Ceritasilat Novel Online

The Brethren 3

The Brethren Karya John Grisham Bagian 3


mencapai kesepakatan. D-PAC akan melunasi semua utang kampanyenya,
dalam periode tiga tabun, dan Senator harus ribut mendukung Aaron Lake.
"Kita punya proyeksi korban"" tanya York. Beberapa saat kemudian barulah
Teddy menjawab, "Tidak." Percakapan mereka tidak pernah terburu-buru.
"Kenapa begitu banyak""
Terlalu banyak minuman keras. Selalu begitu di negara-negara Arab.
Kebudayaan berbeda, hidup membosankan, jadi waktu para diplomat kita
mengadakan pesta, mereka membuat pesta yang meriah. Banyak
korban dalam keadaan mabuk." Beberapa menit berlalu. "Di mana Yidal""
tanya York. "Sekarang, dia di Irak. Kemarin, Tunisia." "Kita betul-betul harus
menghentikannya." Tentu, tahun depan. Itu akan jadi peristiwa bagus bagi
Presiden Lake." Dua belas dari enam belas anggota Kongres yang mendukung Lake memakai
kemeja biru, fakta yang tidak lolos dari pengamatan Elaine Tyner. Dia
menghitung hal-hal semacam itu. Kalau seorang politisi D.C. berada di dekat
kamera, berani taruhan dia bakal mengenakan kemeja katun biru terbagusnya.
Keempat lainnya memakai kemeja putih.
Dia mendudukkan mereka di hadapan para reporter di ballroom Willard Hotel.
Anggota senior, Representative Thurman dari Florida, membuka acara dengan
mengucapkan selamat datang di kesempatan yang sangat penting ini. Membaca
catatan yang telah disiapkan, dia mengutarakan pendapatnya mengenai
peristiwa-peristiwa dunia saat ini, berkomentar tentang .situasi di Kairo, Cina,
dan Rusia, mengatakan bahwa
dunia jauh lebih berbahaya daripada kelihatannya. 1 Dia mengoceh soal
statistik biasa ten tang militer kita I yang dikurangi. Kemudian dia berceloteh
panjang-j lebar mengenai teman dekatnya, Aaron Lake, orang yang bekerja
bersamanya selama sepuluh tahun dan 1 tahu lebih banyak daripada yang lain.
Lake adalah orang yang punya pesan, pesan yang tidak ingin kita dengarkan,
namun tetap sangat penting.
Thurman menentang arus bersama Gubernur Tarry. Walaupun melakukannya
dengan amat berat hati dan perasaan berkhianat, sekarang dia yakin setelah
pemikiran mendalam yang menyakitkan bahwa Aaron Lake dibutuhkan untuk
keamanan negara kita. Thurman tidak mengatakan bahwa jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Lake sangat populer di Tampa-St. Pete.
Mikrofon lantas diserahkan pada seorang anggota Kongres dari California. Pria
itu tidak mengatakan sesuatu yang baru, namun tetap bicara selama sepuluh
menit. Di distriknya di utara San Diego, terdapat 45.000 pekerja industri
pertahanan dan pesawat. Kelihatannya mereka semua telah menulis surat atau
menelepon. Anggota Kongres itu gampang diajak masuk ke kubu Lake; tekanan
dari tempat asal plus $250.000 dari Ms. Tyner dan D-PAC, maka ber-beloklah
dia. Ketika acara tanya-jawab dimulai, keenam belas anggota Kongres tersebut
berkumpul dalam kerumunan kecil yang rapat, semua ingin menjawab dan
mengatakan sesuatu, semua takut tampang mereka tidak kelihatan di kamera.
Walaupun tidak ada ketua komite, grup itu tetat
mengesankan. Mereka berhasil menimbulkan kesan bahwa Aaron Lake kandidat
yang sah, orang yang mereka kenal dan percayai. Orang yang dibutuhkan
negara ini. Orang yang layak dipilih.
Peristiwa tersebut sukses dan diliput luas-, langsung jadi berita. Elaine Tyner
akan mengeluarkan lima anggota Kongres lagi besok, lalu menyimpan Senator
Britt Untuk sehari sebelum Super Tuesday.
Surat di dalam kotak dashboard mobil Ned berasal dari Percy, Percy muda di
klinik rehabilitasi yang berkorespondensi melalui Laurel Ridge, Kotak Pos 4585,
Atlantic Beach, FL 32233.
Ned berada di Atlantic Beach, sudah dua hari, dengan surat itu dan tekad untuk
melacak Percy muda, karena dia mencium adanya tipuan busuk. Dia tidak
punya kegiatan lain yang lebih bagus. Dia pensiun dengan banyak uang, tak
punya keluarga, lagi pula di Cincinnati sedang turun salju. Dia menyewa kamar
di Sea Turtle Inn, di pantai, dan malam hari dia keluyuran ke bar-bar di
sepanjang Atlantic Boulevard. Dia telah menemukan dua restoran hebat,
tempat-tempat kecil yang penuh dengan gadis dan pemuda manis. Dia telah
menemukan Pete s Bar and Grill satu blok dari penginapannya, dan dua malam
terakhir ini dia terhuyung-huyung keluar dari tempat itu, mabuk bir dingin. Sea
Turtle cuma di balik tikungan.
Siang hari Ned mengawasi kantor pos, bangunan pemerintah bergaya modem
dari batu bata dan kaca di First Street, paralel dengan pantai. Sebuah kotak
kecil tak berjendela di tengah dinding, 4585 berada di antara delapan puluh
kotak lain, di area yang tidak terlalu ramai. Ned sudah memeriksa tersebut, berusaha membukanya
dengan anak kunc dan kawat, bahkan bertanya di meja depan. Pai pegawai pos
sangat tidak membantu. Sebelum pera pada hari pertama, dia menempelkan
seutas benan hitam tipis sepanjang lima senti di bawah pintu kotak. Orang lain
takkan melihatnya, tapi Ned akan tahu apakah isinya sudah diperiksa atau
belum. Suratnya ada di dalam kotak itu, dalam amplop merah manyala, dikirimnya tiga
hari lalu dari Cincinnati, lalu dia bergegas menyusulnya ke selatan. Di dalamnya
dia memberi Percy cek senilai $1.000, uang yang dibutuhkan bocah itu untuk
membeli peralatan melukis. Di surat sebelumnya, Ned bercerita bahwa dia
pernah memiliki galeri seni modem di Greenwich Village. Dia berbohong,
namun juga meragukan semua perkataan Percy.
Sejak awal Ned sudah curiga. Sebelum menjawab undangan Percy, dia mencoba
mengecek Laurel Ridge, unit detoksifikasi mewah yang katanya merupakan
tempat anak itu dirawat Klinik itu memiliki telepon, nomor pribadi yang tidak
bisa diselidikinya dari buku telepon. Tak ada alamat jalan. Percy menjelaskan
di surat pertamanya bahwa tempat tersebut sangat rahasia, karena banyak
pasiennya adalah eksekutif penting perus
ahaan dan pegawai pemerintah
tingkat tinggi, dengan satu atau lain cara, semuanya telah j menggunakan zat-zat kimia terlarang. Kedengarannya bagus. Anak itu pandai menggunakan kata-kata.
Dan wajahnya sangat manis. Itulah sebabnya Ned terus menyuratinya. Foto
Percy dikaguminya setiap hari.
Permintaan uang itu mengejutkannya, dan karena sedang bosan dia
memutuskan pergi ke Jacksonville.
Dari tempatnya di lapangan parkir, merunduk di balik kemudi mobil,
memunggungi First Street dia dapat mengawasi dinding berisi kotak-kotak itu
dan para pelanggan kantor pos ketika mereka datang dan pergi. Kemungkinan
dia berhasil memang kecil, tapi masa bodoh. Dia memakai teropong lipat kecil,
dan sesekali melihat orang yang melewatinya memandanginya. Tugasnya jadi
membosankan setelah dua hari, namun seiring berlalunya waktu dia semakin
yakin suratnya akan diambil. Pasti ada yang memeriksa kotak itu setidaknya
tiga hari sekali. Sebuah klinik rehabilitasi tentu menerima banyak surat, bukan"
Atau tempat itu cuma tipuan narapidana yang datang sekali seminggu untuk
mengecek jebakannya"
Si narapidana muncul siang menjelang sore di hari ketiga. Pria itu memarkir
Beetle-nya di samping Ned, lalu berjalan santai ke dalam kantor pos. Dia
memakai celana khaki kusut, kemeja putih, topi jerami, dasi kupu-kupu, dan
rambutnya yang berantakan menunjukkan dia suka berjalan-jalan di pantai.
Tadi Trevor lama beristirahat di Pete s, kemudian menghabiskan energi makan
siang cairnya dengan tidur sejam di meja kerja, dan sekarang cuma mondar-mandir, melakukan tugas rutin. Dia memasukkan anak kunci Kotak 4585 dan
mengeluarkan beberapa surat, kebanyakan surat sampah, yang dicampakkan-nya sambil memeriksa surat-surat dalam perjalanan keluar gedung.
Ned mengawasi setiap gerakannya. Setelah tiga hari yang membosankan, dia
penuh semangat karena pengintaiannya akhirnya membuahkan membuntuti Beetle itu. Ketika mobil itu
Tr &i pengemudinya masuk ke kantor pengacara ^ daj, dan kumuh. Ned melaju
pergi, menoo yan" kecfl pelipis. berkah-kaJi berkata dengan i ^ acara"" Keras>
"P^ Dia terus melaju, menyusuri Highwav a sepanjang pantai jauh dari keramaian
jLl a dt ke selatan melalui Vflano Beach Crev ,,e Beverly Beach. Flagler
Beach, dan akJbi ^ Beacht di Holiday Inn di mar Port Orange Dia H"*- S3mpai
sebelum masuk kamar. " pergl ke bar
Bukan baru sekali ini dia menphaHa"; M sebetulnva vang kedua ^ P peniPTan.
Tiga Belas SEHARI sebelum pemilihan pendahuluan Arizona dan Michigan, kampanye Lake
melancarkan serangan udara, strategi yang belum pernah dipakai dalam politik
kepresidenan. Selama delapan belas jam, kedua negara bagian itu dibombardir
dengan iklan. Ada yang panjangnya lima belas detik, iklan-iklan lunak yang
hanya menampilkan wajah tampan sang kandidat dan janji tentang
kepemimpinan tegas dan dunia yang lebih aman. Iklan-iklan lain berupa film
dokumenter satu menit mengenai bahaya setelah perang dingin. Juga ada iklan-iklan yang macho, tekad yang dilemparkan ke muka para teroris duniabunuhlah orang cuma karena dia warga Amerika, maka kau akan menerima
ganjaran dahsyat. Kairo masih sangat hangat, dan janji-janji- itu tepat
mengenai sasaran. Semua iklan tersebut berani, dibuat oleh para konsultan tingkat tinggi, dan segi
negatifnya cuma jumlahnya yang terlalu banyak. Namun Lake nwsm terlalu
baru untuk membosankan siapa pun. utokny sekarang. Kampanyenya
menghabiskan sepuluh juta
untuk iklan televisi di dua negara bagian itu, jumlah yang luar biasa.
Mereka mengurangi kecepatan pada jam-jam pemilihan hari Selasa, 22
Februari. Ketika pemilihan ditutup, para analis meramalkan Lake akan menang
di negara bagian asalnya dan menempati posisi kedua dengan selisih suara tipis
di Michigan. Gubernur Tarry bagaimanapun berasal dari Indiana, salah satu
negara bagian barat tengah, dan dia menghabiskan waktu benninggu-minggu di
Michigan selama tiga bulan lalu.
Rupanya dia kurang lama di sana. Para pemilih di. Arizona memilih putra
daerah mereka, dan orang-orang di Michigan juga menyukai si pendatang bara.
Lake memperoleh 60 persen di daerah asal, dan 55 persen di Michigan tempat
Gu bernur Tarry cuma memperoleh 31 persen yang loyo. Sisanya dibagi antara
para peserta lain. Kekalahan itu menghancurkan Gubernur Tarry, hanya dua minggu sebelum
Super Tuesday besar dan tiga minggu sebelum yang kecil.
Lake menonton penghitungan suara di pesawat, dalam perjalanan dari Phoenix,
tempat dia memberikan suara untuk dirinya sendiri. Sejam dari Washington,
CNN mengumumkan dia pemenang yang tak terduga di Michigan, dan stafnya
pun menuang sampanye. Dia menikmati kemenangannya, sampai mau minum
dua gelas. Lake tahu sejarah. Tidak pernah ada yang mulai seterlambat ini, dan
memperoleh sebanyak ini secepat ini. Di kabin temaram, mereka menonton
para analis di keempat layar, semua pakar mengagumi Lake dan
apa yang telah dilakukannya. Gubernur Tarry bersikap sportif, tapi juga
mencemaskan jumlah raksasa uang yang dihabiskan lawan yang sebelum ini tak
dikenal. Lake bercakap-cakap sopan dengan sekumpulan kecil reporter yang
menunggunya di Reagan National Airport, lalu pergi naik Suburban hitam lagi ke
markas besar kampanye nasionalnya. Di sana dia mengucapkan terima kasih
pada stafnya yang dibayar mahal dan menyuruh mereka pulang dan tidur.
Sudah hampir tengah malam waktu dia tiba di Georgetown, di rowhouse kecil
tuanya di Thirty-fourth, dekat Wisconsin. Dua agen Secret Service keluar dari
mobil di belakang Lake, dan dua lagi menunggu di tangga depan. Dia menolak
mentah-mentah permintaan untuk menempatkan penjaga di dalam rumahnya.
"Aku tidak mau melihat kalian mengintai-intai di sekitar sini," katanya kasar di
pintu depan. Dia tidak menyukai kehadiran mereka, tidak tahu nama mereka,
dan tak peduli jika mereka membencinya. Menurutnya, mereka tak bernama.
Mereka cuma "kalian" yang diucapkan dengan sekesal mungkin.
Begitu sudah di balik pintu terkunci, dia naik ke kamarnya di lantai atas dan
mengganti pakaian. Di-matikannya lampu-lampu seakan dia sudah tidur,
menunggu lima belas menit, kemudian pelan-pelan turun ke ruang duduk untuk
melihat apakah ada yang melihat ke dalam, lalu turun lagi ke ruang bawah
tanah kecil. Dia keluar dari jendela, dan melangkah di malam yang dingin ke
dekat patio mungilnya. Dia berhenti sejenak, memasang telinga, tidak
mendengar apa-apa, lalu tanpa suara membuka pintu gerbang
169 kayu dan melesat di antara dua bangunan di belakangnya. Dia muncul di Thirty-fifth Street, sendirian, dalam gelap, berpakaian seperti pejoging dengan topi
lari dipasang rendah sampai alis. Tiga menit kemudian dia sampai di M Street,
di tengah orang banyak. Dia mendapat taksi dan menghilang.
Teddy Maynard tidur dengan perasaan puas karena dua kemenangan pertama
kandidatnya, namun dibangunkan dengan pemberitahuan bahwa ada yang tak
beres. Ketika meluncur masuk bungker pada pukul 06.10, dia lebih merasa
takut daripada marah, meskipun emosinya sudah terkuras dalam satu jam
terakhir. York sudah menunggu, bersama penyelia bernama Deville, pria kecil
penggugup yang jelas sudah berjam-jam kebingungan.
"Coba ceritakan," geram Teddy, terus mendorong kursi rodanya dan mencari
kopi. Deville yang bicara. "Pukul 24.02 tadi dia berpisah dengan Secret Service dan
masuk rumah. Pukul 24.17 dia keluar lewat jendela kecil di ruang bawah tanah.
