Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery Bagian 5
"Aku tidak bisa. Saat aku masuk ke rumah di sana satu jam yang lalu,
aku merasa bahwa ini Pasti suatu mimpi bahwa Dick seharusnya ada di
sana, dengan senyumnya yang kekanak-kanakan, seperti dirinya selama
ini. Anne, sepertinya akumasih terkesima. Aku tidak senang atau menyesal
atau merasakan Apapun. Aku merasa jika sesuatu tiba-tiba direnggut dari
hidupku dan meninggalkan sebuah lubang yang mengerikan. Aku merasa
jika aku tidak bisa menjadi diriku sepertinya aku harus berubah menjadi
orang lain dan tidak bisa terbiasa dengan hal itu. Ini semua membuatku
sangat kesepian, terkejut, dan tak berdaya.
"Sungguh senang bisa melihatmu lagi sepertinya kau adalah jangkar
bagi jiwaku yang mengambang. Oh, Anne, aku ngeri akan itu semua gosip
serta bayangan dan pertanyaan orang. Saat aku memikirkannya, aku
berharap agar aku tidak sama sekali tidak harus pulang.
"Dr. Dave ada di stasiun saat aku turun dari kereta dia mengantarku
pulang. Lelaki tua yang malang, dia merasa sangat menyesal karena
bertahun-tahun yang lalu dia berkata kepadaku jika tidak ada yang bisa
dilakukan terhadap Dick. "Sejujurnya aku berpikir begitu, Leslie," dia
berkata padaku hari ini. "Tapi, seharusnya aku berkata padamu agar tidak
bergantung pada pendapatku semata seharusnya aku menyuruhmu pergi
menemui seorang dokter spesialis. Jika aku melakukannya, kau mungkin
tidak akan mengalami bertahun-tahun dalam penderitaan, dan George
Moore yang malang pun tidak akan tersia-sia begitu. Aku sangat
menyalahkan diriku sendiri, Leslie." Aku berkata kepadanya agar tidak
227 usah berpikir begitu dia telah melakukan apa yang menurutnya benar. Dia
selalu sangat baik kepadaku aku tidak tahan melihatnya mengkhawatirkan
itu." "Dan Dick George, maksudku" Apakah ingatannya kembali
sepenuhnya?" "Hampir. Tentu saja, ada banyak sekali detail yang belum bisa dia ingat
tapi hari demi hari, dia semakin bisa mengingat. Dia menyimpan uang dan
jam tangan Dick; dia bermaksud untuk membawanya pulang kepadaku,
bersama suratku. Dia mengakui telah pergi ke sebuah tempat peristirahatan
para kelasi dan dia ingat telah minum-minum dan tidak ada lagi yang dia
ingat setelah itu. "Anne, aku tidak akan pernah melupakan saat dia mengingat namanya
sendiri. Aku melihatnya menatapku dengan ekspresi yang cerdas namun
kebingungan. Aku bertanya, "Apakah kau mengenalku, Dick?" Dia
menjawab, "Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Siapa dirimu" Dan
namaku bukan Dick. Aku George Moore, dan Dick sudah meninggal
karena demam kuning kemarin! Di mana aku" Apa yang terjadi padaku?"
Aku aku pingsan, Anne. Dan sejak saat itu, aku merasa bagaikan sedang
bermimpi." "Kau akan segera bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang baru,
Leslie. Dan kau masih muda kehidupan terbentang lebar di hadapanmu
kau akan mengalami banyak tahun bahagia."
"Mungkin aku akan bisa melihat dengan cara pandang seperti itu
setelah beberapa saat, Anne. Saat ini, aku masih merasa terlalu lelah dan
tidak tertarik untuk memikirkan masa depan. Aku aku Anne, aku kesepian.
Aku merindukan Dick. Bukankah itu sangat ganjil" Apakah kau tahu, aku
benar-benar menyayangi Dick yang malang George, seharusnya aku
berkata begitu seperti aku menyayangi seorang anak kecil tak berdaya
yang bergantung kepadaku dalam segala hal. Aku tidak akan pernah
mengakuinya aku benar-benar malu karenanya karena, kau tahu, aku
sangat membenci dan muak kepada Dick sebelum dia pergi. Saat aku
mendengar Kapten Jim membawanya pulang, kukira aku akan merasakan
hal yang sama kepadanya. Tapi, aku tidak pernah merasa begitu meskipun
aku terus membencinya jika mengingat dirinya sebelum pergi.
"Sejak saat dia pulang, aku hanya merasakan iba-iba yang menyakiti
dan menusukku. Kupikir saat itu hanya karena kecelakaan dia jadi tak
berdaya dan berubah. Tapi sekarang, aku percaya karena sebenarnya ada
suatu kepribadian yang berbeda di dalam dirinya. Carlo tahu, Anne aku
228 tahu sekarang jika Carlo tahu. Aku selalu berpikir, sungguh aneh Carlo
tidak lagi mengenali Dick. Biasanya anjing-anjing sangat setia. Tapi, Carlo
tahu bahwa bukan tuannya yang pulang, meskipun kami semua tidak
mengetahuinya. Aku belum pernah melihat George Moore, kau tahu.
"Aku ingat sekarang jika Dick pernah menyebut-nyebut sekilas bahwa
dia memiliki seorang sepupu di Nova Scotia yang sangat mirip dengannya,
bagaikan kembar; tapi hal itu sudah menghilang dari ingatanku, dan apa
pun yang terjadi, aku tidak akan pernah berpikir bahwa hal itu penting.
Kau tahu, tak pernah terpikir olehku untuk mempertanyakan identitas
Dick. Dan perubahan dalam dirinya bagiku hanyalah hasil kecelakaannya.
"Oh, Anne, ingat malam di bulan April itu, saat Gilbert memberi tahu
aku bahwa dia berpikir Dick bisa disembuhkan! Aku tidak akan pernah
melupakannya. Aku berpikir, aku pernah menjadi tawanan dalam suatu
kerangkeng penyiksaan yang mengerikan, dan pintu itu telah terbuka
sehingga aku bisa keluar. Aku masih terantai ke kerangkeng itu, tapi aku
tidak lagi berada di dalamnya. Dan malam itu, aku merasa bagaikan
sebuah tangan yang kejam menarikku kembali ke dalam kerangkeng
kembali ke dalam penyiksaan yang jauh lebih buruk daripada yang pernah
kualami. "Aku tidak menyalahkan Gilbert. Aku merasa dia benar. Dan dia sangat
baik dia bilang, jika karena pertimbangan biaya dan ketidakpastian operasi
dan aku memutuskan untuk tidak mencobanya, dia sama sekali tidak akan
menyalahkan aku. Tapi, aku tahu bagaimana aku harus memutuskan dan
aku tidak dapat menghadapinya. Sepanjang malam aku mondar-mandir
bagaikan seorang perempuan gila, berusaha memaksa diriku untuk
menghadapinya. Aku tidak bisa, Anne kupikir aku tidak bisa dan saat pagi
merekah, aku menggeretakkan gigi dan memutuskan jika aku Tidak Akan
melakukannya. Aku akan membiarkan semuanya tetap seperti semula. Itu
memang sangat buruk, aku tahu. Mungkin saja aku akan mendapatkan
hukuman karena keburukan sikapku, jika aku menerima keputusan itu
begitu saja. Aku memikirkannya sepanjang hari.
"Siang itu, aku harus pergi ke Glen untuk berbelanja sedikit. Hari itu
Dick tenang dan mengantuk, jadi aku meninggalkannya sendirian.
Ternyata aku pergi lebih lama daripada yang kukira, dan dia merindukan
aku. Dia merasa kesepian. Dan saat aku pulang, dia berlari menyambutku
bagaikan seorang anak kecil, dengan senyum gembira di wajahnya. Entah
bagaimana, Anne, saat itu aku hanya menyerah. Senyuman di wajah
kosongnya yang mengibakan membuatku tidak tega. Aku tahu, aku harus
229 memberinya kesempatan, tak peduli apa pun konsekuensinya. Jadi, aku
datang dan memberi tahu Gilbert. Oh, Anne, kau pasti berpikir aku
menyebalkan pada minggu-minggu sebelum aku pergi. Aku tidak
bermaksud begitu tapi aku tidak bisa memikirkan hal lain selain yang
harus kulakukan, dan segalanya serta semua orang di sekelilingku
bagaikan bayangan." "Aku tahu aku mengerti, Leslie. Dan sekarang semua sudah selesai
rantai pengikatmu sudah putus tidak ada lagi kerangkeng."
"Tidak ada lagi kerangkeng," ulang Leslie sambil menerawang,
mengorek rerumputan di sekelilingnya dengan tangan-tangannya yang
ramping dan cokelat."Tapi sepertinya aku merasa tidak ada hal lain, Anne.
Kau kau ingat yang kuceritakan tentang tindakan bodohku malam itu di
pantai berpasir" Aku merasakan bahwa seseorang kadang sulit tersadar
dari ketololannya. Kadang-kadang, kupikir ada orang-orang yang memang
tolol seumur hidupnya. Dan untuk menjadi seorang tolol semacam itu
nyaris seburuk jika menjadi seekor seekor anjing yang dirantai."
"Kau akan merasa sangat berbeda setelah kau selesai merasa lelah dan
kewalahan," kata Anne, yang mengetahui suatu hal tertentu yang tidak
diketahui Leslie, tidak merasakan dirinya terpanggil untuk terlalu
bersimpati. Leslie membaringkan kepalanya yang berambut indah keemasan di
lutut Anne. "Apa pun yang terjadi, aku memilikiMU," dia berkata. "Hidup
tidak akan hampa sepenuhnya dengan teman sepertimu. Anne, tepuk-tepuk
kepalaku bagaikan aku ini gadis kecil MANJAKAN aku sedikit dan
biarkan aku menceritakan, sementara lidahku yang bandel ini sedikit
longgar, bagaimana arti dirimu dan persahabatan yang kau tawarkan
kepadaku sejak malam pertemuan kita di pantai batu karang."
230 34 KAPAL IMPIAN TIBA DIPELABUHAN Suatu pagi, saat sinar mentari keemasan yang disertai angin berembus
memenuhi udara di atas teluk dalam gelombang-gelombang cahaya, seekor
bangau yang kelelahan terbang di atas pantai Four Winds Harbor dalam
perjalanannya dari Negeri Bintang-Bintang Malam. Di bawah sayapnya,
ada sesosok makhluk mungil yang mengantuk dan matanya berbinar.
Bangau itu kelelahan; dan ia menatap berkeliling dengan letih. Ia tahu, ia
berada di suatu tempat yang sudah dekat dengan tujuannya, tetapi belum
dapat melihatnya. Mercusuar putih yang besar di atas bukit batu paras merah itu mungkin
suatu tempat yang nyaman; tetapi tidak ada bangau mana pun dalam
kondisi itu yang akan meninggalkan seorang bayi lembut di sana. Sebuah
rumah kelabu tua, dikelilingi pohon-pohon dedalu, di sebuah lembah anak
sungai yang penuh bunga bermekaran, tampak lebih menjanjikan, tetapi
231 tampaknya bukan tempat yang tepat juga. Menatap ke kehijauan yang
lebih jauh memberikan jawaban dari pertanyaannya. Karena itu, sang
bangau langsung ceria. Ia telah melihat tempat yang tepat sebuah rumah
putih kecil yang bersarang di sebuah hutan cemara yang besar dan
berbisik-bisik, dengan asap biru bergulung-gulung yang membubung dari
cerobong asap dapurnya sebuah rumah yang tampaknya tepat untuk bayibayi. Sang bangau mendesah puas, dan dengan lembut mencari tiang untuk
bertengger. Setengah jam kemudian, Gilbert berlari menyusuri lorong dan
mengetuk kamar tamu. Suara mengantuk menjawab ketukannya, dan
sesaat kemudian, wajah Marilla yang pucat dan ketakutan mengintip dari
belakang pintu. "Marilla, Anne menyuruhku untuk memberitahumu jika ada seorang
lelaki muda yang telah tiba di sini. Dia tidak membawa banyak barang
bawaan, tapi dia bermaksud untuk tinggal."
"Astaga!" seru Marilla dengan kaget. "Kau tidak bermaksud
memberitahuku, Gilbert, jika semuanya sudah selesai" Mengapa aku tidak
dipanggil?" "Anne tidak mau kami mengganggumu jika tidak diperlukan. Tidak ada
yang dipanggil hingga sekitar dua jam yang lalu. Kali ini tidak ada
"perjalanan yang berbahaya"."
"Dan dan Gilbert akankah bayi ini hidup?"
"Dia pasti akan hidup. Beratnya lima kilo dan nah, dengarkan dia.
Tidak ada yang salah dengan paru-parunya, bukan" Perawat bilang
rambutnya akan berwarna merah. Anne sangat marah kepadanya, dan aku
geli setengah mati. Itu adalah suatu hari yang menakjubkan di rumah impian kecil itu.
"Impian yang terbaik dari segalanya telah menjadi kenyataan," kata
Anne, pucat tetapi sangat puas. "Oh, Marilla, aku tidak berani
memercayainya, setelah hari mengerikan musim panas lalu itu. Hatiku
sakit sejak saat itu tapi sekarang sudah menghilang."
"Bayi ini akan menggantikan tempat Joy," kata Marilla.
"Oh, tidak, tidak, TIDAK, Marilla. Dia tidak bisa tidak ada yang bisa
menggantikannya. Bayi ini memiliki tempatnya sendiri, anak lelaki
mungilku yang tersayang ini. Tapi, Joy kecil juga memiliki tempatnya
sendiri, dan akan selalu memilikinya. Jika dia masih hidup, mungkin
umurnya sudah setahun lebih. Dia pasti sedang berjalan tertatih-tatih
berkeliling dengan kaki-kaki kecilnya dan mengocehkan beberapa kata.
232 Aku bisa melihatnya dengan jelas, Marilla.
"Oh, aku tahu sekarang jika Kapten Jim benar saat dia berkata Tuhan
akan mengatur bahwa bayiku tidak akan tampak seperti orang asing
bagiku, saat aku bertemu dengannya dalam Keabadian. Aku belajar hal Itu
setahun terakhir ini. Aku telah mengikuti perkembangannya hari demi hari
dan minggu demi minggu aku akan selalu begitu. Aku akan tahu
bagaimana dia tumbuh dari tahun ke tahun dan saat aku bertemu
dengannya lagi, aku akan mengenalnya dia tidak akan menjadi orang
asing. Oh, Marilla, LIHAT jari-jari kaki mungil yang menggemaskan ini!
Bukankah rasanya aneh melihat jari-jari ini begitu sempurna?"
"Pasti akan lebih aneh jika tidak sempurna," kata Marilla dengan tajam.
Sekarang, setelah semuanya berlalu dengan selamat, Marilla kembali
menjadi dirinya sendiri lagi.
"Oh, aku tahu tapi sepertinya jari-jari itu belum SELESAI tercipta, kau
tahu dan memang begitu, bahkan kuku-kuku mungilnya. Dan tangannya
LIHATLAH kedua tangannya, Marilla."
