Ceritasilat Novel Online

Pendekar Yang Berbudi 12

Pendekar Yang Berbudi Karya Okt Bagian 12


Him Loo Sam menganggap orang hendak menutupi malunya sendiri, katanya dingin.
Saudara Beng, alasanmu terlalu banyak ! Baiklah Kau mengalah padaku aku yang
akan membereskan bocah ini.. .
Si orang tua berkata sekaligus bekerja. Tubuhnya mencelat segera kepada Hong
Tong, tangannyapun diluncurkan tangannya yang panjang itu. Gerakan tubuhnya sangat
pesat dan serangannya cepat. Ia percaya betul bahwa ia akan berhasil !
Kesudahannya " Ia ternganga. Tubuh Ho Tong berkelebat dan lenyap. Maka ia
memutar tubuhnya, untuk mencari, atau si anak muda sudah menegurnya dengan
bengis. He, kau siapakah" Mengapa kau tiba-tiba menyerang"
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 471
yoza collection Ia menoleh pula dan mendapatkan anak muda itu berdiri tegak ditempatnya.
Sungguh malu, pikirnya dalam hati. Memang benar-benar ia kena diakali, ia merasa
kecewa dan malu, selang baru saja ia bicara besar kepada Beng Ciong.
Pek Kong menyaksikan gerak-gerik Ho Tong ia girang bukan main, hampir ia
berseru dengan pujiannya. Dalam hati ia berkata: Sesungguhnya ia mengherankan!
Ketika ia belajar, ia melatihnya tak sempurna. Setiap kali ia gagal. Kini siapa tahu,
kenyataannya, sewaktu ia dapat menggunakan kedua tipu itu" Sekarang ia tinggal
mempelajari Hui Niauw saja lantas ia cukup sempurna"
Hui Niauw, ialah tipu Burung Terbang Sedangkan tadi, ia baru lolos dari tangan
Him Loo Sam karena ia menggunakan Coa Yu atau Ular Bermain main.
Karena berpikir demikian dengan tidak sangsi lagi Pek Kong kembali kekamarnya.
Sementara itu Him Loo Sam sangat panas hatinya. Iapun malu sendirinya.
Hm, bocah! katanya, dingin, Kiranya kau mempunyai kepandaianmu ini! Dengan
demikian tidaklah sia-sia bahwa aku si orang Him telah menurunkan tanganku!
Selagi berkata demikian, diam-diam jago tua dari gunung Hong San itu
mengerahkan tenaga dalamnya. Karena panas hatinya, ia ingin sekali turun tangan
membuat orang roboh binasa!
Ho Tong mendongkol sebab orang tidak memperdulikannya.
Jikalau kau tetap tidak memberitahukan aku siapa gerangan kau! katanya, bengis,
maka aku Tiat Lohan hendak menghajar kau!
Him Loo Sam berpikir orang menyebut gelarnya, Tiat Lohan. Ia menyangka si hitam
ini adalah seorang jago dari golongan muda, ia mengawasi dengan teliti. Ia melihat
orang bermuka hitam legam, alisnya tebal, matanya bundar, tubuhnya tinggi dan besar,
mirip dengan sebuah menata besi.
Hebat, pikirnya. Akan tetapi ia tertawa dingin dan berkata: Karena kau telah
menyebut gelarmu, baiklah, tak ada halangan buat aku si orang tuapun
memperkenalkan diriku, supaya kau nanti merasa puas! Jikalau kau ketahui To Pie Him
Him Hoiw, salah satu dari Hong San Sam Him, kau pasti tak nanti berani sembarang
bicara terhadapku! Mendengar orang menyebut gelarnya itu, Ho Tong tertawa lebar. To Pie Him berarti
Beruang Banyak Tangan. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 472
yoza collection Ha! katanya, Terang terang kau si kunyuk kurus kering, kau menyebut diri si
banyak tangan! Buat kau lebih tepat disebut kera dari pada beruang! Beruang sungguh
tak tepat--Him Houw menjadi gusar kembali. Orang telah mempermainkannya. Segera ia
lompat maju, menyerang dengan jurus Liong Hong Siang Hui , Naga dan Burung
Phoenix Terbang Berbareng. Dengan demikian ia sudah meluncurkan dua-dua
tangannya yang panjang luar biasa.
Bicara tentang Hong San Sam Him. Tiga beruang dari gunung Hong San, mereka
memang orang-orang dari Hek Too - Jalan hitam, yang tak dapat dipandang ringan.
Ketiga saudara itu mempunyai kepandaiannya masing- masing yang istimewa. Selama
mereka merantau dalam dunia Sungai Telaga, jarang orang dapat menandingi mereka.
Adalah Toa Him Him Ceng, si Beruang Besar, yang bersama-sama Su Ta Sat Chee sudah
mengepung Tiat Tan Kong Kek si Tetamu Binal Bernyali Besi. Karena kesohornya itu,
Him Houwpun dihargakan oleh Leng In le su, yang telah menyuruh Beng Ciong
memandangnya, untuk mengajak ia bekerjasama dalam Thian Liong Pang.
Tidak terduga ditempat penginapan ini Him Houw telah bertemu dengan Ho Tong,
orang tolol yang ia tidak lihat mata, sehingga ia mau menggantikan Beng Ciong turun
tangan. Siapa tahu, ia ketemu batunya! Kiranya Ho Tong liehay sehingga ia terpaksa
menggunakan ilmu silatnya Liong Hong Siang Hui!
Hebat serangan itu bagi Ho Tong. Matanya menjadi berkunang-kunang. Namun ia
tidak takut, ia malahan menjadi gusar. Sambil berseru keras, ia mengerahkan kaki dan
tangannya menyerbu lawan secara membabi buta, asalkan ia dapat menduga lawan
itu sedang berada diarah mana. Yang paling hebat adalan kakinya karena ia gunakan
itu untuk menyerang. Bruk! demikian terdengar suara nyaring dan tubuh si tolol mental terbalik.
Him Houw berlaku gesit dan awas. Mulanya ia menganggap lawan muda itu liehay
sekali. Ho Tong dapat menghindari dirinya dari serangannya dengan tipu silat Touw
Toh Hoan Lie, Mencari Buah Toh Untuk Ditukar Dengan Buah Lie. Ia penasaran dan
menggunakan tipu Naga dan Burung Phoenix Terbang Berbareng. Diluar dugaannya,
kali ini ia berhasil dengan mudah saja. Si tolol telah dapat dirobohkan sehingga jungkir
balik. Maka dari itu, bukan ia maju akan melanjutkan serangannya pula, justeru ia
tertawa terbahak-bahak sambil berkata dengan congkaknya. Eh, bocah, kau tak
sanggup bertahan sekalipun dari satu hajaranku! Sekarang aku mau berbuat baik
terhadap kamu, sekalian hendak aku membuat kau hidup puas!
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 473
yoza collection Baru sekarang ia bertindak menghampiri, langkahnya perlahan-lahan, lagaknya
bukan main temberang. Rupanya ia percaya bahwa ia akan berhasil dengan mudah
menghabiskan jiwa lawannya itu .
Ketika orang bertindak maju ayal-ayalan, justeru Ho Tong melompat bangun, terus
sembari berseru dengan nyaring, ia lompat menerjang.
Kau lihat tangan Ngo Kim Ciangku! demikian serunya.
Ngo Kim Ciang' berarti tipu silat Lima Macam Hewan. Itulah gerakan hebat dari ke
dua belah tangan, yang dipakai menyerang hebat sekali, dengan tenaga yang
dikerahkan sepenuhnya. Bukan kepalang heran Him Houw. Tendangannya tadi adalah tendangan dari
ratusan kati beratnya. Aneh, lawan tak roboh binasa, atau sedikitnya, tak terjungkal
parah! Bahkan dia dapat maju menyerang pula! Ho Tong tertendang perutnya,
seharusnya dia tak dapat bangun pula.
Walaupun ia heran dan kaget, dasar jago tua, Him Houw tak kena diserang si anak
muda. Ia dapat menghindari diri dari serangan dahsyat anak muda itu. Ia melompat
kesamping sejauh setombak lebih.
Tetapi Ho Tong tidak mau mengerti, ia maju merangsak, membuat lawannya repot
berkelit pula. Diserbu demikian Him Houw tak sempat lekas-lekas memperbaiki dirinya lagi.
Melihat musuh kelabakan, Ho Tong tertawa terbahak bahak.
He, kunyuk kurus kering lihay sekali cara kau berkelit! demikian ejeknya 'Tetapi
jangan kau takut! Tidak, aku tak mau menghajar kau!
ENAR-BENAR si tolol segera berpaling kepada Hwee Ceng Pa kepada siapa
ia bertanya bengis: ''Bagaimana cara meninggalnya kawanku itu" Lekas
katakan! Atau aku hajar kau!
Hwee Ceng Pa terkejut! Baru saja ia menyaksikan bagaimana si anak muda
memukul jago dari Hong San kelabakan repot membela diri. Tetapi ia adalah seorang
tongcu dari satu partai besar, tak mau ia dihina.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 474
yoza collection Bocah tolol! teriaknya, membesarkan nyalinya, Jangan kau bertingkah!. Lihat
tongcumu menghajarmu! Lantas tongcu ini menghampiri lawan.
Ttba-tiba. Saudara Beng, silahkan mundur! Kau biarkanlah saudaramu yang
memungut hasil ini! Itulah suara Him Houw, yang telah maju pula. Sebab begitu ia tak didesak lagi oleh
Ho Tong, begitu ia sempat memperbaiki dirinya. Tentu sekali hatinya tetap panas dan
penasaran. Maka ia lantas mencegah si tongcu dari Thian Liong Pang maju terus.
Beng Ciong senang sekali mendengar cegahan itu. Ia tahu Him Houw sudah meluap
kemarahannya dan itu hendak dilampiaskan. Inilah baik untuknya, sehingga ia tak usah
menghadapi bocah yang luar biasa tangguh itu, yang membuat hatinya agak kecil.
Begitulah ia mundur dua tindak sambil menjawab kawannya: Aku turut perintahmu,
saudara Him. Silahkan kau maju, melemaskan otot-ototmu!
Him Houw tahu kata-kata orang itu mengandung sindirin tetapi ia tak sempat
melayaninya. Maka itu ia hanya menoleh pada si kawan dengan matanya dipelototi,
kemudian ia menghadapi Ho Tong dan menyerang dengan kedua tangannya. Serangan
itu didahului dengan hembusan anginnya.
Ho Tong tidak tahu lihaynya lawan. Sebaliknya ia mengandalkan beberapa jurus
silat yang baru didapatnya. Ia tidak memikir banyak tentang lawan itu, ketika bahaya
mengancam, ia tertawa dan berkata: Eh, kunyuk kurus kering, kau . .
Tiba-tiba saja si tolol berhenti bicara. Hembusan angin yang keras sekali membuat
ia tak dapat meneruskan kata-katanya, bahkan tubuhnya segera tertolak keras sehingga
ia terhuyung-huyung mundur!
Tepat pada saat Ho Tong menghadapi ancaman maut itu, mendadak dari sebelah
belakangnya ada tenaga kuat yang menahan dan mengenyampingkan tubuhnya.
Setelah itu terdengar suatu suara keras dari jatuhnya barang yang berat, yang segera
ternyata adalah suara yang disebabkan si orang she Him roboh terjengkang, terpental
jauh setumbak lebih, tubuhnya jatuh terduduk dikaki tembok!
Sekejap itu muncul disitu seorang lain yang bertopeng hitam!
To Pie Him mendapat dengar halnya Tiat Tan Kong Kek suka mengenakan topeng
hitam yang dipakainya sejak dia terluka mukanya. Sekarang ia menduga pada si jago
gila-gilaan itu. Orang bertenaga demikian besar sehingga ia bertolak roboh begitu
hebatnya. Tapi ia tidak takut, sebaliknya, ia menjadi gusar. Iapun terdorong niatnya
membalas sakit hati kakaknya. Begitulah sambil berkerot gigi, ia melompat bangun, dan
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 475
yoza collection berkata sambil membentak. Saudara Teng, selamat berjumpa! Tidak disangka-sangka
kita bertemu disini! Dengan demikian tak usahlah kita berhutang lagi sampai dilain
jaman! Ditegur begitu si orang bertopeng tercengang.
Kita tidak kenal satu sama lain, dari mana datangnya hutang itu" tanyanya heran.
Air muka To Pie Him berubah jadi merah padam.
Tiat Tan Kong Kek! serunya, Tiat Tan Kong Kek, jangan kau berlagak pilon!
Bukankah dalam pertempuran di Hong San tempo hari, kakakku, Him Bu, telah binasa
ditanganmu" Bukankah tak layak kau melupakannya" Walaupun aku si orang she Him
bukan lawanmu, namun aku sudah bersumpah tak akan hidup bersamamu, dalam satu
jaman! Hari ini seharusnya ada kau tidak ada aku, atau sebaliknya. Maka itu, silahkan
kau memberikan pengajaran kepadaku!
Hwee Ceng Pa terperanjat mendengar perkataan Him Houw, bahwa siorang
bertopeng itu Tiat Tan Kong Kek adanya. Tiat Tan Kong Kek adalah cabang atas yang
disegani pada sekian tahun yang lalu, sehingga dia dapat menguasai kalangan sungai
Telaga. Iapun tahu, menghadapi Tiat Tan Kong Kek, Him Houw bagai telur melawan
batu! Maka diam-diam, sendirinya, ia khawatir.
Si orang bertopeng berdiam sejenak, entah ia berpikir atau tercengang, setelah itu
dia tertawa nyaring. Kiranya itulah sebab musabab dari sikapmu sekarang ini! katanya. Tapi Kau
rupanya tidak tahu, atau tidak mau mengerti, bahwa bilamana dua orang sedang
bertempur, mati atau hidup mereka bukan soal yang dapat diduga dari semula. Ketika
itu aku terdesak, aku harus membela diriku, begitulah aku menurunkan tanganku! Kalau
saat itu aku yang keliru menggerakkan tanganku, bukankah aku yang akan dibinasakan
kakakmu itu" Segala yang sudah lewat, biarlah tinggal lewat, tak ada gunanya
menyesalinya. Oleh karena itu saudara Him, sudilah kau memakluminya.
Sambil berkata demikian, si orang bertopeng memberi hormat.
Sikap orang itu, terutama kata-katanya membuat Him Houw tercengang. Sebegitu
jauh ia pernah dengar, Teng Houw alias Tiat Tan Kong Kek sangat temberang dan
matanya tak pernah melihat orang, sedangkan perbuatannya tidak memperdulikan soal
mati atau hidup. Sebab itu juga ia mendapat gelarnya, Tiat Tan Kong kek, si Gila Bernyali
Besi. Tapi siapa sangka sekarang ia menghadapi orang yang halus gerak geriknya,
bicaranya beralasan, sedang kepandaiannya mengagumkannya. Ia merasa, jikalau
mereka bertempur secara sungguh-sungguh, ia bukanlah lawan orang bertopeng ini.
Orang berbudi luhur semacam orang dihadapannya ini harus dihormati.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 476
yoza collection Setelah berpikir sampai disitu, Him Houw ingat juga halnya ia bertiga saudara tidak
bermusuhan pribadi. Bahwa mereka kedua belah pihak sampai bertempur, itulah hanya
disebabkan mereka bersaudara diojok-ojok oleh Ho Siu Chong Liong serta bersamasama mereka mencari dan memusuhkan orang. Memang benar, jikalau mereka yang
menang, pasti celakalah pihak yang lain itu. Dan sekaiang, ia bukannya lawan pihak
sana, maka ia pikir, baiklah ia menta'ati.
