Ceritasilat Novel Online

Lost And Found 1

Lost And Found Karya Andyanstefi Bagian 1


?"Andyanstefi 2 Lost & Found
By andyanstefi part 1 Kini aku terduduk disebuah sofa, disebelahku ada seorang perempuan yang dengan erat memeluk lenganku. Masih teringat jelas apa yang kemarin terjadi. Sebuah pengakuan atas jati diriku yang sebenarnya. Sebuah kenyataan yang begitu pahit. Aku masih terpukul dengan kejadian itu.
Kini aku membuat sebuah komitmen untuk hidupku kedepannya. Aku akan tunjukan bahwa tanpa sebuah keluarga aku masih bisa berdiri, aku masih sanggup melangkah. Dan dipuncaknya ku buat sebuah janji. Aku akan bahagiakan "dia" dengan segala yang aku punya.
"Ka , halo , ka kok bengong sih" ujarnya sambil menggoyangkan telapak tangannya dihadapan wajahku.
"Eh kenapa dek" ucapku tersadar dari lamunanku
"Kaka masih kepikiran ya, kaka yang kuat ya, ade bakalan bantu kaka kok"
"Makasih ya de, hmmm kaka masih butuh waktu de buat lupain semuanya, kaka cuma ga nyangka aja ternyata kaka cuma anak haram"
"Kaka yang sabar ya, kaka mau makan dulu, kaka pasti belum makan kan" "Iya, mba udah masak belum"
"Kayanya sih udah, yaudah yu, aku juga belum"
Kini aku terduduk dimeja makan. Dihadapanku sudah tersedia nasi dan berbagai macam lauknya. Tapi entah kenapa walaupun perut terasa lapar, nafsu makanku menghilang. Aku hanya menatap kosong meja makan ini dan kembali ke dalam lamunanku
"Ka makan dong nanti kaka sakit" ucap clara kepadaku "Eh iya de"
Setelah mengucapkan itu aku mengambil sendok mengangkatnya sedikit kemudian meletakkannya kembali. Aku benar benar tidak bernafsu kali ini..
"Ih kalo kaya gini gimana kaka bisa bangkit, kaka harus bangkit, kaka harus bisa lupain hal itu, sini deh ade suapin aja, keburu dingin nasinya" ujar clara
Clara pun membawa bangkunya untuk mendekat. dia mengambil sedikit nasi dengan sendok mencampunya dengan lauk dan sayur yang ada lalu mengarahkannya ke mulut ku "Aaaa" ujar clara
Aku hanya tersenyum, aku sekarang ibarat seorang balita yang dipaksa ibunya untuk makan "Pokoknya harus abis, ade ga mau kaka sakit, kaka harus tunjukin ke orangtua kaka kalo kaka bisa"
Aku tersenyum. Ucapannya benar benar merasuk kedalam hatiku. Sampai kapan aku hanya berdiam diri dan merenung seperti ini. Sampai kapan ku harus menyalahkan nasib. Yang berlalu biarlah berlalu. Lalu bagaimana dengan Tuhan. Bagiku sekarang Tuhan hanyalah sosok yang jahat dan sosok yang kejam. Bagaimana caranya dia disebut baik kalau memberikan ku sebuah cobaan yang begitu berat. Aku menyalahkan -Nya karena takdir yang ditorehkan-Nya untuk ku. "Aaa" ucapnya lagi
"Nih makan sendiri udah mau habis tuh, masa kaya anak kecil sih kaka disuapin sampe abis hahaha" tawanya mencoba menghiburku
Cuma kamu seorang kini sumber tawa untuk ku, melihatmu tertawa bahagia kini adalah misiku. Aku tidak boleh lagi seperti ini. Aku harus melawan. Aku tidak boleh diam. Mulai sekarang aku akan buktikan kesemua. Aku andry akan berada dipuncak dan menertawakan mereka yang berada dimasa laluku.
"Yaudah sini, sekali kali ke suapin ampe abis, kan kaka ga pernah disuapin waktu kecil" "Hehehe, iya deh, kaka bisa manja juga ya" ujar nya
"Ya bisa lah kaka kan juga manusia, lagian sekali doang kaka manja emang ade wuu hampir tiap hari" ledekku
"Biarin, emang kaka mau ade manja sama orang lain" balasnya "Engga juga sih"
"Nah makanya itu kaka harusnya bersyukur ade manja sama kaka doang" "Iya dah iya, suapin" rengek ku hingga membuatnya tertawa terbahak bahak "Ih kaka jangan kaya gitu ahhh jelek tau"
"Hahaha kaka juga geli bikin kaya gitu" "Hahaha"
"Tawamu kini adalah nafasku. Tangismu adalah luka bagiku. Akan ku berikan semua untukmu semua hidupku, karena kamu kini adalah separuh dari hidupku."
part 2 "Oh iya ka, bentar ya" ucap clara dan pergi kekamarnya "Ini hp kaka" ucapnya lagi
"Kok ada di ade" tanya ku
"Kemarin aku bawa buat nyari kaka, aku sms semuanya yang ada dikontak" "Lah berarti sekarang.. " ucapku terpotong dan buru buru mengecek hp ku
Benar saja banyak sms masuk kedalam handphone ku yang kurang lebih bertanya kemana aku pergi, dan bagaimana caranya aku bisa hilang
"Tuh kan kaka jadi kaya apaan pada nanyain tuh kok bisa ilang" ucapku sambil menunjukan layarnya ke clara
"Hehehe maaf ka, kan aku panik" ucap clara sembari tersenyum
"Yaudah deh, bingung dah kaka mau balas apaan" ucapku dan memasukkan hp kekantong "Hmm kaka ga mau ganti kartu"
"Engga" jawabku singkat
"Kalo keluarga kaka telpon lagi gimana"
"Ya kaka jawab, kaka udah janji kaka ga bakalan lagi lari dari masalah, kalau orangtua kaka nelpon bakalan kaka angkat,tapi setelahnya hmmm mungkin bakalan kaka bentak bentak kali ya" "Ohh" ujar clara
Aku check lagi hp ku, mulai dari sms dan telepon yang masuk, ternyata tidak ada satupun sms atau telepon dari keluargaku. Mungkin mereka benar benar melupakanku, bahkan tak ada itikad baik sedikitpun untuk meminta maaf, tapi sekalipun mereka minta maaf tak akan pernah kuberikan maaf itu.
"Terus kaka habis ini mau ngapain"
"Iya ya, kaka belum dapet ijasah, jadi ga mungkin langsung nyari kerja, hmm mungkin cari kostan kali ya" jawab ku
"Kaka tinggal disini aja dulu" usulnya "Ah gaenak sama ayah, nanti kaka nyari aja" "Emang kaka ada duit"" Tanya clara
Uang, ya uang akan jadi hadangan pertama dalam hidup baruku. Aku raih tasku, kuambil sebuah buku tabungan yang murni merupakan hasil jerih payah akan keringatku sendiri. Tertera 3.400.000 disana. Apa cukup uang 3 juta menghidupi ku selama 2 atau 3 bulan sampai aku mendapatkan ijasah". Ku raih dompet berwarna coklat dikantung belakang celana, hanya ada 130 ribu. Total aku hanya punya 3,5 juta untuk cadangan hidup 2-3 bulan kedepan
"Cuma segini cukup ga ya de" tanya ku
"Hmm kaka disini aja deh, nanti aku minta ayah, ya, kaka simpen aja duitnya" usul clara "Gaenak ah, nanti kaka nyari kost-kostan aja, kaka malu kalau numpang dirumah ade" "Kenapa malu sih ka, kaya sama siapa aja" ucapnya
Apa aku harus menerima tawarannya. Ini tawaran bagus sebenarnya. Tapi aku harus berjuang, kalau baru begini saja aku sudah menyerah mau ditaruh mana muka ku, aku sudah berkomitmen.
"Ga ah, kaka nyari kost kostan aja, tapi sebelum kaka dapat kost-kostan kaka boleh kan sementara disini dulu" ucap ku
"Boleh kok, bahkan kalau kaka mau selamanya disini juga ga papa kok, tapi kalo kaka ga mau yaudah ade ga maksa, kaka jangan ragu ya buat bilang sama ade kalo butuh apa apa" ucapnya lagi "Makasih ya" ucapku padanya
"Iya ka" jawabnya
Senyumnya semakin menyemangati ku. Aku tidak boleh menyerah karena hal sepele seperti uang. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kertas kertas sialan itu. Bahkan dulu aku sudah bisa melakukannya. Pasti akan mudah
"Hmm kaka nyari kost kostan pake apaan ya"" Tanya ku kebingungan "Naik mobil ade aja gimana" tanya clara
"Ribet, kos kosan pasti banyakan digang gang, pake motor, tapi minjem ke siapa ya" "Soraya aja gimana"usul clara
"Nah iya boleh, eh tapi masih marah ga ya dia"
"Ade juga ga tau ka, tapi kalo coba kesana dulu gimana, sekalian minta maaf soal kemarin" ujar clara
Kamipun berjalan kaki kerumah soraya yang tidak begitu jauh. Mungkin sekitar 200 meteran dari rumah clara. Aku mengetuk pintu hingga kemudian sosok perempuan tersebut "Andry" ucapnya
part 3 "Andry, loh kata clara kamu hilang" ujar soraya seolah tak percaya
"Boong tuh, salah paham doang" ujar ku beralasan
Rasanya aku belum siap jika terlalu banyak orang tau masalah ku. Cukup clara saja untuk saat ini.
"Oh gitu, masuk deh" ujar soraya mempersilahkan kami berdua masuk
"Ada apaan"" Tanyanya lagi
"Sebelumnya gw minta maaf ya, soal kemarin" ucapku
"Udah telat, udah diwakilin tuh kemarin sama nyonyah andry" ledek soraya
Sial aku dikerjain. Ku lirik clara disampingku, dia tertawa.
"Makasih ya nyonyah" sindir ku ke clara
"Iya ga papa tuan" sahut clara
"Hahaha, intinya aja deh, ya gw mau minjem motor dong, gw mau nyari kos kosan nih"
"Hmm boleh sih tapi lama ga"" Tanya soraya
"Yah, malem lah gw balikin, gw jamin deh bensin fulltank gw balikin" ujar ku memberikan penawaran.
"Beneran ya"" Tanya soraya
"Iya" "Yaudah silahkan pake sepuas anda, hahaha, inget ya full tank" ujar soraya
"Iya iya" sahut ku
Kendaraan sudah kudapatkan. Namun sayangnya mencari kost kostan dalam radius 1 km dari rumah clara bukan hal mudah aku hanya menemukan 4 buah kost kostan dan semua penuh, jam 4 sore aku memutuskan pulang dengan tangan hampa.
"Gimana ka" tanya clara begitu aku sampai dirumah setelah sebelumnya mengembalikan motor soraya lengkap dengan bensinnya
"Gagal, penuh semua kaka nyari yang sekitar sini doang sih" jelas ku
"Yeah akhirnya ade ada temen dirumah" sahut clara kegirangan
"Ah kaka kesusahan dia malah seneng"
"Biarin kaka malam ini kan jadi nginep aku ga kesepian deh" ujar clara
"Iya deh kaka tinggal disini dulu ga papa kan, sampe dapat kos kosannya"
"Boleh kok, hmm kaka udah makan"
"Belum sih" "Ade bikinin mie aja ya, mba soalnya belum masak"
"Ga papa deh, liat muka ade aja kaka udah kenyang" goda ku
"Yakin, kalau gitu ga jadi bikin" ledek clara
"Hahaha, ade bisa bedain lah mana yang gombal mana yang beneran" sahutku
Malam ini aku terpaksa menginap dirumah clara. Izin sudah didapatkan dari ayahnya. Aku terduduk ditepi ranjang sibuk dengan sejuta pandangan akan masa depan dan apa yang akan kulakukan. Clara kemudian masuk.
"Belum tidur ka" tanyanya
"Belum ade tidur duluan aja"
"Iya deh ade juga ngantuk banget ka"
"Eh iya sini sini" ucapku
Clara pun mendekat dan menghampiriku. Begitu dia sangat dekat denganku, langsung ku rangkul tubuhnya.
"Makasih de kamu masih mau ada buat kaka"
"Iya ka" "Dah selamat tidur, mimpi yang indah ya" ucapku
Kutarik kepalanya dan kucium keningnya. Ya hari yang berat tapi tidak lebih berat dari kemarin. Besok aku tidak tahu apa yang akan terjadi lagi. Sebesar apakah halangan yang akan menghadang jalanku.
"Kini kamu udah saatnya tau semuanya bapa harap kamu cukup dewasa" ucap seorang pria kepadaku ya dia ayahku
Kemudian ku memandang sekelilingku, seluruh anggota keluargaku tertawa terhadapku. Tawa mereka berputar makin cepat, makin cepat hingga semua gelap dan kini aku melihat diriku yang lain. Diriku dalam balutan tubuh anak kecil, anak berusia 6 tahun yang saat itu sedang berada diruang tamu dan memperhatikan adik bungsunya yang mencoba meraih termos panas.
Tunggu, aku ingat kejadian ini. Aku harus mencegahnya terjadi, aku tak mau melihatnya terluka lagi. Aku berlari dengan cepat mengejar diriku yang kecil, namun saat aku meraihnya kejadian berulang kembali kesaat aku duduk diruang tamu dan memperhatikan adik bungsuku. Tapi kali ini akulah aktor utamanya.
Tanpa bisa kucegah langkah kaki ini makin cepat dan terjadilah kejadian seperti dulu, aku menyelamatkan adikku tapi tunggu ada yang berbeda. Adikku tidak kena satu tetespun melainkan hanya diriku yang terkena air panas. Panas sangat panas kurasakan sekujur tubuhku. Dalam kesakitanku, seluruh keluargaku datang kembali dengan masing masing membawa sepasang ember ditangannya.
Aku masih meringis kesakitan hingga ka ryn menumpahkan embernya yang ternyata berisi air panas ketubuhku.
"Ahhhhhh panas tolong tubuhku panas" teriakku tapi tak ada seorangpun disini yang dapat menolong ku, aku hanya berteriak terus menerus karena selanjutnya mereka semua menumpahkan isi embernya kepadaku. Aku terus berteriak kesakitan, terus berteriak hingga akhirnya kudengar suara
"Ka bangun ka, kaka kenapa, ka sadar ka, sadar, badan kaka panas banget, sadar ka sadar"
"Haaaaahhhhh" teriakku tiba tiba saat tersadar dari mimpi burukku
Aku bernafas dengan cepat adegan tadi sungguh nyata sungguh sangat nyata.
"Badan kaka panas banget, kaka sakit, tunggu ya ade kompres, trus sarapan, abis itu minum obat, kaka istirahat lagi aja" ucap clara panik
"Haaaahhh , haaaaahhhhh, haahhhhhh" ku tarik nafas panjang berkali kali. Aku sangat takut. Badanku juga serasa panas dan lemas. Mimpi tadi terasa sangat nyata
part 4 hari Ini aku hanya terbaring ditempat tidur. Beruntungnya aku, kini ada clara yang dengan telatennya merawatku. Dia mengompres kepalaku, menyuapi ku makan bahkan dia sampai tertidur disisiku karena lelahnya.
Aku pandangi wajahnya yang kini ada disisiku, begitu damai. Kuelus rambutnya yang panjang "Pasti cape ya ngurus kaka, maaf ya" ucapku pelan karena tidak mau mengganggu tidurnya
Kuraih selimut yang menutupi tubuhku dan kupindahkan ke dirinya. Dia menggeliat dan membuka matanya.
"Loh kaka udah bangun" tanyanya
"Iya, makasih ya, kamu pasti cape banget ya ngurusin kaka" "Ga papa kok ka"
"Kaka udah baikan kok, kamu tidur lagi aja" suruh ku "Kaka juga dong" pintanya
"Iya iya kaka juga istirahat, dah tidur lagi"
Clara merapatkan tubuhnya. Dia memeluk diriku. Aku khawatir kalau penyakit ini menular kedirinya. Cukup diriku seorang yang sakit jangan dia.
