Ceritasilat Novel Online

Hitler Bangkit Lagi 4

Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes Bagian 4


sebuah penghormatan. Gagmez ini tidak akan pernah
membahayakan dirinya demi keyakinannya; ia tidak
akan pernah ke penjara. Sebaliknya, keyakinan apa yang mungkin ia miliki"
Apa yang ia miliki selain latar belakang yang tak jelas,
selain pergunjingan yang sombong dan tanpa makna"
Sedangkan bagiku keadaannya jauh lebih mudah; di
belakangku ada masa depan Jerman. Dan juga Salib
Besi. Atau Lencana Cedera, yang membuktikan bahwa
aku telah mengorbankan darah untuk Jerman. Apa yang
pernah dikorbankan Gagmez"
Tentu saja, aku tidak mengira melihat dia memamer225
TIMUR VERMES kan Lencana Cedera dari emas. Bagaimana bisa dia
memperoleh lencana semacam itu tanpa perang" Dan
jika ia memiliki lencana, sangat bisa diperdebatkan
apakah dia merupakan kandidat yang cocok untuk
program hiburannya itu. Ketika seseorang mengamati
dengan lebih dekat para lelaki yang telah dianugerahi
penghargaan terhormat yang langka itu, ia akan melihat
bahwa tak banyak yang tersisa dari orang-orang
yang malang itu. Yang berada dalam keadaan brutal.
Mereka ini adalah para lelaki yang terluka di medan
pertempuran lima kali atau lebih, karena bayonet, granat,
gas; para lelaki yang memiliki mata palsu dari kaca atau
beranggota tubuh buatan, atau yang mulutnya mencong,
itupun kalau mereka masih punya rahang bawah.
Lencana ini bukanlah kayu di mana takdir mengukir
kita menjadi para pelawak terbaik. Dan sementara
kepahitan tertentu mungkin bisa dipahami dalam
situasi mereka, sang F"hrer juga harus memikirkan
sisi yang lain. Orang-orang di kursi penonton telah
berdandan untuk episode ini dan duduk di sana dengan
penuh semangat. Setelah kerja keras sehari penuh di
pabrik selongsong peluru atau di hanggar pemeliharaan,
atau bahkan malam panjang pengeboman yang hebat,
mereka ingin bersantai, dan aku benar-benar paham
bahwa mereka mungkin mengharapkan sesuatu dari
seorang komedian lebih dari sekadar dua kaki yang
diamputasi. Jadi izinkan aku sekarang menyebutkannya
dengan penekanan bahwa, bagi semua pihak, sebuah
serangan langsung yang mematikan dari sebuah granat
pasti lebih baik daripada sebuah Lencana Cedera yang
diikuti sebuah karier sebagai badut di garis belakang.
226 HITLER BANGKIT LAGI Yang segera terlihat bagiku mengenai Gagmez
adalah bahwa, bukan saja ia tak punya ideologi yang
bisa menandingi Sosialisme Nasional, ia bahkan tak
punya ideologi sama sekali. Dan tentu saja tanpa sebuah
ideologi yang mantap, di industri hiburan modern,
seseorang tidak punya peluang, atau bahkan raison
d?"tre. Sisanya akan diurus oleh sejarah"atau jumlah
penonton. 227 Delapan Belas ang F"hrer bukan apa-apa tanpa Volk-nya.
Artinya, tentu saja sang F"hrer adalah sesuatu yang
penting, bahkan tanpa Volk-nya, tapi tak seorang pun
akan melihat siapa dia sebenarnya. Siapa pun yang
berpikiran sehat bisa dibuat memahami hal ini; seolah
kau menyuruh Mozart duduk dan tidak memberinya
sebuah piano"bagaimana orang akan mengetahui
bahwa ia seorang jenius" Ia bahkan tidak akan pernah
menjadi Wunderkind yang tampil bersama adiknya.
Benar, adiknya akan punya biola, tapi jika kita mengambil
biola itu juga, maka apa yang tersisa" Dua anak yang
paling banter hanya bisa membaca puisi dalam dialek
Salzburg atau menampilkan hal-hal menggemaskan
lain semacam itu. Tapi siapa yang mau bayar untuk
menonton apa yang bisa berlangsung di ruang duduk
mana pun saat Natal" Bagaimanapun juga, biola sang
F"hrer adalah Volk. Dan para pengikutnya. Ya, aku tahu, orang sudah bisa memprediksikan
228 HITLER BANGKIT LAGI respons dari kaum skeptis, orang-orang sok pintar
yang mengoceh tentang bagaimana orang tidak bisa
memainkan dua biola pada saat yang bersamaan. Tapi
mari kita periksa perspektif mereka tentang kenyataan.
Sesuatu yang tidak boleh, tidak bisa. Tapi bagaimana jika
ternyata hal itu bisa" Banyak di antara para F"hrer, bahkan
yang benar-benar agung, telah kandas persis pada titik
ini! Ambil Napoleon, sebagai contoh. Ia seorang lakilaki jenius, tak diragukan lagi. Namun hanya dengan
"biola" militernya. Ia kandas karena para pengikutnya.
Dan dengan demikian, tentang setiap jenius kita harus
bertanya: para pengikut macam apa yang ia pilih" Mari
kita ambil contoh Frederick yang Agung. Ia memiliki
Kurt Christoph Graf von Schwerin, seorang jenderal
yang terlempar dari kuda demi negerinya, dengan panjipanji masih di tangan. Atau Hans Karl von Winterfeldt,
yang disayat-sayat dengan pedang pada 1757. Ya Tuhan,
itu baru namanya pengikut! Tapi Napoleon"
Harus dikatakan bahwa ia berurusan dengan tangan
yang sial, dan itu mengatakan keadaannya dengan sopan.
Nepotisme dalam jenis yang terburuk; para kerabatnya mengantre untuk mendapatkan posisi. Abangnya
yang bodoh, Joseph menduduki Spanyol, Bernadotte
menikahi adik iparnya, J"r"me menguasai Westphalia,
adik-adik perempuannya diberi serangkaian kerajaan
di Italia. Dan apakah setiap orang berterima kasih
kepadanya" Tapi parasit yang paling mengerikan dari
semuanya adalah Louis, yang oleh Napoleon dijadikan
Raja Belanda, dan yang menghabiskan waktunya di
sana mengasah karier kerajaannya sepuas hati, seolah ia
sendiri yang menaklukkan tempat itu! Dengan lintah229
TIMUR VERMES lintah seperti ini, bagaimana bisa seseorang berperang
atau memerintah dunia" Aku bukan hanya menganggap
penting memiliki pengikut yang sempurna, untuk sebagian besarnya aku juga sudah menemukan mereka.
Maksudku, coba lihat Pengepungan Leningrad!
Dua juta orang sipil terjebak tanpa pasokan makanan.
Sebuah kesadaran akan kewajiban dibutuhkan untuk
menjatuhkan ribuan bom setiap hari, terutama yang
menyasar toko-toko makanan. Pada akhirnya penghuni
kota Leningrad mencapai titik di mana mereka saling
membenturkan tengkorak mereka hanya untuk bisa
melahap tanah tempat gula meleleh terbakar. Tentu
saja, dari sudut pandang rasial, orang-orang sipil ini
tidak berharga untuk dipertahankan, tapi tentara biasa
mungkin dengan mudah berpikir, "Orang-orang yang
sangat, sangat malang itu!" Terutama banyak dari tentara
ini yang juga begitu sayang pada binatang.
Aku mengalaminya sendiri di parit-parit perlindungan, di mana orang-orang akan lari masuk ke
dalam rentetan tembakan yang paling dahsyat hanya
untuk mengambil "Maunzi", atau berbagi ransum yang
telah mereka hemat selama berminggu-minggu dengan
si kecil "Bello" yang tersesat. Ini hanyalah contoh lain
tentang betapa perang bisa membangkitkan tidak hanya emosi paling kasar pada diri pasukan, tapi juga
yang paling lembut dan paling hangat. Dalam banyak
hal, konflik bersenjata mengukir yang terbaik dalam
diri orang. Lelaki biasa terjun ke pertempuran sebagai
sebongkah batu kasar, dan muncul sebagai seorang pencinta binatang yang sempurna dengan tekad yang tak
tergoyahkan untuk melakukan apa pun yang diperlukan.
230 HITLER BANGKIT LAGI Dan seseorang tahu ia memiliki para pengikut yang tepat
ketika orang-orang biasa ini, ratusan ribu tentara dan
para pencinta kucing ini tidak mengatakan, "Mari kita
bersikap lebih lembut pada mereka; kalaupun keadaan
menjadi lebih buruk setidaknya warga Leningrad akan
kelaparan secara lebih lambat," tapi alih-alih, "Mari kita
mulai dengan bom-bom ini! Sang F"hrer tahu apa yang
sedang ia lakukan dengan perintah-perintahnya."
Atau sekali lagi memiliki mereka, aku merenung
ketika diriku mengamati Fr"ulein Kr"meier sedang
mengetik pidato F"hrer-ku yang terbaru. Aku benarbenar puas dengan upaya Fr"ulein Kr"meier secara
keseluruhan. Pekerjaannya tidak bisa disalahkan; komitmennya patut diteladani, dan akhir-akhir ini ia
melayaniku untuk sehari penuh. Satu-satunya area di
mana ada ruang untuk perbaikan adalah penampilannya.
Bukan karena ia tampak kusut atau tak terpelihara, tapi
kesan lahiriah yang suram ini"yang bertentangan
dengan keramahannya"wajah pucat seperti mati ini
nyaris tidak kondusif untuk sebuah pergerakan yang
penuh kegembiraan dan meneguhkan hidup seperti
Sosialisme Nasional. Di sisi lain, seorang F"hrer harus memiliki kemampuan untuk melihat ke bawah permukaan. Von
Ribbentrop, misalnya, dari penampilannya adalah seorang contoh teladan ras unggul"sebuah dagu yang
sempurna, material genetik kelas satu"tapi pada
akhirnya pria ini adalah seorang bajingan abadi. Dan tak
berguna bagi siapa pun. "Sangat bagus, Fr"ulein Kr"meier," aku berkata. "Aku
rasa cukup untuk hari ini."
231 TIMUR VERMES "Aku akan dengan cepat mencetaknya untuk
Anda?" katanya. Ia mengetik sesuatu di komputernya.
Kemudian ia mengambil kaca kecil dari tasnya, bersama
lipstik bewarna gelap, dan mulai melukis di bibirnya.
Kelihatannya ini adalah kesempatan yang cocok untuk
membahas persoalan tersebut.
"Apa yang dikatakan tunanganmu tentang ini?"
"Tunangan apa" Tentang apa" Mein F"hrer!"
Sapaan F"hrer-nya masih membutuhkan sedikit
latihan. "Nah, aku menduga ada seorang pria muda... pasti
ada seorang pria muda... katakanlah seorang pengagum."
"Tidak," Fr"ulein Kr"meier berkata ketika ia memulas
lipstiknya. "Tak ada seorang pun."
"Nah, aku tidak bermaksud untuk tidak bijaksana
atau mendesak," aku menenangkannya. "Tapi kau
bisa katakan padaku. Maksudku, kita tidak berada di
antara orang-orang Katolik di sini. Aku tidak melihat
ada keberatan jika dua orang muda saling menyukai"
mengapa sebuah sertifikat pernikahan mesti dibutuhkan"
Cinta sejati meninggikan derajatnya sendiri!"
"Itu cukup baik," Fr"ulein Kr"meier berkata sambil
merapatkan bibirnya ketika ia melihat ke cermin. "Tapi
saat ini, nggak ada seorang pun" Soalnya empat minggu
lalu" Aku sendiri yang bilang agar dia minggat" Kukasih
tahu ya, dia benar-benar bajingan!"
Aku pasti terlihat agak terkejut, karena Fr"ulein
Kr"meier segera berkata, "O.M.G! Itu benar-benar
keluar begitu saja! L.O.L. Kita tidak boleh mengatakan
itu di Markas Besar F"hrer! Yang ingin kukatakan, tentu
saja, lelaki itu benar-benar seekor anjing Schweinehund!
232 HITLER BANGKIT LAGI Mein F"hrer!" Aku tidak benar-benar memahami maksud penyampaian ulang ini, atau bagaimana kalimat kedua
ini merupakan sebuah perbaikan. Bagaimanapun juga,
ekspresi di wajahnya memancarkan upaya yang jujur
dan sekarang juga sebuah kebanggaan tertentu karena ia
berhasil mengucapkan formulasi kedua.
"Pertama-tama," kataku dengan tegas, "kita tidak
berada di Markas Besar F"hrer, dalam arti yang ketat,
karena aku bukan panglima tertinggi Wehrmacht"
belum. Dan yang kedua, aku rasa kata-kata semacam
itu tidak seharusnya keluar dari mulut seorang gadis
Jerman! Dan pastinya tidak dari mulut sekretarisku!"
"Tapi memang seperti itu! Kalau Anda berada di
sana, Anda pasti mengatakan hal yang sama! Aku bisa
menceritakan pada Anda beberapa kisah..."
"Kisah-kisah seperti itu tidak berarti apa-apa bagiku!
Yang penting di sini adalah penampilan Reich Jerman,
dan di ruangan ini citra perempuan Jerman, juga! Jika
seseorang yang lewat, aku ingin dia mendapat kesan
tentang sebuah negara yang tertata dengan baik dan
bukan..." Aku hanya bisa sejauh itu, karena setetes air mata
mengalir dari salah satu mata Fr"ulein Kr"meier,
kemudian dari yang satunya, diikuti banyak air mata
dari keduanya. Ini adalah momen-momen yang harus
dihindari Sang F"hrer dalam masa perang, karena
empati mungkin merampok konsenstrasinya yang
sangat dibutuhkan untuk mengeksekusi kawah pertempuran dan pengeboman kawasan yang berakhir
dengan kemenangan. Ketika situasi ini menjadi kurang
233 TIMUR VERMES menguntungkan, begitu yang aku ketahui, keadaannya
entah bagaimana malah lebih mudah: kau memberi
perintah bahwa setiap meter tanah harus dipertahankan
hingga tetes darah penghabisan, dan pekerjaan mengobarkan perang untuk hari itu pun secara efektif
sudah terselesaikan"kita sebaiknya pulang ke rumah.
Begitu pula, orang tidak boleh membiarkan dirinya
terhambat oleh emosi orang lain.
Memang, kita tidak sedang di tengah pertempuran.
Dan aku sangat menghargai hasil kerja Fr"ulein Kr"meier
yang tanpa cela. Jadi aku memberinya saputangan
kertas, yang tampaknya, sekali lagi diproduksi secara
meluas. "Tak ada kerusakan nyata yang terjadi," kataku
menenangkan. "Yang aku inginkan adalah agar di masa depan,
kau... maksudku, aku tidak meragukan kemampuanmu;
sebenarnya aku sangat puas dengan pekerjaanmu... kau
tidak seharusnya memasukkan teguran itu ke dalam
hati. ." "Oh," ia mendengus, "bukan karena Anda. Hanya
saja, ya..., aku kayaknya... aku kayaknya, benar-benar
mencintainya" Aku pikir kami akan berhasil" Anda


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tahu, seperti, benar-benar serius?" Ia menggeledah
ranselnya dan mengambil teleponnya. Ia mengetuk di
atasnya beberapa kali hingga telepon itu menunjukkan
sebuah foto si Schweinehund tersebut, kemudian menyerahkannya padaku.
"Ia benar-benar sangat tampan. Dan ia, seperti, selalu
begitu... begitu... spesial?"
Aku melihat gambar tersebut. Pria itu memang
benar-benar tampan. Ia pirang, tinggi, barangkali
234 HITLER BANGKIT LAGI dua belas tahun lebih tua daripada Fr"ulein Kr"meier.
Foto itu menunjukkan dia di jalan, mengenakan sebuah
setelan elegan, tapi dia sama sekali tidak tampak pesolek;
sebaliknya ia tampak luar biasa bermartabat, seolaholah ia manajer sebuah bisnis kecil yang sehat.