"Keduanya tampak sangat persis dengan tangan," Marilla mengakui.
"Lihat bagaimana dia menggenggam jariku. Aku yakin dia sudah
mengenalku. Dia menangis saat perawat membawanya pergi. Oh, Marilla
apakah kau pikir kau tidak berpikir, bukan jika rambutnya akan berwarna
merah?" "Aku tidak melihat ada rambut berwarna apa pun," kata Marilla. "Aku
tidak akan mengkhawatirkan itu, jika aku jadi dirimu, hingga rambutnya
terlihat." "Marilla, dia MEMILIKI rambut lihatlah sejumput kecil di atas
kepalanya ini. Tapi, perawat berkata matanya akan berwarna cokelat dan
keningnya persis seperti kening Gilbert."
"Dan dia memiliki telinga kecil yang paling manis, Mrs. Dr., Sayang,"
kata Susan. "Hal pertama yang kulakukan adalah memeriksa telinganya.
Rambut bisa menipu, hidung dan mata bisa berubah, dan kita tidak akan
bisa menentukan seperti apa mereka nantinya, tapi telinga adalah telinga
sejak awal hingga akhir, dan kita selalu tahu di mana posisi kita jika
memiliki telinga. Lihat saja bentuknya dan telinga itu menempel ke
kepalanya yang lucu. Kau tidak akan pernah malu dengan telinganya, Mrs.
Dr., Sayang." Pemulihan kesehatan Anne cepat dan membahagiakan. Orang-orang
datang dan memuji-muji sang bayi, bagaikan orang-orang yang
membungkuk di hadapan seorang bayi kerajaan akbar yang baru lahir,
233 lama sebelumnya, sejak Orang-Orang Bijak dari Timur berlutut untuk
menghormati Bayi Suci di dalam palungan di Bethlehem. Leslie, yang
perlahan-lahan kembali menemukan dirinya sendiri dalam kehidupannya
yang baru, membungkuk di atasnya, bagaikan sosok Madonna yang cantik
dan bermahkota keemasan. Miss Cornelia menimangnya sehati-hati ibu
mana pun di Israel. Kapten Jim memeluk makhluk kecil itu di dalam kedua
tangan besarnya yang berkulit cokelat, dan memandangnya lembut dengan
mata yang menerawang, seakan menatap anak-anak yang tidak pernah
terlahir dari benihnya. "Kalian akan memanggilnya apa?" tanya Miss Cornelia.
"Anne sudah menentukan namanya," jawab Gilbert.
"James Matthew dari nama dua lelaki terbaik yang pernah kukenal
bahkan dibandingkan denganmu sekalipun," kata Anne dengan lirikan
menggoda ke arah Gilbert.
Gilbert tersenyum. "Aku tidak pernah mengenal Matthew cukup dekat;
dia sangat pemalu, jadi kami anak-anak lelaki tidak pernah bisa berkenalan
dengannya tapi aku sepakat denganmu bahwa Kapten Jim adalah salah
satu jiwa yang paling langka dan paling baik, yang pernah Tuhan ciptakan.
Dia sangat senang mendengar fakta bahwa kami memberikan namanya
untuk anak lelaki kecil kami. Sepertinya, dia tidak memiliki seseorang
yang bernama sama." "Nah, James Matthew adalah sebuah nama yang pantas dan tidak akan
lekang dimakan zaman," kata Miss Cornelia. "Aku senang kalian tidak
membebaninya dengan suatu nama yang romantis dan berlebihan,
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sehingga dia akan malu saat sudah menjadi seorang kakek. Mrs. William
Drew di Glen menamakan bayinya Bertie Shakespeare. Kombinasi yang
ganjil, bukan" Dan aku senang kalian tidak terlalu kesulitan memilih
sebuah nama. Beberapa orang menghabiskan waktu yang sangat lama.
"Saat anak lelaki Stanley Flaggs yang pertama lahir, begitu banyak
perdebatan yang terjadi tentang siapa nama yang akan diberikan, sehingga
jiwa mungil yang malang itu tidak memiliki nama selama dua tahun.
Kemudian, seorang adik lelakinya lahir dan dia mendapatkan julukan baru
"Bayi Besar" dan "Bayi Kecil". Akhirnya, mereka dipanggil Bayi Besar
Peter dan Bayi Kecil Isaac, menurut nama dua kakeknya, dan mereka
dibaptis bersama-sama. Dan masing-masing kakeknya berusaha untuk
saling menghindar karena bermusuhan. Kalian tahu keluarga Highland
Skotlandia bernama MacNab di Glen sana" Mereka memiliki dua belas
anak lelaki. Anak lelaki yang tertua dan yang termuda dua-duanya
234 bernama Neil Neil Besar dan Neil Kecil dalam satu keluarga. Yah, kupikir
mereka kehabisan nama."
"Aku pernah membaca entah di mana," Anne tertawa, "bahwa anak
pertama adalah suatu puisi, tapi anak kesepuluh hanyalah suatu prosa
datar. Mungkin Mrs. MacNab berpikir bahwa anak kedua belas hanyalah
suatu kisah lama yang diceritakan kembali."
"Yah, selalu ada yang bisa diceritakan tentang keluarga-keluarga
besar," kata Miss Cornelia, sambil mendesah. "Aku adalah seorang anak
tunggal selama delapan tahun dan aku sangat menginginkan saudara lelaki
atau perempuan. Ibu menyuruhku untuk berdoa memintanya dan aku
memang berdoa, percayalah padaku. Yah, suatu hari, Bibi Nellie datang
menghampiriku dan berkata, "Cornelia, ada seorang saudara lelaki
untukmu di lantai atas, di kamar ibumu. Kau bisa naik dan melihatnya."
Aku sangat bersemangat dan senang, jadi aku langsung berlari ke atas.
Dan Mrs. Flagg tua mengangkat bayi itu agar aku bisa melihatnya. Astaga,
Anne, Sayang, aku belum pernah merasa sekecewa itu seumur hidupku.
Kau tahu, aku berdoa meminta Seorang Saudara Lelaki Yang dua Tahun
Lebih Tua Dariku." "Berapa lama Anda bisa melupakan kekecewaan Anda?" tanya Anne,
di antara tawanya. "Yah, aku merasakan kekesalan kepada Tuhan beberapa saat, dan
selama berminggu-minggu, aku bahkan tidak mau melihat bayi itu. Tidak
ada yang tahu kenapa, karena aku tidak pernah memberi tahu. Kemudian,
dia mulai berubah menjadi sangat lucu, dan mengulurkan tangan-tangan
kecilnya kepadaku. Aku mulai menyayanginya. Tapi, aku tidak benarbenar bisa menerimanya hingga suatu hari, seorang teman sekolahku
datang untuk melihatnya, dan dia berpikir, adikku sangat kecil untuk bayi
seusianya. Aku benar-benar kesal, dan aku melampiaskan amarah itu
kepada temanku, dan berkata kepadanya bahwa dia tidak tahu jika yang
dia lihat adalah seorang bayi lucu, dan bayi kami adalah bayi yang paling
lucu di seluruh dunia. "Dan setelah itu, aku memuja adikku. Ibu meninggal sebelum dia
berusia tiga tahun, dan aku menjadi kakak perempuan sekaligus ibu
baginya. Bocah kecil yang malang, dia tidak pernah kuat, dan dia
meninggal saat masih berusia dua puluhan. Sepertinya bagiku, aku akan
memberikan segalanya kepada bumi ini, Anne, Sayang, jika dia bisa
hidup." Miss Cornelia mendesah. Gilbert sudah turun dan Leslie, yang sedang
235 bersenandung pelan untuk James Matthew kecil di jendela atap,
membaringkannya di keranjang dan berlalu. Segera setelah Leslie tidak
bisa mendengar, Miss Cornelia membungkuk dan berbisik dengan nada
bersekongkol: "Anne, Sayang, aku mendapatkan sepucuk surat dari Owen
Ford kemarin. Dia sekarang berada di Vancouver,tapi dia ingin tahu
apakah aku bisa menampungnya di rumahku sebulan kemudian. Kau tahu
apa artinya itu. Yah, kuharap kita melakukan hal yang tepat."
"Kita tidak melakukan apa-apa tentang hal itu kita tidak bisa
mencegahnya datang ke Four Winds jika dia menginginkannya," kata
Anne cepat. Dia tidak senang dengan kesan persekongkolan mak
comblang yang terdengar dalam bisikan Miss Cornelia; tetapi kemudian,
dengan lemah, dia sendiri tergoda.
"Jangan biarkan Leslie tahu dia akan datang hingga dia sudah di sini,"
Anne berkata. "Jika Leslie tahu, aku yakin bahwa Leslie akan langsung
pergi. Dia memang berniat untuk pergi pada musim gugur dia berkata
kepadaku kemarin. Dia akan pergi ke Montreal untuk meneruskan
merawat George dan melakukan apa yang dia bisa dalam hidupnya."
"Oh, baiklah, Anne, Sayang," kata Miss Cornelia, sambil mengangguk
dengan bijak, "biarkan semua terjadi seperti apa adanya. Kau dan aku telah
melakukan tugas kita, dan kita harus memasrahkan kelanjutannya kepada
Tangan-Tangan yang Lebih Berkuasa."
236 35 POLITIK DI FOUR WINDS Saat Anne sudah bisa turun ke lantai bawah lagi, Pulau Prince Edward,
seperti seluruh Kanada, sedang berada di tengah kesibukan kampanye
untuk menyambut pemilihan umum. Gilbert, yang merupakan seorang
pengikut Partai Konservatif yang bersemangat, menyadari bahwa dirinya
terlibat di tengah-tengah arus kampanye, dan banyak diminta untuk
menyusun pidato dalam kampanyekampanye di berbagai wilayah. Miss
Cornelia tidak menyukai keikutsertaannya dalam politik dan
mengatakannya kepada Anne.
"Dr. Dave tidak pernah melakukannya. Dr. Blythe akan menyadari
bahwa dia membuat kesalahan, percayalah padaku. Politik adalah sesuatu
yang tidak boleh diurusi oleh seorang lelaki terhormat."
"Kalau begitu, apakah pemerintah negara kita harus diserahkan pada
lelaki yang tidak terhormat?" tanya Anne.
"Ya selama mereka yang tidak terhormat itu adalah lelaki-lelaki
Konservatif," kata Miss Cornelia, berjalan tegak dengan sikap siap
237 berperang. "Para lelaki dan politisi memiliki kesalahan yang sama. Orangorang Grit Liberal memiliki kesalahan yang lebih besar daripada kaum
Konservatif, begitulah Sangat lebih besar. Tapi, tak peduli Grit atau Tory,
saranku untuk Dr. Blythe adalah jangan coba-coba terjun ke dalam politik.
Tahu-tahu nanti, dia akan mengajukan diri sendiri dalam pemilihan, lalu
pergi ke Ottawa selama setengah tahun, meninggalkan praktik dokternya
dan situasi akan memburuk."
"Ah, baiklah, jangan membesar-besarkan masalah," kata Anne.
"Perkiraan itu terlalu berlebihan. Lebih baik kita perhatikan Jem Kecil.
Seharusnya namanya dieja dengan huruf G. Bukankah dia sangat manis"
Lihat lekukan di sikunya. Kita akan membesarkannya sebagai seorang
Konservatif yang baik, Anda dan aku, Miss Cornelia."
"Besarkan dia menjadi seorang lelaki yang baik," kata Miss Cornelia.
"Mereka langka dan berharga, meskipun, maaf saja Anne, aku tidak akan
senang jika dia adalah seorang Grit. Dan tentang pemilihan umum itu, kau
dan aku pasti bersyukur tidak tinggal di seberang pelabuhan alam. Udara
di sana berwarna biru akhir-akhir ini. Setiap anggota Keluarga Elliott,
Crawford, dan MacAllister sudah siap bertarung, dengan persiapan yang
matang. Sisi sebelah sini begitu damai dan tenang, karena sangat sedikit
lelaki. Kapten Jim adalah seorang Grit, tapi menurutku dia malu
karenanya, karena itu dia tidak pernah membicarakan politik. Tidak ada
keraguan jika kaum Konservatif akan kembali menjadi mayoritas besar."
Miss Cornelia salah. Pada pagi hari setelah pemilihan umum, Kapten
Jim mampir ke rumah kecil itu untuk menyampaikan berita. Virus partaipartai politik memang sangat berbahaya, bahkan bagi seorang lelaki tua
pencinta kedamaian, karena pipi Kapten Jim merona dan matanya
membara dengan api amarah seperti yang dia miliki di masa lalu.
"Mistress Blythe, kaum Liberal sudah jadi mayoritas besar. Setelah
delapan belas tahun ketidakbecusan Tory dalam atur negara ini, tanah yang
kita injak ini akhirnya akan dapat suatu kesempatan untuk berubah."
"Sebelumnya, aku tidak pernah mendengarmu mengungkapkan katakata pahit dari seorang anggota partai, Kapten Jim. Kupikir kau tidak
memiliki racun politik sebanyak itu dalam dirimu," Anne tertawa. Dia
tidak terlalu tertarik terhadap masalah itu. Jem Kecil mengatakan
"Wowga" pagi itu. Bagaimana prinsip-prinsip dan kekuatan, kebangkitan
dan keruntuhan suatu dinasti, kudeta oleh Grit atau Tory, bisa
dibandingkan dengan peristiwa penuh keajaiban itu"
"Racun itu semakin kuat setelah beberapa lama," kata Kapten Jim,
238 dengan seulas senyuman kecewa. "Kupikir aku hanya seorang Grit yang
biasa-biasa saja, tapi saat berita tentang kekalahan kami terdengar, aku
sadar seberapa kuatnya aku sebagai seorang Grit sebenarnya."
"Kau tahu Dokter dan aku adalah kaum Konservatif."
"Ah, yah, itu adalah satu-satunya hal buruk yang kuketahui tentang
kalian berdua, Mistress Blythe. Cornelia juga adalah seorang Tory. Aku
tadi mampir dalam perjalananku dari Glen untuk sampaikan berita itu
kepadanya." "Tidakkah kau tahu, kau akan mempertaruhkan hidupmu?"
"Ya, tapi aku tidak bisa tahan godaannya."
"Bagaimana dia menerimanya?"
"Lumayan tenang, Mistress Blythe, lumayan tenang. Dia berkata,
begini, "Yah, Tuhan mengirimkan musim-musim penuh rasa malu kepada
sebuah negara, sama seperti kepada para individu.Kalian para Grit sudah
merasa dingin dan lapar selama bertahun-tahun. Cepat-cepatlah
menghangatkan dan mengenyangkan diri, karena kalian tidak akan
bertahan lama." "Nah, Cornelia," aku bilang, "mungkin Tuhan pikir Kanada
butuh suatu masa penuh rasa malu yang benar-benar lama." Ah, Susan,
apakah Kau sudah dengar berita itu" Partai Liberal menang."
