Ceritasilat Novel Online

100 Tahun Setelah Aku Mati 9

100 Tahun Setelah Aku Mati Karya Rizal Bagian 9


Saya mengangguk dan memberikan pelukan kepada beliau, dalam hati ada sedikit kekhawatiran, tapi bukan lagi karena keistimewaan Abi, tapi bagaimana saya akan mengarahkan keistemawaanya menjadi hal yang bermanfaat untuk dirinya, dan bagaimana saya akan terus mengawal anak saya yang istimewa ini. **
Beberapa waktu setelah kedatangan kyai dan ridwan. Abi menunjukan kemajuan, kondisi badanya sudah sangat stabil dan setelah 3 hari abi sudah bisa dibawa pulang kerumah, kami berdua sangat senang baik saya dan risa, tapi seperti yang dikatakan kyai, Abi belum bebas dari incaran jin itu, dan itu akan membuat saya terus waspada dalammengawasi anak saya ini...
Risa memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya dan memilih merawat abi dirumah untuk sementara, sampai semuanya sudah membaik seperti sedia kala, saya juga selalu mengisi keseharian saya dalam koas dengan buru2, agar bisa segera pulang dan menjaga anak saya, sekitar satu bulan setelah kejadian itu, maksud saya pas satu bulan karena malam itu adalah bulan puranama, persis seperti saat pertama abi mendapatkan gangguan, saya yang sudah tidur tiba2 terbangun karena merasakan hawa itu, hawa dingin yang singup itu.. satu hal lagi yang aneh adalah saya mendengar gamelan yang bertalu2 yang sangat memerkakan telinga, tabuhan dari alat yang dukul, dan nyanyian sinden dengan nada tinggi, tembang jawa itu terasa asing dan mengerikan karena saya mendengar ada kalimat, pejah yang berarti mati yang diulang berkali2...
saya bangun dari kasur dan berusaha membuat 2 orang yang tidur seranjang denganku ini tidak terbangun...
Saya kenakan lagi cincin pemberian kyai, doa dan amalan pelindung saya lantunkan dan saya amalkan untuk melindungi kamar ini dari serbuan mereka
100 Tahun Setelah Aku Mati
yang saya rasakan mulai mendekat, benar saja, saya merasa kehadiran mereka sudah sangat dekat, saya berlari berjingkat untuk menuju sumber energi negatif itu yang bersumber dari halaman belakang rumahku,
Dan kalian tidak akan percaya, kalian tidak akan percaya apa yang saya lihat, saya tidak boleh takut, dan saya memang tidak takut, tapi saya ragu... saya ragu dengan kemampuan saya apakah saya akan mampu melawan mereka" Karena.... karena tidak hanya 4!!!!!! Banyak sekali mungkin puluhan!!
Mereka seperti satu pleton pasukan yang hendak mendobrak masuk kerumahku... Sosok hitam itu berada didepan dan membuka mulutnya sambil menyalak seperti anjing,dia seperti gabungan antara gorila, manusia dan anjing , sangat besar dan mengerikan, disebelahnya saya melihat sosok kepala itu, kali ini dia mempunyai tubuh, hanya saja terpisahdari kepalanya, dan tubuh yang terpisah itu membawa kepala berlumuran darah seperti membawa sbutir kelapa di tanganya, sosok tanpa wajahdan kuntilanak itu juga tampak mengerikan dengan puluhan makhluk halus yang berujud seram dan tentu saja terasa energi mereka sangat kuat dan sangat gelap!
Kerangka tanpa daging itu berdiri dan menampakan tulang2nya yang masih ditempeli dengan urat2 berwarna merah dan ungu, disebelahnya ada deretan kuntilanak dengan tawa lengking yang bisa kalian bayangkan sendiri bagaimana bunyinya, yang sulit kalian bayangkan adalah bagaimana jika ada banyak kuntilanak yang tertawa secara bersamaan" , itu benar2 membuat saya ngeri, membuat saya gentar, banyaklagi makhluk serupa yang menyeramkan, seperti sosok laki2 brewok tinggi besar dengan satu tangan, kuntilanak dengan lubang mengaga di perutnya dan memperlihatkan warna merah daging, pocong dengan wajah membiru dan busuk berlendir, banyak lagi mereka bermacam2 dan sangat banyak..
Saya membaca doa berkali2, dan memohon dikuatkan, saya mencoba menginga bahwa hakekatnya saya lebih sempurna dan mulia dari mereka!!!! tidak kapok kalian!!
100 Tahun Setelah Aku Mati
yaaa, tidak karena ulama yang kemarin sudah tidak bersamamu!!, dan sekarang lihatlah aku membawa banyak tamu untukmu!!!
Saya bersiap memasang kuda2 saat makhluk dengan moncong seperti kadal melayang kearahku!!
huaahhhaahaaahaaaa mereka tertawa secara bersamaan, membuat telinga saya sakit,dan kepala saya pusing, entah berapa banyak, tapi sebagian mereka mulai mengerubutiku!..
Dan saya tidak tau seperti ada pukulan yang sangat keras atau dorongan yang membuat saya terhuyung dan jatuh terlentang..
haaaa!!!!!! *akan ada bentrok dari 2 jenis makhluk yang tidak seharusnya bersinggungan alam, seorang bapak yang harus menjaga anaknya dari golongan jahat yang mencari tumbal, dan yang mencari inang baru.
adalah hal pasti yaitu menang atau kalah dalam sebuah kelahi, siapa yang akan bertahan dari duel tidak lazim antara manusia atau jin pengganggu", maafkan penulis karena panjangnya cerita yang akan diceritakan tidak mampu ditampung jumlah karakter kata yang bisa ditulis di kaskus, bagian kedua akan rilis besok!* WN
100 Tahun Setelah Aku Mati Part 68 (Lawan Aku Sekarang! [bagian 2])
Kalian pernah melihat tayangan penampakan yang memperlihatkan benda yang bergerak sendiri" Nah seperti itulah kira2 manifestasi dari bentuk pergerakan energi mereka, bagaimana jika energinya kuat", maka itu bisa membuat gaya tolak dan tekanan yang kuat pula, dan bagaimana jika ada banyak energi kuat yang di tekan pada satu titik pada waktu yang bersamaan"nahh itulah yang membuat saya jatuh terpental kebelakang, masing2 dari mereka saja sudah cukup kuat dan mereka memadatkan tekanan energi yang mereka punya pada satu titik, yaitu saya, ditambah lagi energi itu adalah energi yang bersifat negatif dan merusak yang menghasilkan rasa sakit yang luar biasa, rasanya seperti saya baru dihantam dengan seglontor kayu jati utuh yang didorong bersama untuk merubuhkan sesuatu, dan sesuatu yang dimaksud itu adalah saya dan saya benar2 roboh!! Ahhh bagian dada saya sakit sekali, saya meronta kejang sambil memegang dada yang terasa sakit dan sesak, silahkan bayangkan kalau kalian dipukul sesuatu yang tidak terlihat mata dengan sangat cepat dan keras.. uggghhh.. saya hanya dapat melenguh kesakitan, saya tidak bisa bernafas, saya tersengal2 karena merasa tidak ada oksigen yang mengisi paru2ku, saya terbatuk dan seperti ada cairan yang memaksa keluar lewat tenggorokanku, hugghhhh hooeghh.... darah mengucur dari mulutku, sangat fatal serangan itu, mata saya kabur, dalam posisi jatuh terlentang sekilas bulan purnama itu terlihat blur, dalam posisi itu terbesit tanya, apakah saya akan mati", mati konyol saat saya terkena serangan pertama, dari makhluk yang golonganya rendah, dalam kondisi super cepat itu saya berpikir saya tidak boleh kalah!! Tidak boleh!!!
Ini tidak main2, kondisi saya terdesak, dan saya terluka akbat mereka, jarang orang mengalami hal seperti ini, tapi seperti kata kyai, mata batin ini akan menjauhkan jin yang lemah, tapi akan menarik jin yang lebih kuat untuk menantang, karena sejatinya sebagian dari mereka memang bertugas mengganggu manusia, melewati sebuah celah bernama nafsu, karena manusia yang tidak dapat melihat mereka, tapi mereka menemukan celah lain untuk mengganggu saya, karena selain saya memiliki nafsu, saya juga dapat melihat
100 Tahun Setelah Aku Mati
mereka, ditambah ada abi yang sama seperti saya namun belum bisa melindungi diri sendiri, tentunya hal ini membuat mereka menganggap ada permainan baru yang bisa mereka mainkan, tapi saya tidak akan membiarkanya! Saya tidak akan membiarkan mereka walau sebentar ntuk menyentuh abi!!
Cekk, saya pegang salah satu makhluk yang mengerubuti saya, saya memegang persis di leher sosok kuntilanak yang memiliki leher panjang seperti jerapah, saya rapal amalan itu dan ada efek asap yang keluar dari interaksi itu, satu hal yang menjadi rahasia Allah, menurut hukum fisika apii tidak akan bisa membakar api, maka Allah membuat menurunkan kuasanya, dengan bacaan yang bersifat dingin yang mampu meredam api itu, bacaan dan amalan yang bersumber dari Alquran, seperi ayat kursi, surat An-Nas, dan banyak lagi, makhluk itu meronta2 kesakitan dan kepanasan, saya melakukan pukulan secara membabi buta kepada mereka yang disekitarku, dan alhamdulillah itu membuat beberapa dari mereka mundur sebelum berhasil memasuki rumah, saya berdiri dengan terhuyung dan sempoyongan,saya mencium bau seperti rambut terbakar , mereka mendesis dan meraung dan terlihat tidak senang, satu yang terbesar menggeram dengan suara yang seperti guntur, saya menahan rasa pusing dan mata yang berkunang-kunang dan berusaha menghiraukan rasa sesak sakit di dada, saya berdiri setegak mungkin, menunjukan bahwa saya tidak semudah itu dirobohkan, siluman dan jin itu mundur sambil memberikan umpatan dan sumpah serapah kepada saya, Genderuwo itu sedari tadi hanya berjongkok ditempatnya sambil menggeram, dan dengan marah saya tatap dia, saya dekati dengan langkah kaki yang terasa lemas, makhluk yang 2x tingginya dari pada saya itu ikut berjalan mendekat, kuku tajam seperti sangkur itu terlihat berkilat memantulkan sinar bulan yang berpendar penuh, saya sudah siap untuk kemungkinan terburuk, saya sudah siap duel denganya, dan saat tangan kekar berotot itu melayangkan tinju saya mengelak dan membalas dengan pukulan berisi amalan, huaaaaaaaa.. huaaaaa... makhluk itu terkena telak dan mundur sambil meraung kesakitan, dan tanpa disuruh ketiga temanya yang setingkat ilmu denganya meluncur deras kearah saya, dan disitu saya sudah merasa mencapai titik batas maksimal, saya malah memejamkan mata, namun tidak menyerah kepada mereka,saya memohon suatu perlindungan, kepada Tuhanku.. dan saya tidak akan pernah meragukan
100 Tahun Setelah Aku Mati
perlindunganya yang benar saja,benar saja,cukup lama saya memejamkan mata, harusnya ketiga makhlukitu sudah mampu mencapaiku, tapi tidak ada hal apapun yang terjadi, maka saya membuka mata karena merasakan kehadiran lain , dan begitu membuka mata saya seperti mendapat angin segar,karena sosok kembaran beda alam saya muncul, persis disamping saya, saya melihat kedepan dimana jin jahat itu sudah memegangi,anggota tubuhnya yang seperti hangus...
kamu selalu merpotkan, tidak henti2nya membuat masalah ucapnya dengan menyindir saya.
heh.... kenapa tidak datang dari tadi" tanya saya kepadanya..
memangnya siapa kamu bisa menyuruhku",aku tidak akan ada saat kamu memintaku, aku bukan sekutumu, dan kamu juga tidak diperbolehkan memiliki sekutu sepertiku jawabnya dengan suara lantang.
Sampai sekarang saya tidak tau namanya,makhluk apa ini, dan kenapa dia datang jika dia selalu berkata demikian,makhluk yang berujud sama persis dengan saya ini sangat misterius,sebuah misteri yang tidak bisa saya pecahkan, dan mungkin memang tetap dijadikan sebuah rahasia oleh Tuhan.
kamu terluka, sbaiknya duduksaja disitu katanya dengan sedikit memaksa,
apa kamu bisa menghadapi mereka" tanya saya sambil memegangi dada yang masih terasa sakit..
tentunya tidak, apa kamu bodoh", mereka sangat banyak jawabnya lagi. lalu kenapa malah menyuruhku duduk"
Belum juga dia sempat menjawab, sosok genderuwo itu berseru dengan suara yang sangat keras..
100 Tahun Setelah Aku Mati
huaaaaaa...kurang ajar!!,kurang ajarr!! jin tinggi besar itu berteriak dengan gusar dan dengan beriringan mereka meninggalkan kami dalam sekejab..
Brukkkk... saya terduduk direrumputan, dan kalimat sykur alhamdulillah terucap berkali2,
dengan ini Abi sudah aman begitu pikir saya dalam hati sambil menahan ngilu yang luar biasa...
jangan senang dulu, ini bagian dari rencananya kata dia sosok yang membantuku barusan..
apa maksudmu"" jika mau mereka sudah menghabisimu, mereka punya maksud lain!
Saya berfikir sejenak, dengan sisa sisa kesadaran saya yang masih ada, dan sebuah pemikiran tentang kemungkinan yang sangat buruk terlintas di benak saya. Hah... hah.. hahh..nafas saya terengah dengan cepat, saya baru paham apa yang dimaksudnya, mereka datang dengan banyak pengikut bukan untuk mengincar abi malam ini!! Tapi mengincarku!, mereka sangat licik, sungguh keji apa yang dilakukan mereka!!,mereka sengaja membuat saya melemah, untuk dengan mudah mencelakai abi yang tanpa perlindungan... yaa.. tenyata itu rencana mereka, tidak cukup ternyata peristiwa lalu, mereka datang dengan rencana yang lebih rapi dari sebelumnya, huaaaaaa saya berdiri dengan susah payah untuk berdiri dan saya lagi2 jatuh terduduk, saya merasakan memar dan sangat lemas disekucur tubuh..
jangan terlalu banya bergerak, duduk dan diam saja disitu, aku akan membangunkan istrimu untuk membantumu katanya sambil berjongkok disebelahku
100 Tahun Setelah Aku Mati
huaa.. tidak perlu, aku mau melihat anaku! kata saya sambil berjalan sempoyongan karena badan yang terasa lemas dan sakit..
Saya berjalan terhuyung kekiri dan kekanan, semuanya tampak buram,tapi saya berusaha untuk mencapai anak dan istriku,dan saat melewati tangga kecil di balkon saya tersandung, dan jatuh terjembab, saya tidak bisa bangkit dengan rasa lemas itu, membuat saya berangsur angsur hilang kesadaran, dan saya sudah tidak merasakan apapun lagi..
*** Saya terbangun dengan kepala sangat pusing, rasanya mual dan ingin mutah, tempat ini sangat asing bagi saya, dimana ini" Beberapa saat mata saya silau oleh sinar lampu berwarna putih, ada suara2 yang memanggilku, tapi semuanya belum nampak jelas, barulah beberapa saat kemudian saya melihat Risa, yang menggendong Abi..
mas... mas!! ujarnya dengan memberikan gonjangan ketubuhku agar kesadaranku segera kembali..
nduk.. jawab saya dengan lirih,
mas, syukur mas udah sadar kata risa dengan wajah iba, saya melihat kesekeliling, tirai hijau, keramik putih, dan selang oksigen yang terhubung kehidungku, rupanya saya sedang berada di rumahsakit... saya melirik kesamping kanan, dan ada mertuaku pak hamzah dan om bowo berserta istri... Belum sempat mereka mendekat,seorang dokter sudah datang dan langsung mengecek saya, pemeriksaan trauma, dan sebagainya dilakukan secara menyeluruh, dan mengecek bagaimana kesadaranku saat diajak berkomunikasi, akhirrnya dokter menyimpulakan saya sudah bisa diajak berkomunikasi dan mempersilahkan keluarga saya untuk bicara dengan saya,
le, apa yang terjadi" tanya mertuaku dan om bowo yang hampir bersamaan, Saya mencoba berpikir dan mengingat kejadian yang membuat saya bisa terkapar disini,rasanya seperti mau pecah kepalaku, dan yang bisa saya lakukan hanya bengong..
100 Tahun Setelah Aku Mati
tapi tidak ada tanda2 pencurian dirumahnya, dan saya juga sangsi kalau ada motif dendam kepada rizal anak ini gak punya musuh ada percakapan yang sayup2 saya dengar, yang entah diucapkan siapa,saya berusaha keras untuk mengingat tapi semua yang kulakukan membuat kepala saya semakin sakit dan rasa mual ini benar2 membuat saya ingin memuntahkan isi perut saya, saya menggerakan sedikit tubuh saya dan merasa sangat sakit dibagian dada, seperti pernah terpukul sesuatu.. ahhhh iya, saya ingat... saya ingat sekarang, semuanya, semuanya... jin jahat itu, mereka yang membuat saya seperti ini, saya melirik kearah risa yang sedang membelai kepala saya dengan lembut, wajahnya terlihat sangat sedih dengan mata yang berkaca-kaca..
abi dimana nduk", aku mau lihat kata saya yang dijawab dengan anggukan lembut risa,
Risa mengambil abi yang tengah digendong tante sri,dan mendekatkanya ke saya, saya bersyukur malam itu mereka tidak sampai berbuat buruk kepadannya, anak 8 bulan ini dengan lucu memegang2 wajah saya, seolah ingin tau ada apa dengan bapaknya", anak ini berkulit putih seperti ibunya, dia tertawa-tawa dan dengan sangat ceria menjambak2 rambutku pelan,
Ahhhh nak, bapak tidak akan membuat tawamu ini menjadi tangis seperti yang bapak rasakan dulu, dan bapak akan melindungimu, batin saya sambil membelai kepalanya..
abi, bapak lagi sakit jangan dijambak ujar ibunya yang memegangi abi yang sedang duduk di samping kepalaku..
le rizal, sudah bisa ngingat kejadianya belum", biar bapak urus, ada percobaan pencurian, atau perampokan" tanya om hamzah yang masih mengenakan seragam dinasnya,
tidak pak, tidak ada orang yang berbuat jahat jawab saya pelan.. lalu kenapa sampai kamu seperti ini", tanya beliau lagi
100 Tahun Setelah Aku Mati
bapak tidak akan percaya, karena saya tidak bisa membuktikan kejadian semalam
Mertuaku terdiam, beliau paham dengan apa yang saya maksud, dan memilih menjawab dengan anggukan ringan tanda mengerti, bahwa beliau tidak akan bisa membuat penyelidikan tentang kasus yang menimpa saya.
*** Hari setelah malam itu membuat banyak orang terkejut saat risa menemukan saya yang pingsan di balkon dengan mulut berdarah, banyak yang mengira bahwa diakibatkan percobaan pencurian atau perampokan, padahal hal yang sebenarnya terjadi pada malam itu saya sedang menghalau makhluk halus yang berusaha mengancam keselamatan abi, saya sudah kalah, tapi saya tidak mau kalah, mereka mungkin berhasil melemahkan saya, tapi saya masih hidup, dan selama saya masih hidup saya tidak akan tinggal diam, rasa khawatir masih saya rasakan dimana saya dalam kondisi sehat saja tidak mampu berbuat banyak, apa lagi dengan kondisi sekarang yang tertancapi jarum infus", saya masih takut jika mereka datang dengan cepat, saya sebisa mungkin segera memulihkan diri, berusaha meyakinkan dokter agar saya bisa segera pulang, karena jika berada terus disini, gerak saya tidak akan bebas..
Beberapa hari saya harus dirawat disana , dan tanda2 teror mulai muncul, dan yang membuat saya geram mereka mulai meneror risa....
saat itu risa sedang mandi di kamar mandi yang berada didalam kamar perawatan saya, saya sudah merasa lebih baik dan sudah bisa duduk, sementara ibunya mandi saya menjaga abi yang saya pangku diatas ranjang, sampai tiba2 AAAaaaaaaaaaaaaa saya mendengar jeritan dari kamar mandi yang membuat saya buru2 memosisikan abi dengan tiduran dan dengan menahan sakit di tulang rusuku yang patah saya menyaut infus yang tergantung dan segera menuju sumber suara yang berasal dari risa,
ndukk!!!... nduuukkk!!!,ada apa nduk"" tanya saya yang panik sambil menggedor2 pinta kamar mandi, masssss!!! teriak risa dari dalam, diikuti pintu yang terbuka dan risa yang sudah berpakaian berlari dari dalam...
100 Tahun Setelah Aku Mati
mas.... mas... aaa aada kepala di kamar mandi, kepala perempuan.. aku takut mas kata risa dengan histeris,
Saya segera masuk kekamar mandi dan mengecek sendri bak mandi yang membuat risa ketakutan, dan kosong... bak mandi itu kosong..
mas... mas... tadi itu pas aku selesai mandi, aa aaku mau matiin kran, dan aku liat ada rambut yang ngambang, pas aku liat rambut itu ternyata ada kepalanya, dan.. dannn aaaa seerem banget mas aku takut jawab risa dengan memegang tanganku..
Saya mencoba menenangkan risa saat pandangan saya mengarah kearah abi, saya langsung berlari.. nduk abi nduk!!!! saya menghiraukan infus yang terjatuh dan pecah berantakan dilantai, dan membuat jarum yang menancap di tanganku terjabut dengan paksa dan membuat luka sobek pada tangan saya, saya berusaha meraih abi yang memang sudah mulai merangkak, dia hampir jatuh dari ranjang dan kepalanya suda menggantung, hampirrr saja terjadi hal yang tidak diinginkan dan dengan sigap... haaapppp, saya menangkap abi yang hampir terjatuh.... dan menggendongnya dengan erat,
yampun.. yaaampun abi...abi.... kata risa yang menghampiri saya dan menggendong abi, tampak betul risa yang ketakutan, begitu juga dengan saya, tadi itu hampir mencelakai abi..
masssss... tanganmu masss.... kata risa sambil melihat tanganku yang mengucurkan darah karena luka sobek akibat jarum infus tadi yang menggores tanganku sepanjang kurang lebih 15cm...
Itu adalah teror pertama yang dirasakan risa, dia sangat ketakutan dan trauma karena kejadian tu, saya juga demikian terlebih, dua hal teror mengincar kedua orang yang kusayangi ini, saya segera mendapat perawatan setelah risa memencet bel yang ada di kamar itu, beberapa perawat datang dan menjahit luka saya, mereka bertanya kok bisa sampai seperti ini..
saya jatuh tadi mbak begitu jawab saya mengelak. **
Baik risa dan saya terjaga senalaman, kami sama2 tidak bisa tidur, kami sama2
100 Tahun Setelah Aku Mati
trauma dan takut jika terjadi sesuatu menimpa kepada abi.. risa sudah tau kenyataan tentang abi, dan dia sempat syok dengan hal itu, tapi mau bagaimana lagi, seperti kata kyai, ini adalah ujian buat kami...
Saya merenung sambil memandangi abi yang tengah tertidur, anak ini masih polos, dan tidak tau apa2, Hamba mohon lindungi dia ya Rabb.. begitu doa saya, saya melamunkan banyak hal, sedaritadi saya hanya diam sambil dudukdi ranjang saya, risa yang sedang tiduran dengan abi di tempat tidur yang terpisah denganku mulai berdiri dan berjalan kearahku,
mas.. kenapa" tanya risa dengan lembut..
aku takut nduk, kamu dan abi, semua ini... jawab saya sambil memegangi kepala yang terasa berutar..
Saya memang tidak bisa tidur sejak harus dirawat inap disini, bahkan setelah mengkonsumsi obat tidur sekalipun hanya membuatku merasa kantuk namun tidak bisa terlelap, malam itu saya sengaja tidak tidur, saya sengaja terjaga untuk menjaga abi dan risa, tadi pagi baru terror pertama, dan malam hari memang tidak pernah bersahabat denganku, mungkin mereka akan datang lagi, setelah berhasih mengumpulkan bala setan mereka,
Haaahhhhh saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, tapi dlam hati saya tanamkan tekad untuk menghadapi apapun yang malam ini mungkin akan datang,
aku juga takut mas, sama sepertimu aku juga khawatir sama abi, dan juga aku khawatir sama kamu mas, sama kondisimu, sekarang jawab risa dengan nada suara menurun..
Risa memeluk saya, dan mencium kening saya dengan lembu tapi setakut apapun aku, asal masih ada kamu, aku masih bisa merasa aman mas... mas tidur aja sekarang ya, mas butuh istirahat...
ya,asal kamu juga segera tidur aku juga bakal tidur nduk jawab saya sambil berbaring, diikuti risa yang juga berbaring,
Teman kalian tau" Saya terpaksa berbohong dengan risa, saya tidak tidur, saya
100 Tahun Setelah Aku Mati
Cuma tiduran dan memejamkan mata, tapi saya masih dalam keadaan terjaga, kepekaan indra saya tingkatkan kepada titik maksimal saya, untuk merasakan kehadiran mereka, sudah 3 jam saya terjaga, belum ada pertanda mereka akan datang, tapi saya tidak akan lengah...
Dan beberapa saat kemudian, saya merasakan kehadiran. Dan begitu sayamelirik asal energi itu yang muncul adalah saya yang lain dia tengah duduk didekat dispenser sambil menatapku,
dasar... lagi2 aku harus dikirim untuk ini, masalahmu yang tidak selesai2 jawabnya sambil berjalan menuju jendela dan memandang kearah luar... artinya benarmereka akan kesini"
kamu harus bersiap, untuk melindungi yang berharga, ini akan jadi malam yang panjang buatmu
100 Tahun Setelah Aku Mati PART 69 (Lawan Aku Sekarang!![bagian3])
Saya bangun dari ranjang dan berdiri disampingnya, saya ikut memandang keluar jendela dan melihat lampu2 dari kendaraan lewat dengan kencangnya. bagaimana dengan istri dan anaku", aku tidak ingin membuat mereka takut,dan lagi disini adalah tempat umum, akan banyak orang melihat kata saya kepadanya
mereka tidak akan bangun, karena kita tidak akan menunggu mereka dattang kesini, kita yang akan mencegat mereka
Haaa""" Saya heran dengan perkataanya, apakah golongan mahluk halus itu bisa mengidap sakit jiwa" Jika iya pasti dia memang gila, bagaimana caranya"" Dan dia sendiri yang bilang kalau tidak bisa menghadapi makhluk2 itu yang terlalu kuat baginya, kini malah dia mengajaku untuk mencegatnya" Mencegatnya juga dimana" Mereka bukan kumpulan anak SMA yang hendak tawuran yang bisa dicegat dijalanan, mereka jin!! Jin yang gelap dan kuat!! Dan berbeda alam dengan saya,mereka bisa muncul dimanapun dan kapanpun semau mereka kamu mengada-ada ya, jangan bercanda di situasi ini
aku ada didalam dirimu, dan tidak hanya wujudku yang persis sepertimu, tapi juga tabiatmu, kamu sendiri pastinya tidak suka bercanda disaat seperti ini, begitu juga aku yang bahkan sama sekali tidak suka bercanda, sekarang tutup mulutmu dan tidurlah dikasurmu! suruhnya kepada saya,
Saya menurut walaupun dengan bingung maksud darinya,kenapa dia malah memintaku untuk tidur di situasi gawat ini""
kamu memang tidak pernah belajar sesuatu, sifat dasar manusia.. dasar.. apa kamu lupa jika salah satu yang dikaruniakan kepadamu" katanya sambil menyentuh keningku yang suda berada diatas bantal..
Ya,benar... ilmu itu meraga sukma, saya baru ingat, meraga sukma adalah saat dimana sukma saya keluar dari raga, dan bebas mengembara dengan jangkauan tertentu, selama hidup saya baru beberapa kali saya melakukanya,karena ini adalah ilmu terakhir yang diajarkan kyai dulu, sulit dan hanya bisa dilakukan
100 Tahun Setelah Aku Mati
disaat saat tertentu, tidak sembarangan bisa menggunakanya semaunya, dan malam hari ini, saya menggunakanya lagi untuk pertaruhan terakhir...
Saya merasa tersedot ke atas, sulit bagi saya untuk menjelaskanya, semua serba aneh, bagaimana saya menjelaskan sesuatu jika yang saya jelaskan belum pernah mengalaminya" Emm baiklah mungkin seperti ini, bayangkan kalian adalah setitik debu dan diatas kalian ada sebuah vacum cleaner yang sudah menyala dan menyedot kalian kedalamnya, kira2 seperti itulah rasanya, saya merasakan seluruh badan saya tertarik tapi anehnya tidak bergerak sama sekali, seperti angin besar yang berada persis diatas kepalamu, makin lama makin terasa kuat dan kencang, sampai saya harus menutup mata karena kuatnya angin itu,dan begitu saya membuka mata, saya sudah terbaring di tempat yang sama sekali asing bagi saya....
Saya bangkit dan berdiri, aneh, tubuh saya terasa ringan, tidak ada rasa sakit di dada akibat cedera yang saya derita, dan dimana ini, saya tidak tau persis ini dimana, tapi yang saya tau ini bukan di alam manusia!!
Dimana ini" tanya saya kepadanya yang sudah ada disampingku..
kita berada dijalan yang akan mereka lalui, ini dekat dengan mereka. Dekat dengan alam mereka yang sesungguhnya jawabnya dengan mata yang seperti menerawang tempat asing ini..
Saya memandang kesekeliling, tempat ini seperti jalanan setapak yang ada di perkampungan, dengan pohon2 tingggi yang tumbuh menjulang, tidak ada manusia karena memang ini bukan alamnya, saya pernah mempelajari ini sebelumnya, kyai berkata bahwa didunia ini ada dua alam, yaitu alam manusia dan alam gaib, yang bertolak belakang namun sangat dekat, dunia yang sedang saya kunjungi ini tidak akan terpetakan di atlas manapun, karena dimensinya yang berbeda
Dunia Mereka sangat berdekatan dengan kita, dan mereka punya dunia yang mereka bangun, tanpa kita sadari, wajarlah jika mereka tidak senang jika kadang ada orang yang kebetulan menebang pohon, atau merubuhkan tempat tertentu, bisa jadi itu merusak tempat tinggal mereka...
Saya merasakan hawa mereka dimana mana, sangat banyak, jumlahnya mungkin
100 Tahun Setelah Aku Mati
tidak terhingga, namun sangat jauh dari tempat saya sekarang, tapi karena kuantitasnya yang banyak saya dapat merasakan mereka semua, terbesit pertanyaan diotak saya, apakah Sari semestinya tinggal ditempat seperti ini""
jangan terlalu lama melamun, kamu tidak sedang piknik disini, bersiaplah.. tempat ini adalah penghubung atau jembatan yang akan mereka lalui kata dia yang membuyarkan lamunanku..
Saya mulai merasakan mereka, tawa lengking, raungan, kekehan dari makhluk2 calon penghuni neraka di akhir jaman itu sudah mulai terasa dan semakin dekat,saya menyiapkan diri dan berdoa, mengheningkan cipta untuk memukul mundur mereka yang berusaha kembali kedunia saya untuk menuntut tumbal... kenapa aku merasa sehat2 saja disini" tanya saya kepadanya,
karena yang terluka adalah hanya badanmu, sementara yang ada disini Cuma jiwa dan pikiranmu, badanmu berada ditempatnya dan sedang tertidur jawabnya kepada saya...
dan bagaimana jika aku terluka disini sperti saat kemarin"
karena pikiranmu disini, kerusakan dan rasa sakit yang kamu terima akan dikirim oleh pikiranmu ketubuhmu yang ada disana, dengan kata lain, rasa sakit yang kamu terima disini akan juga dirasakan tubuhmu disana, berhati-hatilah! lalu, jika aku mati disini""
kamu terlalu banyak bertanya dan terlalu bodoh!, tubuhmu sama saja hanya sebuah jasad, jika tanpa jiwa dan pikiran!!, sekarang bersiaplah, mohonlah kepada Al-Aziz, semoga kamu berada di lindungan-Nya
Saya bersiap, sejenak saya berpikir jika saya terluka seperti kemarin sama saja saya bisa mati, tapi apapun akan saya lakukan demi dia, demi keselamatan abi....
Hawa dingin itu datang, diiringi dengan makin kerasnya suara mereka, sosok pertama yang saya lihat adalah wujud kuntilanak yang terbang rendah dengan
100 Tahun Setelah Aku Mati
kain putih yang berkibar2, matanya terlihat berlendir dan terlihat seperti ikan busuk, wajahnya putih, seputih cat namun sangat kusam, seperti warna tembok tua yang berjamur!!, lidahnya menjulur sangat panjang berwarna kehitaman, dan begitu melihat kami dia terdiam, melihat kami dengan bingung sambil menggerak-gerakan kepalanya, seolah sedang mengidentifikasi atau mengingat kira2 siapa kami ini, dan saya kira dia paham karena dia langsung menjerit dan melayang mundur dengan cepat....
Saya memandang saya yang lain dengan ekspresi bertanya, dia hanya menjawab dengan memasang kuda2, yang berarti saya harus waspada...
Suara itu bergemuruh saat sosok hitam itu muncul di barisan paling depan diikuti pengikutnya.. dia tampak sangat marah begitu melihat saya disini, karena itu artinya adalah rencana mereka untukmelemahkan saya sudah gagal! Gagal! Karena disini yang hadir hanya jiwa atau batin dan pikiranku,sedangkan tubuh saya boleh cidera,tapi jiwa saya tidak akan bisa mereka lukai didunia saya kemarin...
saya bisa masih menggunakan kemampuan saya disini karena kelebihan indra saya itu berinti pada mata yang ada di batin saya...
haaaaa... haaa.... kurang ajar!!! umpatnya kepada kami yang sudah ada didepan mereka..
Beberapa makhluk lain yang lebih lemah malah lari tunggang langgang begitu tau kami datang untuk mencegat mereka dan mengakhiri terror yang mereka buat...
Saya melirik sosok yang serupa saya itu disampung saya, dia mencopot sandal slopnya, dan seperti orang yang hendak olah raga dia meregangkan otot. Santai betul dia, seolah ini hanya permainan, sedangkan saya cukup gentar tapi saya tidak akan mundur walaupun bala jin itu bertambah sekalipun saya tidak akan mundur!!
Saya melihat sosok serupa saya itu berlari didepan saya dengan sangat cepat dan langsung memukul 2 makhluk yang terlihat seperti celeng, dan langsung saja dengan suara yang persis seperti babi mereka langsung roboh seketika.... Tanpa bicara saya hampiri sosok hitam itu, sosok tertinggi penguasa puluhan jin
100 Tahun Setelah Aku Mati
itu, saya mengincar dia, dan sosok serupa saya nampaknya memberikan jalan karena dia seperti menghadang pengikutnya yang berjumlah sangat banyak itu, dia bukan mahluk sembarangan..
Seperti catur,jika kita bisa meng skak mat rajanya maka seberapa banyaknya bidak yang kita punya tetap artinya permainan selesai,saya ingin segera mengakhiri ini, mengakhiri permainan mereka ini,
Semua tampak mengerikan ukuranya, kanuraganya dan semuanya melebihi saya, tapi satu hal yang tidak bisa dirubah adalah saya lebih sempurna darinya... Saya lepaskan amalan pembakar saya dan wussss... hanya mengenai angin, satu hal yang baru saya ketahui mahluk ini tidak hanya besar tapi sangat cepat, dan saya tidaktau sejak kapan kepal tangan seukuran bola sepak itu ada didepan wajahku dan... boooommmm!! Ternyata saya malah terkena pukulan pertama yang menyakitkan itu, ahhhh saya merasakan sakit yang aneh, sakit yang berbeda dari yang biasa dirasakan jika terkena tinju...
Saya ambruk, kepala saya pening, tapi saya mencoba untuk selalu tetap sadar, jika saya mati disini maka percuma!, secepat mungkin saya berkilah saat telapak kaki besar itu berusaha menginjak leherku, brugghhh, dan kaki besar berbulu itu hanya menginjak tanah... posisi saya masih terbaring, tapi kaki saya masih bebas, dan dengan insting mantan seorang pesilat saya lesatkan kaki ini untuk membuat tendangan yang berisi amalan penolak persis mengenai perutnya yang buncit dan besar, kresss kresss kress, diiringi dengan bunyi buuummmm... genderuwo itu tumbang kebelakang, bulunya terbakar dan menimbulkan bau sangit.. Tapi memang dia bukan jin lemah yang hanya bisa menakut-nakuti dengan wujud seram, dia tidak mudah untuk dihalau, gendruwo itu bangkit dan menyabetkan cakarnya yang sepanjang 10cm itu, saya tidak sempat menghindar dan mebuta torehan luka yang cukup dalam di lengan saya..
Tidak ada darah yang keluar, tapi saya merasakan perih seperti saya yang tersayat pisau,saya mundur dan melangkah dengan hati2, sosok serupa saya sedang sibuk dengan puluhan mahluk itu dan tidak bisa ikut menghadapi jin penguasa ini..
Makhluk tinggi besar itu seperti menyalak dan berlari kearahku, haaaaaaa!!!! Ketika kuku berkilat itu hampir menyabet kepalaku, saya masih sempat berkilah dan dengan gerakan memutar saya berada dibelakang makhluk itu, memanjat ketubuhnya mendekap leher dan mengunci tanganya, tidak akan saya membuang
100 Tahun Setelah Aku Mati
waktu segera saja amalan pembakar saya rapal, dan makhluk itu meronta sejadi jadinya...
haaaaa.... sakit.. haaaaaaaa..... panas... haaaaaaaaaaaaaaaa dia berusaha membantingku kekiri dan kanan, tapi sekuat tenaga saya cekik lehernya dengan lengan saya sambil berkonsentrasi penuh dengan amalan pembakar, makhluk itu berasap seperti ada bara api yang membakar bulunya yang lebat... Ampunnn... ampunnn... ampunnnn....
Saya merasa sangat puas, menyiksa mahluk itu, saya merasa kesetanan, dan meneruskanya dengan sangat senang, belum pernah saya merasa seperti itu, ternyata nikmat sekali menyalurkan dendam dan amarah pada mahluk pengacau ini, dia memohon ampun tapi saya tidak peduli, saya terus kencangkan kuncian saya hingga dia bersimpuh kesakitan...
rizal cukup!!! teriak sosok serupa saya, dan tiba2 saya seperti di tarik sesuatu, saat saya toleh ternyata itu adalah dia yang serupa denganku, saya melepaskan mahluk itu dengan senyum puas, saya tertawa karena berhasil mebuatnya jatuh dan harus menyeret tubuhnya untuk pergi, sampai tiba2.....
Sosok yang serupa denganku memegang pundaku, saya merasakan sesautu seperti rasa panas yang perih ditempat dia meremas pundaku....
aaaa..aaaaa.. saya merasa kesakitan ucapkan kalimat ampun kepada Tuhanmu!
Aaa...aaaaa mulut saya rasanya kelu untuk mengucapkanya.
aaa..aaaa..aaaa.. saya merasa seperti terbakar dan sangat sakit hingga tidak bisa bergerak ditangan sosok serupa saya itu..
astaghfirullahalladzim ucap saya yang dengan susah payah akhirnya bisa mengucapkan kaliamat mohon ampun kepada Allah, dia melepaskan tanganya dan berkata,
jangan sampai kamu sendiri yang menjadi setan berujud manusia! ucapnya sambil mengusir mahluk pengikut yang masih tersisa, yang lari dan menyelamatkan dirimereka.
Saya jatuh terduduk, rasanya lelah sekali, dan barusan saya merasa sangat aneh,
100 Tahun Setelah Aku Mati
saya merasa bukan menjadi diri saya sendiri waktu dapat memojokan mahluk itu...
mereka tidak akan datang lagi kan kali ini" tanya saya..
ya, yang besar itu tidak akan berani menyentuh keluargamu lagi, tapi mungkin besok akan datang yang lebih menakutkan, lebih kuat dan tidak bisa ditaklukan selain oleh dirimu
ha" Benarkah"apakah akan ada jin yang mengganggu lagi" bukan, bukan jin malah lebih parah, yang akan datang padamu adalah setan maksudmu"
maksudkuadalah setan yang ada dihatimu Saya malah bertambah bingung dengan perkataanya..
baiklah, jadi begini sekarang kutanyakan padamu, berapa kali kamu kalap seperti ini",terakhir kamu seperti itu kamu hampir membunuh seseorang, apa kamu ingat",ada sesuatu didalam dirimu selain aku, jauh lebih kuat dan sangat bertolak belakang denganmu, tidak berwujud tapi nyata, Dia dapat membuatmu menjadi orang lain,diamenggunakan celahberupa kemarahan, dan jika itu diteruskan maka dia akan menguasaimu, dan kamu akan menjadi setan berujud manusia
Saya terdiam, memikirkan kata2nya, memang ada benarnya beberapa kali saya mengalami hal ini, saat saya dalam keadaan marah saya memang seolah kesetanan, dan tidak bisa berfikir jernih, semuanya saya serahkan pada amarah yang membuat saya bukan menjadi rizal lagi, dulu saya pernah mengalami ini dilawang sewu, kemudian saat salah paham dengan risa dan ari, dan hari ini..saya kumat lagi..
menyiksa itu bukan tugasmu, biar Allah yang menghukum mereka , katanya lagi sambil melihat sosok gendruwo itu yang merangkak meninggalkan kami, dia ditinggalkan oleh teman2nya yang sudah berhasil diatasi sosok saya yang lain... Saya berdoa dalamhati, dan memohon ampundan berdoa agar saya dijauhkan
100 Tahun Setelah Aku Mati
dari rasa amarah yang berlebihan, agar hal itu tidak menjadi kenyataan, agar saya tidak menjadi setan yang berwujud manusia
*** Sekarang semuanya sudah aman.. yaa sudah aman, abi sudah aman dari golongan jin pengganggu itu, saya menghela nafas lega, semua hal yang barusan saya alami sungguh sulit dipercaya, banyak hal yang serba tidak mungkin sudah saya alami dan rasakan, dan disitu saya merasakan benar2 kecil, benar2 bukan apa2 dibandingkan kekuasaan Allah yang Maha. Yang Maha segalanya. Saya dibawa kembali kedua dimana saya seharusnya, dan yang dikatakan sosok serupa saya memang benar, saya ya ng mengatakan bahwa jika saya terluka saat meraga sukma maka raga saya yang terpisah juga akan memperlihatkan dampaknya,peristiwa itu cukup menggegerkan seisi tenaga medis di rumah sakit itu, dimana ada pasien yang tanpa sebab bisa terluka dengan parah, saya menderita patah tulang hidung, dan sayatan luka yang dalam sepanjang 10cm dilengan kiri saya.
*Diatas langit masih ada langit, dan yang maha dipuncak adalah Tuhan. Sungguh adalah manusia yang begitu sombong jika menganggap dirinya paling benar, paling bisa, dan tidak pernah salah.
Tuhan sudah memberi kita tanggung jawab yang berbeda-beda didunia, , ada yang memiliki tugas kecil dan ringan, ada yang memiliki tanggung jawab besar, dan ada yang memiliki tugas mulia, semua orang memiliki hak yang sama dalam memilih untuk tugas yang akan kita ambil semasa hidup..
Tulisan ini dibuat bukan untuk menyombongkan sosok rizal,bukan juga untuk menggambarkan kesempurnaan dirinya, justru sebaliknya tulisan ini ditulis untuk menunjukan betapa kecilnya dia, bahkan dia yang sudah diuji imanya berkali2 tetap memiliki dosa yang besar, tetap memilik cacat dalam banyak hal, bagaimana dengan kita" Yang tidak seistimewa denganya..
Begitu banyak hal tidak masuk akal disini yang mungkin akan membuat kalian menganggap ini Cuma khayalan, tapi ya monggo silahkan berpikir demikian karena sudah dijelaskan tadi, ini adalah perkara pilihan, dan pilihan adalah hak kalian, karena seperti kata tokoh ridwan,
100 Tahun Setelah Aku Mati
ya mas rizal tidak harus memaksa mereka untuk percaya kan", mas rizal cukup beritahu mereka yang percaya aja, mereka yang mau menerima kenyataan, dan pemahaman, yang tidak tinggi hati untuk menerima hal tabu yang tidak biasa mereka lihat, yang tidak sombong untuk pengetahuan tentang kebesaran Tuhan yang nampak dan tidak nampak, selebihnya ya biarkan mereka memilih, percaya atau tidak", kan yan terpenting mas rizal sudah berusaha memberitau tentang hal baik,dan orang2 itu juga tidak perlu tau siapa mas rizal, karena saya sendiri juga yakin, begitu mereka tau tentang mas rizal, mereka akan meminta bukti, hal yang tentunya akan sulit kita buktikan kepada orang yang tidak seperti kita
Rizal sudah melewati ujian, dan dimasa yang akan datang dia akan menhadapi ujian-ujian lain yang siap untuk menjajal bagaimana dia akan bertahan.. Satu hal lagi yang akan dilalui rizal dalam waktu dekat adalah pemenuhan janji kepada yang pernah memintanya untuk datang di 100 tahun setelah kematianya* WN
100 Tahun Setelah Aku Mati PART 70 (Keluargaku,Hidupku, Dan Juga Sari)
Air mengalir jauh, membawa kelopak bunga yang terbawa arus tenangnya. Saya mencoba menggapai bunga waru yang jatuh dari pohonya itu, saya coba memungutnya agar dia tidak hanyut, agar saya bisa bawa pulang dia untuk merawatnya, ahhh tidak.... tidak..., tanganku tidak sampai untuk mengambil bunga berwarna oranye itu, dan dia sudah tidak terjangkau lagi. saya mematung di bantaran sungai kecil dan hanya bisa melihat bunga yang ingin saya miliki itu semakin menjauh, semakin lama semakin jauh dan akhirnya dia tidak terlihat lagi oleh jangkauan mataku. Saya menyesal.... menyesal saat menyadari bahwa saya tidak akan memilikinya, bunga itu sudah cukup dekat dengan tanganku, tapi tetap saja saya tidak bisa meraihnya, tetap saja saya tidak bisa memilikinya. Baru saya sadari pada kenyataanya dia memang bukan miliku, dia adalah kepunyaan pohonnya yang berdiri tegak menjulang di pinggir kali. Kuamati pohon tua itu, seperti tidak menyesal kehilangan, atau dia memang sengaja mengugurkan bunganya", agar bunga baru dapat bersemi dan menggantikan posisinya"
Hal ini membuatku sadar tentang sesuatu, sesuatu yang sudah saya miliki,yang saya tidak miliki, yang akan saya miliki, dan yang tidak akan pernah saya miliki walaupun saya sudah sangat dekat denganya. saya benamkan kalimat itu keotak dan hati saya dalam2,mencoba merelakan bunga indah itu terbawa air yang hampir tidak beriak, kehilangan bunga itu seperti doa dan anganku yang dijawab Tuhan dengan cara dan kehendak lain, yang sama sekali berbalik dengan pengharapanku.
-Yogyakarta, 14 Desember 2014- **
Saya membawa Abima untuk berjalan2, sekarang saya memanggilnya abima. Sesuai dengan permintaan ibunya yang ingin memanggil anak ini dengan nama bima, sedangkan saya ingin memanggilnya dengan nama abi, maka kami ambil
100 Tahun Setelah Aku Mati
jalan tengah dengan memanggil 2 nama itu sekaligus, dan membuat panggilan baru yang bernama abima...
Abima tumbuh menjadi anak yang sehat, dia seperti saya yang memiliki tulang besar, dia mungkin akan menjadi anak yang jangkung jika sudah remaja, dia juga sudah sangat pintar, sudah mulai mengenal dunia dengan sudut pandang anak berumur hampir 3 tahun yang serba sederhana.
Ada sedikit keterlambatan dalam dia berjalan, karena peristiwa sakit anehnya dulu yang menyebabkan beberapa gangguan di kesehatan anaku ini, tapi semuanya sudah membaik.
cepatlah besar matahariku....tinjulah congkaknya dunia buah hatiku, doa kami di nadimu begitu kalimat yang saya lagukan walaupun sebenarnya itu adalah saduruan tembang dari Iwan fals yang memang karya-karyanya selalu saya sukai.. saya sedang memegang kedua tangan abima yang mulai bergerak lincah berjalan di sepanjang jalanan kecil di alun2 kota Sleman, tawa kecilnya yang ceria selalu berhasil membuat saya bahagia, dan membuat rasa penat dan stres saya menjadi terobati.
Saya lepaskan genggaman saya dari tangan abima dengan lembut, dan membiarkan dia berusaha berjalan sendiri tanpa bantuan bapaknya, abima berdiri sendiri sambil tanganya yang menggapai2 udara, seolah berusaha mencari pegangan untuk keseimbanganya, saya mengambil langkah dan berjongkok satu setengah meter didepanya dengan tangan terbuka, yang berarti saya akan siap melindunginya jika dia gagal dan jatuh saat pelajaran berjalanya, atau juga berarti kalau saya siap menyambutnya dengan pelukan jika dia berhasil dalam pelajaranya kali ini.
Abima mengikuti gerak saya dengan pendangan matanya yang berkeliling, dan saat saya berjongkok didepanya dia tersenyum lebar, dan memperlihatkan gigi susunya yang sudah tumbuh.
Tap... langkah pertama abimanyu diiringi dengan gerakan tubuh yang sempoyongan karena belum seimbang, tapi abima masih berdiri dan meneruskan usahanya, dua langkah tiga langkah, dan dia malah berlari dengan semangat, dan karena dia masih belajar maka brugggg... abima jatuh, saya yang meleset
100 Tahun Setelah Aku Mati
memeganginya dan berusaha menggendongnya, tapi segera kuurungkan niat itu karena melihat abima yang tidak menangis dan malah berusaha berdiri sendiri, saya tersenyum bangga melihat kelakuan anak pertama saya itu, dia tidak seperti bapaknya yang sangat cengeng di masa kecilnya. Dia berdiri dengan kepayahan, tapi dia berhasil dan melanjutkan langkahnya untuk menuju kepada saya yang sudah siap dengan tangan terbuka.
Happp... saya tangkap dia dan memeluknya, saya gendong dia dan saya cium dengan penuh rasa sayang, kuangkat dia tinggi2 dan terdengar lagi suara tawanya yang bagi saya terdengar seperti penawar rindu.
Saya menggendong abima lagi dan mengajaknya berkeliling alun2 sleman yang asri, banyak pohon beringin yang menjadi peneduh, walaupun sebenarnya waktu sudah menginjak senja. Abi masih tertawa2 sambi menjambak kepalaku yang dia gunakan untuk berpengan, saya tengah memanggul abima dan menikmati qality time denganya. Saya tidak terlalu khawatir lagi dengan abima, tentunya maksud saya adalah khawatir karena tambahan indranya, kenapa" Karena dia tidak hanya mewarisi gen dari saya, tapi juga dari ibunya yang seperti kalian ketahui, risa yang selalu ceria, dan semangat, satu hal yang dulu tidak saya miliki. Saya percaya abima memiliki bakat dari ibunya yang akan berguna untuk menghadapi apapun didepanya kelak, dan jangan lupa dia masih memiliki saya sebagai bapaknya yang akan selalu menjaganya, walaupun tidak akan selamanya.
Sudah pukul 16.00, saya memutuskan pulang karena kami kesini dengan menggunakan motor, saya ambil baby bag yang saya titipkan di sebuah warung dan saya gendong tas itu didepan saya dan mendudukan abima kedalamnya, diperjalanan saya dihibur dengan celotehan bahasa bayi abima yang tidak henti2nya bicara, benar dugaan saya, dia akan tumbuh seperti ibunya.. saya mengendarai motor dengan pelan, sekedar menikmati suasana , walaupun sebenarnya saya sudah lapar dan tidak sabar untuk makan masakan istri dirumah.
Perlu waktu 45 menit untuk akhirnya kami sampai dirumah dengan warna cat yang baru saja saya ganti dengan warna yang dominan cerah, home sweet home,
100 Tahun Setelah Aku Mati
begitulah istilah tepatnya untuk menggambarkan rumah sederhana kepunyaan saya yang hanya wujud warisan dari orangtua saya.
Belum juga saya sampai didepan pintu, pintu itu sudah terbuka dan dari dalam saya disambut oleh istri tercinta, dia mencium tangan saya dan saya balas dengan kecupan di keningnya yang tertutupi oleh jilbab berwarna keunguan.. udah masak kan" tanya saya dengan lembut..
udah mas, sini abima biar kugendong jawabnya dengan lembut sambil mengambil abima dan menggendongnya.
Saya elus kepalanya yang terlindung jilbab berbahan lembut itu dan melangkah menuju ruang makan..
Saya makan dengan lahap hidangan yang sudah disediakan oleh istri saya, sayur asem dan ikan asin dengan sambal terasi, dia tau saja makanan rumahan yang saya sukai itu.
Saya selalu makan dengan porsi besar, dan hampir tidak pernah menyisakan sebutir nasipun tersisa di piring saya.
enak gak mas" tanya suara dibelakang saya, yang saya jawab dengan acungan jempol..
kamu sekarang makin pinter masak jawab saya sambil meminum teh panas yang baru saja ditaruh didepan saya olehnya..
saya mencukukupkan makan saya dan bersama istri mengajak si lucu abima bermain lagi.
** Malam hari, baik istri saya dan si kecil abima sudah tidur.kami bertiga tidur di satu ranjang yang sama, ya sekedar berusaha menjaga abima, kalau dia merangkak dari kasur. Saya masih menyalakan laptop dan mencari informasi untuk mendapatkan sponsor demi studi lanjutan sepsialis dokter anak. Tidak ada yang aneh, hanya saja saat itu saya mencium aroma yang kukenal..
bau melati ini ".... saya beranjak dari kasur dan menaruh laptop dimeja,mencari sumber aroma melati yang memenuhi ruangan, kalian tau" Dulu pernah saya
100 Tahun Setelah Aku Mati
jelaskan kalau aroma melati yang pekat adalah tanda awal munculnya temanku.. Iya betul, yang ada di pikiran kalian betul sekali,yang saya maksud adalah sari.... Saya berjalan di ruangan rumah saya yang menjadi penghubung antara ruang tengah dengan ruang keluarga, saya dikagetkan dengan tv yang masih menyala, padahal saya yakin sudah mematikanya sebelum kekamar jam 21.00 tadi... Harum melati itu semakin dekat asalnya, dan benar saja disitu ada sari.. sari sahabat beda alamku dia sedang duduk di sofa, sambil asik mengunyah melati dan menonton tv.
Mungkin kalian yang tidak terbiasa akan langsung melonjak takut karena adalah bukan pemandangan lumrah saat kalian melihat sosok anak kecil berambut panjang berbaju putih yang ternyata bukan manusia sedang asik nonton tv dirumahmu sambil mengunyah melati di malam hari dengan lampu ruangan yang mati. Tapi bagi saya itu adalah kunjungan yang menyenangkan, setelah apa yang saya lalui dulu bersama sari.. dan setelah sekian lama kami tidak bisa berkomunikasi karena ada jin gelap yang membatasi sari agar tidak memberitahu ada maksud jahat yang akan dilancarkan oleh jin itu, seperti yang sudah di ceritakan di cerita lalu.
Saya duduk disebelahnya sambil tersenyum, menurut saya ini lucu karena awal perjumpaanku denganya dia sama sepertiku, maksudku adalah dia berwujud selayaknya anak manusia yang sepantaran denganku, kami sering bersama main petak umpet, bermain mobil2an atau robot2an, dan permainan anak kecil lainya dimasa lalu. Tapi lihatlah sekarang, setelah semua yang kulalui, saya semakin tumbuh dewasa, ditambah lagi dengan jambang yang kubiarkan tumbuh ini membuatku terlihat tua, berbeda dengan sari yang tidak pernah berubah kecuali dia menginginkanya, dia masih sama persis dengan wujud saat kali pertama kami bertemu. Karena dia sebenarnya tidak punya tubuh yang bisa menua seperti manusia, dia mahluk yang bisa dikatakan hampir abadi.
Jika dilihat sekilas kami seperti sepasang bapak dan anak yang tengah menonton tv di ruang tamu...
Sari masih diam, tapi dia menoleh kearahku dengan membalas senyumku, menurutku itu adalah senyuman yang sangat manis,sama seperti seorang anak
100 Tahun Setelah Aku Mati
kecil cantik berumur 6 tahun yang tersenyum dengan menggemaskan kearahmu, tapi saran dariku untukmu teman. Jangan kamu bayangkan,karena mungkin kamu akan takut jika membayangkan dia, jin perempuan di tengah gelap ruangan, yang hanya diterangi sinar redup dari tv yang menyala.
kamu datang untuk menagih janjiku" tanya saya kepada sari.
Dia menggeleng sambil mengunyah melatinya, dia benar2 seperti anak 6 tahun yang menggeleng manja kepada orantuanya ketika diajak makan, tetapi dia lebih memilih makan snack kemasan...
lalu ada apa sari" tanyaku lagi..
aku Cuma ingin mengunjungimu, kita teman kan", dan teman itu saling mengunjungi, aku ingin melihat anakmu yang mungkin akan tumbuh dengan hal luar biasa sepertimu
Saya tersenyum mendengarnya, sari ini... meskipun sudah sering dijelaskan bahwa bangsanya adalah jin yang penuh tipu daya, tetap saja sari ini tidak seperti itu, mungkin manusia dan jin tidak jauh berbeda, kalian tau kan" Kadang manusia sendiri juga penuh dengan tipu daya dan licik, tak kalah dari jin, atau mungkin bangsa jin juga menganggap kita demikian" Bahwa kita manusia adalah golongan yang penuh tipu daya" Sungguh saya sendiri tidak tau.
kamu sudah melihat abimanyu anaku" tanya saya..
sudah, saat kamu beribadah dengan istrimu tadi aku menungguinya tanpa kamu sadari,sebenarnya kalau dia perempuan aku akan bilang, dia cantik seperti ibunya, tapi berhubung dia laki2 dan kalau aku menyebut dia ganteng seperti bapaknya sepertinya itu tidak pas jawabnya dengan terkekeh menyindirku.. tapi jika dia dewasa nanti, dia akan jadi laki2 tampan pastinya jawabnya dengan
100 Tahun Setelah Aku Mati
tertawa kecil. Saya hanya tertawa sambil menyenderkan kepala saya ke sofa. Kami mengobrolkan banyak hal, banyak sekali, dan lebih banyak ke nostalgia, bagaiman saya melewati masa kecilku, hingga saya sudah beristri dan mempunyai anak seperti sekarang.dan disitu saya menyadari bahwa sudah lebih dari 20 tahun terlewati, hal buruk terus datang, begitu juga hal baik yang selalu ada disetiap peristiwa buruk yang saya lalui, tuhan sudah memberikan karunia yang berlebih kepada saya, saya yang dulu selalu mepertanyakan ke Maha adilan-Nya saat saya diuji, sekarang paham dan kini saya mengaku salah berlaku demikian dan bersyukur serta berterimakasih kepada Allah atas segalanya, Maha Suci Allah yang sudah memberi semua umatnya segala nikmat, saya tidak akan meragukan ke Adilanya yang benar2 Haq, kenapa" Karena Bahkan Allah membuat nikmat yang sama kepada semua manusia yang tidak mengimaninya sekalipun, lalu kenapa Allah yang sebagai tuhan saja mau berlaku adil di dunia kepada yg tidak beriman, sedangkan kita yang hanya umat, hanya hamba, dan seorang pesuruh malah kadang bersikap zalim kepada orang yang tidak sepaham dengan kita", saling mengkafirkan dan menghujat.
lalu nikmat mana lagi yang kamu ragukan" Itu kata saya ketika berfikir demikian..
saya meneruskan obrolan saya dengan sari, sesekali dia mengomentari berita yang ditayangkan di tv, dan menanyakan kebingunganya akan ulah manusia yang diberitakan di tv, saya hanya bisa tersenyum, mengangguk dan menggeleng. Karena membuat paham untuk individu lain itu sangat sulit, orang itu cenderung percaya dengan yang namanya prespektifnya, menurut gue sih kalau kayak gitu gue ...... dsb mungkin itu yang akan dikatakan jika mendengar pendapat atau apapun yang tidak sejalan dengan sudut pandangnya, kenapa seperti itu" Karena Manusia itu merasa dirinya lebih benar dan paling benar, tapi semua bisa diubah jika kita merendah dan mengosongkan gelas, dan berfikir bahwa kita sungguh kecil, dan menganggap bahwa setiap kemungkinan sekecil apapun itu adalah mungkin, ya itu saja yang terlintas di pemikiran saya.
100 Tahun Setelah Aku Mati
kamu sudah se dewasa ini rizal, aku tidak pernah menyangkanya kata sari sambil ikut bersender di sofa.
ya, aku juga seperti itu, aku merasa semuanya terjadi begitu saja dan begitu cepat terjadi jawab saya mengiyakan kata2 sari.
rizal, ingat pesanku dulu" Hiduplah dengan baik, jadilah orang yang bermanfaat, kepedihanmu akan membuatmu menjadi orang yang derajatnya lebih tinggidi mata manusia dan Tuhan
iya sari, aku selalu sempatkan berdoa untuk menjadi orang yang besar dimata orang lain, namun kecil dimata Tuhan
sari tersenyum dan mengangguk sambil memandang ke dinding, dia melihat kearah foto keluargaku, terlihat bahagia dan sempurna,terlihat saya yang berada di samping risa yang sedang menggendong abi yang berumur beberapa bulan, jika saya kenang lagi sebenarnya saya menahan tangis yang hampir pecah..
dan untuk kepedihan terdalamu yang belum begitu lama kamu lalui aku ikut menyesal rizal kata sari dengan suara yang menurun...
Saya mengangguk takzim, dengan kalimat sari..
aku sudah ikhlas, apa lagi yang bisa aku lakukan sari", nyawa bukan menjadi ranah yang bisa ku protes dan ku gugatkan kepada Tuhan, meskipun kamu tau sendiri betapa aku hancur saat itu, seolah hatiku ikut mati, dan yang tersisa hanya jasad yang bergerak dariku, aku merasa sudah tidak memiliki tujuan lagi saat hal itu terjadi,.. dia orang yang menemaniku sejak aku pindah kesini, seoalah dia adalah orang yang dikirim sebagai penggantimu untuk menemaniku
saya berkata dengan suara sangat bergetar, sakit sekali..... rasanya pilu, saya tidak bisa berhenti menyalahkan diri saya sendiri saat hal buruk itu menimpa dia... Risa.. Risa yang kalian kenal lewat cerita ini sekarang sudah tidak ada lagi, risa
100 Tahun Setelah Aku Mati
seorang wanita yang paling kucintai dengan sepenuh hati, sudah meninggalkan kami, meninggalkan saya sebagai suaminya dan Abimanyu anaknya, masih dapat saya rasakan perihnya ketika ibuk dan bapaku pergi dan membuat lubang menganga dihatiku, lalu risa.. dia datang membuat luka itu berangsur pulih, tapi ternyata dia datang hanya untuk pergi dan membuat hati ini lebih hancur dari sebelumnya!!masih teringat jelas mungkin itu ingatan yang ingin saya lupakan sekaligus kuingat selamanya, saat dia terpejam,dan tidak bergerak, saat kuteriakan dan kujeritkan namanya sekuat tenaga namun dia tidak bisa lagi menjawab panggilanku, saat tangisku pecah didekatnya, dia tidak lagi menyeka air mataku dan memeluku seperti yang sering dia lakukan, saya guncangkan lagi tubuhnya agar dia menjawab panggilanku, tapi percuma, kini dia tuli, kini dia bisu, kini dia buta..... dan kini risa sudah meninggal.. saya menjerit hingga tenggorokanku serasa putus dan perih, saat ibuk meninggal saya tidak melihat jasad ibu, saat bapak meninggal saya juga tidak melihatnya secara langsung, tapi saati risa... saat risa mengalami hal yang sama saya melihatnya, saya memegang jasad tidak bernyawa itu, dan itu adalah siksaan yang sangat menghancurkanku, NDUKK!!!!!!! NDUUUKKKKKK!!!! teriakan saya tidak dapat membawanya kembali, tidak akan mebawanya kembali hidup, saat itu saya merasa ikuut mati saya sudah kehilangan akal dan saya hampir kehilangan iman saya, saat cahaya hati saya sudah redup dirumah duka.. mertuaku datang dari belakangku, dan saya merasakan ada tangan kecil yang memegangku, Abima, yaa dia anaku, kugendong dia dan kutatap wajahnya lekat, anak yang masih polos, tanpa tau hal yang sebenarnya telah terjadi, dia memegangi wajahku dengan tawanya, dia tidak sadar, diumurnya yang kala itu baru 1,5 tahun dia sudah menghadapi 2 cobaan besar... saya peluk abimanyu dengan tangis keras, mungkin dapat didengar oleh pelayat yang datang.
Disitu saya sadar bahwa saya tidak boleh mati, saya tidak boleh gila saya tidak boleh meninggalkan abimanyu, abima adalah satu2nya orang yang mambuatku masih memiliki alasan hidup, dia memang belum bisa bicara tapi abima sudah memberikan lebih dari cukup alasan untuk membuat saya berkata saya harus bangkit
Semuanya berduka, semuanya seddih, dengan risa istriku yang meninggal dunia
100 Tahun Setelah Aku Mati
dengan mendadak, saya sudah melanggar sumpah saya sendiri untuk menjaga risa, saya sudah berdosa, dosaa yang sangaat besar...
Pak hamzah, ibu sri mertuaku tidak dapat menyembunyikan duka yang mendalam, anak mereka satu2nya kini sudah tiada, teman2 ku yang datang, semuanya meneteskan air mata, seolah tidak percaya, risa yang ceria, risa yang hampir tidak pernah menunjukan raut sedih semasa remaja kini tinggal kenangan yang hanya bisa diingat, dan saya yang menggendong abimanyu hanya bisa diam dengan segala macam rasa,sakit dan hancur, yang berkecambuk didalam batinku,benar2 kepedihan ini tidak terperi bagi saya, saya sendiri enggan jika harus menceritakan atau memberitau siapapun tentang ini, tentang saya.... Rizal, seorang suami yang sudah gagal menjaga istrinya!!, jika saja tidak ada perkataan dari ridwan kala itu, dan tulisan risa dari diarynya yang menginginkan seluruh dunia mengetahui kisah cinta kami, maka cerita pilu ini hanya akan saya simpan sendiri,tanpa seorangpun boleh mengusiknya...
Saya menahan air mata saat mengingat hal itu, sudah 1,5 tahun saya kehilangan risa, tapi begitu saya mengingatnya peristiwa tragis itu seperti baru terjadi kemarin, kejadianya hanya berselang beberapa bulan saat peristiwa teror abimanyu...
kamu harus kuat rizal, sekarang dia sudah tenang disisi-Nya kata sari sambil menepuk pundaku,
Saya tidak menangis, mungkin sudah kering benar air mataku, saya mengangguk kepada sari..
lalu kapan kamu juga akan tenang" tanya saya balik..
segera rizal, tidak ada permintaanku, selain datanglah datanglah di 100 tahun setelah kematianku,tepat 3 purnama dari malam ini
Kamu butuh tidur rizal, dan aku akan pulang sekarang
100 Tahun Setelah Aku Mati
sari berdiri, kaki mungil itu tiba2 terangkat dan melayang, menuju pintu, saat sari sudah berada didepan pintu dia berbalik dan mengubah bentuknya. Seperti kalian ketahui, saya pernah berkata kemiripan mereka berdua itu hampir identik, sari mengubah bentuknya seolah umur dan tubuhnya ikut menua seumuranku, dia melambaikan tanganya dan menghilang seketika.. Dan saat itu saya baru menangis, karena sebentar lagi saya juga akan kehilangan teman yang menjagaku dari sepinya masa kecilku, ditambah wujudnya yang serupa istriku yang sudah meninggal.
Risa... Sari.... 100 Tahun Setelah Aku Mati Part 71 (100 Tahun Setelah Aku Mati)


100 Tahun Setelah Aku Mati Karya Rizal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pohon itu berdiri kokoh di tepian sungai, saya mengamatinya dan bertanya... Kembalikan bunga itu!
Tapi pohon itu berkata tidak ...
pohon itu berdiri kokoh di tepian sungai, saya mengamatinya dan bertanya... Kembalikan bunga itu!
Tapi pohon itu berkata tidak ...
Saya marah dengan pohon, saya yang gusar hanya duduk di lindungan naunganya.
Bunga indah itu kini tiada lagi.
Saya menengadah namun tidak ada bunga seindah yang jatuh tadi. Kumpulan bunga di dahanya tiada menarik hati buatku.
Saya hiraukan silir angin, gemricik air yang menenangkan,serta warna pelangi dan senja jingga yang memanja.
Saya tersadar ketika satu bunga waru sengaja dijatuhkan pohon ke kepalaku, aku melihat bunga yang berbeda dari yang pertama, namun sangat indah bagiku.
Kutimang bunga itu untuk kubawa pulang saat bunga lain tiba2 terjatuh diatas aliran, dia bunga yang sama persis indahnya dengan bunga pertama, dan bunga iterakhir itu hanyut bersama air dan segala sesalku yang menguap. -Yogyakarta, Maret 2015**** Sari sudah pergi, dan saya malah tidak kuasa menahan tangis, sekucur tubuh saya semuanya bergetar hebat saat sari menampakan wujudnya, saat dia menuakan wujudnya dari anak kecil menjadi seolah dia yang dewasa, yang terlihat sama persis dengan Risa, saya tidak tau kenapa bisa seperti itu, seolah sari yang melambai didepan pintu tadi adalah risa yang sedang pamit untuk pergi selamanya, saya menutup wajah dengan tangan, secepat mungkin saya lap linangan air mata itu, sambil berharap akan ada suara yang mengejutkanku dari belakang yang menegurku dengan kalimat
100 Tahun Setelah Aku Mati jangan pake tangan, dasar cowok jorok
Tapi sayang, suara bentakan yang saya rindukan itu tidak muncul jua, saya berharap ada yang mencubitku lagi, karena saya rindu ketika lengan dan perut saya membiru akibat cubitan itu,saya rindu tawa lucunya, saya rindu komentar2nya terhadap hal yang sepele, saya rindu bagaimana dia bisa menjadi wanita yang cerdas sekaligus konyol, bagiamana dia bisa menjadi wanitaku yang lembut namun tegas diwaktu yang sama, saya merindukan bagaimana cara dia mencintai saya dan mencintai abima, saya benar2 merindukanya.... dan mencintai semua yang ada padanya...
Saya atur nafas yang tersengal karena tangisan saya itu... saya menyadari sudah 1,5 tahun saya kehilanganya, saya sudah ikhlas tapi tetap saja rasa rindu ini masih menyiksa saya, rasa rindu ini membuat saya khilaf dan sejenak melupakan hukum ketiadaan kekekalan selain Allah,
Teringat betul bagimana jatuhnya mental saya waktu itu, saat setelah pemakaman risa, ketika saya hanya bisa meratapi semuanya, bahkan dewi dan suaminya yang bernama anwar yang dulu masih menjadi pengantin baru rela menginap berhari2 demi untuk menemaniku yang sudah seperti orang gila,sebisa mungkin mereka menguatkankku, begitu juga mertuaku yang malah lebih bisa menghadapi kenyataan, bahwa anak mereka kini sudah tiada lagi, putri semata wayang mereka yang menjadi kebanggaan keluarga sudah hilang, saya ingat semua temanku,kerabatku seperti om bowo dan keluarga, bahkan kyai datang dan memberikan penghormatan terakhir untuk risa,dan dukungan moral kepadaku..
Setiap malam setelah kejadian itu ketika saya tidur memeluk abima saya memejamkan mata dan berdoa semoga hal buruk tadi hanya mimpi buruk yang sering kualami, tapi begitu membuka mata dipagi hari...
Begitu bangun... saya sadar bahwa yang saya alami adalah nyata... kenyataan bahwa tidak ada orang lain disamping abima selain saya!. Bahkan saya sering menangis di menit pertama saya bangun,saat melihat kasur lebar ini hanya diisi saya dan abima, tanpa ada ibunya lagi disampingnya...
100 Tahun Setelah Aku Mati
Saya pandangi foto keluarga yang masih sengaja kupasang didinding, dan benar2 membuat periih hati ini, pikiran saya melayang lagi kejadian itu, saat saya meletakan kepalanya di pangkuan saya, berharap masih ada nafas, detak jantung, dan denyut nadi di tubuhnya,tapi...dia sudah pergi untuk selamanya, saya menguggat Tuhan waktu itu, saya mohon untuk mengembalikan risa, kembalikan nyawanya Tuhan!!!, bawa dia kembali kedunia!! Teriakan saya akan membuat orang yang mendengarnya ikut merasakan sesak yang saya rasakan in, sangat sesak... saya merasa tidak ada guna saya jadi dokter jika nyawa istri saya sendiri bahkan tidak bisa kutolong. Saya sudah gagal teman....saya sudah gagal....
Setelah semua yang kulalui itu, setelah amarah itu menurun baru saya sadar,bahwa risa itu ibarat bunga yang ingin kumiliki, tapi ternyata saya salah... bunga waru itu bukan miliku, bunga itu adalah kepunyaan pohon, seperti juga risa yang kuanggap selama ini miliku tapi pada hakekatnya risa bukan miliku, dia adalah kepunyaan Tuhan.. Pohon itu tidak memiliki sesal saat bunganya yang paling indah gugur dan hanyut di sungai kehidupan yang fana, begitu juga Tuhan yang mengambil risa dari alur kehidupan yang serba mungkin ini untuk kembali kepada-Nya...
*** mas.... suara lembut diiringi pegangan tangan dipundaku membuatku buru2 menyeka lelehan air mata ini...
dek,kamu kok belum tidur" kata saya yang kaget ternyata tangis saya ini membuatnya bangun
aku temenin ya katanya dengan lembut sambil mengusap pipiku yang masih basah..
Wanita manis ini duduk disampingku dan menggenggam tanganku erat sekali, matanya menyorot kearah mana saya melihat. Ke dinding,lebih tepatnya kearah foto itu..
100 Tahun Setelah Aku Mati
mas, lagi kangen sama mbak Risa" tanya dia lagi sambil menyibak rambutnya yang hitam pekat yang biasanya terlindung jilbab..
iya dek, maafin mas ya ... kata saya yang merasa bersalah, karena kenyataanya dia adalah istri ke2 saya, dan saya tau persis wanita adalah mahluk yang tidak mau berbagi cinta, meskipun kepada orang yang sudah meninggal... Dia tersenyum dengan teduhnya sambil menggeleng..
sebuah luka yang dalam perlu waktu lama untuk sembuh, belum lama mbak risa meninggal, dan aku paham mas, mungkin butuh waktu seumur hidup buat sembuh dari ini jawabnya lembut dengan mengelus pipiku lagi. enggak dek, aku akan cepat semuh, selama kamu terus bersama aku dan abima **
Saya sudah jalani rutinitasku, saya kejar mimpi saya lagi yang sempat terbengkalai, saya buka dua buku terpenting di hidup saya, dan saya baca lagi dengan berulang buku catatan Husain, untuk mengingatkan saya tentang tujuan dari impian saya, saya buka buku satunya, buku diary dari risa untuk mengingatkanku bahwa risa, kecerianya, dan semua mimpinya akan tetap abadi dalam tulisan ini.
suatu saat nanti akan tiba saatnya, dimana tidak ada lagi yang kelaparan, tidak ada lagi orang sakit yang terbengkalai, tidak ada orang jompo terlantar, tidak ada lagi anak yatim yang mengemis dijalan,tidak ada orang bodoh dan tidak ada lagi pencuri yang duduk di kursi pemimpin
Salah satu kutipan catatan Husain ini seperti menjadi tujuan saya untuk mengejar mimpi saya lagi dan lagi...
100 Tahun Setelah Aku Mati
semuanya begitu indah, dan mas kamu tau", aku pengen seluruh dunia tau tentang cinta kita,soalnya kalo mungkin kita tidak bisa bersama selamanya, kisah kita yang akan abadi dalam sebuah kenangan yang bisa direkam
Ini adalah salah satu kalimat permintaan dari risa, yang menginginkan pengabadian dalam wujud yang bisa dibaca, direkam dan dirasakan oleh orang lain.
Saya menutup kedua buku itu, dan menaruhnya ditempat khusus, saya berdoa kepada Tuhan, untuk anugerah besar yang saya terima, kedatangan risa merupakan anugrah saat Tuhan mengirimkan satu orang yang saya cintai dan menjadi istriku, kepergian risa walaupun pedih juga merupakan anugrah dimana disitu saya sadar bahwa memang risa sekarang sudah dipetik dan ditempatkan disebuah tatanan pualam terindah di alam sana...
Saya keluar dari ruang baca yang saya gunakan sekaligus ruang kerja, dan melihat abima, dia semakin pintar saja, dan semakin lucu, kalian akan gemas melihatnya, dia selalu mengingatkan saya kepada ibunya. Abima begitu melihatku dia berdiri, dan dengan langkah kaki anak2 dia berjalan pelan dan memeluk kakiku dengan manja, saya gendong anak ini dan menciumnya berkali2,
dek sini dek kata saya kepada istri, dan seperti tipikal istri saya yang kalem dia menurut tanpa banyak bicara dan menghampiri saya dan abima, kudekatkan bibir saya dan saya kecup keningya, yang dia balas dengan pipi memerah, dia cantik, sangat cantik, wanita yang menjadi istri saya ini memiliki jalan hidup yang juga berliku, walaupun dia tidak berindra sama sepertiku.
dek, aku mau pergi ke semarang, dan mungkin gak pulang, masalah kemarin yang aku ceritain kekamu. Kamu gapapa sendirian sendiri sama abima di rumah" Tanya saya kepadanya.
aku gapapa mas, mas selesein aja apa yang udah jadi tanggungan mas, dan hati2 mas.. aku berdoa dari sini ucapnya sambil memandang saya dalam2.
100 Tahun Setelah Aku Mati
Saya tersenyum dan mengecup keningnya untuk kedua kalinya, saya memberikan abima dari gendongan saya untuk dia gendong,dan langsung mengambil tas dan kunci mobil, untuk berangkat ke semarang pagi itu..
Saya memanasi mobil di depan garasi, saya lambaikan tangan kepada abima yang mulai merengek karena ingin ikut dengan bapaknya, dia memang anak yang sangat lengket denganku.
Saya memasukan perseneleng satu, dan melaju di jalanan kota jogja pagi itu, menuju tempat penepatan janji, kepada sahabatku Sari, yang sudah menunggu selama 100 tahun untuk hari ini, saya tidak tau kenapa dia menghabiskan waktu selama itu, tapi hari ini saya akan segera tau..
Butuh waktu beberapa jam untuk sampai alamatku yang dulu, ditambah lalulintas jogja yang macet membuat saya harus lebih bersabar menunggu... Rumah itu sudah ditempati lagi,juga oleh keluarga tentara, entah sejak kapan. informasi itu saya dapatkan dari om bowo yang membantu mencari tau lewat koneksinya sebagai purnawirawan perwira TNI, dan sudah diberikan izin juga untuk saya berkunjung ke rumah itu lagi...
Jalanan di jawa tengah yang dikelilingi sawah yang sangat luas menemani perjalananku, saya matikan ac mobil dan angin segar meniup wajahku dari luar, tidak terasa saya sudah belasan tahun, sejak saya sering bolak-balik jogja semarang bersama bapak, terkenang masa itu, masa saya bersaamanya bersama risa, bersama sari dan semua yang sudah pergi dan akan pergi meninggalkanku. Saya masing mengingatnya, semua yang sedih dikenang, semua yang sayang dibuang...
Setelah sekian jam perjalanan, saya sudah sampai didepan rumah itu, rumah yang menjadi awal dan akhir dari cerita ini, saya ketuk pintu yang mulai termakan usia. Dan seorang laki2 muda membuka pintu itu, gagah dengan tubuh yang lebih kecil dariku namun kekar berisi, baret hijau masih dia kenakan dengan lambang
100 Tahun Setelah Aku Mati
kesatuan kostrad,epolet di bahunya menunjukan pangkatnya sebagai seorang sersan mayor.
Saya bersalaman denganya, seorang tentara yang tidak jauh beda umurnya denganku bernama Satrio. Saya diterima dengan baik disini, dikenalkan dengan keluarganya, seorang istri dan seorang anak seumuran Abima.. ahhhh hal itu membuatku bernostalgia...
Kami berbincang, dan yang membuat saya terheran adalah Sersan Satrio mengenal almarhum bapak, katanya nama Letnan Hartono sudah menjadi legenda disini, dedikasi dan pengabdian, serta prilakunya masih menjadi contoh, bahkan setelah 11 tahun beliau meninggal.
coba saja, mas tanya, siapa yang gak kenal Letnan Hartono disini, Fotonya tercetak besar dan tertempel didinding, sebagai kusuma bangsa yang sudah gugur begitu kata tentara yang ramah ini.
Setelah obrolan basa basi berakhir, saya memohon izin untuk ke halaman belakang, saya tidak mengatakan maksudku, karena mungkin akan sulit dipercaya satria, dan saya dipersilahkan ke halaman belakang.
Saya menapaki rerumputan yang kukenal itu, saya memandang berkeliling di pekarangan yang dikelilingi dinding setingi satu setengah meter.. tapi.. Dimana dia", dimana sari", dia tidak ada.. harum melatinya tidak tercium disini, getaran energinya juga tidak terasa.. lantas dimana sari""..
Saya panggil dia dengan teriakan bahasa batin Sariii!!!! tapi tetap sosok anak kecilyang berumur 106 tahun itu tidak muncul, dia tidak ada.. dimana dia""" Belum habis misteri itu tentang 100 tahun dia menunggu,kini dia malah menghilang tanpa sebab dan petunjuk....
Lalu Sebuah tepukan mengaggetkanku, dimana itu adalah satrio..
sebenarnya apa maksud mas rizal" kesini, saya sudah mendengar cerita tentang rumah ini, tentang sebuah keluarga yang pernah tinggal disini yang tidak tenang karena anaknya diganggu penunggu rumah ini, mas rizal.. tolong jelaskan, apa anak itu adalah mas rizal"
100 Tahun Setelah Aku Mati
Saya kaget dengan perkataan satrio yang menebak dengan betul, dan disitu saya sudah kehabisan alasan dan mengatakan kenapa saya disini.. akhirnya saya jelaskan pada satrio rangkaian kejadian masa lalu, dan alasan utama saya bisa sampai disini.. sersan satrio mendengarkan ceritaku dengan seksama sambil sesekali bertanya, dan kujawab dengan apa adanya, dan setelah semua alasanku selesai saya beritahu,dia berkacakpinggang dan memandang kebawah, seperti berfikir..
mas rizal bolehkah saya membantu", saya mungkin tidak seperti mas rizal tapi saya menangkap ada petunjuk. Karena saya dan keluarga tinggal disini, dan saya tidak mau keluarga saya tinggal seatap dengan jin yang tidak tenang kata satrio
ya, menurut mas bagaimana tentang ini", ini adalah tahun ke 100nya, tapi.. saya tidak bisa merasakan kehadiranya, saya hanya bisa merasakan sosok lain yang memang sudah lama ikut menghuni disini kata saya yang balik bertanya..
menurut cerita mas rizal tadi teman mas itu mengatakan kalau meminta mas rizal datang tepat 3 purnama setelah pertemuan terakhirnya dengan mas rizal" tanya satrio yang menyelidik...
iya.. dan itu tepat hari ini jawab saya dengan yakin..
ada satu hal yang terlewat olehmu mas jawab satrio yang menengadah kelangit..
hari ini masih sore ... ** Saya baru sadar setelah perkataan satrio tadi yang menjelaskan bahwa terlalu dini bagi saya, saya terlalu cepat sampai.. satrio menawarkan saya untuk menunggu didalam rumah, menunggu sampai mentari yang masih berpijar berganti menjadi rembulan dengan purnama penuh...
Saya ,dijamu dengan baik oleh satria, sersan muda ini tidak menyangkal setiap
100 Tahun Setelah Aku Mati
jawaban dari pertanyaan yang dia tanyakan, menunjukan bahwa dia adalah orang yang rendah hati dan siap mengosongkan gelas, untuk sebuah hal tabu yang dia terima...
Waktu terus berjalan, dan matahari sudah condong ke barat, rembulan penuh sudah mulai tampak dengan samar dari arah lain, menunjukan bahwa ini sudah dekat dengan saatnya... saya sudah menunggu beberapa tahun untuk malam ini, dan sari sudah menunggunya tepat 100 tahun, Saya memberikan masukan agar satrio mengungsi bersama keluarga, karena saya tidak tau apa yang akan terjadi malam ini, dan hal gaib bukanlah sesuatu yang dapat dilawan dengan sangkur atau senapan SS2 miliknya, satrio setuju. Tapi hanya anak istrinya yang dia minta untuk malam ini tidak tidur dirumah, dia memilih ikut dengan saya, sekedar menemani saya, dan mendapat pengalaman baru yang tidak bisa dia lihat dan dia rasakan. Saya tersenyum dan dalam hati berkata kalau nama satrio pantas dia sandang...
Kamimenunggu didalam rumah, ditemani kopi dan makanan yang disediakan istri satrio, saya menganggapnya sebagai seorang yang amanah untuk menjaga rahasia,maka ketika dia bertanya maka saya jawab dengan apa adanya kecuali bagian ketika saya sudah pernah kehilangan istri dan sudah beristri lagi, saya hanya mengatakan bahwa saya sudah berkeluarga.
Yang tanpa dibantah dan dijawab dengan kalimat tasbih oleh satrio, dia menghormati saya tanpa banyak bertanya karena dia tau pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu saya adalah berarti saya mengorek luka yang sudah kering.
** Saya menunggu cukup lama, sudah lewat jam 21.00 tapi tidak ada tanda kemunculan apapun, disitu saya mulai khawatir kenapa dan ada apa ini... saya pasang indra saya untuk saya maksimalkan kebatas kepekaan maksimal yang saya bisa, tapi tetap saja.. energi yang saya rasakan hanya berasal dari penghuni lain sekitar..
Asbak didepan satrio sampai penuh dengan abu dan puntung rokok yang dia sulut terus menerus.
100 Tahun Setelah Aku Mati
mas rizal tidak perlu khawatir, malam ini mungkin akan jadi penantian yang pantas untuk mas rizal, saya merasa ada maksud baik dari 100 tahun ini, dan mungkin hal itu tidak bisa dijelaskan selain dari penafsiran orang yang mengerti dari hidup mas rizal kata satrio yang sepertinya tau kenapa saya gelisah..
Saya mengangguk, dan mengerti maksud kalimat bijak yang dia katakan barusan, saya ikut duduk dan tetap berusaha merasakan dimana posisi sari. Sambil berbincang dengan satrio...
** Tutur bener puniku, Sayektine apantes tiniru
Nadyan metu saking wong sudra papeki Lamun becik nggone muruk
Iku pantes sira anggo Waktu itu jam sepuluh malam, saat saya masih sabar menanti sari, dan terdengar tembang yang familiar, tembang macapat yang mungkin hampir mirip seperti ini, tembang itu ditulis dalam bahasa jawa yang tidak saya mengerti, dan mungkin berarti seperti ini
Ucapan benar itu Sejatinya pantas diikuti
Meskipun keluar dari orang yang rendah derajatnya Jika baik dalam mengajarkan
Itu pantas kamu pakai Suara tembang jawa dengan suara tinggi itu terdengar jelas ditelingaku, diiringi suara gending dan harum melati yang sangat pekat tercium menyengat hidungku. Saya sontak berdiri dan memandang keluar jendela, saya lirik satrio yang dia hanya mengikuti gerakanku tanpa bertanya.
100 Tahun Setelah Aku Mati
Akhirnya saya merasakanya... energi itu, saya hafal ini adalah milik sari, saya keluar rumah dan masuk ke halaman, saya jelas merasakan energinya, tapi sari belum menampakan diri... tungguu..
Ada apa ini""""
Saya merasakan ada mahluk lain selain sari... yaaa.. sari tidak hanya sendiri, saya rasakan,satu dua tiga, empat.... ada empat!, dengan energi yang lebih besar dari sari. Saya melirik kebelakang dan melihat satrio yang muncul di depan pintu, saya berikan isyarat untuk dia jangan mendekat dan tetap berada di rumah, satrio yang paham lalu mundur dan mengamati saya dari balik jendela...
Saya memutar badan dan mencari sosok itu, dimana dia tidak ada, saya takut jika 4 mahluk lain itu adalah jin yang pernah saya lawan... apakah ini jebakan" Terbesit rasa tidak percaya saya...
Dan akhirnya saya melihat, sesosok jin perempuan tua dengan baju kumal dan berdarah di kakinya, dia tersenyum dan memandangku dengan tajam.... kemudian muncul lagi...sosok hantu laki2 muda dengan penampilan luka menganga didadanya yang seperti habis ditebas pedang..... sosok lain tidak lama kemudian muncul dengan wujud yang hampir sama dengan wajah yang sangat buruk...
Dan setelah itu, ada satu lagi, sosok yang lebih tua... berwujud bapak2 dengan leher yang seperti disayat dan hampir terpotong.. tiga dari mereka membawa benda yang ketika mereka hunus ternyata itu adalah golok!!!, saya bersiap dengan kemungkinan buruk dan saya pagari diri saya sendiri... Jantung saya berdebar saat mereka semua melayang dengan cepat menuju kearah saya!
Sial ini jebakan!!pikir saya yang siap melawan.. ...
... .. .. .. 100 Tahun Setelah Aku Mati
.. Tapi.... ternyata saya salah. Mereka semua melesat melewatiku tanpa menghiraukan saya, saya heran dan melihat kemana mereka, mereka semua berdiri dan berjejer dibelakang saya, di sebelah sisa potongan pohon yang saya kenal...
Pohon itu adalah pohon yang ditebang semasa saya kecil dulu... dan masih terlihat dari sisa potonganya yang masih menancap di tanah.
Saya mundur selangkah saat wujud keempat jin yang tadinya menyeramkan itu kini sudah berubah, saya melihat mereka kini tampak selayaknya manusia yang seolah masih hidup, jin perempuan tua itu tersenyum dengan ramah kepadaku, kedua jin pemuda itu mereka melambaikan tanganya kepadaku, dan jin berwujud bapak2itu, dia memberikan gerakan hormat kepadaku...mereka tidak berkata apa2 mereka yang berbaris dalam satu saft tiba2 jatuh terpelanting kebelakang dan seolah lenyap.....
Ada apa ini" Saya bingung... saya bingung dengan maksud kejadian ini, dan saat semuanya masih tanda tanya diotaku,sosok yang saya cari muncul.. Anak kecil berumur 6tahun itu, sari yang datang dengan melati di tanganya... kamu menepati janjimu rizal ucapnya riang..
sari,.. apa maksud semua ini tanya saya dengan suara terbata...
kamu harusnya paham rizal, mereka adalah keluargaku... yang semuanya bernasib sama denganku, dan malam hari ini kamu datang bukan hanya untuku, tapi untuk mereka semua, mungkin kamu belum pernah melihat mereka, karena mereka memang tinggal disini, dan tidak menampakan diri kepadamu, akhirnya mereka memintaku untuk mewakilinya. rasa dendam kami yang membuat kami tidak tenang, rasa tidak senang kami terhadap manusia membuat kami tidak mau kembali ke alam kami, tidak seperti ruh dari mereka yang sebenarnya yang mungkin sedang menikmati nikmat kubur karena mereka mati secara syahid.tapi semua berubah saat aku mengenal rizal kecil, seorang anak polos, seorang anak
100 Tahun Setelah Aku Mati
kuat yang akan menghadapi hal yang sulit dibayangkan sesamanya, seorang anak yang ikhlas menghadi cacian dan hujatan tidak adil dari sesamanya, sebenarnya kami sudah tenang.. begitu kami mengenalmu, bahwa masih ada manusia yang luar biasa sepertimu,yang menurut kami kamu akan membawa sebuah perubahan untuk sesamamu, entah bagaimana caranya kamu sudah menghilangkan dendam kami, dan kami mulai sedikit percaya kepada manusia, tapi entah kenapa kami menjadi tidak tenang lagi... kami takut kamu akan menyerah, dari takdir yang menghantamu, dari usilnya bangsa kami dan bangsamu sendiri, dari kenyataan nafsu dan amarah yang kamu miliki, kami semua takut,manusia yang membuat kami percaya kalah oleh kejamnya alam fana, maka aku dan keluargaku menunda.. menunda untuk kembali, sampai melihatmu cukup dewasa dan sudah menghadapi ujian terbesarmu,dan kata bapaku... mungkin kamu akan mencapai kedewasaan lahir batin di 100 tahun setelah aku mati, dan ternyata benar.. kamu bisa melalui semuanya, tanpa menyekutukan Tuhanmu.. kini kami tenang saat melihatmu benar2 bisa dipercaya oleh kami, tinggal sekarang bagaimana kamu membuat golonganmu sendiri percaya bahwa kamu dapat merubah semuanya, tatanan yang salah, yang selama ini banyak dilakukan manusia, Rizal, 100 Tahun setelah Aku mati tidak berarti apapun, karena kami sudah tenang saat kami mengenalmu semasa kecilmu dulu, 100 Tahun Setelah Aku Mati dibuat untukmu, untuk melihatmu menjalani sebuah jalan yang tidak tentu bisa dilalui semua orang, perkataanku tentang 100 Tahun Setelah Aku Mati dibuat untukmu yang menjalani takdir yang sulit.. dan terimakasih rizal sudah datang, dan karena kamu sudah datang dan siap membantuku, kamu harus menepatinya dengan hal sederhana Kalimat sari membuat saya tidak bisa berkata apapun, 100 tahun setelah dia mati yang selama ini saya tunggu ternyata bukan untuknya" Tapi untuku" Untuku yang sudah melewati ujian2 gila tanpa menjadi gila, sari yang bukan dari bangsaku begitu memperhatikanku, dan menunggu selama itu", saya tidak tau mesti bilang apa setelah misteri terbesar dalam hidup saya yang selama ini saya cari tau ternyata sudah saya jalani tanpa terasa...
Dan ketika saya masih tidak percaya dengan perkataan sari, sari sekali lagi
100 Tahun Setelah Aku Mati
menampakan wujud dewasanya.. Sari Risa.. ya seperti itulah pemandangan yang bisa membuatku seperti dekat dengan belahan hatiku, sekalugus terasa menggorok hatiku dan membuatnya menjadi perih lagi, sari yang didepanku tapi saya bayangkan adalah risa yang didepanku karena miripnya mereka..
dan untuk hal ini, untuk kemiripanku dengan risa, aku sendiri tidak tau, mungkin ini salah satu takdir itu sendiri, jawabnya sambil menyerahkan sekuntumm melati kepadaku saya terima melati dari sari berwujud risa itu.. dan saya menangis... ternyata saya akan kehilangan 2 bunga indah yang sama persis yang hanyut di sungai fana dunia...
selamat tinggal rizal, terimakasih.. seluruh dunia akan berterimakasih kepadamu. Dan jika tidak keberatan, meskipun kami sudah tenang kamu bisa menggali tempat ini dan memakamkan kami dengan layak
Sari menjatuhkan dirinya kebelakang dan hilang secara misterius, persis seperti 4 mahluk tadi..
Saya tertegun ditempat berdiri, bahkan saya tidak sempat berucap apaun saat sari pergi...
Tanpa sadar saya sudah kehilangan bunga terakhir itu .....
Saya tampar pipi saya sendiri dan segera berteriak ke arah mas satrio, untuk meminta cangkul, atau benda apapun yang bisa digunakan untuk menggali...
Malam itu. Saya dan satrio menggali tanah di sekitar potongan pohon yangsudah ditebang lebih dari 20 tahun itu, akar dari pohon yang sudah tua ini jauh tertancap di tanah dan mempersulit kami menggali, satrio terus menggali tanpa bertanya, sama sepertiku yang tanpa bicara dan dengan sekuat tenaga mempercepat kerjaku, setelah cukup dalam menggali akhirnya... Kami menemukan mereka, tulang2 yang sudah terkubur tepat 100 tahun lalu, kini mereka kutemukan, saya dapat lihat sisa kain kafan yang belum hancur di
100 Tahun Setelah Aku Mati
diskomposisi tanah, ada 5 dan benar saya melihat sisa jasad yang terkecil, saya dekati serpihan tulang yang sudah tidak saling menempel itu dan tidak terasa seters air mata saya jatuh,ini adalah sari...
Sari... yang sudah percaya kepadaku dan sudah menunggu 100 tahun untuk hari ini
**** Hari pemakaman ini harusnya sudah terjadi 100 tahun lalu, saya meletakan pusara itu diatas tanah yang menjadi persemayaman terakhir sari beserta keluarganya, nisan tanpa nama ini hanya digunakan sebagai petunjuk bahwa ada jasad didalamnya pernah hidup keluarga pahlawan yang tidak tertulis di buku sejarah manapun..
Saya menaburkan bunga dibantu abimanyu yang ikut2an dengan kegiatan bapaknya,saya pandang anak yang kelak akan jadi jagoan ini sambil tersenyum.. Suatu saat dia akan tau, yang dimakamkan disini adalah jasad dari tubuh manusia yang qharinya menjadi sahabat bapaknya.
Saya menggenggam batu nisan di sebelahnya, yang masih wangi dengan harum bunga yang baru saja saya taburkan.
Disini terkubur dengan damai, keluarga dari sari..
Dan nisan disampingnya memiliki nama yang terukur disini dan abadi juga dihatiku.
Disini beristirahat dengan damai
Almarhumah Risa Ayuningtyas Binti Hamzah Syarif Atmojo.
Wanita luar biasa cantik, cerdas, dan baik yang harus meninggalkan suaminya. Seorang yang menolong saya, yang menjadi impian dari trilogi hidup saya, yang memberikan saya cahaya saat gelap hati membelenggu,walaupun kini sudah tida, cintanya tetap bisa saya rasakan dalam keabadian.
Makam ini adalah makam dari Mantan istri saya dan masih menjadi Ibu dari Abima, karena kalian tau", ada yang namanya mantan pacar, mantan istri dan
100 Tahun Setelah Aku Mati
mantan suami, tapi tidak akan ada yang namanya mantan ibu dan mantan bapak. Saya memiliki istri lagi dan dia tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Risa sebagai ibunya, Istri saya ini akan menjadi sahabat bagi abima, dia akan jadi wanita yang membesarkan abima menjadi laki2 yang lebih gagah berani dari bapaknya ini, dia yang akan menemani saya, sampai saya besok juga dimakamkan disini oleh abima dan bergabung bersama sari dan risa.
Saya menikah lagi, terkesan terlalu cepat ya", tapi bukan berarti saya tidak mencintai Risa, saya melakukan ini karena besarnya cinta saya kepadanya. Saya genggam tangan istri saya yang penuh pengertian ini dan mengajaknya pulang kekehidupan kami dengan sejuta tantanganya. Tantangan 100 tahun setelahaku mati dari sari sudah saya lewati, dan ternyata tidak mempunya arti begitu besar bagi sari, melainkan artinya sangat mendalam buatku. Sari sudah percaya kepadaku, tinggal sekarang bagaimana membuat orang lain percaya padaku, tanpa memaksa mereka...
jangan anggap ini adalah cerita yang berakhir sad ending, justru sebaliknya. Cerita ini adalah cerita Happy ending. Bagi kalian yang mau mengambil hikmahnya.
Baik saya dan istri sedang berbahagia, bahagia setelah semua beban ini dapat saya lepaskan dan tuntaskan, jangan kalian bandingan istri saya ini dengan risa, tapi jika kalian tanya siapa yang lebih saya cintai, maka akan saya jawab.. Dia..yang istri saya sekarang yang menemani saya insyallah sampai akhir hayat saya nanti.
Oh iya, kalian belum berkenalan dengan istriku,nama istri saya ini adalah ....................
100 Tahun Setelah Aku Mati. TAMAT
100 Tahun Setelah Aku Mati
100 Tahun Setelah Aku Mati
Epilog: saya petik setangkai kembang callistephus chinensis berwarna lembayung, bunga cantik namun tak berbau. Saya sematkan beberapa tangkai bunga ini di sebuah ikatan yang menawan, saya bawa bunga ini untuk seorang wanita. Berharap dia akan menyukainya.. saya susuri jalanan dengan langkah cepat agar sampai segera bunga ini kepada dia yang kudamba, tapi ...
ternyata bunga ini tak akan sampai kepadanya....
aku pulang dengan kecewa. setangkai mawar di sebuah vas pualam terindah di rumahku nampak layu, belum lama kutaruh setangkai bunga kondang itu. Tapi mawar yang cantik yang selalu diagunggkan seluruh dunia memang begitu cepat mengering dan mati, tidak sebanding dengan namanya yang terkenang abadi. Aku ambil mawar layu itu, dan menyimpanya untuk diingat selalu.
Saya gantikan isian vas pualam itu dengan bunga ini, bunga yang tidak harum, tidak juga semua orang mengenalnya,namun bunga yang mirip dengan bunga kertas yang biasa tumbuh liar di pekarangan ini lebih lama terjaga dari pada mawar. Bunga ini cantik, dengan cara sederhana, namun bisa lebih lama hidup dalam vas, dari pada mawar dengan keelokan bunganya namun sangat cepat layu dan mengering.
Saya lebih menyukai callistephus chinensis, dari pada mawar, bukan berarti mawar tidak kusuka, mawar tetap akan kusuka dan selalu begitu namun bunga kertas ini yang akhirnya terpilih, untuk menghias vas pualam ini lebih lama
Untuk istriku, dan yang pernah menjadi istriku -Yogyakarta 2016---- Saya adalah Rizal paling tidak dalam cerita ini, kalian tidak mengenalku" Jangan begitu.. bahkan kalian sudah mengenalku sangat baik, sampai tau rahasia yang paling dalam dihidupku.. kalian sudah berhasil menyentuh titik sensitif yang
100 Tahun Setelah Aku Mati
menjadi tolak balik kenapa saya hidup dan untuk apa saya hidup.. kalian sudah mengenalku dari kecil hingga saya yang sekarang,kurang apa lagi kalian tau setiap inci dari hidupku"
Tidak usah mencari dimana saya ,siapa saya,dan bagaimana rupa saya. karena seperti kata sahabat saya Ridwan, dunia tidak perlu mengenal saya. Jika kalian berusaha mencariku mungkin kalian akan kecewa, karena semua yang ditulis disini sudah dibuat serba mungkin dengan samaran nama, tempat, bahkan waktu, kalian tidak perlu melakukanya, karena begitu kalian selesai membaca tulisan ini sungguh kalian sudah mengenalku sangat dalam dan sangat dekat... sampai kalian tidak menyadarinya
Untuk semua yang membaca ini, 100 Tahun Setelah Aku Mati bukanlah cerita yang dibuat untuk membuat bulu roma kalian berdiri, atau juga untuk membuat kalian terkagum dengan penggambaran penokohan yang ditulis oleh teman saya WN ini,. Lebih jauh lagi sebenarnya 100 tahun setelah aku mati memiliki arti yang kosong sekaligus isi.
dimana sebenarnya walaupun tidak ada 100 tahun setelah aku mati sekalipun tidak akan terjadi hal apapun.. kosong, tapi juga 100 tahun setelah aku mati berisi muatan dari kekosongan yang mengenai sebuah pertanyaan.. apa yang menjadi pilihan kalian"
apa pilihan kalian ketika satu kenyataan pahit menimpa kalian" Menyerah", kalah", atau berusaha tanpa lelah"
Pertanyaan itu akan berujung pada jawaban terserah kalian
hidup adalah pilihan kalau tidak salah kalimat ini pernah digaungkan oleh seorang filsuf di masa lalu.
Tuhan selalu membuat 2 pilihan kepada kalian, masing-masing pilihan mengandung konsekuensi sendiri, dan hukum sebab akibat akan berlaku dengan setiap pilihan yang diambil.
Tapi setelah semua yang saya lewati, saya selalu memilih satu pilihan sama di
100 Tahun Setelah Aku Mati
bagian akhir peristiwa Yaitu percaya pada sang Khaliq entah apa rencana-Nya, tapi setelah saya imani itu, semua menjadi indah pada akhirnya..
Sama seperti sari yang percaya padaku, bahwa 100 tahun setelah kematianya adalah bentuk kepercayaan, bahwa pilihanku untuk menghadapi dan menjalani takdir tidaklah salah ,serta saya mampu melewatinya..
Peristiwa 100 Tahun Setelah Aku mati bisa terjadi tidak hanya padaku, ini bisa terjadi pada semua orang, siapapun itu.. saya ulangi lagi, ini bisa terjadi pada siapapun itu, termasuk kalian yang sudah tamat membaca ini. Sekarang tinggal kalian yang membuat pilihan sendiri, menyerah", kalah" Atau berjuang tanpa lelah"
Terserah kalian teman, terserah kalian... --Cerita ini penuh khayal, penuh hal tabu yang tidak biasa kalian dengar,aneh, tidak nyata, tidak mungkin,penuh pro kontra dan sebagainya, tapi tentunya kalian yang sudah paham esensi cerita ini, dan yang sudah bersedia mengosongkan gelas untuk duduk rendah bersama, maka kalian akan paham bahwa suatu yang tidak mungkin sebenarnya serba mungkin, bukan bagaimana kita mengungkap tabir misteri, tapi tentang bagaimana kita menjalani misteri itu dan setelah semua terlewati kita akan sadar, gunung tinggi pun terasa datar saat ada dipuncaknya.. Dan jika presepsi WN tidak dapat sampai kepada kalian, kami berdua minta maaf. Seperti yang mungkin tertulis di cerita, baik saya dan WN tidak bisa mencokel mata kami untuk memperlihatkan apa yang kami lihat. Jika memang sulit dipercaya dan ini dianggap fiktif atau apapun, akan saya kembalikan kepada pembaca esensi dari cerita ini yaitu semua kembali ke pilihanmu, percaya atau tidak itu terserah kamu. Kami tidak bisa buktikan apapun, karena memang tidak ada yang bisa kami buktikan. Foto saya, Risa, dan semua yang ada di tulisan ini juga tidak akan menjadikan bukti bahwa saya sudah lalui semua hal itu, maka saya mohon jangan tanyakan lagi tentang itu..
100 Tahun Setelah Aku Mati
Tidak bisa saya bayangkan jika risa mantan istri yang sudah meninggal fotonya tersebar dari gadget ke gadget dan jadi bahan diskusi, candaan dan sebagainya,tentunya itu sangat menyakitkan bagi saya.. terlebih jika suatu saat ada orang yang mengenal saya dan tiba2 menodong dengan permintaan meminta foto kenangan kami yang akan membuat lubang ini terbuka kembali. Begitu banyak rahasia dan jangan beralasan itu semua untuk mengenalku, karena sungguh.. temanku, kalian sudah mengenal saya sangat dekat setelah menamatkan cerita ini, mengingat pun sudah cukup berat, dan WN sudah menulisnya dengan penggambaran yang cukup membuat saya tidak mau makan seharian jika saya baca lagi, itulah alasan saat pertengahan cerita saya sudah tidak mau membaca ini, begitu juga dengan novel yang akan terbit besok.
Tapi, tenang saja,,kamu tetap temanku, mungkin saja ada yang belum paham, sama seperti Tuhan yang tidak akan menghukum ketidaktahuan umatnya, saya juga bisa maklum dengan begitu tingginya rasa cinta kalian terhadap keluarga saya.
Terimakasih untuk Tuhan, Ibuk, Bapak, Risa,Sari, Abimanyu, istriku tercinta, dan WN yang sudah kurang ajar menulis kalimat ini dengan begitu apik, hingga banyak orang menangis,kamu sahabat yang kuanggap adik, walaupun terbatasnya waktu untuk kita bersapa dan bertemu.
90 % atau mungkin lebih, tulisan ini dibuat oleh otak dan jari pemuda sok tau dan tengil ini, perlu kalian ketahui kalau saya hanya menulis awal cerita, itupun dengan bantuan WN, karena saya tidak mepunyai banyak pilihan kata sebagus WN, sehingga penulisanya akan berbeda jika kalian bandingkan dengan tulisan WN,semoga saya bisa bertemu orang kurang ajar ini di waktu dekat, segera setelah adik abimanyu lahir..
Mungkin akan saya namai dia, dengan nama Rizal seperti nama yang kalian kenal sebagai saya.
Terimakasih pembaca, harapan, salam serta doa kalian sudah tersampaikan
100 Tahun Setelah Aku Mati
kepada saya. Sekali lagi hanya terimakasih yang saya ucapkan.. semoga kita menjadi orang yang bisa
Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpo aji-aji, sugih tanpo Bondho
Cerita ini akan diabadikan dalam bentuk buku, kita doakan bersama agar segera terealisasi. Dan ini saya persembahkan untuk kalian yang tidak mau menyerah, menolak kalah, dan yang setia berjuang tanpa lelah!.
Salam dari orang yang sedang mengejar mimpinya.
Salam Terbaik Rizal *ditulis berdasarkan percakapan saya melalui skype, penjelasan 100 tsam, permintaan beliau, ucapan terimakasih, semua saya tulis tanpa menghilangkan maksud asli empu cerita, yang tidak bisa menulis karena segala keterbatasan waktu dan alasan lainya. Tunggu novelnya untuk pertanyaan yang mungkin ada* WN
Tanah Warisan 2 Edensor Karya Andrea Hirata Senopati Pamungkas I 7

Cari Blog Ini