"Eh eh nanti nular, jauhan ah nanti ade sakit lagi" "Biarin, biar sakit sama sama" ucapnya sambil tersenyum "Yehhh dibilangin, kalau sakit dua duanya siapa yang ngurusin nanti" "Iya ya, bodo ah, ade rela berbagi sakit sama kaka" ucapnya lagi
Kini clara makin mempererat pelukannya dibadan ku. Biarkanlah kalau memang dia tertular susah dibilangin. Kami tertidur dalam satu ranjang, dengan clara memeluk erat gw. Namun hal yang tak diinginkan terjadi. Entah kami tertidur berapa lama yang kami tau, kami berdua sama sama terkejut begitu seseorang berteriak
"Andry, clara kalian ngapain" teriak ayah "Eh eh" ucap ku dan clara serentak karena kaget "Ayah" ucap clara dan langsung menjauh dari diriku "Kalian ngapain, kenapa bisa seranjang hah, kalian harus jelasin semuanya" ucap ayah
"Ini ga kaya yang ayah pikirin kok, tadi aku ketiduran doang yah, kaka sakit tadi aku yang ngurus" ucap clara dan langsung berlari ke ayahnya
"Ketiduran kok bisa meluk kaya gitu" cecar ayahnya lagi
"Aduh ayah mana ada orang tidur tau gerak apaan yah, beneran yah tadi aku ketiduran , tuh cek aja badan kaka panas banget" ucap clara
Ayah kemudian menghampiriku, dia memegang dahiku,. "Wah iya, kamu udah minum obat dry" tanya ayah
"Ud.. daaa..daahhh yah" ucapku terbata bata karena masih shock akan kejadian barusan
Hampir saja. Andai saja kondisi ku sedang tidak dalam keadaan sakit mungkin aku akan duduk diruang tamu, menghadapi sebuah persidangan sampai kemudian dinikahkan dengan clara karena dianggap berzina. Tapi bagus sih kalau langsung dinikahkan haha. Asal jangan sampai diriku ini diarak keliling kampung oleh warga.
"Lain kali jangan kaya gitu ra, kalau ngantuk mending kekamar kamu, kalau yang liat bukan ayah gimana kalian bisa diarak warga nanti"
"Iya maaf yah" ucap clara
"Yaudah, besok kalo belum sembuh andry ikut ayah kerumah sakit ya" "Maaf ya yah ngerepotin" ucap gw
"Iya ga papa, kalo ga kaya gitu juga nanti si ade yang ngambek ke saya hahaha" ucap ayahnya kemudian tertawa dan pergi menibggalkan kami berdua kembali
"Huhhh hampir aja ka".
"Aduh kaka malahan pengen gitu langsung dinikahin sama ade" "Eh engga engga, ih enak aja, ade mau dikasih makan apaan" "Cinta"" Ucapku
"Kan janjinya kaka kerja dulu" ucapnya sambil tersenyum kemudian membelai rambut ku yang mulai panjang
"Cukur dong rambutnya ka, udah panjang nih ngalah ngalahin ade aja" ledeknya "Iya iya, kalo besok sembuh kaka cukur" "Janji loh"
"Janji" ucapku Dan kelingking kami berkait. Entah sudah berapa kali kelingking kami berkait untuk setiap janji janji yang kami buat.
"Kaka cepet sembuh ya" ucap clara dan mengecup keningku "Iya makasih ya de"
"Iya, kalau perlu apa apa ade dikamar, ade masih ngantuk nih, kaget tadi" "Yaudah kamu istirahat"
"Kalo perlu telepon aja ya ka" "Iya iya"ucapku
part 5 Hari ketiga Aku Masih dalam keadaan sakit tapi hari ini kondisi badanku sudah agak mendingan mungkin besok sudah sembuh. Sekitar jam 9 pagi handphone ku berdering. Tertera sebuah nama "ka ryn". Aku tau pasti akan datang saat ini. Ini komitmen ku, aku tidak akan pernah lari dari masalah, apapun yang ada dihadapanku akan kuhadapi. Dengat cepat ku angkat telepon dari ka ryn "Ada apa lagi, ga puas lu semua, sekarang apaan"" Tanya ku "Maafin kaka dry, maaf kaka udah nampar kamu, maaf"
"Lu ga salah, gw yang salah, gw salah gara gara dilahirin dikeluarga lu, dah ga ada lagi yang mau lu sampein, kalau ga ada jangan telepon gw"
Klik panggilan ku putus. Clara masuk ke kamar. Melihat ekpresi marah diwajahku sambil menggenggam erat handphone
"Dari keluarga kaka" tanya clara seolah bisa membaca pikiranku "Hmm iya" jawabku
"Terus bilang apa"" Tanyanya lagi "Cuma minta maaf"
"Kaka maafin"" Tanyanya lagi dan lagi
"Plis de jangan paksa kaka buat maafin mereka ya" jawab ku sebelum clara makin jauh mencecar ki "Yaudah kalo kaka emang belum bisa maafin mereka ade ga maksa" ujarnya "Makasih" ujar ku singkat.
Mood ku langsung terjun bebas setelah menerima telepon itu. Amarahku kini makin menjadi jadi. Hari keempat
Hari ini kondisiku sudah pulih. Sepertinya udah saatnya melanjutkan pencarian tempat tinggal. Ada rasa tidak enak dihati jika berlama lama disini. Apalagi aku termasuk ilegal karena tak melapor ke rt rw setempat.
Hari ini aku ditemani clara. Dia mendapatkan info ada kos kostan kosong dari teman kampusnya. Agak jauh memang kurang lebih radius 3 kilometer dari rumah clara. 2 kali naik angkot. Sesampainya disana memang kebetulan masih ada dua kamar yang kosong. Satu dilantai bawah satu dilantai atas. Aku lebih memilih dilantai atas. Kost kostan dengan harga 350ribu. Untuk 2 bulan berarti 750 hanya tersisa 2jutaan kini saldoku. Hmm mencari kerja tentu tidak mudah. Tidak mungkin rasanya 2 bulan ini hanya aku habiskan dengan berdiam diri sampai mendapatka" ijasah, sepertinya aku harus mencari kerja dari sekarang, siapa tahu walaupun ijasah sudah ditangan tapi pekerjaan belum dapat juga.
"Kayanya kaka langsung nyari kerja deh" "Hehehe"clara hanya tersenyum
"Idih ngapain senyum senyum" tanya ku melihat clara yang tetap tersenyum geli "Hehehe"
"Eh jawab ga, kaka cium nih" ujar ku "Hehehe, tebak dong"
"Yah main tebak tebakan, kasih tau ga, atau kaka kelitikin" "Ga mau, ayo tebak" tantang clara
Aku pun melancarkan seranganku. Pinggangnya menjadi sasaranku. Dia tertawa geli sekali. "Ampun ka ampun hahaha, iya iya ade kasih tau" ucap clara
"Nah ayo apaan" ucap ku
"Bentar ya" ucap clara
Clara merogoh dompetnya, dia mengeluarkan sebuah kertas dengan gambar sebuah restoran. "Nih ade pasti tau kaka butuh pekerjaan, maaf ade cuma dapet ini, ga papa kan ka" ucap clara Dikertas tersebut tertera dibutuhkan seorang waiters..
"Ade udah nanya ke yang punya kebetulan saudara temen ade, kaka boleh kok ngelamar kesana, ade udah bilang kaka belum dapet ijasah nunggu 2 bulan lagi"
"Maaf ya ka ade cuma dapet itu" ucapnya lagi
Aku tak dapat lagi membendung air mataku. Belum pernah seumur hidupku ada seseorang yang sangat memperhatikanku. Perempuan ini begitu sempurna untuk ku. Aku terharu atas usahanya untuk tetap berada disisiku, aku terharu atas usahanya untuk memotivasi dan membantuku. Perempuan ini begitu indah bukan hanya sosoknya tetapi juga hatinya
"Kaka, ka, kaka nangis" ucap clara lirih kemudian dia memegang tanganku "Ka, ade salah ya" ucapnya lagi
"Engga de, engga ade ga salah" "Terus kaka kok nangis"
"Kaka cuma bahagia punya ade sekarang, kaka terharu atas bantuan ade ke kaka, ini sangat berarti buat kaka, kaka terima apapun pekerjaannya, makasih de makasih" ucapku disela sela tangis Kuraih kepala clara dan kucium keningnya. Kubisikan lembut ditelinganya
"Kaka laki laki paling beruntung karena punya ade, ade sangat cantik dan baik, kaka ga bisa hidup tanpa ade" ucapku
Kuraih badannya dan kupeluk dia. Dia mengusap usap punggungku. Belum pernah aku merasakan kasolih sayang seperti ini. Bukan hanya kasih sayang, tapi cinta.
"Kaka harus kuat ya, kaka harus bisa, ade tahu ini berat, tapi kaka ga boleh nyerah janji ya" ucap clara
"Janji" ucapku dan kelingking kami berkait untuk kesekian kalinya
"Saat jari kita saling berkait, entah sudah berapa banyak janji yang kita buat, mulai dari hal sepele seperti potong rambut, ga boleh males ini itu, sampai ke hal besar menyangkut hubungan kita, sayang salah satu diantara kita telah melanggar janji itu"
part 6 Aku diantar clara bersama seorang teman wanitanya yang merupakan keponakan dari sang pemilik restaurant tersebut. Begitu masuk kami langsung disambut oleh seorang wanita, yang belakangan ku tahu dia seorang supervisor
"Ini bu antin, orang yang intan maksud" ucap intan teman clara "Oh iya tan, langsung ke om mu aja" ucap bu intan Kemudian aku dibawa ke pak bowo sebut saja begitu "Oh ini ya tan yang kamu bilang" ucap pak bowo "Iya om" ucap intan
"Namanya siapa dek" ucap pak bowo "Andry, pa"
Kemudian clara dan intan meninggalkanku sendiri diruangan ini bersama pak bowo "Oh udah lulus apa belum katanya belum dapet ijasah"
"Sebenarnya lulus sih udah pa, tapi ijasah belum turun tunggu diwisuda, kurang lebih dua sampai tiga bulan lagi"
"Oh sma apa smk" tanyanya lagi "Saya smk pa, 4 tahun, magang setahun" "Oh, kamu kenapa mau kerja" tanya pak bowo "Saya butuh uang pak, buat biaya sehari hari" "Orangtua kamu"" Tanya pak bowo lagi
Deg apa yang harus kukatakan, aku sangat butuh pekerjaan ini "Saya yatim piatu pa, orangtua saya kecelakaan belum lama" ucapku berbohong
apa ini sebuh kebohongan. Tidak. Ini adalah kenyataan. aku menganggap diriku kini tak memiliki orangtua dan sebatang kara
"Maaf turut berduka cita ya" ucap pak bowo "Iya pak"
"Kamu nanti kerjanya sebagai pelayan, nanti kamu saya kenalin ke tutornya, tapi maaf gaji kamu belum bisa umr, begitu dapat ijasah bapak baru bisa bayar kamu penuh, bapak baru bisa gaji kamu 700ribu sebulan kamu mau"" Tawar pak bowl
Okelah hanya untuk 2 bulan atau sampai aku mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, aku akan terima penawaran ini
"Iya pak" ucapku dengan pasti
"Kayanya lebih bagus besok kamu mulai kerja, pakai pakaian putih celana hitam ya, nanti rompi dapat dari sini" ucap pak bowo
Ya saat itu aku hanya mengenakan kemeja kotak kotak berwana biru dengan celana bahan berwarna hitam. Kemeja ini tinggal satu satunya yang kupunya. Sepertinya aku harus belanja pakaian dan sedikit perabotan untuk dikosan.
"Makasih pak atas bantuannya"
"Iya sama sama, bapak salut sama kamu, kamu masih muda, kamu sangat bersemangat, kalau nanti bapak lihat kinerja kamu bagus bapak akan naikan gaji kamu" ucap pak bowo Akupun keluar ruangan itu, disana sudah ada clara dan intan yang sedang duduk menunggu ku. "gimana ka" tanya clara
"berhasil, makasih ya tan" ucapku
"iya sama sama seneng bisla bantu, mulai kapan"" tanya intan "mulai besok, sekali lagi makasih ya" ucapku
"iya makasih ya tan" ucap clara
"udah ah makasih mulu, yaudah yuk pulang ga ada acara lagi kan" ucap intan "Ga ada, yo de, temenin kaka belanja dulu mau beli baju" ucapku "ayo"
aku kemudian belanja beberapa pakaian bersama clara disebuah pasar tradisional. Aku membeli 2 pcs baju kemeja putih dan 2 pcs celana hitam, 1 buah kemeja berwarna biru, dan 2 buah kaos. Tidak lupa membeli sebuah lemari kecil dari bahan plastik dan sebuah karpet, sebuah bantal dan juga guling dan satu buah selimut. Mungkin aku akan tidur beralaskan karpet terlebih dahulu selama beberapa hari. Kemudian kembali ke kostan.
Besok aku akan mulai bekerja, sebagai sebuah pelayan restoran. Pekerjaan dimana aku harus menekan egoku kuat kuat dan merendahkan diri dihadapan pelanggan. Apa aku sanggup".
"Bagaikan mendaki sebuah gunung, begitu berat jalur yang kulalui, dibelakangku kau selalu mengikuti, entah bagaimana caranya kau selalu berhasil mendorongku untuk terus maju, disaat aku merasa tak mampu lagi untuk melangkahkan kaki"
part 7 hari pertama bekerja. Dengan pakaian putih hitan ditambah sebuah rompi hal pertama yang kulakukan adalah latihan. Latihan berbicara dan mengantarkan pesanan. Okelah kalau untuk berbicara. Semua orang pasti bisa. Sedangkan untuk membawa makanan serasa sulit bagiku. Terutama minuman. Bagaimana caranya kita mengantarkan minuman tanpa tumpah. Awal awal tangan ku gemetaran sehingga gelas sering goyah dan menumpahkan sedikit minuman ke nampan.
Terua mencoba dan mencoba. Kini saatnya praktek langsung. Pak dimas sebut saja begitu yang bertindak sebagai tutorku menunjuk salah satu tamu.
"Kamu kesana sekarang coba layani dia, paham kan yang tadi diajarin" tanyanya "Paham pak" jawabku
Aku menghampiri tamu itu, seorang laki laki paruh baya dengan kemeja yang rapih lengkap dengan jasnya. Aku menundukkan badan sebagai tanda hormat dan tunduk atas perintahnya. "Selamat siang pak, silahkan dilihat daftar menunya" ujar ku menyodorkan daftar menu kepadanya "Saya pesan bla bla bla, minumnya bla bla bla" ujar pria itu
"Terimakasih, pesanan akan dibuatkan mohon menunggu sebentar" ucapku kemudian membungkukkan kepala kembali dan pergi ke dapur menyerahkan daftar pesanan
Tak lama pesananpun datang. Aku kebingungan bagaimana cara membawa ini semua apa harus dua kali jalan atau sekali jalan. Karena saat latihan aku membawa makanan sendiri lalu minuman sendiri. Belum berlatih membawa makanan dan minuman secara bersamaan. "Pa ini barengan semuanya dibawa"
"Lah iya masa dua kali, coba sekarang keburu kelamaan nanti protes tamunya" "Oh iya pak" jawabku
Aku meletakkan makanan sejenis seafood dan minuman sejenis jus alpukat ke dalam nampan. Kemudian dengan sangat hati hati aku membawa makanan itu ke pria tadi. Tidak seperti waiters lainnya yang tanpa melihat ke nampan sembari berjalan. Aku terkadang melihat ke nampan khawatir takut takut kalau ada sedikit yang berantakan.
Sampailah aku ke pria tadi
"Maaf menunggu lama" ujar ku kemudian meletakkan makanan dan minuman tadi kemeja tamu dengan hati hati
"Silahkan menikmati hidangan kami" ucapku, menundukkan kepala dan pergi. Lalu pa dimas menuju tamu itu. Sedikit berbincang bincang dia kemudian kembali.
"Lumayan kata tamu tadi, latihan lagi ya, oh iya terus saat bawa makanan perhatikan jalan, Kamu ga bakal tau dalam sekian detik kamu liatin nampan tiba tiba ada seseuatu didepan kamu."
"Harus pd, ga usah liatin nampannya, tangan jangan gemeteran baru bawa makanan aja gemeteran apalagi bawa bom dinampan, hahahaha" tawa pak dimas.
Benar juga, kalau aku yakin pasti tangan ku tak kan gemetaran dan apa yang ada diatas nampan tak akan goyang. Lagipula orang gila macam apa yang meletakkan bom diatas nampan ada ada saja.
Hari berganti hari. Sudah sekitar 2 minggu aku disini. Karyawan yang ada semuanya welcome ke diriku. Walau aku paling muda disinj karena rata rata dari mereka sudah 3 atau 4 tahun diatasku. Ada pula yang bekerja sebagai part time. Selama 2 minggu ini sudah 2 kali kesalahan yang kuperbuat. Pertama salah membawa makanan dan yang kedua menjatuhkan minuman.
Kalau yang membawa makanan mungkin masih standar karena kita tinggal mencari tamu sebenarnya yang memesan. Sedangkan yang menumpahkan minuman. Aduh. Ini yang paling bahaya.
Saat itu restaurant sedang ramai oleh pengunjung. Aku membawa sebuah minuman ke seorang tamu. Awalnya dia makan dan sekarang dia memesan minuman tambahan. Sayang sekali ditengah jalan aku terpeleset, aku tidak jatuh memang tapi minuman beserta gelasnya berserakan. Aku yang ada diposisi ini cuma kebingungan apalagi aku menjadi perhatian orang banyak. Ya para tamu semuanya melihat kearah ku dengan tatapan sinisnya. Seolah olah mereka berkata "Jadi pelayan ga becus amat"
Ya mungkin itulah yang aku tangkap dari tatapan mereka semua. Pak dimas langsung menghampiriku. Kemudian dia membungkukan badannya ke semua pengunjung lalu menyuruhku untuk ikut serta menundukan kepala dan meminta maaf. Setelahnya aku langung mendapat sidang. Tapi karena masih baru aku diberi keringanan.
Akhir bulan. Ingin rasanya aku memberikan hadiah kecil ke clara dengan gaji pertamaku. Karena semua ini tak lepas dari bantuan clara. Rasanya aku wajib memberikannya sebuah rasa terimakasih. Begitu uang turun aku menuju sebuah mall. Bingung sebenarnya mau membeli apa. Boneka" Terlalu mainstream aku ingin sesuatu yang punya kesan dan tentunya harga yang terjangkau mengingat kerja sebagai waiters pengeluaranku lebih besar 100ribuan dari pada pemasukan. Untuk makan okelah karena biasanya ada saja makanan yang tak habis dan masih layak makan. Tapi untuk ongkos dan sebagainya"
Aku yang kebingungan akhirnya cuma berkeliling saja berharap tiba tiba sebuah ilham menampakkan dirinya kepadaku.frustasi aku memasuki toko boneka sebagai rencana terakhir.
setelah didalam aku malah makin kebingungan saking banyaknya boneka. sampai kemudian mataku tertuju kesebuah boneka, bukan, bukan sebuah boneka tapi sepertinya sebuah bantal berbentuk hati berwarna merah muda dengan warna pelangi ditengahnya. beberapa hari kemudian...
part 8 Beberapa hari kemudian setelah uang gaji sudah ditangan. Saat itu clara sedang ada dikostan ku. "de kaka gajian nih ade mau apaan, kan kaka dapet kerjaan juga gara gara ade" "Udah gausah ka mending simpan aja" ucapnya
"Iya deh" sahut ku
"Bentar ya de, ade tutup mata dulu" ucapku "Ngapain"
"Udah tutup mata aja"
Begitu clara tutup mata aku mengeluarkan bantal berbentuk hati itu. "Sekarang buka matanya" ucapku
Clara pun membuka matanya
"Maaf kaka belum bisa kasih sesuatu yang berharga dan spesial buat ade, maaf selama ini kaka udah banyak banget nyusahin ade, maaf kaka cuma bisa kasih ini sekarang karena tanpa ade kaka mungkin ga bakalan bisa juga kerja ditempat itu" ujarku
"Kenapa sih ka harus buang duit, ade ga butuh hadiah, ade ga butuh, mending duit itu kaka simpen, kaka belum tentu kan dapet kerjaan lain nantinya"
Aku tarik nafas panjang. Aku tidak menyangka kalau reaksinya seperti ini. "De" ucapku kemudian menarik tangannya
Clara hanya diam tanpa berbicara
"Uang bisa dicari, kaka masih punya tangan sama kaki, kaka masih sehat, kaka bisa kerja apa aja, tapi ade cuma satu satunya didunia, ade ga bisa dicari penggantinya, kaka cuma pengen bikin ade bahagia, cuma itu de, cuma itu" ucapku
"Tapi...." ucap clara terpotong karena aku membungkam mulutnya dengan jariku "Terima ya, kaka marah loh kalau ga diterima, udah dibeli juga kan hehehe" "Ishh kebiasaan kaka maksa mulu nih, iya iya ade terima" ucapnya "Makasih ya ka" sahutnya
"Kaka yang harusnya makasih karena ini semua berkat ade"
" " " " "dah ya jangan marah dong" ucapku "iya" jawab clara
"makan yuk kaka traktir deh" "beneran"
"iya, tapi nasi goreng depan hahaha"
"wuuuu, beli ini sanggup masa makan engga" ledek clara "hahaha becAnda, ade mau makan dimana"" tanya ku
"depan juga ga papa kok ka " ucapnya sambil tersenyum
aku tau dia melakukan ini semua untuk ku. dia tau semua keadaanku. dia hanya tidak ingin menambah bebanku
"yaudah yuk " ajak ku "ayo" jawab clara
"eh biar kaka aja deh yang beli kita makan disini aja ga papa kan" ucapku "boleh deh ade juga malas jalan hehehe" tawanya
"wuuuhhh awas nanti gendut loh males jalan"
"biarin ade malah pengen gendut ihh ade kurus ga sih"" tanyanya
yah mulai lagi. inilah yang selalu jadi perhatian clara. disaat perempuan lain sibuk menguruskan badannya, clara malah ingin menggemukkan badannya sedikit karena menurut dia, tubuhnya sudah terlalu kurus. tapi malangnya sebanyak apapun makannya badannya ya tetap segitu saja. padahal menurutku badannya proporsional kok, dianya saja yang terlalu sensi.
"yah, udah ade udah pas itu, masih aja mikirin buat gemukin badan" "ih badan ade kecil banget tuh ih"
"hahaha mau ade kurus kek gendut kek kaka tetep sayang kok" ucapku sambil mengacak acak rambutnya dan kemudian pergi beli nasi goreng
Aku membayangkan pasti dia mesem mesem sendirian dikamar setelah ucapanku tadi. Aku beli 2 buah nasi bungkus. Tapi tunggu dulu sepertinya ada yang kurang
"Eh mas yang satu bikin pedes ya" ujar ku kepada penjual nasi goreng "Tambahin lagi mas"
"Lagi lagi" ujar ku
"Etdah lu mau makan nasi apa cabe"" Tanya penjual itu "Hahaha buat isengin orang mas"
"Macem macem aja, sakit perut baru tau rasa lu" "Hahaha biarin mas, yang satu jangan pedes ya" "Yo"
Kembalilah aku kekostan. Clara sedang berbaring ditempat tidurku "Nasi datang"


Lost And Found Karya Andyanstefi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yey.. udah laper" "Nih" ucapku
"Yang ini kok pake karet 2 ya"" Tanya clara
"Eh, i.. tuu.. buaa.ttt... bedain mana punya kaka mana punya ade, punya kaka kan ga pake cabe" "Oh"
Sesuap masuk kemulut clara "Pedas...." ujar nya
"Hahahahaha" tawaku pecah memenuhi ruangan ini "Air ka, ahhh pedas...air" ucap clara
"Nih nih hahaha"
"ha.. ha.. ha.., kaka rese ih, ga mau tau pokoknya abisin" "engga mau hahaha"
"abisin" teriak clara
terkejut tentu saja. baru kali ini clara teriak didepanku. nyaliku langsung ciut seketika. dihadapanku kini tersedia nasi goreng yang super pedas, tapi aku paling tidak tahan sama makanan pedas glek, aku meelan ludah
"cepetan" "iya, glek" sesuap masuk kemulutku, kukunyah perlahan dan benar saja "pedas haaah"
"hahaha emang enak pokoknya abisin" "ga ga ga mau, haahhh"
"aaa" clara memasukkan nasi itu dengan paksa kemulutku "abisin"
"haahhh" "hahahahaha, iseng sih kaka" "udah udah" aku menyerah "hahaha, lagian iseng aja"
clara kemudian menumpahkan nasi itu kenasi yang satunya kemudian mengaduknya hingga rata. "pokoknya harus habis, ayo makan" ucap clara
"iya" jawabku sesuap dua suap memang jadi tidak terlalu pedas tapi tetep saja ini pedas bagiku "udah ya, pedas" pintaku
"abisin" jawab clara sambil melotot
kini aku menemukan sisi gelap seorang clara. kalau dia sedang marah ternyata cukup seram juga hahaha. akhirnya dengan keringat bercucuran didahi hingga menetes dilantai nasi goreng pun habis. mulut ini serasa terbakar karenanya.
"pedas" ucapku "baru segitu pedas engga tuh, lagian kaka juga sih" "haaahh, ampun deh ga lagi lagi"
"emang harus kalau kaya gitu lagi nanti nasinya ga ade campur, ade suapin langsung ke kaka sampe abis hahaha"
part 9 tiga bulan sudah aku kerja sebagai pelayan direstaurant. hari ini aku dan clara berada dirumahnya. aku butuh sebuah jas dan sepatu pantofel untuk wisuda, dan clara mau meminjamkan punya ayahnya kepadaku
"ah kegedean ini mah de" ujar ku melihat baju ayahnya membalut tubuhku yang agak kurus ini "hahaha ih kaka lucu hahaha"
"yeh malah ketawa, ade yang kecilan lagi ga"" tanya ku
"bentar ya, ade cek ke baju lama, kayanya dulu ayah sempet kurus deh, pas mama masih ada, tuh fotonya" tunjuk clara ke sebuah foto ayah dan ibunya dimana ayahnya saat itu memang belum terlalu besar seperti sekarang
"mudah mudahan ada"
setelah obrak abrik sedikit, ternyata ada, sebuah jas berwarna hitam yang dibungkus plastik sehingga warnanya masih terjaga sampai sekarang.
"wah pas ka, udah mirip sama kerja kantoran hahaha" tawa clara "iya nih, tinggal sepatu" ucapku
"kayanya sepatu ayah muat deh," ucap clara
Aku coba beberapa sepatu. Ada salah satu yang agak sedikit kelonggaran tapi lebih baik dari yang lainnya.
"yang ini aja deh, kebesaran dikit, pake kaos kaki paling muat" ucapku
"oh gitu yaudah nanti aku bilang ke ayah, kaka pas wisuda ga pake pendamping gitu"" tanya clara "emang kuliahan, engga pake, siswa siswanya doang yang dateng"
"ohhh" "Tapi kalo ade mau sih ade bisA jadi pendamping kaka" "Beneran"" Tanyanya antusias
"Iya dipelaminan hehehe" ucapku "Apaan sih"
keesokan harinya. diatas sebuah panggung. nama pemberian ayahku dipanggil. aku naik ke panggung kemudian diberi sebuah gulungan kertas, ijasah dan berfoto bersama sang kepala sekolah.
"De, sekarang kaka resmi lulus hahaha" ucapku bersemangat "Kaka sekarang dimAna" tanyanya
"Ini mau pulang"
"Kekostan kaka aja langsung ade juga kesana" "Yaudah sampai ketemu dikostan ya, emang ada apa sih" "Kejutan hehehe"
"Kebiasaan nih"
"Ihh namanya kejutan ga dikasih tau dong" "Iya iya dah de"
Aku pun langsung menuju belakang aula. Tempat dulu aku dan hendro sering berbincang disana. Begitu sampai aku melihat hendro dan soraya. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu terlebih dahulu.
Saat itu hendro dan soraya seperti sedang berbincang dimana hendro seolah meminta maaf tapi soraya menolaknya. Aku terus memperhatikan mereka dari jauh. Hingga kemudia terlihat soraya menganggukan kepalanya dengan senyum dibibir mereka berdua.
Sepertinya sudah balikan mereka. Akhirnya pasangan ini balikan juga. Aku memutuskan untuk menghampiri mereka yang kini sedang duduk berdua. Mungkin bernostalgia hahaha. "Ceileh yang baikan" ucapku
"Eh lu nyet, gimana lulus ga"
"Ih yang ada aku malah khawatirin kamu yang ga lulus, andry mah udah pasti" "Hahaha tuh udah denger kan dari bini lu"
"Sialan kok kamu gitu sih bi"
"Biarin wekk" soraya memeletkan lidahnya Makin cantik saja soraya dibalut kebaya berwarna hijau seperti ini. Sayang sekali dia bukanlah jodohku.
"Beneran kan udah baikan" tanya ku meyakinkan
"Jelas, hendro" ucap hendro menyombongkan dirinya sampai sebuah cubitan melayang dilengannya "Hehehe" tawa hendro
Ah rasanya sudah lama sekali aku tidak bisa tertawa puas. Sepertinya ini waktu yang pas untuk mengecek apa aku masih punya rasa humor atau tidak setelah kejadian itu "Trus anita lu kemanain dro" ucap ku
"Anita siapa" teriak soraya dan langsung bangkit berdiri "Kena lu pada" batinku
part 10 "Terus anita lu kemanain" tanya ku kepada hendro bermaksud mengerjai mereka "Anita siapa" teriak soraya dengan ekspresi marahnya
"Eh ba*i lu dry, ga ada yang namanya anita bi, andry boong itu bi, kamu percaya dong sama aku" ucap hendro
"Ah pura pura lu dro hahahahaha" aku akhirnya tak dapat menahan tawaku. Ini adalah pertama kalinya aku bisa tertawa dengan sangat lepas setelah hari itu.
"Andryyyy" teriak soraya lalu mengambil biji buah sejenis kelapa yang berwarna merah dan melemparnya ke diriku
"Emang bang*at lu dry, baru juga baikan" ucap hendro yang ikut melempariku
Aku berusaha buat mengelak dari lempaan mereka. Sepertinya mereka benar benar kesal. Kemudia Mereka berdua sepertinya bersengkongkol untuk menangkapku. Kini aku bukan hanya harus mengelak dari lemparan mereka tapi juga dari tangkapan mereka.
Sayang aku tertangkap juga karena ruang gerak yang terbatas.
"Andryyyyy, lu mahhh rese bangetttt sumpaaahh ihhhhh" teriak soraya sambil memukul tangan ku yang berusaha melindungi kepala
"Hahahaha" tawaku
"Reseee, kesel banget gw... ahhh" ucap soraya
"Terus bi, pukul terus" ucap hendro yang memegangi ku agar tidak kabur "Hahahaha, aduh hahaha ampun ya ampun hahaha"
"Bodo, rese ihhhh... baru juga balikan..." ucap soraya "Hahaha ampun ampun" ucap ku
Soraya pun menghentikan pukulannya. Begitupula dengan hendro yang melepaskan pegangannya. "Pea lu ngerusak hubungan orang aja" ucap hendro dan memukul kepalaku
"Hahaha, anggap aja cobaan buat lu pada, biar bisa saling percaya, ga gampang dihasut, iya ga" ucapku sembari tersenyum
"Rayain yu kelulusan kita, ajak clara juga" ujar soraya "Eh boleh boleh tuh, mau ngapain"
"Hmm makan makan, kami traktir deh"
"Yaelah yang baikan bahagia banget kayanya, padahal kemarin sok jual mahal" "Ih apaan sih andry, siapa juga yang jual mahal" ucap soraya
"Iya juga ya dry, kemarin pas dikamar lu tau ga beh jual mahal banget, gw udah mohon mohon kan malah sampe ber....." ucapan hendro terpotong karena soraya kebury menutup mulutnya "Udah ahhh, kan udah lewat" ucap soraya
"Iya iya, yaudah tunggu bentar gw telepon clara dulu" ucaoku kepada mereka Aku mengeluarkan hpku dan menghubungi clara
"De, lagi dimana"
"Dirumah nih, baru pulang"
"Oh, ini de si soraya ngajakin makan tuh, sekalian rayain kelulusan kaka, eh iya udah balikan loh dia" ucapku
"Beneran ka" "Iya, gimana ikut ga""
"Boleh deh, nanti ade nyusul kesana, ditunda dulu hadiahnya ga papa kan ka" "Iya ga papa, kaka juga punya hadiah loh"
"Boong" "beneran nanti tukeran aja" ucapku "Awas ya kalau bohong"
"Iya, kalau kaka bohong dicium ya" "Ih masa gitu, enak dikaka"
"Hahaha, yaudah ya de nanti kaka smsin ngumpul dimana" "Iya ka, dah kaka sayang" "Dah"
Aku masukan kembali hpku dan melihat ke hendro dan soraya yang mesem mesem tak jelas "Mesra banget emang temen gw satu ini"
"Woh jelas" ucapku menyombongkan diri
"Tau, kamu mah bi sekali kali ditelepon mesra kek, aku kan juga mau kaya gitu" "Nanti sama gw bisa kok ya" tawar ku ke soraya
"Nih" ucap hendro sambil menunjukan tinjunya "Hahaha" kami bertiga tertawa lepas bersama.
Kini tiga serangkai terkumpul kembali setelah beberapa bulan kami dipisahkan oleh jarak dan tempat pkl masing masing. Semoga persahabat kita tetap abadi selamanya.
Kami bertiga jalan berdampingan ke gerbang sekolah. Tapi ada seseorang menunggu didepan gerbang. Seseorang yang tidak ingin kulihat lagi wajahnya.ternyata dia tidak sendirian. Dia bersama seorang perempuan lainnya. Sial kenapa mereka harus muncul kembali. Emosiku memuncak "Bangs*t" ucapku pelan
part 11 "Bangs*t" ucapku pelan begitu melihat mereka.
Mereka adalah ibu dan ka ryn. Dua orang yang kini sangat ku benci selain ayahku. Mereka sedang didepan gerbang menunggu ku. Tidak mungkin rasanya aku berbalik arah karena mata kami sempat bertemu.
Aku berpura pura tidak melihat mereka. Tapi sayang. "Eh dry itu ibu lu kan" ucap hendro
"Udah ayo buruan, ga penting itu mah" paksa ku ke hendro "Eh goblok itu nyokap lu tolol, noh ka ryn juga" "Udah ayo jalan"
Aku mempercepat langkahku mendahului hendro dan soraya. Dan tanpa melihat aku melewati orangtuaku. Aku terus setengah berlari namun seseorang meangkap tanganku dari belakang "Andry maafin mama dry maafin mama"
"Lepasin" ucapku mencoba melepaskan tanganku
Maunya apaansih mereka. Apa ini siasat mereka bertingkah seperti ini di depan umum agar aku mau diajak bicara. Arghhhhh aku benci mereka
"Lepasin tangan gw" teriakku tanpa memandang sekitar "Maafin mama dry maafin mama" ucap ibuku
"Lu denger ya, lu bukan ibu gw, sekarang jangan anggap gw anak lu, andry udah ga ada, andry udah mati, gw ga mau ketemu lu dan lu lagi, jadi jangan pernah nampakin wajah kotor lu didepan gw" teriakku
Kini aku tak perduli lagi dengan orang disekitar. Hendro dan sorayapun hanya terdiam.
"Kalaupun nanti kita ketemu lagi jangan pernah nyapa gw karena gw ga bakal nyapa kalian, sekarang tinggalin gw sendiri jangan pernah ganggu hidup gw lagi" ucapku "Eh mony*t ayo cepetan" teriakku pada hendro
Aku pun memberhentikan sebuah taksi. Kami bertiga pun masuk kedalam "Pokoknya lu harus jelasin semuanya" ucap hendro begitu kami masuk ke taksi "Nanti gw jelasin, tapi gw mohon lu berdua cukup dengar tanpa berkomentar" "Oke" ucap hendro
Akupun sms tempat ketemuan ke clara. Kami bertiga sampai lebih dulu baru setelah 15 menit kemudian clara datang.
"Clara" teriak soraya
"Aya kangen" ucap clara dan mereka berpelukan diakhiri dengan cipika cipiki "Hi clara" ucap hendro mencoba bercipika cipiki ria dengan clara "Eh monyong maen sosor aja lu, udah ada bini juga" ucapku "Beneran ya udah balikan" tanya clara
"Huuh" ucap soraya
"Selamat ya, akhirnya aya luluh juga cieee" goda clara "Apaan sih, udah ah, ayo dry cerita" pinta soraya "Cerita apaan ka"" Tanya clara keheranan "Tadi mama kesekolah" ucapku
"Beneran" tanya clara
Aku anggukan kepalaku dan memberi isyarat ke ara untuk diam dahulu. Aku pun mengisahkan kembali kejadian hari itu ke soraya dan hendro. Mereka memenuhi janji mereka untuk tidak berkomentar setelah aku bercerita. Tapi dari sorot mata mereka aku tahu mereka turut bersimpati. Terutama soraya, matanya kini mulai basah.
"Jadi gitu ceritanya, makanya sekarang gw benci banget sama mereka" ucap gw "Sabar ya bro, semua terserah lu, lu udah gede lah gw juga udah janji ga komentar" ucap hendro
"Yo thanks dro, dah sekarang kita rayain kelulusan kita bertiga yang telat setahun dari clara hahaha" ucapku
"Iya nih tua disekolah" ucap soraya
"Siapa suruh sekolah empat tahun, selamat ya buat kalian" ucap clara Selama disini karena keasikan ngobrol kami berempat tidak sadar akan pakaian kami. Terutama soraya yang masih dengan kebaya hijaunya
"Kok pada ngeliatin kita ya" ucap soraya
"Kalian belum ganti baju tuh apalagi kamu ya pke kebaya gitu ke mall hahaha" ucap clara "Ah iya aduhhh, bi gimana dong" ucap soraya
"Lah lu dari tadi belum sadar ya, gw mah udah ngerasa dari pas masuk pada ngeliatin gitu" ucap ku "Ahhh terus gimana dong" ucap soraya
"Hahaha biarin aja bi, ngiri aja mereka gara gara kamu cantuk" gombal hendro "Tetep aja aku salah kostum, cabut yuk ah ganti baju dulu baru kemana lagi" ucap soraya "Gimana" tanya hendro
"Iya mending kaya gitu kasian soraya tau" ucap clara "Yaudah balik dulu berarti" ucapku
Dan kami berempat kembali dahulu kerumah masing masing. Tapi sepertinya tidak ada kabar sama sekali yasudah aku dan clara lebih memilih diam dikostan saja.
"Ka ayo katanya tukeran kado" ucap clara
"Oh iya kado, mana kadonya" tanya ku "Tunggu ya ade ambil dimobil" ucap clara
Tak berapa lama kemudian clara datang dengan sebuah kotak berwarna merah dilapis plstik dengan bentuk hati diseluruhnya.
"Nih hadiah kaka" ucap clara part 12
Dan kami berempat kembali dahulu kerumah masing masing. Tapi sepertinya tidak ada kabar sama sekali yasudah aku dan clara lebih memilih diam dikostan saja.
"Ka ayo katanya tukeran kado" ucap clara
"Oh iya kado, mana kadonya" tanya ku "Tunggu ya ade ambil dimobil" ucap clara
Tak berapa lama kemudian clara datang dengan sebuah kotak berwarna merah dilapis plstik dengan bentuk hati diseluruhnya.
"Nih hadiah kaka" ucap clara "Hadiah ade mana" tanyanya lagi "Tunggu ya" ucapku
Akupun kemudian menuju lemari dan mengambil hadiahnya
"Maaf kaka belum sempat bungkus, sebenarnya ini buat hari ulang tahun ade yang tinggal 5 hari lagi, jadi sekalian aja deh ya" ucapku
"Kaka" tangis clara begitu melihat hadiah yang kuberikan Clara langsung memeluk erat diriku. Dia menangis didalam dekapanku
"Makasih ka, makasih, ini berlebihan buat ade, kaka ga perlu beli itu buat ade , makasih" ucap clara "Selamat ulangtahun ya de, maaf kecepatan" ucapku
Quote: Flashback 1 months ago.. Beberapa minggu yang lalu, 1 bulan sebelum ulangtahun clara. Kami berada disebuah mall sedang kencan. Rencana awal kami hanya makan dan nonton tapi begitu ingin pulang naluri buas seorang wanita keluar. Begitu melewati salah satu toko baju atau sepertinya lebih pantas disebut butik karena yang ada didalamnya adalah jenis jenis gaun dan kebaya.
Dengan antusias clara mengajakku masuk kedalam. Cukup lama saat itu dia berkeliling memutuskan untuk membeli sebuah gaun, sampai suatu saat matanya tertuju kesebuah gaun berwarna biru muda. Cantik memang. Dengan bersemangat dia berlari kearah gaun itu dan menunjukkannya kepadaku.
"Ini kalo ade pake di ulangtahun ade bagus banget pasti ka" ucap clara dengan berapi api
"Yaudah coba aja" ucapku
Dengan bersemangat dia masuk keruang ganti. Beberapa saat kemudian dia keluar dari ruang ganti. Aku tercengang. Clara begitu cantik menggunakan gaun panjang berwarna biru muda itu. Ditambah dengan rambut panjangnya diurai semua kesebelah kiri pundaknya menampakkan lehernya yang jenjang.
"Gimana ka bagus ga" tanya clara
"Ka ih kok bengong sih gimana" ucap clara
"Eh eh cantik cantik banget kaka sampe kaget" ucapku
"Beneran ka" tanya clara
"Bener" ucapku Clara pun masuk kembali keruang ganti. Begitu keluar wajahnya berubah lesu
"Kenapa, kan gaunnya bagus" ucapku begitu melihat perubahan pada ekspresinya
"Liat deh harganya ka, mahal banget tau" ucap clara lesu
Aku melihat harga dibaju itu. 550 ribu untuk sebuah gaun
"Ahh mahal banget sih, udah yuk balik" ucap clara
"Nanti cari yang murahan deh atau nanti kaka tambahin aja gimana kita beli yang ini" tawarku
"Gausah ka, yuk balik" ucap clara sambil menarik tanganku
Aku hanya mengacak acak rambutnya. Begitu mudahnya moodnya turun drastis hanya karena sebuah gaun.
Dua minggu berselang. Semakin dekat hari ulang tahun clara aku semakin bingung memikirkan hadiah untuknya sampai aku terpikirkan gaun itu. Aku cek saldoku hanya tinggal 1 juta 6 ratus ribu lagi. Ah apa cukup untuk biaya hidup nanti. Setelah bergumul antara masalah cinta dan perut akhirnya aku menjatuhkan keputusanku mengalah demi cinta.
Aku kembali ketempat kemarin. Mudah mudahan gaun itu belum terjual.sesampainya disana sepertinya dewi fortuna masih berpihak padaku. Gaun itu masih ada disana. Dengan sigap aku ambil gaun itu dan aku bayar. Aku memang belum sempat membungkusnya
"Makasih ka," "Udah ya, kaka cuma pengen yang terbaik buat ade, nanti ulangtahun ade pake itu ya" "Iya ade pasti pake" ucap clara dan makin mempererat pelukannya kepadaku "Dah ah cengeng ih" ucapku dan melepaskan pelukannya
Aku hapus airmata yang membasahi pipinya. Aku dudukan clara dikasurku. "Sekarang kaka mau lihat dong ade pake itu" ucap ku
"Clara hanya menganggukkan kepala dan kekamar mandi" Sama seperti kemarin clara menjadi begitu cantik saat mengenakan gaun itu
" " "Sekarang bergaya dong, sini hp ade kaka fotoin" ucapku "Nih" ucap clara dan menyerahkan hpnya
Aku mengambil foto sekali tapi hanya dari leher kebawah. Aku ingin menghiburnya sedikit karena wajahnya masih terlihat bersedih
"Nih coba liat bagus tuh" aku menunjukkan hasil jepretanku ke clara "Ih masa gaunnya doang sih yang difoto"
"Emang gaunnya doang yang bagus, orangnya mah biasa aja" ucapku menghiburmya "Ahhhh, rese kaka mah"
"Hahahaha, nah gitu dong jangan sedih lagi" ucapku "Jadi jelek kalau sedih" tambahku lagi
"Makasih ya ka" ucap clara dan kembali memeluk tubuhku "Eh eh ganti dulu nanti rusak tuh" sahutku
"Hehehe" clara tersenyum lalu kembali mengganti bajunya "Terus uang kaka gimana" tanya clara
"Dah ga usah dipikirin, masih banyak kok" ucapku "Ade ganti ya, pasti uang kaka tinggal dikit"
"Ga perlu masa ngasih hadiah diganti, ade ga usah mikirin duit kaka ya, masih ada kok, masih cukup, uang ga ada artinya dibandingkan ade"
" " " " "Hadiah kaka dibuka dong" ucap clara
Aku membuka kotak itu. Dari kotaknya yang cukup besar mungkin seukuran kotak helm. Begitu terbuka ada banyak ampas rautan pensil beserta sebuah tulisan diatas kayu papan kecil "Selamat atas kelulusan kaka, semoga makin sukses"
Aku singkirkan serutan serutan pensil tersebut dan muncul satu kotak lagi "Wah iseng nih ade" ucapku
"Engga kok itu kotak terakhir" ucap clara
Dan benar memang tidak ada kotak lagi tapi terdapat sebuah jaket. Jaket berwarna hitam dengan logo adidas disebelah kiri.
"Kaka kan belum punya jaket jadi ade beliin, kasian kalo kaka pulang malem pasti dingin" ucap clara
Ya dia tahu betul keadaanku. Sekarang aku hanya punya 7 buah kaos, 3 celana hitam panjang, 4 kemeja, 2 celana pendek, dan tanpa satupun jaket. Dikamarkupun hanya ada sebuah kasur, 1 buah lemari kecil dari plastik, dan 1 buah dispenser.
"Makasih ya" ucapku dan mencium keningnya "Kaka bakalan pake terus jaket ini" ucapku "Ih berarti ga dicuci cuci dong ka" "Oh ya hahaha" tawa ku
"Kok bisa samaan ya dek kita beli pakaian buat hadiah" ucapku "Eh iya, kaka harus pake jaket itu ya nanti pas ade ulangtahun" "Ogah nanti dikira orang sakit pake jaket didalam rumah" ucapku "Hehehe" senyum clara
"Sayang sekali karena kejadian itu jaket yang telah menjadi jaket favoritku hilang dan aku kembali dari awal, bagaimana dengan gaunmu", melihatmu memakai gaun itu disetiap kau berulang tahun menjadi kepuasan tersendiri bagiku, terimakasih atas hadiah terindah yang telah kau berikan padaku yaitu dirimu"
part 13 Mei 2009, hari ulang tahun clara yang ke 18
Dia mengadakan pesta ulang tahun kecil kecilan.dia mengundang beberapa teman kampusnya, soraya dan hendro juga diundang keacara itu. Dan aku sendiri mengajukan izin untuk hari ini tidak bekeja. Aku ikut mempersiapkan semuanya dibantu oleh ayah juga. Aku dan ayah mendekor ruang tamu sedemikian rupa sampai layak untuk sebuah acara. Tamu clara kebanyakan adalah perempuan. Walaupun ada 7 laki laki lain tapi merupakan pacar para undangan. Lagu selamat ulang tahun pun berdendang, dilanjutkan oleh lagu potong kue "Terimakasih ya , buat semuanya yang sudah datang keulang tahun aku yang ke 18" "Potongan pertama clara kasih ke orang yang paling berharga buatku, andry" ucapnya "Nih ka" ucapnya sambil memberikan potongan pertama ke diriku
"Makasih ya" ucapku membelai rambutnya
Penonton pun bertepuk tangan riuh..
"Potongan kedua, buat ayah, yang udah jadi ibu buat aku, jadi sahabat, jadi guru, dan jadi ayah yang paling hebat buat aku" ucap clara dan langsung memeluk ayahnya
Melihat peristiwa ini akupun bernostalgia kembali kemasa kecilku. Aku tidak pernah merayakan yang namanya ulangtahun. Bahkan aku tidak pernah dipeluk oleh seorang ayah seperti itu. Arrrgghhh
Aku ikut terharu melihat hubungan ayah dan anak ini. Mereka berpelukan dengan erat dan Clara menangis.
"Makasih ya yah, makasih udah mau jaga clara sampai clara sebesar ini, makasih yah, andai mama masih ada yah" ucap clara
tangisan clara makin menjadi jadi. berat pasti rasanya kehilangan seorang ibu disaat masih kecil. tapi dia punya ayah yang hebat. ayah yang sangat sangat hebat dan jadi idaman semua anak.
"udah jangan nangis, jangan bikin mama sedih, ulangtahun kok nangis" ucap ayahnya lembut sambil membelai rambutnya
"kamu sudah dewasa ya nak, ga kerasa perasaan baru kemarin ayah nyuapin kamu makan setelah ibumu pergi, baru kemarin perasaan ayah gendong kamu dipundak ayah" ucap ayahnya yang kini ikut menangis..
"dah ayo senang senang masa dihari bahagia nangis sih nak, ga malu tuh diliat orang banyak" ucap ayahnya
clara pun melepaskan pelukannya. dia menghapus airmatanya dan berusaha buat tersenyum.
"terimakasih ya buat semua yang sudah berkenan datang di ulangtahun anak saya yang cantik jelita malam ini, sayang sekali saya cuma dapat potongan kedua, jahatnya clara sama ayah sendiri hahaha" ucap ayahnya mencoba mencairkan suasana
semua ubdangan pun tertawa dibuatnya. begitupun aku. "maaf yah, jangan salahin andry ya, salahin clara aja , hahaha" ucapku "iya nih masa ayah kedua" ucap ayahnya
"hahaha maaf ya yah, yang pertama buat kaka" ucap clara dan bermanja dengan ayahnya "yasudah saya permisi dulu ya, silahkan nikmati pesta kecil ini" ucap ayahnya dan kemudian pergi
aku yang memang tidak terlalu suka akan hiruk pikuk akupun lebih memilih untuk menyendiri setelah beberapa saat yang lalu menemani clara berkeliling menyalami tamu satu persatu, sementara clara masih asik ngobrol dengan teman temannya.
aku beranjak kedepan rumah. melihat ayah dan clara tanpa bisa ku menahan aku menagis. aku benar benar ingin mempunyai ayah seperti itu. walaupun dengan anggota keluarga yang tidak lengkap tapi dengan kasih sayang yang berlimpah ruah. sedangkan aku, apa yang aku dapat dari keluargaku. hanya sebuah kenyataan pahit yang sungguh menyayat hati.
didepan rumah clara aku menutup wajahku, berusaha menyembunyikan tangisku sekaligus meredam suaraku karena aku tidak ingin merusak hari bahagia clara. sampai seseorang menepuk pundakku.
"lu disini ternyata" ucap hendro "eh lu dro" ucapku disela sela tangis
"lu yang sabar ya, lu kalo butuh cerita cerita ke gw, buat apa kita temenan dari kecil kalo lu masih belum percaya semua soal gw"
"thanks dro" saat sedang berbincang dengan hendro clara dan soraya pun datang. clara yang melihatku menangis pun langsung menghampiriku dan duduk dihadapanku
"kaka kenapa" ucanya panik
"kaka engga kenapa napa kok" ucapku "kaka yang sabar ya, ayahku ayah kaka juga kok" ucap clara seolah bisa membaca pikiran ku "makasih ya de, dah yuk masuk, kasian pada nunggu" ucapku dan menghapus airmataku "kaka yakin" tanya clara
"iya, ga enak masa gara gara kaka hari bahagia kamu rusak, dah yuk" ajakku
akhirnya kami melanjutkan pesta sampai jam 10 malam sampai semua tamu pulang. dan saatnya membuka semua kado yang ada. Tapi ada satu kado istimewa. Dengan lubang lubang dikeliling kotaknya dan terdengar gonggongan kecil. Clara dengan cepat membuka kotak itu dan isinya sebuah kandang dengan anak anjing jenis golden retriver didalamnya.
"Anak anjing, ihh siapa nih yang ngasih, ih lucu banget, liat deh ka" ucapnya "Hahaha come to papa" ucapku ke clara
"Nih pa anak kita hahaha" ledek clara
"Ih ogah bikin aja belum masa anak, bikin dulu yuk" "Husss, nanti kedengeran ayah kaka ini mah mesum terus" "Oh iya hehehe" ucapku
"Ih lucu banget kasih nama siapa ka" "Sini dulu liat betina apa jantan" ucapku
Aku pun mengambil anjing itu dan melihatnya ternyata jantan. "Cowo de siapa ya namanya"
"Andry junior hahaha"
"Engga engga enak aja masa kaka disamain sama anak anjing"
"Hahaha lucu tau kaka, andry andry" ucap clara sambil menggoyang goyangkan anjing itu "Huss gaenak banget nama kaka yang dipake, ganti ah"
"Iya iya hahaha, siapa ya"
"Hmm goldie gimana kan warnanya emas emas gitu" usulku "Ga mau ah jelek" "Bleki" ucapku asal
"Ih nama apaan itu lagian kan ini emas" "Iya iya ikut mikir dong"
"Gilbert"usul clara
"Bagus banget nama anjingnya tapi okelah hahaha" "Itu aja ah gilbert bagus" ucap clara
Sepertinya kami terlalu ribut sampai sampai mengusik ayah yang sedang berada dikamarnya "Apaan sih berisik banget, eh itu anak anjing siapa" ucap ayahnya
"Ini dari kado yah, lucu ya namanya gilbert"
"Et beneran, kalah keren nama ayah hahaha, terserah kalian lah, janji diurus loh ya, awas ditelantarin" ucap ayah clara
"Iya janji, dah sono ayah tidur lagi" usir clara "Kalian berisik banget sih"
"Hehehe" tawa clara part 14
Kehadiran gilbert menambah suasana baru dalam hubunganku dengan clara. Disini kami belajar jadi orangtua. Sayang anaknya adalah seekor anjing . Hari pertama kami berkeliling untuk membeli kandang dan perlengkapan untuk gilbert dan kemudian meletakkannya dihalaman rumah.
Mungkin karena dari kecil gilbert merupakan anjing pelihaaan jadi ga sulit mengajari dia untuk minum susu dari tempatnya. Mungkin juga naluri" Entahlah. Gilbert kini jadi tanggung jawab kami berdua. Ayah clara tidak mau ikut campur. Terkadang kami bergantian merawat gilbert. Kadang aku membawanya kekostanku. Kadang clara menjaganya. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan memberikan kebahagiaan tersendiri buat kami berdua.
Mari kita lupakan sejenak membahas gilbert mari kita lanjutkan kisah ini.
Dengan bermodalkan ijazah ditangan kini saatnya aku mencari kerja yang layak dan sesuai dengan keterampilanku. Aku kembali mengunjungi sekolah. Aku menuju papan pengumuman dijurusan yang memuat lowongan kerja. Karena kebanyakan pasti diterima karena yang mencantumkan lowongan disini adalah mitra sekolah.
Ada dua perusahaan yang menarik perhatianku. Pertama lowongan pekerjaan sebagai teknisi sebuah produk makanan. Yang kedua pabrik gulung motor. Aku mengirim lamaran kekedua perusahaan tersebut lewat e-mail, karena mereka meminta seperti itu dan kini aku tinggal menunggu.1 minggu berselang ada panggilan lewat e-mailku. Perusahaan makanan tadi mengundangku untuk interview.
Interview dan tes sudah kulewati sekarang tinggal menunggu hasilnya. 2 minggu kemudian hasil keluar. Melalui sebuah panggilan telepon aku diperintahkan mulai bekerja minggu depan karena aku harus resign dulu dari perusahaan lama alias restaurant.
Aku menuju ruangan pak bowo.
"Maaf pak" ucapku
"Ya masuk dry ada apa"
"Sebelumnya saya mau berterimakasih sama bapak dan restaurant ini karena bersedia menampung saya untuk bekerja disini, sekarang saya mau resign pak, saya sudah dapet kerja yang sesuai sama keterampilan saya"
"Wah bagus bagus, kamu memang ga pantas diaini, ini bukan keterampilan kamu, kamu masih layak dapat pekerjaan yang lebih baik, bapak senang dengan semangat kamu, tetap seperti ini ya diluar sana, jangan pernah puas terus cari yang lebih baik, boleh saja kita merasa nyaman, tapi logika harus dipakai, kalau kamu kerja dilapangan misalnya kamu harus pikirkan juga masa depan, ga mungkin selamanya kamu kerja dilapangan karena makin tua pasti mobilitas kamu berkurang, kamu harus punya rencana, tentuin target target kecil jangan langsung besar pengen jadi bos, semua harus dirintis dari bawah, pertama operator, trus jadi leader, nah trus supervisor, kamu harus punya target target itu kedepannya, selamat ya sudah dapat pekerjaan yang layak, oh iya tunggu sebentar, ini gaji kamu untuk bulan ini"
"Tapi pak saya baru kerja 2 minggu dibulan ini"
"Udah ga paa anggap saja itu modal dari saya, saya salut dengan usaha kamu tanpa orangtua, sampai kita ketemu lagi kamu harus lebih sukses dari saya hahaha"
"Makasih banyak pak, kalau gitu saya permisi"
"Ya silahkan" Dengan ini resmi sudah saya resign dari restaurant ini. Aku harus bertemu clara. Dia harus tau kabar gembira ini. "De nanti pulang jam berapa"
"Sekarang ga ada jadwal kok kak, ini lagi ngurusin gilbert" "Oh nanti kaka kerumah deh"
"Ada apaan ka kayanya seneng banget" "Nanti kaka kasih tau, hehehe"
"Yasudahlah, dah ka, hati hati ya"
Aku pun bergegas ke rumah clara. Hmm sepertinya aku harus membeli motor nih. tekor juga kalau setiap hari harus naik angkutan umum.
Akupun sampai dirumah clara. "Seneng banget ka ada apaan sih" "Hmm kasih tau ga ya"


Lost And Found Karya Andyanstefi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yaudah kalo ga mau ngasih tau"
"Hehehe, kaka udah dapet kerja loh, yah jadi teknisi sih , tapi mendingan deh daripada jadi pelayan" "Wah selamat ya ka" ucap clara dan memelukku
"Akhirnya dek, langkah kaka keimpian kakak makin dekat" "Impian apaan ka"" Tanya clara
"Menikahi kamu" ucapku
part 15 "Beneran" tanya clara dan melihat ku Tatapannya sungguh menemtramkan raga ini.
"Iya kaka bakal nikahin kamu, mungkin setahun lagi atau 2 tahun lagi, kaka masih harus kerja keras buat siapin semuanya"
Huppp clara memelukku makin erat lagi
"Aku tunggu ka, ade bakalan nunggu kaka, ade juga pengen nikah sama kaka" "Yakin mau nunggu" ucapku
"Iya" Skip hari pertama dikerjaan baruku. Aku diperkenalkan dengan semua rekan kerja. Jobdesknya simple, mesin rusak kita bergerak, simple bukan. Tapi semua tidak sesimple yang anda kira karena permasalahan sebenarnya sungguh komplek, begitu banyak faktor untuk mengetahui bagaimana memperbaikinya, apalagi aku masih baru disini. Tapi melihat bagimana orang lama bekerja sepertinya tidak butuh waktu lama.
Disini aku diperkenalkan dengan walkie talkie. Kami ibarat seorang polisi yang siaga akan panggilan. Rasa persudaraan antar karyawan juga lumayan bagus disini. Tak ada yang dianggap senior atau junior, malah begitu aku masuk ada yang bertanya bagaimana caranya rangkaian motor listrik begitu kujelaskan basicku pada mereka, padahal umur ereka mungkin sudah menginjak angka 3
Baru seminggu aku disini aku diberitahukan kalau nanti team teknik akan ada gathering ke jogja Tapi tanpa biaya karena semua biaya hasil bantuan dari segala jenis supplier, yah anggap saja uang itu rasa terimakasih dari para supplier karena telah menggunakan jasa mereka.
Mengingat jogja aku kembali mengingat sosok lama yang telah hilang dari hidupku. Akankah takdir akan menemukan kami kembali."
Seminggu berselang entah akhir juni sepertinya. Aku berangkat ke jogja, tentunya setelah memberitahu clara juga.perjalanan menggunakan bis memakan waktu hampir 12 jam, kami berangkat jam 5 sore saat itu dengan estimasi kami akan sampai dipagi hari. Jam setengah empat kami memasuki wilayah jogjakarta. Kami menuju hotel disekitaran jalan malioboro. Mungkin bukan hotel tapi sejenis wisma. 1 kamar diisi 2 orang. Tak lupa memberitahu clara kalau ku sudah sampai ketujuan.
Jadwal hari ini. Kami sarapan terlebih dahulu kemudian menuju goa pindul. Setelah itu balik kehotel untuk makam siang dan menuju wisata selanjutnya menuju ke air terjun sri getuk. Jam 4 sore kami kembali ke hotel. Ada waktu kosong sekitar 4 jam karena dijam 8 malam ada acara keakraban antar karyawan.
Aku teringat seseorang. Bukan clara melainkan aulia. Ini merupakan kampung halamannya. "Ul, gw lagi dijogja nih hahaha"
"Ihh pamer, biasa aja woi, aku mah udah sering"
"Hahaha, bagusnya kemana ya masih ada 3 jaman lagi nih sebelum acara, bosen kehotel doang" "Hmm, alun alun aja mas, tapi yg kidul jangan yang lor, kadang sepi yang lor, dikidul rame" "Oke oke, alun alun itu apaan"
"Tanah lapang doang sih"
"Ebuset iya apa lapangan rame, maen bola"""
"Bukan lapangan bola, pokoknya rame deh, dateng aja kesana, pasti belum pernah nonton tv ya, mas pernah ga liat orang yang pake penutup mata terus jalan gitu ngelewatin beringin" "Oh iya iya, kayanya pernah deh liat, jadi disitu tempatnya"
"Nah iya" "Oke oke thanks ul" "Sip mas"
Ya aku mendapat satu tempat yang asik(kayanya). Tapi ada satu masalah, bagaiman cara aku kesana. Setelah berjalan sedikit dan bertanya tanya kepengunjung aku memilih berjalan kaki menuju alun alun. Ternyata jauh juga. Tapi seenggaknya aku jadi tahu jalannya kesana
Sampai disana memang ramai. Tapi kebanyakan bocah. Aku langsung mencari letak beringin itu. Nah ketemu. Aku duduk disalah satu bangku menyaksikan para pengunjung yang memcoba mitos disana. Ada yang berhasil ada yang melenceng jauh. Lumayan lah hiburan disore yang membosankan ini. Aku memandang sekeliling sampai mataku tertuju kepada seseorang...
part 16 ya aku melihat seseorang. laki laki paruh baya yang menjual minuman. ah akhinya ketemu juga. lelah sekali rasanya berjalan kaki sejauh 3 kliometer.
Hayo siapa tadi yang bilang ketemu irma hahaha... oke skip lupakan
aku membeli sebuah minuman teh dalam botol. Enaknya saat air dingin ini mengalir melalui tenggorokanku. Jam 6 sore aku masih dialun alun. Kini pengunjung berganti. Para muda mudi mulai memenuhi tempat ini. Berbagai macam pasangan ada disini. Dan aku makin terkesima begitu cahaya kerlap kerlip datang ketempat ini. Berbagai macam andong dan delman yang dihiasi lampu warna warni.
Andai saja clara ada disini mungkin akan kuajak dia berkeliling menaiki delman bercahaya ini. Jam 7 aku memutuskan untuk kembali takut acaranya keburu dimulai. Tapi kali ini aku tidak mau bertindak bodoh dengan berjalan kaki. Aku menyewa sebuah becak
Acara pun dimulai, diawali dengan bermain games dan dilanjutkan oleh bbq. Musik dari sebuah gitar memenuhi malam ini. Sahut sahutan pun terjadi. Berbagai macam lagu dinyanyikan. Riuh sekali tapi tetap saja ditengah keramaian ini aku merasa sepi. Aku lebih menyibukkan diri dengan smsan dengan clara
Keesokan harinya jadwal nya adalah jam8 kami berangkat menuju keraton. Dilanjutkan dengan mengunjungi monjali. Tidak terlalu berkesan dihari kedua ini malah cenderung membosankan. JAm 4 sore kami kembali ke hotel setelah itu jam 7 malam kami menuju bukit bintang. Masih ada 2 jam lagi sebelum ke bukit bintang
Aku kembali menuju spot favoritku. Alun alun. Suasananya memang sangat menentramkan jiwa. Angin sepoi sepoi dan hawa yang sejuk semakin membuat tempat ini nyaman. Aku kembali menyaksikan hiburan gratis. Orang orang dengan mata tertutup mencoba berjalan melewati tengah tengah beringin. Malah ada satu kelompok yang iseng. Melihat temannya melenceng jauh mereka malah mengarahkan temannya makin jauh lagi dengan meneriakkan "lurus lurus dikit lagi". Hahaha ada ada saja.
Sampai suatu ketika aku melihat seorang perempuan, tidak begitu jauh jaraknya dari tempatku. Seorang perempuan yang telah lama hilang dari kehidupanku. Tapi kini dia bersama seorang laki laki disampingnya. Perempuan ini pun kini sudah berubah. Tak ada lagi rambut panjang kuncir kudanya yang selalu berhasil membuatku terpesona, karena dia memakai jilbab untuk menutupi kepalanya.
Sesaat mata kami beradu. Dia seperti masih mencerna siapakah sosok yang sedang melihatnya. Wajar kalau dia lupa sudah 4 tahun kita tidak bertemu. Tapi aku takkan lupa, bagaimana dia mencampakkanku dan meninggalkanku begitu saja tanpa suatu kejelasan. Aku masih ingat dengan jelas. Memang semua itu kesalahanku tapi bukan dengan ini caranya.
Perempuan itu mungkin tersadar, dia langsung melepaskan pegangan tangan lelaki itu. Aku mengangguk kan kepala memberi tanda kepadanya kalau aku akan menunggu dia disini. Dia pun menatap ku tajam seolah berkata aku akan kembali. Dia pun pergi aku masih disini dibawah pohon duduk diatas sebuah dinding menikmati minuman dingin seperti kemarin menunggu perempuan itu kembali.tidak beberapa lama perempuan itupun datang seorang diri. Dia terpaku beberapa meter didepanku.
"Hai ma, udah lama ya semenjak kamu ngusir aku pergi" ucapku sinis
"Bagaimana kabar kamu", hmm tadi cowo kamu ya, ganteng juga, kamu udah berubah ya, sekarang pakai jilbab jadi makin cantik" ucapku
Dia masih belum bergeming, hanya diam. Tapi matanya menyiratkan sebuah kesedihan. Airmata mulai mengalir disudut matanya
"Maaf" "Buat apa", kamu ga salah kok, emang aku yang salah waktu itu" ucapku "Maaf aku pergi tanpa kasih tau kamu"
"Buat apa kasih tau aku, kan kamu yang nyuruh aku pergi dari kehidupan kamu, kamu ga salah"
"Kenapa sih, kamu jahat, kenapa kamu selalu ngomong aku ngusir kamu, kamu bikin aku kaya perempuan jahat tau ga yang udah ngusir kamu" ucapnya
Tangisnya makin jadi. Aduh jadi serba salah
"Eh eh udah ma udah jangan nangis malu banyak orang, kita ngobrol dulu deh, kita lupain aja yang lalu" aku mencoba menghiburnya
"Aku kangen" ucapnya
Dia memelukku. Sangat erat. Tapi ada yang berbeda kali ini. Perasaan dulu tak lagi kurasakan.dulu bahkan hanya memegang tangannya saja hati ku berdesir dan degup jantungku berdetak kencang, tapi sekarang semua terasa biasa. Apa perasaan itu telah hilang, atau mungkin tergantikan.
"Ma kita ga bisa kaya gini, aku baru sadar kalau kita berbeda, agama kita juga, mungkin benar dulu cinta kita cuma sekedar cinta monyet saja, lagipula sekarang kamu punya laki laki yang sayang sama kamu, aku juga sudah punya pacar disana, dan aku sudah serius sama dia, kita ga bisa kaya gini"
"Dari dulu, cuma satu yang ingin aku tahu, hubungan kita, tapi sekarang semua sudah jelas, kita ga bisa sama sama, hubungan kita udah berakhir ma"
"Aku masih boleh kan nelepon atau sms kamu" "Boleh, kita masih bisa temenan kok, oh iya tunggu bentar ya" ucapku "Apaan"" Tanya irma
"Boleh kan aku minta satu hal, aku cuma pengen kami ngomong sama clara kalau hubungan kita sudah putus, aku ga pengen ada rasa curiga lagi"
"Tapi" ucap irma
"Gimana" "Iya deh" ucap irma Aku menghubungi clara.
"De, ada yang mau ngomong sama ade, sepertinya Tuhan menjawab doa kaka, kaka akhirnya bisa lepas dari masa lalu kaka, kaka ketemu lagi sama irma, kaka udah putusin semua, kalau ade ga percaya irma ada disamping kaka selarang"
"Nih ma" aku menbloudspeaker handphoneku "Halo" ucap irma
"Ini irma" tanya clara
"Iya, aku irma, yang dibilang andry benar, kami sekarang resmi putus, maaf ya kalau gara gara aku hubungan kalian jadi terlambat, jaga andry ya, maaf aku gagal buat mertahanin dia, dia lebih milih kamu"
"Oke, aku harap kamu ga coba coba rebut ka andry dari aku, aku ga bakal biarin ka andry direbut lagi sama orang lain, sekarang boleh kasih hpnya ke andry" ucap clara
"Iya, nih dry" ucap irma
"Halo ka" ucap clara "Iya kenapa de"
"Kaka jangan nakal loh disana awas aja" "Iya ibu hahaha, kaya anak kecil jangan nakal"
"Ih ade serius, malah becanda, kaka jaga kepercayaan ade ya, ade percaya sama kaka"
"Iya iya bawel nih, kaya yang kemarin kaka bilang, impian kaka cuma satu, yaitu nikah sama kamu, jadi ade jangan khawatir ya"
"Yaudah dah ka, ingat loh" "Iya"
Klik telepon ku putus. "Pacar kamu lucu ya, kayanya manja manja gimana gitu, mana manggilnya kaka, jangan jangan anak smp ya" ucap irma
"Hahaha ya enggalah, dia kuliah juga kok sama kaya kamu" ucapku "Iya, tapi lucu kaka ade hahaha, ambil jurusan apaan"" Tanya irma
"Pendidikan guru, aku denger kamu juga kuliah ya, dari tika sih, dia cerita semuanya apalagi yang kamu bilang kangen sama aku hahaha" ucap ku
"Ih engga engga, apaan, tika bohong tuh, oh iya kamu punya nomor tika ga, sekarang aku lost kontak sama dia"
"Waduh kok malah parah jadinya ya"" Ucapku "Maksudnya"
Akhirnya aku menceritakan semua kejadian dengan tika. Dan tentunya irma marah "Kalian jahat, gila gimana tika ga marah kalau digituin"
"Aku juga ga tau ma kalau sampe begini, sumpah aku cuma pengen lepas dari dia, aku ga bermaksud buat nyakitin dia"
"Tetep aja" "Aduh iya iya kami emang salah, oh iya aku balik ya jam 7 mau ke bukit bintang nih" "Bukit bintang"" Tanya Irma
part 17 "Bukit bintang" tanya irma "Iya bukit bintang emang kenapa" "Aku ikut ya"
"Lah aku bareng teman teman pt bagian teknisi lagi kebanyakan cowo" "Yah nyusul deh hehehe, jam berapa berangkatnya"
"Jam 7" "Oke nanti aku nyusul deh" "Yaudah"
"Bagi nomor kamu dong"
"Nih" ucapku sambil menyodorkan nomorlu
Aku kembali lagi ke hotel, semuanya sudah bersiap siap. "Kemana aja lu, hampir aja ditinggal"
"Heehe maaf pak mampir dulu ke rumah kenalan" "Pasti cewe nih"
"Hahaha iya" "Yaudah buruan siap siap" "Oke pak"
Akupun berkemas seadanya hanya mengenakan jaket, karena pasti dingin disana. Jam 8 malam kami sampai. Agak penuh malam ini. Akhirnya hanya bisa menunggu dipinggir jalan karena warung makannya penuh. Tak lama kemudian seorang perempuan menghampiri. Irma datang dengan jilbab warna biru qmuda dan busana muslim dengan warna senada.
"Hai dry penuh ya" tanyanya
"Iya nih penuh, tapi indah ya" ucapku
Tiba tiba irma memegang tanganku. Aku hanya terkejut dengan reaksinya, baru saja tadi sore kita memutuskan hubungan ini tapi dia seolah lupa. Dengan gerakan halus aku melepaskan pegangan tangannya. Dia memandangku.
"Woi dry, gila baru bentar dijogja udah dapet cewe aja, sini sini udah dapet tempat kosong" ucap bang daud
"Iya bang" ucapku "Mau ikut ma" tanya ku "Ehmm engga deh ga enak"
"Oh yaudah aku mampir bentar ya, abis itu aku kesini lagi" "Iya"
Aku menghampiri timku. Mereka memesan makanan. "Bang gw kesana ya ga enak tuh cewe gw tinggalin" "Gila jago juga lu, baru juga disini udah ada aja yang nempel" "Hahaha kenalan lama bang"
"Oh oke oke" Aku pun kembali ke irma "Maaf lama" ucapku
"Iya, kamu ga kuliah dry"" Tanya irma
"Engga, aku milih kerja langsung, terus kuliah kamu" "Aku ngambil jurusan xxxx diugm"
"Wih hebat, dari dulu udah keliatan sih kamu pintar"
"Kamu juga sayang ga dimanfaatin, orangtua kamu gimana"" Tanya irma "Baik" ucapku
Sekali lagi untuk kesekian kalinya mulutku mengatakan suatu kebohongan. "Oh iya aku masih utang maaf nih sama angga" ucapku
"Dia udah kerja dibandung dry, aku tinggal sama ayah sama bunda doang disini, ka romi juga masih ikut militer jarang pulang kebanyakan di asrama"
"Terus cowo tadi"
"Iya dia pacar aku, kaka tingkat ketemu pas ospek" "Hahaha pasti jadi permaisuri ya kamu disana" "Apaan sih" ucap irma malu
"Terus cewe kamu"tanya irma
"Hmm clara, aku ketemu sama dia pas kelas 2 stm, ya sempet putus nyambung, sekarang udah 2 tahun" ucapku
"Awet ya, aku yakin kamu pasti setia"
"Kata siapa, buktinya setahun aku pacaran sama dia bayang bayang kamu selalu ada, aku pengen dia kaya kamu mulai dari sikap dan sebagainya, tapi sekarang aku terima dia" "Kamu beneran pengen lupain aku"
"Ya, aku serius sama dia, cuma dia sekarang yang aku punya" "Maksudnya"
Sial aku keceplosan. Apa yang harus kukatakan sama Irma part 18
"Ya, aku serius sama dia, cuma dia sekarang satu satunya yang aku punya" "Maksudnya"
Sial aku keceplosan. Apa yang harus kukatakan sama irma "Eh engga engga" ucapku panik
"maksudnya satu satunya apaan"" selidik irma "engga penting udah lupain aja hehehe"
"ihhhh gitu yaudah kalau ga mau cerita , terus Undangannya kapan nih hehehe"
"Hahaha masih lama, aku juga baru kerja kok, masih harus nabung, eh aku boleh kan besok kerumah"
"Boleh aja, tenang ga ada ka angga jadi aman" ucap irma
"Malah ada angga lebih bagus, aku cuma pengen minta maaf kesemuanya" "Kalo ayah sih udah maafin tapi kalau ka angga sama ka romi aku ga tau" "Hehehe, kamu kesini naik apa"
"Naik mobil" "Wih hebat ya" "Itu mah punya ayah"
"Berarti kamu sendiri kesini" "Iya"
"Aduh nekat banget sih kalau kenapa napa gimna, apalagi jalan tanjakan kaya gitu"
"Hehehe, udah biasa aku kesini kalau lagi bosen, mandangin lampu jogja dimalam hari rasanya tenang aja"
"Iya sih indah banget disini, coba ada clara, aku mau nunjukin ini ke dia" "Oh iya besok aku ada jam kosong tuh buat belanja bisa anter aku kerumah kamu" tanya ku "Oh bisa bisa, kita ketemu distasiun tugu aja" ucap irma "Oke siangan ya" ucaku
"Iya, yaudah aku duluan ya, takut dicariin sama ayah" "Udah kuliah masih ga boleh keluar malam hahaha" "Ihhh ayah aku kan emang gitu, tau tuh"
"Hahaha yaudah sampe ketemu besok ya, hati hati bawa mobilnya" "Iya,dah" ucap irma
Akupun kembali kerombongan "Beh gila cakep dry, siapa cewe lu" "Mantan"
"Beh hahaha, sadis jauh lu, jangan jangan tiap provinsi ada" "Ya kaga lah bang" ucapku
Jam setengah sebelas malam kami kembal ke hotel. Aku coba sms clara siapa tahu dia belum tidur "De udah tidur""
"Belum nih ka, ade kok kepikiran kaka terus, kakA ga macem macem kan" "Hahah engga lah, tadi bagus banget tau de pemandangannya dibukit bintang" "Ada fotonya ga"
"Mana ada tau sendiri hp kaka ga ada kamera, tapi kaka janji deh kalau ada duit kaka bakal ajak ade kesana"
"Beneran ya, tadi kesana sama siapa"
"Sama rombongan lah emang sama siapa lagi, irma", ngapain dia ikut ikut" "Ya kali, kayanya dia juga masih suka sama kaka"
"Apaan dia udah punya cowo"
"Bisa aja, kaka jangan kasih perhatian lebih ya awas aja" "Hahaha cemburu nih"
"Ih engga tuh" "Kalo ga cemburu ngapain marah" "Ih biarin kaka mah ga ngerti ngerti"
"Hahaha besok mau dibeliin apaan" Mau ke malioboro nih" Tanyaku "Hmm apa ya, kaos aja deh"
"Oh gitu yaudah, dah tidur sana sudah malam, mimpi yang indah ya ade sayang" "Ya, kaka juga tidur gih pasti cape, selamat tidur juga kaka"
Hmm aku telah membohongi clara , tapi biarlah
Hari ketiga hanya satu tempat yang kami kunjungi candi prambanan kemudian wisata belanja dan pulang kejalarta jam 8 malam. dicandi prambanan hanya berfoto foto ria. Tidak banyak yang bisa diceritakan. Jam 1 kami langsung ke malioboro. Aku sms irma untuk menjemputku "Hai dry" sapa irma
"Belanja dulu ga papa kan" "Iya boleh aku temenin"
Kami pun berkeliling sepanjang jalan malioboro, dua buah kaos dengan motif dan gambar yang sama, dan dua pasang gelang tali sudah ditangan. Sampai suatu saat aku melihat seniman jalanan yang melukis wajah seseorang dikaos. Aku tertarik untuk mencobanya.
"Mas gambarin wajah cewe ini dong" ucapku sambil memberikan foto clara didompetku "Kok beda mas sama yang disebelahnya"
"Oh dia saudara saya mas" ucapku "Oh, tunggu bentar ya" ucap mas itu
15 menit gambar disebuah kaos pun selesai. Tapi irma tiba tiba berkata. "Kalau gambar langsung bisa kan mas"
"Bisa bisa, mau gambar siapa, mbanya" "Kami berdua mas" ucap irma
"Eh eh tunggu ma" ucapku kaget
Irma pun langsung menyenderkan kepalanya ke bahuku "Ambil fotonya aja mas biar ga perlu diem kaya patung" "Oh iya iya" ucap mas itu dan memfoto kami berdua dengan hp irma
Mas itu pun mulai menggambar dengan contoh yang ada dihp, aku melirik irma dia hanya tersenyum kepadaku. Aduh aku benar benar bingung dengan wanita ini. Hampir 30 menit fotopun jadi. Memakan waktu lebih lama mungkin karena ada dua orang yang digambar. Dengan semangat irma mengambil kaos itu..
"Aku yang simpan ya buat kenang kenangan" ucapnya "Eh iya" ujarku
"Yuk mau kemana lagi" tanya irma
"Hmm beli makanan kali ya, disini yang khas apaan"" Tanya ku "Bakpia"
"Oke kita beli itu" ucapku
Kini sepertinya acara belanja selesai. Kami juga sempat berfoto di plang jalan maliobiro, didalam becak, didalam delman, didepan stasiun tugu. Kemudian irma membawaku kerumahnya. Cukup besar sih. Begitu masuk ayah irma menatapku dalam dalam
"Kaya pernah liat siapa ya"
"Andry pa, pasti lupa" "Oh iya andry"
"Hahaha, pa kabar pa" ucapku dan menyalim tangannya "Udah banyak berubah ya kamu, gimana sehat" "Sehat pa"
"Ada acara apaan kesini" "Oh itu pa jalan jalan dari perusahaan" "Oh kerja"
"Iya pa, langsung kerja ga nerus"
"Sayang banget, duduk duduk" ucap ayah irma
Dan akhirnya kami berbincang bincang. Aku , irma , beserta ayah dan bundanya. Jam 5 sore aku memutuskan kembali ke malioboro
"Makan nasi kucing dulu yuk" ajak irma "Apaan tuh"
"Hahaha pasti belum tau ya, nasi biasa kok, istilahnya aja nasi kucing soalnya nasinya dikit, kamu juga harus coba kopi joss"
"Apalagi tuh kopi joss macem macem aja namanya" "Kopi joss tuh kopi dikasih arang"
"Terus arangnya diminum juga"
"Ihhh engga, arangnya cuma buat netralin racun, udah ah susah dijelasin langsung aja kesana"
Akhirnya dengan berjalan kaki kami menuju angkringan yang berada didekat stasiun tugu. Kamu memilih yang dipinggir jalan beralaskan tikar. Irma yang memesan karena aku masih belum ngerti apa apa. Makanan pun datang. Dua bungkus nasi, berbagai macam gorengan, 1 teh manis, dan satu kopi joss. Kami pun makan. Apaan ternyata tidak ada istimewanya nasi kucing. Yang khas mungkin kopi jossnya. Enakk..
Selssai makan kami pun berpisah. "Makasih ya udah nemenin aku"
"Iya sama sama, sampai ketemu dilain waktu, kalau kejogja lagi kabar kabarin ya" Cuppp sebuah ciuman dipipiku
"Dah aku pulang" ucapnya dengan semyum
dia pun menghilang dari pandanganku, menyisakan aku yang masih terpaku sambil memegang pipi yang baru saja diciumnya. apa rasa itu telah kembali. aku tidak bisa seperti ini. mana komitmenku untuk serius dengan clara. sepertinya aku harus mulai menjaga jarak dengan irma. bisa jadi lebih lama aku dijogja, aku langsung lupa dengan clara. jakarta i'm back
part 19 minggu, jam 5 pagi aku sampai dijakarta dan langsung ke rumah clara. sepertinya anaknya masih tertidur. kini aku memegang kunci serep sendiri, mengingat terkadang jadwalku bentrok dengan jadwal kuliah clara. daripada aku menunggu diluar, clara menduplikat lagi kunci rumahnya.
mobil ayahnya sudah tidak ada dihalaman, mungkin sudah berangkat gereja, clara", dia lebih memilih gereja sore dibagian para remaja. aku masuk kedalam rumah, aku sengaja tidak memberitahu clara kalau akan pulang sekarang. aku masuk kekamarnya. dia masih tertidur dengan memeluk guling. mengenakan piyama berwarna putih. aku hampiri dia aku kecup keningnya. "hei hei, cewe kok jam segini belum bangun" ucapku ditelinganya
belum ada reaksi, aku menuju kakinya, aku kelitik bagian telapak kakinya. dia menggeliat geli
"ih apaan sih" ucapnya langsung bangkit duduk mencoba mencari tahu siapa yang iseng mengganggu tidurnya
"kaka" teriaknya
"hoooo, hai kebo"
"ih kaka kapan pulang"
"kemarin, kaka malah tidur disini" "ih kok ga ngasih tau sih kalau pulang"
"biarin kejutan, dah bangun gih, udah pagi belum bangun, gimana jadi istri kaka nanti" "ih kaka nih, masih pagi udah gombal aja" ucapnya malu dan
cupp sebuah kecupan dipipiku
"ih jorok baru bangun juga pasti ileran tuh" ucapku sambil mengelap pipiku "ade ga ileran weekkk" ucapnya dan kemudian berlari keluar
aku keluarkan kaos bergambar wajahnya itu dan meletakkannya ditempat tidurnya
diapun kembali dengan pakaian yang berbeda. sudah mengenakan kaos, tapi celananya masih celana tidur yang tadi
"ih itu apaan ka, ihh ada gambar adenya, ini kaka yang bikin" "iya dong" ujar ku "boong"
"hahaha ya engga lah, itu dari pelukis jalanan, bagus kan" "tapi kurang mirip ah, idung ade disitu pesek banget tuh" "Hahaha ga jelek jelek amat lah, nih ada lagi" ucapku
Aku pun mengeluarkan sepasang baju bergambar pengantin jawa. Dan juga dua pasang gelang tali. "Ih kaka romantis banget sih sampe pasang pasangan gini hehehe"
"Hehehe, nih ada kue juga, kedepan aja yuk, ada makanan ga kaka laper" "Liat kedapur aja deh, yuk ka" ajaknya dan menarik tanganku Baru saja kedapur ternyata sudah tersedia nasi goreng
"Eh clara itu mba baru masak, eh ada mas andry juga, silahkan dimakan, mba balik ya" ucap mba dan keluar lewat pintu belakang
"Asik, sini makan sepiring berdua aja" ucapku bersemangat "Ada apaan nih, kok kaka tumben kaya gini hahaha" "Kangen tau".
"Oh hahaha, kirain ade doang yang kangen, apalagi disana ada irma kayanya ga mungkin kalau kangen" ucapnya
"Yah mulai deh, udah ah lupain irma, sekarang waktunya makan,aaaaa" ucapku "pasti kaka seneng seneng tuh sama irma" ucap clara dengan makanan dimulutnya "huss makan ga boleh ngomong"
kami selesaikan terlebih dahulu acara makan ini baru mulai ke sesi khusus wawancara. "ka"
"hmmm" "kaka ga macem macem kan disana" "hmmm"
"ihhhh apaan sih ga jelas ham hem ham hem" ujar clara dan menghujaniku dengan cubitan "hahaha, ade lucu kalau cemburu, kaka seneng deh"
"ogah siapa juga yang cemburu"
"oh gitu padahal kaka mau cerita, tau ga de" "ga mau denger" ucap clara sambil menutup telinganya "yakin"
"ga mau denger"
aku lepas tangannya dengan sedikit paksaan dan membisikkan lembut ditelinganya "tau ga de kemarin tuh kaka ....." ucapku terpotong untuk mendramatisir "cinta banget sama ade" ucapku dengan cepat
"hahahaha" tawa ku
"kaka ah rese, males ah" "hahaha"
"ih bodo ah ade mogok ngomong" "beneran"
"iya" ucap clara
"nah itu ngomong hahaha"
"aargghhh kaka rese" ucapnya sambil mencoba memukulku
Aku lari ke arah ruang tamu dan duduk disofa dan clara langsung menghujaniku dengan pukulan manjanya. Aku tangkap tubuhnya. Kupeluk dengan erat. Kaki dan tangannya juga turut kukunci hingga dia tidak bisa bergerak
"Hayoloh ga bisa gerak"
"Eh kaka mau ngapain" ucap clara panic part 20
"kaka mau ngapain"
"mau merkosa ade hahaha"
"ga mungkin, kaka palingan ga berani" "ih nantang" ucap ku
aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. dari mimik wajahnya clara seperti takut. aku teruskan lagi tapi kali ini ku mengincar bagian lehernya. clara meronta berusaha melepaskan diri "kaka, jangan ka"
"gitu aja takut, tadi nantang" "lepasin ahhh"
aku dekatkan wajahku lagi. aku cium pipinya. clara diam saja tidak bereaksi. aku cium kedua matanya, hidungnya, dan terakhir aku sisakan bibirnya, clara sudah menutup matanya "ngapain tutup mata" ledek ku
"udah ah " ucap clara malu "pasti udah ngira dicium tuh" "ahhh lepasin ka"
cuppp aku cium bibirnya. aku jepit bibir bagian bawahnya dengan kedua bibirku "ka udah ah bentar lagi ayah datang" ujar clara sambil menjauhkan wajahnya
aku hampiri lagi wajahnya dan kucium kembali kali ini lebih buas dari yang tadi. kini pelukanku aku lepaskan. aku bersandar ke sisi samping sofa dan clara memeluk leherku. terjadilah pergumulan kembali. hingga clara mendorong badanku dan pergi kedapur
"udah ah bentar lagi ayah datang"
"sini dulu deh" ucapku dan menarik clara untuk duduk dipangkuanku.
clara duduk dipangkuanku dengan posisi membelakangiku. aku lingkarkan tanganku dipinggangnya. aku letakkan kepalaku dibahunya. aku pejamkan mata. nyaman sekali dalam posisi seperti ini. aku menjadi mengantuk dibuatnya. sedang dalam perjalanan menuju dunia mimpi clara menepuk nepuk pipiku
"kalau ngantuk tidur aja deh ka, kaka baru pulang kan, belum sempat istirahat" "hemm" ucapku
"kaka disini aja deh malas jalan udah pw" ucapku dan merebahkan badanku disofa
clara lalu pergi dan aku memasuki dunia mimpi. antara sadar dan tidak aku merasakan seseorang mengangkat kepalaku dan mencium keningku bodolah aku sudah terlanjur mengantuk dan membiarkan hal itu tanpa harus mencari tau kalau itu benar atau tidak. aku terbangun saat seseorang kembali menepuk nepuk tubuhku
"dry, bangun hey, kok tidur disini"
aku mengucek mataku mengumpulkan sisa sisa konsentrasiku untuk melihat siapa yang berbicara "hey kekamar sana, malah tidur disini, lagian clara kok dikasih tidur disini"
"ra" teriak orang itu dan aku sampai kaget mendengar teriakannya. seketika aku langsung duduk "eh ayah" ucapku
"kamu ngapain disini, sana kekamar" "eh iya yah" ucapku
akupun beranjak untuk pidah kekamar
"nih bantalnya bawa" ucap ayah lagi dan melempar bantal kearahku
tunggu sebentar bantal", perasaan aku tidak mengenakan bantal, berarti yang tadi adalah nyata, clara meletakkan bantal kekepalaku, sungguh pacar yang pengertian. saat aku mau masuk kekamar aku berpapasan dengan bidadari itu, dia tersenyum
"makasih ya bantalnya dek"
" , kaka masih mau lanjut tidur"
"iya , tadi itu kebangun gara gara ayah teriak manggil ade" "yah padahal ade pengen keluar"
"nanti ya ngantuk banget"
"iya deh, selamat tidur ka" ucapnya dan dengan sedikit berjinjit dia mencium keningku "harusnya cowo tuh yang kaya gitu " "hehehe"
aku pun kembali terlena dalam alunan mimpi, sungguh nyaman rasanya setiap aku tidur dirumah ini. aku bisa merasakan sebuah kasih yang berlimpah setiap berada dirumah ini. Kasih sayang dari ayah dan clara yang dengan senang hati dan tanpa pamrih menerima keadaanku.kini merekalah keluarga ku.
sekitar jam 12 siang aku terbangun. aku bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk cuci muka, dan kemudian mencari sosok clara. Kudapati dia sedang bercermin. Kupeluk tubuhnya dari belakang
"Udah cantik kok"
"Eh kaka, udah bangun kan jalan yuk" "Males ah, masih pegel pegel nih" "Ade pijitin deh, tapi jalan ya" "Males"
"Ahhh, ade kan bosen dirumah doang" "Main kartu aja yuk"
"Main apaan" "Hmmm ade bisanya main kartu main apaan" cangkul"" Tanya ku "Iya itu doang taunya"
"Yaudah main itu aja, tapi yang kalah dihukum ya, yang kalah harus nyium" "Ih itu mah menang kalah kaka yang enak"
"Hahaha terus apaan"
"Hmm pake lipstick aja gimana" "Boleh boleh"


Lost And Found Karya Andyanstefi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"yaudah tunggu ade beli kartunya"
clara pun keluar rumah, kemudian membawa sebuah plastik yang ternyata isinya adalah jepitan pakaian berbagai warna dan sepack kartu.
"oh pake jepitan boleh boleh, jangan nangis ya kalau kalah" "jepitanya buat kaka, ade tetep lipstick hehe"
"lah masa gitu curang"
"masa kaka tega sih nanti kalo kuping ade sakit gimana" "iya iya keluar dah manjanya"
"heheh, ayo mulai" ucap clara
diatas tempat tidur clara kami pun mulai bermain. pertama aku menang dan bagian mata clara harus rela kucoret dengan lipstick, kedua aku kembali menang dan kini hidungya. ketiga clara menang sebuah jepitan kini ada ditelingaku.
"wah ada yang main kartu nih" ucap ayah "eh ayah" ucap clara
"kok clara lipstik kamu jepitan dry"
"ya ayah tau sendiri lah clara kaya gimana" sindirku "hehehe" clara hanya terkekeh geli
"mau aja dibegoin clara kamu dry, ayah ikutan deh, main apaan nih, remi"" "cangkul" ucap clara
"boleh boleh, tapi ayah lipstick juga ya" tawar ayah "ga boleh ga boleh kaka aja pake jepitan"
"berarti clara juga, ga ada lipstick ya, semua sama" ucap ayah "ahhh ga mau sakit"
"et ga boleh nolak ayo main" "hahahaha" aku hanya tertawa "ga jadi ah, udahan ayah mah rese" "main atau ga ayah kasih uang jajan" "dih gitu, iya iya" ucap clara pasrah
"hahaha" aku dan ayah tertawa, akhirnya clara tidak mendominasi lagi
permainan pun dimulai. baru saja lima ronde dimana aku kalah sekali, sedangkan ayah dan clara masing masing dua, clara menyerah.
"udahan ah, sakit yah kuping clara" "yah yaudah dry kita main berdua" "eh iya yah"
akhirnya hanya aku dan ayah yang bermain. boleh saja diawal awal aku menang, tapi diakhir aku kalah telak.7 jepitan ada dibagian wajahku.
"yah masa kalah ka"
"berisik nih nonton aja udah" ucap ayah permainan mulai kembali aku kalah lagi "ah payah kalian semua masa kalah mulu" "ayah biasa main judi ya" ucap clara
sontak ayah dan aku dengan serentak memandang ke clara. "apaan engga ayah mah ga pernah judi"
"boong" "hahaha pernah sih tapi ga jago ayah" "sama aja yah, judi ga bagus tau"
Akhirnya clara bercuap cuap panjang lebar menggurui ayahnya perihal judi, sedangkan ayahnya malah tidak menanggapi
"Ayah denger ga sih"
"Ayo dry main lagi, pantesan badan ayah kok panas ya, ga taunya ada yang ceramah hahaha" "Hahaha"
"Ayahhhhh, ini kaka juga, ah males, main aja situ berdua, ade mau tidur sana sana keluar" "Hahaha" tawa kami berdua melihat clara yang sedang merajuk
Hari ini kami habiskan dengan bercanda sungguh seperti keluarga kecil yang sangat sangat bahagia part 21
Jauh sebelum hari gajian pertama diperusahaan ini clara sudah mewanti wanti diriku untuk tidak membelikannya hadiah apapun.
"Pokoknya jangan beliin apa apa kaya kemarin, ade ga butuh hadiah, pokoknya ade bakalan marah kalo kaka beliin hadiah dari gaji pertama kaka"
"Iya iya" "Awas ya" "Iya, tapi jangan nyesel yah"
"Engga, mending uangnya disimpen aja"
"Yaudah kamu yang pegang deh atm kaka, takut kaka boros" "Hmmm" ucap clara sambil berpikir sejenak
"Gausah ah, ade ga berani" ucapnya "Kenapa"
"Itukan duit kaka"
"Ini juga duit ade kok, kan kaka udah mulai nabung buat kita" "Hmm yaudah deh, nanti ade juga naro duit ade disini"
"Gausah, biar kaka aja, kasian ade kan belum ada penghasilan, masa ngirit jajan" "Ga mau ah masa kaka sendirian"
"Yaudah terserah ade, tapi gausah terlalu dipaksain ya" "Iya" ucap clara.
Aku sudah berkomitmen, dari sekarang aku akan mengumpulkan uang untuk merajut mimpi dimasa depan.gaji diperusahaan ini memang tidak terlalu besar mengingat ini merupakan perusahaan farmasi dimana gajinya jauh dibawah otomotif atau elektronika. Tapi dengan lembur gaji menjadi lumayan besar. Terkadang dalam seminggu aku selalu masuk kerja, terkadang hanya hari sabtu saja.
Dan yang menjadi korban adalah waktu. Waktuku dan clara mulai berkurang. Jadwal 3 shift juga menjadi halangan tersendiri. Suatu ketika clara sempat complain kepadaku karena aku selalu lembur
"Ka kita jadi jarang bareng, jangan lembur terus dong" "Aduh kalo ga lembur gaji kaka kecil de"
"Ah ade kan suka kangen, tapi kaka jarang banget, apalagi kalau kaka shift 3, ada waktu tapi kaka pasti cape"
"Gimana ya de" "Minggu jangan lembur deh ka, minggu khusus buat kita aja" "Hmmm yaudah setiap minggu kaka ga bakal ambil lembur"
"Nah kan enak jadi kita ada waktu ka walau sehari, ade juga lagi banyak tugas nih kalau lembur terus pasti bakalan jarang ketemu"
"Tabungan kita udah berapa de" "2 jutaan kayanya"
"Masih jauh banget yah, ade ga papa kan nunggu" "Kaka kayanya ngebet banget nikahin ade hehehe" "Iya biar ga kabur"
"Ade juga belum lulus, masa langsung nikah aja"
"Biarin hahaha, berarti ade ga mau ya sama kaka yahhhh" ucapku mendramatisir "Eh engga ade mau cuma kan ade pengen lulus dulu ka"
"Yaudah kalau gitu yang rajin kuliahnya jangan males malesan" "Hehehe"
Sedikit demi sedikit rangkaian kecil sebuah masa depan telah kubuat. Aku bermimpi tinggal dalam satu rumah bersamanya. Tidak perlu rumah yang, aku hanya ingin sebuah rumah kecil tapi penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang seperti keluarga clara. Ayah clara adalah panutanku jika nanti menjadi seorang ayah. Bisa menjadi sahabat, teman sekaligus ayah bagi anaknya.
Sayang sekali, semua usaha yang kuraih selama ini, menjadi sia sia setelah kejadian itu. Kejadian disaat aku baru 4 bulan kerja diperusahaan ini. Kejadian yang membuatku harus memulai semuanya lagi dari awal.
Kejadian apakah yang menimpaku, apa ada kaitannya dengan clara, saksikan setelah pesan pesan berikut ini (iklan mastin)
part 22 Awal november 2009... Hari itu seperti hari hari lainnya jika aku dapat shift 2 dan bertemu clara aku dipastikan akan menginap dirumahnya. Jam 6 pagi aku terbangun. Masih ada sekitar 9 jam lagi sebelum bekerja. Lagipula clara sedang tidak ada kuliah saatnya bersenang senang.
"Main yuk ka, kemana kek"
"kemana maunya"
"Terserah" "Yah kalo terserah kaka ga mau, kasih pilihan dong masa kaka mulu yang nentuin" "Berenang, ya ya, berenang"
"aduh kaka kan ga bisa berenang" "Ah masa ga bisa mulu, ade ajarin deh" "Hmm yaudah yuk berangkat"
Kami pun berangkat ke sebuah arena renang dengan mobil clara. Aku masih belum mempunyai kendaraan. Berkali kali clara memintaku belajar naik mobil tapi selalu ku tolak dengan alasan mobil itu bukan punya ku.
"Ade ganti baju dulu ya" ucap clara sambil membawa baju renangnya "Yaudah kaka juga, ada sewa kolor ga ya"
"Ada nanti sewa aja"
Tak lama aku clara datang menghampiriku. Ini bukan pertama kalinya aku melihat clara dengan pakaian renang. Tapi tetap saja membuat aku merinding. Pakaiannya begitu memperlihatkan tubuhnya yang proporsional. Baju renang dengan model celana dibagian bawahnya bukan model celana dalam.
"Yuk mulai ka" "Yang pendek aja ya"
"Iya mulai dari yang pendek aja, emang kaka mau yg langsung dalam" "Ya engga, yaudah"
Kamipun menuju kolam renang yang ukuran 1 m. Clara menyuruhku berpegangan pada tangga dan menggoyang goyangkan kakiku. Berhasil aku ngambang dipermukaan. Clara menyuruhku melepaskan pegangan pada tangga. Begitu ku coba dan ternyata gagal. "Hahaha" tawa ku
"Ah kaka ga serius nih"
"Ga serius gimana, susah tau, udah kaka nonton ade berenang aja deh" "Yah ga seru"
Aku pun naik ke tepi kolam berenang sementara clara berenang bolak balik. Clara kemudian menghampiriku dan menarik tanganku.
"Naik itu" ucap clara sambil menunjuk ke salah satu perosotan yang meliuk liuk "Ga ga"
"Ih ayo" paksa clara
Dengan terpaksa aku mengikuti clara "Kaka ga usah deh"
"Ih ga harus ikut, ga bakal tenggelam kok airnya juga ga dalam" "Ngeri de"
"Ah cemen kaka mah" "Terserah" ucapku
Dengan sedikit paksaan akhirnya kini aku berada dimulut seluncuran berliku itu. Clara mendorong dorongku supaya turun
"Cepetan ih takut banget sih"
"Bentar de yaelah ga sabaran banget, bentar ngumpulin keberanian dulu" "Hahaha" tawa clara
Aku menarik nafas panjang dan syuuurrrr aku meluncur, meliuk liuk didalam pipa. Sampai bawah begitu aku ingin mendaratkan kakiku, aku terpeleset. Air kolam yang berukuran 1, 5 meter membuatku gelagapan karena tidak bisa berenang. Beruntung aku berhasil menguasai keadaan dan kembali berpijak dengan kakiku. Tidak lagi lagi aku mencoba wahana ini
Berikutnya giliran clara. Begitu sudah dekat aku mendengar teriakan kegembiraannya. Dia meluncur dan byurr.. dia langsung berenang
"Seru lagi, lagi" ucapnya
"Ngga ngga, balik sekarang , kaka tadi hampir aja tenggelam"
"Hahaha iya deh main yang biasa aja, tuh yang pakai ban, ga bakal tenggelam deh" "Iya itu aja kayanya aman"
Kami mengambil ban yang bisa diisi dua orang. Kami pun meluncur. Ditengah tengah aku berteriak "Ade jelek" teriakku
"Haaaaa" teriak clara Kami sampai dibawah
"Ih tadi kaka bilang apaan diatas" "Apaan ade salah denger kali" "Kaga tadi kaka bilang ade jelek kan" "Kenapa marah kalo ga jelek hahaha" "Ihhh" cubit clara
Jam 12 siang kami pun pulang karena aku harus bekerja..
Entah kenapa kali ini di pabrik firasatku tidak enak. Bukan, bukan soal clara. Tapi ada sesuatu yang mengganjal entah apa. Jam 11 aku pulang dan sampai dirumah clara. Clara masih belum tertidur. Seperti biasa dia menunggu ku pulang. Sudah seperti suami istri ya.
Kami masih bercanda ria sampai jam setengah 12 lewat handphone ku berdering. Nama salah satu anak kost terpampang dilayarnya.
"Siapa ka" "Anak kost, kok malem malem nelpon ada apaan ya"" Ucapku "Coba angkat ka kali aja penting"
Aku jawab telepon itu "Halo boy"
"Eh dry buruan kekostan" "Emang kenapa"
"Kostan dry kostan, "
"Iya, kostan kenapa" tanya ku part 23
"Siapa ka" tanya clara
"Anak kost, kok malem malem nelpon ada apaan ya"" "Coba angkat ka kali aja penting"
Aku jawab telepon itu "Halo boy" "Eh dry buruan kekostan" "Emang kenapa"
"Kostan dry kostan" "Iya, kostan kenapa"
"Kostan kebakaran buruan lu kesini" "Iya iya gw kesana" ucap ku panik "Kenapa ka"
"Kostan kaka kebakaran, kaka harus kesaa nih" "Ayo ka ade ikut"
"Iya" Dengan tergesa kami pun menuju kostanku dan benar saja begitu kami sampai api sudah melalap 5 buah kamar dilantai 2 menyisakan 2 buah kamar lagi. Dan kamarku ikut menjadi korban. Pemadam kebakaran masih sibuk memadamkan api yang masih bergejolak
Aku terduduk ditanah meratapi nasib ku kembali. Aku menangis, ya aku merasa semua perjuanganku selama 7 bulan sia sia
"Kaka yang sabar ya" ucap clara yang mengusap usap punggungku
Tuhan apa salah ku. Kenapa tak ada puasnya kau memberikan ku masalah. Apa salahku. "Yang sabar dry" ucap boy yang kamarnya lolos dari api
"Api mulai dari mana" tanya ku dengan penuh amarah aku yakin api bukan dari kamarku karena aku tidak memakai obat nyamuk dan listrik semua kutinggal dalam keadaan mati
"Kayanya dari kamar roy, dari obat nyamuk bakar eh kena kasur dia"
Dengan tergesa gesa aku menghampiri roy yang terduduk ditanah dengan muka pasrahnya. Clara yang tau aku sedang marah mencoba menahanku
"Ka udah semua udah kejadian, kaka yang sabar" ucap clara sambil menahanku "Lepas de" ucapku sambil melepaskan pegangan clara
Aku hampiri roy aku tarik kerah bajunya
"Sorry dry gw ga sengaja"
"Anj*ng" ucapku dan langsung memukul wajahnya
Saat hendak memberikan pukulan lagi semua anak kost menahanku "Sabar woy dia juga ga sengaja, dia juga kena"
"Lepasin gw ** SENSOR **"
"Sabar dry, sabar" ucap boy
Aku tarik nafas panjang kemudian ku hempaskan untuk mengontrol kembali emosiku "Dah lepasin gw" ucapku
Merekapun melepaskan pegangannya. Aku duduk kembali ke tanah. Ku lipat kedua kakiku dan meletakkan wajahku diantaranya. Meratapi nasib ku dan cobaan yang dibreikanNya kepadaku. Semua hilang semua sia sia.
Sejam kemudian api berhasil dipadamkan aku langsung berlari kearah kamarku. Musnah sudah semuanya menjadi abu. Kasur, dispenser, lemari pakaian semua sudah hancur. Aku teringat satu hal jaket pemberian clara yang kugantung di dinding di sebuah gantungan baju yang kini sudah meleleh. Aku hampiri dinding itu. Kulihat dibawahnya jaket itu telah terbakar menyisakan sobekan kecil saja. Kupeluk sisa jaket itu.
Aku menangis lagi. Ini adalah harta paling berhargaku dikamar ini. Jaket pemberian clara dan kini sudah rusak dan hancur. Aku memeluk erat sisa jaket itu.
"Kaka yang sabar ya"
"Semua perjuangan kaka percuma de, semua hangus, jaket kamu benda paling berharga buat kaka juga hancur, semua hilang de hilang" ucapku
"Yaudah yuk ka udah malam besok kaka ga usah kerja, sekarang kaka tinggal dirumah ade aja" "Haaaahhh" aku menarik nafas panjang.
"Ayo ka" ucap clara dan menarik tanganku menuju mobilnya Kami pun kembali kerumah clara. Aku langsung merebahkan diriku disofa. "Kaka istirahat aja, ga usah terlalu dipikirin ka, nanti kaka sakit" "Salah kaka apa de, kenapa selalu aja ada masalah buat kaka"
"Udah ka yang sabar, sekarang istirahat aja" ucap clara dan menarik tanganku menuju kamar "Besok kita belanja baju dulu ya buat kaka, kayanya tabungannya kita pake dulu" "Iya" ucapku
Clara pun menyelimuti diriku dan mencium pipiku dan kemudian meninggalkanku sendiri dikamar ini. Arggghhh perjuanganku kini harus kembali dari nol lagi..
part 24 Pagi hari sekitar pukul 6 pagi sebelum ayah berangkat aku duduk diteras. merenungi kejadian semalam. Ditemani secangkir teh hangat yang kubuat sendiri. Aku masih asik dalam lamunanku sampai tidak sadar kalau ayah sudah daritadi menyapaku.
"Dry, hoi, dry"
"Dry, ngapain bengong"
Plak plak dua buah tamparan pelan dipipiku membuyarkan semuanya.. "Eh yah, mau berangkat"
"Iya pagi pagi udah bengong aja , kirain kesambet kamu"
" " aku mencoba tersenyum "Ayah berangkat dulu"
"Iya yah" "Claranya bangunin cewe kok bangun siang amat"
" " Ayah kemudian pergi dengan mobilnya. Aku masuk kedalam rumah, membuka kamar clara. Dia masih tertidur dengan piyama warna merah mudanya dan Memeluk guling kesayangannya. Dasar.. "De bangun"
"Hmmmm" dia bergumam
Aku goyang lagi badannya lebih keras "Iya ini udah bangun" ucapnya
"Dasar kebo .., sana mandi, katanya mau nemenin kaka nyari baju" "Iya, ucap clara.
Dengan.langkah yang gontai dia mengambil handuk. Tunggu dia tidak membawa lupa membawa bajunya"". Yah sepertinya nyawanya masih belum terkumpul semua. Tak apalah bonus dipagi hari.
Aku kembali kesofa. Menonton televisi tapi konsentrasiku masih ke nasibku kedepannya nanti. Sampai seseorang keluar dari arah kamar mandi. Ya clara dengan handuk kecil yang hanya mampu menutup sedikit pahanya.
" " aku hanya tersenyum padanya
Dia membalas senyumku. Entah kenapa pagi ini aku kehilangan gairahku. Kalau dalam kondisi biasa mungkin dia akan kuterkam. Aku kembali berusaha fokus dengan televisi. Clara pun keluar dari kamar sudah dengan pakaian rapih.
"Pinjem parfum de" ucapku
"Oh iya, apa ga coba baju ayah" "Mana ada yang muat, kegedean semua" "Yaudah, tunggu ya"
Clara masuk kekamar ayahnya
"Nih parfum ayah, emang mau pake parfum cewe"
" " Aku semprotkan parfum itu ke satu satunya pakaian yang aku punya, yang sekarang melekat ditubuhku.
"Yuk" ajakku "Gausah ke mall ke pasar aja" ajakku ke clara "Yaudah yuk"
"Ya" ucapku Kami pun menuju ke pasar. Kami langsung menuju bagian pakaian. Entah merk apa aku tidak peduli. Mau kw atau bahan apaapun yang penting aku punya pakaian. Aku membeli 7 buah kaos, 7 buah celana dalam, 4 buah kemeja, 1 sendal, dan 1 buah jaket. Dengan perkiraan aku ganti baju sehari sekali.
"Ga kurang ka, kaosnya" "Nanti kaka beli lagi"
"Maaf ya, tabungan kita kepake gara gara kaka" ucapku
"Kaka ga salah kok, ade ga papa kok masih ada setengahnya, nanti kita masih bisa nabung lagi" "Iya" ucapku
"Kaka emang belum gajian"" Tanya clara
"Udah, cuma setengahnya kaka taruh ketabungan kita, kayanya saldo kaka tinggal 500 ribuan deh" "Yaudah kaka simpen aja"
"Iya" Kami pun pulang. Aku langsung kekamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian. Hari ini aku izin ke tempat kerja untuk tidak masuk dengan alasan kostanku kebakaran. Haahh beratnya cobaan kali ini.
Jam 8 malam ayah pulang dan melihat banyak plastik pakaian dikamar clara. "Wih ada yang belanja nih" ucap ayah
"Ayah ssttt" ucap clara dan langsung berlari keayahnya lalu membisikkan sesuatu. "Udah ga papa dek ayah kan ga tau" ucapku
"Aduh maaf dry, ayah ga tau, aduh kamu yang sabar ya, kamu tinggal disini aja, nyari kostannya nanti nanti aja, mau tinggal selamanya disini juga ga papa, biar clara ada teman juga" ucap ayah "Makasih yah" ucapku
" " ayah tersenyum
Ayah pun meninggalkan kami berdua. "Iya kaka tinggal disini aja yah" "Liat nanti deh de,"
"Yaudah terserah kaka, makan dulu yuk nanti kaka sakit" "Iya"
Kami makan bersama dalam satu meja. Aku menceritakan kronologis kebakaran menurut info dari anak anak kost yang kudapat.
"Trus ga ada yang bisa diselametin" "Abis semua yah"
"Hmmm, kamu jangan malu ya buat minta uang, ayah bakalan kasih kalau kamu butuh" "Makasih yah, andry masih ada tabungan"
"Yaudah, kalau butuh apa apa bilang ya" "Iya yah"
Malam harinya aku tidak bisa tidur. Clara datang ke kamarku "Kaka belum tidur"
"Ga bisa tidur"
"Udah ka ga usah dipikirin udah lewat, kaka semangat dong, seharian ini kaka ga semangat, ade pake handuk aja kaka ga doyan"
"Emang makanan doyan hahaha, haaahh, iya besok kaka semangat deh" ucapku "Harus, sedih ngeliat kaka kaya gini"
"Iya iya, dah sana tidur udah malam" "Ade tidur disini ya"
"Heh nanti ketauan"
"Pagi pagi ade pindah deh ya ya" "Bodo lah dinikahin dinikahin deh" "Hehehe"
Clara pun langsung naik ke tempat tidurku. Masuk kedalam selimut dan memeluk tubuhku. "Setel alarm ka jam 4"
"Iya" Aku menyetel alarm dihpku jam 4 pagi "Dah tidur"
Clara memeluk erat tubuhku dan menjadikan tanganku sebagai bantalnya. Entah berapa lama kami hanya berdiam tanpa suara menikmati momen ini ditemani detik jam dinding yang berdetak dengan irama yang konstan sampai kami berdua tertidur dan masuk kedunia mimpi.
Hari esok aku datang, tak ada gunanya aku terus merenung dan bersedih.
pqrt 25 Clara memelukku dengan erat dan kami pun akhirnya terlena dalam buaian mimpi.
Pagi hari aku terbangun dan mendapati clara yang tertidur dengan tangan dan bahuku sebagai bantal. Aku pandangi wajahnya yang sedang tertidur pulas. Ku bisikan lembut ditelinganya. "Makasih dek buat semuanya selama ini"
Aku singkirkan kepalanya dengan hati hati. Kemudian aku beranjak kekamar mandi. Selesai mandi aku menuju dapur. Ada mba susi yang sedang memasak.
"Saya bantuin mba" ucap ku
"Eh ga usah mas biar mba aja"
"Udah ga papa mba, saya kan juga numpang disini, gaenak kalo ga ngapa ngapain" "Mas kan tamu, udah biar mba aja"
"Yah yaudah deh, dibantuin kok nolak"
" , udah masnya duduk aja bentar lagi beres ini"
"Iya mba" ucapku dan duduk dimeja makan menyaksikan perempuan yang ku tafsir berumur 30an mungkin.
"Mba udah lama kerja disini"
"Hmm udah 4 tahunan mas, dulu mah yang kerja disini , udah tua gitu lah" "Ohh, umur mba emang berapa"" Tanya ku
"29 mas" "Beda berapa tahun doang dong sama saya, udah nikah mba" "Udah" jawabnya singkat sambil terus melanjutkan masaknya "Terus suami mba"" Tanya ku
"Suami cuma kuli mas, kurang kalo ngandelin gaji suami doang" "Loh emang anaknya berapa kok kurang"
"Udah 2 mas, satu baru masuk sd" "Ohhh" aku akhiri obrolanku dengan ber ooo panjang
Ternyata banyak orang yang disekelilingku bekerja keras demi menyambung hidupnya. Tak perduli apa pekerjaannya yang penting anak mereka bisa sekolah dan bisa makan. Bahagianya anak mba susi punya dua orangtua yang hebat. Tunggu dulu begitu juga harusnya orangtuaku. Mereka pasti bekerja untuk ka ryn dan semuanya.
Ahhh, tidak tidak, orangtuaku tidak mungkin begitu. Pasti mereka bekerja karena tidak pernah puas akan kekayaan mereka. Mereka sudah mampu anak mereka minta apapun pasti terpenuhi. Bukan uang lagi yang anak mereka butuhkan tapi kasih sayang.
"Masnya juga hebat masih muda udah kerja"
"Hahaha biasa lah mba, gini lah kalo ga punya orangtua" ucapku "Aduh maaf mas, mba ga tau"
"Iya ga papa kok mba, udah lewat"
"Rumah mba dimana sih, saya lama disini ga pernah ngeliat"
"Ga jauh mas, dibelakang rumah sini, yah kontrakan kecil lah mas, kurang lebih ada 300 meter mas dari sini"
"Ooo" "Nih masakannya udah jadi, mba tinggal kebelakang dulu ya mas" ucap mba susi sambil membawa plastik berisi pakaian kotor.
Dendam Sejagad 20 Pendekar Mabuk 027 Keris Setan Kobra Darah Dan Cinta Di Kota Medang 16

Cari Blog Ini