Susan baru saja masuk dari dapur, ditemani oleh aroma hidangan lezat
yang tampaknya selalu menempel di sekelilingnya. "Oh ya, benarkah?" dia
bertanya, dengan ketidakpedulian yang manis. "Yah, aku tidak pernah
tahu, tapi rotiku mengembang sama mudahnya saat Grit menang ataupun
tidak. Dan jika ada partai apa pun, Mrs. Dr., Sayang, yang bisa membuat
hujan turun sebelum minggu ini berlalu, dan menyelamatkan kebun dapur
kita dari kerusakan menyeluruh, itu adalah partai yang akan Susan pilih.
Sementara itu, maukah Anda keluar dan memberiku pendapat tentang
daging untuk makan siang" Aku khawatir dagingnya sangat alot; dan
kupikir kita sebaiknya ganti tukang daging yang lebih baik nanti, seperti
juga pemerintah kita."
Suatu malam, seminggu kemudian, Anne berjalan ke Point, untuk
mengetahui apakah dia bisa meminta sedikit ikan segar dari Kapten Jim,
meninggalkan Jem Kecil untuk pertama kalinya. Hal ini adalah suatu
tragedi baginya. Apakah dia menangis" Apakah Susan tidak tahu apa yang
harus dia lakukan kepada Jem Kecil" Susan begitu tenang dan damai.
"Aku memiliki pengalaman sebanyak ANDA bersamanya, Mrs. Dr.,
Sayang, bukankah begitu?"
"Ya, bersamanya tapi tidak dengan bayi-bayi lain. Yah, aku telah
239 mengurus tiga pasang kembar, saat aku masih kecil, Susan. Saat mereka
menangis, aku memberi mereka permen mint atau kastroli yang cukup
dingin. Sungguh aneh saat ini jika mengingat betapa mudahnya aku
mengurus semua bayi itu beserta masalah-masalah mereka."
"Oh, baiklah, jika Jem Kecil menangis, aku hanya akan menempelkan
kantung air yang panas di perut mungilnya," kata Susan.
"Jangan terlalu panas, kau tahu," kata Anne dengan gelisah. Oh, apakah
pergi dari rumah merupakan tindakan yang bijak?"
"Tak perlu khawatir, Mrs. Dr., Sayang. Susan bukan seorang
perempuan yang bisa membakar seorang bocah lelaki mungil. Sungguh
pintar dia, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan menangis."
Anne akhirnya berhasil berangkat dan menikmati perjalanannya ke
Point, melewati bayangan-bayangan panjang yang dibentuk oleh matahari
terbenam. Kapten Jim tidak berada di ruang duduk mercusuar itu, tetapi
ada seorang lelaki lain di sana seorang lelaki paruh baya tampan, dengan
dagu kukuh dan tercukur bersih, yang tidak Anne kenal. Meskipun begitu,
ketika Anne duduk, lelaki itu mulai berbicara dengannya dengan sikap
seorang kenalan lama. Sama sekali tidak ada kesan kurang ajar dari omongan maupun cara dia
mengatakannya, tetapi Anne tidak begitu suka menerima sikap seperti itu
dari seseorang yang benarbenar asing. Jawaban-jawaban Anne terdengar
dingin, dan beberapa hanya seperlunya. Dengan penuh keyakinan, teman
bicaranya masih berbicara selama beberapa menit, kemudian meminta diri
dan pergi. Anne berani bersumpah jika ada kilatan jahil di mata lelaki itu,
dan hal ini membuatnya kesal. Siapa makhluk itu" Ada sesuatu yang
samar-samar terasa akrab pada orang itu, tetapi Anne yakin belum pernah
melihatnya sebelum ini. "Kapten Jim, siapa yang baru saja keluar?" dia bertanya, saat Kapten
Jim masuk. "Marshall Elliott," sang Kapten menjawab.
"Marshall Elliott!" pekik Anne. "Oh, Kapten Jim tidak mungkin ya, itu
TADI adalah suaranya oh, Kapten Jim, aku tidak mengenalinya dan aku
bersikap agak menghinanya! Mengapa dia tidak memberitahuku" Dia pasti
mengetahui aku tidak mengenalinya."
"Dia tak akan bilang apa-apa tentang hal itu dia hanya akan menikmati
lelucon itu. Tak usah khawatir kau menghinanya dia akan berpikir itu
menyenangkan. Ya, akhirnya Marshall cukur janggutnya bersih-bersih dan
potong rambutnya. Partainya menang, kau tahu. Aku sendiri tidak kenali
240 dia saat pertama kali lihat dia. Dia sedang di toko Carter Flagg di Glen
pada malam setelah hari pemilihan umum, bersama kerumunan orang lain,
tunggu-tunggu berita. Sekitar pukul dua belas telepon berdering Partai
Liberal menang. Marshall langsung berdiri dan pergi dia tidak sorak-sorak
maupun teriak-teriak dia tinggalkan orang lain untuk lakukan itu, dan
mereka nyaris lepaskan atap dari toko Carter, kupikir. Tentu saja, semua
kaum Tory ada di toko Raymond Russell. Disana keadaan tidak terlalu
ceria. Marshall langsung pergi susuri jalan, menuju pintu samping kios
cukur milik Augustus Palmer. Augustus sedang tidur di ranjangnya, tapi
Marshall gedor-gedor pintunya hingga dia terbangun dan turun, ingin tahu
apa yang sebabkan kegaduhan itu.
?"Masuklah ke kedaimu dan lakukan pekerjaan terbaik yang pernah kau
lakukan seumur hidupmu, Gus," kata Marshall. "Partai Liberal menang dan
kau akan mencukur seorang Grit yang setia sebelum matahari terbit." Gus
marah setengah mati sebagian karena dia terpaksa turun dari tempat
tidurnya, tetapi yang bikin dia lebih marah adalah karena dia seorang Tory.
Dia bersumpah tidak akan mencukur lelaki mana pun setelah jam dua
belas malam. ?"Kau akan melakukan apa yang kuinginkan, Nak," kata Marshall,
"atau, aku hanya akan menyuruhmu berlutut dan memberimu satu pukulan
di bokong yang telah dilupakan oleh ibumu."
"Dia serius, dan Gus tahu hal itu, karena Marshall sekuat lembu jantan
dan Gus hanyalah seorang lelaki bertubuh kecil. Jadi, dia menyerah dan
suruh Marshall masuk, lalu mulai bekerja. "Sekarang," katanya, "aku akan
mencukurmu, tapi jika kau menyebut-nyebut sepatah kata pun lagi
kepadaku tentang Grit sementara aku bekerja, aku akan memotong
lehermu dengan pisau cukur ini," dia bilang. Kau tidak mengira Gus kecil
yang lembut akan sehaus darah itu, bukan" Itu tunjukkan bagaimana arti
partai politik bagi seorang lelaki.
"Marshall tetap diam dan biarkan rambut serta janggutnya dicukur, lalu
pulang. Saat pengurus rumahnya yang tua dengar dia naik ke lantai atas,
perempuan itu mengintip dari pintu kamar tidurnya untuk lihat apakah itu
Marshall atau pemuda pekerja ladang. Dan saat dia lihat seorang lelaki
asing susuri lorong dengan sebatang lilin di tangan, dia menjerit ketakutan
dan langsung pingsan. Mereka harus panggil dokter sebelum bisa sadarkan
dia, dan selama beberapa hari, dia baru bisa menatap Marshall tanpa
seluruh tubuhnya gemetaran."
Kapten Jim tidak memiliki ikan. Dia jarang keluar dengan perahunya
241
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
musim panas itu, dan penjelajahan lamanya sudah selesai. Dia banyak
menghabiskan waktu duduk di dekat jendelanya yang menghadap ke arah
laut, menatap ke seberang teluk, dengan kepalanya yang beruban bertumpu
di tangannya. Dia duduk di sana malam ini selama beberapa menit penuh
kebisuan, melakukan suatu pertemuan rahasia dengan masa lalu, yang
tidak bisa Anne ganggu. Akhirnya, dia menunjuk ke suatu tempat di arah
Barat: "Pemandangannya cantik, bukan, Mistress Blythe" Tapi, kuharap kau
tadi lihat matahari terbit pagi ini. Sungguh memesona memesona. Aku
pernah lihat segala jenis matahari terbit di atas teluk itu. Aku telah jelajahi
dunia, Mistress Blythe, dan alami segala hal dalam perjalanan itu, tapi aku
belum pernah lihat pemandangan yang lebih indah daripada matahari
musim panas yang terbit di atas teluk.
"Seorang manusia tidak dapat pilih-pilih untuk sekarat, Mistress Blythe
kita hanya akan pergi saat sang Kapten Agung berikan perintah-Nya untuk
berlayar. Tapi, jika bisa, aku ingin pergi saat pagi merekah di atas perairan
itu. Aku telah sering amati itu dan berpikir, betapa indahnya bisa pergi di
tengah kemegahan putih yang sangat luas, menuju tempat apa pun yang
menunggu di depan sana, di sebuah laut yang tidak terpetakan di peta
mana pun di dunia ini. Kupikir, Mistress Blythe, aku akan temukan
Margaret yang hilang di sana."
Kapten Jim sering membicarakan Margaret yang hilang kepada Anne
sejak dia menceritakan kisah lamanya itu. Cintanya terhadap Margaret
bergetar dalam setiap nada cinta yang tidak pernah pudar atau terlupakan.
"Bagaimanapun, aku berharap, saat ajalku tiba, aku bisa pergi dengan
cepat dan mudah. Aku tak berpikir aku ini seorang pengecut, Mistress
Blythe aku pernah hadapi kematian yang mengerikan lebih dari sekali
tanpa merasa takut. Tapi, pikiran tentang kematian yang perlahan-lahan
malah memberiku perasaan ganjil dan sangat ngeri."
"Jangan bicara tentang meninggalkan kami, Kapten Jim sayang,
Sayang," Anne memohon, dengan suara tercekat. Dia menepuk tangan tua
yang berkulit cokelat itu, yang dulu begitu kuat, tetapi sekarang telah
sangat keriput. "Apa yang akan kami lakukan tanpa kehadiranmu?"
Kapten Jim tersenyum dengan manis. "Oh, kalian akan bisa jalani itu
dengan mudah sangat mudah tapi kalian tidak akan benar-benar lupakan
sang pelaut tua ini, Mistress Blythe tidak, kupikir kalian tak akan pernah
lupa dia. Golongan manusia yang mengenal Yusuf selalu mengingat satu
sama lain. Tapi, ingatan itu tidak akan jadi suatu kenangan yang
242 menyakitkan aku senang berpikir jika kenangan akan diriku tidak akan
lukai teman-temanku semua akan selalu menyenangkan dan manis bagi
mereka, aku berharap dan aku yakin.
"Tidak akan terlalu lama lagi sebelum Margaret yang hilang panggil
aku, untuk terakhir kalinya. Aku akan siap untuk jawab panggilannya. Aku
bicarakan hal ini hanya karena ada suatu pertolongan kecil yang ingin
kuminta darimu. Ini, si Kelasi tua malang milikku" Kapten Jim
mengulurkan tangan dan menepuk segumpal bola keemasan yang besar,
hangat, dan lembut di atas sofa. Si Kelasi Pertama meregangkan tubuhnya
bagaikan pegas dengan suara parau yang manis dan menyenangkan,
setengah mendengkur dan setengah mengeong, meregangkan kakikakinya
ke udara, berbalik, dan menggulung dirinya lagi. "IA akan kehilangan aku
saat aku memulai Perjalanan itu. Aku tak tahan berpikir akan tinggalkan
makhluk malang ini hingga kelaparan, seperti yang ia alami sebelumnya.
Jika sesuatu terjadi padaku, apakah kau mau beri makanan dan tempat
bernaung untuk si Kelasi, Mistress Blythe?"
"Aku pasti akan melakukannya."
"Kalau begitu, itu saja yang kupikirkan dalam benakku. Jem Kecilmu
akan dapatkan beberapa benda aneh yang kumiliki aku telah atur itu. Dan
sekarang, aku tidak ingin lihat air mata di mata indahmu itu, Mistress
Blythe. Mungkin aku masih akan hidup beberapa lama lagi. Aku pernah
dengar kau baca sebagian puisi suatu hari musim dingin lalu salah satu dari
puisi Tennyson. Aku ingin dengar itu lagi, jika kau mau deklamasikan itu
untukku." Dengan perlahan dan jelas, sementara angin laut berembus masuk
menerpa mereka, Anne mengulangi baris-baris indah nyanyian angsa
Tennyson yang mengagumkan "Menyeberangi Pantai". Sang Kapten Tua
mengikuti lantunan puisi itu dengan tangannya yang kurus tetapi kuat.
"Ya, ya, Mistress Blythe," dia berkata, saat Anne selesai, "begitulah,
begitulah. Dia bukan seorang pelaut, kau katakan itu kepadaku aku tak
tahu bagaimana dia bisa curahkan perasaan seorang pelaut tua ke dalam
kata-kata seperti itu, kalau dia bukan seorang pelaut. Dia tidak ingin
"kesedihan dalam perpisahan" dan aku pun begitu, Mistress Blythe karena
aku dan semua yang kumiliki akan baikbaik saja di seberang pantai itu."
243 36 KEINDAHAN YANG AKAN TERWUJUD Ada berita dari Green Gables, Anne?" "Tidak ada yang terlalu istimewa,"
jawab Anne, melipat surat Marilla. "Jake Donnell sedang di sana,
memperbaiki atap. Sekarang dia sudah menjadi tukang kayu yang ahli
sekarang, jadi sepertinya dia bisa memilih sendiri pekerjaannya. Kau ingat
ibunya ingin dia menjadi seorang profesor di perguruan tinggi. Aku tidak
akan pernah melupakan saat dia datang ke sekolah dan memarahiku karena
tidak memanggil Jake dengan nama St. Clair."
"Apakah ada yang pernah memanggilnya begitu sekarang?"
"Sudah jelas tidak. Sepertinya dia benar-benar sudah lepas dari nama
itu. Bahkan ibunya pun sudah menyerah. Aku selalu berpikir jika seorang
anak lelaki dengan dagu dan mulut seperti milik Jake akhirnya pasti bisa
mempertahankan pendapatnya sendiri. Diana menulis surat kepadaku jika
Dora memiliki seorang kekasih. Bayangkan anak itu!"
244 "Dora sudah tujuh belas tahun," kata Gilbert. "Charlie Sloane dan aku
sama-sama tergila-gila kepadamu saat kau berusia tujuh belas tahun,
Anne." "Sungguh, Gilbert, kita ini bertambah tua seiring waktu," kata Anne,
dengan senyuman yang sedikit muram, "anak-anak yang berusia enam
tahun saat kita sudah merasa diri kita dewasa, sekarang sudah cukup
dewasa untuk memiliki kekasih. Kekasih Dora adalah Ralph Andrews adik
lelaki Jane. Aku ingat dia sebagai anak lelaki kecil montok, gemuk,
berambut putih, yang selalu menempati peringkat terbawah di kelasnya.
