Ceritasilat Novel Online

Bayangan Maut 5

Bayangan Maut Karya Oey Yong Bagian 5


"Hmmm".kepandaianmu hanya begitu saja?" ejek Sam Kay. "Hanya kepandaian keledai
bergulingan saja yang mau kau pertunjukkan kepadaku?"
Mendengar ejekan dari Sam Kay, wajah Ce In Sian-su jadi berobah merah padam. Dia tetap
mendelik kepada Sam Kay disaat dia berkata :
"Biar bagaimana hari ini Hud-ya harus membuka pantangan membunuh !" kata Ce In Siansu dengan murka benar.
Mendengar perkataan Ce In Sian-su, Sam Kay sengaja tertawa gelak-gelak.
"Hmm"enak saja kau putar lidah !" kata Sam Kay. "Apakah kau yakin bahwa hari ini kau
bisa membuka pantangan membunuh" Siapa yg akan kau bunuh" Anak ayam ?"
Muka Ce In Sian-su jadi tambah berobah merah padam, malah akhirnya berobah kebirubiruan saking murkanya.
"Kau".pengemis geladak !" bentak Ce In Sian-su dengan pergolakan hawa amarahnya yg
benar-benar telah mengamuk didalam hatinya. "Kalau memang hari ini Hud-ya tidak bisa
membunuhmu".biarlah untuk seterusnya Hudya tidak akan muncul didalam dunia persilatan
lagi ! Aku akan mengundurkan diri dan hidup mengasingkan diri didunia sepi !"
Sam Kay tertawa mendengar perkataan Ce In Sian-su. Malah Sam Kay telah menoleh
kepada Po Liang Kay. "Su-tee".kau dengarlah apa yang dikatakan keledai gundul itu!" kata Sam Kay dengan
suara yang mengejek. "Betapa gagahnya perkataan keledai gundul itu! Hmm".dia kira
mudah untuk membunuh orang! Sebagai seorang beribadat, dia mengapa tidak mau cepatcepat memanjatkan do'a, meminta pengampunan dosa-dosanya, karena hari ini adalah hari
kematiannya !" Po Liang Kay mengangguk. "Benar ! Memang benar perkataan Suheng !" membenarkan Po Liang Kay sambil tertawa
juga, karena dia ingin memanaskan hati Ce In Sian-su. "Dia rupanya hanyalah seekor anak
keledai gundul belaka yang masih bodoh dan goblok!!"
Dan setelah berkata begitu, Po Liang Kay telah tertawa gelak-gelak, begitu juga Sam Kay
dia telah tertawa keras, tubuh mereka sampai tergoncang.
Ce In Sian-su jadi gemetar sekali tubuhnya, dia murka bukan main.
"Kau"oh kalian pengemis-pengemis geladak !!" bentak Ce In Sian-su dengan murka, dan
sambil berteriak begitu, karena saking murkanya dia tidak bisa berkata-kata lagi, hanya
tubuhnya yang telah mencelat menubruk Sam Kay dan Liang Kay, menyerang kedua pengemis itu dengan menggunakan kedua tangannya.
Serangan Ce In Sian-su kali ini sangat berbahaya sekali. Dia menyerang dengan serangan168 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
serangan yang mengandung tenaga Lwee-kang yang kuat sekali.
Harus diingat, bahwa Ce In Sian-su sedang murka dan kalap, dia nekad benar, maka dari itu
dia menyerang dengan mengerahkan hampir seluruh tenaga Lwee-kangnya.
Maka dari itu, bisa dimaklumi betapa hebat dan kuatnya serangan si Hwee-shio.
Sam Kay dan Liang Kay juga memaklumi akan hal itu. Dengan cepat Sam Kay dan Liang Kay
telah memisahkan diri kepada kedua sisi mereka, hal itu untuk memecahkan perhatian si
Hwee-shio. Tetapi Ce In Sian-su sudah nekad dan kalap benar, maka dari itu dia telah menubruk kearah
Sam Kay dan kedua tangannya itu telah dipakai untuk menyerang si-pengemis yang satunya
ini. Tenaga Lwee-kang yang dipakai untuk menyerang Sam Kay kali ini pun lebih hebat dari
tenaga serangan-serangannya yang pertama.
Sam Kay merasakan, belum lagi serangan dari Ce In Sian-su berhasil mengenai tubuhnya,
tetapi angin serangan itu telah menyambar dan dapat dirasakannya. Maka itu Sam Kay tidak
berani memandang remeh dan memandang enteng lagi.
Dia telah mengeluarkan seruan yang panjang dan sambil mengeluarkan suara seruan yang
panjang begitu, maka Sam Kay telah menggerakkan tangannya yang dipakai untuk
menangkis serangan Ce In Sian-su.
"Dukkkk !" terdengar suara benturan dari kedua tangan orang itu yang keras sekali. Tampak
tubuh Ce In Sian-su terlontarkan dua tombak lebih.
Tetapi Hwee-shio ini malah masih bisa jatuh dalam keadaan berdiri. Dan begitu kakinya
menyentuh lantai, dia sudah lantas menyerang lagi.
Sedangkan Sam Kay, ketika merasakan tangannya itu berhasil menangkis serangan Ce In
Sian-su, dia telah merasakan dadanya agak menyesak, dan tubuhnya terhuyung-huyung
sampai lima langkah ke belakang, malah Sam Kay juga merasakan pandangan matanya itu
berkunang-kunang. Hal itu saja sudah menandakan betapa kuatnya tenaga serangan Ce In Sian-su yg telah
ditangkisnya. Belum lagi Sam Kay bisa menetapkan goncangan hatinya, dan belum lagi dia dapat berdiri
tetap, maka tampak Ce In Sian-su telah menyerang lagi !
Malah Sam Kay melihat bahwa serangan yang dilancarkan oleh Ce In Sian-su kali ini sangat
kuat sekali, disertai oleh tenaga Lwee-kang yang bergelombang datangnya, mungkin juga
Ce In Sian-su yang sudah nekad itu telah menyerang dengan menggunakan seluruh tenaga
Lwee kangnya ! Sam Kay jadi mengeluh juga. Menghadapi orang yang sedang nekad dan kalap, memang
lebih berat dari bertempur menghadapi seorang lawan yang berkepandaiannya lebih tinggi
daripada dirinya, karena kalau orang menyerang dengan nekad, jelas sekali Ce In Sian-su
tidak akan memikirkan segi-segi keselamatan dirinya, dia menyerang dengan tidak
memikirkan lagi penjagaan dirinya, karena dia mau mati dan binasa bersama-sama dengan
lawan ! Itulah yang berat untuk Sam Kay. Hati si pengemis jadi mengeluh juga. Jelas kalau memang
169 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
dia melawan keras dilawan dengan kekerasan juga, dirinya akan cilaka bersama-sama
dengan Ce In Sian-su. Itulah yang tidak diinginkan oleh Sam Kay, dia malah tidak mau terbuka disebabkan oleh
serangan dari si Hwee-shio Ce In Sian-su.
Tetapi serangan dari Ce In Sian-su telah meluncur terus dengan cepat. Serangan yang
dilancarkan oleh si Hwee-shio telah menyambar dekat sekali dengan tubuh Sam Kay, yang
membuat Sam Kay harus mengempos semangatnya, dia telah mengerahkan seluruh tenaga
dalamnya pada kedua lengannya, kemudian dengan mengerahkan tujuh bagian tenaga
Lwee-kangnya dia telah menangkis lagi serangan dari Ce In Sian-su.
"Dukkkkk ! Bukkkk !" terdengar dua kali suara benturan tangan mereka yang nyaring dan
memekakkan anak telinga. Dengan sendirinya, tampak Ce In Siansu telah terpental lagi beberapa tombak jauhnya.
Hanya bedanya kali ini dia tidak bisa jatuh berdiri dengan kakinya terlebih dulu menyentuh
lantai ruangan rumah makan tersebut, dia telah jatuh terbanting dilantai dengan keras.
Begitu juga Sam Kay. Begitu dia merasakan tangannya dapat menangkis serangan dari Ce
In Sian-su, seketika itu juga dia merasakan pandangan matanya jadi berkunang-kunang,
jadi sesak napasnya, dan juga tubuhnya telah terhuyung-huyung beberapa langkah ke
belakang, kemudian tanpa bisa ditahan lagi, karena Sam Kay merasakan kedua dengkulnya
lemas tak bertenaga, dia jatuh duduk".!
Wajah Sam Kay pucat sekali. Po Liang Kay yang melihat keadaan kakak seperguruannya,
jadi terkejut sekali. Cepat-cepat dia telah menghampiri dan memeriksa keadaan Sam Kay. Setelah dia melihat
bahwa Sam Kay hanya mengalami luka diluar saja, tetapi tidak membahayakan, maka Po
Liang Kay jadi tenang. Dia memandang kepada Ce In Sian-su yg kala itu telah merangkak untuk bangun.
Po Liang Kay tidak menyerang si Hwee-shio, dia hanya berdiri mengawasi saja. Sedangkan
akhirnya Ce In Sian-su telah dapat berdiri.
Dia menatap Po Liang Kay dan Sam Kay, yang kala itu sedang duduk bersemedhi dengan
mata yg bengis dan muka yg menyeramkan.
"Hmm, kalian 2 orang pengemis yg tidak tahu diri !" kata si Hwee-shio dengan suara yg
menyeramkan. "Kalian berani mencampuri urusanku, berarti kalian telah berpikir dua kali
untuk berani menghadapi risikonya" Baiklah! Sekarang Hud-ya akan membiarkan kalian
hidup lebih lama dulu, tetapi paling lambat 3 hari, kalian sudah akan Hud-ya kirim ke
neraka!" Dan setelah berkata dengan kata-kata ancamannya itu, Ce In Sian-su telah memutar
tubuhnya, dia membalikkan tubuhnya dan berlalu dari rumah makan tersebut.
Po Liang Kay dan Sam Kay tidak mencegah kepergian si Hwee-shio. Mereka hanya
mengawasi saja kepergian si Hwee-shio dengan mengeluarkan suara tertawa dinginnya.
Tetapi Ce In Sian-su tidak memperdulikannya, dia telah melangkah terus untuk berlalu. Dia
bagaikan tidak mendengar kata-kata ejekan itu.
170 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Setelah Ce In Sian-su berlalu, Liang Kay membantu Su-hengnya, kakak seperguruannya
untuk bangkit. Perlahan-lahan tenaga dalam Sam Kay pulih kembali. Dia sudah dapat melompat lagi
dengan gesit. Sedang si-kasir rumah makan yang melihat tuan penolongnya ini tidak kenapa-apa, telah
maju mendekati, lalu menekuk lututnya untuk menyatakan terima kasihnya.
Si-kasir rumah makan mengucapkan syukur berulang kali, dia mengucapkan kebesaran
Thian, Tuhan, dengan suara tersendat.
Sam Kay menyuruh si-kasir rumah makan bangkit. Kemudian Ciang Sam Kay mengajak Po
Liang Kay untuk berlalu. Si-kasir rumah makan itu menahan mereka untuk makan minum dulu, karena si-kasir rumah
makan itu mau menjamu kedua tuan penolong itu untuk menyatakan rasa terima kasihnya
kepada Sam Kay dan Liang Kay. Tetapi tawaran itu telah ditolak oleh Sam Kay dan Liang
Kay. Mereka telah cepat-cepat keluar dari rumah makan itu untuk berlalu.
Sedangkan si-kasir tersipu-sipu jadi mengantarkannya keluar rumah makan itu, biarpun
kedua orang ini berpakaian sebagai seorang pengemis, toch dia tidak memandang rendah
lagi, karena setidak-tidaknya sekarang dia memang telah mengetahui bahwa pengemispengemis tersebut adalah pengemis-pengemis luar biasa yang mempunyai kepandaian silat
yang sangat tinggi dan luar biasa sekali.
oooOooo BEGITU keluar dari rumah makan tersebut, Sam Kay dan Po Liang Kay tidak lantas berlalu
dari Su-koan-chung. Mereka masih memutari kampung itu, seperti ada yang sedang dicaricarinya.
Sampai menjelang senja hari, dikala hari mulai gelap karena matahari sudah mulai tidur
diperaduannya, maka Sam Kay dan Po Liang Kay masih memutari kampung itu.
Ketika sampai dimuka sebuah kelenteng tua yang terdapat didalam kampung ini, mereka
telah duduk dimuka pintu kelenteng tersebut untuk mengaso.
Mereka melihat orang yang berlalu lalang cukup ramai, walaupun hari sudah mulai akan
gelap. Tiba-tiba pintu kelenteng terbuka dan keluar seorang To-tong, Hwee-shio cilik, yang
umumnya bekerja sebagai seorang pelayan didalam kelenteng itu.
Ketika melihat Sam Kay dan Po Liang Kay, kedua pengemis yang duduk dimuka
kelentengnya, dia jadi mengerutkan alisnya.
"Hayo kalian jangan mengotori halaman kelenteng kami ! Pergi !!" bentak si To-tong dengan
suara yang kasar dan tidak enak didengar.
Sam Kay dan Po Liang Kay menoleh secara acuh tak acuh.
Waktu mereka lihat yang menegur adalah seorang To-tong cilik, mereka mengerutkan alis
mereka. "Hmmm".kau terlalu banyak mulut, bocah !" kata Sam Kay mendongkol. "Kami hanya
171 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
numpang berteduh, mengapa kau begitu kikir dan cerewet ?"
Si To-tong mendongkol ditegur begitu oleh Sam Kay, wajahnya berobah.
"Eh pengemis buduk".lebih baik kalian cepat-cepat menggelinding enyah dari tempat ini,
karena kalau memang sampai terpaksa kami akan mengusir dengan menyiramkan air
kotoran kepada kalian?"
Po Liang Kay yang memang lebih cepat naik darah, jadi gusar mendengar perkataan si Totong yang begitu kurang ajar.
"Mulutmu perlu dihajar, bocah!" bentak Po Liang Kay dengan sengit.
Sambil membentak begitu, dia telah mencomot sebutir batu, dilemparkan batu itu kearah
To-tong itu. "Takkkk!" batu tersebut telah menghajar mulut si-To-tong.
Kontan si-To-tong jadi menjerit kesakitan, karena giginya juga telah rontok tiga. Dia
berjingkrak saking kesakitan sambil memaki-maki Po Liang Kay dan Sam Kay tak hentinya.
Sam Kay dan Liang Kay tidak mau melayaninya, mereka hanya berdiam diri dengan
tersenyum. Si To-tong jadi gusar sekali, dia berlari kedalam kelenteng untuk memberitahukan kepada
saudara-saudara seperguruannya.
Tak lama kemudian dia telah kembali disertai oleh lima To-tong lainnya. Ditangan mereka
masing-masing telah mencekal senjata tajam.
Sam Kay dan Liang Kay tidak memperdulikan lagak To-tong2 itu. Mereka masih duduk terus
disitu dengan tenang. "Cepat kalian menggelinding enyah !" bentak salah seorang To-tong kawan si To-tong yang
pertama, yang telah rontok giginya disebabkan sambitan kerikil yang ditimpukkan oleh Liang
Kay. "Kalau tidak, jiwa kalian akan kami kirim ke akherat !"
Mendengar perkataan To-tong itu, Sam Kay dan Liang Kay hanya memperdengarkan suara
dengusan saja. Mereka telah berdiam diri terus tidak melayani To-tong itu.
Melihat kelakuan Sam Kay dan Liang Kay, keenam To-tong itu jadi gusar bukan main.
Mereka sampai mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur dan beramai-ramai mereka
menerjang maju menyerang dengan menggunakan senjata mereka masing-masing.
Sam Kay dan Liang Kay membiarkan sampai serangan-serangan dari To-tong2 itu mendekati
diri mereka, lalu dengan cepat sekali mereka telah mengibaskan lengan baju mereka, dari
mana telah keluar dua jalur tenaga Lwee-kang yang kuat sekali !
Hebat kesudahannya ! Bagaikan layang-layang putus talinya, maka keenam To-tong itu jadi terpental dan ambruk
terbanting beberapa tombak jauhnya.
Mereka terbanting dengan mengeluarkan suara jerit kesakitan! Mereka cepat-cepat
merangkak sambil merabai muka mereka yang bengap disebabkan terbanting keras.
Wajah To-tong2 itu seketika itu juga jadi pucat, mereka jadi takut dan jeri, karena segera
172 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
juga mereka menyadari bahwa yang sedang mereka hadapi ini bukanlah pengemis
sembarangan. Dua orang diantara mereka telah cepat-cepat berlari kedalam untuk mengadu kepada
Hwee-shio pengurus kelenteng tersebut.
Tak lama kemudian, Hwee-shio pengurus kelenteng itu keluar diiringi oleh kedua To-tong
itu. Tetapi ketika melihat Sam Kay dan Liang Kay, si Hwee-shio jadi mengeluarkan seruan
tertahan. Karena segera juga dia mengenali kedua pengemis itu ! Dialah Ce In Sian-su, yang telah
diberi hajaran yg cukup lumayan pada siang tadi!
Sam Kay dan Liang Kay juga telah melihat Ce In Sian-su, mereka memang telah
mengenalinya. Kedua pengemis hanya tersenyum mengejek tanpa berkisar dari tempatnya duduk.
Ce In Sian-su akhirnya dapat menguasai goncangan hatinya. Dia menghampiri Sam Kay dan
Liang Kay. Dirangkapkan kedua tangannya, dia memberi hormat kepada Sam Kay dan Liang
Kay. "Tidak diduga kita akan bertemu disini lagi !" kata si Hwee-shio sambil berusaha menindih
perasaan gusarnya. "Mari silahkan masuk !"
Sam Kay tertawa tawar. "Kau meminta kami berkunjung ke kelentengmu ini, apakah kau akan memberikan kami
minuman dan makanan yang enak-enak ?" tanya Sam Kay.
Mendengar pertanyaan Sam Kay, Ce in Sian-su tambah mendongkol, tetapi dia berusaha
menindih perasaan gusar dan mendongkolnya itu.
Dia mengangguk-anggukkan kepalanya yang gundul plontos itu.
"Ya".ya, kami akan menjamu dua orang tamuku ini !!" kata Ce In Sian-su dengan cepat.
"Kalian akan kami jamu sebagai tamu-tamu terhormat."
Sam Kay dan Liang Kay tertawa.
"Kalau memang begitu, biarpun didepan mata kami terdapat gunung pisau, kami akan
menerjang terus"." kata Sam Kay sambil bangkit.
Po Liang Kay juga telah bangkit.
Ce In Sian-su mengajak kedua pengemis ini masuk ke dalam kelentengnya, didalam hati si
Hwee-shio memandang telah terkandung suatu niat untuk memusnahkan kedua manusia yg
telah membuatnya jadi penasaran dan mendongkol tanpa daya sama sekali.
00000O00000 DENGAN CEPAT para To-tong telah menyediakan makanan satu meja penuh. Sam Kay dan
Liang Kay duduk di kursi yang ada didekat meja itu dengan seenaknya. Mereka memang
membawakan lagak begitu, karena memang mereka ingin membuat si Hwee-shio jadi
tambah mendongkol. 173 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Liang Kay dan Sam Kay memandang makanan-makanan yang berada di meja.
"Sayang sekali tidak ada arak dan barang makanan berjiwa !" kata Sam Kay dengan suara
direndahkan, seperti juga orang yang kecewa.
Cepat-cepat Ce In Sian-su merangkap kedua tangannya sambil menyebut nama sang Budha
waktu mendengar perkataan Sam Kay.
"Harap jie-wie Sie-cu memaklumi bahwa kami sebagai orang beribadat, maka kami tidak
mempunyai simpanan arak dan barang makanan berjiwa. Mari dicicipi ala kadarnya
makanan-makanan yg seadanya !!" dan Ce In Sian-su sudah mulai membuka acara dengan
menyumpit sayur-sayuran dan memakannya.
Sam Kay dan Liang Kay tertawa tawar.
"Ya, dari tidak ada, lebih baik kita sikat makanan-makanan yang telah disediakan ini !
Terima kasih" terima kasih !" kata Sam Kay dan Liang Kay berulang kali.
Dan kedua pengemis ini juga telah mulai melahap santapan mereka dengan cepat sekali.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali, maka hampir seluruh sayur-sayur itu telah dimakan habis oleh Sam Kay dan Liang Kay, malah mereka seorangnya telah menghabiskan lima


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mangkok nasi ! Ce In Sian-su yang memperhatikan tingkah laku dari kedua pengemis tersebut menganggap
bahwa sudah tiba saatnya dia bertindak.
Dia melambaikan tangannya memberi tanda kepada salah seorang To-tong yang berdiri
didekat tempat itu. Biarpun sedang makan minum seperti tidak memperhatikan sekitarnya, toch gerakan dari Ce
In Sian-su itu tidak terlolos dari mata Sam Kay dan Liang Kay.
Maka itu, disaat tampak To-tong itu telah membawa sebuah Teh-koan, tempat teh, Sam Kay
pura-pura berkata dengan gerakan yang ngawur :
"Hu, aku tidak menduga bahwa didalam kelenteng ini kita masih bisa menemui makanan
yang lezat-lezat begini ! Hei Tay-su, siapakah yang telah menjadi kokimu didalam kelenteng
ini?" tanya Sam kay.
Ce In Sian-su tersenyum sambil menyambuti Teh-koan yg diberikan oleh si To-tong.
"Ini adalah hasil masakan dari murid-muridku," menyahuti dia.
Dan Ce In Sian-su mengambil cawan Sam Kay, cawan itu diisi oleh teh dari Teh-koan itu,
kemudian mengisi cawan Liang Kay, baru cawannya sendiri.
Diangkat cawannya sambil berkata:
"Hayo minum".ini adalah teh dari Siauw-ciu yg telah berusia seribu tahun".sangat wangi
sekali, pasti jiewie Sie-cu akan menyukainya !" kata Ce In Sian-su sambil mencegluk air teh
di cawannya itu tanpa ragu-ragu.
Sam Kay dan Liang Kay tertawa dingin, mereka mengangkat cawan mereka, dan meneguk
isinya. Kemudian setelah meletakkan cawan masing-masing, tahu-tahu Sam Kay dan Liang Kay
174 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
telah menoleh kepada dua orang To-tong yg berdiri tidak jauh dari meja makan itu.
Tahu-tahu dari mulut Sam Kay dan Liang Kay telah menyemprot keluar air teh yg tadi
diminumnya itu bagaikan air mancur kearah muka To-tong itu.
Air yang disemburkan oleh Sam Kay dan Liang Kay itu mengenai tepat wajah To-tong itu.
Aneh dan ajaib sekali. Begitu terkena semprotan air dari mulut Sam Kay dan Liang Kay,
kedua To-tong itu jadi berteriak-teriak dan bergulingan dilantai. Jelas sekali dia kesakitan
bukan main. Melihat itu, wajah Ce In Sian-su jadi berobah hebat.
"Oh".kalian"."!" tergugu sekali sipendeta ini.
Sam Kay dan Liang Kay telah tertawa gelak-gelak, sambil menyambar poci air.
Mereka menenggak air itu, kemudian menyemburkan lagi ke lantai.
"Hebat! Hebat sekali caramu, Hwee-shio!" kata Sam Kay dengan dingin. "Apakah kau kira
kami ini bocah cilik yang masih ingusan yang kau ingin racuni tanpa mengetahui" Lihatlah
dua orang muridmu itu, dia telah terbinasa, walaupun hanya terkena wajahnya saja!
Sungguh telengas sekali racun yang kau pergunakan !!"
Mendengar perkataan Sam Kay, Ce In Sian-su berobah pucat wajahnya.
"Ini"..oh ini".." kata tergugu.
Sam Kay telah tertawa dingin.
"Hmm"..kau ingin mengatakan bahwa kau tidak bermaksud jahat, bukan" Semua itu bukan
atas perintahmu?" kata Sam Kay tawar.
Wajah Ce In Sian-su jadi berobah tambah pucat.
"The-koan yang kau gunakan tadi kami tahu mempunyai dua tempat air, kalau memang kau
memijit tutupnya, maka air yang ada di tempat yang satunya, yang mengandung racun
akan keluar, dan itulah yg kau lakukan waktu kau menuangkan air pada cawan kami!
Hmmmm, setelah itu baru kau tuang pada cawanmu tanpa memijit tutup itu !! Hwee-shio
jahat, biar bagaimana tindakanmu tetap membahayakan masyarakat ! Tindakanmu selalu
mau mencelakakan orang !!"
Wajah Ce In Sian-su telah berobah berulang kali, sebentar pucat dan sebentar lagi merah
padam. Dan apa yang dikatakan oleh Sam Kay memang benar.
Tadinya Ce In memang mau membunuh Sam Kay dan Liang Kay dengan menggunakan
racun, tetapi siapa nyana rencana busuknya itu telah diketahui oleh Sam Kay, sehingga
terbuka kedok jahatnya ! Dan karena mengetahui rencananya telah gagal total, si Hwee-shio jahat Ce In Sian-su jadi
nekad. Dia tahu-tahu berteriak memerintahkan semua murid-muridnya yang memang sejak tadi
telah bersembunyi disekitar ruangan tersebut untuk mengeroyok Sam Kay dan Liang Kay.
Namun Sam Kay telah bergerak lebih cepat lagi, bagaikan bayangan, Sam Kay dan Liang
Kay telah bergerak mencelat menubruk Ce In Sian-su untuk membekuknya.
175 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Tetapi Ce In Sian-su biar bagaimana mempunyai kepandaian yang lumayan. Tidak mudah
dirinya ditangkap begitu saja.
Waktu dia melihat Sam Kay melompat menerjang kepadanya melalui meja, sehingga
mangkok dan cawan terbalik pecah dilantai, Ce In juga telah melompat menjauhkan diri
dengan maksud akan melarikan diri dari ruangan itu. Namun Sam Kay dan Liang Kay tidak
mau melepaskan Hwee-shio jahat itu.
Dengan menjejakkan kakinya, mereka telah melompat lagi menubruk kearah si Hwee-shio
jahat Ce In Sian-su yang sedang melarikan diri.
Merasakan samberan angin yang menyambar dirinya, Ce In Sian-su cepat-cepat menahan
langkah kakinya, dia membalikkan tubuhnya, tahu-tahu tangannya telah bergerak ke
belakang dan: "Serrr"Serrr !" beberapa puluh batang jarum Bwee-hoa-ciam beracun telah
menyambar cepat sekali kepada Sam Kay dan Liang Kay.
Timpukan senjata rahasia beracun ini memang dapat menghambat kejaran dari Sam Kay
dan Liang Kay. Karena mau tak mau kedua pengemis itu harus mengelakkan diri dari
serangan itu. Dan murid-murid Ce In Sian-su menggunakan kesempatan ini mereka meluruk mengeroyok
diri Sam Kay dan Po Liang Kay.
Sam Kay dan Liang Kay sangat gusar sekali, lebih-lebih dia melihat Ce In Sian-su hampir
dapat meloloskan diri keluar dari ruangan itu.
Maka dari itu, tanpa mengenal rasa kasihan lagi, Sam Kay dan Liang Kay telah
menggerakkan tangannya, dia telah mengibaskan tangannya itu dengan mengerahkan
tenaga Lwee-kang mereka yang kuat sekali, tampak tubuh para murid-muridnya dari Ce In
Sian-su bertumbangan terpental dan terbanting keras sekali dan mereka terbanting dengan
mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, karena di-antara mereka ada yang patah
kakinya, ada yg patah tangannya, dan lain-lainnya.
Berbareng dengan kibasan tangan itu, Sam Kay dan Liang Kay telah mengenjotkan kakinya.
Mereka mencelat cepat sekali, mereka telah menubruk Ce In Sian-su yang kala itu sudah
sampai didekat pintu keluar.
Sambil menubruk begitu, Sam Kay dan Liang Kay masing-masing telah melancarkan serangan akan menotok jalan darah 'Ma-sie-hiat' dan 'Tay-yang-hiat'nya Ce In Sian-su.
Mulanya, Ce In Sian-su telah girang karena dengan dikepung oleh murid-muridnya itu,
pendeta ini percaya bahwa Sam Kay dan Liang Kay akan kena dilibat oleh muridnya, dan dia
yakin bahwa dia akan sempat melarikan diri, meloloskan diri dari kedua pengemis yang
kosen ini. Tetapi waktu dia sampai dipintu, belum lagi dia bisa keluar dari ruangan tersebut, dia sudah
merasakan samberan angin serangan.
Hatinya jadi mencelos. Dia segera menyadari bahwa dia telah diserang lagi oleh Sam Kay
dan Liang Kay. Dengan sendirinya Ce In Sian-su jadi mengeluh, dia jadi nekad. Dengan kalap dia telah
membalikkan tubuhnya, dia menangkis kedua serangan Sam Kay dan Liang Kay.
Tetapi Ce In kembali jadi kecele, karena belum lagi tangannya itu bisa menangkis serangan176 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
serangan dari Sam Kay dan Liang Kay, kedua pengemis tersebut telah menarik pulang
kedua tangannya. Tetapi disaat Ce In Sian-su sedang menangkis tempat kosong, Sam Kay dan Liang Kay telah
membarengi menyerang lagi !
Hebat kali ini cara menyerang Sam Kay dan Liang Kay, karena mereka menyerang dengan
menggunakan tujuh bagian tenaga dalam mereka, juga jurus ilmu silat yg mereka gunakan
sangat luar biasa sekali.
Tangan Sam Kay dan Liang Kay telah berkelebat, terdengar suara: "Dukkkk ! Bukkk !
Aduuuhhhhhh !" secara beruntun.
Ternyata Ce In Sian-su telah kena diserang oleh Sam Kay dan Liang Kay secara berbareng.
Dan suara 'Aduhhh !' itu berasal dan jeritan Ce In Sian-su, karena tubuhnya telah kena
dihantam telak oleh Sam Kay dan Liang Kay.
Tubuh Ce In Sian-su terpental dan terbanting dilantai, kemudian tidak dapat berkutik lagi,
karena dia telah menggeletak tanpa nyawa, dan jiwanya telah melayang pergi melakukan
perjalanan untuk menghadap pada Giam Lo Ong !
Sam Kay dan Liang Kay telah berdiri tegas didekat mayat Ce In Sian-su, mereka mengawasi
mayat Hwee-shio jahat ini kemudian mereka menghela napas, dan melangkah
meninggalkan ruangan itu, dengan langkah perlahan-lahan !
ooooo CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay telah keluar dari kelenteng itu. Waktu itu sudah
menjelang malam, suasana dikampung tersebut masih cukup ramai.
Sam Kay dan Liang Kay masih tidak meninggalkan kampung itu, mereka seperti masih ada
yang dicari atau ditunggu, karena sambil menjelajahi terus kampung itu, mereka telah
memandang sekitar mereka dengan mata yang tajam. Tetapi apa yang mereka cari belum
juga ditemuinya. Sampai akhirnya menjelang kentongan pertama, dimana suasana kampung itu jadi sepi,
hanya sekali-sekali tampak orang yang berlalu-lalang.
Sedang Sam Kay dan Liang Kay memutari kampung itu, tahu-tahu dikegelapan malam
tampak sesosok bayangan diatas genting, yang sedang berlari dengan pesat, bagaikan
bayangan belaka, seperti setan dedemit yang berkelebat-kelebat dengan cepat.
Hal itu menarik perhatian Sam Kay dan Liang Kay, setelah saling pandang sekejap, seperti
juga berjanji, mereka telah melompat berbareng mengejar sosok bayangan yang sedang
berlari pesat sekali diatas genting rumah penduduk.
Bayangan yang berlari-lari digenting rumah penduduk itu ternyata mempunyai Ginkang yang
hebat sekali, karena dia dapat berlari cepat luar biasa, berkelebat-kelebat dengan kecepatan
yang tak terkira. Sam Kay dan Liang Kay mengerahkan Ginkang mereka, ilmu entengi tubuh. Dikejarnya
orang itu yang menimbulkan kecurigaan pada mereka. Beberapa saat kemudian, bayangan
itu dapat dikejarnya, mereka hanya terpisah tak jauh lagi, hanya sekitar setengah lie.
Satu lie berjarak lima ratus enam puluh tujuh meter. Itu hitungan di daratan Tiong-goan
177 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
pada masa lalu. Rupanya bayangan itu mengetahui bahwa dirinya dikuntit orang, sebab begitu jarak mereka
telah terpisah tak jauh lagi, tahu-tahu bayangan itu terus berlari lebih cepat lagi, seakan
juga mau melepaskan diri dari kejaran kedua pengemis itu.
Sam Kay dan Liang Kay mana mau melepaskan orang buruan mereka yang mencurigakan
itu begitu saja. Kedua pengemis tersebut juga telah mengerahkan Ginkang mereka,
mengempos semangat mereka, dan mengejar terus dengan cepat.
Didalam hati Sam Kay dan Liang Kay jadi heran. Mereka menduga-duga, siapakah orang
yang berilmu tinggi ini"
Apakah orang tersebut, yang sedang berlari begitu adalah orang yang sedang dicari oleh
mereka" Berpikir begitu, Sam Kay dan Liang Kay jadi mengempos semangatnya, dan mengejar
semakin cepat. Orang yang menjadi buruan si-pengemis rupanya jadi mendongkol waktu dia melihat
kenyataan dirinya masih dikejar terus oleh Sam Kay dan Liang Kay.
Malah yang membuatnya terkejut, biarpun dia telah mengempos semangatnya berlari
sekuat tenaganya, dan mengerahkan seluruh Gin-kangnya, toch Sam Kay dan Liang Kay
masih dapat membuntuti terus.
Juga jarak mereka terpisah semakin dekat juga, itulah yang membuat orang itu jadi semakin
gugup dan penasaran sekali.
Dengan cepat dia telah berlari menuju kearah keluar kampung.
Sam Kay dan Liang Kay tetap mengejar terus, mereka tidak mau melepaskan buruan
mereka ini. Ketika sampai di muka sebuah hutan kecil di luar kampung itu, bayangan yang mempunyai
Gin-kang sangat luar biasa tingginya itu telah menahan larinya.
Dia berdiri bertolak pinggang menantikan kedatangan Sam Kay dan Liang Kay.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali, Sam Kay dan Liang Kay telah sampai
didepannya. Mereka jadi berdiri berhadapan !
Seketika itu juga Sam Kay dan Liang Kay dapat melihat tegas wajah orang yang mereka
kejar-kejar itu. Ternyata orang itu adalah seorang nenek-tua yang bertubuh kurus kering dan agak
bongkok, yang kala itu sedang menatap Sam Kay dan Liang Kay dengan tatapan mata yang
bengis sekali. Cahaya matanya begitu tajam, menandakan bahwa tenaga Lwee-kang sinenek sangat sempurna dan tinggi.
Sam Kay dan Liang Kay juga balas menatap si-nenek dengan sorot mata yang tajam.
"Hmmm".mau apa kalian menguntit aku terus menerus"!" bentak si-nenek dengan suara
yang bengis. Sam Kay dan Liang Kay berusaha untuk tertawa.
Kedua pengemis inipun telah merangkapkan kedua tangan mereka memberi hormat.
178 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Aku Ciang Sam Kay dan ini Su-teeku Po Liang Kay, dengan ini kami menyatakan maaf,
karena telah mengikuti Loo-cianpwee".!" kata Sam Kay dengan suara yang halus. "Tetapi
kami sangat heran sekali, pada malam buta begitu Loo-cianpwee berlari seorang diri diatas
rumah penduduk seperti ada yang sedang dicari! ! Bolehkah kami mengetahui, apakah Loocianpwee sedang menghadapi kesulitan" Kalau memang diperlukan, kami bisa
membantunya sekuat tenaga kami".!!"
Mendengar perkataan Sam Kay, si-nenek tua bertubuh bongkok itu telah tertawa dingin.
Sikapnya tawar sekali. "Hmmm".mau apa kalian mencampuri urusanku" Siapa yang kesudian tenaga kalian"
Sudah enyah menggelinding dari hadapanku sebelum nyonya besarmu ini naik darah !!"
bentak si-nenek dengan suara yg tawar.
Sam Kay dan Liang Kay masih membawa sikap yang sabar sekali. Merekapun masih
tersenyum. "Bolehkah kami mengetahui nama besar Loo-cianpwee dan gelaran Loo-cianpwee yg
harum?" tanya Sam Kay lagi. Dia tetap memanggil si-nenek dengan sebutan Loo-cianpwee,
suatu panggilan bagi orang dari angkatan yang lebih tua.
Si-nenek telah tertawa dingin.
"Sudah kukatakan, aku tidak memerlukan tenaga kalian! Untuk apa kalian mengoceh terus
disitu ! Aku tidak kesudian berkenalan dengan pengemis-pengemis yang sudah mau
mampus seperti kalian ! Cepat menggelinding enyah dari hadapanku! Aku sudah muak
melihat tampang kalian !!" bentak si nenek dengan sikap yang ugal-ugalan.
Mendengar perkataan si-nenek, wajah Sam Kay dan Liang Kay jadi berobah.
Sikap si-nenek keterlaluan sekali. Si-nenek tidak memberi muka sedikitpun kepada mereka,
dan kata-kata si-nenek malah menyakitkan hati mereka. Maka dari itu, Sam Kay dan Po
Liang Kay jadi mendongkol juga.
"Kau keterlaluan"." kata Po Liang Kay dengan suara yang berobah menjadi dingin. "Kami
bermaksud baik, namun kau malah telah memperlakukan kami demikian rupa."
Nenek tua itu jadi gusar sekali. Dia memang tidak senang kepada kedua pengemis yang ada
didepan mereka. Maka dari itu, dengan cepat sekali dia telah mengetrukkan kakinya sambil berkata memaki:
"Kurang ajar sekali". apakah kau tidak tahu bahwa kalian sedang berhadapan dengan Cingsan Mo Lie" Apakah kalian memang sudah bosan hidup?"
Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay tertawa tawar, tenang sekali sikap mereka.
"Tidak ada orang yang berani menghadapi kematian," kata Po Liang Kay dengan dingin.
"Tetapi kami juga tidak gentar untuk menghadapi kematian kalau memang kami dihina dan
kepala kami diinjak-injak."
Dan Po Liang Kay telah tertawa dingin lagi, katanya pula:
"Kami bermaksud baik denganmu, tetapi kau telah bersikap seperti juga kami ini dua orang
penjahat belaka!" Nenek tua yang bongkok tubuhnya itu jadi tambah gusar.
179 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Oh".benar-benar kalian mau cari urusan dengan aku Cing-san Mo Lie !" kata si nenek.
"Baik! Baik, aku mau lihat, apakah kau bisa menerima tiga serangan dariku?"
Setelah berkata begitu, si-nenek bersiap-siap seperti akan menyerang.
Liang Kay tertawa tawar. "Kami akan mencoba untuk menerima serangan-seranganmu,"
katanya. "Ya"kami mau lihat sampai dimana kepandaian nenek tua seperti kau!" kata Ciang Sam Kay
dengan suara yang tawar. Nenek tua bongkok itu jadi tambah gusar dan mendongkol. Tubuh nenek itu yang mengakui
dirinya sebagai Cing-san Mo Lie gemetaran. Rupanya nenek tua itu benar-benar gusar
sekali. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, nenek tua itu telah mengayunkan
tangannya, tahu-tahu dia telah melakukan penyerangan.
Malah yang hebat, nenek tua itu melakukan penyerangan dengan dua tangannya sekaligus.
Dia melancarkan serangan dari dua jurusan dan menyerang kepada Po Liang Kay dan Ciang
Sam Kay. Hal ini menandakan bahwa kepandaian nenek itu tinggi sekali.
Dengan sendirinya Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay tidak berani memandang rendah
kepada kepandaian yang dimiliki si-nenek. Maka dari itu, cepat-cepat mereka telah
menggeser tubuh mereka cepat-cepat. Mereka telah menggerakkan tubuh mereka dan
dimiringkan ke kanan, lalu dengan mengeluarkan seruan perlahan, kedua pengemis tersebut
telah saling memisahkan diri, mereka telah melompat menjauhkan si nenek.
Dengan sendirinya serangan si nenek jatuh ke tempat kosong. Hal ini membuat si nenek jadi
tambah murka dan mendongkol. Dia merasa seperti dipermainkan oleh kedua pengemis


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersebut. Cepat sekali si nenek tanpa menarik pulang kedua serangannya itu, dia telah membarengi
dengan menyerang lagi. Serangan yang kali ini dilancarkan oleh Cing San Mo Lie tambah
hebat. Mereka bertempur diatas genting.
Sam Kay dan Po Liang Kay memang mempunyai kepandaian yang tinggi sekali, maka
dengan sendirinya mereka bisa saja menghadapi serangan-serangan yang dilancarkan oleh
nenek itu. Malah Po Liang Kay yang mempunyai perasaan cepat tersinggung, serta memang dia cepat
naik darah, telah melancarkan serangan balasan.
Nenek itu juga merasakan bahwa kedua lawannya ini bukan lawan lemah. Maka dari itu,
dengan cepat dia telah menambahkan tenaganya yang diemposnya untuk melancarkan
serangan berikutnya. Tetapi Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay tidak jeri. Mereka malah telah memberikan
perlawanan dengan keras, jadi kekerasan dilawan dengan kekerasan lagi, mereka bertempur
dengan cara mengepung kepada nenek tua bongkok itu.
Nenek tua tersebut, Cing San Mo Lie berulang kali mengeluarkan seruan murka. Dia
berjingkrak-jingkrak dengan murka dan melancarkan serangan yang beruntun.
Serangan-serangan yang dilakukan oleh Cing San Mo Lie sebetulnya serangan-serangan
yang mengandung tenaga yang besar. Lagi pula serangan-serangan si nenek itu
180 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mengandung hawa pembunuhan.
Dengan sendirinya, Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay mau tak mau jadi merasakan
rangsekan nenek itu yang cukup kuat dan membuat mereka jadi harus mengerahkan
kepandaian mereka guna dapat menghadapi nenek tua bertubuh bongkok itu.
Ciang Sam Kay telah mengempos semangatnya, dia telah mengerahkan tenaga dalamnya
dan disalurkan kepada kedua lengannya, kemudian setiap kali si-nenek melakukan serangan
kepadanya, maka Ciang Sam Kay selalu saja melakukan serangan balasan.
Hal ini membuat nenek tua bertubuh bongkok itu menjadi kewalahan juga. Kedua lawannya
itu tangguh sekali ilmu silatnya, tampaknya berimbang dengan kepandaian ilmu silat yang
dimilikinya. Po Liang Kay juga tidak tinggal diam. Sambil mengeluarkan suara ejekan yang berulang kali
untuk memanaskan hati nenek itu, Po Liang Kay selalu saja melakukan serangan balasan
yang dilancarkan dengan serangan-serangan yang mengandung tenaga serangan yang
hebat sekali. Nenek tua itu jadi tambah kewalahan. Dia merasakan tekanan tenaga serangan dari Po
Liang Kay dan Ciang Sam Kay benar-benar hebat, dan dia jadi kaget sendirinya.
Mereka bertempur dengan cepat telah melalui seratus jurus lebih. Keringat telah membanjiri
kening nenek tua itu. Tetapi nenek tua bertubuh bongkok itu adalah seorang nenek yang mempunyai adat keras
dan berhati angkuh, dia tidak mau mengakui keunggulan lawannya itu.
Walaupun dirinya telah terdesak hebat oleh Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay, toch tetap
saja dengan gigih dia memberikan perlawanan terus.
Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay sambil bertempur telah memperhatikan cara bertempur
dari nenek tua bongkok ini. Akhirnya mereka dapat menangkap kelemahan dari nenek yang
menjadi lawan mereka tersebut.
Kelemahan nenek tua itu adalah pada tangan kirinya, setiap kali dia mau melakukan
penyerangan, maka tangan kirinya itu tidak bisa bergerak cepat dan bertenaga seperti
tangan kanannya. Dengan sendirinya Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah melancarkan serangan-serangan
mereka pada bagian kiri dari nenek bongkok Cing San Mo Lie.
Hal ini membuat nenek tua Cing San Mo Lie jadi kelabakan. Butir-butir keringat yang
memenuhi wajahnya jadi semakin banyak saja. Tetapi tetap nenek tua Cing San Mo Lie
tidak mau menyerah. Dia telah memberikan perlawanan yang keras kepada kedua
lawannya. Dia bertempur terus mati-matian untuk memberikan perlawanan.
Biarpun telah tua, toch setiap pukulan nenek ini tidak bisa dianggap enteng. Mereka
bertempur seru sekali. Angin serangan itu menderu-deru, dan terkadang ada genting yang
pecah terinjak mereka. Maka dari itu, mereka bertempur dengan berpindah-pindah.
Nenek Cing San Mo Lie telah memberikan perlawanan yang nekad. Nenek ini seperti mau
mengadu jiwa. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay dapat merasakan akan hal itu.
Waktu mereka melihat wanita tua bongkok ini nekad sekali, mereka jadi mengendurkan cara
penyerangan mereka, tetapi Cing San Mo Lie benar-benar telah murka, dia tidak
181 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
memperdulikan orang telah mengalah kepadanya, dia terus melancarkan serangan-serangan
yang mematikan kepada kedua lawannya ini.
Dengan sendirinya membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi mendongkol lagi.
"Hmmmm...nenek tua ini benar-benar tidak bisa diberi hati," pikir Po Liang Kay dan Ciang
Sam Kay. Mereka saling memberi tanda, dan kedua pengemis tersebut memberikan perlawanan yang
lebih keras kepada Cing San Mo Lie yang nekad seperti mau mengadu jiwa.
"Kalian dua orang pengemis monyet, kalau memang hari ini aku Cing San Mo Lie tidak bisa
membunuh kalian, aku bersumpah tidak mau menjadi manusia lagi !" teriak nenek tua itu.
Dan Cing San Mo Lie telah melancarkan serangan yang bertubi-tubi lagi, nekad benar nenek
tua itu...... ooOoo CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay melihat bahwa nenek tua itu benar-benar sulit untuk
dihadapi. Kenekadan nenek itu benar-benar membahayakan jiwa Cing San Mo Lie sendiri.
Tetapi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sebetulnya tidak tega untuk mencelakai nenek tua
itu. Maka dari itu, waktu melihat nenek tua Cing San Mo Lie benar-benar telah nekad dan kalap,
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah mengendurkan sikap keras mereka, mengendurkan
tenaga serangan mereka. Namun nenek tua Cing San Mo Lie menganggap bahwa kedua pengemis itu agak takut
padanya. Malah Cing San Mo Lie telah menganggap bahwa dirinya menang diatas angin.
Sedikitpun Cing San Mo Lie tidak mau berpikir bahwa lawan-lawannya itu sebenarnya telah
berlaku murah hati dan mengalah.
Maka dari itu, Cing San Mo Lie jadi girang, dan malah tambah semangat mengerahkan
tenaga dalamnya melakukan penyerangan.
Tenaga serangan itu menderu-deru dan mengandung hawa maut. Sebab kalau memang
Ciang Sam Kay atau Po Liang Kay sampai kena terserang oleh pukulan nenek ini, berarti
mereka akan terbinasa di tangan nenek tua bertubuh bongkok tetapi ganas ini.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah melompat ke genteng rumah lainnya untuk
menyingkir dulu. "Tahan dulu".!" teriak Po Liang Kay dengan nyaring. "Kami mau bicara dengan kau".!"
Tetapi nenek tua itu tidak mau memperdulikan perkataan Po Liang Kay.
Cing San Mo Lie malah telah melompat dan melakukan penyerangan lagi yang lebih hebat.
Hal ini membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi mendongkol lagi.
"Benar-benar nenek tua bangka ini tidak bisa diajak bicara!" pikir mereka berdua.
Terpaksa mereka melayaninya lagi serangan-serangan dari nenek itu. Po Liang Kay yang
182 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
cepat marah telah naik darah lagi. Dengan cepat dia telah bersilat dengan ilmu silat
simpanannya. Dan dengan cepat sekali keadaan jadi berobah.
Apalagi Ciang Sam Kay juga telah merobah cara menyerangnya, sehingga si nenek tua itu
jadi terdesak hebat. Menghadapi kenyataan ini, barulah nenek tua itu jadi kaget lagi. Dia bertempur dengan
main mundur dan repot membela diri.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah habis kesabaran mereka. Maka dari itu, mereka
sudah mengambil keputusan tidak mau memberi hati kepada nenek tua itu. Mereka telah
bertempur dengan menyerang menggunakan serangan-serangan yang mematikan.
Butir-butir keringat jadi membasahi kening dan tubuh Cing San Mo Lie lagi. Napas si nenek
juga telah memburu keras sekali. Dia jadi main mundur, sambil bertempur dia jadi
mengeluarkan seruan kaget berulang kali, sebab sering dirinya nyaris terkena serangan Po
Liang Kay dan Ciang Sam Kay, kedua pengemis yang tangguh itu.
Mereka telah bertempur terus. Tanpa mereka sadari, mereka bertempur sampai berada
diluar kota. Keadaan disekitar daerah itu sangat sepi, hanya terdengar suara bentakan-bentakan dari
mereka bertiga yang sedang bertempur.
Nenek tua itupun mulai kewalahan menghadapi kedua lawannya ini. Dia mulai berpikir,
bahwa bertempur dengan cara begitu, dirinya belum tentu memperoleh kemenangan.
Maka dari itu, dengan sendirinya otak si nenek jadi berputar untuk mencarikan jalan keluar
guna dapat meloloskan diri dari kedua lawannya yang kosen ini.
Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay telah memperhebat serangan-serangan mereka. Po Liang
Kay yang penaik darah dan cepat marah, sekarang telah mengambil keputusan akan
memberikan ajaran yang pahit kepada nenek itu, agar lain kali nenek bongkok ini jangan
terlalu memandang rendah kepada orang lain. Dan Ciang Sam Kay sendiri telah melakukan
penyerangan yang bertambah hebat.
Hal mana membuat nenek tua bongkok Cing San Mo Lie benar-benar jadi kewalahan. Tidak
ada kesempatan padanya untuk dapat meloloskan diri dari kedua lawannya ini.
Maka dari itu, jalan satu-satunya, Cing San Mo Lie telah memberikan perlawanan yang gigih
dan kuat sekali, agar dapat menerima semua serangan-serangan dari kedua pengemis
tangguh itu. Semangat tempur dari si-nenek tampak agak menurun. Dan dia sudah tidak seangkuh tadi,
lagi pula sikap sombongnya telah lenyap.
Nenek Cing San Mo Lie jadi kuatir akan keselamatan dirinya sendiri. Dia telah melakukan
perlawanan yang benar-benar dan sekuat tenaganya. Namun tetap saja dia terdesak.
Hal mana membuat dia jadi agak gugup dan nyalinya jadi pecah, lenyap keberanian dan
rasa sombong tidak memandang sebelah mata kepada Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay
seperti pada saat-saat pertamanya.
000O000 PO LIANG KAY dan Ciang Sam Kay yang melihat nenek tua ini telah terdesak hebat dan
183 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
wajahnya sudah pucat, lagi pula sudah tidak terdengar kata-kata makianya, maka hati
mereka jadi lemah lagi. Mereka tidak tega untuk terlalu mendesak nenek tua tersebut.
Maka, disaat mereka mempunyai kesempatan, mereka telah menjejakkan kaki mereka,
tubuh mereka mencelat kedua sisi si-nenek, mereka tidak melancarkan serangan-serangan
mereka lagi. Barulah nenek tua Cing San Mo Lie bisa bernapas lega. Mata si-nenek bersinar tajam dan
bengis sekali waktu dia menatap Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sambil mengatur jalannya
pernapasannya yang memburu dan tidak teratur.
Po Liang Kay telah tertawa tawar.
"Bagaimana?" tanya Po Liang Kay dengan dingin. "Apakah kau masih mau galak-galak
terhadap diri kami?"
Nenek tua Cing San Mo Lie sedang gusar, dia sedang murka dan penasaran. Maka dari itu,
dengan adanya pertanyaan Po Liang Kay ini membuat dia jadi meluap lagi darahnya.
"Kalian jangan tekebur dan bergirang hati dulu, belum tentu kalian bisa merubuhkan diriku,
biarpun kalian bertempur dengan cara mengeroyok begitu!" bentak si-nenek dengan bengis.
Po Liang Kay tertawa tawar. Begitu juga Ciang Sam Kay yang tertawa dingin.
"Hmmm".kau masih bersikap kepala batu, nenek tua!" kata Ciang Sam Kay. "Kalau
memang tadi kami tidak berlaku lunak dan mengalah mengingat usiamu yang telah lanjut,
tentu kau telah siang-siang kami rubuhkan."
Nenek tua Cing San Mo Lie jadi tambah gusar dan murka. Dengan mengeluarkan suara
bentakan yang kalap, dia telah menerjang nekad sambil memaki:
"Biarlah hari ini aku mati kalau memang tidak bisa merubuhkan dirimu! Aku akan mengadu
jiwa dengan kalian berdua!"
Dan setelah berkata begitu, dengan cepat kedua tangannya telah bergerak dengan cepat
sekali melancarkan serangan lagi. Kuat dan bertenaga sekali serangan nekad dari nenek ini.
Malah setiap serangan yang dilancarkan oleh nenek tua tersebut mengincar ke bagian yang
mematikan di tubuh Po Liang Kay atau Ciang Sam Kay.
Kembali sikap nenek tua yang ugal-ugalan ini membuat kedua pengemis yang kosen ini jadi
penasaran dan mendongkol.
Mereka telah berbaik hati dengan mengalah kepada nenek tua itu, dan tidak mencelakainya,
tetapi nenek tua itu memang benar-benar bandel.
Maka dari itu, akhirnya Po Liang Kay dan Sam Kay bermaksud akan menyerang hebat
kepada nenek tua yang sombong ini.
Melihat orang telah menyerang mereka lagi, maka sekarang Sam Kay dan Liang Kay tidak
mau main-main dan memberi hati kepada nenek itu. Mereka telah mengerahkan tenaga
dalam mereka. Mereka sambut serangan nenek tua bongkok Cing San Mo Lie dengan menggunakan
kekerasan. 184 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Bukkk"!" terdengar benturan yang keras tangan mereka. Kekerasan telah dilawan dengan
kekerasan lagi oleh kedua pengemis tersebut.
Hebat kesudahannya. Dengan mengeluarkan suara teriakan kaget dan kesakitan, maka
tampak tubuh nenek tua itu telah terlempar beberapa tombak, dan jatuh ambruk ditanah
dengan keras sekali. Sedangkan Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay masih berdiri di tempat mereka semula. Kedua
pengemis ini hanya merasakan tangan mereka kesemutan. Tetapi mereka tidak terluka
akibat benturan tenaga dalam mereka. Serangan si-nenek tua bongkok Cing San Mo Lie
tidak mempengaruhi keselamatan diri mereka.
Hanya saja, akibat benturan itu hebat sekali bagi diri Cing San Mo Lie. Dia bukan hanya
terpental dan ambruk ditanah begitu saja, sebab waktu dia telah rebah di tanah, dia tidak
bisa lantas bangun berdiri, karena tulang rusuknya telah ada yang patah.
Dengan mengeluarkan suara rintihan menandakan bahwa Cing San Mo Lie sedang
menderita kesakitan yang hebat, dia telah berusaha untuk bangun berdiri. Susah sekali
perempuan tua ini mau berdiri, dan dia telah dapat berdiri juga akhirnya.
Nenek tua bongkok Cing San Mo Lie menatap Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay dengan
sorot mata mengandung dendam yang sangat.
Po Liang Kay telah tertawa tawar.
"Nah".bukankah kalau memang kami menginginkan hal ini, sama mudahnya dengan kami
membalikkan telapak tangan kami sendiri?" ejeknya.
Nenek itu gusar, murka dan dendam. Tubuhnya menggigil, menahan semua perasaan itu
dan juga dia memang sedang menahan perasaan sakit yang bukan main pula.
"Kalian"ya, hari ini aku memang telah rubuh ditangan kalian".tetapi jangan harap kalian
bisa lolos dari tanganku".suatu hari nanti aku pasti akan mencari kalian".hutang dan budi
kebaikan kalian ini biar bagaimana harus dikembalikan berikut bunganya".kalau tidak, aku
mati tentu dengan mata tak meram"." si-nenek Cing San Mo Lie berkata-kata dengan suara
yang susah. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa mengejek.
"Jadi kau masih bermimpi nanti akan mencari balas kepada kami, eh?" katanya dengan
suara tawar. "Kami kira dengan patahnya tulang rusukmu itu, maka kau akan kehilangan
ilmu silatmu".tidak nantinya kau bisa bersilat lagi."
Cing San Mo Lie murka bukan main, tubuhnya gemetaran.
"Hmm".biarpun aku akan bercacad seumur hidupku, tetapi aku tetap akan mengusahakan
untuk mengembalikan budi kebaikan kalian ini".kalau memang terpaksa aku akan
meminjam tangan orang lain".!"
Menyeramkan sekali suara si nenek, menandakan bahwa Cing San Mo Lie sangat
mendendam benar kepada kedua pengemis yang telah melukai dirinya.
Sam Kay dan Liang Kay tertawa mengejek lagi.
"Boleh".boleh saja kau nanti mencari balas kepada kami".tetapi ingat, kalau nanti kami
tidak bisa berlaku bermurah hati seperti sekarang ini".kami tentu akan membunuhmu !"
185 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Si-nenek tidak menyahuti. Hanya mendelik kepada kedua pengemis ini dengan sorot mata
menyeramkan sekali. Ciang Sam Kay telah berkata lagi dengan tawar:
"Kau adalah seorang perempuan tua yang bercacad dengan bongkokmu itu, maka kami
masih menaruh belas kasihan".coba kalau tidak, mengingat akan sikapmu yang terlalu
menghina kami, kau seharusnya mampus!"
"Hmm".kalau memang kalian jeri nanti disuatu waktu aku mencari balas pada kalian,
bunuhlah aku sekarang juga," kata Cing San Mo Lie dengan suara mengejek. "Dan aku akan
mencap bahwa kalian adalah orang-orang gagah nomor satu didunia ini"."
Dan setelah berkata begitu, Cing San Mo Lie telah memandang dengan tatapan mata yang
bengis sekali, sangat menantang diantara sorot dendam yang terpantul pada sorot matanya
itu. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay tidak mau melayaninya. Mereka telah berdiri diam di
tempat mereka tanpa bergerak. Melihat hal itu membuat darah nenek Cing San Mo Lie jadi
meluap lagi. Tetapi baru saja dia mau memaki lagi tahu-tahu terdengar suara orang berkata-kata dengan
suara yang parau sekali: "Harus dikasihani seorang nenek cacad telah terluka berat dan musnah ilmu silatnya".!"
terdengar suara asing itu. "Oh".benar-benar harus dikasihani. Dan itu dua anak muda yang
tidak tahu malu benar-benar tidak mempunyai harga dirinya telah mengeroyok seorang
nenek tua yang tidak berdaya"."
Menyeramkan sekali nada suara orang yang tidak tampak manusianya.
Hal itu telah mengejutkan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Begitu juga nenek tua Cing San


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mo Lie. Dia pun terkejut.
Mereka memandang sekeliling tempat itu untuk melihat orang yang mengeluarkan kata-kata
ejekan tersebut diatas, namun disekitar tempat tersebut tetap tidak nampak seorang
manusia lainnya selain mereka bertiga.
00Ooo KEMBALI terdengar suara tertawa yang menyeramkan.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay mengetahui bahwa orang itu tertawa dengan tenaga
Lwee-kang yang tinggi. Nenek bongkok itu jadi tidak lantas pergi meninggalkan tempat
tersebut. Nenek tua ini berdiam di tempatnya mengawasi ke sekeliling tempat itu. Namun tidak
terlihat seorang manusia pun.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa tawar.
"Siapakah anda, silahkan memperlihatkan diri".kami tidak menyukai cara yang
bersembunyi-sembunyi seperti lagak seorang Bu Beng Siauw Cut," kata Ciang Sam Kay.
Mendengar perkataan Ciang Sam Kay, terdengar lagi suara tertawa yang bergelak-gelak dan
suara tertawa itu menyeramkan sekali.
186 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay jadi menggidik mendengar suara tertawa seperti itu.
Nenek tua bongkok yang telah terluka juga tergoncang hatinya.
Kemudian tampak sesosok tubuh yang telah melompat keluar. Bayangan itu berdiri tepat di
hadapan Tiang Sam Kay dan Po Liang Kay.
Sebelum kakinya menyentuh tanah, maka tangan orang itu telah bergerak, telah
dihantamkan kepada Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay.
Angin serangan tangan orang itu kuat luar biasa, mendatangkan angin yang luar biasa
kerasnya mengejutkan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.
Dengan mengeluarkan seruan yang keras, kedua pengemis ini telah melompat ke-samping,
dengan cepat sekali mereka telah berusaha untuk menangkis serangan yang dilancarkan
oleh orang yang tidak diketahui siapa adanya.
Ketika Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay dapat mengelakkan serangan orang itu, maka
mereka jadi bisa melihat tegas siapa yang telah menyerang mereka itu.
Dihadapan mereka berdiri seorang kakek-kakek bertubuh tinggi besar, mukanya dipenuhi
oleh cambang bewok yang lebat, dan mukanya bengis sekali.
Orang bertubuh tinggi besar itu itu telah tertawa haha"hehehe" yang keras sekali,
menggetar sekitar tempat tersebut.
Belum lagi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sempat membentak, maka dengan suara yang
tergugu, nenek tua bertubuh bongkok Cing San Mo Lie itu telah berkata dengan suara
gemetar. "Mo San Sie Tiap"!" kata nenek tua bongkok itu dengan suara yang gemetar mengandung
getaran ketakutan. Lelaki bertubuh tinggi besar itu telah tertawa bergelak.
"Benar".aku memang Mo San Sie Tiap Cung Po Liang?" menyahuti orang itu dengan suara
yang nyaring. Wajah si nenek Cing San Mo Lie jadi pucat sekali, rupanya dia ketakutan benar.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi heran melihat sikap nenek tua Cing San Mo Lie,
biasanya nenek tua bongkok itu sangat sombong dan angkuh sekali.
Tetapi sekarang yang mengherankan, nenek ini seperti jeri benar terhadap diri kakek tua
yang berada dihadapan mereka. Dengan sendirinya hal itu menyebabkan Ciang Sam Kay
dan Po Liang Kay jadi heran.
Sedangkan orang bertubuh tinggi besar itu, yang menyebut dirinya sebagai Mo San Sie Tiap
Cung Po Liang telah tertawa lagi dengan suara yang bergelak.
"Mengapa nenek bongkok" Apakah kau terkejut melihat aku?" tegur Cung Po Liang dengan
suara yang tawar. Wajah Cing Sam Mo Lie yang sedang menderita kesakitan itu pucat benar.
"Tidak".tidak"." katanya dengan suara yang tergugu.
Kemudian tanpa menoleh lagi, dengan terseok-seok nenek bungkuk itu telah membalikkan
187 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
tubuhnya dan berlalu. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi heran juga melihat nenek yang cukup liehay itu
ternyata begitu jeri terhadap Cung Po Liang.
Sedangkan Cung Po Liang telah tertawa gelak-gelak melihat keadaan si nenek tua itu.
Kemudian dengan kilatan mata yang luar biasa bengisnya Cung Po Liang menoleh kepada
Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay.
"Kalian memang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, namun sayangnya kalian hanya
dua kura-kura tidak ada artinya bagiku, maka dengan itu aku tidak mempunyai selera untuk
bertempur dengan kau"." dan setelah berkata begitu Cung Po Liang membalikkan tubuhnya
sambil tertawa bergelak. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi mendongkol sekali. Orang tua itu terlalu menghina
mereka yang tidak dipandang sebelah mata.
Melihat orang akan berlalu, maka Po Liang Kay telah berteriak dengan suara yang cukup
nyaring: "Tahan".kami mau bicara dulu!" teriaknya dengan suara yang keras.
Cung Po Liang mendengarnya. Dia menoleh sambil tertawa mengejek.
"Apakah kalian mau mampus, berani menahan kepergianku?" bentak Cung Po Liang dengan
bengis. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa mengejek. Mereka tidak jeri kepada orang
tua she Cung tersebut. 000O000 MAKA dari itu, Ciang Sam Kay telah tertawa dingin, dia tidak memperlihatkan bahwa mereka
jeri terhadap diri kakek tua tersebut.
"Kami memang tidak jeri menghadapi kematian kalau memang kami berada dipihak yang
benar"." kata Ciang Sam Kay. "Nah".sebenarnya apa maksudmu kakek tua dengan
ejekanmu itu kepada kami?"
Cung Po Liang tertawa ngakak, dia murka bukan main, dan saking murka serta gusarnya,
dia sampai tertawa begitu macam. Dengan sendirinya, dengan tertawa begitu, Cung Po
Liang gemetaran tubuhnya.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa dingin.
"Kami tidak pernah berkenalan dengan kau, tetapi kau telah berkata-kata seenak lidahmu"
menghina kami dengan semau hatimu, apakah kau tidak menyadari bahwa kau sengaja
mencari permusuhan dengan kami ?" kata Ciang Sam Kay dingin.
Mendengar perkataan Ciang Sam Kay, kembali tubuh Cung Po Liang gemetaran saking
gusar dan murkanya. "Hmm".bocah-bocah buduk seperti kalian mana pantas untuk menjadi lawanku?" bentak
Cung Po Liang dengan suara yang dingin, keras dan menyeramkan, karena suara itu bengis
sekali. "Sekali kuhantam, tentunya kalian akan mampus dengan tubuh dan kepala yang
hancur lebur." 188 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah tertawa dingin lagi.
"Hmm".kau jangan terlalu memandang rendah kepada kami".jangan kau sangka kami ini
takut"..kalau memang kau tidak senang hati, majulah".!" dan setelah berkata begitu
dengan suara yang keras sekali, menandakan bahwa pengemis ini juga telah bergusar sekali
atas keangkuhan dan kesombongan orang she Cung tersebut.
Cung Po Liang telah mengeluarkan suara dengusan berulang kali. Orang she Cung ini murka
bukan main, dia bergusar dan murka dengan berbarengan.
Tanpa menantikan Ciang Sam Kay selesai berkata, dengan mengeluarkan suara bentakan
yang mengguntur, orang she Cung ini telah menjejakkan kakinya, dia telah melompat
dengan gesit sekali, tahu-tahu tubuhnya telah membubung tinggi.
Kedua tangannya digerakan akan menghajar kepala Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.
Tenaga serangannya sangat kuat. Juga serangan itu merupakan serangan yang mematikan.
Dengan sendirinya, dengan adanya serangan itu, Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay mau tak
mau harus cepat-cepat mengelakkannya. Kedua pengemis itu juga terkejut melihat
kehebatan serangan orang she Cung itu. Tetapi biarpun begitu, kedua pengemis ini tidak
jeri. Mereka juga mengempos semangat mereka. Dengan mengeluarkan seruan yang keras,
Ciang Sam Kay malah membalas menyerang. Begitu juga dengan Po Liang Kay, dia telah
balas menyerang. Serangan kedua pengemis ini begitu berbareng. Dengan sendirinya,
serangan ketiga orang ini jadi saling bentur.
Malah benturan ketiga pasang tangan itu menimbulkan benturan yang keras luar biasa.
"Dakkkkk !" Suara itu menggema memekakkan anak telinga, menyebabkan tubuh Ciang Sam Kay dan Po
Liang Kay jadi terpental.
Tubuh Cung Po Liang tetap berdiri di tempatnya, malah orang tua ini telah mengeluarkan
suara tertawa tawar mengejek.
Tanpa memberi kesempatan, dikala Tjian Sam Kay dan Po Liang Kay belum sempat
mengatur keseimbangan tubuhnya, dia telah menggerakkan tangannya lagi menyerang
kearah kedua pengemis itu.
Dengan sendirinya, dengan adanya hal tersebut, membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay
jadi terperanjat benar. Mereka sampai mengeluarkan seruan tertahan waktu melihat orang telah menyerang
mereka lagi dikala keseimbangan tubuh mereka belum terkendalikan.
Cepat sekali, tangan mereka bergerak untuk menghindarkannya serangan tersebut. Untung
saja mereka liehay dan kosen, sehingga mereka tidak menjadi gugup dan dengan
menggerakkan tangan serta tubuh mereka secara beruntun, mereka telah dapat
msngelakan serangan yang dilancarkan oleh Cung Po Liang itu.
ooOoo CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay mengelakan serangan yang dilancarkan oleh Cung Po
Liang dengan menjatuhkan dirinya bergulingan ditanah, sehingga mereka terlolos dari
serangan itu. 189 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Cung Po Liang tidak melanjutkan serangannya. Dua biji matanya mencilak-cilak mengawasi
Sam Kay dan Po Liang Kay dengan sorot mata yang bengis sekali.
"Hm".kalian masih mau dan berani menerima seranganku?" bentak Cung Po Liang dengan
suara yang dingin. Sam Kay tertawa dingin juga.
"Ya," menyahutinya.
"Ya," sahut Po Liang Kay juga.
Hal ini membuat si-kakek tua Cung Po Liang jadi gusar bukan main. Tubuh kakek she Cung
itu jadi gemetaran lagi dengan keras. Wajahnya berobah merah padam.
"Kalian".oh benar-benar kalian mencari mampus?" kata Cung Po Liang dengan suara yang
bengis sekali. Dan sambil membentak begitu, dengan cepat si-kakek she Cung itu telah menjejakkan
kakinya, tubuhnya mencelat cepat sekali, kedua tangannya juga dipakai untuk merangsek
menyerang kedua pengemis tersebut.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay memang telah bersiap-siap menantikan serangan yang
akan dilancarkan oleh Cung Po Liang, maka dari itu dikala dia melihat orang she Cung
tersebut melancarkan serangannya lagi, mereka telah cepat-cepat menggerakkan tangan
mereka, dan mereka telah bergerak cepat sekali, mereka menangkis dan malah kemudian
telah membalas menyerang. Hebat sekali pertempuran yang terjadi diantara mereka.
Cung Po Liang mempunyai kepandaian yang luar biasa. Setiap serangannya selalu
mengandung tenaga serangan yang hebat dan kuat sekali. Dengan sendirinya, setiap angin
pukulannya menyambar kepada kedua pengemis itu, akan menimbulkan rangsekan yang
hebat. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay bisa merasakan hal itu. Mereka telah bergerak dengan
cepat untuk dapat selalu mengelakkan serangan-serangan yang dilancarkan oleh orang she
Cung itu. Namun Cung Po Liang tidak pernah mau memberi hati atau kesempatan kepada Sam Kay
dan Po Liang Kay. Malah orang tua she Cung tersebut memperhebat serangannya, yang menyebabkan Liang
Kay dan Sam Kay harus dapat cepat-cepat mengelakkan setiap serangan itu, karena kalau
terlambat sedikit saja, pasti akan menyebabkan tubuh mereka terhajar hancur atau juga
batok kepala mereka pecah dengan jiwa mereka yang melayang menghadap ke raja
akherat. Cepat luar biasa mereka bertempur telah melalui puluhan jurus. Malah semakin lama
bertempur Cung Po Liang semakin liehay. Setiap serangan yang dilancarkan oleh orang she
Cung itu selalu bertenaga dan mengandung tenaga maut yang bisa merenggut jiwa.
Ciang Sam Kay dan Liang Kay jadi murka juga diserang terus menerus dengan cara begitu.
Mereka mempunyai kepandaian yang tidak lemah, dan mereka memang tidak jeri untuk
menghadapi orang she Cung ini yang nyatanya memang kosen.
Ciang Sam Kay dan Liang Kay merasakan diri mereka tidak mempunyai kesalahan apa-apa
terhadap diri kakek tua she Cung itu, juga mereka memang tidak merasa pernah saling
190 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
bermusuhan. Dan sekarang mereka diserang dengan cara begitu, jelas mereka jadi
penasaran dan gusar. Dengan cepat sekali, mereka kedua pengemis ini telah merobah cara menyerangnya. Cepat
luar biasa, setiap serangan yang dilancarkannya itu mengandung tenaga yang kuat sekali.
Dengan sendirinya, mereka jadi bertempur tambah seru.
ooooooo ANGIN serangan yang dilancarkan oleh ketiga serangan ketiga orang itu menderu-deru
dengan keras sekali. Mereka bertiga bertempur dengan masing-masing menggunakan tenaga dalam yang kuat
sekali. Dengan sendirinya, serangan yang mereka lancarkan itu juga mengandung tenaga serangan
yang dapat merenggut jiwa lawan masing-masing.
Pertempuran itu adalah suatu pertempuran untuk saling mengadu jiwa. Dan siapa yang
paling lemah kepandaiannya, tentu akan menjadi korban yang pertama.
Maka dari itu, masing-masing telah mengerahkan kepandaian mereka masing-masing.
Dengan cepat mereka telah bertempur melewati seratus jurus lebih.
Tetapi biarpun kepandaian dari Cung Po Liang sangat tinggi serta dia kosen luar biasa, toch
tetap saja dia tidak berdaya menghadapi kedua pengemis ini.
Tetap saja Cung Po Liang tidak berhasil merubuhkan kedua pengemis tersebut. Hal ini
benar-benar membuat Cung Po Liang jadi murka dan penasaran sekali.
Dengan sendirinya, membuat Ciang Sam Kay jadi girang, karena dengan bergusar begitu,
ketenangan dari kakek tua she Cung tersebut jadi berkurang banyak.
Cepat luar biasa Ciang Sam Kay dan Liang Kay telah memperhebat setiap serangan mereka,
yang membuat kakek itu jadi terdesak hebat.
Cung Po Liang jadi gusar bukan main, dia telah mengerahkan seluruh kepandaiannya.
Setiap serangan yang dilancarkannya selalu serangan yang mematikan.
Dengan sendirinya, serangan-serangan itu mengandung tenaga serangan yang kuat sekali,
dan bisa meremukkan kepala dari lawannya kalau memang mengenai sasarannya.
Tetapi Ciang Sam Kay dan Liang Kay bukan jago-jago yang lemah. Mereka mempunyai
kepandaian yang tinggi sekali.
Maka dari itu, biarpun Cung Po Liang telah melancarkan serangan-serangannya dengan
bertenaga sekali, toch tetap saja dia tidak bisa terlalu mendesak diri kedua pengemis ini.
Lebih-lebih dikala Ciang Sam Kay dan Liang Kay telah mengerahkan tenaga mereka masingmasing, maka dengan sendirinya Cung Po Liang tidak bisa berbuat banyak terhadap diri
kedua pengemis itu. Malah semakin bertempur, Cung Po Liang merasakan tenaga serangan kedua pengemis itu
semakin bertambah. Butir-butir keringat telah membasahi wajah dari Cung Po Liang, menyebabkan mau tak mau
191 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Cung Po Liang harus mengerahkan tenaga dalamnya lagi agar dia jangan kehabisan
tenaganya. Dengan sendirinya, serangan-serangan yang dilancarkan oleh Ciang Sam Kay dan Liang Kay
dapat ditangkis dan dihalau dengan baik.
Namun Ciang Sam Kay dan Liang Kay yang menyadari serta mengetahui dirinya menang
diatas angin, dengan sendirinya membuat mereka jadi tambah bersemangat.
Mereka melancarkan serangan-serangan yang lebih hebat lagi. Serangan-serangan yang
mereka lancarkan itu mengandung tenaga yang kuat dan jurus ilmu silat yang mereka
gunakan itu adalah ilmu silat kelas wahid, dan juga merupakan jurus-jurus yang berbahaya,
bisa membikin orang terbinasa seketika itu juga.
Cung Po Liang menyadari akan hal itu, yang membuat dia mau tak mau harus berlaku hatihati, sebab sedikit saja dia lengah berarti dia akan dikirim tamasya ke neraka oleh kedua
pengemis tangguh yang menjadi lawannya tersebut.
Semakin lama Cung Po Liang jadi tambah gusar. Dia murka bukan main. Juga Cung Po
Liang merasakan kedua pengemis itu seperti juga mempermainkan dirinya.
Maka dari itu, dengan berulang kali melompat dan berteriak murka, Cung Po Liang selalu
saja melancarkan serangan yang mematikan untuk dapat mendesak kedua lawannya yang
selalu membuat hati si kakek she Cung itu jadi mendelu sekali.
Namun tetap saja kedua pengemis itu dapat memberikan perlawanan yang keras kepada
Cung Po Liang dan tetap saja orang she Cung itu tidak dapat merubuhkan Ciang Sam Kay
dan Liang Kay didalam waktu yang sangat singkat.
ooOoo DENGAN dapatnya bertahan begitu lama pada diri Ciang Sam Kay, membuat kakek she
Cung yang selalu melancarkan serangan-serangan yang bengis, menyebabkan dia murka
bukan main. Rasa penasaran telah meliputi diri kakek she Cung tersebut. Dengan memaki-maki berulang
kali Cung Po Liang telah melancarkan serangan yang hebat.
Namun tetap saja dia tidak berdaya untuk dapat merubuhkan diri Ciang Sam Kay dan Po
Liang Kay.

Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan sendirinya, dia melancarkan serangan serangan yang hebat itu sangat memakan
tenaga sekali. Serangan yang dilakukan oleh Cung Po Liang itu mendatangkan angin serangan yang
menderu-deru kuat. Namun tetap dia tidak bisa merubuhkan Ciang Sam Kay dan Po Liang
Kay di-dalam waktu yang sangat singkat sekali. Butir-butir keringat telah memenuhi kening
dan tubuh Cung Po Liang. Dia jadi murka dan penasaran sekali, karena setelah bertempur seratus jurus lebih, namun
toch tetap saja dia tidak bisa mengalahkan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.
Biasanya, dirinya sangat ditakuti oleh jago-jago di rimba persilatan, dan tidak ada orang
yang berani menantangnya.
Cing San Mo Lie sendiri tadi begitu melihat kakek she Cung ini, dia ketakutan bukan main,
192 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
gemetaran dengan muka yang pucat.
Sekarang, menghadapi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay dia tidak berdaya apa-apa, mana
tidak membuat hatinya menjadi dongkol dan murka.
Dengan cepat sekali, dia telah mengempos semangatnya dan melancarkan seranganserangan yang mematikan berulang kali.
Tetapi begitu Cung Po Liang melancarkan serangan yang semakin hebat, maka Ciang Sam
Kay dan Po Liang Kay juga memberi perlawanan dengan menggunakan ilmu silat yang lebih
hebat lagi. Dengan sendirinya mereka jadi bertempur bertambah hebat.
Angin serangan yang berasal dari pukulan-pukulan mereka menderu-deru dengan kuat
benar. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay merasakan bahwa Cung Po Liang biarpun usianya sudah
lanjut dan dia sudah merupakan seorang kakek tua, toch tetap saja tenaganya sangat kuat.
Maka Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay tidak berani memandang rendah kepada Cung Po
Liang, sebab setiap serangan dan pukulan tangannya itu tidak bisa dipandang remeh, sekali
saja mereka kena diserang dan terhajar oleh tangan Cung Po Liang, berarti tubuh mereka
akan menderita luka yang tak enteng.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi berpikir juga waktu melihat bahwa mereka bertempur
terus menerus begitu tanpa ada penentuan.
Mereka jadi berpikir, kalau mereka bertempur terus menerus dengan cara begitu, tentu akan
membuang banyak tenaga, dan malah bisa mereka nantinya akan terluka bersama-sama.
Itulah yang tidak diinginkan oleh Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Maka dari itu, cepat
sekali kedua pengemis ini merobah cara bertempur mereka.
Pada suatu kali, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, Ciang Sam Kay
telah melompat menerjang.
Tangannya telah digerakkan, dan dengan sekali hantam, dia telah membuat Cung Po Liang
jadi terhuyung mundur beberapa langkah ke belakang.
Hal itu karena terlalu mendadak sekali Ciang Sam Kay melakukan penyerangan, yang
membuat Cung Po Liang tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan penangkisan
terhadap serangan pengemis tersebut.
Melihat lawan mereka telah terpukul mundur, Po Liang Kay juga telah cepat-cepat melompat
menerjang untuk membarengi melakukan penyerangan lagi kepada diri orang she Cung itu.
Kemudian waktu dia menggerakkan tangannya, disaat dia akan melancarkan serangan yang
mematikan, yang memaksa orang she Cung itu mau tak mau harus dapat mengelakkannya
serangan yang membahayakan jiwanya itu.
Dan memang benar Cung Po Liang telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melambung
cukup tinggi dan mencelat beberapa tombak jauhnya. Dia telah menjauhkan diri dari Ciang
Sam Kay dan Po Liang Kay berdua.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah membentak dengan suara yang keras.
"Mau lari kemana kau?" bentak mereka dengan berbareng dan melakukan pengejaran.
193 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Namun Cung Po Liang tidak melayani bentakan kedua pengemis tersebut. Dia telah
melarikan diri terus. Inilah baru pertama kali pengalamannya seumur hidupnya melarikan diri dari lawannya.
Padahal didalam dunia persilatan nama Cung Po Liang menggetarkan siapa saja yang
mendengarnya. Namun sekarang kenyataannya, dia segan untuk menghadapi kedua lawannya tersebut, dia
berusaha melarikan diri dari kedua pengemis ini.
000O000 CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay tidak mau membiarkan kakek tua she Cung itu melarikan
diri begitu saja dari tangan mereka.
Dengan gesit dan cepat sekali, mereka telah melakukan pengejaran. Dengan mengerahkan
tenaga ginkang, ilmu entengi tubuh, mereka telah melakukan pengejaran yang gigih
terhadap diri kakek tua she Cung tersebut.
Cung Po Liang mengetahui bahwa dirinya sedang dikejar oleh kedua lawannya. Orang tua
she Cung tersebut jadi semakin mempercepat larinya, dia telah berusaha mau memisahkan
diri sejauh mungkin dari kedua lawannya.
Tetapi Sam Kay dan Liang Kay tetap tidak mau melepaskannya. Kedua pengemis ini tetap
melakukan pengejaran dan berulang kali sengaja Sam Kay dan Liang Kay meneriaki katakata ejekan.
Namun Cung Po Liang tetap tidak melayani, dia telah melarikan diri terus. Ketika sampai
disebuah muka hutan kecil, Cung Po Liang jadi merandekkan langkah kakinya, dia menahan
larinya. Didepannya duduk memetik khim seorang lelaki berpakaian seperti pengemis. Pengemis itu
berusia diantara lima puluh tahun lebih.
Hati Cung Po Liang tercekat. Dia terkejut juga.
Karena orang she Cung tersebut menduga tentunya pengemis ini adalah seorang kawan dari
Ciang Sam Kay serta Po Liang Kay.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sendiri telah mengejar sampai di situ. Pengemis yang
duduk menghadang itu seperti juga tidak melihat kedatangan Cung Po Liang dan Ciang Sam
Kay bersama-sama dengan Po Liang Kay.
Pengemis itu masih memetik khimnya dengan asyik sekali. Suara khim itu terdengar
melengking tinggi, karena pengemis tersebut membawakan sebuah lagu peperangan yang
bersemangat sekali. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay telah melompat menerjang kepada Cung Po Liang sambil
mengeluarkan kata-kata: "Aha".akhirnya kau toch tetap tidak bisa melarikan diri dari kami"!" bentak Ciang Sam Kay
dan Po Liang Kay sambil melancarkan serangan mereka.
Cung Po Liang bukannya jeri untuk menghadapi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Tadi dia
melarikan diri karena disebabkan dia tidak mau terlalu lama bertempur dengan kedua
pengemis yang cukup kosen ini.
194 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Maka dari itu, sekarang disaat orang terlalu mendesak dirinya, Cung Po Liang juga telah
mengeluarkan kata-kata makian :
"Bagus".akupun mau melihat sampai dimana kalian bisa memperlakukan diriku ini,
pengemis tidak tahu mampus !"
Dan membarengi dengan perkataannya itu, Cung Po Liang telah menggeser kedudukan
kedua kakinya, cepat luar biasa dia telah melancarkan serangan kepada Po Liang Kay dan
Ciang Sam Kay. Kemudian, dengan cepat sekali tangan dari Cung Po Liang telah berputar-putar dan
melancarkan serangan-serangan yang berbahaya, yang bisa merenggut nyawa lawan kalau
memang serangan itu sampai mengenai sasarannya.
Dengan sendirinya, hal itu membuat Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay mau tak mau harus
membatalkan serangan mereka tersebut.
Mereka telah mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan lagi. Tetapi Cung Po Liang
telah mengeluarkan suara bentakan yang keras.
Orang tua she Cung itu telah melompat menerjang sambil melakukan penyerangan lagi
terhadap diri kedua pengemis tersebut.
Kepandaian mereka memang boleh disebut berimbang dan masing-masing mempunyai ilmu
simpanan yang mereka andalkan.
Keduanya jadi bertempur dengan seru dan tenaga dalam mereka masing-masing telah
dikerahkan dan disalurkan kepada lengan mereka, dilancarkan sebagai serangan-serangan
yang berbahaya kepada lawan mereka.
Dengan sendirinya, angin serangan-serangan dari ketiga orang yang sedang bertempur
tersebut memenuhi sekitar tempat tersebut.
Pengemis tua yang duduk bersemedhi dengan memetik khimnya itu membawakan lagu
peperangan, masih terus dengan tidak memperdulikan bahwa dihadapannya telah ada tiga
orang jago yang sedang melakukan pertempuran yang seru, yang menentukan mati
hidupnya ketiga orang itu.
Suara Khim yang dipentilnya itu masih terdengar terus, mengalun dengan irama yang
semakin lama jadi semakin meninggi......
oOo WAKTU Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay sedang bertempur hebat sekali dengan Cung Po
Liang, maka pengemis tua yang mementil khimnya itu telah mengawasi jalannya
pertempuran dengan mementil terus khimnya itu.
Setelah mengawasi sesaat, maka pengemis tua ini telah mengeluarkan suara teriakan:
"Ya, dimulai"!" teriaknya dan suara petikan tali khim itu semakin gencar serta meninggi.
Terdengar orang bertepuk tangan dari dalam hutan kecil itu. Disusul kemudian beberapa
wanita yang telah keluar dari hutan kecil tersebut sambil menari-nari mengikuti irama khim
yang dipetik oleh kakek pengemis itu.
Jumlah perempuan itu semuanya empat orang. Tubuh mereka itu bergerak-gerak dengan
195 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
lincah dan gesit sekali. Mereka berputar-putar menghampiri Cung Po Liang dan Ciang Sam Kay serta Liang Kay
yang sedang bertempur seru sekali.
Keempat perempuan itu mengambil sikap seperti juga mengurung ketiga orang yang sedang
melakukan pertempuran hebat tersebut.
Malah disaat suara Khim yang dipetik oleh pengemis tua itu semakin meninggi, maka
keempat perempuan itu menari-nari dengan gerakan tubuh yang semakin gesit dan lincah.
Cung Po Liang dan Ciang Sam Kay bersama Liang Kay jadi terkejut melihat keempat
perempuan itu yang seperti juga mengurung mereka bertiga.
Maka dari itu, seperti juga telah berjanji, ketiganya menghentikan pertempuran mereka dan
memandang heran kepada keempat perempuan itu.
Sedangkan keempat wanita tersebut masih menari-nari terus dengan gerakan yang lincah.
"Satu !" teriak pengemis yang memetik khim itu nyaring sekali.
Tampak keempat perempuan yang sedang menari-nari merobah cara menari mereka.
"Dua ....!" teriak pengemis yang memetik khim itu lagi.
Maka tampak keempat perempuan tersebut telah merobah kembali cara menari mereka.
Sekarang cara mereka berlainan sekali dengan semula. Mereka menari-nari dengan gerakan
yang gesit dan melompat-lompat, seperti juga orang yang sedang bersilat.
Kemudian". dengan mengeluarkan seruan-seruan kecil keempat perempuan ini mengelilingi
Cung Po Liang bertiga. "Tigaa".!" teriak pengemis tua itu dengan suara yang semakin keras.
Maka tampak tubuh keempat wanita itu bergerak-gerak dengan gerakan yang semakin
cepat. Kedua tangan dari keempat perempuan itu masing-masing telah bergerak dengan
gerakan yang sangat cepat sekali.
Hal mana membuat pandangan mata dari Cung Po Liang dan Ciang Sam Kay bersama Po
Liang jadi nanar pusing. Disamping itu, ketiga orang ini juga jadi heran sekali melihat keempat perempuan itu yang
sedang bergerak-gerak menari-nari terus dengan gerakan yang cepat sekali.
Maka dari itu, mereka bertiga bermaksud akan melompat keluar dari kepungan itu.
Namun gerakan dari keempat wanita itu semakin cepat, menyebabkan mereka jadi seperti
juga mengurung dengan rapat ketiga jago tersebut.
Tiba-tiba Cung Po Liang seperti teringat sesuatu, kontan seketika itu juga wajahnya jadi
pucat pasi, tubuhnya gemetaran.
Dia jadi teringat kepada cerita jago-jago didalam rimba persilatan mengenai seorang
pengemis dengan sebuah khim dan empat orang perempuan. Dengan sendirinya teringat
akan hal itu membuat Cung Po Liang jadi menggigil ketakutan.
Hal ini disebabkan cerita yang tersiar didalam rimba persilatan, bahwa pengemis tua dengan
196 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
sebuah khim dan empat orang perempuan pengiringnya itu adalah raja racun nomor wahid
pada masa itu. Korban yang jatuh ditangan raja racun ini entah sudah berapa banyak. Orang yang sudah
menjadi incerannya untuk menjadi korban raja racun tersebut sulit untuk dapat meloloskan
diri dari kematian. Lagi pula, setiap korban yang terserang oleh racun yang dipergunakan oleh pengemis tua
itu pasti akan binasa dengan penuh penyiksaan.
Itulah sebabnya mengapa Cung Po Liang jadi ketakutan setengah mati, begitu dia teringat
siapa adanya pengemis tersebut.
Butir-butir keringat dingin juga jadi mengucur deras membasahi kening dan tubuh dari Cung
Po Liang. Dia menggigil ngeri karena biar bagaimana dia mengetahui, racun tidak bisa dilawan dengan
kekuatan serta tenaga dan kepandaian ilmu silat.
Mungkin kepandaian Cung Po Liang tidak berada disebelah bawah dari kakek pengemis
yang mempermainkan alat tetabuhan khim tersebut. Namun kalau memang kakek pengemis
yang mempermainkan alat tetabuhan khim itu menggunakan racun jahatnya, pasti dirinya
akan bercelaka ditangannya....
O O CIANG SAM KAY dan Po Liang Kay melihat perobahan pada diri Cung Po Liang. Hebat sekali
perobahan pada wajah orang she Cung tersebut. Wajahnya itu pucat benar dan tubuhnya
agak gemetar. Hal ini membuat heran Ciang Sam Kay dan Liang Kay, mereka sampai mengawasi dengan
mata yang tidak berkedip.
Sedangkan keempat wanita orang-orangnya pengemis yang sedang mempermainkan alat
tetabuhan tersebut masih terus juga menari-nari dengan tak hentinya, semakin lama
gerakannya semakin gesit.
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay biarpun berdiam diri, tetapi mereka mempertimbangkan
cara-cara untuk menghadapi lawan-lawan mereka kalau memang nyatanya mereka harus
bertempur. Juga Po Liang Kay dan Ciang Sam Kay telah memperhatikan cara menari dari ke-empat
perempuan-perempuan tersebut, untuk mempelajarinya kalau memang nanti mereka
melakukan penyerangan. Tetapi semakin memperhatikan cara menari ke-empat perempuan itu, maka pandangan
mata dari Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi tambah pusing.
Kepala mereka jadi pening dan pandangan mata mereka jadi nanar, karena perempuanperempuan itu menari-nari dengan gerakan yang semakin lama jadi semakin cepat.
Suara khim yang dipentil oleh pengemis tua itu semakin meninggi iramanya.
"Boleh dimulai".!" terdengar pengemis tua itu berteriak dengan suara yang keras, seperti
juga memberikan aba-aba kepada ke-empat wanita itu.
197 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Dengan tiba-tiba sekali, ke-empat perempuan itu telah mengeluarkan suara tertawa yang
berbareng. Tahu-tahu dengan cepat luar biasa mereka meluruk melancarkan serangan yang berbareng
kepada Ciang Sam Kay, Po Liang Kay dan Cung Po Liang.
Hebat sekali serangan-serangan yang dilancarkan oleh keempat perempuan itu. Setiap
serangan dari perempuan-perempuan tersebut mengandung tenaga serangan yang kuat
dan juga yang diincer adalah bagian yang mematikan ditubuh lawan-lawan mereka,
membuat Ciang Sam Kay dan kedua orang lainnya yang dikepung keempat perempuan itu
mau tak mau jadi harus berpikir.
Cepat sekali mereka telah menggunakan tangan mereka untuk masing-masing menangkis
guna menyelamatkan jiwa mereka.
Namun cepat sekali Cung Po Liang seperti teringat sesuatu. Dia telah menarik pulang
tangannya dan tidak berani menangkis serangan yang dilancarkan perempuan itu.
Cung Po Liang hanya mengelakkan serangan itu dengan membiarkan tangan perempuan
tersebut lewat disisi tubuhnya cepat sekali.
Tetapi berbeda dengan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay, mereka telah menangkis serangan
dari lawan-lawan mereka itu.
Terdengar suara benturan dari tangan-tangan mereka yang saling membentur keras,
membarengi dengan suara benturan tangan-tangan mereka itu maka irama khim dari
pengemis tua tersebut jadi semakin meninggi.
Disusul kemudian dengan terasanya oleh Ciang Sam Kay serta Po Liang Kay yang
kesemutan tangan mereka hebat sekali.
Hal ini membuat kedua pengemis ini jadi terkejut sekali.
Cepat-cepat mereka melompat mundur diiringi oleh suara tertawa geli dari keempat
perempuan yang tadi telah melancarkan serangan kepada mereka.
Belum lagi Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay bisa mengatur jalannya pernapasan mereka
untuk mengendalikan jalannya perdarahan mereka, kepala mereka sudah dirasakan berat
sekali. Tanpa mereka sadari, dengan tidak bisa dipertahankan lagi, tubuh kedua pengemis ini jadi
rubuh dengan mengeluarkan suara keluhan dan mereka rubuh terkulai ditanah.
Keempat perempuan itu telah tertawa lagi, dan keempat wanita ini kemudian setelah
melihat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay rubuh tak berdaya, jatuh pingsan, mereka telah
menghadapi Cung Po Liang.
Mereka telah menari-nari lagi mengikuti kembali irama dari khim yang dipetik oleh pengemis
tua itu, yang menabuhnya semakin meninggi iramanya.
Gerakan keempat perempuan itu gesit luar biasa, mereka telah melompat dan melakukan


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penyerangan yang bertubi-tubi dengan cara yang beruntun.
Tubuh Cung Po Liang jadi gemetar, dia ketakutan, karena dia bisa menyaksikan betapa
hebatnya racun yang dipergunakan keempat perempuan ini pada tangan mereka masingmasing yang membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay jadi pingsan tak berdaya sama
198 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
sekali. oooOooo Padahal Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay tidak pingsan, mereka hanya merasakan tubuh
mereka kaku kesemutan. Dengan sendirinya, mereka tidak berani cepat-cepat untuk bangkit bangun, sebab mereka
takut nanti diri mereka dibarengi diserang oleh keempat perempuan itu.
Hanya saja yang membuat mereka jadi ketakutan dan heran adalah keempat wanita itu
yang mempunyai tangan yang luar biasa sekali.
Tangan perempuan-perempuan itu mengandung racun yang sangat luar biasa sekali. Racun
ditangan keempat perempuan itu sangat berbisa, menyebabkan Ciang Sam Kay dan Po
Liang Kay jadi merasakan perasaan kaku pada tubuh mereka.
Itulah sebabnya Cung Po Liang menduga kedua pengemis ini telah jatuh pingsan dan tidak
berdaya sama sekali. Sedangkan pada saat itu keempat perempuan anak buah dari pengemis yang memetik khim
itu telah menerjang lagi menyerang Cung Po Liang.
Orang she Cung tersebut telah mengempos semangatnya, dia telah bergerak dengan gesit
dan bersilat menghalau atau menangkis setiap serangan-serangan yang dilancarkan oleh
keempat perempuan itu. Malah serangan-serangan yang berangkai dari Cung Po Liang sering kali membuat
perempuan-perempuan itu jadi terpukul mundur tidak bisa merangsek maju.
Hal mana membuat si pengemis yang memetik khim jadi tambah semangat memetik tali-tali
khimnya untuk menambah semangat keempat perempuan yang menjadi anak buahnya.
Irama dari petikan khim itu semakin lama jadi semakin keras dan berirama tinggi sekali.
Cung Po Liang telah mengerahkan tenaga dalamnya mengerahkan serangan-serangan yang
mematikan, yang ditujukan untuk merubuhkan keempat lawannya itu.
Namun keempat perempuan itu menari-nari semakin cepat. Gerakan mereka juga sangat
gesit sekali, membuat kakek tua she Cung itu tidak berdaya dan tetap terkepung.
Dengan sendirinya, hal itu membuat Cung Po Liang jadi gusar dan murka tanpa daya. Dia
hanya bisa memberikan perlawanan yang gigih kepada keempat pengepungnya.
Malah setiap serangan yang dilancarkan oleh kakek tua she Cung itu mengandung tenaga
serangan yang mematikan. Cung Po Liang jadi bengis sekali, karena dia tidak mau kalau sampai dirinya kena terserang
oleh salah seorang perempuan yang menjadi pengepungnya, dan dia akan menjadi
keracunan. Maka dari itu, mati-matian Cung Po Liang tetap memberikan perlawanan yang gigih.
Sedangkan keempat perempuan pengepung Cung Po Liang waktu melihat cara bertempur
dari Cung Po Liang, mereka jadi mendongkol karena mereka telah berusaha untuk
merubuhkan kakek itu, toch tetap saja mereka selalu menemui kegagalan.
199 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Hal mana membuat Cung Po Liang sendiri dapat merasakan perasaan mendongkol dari
keempat perempuan itu. Tetapi tetap saja Cung Po Liang memberikan perlawanan yang keras, karena Cung Po Liang
tidak mau memberikan kesempatan kepada keempat wanita itu dapat merubuhkan dirinya.
Pengemis yang memetik tali tali khim itu jadi mendongkol melihat keempat anak buahnya
masih saja belum dapat merubuhkan Cung Po Liang.
"Pergunakan Swie Ho Ciang"!" teriak pengemis itu.
Swie Ho Ciang berarti pukulan api dan air.
Mendengar teriakan dari pengemis tua itu, maka cara bersilat dari keempat perempuan itu
jadi berobah lain sekali dibandingkan dengan semula.
Malah tenaga dari keempat perempuan ini sangat kuat sekali, seperti bertambah besar
didalam perasaan Cung Po Liang.
Hal ini mengejutkan benar orang she Cung tersebut. Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dan kaget.
Lebih-lebih ketika dia merasakan tenaga serangan dari keempat lawannya itu menderu-deru
dengan angin serangan yang keras luar biasa.
Hal mana telah membuat Cung Po Liang jadi gelagapan. Kakek tua she Cung tersebut telah
mengempos semangatnya, dan ia telah melancarkan serangan-serangan yang mematikan
kepada keempat lawannya. Angin serangan dari pukulan-pukulan tangan Cung Po Liang juga menderu-deru kuat,
menyebabkan keempat perempuan yang menjadi lawannya itu harus bersikap hati-hati,
kalau memang mereka tidak mau jadi korban dari tangan dan pukulan dari Cung Po Liang.
Pengemis yang memetik tetabuhan khim telah berteriak lagi:
"Pukul dari pintu Kong".tembus dari pintu Siang".terus pukul secara serentak"ya, ya pukul
begitu".ya, serang dari jurusan Miang"." Begitulah pengemis tua yang memetik tetabuhan
khim itu memberikan petunjuk-petunjuknya kepada keempat perempuan itu sambil terus
memetik tetabuhan khim tersebut.
oo ATAS petunjuk dari kakek pengemis itu, maka Cung Po Liang merasakan bahwa keempat
perempuan tersebut bertempur semakin lama jadi semakin liehay.
Setiap serangan yang dilancarkan oleh keempat perempuan tersebut datangnya selalu
berangkai dan bertubi-tubi menyebabkan Cung Po Liang jadi kelabakan seorang diri, sebab
dirinya selalu kena dirangsek oleh keempat perempuan itu.
Coba sekali saja Cung Po Liang lengah dan kurang hati-hati, niscaya tubuhnya akan menjadi
remuk terhajar oleh salah seorang perempuan itu, yang rata-rata dan masing-masing
ditangan mereka mengenakan racun.
Untung saja Cung Po Liang liehay dan kosen, sehingga dia bisa memberikan perlawanan
terus dan tidak sampai kena dirubuhkan seperti halnya Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay.
200 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Pengemis tua yang memetik tetabuhan khim itu jadi mendongkol melihat keempat orangorangnya itu masih belum dapat merubuhkan Cung Po Liang.
Berulang kali dia telah memberikan aba-abanya, dia telah memberikan petunjuk-petunjuk
kepada keempat perempuan yang menjadi anak buahnya.
Semakin lama, perempuan-perempuan itu jadi semakin mengepung diri Cung Po Liang
dengan ketat. Mereka seperti juga memperoleh jalan keluar yang akan dapat memukul Cung Po Liang
kesudut kekalahannya. Tetapi Cung Po Liang biarpun dia terkejut, toch tetap saja dia tidak mau membiarkan dirinya
kena dirubuhkan oleh keempat perempuan itu. Dia memberikan perlawanan yang gigih.
Hebat sekali perlawanan yang diterima oleh Cung Po Liang.
Setiap serangan yang dilancarkan oleh keempat perempuan itu selalu mengandung tenaga
maut, yang akan dapat menyebabkan lawan menjadi lumpuh.
Juga hawa racun yang tersiar dari tangan mereka masing-masing itu telah membuat kepala
Cung Po Liang lama kelamaan menjadi pusing.
Tenaga Cung Po Liang juga berangsur-angsur semakin lama jadi semakin lemah, karena
dengan cara bertempur begitu, dengan bertempur secara dikeroyok bergantian, lama
kelamaan membuat Cung Po Liang jadi letih juga.
Hal mana membuat lama kelamaan Cung Po Liang jadi gugup dan ketenangannya mulai
lenyap. Melihat keadaan orang she Cung itu, kakek pengemis yang menabuh khimnya itu telah
mengetahui bahwa tenaga dan ketenangan dari Cung Po Liang berangsur-angsur mulai
mundur. Dengan sendirinya pengemis tua yang memetik tali khimnya semakin bersemangat itu jadi
girang sekali melihat hal tersebut.
Pengemis tua ini jadi yakin bahwa dia dan keempat murid-muridnya akan dapat
merubuhkan Cung Po Liang. Hal mana akan membuat girang hati pengemis tua ini.
Tetapi Cung Po Liang bukanlah pendekar sembarangan, dia mempunyai kepandaian yang
luar biasa tingginya. Setiap serangan yang dilancarkan oleh she Cung itu tetap masih
mengandung tenaga serangan yang kuat luar biasa.
Hal mana membuat Cung Po Liang mengerahkan seluruh kepandaian dan tenaga dalamnya
agar dapat mengimbangi serangan-serangan keempat lawannya.
Angin serangan mereka masing-masing telah menderu dengan kuat. Cung Po Liang
berulang kali berjingkrak sambil mengeluarkan suara bentakan.
Itulah disebabkan kakek tua she Cung tersebut sangat murka dan bahwa penasarannya
tidak bisa melampiaskan kemendongkolannya.
Maka dari itu, berulang kali Cung Po Liang telah berusaha untuk menerobos kepungan yang
begitu ketat dari keempat orang pengepungnya. Namun dia selalu menemui kegagalan
belaka. 201 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Dengan begitu, tenaga Cung Po Liang jadi tambah kurang, dan juga membuatnya jadi
gugup. Sedangkan disaat ketenangan dari Cung Po Liang mulai lenyap begitu, maka kakek
pengemis yang melakukan lagu peperangan dengan menggunakan khimnya itu semakin
bersemangat, menyebabkan keempat perempuan yang menjadi anak buahnya jadi semakin
bersemangat dengan serangan-serangannya".membuat Cung Po Liang jadi kelabakan
juga".! ooOooo SEMAKIN lama bertempur, Cung Po Liang jadi semakin kelabakan menghadapi keempat
orang perempuan yang menjadi lawannya.
Tetapi sebagai seorang jago yang kosen luar biasa, biarpun dia dalam keadaan terdesak
begitu, toch tetap saja dia tidak menjadi jeri atau mau menyerah kalah terhadap lawanlawannya itu.
Dengan mengeluarkan suara bentakan-bentakan yang nyaring sekali, Cung Po Liang telah
melancarkan serangan-serangan yang bertubi-tubi menyebabkan keempat perempuan itu
berulang kali harus mengelakkan diri dari serangan Cung Po Liang.
Mereka masih bertempur dengan seru, dan setiap serangan yang mereka lancarkan itu
selalu juga menimbulkan angin serangan yang luar biasa sekali, menyebabkan pukulan
pukulan mereka terbatas pada penyerangan angin tenaga Lwee-kang belaka.
Pengemis tua yang duduk sambil memetik tali-tali khim itu telah melihat, biar lama tetapi
pasti, bahwa Cung Po Liang akan kena dirubuhkannya.
Dengan cepat sekali dia mengempos semangatnya dan memetik tali-tali khimnya itu
semakin cepat sekali. Hal mana membuat Cung Po Liang jadi tambah pusing dan kelabakan, karena setiap kali
suara khim itu bertambah semangat, maka cara menyerang dari keempat perempuan yang
menjadi lawan-lawannya itu juga tambah bersemangat, menyebabkan Cung Po Liang jadi
terdesak hebat oleh keempat orang lawannya itu.
Tetapi Cung Po Liang tetap tidak mengenal apa arti kata dari menyerah".dia memberikan
perlawanan terus. Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay yang rebah tidak berdaya diatas tanah, dengan tubuh
yang semakin kesemutan dan tidak bisa bergerak, menyebabkan mereka hanya bisa
menyaksikan jalannya pertempuran antara keempat perempuan itu dengan Cung Po Liang
dengan muka meringis karena menderita kesakitan yang hebat.
Untuk kepandaian ilmu silat, kedua pengemis ini belum tentu kalah dengan keempat
perempuan yang telah mencelakai mereka, namun untuk menghadapi raja-racun, jelas
Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay buta sama sekali.
Hal mana membuat Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay mau tak mau harus dapat menahan
perasaan sakit pada perut mereka yang mengejang, dan juga dia menahan perasaan
kesemutan pada tangan kaki mereka.
Rupanya racun mulai bekerja. Hal ini membuat mereka jadi ketakutan. Butir-butir keringat
dingin telah membanjir keluar pada tubuh mereka.
202 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Juga wajah kedua pengemis tersebut sangat pucat sekali.
Hal mana membuat Cung Po Liang yang menyaksikan penderitaan yang diderita oleh kedua
pengemis itu, jadi tambah jeri kalau-kalau dia nanti terkena serangan racun jahatnya
wanita-wanita yang sedang mengepungnya. Itulah sebabnya maka disebabkan perasaan
jeri, dia jadi agak gugup.
Kegugupannya itulah yang telah menyebabkan ketenangan pada jago she Cung tersebut
jadi berkurang banyak. Hal mana membuat Cung Po Liang harus berulang kali mati-matian mengelakkan serangan
yang dilancarkan secara bergiliran oleh keempat perempuan itu.
Kalau memang saja Cung Po Liang terlambat mengelakkan serangan-serangan tersebut,
berarti dia juga akan menjadi korban racun dari keempat perempuan tersebut.
Dia tetap dengan gigih memberikan perlawanan terus, sambil memutar otak untuk mencari
jalan keluar meloloskan diri dari kepungan keempat wanita-wanita itu.
Khim yang dipetik oleh pengemis tua itu masih mengalun terus dengan irama yang semakin
bersemangat".membuat hati Cung Po Liang tergoncang hebat.
oooOooo MELIHAT orang she Cung itu masih belum dapat dirubuhkan biarpun telah bertempur begitu
lama dengan keempat anak buahnya, menyebabkan kakek yang memetik khim itu jadi gusar
dan penasaran. Dia telah mengerahkan tenaga lwee-kangnya untuk dapat memetik tali-tali khim itu dengan
tenaga yang tersalurkan kuat benar. Namun tetap saja dia tidak bisa membuat pikiran Cung
Po Liang jadi kacau. Itulah yang membuat pengemis tua pemain khim itu jadi penasaran sekali. Dengan cepat
dia telah menambah tenaga lweekangnya untuk membawakan lagu yang tambah
bersemangat, menyebabkan keempat wanita yang menjadi anak buahnya jadi menyerang
tambah semangat. Serangan-serangan yang ditujukan oleh keempat perempuan jadi ditujukan kepada bagian
tubuh yang mematikan ditubuh Cung Po Liang.
Lebih-lebih pengemis tua itu selalu memberikan petunjuk-petunjuk kepada keempat
perempuan itu, menyebabkan serangan-serangan yang dilancarkan oleh keempat
perempuan itu jadi tambah hebat.
Hal mana membuat Cung Po Liang jadi tambah kelabakan. Tidak heran kalau memang
ketenangannya jadi lenyap. Orang she Cung itu jadi gugup bukan main.
Setiap serangannja jadi berkurang tenaga lweekangnya, karena Cung Po Liang tidak bisa
mencurahkan seluruh ketenangannya.
Hal itu mempengaruhi banyak sekali bagi diri dan serangan-serangan yang dilakukan oleh
Cung Po Liang. Dengan kegugupan dan ketidak-tenangan yang menguasai diri orang tua she Cung tersebut,
menyebabkan tenaga serangannya berkurang banyak dan dia jadi lemah karena berangsurangsur dikepung dengan cara begitu, tenaga serangannya jadi berkurang banyak.
203 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Dengan sendirinya, dengan adanya hal tersebut, maka Cung Po Liang jadi kalap dan nekad,
karena dia merasakan, biar bagaimana dia tidak akan bisa meloloskan dari keempat
pengepungnya. Dan niscaya dirinya akan kena terserang oleh tangan beracun dari keempat perempuan
pengepungnya itu. Kakek Cung Po Liang tidak mau kalau dirinya sampai bercelaka seorang diri. Cung Po Liang
menginginkan agar dia terbinasa bersama-sama dengan lawannya.
Maka dari itu, melihat lawan-lawannya itu menyerang dirinya semakin hebat dan
memperoleh kenyataan dirinya semakin lemah, maka dengan cepat sekali Cung Po Liang
mengempos semangatnya, dia mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, tahu-tahu
tangannya telah menyerang.
Itulah serangan yang mematikan. Kalau memang sampai terkena lawannya, niscaya
lawannya akan terbinasa. Tetapi keempat perempuan yang mengepung dirinya begitu ketat mempunyai kegesitan
yang luar biasa. Tubuh mereka berkelebat-kelebat dengan cepat sekali, menyebabkan serangan Cung Po
Liang selalu jatuh di tempat kosong. Hal mana membuat Cung Po Liang jadi tambah kalap
dan penasaran. Tetapi kekalapannya itu malah membuat dirinya jadi semakin lemah.
Tenaga dalamnya jadi banyak berkurang, menyebabkan serangan-serangannya jadi lemah
juga. Berbeda dengan Cung Po Liang, maka keempat perempuan itu malah jadi tambah
bersemangat. Mereka selalu melancarkan serangan-serangan yang mematikan, tenaga
serangan mereka selalu kuat luar biasa, dapat menggetarkan batang pohon yang sebesar
sepelukan tangan. Apa lagi kakek pengemis itu telah mengempos semangat dan tenaga lweekangnya, yang
menyebabkan tenaga pentilan pada tali khimnya itu jadi tambah kuat dan bertenaga.
Hal mana membuat Cung Po Liang benar-benar jadi kelabakan. Pertahanan dirinya jadi
semakin lemah, dan dia terdesak terus menerus.
Keempat perempuan itu berulang kali juga melancarkan serangan yang semakin hebat dan
mematikan kepada Cung Po Liang.
000O000 PENUTUP CUNG PO LIANG mengerti, kalau memang dia bertempur terus menerus semacam itu, tentu
dirinya akan menjadi korban pertempuran tersebut.
Maka dari itu, biarpun tenaganya dirasakan sudah letih dan habis, toch tetap saja dia masih
memberikan perlawanan. Dengan sendirinya, dengan adanya hal itu, mereka masih bertempur dengan seru dan
mereka melakukan penyerangan kearah tempat yang mematikan.
Cung Po Liang telah mengerahkan tenaga dalamnya, dia menyerang selalu dengan bertubi204 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
tubi. Keempat perempuan itu juga rupanya telah letih, mereka telah berkurang banyak tenaga


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam mereka, yang menyebabkan serangan-serangan mereka tidak sehebat pada
serangan-serangan semula.
Dengan begitu, mereka bertempur semakin waspada, sebab masing-masing ingin merebut
kemenangan. Kalau memang sampai kena terserang, berarti mereka akan terbinasakan.
Itulah sebabnya mengapa Cung Po Liang telah memutar otak untuk mencari jalan keluar
guna meloloskan diri dari kepungan keempat orang tersebut.
Tetapi kepungan perempuan yang menjadi anak buah dari kakek pengemis tua yang
membunyikan alat-alat tetabuhan khim itu, tetap saja melancarkan serangan-serangan yang
hebat kepada Cung Po Liang dan melakukan pengepungan yang ketat.
Penyerangan yang dilakukan oleh keempat perempuan itu tetap telah dilancarkan ingin
dapat menyentuhkan tangan mereka ke tangan Cung Po Liang.
Tetapi Cung Po Liang selalu saja menghindarkan benar-benar agar tangannya itu tidak
saling bersentuhan dengan tangan keempat perempuan yang menjadi pengepungnya itu.
Kalau sekali saja dia kena tersentuh tangan salah seorang keempat perempuan itu, pasti dia
akan mengalami nasib yang sama dengan Ciang Sam Kay dan Po Liang Kay. Dia pasti akan
menjadi korban dari racun perempuan tersebut.
Sebab itulah dia berusaha sekeras tenaganya mencegah agar dirinya tidak sampai kena
terserang oleh tangan perempuan tersebut. Tetapi kakek pengemis yang memetik alat
tetabuhan khim itu sangat penasaran dan gusar sekali melihat keempat perempuan yang
menjadi anak buahnya masih belum bisa merubuhkan Cung Po Liang, maka tahu-tahu dia
telah merobah cara memetik tali khim itu, sekarang dia membawakan lagu yang
menyayatkan hati, menyedihkan sekali. Hati Cung Po Liang jadi terkesiap, dia kaget bukan
main. Sebab begitu mendengar irama lagu yang menyedihkan yang berasal dari khimnya kakek
pengemis itu, dirasakan hatinya tergoncang hebat, berdebar-debar dengan keras.
Seluruh tubuhnya juga dirasakan lemas. Dan dibarengi dengan keadaannya itu, maka
keempat perempuan penyerangnya telah melancarkan serangan yang berbareng sekaligus,
mereka telah melancarkan serangan secara serentak dari empat jurusan.
Cung Po Liang telah mengerahkan tenaga dalamnya, dia telah melompat dan bergulingan
ditanah dengan sekuat tenaganya".tetapi dia bergerak agak terlambat sedikit.
Tiga serangan dari ketiga orang lawannya kena dihindarkan, tetapi salah seorang dari
keempat lawannya itu telah kena menghajar bahunya, seketika itu juga Cung Po Liang jadi
bergulingan dan terguling di tanah".dan seketika itu juga tubuh Cung Po Liang jadi
merengket penuh rasa sakit".karena tubuhnya seketika itu juga jadi keracunan".!
Kakek tua pengemis itu jadi berhenti menabuh khim dan tertawa gelak-gelak. Rupanya dia
senang sekali. Keempat perempuan itu telah menghampiri kakek pengemis tersebut, mereka berdiri di situ,
sedangkan pengemis tua tersebut telah tertawa terus.
Nah bagian pertama dari 'bayangan maut" telah tamat, dan akan menyusul bagian
205 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
keduanya, dengan judul : Poan koan-pit Emas, yang akan menyusul dan terbit tak lama lagi.
(TAMAT) 206 Gadis Hari Ketujuh 3 Pendekar Rajawali Sakti 78 Perawan Dalam Pasungan Pendekar Bloon 16

Cari Blog Ini