Ceritasilat Novel Online

Perintah Maut 10

Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 10


tantangan. 837 Ciok Sim taysu merangkap kedua tangan dan
bertanya : "Siecu datang tengah malam, jelaskan apa
maksud kunjungan yang sebenarnya?"
Laki2 berbaju hitam yang bernama Tong Jin Gie
berkata : "Kami mendapat tugas untuk menyampaikan
berita bahwa lengcu kami segera tiba pada jam tiga
nanti." "Sudah lama kami menantikan kedatangannya,"
berkata Ciok Sim taysu. "Oh! Kalau begitu, selamat tinggal." orang
berpakaian hitam itu berkata sambil membalikkan
badan, siap meninggalkan ruangan itu.
Put-im suthay bergerak, tubuhnya melayang
dan menghadang kepergian Tong Jin Gie, ia
membentaknya: "Eh, begitu saja kau hendak kabur
!" Dua padri berjubah hijau juga sudah bergerak,
masing2 mengerahkan tenaga dalam, menekan
pundak Tong Jin Gie dan berkata : "Tunggu dulu !"
Bersamaan dengan saat itu, lenyaplah kekuatan
Tong Jin Gie, wajahnya berubah memandang
kearah Ciok Sim taysu dan membentak :
"Kami hanya sebagai utusan, sesudah menyampaikan berita, kami hendak meminta diri
kembali melapor pada lengcu !"
Ciok Sim taysu berkata: "Apa siecu lupa kepada
dua kawan siecu ?" 838 Wajah Tong Jin Gie berubah, ternyata dua
kawannya juga sudah ditangkap.
"Dua negara yang berperang tidak akan
mengganggu utusan. Kami datang hanya untuk
menyampaikan berita. Tentu saja berkedudukan
sebagai utusan. Tidak layak kalau kalian
mengganggu utusan2."
Ciok Sim taysu dengan tenang berkata:
"Kedua kawanmu itu tertangkap ketika sedang
celangak celinguk dibelakang kelenteng, ia hendak
menyelidiki keadaan kelenteng kami, kukira
tindakannya yang demikian bukanlah selaku
seorang utusan." "Apa yang kalian hendak lakukan?" Tong Jin Gie
mengeluarkan suara menantang.
Ciok Sim taysu balik bertanya: "Kami hendak
mengetahui, apa langkah2 yang berikutnya dari
gerakan partai Ngo-hong-bun ?"
Wajah berubah, orang?" laki2 berbaju hitam Tong Jin Gie
ia membentak: "Hendak menahan
Ciok sim taysu tidak biasa menghadapi
persoalan yang seperti ini, ia menjadi kikuk juga,
katanya: "Bukan itu maksudku."
"Maka segera bebaskan kami." berkata laki2
berbaju hitam Tong Jin Gie.
Put-im suthay tidak perduli apapun yang terjadi,
ia segera memberi jawaban:
839 "Huh! Kalian bertiga menggunakan tutup
kerudung muka datang secara menggelap, inilah
penyelidik, bukan utusan. Sesudah tertangkap,
men-cari2 alasan sebagai utusan menyampaikan
berita. Aku tidak perduli dengan kalian. Kalau kau
tidak mau memberi sedikit keterangan tentang apa
yang kau ketahui, jangan harapkan bisa bebas dari
siksaanku, betapa kuat pun tubuhmu, kau bisa
merasakannya sendiri."
Laki berbaju hitam itu menoleh kearah Put im
suthay dan berkata: "Nikauw tua, meskipun kau
bunuh diriku, jangan harap bisa mengorek
rahasia." Wajah Put-im suthay menjadi matang biru, ia
menghadapi orang tawanan itu dan berkata :
"Tentu saja aku tidak mau membunuhmu
terlalu pagi, aku bisa menggunakan ilmu Ngo-imciat-meh, didalam sekejap mata, kau akan
menjawab segala pertanyaan-pertanyaan yang
kuajukan." Wajah laki2 berbaju hitam itu menjadi
bergemerinding, ia menoleh dan memandang
kearah Yen Yu San, mengedip-ngedipkan mata,
memberi isyarat, inilah meminta bantuan.
*** Bab 52 YEN YU SAN bisa mengerti, ia tawa heheeh, lalu
berkata : "Suthay, tunggu dulu !"
840 Disaat ini, Put-im suthay sudah siap menjalankan ancamannya, tapi keburu dicegah
oleh Yen Yu San, ia menoleh dan bertanya: "Yen
tayhiap mempunyai usul baru?"
Yen Yu San berkata : "Dia menyebut dirinya sebagai utusan Ngohong-bun. Terlepas dari benar tidaknya keterangan
itu, lebih baik kita jangan mengganggu, urusan ini
serahkan kepadaku, kalau saja dia bersedia
memberikan sedikit keterangan, kita bebaskan
dirinya, bagaimana pendapat suthay ?"
"Apa dia mau membuka rahasia golongannya ?"
bertanya Put-im suthay. "Biar aku yang membujuk, mungkin juga ia
mau." berkata Yen Yu San.
Sesudah itu Yen Yu San menoleh ke-arah Ciok
sim taysu dan Ciok Beng taysu dan kawan2.
Semua hweeshio tidak memberi komentar. Setuju
dan acc. Sesudah itu Yen Yu San memandang kepada
dua padri berjubah hijau, yang masih memegangi
pundak Tong Jin Gie, ia berkata : "Jiwie, didepan
kita, tidak mungkin dia bisa melarikan diri."
Kedua padri itu memandang ke arah pemimpinnya, Ciok Sim taysu menganggukkan
kepala. Maka mereka membebaskan laki2 berbaju
hitam itu. "Sahabat." berkata Yen Yu San. "turut
dibelakangku. Ada beberapa yang hendak kuketahui." 841 Betul-betul Yen Yu San menjauhkan diri dari
orang, turut serta ia mengajak orang tawanannya.
Sesudah jauh dari rombongan orang2 kelenteng
Ceng-lian sie dengan suara perlahan Yen Yu San
berkata : "Dari mana datangnya lintah, dari sawah
turun ke hati." Inilah code dari partai Ngo-hong-bun, Yen Yu
San bisa mengetahui code2 itu dari Sim Siang yang
menyamar menjadi Liauw-in nikauw. Code tertentu
dari partai Ngo-hong bun, code untuk mengadakan
hubungan kontak. Betul2 laki2 berbaju hitam itu memberi
penyahutan yang spontan. "Dimana orang kita
berada, disitulah musuh binasa !"
Mengetahui jawaban yang tepat, Yen Yu San
segera berkata perlahan : "Aku Han Sie Yong."
Tong Jin Gie berkata : "Lengcu pernah berpesan,
agar aku bisa menghubungi saudara Han."
"Apa lagi yang lengcu perintahkan ?" bertanya
Yen Yu San. Membelakangi orang2 banyak, laki2 itu
mengeluarkan sesuatu bungkusan, diserahkan
kepada Yen Yu San dan berkata : "Perintah lengcu,
benda ini harus ditaburkan didalam dupa
pembakaran, sebelum jam tiga pagi."
Yen Yu San menerima pemberian tadi, walau
dengan hati kebat-kebit, ia menganggukkan kepala
dan berkata : "Aku tahu. Berapa orang yang akan
datang nanti ?" 842 Laki2 berbaju hitam Tong Jin Gie berkata :
"Tugas saudara Han adalah melempar benda ini
kedalam dupa pembakaran, lain hal tidak perlu
tahu !" Hati Yen Yu San memaki. "Manusia licin."
Tapi ia tidak mengutarakan
dengan perlahan bertanya :
perasaannya "Ada baiknya kalau saudara memberi tahu
sedikit dari gerakan2 kita. Agar aku bisa
membujuk mereka untuk membebaskan dirimu."
"Ng....." laki2 itu menjadi ragu2.
"Jangan khawatir," berkata Yen Yu San,
"mereka hendak mengetahui rahasia2 gerakan kita,
sedikit banyak harus kita bocorkan."
"Apa betul kau hendak membocorkan rahasia
kepada mereka ?" "Sedikit banyak harus. Maka aku mempunyai
alasan untuk membebaskan dirimu."
Berdiam beberapa saat, laki2 itu bisa terbujuk,
ia berkata : "Malam ini gerakan di bawah pimpinan Kwee
hu-huat, tapi info kami telah mendapat tahu kalau
Ciok Beng taysu telah balik kembali, karena itulah
gerakan diperlambat. Diperlambat satu jam. Kita
bergerak pada jam tiga tepat."
Yen Yu San bertanya : "Mungkinkah empat
lengcu panji berwarna dan kita semua tidak cukup
untuk menghadapi mereka?"
843 Laki2 itu menjawab: "Malam ini kita kurang
kekuatan, Lengcu Panji merah dan Lengcu panji
hijau tidak turut serta didalam gerakan ini!"
"Eh," Yen Yu San menjadi heran. "Mengapa
kedua lengcu itu tidak turut serta?"
Laki2 itu berkata: "Lengcu Panji Hijau sudah
pergi ke utara, menghadapi Datuk Utara, lengcu
panji merah juga mendapat tugas untuk
menghadapi duta barat."
"Mengapa harus mengundurkan penyerangan sampai satu jam ?"
waktu "Kita menunggu kedatangan seorang kuat
sambil menunggu reaksi obat ini," berkata Tong Jin
Gie sambil menunjuk bungkusan yang diserahkan
kepada Yen Yu San. Yen Yu San tidak perlu meragukan berita ini,
mengingat kalau laki2 berbaju hitam itu tidak tahu
kalau dirinya adalah Yen Yu San asli, dengan tidak
hadirnya lengcu panji hijau dan panji merah,
sedikit banyak tekanan kepada kelenteng Cenglian-sie agak berkurang.
Laki2 berbaju hitam Tong Jin Gie berkata lagi:
"Sudah hampir jam dua, aku harus cepat
kembali memberi laporan, lebih baik saudara Han
berusaha membebaskan diriku."
Untuk membebaskan Tong Jin Gie tidak terlalu
sulit, tapi bagaimana akibatnya kalau dua
kawannya juga diminta pulang" Bagaimana kalau
sampai terjadi Cin Siok Tin palsu dan Sim Siang
844 juga minta dibebaskan pasti rahasia pertukaran
Yen Yu San palsu akan terbongkar.
Berpikir beberapa saat, Yen Yu San berkata :
"Kalau membebaskan seseorang mungkin
mudah, kalau harus membebaskan tiga orang
sekaligus kukira sulit. Begini saja kuatur, aku
mohon kepada mereka agar bisa membebaskan
dirimu saja." "Begitu juga boleh." Tong Jin Gie harus
mengalah. "Tapi jagalah alat2 kerahasiaan kita."
"Tentu....tentu...." berkata Yen Yu San.
Sesudah itu, Yen Yu San berkata: "Mari kita
balik ketempat mereka !"
Dengan mengajak Tong Jin Gie, Yen Yu San
kembali ke ruang tengah, ia disambut oleh Put im
suthay, dan tanyanya dengan tidak sabaran : "Apa
yang dikatakannya ?"
Yen Yu San memberi keterangan :


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tong Jin Gie ini memang kawan baik,
dikatakan olehnya, jumlah orang dari partai Ngohong-bun yang datang berada dibawah pimpinan
Kwee hu-huat, jumlah mereka belasan orang. Dan
penyerangan akan dilakukan pada jam tiga tepat !"
"Eh !" Ciok-sim taysu memperlihatkan sikap
terkejut. "Tadi dikatakan jam dua malam ?"
"Penyerangan diundurkan. Kedudukan Kwee
hu-huat jauh berada diatas panji2 berwarna."
"Bagaimana kita harus mempernahkan orang
tawanan ini ?" bertanya Ciok Sim taysu.
845 Yen Yu San mengurut jenggot dan berkata :
"Dia adalah seorang utusan saja. Lebih baik
bebaskan. Dengan nama Ceng-lian-sie, mungkinkah takut kepada kurcaci2 biasa ?"
"Baiklah," Ciok Sim taysu bisa diberi mengerti.
Memandang ke arah Tong Jin Gie dan berkata:
"Siecu boleh berangkat."
Laki2 berbaju hitam Tong Jin Gie membalikkan
badan, siap meninggalkan semua orang itu.
Tiba2 terdengar Ciok Sim taysu membentak :
"Tunggu dulu !"
Tong Jin Gie terhenti, menoleh dengan
pandangan mata heran : "Apa lagi ?" ia bertanya.
Ciok Sim taysu berkata : "Kelenteng Ceng-liansie bukanlah tempat biasa yang boleh pergi dan
datang begitu saja, lebih baik siecu jalan dari pintu
depan." Laki2 berbaju hitam Tong Jin Gie berjalan
diawasi oleh beberapa orang itu.
Setelah Tong Jin Gie berlalu, Ciok Sim taysu
bertanya : "Yen tayhiap, apa lagi yang dikatakan
olehnya ?" "Ha, haa?" Yen Yu San tertawa, "Sangkanya
aku adalah samaran Yen Yu San, semua dijelaskan
kepadaku." "Siapa yang datang nanti ?" bertanya Put-im
Suthay. "Pemimpin tetap Kwee hu-huat, hanya waktunya saja yang diundurkan. Seharusnya jam
846 dua. Mengingat Ciok Beng taysu sudah balik
kembali, kini mereka menggunakan waktu
penyerangan tepat jam tiga, dibantu oleh seorang
sancu dari partai Ngo-hong-bun."
Ciok Beng taysu merangkapkan kedua tangan
menyebut nama budha dan berkata:
"Dia begitu takut kepada lolap?"
"Bagus. Hendak kulihat, bantuan siapa yang
ditonjolkan mereka?" berkata Put-im suthay.
"Kukira Sam kiongcu," Yen Yu San berkata.
"Lengcu Panji Hijau dan Lengcu Panji Merah telah
mendapat tugas lain, karena itulah, orang2 yang
datang hanya barisan lengcu Panji putih dan
lengcu panji hitam. Kukira kekuatan mereka tidak
banyak orang." "Oh....kalau begitu kekuatan kita bisa seimbang
?" kata Ciok Beng taysu.
"Pihak mereka telah bertambah seorang kuat.
Mungkin Sam kiongcu."
"Sam kiongcu, Kwee hu-huat, lengcu Panji putih
dan lengcu Panji hitam. Jumlah mereka hanya
empat orang. Kita disini juga berjumlah empat
orang. Satu lawan satu ! Tidak perlu ditakutkan."
"Ya ! Dan anak buah lengcu panji hitam dan
lengcu panji putih bisa saja kita hadapi dengan
anak buah kita sendiri."
Yen Yu San tidak sependapat dengan mereka, ia
telah melihat dengan mata sendiri, bagaimana
lihainya orang2 dari partai Ngo-hong-bun. Karena
itu ia tidak mempunyai pegangan kuat.
847 Ciok Beng taysu menengadahkan
memandang langit dan berkata :
kepala, "Waktu baru jam dua. Masih ada satu jam.
Sesudah mengetahui penyerangan mereka dilakukan pada jam tiga, lebih tidak mungkin
sekarang membikin persiapan2. Inilah pertarungan
yang menentukan, menggunakan waktu sebelum
mereka menyerang, lebih baik kita orang istirahat.
Kita bisa menggunakan waktu yang kuat."
Sesudah itu, mengebut mematikan api penerangan.
lengan bajunya, Ruangan besar itu menjadi gelap gulita, hanya
sinar rembulan dari pekarangan yang mencorot
masuk, samar2 mempetakan bayangan-bayangan
orang disana. Ciok Beng taysu sudah merapatkan kedua
mata, duduk bersila dan bersemadi.
Didalam hati Yen Yu San memuji: "Diambang
pertempuran yang menentukan, hweeshio tua ini
mempunyai ketenangan yang luar biasa. Sungguh
hebat!" Semua orang menunggu datangnya penyerangan dari partai Ngo-hong-bun, ber-siap2
dan mengatur politik pertahanan.
Berbeda dengan Ciok Beng taysu, Yen Yu San
dan Put-im suthay tidak bisa menekan gejolak hati
mereka, inilah pertempuran yang menentukan,
pertempuran yang menentukan mati hidup
mereka, pertempuran yang akan menentukan
ketenangan rimba persilatan.
848 Ampat padri berjubah hijau berdiri di ke empat
sudut, menjaga keamanan dari para pemimpin
mereka. Detik2 berlalu.... Kecuali suara angin malam yang meniup daun,
tiada terdengar suara lain. Seluruh kelenteng
Ceng-lian-sie diliputi oleh ketegangan.
Sang waktu menjelang jam tiga, seorang padri
berjubah abu2 berlari datang memasuki ruangan
itu. Tidak menunggu sampai si padri memberi
laporan, Ciok-sim taysu bertanya: "Apa melihat
gerakan musuh?" "Hongtiang," berkata padri itu. "Dari laporan
kelenteng terdepan, di bawah gunung telah
terdapat serombongan orang2 berbaju hitam, dan
lain rombongan berbaju putih."
"Berapa jumlah mereka ?" bertanya Ciok Sim
taysu. "Untuk sementara belum jelas," lapor padri itu.
"Selidiki lagi." perintah Ciok-sim taysu, "selidiki
berapa jumlah orang yang datang."
"Baik." padri itu mengundurkan diri.
Put-im suthay juga turut bicara, memandang
Ciok-sim taysu dan bertanya: "Mereka sudah
datang?" "Masih taysu. dibawah gunung." Jawab Ciok-sim 849 Hening lagi untuk beberapa waktu.
Tidak seberapa lama, padri yang tadi tampil
kembali, tentu mendapat berita baru, langsung
menghampiri Ciok-sim taysu membungkukkan
badan dan memberi laporan:
"Hongtiang, dua rombongan dari penyerang telah berada didepan kelenteng."
pihak "Berapa jumlah mereka?"
"Empat puluh delapan orang."
"Bagaimana gerakannya ?"
"Masing2 memecah diri. Satu diutara, dan satu
diselatan. Mereka berbaris rapi, diam dan tegak2,
tidak bergerak." "Sebelum mereka bergerak, kita juga jangan
bergerak lebih dahulu." memberi perintah Ciok Sim
taysu. "Awas2i saja mereka."
"Baik." pelapor itu menjalankan tugas dan
mengundurkan diri. Put-im-suthay berkata : "Mungkin Sam-kiongcu
mereka belum tiba." Dengan tertawa Yen Yu San berkata : "Sekarang
belum jam tiga." Yang paling tidak sabaran adalah Put-im
suthay, sesudah itu Yen Yu San dan Ciok Sim
taysu. Kecuali ketiga tokoh silat tadi, Ciok Beng
taysu masih tetap bersemadi. Se-olah2 ketegangan2 itu tidak ada sangkut pautnya sama
sekali dengan dirinya. 850 Diluar kelenteng Ceng-lian-sie lampu2 telah
dipadamkan keadaan gelap gulita.
Dibelakang balik2 pohon, telah berbaris dua
rombongan, dua puluh empat orang berbaju hitam
dengan kerudung tutup muka berwarna hitam.
Dilain bagian ada duapuluh empat orang berbaju
putih dengan seragam kerudung putih. Mereka
adalah barisan lengcu panji putih.
Tidak jauh dari barisan mereka masing2 berdiri
sang pemimpin, itulah lengcu Panji Hitam dan
lengcu Panji Putih. *** Bab 53 KEDATANGAN kedua rombonga itu membuat
suasana mendadak panas, keadaan agak panik.
Hati para padri yang menyaksikan serangan
hendak disiapkan mulai ber-debar2, siap menantikan pertumpahan darah.
Para padri Ceng-lian-sie menunggu seranganserangan dari orang2 berseragam putih dan
berseragam hitam itu, tapi dua rombongan tadi
telah memecah diri, tidak bergerak, mereka
menunggu kedatangannya Sam-kiongcu, pemimpin
mereka. Kedua belah menunggu ! pihak menunggu, masing2 Yang akan menentukan situasi itu adalah Samkiongcu !
851 Tong......Tong......Tong...
Kentongan malam tiga kali dipukul, akhirnya
keteganganpun memecah. Sam-kiongcu akhirnya tiba, entah bagaimana
caranya, mendadak saja disana telah bertambah
seorang bertopeng perunggu, topeng itu berhidung
lancip, bermata besar, topeng yang sangat
menyeramkan. Itulah tokoh misterius Ngo-hongbun !
Rombongan panji hitam dan
menyongsong kedatangan mereka.
panji putih Sam-kiongcu tidak datang seorang diri, tak jauh
dibelakangnya berlerot empat dayang perempuan,
masing2 dua dikanan dan dikiri.
Kecuali keempat dayang perempuan itu turut
juga seorang kakek tua berpakaian putih,
hidungnya bengkong, inilah Kwee hu-huat.
Sam-kiongcu memandang kepada orang2nya,
mendekati lengcu panji hitam dan berkata
beberapa patah kata. Lengcu panji hitam membungkukkan badan, ia
mengundurkan diri, kini ia berdiri menghadapi
kelenteng Ceng-lian-sie, mulutnya dipentang dan
berkoar: "Dengar ! Seluruh orang2 Ceng-lian-sie diminta
perhatian ! Kepada seluruh penghuni Ceng-lian-sie.
Pemimpin kami tiba, segera suruh Ciok Beng dan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ciok-sim keluar membuat penyambutan."
Suaranya lengcu panji hitam berkumandang
lama. 852 Diruang besar, Ciok Beng taysu membuka
kedua matanya memandang ketiga jago lain
berkata kepada mereka: "Mari kita menyambut
penyerangan-penyerangan itu."
Ciok Beng taysu, Ciok-sim taysu, Yen Yu San
dan Put-im suthay meninggalkan ruangan, mereka
siap menghadapi penyerang-penyerang dari partai
Ngo-hong-bun. Keempat mereka. padri berjubah hijau mengiring Tiba didepan kelenteng, memandang ke arah
rombongan2 penyerang, Ciok Beng taysu berkata:
"Siapa yang bernama Kwee-hu-huat ?"
Kwee-hu-huat tampil kedepan, menudingkan
jari ke arah Ciok Beng taysu, kakek tua itu
membentak: "Siapa yang menjadi pemimpin
kelenteng Ceng-lian-sie?"
Ciok-sim taysu tampil kedepan, memberi hormat
dan berkata : "Omitohud. Lolap Ciok sim, bagaimana sebutan
Siecu yang mulia ?" "Huh !" Kwee hu-huat mengeluarkan dengusan
dari hidung. "Sesudah berada didepan Samkiongcu kami, mengapa tidak menunjuk hormat ?"
"Apa maksud kalian mendatangi kelenteng
Ceng-lian-sie dimalam buta?" tanya Ciok-sim
taysu. "Kalian semua memang mencari penyakit
sendiri." berkata Kwee hu-huat. "Kematian sudah
853 berada diambang mata, tapi tiada satupun yang
bertekuk lutut." "Manusia gila !" tiba2 Put-im suthay tampil
kedepan, sreet, ia mengeluarkan pedangnya, diacung2kannya
kearah Kwee hu-huat dan membentak. "Kakek bangkotan, sekali lagi kau
mengucapkan seperti itu biar kutabas dahulu
batang lehermu." Tiba2 terdengar suara Sam-kiongcu : "Eh, dari
mana munculnya orang yang berani berkoar
seperti ini dihadapanku ?"
Kwee hu-huat memberi laporan : "Dia adalah
ketua Ciok-cuk-am, Put-im suthay."
"Tangkap !" Sam-kiongcu memberi perintah.
Kwee hu-huat segera menoleh ke arah lengcu
panji hitam, dan ia berkata:
"Lengcu Panji Hitam, kau mendapat kesempatan
pahala pertama." Lengcu Panji Hitam tampil kedepan menghadapi
Put-im suthay dan berkata: "Nikouw tua, mau
nyerah begitu saja" Atau harus diringkus dengan
kekerasan?" Memandang ke arah lengcu Panji Hitam,
sepasang mata Put-im suthay ber-kilat2, ia
berteriak: "Kau inikah lengcu Panji Hitam?"
"Tidak salah." berkata lengcu Panji Hitam.
"Sesudah mengetahui usulku, menunggu apa lagi,
atau masih hendak memberi perlawanan ?"
854 Tanpa gemetar sama sekali, Put-im suthay
membentak: "Aku mempunyai seorang murid yang bernama
Yen Siu Lan, dia sudah mati. Tidak diketahui siapa
yang membunuh dirinya. Tapi ada yang mengatakan ia mati dibawah tanganmu, betulkah
ada kejadian yang seperti itu ?"
"Eh, dari mana kau tahu ?" berkata lengcu Panji
Hitam. "Apa masih mau disangkal ?" bentak Put-im
suthay. "Betul. Muridmu itu mati dibawah tanganku.
Mau apa?" "Kau harus ganti jiwa muridku dengan jiwamu !"
bentak Put-im suthay. Berbareng pedangnya
disabetkan, tanpa perduli kalau lawan itu belum
siap sedia, tidak menggunakan peraturanperaturan rimba persilatan, Put-im suthay
menyerang dan membacok kearah leher lengcu
Panji hitam, gerakannya sangat hebat dan cepat,
gesit laksana kilat. Lengcu Panji Hitam juga bukan orang biasa,
secepat itu tubuhnya mundur kebelakang, maka
pedangpun keluar dari serangkanya, dilintangkan
didepan, trang.........membentur serangan lawan.
Sesudah itu, dengan dingin ia berkata:
"Jangan sok jago! Sinar matahari pagi
menyingsing, kalian segera menjadi bangkai, satu
persatu berjatuhan di tanah, dan orang pertama
yang menjadi sasaran utama adalah dirimu."
855 Put-im suthay pernah malang melintang dirimba
persilatan selama puluhan tahun, jarang sekali
mendapat tandingan, belum lama dipermainkan
oleh Kang Han Cing, tapi muncul pula seorang
panji hitam, ia memiliki ilmu kekuatan yang tidak
berada dibawah dirinya, benturan tadi membuat ia
termundur sedikit, betul2 ia harus memuji
kekuatan lawan. Tapi adatnya agak berangasan,
tanpa banyak bicara ia mengayunkan pedang tadi
dan menyabetnya pula. Kini mengarah pundak
lawan. Trangggg.... Terjadi lagi benturan yang kedua, kali ini lengcu
Panji hitam terdorong satu langkah.
Hawa pembunuhan telah meliputi Put-im
suthay, tidak memberi kesempatan kepada orang
setapak, beruntun sampai lima kali menyerang
kearah lengcu panji Hitam.
Cahaya pedang telah mengurung di sekitar
tubuh lengcu Panji Hitam, ber-kilat2 dan
berkilauan. Inilah ilmu pedang Ngo-bie-pay yang
ternama ! Sejurus demi sejurus lengcu
melayani serangan2 Put-im suthay.
Panji Hitam Ini waktu, Hakim bermuka merah Yen Yu San
mengurut jenggot menggunakan suara gelombang
tekanan tinggi, ia mendekati Ciok Beng Taysu,
berkata: 856 "Taysu, awas kepada orang yang bernama Kwee
hu-huat itu, aku akan menghadapi lengcu Panji
putih." Kecuali Ciok Beng taysu, tidak ada orang lain
yang tahu kalau Yen Yu San itu berbicara
kepadanya. Ciok Beng taysu bisa memahami keadaan dan
maksud tujuan Yen Yu San, ia menganggukkan
kepala suatu tanda mengerti, juga menggunakan
suara tekanan tinggi menjawab: "Yen tayhiap harus
ber-hati2." Dengan langkah lebar, Yen Yu San tampil
kedepan, langsung menghadapi lengcu panji putih,
memberi hormat dan berkata :
"Lengcu Panji putih, dunia ini terlalu sempit
bagi kita, baru kemarin malam bertemu dipuncak
Tay-biao-hong, tidak disangka, malam ini kita
berjumpa kembali." Lengcu Panji putih tertegun, pikirnya: "Apa
maksud tujuan Han Sie Yong yang seperti ini "
Wah ! Tentu ada laporan penting !"
Pikirannya bekerja cepat, segera ia berkata
kepada Kwee hu-huat dengan suara perlahan.
"Han Sie Yong menantang perang, tentu ada
berita baru." "Ajaklah ke tempat yang agak sepi." Kwee-huhuat memberi perintah.
Lengcu Panji putih menganggukkan kepala. Han
Sie Yong adalah anak buahnya, dengan rencana
memalsukan Yen Yu San dan menghancurkan
857 Ceng-lian-sie dan Ciok-cuk-am, kini Yen Yu San
maju kedepan, ia tidak tahu kalau Yen Yu San itu
masih berupa Yen Yu San asli, sangkanya adalah
samaran Han Sie Yong Yen Yu San palsu, maka ia
tampil ke depan memberi hormat dan berkata: "Yen
tayhiap hendak menjajal ilmu kepandaian."
Dengan suara lantang Yen Yu San berkata: "Apa
lengcu tahu sedang berhadapan dengan siapa?"
Sekali lagi lengcu panji putih termekmek, apa
pula maksud kata2 yang seperti ini" Ia belum bisa
menduga tepat, karena itu menjawab dengan
sekenanya. "Menurut berita orang, Yen tayhiap pernah
mendapat didikan dari Siauw-lim pay, apa betul ?"
"Ha, ha....." Yen Yu San tertawa. "Tepat ! Karena
itulah dalam keadaan yang terdesak seperti ini,
aku tidak bisa berpeluk tangan membiarkan
Siauw-lim-pai dirundung kemalangan. Ceng-liansie termasuk salah satu cabang Siauw-lim-pai,
masakan aku bisa duduk saja" Semalam, aku
sebagai wakil benteng Penganungan Jaya membuat
janji perdamaian dengan partai Ngo-hong-bun,
masing2 tidak akan menyerang tapi......"
*** Bab 54 LENGCU Panji Putih berkerut alis, ia bertanya :
"Mengapa ?" 858 "Langkah di hari ini tidak ada sangkut pautnya
dengan benteng Penganungan Jaya. Benteng
Penganungan Jaya bisa berdamai dengan partai
Ngo-hong-bun, tapi Ceng-lian-sie berada di dalam
kesusahan maka atas nama pribadi, aku Yen Yu
San harus membela Ceng-lian-sie ! Tidak ada
hubungan dengan benteng Penganungan Jaya,
bisakah Lengcu menyelami kesulitanku ?""
"Oh !" lengcu panji putih meng-angguk2kan
kepala, "Kami bisa memaklumi kesulitan Yen
tayhiap. Karena sifat pertempuran ini bersifat
prive, dan tidak ada hubungan dengan benteng
penganungan jaya." "Itulah ! Yen Yu San datang untuk membela
Ceng-lian-sie, apa boleh buat harus meminta
pelajaran silat dari lengcu."
Hati lengcu baju putih bergumam:
"Betul juga ia menyamar sebagai Yen Yu San,
didalam keadaan seperti ini ia wajib membantu
Ceng-lian sie. Harus juga bertempur dalam
beberapa jurus." Sambil menganggukan kepala lengcu panji putih
berkata : "Apa Yen tayhiap tidak salah memilih
lawan ?" "Kukira tidak." berkata Yen Yu San.
"Baiklah." berkata lengcu panji Putih, "Kami
selalu siap menerima tantangan yang datangnya
dari manapun juga. Bagaimana Yen tayhiap
hendak bertanding?" 859 "Menurut pendapatku, salah satu dari kita
harus mendapat ketentuan."
"Silahkan !" berkata lengcu Panji Putih.
"Tempat disini terlalu sempit, bisa mengganggu
usaha banyak orang. Bagaimana kalau kita
mencari tempat yang agak luas " Biar bisa
bergerak lebih leluasa."
Lagi2 lengcu panji putih salah menerima, ia
bergumam : "Betul saja ! Ia hendak mengucapkan
sesuatu yang amat penting !"
Karena itu lengcu panji putih memandang ke
tempat disekitar mana mereka berada, menuju ke
arah pelataran timur yang agak luar, ia berkata :
"Disana saja kita bertanding ! Setuju ?"
Yen Yu San tidak banyak bicara, ia sudah
lompat dan menuju kearah tempat yang ditunjuk.
tempat itu agak jauh dengan tempat jalannya
pertempuran. Lengcu Panji putih mengikuti ke belakangnya.
Di suatu tempat yang terpisah Yen Yu San
berkata geram : "Silahkan lengcu mengeluarkan
senjata !" Dari lubang tutup kerudungnya, sepasang sinar
mata lengcu panji putih memancarkan cahaya
berkelebatan, ia berkata dengan suara perlahan :
"Lekas katakan, ada perobahan apa yang terjadi?"
Yen Yu San berkata, "Lengcu, keluarkan
senjata.

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil bertempur, kita banyak mempunyai kesempatan bicara."
860 Lengcu panji putih tidak menduga sesuatu, ia
mengeluarkan pedang. Yen Yu San mengacungkan senjata menyerang
ke arah lengcu panji putih. Teriaknya keras : "Awas
serangan !" Lengcu Panji Putih mengelak serangan itu,
mendekati Yen Yu San dan berkata perlahan :
"Nah! Apa ada perobahan baru ?"
"Menyeranglah," berkata Yen Yu San, "Agar
tidak dicurigai orang."
Mau tak mau lengcu Panji Putih mengangkat
pedang, kini ia menyerang kearah Yen Yu San.
Caranya menyerang itu tentu bukan secara
menyerang sungguh2, seenaknya saja ia menusukkan pedang. Sangkanya Yen Yu San ini
adalah samaran Han Sie Yong. Maka ia tidak
menduga sesuatu yang baik.
Lain Lengcu panji putih, lain pula maksud Yen
Yu San. Begitu serangan itu datang, ia menangkis
keras. Traannggg.... Terdengar suara benturan pedang, lengcu Panji
Putih kesemutan, hampir saja senjata itu terlepas,
kalau ia tidak buru2 memperkokoh pegangannya.
Tidak memberi kesempatan lagi, Yen Yu San
membentak keras: "Nah ! Terima seranganku."
Membayangi gerakannya, lagi2 Yen Yu San
menyerang, menusuk ke arah tenggorokan.
861 Berbeda dengan serangan lengcu panji putih
yang berupa serangan main2, serangan Yen Yu San
adalah serangan maut. Betul-betul bisa menjatuhkan lawan. Sreeeet...sreeet....sreeet... lagi-lagi ia menyerang
tiga kali. Hati lengcu Panji putih tercekat, ia menerima
serangan2 itu, menangkis dengan gelagapan.
"Hei !!" Ia berteriak kaget.
Yen Yu San bertarung sungguh2, tenaganya
dikerahkan penuh mengemplang ke arah lengcu
panji putih. Lengcu Panji putih menangkis datangnya
serangan itu, trang.....tergentar keras, menatap
Yen Yu San, ia berteriak : "Kau ?"?"!!!"
Dengan tertawa kecil Yen Yu San berkata
perlahan : "Kalau kita tidak bertempur secara sungguh,
bagaimana bisa menipu mata mereka ?"
"Mengapa takut ?" berkata lengcu panji putih.
"Hari ini tidak seorangpun yang bisa hidup lagi."
Yen Yu San mengirim satu serangan, dan
mendekati lengcu panji putih, dengan perlahan
berkata: "Lengcu, sesudah menyuruh orang
menyamar membuat Cin Siok Tin palsu, mengapa
tidak memberi tahu kepadaku ?"
Lengcu Panji Putih terkejut, membelalakan
mata, katanya: "Bagaimana kau tahu ?"
862 Rencana Partai Ngo-hong-bun memang hebat.
Rencananya adalah memalsukan Yen Yu San
palsu, juga memalsukan Cin Siok Tin palsu, tapi
tidak saling memberi tahu, hal ini mengingat
pentingnya rahasia mereka, menjaga sesuatu yang
terjadi diluar dugaan. Dimisalkan salah satu dari
mata-mata yang diselundupkan itu berkhianat,
masih ada seorang lagi yang mengawasinya. Betul2
hebat. "Bagaimana kau tahu kalau Cin Siok Tin itu Cin
Siok Tin palsu ?" bertanya lagi Lengcu Panji Putih.
Yen Yu San berkata: "Penyamarannya kurang
sempurna, mengalami kegagalan."
"Bagaimana bisa gagal ?" bertanya lengcu panji
putih. Yen Yu San berkata : "Asal mula kejadian dari
murid Liauw-in nikauw, ia kebobolan. Dipaksa oleh
Put-im suthay, maka menceritakan penyamarannya. Itu waktu Duta Keliling bersiap
sedia melepas burung merpati, memberi tahu,
meminta bantuan, tapi gagal pula"."
"Bagaimana keadaannya?" bertanya lengcu panji
putih. "Sudah kubunuh mati !" berkata Yen Yu San.
Lengcu Panji putih semakin membantingkan kaki membentak :
marah, "Duta keliling adalah orang kepercayaan Sam
kiongcu, mendapat tugas menyamar Cin Siok Tin
memimpin seluruh mata2 yang berada ditempat
ini, kau juga berada di bawah kekuasaannya,
863 mengapa....mengapa kau membunuh dirinya,
berapa cadangan jiwa yang kau miliki berani
membunuh orang begitu saja?"
Yen Yu San berkata : "Put-im suthay bukan seorang yang mudah
dikelabui, kalau tidak kubunuh, bisa berantakan
semua rencana kita."
"Gila ! Gila !" mengoceh lengcu panji putih. "Aku
tidak bisa mengambil keputusan, hayo ikut aku
menemui Kwee hu-huat, biar dia yang mengambil
putusan." Dengan suara perlahan Yen Yu San berkata :
"Malam ini kelenteng Ceng-lian-sie mendapat
dukungan dari jago kuat, keadaan kita sangat
lemah, kalau begitu saja aku turut pada lengcu,
mungkin bisa menimbulkan kecurigaan mereka."
"Siapa yang mendukung kelenteng Ceng-liansie?" bertanya lengcu Panji Putih.
Yen Yu San berkata : "Kurang jelas. Menurut
logat suara Ciok Beng taysu, pendukung
dibelakang layar ini mempunyai ilmu silat hebat.
Kita harus waspada."
"Rencanamu bagaimana?"
Yen Yu San berkata : "Boleh saja kalau lengcu
ber-pura2 kalah, dan memberi kesempatan kepada
Kwee hu-huat agar menempur diriku. Demikianlah
seperti kita begini, sambil bertempur sambil cerita,
akan kulaporkan segala kejadian yang lebih
terperinci kepadanya."
864 Berpikir beberapa saat, lengcu panji putih bisa
menyetujui usul itu, melintangkan pedang,
menangkis, memutar satu lingkaran dan akhirnya
mengundurkan diri. Terus menerus Yen Yu San membentak dan
menyerang panji putih. Lengcu Panji Putih mundur secara sengaja, Yen
Yu San menyerang secara hebat tentu saja lengcu
panji putih terdesak dijepit.
Menerima serangan itu beberapa kali, akhirnya
Lengcu Panji Putih berteriak: "Hei kau bukan Han
Sie Yong !" "Aku Yen Yu San." berkata Yen Yu San tertawa.
"Ya. Bukan Yen Yu San yang palsu."
"Tentu saja bukan Yen Yu San palsu."
Dan pertempuran dilangsungkan, kali ini betulbetul pertarungan sengit.
Dilain gelanggang, Put-im suthay masih
menempur lengcu panji hitam, masing-masing
mengeluarkan ilmu kepandaiannya, pertempuran
berlangsung lebih dari tigaratus jurus, belum ada
tanda2 siapa yang akan keluar sebagai pemenang.
Orang bertopeng perunggu hijau memperhatikan jalannya pertempuran itu, melihat
waktu dan menoleh kearah Kwee-hu-huat.
Inilah suatu tanda, dan Kwee-hu-huat mengeluarkan teriakan panjang: "Serang !!"
Maka orang2 partai Ngo-hong-bun mulai
berlompatan keluar dari tempat persembunyian
865 mereka, mengurung ke arah kelenteng Ceng-liansie.
Ciok Beng taysu sudah siap sedia, memberi
komando kepada para hweeshio dan berkata :
"Siapkan barisan Lo-han-tin !"
*** Bab 55 BARISAN Lo han-tin adalah salah satu nama
dari barisan Siauw-lim-pay yang terkenal, terbagi
menjadi barisan Lo-han-tin besar dan barisan lohan-tin kecil. Barisan Lo-han-tin besar digerakkan
oleh seratus delapan orang, dan barisan Lo-han-tin
kecil digerakkan oleh delapan belas orang. Menurut
keadaan dan kondisi masing2 siap untuk
melakukan penyerangan menghadapi serangan
musuh. Dalam pertempuran ini jumlah mereka
sangat terbatas, maka menggunakan barisan Lohan-tin kecil.
Mulai terjadi perang besar2an ! Ciok Sim taysu
langsung berhadapan dengan Kwee hu-huat, Kwee
hu-huat menyodok, menyerang Ciok Sim taysu dan
membentak : "Serahkan jiwamu !"
Kali ini, Kwee hu-huat menggunakan gembolan
besi, gembolan itu bercahaya terang, membuat
Ciok Sim taysu terkejut, mengenali benda tadi, ia
bisa menduga asal usul Kwee hu-huat, segera ia
berteriak : "Aaaa..siecu adalah"."
866 Sebelum Ciok Sim taysu bisa menyebut nama
Kwee hu-huat, tiba2 satu gulungan bergulung2
datang, melewati barisan Lo-han-tin, meliwati
orang2 partai Ngo hong-bun, menerjang kearah
rombongan menangkap gembolan Kwee hu-huat.
Orang itu tertawa ringan dan berkata : "Benda
ini banyak permainannya, lebih baik jangan
digunakan." Ternyata senjata Kwee hu-huat adalah senjata
istimewa yang bisa menyemburkan racun dan bisa
mengeluarkan senjata rahasia.
Terkejutnya Kwee hu-huat tidak kepalang,
disaat ia memperhatikan orang tersebut gulungan
hijau itu sudah meluncur lagi membuang
senjatanya. Kemarahannya membentak : Kwee hu-huat me-luap2, ia "Manusia kurang ajar, jangan lari !" Dan dia
mengejar gumpalan bayangan hijau tadi, meninggalkan Ciok Sim taysu.
Dua bayangan saling ber-gulung2 saling kejar,
yang didepan adalah orang yang baru datang, Kwee
hu-huat mengejar dibelakangnya.
Orang yang baru datang itu mempunyai
kecepatan yang luar biasa, tiada tara, sebentar
kemudian sudah berkeliling satu lingkaran dan
mendatangi ke arah gelanggang arena pertempuran
yang terjadi diantara lengcu Panji hitam dan Putim suthay, tidak hentinya orang itu berteriak:
"Awas....awas.....!"
867 Pertarungan yang terjadi antara Put-im suthay
dan lengcu panji hitam sudah sampai pada detik2
yang sangat menentukan, lengcu Panji hitam
mempunyai permainan ilmu pedang yang luar
biasa, aneh diluar dugaan, galak dan sengit. Putim suthay agak terdesak.
Betul2 hari naas bagi Put-im suthay, walau
mempunyai pengalaman yang luar biasa, ia tidak
bisa menduga dari mana aliran ilmu pedang yang
dimainkan oleh lengcu Panji hitam ini, karena itu
ia tidak mempunyai daya untuk menangkis.
Disaat ini, orang berbaju hijau itu sudah berlari
datang, langsung menerjang diantara kedua jago


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang sedang bertempur. Lengcu Panji Hitam menggencar dengan
serangan2 yang mematikan, tiba2 mendapat
terjangan baru, ia tersentak kaget. Belum
mengetahui apa yang terjadi, tiba2 saja pedangnya
sudah direbut orang, cepat2 dia lompat ke
belakang, menjauhi dan mengelakan serangan2
yang berikutnya. Saat itu, pada waktu saat yang hampir
bersamaan, terdengar suara dua pedang beradu,
trang...........ternyata orang yang baru merebut
pedang lengcu Panji Hitam itu sudah menggunakan senjata tadi menangkis serangan
Put-im suthay. Hal ini sudah wajib terjadi, mengingat cepatnya
perubahan situasi, Put-im-suthay tidak menyangka
kalau ada orang yang berani menyelak diantara
kedua jago yang sedang sengit bertempur, maka ia
868 masih menyerang ke arah lengcu Panji Hitam, dan
disaat itu lenyap bayangan orang, digantikan oleh
segumpalan uap hijau. Orang berbaju hijau ini berhasil merebut pedang
lengcu Panji Hitam, berhasil menangkis pedang
Put-im suthay, ia bergerak lebih cepat lagi.
wingg.....tubuhnya melejit, tanpa menghentikan
geraknya, ia meluncur kearah arena pertempuran
lain. Itulah gelanggang pertempuran yang terjadi
diantara si hakim bermuka merah Yen Yu San
yang masih menempur lengcu panji putih.
Yen Yu San menang dengan kekuatannya yang
tebal, pengalamannya yang luas, tapi lengcu panji
putih memiliki ilmu pedang yang luar biasa,
mereka telah bertempur lebih dari tiga ratus jurus.
Mulut orang berbaju hijau masih
henti2nya berteriak : "Awas! .... Awas!......"
tidak Bayangannya pun tiba, lagi-lagi ia menerjang
kedua jago yang masih sengit bertempur itu.
Trang...trang...memukul dua pedang, mendesak
lengcu panji putih, dan menyingkirkan Yen Yu San.
Maksudnya adalah mengacau situasi, menghentikan pertempuran2, tanpa berhenti,
orang berbaju hijau ini berganti haluan, dari
selatan ke tenggara, dan menuju kearah utara,
berputar terus dan masuk ke arah kelenteng Cenglian-sie.
Dibelakang orang berbaju hijau, masih mengejar
Kwee hu-huat, ia masih sakit hati dan penasaran,
ia membentak: "Mau lari kemana ?"
869 Orang berbaju hijau itu menghentikan langkahnya, semua terpeta wajah seorang pemuda
yang tampan, dia menggunakan kerudung tipis
yang berwarna hijau, kini ia melempar pedang
rebutan, ditujukan ke arah Kwee hu-huat, dan
berkata: "Terima pedangmu !"
Kemudian ia berbalik badan lagi dan masuk
kedalam kelenteng Ceng-lian-sie.
Lemparan pedang orang berbaju hijau itu
berakibat panjang, bagaikan bianglala putih,
meluncur kearah Kwee hu-huat, tidak tara dan
tanpa bisa ditangkis, pedangnya hendak memantek
Kwee hu-huat di tempat. Orang berkedok perunggu menyeramkan Samkiongcu cepat lompat maju menyentil tangan,
trang.....pedang itu meleset kesamping, dengan
cara demikianlah Kwee hu-huat terhindar dari
mara bahaya. Disaat yang sama Ciok Beng taysu tampil
kedepan, maka ia berhadap2an dengan Samkiongcu.
(Bersambung 16) *** Jilid 16 SAM-KIONGCU menoleh kepala, menghadapi
Ciok Beng Taysu, dari topeng perunggunya,
sepasang mata yang bening berkilauan 870 memantulkan cahaya tajamnya yang sangat dingin.
Hati Ciok Beng Taysu tercekat, pikirnya :
"Tentunya orang ini bernama Sam-kiongcu."
Terdengar Sam kiongcu berkata : "Tentunya kau
yang bernama Ciok Beng taysu bukan ?"
"Omitohud." Ciok Beng Taysu merangkap kedua
tangan. "Lolap Ciok Beng dari bagian Lo-han-tong
Siauw-lim sie." Kejadian2 yang kita tuturkan diatas tadi
berlangsung pada detik2 yang saling susul,
pertempuran lengcu Panji hitam dan Put-im
Suthay terhenti. Pertarungan Lengcu Panji putih
dan Yen Yu San juga terbengkalai, masing2
mengundurkan diri dipihaknya, menantikan perkembangan berikut yang terjadi.
Sam kiongcu menghadapi Ciok Beng Taysu,
dengan dingin ia berkata :
"Oho ! Pantas saja kalian tidak takut kepada
partai Ngo hong bun, ternyata mendapat backing
kuat, heh " Hoi ! Tianglo Siauw lim pay dari mana
yang membantu kalian ?"
Ciok Beng Taysu ter-mangu2 ditempat.
Sam kiongcu berkata : "Hei ! Siapa orang itu ?"
Ciok Beng Taysu menoleh kearah lenyapnya
bayangan hijau, terlalu gesit gerakannya, terlalu
cepat, maka wajah orang tersebut tidak bisa dilihat
jelas, hanya tampak bayangan gulungan hijau yang
saling gelinding, yang lari kian kemari, kemudian
lenyap didalam kelenteng Ceng lian sie, ternyata
Sam kiongcu menanyakan asal usulnya orang
871 tersebut, karena itulah Ciok Beng Taysu
menggelengkan kepala dan berkata : "Lolap sendiri
juga tidak tahu." Dengan dingin Sam kiongcu berkata :
"Enak saja lepas tangan begitu, hee " Dia masuk
kedalam kelenteng, bagaimana kau tidak tahu ?"
"Betul2 lolap tidak tahu." Berkata Ciok Beng
Taysu. Walau pertempuran diantara pimpinan2 partai
Ngo hong bun dan klik Ceng lian sie sudah
terhenti, anak buah partai Ngo hong bun masih
mengadakan penyerangan2, ini waktu Sam
kiongcu mengulapkan tangan.
Seorang pelayan berbaju hijau mengetok
sesuatu. Itulah tanda penghentian bertempur.
Maka orang2 dari partai Ngo hong bun yang
menyerang barisan Lo han tin mengundurkan diri.
Disaat ini, Sam kiongcu berkata lagi :
"Hayo ! Panggil orang itu keluar, hendak kulihat
bagaimana bentuk cecongornya."
Sebelum Ciok Beng Taysu bisa menjawab
tantangan tadi, terdengar satu suara yang lantang,
dan orang itu berkata : "He, hei".Cecongorku
berada di tempat ini."
Suatu bayangan meluncur turun dari sebuah
pohon yang tidak jauh dari tempat mereka, itulah
bayangan si orang baju hijau, bayangan seorang
pemuda yang cakep ganteng, berdiri didepan Sam
kiongcu. 872 Bukan Sam-kiongcu saja yang terkejut, Ciok
Beng Taysu juga tercekat, pemuda ini memiliki
ilmu yang luar biasa, tanpa bisa disadari oleh
semua orang dia masuk kelenteng dan keluar lagi,
bersembunyi di atas pohon yang tidak jauh dari
tempat mereka berada itu.
Ciok Beng Taysu pernah mendengar cerita dari
Yen Yu San, segera ia menduga kepada Lie Siauw
San. Sam-kiongcu menghadapi orang tersebut dan
bertanya : "Bagaimana sebutan tuan ?"
Pemuda berbaju hijau memberi hormat, ia
berkata : "Haa ! Kau tidak kenal kepadaku, tapi aku kenal
baik kepadamu, dibalik topeng perunggu yang
menakutkan itu tentunya terdapat satu wajah yang
menarik, Sam-kiongcu, betul seorang ajaib.
Selamat bertemu !" Lagi2 kata2 yang mengejutkan Sam kiongcu,
tapi dia berhasil menenangkan gejolak hatinya,
berdengus dan membentak : "Manusia congkak,
buka tutup kerudungmu itu."
Ternyata pemuda berbaju menggunakan tutup kerudung.
hijau masih Sebagai jawaban dengan suara yang tidak kalah
congkaknya pemuda berbaju hijau berkata:
"Orang2 dari golongan kalian menggunakan tutup
kerudung mukanya. Dan kau, Sam kiongcu juga
menggunakan topeng perunggu, apa salahnya
kalau mengikuti jejak kalian, tutup kerudung
873 seperti ini mengapa harus dibuka, aku tidak
memaksa kau membuka topeng perunggu yang
menakutkan itu. Mengapa kau harus memaksa
orang membuka tutup kerudung muka " Apa tidak
keterlaluan ?" Dengan dingin Sam kiongcu bertanya : "Hei,
orang yang menghentikan pertempuran tadi, telah
masuk kedalam kelenteng, tentunya dirimu ?"
Pemuda berbaju hijau balik bertanya : "Apa
Sam-kiongcu masih kurang yakin ?"
Sepasang sinar mata Sam-kiongcu memancarkan sinar mata pembunuhan, ia berkata
: "Bah ! Belum pernah ada orang berani
mengucapkan kata2 ini kepadaku."
"Ha ! Ha"." Orang itu tertawa. "Ternyata
kejadian itu sudah terjadi !"
"Kau hendak membela kelenteng Ceng-lian sie ?"
Bertanya Sam kiongcu. "Setiap orang wajib membela keadilan dan
kebenaran !" Jawab si baju hijau.
"Baik," berkata Sam
kusingkirkan dahulu."
kiongcu, "Biar kau Tressss".. jari Sam kiongcu terangkat sedikit,
dari sana meluncur uap yang tidak terlihat
menusuk ke arah si pemuda berbaju hijau.
Pemuda berbaju hijau tidak mengelak datangnya serangan, tampak ia berdiri tegak, tiba2
bajunya bergelembung, itulah kekuatan tenaga
dalam dan ia menerima serangan dari jarak jauh
tadi. 874 Maka patah pula serangan Sam kiongcu. Hal
tadi membuat Ciok Beng Taysu yang menyaksikan
jalannya pertandingan terkejut, ia bergumam :
"Umur Lie Siauw San ini masih muda, ternyata
ia sudah memiliki tenaga murni yang bisa
mengekang dirinya." "Bah !" Terdengar suara dengusan Sam kiongcu.
"Pantas saja kau mempunyai kecongkakan luar
biasa, ternyata kau berisi juga, hanya ilmu
kepandaian yang seperti ini, berani menantang
partai Ngo hong bun" Hayo keluarkan pedangmu,
berani kau bertanding ilmu pedang ?"
"Seorang yang berani datang ke tempat ini tentu
berani menanggung segala akibatnya." Berkata si
pemuda berbaju hijau. "Mendapat penghormatan
Sam-kiongcu, betul2 aku menjadi gembira,
sebetulnya, ada sesuatu yang hendak kukatakan."
"Apa yang hendak kau katakan ?" Bertanya


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sam-kiongcu. "Aku Lie Siauw San".."
"Buka kiongcu. tutup kerudungmu !" Bentak Sam Kali ini Lie Siauw San tidak menolak, per-lahan2
ia membuka tutup kerudung mukanya, tampak
seorang pemuda yang cakap dan ganteng.
"Lie Siauw San !" Bentak Sam kiongcu.
"Berulang kali kau mengganggu usaha kami, apa
kau sudah bosan hidup ?"
"Sam-kiongcu, semua orang ditakdirkan untuk
hidup. Kita wajib menerima berkah-berkah ini.
875 Tapi hidup tanpa perdamaian bukanlah hidup yang
kita harapkan." "Hanya inikah obrolanmu ?"
"Sabar, biar bagaimana, perdamaian itu lebih
abadi dari pada peperangan"."
"Oh ! Hendak menjadi juru damai, kau takut
menghadapi pertempuran " Menerima tantanganku
?" "Huh !" Lie Siauw San berdengus. "Orang yang
cinta damai bukan berarti takut kepada kekerasan,
maksudku alangkah baiknya kalau kita mengadakan pertukaran tawanan perang?"
"Tawanan apa ?" Bentak Sam-kiongcu.
"Seseorang anak buah Sam-kiongcu, ada
seorang yang menggunakan nama samaran Duta
keliling, ia menyamar putri ketua Penganungan
Jaya Cin Siok Tin, tapi berhasil diketahui oleh
kami, kini telah menjadi orang tawanan kita"."
Sepasang sinar mata Sam kiongcu memancarkan kemarahan yang me-luap2, ia
menoleh kesamping, menatap Kwee hu-huat dan
membentak : "Kwee hu-huat".."
Kwee hu-huat menunduk kepalanya.
Sam-kiongcu membentak lagi : "Kwee hu-huat,
bagaimana keadaan Han Sie Yong " Mengapa tidak
memberi laporan ?" Ter-sipu2 Kwee hu-huat menjawab : "Menurut
keterangan lengcu Panji putih..."
876 Terdengar suara tertawa besar dari si hakim
bermuka merah Yen Yu San, ia tampil ke depan
dan berkata : "Untuk jelasnya, biar aku yang memberi
penjelasan. Anak buah partai Ngo hong bun yang
bernama Han Sie Yong sudah menggantikan diriku,
mati dibawah senjata-senjata rahasia Kwee huhuat dan empat Panji berwarna, dan sesudah itu,
aku mewakili Han Sie Yong menyamar menjadi
diriku sendiri. Ha, ha, ha, ha".."
Betapa geramnya Sam kiongcu, terdengar dari
suara giginya yang gemerutuk, memandang Kwee
hu-huat dan bertanya, "Apa betul ada kejadian
yang seperti ini ?" Wajah Kwee hu-huat menjadi merah, ia malu.
Plintat plintut menjawab : "Hamba salah set, kira2
bisa terjadi kejadian tersebut."
Sam kiongcu berdengus dan berkata : "Hebat
sekali pekerjaan kalian heh ?"
Kwee hu-huat menundukkan berani memberi jawaban. kepala, tidak "Sam-kiongcu," Suasana itu dicetuskan oleh Lie
Siauw San. "Bagaimana pendapatmu kalau kita
membuat pertukaran tawanan perang ?"
"Huh !" Berkata Sam-kiongcu. "Kau mempunyai
maksud untuk menukar seorang bawahanku
dengan putri ketua Penganungan Jaya Cin Siok Tin
?" "Apa nilai perbandingan itu kurang stabil ?"
Bertanya Lie Siauw San. 877 "Tentu saja menguntungkan pihakmu."
"Kami bersedia mengadakan tambahan. Seorang
anak buah lengcu Panji hijau yang bernama Sim
Siang telah jatuh kedalam tangan kami, dia
dipinjam oleh lengcu Panji hitam menyamar
menjadi Liauw in nikouw dan penyamaran itu juga
sudah pecah?" "Kedudukan putri Penganungan Jaya, betapa
agung, apa boleh ditukar dengan mereka ?" Potong
Sam-kiongcu. "Sabar !" Berkata Lie Siauw San. "Malam ini
lengcu Panji hitam telah mengutus tiga orangnya
membikin penyelidikan, dua telah tertawan
didalam kelenteng dan kedua orang ini bila juga
menjadi tambahan, bagaimana empat ditukar satu
" Kita bersedia membebaskan keempat orang tadi,
kalau saja Sam-kiongcu bersedia membebaskan
nona Cin Siok Tin." Sam kiongcu tertegun memandang ke arah Kwee
hu-huat dan membentak : "Begitu banyak orang
kita yang jatuh ke dalam tangan mereka ?"
Badan Kwee hu-huat menjadi gemetaran,
dengan suara yang tidak lancar ia menjawab :
"Hamba juga baru saja tahu."
"Huh !" Sam kiongcu mengeluarkan dengusan.
"Bagaimana ?" Bertanya Lie Siauw San, "Apa
Sam-kiongcu bersedia mendengar saran-saran ini?"
Dengan menggelengkan kepala Sam kiongcu
berkata : "Aku tidak setuju."
878 "Sebagai seorang juru damai, aku menjadi
cemas sekali." berkata Lie Siauw San. "Kukira
langkah Sam-kiongcu kurang bijaksana, langkah
itu adalah kesalahan yang terbesar."
"Apa artinya kesalahan yang terbesar ?" Bentak
Sam kiongcu. Lie Siauw San berkata : "Maksud tujuan
gerakan Sam-kiongcu di malam ini adalah
membasmi dan menghancurkan Ceng-lian-sie dan
Ciok cuk am, sesudah itu menguasai empat Datuk
persilatan, menguasai rimba persilatan dan dengan
demikian partai Ngo hong bun hendak menjadi raja
dari rimba persilatan.."
Sepasang sinar mata Sam kiongcu berkilat,
ditatapnya terus menerus dan berkata : "Teruskan
keteranganmu !" "Tapi situasi tidak menguntungkan untuk partai
Ngo hong bun," berkata Lie Siauw San. "Kenyataan
yang sudah terbentang di depan mata, Ciok cuk
am bebas dari bahaya cengkraman Ngo hong bun.
Ceng lian sie juga bukan sendirian, kami bersedia
membela dengan titik darah yang penghabisan,
bertempur belum tentu bisa menentukan kemenangan berada dipihak siapa. Masih suatu
tanda tanya. Yang jelas, banyak anak buah partai
Ngo hong bun jatuh kedalam tangan kami, rencana
kalian bisa saja kami beberkan, demikianlah partai
Ngo hong bun akan menjadi sasaran2 rimba
persilatan, tidak mungkin melaksanakan tujuan2
yang terencana baik itu."
879 Tiba2 tangan Sam kiongcu terayun, dengan
lengkingan yang panjang berkata : "Semua ini
gara2 munculnya dirimu"."
Lie Siauw San menepuk datangnya serangan
bokongan itu, tertawa panjang dan berkata :
"Sabar, nona manis."
Yang aneh, cemoohan 'nona manis" itu tidak
membawa reaksi besar, tidak terjadi perubahan
pada diri Sam kiongcu dibalik topeng perunggunya
itu. Kedua orang terpisah, gelombang tenaga mereka
terpecah ke empat penjuru dan buyar diantara
para jago2 yang berada di tempat itu.
Ciok Beng Taysu, Put im Suthay dan Yen Yu
San turut merasakan adanya gelombang kekuatan
buyar itu. Di dalam hati masing-masing berkata :
"Hebat ! Sambil bicara, mereka telah mengadu
tenaga dalam." Mereka memuji kekuatan Lie Siauw San, dan
mereka tercekat akan ilmu kepandaian Sam
Kiongcu. Ya ! Lie Siauw San dan Sam Kiongcu telah
mengadu kekuatan bathin, mereka masih berdiri
tegak ber-hadap2an. "Sam Kiongcu"." Lie Siauw
meneruskan pembicaraannya.
San tidak "Ada apa ?" Bentak Sam Kiongcu.
Lie Siauw San ber-teleng2 kepala.
880 "Sam Kiongcu," panggilnya lagi. "Ketahuilah,
sepandai-pandainya tupai melompat, bukan berarti
ia telah merajai, menguasai dibidang perlompatan.
Se-mahir2nya seorang jago silat, tidak mungkin
bisa menaklukkan semua rimba persilatan. Partai
Ngo hong bun hendak berkuasa diatas takhta
Kangouw " Ini sudah bukan rahasia lagi. Pikirlah
dua kali, sebelum mengambil langkah-langkah
yang tidak bisa ditarik pulang."
"Ha, ha..." Sam Kiongcu tertawa besar,
berkumandang didaerah sekitar tempat itu. "Hanya
obrolan yang semacam ini yang hendak dikemukakan ?" "Baiklah, Sam Kiongcu tidak membutuhkan
Duta Kelilingmu " Berapa banyak rahasia yang
bisa keluar dari mulutnya " Celakalah, kalau
rahasia2 Ngo hong bun itu jatuh kedalam tangan
kami." "Jangan kau mimpi, tidak mudah untuk
mengorek keterangan darinya." Berkata Sam
Kiongcu dingin. "Memang tidak mudah. Tapi bisa saja bukan ?"
Sam Kiongcu harus berpikir lama, tampak
topeng perunggunya yang ber-kilat2 itu dan
tampaknya ia tidak berdaya untuk berkeras lagi,
beberapa saat kemudian, dengan nada yang agak
mendingin ia berkata : "Baiklah. Kau memang
pandai bicara. Aku bersedia menukar tawanan."
Lie Siauw San berkata : "Sebelumnya kami
menghaturkan banyak terimakasih. Asal Sam
881 Kiongcu tidak membuat seorang Cin Siok Tin
duplikat lagi." "Kau tidak percaya ?" Sam Kiongcu naik darah.
"Siapa yang tidak percaya kepada Sam Kiongcu
" Sebagai salah seorang pemimpin Ngo hong bun,
kami wajib percaya. Sayang sekali pernah terjadi
kejadian2 palsu. Tentunya bukan buah tangan
Sam Kiongcu. Kami lebih suka berhubungan
dengan Sam Kiongcu. Nah, bila tawanan2 itu harus
ditukar ?" "Aku segera mengutus orang untuk membawa
Cin Siok Tin ke tempat ini. Dan kuharap saja
kalian bisa menyerahkan orang2 kami kepadanya."
"Tunggu dulu," Berteriak Put
"Bagaimana keadaan muridku ?"
Im Suthay. Sam Kiongcu tidak menggubris teguran itu,
menoleh kesampingnya, disana berdiri Kwee huhuat, dan kepada orang ini dia memberi perintah :
"Kwee hu-huat tolong kau ambil Cin Siok Tin
dan Liauw In Suthay ! Bawa mereka ke tempat ini,
serahkan kepada mereka untuk ditukar dengan
orang2 kita !" "Baik." Kwee hu-huat
berbalik dan berjalan pergi.
menerima perintah, "Dan kau !" Sam Kiongcu menundingkan jarinya
ke arah Lie Siauw San. "Berani kau bertanding
secara perorangan ?"
Lie Siauw San menganggukkan kepala : "Aku


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selalu siap menerima tantangan."
882 "Jangan lupa, esok malam jam tiga kunantikan
kehadiranmu di Yen cu-kie."
"Jam tiga tepat, boleh kehadiranku ditempat itu."
"Undangan hanya untuk
mengundang bala bantuan."
kau seorang. nantikan Jangan "Tentu. Yang mengundang bala bantuan, bukan
manusia sejati," Lie Siauw San menerima semua
tantangan. "Kunantikan kehadiranmu di Yen-cu-kie,"
berkata Sam Kiongcu, sesudah itu ia mengajak
rombongannya meninggalkan tempat itu.
Ceng lian sie bebas dari cengkeraman maut.
Semua orang mengeluarkan elahan napas lega.
"O-mi-to-hud." Ciok Beng Taysu menyebut nama
Budha. Ia menghampiri Lie Siauw San dan
menyekal tangannya, dengan terharu memandangi
pemuda itu, "Siecu telah banyak menolong kami.
Jasa siecu tidak akan kami lupakan."
Lie Siauw San melepaskan pegangan tangan
Ciok Beng Taysu, ia membalas hormat dan berkata
: "Tidak lama lagi, orang2 Ngo hong-bun itu balik
kembali, harap Taysu ber-hati2, boanpwe masih
mempunyai lain urusan, selamat tinggal."
Tubuhnya melejit, meninggalkan tempat itu.
Kesan Put im Suthay kepada Lie Siauw San
kurang baik, ia berdengus : "Huh, sombongnya."
883 Tapi Yen Yu San berkata : "Kukira dia hendak
membuntuti orang2 Ngo-hong bun itu."
Mengapa Lie Siauw San cepat2 meninggalkan
semua orang " Seperti apa yang Yen Yu San duga, pemuda itu
masih harus menyelesaikan tugasnya per-lahan2
hendak menyingkap sedikit kemisteriusan partai
Ngo hong bun. *** Bab 56 MALAM pekat gelap"..
Sebelum matahari pagi menyingsing, itulah
keadaan yang paling gelap. Gedung keluarga Kang
diliputi oleh kabut tebal.
Tiba-tiba". Satu sosok bayangan melesat keatas tembok
pekarangan, dan lenyap di balik semak-semak.
"Hmmm"." Terdengar suara dengusan, tampak
seorang pemuda memandang ke arah kamar Kang
Puh Cing. Siapakah pemuda ini "
Dia jago muda kita, Kang Han Cing.
Ia memperhatikan kamar sang toako beberapa
saat, lagi2 Kang Han Cing mengeluarkan suara
dengusan hidung : "Hmm"."
884 Langkah Kang Han Cing diayun ke arah kamar
Kang Puh Cing. Perlahan-lahan ia mengetuk :
Tok"tok".tok"..
Tidak terdengar suara jawaban.
Sebagai putra pertama Datuk selatan, tidak
seharusnya kalau hal itu bisa terjadi. Betul,
didalam keadaan pulas, daya reflek seorang yang
melatih ilmu silat mempunyai konsentrasi yang
kuat, baru dia bisa menjagoi rimba persilatan.
Tok"tok". Tok".
Lagi2 Kang Han Cing mengetuk pintu.
"Siapa ?" Kali ini terdengar suara pertanyaan
Kang Puh Cing. "Toako, buka pintu." Jawab Kang Han Cing.
Pintu terbuka, disana tampak kepala Kang Puh
Cing yang masih kusut, ia baru bangun tidur.
Memperhatikan adiknya dengan rasa tercengang.
"Hai, kemana saja beberapa hari ini kau pergi ?"
Bertanya sang toako dengan penuh perhatian.
Kang Han Cing memasuki kamar itu, mengambil
tempat duduk. Diikuti juga oleh Kang Puh Cing.
Kini kedua saudara itu duduk ber-hadap2an.
"Kemana saja kepergianmu ?" Ulang Kang Puh
Cing lagi. Kang Han Cing meninggalkan gedung keluarga
Kang tanpa memberitahu kepada toakonya.
Sebagai seorang saudara tua, pantaslah rasanya
untuk memberi teguran. 885 "Toako, beberapa hari ini siauwtee sudah
mengubah wajah dan menjelma sebagai Lie Siauw
San." "Lie Siauw San ?" Berkata Kang Puh Cing
terkejut. "Mengapa tidak memberitahu kepadaku "
Kau menyusahkan orang saja. Kukira diculik
orang. Beberapa orang yang kuberi tugas untuk
mencari dirimu tidak berhasil. Kemana saja kau
pergi ?" "Siauwtee baru saja kembali dari kelenteng
Ceng-lian-sie." "Kelenteng Ceng-lian-sie ?" Kang Puh Cing
memperlihatkan wajahnya yang serius, "Apa
kerjamu dikelenteng itu ?"
?" "Toako betul2 tidak tahu, atau pura2 tidak tahu
"Bagaimana aku bisa tahu. Baru kemarin lohor
aku kembali dari kota Tin-kang. Usahaku sia2.
Oh".Mungkinkah kau dalam taraf tugas menyelidiki drama pembunuhan Yen Siu Lan ?"
"Bukan." "Eh, apa pula yang terjadi " Hari ini seperti ada
sesuatu yang aneh." "Memang. Ada sesuatu yang aneh. Bukankah
toako juga baru kembali dari kelenteng Ceng-liansie, mengapa seperti tidak tahu apa yang terjadi ?"
"Maksudmu ?" ?" "Toako masih ingat kepada Lengcu Panji Hitam
886 "Orang yang menyamar menjadi diriku itu ?"
"Ya." "Oh"." Kang Puh Cing menepok kepala.
"Mungkinkah dia main lagi " Menyamar sebagai
diriku, melakukan kejahatan ?"
"Bukan." "Jitee, katakanlah. Apa yang terjadi." Berkata
Kang Puh Cing kewalahan. "Sulit diterima. Tapi inilah kenyataan." Berkata
Kang Han Cing. "Lengcu Panji Hitam turut serta
didalam penyerangan ke arah Ceng-lian-sie.
Sesudah membubarkan diri, kubayangi dirinya.
Dia menuju ke arah sini. Mendahului gerakannya,
aku bersembunyi dibelakang taman. Dan sesudah
itu kehilangan jejaknya."
Wajah Kang Puh Cing menjadi pucat. "Ia
menghilangkan jejak ditempat kita ?" Tanyanya.
"Betul2 berani !"
"Memang seorang yang pemberani." Berkata
Kang Han Cing. "Tapi dia telah memasuki jaring
yang dipasang. Tidak bisa lari lagi."
"Kau sudah tahu tempat persembunyiannya ?"
"Segera." Berkata Kang Han Cing. Sesudah itu,
ia berteriak ke arah lain: "Saudara Goan, kau boleh
keluar dari tempat persembunyianmu."
Saudara Goan " Siapakah yang dipanggil"
Mungkinkah Goan tian Hoat " Dimana pula Goan
Tian Hoat selama ini "
Tepat ! 887 Dari kolong tempat tidur Kang Puh Cing
bergerak sesuatu bayangan, disana menongol
kepala orang, itulah kepala jago muda yang
memiliki kecerdikan luar biasa, murid Hay yangpay yang terpercaya, Goan Tian Hoat !
Kang Puh Cing mengeluarkan jeritan kaget,
tangannya bergerak, memukul kepala orang
tersebut. Gerakan Kang Han Cing lebih cepat lagi,
sebelum sang toako bisa melakukan sesuatu yang
merugikan Goan Tian Hoat, ia sudah menyekal
pergelangan tangan itu, menotok jalan darahnya.
Kang Puh Cing tidak berdaya.
"Kuharap toako bisa menjaga kesabaran, jangan
terkena tekanan darah tinggi." Mengancam Kang
Han Cing. Kang Puh Cing lunglai lemas.
Kang Han Cing memandang Goan Tian Hoat dan
bertanya : "Saudara Goan, dimana disembunyikan
olehnya ?" "Disini." Jawab Goan Tian Hoat sambil menarik
keluar sebuah peti kecil. Dibukanya peti itu, isinya
sangat sederhana, hanya seperti pakaian seragam
hitam, komplit dengan panji hitam dan tutup
kerudungnya. Itulah pakaian Lengcu Panji Hitam !
Sebagai menghadapi seorang pesakitan, Kang
Han Cing menatap wajah toakonya dalam2, ia
bertanya sedih : "Apa artinya permainan ini ?"
Kang Puh Cing berkerut alis, sebagai orang yang
bersalah, ia menundukkan kepala, dengan suara
888 parau berkata : "Jietee, kau harus bisa memahami
kesulitanku." Kesulitan apa yang sedang dihadapi oleh Kang
Puh Cing " Kang Han Cing menjadi ragu2.
Giliran Goan Tian Hoat yang mengambil alih
pengacara setempat, tertawa ringan ia berkata :
"Tidak guna menyangkal lagi."
Kang Puh Cing mendongakkan kepala menantang sepasang sinar mata Goan Tian Hoat,
dia boleh merasa malu kepada Kang Han Cing, tapi
ia tidak takut kepada Goan Tian Hoat, mengingat
orang ini hanya sebagai pengurus gedung didalam
keluarganya. "Saudara Goan," ia berkata. "Dimisalkan telah terjadi kesalahan atas diriku,
mungkinkah kau berani melakukan sesuatu " Kau
masih meragukan keaslianku ?"
"Tidak perlu disangkal lagi." Berkata Goan Tian
Hoat. *** Bab 57 KEDUDUKAN Kang Han Cing agak terjepit, ia
sudah berhasil membuka kedok penyamaran si
Lengcu Panji Hitam. Ternyata Lengcu Panji Hitam
adalah saudaranya sendiri. Apa yang bisa
dilakukan " Memperhatikan dari segala sudut, ia
tidak bisa menyangsikan keaslian dari toako itu.
Logat pembicaraan, bentuk tubuh, wajah muka
dan segalanya, persis seperti apa yang sang toako
889 miliki. Adakah orang bisa menyamar begitu mirip "
Diserahkan segala kebijaksanaan itu kepada Goan
Tian Hoat. "Saudara Goan," ia berkata. "Kau yakin dia
bukan toakoku ?" "Jie Kongcu." berkata Goan Tian Hoat, "Kau
masih kurang percaya ?"
Didekatinya Kang Puh Cing yang sudah mati
kutu itu, dan Goan Tian Hoat berkata lagi :
"Penyamarannya memang luar biasa. Keasliannya juga hebat. Tapi jatuh kedalam
tanganku jangan harap bisa membebaskan diri
lagi." Dari dalam saku bajunya Goan Tian Hoat
mengeluarkan sesuatu, di-oles2kannya ke wajah
Kang Puh Cing, ia harus membuka kedok
penyamaran orang itu. Sepasang mata Kang Puh Cing memancarkan
api kebencian yang me-nyala2, jalan darahnya
sudah tertotok, ia tidak berdaya, terdengar suara
gemerutuk giginya, menandakan betapa gemasnya
orang ini. Tangan Goan Tian Hoat masih belum berhenti,
mulutnya bergumam :

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hampir saja kau berhasil mengelabui sepasang
mataku. Tapi kecurigaanku sudah timbul didalam
kuburan tua itu." Dengan heran Kang Han Cing bertanya : "Itu
waktu mengapa saudara Goan tidak mengatakan
kepadaku ?" 890 "Dahulu belum ada bukti2 kuat yang bisa
memaksanya bicara. Mana boleh sembarang
menduga orang ?" Kang Han Cing memperhatikan, bagaimana
Goan Tian Hoat meng-oles2 wajah toakonya, tapi
tidak terjadi perobahan apa2.
"Eh," berteriak Goan Tian Hoat. "Ilmu kimia
baru " Tidak bisa dicuci dengan obatku " Ternyata
kau sudah menyiapkan pada sebelumnya, ya ?"
Tidak berobahnya wajah Kang Puh Cing adalah
suatu bukti kalau Lengcu Panji Hitam itu adalah
jelmaan Kang Puh Cing asli. Dan kalau sampai
terjadi hal ini tidak mudah menyelesaikan perkara
berikutnya. "Saudara Goan, bagaimana ?" Bertanya Kang
Han Cing. "Jangan khawatir. Tidak ada sesuatu yang bisa
lepas dari obat2anku. Tunggulah sebentar lagi. Dia
sudah menyangka akan adanya kejadian yang
seperti ini, maka make-up itu dilapisi oleh
semacam bahan kimia baru. Tunggulah beberapa
saat, maka bahan kimia itupun bisa meletak, tidak
sulit dikorek." "Saudara Goan yakin, kalau dia bukan Kang
Puh Cing toako ?" "Nah ! Lihatlah." Berteriak Goan Tian Hoat. Perlahan2 ia menarik kulit tipis yang seperti kulit
salak, diperetelinya kulit itu, baru meng-gosok2
lagi. 891 Kini terjadi perubahan, wajah Kang Puh Cing
itupun lenyap, disana terpeta sebuah wajah laki2
kurus. "Nah ! Inilah manusia aslinya." Berkata Goan
Tian Hoat girang. Kang Han Cing juga mengeluarkan napas lega,
ia tidak perlu ragu2 kepada orang ini.
"Hei !" ia membentak: "Mengapa kau menyamar
menjadi toako ?" "......" Orang itu tidak menjawab.
"Hayo ! Jawab pertanyaanku." Bentak Kang Han
Cing: "Dibawa kemana lagi toakoku ?"
"Jangan sombong." Berkata orang itu dingin.
"Kemenangan belum tentu berada dipihakmu."
"Dimana kau simpan toa Kongcu ?" Bentak
Goan Tian Hoat beraksi. "Dimarkas !" "Dimana markas Ngo-hong-bun ?"
"Kau kira aku bisa memberi tahu ?"
"Apa harus menggunakan kekerasan, maka
baru mau bicara ?" "Hee, hee"Uk, ukkk..." Tiba2 orang itu jatuh
meloso, mulutnya berbuih, napasnya terhenti.
"Hei ?"" Kang Han Cing berteriak kaget.
Dengan tenang Goan Tian Hoat berkata: "Dia
telah menelan racun yang sudah tersedia didalam
mulutnya." 892 "Bunuh diri " Bagaimana kita bisa mencari tahu
markas mereka lagi ?"
"Jangan khawatir. Kita bisa menggunakan tanda
ini." Goan Tian Hoat mengacungkan sebuah panji
kecil, panji itu berwarna hitam, lambang dari orang
yang sudah bunuh diri tadi. "Dengan menggunakan code2 tertentu, Jie Kongcu menyamar sebagai Lengcu Panji Hitam mengikuti
gerakan2 mereka, mungkinkah tidak bisa sampai
di markas Ngo hong bun ?"
Dan mulai saat itu, jabatan Kang Han Cing
bercabang tiga, didalam keadaan biasa, dia adalah
Kang Han Cing asli. Bila mana perlu, dengan kedok
kulit pemberian Tong Jie Peng, hadir dan
muncullah seorang pemuda misterius Lie Siauw
San. Kalau menutup kerudung mukanya, Lengcu
Panji Hitam siap kemana saja.
Kang Han Cing " Lie Siauw San " Lengcu Panji
Hitam menjadi tiga serangkai yang tidak bisa
dipecahkan lagi. Didalam keluarga Kang, karena adanya urusan
pembunuhan Yen Siu Lan, Kang Han Cing
melenyapkan diri, yang ada hanya Kang Puh Cing,
maka Goan Tian Hoat mengubah wajah Kang Han
Cing, sesudah tambah sana, tambah sini, hadirlah
Kang Puh Cing lagi, dan hal ini tidak terlalu sulit,
mengingat banyak persamaan diantara wajah
kedua saudara itu. Kang Han Cing tidur didalam kamar sang toako,
kini dia memegang peranan sebagai Kang Puh
Cing. 893 Peranan yang dipegang oleh Kang Han Cing
semakin banyak, empat wajah berada didalam
tangannya, kini dia harus melakonkan jiwa raga
sang toako. Sesudah membereskan mayat Lengcu Panji
Hitam dari partai Ngo-hong bun, Goan Tian Hoat
juga selesai me-make-up Kang Han Cing, dengan
menyusut keringatnya, tokoh cerdik ini berkata:
"Jie Kongcu, sudah satu malam kau tidak
istirahat. Tidurlah dikamar ini."
Tidak lupa, setelah perangkat Lengcu Panji
Hitam disimpan pada peti kecil semula.
Goan Tian Hoat mengundurkan diri.
Kang Han Cing mulai merasakan kondisi
badannya menurun, hal ini disebabkan oleh
banyaknya tugas2 yang dipikul, satu malaman ia
belum tidur, apa lagi mengingat janji perang
dengan Sam Kiongcu, ia harus memelihara
kekuatan, ilmu silat si topeng perunggu itu lihay,
istirahat itu sangat perlu. Lompat keatas tempat
tidur, duduk bersila mengatur peredaran jalan
darahnya. Kang Han Cing selesai membulatkan 36 kali
perputaran jalan darah. Ia membuka mata sesudah
matahari tergantung ditengah-tengah. Turun dari
tempat pembaringan dan membuka pintu, disana
pelayan perempuan Siauw Leng sudah menunggu
didepan, melihat munculnya majikan itu, cepatcepat Siauw Leng memberi hormat.
894 "Toa Kongcu baru bangun ?" Sapanya merdu.
"Tuan pengurus baru saja datang lagi."
Kalau bukan sebutan 'Toa Kongcu' tadi, hampir
Kang Han Cing melupakan peran apa yang sedang
dipegang, ia menganggukkan kepala tanda
mengerti, membawakan logat sang toako, bertanya
: "Apa yang dikatakan oleh tuan pengurus ?"
Goan Tian Hoat tentu hendak melapor sesuatu
yang sangat penting. "Tidak meninggalkan pesan." Jawab Siauw Leng.
"Mengetahui kalau Toa Kongcu masih tidur
nyenyak, dia tidak berani membangunkan."
"Nggg"." Kang Han Cing tidak bertanya lagi.
Cepat2 Siauw Leng membawakan air cuci muka,
diletakkannya didekat jendela. Kang Han Cing
membersihkan diri ! Tidak lama, terdengar suara derap langkah kaki
yang menuju ke arah itu, Goan Tian Hoat balik
kembali. "Apa Toa Kongcu baru bangun ?" Bertanya Goan
Tian Hoat. "Toa Kongcu sedang membersihkan diri" jawab
Siauw Leng keras2. Goan Tian Hoat memasuki kamar, dan itu
waktu Kang Han Cing sudah selesai, mereka
mengambil tempat duduk untuk merundingkan
sesuatu. Siauw Leng melayani segala kebutuhan
mereka. 895 "Siauw Leng." Panggil Goan Tian Hoat. "Tolong
beritahu kepada tukang masakku, makanan boleh
dibawa ke tempat ini, banyak sekali yang hendak
kurundingkan dengan Toa kongcu. Kami hendak
makan bersama." "Baik." Siauw Leng mengundurkan diri.
Sesudah bayangan Siauw Leng lenyap, mendekati telinga Kang Han Cing, Goan Tian Hoat
berkata : "Asal usulnya gadis ini masih diragukan."
"Saudara Goan curiga kepadanya ?" Bertanya
Kang Han Cing. "Menurut pemeriksaan, gadis ini masuk kerja
sesudah Jie Kongcu meninggalkan rumah. Calo
perantara adalah Hun Cun Cay, tidak ada
keterangan yang lebih jelas. Daftar alamat hanya
tertulis kelahiran Kim-leng. Kukira, dia adalah
mata2 Ngo-hong-bun."
"Tidak kusangka, dirumah ini masih ada mata2
Ngo-hong-bun," Berkata Kang Han Cing menghela
napas. "Mata2 Ngo hong-bun lebih dari pada satu,"
Berkata Goan Tian Hoat. "Masih ada lagi " Siapakah mereka ?"
"Masih ada tiga atau empat orang yang
kucurigakan, tapi tidak apa. Dengan adanya
mereka, kukira lebih memudahkan menjalankan
rencana kita. Lebih baik kasih sedikit gerakan
kepada mereka, hal ini menguntungkan laporan
palsu yang kita akan ciptakan."
896 Dari dalam saku bajunya, Goan Tian Hoat
mengeluarkan sebuah tabung kecil yang berisikan
surat Ngo hong-bun, diserahkan kepada Kang Han
Cing dan berkata : "Surat tugas dari markas Ngo-hong-bun cabang
Kang lam yang memberi perintah kepada Lengcu
Panji Hitam, diharuskan segera berangkat untuk
membantu usaha Lengcu Panji Hijau"."
"Surat tugas dari markas Ngo hong bun cabang
Kang-lam ?" "Betul surat tugas dari partay Ngo-hong bun
cabang Kang-lam yang dibubuhi stempel tanda
kilat dan segera." "Bagaimana saudara Goan bisa mendapatkan
surat ini ?" "Kita sedang mengadu kepintaran, siapa gesit,
itulah yang akan mendapat kemenangan. Sudah
lama kuperhatikan gerak-gerik mereka, dan cara
bagaimana mereka mengirim / menerima info2
rahasia. Tidak ada sesuatu yang sulit, kalau betul2
kita memperhatikan dengan cara seksama."
Kang Han Cing membuka surat yang terdapat
didalam tabung kecil itu, ia berkerut alis dan
berkata : "Perintah ini harus segera dilaksanakan, aku
sudah menerima tantangan Sam Kiongcu mengadu
silat di Yen-cu-kie pada jam tiga malam ini.
Bagaimana bisa memecah diri ?"
897 "Sepenerimanya surat perintah, sudah terpikir
olehku tentang adanya kesulitan2 itu. Maka segera
datang untuk merundingkan dengan Jie Kongcu."
"Katakanlah, bagaimana rencana saudara Goan
?" Goan Tian Hoat membisiki sesuatu dipinggir
kuping Kang Han Cing, diutarakan rencananya
untuk menyelundup masuk kedalam partay Ngo
hong-bun, tentu saja Kang Han Cing yang harus
memegang peran sebagai Lengcu Panji Hitam.
Rencana dilaksanakan tanpa mengganggu jalannya
pertandingan di Yen-cu-kie.
Tidak lama kemudian, pelayan Kang Puh Cing
yang bernama Siauw Leng itu sudah kembali. Dan
disaat itu, Goan Tian Hoat sudah selesai
mengeluarkan isi rencananya.
Mereka makan bersama, dilayani oleh Siauw
Leng. Menyantap beberapa kali, sengaja Kang Puh
Cing berkerut alis, ia memandang Goan Tian Hoat
dan berkata : "Mengapa Jie-tee belum kembali " Tentunya
jatuh kedalam tangan orang2 dari partay Baru.
Mereka memiliki banyak jago kuat. Kuharap


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saudara Goan bisa mengajak beberapa orang
untuk mencarinya." Suara ini sengaja diucapkan dengan keras
sehingga turut didengar oleh Siauw Leng.
Betul saja Siauw Leng tertarik, tampak jelas dari
sepasang matanya yang berkilat terang, perubahan
898 cahaya sinar mata yang memperlihatkan rasa
girang, tentu saja ia menarik perhatian, mengingat
pentingnya berita baru itu.
Goan Tian Hoat berkata : "Membawa orang
sangat merepotkan, juga mudah menarik perhatian
lawan. Lebih baik menunggu selesainya urusan
Toa Kongcu." "Baiklah." Peran Kang Han Cing sebagai Toa
Kongcu berjalan sukses. "Kalau ada laporan lain,
segera beritahu." "Bila Toa Kongcu berangkat ?" Bertanya Goan
Tian Hoat. "Aku hendak segera berangkat," Jawab Kang
Han Cing. Betul2 Kang Han Cing membuat persiapan,
dikatakan ia hendak berangkat menuju ke kota
Tin-kang. Didalam waktu yang sangat singkat, seluruh isi
gedung keluarga Kang dapat mengetahui kepergiannya "Toa Kongcu" mereka.
Inilah angin berita asap yang dilepas oleh Goan
Tian Hoat. Dan berita lain ialah keberangkatan pengurus
gedung Goan Tian Hoat, tuan pengurus ini
menyelidiki lenyapnya Jie Kongcu.
Jabatan tuan pengurus gedung dipegang oleh
saudara seperguruan Goan Tian Hoat yang
bernama Co Yun Thay. 899 Sering kali apa yang didesas-desuskan itu
berlawanan dengan apa yang menjadi kenyataan.
Kalau berita yang disebarkan didalam gedung
keluarga Kang menyatakan "Toa Kongcu" menuju
kearah kota Tin kang, kenyataan "Toa Kongcu" itu
menuju kembali kearah rumah penginapan Sengkie Kek-ciam. Berwujut sebagai tokoh silat
misterius Lie Siauw San. Dan Goan Tian Hoat yang diberitakan mencari
jejak "Jie Kongcu' yang hilang, kenyataan menuju
kearah kelenteng Ceng-lian-sie, membawakan rool
lainnya. Peran apa yang dikerjakan oleh Goan Tian Hoat
" Untuk sementara kita tangguhkan. Kita
mengikuti perjalanan Kang Han Cing dan
pengalamannya selama bertemu dengan pemimpin
Ngo-hong-bun cabang Kang-lam Sam Kiongcu.
*** Bab 58 YAN-CU KIE adalah nama tempat dari suatu
daerah indah di tepi sungai Tiang kang. Terdiri dari
batu2 cadas besar yang menerobos ombak, dan
sebagian berada di sungai Tiang kang, ditempat
itulah dibangun sebuah gardu pemandangan, dari
sana melihat kebawah, se-olah2 berada di awan
yang tersembul ombak. Deburan air muncrat,
suara gemuruh dari surut pasangnya sungai Tiangkang membawa panorama yang lain dari pada yang
lain. Suatu tempat pemandangan istimewa.
900 Rembulan tergantung ditengah awan
berjalan, menyinari disekitar Yan-cu-kie.
yang Dipinggir bangunan gardu itu tampak bayangan
seorang gadis, tubuhnya langsing, menarik,
berpakaian warna hijau gemulai, sayang ia
menutup wajahnya dengan sebuah topeng
menyeramkan yang terbuat dari bahan perunggu.
Inilah Sam Kiongcu ! Di luar gardu pemandangan, berdiri dua gadis
pelayan, juga mengenakan pakaian warna hijau,
mereka adalah dayang2 Sam Kiongcu.
Kehadiran Lie Siauw San yang diharapkan oleh
mereka. Bayangan orang yang mereka harap2kan itu
tidak terlalu lama, membarengi suara pekikan
panjang, Lie Siauw San sudah berada didepan Sam
Kiongcu. Si Topeng Perunggu Sam Kiongcu mengeluarkan
suara dengusan hidung : "Baru datang ?"
"Ha, ha".." Lie Siauw San tertawa, "Sam
Kiongcu datang lebih pagi dariku. Maafkan aku
yang datang terlambat."
"Belum terlambat," Berkata Sam Kiongcu dingin.
"Masih ada waktu setengah jam dari apa yang
sudah ditetapkan." "Hampir saja aku tidak bisa membebaskan diri
!" "Mengapa ?" Bertanya Sam Kiongcu pura-pura
heran. 901 "Mengapa Sam Kiongcu menyuruh dua anak
buah mengintil dibelakangku ?"
Hati Sam Kiongcu tercekat, bagaimana musuh
ini tahu kalau dia mengutus dua pelayannya
membuat pengawasan dirumah penginapan Sengkie Kek-ciam " Sedangkan dua pelayan itu sudah
menyamar menjadi dua tamu biasa " Betul2
pemuda hebat ! "Oh ! Itu yang kau maksudkan." Katanya.
"Mereka hanya mendapat tugas untuk membunuh
dirimu, kalau kau tidak berani mendatangi tempat
ini." "Luar biasa. Langkah Sam Kiongcu selalu sudah
diperhitungkan secara sempurna."
Tiba2 Sam Kiongcu merasakan sesuatu yang
aneh, sesudah Lie Siauw San bisa hadir ditempat
ini, dengan alasan kedua dayangnya itu tidak
kembali " "Hei," Dia berteriak.
dayangku itu ?" "Kau apakan kedua "Sudah ku 'suruh" mereka istirahat." Jawab Lie
Siauw San. "Terlalu letih membuat penjagaan yang
seperti itu." Sam kiongcu masih kurang yakin kepada
keterangan lawannya, mengingat kalau kedua
dayang perempuannya itu memiliki ilmu kepandaian yang cukup tinggi, tapi inilah
kenyataan, mau tidak mau ia harus percaya.
Kedua dayang tidak sanggup menghadapi Lie
Siauw San. 902 "Sam Kiongcu." Panggil si pemuda. "Kau
membutuhkan sesuatu, maka menugaskan aku
datang ke tempat ini, apakah kebutuhanmu itu ?"
"Huh ! Mengapa kau tidak membawa pedang ?"
"Mengapa harus membawa pedang ?"
"Apa kau bertanding tanpa senjata ?"
"Senjata adalah benda yang berupa malapetaka.
Membawa2 senjata berarti menyelubungkan diri
sendiri kepada maut. Aku enggan kepada maut,
maka aku tidak membawa senjata."
"Manusia congkak, apa kau sudah lupa kepada
tantanganku ?" "Belum pernah aku melupakan janji orang, apa
lagi janji seorang wanita."
"Bagus." Sam Kiongcu mengeluarkan pedang,
sret, ia menghadapi Lie Siauw San. Manakala
melihat lawan itu masih berdiri tenang di
tempatnya, kemarahannya berlimpah-limpah kembali. "Awas," ia meneriaki seorang pelayannya. "Beri
pinjam pedangmu itu."
Dayang perempuan Sam Kiongcu yang bernama
A Wan itu mempunyai gerakan yang gesit dan
cekatan, seiring dengan perintah majikannya, ia
sudah mengeluarkan pedang dan berdiri didepan
Lie Siauw San. "Silahkan kau menggunakan pedang ini."
Berkata A Wan dengan suaranya yang merdu.
903 Triiingggg".. Dayang ini membalikkan pedang,
gerakannya tidak kalah dengan jago kelas satu.
Lie Siauw San menerima pemberian pedang A
Wan, juga dengan demonstrasi istimewa, kini dia
harus berhati2 kalau musuh mengeroyok dirinya,
tidak mungkin bisa mengalahkan mereka.
Si Topeng perunggu Sam dengan suara penuh wibawa :
Kiongcu berkata "A Wan, mundur ! Bersama2 Bu Lan, kalian
hanya boleh nonton dari tempat yang jauh,
dilarang membantu diriku, mengerti ?"
"Mengerti," Jawab serta merta A Wan dan Bu
Lan. Dengan adanya janji ini, Lie Siauw San bisa
melegakan hatinya. Ia telah menyaksikan ilmu
kepandaian A Wan, juga pernah bentrok dengan
dua pelayan Sam Kiongcu lainnya, mereka itu tidak
boleh dibuat gegabah, tanpa adanya bantuan
mereka, ia masih mampu mengalahkan Sam
Kiongcu. Sam Kiongcu sudah berada didepan Lie Siauw
San. "Apa kau sudah siap ?" ia bertanya penuh
emosi pertandingan. "Silahkan, Sam Kiongcu boleh mulai." Berkata
Lie Siauw San tersebut. Trraaaanng".. Saking cepatnya serangan Sam Kiongcu, begitu
sebatnya pula tangkisan Lie Siauw San, bayangan
kedua pedang itu tidak terlihat, hanya terdengar
904 suara benturan senjata, suatu bukti kalau clash
sudah dimulai. Trangg". trangggg.....
Dua kali lagi suara benturan pedang, betul-betul
Lie Siauw San memuji kekuatan Sam Kiongcu. Kini
ia menghadapi lawan berat.
Kemarin malam Lie Siauw San pernah menjajal
kepandaian manusia bertopeng ini, dan ia bisa
merasakan latihan tenaga dalamnya yang luar
biasa, mengingat dirinya juga pernah menguasai
kekuatan sempurna, ia tidak gentar kepada
kekuatan Sam Kiongcu yang terang2 masih
mendapat urutan dibawahnya, karena itulah ia
membentur setiap serangan yang datang. Ilmu
pedang Sam kiongcu yang hebat belum terhenti,
kini mendapat serangan pedang yang bertubi2,
tercekatlah hati pemuda kita, ilmu pedang itu agak
sulit dilawan. Pantas saja dia diajak bertanding
ilmu pedang ! Bagai hujan bayangan pedang, Sam Kiongcu
mempergencar serangannya, inisiatip yang sangat
agresip. Lie Siauw San menangkis dengan hasil jitu dan
tepat. Betapa gencar serangan lawan, secepat itu
pula ditangkisnya dengan baik. Walau beberapa
kali hampir menemukan cedera.
Hanya didalam beberapa kali kedipan mata,
Sam Kiongcu sudah menyerang sehingga 4 kali.
Diantaranya 5 tusukan pedang hampir menempel
di tubuh lawan. 905 Lima puluh jurus kemudian Lie Siauw San
mengganti taktik. Dari sikap yang bertahan, ia
mengubah posisi, keras dilawannya dengan
kekerasan pula, penyerangan ditangkis oleh
penyerangan juga. Maka denting pedang bersusulan, gemeriuh
menabuh suasana Yen-cu-kie. Bagi siapa yang
kurang awas, maut selalu mengintip dari tempat
yang dekat. Pedang Lie Siauw San terangkat, gilirannya yang
menyerang. Sam Kiongcu juga menyerang.
Tiba2 sejalur angin meresap tulang pundak Lie
Siauw San dan disaat itu pedang Sam Kiongcu
menjulur, arah tujuan tenggorokan.
Lie Siauw San terbokong orang, ia tidak kuat
menambah kecepatan gerak, karena mengetahui
tidak bisa mengelakan tusukan pedang, ia
memeramkan mata. Secepat itu pedang Sam Kiongcu menukik
cepat......

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lie Siauw San menjatuhkan pedangnya dan siap
menerima kematian. Secepat-cepatnya gerakan Sam Kiongcu, kekuasaan berada didalam benak pikiranya,
secepat itu pula ia menarik pulang serangan,
mempelototkan mata dan membentak :
"Hei, apa2an nih ! Hendak bunuh diri via
tanganku" Dengan mudah kau bisa menangkis
serangan tadi, mengapa melempar pedang,
memeramkan mata ?" 906 Lie Siauw San membuka mata, dengan marah
berteriak : "Ber-pura2 apa lagi, kau menyuruh orang
membokong, bukankah segaris dengan apa yang
kalian rencanakan ?"
Hawa dingin yang menyerang pundak Lie Siauw
San meresap terus, sebelah tangannya sudah tidak
bisa digunakan. "Siapa yang membokong dirimu !" Bentak Sam
Kiongcu. "Siapa yang tahu " Tentu salah satu dari
orangmu." Sam Kiongcu memandang kearah A Wan dan Bu
Lan, kedua pelayan itu tidak akan berani
melanggar perintah, sudah dipesan tidak boleh
membantu, tentu tidak turun tangan, apa lagi
belum ada tanda2 kalau ia berada dibawah angin.
Siapa pula yang berani mengacau jalan pertandingan " Sam Kiongcu memandang kearah sebuah batu
besar, memperhatikannya beberapa waktu dan
membentak : "Siapa yang berada di tempat itu?"
Jarak batu itu dengan arena pertandingan
adalah tempat yang patut dicurigai.
Dua bayangan mumbul keatas, betul saja
mereka menyembunyikan diri dibalik batu, tentu
kedua orang ini yang mengacau tadi.
Lie Siauw San turut menoleh, seorang yang baru
muncul itu tidak asing lagi. Kwee huhoat dari
partay Ngo hong-bun. 907 Membarengi dan merendengi munculnya Kwee
huhoat adalah seorang hwesio berjubah kuning.
Mereka menghampiri Sam Kiongcu dan memberi
hormat. Menatap wajah hwesio baju kuning itu, Sam
Kiongcu bertanya : "Bila taysu berada ditempat ini
?" "Punceng datang atas perintah Tay Kiongcu,
dengan tugas membantu usaha Sam Kiongcu."
"Taysu yang menyerang dirinya ?" Bertanya lagi
Sam Kiongcu. "Bocah ini terlalu kurang ajar, masakkan berani
melawan Sam Kiongcu " Karena itulah, punceng
telah memberi hadiah "Jari inti es"."
"Jari Inti Es ?" Berteriak Sam Kiongcu kaget.
"Menurut keterangan Tay Kiongcu, ilmu Jari Inti es
yang taysu miliki adalah ilmu yang merajai
malaikat elmaut. Tidak bisa ditolong lagi ?"
"Tepat ! Tidak bisa ditolong lagi. Di dalam waktu
6 jam orang yang terkena serangan Jari Inti Es
segera membengkak, pembuluh darah pecah dan
meledak." "Apa taysu tidak mempunyai obat penawar
racun itu?" bertanya Sam Kiongcu.
"Hanya obat In-khek-it-yang-tan yang
menawarinya." Berkata hwesio jubah kuning.
bisa Suara Sam kiongcu tercetus dari balik topeng
perunggunya: "Tolong taysu berikan obat In-khekit-yang-tan itu."
908 Hwesio jubah kuning kemekmek ragu2 sebentar
dan kurang yakin akan mendapat permintaan yang
seperti itu, ia berkata :
"Menurut keterangan Kwee huhoat, bocah ini
adalah biang kekacauan, perintang jalan partay
Ngo-hong-bun. Mengapa Sam kiongcu mau
membela dirinya?" "Aku yang mengadakan tantangan satu lawan
satu. Tanpa bantuan siapa pun juga. Cara taysu
yang membantu secara diam2 itu telah melanggar
peraturan. Tentu saja wajib mengorbankan sebutir
obat In khek-it-yang-tan."
"Ha, ha..." Hwesio berjubah kuning tertawa. "Si
bocah menganut politik yang tidak sama dengan
aliran kita, mengapa harus menggunakan tata
aturan " Sembelih saja, beres. Siapa suruh dia
tidak mau menjadi partay Ngo-hong-bun ?"
Kwee huhoat turut menggunakan kesempatan
dan angin baik itu, katanya :
"Betul, Sam Kiongcu, ada baiknya kau
menerima saran Hian-keng Taysu. Membasmi
musuh harus ke-akar2nya. Hari ini tidak berani
mengadakan penyembelihan, tidak mudah menaklukkannya dikemudian hari......."
"Cukup." "Sam Kiongcu, Hian-keng Taysu adalah huhoat
kelas satu kita menurut hemat hamba......."
"Aku tahu. Hian-keng Taysu adalah huhoat
kelas satu. Perintah Tay Kiongcu tentunya
menambah tenaga kekuatanku, bukan " Diutus
909 untuk memperlancar usaha, bukan untuk
mengacau. Setiap orang yang berada ditempat ini
wajib mendengar perintahku."
Kemudian, menoleh dan memandang hwesio
jubah hijau itu, baru Sam Kiongiyu bertanya :
"Bagaimana perintah Tay Kiongcu" Tentunya
membantu usahaku, bukan " Tunduk di bawah
markas cabang Kang-lam, bukan?"
"Begitulah perintah Tay Kiongcu," Jawab hwesio
jubah kuning. "Nah ! Boleh serahkan obat penawar racun Jari
Inti Es itu." Secara apa boleh buat, karena adanya pesan
Tay Kiongcu yang menugaskan dia membantu Sam
Kiongcu dan mendengar dibawah perintahnya,
hweshio jubah kuning Hian-keng menyerahkan
obat penawar racun Jari Inti Es.
Sam Kiongcu berkata : "Nah ! Silahkan kedua
Hu-huat menunggu perintah berikutnya di markas
saja." Itulah cara pengusiran halus.
Kwee Huhoat dan Hian-keng memberi hormat.
Mereka meninggalkan Yen-cu-kie.
Menunggu sampai kedua pengacau urusannya
itu lenyap dari pemandangan, Sam Kiongcu
menghampiri Lie Siauw San, si pemuda sedang
menekunkan peredaran jalan darahnya, ia
melawan hawa2 dingin yang meresap tulang, itulah
racun Jari Inti Es. 910 Dengan suara sabar Sam Kiongcu berkata :
"Nah, inilah obat penawar racun. Makanlah."
Lie Siauw San membuka mata, mendongak dan
berkata dengan suara ketus: "Terima kasih."
Dia menolak pemberian obat penawar racun itu.
Hanya tangan yang kaku kesemutan, dan hal ini
tidak mengganggu perjalanan, ia berjalan pergi.
Sam Kiongcu mematung ditempat, tertegun
sebentar, dan tiba2 saja ia berteriak memanggil
pemuda kepala batu : "Hei, tunggu dulu."
Lie Siauw San menghentikan ayunan langkah
kakinya, menoleh kebelakang, berbalik dan
bertanya : "Apa lagi yang Sam Kiongcu hendak
janjikan ?" Dari selubung topeng perunggunya, Sam
Kiongcu memperlihatkan sepasang sinar mata
simpatik, dengan penuh rasa khawatir dan
perlahan ia berkata : "Kau sudah kena racun Jari Inti Es Hian-keng
taysu, tanpa obat penawar racunnya, kau tidak
bisa..." "Terima kasih atas perhatian Sam Kiongcu. Tapi
legakanlah hatimu. Aku tidak akan mati hanya
terkena racun yang semacam ini."
"Aku bukan memperhatikan kematian atau
bukan kematianmu," berkata Sam Kiongcu. Ia juga
naik darah atas kebandelan si pemuda. "Tantangan
adu ilmu pedang adalah atas saranku, dengan janji
tanpa meminta bantuan orang lain. Secara diluar
sepengetahuanku, Hian keng Taysu telah 911 membokong, inilah kekalahanku. Dan untuk
menebus dosa ini, aku wajib memberi obat.
Sesudah kau sembuh, aku masih hendak
meneruskan pertandingan, kalau sampai terjadi
kau mati pada itu waktu, jangan kira aku mau
berkabung, tahu ?" "Tentu. Aku memang tidak membutuhkan
berkabungnya Sam Kiongcu. Tentang lanjutan adu
pedang, setiap waktu bisa kuterima." Berkata Lie
Siauw San angkuh. Tanpa menunggu reaksi si
Topeng Perunggu, si pemuda melejitkan kaki,
menghilang di malam gelap.
Sam Kiongcu menjerit, ia menutup muka dan
menangis ditempat itu. *** Bab 59 GAMBAR didepan kita adalah kampung Lie-keekhung, tempat Datuk Utara Lie Kong Tie
bersemayam. Menyusuri perumahan dikampung ini dan kita
mengintip ke salah satu bangunan termegah,
itulah rumah keluarga Lie.
Lie Kong Tie terbaring disebuah tempat tidur, ia
mengenakan pakaian warna biru, wajahnya pucat
pasi, napasnya sering ngadat kuda.
Inilah akibat dari keracunan.
912 Sungguh kasihan, sebagai salah satu dari empat
Datuk Persilatan yang ternama, keadaan Lie Kong
Tie ini sangat mengenaskan. Makan dan tidur
harus dibawah perawatan orang.
Seorang perempuan cantik yang masih muda
mengurut2 Lie Kong Tie, perempuan ini adalah istri
muda sang datuk, namanya Sim Nio.
Sedari Lie Kong Tie diterima pulang dari tangan
orang2 partay Ngo-hong-bun, keadaannya seperti
ini. Tiga bulan tanpa perubahan.
Lie Wie Neng tidak berdaya sama sekali, ia
belum berhasil, bagaimana harus menghadapi
orang2 dari golongan Perintah Maut itu. Sejak
peristiwa Pek-yun-koan, hatinya was2 tidak
keruan. Musuh sudah menerima kembali ayahnya
yang palsu dan menyerahkan kembali ayahnya
yang asli, dengan tuntutan balik. Tunduk dan
patuh kepada partay. Lie Wie Neng tidak segera menerima tuntutan
tadi. Tidak lupa. Mereka juga menyertai dengan
hadiah obatnya. Obat bukan sembarang obat,
khusus digunakan kalau penyakitnya Lie Kong Tie
memberat, setiap 10 hari pasti terjadi sekali, dan
pemberian obat mereka hanya 9 butir, berarti
hanya bisa menyambung 90 hari jiwa sang Datuk
Utara. Itulah batas hari terakhir, kalau Lie Wie
Neng belum mau menyerah berarti kehilangan jiwa
ayahnya. 913 Sebelum obat2 itu habis, Lie Wie Neng
diharuskan menerima saran mereka, tunduk dan
takluk di bawah kekuasaan Ngo-hong-bun.
Waktu yang ditetapkan sepuluh hari lagi. itu hanya tinggal Lie Wie Neng masih gelisah, ia belum
mengemukakan kesulitan kepada sang ayah.
Lie Wie Neng berusaha mencari jejak Thianhung
Totiang, dengan maksud meminta

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bantuannya. Tidak berhasil ! Selama ini, Thian-hung Totiang
tidak berhasil ditemukan.
Lie Wie Neng mencari gurunya, juga nihil. Entah
bagaimana, si Pendekar Kipas Wasiat turut lenyap.
Hidup Lie Wie Neng seperti disiksa. Kerjanya
hanya bisa menjenguk sang ayah yang kian lama
kian melemah itu. Hari ini tidak terkecuali, ia
memasuki kamar sang ayah untuk melihat
perubahan situasi. Cepat2 si ibu tiri Sim Nio bangun dari
pembaringan, menyambut Lie Wie Neng dan
berkata : "Kongcu, silahkan duduk."
Lie Wie Neng memandang sang ayah dengan air
mata dikelopak, untuk menolong Lie Kong Tie
memang tidak terlalu sulit, asal saja ia bersedia
membuat surat pernyataan, takluk dan tunduk di
bawah kekuasaan Ngo hong-bun, obat penawar
racun luar biasa itu segera diangsurkan datang.
Titik tolaknya berpangkal kepada Lie Kong Tie,
Lie Wie Neng lebih kenal kepada sifat2 kepribadian
914 ayahnya, tidak mungkin ayah itu mau tunduk
kepada kejahatan, pasti sang ayah memarahinya,
atau besar kemungkinan mengusir den tidak
mengaku anak lagi. Kecuali menyerah dan meminta obat penawar
racun apa pula yang bisa dilakukan olehnya "
Kian lama, keadaan ayah itu kian memberat,
betapa pedih hati seorang anak, kalau menyaksikan ayahnya yang tercinta menderita
seperti itu" Beberapa kali Lie Wie Neng hendak memberitahu duduknya perkara. Beberapa kali
pula dibatalkan niatnya itu, kalau sampai terjadi
sang ayah gusar, mungkin bisa mati langsung.
Karena itu, Lie Wie Neng belum pernah
mengutarakan perasaannya didepan ayah itu.
Lagi2 napas Lie Kong Tie sengal2, cepat-cepat si
bini muda Sim Nio membantu dengan urutannya.
"Kongcu," teriaknya kolokan. "Duduklah disebelah
ayahmu sini. Jangan berdiri seperti itu. Kakimu
akan letih karena itu."
Lie Wie Neng menghampiri ayahnya, dengan
suara sember bertanya : "Bagaimana keadaanmu,
ayah?" "Uh......Aduh......." Datuk utara Lie Kong Tie
sudah lenyap kegagahannya.
"Krisis penyakitnya kambuh lagi," Sim Nio
menalangi menjawab. Soal itu sudah dimaklumi oleh Lie Wie Neng,
setiap 10 hari sekali, keadaan sang ayah memang
915 meningkat krisis. Lie Kong Tie memandang putra
dan bini mudanya, ia berkata gelagap gelugup:
"Sim Nio....tolong.......kau ambilkan.....obat....yang
terakhir itu." "Obat yang terakhir' itu sangat menusuk Lie Wie
Neng. Seperti baru ingat, atau sengaja diingatkan
didepan Lie Wie Neng, si bini muda Sim Nio berlari2 gopoh, membawakan obat penawar racun
aneh suaminya. Lie Kong Tie menelan obat tersebut. Di dalam
sekejap mata, perasaannya agak lega, napasnya
tidak sengal2 lagi. Ia memeramkan mata,
memulihkan tenaga. "Ayah....."Lie Wie Neng memanggil perlahan.
Datuk Utara Lie Kong Tie membuka mata.
"Ayah......." Lie Wie Neng ragu2. "Ayah, ada
sesuatu yang kusembunyikan." Akhirnya ia tokh
bercetus juga hati yang terpendam kusut itu.
"Banyak sekali yang tidak kuceritakan."
Lie Kong Tie memandang beberapa saat.
"Aku....Aku....tahu...." Ia berkata susah. "Bibimu
telah menceritakan segalanya."
Yang diartikan "Bibi" oleh Lie Kong Tie adalah
bini mudanya yang bernama Sim Nio.
"Ayah......" "Penyakit yang kuderita.....adalah racun dari.....
Ngo-hong-bun....." Berkata Lie Kong Tie. "Ketahuilah....Nasib berada di tangan Tuhan.....
916 Tapi.....Pelaksanaannya tetap ditangan kita..... Aku
telah......mendapat gelar Datuk Utara".Yah.....Datuk Utara Lie Kong Tie....
Akh....Apa artinya nama kosong itu"...Kecuali
Datuk Selatan Kang Sang Fung....Adalah orang
menilai baik kepada ketiga datuk lainnya " Huh
!...Mereka menyebut datuk karena segan kepada
ilmu silatku....tapi?"
"Maksud ayah ?" Lie Wie Neng tidak mengerti
dari kata2 ayahnya itu. "Loya," Sim Nio turut bicara.
mendingan, jangan banyak bicara."
"Kau baru "Tidak apa." Berkata Lie Kong Tie. "Mereka
menempatkan kedudukanku dibawah Kang Sang
Fung......Mereka menganggap diriku.....sebagai tokoh setengah sesat ....Huh...."
Hati Lie Wie Neng tercekat, pikirnya : "Ayah
dihinggapi penyakit terlalu lama, sehingga
pendiriannyapun agak berubah."
Bini muda Sim Nio turut bicara : "Loya,
mengapa takut dikatakan setengah sesat " Peduli
apa dengan obrolan mereka."
"Kau mana tahu ?"
(Bersambung 17) *** 917 Jilid 17 "AYAH." Mengetengahi Lie Wie Neng, "Urusan itu
bisa diselesaikan sesudah kau sembuh."
"Sembuh " Ha, ha, ha?" Lie Kong Tie tertawa.
"Apa kau kira aku bisa sembuh " Tanpa
pertolongan mereka ?"
Betul. Bisakah ayah sembuh" Tanpa bantuan
Ngo-hong-bun" Inilah yang mengacau pikiran Lie
Wie Neng. Kecuali ia berdiri dibawah panji partay Ngohong-bun, mungkin mendapat kedudukan wakil
Lengcu Panji Hijau itu. "Ayah".." "Mungkinkah kau tega membiarkan aku hidup
seperti ini ?" "Maksud ayah ?"
"Keadaan...Keadaan situasi"." bisa berubah menurut Lie Wie Neng menatap ayahnya. Betul2 telah
terjadi perubahan atas pendirian ayah itu, sesudah
mengalami sakit lama. "Ayah," berkata Lie Wie Neng. "Aku meminta
diri. Esok hari akan kujengukmu lagi."
Lie Wie Neng meninggalkan ayahnya.
*** DISAAT ITU.... 918 Diruang tamu dari rumah Datuk Utara, di
tempat duduk yang tersedia sedang bercokol dua
orang. Seorang laki laki setengah umur dan
seorang kakek berjenggot putih. Laki2 setengah
umur adalah keponakan Yen Yu San yang bernama
Yen Siu Hiat, dan kakek berjenggot putih adalah
samaran Goan Tian Hoat, ia sedang membawakan
misi luar biasa. Lie Wie Neng segera diberitahu akan kunjungannya kedua tamu itu. Mengingat
kedudukan Yen Siu Hiat yang mempunyai
kedudukan lumayan didalam Benteng Penganungan Jaya, segera putra datuk ini
menerima tamu. Pengurus keluarga Datuk Utara, yang bernama
Khong Bun Hui segera memperkenalkan kedua
tamu2 itu. Peranan Goan Tian Hoat adalah seorang
'tabib' pandai yang sudah lama mengasingkan diri.
"Selamat datang." Menyambut Lie Wie Neng.
"Bagaimana keadaan paman Yen Yu San, apa
didalam keadaan sehat2 saja?"
"Terima kasih. Paman juga menanyakan
kesehatan paman Lie Kong Tie. Disini ada sepucuk
surat untuk Saudara."
Lie Wie Neng menerima surat dari Yen Yu San,
dimana tercantum nama Goan Tian Hoat sebagai
Cio Tay Hu, seorang tabib pandai yang bisa
sanggup menyembuhkan segala macam penyakit,
khusus ditugaskan untuk menolong Lie Kong Tie.
Hampir semua tabib terkenal sudah diminta
bantuannya, belum pernah ada yang berhasil, apa
919 lagi hanya seorang tabib yang Lie Wie Neng belum
kenal, tentu saja kurang meyakinkan, ia berkerut
alis. Sudah berada didalam perhitungan Goan Tian
Hoat akan adanya reaksi seperti itu, langkah
berikutnya harus dimainkan bersama, Yen Siu Hiat
berkata : "Saudara Lie, kedatanganku atas perintah
paman Yen Yu San, ada urusan sangat penting
yang mau dibicarakan."
"Oh "!" Nama pejabat ketua Penganungan Jaya
Yen Yu San memang bukan nama biasa, Lie Wie
Neng mulai tertarik. "Baiklah. Mari kita bicara
diruang dalam." Datuk Muda Utara Lie Wie Neng mengajak
kedua tamunya ke ruang yang lebih aman. Seorang
dayang perempuan membawakan minuman baru.
Ruang ini terpisah dari ruang2 lainnya,
disediakan Datuk Utara untuk merundingkan
sesuatu yang teramat penting.
Sesudah gadis pelayan meletakkan minumanminuman kepada tamu2nya, Lie Wie Neng berkata
: "Silahkan jiwie minum."
Yen Siu Hiat dan Goan Tian Hoat menghirup
minuman mereka, tapi tidak sepatah kata yang
keluar dari mulut mereka.
Lie Wie Neng menunggu dengan tidak sabaran,
akhirnya ia mendesak : "Pesan apa yang hendak
disampaikan oleh paman Yen Yu San ?"
920 "Satu bulan yang lalu, paman Yen Yu San
bertemu dengan ketua Hay yang-pay Kuo Se Fen."
"Aaa".Apa yang diceritakan ?"
Rahasia keracunan Lie Kong Tie sangat
dirahasiakan. Lie Wie Neng menjaga nama baik
ayahnya. Kecuali rombongan Kuo See Fen yang
bisa men-duga2, rahasia itu masih diusahakan
tertutup terus. Kini Yen Yu San mengatakan kalau
pamannya pernah bertemu dengan Kuo Se Fen,
tentu menyangkut urusan itu. Bagaimana ia tidak
menjadi kaget " Yen Siu Hiat berkata : "Kuo Se Fen
menceritakan pengalamannya yang membawa
Kang Han Cing meminta pengobatan, sesudah
mereka tiba di kelenteng Pek-yun-koan, kebetulan
Lengcu Panji Hijau mengadakan penyerangan dan
cerita tentang ada yang berani memalsukan paman
Lie Kong Tie ..." Lagi2 wajah Lie Wie Neng berubah.
Yen Siu Hiat menyambung pembicaraan :
"Mendengar cerita itu, paman Yen Yu San kurang
yakin. Mungkinkah ada orang yang bisa menukar
wajah ayah saudara tanpa sepengetahuan siapa
pun juga " Kalau bukan seorang ketua partai yang


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bercerita dan melihat dengan mata sendiri, besar
kemungkinan berita sensasi belaka. Apa lagi tidak
ada angin selentingan yang bisa dihubungkan
dengan hal itu. Untuk meminta kepastian, paman
Yen Yu San hendak berkunjung datang, sayang
berhalangan. Benteng Penganungan Jaya juga
sedang menghadapi problem pengacauan, karena
921 itulah aku disuruh datang, serta mengajak Bapak
Tabib ini, beliau adalah ahli racun2an, racun Kang
Han Cing juga berhasil ditolongnya. Siapa tahu,
kalau kami bisa membantu menghilangkan racun2
yang diderita oleh ayah saudara itu " Sebelumnya,
bisakah saudara menceritakan secara terperinci,
memberi penjelasan secara mendetail ?"
Sedari tadi Lie Wie Neng menggigit bibir,
akhirnya ia dapat mengambil putusan, katanya :
"Sebetulnya aku hendak merahasiakan kejadian
ini. Apa boleh buat. Hah ! Apa mau dikata " Betul2
keluarga kami sedang diserang malapetaka, entah
bagaimana, ayahku bisa keracunan seperti itu.
Dan yang lebih aneh lagi, disaat kami istirahat
dikelenteng Pek yun koan, secara ajaib mereka bisa
menyelundupkan seseorang yang memalsukan
wajah ayah, entah bagaimana ayah lenyap
mendadak. Disaat kejadian itulah yang Kuo Se Fen
tayhiap lihat. Lengcu Panji Hijau muncul dan
menyatakan adanya pemalsuan berani itu, mereka
bersedia mengembalikan ayah, sesudah kita
membuat pernyataan takluk. Aku mengulur waktu
dan mereka hanya mengembalikan ayah dengan
menyertai 9 butir obat penyambung nyawa,
menunggu sampai kita betul2 tunduk, baru
bersedia menyembuhkannya betul2. Kalau betul
terjadi, Datuk Utara harus mengundurkan diri dari
kancah rimba persilatan."
"Inilah yang dikhawatirkan oleh paman Yen Yu
San." Berkata Yen Siu Hiat. "Untuk membongkar
rahasia musuh, kami ditugaskan untuk mengisiki
sesuatu." 922 "Rahasia musuh " Apakah rahasia musuh itu ?"
"Sebelumnya aku meminta maaf kalau sampai
terjadi menyinggung sesuatu."
"Tidak apa. Katakanlah."
"Paman Yen Yu San hendak tahu, paman Lie
Kong Tie yang diantar oleh Lengcu Panji Hijau itu
mempunyai ciri yang bagaimana ?"
"Tidak ada ciri2 yang luar biasa."
"Apa bukan mustahil seorang imitasi pula ?"
Lie Wie Neng membuka matanya lebar2. Ia
terpaku di tempatnya. Inilah kisikan halus yang
wajib dicamkan. "Dengan alasan apa paman Yen Yu San bisa
terpikir sampai kesitu ?" bertanya Lie Wie Neng.
"Terlalu banyak dikemukakan." kecurigaan2 yang hendak "Tunggu dulu !" tiba2 Lie Wie Neng berteriak
keluar. "Ceng Hong." Ia memanggil dayang
pelayannya. Ceng Hong adalah nama perempuan
itu. Gadis pelayan yang membawakan air minum
tadi berlari cepat, memberi hormat kepada sang
Datuk muda. "Segera panggil Lie Pa menghadap." Perintah Lie
Wie Neng. Tidak lama seorang laki2 berewok berlari
datang, inilah orang yang bernama Lie Pa. Salah
satu dari Empat Jendral Keluarga Lie yang
923 ternama. Orang kepercayaan yang berkepandaian
silat tinggi dan boleh dipercayai.
Memandang kearah memberi perintah : Lie Pa, Lie Wie Neng "Segera bikin pemeriksaan di sekitar ruangan
ini. Siapapun dilarang datang atau mendekati,
kecuali kalian empat saudara saja !"
"Baik." Lie Pa menerima perintah. Mengajak Tiga
Jendral Keluarga Lie lainnya, mereka membuat
perondaan, mengawasi keadaan tempat itu. Tidak
mungkin ada mata2 yang bisa menangkap
pembicaraan Lie Wie Neng beserta kedua tamunya.
Termasuk si pelayan Ceng Hong juga.
Yen Siu Hiat menganggukkan kepala, di dalam
hati berpikir: "Melihat caranya yang seperti ini, tentu ia pun
sudah lama menaruh curiga kepada mata2 pihak
musuh." Menunggu sampai Ceng Hong dan Lie Pa keluar,
Lie Wie Neng berkata : "Nah, sekarang saudara Yen boleh bercerita
secara aman." Menurut apa yang sudah dirundingkan, Yen Siu
Hiat mengemukakan adanya ketidak-mungkinan
dari apa yang diceritakan sebagai Lie Kong Tie
palsu yang terbaring di kelenteng Pek-yun-koan.
Sebagai seorang Datuk rimba persilatan, siapakah
yang bisa mengelabui mata Lie Kong Tie " Siapa
yang bisa membokong dirinya tanpa disadari "
Kecuali ada mata2 musuh yang diselundupkan ke
924 dalam keluarga datuk itu, kecuali salah seorang
dari keluarga Lie yang sudah berkhianat kepada
musuh. Ketidak-mungkinan kedua : Keracunan Lie Kong
Tie bukan keracunan sekaligus. Itu artinya diberi
sedikit demi sedikit, kecuali menyampurinya
didalam makanan setiap hari, tidak ada analisa
kedua. Ketidak-mungkinan ketiga : Bagaimana Lie Kong
Tie yang terbaring ditempat tidur kelenteng Pekyun-koan bisa ditukar orang " Sedang Empat
Jendral dan Lie Wie Neng membuat penjagaan yang
begitu ketat " Mudahkah mengangkut Lie Kong Tie
palsu yang dibaringkan ditempat Lie Kong Tie
tertidur " Mudahkah mengangkat Lie Kong Tie asli
yang dijaga ketat itu"
Kesimpulannya : Lie Kong Tie yang di
"suguh'kan kepada Lengcu Panji Hijau adalah Lie
Kong Tie asli. Lie Kong Tie yang sekarang adalah Lie Kong Tie
palsu. Lie Wie Neng belum bisa menerima kenyataan
ini, ia berkata : "Sudah kuperiksa betul2, nyatanya orang itu
hanya menggunakan kedok kulit tipis yang
berbentuk wajah ayah."
Yen Siu Hiat menoleh kearah Goan Tian Hoat.
Orang yang belakangan kita sebut tidak
mengeluarkan reaksi, peranannya dihari ini adalah
925 seorang tabib tua, tidak layak dan bukan waktunya
ia bicara, lebih2 tidak wajib turut campur.
Yen Siu Hiat memberi keterangan yang lebih
jelas, Lie Kong Tie diracuni oleh orang dalam, atau
se-tidak2nya orang yang diselundupkan musuh ke
dalam keluarga Lie. Musuh belum yakin bisa
menguasai Datuk Utara beserta keluarganya,
secara diam2 pula mengubah wajah Lie Kong Tie,
dilapisi pula oleh selembar topeng kulit tipis yang
berupa Lie Kong Tie, sengaya mengutus Lengcu
Panji Hijau untuk memberitahu akan adanya
pemalsuan itu. Tentu saja pemalsuan yang kedua,
Lie Wie Neng masuk perangkap, menarik topeng
kulit tipis, didalam kemarahan dan kerisauan, Lie
Wie Neng tidak banyak menaruh curiga lagi, tidak
memperhatikan wajah sang ayah dibalik topeng
tipis itu masih ada wajah lagi, demikian
di"suguh"kan saja ayah itu kepada musuh.
Rencana Perintah Maut yang luar biasa !
Semua cerita diatas dikelenteng Pek-yun-koan.
adalah cerita lama Mendapat pengilmiahan itu, Lie Wie Neng
bertepuk kepala, teriaknya keras : "Aku sudah
masuk kedalam perangkap mereka !"
Kalau Yen Siu Hiat dan Goan Tian Hoat datang
lambat, bukan perangkap itu saja yang menjebloskan Lie Wie Neng, karena harus
menolong jiwa 'ayah'nya, mungkin ia bersedia
bertekuk lutut dibawah kaki partay Ngo-hong-bun.
Kedatangan Yen Siu Hiat tepat pada waktunya.
926 Lie Wie Neng mengucurkan keringat dingin,
kemarahannya melonjak mendadak, ia ditipu
mentah2, sesudah mengetahui kalau jiwa sang
ayah masih terancam, ia bertanya :
"Kalau begitu ayah yang terbaring disini adalah
manusia imitasi ?" "Tenang ! Sabar !" Cegah Yen Siu Hiat. "Hanya
mengilmiah dari jarak jauh, belum tentu tepat. Kita
harus bisa membuktikannya."
"Baik. Segera kuseret orang itu ke tempat ini,"
Berkata Lie Wie Neng siap meninggalkan ruangan
itu. "Lie Kongcu," cegah Yen Siu Hiat. "Kita harus
menghadapinya dengan rencana masak2."
"Rencana apa lagi ?"
"Sebelumnya paman Yen Yu San sudah bisa
menghitung akan adanya yang seperti ini. Maka
didatangkannya juga Bapak Tabib ini." Ia
menunjuk Goan Tian Hoat. "Tabib Ciok Tay Hu " Bukankah dia seorang
akhli pengobatan ?" "Akhli pengobatan dan juga akhli ber-make-up,
seorang akhli mengubah wajah dan bisa
membedakan wajah asli serta wajah imitasi."
"Saudara Yen Siu Hiat terlalu memuji." Goan
Tian Hoat memegang peranannya dengan baik dan
merendah diri. "Baiklah." Berkata Lie Wie Neng. "Mari jiwie
turut ke tempat kamar ayah."
927 "Tunggu dulu." Cegah Yen Siu Hiat.
"Sebaiknya kita rundingkan baik2, bagaimana
harus menghadapinya. Pesan paman Yen Yu San
seperti ini." "Apa lagi pesan paman Yen Yu San ?" bertanya
Lie Wie Neng. Ia yakin dan sangat percaya kepada
pejabat ketua Penganungan Jaya itu.
"Sebelumnya kami hendak tahu, adakah
seseorang di dalam keluarga lain yang mempunyai
bentuk tubuh bersamaan dengan paman Lie Kong
Tie ?" bertanya Yen Siu Hiat.
"Dedak perawakan Yo Su Kiat agak mirip
dengan dedak perawakan ayah."
"Bagaimana kepercayaan Kongcu kepada Yo Su
Kiat ini ?" "Sebagai salah seorang dari Yen-san Siang kiat,
kami percaya penuh akan kesetiaannya."
"Bagus. Bisakah kita bertemu dengan Yo Su Kiat
?" Permintaan ini tidak keterlaluan, segera Lie Wie
Neng memanggil orang yang bersangkutan.
Yo Su Kiat adalah sepasang jagoan keluarga Lie,
mengabdikan diri kepada Datuk Utara karena
pernah menerima budinya, meninggalkan gunung
Yen-san dan menetap di perkampungan Lie-kekhung itu. Kedudukannya hanya berada dibawah
Khong Bun Hui. Tentu saja memiliki ilmu silat
tinggi. 928 Mengetahui bahaya apa yang mau mengarungi
Lie-ke-khung, tanpa ragu2 Yo Su Kiat menyediakan
tenaganya. Diberitahu tentang rencana mereka,
bagaimana menghadapi pemalsuan musuh yang
berani. *** Bab 60 LIE WIE NENG berkunjung ke kamar Lie Kong
Tie, inilah kunjungan yang kedua kalinya. Hal tadi
sangat mengejutkan si bini muda Sim Nio. "Ada
apa yang membuat Kongcu ter-buru2 ?" Tanyanya
penuh selidik. "Apa ayah sudah tidur ?" Balik tanya Lie Wie
Neng. Nada suara "ayah" itu sangat kaku dan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

canggung, hal ini membuat Sim Nio semakin was2.
"Loya baru saja tidur." Jawabnya segera.
Lie Wie Neng menghampiri pembaringan Lie
Kong Tie. "Wie Neng yang datang?" Terdengar suara sang
Datuk Utara. "Ayah..." Berkata Lie Wie Neng.
"Ada apa ?" "Pejabat ketua Penganungan Jaya Yen Yu San
mengutus keponakannya mengirim seorang tabib
pandai yang bernama Ciok Thay Hu untuk
menjenguk keadaan ayah."
929 "Mengapa mengundang tabib lagi?" berkata Lie
Kong Tie. "Mau apa mereka itu" Katakan saja
kepada mereka, penyakitku sudah baik. Tidak
perlu tabib lagi." Didalam hati Lie Wie Neng tertawa dingin,
setengah mendesak ia berkata :
"Hubungan ayah dengan Yen Yu San bukan
hubungan biasa, mengapa menolak maksud
baiknya " Apa lagi mengingat racun yang sulit
dikeluarkan itu, siapa tahu sang tabib betul2
pandai dan bisa menyembuhkannya ?"
Mengetahui ia terlalu mengumbar emosinya,
cepat Lie Kong Tie batuk2, membawakan sikap
yang masih lemah, ia berkata: "Tabib pandai dari
mana yang bisa menyembuhkan penyakitku "
Sampai Thian hung Totiang yang terkenal jago
itupun tidak berdaya, bukan" Ambil saja beberapa
keping uang, hadiahkan kepadanya. Biar dia
senang dan balik ke kampungnya."
Membawakan sikapnya yang sesabar mungkin,
Lie Wie Neng berkata : "Ayah, tabib undangan Yen Yu San tentu bukan
tabib biasa, mungkin dia bisa marah kalau kita
terlalu memandang rendah. Sudah kuperintahkan
mereka menunggu didepan, tinggal meminta
persetujuanmu saja."
Bini mudanya, Sim Nio turut bicara : "Betul2
loya hampir berubah ingatan, mana boleh menolak
kebaikan hati orang. Biar saja ia mencoba2, siapa
tahu kalau berhasil, bukan ?"
930 "Baiklah." Lie Kong Tie mengalah.
Lie Wie Neng keluar kamar, tidak lama balik
kembali dengan iring2an, Yen Siu Hiat, si Bapak
Tabib, Khong Bun Hui dan Yo Su Kiat. Mereka
memberi hormat kepada sang Datuk.
"Kau yang bernama Yen Siu Hiat ?" Berkata Lie
Kong Tie kepada Yen Siu Hiat yang berada dipaling
depan. "Sudah cukup besar, he " Lama aku tidak
bertemu dengan kalian."
"Lima tahun yang lalu, boanpwe pernah ikut
paman Yen Yu San berkunjung kemari, mungkinkah paman sudah lupa ?" Berkata Yen Siu
Hiat. "Oh...Ya...Oh"Ya....Aku lupa." Berkata Lie Kong
Tie. "Hampir saja aku lupa. Bagaimana keadaan
pamanmu itu " Apa masih baik2 saja ?"
Menembus Kabut Berdarah 2 Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett Setan Harpa 9

Cari Blog Ini