Tapi, aku tahu jika dia adalah seorang pemuda yang cukup tampan
sekarang." "Dora mungkin akan menikah muda. Dia bertipe sama dengan
Charlotta Keempat dia tidak akan pernah melepaskan kesempatan pertama,
karena takut tidak akan mendapatkan kesempatan lagi."
"Yah, jika dia menikahi Ralph, kuharap Ralph akan sedikit lebih berani
daripada abangnya, Billy," gumam Anne.
"Contohnya," kata Gilbert sambil tertawa, "kita harapkan saja dia akan
mampu melamar Dora dengan usahanya sendiri. Anne, apakah kau akan
menikah dengan Billy jika dia sendiri yang melamarmu, bukannya
menyuruh Jane mewakilinya?"
"Mungkin saja." Anne lalu tertawa terbahak-bahak mengingat lamaran
yang pertama dia terima. "Kejutan dari seluruh kejadian itu mungkin telah
menghipnotisku untuk melakukan tindakan yang terburu-buru dan konyol.
Kita harus bersyukur karena dia melamarku dengan mewakilkan kepada
orang lain." "Aku mendapatkan surat dari George Moore kemarin," kata Leslie, dari
sudut ruangan, tempat dia sedang membaca.
"Oh, bagaimana keadaannya?" tanya Anne dengan penuh ketertarikan,
tetapi dengan suatu perasaan ganjil karena dia bertanya tentang seseorang
yang tidak dia kenal. "Dia baik-baik saja, tapi ternyata sangat kesulitan untuk beradaptasi
dengan seluruh perubahan rumah dan temanteman lamanya. Dia akan
melaut lagi musim semi ini. Jiwa pelaut sudah mengalir dalam darahnya,
dia bilang, dan dia merindukannya. Tapi, dia memberi tahu sesuatu yang
membuatku merasa bahagia untuknya, lelaki malang itu.
"Sebelum dia berlayar dengan Four Sisters, dia bertunangan dengan
seorang gadis di sana. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang gadis itu di
Montreal, karena dia bilang, dia berpikir jika gadis itu telah melupakannya
245 dan menikahi orang lain bertahun-tahun yang lalu. Dan baginya, kau tahu,
pertunangan dan cintanya masih terasa pada masa kini. Itu cukup sulit
baginya, tapi saat dia pulang, dia menemukan bahwa gadis itu belum
menikah dan masih menyayanginya. Mereka akan menikah musim gugur
ini. Aku akan memintanya untuk mengajak istrinya kemari untuk
berkunjung; dia bilang, dia ingin datang dan melihat tempat dia tinggal
selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya."
"Sungguh romansa kecil yang manis," kata Anne, yang memiliki
kecintaan abadi terhadap romantika. "Dan kalau kupikir," dia
menambahkan dengan desahan penyesalan diri, "jika aku bersikeras,
George Moore tidak akan pernah kembali dari dalam kubur, dengan
identitas yang selama ini tersembunyi. Betapa kerasnya aku menentang
pendapat Gilbert! Yah, aku sudah mendapatkan hukuman: aku tidak akan
pernah lagi mampu memiliki pendapat yang berbeda dari Gilbert! Jika aku
berusaha mencobanya, dia akan menekanku dengan mengungkit-ungkit
kasus George Moore padaku!"
"Memangnya itu bisa menekan seorang perempuan?" Gilbert
mengolok-olok. "Setidaknya, janganlah jadi gema suaraku, Anne. Sedikit
perbedaan pendapat akan menjadi bumbu dalam kehidupan. Aku tidak
menginginkan seorang istri seperti istri John MacAllister di seberang
pelabuhan. Tak peduli apa pun yang dia katakan, istrinya langsung berkata
dengan suara kecilnya yang datar dan tak bernada, "Itu sangat benar, John,
astaga!?" Anne dan Leslie tertawa. Tawa Anne bagaikan perak dan tawa Leslie
bagaikan emas kombinasi keduanya sangat indah bagaikan suatu paduan
nada musik yang sempurna. Susan, yang segera datang mendengar tawa
itu, menimpalinya dengan suatu desahan yang sangat keras. "Kenapa
Susan, ada apa?" tanya Gilbert.
"Tidak ada masalah dengan Jem Kecil, bukan, Susan?" jerit Anne,
terlonjak kaget. "Tidak, tidak, tenangkan diri Anda, Mrs. Dr., Sayang. Tapi, sesuatu
memang telah terjadi. Astaga, segala hal yang kukerjakan berantakan
minggu ini. Aku menghanguskan roti, seperti yang kalian ketahui dan aku
membakar bagian dada kemeja Dokter yang terbaik dan aku memecahkan
piring besar milik kalian. Dan sekarang, di atas semua ini, ada pesan
datang jika saudara perempuanku Matilda mengalami patah kaki dan ingin
aku pergi dan tinggal bersamanya sebentar."
"Oh, aku sangat prihatin prihatin karena saudarimu mengalami
246 kecelakaan seperti itu, maksudku," seru Anne.
"Ah, memang, manusia diciptakan untuk menderita, Mrs. Dr., Sayang.
Sepertinya kalimat itu ada di dalam Alkitab, tapi orang-orang
memberitahuku jika seorang manusia bernama Burns yang menulisnya.
Dan tidak diragukan lagi jika kita terlahir untuk menghadapi masalah
sesering petir menyambar di langit. Dan tentang Matilda, aku tak tahu apa
perasaanku kepadanya. Tidak ada seorang pun di antara keluarga kami
yang pernah mematahkan kakinya sebelumnya. Tapi, apa pun yang dia
lakukan, dia tetap saudaraku, dan aku merasa wajib untuk pergi dan
mengurusnya, jika Anda bisa memberiku libur selama beberapa minggu,
Mrs. Dr., Sayang." "Tentu saja, Susan, tentu saja. Aku bisa mencari seseorang untuk
membantuku sementara kau pergi."
"Jika tidak bisa, aku tidak akan pergi, Mrs. Dr., Sayang, meski kaki
Matilda benar-benar patah. Aku tidak akan membuat Anda khawatir, dan
meninggalkan anak manis itu jadi rewel sebagai akibatnya, demi berapa
pun kaki yang patah."
"Oh, kau harus mengunjungi saudarimu saat ini juga, Susan. Aku bisa
mencari seorang gadis dari teluk kecil, yang bisa menggantikanmu
sementara waktu." "Anne, apakah kau akan mengizinkan aku tinggal bersamamu
sementara Susan pergi?" seru Leslie. "Ayolah! Aku akan sangat
menyukainya dan itu akan menjadi suatu tindakan balas budi atas kebaikan
kalian. Aku sangat kesepian di sana, di rumah yang seperti kandang besar
itu. Sangat sedikit yang bisa kukerjakan dan pada malam hari, yang
kurasakan lebih parah daripada kesepian aku takut dan gelisah meskipun
pintu-pintunya terkunci. Ada seorang gelandangan berkeliaran di sekitar
sini dua hari yang lalu."
Dengan gembira Anne menyetujui, dan keesokan harinya, Leslie
menjadi seorang penghuni sementara rumah impian kecil itu. Miss
Cornelia menyetujuinya dengan hangat.
"Sepertinya semua itu sudah ditakdirkan oleh Tuhan," dia berkata
kepada Anne dengan penuh keyakinan. "Aku prihatin untuk Matilda Clow,
karena dia harus mengalami patah kaki, tapi itu terjadi padanya pada
waktu yang tepat. Leslie akan berada di sini sementara Owen Ford tiba di
Four Winds, dan kucing-kucing tua di Glen sana tidak akan memiliki
kesempatan untuk mengeong, seperti yang akan mereka lakukan jika
Leslie tinggal di sana sendirian dan Owen datang untuk menjumpainya.
247 Mereka sudah cukup banyak membicarakannya, karena Leslie tidak terus
meratapi nasibnya. "Aku berkata kepada salah seorang dari mereka, "Jika kau bermaksud
dia harus meratapi George Moore, sepertinya bagiku, yang terjadi adalah
kebangkitannya kembali, bukan pemakamannya. Dan jika Dick yang kau
maksud, aku bersaksi, tidak meratapi seorang lelaki yang meninggal tiga
belas tahun yang lalu bukanlah suatu tindakan tak bermoral, dan syukurlah
dia sudah meninggal!" Dan saat Louisa Baldwin tua berkata kepadaku
bahwa dia berpikir sungguh aneh Leslie tidak pernah menduga bahwa
lelaki itu bukan suaminya sendiri, aku berkata, "Kau tidak pernah menduga
bahwa itu bukan Dick Moore, dan kau adalah tetangga di sebelah rumah
Dick Moore sepanjang hidupnya, dan karena itu, kau sepuluh kali lebih
mencurigakan daripada Leslie." Tapi, kita tidak bisa menghentikan
beberapa lidah tajam orang-orang, Anne, Sayang, dan aku sangat
bersyukur karena Leslie akan berada di bawah atap rumahmu, sementara
Owen berusaha mendekatinya."
Owen Ford datang ke rumah kecil itu pada suatu malam bulan Agustus,
saat Leslie dan Anne sedang terhanyut dalam kekaguman mereka terhadap
sang bayi. Owen berhenti di pintu ruang keluarga yang terbuka, tak terlihat
oleh mereka berdua, menatap pemandangan indah itu dengan mata yang
penuh kerinduan. Leslie sedang duduk di lantai dengan si bayi di
pangkuannya, dengan gembira menepuk tangan-tangan kecil gemuk yang
diangkat si bayi ke udara. "Oh, kau adalah bayi manis, tampan, tersayang,"
dia menggumam, menangkap sebelah tangan mungil itu dan
menghujaninya dengan kecupan.
"Dia iu bocah paying menggemaskan," Anne bersenandung, sambil
membungkuk di atas lengan kursinya
dengan kagum. "Cangan-cangan mungilmu adalah yang paling manisy di
duniya ini, iya kan, bocah mungil cayang?"
Anne, saat beberapa bulan sebelum kelahiran Jem Kecil, telah
membaca beberapa buku perawatan anak dengan rajin, dan telah
memercayai salah satu buku yang berjudul, Sir Oracle tentang Perawatan
dan Pelatihan Anak-Anak. Sir Oracle menyuruh orangtua, yang harus
mereka patuhi dengan disiplin, untuk tidak berbicara dengan "bahasa bayi"
kepada anak-anak mereka. Anak-anak kecil harus selalu diajak berbicara
dengan bahasa klasik sejak saat kelahiran mereka. Jadi, mereka bisa
belajar bahasa Inggris dengan baik sejak pertama kali bisa berbicara.
"Bagaimana bisa," tanya Sir Oracle, "seorang ibu mengharapkan
248 anaknya untuk mempelajari ucapan yang benar, jika ia terus-menerus
membiasakan anak-anak kecil yang mudah dipengaruhi untuk menerima
bahasa abu-abu dari ekspresi absurd dan distorsi bahasa ibu kita yang
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mulia, oleh para ibu yang tidak berpikir panjang saat berinteraksi setiap
hari dengan makhluk-makhluk kecil tak berdaya yang berada di bawah
perawatan mereka" Bisakah seorang anak yang biasanya dipanggil "bayi
manisy chayang" mendapatkan suatu pemahaman yang layak akan dirinya
sendiri, peluang yang dia miliki, dan takdir yang akan dia jalani?"
Anne sangat terkesan dengan hal ini, dan memberi tahu Gilbert bahwa
dia bermaksud untuk membuat suatu aturan yang tidak boleh dilanggar,
dalam situasi apa pun, untuk tidak berbicara dengan "bahasa bayi" kepada
anak-anaknya. Gilbert sependapat dengannya, dan mereka membuat suatu
kesepakatan serius tentang masalah itu"suatu kesepakatan yang Anne
langgar sendiri tanpa malu, sejak saat pertama Jem Kecil dibaringkan di
lengannya. "Oh, bayi manisy chayang!"
dia berseru. Dan dia terus melanggar kesepakatan sejak saat itu. Saat
Gilbert menggodanya, Anne menertawakan Sir Oracle dan
menganggapnya konyol. "Dia sendiri tidak pernah memiliki anak, Gilbert aku yakin dia tidak
punya. Jika punya, dia tidak akan menulis sampah seperti itu. Kita tidak
bisa menahan diri untuk berbicara bahasa bayi kepada seorang bayi. Itu
terjadi begitu saja dan itu Benar. Sungguh tidak manusiawi jika kita
berbicara kepada makhluk-makhluk kecil yang lembut, rapuh, dan mungil
itu, seperti kita berbicara kepada anak-anak lelaki dan perempuan yang
sudah besar. Bayi-bayi ingin disayangi dan ditimang-timang, dan seluruh
bahasa bayi yang bisa mereka dapatkan, dan Jem Kecil akan
mendapatkannya, semoga hati munyil terchayangnya diberkati."
"Tapi, bahasa bayimu adalah yang terburuk yang pernah kudengar,
Anne," protes Gilbert, yang karena bukan seorang ibu dan hanya seorang
ayah, tidak yakin sepenuhnya jika Sir Oracle salah. "Aku tidak pernah
mendengar kata-kata apa pun seperti kata-katamu kepada anak itu."
"Memang benar kau tidak pernah mendengarnya. Pergilah pergilah.
Bukankah aku membesarkan tiga pasang kembar Keluarga Hammond
sebelum berusia sebelas tahun" Kau dan Sir Oracle hanyalah ilmuwan
teoretis berdarah dingin. Gilbert lihat SAJA dirinya! Dia tersenyum
kepadaku dia tahu apa yang kita bicarakan. Dan kau pasyti cetuju dengan
cetiap kata yang Mama ucapkan, iya, kan, Malaikatku Tercinta?"
Gilbert melingkarkan lengannya di tubuh istri dan anaknya. "Oh, dasar
249 kalian ibu-ibu!" dia berkata. "Ibu-ibu! Tuhan tahu apa yang Dia
rencanakan saat Dia menciptakanmu."
Jadi, Jem Kecil diajak berbicara begitu, dicintai, dan ditimang-timang;
dan dia tumbuh sehat sebagai anak di rumah impian itu. Leslie pun
sekonyol Anne dalam masalah bahasa bayi itu. Jika pekerjaan mereka
telah selesai dan Gilbert sudah pergi, mereka menyerah kepada kekaguman
dan puja-puji mereka yang penuh cinta dan kenikmatan tetapi memalukan
itu, seperti yang sedang terjadi saat Owen Ford mengejutkan mereka.
Leslie yang pertama kali menyadari kehadirannya. Bahkan dalam
cahaya senja, Anne bisa melihat wajah cantiknya tiba-tiba disapu oleh
warna putih pucat, memperjelas warna merah tua bibir dan pipinya. Owen
melangkah maju, dengan berani, dan selama sesaat tidak menyadari
kehadiran Anne. "Leslie!" dia berseru, mengulurkan tangannya. Itu pertama kalinya dia
memanggil Leslie dengan nama depannya; tetapi tangan yang Leslie
ulurkan kepadanya terasa dingin; dan Leslie sangat pendiam sepanjang
malam, sementara Anne, Gilbert, dan Owen tertawa serta berbincangbincang bersama. Sebelum kunjungan Owen berakhir, Leslie meminta diri
dan pergi ke atas. Keceriaan Owen langsung menguap dan dia segera pergi
dengan sikap muram. Gilbert menatap Anne. "Anne, apa yang sedang kau rencanakan" Ada
sesuatu yang terjadi, yang tidak kumengerti. Udara di sini malam ini penuh
dengan muatan listrik. Leslie duduk bagaikan seorang dewi tragedi;
lelucon dan tawa Owen Ford terdengar tidak tulus, dan dia mengamati
Leslie dengan tatapan tajam. Sepanjang waktu, sepertinya kau akan
meledak dengan suatu kegairahan yang tertekan.
Akui saja. Rahasia apa yang kau sembunyikan dari suamimu yang kau
kelabui ini?" "Jangan bodoh, Gilbert," itu adalah jawaban genit Anne. "Dan tentang
Leslie, dia bersikap absurd dan aku akan naik untuk memberitahunya."
Anne menemukan Leslie di jendela atap di kamarnya. Ruangan kecil
itu dipenuhi oleh gemuruh lautan yang berirama. Leslie duduk dengan
tangan terkatup di bawah sinar bulan yang berkabut sesosok makhluk yang
cantik dan merasa bersalah.
"Anne," dia berkata dengan suara rendah dan menyalahkan, "apakah
kau tahu Owen Ford akan datang ke Four Winds?"
"Aku tahu," jawab Anne tanpa malu.
"Oh, seharusnya kau memberitahuku, Anne," Leslie memekik dengan
250 keras. "Jika aku tahu, aku pasti akan pergi aku tidak akan tinggal di sini
untuk menemuinya. Kau seharusnya memberitahuku. Kau sungguh tidak
adil, Anne oh, ini tidak adil!"
Bibir Leslie gemetar dan sekujur tubuhnya tegang karena emosi.
Namun, Anne tertawa dengan lepas. Dia membungkuk dan mengecup
wajah Leslie yang mendongak dengan sebal.
"Leslie, kau ini seekor angsa yang memesona. Owen Ford tidak
terburu-buru datang dari Samudra Pasifik menuju Samudra Atlantik karena
hasrat membara ingin menjumpaiku. Aku pun yakin bahwa dia tidak
memiliki hasrat liar dan tak terkendali kepada Miss Cornelia. Ubahlah
sikap tragismu, temanku tersayang, lipatlah dengan rapi, dan simpan
dalam-dalam di balik bunga-bunga lavender. Kau tidak akan pernah
memerlukannya lagi. "Ada beberapa orang yang bisa melihat menembus suatu batu asahan
jika ada sebuah lubang di sana, bahkan jika kau tidak bisa. Aku bukan
seorang peramal, tapi aku berani membuat suatu prediksi. Kepedihan
hidup sudah selesai bagimu. Setelah ini, kau akan memiliki kegembiraan
dan harapan dan aku akan mengatakan kesedihan juga dari seorang
perempuan yang bahagia. Pertanda bayangan Venus menjadi kenyataan
bagimu, Leslie. Kesempatan melihatnya beberapa tahun lalu telah
memberimu hadiah terbaik dalam kehidupanmu cintamu kepada Owen
Ford. Sekarang, naiklah ke tempat tidur dan tidurlah dengan nyenyak."
Leslie mematuhi perintah itu, meskipun yang terlihat hanya naik ke
tempat tidur: tetapi patut dipertanyakan apakah dia cukup tidur. Kupikir
dia tidak berani untuk bermimpi saat sedang terjaga; kehidupan sudah
sangat keras bagi Leslie yang malang, jalan setapak yang harus dia susuri
selama ini begitu lurus, sehingga dia tidak bisa membisikkan harapanharapan yang mungkin menunggu di masa depan kepada hatinya sendiri.
Namun, dia melihat suatu cahaya besar berputar yang menerangi malam
musim panas yang singkat, dan matanya sekali lagi kembali melembut,
cemerlang, dan muda. Karena itu, saat Owen Ford datang keesokan
harinya, untuk meminta Leslie menemaninya ke pantai, Leslie tidak
menolaknya. 251 37 PENGUMUMAN MENGEJUTKAN MISS CORNELIA Miss Cornelia mampir ke rumah kecil itu pada suatu sore yang membuat
orang-orang mengantuk, ketika teluk berwarna biru pucat dan pudar khas
laut bulan Agustus, dengan bunga-bunga lily jingga di gerbang taman
Anne mendongakkan kuntum mereka untuk dipenuhi dengan sinar
matahari bulan Agustus yang terik.
Miss Cornelia sendiri tidak menyadari warna samudra atau bungabunga lily yang haus sinar matahari itu. Dia duduk di kursi goyang
favoritnya dengan sikap santai yang tidak biasa. Dia tidak menjahit, juga
tidak merajut. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun penghinaan
kepada kaum lelaki. Pendeknya, pembicaraan Miss Cornelia sama sekali
tidak menarik hari itu, dan Gilbert, yang telah tinggal di rumah untuk
252 mendengarkannya, bukannya pergi memancing seperti yang dia
rencanakan sebelumnya, merasa menderita sendiri. Ada apa dengan Miss
Cornelia" Dia tidak tampak kesal atau khawatir. Sebaliknya, ada suatu
aura kegembiraan penuh kegelisahan pada dirinya.
"Di mana Leslie?" dia bertanya bagaikan hal itu pun tidak penting.
"Owen dan dia pergi memetik raspberi di hutan belakang tanah
pertaniannya," jawab Anne. "Mereka tidak akan kembali sebelum makan
malam atau mungkin setelahnya."
"Sepertinya mereka tidak memiliki pikiran bahwa ada suatu benda yang
bernama jam," kata Gilbert. "Aku tidak mengetahui hubungan mereka
sebelumnya. Aku yakin, kalian kaum perempuan, merahasiakan sesuatu.
Tapi Anne, istriku yang bandel ini, tidak mau memberitahuku. Maukah
Anda memberitahuku, Miss Cornelia?"
"Tidak, aku tidak mau. Tapi," kata Miss Cornelia, dengan sikap
seseorang yang menimbang-nimbang sesuatu dengan saksama, dan
memutuskan untuk mengungkapkannya, "aku akan memberi tahu kalian
sesuatu yang lain. Tujuanku datang hari ini adalah untuk
memberitahukannya. Aku akan menikah."
Anne dan Gilbert terdiam. Jika Miss Cornelia mengumumkan niatnya
untuk pergi ke selat dan menenggelamkan diri, mungkin itu bisa lebih
dipercaya. Yang ini tidak. Jadi, mereka menunggu. Pasti Miss Cornelia
membuat kesalahan. "Nah, kalian berdua tampak begitu terkesima," kata Miss Cornelia,
dengan mata berbinar. Sekarang, setelah saatsaat pengakuan yang ganjil
itu berlalu, Miss Cornelia kembali menjadi dirinya sendiri. "Apakah kalian
pikir aku terlalu muda dan tak berpengalaman untuk suatu pernikahan?"
"Anda tahu ini MEMANG mengejutkan," kata Gilbert, berusaha
mengumpulkan kembali kemampuan bicaranya. "Aku pernah mendengar
anda sering berkata, Anda tidak akan menikahi lelaki terbaik di dunia ini."
"Aku memang tidak akan menikahi lelaki terbaik di dunia ini," tukas
Miss Cornelia. "Marshall Elliott sama sekali bukan lelaki terbaik."
"Apakah Anda akan menikahi Marshall Elliott?" seru Anne, berhasil
mengembalikan kemampuannya untuk bicara karena kejutan kedua ini.
"Ya. Aku bisa saja menikahinya kapan saja dalam dua puluh tahun
terakhir ini, jika aku mengangkat jariku. Tapi, apakah kau pikir aku mau
melangkah ke gereja di samping orang berambut dan berjanggut seperti
tumpukan jerami?" "Aku yakin kami sangat senang dan kami berharap semoga Anda
253 berdua mendapatkan seluruh kebahagiaan yang mungkin terjadi," kata
Anne, datar dan masih tidak percaya. Dia tidak siap menghadapi peristiwa
semacam ini. Dia tidak pernah membayangkan dirinya memberikan
ucapan selamat menempuh hidup baru kepada Miss Cornelia.
"Terima kasih, aku tahu kalian pasti senang," sahut Miss Cornelia.
"Kalian adalah teman-teman pertamaku yang mengetahuinya."
"Tapi, kami akan sangat sedih karena kehilangan Anda, Miss Cornelia
Sayang," kata Anne, mulai merasa sedikit sedih dan sentimental.
"Oh, kau tidak akan kehilangan aku," kata Miss Cornelia, sama sekali
tidak sentimental. "Kau berpikir aku akan tinggal di seberang pelabuhan
bersama semua MacAllister dan Elliott dan Crawford itu, ya" "Dari
keangkuhan Keluarga Elliott, dari kebanggaan Keluarga MacAllister, dan
dari kesombongan Keluarga Crawford, semoga Tuhan Maha Penyayang
menyelamatkan kita."
"Marshall akan datang untuk tinggal di rumahku. Aku sudah muak dan
lelah dengan para lelaki yang kupekerjakan. Jim Hastings yang
kupekerjakan musim panas ini benar-benar yang paling buruk. Dia akan
mendorong siapa pun untuk menikah. Apa pendapatmu tentang ini" Dia
merusak mesin pengocok mentega kemarin dan menumpahkan banyak
sekali krim ke halamanku. Dan dia sama sekali tidak menyadari
kesalahannya! Dia hanya memberikan tawa konyol dan berkata, krim baik
untuk tanah. Khas lelaki sekali, bukan" Aku berkata kepadanya, aku tidak
memiliki kebiasaan menyuburkan halaman belakangku dengan krim."
"Yah, aku juga mengharapkan segala bentuk kebahagiaan bagi Anda,
Miss Cornelia," kata Gilbert serius; "tapi," dia menambahkan, tidak
mampu menahan diri untuk menggoda Miss Cornelia, tanpa memedulikan
tatapan peringatan Anne, "aku merasa hari-hari kebebasan Anda sudah
berlalu. Seperti yang Anda ketahui, Marshall Elliott adalah seorang lelaki
yang sangat keras kepala."
"Aku menyukai seorang lelaki yang berpendirian kukuh," tukas Miss
Cornelia. "Amos Grant, yang dulu mengejarku sudah lama sekali, tak bisa
mendapatkanku. Kau tidak pernah melihat orang seplin-plan dia. Sekali
waktu, dia pernah melompat ke kolam untuk menenggelamkan diri,
kemudian berubah pikiran dan berenang lagi keluar. Khas lelaki sekali,
bukan" Kalau Marshall pasti akan tetap pada niatnya dan tenggelam."
"Dan dia juga agak cepat marah, mereka berkata kepadaku," Gilbert
bersikeras. "Dia tidak menjadi seorang anggota Keluarga Elliott jika tidak begitu.
254 Aku bersyukur karenanya. Sungguh menyenangkan bisa membuatnya
marah. Dan kau biasanya bisa melakukan sesuatu dengan seorang lelaki
bertemperamen buruk dengan mendorongnya ke arah yang kita inginkan.
Tapi, kita tidak bisa melakukan apa-apa dengan seorang lelaki yang hanya
diam dan menyebalkan."
"Anda tahu dia adalah seorang Grit, Miss Cornelia."
"Ya, Memang," Miss Cornelia mengakui dengan sedih. "Dan tentu
saja, tidak ada harapan untuk membuatnya menjadi seorang Konservatif.
Tapi, setidaknya dia seorang Presbyterian. Jadi, kupikir aku harus puas
dengan hal itu." "Maukah Anda menikah dengannya jika dia seorang Methodis, Miss
Cornelia?" "Tidak, aku tidak mau. Politik hanyalah hal duniawi, tetapi agama
adalah hal duniawi sekaligus surgawi."
"Dan Anda mungkin akan menjadi "janda", Miss Cornelia."
"Tidak. Marshall akan hidup lebih lama dariku. Keluarga Elliott
berumur panjang, dan Keluarga Bryant tidak."
"Kapan Anda akan menikah?" tanya Anne.
"Sekitar sebulan lagi. Gaun pengantinku akan terbuat dari sutra
berwarna biru laut. Dan aku ingin bertanya kepadamu, Anne, Sayang,
apakah kau pikir tidak apa-apa menggunakan cadar dengan sebuah gaun
berwarna biru laut" Aku selalu berpikir ingin memakai sebuah cadar jika
aku menikah. Marshall berkata tidak apa-apa jika aku menginginkannya.
Khas lelaki sekali, bukan?"
"Mengapa Anda tidak memakainya jika ingin?" tanya Anne.
"Yah, seseorang tidak ingin berbeda dari orang lain," kata Miss
Cornelia, yang jelas tak sama dengan orang lain mana pun di muka bumi
ini. "Seperti yang kukatakan, aku memang menyukai cadar. Tapi, mungkin
cadar tidak seharusnya dipakai dengan warna gaun selain putih. Tolong
katakan padaku, Anne, Sayang, apa pendapatmu sejujurnya. Aku akan
menuruti pendapatmu."
"Kupikir cadar memang tidak biasa dipakai dengan gaun warna apapun
selain putih,"Anne mengakui,"tapi itu hanyalah suatu konvensi semata;
dan aku berpendapat seperti Mr. Elliott, Miss Cornelia. Aku tidak melihat
alasan apa pun yang menghalangi Anda memakai cadar jika
menginginkannya." Namun, Miss Cornelia, yang berkunjung dengan gaun berbahan kain
belacu, menggelengkan kepala. "Jika itu bukan hal yang lazim, aku tidak
255 akan memakainya," dia berkata, dengan suatu desahan penyesalan karena
impiannya tak terkabul. "Karena Anda bertekad untuk menikah, Miss Cornelia," kata Gilbert
dengan serius. "Aku akan memberi tahu Anda peraturan-peraturan hebat
untuk mengatur seorang suami, seperti pesan nenekku kepada ibuku saat
dia menikahi ayahku."
"Yah, kupikir aku bisa mengatur Marshall Elliott," kata Miss Cornelia
dengan tenang. "Tapi, aku ingin mendengar peraturan-peraturanmu."
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Yang pertama, tangkap dia."
"Dia sudah kutangkap. Teruskan."
"Yang kedua adalah, beri makan dengan baik."
"Dengan pai yang cukup. Apa berikutnya?"
"Ketiga dan keempat adalah awasi dia."
"Aku memercayaimu," kata Miss Cornelia penuh empati.
256 38 MAWAR-MAWAR MERAH Taman rumah kecil itu begitu disukai oleh lebah-lebah dan memerah oleh
bunga-bunga mawar yang tumbuh terlambat pada bulan Agustus. Para
penghuni rumah kecil itu sangat menikmatinya, dan biasanya berpiknik
untuk makan malam di sudut berumput di dekat anak sungai dan duduk di
sana di bawah lembayung di langit, sementara serangga-serangga malam
besar terbang menghindari kegelapan yang lembut. Suatu malam, Owen
Ford menemui Leslie yang duduk sendirian di sana. Anne dan Gilbert
sedang pergi, dan Susan, yang diperkirakan akan kembali malam itu,
belum datang. Langit utara berwarna kecokelatan dan hijau pucat di atas pucuk-pucuk
pohon cemara. Udara terasa sejuk, karena
bulanAgustussudahhampirbergantidenganbulanSeptember, dan Leslie
memakai syal merah tuanya di atas gaun putihnya. Bersama-sama, mereka
berjalan-jalan menyusuri jalan-jalan setapak kecil yang akrab dan dipenuhi
bunga-bunga sambil membisu. Owen harus segera pergi. Liburannya
257 hampir usai. Leslie menyadari jantungnya berdegup kencang. Dia tahu,
taman indah ini akan menjadi tempat terlontarnya kata-kata pengikat yang
bisa menyatukan mereka berdua, dari perasaan yang belum terungkapkan.
"Pada beberapa malam, suatu aroma aneh menguar di udara taman ini,
bagaikan suatu parfum ajaib," kata Owen. "Aku tidak pernah bisa
menemukan dari bunga mana aroma itu berasal. Harumnya begitu samar,
menghantui, dan sangat manis. Aku ingin membayangkan bahwa itu
adalah ruh Nenek Selwyn yang melintas untuk mengunjungi tempat lama
yang sangat dia sukai. Pasti ada banyak hantu yang ramah di sekitar rumah
tua kecil ini." "Aku telah tinggal di bawah atapnya selama sebulan," kata Leslie, "tapi
aku menyayanginya, padahal aku tidak pernah menyayangi rumah di atas
sana, tempat aku tinggal seumur hidupku.
"Rumah ini dibangun dan diisi dengan cinta," kata Owen. "Rumahrumah seperti itu PASTI memiliki suatu pengaruh bagi orang-orang yang
tinggal di dalamnya. Dan taman ini usianya sudah lebih dari enam puluh
tahun, dan sejarah ribuan harapan dan kebahagiaan tertulis pada bungabunganya yang bermekaran. Beberapa bunga ini benar-benar ditanam oleh
mempelai sang kepala sekolah, dan dia sudah meninggal selama tiga puluh
tahun. Namun, bunga-bunga ini terus bermekaran setiap musim panas.
Lihatlah mawar-mawar merah itu, Leslie bagaikan ratu di antara bungabunga yang lain!" "Aku sangat menyukai mawar merah," kata Leslie. "Anne sangat
menyukai mawar berwarna merah muda, dan Gilbert menyukai yang putih.
Tapi, aku ingin mawar yang berwarna merah tua. Mereka bisa memuaskan
suatu kehausan dalam diriku, yang tidak bisa dipenuhi oleh bunga-bunga
lain." "Mawar-mawar ini sangat terlambat mekar. Mereka baru berbunga
setelah bunga-bunga lain menghilang dan menahan semua kehangatan dan
jiwa musim panas sebelum musim berganti," kata Owen, memetik
beberapa kuntum yang berkilauan dan masih setengah kuncup. "Mawar
adalah bunga perlambang cinta dunia telah mengklaim hal itu selama
berabad-abad. Mawar merah muda melambangkan harapan dan penantian
yang penuh cinta mawar putih melambangkan kematian atau perpisahan
yang penuh cinta tapi mawar merah ah, Leslie, melambangkan apa
mawar merah?" "Kemenangan cinta," kata Leslie dengan suara rendah.
"Ya kemenangan akan cinta dan kesempurnaan. Leslie, kau tahu kau
258 mengerti. Aku telah mencintaimu sejak awal. Dan aku TAHU kau
mencintaiku aku tidak perlu menanyakan itu padamu. Tapi, aku ingin
mendengar kau mengatakannya Sayangku Sayangku!"
Leslie mengucapkan sesuatu dengan suara yang sangat rendah dan
bergetar. Kedua tangan dan bibir mereka bertemu; itu adalah saat yang
paling indah dalam kehidupan bagi mereka, dan mereka berdiri di sana, di
taman tua itu, dipenuhi cinta, kebahagiaan, penderitaan, dan rasa syukur
selama bertahun-tahun. Owen memahkotai rambutLeslie yang keemasan
dengan mawar merah, mawar yang melambangkan kemenangan cinta.
Anne dan Gilbert kembali saat itu, ditemani oleh Kapten Jim. Anne
menyalakan beberapa batang kayu-ombak di perapian, karena sangat
menyukai cahayanya yang bagaikan cahaya peri, dan mereka duduk
mengelilinginya dalam suasana penuh persahabatan.
"Saat aku duduk dan memandang api dari kayu yang terbawa ombak,
mudah untuk percaya jika aku muda kembali," kata Kapten Jim.
"Bisakah Anda membaca masa depan dari api, Kapten Jim?" tanya
Owen. Kapten Jim menatap mereka semua dengan penuh kasih, kemudian
kembali memandang wajah Leslie yang cerah dan matanya yang berbinar.
"Aku tak butuh api untuk baca masa depan kalian," dia berkata. "Aku
bisalihat kebahagiaan bagikalian semua kalian
semua bagi Leslie dan Mr. Ford dan Dokter di sini bersama Mistress
Blythe dan Jem Kecil dan anak-anak yang belum terlahir, tapi suatu saat
akan hadir. Kebahagiaan untuk kalian semua meskipun, maaf saja, kupikir
kalian akan alami masalah, kekhawatiran, dan penderitaan juga. Hal-hal itu
pasti akan kalian alami dan tak ada rumah, tak peduli itu sebuah istana atau
sebuah rumah impian kecil, bisa menolaknya. Tapi, semua itu tak akan
membaik kalau kalian tak menghadapinya Bersama-sama dengan cinta dan
kepercayaan. Kalian bisa hadapi badai apa pun dengan dua hal itu sebagai
kompas dan pilotnya."
Lelaki tua itu berdiri perlahan-lahan dan meletakkan satu tangan di
kepala Leslie, dan satu tangan lagi di kepala Anne.
"Dua perempuan manis yang baik hati," dia berkata. "Jujur dan setia,
serta bisa diandalkan. Suami-suami kalian akan dapatkan kehormatan
karena kalian anak-anak kalian akan tumbuh dan menyebut kalian sebagai
anugerah dalam tahun-tahun mendatang."
Ada suatu aura serius yang ganjil dalam suasana singkat itu. Anne dan
Leslie membungkuk bagaikan sedang menerima suatu pemberkatan.
259 Gilbert tiba-tiba menyapukan tangan ke matanya; Owen Ford tercenung
bagaikan orang yang bisa melihat masa depan. Semuanya hening dalam
sesaat. Rumah impian kecil itu mendapatkan tambahan suatu peristiwa
yang menggetarkan dan tak terlupakan dalam simpanan kenangannya.
"Aku harus pergi sekarang," akhirnya Kapten Jim berkata pelan. Dia
mengambil topinya dan menatap berkeliling ruangan lama-lama.
"Selamat malam, untuk kalian semua," dia berkata sambil keluar.
Anne, tertusuk karena kemurungan kata-kata pamit Kapten Jim yang
tak biasa, berlari ke pintu untuk mengejarnya.
"Kembalilah segera, Kapten Jim," dia berseru, saat Kapten Jim
melewati gerbang kecil yang tergantung di antara dua pohon cemara.
"Ay, ay," Kapten Jim membalas dengan ceria. Namun, itu adalah
terakhir kali Kapten Jim duduk di depan perapian tua rumah impian.
Anne masuk kembali perlahan-lahan dan berkata kepada yang lain.
"Sungguh-sungguh menyedihkan memikirkan dia pergi sendirian ke Point
yang sepi itu," dia berkata. "Dan tidak ada orang yang akan
menyambutnya di sana."
"Kapten Jim adalah seorang teman baik untuk orang lain, sehingga
tidak ada yang bisa membayangkan dia tidak bisa menjadi teman baik bagi
dirinya sendiri," kata Owen. "Tapi, dia pasti sering kesepian. Ada suatu
aura kesedihan pada dirinya malam ini dia berbicara seperti seseorang
yang dianugerahi bakat untuk mengucapkan hal-hal penting. Yah, aku juga
harus pergi." Anne dan Gilbert diam-diam mengundurkan diri, tetapi saat Owen
sudah pergi, Anne kembali, dan menemukan Leslie berdiri di samping
perapian. "Oh, Leslie aku tahu dan aku sangat senang, Sayang," dia berkata,
melingkarkan lengannya memeluk Leslie.
"Anne, kebahagiaanku membuatku ketakutan," bisik Leslie. "Rasanya
terlalu indah untuk menjadi kenyataan aku takut membicarakannya
memikirkannya. Sepertinya bagiku, ini pasti suatu impian lain dari rumah
impian ini, dan akan menghilang jika aku pergi dari sini."
"Yah, kau tidak akan pergi dari sini hingga Owen membawamu. Kau
akan tinggal bersamaku hingga saat itu tiba. Apakah kau pikir aku akan
membiarkanmu pergi ke tempat sepi yang menyedihkan itu lagi?"
"Terima kasih, Sayang. Aku bermaksud menanyakan padamu,
bolehkah aku tinggal bersama kalian. Aku tidak ingin kembali ke sana itu
bagaikan kembali ke kehidupan lamaku yang dingin dan menyedihkan.
260 Anne, Anne, kau adalah teman yang sangat baik bagiku "seorang
perempuan manis yang baik hati jujur dan setia, serta bisa diandalkan"
Kapten Jim mengucapkan sifat-sifatmu."
"Dia berkata "dua perempuan", bukan "perempuan" saja," Anne
tersenyum. "Mungkin Kapten Jim memandang kita berdua dari balik
kacamata kasih sayangnya yang bernuansa merah muda. Tapi, kita bisa
berusaha untuk mewujudkan keyakinannya kepada kita, setidaknya."
"Kau ingat, Anne," kata Leslie pelan, "aku pernah berkata pada malam
pertemuan kita di pantai jika aku membenci kecantikanku" Saat itu aku
memang membencinya. Aku selalu berpikir bahwa jika aku ini sederhana,
Dick tidak akan pernah mengejarku. Aku membenci kecantikanku karena
itu telah membuatnya tertarik, tapi sekarang aku senang aku memilikinya.
Hanya itulah yang bisa kuberikan kepada Owe jiwa seniman Owen
menyukainya. Aku merasa bagaikan aku tidak datang kepadanya dengan
tangan kosong." "Owen mencintai kecantikanmu, Leslie. Siapa yang bisa tidak
mencintainya" Tapi, sungguh konyol kau karena mengatakan atau berpikir
bahwa hanya itulah yang bisa kau berikan kepadanya. Dia akan
mengatakan itu kepadamu aku tidak perlu. Dan sekarang, aku harus
mengunci pintu. Aku berharap Susan kembali malam ini, tapi dia belum
datang." "Oh, sudah, aku di sini, Mrs. Dr., Sayang," kata Susan, masuk tanpa
diduga dari dapur, "dan terengah-engah bagaikan seekor ayam betina yang
berkotek marah! Sungguh melelahkan perjalanan dari Glen kemari."
"Aku senang melihatmu kembali, Susan. Bagaimana keadaan
saudaramu?" "Dia sudah bisa duduk, tapi tentu saja belum bisa berjalan. Namun, dia
sudah sangat mampu bergerak tanpa aku sekarang, karena anak
perempuannya telah pulang dari liburannya. Dan aku bersyukur bisa
kembali, Mrs. Dr., Sayang. Kaki Matilda patah dan itu bukan suatu
kesalahan, tetapi lidahnya tidak. Dia terlalu banyak berbicara, dan memang
begitu, Mrs. Dr., Sayang, meskipun aku sedih harus mengatakan itu
tentang saudaraku sendiri. Dia adalah seorang yang cerewet, tapi dialah
yang pertama menikah di keluarga kami.
"Dia tidak begitu peduli untuk menikahi James Clow, tapi dia tidak
dapat menahan diri untuk memerintah-merintahnya. Bukan karena James
seorang lelaki yang tidak baik satu-satunya kesalahan yang bisa
kutemukan pada dirinya adalah dia selalu memulai doa sebelum makan
261 dengan suatu erangan menakutkan, Mrs. Dr., Sayang. itu selalu membuat
selera makanku menghilang. Dan omong-omong soal menikah, Mrs. Dr.,
Sayang, apakah benar Cornelia Bryant akan menikah dengan Marshall
Elliott?" "Ya, itu memang benar, Susan."
"Yah, Mrs. Dr., Sayang, bagiku itu tampaknya Tidak adil. Inilah aku,
yang tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun yang menjelek-jelekkan
kaum lelaki, dan tidak akan pernah bisa menikah. Dan ada Cornelia
Bryant, yang tidak pernah puas menyiksa mereka, dan yang perlu dia
lakukan hanyalah mengulurkan tangan dan memungut salah seorang dari
mereka, seperti yang terjadi. Dunia ini sangat aneh, Mrs. Dr., Sayang."
"Ada sebuah dunia lain, kau tahu, Susan."
"Ya," kata Susan dengan desahan keras, "tapi, Mrs. Dr., Sayang, tidak
ada pernikahan maupun memutuskan untuk menikah di sana."
262 39 KAPTEN JIM MENYEBERANGI PANTAI Pada suatu hari di akhir September, buku Owen Ford akhirnya terbit.
Kapten Jim dengan teratur pergi ke kantor pos Glen setiap hari selama
sebulan, menunggu-nunggu kiriman buku itu. Hari ini, dia tidak pergi ke
sana, dan Leslie mengambilkan untuk Kapten Jim, bersama dengan buku
kiriman untuknya dan Anne.
"Kita akan mengantarkan buku ini untuknya malam ini," kata Anne,
bersemangat bagaikan seorang anak sekolah.
Perjalanan panjang menuju Point pada malam cerah yang indah namun
misterius di sepanjang jalan pelabuhan berwarna merah itu sangat
menyenangkan. Kemudian, matahari terbenam di balik bukit-bukit di
barat, menuju beberapa lembah yang pasti dipenuhi oleh mataharimatahari yang terbenam, dan tepat pada saat itu, lampu besar bersinar dari
menara putih mercusuar. 263 "Kapten Jim tidak pernah telat sedetik pun," kata Leslie.
Baik Anne maupun Leslie tidak akan pernah melupakan wajah Kapten
Jim saat mereka memberi bukunya-bukuNYA, yang telah diperbaiki dan
diperindah. Pipi yang selama ini pucat dimakan usia tiba-tiba merona
dengan ekspresi keremajaan; matanya berbinar dengan seluruh bara api
kemudaan; namun tangannya bergetar saat membuka buku itu.