Urusan boleh ditunda sampai lain waktu.
Baiklah, Teng Tayhiap, ia berkata.
Tentang kematian kakakku itu benar atau tidaknya seperti katamu, kita akan libat
dibelakang hari setelah diselidiki. Bilamana kata-katamu ini tidak tepat, pada saat itu
kita akan membuat perhitungan lagi. Sekarang urusan dapat diselesaikan sampai disini!.
Selekasnya ia mengucapkan kata-katanya itu, Him Houw segera memutar tubuhnya
dan berjalan pergi. Saudara Him, tunggu dulu ! tiba-tiba si orang bertopeng berseru.
Him Houw berhenti berjalan dan memutar tubuhnya.
Ada pengajaran apa darimu, tuan" tanyanya Si orang bertopeng maju dua tindak
dan memberi hormat. Aku minta saudara, sukalah kau bergaul dengan memilih sahabat-sahabat yang
baik. katanya, Supaya dengan demikian dapatlah saudara menyayangi nama harum
dari Hong San Sam Hiong..
Hong San Sam Hiong , ialah tiga orang gagah perkasa dari Gunung Hong San. Hati
Him Houw tergerak, sehingga ia mengawasi orang dengan berdiam saja. Lewat sejenak
barulah ia melanjutkan perjalanannya, dan tetap membisu.
Hwee Ceng Pa membuntuti terus tanpa mengatakan apa-apa juga.
Tunggu! tiba-tiba Ho Tong berseru.
Him Houw berdua berhenti dan menoleh.
Kau mau apa" tanya Hwee Ceng Pa keras.
Ho Tong menghampiri beberapa tindak, ia bertanya keras: Siapakah yang telah
meracuni kawanku sehingga tewas" Mengapa kau tidak mau memberitahukannya"
Hwee Ceng Pa jeri terhadap si orang bertopeng, lenyap sudah kegarangannya. Ia
mengawasi kepada orang bertopeng itu, barulah ia menjawab Ho Tong: Tadi aku cuma
bermain-main denganmu! Aku tidak melihat kawanmu itu!
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 477
yoza collection Mendapat jawaban itu, Ho Tong mendadak jadi gusar, onka ia berseru nyaring, terus
ii maju dan menyerang! Jangan ! berkata si orang bertopeng yang lantas mencegahnya. Tentang kawanmu
itu, nanti aku membantu kau mencarinya. Terus ia menoleh kepada Him Houw berdua
sambil berkata: Saudara Him. silahkan kalian melanjutkan perjalanan kalian!'
Bagaikan menerima perintah, Him Houw berdua lantas memutar tubuh dan pergi.
Mereka tidak masuk lagi kepenginapan, melainkan melompat naik keatas genteng dan
terus menghilang. Selekas orang berlalu, si orang bertopeng menarik napas panjang.
Ho Tong menjadi bingung. Eh, eh. tegurnya. Bukan kau menolongi aku mencari kawanku, justeru kau menarik
napas panjang pendek! Siorang bertopeng melihat kesekitarnya. Ia nampak banyak mata penghuni hotel
diarahkan kepada pihaknya, maka ia kata perlahan pada Ho Tong: Jangan banyak
omong! Mari kita pulang kekamar kita !
Ho Tong terkejut. Sekarang ia mendengar tegas suara orang dan mengenalinya.
Oh, kiranya kau! serunya.
Memang, si orang bertopeng itulah Pek Kong yang tadinya mengundurkan diri
hanya untuk mencari penutup muka, supaya dapat ia menghentikan pertempuran tanpa
orang mengenali wajahnya. Bahkan kebetulan sekali, orang percaya ia adalah Tiat Tan
Kong Kek. Maka dengan demikian ia dapat meredakan permusuhan diantara kedua
belah pihak itu. Ho Tong tertawa geli. Kemudian Pek Kong memberitahukan sahabatnya dari hal kekeliruan
menggerakkan tangan dan kakinya sewaktu 'menghadapi lawan tadi dan ia
memberikan petanya. Sekarang kau tidurlah! katanya kemudian.
Mulai besok kita harus lekas-lekas pergi ke Ku San!
Ho Tong heran. Eh, eh, katanya, kita tak pergi ke See Ouw untuk menggabungkan diri dengan
saudara Siangkoan " Pek Kong mengernyitkan alisnya.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 478
yoza collection

Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ada yang lebih perlu, sahutnya. Kita harus menolongi orang.. . .
Menolongi orang" Ho Tong terkejut,
Siapakah" Pek Kong sudah memberikan keterangannya, yaitu dalam hal ia hendak menolongi
Oaw Yan Nio. Tapi ingat, jangan banyak bicara, pesannya. Kita mesti jaga supaya jangan kita ga
gal hingga jadi mempercepat kekerasan orang.
i Batk, sahut Ho Tong dengan janjinya, Walaupun dia bertabiat keras dan sembrono,
terhadap adiknya ini ia mentaati kata-katanya.
Demikian ketika fajar menyingsing, dengan menunggang kudanya, dua saudara ini
segera melakukan perjalanannya dengan cepat. Mereka melarikan kuda disepanjang
tepi sungai. Baru saja mereka me
Pek Siauwhiap! Demikian suara panggilan terdengar dari belakang.
Pek Kong menangkap suara itu, ia segera menoleh. Maka ia melihat Liu Hong Go
lari menyusulnya. Ia menahan kudanya serta terus turun dari punggung kudanya itu.
Hong Go menghampiri dengan napas tersengal-sengal. Setelah dekat tanpa istirahat
lagi ia bertanya cepat: Kapan siauwhiap berdua, tiba di Selatan" Apakah ayahku turut
serta" Pek Kong menghela napas.
Panjang ceritanya untuk aku bicarakan sahutnya, Mari kita cari tempat singgah
supaya kita, dapat berbicara dengan leluasa.
Lebih baik kita pergi kerumah sanak , Hong Go usulkan. Di:a tinggal ditempat itu.
Sanaknya Hong Go adalah suami dari bibinya yang ia panggil kothio.
Pek Kong menerima baik usul itu, maka bertiga mereka pergi kerumah sang kothio,
sebuah piawkiok, kantor perusahaan pengangkutan Rumahnya besar pekarangannya
lebar, dan ada halaman yang ada ditempati pelbagai macam alat belajar silat dan
melatih tenaga. Hanya rumah besar itu bagaikan kosong. Tidak ada orang mondarmandir, dan segala alat tersebut sudah karatan.
Hong Go mengajak kedua sahabatnya melalui halaman depan dan memasuki toatjia, ruang depan yang besar.
Ditengah-tengah ruangan itu tergantung se buah merek yang besar, bunyinya Ban
Tjoan Pio Hang artinya, pengusaha pengangkutan Ban Tjoan Selamat Sentosa. Dikiri
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 479
yoza collection dan kanan, tergantung banyak gambar lukisan dan tulisan, serta perabotan pun lengkap,
pertanda dari rumah orang berada. Hanya herannya, pegawai atau pesuruh tak ada,
sehingga ruangan menjadi sunyi sepi.
ng Go tertawa. Tak lama kemudian anak muda she Liu itu telah muncul pula bersama seorang tua
yang mengenakan baju biru serta sepatunya yang ringan.
Pek Kong menduga orang tua itu adalah kothio, pamannya Hong Go. Ia segera
bangkit memberi hormat sambil memohon maaf, sebab ia sudah lancang memasuki
ruang itu tanpa menunggu ijin. Ia memanggil lootjiang, orang tua yang dihormati, pada
orang tua itu. Jangan malu-malu, siauwhiap! berkata orang tua itu ramah. Diapun membalas
hormat Justeru aku girang sebab aku sudah memperoleh kehormatan, mendapat
kunjunganmu. Akulah Kho Hui Liong dan Liu Kun San adalah iparku, maka itu diantara
sanak sendiri janganlah kita memakai banyak adat istiadat silahkan duduk!
Pek Kong mengucap terima kasih.
Segera semua sudah mengambil tempat duduk dan berkenalan, Hong Go
mengulangi pertanyaan selama ditengah jalan.
Saudara Pek, apakah yang saudara ketahui tentang ayahku" demikian tanyanya.
Pek Kong menceritakan peristiwa di Loo Ya Nia, kemudian ia menambahkan:
Karena aku harus menyusul Pek Gan Kwie Leng Sie Tjay aku tak dapat membagi waktu
mengurus ayahmu, saudara. Tetapi disana ada Teng Tjianpwee, sebab itu tak usah
saudara khawatirkan apa-apa.
Hong Go bingung. Itu berarti ayahnya terluka parah. Maka ia segera berkata pada
Kho Hui Liong: Ayahku terluka dan berada jauh di Liauwtong, segera aku mau pergi
menyusul. Segala urusan disini tolong kothio mewakili mengurusnya. Dapatkah"
Tanpa terasa, setelah berkata demikian, Hong Go menoleh pada Pek Kong.
Hui Liong mengusut janggutnya.
Kau hendak melihat ayahmu. Itulah sudah selayaknya, kata sang paman, hanya
bagaimana dengan urusan disini" Aku khawatir, setelah engkau berlalu, sulit aku
mengurusnya Hong Go tertegun. Pek Kong merasa kasihan pada anak muda itu.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 480
yoza collection Saudara, silahkan kau pergi ke Liauwtong! katanya, campur bicara. Urusan disini
kau boleh serahkan padaku. Aku akan melakukan segala sesuatu sekuat tenagaku
Belum berhenti anak muda kita berbicara, atau Kho Hui Liong sudah tertawa
terbahak-bahak. Bagus sekali kau suka berdiam disini, siauwhiap! pujinya.
Pek Kong terdiam mengawasi tuan rumah. Tadi ia sudah tidak menegas: orang
mempunyai urusan apa. Dengan melihat sepinya piok kiok. ia menduga Kho Hui Liong
mungkin mempunyai musuh, yang akan datang menyateroninya. Sebab itu, ia
memberikan kepastiannya dengan berkata: Baiklah, disini aku akan bertanggung jawab!
Hong Go girang sekali, sehingga wajahnya tampak terang. Ia menjura pada si anak
muda seraya berkata. Saudara Pek, selain dari pada kau memang tak ada lain orang
yang dapat membantu mengurus disini! Semoga saudara menepati kata-katamu!
Pek Kong memberikan kepastiannya, Tenangkanlah hatimu, kak, kau jangan
khawaiir! demikian katanya. Bagiku adalah: Satu kali sepatah kata sudah dikeluarkan,
empat ekor kudapun tak dapat mengejar menyusulnya!
Hong Go segera memutar tubuhnya dan lari kedalam.
Pek Kong memerlukan penjelasan, tetapi karena pemuda itu sudah pergi masuk, ia
minta keterangan dari Kho Hui Liong si tuan rumah.
Hui Liong tertawa dan berkata: Siauwhiap kalian baru tiba, kaiian tentu masih lelah,
harap tunggu sebentar! Aku ingin menjamu kalian, setelah itu baru aku akan
memberikan keteranganku. Pek Kong mengucapkan terima kasih. Ia mau merendahkan diri atau tuan
rumahnya sudah bangkit untuk masuk kedalam. Ia terpaksa duduk menantikan. Ia
hanya terus menduga-duga tuan rumahnya itu entah mempunyai urusan apa . . .
Selama itu Ho Tong berdiam saja, sampai mendadak ia berkata dengan keras: Kau
lihat, apakah itu" tangannyapun lantas menunjuk kesatu arah.
Pek Kong mengawasi kearah tunjukkan sang kawan. Ia melihat sebuah papan
dengan satu huruf Bun sepuluh ribu yang tengah bertancapkan sehelai kertas, entah
kapan itu ditancapkannya. Justeru itu tuan rumah pun sudah kembali. Kalau ia tanya
kalau-kalau kertas itu memang telah lama berada disitu.
Kho Hui Liong menoleh dan mengangkat kepalanya. Begitu ia melihat surat itu, ia
kaget bukan main, sehingga mukanya menjadi pucat seketika dan peluh mengucur dari
pelipisnya. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 481
yoza collection Sianak muda heran, tanpa menanti jawaban ia melompat kearah kertas itu untuk
mengambilnya. Kembali Hui Liong kaget, ia ingin mencegah namun sudah terlambat, maka juga ia
menghela napas serta berkata: Oh, siauwhiap aku membuatmu celaka.. .! , ia tetus
membanting-banting kaki. Pek Kong bertambah heran. Apakah katamu, lootiang" tanyanya.
Hui Liong Menyeka keringatnya.
'Coba siauwhiap baca tulisan dikertas itu, kau tentu mengerti sendiri, katanya.
Kertas itu lebar setempel, bergambar tengkorak orang berikut rangkanya. Bagian
tengkoraknya dilintasi dua guratan kapur barus, Tidak ada tulisan atau catatan lainnya.
Paku yang dipakai menancapkannya adalah sebatang piauw panjang tiga dim, yang
putih mengkilap. Ukurannya sama dengan senjata rahasia macam itu yang biasa.
Setelah melihat gambar, Pek Kong membulak-baliknya, namun ia tidak melihat
tanda apa-apa lagi, maka dalam herannya, ia menggeleng-gelengkan kepala.
Hui Liong sementara itu mencoba menerangkan dirinya. Ia menyesal Pek Kong
tidak curiga atau melihat sesuatu mengenai kertas itu, yang baginya serupa dengan
kertas maut. Ia menarik napas panjang, baru ia berkata: Ini kertas warna hijau menjadi
Pek kut leng dari Cian Tok Seng Ciu. Diaiah seorang yang ilmu silatnya sukar diukur dan
dia juga ahli tukang menggunakan racun. Dengan surat hijaunya ini, dia telah
mengeluarkan sebuah perintah malapetaka. Yaitu siapa yang dikirimkan semacam ini,
ia harus minta ampun dengan mengorek biji matanya sendiri. Jikalau tidak, dalam tempo
tiga hari, ia akan mendapat bencana hebat, yang menyedihkan dan menyeramkan! Tak
perduli orang lari kemana, ia dapat menyingkir sehingga lolos dari ancaman tangan
mautnya . . Pek kut leng, itu berarti Titah Tulang Putih .
Pek Kong tidak kenal Tjian Tok Seng Tjiu si Ahli seribu Racun.
Orang macam apakah Tjian Tok Seng Tjiu itu" tanyanya. Mengapa ia mengirim
Pek-kut leng ini kerumah lootiang"
Ia adalah paman guru Pek Gan Kwie, Hui Liong memberikan keterangannya. Ia
telah melatih dirinya sehingga tubuhnya kebal dari segala macam racun, dan setiap
barang darinya asalkan saja ia lelaki untuk orang, pasti ada bisanya.. .
Orang tua itu bergidik sendirinya, sehingga kata-katanya menjadi tertunda.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 482
yoza collection Disini aku membuka pio kiok ini sudah empatpuluh tahun, dilanjutkannya sedetik
kemudian, selama itu berkat penghargaan kawan-kawan kaum Sungai Telaga,
pengangkutanku belum pernah gagal. Hanya baru setengah tahun yang lalu, aku
mengalami suatu hal yang aneh.. .
Apakah itu lootiang"
Aku menerima sepucuk surat tanpa dan nama si pengirimnya. Bunyi surat itu
memertntahkan aku mengambil dan mengangkut suatu benda, ialah sebuah kotak
terbuat dari batu pualam. Pula kotak itu aku harus ambil sendiri diluar kota Ngo bweekwan, disana kotak itu disimpan terpendam dibawah sebuah pohon cemara besar.
Jarak dari kota Nlgo bwee kwan, tempat itu ada kira-kira tiga lie. Aku dipesan untuk
membawa kotak ke gunung Ku San, dan membawanya dengan diam-diam. Buat itu ada
dijanjikan upah tiga ribu tail perak . . .
Ke Ku San, lootiang" Kepada siapakah kotak itu harus disampaikan"
Didalam surat cuma ditulis, jikalau aku sudah membawanya sampai ke Ku San,
disana aku akan disambut seorang pria yang berkumis, berbaju biru dan dandanannya
sebagai pelajar Tanpa terasa, Pek Kong berseru: Oh, kiranya muridnya Hian Kee Kie su!
Kho Hui Liong heran mendengar suara tamunya ini.
Muridnya" katanya. Belakangan aku mendapat tahu bahwa ia adalah Hian Kee Kie
su sendiri! Kembali Pek Kong menjadi heran.
Adalah kebiasaan pio kiok kami, Hui Liong menjelaskan lebih jauh, kalau kami tidak
mendapat pesan dari pemilik barang sendiri, kami tidak mau menerima atau
bertanggung jawab untuk barang angkutannya itu. Tetapi sekali itu aku telah berbuat
diluar kebiasaanku. Dengan mengajak lima orang piosu sebagai pembantu, aku pergi ke
Ngo-bwee kwan. Disana dibawah pohon yang dimaksudkan, kami benar-benar mendapatkan kotak
kemala hijau itu. Kami membawanya langsung ke Han yang. Setiba disana kami
mendapat pengawalan yang mengherankan. Tiba-tiba ada angin yang aneh
menghembus lewat. Selagi bertiupnya angin secara mendadak, samar-samar, aku
mendengar puji-pujian dari pendeta. Bertepatan dengan itu, kotak yang aku bawa lenyap
dengan tiba-tiba. Sebaliknya, berbareng dengan itu, didalam sakuku terdapat sehelai
kertas yang ada tulisannya.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 483
yoza collection Aneh! kata Ho Tong yang sejak tadi mendengarkan saja dengan penuh perhatian,
sebab ia tertarik akan peristiwa tersebut
Hui Liong bagaikan tersadar ketika ditanyakan Ho Tong. Segera ia mengawasi Pek
Kong, mata dan wajahnya menandakan ia sangat heran Ia menatap dengan mata
terbuka Siauwhiap, tanya, Kau telah memegang pek kut leng dari Cian Tok Seng Ciu,
mengapa kau tidak kurang suatu apa"
Ditanyakan demikian, Pek Kong pun heran. Ia segera melihat tangannya dimana
terkepal kertas tadi beserta piauw yang merupakan pakunya.
Ia mendapat kenyataan untuk keheranannya piauw itu tinggal sepotong sebab
termakan kertas beracun itu.
Heran dan penasaran, anak muda ini menggosok piauw kepada kertas hijau itu,
tiba-tiba menghembuslah asap dengan kesudahannya piauw itu musnah sebagiannya.
Ia heran hingga ia berdiri tertegun. Ia menggosok pula dan sekali ini, piauw itu habis
seluruhnya! Selanjutnya, ia mengerti apa sebabnya, maka kertas itu ia lantas masukkan
kedalam sakunya. Aku mau simpan kertas ini katanya, tertawa. Dibelakang hari mungkin ada
manfaatnya! Hui Liong tetap heran. Ia menduga si anak muda tahan racun. Karena itu, ia tak
kaget dan berkhawatir lagi, bahkan hatinyapun lega rasanya. Malah ketika ia berkata
kepada Ho Tong, ia dapat tertawa.
Kalau kertas itu pek kut-leng adanya, mungkin tubuhku sudah habis berikut tulangtulangnya, katanya kemudian melanjutkan keterangannya. Kiranya, itu hanya sehelai
surat pemberitahuan. Bunyi surat memberitahukan aku bahwa kotak itu berisikan
kepala Kian Kun Kiam Honghu In Liong dan jikalau aku bawa kotak itu ke Ku San, aku
tak bakal lolos dari kematian. Maka dari itu aku diperintahkan untuk lekas pulang dan
berusaha menyembunyikan diri. Diluar dugaanku, tak lama sepulangku, aku menerima
surat dari orang yang menyuruhku itu, katanya karena aku menghilangkan barang vang
aku angkut itu, aku diharuskan mati. Segera aku diberi tahu untuk lekas-lekas menutup
perusahaanku, supaya aku dapat menyimpan rahasia itu, kalau tidak, aku terancam
bahaya, bahkan seisi keluarga hendak dimusnahkan. Karena aku percaya ancaman itu
bukan gertakan belaka, aku terpaksa menurut. Demikian aku menutup perusahaanku
dan menghentikan semua pegawai. Terpaksa aku berdiam saja dirumah, menantikan
apa yang akan terjadi. Siapa tahu hari ini muncul surat ancaman ini. Aku lihat Cian Tok
Seng Ciu pasti tak sudi memberi ampun padaku.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 484
yoza collection Harap jangan kau khawatir, lootiang, berkata Pek Kong sungguh-sungguh, Aku
tidak mengerti apa-apa, akan tetapi menurutku, aku sanggup menghadapinya. Kalau dia
benar demikian jahat, hendak dan menyingkirkan untuk kesejahteraan kau Rimba
Persilatan. Boleh dikatakan baru berhenti suara si anak muda atau ditelinganya mendengar
suara tertawa yang nyaring, seperti datangnya dari tengah udara.
Tanya sekejap itu, melebatlah tubuh Pek Kong sehingga ia berada diluar pintu.
Justru pada saat itu ada sesuatu barang yang melayang menyambar kearahnya,
sampai ia harus mengulurkan tangannya menyambutnya. Ia mau pergi terus keluar
tiba-tiba ia mendengar cegahan Tho Hui Liong. Tahan, siauwhiap! Maka berhentilah ia,
untuk terus memeriksa kertas itu, sehelai Pek-kut leng. Hanya sekali ini pada gambar
tengkoraknya ditambahkan dengan satu guratan, cagak lainnya!
Melihat itu si anak muda tertawa dingin dan berkata: Rupa-rupanya si hantu
memasukkan aku kedalam jumlah orang-orang yang dianggap berdosa terhadapnya,
supaya aku menebus dosa dengan mencongkel biji mataku!
Hui Liong menghampiri si anak muda, untuk melihat pek-kut leng itu. Ia terperanjat
berkata Inilah surat tantangan perang dari Tjian Tok Seng Tjiu! Menurut apa yang aku
dengar, selama hidupnya dua kali ia hanya pernah mengirim surat tantangannya
semacam ini. Yang pertama ialah terhadap Sin Kiam Tjiu Kat Giok Tong dan yang kedua
terhadap Leng In Ie su. Tak kusangka, untuk yang ketiga kalinya, ia mengirim surat
kepadamu, siauw-hiap. Suara tuan rumah bernada memuji berbareng mendukai tetamunya itu. tetapi Pek
Kong melayaninya sambil tertawa. Sambil menyimpan pek-kut-leng kedalam sakunya,
ia berkata: Hantu itu demikian jahat, andaikata dia tidak mencari atu, aku pasti akan
mencari dia! Nah, lootiang coba lootiang beritahu kepadaku, bukankah kata-kata
saudara Liu Hong Go ada hubungannya dengan soal ancaman pek kut leng ini"
Ketika itu seorang wanita tua keluar dengan membawa nampan barang hidangan
serta arak Hui Liong segera menyambut, lalu disajikan diatas meja Selekasnya, ia
mengundang kedua tamunya duduk, dan mulai bersantap. Setelah meminum arak, ia
tertawa dan bertanya: Pek Siauwhiap. apakah siawhiap pernah bertemu dengan
keponakanku, yaitu puteri Liu Kun San iparku"
Pek Kong tidak mengerti ada urusan apa tuan rumah menanyakan demikian, ia
menjawab dengan sebenarnya saja.
Ketika aku lewat didusun Lia, pernah aku bertemu dengannya, demikian sahutnya
polos. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 485
yoza collection Hui Liong menghela napas, segera berkata Keponakanku cerdas sekali, hanya
sayang ia bertubuh lemah. Karena belum lama berselang ia datang kerumahku, lantas
kumat lagi penyakitnya yang lama. Telah kami undang beberapa tabib, tetapi semua
tabib tak berhasil menyembuhkannya. Sungguh celaka buat kami, justeru keponakanku
menderita sakit, aku sendiri lagi menghadapi ancaman bencana maut ini.. .Mana
sanggup aku melindunginya! Untuk menjaga diri saja aku tidak dapat.. .Kalau sampai
terjadi sesuatu atas diriku, bagaimana malunya aku terhadap Kun San iparku"
Selagi berbicara beberapa kali tuan rumah berhenti sejenak melapangkan hatinya


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang pepat itu. Pek Kong masgul mendengar keterangan itu. Ia khawatir nanti terjadi peristiwa
yang lama. Itu pasti akan menyulitkan dan meruwetkan pikirannya. Dilain pihak, ia harus
menghibur orang tua itu. Itulah sudah selayaknya.
Apakah si nona demikian parah keadaannya sehingga sakitnya tak dapat diobati
lagi " tanyanya kemudian.
Memang parah sekali, sahut Hui Liong, yang lagi-lagi menarik napas panjang.
Katanya, ia harus mendapat pertologan seseorang yang tenaga dalamnya mahir
luar biasa, supaya ia dapat memperoleh tenaga bantuan, agar darahnya dapat
disalurkan dengan baik.. ,
Selama itu, Ho Tong memasang telinganya sambil bersantap terus. Ia tidak mengerti
soal pengobatan. Sebaliknya Hui Long, sambil bicara itu, terus memandang Pek Kong.
Dari sinar matanya, dari lekukan wajahnya, ia seperti hendak meminta sesuatu.
'Sayang dalam hal pengobatan, aku tak mengerti apa apa . . kata Pek Kong perlahan.
Hui Liong ragu-ragu, ia khawatir si anak muda itu tidak mau mengatakan sesuatu.
Sebab itu, mendengar kata-kata itu, ia memperoleh harapan! Segera berkata: Siauwhiap
tentu sulah sempurna betul-betul. Aku kira kecuali siauwhiap pasti takkan ada orang
lain yang dapat menolong keponakanku itu, Siauwhiap tolonglah anak Lim..
Hati Pek Kong berdenyut, alisnyapun berkerut. Mungkinkah sakitnya disebabsan
oleh karena ia tak dapat melupakan peristiwa baru ini" tanyanya dalam hati.
Hui Liong melihat orang berduka, ia percaya hati si anak muda telah mulai tergerak.
Bukankah siauwhiap sanggup melakukannya"
Pek Kong mengambil keputussn. Ia pikir menolong jiwa orang perlu sekali.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 486
yoza collection Akan kuusahakan, sahutnya, Aku mengenal ilmu mengurut, yang biasanya
memberi hasil. Dalam hal ini, ilmu mengurut mungkin tak berjalan, siauwhiap, berkata Hui Liong.
Disini ada soal darah dan hawa, yang harus disalurkan.
Lalu, bagaimana ia harus ditolong, lootiang" tanya Pek Kong.
Cara mudah saja, hanya ada pantangannya mengapa tadi aku menegaskan
siauwhiap suka menolong atau tidak. Inilah yang tadi ingin diminta Hong Go.
Pek Kong terperanjat. Ah, mengapa tadi aku mudah saja menerima baik" pikirnya.
Diantara kaum Kang Ouw, pria atau wanita, inilah soal yang tak usah pantang lagi.
Hui Liong berkata pula. Caranya ialah yang dinamakan yang menanam im. Artinya,
tenaga pria dimasukan kedalam tubuh wanita, sete!ah satu hari satu malam sembuh
penyakit itu! Pek Kong asing dengan cara itu ia hanya tahu bahwa umumnya kaum wanita
setelah menikah, kesehatannya tampak maju. Ia terdiam sekian lama.
Itulah cara yang tak dapat kulakukan, katanya kemudian.
Belum berhenti kata-kata si anak muda atau dari belakang sekosal segera
terdengar satu je ritan tajam disusul dengan suara jatuhnya sesosok tubuh. Segera juga
ternyata, itulah Liu Hong Lim yang jatuh pingsan, matanya tertutup rapat, mulutnya
mengeluarkan darah. Pek Kong lompat kepada nona itu. Ia meraba nadi orang dan jantungnya juga. Ia
merasa denyutnya sangat lemah. Bukan main menyesalnya.
Hut Liong menarik napas duka.
Tolong siauwhiap pondong anak ini kekamarnya, pintanya. Ah, apa mau dikatakan
sekarang . . . . Terpaksa Pek Kong mengangkat tubuhnya si nona dan dibawa kekamarnya. Untuk
menyadarkan nona itu, terpaksa ia menolong dengan ilmu saluran napas Ayam emas
mematuk gabah, ia mesti menggunakan tenaga dalamnya
Tak lama kemudian terjagalah si nona yang terus menarik napas lega, namun
segera ia menangis Bagaimana kau rasa, nona Pek Kong bertanya.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 487
yoza collection Hong Lim tidak menjawab, ia melainkan menangis semakin sedih, air matanya
deras bercucuran. Pek Kong bingung. Ia berpikir untuk meminta Hui Liong membujuki keponakannya,
namun ketika ia menoleh, tuan rumahnya sudah tidak ada didalam kamar. Ia segera
bangkit, ingin lekas-lekas mengundurkan diri. Atau:
tiba-tiba terdengar suara Hong Lim, lemah. Pek Kong tak sampai hati. Ia menoleh. Ada apa, nona"
Nona itu menjawab, namun suaranya bernada menyesal bercampur penasaran.
Hong Lim tahu peruntungannya tipis, demikian sahutnya, maka ia tak cukup ber
harga untuk mengharapkan kau, tuan yang mulia, untuk dapat melayanimu. Karena itu,
jikalau sudah terang kau hendak menyia-nyiakan pengharapanku, untuk apa kau
berlagak pilon berbuat baik terhadap keluarga kami" Ayah memerintahkan aku purapura sakit, supaya ia dapat menggerakkan hatimu yang mulia. siapa tahu kau . . Ia
berhenti sebentar, baru ia meneruskan: Sudahlah! Simpai disini saja jodoh kita!
Meskipun kita belum hidup serumah sebagai suami istri, bahkan kita belum menikah,
namun aku, aku adalah milikmu Sebab itu, bila aku kelak sudah menutup mata,
permintaanku ialah pada batu nisan diatas nama Liu Hong Lim ditambah satu huruf
Pek.. Belum berhenti suara si nona ia sudah muntah darah. Dengan satu jeritan tertahan
berhentilah napasnya. Pek Kong kaget. Inilah ia tidak duga semula. Cepai-cepat ia mengulurkan obatnya,
pil Hui Thian Siok Beng Tan, yang ia paksa masukkan kedalam mulut si nona, disusul
dengan desakan napasnya. Kembali ia menggunakan ilmu Ayam emas mematuk gabah.
Dengan perlahan Hong Lim sadar kembali hanya sekali ini ia terus menjadi gusar.
Bagaimana, eh" tegurnya. 'Mungkinkah kau tak sudi membiarkan aku mati utuh"
Pek Kong menjadi serba salah. Terpaksa ia harus beilaku sabar.
Jangan kau turuti tabiatmu, nona,* katanya, penahan. 'Kau dengarlah kata-kataku.. .
Hm! Nona Liu memotong. Siapa mau dengar perkataanmu" Bukankah Tian Ceng
atau Tian Hong itu kekasihmu" Kalian sudah bersekongkol mendustakan aku!
Tak ada ketika untuk Pek Kong berbicara, ia mulai tak sabaran.
Baru belakangan aku mengetahui Tian Hong ialah Tian Ceng juga. katanya, sengit.
Bilakah aku bergaul erat dengan Tian Hong itu"
Hong Lim nampak puas dengan keterangan itu.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 488
yoza collection Pek Kong memperhatikan wajah orang itu. Sekarang kau sudah mengerti, katanya,
Maka itu, hendak aku pergi . .
Hong Lim bangkit. Kau ajak aku! katanya.
Pek Kong tertegun. Segera ia berpikir, baik ah ia ajak si nona keruang besar, agar
urutan dapat diterangkan. Atau tiba-tiba ia dikejutkan suara nyaring dari Ho Tong diluar:
Pek Kong, lekas keluar! Disini ada yang meninggal!
Mendengar itu, Pek Kong kaget sekali. Segera ia lari turun dari loteng. Setibanya di
bawah, di toa thia, ia menjadi lebih kaget pula. Ia dapatkan Kho Hul Liong sudah tidak
bernapas lagi serta kepalanya pecah!
Hong Lim menyusul. Melihat mayat pamannya. ia berteriak keras, lantas ia
mendekam dan menangis sedu-sedan.
Tenang, nona! Pek Kong menghampirinya serta menghibur, kau baru sembuh, kau
jangan bersedih. Yang terutama adalah urusan pamanmu ini. Ia juga membutuhkan
pembalasan! Hoag Lim insaf akan hal itu, namun ia masih tetap menangis.
Sebenarnya kothio mau pindah kelain tempat utuuk menyingkirkan diri dari
ancaman malapetaka ini, katanya, karena urusanku, ia telah menunda perjalanannya.
Siapa tahu, justsru urusankulah yang sudah mencelakainya . , . Lebih-lebih ia mati
dengan cara yang sehebat ini!
Pikiran Ho Tong amat kacau karena si nona menangis.
Baginya, ia meninggal dengan cara yang menyedihkan atau tidak sama saja!
katanya, keras Apakah yang harus ditangisi seperti ini" Yang terutama ialah kita pergi
mencari musuhnya, untuk membuat dia merasakan seperti yang dialami pamanmu!
Hong Lim mendelu mendengar kata-kata si tolol itu namun karena orang itu adalah
kawan erat kekasihnya, ia terpaksa menutup mulut hanya matanya melotot.
Apakah kau melihat musuh itu" tanyanya
Untuk sejenak, Ho Tong tertegun. Aku tidak melihat orang itu! sahutnya kemudian,
Pek Kong heran 'Bukankah kau tadi bersama Kho Lootiang sedang bersantap" '
tanyanya. Mengapa kau tidak melihatnya"
Tadi Kho Lootiang datang padaku.
mengobati Nona Liu dan aku diminta sabar menanti. Lalu aku pergi kehalaman depan
untuk berlatih. Hanya sebentar aku mendengar suara orang menjerit. Aku kaget dan
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 489
yoza collection heran. Segera aku lari untuk melihat apa yang terjadi, tapi aku mendapatkan dia sudah
rebah begini. . Pek Kong heran sekali. seru Hong Lim, kaget, lalu tangannya diulurkan hendak mengambil
barang yang disebutkan itu
Jangan pegang! cegah Pek Kong, yang mendahului menyambar barang itu.
Mungkin beracun . . Itulah sebuah thie jiauw-cu sebesar tangan bayi. Lima jari jemarinya bengkok
melengkung dan pada ujung jarinya terdapat bubuk berwarna hijau. Terang itu adalah
bubuk beracun. Sewaktu luka Hui Liong diperiksa, bekasnya serupa dengan thie jiauw cu itu.
Terang sudah Kho Lootiang binasa ditangan Cian Tok Seng Ciu, kata Pek Kong
sambil menarik napas panjang. Tidak kusangka manusia sejahat itu, yang namanya
tersohor selama puluhan tahun, masih dapat melakukan perbuatan pengecut ini! Dia
main bokong! Berkata begitu, si anak muda lantas berpikir bahwa tak ada perlunya lagi untuk ia
berdiam lebih lama pula ditempat itu maka ia kata: Nona, pergilah pulang lebih dahulu"
Aku hendak melakukan suatu urusan penting!
Hong Lim terkejut. Kakak dan ayahku berada jauh di Liauwtong, katanya. Sekarang ini pamanku telah
tiada, habis aku mesti pulang kemana"
Pek Kong jadi berpikir. Mana dapat nona itu ditinggal seorang diri dirumah
sedemikian besar" Jika demikian halnya, baiklah nona berjalan bersama-sama kami, katanya.
Nada si anak muda agak tawar kedengarannya, tetapi Hong Lim girang
menerimanya walaupun ia sedang bersedih, ia nampak gembira.
Mereka bertiga sudah mengurus jenazah Kho Hui Liong, Setelah selesai, rumah itu
diserahkan kepada si bujang wanita tua, kemudian mereka bersama berangkat pergi.
Liu Hong Lim menganggap bahwa Pek Kong akan menjadi miliknya, tak perduli si
anak muda bersikap tawar bagaimanapun. Ia berpedoman pada kesungguhan hati,
selalu ia bersikap lembut dan sabar. Namun selekas ia mendapat keterangan anak
muda itu mau menolongi Kiu Bwee Houw Yam Nio, timbullah iri hatinya. Dia jadi
cemburu dan jelus, hatinya panas, Ia tak berani menegur atau menggusari si anak
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 490
yoza collection muda, tapi katanya sambil tertawa dipaksakan: Bukankah si rase itu biasa
mencelakakan manusia" Untuk apa ditolongnya" Benarkah kau dengan pasti mau
menyerbu Ku San. untuk mengacau balau markas besar Thian Liong Pang"
Pek Kong heran mendengar pertanyaan itu namun ia menjawab juga.
Aku hanya mau mencari tahu tempat ia dikurung, demikian sahutnya. Aku hanya
mau menolong melepaskannya dari bahaya. Tiada terpikir olehku membuat urusan
kecil menjadi besar. Hong Lim tertawa. Kau berpikir terlalu sederhana ! katanya, Memang kau sudah
tahu dimana ia dikurung"
Pek Ko tidak menjawab, ia nampak masgu!Menurut keterangan Hwee Tjeng Pa dan To Pie Wan, seharusnya Ouw Yam Nio
dikurung di sebuah tempat yang dirahasiakan, bahkan mungkin hanya ketua dari Thian
Liong Pang sendiri yang mengetahuinya. Jadi memang sulit untuk mencari tempat
rahasia itu. Satu jalan lain yang dapat dicoba ialah menawan salah seorang Thian Liong
Pang, untuk mengorek keterangan dari mulutnya. Orang itu termasuk orang penting.
Tanya siapakah dia" Hong Lim tertawa melihat orang bersusah hati. Aku ada akal! katanya kemudian.
Pek Kong tertarik juga. Silahkan sebutkan! pintanya.
Kita cari seorang tanggungan! si nona terangkan.
Pek Kong menduga nona itu mempunyai akal yang bagus, kiranya hanya
demikianm saja. Itulah telah ia pikir. Tipu itu sulit untuk di jalankan. Maka ia tertawa.
Bagi Tong Thian Tok Liong, tidak ada orang yang dia berarti, katanya.
gurunya sendirinya, Tek Tjeng Eng, telah dibinasakan!
Hong Lim tertawa. Bagaimana kalau kita tangkap Sian Hm Sim, puteri tunggalnya" sarannya.
Semula ia girang juga, kemudian Pek Kong menyeringai.
Terlalu sukar dan berabe untuk menawan puteri tunggal Tong Thian Tok Liong itu,
katanya. Nona itu tinggal ditempat yang sukar didatangi. Dari pada kita menculiknya,
lebih baik kira menjumpai Tong Thian Tok Liong secara terang-terangan untuk meminta
orang tawanannya itu! Jangan kau tergesa-gesa, Hong Lim berkata pula. Kabarnya Sian Hui Sim suka
pesiar diwilayah Kangiam. Sebab itu lebih baik kita pergi kesana, ketelaga See Ouw
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 491
yoza collection umpamanya, untuk menemui Siangkoan Tay-hiap, dan selama ditengah jalan, kita boleh
mendengar-dengar kabar. Mungkin cara ini adalah cara sekali bergerak mendapatkan
dua rupa keuntungan. Jalan ini lebih menang dari pada kau seorang diri menyatroni Ku
San. Umpama kata orang mengetahui maksud kedatanganmu, apakah itu bukan berarti
mempercepat ke matian Ouw Yam Nio"
Walaupun pikiran nona ini dapat diterima, namun Pek Kong tidak mau berusaha
melaksanakannya. Ia menganggap dengan demikian ia harus mengambil waktu terlalu
lama. Air yang jauh tak dapat digunakan untuk menolong kebakaran didepan mata.
Dilain pihak, ia menjadi bingung. Ia percaya Oow Yam Nio pasti terancam bahaya. Maka
ia menarik napas panjang, terus ia mempercepat langkahnya,
Hong Lim lari menyusul, ia menduga pemuda itu mendongkol karena ia mencegah
orang pergi ke Ku San. Sia-sia saja ia lari sekencang-kencangnya, mula-mula ia tidak
dapat menyusul, akhirnya ia ketinggalan jauh dan kehilangan si anak muda. Ketika ia
menoleh kebelakang untuk melihat Ho Tong, yang semula ketinggalan dibelakang,
sitololpun lenyaplah. entah kemana perginya dia .
Dalam keadaan bingung. Nona Liu lari terus dengan pesat, sehingga tiba-tiba ada
bayangan putih berkelebat didepannya, lalu seorang wanita muda menghadangnya,
tetapi segera bertanya sambil tertawa.
mana" Hong Lim mengawasi. Ia berjumpa dengar seorang nona, yang agaknya ia kenal.
Sayang ia sudah lupa siapa dan dimana mereka pernah bertemu sebelumnya.
Disaat ia hendak menanyakan siapa nona itu, si nona sudah tertawa pula dan berkata
pada adikmu, Tian Hong"
Tiba tiba saja, mendidih hati Nona Liu sehingga wajahnya menjadi suram. Apakah
masih belum cukup kau mempermainkan aku" bentaknya; Lekas minggir!
Berbareng dengan bentakannya itu, ia lompat melesat kesisi orang.
Mendengar itu, Tian Hong mengetahui bahwa rahasianya sudah pecah, maka
sendirinya mukanya menjadi merah, tetapi walaupun demikian dengan satu gerakan, ia
menghadang pula didepan nona itu.
Kak, dengar dulu keteranganku! katanya.
Cis! Nona Liu berludah. Apakah yang kau hendak bicarakan" Minggir!
Kembali Hong Lim mau lompat menyingkir.
Maafkan aku, kak, kata Tian Hong tertawa. Aku memang bersalah tetapi
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 492
yoza collection p mulutmu! bentak Nona Liu. Ia ak sabaran dan tak sudi ia mendengarkan
perkataan orang. Sekali ini Tian Hong mencelat kepinggir. Jikalau kau tak suka mendengar perkataan
sekarang ini! katanya keras. Lain kali kau tak akan memperoleh pula ketika yang baik!
Hong Lim tertegun. la melihat orang bersungguh-sungguh. Ketika yang baik apakah
itu" akhirnya ia tanya.
Tian Hong mengawasi dan berkata sungguh-sungguh. Pemuda yang baru-baru ini
berada dirumahku, kak, pemuda yang bernrroa Pek Kong, persahabatan diantara ia dan
aku tak dicela. Mengenai dia, dapat aku katakan supaya ia suka berdiam disisimu. Ketika
dulu itu aku mengadu silat denganmu untuk mengikat jodoh, aku yang menyamar
menjadi seorang pemuda. Adalah diluar dugaanku, setelah penyamaran itu, rupaku
sama benar dengan Pek Kong. Baru kemudian, aku mengetahui akan halnya bahwa
telah terjadi salah paham. Untuk seorang gadis, nama dan kehormatannya adalah yang
paling utama. Karena itu, mana dapat aku tidak memperbaiki kekeliruan itu"
Hong Lim mengawasi. Perasaannya bercampur aduk, mendongkol, malu dan girang!
Tatapi ia bersikap dingin ketika ia berkata: Kak, kau baik sekali, aku bersyukur
kepadamu.. .Hanya, aku khawatir, hasilnya akan sia-sia belaka! Tian Hong tertawa.
Selama aku bergaul dengan Pek Kong, aku selalu menyamar sebagai seorang
pemuda, ia berkata lebih jauh, baru paling belakang ini rahasia penyamaranku itu


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terbongkar. Sudah beberapa kali aku berbuat baik terhadapnya Maka itu, ia dapat
menghargai aku dan suka mendengar kata-kataku..
Juga Hong Lim ingin Pek Kong suka mendengar kata-katanya, namun itu sukar
baginya Sebab itu, mendengar suara Nona Tian Hong ini, ia merasa iri hati. Tak dapat
ia marah, dari itu, ia tertawa tawar. Kau dengan dia merupakan pasangan yang
setimpal! katanya, sengaja.
Kak, mengapakah kau justeru hendak merangkapkan jodohku dengan jodohnya"
Selayaknya akulah yang seharusnya mempertemukan jodohmu dengan jodohnya.
Mendengar demikian, Tian Hong menghela napas.
Pada zaman ini, aku tidak berjodoh dengan dia, demikian katanya. Jangan kau
salah mengerti. Apa yang aku ucapkan ini adalah kata-kataku yang setulusnya, jika aku
mendustai, aku akan terkutuk!
Hong Lim mengawasi nona cantik-manis itu. Ia heran bahwa orang sampai
mengangkat sumpah. Tapi, karena itu, ia justeru menjadi girang sekali.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 493
yoza collection Buat apakah kau mengangkat sumpah" katanya, Aku percaya padamu! Baik aku
beritahukanmu, sekarang ini ia mau pergi ke Ku San unt,uk menolongi Ouw Yam Nio.
Dan aku tengah berjalan bersamanya. Tapi dia meninggalkan aku, maku aku ingin
Mendengar demikian. Tian Hong kaget sekali. Ia harus lekas disusul! katanya, dan
terus dia mendahului lari.
Melihat demikian. Hong Lim pun kaget dan segera menyusul pula.
Namun belum mereka lari jauh, mereka sudah terhadang tiga dara jelita.
Dua dua Tian Hong dan Nona Liu terperanjat sekali, tetapi bila Tian sudah melihat
dengan nyata ketiga nona itu, diantaranya terdapat Pui Hui, ia menjadi merah.
ai, anak kecili bentaknya, dulu aku sudah beri ampun padamu, sekarang kau
berani menghadang pula! Ketiga nona itu ialah Pui Hui bersama Kat In Tong dan Honghu Pek Hee. In Tong
marah. ia maju setindak. -datang kau membuka mulut mencaci orang, apakah kau mencari celaka"
bentaknya. Kalau aku mencaci makimu, dan kau mau apa" balik bertanya Tian Hong. Kau si
orang tak terpandang! Apakah kau mau mengandalkan jumlahnya yang banyak "
Apakah kau sangka nonamu jeri" Hmm! Kamu majulah semua dan berbareng!
Fui ! In Tong meludah saking panas hatinya. Kau ingin dikepung" Cis!! Segera ia
maju pula sambil menyerang!
Pui Hui lompat maju, untuk mencegah In Tong. Ia menarik orang mundur. Biar aku
yang melayaninya! katanya,
Tian Hong tertawa dingin. Katanya tajam. Siapa tidak kenal kalian bertiga namun
seperti satu adanya"
Kalian mau mencari Pek Kong untuk menjadikan dia sebagai jantan dan karenanya
kalian cemburu dan irihati terhadapku. Tapi mari aku beritahu dulu kepada kalian
tentang satu kabar penting! Pek Kong sudah berangkat ke Ku San dan sekarang ini
mungkin ia tengah terancam bahaya dalam markas besar Thian Liong Pang!
Ketiga nona itu kaget dan merah muka dan telinganya.
Dengan sendirinya mereka malu dan likat. Tian Hong telah membuka rahasia hati
mereka. Merekapun mendongkol. Tapi, mendengar halnya Pek Kong itu mereka juga
khawatir. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 494
yoza collection Apakah kau bicara suagguh-sungguh " Honghu Pek Hee tanya keras.
Tian Hong memberi kabar baik tetapi dia tetap bersikap dingin. Benar atau tidak
benar terserah kepada kamu!
ngapa kamu masih belum memperoleh
kabar! Pui Hui marah sekali. Mari kita tempur dulu anak kecil ini! teriaknya. Setelah itu masih ada waktu untuk
kita menolong Pek Kong! Sampai disitu tahulah Hong Lim bahwa ke tiga nona itu mempunyai hubungan yang
erat dengan Pek Kong. Mengingat Pek Kong sedang menempuh bahaya, pikirnya paling
utama dan paling perlu ialah menyusul dan menolongi pemuda itu. Selekas ia dapat
menggunakan kesadarannya, menyaksikan orang hendak bertempur, segera ia maju
sama tengah. Apa yang kakak Tian katakan benar adanya, katanya. Pek Kong sudah pergi ke Ku
San, ia lebih banyak menghadapi ancaman bencana dari kebaikan, maka dari itu lebih
baik kita susul dulu padanya.
Pui Hui tak mau mendengar keterangan itu ia menoleh kepada Honghu Pek Hee
dan berkata: Adik jangan dengarkan ocehannya ! Ia anak she Tian adalah kaki tangan
Thian Liong Pang! Ketika baru-baru ini aku pergi ke Ku San untuk menyambut Pek Kong,
dialah yang menyuruh empat hiotju partai itu menghadang dan menyerang aku!
Kapan Hong Lim mendengar kata-katanya Nona Pui itu mendadak ia ingat kepada
Tian Tjing atau Tian Hong.
Jangan-jangan ia adalah Tian Hui Sim" pikirnya. Betapa ia ingin minta penjelasan
nona itu atau mendadak saja Tian Hong tertawa, kemudian dengan Wajah muram ia
berkata keras: Tidak tahu malu! Kalau hari itu bu.kan Pek Kong yang melindungi kau
anak kecil, pasti aku sudah penggal tubuhmu menjadi dua potong, supaya dibelakang
hari aku tak usah banyak berabe lagi!
Pui Hui marah bukan main, tak dapat ia mengendalikan diri lagi! Akan aku adu jiwa
dengan jiwamu! teriaknya sambil melompat maju serta melancarkan tinjunya.
Tian Hong tidak mau menyambuti, ia hanya lompat menyingkir sejauh tiga tindak
lagi. Kau keliru mencari orang ! ejeknya.
Aku Tian Hong, aku pasti tidak mau melayani kau mempertengkarkan suami!
Bukan main marahnya Pui Hui, orang terlalu menggodanya. Matanya menjadi
merah, begitupun wajahnya. Dengan satu lompatan, ia menghampiri nona itu,
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 495
yoza collection sedangkan tangannya mengeluarkan senjatanya siang twie, atau sepasang gada kecil.
Dengan senjatanya itu, ia menyerang dengan berbareng dengan tipu silat. Sepasang
Naga Mencari Kedungnya dua senjatanya itu mengarah ke bahu dan perut.
Tiau Hong menjejakkan kakinya ditanah--lompat mengapungkan diri, begitu melihat
senjata lawan berkilat, sambil melompat ia mencabut pedangnya. Maka juga ketika
tubuhnya turun, terus ia melakukan penyerangan membalas. Pedangnya berputar,
bergerak dengan gerakan tipu silat Thian lie San Hoa -- Bidadari Menyebar Bunga .
Sebab cahaya pedangnya berkilauan bagaikan turunnya hujan.. .
Pui Hui sudah menjadi jago diwilayah Biauw Kiang, ia bukanlah seorang lemah.
Untuk melayani lawan yang lihay itu, ia mengeluarkan kepandaiannya yang diturunkan
kepadanya oleh Pee Bie Looloo, gurunya. Ia putar senjatanya sehingga sinarnya
berkilauan bagaikan puluhan ular emas, sehingga Tian Hong seperti juga terkurung
sinar itu. Tian Hongpun tak mau mengalah. Sebab itu, seluas tiga tombak disekitar mereka
berdua, hanya sinar emas yang berkeredepan itu yang nampak. Ketiga nona lainnya
menyaksikan dengan mata mereka berkunang-kunang. Mereka tertegun sehingga tidak
ada yang memikirkan untuk turun tangan membantu kawannya.
Tengah pertempuran itu berlangsung dengan seru sekali, tiba-tiba terdengar seruan
nyaring. Tahan! dan berbareng dengan itu seseorang seperti lompat turun dari tengah
udara, menyelak diantara mereka yamg sedang mengadu kepandaian itu, sehingga mau
atau tidak, dua-dua Pui Hui dan Tian Hong harus mundur dengan sendirinya.
Segera orang melihat Pek Kong si anak muda itu melirik kepada kedua nona, juga
kepada tiga lainnya, untuk terus bersenyum berseri-seri.
Semua orang sendiri! katanya pula tegas dan terang. Diantara orang sendiri buat
apa mengadu jiwa dengan mati-matian"
Hm! Pui Hui memperdengarkan suara di hidung. terus memutar tubuh dan berjalan
pergi. Honghu Pek Hee maju menyambar tangan orang, untuk ditarik.
Jangan pergi, kak Pui! katanya, Mari kita lihat si kutu tolol ini, bagaimana ia
membuat perhitungan! Habis berkata demikian, nona itu melirik kepada Pek Kong, terus ia mengangkat
kepalanya menengadah. Sebaliknya Tian Hong bersikap seolah-olah tak pernah terjadi sesuatu.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 496
yoza collection Ia bertindak ayal-ayalan menghampiri Liu Hong Lim. sama sekali ia tak menoleh
bahkan satu kali pun tidak kepada Pek Kong.
Si anak muda berdiam sekian lama, Ia menyaksikan bagaimana tak seorang nona
juga yang memperdulikan padanya. Ia mengawasi mereka itu silih berganti, lalu
menghela napas. Sebenarnya apakah yang telah terjadi " tanyanya kemudian, nada suaranya penuh
sesal. Kat In Tiong tertawa dan berkata : Tak heran kak Honghu mengatakan kau tolol!
Sampai detik ini kau masih belum tahu orang macam apa ia sebenarnya ! Nanti bila
kepala mu terlepas dari tubuhmu, masih juga kau akan mengucapkan terima kasihmu!
Pek Kong heran. Ia mengawasi nona itu. Siapakah yang kau maksudkan" tanyanya.
In Tong mengangkat kepala, mengawasi langit.
Dengan sendirinya orang tak suka mengaku untuk apa aku usil mencampuri urusan
orang lain! katanya dingin. Pula dari kau belum pernah aku mendapati.
Tiba-tiba nona Kat berhenti sendirinya. Ia merasa ia telah salah omong.
Dengan sendirinya mukanya menjadi merah. Cepat-cepat ia tunduk, tetapi juga
diam-diam ia melirik kepada Honghu Pek Hee dan yang lainnya.
Tian Hong sangat cerdas dan matanyapun sangat jeli. Terus ia berpaling Kepada
Hong Lim dan berkata sambil tertawa: Kak, kau dengar tidak" Lihailah, seorang nona
cilik yang masih berbau pupuk dikepalanya, dia memikir untuk mencuri seorang pria
agar dapat dicintainya, dan turut pu!a meminum seteguk madu!
Segera setelah mendengar suara Nona Tian itu, Pek Kong mengerti akan duduknya
hal. Diam-diam nona-nona itu mengadu lidah. Soalnya ada pada Tian Hong. In Tong
semua memandang nona itu sebagai lawan. Ya. resminya Tian Hong berada pada
kedudukan sebagai musuh, tetapi kenyataannya, nona itu sangat baik terhadapnya dan
telah berulang kali menolongnya. Sebab itu, ia berpikir untuk mendamaikan mereka itu.
T Fui, segera ia menangkap suara keras dari Ho Tong. Eh, anak kecil, siapakah yang
kau caci" Toh sudah terang kaulah orang Thian Liong Pang! Siapa mau percaya kau
merasa difitnah dan penasaran karenanya "
Aku toh tidak mencaci dengan menunjuk hidung siapa juga, katanya tajam. Siapa
yang bermuka tebal sehingga ia mau mengaku bahwa ia telah dicaci" Ia berpaling
kepada Hong Lim untuk melanjutkan: Kak, kau terang sekarang, bukan" Lihatlah pria
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 497
yoza collection yang tak kenal budi serta melupakan kebaikan seseorang bukankah ia tidak mempunyai
cinta kasih terhadap kau seorang saja"
Pek Kong merasa sangat tidak enak. Dari kedua belah pihak ia menerima ejekanejekan tajam. Ia hendak menegur mereka namun tak dapat ia membuka mulutnya.
Mereka seluruhnya adalah orang-orang dari siapa ia pernah menerima budi kebaikan.
Ia menjadi serba salah sehingga ia berdiam saja, hanya kadang-kadang ia memandang
mereka itu silih berganti.
In Tong paling muda namun paling keras tabiatnya. Sebab itu, ia pula yang paling
mudah bangkit amarahnya, kata-katanya Tian Hong menusuk hatinya. Ia lantas saja
berseru dengan bentakannya, tubuhnya pun bergerak, ia mau melompat maju untuk
menyerang nona yang dianggapnya sebagai saingannya, atau Honghu Pek Hee sudah
menyambar lengannya. 'Sabar! kata Nona Honghu tertawa. Untuk apa kau marah bukan pada tempatnya"
Lih Mendengar kata kata diri asal itu Hong Lim teringat sesuatu maka ia lantas
mengawasi Tian Hong. Kak, katanya kak, maafkan aku! Kak, dapatkah aku menanyakaa sesuatu padamu"
Hati Tian Hong berdetak keras, tetapi ia dapat tertawa. Apakah itu" ia balas
bertanya. ! Hong Lim menatapinya ketika ia mengucapkan kata-katanya: Kak, katanya Pang tju
Sian Hauw In dari Thian Liong Pang mempunyai satu-satunya anak perempuan yang
diberi nama Sian Hui Sim, orangnya cantik sekali, ilmu silatnya lihay, bukankah puteri
itu kakak adanya" Tiba-tiba wajah Tian Hong menjadi merah padam, menandakan ia marah sekali.
Tak kusangka! Selagi aku bermaksud baik membantumu, kau sebaliknya menelak
itu segala anak-anak kecil yang menghina aku! serunya, sambil menjejakkan kakinya
ditanah terus melompat pergi, berlari-lari sekeras-kerasnya!
Kak! Kak! Hong Lim berteriak-teriak, kagetnya bukan main. Tak sempat ia menyusul,
sebab nona itu sudah lari jauh dan menghilang. Ia amat menyesal. Walaupun Sian Hui
Sim menjadi orang Thian Liong Pang, namun nona itu sudah dan hendak terus berbuat
baik untuknya. Sekarang nona itu marah dan pergi, itu artinya suatu kerugian baginya.
Didepannya kini ada tiga orang saingan dalam asmara, bukankah ia berada sendirian
saja" Bagaimana ia dapat menghadapi ketiga saingannya itu"
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 498
yoza collection Melihat Tian Hong kabur, Honghu Pek Hee tertawa.
Pantas dia demikian licik dan
selalu menerbitkan keributan! Rupanya dia gemar sekali mempermainkan orang.
Pek Kong bingung. Ia tidak sangka Tian Hong mengangkat kaki secara demikian
mendadak. Iapun masih tetap heran. Sebagai putri Sian Hiauw In, mengapa nona itu
demikian baik padanya, senantiasa menolongnya. Dengan perbuatannya itu si nona
menjadi menentang Thian Lioag Pang, ialah ayahnya sendiri.
Biarpun ia putri Tong Thian Tok Liong, sebenarnya ia adalah orang baik, kemudian
katanya. Sebab.. . Sebab apa" Pui Hui memotong Karena ia mencintai kau, bukan"
Pek Kong merasa tidak enak. Itu adalah bibit sebab musababnya.
Sudahlah! katanya. Baik kita jangan menuruti saja suara hati kita! Mari aku ajar
kenal -inilah No im Liu! Ia menunjuk pada Hong Lim.
Pui Hui bertiga belum kenal Hong Lim. Mereka suka belajar kenal, tetapi justeru itu,
mereka berempat lantas memasang omong, sehingga si anak muda seperti
dikesampingkan. Pek Kong berdiri bengong, matanya mengawasi keempat nona itu. Tengah ia tidak
tahu harus berbuat apa, tiba-tiba ia nampak Ho Tong tidak ada diantara mereka!
Ah, menolong orang adalah paling pertama! ia berseru, terus lari kabur!
Pui Hui semua terkejut, serempak mereka lari menyusul. Tapi larinya Pek Kong
sangat pesat dan cepat, mereka ketinggalan jauh. Dilain detik, mereka sudah kehilangan
pemud Tiba-tiba Pui Hui berhenti berlari. Ia menoleh kep
kakak berjalan bersama-sama dia" Tahukah kakak kemana dia pergi " Agaknya dia
sangat terburuHong Lim berpikir sebelum ia menjawab. Ia mengingat-ingat dulu.
bagai kakak yang Sekalian nona-nona itu terdiam, semua menduga. Tentu sekali, mereka menjadi
bingung. Baru mereka bertemu dengan si anak muda, kini anak muda itu pergi pula.
Akan tetapi tengah mereka bingung itu, tiba-tiba mereka melihai si anak muda sudah
lari kembali! Pendekar Yang Berbudi - Halaman 499
yoza collection Pek Kong tertawa girang dan berkata dengan nyaring: Orang mencari sehingga
sepatu besinya rusak, orang tak dapat menemukannya tetapi sekali bertemu,
bertemunya mudah sekali ?"
Pek Hee melihat lagak orang seperti lagak si tolol, ia tertawa.
Apa katamu" tegurnya. Kau seperti mengaco belo!
Kau tak tahu, kak" sahut Pek Kong, terawa. Aku sudah coba mencari tahu tempat
dimana dipenjarahannya Kiu Bwee Nio. Sudah aku menghabiskan sebagian besar
tenagaku, masih aku belum memperoleh hasil. Tetapi tadi, justeru aku pergi mencari Ho
Tong, aku mendapatinya diluar dugaanku.
Nona Honghu memperlihatkan roman tak puas.
Kami semua justeru khawatir karena kepergianmu tadi, kau sebaliknya tenangtenang saja! katanya. Mengapa kau bersusah payah untuk urusan yang tidak
manfaatnya itu" Tak heran kalau orang mengatakan kau tak kenai urusan!
Pek Kong khawatir orang menjadi tak senang pula, maka lekas-lekas ia berkata
Kak, jangan salah mengerti! Pada dasarnya, Ouw Yam Nio bukan seorang buruk.
Padanya terdapat bagian yang ada harganya untuk kita berkesan baik terhadapnya.
Bahkan terhadap kau, ia pernah memberikan pertolongannya. Maka.. .
Kut In Tong memotong kata-kata orang supaya dingin.
Hm! Maka juga kau hendak mengingat budi dan membalasnya! Kau mau menolongi
orang yang menjadi musuh umum kaum Rimba Persilatan.
Pek Kong berpikir lain. Terhadap nona termuda itu ia berkata dengan nyaring: Siapa
berhutang budi tetapi tidak membalasnya percuma saja dia hidup didalam dunia!
Berapa kali aku mendapat bencana, yang membuat aku hampir binasa bila tidak ada
dia yang menolong aku, tentu aku sudah pergi kedunia baka! Sekarang aku memperoleh
kabar ia terancam bahaya, bagaimana aku tidak pergi menolongnya
Cis. In Tong memperdengarkan suaranya pula. Sungguh seorang gagah yang
mengenal budi kebaikan. Tetapi mari aku tanyakan kau. Disini, diantara kita siapakah
yang belum pernah menolongmu! Kalau kau hendak membalas semua budi itu, aku


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hendak tanya kau, ada berapa tubuhmu serta bagaimana kau hendak membaginya"
Pek Kong masgul sekali Si nona mendesaknya sampai kepojok. Karena nona itu
bicara beralasan, dapat ia mengalah. Maka ia terus menutup mulut.
Sudah, adik, berkata Honghu Pek Pee Kita jangan melayaninya bicara banyakbanyak! Mari kita pergi!
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 500
yoza collection Pui Hui dan In Tong mengawasi Pek Kong, sikapnya tawar, terus mereka berlalu
pergi, menyusul Pek Hee yang sudah mendahului mengangkat kaki.
Pek Kong menyesal sekali. Ia tahu sikap mereka disebabkan mereka tak menyetujui
Ouw Yam Nio. Iapun mengerti, sukar baginya memberi penjelasan lebih jauh. Tetapi ia
ingin mencoba. Segera katanya:
Kakak sekalian, tunggu dulu! Kakak semua belum mengetahui duduknya hal yang
sebenarnya. Terus-terang ada hubungan yang erat di antara kalian dan Ouw Yam Nio
Hubungan itu lebih erat dari pada aku dengannya. Jikalau sekarang kakak beramai tak
mau memperdulikannya, nanti kakak semua akan menyesal sesudah terlambat.. .
Pek Kong bicara dengan sungguh-sungguh. Mendengar semua itu ketiga nona
menghentikan langkahnya, mereka menoleh. Pui Hui melihat si anak muda sangat
berduka, wajahnya amat muram. Mau tidak mau. ia tertawa.
Hubungan apakah itu yang kau katakan tadi" tanyanya.
'Setahuku, ia dengan kami tidak ada soal budi dalam hal ia telah menolong kami .
Pek Kong menghampiri ketiga nona itu.
Quw Yam Nio menjadi cucu kemenakan perempuan dari Sin Kiam Ciu Kat Giok
Tong, ia memberikan keterangannya. Demikian pula ia menjadi muridnya Bwee Hong
Soat Lie. Sebab ia adalah kakak seperguruan dari kakak Honghu dan berbarengan
cianpwee, orang tingkat tertua dari nona Kat. Disamping itu, iapun pernah ipar dengan
kakak Pek Hee. Mendengar demikian, ketiga nona itu menjadi heran. Semua mengawasi si anak
muda dengan tajam. Benarkah kata-katamu ini tanya In Tong.
Aku percaya benar! sahut Pek Kong. Aku mengetahui hal ini sebab aku telah
mencuri dengar pembicaraan diamara Hwee Ceng Pa dengan To Pie Wan.
Segera anak muda ini menjelaskan pembicaraan dua orang yang ia sebutkan itu.
Pui Hui mengerutkan sepasang alisnya, otaknya bekerja keras. Segera ia ingat
sesuatu. Kemudian ia mengawasi Honghu Pek Hee dan berkata: Kak, pernah aku
mendengar bibi nenekku menceritakan sesuatu.
Itulah halnya ia dengan gurumu telah berselisih disebabkan seorang wanita merah,
hanya tidak dijelaskan siapa wanita merah itu. Apakah kakak pernah mendengar
tentang itu" Honghu Pek Hee berpikir. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 501
yoza collection Tentang urusan pribadi guruku, tak pernah aku mendengarnya, sahutnya
kemudian. Hanya disaat aku diajari ilmu Hoan In Ciang, Tangan Membalik Mega, aku
dipesan supaya aku jangan mempelajarinya secara tergesa-gesa seperti yang telah
dilakukan kakak seperguruanku. Ketika aku menanyakan guruku tentang she dan nama
kakak seperguruanku itu, aku justeru ditegur sehingga aku menjadi tidak tahu ia itu
sebenarnya Ouw Yam Nio atau bukan..
UI HUI Ouw Yam Nio biasa menggunakan
pakaian serba merah. Lagi pula ia lebih tua beberapa tahun dari kita,
mungkin orang yang dimaksud itu adalah ianya.. Ia berpaling pada Pek Kong
serta bertanya: Baru baru ini ketika kau menempur Soat Loo, bukankah itu disebabkan
kau menghadang didepan Ouw Yam Nio"
Benar! sahut Pek Kong, seakan-akan diingatkan sesuatu. Ketika itu Ouw Yam Nio
melihat Soat Loo, segera ia menjadi sangat ketakutan. Ia lantas kabur dan meminta aku
menghalang-halanginya. Nampaknya ia benar-benar seperti murid yang diusir dari
rumah perguruannya. Kat In Tong pun turut berpikir.
Kakak Honghu, katanya sembari tertawa. Aku ingat kejadian hari itu ketika nenek
minta pada guru kakak agar aku dilepaskan keluar dari perguruan. Mereka berdua terus
bertempur seru selama satu hari satu malam diatas puncak Bwee Soat Hong, namun,
kemudian mereka berdua menjadi akur pula sebab ada kata-kata yang diucapkan.
Apakah kakak tahu apa kata-kata
Tatkala itu aku berada digunung belakang, sedang melatih ilmu tenaga dalam,
sahut Honghu Pek Hee, Ketika itu pun datanglah Kim Pian Giok Liong, yang membuat
kedua orang tua itu mengerti satu sama lain, hanya apa yang dikatakan, aku tidak
dengar Tentang itu beberapa kali pernah aku tanyakan Kim Pian Giok Liong, In Tong cam
pur bicara, aling belakang aku mendapat tahu kiranya ia datang untuk menyampaikan
suatu berita kepada kedua orang tua itu. Katanya itulah urusan orang yang berada
dalam Pek Kong nampak girang. Ia menyelak. Bukankah itu mengenai Ouw Yam Nio"
Hongbu Pek Hee berpikir, kemudian ia ingat sesuatu.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 502
yoza collection Oh!.. serunya Apa yang kalian katakan itu beralasan juga. Sekarang aku ingat
halnya pertama kali aku bertempur dengan Ouw Yam Nio. Begiiu bergebrak ia
mengetahui bahwa ilmu silatku itu adalah Hoan In Ciang. Kalau memang tidak ada
hubungannya, mana ia mengenal baik ilmu silatku itu"
Pek Kong senang mendengar pembicaraan itu. Ia cerdik, tak mau ia
memperpanjang pembicaraan, supaya tidak timbul soal lainnya yang tak
menyenangkan. Maka ia berkata Kalau begitu mari kita lekas pergi menolong dia.
Tapi Pek Hee berpaling dahulu kepada nona-nona Pui dan Kat.
Benarkah Ouw Yam Nio cucu luar dari Kat Loocianpwee " tanyanya.
Aku hanya ketahui paman kakekku mempunya seorang adik perempuan, sahut Pul
Hui, Tetapi aku tidak tahu adik perempuah itu menikah dengan siapa, lebih-lebih aku
tidak tahu bahwa adik perampuan itu mempunyai seorang anak perempuan. Untuk
mendapat kepastian, halnya harus ditanyakan kepada uwa sendiri.. .
Daripada menanyakan lebih baik tidak, kata In Tong. Siapa mau nanti ditegur atau
diomeli. Pek Kong terus memikirkan dan mengkhawatirkan Ouw Yam Nio. Bila mereka masih
bicara saja, mungkin pembicaraan menjadi menyimpang atau mereka tak mau ikut
serta, maka ia lantas berkata: Untuk mendapat kepastian, paling baik kita tolong dulu
padanya, serta mendengar keterangannya!
Hong Lim tidak menghendaki si anak muda terancam bahaya karena anak muda
itu pergi seorang diri, ia berkata: Kalau kita menanyakannya, belum tentu ia dapat
dipercaya! Aku berpendapat paling benar kita mencari Siang koan Tayhiap ditelaga See
Ouw, untuk meminta keterangannya. Secepat kita mendapat kepastian bahwa Ouw Yam
Nio sungguh-sungguh terikat sanak atau lainnya dengan kakak sekalian, baru kita
berusaha menolongnya. Jika kita sekarang pergi langsung, sebelum jelas, aku khawatir
kita membuang-buang tenaga dan waktu dengan percuma saja! Lagi pula jumlah kita
sedikit, jangan-jangan nanti orang tak dapat ditolong, kita sendiri yang akan menderita
kerugian. Kakak Liu benar, Pek Hee menyetujui.
Guruku juga keras sekali dengan aturannya. Andaikata benar, Ouw Yam Nio itu
kakak seperguruanku, sebab ia sudah diusir dari rumah perguruan, bila aku tolong dia
tanpa setahu atau ijin guruku, tentu aku akan dihukum berat
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 503
yoza collection Pui Hui dan In Tong mengangguk. Mereka berdua mengetahui betapa kerasnya
aturan dari Pee B!e Loo loo, yang pun bertabiat kukuh, sama dengan Bwee Hong Soat
Lie, karena itu, mereka pun khawatir nanti disalahi guru mereka itu.
Melihat demikian, Pek Kong menyesal sekali Hong Lim telah menggagalkan
usahanya membujuki ketiga nona itu. Dari menyesal, sampai tidak senang, hatinya
panas. Sebab itu ia berkata dengan sengit. Kakak sekalian, jika kakak mau pergi ke See
Ouw menjumpai Siang koan, tolong sampaikan kepadanya bahwa aku akan bertemu
dengannya dalam waktu sepuluh hari! Nah, sampai jumpa pula!
Selesai ia bicara, tubuh si anak muda sudah menjelat jauh terus berlari pergi.
Nona-nona itu terkejut. Mereka tidak menduga orang berkata dan segera berlalu,
bahkan dalam waktu sekejap Pek Kong sudah tak nampak pula sekalipun bayangannya.
Semua menjadi menyesal dan bingung.
Mari kita susul dia! seru Kat In Tong tanpa berpikir lagi.
Ia pergi seorang diri, ia lebih banyak menghadapi ancaman bahaya daripada
keselamatan.. . Hong Lim menarik napas karena pedihnya. Katanya: Aku melihat ada kakak sekalian
disini, aku percaya ia dapat dicegah kepergiannya. Siapa sangka ia sedemikian terburu
napsu.. .Tak dapat tidak, kita harus pergi menyusul serta membantu dia.
Honghu Pek Hee pun berduka hingga wajahnya tampak suram.
Kemana kita harus menyusul dia".. katanya masgul dan lesu. Ia memiliki ilmu
meringankan tuhuh yang mengagumkan, tak dapat menyandaknya. Entah pergi
kemana.,. Begini saja, berkata Pui Hui. Dengan menunggu Cui Cui, aku bersama In Tong akan
mencoba menyusul dan mencarinya. Kalian berdua, boleh pergi ke See Ouw untuk
menyampaikan berita kepada Siangkoan Tayhiap.
Ya, begitu saja, kata Pek Hee. Hanya kemudian, dimana kita akan bertemu kembali.
Aku pikir baik kita meninggalkan saja tanda rahasia, In Tong berkata.
Sampai disitu mereka setuju. Pui Hui segera memperdengarkan suaranya yang
nyaring memanggil burungnya, tapi sampai dua kali tak juga Cui Cui muncul. Ia jadi
heran. Justeru itu terdengarlah ringkik kuda yang keras.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 504
yoza collection Mendengar ringkik kuda itu, Pui Hui menjadi girang, sehingga ia berkata keras: Itu
si tolol datang! Jika kita bertanya kepadanya. ia tentu tahu kemana perginya adik Pek
Kong! Benar saja, tiba-tiba sekali muncullah Ho Tong serta kuda putihnya, yang berlari
keras bagaikan terbang. Begitu ia melihat keempat nona itu, ia menahan kudanya, terus
lompat turun, serta bertanya: Kalian berkumpul di sini! Mana Pek Kong" Kemana ia
pergi" Ditanya begitu, nona itu tercengang.
Kami justeru mau menanyakan kau, berkata Pui Hui, yang juga merasa kecewa.
Ho Tong membuka matanya lebar-lebar. Jika kalian tidak tahu, apa lagi aku! ujarnya.
Ia menyesal. Honghu Pek Hee mengetahui kedugaan pemuda itu. Ia berlaku sabar. Iapun tertawa:
Bukankah tadi Pek Kong mencarimu" tanyanya. Apa ia dapat menemukan kau"
Ada siapa saja ketika ia menemukan kau"
Ada Siu Pie Kouw si kunyuk kurus kering!
Apa kau maksudkan To Pie Him dari Hong San Sam Hiong" Pek Hee tegaskan.
Ho Tong tertawa mendengar pertanyaan itu.
Ia menyebut dirinya entah apa Him, sedangkan sebenarnya ia lebih kurus daripada
kunyuk. Him ialah beruang, dan Hong San Sam Him. Tiga Beruang dari Gunung Hong San.
Pek Hee tertawa pula. Biarlah ia beruang atau kunyuk! katanya, Apa saja katanya kepada Pek Kong" Dan
apa kata Pek Kong sendiri"
Ho Toag mengusag-usap kepalanya, yang ia geleng-gelengkan. Kemudian katanya:
Pek Kong tidak mau mengatakan kemana ia pergi.
Keempat nona itu menjadi bingung. Si tolol mengatakan apa yang tak ditanyakan.
Tiba-tiba Hong Lim teringat sesuatu. Bukankah kalian berdua mau pergi meno longi
Ouw Yam Nio" tanyanya pada si toiol.
Benar! sahut Ho Tong cepat.
Bukankah Siu Pie Kauw pun menyebut-nyebut tentang Ouw Yam Nio" Hong Lim
tanya pula. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 505
yoza collection Cepat! seru Ho Tong, yang menepuk kepalanya: ' Ya, ia temu sudah pergi menolongi
nona itu! Lantas ia melompat menaiki kudanya hendak dikaburkan.
In Tong menahan les kuda orang itu.
Tunggu dulu! katanya, tertawa. Sebelum kau bicara yang terang, mana dapat kau
lantas pergi pula! Ho Tong bingung. Kalau kita ayal-ayalan, ia tak akan dapat disusul! teriaknya. 'Kalau
ada pembicaraan, biarlah lain kali saja kita bicarakannya!
'Aku justeru menginginkan kau bicara sekarang juga! In Tong berkata.
Ho Tong kewalahan. Bukannya aku tidak mau bicara, katanya, anya aku khawatir,
dalam waktu yang pendek, aku tak dapat bicara jelas.
Hong Lim tertawa. Ia turut bicara. Untuk kita sudah cukup asal kau sebutkan dimana
dipenjarakannya Ouw Yam Nio ! katanya. Jangan kau menjadi tolol! Nah, kau
sebutkanlah! Hal itu tak dapat aku beritahukan kalian! kata Ho Tong.
Pek Hee heran, tetapi ia tertawa tawar.
Kau tidak memberitahukan juga tidak mengapa! katanya. Tanpa kau kami juga
sudah mengetahuinya! Jika kau tidak percaya aku, Kau tanyakan mereka! Sambil
berkata demikian, diam-diam Nona Honghu mengedipkan matanya pada kawankawannya itu.
Ho Tong tampak heran sekali. Aku toh belum sebut Ku Gu Nia, bagaimana kalian
dapat mengetahuinya" tanyanya.
Serempak nona-nona itu tertawa riuh.
Nah, apakah kini kau tidak mengatakannya" kata In Tong, yang tertawa pula.
Ho Tong berpikir. Tahulah ia bahwa ia telah terjebak. Kalian licik. teriaknya.
Bagaimana sekarang" Pek Kong pernah berjanji kepada Siu Pie Kauw supaya hal ini
tak diberitahukan kau kepada orang lain tetapi sekarang kalian mengetahuinya!
Semua nona tertawa pula. Si tolol ini jenaka benar rupanya.
Bertepatan dengan itu terdengar suara yang menyayatkan hati sampai dua kali
dari Cui Cui. si burung rajawali. Lalu tampak ia terbang turun perlahan-lahan, terbangnya
pun tak tetap. Selekasnya ia turun ketanah, turunnya juga secara terbanting. Masih ia
menggelepar beberapa kali, lantas rebah tak berkutik lagi
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 506
yoza collection Semua orang terkejut dan heran, lebih-lebih Pui Hui dan Kat In Tong. Segera mereka
berdua menghampiri dan mereka berdua menghampiri dan memeriksa.
Lihat! seru In Tong, tangannya menunjuk sesuatu. Apakah itu" Dan ia
mengulurkan tangannya mau memegang barang yang ditunjuknya itu.
Jangan! teriak Hong Lim, yang telah melihat benda yang ditunjuknya itu. Sejak tadi,
ia memang sudah mengawasi dengan cermat. Segera dijambretnya ujung baju In Tong,
lalu ditariknya, sedangkan mukanya nampak pucat pasi.
Nona nona lainnya merasa heran. Semua menatapi kawan ini. Merekapun
mengawasi kepada sin tiauw, burung rajawali itu. Pada sayap kanan yang menyambung
dengan tubuh, tertancap sehelai bendera kecil yang dibuat dari kertas hijau. Pada kertas
itu ada coretan dengan kapur barus merupakan sebuah tengkorak berikut dua coretan
bersilang berupa tulang-tulang. Pada kepala tengkorak juga tertancap segores cagak
berwarna biru. Kau lihat bendera itu, kara Hong Lim ke pada Ho Tong, bukankah itu simbol dari
Cian Tok Seng Cui" Ho Tong, yang sejak tadi bengong saja, bagaikan disadarkan.
Tidak salah! teriaknya. Bendera ini sangat mirip dengan bendera yang aku lihat
dikantor piokiok Ban Coan!
Berkata demikian, Ho Tong maju setindak mendekati tubuh Cui Cui. Ia menyepaknya
dengan ujung sepatunya, tiba-tiba ujung sepatu itu mengeluarkan asap yang bercahaya
hiijau dan kontan ujung sepatu itu terbakar habis.
Sungguh dahsyat , seru si tolol, kaget.
Semua nonapun kaget sekali, bahkan Pui Hui merasakan tubuhnya menggigil.
Itulah pek kut leng dari Cian Tok Seng Ciu, Hong Lim menjelaskan. Dan itu goresan
bersilang berarti tantangan. Teranglah ia memandang terhadap pemilik burung itu.
Pui Hui pernah mendengar nama Cian Tok Seng Ciu si ahli racun. Hanya apa yang
ia ketahui, jago itu sudah lama mengundurkan diri dan tak mudah datang kewilayah
Tionggoan. Maka itu aneh sekarang ia muncul disini bahkan menantang perang
terhadapnya. Ia segera mengasah otaknya memikirkan tantangan itu, sampai ia teringat
sesuatu. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 507
yoza collection Oh, aku ingat sekarang, katanya. Burungku ini mulanya burung uwaku. Sebab itu
mungkin orang mengetahui asal-usul burung ini dan oleh karenanya ia menantang
terhadap uwaku itu. . . .
Selagi si nona berkata demikian, bendera itu terbalik dihembus desiran angin. Maka
dibalik yang lain itu nampak sebaris surat, bunyinya;
Lekas suruh Pek Kong pergi ke Ku Gu Nia untuk menerima kematiannya!
Menemukan dan membaca surat itu, semua nona terperanjar. Tidak sedemikian
dengan Ho Tong, bahkan ia tertawa.
Kita memang mau lekas-lekas pergi ke Ku Gu Nia! katanya. Disana disamping kita
menolongi Ouw Yam Nio kita boleh sekalian menonton keramaian!
Apakah yang kau buat girang" tegur In Tong. Aku lihat, kalau nanti kakak Pek Kong
binasa ditangan orang, barulah kau berduka!


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi Ho Tong tetap tertawa.
AKU tanggung Cian Tok Seng Ciu bukan lawan dari Pek Kong! katanya dengan
suara tetap gembira. Jikalau kalian masih tidak mau berangkat baiklah, aku pergi lebih
dulu! Dan ia menggentak les kudanya, membuat kuda putihnva berjingkrak kabur!
Lekas! berseru In Tong, yang terus lompat lari menguber, mendahului yang lainnya.
ooOOoo Pek Kong sudah lari terus sejauh beberapa puluh lie. Ditengah jalan ia berhenti
sebentar akan membeli makanan kering. Ia menuju terus ke Ku Gu Nia setelah bertanya
kiri dan kanan kemana arah jalan ke gunung itu. Ia harus mendaki bukit dan
menyeberangi sungai untuk dapat tiba dan memasuki wilayah pegunungan Gouw Kong
San. Ia melihat jauh disebelah depan sebuah puncak yang gundul. Ia mengenali itulah
Ku Gu Nia, gunung yang disebutkan Tok Pie Him. Maka ia mempercepat larinya. Begitu
ia datang dekat, ia melibat sebuah selokan besar, yang lebar, melintang menghalang
jalanan. Bagaimana aku dapat melintasi selokan ini" pikirnya.
Sedang ia bermasgul itu, tiba-tiba ia mendengar suara burung terbang di udara
diatas kepalanya. Ia segera mendongak untuk melihat, dan ia mengenali sin tiauw.
burung rajawali milik Pui Hui.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 508
yoza collection Cui Cui! panggilnya, tangannya melambai lambaikan burung itu.
Burung rajawali itu sangat jinak dan mengerti. Ia mendengar panggilan itu, ia
berbunyi pula, terus ia terbang menukik, turun menghampiri si anak muda.
Pek Kong tertawa karena suka citanya Ia mengusap-ngusap punggung burung itu,
terus ia menunjuk keseberang.
Maukah kau membawa aku menyeberang kesana" katanya.
Sin tiauw mengangguk. Pek Kong lantas naik kepunggung burung raksasa itu. Dilain saat, ia sudah tiba
diseberang. Sekarang pergilah kau! katanya. Terima kasih!
Stn tiauw sudah lantas terbang naik.
Tanpa sagst-sangsi lagi, Pek Kong mulai mendaki bukit Ketika kemudian ia tiba di
puncak, ia tidak melihat orang disitu. Ia mengawasi kesekitarnya dengan sia-sia.
Lantas ia mulai mencari, sehingga ia melihat sebuah gua yang mulutnya tinggi
sependirian orang dan bagian dalamnya gelap gulita. Ia melongok, namun tak dapat
melihat ujung gua itu. Tengah ia meneliti, tiba-tiba ia mendapat cium bau hanyir yang
memuakkan. Mungkin didalam sini ada perangkap, pikirnya. Mungkin juga ada tersimpan racun.
Jikalau dugaanku benar, mungkin juga Ouw Yam Nio diiurung dalam gua ini.
Mengingat ia kebal terhadap racun, Pek Kong mengambil tindakan yang berani. Ia
mengerahkan tenaga dalamnya, membuat tubuhnya kokoh kuat, segera ia bertindak
memasuki gua itu. Belum terlalu lama matanya melihat satu sinar hijau. Sesudah ia
meneliti kiranya itulah dasar gua adanya.
Sebuah kerangka lengkap berada didinding, tulang-tulangnya putih. Pada giginya
tergigit kepada seekor ular, yang panjangnya kira-kira empat kaki.
Tubuh ular itu menyelusup kedalam rangka itu sampai melewati bagian perut. Lagi
pula ular itu hanya tinggal tulang-tulangnya, pertanda bahwa ia sudah mati lama.
Sebaliknya kepala ular itu, yang besar seperti mulut cangkir, yang tajam lancip,
berwarna segar mengkilat, dan kulitnyapun masih utuh. Dikiri dan kanan kepala terdapat
dua buah mata yang bersinar kebiru-buruan, memancar ke empat penjuru!
Pek Kong heran, sehingga ia berpikir. Segera ia ingat bunyi satu bagian kitab
anehnya. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 509
yoza collection Ular bermata biru dan mulutnya lancip adalah ular sakti, kalau kepala ular itu
diambil, ia dapat dipakai memunahkan seribu macam bisa.
Mungkin inikah ular sakti yang mempunyai khasiat luar biasa itu" Pikirnya
kemudian! Pek Kong menarik keluar pek kut leng dari dalam sakunya, ia lemparkan itu kepada
kepala ular tersebut. Ketika pek kut leng mendekati kepala ular kira-kira setengah kaki
lagi mulut ular segera menyemburkan asap hijau dan api. Sebagai kesudahanya,
musnahlah pek kut leng yarg beracun itu!
Puas Pek Kong menyaksikan percobaannya itu. Benarlah ular itu Coa po, ular sakti
Tanpa sangsi lagi, ia ambil kepala ular itu.
Setelah mengambilnya, Pek Kong sedikit terkejut. Sebab, setelah kepala ular
diangkat, rangka itu terbakar api bersinar hijau, musnah didalam sekejap menjadi abu
putih. Yang paling mengherankan ialah segera tercium bau harum, yang mengusir bau
busuk itu! Setelah tertegun sejenak. Pek Kong segera berlutut, untuk memberi hormat dengan
mengangguk beberapa kali, dan menghaturkan terima kasih. Kemudian dengan sehelai
kain putih yang disobek dari bagian dalam bajunya, ia bungkus kepala ular mujijat itu
untuk disimpan dalam sakunya. Setelah itu, masih ia memeriksa gua itu. Sesudah tidak
mendapatkan apa-apa lagi, lekas-lekas ia keluar.
Justeru itu ia mendengar suaranya sintiauw, suara seperti mendesak. Ia terkejut, ia
lantas lari menyusul. Kira-kira setengah lie didepannya, Pek Kong melihat sintiauw terbang melesat naik
keudara. Selain itu ia mendengar suara tawa parau disusul dengan kata-kata- Binatang,
kali ini kau terimalah bagianmu! Kalau si perempuan tua masih ada dalam dunia ini,
sekalian saja akan kubuat perhitungan dengannya bareng itu akan tetapi perhatiannya
segera tertarik oleh suara tawa dan kata-kata itu hingga dalam sekejap, sang burung
sudah lantas terbang jauh. Ia
It Koay Sam Yauw dari pulau Kauw Kie To
masih jeri terhadap sin tiauw, tetapi orang ini tidak, bahkan dia agaknya bermusuh
dengan Pee Bie Loo loo Dia telah berani menyerang dan melukai sin tiauw, dia benar
berani. ' Bagaimana dengan Ouw Yam Nio" pikirnya lebih jauh. Kalau dia bukannya
dikurung disini, mustahil tempat mi dijaga oleh orang liehay ini" Maka itu, orang ini
penting bagiku! Buat mendapat tahu tentang Ouw Yam Nio, aku harus berurusan
dengannya! Pendekar Yang Berbudi - Halaman 510
yoza collection Lantas Pek Kong lari cepar kearah dari mana tawa dan kata-kata tadi terdengar. Ia
tiba didepan sebuah bukit batu. Disitu ia berdiri dan meneliti. Ia tidak melihat sebuah
gua pun. Tanpa gua, dimana orang bisa dikurung"
Saking penasaran, anak muda kita mencari terus disekitar bukit batu itu. Tiba-tiba
ia dengar satu suara dari sebelah kirinya, terus terasa angin menyambarnya.
Sekarang Pek Kong telah siap sedia untuk menghadapi apa juga.
Ia menggerakkan tangannya kearah suara angin itu, ia lantas menyambar suatu
benda yang lunak dan licin yang menyiarkan hawa sangat bau. Ia terkejut hingga ia
melepaskan cengkeramannya secepat mungkin. Setelah di awasinya ternyata itulah
bangkainya seekor katak buduk yang perutnya kembung melendung!
Setan alas! serunya dalam hati. Ia tertegun karena heran.
Bocah yang baik! tiba-tiba ia mendengar suara orang menegur. Suara itu datang
dari arah belakangnya suara yang tak sedap didengarnya. Bocah, kau telah merusak
usaha baik dari aku si orang tua!
Pek Kong segera memutar tubuhnya. Dilihatnya seorang orang tua yang rambutnya
sudah putih namun wajahnya tampak sehat dan segar seperti anak-anak, berbaju putih
pendek, tangannya memegang sebatang pipa panjang. Orang itu nampak seperti orang
desa. Hanya ketika itu dia tengah mengawasi dengan mata terbuka lebar, tanda dari
kemarahannya. Lekas-lekas anak muda kita memberi hormat.
Lootiang. bicara dari hal apakah" tanyanya, karena ia tak tahu sebab musababnya
orang bergusar: Tolong lootiang memberi petunjuk padaku.
Si orangtua menunjuk pada bangkai katak buduk ditanah, katanya keras dan bengis:
Aku si orang tua sudah menyia-nyiakan tempo beberapa puiuh tahun. Sudah aku
jelajahi gunung-gunung tersohor dan sungai-sungai besar gua-gua yang sepi sunyi,
barulah paling belakang ini, dengan susah payah, aku berhasil mendapat katak itu
namanya katak kaki lima! Tapi hari ini, begitu kau datang, begitu kau menyebabkan
kematiannya! Nah, apakah itu bukan namanya kau merusak"
Pek Kong mengawasi bangkai katak itu. Benar-benar kakinya lima, perutnya putih
seperti putihnya salju dan terdapat goresan merah yang mengitarinya. Memang itulah
katak yang jarang ada. Ia tertawa dan berkata ramah: Rupanya katak kaki lima besar
faedahnya. Hanya sayang aku sianak muda tidak tahu apa-apa dan aku juga tidak
mencelakainya. Mengapakah katak itu mati"
Orang desa itu menjadi sengit. Katak ini katak emas! katanya, keras.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 511
yoza collection Katak ini adalah raja dari sekalian katak. Di dunia ini hanya ada dia satu ekor! Kau
si tolol, mengapa belaga pilon, main tak tahu saja" Kau sudah mematikan katakku, kau
harus mengganti dengan jiwa!
Mendadak saja si orang tua menghentikan kata-katanya yang bengis itu. Ia ingat
memang orang tidak membinasakan kataknya itu. Ia mau minta ganti jiwa, apakah itu
tidak keterlaluan" Lantas ia tertawa gelak-gelak, tawanya itu berkumandang di udara.
Pek Kong terkejut mendengar tawa yang nyaring luar biasa itu, yang memekakkan
telinga. Maka juga lekas-lekas ia mengerahkan tenaga dalamnya, supaya
pendengarannya dapat bertahan. Umpama kata, berat suara tawa itu seribu kati . . .
Si orang desa mengawasi si anak muda. Ia terkejut. Ia heran menampak anak muda
itu dapat bertahan. Dari heran, ia menjadi penasaran.
Eh, bocah, tak kusangka kau mempunyai kepandaian luar biasa! katanya. 'Bocah,
siapakah namamu" Aku yang muda she Pek bernama Kong.. ' sahut Pek Kong hormat
Oh! seru si orang tua tertahan. Kiranya kaulah si Pek Kong! Katanya kau dapat
minum racun untuk menghilangkan dahaga. Kau juga dapat bertahan tikaman ke ulu
hatimui. Bagus, kebetulan sekali sekarang aku bertemu denganmu! Hari ini aku Cian Tok
Seng Cia, hendak mengujimu!. Aku hendak melihat, kau memiliki kepandaian berapa
tinggi maka kau berani datang kemari merusak usahaku!
Pek Ko ig terkejut. Adalah diiuar dugaannya bahwa orang tua ini adaiah si ahli
racun yang sangai ternama itu. Bukankah dia sudah tua dan romannya jujur dan baik
hati" Mengapa dia justeru mau menjagoi dengan mengandalkan kepandaiannya dalam
hal menggunakan racun" Jadinya dia adalah seorang tersohor yang namanya sejajar
dengan Kat Giok Tong dan Leng In Ie su! Saking heran, ia berdiri tercengang. Syukur,
lekas sekali ia sadar juga.
Lootiang, apakah lootiang benar-benar Tjian Tok Seng Tjiu" tanyanya.
Orang tua itu menggedrukan pipa panjangnya. sehingga terdengar satu suara keras
dan nyaring. Jikalau bukan aku, lalu siapakah " tanyanya keras-keras.
Alisnya Pek Kong berdiri. Orang sudah mengakui dirinya. Maka ingatlah ia akan
kematian yang dahsyat dari KLo Hui Liong.
Bagus! serunya. Pek Kong memang sedang mencari kau untuk menagih keadilan!
Tjian Tok Seng Tjiu tertawa. Ia nampak sabar.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 512
yoza collection Sebenarnya sudah lama aku tidak campur pula soal budi atau penasaran Kang
Ouw, katanya lembut, Karena itu, aku ingin mengetahui. dalam hal apa aku berhutang
keadilan dari kau" Pek Kong tetap marah Ia tertawa dingin.
alam hal Cianpwee Kho Hu Liong dari Ban Coan Pio Hang! sahutnya keras. Kho
Cianpwee telah diserang dengan thie-jiauw cu, ia dibokong secara licik sekali, sampai
batok kepalanya pecah berserakan! Itulah peristiwa baru tiga hari yang lalu! Mustahil
kau sudah lupa! Cian Tok Seng Ciu tertegun. Hanya sejenak, ia tertawa.
Nama Kho Huj Liong pernah kudengar, katanya kemudian. Namun untuk
mengatakan aku si tua membokong seorang dari tingkat muda, tak nanti ada orang
Rimba Persilatan yang mau percaya! Seseorang dengan kepandaian rendah seperti dia
mana ada harganya untuk aku si tua tidak tahu senjata apa yang dinamakan thie jiauw
cu! Baiklah kau jelaskan padaku dari awal mulanya!
Pek Kong masih marah. Sebab ia beranggapan orang tua ini berlaku licik namun
berlagak pilon. Segera ia menarik keluar senjata itu dari dalam sakunya dan melemparknya sambil
anpwee yang kenamaan tetapi ia berani
mendusta secara terang-terangan ! Ini dia buktinya senjatamu yang dahsyat itu!
Wajah Cian Tok S:cg Cm menjadi merah padam. Ia hendak melampiaskan
amarahnya, namun tiba-tiba saja ia terdiam heran. Hanya sejenak, ia membungkuk
memungut barang bukti itu, ialah sehelai bendera kecil dari kertas hijau serta sepotong
thie-jiauw-cu, senjata yang berupa kuku terbuat dari besi. Ia mengawasi itu, otaknya
bekerja, mulutnya berkemak-kemik. Akhirnya terdengarlah suaranya yang perlahan:
Setan alas itu sungguh jahat! Hutang mereka dari tiga puluh tahun yang lalu, dia
menyuruh aku yang menggantikan membayarnya
Pek Kong terus mengawasi. Ia menganggap orang masih berpura-pura saja.
Bukannah dua rupa barang ini milikmu semua"' tanyanya tawar.
Cian Tok Seng Ciu masih terdiam saja. Kemudian ia menarik napas dalam-dalam
dan berkata dengan tenang : emang pek kut leng ini milikku siorang tua, hanya thiejiauw-cu itu, aku tidak tahu sama sekali. Sudah lama aku si orang tua mengundurkan
diri dari dunia Sungai Telaga. Aku menganggap bahwa semua urusan budi dan
penasaran yang lama itu sudah habis sirna. Maka itu sungguh diuar dugaanku, sekarang
mereka telah memfitnah aku, segala perbuatan jahatnya dilimpahkan atas diriku.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 513
yoza collection Dengan ini jelas sudah, bahwa bukan saja menjadi orang jahat sukar, bahkan menjadi
orang baik-baik lebih sukar lagi.. .
Pek Kong heran orang bersikap demikian. Mau atau tidak mau kini ia mau percaya
perkataan oraog tua itu. Maka segera ia kata : Lootiang, jadi menurut lootiang. Kho Hui
Liong ini bukanlah orang yang binasa ditangan lootiang" Jika demikian halnya, mengapa
Pek kut-leng muncul di perusahaan pengangkutan Ban Coan itu" Malahan munculnya
bukan sekali saja! Ditanya begitu, si orang tua kembali menarik napas dalam-dalam.
Itulah peristiwa yang telah lampau. sahutnya kemudian, suaranya sabar sekali.
Tempo hari aku si orang tua telah bermusuhan dengan Sin Kiam Ciu disebabkan
satu tusukan pedang. Sejak itu aku mengundurkan diri, terus aku menyekap diri selama
sepuluh tahun. Diluar dugaanku Sin Kiam Ciu telah me nutup mata. Kemudian aku
bertemu dengan Ciauw Bin Siu-su Lo Ya, ia telah meminta bantuanku untuk
membinasakan seorang musuhnya, seorang dari tingkat muda. Adalah biasa bagiku
tidak akan melayani berkelahi pada orang muda, maka aku serahkan sehelai pek kut
leng padanya dengan meminta agar ia mau menyampaikannya kepada Leng Sie Cay,
supaya Leng Sie Cay saja yang mewakili aku. Siapa sangka sekarang telah terjadi
peristiwa ini" Kau katakan munculnya pek kut leng bukan satu kali saja. Mustahilkah
benar ada yang kedua kalinya"
Memang, sampai dua kali! sahut Pek Kong, memastikan.
Apakah kau sudah melihat dengan nyata kedua pek kut leng itu mirip satu dengan
lain"' Keduanya sama, kecuali yang akhir ini, di bagian belakangnya ditambahi dengan
goresan cagak warna biru Mendengar itu, Cian Tok Seng Ciu tertawa bergelak-gelak.
Dewasa ini, siapakah orang Rimba Persilatan yang berani menentangku si tua"
katanya keras. Siapakah orang yang mempunyai derajat atau kehormatan untuk
menantang aku". Baru orang seperti orang she Kho itu" Tidak, ia tidak tepat.
Pek Kong tidak merasa puas. Ia tahu pek- kut leng itu ditujukan kepadanya. Namun
orang uta ini aneh. Tak mau ia sembarangan menahan permusuhan dengannya. Maka
ia berusaha berlaku sabar terus.
Cian Tok Seng Ciu melihat orang diam saja, ia segera bertanya dari hal bendera
kecil itu. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 514
yoza collection Apakah bendera kecil itu ada disini" demikian tanyanya.
Tadi bendera itu telah terbakar habis!
'Nah, Itu dia: berkata Cian Tok Seng. Memang pek kut leng milikku berupa hanya
sehelai bendera yang asli tak dimakan api.
Pak Kong memikirkan sesuatu.
Apakah bendera ditangan lootiang ini adalah bendera yang asli" tanyanya.
Si orang tua memeriksa dengan cermat bendera kecil ditangannya itu, terus ia
mengangguk. Ya, inilah yang asli, yang tempo hari aku berikan kepada Leng Sie Cay, sahutnya.
Pek Kong memberi hormat sambil tertawa.
Bagaimana lootiang, apabila aku mengajukan satu permintaan yang mungkin tak
layak" katanya. Aku pikir-pikir untuk mencoba-coba membakar bendara di tangan Lootiang itu!
Dipatkah lootiang meluluskan permintaanku"
Cian Tok Seng Ciu tertawa. Ia merasa bocah ini menarik hati untuk diajak beromongomong.
Jikalau kau mau membakarnya dengan api, aku situa bersedia mengiringimu
supaya niatmu terkabul! sahutnya gembira.


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Akan tetapi sebelum itu, aku hendak mengajukan satu syarat. Jikalau kau gagal
membakar musnah benderaku ini, kau harus meluluskan sesuatu terhadapku"
Dapatkah" 'Apakah syaratmu itu lootiang" Pek Kong tanya. Maukah lootiang menjelaskannya
dulu" Kembali si orang tua, si ahli racun tertawa.
Aku si tua hendak mencontoh perbuatan Sri Baginda Sin Liong sering mencicipi
berbagai racun untuk ia membuat kerjanya tentang kitab racun. Demikian aku sekarang
ini dalam hal kepandaian ini aku tidak kalah dengan golongan yang mana juga. Karena
itu aku pikir-pikir akan mewariskan kepandaian ini padamu! Bagaimana pikiranmu"
Dalam hati, Pek Kong tertawa.
Aneh orang tua ini! pikirnya. Ini dia yang dikatakan, tukang semangka mengotot
mengatakan semangkanya manis, atau tukang bunga selalu mengatakan bunganya
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 515
yoza collection harum! Kemudian sambi! tertawa ia menjawab: Lootiang, kau baik sekali! Hanya,
lootiang, kalau kita bertaruh dalam hal ini, sudah pasti lootiang yang bakal kalah!
Cian Tok Seng Ciupun tertawa.
Tentang siapa kalah siapa menang tak usah kau ambil perduli! demikian katanya
Untuk kau, sudah cukup asal kau menjawab, kau setuju atau tidak'
Melihat orang demikian sungguh-sungguh Pek Kong menjadi heran sehingga
timbulah rasa curiganya. Pikirnya: Bila Coa po tak dapat membakar musnah
benderanya itu, lalu aku mesti mengangkat si ahli racun ini menjadi guruku, tidakkah
itu akan menjadikan buah tertawaan"
Orang tua itu mengawasi si anak muda, yang tengah berpikir itu Jikalau kau tidak
dapat menerima permintaanku ini, untuk kita bertaruh, katanya kemudian, suaranya
agak keras, maka kau harus mengganti katak emas berkaki lima milikku itu!
Tak puas Pek Kong mendengar kata-kata keras itu, ia merasa tersinggung.
katanya, mengenai racun, aku yang muda
sebenarnya tak tertarik sama sekali. Disamping itu, akupun tidak takut kau nanti
menyulitkan aku, lootiang. Andaikata lootiang tidak berminat akan menguji benderamu
itu, ya, sudah saja! Cian Tok Seng Ciu benar-benar bertabiat aneh. Iapun beradat keras. Terhadap Pek
Kong, sudah timbul kesan baiknya, Ia menyukai anak muda itu. Bahkan semakin si anak
muda keras kepala, semakin ia menyukainya.
Baiklah, aku terima baik kau mencoba lebih dulu! katanya. Dan ia menyentilkan
bendera kecil yang berwarna hijau itu, membuat bendera itu terbang meluncur.
Pek Kong menyanggapi bendera itu. Diam-diam ia terkejut. Bendera itu terasa luar
biasa beratnya. Dengan demikian tahulah ia betapa lihay tenaga dalam si orang tua.
Segera ia mengeluarkan bungkusan kain putihnya. Belum lagi sempat ia membukanya
mendadak satu gulung asap biru sudah menyambar bendera itu. Begitu api berkelebat,
benderapun musnahlah terbakar!
Bukan main kagetnya Cian Tok Seng Ciu, sehingga wajahnya menjadi muram. Lalu
ia menuding dengan pipa panjangnya.
Bocah cilik, kau menyimpan benda luar biasa! bentaknya. Sudah kau binasakan
emas berkaki lima milikku itu, masih kau berlagak pilon!. Sekarang kau mesti mengganti
jiwa, tak dapat tidak! Pendekar Yang Berbudi - Halaman 516
yoza collection Kata-kata keras itu ditutup dengan satu serangan pipa panjang. Pek Kong berkelit.
Ia tahu siorang tua liehay, tak mau ia sembarangan melayaninya.
Lootiang, sabar! teriaknya. Lootiang dengar dahulu perkataanku!
Namun siorang tua membentak. Tak kusangka, bocah, selagi usiamu masih begini
muda, kau pandai menggunakan lidahmu ! Jikalau hari ini kau tidak dapat mengganti
kataku, apalagi yang kau mau ucapkan
Pek Kong memperlihatkan roman muka yang sungguh sungguh. Sabar, lootiang,
katanya. Dalam hati kita ini sebenarnya pada mulanya aku tidak tahu apa-apa. Akan
tetapi sekarang, setelah lootiang bicara, kau seperti telah menyadarkan aku ! Lootiang,
kini mengertilah aku! Kau mengerti apa" bentak pula si jago tua. Lekas kau bicara!
Pek Kong mengibaskan bungkusan kecilnya.
Dalam bungkusanku ini, lootiang, ada kepala ular bermata biru yang lancip seperti
tombak. ia menerangkan. 'Ular ini dapat memunahkan segala macam bisa. Maka itu,
aku percaya, ialah si penakluk katak emas berkaki lima itu. Hanya sebelum ini, aku tidak
mengetahui hal itu. Lain dari pada itu pula, aku pun tidak tahu bahwa lootiang sedang
menangkap katak itu, jadi aku datang kemari secara kebetulan saja menemui lootiang.
Oleh karena itu, aku minta sudi kiranya lootiang memaafkan aku
Cian Tok Seng Ciu terkejut. Ia menatap anak muda itu. Kiranya orang memiliki Coa
po, ular sakti itu. Dari mana kau memperoleh Coa po itu " tanyanya. Coba kau perlihatkan kepadaku!
Pek Kong ragu-ragu, namun ia membuka bungkusannya juga serta memegang
kepala ular itu dan diperlihatkannya.
ah, lootiang, lihatlah! katanya.
Cian Tok Seng Ciu merasa kagum dan heran. Ah! serunya, terus ia meluncurkan
tangannya, merampas kepala ular itu.
Pek Kong yang memang ragu-ragu dan curiga, siang-siang sudah siap sedia.
Dengan satu langkah Coa Kun, ilmu Silat Ular, ia berkelit kesamping, sehingga i.a
lolos dari sambaran si orang tua.
Eh, eh, lootiang! tegurnya, mengapa lootiang mau merampas barangku ini"Walaupun menegur, namun anak muda kita tertawa manis.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 517
yoza collection Si orang tua tertegun. Ia merasa bahwa ia sudah bertindak luar biasa sebatnya. Ia
pula menduga bahwa ia pasti dapat merampas kepala ular itu, siapa sangka
kenyataannya ia gagal. Maka ia menjadi kecewa. Karena penasaran dan malu, timbullah
amarahnya. Kau gunakan Coan po membinasakan katak ku! katanya bengis Karena itu sudah
sepatutnya kau ganti katakku itu dengan ularmu! Mengapa kau katakan aku merampas"
Jikalau kau masih tetap ingin hidup, hendaklah kau lebih dahulu menyerahkan Coa-po
padaku. Pek Kong tetap sabar, namun sikap siorang tua ini membangkitkan juga rasa tak
Imam Tanpa Bayangan 12 Harry Potter And The Order Of The Phoenix Karya J.k. Rowling Celebrity Wedding 2

Cari Blog Ini