"Aku harap tidak menyinggungmu," kataku, "tapi
sekarang aku tidak terkejut sama sekali hubungan ini
berakhir dengan tidak bahagia..."
"Tidak?" Fr"ulein Kr"meier mendengus.
"Tidak." "Mengapa?" "Dengar, tentu saja kau berpikir bahwa kau mengakhiri hubungan itu. Tapi, jujur saja, apakah kau tidak
menyadari bahwa kau bukan pasangan yang tepat bagi
lelaki ini?" Fr"ulein Kr"meier mendengus dan mengangguk.
"Tapi, kami seperti, begitu baik bersama-sama" Dan
kemudian"aku tak pernah membayangkan..."
"Tentu saja," kataku. "Tapi kau langsung bisa melihatnya!"
Ia meremas saputangan itu dalam tinjunya ketika ia
melihat padaku. "Apa" Anda bisa melihatnya?"
Aku mengambil napas dalam-dalam. Mencengangkan, bagaimana, dalam perjuangan untuk masa depan
Volk Jerman, takdir bisa mendorong seseorang ke medan
pertempuran sekunder yang paling terpencil. Namun,
juga mengagumkan bagaimana takdir menyatukan beberapa hal dan menggabungkannya: masalah Fr"ulein
Kr"meier dan representasi kebijakan rasial yang bermartabat.
"Dengar, seorang lelaki, tepatnya seorang lelaki yang
235 TIMUR VERMES secara rasial tak ternoda seperti dia, pasti menginginkan
seorang pasangan yang ceria dan meneguhkan hidup,
seorang ibu dari anak-anaknya, seorang istri yang
menitiskan spirit Sosialisme Nasional yang sehat..."
"Tapi begitulah diriku! Seperti, sepenuhnya begitu!"
"Ya, tentu saja," kataku. "Kau tahu itu, dan aku tahu
itu juga. Tapi coba lihat dirimu dari mata seorang lelaki
yang berada di masa puncak hidupnya! Baju hitam ini
sepanjang waktu. Lipstik gelap ini, wajah ini yang selalu
kau dandani agar tampak begitu pucat, atau setidaknya
itulah kesan yang aku dapat... aku"nah, Fr"ulein
Kr"meier, tolong jangan mulai menangis lagi, aku
mohon padamu"pada 1916 aku melihat mayat-mayat
di Medan Pertempuran Barat yang tampak lebih riang
daripadamu! Kedua mata gelap itu, dan dengan latar
rambut hitammu. Kau perempuan muda yang begitu
menarik, mengapa kau tidak mengenakan pakaian
yang lebih ceria" Sebuah blus yang meriah, atau rok
yang cantik" Atau baju rok musim panas yang cerah"
Maka kau akan lihat bagaimana para lelaki menolehkan
kepala!" Fr"ulein Kr"meier menatapku, kaku seperti patung.
Kemudian ia melepas tawa yang keras.
"Aku cuma harus membayangkannya," ia menjelaskan. "Aku seperti, berjalan-jalan dengan baju mungil
seperti Heidi dari Alpen" L.O.L. Dengan bunga-bunga
di rambutku" Dan kemudian seperti, tiba-tiba bertemu
dengannya di zona pejalan kaki" Dia dan perempuan
cantiknya" Dan kemudian mengetahui bahwa bajingan
itu... telah menikah" O.M.G. Harus kukatakan, aku
bahkan tampak lebih bodoh dibanding biasanya. Tidak,
236 HITLER BANGKIT LAGI ini benar-benar sebuah bayangan yang lucu. Anda
begitu manis, seperti, menghiburku?" katanya. "Dan
sekarang aku mau pulang." Ia berdiri dan menyampirkan
ranselnya di pundak. "Aku akan mengambil pidato tersebut dari mesin
pencetak dan menaruhnya di kotak suratmu," katanya,
tangannya sudah ada di pegangan pintu. "Semoga malam Anda menyenangkan, mein F"hrer! Aku, seperti,
mengenakan sebuah baju mungil. L.O.L...." Ia pergi.
Aku bertanya-tanya apa kiranya yang akan kulakukan
malam ini. Mungkin aku harus kembali ke hotel dan
memasang perangkat baru yang telah dipesankan Sensenbrink untukku. Perangkat itu memungkinkan kau
memainkan film lewat perangkat televisi, film-film yang
demi kepraktisan tidak lagi dilestarikan dalam gulungangulungan, tapi di cakram plastik kecil. Perusahaan
Flashlight memiliki rak-rak yang penuh dengan cakram
itu. Aku selalu menikmati film-film, dan aku penasaran
untuk mengetahui apa yang mungkin aku lewatkan
dalam dekade-dekade sebelumnya. Pikiranku yang lain
adalah memulai desainku untuk bandara ruang angkasa
masa depan di Berlin. Bagaimanapun, pengalaman
telah menunjukkan bahwa ketika seseorang secara aktif
mengobarkan perang, ia jarang memiliki waktu untuk
mengurus hal-hal semacam itu. Dan dengan demikian,
kelihatannya bijaksana untuk mengejar hasratku yang
dulu dengan semangat yang meningkat pada masa
sekarang. Pintu terbuka lagi dan Fr"ulein Kr"meier
menaruh sebuah surat di mejaku.
"Aku menemukan ini di kotak suratmu?" katanya.
"Surat itu tidak datang lewat pos; seseorang pasti telah
237 TIMUR VERMES menjatuhkannya lewat kotak surat. Selamat malam lagi,
mein F"hrer!" Surat itu benar-benar dialamatkan kepadaku, tapi
pengirimnya telah menulis namaku dalam tanda kutip,
seolah-olah itu dimaksudkan sebagai judul sebuah
program televisi. Aku mengendus surat itu; di masa
lalu cukup sering terjadi bahwa para perempuan ingin
menyatakan penghormatan tertentu pada diri pribadiku.
Surat itu tidak berbau apa-apa. Aku membukanya.
Bahkan kini aku bisa dengan jelas mengingat
antusiasme yang aku rasakan saat melihat swastika yang
sempurna di bagian atas surat. Aku tidak memercayai
reaksi positif seperti itu muncul begitu cepat. Selain dari
itu, tidak ada yang bisa dilihat.
Aku membuka lipatan surat itu. Di bawahnya,
dengan tulisan tangan yang besar-besar, hitam, dan
kikuk, tertulis: "Hntikan smua omong kosongmu, kau bajjingan
Yahudi siyalan!" Sudah sangat lama aku tidak tertawa segeli itu.
238 Sembilan Belas dalah sebuah kemenangan kecil, dan sangat
memuaskan, ketika nona muda di meja resepsi-onis
hotel menyambutku dengan salut Nazi. Aku sedang
menuju ke ruangan sarapan, dan pada saat aku menjawab
salamnya dengan menjentikkan kembali lenganku ia
sudah menurunkan lengannya.
"Aku hanya bisa melakukan itu karena kau bangun
begitu siang dan tak ada orang di sekitar sini," katanya
berkedip padaku dengan sebuah senyuman. "Jadi, jangan
melaporkanku!" "Keadaannya memang sulit untuk saat ini, aku tahu,"
kataku dengan nada pelan. "Tapi akan datang lagi saatnya
ketika kau pun bisa mengangkat kepalamu tinggi-tinggi
dan menunjukkan kebanggaanmu terhadap Ibu Pertiwi."
Kemudian aku berjalan cepat-cepat ke dalam ruangan
sarapan. Tidak semua petugas pelayan telah melihat tandatanda zaman sejernih pandangan nona muda di
meja resepsionis. Tak ada tumit-tumit yang berbunyi
239 TIMUR VERMES menghentak dan satu-satunya salam yang aku terima
adalah sebuah "Selamat Pagi" yang hampa. Di sisi
lain, sejak aku lebih sering berganti menggunakan
setelan kemeja, pandangan orang-orang kepadaku
jauh lebih ramah daripada sebelumnya. Kondisi di sini
sama dengan pada era Weimar, setelah pembebasanku
dari penjara. Di sini, juga, aku perlu mulai dari sangat
bawah, dengan perbedaan bahwa pengaruh dan nilainilai borjuis yang tak berguna lebih dalam menggerogoti
kalangan proletariat"untuk memantapkan level kepercayaan tertentu, Paman Wolf harus berpura-pura
menjadi borjuis bahkan lebih sering daripada di masa
lalu. Dan di waktu pagi, ketika aku menyantap m"sliku dan jus jeruk dengan biji rami, aku bisa dengan jelas
merasakan pengakuan akan pencapaianku di masa lalu
dalam pandangan yang diberikan orang-orang kepadaku.
Aku baru saja menimbang-nimbang apakah akan bangun
dan mengambil apel lagi ketika aku mendengar Valkyries
menunggang kuda mereka. Dengan sebuah gerakan
percaya diri yang telah kusaksikan dilakukan oleh sejumlah pengusaha muda, aku mengambil telepon dan
mengangkatnya ke telingaku.
"Hitler!" kataku dalam suara hati-hati yang patut
dipuji. "Apakah kau telah membaca koran?" suara Madame
Bellini bertanya tanpa basa-basi.
"Tidak," kataku. "Mengapa?"
"Kalau begitu, bacalah. Aku akan kembali meneleponmu dalam sepuluh menit!"
"Tunggu!" kataku. "Apa maksudmu" Koran apa yang
sedang kita bicarakan di sini?"
240 HITLER BANGKIT LAGI "Koran dengan gambar wajahmu di sampulnya, "kata
Madame Bellini. Aku berdiri dan pergi ke tumpukan koran, di mana
ada beberapa eksemplar Bild. Di halaman depannya ada
sebuah fotoku bersama berita utama: "Hitler YouTube
Gila: Fans tergila-gila dengan semburan kemarahannya!"
Aku membawa koran itu ke mejaku dan duduk.
Kemudian aku mulai membaca.
Harus kuakui bahwa aku terkejut. Bukan karena sikap
aneh koran ini terhadap realitas, sesuatu yang terlalu
sering aku temui di masa lalu"sudah terkenal bahwa
orang-orang yang paling bodoh biasanya ditemukan di
dewan redaksi media nasional. Tapi karena aku merasa
bahwa koran Bild ini adalah sebuah lembaga yang bisa
jadi sebenarnya adalah sebuah sekutu rahasia. Sedikit
tegang, mungkin, dengan sikap tunduk tipikal borjuis
kecil yang takut mengutarakan pikirannya sendiri. Tapi
pada banyak isu posisi yang mereka ambil bukannya
tidak sama dengan posisiku. Ketika aku mendengar para
anak perempuan Wotan melesat melintasi langi sekali
lagi, aku meraih telepon.
"Hitler." "Aku merasa jijik," kata Madame Bellini. "Mereka
tidak memberi kita peringatan apa pun!"
"Apa yang kau harapkan dari sebuah koran?"
"Aku tidak bicara tentang Bild, aku bicara tentang
MyTV," katanya dalam keadaan sangat tegang. "Mereka
mewawancarai Fahrendonk. Setidaknya aku pikir kita
akan diberi tahu sebelumnya."
"Kira-kira apa bedanya?"
"Tak ada," katanya menghela napas. "Kau mungkin
241 TIMUR VERMES Hitler YouTube Gila Fans tergila-gila dengan semburan kemarahannya!
Bangsa ini kebingungan: Apakah ini humor"
Dahulu kala ia membunuh jutaan
orang"kini jutaan orang membuatnya
menjadi sensasi YouTube. Dengan
pertunjukannya yang hambar dan
frase-frase pendek yang aneh, seorang
"komedian" yang berdandan seperti
"Adolf Hitler" sedang melontarkan kebencian terhadap orang-orang asing,
perempuan, dan demokrasi dalam
acara Ali Gagmez, Epik, Bung. Para
aktivis perlindungan pemuda, para
politikus, dan Dewan Pusat Yahudi
gempar. Ingin sebuah contoh "seni"-nya"
- Orang-orang Turki bukanlah jenius
kreatif. - 100.000 aborsi per tahun tidak bisa
ditoleransi; kelak ini akan membuat
kita kehilangan empat divisi untuk
perang di Timur. - Operasi plastik adalah penodaan
ras. Omong kosong Nazi yang gegapgempita ini sedang membangkitkan
berbagai kenangan buruk di kalangan
orang-orang tua Jerman. Hilde W. (92)
seorang pensiunan dari Dormagen
mengatakan, "Sangat mengerikan.
Orang itu telah menimbulkan begitu
banyak kerusakan!" Para politikus
hampir tak bisa mempercayai kesuksesannya. Menurut menteri C.S.U.
minister, Markus S"der, semua ini
"benar-benar sebuah kegilaan. Tak ada
hubungannya dengan humor!" Pakar
kesehatan S.P.D., Karl Lauterbach,
mengatakan pada BILD, "Ini benarbenar bisa dipertanyakan dan ofensif."
Pemimpin Partai Hijau, Claudia Roth:
"Mengerikan. Aku mematikannya tiap
kali aku melihatnya." Dieter Graumann,
presiden Dewan Pusat Yahudi: "Selera
yang sangat buruk; kami sedang
mempertimbangkan untuk mengajukan sebuah keluhan resmi."
Yang sangat aneh adalah fakta
bahwa tak seorang pun tahu nama
asli "komedian" ini, yang secara menakutkan sangat mirip dengan sang
monster Nazi. Untuk mengetahui lebih banyak informasi, BILD mewawancarai bos MyTV,


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Elke Fahrendonk. BILD: "Apa hubungan semua ini dengan humor dan satir?"
Fahrendonk: "Karena Hitler menunjukkan berbagai kontradiksi ekstrem
dalam masyarakat kita, pendekatannya
yang kontroversial dibenarkan dari sudut pandang artistik."
BILD: "Mengapa Hitler TV yang gila itu
tidak mengatakan kepada kita siapa
nama aslinya?" Fahrendonk: "Tak ada bedanya dengan Atze Schr"der dalam hal ini. Ia juga
punya hak atas kehidupan pribadinya.
BILD berjanji untuk mengawasi kasus
ini lebih saksama. 242 HITLER BANGKIT LAGI benar." "Pada akhirnya ini sekadar sebuah koran," kataku.
"Aku tidak tertarik sama sekali."
"Mungkin kau tidak," kata Madame Bellini. "Tapi
penting bagi kami. Mereka ingin menjatuhkan kau. Dan
kami telah berinvestasi agak banyak padamu."
"Apa artinya itu?" aku bertanya dengan kasar.
"Itu berarti," kata Madame Bellini dengan nada yang
lebih tenang, "bahwa kami telah mengatur wawanara
dengan Bild. Dan bahwa kita perlu bicara."
"Mengapa kita perlu bicara?"
"Karena begitu mereka berniat menyerangmu,
mereka akan menyelidiki semuanya. Aku ingin kau
mengatakan padaku apakah ada sesuatu yang mungkin
bisa mereka gali." Selalu menyenangkan melihat pemimpin bisnis
kita ketakutan. Ketika kesepakatannya tampak cukup
menggiurkan, mereka bergegas dengan senyum berseriseri, jarang bisa melemparkan cukup uang padamu.
Ketika segalanya berjalan lancar, mereka berada di depan
antrean untuk menaikkan andil mereka, memberi kesan
bahwa mereka akan menanggung seluruh risiko. Tapi
pada saat sesuatu kelihatan berisiko, merekalah yang
pertama kali diam-diam melempar risiko menggiurkan
itu kepada yang lain. "Jika itu kekhawatiranmu," kataku mengejeknya,
"maka ini sudah terlalu terlambat. Apakah kau tidak
berpikir untuk mengajukan pertanyaan ini lebih awal?"
Madame Bellini berdeham. "Aku khawatir aku punya
pengakuan." "Yaitu?" 243 TIMUR VERMES "Kami menjalankan penyelidikan atas dirimu. Dengar,
jangan salah paham, kami tidak akan membuntutimu
atau sesuatu seperti itu. Namun kami menyewa sebuah
agensi khusus. Maksudku, orang perlu mengetahui
apakah dia benar-benar mempekerjakan seorang Nazi
yang fanatik." "Nah," kataku dengan mengeluh, "Aku bayangkan
hasilnya akan menenangkanmu."
"Di satu sisi, ya," kata Madame Bellini. "Kami tidak
menemukan sesuatu yang buruk."
"Dan di sisi lain?"
"Di sisi lain, kami sama sekali tidak menemukan apa
pun. Seolah-olah kau tidak ada."
"Aku paham. Jadi sekarang kau ingin aku mengatakan
padamu apakah aku pernah ada sebelumnya?"
Madame Bellini diam sesaat.
"Tolong, jangan salah paham tentang masalah ini.
Kita semua berada di perahu yang sama di sini; yang
ingin kita lakukan adalah menghindari semacam
situasi di mana..." di sini ia melepaskan tawa yang
agak terpaksa, "...kami ternyata"tanpa menyadarinya,
tentu"mempekerjakan seseorang yang seperti Hitler
sesungguhnya dalam perusahaan kami." Ia berhenti lagi
sebelum menambahkan, "Aku nyaris tidak percaya apa
yang sedang aku katakan di sini."
"Aku juga," kataku. "Ini pengkhianatan tingkat
tinggi!" "Tak bisakah kau serius untuk sesaat?" ia bertanya.
"Aku ingin kau menjawab hanya satu pertanyaan
dariku"sungguh-sungguh, apakah kau yakin bahwa
para wartawan di Bild tidak akan menggali apa pun yang
244 HITLER BANGKIT LAGI bisa mereka gunakan menyerangmu?"
"Frau Bellini," kataku, "Aku tidak melakukan
apa pun dalam hidup yang membuatku malu. Aku
tidak mencari pendapatan keuangan yang tidak bisa
dibenarkan, aku juga tidak pernah bertindak sematamata untuk kepentinganku sendiri. Namun, ini tak
terlalu berguna dalam urusan kita dengan pers. Dalam
hal ini, kita harus berasumsi bahwa Bild akan menyusun
setumpuk kebohongan yang buruk. Aku menduga
mereka menghubungkanku dengan sederet anak haram
sekali lagi"kita tahu ini adalah hal terburuk yang bisa
dipikirkan media borjuis kecil yang keji. Tapi aku bisa
bertahan dengan tuduhan-tuduhan seperti itu."
"Anak-anak haram" Tak ada yang lain lagi?"
"Apa lagi yang kau bayangkan?"
"Bagaimana dengan latar belakang politikmu, afiliasi
Nazi dan semacamnya?"
"Latar belakang politikku tak tercela."
"Jadi kau tidak pernah menjadi anggota partai sayap
kanan?" ia menyelidik.
"Kau ini bicara apa?" Aku tertawa mendengar
pertanyaan tipuannya yang kikuk. "Aku praktis adalah
pendiri partai. Anggota nomor 555!"
"Maaf?" "Aku tidak ingin kau berpikir bahwa aku hanyalah
seseorang yang ikut-ikutan."
"Apakah itu sebuah kesalahan masa muda, mungkin?"
Sekali lagi Madame Bellini membuat upaya yang kikuk
untuk melemahkan keyakinanku yang sempurna.
"Apa yang sedang kau katakan" Pikirkan ini. Pada 1919
aku berusia tiga puluh tahun. Aku bahkan membantu
245 TIMUR VERMES mengusulkan tipu muslihat. Kami mengarang-ngarang
500 anggota pertama untuk membuat angkanya kelihatan
lebih baik! Sebuah pertunjukan hebat yang sangat aku
banggakan. Biar aku yakinkan kau, hal terburuk yang
akan mampu dicetak koran ini adalah bahwa Hitler
memalsukan nomor keanggotaannya. Aku rasa aku bisa
bertahan dengan itu."
Ada jeda lain di ujung saluran. Kemudian Madame
Bellini berkata, "1919?"
"Tentu saja. Memangnya kau pikir kapan lagi" Kau
hanya bisa bergabung dengan partai sekali, kecuali
kau meninggalkannya. Dan aku dengan pasti tak akan
pernah meninggalkan partaiku!"
Ia tertawa dan terdengar lega. "Aku juga bisa bertahan dengan hal itu. "YouTube Hitler memalsukan
pendaftaran partai pada 1919!" Aku hampir bisa melihat
judul utama seperti itu."
"Kembali ke posmu, kalau begitu, dan pertahankan
posisimu. Kita tidak akan menyerah sedepa pun!"
"Jawohl, mein F"hrer," aku mendengar Madame
Bellini tertawa sebelum menutupnya. Menjatuhkan
koran itu ke meja aku tiba-tiba mendapati diriku sedang
memandang sepasang mata biru di bawah sebuah sapu
rambut pirang. Seorang anak laki-laki kecil, dengan
kedua tangannya disembunyikan malu-malu di balik
punggungnya. "Nah, nah," kataku. "Siapa ini yang ada di sini" Siapa
namamu?" "Namaku Reinhard," bocah sok aksi ini berkata.
Benar-benar anak laki-laki mungil yang menyenangkan.
"Berapa usiamu?" aku bertanya. Untuk sesaat, ia me246
HITLER BANGKIT LAGI ngedepankan satu tangan dan menaruh tiga jari sebelum
akhirnya menambahkan yang keempat. Menggemaskan.
"Aku pernah kenal seorang Reinhard," kataku, dengan
lembut menyisir-nyisir rambutnya. "Ia tinggal di Praha.
Kota yang sangat indah."
"Kau menyukainya?" bocah itu bertanya.
"Aku benar-benar sangat menyukainya," kataku. "Ia
seorang lelaki yang sangat baik! Ia memastikan bahwa
banyak orang jahat tak bisa lagi mencelakai orang-orang
sepertimu dan aku." "Berapa banyak?" anak laki-laki itu bertanya. Aku
bisa melihat ia menjadi lebih percaya.
"Jumlah yang sangat besar! Ribuan! Seorang yang
sangat baik dan berani!"
"Ia menaruh mereka di penjara?"
"Ya," aku mengangguk. "Itu, juga."
"Aku yakin pantat mereka akan dipukul," anak nakal
yang memikat ini tertawa, mengeluarkan tangan lainnya
dari balik punggung. Ia mengeluarkan satu kopi Bild.
"Kau membawakan ini untukku?" aku bertanya.
Ia mengangguk. "Dari mama! Ia sedang duduk di
sebelah sana," katanya, menunjuk ke arah sebuah meja
yang agak jauh. Kemudian ia menarik sebuah pena spidol
dari saku celananya. "Mama mengatakan padaku aku
harus bertanya padamu apakah kau akan menggambar
sebuah auto di atasnya."
"Sebuah auto," aku tertawa. "Kau yakin" Atau Mama
mengatakan sebuah autograf?" Anak itu mengerutkan
dahinya dengan cara paling manis yang bisa dibayangkan
dan berpikir keras. Kemudian ia memberiku pandangan
khawatir: "Aku tak tahu lagi. Apakah kau akan meng247
TIMUR VERMES gambarkanku sebuah auto?"
"Mengapa tak kita tanyakan pada Mama?" Aku
bangkit dan menggandeng teman kecil itu dan membawanya kembali ke ibunya. Aku membubuhkan
tanda tangan untuknya dan di atas selembar kertas
juga menggambar sepotong automobil cantik"sebuah
Mayback dua belas silinder yang mengagumkan. Ketika
aku kembali ke bangkuku telepon berdering. Madame
Bellini. "Kau melakukannya dengan sangat baik," katanya.
"Aku suka anak-anak," kataku. "Aku tak bisa memulai
keluargaku sendiri. Tapi tolong berhenti menonton
segala yang aku lakukan!"
"Apa maksudmu anak-anak?" ia bertanya, terdengar
cukup heran. "Tidak, maksudku, kau berargumentasi
dengan baik, kau seorang yang fasih berbicara. Kau begitu
hebat sehingga Herr Sensenbrink dan aku berpikir kita
bisa menawarkan sebuah wawancara dengan mereka
secepatnya. Orang-orang Bild ini!"
Aku merenungkan hal ini untuk beberapa detik,
kemudian berkata, "Tidak, kita tidak akan melakukannya.
Dan dengan melakukan itu, kita akan dimuat lebih
sering di halaman depan mereka. Kita akan memberi
mereka wawancara ketika kita anggap tepat. Dan dengan
persyaratan dari kita."
248 Dua Puluh ku tidak sering keliru. Sebaliknya, aku sangat
jarang keliru. Ini salah satu keuntungan karena
tidak memasuki kehebohan politik hingga seseorang
memiliki beberapa pengalaman hidup yang tepat"dan
biar aku tekankan di sini kata "tepat". Belakangan ini
tak ada habisnya orang yang mengaku-ngaku politikus
yang, setelah berdiri di belakang meja layanan toko
selama seperempat jam, atau sesekali mengintip melalui
sebuah pintu terbuka ke aula pabrik, kini berpikir
mereka tahu seperti apa kehidupan sesungguhnya.
Untuk sebuah contoh aku baru saja memikirkan
menteri liberal keturunan Asia itu, yang meninggalkan
kuliah kedokteran untuk berkonsentrasi pada kariernya
sebagai non-entitas politik. Hal ini memunculkan pertanyaan: Mengapa" Seandainya, alih-alih, ia mengatakan
dirinya sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan
studi kedokterannya, kemudian ingin bekerja sebagai
seorang dokter selama sepuluh atau dua puluh tahun,
lima puluh hingga enam puluh jam per minggu,
249 TIMUR VERMES sehingga setelah itu, ditempa oleh realitas yang keras,
ia bisa secara perlahan membentuk opininya sendiri
dan mengembangkannya ke dalam sebuah pandangan
tentang dunia, memungkinkannya untuk memulai
pekerjaan politik yang berarti dengan hati nurani yang
bagus, ia mungkin telah menjadi seseorang, mengingat
keadaan yang cukup mendukung. Tapi tidak: orang
ini adalah salah satu dari tipe orang modern yang
mengerikan yang berpikir mereka harus memasuki
politik dulu dan kemudian ide-ide, entah bagaimana,
akan menyatukan diri dalam perjalanan. Dan memang,
seperti inilah persisnya apa yang terjadi. Hari ini mereka
mengajukan pembelaan untuk keuangan Yahudi; besok
mereka memburu Bolshevisme Yahudi. Anak muda
ini tidak berbeda; ia seperti anak dungu di kelas, yang
selamanya mengejar bus. Yang bisa aku katakan adalah:
ugh! Seandainya ia menunggu hingga pengalaman
pertamanya di garis depan, pengangguran, tempat
penampungan untuk lelaki di Wina, penolakan oleh
beberapa profesor bodoh di akademi, kemudian ia akan
tahu apa yang sedang ia bicarakan saat ini. Kesalahan
akan dilakukan hanya dalam situasi-situasi yang luar
biasa, Seperti dengan urusan Bild ini, di mana kuakui
aku telah keliru membaca situasi.
Aku telah berasumsi bahwa para kutu pers itu
akan secara verbal menyerangku, kebijakanku, pidatopidatoku. Kenyataannya mereka mengirim serombongan
fotografer mengejarku. Dua hari kemudian sebuah
gambar besar muncul dengan aku sedang meminum teh
dari sebuah cangkir kertas di kios koran. Sang penjual
koran berdiri di sampingku memegang sebotol lemon,


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

250 HITLER BANGKIT LAGI yang mirip dengan sebotol bir. Di atas foto dalam hurufhuruf besar tertulis:
Hitler YouTube Gila: Nongkrong dengan teman-teman minumnya
Di malam hari, ia mencerca
orang-orang asing dan para
politikus kita di televisi; siang hari
ia bergaul dengan teman-teman
peminumnya: "pelawak" paling
buruk Jerman, yang menyebut
dirinya "Adolf Hitler" dan masih
menolak untuk mengatakan kepada bangsa ini nama aslinya
(seperti yang dilaporkan dalam
BILD). Mendandani diri sendiri
dan menyimpan dengan rapi
seragamnya, sang "humoris"
(kiri) Nazi bertingkah seperti
orang tak berdosa di jalanan.
Apakah ia sedang merancang
omelan tak enak selanjutnya"
Nantikan kabar selanjutnya.
Benar, si penjual koran tidak sedang menikmati hari
terbaiknya, dari segi busana. Ini dikarenakan fakta
bahwa ia telah memutuskan untuk melakukan beberapa
renovasi untuk jendela penjualannya, untuk itulah ia
mengenakan pakaian yang usang di balik seragam yang
ia lepas ketika istirahat merokok. Ia tidak tampak lebih
lusuh dari yang diharapkan dari orang di tengah-tengah
pekerjaan mengecat"tak seorang pun bisa menilai ini
lebih baik dari aku. Tapi penjual koran itu bukan "teman
minum"-ku, sama sekali bukan; aku tidak pernah
mencari teman peminum. Aku menganggap seluruh
urusan ini paling tidak menyenangkan; maksudku, si
penjual koran tidak benar-benar pantas diperlakukan
seperti itu. Untungnya ia terlihat tahu bagaimana menghadapinya. Aku berangkat agak siang untuk menawarkan
permintaan maafku untuk kesulitan yang diakibatkan
artikel itu. Tapi ia hampir tak punya waktu hari itu.
251 TIMUR VERMES Aku melihatnya berdiri di depan kios melayani
jumlah besar pembeli, meskipun cuaca dingin dan hujan.
Sebuah tanda besar tergantung di jendela panjangnya:
"Beli Bild"hari ini memuat aku dan Hitler YouTube
yang gila!" "Waktu yang tepat!" ia berteriak ketika melihatku.
"Aku datang untuk minta maaf," aku balas berteriak.
"Tapi kini aku tak tahu untuk apa."
"Aku juga tidak," kata si penjual koran tertawa. "Ambil
spidol dan tanda tangani! Setidaknya itu yang bisa kau
lakukan untuk teman minummu."
"Apakah kau benar-benar dia?" seorang pekerja
bertanya, menyorongkan korannya padaku.
"Benar, itu aku," kataku, menandatangani namaku.
"Ketika aku melihatnya aku segera memesan setumpuk koran lagi," kata sang penjual padaku, sambil
menjual koran-koran di atas kepala orang-orang. "Ya,
tentu saja silakan. Herr Hitler akan senang memberi
tanda tangan untukmu."
Sebenarnya aku tidak benar-benar seperti menandatangani namaku. Kau tidak pernah tahu apa yang akan
dilakukan orang dengan sebuah tanda tangan. Kau bisa
menandatangani selembar kertas, tapi hari berikutnya
seseorang akan menempelkan sebuah deklarasi di
atasnya, dan tiba-tiba kau mendapati dirimu telah
menyerahkan Transylvania kepada entitas Balkan
yang korup. Atau menyerah tanpa syarat, meskipun
bunkermu masih penuh dengan senjata pembalas yang
bisa kau gunakan untuk membalikkan perang kapan pun
kau inginkan. Namun, pada akhirnya, tanda tanganku
di atas sebuah koran tampak tidak cukup berbahaya.
252 HITLER BANGKIT LAGI Lagi pula aku senang bahwa untuk pertama kalinya tak
seorang pun mengeluh bahwa aku tidak menulis Herr
Stromberger, atau siapa pun, melainkan namaku sendiri.
"Di sana, tolong di atas foto!"
"Bisakah kau tulis "Untuk Helga?""
"Bisakah kau mengatakan sesuatu yang buruk tentang
Kurdi lain kali!" "Kita seharusnya pergi berperang bersama waktu itu!
Kita akan menang!" Seorang gadis kecil didorong ke depan dengan korannya, dan aku secara sengaja berusaha menandatanganinya
dengan perlahan. Biarkan mereka memotret ini: saat ini
orang-orang muda percaya pada sang F"hrer sebesar
mereka memercayainya dulu. Dan bukan hanya anak
muda itu. Seorang perempuan sangat renta mendekatiku
dengan salah satu kursi roda modern dan binar di
matanya. Ia menggenggam korannya dan berkata
dengan suara yang gemetar, "Apakah kau ingat" 1935,
di Nuremberg. Aku berada di jendela, menyaksikanmu
berbaris! Aku selalu merasa kau melihat padaku. Kami
sungguh bangga padamu! Dan kini"wah, kau tidak
berubah sedikit pun!"
"Kau juga tidak," aku berdusta dengan riang, sambil
menjabat tangannya. Aku merasa tersentuh. Bukan
karena aku ingat perempuan ini, tapi kesetiaannya
yang tulus memiliki pesonanya yang khas. Pada setiap kesempatan, ketika seorang Sensenbrink yang
gugup meneleponku, dengan tenang aku mampu
menghilangkan kekhawatirannya dengan menunjukkan
demonstrasi kepercayan ini oleh Volk, dan sekali lagi
menampik permintaan untuk tanggapan resmi. Aku
253 TIMUR VERMES juga tidak kecil hati pada keesokan harinya. Tentu saja,
koran tersebut telah memberangus foto-foto afirmasi
publik; alih-alih mereka mencetak judul yang sama
sekali tidak berhubungan: "Hitler YouTube Gila: kini
Jerman memilih". Di samping beberapa foto dari kamp
konsentrasi, yang menunjukkan pekerjaan SS yang tidak
menarik tapi perlu. Ini membuatku agak geram.
Karena sebuah investigasi operasi-operasi besar yang
sangat teliti seharusnya tidak fokus pada contoh-contoh
kecil yang terisolasi di mana rencana keseluruhan
telah menyebabkan sebuah ketidaknyamanan kecil;
analisis semacam itu sama sekali tidak memiliki daya
tarik. Di mana pun ada sebuah jalan raya besar yang
memungkinkan pengangkutan ton demi ton barangbarang Jerman, tak pelak lagi kau akan menemukan
kelinci kecil yang manis sedang gemetar di tepi
jalan. Atau kau membangun sebuah kanal, sehingga
menciptakan ratusan ribu pekerjaan, dan tentu saja kau
akan menemukan petani kecil aneh yang meneteskan air
mata karena ia harus melepaskan tanahnya. Tapi untuk
ini aku tak bisa, aku tidak boleh mengabaikan masa
depan Volk. Dan ketika kebutuhan untuk menghapus
jutaan Yahudi"dan waktu itu memang benar-benar ada
sebanyak itu"telah diakui, kau akan selalu menemukan
orang-orang Jerman aneh yang penuh kasih sayang
dan naif yang berpikir, "Baiklah, bagaimanapun Yahudi
itu tidak begitu buruk, pasti kita bisa menerima yang
ini atau yang itu selama beberapa tahun lagi." Untuk
alasan ini, begitu mudah bagi sebuah koran untuk
memancing sisi sentimental orang. Sebuah lagu lama"
setiap orang sepakat bahwa tikus-tikus harus dibasmi,
254 HITLER BANGKIT LAGI tapi ketika bicara soal itu, simpati untuk tikus individual
sangatlah besar. Hanya simpati, biar kau tahu; tak ada
keinginan untuk memelihara tikus itu. Keduanya tak
boleh dicampuradukkan. Tapi justru kebingungan
ini yang sengaja disokong kuesioner koran tersebut.
Jajak pendapat, yang aku ragukan akan menjadi jajak
pendapat yang jujur dan adil, menawarkan tiga pilihan,
membuatku tersenyum muram. Aku sendiri sudah bisa
membayangkan ini. Opsi-opsinya adalah:
1. Cukup! Singkirkan si Hitler YouTube dari layar kami!
2. Tidak, ia tidak lucu, dan MyTV juga tidak berpikir begitu.
3. Tak pernah menyaksikannya. Tidak tertarik pada sampah
Nazi itu. Ini semua sudah bisa diduga. Omong kosong seperti
ini adalah cara mencari uang media gosip borjuis yang
penuh fitnah, yang sangat jelas masih terinfeksi oleh
semangat Yahudi. Ini adalah sesuatu yang aku harus
jalani, terutama ketika berbagai fasilitas yang dibutuhkan
untuk mengakomodasi kutu-kutu pembohong ini tidak
ada. Dari pemeriksaan infrastruktur sekilas aku bisa
melihat bahwa hanya ada dua barak yang masih berdiri
di Dachau. Sebuah situasi memalukan"krematorium
akan dinyalakan lagi setelah gelombang penahanan
pertama. Sensenbrink, tentu saja, berada dalam putaran berkecepatan tinggi. Selalu saja para "ahli strategi yang
hebat"-lah yang syarafnya mulai berdenyut-denyut
pertama. "Kita bersulang," ia melengking berulangulang. "Kita bersulang. MyTV akan menjadi sangat
tegang. Kita harus memberi mereka sebuah wawancara!"
255 TIMUR VERMES Aku memberi sinyal pada Sawatzki si Pemesan Hotel
agar ia mengawasi orang yang hilang kendali ini.
Sebaliknya, Madame Bellini justru mekar secara positif.
Tak seorang pun sejak Ernst Hanfstaengel dengan begitu
berhasil merayu orang-orang penting dan tidak penting
atas namaku. Dan dia benar-benar merupakan sebuah
pemandangan yang terlihat lebih baik, juga, seorang
perempuan yang sangat menarik.
Namun, di hari keempat, aku menyerah.
Bahkan sekarang itulah satu-satunya yang kusesali.
Aku seharusnya menunjukkan kekerasan baja pantang
menyerah, tapi mungkin aku agak kurang latihan. Namun,
dalam mimpi-mimpiku yang paling liar aku tidak pernah
bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi.
Mereka telah menerbitkan sebuah foto besar yang
menunjukkan diriku ditemani sekretarisku yang terhormat, Fr"ulein Kr"meier, di pintu kantor. Foto itu, yang
diambil dalam cahaya petang yang terang, telah"seperti
yang bisa kusimpulkan berkat percakapan panjang
dengan Heinrich Hoffmann dulu"diputarbalikkan
dengan ceroboh dan sengaja. Gambar itu buram secara
tidak semestinya, juga dibesarkan secara berlebihan,
dan disajikan seolah seorang mata-mata yang sangat
berpengalaman terlibat dalam pengambilan gambar itu.
Yang, tentu saja, benar-benar merupakan sebuah omong
kosong. Pada hari yang disebutkan aku memutuskan
untuk berjalan-jalan sebentar dan pergi bersama
Fr"ulein Kr"meier ke pintu keluar, dari sana ia mencegat
bus. Dalam foto itu, aku memegangi pintu agar tetap
terbuka. Dicetak dalam huruf tebal di atas gambar itu
sebagai berikut: 256 HITLER BANGKIT LAGI Hitler YouTube Gila: Siapa wanita misterius di sampingnya
Mereka diam-diam keluar dari
pintu samping dan kemudian
melihat sekeliling: si "komedian"
Nazi dan perempuan cantik
misteriusnya. Lelaki itu, yang
masih menolak untuk mengatakan
namanya kepada bangsa Jerman
dan yang mencemooh orangorang asing, orang yang menyebut
dirinya sendiri kampiun kesusilaan
ini, sedang melakukan hubungan
gelapnya yang mesum di senja
hari. Siapa wanita misterius yang ia
pacari" Dari seorang kenalan dekat, BILD
mengetahui hal berikut: Perempuan tak dikenal itu
di-panggil Vera K. Ia berusia
24 tahun dan seorang pekerja
kantor dengan kegemaran aneh
terhadap baju hitam dan kulit.
Dalam forum internet tertentu
ia memakai nama "Vulcania17",
di mana ia membicarakan misa
hitam dan musik horor. Si Gila
dan sang pengantin horor"apa
lagi yang harus kita takutkan dari
pasangan mengerikan ini"
BILD berjanji tetap mengikuti
kasus ini. "Ini hukuman karena kedekatan," kataku dengan dingin.
"Dan Fr"ulein Kr"meier yang malang bahkan tidak
berkaitan denganku!"
Kami duduk di ruang pertemuan, Madame Bellini,
Sensenbrink, Sawatzki si Pemesan Hotel, dan aku
sendiri. Tentu saja, Sensenbrink sang strategis hebatlah
yang bertanya, "Ayolah, ungkapkan rahasiamu... Apakah
ada yang terjadi antara kau dan nona Kr"meier itu"
Apakah kau sedang bermain-main dengan perempuan di
kantor" Kau tidak seharusnya tidur dengan perempuan
sekantor." "Jangan konyol," Madame Bellini memotong. "Herr
Hitler kadang-kadang juga membukakan pintu untukku.
257 TIMUR VERMES Apakah kau bermaksud menanyai aku pertanyaan yang
sama?" "Kita cuma perlu bertindak lebih hati-hati," kata
Sensenbrink sambil mengangkat bahu.
"Bertindak lebih hati-hati?" Madame Bellini menjawab dengan pedas. "Dengan apa" Aku tidak akan
menyia-nyiakan pikiran sekejap pun untuk urusan tak
enak ini. Fr"ulein Kr"meier bisa berbuat apa pun yang


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia sukai. Herr Hitler bisa berbuat apa pun yang ia sukai.
Kita tidak hidup pada tahun lima puluhan."
"Meski begitu, ia tidak boleh sudah menikah," kata
Sensenbrink. "Setidaknya, tidak boleh jika ada sesuatu
yang dirahasiakan bersama Fr"ulein Kr"meier."
"Kau masih belum mengerti," kata Madame Bellini,
dan kemudian menoleh padaku. "Nah" Apakah kau
sudah menikah?" "Sebenarnya, iya," kataku.
"Hebat," Sensenbrink meraung.
"Biar kutebak," kata Bellini. "Sejak 1945" April?"
"Tentu saja," kataku. "Luar biasa bahwa pernyataan
persnya bocor ke luar. Pada saat itu, kau tahu, kota
sedang penuh dengan kaum Bolshevik, sayangnya!"
"Tanpa ingin mencampuri kehidupan personal
Anda," kata Sawatzki si Pemesan Hotel, "Aku rasa Herr
Hitler bisa dengan tepat dianggap duda." Kau bisa bilang
apa saja yang kau suka, tapi bahkan di bawah tekanan si
Sawatzki ini tetap berpikiran cerdas, cepat, jernih, andal,
pragmatis. "Aku tak bisa seratus persen yakin," kataku, "tapi aku
berasumsi Herr Sawatzki benar."
"Nah," Madame Bellini berkata, berbalik pada
258 HITLER BANGKIT LAGI Sensenbrink. "Puas sekarang?"
"Pekerjaanku melempar bola umpan," kata Sensenbrink dengan jengkel.
"Pertanyaannya adalah: Apa yang akan kita lakukan?"
kata Bellini. "Apa kita harus melakukan sesuatu?" kata Sawatzki
dengan suara jernih. "Aku sepakat denganmu, Herr Sawatzki," kataku.
"Atau aku setuju jika ini hanya tentang diriku. Tapi
jika aku tidak melakukan apa-apa, orang-orang di
sekelilingku akan terkena dampak lebih jauh. Mungkin
ini tidak akan membahayakan Herr Sensenbrink," kataku dengan pandangan yang mengejek, "tapi aku tidak
bisa mengharapkan kau dan perusahaan ini untuk menerima situasi tak enak ini."
"Aku selalu mengharapkan kita sebagai perusahaan
bisa menerima situasi yang tak enak ini, tapi tidak dengan
para pemilik saham kita, bahkan tidak selama lima menit
sekalipun," Madame Bellini menjawab dengan kering.
"Yang berarti tidak ada wawancara dengan persyaratan
dari kita. Tapi dengan syarat dari mereka."
"Aku akan menganggap kau bertanggung jawab
untuk menjamin keadaannya tak akan menjadi seperti
itu," kataku, dan ketika aku merasakan bahwa Madame
Bellini tidak senang menerima perintah seperti Sawatzki,
aku dengan cepat menambahkan, "Tapi dalam kasus
ini, kau sepenuhnya benar. Kita akan memberi mereka
sebuah wawancara. Katakan kepada mereka wawancara
itu akan berlangsung di Adlon. Dan mereka yang bayar."
"Ski-otakmu benar-benar keluar jalur," Sensenbrink
menggodaku. "Dalam situasi seperti ini kita nyaris tidak
259 TIMUR VERMES bisa membuat mereka sepakat untuk membayar."
"Ini semua tentang prinsip," kataku. "Aku menolak
untuk menyia-nyiakan uang Volk untuk bajingan pers
ini. Jika mereka bayar aku akan senang dengan hal itu."
"Jadi kapan?" "Secepat mungkin," kata Madame Bellini, dengan
sangat tepat. "Katakanlah besok. Kemudian mereka bisa
membiarkan kita tenang selama sehari."
Aku setuju. "Untuk sementara waktu kita harus
mengintensifkan upaya-upaya propaganda kita sendiri."
"Yang berarti?"
"Kita tidak mengizinkan lawan-lawan politik kita
menikmati kendali atas berita. Ini tidak boleh terjadi
kepada kita lagi. Kita perlu menerbitkan koran kita
sendiri." "Jadi... mungkin V"lkischer Beobachter?" Sensenbrink
menyeringai. "Kita sebuah perusahaan produksi, bukan
penerbit koran! Goreng itu di kuali pikiranmu!"
"Teman-teman, itu tak harus sebuah koran," kata
Sawatzki si Pemesan Hotel menyela. "Kekuatan Herr
Hitler adalah penampilannya di layar. Kita telah memiliki
video, jadi mengapa kita tidak menayangkannya di situs
kita sendiri?" "Semua penampilan dia sejauh ini dalam format H.D.,
yang akan menawarkan lebih dari klip-klip yang sudah
ada di YouTube," Madame Bellini mempertimbangkan.
"Dan itu memberi kita sebuah platform jika kita ingin
menyebarkan informasi tertentu. Atau pandangan kita
sendiri tentang berbagai hal. Kedengarannya bagus.
Minta departemen media digital untuk menyiapkan
beberapa desain." 260 HITLER BANGKIT LAGI Kami mengakhiri pertemuan itu. Karena menyadari
cahaya masih bersinar di kantorku ketika aku meninggalkan ruangan, aku pergi untuk mematikannya.
Hingga Reich benar-benar beralih ke energi yang
terbarukan, orang mesti menghemat sumber dayanya.
Orang jarang memikirkan hal tersebut saat itu, tapi
bayangkan penderitaan tiga puluh tahun kemudian
ketika persis di luar El Alamein tanknya kehabisan tetes
terakhir bahan bakarnya untuk mencapai kemenangan
akhir. Ketika aku melongok ke dalam, aku bisa melihat
Fr"ulein Kr"meier sedang duduk diam tak bergerak
di mejanya. Pada saat itulah aku baru sadar aku tidak
bertanya tentang kabarnya. Hari ulang tahun, kabar
kematian, telepon pibadi"ini semua hal yang biasa
diingatkan Traudl Junge kepadaku, dan baru-baru ini
oleh Fr"ulein Kr"meier. Tapi dalam kasus ini, hal itu
tentu saja tidak terjadi.
Ia menatap ke komputernya dengan ketakutan.
Kemudian ia melihat padaku.
"Anda tahu jenis email apa yang aku dapat?" ia bertanya dengan lemah.
Aku sangat tersentuh melihat makhluk malang ini.
"Aku benar-benar menyesal, Fr"ulein Kr"meier," kataku.
"Aku dengan mudah menelan semua hal ini; aku terbiasa
menanggung permusuhan seperti ini ketika bangkit
memperjuangkan masa depan Jerman. Aku memikul
tanggung jawab penuh"tak bisa dimaafkan ketika
lawan politik seseorang memilih menyerang karyawankaryawan yang lemah."
"Tapi ini tak ada hubungannya dengan Anda," katanya, menggelengkan kepala. "Itu cuma omong kosong
261 TIMUR VERMES Bild yang biasa" Begitu Anda muncul dalam koran
picisan menyebalkan itu dengan buah dada diplester
pada setiap halaman dan kemudian semua orang berniat
untuk mengganggu Anda. Aku mendapat... foto-foto
kemaluan pria" Aku mendapat surat yang benar-benar
buruk" Orang mengatakan apa yang mereka ingin
lakukan padaku" Aku berhenti membaca setelah dua
kata pertama. Aku telah menjadi Vulcania17 selama
tujuh tahun, tapi kini aku bisa melupakannya. Nama itu
sudah terkontaminasi dan kini," katanya, dengan sedih
menekan sebuah tuts, "kini itu seperti... sejarah."
Tak bisa membuat keputusan bukanlah sebuah
perasaan yang menyenangkan. Jika Blondi masih hidup,
setidaknya, aku akan bisa membelai-belainya; dalam
momen-momen seperti ini seekor binatang, terutama
seekor anjing, selalu bagus untuk meredakan sedikit
ketegangan. "Dan ini hanya tidak berhenti di internet, juga,"
katanya. Ia memandang kosong ke kejauhan. "Setidaknya di internet Anda bisa membaca apa yang orang
pikirkan" Tapi Anda tidak bisa melakukan itu di jalan
Anda hanya bisa menduga-duga" Dan aku lebih baik
tidak menduga?" Ia menangis tersedu.
"Aku seharusnya memperingatkanmu sebelumnya,"
kataku setelah diam sesaat. "Tapi aku meremehkan
musuh. Aku benar-benar sangat menyesal bahwa kau
harus membayar untuk kesalahanku. Tak seorang pun
tahu lebih baik daripadaku bahwa pengorbanan harus
dibuat untuk masa depan Jerman."
"Tidak bisakah Anda diam untuk beberapa menit?"
Fr"ulein Kr"meier berkata, terlihat agak jengkel. "Asal
262 HITLER BANGKIT LAGI tahu saja, ini bukan tentang masa depan Jerman! Ini
nyata! Ini bukan lawakan! Ini juga bukan pertunjukan!
Ini hidupku yang diacak-acak para bajingan itu dengan
kebohongan-kebohongan mereka!"
Aku duduk di kursi menghadap ke mejanya.
"Aku tak bisa berhenti selama beberapa menit,"
kataku dengan serius. "Aku juga tidak berharap untuk
berhenti selama beberapa menit. Aku akan mempertahankan hingga terakhir apa yang kuyakini benar.
Takdir menempatkanku pada posisi ini, dan di sinilah
aku berdiri untuk Jerman hingga peluru terakhir ditembakkan. Kau mungkin berkata, "Bagaimanapun
juga, tidak bisakah Herr Hitler berhenti untuk beberapa
menit, hanya sekali saja?" Di masa damai aku akan
bersiap, demi kau, Fr"ulein Kr"meier sayang! Tapi aku
tidak menginginkan itu. Aku akan mengatakan padamu
mengapa. Dan kemudian aku yakin kau juga tak akan
lagi melakukan itu!"
Ia memberiku pandangan yang aneh.
"Pada saat ini aku mulai membuat konsesi-konsesi,
aku tidak membuatnya demi kau; pada akhirnya aku
melakukannya karena koran picisan pembohong ini
memaksaku untuk melakukannya. Apakah itu yang kau
mau" Apakah kau mau aku melakukan apa yang diminta
koran itu padaku?" Ia menggelengkan kepala, dengan pelan awalnya,
kemudian dengan menantang.
"Aku bangga padamu," kataku. "Namun ada perbedaan antara kau dan aku. Apa yang kutuntut dari
diriku, tak bisa kutuntut dari setiap orang. Fr"ulein
Kr"meier, aku benar-benar memahami jiak kau berhenti
263 TIMUR VERMES bekerja denganku. Aku yakin bahwa Flashlight akan
mengakomodasimu di tempat lain, di mana kau tidak
akan dihadapkan pada ketidaksedapan ini.
Fr"ulein Kr"meier mendengus lagi. Kemudian ia
duduk tegak dan berkata dengan kebulatan tekad.
"Memangnya aku mau, mein F"hrer!"
264 Dua Puluh Satu al pertama yang aku lihat adalah tulisan besar
dalam aksara Gothic. Kata di layar itu adalah
"Heimatseite". Aku langsung mengangkat telepon dan
menelepon Sawatzki. "Jadi... kau sudah melihatnya?" ia bertanya. Dan
tanpa menunggu sebuah jawaban ia berkata dengan
riang, "Hasilnya bagus, "kan?"
"Heimatseite?" aku bertanya. "Apa maksudnya itu"
Heimat apa yang sedang kita bicarakan?"
"Ya, kita tak bisa menaruh "Homepage" di situsmu,
"kan?" "Benarkah?" kataku. "Mengapa tidak?"
"Tapi sang F"hrer tidak mengenal kata-kata asing..."
Aku menggeleng-gelengkan kepala dengan semangat.
"Sawatzki, Sawatzki, apa yang kau ketahui tentang
sang F"hrer" Kejermanan yang tegang ini adalah sikap
terburuk yang bisa dimiliki seseorang. Kau tak boleh
mencampuradukkan antara kemurnian ras dan isolasi
budaya. Jangan konyol; sebuah homepage adalah sebuah
265 TIMUR VERMES homepage! Orang tidak bisa menyebut R.A.D.A.R sebagai Funkortung und-abstandsmessung hanya karena
orang Inggris yang menemukan."
"Oke," kata Sawatzki. "Homepage juga boleh. Aku
akan mengurusnya. Kau ingin yang lainnya seperti apa?"
"Aku belum benar-benar punya waktu untuk
melihat," kataku, dengan rasa ingin tahu mendorong
perangkat tetikus di atas meja. Di ujung saluran yang
lain, Sawatzki sedang mengetik di keyboard-nya. Tibatiba, tulisan "Homepage" yang besar muncul di layarku.
"Hmm," katanya. "Ini benar-benar tidak masuk akal lagi.
Mengapa "Homepage" harus ditulis dalam huruf lama
itu?" "Mengapa kau membuat segalanya begitu rumit?" Aku
mencelanya. "Ubah saja menjadi "F"hrer Headquarters"."
"Bukankah kau selalu mengatakan bahwa kau bukan
panglima tertinggi Wehrmacht saat ini?" Sawatzki berkata nyaris secara ironis.
"Kuberi nilai tinggi karena memberi perhatian," aku
memujinya. "Tapi ini simbolis. Sama seperti alamat
emailku. Bagaimanapun, aku juga bukan Kanselir
Reich yang baru." Aku menutup telepon dan mulai
mengeksplorasi situsku. Persis melintang di layar ada sebuah bar, lewat
bar itu orang bisa berkunjung ke bagian-bagian yang
spesifik dengan menggerak-gerakkan tetikus. Satu
bagian disebut "Latest Dispatches", di mana kami
sedang merencanakan untuk mengumumkan artikelartikel berita, tapi sebagian besar masih kosong.
Kemudian muncullah "Film Reel", di mana jendela kecil
menunjukkan pertunjukan-pertunjukanku sebelumnya
266 HITLER BANGKIT LAGI pada pengunjung. Kemudian, sebuah biografi singkat
tentang diriku, di mana dikatakan selama periode dari
1945 hingga kemunculanku kembali, aku "Sedang Cuti
Panjang". Ini adalah usulan Sawatzki, dan aku tertawa
sendiri pada pemikiran bahwa selama tahun-tahun
antara aku telah tertidur di bawah perbukitan Kyffh"user,
seperti Kaiser agung sebelumku. Di sisi lain, mengingat
bahwa aku tidak mampu memberikan informasi lebih
detail dan lebih baik tentang waktu yang sudah berlalu,
aku setuju dengan formulasi ini. Bagian lain diberi
judul "Ask the F"hrer!?"ini berfungsi sebagai saluran
komunikasi antara aku dan para pengikutku. Karena
penasaran aku memeriksa untuk melihat apakah ada


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang yang sudah mengajukan pertanyaan. Dan seorang
pria benar-benar mengirimkan sebuah komunike:
Herr Hitler yang Terhormat
Saya tertarik membaca teorimu tentang nilai relatif
ras-ras yang berbeda. Saya telah membiakkan anjing
selama bertahun-tahun dan kini saya khawatir karena
bisa jadi saya sedang membiakkan jenis yang inferior.
Jadi pertanyaan saya adalah: Mana keturunan anjing
terbaik dan mana yang terburuk" Dan apakah Yahudi
dunia anjing" Hormat saya, Helmut Bertzel, Offenburg
Aku senang. Sebuah pertanyaan yang bagus, dan
juga menarik! Terutama ketika sudah begitu banyak
pertanyaan militer diajukan padaku akhir-akhir ini"
aku hampir muak dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
Lagi pula, topik militer memiliki nilai hiburan yang
267 TIMUR VERMES terbatas kalau saja orang pernah menerima berita
buruk. Di tahun-tahun awal perang, kami sering mendorong berbagai diskusi di seputar meja mengenai
sangat banyak macam subjek. Baru kali ini aku benarbenar mulai merindukan hal-hal ini. Pertanyaan tentang
anjing mengingatkanku pada masa-masa luar biasa ini!
Karena ingin sekali memberikan sebuah jawaban pada
pria itu, aku segera meraih telepon ajaibku dan mencari
fungsi dikte yang agak rumit.
"Herr Bertzel terhormat," aku memulai. "Pembiakan
anjing memang telah maju lebih jauh daripada reproduksi dan perkembangan manusia." Aku jeda
sebentar untuk mempertimbangkan apakah aku harus
memberikan Herr Bertzel sebuah jawaban pendek, tapi
antusiasmeku menguasaiku dan aku memutuskan untuk
mendekati persoalan ini dengan sebuah ketelitian yang
sepatutnya dimiliki sang F"hrer Reich Jerman. Aku
akan membahas pertanyaan itu secara panjang lebar
dan menghasilkan sebuah tanggapan yang definitif dan
komprehensif. Tapi dari mana memulainya"
"Ada anjing yang begitu cerdas sehingga mengagetkan,"
aku berbicara dengan mesin itu, awalnya sembari
berpikir, kemudian semakin lancar. "Pembiakan anjing
adalah sebuah contoh menarik mengenai tingkatan
yang semestinya sudah bisa dicapai manusia. Namun, ia
juga menunjukkan pada kita akan mengantar ke mana
kiranya percampuran ras yang tidak terkendali, karena
jika mereka dibiarkan tanpa dikendalikan, anjing akan
memilih pasangan tanpa pilih-pilih. Berbagai akibat
dari hal ini bisa dilihat, terutama, di Eropa selatan, di
mana blasteran yang kotor dan liar berkeliaran dan
268 HITLER BANGKIT LAGI merampok, masing-masing keturunan lebih buruk dari
yang sebelumnya. Namun di mana tangan keteraturan
turut campur, keturunan murni pun berkembang,
setiap generasi bergerak maju menuju kesempurnaan.
Di seluruh dunia"dan aku tidak tahan untuk tidak
mengatakannya seblak-blakan ini"ada lebih banyak
anjing elite ketimbang manusia elite, sebuah kekurangan
yang mungkin sudah berhasil dieliminasi saat ini andai
saja Volk Jerman menunjukkan kegigihan yang lebih
besar pada pertengahan tahun empat puluhan di abad
sebelumnya." Aku berhenti sejenak, bertanya-tanya apakah aku
tidak sedang terlalu keras pada saudara sebangsaku
orang-orang Jerman, tapi sekali lagi komentar-komentarku hanya ditujukan pada mereka yang sekarang cukup
tua. Di sisi lain, orang-orang Jerman yang lebih muda
seharusnya memiliki sebuah firasat akan berbagai tuntutan yang akan dibuat terhadap mereka di kemudian
hari. "Tentu saja, reproduksi dan pengembangan anjing
tidak diatur oleh hukum yang sama seperti yang berlaku
pada manusia. Anjing berada di bawah otoritas manusia,
manusia mengontrol nutrisi dan reproduksi mereka,
yang berarti bahwa anjing tidak akan pernah memiliki
masalah dengan Lebensraum. Untuk alasan ini, tujuan
pembiakan tidak selalu berorientasi pada pertempuran
di masa depan untuk merebut dominasi dunia. Oleh
karena itu, pertanyaan tentang akan seperti apa anjinganjing itu setelah mereka berjuang memperebutkan
keunggulan global selama jutaan tahun mestinya tetap
menjadi spekulasi belaka. Yang pasti, mereka akan
269 TIMUR VERMES memiliki gigi yang lebih besar. Dan senjata yang lebih
baik. Aku menganggap lebih dari sekadar kemungkinan
bahwa anjing-anjing yang seperti itu akan bisa menggunakan perangkat-perangkat sederhana pada zaman
ini, seperti ketapel, bahkan mungkin busur dan panah."
Aku berhenti lagi. Akankah pada masa ini anjinganjing tuan yang unggul ini memiliki senjata api
primitif" Tidak, aku menyimpulkan, itu tidak mungkin.
"Meskipun demikian, berbagai perbedaan ras mereka
tidak begitu berbeda dari perbedaan rasial pada manusia.
Yang memberikan pembenaran atas pertanyaan tentang
apakah dunia anjing memiliki Yahudinya sendiri,
Jewhound, begitulah kira-kira. Jawabannya: Tentu saja
ada Jewhound." Aku sudah bisa membayangkan apa yang akan dipikirkan ratusan ribu pembaca pada tahapan ini, dan
karena itu aku perlu mendahuluinya: "Tapi ini, seperti
yang mungkin disangka banyak orang, bukanlah
rubah. Seekor rubah tidak akan pernah menjadi seekor
anjing, demikian pula anjing tak pernah menjadi seekor
rubah, dengan alasan yang sama rubah pastilah bukan
Jewhound. Kalaupun ada, para rubah punya Jewfox
mereka sendiri yang bisa dikenali, yang menurutku
paling mudah terlihat pada fennec, yang dengan cara
khas Yahudi bahkan menolak sebutan rubah."
Aku mendikte diriku dalam keadaan agak marah.
"Fennec," aku bergumam muram. "Betapa lancangnya!"
Kemudian aku berkata dengan cepat, "Fr"ulein
Kr"meier, tolong coret "fennec" dan "betapa lancangnya"."
Ini satu hal yang tidak kusuka pada telepon ajaibku. Pasti
ada sebuah fungsi penghapus, tapi aku tidak mengetahui
270 HITLER BANGKIT LAGI cara menggunakannya. "Karena itu, kita harus menyimpulkan," aku melanjutkan, "bahwa Jewhound haruslah dicari di kalangan
anjing. Bagaimana kita melangkah selanjutnya di sini
sudah cukup jelas. Kita harus mencari seekor anjing
yang menghinakan diri, anjing yang bisa mengambil
hati dan meneteskan air liur, tapi cenderung melakukan
serangan pengecut kapan pun. Itu tiada lagi adalah anjing
dachshund. Ya, aku bisa mendengar para pemilik anjing,
terutama mereka yang berasal dari Munich, memprotes,
"Bagaimana bisa" Bukankah dachshund adalah yang
paling Jerman dari semua anjing?"
"Jawabannya: tidak. "Yang paling Jerman dari semua anjing adalah Alsatian, selanjutnya diikuti oleh Great Dane, Doberman,
anjing gunung Swiss (tapi hanya yang berasal dari Swiss
berbahasa Jerman), Rottweiler, semua schnauzers,
M"nsterl"nders dan"mengapa tidak?"spitz, yang
bahkan disebutkan dalam Wilhelm Busch. Di sisi lain,
anjing-anjing bukan-Jerman"selain anjing-anjing asing
yang diperkenalkan ke Jerman seperti terrier, basset, dan
anjing-anjing gembel lain"adalah Weimaraner (nomen
es omen!"namanya adalah pertanda buruk!), spaniel
yang angkuh, anjing pug yang tidak mencolok, juga
semua jenis anjing hias yang merosot derajatnya."
Aku mematikan telepon dan kemudian segera menghidupkannya lagi: "Dan greyhound yang kurus kering
itu!" Aku merenungkan apakah aku telah melupakan sesuatu yang penting, tapi tak ada yang terpikir di benakku.
Luar biasa. Aku sangat ingin berlanjut ke pertanyaan
271 TIMUR VERMES berikutnya, tapi sayang tak ada yang dikirimkan. Aku
mendorong alat aneh tetikus ini ke bagian terakhir:
"Obersalzberg"jadilah tamu sang F"hrer". Fungsinya
mirip dengan sebuah buku tamu hotel, dan telah menarik
beberapa pesan. Meski tidak semua bisa dipahami.
Komentar-komentar yang serius tak menjadi masalah. Aku membaca "Dengan segala hormat padamu
untuk kata-katamu yang terus terang" atau "Aku menonton setiap program. Akhirnya, ada orang yang
siap untuk membongkar berbagai struktur yang telah
menjadi fosil." Ini tampaknya merupakan sebuah
persoalan Volk Jerman yang mendesak; beberapa orang
telah menyebutkan keberadaan struktur-struktur yang
telah menjadi fosil, atau membongkarnya. Seseorang"
seorang petani, aku duga"berbicara tentang "truktor";
yang lain tampaknya membayangkan struktur-struktur
ini sekusut benang bordir ketika ia mengacunya sebagai
"sudah menjadi flosil". Pada akhirnya menjadi jelas
apa yang mereka coba katakan. Dan ada kemampuankemampuan yang lebih penting di mana seorang Jerman
harusnya lebih mahir selain ortografi, yang memiliki
kecenderungan membosankan terhadap perhatian birokratis terhadap hal-hal kecil.
Yang sama menyenangkannya adalah pesan "F"hrer
rulez". Ini menunjukkan bahwa aku kini memiliki pengikut di Prancis juga, kecuali ini adalah sebuah kesalahan
tipografis, karena aku juga melihat komentar "Fuehrer
RULZ!" tapi mungkin orang tertentu yang bernama Herr
Rulz berusaha untuk mencapai kemasyhuran dengan
memanfaatkan aku. Beberapa simpatisan mendorongku
untuk "Terus maju!" atau menuntut "F"hrer untuk
272 HITLER BANGKIT LAGI Presiden". Aku nyaris mengakhiri kunjunganku, ketika
jauh di bagian bawah daftar aku menangkap enam entri
yang benar-benar identik, dikirim oleh seseorang yang
menyebut dirinya "darah&kehormatan".
Yang mengejutkanku, pesan itu agak kritis: "Hentikan
kebohonganmu, kau Jewturk!"
Sembari menggeleng-gelengkan kepala aku menelepon Sawatzki untuk meminta seseorang menghilangkan
omong kosong ini. Jewturk"apa maknanya itu" Ia berjanji untuk mengatasinya dan mengatakan aku harus
kembali ke halaman pertama lagi. Melintang di layar ada
kata-kata "F"hrer Headquarters".
Terlihat menakjubkan. 273 Dua Puluh Dua ekerjaan media adalah urusan yang melelahkan
ketika koran-koran belum "diselaraskan". Bukan
hanya untuk para politikus seperti aku, yang misinya
menyelamatkan Volk Jerman"tidak, aku merasa tidak
mengerti sama sekali bahwa hal semacam itu dipaksakan
untuk diterima rakyat. Mari kita ambil berita-berita bisnis sebagai contoh.
Setiap hari seorang "pakar" lain mengatakan kepada
kita tentang apa yang harus dikerjakan, kemudian hari
berikutnya seorang "pakar" lain yang bahkan lebih pakar
menjelaskan mengapa ini sama sekali salah dan mengapa
solusi sebaliknya adalah yang benar. Ini adalah sebuah
contoh klasik dari strategi Yahudi"meskipun dewasa
ini sebagian besar tanpa keterlibatan Yahudi"dengan
satu-satunya tujuan untuk menyebarkan kemungkinan
kerusuhan terbesar, yang menjadi alasan mengapa
dalam mencari kebenaran orang harus membeli bahkan
lebih banyak koran dan menonton bahkan lebih banyak
siaran televisi. Di masa lalu, tak ada yang memiliki minat
274 HITLER BANGKIT LAGI sedikit pun pada rubrik-rubrik bisnis, tapi kini semua
orang merasa wajib untuk melahapnya, hanya untuk
dibuat lebih cemas oleh terorisme keuangan. Membeli
saham, menjual saham, sekarang emas, sekarang obligasi,
kemudian properti. Orang yang bersahaja didesak ke
dalam pekerjaan kedua sebagai seorang pakar keuangan;
yang pada intinya adalah bahwa ia terdorong untuk
berjudi menggunakan uangnya sendiri yang ditabung
dengan hati-hati sebagai taruhan. Betapa tak masuk
akal! Orang biasa seharusnya bekerja dengan jujur dan
membayar pajak; sebagai balasannya, sebuah negara
yang bertanggung jawab seharusnya menghilangkan
kecemasan keuangannya! Itu hal terkecil yang seharusnya
dilakukan. Terutama ketika pemerintahan ini, karena
alasan-alasan yang tak masuk akal (tak punya senjata
atom sendiri dan sejumlah besar alasan serupa), dengan
keras kepala menolak mengizinkan rakyatnya memiliki
tanah pertanian yang bebas di Daratan Rusia.
Tentu saja, bahwa kalangan elite politik membiarkan
penyebaran kepanikan dalam pers pada masa kini
adalah puncak kebodohan. Di tengah-tengah kekacauan
ini, ketidakmengertian mereka bahkan menjadi lebih
menonjol, dan ketika kekhawatiran dan kepanikan
umum meningkat, begitu pula ketidakcakapan para
badut politik ini. Bagiku tak menjadi masalah, karena
hal itu membuat Volk lebih sadar hari demi hari bahwa
mereka ini adalah para pejabat amatir yang berkecimpung
dalam posisi-posisi dengan tanggung jawab yang paling
tinggi. Tapi yang paling mengherankanku, jutaan orang
itu tidak berbaris memprotes majelis gosip parlementer
ini sejak dulu, sambil menghunuskan obor dan garpu
275 TIMUR VERMES rumput dan menyanyikan "Apa yang kalian lakukan
dengan uang kami?"?"
Namun orang Jerman bukanlah bangsa revolusioner.
Orang tak boleh lupa bahwa, di mata Jerman, bahkan
revolusi 1933 yang paling masuk akal dan paling
beralasan hanya mungkin terjadi melalui sebuah pemilu.
Sebuah revolusi yang diresepkan, kira-kira begitu.
Sekarang, aku bisa meyakinkan kalian bahwa aku juga
harus melakukan usaha terbaikku kali ini.
Aku ingin mengajak Sawatzki bersamaku ke Adlon.
Bukan karena aku mengharapkan inspirasi yang besar
darinya, tapi tampaknya adalah hal tepat untuk muncul
dengan membawa sebuah rombongan, dan hal yang
berguna, seandainya ada ucapan yang kontroversial,
memiliki seorang saksi bersamaku"seorang saksi,
tolong catat, tapi Sensenbrink memaksa ikut juga. Aku
tidak tahu apakah Sensenbrink membayangkan ia


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mungkin bisa memberikan beberapa kontribusi yang
membantu, atau apakah niatnya adalah mengawasi
apa yang akan kukatakan. Ketika aku sadari, jauh di
lubuk hati, Sensenbrink adalah salah satu pemimpin
bisnis tingkat bawah yang yakin bahwa tidak ada yang
berhasil kecuali mereka sendiri terlibat dalam bentuk
tertentu. Aku tidak bisa memberikan cukup peringatan
terhadap omong kosong itu. Seorang jenius universal
sejati muncul paling banter sekali dalam satu atau dua
tahun"seorang manusia yang, di samping berbagai
kegiatan lain yang tak terhitung, juga harus memangku
komando tertinggi di Medan Pertempuran Timur, atau
semuanya akan mengalami kekalahan. Namun, secara
umum, orang-orang yang sangat diperlukan ini menjadi
276 HITLER BANGKIT LAGI benar-benar tak diperlukan dan tak berguna, atau
bahkan lebih buruk lagi. Karena sangat sering mereka
juga menyebabkan segunung kerusakan.
Aku telah memiliki untuk mengenakan sebuah
setelan yang sederhana. Bukan karena aku malu dengan
seragamku, tapi aku berpandangan"khususnya sebagai duta besar untuk berbagai pandangan yang
tidak mengenal kompromi"bahwa kadang-kadang
menyajikan sebuah citra borjuis bukanlah hal buruk.
Kami menggelar Pesta Olimpiade 1936 dengan cara
yang sama dan, seperti yang telah aku baca, baru-baru
ini mereka berusaha meniru kejayaan propaganda yang
luar biasa ini di Peking, dengan hasil-hasil yang sangat
memuaskan. Ketika kami tiba di hotel, yang didekorasi untuk
Natal, kami dibawa ke ruang pertemuan yang dimaksud.
Dan meskipun aku telah berusaha untuk tiba sedikit
terlambat, agak menjengkelkan juga ketika mengetahui
bahwa kamilah yang pertama sampai di sana. Mungkin
ini telah menjadi sebuah strategi yang disengaja oleh
para penulis yang buruk di media, tapi kemungkinan
juga ini adalah sebuah kebetulan. Bagaimanapun, pintu
terbuka segera setelah itu dan aku didekati oleh seorang
perempuan pirang yang mengenakan sebuah setelan. Di
sampingnya ada seorang fotografer gemuk, yang terlihat
gendut dalam baju compang-camping yang khusus
dikenakan profesinya mulai mengambil gambar-gambar
tanpa diminta. Sebelum Sawatzki atau Sensenbrink
muncul dengan ide-ide membuat perkenalan yang
absurd seperti seorang kepala sekolah, aku maju,
membuka topi petku, mengempitnya di lenganku,
277 TIMUR VERMES dengan sebuah ucapan "Selamat sore" memberikan
tanganku pada nona tersebut.
"Senang bertemu Anda," katanya dengan tenang, tapi
bukannya tak ramah. "Ute Kassler dari Bild."
"Saya yang senang bertemu Anda," kataku. "Saya
telah membaca banyak tulisan Anda."
"Saya mengira Anda akan memberikan salut Nazi,"
katanya. "Kalau begitu saya mengenal Anda lebih baik daripada Anda mengenal saya," kataku, membawanya ke
sebuah meja yang dikelilingi kursi-kursi. "Saya tidak
mengharapkan salut Nazi dari Anda"sekarang, siapa
dari kita yang benar?"
Ia duduk dan dengan hati-hati menaruh tas tangannya
di sebuah kursi yang kosong. Budaya tas tangan ini,
penempatan objek ini segera setelah duduk, seolah
mereka sedang mengambil tempat yang diperuntukkan
bagi barang bawaan di sebuah kompartemen kereta, aku
bertaruh hal itu tidak akan berubah selama enam puluh
tahun ke depan. "Saya senang Anda akhirnya menyediakan waktu
buat kami," katanya.
"Anda tidak sedang menyatakan bahwa aku lebih
memilih koran lain dibanding koran Anda, "kan?"
aku menjawab. "Bagaimanapun juga, Anda telah"
bagaimana aku harus mengatakannya"... melakukan
berbagai upaya terbesar untuk berhubungan denganku."
"Ya, kau bernilai untuk ditulis," katanya tertawa.
"Siapa dua pria yang bersama Anda?"
"Ini adalah Herr Sensenbrink dari Flashlight. Dan
ini," aku berkata, sambil menunjuk Sawatzki, "ini Herr
278 HITLER BANGKIT LAGI Sawatzki, sama juga dari Flashlight. Seorang pria yang
istimewa!" Di sudut mataku, aku melihat wajah Sawatzki
merona, sebagaian karena pujianku, tapi mungkin juga
karena perhatian yang ia terima dari sang reporter,
seorang perempuan cantik. Sensenbrink memasang
ekspresi yang bisa diterjemahkan orang sebagai kompeten atau tidak mengerti.
"Anda mengajak dua penjaga," dia tersenyum.
"Apakah saya tampak berbahaya?"
"Tidak," kataku, "Tapi tanpa dua tuan-tuan ini, aku
tampak benar-benar tak berbahaya."
Ia tertawa. Aku juga. Sungguh sebuah omong kosong.
Ucapanku tidak bermakna apa-apa dari awal hingga
akhir. Tapi aku mengakui bahwa aku agak meremehkan
perempuan pirang muda itu, dan pada saat itu berasumsi
aku bisa memuaskannya dengan beberapa kata-kata
kosong. Ia mengambil telepon dari tas tangannya, menunjukkannya kepadaku dan berkata, "Anda tidak
keberatan jika kami merekam wawancara ini, "kan?"
"Tidak jika Anda pun tidak keberatan," kataku, sambil
mengeluarkan teleponku sendiri dan memberikannya
ke Sawatzki. Aku tidak tahu cara merekam seluruh
percakapan dengan benda itu. Sawatzki bertindak
dengan cerdas, seolah-olah ia memiliki sebuah ide
yang sangat bagus. Aku memutuskan untuk memujinya
lagi ketika kesempatan itu muncul. Seorang pelayan
menghampiri meja dan mengambil pesanan kami,
kemudian menghilang. "Nah?" aku bertanya. "Apa yang ingin Anda ketahui?"
"Bagaimana dengan nama Anda?"
279 TIMUR VERMES "Hitler, Adolf," kataku, dan jawabanku cukup membuat kening Sensenbrink mengeluarkan butiran-butiran
keringat. Seolah-olah aku tidak pernah memperkenalkan
namaku sebelumnya. "Maksud saya, tentu saja, nama asli Anda," katanya
dengan sengaja. "Nona muda yang terhormat," kataku, mencondongkan badanku dan tertawa. "Seperti yang mungkin telah
kau baca, beberapa waktu lalu aku memutuskan untuk
menjadi seorang politikus. Seberapa bodohnya seorang
politikus yang memberikan sebuah nama palsu kepada
Volk-nya" Bagaimana orang bisa memilihnya dalam hal
ini?" Kerutan kening jengkel muncul di wajahnya. "Tepat
sekali. Jadi mengapa Anda tidak mengatakan kepada
rakyat Jerman siapa nama Anda sesungguhnya?"
"Tapi aku sedang melakukannya," aku mengeluh. Ini
sangat melelahkan. Terutama ketika malam sebelumnya
hingga larut aku menonton dengan penuh minat sebuah dokumenter yang mengumbar omong kosong
tentang senjata-senjata ajaibku sendiri. Sepotong
omong kosong yang sangat menghibur, yang secara
umum tiba pada kesimpulan bahwa tiap-tiap senjata ini
memenangkan perang untuk kami jika aku sendiri tidak
terus menghancurkan peluang-peluang kami. Betapa
luar biasa apa yang diimpikan oleh para pengkhayal
sejarah ini tanpa membiarkan fakta berbicara sendiri.
Sulit untuk menerima pemikiran tentang hal itu meski
pengetahuan seseorang tentang orang-orang penting,
seperti Charlemagne, Otto I, atau Arminius, benarbenar telah diwariskan oleh beberapa sejarawan yang
280 HITLER BANGKIT LAGI merasa dirinya terpanggil untuk pekerjaan ini.
"Kalau begitu, apakah Anda berkenan menunjukkan
paspor Anda pada kami?" tanya perempuan muda itu.
"Atau kartu identitas Anda?"
Dari sudut mataku, aku melihat Sensenbrink seolah
mengatakan sesuatu. Kemungkinannya itu adalah
omong kosong. Orang tidak pernah tahu kapan dan
mengapa orang-orang seperti itu mulai berbicara; sering
mereka hanya membuka mulut karena mereka sadar
mereka belum berkata apa pun, atau karena mereka
khawatir seandainya mereka tetap diam mereka akan
dianggap tidak penting. Perilaku ini harus dihentikan
dengan segala cara yang tersedia.
"Apakah kau minta semua orang yang kau wawancara
untuk menunjukkan paspor mereka?"
"Hanya mereka yang mengklaim bernama Adolf
Hitler." "Berapa banyak itu?"
"Saya senang mengatakan bahwa Andalah yang
pertama." "Kau masih muda dan mungkin tidak mendapatkan
informasi yang benar," kataku, "tetapi sepanjang hidup,
aku selalu menolak perlakuan khusus. Dan aku tidak
punya niat untuk mengubahnya sekarang. Aku makan
dari dapur yang sama dengan para prajurit lain."
Ia tidak mengatakan apa pun untuk sementara, memikirkan sebuah pendekatan yang berbeda.
"Di televisi Anda berbicara tentang topik-topik yang
sangat kontroversial."
"Aku berbicara tentang kebenaran," kataku. "Dan aku
mengatakan apa yang dirasakan orang biasa. Apa yang
281 TIMUR VERMES akan dia katakan seandainya berada dalam posisiku."
"Apakah Anda seorang Nazi?"
Ini agak menjengkelkan. "Pertanyaan macam apa itu"
Tentu saja!" Ia bersandar. Kemungkinannya ia tidak biasa berbicara dengan orang yang tidak takut mengungkapkan
pikirannya. Mengagumkan betapa tetap tenangnya
Sawatzki, terutama dibandingkan Sensenbrink yang kini
berkeringat hampir secara memalukan.
"Apakah benar Anda mengagumi Adolf Hitler?"
"Hanya di cermin di pagi hari," aku bercanda, tapi ia
dengan tak sabar mengabaikan ini.
"Oke. Mari kita ungkapkan dengan lebih tepat:
Apakah Anda mengagumi berbagai pencapaian Adolf
Hitler?" "Apakah Anda mengagumi pencapaian Ute Kassler?"
"Kita tidak akan sampai ke mana pun," katanya
dengan marah. "Dengar, saya belum mati, bukan?"
"Kau mungkin menyesal mendengar ini," kataku,
"Tapi aku juga belum."
Ia mengerutkan bibirnya. Pelayan kembali dan
meletakkan minuman. Frau Kassler menyesap kopi.
Kemudian ia mencoba taktik baru.
"Apakah Anda menyangkal perbuatan-perbuatan
kaum Nazi?" "Sebaliknya. Akulah yang pertama menunjukkan pada
perbuatan-perbuatan itu"aku tidak pernah bosan."
Ia memutar bola matanya. "Tapi Anda mengutuk
perbuatan-perbuatan itu juga?"
"Betapa gilanya itu" Aku tidak segila para anggota
parlemen kita," aku menyeringai. "Inilah hal yang
282 HITLER BANGKIT LAGI menakjubkan pada negara F"hrer. Bukan hanya ada
orang yang bertanggung jawab sebelum dan selama ia
berlangsung, tapi setelahnya juga."
"Juga untuk enam juta orang Yahudi yang mati?"
"Terutama untuk mereka! Aku tentu saja tidak
menghitung." Sebuah percikan suka cita berkilat di matanya,
hingga aku mengatakan, "Tapi nyaris tak ada yang baru!
Jika aku memahami dengan benar, bahkan pers para
pemenang pun tidak membantah pencapaianku karena
telah membasmi parasit ini dari bumi."
Matanya berkilat ke arahku.
"Dan belakangan ini Anda membuat lelucon tentang
hal itu di televisi," ia mengejek.
"Itu hal baru untukku," kataku dengan serius. "Orangorang Yahudi bukan bahan tertawaan."
Ia mengambil napas dalam-dalam dan bersandar
sekali lagi. Setelah satu tegukan besar pada kopinya, ia
berusaha lagi. "Apa yang Anda lakukan ketika tidak syuting" Apa
yang Anda lakukan pada waktu senggang Anda?"
"Aku banyak membaca," kataku. "Dalam banyak hal,
Internetwork ini sangat menyenangkan. Dan aku suka
menggambar." "Biar saya tebak," katanya. "Bangunan, jembatan, halhal semacam itu?"
"Tentu saja. Aku sangat menggemari arsitektur...."
"Ya, saya telah mendengar itu juga," ia mendesah.
"Beberapa karyamu masih berdiri di Nuremberg."
"Masih" Betapa menyenangkan," kataku. "Aku melakukan bagianku, tapi keagungan yang sebenarnya
283 TIMUR VERMES adalah milik Albert Speer."
"Mari berhenti di sini," katanya dengan dingin. "Kita
tidak akan mendapat apa-apa. Saya tidak punya kesan
bahwa Anda ke sini hari ini dengan pikiran yang sangat
kooperatif." "Aku tidak ingat bahwa negosiasi kita sebelum
pertemuan ini memasukkan sebuah protokol rahasia."
Ia memberi tanda kepada pelayan untuk meminta
tagihan, kemudian menoleh pada fotografernya. "Perlu
gambar lagi?" Fotografer itu menggeleng. Dia berdiri
dan berkata, "Anda akan membaca tentang ini."
Aku juga berdiri, dan Sawatzki si Pemesan Hotel
serta Sensenbrink mengikutiku. Keadaan lingkunganlah
yang membentuk manusia. Makhluk muda yang malang
itu tidak bisa mencegah bahwa dirinya telah tumbuh di
sebuah dunia yang berantakan.


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku sangat menantikannya," kataku.
"Nantikan sesukamu," ia berkata sambil pergi.
Sensenbrink, Sawatzki, dan aku duduk. "Jadi... itu
sebuah wawancara yang sangat pendek," kata Sawatzki
dengan gembira, sembari mengisi cangkirnya. "Tak ada
alasan untuk membuang-buang kopi ini, teman-teman.
Mereka membuat kopi yang sangat enak di sini."
"Ya ampun," Sensenbrink resah, "Mereka berdua
pergi dengan tangan hampa."
"Lagi pula mereka akan menulis apa yang mereka
inginkan," kataku. "Yang aku ingin mereka lakukan
adalah tidak mengganggu Fr"ulein Kr"meier."
"Bagaimana keadaannya?" Sawatzki bertanya dengan
penuh perhatian. "Seperti penduduk sipil Reich: Semakin banyak
284 HITLER BANGKIT LAGI musuh menjatuhkan bom keji mereka, perlawanan
menjadi semakin fanatik. Seorang gadis yang hebat."
Sawatzki mengangguk, dan untuk sesaat tampak
seolah matanya bersinar sedikit terlalu terang. Tapi,
mungkin aku keliru. 285 Dua Puluh Tiga ang menjadi masalah dengan para anggota
parlemen ini adalah bahwa mereka benar-benar
tidak memahami sesuatu pun. Maksudku, ya Tuhan,
memangnya untuk aku melancarkan perang" Bukan
karena aku senang perang! Aku benci perang. Jika
Bormann masih berada di sini kau bisa bertanya
padanya; ia akan langsung mendukungku. Ini adalah
urusan yang mengerikan dan seandainya ada seorang
kandidat yang lebih baik untuk pekerjaan ini aku akan
senang menyerahkan tugas ini kepadanya. Nah, aku
tidak harus menyibukkan diriku sendiri dengan hal itu
saat ini, tidak dalam jangka pendek, tapi dalam jangka
menengah dan lebih panjang aku perkirakan tanggung
jawab akan sekali lagi jatuh padaku. Siapa lagi yang akan
melakukannya" Sungguh, siapa lagi yang mau melakukan
hal semacam ini" Tanyakan pada anggota parlemen
mana pun hari ini dan ia akan mengatakan padamu
terang-terangan bahwa perang tidak lagi diperlukan. Itu
adalah argumen yang juga dijajakan orang-orang saat
286 HITLER BANGKIT LAGI itu, dan sama omong kosongnya seperti saat ini. Planet
kita tidak bertambah besar, itu tak bisa diperdebatkan.
Tapi jumlah orang yang tinggal di dalamnya bertambah.
Dan jika sumber alam dunia menjadi terlalu langka bagi
populasi global, ras mana yang akan menguasainya"
Yang paling baik hati"
Tidak, yang paling kuat. Dan untuk alasan ini aku
melakukan yang terbaik demi memperkuat ras Jerman.
Dan untuk menghentikan orang-orang Rusia sebelum
mereka melindas kita. Pada saat terakhir, atau begitulah
menurutku. Bagaimanapun juga, saat itu ada 2,3 miliar
orang hidup di muka bumi. Dua koma tiga miliar!
Tak ada yang mungkin bisa membayangkan bahwa
angka ini akan berkembang tiga kali lipat. Tapi"dan
inilah poin kuncinya"orang perlu menarik kesimpulan
yang benar dari statistik ini. Dan kesimpulan yang benar
bukanlah bahwa, karena sekarang ada tujuh miliar
orang, maka semua usahaku dulu menjadi tidak penting.
Kesimpulan yang benar adalah: Jika aku benar di masamasa itu, maka aku tiga kali lebih benar di masa kini. Ini
adalah aritmatika sederhana, seperti yang bisa dikatakan
para murid padamu. Sejak aku kembali, masalah tersebut sekali lagi
terlihat dengan sangat jelas. Mengapa sekarang ada
tujuh miliar orang hidup di muka bumi" Karena
aku melancarkan perang, yang sepenuhnya"untuk
menggunakan kata buatan baru ini"berkelanjutan. Jika
semua orang ini bereproduksi, kita kini akan berada
di angka delapan miliar. Dan tidak diragukan bahwa
sebagian besar dari mereka adalah orang-orang Rusia,
yang akan menyerbu negara kita, memanen buah-buah
287 TIMUR VERMES kita, mencuri ternak-ternak kita, memperbudak para
lelaki kita yang bugar untuk tenaga kerja dan membantai
sisanya, dengan demikian mereka bebas menyiksa para
perempuan muda kita yang tak berdosa dengan tangantangan kotor mereka. Karena itu, takdir pertama-tama
membebaniku dengan tugas memusnahkan kelebihan
populasi Bolshevik. Dan selanjutnya, tugasku adalah
menyelesaikan misi ini. Selingan ini perlu untuk
menyimpan kekuatanku selama berdekade-dekade itu,
dan kini kekuatan itu diperlukan untuk memahami
hasil akhir perang tersebut. Yaitu: perselisihan di antara
Sekutu; runtuhnya Uni Soviet; hilangnya wilayah Rusia;
dan tentu saja rekonsiliasi dengan sekutu terdekat kita,
Inggris, sehingga satu hari di masa mendatang kita bisa
bertindak sebagai satu kesatuan. Tetap menjadi sebuah
misteri bagiku mengapa hubungan ini tidak pernah
berhasil. Berapa banyak lagi bom yang harus kita
jatuhkan ke kota-kota mereka sebelum mereka sadar
bahwa mereka adalah teman kita"
Namun, melihat angka-angka yang lebih baru, sulit
memahami mengapa orang membutuhkan Inggris.
Pulau sakit itu nyaris bukan kekuatan dunia lagi. Baiklah,
tidak semua pertanyaan bisa dijawab sekaligus. Namun,
momen terakhir untuk mengambil langkah-langkah
drastis perlahan mulai menjelang. Dan untuk alasan ini,
aku khawatir melihat keadaan apa yang disebut pasukan
nasionalis negeri ini. Pertama-tama aku berasumsi bahwa kurang lebih
diriku sendirian. Tapi takdir telah menyediakan satu
atau dua sekutu. Tapi fakta bahwa butuh waktu berbulanbulan bagiku untuk mengetahui bahwa seseorang me288
HITLER BANGKIT LAGI rasa terpanggil untuk melanjutkan pekerjaan N.S.D.A.P.
adalah bukti ketidakcakapan mereka. Aku begitu jijik
dengan upaya-upaya menyedihkan mereka untuk melakukan propaganda di mana aku melibatkan layanan
Asisten Sutradara Bronner, bersama dengan seorang
juru kamera, dan pergi ke Berlin-K"penick, rumah
bagi yang terbesar di antara asosiasi-asosiasi ini yang
bernama N.P.D. Dan, harus aku katakan, aku segera
hampir merasa mual. Aku mengakui bahwa Brown House di Munich tidak
benar-benar mengguncang dunia, tapi setidaknya ia
serius dan representatif. Atau gedung pemerintahan Paul
Troost, yang jaraknya selemparan batu"yang segera
memancingku untuk bergabung dengan partai mana
pun dalam sekejap. Tapi tempat sampah yang tertutup
salju di Berlin"K"penick" Ini sebuah aib.
Di sana berdiri sebuah gubuk yang menyedihkan,
membeku di celah antara dua blok rumah petak, seperti
kaki seorang anak di dalam sandal ayahnya yang terlalu
besar. Bahkan bangunan itu tampak putus asa kelebihan
beban, yang barangkali dikarenakan beberapa orang
tolol yang memiliki ide hebat dengan memberi gubuk
itu nama yang mengerikan dan memasang huruf-huruf
besar yang sangat jelek di depan rumah: "Rumah Carl
Arthur B"hring". Ini sama seperti ban mandi anak-anak
yang diberi nama "Duke of Friedland". Pada papan nama
dekat bel pintu tertulis MARKAS PARTAI N.P.P., begitu
kecil sehingga mengeluarkan aroma pengecut di hadapan
musuh. Bukan main"persis seperti era Weimar; sekali lagi prinsip rasial, masalah nasional, sedang dipermalukan, didevaluasi, dijadikan sasaran ejeken
289 TIMUR VERMES oleh sekelompok orang bodoh. Dalam kemarahan, aku
menekan bel, dan ketika tidak ada reaksi langsung, aku
menggedornya beberapa kali dengan tinjuku. Pintu terbuka.
"Ada yang bisa aku bantu?" tanya seorang lelaki
remaja berjerawat dengan ekspresi bingung.
"Bagaimana menurutmu?" aku berkata dengan dingin.
"Apakah Anda sudah mendapat izin untuk membuat
film?" "Rengekan mengerikan macam apa itu?" Aku berteriak padanya. "Sejak kapan sebuah gerakan nasional
bersembunyi di balik tipuan-tipuan model selatan yang
licin seperti ini?" aku membuka paksa pintu itu lebarlebar. "Minggir dari jalanku, nak! Kau aib bagi Volk
Jerman! Di mana atasanmu?"
"Aku, emm... tunggu sebentar, aku akan mencari dan
memanggil seseorang."
Anak muda itu menghilang, meninggalkan kami di
semacam ruang tamu. Aku melihat sekeliling. Tempat
ini bisa jadi lebih baik jika dicat dan berbau asap basi.
Beberapa program partai tertera di sana, menampilkan
slogan-slogan idiot. "Injak gas" demikian bunyi salah
satunya dalam tanda kutip, seolah-olah orang bahkan
didorong melakukan kebalikannya. Satu gambar tempel
bertulis: "Jutaan orang asing telah menghabiskan
miliaran uang kita". Tentu saja gambar tempel itu gagal
menyebutkan siapa yang kemudian akan memproduksi
peluru-peluru dan granat-granat untuk pasukan kita,
atau siapa yang seharusnya mengosongkan bunkerbunker untuk para tentara di medan pertempuran.
Bagaimanapun juga, yang akan melakukan itu semua
290 HITLER BANGKIT LAGI bukanlah remaja yang tadi aku lihat; ia akan sama tidak
bergunanya dengan sebuah sekop ketika ia ada di medan
pertempuran. Belum pernah aku merasa begitu malu dengan
sebuah partai nasionalis. Aku harus menguatkan diri
di depan kamera saat memfilmkan semua ini, untuk
mencegah air mata kemarahanku menggenang di kedua
mataku. Ulrich Graf tidak akan menerima sebelas
peluru di tubuhnya untuk orang-orang bodoh seperti
ini; von Scheubner-Richter tidak akan roboh karena
tembakan polisi Munich supaya para bajing di tempat
sampah kumuh ini bisa mengeksploitasi darah para pria
yang hebat. Aku mendengar remaja yang bingung itu
berbicara terbata-bata lewat telepon di pintu sebelah.
Kamera merekam segalanya, semua ketidakmampuan
ini. Sebuah pengalaman yang pahit, tapi tak ada yang
bisa dilakukan kecuali membersihkan pelimbahan ini
sekali dan untuk selamanya. Akhirnya aku tidak tahan
lagi; mendidih karena marah, aku berjalan dengan tegak
ke ruangan sebelah. "...Yeah, aku akan mengusirnya, tapi entah bagaimana... Ia mirip sekali Adolf Hitler, ia mengenakan
seragam..." Aku merampas gagang telepon dari tangan si bodoh
itu dan berteriak di telepon, "Orang payah mana yang
bertanggung jawab atas bangunan ini?"
Mengagumkan melihat betapa dengan tangkas Asisten
Sutradara Bronner berusaha menyelinap di sekitar meja
dan dengan kegembiraan tanpa malu menekan sebuah
tombol di telepon. Kini, berkat sebuah pengeras suara di
perangkat itu, orang di seluruh ruangan bisa mendengar
291 TIMUR VERMES dengan sempurna jawaban-jawaban dari telepon.
"Tolong, izinkan aku..." pengeras suara itu berkata.
"Jika aku mengizinkan sesuatu di sini, kau akan
mengetahuinya," aku berteriak. "Mengapa tidak ada
penyelia di kantor ini" Mengapa anak kecil bermata
empat ini yang menjaga benteng" Datang ke sini segera
dan melaporlah sendiri!"
"Siapa ini?" pengeras suara berkata. "Apakah kau
orang gila dari YouTube?"
Aku mengakui bahwa berbagai peristiwa baru-baru
ini mungkin tidak mudah dipahami orang di jalanan.
Tapi kita perlu menerapkan standar yang berbeda dalam
hal ini. Siapa pun yang berharap untuk memimpin sebuah
pergerakan nasional harus mampu bereaksi terhadap
perubahan takdir yang paling tidak diperkirakan. Dan
ketika takdir datang mengetuk pintunya, ia tidak boleh
bertanya, "Apakah kau orang gila dari YouTube?"
"Benar," kataku. "Aku berasumsi bahwa kau belum
pernah membaca bukuku."
"No comment," pengeras suara itu berkata. "Dan sekarang kau pergi meninggalkan kantor atau aku akan
menyuruhmu diusir." Aku tertawa. "Aku berbaris memasuki Prancis," kataku. "Aku
berderap ke Polandia. Aku bergerak ke Belanda dan
ke Belgia. Aku mengepung ratusan ribu orang Rusia
bahkan sebelum mereka sempat melakukan persiapan.
Dan kini aku mendapati diriku di tempat yang kau sebut
kantor. Jika kau punya sedikit saja simpati untuk tujuan
nasionalis ini maka kau akan datang ke sini segera dan
menjelaskan mengapa kau membuang-buang warisan
292 HITLER BANGKIT LAGI ras kita yang agung."
"Aku akan..." "Kau akan mengusir paksa sang F"hrer Reich Jerman
Raya, begitu?" aku bertanya dengan ketenangan yang
hebat. "Tapi kau bukan sang F"hrer."
Untuk alasan-alasan yang tidak kupahami sepenuhnya, Asisten Sutradara Bronner mengepalkan tinjunya
sesaat dan memberikan seringai yang sangat lebar.
"Yang aku maksud, tentu saja, adalah: Hitler," pengeras suara itu terbata-bata. "Kau bukan Hitler."
"Aku paham, aku paham," kataku dengan tenang,
sangat tenang, begitu tenang sehingga Bormann akan
membagi-bagikan helm pelindung. "Tapi jika," aku
melanjutkan dengan sopan. "Tapi jika aku memang
dia, maka bisakah aku mendapat kehormatan dengan
bisa mengandalkan kesetiaan tanpa syaratmu dan
dukunganmu terhadap pergerakan Sosialis Nasional?"
"Aku..." "Aku berharap melihat Pemimpin Reich yang pantas.
Saat ini juga! "Pada saat ini dia..."


Hitler Bangkit Lagi Look Whos Back Karya Timur Vermes di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku punya waktu," kataku kepadanya. "Tiap kali aku
melihat buku agendaku aku melihat bahwa aku memiliki
banyak sekali waktu." Aku menutup telepon.
Remaja itu memberiku pandangan sangat kebingungan.
"Kau tidak sedang serius, "kan?" tanya juru kamera
yang tampak cemas. "Maaf?" "Aku tidak punya banyak waktu, teman. Aku selesai
293 TIMUR VERMES jam empat." "Tak masalah, tak masalah," Bronner menenangkannya. "Jika perlu, kita akan mendapatkan seorang pengganti. Kita akan mendapat material yang hebat di sini!"
Ia mengambil telepon selulernya dari kantongnya dan
mulai membuat beberapa pengaturan.
Aku duduk di salah satu kursi kosong. "Kau punya
literatur yang bisa kubaca?" aku bertanya pada remaja
itu. "Er... Aku akan cari, Herr..."
"Namaku Hitler," kataku dengan bijaksana. "Aku
harus katakan, terakhir kali aku harus berusaha sedemikian rupa untuk memperkenalkan diri adalah di
sebuah penatu Turki. Aku katakan, apakah kau punya
hubungan dengan orang-orang Anatolia ini?"
"Tidak, hanya saja"kami..." remaja itu bergumam.
"Dengar. Aku tidak melihat masa depan yang cerah
untukmu di dalam partai ini!"
Telepon berdering, mengganggu remaja itu mencari
bahan bacaan. Ia mengangkat telepon dan menguatkan
diri. "Ya," ia berkata kepada telepon. "Ya, dia masih di
sini." Kemudian ia menoleh kepadaku. "Ini ketua partai
nasional, untukmu." "Aku tidak punya waktu untuk bicara. Waktu untuk
percakapan telepon telah usai. Aku ingin bertemu
orangnya secara langsung."
Remaja kurus itu tampak bermandikan keringat.
Dia bukan lulusan salah satu sekolah asrama yang kami
dirikan, dan si rumput ini juga tidak pernah dekat-dekat
lapangan latihan militer; bahkan olahraga pun tampaknya
294 HITLER BANGKIT LAGI tak pernah menyentuhnya. Bahkan seorang bodoh pun
akan merasa sulit untuk memahami mengapa orang
buangan rasial seperti ini tidak disaring keluar dalam
proses penerimaan partai. Remaja itu membisikkan
sesuatu di telepon, dan kemudian menutupnya.
"Ketua meminta kesabaran Anda?" kata remaja itu.
"Ia akan berada di sini sesegera yang ia bisa"Ini untuk
MyTV, bukan?" "Ini untuk Jerman," aku mengoreksinya.
"Untuk sementara waktu, bolehkah aku menawari
Anda minum?" "Untuk sementara waktu, kau boleh duduk," aku
berkata, sambil menatapnya dengan prihatin. "Apakah
kau berolahraga?" "Aku lebih suka tidak..." katanya. "Dan ketua akan
segera tiba di sini tak lama lagi?"
"Hentikan rintihan itu," kataku. "Tangkas seperti
seekor greyhound, tangguh seperti kulit, keras seperti
baja. Ingat?" Ia memberikan anggukan ragu-ragu.
"Jadi tidak semuanya hilang," kataku, dengan agak
sabar. "Kau mungkin takut bicara. Tapi yang perlu
kau lakukan adalah menggunakan kepalamu. Tangkas
seperti greyhound, tangguh seperti kulit, keras seperti
baja"akankah kau mengatakan bahwa ini adalah kualitas yang menguntungkan jika orang sedang mengejar
sebuah tujuan besar?"
"Aku akan bilang kualitas-kualitas itu tidak akan
berbahaya?" katanya hati-hati.
"Nah," aku bertanya. "Apakah kau setangkas greyhound" Apakah kau sekeras baja?"
295 TIMUR VERMES "Aku..." "Tidak, kau bukan seperti itu. Kau selambat siput,
serentan tulang lelaki tua, dan selembut mentega. Di
belakang garis pertempuran yang katanya kau bela, para
perempuan dan anak-anak harus dievakuasi segera.
Lain kali kita ketemu, bentuk tubuhmu harus lebih baik!
Bubar." Ia berjalan dengan malu-malu.
"Dan berhenti merokok," aku berteriak kepadanya.
"Kau bau seperti ham murahan!"
Aku mengambil salah satu brosur amatir, tapi tidak
sempat membacanya. "Kita tak lagi sendirian," kata Bronner, mengintip ke
luar jendela. "Eh?" kata si juru kamera.
"Hanya Tuhan yang tahu siapa yang memberi tahu
mereka, tapi ada serombongan kru TV di luar sana."
"Aku yakin itu polisi," si juru kamera itu mendugaduga. "Itu sebabnya mereka tidak mengusir kita keluar.
Kau tidak kelihatan seperti seorang Nazi yang baik
jika kau mengusir sang F"hrer ketika kamera sedang
merekam." "Tapi ia bukan F"hrer," Bronner merenung.
"Tidak untuk saat ini," aku mengoreksinya dengan
keras. "Tugas pertama adalah menyatukan pergerakan
nasional dan menyingkirkan orang-orang bodoh berbahaya ini. Dan di sini," aku berkata, menatap pada
remaja itu, "kita berada di dalam sebuah sarang orangorang bodoh yang sangat berbahaya."
"Ooh, sekarang seseorang datang ke sini, temanteman!" kata Bronner. "Aku rasa ini orang penting."
296 HITLER BANGKIT LAGI Pintu terbuka dan sosok bertampang pengecut masuk.
"Betapa menyenangkan," katanya, dengan napas tersengal-sengal, dan mengulurkan tangan gemuknya
padaku. "Herr Hitler. Nama saya Apfel, Holger Apfel.
Ketua Federal Partai Demokratik Nasional Jerman. Saya
menyaksikan acara-acara Anda dengan penuh minat."
Aku memperhatikan sosok aneh ini dari atas ke
bawah. Berlin yang habis dibom saja tidak menyajikan
gambaran yang lebih menyedihkan. Suaranya terdengar
seolah-olah ia terus-menerus mengunyah sebuah
gulungan salami, dan ia kelihatan seperti itu juga. Aku
mengabaikan tangannya dan bertanya, "Bisakah kau
memberi salut kepadaku seperti seorang Jerman yang
tulus?" Ia memberikanku pandangan yang bingung, seperti
seekor anjing yang diberi dua perintah sekaligus.
"Duduklah," aku menyuruhnya. "Kita perlu bicara."
Terengah-engah, ia tenggelam di kursi di hadapanku.
"Jadi," kataku, "Kau mewakili tujuan nasional di sini,
bukan?" "Saya harus melakukan itu," katanya dengan setengah
tersenyum. "Maksud saya, sudah lama sejak Anda mengurus segalanya."
"Aku harus mengelola waktuku dengan hati-hati,"
kataku dengan kasar. "Pertanyaannya adalah: Apakah
yang telah kau lakukan sementara ini?"
"Saya rasa kami tidak perlu menyembunyikan pencapaian-pencapaian kami," katanya. "Sekarang kami
mewakili orang-orang Jerman di Mecklenburg-Western
Pomerania dan Saxony, serta kamerad-kamerad kami
di..." 297 TIMUR VERMES "Siapa?" "Kamerad-kamerad kami."
"Kami menyebut mereka saudara sesama Jerman,"
kataku. "Seorang kamerad adalah seseorang yang
bahu-membahu dengan kita bertempur dalam paritparit perlindungan. Selain dari diriku sendiri, aku tak
melihat siapa pun di sini yang pantas disebut begitu.
Menurutmu?" "Bagi kami kaum Demokrat Nasional..."
"Demokrasi Nasional?" aku mengejek. "Memangnya
apa itu" Kebijakan Sosialis Nasional menuntut sebuah
konsep demokrasi yang tidak butuh namanya disebut.
Ketika sang F"hrer ditunjuk, demokrasi akan berakhir,
tapi kau masih berkeliaran dengan kata itu dalam
namamu! Betapa orang bisa jadi sangat bodoh?"
"Sebagai orang-orang Demokrat Nasional kami tentu
saja secara penuh berkomitmen terhadap konstitusi..."
"Kau tampaknya tidak pernah berada di S.S.," kataku,
"tapi pernahkah kau setidaknya membaca bukuku?"
Ia terlihat sedikit ragu-ragu, kemudian berkata,
"Baiklah, aku rasa kau harus membaca sebanyak
mungkin, dan meskipun buku itu tidak mudah dijumpai
di Jerman..." "Apa itu artinya" Apakah kau sedang minta maaf
karena telah membaca bukuku" Atau karena tidak melakukan itu" Atau karena tidak memahami itu?"
"Ayolah, ini sudah terlalu jauh. Bisakah kita matikan
kameranya sebentar?"
"Tidak," kataku dengan dingin. "Kau telah membuang-buang waktu terlalu banyak. Kau seorang
penipu yang berusaha untuk memasak sup di atas bara
298 HITLER BANGKIT LAGI nasionalisme Jerman Raya dan kecintaan pada negeri
sendiri yang terabaikan, tapi setiap kata yang keluar dari
mulutmu yang tidak cakap memundurkan pergerakan
ini ke berpuluh-puluh tahun lalu. Tidak akan menjadi
kejutan bagiku jika pada akhirnya kau tidak lebih dari
sekadar pondokan untuk para pengkhianat nasional,
yang disusupi oleh kaum Bolshevik."
Ia berusaha untuk bersandar sembari memberiku
senyuman keunggulan, tapi aku tak membiarkan lelaki
ini lolos dengan mudah. "Di mana," aku berkata dingin, "dalam "brosur"-mu
ada disebutkan gagasan tentang ras" Pemikiran tentang
kemurnian darah dan ras Jerman?"
"Dengar, baru-baru ini aku menekankan bahwa
Jerman seharusnya untuk..."
"Jerman"! "Jerman" yang ini adalah sebuah negara
kurcaci dibandingkan negara yang aku dirikan," aku
menggelegar. "Dan bahkan Reich Jerman Raya masih
terlalu kecil untuk populasinya. Kita perlu lebih banyak
daripada Jerman. Bagaimana kita bisa mencapainya?"
"Kami, er... kami berdebat tentang, er... legitimasi
berbagai perjanjian mengenai pengakuan perbatasan,
yang diterapkan kepada kita oleh kekuatan-kekuatan
pemenang..." Aku tak bisa menahan tawaku, meskipun aku akui
pada kalian bahwa itu adalah tawa keputusasaan. Pria
ini adalah sebuah lelucon, tak lebih. Seorang idiot tanpa
harapan yang memimpin asosiasi nasional terbesar di
tanah Jerman. Aku mencondongkan badan ke depan
The Devil In Black Jeans 3 Love Me Twice Gebetan Lama Rasa Baru Karya Billy Homario The Proposal 3

Cari Blog Ini