Tentu saja kami sudah memasang detektor dan pencatat waktu di setiap pintu
dan jendela. Kami menyewa rowhouse di seberang jalan, dan kami memang
selalu waspada. Dia sudah enam hari tak pulang ke rumah." Deville
melambaikan sebutir pil kecil, seukuran kaplet aspirin. "Ini alat kecil yang
dikenal sebagai T-Dec. Alat ini dipasang pada sol semua sepatunya, termasuk
sepatu joging. Jadi kecuali kalau dia bertelanjang kaki, kami tahu di mana dia
berada. Sekali ada tekanan dari kaki, alat ini mengeluarkan sinyal yang
menjangkau jarak dua ratus meter tanpa pemancar. Ketika tekanan hilang, dia akan terus
mengeluarkan sinyal selama lima belas menit. Kami bergegas mengikutinya dan
melihatnya di M Street. Dia memakai kaus lengan panjang dengan topi dipasang
rendah. Dua mobil kami sudah siap ketika dia melompat masuk taksi. Kami
membuntutinya ke Chevy Chase, ke pusat perbelanjaan pinggiran. Sementara
taksi menunggu , dia melesat masuk tempat bernama Mailbox America, salah
satu tempat baru di mana orang dapat mengirim dan menerima surat di luar
Dinas Pos. Beberapa tempat seperti itu, termasuk yang ini, buka 24 jam. Dia di
dalam tak sampai semenit, cuma untuk membuka kotaknya, mengeluarkan
beberapa pucuk surat, membuang semuanya, kemudian kembali ke taksi. Salah
satu mobil kami mengikutinya ke M Street lagi, di sana dia keluar dan
menyusup ke dalam rumah kembali. Mobil yang satu lagi tetap di tempat kotak
pos tadi. Kami memeriksa tempat sampah, dan menemukan enam pucuk surat
sampah, jelas miliknya. Alamatnya Al Konyers, Box 455, Mailbox America,
39380 Western Avenue, Chevy Chase."
"Jadi dia tak mendapatkan apa yang dicarinya"" tanya Teddy.
"Kelihatannya dia mencampakkan semua yang diambilnya dari kotaknya. Ini
videonya," Monitor turun dari langit-langit sementara lampu-lampu meredup. Kamera
video menyorot melewati tempat parkir, melewati taksi, dan terfokus pada
sosok Aaron Lake yang mengenakan kaus longgar waktu pria itu menghilang di
balik tikungan masuk ke Mailbox America. Beberapa detik kemudian dia
.71 muncul lagi, memeriksa beberapa surat dan kertas di tangan kanan. Dia
berhenti sebentar di pintu, lalu membuang semuanya ke tempat sampah tinggi.
"Apa sih yang dicarinya"" gumam Teddy. Lake meninggalkan gedung itu dan
cepat-cepat merunduk masuk taksi. Video berhenti; lampu-lampu terang lagi.
Deville mengakhiri ceritanya. "Kami yakin menemukan kertas-kertas yang
benar di dalam tempat . sampah. Kami ke sana dalam hitungan detik, dan tak
ada yang memasuki lokasi sementara kami menunggu. Waktunya 24.58. Satu
jam kemudian, kami masuk lagi dan memalsu anak kunci Kotak 455, jadi kita
akan punya akses kapan pun kita membutuhkannya."
"Cek setiap hari," perintah Teddy. "Catat semua surat. Biarkan surat-surat
sampahnya, tapi kalau ada sesuatu, aku ingin mengetahuinya."
"Baik. Mr. Lake memasuki kembali jendela ruang bawah tanah pukul 01.22 dan
tinggal di rumah sepanjang malam itu. Dia di sana sekarang."
"Cukup," kata Teddy, dan Deville meninggalkan ruangan.
Semenit berlalu sementara Teddy mengaduk kopi. "Berapa alamat yang
dimilikinya"" York tahu atasannya akan menanyakan hal itu. Dia memandang catatannya
sekilas. "Dia menerima sebagian besar surat pribadinya di rumahnya di
Georgetown. Dia punya paling tidak dua alamat di Capitol Hill, satu di


The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kantornya, satu lagi di Armed Services Committee. Dia memiliki tiga kantor di
Arizona. Berarti setahu kami alamatnya ada enam." "Kenapa dia membutuhkan
alamat ketujuh""
"Aku tak tahu alasannya, tapi pasti tak bagus. Kalau tidak memiliki sesuatu
yang harus disembunyi kan, orang takkan memakai nama alias atau alamat
rahasia." "Kapan dia menyewa kotak itu""
"Kami masih menyelidikinya."
"Mungkin dia menyewa kotak itu setelah memutuskan ikut pemilihan. Dia sadar
CIA mengendalikannya, jadi barangkali dia berpikir kita juga mengawasi
semuanya. Dan dia merasa membutuhkan privasi sedikit, jadi dia menyewa
kotak itu. Mungkin gara-gara pacar yang entah bagaimana lolos dari
pengamatan kita. Mungkin dia suka majalah atau video pomo, sesuatu yang
dikirim lewat pos." Setelah lama senyap, York berkata, "Bisa saja Bagaimana kalau kotak itu
disewa berbulan-bulan yang lalu, lama sebelum dia mengikuti pemilihan""
"Kalau demikian, dia tidak bersembunyi dari kita. Dia bersembunyi dari dunia,
dan rahasianya betul-betul mengerikan."
Dalam keheningan mereka memikirkan rahasia mengerikan Lake, tak ada yang
ingin mencoba menebak. Mereka memutuskan untuk semakin meningkatkan
pengawasan, dan untuk mengecek kotak pos itu dua kali sehari. Beberapa jam
lagi Lake akan keluar kota, pergi untuk bertarung dalam pemilihan
pendahuluan lain, dan mereka akan bisa melakukan apa saja dengan kotak
tersebut Kecuali kalau ada orang lain yang mengecek untuknya.
Aaron Lake jadi bintang di Washington. Dari
kantornya di Capitol Hill, dengan murah hati . mengabulkan permintaan
wawancara langSu berbagai program warta benta pagi. Dia menerima para
senator dan anggota Kongres lain, teman-teman dan mantan-mantan musuh
juga, semua mengatakan turut bergemb
ira dan mengucapkan selamat. Dia
makan siang dengan staf kampanye, dan setelah itu rapat panjang tentang
strategi. Setelah makan malam kilat dengan Elaine Tyner, yang menyampaikan
kabar baik mengenai banyak sekali dana baru di D-PAc dia meninggalkan kota
dan terbang ke Syracuse untuk menyusun rencana bagi pemilihan pendahuluan
New York. Banyak sekali yang menyambutnya. Bagaimanapun dia sekarang kan calon
paling potensial. Empat Belas PUSING kepalanya setelah semakin sering mabuk, dan pagi hari ketika
membuka mata Trevor berkata pada diri sendiri bahwa dia hams menahan diri.
Kau tak bisa nongkrong di Pete s tiap malam, minum bir murahan bersama para
mahasiswi, nonton pertandingan basket kelas teri cuma karena kau bertaruh
$1.000 untuk mereka. Tadi malam yang bertanding Logan State dan entah
siapa, tim berseragam hijau. Siapa yang peduli dengan Logan State"
Joe Roy Spicer, dialah yang peduli. Spicer bertaruh $500 untuk mereka, Trevor
menambahnya dengan $1.000 uangnya sendiri, dan Logan menang untuk
mereka. Seminggu terakhir ini, Spicer menebak sepuluh dari dua belas
pemenang. Dia memperoleh uang kontan $3.000, dan Trevor dengan senang
hati mengekor, mendapat $5.500. Perjudian ternyata jauh lebih
menguntungkan daripada pekerjaan sebagai pengacara. Dan orang lain yang
menebak pemenangnya! Dia pergi ke kamar mandi dan mencuci muka
tanpa memandang cermin. Toilet tersumbat sejak kemarin dulu, dan ketika dia
mencari-cari penyedot WC di rumahnya yang kotor, telepon berdering. Yang
menelepon istrinya, wanita yang dibenci dan membencinya. Begitu mendengar
suaranya, dia tahu wanita itu butuh uang. Dia menolak dengan marah dan
mandi. Keadaan di kantor lebih buruk. Sepasang suami-istri yang ingin bercerai datang
naik mobil terpisah untuk menyelesaikan negosiasi mengenai pembagian harta.
Aset yang mereka perebutkan tidak seberapa-mangkuk, panci, panggangan
roti-tapi karena tidak pirnya apa-apa mereka harus memperebutkan sesuatu.
Makin sepele barangnya, makin sengit pertengkarannya.
Pengacara mereka terlambat sejam, dan mereka memanfaatkan waktu itu
untuk memanaskan perselisihan mereka sampai Jan akhirnya melerai. Sang istri
menunggu di kantor Trevor ketika dia terhuyung-huyung masuk dari pintu
belakang. "Dari mana saja kau"" sergah wanita itu cukup keras supaya suaminya di depan
bisa mendengar. Sang suami menyerbu, melewati Jan, yang tidak mengejarnya,
dan menghambur masuk kantor kecil Trevor.
"Sudah sejam kami menunggu!" semburnya.
"Tutup mulut!" teriak Trevor menggelegar, dan Jan bum-bum keluar gedung.
Kedua kliennya terpana mendengar suaranya.
"Duduk!" teriaknya lagi, dan mereka mengempaskan diri ke kursi-kursi kosong.
"Kalian membayar $500 untuk perceraian brengsek dan mengira bisa berbuat
seenaknya di sini. " 1
Mereka menatap mata dan mukanya yang merah
dan memutuskan pria ini tidak boleh dianggap sepele. Telepon mulai berdering
dan tidak ada yang mengangkatnya. Perasaan mual melanda lagi. Trevor lari
dari kantor dan menyeberangi koridor ke kamar mandi. Di sana dia muntah,
sepelan mungkin. Toilet tidak bisa mengguyur, rantai logam kecilnya ber-denting-denting di dalam tangki.
Telepon masih berdering. Dia terseret-seret menyusuri koridor untuk memecat
Jan, dan ketika tidak dapat menemukannya dia meninggalkan gedung juga. Dia
berjalan ke pantai, melepas sepatu dan kaus kaki, lalu membasahi kaki dengan
air asin yang dingin. Dua jam kemudian, Trevor duduk tak bergerak di meja kerja, pintu dikunci
untuk mencegah klien masuk, kaki telanjang di atas meja, pasir masih melekat
di sela jari-jarinya. Dia butuh tidur dan butuh minum, dia memandangi langit-langit, berusaha mengurutkan prioritasnya. Telepon berdering, kali ini dengan
patuh diangkat Jan, yang masih dipekerjakan namun diam-diam memeriksa
iklan lowongan kerja. Dari Brayshears, di Bahama. "Kami menerima transfer, Sir," katanya.
Trevor kontan berdiri. "Berapa""
"Seratus ribu, Sir."
Trevor melirik jam tangan. Dia punya waktu sekitar satu jam untuk naik
pesawat. "Bisa Anda menemui saya pukul setengah empat"" dia bertanya.
"Tentu, Sir." Dia meletakkan telepon dan berteriak ke pintu,
"Batalkan acaraku untuk hari ini dan besok. Aku mau pergi."
"Kau tak punya acara apa pun," Jan balas berteriak. "Kau kehilangan uang
lebih cepat daripada biasanya."
Dia tidak mau meladeni. Dibantingnya pintu dan pergi.
Penerbangan ke Nassau mula-mula berhenti di Fort Lauderdale, meskipun
Trevor nyaris tidak mengetahuinya. Setelah minum bir dua botol dia tertidur
pulas. Dua botol lagi di atas Atlantik, dan pramugari terpaksa
membangunkannya karena pesawat sudah kosong.
Transfer itu berasal dari Curtis di Dallas, seperti yang sudah diduga. Uang
tersebut dikirim oleh sebuah bank Texas, untuk Boomer Realty, dengan alamat
Geneva Trust Bank, Nassau. Trevor memotong sepertiga untuk bagiannya,
kembali menyembunyikan $25.000 dalam rekening rahasianya sendiri, dan
mengambil 8.000 tunai Dia mengucapkan terima kasih pada Mr. Brayshears,
mengatakan berharap akan segera bertemu lagi, dan terhuyung-huyung keluar
bangunan. Tak ada niat pulang di benaknya. Dia pergi ke distrik pertokoan tempat banyak
turis Amerika berdesak-desakan di trotoar. Dia membutuhkan celana pendek,
topi jerami, dan sebotol sunscreen.
Trevor akhirnya berhasil tiba di pantai, di sana menyewa kamar di hotel bagus.
Dua ratus dolar semalam, tapi peduli setan. Dia melumuri tubuhnya dengan
minyak dan berselonjor di tepi kolam renang, cukup dekat dengan bar. Seorang
pelayan berbikini mengambilkannya minuman.
Dia bangun setelah hari gelap, terbakar matahari tapi tidak sampai gosong.
Seorang penjaga keamanan mengantarkannya ke kamar. Dia mengempaskan diri
ke tempat tidur dan kembali koma. Matahari sudah tinggi lagi sebelum dia
bergerak. Setelah periode istirahat panjang seperti itu, dia bangun dengan pikiran jernih,
dan sangat lapar. Dia makan buah-buahan dan pergi mencari perahu layar,
tidak bermaksud membeli, tapi memperhatikan detail-detail dengan cermat.
Ukuran sembilan meter rasanya cocok, cukup besar untuk ditinggali namun bisa
dikendalikan satu kru. Takkan ada penumpang; cuma pelaut kesepian yang
berlayar dari pulau ke pulau. Perahu termurah yang ditemukannya berharga
$90.000, dan perlu perbaikan.
Tengah hari dia kembali ke kolam renang, berusaha membujuk satu-dua klien
melalui ponsel, namun dilakukannya tanpa semangat. Pelayan yang sama
membawakannya minuman. Setelah menelepon, dia bersembunyi di balik
kacamata hitam dan mencoba berhitung. Namun otaknya tidur pulas.
Dalam sebulan dia memperoleh sekitar $80.000 dalam bentuk uang gelap yang
bebas pajak. Bisakah kecepatan datangnya uang ini berlanjut" Jika dapat, dia
akan punya jutaan dolar dalam setahun, bisa meninggalkan kantor dan sisa
kariernya, lalu dapat membeli perahu kecilnya dan mengarungi lautan.
Untuk pertama kalinya, mimpi itu terasa hampir nyata. Dia bisa membayangkan
dirinya memegang kemudi perahu, tak berbaju, tak bersepatu, bir dingin siap
diminum, meluncur di air dari sahi pulau ke ribuan pulau lain, angin meniup
layar utama, tak perlu mencemaskan apa pun. Dia memejamkan mata
dan makin ingin pergi. Dengkurnya membangunkannya. Si bikini berdiri di dekatnya. Dia memesan rum
dan melihat jam tangan. Dua hari kemudian Trevor akhirnya berhasil kembali ke Trumble Dia datang
dengan perasaan campur aduk. Dia cukup bersemangat untuk mengambil surat
dan membantu tipuan ini, bersemangat untuk membuat pemerasan ini terus
berlangsung dan uang mengalir masuk. Di lain pihak, dia terlambat dan Hakim
Spicer pasti takkan senang.
Dari mana saja kau"" geram Spicer padanya begitu penjaga meninggalkan
ruang rapat pengacara. Rasanya akhir-akhir ini semua orang mengajukan
pertanyaan itu. "Aku kehilangan tiga pertandingan gara-gara kau, padahal
semua yang kujagokan jadi pemenang."
"Bahama. Kita mendapat seratus ribu dari Curtis di Dallas."
Suasana hati Spicer berubah drastis. "Butuh tiga hari untuk mengecek transfer
di Bahama"" dia bertanya.
"Aku butuh istirahat sedikit. Tak tahu aku harus mengunjungi tempat ini tiap
hari." Spicer segera melunak. Dia baru saja memperoleh $22.000 lagi. Uang itu
tersimpan aman bersama yang lainnya, di tempat yang tak bisa ditemukan
siapa pun, dan ketika menyerahkan setumpuk lagi amplop berwar
na manis dia memikirkan berbagai cara untuk menghabiskan uang tersebut.
J "Banyak sekali," kata Trevor, mengambil suratI surat itu.
I "Keberatan" Kau mendapat lebih banyak daripada
j kami." I "Risikoku lebih besar."
Spicer menyodorkan selembar kertas. "Aku sudah memilih sepuluh
pertandingan di sini. Masing-masing
$500." Hebat, pikir Trevor. Akhir pekan panjang lagi di Pete s, menonton pertandingan
demi pertandingan. Yah, banyak tugas yang lebih tidak enak. Mereka bermain
blackjack sampai penjaga menyudahi pertemuan itu.
Kunjungan Trevor semakin sering dibicarakan sipir dan para pejabat tinggi di
Bureau of Prisons di Washington. Urusan administrasi tentang masalah itu
diperumit. Pembatasan sempat dipertimbangkan, tapi lalu dibatalkan.
Kunjungan-kunjungannya tak bermanfaat, lagi pula sipir tidak mau mengisolasi
Majelis. Buat apa cari masalah"
Pengacara itu tak berbahaya. Setelah menelepon ke sana kemari di sekitar
Jacksonville, mereka memutuskan bahwa Trevor bisa dibilang tak dikenal dan
barangkali tak punya kegiatan selain duduk-duduk di ruang rapat pengacara
sebuah penjara. Uang itu memberi kehidupan baru bagi Beech dan Yarber. Setelah
memperolehnya, mereka tentu perlu menghabiskannya, dan itu bisa terjadi di
saat mereka pergi sebagai manusia bebas, bebas melakukan apa saja yang
mereka inginkan dengan harta mereka yang terus bertambah.
Dengan sekitar $50.000 di bank, Yarber sibuk merencanakan portfolio investasi.
Tak masuk akal membiarkan uang tersebut teronggok begitu saja dengan bunga
5 persen per tahun, bahkan walaupun tanpa pajak. Suatu hari yang tidak lama
lagi dia akan menanamkannya dalam pengembangan dana agresif, dengan
tekanan pada Timur Jauh. Asia akan melaju lagi, dan tumpukan kecil uang
kotornya akan ada di sana untuk ikut menikmati kekayaan. Dia bebas lima
tahun lagi, dan kalau dia memperoleh antara 12 sampai 15 persen bunga dari
uangnya, sampai saat itu 50.000-nya akan bertambah jadi kira-kira 100.000
saat dia meninggalkan Trumble. Bukan awal yang jelek untuk pria yang akan
berusia 65 tahun, dan semoga tetap sehat walafiat.
Tapi jika dia (serta Percy dan Ricky) bisa terus menambah modal pokok, dia
mungkin betul-betul akan kaya ketika mereka membebaskannya. Lima tahun
yang menyebalkan-bulan-bulan dan minggu-minggu yang dibencinya. Sekarang
dia mendadak bertanya-tanya apakah dia punya cukup waktu untuk memeras
semua yang diperlukannya. Sebagai Percy, dia menulis surat kepada lebih dari
dua puluh sahabat pena di seluruh Amerika Utara. Tak satu pun tinggal di kota
yang sama. Spicer bertugas memastikan para korban berada di tempat yang
terpisah. Peta-peta digunakan di perpustakaan untuk menjamin baik Percy
maupun Ricky tidak berkorespondensi dengan pria-pria yang tampaknya tinggal
berdekatan. Kalau sedang tidak-menulis surat, Yarber memikirkan uang itu. Syukurlah surat-surat perceraian dari istrinya telah datang dan pergi. Beberapa bulan lagi
secara resmi dia akan jadi bujangan, dan waktu dia dibebaskan bersyarat,
istrinya akan sudah lama melupakannya. Takkan ada yang dibagi. Dia akan
bebas pergi tanpa hambatan apa pun.
Lima tahun, dan begitu banyak yang harus dilakukannya. Dia sudah mengurangi
konsumsi gula dan berjalan 1,6 kilometer lebih jauh tiap hari.
Dalam kegelapan tempat tidur atasnya, di malam-malam dia tak bisa tidur,
Hatlee Beech menghitung hal yang sama dengan kedua koleganya. Lima puluh
ribu dolar di tangan, persentase bunga yang sehat di suatu tempat,
ditambahkan ke modal dengan memeras sebanyak mungkin korban yang bisa
mereka tangkap, dan suatu hari nanti hartanya akan melimpah. Beech bebas
sembilan tahun lagi, maraton yang pernah terasa takkan berakhir. Sekarang ada
secercah harapan. Hukuman mati yang mereka jatuhkan padanya perlahan-lahan berubah jadi musim panen. Secara konservatif, jika tipuan ini
memberinya hanya $100.000 setahun selama sembilan tahun yang akan datang,
plus persentase bunga yang sehat, dia akan jadi multijutawan ketika berdansa
keluar dari pintu gerbang, juga di usia 65 tahun. Dua, tiga, empat juta bukan
jumlah yang mustahil. Dia tahu pasti apa yang akan dilakukannya Karena
mencintai Texas, dia akan pergi ke Galveston dan membeli salah satu rumah
antik bergaya Victoria dekat laut, dan dia akan mengundang teman-teman lama
untuk mampir dan melihat betapa kayanya dia. Lupakan hukum, dia telah
bekerja dua belas jam sehari untuk mengumpulkan uang, hanya bekerja, hanya
uang, supaya ketika dia berusia tujuh puluh
tahun uangnya akan lebih banyak daripada uang mantan istrinya.
Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, Hatlee Beech berpikir dia
mungkin bisa mencapai umur 65, mungkin 70 tahun.
Dia juga berhenti mengkonsumsi gula dan mentega, mengurangi rokok sampai
setengah dengan tujuan berhenti total tak lama lagi. Dia bertekad menjauhi
klinik dan berhenti minum pil. Dia mulai berjalan 1,6 kilometer sehari, di
bawah sinar matahari, seperti koleganya dari California. Dan dia menulis surat,
dia dan Ricky. Dan karena sudah memiliki motivasi cukup, Hakim Spicer jadi susah tidur. Dia
tidak dihantui perasaan bersalah, kesepian, atau terhina, juga tidak merasa
tertekan karena masuk penjara. Dia cuma menghitung uang. menimbang-nimbang persentase bunga, dan menganalisis skor pertandingan. Dengan tinggal
menjalani 21 bulan, dia bisa melihat akhir penderitaannya.
Istrinya yang cantik, Rita, datang minggu lalu, dan mereka bersama-sama
selama empat jam dalam dua hari. Rita telah memotong rambutnya, berhenti
minum, dan lebih kurus sembilan kilo, serta berjanji akan lebih kurus lagi
ketika menjemputnya di gerbang depan tak sampai dua tahun lagi. Setelah
empat jam bersamanya, Joe Roy yakin $90.000-nya masih terkubur di belakang
gudang peralatan. Mereka akan pindah ke Vegas, membeli kondominium baru, dan masa bodoh
dengan para penghuni dunia lainnya.


The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan demikian berhasilnya tipuan Percy-dan-184
Ricky, ada hal baru yang dicemaskan Spicer. Dia akan meninggalkan Trumble
lebih dulu, bahagia, senang, tak mau menoleh ke masa lalu. Tapi bagaimana
dengan uang yang diperoleh setelah dia pergi" Jika tipuan ini terus
menghasilkan uang, bagaimana dengan jatahnya dalam perolehan yang akan
datang, uang yang jelas berhak diterimanya" Bagaimanapun, ini kan idenya,
yang dipinjamnya dari penjara di Louisiana. Dulu Beech dan Yarber tidak mau
ikut. Dia punya waktu untuk merancang strategi pergi, juga punya waktu untuk
mencari cara menyingkirkan. pengacara itu. Tapi itu berarti dia harus
kehilangan beberapa jam tidurnya.
Surat dari Quince Garbe di Iowa dibacakan Beech: " Dear Ricky (atau bajingan
busuk siapa pun kau): Aku tidak punya uang lagi. Seratus ribu pertama dulu
kupinjam dari bank dengan menggunakan laporan finansial palsu. Aku tidak
tahu bagaimana aku akan membayarnya. Ayahku memiliki bank kami dan semua
uangnya. Kenapa tidak kausurati saja dia, bangsat! Aku mungkin bisa mengorek
$10.000 kalau kita bisa bersepakat bahwa pemerasan ini akan berakhir di sini.
Aku nyaris bunuh diri, jadi jangan memaksa. Kau penjahat, kau tahu itu.
Kuharap kau tertangkap. Salam, Quince Garbe. "
"Kedengarannya lumayan putus asa," komentar Yarber, mendongak dari
tumpukan suratnya sendiri.
Dengan tusuk gigi menggantung dari bibir bawahnya Spicer berkata, "Bilang
padanya kita mau menerima 25.000."
"Akan kusurati dan kusuruh dia mentran f kata Beech, membuka sebuah
amplop | S. yar ditujukan kepada Ricky. Van
Lima Belas PADA jam makan siang, ketika pengalaman menunjukkan bahwa jumlah orang
yang lalu-lalang di Mailbox America meningkat, seorang agen dengan santai
memasuki tempat itu di belakang dua pelanggan lain, dan untuk kedua kalinya
hari itu membuka Kotak 455. Dia melihat ada sesuatu yang baru, tergeletak di
atas tiga pucuk surat sampah- dari restoran piza, tempat cuci mobil, Dinas
Pos AS. Benda itu berupa amplop, berwarna Jingga muda, 12,5 kali 20
sentimeter. Dengan pinset yang selalu dibawanya di gantungan kunci, dia
menjepit ujung amplop, menariknya cepat-cepat dari kotak, dan
menjatuhkannya ke dalam tas kerja kulit kecil. Surat-surat sampah itu tidak
diutak-atik. Di Langley, amplop tersebut dibuka para pakar dengan hati-hati. Dua lembar
kertas bertulisan tangan dikeluarkan, dan difotokopi.
Sejam kemudian, Deville memasuki bungker Teddy
, memegang map. Deville bertanggung jawab atas apa yang secara umum, jauh di dalam Langley, disebut
sebagai "masalah Lake". Dia menyerahkan salinan
surat itu pada Teddy dan York, kemudian menampilkannya di layar besar.
Teddy dan York mula-mula cuma terpana memandanginya. Tulisannya tebal,
dalam huruf besar, mudah dibaca, seolah si penulis menuliskan setiap patah
kata pelan-pelan. Surat itu berbunyi:
Dear Al: Ke mana saja kau" Apakah kau menerima suratku yang terakhir" Aku menulisnya
tiga minggu yang lalu dan sampai sekarang belum menerima kabar. Kurasa kau
sibuk, tapi kumohon jangan lupakan aku. Aku sangat kesepian di sini, dan surat-suratmu selalu mendorongku untuk terus maju. Surat-surat itu memberiku
kekuatan dan harapan, karena aku jadi tahu ada yang peduli pada diriku.
Kumohon jangan tinggalkan aku, Al.
Konselorku bilang mungkin aku akan dibebaskan dua minggu lagi Di Baltimore
ada lembaga pemasyarakatan, beberapa mil dari tempat aku dibesarkan, dan
orang-orang di sini berusaha mendapatkan tempat untukku di sana. Aku akan di
sana selama sembilan puluh hari, cukup waktu bagiku untuk mencari
pekerjaan, teman, dsb., kau tahu, membiasakan diri dengan masyarakat lagi.
Malam hari tempat itu dikunci, tapi sepanjang siang aku akan bebas.
Aku tidak punya banyak kenangan manis, Al. Semua orang yang menyayangiku
sekarang telah tiada, dan pamanku, orang yang membayar rehabilitasi ini,
sangat kaya tapi sangat kejam, Aku amat sangat membutuhkan teman, Al.
188 O ya, berat badanku turun dua setengah kilo lagi, dan pinggangku sekarang 32.
Foto yang kukirimkan padamu sudah tidak mirip. Aku tidak
pernah menyukai tampangku di situ-pipiku terlalu tembam.
Aku sekarang jauh lebih langsing, dan cokelat terbakar matahari. Mereka
mengizinkan kami berjemur sampai dua jam sehari di sini, kalau cuaca
memungkinkan. Tempat ini memang di Florida, namun kadang-kadang udara
terlalu sejuk. Kau akan lcuMrimi fotoku lagi, mungkin yang sedada. Aku rajin
sekali latihan beban. Kurasa kau akan menyukai fotoku yang berikut.
Kau bilang akan mengirimkan fotomu padaku. Aku terus menunggu. Kumohon
jangan lupakan aku, Al. Aku membutuhkan suratmu.
Love, Ricky Karena bertanggung jawab atas penyelidikan semua aspek kehidupan Lake,
York merasa harus berusaha bicara lebih dulu. Namun dia tak mampu berkata-kata. Mereka kembali membaca surat itu dalam keheningan, lalu sekali lagi.
Akhirnya, Deville memecah kesunyian dengan berkata, "Ini amplopnya." Dia
menampilkannya di dinding. Amplop tersebut dialamatkan kepada Mr. Al
Konyers, di Mailbox America. Alamat pengirimnya adalah: Ricky, Aladdin North,
P.O. Box 44683, Neptune Beach, FL 32233.
"Alamatnya palsu," Deville memberitahu. "Tak ada tempat bernama Aladdin
North. Ada nomor telepon, tapi cuma jasa penjawab. Kami sudah menelepon
ke 189 sana sepuluh kali untuk bertanya, tapi para operator, nya tak tahu apa-apa. Kami sudah menghubungi semua klinik rehabilitasi dan pengobatan di
North Florida, dan tak seorang pun pernah mendengar tentang tempat ini."
Teddy diam, terus menatap dinding.
di mana Neptune Beach"" dengus York.
"Jacksonville."
Deville diizinkan pergi, tapi disuruh berjaga-jaga. Teddy mulai mencatat di
notes hijau. "Ada surat-surat lain, dan paling tidak selembar foto," katanya,
seakan masalah ini rutin. Teddy Maynard tidak mengenal yang namanya panik.
"Kita harus menemukannya," dia berkata.
"Kami sudah dua kali memeriksa rumahnya secara menyeluruh," ujar York.
"Kalau begitu periksa lagi. Aku tak yakin dia menyimpan benda-benda seperti
itu di kantor." "Kapan" "Lakukan sekarang. Lake sedang mengumpulkan suara di California. Kita tak
punya waktu untuk menangani masalah ini, York. Mungkin saja ada kotak-kotak
rahasia lain, pria-pria lain yang menulis surat dan berkoar-koar tentang kulit
cokelat dan ukuran pinggang mereka."
"Kau akan mengkonfrontasinya""
"Belum" Karena mereka tidak punya contoh tulisan tangan Mr. Konyers, Deville
mengajukan usul yang akhirnya disukai Teddy. Mereka akan menggunakan
laptop baru, yang dilengkapi built-in printer. Konsep pertama
disusun oleh Deville dan York, lalu setelah kira-kira sejam
, konsep keempat berbunyi sebagai berikut:
Dear Ricky: Aku sudah menerima suratmu yang tanggal 22; maafkan aku karena baru
sekarang membalasnya. Akhir-akhir ini aku sering bepergian, dan banyak
urusanku yang terbengkalai. Malahan, aku menulis surat ini pun pada ketinggian
10.500 meter, di atas Teluk, dalam perjalanan ke Tampa. Dan aku memakai
laptop baru, yang begitu kecil sehingga nyaris muat di kantongku. Teknologi
menakjubkan. Printer-nya kurang bagus. Kuharap kau bisa membacanya dengan
jelas. Kabar sangat bagus mengenai pembebasanmu, dan lembaga pemasyarakatan di
Baltimore itu. Aku punya beberapa bisnis di sana, dan aku yakin bisa
membantumu mendapatkan pekerjaan.
Jangan patah semangat, tinggal dua bulan lagi. Kau jauh lebih kuat sekarang,
dan siap menikmati hidup semaksimal mungkin.
Aku akan membantu sebisa mungkin. Kalau kau sudah di Baltimore, dengan
senang hati aku akan menemanimu, mengajakmu jalan-jalan, kau tahu.
Aku berjanji akan membalas suratmu lebih cepat. Aku tak sabar mendengar
kabar darimu. Love, Al Mereka memutuskan Al sedang buru-buru dan lupa menandatangani suratnya.
Surat itu dianalisis, direvisi, ditulis ulang, dipelajari dengan lebih teliti
daripada perjanjian. Versi finalnya dicetak pada selembar kertas surat Royal Sonesta
Hotel di New Orleans, dan dimasukkan ke amplop cokelat tebal dengan kabel
optik tersembunyi di sepanjang tepi bawah. Di sudut kanan bawah, di tempat
yang tampak seolah rusak sedikit dan tertekuk dalam perjalanan, dipasang
pemancar seukuran kepala peniti. Setelah diaktifkan, pemancar tersebut akan
mengirim sinyal sejauh seratus meter selama tiga hari.
Karena Al bepergian ke Tampa, amplop itu dicap dengan stempel pos Tampa.
bertanggal hari itu. Ini dilakukan tak sampai setengah jam oleh tim yang terdiri
atas orang-orang yang sangat aneh di Dokumen di lantai dua.
Pukul 16.00, sebuah van hijau kotor berhenti di depan tovmhouse Aaron Lake,
dekat salah satu pohon peneduh di Thirty-fourth, di daerah indah Georgetown.
Pintunya bertuliskan nama perusahaan perbaikan saluran air di District Empat
tukang keluar dan mulai menurunkan peralatan.
Setelah beberapa menit, satu-satunya tetangga yang memperhatikan jadi bosan
dan kembali menonton televisi. Karena Lake pergi ke California, Secret Service
pun mengikutinya ke sana, dan rumahnya tidak diawasi 24 jam, setidaknya oleh
Secret Service. Namun pengawasan itu akan segera dilakukan.
Kedoknya adalah saluran limbah di halaman depan kecil yang tersumbat,
masalah yang bisa dibereskan tanpa memasuki rumah. Pekerjaan di luar,
sehingga Secret Service takkan curiga seandainya mereka kebetulan datang.
Tapi dua tukang ternyata masuk rumah, dengan anak kunci mereka sendiri. Van
lain mampir untuk mengecek kemajuan, dan untuk mengantarkan alat. Dua
tukang dari mobil kedua bergabung dengan yang sudah di sana, dan sebuah unit
reguler mulai terbentuk. Di dalam rumah, empat agen dengan teliti mulai mencari map-map yang
disembunyikan. Mereka bergerak dari kamar ke kamar, memeriksa hal-hal yang
kelihatan, mengorek yang rahasia.
Van kedua pergi, dan mobil ketiga datang dari arah lain lalu parkir dengan ban
naik ke trotoar, seperti kebiasaan van tukang. Empat tukang lagi ikut
membersihkan saluran limbah, dan dua orang pelan-pelan akhirnya masuk
rumah. Setelah gelap, lampu sorot dipasang di halaman depan, di atas tutup
saluran, dan diarahkan ke rumah supaya cahaya di dalam tidak kelihatan.
Keempat orang yang di luar meneguk kopi, bercanda, dan berusaha
menghangatkan badan. Para tetangga berjalan cepat melewati mereka.
Enam jam kemudian saluran sudah bersih, begitu juga rumahnya. Tak
ditemukan sesuatu yang ganjil, yang jelas tidak ada map tersembunyi berisi
surat dari orang bernama Ricky di klinik rehabilitasi. Tidak ada foto. Para
tukang mematikan lampu mereka, mengemasi peralatan, dan menghilang tanpa
jejak. Pukul 08.30 keesokan harinya, waktu pintu-pintu kantor pos Neptune Beach
dibuka, seorang agen bernama Barr berjalan terburu-buru seolah dia sudah
terlambat. Barr ahli kunci, dan kemarin siang menghabiskan waktu lima jam di
Langley untuk mem-193 pelajari berba gai kotak yang digunakan Dinas Pos. Dia punya empat kunci
utama, salah satunya dia 1 yakin bisa membuka nomor 44683. Jika tidak, dia
terpaksa membongkar kunci itu dengan alat, yang mungkin akan makan waktu
sekitar enam puluh detik dan bisa menarik perhatian. Kunci ketiga berhasil,
dan Barr meletakkan amplop cokelat itu, bertanggal sehari sebelumnya dari
Tampa, dialamatkan kepada Ricky tanpa nama belakang, dengan alamat
Aladdin North. Di dalam kotak itu sudah ada dua surat lain. Sebagai tambahan,
dia mengeluarkan sebuah surat sampah, lalu menutup pintu kotak, meremas
surat tadi, dan mencampakkannya ke tempat sampah.
Barr dan dua agen lainnya menunggu dengan sabar di dalam van di tempat
parkir, meneguk kopi dan memvideokan semua pelanggan pos. Mereka berada
tujuh puluh meter dari kotak itu. Alat penerima mereka berbunyi karena sinyal
samar dari amplop. Sekelompok orang datang dan pergi bersama arus
pelanggan-wanita kulit hitam bergaun cokelat pendek, pria kulit putih
berjanggut dan berjaket kulit, wanita kulit putih berpakaian joging, pria kulit
hitam berjins-semuanya agen C1A, semuanya mengawasi kotak tanpa tahu
siapa yang menulis surat itu atau ke mana tujuannya. Tugas mereka hanya
menemukan siapa yang menyewa kotak tersebut.
Mereka menemukannya setelah makan siang.
Trevor meminum makan siangnya di Pete s, tapi cuma dua botol bir. Bir dingin
dengan kacang asin dari mangkuk bersama, dinikmati sambil kalah taruhan
194 $50 untuk lomba kereta luncur anjing di Calgary. Kembali ke kantor, dia tidur
siang satu jam, mendengkur begitu keras hingga sekretarisnya yang tabah
akhirnya terpaksa menutup pintu ruangannya. Sebetulnya wanita itu
membantingnya, tapi tidak cukup keras untuk membangunkannya.
Sambil melamun tentang perahu layar, dia pergi ke kantor pos, kali ini memilih
berjalan kaki karena cuaca cerah, dia tidak punya kegiatan yang lebih baik, dan
pikirannya perlu dijernihkan. Dia senang mendapati empat harta kecilnya
tertumpuk rapi di dalam kotak Aladdin North. Dengan hati-hati dia
menyimpannya di jas seersucker-nya yang lusuh, merapikan dasi kupu-kupunya,
dan berjalan riang, yakin tak lama lagi akan memperoleh uang.
Dia tidak pernah tergoda untuk membaca surat-surat itu. Biarkan Majelis
melakukan pekerjaan kotornya. Dia bisa menjaga tangannya tetap bersih,
membawa surat-surat, memotong jatahnya yang sepertiga bagian. Lagi pula,
Spicer bakal membunuhnya jika dia mengantarkan surat yang sudah dibuka.
Tujuh agen mengawasinya berjalan santai kembali ke kantor.
Teddy sedang tidur di kursi roda waktu Deville masuk. York sudah pulang;
sekarang pukul 22.00 lewat. York punya istri, Teddy tidak.
Deville menyampaikan laporan sambil membaca catatan berlembar-lembar:
"Surat itu diambil dari kotak pada pukul 13.50 oleh seorang pengacara lokal
bernama Trevor Carson. Kami membuntutinya ke kantornya di Neptune Beach,
dia di sana selama delapan puluh menit Kantornya kecil, dengan seorang sekretaris, tidak banyak
klien. Carson pengacara kelas teri di sepanjang pantai itu, menangani
perceraian, real estate, kasus-kasus sepele. Dia berumur 48, bercerai
setidaknya dua kali, lahir di Pennsylvania, college di Furman, kuliah hukum di
Florida State, izin prakteknya dicabut sementara sebelas tahun yang lalu
karena mencampuradukkan dana klien-klien, lalu memperoleh izin praktek
kembali." "Baik, baik," kata Teddy.
"Pukul 15.30, dia meninggalkan kantor, mengemudi sejam ke penjara federal
di Trumble, Florida. Membawa surat-surat itu. Kami mengikuti namun
kehilangan sinyal waktu dia memasuki penjara. Sejak saat itu, kami telah
mengumpulkan informasi tentang Trumble. Penjara itu berpenjagaan minimum,
biasanya disebut sebagai kamp. Tidak ada dinding atau pagar, para
penghuninya narapidana berisiko sangat rendah. Ada seribu orang di Trumble.
Menurut sumber di Bureau of Prisons di Washington sini, Carson sering
berkunjung. Tak ada pengacara, atau orang, datang sesering Carson. Sampai
sebulan yang lalu dia datang sekali seminggu, sekarang paling tidak tiga kali
seminggu. Kadang-kadang empat. Semua kunjungannya adalah pertemuan
resmi pengacara-klien."
"Siapa kliennya"" "Bukan Ricky. Dia pengacara resmi tiga hakim."
"Tiga hakim""
"Ya." "Tiga hakim di penjara""
"Betul. Mereka menyebut diri Majelis."
Teddy memejamkan mata dan menggosok pelipis.
Deville membiarkan situasi hening sejenak, lalu melanjutkan, "Carson di dalam
penjara selama 54 menit, dan ketika dia keluar kami tak dapat menangkap
sinyal dari amplop. Saat itu, kami sudah parkir di samping mobilnya. Dia
berjalan sekitar satu setengah meter dari alat penerima kami, dan kami yakin
dia tak membawa surat itu. Kami membuntutinya kembali ke Jacksonville,
kembali ke pantai. Dia parkir di dekat tempat bernama Pete s Bar and Grill, dia
di sana selama tiga jam. Kami menggeledah mobilnya, menemukan tas
kerjanya, dan di dalamnya terdapat delapan surat yang dialamatkan ke
berbagai pria di seluruh penjuru negara. Semua surat ditujukan ke luar


The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penjara, tidak ada yang ke dalam. Rupanya Carson menjadi kurir surat untuk
para kliennya. Tiga puluh menit yang lalu, dia masih di bar, lumayan mabuk,
bertaruh untuk pertandingan basket college."
"Pecundang." "Persis." Si pecundang terhuyung-huyung keluar dari Pete s setelah perpanjangan waktu
kedua pertandingan di Pantai Barat. Spicer menebak tiga dari empat
pemenang. Trevor dengan patuh mengikutinya, dan menang seribu dolar dalam
semalam. Karena mabuk, dia tidak mau mengemudi. Dia ditahan karena mengemudi
dalam keadaan mabuk tiga tahun lalu, peristiwa itu masih jelas dalam
ingatannya, lagi pula di mana-mana ada polisi. Berbagai restoran dan bar di
sekitar Sea Turtle Inn menarik banyak anak muda yang sering bikin onar,
sehingga menarik polisi juga.
men. Namun jalan kaki ternyata sulit Dia berhasil capai kantornya, berjalan lurus ke
selatan, mekw rumah-rumah musim panas kecil sewaan yang tena^ 1 dan
pondok-pondok peristirahatan, semua gelap ^ ] senyap karena sudah larut
malam. Dia membawa tas kerja berisi surat-surat dari Trumble
Dia terus maju, mencari-cari rumahnya. Dia menyeberang jalan tanpa alasan,
dan setengah blok kemudian menyeberang lagi. Tak ada kendaraan yang J
melintas. Ketika mulai berputar kembali, dia cuma dua puluh meter dari
seorang agen yang merunduk di balik mobil yang diparkir. Pasukan tanpa suara
mengawasinya, tiba-tiba takut si pemabuk tolol itu tanpa sengaja menemukan
mereka. -. v Akhirnya dia menyerah, dan berusaha menemukan kantornya lagi.
Dia memilih-milih, kunci di tangga depan, menjatuhkan tas kerjanya dan
melupakannya, S lalu tak sampai semenit setelah membuka pintu dia sudah
berada di meja kerja, terkapar di kursi putar, tertidur pulas, pintu depan
setengah terbuka. Pintu belakang tidak terkunci semalaman. Mengikuti perintah dari Langley, Barr
dan kelompoknya telah memasuki kantor dan memasang alat penyadap di
berbagai benda. Tidak ada sistem alarm, tidak ada kunci di jendela, tidak ada
barang berharga yang bisa memancing pencurian. Telepon dan dinding ternyata
gampang disadap, dikarenakan fakta bahwa tak seorang pun di luar mengamati
apa pun di dalam kantor L. Trevor Carson, pengacara dan penasihat hukum.
Tas kerjanya dibongkar, isinya dicatat sesuai instruksi Langley. Langley
menginginkan catatan leliti
198 tang surat-surat yang diambil si pengacara dari Tromble. Setelah semua
diperiksa dan difoto, tas itu diletakkan di dekat kantornya. Dengkurannya keras
sekali, dan tanpa henti. Tak lama sebelum pukul 02.00, Barr berhasil menghidupkan Beetle yang
diparkir di dekat Pete s. Dia mengemudikannya ke jalan kosong dan
meninggalkannya begitu saja di depan kantor hukum tersebut, supaya beberapa
jam lagi si pemabuk mengucek-ngucek matanya dan memuji dirinya sendiri
karena masih sanggup mengemudi. Atau barangkali dia akan ketakutan karena
telah menyetir dalam keadaan mabuk lagi. Yang mana pun, mereka akan
mendengarkan. 199 Enam Belas T IGA puluh tujuh jam sebelum jajak pendapat di Virginia dan Washington
dibuka, Presiden tampil dalam siaran langsung televisi nasional untuk
mengumumkan bahwa dia telah memerintahkan serangan udara di dan sekitar
kota Tunisia bernama Talah. Unit teroris Yidal diyakini dilatih di sana, dalam
kamp berlogistik lengkap di pinggir kota.
Maka rakyat pun asyik menonton satu lagi perang mini, perang tombol tekan
dan bom pintar, jenderal-jenderal purnawirawan mengoceh di CNN tentang
strategi ini atau itu. Di Tunisia masih gelap, jadi tidak ada gambar. Para
pensiunan jenderal dan pewawancara berotak kosong mereka sibuk mendugaduga. Dan menunggu. Menunggu matahari terbit supaya asap dan reruntuhan
bisa disiarkan ke negara yang sudah jenuh dengan peristiwa serupa.
Namun Yidal punya sumber informasi, kemungkinan besar Israel. Kamp tersebut
kosong ketika bom-bom pintar mendadak jatuh entah dari mana. Bom-bom itu
mengenai sasaran, mengguncang padang pasir, meluluhlantakkan kamp, namun
tidak membunuh seorang teroris pun. Beberapa bom meleset, satu nyasar ke
pusat kota Talah, menghantam rumah sakit. Satu bom lagi menghancurkan
rumah kecil tempat keluarga beranggota tujuh orang sedang tidur nyenyak.
Syukurlah mereka tidak pernah mengetahui apa yang terjadi.
Televisi Tunisia dengan cepat meliput rumah sakit yang terbakar itu, dan pada
pagi hari dj Pantai Timur, Amerika mengetahui bahwa bom-bom pintar itu
ternyata tidaklah terlalu pintar. Paling tidak lima puluh korban telah
dikeluarkan, semuanya rakyat sipil yang tak tahu apa-apa.
Pagi hari itu, tidak seperti biasanya, Presiden menghindari para reporter, dan
tak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Wakil Presiden, orang yang
banyak bicara ketika serangan dimulai, mengurung diri bersama stafnya di
suatu tempat di Washington.
Mayat-mayat dikumpulkan, kamera-kamera menyorot, dan menjelang siang
reaksi dunia keras, brutal, dan senada. Cina mengancam perang. Prancis
tampaknya cenderung bergabung dengan mereka. Bahkan Inggris pun
mengatakan Amerika Serikat terlalu ringan tangan.
Karena para korban hanyalah petani-petani Tunisia, bukan warga Amerika, para
politisi dengan segera mempolitisir kejadian itu. Tudingan, celaan, dan
tuntutan penyelidikan yang biasa dilontarkan sebelum siang di Washington. Dan
di sirkuit kampanye, pihak-pihak yang rnasih bertarung menyisihkan beberapa
menit untuk berkomentar bahwa misi itu memang sejak awal sudah buruk. Tak
seorang pun di antara mereka akan melakukan pembalasan senekat itu tanpa
mi intelijen yang lebih baik. Bersamaan dengan dihitung, nya jumlah korban, tidak
saru kandidat pun berpendapat serangan tersebut pantas dilancarkan dengan
risiko seperti itu. Semua mengutuk Presiden.
Tapi Aaron Lake-lah yang paling menarik perhatian. Dia jadi sulit bergerak
tanpa menyenggol juru kamera. Dengan pernyataan yang disusun hati-hati, dia
berkata, tanpa teks, "Kita bodoh. Kita tak berdaya Kita lemah. Kita seharusnya
malu pada ketidakmampuan kita melenyapkan pasukan kecil kumal yang terdiri
atas kurang dari lima puluh pengecut Anda tak bisa sekadar menekan tombol
dan bersembunyi. Untuk bertempur butuh nyali. Saya punya nyali. Saat saya
jadi presiden, tak satu pun teroris yang berlumuran darah rakyat Amerika akan
selamat. Itu janji saya."
Dalam kemarahan dan kekacauan pagi itu, kata-kata Lake tepat mengenai
sasaran. Inilah orang yang tidak main-main dengan omongannya, yang tahu
persis apa yang akan dilakukannya. Kita takkan mengorbankan petani-petani
tak berdosa jika yang mengambil keputusan adalah orang yang punya nyali.
Lake-lah orang itu. Di bungker, Teddy bertahan menghadapi satu badai . lagi. Intelijen buruk
disalahkan jika ada musibah apa pun. Kalau serangan sukses, para pilot dan
tentara pemberani di darat beserta komandan mereka dan politisi yang
mengirim mereka ke pertempuran yang dipuji-puji. Tapi kalau serangan gagal,
yang biasanya begitu, CIA yang disalahkan. Dia sudah menyarankan supaya
serangan itu tidak dilaksanakan. Israel punya kesepakatan, rapuh dan sangat rahasia dengan Yidal
-jangan bunuh kami, dan kami takkan membunuhmu. Sepanjang targetnya
warga Amerika dan sesekali Eropa, Israel tidak mau terlibat. Teddy tahu ini,
tapi itu informasi yang tidak diberitahukannya. Dua puluh empat jam sebelum
serangan, dia memberitahu Presiden, dengan surat, bahwa dia ragu teroris
tersebut ada di kamp ketika bom-bom dijatuhkan. Dan, karena sasaran di dekat
Talah, ada kemungkinan besar terjadi
kerusakan tambahan. Hatlee Beech membuka amplop cokelat itu tanpa menyadari bahwa sudut
kanan bawahnya agak kusut dan sedikit rusak. Akhir-akhir ini dia membuka
begitu banyak amplop pribadi sehingga hanya melihat alamat pengirim untuk
mengetahui dari siapa suratnya. Dia juga tidak menyadari stempel pos Tampa-nya.
Sudah beberapa minggu dia tidak mendengar kabar dari Al Konyers. Dia
membaca seluruh isi surat tanpa berhenti, dan nyaris tak berminat pada fakta
bahwa Al menggunakan laptop baru. Sangat bisa dipercaya bahwa sahabat pena
Ricky mengambil selembar kertas surat dari Royal Sonesta di New Orleans, dan
menulis surat pada ketinggian 10.500 meter.
Apakah dia naik penerbangan kelas satu" dia bertanya dalam hati. Mungkin
saja. Di kelas ekonomi tidak ada colokan untuk komputer, kan" Al pergi ke New
Orleans untuk urusan bisnis, menginap di hotel yang sangat bagus, lalu terbang
dengan kelas satu ke tujuan berikut. Majelis tertarik pada kondisi keuangan
semua sahabat pena mereka. Yang lain tak penting. Setelah membaca surat
itu, dia menyerahkannya pada Finn Yarber, yang sedang menulis surat lagi : sebagai Percy yang malang.
Mereka bekerja di ruang ) rapat kecil di pojok perpustakaan hukum, meja
mereka penuh map, surat dan bermacam-macam kertas warna pastel lembut
Spicer di luar, di mejanya, ] menjaga pintu dan mempelajari skor
pertandingan. "Siapa Konyers"" tanya Finn.
Beech membuka map-map. Mereka punya arsip " rapi setiap sahabat pena,
lengkap dengan surat-surat "] yang mereka terima dan salinan semua surat yang
mereka kirim. "Tak banyak yang kita ketahui," kata Beech. Ting-i gal di daerah D.C., pasti
nama palsu. Memakai jasa \ kotak pos. Rasanya itu surat ketiganya."
Dari map Konyers, Beech mengeluarkan dua surat pertama. Yang tanggal 11
Desember berbunyi: Dear Ricky: Halo. Namaku Al Konyers. Umurku lima puluhan. Aku suka jazz, film lama,
Humphrey Bogart, dan aku suka membaca biografi. Aku tidak merokok dan
tidak menyukai orang yang merokok. Hal-hal yang mengasyikkan menurutku
adalah makanan Cina yang dibawa pulang, anggur sedikit, nonton film koboi
hitam-putih dengan teman baik. Kabari aku.
Al Konyers Surat itu diketik pada kertas putih polos, sebagian besar memang begitu. Rasa
takut tersirat di antara setiap baris-takut ketahuan, takut memulai hubungan
jarak jauh dengan orang yang sama sekali tak dikenal.
Setiap huruf dalam setiap kata diketik. Dia bahkan tidak menandatangani surat
itu. Tanggapan pertama Ricky adalah surat standar yang sekarang sudah seratus kali
ditulis Beech: Ricky berusia 28 tahun, di klinik rehabilitasi, keluarga tak rukun,
paman kaya, dsb. Dan puluhan pertanyaan antusias yang sama: Seperti apa
pekerjaanmu" Bagaimana dengan keluargamu" Apakah kau suka bepergian" Jika
Ricky bisa mencurahkan isi hatinya, dia membutuhkan balasan. Dua halaman
omong kosong yang sudah lima bulan ditulis Beech. Dia ingin sekali
memfotokopi saja surat sialan itu. Tapi tidak boleh. Dia terpaksa menulis
sendiri setiap surat, pada kertas berwarna manis. Dan dia mengirimi Al foto
bocah tampan yang dikirimkannya juga pada yang lain-lain. Foto itu umpan
yang berhasil memikat sebagian besar dari mereka.
Tiga minggu berlalu. Tanggal 9 Januari, Trevor mengantarkan surat kedua dari
Al Konyers. Surat tersebut sebersih dan sesteril yang pertama, mungkin diketik
dengan memakai sarung tangan karet.
Dear Ricky: Aku menyukai suratmu. Harus kuakui mula-mula aku mengasihanimu, tapi
kelihatannya kau berhasil menyesuaikan diri dengan rehabilitasi dan tahu ke
mana tujuanmu. Aku tidak pernah punya masalah dengan obat-obatan dan
alkohol, jadi aku sulit memahaminya. Kedengarannya kau mendapatkan
perawatan terbaik. Kau tidak boleh sekeras itu pada pamanmu. Pikirkan apa
jadinya kau kalau tidak ada dia.
Kau menanyakan banyak hal tentang aku. Aku belum siap membicarakan
banyak masalah pribadi, tapi aku memahami keingintahuanmu. Aku menikah
selama tiga puluh tahun, tapi sekarang sudah tidak lagi. Aku tinggal di D.C.,
dan bekerja pada pemerintah. Pekerjaanku menantang dan memuaskan.
Aku tinggal sendirian. Teman dekatku cuma sedikit dan memang itu mau
ku. Kalau bepergian, biasanya aku ke Asia. Aku sangat suka Tokyo. Aku akan selalu
mengingatmu. Al Konyers Tepat di atas namanya yang diketik, dia mencoretkan nama "Al", dengan pena
bermata lancip. Surat tersebut sangat tidak mengesankan karena tiga alasan. Pertama, Konyers
tidak beristri, atau paling tidak dia bilang begitu. Istri sangat penting untuk
pemerasan. Mengancam, akan memberitahu si istri, mengiriminya fotokopi
semua surat dari sahabat pena homo suaminya, dan uang pun mengucur.
Kedua, Al bekerja pada pemerintah, jadi barangkali tak punya banyak uang.
Ketiga, Al terlalu ketakutan. Meladeninya cuma akan membuang-buang waktu.
Mengorek informasi seperti mencabut gigi. Orang-orang seperti Quince Garbe
dan Curtis Cates jauh lebih asyik, karena mereka selama ini bersembunyi dan
sekarang ingin sekali keluar. Surat-surat mereka panjang-lebar dan penuh fakta
kecil yang mungkin dibutuhkan pemeras. Al tidak. Al membosankan. Al tidak
tahu pasti apa yang diinginkannya.
Jadi Ricky menaikkan taruhan dengan surat
keduanya, surat sejenis yang makin sempurna, sebab Beech makin
berpengalaman. Ricky baru saja tahu bahwa beberapa bulan lagi dia akan
dibebaskan! Dan dia dari Baltimore. Kebetulan sekali! Dan dia mungkin akan
membutuhkan bantuan untuk memperoleh pekerjaan. Paman kayanya tidak
mau membantu lagi, dia takut pada kehidupan di luar tanpa bantuan teman,
dan tidak bisa mempercayai teman-teman lamanya, karena mereka masih
menggunakan obat-obatan terlarang, dst., dst. i
Surat itu tak dibalas, dan Beech menduga Al Konyers ketakutan setelah
membacanya. Ricky dalam perjalanan ke Baltimore, cuma sejam dari
Washington, dan itu terlalu dekat bagi Al.
Sementara menunggu jawaban dari Al, uang Quince Garbe mendarat, diikuti
transfer dari Curtis di Dallas, dan Majelis pun mendapat energi baru. Ricky
mengirimi Al surat yang dicegat dan dianalisis di Langley.
Sekarang, tiba-tiba, surat ketiga Al bernada sangat lain. Finn Yarber
membacanya dua kali, lalu membaca kembali surat kedua dari Al.
"Kedengarannya seperti orang yang berbeda, ya"" katanya.
"Ya, memang," sahut Beech, memandang kedua surat itu. "Kurasa si bocah tua
itu akhirnya senang akan bertemu dengan Ricky."
"Kupikir dia bekerja pada pemerintah."
"Katanya begitu."
"Kalau begitu, kenapa dia punya bisnis di Baltimore""
"Kita dulu bekerja pada pemerintah, kan"" "Tentu."
"Berapa gaji tertinggimu sebagai hakim""
"Waktu aku jadi hakim kepala, gajiku 150.000."
"Aku memperoleh 140.000. Beberapa birokrat pro-j fesional mendapat lebih
dari itu. Plus, dia tak me- \ nikah."
"Itu masalah." "Yeah, tapi mari kita tekan terus. Pekerjaannya 1 penting, artinya bosnya
orang penting, banyak kolega, S khas bintang Washington. Kita pasti akan
menemukan kelemahannya suatu saat nanti."
"Betul juga," sambut Finn.
Memang. Apa salahnya" Memang kenapa kalau \ mereka agak terlalu mendesak,
lalu Mr. Al jadi takut atau marah dan memutuskan mencampakkan surat-surat
itu" Kau tidak bisa kehilangan apa yang tidak kaupunyaL
Urusan ini melibatkan uang dalam jumlah besar. Jangan setengah-setengah.
Taktik agresif mereka menghasilkan sukses spektakuler. Tiap minggu surat
mereka makin banyak, begitu juga rekening luar negeri mereka. Tipuan mereka
tak bisa dibuktikan, karena sahabat-sahabat pena mereka menjalani kehidupan
ganda. Korban-korban mereka tidak bisa bercerita pada siapa pun.
Negosiasi berlangsung kilat karena pasar sudah matang. Di Jacksonville masih
musim dingin, dan karena udara malam dingin dan laut terlalu sejuk untuk
direnangi, musim sibuk masih sebulan lagi. Di sepanjang Neptune Beach dan
Atlantic Beach terdapat ratusan rumah sewaan kecil, termasuk sebuah rumah
yang hampir persis di seberang kantor Trevor. Seorang
pria dari Boston menawarkan uang tunai $600 untuk dua bulan, dan si agen
langsung menyambarnya. Perabotan tempat itu sudah reyot. Karpet tuanya
sudah lusuh dan menyebarkan bau lembap permanen. Tempat yang sempurna.
Tugas pertama si penyewa adalah menutup jendela-jendela. Tiga jendela
menghadap ke jalan dan menampakkan kantor Trevor, dan selama beberapa


The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jam pertama pengintaian tampak jelas betap
a sedikit klien yang datang dan
pergi. Sepi sekali bisnis di seberang sana! Kalau ada pekerjaan, biasanya yang
melakukannya si sekretaris, Jan, yang juga membaca banyak majalah.
Para penghuni lain tanpa ribut-ribut pindah ke mmah sewaan itu, beberapa pria
dan wanita yang membawa koper tua dan tas kain besar berisi peralatan
elektronik canggih. Perabotan yang sudah lapuk didorong ke bagian belakang
rumah, dan ruangan-ruangan di depan dengan cepat diisi dengan bermacam-macam layar, monitor, dan peralatan penyadapan.
Trevor sendiri akan bisa menjadi studi kasus menarik bagi mahasiswa hukum
tahun ketiga. Dia tiba sekitar pukul 09.00, dan menghabiskan satu jam pertama
dengan membaca koran. Klien paginya tampaknya selalu datang pukul 10.30,
dan setelah rapat setengah jam yang melelahkan dia siap untuk makan siang,
selalu di Pete s Bar and Grill. Dia membawa ponsel, untuk membuktikan pada
para bartender di sana bahwa dia orang penting, dan biasanya menelepon dua-tiga pengacara lain, meskipun sebetulnya tak ada urusan. Dia sering menelepon
bandarnya. Lalu dia berjalan kaki pulang ke kantor, melewati
rumah sewaan tempat CIA memonitor setiap langkah kembali ke meja kerja,
dan tidur lagi. Dia beranjak sekitar pukul 15.00, lalu bekerja keras selama dua
jam. Setelah itu dia membutuhkan sebotol bir lagj dari Pete s.
Ketika mereka membuntutinya untuk kedua kalinya ke Trumble, dia
meninggalkan penjara itu setelah satu jam dan kembali ke kantor sekitar pukul
18.00. Sementara dia makan malam di restoran tiram di Atlantic Boulevard,
sendirian, seorang agen memasuki kantornya dan menemukan tas kerjanya. Di
dalamnya terdapat lima surat dari Percy dan Ricky.
Komandan pasukan tanpa suara di Neptune Beach dan sekitarnya itu adalah
pria bernama Klockner, agen lapangan Teddy yang terbaik di bidang
pengintaian jalanan dalam negeri. Klockner diperintahkan untuk mencegat
semua surat yang melewati kantor pengacara itu.
Ketika Trevor langsung pulang setelah meninggalkan restoran tiram, kelima
surat tersebut dibawa ke rumah sewaan di seberang jalan dan semuanya
dibuka, difotokopi, lalu dikembalikan dan diletakkan lagi di dalam tas kerja
Trevor. Tak satu pun untuk Al Konyers.
Di Langley, Deville membaca kelima surat itu begitu datang melalui faks. Surat-surat tersebut dipelajari dua pakar tulisan tangan yang sepakat bahwa Percy
dan Ricky bukan orang yang sama. Menggunak^comoh^contoh dari arsip
pengadilan mereka, di- rte^ aahWa P6fCy Seb6tUlnya Hakim SS "T "
Hakim . R:ckY adalah kotak pos Aladdin North di Alamat Beach. Yang mengherankan
me- kantor pos - v ^ kotak pos di Atlantic Beach, *** ^a"ama tempat bernama Laurel
Ridge. Tujuh Belas UNTUK kunjungan berikutnya ke Langley, yang pertama dalam tiga minggu,
sang kandidat tiba dalam konvoi van hitam mengilat, semuanya terlalu
kencang, tapi siapa yang akan protes" Mereka diizinkan lewat dan disuruh
maju, semakin dalam memasuki kompleks itu, sampai mereka berderum saat
berhenti serentak di dekat pintu sangat besar, tempat segala macam pria muda
berwajah muram berleher kokoh menunggu mereka. Lake ikut gelombang
orang-orang memasuki gedung, para pendampingnya ketinggalan ketika dia
berjalan sampai akhirnya tiba bukan di bungker yang biasa melainkan di kantor
resmi Mr. Maynard, yang berpemandangan hutan kecil. Orang-orang lain
ditinggalkan di pintu. Kedua orang besar itu bersalaman dengan hangat dan
bahkan tampak senang bisa bertemu lagi.
Hal-hal penting didulukan. "Selamat untuk Virginia," kata Teddy.
Lake mengangkat bahu seolah tak yakin. "Terima kasih, untuk banyal hal"
"Kemenangan Anda sangat mengesankan, Mr. Lake," ujar Teddy. "Gubernur
Tarry bekerja keras di sana selama setahun. Dua bulan yang lalu dia memiliki
komitmen setiap kapten polisi di negara bagian itu. Dia tampak tak
terkalahkan. Sekarang, saya rasa dia memudar dengan cepat. Sering tak
menguntungkan jadi pemenang di tahap awal perlombaan."
"Momentum adalah binatang aneh dalam politik," komentar Lake bijak.
"Uang lebik aneh lagi. Saat ini, Gubernur Tarry tak bisa mendapatkan sepeser
pun, karena Anda sudah mengambil semuanya. Uang mengikuti mome
ntum." "Saya yakin akan mengatakan ini berkali-kali, Mr. Maynard, tapi-yah, terima
kasih. Anda memberi saya kesempatan yang nyaris tak berani saya impikan."
"Apakah Anda menikmatinya""
"Belum. Jika kami menang, keasyikannya baru akan terasa."
"Keasyikannya dimulai Selasa depan, Mr. Lake, dengan Super Tuesday besar.
New York, California, Massachusetts, Ohio, Georgia, Missouri, Maryland, Maine,
Connecticut, semuanya dalam satu hari. Hampir enam ratus delegasi!" Mata
Teddy menari-nari seakan dia nyaris bisa menghitung suara-suara itu. "Dan
Anda menang di setiap negara bagian, Mr. Lake. Bisa Anda bayangkan""
"Tidak." "itulah kenyataannya. Anda nyaris sejajar di Maine, entah kenapa, dan menang
tipis di California, tapi Anda akan menang besar Selasa depan."
"Kalau Anda percaya jajak pendapat," kata Lake,
seakan dia sendiri tidak mempercayainya. Kenyataannya, seperti semua
kandidat, Lake kecanduan jajak pendapat. Dia menang di California, negara
bagian dengan 140.000 pekerja industri pertahanan.
"Oh, saya mempercayainya. Dan saya percaya akan terjadi sapu bersih di Super
Tuesday kecil. Orang-orang di Selatan menyukai Anda, Mr. Lake. Mereka
menyukai senjata dan sikap keras dan semacamnya, saat ini mereka sedang
jatuh cinta pada Aaron Lake. Selasa depan bakal mengasyikkan, namun Selasa
berikutnya akan jadi pesta dansa."
Teddy Maynard meramalkan adanya pesta dansa, dan Lake mau tidak mau jadi
tersenyum. Beberapa jajak pendapat atas dirinya menunjukkan kecenderungan
yang sama, tapi rasanya jadi lebih meyakinkan karena diucapkan Teddy. Dia
mengangkat selembar kertas dan membacakan data jajak pendapat terakhir
dari seluruh negeri. Lake unggul paling tidak lima poin di setiap negara bagian.
Mereka mengagumi momentum mereka beberapa menit, lalu Teddy berubah
serius. "Ada sesuatu yang sebaiknya Anda ketahui," katanya, dan hilanglah
senyum itu. Dia membalik selembar kertas dan membaca sekilas catatan di
situ. "Dua malam yang lalu, di Khyber Pass di pegunungan Afghanistan, sebuah
misil jarak jauh Rusia berhulu ledak nuklir dipindahkan dengan truk ke
Pakistan. Misil tersebut sekarang dalam perjalanan menuju Iran, entah
digunakan untuk apa di sana, Tuhanlah yang tahu. Misil itu berjarak tembak
4.800 kilometer, dan memiliki kekuatan empat bom nuklir. Harganya sekitar
$30 juta dolar AS, dibayar dr muka oleh Iran melalui bank di Luxem-burg. Uang
itu masih ada di sana, dalam rekening yang diyakini dikontrol orang-orang Natty
Chenkov. "Saya kira dia mengumpulkan barang, bukan menjual."
"Dia butuh uang, dan dia mendapatkannya. Malahan, barangkali dia satu-satunya orang yang kami tahu yang mengumpulkan uang lebih cepat daripada
Anda." Teddy tidak pandai bercanda, tapi Lake tetap tertawa untuk menjaga
kesopanan. "Apakah misil itu operasional"" tanya Lake. "Kami pikir begitu.
Asalnya dari sekumpulan silo dekat Kiev, dan kami yakin tahun pembuatan dan
model misil itu baru. Dengan begitu banyaknya misil di mana-mana, buat apa
Iran membeli yang lama" Ya, bisa diasumsikan misil itu seratus persen
operasional." "Apakah ini yang pertama"" "Ada beberapa suku cadang dan
plutonium, ke Iran, Irak, India, dan negara-negara lain, tapi menurut saya, ini
misil pertama yang dalam keadaan utuh, siap ditembakkan." "Apakah mereka
ingin segera menggunakannya"" "Kami rasa tidak. Tampaknya transaksinya
dimotori oleh Chenkov. Dia butuh uang untuk membeli bermacam-macam
senjata lain. Dia menjual barang-barangnya, yang tidak dibutuhkaimya."
"Israel tahu soal ini""
"Tidak. Belum. Anda harus berhati-hati dengan mereka. Semua berdasarkan
prinsip memberi dan menerima. Suatu hari nanti, jika kita membutuhkan
sesuatu dari mereka, barulah kita beritahukan transaksi ini."
215 Sesaat, Lake ingin sekali menjadi presiden, dan segera. Dia ingin mengetahui
semua yang diketahui Teddy, lalu sadar dia mungkin takkan pernah bisa
melakukannya. Saat ini sudah ada seorang presiden, dan pria itu tak tahu apa-apa, Teddy tidak membicarakan Chenkov dan misil-misil tersebut dengannya.
"Apa pendapat Rusia tentang kampanye saya"" dia bertanya. pfe.-1
"Mula-mula, mereka tak peduli. Sekarang mereka
mengawasi dengan cermat. Tapi Anda harus ingat, sekarang tak ada lagi yang namanya suara Rusia Para
pelaku pasar bebas mendukung Anda sebab takut pada Komunis. Para penganut
garis keras takut pada Anda. Kompleks sekali."
"Dan Chenkov""
"Saya malu mengatakan kami tak sedekat itu dengannya, belum. Tapi kami
sedang mengusahakannya. Tak lama lagi kami akan punya telinga di sana."
Teddy melemparkan kertas-kertasnya ke meja kerja, dan mendorong kursi
rodanya ke dekat Lake. Kerut-kerut di keningnya merapat, mengarah ke
bawah. Alis tebalnya berkerut di atas matanya yang sayu. "Dengarkan kata-kata saya, Mr. Lake " katanya, suara-m nya jauh lebih serius. "Anda
memenangkan pemilihan ini. Akan ada satu-dua halangan, hal-hal yang tak bisa
kita ramalkan,, bahkan kalaupun bisa kita tak berdaya mencegahnya. Kita akan
mengatasinya bersama-sama. Kerusakannya akan sedikit. Anda orang baru dan
masyarakat menyukai Anda. Anda luar biasa dan pandai berkomunikasi.
Pertahankan kesederhanaan pesan itu-keamanan kita terancam, dunia tak
seaman yang kelihatannya. Soal uang biar saya yang membereskan, dan saya
jelas akan terus membuat negara ketakutan. Misil di Khyber Pass itu, kita bisa
saja meledakkannya. Lima ribu orang akan terbunuh, lima ribu warga Pakistan.
Bom-bom nuklir meledak di pegunungan. Anda kira kita akan terbangun dan
mengkhawatirkan pasar uang" Tak mungkin. Saya akan mengurus masalah
ketakutannya, Mr. Lake. Anda menjaga diri dan bekerja keras."
"Saya sudah bekerja sekeras mungkin."
"Bekerjalah lebih keras lagi, dan jangan ada kejutan, oke""
"Tentu." Lake tidak tahu pasti apa yang dimaksud Teddy dengan kejutan, tapi
dibiarkannya saja. Cuma nasihat orang yang lebih tua, barangkali.
Teddy menjauh lagi. Ditekannya tombol-tombol dan layar turun dari langit-langit. Mereka menonton film kasar seri kampanye Lake berikutnya selama dua
puluh menit, lalu berpisah.
Lake ngebut dari Langley, dua van di depan dan satu di belakang, semuanya
melaju ke Reagan National Airport, jetnya sudah menunggu di sana. Dia
menginginkan malam tenang di Georgetown, di rumah di mana dunia tinggal di
luar, tempat dia bisa membaca buku dengan tenang, tak ada yang mengawasi
atau mendengarkan. Dia merindukan menyusuri jalan-jalan tak bernama,
orang-orang dikenal, tukang roti Arab di M Street yang membuat hagel sangat
lezat, agen buku bekas di Wisconsin, warung kopi yang biji kopinya dari Afrika.
Bisakah dia menyusuri jalan-jalan itu lagi, seperti orang biasa, melakukan apa
yang disukainya" Hatinya mengatakan tidak, hari-hari itu sudah berlalu,
mungkin untuk selamanya. Sementara Lake sedang dalam perjalanan, Deville memasuki bungker dan
memberi tahu Teddy bahwa Lake telah datang dan pergi tanpa berusaha
mengecek kotak pos. Sekarang saat untuk brifing harian mengenai masalah
Lake. Teddy ternyata mencemaskan tindakan kandidatnya selanjutnya lebih
dari yang direncanakannya.
Kelima surat yang dicegat Klockner dan kelompoknya dari Trevor sudah
diperiksa secara teliti. Dua ditulis Yarber sebagai Percy; tiga lainnya oleh
Beech sebagai Ricky. Kelima sahabat pena itu tinggal di negara-negara bagian
yang berlainan. Empat orang menggunakan nama karangan; satu orang cukup
berani untuk tidak bersembunyi di balik nama alias. Semua surat tersebut pada
dasarnya sama: Percy dan Ricky adalah pria-pria muda bermasalah di klinik
rehabilitasi, berusaha keras menjalani hidup, keduanya berbakat dan tetap
mampu berkhayal tinggi-tinggi, namun membutuhkan dukungan moral dan fisik
dari teman-teman baru karena yang lama berbahaya. Mereka tanpa malu-malu
mengungkapkan semua kesalahan, kelemahan, dan kesedihan mereka. Mereka
bercerita banyak tentang kehidupan setelah rehabilitasi, harapan dan impian
mengenai semua hal yang ingin mereka lakukan. Mereka membanggakan kulit
cokelat dan otot mereka, tampaknya tak sabar untuk menanjakkan tubuh tegap
baru mereka pada para sahabat pena itu.
Cuma satu surat yang meminta uang. Ricky ingin meminjam seribu dolar dari
koresponden bernama Peter di Spokane, Washington. Dia mengatakan uang
tersebut dibutuhkan untuk membayar beberapa pengeluaran yang tidak dibayar
pamannya. Teddy membaca surat-surat itu lebih dari sekali. Permintaan uang itu penting,
karena hal itu mulai menjelaskan permainan kecil Majelis. Mungkin itu tipuan
kacangan yang diajarkan seseorang pada mereka, narapidana lain yang sudah
keluar dari Trumble dan sekarang keluyuran dengan uang hasil menipu.
Tapi masalahnya bukan jumlah uangnya. Itu permainan fisik-pinggang yang
lebih ramping, kulit cokelat, dan lengan berotot-dan kandidat mereka
terperangkap di tengah-tengahnya.
Masih banyak hal yang belum jelas, namun Teddy orang yang sabar. Mereka
akan mengawasi surat-menyurat ini. Potongan-potongan akan jatuh ke
tempatnya masing-masing. Dengan Spicer menjaga pintu ruang rapat, dan menantang siapa saja yang akan
menggunakan perpustakaan hukum, Beech dan Yarber sibuk menulis surat.
Kepada Al Konyers, Beech menulis:
Dear Al: Terima kasih untuk suratmu yang terakhir. Sangat besar artinya bagiku
mendengar kabar dari-mu. Aku merasa seperti tinggal di gua selama berbulan-bulan, dan sedikit demi sedMt melihat cahaya. Surat-suratmu membantu
membuka pintu itu. Kumohon jangan berhenti mengirim surat.
Aku minta maaf telah membuatmu bosan dengan terlalu banyak masalah
pribadi. Aku menghormati privasimu dan berharap dulu aku tidak terlalu
banyak bertanya. Kelihatannya kau orang sangat perasa yang menyukai
kesendirian dan hal-hal halus. Aku memikirkan kau tadi malam waktu
menonton Key Largo, film lama Bogart dan Bacall. Aku seperti bisa merasakan
masakan Cina. Makanan di sini lumayan enak, menurutku, tapi mereka tak bisa
membuat masakan Cina. Aku punya ide bagus. Dua bulan lagi waktu aku bebas, ayo kita sewa
Casablanca dan African Queen, membawa pulang makanan, membeli sebotol
anggur nonalkohol, dan menghabiskan malam yang tenang di sofa. Ya Tuhan,
aku bersemangat sekali membayangkan kehidupan di luar dan melakukan hal-hal nyata lagi. - Maafkan kalau aku terlalu cepat, Al. Aku terpaksa hidup tanpa
banyak hal di sini, dan itu bukan cuma alkohol dan makanan enak. Tahu
maksudku" Rumah pemasyarakatan di Baltimore itu mau menerimaku kalau aku bisa
memperoleh pekerjaan paro waktu. Kau bilang kau punya beberapa bisnis di
sana. Aku tahu aku minta terlalu banyak karena kau tidak mengenalku, tapi
bisakah kau mengusahakan ini" Aku akan berterima kasih seumur hidup.
Tolong segera balas suratku, AL Surat-suratmu, serta harapan dan khayalan
meninggalkan tempat ini dua bulan lagi dengan pekerjaan di luar, membuatku
tabah menjalani saat-saat sulit. Terima kasih, sahabat.
Love, Ricky Surat kepada Quince Garbe nadanya sangat berbeda. Beech dan Yarber
memikirkannya beberapa hari. Konsep finalnya berbunyi:
Dear Quince: Ayahmu punya bank, tapi kau bilang kau cuma bisa memperoleh $10.000 lagi.
Kurasa kau bohong, Quince, dan aku marah sekali. Aku tergoda untuk
mengirimkan berkasmu pada ayah dan istrimu.
Aku bersedia menerima $25.000, segera, dengan instruksi transfer yang sama.
Dan jangan mengancam akan bunuh diri. Aku sama sekali tak peduli akan apa
yang kaulakukan. Kita takkan pernah bertemu, dan menurutku kau memang
tidak waras. Transfer uangnya, Quince, sekarang juga!
Love, Ricky Klockner khawatir suatu hari Trevor mengunjungi Trumble sebelum tengah
hari, lalu mengeposkan surat di suatu tempat sebelum kembali ke kantor atau
rumahnya. Tak ada cara untuk mencegatnya ketika dalam perjalanan.
Pengacara itu harus membawa suratnya pulang, dan membiarkannya
semalaman supaya mereka bisa mengolahnya.
Dia khawatir, tapi di saat yang sama Trevor terbukti bukan orang yang rajin.
Dia menampakkan tanda-tanda kehidupan setelah tidur pukul 14.00-nya.
Jadi ketika dia memberitahu sekretarisnya bahwa dia akan pergi ke Trumble
pukul 11.00, orang-orang di rumah sewaan di seberang jalan langsung beraksi.
Seorang wanita setengah baya yang mengaku bernama
SS Mrs-Beltrone segera menelepon kantor Trevor, menjelaskan pada Jan
bahwa dia dan suami kayanya amat sangat membutuhkan perceraian kilat
Sekretaris itu memintanya menunggu, dan berteriak ke ujung koridor menyuruh
Trevor menunggu sebentar. Trevor sedang mengumpulkan kertas-kertas dari
meja dan memasukkannya ke tas kerja.
Kamera di langit-langit menampakkan


The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ekspresi tidak senangnya karena diganggu klien baru.
"Dia bilang dia kaya"" teriak Jan, dan kerutan di kening Trevor pun hilang. Dia
duduk dan menunggu. Mrs. Beltrone mencurahkan isi hatinya pada si sekretaris. Dia istri nomor tiga,
sang suami jauh lebih tua, mereka punya rumah di Jacksonville namun
menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah di Bermuda. Juga ada
rumah di Vail. Mereka sudah lama merencanakan bercerai, semua telah
disepakati, tak ada pertengkaran, sangat lancar, membutuhkan pengacara
hanya-untuk membereskan suratnya. Mr. Carson sangat direkomendasikan, tapi
mereka harus bertindak cepat karena suatu alasan yang tak diungkapkan.
Trevor mengambil alih dan mendengarkan kisah yang sama. Mrs. Beltrone
sedang duduk di rumah sewaan di seberang jalan, berbicara berdasarkan
naskah karangan tim untuk kesempatan ini.
"Saya betul-betul perlu menemui Anda," kata wanita itu setelah bercerita lima
belas menit. "Wah, saya sibuk sekali," balas Trevor, sealah sedang membuka-buka halaman
enam buku jadwal harian. Mrs. Beltrone mengawasinya di monitor. Kaki
pengacara itu di meja kerja, matanya terpejam, dasi
kupu-kupunya miring. Kehidupan pengacara yang sibuk sekali.
"Tolonglah," dia memohon. "Kami hams menyelesaikan ini. Saya harus bertemu
Anda hari ini." "Di mana suami Anda""
"Dia di Prancis, tapi besok akan ada di sini."
"Yah, uh, sebentar," gumam Trevor, mempermainkan dasi kupu-kupunya.
"Berapa tarif Anda"" tanya wanita itu, dan mata Trevor langsung terbuka.
"Yah, ini jelas jauh lebih rumit daripada sekadar perceraian damai. Saya
terpaksa meminta bayaran $10.000." Trevor meringis ketika mengatakannya,
menahan napas menunggu tanggapan.
"Saya bawakan hari ini," kata wanita itu. "Bisakah saya menemui Anda pukul
satu"" . Trevor langsung berdiri, menjulang di atas telepon. "Bagaimana kalau
setengah dua"" tanyanya dengan susah payah.
"Saya akan datang."
"Anda tahu di mana kantor saya""
"Sopir saya bisa menemukannya. Terima kasih, Mr. Carson."
Panggil saja aku Trevor, dia nyaris mengatakannya. Tapi wanita itu sudah
pergi. Mereka mengawasi waktu pengacara itu meremas-remas tangan, lalu
mengenalkannya, mengertakkan gigi, mengatakan, "Yesr Dia mendapat mangsa
besar. Jan muncul dari koridor dan bertanya, "Bagaimana""
"Dia akan kemari pukul setengah dua. Bersihkan tempat ini sedikit"
"Aku. bukan pelayan. Kau bisa minta uang muk I Aku harus membayar beberapa
tagihan." a" i "Akan kuminta uangnya."
Trevor membenahi rak-rak buku, merapikan buku buku yang sudah bertahun-tahun tak disentuhnya" mengelap papannya dengan serbet kertas, menjejalkan
map-map ke teri. Ketika dia menggarap meja kerjanya, Jan akhirnya merasa
tidak enak juga dan mulai membersihkan ruang depan.
Mereka banting tulang sampai tidak sempat makan siang, pertengkaran dan
kerja keras mereka jadi tontonan hiburan di seberang jalan.
Tak ada tanda-tanda Mrs. Beltrone pada pukul 1330.
"Mana dia"" teriak Trevor dari ujung koridor tepat setelah pukul 14.00.
"Mungkin dia mengecek ke sana-sini, mencari referensi lagi," komentar Jan.
"Apa katamu"" seru atasannya.
"Tak ada, Bos,"
"Telepon dia," perintahnya pada pukul 14.30.
"Dia tak meninggalkan nomor telepon."
"Kau tidak minta nomor teleponnya""
"Bukan itu kataku. Aku bilang dia tak meninggalkan nomor telepon."
Pukul 15.30, Trevor menghambur keluar dari kantornya, masih berusaha keras
memenangkan perdebatan dengan wanita yang paling tidak sudah sepuluh kali
dipecatnya dalam delapan tahun terakhir. Mereka membuntutinya langsung ke
Trumble. Dia i! i J**133 3 itu s^ma 53 menit, dan pergi
pukul 17.00 lewat, terlalu sore untuk mengeposkan
otune Beach maupun di Atlantic Beach, surat di Nep ke kantor dan
meninggalkan tas kerja Pia ke fcemudian, bisa ditebak, dia pergi ke Pete s
^u^minum-minum dan makan malam.
Delapan Belas UNIT dari Langley terbang ke Des Moines, di sana para agen itu menyewa dua
mobil dan sebuah van, lalu mengemudi selama empat puluh menit ke Bakers,
Iowa. Mereka tiba di kota kecil tenang yang berselimutkan salju itu dua hari
sebelum surat Ketika Quince mengambilnya di kantor po
s, mereka sudah tahu nama kepala kantor pos, wah kota, kepala polisi, dan koki di kedai pancake di
samping toko pertukangan. Tapi tak seorang pun di Bakers tahu tentang
mereka. Mereka mengawasi Quince buru-buru pergi ke bank setelah meninggalkan
kantor pos. Tiga puluh menit kemudian, dua agen yang dikenal cuma sebagai
Chap dan Wes menemukan tikungan bank tempat Mr. Garbe, Jr. berkantor, dan
mereka memperkenalkan diri pada sekretarisnya sebagai pemeriksa dari Bank
Sentral Federal. Penampilan mereka memang resmi- setelan hitam, sepatu
hitam, rambut pendek, mantel panjang, gaya bicara tegas, sikap efisien.
Quince berkurung di dalam, dan mula-mula tampak enggan keluar. Mereka
mengatakan pada sekretarisnya
bahwa mereka datang karena ada masalah mendesak, dan setelah hampir
empat puluh menit, akhirnya pintu terbuka sedikit. Mr. Garbe kelihatan seperti
habis menangis. Dia pucat, terguncang, dan tidak suka harus menerima tamu.
Namun dia tetap menyilakan mereka masuk, terlalu kacau untuk minta tanda
pengenal. Dia bahkan tidak mendengar nama mereka.
Dia duduk di belakang meja kerja besar, dan memandang si kembar di
hadapannya. "Apa yang bisa kami bantu"" dia bertanya, tersenyum sangat
samar. "Apakah pintunya dikunci"" tanya Chap. "Tentu saja." Sepasang agen itu punya
kesan Mr. Garbe hampir selalu berkurung di balik pintu terkunci. "Orang bisa
mendengar kita"" tanya Wes. Tidak." Quince makin kacau sekarang. "Kami
bukan petugas bank sentral," Chap memberitahu. "Kami berbohong."
Quince tak yakin apakah mesti marah atau lega atau bahkan ketakutan, jadi dia
diam-saja sedetik, ternganga, bengong, menunggu ditembak. "Ceritanya
panjang," kata Wes. "Kalian punya waktu lima menit" "Sebetulnya, kami punya
waktu selama yang kami inginkan." "Ini kantorku. Keluar." "Tak secepat itu.
Kami tahu beberapa hal." "Akan kupanggilkan satpam." "Tak usah."
"Kami sudah melihat surat itu," kata Chap. "Yang barusan kauambil dari kantor
pos." "Aku mengambil beberapa surat."
"Tapi cuma satu yang dari Ricky." Bahu Quince merosot, matanya pelan-pelan
memejam. Lalu matanya membuka lagi dan memandang kedua tukang siksa itu
dengan ekspresi pasrah. "Siapa kalian"" gumamnya. "Kami bukan musuh."
"Kalian bekerja padanya, kan"" "Dia""
"Ricky, atau siapa pun bangsat itu."
"Tidak," jawab Wes. "Dia musuh kami juga. Anggap saja kami punya klien yang
keadaannya sama dengan kau, kurang-lebih. Kami disewa untuk
melindunginya." Chap mengeluarkan amplop tebal dari saku mantel dan melemparkannya ke
meja. "Isinya uang 25.000. Kirimkan pada Ricky."
Quince menatap amplop itu, mulutnya terbuka lebar. Otaknya yang malang
penuh sesak dengan begitu banyak pikiran sehingga dia jadi pusing. Jadi dia
memejamkan mata lagi, dan mengernyit kuat-kuat tapi sia-sia berusaha
menganalisis keadaan. Lupakan pertanyaan tentang siapa mereka. Bagaimana
mereka bisa membaca surat itu" Kenapa mereka menawarinya uang" Seberapa
banyak yang mereka tahu"
Jelas dia tidak boleh mempercayai mereka.
"Uang itu untukmu" kata Wes.."Sebagai imbalan, kami membutuhkan
informasi." "Siapa Ricky"" tanya Quince, matanya terbuka sedikit.
"Apa yang kau tahu tentang dia"" Chap bertanya. "Namanya bukan Ricky "
2"R "Betul." "Dia di penjara." "Betul," kata Chap lagi. "Katanya dia punya istri dan, anak-anak." "Betul sebagian. Istrinya sekarang sudah mantan. Anak-anaknya masih
ada." "Katanya mereka kekurangan, dan itulah sebabnya dia menipu orang-orang."
"Tidak juga. Istrinya cukup kaya, dan anak-anaknya mengikuti uangnya. Kami
tak tahu pasti kenapa dia menipu orang."
"Tapi kami ingin menghentikannya," Chap menambahkan. "Kami butuh
bantuanmu." Quince mendadak sadar bahwa untuk pertama kali seumur hidupnya, sepanjang
umurnya yang 51 tahun, dia berhadapan dengan dua makhluk hidup yang tahu
dia homoseks. Sesaat dia ingin membantahnya, mengarang cerita tentang
bagaimana dia mengenal Ricky, namun benaknya buntu. Dia terlalu takut
sehingga tidak sanggup berpikir.
Lalu dia menyadari bahwa kedua orang ini, siapa pun mereka, dapat
menghancurkannya. Mereka mengetahui rahasianya, dan mereka punya
kekuatan untuk menghancurkan hidupnya. Da
n mereka menawarkan $25.000"
Quince yang malang menutupi matanya dengan buku-buku jari dan bertanya,
"Apa yang kalian inginkan""
Chap dan Wes merasa dia akan menangis. Mereka sebetulnya tidak peduli, tapi
pria itu tidak punya alasan untuk menangis. "Ini kesepakatannya, Mr. Garbe,"
kata Chap. "Kauambil uang yang tergeletak
di mejamu itu, dan beritahu kami semua informasi tentang Ricky. Tunjukkan
surat-suratmu. Tunjukkan segalanya pada kami. Kalau kau punya arsip atau
kotak atau tempat rahasia di mana kau menyembunyikan sesuatu, kami ingin
melihatnya. Setelah mengumpulkan semua yang kami butuhkan, kami akan
pergi. Kami akan menghilang secepat kami datang, dan kau takkan tahu siapa
kami atau siapa yang kami lindungi."
"Dan kalian akan menyimpan rahasia-rahasia itu"" "Pasti."
Tak ada alasan bagi kami untuk memberitahu siapa pun tentang kau," tambah
Wes. "Bisa kalian menghentikan dia"" tanya Quince, memandangi mereka.
Chap dan Wes terdiam sebentar dan berpandangan. Sejauh mi respons mereka
benar, tapi pertanyaan ini tak punya jawaban pasti. "Kami tak bisa berjanji,
Mr. Garbe," jawab Wes. Tapi kami akan berusaha keras menghentikan bisnis si
Ricky inf. Seperti kata kami tadi, dia juga meresahkan klien kami."
"Kalian harus melindungiku." t|
"Kami akan berusaha sebisa kami."
Tiba-tiba Quince berdiri dan mencondongkan tubuh ke depan dengan
menumpukan tangannya di meja kerja. "Kalau begitu aku tak punya pilihan,"
katanya. Dia tidak menyentuh uang di meja, tapi melangkah ke lemari buku
kuno dari kaca berisi buku-buku kusam dan tua. Dengan sebuah anak kunci dia
membuka lemari itu, dan dengan anak kunci lain dia membuka lemari besi kecil
dan* tersembunyi di rak kedua dari lantai. Dengan hati-hati, dia mengeluarkan
map tipis seukuran surat, yang pelan-pelan diletakkannya di samping amplop
berisi uang. Persis ketika dia membuka map tersebut, terdengar suara cempreng
melengking dari interkom, "Mr. Garbe, ayah Anda ingin bertemu Anda segera."
Quince terduduk tegak ketakutan, pipinya langsung pucat, wajahnya berkerut
panik. "Uh, bilang aku sedang rapat," katanya, berusaha meyakinkan tapi
malahan terdengar seperti alasan payah.
"Anda saja yang bilang," kata wanita itu, dan interkom berbunyi "klik", -w^i
"Maaf," katanya, berusaha tersenyum. Bankir itu mengangkat gagang telepon,
menekan tiga angka, dan membelakangi Wes dan Chap supaya mereka tidak
bisa mendengar. "Dad, ini aku. Ada apa"" katanya, menunduk rendah. jjK
Lama hening ketika sang ayah bicara di telinganya. Kemudian, "Tidak, tidak,
mereka bukan dari Bank Sentral. Mereka, uh, mereka pengacara dari Des
Moines. Mereka mewakili keluarga teman kuliahku dulu. Itu saja." Hening yang
lebih pendek. "Uh, Franklin Delaney, Dad pasti tak ingat. Dia meninggal empat
bulan yang lalu, tanpa surat wasiat, kacau-balau. Tidak, Dad, uh, tak ada
hubungannya dengan bank ini."
Dia menutup telepon. Lumayan juga ceritanya. Pintu terkunci. Itu yang
penting. Wes dan Chap berdiri dan berjalan beriringan ke tepi meja. Di sana mereka
memajukan tubuh bersama-sama ketika Quince membuka map. Benda pertama
yang mereka lihat adalah fotonya, dijepit ke lipatan I dalam map. Wes
melepasnya pelan-pelan, dan bertanya, "Ini yang namanya Ricky""
Ttulah dia," sahut Quince, malu tapi bertekad membereskan urusan ini.
"Pemuda yang tampan," komentar Chap, seolah mereka sedang memandangi
halaman tengah Playboy. Ketiganya mendadak merasa tidak enak.
"Kalian tahu siapa Ricky, kan"" tanya Quince.
"Ya." "Kalau begitu beritahu aku."
"Tidak, itu tak termasuk dalam kesepakatan."
"Kenapa sih kalian tak mau memberitahuku" Aku kan sudah memberikan semua
yang kalian inginkan."
"Kesepakatan kita tidak seperti itu."
"Aku ingin membunuh bajingan itu."
"Tenang, Mr. Garbe. Kita sudah sepakat. Kau memperoleh uangnya, kami
memperoleh arsipnya, tak ada yang disakiti."
"Mari kita kembali ke awalnya," kata Chap, memandang pria kecil rapuh dan
memelas di kursi yang kebesaran itu. "Bagaimana mulainya""
Quince mengaduk-aduk isi map dan mengambil sebuah majalah tipis. "Aku
membelinya" di toko buku di Chicago," dia, memberitahu, sambil menyodorkan
ma jalah itu supaya mereka bisa membacanya. Namanya Out and About, dan
majalah itu menyatakan diri sebagai terbitan untuk pria dewasa bergaya hidup
alternatif. Dia membiarkan mereka mengamati sampulnya, lantas membuka
halaman belakang. Wes dan Chap tidak mencoba menyentuhnya, namun mata
mereka melahap sebanyak mungkin. Sangat sedikit
foto, hurufnya kecil-kecil. Majalah itu sama sekali tidak porno.
Di halaman 46 terdapat seksi kecil iklan baris. Salah satunya dilingkari dengan
pena merah. Bunyinya: Pemuda kulit putih berusia 20-an mencari sahabat pena pria ramah dan baik-baik berusia 40-an atau 50-an.
Wes dan Chap membungkuk lebih rendah untuk membacanya, lalu tegak
bersama-sama. "Jadi kau menanggapi iklan ini"" tanya Chap.
"Ya. Aku mengirim surat pendek, dan sekitar dua minggu kemudian aku
mendapat kabar dari Ricky." "Apakah kau punya kopi suratmu itu"" "Tidak. Aku
tidak mengkopi surat-suratku. Tak ada yang keluar dari kantor ini. Aku takut
mengkopi di sini." Wes dan Chap mengerutkan kening karena kesal, lalu sangat kecewa. Orang
tolol macam apa yang ada di hadapan mereka ini"
"Maaf," kata Quince, tergoda untuk menyambar uang di meja sebelum mereka
berubah pikiran. Melanjutkan ceritanya, dia mengambil surat pertama dari Ricky dan
memberikannya pada mereka. "Letakkan saja," kata Wes, dan mereka
membungkuk lagi, memeriksa tanpa menyentuh. Quince melihat mereka
membaca dengan pelan-pelan sekali dan penuh konsentrasi. Pikirannya mulai
jernih, dan secercah harapan muncul. Betapa enaknya jika dia bisa
mendapatkan uang itu dan tidak perlu mengkhawatirkan
pinjaman gelap lagi, setumpuk kebohongan lagi untuk menutupi jejak. Dan
sekarang dia punya sekutu, si Wes dan Chap ini, dan entah siapa lagi yang
melawan Ricky. Jantungnya agak tenang dan napasnya tidak menderu seperti
tadi. "Tolong surat berikutnya," kata Chap.
Quince meletakkannya berurutan, satu per satu, tiga berwarna lembayung
muda, satu biru lembut, satu kuning, semua dalam huruf besar yang ditulis
tangan pelan-pelan. Setelah mereka selesai membaca satu halaman, Chap
dengan hati-hati menata surat berikut dengan pinset. Jari-jari mereka tidak
pernah menyentuh apa pun.
Yang aneh mengenai surat-surat itu, seperti yang dibisikkan Chap dan Wes
belakangan, semuanya amat sangat bisa dipercaya. Ricky terluka, tersiksa, dan
sangat membutuhkan teman bicara. Dia memelas dan menyentuh. Ada harapan
karena yang terburuk sudah lewat baginya dan dia tak lama lagi akan bebas
untuk menjalin persahabatan baru. Isi surat-surat itu luar biasa!


The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah keheningan yang memekakkan telinga, Quince berkata, "Aku harus
menelepon." "Siapa"" "Bisnis."
Wes dan Chap berpandangan tak yakin, lalu mengangguk. Quince membawa
telepon ke bufet dan memandangi Main Street di bawah sambil bicara dengan
bankir lain. Wes mulai menulis, pasti persiapan untuk interogasi sebentar lagi. Quince
berlama-lama di samping rak buku, mencoba membaca koran, berusaha tidak
memedulikan Wes. Dia sudah tenang sekarang, berpikir. jernih, merencanakan
tindakan selanjutnya, tindakan setelah kedua tukang pukul ini pergi.
"Apakah "kau mengirim cek senilai $100.000"" tanya Chap.
"Ya." Wes, yang wajahnya paling muram, melotot kesal padanya, seakan
mengatakan, "Tolol sekali."
Mereka membaca lagi, sesekali mencatat, berbisik-bisik dan bergumam di
antara mereka. "Berapa uang yang dikirim klien kalian"" Quince bertanya, cuma ingin tahu.
Wes makin muram dan menjawab, "Kami tak boleh mengatakannya."
Quince tidak heran. Bocah-bocah ini tak punya selera humor.
Mereka duduk setelah satu jam, dan Quince kembali ke kursi bankirnya.
"Beberapa pertanyaan saja," kata Chap, dan tahulah Quince mereka akan
bicara satu jam lagi. "Bagaimana caramu memesan tempat di pelayaran homo itu""
"Ada di surat. Bandit ini memberitahuku nama dan nomor telepon agen
perjalanan di New York. Aku menghubungi mereka, lantas mengirim uangnya.
Gampang kok." "Gampang" Kau pernah melakukannya sebelumnya""
"Kita di sini untuk membicarakan kehidupan seksku"" "Tidak."
"Kalau begitu tetaplah ke pokok permasalahan,1 235
Pkata Quince bagai jagoan sejati, dan perasaannya kembali ena
k. Jiwa bankirnya mendidih sebentar. Lalu dia teringat sesuatu yang tak dapat
ditahannya. Dengan tampang serius, dia berkata, Tiket pelayaran itu masih
berlaku. Kalian ingin ikut"" Untungnya, mereka tertawa. Bercanda sejenak, lalu
kembali ke urusan semula. Chap bertanya, "Apakah kau mempertimbangkan
untuk memakai nama palsu""
"Ya, tentu saja. Bodoh kalau tidak. Tapi aku belum pernah melakukan ini.
Kukira orang itu sungguhan. Dia di Florida, aku di kota kecil Iowa. Tak pernah
terlintas di benakku orang itu penipu."
"Kami akan membutuhkan kopi semuanya ini," kata Wes. "Itu bisa jadi
masalah." "Kenapa""
"Di mana kalian akan memfotokopinya"" "Bank ini tak punya mesin fotokopi""
"Punya, tapi kalian tak boleh mengkopinya di bank ini."
"Kalau begitu akan kami bawa ke tempat fotokopi."
"Ini Bakers. Kami tak punya tempat fotokopi." "Kalian punya toko peralatan
kantor"" "Ya, dan pemiliknya berutang pada bankku $80.000. Dia temanku di
Rotary Club. Kalian tak boleh mengkopinya di sana. Aku tak mau kelihatan
dengan map itu." Chap dan Wes berpandangan, lalu menatap Quince. Wes berkata, "Oke,
dengar. Aku akan di sini bersamamu. Chap akan membawa map itu dan mencari
mesin fotokopi." "Di mana""
"Toko obat," sahut Wes.
"Kalian sudah menemukan toko obatnya""
"Tentu, kami memerlukan pinset."
"Mesinnya sudah berumur dua puluh tahun."
"Tidak, mereka punya mesin baru."
"Kalian harus hati-hati, oke" Apotekernya sepupu kedua sekretarisku. Ini kota
yang sangat kecil." Chap mengambil map itu dan berjalan ke pintu. Terdengar bunyi "klik" keras
waktu dia membuka kunci pintu, dan dia segera dipandangi ketika melewati
pintu. Meja sekretaris penuh wanita tua, semuanya tidak melakukan apa-apa
sampai Chap muncul, mereka terpaku dan ternganga. Mr. Garbe tua tidak jauh
dari situ, memegang catatan rekening, pura-pura sibuk tapi sebetulnya ingin
tahu juga. Chap mengangguk pada mereka semua dan pergi, bisa dibilang lewat
begitu saja. Terdengar bunyi "klik" keras lagi waktu Quince mengunci pintu sebelum
sempat dimasuki siapa pun. Dia dan Wes bercakap-cakap dengan kaku tentang
berbagai hal selama beberapa menit, pembicaraan sering nyaris berakhir
karena tidak ada bahan. Seks terlarang membuat mereka bertemu, dan jelas
mereka harus menghindari topik tersebut. Kehidupan di Bakers tidak menarik.
Quince tidak mampu mengorek latar belakang Wes.
Akhirnya, dia bertanya, "Aku mesti bilang apa dalam suratku pada Ricky""
Wes langsung bersemangat. "Yah, pertama-tama, aku akan menunggu. Tunggu
sebulan. Biarkan dia resah. Kalau kau cepat-cepat menanggapi, dan dengan uang itu, dia bisa
menganggap ini terlalu mudah." "Bagaimana kalau dia marah"" "Tak akan. Dia
punya banyak waktu, dan dia menginginkan uang itu." "Kau melihat semua
suratnya"" "Kurasa kami punya akses ke sebagian besar." Quince dilanda rasa
ingin tahu. Duduk bersama orang yang sekarang tahu rahasianya yang paling
dalam, dia merasa bisa mendesak. "Bagaimana caramu menghentikannya""
Dan Wes, karena alasan yang takkan pernah dimengertinya, menjawab datar,
"Kami mungkin akan membunuhnya saja."
Sinar damai memancar dari mata Quince Garbe, kilau tenang hangat menyebar
ke seluruh wajahnya yang tersiksa. Kerut-kerutnya memudar. Bibirnya
membentuk senyum simpul. Warisannya ternyata akan selamat. Setelah si tua
tiada dan uangnya jadi miliknya, dia akan terbang dari kehidupan ini dan hidup
sesuai keinginannya. "Bagus," katanya pelan. "Bagus sekali."
Chap membawa map itu ke kamar motel, tempat mesin fotokopi berwarna
sewaan sudah menunggu bersama para anggota unit lainnya. Tiga set kopi
dibuat, dan tiga puluh menit kemudian dia sudah di bank lagi. Quince
memeriksa yang asli; semua beres. Dengan hati-hati dia menyimpan map itu
kembali, lalu berkata pada para tamunya, "Kurasa sudah waktunya kalian
pergi," Mereka pergi tanpa bersalaman atau mengucapkan
salam perpisahan. Apa yang mau dikatakan"
Sebuah jet pribadi menunggu di bandara setempat, yang landasannya nyaris
kurang panjang. Tiga jam setelah meninggalkan Quince, Chap dan Wes melapor
ke Langley. Misi mereka sukses besar.
Ringkasan rekening di Geneva Trust Bank itu dipe
roleh setelah menyuap $40.000 seorang pegawai bank Bahama, orang yang pernah mereka pakai.
Boomer Realty punya saldo $189.000. Pengacaranya memiliki sekitar $68.000
dalam rekeningnya. Ringkasan tersebut memuat semua transaksi-uang yang
ditransfer masuk, uang yang diambil. Orang-orang Deville berusaha keras
melacak asal semua transfer itu. Mereka tahu tentang bank Mr. Garbe di Des
Moines, dan mereka tahu bahwa satu lagi transfer $100.000 telah dikirim dari
sebuah bank di Dallas. Tapi mereka tidak dapat menemukan siapa yang
mengirim transfer tersebut.
Mereka sedang sibuk menyelidik ketika Teddy memanggil Deville ke bungker.
York bersamanya. Meja penuh dengan fotokopi arsip Garbe dan ringkasan bank.
Tidak pernah Deville melihat atasannya begitu kecewa. York juga tidak banyak
bicara. York terkena getah kasus Lake, meskipun Teddy menyalahkan dirinya
sendiri. "Informasi terakhir," kata Teddy pelan.
Deville tidak pernah duduk selama di bungker. "Kami masih melacak uang itu.
Kami telah mengontak majalah Out and About. Majalah itu diterbitkan di New Haven, perusahaan yang sangat kecil, dan saya tidak yakin
kita bisa menyusup. Kontak kita di Bahama sudah dihubungi, kita akan tahu jika
dan ketika ada penerimaan transfer. Kita punya unit yang siap menggeledah
kantor-kantor Lake di Capitol Hill, tapi itu cuma untuk jaga-jaga. Saya tidak
optimis. Kita menugaskan dua puluh orang di Jacksonville.*
"Berapa orang kita yang membayangi Lake""
"Baru saja dinaikkan dari tiga puluh menjadi lima puluh."
"Dia harus diawasi. Kita tak boleh lengah. Dia ternyata tidak seperti dugaan
kita, dan kalau kita lengah sejam saja, dia bisa mengirim surat, atau membeli
majalah lagi." "Kami tahu. Kami bekerja sekeras mungkin."
"Ini prioritas domestik tertinggi kita."
"Saya tahu." "Bagaimana kalau kita menyusupkan orang ke dalam penjara itu"" tanya Teddy.
Itu ide baru, diajukan York sejam yang lalu.
Deville menggosok-gosok mata dan menggigit-gigit kuku sebentar, lantas
berkata, "Saya akan membereskannya Kita harus memanfaatkan koneksi yang
belum pernah kita gunakan."
"Berapa jumlah narapidana dalam sistem federal"" York bertanya.
"Lebih kurang 135.000," jawab Deville.
"Kita tentu bisa menyelipkan satu orang lagi, kan""
"Akan saya cek."
"Kita punya kontak di Bureau of Prisons""
"Itu teritori baru, tapi kami sedang mengusahakannya. Kami menggunakan
seorang teman lama di Kehakiman. Saya optimis."
Deville meninggalkan mereka sebentar. Dia akan dipanggil kembali sekitar satu
jam lagi. York dan Teddy akan mengajukan serangkaian pertanyaan, pikiran,
dan tugas untuk dilaksanakannya.
"Aku tak suka ide menggeledah kantornya di Capitol Hill," kata York. "Terlalu
riskan. Lagi pula, butuh waktu seminggu. Orang-orang itu punya arsip
segunung." "Aku juga tak suka," sambut Teddy pelan. "Kita suruh saja orang-orang kita di
Dokumen menulis surat dari Ricky pada Lake. Kita sadap amplopnya, kita lacak,
barangkali surat itu akan membawa kita ke arsipnya."
"Itu ide yang bagus sekali. Beritahu Deville." York mencatat di notes yang
penuh catatan lain, kebanyakan sudah dicoret. Dia mencoret-coret untuk
mengisi waktu, lalu mengajukan pertanyaan yang sejak tadi ditahannya.
"Apakah kau akan mengonfrontasinya"" "Belum." "Kapan""
"Mungkin takkan pernah. Mari kita cari informasi, kumpulkan semua yang bisa
kita kumpulkan. Dia tampaknya sangat tertutup dalam hal kehidupan lainnya,
barangkali masalah ini timbul setelah istrinya meninggal. Siapa tahu" Mungkin
dia bisa tetap menutupinya."
"Tapi dia harus tahu bahwa kau tahu. Kalau tidak, dia bisa saja mencoba lagi.
Kalau dia tahu kita selalu mengawasi, dia akan menahan diri. Barangkali."
TT! " rrvtv c^iusui Kelompok teroris t beraksi bulan lalu. Maniak-maniak di Timur
Tengah membentuk pasukan dan menimbun minyak. Dan kita duduk di sini
berjam-jam merancang perlawanan terhadap tiga hakim pidana yang persis
pada saat ini mungkin sedang enak-enakan main kartu." "Mereka tak bodoh,"
kata York. "Memang, tapi mereka ceroboh. Jaring mereka telah menangkap
orang yang salah." "Kurasa kita memilih orang yang salah." "Tidak, mereka
yang begitu." Sembil an Belas MEMO tersebut tiba melalui faks dari Re gional Supervisor, Bureau of Prisons,
Wash ington. Faks itu ditujukan kepada M. Emmitt Broon, sipir Trumble. Dalam
bahasa yang efisien tapi standar penyelia itu mengatakan dia telah memeriksa
catatan dari Trumble dan terusik melihat jumlah kunjungan seseorang bernama
Trevor Carson, pengacara tiga narapidana. Pengacara Carson tercatat hampir
setiap hari. Setiap narapidana memang punya hak konstitusional untuk bertemu
pengacaranya, tapi penjara juga punya wewenang untuk mengatur kunjungan.
Tak lama dari sekarang, kunjungan pengacara-klien akan dibatasi pada hari
Selasa, Kamis, dan Sabtu, antara pukul 15.00 dan 18.00. Perkecualian akan
diberikan jika ada alasan yang kuat.
Kebijaksanaan baru itu akan diterapkan untuk periode sembilan puluh hari,
setelah itu akan dikaji. Sipir tidak keberatan. Dia juga mulai curiga pada kedatangan Trevor yang
hampir setiap hari. Dia telah menanyai para petugas depan dan penjaga untuk
mengetahui apa persisnya penyebab semua urusan hukum ini, tapi sia-sia. Link,
penjaga yang biasanya mengawal Trevor ke ruang rapat, dan yang biasanya
mengantongi beberapa puluh dolar pada setiap kunjungan, memberitahu sipir
bahwa pengacara itu dan Mr. Spicer membicarakan kasus, permohonan
banding, dan semacamnya. "Cuma omong kosong hukum," kata Link.
"Dan kau selalu memeriksa tas kerjanya"" tanya si sipir. "Selalu," jawab Link.
Dengan niat baik, sipir menelepon Mr. Trevor Carson di Neptune Beach.
Teleponnya dijawab seorang wanita dengan kasar, "Kantor pengacara."
"Mr. Trevor Carson ada""
"Siapa ini""
"Ini Emmitt Broon."
"Yah, Mr. Broon, dia sedang tidur."
"Begitu. Bisakah Anda membangunkannya" Saya sipir penjara federal di
Trumble, dan saya hams bicara dengannya."
"Tunggu sebentar." mr>-Dia harus menunggu lama, dan ketika kembali wanita itu berkata, "Maaf. Saya
tak bisa membangunkannya. Bagaimana kalau saya minta dia menelepon Andar
Tidak, terima kasih. Saya akan mengiriminya faks saja."
Ide tipuan balasan timbul dalam benak York waktu sedang bermain golf hari
Minggu, dan seiring berlanjutnya permamannya, sesekali di fairway, tapi lebih
244 sering di pasir dan pepohonan, rencana tersebut terus berkembang dan jadi
brilian. Dia meninggalkan teman-temannya setelah empat belas lubang dan
menelepon Teddy. Mereka akan mempelajari taktik lawan. Dan mereka akan dapat mengalihkan
perhatiannya dari Al Konyers. Tak ada ruginya.
Surat itu dikarang York, dan diserahkan pada salah satu pemalsu paling top di
Dokumen. Sahabat pena itu dinamai Brant White, dan surat pertamanya ditulis
di kartu korespondensi sederhana, putih, tapi mahal.
Dear Ricky: Melihat iklanmu, aku menyukainya. Aku 55, sehat, dan mencari lebih dari
sekadar sahabat pena. Aku dan istriku baru saja membeli rumah di Palm Valley,
tidak jauh dari Neptune Beach. Kami akan ke sana tiga minggu lagi, rencananya
akan tinggal selama dua bulan.
Kalau tertarik, kirim foto. Jika suka apa yang kulihat, aku akan memberitahu
lebih banyak. Brant Alamat pengirimnya adalah Brant, Kotak Pos 88645, Upper Darby, PA 19082.
Untuk menghemat dua-tiga hari, bagian Dokumen menstempelnya dengan cap
pos Philadelphia, dan surat itu diterbangkan ke Jacksonville tempat Agen
Klockner mengantarkannya sendiri ke kotak kecil Aladdin North di kantor pos
Neptune Beach. Itu hari Senin.
Setelah tidur siang keesokan harinya, Trevor roeng-245
ambil surat dan pergi ke barat, keluar dari Jacksonville, menyusuri rute
familier ke Trumble. Dia disambut penjaga-penjaga yang sama, Mackey dan
Vince, di pintu depan, dan dia menandatangani buku catatan yang sama yang
disodorkan Rufus ke hadapannya. Diikutinya Link ke area pengunjung dan
berjalan ke pojok tempat Spicer menunggu dalam salah satu ruang rapat
Misteri Batu Bulan 2 Animorphs - 37 Kelemahan The Weakness Gerbang Nasib 1

Cari Blog Ini