Ceritasilat Novel Online

Perintah Maut 8

Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 8


"Benda ini penting bagi penyamaranmu." Tong
Jie Peng memberi keterangan. "Wajah Kang Han
Cing sudah harus lenyap dari permukaan rimba
persilatan, gunakanlah wajah ini, maka kau bisa
bebas bergerak, jangan sampai ekor2 panjang dan
648 kuat itu menggencet dirimu, jangan sampai mereka
mengetahui, dimana bersembunyinya Kang Han
Cing." Kang Han Cing menerima pemberian sang toako
angkat, dibulak baliknya kedok tipis itu, maka
dengan adanya kedok ini ia bisa melakukan
penyamaran, ia bisa mengubah diri, melenyapkan
Kang Han Cing dari tekanan2 Perintah Maut !
"Terima kasih....."
Dengan rasa terharu Kang Han Cing bersyukur
kepada bantuan2 Tong Jie Peng. Yang sudah
menyembuhkan luka2 lemasnya, kembali kini Tong
Jie Peng memberikan bantuannya yang besar.
"Nah ! Selamat bertemu dilain waktu." Tong Jie
Peng tertawa, dan meninggalkan Kang Han Cing.
"Toako....." Kang Han Cing berteriak dibelakang
sang kakak angkat itu. "Biar kuantar sebentar!"
Tong Jie Peng membalikan kepala, tersenyum
sebentar dan berkata : "Waktu masih panjang, lain
kali kita pasti berjumpa kembali."
Sesudah itu tubuhnya melejit dan terjadilah
kilatan bayangan hijau, Tong Jie Peng lenyap di
balik semak dan lenyap didepan pandangan mata
Kang Han Cing. Kang Han Cing mematung lama ditempat itu,
memandang kearah lenyapnya Tong Jie Peng. Tibatiba ia teringat sesuatu, cepat2 mengenakan kedok
penyamarannya, sesudah ini meluncur dan
menggunakan ilmu meringankan tubuh, balik ke
tempat penghadangan tadi.
649 *** Bab 34 DISANA, tidak satu bayanganpun yang tampak.
Orang2 dari partai baru sudah tiada. Rombongan
dari Put-im Suthay dan kawan2 juga sudah tiada.
Kang Han Cing berkerutkan alis dan berkata :
"Oh.......kemana pula kepergian mereka?"
Kang Han Cing harus menjauhi diri dari
rombongan Put-im Suthay dan kawan2 tapi ia
harus berusaha membongkar fitnah2 jahat itu.
Fitnah lebih jahat dari pada pembunuhan biar
bagaimana ia harus mencuci bersih fitnah
tersebut. Siapa yang menjadi musuh utama "
Golongan Perintah Maut "! Ya ! Ia harus
menyelidiki kemisteriusan dari golongan Perintah
Maut. Dua kekuatan baru didalam rimba persilatan itu
adalah golongan Perintah Maut dan Partai Baru.
Partai Baru mengambil markas di lembah baru,
kalau saja ia tidak bisa menemukan lembah yang
bernama Lembah baru itu, tidak mudah mencari
markas besar kekuatan tersebut.
Jenazah ayahnya hilang. Dan hal ini tidak
mungkin buah tangan dari golongan Perintah
Maut. 650 Hanya ada satu kemungkinan, pasti mempunyai
hubungan erat dengan partai baru. Ia harus
menyelidiki di mana adanya rombongan yang
bernama Partai Baru itu. Kang Han Cing memeriksa bekas2 tapak roda,
jejak itu menuju kearah barat, inilah jejak kereta
partai baru. Hati Kang Han Cing bersorak girang,
dengan adanya jejak tadi mungkinkah dia tidak
bisa menemukan jejak partai baru "
Demikianlah Kang Han Cing mengikuti jejak
kereta itu, membayangi gerak gerik partai baru.
Pada masa itu, jarang sekali ada jalan aspal, terlebih2 diluar kota, tidak mudah menemukan jalan
yang baik. Kereta yang hendak membawa Kang Han Cing
ke lembah baru berjalan diatas semak2 rumput,
rumput2 itu masih basah, maka terdapat bekas
gelinding roda. Mengikuti adanya garis ini, Kang
Han Cing meluncur cepat. Belasan lie kemudian, jejak roda kereta masih
menuju ke arah barat, berjalan ke jalan raya.
Kang Han Cing tidak mau ambil pusing, kemana
larinya kereta itu, kembali melewati kota dan
melewati gunung, ia memperhatikannya dengan
baik2 dan meneliti jejak2 tadi.
Hari menjelang sore, jejak kereta menuju kearah
sebuah desa. Kang Han Cing mendongakkan kepala, dia
sudah berada didaerah Kui-lien-shia. Wah ! Kang
Han Cing menjadi pusing kepala, jejak itu menuju
651 kearah barat, ke arah kota Kim-leng. Mungkinkah
kembali ke kota Kim-leng kembali "
Kemarin hari, Kang Han Cing memperhatikan
baik2, mereka baru saja meninggalkan kota Kimleng dan tiba di tempat yang ia tidak ketahui, dan
mungkinkah desa Kui lien-shia "
Kalau betul dari Kim-leng ke Kui-lien-shia, dan
melakukan perjalanan sehingga dicegat oleh
rombongan Put-im suthay dan kawan2, tentunya
mereka itu menuju Lembah Baru.
Dimana letak Lembah Baru " Kang Han Cing
belum tahu. Karena ter-buru2 Kang Han Cing telah
mengikuti jejak kereta ini, terakhir jejak kereta
kembali ke desa Kui-lien shia.
Mungkinkan salah raba" Ia memilih jejak kereta
menuju ke tempat itu "
Tidak mungkin ! Kang Han Cing mengingat
betul2 hanya ada sebuah jejak ini.
Maka jawabannya tidak sulit, tentu kereta itu
balik kembali ! Mengapa balik kembali " Karena sudah
kehilangan Kang Han Cing" Mengapa harus
kembali ke desa Kiu-lien-shia"
Sampai ditempat ini, Kang Han Cing tidak
menemukan jejak kereta tadi, jejak itu lenyap
tanpa bekas. Kang Han Cing putus asa. 652 Tapi timbul pikiran lain, ia tidak bisa
menyanggah si Jaksa Bermata Satu, Tan Siao Tian.
Timbul pikiran lain, Kang Han Cing pernah
terjebak di gedung Liong-tan dan menurut cerita
Put-im suthay gedung Liong-tan ini adalah salah
satu tempat eks warisan Cen-yen piauwki, sesudah
pemimpin piauwki Ban Cen San meninggal dunia,
tempat ini sangat misterius sekali.
Menurut pengalaman Kang Han Cing, gedung
Liong-tan itu, adalah sarang dari golongan Perintah
Maut. Mengapa tidak kembali ke tempat itu" Atau
menyelidiki jejak rombongan dari Partai Baru"
Boleh juga sekalian menyelidiki golongan Perintah
Maut " Karena sudah menggunakan kedok kulit
pemberian Tong Jie Peng, Kang Han Cing tidak
segan2 memasuki kota. Sesudah menangsal
perutnya, sebelum hari menjadi gelap sekali, ia
melangkahkan kaki menuju ke arah gedung Liongtan.
Dengan ilmu lari cepat Kang Han Cing yang
tiada tara, jarak itu tidak terlalu jauh. Sebentar
kemudian ia sudah balik kembali ke gedung Liongtan.
Terbentang di muka mata Kang Han Cing,
sebuah gedung yang megah di tengah2 kegelapan,
tidak ada api penerangan dan tidak ada cahaya
lampu. Kang Han Cing memiliki kecerdikan, ia tidak
segera memasuki gedung itu, dengan 653 memperhatikan berpikir : keadaan gedung itu, hatinya "Aku harus hati2. Daerah ini berada di bawah
kekuatan musuh. Tentu banyak mata2 mereka."
Dengan setengah merayap, tanpa mengeluarkan
suara sedikitpun Kang Han Cing mendekati gedung
Liong-tan. Kang Han Cing melewati rimba di muka gedung
Liong-tan itu tanpa ada gangguan.
Hal ini mengherankan Kang Han
bagaimana tidak ada gerakan musuh "
Cing, Kang Han Cing betul2 berada dimuka gedung, ia
bisa memasang telinga dengan teliti, kecuali angin
malam, tidak sedikit suara terdengar di tempat itu.
Menyesuaikan keadaan dengan kegelapan, tanpa
adanya penerangan, menambah seramnya gedung.
Pemuda kita bernyali besar, dia menyedot
napasnya dalam2, memumbulkan badan dan
melompati tembok gedung itu kemudian melejit,
dan berada diatas wuwungan rumah, per-lahan2
melongok kebawah. Disana terdapat kamar kecil, inilah kamar yang
pernah digunakan oleh Suto Lan. Tapi tidak ada
lampu penerangan. Hati Kang Han Cing masih ber-pikir2,
mungkinkah Suto Lan belum balik ke rumah "
Ia lompat ke bawah, betul2 tidak ada orang.
Mendorong pintu kamar, dan di sana ia berdiri.
654 Keadaan gelap gulita, tapi hal itu tidak
mengganggu Kang Han Cing, matanya yang lihai
menyapu ke seluruh kamar.
"Aaaaah"."
Hampir Kang Han Cing berteriak, karena apa
yang disaksikannya, jauh dengan apa yang sudah
dibayangkannya. Mengapa " Kamar ini adalah kamar yang pernah digunakan
olehnya, kamar yang telah diteliti dengan seksama,
kamar yang tidak asing. Itulah kamar yang telah
digunakan oleh Suto Lan, kamar yang telah dihuni
olehnya. Keadaan kamar memang tidak berbeda, seperti
apa yang telah Kang Han Cing saksikan dan
sesudah Kang Han Cing bayangkan.
Toilet, meja dan kursi masih ada.
Tapi yang membuat bulu tengkuk Kang Han
Cing bangun menggerinding, bukanlah benda2
tersebut, karena pada permukaan tempat tidur,
permukaan meja dan permukaan kursi penuh
dengan debu tebal melapisi tempat itu.
Suatu tanda bahwa tempat ini tidak pernah
ditiduri dan kamar ini tidak pernah terpakai dalam
waktu2 yang cukup lama. Paling sedikit setengah
tahun ! Dan yang lebih luar biasa lagi, disana sini
timbul galagasi, kawa2 berkerayap diatas sarang2
itu. 655 Mungkinkah kumasuki rumah setan"
Bulu2 roma Kang Han Cing bangun kembali,
terlebih takut. Teringat akan rumah setan itu, bagaimana ada
seorang wanita cantik yang menjelma hidup
menggunakan kamar setannya, mengemasi laki2,
mungkinkah Suto Lan mengemasi dirinya" Suto
Lan itu bukan manusia"
Tapi Kang Han Cing bukan Kang Han Cing
kalau ia seorang penakut, otaknya mengilmiah
sesuatu dengan tepat, maka jelaslah sudah,
permainan apa yang dipertontonkan oleh golongan
Perintah Maut itu, maka para penjahat menggunakan gedung ini untuk membuat fitnah.
Tentu saja harus diketahui jelas mereka harus
menutupi semua jejak2 itu dan merubah tempat
yang ada. Untuk membuktikan dugaannya, Kang Han
Cing meninggalkan kamar Suto Lan yang sudah
lama tidak digunakan, maka menuju ke arah
ruangan si orang tua berbaju hijau.
Orang tua itu adalah ayah angkat Suto Lan, dan
dikatakan sebagai pemimpin gedung ini.
Seperti keadaan kamar Suto Lan, ruangan yang
pernah digunakan oleh orang tua berbaju hijau
juga penuh dengan debu, suatu tanda bahwa


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tempat ini lama tidak dihuni.
Bukan lama tidak digunakan. Sesudah Suto Lan
dan ayah angkatnya berangkat, mereka 656 mengembalikan keadaan seperti asal mulanya, seolah2 tempat ini lama tidak digunakan.
Rencana pembunuhan Yen Siu Lan untuk
membuat air keruh, menarik kekuatan Siauw-limpay, Ngo-bie-pay dan Benteng Penganungan Jaya
untuk menggencet Kang Han Cing.
Tentu saja harus membuat situasi yang
sempurna harus memaksa Kang Han Cing
mempernahkan diri agar tergencet keluar, dan
menyerah kepada Perintah Maut.
Nah ! Disini letak kepintaran rombongan
Perintah Maut. Bisakah Kang Han Cing yang
mengadakan pembelaan dan mengatakan kepada
Put-im Suthay membuktikan kalau ia telah
ditawan dalam gedung ini.
Siapa yang percaya kalau menyaksikan keadaan
gedung itu seperti keadaan sudah lama tidak
terpakai" Kang Han Cing mengertek gigi, golongan
Perintah Maut dengan fakta2 yang seperti itu telah
menjerumuskan dirinya kedalam lembah kenistaan. Bagaimana Put-im Suthay dan kawan2 bisa
percaya kepada keterangannya" Dengan bukti2
yang ada itu" Disaat Kang Han Cing sedang berdaya upaya
untuk memecahkan problim yang sulit itu,
telinganya yang tajam dapat menangkap suara
sesuatu, itulah suasa kiplikan sayap burung.
657 Betul saja ! Seekor burung merpati baru saja
berjalan dan mengibrik2kan kedua sayapnya
dengan maksud terbang pergi.
Kang Han Cing melejit, tangannya diraihkan,
gerakan si pemuda lebih cepat lagi dari pada
gerakan burung itu, baru saja burung merpati
melayang terbang, kecepatan tangan Kang Han
Cing menyusulnya, meraih dan berhasil menangkap kaki burung tersebut.
Dengan membawa burung merpatinya, Kang
Han Cing memperhatikan baik2. Betul saja,
dugaannya tidak salah, pada ujung kaki sang
burung terikat sebuah tabung kecil, didalam
tabung terdapat gulungan kertas.
Dan ketika Kang Han Cing membuka kertas
tadi, terbacalah tulisan yang berbunyi seperti ini.
"Sebelum jam lima pagi, dengan mengajak
semua anak buah, harus berkumpul di puncak
Tay-biao-hong." Tidak ada tanda tangan, dan juga tidak ada
identitas, pada ujung surat itu hanya ada sebuah
tanda code merah. Kang Han Cing menggunakan otaknya mengilmiah kejadian itu, ternyata ayah angkat
Suto Lan telah memberi perintah kepada
rombongan yang berada di gedung ini, agar mereka
bisa berkumpul di puncak Tay biao-hong sebelum
hari menjadi pagi. "Tay-biao-hong !" Kang Han Cing meng-ingat2
nama ini. Dimanakah letak Tay-biau hong " Ia
658 harus bisa tiba dipuncak Tay biao-hong sebelum
jam lima pagi mengikuti jejak mereka dan mencari
tahu keadaan mereka. Karena adanya penemuan yang seperti itu
tubuh Kang Han Cing melejit dan meninggalkan
gedung Liong-tan. Baru saja Kang Han Cing lompat turun dari
tembok gedung, baru saja ia meletakkan kakinya di
semak2 pohon, daya tangkap pendengarannya
yang lihai segera tahu bahwa ada sesuatu
pendatang baru. Karena itu cepat2 bersembunyi,
dengan menahan napasnya memperhatikan keara
pendatang2 baru itu. Betul saja ! Lima bayangan meluncur dengan
kecepatan kilat, sebentar kemudian sudah berada
tidak jauh dari Kang Han cing berada. Rombongan
itu menghampiri gedung Liong-tan, orang yang
berada di paling depan adalah Put-im Suthay,
kemudian Ciok Beng taysu dan Ciok Sim taysu,
dua lagi adalah Yen Siu Hiat dan Liauw In nikouw.
Mereka tidak segera memasuki gedung Liongtan, memperhatikan gedung dalam malam gelap
itu. "Heran !" terdengar suara Ciok Sim taysu.
"Kalau saja ada orang didalam gedung tentunya
mereka membuat kesiap siagaan, mengapa begitu
sunyi ?" Terdengar Put-im taysu berkata: "Mengapa Cioksim taysu percaya kepada obrolan si Maling tukang
petik daun muda itu " Menurut hematku, berita ini
659 hanya isapan jempol. Didalam gedung tidak ada
orang." Ciok Sim taysu berkata: "Mari kita masuk
kedalam, kita saksikan apa yang ada disana."
Dengan dingin Put-im suthay berkata : "Tentu
saja harus masuk ke dalam."
Kang Han Cing berkerut alis. Kedatangan
rombongan Put-im suthay ditempat ini akan lebih
mempersulit kedudukannya. Kalau saja dirinya
dipergoki, apa yang hendak dikatakan kepada
mereka " Rasa takut Kang Han Cing itu membuat ia
gelisah. Dan Ciok Beng taysu memang lihay, ia bisa
menangkap adanya tanda2 yang mencurigakan
dibalik semak2 pohon itu, terdengar Ciok Beng
membentak, "Siapa !?"
Mengetahui jejaknya sudah didengar orang,
Kang Han Cing melejitkan kaki. Tanpa menolehkan
kepala, menggunakan segala kesempatan yang
ada, Kang Han Cing meninggalkan gedung Liongtan menuju ke arah puncak Tay-biao-hong.
Puncak Tay biao-hong adalah tempat yang
ditunjuk oleh pimpinan Perintah Maut kepada
rombongan Suto Lan. Kang Han Cing harus
menyelidiki tempat tersebut.
Kecepatan lari Kang Han Cing lebih cepat dari
seekor burung, begitu bentakan Ciok Beng taysu
dicetuskan, secepat itu pula tubuhnya terbang.
660 Manakala rombongan Put-im taysu dan kawan2
sadar akan kekurangannya, bayangan tadi sudah
meluncur jauh. Tidak bisa dikejar lagi.
Put-im suthay, Ciok Sim taysu dan Ciok Beng
taysu tidak membikin pengeyaran. Disebabkan
karena: Kesatu, mereka hendak menyelidiki gedung
Liong-tan dari perusahaan Cen-yen piauwki.
Kedua, gerakan Kang Han Cing terlalu gesit,
mereka tidak mengetahui siapa orang itu.
Ketiga, walaupun mereka mengejar, dengan
kegesitan demikian itu tidak mungkin dicapai,
karena itulah mereka membiarkan kepergian Kang
Han Cing, walaupun dengan rasa penuh
kemasgulan dan tidak puas.
Kang Han Cing berhasil menghindari kerewelan.
Put-im suthay dan kawan2, walau pertemuan itu
terjadi, tokh mereka tidak bisa mengenali
wajahnya, mengingat ia telah menggunakan kedok
kulit muka pemberian Tong Jie Peng.
Yang penting, ia harus segera berada di puncak
Tay-biao-hong. Menyelidiki jejak golongan Perintah
Maut. Dengan kecepatan lari Kang Han Cing, sebentar
kemudian ia sudah berada dibawah gunung Taybiao-hong.
Puncak Tay-biao-hong bukanlah daerah sempit,
sangat luas dan banyak pepohonan, di sini Kang
Han Cing mengalami kesulitan pula, kemana ia
harus mencari tempat yang dituju"
661 Tiba2.... Dari jauh tampak bayangan bergerak dengan
cepat menaiki puncak Tay-biao-hong.
Kang Han Cing menduga kepada anak buah
Perintah Maut. Karena itu cepat2 ia bersembunyi.
Betul saja ! Orang2 yang datang adalah orang2
berseragam baju hijau, dibawah pimpinan seorang
yang juga mengenakan pakaian hijau, menggunakan tutup kerudung hijau.
Semua orang menggunakan tutup kerudung
muka, maka tidak bisa menyaksikan wajah2
mereka. Gerakan rombongan dari orang2 berbaju hijau
sungguh gesit, sebentar kemudian mereka lewat di
muka tempat sembunyi Kang Han Cing.
Hampir Kang Han Cing berteriak girang, ia
segera menduga kepada lengcu Panji hijau.
Ternyata lengcu Panji Hijau mendapat tugas untuk
berkumpul di puncak Tay biao hong, bertemu
dengan pimpinan2 tertinggi mereka.
Sebentar kemudian iring2an lengcu Panji Hijau
itu sudah melewati tempat sembunyinya. Jumlah
mereka 24 orang, semua berseragam hijau.
Gerakan mereka sangat cekatan, tapi tidak
menimbulkan banyak suara.
Menunggu sampai sembilan belas orang itu
lewat Kang Han Cing mendekati orang yang
berjalan paling terakhir, dengan gerak kaki yang
tiada tara ia menubruk dan menotok. Tanpa bisa
dielakan, menyeret orang tersebut ke balik semak2,
662 cepat2 ia menerotoli pakaian orang itu, membuka
tutup kerudung lalu dipakainya sendiri.
Iring2an itu mempunyai tugas penting, mereka
bergerak tanpa menoleh kanan dan kiri, mereka
bergerak cepat, mereka tidak mengetahui kalau
salah satu anggotanya telah dipereteli orang.
Sesudah selesai mengenakan pakaian hijau dan
berkerudung hijau, Kang Han Cing lari menyusul.
Ia mengikuti iring2an itu.
Orang2 itu berada dibawah pimpinan lengcu
Panji Hijau, mereka bergerak cepat tanpa
menengok kanan dan ke kiri, ter-lebih2 tidak
pernah menengok ke belakang. Hal ini memudahkan Kang Han Cing melakukan penggantian orang. Belasan lie dilewatkan, mereka melewati dua
puncak, di suatu pohon yang agak besar, lengcu
Panji Hijau memperlambat langkahnya.
Ternyata semua anak buah itu turut berhenti,
semua berbaris rapi, menunggu perintah lengcu
Panji hijau. Lengcu Panji Hijau menyapu kepada anak
buahnya, sinar matanya melewati lubang yang
berada pada tutup kerudung itu, ia memperhatikan
kesemua anak buahnya, se-olah2 menghitung
jumlah yang datang. Tampak ia sangat puas, menganggukkan kepala
dan berkata: "Nah ! Kita istirahat disini."
663 Suara itu adalah suara seorang wanita, suara
yang tidak asing bagi Kang Han Cing, itulah suara
si gadis berbaju hijau Suto Lan !
Ternyata lengcu Panji Hijau adalah Suto Lan !
Semua anak buah Suto Lan berdiri tegak,
siapapun tidak berani banyak bersuara.
Kang Han Cing turut diantara rombongan itu,
dia juga tidak berani berteriak.
Lengcu Panji Hijau Suto Lan celinguk ke kanan
dan celinguk ke kiri, se-olah2 menunggu sesuatu.
Beberapa waktu dilewatkan, jauh didepan
rombongan itu tampak cahaya sinar hijau.


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cahaya lampu hijau itu bisa dilihat oleh Suto
Lan, ia mengulapkan tangan memberi komando
dan menggerakan pula pasukannya, mereka
menuju ke arah cahaya lampu.
Cahaya lampu hijau seperti lampu bantu,
menuntun rombongan dari lengcu Panji Hijau dan
dua puluh empat orang itu secara berbaris rapi,
menuju kearah puncak. Sebentar kemudian mereka telah berada diatas
puncak Tay-biao-hong. Dan lampu hijau itupun
padam tiba2. Lengcu Panji Hijau Suto Lan menghentikan
langkahnya, diikuti oleh anak buahnya. Semua
berbaris kembali. Rombongan orang2 berbaju hijau kini sudah
berada di depan sebuah bangunan yang berbentuk
664 kelenteng dikelilingi oleh pohon2 yang seperti
pohon cemara. Angin men-deru2 diatas puncak Tay-biao hong,
malam masih gelap pekat. Tiba2 terdengar suara bentakan,
dengan munculnya seseorang.
dibarengi "Ada membawa tanda pengenal ?"
"Pengenal Panji Hijau," jawab Suto Lan dan
menyerahkan sesuatu kepada orang itu.
Karena semua orang mengenakan pakaian serba
hijau dan mengenakan tutup kerudung muka,
kemisteriusan ini semakin bertambah, mereka
hanya membutuhkan tanda pengenal dan tidak
memperlihatkan wajahnya. Sesudah memeriksa tanda pengenal Panji Hijau,
orang itu bertanya lagi: "Berapa orang yang
dibawa?" "Jumlah anggota duapuluh tiga orang."
Panji Hijau berjumlah "Baik." berkata orang itu, "masuk !"
Maka iring2an duapuluh tiga orang panji hijau,
satu persatu memasuki bangunan kelenteng.
Kang Han Cing adalah orang yang terakhir
memasuki bangunan tersebut, melewati pelataran
yang luas, melewati pohon2 yang ditanam dalam
bangunan itu, akhirnya tiba diruangan bangunan
dalam, disana terdapat jalan2 batu menuju ke
ruangan besar. 665 Untuk masuk ke tempat ini bukanlah suatu
yang mudah, empat orang berseragam yang juga
mengenakan tutup kerudung muka, memeriksa
dan meneliti, se-olah2 menghitung jumlah yang
dibawa oleh Suto Lan. Memeriksa tanda2 pengenal
yang tergembol pada pinggang masing2, dan kedua
puluh empat orang itu bebas untuk masuk ke
dalam ruang besar. Beruntung Kang Han Cing tidak melempar
sesuatu dari pakaian orang yang disergapnya, ia
mencopot pakaian orang itu dan mengenakannya
semua, terdapat juga tanda pengenal yang berada
dipinggang. Ia lolos ujian.
Sesudah memasuki ruang besar itu, dari lubang
tutup kerudung mukanya, Kang Han Cing bisa
menampak dua barisan yang sudah berada disana.
Barisan pertama adalah orang2 yang mengenakan pakaian seragam berwarna merah,
berpakaian merah dan berkerudung merah.
Tentunya lengcu Panji Merah.
Barisan lainnya adalah orang2 yang mengenakan pakaian serba putih berkerudung
putih, tentunya lengcu Panji Putih.
Baru sekarang Kang Han Cing sadar, bukan
saja ada lengcu Panji Hijau, lengcu Panji Hitam,
juga tersedia lengcu Panji Putih dan Lengcu Panji
Merah. Kini rombongan Suto Lan dengan Panji hijaunya
berdiri berbaris diantara kedua barisan yang sudah
ada. 666 Jauh didepan ketiga barisan itu terpasang
empat lilin besar, menerangi ruangan disana.
Tiga kursi kebesaran terpasang pada panggung,
kursi2 itu tersedia untuk para pemimpin Perintah
Maut. Kang Han Cing memasang mata lebar, dari
ketiga kursi hanya satu yang terisi seorang tua
berhidung bengkung duduk pada kursi di sebelah
kiri. Itulah ayah angkat Suto Lan.
Dan kedua kursi lainnya masih kosong. Suatu
tanda kalau pimpinan tertinggi dari Perintah Maut
belum datang. Barisan Panji Hijau, Panji Putih dan Panji Merah
masih menunggu kehadiran sang pemimpin. Tidak
seorangpun yang bersuara.
Beberapa waktu lagi, terdengar suara derap kaki
banyak orang memasuki ruangan besar, yang
datang adalah rombongan berbaju hitam, juga
berkerudung hitam, itulah barisan dari Panji
Hitam. Seperti juga barisan Panji Hijau, barisan Panji
Hitam mengikuti garis2 yang sudah ditentukan,
menanti disana. Empat barisan dengan empat warna seragam
berdiri didepan ayah angkat Suto Lan, orang tua
ini menjadi pimpinan sementara untuk golongannya. Setengah jam kemudian... 667 Dari luar kelenteng terdengar suara berteriak:
"Bikin penyambutan atas kedatangan Samkiongcu."
Maka semua orang berdiri dengan lebih tegap,
ayah angkat Suto Lan juga meninggalkan tempat
duduknya menyambut didepan.
Dari depan kelenteng berjalan datang memasuki
ruangan empat dayang perempuan, dua dikanan
dan dua dikiri, masing2 menenteng lampu
gantung, per-lahan2 mendekati tempat yang
tersedia. Di-tengah2 empat dayang perempuan itu
berjalan seorang berkerudung berbaju hijau, orang
ini lebih aneh lagi, mukanya tidak tertutup oleh
kerudung hijau, tapi menggunakan topeng
perunggu yang berwarna hijau.
Semua orang membungkukkan badan, tidak
berani memandang kehadirannya si orang bertopeng perunggu hijau.
Itulah Sam-kiongcu ! Kang Han Cing juga tidak berani memandang
terlalu lama, mengikuti gerakan semua orang, ia
membungkukkan badan, matanya masih bisa
melirik kearah si gadis bertopeng perunggu, orang
yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari
pemimpin Perintah Maut itu.
Badan orang tadi tidak tinggi, tapi gerakannya
sangat cekatan, topeng perunggu berwarna hijau
itu sangat menakutkan, se-olah2 hantu jejadian.
668 Dan dibelakang orang bertopeng perunggu hijau
turut seorang kakek berpakaian putih tapi tidak
mengenakan tutup kerudung muka, dari cara2nya
dan sinar mata orang itu membuktikan bahwa ia
memiliki sifat2 yang ganas.
Ayah Suto Lan segera memberi hormat kepada
si topeng perunggu hijau dan berkata : "Hamba
memberi hormat kepada Sam-kiongcu."
Orang bertopeng perunggu hijau membalas
hormat itu dengan setengah bungkukkan badan, ia
berkata: "Suto pangcu tidak perlu menggunakan
banyak peradatan." Suara si topeng perunggu hijau sangat garing
dan merdu, itulah suara seorang gadis yang baru
meningkat dewasa. *** Bab 35 TERNYATA pucuk pimpinan tertinggi dari
Perintah Maut adalah seorang gadis cantik, belia,
seorang gadis yang mengenakan topeng menutupi
wajah cantiknya, topeng perunggu berwarna hijau
yang sangat menakutkan ! Ayah angkat Suto Lan menoleh kearah orang
tua berbaju putih, ia juga memberi hormat: "Oh!
Kwee hu-huat juga turut serta?"
"Sama2." Orang tua berbaju putih yang
dipanggil Kwee hu-huat itu membalas hormat ayah
angkat Suto Lan. 669 Dari percakapan mereka, Kang Han Cing
berpikir : "Si kakek yang baru datang berkedudukan hu-huat, ayah angkat Suto Lan
berkedudukan pangcu, tapi kedudukan mereka
hampir seimbang." Maka si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu
duduk di-tengah2 diapit oleh Suto Cang dan dua
orang tua berbaju putih yang dipanggil Kwee huhuat itu.
Suto Cang adalah ayah Suto Lan.
Empat dayang gadis berdiri dibelakang mereka.
Kini terdengar suara pangcu Perintah Maut Suto
Cang berkata : "Suto Cang tidak tahu atas kedatangan Samkiongcu, maaf atas penyambutan yang kurang
sempurna." Si topeng perunggu hijau berkata: "Tahukah
tancu apa maksud undangan ke tempat ini?"
"Hamba belum tahu," jawab Suto Cang.
"Aku mendapat tugas dari Toa kiongcu...."
berkata si kerudung topeng perunggu hijau.
"Oh...." orang tua berbaju hijau, ayah angkat
Suto Lan yang bernama Suto Cang memandang
dengan sinar penuh tanda tanya.
"Oh..." Kang Han Cing juga mengeluh. Ternyata
Sam Kiongcu bukan pimpinan tertinggi. Diatasnya
masih ada seseorang yang bernama Toa Kiongcu !
Sam-kiongcu berkata lagi : "Toa kiongcu
menganggap usaha Suto pangcu sangat berat.
670 Selama setahun tugas telah dilaksanakan dengan
baik. Karena itu aku mengucapkan banyak terima
kasih." Dan sesudah itu, dari dalam saku bajunya Sam
kiongcu mengeluarkan sepucuk surat, diserahkan
kepada Suto Cang dan berkata : "Petunjuk2
berikutnya dari Toakongcu berada disini, silahkan
Suto pangcu membaca sendiri."
Suto Cang sangat menghormat kepada Sam
kiongcu, dengan kedua tangan menyambut surat
tadi, per-lahan2 mengambil isi dan membaca,
wajahnya segera berubah, membungkukkan badan
dan berkata: "Hamba akan segera menjalankan
perintah." Mengikuti pembicaraan mereka sampai disini,
Kang Han Cing mendapat gambaran yang lain,
gambaran dari seluk beluk perkumpulan rahasia
yang berada didepannya. Ketua Perintah Maut bernama Suto Cang !
Perintah Maut masih bernaung di bawah lain
kekuasaan yang lebih besar. Itulah kekuasaan Sam
Kiongcu dan Toa Kiongcu. Siapa Toa Kongcu dan
siapa Sam kiongcu" Organisasi apa lagi yang bisa
mengendalikan Perintah Maut dengan Empat Panji
Berwarnanya. Ayah Suto Lan yang bernama Suto Cang
mendapat tugas ditempat ini, dan kini mendapat
perintah baru dari pimpinan Toa-kiongcu. Perintah
apakah itu" Kang Han Cing memasang kuping lebih panjang.
671 Terdengar lagi suara si topeng perunggu hijau


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sam-kiongcu berkata: "Toa kiongcu sangat percaya
kepadamu. Karena itu ia memberi tugas rangkap
sebagai pimpinan daerah Kang-lam. Hanya sifatnya
sementara, sekarang tugas Suto pangcu masih
dibutuhkan di pusat, Toa kiongcu masih
mengharapkan kehadiranmu. Disana masih ada
tugas2 baru." Terjadi pergeseran mutasi Pengambil alihan kekuasaan !
kekuasaan. Kang Han Cing masih berpikir2, pimpinan
tertinggi daerah sini adalah Suto Cang. Sesudah
Suto Cang digeser pergi, siapa yang menggantikan
kedudukannya " Bisakah Suto Cang menerima
begitu saja" Tanpa pertempuran" Tanpa pengorbanan berdarah"
Ketua Perintah Maut Suto Cang mengangkat
kepala. "Baik." ia berkata. "Hamba segera
menyalankan perintah."
Dia rela menyerahkan kekuasaan.
Sam-kiongcu bangkit dari tempat duduk, ia
berkata : "Biar kuantar Suto pangcu ke markas
besar." "Terima kasih." berkata Suto Cang.
Sesudah itu, lagi2 ia memberi hormat, lalu
mengundurkan diri. Disaat yang sama, pengawal pribadi Sam
kiongcu, seorang tua berbaju putih yang dipanggil
Kwee hu-huat bangkit dari tempat duduknya, ia
memberi komando kepada semua orang :
672 "Semua anak buah Perintah Maut berdiri tegak
!" Maka semua orang yang berada di tempat itu
menghormati pengunduran diri Suto Cang.
Keempat pimpinan panji berwarna, panji merah,
panji putih, panji hijau dan panji hitam turut
mengantar Suto Cang sehingga di luar.
Sesudah ketua Perintah Maut Suto Cang
meninggalkan ruangan itu, para pemimpin panji
kembali ke tempatnya lagi.
Si topeng perunggu duduk kembali ditempat
kursi kebesarannya, memandang kepada keempat
barisan panji2. Sesudah itu ia menoleh ke
belakang, membisiki sesuatu kepada salah satu
dayang perempuannya. Maka dayang perempuan itu tampil kedepan, ia
memberi komando: "Sam-kiongcu mempersilahkan
lengcu Panji Merah tampil ke depan."
Lengcu Panji Merah mengiakan perintah
tersebut, berjalan beberapa tapak, memberi hormat
dan berdiri dihadapan si topeng perunggu hijau.
"Teecu memberi hormat kepada Sam susiok."
demikian ia berkata. Lengcu Panji Merah menjadi keponakan murid
si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu "
Inilah rahasia baru. Rahasia yang Kang Han
Cing baru saja ketahui. Terdengar suara dingin : "Bangun !"
Sam-kiongcu yang sangat 673 Lengcu panji Merah itu bangkit, siap menerima
petuah2. Sam-kiongcu berkata : "Ceritakan keadaan di
Datuk timur." *** Bab 36 NAH ! UPACARA MULAI menyingkap tabir-tabir
yang lebih misterius. Kang Han Cing memasang
kuping lebih tajam. Datuk Timur, bernama Sie See
Ouw, kedudukannya seimbang dengan Datuk
Selatan dan Datuk Utara. Terdengar suara si Lengcu Panji Merah dari
balik kerudung mukanya. "Datuk Timur Sie See Ouw menutup pintu.
Tidak menerima tamu. Mengurung dirinya
membuat lingkungan kecil. Sebulan sekali
mengadakan pembelian barang-barang makanan,
sesudah itu mengurung diri dalam perkampungan
Sie pula. Tidak pernah keluar, dan tidak
berhubungan dengan dunia luar......"
Sam kiongcu berkata : "Lebih singkat lagi !"
Lengcu Panji Merah menyambung laporannya
yang terputus tadi : "Dari keempat Datuk
Persilatan, hanya datuk timur Sie See Ouw yang
sulit dijejaki. Menurut cerita orang, Sie See Ouw
sangat mahir didalam bentuk2 bangunan, kampungnya dipagari dengan barisan2 tin. Karena
674 itulah, Suto pangcu pernah memberi instruksi agar
kita bisa menyelaminya. Agar......."
"Huh !" Sam kiongcu mengeluarkan suara
dengusan dari hidung. "Inilah rencana Suto pangcu
yang salah. Terlalu yakin dan percaya kepada
kekuasaan Datuk Timur. Tapi terlalu ber-hati2,
karena itu kita memutasikan dirinya, kau sebagai
murid tertua dari partai Ngo-hong-bun tentunya
mengerti kesulitan2 kita, kalau saja tidak bisa
menyelidiki benih2 empat Datuk Persilatan, kalau
saja tidak bisa menguasai keempat Datuk2 itu,
tidak mungkin kita bisa menguasai daerah Tionggoan."
Lain rahasia baru. Lengcu Panji Merah adalah
murid tertua dari partai Ngo-hong-bun. Kekuatan
yang mendalangi Perintah Maut adalah Partai Ngo
hong-bun ! Golongan Perintah Maut adalah golongan dari
suatu organisasi yang dibangun oleh partai Ngohong-bun.
Kang Han Cing bergumam seorang diri:
"Ternyata mereka adalah anak buah partai Ngohong-bun. Mereka ingin menguasai empat datuk
persilatan" Wah ! Betul2 mereka mempunyai
hasrat2 yang tidak baik."
Lengcu panji Merah menundukkan kepala.
Dengan wajah topeng perunggu hijaunya, Sam
kiongcu memancarkan kilatan cahaya mata, ia
bertanya kepada lengcu Panji Merah, "Berapa lama
waktu yang kau butuhkan ?"
675 Lengcu Panji Merah semakin gugup, ia berkata :
"Teecu telah ber-siap2 lama, mempernahkan
orang2 pada toko dan orang2nya yang menjadi
relasi datuk timur, begitu orang mereka
mengadakan kontak, kita bisa memasuki perkampungan Datuk Timur, tapi........"
"Tapi apa hasilnya ?" Sam kiongcu memotong
pembicaraan orang. "Kapan kau bisa berhasil"
Terlalu lambat ! Tidak mungkin. Toa Kiongcu
memberi intruksi baru. Bereskan saja siapa yang
tidak bisa kita gunakan. Siapa yang tidak bisa
dirangkul menjadi kawan, itulah lawan ! Kepada
lawan kita tidak perlu sungkan2 lagi, bunuh saja !
Beres ! Perkampungan Datuk timur mempunyai
kekuasaan apa " Kuberi jangka waktu sebulan
untuk membikin pemberesan. Hancurkan kampung Datuk Timur."
Lengcu Panji Merah membungkuk setengah
badan, ia menerima perintah itu, "Baik !"
Si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu mengibaskan tangan. "Nah ! Kau boleh mengundurkan diri." ia memberi perintah.
Lengcu Panji Merah mengundurkan diri, balik
ke barisannya. Berdiri dihadapan anak buah
berseragam dan berkerudung merah.
Sam-kiongcu, menoleh kearah dayang perempuannya yang menjadi protokol dan dengan
cara itu ia berkata perlahan.
Dan dayang perempuan ini segera berteriak
kearah keempat barisan : "Dipersilahkan Lengcu
Panji Putih menghadap."
676 Lengcu Panji Putih meninggalkan rombongan,
memberi hormat kepada Sam-kiongcu.
Si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu menatap
Lengcu Panji Putih itu, ia berkata : "Bagaimana
keadaan didatuk barat ?"
Dengan hormat dan patuh, lengcu Panji Putih
memberi laporan: "Datuk Barat Cin Jin Cin
mengurung diri didalam benteng Penganungan
Jaya. Tiga tahun yang lalu Cin Jin Cin
meninggalkan benteng dan melenyapkan diri,
entah kemana kepergiannya. Demikian sehingga
hari ini. Belum ada berita tentang ketua benteng
itu. Semua kekuasaan dipegang oleh si Hakim
bermuka merah Yen Yu San.."
Dengan sikap yang tidak sabaran, Sam-kiongcu
membentak : "Cukup ! Aku tidak membutuhkan
keterangan panjang lebar. Hendak kuketahui,
bagaimana hasil tugasmu?"
Lengcu Panji Putih berkata: "Karena kekuasaan
Datuk Barat ditangan si hakim bermuka merah
Yen Yu San, Suto pangcu tidak berani bergerak
banyak. Teecu diperintahkan untuk membawakan
sikap yang lebih ber-hati2, menurut info yang kita
dapat, Yen Yu San memiliki ilmu silat yang tinggi
dan mempunyai hubungan baik dengan Ngo-biepay dan Siauw-lim-pay, maka sesudah terjadi
perundingan, Suto pangcu juga setuju, kalau...."
"Mengulur waktu ?" potong Sam-kiongcu dingin.
Lengcu Panji Putih menganggukkan kepala dan
berkata : "Panji Putih memberi usul lain," berkata
lengcu panji itu. "Dan juga telah disetujui oleh
677 Suto pangcu. Rencana ini mengikuti perkembangan didaerah kita. Seperti apa yang
kami ketahui, ilmu kepandaian Kang jiekongcu
dari Datuk Selatan terlalu tinggi, karena itu kita
bisa menggunakan tenaganya menghancurkan
Datuk Barat. Sehingga mereka saling gebrak, inilah
yang dinamakan tipu muslihat melempar batu
berpeluk tangan. Sesudah mereka terjadi saling
bentrok, maka hasil dari melempar batu sembunyi
tangan ini lebih baik dari pada langsung bergebrak.
Lebih mudah memancing diair keruh."
Kang Han Cing yang mengikuti percakapan tadi
memaki didalam hati: "Bah ! Hendak memancing
diair keruh, rencana melempar batu menyembunyikan tangan" Enak saja. Kalian
hendak menggunakan diriku" Mimpi !"
Terdengar lagi suara Sam kiongcu: "Apa pula
hasil yang sudah kau kerjakan?"
Lengcu Panji Putih berkata: "Kedatangan si
Hakim bermuka merah Yen Yu San ke daerah Kimleng disertai dengan putrinya, disaat Yen Yu San
berangkat, maka teecu sekalian telah menyeret
putri Cin Jin Cin ini........"
(Bersambung 12) *** 678 Jilid 12 "OH....." Sam kiongcu menganggukkan kepala.
Atas hasil ini ia agak puas. "Baik juga. Kita bisa
menggunakan putri Cin Jin Cin menyingkirkan Yen
Yu San." Sesudah itu ia menoleh ke arah si orang berbaju


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

putih yang berada disebelahnya dan berkata: "Mau
menyingkirkan Yen Yu San, kukira harus Kwee huhuat turun tangan sendiri. Dimisalkan masih
kekurangan tenaga, orang2 yang ada disini bisa
diminta bantuannya. Tinggal Kwee hu-huat pilih."
"Hamba selalu siap." berkata Kwee Hu-huat.
Si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu mengulapkan tangan, itulah perintah agar lengcu
Panji Putih mengundurkan diri.
Dan sesudah itu ia melirik pula kearah dayang
protokolnya. Maka sang protokol perempuan itu berteriak
kembali : "Dipersilahkan lengcu panji hijau
menghadap." Suto Lan meninggalkan rombongan, memberi
hormat kepada orang yang menggunakan topeng
perunggu yang menyeramkan.
"Bagaimana keadaan Datuk Utara ?" bertanya
Sam kiongcu. Suto Lan berkata : "Lie Kong Tie sudah jatuh
kedalam tangan kita, dengan menggunakan sedikit
akal, kita berhasil....."
679 "Apa sudah dibawa pergi ?" bertanya lagi Sam
kiongcu. "Sudah !" Suto Lan menganggukkan kepala.
Tentang cerita datuk timur Lie Kong Tie jatuh
kedalam Perintah Maut, Kang Han Cing pernah
mendengar keterangan Goan Tian Hoat. Disaat Lie
Kong Tie meminta pengobatan di kelenteng Pekyun-kuan, Lie Wie Neng sangat ceroboh, hanya
dengan menggunakan sedikit politik, lengcu Panji
Hijau berhasil menerima Lie Kong Tie dari sang
putranya sendiri, itu waktu Lie Wie Neng mencopot
kedok kulit Lie Kong Tie, setelah kedok itu copot
itulah bukan wajah ayahnya, disinilah kecerobohan Lie Wie Neng. Ia tidak memeriksa
wajah itu lagi. Dibalik kedok kulit Lie Kong Tie
terdapat kedok kulit lain, sayang sekali Lie Wie
Neng kurang perhatian, ia tidak mencopot kedok
itu lagi. Maka dianggapnya orang lain, sang ayah
yang sakit diserahkan kepada musuh.
Disinilah letak kesalahan Lie Wie Neng karena
didalam kebimbangan, ia kurang menyelidik, maka
dengan mudah menyerahkan sang ayah ke tangan
sang musuh. Mengikuti dan mendengar tanya jawab tadi,
Kang Han Cing memastikan kalau dugaan Goan
Tian Hoat itu tidak salah, Lie Kong Tie sudah
dibawa pergi, tentunya dibawa ke markas besar
Perintah Maut. Atas hasil prestasi Panji Hijau, Sam-kiongcu
sangat puas, ia menganggukkan kepala dan
mengulapkan tangan. 680 "Kau boleh mundur !"
Lengcu Panji Hijau Suto Lan memberi hormat
dan mengundurkan diri. Dari ketiga lengcu tadi, lengcu Panji Merah
mendapat tugas untuk menghadapi Datuk Timur,
Lengcu Panji Putih mendapat tugas untuk
menghadapi Datuk Barat dan Lengcu Panji Hijau
menghadapi Datuk Utara. Giliran lengcu Panji Hitam yang menghadapi
Datuk Selatan, bagaimana ia memberi laporan "
Hati Kang Han Cing ber-debar2, ia hendak
mengetahui dari usaha Perintah Maut di bagian
lengcu Panji hitam ini. Disaat yang sama, dayang protokol Sam kiongcu
sudah berteriak keras : "Dipersilahkan lengcu Panji
Hitam menghadap." Lengcu Panji Hitam meninggalkan rombongan,
memberi hormat kepada Sam kiongcu.
Dengan secara panjang lebar dan terperinci,
Lengcu Panji Hitam menceritakan jalan penyerangannya perintah Maut kepada Datuk
Selatan. Sam-kiongcu mendengar dengan penuh
perhatian. Kang Han Cing juga memanjangkan
kuping. Sesudah lengcu Panji Hitam itu selesai memberi
laporan, Sam-kiongcu mengangguk-anggukan kepala, ia berkata : "Dimarkas besar aku telah
mendengar laporan. Diantara kalian empat Panji
hasil Panji Hitamlah yang terbaik. Toa Kiongcu
681 telah berpesan kepadaku untuk memberi hadiah2
tertentu !" "Terima kasih susiok." berkata lengcu Panji
Hitam. Ternyata mereka mempunyai keponakan dan paman murid.
hubungan Hati Kang Han Cing semakin berdebar, dari
keterangan itu, ia bisa memahami tugas dari
keempat lengcu adalah menghadapi keempat
Datuk2 Persilatan, dan diantaranya hasil dari
prestasi Panji Hitamlah yang terbaik. Ini berarti
dari keempat Datuk, Datuk selatanlah yang paling
celaka ! Tentu saja ! Mengingat bagaimana si lengcu
Panji Hitam menyamar menjadi Kang Puh Cing
menculik sang toako selama tiga bulan, terakhir
dengan datangnya Kang Han Cing, dan menolong
Kang Puh Cing, baru mereka berhasil menyingkirkan Hu Cun Cay dan Cu Ju Hung.
Mengapa mengatakan prestasi
sebagai prestasi yang terbaik "
Panji Hitam Inilah yang membingungkan Kang Han Cing.
Betul ! Ayahnya sudah binasa. Jenasah itu hilang
tanpa bekas. Tokh bukan lengcu Panji Hitam yang
berhasil " Sang toako berhasil ditolong keluar, Cu Ju Hung
dan Hu Cun Cay sudah terusir pergi. Mengapa
mengatakan prestasi lengcu Panji Hitam sebagai
prestasi terbaik " 682 Terdengar lagi suara Sam kiongcu : "Bagaimana
hasil penyelidikan kalian" Betulkah Kang Sang
Fung sudah mati ?" Mendengar kata2 suara Sam kiongcu tadi, hati
Kang Han Cing tercekat, ia mengeluh: "Mereka
masih kurang yakin kalau ayah itu sudah
meninggal dunia......"
Terdengar suara jawaban lengcu Panji hitam,
"Menurut penyelidikan teecu, betul2 Kang Sang
Fung sudah meninggal dunia. Sekarang Kangjiekongcu sedang menyelidiki siapa orang yang
telah membawa lari jenazah ayahnya itu."
"Penyelidikanmu ini salah !" berkata Sam
kiongcu. "Menurut laporan2 yang kudapat, Kang
Sang Fung masih belum mati. Beberapa orang
melihat tanda pengenal Datuk Selatan itu, dengan
adanya tanda pengenal ini, adalah suatu bukti
kalau Kang Sang Fung masih berkeliaran diatas
bumi. Dimanakah Kang Sang Fung ?"
Hati Kang Han Cing juga tercekat, tanda
pengenalnya masih berkeliaran di rimba persilatan" Siapa yang menggunakan tanda
pengenal itu" Oh ! Tentunya orang2 pengecut yang telah
menggunakan tanda pengenal ayahnya. Demikian
putusan Kang Han Cing ! Terdengar suara lengcu Panji Hitam: "Teecu
masih belum dapat laporan ini."
683 "Maka?" berkata Sam-kiongcu. "Kau harus
mengadakan hubungan kontak dengan anggota2
lainnya." "Akan teecu perhatikan." berkata Lengcu Panji
Hitam. Sam-kiongcu berkata lagi: "Masih ada urusan
lain. Disaat aku datang, pernah mendengar cerita
seseorang yang memalsukan nama Jie-kongcu,
ilmu kepandaiannya tinggi dan hebat. Ia bisa
mengalahkan Yen Yu San, pejabat ketua
Penganungan Jaya Yen Yu San ! Mengalahkan Ciok
Beng taysu dari Siauw-lim-sie, dan mengalahkan
Ciok Sim taysu dari Ceng-lian-sie, Put-im suthay
dari Ciok-cuk-am. Tahukah kau, siapa orang yang
menyamar sebagai Kang Han Cing itu ?"
Lengcu Panji Hitam menjawab: "Menurut dan
mengikuti petunjuk Suto pangcu, urusan Kang Jie
kongcu sudah diserahkan kepada Sam sumoay.
Kejadian itu teecu belum tahu."
Yang disebut Sam sumoay adalah Suto Lan !
Sam-kiongcu memandang ke arah lengcu Panji
Hijau Suto Lan. Inilah suatu pertanyaan.
Suto Lan maju dan berkata:
"Menurut apa yang teecu tahu, orang yang
menyamar sebagai Kang Jiekongcu itu memiliki
ilmu kepandaian silat tinggi, teecu tidak berani
terlalu dekat, hanya mengikutinya dari jarak jauh.
Yang teecu tahu adalah orang itu mempunyai
hubungan baik dengan sepasang dewa dari daerah
Tong-hay. Dan lain2nya, teecu belum tahu."
684 "Nah !" berkata Sam-kiongcu. "Dengar baik2,
kau harus menyelidiki asal usul orang itu."
"Teecu siap." berkata Lengcu Panji Hijau Suto
Lan. Sam-kiongcu berkata lagi: "Kecuali kau
memalsu Kang jiekongcu, kau harus menyelidiki
Kang Han Cing juga, menurut cerita, ilmu
kepandaiannya juga cukup tinggi. Kalau saja bisa
mengajak ia menjadi salah satu anggota kita,
itulah yang baik, tapi.....kalau ia kukuh kepala,
kita juga tidak membiarkan ia mengganggu usaha."
"Baik." Suto Lan menerima perintah.
Sampai disini, secara resmi, si topeng perunggu
hijau telah menggantikan Suto Cang, mengambil
alih kekuasaan. Perintah Maut ! Inilah kekuasaan partay Ngo-hong-bun
Laporan2 dari Panji Berwarna telah selesai.
! Tiba2 diatas bangunan itu menyelonong masuk
seekor burung merpati, Sam-kiongcu mendongakkan kepala, menoleh ke arah satu
dayang perempuan dan berkata : "Ceng Loan, lekas
sambut perintah dari markas besar !"
Dayang perempuan yang dipanggil Ceng Loan
itu segera lari kedepan, mengeluarkan sebuah
panji berbentuk merah, dikibarkannya beberapa
kali. Maka burung merpati yang berwarna putih itu
menclok diatas panji tadi.
685 Dayang perempuan Sam kiongcu yang bernama
Ceng Loan itu menyanggahkan tangan kiri, maka
sang burung lompat ke-arah tangan tadi.
Dari kaki sang burung merpati diloloskan
sebuah tabung kecil yang berisi surat, surat ini
diambilnya. Sesudah itu Ceng Loan melepas kembali burung
pos tersebut. Maka burung itu meng-gibrik2kan
sayap, terbang meluncur meninggalkan tempat itu.
Dengan kedua tangan, Ceng Loan menyerahkan
surat kepada Sam-kiongcu.
*** Bab 37 SAM-KIONGCU membaca surat, diulang lagi,
demikian sampai beberapa kali. Tokh ia tidak
berhasil menyelami isi surat, maka dimasukkan
kedalam kantong sakunya, dan ia menoleh ke arah


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

si pengawal pribadi Kwee hu-huat, bertanya
kepadanya : "Kwee Hu-huat, pengalamanmu luas, sudah
berkecimpungan lama didalam dunia persilatan,
apa pernah mendengar sesuatu lembah yang
bernama Lembah baru ?"
Kwee hu-huat berkerut alis, berpikir beberapa
saat, dan akhirnya ia menggeleng kepala, memberi
jawaban : 686 "Nama Lembah itu terlalu banyak, tapi belum
pernah ada yang menyebut sebagai lembah baru.
Kukira sesuatu yang baru saja digunakan ?"
"Kukira demikian." berkata Sam-kiongcu.
"Ada hubungan eratkah lembah baru dengan
golongan kita ?" bertanya Kwee hu-huat.
Sam-kiongcu berkata : "Toa-kongcu memberi
berita baru, dikatakan ada sesuatu golongan yang
mengatakan Lembah Baru, mengambil tindakan
dan langkah kebijaksanaan yang bertentangan
dengan golongan kita. Toa kongcu memberi tugas
untuk menyelidiki, dimana letaknya lembah baru
itu." "Lembah Baru " Lembah Baru ?" Kwee hu-huat
mengulang kata2 itu. "Mungkinkah nama sesuatu
golongan ?" Lengcu Panji Hijau Suto Lan maju selangkah,
memberi hormat dan berkata:
"Lapor kepada Sam susiok, teecu
bertemu dengan orang2 dari Lembah itu."
pernah Sam-kiongcu memandang Suto diperhatikannya beberapa saat dan bertanya:
Lan "Coba ceritakan menurut apa yang kau tahu,
dimana Lembah Baru" Dan siapa yang menjadi
pimpinan2 golongan itu."
Lengcu Panji Hijau Suto Lan berkata:
"Lembah Baru telah mengumpulkan jago2 silat
yang hebat. Dimana adanya lembah baru" Teecu
belum berhasil membuat penyelidikan. Beberapa
687 hari yang lalu, didalam kota Kim-leng pernah
muncul serombongan orang2 misterius, dan
munculnya mendadak, lenyapnya pun mendadak
pula. Mereka tiada kabar berita. Kemarin orang2
itu menyerang markas kita, menculik dan
melarikan Kang jiekongcu. Sesudah terjadi kejar
mengejar, teecu berhasil menyelidiki dan mengubar
orang2 itu. Mereka mengajak Kang jiekongcu ke
suatu kereta, melarikannya jauh. Teecu mengikuti
dari jarak jauh, salah seorang dari golongan itu
seperti bernama Tan Siao Tian"."
"Tan Siao Tian?" Sam-kiongcu mengulang nama
si Jaksa Bermata Satu. "Tan Siao Tian "!" Kwee hu-huat juga terjengkit.
"Apa orang itu mempunyai mata yang rusak
sebelah" Mungkinkah si Jaksa bermata satu Tan
Siao Tian" Bagaimana keadaan matanya" Apa
mata orang itu rusak sebelah ?"
Kata2 yang terakhir ditujukan ke arah Suto Lan,
Suto Lan menganggukkan kepala dan berkata:
"Betul. Orang yang bernama Tan Siao Tian itu
seperti mempunyai julukan Jaksa Bermata Satu.
Dikarenakan ia sebelah matanya kerusakan."
"Betul2 dia ! Betul2 dia !" Kwee hu-huat
mengulang beberapa kali. "Ajaib ! Heran...!"
Sam-kiongcu menoleh dan bertanya: "Kwew huhuat kenal kepada orang itu?"
Kwee hu-huat berkata: "Hamba pernah bertemu
ia beberapa kali. Tan Siao Tian mempunyai gelar
jaksa bermata satu. Ilmu silatnya tinggi, otaknya
688 cerdik. Orang ini menguasai daerah Coan Sau dan
Han, tiga daerah, orang menyebutnya juga sebagai
Pendekar Tiga Daerah. Boleh dikata sebagai raja
dari ketiga daerah itu, mengapa ia mau bernaung
dibawah kekuasaan orang lain" Menjadi anak buah
Partay Baru yang tidak dikenal orang?"
"Partai baru !" Sam-kiongcu bergumam.
"Kekuatan baru yang tak bisa diremehkan."
"Partai baru" Kekuatan yang tidak bisa
diremehkan." Kang Han Cing juga turut mengingat
kata2 itu. Partay Baru memang tidak bisa diremehkan.
Partay inilah yang paling gigih menentang Partay
Ngo-hong Bun ! Lengcu Panji Hijau Suto Lan berkata : "Teecu
telah mendengar Ciok Beng taysu memberi
peringatan kepada Ciok Sim taysu, katanya: "Siecu
ini adalah Tan tayhiap, pendekar dari tiga daerah
Coan, Sau dan Hiat yang ternama."
Dari balik lobang topeng perunggunya yang
menyeramkan, Sam-kiongcu berkata:
"Jelas partai baru mengambil pendirian yang
bertentangan dengan pendirian kita. Mereka
adalah musuh. Kita harus berhati-hati. Apapun
yang terjadi, kita akan menempurnya."
Sesudah itu sam kiongcu memandang kepada
empat baris panji2 berwarna dan berkata:
"Lengcu Panji Hijau, Lengcu Panji Putih, Lengcu
Panji Merah dan Lengcu Panji Hitam. Dengar
689 baik2. Segera kalian menyelidiki jejak dari partai
baru. Dan beri laporan secepatnya!"
Secara serentak, keempat lengcu itu berkata:
"Teecu siap menjalankan perintah susiok."
"Tunggu dulu." berkata Sam kiongcu. "Sebentar
lagi Kwee hu-huat bisa mengatur sesuatu,
menggantikan Yen Yu San. Dan untuk usaha ini,
barisan panji putih harus membuat persiapan2 !"
Lengcu Panji Putih membungkukan setengah
badan dan berkata : "Siap !"
"Wah ! Rencana apalagi nih ?" Kang Han Cing
berpikir didalam hati : "Sam-kiongcu menyuruh
Kwee-hu-huat ingin menggantikan Yen Yu San.
Tentunya ingin membunuh wakil ketua benteng
Penganungan Jaya itu. Bakal celakalah Yen Yu
San." Masih terdengar suara Sam kiongcu :
"Bukan Yen Yu San saja yang harus
disingkirkan. Ketua Ciok-cuk-am Put-im suthay
dan ketua Ceng-lian sie Ciok-sim taysu juga harus
dilenyapkan dari permukaan bumi. Hanya satu
yang harus diperhatikan, kalian harus memberi
kesempatan hidup kepada Ciok Beng."
Kwee hu-huat tertawa, ia berkata:
"Sam kiongcu memang mempunyai penilaian
yang tepat ! Tentu saja ! Rombongan ini telah
berani memegat rombongan dari partai baru. Kalau
saja kita kasih sedikit kesempatan kepada Ciok
Beng, tentu ia membuat pengaduan yang bukan2,
kita menggunakan tutup kerudung, orang kita
690 belum dikenal oleh mereka. Perhitungan ini bisa
langsung jatuh ke atas kepala Partai Baru. Biar
Siauw-lim-pay dan Ngo-bie-pay yang meng-aduk2
Partai Baru." Sebetulnya Kang Han Cing masih memikirmikir,
dengan alasan apa Sam kiongcu membebaskan Ciok Beng taysu" Mungkinkah Ciok
Beng taysu menjadi mata2 mereka" Mendengar
suara Kwee hu-huat yang seperti ini, ia sadar.
Lagi2 golongan jahat menggunakan taktik melempar batu sembunyi tangan, hendak membunuh Yen Yu San dkk dan memfitnah partai
baru ! "Permainan licik !" Kang Han Cing memaki
didalam hati. Terdengar suara tertawa cekikikan Sam-kiongcu
dari balik topeng perunggunya yang hijau dan
seram itu, suara tertawa si gadis membangunkan
bulu roma. Betapa menarik suara seorang gadis, tapi tidak
bisa disamakan dengan suara Sam kiongcu, suara
ini penuh keseraman bisa membangunkan bulu
roma. Penuh hawa pembunuhan, bisa menciutkan
nyali seseorang. "Legakan hati Sam-kiongcu." berkata Kwee huhuat. "Serahkan urusan ini kepada hamba."
Sam-kiongcu menganggukkan kepala dan
berkata : "Baiklah." Sam kiongcu menganggukkan
kepala. Kemudian dia memberi isyarat kepada
empat dayangnya bersama2 meninggalkan tempat
691 itu. Kepergiannya Sam kiongcu dihormati oleh
ampat barisan panji berwarna.
Kang Han Cing juga turut membungkukkan
badan, hatinya berpikir: "Cara2nya si topeng perunggu hijau ini lebih
hebat dengan ayah Suto Lan. Wah ! Kalau begini
kejadiannya celakalah tokoh2 silat di rimba
persilatan. Beruntung aku bisa mengetahui
rencana mereka, tapi bagaimana harus mencegah?"
Kang Han Cing me-mikir2 bagaimana harus
mengatasi bencana rimba persilatan dari kehancuran tangan jahat "
Yang jelas, golongan Perintah Maut adalah satu
perkumpulan yang bernaung dibawah panji partai
Ngo-hong-bun. Maksud tujuan partai Ngo-hong-bun terbagi dua
pokok persoalan: Kesatu, menyatukan dan menarik Empat Datuk
persilatan ke pihaknya. Kedua, membuat gaduh dialam rimba persilatan. Mengacau-balaukan suasana percekcokan. Teristimewa menarik kekuatan
Siauw-lim-pay dan Ngo-bie-pay untuk bentrok
dengan partai baru. Hasil2 lainnya yang Kang Han Cing bisa
menarik kesimpulan dari perjalanan tersebut ialah:
Kesatu : Golongan Partai Maut yang terdiri dari
intisari partai Ngo hong-bun, hendak menyingkirkan Yen Yu San, kemudian 692 memalsukan Yen Yu San, mengambil alih benteng
Penganungan Jaya. Kedua : membunuh Put-im suthay dari Ciokcuk-am, menyingkirkan Ciok Sim taysu.
Gerakan2 yang hendak mereka lakukan ialah :
Kesatu : Barisan Panji Merah bersedia untuk
menghadapi Datuk Timur. Kedua : Barisan Panji Putih disediakan untuk
menghadapi Datuk Barat. Ketiga : Barisan Panji Hijau khusus disediakau
untuk menghadapi Datuk Utara.
Keempat : barisan Panji Hitam disediakan untuk
menghadapi Datuk Selatan.
Menggunakan empat barisan berwarna untuk
menghadapi empat Datuk Persilatan.
Kang Han Cing lebih mengutamakan gerakan
barisan Panji Hijau. Salah satu dari barisan Panji
berwarna yang hendak menghadapi keluarganya.
Selain itu Panji Hijau juga bertugas menyelidiki
asal usul Tong Jie Peng. Orang yang telah berulang
kali menolong dirinya, sesudah itu lengcu Panji
Hijau Suto Lan dapat tugas untuk membujuk
dirinya, memasuki partai Ngo-hong-bun.
Sesudah keberangkatan si Topeng Perunggu
Hijau Sam-kiongcu, maka wakil pimpinan jatuh
kepada Kwee hu-huat. Kwee hu-huat menoleh


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada Lengcu Panji Putih dan bertanya:
"Liok hiangcu, apakah sudah menyelidiki di
mana Yen Yu San bermalam?"
693 Lengcu Panji Putih menjawab : "Rombongan dari
Benteng Penganungan Jaya itu mengambil tempat
dirumah penginapan Seng-kie kek-ciam."
Kwee hu-huat memberi perintah : "Lekas kirim
surat tantangan, ajak diri untuk bertemu dibagian
barat Tay biao hong."
Lengcu Panji Putih membungkuk setengah
badan, ia menerima perintah dan mengundurkan
diri. Sesudah itu Kwee hu-huat memandang kepada
empat barisan panji berwarna, ia memberi perintah
: "Semua boleh istirahat."
Maka keempat barisan mengundurkan diri. Panji berwarna itu Kang Han Cing mengikuti barisan Panji Hijau,
mereka berjalan ber-lerot2 keluar bangunan itu,
dan di kala melewati semak2 dia menyelinap
masuk kesana, membuka tutup kerudung dan
pakaian hijaunya meninggalkan penyamaran itu,
dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh
yang luar biasa, ia kembali ke kota Kim-leng.
Kang Han rombongan itu ! Cing memisahkan diri dari Tiba digedung keluarga Kang, pemuda kita
mencopot kedok kulit pemberian Tong Jie Peng,
dan ia berjalan masuk. Orang pertama yang menjumpai Kang Han Cing
adalah Kang Seng. Kang Seng terkejut, segera ia
membungkukkan badan memberi hormat dan
berkata: "Jie kongcu baru kembali?"
694 Kang Han Cing memberi perintah: "Lekas
undang tuan pengurus ke kamarku. Ada sesuatu
yang hendak kurundingkan."
Tanpa menoleh lagi Kang Han Cing menuju ke
arah kamarnya. Baru saja Kang Han Cing berganti pakaian,
terdengar pelayan Siao Tian diluar pintu berkata :
"Jie kongcu, tuan pengurus sudah datang."
"Silahkan masuk." berkata Kang Han Cing.
Goan Tian Hoat dengan sikap ter-gesa2 masuk,
ia berkata : "Dua hari jiekongcu tidak kembali,
menurut pendapatku tentu berhasil mencari jejak2
musuh itu." Kang Han Cing menggelengkan kepala, ia
berkata: "Sangat panjang ceritanya, mari kita ke
kamar toako untuk mengajak ia berunding."
Goan Tian Hoat berkata: "Toa kongcu sedang
bepergian." Kang Han Cing terkejut. "Kemana ?" ia bertanya.
Goan Tian Hoat menjawab: "Kemarin malam
pemimpin perusahaan Cen yen piauwki yang
bernama Ban Cen San mengutus orang datang,
mengundang Toa kongcu ke tempatnya dikatakan
ada urusan penting yang mau dibicarakan, maka
itu malam juga toa kongcu berangkat."
Kang Han Cing semakin terkejut, ia berteriak:
"Ban Cen San sudah mati. Ban Cen San yang
mengundang toako adalah Ban Cen San palsu."
695 "Sudah kuberitahu pada toa kongcu." berkata
Goan Tian Hoat. "Agar dia bisa lebih ber-hati2. Tapi
tidak apalah, biar toakongcu menghadapi sedikit
persoalan. Sampai sekarang, kita tidak bisa tahu
dimana markas mereka, dengan adanya kejadian
ini, toa kongcu bisa membongkar penyamaran
penjahat......" Mereka ber-cakap2 dengan dilayani oleh si gadis
pelayan Siao Tian, sampai disini Goan Tian Hoat
melirik ke arah Siao Tian.
Kang Han Cing mengerti, Goan Tian Hoat tidak
mau pembicaraannya turut didengar oleh gadis
pelayan itu, maka ia menggebah Siao Tian.
"Siao Tian, kau tunggu diluar !"
Setiap orang harus dicurigai !
Gadis Siao Tian mengundurkan diri.
Dan dengan suara perlahan dan bisik2, Goan
Tian Hoat berkata: "Beberapa hari yang lalu aku sudah menitip
surat kepada suhu untuk minta bantuan. Maka
suhu mengirim jie-suheng datang untuk memberi
bantuan. Sesudah toa kongcu meninggalkan
gedung, kuberitahu kepada jie-suheng untuk
mengikuti dari belakang guna menjaga keamanan
toa kongcu, bilamana menghadapi sesuatu, harus
segera memberitahu kepada kita."
Jie suheng Goan Tian Hoat bernama Cau Yun
Tai, murid kedua dari Kuo Se Fen, juga termasuk
salah seorang anak murid Hai-yang-pay yang luar
biasa ! 696 Dengan mendapat dukungan2 dari Hai-yangpay, usaha Kang Han Cing lebih mudah berhasil.
Kang Han Cing menjadi bergirang hati. Ilmu
kepandaian Kang Puh Cing tidak lemah,
kecerdikan Cau Yun Tai cukup luar biasa. Maka
mereka itu bisa diajak kerja sama. Hatinya agak
lega. Tapi Goan Tian Hoat meminta bantuan Cau Yun
Tai untuk membuntuti Kang Puh Cing, mengapa
tidak berjalan ber-sama2 "
*** Bab 38 MEMANDANG ke arah Goan Tian Hoat, cahaya
mata Kang Han Cing bersinar terang, bertanya
dengan perlahan : "Saudara Goan, apa kau masih
meragukan kepribadian toako ?"
Goan Tian Hoat berat untuk mengutarakan isi
hatinya, termangu sebentar dan menjawab :
"Bukan meragukan toa kongcu, tapi ada lebih
baik kalau mereka terpisah, untuk menjaga
sesuatu yang tidak diinginkan, dimisalkan salah
seorang masuk kedalam perangkap musuh,
satunya masih bisa balik kembali."
Kang Han Cing bisa diberi mengerti.
"Jie kongcu." berkata lagi Goan Tian Hoat, "Tiga
hari kau tidak kembali, apa saja yang dilakukan
olehmu." 697 Kang Han Cing menceritakan pengalaman2nya,
pengalaman yang penuh kemisteriusan dan penuh
dengan kesuksesan. Ternyata hanya didalam waktu tiga hari itu,
Kang Han Cing telah mendapatkan penemuan yang
terbesar. Pendekar Cendikiawan Goan Tian Hoat menggunakan otak yang lihai, mengilmiah
kejadian2 yang terkembang di dalam rimba
persilatan. Berkerut alis beberapa saat, Goan Tian Hoat
berkata : "Partai Ngo-hong-bun telah melakukan sesuatu
yang menyimpang dari hak azasi manusia, mereka
hendak berkuasa dan menjadi raja di rimba
persilatan, hendak menundukkan empat Datuk
persilatan. Sayangnya ke empat Datuk Persilatan
itu juga masing2 memegang kekuasaan tersendiri,
masing2 mau menang sendiri, satu sama lain tidak
mau berkenalan. Susah dikoordinir, tidak mau
bersatu, sok jago, dan ini sudah masuk ke dalam
perhitungan Ngo hong-bun. Satu persatu lebih
mudah dihancurkan." Kang Han Cing pendapatnya, ia berkata :
juga mengutarakan "Inilah yang kukawatirkan, maka cepat2 balik
kembali, dengan maksud mencari toako dan
mencari jalan keluar."
Goan Tian Hoat berkemak sepatahpun tidak diucapkan.
kemik lama, 698 Menyaksikan keadaan yang seperti itu, Kang
Han Cing tidak mendesak. Iapun diam.
Demikian kesunyian terjadi beberapa saat,
akhirnya Goan Tian Hoat membuka kembali mata
yang belum lama dipejamkan, ia berkata :
"Kalau saja jie-kongcu bersedia menjadi menteri
koordinator, inilah kesempatan yang baik."
"Apa itu artinya menteri koordinator ?" bertanya
Kang Han Cing. Goan Tian Hoat berkata: "Sekarang pihak si
Hakim bermuka merah Yen Yu San sudah berada
dikota Kim-leng. Menginap dan bermalam di rumah
penginapan Seng-kie-kek-ciam. Ia hanya pejabat
ketua Penganungan Jaya tapi kedudukannya tidak
berbeda dengan wakil Datuk Barat. Karena itulah
kedudukannya yang paling berbahaya."
"Berbahaya bagaimana?"
"Hubungan Yen Yu San sangat luas. Juga
mudah mengikat tali perserikatan dengan Datuk2
lainnya. Asal saja jiekongcu bisa mengajak Yen Yu
San bekerja sama, menghubungi datuk timur dan
datuk barat, maka keempat datuk persilatan pasti
bisa kompak." "Mungkinkah".?" Kang Han Cing ragu2.
Goan Tian Hoat tersenyum, ia mendekati telinga
Kang Han Cing dan mengutarakan rencananya.
Rencana apa yang Goan Tian Hoat usulkan "
Berhasilkah Kang Han Cing menyatukan Datuk
Persilatan yang mau saling berkuasa itu "
Bagaimana mereka mengelakan serangan golongan
699 Perintah Maut yang menjadi anak perserikatan dari
partai Ngo hong-bun" Mari kita mengikuti cerita
berikutnya. *** Matahari mencorong keras, bergantung ditengah2 langit. Dijalan raya kota Kim leng, seorang
pemuda sastrawan dengan kipas di tangan berjalan
lenggang menuju ke rumah penginapan Seng-kiekek-ciam.
Begitu berada dipintu rumah penginapan,
beberapa pelayan segera menyambut dengan
ramah, salah seorang bertanya: "Kongcu hendak
bermalam ?" Pemuda sastrawan itu memutarkan kedua
matanya dan ia bertanya: "Apa ada kamar yang
besar yang paling bersih ?"
"Ada.....ada......"
cepat2 pelayan rumah penginapan itu menjawab. Diajaknya si pelajar
berbaju putih masuk ke dalam.
Pemuda pelajar ini terus menerus bergoyang
kipas, ia berjalan dibelakang pelayan dan tidak
henti2 berkata: "He, ada beberapa kamarkah di tempatmu ini "
Terbagi berapa ruangan ?"
"Kami mempunyai enampuluh kamar, masing2
terbagi dari ruangan."
"Ruangan mana yang terbaik?" tanya si pemuda
pelajar. "Ruangan timur."
700 "Baik. Ajak aku ke ruangan timur. Apa keadaan
rumah penginapan ini ramai atau sepi ?"
"Agak lumayan."
"Aku hendak memilih tempat yang agak sepi,
untuk membaca-baca buku, tanpa mendapat
gangguan, untuk sewa kamar, mahal sedikitpun
tidak apa." Setelah berkata begitu, pemuda pelajar memperhatikan kamar2, lalu menunjuk ke arah
salah satu kamar sambil berkata : "Aku mau
kamar ini !" "Oh !" pelayan itu terkejut. "Maaf, kamar ini
sudah ada penghuninya !"
"Yang itupun boleh." berkata si pemuda sambil


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menunjuk ke arah kamar sebelah.
"Maaf kongcu, untuk barisan kamar2 ini sudah
diborong orang." "Siapa yang memborong?"
"Seorang tua bermuka merah rombongannya," menjelaskan si pelayan.
dengan Disaat ini dari luar memasuki dua orang laki
berpakaian ringkas, langkahnya tegap dan keras
memasuki kamar yang ditunjuk pemuda tadi.
Disaat mereka bersampokan, si pelayan
memberi hormat dan berkata: "Jiwie sudah
kembali, biar hamba bawakan air."
Kedua laki berpakaian ringkas itu tanpa
menyahut si pelayan, terus jalan menuju kamarnya
dan langsung menggabrukkan pintu.
701 Si pemuda memandang kedua orang tadi dan
menoleh ke arah si pelayan dan bertanya: "Kedua
orang itu"." "Mereka baru saja ber-jalan2 juga termasuk
rombongan orang tua bermuka merah."
Akhirnya si pemuda sastrawan memilih kamar2
yang tidak berjauhan dari kamar2 itu.
Sampai disini, kita boleh membuka kartu,
pemuda sastrawan adalah samaran Kang Han
Cing. Dan orang bermuka merah yang memborong
barisan2 kamar itu adalah si Hakim Bermuka
Merah Yen Yu San. Untuk sementara kita tinggalkan Kang Han
Cing. *** Diluar rumah penginapan Seng-kie-kek-ciam.
Pemandangan seperti biasa, tenang, awan putih
di langit yang tidak berumbang.
Di jalan raya dari jauh mengepul debu tinggi,
empat ekor penunggang lari mendatangi ke arah
rumah penginapan Seng-kie-kek-ciam. Seorang
yang didepan adalah orang tua bermuka merah,
inilah pejabat ketua Penganungan jaya Yen Yu San.
Di sebelahnya adalah lak?2 berbaju biru, inilah Yen
Siu Hiat. Di belakang mereka turut mengiringi dua
laki-laki berbadan tegap, dua orang yang dibawa
dari benteng penganungan jaya.
702 Secepat itu pula, keempat kuda itu berhenti
didepan rumah penginapan Seng-kie kek-ciam, Yen
Yu San dan Yen Siu Hiat lari masuk kedalam.
Diikuti oleh dua orang mereka.
Yen Yu San adalah cukong besar, para pelayan
rumah penginapan segera menyambut mereka.
Membungkukkan badan dan menyilakan mereka
lewat cepat. Alis Yen Yu San berkerut, ada sesuatu yang
merundungi dirinya, ia hanya membalas hormat
para pelayan itu dengan satu anggukkan kepala,
dengan langkah lebar menuju kearah kamar.
Disaat ini, dari depan Yen Yu San berlari datang
seorang sastrawan berbaju putih, bergegas
terhuyung2 menubruk Yen Yu San, dengan mulut
ber-teriak2 pemuda itu berkoar:
"Hantu..... hantu.....rumah penginapan ini ada
hantu !" Saking takutnya, sastrawan berbaju putih itu
menubruk ke arah si Hakim bermuka merah Yen
Yu San. Yen Yu San meraihkan tangan, dengan cepat
menyanggah jatuhnya sastrawan berbaju putih itu,
sesudah menenangkannya, ia berkata: "Tenang....tenang.....apa yang telah terjadi?"
Berkat bantuan Yen Yu San, si pemuda
sastrawan nyaris dari jatuh terjerembab. Ia
berhasil menenangkan hatinya yang dirundung
penuh rasa ketakutan. 703 Siapakah si pemuda sastrawan itu, tidak lain
tidak bukan dia adalah penyamaran Kang Han
Cing, dengan menggunakan kedok kulit pemberian
Tong Jie Peng, ia menyamar sebagai seorang
sastrawan baru. Pelayan rumah penginapan segera mengenali
tamu yang baru saja masuk tadi, tamu yang
memilih kamar Yen Yu San.
"Kongcu bagaimana?" si pelayan bertanya.
Terengah si pemuda sastrawan istirahat
sebentar, ia memberi hormat kepada Yen Yu San
dan berkata: "Maaf. Maaf. Boanseng meminta
maaf." Boanseng berarti aku yang rendah. Boanseng
khusus menyebut diri sendiri kepada orang lain
yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Umumnya
digunakan oleh kaum sastrawan.
Yen Yu San membalas hormat Kang Han Cing,
diperhatikannya baik2 pemuda itu, ia tidak kenal
lagi kepada Kang Han Cing, karena si pemuda
sudah mengubah wajahnya. "Eh." ia bertanya. "Apa yang terjadi ?"
Dengan membawakan lenggang lenggok seorang
sastrawan yang tidak mengerti silat, Kang Han
Cing berkata: "Oh"oh".tidak apa2.....mungkin
mata boanpww sedang lamur....... sungguh
boanpwe melihat seorang."
Wajah Yen Yu San yang merah bercahaya
terang, ia bertanya : "Orang bagaimanakah yang
lotee lihat ?" 704 Lotee berarti saudara. Sebutan menghormat
kepada kaum yang lebih rendah.
Kang Han Cing memperlihatkan sikapnya yang
ketakutan, dengan pelegap pelegup ia menjawab.
"Seseorang yang berpakaian baju putih......oh !
Bukan ! Sesosok bayangan mayat yang terbungkus
kain putih." Mendengar ucapan itu si pelayan menjadi
gugup, mana mungkin dalam rumah penginapannya ada hantu disiang hari bolong "
Karena itu cepat2 ia berkata :
"Kongcu jangan bergurau. Rumah penginapan
kami aman dan tentram. Apa lagi pada siang hari
bolong, dari mana datangnya mayat berkerudung
putih?" Yen Yu San mengibaskan pelayan rumah
penginapan, menghadapi Kang Han Cing dan
bertanya : "Dimana bayangan itu sekarang ?"
Kan Han Cing berkata : "Orang itu" makhluk
itu...makhluk itu berdiri"." Kang Han Cing
menunjuk ke arah deretan kamar2 yang sudah
diborong oleh Yen Yu San.
Wajah Yen Yu San berubah, ia berteriak keras :
"Apa yang dikerjakan ?"
"Boanseng melihat ia ber-goyang2, longak
longok disana. Sebentar kemudian, benda tadi
lenyap mendadak." 705 Wajah Yen Yu San semakin berubah, menoleh
ke arah Yen Siu Hiat dan berkata : "Lekas kalian
periksa !" Ternyata Yen Yu San saat itu baru saja kembali
dari mencegat Kang Han Cing beserta rombongan
partai baru. Ketika ia menerima laporan dari
seseorang bahwa putri Cin Jin Cin yang juga turut
melakukan perjalanan dan menginap dalam rumah
penginapan itu yang bernama Cin Siok Tin telah
lenyap tanpa bekas. Lenyap diculik orang dari
kamar penginapannya. Maka cepat2 ia meninggalkan orang2 tersebut.
Begitu tiba, sekarang lagi2 ada seseorang yang
mengintip dikamarnya, bagaimana ia tidak menjadi
ber-debar2 " Keterangan Kang Han Cing tepat memasuki
hatinya. Karena itu ia memberi perintah kepada
Yen Siu Hiat dan orang2 untuk memeriksa.
Yen Siu Hiat mengajak dua orangnya memeriksa
kamar2 mereka. Yen Yu San menepuk pundak Kang Han Cing, ia
berkata: "Mungkin laotee salah mata, mungkin juga ada
pancalongok yang hendak mencuri sesuatu.
Menggunakan kesempatan kita tidak berada
didalam kamar, hendak mencuri benda berharga.
Jangan takut, mari kita periksa."
Menggandeng tangan Kang Han Cing, Yen Yu
San mengajak si pemuda memeriksa. Ditengah
jalan, mata Yen Yu San yang lihai sudah menaruh
706 curiga, pakaian dan gerak gerik Kang Han Cing
dilakukan seperti seorang sastrawan yang tidak
mengerti ilmu silat, tapi dari cahaya sinar matanya
yang begitu bening, orang ini pasti memiliki latihan
tenaga dalam tinggi, bukan seorang yang tidak
pandai silat, karena itu ia menjadi curiga,
menyelidik dan bertanya: "Bagaimana sebutan
lotee ?" Kang Han Cing menjawab: "Boanseng bernama
Lie Siauw San." "Tentunya orang dari jauh ?" bertanya lagi Yen
Yu San. Kang Han Cing berkata : "Boanseng sedang
menuntut pelajaran, karena itu ter-lunta2 sampai
di tempat ini." "Namaku Yen Yu San." si Hakim bermuka
merah memperkenalkan diri. "Kita boleh berkenalan." "Oh Tuan Yen Yu San," Kang Han Cing memberi
hormat. Cara2 Kang Han Cing mendengar disebutnya
nama Yen Yu San itu tidak seperti cara2 orang
lain, biasa dan datar, tentu saja ia sedang
menyamar sebagai seorang sastrawan muda,
bukan seorang jago silat, karena ia harus pandai
membawa diri, ber-pura2 tidak tahu betapa hebat
dan betapa besarnya nama pejabat ketua benteng
penganungan jaya. Nama Yen Yu San adalah wakil dari ketua
benteng Penganungan jaya, bayangan dari Datuk
707 barat. Namanya terkenal kemana2, tapi sikap Kang
Han Cing yang seperti itu membuat hatinya tidak
menaruh curiga. "Mungkinkah betul2 seorang sastrawan muda?"
Hati Yen Yu San bergumam.
Kedatangan Yen Yu San dan Kang Han Cing
disambut oleh Yen Siu Hiat, ia berdiri didepan sang
paman tanpa bicara. Yen Yu San bertanya: "Apa sudah diperiksa"
Ada kekurangan apa ?"
"Tidak apa2." berkata Yen Siu Hiat. "Tidak
ketemu jejak maling itu."
"Mari kuperkenalkan." berkata Yen Yu San.
"inilah keponakanku yang bernama Yen Siu Hiat.
Inilah tuan Lie Siauw San."
Yen Siu Hiat dan Kang Han Cing saling memberi
hormat. Yen Yu San mengajak Kang Han Cing ke ruang
tengah, sesudah menyuruh orangnya menyediakan
the, dimana mereka ber-cakap2.
Yen Siu Hiat turut mendampingi, ia selalu
memalingkan pandangan matanya ke arah sang
paman, se-olah2 hendak mengutarakan sesuatu,
disitu hadir seorang tamu asing yang bernama Lie
Siauw San, mereka tidak kenal kepada sastrawan
Lie Siauw San ini, mereka menaruh curiga kepada
si sastrawan Lie Siauw San, karena itu mereka
tidak berani memperbicarakan persoalan-persoalan
yang rahasia. 708 Kang Han Cing bisa melihat pada keragu-raguan
dan kecurigaan dari Yen Siu Hiat tadi, memandang
kearah Yen Yu San dan ia berkata :
"Apa lotiang kalian tidak letih ?"


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lotiang adalah bahasa sebutan seorang muda
kepada golongan yang lebih tua. Di dalam rimba
persilatan, lebih terkenal dengan istilah cianpwee.
"Tidak apa," berkata Yen Yu San. Ia menoleh ke
arah Yen Siu Hiat dan bertanya. "Bagaimana
hasilnya " Apa semua orang sudah kembali ?"
"Sudah." Yen Siu Hiat memberi jawaban singkat.
"Hasilnya ?" "Mereka"." Yen Siu Hiat menggelengkan kepala,
inilah suatu tanda kalau orang2 mereka yang
mencari jejak Cin Siok Tin tiada hasil.
Sesudah Cin Siok Tin diculik penjahat, seluruh
anak buah benteng penganungan jaya menjadi
sangat gelisah. Termasuk Yen Yu San dan Yen Siu
Hiat. Bagaimana tidak, kalau putri dari junjungan
mereka yang dipercayakan itu lenyap tanpa bekas"
Yen Yu San memancarkan sinar kebuasan, ia
berkata : "Betul2 kita jatuh di bawah tangan
cecunguk-cecunguk itu."
Nah ! Sampai disini sandiwara Kang Han Cing
sudah waktunya untuk ganti upacara, ia tidak
boleh terlalu menyolok mata, karena itu wajib
mengelakan rahasia2 yang baru saja diketahuinya,
ia meminta diri, katanya: "Lotiang masih banyak
urusan. Sampai disini dahulu perkenalan kita.
Boanseng meminta diri."
709 Disaat Kang Han Cing hendak berbangkit Yen
Yu San sudah menekan pundak si sastrawan palsu
itu dengan tertawa dan berkata:
"Duduk dulu ! Urusan kita hanya urusan biasa.
Perkenalan kita adalah jodoh, aku senang
bercampur gaul dengan para sastrawan. Teristimewa sangat tertarik kepadamu."
Sesudah itu Yen Yu San berpaling kepada Yen
Siu Hiat meng-edip2kan mata isyarat.
Yen Siu Hiat segera mengundurkan diri,
meninggalkan Yen Yu San dan Kang Han Cing.
Kang Han Cing duduk kembali, ia mengucapkan
terima kasih dan berkata : "Atas kebaikan hati
lotiang, boanpwe hanya bisa menurut saja."
Menunjuk kearah minuman di meja, Yen Yu San
berkata : "Lotee, silahkan minum."
Yen Yu San memegang minuman itu. Diikuti
juga oleh Kang Han Cing. "Lotee," berkata Yen Yu San. "Kau menetap
didaerah Tin-kang. Suatu tempat yang tidak jauh
dari sini, bukan " Apakah maksud tujuan lotee ke
tempat ini....." "Boan-seng hendak menemui seseorang kawan,
bagaimana usaha totiang?" balik tanya Kang Han
Cing. Yen Yu San menghela napas panjang, perlahan2 berkata : "Urusanku ke daerah Kim-leng
untuk mengurus sesuatu urusan pribadi......"
"Oh ! Maaf," berkata Kang Han Cing. "Maaf !"
710 "Tidak apa2." "Pantas saja lotiang seperti sangat berduka. Seolah2 baru dirundung kemalangan."
Kata2 ini tepat memasuki lubuk hari Yen Yu
San, sepasang matanya bercahaya terang.
"Hebat. Lotee memang hebat." Yen Yu San
mengeluarkan pujian. "Puluhan tahun aku malang
melintang dirimba persilatan belum pernah
menemukan urusan yang seperti ini. Tidak
disangka hari ini aku betul-betul terjungkir
dibawah mereka." "Oh !" Kang Han Cing memperlihatkan sikapnya
yang terkejut. "Ternyata lotiang adalah seorang
pendekar ternama dari rimba persilatan. Maaf,
boanseng tidak tahu. Tapi urusan apakah yang
menyulitkan lotiang?"
Didalam hati Yen Yu San berkeluh dingin
pikirnya : "Entah siapa anak muda ini " Kukira
kau pandai sekali ber-pura2 ! Betapapun
penyamaranmu, mana bisa menandingi diriku ?"
Dan untuk menjajal kebenarannya, ia berkata :
"Lotee bukan orang dari rimba persilatan, tapi
tentunya pernah mendengar tentang beberapa
tokoh2 silat ternama pada masa ini " Dimisalkan
datuk timur Sie See Ouw, Datuk selatan Kang Sang
Fung dan Datuk Barat Cin Jin Cin dan Datuk
Utara Lie Kong Tie ?"
"Ya..Ya..." jawab Kang Han Cing, "Dari salah
seorang guru silat boanseng pernah mendengar
nama2 harum dari keempat Datuk persilatan itu !"
711 "Nah ! Aku adalah salah seorang anak buah dari
datuk Barat Cin Jin Cin, datang ke Kim-leng untuk
mengurus sesuatu, mencari jejaknya seseorang
pemuda hidung belang. Pemuda hidung belang itu
telah membunuh dan memperkosa keponakan
perempuanku." Yen Yu San merendah diri, menggunakan istilah
salah seorang anak buah Cin Jin Cin.
"Oh ....." Kang Han Cing mengeluh.
"Datuk Barat Cin Jin Cin menpunyai seorang
putri yang bernama Cin Siok Tin. Karena dibenteng
Penganungan Jaya tidak ada orang, ia memaksa
untuk turut serta melakukan perjalanan. Apa
boleh buat, kuajak juga kemari. Nah ! Disinilah
letak kesalahanku, baru kemarin malam ia
mendadak lenyap tanpa bekas."
"Lenyap didalam kota Kim-leng?" bertanya Kang
Han Cing. "Inilah yang membingungkan orang." berkata
Yen Yu San. "Lenyap dari kamarnya. Aku telah
menyebar orang2 untuk menyelidiki, tapi tiada
hasil sama sekali." "Gila ! Sungguh2 penjahat gila !" berkata Kang
Han Cing. "Dalam kota yang begini ramai, berani
mereka menculik orang?"
"Lotee, aku membutuhkan keteranganmu." berkata Yen Yu San.
sedikit "Silahkan lotiang katakan."
"Pernahkah lotee mendengar sesuatu komplotan
jahat yang berada dikota Kim-leng?"
712 "Boanseng jarang sekali berhubungan dengan
jago2 rimba persilatan. Belum pernah dengar,"
berkata Kang Han Cing, "Tapi"."
"Tapi apa?" Yen Yu San mulai ketarik. Kang Han
Cing memperlihatkan sikapnya yang lambat2an,
kemudian ia berkata: "Tetapi apa urusan ini mempunyai sangkut paut
dengan lenyapnya putri Datuk Barat."
"Coba kau katakan." berkata Yen Yu San.
Kang Han Cing berkata : "Disaat boanseng bermalam disuatu rumah
penginapan, terdengar percakapan2 di kamar
sebelah, suara mereka sangat perlahan, mereka
ada me-nyebut2 nama nona Cin Siok Tin, dan
banyak sekali yang diucapkan oleh mereka, sayang
boanseng tidak bisa menangkap semua..."
"Apa lagi yang dikatakan oleh orang2 itu ?"
Kang Han Cing menelengkan
beberapa saat baru berkata:
kepalanya "Menurut apa yang boanseng bisa tangkap,
orang2 itu telah menculik nona Cin Siok Tin,
hanya karena urusan seorang yang mempunyai
julukan si pendekar Hakim bermuka merah. Asal
saja bisa membunuh pendekar hakim bermuka
merah ini, maka mereka bisa merampas harta
kekayaannya." Mendengar sampai disini, tiba2 saja Yen Yu San
tertawa berkakakan. 713 Kang Han Cing seperti tertegun sebentar, ia
berkata : "Mungkin ada yang salah ?"
Yen Yu San menghentikan suara tertawanya
per-lahan2 ia bertanya : "Apa lotee pernah bertemu dengan si pendekar
Hakim muka merah ?" Kang Han Cing meng-geleng2kan kepala.
"Itulah aku sendiri." berkata Yen Yu San.
"Oh ! Maaf !" "Penjahat2 itu hendak menghadapi diriku" Hu,"
Yen Yu San memperlihatkan sikapnya yang
berwibawa, "Apa yang mereka hendak lakukan ?"
"Apa yang mereka bisa lakukan ?" bertanya
Kang Han Cing. *** Didalam, Yen Yu San sedang ber-cakap2 dengan
Kang Han Cing. Dan diluar, Yen Siu Hiat sedang men-jaga2 agar
tidak ada orang yang mengganggu ketenangan
pembicaraan itu. Seorang pelayan berjalan menghampiri kamar
mereka, karena itu Yen Siu Hiat membentak :
"Ada apa ?" "Ada surat yang hendak diserahkan kepada
tuan besar," jawab pelayan itu.
"Serahkan saja kepadaku !" Kata Yen Siu Hiat.
714 Pelayan itu menyerahkan sepucuk surat. Diatas
sampul bertulisan : Diserahkan kepada yang terhormat Pengurus
Benteng Penganungan Jaya tuan Yen Yu San.
"Siapa yang memberi surat ini ?" Bertanya Yen
Siu Hiat. "Seorang laki2 berbaju kelabu."
Yen Siu Hiat mengucapkan terima kasih dan
pelayan itu berjalan pergi.
Yen Siu Hiat memasuki ruangan dan menjumpai
Yen Yu San. *** Bab 39 YEN YU SAN yang sedang ber-cakap2 dengan
Kang Han Cing terputus, menoleh ke arah Yen Siu
Hiat, bertanya : "Ada apa?"
"Ada sepucuk surat." jawab Yen Siu Hiat.
"Dari mana?" Yen Siu Hiat menjawab : "Menurut keterangan si
pelayan, seorang yang berbaju kelabu mengantarkan, sesudah menyerahkan surat ini,
orang itu berjalan pergi lagi."
Yen Yu San menerima surat itu, tapi tidak
segera dibaca didepan Kang Han Cing. Ia
menyimpannya didalam saku.
715 Kang Han Cing juga tahu diri, segera ia meminta
diri : "Lotiang masih ada urusan, untuk sementara
boanseng meminta diri."
"Baiklah," Yen Yu San tidak mencegah. "Kita
orang tinggal didalam satu rumah penginapan,
kalau ada waktu boleh berkunjung lagi."
Yen Yu San mengantar meninggalkan ruangannya. Kang Han Cing Dengan sudut ekor matanya, Yen Siu Hiat
melirik kearah lenyapnya bayangan Kang Han
Cing, ia berkata kepada sang paman : "Jie-siok,
bagaimana penilaianmu tentang orang itu ?"
"Sangat mencurigakan." jawab Yen Yu San. "Aku
juga tidak berhasil menyelidikinya. Coba kau lebih
ber-hati2 dan meng-amat2i dia."
Yen Siu Hiat menerima perintah dan berjalan
keluar. Baru sekarang Yen Yu San membuka isi surat,
demikian bunyi surat itu :
"Disampaikan kepada tuan pengurus benteng
Penganungan Jaya, tuan Yen Yu San:
Partai kami bermaksud berkenalan dengan
seluruh pendekar2 ternama, sayang sekali maksud
itu tidak mudah terlaksana. Putri benteng
Penganungan Jaya sudah berada ditempat kami.
Karena itu kami mengharapkan kedatangan tuan
untuk mengurusnya. Tempat dibawah kaki gunung
Tay-biao-hong dibagian barat. Jam dua malam.
Nantikanlah kami diantara kedua pohon besar,
tentu ada orang yang menyambut.
716 Cabang partai Ngo-hong-bun: Perintah Maut.
Membaca surat itu, wajah Yen Yu San berubah.
"Bah !" dia memaki kalang kabutan. "Berani
menghina diriku?" Disaat ia, Yen Siu Hiat sudah mengutus


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orangnya untuk meng-amat2i Kang Han Cing, ia
balik kembali, menyaksikan keadaan sang paman
yang begitu uring2an, dia menegur pelahan:
"Jiesiok, bagaimana isi bunyi surat?"
"Bacalah sendiri !" Yen Yu San melemparkan
surat itu kepada sang keponakan.
Yen Siu Hiat membaca tulisan itu beberapa
waktu, dengan heran ia berkata :
"Perintah Maut " Partai Ngo-hong-bun " Nama
gelar apa nama golongan yang diberi nama
Perintah Maut ?" "Hanya satu partai cecunguk saja berani
menantang diriku ?" kemarahan Yen Yu San masih
belum mereda. "Apa jie-siok betul2 hendak pergi kesana ?"
bertanya Yen Siu Hiat. "Apa kau pernah melihat pamanmu takut pada
sesuatu. Tentu saja aku pergi. Lekas sediakan aku
kuda !" Yen Siu Hiat berkata : "Biar aku yang menyertai
jie-siok." "Tidak perlu. Kau harus mengawasi gerak-gerik
perkembangan ini. Biar aku pergi sendiri."
717 "Baik." Yen Siu Hiat mengundurkan diri.
Sesudah mengenakan pakaian ringkas, mempernakan dirinya dengan baik, Yen Yu San
meninggalkan kamar itu. Diluar, Yen Siu Hiat sudah menunggu dengan
seekor kuda jempolan, kuda yang berwarna merah.
Yen Yu San menerima kuda itu, ia siap2
berangkat. Yen Siu Hiat bertanya : "Apa jie-siok masih ada
pesanan lain ?" "Perhatikan baik2 pemuda
bernama Lie Siauw San itu."
sastrawan yang Lie Siauw San adalah nama samaran Kang Han
Cing ! Dengan satu kali pecut kuda itu dilarikan. Kuda
yang tersedia bagi orang2 benteng Penganungan
Jaya itu adalah kuda2 jempolan, hanya beberapa
kali keprukkan sudah meninggalkan rumah
penginapan. Waktu yang dijanjikan golongan Perintah Maut
untuknya menjumpai Cin Siok Tin adalah jam dua
pagi, sekarang baru saja hari menjadi gelap, Yen
Yu San menjadi tidak sabaran. Untuk melewatkan
waktu, ia memasuki sebuah rumah makan
dibawah kaki gunung Tay-biao-san.
Seorang diri Yen Yu San menenggak arak
didalam rumah makan itu, per-lahan2 tokh lama
juga, ia mulai berada dalam keadaan setengah
mabok. 718 Tiba2 seorang pelayan rumah makan datang
menghampirinya, pada tangan si pelayan terbawa
sepucuk surat, dengan bibir tersungging senyuman, pelayan itu berkata: "Tuan, ada titipan
surat untuk tuan !" "Surat ?" Yen Yu San tercetak. Ia berpikir,
"Seorang diri ia minum ditempat ini, tokh berjalan
belum beberapa lama, bagaimana orang bisa tahu
kehadirannya ditempat ini " Darimana datang
surat?" Ia menyambuti surat tersebut, pada sampul
surat bertulisan: Dipersembahkan kepada tuan Yen Yu San.
Hati Yen Yu San berpikir. "Tentu surat dari
komplotan penjahat."
Memandang ke arah pelayan itu dan berkata:
"Siapa yang mengantar surat ini?"
Si pelayan menjawab: "Seorang tuan. Belum
lama ia minum di dalam rumah makan ini,
sebelum berangkat memberitahu kepada hamba
untuk menyerahkan surat itu kepada tuan."
Yen Yu San menganggukkan kepala berkata:
"Oh! Mungkin salah seorang kawanku, tadi terlalu
banyak orang, aku tidak melihat dirinya."
Si pelayan berkata: "Tuan tadi juga berkata
seperti itu. Ia sangat ter-buru2, tidak ada waktu
untuk banyak bicara lagi, maka meninggalkan
surat ini." 719 Yen Yu San mengeluarkan beberapa uang
recehan, diserahkan kepada si pelayan sebagai
hadiah. Sesudah menunggu pelayan itu berangkat, Yen
Yu San membuka isi surat, demikian bunyi isi
surat: "Apa Yen lo-enghiong ingin tahu rahasia
komplotan orang jahat " Lekas meninggalkan
tempat ini. Akan ditunggu dibawah pintu kota
bagian utara. Tapi ber-hati2, disekitar rumah
makan itu sudah banyak mata-mata musuh. Lebih
baik keluar dari pintu belakang, agar tidak
diketahui mereka." Tulisan itu sangat indah dan menarik, tidak ada
tanda tangan dan tidak identitas.
Yen Yu San berkerutkan alis dan berpikir:
"Siapa orang ini " Dari lagu2nya bukan salah
satu dari anggota komplotan jahat, tapi dari mana
pula" Baik ! Akan kulihat siapa dia ?"
Sesudah mengambil putusan yang seperti itu
Yen Yu San menyimpan kembali surat, dia
meninggalkan tempat duduknya, menuju ke arah
belakang rumah makan. Kejadian ini tidak banyak menimbulkan
kecurigaan, ia ke belakang, semua orang menduga
kalau Yen Yu San ke W.C atau cuci tangan.
Beberapa saat kemudian, seorang Hakim
bermuka merah Yen Yu San menyeret kakinya
keluar kembali, duduk diatas tempat dimana meja
720 yang ditinggalkan Yen Yu San tadi. Dia minum
pula seorang diri. Waktu yang ditetapkan pertemuan Yen Yu San
masih cukup lama, Yen Yu San menenggak arak di
rumah penginapan itu untuk meliwati waktu.
Tentu saja tidak ada yang tau kalau sudab terjadi
dua pertukaran Yen Yu San.
Siapa orang yang memalsukan Yen Yu San ini"
Untuk sementara cerita kita gelapkan.
Kita menyusul Yen Yu San yang asli, melalui
pintu belakang rumah makan ia meninggalkan
banyak orang. Juga meninggalkan mata2 golongan
Perintah Maut. Tiba dibagian pintu utara kota betul saja berdiri
seseorang, dari jauh orang itu sudah mengirimkan
gelombang suara tekanan tinggi berkata :
"Yen lo-enghiong yang datang?"
Yen Yu San memperhatikan orang itu, dedak
perawakannya yang tidak terlalu tinggi juga tidak
kecil, orang itu juga menggunakan tutup kerudung
hitam. Tidak bisa dilihat wajahnya.
"Siapa tuan?" ia bertanya.
Orang tadi tidak menjawab, ia hanya berkata
singkat. "Silahkan ikut segera !"
Tiba2 orang berkerudung hitam itu membalikkan badan melejit dan menuju ke depan.
721 Gerakan orang itu sangat cekatan dan hebat,
dalam sekejap mata sudah meluncur jauh.
Si Hakim bermuka merah Yen Yu San beradat
keras, mana bisa ia ditinggalkan begitu saja, ia
membentak: "Tunggu dulu !"
Mengempos tenaganya, Yen Yu San mengejar
orang tersebut. Orang yang didepan tidak menghiraukan
panggilan Yen Yu San, meluncur semakin cepat.
Demikian kedua orang itu saling susul, menuju
kearah utara. Hanya sekali loncatan, Yen Yu San sudah
menempatkan dirinya diatas benteng tembok kota.
Ia melongok kebawah, tampak orang berkerudung
hitam sudah melayang turun, bergendong tangan,
se-olah2 menunggu dirinya.
Si Hakim bermuka merah Yen Yu San menjabat
wakil ketua benteng Penganungan Jaya, menjadi
pembantu utama dari Datuk Barat Cin Jin Cin,
mempunyai hubungan baik dengan tokoh2 silat di
rimba persilatan, belum pernah dia dipermainkan
orang seperti itu. Hatinya terasa meringkal, dengan
satu dengusan dingin, seperti seekor alap2
melayang turun, dia menubruk kebawah.
Inilah yang diharapkan oleh orang itu, begitu
Yen Yu San meluncur dari atas tembok kota, dia
membalikkan badan dan berlari lagi.
Hati Yen Yu San tergerak, hatinya berpikir :
"Kemana kau hendak ajak diriku ?"
722 Sudah tahu mau diakali, tokh Yen Yu San tidak
takut, siapa yang bisa menyengkelit Hakim
bermuka merah Yen Yu San " Karena itu, ia
mengempos tenaga dan mengejar.
Diantara cahaya malam, kedua bayangan itu
saling kejar, bagaikan bintik2 yang bergemilapan,
menempur semak2, meluncur diatas daratan2.
Yen Yu San sudah memforsir semua ilmu
meringankan tubuh, tapi dia belum berhasil
menyandak orang yang berada di depan, tiga puluh
lie telah dilewatkan kini mereka memasuki daerah
pegunungan, itulah pegunungan Tay-biao-san.
Yen Yu San tertawa dingin, ia bergumam :
"Aku memang hendak ke tempat ini. Pancinganmu memang kebetulan sekali. Hendak
kulihat, ada permainan apa lagi?"
Disaat ini, orang itu menghentikan gerakan, ia
berbalik, tangannya digerakkan kemudian menunjuk keatas, membarengi gerakan itu, tubuh
si bayangan hitam lompat dan bersembunyi diatas
pohon yang rimbun. Yen Yu San masih belum mengerti aba2 yang
diberi oleh orang itu, ia meluncur datang.
Disaat ini terdengar satu suara halus yang
seperti suara semut: "Lo-enghiong, lekas naik ke
atas pohon." Yen Yu San menengadahkan kepala, memandang ke tempat persembunyian orang itu
dan berkata: "Siapa " Dengan maksud apa
mengajak diriku ke tempat ini?"
723 Orang diatas pohon menggunakan tekanan
suara tinggi, disalurkan ke telinga Yen Yu San,
katanya : "Disekitar daerah ini, mungkin masih ada mata2
musuh, kalau ada sesuatu yang Lo-enghiong ingin
ketahui, naiklah diatas pohon bersembunyi. Itu
waktu kita masih bisa ber-cakap2, bukan?"
Menyaksikan keadaan orang itu bersungguhsungguh, hati Yen Yu San tertarik, betul-betul dia
melejitkan diri, berlompat keatas pohon besar yang
berada tidak jauh dari pohon persembunyian orang
itu. *** Bab 40 SESUDAH menyembunyikan diri baik2, dengan
gelombang suara tekanan tinggi, ia bertanya
kepada orang tersebut : "Nah! Sekarang kau bisa
memberi keterangan itu !"
Orang itu dengan suara tekanan gelombang
tingginya berkata : "Orang yang berperang tentu

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuat persiapan, apalagi menghadapi musuh kuat dan
jahat, lo-enghiong hendak menghadapi sesuatu
komplotan jahat, sudahkah mengetahui rencana
busuk lawan itu?" Yen Yu San tertegun, ternyata orang ini sudah
tau kalau dirinya menerima surat tantangan, tapi
ia tidak gentar, dengan congkak berkata : "Biarpun
724 musuh mempunyai rencana busuk apa yang harus
kutakuti?" Orang itu berkata: "Betul ! Ilmu kepandaian silat lo-enghiong boleh
dikata sudah hampir tidak ada tandingan. Tapi
musuh mempunyai rencana keji, kalau hanya
mengandalkan ilmu kepandaian saja, pihak
musuhpun banyak jago kuat. Dimisalkan mereka
tidak bisa memenangkan ilmu silat lo-enghiong,
menarik kesimpulan karena adanya nona Cin Siok
Tin di tangan mereka, apa yang lo-enghiong bisa
lakukan" Membiarkan putri ketua itu tersiksa"
Berpikirlah sekali lagi, salah set berarti berantakan!" Yen Yu San semakin heran, kemisteriusan orang
ini betul2 diluar dugaannya, ia bertanya:
"Menurut pendapatmu, bagaimana?"
Orang itu berkata: "Maksud pancingan boanpwe ke tempat ini
adalah memberi gambaran yang jelas agar loenghiong bisa mengerti duduk perkara dari
semula." "Bagaimana asal usulnya musuh itu?"
Orang itu berkata: "Sebelumnya, bisakah loenghiong berjanji ?"
"Berjanji apa?" bertanya Yen Yu San.
"Boanpwee sudah mempunyai rencana, boanpwee harap lo-enghiong menonton segala
725 sesuatu yang terjadi dengan pikiran tenang, jangan
sekali2 terpancing."
"Baiklah." "Nah. Kalau begitu, nona Cin Siok Tin pasti bisa
dikembalikan." Yen Yu San bertanya : "Siapakah tayhiap ?"
Orang itu berkata : "Untuk sementara, loenghiong jangan banyak tanya, kalau sudah
waktunya, lo-enghiong bisa tahu sendiri."
"Kau tidak mau memberi nama dan asal
usulmu, bagaimana aku bisa percaya kepada
keteranganmu ?" Orang itu berkata : "Sesudah lo-enghiong berada
ditempat ini, semua bisa disaksikan dengan mata
sendiri, percaya atau tidak, terserah kepada
penilaian lo-enghiong pribadi."
"Kalau begitu, kau bukan komplotan penjahat ?"
Orang itu berkata: "Kalau boanpwe salah satu
dari anggota komplotan penjahat, tidak mungkin
mengajak lo-enghiong seperti ini."
"Baiklah. kepadamu." Untuk sementara aku percaya "Ingat betul2, jangan sekali2 lo-enghiong turun
bergebrak." "Kau melarang aku turun tangan " Tidak boleh
melabrak orang ?" "Hanya untuk sementara." berkata orang itu.
726 "Kalau aku bagaimana ?" bertanding "Celakalah rencana semua, kucar kacir."
dengan boanpwe, orang, berantakan "Huh," Yen Yu San berdengus dingin hatinya
berpikir. "Kemisteriusanmu begitu luar biasa. Baik!
Hendak kulihat, apa yang hendak kau permainkan
?" "Sekali lagi boanpwe minta dengan hormat,"
berkata orang itu. "Jangan sekali2 lo-enghiong
cepat naik darah. Gunakanlah pikiran yang
tenang. Jangan sekali2 menuruti hawa nafsu,
apapun yang terjadi, jangan lo-enghiong cepat
panas hati." "Aku tahu." berkata Yen Yu San. "Tapi ada
sesuatu yang mengherankan, bisakah aku minta
penjelasannya ?" "Penjelasan kehendaki ?" bagaimana yang lo-enghiong "Janji dimalam ini adalah urusan pribadi.
Mengapa tayhiap menalangi dan mengeluarkan
rencana, apa maksud tujuan yang sebenarnya?"
"Maksud lo-enghiong, perjanjian dimalam ini
adalah urusan pribadi ?"
"Memang urusan pribadi."
"Salah." berkata orang itu.
"Paling2 menyangkut urusan benteng penganungan jaya dan partai Ngo-hong-bun."
"Masih kurang tepat!"
727 "Dimana letak kekurangan bertanya Yen Yu San. tepatannya?" Orang itu berkata: "Urusan dihari ini se-olah2 hanya menyangkut
urusan partai Ngo-hong-bun yang menculik nona
Cin Siok Tin, se-olah2 hanya urusan partai Ngohong-bun dengan benteng Penganungan Jaya.
Sebetulnya tidak demikian..."
"Aku tidak mengerti." berkata Yen Yu San.
"Baiklah. Kalau tidak dikasih sedikit penjelasan,
mungkin lo-enghiong masih kurang yakin.
Pertemuan lo-enghiong hanya lembaran pertama
dari rangkaian jahat partai Ngo hong-bun.
Singkatnya, bukanlah hanya menyangkut bangun
runtuhnya benteng penganungan jaya, atau bisa
tidaknya datuk barat menancap kaki. Dan
berkembangan berikutnya. Tapi hal ini juga
mempunyai hubungan erat dengan ketiga datuk
persilatan lainnya, kalau saja lo-enghiong mengalami kegagalan, berarti diturut hancur pula
usaha datuk persilatan lainnya, gagal pula usaha
Siauw-lim-pay dan Ngo-bie-pay untuk menenangkan rimba persilatan dari kekacauan !"
"Begitu hebat" Begitu panjang?" Yen Yu San
masih ragu2. "Untuk jelasnya...." tiba2 orang itu terhenti.
"Nah ! Mereka sudah datang ! Lain kali saja,
boanpwee beri penjelasan yang lebih terperinci."
Mereka ber-cakap2 dengan gelombang tekanan
suara tinggi, masing2 menyalurkan suara dengan
728 tenaga dalamnya ditujukan kepada telinga orang
yang bersangkutan. Tidak bisa didengar oleh orang
ketiga. Sampai disini, percakapan terhenti. Yen Yu San
memasang kuping panjang2, masih tidak terdengar
sesuatu yang mencurigakan, bagaimana orang itu
mengatakan mereka sudah datang"
Menggunakan mata Yen Yu San celingak
celinguk mencari rombongan yang dimaksud.
Betul saja ! Dari jauh tampak didalam kegelapan
malam bintik2 yang bergerak, semakin lama
semakin besar itulah gerak beberapa orang yang
bergerak datang. Hati Yen Yu San memuji kehebatan mata orang
yang misterius itu, ia baru melihat bintik2, tapi si
orang misterius sudah menyebutnya lebih dahulu.
Suatu tanda kalau mata orang tersebut lebih lihay.
Bukan matanya saja yang lebih lihai, ilmu
meringankan tubuhnya pun hebat. Otaknya luar
biasa. Yen Yu San mengakui bahwa ia tidak
unggulan. Tidak lama, orang2 yang datang itu sudah
terpeta jelas, jumlahnya enam orang.
Orang yang didepan adalah seorang kakek
berpakaian putih, hidungnya bengkung. Itulah
Kwee hu-huat dari partai Ngo-hong bun.
Dibelakang Kwee hu-huat turut serta empat
orang, masing2 mengenakan pakaian merah, putih,
hijau dan hitam, juga mengenakan kerudung muka
yang sama warna, mereka adalah lengcu Panji
729 Merah, Lengcu Panji Putih, Lengcu Panji Hijau dan
lengcu Panji Hitam. Seorang lagi adalah komplotan mereka, orang
ini berbadan tinggi dan besar, kekar dan kuat,
mengenakan pakaian warna biru, mempunyai
bentuk potongan yang seperti Yen Yu San,
berjenggot panjang seperti Yen Yu San, wajahnya
belum terlihat, karena orang ini menggunakan
tutup kerudung muka. Ya ! Ditempat itu, kecuali
Kwee hu-huat, kelima orang lainnya menutup
wajah2 mereka ! Yen Yu San tidak kenal kepada Kwee hu-huat,
tapi ciri2 keempat macam warna pakaian orang
yang datang itu membuatnya menduga, kalau ia
sedang menghadapi anak buah perintah maut.
Begitu Kwee hu-huat berenam tiba, tidak jauh
dari pohon tempat persembunyian Yen Yu San dan
si tokoh misterius, tiba2 muncul dua bayangan
hitam, memberi hormat kepada Yen Yu San dan
berkata: "Hamba A Coan dan A Tek memberi hormat
kepada Kwee hu-huat."
Munculnya kedua bayangan yang bernama A
Tek dan A Coan itu membuat Yen Yu San terkejut,
kedua orang tadi sudah bersembunyi dirimba,
mengapa dia tidak bisa mengetahui kapan
datangnya dua orang itu" Beruntung Yen Yu San
berbicara dengan si tokoh misterius secara
menyalurkan suara dengan gelombang tekanan
tinggi. Sehingga tidak bisa terdengar oleh kedua
orang tadi. 730 Kwee hu-huat mengulapkan tangan, ia bertanya
kepada A Coan dan A tek, katanya:
"Kalian mendapat tugas jaga ditempat ini, apa
ada sesuatu yang mencurigakan?"
"Tidak ada." hampir berbareng A Coan dan A
Tek menjawab. "Cukup !" berkata Kwee hu-huat. "Kalian boleh
kembali menjalankan tugas masing2."
A Coan dan A Tek mengundurkan diri, lenyap
pula dibalik semak2 itu. Kwee hu-huat memandang langit, mengurut
jenggot dan berkata: "Waktu baru saja kentongan dipukul satu kali,
Yen Yu San sangat sok, tidak mungkin datang
pagi2." Diatas pohon, hati Yen Yu San berkata:
"Orang ini betul2 bisa menyelami sifat dan
adat2ku, kalau bukannya ada seorang misterius
yang memancing aku ke tempat ini, pasti harus
menunggu tepat jam dua baru aku datang."
Tiba2.... Dari jauh terdengar suara ketoprakannya kaki
kuda, memang seekor kuda tunggangan meluncur
datang, diatas kuda itu bercokol seorang, menuju
ke arah Kwee hu-huat si penunggang kuda lompat
turun dan berkata: "A Guk memberi hormat
kepada Kwee hu-huat."
Kwee hu-huat memandang orang itu dan
bertanya: "Apa Yen Yu San sudah berangkat?"


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

731 A Guk menjawab: "Baru saju hamba menerima laporan burung
pos yang mengatakan Yen Yu San masih
menenggak arak dirumah makan Kie-biao. Masih
belum berangkat." "Bagus." berkata Kwee hu-huat. "Terus awasi
dirinya, begitu ada gerakan, segera beri laporan."
Orang itu mengiyakan, lalu melompat keatas
kuda tunggangannya dan meluncur pergi lagi.
Yen Yu San menjadi heran, sudah terang ia
tidak berada dirumah makan itu, mengapa orang
tadi mengatakan masih menenggak arak seorang
diri" Pengalaman Yen Yu San juga pengalaman
diplomatik ulung, berpikir sebentar dan ia bisa
menduga sesuatu. Oh, ternyata orang misterius itu
pula yang memegang lakon, pantas saja dia
menyuruh aku keluar dari pintu belakang.
Ternyata diapun sudah menyediakan komplotannya yang menyamar menjadi diriku,
entah sandiwara apa pula yang hendak dipertontonkan" Untuk memastikan dugaannya, menggunakan
seluruh gelombang tekanan tinggi, Yen Yu San
bertanya kepada si orang misterius di sebelah
pohon: "Hei, apa tayhiap yang menyuruh orang
menyamar menjadi diriku ?"
Terdengar suara jawaban si orang misterius :
"Kalau tidak menggunakan taktik ini, bagaimana
bisa mengakali mereka ?"
732 Tidak jauh dibawah Yen Yu San dan orang
misterius itu, berdiri Kwee hu-huat dan empat
lengcu Panji berwarna beserta seorang berkerudung pula. Ini waktu tiba2 Kwee hu-huat
mendongakkan kepala dan berkata keras : "Yen Yu
San !" Yen Yu San kaget, tubuhnya ber-goyang2,
hampir ia jatuh dari atas pohon, sangkanya Kwee
hu-huat sudah mengetahui kalau dia bersembunyi
diatas pohon. Dan ini waktu, dari semak lompat keluar
seorang yang mengenakan jubah biru, orang yang
mempunyai jenggot dan dedak perawakan seperti
Yen Yu San membungkukkan badan, ia segera
menyahut: "Hamba siap !"
Yen Yu San yang diatas pohon menjadi bingung,
ia bergumam : "Masih ada lagi orang yang bernama
Yen Yu San" Oh ! Ternyata si jubah biru itu
mempunyai nama yang sama dengan namaku."
Kwee hu-huat memandang ke si jubah biru dan
berkata : "Apa lengcu Panji Putih sudah menjelaskan
urusan2 berikutnya ?"
"Sudah." berkata si jubah biru.
Kwee hu-huat menganggukkan kepala, ia sangat
puas, dan ia berkata : "Nah ! Kau boleh bersembunyi dibelakang
pohon, nanti sesudah berhasil membunuh Yen Yu
San, kau harus segera pergi ke kota Kim-leng,
menggantikan kedudukan dirinya !"
733 "Baik." orang yang mengenakan jubah biru itu
segera mengundurkan diri, menghilang dari
pandangan mata. (Bersambung 13) *** Jilid 13 MENGIKUTI percakapan sampai kemarahan Yen Yu San me-luap2,
mengertek gigi otaknya bekerja :
disitu dengan "Apa yang dikatakan oleh orang misterius tadi
menjadi kenyataan. Komplotan jahat dari partai
Ngo-hong-bun ini hendak mencelakakan diriku.
Ternyata sudah menyiapkan orang untuk menyamar menjadi diriku. Bah ! Hendak kulihat
bagaimana kalian mengerjai diriku ?"
Tidak lama kemudian, lagi2 terdengar derap
kaki kuda mendatangi, itulah seorang anggota
partai Ngo-hong-bun, lompat turun dan memberi
laporan : "Lapor kepada Kwee hu-huat, Yen Yu San sudah
meninggalkan rumah makan. Sedang menuju ke
tempat ini." Kwee hu-huat menganggukkan kepala, suatu
tanda bahwa ia mengerti. Sesudah memberi laporan, orang tersebut
mencongklang kudanya, dan mengundurkan diri.
734 Kwee hu-huat memandang kearah empat panji
berwarna, ia berkata : "Nah ! Sudah waktunya membuat persiapan,
urusan boleh diserahkan kepada lengcu Panji
Putih. Yang lain2nya boleh bersembunyi."
Sesudah berkata seperti itu, Kwee hu-huat
mengajak Lengcu Panji Hijau, lengcu Panji Merah
dan Lengcu Panji Hitam mengundurkan diri,
bersembunyi di-semak2. Membiarkan lengcu Panji
Putih menghadapi Yen Yu San.
Tentu saja Yen Yu San yang akan datang hanya
seorang Yen Yu San imitasi tiruan, Yen Yu San
yang asli berada tidak jauh dari atas kepala
mereka. Yen Yu San memasang mata lebar2, dari posisi
yang diambil oleh lengcu panji putih, mudah untuk
dibayangkan apa akibatnya kalau dia yang
menghadiri pertemuan ini.
Disana hanya Lengcu Panji Putih seorang, tapi
begitu masuk, maka dari keempat penjuru
berlompatan dan disergap musuh, kalau dia
kurang siap siaga pasti celaka !
Dari atas pohon, Yen Yu San bisa menyaksikan
persiapan2 dari orang2 Ngo-hong-bun itu. Demikian juga si orang misterius diatas pohon
satunya lagi, tentu bisa mengetahui persiapan
mereka. Tapi Yen Yu San palsu yang masih berada
jauh disana belum mengetahui akan adanya
perangkap tentunya mudah terjebak.
735 Mengingat keamanan orang yang memalsukan
dirinya, Yen Yu San menoleh ke arah pohon
bersembunyinya si orang misterius, dengan
menggunakan gelombang tekanan tingginya ia
bertanya : "Bu-beng tayhiap, bagaimana memberi kisikan
kepada kawanmu?" Bu-beng tayhiap berarti pendekar tanpa nama.
Tidak ada jawaban ! Yen Yu San berkerut alis. Mungkinkah si orang
misterius sudah pergi " Karena itu ia memanggil
sekali lagi : "Bu-beng tayhiap !"
Masih tidak ada jawaban. Betul2 orang
misterius itu sudah pergi ! Tentunya memberi tahu
rencana komplotan partai Ngo-hong-bun kepada
kawannya, agar Yen Yu San palsu kedua lebih berhati2 tidak terjerumus ke dalam perangkap
musuh. Yen Yu San memuji ilmu meringankan tubuh si
orang misterius itu, betul2 hebat ! Tanpa diketahui
olehnya, tanpa diketahui oleh beberapa orang yang
berada dibawahnya, ia bisa meninggalkan pohon
tempat persembunyiannya. Yen Yu San pernah berjanji kepada si orang
misterius, ia tidak akan menggagalkan rencana
manusia aneh itu, dia diam diatas pohon.
Memperhatikan gerak-gerik lengcu Panji Putih di
bawah. 736 Lengcu Panji Hijau, Lengcu Panji Merah, dan
Lengcu Panji Hitam, Yen Yu San palsu dan Kwee
hu-huat sudah bersembunyi dibalik semak2 dalam
kegelapan malam. Detik2 yang tegang berlalu.
Waktu segera mendekati jam dua pagi, suasana
hening dan sepi, hanya tampak lengcu Panji Putih
yang berjalan mundar mandir dibawah pohon.
Diwaktu yang seperti inilah terdengar derap
suara langkah kaki kuda, tujuannya adalah rimba
itu. Lengcu Panji Putih yang menunggu kedatangannya, Kwee hu-huat yang bersembunyi
dibalik semak2, dan Yen Yu San yang bersembunyi
diatas pohon sudah menduga akan kehadiran Yen
Yu San imitasi. Betul saja ! Suatu bayangan meluncur datang,
jenggotnya panjang, menggembol pedang, lompat
turun dari kuda tunggangan, berjalan ke arah yang
ditunjuk. Orang itu juga berupa si Hakim bermuka merah,
Yen Yu San ! Lengcu Panji Putih telah menyongsong kehadirannya, memberi hormat dan berkata :
"Yen tayhiap betul2 menepati janji, sudah lama
kami tunggu ditempat ini."
Yen Yu San imitasi masih duduk diatas kuda
tunggangannya, dengan suara geram membentak:
737 "Tuan inikah yang menantang diriku kemari?"
kini ia lompat turun dari kuda tunggangannya.
Yen Yu San asli yang nongkrong diatas pohon
dalam hati tertawa geli. Katanya berpikir :
"Siapa orang ini " Pandai sekali dia membawa
diriku, heh! Sampaipun logat2 suaranyapun mirip."
Terdengar suara lengcu Panji Putih : "Aku
adalah lengcu Panji Putih dari golongan Perintah
Maut!" Yen Yu San imitasi membentak: "Dimana ketua
golonganmu ?" Lengcu panji putih berkata: "Akulah yang diutus
untuk berbicara dengan Yen tayhiap."
Yen Yu San imitasi mengeluarkan suara
dihidung, ia berkata: "Oh! Ketua kalian mempunyai
kedudukan yang sangat tinggi" Memandang
rendah diriku, heh?"
Yen Yu San asli yang nangkring diatas pohon
tertawa geli, ia berpikir :
"Apa yang disuarakan oleh orang itu adalah
suaraku, kalau aku yang menghadapi mereka, aku
juga berkata seperti itu."
Terdengar suara lengcu Panji Putih berkata:
"Yen tayhiap jangan berkata seperti itu."
"Mengapa ?" bentak Yen Yu San. Lengcu Panji
Putih berkata: "Rimba persilatan dimasa
dibawah tangan Ngo hong ini telah berada bun, dan kami 738 mendapat tugas didaerah ini, tentu saja kami yang
keluar berbicara dengan Yen tayhiap."
"Bah ! Aku sudah lama tidak dengar nama
pantai Ngo-hong-bun."
"Yen tayhiap kurang lengcu panji putih. ?" pengalaman," berkata

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa kalian yang sudah menculik Cin Siok Tin
"Bukan menculik," berkata lengcu Panji putih.
"Hanya menjamu untuk beberapa hari. Kami
jamin, nona Cin Siok Tin berada dalam keadaan
sehat walafiat." "Katakan maksudmu !" bentak Yen Yu San.
"Partai Ngo-hong-bun tampil kembali sebagai
salah satu partai besar, karena itu Ngo-hong-bun
ingin berkuasa diatas takhta, kami mendapat tugas
untuk bicara langsung dengan Yen tayhiap,
bisakah Yen tayhiap bernaung di bawah panji
kebesaran kami ?" "Maksudmu, hendak Penganungan Jaya?" menaklukkan benteng "Yen tayhiap harus ingat kepada keselamatan
nona Cin Siok Tin," lengcu Panji Putih memberi
ancaman. Yen Yu San bergeram : "Eh, mau menekan orang " Biar kucekuk dulu
barang lehermu, sesudah itu, baru aku mencari
pemimpin golonganmu."
739 "Mau mencekuk batang leher orang?" lengcu
Panji Putih juga tertawa dingin. "Boleh ! Mari kita
main2 untuk beberapa jurus. Batang leher siapa
yang akan dicekek ?"
*** Bab 41 LENGCU PANJI PUTIH tidak perlu gentar
kepada keangkeran Yen Yu San, walau si hakim
bermuka merah terkenal lama di rimba persilatan.
Hal ini bisa dimengerti, karena bala bantuan yang
masih cukup banyak. Alis dan jenggot Yen Yu San kembaran berkibar2, kemarahannya semakin meningkat, ia
membentak : "Bah ! Mentang2 menjadi anggota Ngo-hongbun, berani petantang petenteng di hadapanku"
Sini ! Keluarkan senjatamu, kalau tidak
kutunjukkan, kau tidak tahu sampai dimana
lihainya benteng Penganungan Jaya."
"Mau main senjata " Boleh !" Lengcu Panji Putih
mengeluarkan pedang dan ia menantang, "Yen
tayhiap hendak ber-main2. Silahkan. Silahkan
keluarkan senjata." Yen Yu San imitasi itu tertawa ngakak, ia
berkata: "Puluhan tahun aku berkelana dirimba persilatan, belum pernah menggunakan senjata
untuk melawan cecunguk yang tidak ternama."
740 Yen Yu San asli yang mendengar ucapan
tekebur seperti itu, hatinya menjadi bangga. Ia
menganggukan kepala beberapa kali.
Lengcu Panji Putih didada, ia berkata: melintangkan pedang "Kalau Yen tayhiap kukuh tidak mau
menggunakan senjata, baik, boleh menyerang
dahulu." Ilmu kepandaian lengcu Panji Putih juga bukan
ilmu kepandaian biasa, maka ia tidak segan
berhadapan dengan seorang ternama yang seperti
Yen Yu San. Yen Yu San imitasi berkata:
"Aku tidak menggunakan senjata juga tidak
akan menyerang lebih dahulu. Jangan banyak
mulut! Lekaslah mulai !"
"Baik," berkata lengcu Panji Putih, "Yen tayhiap
adalah jago kawakan. Tentu tidak mau menyerang
orang lebih dahulu. Awas ! Aku menyerang !"
Tangan si lengcu Panji Putih tersentak,
membuat dengungan suara pedang, terlihat
kilauan cahaya yang terang menembusi kegelapan,
menyerang dan membacok kearah Yen Yu San
imitasi. Gerakan dan serangan lengcu panji putih
memang hebat, suatu tanda kalau orang inipun
memiliki ilmu kepandaian yang lihai.
Yen Yu San imitasi tertawa, "Serangan yang
bagus !" ia mengeluarkan pujian. Tubuhnya tidak
menyingkir, juga tidak mengelakkan datangnya
741 bacokan pedang, tangannya terangkat, memapaki
serangan itu. Inilah cara2 pertahanan yang luar biasa, dengan
tangan hendak melawan pedang, kecuali meremehkan ilmu kepandaian lawan, juga
mengagulkan diri sendiri.
Gerakan pedang si lengcu Panji Putih memang
cepat, gerakan tangan Yen Yu San palsu lebih
Siluman Bukit Menjangan 1 Wiro Sableng 022 Siluman Teluk Gonggo Pendekar Kelana 1

Cari Blog Ini