Buku itu dijuduli Buku-Kehidupan Kapten Jim saja, dan di halaman
judul, nama Owen Ford dan James Boyd dicetak sebagai kolaborator. Di
halaman berikutnya ada sebuah foto Kapten Jim sendiri, berdiri di pintu
mercusuarnya, menatap ke seberang teluk. Owen Ford telah "mencuri"
fotonya suatu hari, ketika bukunya masih ditulis. Kapten Jim juga
mengetahui hal ini, tetapi dia tidak tahu bahwa foto itu akan dimasukkan
ke dalam buku. "Bayangkan," dia berkata, "si pelaut tua ada di sana, di sebuah buku
yang benar-benar tercetak. Ini adalah hari yang paling membanggakan
dalam hidupku. Aku bagaikan ingin meledak, Nyonya-Nyonya. Pasti aku
tidak akan tidur malam ini. Aku akan membaca bukuku hingga tamat
sebelum matahari terbit."
"Kami akan langsung pulang dan meninggalkanmu agar bebas untuk
mulai membacanya," kata Anne.
Kapten Jim selama itu membolak-balik halaman bukunya dengan suatu
kegembiraan yang penuh kekaguman. Sekarang, dia menutupnya dan
meletakkannya di samping.
"Tidak, tidak, kalian tak boleh pergi sebelum menikmati secangkir teh
bersama si lelaki tua," dia memprotes. "Aku tidak bisa biarkan itu bisakah
kau, Kelasi" Bukukehidupan ini akan tetap ada, kupikir. Aku telah lama
tunggu-tunggu ini selama bertahun-tahun. Aku masih bisa tunggu sedikit
lebih lama lagi, sambil nikmati waktu bersama teman-temanku."
Kapten Jim bergerak untuk menaruh cereknya di atas tungku, dan
menyiapkan roti dan menteganya. Meskipun sangat bergairah, dia tidak
bergerak dengan kelincahannya yang biasa. Gerakannya pelan dan susah
payah. Namun, Anne maupun Leslie tidak menawarkan diri untuk
membantunya. Mereka tahu, itu akan melukai perasaannya.
"Kalian memilih malam yang tepat untuk kunjungi aku," dia berkata,
mengeluarkan sebuah kue dari lemarinya. "Ibu Joe Kecil kirim
sekeranjang penuh kue dan pai hari ini untukku. Semoga semua juru
masak ahli diberkati, aku bilang. Lihat kue yang cantik ini, dengan gula
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hiasan dan kacang-kacang di atasnya. Aku jarang bisa menyuguhi tamu264 tamuku dengan hidangan seperti ini. Silakan memulai, Nyonya-Nyonya,
silakan memulai! Kita akan "menikmati secangkir kebaikan untuk
persahabatan.?" Anne dan Leslie langsung "memulai" dengan gembira. Tehnya adalah
seduhan terbaik Kapten Jim. Kue buatan ibu Joe Kecil adalah kue yang
paling enak yang pernah mereka nikmati; Kapten Jim adalah tuan rumah
yang paling sopan dan baik hati, tidak pernah mengizinkan matanya untuk
mengembara ke sudut, tempat dia menyimpan buku-kehidupannya, dengan
kemegahan sampulnya yang berwarna hijau dan emas. Namun, ketika
pintu rumahnya akhirnya tertutup di belakang Anne dan Leslie, mereka
tahu bahwa dia langsung menghampiri buku itu, dan saat mereka berjalan
pulang, mereka membayangkan kegembiraan lelaki tua itu yang sedang
membolak-balik halaman-halaman tercetak, dengan kehidupannya sendiri
tercantum di sana, dengan seluruh pesona dan warna realitasnya sendiri.
"Aku ingin tahu, apakah dia akan menyukai akhir kisahnya "akhir
kisah yang kusarankan," kata Leslie.
*** Mereka tidak pernah mengetahuinya. Pagi-pagi sekali, keesokan harinya,
Anne terbangun dan menemukan Gilbert membungkuk di atasnya,
berpakaian lengkap, dan dengan suatu ekspresi gelisah di wajahnya.
"Apakah kau dipanggil?" Anne bertanya dengan mengantuk.
"Tidak, Anne. Aku takut ada sesuatu yang salah di Point. Sekarang
sudah satu jam lewat sejak matahari terbit, dan lampu mercusuar masih
menyala. Kau tahu, bagi Kapten Jim, menyalakan lampu tepat saat
matahari terbenam dan memadamkannya pada saat matahari terbit adalah
masalah kehormatan."
Anne duduk dengan gelisah. Melalui jendelanya, dia melihat lampu
suar yang berkelip-kelip pucat di depan latar langit fajar yang berwarna
biru. "Mungkin dia tertidur di atas buku-kehidupannya," Anne berkata
dengan gelisah, "atau terlalu tenggelam membacanya sehingga lupa
memadamkan lampu." Gilbert menggelengkan kepala. "Itu bukan sifat Kapten Jim. Apa pun
itu, aku akan pergi untuk memeriksa."
"Tunggu sebentar, aku akan ikut bersamamu," seru Anne. "Oh, ya, aku
harus Jem Kecil masih belum akan bangun satu jam ke depan, dan aku
265 akan memanggil Susan. Kau akan membutuhkan bantuan seorang
perempuan jika Kapten Jim sakit."
Pagi itu begitu indah, penuh dengan warna-warni dan suara-suara yang
begitu kuat dan elok. Pelabuhan alam berkilauan dan berlekuk-lekuk
bagaikan seorang gadis, camar-camar putih melayang di atas bukit-bukit
pasir, di balik pantai ada sebuah laut yang berkilauan dan mengagumkan.
Padang-padang rumput yang memanjang di dekat pantai berembun dan
segar dalam cahaya awal yang bersih dan berwarna murni. Angin
berembus, menari-nari dan bersiul di selat untuk menggantikan
keheningan indah dengan suatu musik yang jauh lebih indah. Namun,
sebuah bin-tang yang mencemaskan di menara putih yang membuat
perjalanan pagi itu tidak menyenangkan bagi Anne dan Gilbert. Mereka
berjalan pelan-pelan dengan ketakutan.
Ketukan mereka tidak dijawab. Gilbert membuka pintu, dan mereka
masuk. Ruangan tua itu sangat sepi. Di atas meja ada sisa-sisa hidangan pesta
kecil semalam. Lampu masih menyala di meja sudut. Si Kelasi Pertama
sedang tertidur di atas sofa, dalam kehangatan seberkas sinar matahari
terbit. Kapten Jim terbaring di sofa, dengan kedua tangan yang terkatup
rapat di atas buku-kehidupannya, yang terbuka pada halaman terakhirnya,
tergeletak di atas dadanya. Matanya terpejam dan di wajahnya ada eskpresi
kedamaian dan kebahagiaan yang paling sempurna ekspresi seseorang
yang telah lama mencari dan akhirnya menemukan sesuatu.
"Dia tertidur?" bisik Anne dengan gemetar.
Gilbert mendekati sofa dan membungkuk di atas Kapten Jim selama
beberapa saat. Kemudian, dia menegakkan diri.
"Ya, dia tertidur dengan nyenyak," dia menambahkan dengan pelan.
"Anne, Kapten Jim telah menyeberangi pantai."
Mereka tidak tahu jam berapa tepatnya dia wafat, tetapi Anne selalu
yakin bahwa harapan Kapten Jim terkabul, pergi untuk selamanya saat
pagi datang menyelimuti teluk itu. Ruhnya melayang keluar ke arah
gelombang laut yang berkilauan itu,di atas lautan penuh matahari terbit
dari mutiara dan perak, menuju tempat peristirahatan di mana Margaret
yang hilang menunggu, di balik badai dan ketenangan.
266 40 PERPISAHAN DENGAN RUMAH IMPIAN Kapten Jim dikubur di pemakaman kecil di seberang pelabuhan, sangat
dekat dengan tempat si bayi mungil berkulit putih tidur. Para kerabatnya
mendirikan suatu "monumen" yang sangat mahal dan sangat jelek suatu
monumen yang diam-diam akan dia tertawakan jika masih hidup untuk
melihatnya. Namun, monumen yang sebenarnya ada di hati orang-orang
yang mengenalnya, dan di dalam buku yang akan hidup untuk generasi
mendatang. Leslie meratap karena Kapten Jim tidak akan hidup untuk
melihat kesuksesan buku itu yang mengagumkan.
"Betapa dia akan merasa puas dengan resensi-resensinya hampir
semuanya begitu baik. Dan melihat buku-kehidupannya ada di daftar
teratas buku best-seller oh, jika saja dia masih hidup untuk melihatnya,
Anne!" Namun Anne, meskipun merasa sedih, lebih bijaksana. "Buku itu
267 sendirilah yang dia pedulikan, Leslie bukan pendapat orang tentangnya
dan dia sudah mendapatkannya. Dia telah membacanya sampai tamat.
Malam terakhirnya pasti merupakan salah satu kebahagiaan terbesar dalam
hidupnya dengan suatu ajal yang cepat, tak menyakitkan, yang dia
harapkan datang pada pagi hari. Aku senang untukmu dan Owen karena
buku itu begitu sukses tapi Kapten Jim pun pasti merasa puas aku TAHU."
Cahaya dari mercusuar masih terus bersinar sepanjang malam, seorang
penjaga pengganti telah dikirim ke Point, hingga suatu saat, jika
pemerintah yang bijaksana bisa memutuskan berapa banyak petugas yang
harus ditempatkan untuk tempat itu atau siapa petugas yang paling
mampu. Si Kelasi Pertama berada di rumah kecil, disayangi oleh Anne,
Gilbert, dan Leslie, dan kehadirannya ditoleransi oleh Susan yang tidak
terlalu menyukai kucing. "Aku bisa menerimanya demi Kapten Jim, Mrs. Dr., Sayang, karena
aku menyukai lelaki tua itu. Dan aku akan memastikan jika kucing itu
cukup makan dan minum, dan memberikan setiap tikus yang terperangkap.
Tapi, jangan minta aku melakukan lebih daripada itu, Mrs. Dr., Sayang.
Kucing adalah kucing, dan percayalah kata-kataku, mereka tidak akan
pernah berubah menjadi sesuatu yang lain. Dan, setidaknya, Mrs. Dr.,
Sayang, jauhkanlah ia selalu dari si bayi kecil tersayang. Coba bayangkan
sendiri, betapa buruknya jika ia mengisap napas si mungil tersayang."
"Itu pasti akan sesuai untuk disebut sebagai suatu CATastrophe "
musibah besar," kata Gilbert.
"Oh, Anda boleh tertawa, Dokter, Sayang, tapi itu bukan hal yang bisa
ditertawakan." "Kucing-kucing tidak pernah mengisap napas bayi," kata Gilbert. "Itu
hanyalah suatu takhayul kuno, Susan."
"Oh, baiklah, itu mungkin suatu takhayul atau mungkin juga bukan,
Dokter, Sayang. Yang kuketahui adalah, hal itu pernah terjadi. Kucing
milik istri keponakan suami kakak perempuanku telah mengisap napas
bayi mereka, dan bocah tak berdosa yang malang itu sudah meninggal saat
mereka menemukannya. Dan entah takhayul atau bukan, jika aku
memergoki makhluk kuning itu mengintai di dekat bayi kita, aku akan
memukulnya dengan pengorek perapian, Mrs. Dr., Sayang."
Mr. dan Mrs. Marshall Elliott hidup dengan nyaman dan harmonis di
rumah hijau. Leslie sibuk dengan jahitannya, karena dia dan Owen akan
menikah pada hari Natal. Anne bertanya-tanya, apa yang akan dia lakukan
jika Leslie pergi. "Perubahan selalu terjadi sepanjang waktu. Segera
268 setelah situasi menjadi benar-benar menyenangkan, selalu terjadi
perubahan," dia berkata sambil mendesah.
"Rumah Morgan tua di Glen dijual," kata Gilbert, seperti tidak
mengungkapkan sesuatu yang istimewa.
"Benarkah?" tanya Anne dengan acuh tak acuh.
"Ya. Sekarang, setelah Mr. Morgan meninggal, Mrs. Morgan ingin
tinggal bersama anak-anaknya di Vancouver. Dia akan menjual rumah itu
dengan murah, karena rumah sebesar itu di sebuah desa kecil seperti Glen
tidak akan cukup mudah untuk dijual."
"Yah, itu memang sebuah rumah yang indah, jadi sepertinya dia akan
menemukan seorang pembeli," kata Anne, tanpa memerhatikan, sambil
bertanya-tanya apakah dia harus memberikan jahitan stik lurus atau stik
daun pada sebuah gaun "pendek" Jem Kecil. Karena Jem Kecil sudah
cukup besar, semua gaunnya akan dipendekkan minggu depan, dan Anne
selalu merasa akan segera menangis jika memikirkannya.
"Bagaimana kalau kita membelinya, Anne?" tanya Gilbert dengan
pelan. Anne menjatuhkan jahitannya dan menatap Gilbert. "Kau tidak
sungguh-sungguh, Gilbert?"
"Sebetulnya, aku sungguh-sungguh, Sayang."
"Dan meninggalkan tempat tersayang ini "rumah impian kita?" tanya
Anne tak percaya. "Oh, Gilbert, sungguh-sungguh tak terpikir olehku!"
"Dengarkan dulu aku dengan sabar, Sayang. Aku tahu bagaimana
perasaanmu tentang rumah ini. Aku juga merasakan hal yang sama. Tapi,
kita selalu tahu bahwa kita harus pergi suatu hari."
"Oh, tapi tidak secepat ini, Gilbert "belum saatnya."
"Kita mungkin tidak akan pernah mendapatkan suatu kesempatan
seperti ini lagi. Jika kita tidak membeli rumah Morgan, seseorang pasti
akan membelinya "dan tidak ada rumah lain di Glen yang bisa kita
miliki, dan tidak ada lahan yang benar-benar bagus untuk dibangun.
Rumah kecil ini yah, aku harus mengakui, adalah rumah yang paling
sesuai untuk kita saat ini dan selama ini, tapi kau tahu, bagi seorang
dokter, rumah ini terpencil. Kita akan merasakan ketidaknyamanan,
meskipun kita sudah mengusahakan yang terbaik. Dan sekarang, rumah ini
terlalu sesak untuk kita. Mungkin, beberapa tahun mendatang, saat Jem
menginginkan kamarnya sendiri, pasti akan terlalu sempit."
"Oh, aku tahu"aku tahu," kata Anne, air mata menggenang di
matanya. "Aku tahu semuanya bisa dikatakan untuk menolaknya, tapi aku
269 sangat menyayangi rumah ini dan berada di sini sungguh menyenangkan."
"Kau mungkin akan merasa sangat kesepian di sini setelah Leslie pergi
dan Kapten Jim pun sudah tiada. Rumah Morgan indah, dan pada saatnya,
kita akan menyayanginya. Kau tahu, kau selalu mengaguminya, Anne."
"Oh, ya, tapi tapi semua ini rasanya terjadi terlalu cepat, Gilbert. Aku
bingung. Sepuluh menit yang lalu, sama sekali tak terpikir olehku untuk
meninggalkan tempat tersayang ini. Aku sedang merencanakan apa yang
akan kulakukan pada musim semi apa yang ingin kulakukan di taman. Dan
jika kita meninggalkan tempat ini, siapa yang akan membelinya" Rumah
ini Memang terpencil, jadi mungkin suatu keluarga yang miskin, malas,
dan lamban yang akan menyewanya dan menyia-nyiakannya dan oh, pasti
akan ada kerusakan. Itu akan sangat menyakitiku."
"Aku tahu. Tapi, kita tidak bisa mengorbankan uang kita untuk
pertimbangan-pertimbangan seperti itu, Anne-Gadisku. Rumah Morgan
akan cocok dalam setiap hal yang esensial kita benar-benar tidak mampu
membelinya jika kehilangan kesempatan ini. Pikirkan pekarangan besar
dengan pohon-pohon tua yang menakjubkan; dan hutan kecil pohon
hardwood yang bagus di belakangnya seluas dua belas acre. Sungguh
suatu tempat bermain yang cocok untuk anak-anak kita! Dan ada kebun
buah yang subur juga, dan kau selalu mengagumi dinding batu bata yang
tinggi di sekeliling taman dengan pintu di dalamnya kau berpikir taman itu
begitu mirip sebuah taman di dalam buku cerita. Dan pemandangan ke
pelabuhan alam dan bukit-bukit pasir dari rumah Morgan hampir seindah
dari tempat ini." "Kita tidak bisa melihat lampu mercusuar dari sana."
"Bisa. Kau bisa melihatnya dari jendela loteng. Ada sebuah keuntungan
lain, Anne-Gadisku kau menyukai loteng-loteng yang besar."
"Tidak ada anak sungai di taman."
"Yah, memang tidak, tapi ada sebuah anak sungai yang mengalir
membelah sekelompok pohon maple yang menuju ke Danau Glen. Dan
danau itu sendiri tidak jauh. Kau akan bisa membayangkan jika kau
memiliki kembali Danau Riak Air Berkilaumu sendiri."
"Nah, jangan katakan apa-apa lagi tentang itu sekarang, Gilbert.
Berikan aku waktu untuk berpikir untuk terbiasa dengan ide itu."
"Baiklah. Tidak perlu terlalu terburu-buru, tentu saja. Hanya saja jika
kita memutuskan untuk membelinya, sebaiknya kita pindah dan menetap
di sana sebelum musim dingin."
Gilbert keluar, dan Anne menyimpan gaun-gaun pendek Jem Kecil
270 dengan tangan gemetar. Dia tidak dapat menjahit lagi hari itu. Dengan
mata basah oleh air mata, dia berjalan-jalan di daerah kekuasaan kecilnya,
di tempat dia merasa bagaikan seorang ratu yang memerintah. Rumah
Morgan memang memiliki semua yang Gilbert katakan. Pekarangannya
indah, rumahnya cukup tua untuk mengesankan martabat, ketenangan, dan
tradisi, dan cukup baru untuk kenyamanan, dan tidak ketinggalan zaman.
Anne selalu mengaguminya; tetapi mengagumi bukanlah mencintai; dan
dia sangat mencintai rumah impian ini.
Dia mencintai Segalanya tentang rumah ini taman yang selama ini dia
rawat, dan juga dirawat oleh para perempuan sebelum dirinya kilauan dan
kilatan anak sungai kecil yang mengalir begitu deras membelah sudut
gerbang di antara pohon-pohon cemara yang berderit tangga batu paras tua
yang berwarna merah pohonpohon Lombardy yang sangat besar dua
lemari kaca kuno yang mungil dan antik dua jendela atap yang lucu di atas
tonjolan kecil di tangga yah, hal-hal itu adalah bagian dari dirinya!
Bagaimana bisa dia meninggalkan mereka"
Dan bagaimana rumah kecil ini, yang sepanjang waktu dicurahi cinta
dan kebahagiaan, telah mencurahkan kembali cinta dan kebahagiaan
kepadanya, karena kegembiraan dan penderitaannya! Di sini, dia
menghabiskan bulan madunya; di sini, Joyce mungil telah hidup selama
satu hari yang singkat; di sini, kelembutan perasaan keibuannya telah
kembali lagi dengan kehadiran Jem Kecil; di sini, dia telah mendengar
lantunan indah tawa dan celoteh bayi; di sini, teman-teman tersayangnya
telah duduk di sisi perapiannya. Kebahagiaan dan kepedihan, kelahiran
dan kematian, telah membuat rumah impian ini sakral untuk selamanya.
Dan sekarang, dia harus meninggalkannya. Dia mengetahui hal itu,
bahkan meskipun dia bertekad untuk menolak ide Gilbert itu. Rumah kecil
ini sudah terlalu sempit. Kepentingan Gilbert telah membuat perubahan
perlu dilakukan; pekerjaannya, meskipun sesukses apa pun, telah dipersulit
karena lokasi rumahnya. Anne menyadari bahwa akhir kehidupan mereka
di tempat tersayang ini akan segera datang, dan dia harus menghadapi
kenyataan itu dengan berani. Namun, betapa hatinya terasa sakit!
"Ini bagaikan merenggut sesuatu dari hidupku," dia terisak. "Dan oh,
jika aku bisa berharap, aku ingin orang-orang baik yang akan datang
kemari, tinggal di rumah kita jika tidak, sebaiknya ditinggalkan kosong.
Itu akan lebih baik daripada dirusak oleh segerombol orang yang tidak
tahu apa-apa tentang tanah impian, dan tidak tahu apa-apa tentang sejarah
rumah, yang diukir oleh jiwa dan identitasnya. Dan jika manusia dari suku
271 seperti itu datang kemari, tempat ini pasti akan berantakan dalam waktu
singkat sebuah rumah tua akan rusak begitu cepat jika tidak dirawat
dengan hati-hati. Mereka akan merusak tamanku dan membiarkan pohon
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pohon Lombardy ditebangi dan bilah-bilah pagar akan tampak seperti
sebuah mulut dengan setengah gigi ompong dan atapnya akan bocor dan
semennya akan rontok dan mereka akan menyumpalkan bantal-bantal dan
kain-kain perca di kaca-kaca jendela yang pecah dan segalanya akan jadi
porak-poranda." Imajinasi Anne tentang bayangan rumah ini begitu jelas, menampakkan
kerusakan rumah kecilnya yang tersayang, dan sangat melukainya
bagaikan semuanya sudah menjadi kenyataan yang terjadi. Dia duduk di
tangga dan menangis lama dengan pedih. Susan menemukannya di sana
dan menanyakan apa masalahnya dengan sangat khawatir.
"Anda tidak bertengkar dengan Dokter, sekarang, Mrs. Dr., Sayang"
Tapi, jika iya, jangan khawatir. Hal seperti itu terjadi cukup sering pada
pasangan-pasangan suami istri, aku diberi tahu, meskipun aku sendiri tidak
memiliki pengalaman akan hal itu. Dia akan menyesal, dan kalian segera
bisa berbaikan kembali."
"Tidak, tidak, Susan, kami tidak bertengkar. Hanya saja Gilbert akan
membeli rumah Morgan, dan kita semua harus pergi dan tinggal di Glen.
Dan itu membuat hatiku hancur."
Susan sama sekali tidak memahami perasaan Anne. Malah, sebenarnya
dia cukup senang karena membayangkan tinggal di Glen. Satu-satunya hal
yang tidak dia sukai tentang tempat tinggalnya di rumah kecil itu adalah
lokasinya yang terpencil.
"Mengapa, Mrs. Dr., Sayang, itu akan bagus sekali. Rumah Morgan
adalah sebuah rumah yang indah dan besar."
"Aku benci rumah-rumah besar," isak Anne.
"Oh, tidak, Anda tidak akan membencinya saat Anda memiliki
setengah lusin anak," kata Susan dengan tenang. "Dan rumah ini sudah
terlalu sempit untuk kita. Kita tidak memiliki kamar tidur tamu, karena
Mrs. Moore ada di sini, dan dapurnya adalah tempat paling sempit yang
pernah menjadi tempat kerjaku. Setiap kita berbalik, selalu saja menabrak
barang. Selain itu, rumah ini terpencil. Benar-benar tidak ada apa pun di
sini kecuali pemandangan indah."
"Mungkin terpencil bagimu, Susan tapi tidak bagiku," kata Anne
dengan senyuman lemah. "Aku tidak terlalu mengerti pikiran Anda, Mrs. Dr., Sayang, tapi tentu
272 saja, aku tidak berpendidikan tinggi. Tapi, jika Dr. Blythe membeli rumah
Morgan, dia tidak akan membuat kesalahan, dan Anda pasti betah di sana.
Ada saluran air di dalamnya, dapur dan lemari-lemarinya indah, dan
gudangnya tak tertandingi di seluruh Pulau Prince Edward. Yah, gudang di
sini, Mrs. Dr., Sayang, membuat hatiku hancur, seperti yang juga Anda
ketahui." "Oh, pergilah, Susan, pergilah," kata Anne dengan merana. "Gudanggudang, dapur, dan lemari-lemari, tidak akan menjadi suatu Rumah.
Mengapa kau tidak meratap dengan orang-orang yang sedang meratap?"
"Yah, aku tidak pernah suka meratap, Mrs. Dr., Sayang. Aku lebih
memilih mendukung dan menceriakan orang daripada meratap bersama
mereka. Sekarang, jangan menangis lagi dan merusak mata Anda yang
indah. Rumah ini sangat baik dan telah memberikan banyak hal kepada
Anda, tapi nanti, Anda akan mendapatkan yang lebih baik."
Sudut pandang Susan tampaknya adalah sudut pandang orang
kebanyakan. Hanya Leslie satu-satunya yang bersimpati kepada Anne
dengan penuh pengertian. Dia juga menangis saat mendengar berita itu.
Kemudian,mereka berdua mengeringkan air mata, lalu bekerja untuk
mempersiapkan kepindahan.
"Karena kita harus pergi, ayo kita pergi secepat mungkin dan segera
melupakannya," kata Anne yang malang dengan kepasrahan yang pahit.
"Kau tahu, kau akan menyukai rumah tua indah di Glen setelah kau
tinggal di dalamnya cukup lama, untuk mendapatkan kenangan-kenangan
indah yang terjalin di sana," kata Leslie. "Teman-teman akan datang ke
sana, seperti mereka datang kemari kebahagiaan akan memeriahkan rumah
itu untukmu. Sekarang, itu hanyalah sebuah tempat tinggal bagimu tapi
tahun-tahun yang berlalu akan membuatnya menjadi sebuah rumah."
Anne dan Leslie menangis lagi minggu depannya saat mereka sudah
selesai memendekkan semua gaun Jem Kecil. Anne merasakan tragedi
akan hal itu hingga malam, saat dia menemukan bayi mungilnya tersayang
kembali dalam gaun malamnya yang panjang.
"Tapi, berikutnya pasti akan berganti menjadi celana monyet kemudian
celana panjang dan tak lama kemudian, dia akan dewasa," dia mendesah.
"Yah, Anda tidak akan ingin dia selalu menjadi bayi, Mrs. Dr., Sayang,
bukan?" tanya Susan. "Semoga hatinya yang tak berdosa teberkati, dia
tampak sangat manis dalam keadaan apa pun dalam gaun-gaun mungilnya
yang pendek, dengan kaki lucunya yang terjulur keluar. Dan pikirkan saja
bahwa lebih mudah untuk menyetrikanya, Mrs. Dr., Sayang."
273 "Anne, aku baru saja menerima surat dari Owen," kata Leslie, masuk
dengan wajah yang cerah. "Dan, oh! Aku memiliki berita bagus. Dia
menulis kepadaku bahwa dia akan membeli rumah ini dari dewan gereja
dan membiarkannya untuk menjadi rumah liburan musim panas kami.
Anne, apakah kau gembira?"
"Oh, Leslie, "gembira" tidak cukup untuk menggambarkan perasaanku!
Itu nyaris terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Aku seharusnya tidak
merasa sangat buruk sekarang, karena aku tahu bahwa tempat tersayang ini
tidak akan pernah dirusak oleh suatu suku vandal, atau ditinggalkan
hingga roboh karena rusak. Wow, sungguh menyenangkan! Sungguh
menyenangkan!" Pada suatu pagi bulan Oktober, Anne terbangun sambil menyadari bahwa
dia tidur untuk terakhir kalinya di bawah atap rumah kecilnya. Hari itu
terlalu sibuk baginya untuk merasakan penyesalan, dan saat malam tiba,
rumah itu tampak kosong dan sepi. Anne dan Gilbert tinggal berdua di
dalamnya untuk mengucapkan selamat tinggal. Leslie, Susan, dan Jem
Kecil telah pergi ke Glen bersama muatan perabotan terakhir. Sinar
matahari terbenam menyorot ke dalam melalui jendela-jendela tanpa tirai.
"Rumah ini sepertinya menatap dengan menyalahkan dan patah hati,
bukan?" tanya Anne. "Oh, aku akan sangat rindu rumah di Glen malam
ini!" "Kita sangat bahagia di sini, bukan, Anne-Gadisku?" tanya Gilbert,
suaranya penuh dengan perasaan.
Anne tercekat, tidak mampu menjawab. Gilbert menunggunya di
gerbang pohon cemara, sementara dia menjelajahi rumah dan
mengucapkan selamat tinggal kepada setiap ruangan. Dia akan pergi,
tetapi rumah tua itu akan selalu ada di sana, menatap ke arah laut melalui
jendela-jendela antiknya. Angin musim gugur akan berembus di
sekelilingnya bagaikan meratap, dan hujan kelabu akan menerpa atapnya,
kabut putih akan datang dari laut untuk menyelimutinya; dan sinar bulan
akan menerangi rumah itu dan jalan-jalan setapak tua, di mana sang kepala
sekolah dan pengantinnya pernah berjalan-jalan. Di sana, di pantai
pelabuhan alam tua itu, pesona ceritanya akan terus ada; angin masih akan
bersiul dengan misterius di bukit-bukit pasir yang keperakan; ombak
masih akan memanggil-manggil dari teluk-teluk kecil berbatu karang
merah. "Tapi, kita akan pergi," kata Anne di antara air matanya.
274 Dia keluar, menutup dan mengunci pintu di belakangnya. Gilbert
menunggunya sambil tersenyum. Lampu mercusuar berkilat di arah utara.
Taman kecil itu, dengan hanya bunga-bunga marigold yang masih
bermekaran, sudah menyelubungi dirinya sendiri dalam kegelapan. Anne
berlutut dan mengecup tangga tua yang lapuk, yang dia tapaki sebagai
seorang pengantin baru. "Selamat tinggal, rumah impian kecil tersayang," dia berkata.
Catatan Akhir 1. Nabi Yusuf: kisah dalam Perjanjian Lama tentang
seseorang yang dikucilkan dan dibuang oleh saudarasaudaranya. 275 Pedang Medali Naga 15 Nggak Usah Jaim Deh Karya Valleria Verawati Tikam Samurai 23
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama