangka jo menjulurkan tangannya dan mulai meraba paha kanan dara,tempat wanita itu
mengantongi kunci mobil. Bab 14 WHY OUT "Stop,stop,stop!"Teriak dara panik sambil mencoba menjauhkan tangan jo dari tubuhnya.
"Geben sie das autoschlussel zu mich,bitte," geram jo sebelum meraih piinggang dara dengan tangan
kanannya,menempelkan bagain dengan tubuh dara pada tubuhnya dan dengan paksa memasukkan jari
jari tangan kirinya yang besar dan panjang itu ke dalam kantong celana jins dara.
Dara mencoba melawan karena kalau tidak dia bisa pingsan karena geli. Hari ini dia mengenakan sepatu
plat,dan wajahnya sudah menepel dileher jo,tapi jo sepertinya tidak sadar sama sekali akan kedekatan
tubuh mereka. Dara menarik napas untuk mengumpulkan energi agar bisa mendorong tubuh jo dan
selama beberapa detik dia tidak bisa mengalihkan pikirannya dengan serangan aroma colegne jo yang
deleicious,seperti apel dan kayu manis. Aroma itu mengingatkannya aka apple pie yang sering dibuat ibu
dirumah. Mau tidak mau dara mulai cekikikan,tidak percaya pada apa yang terlintas dikepalanya ketika drummer
paling ganteng satu indonesia sedang melakukan serangan seksual terhadapnya.Gerakan tangan jo
berhenti dan menatap dara yang wajahnya kini sudah memerah dan napasnya terputus putus oleh
tawanya. "Apa sih yang lucu?"Tanya jo.
Dara mendongak menatap jo dan sebelum bisa berfikir panjang,dia sudah berkata,"You smekk like apple
pie,"sebelum kemudian mulai cekikikan lagi.
Sesaat jo kelihatan bingung sebelum berkata," What?"
"Apple pie,"ulang dara sambil masih cekikikan.
Bibirr jo langsung menarik garis lurus membuat dara langsung berhenti cekikikan dan berusaha
melepaskan diri dari perlakuan jo.Segala kelucuan yang dia rasakaN beberapa menit yang lalu
sirna.Sadar akan posisi tubuh dara yang menepel pada tubuhnya dari dada sampai kaki,jo langsung
melepaskannya seperti ada api pada tubuhn dara dan dara segera mengambil beberapa langkah mundur
menjauhinya.Dengan sedikit gugup dara mengeluarkan kunci mobil dari kantong celananya dan
menyodorkan nya kepada jo.
"Kalau Mas jo nggak memperbolehkan blu pacaran sampai dia berumur tiga puluh tahun,saya yakin blu
tidak akan pernah menikah dan akhirnya akan hidup sendirian dengan seekor burung sebagai teman
bicaranya.Apa itu mas jo mau?"Tanya dara dengan suara setenang mungkin.
Dara tahu pertanyaan itu terdengar terlalu dramatis,tapi itulah satu satunya yang bisa dia pikirkan setelah
indra penyciumannya terkontasminasi dengan beberapa delicious nya aroma tubuh jo.
"Itu jelas jelas akan membuat pikiran saya lebih tenang dari pada kalau sesuatu terjadi pada blu karena
dia masih terlalu inncont untuk menghadapi cowok,"ucap jo sambil meraih kunci mobilnya.
"Tapi apa dengan mengikuti kemauan mas,akan membuat blu happy"Mas ingat kan dengan permintaan
saya tentang jangan terlalu overprotective terhadap blu?"
Jo sadar dara sedang mengancamnya,dan meskipun ragu,dia mundur teratur."Oke,jadi menurut kamu
saya harus memperbolehkan blu ngedate dengan si William itu?"Tanyanya.
"No.Saya setuju kalau mas tidak memperbolehkan blu ngedate dengan William.saya yakin cowok itu gay."
"WHATTT"! Dan dia ngajak blu ngedate?"Teriak jo.
Dara hanya mengangguk yang disambut dengan teriakan," I'm gonna kill that bastard,"dari jo.
"Sssttt,jangan keras keras,"bisik dara."Blu nggak tahu kalau William gay.Oke?"
"Bagaimana dia bisa nggak tahu kalau cocok itu gay?"
"Mungkin karena dia tidak memiliki pengalaman dengan cowok,makanya nggak bisa membedakan mana
yang gay mana yang nggak,"tandas dara.
Tatapan mata jo langsung terfokus pada dara,seakan tidak percaya pada apa yang barusan
diucapkannya. "Fine, I get your point, Blu boleh ngedate semasa dia SMA dengan cowok seumurnya,selama itu bukan
William.atau cowok mana pun yang gay,ngerokok,ngobat,apalagi berandalan."
Dara menaikkan alisnnya ketika mendengar syarat terakhir yang diucapkan jo.
Seakan tahu apa yang dipikirkan dara,jo membela diri dengan,"Saya memang berandalan waktu SMA,tapi
saya berandalan yang baik."
Dara mendengus mencoba menahan tawa,tapi akhirnya mengangguk,menyetujui batas batasan
ini.Mereka masih saling tatap selama beberapa detik. Tiba tiba HP jo berdering dan mengalihkan
perhatiannya dari wajah dara untuk melirik layar HP.Nama kayla berkedip kedip pada layar.
"Ya ,Kay,"ucapnya menjawab panggilan itu sambil memutar tubuhnya,otomatis membelakangi dara.
Entah kapan,tiba tiba jo merasa bersalah kepada kayla,seakan baru saja tertangkap basah melakukan
sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan,Dan rasanya aneh,karena dia tidak sedang melakukan apa
apa. Dia cuma berbicara dengan dara,serta meraba raba pahanya,sebuah suara kecil
menambahkan,membuat rasa bersalah muncul kembali. Dia memang playboy,tapi satu hal yang dia tidak
pernah lakukan adalah nyeleweng. Dia tidak akan berkencan dengan dua perempuan sekaligus. Kalau dia
sedang berkencan dan tertarik dengan wanita lain,dia akan memutuskan hubungannya dengan teman
kencannya terlebih dahulu sebelum mulai mendekati wanita yang satunya. JadI kenapa dia harus merasa
bersalah" Dia bahkan tidak berniat melakukan apa apa dengan dara.
NGIBUL , NGIBUL, NGIBUL!!! Teriak sebuah suara dari lubuk hati jo dan dia sengaja tidak
menghiraukannya. Dara mengembuskan napas ketika menyadari selama beberapa menit ini dia sedang mempelajari
punggung jo. Sambil menggelengkan kepala dia berjalan menuju rumah.
"Jo kamu denger nggak sih omongan aku" Hellooo......"Suara kayla membangunkan jo dari lamunan.
"Iya,aku denger,"ucap jo buru buru.
Kayla menatap jo tidak percaya,sebelum berkata,"Memangnya aku tadi ngomong apa?"
"Kenapa garpu untuk menu utama giginya selalu banyak dari pada garpu untuk makanan pembuka."
Kayla mendengus ketika mendengar jo bisa mengulang pertanyaan dengan sempurna. Usahanya untuk
mencari bahan omelan,batal. Ada sesuatu yang salah dengan jo malam ini.Biasanya dia seorang teman
kencan yang on time dan penuh perhatian,tapi hari ini dia terlambat menjemputnya dan sepanjang acara
jo kelihatan bingung,seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.Kalau saja jo laki laki lain, kayla
mungkin sudah bangun dari kursinya dan meninggalkan restoran,tapi sayang nya jo adalah jo. Dia sudah
mengincar laki laki ini semenjak pertama kali melihatnya karena dia yakin jo adalah laki laki yang pantas
untuk dipercayainya. Sebagai host acara paling populer diindonesiA,kayla belajar menempelkan diri kepada selebriti sepopuler
jo untuk membantu pamornya. Selama ini jo selalu menghindar darinya dan kayla tidak tahu apa yang
membuat jo berubah pikiran dan menerima tawarannya. Pilihannya tidak salah, karena seperti
pikirannya,jo adalah laki laki yang baik, penuh perhatian,dan jo ingin mengenal kayla lebih jauh.
"So,kamu ngapain aja hari ini?"Tanyan kayla mencoba memulai pembicaraan.
"Mandiin Goldie,ngasih minyak untuk engsel pintu kamar blu,ngambil pakaian untuk manggung minggu
depan dari dry cleaners,menghabiskan buku yang aku lagi baca,habis itu jemput kamu."
"Kenapa kamu masih harus melakukan itu semua" Bukannya kamu punya asisten?"
Entah kenapa,tapi pertanyaan kayla itu membuat jo jengkel dan dia menyalahkannya kepada dara karena
setelah satu jam ini dia masih bisa mencium aroma bunga lily,mendengar suara tawanya,dan melihat
wajahnya yang memerah karena menertawakannya. Dan dara bilang dia beraroma apple pie. Apple
goddamm bloody pie!!! Apakah dara tidak tahu bahwa ketika dia mendengar itu yang ingin dia lakukan
adalah makan apple pie di atas tubuh telanjang dara"
Hubungan mereka baru saja membaik,dan hanya gara gara kunci mobil keakuran hubungan mereka
terancam.kUNCI MOBIL !!! Oh,seumur hidup jo tidak akan melihat kunci. Mobilnya dengan pandangan
yang sama lagi. Mungkin ada baiknya dia menjual mobilnya agar tidak perlu melihat kunci mobil itu lagi.
GILA !!! Jo mencoba memfokuskan perhatiannya kembali pada percakapannya dengan kayla. Dia harus
berpikir sejenak untuk mengingat kata kata kayla sebelumnya.
"Itu berarti aku harus cari asisten yang bisa bahasa jerman,soalnya aku lagi baca Mein Kampf,"ucap jo
akhirnya. "Buku tentang idiologi politik dan autobiografi Hitler adalah wanita itu lain dari kebanyakan selebriti yang
modal cantik doang,Kayla seorang sarjana yang bisa diajak bicara tentang apa saja. Mulai dari politik
hingga sepak bola. Yang jelas,tidak ada alasan baginya untuk tidak menyukai kayla.
"Mmmhhh,aku selalu mau baca buku itu,tapi belum kesampaian. Sayang aku nggak bisa bahasa
jerman,"ucap kayla. "Kamu bisa baca versi bahasa inggrisnya."
"Bisa sih,tapi aku nggak mau kehilangan maksud si penulis hanya gara gara terjemahan yang salah.
Sama aja kayak kita baca Iliad atau Odyssey tapi dalam bahasa inggris,pasti ada beberapa kata kata
puitis Homer yang hilang waktu diterjemahkan dari bahasa Yunani ke inggris."
Jo tersenyum.menghargai kepintaran kayla. Mungkin tiba waktunya untuk memperkenalkan kayla kepada
blu dan media sebagai pacarnya. Dia tidak perlu bertanya apakah kayla tertarik padanya,karena semua
orang yang pernah melihat mereka berdua sudah tahu jawabannya. Dan kalau dia mau serius dengan
wanita ini,dia yakin kayla tidak akan menolak. Dalam beberapa bulan lagi dia akan merayakan ulang
tahunnya yang ke 31,dan sudah waktunya berkeluarga, oh, betapa bedanya kehidupannya dengan papa,
pada saat papa berumur 32,beliau sudah punya anak berumur delapan tahun,keluar masuk pusat
rehabilitasi alkohol dan narkoba berpuluh puluh kali,dan siap cerai dengan istri pertama. Sedangkan
jo,pada umur tiga puluh tahun masih single,obat obatan terberat yang pernah dia ambil adalah
Panadol,dan berusaha menjalankan mandat papa untuk mengurus seorang ABG.
Lelah memikirkan kehidupannya yang kacau balau,akhirnya jo mengucapkan seuatu yang tidak pernah
dia ucapkan kepada wanita mana pun,
"Aku mau ngenalin kamu ke blu. Minggu depan kamu sibuk nggak!"
Seperti yang dia duha,kayla langsung senyum lebar. Dalam hati jo berharap dia telah melakukan hal benar
dengan keputusannya untuk lebih serius dengan kayla. Dia juga berharap bahwa dengan membuat
hubungannya lebih serius dengan kayla,dia tidak akan memikirkan dara lagi.
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jo menemukan blu sedang membaca buku dikamarnya,di atas tempat tidur dengan eraphone menempel
pada kedua telinganya ketika jo pulang dari acara kencannya dengan kayla. Dia tidak melihat dara di
mana mana dan merasa lega. Dia perlu minta izin kepada blu untuk mengundang kayla ke konser dan dia
tidak merasa nyaman melakukannya kalu ada dara. Sejenak jo hanya memperhatikan adiknya yang
kelihatan menyendiri. Jo menyadari bahwa selain Kat,blu tidak pernah memperlakukan nya dengan teman
temannya yang lain. Hal ini membuat bertanya tanya seperti apakah blu disekolah" Apakah dia populer
dan punya banyak teman" Atau blu jenis yang suka menyendiri dan diaanggap aneh oleh teman teman
sekolahnya" Oh,dear God, I hope not. Setahu jo,blu tidak pernah mengundang seorang teman pun ke rumah. Apakah ini menjadi indikasi keridak
populerannya di sekolah" Jo bertekad untuk mengkonfirmasikan hal ini dengan dara,lalu melangkah
masuk ke kamar blu. "Hai,blu,belum tidur?" Tanya jo.
Ini ketigakalinya dia masuk kemar blu. Pertama adalah ketika membantu blu memindahkan barang untuk
tinggal dengannya. Kedua adalah pada malam tahun baru. Kamar ini selalu membuatnya merasa sedikit
terintimidasi dengan segala pernak pernik cewek. Blu pencinta warna ungu(yang menurut poppy adalah
karena itu warna favorit judtin Bieber),jadi hampir segala sesuatu dikamar itu mengandung warna tersebut.
Mulai dari wallpaper,bedcover,permadani,bahkan lampshade di atas nakas disamping tempat tidur.
Jo,seperti laki laki heteroseksual pada umumnya yang merupakan pencinta warna hitam dan putih,merasa
sialu oleh warna yang ada dikamar ini. Lain dengan kamar tidur nya yang teratur dan rapi,kamar blu mirip
kapal pecah. Segala macam benda mulai dari buku pelajaran,pakaian,berbagai jenis tas dan
aksesori,berserakan dilantai,meja belajar,tempat tidur dan meja rias. Pendapat yang mengatakan bahwa
perempuan lebih rapi daripada laki laki hanyalah mitos.
Blu mengangkat kepalanya dari buku yang sedang dibacanya.
Kalau dilihat dari ukurannya sepertinya sebuah novel. Seperti dirinya,blu seorang kutu buku,tapi lain
darinya yang menyukai buku nonfiksi,blu kelihatannya lebih suka cerita fiksi yang terfokus pada kehidupan
remaja.jo tahu ini karena rumahnya penuh dengan novel novel blu yang berserakan di mana mana.
"I am sooo not talking to you,"ucap blu dan kembali $embaca bukunya.
Oke,sepertinya adiknya masih ngambek gara gara argumentasi mereka beberapa jam yang lalu. Jo
berjalan menuju blu dan menarik earphone dari telinga adiknya itu.
"Hey!!!"Omel blu.
Jo tidak menghiraukan protes itu dan duduk ditempat tidur disamping blu.
"Look,Mas perlu bicara dengan kamu,dan akan lebih baik kalau kamu nggak mengenaka earphone
selama Mas melakukannya. Blu masih kelihatan cemberut,tapi tidak mencoba mengenakan earphone nya kembali.
"Mas minta maaf soal kejadian tadi. Mbak dara sudah menjelaskan keadaannya ke Mas. Apa dia sudah
bicara dengan kamu soal itu?"
"Sudah. Mbak dara ngejelasin kalau mas bilang aku boleh nge date,selama cowok itu seumur dengan
aku,bukan lebih tua."
Mmm....itu bukan yang dikatakan beberapa jam yang lalu kepada dara,tapi dia menerima penjelasan
diplomatis ini selam itu bisa mencegah blu untuk ngedate dengan William.
"Jadi kenapa kamu masih marah sama mas?"
"Karena mas nggak ngejelaskan alasannya langsung ke aku.
Setiap kali ada konflik diantara kita,Mbak dara selalu yang harus menengahi. Itu membuat aku berfikir mas
sama sekali nggak pernah mau mencoba ngerti aku. Aku tahu,mengurus aku bukan tanggung jawab
mas,dan mas hanya terpaksa mengurus aku selama mama nggak ada.Aku yakin kalau mas ada
pilihan,mas mungkin lebih memilih aku nggak mengganggu kehidupan mas,tapi mas tahu,aku juga
terpaksa tinggal dengan mas. Kalau aja mama ada alternatif lain,aku nggak akan milih tinggal dengan
mas. Well, the good new is mama akan kembali empat bulan lagi,dan setelah itu aku nggak akan
mengganggu mas lagi."
Jo merasa seperti baru saja ditimpa karung beras seberat satu ton ketika mendengar kata kata ini.
Bagaimana adiknya yang dia cintai setengah mati ini bisa berfikir bahwa dia tidak menginginkannya" Oke,
mungkin dia memang bukan kakak terbaik diseluruh dunia ini,toh dia tidak pernah mencoba menghubungi
blu selama dia dijerman,dan memang awalnya ketika diberi tanggung jawab mengurus blu,dia mnganggap
blu hanya beban baginya,tapi sekarang sudaj tidak lagi. Sekarang dia sudah menganggap blu sebagaian
dari dirinya. Dia senang rumahnya berserakan dengan barang barang blu, sesuatu yang awalnya sangat
sulit diterima untuk orang yang senang segala sesuatunya dengan rapi dan bersih seperti dirinya. Tapi dia
bisa menoleransinya karena dengan keadaan berantakan seperti itu berarti ada orang yang hidup
bersamanya. Ada orang yang berbagi makan malamnya,lemarI esnya,hell,dia bahkan tidak keberatan
berbagi TV dengannya- meskipun blu senang sekali mengganti channel setiap detik kalau sedang nonton
TV darinya. Jo tidak tahu apa yang akan dia lakukan sekembalinya poppy dari Prancis. Blu pasti akan kembali tinggal
dengan poppy. Membayangkan dirinya kembali tinggal sendiri tanpa ada suara blu,bi uti,dan dara yang
menemani,membuat jo depresi.
"Blu,dengerin mas baik baik.... No wait,jangan nyuekin mas seperti itu,"ucap jo ketika melihat blu sudah
mengangkat earphonenya ketelinganya lagi. Ketika yakin sudah mendapatkan perhatian penuh blu,jo
berkata, " Mas mau kamu tahu bahwa lebih dari apa pun,mas senang kamu tinggal disini. Dan kalau mas
harus melakukannya lagi,mas akan mengambil keputusan yang sama. Mas tahu mas sedikit overprotectiv
dan sulit untuk diajak bicara,tapi mas sendang berusaha mengubah semuai itu. Oke" Mas nggak
perpengalaman mengurus orang lain,apalagi adik perempuan yang masih ABC seperti kamu,jadi kamu
mesti sedikit sabar sama mas. Kamu ini adik mas,dan meskipun kamu terkadang suka nyebelin dan susah
dimengerti,but I love you death."
Tanpa disangka sangka oleh jo, blu melemparkan dirinya ke dalam pelukannya dan berkata," I love you
too. Makasih ya karena sudah mengurus aku. Kalau dikasih pilihan,aku akan tetap memilih tinggal dengan
mas." Jo tersenyum dan membalas peluka itu. Ini pertama kalinya jo merasa connected dengan blu. Oh, betapa
dia mencintai anak ABG satu ini. Setelah blu melepaskannya,jo berkata, " Omong omong tentang kosnser
kamu...... Apa mas boleh ngundang seseorang?"
"$as mau ngundang mbak kayla,ya"tanya blu curiga.
Jo menangguk." Mas mau ngenalin ke kamu. Gimana,boleh nggak?"
Blu menatap jo dengan ragu, tapi akhirnya berkata," I guess that's fine."
Jo memiringkan kepalanya melihat reaksi blu yang sepertinya terpaksa." But...."pancing jo.
Blu mendesah." Aku sangka mas nggak suka sama mbak kayla,ko malah ngenalin dia ke aku?"
"Itu dulu,sekarang lain."
"Jadi sekarang mas suka sama mbak kyla?" Blu jelas jelas tidak percaya dengan pergantian selera jo ini.
"Yep. Apa kamu keberatan dengan itu?"
Blu kelihatan ragu sesaat dan jo mencoba menyakinkan.
"C'mon, you gonna love her. She's cool."
Blu mendengus. "I don't think so. Dia kebanyakan make up dan kalau belanja pakaian kayaknya dari
bagian anak anak,soalnya selalu terlihat ketat."
Mau tidak mau jo tertawa terbahak bahak mendengar observasi blu tentang kayla.
"You know who is cool"tanya blu.
"Siapa?" "Mbak dara,"jawab blu semringah. Dan jo masih memproses jawaban blu ini ketika kata kata selanjutnya
membuatnya ternganga."You should date her."
What the... Bagaimana percakapan mereka bisa berpindah dari kayla ke data tanpa sepengetahuannya"
"I can't date her,"bantah jo.
"Why not?"Blu kelihatan siap ngambek.
"Konflik pekerjaan.lagi pula dia sudah punya pacar,"jawab jo setenang mungkin,meskipun jantungnya
berdebar debar tidak karuan mempertimbangkan kemungkinan baginya menjalin hubungan dengan dara.
Jelas jelas blu tidak akan keberatan dengan prospek itu. Dan sejujurnya,dia bisa melihat dirinya menjalin
hubungan dengan dara. "Oh,aku lupa soal pacarnya. That sucks, I really like her."
Blu kedengaran sangat kecewa,membuat jo tertawa. Dalam hati dia berkata, Me too,kiddo. Me too. Itu
sebabnya kenapa mas harus ngenalin kayla ke kamu.
Bab 15 ORGANIZED CHAOS Setelah segala persiapan selama beberapa bulan,akhirnya hari konser blu datang juga. Tiket sudah habis
terjual dan blu kelihatan sudah tidak sabar untuk menyelesaikan konser ini supaya tidak perlu lagi
menghabiskan setiap harinya berlatih vokal. Suasana belakang panggung penuh dengan hura hura yang
terorganisasi dengan baik. Kru konser yang bisa diidentifikasi dengan pakaian serbahitam dan
mengalungkan tanda pengenal bertuliskan " CREM" berlalu laalng dan sibuk berbicara satu sama lain
melalui headphone yang tersambung dengan walkie talkie yang digantung pada pinggang mereka.
Blu duduk diruang ganti dengan kostum penuh sambil mendengarkan musik dari iPod,menunggu hingga
artis pemb uka. Konser selesai. Semua kru sudah keluar dari ruangan semenjak tiga puluh menit yang lalu
dan membiarkan blu dan dara berdua saja. Tante poppy sudah menelpon tadi sore untuk mengucapkan
dujungannya ketika blu sedang melakukan souncheck,jadi tidak ada siapa pun yang mengganggu
keheningan ruangan itu. Samar samar dara bisa mendengar entakan musik yang datang dari panggung dan tepukan meriah setiap
kali entakan musik berhenti. Sepertinya artis pembuka blu cukup sukses,meskipun begitu,mood blu
kelihatan sedikit sendu. Dara tidak tahu apakah itu disebabkan oleh demam panggung atau pertemuannya
dengan kayla. Dua jam yang lalu ketika tim make up dan penata rambut sedang mendandani blu,jo datang untuk
memberikan dukungan kepada adiknya sambil menggandeng kayla yang mengenakan tank top berwarna
hitam,jins pensil berwarna biru gelap,dan sepatu hak paling tinggi yang pernah dilihat dara.dara tidak tahu
bagai mana kayla bisa berjalan dengan sepatu seperti itu.
"Blu,kenalkaN ini mbak kayla,"ucap jo dan menarik kayla kehadapannya untuk diperkenalkan kepada
adiknya. Mata blu sedikit melebar ketika melihat kayla. Jelas jelas dia merasa tidak nyaman karena ada orang
asing diruang gantinya,tapi dia tetap mengulurkan tangannya untuk menyalami kayla,meskipun dia
menggunakan alasan bahwa dia sedang didandani sehingga tidak bisa berdiri dari kursinya.
"Good luck ya,blu. Apa kamu nervous" What am I talking about,of course kamu nervous. Mbak juga bakal
begitu kalau sampai ada lima ribu pasang mata yang ngeliatin mbak pada saat yang bersamaan. Mbak
salut kamu bisa setenang ini. Untung aja mbak kerjanya di studio yang biasanya cuma bisa menampung
tiga ratus orang,"ucap kayla,dengan cepat berusaha terdengar bersahabat.
"Mbak dengar dari Oom danung kalau acara jumpa fans kamu tadi siank heboh banget. Banyak yang
sengaja datang dari daerah hanya untuk nonton konser kamu ini. Katanya sampai ada yang nangis segala
saking senangnya ketemu kamu,"lanjut kayla.
Blu hanya mengangguk dan tersenyum kaku,membuat kayla sedikit salah tingkah dan nyerocos lebih
panjang lagi. "Oh ya, mbak denger dari mas jo kalau kamu suka justin Bieber. Mbak juga suka banget sama
dia,meskipun banyak orang bilang dia nggak berbakat sama sekali. Mbak rasa mereka semua cuma
jealous sama dia. Nanti pas kamu selesai konser....."
Setelah beberapa menit kayla sepertinya masih tidak berniat untuk berhenti. Blu mengalihkan
perhatiannya dari kayla san matanya bertemu dengan dara lewat cermin,meminta bantuannya. Dara baru
saja akan membuka mulutnya ketika Pak danung muncul dan menggiring kayla dan jo keluar ruangan. Jo
kelihatan tersinggung karena diusir,tapi pak danung berkeras dengan mengatakan bahwa blu perlu
ketenangan sebelum naik panggung. Jo baru mau meninggalkan ruangan setelah memastikan blu akan
baik baik saja. Tiba tiba dara mendengar ketukan dipintu dan sebelum dara bisa berdiri dari kursinya,pintu sudah terbuka
dan pak danung berkata, "It's show time."
Dengan sistematis blu menarik earphone dari telinganya dan meletakan iPod nya di atas meja rias. Dia
lalu menutup mata,menundukan kepala dan menjalin kedua telapak tangannya di depan dada untuk
berdoa. Meskipun pernah melihat rutinitas ini sebelumnya,tapi dara masih tetap terkesima ketika
melihatnya lagi. Setelah menyentuh kening,dada,bahu kanan dan bahu kiri untuk membuat tanda salib
dengan tangan kananya,blu membuka matanya dan berkata," let's go." Sekali lagi dara terkesima dengan
perubahan pada wajah blu dari seorang anak remaja menjadi penyanyi profesional.
Blu meraih tangan dara dan mereka melangkah keluar ruangan. Begitu merek muncul dilorong,salah satu
kru langsung mengucapka," oke, blu is moving,people," pada headset nya. Dan sambil diiringi oleh Pak
danung,Revel,JO(minus kayla yang kemungkinan besar sudah duduk dikursi VVIP) dan para kru,mereka
berjalan menuju panggung. Suara 5000 orang meneriakkan nama blu berulang ulang terdengar lebih jelas
sekarang. Mereka berpapasan dengan artis pembuka blu,yaitu Bintang,peain biola solo dengan aliran
musik pop rock yang berkata," Good luck. Mereka sudah nggak sabar ingin melihat kamu," sambil
mengacungkan kedua jempolnya. Blu hanya tersenyum sopan dan melanjutkan langkah.
Sejenak kemudian mereka tiba di tepi panggung,dan Dara meremas tangan blu sambil mengatakan," All
the best,"sebelum blu diiringi oleh kru panggung ke posisinya dibelakang tirai hitam. Salah satu kru
menyematkan receiver pada bagian belakang kostum blu dan kru yang lain meminta blu mengenakan
monitor pada telinganya. Seorang kru lagi menyerahkan mikrofon wireless kepadanya. Blu menarik napas
ketika suara MC meneriakkan," Dan tanpa perlu menunggu lama lama lagi,kami persembahkan... BLUUU
!!!!" Seiring dengan dentingan suara piano orkestra memainkan lagu pembuka konser,meledaklah tepuk
tangan penonton diluar sana. Tirai terbuka,wajah blu disinari oleh lampu sorot yang juga menyinari
background panggung dengan sinar kuning yang sendu dan koser pun dimulai.
Bagi dara,dua jam kemudian berlalu cepat,diisi dengan membantu blu mengganti kostum tiga kali
semestara tim make up sibuk memoles wajah blu dengan nuansa make up baru dan penata rambut
menata ulang rambut blu agar sesuai kostum. Dara baru bisa mengembuskan napas lega ketika blu
kembali ke ruang ganti setelah menyanyikan ekstra dua lagu untuk menghibur penonton yang
menginginkan encore. Jo muncul untuk memeluk blu dengan erat sebelum mengangkat tubuh blu dan memutar mutarnya seakan
blu masih berumur lima tahun.
"I am sooo.....pround of you!" Teriak jo,lalu mencium kedua pipi blu dengan suara "ceplok" yang cukup
keras. Beberapa orang,termasuk dara hanya bisa terkesima melihat kelakuan jo yang biasanya tidak pernah mau
memperlihatkan betapa dia menyanyangi adiknya,kini mempertontonkannya tanpa malu malu di depan
umum. "Mas suka konsernya?"Tanya blu.
"I love it. Bagus banget. Apalagi lagu kamu yang terakhir waaahhhh....(Erharu deh."
Blu tersenyum lebar menerima pujian ini. Ketika tatapan jo bertemu dengan dara,jo pun tersenyum lebar
padanya. Mau tidak mau dara membalas senyuman itu. Jo menghabiskan lima menit lagi untuk ngobrol
dengan blu sebelum pamit untuk mengantar kayla pulang. Sementara dara membereskan kostum dan
memasukannya kedalam mobil,blu bersama pak danung dan revel memberikan ucapak terimaa kasih
kepada semua orang yang telah memnatu menyukseskan konser tersebut. Mereka baru bisa
meninggalkan JHCC sekitar satu jam kemudian setelah kru make up selesai membersihkan wajah blu dari
make up tebel yang dikenakannya. Itu sebabnya ketika blu dan dara masuk kedalam rumah jam sudah
menunjukkan pukul 12.00. Bi uti menyambut kedatangan mereka dengan rambut sedikit acak acakan dah
wajah mengantuk sehingga dara memintanya untuk kembali tidur saja. Dan setelah berbagai
argumentasi,akhirnya bi uti mengalah dan menghilang ke bagian belakang rumah.
"Kamu sebaiknya langsung mandi,habis itu tidur. Kamu pasti capek sekali. Untuk aja besok kamu libur
sekolah,jadi kamu nggak perlu bangun pagi. Apa kamu perlu apa apa lagi dari mbak?"Tanya dara.
"Apa mbak perlu bantuan ngangkat kostum dari mobil?"Dara menggeleng." Besok pagi pagi mbak harus
bawa kostum kamu ke dry cleaner,jadi mendingan nggak usah diturunin,"jelas dara.
Pada saat itu jo muncul. Dari rambutnya yang agak basah dan aroma sampo laki laki yang menyerang
indra penciumannya,dara tahu jo baru saja mandi. Ketika tiba dirumah jo beberapa menit yang lalu,dara
agak terkejut ketika menemukan mobil jo digarasi karena dia pikir jo akan keluar semalaman dengan
kayla. Perhatian dara masih terpaku pada jo sehingga di hampir saja jatuh tersungkur ketika blu menyerangnya
dengan pelukan. Satu satunya hal yang membuatnya masih bisa berdiri adalah pegangannya pada kusri
makan yang cukup berat sehingga bisa menahan tubuh blu. Selama beberapa detik dara hanya terdiam
saking terkejutnya,tapi kemudian membalas pelukan itu. Blu tidak perlu mengatakan apa apa,tapi dara
tahu inilah cara blu untuk mengucapkan terima kasihnya. Setelah blu melepaskan nya,dara
menggenggam kedua bahu blu dan menatap wajahnya yang kelihatan agak terkejut dengan tindakan
barusan. "You're welcome,"ucap dara dan blu tersenyum malu malu sebelum menganggukan dan berjalan menuju
kamarnya. "Nite,Mas,"ucap blu ketika melewati jo,yang membalas selamat malam itu.
"What was that about?"Tanya jo pada dara ketika dia mendengar pintu kamar blu dibuka kemudian
ditutup. Dara hanya mengangkat bahu dan berkata,"saya pamit dulu,nggak mau kemalaman dijalan,"dan tanpa
menunggu balasan dari jo.dara memutar tubuhnya menuju pintu depan.
Dia baru saja membuka pintu depan ketika mendengar jo berkata," Kalau kamu mau tunggu sampai saya
pakai sandal,saya bisa antar kamu pulang."
Kata kata ini membuat dara memutar tubuhnya dan menatap jo yang sedang berjalan menuju rak sepaty.
Tangan kanan lelaki itu sudah menggenggam kunci mobil.
"Mas jo mau mengantar saya pulang?"Tanya dara bingung. Selama dia bekerja untuk blu,tidak pernah
sekali pun jo menawarkan untuk mengantarkannya pulang,tidak peduli jam berapa dia baru bisa pulang.
Jo memang menawarinya membawa mobil dinas pulang kalau dia harus pulang malam,tapi dara tidak
mau bertanggung jawab kalau saja terjadi apa apa dengan mobil itu,karena itu dia tidak pernah menerima
tawarannya itu.dia sudah terbiasa naik taksi yang cukup mudah didapatkan di depan rumah jo,dan karena
penggantian ongkos taksi adalah salah satu keuntungannya yang dia dapatkan dari pekerjaan ini,dara
tidak punya alasan untuk mengeluh.
"Yep,kasih saya dua menit,"balas jo sambil mengenakan sandalnya.
"Dengan memakai baju tidur?"Tanya dara lagi sambil melarikan matanya pada selana basket warna biru
tua dan kaus putih dengan leher "V" yang dikenakan jo.
"Jangan ngaco! Ini bukan baju tidur saya,"balas jo dan mengintari dara untuk membuka pintu depan.
Melihat bahwa jo betul betul serius akan mengantarnya pulang. Dara tersadar kembali.
"Nggak usah repot repot. Saya bisa pulang sendiri ko. Lagian sudah malam,"tolak dara.
"Itu sebabnya kenapa saya mau mengantar kamu pulang,"tandas jo sambil melambaikan
tangan,mempersilahkan dara keluar duluan.
"You really don't have to do this."
"Dara,bisa nggak sih kamu nurutin apa kata saya untuk satu kali ini aja tanpa berdebat dengan saya?"
Dara sebetulnya masih ingin membantah,tapii melihat ekspresiputus asa pada wajah jo,dia menahan diri
dan memutuskan untuk melayani keinginan jo untuk malam.... mmm... Pagi ini saja.
Selama sepuluh menit dara terdiam diri,membiarkan jo berkonsentrasi untuk memanuver mobil. Meskipun
tidak ada kemacetan,masih banyak mobil berlalu lalang. Di dalam mobil cukup gelap,tapi lampu dasbor
memberikan cukup penyinaran sehingga dara bisa melihat wajah jo dengan cukup jelas. Laki laki itu
kelihatan waspada memperhatikan lalu lintas disekitarnya,memastikan bahwa mobilnya memberikan
cukup jarak dari motor dan mobil lain. Sesuatu yang cukup sulit dilakukan mengingat ukuran SUV nya.
Tanpa disadarinya,dara mulai mengambil inventori kaki laki yang duduk disebelahnya ini. Dia selalu suka
memperhatikan laki laki yang sedang nyetir karena menurutnya ada sesuatu yang seksi dengan postur
tubuh mereka yang menyandar santai pada kusri,tangan kanan yang menggengam setir,dan tangan kiri
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang beristirahat pada perseling. Dan jo tidak terkecuali. Pada saat itu jo mengulurkan tangan untuk
menghidupkan radio dan dara bisa melihat tato salib bermotif gothic di lengan kirinya. Dan sebelum bisa
menahan diri,tangan dara sudah menyentuh tato tersebut.
Jo tidak bisa bernapas ketika merasakan sentuhan jemari tangan dara yang lembut pada lengannya. Dia
tidah tahu apa yang membuat dara berani menyentuhnya,tapi ketika dara perlahan menarik garis dari
pergelangan tangan hingga sikunya dan kembali ke jari telunjuknya,jo tidak lagi peduli akan alasannya.
Yang dia inginkan adalah agar dara tidak berhenti. Selama beberapa detik jo mencoba mengatur
napasnya. Dia mencuri pandang kearah dara untuk melihat apakah wanita itu memang sengaja melakukannya dan
mendapati perhatian dara terpaku pada tatonya. Mata dara kelihatan agak sedikit tidak fokus,seakan
terpesona. Meskipun lengannya mulai terasa tidak nyaman karena menggantung diudara,jo tidak berani
menggerakkannya. Dai seharusnya tidak menawarkan diri untuk mengantarnya. Yang jelas ketika dia
melihat dara berada dirumahnya beberapa menit yang lalu dengan penampilannya yang sedikit acak
acakan dan wajah lelah tanpa make up karena sudah kerja ekstra untuk memastikan blu terjaga dengan
baik,jo merasa suatu dorongan untuk menjaga dara.
Tapi kini untuk duduk disebelahnya dengan jarak hanya kurang dari setengah meter,jo tahu ini bukan ide
terbaik. "Do you like it?"Tanya jo pelan.
Dara menarik perhatiannya dari tato jo dan menatapnya seakan dia mendengar jo berbicara tapi tidak
memahami kata kata yang didengarnya.
"Apa kamu suka tato saya?"Jo mengulang pertanyaannya. Dan seperti baru sadar akan apa yang dia
sedang lakukan dara menarik napas terkejut,matanya terbelak,wajahnya memerah dan langsung menarik
jemarinya. Dalam hati jo menyumpah. Kenapa juga dia harus membuka mulutnya"
"I'm sorry. Saya nggak... Maksud saya......" Terbata bata dara mencoba memalingkan tindakannya,tapi
tidak bisa. Dia kelihatan panik dan memalingkan wajahnya kedepan agar tidak lagi menatap jo. Kemudian
dengan suara pelan dia berkata," I'm sorry.
Suasana didalam mobil terasa kaku karena jelas jelas dara kini kelihatan tidak nyaman berada didalam
mobil bersama jo. Dan jo memutar otaknya untuk menghapus dara dari rasa bersalah.
"Kamu suka tato salib saya?"Jo mengulang pertanyaannya untuk yang ketiga kalinya.
Dia tidak tahu kenapa,tapi dia betul betul ingin tahu pendapat dara tentang tatonya. Dara menutup
matanya selama beberapa detik dan jo berfikir dara akan menolak menjawab pertanyaan itu,tapi kemudian
dia melihat dara mengangguk. Dan jo mengomeli dirinya sedniri ketika menyadari pengakuan itu telah
membuat hatinya sedikit berbunga bunga.
Aksi mengomel dalam hati jo terputus oleh kata kata dara selanjutnya."Itu ditato di mana?"
Itu adalah kata kata terakhir yang dipikirkan jo akan keluar dari mulut dara,karena itu dia sedikit terbata
bata ketika menjawabnya. "Mmm....dijerman...di Berlin tepatnya. Setelah saya wisuda."
Dari sudut matanya jo melihat dara masih menolak mentapanya,tapi wanita itu menganggukan kepala
sebelum bertanya lagi. "Kenapa memilih salib?"
"Untuk selalu ingat bahwa hidup kita ditangan tuhan,dan apa pun yang kita lakukan tidak akan sekses
tanpa seizinnya." Dara langsung menoleh mendengar penjelasan ini. Matanya melebar seakan terkejut dan tidak percaya
oleh pengakuan jo. "Kenapa kamu leihatan kaget?"
Dara menggelengkan kepala,dan bukannya menjawab pertanyaan itu dia justru bertanya lagi." Kalau
jangkar yang dilengan kanan,maksudnya apa?"
Kini dara berani menatapnya ketika bertanya. Biasanya jo merasa agak risi menjawab pertanyaaan seperti
ini,yang menurutnya bersifat privat. Hanya ada segelintir orang yang tahu bahwa tato ditubuhnya bukan
hanya sekedar tato,tapi itu adalah sebagian dari dirinya. Seperti autobiografi yang ditumpahkan melalui
simbol simbol yang sicap dikulit,bukannya ditulis diselembar kertas. Intinya, tato tao itu menceritakan siapa
dirinya. Segala etika dan nilai nilai hidup yang dia percayai dan ikuti sengaja ditato ditubuhnya, suapay dia
tidak akan pernha melupakannya itu. Dia sama sekali tidak pernah berfikir akan membuka dirinya pada
dara,tapi dia mendapati dirinya memberikan penjelasan.
"Untuk mengingat saya supaya selalu menyentuh bumi,"jelasnya.
"Yang itu juga ditato di Berlin?"
"Nggak,yang itu ditato waktu saya pergi berlibur ke Amsterdam,tahun kedua saya kuliah."
"Sakit nggak waktu ditato?"
"Lumayan,tapi nggak sesakit waktu saya nato bagian tubuh saya yang lain,"ucap jo.
Mata dara langsung melebar,dan jo tahu dara sudah mendengar gosip tentang lokasi tato tapal kudanya.
Dia tidak tahu bagaimana gosip itu bisa muncul. Pertama, dia bahkan tidak punya tato tapal kuda dimana
pun. Kedua, kalaupun dia memiliki tato tapal kuda, dia tidak akan menatonya diarea itu. Bukan saja
karena tidak ada cukup kulit untuk bisa menato tapal kuda dengan sempurna, tapi juga karena dia tidak
cukup masochistic untuk menato area yang sangat sensitif. Seperti itu.
Mencoba mengalihkan perhatian dara dari tatonya, jo bertanya," kenapa kamu tanya tanya" Memangnya
kamu mau ditato?" Sebelum menjawab pertanyaan jo,dara menarik karet yang mengikat rambutnya dan rambutnya yang
panjang langsung tergerai,menyebarkan aroma lily didalam mobil. Jo mencoba tidak bernapas untuk
mengontrol reaksi tubuhnya akan aroma itu.
"Dulu saya memang penasaran dengan tato. Bahkan sempat berfikir mau bikin tato mawar dipunggung
bagian bawah saya,tapi kemudian nggak jadi. Saya nggak yakin saya bisa tahan sakitnya."
Dan ketika mendengar kata kata dara,jo menyerahkan untuk mencoba membersihkan kepalanya dari
memikirkan yang tidak tidak tentang dara. Bayangan tato mawar dikulit dara yang kuning langsat hampir
membuatnya kehilangan akan sehat. Dia harus mengeratkan tangannya pada setir untuk mencegahnya
melakukan hal hal yang akan disesali kemudian.
"Dan sekarang.... Panji akan memarahi saya kalau sampai saya punya tato."
"Panji tunangan kamu itu?"Tanya jo dengan nada agak sinis.
Dan tidak ada hal lain yang ingin dia lakukan selain menonjok panji ketika mendengar dara mengucapkan
namanya. Jo terkejut sendiri dengan ganasnya perasaan itu. Untungnya dara yang sedang mengangguk
sepertinya tidak menyadarinya. Untuk mencegahnya membedah lebih lanjut kenapa dia merasa seperti
itu,jo mencari topik baru.
"Apa besok kamu ada hal hal yang perlu dikerjakan selain membawa kostum blu ke dry cleaning?"
Oke,kostum blu sepertinya topik yang cukup aman,ujar jo dalam hati.
"Maksudnya nanti?"
"Hah?"Tanya jo bingung.
"Sekarang sudah hampir jam satu pagi,jadi kayaknya lebih tepat kalau disebut nanti,"jelas dara sambil
menunjukan jam digital yang ada didasbor.
Tatapan jo jatuh pada jam itu dan sebuah senyuman muncul disudut bibirnya. Dia kemudian berkata,"
Oke,pertanyaan saya koreksi. Apa nanti kamu ada hal hal yang perlu dikerjakan selain membawa kostum
blu ke dry cleaning?"Dia sengaja menekankan kata"nanti" pada pertanyaannya itu.
Dara tertawa dan membalas, " Nope. Just that."
"Kalau gitu kamu bisa melakukan itu hari senin aja,jadi besok kamu bisa ambil cuti."
Mm,tapi kostum blu masih ada didalam mobil,saya nggak turunin."
"Nggak apa apa. Bi uti bisa turunin dari mobil dan menyimpan dikamar blu sampai hari senin."
"Really?" "Really,really,"balas jo dan terdengar seperti keledai di film shrek dan satu detik kemudian tawa mereka
meledak. Bab 16 SWEET JESUS "Oh,that movie was hillarious,"ucap jo setelah tawanya reda.
"Saya nggak nyangka kamu bisa suka kartun,"sambung dara yang nyaris kehabisan napas karena
tawanya. Mendengar sara memanggilnya " kamu" membuat jo menoleh,tapi sepertinya dara tidak menyadari bahwa
dia baru saja mengucapkan itu. Jo kini sadar bahwa dara memiliki kecenderungan untuk menggunakan
kata "kamu" padanya kalau. Wanita itu sedang marah,tapi entah kenapa,mendengarnya menggunakan
kata "kamu" ketika mereka sedang berbicara santai seperti saat ini membuatnya senang tidak tertarik.
"In my defense, Shrek bukan kartun,tapi animasi,"jelas jo.
Dan meledaklah tawa mereka lagi. Oh,jo suka tawa lepas itu,yang terdengar tidak teratur sama sekali.
Pada detik itu dia bertekad untuk membuat dara tertawa sesering mungkin.
"Jangan bilang ke saya kalau kamu juga suka Finding Nemo dan How to Train Your Dragon deh,"
"Saya suka Fiding Nemo,How to Train Your Dragon,Up,Despicable Me,Kungfu Panda,Ice
Age,Madagascar,dan film animasi lainnya,"ucap jo bangga.
Dara mulai cekikikan. "Apa kamu lagi ngetawain saya?"
"Hahahahha....iyalah. Siapa yang sangja bahwa jo Brawijaya yang kerjaannya ngegebukin drum,badannya
penuh tato,dan kelihatan seperti bad ass,ternyata seorang softy."
"Saya nggak softy,cuma in touch dengan jiwa kekanak kanakan saya."
Pembicaraan mereka terputus semestara jo mengambil jalur kiri untuk masuk ke tol,dan ketika sudah
dijalan tol dengan cekatan dia langsung memotong kejalur paling kanan dan tancap gas. Tubuh dara
terdorong ke sandaran kursi dengan tiba tiba dan tangan kirinya harus berpegangan pada pintu
sedangkan tangan kananya meremas sabuk pengaman.
Jo tertawa melihat reaksinya."Jangan takut, Dara. I'm a pretty safe driver."
"Definisi safe driver adalah mereka yang hanya akan mengambil jalur kanan untuk mendahului dan jelas
jelas orang itu bukan kamu."
"Salah. Itu definisi orang yang mematuhi peraturan lali lintas."
"Memangnya itu beda?"
"Yep. Safe driver adalah orang yang selalu memastikan mereka sampai ditempat tujuan dengan selamat.
Bukan berarti mereka selalu mematuhi peraturan lalu lintas."
Meskipun begitu,perlahan lahan jo berpindah satu jalur kesebelah kiri. Sampai seorang laki laki yang tahu
kemampuan dan cara meng handle mobilnya dengan baik.dia selalu suka membawa mobil dengan
kecepatan tinggi,tapi dia tidak sebegitu keras kepalanya samapai tidak menghiraukan keamanan dan
kenyamanan penumpang yang dibawanya.
"Omong omong,makasih ya karena sudah membantu blu selama ini. Saya tahu dia kadang kadang suka
nyusahin kamu,"ucap jo setelah mengatur kecepatan pada 100 kilometer perjam.
"It's fine. It's my job. I enjoyed it," balas dara sambil tersenyum.
"I'm glad you do. Karena saya nggak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu nggak ada."
Dara tersenyum menerima pujian itu. Mereka duduk dalam diam selama beberapa menit. Masing masing
menolak untuk mengganggu ketenangan yang menyelimuti mereka. Hanya suara mesin mobil yang halus
menemani mereka. Ketika jo melirik keara dara,dia melihat dara sedang menutup matanya sambil
menyandarkan kepala kekursi. Rambut tergerai,wajahnya kelihatan damai,dan jo mendapati dirinya
merasakan hal yang sama. Dara baru saja akan tertidur ketika mendengar jo bertanya," so besok kamu cuti mau ngapain?"
Dara mengangkat kepalanya dan menjawab," tidur sampai siank. Dan mungkin menelepon panji untuk
mengatur jadwal kunjungan kekatering untuk melihat menu resepsi pernikahan."
Mungkin ini hanya perasaan dara,tapi ini sudah kedua kalinya dia melihat tubuh ji jadi kaku ketika
mendengar nama panji disebut sebut.
"Apa kamu akan mengundang saya dan blu kepernikahan kamu?"
Dara mendengus,berfikir bahwa jo bercanda,tapi ketika dia menoleh,jo kelihatan serius. Dengan perasaan
sedikit bersalah,akhirnya dia berkata," saya hanya berencana mengundang blu."
"Jadi saya nggak diundang?"Tanya jo terkejut.
Ketika dara menggeleng,jo berteriak," Lho,kok saya di diskriminasikan seperti itu?" Dia kelihatan sangat
tersinggung. "Karena hubungan kita nggak sampai pada tahap itu."
"Tahap seperti apa yang kamu maksudkan?"
"Yang....comfortable."
"Comfortable?" Tanya jo,menantang dara untuk menjelaskan lebih lanjut.
Dara tidak percaya dia harus memberi penjelasan kepada jo kenapa dia tidak berniat mengundang lelaki
itu kepernikahannya. Pertanyaan yang melayang layang dikepalnya adalah kenapa jo mau datang ke
pernikahannya" Dia bukanlah teman, jo bahkan bukan bosnya. Intinya,kalau bukan karena blu,mereka
tidak akan memiliki hubungan apa apa.
Dara terselamatkan dari harus menjelaskan oleh deringan. HP nya. Buru buru dia mengeluarkannya dari
dalam tas. "Ya,ji," ucap dara ketika menjawab panggilan panji.
Perlahan lahan dara menghembuskan napas lega. Berbicara dengan jo terkadang membuatnya merasa
seprti sedang berada diarea tinju. Itu mungkin tidak akan bermasalah kalau dia tahu cara bertinju,tapi
karena dia tidak tahu,yang ada dia jadi bingung dan sedikit panik karena tidak tahu dari arah mana tinju
lawannya akan datang. Dara cukup terkejut ketika jo menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang. Dia lebih terkejut lagu akan
perasaan nyaman yang dia rasakan saat berduaan saja dengan jo didalam mobilnya,ngobrol dan
bercanda. Dari sudut matanya dia melihat jo sedang memperhatikannya,tapi memutuskan untuk tidak
menghiraukannya dan berkonsentrasi pada pembicaraannya dengan panji.
"Gimana konsernya?"Tanya panji.
"Sukses,"jawab dara.
"Kamu sudah sampai rumah?"
"Belum.ini masih dijalan."
"Naik taksiv" Panji menawarkan untuk menjemputnya setelah konser,tapi dara menolak dengan alasan dia tidak tahu
jam berapa dia baru bisa pulang. Dia nggak mau harus memaksa panji bangun lewat tengah malam hanya
untuk menjemputnya. "Nggak. Diantar."
"Oh,sama siapa?"
entah kenapa tiba tiba dara merasa agak tidak nyaman untuk berbicarakan hal ini dengan panji,tapi dia
tahu panji tidak akan berhenti mencecarnya samapi dia memberikan jawaban. Akhirnya dia memilih
kejujuran dan berkata," sama jo."
Dan hening. "Ji?" Tanta dara hati hati setelah satu menit tanpa mendengar reaksi apa apa dari panji.
"Apa ada orang lain lagi didalam mobil selain kalian berdua?"
"Nggak ada,cuma kami berdua."
Sekali lagi keheningan menyambutnya dan dara sudah khawatir kali ini panji akan menutup telepon ketika
dia mendengar suaranya lagi.
"Kenapa kamu nggak telepon akau minta dijemput?"Tanya panji pelan.
Dibawah ketenangan dalam suara panji itu dara tahu panji sudah marah besar.
"Ji,we've talked about this..."
"Apa kamu nggak mau aku jemput karena memang mau diatar sama dia?" Potong panji.
"WHAT"!" Teriak dara membuat jo menoleh dan menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Seberapa jauh kamu dari rumah?"Tanya panji lagi.
Dara melihat jo mengambil jalur kiri untuk keluar dari tol.
"Sekitar lima belas menit lagi sampai. Kenapa?"
"Pastikan dia mengantar kamu pulang ke rumah dengan selamat. Good night."
Dan sebelum dara bisa membalas,panji sudah menutup telepon,meninggalkan dara menatap hp nya
kebingungan. Bagaimana mungkin panji berfikir seperti itu" Panji sudah memberikan kepercayaan untuk
tidak berpaling darinya,dan selam ini dara tidak pernah memberikan alesan kepada panji untuk
mempertanyakan kepercayaan itu. Jadi kenapa kepercayaan itu sekarang dipertanyakan"
"Everything alright?"Suara jo menyadarkan dara dari segala pertanyaan yang melayang dikepalanya.
"Not sure." "Coba saya tebak,pacar kamu nggak suka saya mengantar kamu pulang?"
Dara mengangguk tapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Selama sisa perjalanan pikiran dara
terpaku pada panji sehingga dia tidak sadar mereka sudah sampai didepan rumahnya sampai jo
memanggil namanya. "Oke. Makasih ya karena sudah ngantar. Drive safe," ucap dara sambil melepaskan sabuk pengamannya
dan menarik gagang pintu.
Sia baru saja membuka pintu dan siap turun ketika tangan kiri jo melingkari lengannya,otomatis
menahannya turun dari mobil. Ketika dia menoleh,jo hanya mengatakan satu kaya yang sama sekali tidak
masuk akal. "Lily." "What?"Tanya dara bingung.
"Kalau kamu mau ditato,jangan bunga mawar,tapi lily. Lebih cocok untuk kamu."
Dara tertegun,bukan saja mendengar kata kata itu,tapi juga karena sentuhan tangan jo pada
lengannya,sehingga selama beberapa detik dia hanya bisa menatap tangan jo,kemudian wajahnya,dan
kembali ketangan nya lagi tanpa bisa mengeluarkan kata kata. Karena pintu mobil terbuka,otomatis lampu
diatas kap mobil menyala,memberikan penerangan pada wajah jo yang sedang menatapnya
dengan....4esuatu. Sesuatu yang membuat dara menarik napasnya.
Oh, Tuhan. Not now. Not with him. Dara tidak sempat berpikir panjang sebelum vivir jo sudah mendarat
pada bibirnya. Jo mencium dara dengan sangat hati hati,menunggu hingga dara melayangkan tangannya untuk
menamparnya,tapi tampparan itu tidak kunjung datang.itu mungkin karena dara masih terlalu shock
dengan apa yang sedang dilakukannya pada wanita itu. Jangankan dara,dia sendiri saja shock akana pa
yang sedang dilakukannya,tapi dia tidak bisa membuat bibirnya menjauh dari vivir dara yang pada saat itu
tidak bereaksi sama sekali dibawah bibirnya. Jo merasa seperti seorang bajingan yang sidah
memaksakan dirinya pada seorang wanita yang jelas jelas tidak menginginkannya,dan dia baru saja akan
menarik bibirnya lalu mengucapkan maaf karena sudah mencium dara tanpa seizinnya ketika dia
merasakan dara membalas ciumannya. Ciuman balasan itu lebih mirip kecupan saking lembutnya,dan
kalau saja jo berkedip pada saat itu,mungkin dia akan terlewat.
Semua kontrol pada dirinya hilang. Buru buru dia melepaskan diri dari sabuk pengaman yang melingkari
tubuhnya agar kedua tangannya bisa melingkari tubuh dara dan menariknya agar menempel dengan
tubuhnya. Gairah nya meledak. Dara bahkan lebih perfect daripada yang dia bayangkan. Mimpi yang dia
miliki beberapa bulan yang lalu tidak ada bandingannya dengan dara yang asli.
OH,sWEER JESUS!!!! Dara terasa hangat dan berisi,tidak seperti tubuh wanita zaman sekarang yang kurus,kering
kerontong,dan anoreksik. Jo ingin menenggelamkan dirinya didalam tubuh itu. Menyatukan semua partikel
tubuhnya dengan partikel tubuh dara untuk menciptakan nyawa kimia baru. Meskipun dia ingin mencium
dan memeluk dara semaleman,perlahan lahan dia memerintahkan dirinya untuk melepaskan dara.
Butuh waktu bagi dara untuk membuka matanya. Dan ketka dia membuka mata,tatapannya agak kurang
fokus. Selama beberapa detik mereka saling tatap. Dengan sangat hati hati jo memberikan senyum paling
lembut yang dia pernah berikan kepada siapa pun sambil meremas kedua tangan dara yang tanpa dia
sadari sudah menempel pada dadanya. Tapi dara tidak membalas senyuman itu. Kemudia seperti sadar
bahwqa dia baru saja berciuman dengan jo. Pupil matanya melebar dan wajahnya langsung memucat.
Buru buru dia menarik tangannya. Untuk menutupi wajahnya dan berkata," Oh,my God" berkali kali.
Selama beberapa menit dara tidak bisa berfikir karena yang terlintas dikepalanya adalah dia baru saja
berciuman dengan jo brawijaya. JO BRAWIJAYA!!! Apa yang dia sudah lakukan " Entah apa yang sedang
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dipikirkan jo tentangnya sekarang mungkin bawha dia wanita gampangan yang memperbolehkan laki laki
yang bukan pacarnya menciuminya seperti barusan. Dara menunggu hingga jo mengatakan sesuatu,tapi
ketika setelah beberapa menit jo masih tidak bersuara, dara memberanikan diri mengangkat wajahnya dari
telapak tangannya untuk menatap jo dan berkata, "I'm sorry."
Jo kelihatan siap membunuhnya. Lalu dara melihat lelaki itu menutup matanya seakan mencoba menahan
rasa sakit. Ketika jo membuka matanya kembali,wajahnya kelihatan penuh penyesalan.
"No,saya yang harusnya minta maaf ke kamu,"balas jo.
"Kamu nggak seharusnya melakukan itu."
"I know , I'm sorry,tapi saya nggak bisa menahan diri lagi."
Dara hanya bisa ternganga,tidak percaya akan pengakuan jo yang blakblakan itu$ dengan susah payah
dia berkata pelan, "Kamu nggak seharusnya mengantar saya pulang."
"Ya,saya setuju. But what's done is done,kita nggak bisa menariknya kembali."
Sekali lagi dara mengangguk." Bagaimana kalau kita lupakan aja kejadian barusan" Bahwa itu semua
nggak pernah terjadi,"
Ucapnya penuh harapan. Jo mengertakkan giginya sebelum menggeram,"nggak bisa."
"Kenapa nggak bisa?"
"Karena sekarang saya tahu gimana rasanya mencium kamu dan merasakan kamu mencium saya balik.
Saya nggak akan bisa menghapusnya dari pikiran saya,"bentak jo.
"Oh, God," ucap dara sambil mengubur wajahnya pada tangannya.
"Dara..." Dara mengangkat tangan kananya untuk menghentikan apa pun kata kata jo." Saya sudah punya
tunangan,kami akan menikan beberapa bulan lagi. Kamu sudah punya pacar yang perfect untuk kamu.
Ada baiknya kalau kita ingat itu."
"Dara..." "Mulai sekarang,ada baiknya kita menjaga jarak satu sama lain,"tegas dara,masih menolak menatap jo.
Jo tidak mengatakan apa apa selama beberapa menit sehingga dara mengangkat kepalanya. Jo sedang
menatapnya sambil memiringkan kepalanya,seakan mencoba memutuskan apa yang harus dia lakukan.
Akhirnya jo hanya mengatakan, "apa itu yang kamu mau?"
Dara buru biru mengangguk. Sekali dia melihat kekecewaan dimata jo sebelum lelaki itu berhasil
menyembunyikannya. "Sebaiknya kamu masuk. Kita sudah terlalu lala berada disini. Saya yakin orang rumah kamu bertanya
tanya kenapa kamu belum masuk juga,"ucap jo pelan.
Pada saat itu dara baru sadar bahwa pintu mobil sisi penumpang masih setengah terbuka,mesin mobil
masih hidup,dan ada bunyi"ting ting ting" karena penumpang masih belum mengenakan sabuk pengaman
padahal mesin mobil sedang hidup. Oh,,my God,jo sudah menciumnya di depan rumahnya dengan lampu
dalam mobil yang menyala dan pintu terbuka,dengan kemungkinan semua orang yang lewat bisa melihat
semuanya. SHIT SHIT SHIT SHIT. "Good night, dara. Saya tunggu kamu masuk kedalam rumah.
Seperti mimpi dara turun dari mobil,mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Sebelum masuk dia
memutar tubuhnya dan melihat SUV jo berlalu,meninggalkannya dengan perasaan amburadul.
Bab 17 SCRABBLE Selama beberapa hari setelah kejadian itu menghindari jo. Dan untuk menunjuka bahwa dia juga bisa
menjaga jarak dengan dara,jo mengonfirmasikan kepada media tentang hubungannya dengan kayla.
Ini seharusnya membuat dara lega,tapi yang ada dia justru merasa agak depresi. Dara menolak
menganalisi perasaan ini lebih dalam karena takut akan apa yang dia harus hadapi. Meskipun begitu,,ini
tidak menghentikannya dari bertanya tanya apa kayla tahu bahwa jo sudah menciumnya" Kemungkinan
besar tidak,karena dia sendiri menyimpan rahasia ini dari panji.
Seakan belum cukup pusing memikirkan perasaannya terhadap jo,dara harus berusaha dengan panji
yang sudah ngambek kuadrat.
"Ji,kenapa sih kamu bertingkah laku seperti ini?" Tanya dara melalui telepon ketika panji sekali lagi
menolak untuk bertemu dengannya padahal kejadian jo mengantarkannya pulang....dan menciumnya
sudah dua minggu yang lalu.
"Karena aku nggak suka kamu dekat dekat dengan orang. Kurang bermoral seperti jo brawijaya. Oke "
Kamu tahu nggak berapa banyak permempuan yang hatinya hancur berkeping keping gara gara
dia?"Teriak panji. "Jadi menurut kamu aku akan jadi satu lagi korban daya tarik jo yang selangit itu" You know me better
than that." Dara mencoba menenangkan meskipun dalam hati dia tahu ketakutan panji ada benarnya.
"Jadi kamu setuju bahwa jo punya daya tarik?"
"Ji,seluruh indonesia juga tahu tentang daya tarik jo yang selangit,tapi bukan berarti aku akan terpengaruh
dengannya. Aku mohon kamu percaya sama aku."
"Aku percaya sama kamu,Ra. Jo lah yang aku nggak bisa percaya untuk nggak ngapa ngapain kamu."
Kata kaya panji membuat dara meringis. Rasa bersalah menyelimuti karena didalam lubuk hatinya yang
paling dalam dia tahu bahwa kemungkinan besar bukan jo yang harus dikhawatirkan panji,tapi
tunangannya sendiri. Sudah berkali kali dia mencoba menyakinkan dirinya bahwa ciuman itu tidak berarti
apa apa,jadi kenapa dia tidak bisa menghapus ciuman itu dan kata kata setra ekspresi pada wajah jo
setelahnya. Dari pikirannya"
Usaha dara menghindari jo berjalan dengan baik sehingga suatu Rabu pagi,sekembalinya dara dari
mengantar blu disekolah. Dara menyadari Goldie tidak menyambutnya dengan rutinitas gonggongan dan
kejar kejarannya,mencoba untuk menjilatinya setiap kali melihatnya.
"Goldie kemana ,bi?"
Bi uti yang sepertinya baru sadar goldie belum menunjukan hidungnya kelihatan berfikir sejenak sebelum
berkata," EH iya,kemana ya" Biasanya jam segini udah ribut minta makan."
Khawatir bahwa sesuatu sudah terjadi pada goldie,dara memnita bi uti untuk mencarinya. Dia tidak tahu
kenapa dia bersusah payah melakukan ini untuk seekor anjing yang melihatnya sebagai bahan olak
olakan. Sepertinya tanpa dia sadari dia sudah mulai peduli pada anjing iblis satu itu.
"Mbak dara, goldie ada dikamar mas jo. Kayaknya sakit,soalnya nggak bangun," laporan bi uti tida puluh
menit kemudian. Dara langsung mengikuti bi uti ke area rumah yang tidak pernah dikunjunginya sebelum ini dan harus
mencegah dirinya agar tidak melongo ketika melangkahkan kakinya kekamar tidur jo. Siapa sangka bahwa
seorang drummer bisa memiliki citra rasa tinggi seperti ini" Selama ini dara menyangka kamar tidur jo
akan kelihatan seperti rumah bordil,dengan kaca diatas tempat tidur,seprai yang terbuat dari sutra
berwarna merah,dan munfkin satu atau dua poster cewek telanjang menempel didinding. Kata kata "steril"
dan "berkelas" sama sekali tidak pernah melintas dikepala dara,tapi itulah yang dia temui.
Samar samar dara bisa menciumaroma apel dan kayu manis. Aroma colegne jo,yang dara yakin sudah
menepel disetiap permukaan yang bersentuhan dengan jo. Kamar itu bernuansa serba hitam,mulai dari
lantai seperti papan catur yang ditutupi permadani kulit banteng berwarna hitam,lemari berlaci warna hitam
dengan cermin diatasnya,sofa berwarna putih dekat jendela,hingga tempat tidur tinggi berukuran king
dengan seprai,sarung bantal,dan selimut berwarna putih.
Melihat tempat tidur jo yang kelihatan sangat nyaman membuat dara membayangkan jo tidur diatasnya.
Apa jo biasanya tidur telanjang,tengkurep,atau menyamping" Apa dia suka tidur dalam gelap atau dengan
lampu malam menyala" Dara harus menggelengkan kepalanya untuk menghentikan pikirannya yang
sudah merajalela itu. Pada saat itu matanya jatuh pada goldie yang terbaring di badcover dengan sedikit
lemas. Dara bergegas mendekatinya,dan setelah berdebat dengan diri sendiri selama beberapa detik,dara
memutuskan naik ketempat tidur agar bisa menyentuhnya.
"Hei, goldie,are you sick?" Tanya dara sambil perlahan lahan membelai kepala goldie. Untuk pertama
kalinya goldie hanya berdiam diri dan tidak menyerangnya.
Dara tahu dari hari,salah satu mantan pacarnya yang memiliki beberapa ekor anjing bahwa kalau anjing
sedang sakit,hidungnya pasti kering. Menemukan hidung goldie memang kering,dara segera menekan
nomor HP jo yang hari ini sedang ada shooting iklan di bandung dan baru akan pulang nanti malam.
Perasaannya campur aduk. Menunggu nada sambung. Dalam hati dara berharap jo akan mengangkat,jadi
jo bisa memberitahukan bagaimana cara membantu goldie,tapi dara juga berharap jo tidak
mengangkat,karena dia bisa menghindari harus berbicara dengan jo. Setelah beberapa kali mencoba dan
HP jo masih berada siluar jangkauan,dara mendesah lega.
"Bi,apa mas jo punya dokter hewan untuk goldie?"Tanya dara.
"Wah,bibi nggak tahu juga. Mesti tanya ade,"ucap bi uti dengan wajah sedikit bersalah.
Dara mempertimbangkan menelpon blu untuk menanyakan hal itu,tapi dia tahu hp blu selalu dimatikan
kalau sedang sekolah. Dia bisa saja menelpin sekolah blu,tapi tindakan seperti itu terlalu ekstrem.
Memutuskan untuk bertindak,dara segera meminta bi uti mengambilkan satu tablet
panadol,menggerusnya hingga halus dan mencampurkannya denga susu hangat. Dia kemudian mencoba
merayu goldie untuk meminumnya sampai habis dan berdoa dalam hati bahwa trik ini bisa
menyembuhkan goldie. Dara tidak tahu bagaimana goldie bisa menurut padanya hari ini,tapi dia bersyukur
untuk itu. Goldie tidur kembali setelah minum obaT,dan beberapa jam kemudian ketika dara menyodorkan makanan
untuknya, goldie setidak tidaknya mau makan sedikit sebelum kembudian "tewas" kembali. Malam itu
ketika dara pamit pulang,hidung goldie sudah tidak kering lagi,tapi anjing itu masih menolak meninggalkan
tempat tidur. Dara baru saja masuk ke dalam rumahnya ketika HP nya berdering. Selama beberapa detik dia hanya
bisa menatap layar HP yang mengedip ngedipkan nama jo. Waswas bahwa sesuatu terjadi pada
goldie,dara menjawab panggilan itu.
Tanpa ada kata"halo", jo langsung
melakukan serangannya. "Goldie kamu kasih obat apa ko dia tewas nggak bangun bangun di tempat tidur saya?"
Dara merasakan kupu kupu berterbangan di dalam perutnya, dan pada saat yang bersamaan dia juga
merasa jengkel karena setelah dua minggu mereka tidak saling bicara,kata kaya pertama yang keluar dari
mulut jo adalah tuduhan. "Satu tablet Panandol tadi pagi dan satu lagi tadi sore," jelas dara,dan setelah selang beberapa detik,"
Oh,my God. Goldie nggak overdosis ,kan?"
"Jangan ngaco. Goldie nggak bisa overdosis cuma gara gara minum dua Panadol,"tandas jo.
Dara mengeratkan genggamannya pada HP, membayangkan bahwa itu adalah leher jo.
"Kenapa kamu nggak telepon saya untuk bilang kalau goldie sakit?"
"Saya sudah coba telepon,tapi HP diluar jangkauan,"jelas dara.
"Really?" "Really!" Tandas dara.
Keheningan panjang membuat dara berfikir jo sudah menutup telepon,tapi akhirnya dia mendengar suara
jo lagi. "Well,maaf karena goldie sudah merepitkan kamu. Thanks atas bantuannya. Selamat malam, dara,"ucap
jo. Sebelum dara bisa menjawab,jo sudah menutup telepon,meninggalkan dara yang sedang limbung.
Ketika dara sampai dirumah jo keesokan harinya. Goldie menyambutnya dengan gonggongan keras. Tapi
lain daripada biasanya,goldie hanya mencium kaki dara dan duduk sopan dihadapannya,menunggu untuk
dielus kepala dara,sebelum kemudian melangkah pergi setelah dara melakukannya. Sepertinya setelah
kemarin,kini dara adalah teman baiknya. Ketika dara mengangkat kepalanya,dia melihat jo sedang
menatapnya. Selama beberapa detik dara terdiam,karena yang ada di pikirannya adalah sentuhan bibi jo pada bibirnya.
"Pa-pagi",ucap dara akhirnya dengan sedikit terbata bata.
"Pagi,"balas jo."Sudah sarapan?"Lanjutnya.
"Sudah,"jawab dara pendek.
Mencoba mencari topik yang aman,dara bertanya, "Apa mas jo akan bawa goldir kedokter hewan hari ini
untuk dicek" Jo memiringkan kepalanya sebelum berkata," Saya pikir setelah kejadian tempo hari kamu akan berhenti
memanggil saya mas jo. Wajah dara langsung memerah,tapi dia menolak untuk memperhatikan kepala jo bahwa kejadian itu telah
memengaruhinya." Dan seingat saya kita sudah setuju untuk melupakan bahwa itu semua pernah
terjadi,"balas dara.
"Tapi sepertinya tidak ada satu pun dari kita yang melupakan itu karena sekarang kita sedang
membicarakannya." "Saya sudah melupakannya."
"Bullshit."Detik selanjutnya jo sudah berdiri dihadapan dara. Matanya berapi api.
"Kalau kamu sudah melupakannya,kamu nggak akan menghabiskan tiga minggu belakangan ini
menghindari saya,"ucap jo.
"Saya nggak menghindari. Dan kenpa sih mas jo...."
"NAMA SAYA JO,"bentak nya.
Mata dara langsung terbelak,tidak percaya bahwa dia baru saja dibentak pada jam enam pagi. Mencoba
menenangkan suasana yang sepertinya akan meledak sebentar lagi,dara mengalah.
"Kenapa sih kamu ngotot banget mau saya mengingat kejadian tempo hari?"
"Karena itu kejadian penting."
Dara mendengus sebelum berkata,"Penting"! Sejak kapan satu ciuman jadi begitu penting untuk kamu?"
"Sejak itu sama kamu,"tandas jo.
Mau tidak mau dara tertawa garing."Sekarang siapa yang lagi nge-bullshit,"ucapnya datar.
Jo mendengus dan dara berfikir bahwa jo sedang mencoba mengontrol kemarahannya. Kemudian dia
melihat mata jo dan...... Jo kelihatan tersinggung. What?"" Ini sama sekali nggak masuk akal. Bagaimana
bisa jo Brawijaya,playboy paling ngetop satu indonesia bisa tersinggung gara gara dara,seorang wanita
biasa,tidak mau mengakui sudah menikmati ciuman mereka waktu itu" Tapi sebelum dara bisa
memastikan tatapan itu,jo sudah melangkahkan pergi,meninggalkan dara dalam kebingungan.
Dua minggu lagi berlalu dan jo siap membunuh orang. Dia tidak menyangka dara bisa begitu cool
terhadapnya,sedangkan dia sudah seperti cacing kepanasan. Tidak pernah ada wanita yang justru
menjauhinya setelah diciumi olehnya. Kebanyakan akan kembali untuk yang kedua,dan ketiga,sebelum
kemudian menawarkan tubuh mereka dengan rela. Tidak ada satu pun dari mereka yang kelihatan lebih
memilih mencium harimau,mana,ular,dan semua binatang buas lainnya sebelum menerima diumannya
lagi. Yang dia tidak paham adalah kenapa dia terobsesi sengan ciuman wanita satu ini"
Jo sudah tidak bisa membohongi diri sendiri,dia menykai dara,meskipun wanita itu membuatnya kesal
dengan aksi jual mahalnya. Dia menyukai betapa pedulinya dara pada blu,profesionalismenya dalam
bekerja,humornya yang sarkastis, kerja keras dan kejujurannya untuk membuatnya menghargai
keberaniannya. Tapi yang lebih penting adalah dara selalu memperlakukannya seperti layak nya laki laki
biasa yang terkadang memerlukan orang untuk mengomelinya kalau dia melakukan kesalahan. Dara
membuatnya merasa... Diperhatikan. Dan dia merindukan perhatian didalam hidupnya,meskipun itu hanya
dalam bentuk omelan. Setidak tidaknya itu akan lebih baik dan dari pada tidak dihiraukan sama sekali. Dia
kini sadar bahwa semua pendapat yang dia miliki tentang dara beberapa bulan yang lali ketika
mempekerjakannya,salah. Dalam usaha melupakan dara,jo mencoba menenggelamkan dirinya pada kayla yang lebih rela untuk
melayaninya. Tapi justru membuatnya membandingkan kayla dengan dara.
Jo memasuki rumah setelah satu hari penuh terkurung di studio MRAM bersama revel,mengerjakan
aransemen lagu baru,dan menemukan dara sedang main scabble bersama blu diruang TV. Goldie yang
tadinya duduk disamping blu memperhatikan permainan itu,bangun untuk menyambut jo. Dara kelihatan
terkejut melihat jo,tapi tidak mengatakan apa apa. Selam seminggu ini dara sudah tidak lagi
menghindarinya,seakan dia mencoba membuktikan bahwa tuduhan yang jo lemparkan tidak memiliki
dasar. Dara juga tidak lagi memanggilnya mas jo,meskipun setiap kalimat yang diucapkannya selalu
terpikirkan dengan baik sehingga dia hampir tidak pernah harus menunggunakan namanya.
"Halo,Mas,"ucap blU ceria dan bangun dari posisi tengkurap lalu mencium pipi jo.
Jo membalas ciuman itu sebelum bertanya, "siapa yang menang?"
"Aku,"balas blu sambil kembali mengambil posisi tengkurap didepan papan permainan.
Setelah dibelai,goldie pun kembali duduk disamping blu.jo melirik matanya kepada dara yang kini sedang
berkonsentrasi sambil duduk bersila didepan papan,bersebrangan dari blu. Malam ini rambutnya dikepang
samping dan buntut kepang itu beristtirahat persis diatas dada kirinya. Jo betul betul ingin menarik
kepangan itu,membuat dara mendongak dan mencium bibirnya. Dia tahu dia sebaiknya langsung mandi
dengan air hangat dan tidur karena seluruh tubuhnya sakit setelah duduk selama berjam jam dibelakang
drum. Tapi dia justru mendapati dirinya duduk bersila di samping papan permaina,diantara dara dan blu.
Dara menoleh dan memberikan tatapan tidak suka kepadanya. Dari tatapan itu jo tahu dara tidak
menginginkannya disini. Well,to bad,karena dia mau disini. Perlahan lahan dia mulai membaca kata kata
yang menghasilkan. MILITARY, YEAST, SELCOUTH, HUMBLE, ZABERNISM... Wait a second. Selcouth" What the beck is
that" Dan Zzabernism" Matmatika memeang bukan bidangnya,tapi selama ini dia berfikir bahwa bahasa
inggris nya diatas rata rata. Sepertinya dia salah.
Siapa yang mengeja kata kata itu" Dari mana merka tahu kata kata itu" Apakah arti kata kata itu"
"Kata ini punya siapa?"Tanya jo sambil menunjuk pada kata zabernism.
"Aku,"jawab blu tenang.
Jo dan dara langsung saling tatap. Jo dengan pupil melebar karena terkejut,sedangkan dara kelihatan
terhibu. Mencoba mengontrol ekspresi wajahnya agar tidak kelihatan terlalu kagum ,jo bertanya," kamu tahu dari
mana kata ini?" "Dari buku,"ucap blu pendek.
"Buku apa?" "Aku nggak ingat judulnya. Dipinjemin teman. Seru juga,ngomongin tentang perang dunia kedua."
Jo mengangguk anggukan selama beberapa detik. Dia berdebat apakah harus lari kekamarnya untuk
mencari kamus Oxfordnya,atau menelan egonya dan bertanya kepada blu. Dilemanya terganggu oleh
omelan blu. "Mbak dara buruan dong."
Dara lalu meletakan ubin ubin kayu pada papan permainan untuk mengeja katanya. Jo harus membiarkan
blu menghitung poin kata itu dan menuliskannya pada selembar kertas sebelum berkata kata lagi.
"Artinya apa sih?"Tanya jo. Akhirnya menelan egonya.
"Artinya apa?" Blu balik bertanya.
"Zabernism. "Menyalahgunakan kekuasaan,biasanya berkaitan denga hal hal militer,"tandas blu. "Mas jo,aku lagi mikir
nih. Jangan ganggu."
"Oh,"ucap jo, dan dengan susah payah dia harus menutup mulutnya untuk membiarkan blu berfikir. Dia
melirik kepala dara yang sekarang sedang nyengir, menikmati kebingungannya.
Setelah blu selesai mengeja katanya,jo membacanya:
LIMERENCE. "AND WHAT THE HECK DOES THAT ONE MEAN?"Teriak jo.
Bab 18 JEALOUSY Jo mendengarkan suara cekikikan dari arah dara yang kini sedang menguburkan wajahnya dibalik
tangannya,bahunya sudah naik turun,menertawakannya.
"Untuk melakukan penyelidikan...."
"Tentang jeruk nipis?"Potong jo.
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hah?"Tanya blu bingung.
"Kan ada kata 'lime'-nya. Line kan artinya jeruk nipis."
Blu memutar bola mata nya dan dengan nada tidak sabar berkata," Bukan. Tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan cinta yang romantis."
"Bagaimana kamu bisa tahu begitu banyak kosakata bahasa inggris yang mas bahkan nggak pernah
denger sih?" Ucap jo sambil mengernyit bingung.
"Mm.... Karena aku.... Super awesome dan mas nggak," tandas blu.
Jo langsung menyipitkan matanya mendengar nada blu ketika mengucapkan kata kata itu. Dan
meledaklah tawa dara yang kini sudah terlentang dikarpet sambil memegangi perutnya.
"Bisa nggak sih kamu nggak ngetawain saya?" Omel jo.
Tapi bukannya berhenti,tawa dara justru semakin keras. Jo bangun dari posisi bersila dan sambil bertolak
pinggang berlutut disamping dara,memelototinya.
"Kamu nggak akan ketawa kaya begini kalau adik kamu yang masih lima belas tahun dan ngomongnya
sudah seperti Kim Kardashin,ternyata lebih pintar daripada kamu. Sekarang berhenti ngetawain saya."
"Hahahah..... Nggak bisa. Muka kamu lucu banget kalau lagi ngambek,"ucap dara ditengah tawanya.
Ngambek" Dia?" Jo Brawijaya ngambek?"" Oh,perempuan satu ini memang cari mati! Dengan satu
gerakan jo menarik kaki dara agar tubuhnya lebih dekat dengannya dan mulai menggelitikinya.
"Aggghhhh, no....no....stop it. Geli!!!!" Teriak dara sambil tertawa keras dan berusaha menjauhi jo.
Kaki dara sudah melayang ke mana mana dan mendendang papan permainan,membuat ubin ubin kayu di
atas papan melayang. Merasa bahwa dara akan bisa lepas darinya,jo meminta bantuan blu.
"Ayo,blu, bantuin mas gelitikin mbak dara."
Blu bangun dan mendekati mereka,tapi dia justru berlutut dan mulai menggelitik kakaknya,dan tak lama
kemudian jo mendapati dirinya terlentang dikarpet diserang oleh blu dan dara,semestara goldie
menggonggong keras tidak mau ketinggalan. Suara tawa dan batuk dalam usaha untuk berbicara
ditengah tawa memenuhi ruangan.
"Minta ampun nggak?"Teriak dara setelah beberapa menit.
"Nggak akan,"balas jo dan menarik dara kedalam pelukannya lalu balas menggelitikinya.
Punggung dara menempel didada jo dan dara meremas lengan jo mencoba melepaskan diri darinya.
Menolak melepaskannya jo mengeratkan pelukannya. Usaha ini mungkin akan berhasil kalau blu tidak
memutuskan untuk meloncat ke atas mereka pada saat itu dan mulai menggelitiki jo lagi. Alhasil beberapa
detik kemudian jo harus minta amapun. Blu memepaskannya setelah jo melepaskan dara. Kedua
perempuan itu mempertontonkan senyum penuh kemenangan diwajah merek.
"Girl power,"ucap blu dan memberikan hi-five kepada dara .
Kepala jo agak pusing karena tertawa terlalu banyak dan sedikit kesal sudah diperlakukan tidak adil,tapi
dia tidak bisa berhenti tersenyum.
Jo dan dara menghabiskan waktu beberapa menit untuk membereskan papan permainan dan segala
bagiannya yang terpencar ke mana mana sebelum blu pamit untuk tidur,meninggalkan dara berdua saja
dengan jo. "Well,that was fun,"ucap jo.
"Yeah,that was fun,"balas dara sambil tertawa terkekeh kekeh.
Dara masih tidak percaya dia baru saja menghabiskan lima belas menit belakangan ini bergumul dengan
jo. Kalau bukan karena kaus jo yang agak kusut dan bekas karpet pada pipinya,dara mungkin berfikir
kejadian barusan hanya diimajinasinya saja. Jelas jelas dia tidak pernah bergumul seperti itu dengan panji
yang tidak mengenal arti kata bercanda dan terlalu jaim untuk melakukan apa yang dia dan jo baru saja
lakukan. Dara meletakan boks scrabble pada tempatnya dilemari. Dan berjalan menuju tasnya,siap untuk pulang.
Panji akan menjemputnya lima belas menit lagi dan dia harus bersiap siap.
"Gimana sih,blu kok bisa tahu kata kata yang nggak lazim seperti itu?"tanya jo.
Dara terkikik sebelum berkata," blu hobi baca. So, semakin banyak buku yang dibacanya,semakin banyak
kosakata yang dia tahu."
"Saya jiga suka baca,tapi kosakata bahasa inggris saya nggak sebegitu canggihnya. Gimana kamu bisa
menjelaskan itu?" Dara mengangkat bagu."Mungkin blu benara. Dia awesome dan kamu nggak."
"Apa kamu sedang menghina saya?" Jo berusaha terdengar tersinggung,tapi tidak berhasil. Dia ingin
tertwa. "Tentu saja saya sedang menghina kamu," balas dara dengan polosnya.
Jo yang mengerti bahwa dara sedang bercanda dengannya mulai tertawa terbahak bahak,diikuti oleh
dara. Segala ketegangan dalm hubungan mereka selama beberapa minggu ini terlupakan pada saat itu.
Digantikan oleh rasa persahabatan.
" Sumpah deh.Saya nggak tahu blu makan apa waktu kecil,tapi itu anak jauh lebih pintar daripada
saya,"ucap jo. Dara hanya nyengir,lalu seperti teringat akan sesuatu,senyum itu menghilang dan dia langsung kelihatan
gugup. "Saya pulang dulu. Selamat malam." Ucap dara buru buru sambil berjalan menuju pintu depan.
"Biar saya antar,"ucap jo,mengikuti dara,tidak rela membiarkan dara menarik diri dan melepaskan rasa
persahabatan yang mereka miliki.
Mendengar ini dara langsung memutar tubuhnya,membuat jo hampir saja menabraknya.
"Whta the....."Sumpah jo.
Dara tudak memedulikan sumpahan jo. Laki laki satu ini sudah gila berpikir dia akan mengantarkan
pulang. Apa dia tidak belajar dari pengalaman mereka terdahulu"
"Saya bisa pulang sendiri,nggak perlu diantar,"ucap dara setegas mungkin.
"Saya tahu kamu nggak perlu diantar,tapi saya mau ngantar."
"Oke,saya ganti argumentasi. Saya nggak mau kamu mengantar saya pulang."
"Apa kamu takut saya akan ngebut?"
"Kamu tahu itu bukan alasan saya nggak mau diantar sama kamu,"jawab dara sedikit putus asa.
Jo rasanya ingin mengepalkan tinjuannya ke atas dengan penuh kemenangan. Akhirnya dara mengakui
bahwa ciuman itu berarti sesuatu untuknya. Detik selanjutnya jo harus mengontrol emosinya ketika melihat
ekspresi wajah dara yang kelihatan sedikit meringis,seakan kejadian itu adalah pengalaman pahit
untuknya. What the hell"!
Merasa tersinggung,jo menyipitkan mata dan berkata," Fine. Kalau kamu mau pulang sendiri,silahkan
saja. Saya menawarkan karena kamu mungkin akan sedikit susah cari taksi malam ini karena ada demo
sopir taksi." "Itu sebabnya panji menjemput saya."
"Panji"! Panji pacar kamu itu" Dari mana dia tahu alamat rumah saya?"Geram jo.
Senja Jatuh Di Pajajaran 5 Raja Petir 03 Pencuri Kitab-kitab Pusaka Lembah Patah Hati 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama